Peran dan konsep seorang guru

66

description

Belajar mengenai peran dan konsep seorang guru...

Transcript of Peran dan konsep seorang guru

Page 1: Peran dan konsep seorang guru
Page 2: Peran dan konsep seorang guru

PERAN DAN KONSEP SEORANG GURU

• Interaksi pertama proses perkembangan manusia tidak akan pernah bisa lepas dari

peran dan konsep seorang guru.

• Guru berperan dalam mewarnai corak pemikiran, gaya hidup, dan perilaku,

• Tahap pengambilan keputusan sekalipun seseorang tiada akan pernah bisa lepas dari

pengaruh seorang guru.

• Asumsi di atas tidak selamanya benar jika kita jauh sebelumnya mampu mengenal dan

memahami konsep pendidikan dengan baik dan benar serta kritis.

• Pendidikan merupakan proses yang telah mengakar tajam dalam setiap hubungan dan

komunikasi seseorang dengan lain orang.

Page 3: Peran dan konsep seorang guru

• Tambahan, dalam konsep Islam dikenal dengan guru kedua selain guru utama sendiri

yang ada di ranah pendidikan formal sekolah maupun madrasah, dialah kedua orang

tua.

• Orang tua adalah guru yang kedua namun setelah Alqur’an sebagai guru yang utama

dalam bahasa ketuhanan, baru setelahnya adalah pengajar di lembaga formal sebagai

guru yang ketiga.

• Opini ini tidak lain dimaksudkan untuk mengoptimalkan secara massif atas peran diri

sebagai personal yang hendaknya senantiasa merespon untuk selalu mencari “guru”

dalam hidupnya.

Page 4: Peran dan konsep seorang guru

• Jika dapat digarisbesarkan akan menemu pada titik aspek pendidikan kehidupan

berguru pada Alqur’an,

• Aspek pendidikan kepribadian berguru pada kedua prang tua,

• Aspek pendidikan pendewasaan berguru pada guru atau pengajar di lembaga

formal semisal sekolah, madrasah, maupun pesantren.

• Dari ketiga klasifikasi tentang keguruan di atas, dalam tulisan ini hanya akan

menyoroti tentang guru kaitannya dengan idealisasi perspektif penullis sendiri

dalam menghadapi konteks kekinian dan masa depan.

Page 5: Peran dan konsep seorang guru

• Hal ini mengingat guru dalam kaitannya di bidang pendidikan merupakan peran vital yang mesti

dimainkan secara professional, terukur, bertanggungjawab, bermoral, dan mengutamakan

pada proses daripada sekedar tujuan pragmatis.

• Namun, sejauh pengamatan penulis aspek-aspek tersebut hanya berlaku di ranah formalitas

dan terkesan pragmatis. Presumsi ini menjadi maklum ketika di sisi lain tentang sarana dan

prasarana yang melingkupinya (baca: seperangkat fasilitas, kurikulum, kebijakan pendidikan,

pengaruh politik dan ekonomi, social-budaya, kuantitas dan kualitas SDM, dan lain-lain) juga

tengah diserang oleh pengeroposan sistemik untuk tidak mengatakan secara struktural.

Page 6: Peran dan konsep seorang guru

• Kenyataan ini menjadi niscaya ketika pada masa kekinian banyak kita dapati

kesejahteraan guru yang masih ‘jauh panggang dari api’. Dengan kata lain, tujuan

pemerintah untuk melaksanakan amanat UUD 1945 dan nilai-nilai Pancasila berbanding

balik dengan implementasi di lapangan yang sedang terjadi.

• Hal ini bias kita temui dengan banyaknya aksi demonstrasi di sejumlah daerah yang

dilakukan oleh tenaga guru sendiri dengan turun di jalanan secara langsung menuntut

sebagian haknya yang diabaikan oleh pemerintah.

Page 7: Peran dan konsep seorang guru

• Di sisi lain, ada juga kasus yang bersangkut paut dengan oknum guru secara

moral melakukan tindak asusila sebagaimana terjadi di kabupaten Jombang,

JawaTimur beberapa waktu lalu.

• Segelintir contoh kasus tersebut sedikit banyak berpengaruh pada cara

pandang murid atau siswa kepada gurunya.

• Walaupun tindakan yang menyisakan stigma negative tersebut dilakukan di luar

kelas atau di luar forum pembelajaran formal sebagaimana halnya terjadi

secara langsung bersama dengan murid.

Page 8: Peran dan konsep seorang guru

• Namun, secara tidak langsung, didukung dengan derasnya arus globalisasi dan informasi

khususnya, siswa sangat mungkin mengkonsumsi mentah-mentah informasi tersebut.

• Tentunya hal ini berdampak pada psikis dan system motorik siswa untuk kemudian

meresponnya menjadi sesuatu yang layak ditiru tanpa analisis yang mendalam.

• Karena telah terpatri dalam benak dan pengetahuan siswa bahwa seperti dalam falsafah Jawa,

guru adalah ‘orang yang mesti di-gugu (baca: ditaati) dan di-tiru (diteladani).

• Pada konteks kekinian, seberapa jauh kepatutan guru untuk diteladani siswanya ? Dan

bagaimanakah upaya untuk menjadi guru yang idealis dalam lintas ruang dan waktu?

Page 9: Peran dan konsep seorang guru

• Sudah menjadi sistem keteraturan alam bahwa segala sesuatu yang ada dan

sedang berjalan di dunia ini selalu ada pihak kedua dalam membantu

keberlangsungannya.

• Seperti bulan yang selalu mendampingi bumi untk mengitari matahari.

• Karena dengan sumber daya gravitasi dan system orbit yang mengatur

peredaran bumi dan benda-benda planet lainnya sampai kini berhasil menjaga

keteraturan.

Page 10: Peran dan konsep seorang guru

• Hubungan antar kedua relasi maupun lebih tersebut bias disebut dengan

berguru, dari sesuatu yang paling kecil sampai sesuatu benda yang paling

besar.

• Karena di dalamnya ada proses-proses positif, seperti: hubungan transformasi,

keteraturan, kekompakan, keberlangsungan, kebermanfaatan, pengetahuan dan

keilmuan, serta kemajuan pada tindak lanjutnya.

Page 11: Peran dan konsep seorang guru

• Perilaku alam semesta tersebut selama ini sadar atau tidak- juga telah mutlak terjadi

dalam diri seseorang dan personal lainnya paling tidak yang menurut istilah penulis

disini adalah disebut pendidikan.

• Ya, pendidikan telah mendarah-daging di sekitar kita bahkan sejak kita masih dalam

kandungan sudah mendapatkannya.

• Proses ketika seorang ibu selalu memakan makanan yang bergizi dan sehat, ketika

sang ayah pun berperilaku lemah lembut kepada istrinya yang sedang hamil, adalah

sama-sama berorientasi pada perkembangan anak atau janin yang masih dalam

kandungan.

Page 12: Peran dan konsep seorang guru

• Dalam tradisi agama-agama, termasuk disini Islam, bahkan nilai pendidikan

secara spiritual ditujukan kepada orang yang telah mati sekalipun.

• Sebagaimana terjadi dalam prosesi pemandian jenazah, pensalatannya, hingga

pemakamannya semuanya dilakuakan dengan khidmat dan tulus ikhlas dari

orang-orang diluar diri jenazah tersebut.

• Dalam terminologi pendidikan itu sendiri, ada konsep yang disebut dengan guru

dan murid.

Page 13: Peran dan konsep seorang guru

• Mereka bias juga berperan untuk merepresentasikan fungsi-fungsi dan system yang selama ini berlaku di alam.

• Ketika seorang murid membutuhkan perlindungan maupun asupan, itu menandakan akan ketidakberdayaan dirinya.

• Begitu juga ketika ada respon dari sesuatu di luar dirinya yang dengan langsung menjaga dan melindungi bahkan membimbing dirinya hingga menjadi sesuatu yang lebih baik, itulah fungsi yang sama halnya diperankan oleh guru.

• Proses pembentukan karakter dan kepribadian seseorang memang tidak bisa lepas dari hasil interaksi antara makhluk yang satu dengan yang lain.

Page 14: Peran dan konsep seorang guru

• Karena berpegang pada satu prinsip bahwa Dzat yang sama sekali tidak membutuhkan dengan lain itulah Sang Khalik.

• Bahkan tak terkategori semua jenis dan macam makhluk dengan berbagai tipenya mesti memerlukan –paling tidak- pengaruh dari sesuatu di luar dirinya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

• Hal semacam ini bisa kita lihat dalam perilaku alam di sekitar kita, ketika tumbuhan mulai mekar dan mengarahkan daunnya menuju sinar matahari karena ia tertarik dengan sinar yang menjadi sumber pemanasan klorofilnya, ketika air mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah, bahkan ketika bebatuan yang keras pun mampu terkikis sedikit demi sedikit karena adanya perubahan dari pergerakan air yang menerjangnya maupun udara dan angin yang menimpanya.

Page 15: Peran dan konsep seorang guru

• Penggambaran dari deskripsi di atas adalah beberapa nilai yang terkandung dalam usaha

mempertahankan hidup yang panjang.

• Karena pada era yang serba tidak menentu ini ketahanan materi bukanlah lagi menjadi penentu

maupun pelindung seseorang dari derasnya arus globalisasi.

• Jika demikian halnya yaitu pemenuhan kebutuhan hanya dengan materi, maka semacam itu tidak ada

bedanya dengan seekor hewan yang belum tentu bisa membedakan baik buruknya kandungan

makanan yang akan dimakannya.

• Dalam arti lain tidak memperhitungkan secara cermat resiko yang akan terjadi di masa yang akan

datang.

Page 16: Peran dan konsep seorang guru

Kembali pada nilai-nilai yang dapat diambil dari kisah alur perjalanan tersebut dan analoginya dapat kita runut sebagai berikut:

1) Ada dan keberadaaan orang selalu dipengaruhi oleh tangan lain;

2) Ada system di luar diri yang cenderung lebih potensial daripada yang ada dalam

diri;

3) Relasi yang dibangun antara pengubah dan yang diubah adalah antara subjek

dan objek,

dimana keduanya saling bertukar peran yang sama sekaligus –walaupun “yang

diubah” dituntut untuk lebih aktif;

Page 17: Peran dan konsep seorang guru

4) Keberanian untuk keluar dari “kotak” kebiasaan yang menjemukan dalam upaya tetap

membentuk keteraturan;

5) Kreatifitas yang “gila” dalam upaya mempertahankan keberlangsungan;

6) Adanya proses reseptasi dan akomodasi atas segala fenomena yang selalu berubah

sebagai bagian dari transformasi;

7) adanya sense untuk selalu menemukan kebaruan dalam hidup diiringi dengan target dan

sasaran tertentu untuk perbaikan langkah selanjutnya.

Page 18: Peran dan konsep seorang guru

• Di tengah himpitan ekonomi, dekadensi moral, instabilitas politik kebijakan,

inkonsistensi pemerintah, pergeseran budaya, benturan social, dan banyak

factor lainnya, pilihan menjadi guru merupakan tantangan tersendiri.

• Banyak sekali baik factor internal maupun eksternal yang menggelayuti cita-

cita menjadi guru sejati yang sebenarnya juga berperan penting dalam

partisipasi memajukan kecerdasan anak bangsa.

Page 19: Peran dan konsep seorang guru

• Dalam segaris horizontal, segenap problematika dan dilematika tersebut

merupakan turunan dari dampak negatif arus globalisasi yang kurang tepat

dalam penyikapan seorang guru.

• Poin ini sangat penting mengingat keterlibatan aktif guru dalam proses

transformasi pengetahuan, keilmuan, dan pencitraan kepada anak didik

semenjak kecil.

Page 20: Peran dan konsep seorang guru

• Karena masa kecil bagi peserta didik merupakan masa yang sangat labil dalam hal

penerimaan informasi dan data yang akhirnya menjadikan karakternya di masa

mendatang berujung pada satu catatan; bahwa apapun profesi dan cita-cita anak didik

nanti tetap morallah yang menjadi taruhan yang sangat mahal untuk merespon krisis

karakter seperti terjadi dalam watak birokrasi saat ini.

• Apa yang dilakukan guru saat ini mestilah menjadi langkah awal untuk jangka panjang

termasuk dalam mengatasi kebiasaan korupsi, dampak buruk narkoba, dan kasus

dekadensi moral lainnya.

Page 21: Peran dan konsep seorang guru

• Sehingga untuk saat ini, sebuah cita-cita harus dibangun dari keadaan yang

lebih daripada sekarang.

• Dalam bahasa saya, saatnya menjadi gurunya guru! Bukanlah sebuah arogansi

yang ingin disiratkan dari ambisi di atas, namun sebuah pretensi dalam rangka

mengatasi segenap tantangan dan kendala yang telah penulis sebutkan panjang

lebar di atas.

Page 22: Peran dan konsep seorang guru

Adapun tindakan yang mesti dilakukan untuk menjadi gurunya guru (1. Pembasisan pada pengetahuan budaya lokal )

• Budaya merupakan seperangkat sumber budi dan daya dalam diri seseorang. Fokus awal pada sense ini sama halnya berusaha mengenal mereka secara utuh dari aspek antropologi.

• Dalam budaya telah terkandung aspek norma, adat istiadat, hukum, dan peraturan yang tidak tertulis namun spontan jika kita ajak bersama untuk mengungkapkan.

• Selain budaya memang sesuatu yang sensitive, sehingga jika kita tunjukkan perhatian kita pada wilayah ini, tentu kita akan mendapatkan respon balik yang positif dari siswa jika kita berhasil menyampaikannya dengan benar dan sesuai pada tempatnya.

Page 23: Peran dan konsep seorang guru

• Hal ini dapat kita wujudkan dengan mendukung secara konsisten pada porsi mata pelajaran budaya maupun muatan local.

• Bisa juga dengan menyanyikan lagu daerah setelah sebelum memulai pelajaran setiap harinya Termasuk disini adalah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya untuk memupuk rasa nasionalisme.

• Juga dengan menyanyikan lagu daerah masing-masing daerah secara bergantian dalam tiap harinya. • Misalnya hari Senin lagu nasionalisme seperti: Syukur, Ibu Kita Kartini, dan lain-lain. Hari Selasa untuk

lagu daerah Jawa, Rabu lagu Irian Jaya, Kamis lagu daerah Kalimantan, dan menyusul hari dan lagu berikutnya.

• Berdasarkan pengalaman penulis, metode seperti ini belum pernah dilakukan di lembaga formal setingkat sekolah SD – SMP.

Page 24: Peran dan konsep seorang guru

2. Sublimasi keagamaan yang mencerahkan

• Selama ini mungkin yang kita rasakan tentang pendidikan agama adalah suatu pengetahuan yang

‘taken for granted’.

• Keadaan dan keberadaannya merupakan sesuatu yang sudah terdoktrin untuk kita terima apa adanya

tanpa ada upaya membangun konstruksi pemikiran yang mencoba menjelaskan dari dasarnya dan

pembuktiannya.

• Kondisi semacam ini menjadi semakin terkondisikan ketika didukung dengan psikologi perkembangan

anak khususnya pada usia SD terhadap agama adalah bersifat reseptif.

• Artinya penerimaan dan kepatuhannya terhadap agama merupakan sesuatu yang palsu dan rentan

terjadi distorsi sikap pada tahap dewasanantinya.

Page 25: Peran dan konsep seorang guru

• Tak pelak lagi, kegelisahan ini menjadi problem kedua bagi penulis untuk

mengidealkan gurunya guru dalam konteks kekinian.

• Pengalaman penulis dalam proses pendidikan keagamaan secara klasikal hanya

mampu membenamkan pengetahuan agama di ranah kognisi saja.

• Dalam bahasa psikologi adalah tahap pra-konvensional.

Page 26: Peran dan konsep seorang guru

• Adapun efek paling peka aspek keagamaan ini pun mencapai tahap konvensional, yaitu

dimana anak didik merasa berharga dan dihargai oleh orang lain terutama gurunya

sendiri ketika ia mampu mempraktekkannya di hadapan orang tua, tentunya dengan

mengharap pujian dan sanjungan semata.

• Walaupun memang dampak dari sikap keagamaan tingkat anak ini tidak begitu

mengkhawatirkan di masa muda, namun kemungkinan besar akan terjadi sikap untuk

menunjukkan pemberontakan maupun distorsi seiring pada usia remaja kelak.

Page 27: Peran dan konsep seorang guru

• Dalam rangka inilah pola pendidikan keagamaan dilaksanakan secara motorik

dan psikomotorik melalui proses rasionalisasi yang panjang dan argumentasi

yang valid.

• Konstruk nalar bertanya siswa mesti dipancing dari persoalan yang sederhana

dan pencapaian pada jawaban yang sederhana pula namun melekat kuat dalam

hati dan perasaan siswa, dan bukan sekedar pada akal.

Page 28: Peran dan konsep seorang guru

• Satu misal, selain dengan memberikan materi salat jenazah di kelas dan praktek

di laboratorium agama dengan menggunakan boneka mayat sebagai model,

siswa juga perlu kita ajak mengadakan kunjungan takziyah langsung ke rumah

duka jika ada salah satu keluarga besar sekolah maupun murid yang meninggal

dunia.

• Dari sini hendaknya pengetahuan agama menjadi sesuatu yang konkrit dihadapi

meskipun abstrak untuk dipahami dalam tahap awal. Pun antara kognisi,

motorik, dan psikomotorik siswa akan bekerja efektif.

Page 29: Peran dan konsep seorang guru

3.Pembelajaran yang kreatif dan tepat guna

• Situasi kreatif merupakan bagian dari cara persuasive kepada siswa. Karena

karakter kreatif itu sendiri sebenarnya sudah melekat pada usia anak SD / SMP

berawal dari sikap keingintahuan. Namun pun demikian antara keingintahuan

dan respon kreatif mesti di tempatkan pada tempatnya.

• Salah satu contoh dalam hal ini adalah dengan pembelajaran mata pelajaran

jual beli yang juga dapat diselesaikan langsung dengan praktek dan pengamatan

terjun di lapangan semisal pasar, took, warung, mal, dan sebagainya.

Page 30: Peran dan konsep seorang guru

• Atau juga pembelajaran menggambar maka yang guru arahkan adalah bukan

semata menggambar gunung sebagaimana terbenam dalam benak siswa bahwa

pemandangan adalah gunung.

• Namun katakanlah di tengah lingkungan sekolah yang padat penduduk, sedang di

rundung bencana banjir, di pelosok perbukitan, dan lain sebagainya hendaklah

menjadi referensi nyata dalam pembelajaran tersebut, khususnya juga

pelajaran agama.

Page 31: Peran dan konsep seorang guru

4. Kesinambungan perkataan dan tindakan

• Dalam pengajaran kepada siswa, sebaiknya guru tidak sekalipun mengeluarkan

kata-kata yang bersifat instruktif, namun imitatif.

• Adalah sebentuk sikap maupun tindakan dengan memberikan contoh langsung

kepada siswa bahwa perbuatan maupun ucapan sebagai bagian dari penugasan

kita kepada siswa adalah hal yang sama juga dilakukan oleh guru.

Page 32: Peran dan konsep seorang guru

• Semisal ketika menghendaki siswa untuk sekali waktu melaksanakan salat Dhuha, maka

yang mesti dilakukan guru adalah dengan bersama-sama melakukan salat itu sendiri,

bahkan tidak hanya berposisi menjadi imam, kesempatan menjadi imam mesti juga

dipersilahkan kepada salah seorang siswa yang patut.

• Pun dalam konteks di luar kelas, ketika guru tidak menghendaki muridnya merokok,

maka guru mesti juga tidak melakukan hal yang sama khususnya jika bertemu dengan

siswa walaupun itu di luar jam pelajaran maupun luar lingkungan sekolah.

Page 33: Peran dan konsep seorang guru

5.Penguasaan IT dan pencitraan positifnya

• Sudah menjadi maklum bahwa globalisasi menawarkan dua sisi yang saling bertolak belakang dalam

hal kamanfaatan dan kemudharatan.

• Disinilah peran guru seharusnya secara maksimal berperan.

• Jika dalam suatu sekolah sudah tersedia misalkan hotspot area ataupun laboratorium computer yang

terkoneksi dengan jaringan internet, maka semestinya ruang kebebasan dan kreatifitas siswa dalam

akses penggunaannya kita maksimalkan dengan pendampingan yang lebih maksimal pula.

• Tentunya dunia anak penuh dengan hal-hal yang menyenangkan dalam imajinasi mereka, khususnya

ketika dihadapkan pada layar internet, entah itu sebenarnya negative atau tidak, seperti: game play-

station, situs porno, Facebook, situs berbau SARA, dan sebagainya.

Page 34: Peran dan konsep seorang guru

• Untuk menghadapi gempuran program yang menggiurkan tersebut, guru tidak harus melarang atau

reaktif, namun cukup dengan sikap preventif yaitu justru dengan cara kita mengenalkan, tentunya

tetap dengan unsure-unsur yang positif.

• Misalnya dengan mengenalkan game yang edukatif, pembuatan komunitas belajar di Facebook,

penugasan berbasis email, publikasi karya melalui blogspot, juga pengenalan situs-situs yang

bermanfaat sebanyak mungkin.

• Sehingga dengan cara ini diharapkan siswa akan sibuk dengan hal-hal yang positif ketika berhadapan

dengan dunia TI, termasuk disini adalah menyediakan buku pedoman TI yang sangat lengkap dan

mendukung.

Page 35: Peran dan konsep seorang guru

6.Menjadikan kelas sebagai ruang kuasa siswa

• Dalam pengertian ini adalah memberikan kesempatan seluas—luasnya kepada siswa

untuk belajar.

• System pembelajaran tidak hanya ceramah ansich, namun lebih pada berangkat dari

kegelisahan siswa dan guru hanya berfungsi mengantarkan pada pemahaman yang

memadai serta tidak perlu menyamakan pemahaman pada hasil akhirnya.

• Jadi cara ini bertumpu pada siswa misal dengan forum Focus Group Discussion,

brainstorming, study-ckub, dan lain sebagainya.

 

Page 36: Peran dan konsep seorang guru

7.Masifikasi dialektika dan karya nyata

• Cara ini merupakan salah satu cara untuk memberikan respon terbaik kepada siswa terhadap apa yang

telah dilakukannya bersifat positif.

• Dengan cara seperti ini siswa diharapkan semakin termotivasi dan merasa dihargai atas setiap usaha

yang telah mereka kerjakan.

• Misal dalam hal ini adalah dengan mempublikasikan hasil karya tulis mereka baik berupa gambar, cerita,

maupun kliping berita yang kesemuanya berangkat dari penugasan oleh guru di lapangan yang akhirnya

berakhir di dinding pajangan maupun blog dan website sekolah. Dengan ini nuansa kompetisi dan apresiasi

pun akan terbangun dan termotivasi untuk lebih berkarya dengan baik lagi.

Page 37: Peran dan konsep seorang guru

8.Membangun relasi makna antara sekolah dan masyarakat

• Pengertian konkrit dari langkah ini adalah membangun komunikasi yang massif

baik antara pihak guru dengan wali / orang tua siswa maupun pihak sekolah

dengan warga setempat di lingkungan dimana sekolah itu berada.

• Hal ini sangat perlu untuk dimaksimalkan mengingat kebanyakan waktu siswa

dalam setiap harinya justru berlangsung di luar sekolah, entah itu di rumah

maupun di lingkungan masyarakatnya.

Page 38: Peran dan konsep seorang guru

• Otomatis guru tidak bisa memantau kegiatan siswa di luar sekolah, sehingga

perlu dibangun kesepahaman dengan masyarakat luas dalam pendampingan

sifat dan sikap siswa selama di luar pengawasan sekolah.

• Termasuk dalam hal ini adalah dalam rangka menghindari prasangka yang

negative masyarakat terhadap kegiatan yang berlangsung di dalam kelas,

sehingga keterbukaan informasi dan komunikasi pun terjadi.

Page 39: Peran dan konsep seorang guru

9. Komunikasi dan inisiasi horizontal sesama guru

• Terakhir kali menurut penulis untuk bias memiliki kemampuan maksimal di atas guru yang

biasa dalam hal kreatifitas adalah dengan saling berbagi kepada sesame guru khususnya di

lingkungan kerja sendiri.

• Hal ini sangat penting untuk mendapatkan keseragaman visi dan misi sesuai yang dibangun di

sekolah dimana kita mengajar.

• Selain itu, dalam tahap yang lebih maju, perlu diadakan pelatihan maupun seminar yang

bersifat informal sesama guru dalam rangkan melejitkan kemampuan super masing-masing

guru. •  

Page 40: Peran dan konsep seorang guru

• Seperti acara workshop, seminar, out-bound, pelatihan motivasi, TI, dan

sebagainya yang berorientasi pada pengembangan peserta didik dan system

belajar yang lebih menarik dan update sesuai perkembangan zaman.

• Demikianlah adalah beberapa poin yang dapat penulis sampaikan apa adany dan

murni tanpa ada unsure palgiasi dari buku maupun catatan lain selain ide dan

gagasan penulis sendiri didasarkan pada pengalaman subjektif dan komparatif.

Page 41: Peran dan konsep seorang guru

• Tentunya masih banyak ditemukan kekurangan dan kelemahan dari segenap tulisan di atas, mohon kritik dan masukan dari segenap pihak demi perbaikan ke depan. Terima kasih. *Tulisan ini diselesaikan pada hari Senin tanggal 04 April 2011 pukul 08.25 WIB dibuat guna memenuhi salah satu tugas ujian akhir catur wulan pertama pada mata kuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik yang diampu oleh Bapak Yuli Susetyo, M.Psi**Penulis adalah mahasiswa program pendidikan guru akta IV angkatan 27 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Page 42: Peran dan konsep seorang guru

• Interaksi pertama proses perkembangan manusia tidak akan pernah bisa lepas dari peran dan konsep

seorang guru.

• Karena ia begitu berperan dalam mewarnai corak pemikiran, gaya hidup, perilaku, bahkan pada tahap

pengambilan keputusan sekalipun seseorang tiada akan pernah bisa lepas dari pengaruh seorang guru.

• Pun asumsi di atas tidak selamanya benar jika kita jauh sebelumnya mampu mengenal dan memahami

konsep pendidikan dengan baik dan benar serta kritis.

• Sebab, mau tidak mau pendidikan merupakan proses yang telah mengakar tajam dalam setiap hubungan

dan komunikasi seseorang dengan lain orang.            

Page 43: Peran dan konsep seorang guru

• Tambahan, dalam konsep Islam dikenal dengan guru kedua selain guru utama sendiri yang ada di ranah pendidikan formal sekolah maupun madrasah, dialah kedua orang tua.

• Kalau boleh penulis mengatakan, bahkan orang tua adalah guru yang kedua namun setelah Alqur’an sebagai guru yang utama dalam bahasa ketuhanan, baru setelahnya adalah pengajar di lembaga formal sebagai guru yang ketiga. Opini ini tidak lain dimaksudkan untuk mengoptimalkan secara massif atas peran diri sebagai personal yang hendaknya senantiasa merespon untuk selalu mencari “guru” dalam hidupnya.

Page 44: Peran dan konsep seorang guru

• Jika dapat digarisbesarkan akan menemu pada titik aspek pendidikan kehidupan berguru pada Alqur’an, aspek pendidikan kepribadian berguru pada kedua prang tua, dan aspek pendidikan pendewasaan berguru pada guru atau pengajar di lembaga formal semisal sekolah, madrasah, maupun pesantren.

• Dari ketiga klasifikasi tentang keguruan di atas, dalam tulisan ini hanya akan menyoroti tentang guru kaitannya dengan idealisasi perspektif penullis sendiri dalam menghadapi konteks kekinian dan masa depan. Hal ini mengingat guru dalam kaitannya di bidang pendidikan merupakan peran vital yang mesti dimainkan secara professional, terukur, bertanggungjawab, bermoral, dan mengutamakan pada proses daripada sekedar tujuan pragmatis.

• Namun, sejauh pengamatan penulis aspek-aspek tersebut hanya berlaku di ranah formalitas dan terkesan pragmatis. Presumsi ini menjadi maklum ketika di sisi lain tentang sarana dan prasarana yang melingkupinya (baca: seperangkat fasilitas, kurikulum, kebijakan pendidikan, pengaruh politik dan ekonomi, social-budaya, kuantitas dan kualitas SDM, dan lain-lain) juga tengah diserang oleh pengeroposan sistemik untuk tidak mengatakan secara struktural.

• Kenyataan ini menjadi niscaya ketika pada masa kekinian banyak kita dapati kesejahteraan guru yang masih ‘jauh panggang dari api’. Dengan kata lain, tujuan pemerintah untuk melaksanakan amanat UUD 1945 dan nilai-nilai Pancasila berbanding balik dengan implementasi di lapangan yang sedang terjadi. Hal ini bias kita temui dengan banyaknya aksi demonstrasi di sejumlah daerah yang dilakukan oleh tenaga guru sendiri dengan turun di jalanan secara langsung menuntut sebagian haknya yang diabaikan oleh pemerintah. Di sisi lain, ada juga kasus yang bersangkut paut dengan oknum guru secara moral melakukan tindak asusila sebagaimana terjadi di kabupaten Jombang, JawaTimur beberapa waktu lalu.

Page 45: Peran dan konsep seorang guru

• Segelintir contoh kasus tersebut sedikit banyak berpengaruh pada cara pandang murid atau siswa kepada gurunya. 

• Walaupun tindakan yang menyisakan stigma negative tersebut dilakukan di luar kelas atau di luar forum pembelajaran formal sebagaimana halnya terjadi secara langsung bersama dengan murid.

•  Namun, secara tidak langsung, didukung dengan derasnya arus globalisasi dan informasi khususnya, siswa sangat mungkin mengkonsumsi mentah-mentah informasi tersebut. 

• Tentunya hal ini berdampak pada psikis dan system motorik siswa untuk kemudian meresponnya menjadi sesuatu yang layak ditiru tanpa analisis yang mendalam. Karena telah terpatri dalam benak dang pengetahuan siswa bahwa seperti dalam falsafah Jawa, guru adalah ‘orang yang mesti di-gugu (baca: ditaati) dan di-tiru (diteladani). 

• Pada konteks kekinian, seberapa jauh kepatutan guru untuk diteladani siswanya ? Dan bagaimanakah upaya untuk menjadi guru yang idealis dalam lintas ruang dan waktu? 

Page 46: Peran dan konsep seorang guru

• Sudah menjadi sistem keteraturan alam bahwa segala sesuatu yang ada dan sedang berjalan di dunia ini selalu ada pihak kedua dalam membantu keberlangsungannya.

• Seperti bulan yang selalu mendampingi bumi untuk mengitari matahari.• Karena dengan sumber daya gravitasi dan system orbit yang mengatur peredaran bumi dan benda-benda planet lainnya sampai kini berhasil

menjaga keteraturan. Hubungan antar kedua relasi maupun lebih tersebut bias disebut dengan berguru, dari sesuatu yang paling kecil sampai sesuatu benda yang paling besar.

• Karena di dalamnya ada proses-proses positif, seperti: hubungan transformasi, keteraturan, kekompakan, keberlangsungan, kebermanfaatan, pengetahuan dan keilmuan, sertakemajuanpadatindaklanjutnya.

• Perilaku alam semesta tersebut selama ini –sadar atau tidak- juga telah mutlak terjadi dalam diri seseorang dan personal lainnya paling tidak yang menurut istilah penulis disini adalah disebut pendidikan.

• Ya, pendidikan telah mendarah-daging di sekitar kita bahkan sejak kita masih dalam kandungan sudah mendapatkannya.• Proses ketika seorang ibu selalu memakan makanan yang bergizi dan sehat, ketika sang ayah pun berperilaku lemah lembut kepada istrinya yang

sedang hamil, adalah sama-sama berorientasi pada perkembangan anak atau janin yang masih dalam kandungan. • Dalam tradisi agama-agama, termasuk disini Islam, bahkan nilai pendidikan secara spiritual ditujukan kepada orang yang telah mati sekalipun.

Sebagaimana terjadi dalam prosesi pemandian jenazah, pensalatannya, hingga pemakamannya semuanya dilakuakan dengan khidmat dan tulus ikhlas dari orang-orang diluar diri jenazah tersebut.

• Dalam terminologi pendidikan itu sendiri, ada konsep yang disebut dengan guru dan murid. • Mereka bias juga berperan untuk merepresentasikan fungsi-fungsi dan system yang selama ini berlaku di alam. • Ketika seorang murid membutuhkan perlindungan maupun asupan, itu menandakan akan ketidakberdayaan dirinya. • Begitu juga ketika ada respon dari sesuatu di luar dirinya yang dengan langsung menjaga dan melindungi bahkan membimbing dirinya hingga

menjadi sesuatu yang lebih baik, itulah fungsi yang sama halnya diperankan oleh guru.

Page 47: Peran dan konsep seorang guru

• Proses pembentukan karakter dan kepribadian seseorang memang tidak bisa lepas dari hasil interaksi antara makhluk yang satu dengan yang lain. Karena berpegang pada satu prinsip bahwa Dzat yang sama sekali tidak membutuhkan dengan lain itulah Sang Khalik.

• Bahkan tak terkategori semua jenis dan macam makhluk dengan berbagai tipenya mesti memerlukan –paling tidak- pengaruh dari sesuatu di luar dirinya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal semacam ini bisa kita lihat dalam perilaku alam di sekitar kita, ketika tumbuhan mulai mekar dan mengarahkan daunnya menuju sinar matahari karena ia tertarik dengan sinar yang menjadi sumber pemanasan klorofilnya, ketika air mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah, bahkan ketika bebatuan yang keras pun mampu terkikis sedikit demi sedikit karena adanya perubahan dari pergerakan air yang menerjangnya maupun udara dan angin yang menimpanya.

Page 48: Peran dan konsep seorang guru

• Sama halnya dengan proses perkembangan manusia dalam upaya memperkaya jati diri dan meneguhkan eksistensinya kaitannya dengan merespon gejala dan problematika di dunia. Ia senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka mempertahankan hidupnya.

• Tiba-tiba saya teringat dengan sebuah film “Fighting To The Fitlest” yang mengkisahkan tentang peristiwa nyata dari sekelompok orang yang berupaya mempertahankan hidup setelah terdampar di semananjung luas kutub selatan yang sangat dingin dan bahan makanan yang semakin menipis hingga satu persatu diantara mereka tewas karena cuaca yang memang sangat dahsyat dinginnya. Sampai pada orang terakhir yang masih bertahan berpikir bagaimana cara agar dapat berjuang mempertahankan hidup dalam kondisi yang sangat minus tersebut.

• Dan dia terpikir untuk menghangatkan badannya dan menjaga suhu badannya agar tetap hangat dengan cara memakan bangkai satu persatu kawan-kawannya yang telah mati sekalipun sambil berjalan kaki mencari pertolongan mengarungi padang salju nan luas dan sunyi.

• Penggambaran dari deskripsi di atas adalah beberapa nilai yang terkandung dalam usaha mempertahankan hidup yang panjang. Karena pada era yang serba tidak menentu ini ketahanan materi bukanlah lagi menjadi penentu maupun pelindung seseorang dari derasnya arus globalisasi.

• Jika demikian halnya yaitu pemenuhan kebutuhan hanya dengan materi, maka semacam itu tidak ada bedanya dengan seekor hewan yang belum tentu bisa membedakan baik buruknya kandungan makanan yang akan dimakannya. Dalam arti lain tidak memperhitungkan secara cermat resiko yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Page 49: Peran dan konsep seorang guru

Kembali pada nilai-nilai yang dapat diambil dari kisah alur perjalanan tersebut dan analoginya dapat kita runut sebagai berikut:

1) Ada dan keberadaaan orang selalu dipengaruhi oleh tangan lain; 2) Ada system di luar diri yang cenderung lebih potensial daripada yang ada dalam diri; 3) Relasi yang  dibangun antara pengubah dan yang diubah adalah antara subjek dan  objek, dimana      keduanya saling bertukar peran yang sama sekaligus –walaupun “yang  diubah” dituntut untuk      lebih aktif;4) Keberanian untuk keluar dari “kotak” kebiasaan yang menjemukan dalam upaya tetap      membentuk tetap membentuk keteraturan; 4) Kreatifitas yang “gila” dalam upaya mempertahankan keberlangsungan; 5) Adanya proses reseptasi dan akomodasi atas segala fenomena yang selalu berubah     sebagai bagian dari transformasi; dan6) Adanya sense untuk selalu menemukan kebaruan dalam hidup diiringi dengan target      dan sasaran tertentu untuk perbaikan langkah selanjutnya. 

Page 50: Peran dan konsep seorang guru

•  Di tengah himpitan ekonomi, dekadensi moral, instabilitas politik kebijakan, inkonsistensi pemerintah, pergeseran budaya, benturan sosial, dan banyak faktor lainnya, pilihan menjadi guru merupakan tantangan tersendiri. Banyak sekali baik factor internal maupun eksternal yang menggelayuti cita-cita menjadi guru sejati yang sebenarnya juga berperan penting dalam partisipasi memajukan kecerdasan anak bangsa. Dalam segaris horizontal, segenap problematika dan dilematika tersebut merupakan turunan dari dampak negatif arus globalisasi yang kurang tepat dalam penyikapan seorang guru. Poin ini sangat penting mengingat keterlibatan aktif guru dalam proses transformasi pengetahuan, keilmuan, dan pencitraan kepada anak didik semenjak kecil. Karena masa kecil bagi peserta didik merupakan masa yang sangat labil dalam hal penerimaan informasi dan data yang akhirnya menjadikan karakternya di masa mendatang berujung pada satu catatan; bahwa apapun profesi dan cita-cita anak didik nanti tetap morallah yang menjadi taruhan yang sangat mahal untuk merespon krisis karakter seperti terjadi dalam watak birokrasi saat ini. Jadi, apa yang dilakukan guru saat ini mestilah menjadi langkah awal untuk jangka panjang termasuk dalam mengatasi kebiasaan korupsi, dampak buruk narkoba, dan kasus dekadensi moral lainnya. Sehingga untuk saat ini, sebuah cita-cita harus dibangun dari keadaan yang lebih daripada sekarang. Dalam bahasa saya, saatnya menjadi gurunya guru! Bukanlah sebuah arogansi yang ingin disiratkan dari ambisi di atas, namun sebauh pretensi dalam rangka mengatasi segenap tantangan dan kendala yang telah penulis sebutkan panjang lebar di atas.

Page 51: Peran dan konsep seorang guru

•  Adapun tindakan yang mesti dilakukan untuk menjadi gurunya guru adalah sebagai berikut: 

• 1. Pembasisan  pada  pengetahuan  budaya lokal  merupakan  seperangkat  sumber  budi  dan  daya  

•     dalam diri seseorang. Fokus awal pada sense ini sama halnya berusaha mengenal  mereka secara

•     mengenal mereka  secara utuh dari aspek antropologi. Dalam budaya  telah  terkandung  aspek 

•     norma,   adat istiadat, hukum, dan peraturan yang tidak tertulis namun spontan jika kita ajak 

•     bersama  untuk mengungkapkan. Selain budaya memang sesuatu yang sensitive, sehingga jika kita

•     tunjukkan perhatian kita pada wilayah ini, tentu kita akan mendapatkan respon balik yang positif 

•    dari  siswa jika kita berhasil menyampaikannya dengan benar dan sesuai pada tempatnya. 

Page 52: Peran dan konsep seorang guru

• Hal ini dapat kita wujudkan dengan mendukung secara konsisten pada porsi mata pelajaran budaya maupun maupun muatan local.

• Bisa juga dengan menyanyikan lagu daerah setelah sebelum memulai pelajaran setiap harinya Termasuk disini adalah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya untuk memupuk rasa nasionalisme.

• Juga dengan menyanyikan lagu daerah masing-masing daerah secara bergantian dalam tiap harinya.

• Misalnya hari Senin lagu nasionalisme seperti: Syukur, Ibu Kita Kartini, dan lain-lain. Hari Selasa untuk lagu daerah Jawa, Rabu lagu Irian Jaya, Kamis lagu daerah Kalimantan, dan menyusul hari dan lagu berikutnya. Berdasarkan pengalaman penulis, metode seperti ini belum pernah dilakukan di lembaga formal setingkat sekolah SD – SMP. Penulis yakin dengan penanaman akar kebangsaan dan kebhinnekaan melalui apresiasi singkat di bidang seni semacam ini akan menumbuhkan etos dan semangat belajar yang beraurakan positif dalam suasana pembelajaran.

Page 53: Peran dan konsep seorang guru

• Selama ini mungkin yang kita rasakan tentang pendidikan agama adalah suatu pengetahuan yang ‘taken for granted’. Keadaan dan keberadaannya merupakan sesuatu yang sudah terdoktrin untuk kita terima apa adanya tanpa ada upaya membangun konstruksi pemikiran yang mencoba menjelaskan dari dasarnya dan pembuktiannya. Kondisi semacam ini menjadi semakin terkondisikan ketika didukung dengan psikologi perkembangan anak khususnya pada usia SD terhadap agama adalah bersifat reseptif. Artinya penerimaan dan kepatuhannya terhadap agama merupakan sesuatu yang palsu dan rentan terjadi distorsi sikap pada tahap dewasa nantinya. Tak pelak lagi, kegelisahan ini menjadi problem kedua bagi penulis untuk mengidealkan gurunya guru dalam konteks kekinian. Pengalaman penulis dalam proses pendidikan keagamaan secara klasikal hanya mampu membenamkan pengetahuan agama di ranah kognisi saja. Dalam bahasa psikologi adalah tahap pra-konvensional. Adapun efek paling peka aspek keagamaan ini pun mencapai tahap konvensional, yaitu dimana anak didik merasa berharga dan dihargai oleh orang lain terutama gurunya sendiri ketika ia mampu mempraktekkannya di hadapan orang tua, tentunya dengan mengharap pujian dan sanjungan semata. Walaupun memang dampak dari sikap keagamaan tingkat anak ini tidak begitu mengkhawatirkan di masa muda, namun kemungkinan besar akan terjadi sikap untuk menunjukkan pemberontakan maupun distorsi seiring pada usia remaja kelak. Dalam rangka inilah pola pendidikan keagamaan dilaksanakan secara motorik dan psikomotorik melalui proses rasionalisasi yang panjang dan argumentasi yang valid. Konstruk nalar bertanya siswa mesti dipancing dari persoalan yang sederhana dan pencapaian pada jawaban yang sederhana pula namun melekat kuat dalam hati dan perasaan siswa, dan bukan sekedar pada akal. Satu misal, selain dengan memberikan materi salat jenazah di kelas dan praktek di laboratorium agama dengan menggunakan boneka mayat sebagai model, siswa juga perlu kita ajak mengadakan kunjungan takziyah langsung ke rumah duka jika ada salah satu keluarga besar sekolah maupun murid yang meninggal dunia. Dari sini hendaknya pengetahuan agama menjadi sesuatu yang konkrit dihadapi meskipun abstrak untuk dipahami dalam tahap awal. Pun antara kognisi, motorik, dan psikomotorik siswa akan bekerja efektif.

Page 54: Peran dan konsep seorang guru

• Situasi kreatif merupakan bagian dari cara persuasive kepada siswa. Karena karakter kreatif itu sendiri sebenarnya sudah melekat pada usia anak SD / SMP berawal dari sikap keingintahuan.

• Namun pun demikian antara keingintahuan dan respon kreatif mesti di tempatkan pada tempatnya.

• Salah satu contoh dalam hal ini adalah dengan pembelajaran mata pelajaran jual beli yang juga dapat diselesaikan langsung dengan praktek dan pengamatan terjun di lapangan semisal pasar, took, warung, mal, dan sebagainya.

Page 55: Peran dan konsep seorang guru

• Pembelajaran menggambar maka yang guru arahkan adalah bukan semata

menggambar gunung sebagaimana terbenam dalam benak siswa bahwa

pemandangan adalah gunung.

• Namun katakanlah di tengah lingkungan sekolah yang padat penduduk, sedang di

rundung bencana banjir, di pelosok perbukitan, dan lain sebagainya hendaklah

menjadi referensi nyata dalam pembelajaran tersebut, khususnya juga

pelajaran agama.

Page 56: Peran dan konsep seorang guru

• Dalam pengajaran kepada siswa, sebaiknya guru tidak sekalipun mengeluarkan

kata-kata yang bersifat instruktif, namun imitatif.

• Sebentuk sikap maupun tindakan dengan memberikan contoh langsung kepada

siswa bahwa perbuatan maupun ucapan sebagai bagian dari penugasan kita

kepada siswa adalah hal yang sama juga dilakukan oleh guru. •

Page 57: Peran dan konsep seorang guru

• Semisal ketika menghendaki siswa untuk sekali waktu melaksanakan salat Dhuha, maka

yang mesti dilakukan guru adalah dengan bersama-sama melakukan salat itu sendiri,

bahkan tidak hanya berposisi menjadi imam, kesempatan menjadi imam mesti juga

dipersilahkan kepada salah seorang siswa yang patut.

• Pun dalam konteks di luar kelas, ketika guru tidak menghendaki muridnya merokok,

maka guru mesti juga tidak melakukan hal yang sama khususnya jika bertemu dengan

siswa walaupun itu di luar jam pelajaran maupun luar lingkungan sekolah.

Page 58: Peran dan konsep seorang guru

• Sudah menjadi maklum bahwa globalisasi menawarkan dua sisi yang saling bertolak belakang dalam hal

kemanfaatan dan kemudharatan. Disinilah peran guru seharusnya secara maksimal berperan.

• Jika dalam suatu sekolah sudah tersedia misalkan hotspot area ataupun laboratorium computer yang

terkoneksi dengan jaringan internet, maka semestinya ruang kebebasan dan kreatifitas siswa dalam akses

penggunaannya kita maksimalkan dengan pendampingan yang lebih maksimal pula.

• Tentunya dunia anak penuh dengan hal-hal yang menyenangkan dalam imajinasi mereka, khususnya ketika

dihadapkan pada layar internet, entah itu sebenarnya negative atau tidak, seperti: game play-station, situs

porno, Facebook, situs berbau SARA, dan sebagainya. •

Page 59: Peran dan konsep seorang guru

• Untuk menghadapi gempuran program yang menggiurkan tersebut, guru tidak harus melarang atau

reaktif, namun cukup dengan sikap preventif yaitu justru dengan cara kita mengenalkan, tentunya

tetap dengan unsure-unsur yang positif.

• Misalnya dengan mengenalkan game yang edukatif, pembuatan komunitas belajar di Facebook,

penugasan berbasis email, publikasi karya melalui blogspot, juga pengenalan situs-situs yang

bermanfaat sebanyak mungkin.

• Sehingga dengan cara ini diharapkan siswa akan sibuk dengan hal-hal yang positif ketika berhadapan

dengan dunia TI, termasuk disini adalah menyediakan buku pedoman TI yang sangat lengkap dan

mendukung.

Page 60: Peran dan konsep seorang guru

• Dalam pengertian ini adalah memberikan kesempatan seluas—luasnya kepada siswa

untuk belajar.

• System pembelajaran tidak hanya ceramah ansich, namun lebih pada berangkat dari

kegelisahan siswa dan guru hanya berfungsi mengantarkan pada pemahaman yang

memadai serta tidak perlu menyamakan pemahaman pada hasil akhirnya.

• Jadi cara ini bertumpu pada siswa misal dengan forum Focus Group Discussion,

brainstorming, study-ckub, dan lain sebagainya.

Page 61: Peran dan konsep seorang guru

• Cara ini merupakan salah satu cara untuk memberikan respon terbaik kepada siswa

terhadap apa yang telah dilakukannya bersifat positif.

• Siswa diharapkan semakin termotivasi dan merasa dihargai atas setiap usaha yang

telah mereka kerjakan.

• Misal dalam hal ini adalah dengan mempublikasikan hasil karya tulis mereka baik

berupa gambar, cerita, maupun kliping berita yang kesemuanya berangkat dari

penugasan oleh guru di lapangan yang akhirnya berakhir di dinding pajangan maupun

blog dan website sekolah.

Page 62: Peran dan konsep seorang guru

• Dengan ini nuansa kompetisi dan apresiasi pun akan terbangun dan termotivasi untuk lebih berkarya dengan baik

lagi.

• Membangun komunikasi yang massif baik antara pihak guru dengan wali / orang tua siswa maupun pihak sekolah

dengan warga setempat di lingkungan dimana sekolah itu berada.

• Hal ini sangat perlu untuk dimaksimalkan mengingat kebanyakan waktu siswa dalam setiap harinya justru

berlangsung di luar sekolah, entah itu di rumah maupun di lingkungan masyarakatnya.

• Otomatis guru tidak bisa memantau kegiatan siswa di luar sekolah, sehingga perlu dibangun kesepahaman

dengan masyarakat luas dalam pendampingan sifat dan sikap siswa selama di luar pengawasan sekolah.

• Termasuk dalam hal ini adalah dalam rangka menghindari prasangka yang negative masyarakat terhadap

kegiatan yang berlangsung di dalam kelas, sehingga keterbukaan informasi dan komunikasi pun terjadi.

Page 63: Peran dan konsep seorang guru

• Untuk bias memiliki kemampuan maksimal di atas guru yang biasa dalam hal kreatifitas adalah dengan

saling berbagi kepada sesama guru khususnya di lingkungan kerja sendiri.

• Hal ini sangat penting untuk mendapatkan keseragaman visi dan misi sesuai yang dibangun di sekolah

dimana kita mengajar.

• Selain itu, dalam tahap yang lebih maju, perlu diadakan pelatihan maupun seminar yang bersifat informal

sesama guru dalam rangkan melejitkan kemampuan super masing-masing guru.

Page 64: Peran dan konsep seorang guru

• Seperti acara workshop, seminar, out-bound, pelatihan motivasi, TI, dan sebagainya yang

berorientasi pada pengembangan peserta didik dan system belajar yang lebih menarik dan

update sesuai perkembangan zaman.

• Demikianlah adalah beberapa poin yang dapat penulis sampaikan apa adany dan murni tanpa

ada unsure palgiasi dari buku maupun catatan lain selain ide dan gagasan penulis sendiri

didasarkan pada pengalaman subjektif dan komparatif.

• Tentunya masih banyak ditemukan kekurangan dan kelemahan dari segenap tulisan di atas,

mohon kritik dan masukan dari segenap pihak demi perbaikan ke depan. Terima kasih.

Page 65: Peran dan konsep seorang guru

09/25/14

Page 66: Peran dan konsep seorang guru

Thank You

Kingsoft OfficeMake Presentation much more fun