Peran Dan Fungsi Bidan Di Rumah

download Peran Dan Fungsi Bidan Di Rumah

of 16

Transcript of Peran Dan Fungsi Bidan Di Rumah

PERAN DAN FUNGSI BIDAN DI RUMAHBERSALIN

iBidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat memahami sejauh mana peran dan fungsinya sebagai seorang bidan. Bidan dalam menjalankan profesinya mempunyai peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti.

A. Peran BidanPeran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Tim Media pena,2002 : 112 )

Peran bidan yang diharapkan adalah:

1. Sebagai pelaksana,

Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan

1. a. Tugas Mandiri/ PrimerTugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai kewenangannya, meliputi:

1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.

2) Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan melibatkan mereka sebagai klien

3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien /keluarga

5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

6) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien /keluarga

7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan KB.

8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakretium dan nifas.

b. Tugas Kolaborasi Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi

3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga

5) Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan meliatkan klien dan keluarga

6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga

c. Tugas Ketergantungan / Merujukyaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang

dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisintal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya.

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi rujukan keterlibatan klien dan keluarga

2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan

3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga

4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga

5) Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga

6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan

Langkah yang diperlukan dalam melakukan peran sebagai pelaksana:

1. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien

2. Menentukan diagnosa / masalah

3. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi

4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah disusun

5. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut tindakan

7. Membuat dokumentasi kegiatan klien dan keluarga

8. 2. Peran sebagai pengelolaSebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim

1. a. Pengembangkan pelayanan dasar kesehatan Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/ klien meliputi :

1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.

2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat

3) Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana.

4) Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/ kegiatan pelayanan KIA/KB

5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait.

6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada

7) Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi

8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan

b Berpartisipasi dalam tim Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi :

1) Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien bentuk konsultasi, rujukan & tindak lanjut

2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan, PLKB dan masyarakat

3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain

4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi

5) Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan

1. 3. Peran sebagai pendidikSebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader

a Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat tentang penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB

b Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan/keperawatan serta membina dukun di wilayah kerjanya.

Langkah-langkah dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan yaitu :1) mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan

2) menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk penyuluhan

3) menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan

4) melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan

5) mengevaluasi hasil pendidikan dan penyuluhan

6) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan

7) mendokumentasikan kegiatan

1. 4. Peran sebagai penelitiMelakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok.

1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi/penelitian

2. Menyusun rencana kerja

3. Melaksanakan investigasi

4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi

5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

B. Fungsi BidanFungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, kerja bagian tubuh (Tim Media Pena,2002:117)

Berdasarkan peran Bidan yang dikemukakan diatas, maka fungsi bidan sebagai berikut :

1. 1. Fungsi PelaksanaFungsi bidan pelaksana mencakup:

1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa praperkawnan.

2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.

3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.

4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi

5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui

7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah

8. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.

9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewenangnya.

2. Fungsi PengelolaFungsi bidan sebagai pengelola mencakup:

1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.

2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.

3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan

5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.

3. Fungsi PendidikFungsi bidan sebagai pendidik mencakup:

1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta KB

2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan tanggung jawab bidan.

3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.

4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.

3. Fungsi PenelitiFungsi bidan sebagai peneliti mencakup:

1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.

2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB

C. Rumah Bersalin (RB)Rumah Bersalin merupakan tempat yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, bersalin dan masa nifas fisiologik termasuk pelayanan keluarga berencana serta perawatan bayi baru lahir (Peraturan DaerahKota Malang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, Bab 1Ketentuan Umum, Pasal 1, no. 14). Rumah bersalin mepunyai sifat privat dansemi privat, sebab tidak semua orang dapat keluar masuk di dalam area ini. Sifat privat terdapat pada bentuk pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, persalinan fisiologi, masa nifas,bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).

D. Peran dan fungsi bidan di Rumah BersalinPeran dan fungsi bidan di RB tidak jauh berbeda dengan peran dan fungsi bidan praktek swasta pada umumnya yaitu

Peran Bidan di RB1. Peran sebagai Pelaksana,a. Tugas Mandiri, meliputi

1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan

2) Memberikan pelayananan dasar dan asuhan kebidanan kepada klien sesuai kewenangannya

3) Melakukan dokumentasi kegiatan

b.Tugas Kolaborasi 1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

2) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi

3) Melakukan dokumentasi kegiatan

c. Tugas Ketergantungan / Merujuk1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi ketergantungan dengan melibatan klien dan keluarga.

2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada klien dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan

3) Melakukan dokumentasi kegiatan

2. Peran Sebagai PengelolaRB merupakan tanggung jawab bidan, biasanya selain sebagai pelaksana bidan juga menjadi pemilik sekaligus pengelola RB tersebut.

1. Mengelola kegiatan pelayanan kebidanan sesuai dengan rencana.

2. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan kebidanan dengan memanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait.

3. Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi

4. Melakukan dokumentasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan

3. Peran Sebagai pendidik1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB,

2. Melatih dan membimbing siswa bidan/keperawatan yang melakukan Praktek kerja lapangan di RB tersebut

1. Membina dukun yang melakukan rujukan ke RB tersebut

4. Peran sebagai penelitiBidan di RB juga dapat melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok, mencakup:

1. a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

2. b. Menyusun rencana kerja pelatihan.

3. c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

4. d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

5. e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.

6. f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

Fungsi bidan di RB1 Fungsi Pelaksana1. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan

2. Memberikan imunisasi pada bayi dan ibu hamil

3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas

4. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

2. Fungsi Pengelola1. a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.

2. b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.

3. c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

4. d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan

5. e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.

3. Fungsi Pendidik1. a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.

2. b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.

3. c. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat

4. d. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.

4. Fungsi Peneliti1. a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.

2. b. Melakukan penelitian kebidanan klien dan keluarga yang berkunjung ke RB

WEWENANG BIDAN Dalam menjalankan praktek profesionalnya wewenang bidan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.900/ Menkes/SK/VII/2002. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetri dan neonatal kepada setiap ibuhamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepatwaktu

TANGGUNG JAWAB BIDANSebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan klien Bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya

Peranan Bidan Di Desa (PBD)

Indonesia, negara besar dengan geografis kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan aneka ragam budaya dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat. Masih dapat dirasakan masalah kesejahteraan, pendidikan, dan fokusnya adalah pelayanan kesehatan belum tersentuh secara hakiki. Berbicara tentang pelayanan kesehatan tidak bisa dilepaskan dengan SDM Kesehatan. Depkes telah membentuk satu unit utama yang menangani masalah SDM ini, yaitu Badan PPSDM Kesehatan. Tulisan ini mencoba mengingatkan kembali kepada kita semua sebagai insan tenaga kesehatan terutama saudaraku para bidan di daerah terpencil untuk lebih menata segalanya mewujudkan harapan menjadi nyata.

Bidan sebagai anggota profesiSebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang notabene merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu: 1). Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

2). Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu.

3). Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, 4). Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi.

Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.

Memerankan Bidan Siaga di daerah terpencil dari sudut nurani.Pada saat penulis sedang dalam sebuah perjalanan di daerah terpencil, ada seorang ibu-ibu yang habis memeriksakan kehamilannya berjalan sendirian. Dia menempuh jarak yang sangat jauh dari tempat tinggalnya. Peluh membasahi dahinya, nampak bajunya basah dengan keringat sehabis perjalanan. Haus dan lelah kelihatan dari wajahnya, penulis menyodorkan sebotol air dalam kemasan, tanpa basa-basi sang ibu menenggak habis. Kembali wajah sang ibu menjadi ceria. Saat penulis mengantar pulang dengan mobil sewaan, betapa senangnya sang ibu. Dari mulutnya keluar sepatah kata yang menyentuh nurani keharuan, Bu bidan tadi orangnya baik sekali, saya tidak membayar tidak jadi soal, yang penting saya dan kehamilan saya sehat. Malah saya mendapat vitamin gratis.

Suatu fenomena yang langka di jaman seperti ini. Bisa kita rasakan, peranan bidan di daerah terpencil nampak nyata sekali. Rasa sebagai bagian dari anggota masyarakat, begitu kentalnya melekat dalam jiwa bidan. Dari pengamatan, seorang bidan desa di daerah terpencil dituntut berperan lebih. Kalau kita sedikit menegok kasus yang terekspos melalui media massa, ada sebuah RS yang menolak pasien gara-gara tidak mampu membayar. Sangat ironis sekali. Dari studi kasus kecil tersebut dapat digaris bawahi seorang bidan di daerah terpencil mempunyai andil yang sangat besar dalam menolong dan membantu sesama. Sebuah ironisasi yang akan selalu menimbulkan keprihatinan. Padahal hak seluruh masyarakat Indonesia dimanapun berada mendapat pelayanan kesehatan yang layak.

Fungsi dan peran bidan di daerah terpencil bila dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain di daerah perkotaan bisa dikatakan lima kali lebih berat. Selain menghadapi kendala yang besar dalam hal fasilitas, tranportasi, ketersediaan obat dan sarana penunjang lain. Para bidan tetap dengan ikhlas berjuang dan bertugas menjalankan profesinya. Disisi lain mereka harus pula memenuhi kebutuhan bagi dirinya. Sedangkan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak mutlak dan harus dipenuhi. Filosofi dasarnya adalah, apabila seorang ibu baik dan sehat, sehat pula sang anak. Anak merupakan aset bangsa yang harus dipelihara dan dididik. Sebuah fenomena lagi, sampai saat ini semua sektor pelayanan masih dijadikan komoditas, bukan sebagai aset yang harus dikembangkan. Ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi kita semua. Terutama masalah SDM, kapan kita menjadikan hal ini sebagai aset, bukan sekedar komoditi.

Peranan bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model masyarakat, sebagai anggota masyarakat, konselor, motivator, dan inovator di daerah terpencil. Tentunya kompetensi seperti ini yang akan dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan dan pelatihan bagi para bidan. Peranan yang harus dilihat sebagai main idea untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan pelayanan kesehatan. Tuntutan profesional diseimbangkan dengan kesejahteraan bidan daerah terpencil. Pemerintah telah mencanangkan mengangkat mereka sebagai PNS. Suatu langkah aktif dalam menyongsong peningkatan pelayanan di daerah terpencil.

Program Bidan DesaSalah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal. Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan kesehatan anak terutama di desa maka tenaga kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga non medis seperti dukun dengan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat:

meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan

dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan

Selain bekerja sama dengan tenaga non medis seperti dukun,bidan desa juga bekerja sama dengan masyarakat yang secara sukarela membantu dan melaksanakan pos yandu. Biasanya masyarakat tersebut telah mendapat pelatihan dalam menjalankan tugasnya tersebut sebagai kader. Tugas dan fungsi bidan utama bidan desa adalah memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, sebagaimana tertuang dalam SE Dirjen Binkesmas No. 492/Binkesmas/Dj/89 yang menyatakan penempatan bidan desa adalah memberikan pelayanan ibu dan anak serta KB dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta kelahiran. Namun pada kenyataannya bidan desa dibebani dengan berbagai macam program pelayanan kesehatan lainnya. Pada kondisi ini bidan desa dihadapkan pada keterbatasan kemampuan dan kondisi masyarakat yang beragam karakteristik.

Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus dapat meningkatkan cakupan program pelayanan KIA melalui:

peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang bermutu

pertolongan persalinan

deteksi dini faktor kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal.

Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi

Serta bekerja sama dengan kader posyandu mencari sasaran ibu hamildengan melakukan :

kunjungan rumah

sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal

memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara rutin minimal empat kali selama kehamilannya.

Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan kebidanan dan telah mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan. Rasa malu pada pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cakupan pelayanan antenatal.Masyarakat malu untuk memeriksakan dirinya terutama pada kehamilan pertama. Pemberian bantuan tambahan gizi bagi ibu hamil merupakan daya tarik tersendiri dalam kunjungan pelayanan antenatal dan dapat meningkatkan kunjungan ibu.

Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas

Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

Bidan di desa juga membuat laporan kegiatan bidan setiap bulan dan diserahkan kepada bidan koordinasi pada saat bidan di desa melaksanakan tugasnya ke puskesmas

Program Desa SiagaSaat ini pemerintah sedang menyiapkan segala perangkat yang akan mendukung program Desa Siaga. Baik sarana prasarana maupun SDM-nya. Salah satunya tenaga bidan akan menjadi penopang pelayanan di lini terdepan ini. Gaung ini akan disambut dengan antusias, yang berarti pelayanan kesehatan di pelosok desa akan lebih meningkat.

Bidan yang telah lama bertugas di daerah terpencil dapat dijadikan contoh bagi unsur Desa Siaga dalam membaur dengan masyarakat. Sudah tentu seorang bidan adalah seorang wanita yang mempunyai sifat serta karakter yang khas. Ini dapat dijadikan aset guna memerankan peranan yang lebih luas lagi, khususnya bagi tenaga kesehatan lain yang akan bergabung dalam kebersamaan Desa Siaga. Menggagas konsep tidaklah semudah melaksanakan. Sebagai seorang pelaksana pelayanan kesehatan di lini depan, bidan harus bisa tampil memberikan contoh kebersamaan dan keberterimaan dalam program pemerintah ini.

Pengalaman dan tempaan serta ujian hidup di dalam menjalankan tugas di daerah terpencil akan menjadi inspirator bagi rekan tenaga kesehatan lain untuk tidak canggung dan ragu lagi dalam mengabdi dan berkarya di daerah terpencil. Opini ini harus tetap dikedepankan, agar tatanan dan peradaban pelayanan kesehatan di daerah terpencil sesuai dengan kondisi sosial budayanya tetap terjaga.

Analisis kecenderungan fenomena program Desa Siaga ini dapat dijadikan pembelajaran untuk para bidan tampil sebagai pemimpin dalam membaur dengan masyarakat. Menyoal tentang program Desa Siaga, baik langsung maupun tidak langsung, bidan telah melaksanakan tahapan pengembangan program tersebut. Sehingga peningkatan dan kemajuan pelayanan di kemudian hari sesuai dengan program pemerintah dapat lebih maju. Tugas pokok bidan akan lebih terfokus, karena telah ada tim yang dengan spesifikasinya masing-masing akan bersama-sama melayani masyarakat.

Langkah Pengembangan Jejaring Desa SiagaMengingat permasalahan yang mungkin dihadapi Desa Siap Antar Jaga maka perlu dikembangkan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak. Wujud pengembangan jejaringnya dapat dilakukan melalui pertemuan pengurus Desa Siap Antar Jaga secara internal, pertemuan antar pengurus Desa Siap Antar Jaga, pertemuan pengurus dengan pengelola upaya kesehatan yang ada di desa tersebut minimal 3 bulan sekali. Pengembangan Desa Siap Antar Jaga dimaksudkan secara halus untuk terciptanya keadaan masyarakat yang terpenuhi kewajiban dan hak-haknya.

Pengembangan Desa Siap Antar Jaga dibangun dengan 3 sistem, yaitu:

a. Sistem Pengelolaan Kesehatan di MasyarakatMisal: Penggalangan dana melalui posyandu, atau kelompok lembaga masyarakat yang lain.

b. Sistem Pendidikan Kesehatan di MasyarakatMisal: Penyuluhan melalui pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan di masyarakat.

c. Sistem Pendukung Kesehatan di MasyarakatMisal: Dukungan kepada ibu hamil untuk memperoleh hak-haknya dalam memperoleh pelayanan kesehatan termasuk dalam pengambilan keputusan oleh ibu sendiri. Dukungan dalam memperoleh kemudahan transportasi. Dukungan dalam memperoleh donor darah sewaktu-waktu diperlukan.Pengembangan 3 sistem dapat dimulai dengan usaha fasilitator desa masuk dalam kegiatan didesa. Misalnya Posyandu balita, lansia, pengobatan tradisonal, pesantren, usaha kesehatan masjid, dan lain-lain.