Scintific Literacy

45
MAKALAH SCIENTIFIC LITERACY Oleh: KELOMPOK I ANGGREINI : 14175003 FAUZIAH ULMI : 14175052 NAILA FAUZA : 14175021 REFNITA : 14175056 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Festiyed, MS Dr. Djusmaini Djamas, M.Si

description

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPada abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia masih mengalami masalah yaitu masih rendahnya mutu pendidikan (Muhaimin, 2001). Hal ini disebabkan oleh belum meratanya pembangunan di Indonesia dalam berbagai aspek dan keadaan geografis Indonesia yang masih sulit dijangkau sehingga pembangunan dunia pendidikan masih tertinggal dan terjadi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.Dengan kenyataan tersebut dikhawatirkan Indonesia akan gagal memasuki pasar bebas pada tahun 2020. Indikasi ke arah tersebut telah nampak pada beberapa kompetisi akademik dan kenyataan di masyarakat. Pada tahun 2003, studi PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukkan bahwa Indonesia di peringkat ke-38 dari 41 negara peserta pada bidang literasi sains. Sedangkan pada TIMSS (Trends Internasional in Mathematics and Science Study), Indonesia menduduki urutan ke-34 dari 45 negara peserta. (Ali, 2006). Mutu pendidikan Indonesia yang tercermin dalam kedua studi internasional tersebut masih belum memuaskan.Pendidikan IPA atau pendidikan sains pada hakekatnya merupakan upaya pemahaman, penyadaran, dan pengembangan nilai positif tentang hakekat sains melalui pembelajaran. Sains pada hakekatnya merupakan ilmu dan pengetahuan tentang fenomena alam yang meliputi produk dan proses. Pendidikan sains merupakan salah satu aspek pendidikan yang menggunakan sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan umumnya yakni tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan sains khususnya, yaitu untuk meningkatkan pengertian terhadap dunia alamiah (Amien, 1992: 19-20).Untuk menilai apakah IPA diimplementasikan di Indonesia, kita dapat melihat hasil literasi IPA anak-anak Indonesia. Hal ini mengingat arti literasi sains/IPA (scientific literacy) itu sendiri yang ditandai dengan kerja ilmiah, dan tiga dimensi besar literasi sains yang ditetapkan oleh PISA, yaitu konten IPA, proses IPA, dan konteks IPA.B. Rumusan MasalahRumusan masalah pembuatan makalah ini adalah:1. Apa yang dimaksud literasi sains?2. Apa yang dimaksud dengan PISA? Apa komponen dan aspek-aspek dalam literasi sains?3. Apa karakteristik dan contoh-contoh soal scientific literacy?4. Bagaimana perkembangan literasi (reading, mathematical, scientific literacy) pada PISA 2000, 2003, 2006?C. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan1. Pengertian literasi sains2. Pengertian PISA3. Komponen dan aspek-aspek dalam literasi sains4. Karakteristik dan contoh soal scientific literacy5. Bagaimana perkembangan literasi (reading, mathematical, scientific literacy) pada PISA 2000, 2003, 2006D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.2. Membantu mahasiswa memahami tentang scientific literacy3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah pengembangan evaluasi dan proses pembelajaran Fisika program studi pendidikan Fisika program pascasarjana Universitas Negeri Padang. BAB IIKAJIAN TEORIA. Pengertian Literasi SainsLiteracy sains (literacy science) berasal dari kata latin yaiutu literatus (ditandai dengan huruf, melek huruf atau berpendidikan) dan scientia (memiliki pengetahuan). Menurut De Boer (1991) orang pertama yang menggunakan literacy science adalah Paul de Hart dari Stanford University yang menyatakan bahwa science literacy adalah memahami sains dan mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat. Sementara National Science Teacher Assosiation (1971) megemukakan bahwa seseorang yang memiliki literacy science adalah orang yang menggunakan konsep sains, mempunyai keterampilan proses sains untuk menilai, membuat keputusan sehari-hari jika berhubungan dengan orang lain, lingkungannya, serta memahami interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, termasuk perkembangan social dan ekonomi.Literasi IPA (scientific lit

Transcript of Scintific Literacy

MAKALAH

SCIENTIFIC LITERACY

Oleh:

KELOMPOK I

ANGGREINI:14175003

FAUZIAH ULMI:14175052

NAILA FAUZA:14175021

REFNITA :14175056

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Festiyed, MS

Dr. Djusmaini Djamas, M.Si

PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2015

KATA PENGANTARPuji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianyaNya sehingga sampai saat ini kita masih diberikan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan. Shalawat serta salam tidak lupa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi terbesar dalam kehidupan setiap manusia.

Makalah ini membahas tentang Scientific Literacy Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memotivasi dan membantu penyelesaian makalah ini. Terutama kepada Ibu Prof Dr. Festiyed, MS dan Dr. Djusmaini Djamas, M.Si yang telah membimbing penulis menyelesaikan makalah ini.

Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita mengenai penilaian, asesmen, pengukuran, testing, validitas, dan reliabilitas. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang perlu untuk dibenahi. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa saya terima untuk pengembangan makalah berikutnya.

Padang, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISIiKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

1BAB I

1PENDAHULUAN

1A.Latar Belakang

1B.Rumusan Masalah

2C.Tujuan Penulisan

2D.Manfaat Penulisan

3BAB II

3KAJIAN TEORI

3A.Pengertian Literasi Sains

5B.Pengertian PISA

7C.Komponen dan Aspek-Aspek Literacy Sains

8D.Karakteristik dan Bentuk Soal Scientific Literacy

10E.Perkembangan Litersi (reading, mathematical, scientific literacy) pada PISA 2000-2003-2006

12F.Ayat Al-Quran Pendukung

14BAB III

14STUDY KASUS

14A.Kisi-Kisi Soal

19B.Soal

21BAB IV

21PEMBAHASAN

23BAB V

23PENUTUP

23A.Kesimpulan

23B.Saran

24DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPada abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia masih mengalami masalah yaitu masih rendahnya mutu pendidikan (Muhaimin, 2001). Hal ini disebabkan oleh belum meratanya pembangunan di Indonesia dalam berbagai aspek dan keadaan geografis Indonesia yang masih sulit dijangkau sehingga pembangunan dunia pendidikan masih tertinggal dan terjadi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Dengan kenyataan tersebut dikhawatirkan Indonesia akan gagal memasuki pasar bebas pada tahun 2020. Indikasi ke arah tersebut telah nampak pada beberapa kompetisi akademik dan kenyataan di masyarakat. Pada tahun 2003, studi PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukkan bahwa Indonesia di peringkat ke-38 dari 41 negara peserta pada bidang literasi sains. Sedangkan pada TIMSS (Trends Internasional in Mathematics and Science Study), Indonesia menduduki urutan ke-34 dari 45 negara peserta. (Ali, 2006). Mutu pendidikan Indonesia yang tercermin dalam kedua studi internasional tersebut masih belum memuaskan.

Pendidikan IPA atau pendidikan sains pada hakekatnya merupakan upaya pemahaman, penyadaran, dan pengembangan nilai positif tentang hakekat sains melalui pembelajaran. Sains pada hakekatnya merupakan ilmu dan pengetahuan tentang fenomena alam yang meliputi produk dan proses. Pendidikan sains merupakan salah satu aspek pendidikan yang menggunakan sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan umumnya yakni tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan sains khususnya, yaitu untuk meningkatkan pengertian terhadap dunia alamiah (Amien, 1992: 19-20).

Untuk menilai apakah IPA diimplementasikan di Indonesia, kita dapat melihat hasil literasi IPA anak-anak Indonesia. Hal ini mengingat arti literasi sains/IPA (scientific literacy) itu sendiri yang ditandai dengan kerja ilmiah, dan tiga dimensi besar literasi sains yang ditetapkan oleh PISA, yaitu konten IPA, proses IPA, dan konteks IPA.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah pembuatan makalah ini adalah:1. Apa yang dimaksud literasi sains?2. Apa yang dimaksud dengan PISA? Apa komponen dan aspek-aspek dalam literasi sains?

3. Apa karakteristik dan contoh-contoh soal scientific literacy?4. Bagaimana perkembangan literasi (reading, mathematical, scientific literacy) pada PISA 2000, 2003, 2006?C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan1. Pengertian literasi sains2. Pengertian PISA

3. Komponen dan aspek-aspek dalam literasi sains

4. Karakteristik dan contoh soal scientific literacy5. Bagaimana perkembangan literasi (reading, mathematical, scientific literacy) pada PISA 2000, 2003, 2006

D. Manfaat PenulisanAdapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.

2. Membantu mahasiswa memahami tentang scientific literacy3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah pengembangan evaluasi dan proses pembelajaran Fisika program studi pendidikan Fisika program pascasarjana Universitas Negeri Padang.

BAB II

KAJIAN TEORIA. Pengertian Literasi SainsLiteracy sains (literacy science) berasal dari kata latin yaiutu literatus (ditandai dengan huruf, melek huruf atau berpendidikan) dan scientia (memiliki pengetahuan). Menurut De Boer (1991) orang pertama yang menggunakan literacy science adalah Paul de Hart dari Stanford University yang menyatakan bahwa science literacy adalah memahami sains dan mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat. Sementara National Science Teacher Assosiation (1971) megemukakan bahwa seseorang yang memiliki literacy science adalah orang yang menggunakan konsep sains, mempunyai keterampilan proses sains untuk menilai, membuat keputusan sehari-hari jika berhubungan dengan orang lain, lingkungannya, serta memahami interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, termasuk perkembangan social dan ekonomi.

Literasi IPA (scientific literacy) didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta untuk memahami alam semesta dan membuat keputuan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia (OECD, 2003). Menurut Suhendra Yusuf (2003), literasi sains penting untuk dikuasai oleh siswa dalam kaitannya dengan bagaimana siswa dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat moderen yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Literasi sains terbentuk dari 2 kata, yaitu literasi dan sains. Secara harfiah literasi berasal dari kata Literacy yang berarti melek huruf/gerakan pemberantasan buta huruf (Echols & Shadily, 1990). Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa inggris Science yang berarti ilmu pengetahuan. Pudjiadi (1987) mengatakan bahwa: sains merupakan sekelompok pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari pemikiran dan penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen menggunakan metode ilmiah.

Literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (PISA, 2000). Literasi sains menurut National Science Education Standards (1995) adalah: Scientific literacy is knowledge and understanding of scientific concepts and processes required for personal decision making, participation in civic and cultural affairs, and economic productivity. It also includes specific types of abilities.Literasi sains yaitu suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalamnya kemampuan spesifik yang dimilikinya. Literasi sains dapat diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat (Widyatiningtyas, 2008).Antara sains dan teknologi saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Penemuan dalam sains memungkinkan pengembangan teknologi, dan teknologi menyediakan instrument yang baru lagi yang memungkinkan mengadakan observasi dan eksperimentasi dalam sains. Hurd dalam tulisannya yang berjudul A Rationale for Science, Technology, and Society Theme in Science Education, mengutip pendapat Price yang menyatakan teknologi yang tinggi berdasarkan sains, sains modern ditunjang oleh penemuan teknologi (Hurd, 1985 : 98, dalam buku Hakekat pendekatan science and society dalam pembelajaran sains). Pada abad ke-20 ini, pengembangan sains sangat ditunjang oleh penemuan teknologi (Fischer, 1975:77). Pengembangan atau inovasi teknologi diarahkan untuk kesejahteraan manusia. Masalah yang dihadapi masyarakat akan lebih mudah ditanggulangi dengan menggunakan hasil teknologi. Walaupun demikian, teknologi mempunyai keterbatasan. Artinya, penerapan suatu teknologi di lingkungan kita akan menimbulkan dampak negatif selain dampak positif. Dengan demikian hendaknya perubahan pendidikan sains harus merefleksikan atau mengarahkan kepada hubungan antara sains dan teknologi dengan masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari.Menurut Widyawatiningtyas, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis, atau kemampuan berkomunikasi melalui tulisan dan kata-kata. Literasi sains (scientific literasi), dapat diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat. Literasi teknologi, dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan teknologi yang didasari kemampuan identifikasi, sadar akan efek hasil teknologi, dan mampu bersikap serta mampu menggunakan alat secara aman, tepat, efesien dan efektif. Adapun literasi sains dan teknologi (literasi sains dan teknologi untuk semua orang yang diusulkan untuk pendidikan dasar di Indonesia), dapat diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep-konsep sains, mengenal teknologi yang ada beserta dampaknya di sekitar, mampu menggunakan produk teknologi dan memeliharanya, kreatif membuat produk teknologi sederhana, dan mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai.

B. Pengertian PISA

PISA merupakan singkatan dari Programme Internationale for Student Assesment yang merupakan suatu bentuk evaluasi kemampuan dan pengetahuan yang dirancang untuk siswa usia 15 tahun . PISA sendiri merupakan proyek dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000 untuk bidang membaca, matematika dan sains. Ide utama dari PISA adalah hasil dari sistem pendidikan harus diukur dengan kompetensi yang dimiliki oleh siswa dan konsep utamanya adalah literasi.

PISA dilaksanakan setiap tiga tahun sekali, yaitu pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan seterusnya. Sejak tahun 2000 Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi pada PISA. Pada tahun 2000 sebanyak 41 negara berpartisipasi sebagai peserta sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 40 negara dan pada tahun 2006 melonjak menjadi 57 negara. Jumlah negara yang berpartisipasi pada studi ini meningkat pada tahun 2009 yaitu sebanyak 65 negara. PISA terakhir diadakan pada tahun 2012, dan laporan mengenai hasil studi ini belum dirilis oleh pihak OECD.

Dalam melakukan studi ini, setiap negara harus mengikuti prosedur operasi standar yang telah ditetapkan, seperti pelaksanaan uji coba dan survei, penggunaan tes dan angket, penentuan populasi dan sampel, pengelolaan dan analisis data, dan pengendalian mutu. Desain dan implementasi studi berada dalam tanggung jawab konsorsium internasional yang beranggotakan the Australian Council for Educational Research (ACER), the Netherlands National Institute for Educational Measurement (Citogroep), the National Institute for Educational Policy Research in Japan (NIER), dan WESTAT United States.

Tujuan PISA adalah untuk mengukur prestasi literasi membaca, matematika, dan sains bagi siswa usia 15 tahun. Bagi Indonesia, manfaat yang dapat diperoleh antara lain untuk mengetahui posisi prestasi literasi siswa di Indonesia bila dibandingkan dengan prestasi literasi siswa di negara lain dan faktor faktor yang mempengaruhinya. Dasar penilaian prestasi literasi membaca, matematika, dan sains dalam PISA memuat pengetahuan yang terdapat dalam kurikulum dan pengetahuan yang bersifat lintas kurikulum.Masing-masing aspek literasi yang diukur adalah sebagai berikut:

1. Membaca : memahami, menggunakan, dan merefleksikan dalam bentuk tulisan.2. Matematika : mengidentifikasikan dan memahami serta menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan seseorang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.3. Sains : menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta-fakta dan membuat keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi padalingkungan.

Keterlibatan Indonesia dalam Program for International Student Assessment (PISA) adalah dalam upaya melihat sejauh mana program pendidikan di negara kita berkembang dibanding negara-negara lain di dunia. Hal ini menjadi penting dilihat dari kepentingan anak-anak kita di masa yang akan datang sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam era globalisasi. Penilaian PISA dapat dibedakan dari penilaian lainnya dalam hal sebagaimana disebutkan di bawah ini ( Hayat, 2009):1. PISA berorientasi pada kebijakan desain dan metode penilaian dan pelaporan disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing negara peserta PISA agar dapat dengan mudah ditarik pelajaran tentang kebijakan yang telah dibuat oleh negara peserta melalui perbandingan data yang disediakan. 2. PISA menggunakan pendekatan literasi yang inovatif, suatu konsep belajar yang berkaitan dengan kapasitas para siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran kunci disertai dengan kemampuan untuk menelaah, memberi alasan dan mengomunikasikannya secara efektif, serta memecahkan dan menginterpretasikan permasalahan dalam berbagai situasi.

3. Konsep belajar dalam PISA berhubungan dengan konsep belajar sepanjang hayat, yaitu konsep belajar yang tidak membatasi pada penilaian kompetensi siswa sesuai dengan kurikulum dan konsep lintas kurikulum, melainkan juga motivasi belajar, konsep diri mereka sendiri, dan strategi belajar yang diterapkan.

4. Pelaksanaan penilaian dalam PISA teratur dalam rentangan waktu tertentu yang memungkinkan negara-negara peserta untuk memonitor kemajuan mereka sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan.

http://wulieokti.blogspot.com/2014/04/pisa-programme-internationale-for.htmlC. Komponen dan Aspek-Aspek Literacy Sains

1. Komponen Literacy Sains

Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan (Rustamanet al., 2004). PISA (2000) menetapkan lima komponen proses sains dalam penilaian literasi sains, yaitu:

a. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains.

b. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti itu.

c. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu.

d. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia.

e. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya.

Hasil akhir proses sains ini, siswa diharapkan dapat menggunakan konsep-konsep sains dalam konteks yang berbeda dari yang telah dipelajarinya. PISA memandang pendidikan sains untuk mempersiapkan warganegara masa depan, yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang akan semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi, perlu mengembangkan kemampuan anak untuk memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan keterbatasan sains. Termasuk di dalamnya kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, kemampuan untuk memperoleh pemahaman sainsdan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mematuhi fakta.

Alasan ini yang menyebabkan PISA tahun 2003 menetapkan 3 komponen proses sains berikut inidalam penilaian literasi sains.

a. Mendiskripsikan,menjelaskan,memprediksi gejala sains.

b. Memahamipenyelidikan sains

c. Menginterpretasikanbukti dan kesimpulan sains.

Pengembangan evaluasi untuk mengetahui pencapaian literasi sains merujuk pada proses sains, yaitu proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan. PISA (2006) menetapkan lima komponen proses sains dalam penilaian literasi sains, yaitu:

a. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains.

b. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti itu.

c. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu.

d. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia.

e. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya.

http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/wagj1343099486.pdf2. Aspek-Aspek Literacy SainsLiterasi sains merupakan salah satu ranah studi PISA. Dalam konteks PISA, literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaaan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Firman, 2007). Definisi literasi sains ini memandang literasi sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih luas dari itu. PISA 2000 dan 2003 menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni kompetensi/proses sains, konten/pengetahuan sains dan konteks aplikasi sains. Pada PISA 2006 dimensi literasi sains dikembangkan menjadi empat dimensi, tambahannya yaitu aspek sikap siswa akan sains (OECD, 2007). a. Aspek Konteks PISA menilai pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di negara partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum nasional tiap negara. Penilaian PISA dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih luas dan tidak terbatas pada kehidupan di sekolah saja. Butir-butir soal pada penilaian PISA berfokus pada situasi yang terkait pada diri individu, keluarga dan kelompok individu (personal), terkait pada komunitas (social), serta terkait pada kehidupan lintas negara (global). Konteks PISA mencakup bidang-bidang aplikasi sains dalam seting personal, sosial dan global, yaitu: (1) Kesehatan; (2) sumber daya alam; (3) mutu lingkungan; (4) bahaya; (5) perkembangan mutakhir sains dan teknologi. b. Aspek Konten Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Dalam kaitan ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi kurikulum sains sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia. Kriteria pemilihan konten sains adalah sebagai berikut: relevan dengan situasi nyata, merupakan pengetahuan penting sehingga penggunaannya berjangka panjang, dan sesuai untuk tingkat perkembangan anak usia 15 tahun. Berdasarkan kriteria tersebut, maka dipilih pengetahuan yang sesuai untuk memahami alam dan memaknai pengalaman dalam konteks personal, sosial dan global, yang diambil dari bidang studi biologi, fisika, kimia serta ilmu pengetahuan bumi dan antariksa. c. Aspek Kompetensi/Proses PISA memandang pendidikan sains berfungsi untuk mempersiapkan warganegara masa depan, yakni warganegara yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh karenanya pendidikan sains perlu mengembangkan kemampuan siswa memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan limitasi sains. Siswa perlu memahami bagaimana ilmuwan sains mengambil data dan mengusulkan eksplanasi-eksplanasi terhadap fenomena alam, mengenal karakteristik utama penyelidikan ilmiah, serta tipe jawaban yang dapat diharapkan dari sains.

3. Karakteristik dan Bentuk Soal Scientific Literacy

1. Karakteristik Scientific Literacy

a. Kemampuan Dasar yang DiukurKemampuan yang diukur dalam PISA adalah kemampuan pengetahuan dan keterampilan dalam tiga domain kognitif, yaitu membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Untuk memperoleh data yang dimaksud, disusun dua kategori bentuk soal, yaitu bentuk soal pilihan ganda yang memungkinkan siswa memilih salah satu jawaban yang paling benar dari beberapa alternatif jawaban yang diberikan (sebanyak 44.7% dari keseluruhan soal) dan bentuk soal uraian (constructed response) yang menuntut siswa untuk dapat menjawab dalam bentuk tulisan atau uraian (sisanya atau 55.3%).

Kemampuan yang diukur itu berjenjang dari tingkat kesulitan yang paling rendah kepada tingkat yang lebih sulit. Soal-soal yang harus dijawab pada bentuk pilihan ganda dimulai dari memilih salah satu jawaban alternatif yang sederhana, seperti menjawab ya/tidak, sampai kepada jawaban alternatif yang agak kompleks, seperti merespons beberapa pilihan yang disajikan. Pada soal-soal yang memerlukan jawaban uraian, siswa diminta untuk menjawab dengan jawaban yang singkat dalam bentuk kata atau frase, kemudian jawaban agak panjang dalam bentuk uraian yang dibatasi jumlah kalimatnya, dan jawaban dalam bentuk uraian yang terbuka.

b. Sampel dan Variabel

Sebanyak 290 sekolah di Indonesia telah dijadikan sampel untuk studi ini, dengan jumlah siswa dalam sampel ini sebanyak 7.355 siswa dari keseluruhan siswa yang berusia 15 tahun dan berada dalam sistem pendidikan. Sekolah tersebut dipilih berdasarkan status sekolah dan jenis sekolah, yang mencakup SLTP (38%), MTs (27.6%), SMU (15.9%), MA (8.5%), dan SMK (9.7%).

Data yang dikumpulkan dalam PISA ini terdiri atas tiga kategori data, yaitu literasi siswa, latar belakang siswa, dan latar belakang sekolah. Aspek literasi adalah aspek utama dari data yang dikumpulkan yang terdiri atas pengetahuan dan keterampilan dalam membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan alam.c. Desain Tes Literasi Membaca

Soal-soal PISA yang didesain untuk mengukur literasi membaca dapat dibagi menjadi tiga aspek utama, yaitu aspek struktur dan jenis wacana, aspek proses membaca, dan aspek konteks pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan membaca.d. Struktur dan Jenis WacanaStruktur dan jenis wacana di dalam PISA dibagi menjadi dua jenis yaitu struktur wacana berkelanjutan (continuous texts) dan wacana tak-berkelanjutan (non-continuous texts). Seperti telah dijelaskan di atas, wacana berkelanjutan adalah jenis wacana yang terdiri atas rangkaian kalimat yang diatur dalam paragraf dalam bentuk deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi atau injungsi; sementara wacana tak-berkelanjutan adalah wacana yang dirancang dalam format matrik, termasuk di dalamnya pengumuman, grafik, gambar, peta, skema, tabel, dan aneka bentuk penyampaian informasi.

Sementara jenis soal PISA juga mengukur tiga proses membaca, yaitu kemampuan mencari dan menemukan informasi, kemampuan mengembangkan makna dan menafsirkan isi bacaan, dan kemampuan melakukan refleksi dan evaluasi terhadap isi bacaan dalam kaitannya dengan pengalaman sehari-hari, pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya, dan pengembangan gagasan dari informasi yang diperolehnya

Soal-soal itu berhubungan dengan konteks membaca yang mencakup konteks membaca untuk kepentingan pribadi, untuk kepentingan umum, untuk kepentingan bekerja, dan untuk kepentingan pendidikan.4. Perkembangan Litersi (reading, mathematical, scientific literacy) pada PISA 2000-2003-2006

Pada tahun 2000, Indonesia ikut-serta dalam penelitian PISA (Programme for International Student Assessment), suatu studi internasional yang diikuti oleh 42 negara di bawah koordinasi Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang diharapkan akan menjadi survey yang bersifat reguler dan berkesinambungan.Hasil studi PISA berupa informasi tentang profil pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi siswa di Indonesia di antara bangsa-bangsa di dunia dapat dimanfaatkan sebagai bandingan dalam perumusan kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan dasar kita, khususnya dalam menentukan ambang batas bawah (tresh-hold) dan batas ambang ideal (benchmark) kemampuan dasar membaca, matematika, dan sains di akhir usia wajib belajar. Selain itu, dari studi PISA ini dapat diperoleh sekumpulan indikator kontekstual tentang demografi siswa, sekolah, dan variabel lainnya yang mempengaruhi pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi siswa.PISA bertujuan meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia 15 tahun dalam membaca (reading literacy), matematika (mathematics literacy), dan sains (scientific literacy). Penelitian yang dilakukan PISA meliputi tiga periode, yaitu tahun 2000, 2003, dan 2006. Pada tahun 2000 penelitian PISA difokuskan kepada kemampuan membaca, sementara dua aspek lainnya menjadi pendamping. Pada tahun 2003 aspek matematika akan menjadi fokus utama kemudian diteruskan aspek sains pada tahun 2006. Melalui program tiga tahunan ini diharapkan kita dapat memperoleh informasi berkesinambungan tentang prestasi belajar siswa sebagai upaya untuk mengetahui tingkat kualitas pendidikan dasar Indonesia di dalam lingkup internasional.Hasil penelitian PISA (the Programme for International Student Assessment ) tahun 2000 dan tahun 2003 menunjukkan bahwa literasi siswa-siswa Indonesia tersebut diduga baru mampu mengingat pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana (Rustaman, 2006b). Hal ini dikuatkan oleh Dasar Pemikiran yang ditulis pada Panduan Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca, yang menyebutkan bahwa salah satu sebab rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada guru (teacher centered) cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan kurang optimal (Panduan Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca, 2006).Data yang dikumpulkan dalam PISA terdiri atas tiga kelompok besar, yaitu kelompok pengetahuan, latar belakang siswa, dan latar belakang sekolah. Data yang diperoleh dari kelompok pengetahuan adalah data kemampuan aspek membaca, matematika, dan sains sebagaimana terdapat di dalam kurikulum sekolah (curriculum focused) serta bersifat lintas-kurikulum (cross-curricular elements). Aspek membaca bertujuan untuk untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami bacaan (understanding), menggunakan (using) dan mengidentifikasi (identifying) informasi yang ada di dalam bacaan, dan merefleksi serta mengevaluasi bacaan (reflecting on written text)Aspek matematika bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengidentifikasi, memahami, dan menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan siswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Aspek sains bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah dalam rangka memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta menggunakan pengetahuannya untuk memahami berbagai fenomena alam dan perubahan yang terjadi pada lingkungan kehidupan.Sementara itu, untuk mendukung data dari ketiga aspek tersebut, PISA juga menggali informasi tentang latar belakang siswa, yaitu demografi siswa, latar belakang status sosial dan ekonomi, harapan dan keinginan siswa di masa yang akan datang, serta motivasi dan disiplin siswa. Data kemudian dilengkapi dengan latar belakang sekolah untuk menggali informasi tentang aspek demografi sekolah, organisasi sekolah, keadaan guru dan karyawannya (staffing patterns) serta prasarana pembelajaran (instructional practices) dan iklim pembelajaran.Pelaksanaan studi PISA dilakukan oleh suatu konsorsium internasional yang diketuai oleh Australian Council for Educational Research (ACER) dan terdiri atas lembaga testing yang terkenal di dunia yaitu The Netherlands National Institute for Educational Measurement (CITO) Belanda, Educational Testing Service (ETS) Amerika Serikat, Westat Amerika Serikat, dan National Institute for Educational Research (NIER) Jepang. PISA diikuti oleh 42 negara, mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol, Swedia, dan Swiss, sampai pada negara berkembang seperti Brasil, China, Cile, Meksiko, dan Indonesia5. Ayat Al-Quran Pendukung1. Q.S An-Nisa Ayat 9(((((((((( ((((((((( (((( ((((((((( (((( (((((((((( ((((((((( (((((((( (((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((( (((((((((((((( (((((( (((((((( (((

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.2. Q.S Al-Mulk Ayat 2

((((((( (((((( (((((((((( (((((((((((((( (((((((((((((( (((((((( (((((((( (((((( ( (((((( ((((((((((( ((((((((((( (((

Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.3. QS. Al-Ahzab Ayat 32((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((( ((((( (((((((((((( ( (((( (((((((((((( (((( (((((((((( (((((((((((( (((((((((( ((((((( ((( ((((((((( (((((( (((((((( (((((( (((((((((( ((((

Artinya: Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya[1214] dan ucapkanlah Perkataan yang baik.4. QS. Al-Alaq Ayat 10-14

Allah selalu mengajak manusia agar terampil berfikir dengan otak dan hatinya sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Alaq: 10-14((((((( ((((( (((((( (((( (((((((((( ((( ((((( ((((( (((((((((( (((( (((( (((((( ((((((((((((( (((( (((((((((( ((( (((((( (((((((((( (((( (((((( ((((((( (((((( (((( (((((( ((((

Artinya: Seorang hamba ketika mengerjakan shalat, Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, Atau Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? Tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya.BAB III

STUDY KASUSA. Kisi-Kisi Soal

KISI KISI SOAL ULANGAN HARIAN I

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

Nama Sekolah

: SMP Islam Terpadu Budi Mulia Padang

Alokasi Waktu

: 70 Menit

Mata Pelajaran: IPA

Jumlah Soal

: 20

Kelas / Semester: VIII / Genap

Penulis

:

Kurikulum

: KTSP

No.Standar KompetensiKompetensi DasarMateriIndikator SoalBentuk TesRumusan Butir SoalKunci

1Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya

Getaran dan GelombangMenjelaskan pengertian getaran

Isian 1. Definisi getaran adalah

____________________________________________________________________________________Gerak bolak-balik di sekitar titk keseimbangan

Mengukur perioda dan frekuensi suatu getaran

2. Perhatikan gambar !

Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik ____________________ 3. Definisi frekuensi adalah

____________________________________________________________________________________

4. Sebuah bandul sederhana bergetar 50 kali dalam waktu 5 sekon. Frekuensi getaran tersebut adalah .

________________________________________________________A-O-B-O-A

Banyak getaran yang terjadi

Dalam satu sekon

10 Hz

Membedakan gelombang longitudinal dan gelombang transversal

5. Berdasarkan arah rambatnya gelombang di bagi dua yaitu:a. _________________________

b. _________________________

6. Dua contoh gelombang longitudinal adalah :

a. _________________________

b. _________________________

7. Perhatikan gelombang longitudinal di bawah ini !

a. Banyak gelombang yang terjadi pada pola gelombang di atas adalah

_________________________

b. Panjang satu gelombangnya adalah

______________________

8. Satu panjang gelombang tranversal terdiri dari

____________________________

9. Perhatikan gelombang longitudinal di bawah ini !

Besar amplitudo pada gelombang di atas adalah

____________________________

a. Gelombang tranversal

b. Gelombang longitudinal

a. Gelombang bunyi

b. Gelombang pada slinki

a. 3 Gelombang

b. 10 cm

1 bukit 1 lembah

2 cm

Mendeskripsikan hubungan antara kecepatan rambat gelombang, frekuensi dan panjang gelombang

10. Pada seutas tali merambat gelombang dengan frekuensi 10 Hz. Jika jarak yang ditempuh dalam satu periode adalah 20 cm, Cepat rambat gelombang tali tersebut adalah

__________________________________________________________________________________________

200 m/s

2Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusiaMendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatanSistem Pencernaan Pada ManusiaMenjelaskan organ-organ pencernaan dan fungsinya

Isian11. Lima organ-organ pencernaan yaitu:

a. _________________________

b. _________________________

c. _________________________

d. _________________________

e. _________________________

12. Perhatikan gambar lidah di bawah ini:

Lidah pengecap rasa pahit ditunjukkan oleh bagian : ____________________________

13. Fungsi enzim pitialin adalah :

________________________________________________________

14. Katub yang memisahkan kerongkongan dan tenggorokan disebut:

____________________________

Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus

a

Mengubah karbohidrat menjadi glukosa

Epiglotis

Memnjelaskan pencernaan kimiawi dan mekanik15. Pada lambung terjadi proses pencernaan secara : __________________________

Kimiawi

Menjelaskan organ-organ pencernaan dan fungsinya

16. Pada dinding lambung terdapat kelenjer-kelenjer yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung tiga zat yaitu:

a. _________________________

b. _________________________

c. _________________________

17. Enzim yang berfungsi menguraikan asam lemak menjadi asam lemak dan gliserol adalah : __________________________

18. Pada usus besar terjadi peristiwa pembusukan makanan yang di bantu oleh bakteri: ____________________________

Hcl

Pepsin

Renin

Lipase

Eschericia Coli

Mendeskripsikan gangguan-gangguan pada sistem pencernaan

19. Kelainan atau radang pada usus buntu disebut : ____________________________

20. Empat kelainan pada sistem pencernaan adalah:

a. _________________________

b. _________________________

c. _________________________

d. _________________________

Apendiksitis

Maag

Ulkus

Sembelit

Diare

B. Soal

ULANGAN HARIAN I SEMESTER GENAP

SMP ISLAM TERPADU BUDI MULIA PADANG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Mata Pelajaran:IPA

Status Pendidikan:SMP Islam Terpadu Budi Mulia

Kelas:VIII (Delapan)

Hari/Tanggal:......../... Februari 2014

Waktu : WIB

NAMA : __________________________________

Jawablah soal soal di bawah ini dengan benar dan tepat1. Definisi getaran adalah

_____________________________________________________________________________________________2. Perhatikan gambar !

Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik _______________________________3. Definisi frekuensi adalah

_____________________________________________________________________________________________4. Sebuah bandul sederhana bergetar 50 kali dalam waktu 5 sekon. Frekuensi getaran tersebut adalah .

____________________________________________________________________________________________________________________________5. Berdasarkan arah rambatnya gelombang di bagi dua yaitu:a. ____________________________b. ____________________________6. Dua contoh gelombang longitudinal adalah :

a. ____________________________b. ____________________________7. Perhatikan gelombang longitudinal di bawah ini !

a. Banyak gelombang yang terjadi pada pola gelombang di atas adalah

____________________________b. Panjang satu gelombangnya adalah

____________________________8. Satu panjang gelombang tranversal terdiri dari

______________________________9. Perhatikan gelombang longitudinal di bawah ini !

Besar amplitudo pada gelombang di atas adalah

_______________________________10. Pada seutas tali merambat gelombang dengan frekuensi 10 Hz. Jika jarak yang ditempuh dalam satu periode adalah 20 cm, Cepat rambat gelombang tali tersebut adalah

______________________________________________________________11. Lima organ-organ pencernaan yaitu:

a. ____________________________b. ____________________________

c. ____________________________d. ____________________________e. ____________________________12. Perhatikan gambar lidah di bawah ini:

Lidah pengecap rasa pahit ditunjukkan oleh bagian : _______________________________13. Fungsi enzim pitialin adalah :

______________________________________________________________14. Katub yang memisahkan kerongkongan dan tenggorokan disebut:

_______________________________15. Pada lambung terjadi proses pencernaan secara : __________________________

16. Pada dinding lambung terdapat kelenjer-kelenjer yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung tiga zat yaitu:

a. ____________________________b. ____________________________c. ____________________________17. Enzim yang berfungsi menguraikan asam lemak menjadi asam lemak dan gliserol adalah : __________________________

18. Pada usus besar terjadi peristiwa pembusukan makanan yang di bantu oleh bakteri: _______________________________19. Kelainan atau radang pada usus buntu disebut : _________________________

20. Empat kelainan pada sistem pencernaan adalah:

a. ____________________________b. ___________________________c. ____________________________d. ___________________________

BAB IV

PEMBAHASAN

NoKeadaan Ideal Berdasarkan TeoriKeadaan Real Di LapanganSolusi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanPentingnya literasi sains bagi setiap orang sebagai masyarakat, warga negara dan warga dunia sudah disadari orang-orang dinegara maju. Setiap warga negara memiliki tingkat literasi sains agar dapat bertahan hidup di alam maupun di tempatnya bekerja berbekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Literasi sain diartikan sebagai kapasitas siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan serta untuk menganalisis, bernalar dan berkomunikasi secara efektif apabila mereka dihadapkan pada masalah, harus menyelesaikan dan menginterpretasi masalah pada berbagai situasi.

Dalam PISA literasi sains mencangkup dimensi content, process, dan context. Materi atau content sain tidak terkait langsung dengan kurikulum di negara manapun. Proses sains dalam PISA mencangkup gunakan pengetahuan sains, membuat keputusan, dalam konteks dunia konteks mencangkup konteks melibatkan isu-isu yang penting dalam kehidupan secara umum seperti juga terhadap kepedulian pribadi.B. Saran

Hendaknya setiap para pendidik melakukan penilaian terhadap peserta didik dengan memberikan tes yang dapat mengukur keterampilan proses peserta didik. Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk bisa menyusun tes yang dapat menilai keterampilan proses peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Darliana. 2011. pendekatan fenomena mengatasi kelemahan pembelajaran ipa. http://www.p4tkipa.org/. diakses tanggal 19 Maret 2011.

Diah harianti. 2007. Kajian kebijakan Kurikulum mata pelajaran ipa. Departemen Pendidikan Nasional. Diakses tanggal 19 Maret 2011.

Emiliannur. 2010. literacyscience. http://emiliannur.wordpress.com/. Diakses tanggal 19 Maret 2011.

Irwandi Yogo Suaka . 2010. Peningkatan Literasi Sains dan Teknologi dalam Pendidikan dan Implementasinya dalam KTSP. http://www.blogger.com/. Diakses tanggal 19 Maret 2011.

Masfrana Wijaya. 2011. Perkembangan Literasi. http://masprana. Blogspot.com/. Diakses tanggal 19 Maret 2011

Suhendra Yusuf. ________. Perbandingan gender dalam prestasi literasi siswa Indonesia. http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/. Diakses tanggal 19 Maret 2011

Good Luck

2