PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf ·...

30
PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS HISTORIS ( 1966 – 1970 ) RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Bayu Saptono 09406244017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

Transcript of PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf ·...

Page 1: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS HISTORIS ( 1966 – 1970 )

RINGKASAN SKRIPSI

Oleh: Bayu Saptono 09406244017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

Page 2: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS HISTORIS ( 1966 – 1970 )

Oleh:

Bayu Saptono dan Terry Irenewaty M,Hum

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) Mengetahui alasan mengapa AKRI beralih menjadi POLRI pada masa Orde Baru. (2) Mengetahui proses Peralihan dari AKRI menjadi POLRI pada masa Orde Baru. (3) Mengetahui bagaimana peranan POLRI pada masa awal Orde Baru. (4) Mengetahui dampak Peralihan dari AKRI menjadi POLRI pada masa Orde Baru.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis yang terdiri atas lima tahapan yaitu: penetuan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. (1) Pemilihan topik merupakan langkah awal dalam penulisan sejarah dengan pertimbangan waktu, kedekatan emosional dan intelektual. (2) Heuristik atau pengumpulan sumber merupakan suatu kegiatan untuk mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data. (3) Verifikasi/kritik sumber merupakan usaha untuk menyaring dan memilih sumber yang telah dikumpulkanguna mendapatkan fakta-fakta sejarah. (4) Interpretasi merupakan proses untuk menafsirkan fakta-fakta sejarah melalui proses menguraikan data dan menyatukannya sehingga akan diperoleh fakta. (5) Penulisan merupakan paparan atau penyajian dari penelitian sejarah.

Hasil dari penelitian ini menyajikan tentang (1) Kepolisian RI mempunyai sejarah yang sangat panjang sejak zaman penjajahan Belanda. Lembaga Kepolisian RI lahir pada tanggal 1 Juli 1946, dan bertanggungjawab kepada Perdana Menteri. (2) Tanggal 27 Juni 1969 sebutan AKRI sejenis angkatan perang, kini berubah menjadi POLRI, dengan demikian perubahan tersebut juga mempengaruhi struktur organisasi, tugas dan kewajibannya yaitu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat umum. Hal ini sesuai dengan UU Pokok Polisi No. 13 tahun 1961. (3) Peran POLRI sebagai bagian dari ABRI pada masa Orde Baru adalah menjaga keamanan di dalam negeri. (4) Kesejahteraan polisi sebelum atau sesudah peralihan ke POLRI tetap masih sangat minim. Kata kunci: Analisis, Peralihan, Polisi Negara Republik Indonesia 1966 – 1970. I. Pendahuluan

Orde Baru adalah tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan

Negara Republik Indonesia yang diletakkan kepada kemurnian pelaksanaan

Pancasila dan UUD 1945. Orde Baru merupakan suatu reaksi dan koreksi

prinsipil terhadap praktik-praktik penyelewengan yang telah terjadi pada

Page 3: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

masa lampau, yang lazim disebut zaman Orde Lama. Pengertian Orde Baru

yang terpenting adalah suatu Orde yang mempunyai sikap dan tekad mental

dan itikad baik yang mendalam untuk mengabdi kepada rakyat, mengabdi

kepada kepentingan nasional yang dilandasi falsafah Pancasila dan yang

menjunjung tinggi azas dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pemerintahan Orde Baru dimulai sejak tahun 1966 – 1998, dengan

adanya Surat Perintah Sebelas Maret, yang kemudian disalahartikan sebagai

surat pemindahan kekuasaan. Antara pemerintahan Orde Baru dengan Orde

Lama tidak jauh berbeda sama-sama menggunakan sistem “Political and

Role Sharing dan Partnership (hubungan kemitraan) antara sipil dan

militer”. Bidang pertahanan dalam negeri yaitu Lembaga Kepolisian Negara

Republik Indonesia mempunyai sejarah yang panjang dan telah ada sejak

masa Hindia Belanda, meskipun terdapat perbedaan antara polisi zaman

Belanda dengan polisi zaman Jepang. Zaman Hindia Belanda pangkat hood

agent (bintara), inspekteur van politie, dan commisaris van politie umumnya

diperuntukan bagi bangsa Belanda. Zaman Jepang jabatan dan pangkat

perwira (setingkat Inspecteur dan Commesaris) banyak yang diserahkan

kepada bangsa Indonesia, meskipun setiap kantor polisi dikepalai oleh

seorang pejabat bangsa Indonesia, tetapi selalu didampingi oleh pejabat

Jepang.

Pada tanggal 1 Juli 1946, pemerintah mengeluarkan keputusan yang

menetapkan Kepolisian Negara menjadi Jawatan Kepolisian Negara

dibawah Perdana Menteri, yang pada tahun 1948, status itu untuk sementara

di bawah Presiden dan Wakil presiden. Pada tahun 1950, Presiden Republik

Indonesia Serikat (RIS) memberi keputusan Nomor 22, tentang Jawatan

Kepolisian di bawah Perdana Menteri dengan perantara Jaksa Agung dalam

kebijakan politik kepolisian, sedangkan dalam masalah administrasi dan

organisasi di bawah Menteri Dalam Negeri.

Pada tahun 1959, dibentuk Kementrian Kepolisian, namun dalam

ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/1960 pasal 45

c antara lain dinyatakan bahwa Polisi Negara masuk dalam Angkatan

Page 4: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Selanjutnya dalam Keputusan

Presiden Nomor 290 Tahun 1964, dinyatakan bahwa Kepolisian Negara RI

sebagai unsur ABRI dan merupakan bagian organik dari Departemen

Pertahanan Keamanan ( HANKAM ). Kepolisian pada masa Orde Baru

menurut SK Presiden No. 132/1967 tanggal 24 Agustus 1967, ditetapkan

pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Bidang Pertahanan dan Keamanan

yang menyatakan ABRI merupakan bagian dari organisasi Departemen

HANKAM meliputi Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan

Udara (AU), dan Angkatan Kepolisian (AK) yang masing-masing dipimpin

oleh Panglima Angkatan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dan

kewajibannya kepada Menhankam atau Pangab Jenderal Soeharto.

Selanjutnya hubungan polisi dengan masyarakat pada saat Kepolisian

menjadi Angkatan Kepolisian yang setara dengan AD, AL dan AU. Hal ini

menyebabkan dalam pelaksanaan tugas kepolisian banyak pekerjaan polisi

yang lebih diselesaikan “secara militer” daripada “secara polisi”.

Kedudukan polisi yang demikian merupakan salah satu penyebab mengapa

rakyat kurang dekat dengan polisi. Kerenggangan ini membuat polisi

merasa jauh dari rakyat, begitu pula sebaliknya rakyat juga merasa jauh dari

polisi.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan telaah terhadap pustaka atau literatur

yang menjadi landasan pemikiran dalam panelitian (Jurusan Pendidikan

Sejarah, 2006: 3). Sumber pertama yang dikaji oleh penulis adalah buku

karangan. Djoko Prakoso berjudul Polri Sebagai Penyidik dalam

Penegakan Hukum diterbitkan oleh Bina Aksara di Jakarta pada tahun

1987. ANRI judul Arsip Kepolisian Negara RI 1947-1949. “Beberapa

catatan mengenai posisi Kepolisian di Indonesia”. Memet Tanumidjaja

berjudul Sejarah Perkembangan Angkatan Kepolisian oleh Pusat

Sejarah ABRI di Jakarta tahun 1971. Markus Gunawan, Endang

Kesuma Astuty yang berjudul Buku Pintar Calon Anggota dan Anggota

Page 5: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

POLRI diterbitkan oleh Visi Media di Jakarta pada tahun 2009.

Soeparno berjudul Sejarah Perkembangan Kepolisian dari Zaman

Klasik– Modern oleh Pusat Sejarah ABRI di Jakarta tahun 1871. Erma

Yulihastin berjudul Bekerja sebagai Polisi di terbitkan oleh Erlangga di

Jakarta, tahun 2008.

Literatur yang digunakan berikutnya adalah menggunakan literatur

dari buku karangan. Karya Awaloedin Djamin judul buku Sejarah

Perkembangan Kepolisian di Indonesia Dari Zaman Kuno Sampai

Sekarang, diterbitkan oleh Yayasan Brata Bhakti POLRI tahun 2006 di

Jakarta. Dadi Rohaedi tentang Makalah: Naskah Buku Sejarah POLRI

diterbitkan di Museum POLRI di Jakarta diakses tanggal 11 April 2013.

Karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi dan Masyarakat Indonesia

dalam jurnal Citra Polisi diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia di

Jakarta pada tahun 1988. Erma Yulihastin berjudul Bekerja sebagai

Polisi di terbitkan oleh Erlangga di Jakarta, tahun 2008. Marieke

Bloembergen judul Polisi Zaman Hindia Belanda, dari Ketakutan dan

Kepedulian oleh Kompas di Jakarta. Koesnodiprojo judul Himpunan

UU, Peraturan – Peraturan, Penetapan – Penetapan Pemerintah RI

1945-1949 oleh SK Seno di Jakarta tahun 1951. Harsja W. Bachtiar

judul Ilmu Kepolisian Suatu Cabang Ilmu Pengetahuan yang Baru oleh

PTIK dan Grasindo di Jakarta tahun 1994. Karjadi M berjudul Polisi

(Status – Tugas Kewajiban – Wewenang) diterbitkan oleh Politeia di

Bogor tahun 1976. Harief Harahap yang berjudul Himpunan Peraturan

– Peraturan dan Perundang – Undangan Republik Indonesia

diterbitkan oleh Pradnya Paramita di Jakarta pada tahun 1973. D,N

Aidit judul PKI dan Polisi oleh Yayasan Pembaharuan di Jakarta tahun

1963. Djoko Prakoso judul Polri Sebagai Penyidik dalam Penegakan

Hukum oleh Bina Aksara di Jakarta tahun 1987.

Kemudian pada pembahasan selanjutnya mengenai dampak yang

timbul setelah adanya peralihan dari Angkatan Kepolisian menjadi

POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi

Page 6: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

dan Masyarakat Indonesia dalam jurnal Citra Polisi diterbitkan oleh

Yayasan Obor Indonesia di Jakarta pada tahun 1988. Zainal Abidin

judul artikel Dinamika Peran Polisi dalam Masyarakat dalam buku

Polisi, Masyarakat dan Negara diterbitkan oleh Bigraf Pubilshing di

Yogyakara pada tahun 1995. Thomas Hutasoit berjudul Menjadi Polisi

yang Dipercaya Masyarakat: Tahapan Perjalanan Reformasi Polisi

oleh Mabes POLRI di Jakarta tahun 2004. Momo Kelana berjudul

Hukum Kepolisian oleh PTIK di Jakarta tahun 1981.

B. Historiografi yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan kajian-kajian historis yang

mendahului penelitian dengan tema atau topik yang hampir sama.Hal

ini berfungsi sebagai pembeda penelitian, sekaligus sebagai bentuk

penunjukan orisinilitas tiap-tiap peneliti. Tujuan dengan adanya

historiografi yang relevan supaya penulis terhindar dari perbuatan

plagiatisme dan untuk menjelaskan perbedaan penelitian yang ditulis

oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut berupa

skripsi yang disusun

Skripsi karya Wildan Fathuroji yang berjudul Kedudukan dan

Fungsi Polisi Militer Angkatan Darat dalam Penyelesaian Tindak

Pidana Anggota TNI Angkatan Darat Tentang Hukum Kedisiplinan,

Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri, Bandung

tahun 2012. Skripsi ini membahas tentang pentingnya kedisiplinan dari

setiap Anggota TNI AD baik waktu maupun dalam berperilaku. Skripsi

ini juga menjelaskan tentang tugas dan fungsi Polisi Militier sebagai

penegak hukum dengan cara militer untuk semua anggota TNI

khususnya AD yang terbukti melakukan pelanggaran-pelanggaran kode

etik. Perbedaan dengan penelitian diatas, bahwa tugas POLRI adalah

sebagai penegak hukum, menjaga ketertiban dan keamanan, serta

melayani dan mangayomi dikalangan masyarakat umum, hal ini terjadi

setelah mengalami peralihan dari Angkatan Kepolisian sejenis angkatan

perang ke POLRI.

Page 7: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Skripsi karya Ferli Permatasari yang berjudul Korps Kepolisian

Republik Indonesia di Yogyakarta ( 1946-1949 ), Program Studi

Sejarah, Universitas Andalas, Padang tahun 2006. Skripsi ini membahas

kedudukan, tugas Korps Kepolisian yang bertugas di Yogyakarta,

bersama-sama dengan tentara dalam rangka menghadapi serangan dari

pihak Belanda, baik Agresi Militer Belanda I dan II sekitar tahun 1946-

1949, yang selanjutnya menjadi polisi istimewa, penelitian tersebut

menekan pada masa refolusi fisik. Perbedaan dengan penelitian di atas

yaitu bahwa penelitian ini membahas tentang polisi pada masa Orde

Baru, serta peralihan dari Angkatan Kepolisian ke polisi yang kembali

bertugas ditengah-tengah masyarakat dan bukan sebagai polisi

istimewa.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis menurut

teori Kuntowijoyo. Penelitian sejarah mempunyai lima tahap,

yaitu: (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) verifikasi

(kritik sejarah, keabsahan sumber), (4) interpretasi: analisis dan

sintesis, dan (5) penulisan (Kuntowijoyo, 1995: 90).

a. Pemilihan Topik

Pemilihan topik merupakan langkah awal dalam penelitian

untuk menentukan permasalahan yang hendak dikaji. Dalam

sebuah penelitian topik harus di pilih berdasarkan kedekatan

intelektual dan kedekatan emosional. Hal ini diperlukan agar

dapat mendalami permasalahan yang sedang dikaji oleh

penulis “ Peralihan dari AKRI ke POLRI : Sebuah Analisis

Historis ( 1966 – 1970 ) ”.

b. Heuristik

Istilah heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu heurisken

yang berarti menemukan. Pada penulisan sejarah, heuristik

berarti usaha untuk mencari dan mengumpulkan sumber-

Page 8: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

sumber sejarah baik sumber benda, sumber tertulis maupun

sumber lisan. Sumber sejarah ialah bahan-bahan yang dapat

dipakai mengumpulkan informasi subyek (Hugiono dan P.K.

Poewantana, 1992: 30).

Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi dengan

mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indera yang lain,

atau alat mekanis seperti Diktafon ( yakni orang atau alat yang

hadir pada peristiwa yang diceritakan atau saksi pandangan

mata ). Sumber primer dari penulisan ini berupa buku karya:

Awaloedin Djamin. (2006). Sejarah Perkembangan Kepolisian di Indonesia Dari Zaman Kuno Sampai Sekarang. Jakarta: Yayasan Brata Bhakti POLRI.

Harsja W. Bachtiar. (1994). Ilmu Kepolisian Suatu Cabang

Ilmu Pengetahuan yang Baru. Jakarta: PTIK dan Grasindo.

Memet Tanumidjaja. (1971). Sejarah Perkembangan Angkatan

Kepolisian. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI. Soeparno. (1871). Sejarah Perkembangan Kepolisian dari

Zaman Klasik– Modern. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI. Soeparno Soeria Atmadja. (1983).“ Suatu Tinjauan Tentang

Asal Mula Perkembangan Kepolisian dalam Masyarakat ”. Jakarta: PTIK

Sumber sekunder yang digunakan oleh penulis berupa

buku-buku yang berhubungan dengan skripsi ini, antara lain :

Aidit, D,N. (1963). PKI dan Polisi. Jakarta: Yayasan Pembaharuan.

Ambar Wulan G. (2009). Polisi dan Politik: Intelejen

Kepolisian pada Masa Revolusi Tahun 1945-1949. Jakarta: Rajawali Press.

Awaloedin Djamin. (1995). “Struktur Kelembagaan dan

Professionalisme Polisi”. dalam Banurusman (Ed). Polisi, Masyarakat dan Negara. Yogyakarta: Bigraf Pubilshing.

Page 9: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Dadi Rohaedi. (2013). “ Kepolisian Negara RI 1945 –

Sekarang ”. Makalah, Diskusi tentang sejarah lahirnya Lembaga Kepolisian. Jakarta: Museum POLRI.

____________. (2013). “ Makna dan Hakekat Hari

Bhayangkara ”. Makalah, Diskusi tentang sejarah lahirnya Lembaga Kepolisian. Jakarta: Museum POLRI.

____________. (2013). “ Naskah Buku Sejarah POLRI ”.

Makalah, Diskusi tentang sejarah lahirnya Lembaga Kepolisian. Jakarta: Museum POLRI.

Djoko Prakoso. (1987). Polri Sebagai Penyidik dalam

Penegakan Hukum. Jakarta: Bina Aksara. Erma Yulihastin. (2008). Bekerja sebagai Polisi. Jakarta:

Erlangga. Hutasoit Thomas. (2004). Menjadi Polisi yang Dipercaya

Masyarakat: Tahapan Perjalanan Reformasi Polisi. Jakarta: Mabes POLRI.

Karjadi M. (1976). Polisi ( Status – Tugas Kewajiban –

Wewenang ). Bogor: Politeia. Koesparmono Irsan. (1995). “Inovasi Struktur Kelembagaan

dalam Menciptakan Profesionalisme POLRI”. dalam Banurusman (Ed). Polisi, Masyarakat dan Negara. Yogyakarta: Bigraf Pubilshing.

Markas Besar Kepolisian Negara RI. (1970). Almanak

Seperempat Abad Kepolisian RI. Jakarta: Inkopak. Momo Kelana. (1981). Hukum Kepolisian. Jakarta: PTIK. Muhammad Farouk. (2005). Menuju Reformasi POLRI.

Jakarta: PTIK Press. Oudang, M. (1952). Perkembangan Kepolisian di Indonesia.

Jakarta: Markas Besar Kepolisian RI. Satjipto Rahardjo. (1988). “Polisi dan Masyarakat Indonesia”.

Dalam Mochtar Lubis (Ed). Citra Polisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Page 10: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Suwarni. (2010). Reformasi Ke-Polisi-an: Studi atas Budaya

Organisasi dan Pola Komunikasi. Yogyakarta: UII Press.

c. Verifikasi

Kritik sumber merupakan uji keabsahan sumber yang telah

didapat. Verifikasi ada dua macam, yaitu kritik intern dan

kritik ekstern. Kritik sumber bertujuan untuk menghindari

kepalsuan sumber, yang mana sumber yang digunakan

kebanyakan sumber sekunder. Dengan demikian, peneliti

melakukan pemilihan sumber secara cermat dan maksimal

supaya mendekati kebenaran. Langkah selanjutnya yakni

menyaringnya secara kritis agar terjaring fakta yang sesuai

dengan pilihannya (Helius Sjamsuddin, 2007: 131). Kritik

yang telah dilakukan oleh peneliti pada akhirnya akan

menghasilkan fakta-fakta sejarah.

d. Interpretasi

Interpretasi adalah kegiatan menafsirkan fakta-fakta yang

telah diuji kebenarannya, kemudian menganalisa sumber yang

pada akhirnya akan menghasilkan suatu rangkaian peristiwa.

Tahap ini peneliti dituntut untuk mencermati dan

mengungkapkan data-data yang diperoleh. (Kuntowijoyo,

2005: 99). Selanjutnya peneliti menjelaskan keterkaitan antara

fakta-fakta sejarah sehingga memiliki makna dan bersifat logis

tentang hal yang diteliti, tahap ini peneliti merangkum,

menghubungkan, fakta-fakta yang diperoleh menjadi satu

kesatuan. Sejarawan yang jujur akan mencantumkan data dan

keterangan dari mana data itu, sehingga orang lain dapat

melihat sendiri dan menafsirkan kembali.

e. Historiografi

Merupakan penggambaran atau pengisahan kembali suatu

runtutan peristiwa yang telah terjadi berdasarkan data yang

Page 11: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

telah diperoleh dan telah diuji kebenarannya, dalam penulisan

sejarah aspek kronologis sangat penting. Penulisan sejarah

hendaknya dilakukan secara kronologi, sistematis dan

menggunakan bahasa yang baku dan ilmiah. Pada penulisan

ini, peneliti akan mengkaji tentang peralihan dari AKRI ke

POLRI : Sebuah Analisis Historis tahun 1966-1970, dengan

memperhatikan beberapa prinsip urutan peristiwa, urutan

waktu, dan hubungan sebab akibat.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan-pendekatan sebagai

berikut:

a. Pendekatan politis dalam skripsi ini digunakan untuk mengkaji

keadaan politik intern polisi dan struktur kepemimpinan polisi

di bawah naungan ABRI, sebagai Angkatan keempat, serta

kaitannya dengan peralihan dari AKRI ke POLRI, yang berarti

merubah status, tugas, kedudukan dan wewenang lembaga

Kepolisian indonesia.

b. Pendekatan sosiologi digunakan untuk melihat interaksi dalam

suatu masyarakat, organisasi, bangsa dan negara. Selanjutnya

pendekatan ini digunakan untuk mengkaji: 1) bagaimana

interaksi POLRI dengan angkatan yang lain, 2) bagaimana

interaksi POLRI dengan masyarakat, 3) bagaimana hubungan

kerjasama yang baik antara sesama POLRI.

c. Pendekatan hukum digunakan untuk mengkaji undang-undang,

Keputusan Presiden dan keputusan-keputusan pemerintah yang

mengatur struktur organisasi lembaga Kepolisian selain

sebagai penegak hukum polisi juga memelihara keamanan dan

ketertiban dalam negeri sesuai dengan UU No. 13 tahun 1961,

selanjutnya tentang sumber-sumber hukum kepolisian selain

dari undang-undang, seperti kebiasaan praktek Kepolisian, dan

Page 12: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

ilmu pengetahuan yang dilakukan, serta mengatur terjadinya

peralihan dari AKRI ke POLRI.

d. Pendekatan militer digunakan untuk mengkaji struktur

organisasi dalam tubuh polisi yang mempengaruhi peralihan

dari AKRI ke POLRI, peranan polisi dalam menghadapi

beberapa operasi gabungan dengan ABRI guna menghadapi

pemberontakan baik dari dalam maupun dari luar dan untuk

menjalankan tugas polisi selain untuk membantu ABRI, juga

memberi keamanan di dalam lingkungan masyarakat.

II. Peralihan dari AKRI menjadi POLRI pada masa Orde Baru

A. Sejarah Kepolisian Pra Orde Baru

Kepolisian di Indonesia mempunyai sejarah yang sangat panjang,

yaitu sejak jaman pendudukan Hindia Belanda maupun masa

pendudukan Jepang. Kepolisian zaman Hindia Belanda mengalami

beberapa reorganisasi. Pada tahun 1912, dibentuk Polisi bersenjata

(Gewapende Politie) yang bersifat militer, bertugas sebagai pasukan

cadangan khusus untuk memadamkan huru-hara. Pasukan Polisi

Bersenjata ditempatkan di bawah Departemen Dalam Negeri. Pada

tahun 1920, Polisi bersenjata dibubarkan dan diganti oleh Polisi

Lapangan (Veld Politie) hal tersebut disebabkan para anggotanya tidak

terdidik secara khusus dalam melakukan penyelidikan sehingga tidak

cakap melakukan tugasnya, kurang berhasil dalam mengamankan

daerah-daerah luar kota.

Perbedaan polisi bangsa Belanda dengan polisi pribumi ialah

polisi pribumi tidak diperkenankan menjabat hood agent (bintara),

inspekteur van politie, dan commisaris van politie. Jabatan polisi

pribumi hanya sebatas mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi.

Lembaga kepolisian pada masa Hindia Belanda menpunyai bermacam-

macam bentuk seperti: veld politie (polisi lapangan), standspolitie

(polisi kota), bestuurspolitie (polisi pamong praja), gewapende politie

Page 13: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

(polisi bersenjata) dan cultuur politie (polisi pertanian) (Awaloedin

Djamin, 1995: 25).

Kepolisian pada zaman Pemerintahan Jepang (1942-1945)

melakukan reorganisasi secara regional oleh Imamura Hitosi. Masing-

masing kepolisian mempunyai kedudukan yang sesuai dengan

kebijakan Pemerintah militer Jepang. Jabatan dan pangkat perwira

(setingkat Inspecteur dan Commesaris) banyak yang diserahkan kepada

bangsa Indonesia hal ini dikarenakan kekurangan tenaga yang tersedia.

Kepolisian di zaman Jepang juga mempunyai departemen sendiri yaitu

Keimubu (Departemen Kepolisian). Tiap-tiap kantor polisi di daerah

meskipun dikepalai oleh seorang pejabat kepolisian bangsa Indonesia,

tapi selalu didampingi oleh pejabat Jepang (sidookaan) yang dalam

praktek lebih berkuasa dari kepala polisi (G. Ambar Wulan, 2009: 80).

Kepolisian Negara RI pada awal kemerdekaan mempunyai

kesamaan dengan Lembaga Kepolisian zaman Hindia Belanda yaitu

bersifat sentralisasi (Koesnodiprojo, 1951: 49). Bukti bahwa Kepolisian

Indonesia mempunyai kesamaan dengan Kepolisian zaman Belanda,

yaitu adanya kesamaan aturan-aturan dalam pelaksanaan tugas-tugas

Kepolisian seperti (a) Staatsblad 1918 No. 125 (Lembaga Hukum

Peraturan Kepolisian), (b) Staatsblad 1918 No. 126 (Lembaga Hukum

Kepolisian melacak kasus pidana), (c) Staatsblad 1941 No. 44 (HIR =

Herziene Inlandch Reglement) (Soeparno, 1871: 61).

Baru pada tanggal 1 Juli 1946 diadakan reorganisasi Kepolisian

yang tertuang dalam Penetapan Pemerintah No II/SD/1946, merupakan

suatu momentum pembentukan Kepolisian Nasional.Tanggal 1 Juli

1946 disebut sebagai hari lahirnya Kepolisian Nasional Indonesia, atau

sering disebut sebagai Hari Bhayangkara.

Pada tanggal 1 Agustus 1947, menurut Penetapan Dewan

Pertahanan Negara No 112, Kepolisian Negara mempunyai kedudukan

sebagai tentara yaitu selain bekerja sebagai penjaga keamanan dan

ketertiban di lingkungan masyarakat, namun demikian polisi juga ikut

Page 14: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

berperang bersama kekuatan bersenjata seperti AD, AL dan AU untuk

mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang baru saja

diraih, dibawah Kementrian Pertahanan.

Pada tanggal 19 Agustus 1945, dibentuklah BKN (Badan

Kepolisian Nasional). Kemudian pada tanggal 29 September 1945,

Presiden Republik Indonesia Soekarno melantik Kepala Polisi (Kapolri)

pusat yang pertama yaitu Jenderal Polisi RS Soekanto. Pada waktu

menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS), maka pada tanggal 19

Januari 1950, Dienst der Algemeene Politie In Nederlandsc – Indieh

(Dinas Polisi umum di Hindia Belanda) di ambil alih oleh pejabat

pemerintahan RI dan dijadikan jawatan Kepolisian (RIS) dan R.S.

Sukanto diangkat sebagai Kepala Jawatan Kepolisian Negara RIS dan

R. Sumanto diangkat sebagai Kepala Kepolisian Negara RI

berkedudukan di Yogyakarta (Harja W. Bachtiar, 1994: 50).

Surat Perintah 11 Maret 1966 dianggap sebagai tonggak

permulaan Orde Baru. Selanjutnya karena pengalaman yang pahit dari

peristiwa G30S/PKI yang mencerminkan tidak adanya integrasi antar

unsur-unsur ABRI, maka untuk meningkatkan integrasi ABRI, tahun

1967 dengan SK Presiden No. 132/1967 tanggal 24 Agustus 1967

ditetapkan Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Bidang Pertahanan

dan Keamanan yang menyatakan ABRI merupakan bagian dari

organisasi Departemen HANKAM meliputi AD, AL, AU , dan AK

yang masing-masing dipimpin oleh Panglima Angkatan dan

bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada

MENHANKAM/PANGAB (M , Oudang, 1952: 45).

B. Latar Belakang Angkatan Kepolisian Beralih menjadi POLRI

Pada masa pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto

melakukan perubahan dengan meletakkan lembaga-lembaga tinggi

Negara menurut Undang-Undang Dasar 1945 dan mengabdi kepada

kepentingan nasional yang dilandasi falsafah Pancasila. Perubahan

selanjutnya yang dilakukan Presiden Soeharto, yaitu perubahan pada

Page 15: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

lembaga Kepolisian, dengan melakukan peralihan nama, kedudukan

dan tanggungjawab Angkatan Kepolisian menjadi POLRI.

Pada tanggal 1 Juli 1968, dalam peringatan hari Bhayangkara,

Presiden Soeharto menekankan agar polisi kembali pada fungsinya

sebagai lembaga Kepolisian seutuhnya. Peralihan ini terjadi

berdasarkan pada ketentuan pokok Kepolisian dalam Undang-undang

No. 13 tahun 1961, pasal 1 dan 2, (Koesparmono Irsan, 1995: 14).

Penyebab terjadinya peralihan berikutnya adalah adanya Keputusan

Presiden No. 52 tahun 1969, yang menyebutkan bahwa nama AKRI

diubah menjadi POLRI,

Keppres No. 79 tahun 1969, tanggal 5 Oktober 1969, merupakan

penyempurnaan dari Keppres No. 132/1967, merupakan penegasan

lebih lanjut tentang tugas dan tanggung jawab POLRI. Keppres No.

132/1967 tidak mengandung penegasan tugas pokok dan fungsi POLRI

sebagai Penegak Hukum dan penanggung jawab kamtibmas (Dadi

Rohaedi, 2013: 14).

C. Proses Peralihan dari AKRI Menjadi POLRI masa Orde Baru

Kita ketahui bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia lahir

pada tanggal 1 Juli 1946, atau sering disebut hari Bhayangkara. Pada

awalnya lembaga Kepolisian berada di bawah kendali Departemen

Dalam Negeri, namun karena kewenangan Kepolisian yang sangat luas

ini menjadi sangat terbatas serta mendapat kendala struktural dan

operasionalnya. Lembaga Kepolisian akhirnya bertanggungjawab

langsung di bawah Perdana Menteri yang sederajat dengan Kejaksaan

dan Kehakiman Republik Indonesia (Awaloedin Djamin, 2006: 129).

Perjalanan sejarah perkembangan lembaga Kepolisian mengalami

beberapa perubahan-perubahan status dan struktur organisasinya antara

lain sebagai berikut. Pada tahun 1947 dan 1948, saat itu Indonesia

menghadapi situasi perang, lembaga Kepolisian saat itu selain bertugas

sebagai penjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat,

polisi juga masih ikut berperang bersama kekuatan bersenjata seperti

Page 16: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

AD, AL dan AU untuk mempertahankan kemerdekaan Republik

Indonesia yang baru saja diraih.

Menurut Penetapan Dewan Pertahanan Negara No 112

memerintahkan satuan Kepolisian Negara untuk dimiliterisasi, maka

Kepolisian Negara mempunyai kedudukan sebagai tentara dan

Kesatuan polisi diperintahkan kembali untuk menjalankan pekerjaan

Tentara atas perintah Komado Tentara. Pangkat anggota Kepolisian

Negara pun kemudian disesuaikan dengan pangkat ketentaraan.

Setelah diadakan perundingan antara delegasi RI dengan delegasi

Belanda dan ditandatanganinya Konferensi Meja Bundar ( KMB ) pada

tanggal 2 Nopember 1949, di Den Haag mengharuskan Belanda harus

keluar dari wilayah Indonesia dan Indonesia menjadi negara federal

dengan nama Republik Indonesia Serikat ( RIS ) pada tahun 1950.

Keppres RIS No. 22 tahun 1950 dinyatakan bahwa Jawatan Kepolisian

RIS dalam kebijaksanaan politik polisional berada di bawah perdana

menteri dengan perantaraan jaksa agung, sedangkan dalam hal

administrasi pembinaan, dipertanggungjawabkan pada Menteri Dalam

Negeri.

Sebelum dibentuk Negara Kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus

1950, pada tanggal 7 Juni 1950, dengan Tap Presiden RIS No. 150,

organisasi – organisasi Kepolisian negara-negara bagian disatukan

dalam Jawatan Kepolisian Indonesia. Baru pada tanggal 17 Agustus

1950 seluruh negara bagian dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi

Negara kesatuan, Polisi Negara Republik Indonesia juga dilebur

menjadi satu kesatuan dan berpusat di Jakarta. Pada tanggal 9 Januari

1952, Kepala Kepolisian mengeluarkan surat perintah yang kemudian

menjadi dasar pembentukan satuan-satuan khusus seperti: polisi

Perairan, polisi udara dan lalulintas. Setiap daerah, satuan khusus ini

diletakkan di dalam bagian organisasi polisi (Erma Yulihastin, 2008:

11).

Page 17: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Tahun 1954 dibentuk Panitia Negara Perancang UU Kepolisian

Negara, berdasarkan KepPres Nomor : 297/1954. Walaupun POLRI

adalah bagian dari ABRI, namun tugas pokok dan fungsinya berbeda

dengan Angkatan Perang. Semenjak tanggal 1 Juli 1955, Kepala Negara

meresmikan “ Tri Brata dan Catur Prasetya ” sebagai pedoman hidup

dan pedoman karya Kepolisian Republik Indonesia dan oleh sebab itu

menjadi kode etik profesi Kepolisian Indonesia. Adapun bunyi “ Tri

Brata ” adalah sebagai berikut.

1. Rastra Swakottama (abdi utama nusa dan bangsa).

2. Negara Yanottama (warga negara utama negara).

3. Yana Anucasaradharma (wajib menjaga ketertiban pribadi rakyat)

(Awaloedin Djamin, 2006: 27).

Selanjutnya Catur Prasetya adalah empat janji yang berbunyi

sebagai berikut.

1. Setyakaprabu, berarti setia pada Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

2. Hanieken musuh, berarti meniadakan musuh-musuh negara baik

dari luar maupun dari dalam negeri.

3. Tansatrisna, berarti tidak boleh terikat sesuatu atau trisna, hanya

lebih mendahulukan kepentingan masyarakat, Bangsa dan Negara.

4. Ginung pratidina, berarti setiap saat selalu mengagung-agungkan

negara, sehingga negara semakin Tata-Tentrem-Raharja dan

semakin jaya (R. Abdussalam, 2009: 51).

Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan setelah kegagalan Konstituante,

Indonesia kembali ke UUD 1945. Jabatan Perdana Menteri Ir. Djuanda

diganti dengan sebutan Menteri Pertama, maka RS Seokanto

memperoleh kedudukan sebagai Menteri Muda Kepolisian RI.

Kedudukan POLRI masih tetap di bawah Menteri Pertama sampai

keluarnya Keputusan Presiden No. 153/1959, di mana Kepala

Kepolisian Negara diberi kedudukan Menteri Negara. Menurut

Page 18: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Keputusan Presiden No 154/1959 tanggal 10 Juli 1959, berisi tentang

Kepolisian Negara dimasukkan dalam Bidang Keamanan/Pertahanan

yang dikepalai oleh Menteri Muda Kepolisian/KKN Said Soekamto

Tjokrodiatmojo. Tanggal 26 Agustus 1959, menurut surat edaran

Menteri Pertama (Menpama) No.1/MP/RI/1959, berisi tentang

pergantian nama dari nama Kementrian diganti dengan Departemen,

sehingga Djawatan Kepolisian Negara diganti menjadi Departemen

Kepolisian Menteri/ KKN.

Pada tahun 1960 terjadi perubahan pada status Kepolisian

menjadi angkatan bersenjata menuru Ketetapan MPRS

No.11/MPRS/1960, berisi tentang dimasukkannya Departemen

Kepolisian ke dalam Bidang Keamanan Nasional, bersama dengan AD,

AL dan AU. Maka dibentuklah Undang-undang Kepolisian yaitu

Undang-Undang No.13 tahun 1961, yang berisi tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Kepolisian Negara RI.

Menurut Keppres No. 94/1962, pada tanggal 11 November 1962,

Kepolisian Negara diubah menjadi AKRI dengan disertai perubahan

susunan dan pola organisasinya serta dalam Keputusan Pressiden RI

No. 134/ 1962 (Memet Tanumidjaja, 1971: 121–122). Selajutnya dalam

keputusan Presiden No. 290/1964, yaitu pada tanggal 12 November

1964, AKRI berintegrasi penuh dengan ABRI, dan Kepalanya disebut

Panglima Angkatan Kepolisian ( PANGAK ), keputusan ini tertera

dalam Keputusan Presiden No. 290 tahun 1964, pasal 3 (Soeparno,

1871: 380).

Selanjutnya menurut Keputusan Presiden No. 132 tahun 1967,

tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Bidang Pertahanan

Keamanan, memutuskan pokok-pokok organisasi dan prosedur bidang

HANKAM. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai bagian

dari Departemen HANKAM terdiri dari Angkatan Darat (AD),

Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), Angkatan Kepolisian

(AK). Masing-masing Angkatan dipimpin oleh Panglima Angkatan

Page 19: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Tanggal 27 Juni 1969, menurut Keputusan Presiden No. 52 tahun

1969, tentang sebutan, kedudukan organik dan tanggung jawab

Kepolisian Negara sebagai unsur Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia dalam Departemen Pertahanan Keamanan, memutuskan,

mencabut Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 290 tahun 1964,

dengan kata lain sebutan AKRI ( Angkatan Kepolisian Republik

Indonesia ) yang sejenis dengan AD, AL, dan AU yang masih sifat

militer, diubah menjadi POLRI ( Polisi Republik Indonesia ).Hal ini

juga di jelaskan di dalam KePres RI No. 52 Tahun 1969, dalam pasal 1

ayat ( 1 dan 2 ), pasal 3 dan pasal 5 (Soeparno, 1871: 380).

III. Peranan Angkatan Kepolisian pada Masa Awal Orde Baru

A. Tugas Lembaga Kepolisian masa Orde Baru

Sebelum kita ketahui tugas sebagai seorang polisi , terlebih

dahulu kita mengartikan istilah “ tugas dan fungsi ” yang saling

berkaitan. Menurut kamus Poerwodarminta, tugas berarti suatu

kewajiban, sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk

dilakukan, seluruh (perintah) untuk melakukan sesuatu (W.J.S.

Poerwadarminta, 1983: 1094).

Pengertian polisi di atas, dapat kita ketahui bahwa tugas dari

suatu Lembaga Kepolisian adalah bagian dari pada tugas negara,

perundang-undangan dan pelaksanaan untuk menjamin tata tertib,

ketentraman dan keamanan, menegakkan negara, menanamkan

pengertian ketaatan dan kepatuhan. Terdapat 3 tugas utama polisi yaitu

1) Menjaga keamanan dan ketertiban umum. 2) Menegakkan hukum. 3)

Memberi pelayanan, perlindungan dan pengayoman.

Tugas-tugas Polisi sendiri diatur dalam beberapa peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia sebagai berikut:

1. Dalam Undang-Undang No. 13 tahun 1961, tentang ketentuan

pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52 tahun 1969, dalam

Pasal 4.

Page 20: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

3. Keppres No. 79 tahun 1969, tanggal 5 Oktober 1969, merupakan

penyempurnaan dari Keppres No. 132/1967, merupakan penegasan

lebih lanjut tentang tugas dan tanggung jawab POLRI.

Lembaga Kepolisian pada masa Orde Baru bersama-sama dengan

ABRI bertugas untuk menghadapi pemberontakan G 30 S PKI ( 1965 ).

B. Kewajiban dan Wewenang Lembaga Kepolisian

Guna melaksanakan tugas membina keamanan dan ketertiban,

polisi mempunyai kewajiban dan kewenangan. Kewajiban polisi adalah

segala usaha dalam melaksanakan pekerjaan dan kegiatan untuk

membina keamanan dan ketertiban masyarakat umum, sedangkan

wewenang seorang polisi berarti petugas tersebut mempunyai

kekuasaan bertindak atau pemberian keabsahan untuk melakukan suatu

tindakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan. Kewajiban dan wewenang polisi juga di atur

dalam UU No. 13 tahun 1961, pada BAB III dalam Pasal 13.

Adapun sumber-sumber hukum formal yang mendukung

kewajiban serta wewenang polisi seperti:

a. Undang-undang

Hukum Kepolisian sebagian besar terdiri dari peraturan

perundang-undangan yang beraneka ragam dan banyak sekali

jumlahnya. Maksud dari undang-undang ialah baik undang-undang

dalam arti formal yaitu tiap keputusan pemerintah yang merupakan

undang-undang karena cara terjadinya, maupun undang-undang dalam

arti meteriil yang tiap-tiap keputusan pemerintah yang merupakan

undang-undang karena isinya.

b. Kebiasaan praktek Kepolisian

Perkembangan manusia dalam hubungannya ternyata tidak semua

kebutuhan dari interaksi masyarakat dapat ditampung dalam undang-

undang. Agar hubungan tersebut dapat diatur maka praktek Kepolisian

dalam melaksanakan kewajibannya dapat dijadikan sumber hukum

Kepolisian.

Page 21: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

c. Traktat

Traktat ialah perjanjian atau persetujuan oleh dua Negara atau

lebih. Dalam perkembangan hubungan internasional, sekarang sudah

sampai kepada tingkat pemberantasan kejahatan sehingga memerlukan

adanya traktat untuk tujuan tersebut.

d. Yurisprudensi

Menurut pasal 14 ayat 1 undang-undang No. 14 tahun 1970,

tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman

menyatakan bahwa “Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa

dan mengadili suatu perkara yang diajukan kepadanya dengan dalih

bahwa hukum tidak atau kurang jelas, melainkan wajib untuk

memeriksa dan mengadilinya”, dapat dijadikan yurisprudensi.

e. Ilmu pengetahuan

Perumusan-perumusan yang tidak ada dalam undang-undang,

maka para sarjana dapat mencarinya dalam ilmu pengetahuan. Pendapat

para ahli hukum dan ahli Kepolisian mendasari pula dalam praktek

ketiadaan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang

memberi wewenang untuk melakukan tindakan (Djoko Prakoso, 1987:

155-156).

Selain didukung oleh hukum-hukum formal, dalam penggunaan

dan menjalankan wewenangnya, maka polisi harus berdasarkan pada

beberapa azas. Azas-azas yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Azas Legalitas

Legalitas atau Legal berarti sah menurut undang-undang. Azas ini

ialah azas dimana tindankan polisi harus sesuai atau berdasarkan pada

peraturan undang-undang.

2. Azas Oportunitas

Oportunitas adalah waktu yang tepat atau kesempatan yang baik

untuk berbuat sesuatu. (Subekti dan R Tjitrosoedibyo, 1987: 88).

3. Azas Plichtmatigheid (Azas Kewajiban)

Page 22: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Azas Plichtmatigheid ialah azas yang memberikan keabsahan

bagi polisi untuk bertindak yang bersumber pada kekuasaan dan

kewenangan umum. Kewajiban polisi untuk memelihara ketertiban dan

keamanan memungkinkan polisi untuk melakukan tindakan berdasarkan

azas kewajiban.

C. Profesionalisme Polisi

Profesionalisme polisi disini adalah sejauh mana perilaku

anggota polisi yang mencerminkan kemampuan dan kompetensi

anggota, tanggungjawab, efektif, efisien dan disiplin terhadap

pekerjaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Selain itu kita dapat mengetahui bahwa yang dimaksud dengan

polisi profesional, yaitu polisi yang mampu melaksanakan tugasnya

sesuai dengan kapasitas knowledge yang diterimanya. Sekaligus mampu

menggunakan instrument-instrumen hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi ( bardware dan software ) yang ada

(Koesparmono Irsan, 1995: 8).

IV. Dampak Peralihan dari AKRI menjadi POLRI

A. Kesejahteraan POLRI

Kesejahteraan anggota polisi dapat terlihat dari bagaimana

pengaturan sistem pengawasan bidang keuangan Angkatan Bersenjata.

Bidang keuangan yang diatur dalam Keputusan Presiden RI No. 132

tahun 1967, pada Bab II, pasal 25 Tentang Keuangan HANKAM dan

Kepres RI No.52 tahun 1969, dalam pasal 2. Dengan demikian dapat

dilihat bahwa kesejahteraan polisi sebelum dan setelah terjadi peralihan

dari AKRI menjadi POLRI pada masa Orde Baru boleh dikatakan

belum mencukupi bagi kehidupan keluarga mereka.

Hal ini dikarenakan Lembaga Kepolisian berada didalam ABRI

dan mempunyai kedudukan sebagai Angkatan keempat dan berada di

bawah Angakatan Udara, jadi semua hal yang berurusan dengan

POLRI, seperti keuangan, pendanaan, tugas, logistik, dan lain

sebagainya harus diatur oleh ABRI terlebih dahulu sebagai lembaga

Page 23: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia. Selain itu beban

hidup yang mereka jalani berbeda-beda antara satu daerah dengan

daerah lainnya, namun demikian gaji mereka tetap sama di seluruh

kawasan wilayah Republik Indonesia. Banyaknya beban tugas POLRI

dan segenap resiko yang harus dihadapi, rasanya tidak sebanding

dengan gaji dan kesejahteraan lain yang diterimanya (Thomas Hutasoit,

2004: 380).

B. Hubungan POLRI dengan Masyarakat

Berubahnya status, tugas dan kedudukan polisi menjadi Angkatan

Kepolisian yang setara dengan AD, AL dan AU, yang bertugas untuk

mempertahankan Negara dari serbuan kekuatan asing. Kedudukan

polisi yang demikian merupakan salah satu penyebab mengapa rakyat

kurang dekat dengan polisi. Kerenggangan ini membuat polisi merasa

jauh dari rakyat, begitu pula sebaliknya rakyat juga merasa jauh dari

polisi.

Dalam melaksanakan tugasnya, POLRI diharapkan mau untuk

mengajak masyarakat agar ikut berpartisipasi. Hal ini akan membuat “

Citra Kepolisian ” baik dimata masyarakat. Setiap anggota POLRI

diharapkan mampu mengembangkan yang lebih luas agar dapat menjadi

panutan masyarakat, seperti anggota POLRI dapat menjadi sosiolog,

psikolog, bahkan dapat menjadi seorang pemuka agama. Sehingga

masyarakat akan merasa dilindungi, diayomi, dan dilayani

kepentingannya sesuai dengan prosedur polisi yang berlaku. (Thomas

Hutasoit, 2004: 379).

V. Kesimpulan

Kepolisian RI mempunyai sejarah yang sangat panjang, sudah ada

sejak zaman penjajahan Belanda dan zaman Jepang, serta mengalami

beberapa reorganisasi. Perbedaan Kepolisian zaman Belanda dan

Jepang terletak pada kebijakan yang diberikan kepada polisi pribumi.

Zaman Hindia Belanda pangkat hood agent (bintara), inspekteur van

politie, dan commisaris van politie umumnya diperuntukan bagi bangsa

Page 24: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Belanda. Zaman Jepang jabatan dan pangkat perwira (setingkat

Inspecteur dan Commesaris) banyak yang diserahkan kepada bangsa

Indonesia, meskipun setiap kantor polisi dikepalai oleh seorang pejabat

bangsa Indonesia, tetapi selalu didampingi oleh pejabat Jepang.

Pada tanggal 1 Juli 1946, sesuai dengan Penetapan Pemerintah No

II/SD/1946, berisi tentang pembentukan Lembaga Kepolisian Negara

RI dan berada di bawah Perdana Menteri. Tanggal 1 Agustus 1947,

menurut Penetapan Dewan Pertahanan No. 112, lembaga Kepolisian

dimiliterisasikan dan mempunyai kedudukan setara dengan tentara

dalam menghadapi Agresi Militer Belanda. Selain itu juga untuk

menghadapi beberapa pemeberontakan dari dalam negeri sendiri.

Tanggal 1 Juli 1955, Kepala Negara meresmikan “ Tri Brata dan

Catur Prasetya” sebagai pedoman hidup dan kode etik profesi

Kepolisian Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1959, Kepolisian

Negara menjadi Jawatan sendiri dibawah Kementerian Kepolisian

berdasarkan KepPres No. 154/1959. Tahun 1960, Kepolisian negara

menjadi bagian dari ABRI, berdasarkan Ketetapan MPRS No. II/1960,

yang disahkan dalam UU Pokok Kepolisian Negara No. 13 Tahun

1961. Pada tahun 1964 AKRI (Angkatan Kepolisian Republik

Indonesia) sebagai bagian dari ABRI, berdasarkan KepPres No. 290

Tahun 1964. Perubahan sebutan AKRI diubah menjadi POLRI pada

tahun 1969, hal ini berdasarkan KepPres No. 052 Tahun 1969.

Peranan polisi masa Orde Baru yaitu polisi bersama-sama ABRI

dalam menghadapi pemberontakan G 30 S PKI ( 1965 ), selama polisi

bergabung dengan ABRI, seluruh tugas dan pekerjaan polisi yang

diselesaikan secara militer dari pada diselesaikan secara polisi. Terdapat

3 tugas utama polisi seperti: 1) Menjaga keamanan dan ketertiban

umum seperti. 2) Menegakkan hukum. 3) Memberi pelayanan,

perlindungan dan pengayoman.

Kesejahteraan polisi sebelum dan setelah terjadi peralihan dari

AKRI menjadi POLRI pada masa Orde Baru boleh dikatakan belum

Page 25: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

mencukupi bagi kehidupan keluarga mereka. Selain itu beban hidup

yang mereka jalani berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah

lainnya, namun demikian gaji mereka tetap sama di seluruh kawasan

wilayah Republik Indonesia. Banyaknya beban tugas POLRI dan

segenap resiko yang harus dihadapi, rasanya tidak sebanding dengan

gaji dan kesejahteraan lain yang diterimanya. Berubahnya status, tugas

dan kedudukan polisi menjadi Angkatan Kepolisian yang setara dengan

AD, AL dan AU, yang bertugas untuk mempertahankan Negara dari

serbuan kekuatan asing. Kedudukan polisi yang seperti ini merupakan

salah satu penyebab mengapa rakyat kurang dekat dengan polisi.

Kerenggangan ini membuat polisi merasa jauh dari rakyat, begitu pula

sebaliknya rakyat juga merasa jauh dari polisi.

VI. Daftar Pustaka

ArsipNasional ANRI. Arsip DPA Peraturan Perundang-Undangan Keputusan Presiden

1961 – 1975.“Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52 Tahun 1969”.

_____. Arsip DPA Peraturan Perundang-Undangan Keputusan Presiden

1961 – 1975.“Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 134 Tahun 1962”.

_____. Arsip DPA Peraturan Perundang-Undangan Keputusan Presiden

1961 – 1975.“Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 290 Tahun 1964”.

_____. Arsip Kepolisian Negara RI 1947-1949. “Beberapa catatan

mengenai posisi Kepolisian di Indonesia”. _____. Arsip Kepolisian Negara RI 1947-1949.“Keputusan Presiden

Republik Indonesia No. 52 tahun 1969 di Jakarta”. Buku Abuddin Nata. (2010). Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Page 26: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Abdussalam, R. (2009). Hukum Kepolisian, Sebagai Hukum Positif dalam Disiplin Hukum yang Telah Direvisi. Jakarta: Restu Agung.

Aidit, D,N. (1963). PKI dan Polisi. Jakarta: Yayasan Pembaharuan. Ambar Wulan G. (2009). Polisi dan Politik: Intelejen Kepolisian pada

Masa Revolusi Tahun 1945-1949. Jakarta: Rajawali Press.

Awaloedin Djamin.(2006). Sejarah Perkembangan Kepolisian di Indonesia Dari Zaman Kuno Sampai Sekarang. Jakarta: Yayasan Brata Bhakti POLRI.

Awaloedin Djamin.(1995).“Struktur Kelembagaan dan Professionalisme

Polisi”. dalam Banurusman (Ed). Polisi, Masyarakat dan Negara. Yogyakarta: Bigraf Pubilshing.

Bloembergen, Marieke.(2011). Polisi Zaman Hindia Belanda, dari

Ketakutan dan Kepedulian. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Burhan Ashshofa. (2010). Meode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Cuplikan Dari Pidato Pejabat Presiden Jendral Soeharto Kepada Sidang

Kabinet AMPERA tanggal 19 April 1967. Dadang Supardan. (2009). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian

Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakara: Balai Pustaka. Djiwandono, J Soedjati dan T.A Legowo. (1996). Revitalisasi Sistem

Politik Indonesia. Jakarta: CSIS. Djoko Prakoso. (1987). Polri Sebagai Penyidik dalam Penegakan

Hukum. Jakarta: Bina Aksara. Erma Yulihastin. (2008). Bekerja sebagai Polisi. Jakarta: Erlangga.

Ghalia Indonesia. (1986). Ketetapan – Ketetapan MPR 1983 – 1988,

1978 – 1983. Jakarta.

Page 27: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Gottschalk, Louis. (1986). “Understanding History: A Prime of History Method”. a.b. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Harief Harahap. (1973). Himpunan Peraturan – Peraturan dan

Perundang – Undangan Republik Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita.

Hariyono. (1995). Mempelajar iSejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka

Jaya. Harsja W. Bachtiar. (1994). Ilmu Kepolisian Suatu Cabang Ilmu

Pengetahuan yang Baru. Jakarta: PTIK dan Grasindo.

Hutasoit, Thomas. (2004). Menjadi Polisi yang Dipercaya Masyarakat: Tahapan Perjalanan Reformasi Polisi. Jakarta: Mabes POLRI.

I Gede Widja. (1989). Sejarah Lokal Suatu Prespektif dalam Pengajaran

Sejarah Jurusan Pendidikan Sejarah. (2006). Pedoman Penulisan Tugas Akhir

Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah FISE UNY.

Kansil C. S. T. (1980). Kedudukan dan Ketetapan MPR Lembaga Tertinggi Negara 1960 – 1978. Jakarta: Pradnya Paramita.

Karjadi, M. (1983). Polisi ( Status – Tugas Kewajiban – Wewenang ).

Bogor: Politeia. Koesnodiprodjo.(1951). Himpunan UU, Peraturan – Peraturan,

Penetapan – Penetapan Pemerintah RI 1945-1949. Jakarta: SK Seno.

Koesparmono Irsan. (1995). “Inovasi Struktur Kelembagaan dalam

Menciptakan Profesionalisme POLRI”. dalam Banurusman (Ed). Polisi, Masyarakat dan Negara. Yogyakarta: Bigraf Pubilshing.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. ___________. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang. Markas Besar Kepolisian Negara RI. (1970). Almanak Seperempat Abad

Kepolisian RI. Jakarta: Inkopak. Markus Gunawan, Endang Kesuma Astuty. (2009). Buku Pintar Calon

Anggota dan Anggota POLRI. Jakarta: Visi Media.

Page 28: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Memet Tanumidjaja. (1971). Sejarah Perkembangan Angkatan

Kepolisian. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI. Miriam Budiardjo. (2002). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Momo Kelana. (1984). Hukum Kepolisian. Jakarta: PTIK.

Muhammad Farouk. (2005). Menuju Reformasi POLRI. Jakarta: PTIK Press.

Muhamad Hisyam. (2003). Krisis Masa Kini dan Orde Baru. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia. Oudang, M. (1952). Perkembangan Kepolisian di Indonesia. Jakarta:

Markas Besar Kepolisian RI. Poerwadarminta W.J.S. (1983). Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Poespoprodjo. (1987). Subjektifitas Dalam Historiografi. Bandung: Remadja Karya.

Sartono Kartodirdjo. (1993). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi

Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Satjipto Rahardjo. (1988). “Polisi dan Masyarakat Indonesia”.dalam

Mochtar Lubis (Ed). Citra Polisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sayidiman Suryohadiprojo. (1981). Suatu Pengantar dalam Ilmu Perang.

Jakarta: Intermasa. Shaw, Martin. (2001). Bebas dari Militer: Analisa Sosiologis Atas

Kecendrungan Masyarakat Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soeparno. (1871). Sejarah Perkembangan Kepolisian dari Zaman

Klasik–Modern. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI. Soeparno Soeria Atmadja. (1983). Suatu Tinjauan Tentang Asal Mula

Perkembangan Kepolisian dalam Masyarakat. Jakarta: PTIK Soerjono Soekanto. (1983). “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penegakan Hukum ”, Pidato pengukuhan dalam Jabatan Guru

Page 29: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

Besar tetap pada Fakultas hukum Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Subekti dan R Tjitrosoedibyo. (1983). Kamus Hukum. Jakarta: Pradnya

Paramita. Sukrama, dkk. (1996). Bela Negara Peningkatan Kualitas Pengamalan

Wawasan Kebangsaan dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua( PJP II ). Purna Bhakti Negara.

Suwarni. (2010). Reformasi Ke-Polisi-an: Studi atas Budaya Organisasi

dan Pola Komunikasi. Yogyakarta: UII Press. Internet

Jamarisonline. (2011). Daftar Kapolri dari tahun 1945 sampai sekarang.

Tersedia pada. http://jamarisonline.blogspot.com. diakses pada tanggal 05 April 2013.

Masyarakat. (2012). Masyarakat Menurut Para Ahli. Tersedia pada.

http://www. bisosial.com. Diakses pada tanggal 14 Juli 2013. Kepolisian. (2013). Lambang Polisi. Tersedia pada.

http://www.LambangPolisi .com. diakses pada tanggal 05 Mei 2013.

POLRI. (2011). POLRI dari Masa ke Masa. Tersedia pada. http://www

.wirasabha.web.id. diakses pada tanggal 05 April 2013. Polisi. (2013). Kepangkatan Polisi. tersedia pada. http://www.

Kepangkatan TNI, Polisi dan PNS .com. diakses pada tanggal 05 April 2013.

Polisi (2013). Peranan Polisi. Tersedia pada. http://www.Akademi

Kepolisian .com. diakses pada tanggal 05 Mei 2013. Makalah Dadi Rohaedi. (2013).“ Kepolisian Negara RI 1945 – Sekarang ”.

Makalah, Diskusi tentang sejarah lahirnya Lembaga Kepolisian. Jakarta: Museum POLRI.

____________. (2013).“ Makna dan Hakekat Hari Bhayangkara ”.

Makalah, Diskusi tentang sejarah ahirnya Lembaga Kepolisian. Jakarta: Museum POLRI.

Page 30: PERALIHAN AKRI KE POLRI : SEBUAH ANALISIS …eprints.uny.ac.id/21736/9/9. RINGKASAN SKRIPSI.pdf · POLRI menggunakan buku karya Satjipto Rahardjo judul artikel Polisi . dan Masyarakat

____________. (2013). “ Naskah Buku Sejarah POLRI ”. Makalah, Diskusi tentang sejarah lahirnya Lembaga Kepolisian. Jakarta: Museum POLRI.

Skripsi Ferli Permatasari. (2006). “ Korps Kepolisian Republik Indonesia di

Yogyakarta (1946-1949) ”. Skripsi. Tidak diterbitkan. Padang: Program Studi Sejarah. Universitas Andalas.

Wildan Fathuroji. (2012). “ Kedudukan dan Fungsi Polisi Militer

Angkatan Darat dalam Penyelesaian Tindak Pidana Anggota TNI Angkatan Darat Tentang Hukum Kedisiplinan ”. Skripsi. Tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas Syari’ah dan Hukum. Universitas Islam Negeri.