PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA...

125
i PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Yohanes Guruh Utoro Aji NIM : 151314015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA...

Page 1: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

i

PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA

PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Yohanes Guruh Utoro Aji

NIM : 151314015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini saya

persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Yudi Hartaya dan Ibu Fransisca Rida Kristari

yang tak henti memberi motivasi, teguran, dorongan spiritual melalui novena,

serta dukungan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

2. Kakek dan nenek penulis, Eyang Harto Suharjo dan Eyang Suparni yang telah

memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

3. Kakak penulis, Agustinus Guntur Seto Aji, Brigita Laurentia Karina

Sukmaningtyas dan Lucia Erline yang selalu memberikan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

v

Motto

“Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

-1 Korintus 14:33-

“Maafkanlah musuh-musuh anda akan tetapi jangan pernah anda melupakan nama

mereka”

-John F Kennedy-

“Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat”

-Imam Syafi’i-

“Beribadah bukanlah karena takut akan dosa tetapi beribadah berdasar hati nurani

yang tulus”

-Syekh Siti Jenar-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

vi

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Maret 2020

Penulis

Yohanes Guruh Utoro Aji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Yohanes Guruh Utoro Aji

Nomor Mahasiswa : 151314015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA

PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada), dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpannya,

mengalihkannya dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 16 Maret 2020

Yang menyatakan

Yohanes Guruh Utoro Aji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

viii

ABSTRAK

PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA

PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL

Oleh :

Yohanes Guruh Utoro Aji

Universitas Sanata Dharma

2020

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga

permasalahan pokok, yaitu: 1) Faktor penggerak peran Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta, 2) Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta,

dan 3) Dampak keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta bagi

situasi dalam negeri dan hubungan luar negeri Indonesia.

Penelitian disusun menggunakan metode sejarah, dengan tahapan: 1)

Pemilihan topik, 2) Heuristik (pengumpulan sumber sejarah), 3) Verifikasi (kritik

sumber), 4) Interpretasi, dan 5) Penulisan sejarah. Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan multidimensional yaitu historis, politik, ekonomi, dan budaya

dengan model penulisan deskriptif analitis.

Hasil penelitian ini menunjukkan, 1) Faktor Penggerak peran Amerika

Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta adalah instabilitas politik Indonesia.

Instabilitas politik dan keamanan pada masa demokrasi liberal menumbuhkan rasa

ketidakpuasan para perwira di daerah Sumatera dan Sulawesi. Amerika Serikat

melihat peluang dan hambatan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingannya. 2)

Amerika Serikat mengambil peran mendukung gerakan PRRI/Permesta. Tujuan

utama dari dukungan tersebut adalah membendung pengaruh komunis di

Indonesia. Amerika Serikat memberikan bantuan senjata dan pasukan militer

untuk mendukung gerakan PRRI/Permesta. 3) Keterlibatan Amerika Serikat

dalam gerakan PRRI/Permesta mempunyai dampak bagi situasi dalam negeri dan

hubungan luar negeri Indonesia. Bagi situasi dalam negeri dampak yang terlihat

adalah terbuktinya pemberian bantuan senjata. Persenjataan para pemberontak

menjadi lebih kuat sehingga mendorong pemerintah Indonesia melakukan operasi

militer. Bagi hubungan luar negeri, keterlibatan Amerika mendorong arah politik

Indonesia semakin condong ke arah komunis.

Kata Kunci : Amerika Serikat, PRRI/Permesta, Demokrasi Liberal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

ix

ABSTRACT

THE ROLE OF UNITED STATES IN PRRI/PERMESTA MOVEMENT

IN LIBERAL DEMOCRACY PERIOD

By :

Yohanes Guruh Utoro Aji

Sanata Dharma University

2020

This study aims to describe and analyze three main issues, namely:

1) Factors of the role of United States in PRRI/Permesta movement, 2) The role of

United States in PRRI/Permesta movement, dan 3) Impact of the role of United

States in PRRI/Permesta for domestic situations and Indonesian foreign relations.

This research is structured using historical method, which include: 1)

Selections of topics, 2) Heuristic (collection of historical sources), 3) Verification

(source criticism), 4) Interpretation, and 5) Historiography (historical writing). The

approach usaed is a multidimensional approach that is historical, politic, economy,

and culture with analytical descriptive writing model.

The results of this study indicate, 1) Factors of the role of United States

in PRRI/Permesta movement is a instability Indonesaian politic. Instability politic

and security situations in liberal defmocracy period promote a sense of the

officers in Sumatera and Sulawesi. United States see a opportunities and obstacles

for can be used to their interests. 2) The United States take the role of

PRRI/Permesta support the movement. The main purpose of this support is stem

the influence of communist in Indonesian. United states providing assistance

weapons and military forces to support the PRRI/Permesta movement. 3) The role

of United States in PRRI/Permesta has for domestic situations and Indonesian

foreign relations. The immediate situation in the country is seen assistance

weapons. Weaponry insurgents have become stronger so as to encourage the

government of indonesia conduct any military operations. For foreign relations,

the role of United States push the direction of political indonesia has been

increasingly incline towards the right communist.

Keyword : United States, PRRI/Permesta, Liberal Democracy Period

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

anugerahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran

Amerika Serikat Dalam Gerakan PRRI/Permesta Pada Masa Demokrasi Liberal”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana

pendidikan di JPIPS, Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Sanata

Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, dukungan dan peran serta pihak-pihak yang telah memberi bantuan

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Iganatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan

kesempatan dan terus mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Anton Haryono, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar

membimbing, membantu, memberikan banyak arahan, saran, masukan,

motivasi, hingga teguran selama penyusunan dan penyelesaian skripsi.

5. Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

xi

sabar membimbing, membantu, memberikan banyak arahan, saran, masukan,

motivasi, selama penyusunan dan penyelesaian skripsi.

6. Hendra Kurniawan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan memberikan arahan selama proses studi.

7. Seluruh dosen dan sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah

memberi dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

8. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut membantu

dalam penyelesaiaan skripsi ini. Terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam hasil penelitian ini masih jauh dari

sempurna. Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang

membangun untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Yogyakarta, 16 Maret 2020

Penulis

Yohanes Guruh Utoro Aji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Halaman Persetujuan Pembimbing .................................................................. ii

Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii

Halaman Persembahan ..................................................................................... iv

Halaman Motto................................................................................................. v

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ................................................................. vi

Pernyataan Persetujuan Publikasi .................................................................... vii

Abstrak ............................................................................................................. viii

Abstract ............................................................................................................ ix

Kata Pengantar ................................................................................................. x

Daftar Isi .......................................................................................................... xii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 6

D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 6

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10

F. Landasan Teori ..................................................................................... 12

G. Metodologi Penelitian Dan Pendekatan ............................................... 22

H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 24

BAB II FAKTOR PENGGERAK PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM

GERAKAN PRRI/PERMESTA ................................................... 25

A. Gagalnya Sistem Politik di Indonesia .................................................. 25

1. Situasi Perpolitikan Indonesia Sebelum PRRI/Permesta ................. 25

2. Kabinet dan Kebijakan Masa Demokrasi Liberal ............................ 29

B. Eksisitensi Partai Komunis Indonesia .................................................. 35

1. Kemunculan Kembali PKI............................................................... 35

2. PKI Muncul Sebagai Pemenang ...................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

xiii

C. Kekacauan Dalam Tubuh Angkatan Darat ........................................... 43

1. Permasalahan Pusat dan Daerah ...................................................... 43

2. Masalah Pergantian Pimpinan Angkatan Darat ............................... 46

BAB III PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN

PRRI/PERMESTA ........................................................................ 50

A. Terbentuknya PRRI/Permesta .............................................................. 50

1. Berawal Dari Dewan Banteng ......................................................... 50

2. Menuju PRRI/Permesta ................................................................... 55

B. Tujuan Amerika Serikat Terlibat PRRI/Permesta ................................. 58

1. Membendung Komunisme .............................................................. 58

2. Melindungi Ladang Minyak Amerika di Sumatera ......................... 60

C. Menuju Kesepakatan Dengan Amerika Serikat ................................... 63

1. Pertemuan di Filipina....................................................................... 63

2. Pertemuan di Singapura ................................................................... 66

D. Bantuan Amerika Serikat Bagi PRRI/Permesta ................................... 69

1. Bantuan Senjata Amerika Bagi PRRI .............................................. 69

2. Keterlibatan Langsung Amerika Serikat pada Pemesta ................... 72

BAB IV DAMPAK KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DALAM

GERAKAN PRRI/PERMESTA BAGI SITUASI DALAM

NEGERI DAN HUBUNGAN LUAR NEGERI INDONESIA ... 75

A. Situasi Dalam Negeri Indonesia ........................................................... 75

1. Operasi Militer Dari Jakarta ............................................................ 75

2. Terbuktinya Keterlibatan Amerika Serikat ...................................... 79

B. Hubungan Luar Negeri Indonesia ........................................................ 82

1. Ketegangan Hubungan Amerika Dengan Indonesia ........................ 82

2. Arah Politik Indonesia ..................................................................... 85

BAB V KESIMPULAN ............................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PRRI/Permesta merupakan gerakan yang lahir seiring dengan kekacauan

keadaan yang terjadi pada masa demokrasi liberal. Gerakan ini pada awalnya lahir

terpisah karena lokasi PRRI dan Permesta berbeda daerah. PRRI lahir di Sumatera

sedangkan Permesta di Sulawesi. Namun akhirnya dua gerakan ini bersatu, saling

mendukung dan dikenal dengan sebutan gerakan PRRI/Permesta.

Indonesia saat ini tengah mengalami masalah ancaman disintegrasi

bangsa, masalah yang benar-benar diperangi oleh pemerintah. Ancaman

disintegrasi tampak dengan munculnya berita bohong atau hoax. Masalah

disintegrasi telah muncul sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, baik

ancaman dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Pada awal kemerdekaan, Indonesia mendapatkan tekanan antara lain dari

negara yang pernah menjajah. Pada 29 Sepetember 1945 tentara Sekutu yang

diboncengi oleh NICA datang ke Indonesia. Seperti diketahui, hasil akhir dari

Perang Dunia II adalah kemenangan pihak Sekutu. Civil Affairs Agreement,

sebuah perjanjian di London, menghasilkan kesepakatan antara Belanda dan

Inggris. Berdasarkan persetujuan itu, Indonesia menjadi tanggung jawab Sekutu

dan sebagian wilayahnya menjadi tanggung jawab Belanda. Kedatangan tentara

Sekutu dan NICA membawa Indonesia masuk ke dalam masa Revolusi Fisik

(1945-1950) dan beberapa perundingan diplomasi. Namun, Indonesia telah

memerdekakan diri sehingga tidak ada alasan lagi untuk dikuasai oleh pihak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

2

asing.

Masa Revolusi Fisik membawa dampak bagi kehidupan masyarakat di

luar pulau Jawa yang sebagian besar kehidupannya bergantung dari perkebunan.

Masalah-masalah ekonomi dan sosial harus dihadapi bangsa Indonesia karena

perkebunan-perkebunan dan instalasi industri rusak seiring dengan terjadinya

Revolusi Fisik. Pertumbuhan jumlah penduduk juga menjadi permasalahan bagi

bangsa Indonesia pada kurun waktu tersebut.1

Berbagai perundingan yang dilakukan sempat menghasilkan keputusan

bahwa Indonesia harus berbentuk Serikat atau yang lebih dikenal dengan

Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun demikian pada RIS berakhir 17 Agustus

1950. Sejak saat itu sampai 1959 Indonesia menggunakan UUDS 1950 dan

pemerintahan di Indonesia menganut sistem parlementer. Pemerintahan dipimpin

oleh perdana menteri dan presiden berkedudukan sebagai kepala negara. Sistem

ini ternyata membuat kabinet cenderung tidak bertahan lama, pergantian kabinet

begitu cepat, bahkan ada yang berusia beberapa bulan saja.

Pergantian kabinet yang amat sering terjadi tentu saja membuat situasi

politik di Indonesia menjadi tidak stabil. Berbagai kebijakan terpaksa harus

berhenti di tengah jalan karena kabinetnya bubar dan digantikan oleh kabinet baru

yang tentu saja memiliki kebijakan baru atau berbeda.

Gejolak politik terus berlangsung dalam kurun waktu 1950-1959. Setelah

pemilu 1955 kondisi Indonesia semakin tidak stabil. Berbagai kebijakan

pemerintah pusat berkenaan dengan otonomi daerah dan kebijakan ekonomi

1 M. C Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta, Serambi Ilmu Pustaka, 2010, hlm.

494.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

3

memicu munculanya ketidakpuasan dari berbagai daerah di luar Jawa. Rakyat di

luar Jawa merasa pemerintah pusat hanya mementingkan kelompok mereka

sendiri. Seringkali kebijakan juga hanya berorientasi pada kemajuan pulau Jawa.

Pada saat itu, kebijakan pemulihan ekspor Indonesia misalnya

berlangsung lambat. Minyak, penghasil devisa terbesar setelah karet, harapan

yang paling besar untuk jangka panjang. Pada tahun 1957, produksi minyak

meningkat dua kali lipat, akan tetapi minyak ini hanya dikonsumsi di dalam

negeri. Dengan lambannya pemulihan ekonomi dan meluasnya pengeluaran

pemerintah, maka tidaklah mengherankan apabila inflasi dari masa revolusi terus

berlanjut. Biaya hidup masyarakat pun terus meningkat.2

Perang Dunia ke-II, seperti telah banyak dipelajari, melahirkan dua

kekuatan besar dunia yaitu liberalis oleh Amerika Serikat dan komunis oleh Uni

Soviet. Rakyat di daerah mulai bertanya-tanya dengan status Soekarno sebagai

presiden seorang diri tanpa wakil ketika Moh. Hatta mengundurkan diri. Pada saat

itu muncul juga ketakutan perihal Soekarno yang terlalu dekat dengan pihak kiri

(komunis).

Berbagai ketakutan dan ketidakpuasan terhadap jalannya pemerintahan di

Jakarta menyebabkan lahirnya gerakan PRRI/Permesta di Sulawesi dan Sumatera.

Permesta ini bermula dari dideklrasikannya pada 2 Maret 1957 dan PRRI pada 15

Februari 1958 di Padang. Dua gerakan ini awalnya adalah akibat dari kekacauan

politik Indonesia pada saat itu.

Permasalahan tentang PRRI/Permesta bukan hanya merupakan

2 Ibid, hlm. 498.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

4

permasalahan internal integrasi nasional. Berdasarkan kondisi dunia pasca Perang

Dunia II, ada ketakutan besar dari bangsa Amerika Serikat mengenai potensi

Indonesia jatuh ke tangan komunis. Oleh karena itu, Amerika Serikat

memanfaatkan kekacauan politik yang sedang terjadi di Indonesia saat itu dan

terlibat dalam masalah gerakan PRRI/Permesta. Amerika Serikat dengan operasi

CIA-nya ikut berperan dalam berbagai permasalahan yang terjadi di negara-

negara kawasan Asia, termasuk di Indonesia.3

Berdasarkan latar belakang di atas, karya tulis ini akan membahas “Peran

Amerika Serikat dalam Gerakan PRRI/Permesta Pada Masa Demokrasi Liberal”.

Ada tiga permasalahan yang akan dibahas seperti terumuskan di bawah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, skripsi tentang peran

Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta pada masa Demokrasi Liberal ini

akan membahas persoalan-persoalan sebagai berikut :

1. Apa saja faktor penggerak peran Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta?

2. Bagaimana peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta?

3. Apa saja dampak keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

bagi situasi dalam negeri dan hubungan luar negeri Indonesia?

Pada permasalahan pertama antara lain akan membicarakan tentang

berbagai faktor penggerak peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta.

3 Saafroedin Bahar, PRRI-Permesta: sebuah kasus keterkaitan antara masalah integrasi Nasional

dan perang dingin, Jurnal Studi Amerika IV, (Januari Juli): Abstract.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

5

Dalan hal ini yang dimaksudkan sebagai faktor penggerak peran Amerika Serikat

adalah kondisi dalam negeri Indonesia. Uraian tentang kondisi dalam negeri

Indonesia adalah tentang gagalnya atau kacaunya sistem politik Indonesia.

Kondisi yang dimaksud juga adalah kondisi Indonesia pada masa Demokrasi

Liberal. Serta berbagai kondisi politik dan keamanan pada masa tersebut.

Pada permasalah kedua, akan diteliti mengenai terbentuknya atau

kelahiran gerakan PRRI/Permesta. Setelah membahas tentang terbentuknya

gerakan PRRI/Permesta, maka akan diteliti hubungan Amerika Serikat dengan

gerakan tersebut. Uraian tentang hubungan Amerika Serikat dengan gerakan

PRRI/Permesta juga akan dilihat tentang usaha-usaha pendekatan dari tokoh-

tokoh dari kedua pihak. Pada permasalahan ini juga akan diteliti mengenai

bantuan-bantuan apa saja yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada gerakan

PRRI/Permesta.

Pada permasalah ketiga, akan dibahas mengenai berbagai dampak dari

peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta. Dalam hal ini akan dilihat

tentang bagaimana cara pemerintah Indonesia saat itu untuk menyelesaikan

permasalahan PRRI/Permesta. Penyelesaian permasalahan tersebut tentu saja juga

akan berkaitan dengan adanya hubungan peran Amerika Serikat. Selanjutnya, juga

akan dibahas mengenai hubungan anatara Indonesia dengan Amerika Serikat

pasca penyelesaian permasalahan PRRI/Permesta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

6

C. Tujuan

Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menjadi penggerak bagi peran Amerika

Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

2. Mendeskripsikan peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

3. Mendeskripsikan dampak keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta bagi situasi dalam negeri dan hubungan luar negeri Indonesia

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Ilmu

Pengetahuan, khususnya tentang sejarah perkembangan politik di Indonesia,

berkenaan dengan peran Amerika Serikat dalam Gerakan PRRI/Permesta pada

masa Demokrasi Liberal.

2. Manfaat bagi Prodi Pendidikan Sejarah

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi bagi mahasiswa

Program Studi Pendidikan Sejarah. Dalam konteks sejarah perkembangan politik

di Indonesia, kajian tentang Peran Amerika Serikat dalam Gerakan

PRRI/Permesta pada masa Demokrasi Liberal akan menambah wawasan bagi

mahasiswa.

3. Manfaat bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan

penulis tentang peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta. Selaku

calon pendidik, penulis berkepentingan untuk meningkatkan kompetensi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

7

tulisan ini sekaligus sebagai salah satu syarat akademis pencapaian gelar sarjana.

E. Kajian Pustaka

Dalam usaha menyelesaikan penulisan tugas akhir ini, penulis

menggunakan beberapa sumber seperti tercantum di bawah ini :

Pertama, buku Foreign Relations of the United States (FRUS) Volume

XVII.4 Dalam buku ini memuat percakapan antara departemen Amerika Serikat

dengan para pejabat di luar negeri. Dalam kasus PRRI/Permesta dalam buku ini

menyajikan catatan percakapan berupa memo dan resume dari rapat-rapat yang

dilakukan oleh Amerika Serikat. Dengan buku ini maka dapat dilihat bahwa

Amerika Serikat telah berkonsentrasi untuk mendukung suatu gerakan yang akan

memecah belah kesatuan Indonesia.

Kedua, buku PRRI Permesta yang ditulis oleh R.Z Leirissa.5 Dalam buku

ini dijelaskan mengenai latar belakang dan cita-cita PRRI/Permesta menurut sudut

pandang para pelaku. Buku ini juga menjelaskan bahwa para pemimpin

PRRI/Permesta pernah bertemu dengan agen CIA guna membuat kesepakatan.

Menurut Leirissa gerakan PRRI/Permesta merupakan gerakan yang bercita-cita

untuk menyelamatkan kondisi Indonesia dari ancaman komunisme.

Dikemukakan, Partai Komunis Indonesia yang mulai terlibat dalam pemerintahan

merupakan salah satu pendorong bagi lahirnya gerakan tersebut.

Ketiga, buku PRRI yang ditulis oleh Syamdani.6 Buku ini

mendeskripsikan berbagai alasan tentang lahirnya dan perjuangan pergerakan

4 Buku ini diterbitkan oleh Departement of State Publication, Office of The Historian, Washington

DC pada tahun 1994 5 Buku ini ditulis oleh R.Z Leirissa, diterbitkan oleh, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta pada tahun

1991 6 Buku ini ditulis oleh Syamdani, diterbitkan oleh Media Pressindo, Yogyakarta pada tahun 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

8

PRRI dengan menggunakan pendekatan kedaerahan. Syamdani selaku pengarang

mencoba mengkaji kondisi masyarakat Minangkabau saat itu. Menurutnya

masyarakat Minangkabau menilai bahwa gerakan PRRI bukan merupakan

gerakan pemberontakan. Kondisi sosial yang terjadi di Sumatera Barat saat itu

memicu lahirnya kesadaran untuk membuat suatu gerakan revolusioner bagi

kehidupan Indonesia.

Keempat, buku Permesta Pemberontakan Setengah Hati yang ditulis

oleh Barbara Sillars Harvey.7 Dalam buku ini Barbara mencoba melihat

bagaimana hubungan antara pemerintahan pusat dengan kondisi yang ada di

daerah terutama di Sulawesi. Barbara mengkaji tentang kebijakan pemerintah

pusat yang berdampak serius bagi kehidupan masyarakat di daerah. Barbara

melihat pengaruh Soekarno, PKI dan tentara pusat dalam mendorong lahirnya

suatu gerakan Perjuangan Rakyat Semesta di Sulawesi.

Kelima, buku Subversi Sebagai Politik Luar Negeri.8 Dalam buku ini

Kahin mengungkap keterlibatan Amerika Serikat (CIA) di Indonesia, terutama

dalam permasalahan PRRI. Menurut Kahin permasalahan PRRI bersangkutpaut

dengan permasalahan Pasca Perang Dunia II yaitu Perang Dingin. Amerika

Serikat yang anti komunis merasa takut Indonesia jatuh ke pengaruh paham

komunis. Ketakutan tersebut antara lain dipicu oleh menguatnya eksistensi dan

pengaruh PKI dalam percaturan politik di Indonesia.

7 Buku ini ditulis oleh Barbara S Harvey, diterbitkan oleh Grafiti Pers, Jakarta pada tahun 1984

8 Buku ini ditulis Audrey Kahin dan diterjemahkan oleh R.Z Leiriza, diterbitkan oleh Grafiti Pers,

Jakarta pada tahun 1997

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

9

F. Kajian Teori

1. Gerakan Separatis

Separatisme artinya memisahkan diri, kelompok yang memisahkan

dirinya dari wilayah, dari satu sama yang lain (atau suatu negara lain).9 Gerakan

separatis mempunyai tujuan utama untuk memerdekakan diri. Gerakan

separatisme merupakan gerakan untuk memisahkan diri dari suatu kelompok

induknya. Gerakan separatisme juga dapat diartikan sebagai upaya untuk

mengganti suatu pemerintahan yang sah dan kemudian membentuk suatu

pemerintahan yang baru sesuai dengan keinginan atau cita-cita dari para

pemberontak. Kemungkinan lain gerakan separatisme bertujuan untuk menuntut

suatu hak otonomi yang lebih luas.10

Apapun alasannya gerakan separatisme merupakan tindakan yang

melanggar hukum nasional. Hukum nasional yang dimaksud adalah hukum yang

berlaku di negara tempat pemberontakan tersebut terjadi. Gerakan separatisme

merupakan ancaman serius bagi negara, daripadanya akan menimbulkan

disintegrasi bangsa.11

Indonesia sering mengalami ancaman disintegrasi. Disintegrasi itu antara

lain, dimulai dengan permasalahan pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948.

Peristiwa di Madiun didahului dengan adanya kekacauan yang terjadi di daerah

Solo pada permulaan September 1948. Pimpinan PKI pada tahun 1920-an yaitu

Muso telah kembali ke Indonesia dari Soviet. Kedatangan kembali Muso

9 John M. Echols. Kamus Bahasa Inggris. Jakarta. 2005.

10 Wayan Pratiana, Pengantar Ilmu Hukum Internasional, Bandung, Mandar Maju, 1990, hlm.

370. 11

Sefriani, Separatisme dalam Prespektif Hukum Internasional, Jurnal UNISIA No. 47. 2003, hlm.

41.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

10

memberikan dampak besar bagi kekuatan para buruh dan petani di daerah Solo.

PKI mulai menghimpun kekuatan untuk melakukan serangkaian demonstrasi-

demonstrasi. Demonstrasi dilakukan oleh kaum buruh dan petani dengan maksud

menuntut hak yang adil, seperti yang pernah terjadi di pabrik karung goni di

daerah Klaten, Jawa Tengah.12

Berbagai kekacauan dan pengambilan keputusan

secara sepihak dilakukan oleh PKI kala itu.

Pada permulaan September 1948 di Solo terjadi penculikan dan

pembunuhan. Kejadian ini diawali dengan terbunuhnya Komandan TNI Divisi IV

yaitu Kolonel Sutarto. Setelah peristiwa tersebut korban penculikan dan

pembunuhan bertambah dari anggota perwira TNI. Korbannya adalah lima orang

anggota perwira TNI yaitu Mayor Esmara Sugeng, Kapten Sutarto, Kapten

Supardi, Kapten Suradi dan Letnan Mulyono.

Pemerintahan Hatta saat itu merespon dengan mengamankan dua orang

anggota PKI dari Solo yaitu Slamet Wijaya dan Pardiyo. Pemerintah kala itu

menyatakan bahwa PKI telah menimbulkan kekacauan politik. PKI kemudian

bergeser dan membentuk kekuatan di daerah Madiun yang dinamai Front

Demokrasi Rakyat.13

Front ini ternyata tidak hanya dari kalangan PKI saja tetapi

juga ada dari berbagai golongan lainnya.

Situasi Madiun pada pertengahan bulan September yang semakin

memanas diperparah oleh pengangkatan Supardi wakil walikota Madiun sebagai

residen sementara. Keputusan ini diambil secara sepihak oleh PKI. Hatta menilai,

keputusan tersebut merupakan langkah untuk merobohkan Indonesia. Oleh karena

12

M. C Ricklefs., op.cit., hlm. 480. 13

D.N Aidit. Konfrontasi Peristiwa Madiun 1948 Peristiwa Sumatera 1956, Jakarta, Yayasan

Pembaruan, 1964, hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

11

itu pada September 1948 terjadi konflik antara PKI dengan tubuh Angkatan Darat.

Di dalam tubuh Angkatan Darat sendiri juga ada kelompok yang pro

pemerintahan yang sah dan dengan kubu yang pro PKI.

Dalam permasalahan PKI Madiun, dapat dilihat bahwa gerakan atau

peristiwa ini muncul karena beberapa sebab. Sebab pertama adalah kembalinya

tokoh PKI tua yaitu Muso ke Indonesia. Muso ternyata telah membawa pengaruh

besar bagi eskalasi semangat PKI pada saat itu. Sebab kedua adalah adanya intrik

dalam tubuh TNI Angkatan Darat. Sebab ketiga adalah konflik antara PKI dengan

golongan Nahdatul Ulama di Madiun.

Masalah Gerakan separatis selanjutnya adalah Republik Maluku Selatan.

Republik Maluku Selatan adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25

April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur.

Indonesia pada saat itu berupa Republik Indonesia Serikat (RIS). Oleh Pemerintah

Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, RMS

ditumpas tuntas pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai

pemerintahan di pengasingan, Belanda.

Pada 25 April 1950 RMS hampir atau nyaris diproklamasikan oleh

orang-orang bekas prajurit KNIL dan pro-Belanda yang diantaranya adalah Chr.

Soumokil bekas jaksa agung Negara Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk

sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H. Manuhutu. Pemerintah Pusat yang

berusaha menyelesaikan secara damai dengan mengirim tim yang diketuai Dr.

Leimena sebagai misi perdamaian ke Ambon. Misi yang terdiri dari para politikus,

pendeta, dokter dan wartawan itu gagal dan pemerintah pusat memutuskan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

12

menumpas RMS lewat kekuatan senjata.14

Dalam permasalahan RMS, kekuatan asing yang pernah di Indonesia

masih menginginkan eksistensi kekuatannya. Belanda memanfaatkan daerah

jajahan dengan tentara-tentara bekas KNIL untuk membentuk suatu pemerintahan

baru. Jadi dapat dilihat suatu gerakan separatis yang mengancam integrasi negara

Indonesia tidak hanya lahir atau muncul dari dalam negeri saja.

2. PRRI/Permesta

Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) merupakan suatu gagasan yang

muncul sebagai respon terhadap kebijakan pemerintah pusat di Jakarta.15

Pemerintah pusat dianggap hanya mementingkan kepentingan orang-orang di

Jawa saja hingga lupa dengan daerah-daerah di luar pulau Jawa. Akhirnya, pada 2

Maret 1957, diumumkan Piagam Perjuangan Permesta. Letkol Saleh Lahade

membacakan isi dari piagam tersebut, melalui Radio Makassar. Pada waktu yang

bersamaan, Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia bagian Timur Letnan

Kolonel Samual mengangkat diri sebagai penguasa perang daerah itu. Piagam itu

menuntut agar keempat provinsi yang termasuk dalam TT VII, yaitu Sulawesi

Selatan-Tenggara, Sulawesi Utara-Tengah, Maluku, dan Kepulauan Sunda Kecil

diberi otonomi keuangan yang seluas-luasnya untuk kemakmuran di daerah.

Dalam salah satu poin, Sumual menyatakan bahwa masyarakat Indonesia

bagian timur waktu itu masih berada dalam taraf penyesuaian diri dengan suatu

sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik dengan kebijakan yang bersifat

14

Anna Yulia Hartati. Separatisme Dalam Konteks Global (Studi Tentang Eksistensi Republik

Maluku Selatan (RMS) Sebagai Gerakan Separatis Indonesia), Universitas Wahid Hasyim

Semarang, 2012. 15

R.Z. Leirissa, PRRI Permesta, Yogyakarta, Grafiti, 1991, hlm. 86.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

13

integralistis, dengan segala arogansi kekuasaanya yang mengandungi unsur

ideologis ketat. Teristimewa dalam bidang anggaran belanja, dibahas penempatan

personalia dalam bidang pemerintahan sipil dan militer serta penanganan

gangguan keamanan. Kesemuanya cenderung mengabaikan dan tidak

memperhatikan aspirasi daerah. Oleh sebab itu, Permesta merupakan sebuah

gerakan pembangunan daerah, yang dilahirkan melalui suatu pemikiran kritis

mengenai hakikat pembangunan bangsa Indonesia secara menyeluruh.16

PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) dideklarasikan

pada 15 Februari 1958 di Padang. Sjafruddin Prawiranegara diangkat sebagai

perdana menteri. PRRI bermula dengan adanya dewan-dewan yaitu Dewan

Banteng, Dewan Garuda dan Dewan Gajah. Dewan yang terbentuk di Sumatera

ini merupakan para kolonel TNI yang juga merasa tidak puas dengan petinggi

mereka di pusat. Deklarasi berdirinya gerakan PRRI di Sumatera telah didengar

oleh Permesta di Sulawesi. Permesta kemudian mendukung adanya gerakan PRRI

di wilayah Sumatera.

3. Demokrasi Liberal

Demokrasi menurut Harold Crouch memiliki dua unsur penting. Unsur

yang pertama adalah demokrasi merupakan suatu sistem di mana rakyat

memerintah dirinya sendiri. Dalam hal ini rakyat juga memiliki peran penting

dalam keikutsertaan di pemerintahan. Unsur yang kedua adalah terdapat civil

liberties atau hak-hak individu.17

Demokrasi Liberal dimulai sejak kembalinya bentuk pemerintahan

16

Faishal Hilmy Maulida, “Hitam Putih PRRI-Permesta: Konvergensi Dua Kepentingan Berbeda

1956-1961”, Jurnal Universitas Indonesia 17

Harold Crouch, Demokrasi dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta, Haninda, hlm. 54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

14

menjadi negara kesatuan sejak bubarnya RIS (Republik Indonesia Serikat), hingga

Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada masa ini Indonesia berupa negara dengan sistem

parlementer, artinya kabinet dipimpin oleh perdana menteri yang dipilih oleh

parlemen. Masa ini ditandai dengan seringnya pergantian kabinet. Komposisi

parlemen pada masa ini terpecah ke dalam berbagai partai-partai politik, dengan

tidak ada partai yang mendominasi. Kabinet hanya bisa dibentuk dari koalisi

berbagai partai. Bila salah satu partai dalam koalisi mencabut dukungan, kabinet

akan jatuh dan perdana menteri harus mengembalikan mandatnya kepada

presiden. Kondisi Indonesia dengan tidak adanya partai dominan, dan

pertentangan antar partai di parlemen menyebabkan kabinet tidak bisa bertahan

lama.

Pergantian kabinet yang sering terjadi menyebabkan ketidakstabilan

pemerintahan. Kabinet praktis tidak bisa melakukan programnya karena hanya

beberapa bulan sudah jatuh. Akibatnya pembangunan tidak dapat berjalan dan

kesejahteraan rakyat terbengkalai.

Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dapat diartikan sebagai suatu

masa pencarian jati diri dalam kehidupan demokrasi. Indonesia terus mengalami

pergolakan seperti tampak dengan adanya berbagai perang saudara. Perang

saudara dimaksudkan adalah pertikaian antar anak bangsa kita sendiri, pertikaian

telah menimbulkan luka yang membekas bagi perjalanan bangsa Indonesia.18

4. Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah sebuah negara republik konstitusional federal

18

Syamdani, PRRI, Jakarta, MedPress, hlm. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

15

yang terdiri dari lima puluh negara bagian. Negara ini terletak di bagian tengah

Amerika Utara, yang menjadi lokasi dari empat puluh delapan negara bagian yang

saling bersebelahan, beserta distrik ibu kota Washington, D.C. Amerika Serikat

diapit oleh Samudra Pasifik dan Atlantik di sebelah barat dan timur, berbatasan

dengan Kanada di sebelah utara, dan Meksiko di sebelah selatan. Dua negara

bagian lainnya, yaitu Alaska dan Hawaii, terletak terpisah dari dataran utama

Amerika Serikat. Negara bagian Alaska terletak di sebelah ujung barat laut

Amerika Utara, berbatasan dengan Kanada di sebelah timur dan Rusia di sebelah

barat, yang dipisahkan oleh Selat Bering. Sedangkan negara bagian Hawaii adalah

sebuah kepulauan yang berlokasi di Samudra Pasifik. Amerika Serikat juga

memiliki beberapa teritori di Pasifik dan Karibia.

Amerika Serikat memiliki kecenderungan untuk tampil sebagai suatu

kekuatan besar. Presiden-presiden yang pernah memimpin juga telah memberikan

bekas bagi arah pandangan politik dan kehidupan Amerika. Salah satunya adalah

Presiden James Monroe, tokoh yang telah melahirkan suatu kebijakan dan doktrin

bagi rakyat Amerika Serikat (Doktrin Monroe). Inti dari Doktrin Monroe adalah

memberikan rasa semangat dan percaya diri bagi bangsa Amerika. Amerika

Serikat dianggap memiliki tanggungjawab yang besar bagi kehidupan dunia.

Amerika Serikat setelah Perang Dunia II berakhir semakin menunjukkan

diri sebagai kekuatan besar dunia. Kekuatan besar inilah yang sering dikenal

dengan istilah Super Power. Pasca Perang Dunia II keterlibatan Amerika Serikat

dalam urusan negara lain semakin terlihat, termasuk di Asia.

Amerika Serikat terlibat dalam permasalahan Semenanjung Korea.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

16

Permasalahan Semenanjung Korea sebenarnya juga merupakan suatu dampak dari

kekalahan Jepang kepada Sekutu. Permasalahan di Semenanjung Korea ini

dimulai dari 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Wilayah semenanjung Korea

dibagi oleh dua kekuatan super power yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Amerika Serikat menduduki Semenanjung Korea bagian selatan dan Uni Soviet

menduduki Semenanjung Korea bagian utara. Amerika Serikat dan Uni Soviet

sepakat untuk membagi wilayah Semenanjung Korea dengan tujuan agar lebih

cepat melucuti kekuatan tentara Jepang dan memulangkan penduduk Jepang yang

ada di Korea.19

Permasalahan Semenanjung Korea menunjukan bahwa pada saat itu

antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tengah berseteru. Perseteruan yang terjadi

adalah suatu perebutan eksistensi dan wilayah kekuasaan. Hal ini juga berkaitan

dengan konflik ideologi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet.

Keterlibatan Amerika Serikat di kawasan Asia tidak hanya pada

permasalahan Semenanjung Korea saja, tetapi juga pada permasalahan di Vietnam

dan China. Daerah yang paling dekat dengan wilayah Indonesia salah satunya

adalah Filipina. Filipina-pun mendapat pengaruh dari Amerika Serikat. Pengaruh

Amerika Serikat di Filipina juga akan berpengaruh bagi kondisi politik di

Indonesia.

Dalam konteks permasalahan PRRI/Permesta keterlibatan Amerika

Serikat dilakukan oleh CIA (Central Intelligence Agency). CIA merupakan

lembaga intelijen internasional yang tidak bertanggung jawab atas keamanan

19

Charlene Karina Lupita, Intervensi Amerika Serikat Dalam Perang Korea, Jurnal Binus, 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

17

dalam negeri Amerika Serikat. CIA memiliki jaringan lebih luas, peralatan, serta

personil di luar negeri.

G. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan metode sejarah,

dalam metode ini penulis melewati beberapa langkah :

a. Pemilihan topik

Topik sejarah yang diangkat dalam tugas akhir ini berjudul Peran

Amerika Serikat dalam Gerakan PRRI/Permesta pada masa Demokrasi Liberal.

Pemilihan topik merupakan salah satu syarat pertama dalam penelitian sejarah.

Dalam pemilihan topik yang akan diteliti akan berkaitan dengan kedekatan

intelektual dan kedekatan emosional. Kedekatan intelektual adalah kemampuan

penulis untuk membahas topik yang dipilih dengan mengolah data-data yang

tersedia. Kedekatan emosional adalah ketertarikan penulis dengan topik yang akan

diteliti.

Alasan penulis memilih topik dengan judul Peran Amerika Serikat dalam

Gerakan PRRI/Permesta pada Masa Demokrasi Liberal dikarenakan penulis

memiliki ketertarikan pada perjalanan sejarah politik Indonesia. Penulis tertarik

untuk mengangkat topik tersebut karena Gerakan PRRI/Permesta merupakan

kelompok yang berpengaruh bagi perjalanan politik Indonesia pada masa itu.

Penulis juga semakin tertarik untuk memilih topik ini karena dalam permasalahan

PRRI/Permesta tidak hanya menyangkut permasalahan dalam negeri saja tetapi

juga melibatkan peran dunia luar juga. PRRI/Permesta ternyata telah menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

18

berbagai bantuan-bantuan dari Amerika Serikat. Keterlibatan Amerika Serikat

dalam gerakan ini membuat penulis semakin tertarik dengan topik sejarah

tersebut.

b. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Setelah menentukan pokok permasalahan, langkah selanjutnya dalam

penelitian sejarah adalah pengumpulan sejarah (heuristik). Heuristik adalah proses

pengumpulan sumber yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, baik itu

berupa sumber primer maupun sumber sekunder.20

Dalam langkah ini penulis

mengumpulkan atau menemukan sumber. Sumber sejarah bagi penulisan sejarah

sangatlah penting. Penulisan sejarah tidak dapat terwujud apabila tidak

tersedianya sumber-sumber sejarah. Dalam penulisan ini penulis melakukan studi

pustaka untuk menemukan berbagai sumber yang ada. Penulis pertama kali

melakukan studi pustaka di perpustakaan Sanata Dharma untuk mengumpulkan

berbagai sumber yang ada dan yang berkaitan dengan tulisan yang akan

dihasilkan.

Adapun sumber primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah

Buku Foreign Relations of the United States (FRUS) Volume XVII yang

menyatakan dalam operasi rahasia, CIA di Indonesia telah memberikan bantuan

senjata maupun pelatihan kemiliteran kepada kelompok pejuang di Sumatera dan

Sulawesi dan catatan militer Indonesia tentang kesaksian laporan adanya pesawat

bermesin empat di pangkalan militer yang dikuasai oleh PRRI sebagai bukti

adanya bantuan dan keterlibatan pihak asing dalam permasalahan ini. Sumber

20

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Tiara Wacana, 2013, hlm. 213.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

19

primer lainnya yang digunakan oleh penulis adalah harian Koran yang semasa

dengan peristiwa PRRI/Permesta.

Sedangkan sumber sekuder yang digunakan ialah PRRI Permesta

Strategi Membangun Indonesia Tanpa Komunis ditulis oleh R.Z. Leirissa, PRRI

ditulis oleh Syamdani, dkk., Permesta Pemberontakan Setengah Hati ditulis oleh

Barbara Sillars Harvey, Subversi Sebagai Politik Luar Negeri ditulis oleh Audrey

Kahin.

c. Verifikasi (Kritik Sumber)

Kritik sumber merupakan langkah selanjutnya setelah pengumpulan

sumber, yakni langkah untuk mengetahui otentisitas dan kredibilitas isi sumber.21

Penulis dalam langkah ini harus benar-benar mencermati sumber yang diperoleh

agar fakta yang ditulis dan dianalisis nantinya merupakan suatu kebenaran.

Keberadaan sumber yang kredibel akan membuat tulisan sejarah nantinya juga

akan dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh dari verifikasi dalam penulisan skripsi ialah ketika penulis akan

menggunakan sumber data-data yang berasal dari internet penulis

membandingkan dengan data-data yang ada di buku. Misalnya pernyataan

pasokan senjata dari Amerika Serikat kepada para pemberontak melalui kawasan

Filipina pada bulan April 1958, yang terdapat dalam situs internet

https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/556c4af4579373be048b4568/manila-

connection-antara-kongres-seato-proklamasi-prri-permesta-manuver-des-alwi-

dan-benigno-aquino-februari-mei-1958 diakses pada 28 Juli 2019 pukul 13.00.

21

Kuntowijoyo, op. cit., hlm. 77.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

20

Dalam artikel tersebut dinyatakan seorang pedagang muslim Filipina pada Rabu

malam tanggal 2 April 1958 penyelundup dari daerah Filipina Selatan membantu

menyelundupkan senjata-senjata gelap ke daerah pemberontak di Indonesia

pedagang tersebut melaporkan para penyelundup menggunakan perahu cepat

bernama Vinta dan disembunyikan di bawah tumpukan kopra. Untuk

membuktikan kebenaran pernyataan tersebut penulis membandingkan dengan

bukti yang terdapat dalam buku Permesta yang ditulis oleh Barbara Sillars

Harvey. Filipina yang berbatasan dengan Sulawesi Utara merupakan pangkalan

Amerika untuk mendukung pemberontak dengan menyokong pengadaan senjata.22

Kemudian penulis juga melihat buku Indonesia Melawan Amerika yang ditulis

oleh Baskara T. Wardaya. Amerika menyokong senjata yaitu 900 pucuk pistol,

1.440 senapan submesin, dan 1,3 juta peluru berdiameter 9 mm, kepada

pemberontak melalui jalur gelap.23

d. Interpretasi (Analis Data)

Penulisan sejarah tidak dapat terlepas dari sesuatu yang dinamakan

sebagai intepretasi. Intepretasi merupakan tafsir yang dilakukan oleh penulisnya.

Terhadap sumber-sumber yang telah dimiliki penulis dalam mengintepretasikan

sumber harus sedapat mungkin mengurangi unsur subyektivitas.24

Tulisan sejarah

merupakan paparan data dan fakta. Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri

tulisan tersebut tercampur dengan unsur subyektivitas penulis. Hal ini juga

merupakan sebab dari adanya langkah intepretasi.

22

Barbara S Harvey, Permesta Pemberontakan Setengah Hati, Jakarta, Grafiti Pers, hlm. 145. 23

Baskara T Wardaya, Indonesia Melawan Amerika, Yogyakarta, Galang Pers, hlm. 183. 24

Kuntowijoyo, op. cit., hlm. 78.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

21

Contoh dari interpretasi dalam penulisan skripsi ini adalah pembahasan

faktor pendorong keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta,

penulis mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai sumber. Fakta utama yang

menjadikan keterlibatan Amerika Serikat adalah pembendungan pengaruh dan

perkembangan komunis di Indonesia. Amerika Serikat memanfaatkan berbagai

kekacauan yang tengah terjadi di Indonesia hingga seakan mencuci tangan atas

permasalahan PRRI/Permesta. Penulis melakukan analisis data dan keterkaitan

antara masalah yang ada dan menggunakan teori serta pendekatan guna

menjelaskan sumber-sumber yang digunakan.

e. Penulisan

Tahap terakhir dalam penelitan sejarah adalah penulisan sejarah. Dalam

tahap ini penulis akan menulis apa yang sesuai dengan tema dan judul penelitian.

Setelah melewati berbagai langkah yaitu pengumpulan sumber, kritik sumber dan

intepretasi maka penulis akan mendapatkan sumber-sumber dan berbagai analisa

data yang dimiliki. Unsur terpenting dari suatu tulisan sejarah adalah aspek

kronologis. Unsur kronologis dalam suatu tulisan sejarah harus sangat

diperhatikan.

Dalam suatu peristiwa sejarah dikenal hukum kasualitas atau hukum

sebab-akibat. Oleh karena itu penulis berusaha untuk menyampaikan sebab

terjadinya peristiwa, jalannya peritiwa, dan dampak yang diakibatkan peristiwa

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

22

2. Pendekatan

Skripsi ini menggunnakan pendekatan multidimensional. Pendekatan

multidimensional merupakan suatu pendekatan yang dalam memaparkan dan

menganalisa berbagai peristiwa menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu

sosial yang relevan dengan pokok-pokok kajiannya.25

Penulis menggunakan

pendekatan multidimensional antara lain pendekatan historis, politik, ekonomi ,

dan budaya.

Pendekatan historis dalam penulisan skripsi ini digunakan untuk

mengkaji peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta pada masa

Demokrasi Liberal.

Pendekatan politik digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi

politik Indonesia pada masa tersebut. Dengan mengetahui kondisi politik

Indonesia maka dapat pula diketahui apa sebab kemunculan gerakan

PRRI/Permesta. Contohnya adalah ketika diketahui ketidakstabilan kondisi politik

Indonesia dengan ditandai seringnya ganti kabinet ternyata membawa pengaruh

atau dampak bagi kehidupan di daerah luar Jawa. Dengan tidak harmonisnya

hubungan antara pusat dengan daerah maka juga berpengaruh bagi kekuatan asing

(PRRI/Permesta) untuk dapat mempengaruhi gerakan di luar Jawa.

Pendekatan Ekonomi digunakan untuk mengetahui kondisi

perekonomian di daerah yang berpusat pada hasil perkebunan. Kebijakan

pemerintah pusat terhadap penjualan hasil perkebunan ternyata dianggap tidak

25

Moh. Natsir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, hlm. 63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

23

adil oleh daerah. Maka diketahui pula adanya keinginan untuk menuntut adanya

otonomi bagi daerah-daerah.

Pendekatan Budaya digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap rakyat

di daerah dengan berbagai kebijakan politik oleh pemerintah pusat. Faktor

kebudayaan ternyata memiliki peran bagi kemunculan gerakan PRRI/Permesta

ini. Hal tersebut nampak dengan melihat gerakan ini muncul dari kesadaran rakyat

di daerah untuk memberikan aksi gertakan kepada pemerintah pusat untuk

memperhatikan aspirasi dan kepentingan daerah-daerah.26

Perpecahan sosok

DwiTunggal antara Soekarno dan Hatta juga perlu dilihat menggunakan

pendekatan budaya. Pada tanggal 30 November 1956 wakil Presiden Mohamad

Hatta mengundurkan diri dari jabatannya. Hatta memiliki darah orang Minang.

Secara tidak langsung telah muncul suatu kekecewaan rakyat di daerah dan

munculnya tanda tanya mengapa Hatta sampai mengundurkan diri. Hingga pada

saat dewan-dewan militer di Sumatera berkumpul dan menghasilkan Piagam

Padang muncul beberapa tuntutan. Dari Piagam Paang inilah yang menjadi awal

dari gerakan PRRI. Salah satu tuntutannya adalah kembalinya DwiTunggal

Soekarno-Hatta. Maka untuk dapat mengetahui alasan lahirnya gerakan

PRRI/Permesta juga sangat penting untuk menggunakan pendekatan Budaya.

26

Barbara S Harvey, op. cit., hlm. XII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

24

H. Sistematika Penulisan

Skripsi yang berjudul Peran Amerika Serikat Dalam Gerakan

PRRI/Permesta pada Masa Demokrasi Liberal mempunyai sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I Berupa pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan, manfaat penulisan, kajian pustaka, kajian teori,

metode dan pendekatan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Bab ini menyajikan uraian tentang faktor apa saja yang mendorong

peranan Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

BAB III Bab ini menyajikan uraian mengenai bagaimana peran Amerika

Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

BAB IV Dalam bab ini akan diuraikan mengenai dampak peran Amerika

Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

BAB V Bab ini menyajikan kesimpulan dari penelitian permasalahan yang

telah diuraikan pada bab II, III, IV

Demikianlah sistematika penulisan skripsi ini, dari uraian di atas dapat di

cermati bahwa penulis ingin menyajikan tentang “Peran Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

25

BAB II

FAKTOR PENGGERAK PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM

GERAKAN PRRI/PERMESTA

A. Gagalnya Sistem Politik di Indonesia

1. Situasi Perpolitikan Indonesia Sebelum PRRI/Permesta

Amerika Serikat sebagai negara yang besar pastilah memiliki ambisi

yang besar pula. Ambisi besar yang dimiliki tentang kondisi Indonesia berkaitan

dengan sikap kebijakan Luar Negeri yang dimiliki Amerika Serikat. Perpolitikan

Indonesia pada masa sebelum PRRI/Permesta memang tengah mengalami

kekacauan. Amerika Serikat terus menerus melakukan pemantauan terhadap

kondisi yang tengah terjadi di Indonesia.

Sistem politik merupakan suatu fakta sosial. Fakta sosial adalah hasil

dari hubungan atau relasi antar manusia. Fakta sosial yang dihasilkan tersebut

dapat dirasakan dan dialami. Fakta yang terjadi adalah keterlibatan Amerika

Serikat dan kemunculan gerakan PRRI/Permesta merupakan hasil dari kegagalan

sistem politik Indonesia yang sedang dicoba untuk dibangun.

Pasca kemerdekaan Indonesia, situasi politik dalam negeri dapat

dikatakan belum stabil. Datangnya kembali tentara Sekutu dan NICA ke Indonesia

membawa pengaruh juga bagi situasi perpolitikan Indonesia.Gejolak politik dan

keamanan Indonesia pada masa pasca kemerdekaan membawa pada perjanjian

dan perundingan. Berakhirnya Republik Indonesia Serikat (RIS) yang merupakan

hasil dari Konfrensi Meja Bundar, membawa Indonesia untuk menerapkan UUDS

1950. Indonesia kemudian menerapkan sistem Parlementer. Dengan penerapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

26

sistem parlementer tersebut kemudian dikenal dengan masa Demokrasi Liberal.

Indonesia pada kurun waktu tersebut tengah mengalami masa pencarian

jati diri dalam sistem demokrasi. Negara Indonesia yang baru saja lahir terus

menerus terbentur dengan berbagai permasalahan. Negara yang masih memiliki

tingkat pendidikan rendah dan tradisi otoriter warisan penjajah. Hal tersebut

membuat rakyat Indonesia terbiasa untuk bergantung pada sosok seorang

pemimpin.27

Pemerintahan pada masa demokrasi liberal dipegang oleh kaum

nasionalis perkotaan dan partai-partai sekuler yang berada di parlemen. Dengan

melihat dari kebudayaan Indonesia yang bergantung pada sosok seorang

pemimpin. Maka rakyat Indonesia pada awalnya berharap banyak kepada

parlemen untuk menciptakan suatu demokrasi yang baik.

Partai-partai yang menempati parlemen adalah dari kalangan sipil. Partai

yang ada seolah merupakan suatu cerminan atau wakil dari setiap golongan yang

ada. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas. Dengan wilayah yang luas ini

membuat Indonesia memiliki penduduk yang beragam. Keberagaman yang ada

seolah telah memiliki wakil dari setiap partai politik yang ada.

Partai Masyumi merupakan cerminan atau diisi oleh para muslim

terpelajar. Partai Masyumi didukung oleh kaum Muslim yang taat, para kyai dan

ulama. Partai Masyumi dianggap akan mampu mewakili kepentingan-kepentingan

kelompok atau golongan Muslim.

Partai PNI merupakan cerminan dari orang-orang atau kaum nasionalis.

27

M. C Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Serambi Ilmu Pustaka, 2010, hlm. 493

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

27

Kebanyakan anggota PNI merupakan kaum terpelajar. Basis utamanya adalah di

dalam birokrasi dan kalangan pegawai kantor. Golongan Muslim Abangan di

daerah pedesaan juga tertarik pada partai ini. Partai PNI sering dianggap sebagai

partai Soekarno, meski sebagai seorang presiden bukanlah anggota atau ketua

partai tertentu. Muncul pula anggapan PNI lahir sebagai penyeimbang. PNI

dianggap mampu menyeimnbangkan keinginan-keinginan dari partai bercorak

Muslim yang ada dengan politik Islam. Dengan adanya anggapan tersebut

kemudian PNI mendapatkan dukungan dari kelompok-kelompok di luar Jawa.

Kelompok Kristen di luar Jawa dan daerah Bali yang mayoritas beragama Hindu

kemudian mendukung partai ini.

Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan suatu cerminan atau

mewakili kaum buruh perkotaan dan para petani di desa. Peristiwa Madiun tahun

1948 ternyata membawa dampak yang besar bagi keberlangsungan partai ini.

Pasca peristiwa Madiun terjadi penghancuran terhadap Partai Komunis Indonesia,

namun yang terjadi bukanlah suatu pelarangan terhadap partai tersebut. Maka

generasi baru dari PKI dapat lahir dari golongan muda mereka. Aidit, Njoto,

Lukman dan Soedisman berhasil melahirkan PKI dengan gaya baru. Mereka telah

berhasil mengambil alih politbiro PKI. Menurut Aidit pandangan Marxisme-

Leninisme tidak bersifat kaku atau mengikat melainkan pandangan sebagai

pedoman dalam bertindak. PKI muda kini memilih untuk eksis dengan cara tetap

berada di dalam pemerintahan.

Pada masa demokrasi liberal ini ditandai dengan adanya multipartai yang

berkuasa. Koalisi yang lahir dari partai politik yang ada dan dominan akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

28

muncul sebagai kabinet yang berkuasa. Dalam kondisi tersebut apabila ada salah

satu partai yang menarik diri maka kabinet tersebut akan dibubarkan.

Konsentrasi pemerintah Indonesia pada masa awal tahun 1950-an adalah

usaha kembali bersatunya wilayah Irian Barat. Pemerintah Indonesia menolak

hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Konferensi ini menghasilkan

keputusan Belanda berhak atas wilayah Irian Barat. Pemerintah Indonesia menilai

permasalahan Irian Barat juga menjadi gangguan bagi jalannya perpolitikan di

Indonesia. Pemerintah Indonesia menilai permasalahan ini juga mendapat

intervensi dari Belanda dan Amerika Serikat. Bagaimanapun juga negara Barat

pasti berniat untuk mengambil keuntungan dari posisi Irian Barat.

Amerika Serikat pada awalnya saat Presiden Truman masih berkuasa

tidak ingin untuk ikut intervensi pada permasalahan yang terjadi di Indonesia.

Pemerintah Indonesia membawa permasalahan ini hingga pada tingkat Persatuan

Bangsa-Bangsa. Namun Amerika Serikat tetap memilih untuk bersikap untuk

tidak terlibat. Maka ketika diadakan pemungutan suara di PBB untuk menentukan

kasus Irian Barat akan dimasukkan dalam agenda Majelis Umum atau tidak,

Amerika Serikat memilih untuk abstain atau tidak memberikan suaranya. Hal

yang diambil oleh Amerika Serikat ini menunjukkan pemerintahan Presiden

Eisenhower secara resmi tidak terlibat ke dalam perpolitikan Indonesia hingga

saat itu.

Kondisi tersebut telah berbalik berbeda seiring berjalannya waktu.

Presdien Eisenhower menjadi khawatir dengan kondisi Indonesia selanjutnya.

Kebijakan-kebijakan pemerintahan Eisenhower selanjutnya akan mendorong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

29

keterlibatan Amerika Serikat di Indonesia. Kebijakan pemerintah Eisenhower

selanjutnya akan lebih getol lagi untuk melakukan usaha intervensi terhadap

Indonesia. Kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Eisenhower tentu saja

selalu berkaitan dengan kontestasi Perang Dingin antara dua blok kekuatan yang

lahir.

2. Kabinet dan Kebijakan masa Demokrasi Liberal

Pemerintahan Amerika Serikat beralih dari Presiden Truman kepada

pemerintahan Presiden Eisenhower. Presiden Truman yang dianggap telah gagal

dalam rangka memenangkan kontestasi Perang Dingin berhasil dikalahkan dan

digantikan. Pemerintahan Truman dianggap terlalu lunak terhadap perkembangan

komunisme di dunia. Sikap berbeda yang berusaha diangkat dan menjadi dasar

dari pemerintahan Eisenhower.

Kondisi Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dapat dikatakan kacau.

Seringnya pergantian kabinet menjadi tanda atau ciri khas dari penerapan

Demokrasi Liberal di Indonesia. Pergantian kabinet yang terlalu sering tersebut

mengakibatkan terjadinya instabilitas politik di Indonesia. Dari setiap kabinet

yang pernah ada akan meluncurkan kebijakan-kebijakan baik dari bidang

ekonomi, politik dan keamanan. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh

kabinet di Indonesia memiliki pengaruh terhadap sikap politik Amerika Serikat.

Amerika Serikat akan memandang suatu kebijakan tersebut dapat mengganggu

ataupun mendukung jalannya ambisi politiknya. Kebijakan yang mengganggu

ataupun mendukung ambisi Amerika Serikat sebenarnya memiliki tujuan dan

akhir yang sama yaitu adalah intervensi terhadap Indonesia. Kebijakan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

30

kabinet yang ada ini nantilah yang akan mendorong bagi Amerika Serikat untuk

terlibat dalam situasi perpolitikan dan keamanan di Indonesia.

Ketertarikan Amerika Serikat diawali dengan kebijakan dari kabinet

Sukiman. Kabinet Sukiman adalah kabinet yang terbentuk dari dukungan partai

Masyumi dan PNI. Koalisi yang terbentuk anatara Masyumi dan PNI

menghasilkan kekecewaan dari pihak PKI. PKI yang sebenarnya berusaha untuk

memelihara pertikaian anatara PNI dan Masyumi untuk mengambil dukungan dari

PNI. Maka dengan kondisi tersebut peranan PKI menjadi berkurang.

Dalam kabinet Sukiman juga sempat terjadi konflik antara militer dengan

pemerintah. Konflik ini disebabkan oleh kebijakan Menteri Pertahanan yaitu

Muhamad Yamin. Muhamad Yamin membebaskan sebanyak 920 orang tahanan

yang berhaluan kiri. Tahanan tersebut merupakan orang-orang yang dianggap

membangkang oleh pemerintah sebelumnya. Namun selang tidak lama tentara

berhasil menangkapi lagi sebagian dari para tahanan yang sempat dibebaskan.

Kekuatan tentara kemudian terus mendesak pemerintah. Kondisi yang terus terjadi

memaksa menteri pertahanan akhirnya mengundurkan diri, dengan demikian

konflik yang terjadi dapat dikatakan telah dimenangkan oleh pihak militer.28

Amerika Serikat dengan kabinet Sukiman sempat terjalin suatu

kerjasama politik. Kerjasama politik yang dilakukan oleh Perdana Menteri

Sukiman dengan pihak Amerika Serikat sebenarnya merupakan kerjasama

terselubung. Hal tersebut dikarenakan Perdana Menteri Sukiman menjalin

kerjasama tanpa diketahui oleh Parlemen dan Presiden. Bagaimanapun Perdana

28

Ibid., hlm. 505-508.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

31

Menteri dan kabinetnya harus bertanggungjawab kepada Parlemen.

Kerjasama antara Sukiman dengan Amerika Serikat adalah berkaitan

dengan bidang pertahanan “Free World”.29

“Free World” merupakan nama dari

kubu yang pro kepada Amerika Serikat sebagai salah satu blok dalam kontestasi

Perang Dingin. Bagi Amerika hal yang dilakukan oleh Sukiman merupaan bentuk

dukungan kepada Amerika Serikat dan merapatnya Indonesia ke blok mereka.

Sikap dari Sukiman ini tentu saja mendapat tetangan dari Parlemen.

Sikap Sukiman dengan merapatkan diri kepada Amerika Serikat telah diartikan

sebagai kecondongan kepada salah satu blok. Hal yang dilakukan oleh Sukiman

juga dikhawatirkan untuk terbukanya intervensi Amerika Serikat terhadap

Indonesia. Maka satu persatu menteri di dalam kabinet mulai mengundurkan diri.

Kabinet Sukiman ini kemudian berakhir pada Februari 1952.

Pada pemerintahan Presiden Eisenhower memang konsentrasi Amerika

terhadap Indonesia menjadi ditingkatakan. Pada tahun 1953, Amerika Serikat

mengutus Duta Besarnya untuk Indonesia yang pertama yaitu Hugh S. Cumming.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John F. Dulles memberikan pesan pada

Cumming untuk terus mengawasi dan memberikan laporan tentang perkembangan

perpolitikan Indonesia. Menlu Dulles juga mengingatkan tidak perlu ikut berusaha

untuk mempertahankan kesatuan Indonesia. Menlu Dulles juga menyampaikan

keinginannya yang sesungguhnya terhadap Indonesia. Dulles menginginkan

Indonesia tidak bersatu lagi dan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil. Hal

ini karena Dulles tidak ingin hal yang terjadi di Cina juga terjadi di Indonesia.

29

Dumairy, Perekonomian Indonesia, Jakarta, Penerbit Erlangga,1996, hlm. 16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

32

Cina dulu dipertahankan kesatuannya namun justru jatuh ke tangan komunis.

Dengan terpecahnya Indonesia membuat komunis dapat terbendung dan tidak

berkembang.30

Dengan melihat hal tersebut sebenarnya Amerika Serikat sungguh

berupaya untuk membendung jalannya perkembangan komunisme di Indonesia.

Apalagi Amerika Serikat pada periode awal tahun 1950-an telah melihat gelagat

untuk bangkitnya PKI di Indonesia dengan masuk ke dalam birokrasi

pemerintahan dan mengganggu jalannya kabinet yang ada.

Kebijakan dari kabinet selanjutnya yang menarik perhatian Amerika

Serikat adalah berasal dari kabinet Ali Sastroamijoyo. Kabinet Ali Sastroamijoyo

merupakan kabinet yang berhasil terbentuk berkat dukungan dari PNI dan

memasukkan orang-orang berhaluan kiri ke dalam kabinetnya. PNI dan PKI

sebenarnya telah memiliki hubungan baik sejak lama. Namun sebenarnya PKI-lah

yang banyak mengambil keuntungan dari adanya kerjasama politik tersebut.

Amerika Serikat merasa terganggu dengan kebijakan yang dilakukan

oleh Perdana Menteri Ali Sastroamijoyo. Perdana Menteri Ali berusaha keras

untuk mengembalikan pedoman politik luar negeri Indonesia yang berasaskan

Bebas-Aktif. Perdana Menteri Ali mempunyai cita-cita Indonesia benar-benar

tidak terlibat ke dalam pusaran persaingan kontestasi Perang Dingin antara

Amerika Serikat dengan Uni Soviet.

Dengan melihat hal tersebut pihak Amerika Serikat merasa kodisi

Indonesia sangat mengkhawatirkan. Menlu Dulles menilai sikap Indonesia untuk

30

Wawancara Hug S. Cumming pada 3 Desember 1966 yang dikutip dalam buku Baskara T.

Wardaya, Indonesia Melawan Amerika, Yogyakarta, Galang Press, 2008, hlm. 103.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

33

bersikap netral terhadap konteks Perang Dingin tidak dapat diterima. Menlu

Dulles menganggap Indonesia harus memilih kemana akan berlabuh dengan

melihat adanya kubu besar yang lahir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet.

Amerika Serikat menilai kebijakan yang diusahakan oleh Kabinet Ali ini hanya

akan menguntungkan pihak komunis saja.

Kebijakan selanjutnya yang dirasa mengganggu ambisi dari Amerika

Serikat adalah dilaksanakan Konfrensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.31

Indonesia oleh Perdana Menteri Ali didorong untuk muncul dan aktif serta

berusaha keluar sebagai pemimpin dari Negara-negara di kawasan Asia-Afrika.

Cita-cita Perdana Menteri Ali ini tentu mendapat dukungan dari Presiden

Soekarno.

Amerika Serikat khawatir dengan kedudukan dan cita-cita yang dimiliki

oleh Indonesia tersebut. Amerika Serikat menilai dalam Konfrensi tersebut

hanyalah dijadikan sebagai ajang penggalangan kekuatan dari blok komunis.

Maka Amerika Serikat sungguh konsen pada Konfrensi tersebut. Usaha sabotase

terhadap Konfrensi ini dilakukan pula oleh Amerika Serikat. Sabotase yang

dilakukan adalah dengan meledakkan pesawat Cina yang diharapkan korbannya

adalah utusan dari Cina. Namun upaya yang dilakukan Amerika Serikat ini

mengalami kegagalan. Kekhawatiran Konfrensi tersebut hanya sebagai ajang dari

blok komunis ternyata juga tidak terbukti. Namun pihak Amerika Serikat terus

mengawasi jalannya Konfrensi tersebut.

Amerika Serikat semakin tertarik untuk terlibat di Indonesia karena

31

A. Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta,

Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm. 84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

34

ditambah lagi dengan sikap penolakan secara terang-terangan oleh pemerintah

Indonesia terhadap kebijakan Amerika Serikat. Pada tahun 1954, Amerika Serikat

membentuk suatu pakta pertahanan di wilayah Asia. Pakta pertahanan yang

dibentuk oleh Amerika Serikat adalah SEATO. Pemerintah Indonesia secara

terang-terangan menolak untuk bergabung ke dalam pakta pertahanan tersebut.

Bagi Indonesia ikut terlibat dalam pakta tersebut maka dapat disimpulkan

Indonesia telah merapat ke blok Amerika Serikat.

Dengan melihat penolakan tersebut tentu saja membuat pihak Amerika

Serikat menjadi marah kepada Indonesia. Bagi Amerika Serikat dengan Indonesia

tidak ikut menandatangani pakta pertahanan tersebut berarti Indonesia lebih

memilih untuk bergabung ke pihak Uni Soviet.

Selanjutnya Menteri Luar Negeri John F. Dulles melihat situasi

perpolitikan Indonesia semakin kacau. Menlu Dulles melihat kabinet yang ada di

Indonesia diisi oleh orang-orang yang pro terhadap komunisme. Hal tersebut

didukung dengan anggapan dan keyakinan dari Presiden Soekarno yang yakin

kelompok komunis dan PKI mampu dikendalikan serta dimanfaatkan untuk

melayani kepentingan Indonesia.

Dengan melihat situasi tersebut sebenarnya kebijakan Amerika Serikat

oleh Presiden Eisenhower terhadap Indonesia didasarkan kepada kekhawatiran-

kekhawatiran. Amerika Serikat melihat situasi perpolitikan di Indonesia lama-

kelamaan sedikit demi sedikit akan condong ke arah kiri atau komunis. Bahkan

Amerika Serikat khawatir Indonesia jatuh ketangan Uni Soviet-Cina. Berbagai

kondisi tersebut nantinya akan menjadi pendorong bagi keterlibatan dan peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

35

Amerika Serikat terhadap gerakan PRRI/Permesta di daerah. Apalagi didukung

Menlu Dulles lebih menginginkan Indonesia terpecah-pecah untuk membendung

komunisme masuk Indonesia.

B. Eksistensi Partai Komunis Indonesia

1. Kemunculan Kembali PKI

Amerika Serikat akan mengambil kemungkinan dan kesempatan sekecil

apapun untuk menyukseskan kepentingannya. Amerika Serikat juga akan

menyingkirkan segala kemungkinan yang dapat menghambat jalan kepentigan dan

ambisi mereka. Di Indonesia telah lahir Partai Komunis Indonesia sejak lahirnya

embrio partai pada tahun 1920. Pandangan atau haluan PKI tidak dapat dipungkiri

sedikit-banyak pastilah terpengaruh oleh ajaran Komunisme Marxisme dan Lenin.

Bulan Juli tahun 1950 bersandarlah kapal di pelabuhan Tanjung Priuk.

Kapal tersebut berangkat dari Uni Soviet dengan tujuan Jakarta. Dipa Nusantara

Aidit dan M.H Lukman termasuk penumpang dalam kapal tersebut.32

Mereka

berdua sebenarnya merupakan penumpanggelap di kapal tersebut. Namun berkat

bantuan dari seorang teman yang dapat meloloskan mereka untuk menumpang ke

kapal tersebut. Teman dari Aidit ini adalah Kamarusaman yang juga dikenal

dengan nama Syam. Bantuan yang diperoleh Aidit dan Lukman juga berasal dari

para pekerja buruh di pelabuhan dan kapal.

32

Dipa Nusantara Aidit sebenarnya bernama Dja’far Nawawi Aidit, dilahirkan pada tanggal 30

Juni 1923 di Bangka. Ayah tiri Aidit pernah menjabat sebagai anggota DPR. Aidit menjadi kader

partai PKI dan nantinya yang akan bergerak melakukan perubahan di dalam partai PKI. M H

Lukman yang lahir pada tahun 1920. Ayah Lukman adalah seorang Haji yang revolusioner.

Lukman sempat dibesarkan di Boven Digul, Irian Barat tempat ayahnya dibuang semasa

penjajahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

36

Kedatangan D.N Aidit dan M.H Lukman ke Indonesia ternyata akan

membawa pengaruh besar bagi perjalanan dan perkembangan PKI ke depan.

Kepergian mereka berdua ke luar negeri tentu saja bukan tanpa alas an. Mereka

meninggalkan Indonesia ketika akan meletusnya Peristiwa Madiun 1948. Aidit

dan Luman telah mendapatkan banyak tentang ilmu politik dari Negara-negara

yang mereka kunjungi. Strategi gereliya Vietminth telah berhasil pula dipelajari.

Mereka berdua juga menghadiri Kongres Serikat Buruh Asia-Australia di Peking

pada bulan Desember 1950.

Aidit dan Lukman telah menjadi kader muda dari PKI yang telah

mendapat gemblengan dan berkesempatan untuk pergi ke luar negeri. Mereka

telah mengunjungi beberapa Negara yang menerapkan gaya sosialis. Aidit dan

Lukman lah yang memiliki impian untuk membangun partainya sehingga menjadi

semakin kuat. Dengan melihat dan belajar dari Negara-negara sosialis, mereka

belajar bagaimana komunis dapat diterapkan dan mengalami kejayaan.33

Aidit muncul sebagai penyemangat baru di dalam tubuh PKI. Aidit

memiliki semangat baru bagi PKI untuk melakukan perubahan yang besar. PKI

gaya lama telah hancur sejak meletusnya Peristiwa Madiun 1948. Pemerintah saat

itu mengambil sikap untuk tidak melakukan perlarangan terhadap PKI pasca

Peristiwa Madiun 1948. Pada saat itu pengambil kebijakan tersebut adalah

Mohamad Hatta yang kala itu menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. Hal

tersebut dapat terjadi karena pemerintah Indonesia saat itu harus dihadapkan pada

permasalahan Agresi Militer II yang dilakukan oleh sekutu dan Belanda di

33

Sekretariat Kader Katolik, Dari Madiun ke Lubang Buaya, Jakarta, 1967, hlm. 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

37

Yogyakarta. Yogyakarta saat itu merupakan ibu kota Indonesia. Namun ada

alasan yang lebih mendasar terkait sikap pemerintah untuk tidak melakukan

perlarangan terhadap PKI. Mohamad Hatta berpikir PKI masih bisa memberikan

keuntungan kepada kondisi Indonesia saat itu. Kekuatan PKI yang mendapat

dukungan dari Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) dapat

mengganggu kepentingan perusahaan-perusahaan yang dikuasai oleh Belanda saat

itu.

Sikap pemerintah terhadap PKI untuk tidak menerapkan pelarangan

ternyata tetap membawa kepada kondisi partai yang kacau. Hal tersebut

disebabkan karena pasca Peristiwa Madiun 1948 banyak tokoh dan kader partai

yang terbunuh. Para pendukung partai seperti Laskar-laskar Merah dan kelompok-

kelompok kiri yang sempat berhasil disatukan berakhir dengan terpecah belah.

Melihat kondisi partai yang tengah dalam kondisi kacau, Aidit berhasil

merangkul kader muda lainnya yaitu Nyoto. Mereka berdua berhasil menduduki

kursi penting dalam partai yaitu Sekretariat Agitasi dan Propaganda. Dengan

kedudukan mereka, peran dan pengaruh para pimpinan lama partai dapat sedikit

demi sedikit berkurang. Mereka juga berhasil untuk menerbitkan kembali media

propaganda yang dimiliki oleh partai. Media propaganda tersebut adalah “Majalah

Merah”. Dalam strategi penerbitan majalah tersebut, para kader muda mulai untuk

mengkritik gaya kepemimpinan golongan tua. Suatu strategi yang revolusioner ini

ternyata ampuh dalam rangka menggalang dukungan dari kelompok-kelompok

yang ada untuk mendukung PKI. Strategi penggalangan dukungan massa ini

dilakukan karena masa partai telah merosot tajam sejak Peristiwa Madiun 1948.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

38

Politbiro CC PKI pada 7 Januari 1951 memiliki anggota yang baru yaitu

Aidit, Nyoto, Lukman, Sudisman dan Alimin. Dari anggota-anggota politburo ini

hanyalah Alimin yang merupakan sisa-sisa PKI lama. Aidit diangkat sebagai

Sekjen I dan Sudisman sebagi ketua Sekretariat Central Comitte. Dengan

pengambil alihan politburo PKI ini maka telah akan dimulai PKI dengan gaya

baru oleh Aidit.34

Pada bulan April 1952 Sekretariat Agitasi dan Propaganda PKI

menyatakan bahwa penting adanya pembentukan organisasi-organisai yang

mendukung PKI. Organisasi-organisasi massa yang dibentuk harus dibawah

kepemimpinan partai sendiri. Pembentukan organisasi massa ini dimaksudkan

agar PKI memiliki kubu (front) politik sendiri. Dalam front tersebut semua unsur

progresif dari seluruh rakyat harus diwakili oleh organisasi-organisasi milik PKI.

Suatu hal yang menguntungkan bagi PKI karena pada saat itu sebagian besar

rakyat belum terorganisir.

PKI tetap memanfaatkan kekuatan dan dukungan dari kaum buruh dan

petani. Namun kini PKI tidak hanya mengandalkan dukungan dari kaum buruh

dan petani saja. PKI juga membangun persahabatan antara kaum proletariat

dengan para penghisapnya : majikan, pegawai pemerintah serta kaum borjuis

nasional. Strategi yang baru ini kemudian dikenal dengan istilah “Kekuatan

Nasional” oleh PKI.

Pada tanggal 23 Mei 1952 PKI merayakan HUT yang ke-32 di gedung

kesenian Jakarta. Aidit mengemukakan gagasan-gagasan barunya untuk partai.

34

Baskara T. Wardaya, op. Cit., hlm. 106.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

39

Setelah melakukan peremajaan partai dan telah berhasil, Aidit terus berusaha

sekuat tenaga untuk memberi wajah baru bagi partainya dan membawa kearah

yang semakin kuat.

Dengan melihat situasi tersebut, Amerika Serikat tentu saja merespon

dengan cepat. Partai Komunis Indonesia tentu dianggap sebagai salah satu

hambatan yang muncul di Indonesia. Dengan melihat konteks ambisi Perang

Dingin Amerika Serikat pandangan atau hal apa saja yang bernuansa komunis

adalah musuh.

Kebangkitan PKI dengan semangat pemimpin mudanya telah

memunculkan isu ketakutan bagi Amerika Serikat. Pada sebuah rapat iternal di

Amerika Serikat pada tahun 1953, Richard Nixon35

memaparkan wilayah Asia

mempunyai kesempatan akan jatuh ke pihak Komunis. Kekhawatiran Amerika

Serikat juga beralasan situasi di Indonesia akan memungkinkan ajaran komunis

dapat diterima baik. Langkah-langkah PKI untuk merangkul kaum buruh dan

petani adalah langkah yang terbukti efektif untuk menggalang kekuatan masa.

Dengan adanya pertemuan antara pemimpin Amerika Serikat telah

menunjukkan sebuah respon terkait kondisi yang terjadi di wilayah Asia termasuk

Indonesia. Amerika Serikat telah semakin memberikan perhatian khusus kepada

Indonesia. Teori domino telah dimainkan bagi Negara-negara wilayah Asia

termasuk Indonesia. Hal ini pula yang merangsang terlibatnya Amerika Serikat di

dalam permasalahan PRRI/Permesta.

35

Richard Nixon adalah Wakil Presiden Amerika Serikat sebagai wakil dari Presiden Eisenhower

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

40

2. PKI Muncul Sebagai Pemenang

Kekhawatiran Amerika Serikat terhadap Indonesia berkaitan eksistensi

PKI sejak tahun 1953 semakin memuncak. Efek dari bergulirnya teori domino di

Asia terasa semakin mendekati titik akhir dengan melihat situasi Indoneisa pada

tahun-tahun berikutnya. Indonesia merupakan salah satu kunci bagi kepentingan

Amerika Serikat di wilayah Asia.

Pemerintah Indonesia pada 29 September 1955 mengadakan pemilu

anggota parlemen. Rencana untuk mengadakan pemilihan umum ini sebenarnya

sudah direncanakan sejak tahun 1953. Pemilu yang pertama kali bagi Indonesia

ini dapat dikatakan telah menuai respon positif dari rakyat. Hal ini dapat dilihat

dari pengguna hak pilih yang datang dan memberikan suaranya sebesar 91,5

persen dari 39 juta pemilik hak pilih. Pemilu tahun 1955 telah membawa dampak

yang besar bagi sejarah perkembangan Indonesia.36

Pemilu merupakan salah satu ciri khas utama dari negara demokrasi.

Negara demokrasi yang terbentuk dari rakyat dan oleh rakyat maka dengan

adanya pemilu diharapkan akan membawa pengaruh yang baik bagi kehidupan

rakyat. Pemilu 1955 juga diawali dengan proses kampanye yang panjang oleh

partai politik yang ada.

Pemilu tahun 1955 menghasilkan Partai Nasional Indonesia (PNI)

sebagai pemeroleh hasil suara terbanyak yang kemudian disusul oleh Masyumi,

NU dan PKI.

36

Baskara T Wardaya, op.cit, hlm. 118.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

41

No. Partai Presentase Perolehan Suara

1. Partai Nasional Indonesia 22,3 %

2. Masyumi 20,9 %

3. Nahdlatul Ulama 18,4 %

4. Partai Komunis Indonesia 16,4 %

Perolehan Suara dalam Pemilu 1955. 37

Secara mengejutkan PKI termasuk dalam empat besar pemenang pemilu tahun

1955. Partai-partai kecil lainnya yang ada hanya memperoleh kurang dari tiga

persen perolehan suara bagi setiap partai yang ada. Pada pemilu yang pertama ini

ditujukan untuk memilih anggota parelemen. Pada tahun yang sama juga diadakan

pemilu lagi yaitu pada 15 Desember 1955. Pemilu yang kedua ini ditujukan untuk

memilih anggota Majelis Konstituante. Majelis Konstituante ini memiliki tugas

untuk merencanakan atau menyusun konstitusi untuk menggantikan UUDS 1950

yang berlaku.

Hasil dari pemilu bulan Desember 1955 hasilnya juga tidak jauh berbeda

dari Pemilu yang dilakukan pada bulan September. Keempat partai pemenang

dalam pemilu sebelumnya juga tetap keluar sebagai pemenang pemilu kali ini.

Namun, PKI justru memperoleh peningkatan perolehan suara. PKI dalam pemilu

yang kedua ini memperoleh perolehan suara sebanyak 34.192 suara.

37

Ibid, hlm. 118.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

42

Perolehan suara PKI dalam pemilu 1955 sebenarnya juga tidak

mengherankan. Keberhasilan PKI dalam pemilu juga berkat dari usaha pimpinan

partai yang masih muda dan memiliki semangat yang baru pula bagi partainya.

PKI telah berhasil mengorganisasi rakyat ke dalam organisasi-organisasi yang

dibentuknya. Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) merupakan

salah satu organisasi utama yang menjadi kunci utama kemenangan PKI dalam

PKI.

PKI yang baru kini memiliki strategi yang ampuh untuk membangun

suatu propaganda di tengah kehidupan rakyat. PKI selalu memberikan harapan

untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil yaitu buruh dan petani. Startegi ini

terbukti ampuh untuk menggalang kekuatan massa yang semakin banyak.

Pembentukan organisasi massa dibawah pimpinan partai juga menjadi kunci

keberhasilan PKI. Dengan dibentuknya organisasi-organisasi massa yang ada

maka PKI seperti telah memiliki front atau kubu politik sendiri.

Perjuangan PKI hingga hasil yang diperoleh pada pemilu 1955 ini

merupakan suatu proses kebangkitan dari keterpurukan yang terjadi di dalam

partai. Semenjak peristiwa Madiun 1948 kekuatan massa PKI diperkirakan hanya

tinggal 100.000 anggota saja. Maka suatu capaian yang sangat membanggakan

bagi PKI dalam pemilu 1955 mampu memperoleh suara sekitar 6.000.000 suara.

Amerika Serikat melihat PKI muncul ke dalam empat besar pemenang

dalam pemilu merupakan suatu ancaman. PKI telah berhasil masuk ke dalam

suatu birokrasi pemerintahan di Indonesia. Amerika Serikat khawatir perlahan-

lahan Indonesia akan jatuh ke tangan komunis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

43

Reaksi Amerika terkait dengan Pemilu 1955 ini sebenarnya telah

dipersiapkan. Amerika telah melihat gelagat kemenangan PKI, maka Amerika

Serikat telah memberikan bantuan dana sebesar satu juta dollar bagi Masyumi

untuk berkampanye.38

Tujuan Amerika Serikat dalam hal ini tentu saja adalah

untuk membendung pertumbuhan PKI. Hal tersebut menunjukka Amerika Serikat

benar-benar khawitir terhadap Indonesia. Amerika Serikat khawatir ambisi dalam

konteks kontestasi Perang Dinginnya akan menuai kegagalan di wilayah Asia.

Dengan melihat kondisi dan kekhawatiran Amerika Serikat tersebut juga

menjadi salah satu penggerak bagi keterlibatannya dalam permasalahan

PRRI/Permesta. PKI dengan nafas komunis, bagi Amerika Serikat merupakan

musuh yang dapat mengganggu kepentingannya. Dengan melihat situasi di

Indonesia muncul anggapan perpecahan daerah merupakan gerakan untuk

membangun Indonesia tanpa komunis.39

Dukungan Amerika Serikat kepada

PRRI/Permesta juga tidak terlepas dari presepsi dari pemimpin gerakan ini yang

meyakinkan mereka juga berusaha untuk membendung dan memusuhi komunis

yang ada di Indonesia.

C. Kekacauan Dalam Tubuh Angkatan Darat

1. Permasalahan Pusat dan Daerah

Presiden Eisenhower tidak ingin mengulang kesalahan pendahulunya

yaitu Presiden Truman. Presiden Eisenhower menilai strategi yang dilakukan oleh

Presiden Truman berkaitan dengan konteks Perang Dingin telah salah. Akibatnya

38

Joseph Burkholder Smith, Portrait of a Cold Warrior, New York, G.P Putanam’s Sons, 1976,

hlm. 210-214. 39

R.Z Leirissa, PRRI/Permesta Membangun Indonesia tanpa Komunis, PT Pustaka Utama Grafiti,

1991, hlm. Pengantar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

44

adalah jatuhnya kekuatan nasionalis Cina dan jatuh ketangan komunis. Maka

Presiden Eisenhower semakin giat untuk memenangkan pengaruh dalam

kontestasi Perang Dingin. Eisenhower menilai kini Perang Dingin tidak hanya

sebatas konteks pengaruh ideologi dan pemulihan ekonomi saja tetapi juga harus

memperhatikan persaingan kekuatan militer.

Kondisi Indonesia yang membuat Amerika Serikat tertarik adalah

perpecahan di dalam tubuh TNI Angkatan Darat yang turut menambah kekacauan

dalam bidang keamanan. Saling tidak cocok dan rivalitas antar pimpinan

Angkatan Darat ternyata menjadi faktor utama perpecahan. Faktor lainnya yang

menjadi penyebab perpecahan adalah kebijakan dari pemerintah pusat yang dirasa

tidak cocok bagi para pemimpin di daerah.

Kedudukan Jendral Sudirman sebagai Panglima Besar menunjukkan

mentalitas kepemimpinan Angkatan Perang Indonesia sangat kuat. Jendral

Sudirman terus berjuang atas dualisme dengan APRIS saat masa revolusi fisik.

Kedudukan seolah telah terhapuskan setelah Jendral Sudirman wafat pada 29

Januari 1951. Kolonel T.B. Simatupang diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan

Perang (KSAP) sebagai Kordinator daripada ketiga Angkatan pada 11 Juni 1951.

Posisi Kolonel T.B. Simatupang membawahi kepala staf masing-masing angkatan.

Gabungan Kepala Staf dan KSAP inilah merupakan pucuk Pimpinan Angkatan

Perang. Kebijakan pimpinan atas Angkatan Perang dirumuskan dan ditetapkan

oleh Gabungan Kepala Staf dan KSAP tersebut.40

Perkembangan perpolitikan dengan model liberal membawa pengaruh

40

Staf Angkatan Darat, Sedjarah Singkat Perdjuangan Bersendjata Bangsa Indonesia, Jakarta,

Universitas Indonesia, 1964, hlm.116.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

45

pula bagi keadaan di dalam tubuh Angkatan Darat. Permasalahan pusat dan daerah

mempunyai titik awal pada Peristiwa tanggal 17 Oktober 1952. Peristiwa tersebut

merupakan aksi unjuk kekuatan di depan Istana Negara. Peristiwa ini ternyata

menjadi awal terlihatnya kekacauan di dalam tubuh Angkatan Darat. Para

pimpinan daerah berusaha menentang rencana pemangkasan jumlah personil dan

pencopotan pimpinan daerah, maka mereka berusaha untuk menentang rencana

itu. Para pemimpin daerah ini didukung pula oleh teman politik yang di Jakarta.

Tuntutan agar kepemimpinan pusat dibubarkan dan kementerian pertahanan

diorganisasikan menjadi isu penting di DPR. Maka kekuatan tentara pusat

menentang rencana tersebut dengan aksi unjuk kekuatan pada tanggal 17 Oktober

tersebut.41

Peristiwa 17 Oktober 1952 dianggap pula sebagai tanda dimulainya

konflik bersenjata dikalangan tentara. Aksi pelemparan granat kemudian dikaitkan

dengan kelompok Zulkifli Lubis yang kemudian melarikan diri ke daerah

Sumatera. Sebelum adanya aksi tersebut Zulkifli Lubis ternyata telah berkonflik

yang cukup lama dengan kelompok Nasution dalam konflik internal Angkatan

Darat. Perseteruan antar elit perwira Angkatan Darat telah berlangsung lama pula.

Muncul rivalitas antar perwira termasuk antara Zulkifli Lubis dengan Nasution.

Ditambah lagi kekecewaan perwira daerah terhadap pemerintah pusat dan jajaran

pimpinan Angkatan Darat yang mulai dipegang kembali oleh Nasution.42

Pergolakan di dalam tubuh Angkatan Darat diikuti aksi-aksi yang

dipelopori oleh para pimpinanannya. Rentetan aksi yang terjadi sebenarnya

41

Petrik Matanasi, Pemberontak Tak Selalu Salah, Yogyakarta, Indonesia Buku, 2009, hlm. 444. 42

Tempo (Majalah Berita Mingguan) edisi khusus Hari Kemerdekaan tanggal 19 Agustus 2007,

hlm. 46-49.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

46

merupakan tantangan terang-terangan terhadap Pemerintah Pusat dengan berbagai

alasan dan berbagai cara. Alasan yang dipakai oleh aksi-aksi Zulkifli Lubis dan

kawan-kawan adalah untuk pembangunan daerah.43

Hal tersebut menandakan

memang ada permasalahan antara Pusat dengan Daerah.

2. Masalah Pergantian Pimpinan Angkatan Darat

Peristiwa 17 Oktober 1952 telah dapat diredakan melalui “Rapat

Collegiaal” di Yogyakarta pada Februari 1955. Rapat yang dipelopori oleh para

perwira muda ini telah berhasil mendamaikan pertentangan yang sempat muncul

sebagai puncak aksi 17 Oktober. Rapat ini menghasilkan Piagam Keutuhan

Angkatan Darat. Dengan lahirnya Piagam Keutuhan tersebut dapat dikatakan

permasalahan di dalam Angkatan Darat dapat diredakan. Meskipun demikian

pemasalahan antara Angkatan Darat dan Pemerintah tetap tidak tercapai

kesepakatan mengenai penyelesaian permasalahan 17 Oktober.44

Jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) saat itu diduduki oleh

Jendral Mayor Bambang Sugeng. Bambang Sugeng meletakkan jabatannya pada 1

Mei 1955. Alasan peletakkan jabatan ini adalah karena Bambang Sugeng merasa

tidak mampu melaksanakan isi dari piagam Yogyakarta.

Selama jabatan KSAD belum terisi, pimpinan Angkatan Darat oleh

pemerintah diserahkan kepada wakil KSAD yaitu Kolonel Zulkifli Lubis. Posisi

Kolonel Zulkifli Lubis disini hanya bersifat sementara. Dalam perjalanannya

kemudian untuk mengisi kekosongan jabatan KSAD maka pemerintah kemudian

mengangkat Kolonel Bambang Utoyo. Bambang Utoyo adalah Panglima Tentara

43

R. Surjo Sediono, Peristiwa Cikini, Jakarta, PT Surungan, 1958, hlm. 11. 44

Pemerintah Indonesia, 30 Tahun Indonesia Merdeka, Jakarta, Tira Pustaka, 1977, hlm. 83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

47

dan Teritorium II/Sriwijaya.45

Pimpinan Angkatan Darat tidak menyetujui keputusan pemerintah

tersebut. Pimpinan Angkatan Darat yang tidak menyetujuinya tentu saja adalah

kolonel Zulkfli Lubis dan kalangan Angkatan Darat. Kolonel Zulkifli Lubis

menginstruksikan kepada para pewira Angkatan Darat untuk tidak menghadiri

upacara pelantikan Kolonel Bambang Utoyo sebagai KSAD.46

Upacara pelantikan

Kolonel Bambang Utoyo dilaksanakan pada 27 Juni 1955 yang berlangsung tanpa

dihadiri oleh pewira-pewira Angkatan Darat. Kolonel Zulkifli Lubis juga menolak

untuk melakukan serah terima jabatan.

Peristiwa penolakan terhadap Kolonel Bambang Utoyo ini menimbulkan

pemerintah tidak lagi mendapat dukungan dari Angkatan Darat. Pemerintah tidak

dapat berbuat banyak terhadap kolonel Zulkifli Lubis sehingga kewibawaan

pemerintah menurun. Kondisi tersebut diperburuk dengan adanya mosi terhadap

menteri pertahanan yaitu Mr. Iwa Kusuma Sumantri. Dukungan dari partai politik

juga dicabut terhadap kabinet Ali dan memaksanya untuk membubarkan kabinet.

Kekacauan tentang pimpinan Angkatan Darat ini terus berlangsung

hingga kabinet berganti. Kabinet selanjutnya adalah kabinet Burhanuddin

Harahap. Pada tanggal 28 Oktober 1955 kabinet memutuskan untuk mengangkat

Kolonel A.H. Nasution, salah satu dari enam orang calon yang diajukan oleh

pimpinan Angkatan Darat sebagai KSAD. Pelantikan A.H. Nasution sebagai

KSAD dilakukan pada 7 November 1955. Namun pengangkatan dan kembalinya

A.H. Nasution kepanggung militer juga mendapat tentangan dari para perwira di

45

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Terminologi Sejarah, Jakarta, CV Prima Karya,

hlm. 243. 46

Pemerintah Indonesia, op. cit., hlm. 85.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

48

daerah yang tidak menyukainya.

Amerika Serikat melihat situasi yang terjadi di dalam tubuh angkatan

Darat Indonesia yang sedang kacau. Sebenarnya pemerintahan Eisenhower

menjadi kebingungan dengan kekacauan tersebut. Hal tersebut tentu saja masuk

akal karena kelompok yang mampu membendung kekuatan komunis di Indonesia

adalah dari kalangan militer. Kelompok militer dan komunis telah memiliki luka

lama sejak peristiwa Madiun 1948. Padahal dalam tubuh militer tengah terjadi

kekacauan. Maka pada tahun 1955 hingga 1956 Amerika Serikat benar-benar

sempat kehilangan strategi atas kekhawatirannya terhadap Indonesia.

Pada kurun waktu bulan Desember 1956 telah bermunculan dewan-

dewan militer yang dipelopori oleh para perwira pembangkang dari pemerintah

pusat. Gerakan inilah yang berkembang menjadi PRRI/Permesta. Pihak Amerika

Serikat berhati-hati dengan lahirnya gerakan para perwira ini. Amerika Serikat

sebenarnya melihat dengan gerakan tersebut apa mampu dan efektif untuk

menguntungkan kepentingan Amerika Serikat.

Pemerintahan Eisenhower pada penghujung periode pemerintahannya

terus memikirkan kekhawatiran atas kondisi Indonesia. Sementara itu, seorang

pejabat CIA mengusulkan diambilnya kebijakan-kebijakan baru terhadap

Indonesia, khususnya terhadap Presiden Soekarno. Hal tersebut dikarenakan oleh

sikap Presiden Soekarno yang terus menyerukan kebenciannya terhadap

Demokrasi Barat dan menyerukan kekagumannya terhadap Uni Soviet dan Cina.

Deputi Perencanaan CIA, Frank Wisner memerintahakan kepada Alfred C. Ulmer

sebagai Ketua Divisi Timur Jauh CIA apabila sudah saatnya Amerika Serikat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

49

membuat langkah nyata untuk memperlemah Indonesia dibawah kekuasaan

Soekarno. Perintah tersebut dilanjutkan kepada pejabat CIA Cabang 5 Divisi Asia

Timur yang juga membawahi wilayah Indonesia. 47

Berdasarkan situasi yang ditimbulkan oleh kekacauan militer Indonesia.

Maka CIA dan Amerika Serikat merespon untuk mengambil langkah tegas terkait

kekhawatiran yang ada. Dengan perintah dan kebijakan CIA yang didukung oleh

pemerintah Eisenhower pada periode berikutnya tersebut maka Amerika Serikat

akan mengambil peran dalam gerakan PRRI/Permesta di Indonesia.

47

Kenneth Conboy dan James Morrison, Feet to the Fire: CIA Covert Operations in Indonesia

1957-1958, Annapolis, Naval Institute Press, 1999, hlm. 15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

50

BAB III

PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA

A. Terbentuknya PRRI/Permesta

1. Berawal Dari Dewan Banteng

Permasalahan otonomi daerah menjadi fokus utama yang diangkat ke

permukaan oleh para perwira di daerah. KSAD Nasution dengan kebijakan tour of

dutty-nya telah dianggap hanya akan semakin memicu perpecahan dalam kalangan

militer. Kesejahteraan militer di daerah sangat dirasa diabaikan oleh pusat. Militer

di daerah merasa gaji yang diberikan sangat minim dan bahkan mereka juga tidak

memiliki tempat untuk satu pasukan berkumpul atau suatu asrama.48

Birokrasi

yang diterapkan oleh pemerintah pusat dianggap terlalu berlebihan. Keikutsertaan

partai-partai yang ada hanya menambah kekacauan. Kebijakan yang diterapkan

juga dirasa hanya mementingkan kepentingan golongan mereka saja.

Para perwira daerah akhirnya memutuskan untuk segera melakukan

reaksi terhadap kondisi yang terjadi di Indonesia khususnya bagi kehidupan

mereka sendiri di Sumatera. Militer merasa telah ikut mengantarkan Indonesia

menuju kemerdekaan yang sesungguhnya setelah perang kemerdekaan, dan atas

dasar tersebut militer merasa memiliki tanggung jawab atas kehidupan Indonesia

selanjutnya.

Militer di daerah pada umumnya dengan melihat kondisi saat itu merasa

kondisi Indonesia mengkhawatirkan. Kekhawatiran yang muncul dari kalangan

militer ini sebenarnya juga tidak bisa terlepas kaitannya dengan keterlibatan partai

48

R.Z Leirissa, PRRI/Permesta, Yogyakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1991, hlm. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

51

komunis dalam birokrasi.

Presiden Soekarno pada akhir tahun 1956 semakin nampak menolak dan

membenci penerapan demokrasi model Barat di Indonesia. Soekarno telah

melakukan perjalanan ke beberapa negara. Amerika Serikat juga tidak luput dari

daftar kunjungan Soekarno saat itu. Kunjungan Soekarno dinilai oleh pihak

Amerika sebagai tanda telah bersedia untuk merapat kepada mereka. Namun

perjalanan Soekarno tidak berhenti di situ, Ia selanjutnya berkunjung ke Moskow

dan Cina. Dari kedua lawatannya tersebut diperoleh suatu hasil kesepakatan

hubungan antara kedua negara, yaitu Moscow Agreement dan Perjanjian Rahasia

dengan Cina.

Sekembalinya Soekarno ke Indonesia membawa suatu hasil pemikiran

apabila demokrasi gaya Barat di Indonesia harus dibubarkan. Menurutnya

Indonesia akan menerapkan suatu demokrasi dengan gaya Indonesia sendiri.

Ditambah pula partai-partai yang ada itu dihapus dan memasukkan unsur komunis

ke dalam pemerintah. Sesuai dengan hasil pemilu 1955 PKI dengan unsurnya

telah menduduki peringkat ke empat perolehan suara terbanyak, maka sudah

seharusnya juga diikutsertakan ke dalam pemerintahan. Soekarno menamai

usulannya ini sebagai “demokrasi terpimpin”. Soekarno juga menginginkan

dibentuknya suatu kabinet gotong royong dimana semua unsur bisa duduk

bersama diibaratkan duduk di satu meja makan bersama-sama.49

Keinginan Soekarno tersebut memicu reaksi dari pihak Amerika Serikat.

Amerika Serikat semakin yakin Soekarno telah bergeser ke kiri. Negara tersebut

49

Baskara T. Wardaya, Indonesia Melawan Amerika, Yogyakarta, Galang Press, 2008, hlm. 164.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

52

meyakini Soekarno semakin ke kiri semenjak perjalanan politiknya ke negara-

negara komunis yang juga adalah musuh Amerika.

Anggapan para perwira di daerah keterlibatan komunis semakin jauh lagi

maka Indonesia akan mengalami kehancuran. Divisi Banteng telah dibubarkan

sejak berakhirnya perang kemerdekaan. Berakhirnya divisi Banteng dikarenakan

adanya suatu rasioanlisasi anggota TNI di daerah termasuk Sumatera Barat serta

kompromi tentang diikutsertakannya para mantan anggota KNIL dan para lascar

rakyat ke dalam tubuh TNI. Pada kemudian hari divisi Banteng ini menjadi daerah

Komando Bukit Barisan (Tentara Territorial I).

Pada saat diadakan pertemuan para veteran divisi Banteng pada tahun

1955, seorang mantan perwira menyatakan kepedihan kondisi divisi Banteng

masih sama seperti pada saat awal tahun 1950-an setelah pasca perang

kemerdekaan.

Daerah Sumatera Tengah telah memimpin perjuangan untuk

kemerdekaan di daerah Sumatera, dengan gubernur dan komandan

militer pindah ke Bukittinggi, dengan semua partai politik di Bukittinggi

– jadi Bukittinggi atau Sumatera Barat adalah pusat komando

perjuangan. Dan ketika komando ini tidak lagi berguna untuk memimpin

perjuangan melawan Belanda. Komando Bukit Barisan (Tentara

Territorial I) di utara dan komando Sriwijaya di selatan (TT II), keduanya

menjadikan Sumatera Barat sebagai pusat mereka – tidak dibubarkan. Ini

adalah bahan bakar yang memicu konfrontasi dengan pusat dalam PRRI

(permasalahan 1958)50

Letnan Kolonel Achmad Husein diangkat kembali menjadi komandan

50

Wawancara dengan sekelompok mantan perwira Divisi Banteng (Padang), pada 9 Agustus 1995

dikutip dari Soewardi Idris, Perjalanan Dalam Kelam Senarai Kisah Pemberontakan PRRI,

Yogyakarta, Beranda Publishing, 2008, hlm 173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

53

Brigade Banteng di Sumatera Barat setelah sepulang tugas dari Jawa Barat. Tugas

yang diberikan kepadanya dirasa bergulat dengan diri sendiri karena yang dilawan

adalah sama-sama orang muslim yang taat dalam permasalahan Darul Islam.

Ditambah lagi dengan kondisi di daerah tempat asalnya sendiri kondisi militer di

sana memperihatinkan.

Sekembalinya Letkol Achmad Husein ke Sumatera Barat, membawa

pengaruh besar bagi kehidupan di sana. Ia melihat kondisi tempat dan pasukannya

di sana sangat menyedihkan. Ia terus berusaha untuk mengusulkan perbaikan bagi

kondisi pasukannya. Keluhannya ini juga ditujukan ke Jakarta. Pada bulan

Agustus 1956, Ia dan gubernur Roeslan berangkat ke Jakarta untuk mengusulkan

perbaikan. Namun respon dari Jakarta kepadanya sangat minim dan seakan tidak

mendapat respon yang serius. Jakarta tidak memberikan reaksi atas usulan Letkol

Husein tersebut.

Pada saat di Jakarta Letkol Achmad Husein bertemu dengan teman dan

atasannya saat di Sumatera Barat yang sedang belajar di Akademi Hukum militer.

Para perwira tersebut diantaranya adalah Jusuf Noer, Dahlan Djambek dan Sjoeib.

Mereka inilah yang mendorongnya untuk segera mengadakan Reuni Divisi

Banteng. Pada tanggal 11 Oktober 1956 dibentuklah panitia persiapan Reuni

Divisi Banteng. Pada akhirnya tanggal 20 November hingga 24 November 1956

reuni diadakan di Padang. Pada reuni ini dihasilkan apa yang dinamakan sebagai

Dewan Banteng dan Piagam Padang.51

Piagam Padang pada intinya mengemukakan tuntutan pada pemerintah

51

R.Z. Leirissa, op.cit, hlm. 35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

54

pusat akan adanya kesejahteraan dan pemberian hak otonomi daerah. Dewan

Bantenglah yang akan memimpin pemerintahan Sumatera Barat. Dewan ini

dibentuk sebagai pelaksana dari isi piagam Padang tersebut. Dewan Banteng pada

tingkat lokal memiliki tugas memperjuangkan otonomi daerah yang lebih besar

dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik, serta menghidupkan lagi Divisi

Banteng. Pada tingkat nasioanl, dewan ini memiliki tujuan untuk mengembalikan

kepemimpinan dwitunggal Soekarno-Hatta, perbaikan pemerintah sipil, dan

reorganisasi kepemimpinan angkatan bersenjata.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Dewan Banteng ternyata menuai

keberhasilan di beberapa wilayah. Keberhasilan Dewan Banteng ditandai dengan

diambil alihnya kekuasaan sipil oleh kekuatan militer. Gerakan pimpinan Letkol

Husein ini juga berhasil melakukan kegiatan barter dengan menjual sendiri hasil-

hasil perkebunan yang ada ke luar negeri. Mereka bekerjasama dengan cukong

dari Medan yang bertugas menghubungkan usaha Dewan Banteng dengan para

pedagang luar negeri lewat jalur Singapura. Hasil dari kegiatan tersebut digunakan

untuk mencukupi kebutuhan anggota di daerah-daerah. Salah satu kebutuhan yang

mendesak adalah didirikannya asrama militer.

Keberhasilan yang dicapai oleh Dewan Banteng di Sumatera Tengah

tersebut telah memicu lahirnya dewan-dewan lainnya di wilayah Sumatera

lainnya. Dewan Garuda dan Dewan Gajah akhirnya mengikuti jejak Dewan

Banteng. Meski pada akhirnya kedua dewan ini banyak menghadapi jalan buntu

dan mengalami kegagalan karena langsung mendapat penolakan dari pusat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

55

2. Menuju Gerakan PRRI/Permesta

Amerika Serikat dengan CIA-nya sejak pertengahan tahun 1957 telah

memperketat operasinya terkait kondisi Indonesia. CIA merencanakan suatu

propaganda untuk menjatuhkan karakter Soekarno dengan membuat film porno.

Film tersebut diperankan oleh tokoh yang menggunakan topeng Soekarno yang

beradu peran dengan wanita Uni Soviet. Hal tersebut tentu saja dimaksudkan agar

terbangun anggapan bahwa Soekarno memiliki hubungan dekat dengan Soviet,

namun proyek tersebut dapat dinilai menuai kegagalan.52

Amerika Serikat telah merespon lahirnya gerakan-gerakan dewan di

daerah-daerah. Para pejabat CIA di Indonesia melihat aksi-aksi tersebut sebagai

suatu kesempatan untuk menjalankan kebijakan “memegang kaki Soekarno di atas

api”. Kebijakan tersebut memiliki arti memanfaatkan situasi pergolakan di daerah

untuk memperlemah kedudukan Soekarno.53

Sebuah memo dikirim kepada

Kelompok Khusus milik NSC. Memo tersebut berisi tentang tugas menjalankan

operasi rahasia tersebut dengan strategi memberikan dukungan kepada para

pemberontak.54

Gerakan-gerakan di daerah kemudian juga akan berlanjut seiring

berjalannya waktu dengan menjadikan mereka ke dalam satu gerakan.

Gerakan PRRI/Permesta pada akhirnya akan mencapai pada konflik

terbuka. Konflik terbuka tersebut juga disebabkan oleh reaksi-reaksi yang

dilakukan oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat merencanakan untuk

52

William Blum, Killing Hope Military U.S and CIA Intervetions Since World War 2, London,

Zed Books, 2003, hlm. 99. 53

Foreign Relations of the United States (FRUS) Volume XVII, Departement of State Publication,

Office of The Historian, Washington DC, 1994, hlm. 429 54

Baskara T. Wardaya, op. cit., hlm. 171.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

56

mengadakan suatu Musyawarah Nasional. Musyawarah tersebut direncanakan

karena melihat situasi di berbagai daerah. Musyawarah Nasional yang

direncanakan dilaksankan pada 10 September hingga 14 September 1957 di

Jakarta. Musyawarah Nasional ini mengundang berbagai pihak yang memiliki

kepentingan dari pusat hingga daerah. Musyawarah ini diharapkan pula mampu

memulihkan kembali Dwitunggal Soekarno-Hatta. Hasil dari musyawarah ini

adalah suatu pernyataan, Indonesia dengan segala kekayaannya serta masa

depannya adalah milik rakyat yang dilindungi oleh Pancasila.

Pemerintah pusat kemudian melaksanakan suatu Musyawarah Nasional

Pembangunan. Musyawarah ini dilaksanakan pada 25 November hingga 4

Desember 1957, memiliki tujuan utama untuk membahas usaha-usaha

pembangunan sesuai dengan keinginan daerah-daerah. Musyawarah ini

diharapkan pula mampu untuk mendamaikan kondisi antara pusat dengan daerah.

Para pemimpin militer daerah juga diundang untuk menghadiri musyawarah,

namun Letkol Achmad Husein tidak hadir.

Musyawarah-musyawarah yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat

tidak berjalan dengan baik. Musyawarah yang memiliki tujuan untuk

mendengarkan dan mengatasi berbagai permasalahan di daerah tidak berhasil

tercapai, penyelesaian dan titik temu tidak dapat diraih. Ketidakpuasan terhadap

kinerja pemerintah pusat oleh pimpinan militer di daerah semakin memuncak.

Selain itu daerah yang telah melahirkan gerakan dewan-dewan militer

melontarkan tuduhan terhadap politik pemerintah pusat telah condong ke arah

komunisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

57

Pada akhirnya, 15 Februari 1958 diproklamirkan suatu pemerintahan

revolusioner terhadap pusat yaitu PRRI. Proklamasi pemerintahan tersebut

merupakan puncak dari ultimatum PRRI yang ditolak dalam Sidang Dewan

Menteri pada 11 Februari 1958. PRRI pada tanggal 10 Februari 1958 mengadakan

rapat di Padang yang diketuai Letkol Achmad Husein menghasilkan suatu

ultimatum yang ditujukan kepada pemerintah pusat.55

Pemerintahan PRRI

berkedudukan di Bukittinggi dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai pejabat

presiden.

Gerakan Permesta di Sulawesi di bawah pimpinan Letkol Ventje Sumual

juga memproklamirkan gerakannya. Letkol Ventje Sumual dan gerakannya telah

menghasilkan Piagam Perjuangan Semesta. Permesta melihat semakin kuatnya

gerakan di Sumatera serta diproklamirkan PRRI. Dengan demikian Letkol Ventje

Sumual dan Permesta akhirnya menyatakan begabung dan mendukung

sepenuhnya PRRI. Pada 17 Februari 1958, Permesta menyatakan memisahkan diri

dengan putus hubungan dengan pemerintah pusat. Dengan adanya dukungan dari

Permesta kepada PRRI maka gerakan ini kemudian dinamakan gerakan

PRRI/Permesta.

Proklamasi PRRI dan bergabungnya Permesta, menjadi titik awal dari

perlawanan secara terbuka terhadap pemerintah pusat. Pemerintah pusat melihat

ultimatum serta proklamasi PRRI sebagai permasalahan yang penting. Pemerintah

pusat memutuskan untuk mengambil sikap tegas kepada gerakan tersebut. Sikap

55

Ultimatum PRRI kepada Pemerintah Pusat, 1. Dalam waktu 5 x 24 jam Kabinet Djuanda

menyerahkan mandate kepada Presiden atau Presiden mencabut mandate Kabinet Djuanda, 2.

Presiden menugaskan Drs. Moh Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk membentuk Zaken

Kabinet, 3. Meminta kepada Presiden supaya kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden

Konstitusional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

58

tegas yang dimaksud oleh pemerintah pusat adalah diadakannya operasi militer.

Pemerintah pusat lebih memilih jalan militer untuk mengatasi suatu permasalahan.

Gerakan PRRI/Permesta selama konflik terbuka yang terjadi dengan

pemerintah pusat akan mencari bantuan pihak asing, yakni Amerika Serikat.

Amerika Serikat telah melihat proklamasi PRRI di Sumatera dan bergabungnya

Permesta di Sulawesi ke dalam satu gerakan. Amerika melihatnya sebagai suatu

kesempatan untuk terlibat di dalamnya. Kekhawatiran Amerika Serikat terkait

komunisme di Indonesia dinilai akan segera teratasi dengan adanya

PRRI/Permesta.56

Presiden Eisenhower juga menyatakan bahwa dengan

perpecahan antara pusat dengan daerah merupakan peluang emas bagi keterlibatan

Amerika Serikat di Indonesia.

B. Tujuan Amerika Serikat Terlibat PRRI/Permesta

1. Membendung Komunisme

Keikutsertaan Amerika Serikat terhadap negara-negara di kawasan Asia

adalah keyakinan pemerintah untuk membentuk politik di Dunia Ketiga. Hal

tersebut didukung dengan keberhasilan Amerika Serikat dalam mengusir

pemimpin Iran dan Guatemala, membangun negara anti komunis yang terpisah di

Vietnam Selatan dan menempatkan utusan anti komunis di Filipina. Dengan

melihat berbagai keberhasilan tersebut pemerintah Eisenhower memantapkan diri

untuk melakukan operasi rahasia di Indonesia.57

Amerika Serikat terlibat dalam permasalahan di Indonesia memiliki

tujuan utama yaitu mengupayakan pembendungan pengaruh komunisme. Negara

56

Foreign Relations of the United States (FRUS) Volume XVII, op. Cit., hlm. 436. 57

Audrey R. Kahin, Subversi Sebagai Politik Luar Negeri, Jakarta, Grafiti Pers, hlm. 19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

59

ini beranggapan bahwa penyebaran komunisme akan segera meluas di wilayah

Asia dan dirasa sangat membahayakan. Hal tersebutlah yang menjadikan motif

dasar dari keterlibatan Amerika Serikat untuk membantu pemberontakan

PRRI/Permesta.

Tujuan awal Amerika Serikat membantu pemberontakan PRRI/Permesta

sebenarnya sebatas untuk membendung pengaruh komunis di Indonesia.

Keterlibatannya dalam gerakan PRRI/Permesta bergerak menjadi bantuan yang

bersifat militeristik. Keterlibatan Amerika Serikat dapat dilihat dari prespektif

kepentingan negaranya dan dilihat dari kondisi perpolitikan serta keamanan di

Indonesia. Amerika Serikat telah memiliki cita-cita untuk mengakhiri komunisme

di dunia sejak masa pemerintahan Presiden Woodrow Wilson pada tahun 1917.

Namun rencana Wilson ini tidak berjalan dengan efektif dikarenakan fokus kerja

intelijen yang kurang, depresi besar 1930, serta Perang Dunia I dan II yang telah

menguras banyak biaya.

Pada masa pemerintahan Presiden Truman, Amerika Serikat kemudian

mengeluarkan Truman Doctrine dan Marshall Plan untuk membendung

penyebaran komunisme di Eropa dan Asia. Berawal dari kedua kebijakan tersebut

Amerika Serikat akhirnya mengambil peran untuk mendukung gerakan

PRRI/Permesta di Indonesia. Indonesia menjadi wilayah yang penting bagi fokus

dari kebijakan Marshall Plan terkait konteks besar kontestasi Perang Dingin.

Amerika Serikat berusaha melindungi wilayah Indonesia tidak jatuh kepada

komunisme.

Amerika Serikat dengan tujuan membendung pengaruh komunisme di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

60

Indonesia akhirnya memanfaatkan lahirnya gerakan PRRI/Permesta. Amerika

Serikat pada awalnya berusaha untuk mengambil keuntungan dari lahirnya

gerakan tersebut. Pemerintahan Eisenhower berusaha untuk memukul komunisme

di Indonesia tetapi dengan tangan orang Indonesia sendiri. Keterlibatan dan

dukungan Amerika akhirnya berujung pada berbagai bantuan senjata serta agen-

agen yang ditugaskan secara khusus dan rahasia.

Sikap yang dipilih oleh pemerintahan Eisenhower yang kedua untuk

terlibat dalam PRRI/Permesta sebenarnya sudah dapat dilihat sejak masa

pemerintahannya yang pertama. Eisenhower dan Menlu Dulles telah merasa sakit

hati dan kecewa dengan sikap-sikap yang ditunjukkan oleh Soekarno. Amerika

Serikat merasa dianggap remeh oleh Soekarno. Soekarno memiliki pandangan

Soviet lebih bisa dipercaya dibanding Amerika Serikat. Soekarno memiliki

semangat yang kuat untuk memperangi kolonialisme Barat. Menurutnya Uni

Soviet belum pernah menjadi negera yang menerapakan kolonialisme, sedangkan

Inggris dan Perancis yang adalah sekutu Amerika Serikat merupakan negara yang

pernah menerapkan kolonialisme.58

Soekarno juga pernah menyampaikan sikap

tidak setuju atas kebijakan dan cita-cita Amerika Serikat dan menolak menjadi

satelit untuk negara tersebut.59

Kondisi Indonesia terpantau terus dimana Soekarno dan Indonesia telah

bertentangan dengan kepentingannya. Amerika Serikat melihat jalan yang paling

tepat adalah menghancurkan kekuatan komunisme di Indonesia, sekaligus

58

Hadi Soebadio, Hubungan Indonesia-Amerika : dasawarsa II tahun 1955-1965, Tangerang,

Pramita Pers, 2005, hlm. 42. 59

Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat (edisi revisi), Jakarta, Yayasan Bung

Karno, 2014, hlm. 409.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

61

berharap dominasi Soekarno dapat ditundukkan. Oleh karena itu, Amerika Serikat

memilih untuk mendukung gerakan PRRI/Permesta di daerah. Apalagi para

pendiri gerakan tersebut adalah kelompok anti komunis. Para elite politik dan ahli

perekonomian akhirnya juga bergabung pada gerakan ini. Mereka bergabung

karena tidak cocok dengan jalan kebijakan yang terus didengungkan oleh

Soekarno tentang komunisme.60

2. Melindungi Ladang Minyak Amerika di Sumatera

Kepentingan dan tujuan keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta tidak sebatas untuk membendung komunisme saja. Amerika

Serikat memiliki tujuan lain dalam rencana untuk membantu PRRI/Permesta.

Negara tersebut telah melihat dan memprediksi kekayaan alam yang dimiliki oleh

Indonesia. Amerika Serikat memendam harapan besar terhadap Indonesia, antara

lain dikarenakan letak Indonesia yang sangat strategis di jalur perdagangan serta

tempat yang tepat bagi bertemunya negara-negara di dunia. Amerika pun memiliki

harapan besar untuk dapat memperoleh kekayaan alam Indonesia.

Menteri Luar Negeri Dulles saat mengangkat duta besar Amerika untuk

Indonesia pada tahun 1957 yaitu John M. Allison juga menyatakan, jangan sampai

Soekarno lebih jauh lagi mendekat ke arah komunis. Menlu Dulles khawatir sikap

Soekarno tersebut akan membawa Indonesia semakin bertindak keras terhadap

bangsa Barat dengan kolonialismenya. Ia juga berharap M. Allison dapat lakukan

apa saja agar wilayah di Sumatera juga tidak jatuh ke tangan komunis.61

60

Suar Suroso, Bung Karno Korban Perang Dingin, Jakarta, Hasta Mitra, 2008, hlm. 301.

61 Barbara S. Harvey, Permesta Pemberontakan Setengah Hati, 1984, Jakarta, PT Grafiti Utama

Press, hlm. 123.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

62

Ketakutan pihak Amerika Serikat tentang jatuhnya wilayah Sumatera ke

tangan komunis tentu saja tidak tanpa alasan. Wilayah Sumatera merupakan

wilayah penghasil minyak yang dimiliki Indonesia. Kemudian, Amerika Serikat

memiliki sumur minyak di Sumatera yaitu di wilayah Plaju. Dengan wilayah

Indonesia khususnya Sumatera jatuh ke tangan komunis maka dapat dipastikan

sumur minyak yang dimiliki Amerika akan hilang. Komunis yang menjadi musuh

Amerika memiliki konsep ekonomi yang sangat berbeda dengannya. Komunis

memiliki konsep kekayaan alam dan perekonomian adalah milik negara dan tidak

ada campur tangan swasta apalagi dalam konteks ini adalah Amerika Serikat. Hal

tersebutlah yang menjadi dasar alasan dari ketakutan dan perintah Menlu Dulles

kepada Dubes John M. Allison.

Oleh karena itu, dengan adanya gerakan PRRI/Permesta, Amerika Serikat

memberikan dukungannya. Dukungan dari Amerika antara lain dikarenakan

mereka memiliki tujuan untuk melindungi aset kekayaan tambang di Sumatera.

Amerika Serikat menjadikan persoalan di Indonesia menjadi sangat penting dan

dijadikan konsen untuk memperoleh keuntungan dari wilayah tersebut. Amerika

Serikat memiliki kekhawatiran komunisme Uni Soviet dan Cina akan mempersulit

akses Amerika terhadap kekayaan alam Indonesia.

Dengan demikian kepentingan Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta tidak hanya untuk membendung komunisme di Indonesia tetapi

juga untuk melindungi aset yang dimiliki oleh Amerika. Negara tersebut juga

khawatir bahwa pengaruh komunisme yang disebarkan Soviet maupun Cina

kemudian mengurangi aksesnya terhadap kekayaan alam Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

63

C. Menuju Kesepakatan Dengan Amerika Serikat

1. Pertemuan di Filipina

Para pemimpin PRRI/Permesta seringkali bergantian berpergian ke luar

negeri dengan maksud mencari bantuan pihak asing. Mereka menyadari untuk

menghadapi pemerintah pusat di Jakarta diperlukan bantuan dari pihak asing.

Amerika Serikat telah benar-benar tertarik dengan kondisi yang terjadi di

Indonesia. Perpecahan di daerah adalah suatu kesempatan yang baik. Desas-desus

yang terus dilontarkan oleh para pemimpin PRRI/Permesta semakin membuat

pihak Amerika Serikat yakin untuk memberikan bantuan. Mereka meyakinkan

pihak asing dengan alasan yaitu untuk memusuhi komunisme di Indonesia.

Amerika Serikat memanfaatkan wilayah Filipina sebagai tempat penting

untuk dukungannya terhadap PRRI/Permesta. Filipina adalah salah satu negara

yang berbatasan dengan Sulawesi Utara, tempat bagi lahirnya gerakan Permesta.

Amerika Serikat memiliki pangkalan militer di Filipina yaitu Clark Field.

Letkol Ventje Sumual yang sebagai pemimpin gerakan Permesta di

Sulawesi juga giat untuk mencari dukungan ke luar negeri. Pada tanggal 14

Februari 1958, Ia telah sampai di Manila untuk melakukan orasi di depan para

wartawan Filipina. Kedatangannya di Manila telah menarik perhatian para

wartawan serta mahasiswa asal Indonesia. Ventje Sumual adalah nama yang sudah

terdengar sebagai pemberontak atas pemerintahan yang sah di Jakarta.

Kedatangannya di sana didampingi oleh Des Alwi yaitu kawan dekatnya yang

dimintanya untuk menjadi penerjemah. Letkol Ventje Sumual saat itu

menyampaikan orasi akan dibentuk suatu pemerintahan revolusioner di Sumatera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

64

Pernyataan ini memicu kemarahan para mahasiswa asal Indonesia di sana. Des

Alwi justru menuduh mereka adalah orang komunis yang menyusup dan harus

diusir keluar.

Hal tersebut merupakan contoh bahwa mereka benar-benar sedang

memerangi komunisme dimanapun mereka berada. Usaha pencarian bantuan dan

pemberian bantuan oleh Amerika Serikat berlangsung secara beriringan dengan

perlawanan secara terbuka. Para pemberontak akan memanfaatkan berbagai

bantuan yang diberikan oleh pihak asing untuk menguasai daerah-daerah dengan

menghancurkan fasilitas-fasilitas yang dinilai dikuasai oleh pihak Jakarta.

Pada tanggal 11 hingga 13 Maret 1958 berlangsung pertemuan negara-

negara SEATO di Manila Filipina. Para pemimpin pemberontakan di daerah

beruasaha mencari bantuan lewat jalan pertemuan ini. Sebelumnya presiden PRRI

Syafrudin Prawiranegara telah menyampaikan pidatonya di Bukittingi bahwa

Soekarno telah menerima bantuan senjata dari Uni Soviet, maka Ia menyatakan

akan meminta bantuan senjata dari Amerika lewat jalan pertemuan SEATO di

Filipina.

Menlu Dulles dikabarkan juga akan menghadiri pertemuan SEATO di

Manila tersebut. Pada pertemuan tanggal 11 Maret 1958 memang terjadi diskusi

diantara negara-negara SEATO. Diskusi yang dilakukan membahas tentang

langkah apa yang mereka perlu lakukan terkait kondisi yang terjadi di Indonesia

sehubungan dengan gerakan PRRI/Permesta. Pembicaraan mengenai

permasalahan itu dilakukan secara tertutup. Mendengar kabar tersebut, pihak Uni

Soviet langsung menuduh SEATO terlibat dalam permasalahan PRRI/Permesta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

65

Dalam pidatonya dalam forum pertemuan SEATO, Menlu Dulles

menyebutkan adanya kemungkinan kaum komunis merencanakan penggalangan

kekuatan baru di negara-negara SEATO. Penguasa-penguasa komunis takut kalau

SEATO memblokir gerakannya. Hal yang senada juga diungkapkan Menlu

Filipina Serrano bahwa pakta pertahanan SEATO mampu menahan laju komunis.

Namun, menurutnya SEATO tidak dapat menahan keagresifan komunisme

internasional.

Menlu Dulles menyatakan SEATO tidak perlu ikut campur dalam

permasalahan di Indonesia tetapi Ia menyatakan keamanan SEATO terancam oleh

kondisi di Indonesia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan sebenarnya Menlu

Dulles memiliki maksud terselubung. Amerika Serikat telah mendorong

penggalangan dukungan dan bantuan kepada para pemberontak PRRI/Permesta.

Dalam harian Gelora Masa dinyatakan, SEATO telah mengecam segala bentuk

komunisme di dunia internasional.62

Pada pertengahan April 1958 bekas utusan militer Indonesia untuk

Amerika Serikat yaitu Alex Kawilarang dinyatakan telah memihak kaum

pemberontak. Pada Minggu 13 April 1948, Kawilarang diketahui berada di Manila

untuk tugas yang tidak diterangkan. Kawilarang diberitakan berada dalam pesawat

American Airways bersama Jacob Warrouw dan orang Amerika yaitu Bernhard

Edison. Kawilarang dan dua pengantarnya itu disebutkan berada di Forbus Park

Manila dan mampu mendapat visa Filipina. Kedatangan Kawilarang ke Filipina

ini dapat diartikan sebagai langkah untuk mencari bantuan atau menjalin

62

Harian Gelora Maesa, edisi 15 Maret 1958

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

66

kerjasama dengan pihak asing.

Pada kenyataannya memang sulit disangkal bahwa wilayah Filipina tidak

dijadikan sebagai tempat pengiriman bantuan kepada pemberontak di daerah.

Kegiatan yang dilakukan dari Filipina ini berlangsung secara sembunyi-sembunyi,

karena operasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat merupakan kegiatan operasi

rahasia. Pada harian Terompet Masyarakat juga dinyatakan pihak Amerika Serikat

memberikan tekanan kepada Filipina. Amerika Serikat mendesak agar pemerintah

Filipina terus memberikan jalan bagi para pemberontak. Tekanan tersebut

membuat para pemberontak menjadi leluasa untuk mendirikan suatu tempat

pertahanan di luar negeri.63

2. Pertemuan di Singapura

Wilayah Singapura juga dijadikan sebagai titik temu antara pihak

PRRI/Permesta dengan pihak asing. Hubungan ilegal antara Sumatera dengan

Singapura sudah terjalin sejak lama. Saat Dewan Banteng melakukan usaha barter

yang menerima hasil-hasil perkebunan ilegal adalah para pedagang di Singapura.

Amerika Serikat telah menempatkan orang-orangnya di negara tersebut. Banyak

agen-agen rahasia yang memiliki kantor di sana sehingga dalam perjalanan para

pemimpin PRRI/Permesta ke luar negeri untuk mencari bantuan juga tidak luput

untuk menuju ke Singapura. Singapura juga akan menjadi tempat pelarian para

pemberontak setelah gerakannya terdesak oleh pasukan militer pemerintah pusat.

Singapura pada tahun-tahun sebelumnya telah memiliki hubungan yang

baik dengan para pemberontak. Sejak didirikannya Eastern Produce Agency pada

63

Harian Terompet Masyarakat, edisi 26 April 1958

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

67

tahun 1956, antara pemberontak di daerah dan pedagang gelap di Singapura telah

terjalin suatu kerjasama. Hasil kopra dari Sulawesi oleh pemerintah Jakarta

diberikan harga murah. Para pemberontak di daerah seperti Minahasa Sulawesi

melakukan kerjasama secara ilegal dengan Singapura untuk mendapat keuntungan

yang lebih banyak.64

Singapura dapat dikatakan sebagai tempat pelarian bagi para

pemberontak. Perjalanan mereka seringkali berpindah dengan cepat. Mereka

biasanya berpindah dari Filipina ke Singapura atau sebaliknya. Pada 7 Maret 1958

Des Alwi berada di Singapura bersama dengan para tokoh Permesta seperti

Pantouw dan Walandow serta bersama juga dengan Letkol Zulkifli Lubis. Mereka

ke sana untuk mencari bantuan pesawat terbang. Pantouw dan teman-temannya

menilai permasalahan yang terjadi di daerah harus ditangani dengan serius.

Mereka juga menyatakan tidak akan mundur untuk kepentingan tersebut.

Sumitro Djojohadikusumo melarikan diri setelah dituduh terlibat dalam

kasus korupsi sejak diberlakukannya undang-undang darurat perang. Sumitro

kemudian bergabung dengan para pemberontak di Sumatera. Sumitro inilah yang

menjadi jembatan antara para pemberontak dengan dunia luar yaitu Amerika

Serikat. Ia sangat lihai untuk memikat hati pihak Amerika Serikat dengan cara

menggunakan sentimen anti komunis. Dengan sentiment yang terus dibangun

tersebut para pemberontak berhasil mendapat bantuan dari Amerika Serikat.

Alasan lain dari bergabungnya Sumitro kepada pihak PRRI/Permesta adalah ia

akan memperoleh suatu keuntungan yang besar. Faktor bisnislah yang sebenarnya

64

Barbara S Harvey, op.cit., hlm. 125.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

68

dijadikan alasan oleh Sumitro. Sumitro memiliki jaringan yang luas dengan para

pedagang-pedagang pasar gelap di Singapura maupun di Filipina.

Sumitro Djodjohadikusumo dan Pantouw pada harian Terompet

Masyarakat pada tanggal 3 April 1958 dikabarkan berada di Singapura.

Kedatangan mereka dikabarkan untuk membeli senjata dari para pedagang senjata

ilegal. Namun tiba-tiba mereka menghilang dari Singapura pada saat itu.65

Ketika

mereka berdua bertemu di Singapura hal yang dibahas adalah bahwa gerakan

PRRI/Permesta memerlukan bantuan dana. Mereka merencanakan untuk

mendesak berbagai kilang minyak milik Amerika Serikat di Sumatera.

Perusahaan-perusahaan minyak Amerika dimintai dana untuk pembelian senjata

bagi PRRI/Permesta.66

Kedua tokoh itu terus datang ke Singapura hingga akhir

bulan April 1958 guna mencari bantuan senjata atau membelinya dari para

pedagang gelap.67

Letkol Ventje Sumual juga menyatakan mereka memang melakukan

perjalanan ke Singapura. Ketika itu Ia bersama Letkol Husein dan Sumitro berada

di Singapura untuk mencari senjata. Pada situasi tersebut siapapun yang menjual

atau memberikan bantuan senjata kepada pemberontak pasti akan diterima. Hal

tersebut disebabkan ada pertimbangan dan anggapan Soekarno telah menerima

bantuan senjata dari Uni Soviet.68

Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan

untuk mereka menerima senjata dari pihak Amerika Serikat.69

65

Harian Terompet Masyarakat, edisi 3 April 1958 66

William Stevenson, Birds’ Nests in Their Beards, London, Hutchinson Publisher, 1963, hlm. 30. 67

Harian Terompet Masyarakat, edisi 28 April 1958 68

Foreign Relations of the United States (FRUS) Volume XVII, op. Cit., hlm. 11. 69

Soewardi Idris, op. Cit., hlm. 172.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

69

D. Bantuan Amerika Serikat Bagi PRRI/Permesta

1. Bantuan Senjata Amerika Serikat bagi PRRI

Peran Amerika Serikat di Indonesia merupakan suatu kegiatan operasi

rahasia. Operasi rahasia yang dilakukan oleh Amerika Serikat merupakan suatu

strategi untuk melakukan rekayasa politik. Indonesia merupakan negara yang

sangat penting bagi kehidupan global. Hal tersebut dapat dilihat dari segi politik

dan ekonomi Indonesia jauh melebihi negara Asia Tenggara lainnya. Indonesia

dilihat dari segi ekonomi sebenarnya juga merupakan negara yang kaya dan secara

letak geografis juga sangat penting. Indonesia saat itu menduduki peringkat

kelima dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.70

Piihak Amerika Serikat pada akhirnya merespon kondisi di Indonesia

pada pertengahan tahun 1950-an. Pada bulan Agustus 1957, Kementerian Luar

Negeri mendapat tugas dari National Security Council (Dewan Keamanan

Nasional) untuk membentuk panitia rahasia Interdepartmental Ad Hoc Comitte on

Indonesia, yang beranggotakan lima orang yang menyusun suatu rahasia untuk

mendesak Indonesia mempertimbangkan sungguh-sungguh bahaya komunisme.71

Rencana rahasia itu mulai dilaksanakan sejak awal 1958 melalui serangkaian

operasi terselubung (covert operations) oleh satuan Angkatan Laut dan Angkatan

Udara Amerika Serikat yang berpangkalan di Pasifik.72

Keterlibatan Amerika Serikat dalam PRRI/Permesta memanfaatkan

keberadaan CIA (Central Intelegence Agent) untuk mendukung gerakan tersebut.

70

Audrey R. Kahin, op.cit, hlm. 17. 71

Foreign Relations of the United States (FRUS) Volume XVII, op. Cit., hlm. 262. 72

R.Z Leirissa, PRRI/Permesta, Jakarta, PT Pustaka Utama Grafiti, 1991, hlm. 57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

70

Keterlibatan CIA ini merupakan operasi tertutup yang tidak dapat dilepaskan dari

peran presiden Eisenhower, Menlu John F. Dulles dan direktur CIA Allan Dulles.

Pada tahun 1958 keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta nampak jelas. Ketelibatan Amerika Serikat nampak sejak bulan

Januari 1958. Amerika Serikat mulai memperlihatkan segala upaya untuk

menghancurkan kekuatan komunis di Indonesia dengan terlibat dan mendukung

PRRI/Permesta.

Operasi yang dilakukan oleh CIA ini disebut dengan istilah operasi HAIK.

Biaya untuk operasi di Indonesia, Allen Dulles menandatangani sebuah cek senilai

paling tidak sepuluh juta dollar. Pada musim gugur tahun 1957, tidak akan ada

banyak perlawanan untuk memasukkan Indonesia dalam agenda CIA dan kantor

itu tidak akan segan-segan mengeluarkan 10 juta dollar untuk operasi tersebut.

Allen Dulles, seperti dilaporkan, menandatangani bon itu dengan sedikit

tersenyum

PRRI/Permesta dengan hasil usaha para pemimpinnya berhasil

mendapatkan bantuan dan dukungan dari Amerika Serikat. Dukungan ini

sebenarnya terkait dengan kesamaan tentang kebencian dan ketidakcocokan

dengan kebijakan serta sikap presiden Soekarno. Dapat dikatakan kerjasama yang

terjalin tersebut hanya bertujuan untuk menggantikan atau memperlemah

kekuatan Soekarno. Dengan hal tersebut antara Amerika Serikat dan

PRRI/Permesta memiliki musuh yang sama.

PRRI mendapatkan bantuan persenjataan dari Amerika Serikat.

Persenjataan yang dikirimkan oleh pihak Amerika dengan diangkut menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

71

kapal terbang pengangkut yang dimilikinya. Persenjataan-persenjataan modern

dari Amerika tersebut yaitu seperti LMG 12,7 MM, penangkis serangan udara,

Bazooka, granat-semi automatis, persenjataan infantry. Persenjataan-persenjataan

tersebut diturunkan di atas hutan-hutan Sumatera. Bantuan persenjataan yang

dikirimkan oleh Amerika Serikat ini digunakan untuk melengkapi persenjataan

dari PRRI. Pada kemudian hari persenjataan dan perlengkapannya inilah yang

digunakan untuk melawan serangan oleh pasukan APRI yang dikirim dari Jakarta

untuk mengendalikan situasi Sumatera.

Persenjataan yang dikirim oleh Amerika tersebut memanfaatkan wilayah

Singapura. Singapura menjadi kantor dari para agen CIA dan dianggap sebagai

wilayah yang aman bagi Amerika Serikat. Bantuan yang berhasil didapatkan ini

juga berkat kontrol yang dilakukan oleh Sumitro Djojohadikusumo. Sumitro terus

menjalin hubungan dengan para agen yang ada di Singapura.

Persenjataan yang dikirim tidak hanya dijatuhkan di atas hutan-hutan

Sumatera saja. Senjata-senjata untuk PRRI juga diselundupkan oleh kapal-kapal

dari Singapura yang bersandar di pelabuhan-pelabuhan gelap, salah satunya di

Pekanbaru. Dilihat dari letak geografisnya, Singapura sangat mungkin

mengirimkan senjata ke wilayah Sumatera. Singapura sangat dekat dengan

Sumatera dan saat itu masih banyak pelabuhan-pelabuhan gelap yang mampu

dimanfaatkan PRRI untuk menerima bantuan senjata.

Dengan bukti-bukti yang ada, pihak Amerika Serikat sempat mengelak

dari tuduhan pemerintah Indonesia akan keterlibatannya. Hal tersebut pasti terjadi

karena secara operasi yang dilakukan merupakan suatu operasi rahasia. Pihak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

72

PRRI sendiri juga menutup pengakuan akan keterlibatan dan bantuan persenjataan

pihak Amerika Serikat dalam gerakannya.

2. Keterlibatan Langsung Amerika Serikat pada Permesta

Pergerakan konsentrasi perlawanan bergeser dari wilayah Sumatera ke

wilayah Sulawesi. Pada bulan Mei 1958, Sumatera berhasil dikendalikan oleh

pasukan APRI dari Jakarta. Konsentrasi perlawanan dapat dikatakan tinggal di

wilayah Sulawesi saja. Bantuan Amerika Serikat pada gerakan di Sumatera

sebatas dengan suplai senjata kepada para pemberontak. Hal tersebut berbeda

dengan yang terjadi di Sulawesi dengan gerakan Permesta-nya.

Letkol Ventje Sumual dan Pantouw mengakui semenjak PRRI

diproklamirkan pada bulan Februari 1958, tawaran pihak asing semakin jelas

nampak. Amerika Serikat menawarkan bantuan yang tidak terbatas bagi para

pemberontak di daerah. Sumual dan Pantouw mengatakan mereka memperoleh

bantuan pertama untuk Permesta dari Amerika Serikat di Manila dan Taipei.

Persenjataan yang diterima tersebut kemudian dibawa ke Manado pada tanggal 23

Februari 1958.73

Segala bantuan dijalankan oleh CIA didasarkan pada kebijakan luar

negeri Amerika Serikat yang dilakukan terhadap Indonesia. Kementerian Luar

Negeri Amerika Serikat di pertengahan April 1958 memutuskan untuk menjaga

komitmennya melalui bantuan pesawat-pesawat dan personil angkatan udara ke

Sulawesi.74

Tidak hanya dukungan di angkatan udara, usaha-usaha CIA juga

73

Barbara S Harvey, op.cit., hlm. 125. 74

Andrew Roadnight, United States Policy towards Indonesia in the Truman and Eisenhower

Years, , Hampshire, Palgrave Macmillan, 2002, hlm. 159.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

73

didukung oleh sebuah tugas kekuatan angkatan laut Amerika Serikat di lepas

pantai, yaitu Armada ke-7 milik Amerika Serikat. Selain itu Angkatan Darat

Amerika Serikat juga ikut diperbantuka. CIA juga memberikan bantuan sekitar

300 pasukan yang terdiri dari orang Amerika, Filipina, dan Taiwan.75

Keputusan untuk mengirim Pesawat Tempur Mustang dan pesawat

pembom jenis B-26 dilakukan oleh Menlu Dulles sebagai pengambil kebijakan

luar negeri. Bantuan militer dari Amerika Serikat ini terus digunakan oleh para

pemberontak untuk melakukan perlawanan terbuka. Eisenhower mengambil

langkah untuk menggerakkan unit-unit angkatan laut dan melepaskan the

Third Marine Division milik Amerika Serikat dari Filipina untuk memasuki area

Indonesia. Pangkalan yang dijadikan jalur masuknya pasukan Amerika adalah

melalui daerah Mindanau, wilayah ini merupakan tempat yang paling dekat

dengan Indonesia.

Permesta sebenarnya telah diuntungkan dengan bantuan kekuatan udara

dan laut yang baru. Permesta mampu bertindak lebih agresif lagi da daerah.

Keterlibatan Amerika Serikat dalam memberikan suplai senjata itu diakui salah

satu tokoh Permesta yaitu Lengkong Worang. Permesta memiliki ribuan pucuk

senjata api dan senjata mesin lengkap dengan amunisi, juga memiliki sejumlah

mortir 81 mm, truk pengangkut, mobil jip, dan pesawat tempur. Lengkong

Worang menyatakan di Lapangan Udara Mapanget Manando sering terparkir

sejumlah pesawat tempur jenis B-26 yang dipiloti oleh orang Amerika. Ketika

sedang berkeliling Ia juga melihat sedang ada kegiatan penurunan senjata dari

75

H. W. Brands, The Limits of Manipulation: How the United States did not Topple Sukarno,

The Journal of American History, Vol. 76, No. 3,The Organisation of Historians, 1989, hlm. 790.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

74

pesawat yang dilakukan oleh pasukan Permesta, sedangkan orang-orang Amerika

yang membawa pesawat tersebut sedang beristirahat.

Pada harian Terompet Masyarakat juga dinyatakan dropping senjata dan

bantuan pesawat terus berlangsung. Bantuan-bantuan oleh pihak Amerika Serikat

ternyata terus diterima oleh para pemberontak di daerah.76

Pada tanggal 30 April 1958, Perdana Menteri Djuanda membuat

pernyataan terkait pemberontak di daerah. Djuanda melihat aksi penghancuran

dengan menggunakan pesawat tempur oleh para pemberontak di daerah dibantu

oleh pihak asing. Hal itu berkaitan dengan serangan udara yang dilakukan kaum

pemberontak di beberapa tempat tidak mungkin dilakukan sendiri oleh kaum

pemberontak. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan di daerah hanya memiliki

dua penerbang Indonesia dan kondisi di Manado saat itu tidak tersedia bahan

bakar untuk pesawat. Kekosongan bahan bakar tersebut dikarenakan tempat untuk

pengisian bahan bakar telah dirusak. Sangat tidak mungkin juga mengirim atau

meminta bantuan bahan bakar dari Jawa.

Memang benar ada suatu bantuan baik pesawat tempur, pilot berserta

senjata dan bahan bakar yang diterima oleh pemberontak berasal dari pihak asing.

Penerbang yang ditugasi untuk membantu pemberontak itu berbangsa Amerika

Serikat dan Taiwan. Para penerbang ini masuk ke Indonesia melalui jalur ilegal

termasuk lewat Filipina. Djuanda juga memberi peringatan keterlibatan Amerika

Serikat terbukti benar adanya maka akan mempengaruhi hubungan dengan

Indonesia.

76

Harian Terompet Masyarakat, edisi 15 April 1958, hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

75

BAB IV

DAMPAK KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN

PRRI/PERMESTA BAGI SITUASI DALAM NEGERI DAN HUBUNGAN

LUAR NEGERI INDONESIA

A. Situasi Dalam Negeri Indonesia

1. Operasi Militer dari Jakarta

Pemerintah Indonesia di Jakarta telah mengambil sikap tegas terhadap

permasalahan PRRI/Permesta. Sikap tegas yang diambil oleh pemerintah pusat

adalah menugaskan pasukan militer dari Jawa untuk melaksanakan tugas ke

Sumatera dan Sulawesi. Kaitannya dengan peran Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta adalah pemberian bantuan persenjataan dan pesawat tempur.

Dengan persenjataan pemberontak yang semakin kuat maka langkah pemerintah

adalah melakukan operasi militer. Meskipun ketika tidak ada keterlibatan asing

dalam permasalahan ini, pemerintah juga akan melakukan langkah operasi militer

juga. Namun, dengan melihat dukungan dan bantuan persenjataan dari Amerika

membuat para pemberontak semakin percaya diri untuk melawan pemerintah

pusat.

Operasi militer yang akan dilakukan oleh pemerintah pusat mendapat

pertentangan dari daerah. Isu-isu panas terus dipelihara dan digulirkan.

PRRI/Permesta menilai, operasi militer hanya akan memicu terjadinya perang

saudara. Opini publik terus digiring dengan beberapa fakta terkait pemerintahan

Indonesia. Operasi militer yang akan dilakukan juga diolah sebagai tindakan yang

represif terhadap rakyatnya sendiri. Isu-isu itulah yang memicu pertikaian hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

76

puncaknya pada suatu konflik terbuka.77

Serangkaian operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Operasi Tegas dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution. Operasi Tegas ini

memiliki tujuan tugas untuk mengamankan instansi pemerintahan dan

tempat-tempat penting di Riau. Operasi Tegas berhasil menguasai kota

Pekanbaru pada 12 Maret 1958.

2. Operasi 17 Agustus dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Operasi 17 Agustus

ini memiliki tujuan untuk merebut kembali dan menguasai wilayah Sumatera

Barat. Wilayah Sumatera Barat merupakan wilayah yang dijadikan pusat bagi

kekuatan pasukan dan pemerintahan PRRI. Kota penting di Sumatera Barat

bagi PRRI adalah Padang dan Bukittinggi. Operasi 17 Agustus berhasil

menguasai kota Padang pada tanggal 17 April 1958 dan kemudian juga

berhasil menguasai kota Bukittinggi pada 4 Mei 1958.

3. Operasi Saptamarga dipimpin oleh Brigjen Jatikusumo. Operasi ini memiliki

tugas mengambil alih wilayah Sumatera Utara yang telah dikuasai oleh

pasukan PRRI. Operasi ini kemudian bergerak hingga menguasai wilayah

Tapanuli.

4. Operasi Sadar, operasi ini merupakan satu-satunya misi yang tidak

menggunakan kekuatan fisik. Operasi ini lebih bersifat operasi intelejen dan

territorial. Operasi Sadar ini memiliki tujuan untuk menghapuskan sisa-sisa

77

A.H. Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 4, Jakarta, Gunung Agung, 1984, hlm. 187.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

77

dari gerakan PRRI di Sumatera Selatan. Operasi tersebut dipimpin oleh

Letkol Dr. Ibnu Sutowo.78

Pemberontakan Dewan Banteng yang dipimpin oleh Ahmad Husein

akhirnya dapat dipatahkan oleh Angkatan Perang Republik Indonesia yang

melakukan “Operasi 17 Agustus” di bawah pimpinan Kolonel Ahmad Yani dalam

waktu yang tidak terlalu lama, yaitu kurang lebih satu minggu. Pemberontakan

PRRI di Sumatera Barat itu, dengan sendirinya menimbulkan kekacauan, baik

terhadap pemerintah daerah, maupun terhadap kehidupandalam masyarakat,

setelah Ahmad Husein mengambil alih fungsi Gubernur Roeslan Muljodihardjo,

yang diangkat oleh pemerintah Pusat di Jakarta. Kabinet Karya yang dipimpin Ir.

Djuanda memutuskan pengiriman misi yang dinamakan “Misi Pemerintah untuk

Normalisasi Pemerintah dan Masyarakat Sumatera Barat”.

Misi Pemerintah yang dipimpin Wakil Perdana Menteri I Hardi, SH yang

anggota-anggotanya terdiri dari beberapa menteri, pejabat-pejabat tinggi dari

departemen-departemen dan beberapa perwira Tentara Nasional Indonesia-

Angkatan Darat, tiba di Padang, satu hari setelah operasi militer dianggap

berhasil. Berkat operasi militer yang cepat, niat luar negeri, khususnya Amerika

Serikat untuk campur tangan dalam masalah dalam negeri Indonesia secara

terbuka, dapat dihindari.

Sementara itu, untuk menumpas pemberontakan Permesta dilancarkan

operasi gabungan dengan nama Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto

Hendraningrat, yang terdiri dari :

78

Pusat Sejarah dan Tradisi Abri, 40 Tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Jakarta,

1985, hlm. 182.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

78

1. Operasi Saptamarga I dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Tengah,

dipimpin oleh Letkol Sumarsono.

2. Operasi Saptamarga II dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan,

dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono.

3. Operasi Saptamarga III dengan sasaran Kepulauan Sebelah Utara Manado,

dipimpinoleh Letkol Magenda.

4. Operasi Saptamarga IV dengan sasaran Sulawesi Utara, dipimpin oleh Letkol

Rukminto Hendraningrat

Sebelum operasi pokok dilancarkan, di Sulawesi Tengah telah bergerak

kesatuan-kesatuan yang tergabung dalam Operasi Insyaf. Operasi ini dikoordinasi

oleh Komando Antar Daerah Indonesia Bagian Timur (Koandait). Termasuk ke

dalam operasi ini gerakan yang dipimpin oleh Kapten Frans Karangan dan

Inspektur Polisi Suaeb. Operasi yang dilakukan berhasil menguasai kota Donggala

dan Parigi. Operasi lainnya juga dilakukan oleh kesatuan pasukan yang dipimpin

oleh Nani Wartabone yang berhasil mempersiapkan pasukan Saptamarga II di

Gorontalo.

Operasi-operasi militer yang dilakukan oleh pemerintah pusat di Indonesia

bagian Timur mendapatkan perlawanan yang berat. Perlawanan yang diterima

oleh APRI berbeda dengan operasi yang dilakukan di Sumatera. Kondisi geografis

Sulawesi dan ketersediaan persenjataan Permesta sangat lengkap. Persenjataan

dan kekuatan militer Permesta menjadi semakin kuat karena memang adanya

bantuan dari pihak Amerika Serikat.79

79

Sekretariat Negara Indonesia, 30 Tahun Indonesia Merdeka, Jakarta, 1975, hlm. 128.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

79

Tindakan pemberontakan ini terus terjadi sampai pertengahan Mei 1958

di waktu Pemerintah Indonesia berhasil menumpas semua pemberontakan PRRI

dan Permesta di pulau Sumatera dan Indonesia bagian timur dengan cara

menghancurkan beberapa pesawat dan mengambil alih kontrol di daerah teritorial

tersebut.80

2. Terbuktinya Keterlibatan Amerika Serikat

Bukti fisik adanya bantuan berupa peralatan militer dan personilnya

adalah sebuah pesawat terbang militer AS yang ditembak jatuh di Ambon pada

tanggal 18 Mei 1958 oleh Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) dengan

menggunakan meriam. Pilot yang mengemudikan pesawat terbang militer tersebut

adalah seorang penerbang berkebangsaan Amerika, yaitu Allan Lawrence Pope.

Allan Pope merupakan penerbang Amerika yang disewa oleh kaum pemberontak

Permesta yang secara legal diberi izin oleh pemerintah AS untuk menerbangkan

angkutan udara sipil. Pope berhak menggunakan lapangan terbang di pangkalan

militer AS di dekat Manila, Filipina.

Allan Pope memiliki kemampuan melakukan serangan yang mampu

membunuh 700 rakyat di Ambon dalam satu kali serangan.81

Serangan itu

ditujukan ke sebuah Gereja sampai hancur dan seluruh umat di dalam kebaktian

itu terbunuh. Selain itu, Pope juga berhasil menenggelamkan sebuah kapal milik

Indonesia dan semua awak kapal ini mengalami nasib yang malang. Presiden

Soekarno meyakini Pope merupakan salah satu agen CIA. Pada kenyataannya

80

Trygvie Lie, In the Cause of Peace, New York, 1954, hlm. 3. 81

Manai Sophiaan, “Campur Tangan CIA dan KGB”, diakses dari

http://www.freelists.org/post/nasional_list/ppiindia-Dokumen-Tercecer-GESTOK-1965-

CAMPUR-TANGAN-CIA-DAN-KGB-MANAI-SOPHIAAN, pada tanggal 1 November 2009,

pukul 13.22 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

80

Allan Pope merupakan salah satu agen CIA yang dimanfaatkan oleh pemberontak

Permesta.82

Peralatan dan dukungan Amerika Serikat pada para pemberontak ditarik

dan dihentikan pada akhir bulan Mei 1958. Tindakan itu menimbulkan

kekecewaan yang sangat besar pada pihak PRRI/Permesta. Oleh karena itu, pada

akhir operasi mileter dari Jakarta dilaksanakan hingga tahun-tahun berikutnya

pasukan PRRI/Permesta berjuang dengan tangan sendiri tanpa bantuan pihak

asing.83

Perubahan itu berkaitan dengan kebijakan Amerika Serikat pada Maret

1958. Amerika Serikat mengganti dubesnya di Indonesia dengan Howard P.

Jones. Setiba di Indonesia Ia menghubungi tokoh seperti Soekarno, Hatta,

Djuanda, Nasution. Dubes Jones telah mengambil suatu kesimpulan bahwa di

Indonesia masih ada kekuatan anti komunis. Oleh karena itu, dubes Jones

menganjurkan kepada pemerintahnya untuk mencoba merangkul pemerintahan

Indonesia.

Amerika Serikat yang menghentikan bantuan dan dukungannya kepada

para pemberontak sebenarnya merupakan suatu ironi. Ironi yang terjadi tersebut

sebenarnya sudah dapat dihindari oleh pihak Amerika dengan melihat secara teliti

kondisi yang terjadi. Jauh sebelum adanya operasi rahasia bantuan bagi

PRRI/Permesta, di Indonesia telah terjadi perlawanan pada komunisme. Upaya

PKI pada tahun 1948 telah menunjukkan aksi nyata dari kelompok komunis

Indonesia dan mendapat reaksi tegas pula dari pemerintahan Soekarno.

82

John Prados, Lost Crusader: The Secret Wars of CIA Director William Colby, Oxford, Oxford

University Press, 2003, hlm. 147. 83

R.Z Leirissa, PRRI/Permesta, 1991, hlm. 194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

81

Soekarno sendiri telah menunjukkan sikap tegasnya terhadap komunis

yaitu dengan operasi militer. Operasi militer tersebut untuk menghancurkan upaya

yang terjadi di Madiun. Dengan demikian, Amerika seharusnya dapat sampai pada

suatu kesimpulan yaitu Soekarno bukanlah komunis.84

Amerika Serikat memiliki ironi lain yang ternyata sudah bisa diprediksi

oleh pemerintahannya. Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad

Yani menuju Sumatera Barat. Ia adalah pimpinan militer yang sangat anti pada

komunisme. Ahmad Yani adalah teman baik dari Mayor George Benson, Asisten

Atase Angkatan Darat Amerika Serikat yang berkantor di Jakarta. Benson

membantu Yani untuk membuat strategi penyerbuan ke Sumatera. Hal tersebut

menandakan bahwa sebenarnya di Indonesia masih ada kekuatan yang anti

komunis dan dekat juga dengan pihak Amerika Serikat yang akan menumpas

suatu pemberontakan yang justru didukung oleh pemerintah Amerika lewat CIA.85

Berbagai keraguan yang dimiliki pemerintah Eisenhower dengan kebijakannya di

Indonesia hanya terpengaruh atas ambisi para agen CIA sendiri yang ingin

mendapatkan penghormatan dan kenaikan jabatan setelah melakukan suatu

operasi dan berhasil.

Ambisi yang berlebihan dari beberapa pihak tersebut membawa Amerika

ke dalam situasi yang sulit. Tertembaknya pilot pesawat tempur berkebangsaan

Amerika ternyata juga turut membawa dampak besar bagi keterlibatan negara

tersebut. Secara nyata keterlibatan Amerika telah terbukti dengan jatuhnya

pesawat yang dipiloti oleh Allan Pope tersebut.

84

Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat edisi revisi, Jakarta, Yayasan Bung

Karno, 2014, hlm. 325. 85

Baskara T. Wardaya, Indonesia Melawan Amerika, Yogyakarta, Galang Press, 2008, hlm. 185.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

82

B. Hubungan Luar Negeri Indonesia

1. Ketegangan Hubungan Amerika dengan Indonesia

Keterlibatan Amerika Serikat dengan CIA dalam peristiwa

PRRI/Permesta pada dasarnya dilakukan secara tersembunyi di mana secara

formal di depan media dan masyarakatnya, pemerintahan Amerika Serikat

berusaha menunjukkan sikap netral terkait Indonesia. Presiden Eisenhower dalam

kurun waktu dari Februari hingga Mei 1958 terus berpidato bahwa

pemerintahannya tidak tahu-menahu tentang pemberontakan di Indonesia. Hal

tersebut terus diolah untuk menggiring opini masyarakatnya dan dunia luar

Amerika. Menlu Dulles juga menyampaikan pidato dalam suatu konfrensi pers

bahwa pemberontakan yang terjadi di Indonesia hanyalah sekedar luapan ekspresi

kekecewaan oleh rakyat atas eksistensi komunisme di Indonesia.

Presiden Soekarno telah menduga keterlibatan Amerika Serikat memang

tidak dapat disangkal lagi. Pidatonya pada tanggal 2 Mei 1958 memperingatkan

kepada Amerika untuk tidak “bermain api” di Indonesia. Padahal dibalik

ungkapan Soekarno tersebut, ia telah mengetahui Amerika memang sedang

“bermain api” di Indonesia. Soekarno tidak ingin dengan adanya keterlibatan

pihak asing di Indonesia akan memicu perang dunia ketiga.86

Pemerintah Eisenhower menanggapi pernyataan ancaman tegas dari

Soekarno. Eisenhower menyangkal Amerika sedang “bermain api” di Indonesia.

Ia menilai, di setiap pemberontakan pasti akan lahir para serdadu bayaran. Para

serdadu tersebut pada dasarnya memang mengharapkan imbalan namun bisa juga

86

Ibid., hlm. 191.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

83

hanya berpetualang untuk mencari medan pertemperun. Serdadu bayaran

menurutnya sudah biasa akan muncul di setiap pemberontak di daerah manapun.

Oleh karena itu, hal tersebut merupakan suatu penyangkalan atas bukti di

lapangan. Bukti di lapangan menunjukkan adanya tentara berkebangsaan Amerika

yang membantu para pemberontak di daerah. Pernyataan Eisenhower tersebut

disimpulkan, mereka hanyalah para serdadu atau tentara bayaran bukan memang

resmi ditugaskan oleh Amerika untuk membantu pasukan PRRI/Permesta.

Media massa Amerika memiliki peranan untuk ikut menciptakan

propaganda bagi rakyat. Sebagian besar media massa Amerika pada saat itu

cenderung mendukung berbagai kebijakan yang dijalankan oleh Eisenhower dan

pemerintahannya. Dalam harian New York Times edisi 9 Mei 1958, media

tersebut menerbitkan editorial bahwa Amerika Serikat dan Eisenhower

menyangkal tuduhan keterlibatannya dalam pemberontakan di Indonesia. Dalam

berita tersebut ditulis, Amerika Serikat akan tetap berada pada posisi netral

dengan melihat kondisi Indonesia saat itu. Amerika dengan tegas menyatakan

mereka tidak akan memberikan bantuan kepada pemberontak untuk

menggulingkan pemerintahan yang konstitusional.

Pihak Amerika melihat pemerintah Indonesia lebih mempercayai

laporan-laporan palsu tentang keterlibatan Amerika di daerah. Padahal

keterlibatan Amerika di lapangan telah sangat jelas nampak, apalagi didukung

bukti dengan telah ditembak jatuh pilot berkebangsaan Amerika yaitu Allan Pope.

Tertembaknya Allan Pope telah membuktikan dengan jelas bahwa Amerika

Serikat memang sedang melaksanakan suatu operasi rahasia di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

84

Pemerintah Eisenhower terus menerus melakukan penyangkalan keterlibatannya,

ini justru menunjukkan memang ada keterlibatan dalam PRRI/Permesta.

Tujuan awal Amerika membantu pemberontak yaitu untuk membendung

pengaruh komunisme di Indonesia. Sentimen komunisme yang didukung oleh

Amerika ternyata membawa pengaruh positif bagi komunisme di Indonesia.

Rakyat Indonesia telah mengetahui para pemberontak di daerah didukung oleh

pihak asing. Rakyat telah melihat pula aksi tersebut merupakan suatu tindakan

yang akan memecah Indonesia. Pada sisi lain pihak komunis dianggap sebagai

pihak yang mendukung dan menjaga nasionalisme dan kesatuan Indonesia. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan keterlibatan Amerika untuk membendung

komunisme di Indonesia telah gagal. Keterlibatan Amerika Serikat dapat

dikatakan sebagai suatu kesalahan. Kondisi Indonesia yang dianggap berpotensi

jatuh ke tangan komunis sebenarnya belum terlalu mengkhawatirkan.

Tertangkapnya Allan Pope merupakan suatu bukti nyata keterlibatan

Amerika Serikat dalam PRRI/Permesta. Allan Pope tertangkap karena pesawatnya

tertembak jatuh oleh pasukan AURI. Ia berhasil keluar dari pesawatnya

menggunakan parasut. Pope tersangkut di atas pohon kelapa dan akhirnya jatuh.

Insiden tersebut membuat tulang rusuknya patah dan pasukan TNI langsung

menangkapnya.

Kesalahan dan segala akibat yang telah diperbuat oleh Pope kemudian

diampuni oleh Soekarno dengan menggunakan hak prerogatifnya sebagai seorang

presiden. Hal tersebut menimbulkan suatu kejanggalan dalam proses hukum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

85

Allan Pope dirawat di rumah sakit dan dirawat oleh pasukan TNI. Kemudian ia

ditahan untuk waktu yang lama hingga tahun 1961.

Soekarno dalam permasalahan Pope terkesan membiarkan ia bebas

secara sembunyi-sembunyi. Pada tahun 1961 sebelum sidang keputusan

dijatuhkan kepada Pope, istri dan orang tua Pope dari Amerika datang ke

Indonesia. Tujuan kedatangan mereka ke Indonesia untuk menemui Soekarno.

Mereka meminta pengampunan atas kesalahan yang diperbuat oleh Pope di

Indonesia. Soekarno yang memiliki rasa empati terhadap perempuan akhirnya

luluh karena melihat mereka berdua bersimpuh dan menangis di hadapannya.87

Allan Pope akhirnya secara diam-diam dibebaskan dari Indonesia.

Soekarno berpesan kepada Pope agar kembali ke Amerika. Pope diminta agar

tidak menampakkan dirinya di depan publik dan bersembunyi hingga

permasalahan PRRI/Permesta benar-benar berakhir. Dengan melihat hal tersebut

sebenarnya suatu ketidakadilan tengah terjadi. Pope yang telah membunuh ratusan

rakyat Ambon dibebaskan tanpa syarat oleh presiden Soekarno.

2. Arah Politik Indonesia

Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta telah mengubah

arah politik Indonesia. Dunia saat itu tengah berada dalam situasi Perang Dingin

membuat situasi yang ada menjadi sangat sensitif. Sensitifitas dan sentimen

ideologi pada kurun waktu hingga akhir tahun 1950-an memang masih menjadi

permasalahan dunia. Indonesia sebagai negara yang masih sangat muda juga perlu

mengambil sikap yang tegas terkait dengan politik luar negerinya.

87

Cindy Adams, op.cit., hlm. 329.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

86

Permasalahan PRRI/Permesta merupakan masalah kedua terkait campur

tangan asing di Indonesia. Masalah pertama yang sebelumnya adalah

permasalahan dengan sekutu yang berusaha mengambil alih kekuasaan kembali di

Indonesia. Presiden Soekarno juga telah tegas memberikan peringatan kepada

kekuatan asing yaitu Amerika Serikat terkait permasalahan PRRI/Permesta.

Setelah tuduhan yang dilontarkan oleh presiden Soekarno dan keyakinan TNI

serta rakyat bahwa Amerika ikut campur tangan. Amerika juga telah dijelaskan

pada bagian sebelumnya telah secara terus menerus memberikan sangkalan terkait

hal tersebut. Hal tersebut tentu akan memiliki dampak bagi hubungan luar negeri

Indonesia dengan dunia luar.

Indonesia memilih langkah tegas terkait situasi di dunia saat itu. Dalam

situasi Perang Dingin negara-negara yang memiliki kekuatan juga memberikan

peringatan kepada pihak Amerika Serikat. Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina

memperingatkan Amerika Serikat bertindak terlalu jauh, dan Indonesia dapat

menjadi kancah pertarungan politik dunia interansional dengan segala akibatnya

bagi persatuan Indonesia. Peringatan yang diberikan oleh negara-negara blok

komunis tersebut sebenarnya sangat kental terkait dengan persaiangan dengan

Amerika Serikat.

Indonesia mencoba menerapkan langkah diplomasi terkait dugaan

keterlibatan Amerika Serikat di Indonesia. Meskipun dugaan tersebut memang

sudah dapat dibuktikan dengan penemuan senjata-senjata asal Amerika serta

tertangkapnya pilot Amerika. Selain pidato presiden Soekarno pada tanggal 2

Mei, tudingan secara resmi oleh pemerintah Indonesia terkait keterlibatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

87

Amerika juga hanya sedikit. Alasan sikap pemerintah Indonesia untuk tidak

terlalu keras menuduh Amerika adalah terkait hubungan politik luar negeri di

kemudian hari. Indonesia tidak ingin menutup pintu kerja sama diplomatik dengan

Amerika ketika berbagai permasalahan telah terselesaikan.

PRRI/Permesta sikap politik negeri Indonesia dapat dikatakan kurang

konsisten. Hal tersebut dapat dilihat ketika masa demokrasi terpemimpin,

Soekarno seperti menarik ulur hubungan dengan negara luar. Dalam hal ini tentu

saja berbicara tentang dua kekuatan besar yang ada yaitu Amerika Serikat dan Uni

Soviet. Indonesia dan Soekarno seolah tetap akan mengambil keuntungan dari

keduanya. Maka pada saat Amerika terbukti terlibat dalam PRRI/Permesta,

Soekarno tidak ingin merusak potensi hubungan yang dapat terjadi diantara

Indonesia dan Amerika.

Amerika membangun hubungan yang baik dengan Indonesia

dilatarbelakangi oleh kekhawatiran dengan kekuatan militer yang dapat dibangun

Indonesia. Kekhawatiran Amerika adalah Indonesia mampu semakin banyak

mendapatkan senjata dari Uni Soviet. Kondisi tersebut akan mempersulit posisi

Amerika Serikat di kancah Perang Dingin.

Pada sisi lain Soekarno memang sedang menjalin kedekatan pula dengan

pihak komunis. Hal tersebut sangat nampak ketika Soekarno dengan konsepsi

dirinya menjalin kembali kedekatan dengan negara-negara komunis. Soekarno

melakukan perjalanan politik. Perjalanan politik yang dilakukan tersebut pada

akhirnya akan menciptakan suatu poros kekuatan komunis yang baru. Poros inilah

yang menjadi kekhawatiran Amerika Serikat setelah meletusnya PRRI/Permesta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

88

Poros tersebut adalaha natara Jakarta-Phyongyang-Peking. Pada setiap kota

tersebut masing-masing memang meiliki suatu paratai dan kekuatan komunis

yang cukup kuat.

Permasalahan PRRI/Permesta yang melibatkan kekuatan asing yaitu

Amerika Serikat ternyata membawa dampak besar bagi Indonesia. Indonesia di

menjadi negara yang justru semakin condong dan dekat dengan pihak komunis.

Peran Amerika Serikat dalam PRRI/Permesta justru membuat sentiment Soekarno

terhadap dunia Barat semakin menjadi. Ia mengambil sikap yang jauh melenceng

dari dasar sikap politik luar negeri Indonesia. Hal tersebut juga akan menyulut

suatu kekhawatiran dan rencana baru yang disusun oleh Amerika Serikat bagi

Indonesia. Pada suatu wawancara yang dilakukan pada tahun 1963, wakil presiden

Nixon pada masa pemerintahan Eisenhower menyatakan Amerika Serikat telah

membuat kesalahan dengan mendukung gerakan yang dianggapnya adalah

gerakan kemerdekaan melawan Soekarno di Sumatera dan Sulawesi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

89

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari bab II hingga bab IV, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, faktor penggerak peran Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta pada masa demokrasi liberal adalah instabilitas politik Indonesia.

Berakhirnya Republik Indonesia Serikat setelah perjanjian Den Haag membawa

pada diterapkan sistem parlementer. Penerapan tersebut telah membuat kondisi

perpolitikan Indonesia menjadi goyah dan cenderung tidak stabil. Kebijakan dari

kabinet-kabinet yang ada memicu ketertarikan pihak Amerika Serikat untuk ikut

campur dalam urusan dalam negeri Indonesia. Kebijakan dan langkah dari kabinet

Sukiman, Ia telah menjalin hubungan secara terselubung dengan Amerika Serikat.

Kabinet yang selanjutnya menarik perhatian Amerika adalah kabinet Ali

Sastroamijoyo. Kabinet ini mendorong Indonesia untuk tampil sebagai pihak

netral dalam Perang Dingin dan bersikap aktif untuk kawasan Asia-Afrika.

Amerika melihat hal tersebut sebagai ancaman dan dugaan akan merapatnya

negara kawasan Asia-Afrika merapat kepada pihak komunis. Faktor pendorong

selanjutnya adalah eksistensi PKI yang semakin diterima di Indonesia. Pendukung

partai yang semakin bertambah hingga kemenangan PKI dalam Pemilu 1955. Hal

tersebut semakin memunculkan kekhawatiran Amerika terhadap kondisi yang

terjadi di Indonesia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John F. Dulles menilai

kondisi yang terjadi akan membahayakan bagi kepentingan Amerika Serikat.

Menlu Dulles juga menyampaikan keinginannya agar Indonesia terpecah-pecah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

90

hingga terbendungnya pengaruh komunis yang ada. Faktor pendorong selanjutnya

adalah konflik di dalam tubuh TNI Angkatan Darat. Para perwira di daerah

merasa tidak puas dengan politik di pusat dan para pemimpinnya. Ketidakpuasan

tersebutlah yang memicu lahirnya PRRI/Permesta. Kekacauan yang terjadi

mendorong Amerika Serikat terlibat lebih jauh di Indonesia dengan menempatkan

agen-agen rahasianya untuk mengawasi negara ini.

Kedua, Amerika Serikat selanjutnya telah mengambil peran dalam

gerakan PRRI/Permesta. Pemerintah merespon ketidakpuasaan para perwira di

daerah dengan mengadakan Musyawarah Nasional, namun langkah tersebut tidak

mendapatkan jalan keluar atas permasalahan yang ada. Pada 10 Februari 1958,

para perwira di daerah yang dipimpin oleh Letkol Achmad Husein mengirimkan

ultimatum kepada pemerintah pusat. Ultimatum ini ditolak oleh rapat dewan di

parlemen. Penolakan tersebut membawa pada proklamasi PRRI pada 15 Februari

1958. Menyusul proklamasi PRRI di Sumatera, Permesta di Sulawesi

memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat pada tanggal 17 Februari 1958.

Berawal dari dewan Banteng hingga lahirnya PRRI/Permesta, Amerika melihat

perpecahan pusat dan daerah merupakan peluang atau jalan untuk bermain api di

Indonesia. Amerika Serikat memiliki tujuan utama untuk membendung pengaruh

komunisme di Indonesia. Bagi Amerika komunisme di Indonesia merupakan

ancaman dalam cita-citanya pada masa Perang Dingin. Dengan melihat

keterlibatan Amerika dalam PRRI/Permesta dapat disimpulkan bahwa Amerika

ingin memukul komunisme di Indonesia tapi dengan memanfaatkan situasi yang

terjadi. Tujuan selanjutnya adalah melindungi perusahaan-perusahaan minyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

91

milik Amerika di wilayah Sumatera. Wilayah Singapura dan Filipina merupakan

tempat bertemunya pimpinan PRRI/Permesta dengan agen-agen CIA di luar

negeri. Pimpinan PRRI/Permesta melakukan perjalanan ke Singapura dan Filipina

untuk mencari bantuan senjata. Pemberitaan di surat kabar juga memberitakan jika

para pimpinan PRRI/Permesta sering melakukan perjalanan ke luar negeri bahkan

menghadiri pertemuan SEATO di Manila. Peran Amerika Serikat di wilayah

Sumatera yaitu memberikan bantuan-bantuan senjata pada pemberontak PRRI.

Bantuan senjata yang diberikan ini dikirim lewat jalur udara dan laut. Peran

Amerika Serikat di wilayah Sulawesi yaitu ikut terlibat secara langsung dalam

perlawanan para pemberontak pada pasukan pemerintah pusat. Pada April 1958,

Amerika tetap konsisten memberikan bantuan pesawat dan armada lautnya. CIA

memperbantukan pasukan sebanyak 300 orang. Bantuan pesawat Mustang dan

pesawat pembom B-26 yang dimiliki Permesta membuat perlawanan di Sulawesi

lebih agresif. Hal tersebut ditambah dengan bantuan pilot-pilot berkebangsaan

asing yang membantu Permesta.

Ketiga, Keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

membawa dampak bagi situasi dalam negeri dan hubungan luar negeri Indonesia.

Bagi situasi dalam negeri, pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas yaitu

dengan menugaskan pasukan militer dari Jawa untuk melaksanakan tugas ke

Sumatera dan Sulawesi. Alasan pemerintah pusat adalah persenjataan

pemberontak yang semakin kuat. Dengan melihat dukungan dan bantuan

persenjataan dari Amerika membuat para pemberontak semakin percaya diri untuk

melawan pemerintah pusat. Meskipun ketika tidak ada keterlibatan asing dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

92

permasalahan ini, pemerintah juga akan melakukan langkah operasi militer juga.

Peralatan dan dukungan Amerika Serikat pada para pemberontak ditarik dan

dihentikan pada akhir bulan Mei 1958. Bagi hubungan luar negeri Indonesia,

keterlibatan Amerika membawa pada ketegangan hubungan dua negara. Presiden

Eisenhower terus berpidato jika pemerintahannya tidak tahu-menahu tentang

pemberontakan di Indonesia. Keterlibatan Amerika Serikat dapat dikatakan

sebagai suatu kesalahan. Kondisi Indonesia yang dianggap berpotensi jatuh ke

tangan komunis sebenarnya belum terlalu mengkhawatirkan. Soekarno dalam

permasalahan Pope ini seakan membiarkan ia bebas secara sembunyi-sembunyi.

Allan Pope akhirnya secara diam-diam dibebaskan dari Indonesia. Arah politik

Indonesia setelah terbuktinya peran Amerika Serikat dalam PRRI/Permesta adalah

semakin condong pada arah komunis. Soekarno menjadi semakin anti pada politik

gaya Barat yang menurutnya tidak cocok untuk diterpkan di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

93

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adams, Cindy. 2014. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat (edisi revisi).

Jakarta: Yayasan Bung Karno.

Blum, William. 2003. Killing Hope Military U.S and CIA Intervetions Since

World War 2. London: Zed Books.

Conboy, Kenneth. dan James Morrison. 1999. Feet to the Fire: CIA Covert

Operations in Indonesia 1957-1958. Annapolis: Naval Institute Press.

Crouch, Harold. Demokrasi dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Haninda.

D. N Aidit. 1964. Konfrontasi Peristiwa Madiun 1948 Peristiwa Sumatera 1956.

Jakarta : Yayasan Pembaruan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Terminologi Sejarah. Jakarta: CV

Prima Karya.

Dumairy. 1996. Perekoomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Echols, M. John. Kamus Bahasa Inggris. Jakarta.

Foreign Relations of the United States (FRUS) Volume XVII. 1994. Washington

DC: Departement of State Publication, Office of The Historian.

Hadi Soebadio. 2005. Hubungan Indonesia-Amerika : dasawarsa II tahun 1955-

1965. Tangerang: Pramita Pers.

Harvey, Barbara S., 1984. Permesta Pemberontakan Setengah Hati. Jakarta: PT

Grafiti Utama Press.

Kahin, R. Audrey. Subversi Sebagai Politik Luar Negeri, Jakarta: Grafiti Pers.

Kardiyat Wiharyanto, A. 2011. Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai

Pemilu 2009. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Lie, Trygvie. 1954. In the Cause of Peace. New York.

Mohamad Natsir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasution, A.H., 1984. Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 4. Jakarta: Gunung

Agung.

Pemerintah Indonesia. 1977. 30 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Tira Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

94

Petrik Matanasi. 2009. Pemberontak Tak Selalu Salah. Yogyakarta: Indonesia

Buku.

Prados , John. 2003. Lost Crusader: The Secret Wars of CIA Director William

Colby. Oxford: Oxford UniversityPress

Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI. 1985. 40 Tahun Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia. Jakarta.

R.Z. Leirissa. 1991. PRRI/Permesta. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Ricklefs, M. C. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. PT Serambi Ilmu

Pustaka.

Roadnight, Andrew. 2002. United States Policy towards Indonesia in the Truman

and Eisenhower Years,. Hampshire: Palgrave Macmillan.

Sekretariat Kader Katolik. 1967. Dari Madiun ke Lubang Buaya. Jakarta,

Sekretariat Negara Indonesia. 1975. 30 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta.

Smith, Joseph Burkholder. 1976. Portrait of a Cold Warrior. New York: G.P

Putanam’s Sons.

Soewardi Idris. 2008. Perjalanan Dalam Kelam Senarai Kisah Pemberontakan

PRRI. Yogyakarta: Beranda Publishing.

Staf Angkatan Darat. 1964. Sedjarah Singkat Perdjuangan Bersendjata Bangsa

Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia,.

Stevenson, William. 1963. Birds’ Nests in Their Beards. London: Hutchinson

Publisher.

Suar Suroso. 2008 . “Bung Karno”, Korban Perang Dingin. Jakarta: Hasta Mitra.

Surjo Sediono R. 1958. Peristiwa Cikini. Jakarta: PT Surungan.

Syamdani. 2009. PRRI. Yogyakarta: MedPress.

Wayan Pratiana. 1990. Pengantar Ilmu Hukum Internasional. Bandung: Mandar

Maju.

Majalah dan Koran :

Gelora Maesa, 15 Maret 1958

Tempo, edisi khusus Hari Kemerdekaan, 19 Agustus 2007.

Terompet Masyarakat, 26 April 1958

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

95

Terompet Masyarakat, 28 April 1958

Terompet Masyarakat, 3 April 1958

Terompet Masyarakat,15 April 1958

Jurnal :

Bahar, Saafroedin, PRRI-Permesta: sebuah kasus keterkaitan antara masalah

integrasi Nasional dan perang dingin

Jurnal Studi Amerika IV, (Januari Juli): Abstract.

Brands, H. W., The Limits of Manipulation: How the United States Didn‟t Topple

Sukarno, dalam

The Journal of American History,

Vol. 76, No. 3,

1989,The Organisation of Historians.

Hartati , Anna Yulia, Separatisme Dalam Konteks Global (Studi Tentang

Eksistensi Republik Maluku Selatan (RMS) Sebagai Gerakan Separatis

Indonesia). Universitas Wahid Hasyim Semarang. 2012.

Lupita, Charlene Karina. Intervensi Amerika Serikat Dalam Perang Korea. Jurnal

Binus. 2018.

Maulida, Faishal Hilmy. Hitam Putih PRRI-Permesta: Konvergensi Dua

Kepentingan Berbeda 1956-1961. Jurnal Universitas Indonesia

Sefriani. Separatisme dalam Prespektif Hukum Internasional. Jurnal UNISIA No.

47. 2003.

Internet :

Sophiaan, Manai, “Campur Tangan CIA dan KGB”, diakses dari

http://www.freelists.org/post/nasional_list/ppiindia-Dokumen-Tercecer-

GESTOK-1965-CAMPUR-TANGAN-CIA-DAN-KGB-MANAI-

SOPHIAAN, pada tanggal 1 November 2009, pukul 13.22 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Mlati Sleman

Kurikulum : Kurikulum 2013

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas : XII

AlokasiWaktu : 4 jam pelajaran/ 2 minggu Pertemuan

Kompetensi Inti : KI 3. Memahami,menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Penilaian Sumber Belajar

3.1 Menganalisis

upaya bangsa

Indonesia dalam

menghadapi ancaman

disintegrasi bangsa

antara lain: PKI

Faktor penggerak

peran Amerika

Serikat dalam

gerakan

PRRI/Permesta

MENGAMATI :

Guru mengkondisikan peserta

didik untuk siap mengikuti

pelajaran dengan hal sebagai

berikut :

Guru mempersiapkan

4 x 45

menit

2 kali

pertem

uan

Penilaian

pengetahu

an

meliputi

Soal

Kementeria

n

Pendidikan

dan

Kebudayaa

n. 2015.

Sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

Madiun 1948, DI/TII,

APRA, Andi Aziz,

RMS, PRRI,

Permesta, G-30-S

4.1 Merekonstruksi

upaya bangsa

Indonesia dalam

menghadapi ancaman

disintegrasi bangsa

antara lain: PKI

Madiun 1948, DI/TII,

APRA, Andi Aziz,

RMS, PRRI,

Permesta, G-30-S dan

menyajikannya dalam

bentuk cerita sejarah

Peran Amerika

Serikat dalam

gerakan

PRRI/Permesta

Dampak

keterlibatan

Amerika Serikat

dalam gerakan

PRRI/Permesta bagi

situasi dalam negeri

dan hubungan luar

negeri Indonesia

gambar-gambar yang sesuai

dengan tujuan

pembelajaran;

Guru memperlihatkan

Power Point tentang peran

Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta

Guru menjelaskan sedikit

gambaran materi atau kata

kunci

Guru memberi petunjuk

dan memberi kesempatan

pada murid untuk

memperhatikan/

menganalisis gambar-

gambar serta video yang

diperlihatkan ;

MENANYA :

Guru memberikan

beberapa pertanyaan

berdasarkan materi yang

berasal dari Powerpoint dan

siswa menjawab pertanyaan

yang disampaikan oleh

guru

Guru kemudian

memberikan kesempatan

Tertulis

dalam

bentuk

soal essay

Penilaian

keterampi

lan

meliputi

Penugasa

n Non Tes

dalam

bentuk

makalah

Indonesia

untuk

SMA/MA

kelas XII.

Jakarta:

Kementeria

n

Pendidikan

dan

Kebudayaa

n.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

kepada para siswa untuk

menjawab pertanyaan

tersebut dan guru mencatat

nama siswa yang menjawab

pertanyaan

MENGUMPULKAN

INFORMASI :

Guru membagi Siswa yang

dikelompokan menjadi

beberapa kelompok kecil

yang berisi 4 sampai 5

orang

Mengenai Guru

menyampaikan

Materi yang sesuai dengan

pembelajaran

Guru memamparkan hasil

pertanyaan yang telah

disampaikan oleh siswa dan

menjelaskan materi sesuai

pertanyaan yang diajukan

oleh siswa tersebut

Siswa masuk kedalam

kelompok yang telah

dibentuk tadi untuk

mendiskusikan materi yang

telah disampaikan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

menjawab pertanyaan yang

disampaikan oleh guru.

Siswa wajib mengunakan

buku dan sumber materi

yang lain ( internet) dalam

menjawab pertanyaan

tersebut.

MENGASOSIASIKAN

Siswa yang terlah dibagi

menjadi beberapa

kelompok kecil

membahas pertanyaan

yang terlah disampaikan

guru didalam kelas

melalui berbagaimacam

sumber yang ada untuk

menunjang dalam

menjawab pertanyaan

tersebut

MENGKOMUNIKASIKAN

Salah satu perwakilan

kelompok memaparkan

hasil diskusi tentang

materi pembelajaran

dihadapan guru dan siswa

lainnya

Guru dan siswa lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

memberikan tanggapan

mengenai jawab

kelompok yang

memaparkan hasil

diskusinya

Siswa yang ada didalam

kelompok kecil tersebut

mencatat setiap masukan

dari setiap pertanyaan

yang diajukan oleh guru

maupun dari siswa

kelompok lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Mlati Sleman

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)

Kelas/Semester : XII/Ganjil

Materi Pokok : Mempertahankan Kedaulatan Indonesia Dari Ancaman

Disintegrasi

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI

KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

No. Kompetensi Dasar Indikator

1. 3.1 Menganalisis upaya bangsa

Indonesia dalam menghadapi

ancaman disintegrasi bangsa antara

lain: PKI Madiun 1948, DI/TII,

APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,

Permesta, G-30-S

3.1.1.

3.1.2.

3.1.3.

Menganalisa faktor

penggerak peran

Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta

Menganalisa peran

Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta

Menganalisa dampak

peran Amerika Serikat

dalam gerakan

PRRI/Permesta bagi

situasi dalam negeri dan

hubungan luar negeri

Indonesia

2. 4.1 Merekonstruksi upaya bangsa

Indonesia dalam menghadapi

ancaman disintegrasi bangsa antara

lain: PKI Madiun 1948, DI/TII,

4.1.1. Membuat karya tulis

dengan merekonstruksi

upaya bangsa Indonesia

dalam menghadapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,

Permesta, G-30-S dan

menyajikannya dalam bentuk cerita

sejarah

ancaman disintegrasi

bangsa

PRRI/Permesta

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu :

Mendeskripsikan faktor penggerak, peran Amerika Serikat dalam PRRI/Permesta,

serta dampak dari keterlibatan tersebut bagi kondisi politik dalam negeri dan

hubungan luar negeri Indonesia.

D. MATERI AJAR

1. Fakta

a. Lahirnya Gerakan PRRI/Permesta

b. Keterlibatan Amerika Serikat Dalam Gerakan PRRI/Permesta

2. Konsep

a. Menganalisis munculnya Gerakan PRRI/Permesta

b. Mengidentifikasi pemerintah yang berkuasa beserta programnya

c. Menganalisis Keterlibatan Amerika Serikat Dalam Gerakan

PRRI/Permesta

d. Mengidentiikasi Dampak Keterlibatan Amerika Serikat Dalam Gerakan

PRRI/Permesta

3. Prinsip

Usaha untuk menciptakan gerakan separatis guna melawan pemerintahan

yang sah di Jakarta

4. Prosedur

Membuat karya tulis tentang Pokok bahasan Peran Amerika Serikat Dalam

Gerakan PRRI/Permesta pada Masa Demokrasi Liberal

E. MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode Pembelajaran : Diskusi, presentasi, tanya jawab, penugasan

2. Pendekatan Pembelajaran: Saintifik

3. Model Pembelajaran : Discovery Learning

F. SUMBER BELAJAR

Sumber Buku :

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Sejarah Indonesia untuk

SMA/MA kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Alat : LCD, Laptop/Notebook, Speaker

2. Bahan : Power point, gambar dan video tentang Peran Amerika Serikat

Dalam Gerakan PRRI/Permesta Pada Masa Demokrasi Liberal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan puji syukur

kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Menyiapkan situasi dan kondisi kelas untuk mengawali kegiatan

pembelajaran.

Aperpepsi

Mengaitkan materi atau tema pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan materi atau tema sebelumnya yaitu materi

tentang disintegrasi bangsa dengan topik Republik Maluku Selatan (RMS)

Mengingatkan kembali materi dengan bertanya pokok bahasan berkaitan

dengan materi sebelumnya, yaitu: Apa yang melatarbelakangi munculnya

gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)?

Mengajukan pertanyaan sebagai batu loncatan peserta didik yang ada

keterkaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu: Topik yang

selanjutnya akan kita bahas memiliki persamaan dengan topik yang

sebelumnya yaitu gerakan yang muncul adalah gerakan di luar pulau Jawa,

maka peserta didik diminta untuk menganalisa persamaan yang terjadi

tersebut apakah kira-kira penyebab munculnya gerakan disintegrasi yang

dipelopori oleh wilayah di luar pulau Jawa?

Motivasi

Guru akan menyampaikan tujuan serta manfaat yang akan diperoleh peserta

didik dengan mempelajari topik Peran Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta.

Peserta didik diharapkan dapat menjelaskan dan mampu menganalisa tentang

materi Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

Peserta didik nantinya juga diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai positif

yang dapat dipetik dari pembelajaran tentang topik ini dan mampu

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

Pemberian Acuan

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan metode

dan model pembelajaran yang akan dipakai

Pembagian kelompok belajar

Kegiatan Inti (60 menit)

Sintak Model

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk

memusatkan perhatian pada topik pokok materi Peran Amerika

Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta dengan cara :

Melihat Menayangkan peta Indonesia tentang letak geografis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

wilayah Sumatera dan Sulawesi yang merupakan wilayah

pusat bagi gerakan PRRI/Permesta

Mengamati

Pemberian contoh materi Faktor Penggerak Peran Amerika

Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta yaitu dengan

menampilkan foto berlangsungnya Konfrensi Asia-Afrika

yang dilaksanakan di Bandung untuk dapat diamati oleh

peserta didik

Membaca

Kegiatan literasi ini dilakukan dengan membaca materi dari

buku paket yang dimiliki oleh peserta didik yang

berhubungan dengan Faktor Penggerak Peran Amerika

Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Setelah melakukan kegiatan literasi, Guru memberikan

kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi

sebanyak mungkin pertanyaan dan semua pertanyaan yang

muncul tersebut ditulis didalam buku kerja yang dimiliki

peserta didik.

Data

collection

(pengumpulan

data)

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik diminta untuk bergabung ke dalam kelompok

belajar masing-masing yang telah dibentuk untuk:

Mendiskusikan

Peserta didik di dalam kelompok secara bersama-sama

membahas mengenai materi Faktor Penggerak Peran

Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

Saling tukar informasi tentang materi :

Faktor Penggerak Peran Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta

Peserta didik di dalam kelompok diminta untuk saling

berbagai pertanyaan yang berhasil diidentifikasi pada

langkah pembelajaran sebelumnya, dengan demikian akan

terkumpul permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan

diskusi di dalam masing-masing kelompok yaitu, 1)

Gagalnya sistem politik Indonesia, 2) Eksistensi Partai

Komunis Indonesia, 3) Kekacauan dalam tubuh Angkatan

Darat,

Mengumpulkan informasi

Di dalam kelompok, peserta didik kemudian diminta untuk

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi atau data

terkait dengan permasalahan pokok yang dibahas oleh

kelompok, peserta didik diharap mampu membuat resume

tentang informasi-informasi yang diperoleh

Data COLLABORATION (KERJASAMA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

processing

(pengolahan

Data)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah

informasi atau data yang berhasil dikumpulkan, masing-masing

menyampaikan pendapat terkait informasi yang diperolehnya

dan secara bersama-sama dielaborasi dalam kelompok masing-

masing

Verification

(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Setelah informasi atau data berhasil terkumpul menjadi satu

kesatuan di dalam kelompok maka selanjutnya peserta didik

diminta untuk mendiskusikan informasi tersebut dengan cara

berpikir kritis terhadap informasi tersebut dengan

memverifikasi data atau informasi tersebut melalui sumber

buku paket ataupun sumber bacaan lain

Dengan langkah ini peserta didik diharapkan akan

mendapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya, kemungkinan

dengan banyak bahan bacaan akan menemui berbagai

pertentangan informasi, maka kemudian peserta didik

diharapkan akan muncul sikap kritis dalam berpikir saat

mendapatkan suatu informasi

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

Menyampaikan hasil diskusi tentang materi berupa

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,

dengan media seperti dalam bentuk mind mapping atau

powerpoint

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Ketika salah satu kelompok telah mempresentasikan hasil

diskusi kelompok maka kelompok yang lain akan

memberekan tanggapan dapat berupa kritik terhadap suatu

informasi ataupun juga dapat berupa pertanyaan

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul

dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Faktor Penggerak Peran Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta

Menjawab pertanyaan tentang materi yang terdapat pada

buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah

disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru

melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan

dengan materi Faktor Penggerak Peran Amerika Serikat

dalam gerakan PRRI/Permesta yang akan selesai dipelajari

Kegiatan Penutup (15 menit)

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-

point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi

Faktor Penggerak Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

yang baru dilakukan.

2. Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur

kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Menyiapkan situasi dan kondisi kelas untuk mengawali kegiatan

pembelajaran.

Aperpepsi

Mengaitkan materi atau tema pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan materi atau tema sebelumnya yaitu

submateri tentang Faktor Penggerak Peran Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta

Mengingatkan kembali materi dengan bertanya pokok bahasan berkaitan

dengan materi sebelumnya, yaitu: Apa kunci dari faktor penggerak

keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta?

Mengajukan pertanyaan sebagai batu loncatan peserta didik yang ada

keterkaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu: Topik yang

selanjutnya akan kita bahas adalah tentang peran serta dampak peran

Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta, maka peserta didik diminta

untuk menganalisa peran seperti apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat

dalam PRRI/Permesta?

Motivasi

Guru akan menyampaikan tujuan serta manfaat yang akan diperoleh peserta

didik dengan melanjutkan mempelajari subtopik Peran Amerika Serikat

dalam gerakan PRRI/Permesta serta Dampak bagi Situasi dan Hubungan

Luar Negeri Indonesia

Peserta didik diharapkan dapat menjelaskan dan mampu menganalisa tentang

materi Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta serta Dampak

bagi Situasi dan Hubungan Luar Negeri Indonesia

Peserta didik nantinya juga diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai positif

yang dapat dipetik dari pembelajaran tentang topik ini dan mampu

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

Pemberian Acuan

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan metode

dan model pembelajaran yang akan dipakai

Pembagian kelompok belajar

Kegiatan Inti (60 menit)

Sintak Model

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk

memusatkan perhatian pada topik materi Peran Amerika

Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta serta Dampak bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

Situasi dan Hubungan Luar Negeri Indonesia dengan cara :

Mengamati

Pemberian contoh materi Peran Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta serta Dampak bagi Situasi dan

Hubungan Luar Negeri Indonesia yaitu dengan

menampilkan foto tertangkapnya pilot berkebangsaan

Amerika Serikat di wilayah Sulawesi untuk dapat diamati

oleh peserta didik

Membaca

Kegiatan literasi ini dilakukan dengan membaca materi dari

buku paket yang dimiliki oleh peserta didik yang

berhubungan dengan Peran Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta serta Dampak bagi Situasi dan

Hubungan Luar Negeri Indonesia

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Setelah melakukan kegiatan literasi, Guru memberikan

kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi

sebanyak mungkin pertanyaan dan semua pertanyaan yang

muncul tersebut ditulis didalam buku kerja yang dimiliki

peserta didik.

Data

collection

(pengumpulan

data)

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik diminta untuk bergabung ke dalam kelompok

belajar masing-masing yang telah dibentuk untuk:

Mendiskusikan

Peserta didik di dalam kelompok secara bersama-sama

membahas mengenai materi Peran Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta serta Dampak bagi Situasi dan

Hubungan Luar Negeri Indonesia

Saling tukar informasi tentang materi :

Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

serta Dampak bagi Situasi dan Hubungan Luar Negeri

Indonesia

Peserta didik di dalam kelompok diminta untuk saling

berbagai pertanyaan yang berhasil diidentifikasi pada

langkah pembelajaran sebelumnya, dengan demikian akan

terkumpul permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan

diskusi di dalam masing-masing kelompok yaitu, 1)

Lahrinya gerakan PRRI/Permesta, 2) Tujuan Keterlibatan

Amerika Serikat, 3) Usaha untuk memperoleh bantuan

persenjataan, 4) Bantuan Amerika Serikat bagi

PRRI/Permesta, 5) Dampak Bagi Situasi Indonesia, 6)

Dampak Bagi Hubungan Luar Negeri Indonesia

Mengumpulkan informasi

Di dalam kelompok, peserta didik kemudian diminta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi atau data

terkait dengan permasalahan pokok yang dibahas oleh

kelompok, peserta didik diharap mampu membuat resume

tentang informasi-informasi yang diperoleh

Data

processing

(pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah

informasi atau data yang berhasil dikumpulkan, masing-masing

menyampaikan pendapat terkait informasi yang diperolehnya

dan secara bersama-sama dielaborasi dalam kelompok masing-

masing

Verification

(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Setelah informasi atau data berhasil terkumpul menjadi satu

kesatuan di dalam kelompok maka selanjutnya peserta didik

diminta untuk mendiskusikan informasi tersebut dengan cara

berpikir kritis terhadap informasi tersebut dengan

memverifikasi data atau informasi tersebut melalui sumber

buku paket ataupun sumber bacaan lain

Dengan langkah ini peserta didik diharapkan akan

mendapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya, kemungkinan

dengan banyak bahan bacaan akan menemui berbagai

pertentangan informasi, maka kemudian peserta didik

diharapkan akan muncul sikap kritis dalam berpikir saat

mendapatkan suatu informasi

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

Menyampaikan hasil diskusi tentang materi berupa

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,

dengan media seperti dalam bentuk mind mapping atau

powerpoint

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Ketika salah satu kelompok telah mempresentasikan hasil

diskusi kelompok maka kelompok yang lain akan

memberekan tanggapan dapat berupa kritik terhadap suatu

informasi ataupun juga dapat berupa pertanyaan

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul

dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

serta Dampak bagi Situasi dan Hubungan Luar Negeri

Indonesia

Menjawab pertanyaan tentang materi yang terdapat pada

buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah

disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru

melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

dengan materi Peran Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta serta Dampak bagi Situasi dan Hubungan

Luar Negeri Indonesia yang akan selesai dipelajari

Kegiatan Penutup (15 menit)

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-

point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi

Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta serta Dampak bagi

Situasi dan Hubungan Luar Negeri Indonesia yang baru dilakukan.

Mengagendakan tugas dalam bentuk karya tulis makalah tentang materi

pokok Peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta untuk masing-

masing kelompok diskusi

I. PENILAIAN

a. Pengetahuan

- Tertulis Uraian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

KISI – KISI SOAL

Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman Hari/Tanggal :

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas / Program : XII

Tahun Pelajaran : 2019-2020

Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara lain: PKI

Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S

No Materi Pokok Indikator Tingkat

Soal

Bentuk Soal No Soal

1 2 3 4 5 6

1

Faktor penggerak peran Amerika

Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta

Siswa dapat menjelaskan kondisi

perpolitikan Indonesia pada masa demokrasi

liberal

C2 Uraian 1

2 Siswa dapat menjelaskan kebangkitan partai

komunis Indonesia pasca peristiwa PKI

Madiun 1948

C2 Uraian 3

3 Siswa dapat menganalisis hubungan yang

pernah terjadi antara Amerika Serikat

dengan kabinet Indonesia

C4 Uraian 2

4 Siswa dapat menganalisis kekhawatiran

Amerika Serikat dengan adanya Konfrensi

Asia-Afrika di Indonesia

C4 Uraian 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

5

Peran Amerika Serikat dalam

gerakan PRRI/Permesta

Siswa dapat menjelaskan tujuan keterlibatan

Amerika Serikat dalam PRRI/Permesta

C3 Uraian 5

6 Siswa dapat menganalisis posisi Singapura

dan Filipina bagi keterlibatan Amerika

Serikat dalam PRRI/Permesta

C4 Uraian 7

7

Siswa dapat menganalisis intervensi SEATO

dan Amerika Serikat terhadap kondisi

Indonesia

C4 Uraian 6

8 Siswa dapat menganalisis penggunaan

bantuan senjata dari Amerika Serikat oleh

gerakan PRRI/Permesta

C4 Uraian 8

9

Dampak peran Amerika Serikat

dalam gerakan PRRI/Permesta

bagi situasi Indonesia dan

hubungan luar negeri Indonesia

Siswa dapat menganalisis dampak peran

Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta bagi situasi Indonesia

C4 Uraian 9

10 Siswa Dapat menganalisis dampak peran

Amerika Serikat dalam gerakan

PRRI/Permesta bagi hubungan luar negeri

Indonesia

C4 Uraian 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM GERAKAN PRRI/PERMESTA …repository.usd.ac.id/36979/2/151314015_full.pdf · v Motto “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera”

Uji Kompetensi

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Hari/ Tanggal 7 Oktober 2019

Waktu 120 Menit

Bentuk Soal : Uraian

SOAL

1. Jelaskan kondisi perpolitikan Indonesia pada masa demokrasi liberal!

2. Analisislah hubungan yang pernah terjadi antara Amerika Serikat dengan

kabinet Indonesia!

3. Jelaskan kebangkitan partai komunis Indonesia pasca peristiwa PKI Madiun

1948!

4. Analisislah kekhawatiran Amerika Serikat dengan adanya Konfrensi Asia-

Afrika di Indonesia!

5. Jelaskan tujuan keterlibatan Amerika Serikat dalam PRRI/Permesta!

6. Analisislah intervensi SEATO dan Amerika Serikat terhadap kondisi

Indonesia!

7. Analisislah posisi Singapura dan Filipina bagi keterlibatan Amerika Serikat

dalam PRRI/Permesta!

8. Analisislah penggunaan bantuan senjata dari Amerika Serikat oleh gerakan

PRRI/Permesta!

9. Analisislah dampak peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

bagi situasi Indonesia!

10. Analisislah dampak peran Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta

bagi hubungan luar negeri Indonesia!

b. Keterampilan

- Penilaian Makalah

Instrumen Penilain

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Kesesuaian materi makalah

2 Struktur makalah

3 Keruntutan pembahasan masalah

4 Penggunaan tata bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI