Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

12

Click here to load reader

Transcript of Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

Page 1: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

ESSAY

PERAN PERAWAT DALAM PRE HOSPITAL PENANGANAN BENCANA DAN

KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI PERAWAT DALAM PERSIAPAN

PENANGANAN BENCANA DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS)

Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Dosen: Ns. Ika Setyo Rini, S. Kep., M. Kep

Oleh:

ANISSA CINDY NURUL AFNI

126070300111015

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

PEMINATAN GAWAT DARURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

BAB I

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 1(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 2: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No. 24 tahun 2007 mengartikan bencana sebagai suatu peristiwa

luar biasa yang mengganggu dan mengancam kehidupan dan penghidupan yang

dapat disebabkan oleh alam ataupun manusia, ataupun keduanya (Toha, 2007).

Angka kejadian bencana yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir cukup

tinggi. Sejak bencana tsunami Aceh tahun 2004 hingga saat ini hampir setiap

tahunnya terjadi bencana baik itu tsunami, gempa bumi, gunung meletus, dan bom

Bali (BNPB 2010). Dan yang tidak kalah hebat adalah banjir di hampir seluruh pulau-

pulau besar Indonesia awal tahun 2013 serta masalah lumpur lapindo yang tidak juga

kunjung usai hingga saat ini.

Akibat yang ditimbulkan bencana memberikan pengaruh yang sangat besar

manusia dan lingkungan sekitarnya seperti kematian masal, kecacatan, kelaparan,

kemisikinan dan kehancuran infrastruktur (Mizam, 2012). Namun, sejauh ini,

penanganan bencana di Indonesia belum banyak mengalami perkembangan sejak

tsunami Aceh tahun 2004 (Ed: Euis Sunarti, 2009).

Untuk menurunkan dampak yang ditimbulkan akibat bencana, dibutuhkan

dukungan berbagai pihak termasuk keterlibatan perawat sebagai bagian dari sebuah

negara. Perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya berada di lini terdepan dalam

penanganan bencana di Indonesia. Diperlukan suatu pengetahuan dan kompetensi

yang mumpuni oleh seorang perawat untuk mengimbangi potensi dan kompleksitas

bencana dan dampaknya yang mungkin akan lebih besar pada masa mendatang.

Peran perawat dapat dimulai sejak tahap mitigasi (pencegahan), tanggap darurat

bencana dalam fase pre hospital dan hospital, hingga tahap recovery. Melihat betapa

besarnya peran perawat dalam kondisi bencana, penulis tertarik untuk mengangkat

judul peran perawat dalam sistem pre hospital penanganan bencana dan kompetensi

yang harus dimiliki oleh perawat dalam persiapan penanganan bencana di Indonesia

sebagai bahan kajian.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran peran perawat dalam sistem pre hospital penanganan

bencana di Indonesia selama ini dan keterampilan yang harus dimiliki perawat

dalam persiapan penanganan bencana di Indonesia masa datang.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran pre hospital penanganan bencana.

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 2(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 3: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

b. Memberikan gambaran peran perawat selama ini dalam sistem pre hospital

penangana bencana di Indonesia.

c. Memberikan gambaran keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam

persiapan penanganan bencana di Indonesia masa mendatang.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah studi literatur

dari berbagai jurnal dan buku yang terkait dengan topik konsep peran perawat dalam

pre hospital penanganan bencana dan kompetensi yang harus dimiliki perawat dalam

persiapan penanganan bencana di Indonesia.

D. Sistematika Penulisan

1. BAB I Pendahuluan

a. Latar belakang

b. Tujuan penulisan

c. Metode penulisan

d. Sistematika penulisan.

2. BAB II Tinjauan Teori

a. Manajemen pre hospital penanganan bencana

b. Peran perawat pada sistem pre hospital penanganan bencana

c. Kemampuan yang harus dimiliki perawat dalam persiapan penanganan

bencana

3. BAB III Pembahasan

a. Gambaran peran perawat dalam pre hospital penanganan bencana di

Indonesia

b. Keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam persiapan penanganan

bencana di Indonesia

4. BAB IV Penutup

a. Kesimpulan

b. Saran

5. Daftar Pustaka

BAB II

TINJAUAN TEORI

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 3(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 4: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

A. Manajemen Pre Hospital Penanganan Bencana

Tujuan utama dari penanganan bencana adalah menghindari atau meminimalkan

kerugian yang terjadi akibat bencana. Selain itu, bertujuan mengurangi penderitaan

yang dialami korban dan mempercepat proses pemulihan. Tujuan terakhir adalah

memberikan perlindungan bagi korban akibat dampak bencana (Mizam, 2012).

Dampak yang ditimbulkan akibat bencana adalah dampak fisik, psikis, sosial,

material dan ekonomi serta kerusakan infrastruktur. Dampak fisik yang sering

ditemukan pada kondisi bencana adalah gangguan jalan nafas, gagal pernafasan,

perdarahan tidak terkontrol, trauma dan kondisi non-trauma lain yang terkadang juga

dapat menimbulkan kematian. Semua kondisi tersebut membutuhkan manajeman pre

hospital bencana yang tepat dan cepat dari tenaga kesehatan dalam memberikan

respon.

Manajemen pre hospital adalah pemberian pelayanan yang diberikan selama

korban pertama kali ditemukan, selama proses transportasi hingga pasien tiba di

rumah sakit. Penanganan koban selam fase pre hospital dapat menjadi penentu

kondisi korban selanjutnya. Pemberian perawatan pre hospital yang tepat dan cepat

dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian akibat trauma (WHO, 2005).

Pelayanan yang dapat diberikan pada tahap pre hospital adalah langkah-langkah

pertolongan dasar dan dilanjutkan dengan penanganan advanced pre hospital.

Pertolongan dasar dapat dimulai dari initial assasment terhadap korban, evakuasi

korban, pemberian oksigenasi, pemantauan kondisi pasien termasuk tingkat

kesadaran, dan perawatan luka. Perawatan kemudian dilanjutkan dengan

penanganan advanced pre hospital seperti pemberian terapi cairan, krikotiroidektomi,

intubasi endotrakeal, dan perawatan selama proses transportasi pasien ke rumah

sakit. Selain itu, selama proses transport juga dibutuhkan monitoring dan observasi

kondisi pasien (WHO, 2005).

B. Peran Perawat pada Sistem Pre Hospital Penanganan Bencana

Peran perawat dalam tahap pre hospital dimulai sejak terjadinya bencana (fase

tanggap darurat), selama proses transportasi hingga pasien tiba di rumah sakit

rujukan baik itu rumah sakit lapangan mauapun rumah sakit rujukan. Peran perawat

pada tahap ini antara lain: pengkajian status korban (intial assasment), penentuan

masalah yang dialami korban, penentuan tindakan berdasarkan kondisi dan

kebutuhan korban, koordinasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi terhadap

korban dan komunikasi dengan rumah sakit sebagai pusat rujukan (AWHONN, 2012).

Perawat juga berperan sebagai fasilitator komunikasi dan koordinasi antara tim

tenaga kesehatan, korban dan keluarga. Komunikasi yang jelas dan tepat selama

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 4(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 5: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

proses penanganan korban bencana menjadi hal yang sangat penting dalam

perencanaan dan respon terhadap bencana. Komunikasi yang dimaksud dapat

berupa komunikasi verbal dan non verbal baik melalui elektronik maupun dokumentasi

keperawatan (AWHONN, 2012).

C. Kemampuan yang Harus Dimiliki Perawat Dalam Persiapan Penanganan

Bencana

Agar mampu menjalankan perannya dengan tepat dalam situasi luar biasa seperti

bencana, International Nursing Coalition for Mass Casuality Education (INCMCE)

(2003) mengungkapkan bahwa terdapat standar kompetensi dan pengetahuan

minimal yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Kemampuan yang harus disiapkan

oleh perawat dalam penangan bencana antaralain; manajemen bencana, manajemen

rumah sakit lapangan, emergency nursing, Advanced Trauma Life Support (ATLS)

dan Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS) (Raharja, 2010).

Selain itu, World Health Organization (WHO) dan International Council of Nurses

(ICN) menyusun suatu formulasi konsep kerja ICN dalam penyusunan kompetensi

keperawatan bencana. Kompetensi ini diharapkan mampu menjelaskan mengenai

peran perawat dalam bencana. Selain itu, diharapkan juga dapat menjadi pedoman

dalam perencanaan pelatihan dan pendidikan manajemen bencana bagi perawat

(Chan, Chan, Cheng, Fung, Lai, Leung, Leung, Li, Yip, Pang, 2010).

Kompetensi keperawatan bencana yang disusun oleh ICN dikembangkan

berdasarkan empat area yaitu; public helath, mental health, management emergensi,

disaster nursing. Keempat konsep kerja kemudian dikembangkan menjadi sepuluh

domain yang tercakup dalam empat kategori yang disesuaikan dengan manajemen

penanganan bencana yaitu; kompetensi mitigasi-prevention, preparedness

competencies, response competencies, dan recovery competencies (Chan dkk,

2010).

Kompetensi yang dibutuhkan yaitu; promosi kesehatan dalam tahap mitigasi,

triage, komunikasi dan transportasi, pre hospital transfer skills, wound management,

interviewing skills, dan psychological first aid, pengkajian individu, keluarga dan

komunitas (Chan dkk, 2010). Selain kompetensi di atas, ICN juga menyebutkan

terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seluruh perawat adalah

pengkajian kardiovaskular, pengkajian luka bakar, pengkajian mental status, dan

manajemen crush injuries dan fraktur. Kompetensi ini yang dianggap sangat penting

oleh ICN sehingga tidak hanya diberikan melalui pelatihan, tetapi juga hendaknya

kompetensi ini menjadai kompetensi dasar yang diberikan dalam kurikulum

pendidikan keperawatan sejak dini (Chan dkk, 2010).

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 5(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 6: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Peran Perawat dalam Pre Hospital Penanganan Bencana di Indonesia

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 6(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 7: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

Bencana tidak dapat diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Banyaknya hal

yang dapat dilakukan perawat dalam tahap pre hospital bencana menjadikan perawat

memiliki peran yang sangat penting. American Nursing Asociation (ANA)

menyebutkan bahwa tujuan aktifitas perawat dalam bencana adalah pengkajian

terhadap pasien, keluarga dan komunitas untuk memunculkan masalah emosional,

fisik, psikososial, spiritual, cultural, dan kondisi lingkungan yang membutuhkan

pertolongan perawat (Goodwin, 2007).

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki peran sentral dalam

penanggulangan dan penanganan bencana. Namun sejauh ini dapat dilihat bahwa

kurangnya peran perawat dalam penanganan sebuah bencana tidak hanya di

Indonesia tetapi juga di dunia. Hal ini dapat dimungkinkan akibat kurangnya percaya

diri perawat dalam penanganan bencana akibat kuranganya pengetahuan ataupun

kompetensi yang dimiliki.

Penelitian yang dilakukan oleh Cut Husna (2011) kepada 97 perawat rumah sakit

di Banda Aceh menemukan bahwa kompetensi klinik yang dimiliki perawat dalam

penanganan tsunami berada dalam level moderate atau pertengahan dengan skala

yang digunakan rentang rendah, pertengahan hingga tinggi. Hal ini berkontribusi

terhadap kecakapan perawat dalam pemberian pelayanan kesehatan selama tsunami

(Husna, 2011).

Collander (2007) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi penerimaan pasien dalam bencana tsunami adalah tidak efisiennya

respon tenaga medis dan skill yang ditunjukkan perawat dalam penanganan bencana.

Ketidakefisienan ini diakibatkan kurang cakapnya penggunaan peralatan dan

perlengakapan yang ada yang mendukung penanganan. Selain itu, Collander juga

menyebutkan ketidakpuasan pasien akibat ketidakadekuatan nursing care, medical

care, keterbatasan komunikasi dan manajemen evakuasi pasien yang kurang tepat

(Collander, 2007).

Kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi di seluruh wilayah di

Indonesia. Namun minimnya survey terkait kompetensi yang harus dimiliki oleh

perawat dalam menghadapi bencana menjadi kendala tersendiri untuk melihat peran

perawat Indonesia dalam menghadapi bencana. Melihat kondisi tersebut, sangat

disayangkan sekali bahwa Indonesia yang notabennya adalah negara yang rawan

bencana tidak mempersiapkan perawatnya dalam penanganan bencana.

B. Keterampilan yang Harus Dimiliki Perawat dalam Persiapan Penanganan

Bencana di Indonesia

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 7(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 8: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

Kondisi emergensi dan disaster merupakan suatu peristiwa yang membutuhkan

kompetensi yang unik dalam penanganannya. Dalam setiap tahapan penanganan

bencana, perawat membutuhkan kompetensi yang berbeda-beda. Pada tahap

mitigasi-prevention and preparedness competencies, kompetensi yang dibutuhkan

adalah public health promotion and education. Pada tahap ini perawat memiliki peran

untuk memberikan pendidikan dan promosi kesehatan terkait pencegahan bencana,

tanda-tanda bencana, penanggulangan bencana oleh masyarakat dan juga respon

masyarakat saat terjadi bencana. Sehingga persiapan yang perlu dilakukan perawat

adalah meningkatkan pengetahuannya terkait bencana dan manajemen bencana.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Hermawati (2010) bertujuan mengetahui

gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat dalam kesiapsiagaan

bencana (preparedness) serta menyelidiki hubungan antara keparahan dan risiko

yang dirasakan, pengalaman klinis, pelatihan dan pendidikan dan juga kehadiran

perawat dalam simulasi manajemen bencana di rumah sakit serta pengetahuan dan

keterampilan kesiapan perawat dalam merawat pasien akibat tsunami. Hasil penelitian

menunjukkan keparahan dan risiko yang dirasakan, pengalaman klinis, pelatihan dan

pendidikan memiliki tingkat signifikansi korelasi yang rendah dengan pengetahuan

dan keterampilan perawat yang dirasakan dalam menghadapi bencana. Hermawati

menyimpulkan bahwa diperlukan penyusunan kurikulum perawat dalam tatanan klinik

mengenai kesiapan perawat dalam menghadapi bencana (Hermawati, 2010).

Penelitian lain dilakukan oleh Fung dkk (2008) kepada 164 perawat Register

Nurse (RN) yang melanjutkan study S 2 Keperawatan di Universitas di Hongkong.

Penelitian ini menyebutkan, untuk mendukung kemampuan perawat dalam

penanganan bencana, terdapat beberapa kompetensi yang harus dipenuhi yaitu: First

aid, Basic Life Support (BCLS), Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS),

infection control, field triage, pre-hospital trauma life support, advanced trauma care

nursing, post traumatic psychological care, dan peri-trauma counseling (Fung, Loke,

and Lai, 2008).

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Yin dkk (2011) kepada 24 perawat yang

menjadi bagian dalam penanganan bencana gempa bumi di Wenchuan. Hasil

penelitian yang didapatkan terhadap kompetensi yang sangat penting harus dimiliki

perawat saat terjadi bencana adalah; intravenous insertion, monitoring dan observasi,

mas casualty triage, manajemen pasien trauma (control homeostatis, bandaging,

fixation, manual handling), dan mas casualty transportation. Sedangkan kompetensi

yang sering digunakan adalah: debridement dan dressing, intravenous insertion,

observasi dan monitoring. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 8(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 9: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

kompetensi membutuhkan pelatihan khusus, seperti: mas casualty transportation,

emergensi manajemen, dan trauma manajemen (Yin,He, Arbon, Zhu, 2011).

Kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan Yin dkk (2011), terdapat 11

kompetensi yang dibutuhkan oleh perawat untuk dapat ikutserta dalam penanganan

bencana. Kompetensi yang harus dimiliki tersebut antaralain; mas casualty

transportation, emergency management, trauma management, monitor dan observasi,

mas casualty triage, controlling specific infection, psychological clinis intervention,

CPR, debridement and dressing, centralvenouse chateterisation, patient care

recording.

Hasil penelitian yang didapatkan oleh Yin (2011) menunjukkan hasil yang sedikit

berbeda dengan yang dilakukan oleh Fung (2008). Hal ini terjadi karena partisipan

pada masing-masing penelitian memiliki karakteristik berbeda. Pada penelitian Yin,

partisipan yang terlibat mengalami sendiri ikut serta dalam tim penanganan bencana

gempa bumi di Wenchuan, sedangkan partisipan Fung belum memiliki pengalaman

dalam penanganan bencana.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian-penelitian yang telah dijabarkan di atas,

kompetensi yang harus dimiliki perawat dalam persiapan penanganan bencana dapat

dirangkum ke dalam 11 kompetensi. Kompetensi tersebut adalah; public helath

promotion and education, mas casualty transportation/prehospital transportation,

emergency management (BLS and ACLS), trauma management (BLS dan ATLS),

monitor dan observasi, mas casualty triage, controlling specific infection,

psychological first aid and crisis intervention, wound management (debridement and

dressing), community health assessment dan terakhir patient care recording.

Kesebelas kompetensi tersebut diharapkan mampu mencakup keseluruhan peran

perawat dalam tiap tahapan manajemen bencana yang diklasifikasikan oleh ICN yaitu

tahap mitigasi-prevention, preparedness competencies, response competencies, dan

recovery competencies.

Penelitian yang dilakukan oleh Husna (2011) mendukung kesebelas kompetensi

yang telah disebutkan di atas. Dimana beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh

perawat ketika akan berperan dalam penanganan bencana adalah triage, acute

respiratory care, spiritual care, mental health care, wound care, patient referral,

psychosocial care. Selain itu, kompetensi lain yang memerlukian pelatihan adalah

BLS, ATLS, ACLS, BTLS, disaster management, dan mental health care untuk

penanganan tsunami (Husna, 2011).

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 9(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 10: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manajemen pre hospital adalah pemberian pelayanan yang diberikan selama

korban pertama kali ditemukan, selama proses transportasi hingga pasien tiba di

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 10(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 11: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

rumah sakit. Pelayanan yang diberikan adalah langkah-langkah pertolongan dasar

dan dilanjutkan dengan penanganan advanced pre hospital.

2. Gambaran peran perawat dalam tahap pre hospital penanganan bencana masih

kurang. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya kepercayaan diri perawat,

kurangnya pengetahuan dan kompetensi dalam penanganan bencana.

3. Terdapat sebelas kompetensi yang harus disiapkan perawat dalam tahap

prehospital yaitu; mas casualty transportation/prehospital transportation,

emergency management (BLS and ACLS), trauma management (BLS dan ATLS),

monitor dan observasi, mas casualty triage, controlling specific infection,

psychological first aid, wound management (debridement and dressing), dan

terakhir patient care recording.

B. Saran

1. Perawat hendaknya lebih proaktif untuk meningkatkan pengetahuan dan

kompetensi dalam manajemen penanganan bencana dengan mengikuti pelatihan-

pelatihan manajemen bencana.

2. Rumah sakit hendaknya memberikan dukungan dengan memfasilitasi

diadakannya pelatihan kompetensi-kompetensi yang terkait manajemen

penanganan bencana bagi perawatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Association of Women’s Health Obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN). (2012). The

role of the nurse in emergency preparedness. JOGNN. 41: 322-324.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (2010). Rencana Nasional

Penanggulangan Bencana 2010-2014. Safe Comunities Through Disaster Risk

Reduction (SC-DRR).

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 11(Anissa Cindy Nurul Afni)

Page 12: Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana

Chan, S, S, S., Chan, W., Cheng, Y., Fung, O., Lai, T, K., Leung, A, W, K., Leung, K., Li

Sijian, Yip, A., Pang, S. (2010). Development and Evaluation of an Undergraduate

Training Course for Developing International Council of Nurses Disaster Nursing

Competencies in China. Journal of Nursing Scholarship. 42 (2): 405-413.

Collander, B., Green, B., Millo, Y., Shamloo, C., Donnellan, J., & Deatley, C. (2007).

Development of an “All-Hazards” hospital disaster preparedness training course

utilizing multi-modality teaching. Prehospital and Disaster Medicine. 63-68

Euis Sunarti (Ed). (2009). Evaluasi Penanggulangan Bencana di Indonesia (Lesson

Learned 2006-2007). Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian

kepada Masayarakat Institust Pertanian Bogor.

Fung, O, W, M., Loke, A, Y, and Lai, C, K, Y. (2008). Disaster preparedness among Hong

Kong nurses. Journal of Advanced Nursing. 62(6): 698-703.

Goodwin, V, T (Ed). (2007). Disaster Nursing and Emergency Preparedness: For

Chemical, Biological and Radilogical Terrosism and Other Hazards. Second Edition.

Library of Congress Cataloging. www.ebooke.org

Hermawati, D. (2010). Nurses’s perceived preparedness of knowledge and skills in caring

for patients attacked by tsunami in Banda Aceh, Indonesia and Its related factors.

The 2nd International Conference on Humanities and Social Sciences. Faculty of

Liberal Arts. Prince of Songkla University.

Husna Cut. (2011). Emergency training, education and perceived clinical skills for tsunami

care among nurses in Banda Aceh Indonesia. Nurse Media Journal of Nursing. 1: 75-

86.

Mizam Ari Kurniyanti. (2012). Peran Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Bencana.

Program Studi Keperawatan STIKES Widya Gamahusada. Jurnal Ilmiah Kesedatan

Media Husada I. Vol 01. No. 01. Agustus .

Raharja, Eddie. (2010). Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan dalam Pengorganisasian

Kesiapsiagaan dan Penggerakan Kegawatdaruratan Bencana Terhadap Kinerja

Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatra Utara.

Universitas Sumatera Utara.

Toha, M. (2007). Berkwan dengan Ancaman; Strategi dan Adaptasi Mengurangi Resiko

Bencana. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.

Training Course for Developing International Council of Nurses Disaster Nursing

Competencies in China. Journal of Nursing Scholarship. 42(4): 405-413.

World Health Organization (WHO). (2005). Pre hospital Trauma Care System.

Yin. H., He. H., Arbon, P., Zhu. J. (2011). A survey of the practice of nurse’s skills in

Wenchuan earthquake disaster sites; implication for disaster training. Journal of

Advanced Nursing. 67(10): 2231-2238.

Peran Perawat dalam Prehospital Penanganan Bencana Page 12(Anissa Cindy Nurul Afni)