PENGARUH PERSEPSI TENTANG PERAN ORANG …lib.unnes.ac.id/22551/1/7101411081-s.pdf · TUA, PEER...
Transcript of PENGARUH PERSEPSI TENTANG PERAN ORANG …lib.unnes.ac.id/22551/1/7101411081-s.pdf · TUA, PEER...
PENGARUH PERSEPSI TENTANG PERAN ORANGTUA, PEER GROUP DAN FINANCIAL LITERACY
TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWAKELAS X IIS DAN XI IIS
DI SMA NEGERI 7 SEMARANGTAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSIUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
OlehOktavia Nurfarika
7101411081
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMIFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 25 Juni 2015
Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Senin
Tanggal : 10 Agustus 2015
Penguji I Penguji II Penguji III
Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.
NIP.197407072003121002
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi
ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juni 2015
Oktavia Nurfarika
7101411081
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan
lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (Q.S Al- Insyirah:
6-8)
Where there is a will there is a way. Di mana ada kemauan, di situlah ada
jalan (Phil Ochs)
Persembahan
1. Ibu Munasikah dan Alm. Bapak Suparman
yang senantiasa memberikan doa, bimbingan
dan curahan kasih sayang.
2. Mas Ivan yang menggantikan figur bapak.
3. Alm. Mbah Muhtarom, Mimih, Abah, Mbah
Su, Mamak Ti, Mbak Tun, Om, Bulek,
Pakde, Bude, Bibi dan sepupu-sepupu.
4. Mas Hafidz Mahmudi dan keluarga yang
sudah mendukung, menginspirasi dan
mengingatkan banyak hal.
5. Almamaterku UNNES
vi
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunianya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Persepsi Tentang Peran Orang
Tua, Peer Group, Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif pada Pada
Siswa Kelas X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah mengijinkan penyusun menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah mengesahkan skripsi ini.
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian
kepada penyusun.
4. Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan penyusun dalam menyusun skripsi ini.
vii
5. Dr. Partono Thomas, M.S., Dosen Penguji 1 yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Sandy Arief, S.Pd., M.Sc., Dosen Penguji 2 yang telah memberikan masukan
yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
7. S. Panca Mulyadi, S.Pd, M.Pd., Kepala sekolah SMA Negeri 7 Semarang yang
telah bersedia memberikan ijin kepada penyusun untuk melakukan penelitian.
8. Musrifah, S.Pd., M.Si., Nur Hidayah, S.Pd., M.Pd dan Rahayu S. Utami, S.Pd.,
Guru mata pelajaran Ekonomi Akuntansi yang telah bersedia membantu dan
memberikan informasi serta data yang dibutuhkan oleh penyusun.
9. Siswa kelas X IIS dan XI IIS SMA Negeri 7 Semarang atas kerjasama dan
kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini.
10. Ika Yulianti, Fathia P.W., Sifa Farida, Arina Tri Astuti, Laeli Mafudah dan
Eriana Sylvia yang selalu memberikan bantuan dan dukungannya.
11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 2011.
12. Teman-teman sebimbingan, teman-teman KKN dan teman-teman PPL.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Semoga, skripsi yang telah tersusun ini dapat memberikan manfaat dan
menambah ilmu serta wawasan bagi pembaca.
Semarang, Juni 2015
Penyusun
viii
SARI
Nurfarika, Oktavia. 2015. Pengaruh Peran Orang Tua, Peer Group, danFinancial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Siswa Kelas X IIS dan XI IISSMAN 7 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Sarjana PendidikanEkonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Agung Yulianto, S.Pd.,M.Si. 241 hal.
Kata Kunci: perilaku konsumtif, persepsi peran orang tua, peer group,financial literacy.
Perilaku konsumtif merupakan tindakan mengkonsumsi barang bukanuntuk mencukupi kebutuhan tetapi untuk memenuhi keinginan sehinggamenimbulkan pemborosan dan pengeluaran yang tidak tepat guna. Berdasarkanhasil observasi awal menunjukkan bahwa perilaku konsumtif pada siswa kelas XIIS dan XI IIS SMA Negeri 7 Semarang relatif tinggi. Hal ini didasarkan olehpenggunaan uang saku yang relatif defisit sebesar 66% dari 80 siswa. Penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh peran orang tua, peer group danfinancial literacy terhadap perilaku konsumtif siswa, baik secara simultan maupunparsial.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS dan XI IIS SMANegeri 7 Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 166 anak. Penelitianini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupaangket. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dananalisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah (1) ada pengaruh negatif persepsi peran orangtua secara parsial sebesar 2,65%, (2) ada pengaruh positif peer group secaraparsial terhadap perilaku konsumtif siswa sebesar 40,70%, dan (3) ada pengaruhfinancial literacy secara parsial terhadap perilaku konsumtif siswa sebesar 3,17%.Peran orang tua, peer group dan financial literacy secara simultan berpengaruhterhadap perilaku konsumtif siswa sebesar 43,3%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, terdapat pengaruh negatifperan orang tua terhadap perilaku konsumtif, di mana apabila peran orang tuamengalami kenaikan maka perilaku konsumtif mengalami penurunan. Pengaruhpositif peer group terhadap perilaku konsumtif, di mana apabila peer groupmengalami kenaikan maka perilaku konsumtif juga akan mengalami kenaikan.Pengaruh negatif financial literacy terhadap perilaku konsumtif, di mana apabilafinancial literacy mengalami kenaikan maka perilaku konsumtif mengalamipenurunan. Saran yang dapat disampaikan antara lain: sebaiknya Orang Tua lebihmeningkatkan komunikasi dengan anak dalam hal konsumsi, Siswa hendaknyamampu mengontrol keterikatan mereka pada teman sebayanya, Guru ekonomisebaiknya memberikan tugas yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
ix
ABSTRACT
Nurfarika, Oktavia. 2015. Effect role of parent, peer group, and FinancialLiteracy on Students Consumptive Behavior of X IIS and XI IIS Class SMAN 7Semarang Academic Year 2014/2015. Final Project. Bachelor of EconomicsEducation. Semarang State University. Supervisor Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.241 pages.
Keywords : Consumptive Behavior, perception role of parent, Peer Group,Financial Literacy
Consumptive behavior is an act of goods consuming that have a purposenot to satisfied the human needs but to satisfied the desire that make animprovidence and an unappropriate expense. Based on the results of the beginningobservations step indicated that consumptive behavior in X IIS and XI IIS gradestudent of SMAN 7 Semarang are high relatively. It is based on the used of oinmoney always deficit about 66 % of 80 students. This research aims to describethe effect of parents role, peer group and financial literacy on studentsconsumptive behavior, either simultaneously and partially.
The subjects in this research were X IIS and XI IIS grade students ofSMAN 7 Semarang at 2014/2015s academic year, were about 166 children. Thisresearch use quantitative approach with questionnaire as data collecting method.The analysis method were used descriptive statistical analysis and multiple linearregression analysis.
The results of this study are: (1) the influence of perception role ofparent to the students consumptive behavior readiness level is 2,65%, (2) theinfluence of peer group to the students consumptive behavior readiness level is40,70%, (3) and the influence of financial literacy to the students consumptivebehavior readiness level is 3,17%. Role of parent, peer group and financialliteracy and simultaneously influence to the students consumptive behaviorreadiness level is 43,3%. Based on that results, it can be concluded that thenegative influence of parents on the role of consumer behavior, which is when therole of parents increases then the consumer behavior has decreased. The positiveinfluence of peer group on consumer behavior, which is if the peer groupexperienced an increase in the consumer behavior will also increase. Negativeinfluence on the behavior of consumer financial literacy, if a financial literacyincreases then the consumer behavior has decreased. Suggestions that can besubmitted are: Parents should further improve communication with children interms of consumption, students should be able to control their attachment to theirpeers, teachers should provide tasks that can be applied in everyday life.
x
DAFTAR ISI
HalHALAMAN JUDUL....................................................................................... iPERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vPRAKATA ...................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xDAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 17
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 17
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 18
1.4.1.Manfaat Teoritis ................................................................................. 18
1.4.2.Manfaat Praktis .................................................................................. 19
BAB II TELAAH TEORI2.1. Grand Theory .......................................................................................... 20
2.1.1.Behaviorisme Theory (Perilaku)...................................................... .. 20
2.1.2.Consumer Behavior Theory.......................................................... ..... 23
2.2. Perilaku Konsumtif.......................................................................... ....... 26
2.2.1.Pengertian Perilaku Konsumtif .......................................................... 26
2.2.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif .................... 27
2.2.3.Ciri-ciri Perilaku Konsumtif............................................................... 30
xi
2.3. Persepsi tentang Peran Orang Tua .......................................................... 32
2.3.1.Pengertian Persepsi tentang Peran Orang Tua ................................... 32
2.3.2.Tipe-tipe Pola Peran Orang Tua......................................................... 35
2.4. Peer Group.............................................................................................. 38
2.4.1.Pengertian Peer Group ....................................................................... 38
2.4.2.Latar Belakang Timbulnya Peer Group ............................................. 412.4.3.Ciri-ciri Peer Group.................................................................... ....... 42
2.4.4.Remaja dan Peer Group.............................................................. ....... 43
2.5. Financial Literacy................................................................................... 46
2.5.1.Pengertian Financial Literacy ............................................................ 462.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 50
2.7. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis.................. 52
2.7.1.Kerangka Pemikiran Teoritis........................................................ ..... 52
2.7.2.Pengembangan Hipotesis ................................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN3.1. Jenis Dan Desain Penelitian.................................................................... 59
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel............................... 60
3.3. Variabel Penelitian.................................................................................. 61
3.3.1.Variabel Dependen ............................................................................. 61
3.3.2.Variabel Independen .......................................................................... 62
3.4. Metode Pengumpulan Data..................................................................... 66
3.5. Metode Analisis Uji Instrumen ............................................................... 66
3.5.1.Reliabilitas.......................................................................................... 67
3.5.2.Validitas ............................................................................................. 68
3.6. Metode Analisis Data.............................................................................. 72
3.7. Uji Asumsi Klasik................................................................................... 82
3.7.1.Uji Normalitas .................................................................................... 82
3.7.2.Uji Linearitas...................................................................................... 83
3.7.3.Multikolinearitas ................................................................................ 83
3.7.4.Heteroskedastisitas ............................................................................. 83
3.8. Uji Hipotesis ........................................................................................... 84
3.9.1.Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ....................................................... 84
xii
3.9.2.Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ..................................... 85
3.9. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................... 85
3.10. Analisis Koefisien Determinasi ............................................................ 86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Penelitian ....................................................................................... 88
4.1.1.Analisis Statistik Deskriptif Perilaku Konsumtif ............................... 88
4.1.2.Analisis Statistik Deskriptif Persepsi tentang Peran Orang Tua ........ 95
4.1.3.Analisis Statistik Deskriptif Peer Group ........................................... 102
4.1.4.Analisis Statistik Deskriptif Financial Literacy................................. 107
4.2. Uji Asumsi Klasik................................................................................... 114
4.2.1.Uji Normalitas .................................................................................... 114
4.2.2.Uji Linearitas...................................................................................... 115
4.2.3.Uji Multikolonieritas .......................................................................... 117
4.2.4.Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 118
4.3. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 119
4.3.1.Uji Signifikansi Simultan ................................................................... 119
4.3.2.Uji Signifikansi Parameter Individual................................................ 120
4.4. Analisis Regresi Linear Berganda........................................................... 121
4.5. Koefisien Determinasi secara Simultan dan Parsial ............................... 123
4.5.1.Analisis Koefisien Determinasi Simultan .......................................... 123
4.5.2.Analisis Koefisien Determinasi Parsial.............................................. 124
4.6. Pembahasan............................................................................................. 125
4.6.1.Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa
Kelas X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7 Semarang ......................... 125
4.6.2.Pengaruh Peer Group Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa KelasX IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7 Semarang.................................... 129
4.6.3.Pengaruh Financial Literacy Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa
Kelas X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7 Semarang ......................... 132
BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 136
5.2. Saran ....................................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 139
xiii
LAMPIRAN ...................................................................................................... 144
DAFTAR TABEL
Tabel Hal Hal
1.1. Alokasi Uang Saku Siswa Per Bulan ...................................................... 5
1.2. Jenis Alat Transportasi ke Sekolah.................................................... ..... 6
1.3. Jenis Pekerjaan Orang Tua...................................................................... 9
1.4. Tingkat Pendapatan Orang Tua......................................................... ..... 10
1.5. Data Awal Variabel Pengaruh Peran Orang Tua................................. ... 11
1.6. Data Awal Variabel Peer Group............................................................. 12
1.7. Data Awal Variabel Financial Literacy.................................................. 15
2.1. Peran atau Perlakuan Orang Tua............................................................. 37
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu...................................................................... 50
3.1. Daftar Penyebaran Anggota Populasi ..................................................... 60
3.2. Sampel Penelitian.................................................................................... 61
3.3. Definisi Operasional Variabel................................................................. 64
3.4. Skala Likert ............................................................................................. 66
3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.............................................................. 67
3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Konsumtif ................................... 68
3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Peran Orang Tua........................................ 69
3.8. Hasil Uji Validitas Variabel Peer Group ................................................ 70
3.9. Hasil Uji Validitas Variabel Financial Literacy ..................................... 71
3.10. Kriteria Variabel Perilaku Konsumtif ..................................................... 73
3.11. Kriteria Variabel Peran Orang Tua ......................................................... 74
3.12. Kriteria Variabel Peer Group ................................................................. 74
3.13. Kriteria Variabel Financial Literacy....................................................... 75
3.14. Kriteria Indikator Tidak Mempertimbangkan Fungsi dan Kegunaan
Saat Membeli Barang......................................................................... 75
3.15. Kriteria Indikator Mengonsumsi Barang dan Jasa Secara Berlebihan.... 76
xiv
3.16. Mendahulukan keinginan daripada kebutuhan ....................................... 76
3.17. Kriteria Indikator Tidak ada skala prioritas......................................... ... 77
Tabel Hal
3.18. Kriteria Indikator Cenderung memberi yang diminta anak daripada
menerima................................................................................................. 77
3.19. Kriteria Indikator Bersikap respek terhadap anak................................... 78
3.20. Kriteria Indikator Mengawasi anak secara berlebihan............................ 78
3.21. Kriteria Indikator Berkomunikasi dengan anak dan mau mendengarkan.. 79
3.22. Kriteria Indikator Social cognition..................................................... .... 79
3.23. Kriteria Indikator Konformitas.............................................................. . 80
3.24. Kriteria Indikator Uang dan transaksi................................................. .... 80
3.25. Kriteria Indikator Perencanaan dan pengelolaan keuangan................... . 81
3.26. Kriteria Indikator Financial Landscape.................................................. 81
3.27. Kriteria Indikator Risiko dan keuntungan............................................... 82
4.1. Statistik Deskriptif Perilaku Konsumtif.................................................. 88
4.2. Analisis Deskriptif Perilaku Konsumtif.................................................. 89
4.3. Tanggapan Responden Indikator Tidak mempertimbangkan fungsi dan
kegunaan ketika membeli barang............................................................ 90
4.4. Analisis Deskriptif Indikator Tidak mempertimbangkan fungsi dan
kegunaan ketika membeli barang............................................................ 91
4.5. Tanggapan Responden Indikator Mengonsumsi barang dan jasa secara
berlebihan................................................................................................ 92
4.6. Analisis Deskriptif Indikator Mengonsumsi barang dan jasa secara
berlebihan................................................................................................ 92
4.7. Tanggapan Responden Indikator Mendahulukan keinginan daripada
kebutuhan......................................................................................... ....... 93
4.8. Analisis Deskriptif Indikator Mendahulukan keinginan daripada
kebutuhan......................................................................................... ....... 94
4.9. Tanggapan Responden Indikator Tidak ada skala prioritas .................... 94
4.10. Analisis Deskriptif Indikator Tidak ada skala prioritas .......................... 95
xv
4.11. Statistik Deskriptif Persepsi tentang Peran Orang Tua........................... 96
4.12. Analisis Deskriptif Peran Orang Tua ...................................................... 96
4.13. Tanggapan Responden Indikator cenderung lebih suka memberi yang
diminta anak daripada menerima........................................................ 97
4.14. Analisis Deskriptif Indikator cenderung lebih suka memberi yang
diminta anak daripada menerima.......................................................... 98
4.15. Tanggapan Responden Indikator bersikap respek terhadap anak.......... 98
4.16. Analisis Deskriptif Indikator bersikap respek terhadap anak................. 99
4.17. Tanggapan Responden Indikator mengawasi kegiatan anak secara
berlebihan........................................................................................ 99
4.18. Analisis Deskriptif Indikator mengawasi kegiatan anak secara
berlebihan........................................................................................ 100
4.19. Tanggapan Responden Indikator Berkomunikasi dengan anak dan
mau mendengarkan.......................................................................... 101
4.20. Analisis Deskriptif Indikator Berkomunikasi dengan anak dan mau
mendengarkan.................................................................................. 101
4.21. Statistik Deskriptif Peer Group .............................................................. 102
4.22. Analisis Deskriptif Peer Group .............................................................. 103
4.23. Tanggapan Responden Indikator Social Cognition.............................. .. 104
4.24. Analisis Deskriptif Indikator Social Cognition....................................... 105
4.25. Tanggapan Responden Indikator Konformitas..................................... .. 106
4.26. Analisis Deskriptif Indikator Konformitas.............................................. 107
4.27. Statistik Deskriptif Financial Literacy............................................... .... 107
4.28. Analisis Deskriptif Financial Literacy............................................... .... 108
4.29. Tanggapan Responden Indikator uang dan transaksi.............................. 109
4.30. Analisis Deskriptif Indikator uang dan transaksi......... ........................... 110
4.31. Tanggapan Responden Indikator perencanaan dan pengelolaan
keuangan........................................................................................ 110
4.32. Analisis Deskriptif Indikator perencanaan dan pengelolaan keuangan.. 111
4.33. Tanggapan Responden Indikator financial landscape............................ 112
4.34. Analisis Deskriptif Indikator financial landscape................................ 112
xvi
4.35. Tanggapan Responden Indikator Risiko dan keuntungan..................... 113
4.36. Analisis Deskriptif Indikator Risiko dan keuntungan........................... 113
4.37. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test......................... 115
4.38. Hasil Uji Linearitas Variabel Perilaku Konsumtif dan Peran Orang
Tua.. ........................................................................................................ 116
4.39. Hasil Uji Linearitas Variabel Perilaku Konsumtif dan Peer Group......... 116
4.40. Hasil Uji Linearitas Variabel Perilaku Konsumtif dan Financial
Literacy. .................................................................................................. 117
4.41. Hasil Uji Multikolinearitas...................................................................... 118
4.42. Hasil Uji Heteroskedastisitas............................................................. ..... 119
4.43. Hasil Uji F............................................................................................... 120
4.44. Hasil Uji t........................................................................................... ..... 120
4.45. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda.............................................. ... 122
4.46. Koefisien determinasi Peran Orang Tua, Peer Group dan Financial
Literacy terhadap perilaku konsumtif.................................................. ... 124
4.47. Koefisien determinasi Parsial Peran Orang Tua, Peer Group dan
Financial Literacy terhadap perilaku konsumtif..................................... 124
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1. Kerangka Berfikir ................................................................................... 57
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Tabulasi Data Awal ................................................................................... 145
2. Angket Data Awal Pekerjaan Orang Tua, Tabulasi Pekerjaan Orang
Tua, Data Penghasilan Orang Tua dan Data Alat Transportasi Siswa ke
sekolah....................................................................................................... 148
3. Hasil Wawancara dengan guru.................................................................. 158
4. Hasil Wawancara dengan murid................................................................ 161
5. Angket Data Awal ..................................................................................... 163
6. Tabulasi Hasil Angket Data Awal............................................................. 165
7. Daftar Nama Siswa (Populasi) .................................................................. 169
8. Kisi-kisi instrumen Uji Coba..................................................................... 173
9. Angket Uji Coba Instrumen ...................................................................... 174
10. Daftar Nama Siswa (Uji Coba) ................................................................. 180
11. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Y ........................................ 182
12. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel X1 ...................................... 185
13. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel X2 ...................................... 188
14. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel X3 ...................................... 191
15. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y............................................................... 194
16. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1............................................................. 195
17. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2............................................................. 196
18. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X3............................................................. 197
19. Hasil Uji Validitas Variabel Y .................................................................. 198
20. Hasil Uji Validitas Variabel X1 ................................................................ 201
21. Hasil Uji Validitas Variabel X2 ................................................................ 203
22. Hasil Uji Validitas Variabel X3 ................................................................ 205
23. Tabel Kisi-kisi Penelitian .......................................................................... 208
24. Angket Penelitian ...................................................................................... 209
xix
25. Daftar Nama Siswa (Penelitian) ................................................................ 215
26. Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel Y................................................ 218
27. Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel X1.............................................. 225
28. Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel X2.............................................. 232
29. Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel X3.............................................. 239
30. Output Statistik Deskriptif Variabel Y...................................................... 246
31. Output Statistik Deskriptif Variabel X1 .................................................... 249
32. Output Statistik Deskriptif Variabel X2.................................................... 251
33. Output Statistik Deskriptif Variabel X3 .................................................... 253
34. Output Regresi........................................................................................... 255
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia memiliki kebutuhan yang beragam, tidak terbatas, dan harus
dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka melakukan konsumsi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, kegiatan konsumsi dapat menimbulkan
permasalahan ketika seseorang lebih mendahulukan keinginan dibandingkan
dengan kebutuhan. Sehingga sering kali mereka mengkonsumi barang-barang
yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan, atau dapat dikatakan
sebagai perilaku konsumtif (Sembiring 2008:2).
Perilaku konsumtif tidak boleh dibiarkan begitu saja, sebab dapat
mempengaruhi kondisi perekonomian seseorang, bahkan perekonomian negara.
Selain itu banyak masyarakat Indonesia yang memiliki kecenderungan yang
mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, hal
ini apabila tidak ada kontrol maka akan menjadi pola perilaku konsumtif yang
akan menjadi budaya. Selanjutnya budaya konsumtif dan kemajuan era globalisasi
ini akan menjadi satu dalam membentuk sebuah gaya hidup.
Gaya hidup seseorang mampu mempengaruhi perilaku, termasuk dalam
menentukan pilihan akan barang dan jasa yang akan menjadi konsumsinya. Dalam
memilih produk yang akan dikonsumsi, seseorang akan mengasosiasikannya
dengan gaya hidup yang menjadi pilihannya. Setiap hari akan selalu ada produk-
produk baru yang muncul di pasaran baik itu peralatan elektronik, kosmetik,
2
pakaian, dll. Untuk mendapatkan barang-barang tersebut manusia konsumtif akan
rela melakukan dan mengorbankan berbagai hal agar dapat memilikinya.
Fenomena ini akan menjadi lebih buruk ketika tidak hanya terjadi pada orang
dewasa, tetapi juga terjadi pada orang di usia remaja.
Banyak orang menyatakan bahwa masa remaja merupakan periode / masa
peralihan. Dalam setiap periode peralihan tersebut, status individu seseorang
menjadi semu dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa
remaja, para remaja tidak lagi dapat disebut sebagai seorang anak kecil dan
mereka juga belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Namun di lain pihak
status remaja yang tidak jelas ini mampu menguntungkan karena memberi waktu
kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai, dan sifat yang dianggap paling sesuai bagi dirinya. Remaja masa
kini banyak sekali tekanan-tekanan yang mereka dapatkan, mulai dari
perkembangan fisiologi, ditambah dengan kondisi lingkungan dan sosial budaya
serta perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat mengakibatkan
munculnya masalah-masalah perilaku yang tidak sesuai, contohnya akan muncul
perilaku konsumtif.
Pendapat mengenai perilaku konsumtif telah dikemukakan oleh beberapa
ahli. Perilaku konsumtif menggambarkan keinginan untuk mengkonsumsi
barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk
mencapai kepuasan yang maksimal (Tambunan, 2001). Perilaku konsumtif yang
dilakukan oleh remaja maupun orang dewasa pada saat ini adalah suatu realita.
3
Penelitian ini mengkaji perilaku konsumtif pada remaja, dikarenakan
begitu pentingnya periode remaja yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan
mereka pada periode dewasa. Khususnya siswa di SMA Negeri 7 Semarang pada
kelas X IIS dan XI IIS. Peneliti memilih kelas X IIS dan XI IIS dengan
pertimbangan, siswa jurusan IIS mendapatkan porsi pembelajaran ekonomi-
akuntansi yang lebih banyak dibandingkan kelas lainnya (tidak termasuk kelas XII
IIS yang sedang difokuskan untuk UN). Idealnya setelah siswa menerima
pengetahuan tentang konsep ekonomi-akuntansi, siswa dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya penerapan pola hidup hemat dan
bijaksana dalam mengelola keuangan dan sumber daya yang ada.
Surendra (2014) menyatakan bahwa remaja merupakan masa peralihan
dari anak-anak menuju dewasa. Remaja memiliki kecenderungan sifat egoisme
diri, pencarian jati diri dan eksistensi diri. Remaja yang kini banyak terjebak
dalam kehidupan konsumtif, dengan rela mengeluarkan uangnya untuk menuruti
segala keinginan, bukan kebutuhan, dalam keseharianya remaja menghabiskan
uang mereka untuk membeli makanan, pakaian, perangkat elektronik, hiburan,
dan sebagainya. Semua ini dilakukan remaja kebanyakan hanya untuk ajang
pamer dan mengikuti gengsi. Seperti diketahui bahwa masa remaja merupakan
fase di mana mereka masih dalam situasi labil dan dianalogikan seperti rumput
yang ketika tertiup angin ia akan mengikuti kemana arah angin itu berhembus,
remaja yang dalam pergaulanya dikelilingi oleh remaja lain yang juga berperilaku
konsumtif maka dia akan mengikuti gaya dan penampilan agar tidak kalah dari
4
teman sebayanya. Jika keinginannya tidak terpenuhi akan timbul rasa kecewa,
frustasi, marah, dan tingkah laku lain yang dapat merugikan diri sendiri serta
orang lain. Bahkan remaja akan melakukan cara yang terkesan sembarangan
dalam upaya pemenuhan konsumsinya. Misalnya, terdapat kasus remaja yang
mencuri barang atau uang, bahkan tidak segan untuk menyelewengkan uang
pembayaran sekolah untuk membeli barang yang diinginkannya.
Kasus-kasus dan fenomena-fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya,
merupakan kejadian yang sangat memprihatinkan dan timbul akibat dari adanya
perilaku konsumtif di kalangan para remaja Indonesia. Kejadian-kejadian tersebut
dapat ditemukan pula pada siswa di lingkungan SMA Negeri 7 Semarang. SMA
Negeri 7 Semarang merupakan satuan pendidikan yang berada di daerah
administratif Kota Semarang dan dapat dikatakan berada di wilayah perkotaan
dengan perkembangan teknologi, informasi, dan pergaulan yang cukup pesat
sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi perilaku para siswanya.
Masalah yang terjadi di SMA Negeri 7 Semarang tersebut ditemukan
melalui observasi secara langsung. Hasil observasi untuk penelitian ini dapat
tergambarkan dengan jelas dari data rata-rata pengeluaran siswa berdasarkan uang
saku yang diperolehnya selama satu bulan. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel
1.1 berikut.
5
Tabel 1.1Alokasi Uang Saku Per Bulan Siswa Kelas X IIS dan XI IIS
di SMA Negeri 7 Semarang
No.Kegunaan Uang
Saku Jumlah Defisit Impas Surplus1 Transport Rp 83.475
53Siswa(66%)
6Siswa(8%)
21Siswa(26%)
2 Kebutuhan Belajar Rp 52.3193 Jajan Rp 189.6884 Kebutuhan Lain-lain Rp 78.688
Total uang saku Rp 366.100Sumber: Data observasi yang diolah, 2015 pada lampiran 1
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pengeluaran konsumsi siswa
SMA kelas X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran
2014/2015 untuk kebutuhan jajan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan
pengeluaran siswa untuk kebutuhan belajar yang merupakan investasi bagi masa
depan. Selain itu kecenderungan siswa mengalami defisit sebesar 66% atau
sebanyak 53 siswa. Dengan demikian dapat mengindikasikan bahwa siswa kelas
X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 cenderung
berperilaku konsumtif.
Disamping itu, untuk mengetahui perilaku siswa yang berkaitan dengan
perilaku konsumtif dalam menggunakan fasilitas yang diperolehnya, di bawah ini
diketahui data mengenai alat transportasi siswa yang digunakan untuk menuju ke
sekolah, data tersebut tersaji dalam Tabel 1.2
6
Tabel 1.2Jenis alat transportasi ke Sekolah
No. Alat transportasi Jumlah %1 Mobil 2 2,5%2 Motor 72 90%3 Angkutan Umum 6 7,5%
TOTAL 80 100%Sumber: Data observasi yang diolah, 2015 pada lampiran 2
Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui sebanyak 72 siswa atau 90% responden
menggunakan alat transportasi motor untuk menuju ke sekolah. Dengan
diberikannya fasilitas kendaraan oleh orang tua kepada anaknya diharapkan akan
lebih memudahkan siswa dalam menunjang kegiatan sekolah, karena dengan
siswa membawa kendaraan sendiri ke sekolah tidak akan terjadi keterlambatan
dan proses belajar akan berjalan dengan lancar. Namun tidak semua siswa
memanfaatkan fasilitas kendaraan pribadi yang diberikan orang tua untuk
kepentingan sekolah namun akan ada dampak negatif yang dihasilkan dari hal
tersebut, misalnya pergi dari rumah dengan orang tua pamit untuk berangkat
menuju ke sekolah ternyata siswa membolos. Contoh lain, ketika pulang sekolah
tidak lantas menuju rumah, namun terlebih dahulu nongkrong bersama teman-
teman hingga menjelang sore. Kegiatan nongkrong bersama teman-teman itu pun
tidak hanya sekedar duduk dan bercengkerama, namun di tempat nongkrong
tersebut tentu saja tersedia makanan atau jajanan yang lainnya, dengan demikian
akan dapat memunculkan keinginan siswa untuk lebih konsumtif ketika terdapat
sisa uang saku yang sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain atau
menabung.
7
Tambunan (2001) menyatakan bahwa perilaku konsumtif pada remaja
muncul karena remaja ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti
mode yang sedang beredar, ikut-ikutan teman, ingin tampak berbeda dengan
orang lain dan cenderung tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya.
Perilaku konsumtif oleh kalangan remaja ataupun dewasa merupakan suatu
fenomena yang terjadi pada saat ini.
Untuk memahami perilaku konsumtif, terlebih dahulu harus memahami
tentang istilah perilaku konsumen. Ada dua kekuatan dari faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan
psikologis. Hal ini sesuai dengan pendapat Stanton, 1981 (Mangkunegara, 2002:
5) yang menyatakan: sociocultural and psychological force which influence
consumers buying behavior. Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya,
tingkat sosial, kelompok anutan (small referensce group), dan keluarga.
Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap
dan keyakinan, serta gambaran diri (self-concept).
Sebagai dugaan awal penyebab perilaku konsumtif siswa, terlebih dahulu
mengumpulkan informasi awal melalui tahap wawancara kepada satu guru mata
pelajaran Ekonomi / Akuntansi di SMA Negeri 7 Semarang dan 4 siswa kelas X
IIS serta 4 siswa kelas XI IIS SMA Negeri 7 Semarang. Dari hasil wawancara
tersebut, diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan Siswa
SMA Negeri 7 Semarang berperilaku konsumtif. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumtif siswa SMA Negeri 7 Semarang, yaitu faktor
8
lingkungan tempat tinggal, pendapatan orang tua, status ekonomi keluarga, pola
perlakuan orang tua, peran orang tua, sifat dari anak itu sendiri, pendidikan mata
pelajaran ekonomi, pengetahuan mengenai keuangan dan teman sebaya
(Lampiran 3 dan 4).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan serta dari pendapat
ahli, diperoleh faktor yang diduga berpengaruh kuat terhadap perilaku konsumtif
pada siswa SMA Negeri 7 Semarang. Diantaranya persepsi tentang peran orang
tua, teman sebaya (peer group) dan pengetahuan tentang keuangan (financial
literacy). Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi-kondisi yang telah diuraikan
diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif sebagai variabel dependen
masih tinggi. Secara logis memang sudah terbukti apabila persepsi tentang peran
orang tua dan financial literacy tinggi, maka perilaku konsumtif rendah serta
apabila peer group tinggi, maka perilaku konsumtif tinggi. Namun dari teori para
ahli dan hasil wawancara belum cukup menguatkan bahwa peran orang tua, peer
group dan financial literacy berpengaruh terhadap perilaku konsumtif siswa. Jadi
perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk dapat mengetahui seberapa besar
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Sehingga benar-benar terbukti bukan hanya secara logis tetapi juga didasarkan
pada hasil dari penelitian.
Adiwikarta, 1988 dan Sigelman & Shaffer, 1995 (Yusuf, 2009: 36)
berpendapat bahwa keluarga adalah unit sosial terkecil yang bersifat universal,
artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia atau suatu sistem sosial yang
9
terpancang dalam sistem sosial yang lebih besar. Keluarga merupakan bagian dari
masyarakat yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk
budaya dan perilaku. Keluarga menjadi tempat pertama individu memperoleh
pendidikan. Latar belakang keluarga akan mempengaruhi proses yang terjadi di
dalam kehidupan anggota keluarganya, misalnya: pendidikan orang tua, status
sosial-ekonomi, peran orang tua, pola perlakuan orang tua, dapat berpengaruh
terhadap perilaku anaknya. Data pekerjaan dan pendapatan orang tua yang
diperoleh dari hasil angket dapat di lihat pada Tabel 1.3
Tabel 1.3Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis Pekerjaan F Persentase(%)Ayah Ibu
Pegawai Negeri 22 8 37,50%Wiraswata 29 17 57,50%Guru Non PNS 2 1 3,75%Lain-lain 27 54 101,25%TOTAL 80 80
Sumber: Data observasi yang diolah, 2015 pada lampiran 2
Tabel 1.3 menunjukkan jenis pekerjaan orang tua responden. Jenis
pekerjaan orang tua responden terbagi menjadi 4 (empat) kategori yaitu Pegawai
Negeri Sipil, Wiraswasta, Guru Non PNS dan Lain-lain.
Tabel 1.4 berikut menunjukkan tingkat pendapatan orang tua responden.
Rata-rata pendapatan orang tua responden sudah cukup tinggi, dengan demikian
turut serta mempengaruhi perilaku anak jika uang saku yang dialokasikan untuk
anaknya tidak terkelola dengan baik.
10
Tabel 1.4Tingkat Pendapatan Orang Tua Responden
Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase(%)
< Rp 1.200.000 7 8,75%
Antara Rp 1.200.000 s/d Rp 3.200.000 27 33,75%
Antara Rp 3.200.000 s/d Rp 5.200.000 26 32,50%
> Rp 5.200.000 20 25%
Sumber: Data observasi yang diolah, 2015 pada lampiran 2
Keluarga merupakan tempat terjadinya proses sosialisasi yang akan
menjadi pedoman bagi anak untuk bermasyarakat dengan baik dan benar. Apabila
proses sosialisasi itu berlangsung dengan baik, maka seorang anak akan tumbuh
dengan perilaku yang baik pula di masyarakat, jika yang terjadi adalah sebaliknya
maka tidak jarang anak akan berperilaku buruk kepada lingkungan masyarakat.
Dari keluarga pula individu memahami tingkah laku apa yang disenangi dan tidak
disenangi oleh kelompok sosial sehingga menjadi latar belakang terbentuknya
pola tingkah laku. Dimensi dari lingkungan sosial ekonomi yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumtif adalah peran orang tua terhadap anak. Peran
orang tua terhadap anak merupakan perilaku yang diupayakan orang tua dalam
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai moral ekonomi pada anak kaitannya
dengan kehidupannya sehari-hari. Orang tua dapat bertindak sebagai pengatur
peluang kontak sosial remaja dengan kawan-kawan sebaya, kawan-kawan lain,
dan orang-orang dewasa (Santrock, 2007:13).
11
Hasil pendugaan variabel persepsi tentang peran orang tua melalui angket
menunjukkan data awal pengaruh Persepsi tentang Peran Orang Tua terhadap
siswa kelas X IIS dan kelas XI IIS di SMAN 7 Semarang Tahun Ajaran
2014/2015 yang tersaji dalam Tabel 1.5 berikut.
Tabel 1.5Data Awal Variabel Pengaruh Persepsi tentang Peran Orang Tua
No. Interval Skor F % KategoriRerataSkor
1 19 21 7 8,75 Sangat Tinggi
15,3(Tinggi)
2 16 18 34 42,5 Tinggi3 13 15 26 32,5 Rendah4 10 12 13 16,25 Sangat Rendah
80 100Sumber: Data observasi yang diolah, 2015 pada lampiran 6
Tabel 1.5 menunjukkan rata-rata siswa dengan persepsi tentang peran
orang tua pada kategori tinggi atau diartikan bahwa orang tua berperan aktif
dalam mengawasi penggunaan uang saku anak sehingga siswa tidak berperilaku
konsumtif. Peneliti tertarik untuk menemukan jawaban mengapa dapat terjadi
perbedaan antara fakta di lapangan dengan kondisi ideal secara teoretis maupun
empiris.
Berdasarkan hasil penelitian Rahayu (2013) mengenai Pengaruh Peran
Orang Tua terhadap Perilaku Konsumtif Siswa Kelas XI IS di SMA Ksatrian 1
Semarang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Peran
Orang Tua terhadap Perilaku Konsumtif, dibuktikan dengan koefisien determinasi
parsial variabel peran orang tua terhadap perilaku konsumtif sebesar 2% dengan
tingkat signifikansi < 5%. Relevansi penelitian tersebut dalam penelitian ini yaitu
12
penggunaan variabel peran orang tua, namun penggunaan indikator dalam
mengukur variabel peran orang tua dan tempat penelitian yang berbeda.
Faktor selanjutnya yang diduga cukup tinggi mempengaruhi perilaku
konsumtif seseorang berasal dari lingkungan, dalam penelitian ini aspek yang
digunakan adalah kelompok teman sebaya. Menurut Santrock (2007:55), teman
sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan
yang kurang lebih sama.
Selanjutnya, hasil pendugaan variabel peer group melalui angket
menunjukkan data awal pengaruh Peer Group terhadap perilaku konsumtif siswa
kelas X IIS dan kelas XI di SMAN 7 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 yang
tersaji dalam Tabel 1.6 berikut.
Tabel 1.6Data Awal Variabel Peer Group
No. Interval Skor F % Kategori Rerata Skor1 16 19 8 10 Sangat Tinggi
11,8(Rendah)
2 13 15 11 13,75 Tinggi3 10 12 56 70 Rendah4 7 9 5 6,25 Sangat Rendah
80 100Sumber: Data observasi yang diolah, 2015 pada lampiran 6
Tabel 1.6 menunjukkan siswa terpengaruh oleh teman sebaya (peer group)
pada kategori Rendah sehingga siswa tidak berperilaku konsumtif atau perilaku
konsumtif siswa rendah. Namun, meskipun rata-rata siswa berada pada pengaruh
peer group kategori rendah, perilaku konsumtif siswa masih tinggi. Adanya gap
tersebut menjadikan topik perilaku konsumtif siswa menarik untuk dikaji secara
13
lebih lanjut. Peneliti tertarik untuk mengkaji mengapa dapat terjadi perbedaan
antara fakta di lapangan dengan kondisi ideal secara teoretis maupun empiris.
Berdasarkan penelitian Nurasyiah dan Budiwati (2008) mengenai An
Analysis of the Influence of Social Economy Environment for Student consumptive
Attitude menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kelompok teman sebaya
terhadap perilaku konsumtif. Dimana seseorang yang berada dalam kelompok
teman sebaya yang cenderung untuk konsumtif maka individu tersebut juga
mengikuti perilaku konsumtif teman mereka walaupun mereka memiliki orientasi
akademik yang baik dan usia yang sudah dewasa. Relevansi penelitian ini adalah
penggunaan variabel peer group. Namun perbedaannya penggunaan indikator
dalam mengukur variabel peer group dan tempat penelitian.
Faktor selanjutnya yang diduga cukup tinggi menyebabkan perilaku
konsumtif adalah pengetahuan keuangan (funancial literacy). Financial literacy
ini dikaitkan dengan faktor kekuatan psikologis yaitu pengalaman belajar,
kepribadian, sikap dan keyakinan, serta gambaran diri (self-concept). Belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku akibat pengalaman
sebelumnya. Perilaku konsumtif dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh
pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar akan menentukan tindakan dan
pengambilan keputusan untuk membeli. Dalam hal ini pengalaman belajar
diarahkan pada pemahaman terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan keuangan
yangdisebut financial literacy.
14
Financial literacy ini menjadi wujud dari hasil pembelajaran dan proses
masuknya informasi mengenai pengetahuan Ekonomi-Akuntansi yang diperoleh
siswa dari mata pelajaran di sekolah. Pembelajaran ekonomi pada dasarnya
mengajarkan siswa mengenai bagaimana manusia memanfaatkan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.
Melalui pembelajaran akuntansi siswa dapat menghitung rata-rata jumlah biaya
sekolahnya selama satu bulan, siswa dapat pula menghitung jumlah uang yang
dapat disisihkan dari uang jajannya untuk menabung di bank, serta siswa mampu
menghitung total biaya yang telah dikeluarkan oleh orang tuanya dalam
membiayai sekolahnya sampai lulus SMA.
Berdasarkan penelitian Imawati (2013) mengenai Pengaruh Financial
Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada Program IPS SMA Negeri 1
Surakarta menyatakan bahwa financial literacy berpengaruh terhadap perilaku
konsumtif remaja dengan signifikansi negatif, artinya ketika financial literacy
meningkat maka perilaku konsumtif akan menurun. Pemberian financial literacy
dari aspek kognitif telah dilakukan di SMA Negeri 7 Semarang melalui
pembelajaran ekonomi. Relevansi dengan penelitian ini penggunaan variabel
financial literacy, namun tempat penelitian yang berbeda.
Berbagai lembaga mengemukakan definisi tentang financial literacy,
menurut Program International for Student Assesment (PISA, 2012:144),
financial literacy adalah pengetahuan dan pemahaman terhadap konsep keuangan
dan risiko, keahlian, motivasi dan kepercayaan diri untuk menerapakan
15
pengetahuan dan pemahaman untuk membuat keputusan atas berbagai aspek
keuangan, untuk memperbaiki kesejahteraan finansial seseorang atau kelompok
dan untuk ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Berdasarkan definisi yang diajukan
oleh PISA tersebut terdapat dua hal yang ada dalam financial literacy yaitu
pemikiran dan perilaku seseorang serta tujuan seseorang untuk mengembangkan
setiap aspek keuangan, sehingga perilaku konsumtif seseorang dapat dicegah dan
dikontrol oleh financial literacy yang tinggi.
Tabel 1.7Data Awal Variabel Financial Literacy
No. % Interval Skor F % KategoriRerataSkor
1 17 19 5 6,25 Sangat Tinggi
13,35(Tinggi)
2 14 16 34 42,5 Tinggi3 11 13 33 41,25 Rendah4 8 10 8 10 Sangat Rendah
80 100Sumber: Data observasi yang diolah, 2015 pada lampiran 6
Selanjutnya, hasil pendugaan variabel financial literacy melalui angket
menunjukkan data awal financial literacy siswa kelas X IIS dan kelas XI IIS di
SMAN 7 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 yang tersaji dalam Tabel 1.7.
Tabel 1.7 menunjukkan rata-rata siswa berada pada financial literacy
kategori tinggi sehingga idealnya siswa tidak berperilaku konsumtif atau perilaku
konsumtif siswa menjadi rendah. Namun, meskipun rata-rata siswa memiliki
financial literacy tinggi, perilaku konsumtif siswa masih tinggi. Adanya gap
tersebut menjadikan topik perilaku konsumtif siswa menarik untuk dikaji secara
16
lebih lanjut. Peneliti tertarik untuk mengkaji mengapa dapat terjadi perbedaan
antara fakta di lapangan dengan kondisi ideal secara teoretis maupun empiris.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada salah
satu variabel independen yang digunakan yaitu variabel persepsi peran orang tua.
Perbedaan yang lain adalah pada subjek penelitiannya. Subjek pada penelitian ini
merupakan siswa SMA Negeri 7 Semarang yang dapat dikatakan letak
geografisnya berada diwilayah padat penduduk atau di wilayah perkotaan,
sedangkan penelitian sebelumnya mengkaji subjek pada remaja di wilayah
pedesaan. Perilaku konsumtif siswa juga menjadi salah satu cerminan hasil
pembelajaran ekonomi-akuntansi dan memiliki dampak jangka panjang bagi
siswa, sehingga menarik untuk dikaji. Perbedaan lainnya terdapat pada teknik
sampling, penelitian sebelumnya menggunakan sensus sedangkan penelitian ini
menggunakan random sampling.
Berdasarkan temuan awal yang menunjukkan adanya gap antara fakta di
lapangan dengan kondisi ideal secara teoretis maupun empiris, maka peneliti
tertarik untuk mengkaji secara lebih lanjut topik perilaku konsumtif siswa beserta
faktor-faktor yang diprediksikan sebagai penyebabnya. Faktor-faktor yang
diprediksikan cukup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif siswa adalah
persepsi peran orang tua, peer group, dan financial literacy. Guna memperoleh
solusi dari permasalahan konsumtif tersebut, peneliti akan melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Persepsi Peran Orang Tua, Peer Group dan Financial
17
Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Siswa Kelas X IIS dan Kelas XI IIS di
SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015.
1.2. Rumusan Masalah
Uraian latar belakang di atas menjadi acuan untuk mengambil beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh negatif persepsi tentang peran orang tua secara parsial
terhadap perilaku konsumtif siswa kelas X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7
Semarang Tahun Ajaran 2014/2015?
2. Apakah ada pengaruh positif peer group secara positif parsial terhadap
perilaku konsumtif siswa kelas X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7 Semarang
Tahun Ajaran 2014/2015?
3. Apakah ada pengaruh negatif financial literacy secara parsial terhadap
perilaku konsumtif siswa kelas X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7 Semarang
Tahun Ajaran 2014/2015?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis adanya pengaruh negatif persepsi tentang peran orang
tua secara parsial terhadap perilaku konsumtif siswa kelas X IIS dan XI IIS
di SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015.
18
2. Untuk menganalisis adanya pengaruh positif peer group secara parsial
terhadap perilaku konsumtif siswa kelas X IIS dan XI IIS di SMA Negeri 7
Semarang Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Untuk menganalisis adanya pengaruh negatif financial literacy secara
parsial terhadap perilaku konsumtif siswa kelas X IIS dan XI IIS di SMA
Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1.4.1.Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai perilaku
konsumtif remaja (siswa SMA) beserta faktor yang mempengaruhinya yaitu
persepsi tentang peran orang tua, peer group dan financial literacy.
a. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Hidayah (2014).
Dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa peer group dan financial
berpengaruh terhadap perilaku konsumtif siswa.
b. Penelitian ini merupakan pengembangan dari teori Stanton bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif siswa adalah keluarga yang
dikaitkan dengan persepsi tentang peran orang tua
c. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh
Murisal (2007). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif dan salah satu hasilnya menyatakan bahwa peer group berpengaruh
19
terhadap perilaku konsumtif siswa. Sedangkan penelitian Murisal
menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian tersebut menjelaskan
bahwa peer group mempengaruhi perilaku konsumtif remaja dikarenakan
remaja tidak ingin mendapat penolakan dari kelompoknya.
d. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh
Rahayu (2013) bahwa sesuai dengan teori, peran orang tua berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap perilaku konsumtif siswa. Sedangkan dalam penelitian
Rahayu, peran orang tua berpengaruh linier terhadap perilaku konsumtif siswa.
1.4.2.Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi siswa
sehingga dapat mengontrol perilaku konsumtif.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru dalam
mengarahkan siswa agar menghindari perilaku konsumtif melalui pembelajaran
ekonomi-akuntansi.
c. Bagi pembaca
Dapat memberikan informasi dan pengatahuan mengenai pengaruh persepsi
tentang peran orang tua, peer group dan financial literacy terhadap perilaku
konsumtif siswa, juga diharapkan dapat menjadi referensi penelitian lebih
lanjut.
20
BAB II
TELAAH TEORI
2.1. Grand Theory
2.1.1. Behaviorisme Theory (Teori Perilaku)
Behaviorisme theory (teori perilaku) menganggap bahwa semua yang
dilakukan oleh organisme termasuk tindakan, pikiran atau perasaan harus
dianggap sebagai perilaku yang berdasar pada proporsi dalam filosofi psikologi.
Teori ini dapat digambarkan secara ilmiah tanpa harus melihat sebuah peristiwa /
kejadian secara fisiologis internal atau pikiran.
Skinner, 1958 (Rifai dan Anni, 2010:106) mendefinisikan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perilaku dalam belajar mempunyai
arti yang luas, yang sifatnya bisa berwujud perilaku yang tidak tampak (innert
behavior) atau perilaku yang tampak (overt behavior). Memahami perilaku
individu dapat dilihat dari beberapa pendekatan, yaitu pendekatan psikoanalisis,
pendekatan behavioral dan pendekatan humanisme.
a. Pendekatan psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan satu pendekatan dalam memahami suatu perilaku,
dimana teori ini memandang bahwa ketidaksadaran (unconscious mind) lebih
memerankan peranan dalam suatu perilaku dibandingkan kesadaran (conscious
mind). Ketidaksadaran pada teori psikoanalisis tercermin melalui beberapa
perilaku seperti: kekeliruan, lupa, keseleo lidah, dan mimpi.
21
b. Pendekatan behavioral
Behavioral merupakan suatu pendekatan dalam memahami suatu perilaku
menekankan pada suatu kondisi stimulus respon, dimana perilaku yang
ditampilkan oleh seseorang merupakan hasil kejadian masa lampau. Sikap dan
perilaku yang ditampilkan ini diartikan sebagai hasil belajar dan stimulus dari
kondisi belajar seseorang pada masa lampau, seperti pengalaman belajar.
c. Pendekatan humanisme
Humanisme merupakan suatu pendekatan yang menggunakan prinsip
unconditonal positive regard atau dengan kata lain pendekatan ini memandang
manusia sebagai individu yang rasional, baik, dapat dipercaya, sehat, mandiri dan
otonom.
Ferrinadewi (2008:71) menyatakan bahwa pada dasarnya teori behavioral
merupakan proses belajar yang terjadi sebagai hasil respon konsumen terhadap
peristiwa-peristiwa eksternal. Respon terhadap stimuli eksternal merupakan hasil
proses belajar yang terjadi dalam benak konsumen, terdiri dari 2 (dua)
pendekatan, yaitu:
1. Classical Conditioning,
Pendekatan ini berpendapat bahwa organisme termasuk manusia adalah bentuk
yang pasif yang dapat dipertunjukkan sejumlah stimuli secara berulang-ulang.
Hingga akhirnya stimulus tersebut terkondisikan dan manusia pasti akan
menunjukkan respon yang sama untuk stimuli tersebut.
22
2. Instrumental Conditioning
Pendekatan ini terjadi ketika konsumen belajar untuk menghubungkan antara
stimulus dengan respon tertentu ketika ada dorongan untuk melakukan hal
tersebut. Artinya konsumen hanya akan menghubungkan stimulus dengan respon
bila terdapat sesuatu yang mendorongnya atau insentif misalkan rasa puas, atau
apa saja yang merupakan penghargaan atau hadiah baginya.
Pendekatan behaviorisme dicetuskan oleh John B. Watson yang
berpendapat bahwa manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang
diterimanya dari lingkungan sekitar (stimulus-respons). Aliran behaviorisme
Watson memiliki dua prinsip dasar (Chaer 2009:88) yaitu:
1. Prinsip Kebaruan (Recency principle), yang menyatakan manusia akan
memberikan respon yang kuat apabila baru saja menerima stimulus, apabila
stimulus sudah lama diberikan maka pengaruhnya akan lebih lemah.
2. Prinsip Frekuensi (Frequency principle), yang menyatakan manusia akan
memberikan respon yang kuat apabila sering / banyak menerima stimulus,
apabila stimulus itu jarang diberikan maka responnya akan lemah.
Tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan
mereka pada masa lalu dan masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah laku
merupakan hasil belajar (Dalyono, 2005: 30). Menurut teori ini, orang terlibat di
dalam tingkah laku tertentu karena mereka telah mempelajarinya, melalui
pengalaman-pengalaman terdahulu, menghubungkan tingkah laku tersebut dengan
hadiah-hadiah (Desmita, 2009: 44). Teori behaviorisme relevan untuk
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif. Perilaku
23
konsumtif dapat dikaitkan dengan perilaku individu dalam bentuk pengambilan
keputusan, pemilihan merk dan penolakan terhadap suatu produk (Suryani, 2008:
28).
Teori behaviorisme dalam penelitian ini mengimplikasikan bahwa dalam
tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral
produsen (pengajar) dengan stimulan konsumen (peserta didik). Teori ini jika
diterapkan akan membantu siswa dalam mengontrol perilaku konsumtif. Caranya,
guru banyak memberikan stimulus dalam proses pembelajaran, dan dengan cara
ini siswa akan merespon secara positif. Orang tua ikut serta berperan dalam
memberikan penguatan kepada siswa. Apalagi jika diikuti dengan adanya reward
yang berfungsi sebagai reinforcement (penguatan terhadap respons yang telah
ditunjukkan).
2.1.2. Consumer Behavior Theory (Teori Perilaku Konsumen)
Consumer behavior theory (teori perilaku konsumen) menganggap bahwa
semua yang dilakukan oleh konsumen termasuk motivasi, persepsi pembelajaran,
keyakinan, sikap, dll dianggap sebagai perilaku yang berdasar pada proporsi
dalam filosofi psikologi (Demirdjian 2014). Teori ini dapat digunakan untuk
mempelajari perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian (Howard
1963; Howard and Sheth 1969 dalam Demirdjian, 2014).
Solomon (2006: 7) mendefinisikan bahwa consumer behaviour is the study
of the processes involved when individuals or groups select, purchase, use or
dispose of products, services, ideas or experiences to satisfy needs and desires.
Definisi perilaku konsumen merupakan studi tentang individu atau kelompok
24
dalam memilih, membeli atau menggunakan barang dan jasa dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Bray (2008) berpendapat bahwa mempelajari
pendekatan perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti persepsi
sosial, pengaruh sosial, penghargaan sosial, teman sebaya, sanksi sosial, dll.
Memahami perilaku konsumen dapat dilihat dari beberapa pendekatan, yaitu
Economic Man, Psychodynamic, Behaviourist, Cognitive dan Humanistic.
a. Pendekatan Economic Man
Economic Man merupakan satu pendekatan dalam memahami perilaku konsumen
untuk berperilaku rasional dalam arti ekonomi, pendekatan ini memberikan saran
kepada konsumen, konsumen harus menyadari semua pilihan konsumsi yang
tersedia, baik tindakan alternatif dan tindakan yang optimal.
b. Pendekatan Psychodynamic
Psychodynamic merupakan suatu pendekatan yang memandang bahwa perilaku
konsumen dipengaruhi oleh faktor biologis melalui kekuatan naluri yang
bertindak di luar pikiran sadar. Prinsip utama dari pendekatan ini adalah biologis,
individu, atau rangsangan lingkungan.
c. Pendekatan Behaviourist
Behaviourist merupakan pendekatan yang memandang bahwa perilaku manusia
akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitar.
Prinsip dari pendekatan ini adalah prinsip kebaruan (recency principle) dan
prinsip frekuensi (frequency principle).
25
d. Pendekatan Cognitive
Cognitive merupakan pendekatan yang mengamati tindakan (perilaku) untuk
kognisi intrapersonal. Dalam pendekatan ini, perilaku konsumen dipengaruhi oleh
lingkungan dan pengalaman sosial.
e. Pendekatan Humanistic
Humanistic merupakan pendekatan yang berusaha untuk mengeksplorasi konsep
instropektif konsumen. Dalam pendekatan ini, perilaku konsumen dipengaruhi
oleh peran emosi dalam pengambilan keputusan.
Teori consumer behavior dalam penelitian ini mengimplikasikan bahwa
siswa (konsumen) dalam memilih, membeli, menggunakan barang dan jasa harus
berdasarkan kebutuhan bukan berdasar keinginan. Teori ini jika diterapkan akan
membantu siswa dalam mencegah perilaku konsumtif. Pendekatan economic man
dalam consumer behavior theory dapat membantu siswa untuk berperilaku
rasional dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat dari pendidikan ekonomi adalah
mendidik para siswa agar bersikap bijak menggunakan sumber daya yang terbatas
dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini sejalan dengan kurikulum nasional untuk
mata pelajaran ekonomi yang diterapkan di tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA). Pada pembelajaran ekonomi diajarkan mengenai hakekat manusia sebagai
makhluk ekonomi dengan pembelajaran mengenai tindakan ekonomi yang
rasional, motif dan prinsip ekonomi serta kegiatan/tindakan ekonomi sehari-hari
yang berdasarkan motif dan prinsip ekonomi. Selanjutnya dalam pembelajaran
ekonomi juga membahas masalah konsumsi. Dengan demikian, maka seharusnya
pendidikan ekonomi dapat menghasilkan manusia-manusia yang bijak dalam
26
melakukan konsumsi termasuk para remaja yang berstatus sebagai siswa dengan
asumsi lebih baik pengetahuannya dibandingkan dengan para remaja lainnya.
Sedangkan pendekatan behaviorist dalam consumer behavior theory dapat
membantu siswa dalam mengontrol keterikatan peer group dengan teman
sebayanya, dan dapat membantu orang tua dalam memberikan penguatan kepada
anak karena dalam pendekatan ini perilaku berkembang berdasarkan stimulus
yang diterimanya dari lingkungan sekitar.
2.2. Perilaku Konsumtif
2.2.1. Pengertian Perilaku Konsumtif
Terdapat beberapa pendapat mengenai perilaku konsumtif. Dikutip dari
situs resmi Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), konsumtivisme
merupakan paham hidup konsumtif. Sifat konsumtif dalam diri seseorang tidak
akan berhenti begitu saja, sifat ini akan bergerak untuk kepuasan nafsu (Zuly
2013). Pendapat lainnya dikemukakan oleh Sembiring (2008: 2) yang menyatakan
konsumtif adalah sebuah perilaku berkonsumsi yang boros, berlebihan, dan dapat
diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.
Perilaku konsumtif erat kaitannya dengan konsumsi impulsif (impulsive
consumption). Konsumsi impulsif merupakan pembelanjaan yang berulang-ulang,
sering berlebihan, sebagai penawar ketegangan, kecemasan, depresi, kebosanan,
dan terjadi akibat dorongan keinginan (Solomon, 2004: 31).
Berdasarkan pendapat mengenai perilaku konsumtif di atas, yang
dimaksud perilaku konsumtif dalam penelitian ini yaitu tindakan siswa dalam
mengkonsumsi barang bukan untuk mencukupi kebutuhan tetapi untuk memenuhi
27
keinginan sehingga menimbulkan pemborosan dan pengeluaran yang tidak tepat
guna. Dalam hal ini remaja, sering kali tidak dapat membedakan antara kebutuhan
dan keinginan. Solomon (2004: 23) menyatakan, kebutuhan adalah dorongan
biologis dasar yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup,
sedangkan keinginan menggambarkan hasrat manusia yang berkaitan dengan
kepuasaan sementara.
Sembiring (2008: 5) menyatakan, keinginan ini cenderung menjadi
kebutuhan semu, dalam memenuhi kebutuhan semu biasanya orang tidak tahu
mengapa ia membutuhkannya. Dorongan untuk membeli dan menggunakannya
tidak sungguh-sungguh timbul dari dalam dirinya sendiri, melainkan hanya
sekedar melihat orang lain melakukan hal tersebut.
2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Konsumtif merupakan perilaku yang dilakukan manusia pada umumnya.
Perilaku tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal, misalnya saja usia, pendidikan,
tingkat kebutuhan, dan lain-lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumtif menurut Ferrinadewi (2008: 100) yaitu iklan yang disukai, atmosfer
tempat pertukaran yang nyaman, atau stimuli lainnya. Sementara Khan (2006: 27)
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang konsumtif
yaitu:
1) Faktor Internal/ individual
a. Motivasi, yaitu dorongan internal yang menimbulkan kebutuhan dan
menjadi arahan bagi manusia dalam bertindak untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
28
b. Sikap, yaitu bagaimana seseorang merespon terhadap stimulus yang
diberikan. Sikap seseorang banyak dipengaruhi oleh pembelajaran
terhadap lingkungan sekitar.
c. Kepribadian dan konsep diri, yaitu kualitas mental, fisik, moral dan
karakteristik manusia yang menggambarkan siapa mereka sebenarnya.
d. Pembelajaran dan memori, tiap hari manusia mendapatkan informasi, dan
manusia berusaha mengingat informasi tersebut dalam memorinya untuk
kepentingan tertentu.
e. Pemrosesan informasi, manusia menganalisis dan mengolah informasi
yang diperolehnya dan akan menyeleksi informasi yang menurutnya
bermanfaat.
2) Faktor Eksternal
a. Budaya, yaitu pengetahuan, kepercayaan, tradisi, kebiasaan, seni, aturan
moral atau perilaku lainnya yang dianut oleh anggota masyarakat.
b. Sub-budaya, tiap budaya memiliki sub-budaya yang unik dan berbeda
antar kelompok masyarakat.
c. Kelas sosial, yaitu kelompok yang memiliki status yang sama di
masyarakat, seperti pendapatan, pendidikan, jabatan, tempat tinggal, dan
sebagainya.
d. Kelompok sosial (social group), yaitu kelompok yang terdiri dari
hubungan, sikap dan ketertarikan yang sama. Kelompok ini akan menjadi
sangat kuat pengaruhnya, jika memiliki intensitas interaksi yang tinggi.
29
e. Keluarga, yaitu kelompok primer yang paling penting dan sumber yang
kuat dalam mempengaruhi perilaku seseorang.
f. Individu, individu memiliki pandangan, dan pendirian yang berbeda
dengan orang lain, dan terkadang menolak pandangan dari kelompoknya.
g. Pengaruh lain, misalnya peristiwa nasional atau regional seperti
Olimpiade, World Cup, perang dan peristiwa lainnya.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-
faktor tersebut diduga mempengaruhi perilaku konsumtif manusia. Faktor yang
relevan dalam penelitian ini yaitu:
1) Faktor keluarga yang dikaitkan dengan peran orang tua. Keluarga, merupakan
faktor dari luar individu yang mempengaruhi perilaku konsumtif. Keluarga
yang dikaitkan dengan peran orang tua memainkan dalam pembentukan sikap
dan perilaku anak dalam melakukan pembelian barang dan jasa.
2) Faktor sosial kelompok acuan yang dikaitkan dengan peer group yang
didasari konformitas. Kelompok sosial dan kelompok referensi, merupakan
faktor dari luar individu yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif.
Kelompok sosial terbagi lagi menjadi kelompok teman sebaya (peer group)
yang didasari adanya kesamaan satu dengan yang lain, seperti usia, kebutuhan
dan tujuan.
3) Faktor internal pembelajaran dan memori (poin d) dan pemrosesan informasi
(poin e) yang dikaitkan dengan pembelajaran ekonomi-akuntansi siswa di
sekolah. Pembelajaran merupakan salah satu bentuk stimulus yang dapat
merangsang respon siswa. Siswa akan memproses informasi yang diperoleh
30
dari pembelajaran tersebut kemudian akan menyimpannya dalam memori.
Pengetahuan ekonomi-akuntansi mengenai pendidikan keuangan (financial
literacy) yang sudah tersimpan dapat digunakan ketika siswa akan mengambil
tindakan terkait kegiatan konsumsi dan keuangannya.
Pemilihan faktor-faktor tersebut berlandaskan pada teori behaviorisme
yang menyatakan perilaku manusia hanya dapat diamati dan diukur melalui
stimulus yang tampak dari luar, karena faktor dari dalam individu seperti motivasi
dan kepribadian sulit diamati secara langsung (Chaer, 2009: 87). Hasil wawancara
dan angket yang telah dikemukakan pada latar belakang, memberikan informasi
yang mengarah pada dugaan faktor yang cukup tinggi berpengaruh terhadap
perilaku konsumtif siswa kelas X IIS dan kelas XI IIS SMANegeri 7 Semarang
adalah peran orang tua, teman sebaya (peer group) dan pengetahuan keuangan
(financial literacy).
2.2.3. Ciri-ciri Perilaku Konsumtif
Konsumtif merupakan perilaku dimana timbulnya keinginan untuk
membeli barang yang kurang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pribadi.
Keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang
diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Perilaku
konsumtif tidak lepas dari masalah proses keputusan pembelian dalam kehidupan
sehari-hari. Solomon (2004: 31) menyatakan perilaku negatif / boros dari
konsumen adalah sebagai berikut:
31
1) Perilaku pembelian tidak dilandasi pertimbangan yang matang.
Dalam melakukan pembelian tidak menggunakan skala prioritas, melainkan
karena tergiur dengan produk tersebut. Misalnya karena iming-iming hadiah,
kemasan yang menarik, teman (konformitas), dan keinginan mencoba produk
baru.
2) Kepuasan yang diperoleh dari pembelian tersebut bersifat sementara.
Pembelian dilakukan bukan karena untuk memenuhi kebutuhan namun untuk
memenuhi keinginan. Misalnya karena gengsi atau status sosial, tren, harga
yang mahal (mewah), dan rasa percaya diri.
3) Konsumen mengalami penyesalan atau merasa bersalah setelah pembelian.
Konsumen sudah terlanjur membelanjakan uangnya dan baru menyadari
bahwa barang yang sudah dibelinya tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Ciri-ciri perilaku konsumtif menurut Khan (2006: 133) diantaranya:
1) Konsumen melakukan pembelian hanya berdasar keinginan.
2) Konsumen tidak melakukan perencanaan pembelian
3) Konsumen melakukan pembelian tanpa didasari rasionalitas akan nilai suatu
produk.
Sembiring (2008: 2) menyatakan ciri-ciri konsumen yang konsumtif
adalah sebagai berikut:
1) Tidak mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang,
hanya mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang tersebut
2) Mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan
3) Mendahulukan keinginan daripada kebutuhan
32
4) Tidak ada skala prioritas
Perilaku konsumtif konsumen dapat dilihat dari berbagai ciri-ciri di atas.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk menjelaskan perilaku
konsumtif mengambil dari ciri-ciri konsumen yang konsumtif menurut Sembiring
(2008: 2). Hal ini dipilih karena indikator tersebut lebih rinci dan cakupannya
lebih luas.
2.3. Persepsi tentang Peran Orang Tua
2.3.1. Pengertian Persepsi tentang Peran Orang Tua
Slameto (2010:102) berpendapat bahwa persepsi merupakan proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui
persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Persepsi mempunyai sifat subjektf, bergantung pada kemampuan dan keadaan
masing-masing individu, sehingga antara individu satu dengan individu lainnya
berbeda.
Peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi sosial
yang menganggap sebagian aktivitas harian diperankan oleh kategori-kategori
yang ditetapkan secara sosial (Rifai & Anni, 2010:89). Peranan (role) merupakan
proses dinamis kedudukan, apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya di dalam masyarakat. Peranan ditentukan oleh
norma dalam masyarakat, yang berarti bahwa individu diwajibkan untuk
melakukan hal yang diharapkan masyarakat dalam segala kegiatan masyarakat
baik di dalam pekerjaan, keluarga, dan dalam peranan lain.
33
Keluarga sebagai kelompok sosial yang terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab
diantara individu lain. Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah
dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk suatu keluarga. Astrida (2013) mendefinisikan tugas dan peran orang
tua sebagai berikut:
Setiap orang tua dalam menjalani kebutuhan berumah tangga tentunyamemiliki tugas dan peran yang sangat penting, adapun tugas dan peranorang tua terhadap anaknya, antara lain: (1). Melahirkan, (2). Mengasuh,(3). Membesarkan, (4). Mengarahkan menuju kepda kedewasaan sertamenanamkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Disamping ituharus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberiteladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuhtanggung jawab dan penuh kasih sayang.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh,
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan
anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.Orang tua mejalankan peranan
yang sangat menentukan dalam perkembangan anak. Bila orangtua berhasil
mendidik dan membimbing anaknya di rumah, tentu saja pendidikan di sekolah
akan berhasil dengan baik. Namun sebaliknya, apabila orangtua gagal mendidik
anaknya di rumah, tentu saja akan lahir generasi yang rusak, bahkan perilaku-
perilaku yang bermasalah lainnya.
Parke & Buriel, 1998, 2006 (Santrock, 2012:13), mendefinisikan peran
orang tua sebagai manager terhadap peluang-peluang yang dimiliki remaja,
mengawasi relasi sosial remaja, dan sebagai inisiator dan pengatur dalam
kehidupan sosial. Salah satu peran orang tua yang penting adalah menjadi manajer
34
yang aktif, yang menemukan informasi, membuat kontak, membantu penyusunan
pilihan-pilihan, dan memberikan bimbingan.
Menurut Gratz (2006) dalam jurnal internasional yang berjudul The
Impact of Parents Background on their Childrens Education (diakses pada
http://www.macalester.edu/educationreform/publicintellectualessay/gratz.pdf)
berpendapat bahwa Parents have an enormous influence on their childrens for
several reasons, but most importantly because they are their childrens first
teachers. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap pendidikan anak-anaknya, namun yang paling utama adalah orang
tua merupakan guru pertama untuk anak-anaknya. Duncan (2010: 1) menyebutkan
bahwa peran orang tua merupakan faktor utama yang akan menentukan
keberhasilan anak. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjaga, mengajar, mendidik, serta memberi contoh bimbingan kepada anak-anak
untuk mengetahui, mengenal, mengerti, dan akhirnya dapat menerapkan tingkah
laku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Menurut Kagan (1999) dalam jurnal internasional yang berjudul The Role
of Parents in Childrens Psychological Development (diakses pada
http://pediatrics.aappublications.org/content/104/Supplement_1/164.full.pdf)
berpendapat bahwa Parent can affect their children throught at least three
different mechanisms. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua dalam
mempengaruhi anak setidaknya telah melewati tiga mekanisme yang berbeda.
Namun, yang paling mudah untuk mengukur keterlibatan anak dilihat dari
35
interaksinya terhadap orang tua. Lebih lanjut menurut Gratz (2006) menyatakan
bahwa peran orang tua dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1) Latar belakang pendidikan Orang Tua.
Pendidikan yang diterima anak sangat tergantung pada pendidikan yang
diterima orang tua saat masih anak-anak. Latar belakang pendidikan sangat
berpengaruh terhadap kesiapan orang tua untuk mempersiapkan pendidikan
anak.
2) Latar belakang ekonomi.
Status ekonomi memainkan peran yang penting dalam pendidikan anak.
Orang tua yang bekerja dengan gaji yang rendah harus lebih giat lagi dalam
bekerja sehingga orang tua tersebut harus mengorbankan waktunya untuk
tidak menemani anak-anaknya dalam belajar.
2.3.2. Tipe-tipe Pola Peran Orang Tua
Peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar pengaruhnya bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tipe-tipe pola peran orang tua antara lain:
Anthie (2012), mengelompokkan pola asuh yang digunakan dalam
membina dan mendidik anak-anak antara lain:
1) Keras
Anak-anak yang terbiasa mendapatkan perlakuan keras dan kasar dari orang
tuanya akan cenderung bersikap agresif, mereka akan tumbuh menjadi pribadi
yang agresif, mudah tersulut emosinya dan sering kali tidak dapat mengendalikan
amarahnya.
36
2) Penuh cinta, toleransi dan kasih sayang
Hubungan orang tua-anak yang diwarnai kehangatan memungkinkan anak
memiliki kemampuan untuk dapat melibatkan diri dengan lingkungan sosialnya.
Tipe pola asuh menurut Vera (2012), terdiri dari tiga tipe yaitu:
1) Otoriter
Orang tua biasanya memaksakan kehendak kepada anak. Hal ini bisa membuat
anak depresi dan melakukan pemberontakan di luar rumah. Contohnya dengan
melakukan bully kepada teman.
2) Permisif
Pola asuh ini, orang tua memiliki kebiasaan menuruti keinginan anak, serta
cenderung membiarkan anak jika melakukan kesalahan. Dampaknya, anak tidak
akan pernah mau belajar dari kesalahan.
3) Demokratis
Pola ini merupakan pola yang paling ideal diterapkan kepada anak. Dalam pola
asuh ini, tetap ada batasan-batasan yang jelas yang diterapkan kepada anak. Akan
tetapi, anak juga diberikan keleluasaan untuk memilih apa yang ingin dilakukan,
sehingga mereka bisa belajar arti sebuah konsekuensi.
Pola hubungan Orang tua Anak (Sikap atau Perlakuan Orang tua
terhadap Anak) menurut Yusuf (2009: 49), dapat dilihat pada tabel berikut.
37
TABEL 2.1Peran atau Perlakuan Orang tua
POLA PERLAKUANORANG TUA
PERAN / PERILAKU ORANG TUA
1. Overprotection (terlalumelindungi)
1. Kontak yang berlebihan dengan anak2. Perawatan/pemberian bantuan kepada anak yang
terus-menerus, meskipun anak sudah mampumerawat dirinya sendiri
3. Mengawasi kegiatan anak secara berlebihan4. Memecahkan masalah anak
2. Permissiveness(Pembolehan)
1. Memberikan kebeb