Peradaban Islam Pada Masa Khulafa Ar

5
Peradaban Islam Pada Masa Khulafa Ar- Rasyidin A. Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika Islam mulai didakwakan. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam, ia tidak segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak dapat diragukan. Ia juga pernah ditunjuk Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi sakit. Pun wafat tak lama setelah kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya di kemudian hari, pada saat jenazah Nabi belum dimakamkan diantara umat Islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti Nabi. Aturan-aturan yang jelas tentang pengganti Nabi tidak ditemukan, yang ada hanyalah sebuah mandat yang diterima Abu Bakar menjelang wafatnya Nabi untuk menjadi badal imam shalat. Abu Bakar dipilih berdasarkan musyawarah dan mengakibatkan perpecahan antara umat islam. Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Abu Bakar adalah penghimpunan Al-Qur’an. Abu Bakar As-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al- Qur’an dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaum Muslimin. Selain itu, peradaban Islam terjadi pada

description

ringkasan tentang peradaban islam pada masa khulafa ar-rasyidin,,semoga bermanfaat

Transcript of Peradaban Islam Pada Masa Khulafa Ar

Peradaban Islam Pada Masa Khulafa Ar-RasyidinA. Khalifah Abu Bakar As-ShiddiqAbu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika Islam mulai didakwakan. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam, ia tidak segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak dapat diragukan. Ia juga pernah ditunjuk Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi sakit. Pun wafat tak lama setelah kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya di kemudian hari, pada saat jenazah Nabi belum dimakamkan diantara umat Islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti Nabi. Aturan-aturan yang jelas tentang pengganti Nabi tidak ditemukan, yang ada hanyalah sebuah mandat yang diterima Abu Bakar menjelang wafatnya Nabi untuk menjadi badal imam shalat. Abu Bakar dipilih berdasarkan musyawarah dan mengakibatkan perpecahan antara umat islam.Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Abu Bakar adalah penghimpunan Al-Quran. Abu Bakar As-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaum Muslimin. Selain itu, peradaban Islam terjadi pada praktik pemerintahan Abu Bakar terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :1. Dalam bidang pranata social ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial rakyat.2. Mengenai suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikannya.B. Khalifah Umar Ibn Al-KhattabUmar Ibn Al-Khattab dilahirkan di Mekah dari keturunan suku Quraisy yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya perang fijar. Tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW. Sebelum masuk IOslam, Umar termasuk diantara kaum kafir Quraisy yang paling ditakuti oleh orang-orang yang sudah masuk Islam. Dia sering menyebar fitnah dan menuduh Nabi Muhammad sebagai penyair tukang tenung. Setelah Umar masuk Islam, pada bulan Dzulhijjah kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Dia berubah menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela agama Islam. Bahkan dia termasuk seorang sahabat yang terkemuka dan paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Umar dipilih sebagai khalifah berdasarkan penunjukkan Abu Bakar yang dilakukan di saat ia jatuh sakit, dan juga berdasarkan musyawarah umat. Selama sepuluh tahun pemerintahan Umar (13 H./634 M.-23 H./644 M.), sebagian besar ditandai oleh penaklukan-penaklukan untuk melebarkan pengaruh Islam ke luar Arab. Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administratif pemerintahan, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. C. Khalifah Utsman bin AffanUstman lahir pada tahun 576 , enam tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. Ia dijuluki dzun-nurain, karena menikahi dua putrid Rasulullah, secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kulsum. Beliau diangkat menjadi Khalifah berdasarkan pemilihan yang dilakukan dewan formatur yang dibentuk Umar yaitu Ali, Ustman, Saad bin Abi Waqash, Aburrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidilah.Peradaban pada masa Ustman bin Affan adalah karya besar monumental yaitu membukukan Al-Quran. Pembukuan ini didasarkan atas alasan dan pertimbangan untuk mengakhiri perbedaan bacaan di kalangan umat Islam yang diketahui waktu ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan. Pembukuan ini dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan yang di ketuai oleh Zaid bin Tsabit. Adapun kegiatan pembangunan di wilayah Islam yang luas itu, meliputi pembangunan-pembangunan daerah-daerah pemukiman, jembatan, jalan, masjid, wisma tamu, pembangunan kota-kota baru yang kemudian tumbuh pesat. Masjid Nabi di Madinah diperluas. Pembangunan berbagai sarana umum ini menunjukkan bahwa Ustman sangat memperhatikan kemaslahatan public sebagai bentuk dari manifestasi kebudayaan sebuah masyarakat.

D. Khalifah Ali bin Abi ThalibAli adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthalib. Ia adalah sepupu Nabi Muhammad yang kemudian menjadi menantunya karena menikahi putri Rasulullah. Ia masuk Islam ketika usianya sangat muda dan termasuk orang yang pertama masuk Islam dari golongan pria. Ali termasuk orang yang pandai memainkan pedang dan pena, bahkan dia dikenal sebagai seorang orator. Ia juga seorang yang pandai dan bijaksana.Pemerintahan Khalifah Ali dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang tidak stabil karena adanya pemberontakan dari kaum Muslimin. Pemberontakan diawali oleh penarikan baiat oleh Thalhah dan Zubair, karena alasan bahwa Ali tidak memenuhi tuntutan mereka untuk menghukum pembunuh khalifah Ustman. Khalifah Ali telah berusaha untuk menghindari pertumpahan darah dengan mengajukan kompromi, tetapi beliau tidak berhasil sampai akhirnya terjadi pertempuran antara khalifah Ali bersama pasukannya dengan Thalhah, Zubair, dan Aisyah bersama pasukannya. Perang ini terjadi pada tahun 36 H. Thalhah dan Zubair terbunuh ketika hendak melarikan diri dan Aisyah dikembalikan ke Madinah. Dan puluhan ribu umat Islam gugur dalam peperangan ini. Peperangan antar umat Islam terjadi lagi yaitu antara khalifah Ali bersama pasukannya dan Muawiyah sebagai gubernur Suriah bersama pasukannya. Peperangan ini terjadi di kota Shiffin pada tahun 37 yang hamper saja dimenangkan oleh khalifah Ali. Namun, atas kecerdikan Muawiyah, yang mengacungkan Al-Quran dengan tombaknya, yang mempunyai arti bahwa mereka mengajak berdamai. Khalifah Ali mengetahui bahwa hal tersebut adalah tipu muslihat, namun karena didesak pasukannya, khalifah Ali menerima tawaran tersebut. Akhirnya terjadi peristiwa tahkim yang secara politis khalifah Ali mengalami kekalahan.