PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN...
Transcript of PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN...
1
PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN
SERTA PEMELIHARAAN SISTEM DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEANDALAN SISTEM INFORMASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Herlina Widiyanti
NIM : 204082000698
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009
2
PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN
SERTA PEMELIHARAAN SISTEM DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEANDALAN SISTEM INFORMASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Herlina Widiyanti
NIM : 204082000698
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Wiwiek Utami SE., Ak., MSi Amilin SE., Ak., MSi.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
3
Hari ini Rabu tanggal 29 April tahun 2009 telah dilakukan Ujian Komprehensif
atas nama Herlina Widiyanti NIM: 204082000698 dengan judul Skripsi
“PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN
SERTA PEMELIHARAAN SISTEM DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEANDALAN SISTEM INFORMASI”. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini
sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS Yessi Fitri, SE., MM
Ketua Sekretaris
Rahmawati, SE., MM Penguji Ahli
4
Hari ini Senin tanggal 22 bulan Juni tahun 2009 telah dilakukan Ujian Sidang
Skripsi atas nama Herlina Widiyanti NIM: 204082000698 dengan judul Skripsi
“PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN SERTA
PEMELIHARAAN SISTEM DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KEANDALAN SISTEM INFORMASI”. Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2009
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Dr. Wiwiek Utami SE., Ak., MSi Amilin SE.,Ak.,MSi
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
5
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama HERLINA WIDIYANTI 2. Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 17 April 1985
3. Tinggal di Rumah Orang Tua 4. Alamat Jl. Raden Saleh Gg.H. Azit No. 76 Rt 03/14
Karang Tengah, Ciledug, Tangerang 15157 5. Telepon 021-7306534 / 08159282006
II. PENDIDIKAN 1. SD SD Muhammadiyah 5, Jakarta 2. SMP Madrasah Tsanawiyah Darul Arqam, Garut 3. SMA Madrasah Aliyah Darul Arqam, Garut 4. S1 Universitas STIE YAI, Jakarta 5. S1 Universitas UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. IRM Koordinator Divisi Ikatan Remaja Muhammadiyah
2. IRM Anggota Ikatan Remaja Muhammadiyah IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah Slamet Heru Suprapto 2. Tempat/Tanggal Lahir Cimahi, 10 November 1951
3. Alamat Jl. Raden Saleh Gg.H. Azit No. 76 Rt 03/14 Karang Tengah, Ciledug, Tangerang 15157
4. Telepon 0812 951 3336 / 021-7306534
5. Ibu Cicih Sukaesih 6. Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 10 April 1960
}
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
6
7. Alamat Jl. Raden Saleh Gg.H. Azit No. 76 Rt 03/14 Karang Tengah, Ciledug, Tangerang 15157
8. Telepon 0817 771 960 / 021-7306534 9. Anak Ke dari 2 dari 3 bersaudara
THE INTERNAL AUDITOR ROLE IN THE SYSTEM
DEVELOPMENT WITH SYSTEM MAINTENANCE AND THE INFLUENCE
TO THE SYSTEM INFORMATION MAINSTAY
By: Herlina Widiyanti
7
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the internal auditor role in the
system development and system maintenance influential to the system information
mainstay.
Type of data in this research is primary data which is direct acquired from
internal auditor of Sistem Technology and Information in several Currency-
issuing Bank at Jakarta by a instrument of questionnaires. This research pointed
to the entire population element, which is internal auditor of Sistem Technology
and Information. 33 questionnaires were distributed. Total returned
questionnaires was 30 (91%) questionnaires. The method of data analyzing used
in this research was path analysis.
The result of analysis in this research is show that internal auditor role in
the system development can direct influential to the system information mainstay
and it can indirect influential, by pass through the internal auditor role in the
system maintenance (as intervening) to the system information mainstay. Direct
influence is about 0,141 or 14,1% and indirect influence is about 0,260 or26%.
Keyword: internal auditor, system development, system maintenance, system
information mainstay.
PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
SERTA PEMELIHARAAN SISTEM DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KEANDALAN SISTEM INFORMASI
Oleh: Herlina Widiyanti
8
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran auditor internal dalam pengembangan sistem serta pemeliharaan sistem berpengaruh terhadap
keandalan sistem informasi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung
dari auditor internal bidang Teknologi Sistem dan Informasi pada beberapa Bank Pusat yang terdapat di Jakarta dengan instrumen penelitian yaitu kuesioner.
Penelitian ditujukan kepada seluruh elemen populasi yaitu auditor internal bidang TSI. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 33 kuesioner. Jumlah kuesioner yang
kembali adalah 30 kuesioner (91%). Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis jalur.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peran auditor
internal dalam pengembangan sistem dapat berpengaruh langsung ke keandalan
sistem informasi dan dapat juga berpengaruh tidak langsung, yaitu melalui peran
auditor internal dalam pemeliharaan sistem (sebagai intervening) ke keandalan
sistem informasi. Besarnya pengaruh langsung adalah 0,141 atau 14,1% dan
pengaruh tidak langsung sebesar 0,260 atau 26%.
Kata kunci: auditor internal, pengembangan sistem, pemeliharaan sistem,
keandalan sistem informasi.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
9
Alhamdulillahhirobbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
menurunkan Al-Qur’an dan membenamkannya ke dalam hati, Sang Pengasih
yang tak pernah henti-hentinya mencurahkan nikmat yang tak terbalaskan dan tak
bisa tergantikan, yakni nikmat iman, islam dan ihsan. Atas rahmat dan karunia-
Nya-lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peran Auditor
Internal dalam Pengembangan serta Pemeliharaan Sistem dan Pengaruhnya
terhadap Keandalan Sistem Informasi”. Shalawat serta salam semoga tercurah
keharibaan junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari
zaman jahilliyah ke zaman yang penuh dengan cahaya ilmu dan kebenaran.
Penulis sangat menyadari, bahwa tanpa dukungan, arahan, bimbingan, dan
bantuan dari semua pihak, skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Orang tua tercinta Bapak Slamet Heru S. dan Ibu Cicih Sukaesih yang telah
mencurahkan cinta dan kasih sayangnya kepada penulis. Tidaklah cukup
ucapan terima kasih untuk dapat mengganti semua cinta, kasih sayang,
pengorbanan, air mata, peluh, untaian do’a, dan petuah bijaksana yang tidak
pernah berhenti mengiringi perjalanan hidup diri ini. Semoga ananda dapat
membahagiakan Bapak dan Ibu selamanya. Amin.
2. Kakakku Herman Syafa’at dan adikku Herlangga Saputra, terima kasih atas
dukungan, bantuan, dan motivasinya.
3. Ibu Dr. Wiwiek Utami SE., Ak., MSi selaku pembimbing pertama dan Bapak
Amilin SE., Ak., MSi selaku pembimbing kedua yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk selalu memberikan arahan, bimbingan, bantuan,
dan dukungan yang luar biasa selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial.
5. Bapak Heppy Prayudiawan, SE, Ak., MM dan Ibu Rini SE.,Ak.,MSi yang
selalu memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dukungan yang luar biasa
selama penulis menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Pak Furqon, Ibu Ratna, dan Pak Sanyoto atas segala bantuan dan
bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.
10
7. Aris Sumarwan yang telah menjaga, melindungi dan mengisi “kekosongan
diantara jari-jari ini” dengan perhatian, dukungan, kasih sayang, bantuan,
motivasi, serta kesabaran yang luar biasa. Semoga Allah SWT meridhoi setiap
langkah untuk menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang memiliki akhlak dan
pribadi yang mendekati sempurna.
8. Sahabat-sahabatku, Widhya “nink”, Rahma “onenk”, Sumarni “dewe”, Ady,
Jun, dan Doni, terima kasih atas dukungan, perhatian, motivasi dan
kebersamaan yang telah kalian berikan selama ini, semoga persahabatan yang
indah dan berarti ini dapat terus terjalin serta di ridhoi oleh Allah SWT.
9. Teman-teman Akuntansi B 2004, Rama, Taufik, Andi “ello”, Rizki “qibley”,
Raihan, Agin, Faat, Putra, Mahdi, Eka, Rahil, Ochi, Fina, Pipit, Nurul, Iyoq,
Yani, Nicca, Dika, Desi, Dwi, dan Ayu, terima kasih atas kebersamaan,
kekompakan, dan kerjasamanya semoga semua ini dapat terus terjalin.
10. Teman-teman Ekstensi, Reni, Nanda, Edy ‘Kay-kay’, Ama, Pia, Tika, TB,
Agis, dan yang lainnya, terima kasih telah menyambut dan memberikan
persahabatan yang indah.
11. Serta kepada pihak-pihak yang berperan dalam penyelesaian skripsi ini, yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
karena itu penulis megharapkan saran dan kritik yang membangun agar
tercapainya kesempurnaan penelitian. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Tangerang, Mei 2009
Penulis
11
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF ............ iii
LEMBAR PERNYATAAN LULUS UJIAN SKRIPSI ............................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiiiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 9
A. Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development
Life Cycle—SDLC) .............................................................. 9
B. Pengembangan Sistem ........................................................... 11
12
C. Pemeliharaan Sistem.............................................................. 15
D. Peran Auditor Internal dalam Pengembangan Sistem ............. 16
E. Peran Auditor Internal dalam Pemeliharaan Sistem................ 19
F. Keandalan Sistem Berbasis Teknologi Informasi ................... 23
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu .............................................. 26
H. Kerangka Pemikiran ............................................................. 31
I. Perumusan Hipotesis ............................................................. 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 33
A. Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 33
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 33
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 33
D. Metode Analisis .................................................................... 34
1. Uji Validitas .................................................................... 34
2. Uji Reliabilitas ................................................................ 35
3. Uji Hipotesis ................................................................... 36
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................. 37
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 40
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 40
1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 40
2. Karakteristik Responden ................................................. 40
B. Penemuan ............................................................................. 41
1. Uji Validitas .................................................................... 41
2. Uji Reliabilitas ................................................................ 46
13
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 48
a) Multikolinieritas ........................................................ 48
b) Heterokedastisitas ..................................................... 49
c) Normalitas ................................................................. 50
4. Uji Hipotesis .................................................................... 52
C. Pembahasan .......................................................................... 57
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................... 59
A. Kesimpulan ........................................................................... 59
B. Implikasi ............................................................................... 59
C. Saran .................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 64
14
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
3.1 Operasional Variabel untuk Peran Auditor Internal dalam
Pengembangan Sistem ………...……………………...........
38
3.2 Operasional Variabel untuk Peran Auditor Internal dalam
Pemeliharaan Sistem ………...…………………….............
39
3.3 Operasional Variabel untuk Keandalan Sistem Informasi ... 39
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ………………………… 40
4.2 Karakteristik Responden Auditor …………………………. 41
4.3 Hasil Kuesioner Instrumen Penelitian Variabel Peran
Auditor Internal dalam Pengembangan Sistem ……………
43
4.4 Hasil Kuesioner Instrumen Penelitian Variabel Peran
Auditor Internal dalam Pemeliharaan Sistem …...…………
43
4.5 Hasil Kuesioner Instrumen Penelitian Variabel Keandalan
Sistem Informasi ……………………………..……………
44
4.6 Data Valid untuk Variabel Peran Auditor Internal dalam
Pengembangan Sistem …………………………..…………
45
4.7 Data Valid untuk Variabel Peran Auditor Internal dalam
Pemeliharaan Sistem …………………………..…………..
45
4.8 Data Valid untuk Variabel Keandalan Sistem Informasi…..
45
15
Nomor Keterangan Halaman
4.9 Uji Reliabilitas Variabel Peran Auditor Internal dalam
Pengembangan Sistem ……………………………………..
47
4.10 Uji Reliabilitas Variabel Peran Auditor Internal dalam
Pemeliharaan Sistem ………………………………………
47
4.11 Uji Reliabilitas Variabel Keandalan Sistem Informasi …… 47
4.12 Hasil Uji Coefficients Multikolinearitas …………………... 48
4.13 Hasil Uji Coefficients Correlation Multikolinearitas …….. 49
4.14 Hasil Uji Model Summary Persamaan Regresi (1) …..……. 53
4.15 Hasil Uji ANOVA Persamaan Regresi (1) ...…….………… 53
4.16 Hasil Uji Coefficients Persamaan Regresi (1) ….…………. 53
4.17 Hasil Uji Model Summary Persamaan Regresi (2) …..……. 54
4.18 Hasil Uji ANOVA Persamaan Regresi (2) ...…….………… 54
4.19 Hasil Uji Coefficients Persamaan Regresi (2) ….…………. 55
16
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem………………………. 11
2.2 Kerangka Pemikiran …………………………………...….. 32
3.1 Model Diagram Regresi……………………………............ 36
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas …………………………......... 50
4.2 Hasil Uji Normalitas …………………………………......... 51
4.3 Analisis Jalur ……………………………………………… 55
17
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
4.1 Tampilan Histogram Uji Heterokedatisitas ……………….. 51
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Halaman
1 Kuesioner Penelitian…………………………..…………. 64
2 Tabel Penilaian Jawaban Responden …………………….. 69
3 Validitas dan Reliabilitas ………………………………… 71
4 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ………………………….. 76
5 Hasil Pengujian Regresi ………………………………….. 79
6 Jurnal Nanik Utaminingsih ………………………………. 80
19
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak luar biasa pada
berbagai bidang dan sektor kegiatan. Dampak tersebut menjadi makin
kompleks dengan terjadinya perubahan-perubahan kegiatan entitas bisnis,
antara lain pada besaran organisasi, konsep chain management, dan makin
eratnya integrasi kegiatan antar suppliers, customers dan bahkan dengan
competitors. Ketika organisasi menjadi makin besar dan lokasi
kantor/cabang-cabangnya semakin tersebar, maka sistem informasi berbasis
komputer menjadi makin penting sebagai salah satu alat bantu bagi manajer
dalam menjalankan tugas serta fungsinya baik dalam menerima, mengolah,
dan menyebarkan informasi yang diperlukan. Saat praktek manajemen
makin bergantung pada penggunaan komputer sebagai alat bantu, maka
secara otomatis perusahaan akan melakukan penyesuaian terhadap sistem dan
pengendalian intern.
Penggunaan sistem secara manual dengan sistem berbasis teknologi
informasi memiliki tujuan yang sama, yakni untuk proses akuntansi dan
berbagai bidang lainnya dalam menghasilkan informasi guna pengambilan
keputusan. Namun demikian, ada perbedaan mendasar antara penerapan
sistem teknologi informasi (TI) dengan sistem manual, terutama dalam hal
yang mempengaruhi pertimbangan struktur pengendalian intern.
20
Informasi yang dihasilkan untuk pengambilan keputusan tersebut
tercermin dalam laporan keuangan. Untuk memastikan laporan keuangan
tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu Prinsip-Prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum (Generally Accepted Accounting Principles
– GAAP), maka perlu dilakukan audit terhadap laporan keuangan. Tujuan
audit ini adalah memberikan pendapat ahli mengenai kewajaran laporan
keuangan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk menyatakan
pendapat tersebut, auditor harus melakukan berbagai uji audit tertentu.
Namun dalam lingkungan Computer Based on Information System (CBIS),
bukti-bukti audit akan menjadi sulit karena seluruh data keuangan diproses
oleh berbagai aplikasi komputer. Akurasi dan integritas berbagai program
secara langsung mempengaruhi akurasi laporan keuangan klien. Aplikasi
yang salah, akan merusak data keuangan, sehingga para pemakai laporan
keuangan akan mendapatkan informasi mengenai laporan keuangan yang
tidak akurat pula.
Dalam dunia perbankan di mana seluruh aplikasi dijalankan secara
terkomputerisasi, perubahan dalam sistem akan sangat beresiko dan
mempengaruhi keandalan informasi yang dibutuhkan. Dalam Lampiran Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor: 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember 2007
mengenai Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan
Teknologi Informasi Oleh Bank Umum, dinyatakan bahwa bank wajib
memiliki pendekatan manajemen risiko yang terpadu (terintegrasi) untuk dapat
melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko secara
21
efektif. Risiko terkait teknologi wajib dikaji ulang bersamaan dengan risiko-
risiko lainnya yang dimiliki Bank untuk menentukan risk profile bank secara
keseluruhan. Adapun risiko terkait penyelenggaraan TI yang utama adalah:
a. Risiko Operasional
Risiko operasional melekat di setiap produk dan layanan yang disediakan
Bank. Penggunaan TI dapat menimbulkan terjadinya risiko operasional yang
disebabkan oleh antara lain ketidakcukupan/ketidaksesuaian desain,
implementasi, pemeliharaan sistem atau komputer dan
perlengkapannya,metode pengamanan, testing dan standar internal audit serta
penggunaan jasa pihak lain dalam penyelenggaraan TI.
b. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan dapat timbul bila Bank tidak memiliki sistem yang dapat
memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku bagi Bank
seperti kerahasiaan data nasabah. Risiko kepatuhan dapat berdampak buruk
terhadap reputasi serta citra Bank, juga berdampak pada kesempatan berusaha
dan kemungkinan ekspansi.
c. Risiko Hukum
Bank menghadapi risiko hukum yang disebabkan adanya tuntutan hukum,
ketiadaan peraturan perundangan yang mendukung atau kelemahan perikatan
seperti tidak dipenuhinya syarat sah suatu kontrak.
d. Risiko Reputasi
Opini publik yang negatif dapat timbul antara lain karena kegagalan sistem
yang mendukung produk, kasus yang ada pada produk Bank dan
ketidakmampuan Bank memberikan dukungan layanan nasabah pada saat
22
terjadi kegagalan sistem (downtime). Opini negatif ini dapat menurunkan
kemampuan Bank memelihara loyalitas nasabah dan keberhasilan produk dan
layanan Bank.
e. Risiko Strategis
Risiko ini timbul karena ketidakcocokan TI yang digunakan Bank dengan
tujuan strategis Bank dan rencana strategis yang dibuat untuk mencapai
tujuan tersebut. Hal ini karena kualitas implementasi maupun sumber daya
yang digunakan TI kurang memadai. Sumber daya tersebut mencakup saluran
komunikasi, operating systems, delivery network, serta kapasitas dan
kapabilitas pengelola TI.
Untuk mengatasi risiko-risiko tersebut dan mengetahui keandalan
aplikasi yang digunakan, peran auditor internal sangat dibutuhkan, salah
satunya adalah keterlibatan auditor dalam proses pengembangan dan
pemeliharaan sistem atau lebih dikenal dengan System Development Life
Cycle (SDLC). Proses pengembangan memastikan hanya aplikasi yang
dibutuhkan saja yang dibuat, sedangkan proses pemeliharaan memastikan
hanya perubahan sah saja yang dilakukan terhadap aplikasi tersebut.
Penelitian yang berkaitan dengan peran auditor internal dalam pengembangan
sistem ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti Nanik Sri
Utaminingsih (2004) dan Rebecca C. Wu (1992).
Utaminingsih (2004) meneliti mengenai “Peran Auditor Sistem
Informasi Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi”. Dalam
penelitiannya, dipaparkan beberapa konsep teoritis yang menyatakan bahwa
partisipasi auditor sistem informasi dalam tahap pengembangan sistem
23
bermanfaat dalam upaya pemeliharaan software dan dapat memberikan andil
yang cukup besar jika dilakukan pada tahap awal pengembangan sistem,
yaitu tahap definisi. Karena pada tahap inilah semua perencanaan dan analisa
sistem dirumuskan melalui pertimbangan-pertimbangan yang cukup banyak
sehingga tahap selanjutnya hanyalah tahap pelaksanaan rencana yang telah
disusun saja. Selain itu, audit dibutuhkan untuk mendeteksi permasalahan
yang muncul dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Sebagai
bahan pendukung konsep teoritis tersebut, Utaminingsih memaparkan
penelitian yang dilakukan oleh Wu (1992) dalam penelitiannya.
Penelitian Wu (1992) berjudul “The Information Systems Auditor's
Review of the Systems Development Process and its Impact on Software
Maintenance Efforts”, mencoba untuk membuktikan bahwa partisipasi
auditor sistem informasi dalam proses pengembangan sistem menghasilkan
perencanaan dan pengendalian sistem yang lebih baik, serta berkurangnya
pembiayaan sistem. Bryan dkk (1982) dalam Wu, mengindikasikan bahwa
waktu dan dana yang diinvestasikan dalam audit, khususnya dalam tahap
pengembangan sistem awal, akan menguntungkan tahap pemeliharaan. Untuk
menemukan bukti indikasi tersebut, Wu melakukan studi empiris terhadap
keterlibatan auditor internal secara detail dalam setiap fase pengembangan.
Sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria bahwa sistem tersebut telah
beroperasi dan dalam pemeliharaan selama 1 tahun atau lebih, dikembangkan
dengan pendekatan SDLC, dikembangkan paling sedikit oleh 6 orang, dan
ditinjau oleh auditor sistem informasi. Terdapat tiga tahap pengembangan
24
sistem, yaitu definisi, construction, dan implementasi. Menurut Rittenberg &
Purdy dalam Wu (1992), tujuan auditor selama tahap definisi adalah untuk
meninjau studi kelayakan untuk kemungkinan dan kompatibilitas dengan
fasilitas yang ada untuk memberikan keyakinan bahwa kebutuhan informasi
pengguna dikomunikasikan secara memadai dan dimasukkan dalam desain.
Fase contruction merupakan tahap design sebuah sistem. Chapin
dalam Wu (1992) menyatakan bahwa masalah dalam pemeliharaan adalah
dokumentasi yang buruk yang dapat diminimalkan dalam fase ini, dimana
auditor dapat memberikan kepastian dengan mengkaji dokumentasi yang
dihasilkan selama pemrograman dan pengembangan prosedur.
Fase implementation meliputi tahap pengimplementasian dan
pengoperasian sistem. Dalam tahap ini auditor diminta memberikan kepastian
dengan pengkajian dokumentansi yang dihasilkan selama tahap konversi dan
pengujian untuk menentukan bahwa sistem tersebut lengkap dan memadai,
serta program berjalan seperti yang diharapkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa review yang dilakukan auditor
internal berperan sangat efektif dalam usaha mengurangi pemeliharaan
software. Diantara tiga tahap pengembangan sistem, usaha audit dalam tahap
definisi menunjukkan dampak paling signifikan dalam mengurangi biaya dan
waktu pemeliharaan software.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin lebih memahami mengenai
peran auditor internal dalam tahap pengembangan serta pemeliharaan sistem
dalam siklus hidup sistem serta pengaruh peranan tersebut terhadap
25
keandalan sistem informasi dengan melakukan penelitian tentang “Peran
Auditor Internal dalam Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem serta
Pengaruhnya terhadap Keandalan Sistem Informasi“.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat beberapa rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah peran auditor internal dalam pengembangan sistem berpengaruh
terhadap keandalan sistem informasi perusahaan?
2. Apakah peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem berpengaruh
terhadap keandalan sistem informasi perusahaan?
3. Seberapa besar pengaruh tidak langsung peran auditor internal dalam
pengembangan sistem terhadap keandalan sistem informasi melalui peran
auditor internal dalam pemeliharaan sistem?
3. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis peran auditor dalam pengembangan sistem
berpengaruh terhadap keandalan sistem informasi perusahaan.
b. Untuk menganalisis peran auditor dalam pemeliharaan sistem
berpengaruh terhadap keandalan sistem informasi perusahaan.
c. Untuk menganalisis besar pengaruh tidak langsung peran auditor
internal dalam pengembangan sistem terhadap keandalan sistem
informasi melalui peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem.
26
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
perusahaan mengenai peran auditor internal terhadap pengembangan
dan pemeliharaan sistem yang dilakukan perusahaan dan dampak
peranan tersebut terhadap keandalan sistem yang akan digunakan
perusahaan.
b. Bagi Auditor Internal
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
Auditor Internal mengenai peranannya dalam pengembangan dan
pemeliharaan sistem, sehingga dapat memberikan dampak positif
bagi perusahaan dalam menilai keandalan sistem perusahaan dan
mempermudah auditor internal dalam melaksanakan auditnya
terhadap aplikasi sistem perusahaan.
c. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui bagaimana peran auditor internal dalam
pengembangan dan pemeliharaan sistem serta dampaknya terhadap
keandalan sistem informasi yang digunakan perusahaan.
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle -
SDLC)
Penggunaan sistem dalam suatu perusahaan akan mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan dunia usaha dan kemajuan teknologi
informasi. Menurut Romney dan Steinbart (2006:266), terdapat beberapa
alasan mengapa perusahaan mengubah sistem mereka, diantaranya:
1. Perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis.
Peningkatan persaingan, pertumbuhan bisnis atau konsolidasi, merger,
peraturan baru atau perubahan dalam hubungan regional serta global dapat
mengubah struktur dan tujuan organisasi. Agar tetap responsif atas
kebutuhan perusahaan, sistem juga harus berubah.
2. Perubahan teknologi. Sejalan dengan makin maju
dan murahnya teknologi, organisasi dapat memanfaatkan berbagai
kemampuan baru atau lama, yang dahulu terlalu mahal.
3. Peningkatan proses bisnis. Banyak perusahaan
memiliki proses bisnis sehingga membutuhkan pembaharuan.
4. Keunggulan kompetitif. Peningkatan kualitas,
kuantitas, dan kecepatan informasi dapat menghasilkan peningkatan
produk atau layanan serta dapat membantu mengurangi biaya.
28
5. Perolehan produktivitas. Komputer akan
mengotomatisasi pekerjaan administrasi dan rutin, secara signifikan
mengurangi waktu untuk melakukan tugas-tugas lainnya.
6. Pertumbuhan. Perusahaan berkembang lebih besar
dari sistemnya sehingga harus meningkatkan atau mengganti sistem
tersebut secara keseluruhan.
7. Penciutan. Perusahaan seringkali berpindah dari
mainframe terpusat ke jaringan PC atau sistem berbasis internet untuk
memanfaatkan rasio harga/kinerja mereka.
Saat suatu sistem tidak lagi mengikuti perubahan-perubahan tersebut,
maka perlu dilakukan pengembangan sistem. Pengembangan sistem informasi
berarti tindakan mengubah, menggantikan, atau menyusun sistem informasi
yang selama ini digunakan baik secara keseluruhan maupun sebagian untuk
diperbaiki menjadi sistem baru yang lebih baik (Putra dan Subiyakto,
2006:187). Untuk menjadikan sistem informasi yang lebih baik, diperlukan
dukungan perangkat teknologi informasi.
Hal ini dapat berlangsung terus-menerus sesuai kebutuhan perusahaan.
Pengembangan atau perubahan sistem secara keseluruhan dari sistem lama ke
sistem yang baru dinamakan siklus hidup sistem. Siklus hidup sistem (System
Life Cycle - SLC) adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan
sistem atau subsistem informasi berbasis komputer (McLeod dan Schell,
2004:133). Pelaksanaan SLC ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan utama,
dimana pengabungan seluruh tahap ini dinamakan System Development Life
29
Cycle (SDLC). Menurut Hall dan Singleton (2007:201), SDLC ini merupakan
proses delapan tahap yang terdiri dari dua tahapan utama, yaitu:
1. Pengembangan sistem, yang terdiri dari tahap perencanaan sistem, analisis
sistem, desain konseptual sistem, evaluasi dan pemilihan sistem, desain
terperinci, pemrograman dan pengujian sistem, dan implementasi sistem
2. Pemeliharaan sistem.
Gambar.2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Sumber: Hall dan Singleton (2007:201)
B. Pengembangan Sistem
Menurut Hall dan Singleton (2007:195), dalam pengembangan sistem,
terdapat beberapa partisipan yang dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok umum, yaitu:
1. Profesional sistem ( system professional—SP)
SP adalah analis, teknisi sistem, dan programer. Orang-orang inilah yang
akan benar-benar membangun sistem. Mereka mengumpulkan berbagai
30
fakta mengenai masalah dalam sistem yang telah ada, menganalisis fakta
tersebut, dan merumuskan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hasil
dari usaha mereka adalah sistem baru.
2. Pengguna akhir (end user—EU).
EU adalah pihak yang menggunakan sistem tersebut. Terdapat banyak
pengguna akhir dengan berbagai tingkatan dalam sebuah perusahaan,
meliputi para manajer, personil operasional, akuntan, dan auditor internal.
3. Pemegang kepentingan (stakeholder)
Stakeholder adalah orang-orang di dalam atau di luar perusahaan yang
memiliki kepentingan atas sistem terkait akan tetapi bukan merupakan
pengguna akhir sistem tersebut. Orang-orang ini meliputi akuntan, auditor
internal dan eksternal, serta komite pengarah internal yang mengawasi
pengembangan sistem.
4. Akuntan/Auditor (accountant/auditor)
Accountant/auditor adalah profesional yang menangani berbagai isu
pengendalian, akuntansi, dan audit untuk pengembangan sistem.
Keterlibatan ini seharusnya meliputi pula auditor internal, khususnya
auditor Sistem Informasi.
Dalam tahap pengembangan ini terdiri dari beberapa tahapan. Menurut
Hall dan Singleton (2007:202), kegiatan utama dalam pembentukan SDLC
terdiri dari:
1. Perencanaan sistem (project planning). Perencanaan ini menghubungkan
berbagai proyek sistem atau aplikasi dengan tujuan strategis perusahaan.
31
Perencanaan sistem terjadi dalam dua tingkat, yaitu perencanaan startegis
dan perencanaan proyek. Perencanaan yang hati-hati adalah teknik
pengendalian yang efektif dari segi biaya maupun waktu karena dapat
mengurangi risiko menghasilkan sistem yang tidak diinginkan.
2. Analisis sistem (system analysis). Analisis sistem adalah dasar bagi
keseluruhan tahap SDLC lainnya karena hasil laporan tahap ini
menyajikan berbagai temuan dari analisis dan berbagai rekomendasi untuk
sistem yang baru. Terdapat dua tahap dalam analisis sistem, pertama
adalah survei terhadap sistem yang ada, kemudian tahap analisis
kebutuhan pengguna. Analisis yang tidak tepat akan menghasilkan sistem
yang tidak tepat pula.
3. Desain konseptual sistem. Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan
beberapa konsep sistem untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang
teridentifikasi dalam analisis sistem. Berbagai alternatif desain akan
masuk ke dalam tahap pemilihan sistem dari SDLC di mana biaya dan
manfaat dari sistem tersebut diperbandingkan dan akhirnya dipilih sistem
yang paling optimal.
4. Evaluasi dan pemillihan sistem (system selection), merupakan prosedur
untuk memilih salah satu sistem dari serangkaian desain konseptual yang
akan diteruskan ke tahap desain terperinci. Untuk menstrukturisasi proses
pengambilan keputusan dan mengurangi resiko yang tidak diinginkan,
proses evaluasi dan pemilihan sistem ini dilakukan dalam dua tahapan,
32
melakukan studi kelayakan yang terperinci dan melakukan analisis biaya-
manfaat.
5. Desain terperinci (detailed design). Tujuannya untuk menghasilkan
penjelasan terperinci atas sistem yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan
sistem yang telah diidentifikasi dalam analisis sistem dan sesuai dengan
desain konseptualnya. Dalam tahap ini, semua komponen sistem (tampilan
pengguna, tabel basis data, proses dan pengendalian) secara lengkap
dispesifikasi yang kemudian komponen tersebut disajikan secara formal
dalam laporan desain terperinci yang selanjutnya akan digunakan untuk
membuat cetak biru sistem.
6. Pemrograman dan pengujian sistem. Tahap ini digunakan untuk memilih
bahasa pemrograman dari berbagai bahasa yang tersedia dan yang sesuai
untuk aplikasi terkait. Selain itu, dilakukan pengujian terhadap sistem
yang telah dibuat melalui metodologi pengujian, pengujian secara offline
sebelum digunakan secara online, dan uji data.
7. Implementasi sistem (system implementation). Dalam tahap ini, struktur
basis data akan dibuat dan diisi dengan data perlengkapan akan dibeli dan
diinstal, karyawan dilatih, sistem didokumentasikan, dan sistem yang baru
diinstal. Karena itu, dalam tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh sistem baru dan melibatkan berbagai usaha dari para
desainer, programer, administrator basis data, pengguna, dan akuntan.
33
C. Pemeliharaan Sistem
Saat sistem telah secara keseluruhan di implementasikan dan
digunakan untuk operasi bisnis, tahap pemeliharaan barulah di mulai. Tahap
ini merupakan tahap akhir dari siklus hidup sistem. O’Brien (2005:365) dalam
“Introduction 2 Information Systems” mendefinisikan pemeliharaan sistem
(system maintenance) sebagai:
“The monitoring, evaluating, and modifying of operational business
systems to make desirable or necessary improvements”.
Aktivitas pemeliharaan merupakan proses review untuk memastikan
bahwa sistem yang baru diimplementasikan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Kesalahan dalam pengembangan dan permasalahan yang timbul selama sistem
beroperasi diperbaiki dalam proses pemeliharaan, termasuk dalam hal ini,
melakukan review secara periodik atau melakukan audit sistem untuk
memastikan operasi berjalan baik dan mencapai tujuan, sedangkan menurut
O’Leary (2004:537) dalam “Computing Today”, pemeliharaan terdiri dari dua
bagian, yaitu a system audit dan a periodic evaluation. Audit ini merupakan
pengawasan terhadap sistem baru mengenai masalah yang potensial atau
perubahan yang diperlukan. Pemeliharaan juga termasuk melakukan
modifikasi untuk menyesuaikan sistem terhadap perubahan bisnis perusahaan
atau lingkungan bisnis. Sebagai contoh, kebijakan pajak yang baru, perubahan
perusahaan, dan inisistif dalam e-business dan e-commerce yang baru, mungki
membutuhkan perubahan utama terhadap sistem bisnis tertentu. Periode
pemeliharaan umumnya berlangsung 5 hingga 10 tahun sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
34
D. Peran Auditor Internal dalam Pengembangan Sistem
Auditor internal merupakan pihak yang memberikan informasi yang
diperlukan oleh manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara
efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah
operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan
kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Sawyer’s (2005:10)
dalam “Internal Auditing” mendefinisikan audit internal sebagai:
“Penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal
terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk
menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan
dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan
dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi
yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara
efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara
efektif—semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan
manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif”.
Boynton,et.al. (2006) mendefinisikan audit internal sebagai:
“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve an organizations operation.
It help an organization accomplish its objectives by bringing a
systematic, disciplined approach to evaluate and improve that auditing
activities are carried with an organization”.
Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia mengenai
“Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi
Informasi Oleh Bank Umum”, terdapat pernyataan bahwa auditor internal TI
perlu berperan dalam pengembangan aplikasi utama, pengadaan, konversi dan
testing, namun tidak sebagai penentu dapat tidaknya aplikasi yang
dikembangkan atau diadakan tersebut diimplementasikan, melainkan
35
berpartisipasi sebagai nara sumber dalam aspek pengendalian, khususnya
mengenai standar pengamanan yang diperlukan. Selain itu, keterlibatan
auditor dalam pengembangan aplikasi ini untuk memastikan bahwa aplikasi
tersebut sesuai dengan standar audit. Batasan-batasan ini diperlukan agar
auditor TI dapat menjaga independensi dan obyektifitas dalam pemeriksaan
yang akan dilakukan nanti apabila sistem aplikasi telah diimplementasikan.
Dalam Hall dan Singleton (2007:205), sebagai pihak yang turut
berperan dalam pengembangan sistem, auditor internal memiliki peranan
dalam tiap tahapan SDLC, yaitu :
1. Peran auditor internal dalam perencanaan sistem
Auditor secara rutin memeriksa tahap perencanaan sistem dalam SDLC
karena perencanaan sistem yang hati-hati merupakan pengendalian yang
efektif dari segi biaya dan dapat mengurangi risiko menghasilkan sistem
yang tidak dibutuhkan, tidak diinginkan, dan tidak efektif. Auditor internal
dan eksternal berkepentingan untuk memastikan bahwa terdapat
perencanaan sistem yang memadai.
2. Peran auditor internal dalam analisis sistem
Auditor perusahaan (eksternal dan internal) adalah pemegang kepentingan
dalam sistem yang diusulkan. Seringkali berbagai fitur audit lanjutan tidak
dapat dengan mudah ditambahkan ke sistem yang ada, sehingga
akuntan/auditor harus dilibatkan dalam analisis kebutuhan sistem yang
diusulkan untuk menentukan apakah sistem tersebut merupakan kandidat
36
yang baik untuk fitur audit lanjutan dan, jika memang demikian, fitur
mana saja yang paling sesuai untuk sistem tersebut.
3. Peran auditor internal dalam desain konseptual sistem
Auditor adalah pemegang kepentingan dalam semua sistem keuangan dan
karenanya, memiliki kepentingan dalam tahap desain konseptual sistem.
Dapat tidaknya suatu sistem diaudit tergantung sebagian pada karakteristik
desainnya. Beberapa teknik audit komputer mengharuskan sistem didesain
dengan fitur audit khusus yang merupakan kesatuan dari sistem tersebut.
4. Peran auditor internal dalam evaluasi dan pemilihan sistem
Perhatian utama auditor adalah kelayakan ekonomi sistem yang diusulkan
telah diukur seakurat mungkin atau tidak. Secara khusus, auditor harus
memastikan lima hal:
a. hanya biaya yang dapat dihindari yang digunakan dalam perhitungan
manfaat dari penghematan biaya,
b. penggunaan tingkat bunga yang wajar dalam mengukur nilai sekarang
arus kas,
c. biaya yang timbul sekali dan biaya berulang dilaporkan secara lengkap
dan akurat,
d. adanya penggunaan umur hidup yang realitis dalam membandingkan
berbagai alternatif proyek,
e. manfaat tidak berwujud diberikan nilai finansial yang wajar.
5. Peran auditor internal dalam desain terperinci
37
Dalam tahap desain terperinci, auditor internal bertindak sebagai
kelompok penjaminan mutu (quality assurance group) bersama
programer, analis, dan pengguna. Tugas kelompok ini adalah
menyimulasikan operasi sistem terkait untuk mengungkap kesalahan,
penghilangan, dan ambiguitas dalam desain.
6. Peran auditor internal dalam pemrograman dan pengujian sistem
Peran auditor adalah untuk memverifikasi personil sistem dan berbagai
proyek yang digunakan untuk prosedur pengujian ini. Secara khusus
auditor harus mempertanyakan keberadaan pengujian sistem secara off-
line sebelum penggunaan secara on-line, beserta data uji dan berbagai
hasilnya. Seperti yang telah dijelaskan, auditor mungkin ingin
menggunakan data uji untuk menguji berbagai pengendalian dalam
aplikasi.
7. Peran auditor internal dalam implementasi sistem, yaitu:
a. Menyediakan keahlian teknis,
b. Menspesifikasikan standar dokumentasi,
c. Menverifikasi kecukupan pengendalian,
d. Auditor eksternal.
E. Peran Auditor Internal dalam Pemeliharaan Sistem
Sejak suatu sistem diimplementasikan, terdapat kemungkinan
integritasnya menurun, dalam tahap pemeliharaan ini auditor internal berperan
melakukan audit terhadap sistem tersebut untuk menentukan bahwa integritas
38
aplikasi masih utuh atau tidak, dengan kata lain, auditor internal melaksanakan
audit teknologi informasi. Menurut Tarek M. Khalil dalam Adi Saptari
(2004:151), technology audit adalah suatu analisis yang dilaksanakan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari suatu aset teknologi dalam
suatu organisasi. Dalam melaksanakan audit atas sistem TI, seorang auditor
harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai TI untuk
merencanakan, mengarahkan, melakukan supervisi dan mereview pekerjaan
yang dilakukan (Adamrah, 2001). Hal ini sesuai dengan Statement on Auditing
Standard (SAS) No.48 yang menyatakan bahwa seorang auditor yang hendak
melaksanakan audit atas sistem TI perlu untuk memiliki pengetahuan
memadai mengenai pokok-pokok sistem TI yang meliputi komponen TI,
manfaat dan resiko atas penerapan TI dan pengendalian atas sistem TI.
Pada umumnya, ruang lingkup pemeriksaan dilakukan secara
menyeluruh terhadap perencanaan TI (Information Technology Plan) dan
pengelolaan TI pada suatu organisasi, tetapi ada kalanya juga dalam lingkup
terbatas, yaitu: general information review (audit sistem informasi secara
umum pada suatu organisasi tertentu), quality assurance yang dilakukan
terhadap systems development (audit dengan tujuan membantu tim untuk
meningkatkan kualitas dari sistem yang mereka rancang dan
implementasikan). Auditor mewakili pimpinan proyek dan manajemen (top
management), dan post-implementation audit (pelaksanaan audit ini
mengevaluasi sistem yang sudah diimplementasikan, apakah sistem tersebut
39
perlu dimutakhirkan atau diperbaiki, atau bahkan dihentikan kalau sudah tidak
sesuai atau mengandung kesalahan).
Dalam hubungannya dengan pelaksanaan audit terhadap suatu entitas
ekonomi yang melakukan aktivitasnya dengan berbasis komputer SPAP
(2001) menyatakan bahwa: Auditor harus mempertimbangkan metode yang
digunakan oleh entitas untuk mengolah informasi dalam perencanaan audit
karena metode tersebut mempunyai pengaruh terhadap desain pengendalian
intern. Luasnya penggunaan komputer dalam pengolahan sebagian besar data
akuntansi dan kompleksnya pengolahannya mempengaruhi pula sifat, saat,
dan luasnya prosedur audit yang digunakan oleh auditor. Berdasarkan
pernyataan IAI yang tercantum dalam SA Seksi 311 [PSA No. 05],
“Perencanaan dan Supervisi” (IAI, 2001: par.09), dalam menilai dampak
luasnya penggunaan komputer terhadap audit laporan keuangan, auditor harus
mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1. Luasnya penggunaan komputer dalam setiap aplikasi akuntansi,
2. Kompleksitas operasi komputer entitas, termasuk penggunaan jasa
perusahaan pengolahan data dengan komputer dari luar,
3. Struktur organisasi kegiatan pengolahan data dengan komputer,
4. Tersedianya data. Dokumen yang digunakan untuk memasukkan informasi
ke dalam komputer untuk diolah, arsip komputer tertentu, dan bukti audit
lain yang diperlukan oleh auditor kemungkinan hanya ada dalam periode
yang pendek atau hanya dalam bentuk yang dapat dibaca dengan
komputer.
40
Audit sistem informasi merupakan audit tersendiri dan bukanlah
bagian dari audit laporan keuangan, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
mengenai tingkat kematangan atau kesiapan suatu organisasi dalam
melakukan pengelolaan teknologi informasi (IT governance). Tingkat
kesiapan (level of maturity) dapat dilihat dari tata kelola teknologi informasi
(information technology governance), tingkat kepedulian (awareness) seluruh
stakeholder (semua pihak terkait) tentang posisi sekarang dan arah masa
depan di bidang teknologi informasi pada suatu organisasi. Dengan demikian,
perlu dipahami bahwa kebutuhan audit sistem informasi (berbasis teknologi
informasi) mencakup dua hal:
1. Audit sistem informasi yang dilaksanakan dalam
rangka audit laporan keuangan (general financial audit).
Audit sistem informasi atau sering disebut audit teknologi informasi (TI),
ialah pemeriksaan terhadap aspek-aspek TI pada sistem informasi
akuntansi. Komponen SI adalah manusia (teknisi, operator, pengguna),
data, prosedur, unit/fungsi terkait, sistem pengendalian intern dan TI
(hardware, software, netware, dan infrastruktur, yaitu sumber daya yang
digunakan untuk mengolah/menyajikan informasi). Audit TI dilakukan
sesuai dengan ketentuan standar profesional akuntan publik bahwa auditor
harus memahami sistem dan internal controls serta melakukan tes
subtantif. Karena proses sudah dilakukan oleh komputer dan data terekam
pada media komputer, maka test of controls dilakukan terhadap program-
program komputer dan subtantif test dengan pemeriksaan terhadap
41
data/file/database. Audit objectives-nya adalah kesesuaian dengan standar
akuntansi keuangan dan tidak adanya salah saji material pada laporan
keuangan. Panduan yang dipergunakan dalam audit ini untuk di Indonesia
adalah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan aturan-aturan
yang dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntansi (IAI di Indonesia,
AICPA di USA, atau CICA di Kanada). Sedangkan referensi model sistem
pengendalian intern (internal controls framework) untuk sistem yang
terkomputerisasi adalah COBIT (Control Objectives for Information and
Related Technology).
2. Audit sistem informasi yang dilakukan dalam
kaitannya dengan information technology (IT) Governance.
Audit SI dalam rangka Information Technology Governance sebenarnya
merupakan audit operasional (secara khusus) terhadap manajemen
(pengelolaan) sumber daya informasi atau audit terhadap kehandalan
sistem informasi berbasis teknologi informasi, mengenai aspek-aspek:
efektivitas (efectiveness), efisiensi (efficiencyi, dan ekonomis tidaknya unit
fungsional sistem informasi pada suatu organisasi), data integrity,
saveguarding assets, reliability, confidentiality, availability, dan security.
F. Keandalan Sistem Berbasis Teknologi Informasi
Kebutuhan atas jaminan sistem informasi sangatlah penting.
Menyadari hal ini, AICPA bersama Canadian Institute of Chartered
Accountants (CICA) memperkenalkan pelayanan evaluasi baru yang disebut
42
dengan SysTrust, yang secara independen menguji dan memverifikasi
keandalan sistem. Pelayanan ini memberikan jaminan pada pihak manajemen,
pelanggan, vendor dan mitra bisnis, bahwa suatu sistem informasi benar-benar
andal (Romney dan Steinbart, 2004:267).
Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Indarto (2005:179), keandalan
(reliability) adalah adanya ketetapan dan kesesuaian sistem pelayanan dengan
standar yang seharusnya. Berdasarkan Romney dan Steinbart (2004:267),
untuk menyatakan suatu sistem andal atau tidak, SysTrust menetapkan empat
prinsip, yaitu:
1. Ketersediaan (availability) Dalam memastikan sistem tersedia untuk
dioperasikan dan digunakan yaitu dengan mencantumkannya pada
pernyataan atau perjanjian tingkat pelayanan. O’Brien (2005:365) dalam
Introduction 2 Information Systems menyatakan terdapat beberapa alasan
mengapa sistem dapat tidak tersedia bagi para pemakai, diantaranya
karena adanya kegagalan pada hardware dan software, bencana alam, serta
tindakan sabotase yang disengaja. Demi memastikan ketersediaan sistem
informasi, organisasi perlu meminimalkan waktu kegagalan sistem (system
downtime) dan mengembangkan rencana pemulihan dari bencana (disaster
recovery plan).
2. Keamanan (security)
Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis yang tidak memiliki
otorisasi. Hal ini akan membantu mencegah penggunaan yang tidak sesuai,
pemutarbalikan, penghancur atau pengungkapan informasi serta software
43
serta pencurian sumber daya sistem. Romney dan Steinbart (2004:280)
menyatakan terdapat beberapa klasifikasi pengendalian yang membantu
untuk memastikan pengamanan sistem, yaitu:
a) pemisahan tugas dalam fungsi sistem, untuk mengatasi ancaman/risiko
penipuan komputer.
b) pengendalian akses secara fisik, untuk mengatasi ancaman/risiko
kerusakan komputer dan file, akses yang tidak memiliki otoritas ke
data rahasia.
c) pengendalian akses secara logis, untuk mengatasi ancaman/risiko
akses yang tidak memiliki otorisasi ke software sistem, program
aplikasi, serta sumber daya sistem lainnya.
d) perlindungan atas PC dan jaringan klien/server, untuk mengatasi
ancaman/risiko kerusakan file komputer dan perlengkapannya, akses
yang tidak memiliki otorisasi ke data rahasia, pemakai yang tidak
dikenali sistem pengamanan.
e) pengendalian atas internet dan e-commerce, untuk mengatasi
ancaman/risiko kerusakan file data dan perlengkapan, akses yang
tidak memiliki otorisasi ke data rahasia.
3. Dapat dipelihara (maintainability). Sistem dapat diubah apabila
diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas
sistem. Hanya perubahan dokumen yang memiliki otorisasi dan teruji
sajalah yang termasuk dalam sistem dan data terkait. Bagi seluruh
perubahan yang telah direncanakan dan dilaksanakan, harus tersedia
44
sumber daya untuk mengelola, menjadwalkan, mendokumentasikan, dan
mengkomunikasikan perubahan ke pihak manajemen dan para pemakai
yang memiliki otorisasi.
4. Integritas (integrity). Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat,
tepat waktu, dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas
apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem
tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang
tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja.
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Utaminingsih (2004) meneliti mengenai “Peran Auditor Sistem
Informasi Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi” memaparkan
beberapa konsep teoritis yang menyatakan bahwa partisipasi auditor sistem
informasi dalam tahap pengembangan sistem bermanfaat dalam upaya
pemeliharaan software dan dapat memberikan andil yang cukup besar jika
dilakukan pada tahap awal pengembangan sistem, yaitu tahap definisi. Karena
pada tahap inilah semua perencanaan dan analisa sistem dirumuskan melalui
pertimbangan-pertimbangan yang cukup banyak sehingga tahap selanjutnya
hanyalah tahap pelaksanaan rencana yang telah disusun saja. Selain itu, audit
dibutuhkan untuk mendeteksi permasalahan yang muncul dalam sistem
informasi akuntansi berbasis komputer. Sebagai bahan pendukung konsep
teoritis tersebut, Utaminingsih memaparkan penelitian yang dilakukan oleh
Rebecca C. Wu (1992) dalam penelitiannya.
45
Wu (1992) dalam penelitiannya yang berjudul “The Information
Systems Auditor's Review of the Systems Development Process and its Impact
on Software Maintenance Efforts”, melihat dan memprediksi bahwa dalam
pengembangan sistem diduga adanya gejala bahwa biaya pemeliharaan piranti
lunak makin membengkak dan tidak terkontrol. Lientz dan Swanson di dalam
Wu (1992), mendapati bahwa sistem EDP secara berkala diaudit hanya pada
sepertiga dari departemen pemrosesan data. Satu alasan mengapa audit jarang
dilakukan adalah karena ketidakpastian tentang bagaimana dan apa yang akan
diaudit. Lientz dan Swanson dalam Wu (1992) menyatakan bahwa sebuah
audit adalah metode yang efektif untuk pengontrolan biaya piranti lunak.
Sedangkan Bryan et.al. dalam Wu (1992) mengindikasikan bahwa waktu dan
dana yang diinvestasikan dalam audit, khususnya tahap pengembangan sistem
awal, akan menguntungkan tahap pemeliharaan.
Dalam menemukan bukti bahwa peran auditor internal sistem
informasi mempunyai peran yang cukup berarti, Wu (1992) menggunakan
variabel dependen yaitu maintenance person hour (jam kerja pemeliharaan
software) dan maintenance cost software (biaya pemeliharaan software),
variabel independen meliputi definition review effort ( upaya review di tahap
definisi), construction review effort (upaya review di tahap konstruksi), dan
implementation review effort (upaya review di tahap implementasi) dari
auditor internal sistem informasi. Variabel kontrol yang dianggap memiliki
perngaruh terhadap variabel dependent dan yang perlu dikontrol meliputi
system age (umur sistem), Maintenaner’s RD Experience (pengalaman
46
anggota pemeliharaan di RD departemen) dan System Complexity
(kompleksitas sistem).
Variabel maitenance person hours diukur sebagai jumlah total dari
waktu karyawan yang dihabiskan pada pemeliharaan sebuah sistem aplikasi.
Maitenance costs diukur sebagai pengeluaran pemeliharan aktual dalam dolar
untuk sebuah sistem. Biaya ini menunjukkan total dari biaya piranti lunak dan
biaya karyawan.
Definition review effort diukur sebagai total waktu karyawan aktual
yang auditor informasi sistem habiskan pada tinjauan sebuah aplikasi dalam
tahap definisi. Construction review effort diukur sebagai total waktu karyawan
aktual yang auditor sistem informasi habiskan pada tinjauan sebuah aplikasi
dalam tahap konstruksinya. Sedangkan implementation review effort diukur
sebagai total waktu karyawan aktual yang auditor sistem informasi habiskan
pada tinjauan sebuah aplikasi dalam tahap implementasi.
System age diukur sebagai total jumlah bulan sejak sistem aplikasi itu
berjalan. Maintainer’s review development experience diukur dengan
pembagian jumlah pemelihara yang bekerja sebelumnya pada pengembangan
sistem aplikasi dengan total jumlah pemelihara sistem, sedangkan system
complexity diukur sebagai total jumlah program yang saat ini dimasukkan
dalam sistem yang dipelihara.
Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan pada kriteria bahwa
sistem tersebut telah beroperasi dan dalam pemeliharan selama satu tahun atau
lebih, sistem tersebut dikembangkan dengan menggunakan pendekatan SDLC
47
dan sistem ini mensyaratkan paling sedikit 6 orang-bulan pengembangannya,
dan proses pengembangan sistem tersebut ditinjau oleh auditor sistem
informasi. Perusahaan-perusahaan yang diidentifikasi untuk penelitian ini
adalah lembaga financial multinasional di Los Angeles, yang memiliki
spesifikasi tertentu, misalnya telah memiliki databe manajemen dan masing-
masing organisasi memiliki departemen audit sistem informasi internal yang
maju dan melakukan review terhadap pengembangan sistem.
Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik
deskriptif dari semua variabel, regresi berganda, dimana terdapat 2 tahap
regresi, yaitu yang pertama hanya variabel kontrolnya saja yang dimasukkan
dan yang kedua semua variabel independen dan kontrol secara serentak
dimasukkan bersama-sama.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa untuk software maintenance
person-hours saat dilakukan uji regresi tahap 1 memiliki nilai multiple
correlation 0.84 yang signifikan pada tingkat probability 0.0001. R square
menunjukkan 0.71 ini berarti bahwa variasi dalam variabel independen
mampu menjelaskan variabel dependent sebesar 71%, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor lain. Saat dilakukan uji regresi kedua, dimana 3 variabel
independent dan 3 variabel kontrol dimasukkan semua, hasil dari regresi ini
menunjukkan peningkatan R square menjadi 0,87 dan signifikan pada tingkat
probability 0.0100. Peningkatan yang signifikan dalam R square
mengindikasikan bahwa terdapat kriteria variasi unik yang dijelaskan oleh
upaya audit, bahkan setelah pengaruh dari usia sistem.
48
Wu (1992) juga melakukan uji beda t terhadap koefisen regresi. Uji ini
ditujukan untuk mengetahui perbedaan peran auditor sistem informasi yang
terbesar dilakukan dalam fase definisi, fase konstruksi, atau fase
implementasi. Berdasarkan uji-t ditunjukkan bahwa koefisien regresi dari
audit effort pada tahap definisi secara signifikan lebih besar dibandingkan
dengan koefisien dari audit effort pada fase konstrksi dan bahwa kefisien
regresi dari audit effort fase definisi secara signifikan lebih besar dari
koefisien audit effort fase impelementasi. Hasil ini mengindikasikan bahwa
investasi dari audit effort dalam tahap definisi menghasilkan pengurangan
terbesar dalam waktu karyawan pemeliharaan software (software maintenance
person-hours).
Untuk pengujian terhadap software maintenance cost, dilakukan
prosedur pengujian yang sama dengan software maintenance person-hours.
Hasilnya menunjukkan dalam regresi pertama terdapat multiple correlation
sebesar 0.79 yang signifikan pada tingkat probabilitas 0.01 dan nilai R square
sebesar 0,62. Kemudian saat regresi kedua dilakukan hasil menunjukkan
peningkatan nilai R square menjadi 0.73 dan peningkatan nilai probabilitas
menjadi 0.10. Peningkatan signifikan dalam nilai R square menindikasikan
bahwa ada variasi biya pemeliharaan yang unik yang dapat dijelaskan oleh
audit effort. Uji-t atas koefisien regresi menunjukkan hasil bahwa investasi
dari audit effort dalam tahap definisi menghasilkan pengurangan terbesar
dalam biaya pemeliharaan software.
49
H. Kerangka Pemikiran
Penggunaan sistem dalam sebuah perusahaan memiliki masa manfaat.
Pada saat sistem tersebut kurang memberikan kontribusi sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, maka perlu diadakan perubahan terhadap sistem baik
sebagian ataupun keseluruhan agar sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan
para pengguna sistem. untuk itu, sistem yang baru haruslah terjamin
keandalannya dari sejak dibuat sampai dengan habis masa manfaatnya. Dalam
melakukan perubahan terhadap sebuah sistem, harus melalui tahapan-tahapan
yang disebut system life cycle (siklus hidup sistem). Kesatuan dari tahapan-
tahapan tersebut dinamakan system development life cycle (SDLC) yang
terbagi menjadi dua tahapan utama, yaitu pengembangan dan pemeliharaan
sistem. Dalam tahapan pengembangan, terdapat beberapa partisipan yang
terlibat, salah satunya adalah auditor internal yang berperan sebagai pengguna
akhir, pemegang kepentingan, dan auditor. Walaupun demikian, keterlibatan
auditor internal sangat terbatas untuk menjaga independensi sesuai dengan
standar dan etika profesional sebagai auditor internal. Dalam tahapan
pemeliharaan, auditor internal berperan melakukan audit terhadap sistem
untuk memastikan sistem berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah keandalan sistem
informasi yang dipengaruhi oleh peran auditor internal dalam pengembangan
dan pemeliharaan sistem.
50
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
I. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, karena jawaban yang diberikan masih didasarkan pada teori yang
relevan, tidak berdasar pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiyono, 2005). Berdasarkan penelitian terdahulu dan
tinjauan teoritis yang telah diuraikan, maka dapat dibuat perumusan hipotesis
seperti dibawah ini:
Ha1 : Peran auditor dalam pengembangan sistem berpengaruh terhadap
keandalan sistem informasi perusahaan.
Ha2 : Peran auditor dalam pemeliharaan sistem berpengaruh terhadap
keandalan sistem informasi perusahaan.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini adalah perbankan yang telah mengalami siklus
hidup pengembangan sistem dan terdapat peranan auditor internal di
dalamnya serta berlokasi di Jakarta untuk periode tahun 2008. Penelitian ini
dilakukan pada Bank Rakyat Indonesia (Pusat), Bank Negara Indonesia
(Pusat), dan Bank Tabungan Negara (Pusat) dengan elemen populasi auditor
internal bidang TSI. Ruang lingkup pembahasannya adalah peran auditor
internal dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem serta pengaruhnya
terhadap keandalan sistem informasi.
B. Metode Penentuan Sampel
Tidak terdapat metode penentuan sample dalam penelitian ini karena
penelitian dilakukan terhadap seluruh elemen populasi. Jumlah elemen
populasi yang di uji sebanyak 43 auditor internal bidang TSI yang terdiri dari
20 auditor pada BRI, 15 auditor pada BNI, dan 8 auditor pada BTN.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara
khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian
52
(Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Pengumpulan data primer
dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder
Indriantoro dan Supomo (2002:147) menyatakan bahwa data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber
referensi yang diterbitkan untuk umum (buku text books, artikel, jurnal
ilmiah, dan lain-lain) maupun referensi yang tidak diterbitkan untuk
umum (skripsi, tesis).
D. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis kuantitatif sehingga pengujian yang dilakukan antara lain:
1. Uji Validitas
Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut
mengukur apa yang seharusnya diukur (Indriantoro dan Supomo,
2002:181). Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu
mengungkapkan data dengan tepat, akan tetapi juga harus memberikan
gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Untuk memperoleh
pengukuran yang valid dilakukan pengkorelasian skor item dengan skor
total. Bila korelasi diantara skor item dengan skor total menghasilkan
korelasi yang rendah, maka item akan dikatakan gugur atau akan
53
dimodifikasikan, sedangkan bila korelasi yang didapat menghasilkan skor
tinggi maka item tersebut akan digunakan. Rumus yang digunakan adalah
rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:
( )( )
( ) ( )( )∑ ∑ ∑∑
∑ ∑∑
−−
−=
2222YYNXXN
YXXYNrxy
xyr = Angka indeks Korelasi Product Moment
N = Jumlah sampel
∑ XY = Jumlah asli perkalian antara X dan Y
∑ X = Jumlah seluruh skor X
∑ Y = Jumlah seluruh skor Y
2. Uji Reliabilitas
Menurut Indriantor dan Supomo (2002) konsep realibilitas dapat dipahami
melalui ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi. Uji reliabilitas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner menunjukkan tingkat
ketetapan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi instrument tersebut
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu. Untuk
menguji tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, digunakan teknik uji
cronbach’s alpha.
( )
{ }
t
br
σ
σ
κ
∑−−
Κ=
1
1
r = Reliabilitas
K = Banyak pertanyaan
bσ = Varians butir tσ = Varians total
64
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur yang
bertujuan untuk menentukan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat
variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk diagram dari analisis ini
ditentukan oleh proporsi teoritis yang berasal dari kerangka pemikiran atau
pada permasalahan yang dianalisis. Dalam hal ini dapat digambarkan dalam
hubungan seperti di bawah ini:
Gambar.3.1
Model Analisis Jalur
Sumber: Ghozali (2005:160)
Sehingga persamaan untuk analisis regresi yang digunakan ialah :
ερρ ++= 21 yxyxY
Dimana : Y = Keandalan sistem informasi
1yxρ = Derajat pengaruh relatif langsung 1x ke Y
1x = Peran Auditor Internal dalam pengembangan sistem
2yxρ = Derajat pengaruh relatif langsung 2x ke Y
2x = Peran Auditor Internal dalam pemeliharaan sistem
ε = Variabel error (ketidaknormalan)
E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel
yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan
oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:69). Variabel dalam penelitian ini
terbagi menjadi:
X1 ρ yx1 ε2
Y ρ x1 x2
X2 ρyx2
ε1
65
1. Variabel Independen, yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini:
a) Peran auditor internal dalam pengembangan sistem (X1), di mana
auditor internal berperan dalam setiap tahapan pengembangan sebagai
nara sumber untuk aspek pengendalian, khususnya mengenai standar
pengamanan yang diperlukan.
b) Peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem (X2) , di mana
auditor internal berperan mengaudit sistem untuk menentukan bahwa
integritas aplikasi sistem masih sesuai atau tidak.
2. Variabel Dependen, yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
keandalan sistem informasi (Y).
Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen skala likert untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.
Dengan skala ini, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang
digunakan sebagai titik tolak untuk menyusun instrumen berupa pernyataan atau
pertanyaan dengan gradasi dari sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), netral (skor
3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1) (Sugiono, 2004).
Tabel 3.1
Operasional Variabel untuk Peran Auditor Internal dalam Pengembangan Sistem
Variabel Sub Variabel Indikator
1. Perencanaan sistem
1. Pemeriksaan
perencanaan
2. Pengendalian
biaya
3. Risiko pembuatan
sistem
Peran auditor internal
dalam pengembangan
sistem (variabel
independen) (sumber:
Hall dan Singleton,
2007)
2. Analisis sistem
4. Usulan kebutuhan
sistem
66
5. Penentuan fitur
3. Desain konseptual
sistem 6. Usulan desain
7. Usulan fitur
4. Evaluasi dan pemilihan
sistem 8. Penghitungan manfaat
biaya
9. Penggunaan tingkat
bunga
10. Pelaporan biaya
11. Penggunaan umur
hidup
12. Nilai finansial dari
manfaat tidak
berwujud
5. Desain terperinci 13. Kelompok penjamin
mutu
14. Simulasi sistem
6. Pemrograman dan
pengujian sistem 15. Verifikasi personil
pengujian
16. Verifikasi proyek
pengujian
7. Implementasi sistem 17. Menyediakan keahlian
teknis
18. Menspesifikasi standar
dokumentasi
19. Menverifikasi
kecukupan
pengendalian
Tabel 3.2
Operasional Variabel untuk Peran Auditor Internal dalam Pemeliharaan
Sistem
Variabel Sub Variabel Indikator
Peran auditor internal
dalam pemeliharaan
sistem (variabel
independen) (sumber:
Hall dan Singleton,
2007)
1. Perpustakaan program sumber (SPL)
2. Prosedur pemeliharaan 3. Aplikasi bebas dari
kesalahan material 4. Perpustakaan program
terlindungi
Tabel 3.3
Operasional Variabel untuk Keandalan Sistem Informasi
Variabel Sub Variabel Indikator
Keandalan sistem 1. Ketersediaan 1. Pengoperasian sistem
67
tercantum dalam
perjanjian
2. Penggunaan sistem
tercantum dalam
perjanjian
2. Keamanan 3. Terlindung dari akses
fisik
4. Terlindung dari logis
5. Dapat diubah
6. Tidak mempengaruhi
fungsi
7. Tidak mempengaruhi
integritas
3. Dapat dipelihara
8. Otorisasi dalam
perubahan
9. Perubahan telah teruji
10. Sumber daya manusia
informasi (variabel
dependen) (sumber:
Romney dan
Steinbart, 2004)
4. Integritas 11. Kelengkapan
12. Keakuratan
13. Ketepatan waktu
14. Otorisasi
15. Kesesuaian fungsi
16. Bebas dari manipulasi
68
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada Auditor Internal bidang Teknologi dan
Sistem Informasi (TSI) di beberapa perbankan pusat yang terdapat di Jakarta
(tabel 4.1). Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian yang diserahkan melalui perantara kepada responden yang dimulai
pada pertengahan bulan November 2008 sampai dengan pertengahan bulan
April 2009 dengan peta distribusi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
Tempat Kuesioner
disebar (eks.)
Kuesioner
kembali (eks.)
%
Responden
Bank Rakyat Indonesia Pusat 15 13 39,4
Bank Negara Indonesia Pusat 10 10 30,3
Bank Tabungan Negara Pusat 8 7 21,21
Total 33 30 90,91
Sumber: data primer
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dapat diketahui melalui kuesioner yang disebar
yang perlihatkan pada tabel 4.2. Berdasarkan posisi kerja terdapat 1 atau
3,33% responden sebagai manager, 11 atau 36,67% responden sebagai senior
auditor, dan 18 atau 60% responden sebagai junior auditor.
69
Rentang waktu lama bekerja auditor terdapat 5 atau 16,67% responden
yang bekerja antara 1-5 tahun, 6 atau 20% responden yang bekerja antara 6-10
tahun, 7 atau 23,33% responden yang bekerja antara 10-15 tahun, 5 atau 16,67
responden yang bekerja antara 16-20 tahun, 5 atau 16,67% responden yang
bekerja antara 21-25 tahun, dan 2 atau 6,66% responden yang bekerja antara
26-30 tahun.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Auditor
No. Keterangan Jumlah %
1. Posisi Kerja
a. Manager
b. Senior Auditor
c. Junior Auditor
1
11
18
3,33
36,67
60
2. Lama bekerja
a. 1-5 tahun
b. 6-10 tahun c. 11-15 tahun
d. 16-20 tahun
e. 21-25 tahun
f. 26-30 tahun
5
6 7
5
5
2
16,67
20 23,33
16,67
16,67
6,66
Sumber: data primer
B. Penemuan
Data yang telah terkumpul kemudian diolah melalui beberapa tahapan,
yaitu:
1. Uji Validitas
Kuesioner yang kembali, kemudian diuji tingkat validitasnya. Untuk
mengolah data dalam penelitian ini digunakan SPSS 12. Berdasarkan table
3.1, dapat dilihat bahwa variabel tentang peran auditor dalam pengembangan
sistem terdiri dari tujuh sub variabel dengan 19 pertanyaan. Variabel tentang
peran auditor dalam pemeliharaan sistem terdiri dari satu sub variabel dengan
4 pertanyaan. Variabel tentang keandalan sistem informasi terdiri dari empat
70
sub variabel dengan 16 pertanyaan. Keseluruhan dari sub variabel tersebut
terangkum menjadi 39 pertanyaan. Pertanyaan dianggap valid atau tidak
didasarkan pada nilai r hitung dengan r tabelnya. Jika r > r table, maka
instrumen pertanyaan dinyatakan valid. Berdasarkan r tabel, bila tingkat
kesalahan 5%, dengan dk 28 (30-2), maka nilai r tabel yang digunakan adalah
0,3610.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 12, didapatkan
hasil sebagaimana terlihat pada tabel 4.3 untuk uji validitas atas variabel
pengaruh peran auditor internal dalam pengembangan sistem yang terdiri dari
19 butir pertanyaan. Pertanyaan no.3 untuk variabel ini merupakan pertanyaan
negatif, sehingga penskoran dilakukan secara terbalik. Pengolahan data
menunjukkan 11 butir pertanyaan dinilai valid dan 8 butir pertanyaan dinilai
tidak valid. Tabel 4.4 merupakan hasil uji validitas atas variabel peran auditor
internal dalam pemeliharaan sistem yang terdiri dari 4 butir pertanyaan dan
semuanya dinilai valid. Tabel 4.5 merupakan hasil uji validitas atas variabel
keandalan sistem informasi yang terdiri dari 16 butir pertanyaan. Pertanyaan
no. 4,6, dan 7 untuk variabel ini merupakan pertanyaan negatif, sehingga
penskoran dilakukan secara terbalik. Pengolahan data menunjukkan 11 butir
pertanyaan dinilai valid dan 5 butir pertanyaan dinilai tidak valid.
Tabel 4.3
Hasil Kuesioner Instrumen Penelitian Variabel Peran Auditor Internal Dalam
Pengembangan Sistem
Pertanyaan
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
PG1 ,359 ,710 Tidak Valid
PG2 ,185 ,717 Tidak Valid
PG3 -,137 ,728 Tidak Valid
PG4 ,444 ,705 Valid
PG5 ,443 ,705 Valid
PG6 ,309 ,710 Tidak Valid
71
PG7 ,372 ,710 Valid
PG8 ,214 ,716 Tidak Valid
PG9 ,624 ,699 Valid
PG10 ,619 ,702 Valid
PG11 ,296 ,715 Tidak Valid
PG12 ,593 ,703 Valid
PG13 ,604 ,700 Valid
PG14 ,496 ,706 Valid
PG15 ,650 ,693 Valid
PG16 ,555 ,702 Valid
PG17 ,450 ,705 Valid
PG18 ,201 ,717 Tidak Valid
PG19 ,230 ,716 Tidak Valid
Sumber: data primer yang telah diolah
Tabel 4.4
Hasil Kuesioner Instrumen Penelitian Variabel Peran Auditor Internal Dalam Pemeliharaan Sistem
Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
PM1 ,396 ,785 Valid
PM2 ,638 ,738 Valid
PM3 ,530 ,766 Valid
PM4 ,828 ,679 Valid
Sumber: data primer yang telah diolah
Tabel 4.5
Hasil Kuesioner Instrumen Penelitian Variabel Keandalan Sistem Informasi
Pertanyaan
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
KS1 ,744 ,673 Valid
KS2 ,351 ,699 Tidak Valid
KS3 ,811 ,666 Valid
KS4 -,595 ,729 Tidak Valid
KS5 ,683 ,675 Valid
KS6 -,168 ,727 Tidak Valid
KS7 -,406 ,746 Tidak Valid
KS8 ,249 ,699 Tidak Valid
KS9 ,510 ,678 Valid
KS10 ,430 ,696 Valid
KS11 ,848 ,667 Valid
72
KS12 ,590 ,690 Valid
KS13 ,758 ,661 Valid
KS14 ,525 ,693 Valid
KS15 ,761 ,668 Valid
KS16 ,487 ,687 Valid
Sumber: data primer yang telah diolah
Untuk melanjutkan pengolahan data ke tahap selanjutnya, hanya data
yang valid saja yang digunakan, sedangkan data yang tidak valid, tidak
digunakan. Setelah data yang tidak valid diabaikan, maka data yang digunakan
untuk pengujian selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.6 untuk variabel peran
auditor internal dalam pengembangan sistem, tabel 4.7 untuk variabel peran
auditor internal dalam pemeliharaan sistem, dan tabel 4.8 untuk variabel
keandalan sistem informasi.
Tabel 4.6
Data Valid Variabel Peran Auditor Internal Dalam Pengembangan Sistem
Pertanyaan
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted Keterangan
PG4 ,444 ,705 Valid
PG5 ,443 ,705 Valid
PG7 ,372 ,710 Valid
PG9 ,624 ,699 Valid
PG10 ,619 ,702 Valid
PG12 ,593 ,703 Valid
PG13 ,604 ,700 Valid
PG14 ,496 ,706 Valid
PG15 ,650 ,693 Valid
PG16 ,555 ,702 Valid
PG17 ,450 ,705 Valid
Tabel 4.7 Data Valid Variabel Peran Auditor Internal Dalam Pemeliharaan Sistem
Pertanyaan
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted Keterangan
PM1 ,396 ,785 Valid
73
PM2 ,638 ,738 Valid
PM3 ,530 ,766 Valid
PM4 ,828 ,679 Valid
Tabel 4.8
Data Valid Untuk Variabel Keandalan Sistem Informasi
Pertanyaan
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted Keterangan
KS1 ,744 ,673 Valid
KS3 ,811 ,666 Valid
KS5 ,683 ,675 Valid
KS9 ,510 ,678 Valid
KS10 ,430 ,696 Valid
KS11 ,848 ,667 Valid
KS12 ,590 ,690 Valid
KS13 ,758 ,661 Valid
KS14 ,525 ,693 Valid
KS15 ,761 ,668 Valid
KS16 ,487 ,687 Valid
Dari tabel di atas, diketahui bahwa data yang dapat digunakan pada
penelitian selanjutnya dari masing-masing variabel yaitu, 11 pertanyaan untuk
variabel peran auditor internal dalam pengembangan sistem, 4 pertanyaan
untuk variabel peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem, dan 11
pertanyaan untuk variabel keandalan sistem informasi.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian selanjutnya adalah uji reliabilitas yang bertujuan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur. Alat ukur dalam penelitian ini ialah
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Alat uji yang digunakan untuk pengolahan data adalah SPSS 12. Nilai
reliabilitas pada SPSS dapat dilihat dari nilai cronbanch’s alpha-nya. Suatu
74
instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai cronbanch’s alpha-nya memiliki
koefisiensi diatas 0,60. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.9
untuk variabel peran auditor internal dalam pengembangan sistem, tabel 4.10
untuk variabel peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem, dan tabel
4.11 untuk variabel keandalan sistem informasi.
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Variabel Peran Auditor Internal Dalam Pengembangan Sistem
Reliability Statistics
,720 ,815 20
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Sumber: data primer yang telah diolah
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Variabel Peran Auditor Internal Dalam Pemeliharaan Sistem
Reliability Statistics
,779 ,818 5
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Sumber: data primer yang telah diolah
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variabel Keandalan Sistem Informasi
75
Reliability Statistics
,705 ,808 17
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Sumber: data primer yang telah diolah
Dalam tabel 4.9 nilai cronbanch’s alpha untuk variabel peran auditor
internal dalam pengembangan sistem adalah 0,815. Pada tabel 4.10 nilai
cronbanch’s alpha untuk variabel peran auditor internal dalam pemeliharaan
sistem adalah 0,818, sedangkan pada tabel 4.11, nilai cronbanch’s alpha untuk
variabel keandalan sistem informasi adalah 0,808. Dari hasil tersebut dapat
dinyatakan bahwa ketiga variabel ini reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Setelah diketahui data yang valid dan variabel dalam model ini
dinyatakan reliable, pengujian selanjutnya adalah uji asumsi klasik yang
digunakan untuk melihat seberapa layak data yang telah dikumpulkan dapat
diolah. Uji ini memiliki 3 instrumen penguji, yaitu:
a) Multikolinieritas
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance <0,10 dan VIF>10, dinyatakan
terjadi multikolinieritas. Hasil pengolahan data untuk pengujian ini dapat
dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Uji Coefficients Multikolinieritas
76
Coefficientsa
13,470 6,033 2,233 ,034
,124 ,128 ,141 ,967 ,342 ,836 1,196
1,692 ,379 ,652 4,469 ,000 ,836 1,196
(Constant)
Pengembangan
Pemeliharaan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Keandalana.
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa nilai tolerance dan
VIF kedua variabel independen sebesar 0,836 dan 1,196, sehingga antar
variabel pada penelitian ini dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.
Kriteria lain dapat dilihat dari nilai korelasi antara pengembangan
dan pemeliharaan. Jika nilai korelasi di bawah 95 %, maka dinyatakan
tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengolahan data untuk pengujian ini
dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Hasil Uji Coefficients Correlation Multikolinieritas
Coefficient Correlationsa
1,000 -,405
-,405 1,000
,143 -,020
-,020 ,016
Pemeliharaan
Pengembangan
Pemeliharaan
Pengembangan
Correlations
Covariances
Model1
PemeliharaanPengemb
angan
Dependent Variable: Keandalana.
Sumber: data primer yang telah diolah
Hasil uji tersebut menunjukkan nilai correlations antara
pengembangan dan pemeliharaan sebesar -0.405 atau sekitar 40,5%.
sehingga pada penelitian ini dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas dan
dapat dilanjutkan karena sesuai dengan kriteria yang ada.
b) Heteroskedastisitas
Pengujian selanjutnya adalah menilai heteroskedastisitas.
Instrumen pengujian ini memiliki kriteria yaitu tidak ada pola yang jelas,
77
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengolahan data untuk
pengujian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokdisitas
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa peta penyebaran data
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan
dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas dan penelitian dapat
dilanjutkan.
c) Normalitas
Selanjutnya adalah pengujian normalitas yang dapat dilihat dari
grafik histogram dan ploting data residual. Dikatakan normal jika dalam
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
Reg
res
sio
n S
tud
enti
zed
Re
sid
ual
Dependent Variable: Keandalan
Scatterplot
78
grafik histogram data observasi memiliki distribusi yang mendekati
distribusi normal dan jika dalam ploting, distribusi data residual mengikuti
garis diagonalnya. Hasil pengolahan data untuk pengujian ini dapat dilihat
pada grafik 4.1 dan gambar 4.2.
Grafik 4.1 Tampilan Histogram Uji Heterokdisitas
Sumber: data primer yang telah diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
1
2
3
4
5
6
7
Fre
qu
ency
Mean = 8.23E-16Std. Dev. = 0.965N = 30
Dependent Variable: Keandalan
Histogram
79
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan grafik 4.1, terlihat bahwa data observasi memiliki
distribusi yang hampir mendekati distribusi normal dan dalam ploting
gambar 4.2, distribusi data residual hampir mengikuti garis diagonalnya.
Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini
hampir mendekati normal.
4. Uji Hipotesis
Setelah melalui uji kualitas data, selanjutnya adalah melakukan uji
hipotesis. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan analisis regresi
untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Pengujian
regresi (1) untuk melihat besarnya pengaruh peran auditor internal dalam
pengembangan sistem terhadap peran auditor internal dalam pemeliharaan
sistem. Pengujian regresi (2) untuk melihat besarnya pengaruh peran auditor
internal dalam pengembangan sistem dan peran auditor internal dalam
pemeliharaan sistem terhadap keandalan sistem informasi.
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: Keandalan
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
80
Pengujian regresi (1) untuk melihat besarnya pengaruh peran auditor
internal dalam pengembangan sistem terhadap peran auditor internal dalam
pemeliharaan sistem. Hasil olah data untuk pengujian regresi (1) ini
ditunjukkan oleh tabel 4.14, tabel 4.15, dan tabel 4.16.
Tabel 4.14 Hasil Uji Model Summary Persamaan Regresi (1)
Model Summary
,405a ,164 ,134 6,222
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Pemeliharaana.
Tabel 4.15
Hasil Uji ANOVA Persamaan Regresi (1)
ANOVAb
212,641 1 212,641 5,492 ,026a
1084,059 28 38,716
1296,700 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pemeliharaana.
Dependent Variable: Pengembanganb.
Tabel 4.16 Hasil Uji Coefficients Persamaan Regresi (1)
Coefficientsa
16,533 8,342 1,982 ,057
1,198 ,511 ,405 2,344 ,026
(Constant)
Pemeliharaan
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pengembangana.
Berdasarkan pengujian di atas, hasil SPSS memberikan nilai
Standardized Coefficients Beta untuk peran auditor internal dalam
81
pengembangan sistem sebesar 0,405 dan signifikan pada 0,026 yang
berarti peran auditor internal dalam pengembangan sistem mempengaruhi
peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem. Nilai Standardized
Coefficients Beta 0,405 merupakan nilai regresi untuk peran auditor
internal dalam pengembangan sistem terhadap peran auditor internal dalam
pemeliharaan sistem. Dalam pengujian regresi (1) ini terdapat varians
peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem yang tidak dapat
dijelaskan oleh peran auditor internal dalam pengembangan sistem yang
dihitung dengan rumus:
ε1 = (1-R2)2
ε1 = (1-0,164) 2
ε1 = 0,70
Pengujian regresi (2) untuk melihat besarnya pengaruh peran auditor
internal dalam pengembangan sistem serta pemeliharaan sistem terhadap
keandalan sistem informasi. Hasil olah data untuk pengujian pertama ini
ditunjukkan oleh tabel 4.17, tabel 4.18, dan tabel 4.19.
Tabel 4.17 Hasil Uji Model Summary Persamaan Regresi (2)
Model Summary
,721a ,519 ,484 4,214
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Pemeliharaan, Pengembangana.
Tabel 4.18 Hasil Uji ANOVA Persamaan Regresi (2)
82
ANOVAb
518,382 2 259,191 14,595 ,000a
479,485 27 17,759
997,867 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pemeliharaan, Pengembangana.
Dependent Variable: Keandalanb.
Tabel 4.19
Hasil Uji Coefficients Persamaan Regresi (2)
Coefficientsa
13,470 6,033 2,233 ,034
,124 ,128 ,141 ,967 ,342
1,692 ,379 ,652 4,469 ,000
(Constant)
Pengembangan
Pemeliharaan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keandalana.
Berdasarkan pengujian di atas, hasil SPSS memberikan nilai
Standardized Coefficients Beta untuk peran auditor internal dalam
pengembangan sistem sebesar 0,141 dan signifikansi 0,342 yang berarti
peran auditor internal dalam pengembangan sistem tidak berpengaruh
signifikan terhadap keandalan sistem informasi. Untuk peran auditor
internal dalam pemeliharaan sistem, nilai Standardized Coefficients Beta
0,652 dan signifikansi 0,000 yang berarti peran auditor internal dalam
pemeliharaan sistem berpengaruh signifikan terhadap keandalan sistem
informasi. Nilai Standardized Coefficients Beta 0,141 dan 0,652
merupakan nilai regresi untuk peran auditor internal dalam pengembangan
sistem terhadap keandalan sistem informasi dan peran auditor internal
dalam pemeliharaan sistem terhadap keandalan sistem informasi. Dalam
pengujian regresi (2) ini terdapat varians keandalan sistem informasi yang
83
tidak dapat dijelaskan oleh peran auditor internal dalam pengembangan
dan pemeliharaan sistem yang dihitung dengan rumus:
ε2 = (1-R2)
2
ε2 = (1-0,519)2
ε2 = 0,230
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa peran auditor internal
dalam pengembangan sistem dapat berpengaruh langsung ke keandalan
sistem informasi dan dapat juga berpengaruh tidak langsung, yaitu melalui
peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem (sebagai variabel
intervening) ke keandalan sistem informasi. Besarnya pengaruh langsung
adalah 0,141 atau 14,1%, sedangkan pengaruh tidak langsung harus
dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,405) x
(0,652) = 0,260 atau 26%. Untuk total pengaruh peran auditor internal
dalam pengembangan sistem ke keandalan sistem informasi = 0,141 +
(0,405) x (0,652) = 0,141 + 0,260 = 0,400 atau 40%.
Gambar 4.3 Diagram Jalur
ρ yx1=0,141 ε2= 0,230
ρ x1x2= 0,405
ρ yx2=0,652
ε1=0,70
Keandalan Sistem
Informasi (Y)
Peran AI dalam
Pemeliharaan
Sistem (X2)
Peran AI dalam
Pengembangan Sistem (X1)
84
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui pengujian hipotesis
dengan analisis jalur, dapat diketahui bahwa pengaruh langsung, yaitu penaruh
peran auditor internal dalam pengembangan sistem terhadap keandalan sistem
informasi sebesar 0,141 atau 14,1% tidak signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan
hipotesis pertama (Ha1), yaitu peran auditor dalam pengembangan sistem
berpengaruh terhadap keandalan sistem informasi perusahaan. Pengaruh yang
tidak signifikan ini disebabkan adanya keterbatasan peran auditor internal dalam
tahap pengembangan, sebagaimana Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia
mengenai “Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi
Informasi oleh Bank Umum”. Lampiran tersebut menyatakan bahwa peran auditor
internal hanya sebatas nara sumber dalam aspek pengendalian, khususnya
mengenai standar yang diperlukan, bukan sebagai penentu dapat tidaknya aplikasi
yang dikembangkan diimplementasikan. Dengan peran seperti ini, auditor internal
tidak terlalu dapat mempengaruhi keandalan sistem.
Peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem berpengaruh signifikan
terhadap keandalan sistem informasi sebesar 0,652 atau 65,2%. Hal ini sesuai
dengan hipotesis kedua (Ha2), yaitu peran auditor dalam pemeliharaan sistem
berpengaruh terhadap keandalan sistem informasi perusahaan. Pengaruh ini
disebabkan auditor internal berperan untuk melakukan audit terhadap sistem yang
telah diimplementasikan dan dalam tahap pemeliharaan. Dengan diauditnya sistem
tersebut, maka dapat diketahui apakah sistem telah sesuai dengan standar yang
seharusnya, terjamin keamanannya, dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
sistem merupakan perubahan yang berarti dan telah diotorisasi. Dengan
85
dilakukannya audit tersebut, maka keandalan sistem informasi pun dapat terjaga
dan terjamin.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui pengaruh tidak
langsung dalam penelitian ini, yaitu pengaruh peran auditor internal dalam
pengembangan sistem terhadap keandalan sistem informasi melalui peran auditor
internal dalam pemeliharaan sistem (sebagai variabel intervening) dihitung dengan
mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,405) x (0,652) = 0,260 atau 26%.
Besarnya pengaruh ini menandakan bahwa dengan berpartisipasinya auditor
internal dalam pengembangan sistem, akan mempengaruhi perannya dalam
pemeliharaan sistem, yaitu saat melakukan audit, karena saat pengembangan,
auditor telah memberikan saran agar sistem menjadi auditable, sehingga
memudahkan auditor dalam melakukan audit. Dari penelitian ini diketahui pula
total pengaruh peran auditor internal dalam pengembangan sistem ke keandalan
sistem informasi sebesar = 0,141 + (0,405 x 0,652) = 0,141 + 0,260 = 0,40 atau
40%.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah, penelitian
sebelumnya membahas peran auditor internal dalam pengembangan sistem dan
pengaruhnya terhadap tahap pemeliharaan sistem, sedangkan penelitian ini
membahas peran auditor internal dalam tahap pengembangan serta pemeliharaan
sistem dan pengaruhnya terhadap keandalan sistem informasi.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sehubungan dengan penelitian tentang peran auditor
internal dalam pengembangan serta pemeliharaan sistem dan pengaruhnya
terhadap keandalan sistem informasi. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Peran auditor internal dalam pengembangan sistem tidak berpengaruh
signifikan terhadap keandalan sistem informasi. Hal ini terlihat dari besarnya
pengaruh hanya sebesar 0,141 atau 14,1% dan tingkat signifikansi 0,342.
2. Peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem berpengaruh signifikan
terhadap keandalan sistem informasi sebesar 0,652 atau 65,2% dan tingkat
signifikansi 0,000.
3. Besarnya pengaruh tidak langsung peran auditor internal dalam pengembangan
sistem terhadap keandalan sistem informasi melalui peran auditor internal
dalam pemeliharaan sistem sebesar 0,260 atau 26%.
87
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan implikasi sebagai berikut:
1. Peran auditor internal dalam pengembangan sistem tidak terlalu berpengaruh
secara signifikan terhadap keandalan sistem informasi disebabkan
keterbatasan peran auditor internal yaitu hanya sebatas memberikan saran
untuk sistem yang dibutuhkan. Namun demikian, auditor internal lain yang
memenuhi standar dan tidak terlibat dalam pemberian saran tersebut dapat
bertindak sebagai konsultan dalam hal yang berkaitan dengan
pengembangan sistem. Pemisahan tugas ini untuk menjaga independensi
auditor.
2. Peran auditor internal dalam pemeliharaan sistem berpengaruh secara
signifikan terhadap keandalan sistem informasi. Dalam hal ini, peran
auditor bukanlah memelihara sistem yang ada, namun auditor melakukan
audit terhadap sistem untuk mengetahui keandalan sistem tersebut.
C. Saran
Berdasarkan hasil implikasi diatas, terdapat beberapa saran yang mungkin
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:
1. Bagi perusahaan, untuk menjaga independensi auditor internal, sebaiknya
auditor yang terlibat dalam tahap pengembangan sistem dan pemeliharaan
sistem bukanlah auditor yang sama.
2. Bagi auditor internal, untuk lebih meningkatkan kemampuan teknisnya di
bidang TSI dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh
perusahaan maupun instansi lain. Hal ini dimaksudkan agar auditor dapat
88
memberikan saran atau masukan yang sesuai dan dapat menganalisa resiko
dengan tepat, sehingga waktu dan biaya yang digunakan dalam melakukan
audit relatif lebih singkat dan murah, serta keandalan sistem dapat lebih
terjamin.
3. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya jumlah responden diperbanyak dan
materi tidak hanya mengenai keandalan sistem informasi, tetapi diperluas
dengan materi lain yang difokuskan dalam standar untuk audit teknologi
informasi, salah satunya COBIT.
89
DAFTAR PUSTAKA
Amran, Adamrah, “Pentingnya Pemahaman Atas Struktur Pengendalian Intern
Dalam Melaksanakan Audit Sistem Informasi Dan Teknologi”, Jurnal Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Vol. 5 No. 2, 2001.
Boynton, William C dan Raymond N Johnson, “Modern Auditing: Assurance Service
and the Integrity of Financial Reporting”, 8th edition, WILEY, New Jersey, 2006.
Brian K. William, et. all. “Using Information Technology”, IRWIN, United State of
America, 1995.
Gondodiyoto, Sanyoto, Henny Hendarti, “Audit Sistem Informasi Lanjutan”,Edisi
pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta 2007.
Hall, James A dan Tommy Singleton, “Information Technology Auditing and
Assurance”, 2nd
edition, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelititan Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Kardono, Adi Saptari, “Kajian Perundangan Terkait Assessment dan Audit
Teknologi”, Analisis Sistem: Majalah Ilmiah, Vol. 12 No. 2, Jakarta, 2005.
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember
2007 tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan
90
Teknologi Informasi Oleh Bank Umum. Diakses tanggal 2 Juni 2008, dari
www.abuazmar.files.wordpress.com.
Nanik Sri Utaminingsih, “Peran Auditor Sistem Informasi Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi”, edisi April, Fokus Ekonomi, 2004. Diakses tanggal
25 Agustus 2008 dari www.freejournal.com.
O’Brien, James A. “Introduction 2 Information Systems”, McGraw-Hill, IRWIN, New
York, 2005.
O’Leary, Timothy J, Linda I O’Leany. “Computing Today”, McGraw-Hill, New
York, 2004.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/30/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.
Putra, Syopiansyah Jaya, A’ang Subiyakto, “Pengantar Sistem Informasi”, UIN
Jakarta Press, Jakarta, 2006.
Rebecca C. Wu, “The Information Systems Auditor's Review of the Systems
Development Process and its Impact on Software Maintenance Efforts”, Journal of Information System, Spring, 1992.
Romney, Marshall B, Paul John Steinbart, “Accounting Information System”, 9th
edition, Salemba 4, Jakarta, 2006.
Sawyer, Lawrence B dan Mortimer A. Diltenhover, James H. Scheiner, “Sawyer’s
Internal Auditing”, 5th
edition, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Sawyer, Lawrence B dan Mortimer A. Diltenhover, James H. Scheiner, “Sawyer’s
Internal Auditing”, 5th
edition, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, Cetakan Kesebelas, Alfabeta, Bandung, 2008.
91
KUESIONER
PENGANTAR
Dalam rangka penyelesaian studi S1 saya,
Nama : Herlina Widiyanti
NIM : 204082000698
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/IX
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedang melakukan penelitian dengan judul “Peran Auditor Internal dalam
Pengembangan serta Pemeliharaan Sistem dan Pengaruhnya Terhadap
Keandalan Sistem Informasi”.
Kuesioner ini ditujukan untuk memperoleh data dan informasi yang terkait dengan
permasalahan yang diteliti. Mengingat kualitas dan tingkat kepercayaan penelitian ini
sangat tergantung dari jawaban Bpk/Ibu/Sdr/i, peneliti berharap kepada semua pihak
92
yang terpilih sebagai responden penelitian ini dapat bekerjasama dalam memberikan
informasi serta jawaban secara benar, jujur, dan obyektif. Atas bantuan dan
kerjasamanya, peneliti mengucapkan terima kasih.
Peneliti
HERLINA WIDIYANTI
A. PERTANYAAN UMUM
1. Nama : ……………………………………………………………
2. Jabatan : ……………………………………………………………
3. Departemen : ……………………………………………………………
4. Jumlah personel : …………… orang
5. Pengalaman kerja sampai dengan saat ini …….. tahun …….. bulan.
6. Masalah yang dihadapi dalam lingkup pekerjaan, antara lain:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
B. PERTANYAAN KHUSUS
a. Saya mohon Bapak / Ibu memberikan tanggapan atas seluruh
pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda “√”.
Keterangan : STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
b. Item berikut ini hendaklah dijawab berdasarkan pengalaman kerja
Bapak / Ibu, dan bukan berdasarkan ketentuan tertulis Perusahaan.
PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN
93
SISTEM
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Auditor internal berperan melakukan
pemeriksaan secara rutin terhadap
perencanaan sistem SDLC.
2 Keterlibatan auditor internal dalam
perencanaan sistem dapat menekan
biaya dalam proses pengembangan
sistem.
3 Keterlibatan auditor internal dalam
perencanaan sistem dapat mengurangi
risiko pembuatan sistem yang tidak
dibutuhkan, tidak diinginkan, dan
tidak efektif.
4 Auditor internal dilibatkan dalam
analisis kebutuhan sistem yang
diusulkan dalam tahap analisis sistem.
5 Auditor internal dilibatkan dalam
penentuan fitur sistem.
6 Auditor internal berhak memberikan
usulan desain sistem.
7 Usulan desain sistem auditor internal
sesuai dengan fitur audit.
8 Auditor internal memastikan hanya
biaya yang dapat dihindari yang
digunakan dalam perhitungan manfaat
dari penghematan biaya.
9 Auditor internal memastikan tingkat
bunga yang wajar dalam mengukur
nilai sekarang arus kas.
10 Auditor internal memastikan biaya
yang timbul sekali dan biaya berulang
dilaporkan secara lengkap dan akurat.
94
11 Auditor internal memastikan adanya
penggunaan umur hidup yang realistis
dalam membandingkan berbagai
alternatif proyek.
12 Auditor internal memastikan manfaat
tidak berwujud diberikan nilai
finansial yang wajar.
13 Auditor internal harus dilibatkan
dalam percobaan desain sistem.
14 Auditor internal menyimulasikan
operasi sistem untuk mengungkapkan
kesalahan dalam desain.
15 Auditor internal memverifikasi
personil yang terlibat dalam prosedur
pengujian.
16 Auditor internal memverifikasi proyek
yang digunakan untuk pengujian
sistem.
17 Auditor internal menyediakan
keahlian teknis dalam implementasi
sistem.
18 Auditor internal secara aktif
mendorong kepatuhan terhadap
standar dokumentasi yang berlaku.
19 Auditor internal menverifikasi
kecukupan pengendalian terhadap
aplikasi.
PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PEMELIHARAAN SISTEM
20 Apakah perusahaan menggunakan
perpustakaan program sumber (source
program library-SPL).
21 Auditor internal memastikan bahwa
prosedur pemeliharaan melindungi
95
berbagai aplikasi dari perubahan yang
tidak sah.
22 Selama tahap pemeliharaan, auditor
internal memastikan bahwa aplikasi
bebas dari kesalahan yang material.
23 Selama tahap pemeliharaan, auditor
internal memastikan bahwa
perpustakaan program dilindungi dari
akses yang tidak sah.
KEANDALAN SISTEM INFORMASI
1 Pengoperasian sistem dicantumkan
dalam pernyataan atau perjanjian
tingkat pelayanan.
2 Penggunaan sistem dicantumkan
dalam pernyataan atau perjanjian
tingkat pelayanan.
3 Sistem dilindungi dari akses fisik yang
tidak memiliki otorisasi
4 Sistem dilindungi dari akses logis
yang tidak memiliki otorisasi
5 Sistem dapat diubah bila diperlukan.
6 Perubahan tidak mempengaruhi fungsi
sistem
7 Perubahan tidak mempengaruhi
integritas sistem.
8 Hanya perubahan dokumen yang
memiliki otorisasi saja yang termasuk
dalam sistem.
9 Hanya perubahan dokumen yang teruji
saja yang termasuk dalam sistem.
10 Tersedia sumber daya yang dapat
mengimplementasikan perubahan
sistem.
96
11 Pemrosesan sistem bersifat lengkap.
12 Pemrosesan sistem bersifat akurat.
13 Pemrosesan sistem harus tepat waktu.
14 Pemrosesan sistem bersifat diotorisasi.
15 Sistem dapat melaksanakan fungsi
secara keseluruhan.
16 Sistem bebas dari manipulasi, baik
yang tidak diotorisasi maupun yang
tidak disengaja.
Data Responden Variabel Peran Auditor Internal dalam Pengembangan Sistem
(X1)
NoP P P P P P P P P P P P P P P P P P P PG
97
Data Responden Variabel Peran Auditor Internal dalam Pemeliharaan Sistem
(X2) No. PM1 PM2 PM3 PM4 PMtot 1 3 4 4 4 15 2 4 5 5 4 18 3 4 5 4 4 17 4 5 5 5 5 20 5 1 5 5 3 14 6 5 5 4 5 19 7 4 1 4 1 10 8 3 4 4 4 15 9 4 4 4 4 16 10 3 4 5 5 17
. G 1
G 2
G 3
G 4
G 5
G 6
G 7
G 8
G 9
G 10
G 11
G 12
G 13
G 14
G 15
G 16
G 17
G 18
G 19
tot
1 4 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 66 2 2 2 5 4 2 5 3 4 2 4 4 4 5 4 1 2 2 5 5 65 3 5 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 5 5 73 4 5 5 5 5 2 2 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 1 5 5 77 5 5 2 2 1 1 5 3 1 3 5 5 3 3 5 5 1 3 5 5 63 6 3 4 5 3 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 4 5 46 7 4 4 4 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 49 8 4 2 3 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 51 9 5 4 4 4 3 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 58
10 3 4 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 1 4 64 11 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 63 12 5 4 4 2 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 69 13 5 4 5 5 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 70 14 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5 80 15 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 3 4 4 2 2 3 69 16 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 72 17 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 72 18 5 3 3 2 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 2 5 5 67 19 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 83 20 5 4 5 5 1 1 1 5 5 5 3 3 5 5 5 5 1 5 5 74 21 5 2 5 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 71 22 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 5 67 23 5 4 3 2 2 2 2 4 4 5 5 4 4 2 3 4 4 5 5 69 24 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 70 25 4 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 66 26 2 4 4 1 1 1 3 3 2 4 4 3 2 2 2 2 2 5 5 52 27 2 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 70 28 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 4 4 59 29 4 3 4 2 2 1 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 60 30 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 68
98
Item Statistics
4,17 ,950 30
3,57 ,898 30
1,97 ,850 30
3,30 1,149 30
2,57 1,104 30
3,10 1,242 30
3,10 ,995 30
3,20 ,887 30
3,10 ,995 30
3,77 ,858 30
3,73 ,640 30
3,40 ,855 30
3,67 ,994 30
3,57 ,898 30
3,17 1,234 30
3,53 1,008 30
PG1
PG2
PG3
PG4
PG5
PG6
PG7
PG8
PG9
PG10
PG11
PG12
PG13
PG14
PG15
PG16
Mean Std. Deviation N
11 4 4 3 4 15 12 4 4 4 4 16 13 3 4 4 4 15 14 4 4 4 3 15 15 4 3 4 4 15
Data Responden Variabel Keandalan Sistem Informasi (Y)
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Peran Auditor Internal dalam Pengembangan Sistem (X1)
Case Processing Summary
30 100,0
0 ,0
30 100,0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
No. PM1 PM2 PM3 PM4 PMtot 16 4 4 4 4 16 17 3 4 4 4 15 18 4 4 4 5 17 19 4 5 5 5 19 20 5 5 5 5 20 21 5 4 5 5 19 22 4 4 4 4 16 23 5 5 5 5 20 24 4 4 4 4 16 25 3 4 4 4 15 26 4 4 2 2 12 27 4 4 4 5 17 28 4 4 3 4 15 29 4 4 4 4 16 30 3 4 4 4 15 No. KS
1 KS 2
KS 3
KS 4
KS 5
KS 6
KS 7
KS 8
KS 9
KS 10
KS 11
KS 12
KS 13
KS 14
KS 15
KS 16
KS tot
1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 62 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 65 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 5 4 4 4 5 5 1 4 4 4 4 4 3 1 5 3 4 59 6 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 75 7 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 40 8 3 4 5 5 4 3 3 5 5 5 4 4 5 4 3 5 67 9 4 4 5 5 4 1 1 3 3 4 4 4 4 4 4 5 59 10 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 12 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 58 13 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 14 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 64 15 5 5 4 4 5 5 3 2 2 3 4 4 4 5 5 5 65 16 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 64 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 18 5 5 5 5 4 3 2 3 3 4 5 5 5 5 4 4 67 19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 79 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 21 4 4 5 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 62 22 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 62 23 4 4 5 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 72 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 26 4 4 5 5 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 63 27 3 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 65 28 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 61 29 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 59 30 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 61
99
Item-Total Statistics
123,90 266,990 ,359 . ,710
124,50 272,741 ,185 . ,717
126,10 282,231 -,137 . ,728
124,77 261,220 ,444 . ,705
125,50 261,983 ,443 . ,705
124,97 264,999 ,309 . ,710
124,97 265,964 ,372 . ,710
124,87 271,982 ,214 . ,716
124,97 258,102 ,624 . ,699
124,30 261,114 ,619 . ,702
124,33 272,368 ,296 . ,715
124,67 261,885 ,593 . ,703
124,40 258,731 ,604 . ,700
124,50 263,776 ,496 . ,706
124,90 252,024 ,650 . ,693
124,53 259,982 ,555 . ,702
125,33 261,609 ,450 . ,705
123,93 271,926 ,201 . ,717
123,80 271,338 ,230 . ,716
64,03 69,757 1,000 . ,777
PG1
PG2
PG3
PG4
PG5
PG6
PG7
PG8
PG9
PG10
PG11
PG12
PG13
PG14
PG15
PG16
PG17
PG18
PG19
PGtot
Scale Mean if
Item Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-Total
Correlation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability Statistics
,720 ,815 20
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Basedon
Standardized
Items N of Items
Scale Statistics
128,07 279,030 16,704 20
Mean Variance Std. Deviation N of Items
100
Inter-Item Correlation Matrix
PG1 PG2 PG3 PG4 PG5 PG6 PG7 PG8 PG9 PG10 PG11 PG12 PG13 PG14 PG15 PG16 PG17 PG18 PG19 PGtot
PG1 1,000 -,074 ,306 ,111 -,027 -,073 -,018 -,041 ,420 ,134 ,189 ,170 ,097 ,249 ,476 ,300 ,207 ,129 -,053 ,408
PG2 -,074 1,000 -,471 ,231 ,187 -,145 ,050 ,243 ,205 ,043 ,092 ,054 ,296 ,058 ,067 ,493 -,120 -,052 -,107 ,237
PG3 ,306 -,471 1,000 -,554 -,089 ,069 ,086 -,357 ,045 ,036 ,173 -,076 -,381 -,291 ,071 -,461 ,246 ,092 -,033 -,087
PG4 ,111 ,231 -,554 1,000 ,351 ,002 ,244 ,311 ,214 ,178 -,263 ,330 ,453 ,398 ,280 ,542 -,016 -,038 ,152 ,498
PG5 -,027 ,187 -,089 ,351 1,000 ,335 ,606 ,092 ,166 ,072 -,120 ,373 ,272 ,082 ,232 ,339 ,296 -,275 -,053 ,495
PG6 -,073 -,145 ,069 ,002 ,335 1,000 ,410 -,113 ,020 ,184 ,382 ,188 ,279 ,412 ,056 ,066 ,245 -,101 -,208 ,375
PG7 -,018 ,050 ,086 ,244 ,606 ,410 1,000 -,063 ,024 ,109 ,043 ,357 ,035 -,066 ,126 ,014 ,399 -,126 ,122 ,423
PG8 -,041 ,243 -,357 ,311 ,092 -,113 -,063 1,000 ,250 -,027 -,146 ,118 ,391 ,113 ,000 ,455 -,049 ,050 ,017 ,264
PG9 ,420 ,205 ,045 ,214 ,166 ,020 ,024 ,250 1,000 ,674 ,206 ,600 ,383 ,282 ,379 ,358 ,212 ,022 ,275 ,659
PG10 ,134 ,043 ,036 ,178 ,072 ,184 ,109 -,027 ,674 1,000 ,448 ,554 ,391 ,267 ,494 ,149 ,366 ,169 ,437 ,650
PG11 ,189 ,092 ,173 -,263 -,120 ,382 ,043 -,146 ,206 ,448 1,000 ,391 ,235 ,152 ,058 ,014 ,139 ,176 ,067 ,331
PG12 ,170 ,054 -,076 ,330 ,373 ,188 ,357 ,118 ,600 ,554 ,391 1,000 ,284 ,099 ,294 ,224 ,297 -,112 ,258 ,626
PG13 ,097 ,296 -,381 ,453 ,272 ,279 ,035 ,391 ,383 ,391 ,235 ,284 1,000 ,567 ,300 ,562 ,042 ,160 ,025 ,641
PG14 ,249 ,058 -,291 ,398 ,082 ,412 -,066 ,113 ,282 ,267 ,152 ,099 ,567 1,000 ,472 ,455 -,051 ,194 ,020 ,536
PG15 ,476 ,067 ,071 ,280 ,232 ,056 ,126 ,000 ,379 ,494 ,058 ,294 ,300 ,472 1,000 ,425 ,436 ,308 ,205 ,692
PG16 ,300 ,493 -,461 ,542 ,339 ,066 ,014 ,455 ,358 ,149 ,014 ,224 ,562 ,455 ,425 1,000 ,131 -,041 -,161 ,596
PG17 ,207 -,120 ,246 -,016 ,296 ,245 ,399 -,049 ,212 ,366 ,139 ,297 ,042 -,051 ,436 ,131 1,000 ,234 ,073 ,502
PG18 ,129 -,052 ,092 -,038 -,275 -,101 -,126 ,050 ,022 ,169 ,176 -,112 ,160 ,194 ,308 -,041 ,234 1,000 ,525 ,255
PG19 -,053 -,107 -,033 ,152 -,053 -,208 ,122 ,017 ,275 ,437 ,067 ,258 ,025 ,020 ,205 -,161 ,073 ,525 1,000 ,281
PGtot ,408 ,237 -,087 ,498 ,495 ,375 ,423 ,264 ,659 ,650 ,331 ,626 ,641 ,536 ,692 ,596 ,502 ,255 ,281 1,000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
101
Item Statistics
3.83 .834 30
4.13 .776 30
4.13 .681 30
4.07 .907 30
16.17 2.260 30
PM1
PM2
PM3
PM4
PMtot
Mean Std. Deviation N
Scale Statistics
32.33 20.437 4.521 5
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Peran Auditor Internal dalam Pemeliharaan Sistem (X2)
Case Processing Summary
30 100.0
0 .0
30 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.779 .818 5
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Inter-Item Correlation Matrix
1.000 .089 .040 .334 .546
.089 1.000 .356 .624 .734
.040 .356 1.000 .487 .634
.334 .624 .487 1.000 .886
.546 .734 .634 .886 1.000
PM1
PM2
PM3
PM4
PMtot
PM1 PM2 PM3 PM4 PMtot
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
28.50 17.017 .396 . .785
28.20 15.890 .638 . .738
28.20 16.993 .530 . .766
28.27 13.995 .828 . .679
16.17 5.109 1.000 . .659
PM1
PM2
PM3
PM4
PMtot
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
102
Item Statistics
4,00 ,743 30
4,13 ,434 30
4,37 ,809 30
1,53 ,507 30
4,03 ,765 30
2,50 1,075 30
2,40 1,163 30
3,93 ,785 30
3,77 1,040 30
4,17 ,461 30
4,13 ,730 30
4,20 ,484 30
4,00 ,983 30
4,30 ,466 30
4,07 ,828 30
4,23 ,728 30
59,77 5,335 30
KS1
KS2
KS3
KS4
KS5
KS6
KS7
KS8
KS9
KS10
KS11
KS12
KS13
KS14
KS15
KS16
KStot
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
115,53 102,120 ,744 . ,673
115,40 110,455 ,351 . ,699
115,17 100,075 ,811 . ,666
118,00 120,207 -,595 . ,729
115,50 102,672 ,683 . ,675
117,03 116,585 -,168 . ,727
117,13 122,947 -,406 . ,746
115,60 109,145 ,249 . ,699
115,77 102,047 ,510 . ,678
115,37 109,482 ,430 . ,696
115,40 100,869 ,848 . ,667
115,33 107,678 ,590 . ,690
115,53 98,120 ,758 . ,661
115,23 108,530 ,525 . ,693
115,47 100,533 ,761 . ,668
115,30 106,010 ,487 . ,687
59,77 28,461 1,000 . ,699
KS1
KS2
KS3
KS4
KS5
KS6
KS7
KS8
KS9
KS10
KS11
KS12
KS13
KS14
KS15
KS16
KStot
Scale Mean if
Item Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-Total
Correlation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Keandalan Sistem Informasi (Y)
Case Processing Summary
30 100,0
0 ,0
30 100,0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,705 ,808 17
Cronbach'sAlpha
Cronbach's
Alpha Basedon
StandardizedItems N of Items
Scale Statistics
119,53 113,844 10,670 17
Mean Variance Std. Deviation N of Items
103
Inter-Item Correlation Matrix
KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7 KS8 KS9 KS10 KS11 KS12 KS13 KS14 KS15 KS16 KStot
KS1 1,000 ,535 ,631 -,183 ,789 -,173 -,359 -,059 ,312 ,101 ,763 ,383 ,614 ,498 ,785 ,255 ,774
KS2 ,535 1,000 ,249 -,334 ,401 -,443 -,178 ,027 ,071 ,230 ,160 ,525 ,242 ,648 ,262 ,335 ,386
KS3 ,631 ,249 1,000 -,661 ,649 ,020 -,345 ,148 ,556 ,385 ,790 ,423 ,651 ,338 ,683 ,377 ,836
KS4 -,183 -,334 -,661 1,000 -,314 -,126 ,094 -,341 -,409 -,393 -,385 -,449 -,207 -,554 -,252 -,535 -,564
KS5 ,789 ,401 ,649 -,314 1,000 -,189 -,558 ,119 ,444 ,179 ,733 ,261 ,413 ,551 ,759 ,295 ,720
KS6 -,173 -,443 ,020 -,126 -,189 1,000 ,580 -,286 -,170 -,244 -,088 -,530 -,294 -,310 -,349 -,066 -,069
KS7 -,359 -,178 -,345 ,094 -,558 ,580 1,000 -,461 -,633 -,322 -,471 -,331 -,241 -,356 -,530 ,090 -,312
KS8 -,059 ,027 ,148 -,341 ,119 -,286 -,461 1,000 ,614 ,603 ,197 ,399 ,224 ,245 ,113 ,089 ,317
KS9 ,312 ,071 ,556 -,409 ,444 -,170 -,633 ,614 1,000 ,515 ,542 ,301 ,405 ,221 ,419 ,029 ,580
KS10 ,101 ,230 ,385 -,393 ,179 -,244 -,322 ,603 ,515 1,000 ,239 ,463 ,381 ,241 ,151 ,291 ,465
KS11 ,763 ,160 ,790 -,385 ,733 -,088 -,471 ,197 ,542 ,239 1,000 ,507 ,721 ,486 ,841 ,264 ,867
KS12 ,383 ,525 ,423 -,449 ,261 -,530 -,331 ,399 ,301 ,463 ,507 1,000 ,652 ,642 ,568 ,450 ,619
KS13 ,614 ,242 ,651 -,207 ,413 -,294 -,241 ,224 ,405 ,381 ,721 ,652 1,000 ,226 ,721 ,337 ,796
KS14 ,498 ,648 ,338 -,554 ,551 -,310 -,356 ,245 ,221 ,241 ,486 ,642 ,226 1,000 ,483 ,498 ,556
KS15 ,785 ,262 ,683 -,252 ,759 -,349 -,530 ,113 ,419 ,151 ,841 ,568 ,721 ,483 1,000 ,374 ,792
KS16 ,255 ,335 ,377 -,535 ,295 -,066 ,090 ,089 ,029 ,291 ,264 ,450 ,337 ,498 ,374 1,000 ,538
KStot ,774 ,386 ,836 -,564 ,720 -,069 -,312 ,317 ,580 ,465 ,867 ,619 ,796 ,556 ,792 ,538 1,000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
civ
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Model Summaryb
,721a ,519 ,484 4,214
Model1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Pemeliharaan, Pengembangana.
Dependent Variable: Keandalanb.
ANOVAb
518,382 2 259,191 14,595 ,000a
479,485 27 17,759
997,867 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pemeliharaan, Pengembangana.
Dependent Variable: Keandalanb.
Coefficientsa
13,470 6,033 2,233 ,034
,124 ,128 ,141 ,967 ,342 ,836 1,196
1,692 ,379 ,652 4,469 ,000 ,836 1,196
(Constant)
Pengembangan
Pemeliharaan
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Keandalana.
Coefficient Correlationsa
1,000 -,405
-,405 1,000
,143 -,020
-,020 ,016
Pemeliharaan
Pengembangan
Pemeliharaan
Pengembangan
Correlations
Covariances
Model1
Pemeliharaan
Pengemb
angan
Dependent Variable: Keandalana.
Collinearity Diagnosticsa
2,972 1,000 ,00 ,00 ,00
,018 12,776 ,17 ,99 ,12
,009 17,884 ,82 ,00 ,88
Dimension1
2
3
Model1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant)
Pengemb
angan Pemeliharaan
Variance Proportions
Dependent Variable: Keandalana.
cv
Residuals Statisticsa
32,86 52,51 45,27 4,228 30
-2,933 1,713 ,000 1,000 30
,789 2,881 1,235 ,509 30
34,51 52,12 45,25 3,956 30
-9,865 9,571 ,000 4,066 30
-2,341 2,271 ,000 ,965 30
-2,919 2,447 ,002 1,066 30
-15,338 11,492 ,020 5,032 30
-3,462 2,722 -,001 1,161 30
,051 12,589 1,933 2,812 30
,000 1,576 ,094 ,297 30
,002 ,434 ,067 ,097 30
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Keandalana.
Hasil Pengujian Heterokedastisitas
cvi
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
ze
d R
es
idu
al
Dependent Variable: Keandalan
Scatterplot
Hasil Pengujian Normalitas
cvii
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
1
2
3
4
5
6
7F
req
ue
nc
y
Mean = 8.23E-16Std. Dev. = 0.965N = 30
Dependent Variable: Keandalan
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Ex
pe
cte
d C
um
Pro
b
Dependent Variable: Keandalan
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pengujian Pertama Analisis Jalur Pengaruh X1 terhadap X2
cviii
Model Summary
,405a ,164 ,134 6,222
Model1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Pemeliharaana.
ANOVAb
212,641 1 212,641 5,492 ,026a
1084,059 28 38,716
1296,700 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pemeliharaana.
Dependent Variable: Pengembanganb.
Coefficientsa
16,533 8,342 1,982 ,057
1,198 ,511 ,405 2,344 ,026
(Constant)
Pemeliharaan
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pengembangana.
Hasil Pengujian Kedua Analisis Jalur Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
Model Summary
,721a ,519 ,484 4,214
Model
1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Pemeliharaan, Pengembangana.
ANOVAb
518,382 2 259,191 14,595 ,000a
479,485 27 17,759
997,867 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pemeliharaan, Pengembangana.
Dependent Variable: Keandalanb.
cix
Coefficientsa
13,470 6,033 2,233 ,034
,124 ,128 ,141 ,967 ,342
1,692 ,379 ,652 4,469 ,000
(Constant)
Pengembangan
Pemeliharaan
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keandalana.
Monday, April 7, 2008
FOKUS EKONOMI, APRIL 2004 PERAN AUDITOR SISTEM INFORMASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Oleh : Nanik Sri Utaminingsih
Dosen Tetap STIE Stikubank Semarang ABSTRAK
Pengembangan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan. Untuk menghindari biaya pemeliharaan sistem yang tinggi dan tidak mengurangi esensi dari pentingnya pengembangan sistem informasi akuntansi, maka diperlukan langkah-langkah yang cukup strategis. Alternatif yang dapat ditempuh salah satunya adalah memberdayakan dan mengoptimalkan peran auditor sistem informasi, yang juga merupakan auditor intern untuk memberikan tinjauan kritis dan usulan terhadap proses pengembangan tersebut. Rebbeca C Wu (1992) melalui penelitiannya, melihat dan memprediksi bahwa dalam pengembangan sistem diduga adanya gejala bahwa biaya pemeliharaan piranti lunak yang makin membengkak dan tidak terkontrol. Wu membagi tahap pengembangan sistem menjadi fase definisi, fase konstruksi dan fase implementasi. Hasil penelitian Wu dan penelitan terdahulu mengungkapkan bahwa peran auditor sistem informasi lebih signifikan pada fase definisi, dibandingkan dengan fase yang lainnya. I.PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan bisnis dan industri mengalami persaingan yang cukup ketat, sehingga menuntut pihak manajemen sebuah perusahaan harus dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapat mempertahankan diri (survive). Untuk dapat survive tentunya dibutuhkan kinerja yang cukup
cx
baik, dan salah satu cara agar tercapai kinerja yang baik maka manajemen harus dapat melakukan proses pengambilan keputusan yang tepat. Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang baik, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat mensuplai kebutuhan informasi baik informasi akuntansi ataupun informasi manajemen. Informasi sistem akuntansi yang baik bagi manajemen adalah informasi yang sesuai dengan karakteristik, yaitu bersifat broadscope, timelines, aggregate dan integrated (Chenhall & Moris, 1986). Menurut Gorry dan Morton (1971), Larcker (1981) serta Gordon dan Narayanan (1984) dalam Priyono Puji (2002) informasi yang bersifat broadsope adalah informasi yang mengandung dimensi focus, time horizon dan kuantifikasi. Informasi yang bersifat timelines adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering dilaporkan secara sistematis. Informasi yang bersifat aggregate adalah informasi yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan formal. Sedangkan infomasi yang integrated adalah informasi yang mencerminkan adanya koordinasi antara segmen yang satu dengan segmen yang lain. Agar informasi yang dihasilkannya dapat memenuhi karakteristik tersebut diatas, maka sudah selayaknya sebuah sistem informasi akuntansi perlu untuk dikembangkan sehingga dapat mengikuti perkembangan perusahaan. Akan tetapi perlu dipertimbangkan bahwa sistem yang sukses untuk dijalankan oleh organisasi, jika memenuhi tujuan sebagai berikut (Boockholdt,1996): sistem seharusnya menghasilkan informasi secara benar dan tepat waktu, dikembangkan melalui sejumlah waktu yang masuk akal, dapat sejalan dengan kebutuhan organisasi akan informasi, pengguna sistem seharusnya merasa puas dengan sistem yang ada. Dalam pengembangan sebuah sistem tentunya melibatkan sebuah tim, yang terdiri dari ahli sistem informasi, akuntan, dan pemakai sistem itu sendiri. Di mana setiap anggota tim tersebut, tentunya memiliki peran yang cukup berarti dalam pengembangan sistem informasi. Akuntan, dalam hal ini adalah auditor internal sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kesuksesan sebuah pengembangan sistem, yang diwujudkan dengan menurunnya biaya pengembangan. Artikel ini mengulas peran dari akuntan atau secara lebih khusus auditor internal sistem informasi, baik secara teoritis ataupun berdasarkan penelitian yang mengkaji peran dari auditor internal dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi. Ulasan mengenai topik ini akan dimulai dari pendekatan yang dapat dilakukan dalam pengembangan sistem, pengembangan sistem, keterlibatan auditor intern dalam masing-masing tahap pengembangan,
cxi
dan bukti empiris yang mengkaji masalah peran auditor dalam pengembangan sistem. II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM Menurut Hall (2002) perusahaan mempunyai 2 pendekatan yang dapat dipilihnya dalam melakukan pengembangan sistemnya, yaitu: Pengembangan sistem In-house Dalam pendekatan ini perusahaan akan mengembangkan sendiri sistem yang dibakukan melalui aktivitas pengembangan sistem secara formal. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh perusahaan yant memiliki karakteristik yang unik sehingga tidak dapat menggunakan software yang instant Pengembangan dengan melakukan sistem komersial yang ditawarkan pemasok. Biasanya perusahaan yang memilih pendekatan ini telah memiliki praktek bisnis yang telah distandardisasi sehingga penggunaannya dapat langsung dipakai ataupun dimodifikasi sehingga lebih tepat, tetapi tidak mengurangi esensinya. III. PENGEMBANGAN SISTEM Salah satu model pengembangan sistem yang dapat digunakan dan telah diakui oleh para ahli dalam komunitas sistem adalah System Development Life Cycle (SDLC), dimana menurut Boockholdt terdapat lima tahap dalam model ini, yaitu: System master plan System operation System Implementasi System design System analysis Gambar 1: System Development Life Cycle Sumber: Boockholdt, J.L, 1996, Accounting Information System, Fourth Ed. Masing-masing tahapan dalam System Development Life Cycle memiliki tujuan dan manfaat, sebagai berikut:
cxii
1. Perencanaan Sistem Tujuan tahap perencanaan adalah untuk merencanakan semua aktivitas pengembangan sistem dan menghubungakan proyek-proyek atau aplikasi sistem individual dengan tujuan-tujuan stratetegis perusahaan, dimana perencanaan sistem ini biasanya didasarkan pada perencanaan bisnis organisasi. Biasanya perusahaan-perusahaan akan menggunakan staf perencana strategis yang memberi pertimbangan kepada manajemen dan mengindentifikasi tujuan dan masalah-masalah yang dihadapi. Menurut Hall (2001), dalam perencanaan sistem harus meliputi pembahasan mengenai: Mengenal masalah, mendefinisikan masalah, menentukan tujuan-tujuan sistem, menentukan kelayakan proyek, menyiapkan proposal proyek formal, mengevaluasi dan memprioritaskan proposal-proposal yang potensial, menghasilkan sebuah jadwal proyek, dan mengumumkan proyek sistem yang baru. Sedangkan menurut McLeod (1995) tahap perencanaan meliputi menyadari permasalahan, mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem, mengidentifikasi kendala-kendala sistem, membuat studi kelayakan , mempersiapkan usulan penelitian sistem, menyetujui atau menolak penelitian proyek, menetapkan mekanisme. McLeod juga mengemukakan bahwa jika tahap ini dilaksanakan akan memberikan keuntungan-keuntungan sbb: Menentukan lingkup proyek. Unit organisasi, kegiatan atau sistem mana yang akan terlibat, dan mana yang tidak. Informasi ini memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan. Mengenali berbagai area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin salah sehingga hal-hal ini dapat dicegah. Mengatur urutan tugas. Tugas-tugas diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi. Memberikan dasar untuk pengendalian. Tingkat kinerja dan metode pengukuran tertentu harus dispesifikasikan sejak awal. Analisis Sistem Merupakan proses pengujian terhadap sistem informasi yang sudah ada dan lingkungannya untuk mengidentifikasi apakah terdapat kemungkinan yang cukup besar (potensial) untuk dikembangkan, seorang analis dapat melakukannya lewat survey dan dilanjutkan dengan pengumpulan fakta-fakta mengenai sistem, yang meliputi: sumber data, pemakai, tempat
cxiii
penyimpanan data, proses, arus data, kontrol, volume transaksi, tingkat kesalahan, biaya sumber daya, kemacetan dan operasi yang diberlakukan. Hasil analisis ini menghasilkan informasi mengenai kebutuhan informasi yang dituangkan dalam master plan system. Ada 3 kemungkinan yang memberikan alasan untk melakukan analisis sistem, yaitu: Untuk pemecahan masalah (problem solving) Kebutuhan baru ( New requirements) Untuk mendapatkan keunggulan teknologi baru. Menurut McLeod (1995) dalam tahap ini analis sistem harus bekerja sama dengan manajer dan komite pengarah SIM, serta melakukan aktivitas mengumumkan penelitian sistem, mengorganisasikan tim proyek, mendefinisikan kebutuhan informasi, mendefinisikan kriteria kinerja sistem, menyiapkan usulan rancangan, dan yang terakhir manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan perseujuan atau tidak. Design Sistem Dalam tahap ini tim desain sistem akan menerjemahkan rekomendasi yang dibuat oleh analis sistem menjadi bentuk yang dapat untuk diimplementasikan. Dalam desain sistem yang besar, biasanya terdiri atas 2 fase, yaitu: a. Pre eliminary survey yaitu suatu fase dimana sistem disusun secara
konseptual, yang dinilai dengan menentukan tujuan, proses, data dan laporan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tsb.
Detail spesifikasi, dalam fase ini tim desain akan mengidentifikasi bagaimana sistem bekerja dan didesain program komputer serta prosedur manual pengoperasiannya, desain dokumen dan laporan gambaran file dan internal kontrol dalam sistem. Sedangkan menurut McLeod (1995) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap ini meliputi menyiapkan rancangan terperinci, mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem, komengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem, memilih konfigurasi yang terbaik, menyiapkan usaulan penerapan, menyetujui atau menolak penerapan sistem. Implementasi Sistem Tahap ini seringkali merupakan tahap yang menuntut biaya yang cukup besar dalam pengembangan sistem. Langkah-langkah yang diusulkan oleh McLeod (1995) meliputi merencanakan penerapan, mengumumkan
cxiv
penerapan kepada para pegawai, mendapatkan sumber daya perangkat lunak, menyiapkan database, menyiapkan fasilitas fisik, mendidik peserta dan pemakai dan masuk kedalam sistem baru. Penggunaan sistem. Tahap ini dilakukan setelah beberapa waktu proses implementasi sistem, dimana semua perangkat lunak dan perangkat keras telah siap dioperasikan. Menurut McLeod (1995) langkah-langkah yang harus dilakuan adalah; Menggunakan sistem untuk mencapai tujuan telah ditetapkan Audit sistem. Setelah sistem dapat berjalan dengan baik maka diperlukan postimplementation review yang dapat dilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh auditor internal. Memelihara sistem, yang dilaksanakan dengan alasan untuk memperbaiki kesalahan, menjaga kemutakhiran sistem, meningkatkan sistem. Semua tahapan diatas adalah siklus hidup dari sebuah pengembangan sistem, dimana siklus hidup ini tidak terputus selama pengembangan itu sendiri dan selalu dipertahankan dalam organisasi. Sedangkan menurut Atituv & Neumann (1982) dalam Rebecca Wu (1992) dengan studinya yang berjudul "The Information Systems Auditor’s review of The systems development process & Its Impact on Software Maitenance Effort" menyatakan bahwa fase pengembangan sistem terdiri dari 3 fase yaitu fase definisi yang meliputi proses perencanaan dan analisis, fase konstruksi dan fase implementasi yang meliputi fase implementasi dan pengoperasian. IV. KETERLIBATAN AUDITOR INTERN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM Keterlibatan auditor intern dapat ditinjau dari setiap tahapan dalam SDLC, yaitu: 4.1.Tahap perencanaan Menurut Hall (2002) dalam tahap ini akuntan ataupun auditor internal sering diminta untuk memberikankeahliah mereka untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek, mereview masalah kelayakan ekonomi, kelayakan perencanaan sistem pengendlian intern dan kelayakan operasi. 4.2.Tahap analisis sistem
cxv
Menurut Boockholdt (1996) peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan audit pada sistem yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan dengan latar belakang pendidikan formal dan informalnya menunjukkan bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan analisis sistem. Akuntan akan melakukan survey sistem untuk memahami elemen-elemen penting dari sistem yang digunakan saat ini dan menentukan kebutuhan informasi pemakai akhir, standar kontrol internal, kebutuhan jejakaudit, dan prosedur-prosedur dimandatkan jelas merupakan tugas-tugas penting untuk menentukan persyaratan sistem yang baru sehingga diharapkan sistem yang nantinya dipakai akan kompatibel dengan audit lanjutan yang akan digunakan. 4.3.Tahap desain sistem Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam memanfaatkan keahlian teknisnya, peran ini dilakukan dalam hal: Desain sistem konseptual, disini akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptual (arus informasi ogis) dan profesional sistem bertanggungjawab terhadap sistem fisik (pekerjaan teknis untuk membangun sistem ), dimana dalam melakukkan perannya ini akuntan harus mempertimbangkan bahwa setiap sistem harus dikontrol secara memadai, jejak audit yang harus dilestarikan, konversi-konversi akuntansi dan persyaratan-persyaratan hukum harus dipahami. Menurut Boockholdt (1996) fase ini akuntan harus melakukan review atas: Laporan. Mengindentifikasi informasi yang dibutuhkan dalam laporan untuk pengendalian dan auditability Langkah pemrosesan Dimana auditor harus menyarankan prosedur pengendalian Seleksi Perlengkapan. Memastikan bahwa yang dipilih sesuai dengan kebijakan perusahaan. File data. Menetapkan bahwa data akan akurat dipelihara selama penggantian ke sistem baru. 4.4.Tahap implementasi sistem
cxvi
Dalam tahap ini secara rinci internal auditor, harus terlibat dalam cara-cara berikut ini: Menspesifikasi standar dokumentasi. Auditor intern ikut serta menentukan spesifikasi dokumentasi sistem agar nantinya dalam pemeriksaan dapat mudah, maka akuntan harus aktif mendorong para pemakai sistem untui taat pada stadar dokumentasi yang telah diterapkan. Menverifikasi kelayakan kontrol. Tugas ini tidak semata-mata berdiri sendiri tetapi merupakan rangkaian atas usulan struktur pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern dalam fase sebelumnya. Pada tahap implementasi inilah review kembali apakah SPI yang telah ditetapkan memiliki keterbatasan yang cukup besar atau tidak. Review konversi sistem lama ke sistem baru. Untuk memastikan bahwa data-data akurat selama proses penggantian tersebut. Review terhadap ketepatan uji data dan hasil uji 4.5.Tahap pengoperasian sistem Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai ketepatan pengendalian dalam operasi sistem, kaitannya dengan pemeliharaan sistem. Pada tahap ini pula auditor intern harus secara aktif memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan standar pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya. V. BUKTI EMPIRIS PERAN AUDITOR INTERN SISTEM INFORMASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM Berdasarkan beberapa penelitian empiris terdahulu menyatakan bahwa : Fase definisi yang didalamnya meliputi proses perencanaan dan analisis. Fase ini memiliki ekses implication yang cukup besar atas keberhasilan pengembangan sistem, khususnya pengembangan software. Menurut Rittenberg & Purdy (1978) dalam Rebecca Wu (1992) tujuan auditor selama tahap definisi adalah untuk meninjau studi kelayakan untuk kemungkinan dan kompatibilitas dengan fasilitas yang ada plus untuk memberikan keyakinan bahwa kebutuhan informasi pengguna dikomunikasikan secara memadai dan dimasukkan dalam desain. Wysong (1983) dan Umbaugh (1987) menyatakan peningkatan keterlibatan auditor
cxvii
internal dalam definisi dari sistem informasi perusahaan tertentu, menunjukkan bahwa biaya modifikasi sistem yang tinggi menentukan penambahan kontrol dalam desain sistem bukan penambahannya kemudian. Fase contruction yang merupakan tahap design sebuah sistem Chapin (1985) dalam Rebecca Wu (1992) menyatakan bahwa masalah pemeliharaan terbesar yang dapat diidentifikasi adalah dokumentasi yang buruk. Permasalahan ini sebenarnya dapat diminimalkan dalam fase konstruksi, dimana keterlibatan auditor dalam memberikan kepastian dengan pengkajian dokumentasi yang dihasilkan selama pemrograman dan pengembangan prosedur. Fase Implementation meliputi tahap pengimplementasian dan pengoperasian sistem. Dimana dalam tahap ini auditor diminta memberikan kepastian dengan pengkajian dokumentansi yang dihasilkan selama tahap konversi dan pengujian. Menurut Bryan dkk serta Lybrook dalam Rebecca Wu (1992), auditor sebaiknya meninjau dokumentasi untuk menentukan bahwa sistem tersebut memnuhi tujuan awal, bahwa pengujian sistem lengkap dan memadai, dan bahwa program berjalan seperti dijelaskan sebelumnya. Salah satu penelitian yang menguji keterlibatan auditor intern secara detail, setiap fase pengembangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Rebecca C.Wu. Dalam penelitian ini Wu melihat dan memprediksi bahwa dalam pengembangan sistem diduga adanya gejala bahwa biaya pemeliharaan piranti lunak yang makin membengkak dan tidak terkontrol. Dan menurut Lientz dan Swanson (1980) didapati bahwa sistem EDP secara berkala diaudit hanya pada sepertiga dari deparatemen pemrosesan data, satu alasan mengapa audit jarang dilakukan adalah karena ketidakpastian tentang bagaimana dan apa yang akan diaudit. Lientz dan Swanson (1980) juga menyatakan bahwa sebuah audit adalah metode yang efektif untuk pengontrolan biaya piranti lunak. Sedangkan Bryan dkk (1982) dalam Rebecca Wu mengindikasikan bahwa waktu dan dana yang diinvestasikan dalam audit, khususnya dalam tahap pengembangan sistem awal, akan menguntungkan tahap pemeliharaan. Dalam menemukan bukti bahwa peran auditor internal sistem informasi mempunyai peran yang cukup berarti, Wu menggunakan variabel dependent yaitu maitenance person hour (jam kerja pemeliharaan software) dan maintenance cost software (biaya pemeliharaan software), variabel independent meliputi definition review effort ( upaya review di tahap definisi), construction review effort (upaya review di tahap konstruksi), dan Implementation review effort (upaya review di yahap implementasi) dari auditor internal sistem informasi. Variabel kontrol yang dianggap memiliki perngaruh terhadap variabel dependent dan yang perlu
cxviii
dikontrol meliputi system age (umur sistem), Maintenaner’s RD Experience (pengalaman anggota pemeliharaan di RD departemen) dan System Complexity (kompleksitas sistem). Variabel maitenance person hours diukur sebagai jumlah total dari waktu karyawan yang dihabiskan pada pemeliharaan sebuah sistem aplikasi. Maitenance costs diukur sebagai pengeluaran pemeliharan aktual dalam dollar untuk sebuah sistem. Biaya ini menunjukkan total dari biaya piranti lunak dan biaya karyawan. Definition review effort diukur sebagai total waktu karyawan aktual yang auditor informasi sistem habiskan pada tinjauan sebuah aplikasi dalam tahap definisi. Construction review effort diukur sebagai total waktu karyawan aktual yang auditor sistem informasi habiskan pada tinjauan sebuah aplikasi dalam tahap konstruksinya. Sedangkan Implementation review effort diukur sebagai total waktu karyawan aktual yang auditor sistem informasi habiskan pada tinjauan sebuah aplikasi dalam tahap implementasi. System age diukur sebagai total jumlah bulan sejak sistem aplikasi itu berjalan. Maintainer’s review development experience diukur dengan pembagian jumlah pemelihara yang bekerja sebelumnya pada pengembangan sistem aplikasi dengan total jumlah pemelihara sistem, sedangkan system complexity diukur sebagai total jumlah program yang saat ini dimasukkan dalam sistem yang dipelihara. Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan pada kriteria bahwa sistem tersebut telah beroperasi dan dalam pemeliharan selama satu tahun atau lebih, sistem tersebut dikembangkan dengan menggunakan pendekatan SDLC dan sistem ini mensyaratkan paling sedikit 6 orang-bulan pengembangannya, dan proses pengembangan sistem tersebut ditinjau oleh auditor sistem informasi. Perusahaan-perusahaan yang diidentifikasi untuk penelitian ini adalah lembaga financial multinasional di Los Angeles, yang memiliki spesifikasi tertentu, misalnya telah memiliki databe manajemen dan masing-masing organisasi memiliki departemen audit siste informasi internal yang majau yang melakukan review terhadap pengembangan sistem. Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif dari semua variabel, regresi berganda, dimana terdapat 2 tahap regresi, yaitu yang pertama hanya variabel kontrolnya saja yang dimasukkan dan yang kedua semua variabel independen dan kontrol secara serentak dimasukkan bersama-sama. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa untuk software maintenance person-hours saat dilakukan uji regresi tahap 1 memiliki nilai multiple correlation
cxix
0.84 yang signifikan pada tingkat probability 0.0001. R square menunjukkan 0.71 ini berarti bahwa variasi dalam variabel independen mampu menjelaskan variabel dependent sebesar 71%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Saat dilakukan uji regresi kedua, dimana 3 variabel independent dan 3 variabel kontrol dimasukkan semua, hasil dari regresi ini menunjukkan peningkatan R square menjadi 0,87 dan signifikan pada tingkat probability 0.0100. Peningkatan yang signifikan dalam R square mengindikasikan bahwa terdapat kriteria variasi yang unik dalam yang dijelaskan oleh upaya audit, bahkan setelah pengaruh dari usia sistem, pengalaman pengembangan relatif dari pemeliharaan dan kompleksitas sistem yang telah dijelaskan. Wu juga melakukan uji beda t terhadap koefisen regresi. Uji ini ditujukan untuk mengetahui perbedaa peran auditor sistem informasi yang terbesar dilakukan dalam fase definisi, fase konstruksi, atau fase implementasi. Berdasarkan uji-t ditunjukkan bahwa koefisien regresi dari audit effort pada tahap definisi secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan koefisien dari audit effort pada fase konstrksi dan bahwa kefisien regresi dari audit effort fase definisi secara signifikan lebih besar dari koefisien audit effort fase impelementasi. Hasil ini mengindikasikan bahwa investasi dari audit effort dalam tahap definisi menghasilkan pengurangan terbesar dalam waktu karyawan pemeliharaan software (software maintenance person-hours) Untuk pengujian terhadap software maintenance cost dilakukan prosedur pengujian yang sama dengan software maintenance person-hours. Hasilnya menunjukkan dalam regresi pertama ternyata multiple correlation sebesar 0.79 yang signifikan pada tingkat probabilitas 0.01. Nilai R square sebesar 0,62. Kemudian saat regresi kedua dilakukan hasil menunjukkan peningkatan nilai R square menjadi 0.73 dan peningkatan nilai probabilitas menjadi 0.10. Peningkatan signifikan dalam nilai R square menindikasikan bahwa ada variasi biya pemeliharaan yang unik yang dapat dijelaskan oleh audit effort. Uji-t atas koefisien regresi menunjukkan hasil bahwa investasi dari audit effort dalam tahap definisi mengahasilkan pengurangan terbesar dalam biaya pemeliharaan software. Sebagai tambahan dalam penelitian ini Rebecca Wu menyertakan analisa Cost-Benefit atas investasi audit effort selama pengembangan sistem. Hasilnya menunjukkan bahwa saat total audit effort (penjumlahan dari audit effort di ketiga fase) diregresikan dengan variabel kontrol, dan kedua variabel dependent ternyata bahwa ada pengurangan rata-rata dari software maintenance-hours sebesar 0.65 yang dikaitkan dengan peningkatan waktu karyawan audit, dan bahwa ada pengurangan rata-rata software maintenance cost (biaya pemeliharaan software) kurang lebih $10 (10.1) yang dikaitkan dengan peningkatan waktu karyawan audit.
cxx
VI. SIMPULAN Berdasarkan ulasan teoritis dan bukti empiris diatas terlihat bahwa partisipasi auditor sistem informasi dalam tahap pengembangan sistem bermanfaat pada upaya pemeliharaan software dan ternyata partisipasi ini akan memberikan andil yang cukup besar jika dilaksanakan di tahap awal, yaitu tahap definisi. Secara logika hasil ini dapat diterima karena justru di tahap atau fase awal inilah semua perencanaan dan analisa sistem dirumuskan dengan melalui pertimbangan-pertimbangan yang cukup banyak sehingga pada tahap selanjutnya sebenarnya merupakan tahap dimana mulai melaksanakan rencana yang telah disusun. Pengaruh review audit ditunjukkan dalam pengurangan waktu karyawan pemeliharaan software maupun biaya pemeliharaan. Disamping itu audit sangat diperlukan untuk mendeteksi permasalahan yang muncul dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Keterbatasan dari penelitian terdahulu. adalah tidak memasukkan variabel moderating yang dapat memperlemah ataupun memperkuat hubungan variabel independen dan dependen, seperti frekuensi review auditor disetiap tahap pengembangan, apabila variabel ini dimasukkan sebagai variabel moderating, tentunya hasil dari analisa akan berbeda.
cxxi
DAFTAR PUSTAKA : Boockholdt, J.L, 1996, Accounting Information System, Fourth Ed, Irwin Chenhall, R.H. & Morris, D. The Impact of Structur, Enviroment and Interdependence on the Perceived Usefulness of Management Accounting System, The Accounting Review, Januari 1986. Hall, James A. 2001, "Sistem Informasi Akuntansi", translated by Amir Abadi Yusuf, Jakarta: Salemba Empat. McLeod, Raymond. 1995, "Sistem Informasi Manajemen", translated by Hendra Teguh, Jakarta: Salemba Empat Prasetyo, Priyono Puji. Januari 2002. " Pengaruh Locus of Control terhadap Hubungan antara Ketidakpastian lingkungan dengan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen" . Jurnal Riset Akuntansi Indonesia , P.119 -136 Wilkinson , Joseph W. 1991, "Sistem Akuntansi & Informasi", translated by Marianus Sinaga., Jakarta : Erlangga Rebecca Wu, 1992, "The Information System Auditor’s Review of the Systems Development Process and Its Impact on Software Maitenance Efforts", Journal of Information System, Spring, 1992