Pre Hospital Care

38
KONSEP PREHOSPITAL CARE Ns Rahmania Ambarika, S.Kep,M.Kep

description

Pre Hospitale

Transcript of Pre Hospital Care

Page 1: Pre Hospital Care

KONSEP PREHOSPITAL CARE

Ns Rahmania Ambarika, S.Kep,M.Kep

Page 2: Pre Hospital Care

Latar belakang

• Pelayanan pre hospital merupakan pemberian pelayanan dimana pertamakali korban ditemukan , selama proses transportasi hingga pasien tiba dirumah sakit.

• Banyaknya korban kecelakaan lalu lintas juga merupakan masalah dalampelayanan pre hospital

• Dalam rentang kondisi pre- hospital sangat diperlukan peran sertamasyarakat, awam khusus ataupun petugas kesehatan karena kejadiannyadapat terjadi dimana saja dalam setiap waktu.

• Pelayanan yang diberikan pada pre hospital adalah langkah – langkahpertolongan dasar dan dilanjutkan penanganan advance prehospital.Pertolongan dasar dapat dimulai dari initial assessment terhadapkorban , evakuasi korban ,pemberian oksigenasi,pemantauan kondisi pasientermasuk tingkat kesadaran,dan perawatan luka ( WHO , 2005 ).

Page 3: Pre Hospital Care

Pre hospital

• Pelayanan pada pre hospital dapat digunakan sebagai acuan dimana menjadipenentu kondisi korban selanjutnya. Pemberian perawatan pre hospital yangcepat dan tepat dapat menurunkan angka kematian dan kecacatan karenatrauma.

• Pada fase pra hospital keberhasilan pertolongan pertama gawat darurattergantung beberapa komponen yaitu : akses masyarakat ke petugas terlatihatau akses petugas terlatih kemasyarakat atau korban, komunikasi yangdapat dimanfaatkan, serta ketersediaan sarana gawat darurat ambulan.

Page 4: Pre Hospital Care

• Terdapat 3 faktor utama di Pre Hospital Stage yang berperan terhadap kualitas hidup penderita nantinya yaitu :

• siapa penolong pertamanya

• Berapa lama ditemukannya penderita,

• kecepatan meminta bantuan pertolongan

Page 5: Pre Hospital Care

Pengkajian Gadar

1

2

Page 6: Pre Hospital Care

Primary Survey

• Tujuan dari Primary survey adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan.

• Prioritas yang dilakukan pada primary survey antara lain (Fulde, 2009) :

• Airway maintenance dengan cervical spine protection

• Breathing dan oxygenation

• Circulation dan kontrol perdarahan eksternal

• Disability-pemeriksaan neurologis singkat

• Exposure dengan kontrol lingkungan

1

Page 7: Pre Hospital Care

Primary Survey ( Cont..)

• Primary survey dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain (Gilbert., D’Souza., & Pletz, 2009) :

a) General Impressions

b) Pengkajian Airway

c) Pengkajian Breathing (Pernafasan)

d) Pengkajian Circulation

e) Pengkajian Level of Consciousness dan Disabilities

f) Expose, Examine dan Evaluate

1

Page 8: Pre Hospital Care

Primary Survey ( Cont..)

• Memeriksa kondisi yang mengancam nyawa secara umum.

• Menentukan keluhan utama atau mekanisme cedera

• Menentukan status mental dan orientasi (waktu, tempat, orang)

GENERAL IMPRESSION a

Page 9: Pre Hospital Care

Pengkajian ABC

• Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pertolongan. Semakin cepat pasien ditemukan maka semakin cepat pula pasien tersebut mendapat pertolongan sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian.

• A: Airway : mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai control cervikal(terutama kasus trauma).

• B: Breathing : mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat.

• C: Circulation: mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan.

A

B

C

Page 10: Pre Hospital Care

• mengajak pasien berbicara untuk memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas

• Tulang belakang leher harus dilindungi selama intubasi endotrakeal jika dicurigai terjadi cedera pada kepala, leher atau dada.

• Obstruksi jalan nafas paling sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak sadar (Wilkinson & Skinner, 2000).

Primary Survey ( Cont..)Pengkajian Airway b

A

B

C

Page 11: Pre Hospital Care

• Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain :

• kepatenan jalan nafas pasien

• Tanda-tanda terjadinya obstruksi

• Look dan listen

• Lindungi tulang belakang

• Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien

Primary Survey ( Cont..)Pengkajian Airway b

A

B

C

Page 12: Pre Hospital Care

• dilakukan untuk menilai keadekuatan pernafasan pada pasien

• Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain :

• Look, listen dan feel

• Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada

• Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien

• Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan

• Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau oksigenasi:

• Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa

Primary Survey ( Cont..)Pengkajian Breathing c

A

B

C

Page 13: Pre Hospital Care

• Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain :

• Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.

• CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.

• Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara langsung.

• Palpasi nadi radial jika diperlukan:

• Menentukan ada atau tidaknya

• Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)

• Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)

• Regularity

• Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill).

• Lakukan treatment terhadap hipoperfusi

Primary Survey ( Cont..)Pengkajian Circulation d

A

B

C

Page 14: Pre Hospital Care

• Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala AVPU :

• A - alert

• V - vocalises

• P - responds to pain only

• U - unresponsive to pain

Primary Survey ( Cont..)

Pengkajian Level of Consciousness dan Disabilities e

Page 15: Pre Hospital Care

• Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien. Jika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang, imobilisasi in-line penting untuk dilakukan.

• Lakukan log roll ketika melakukan pemeriksaan pada punggung pasien. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah mengekspos pasien hanya selama pemeriksaan eksternal.

• Setelah semua pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup pasien dengan selimut hangat dan jaga privasi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan ulang (Thygerson, 2011).

Primary Survey ( Cont..)

Expose, Examine dan Evaluate f

Page 16: Pre Hospital Care

Pengkajian Gadar

1

2

Page 17: Pre Hospital Care

Secondary Survey

• Survey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara head to toe, dari depan hingga belakang. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai membaik.

1. Anamesis

2. Pemeriksaan Fisik

3. Fokus Assestment

4. Re-assestment

5. Pemeriksaan Diagnostik

2

Page 18: Pre Hospital Care

Anamesis

• Pemeriksaan data subyektif di dapatkan dari anamnesis riwayat pasien yang merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. Riwayat pasien meliputi keluhan utama, riwayat masalah kesehatan sekarang, riwayat medis, riwayat keluarga, sosial, dan sistem. (Emergency Nursing Association, 2007).

1

Page 19: Pre Hospital Care

AMPLE

• Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari pasien dan keluarga (Emergency Nursing Association, 2007):

• A : Alergi (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan, plester, makanan)

• M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti sedang menjalani pengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis, atau penyalahgunaan obat

• P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan

• L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa

• E : Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera (kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama)

Anamesis cont...

1

Page 20: Pre Hospital Care

CAGE - alkohol

• Pada pasien dengan kecenderungan konsumsi alkohol, dapat digunakan beberapa pertanyaan di bawah ini (Emergency Nursing Association, 2007)

1Anamesis cont...

Page 21: Pre Hospital Care

Pemeriksaan FISIK

Kulit Kepala

Wajah

Cervikal

Toraks

Abdomen

Pelvis

Ekstremitas

Punggung

Neurologis

Anamesis cont...

2

Page 22: Pre Hospital Care

Focused Assestment

• Focused assessment untuk melengkapi data secondary assessment bisa dilakukan sesuai masalah yang ditemukan atau tempat dimana injury ditemukan.

• Yang paling banyak dilakukan dalam tahap ini adalah beberapa pemeriksaan penunjang diagnostik atau bahkan dilakukan pemeriksaan ulangan dengan tujuan segera dapat dilakukan tindakan definitif.

Anamesis cont...

3

Page 23: Pre Hospital Care

Re-Assestment

• Beberapa komponen yang perlu untuk dilakukan pengkajian kembali (reassessment) yang penting untuk melengkapi primary survey pada pasien di gawat darurat adalah :

• Airway

• Breathing

• Circulation

• Dissability

• Exsposure

Anamesis cont...

4

Page 24: Pre Hospital Care

Pemeriksaan Diagnostik

• Pemeriksaan lanjutan hanya dilakukan setelah ventilasi dan hemodinamika penderita dalam keadaan stabil (Diklat RSUP Dr. M.Djamil, 2006). Dalam melakukan secondary survey, mungkin akan dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti :

• Endoskopi

• Bronkoskopi

• CT Scan

• USG

• Radiologi

• MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Anamesis cont...

5

Page 25: Pre Hospital Care

Tindakan Pre hospital

• Menyingkirkan benda- benda berbahaya ditempat kejadian yang beresikomenimbulkan atau menyebabkan jatuh korban lagi, misalnya pecahan kacayang menggantung atau dicurigai masih ada bom. Petugas kesehatan hanyaboleh memberikan pertolongan apabila kondisi sudah aman dari resiko jatuhkorban lagi.

• Melakukan triase atau memilah dan menentukan kondisi korban gawat daruratserta memberikan pertolongan pertama sebelum petugas kesehatan yang lebihahli datang membantu.

• Melakukan fiksasi dan stabilisasi sementara.

• Melakukan evakuasi, yaitu korban dipindahkan ketempat yang lebih aman ataudikirim kepelayanan kesehatan yang sesuai kondisi korban.

Page 26: Pre Hospital Care

Model sistem pelayanan prehospital care yang dapat diaplikasikandi Indonesia.

• Sejak tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan konsep SistemPenanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) memadukan penanganan gawatdarurat mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat rumah sakit dan rujukanantara rumah sakit dengan pendekatan lintas program dan multisektoral.

• Penanggulangan gawat darurat menekankan respon cepat dan tepat dengan prinsipTime Saving is Life and Limb Saving. Public Safety Care (PSC) sebagai ujung tombaksafe community adalah sarana publik/masyarakat yang merupakan perpaduan dariunsur pelayanan ambulans gawat darurat, Unsure pengamanan (kepolisian) danunsur penyelamatan.

• PSC merupakan penanganan pertama kegawatdaruratan yang membantumemperbaiki pelayanan pra RS untuk menjamin respons cepat dan tepat untukmenyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan, sebelum dirujuk ke Rumah Sakityang dituju.

Page 27: Pre Hospital Care

• Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu merupakan sistemyang merupakan koordinasi berbagai unit kerja (multi sektor) dandidukung berbagai kegiatan profesi (multi disiplin dan multiprofesi) untuk menyelenggarakan pelayanan terpadu bagipenderita gadar baik dalam keadaan bencana maupun sehari-hari.

• pelayanan medis sistem ini terdiri 3 subsistem yaitu pelayanan praRS, RS dan antar RS.

Page 28: Pre Hospital Care

Sistem pelayanan Pre Hospital

• Dalam sistem pelayanan prehospital dilakukan dengan membentukdan mendirikan PSC (Public Safety Center) yaitu unit kerja yangmemberikan pelayanan umum terutama yang bersifat gawatdarurat.

• Selain itu pelayanan prehospital dilakukan pula denganmembentuk satuan khusus dalam penanganan bencana yangkemudian dikenal dengan BSB (Brigade Siaga Bencana, pelayananambulan dan subsistem komunikasi (Diklat PPNI Jatim 2012 ).

Page 29: Pre Hospital Care

• PSC (Public Safety Center), dibentuk oleh masyarakat untuk kepentinganmasyarakat. Pengorganisasian dibawah pemerintah daerah, SDM terdiri dariberbagai unsur, antara lain unsur kesehatan (ambulans), unsur pemadamkebakaran, unsur kepolisian serta masyarakat yang berperan serta dalamupaya pertolongan bagi masyarakat. Dalam hal pembiayaan di dapat darimasyarakat, kegiatan menggunakan berbagai perkembangan teknologi.Pembinaan dilakukan untuk memberdayakan semua potensi yang ada dalammasyarakat.

• BSB (Brigade Siaga Bencana), merupakan unit khusus yang disiapkan dalampenanganan kegiatan pra rumah sakit, khususnya berhubungan dengankegiatan pelayanan kesehatan dalam penanganan bencana.

• Pelayanan ambulan ( Ambulance Servis ), menyelenggarakan kegiatanpelayanan terpadu dalam satu koordinasi dengan memberdayakan ambulanmilik puskesmas, klinik, RS non pemerintah, polisi. Pengkoordinasian melaluisatu center / pusat pelayanan yang disepakati bersama untuk mobilisasiambulan terutama bila terjadi korban massal.

Page 30: Pre Hospital Care

Sistem pelayanan medik pre hospital

• PSC (Public Safety Center) dengan dilandasi aspek timemanagement sebagai implementasi time saving is life and limbsaving yang mengandung unsur kecepatan atau quick respons danketepatan berupa mutu pelayanan yang sesuai standar.

• Unsur kecepatan dipenuhi oleh subsistem transportasi dankomunikasi handal

• unsur ketepatan dipenuhi oleh kemampuan melakukanpertolongan penderita gadar (PPGD) meliputi basic life supportdan advance life support sesuai masalah yang dihadapi.

• PSC berfungsi sebagai respons cepat penangggulangan gadar.

Page 31: Pre Hospital Care

Sistem pelayanan medik pre hospital

• BSB (Brigade Siaga Bencana) : Satuan tugas kesehatan yang terdiridari petugas medis (dokter, perawat), paramedik dan awamkhusus yang memberikan pelayanan kesehatan berupapencegahan, penyiagaan maupun pertolongan bagi korbanbencana Unit khusus untuk penanganan pra RS, khususnyakesehatan dalam bencana.

• Pengorganisasian dijajaran kesehatan (Depkes, DInkes, RS),petugas medis (perawat, dokter), non medis (sanitarian, gizi,farmasi dll). Pembiayaan dari instansi yang ditunjuk dandimasukkan APBN/APBD.

Page 32: Pre Hospital Care

Sistem pelayanan medik pre hospital

• Pelayanan Ambulans. Terpadu dalam koordinasi denganmemanfaatkan ambulans Puskesmas, klinik, RB, RS, nonkesehatan. Koordinasi melalui pusat pelayanan yang disepakatibersama untuk mobilisasi ambulans terutama dalam bencana.

• Komunikasi, terdiri dari jejaring informasi, koordinasi danpelayanan gadar hingga seluruh kegiatan berlangsung dalam sistemterpadu.

• Pembinaan. Berbagai pelatihan untuk meningkatan kemampuandan keterampilan bagi dokter, perawat, awam khusus. Penyuluhanbagi awam, pelayanan pada bencana, terutama pada korbanmassal

Page 33: Pre Hospital Care

Sistem pelayanan medik pre hospital

• Koordinasi, komando. Melibatkan unit lintas sektor. Kegiatan akan efektifdan efisien bila dalam koordinasi dan komando yang disepakati bersama.

• Eskalasi dan mobilisasi sumber daya. Dilakukan dengan mobilisasi SDM,fasilitas dan sumber daya lain sebagai pendukung pelayanan kesehatan bagikorban.

• Simulasi. Diperlukan protap, juklak, juknis yang perlu diuji melalui simulasiapakah dapat diimplementasikan pada keadaan sebenarnya.

• Pelaporan, monitoring, evaluasi. Penanganan bencana didokumentasikandalam bentuk laporan dengan sistematika yang disepakati. Data digunakanuntuk monitoring dan evaluasi keberhasilan atau kegagalan, hingga kegiatanselanjutnya lebih baik.

Page 34: Pre Hospital Care

• untuk meningkatkan pelayanan pre hospital juga perlu dilakukanGerakan safe community .

• Gerakan safe community adalah gerakan agar tercipta masyarakatyang merasa hidup sehat, aman dan sejahtera dimanapun merekaberada yang melibatkan peran aktif himpunan profesi maupunmasyarakat (misal : PSC, Poskesdes dll)

Page 35: Pre Hospital Care

Komponen penting yang harus disiapkan untuk membangun sistem pelayanan prehospital care di Indonesia.

• Sistem komunikasi

• Pendidikan

• Tranportasi.

• Pendanaan

• Quality Control.

Page 36: Pre Hospital Care

Orang awam yang menjadi penolong pertama harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu :

• Menguasai cara meminta bantuan pertolongan

• Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)

• Menguasai teknik mengontrol perdarahan

• Menguasai teknik memasang balut-bidai

• Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi

Page 37: Pre Hospital Care

Kesimpulan

• Mayoritas waktu kejadian keadaan darurat terjadi di luar dari rumahsakit. Oleh karena itu, pra-rumah sakit darurat medical sistem harusmelibatkan sebuah rantai terpadu dan terkoordinasi sumber daya bahwa (1)memberitahukan otoritas ketika insiden telah terjadi; (2) informasi sesuaidengan tempat kejadian; (3) menyediakan cepat dan perawatan yang tepat,dan (4) mengangkut pasien ke fasilitas yang memiliki personil dan peralatanyang tepat diperlukan untuk mengelola pasien. Semua ini harus dilakukansecara tepat waktu, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari setahun.Pengembangan dan pemeliharaan layanan darurat medis membutuhkankecukupan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (tanaga kesehatan).

Page 38: Pre Hospital Care

TERIMA KASIH

• TUGAS:

• CARI SISTEM PREHOSPITAL DILUAR NEGRI DAN BAGAIMANA JIKA DITERAPKAN DI INDONESIA, APA HAMBATAN ATAU MANFAATNYA

• MINIMAL 3 HALAMAN DISERTAI LITERATURNYA