PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA … Bab V... · meningkatkan kesehatan ibu dan anak,...
Transcript of PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA … Bab V... · meningkatkan kesehatan ibu dan anak,...
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 1 LAPORAN AKHIR
Profil kesehatan daerah Kabupaten Banyuwangi merupakan
kondisi indikator yang menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat di
wilayah Kabupaten Banyuwangi. Profil kesehatan ini dicuplik dari Profil
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi mulai tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010 yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
Profil ini akan melihat kondisi indikator kesehatan daerah
Kabupaten Banyuwangi dari 3 (tiga) komponen, yaitu:
1. Derajad kesehatan.
2. Upaya kesehatan.
3. Sumberdaya kesehatan.
Uraian atau rincian mengenai tiga komponen indikator kesehatan
tersebut akan dibahas pada bab berikut.
5.1. Derajad Kesehatan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajad
kesehatan masyarakat, meningkatkan mutu sumber daya manusia dan
produktifitas yang dapat meningkatkan taraf hidup. Salah satu tolok ukur
keberhasilan adalah meningkatnya derajat kesehatan secara lebih merata
yang berdampak kepada penurunan angka kematian bayi dan balita,
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, meningkatkan status gizi
masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidup.
Terkait dengan kondisi derajad kesehatan masyarakat Kabupaten
Banyuwangi, dapat dilihat berdasarkan data-data pada pembahasan
berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 2 LAPORAN AKHIR
5.1.1. Angka Kematian
Angka kematian merupakan salah satu indikator untuk mengukur
derajat kesehatan. Semakin kecil persentase kematian berarti derajat
kesehatan masyarakat semakin tinggi. Kematian paling dominan
disebabkan oleh Kematian bayi, kematian balita, ibu maternal dan.
kecelakaan lalu lintas.
5.1.1.1. Angka Kematian Bayi
Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Selain itu, program-program kesehatan di
Indonesia banyak yang menitik beratkan pada upaya penurunan AKB.
AKB merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara
kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1.000 kelahiran
hidup.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2006 terdapat
jumlah kematian bayi sebesar 88 dari 24.429 kelahiran hidup (3,60 per
1.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi terjadi pada Kecamatan Licin (9,66
per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan yang terendah terdapat pada
Kecamatan Kalipuro, Srono, Purwoharjo, Kalibaru dan Pesanggaran, yang
tidak terdapat kematian bayi.
Tahun 2007 terdapat jumlah kematian bayi sebesar 139 dari 23.169
kelahiran hidup (6,0 per 1.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi terjadi
pada Kecamatan Giri (23,75 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan yang
terendah terdapat pada Kecamatan Purwoharjo dan Gambiran, yang tidak
terdapat kematian bayi.
Tahun 2008 terdapat jumlah kematian bayi sebesar 113 dari 23.292
kelahiran hidup (4,85 per 1.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi terjadi
pada Kecamatan Kalipuro (12,43 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan
yang terendah terdapat pada Kecamatan Glagah, yang tidak terdapat
kematian bayi.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 3 LAPORAN AKHIR
Tahun 2009 terdapat jumlah kematian bayi sebesar 104 dari
23.702 kelahiran hidup (4,4 per 1.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi
terjadi pada Kecamatan Licin (15,3 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan
yang terendah terdapat pada Kecamatan Kabat dan Kalibaru Kulon, yang
tidak terdapat kematian bayi.
Tahun 2010 terdapat jumlah kematian bayi sebesar 170 dari
23.549 kelahiran hidup (7,2 per 1.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi
terjadi pada Kecamatan Singojuruh Sedangkan yang terendah terdapat
pada Kecamatan Parijatah Kulon, Tegal Dlimo, Jajag dan Yosomulyo,
masing-masing terdapat 3 kematian bayi. Untuk lebih jelasnya perhatikan
grafik dibawah.
Gambar 5.1. Grafik Angka Kematian Bayi Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas jumlah kematian bayi tertinggi terjadi
pada tahun 2010 sejumlah 170 bayi, sedangkan kematian bayi terendah
terjadi pada tahun 2006 sejumlah 88 jiwa.
88
139
113104
170
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Tahun 2006Tahun 2007Tahun 2008Tahun 2009Tahun 2010
Jumlah kematian bayi
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 4 LAPORAN AKHIR
5.1.1.2. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABA) menggambarkan peluang untuk
meninggal pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2006 terdapat jumlah
kematian balita sebanyak 4 balita yang dilaporkan dari 24.249 kelahiran
hidup (16,37 per 1.000 kelahiran hidup). Kasus tersebut terdapat pada
Puskesmas Songgon, Kembiritan, Karangsari dan Siliragung.
Tahun 2007 terdapat jumlah kematian balita sebesar 145 yang
dilaporkan dari 23.169 kelahiran hidup (6,26 per 1.000 kelahiran hidup).
Kasus tertinggi terjadi pada Kecamatan Giri 11 balita. Sedangkan yang
terendah terdapat pada Kecamatan Purwoharjo dan Gambiran yang tidak
terdapat kematian balita. Sedangkan untuk tahun 2008 dilaporkan tidak
terdapat kematian balita.
Tahun 2009 terdapat jumlah kematian balita 10 yang dilaporkan
dari 23.702 kelahiran hidup (0,4 per 1.000 kelahiran hidup). Kasus
tertinggi tercatat pada Puskesmas Singotrunan 2 balita dan lainya
tersebar diwilayah puskesmas yang lain.
Tahun 2010 terdapat jumlah kematian balita sebesar 10 yang
dilaporkan dari 23.549 kelahiran hidup (0,42 per 1.000 kelahiran hidup).
Kasus tertinggi tercatat pada Puskesmas Tapanrejo 2 balita dan lainya
tersebar diwilayah puskesmas yang lain. Untuk lebih jelasnya perhatikan
grafik dibawah.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 5 LAPORAN AKHIR
Gambar 5.2. Grafik Angka Kematian Balita Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan tabel diatas jumlah kematian balita tertinggi terjadi
pada tahun 2007 sejumlah 104 balita sedangkan jumlah terendah terjadi
pada tahun 2008 sejumlah 0 balita. Secara ideal angka kematian tersebut
harus mencakup seluruh pelayanan kesehatan swasta (BP, BKIA, RS
Swasta) dan Pemerintah. Namun sampai saat ini laporan dari pihak
swasta belum optimal. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah kematian Bayi
dan Balita tahun 2010 perhatikan tabel berikut.
4
145
010 100
20
40
60
80
100
120
140
160
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Kematian balita
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 6 LAPORAN AKHIR
Tabel 5.1. Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut Kecamatan
Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2010
LAHIR
HIDUP
LAHIR
MATI
LAHIR
HIDUP +
LAHIR MATI
% LAHIR
MATI
1 2 3 4 5 6=4+5 7=5/6*100 8 10
1 WONGSOREJO WONGSOREJO 584 6 590 1,02 6 1,0
BAJULMATI 583 5 588 0,85 7 -
2 KALIPURO KELIR 246 6 252 2,38 7 -
KLATAK 730 7 737 0,95 6 -
3 GIRI MOJOPANGGUNG 411 5 416 1,20 2 -
4 GLAGAH PASPAN 462 4 466 0,86 1 -
5 LICIN LICIN 385 6 391 1,53 8 1,0
6 BANYUWANGI SOBO 650 7 657 1,07 9 -
SINGOTRUNAN 530 5 535 0,93 1 1,0
KERTOSARI 361 4 365 1,10 - -
7 KABAT KABAT 737 5 742 0,67 2 -
BADEAN 419 6 425 1,41 7 1,0
8 ROGOJAMPI GITIK 837 6 843 0,71 11 -
GLADAG 579 6 585 1,03 6 -
9 SINGOJURUH SINGOJURUH 763 9 772 1,17 10 -
10 SONGGON SONGGON 785 6 791 0,76 9 1,0
11 SRONO KEBAMAN 321 4 325 1,23 - -
PARIJATAH KULON 430 3 433 0,69 - -
WONOSOBO 460 4 464 0,86 - -
12 MUNCAR KEDUNGREJO 572 7 579 1,21 1 -
SUMBERBERAS 473 6 479 1,25 4 -
TAPANREJO 314 5 319 1,57 2 2,0
TEMBOKREJO 676 5 681 0,73 6 1,0
13 TEGALDLIMO TEGALDLIMO 608 3 611 0,49 2 -
KEDUNGWUNGU 421 5 426 1,17 3 -
14 PURWOHARJO PURWOHARJO 547 7 554 1,26 2 -
GRAJAGAN 482 5 487 1,03 - -
15 CLURING BENCULUK 669 3 672 0,45 3 -
TAMPO 345 5 350 1,43 3 1,0
16 GAMBIRAN JAJAG 464 3 467 0,64 1 -
YOSOMULYO 471 3 474 0,63 3 -
17 TEGALSARI TEGALSARI 762 4 766 0,52 3 -
18 GENTENG GENTENG KULON 510 5 515 0,97 4 -
KEMBIRITAN 475 5 480 1,04 - -
19 SEMPU SEMPU 569 6 575 1,04 6 -
KARANGSARI 474 5 479 1,04 2 -
GENDOH 142 4 146 2,74 1 -
20 GLENMORE SEPANJANG 606 7 613 1,14 2 -
TULUNGREJO 392 5 397 1,26 - -
21 KALIBARU KALIBARU KULON 903 6 909 0,66 3 -
22 BANGOREJO KEBONDALEM 445 7 452 1,55 9 -
SAMBIREJO 483 7 490 1,43 7 -
23 PESANGGARAN PESANGGARAN 390 5 395 1,27 6 -
SUMBERAGUNG 324 4 328 1,22 1 1,0
24 SILIRAGUNG SILIRAGUNG 759 5 764 0,65 4 -
JUMLAH (KAB/KOTA) - 23.549 236 23.785 0,99 170 10
JUMLAH
KEMATIAN
BAYI
JUMLAH
KEMATIAN
BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 7 LAPORAN AKHIR
5.1.1.3. Angka Kematian Ibu Hamil
Selanjutnya terkait dengan permasalahan kematian bayi yaitu
masalah angka kematian ibu maternal. Angka kematian ibu maternal juga
menjadi indikator kesehatan yang sangat penting karena ibu maternal
sangat berkaitan erat dengan kondisi bayi. Angka Kematian Ibu Maternal
bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa menjadi indikator
keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada
jumlah kematian ibu yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas.
(Depkes RI, 2009). Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita
yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
tahun 2006 Kasus kematian ibu yang meninggal pada saat hamil, bersalin
dan nifas yang dilaporkan di Kabupaten Banyuwangi terdapat sebanyak
19 jiwa dari 24.429 kelahiran hidup (77,78 Kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup).
Tahun 2007 Kasus kematian ibu yang meninggal pada saat hamil,
bersalin dan nifas yang dilaporkan di Kabupaten Banyuwangi terdapat
sebanyak 15 jiwa dari 23.169 kelahiran hidup (64,74 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi tercatat pada Puskesmas
Wongsorejo dan Gitik masing-masing 2 jiwa, sedangkan yang lain
tersebar diwilayah puskesmas lain.
Tahun 2008 Kasus kematian ibu yang meninggal pada saat hamil,
bersalin dan nifas yang dilaporkan di Kabupaten Banyuwangi terdapat
sebanyak 24 jiwa dari 23.169 kelahiran hidup (64,74 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi tercatat pada Puskesmas
Bajulmati, Singotrunan, Gladag, Songgon, Wonosobo, Genteng Kulon dan
Wonorejo masing-masing 2 jiwa. Sedangkan dibeberapa puskesmas yang
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 8 LAPORAN AKHIR
lain dilaporkan 0 jiwa diantaranya Mojopanggung, paspan, licin,
Sumberberas, tapanrejo dan dibeberapa wilayah puskesmas lain.
Tahun 2009 Kasus kematian ibu yang meninggal pada saat hamil,
bersalin dan nifas yang dilaporkan di Kabupaten Banyuwangi terdapat
sebanyak 23 jiwa dari 23.702 kelahiran hidup (97,04 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi tercatat pada Puskesmas
Klatak, Sobo dan Purwoharjo masing-masing 3 jiwa. Sedangkan diwilayah
puskesmas yang lain dilaporkan 0 jiwa diantaranya Bajulmati, Kelir,
Singotrunan, kertosari dan beberapa wilayah puskesmas lain.
Tahun 2010 Kasus kematian ibu yang meninggal pada saat hamil,
bersalin dan nifas yang dilaporkan di Kabupaten Banyuwangi terdapat
sebanyak 14 jiwa dari 23.549 kelahiran hidup (59,45 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup). Kasus tertinggi tercatat pada Puskesmas
Bajulmati,Klatak,Gitik, Songgon dan Pesanggaran masing-masing 2 jiwa
Sedangkan diwilayah puskesmas yang lain dilaporkan 0 jiwa diantaranya
Wongsorejo, kabat, sempu dan beberapa wilayah puskesmas lain. Untuk
lebih jelasnya perhatikan grafik berikut.
Gambar 5.3. Grafik Angka Kematian Ibu Maternal Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
19
15
2423
14
0
5
10
15
20
25
30
2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah kematian ibumaternal
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 9 LAPORAN AKHIR
Kematian ibu maternal tertinggi tercatat pada tahun 2008 yaitu
sejumlah 24 jiwa, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2010
sejumlah 14 jiwa.
5.1.1.4. Angka Kematian Kecelakaan
Penyebab kematian ketiga yang juga penting diperhatikan adalah
kematian akibat kecelakaan. Kematian akibat kecalakaan ini juga suatu
kejadian yang harus diantisipasi terkait dengan pelayanan atau tindakan
terhadap korban kecelakaan agar seminimal mungkin korban meninggal
dunia. Tahun 2007 jumlah kasus kecelakaan mencapai 121 kasus yang
menelan korban 203 jiwa. Dari beberapa kasus tersebut 108 jiwa
diantaranya meninggal dunia, 31 jiwa luka berat dan 64 jiwa luka ringan
Tahun 2008 jumlah kasus kecelakaan mencapai 231 kasus yang menelan
korban 151 jiwa. Dari beberapa kasus tersebut 151 jiwa diantaranya
meninggal dunia, 21 jiwa luka berat dan 2 33 jiwa luka ringan. Tahun 2009
jumlah kasus kecelakaan mencapai 259 kasus yang menelan korban 412
jiwa. Dari beberapa kasus tersebut 172 jiwa diantaranya meninggal
dunia,26 jiwa luka berat dan 214 jiwa luka ringan. Sedangkan untuk tahun
2010 jumlah kasus kecelakaan mencapai 250 kasus yang menelan korban
463 jiwa. Dari beberapa kasus tersebut 153 jiwa diantaranya meninggal
dunia, 40 jiwa luka berat dan 270 jiwa luka ringkan. Dari uraian diatas
lebih jelasnya perhatikan grafik berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 10 LAPORAN AKHIR
108
151
172
153
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2007 2008 2009 2010
Jumlah kematian kecelakaan
Gambar 5.4. Grafik Angka Kematian Kecelakaan Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2007 – 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas jumlah kecelakaan tertinggi terjadi pada
tahun 2009 sejumlah 172, dan terendah tercatat pada tahun 2007
sejumlah 108. Sedangkan kondisi secara rinci pada tahun terakhir (2010)
adalag sebagai berikut.
Tabel 5.2. Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas
Dan Rasio Korban Luka Dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2010
Keterangan Jumlah Korban Prosentase (%)
Jumlah Kejadian 250
Mati 153 33,05
Luka Berat 40 8,64
Luka Ringan 270 58,32
Jumlah Korban 463 100
Rasio Korban Per Kejadian Kecelakaan
1,35
Rasio Per 100.000 Penduduk
28,74
Sumber: Kepolisian Resor Banyuwangi, 2011 dalam Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 11 LAPORAN AKHIR
5.1.2. Angka Kesakitan
Angka kesakitan merupakan kondisi kesehatan masyarakat yang
dilihat dari jumlah penderita sakit yang banyak terjadi dimasyarakat.
Angka kesakitan atau Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau
prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun
waktu tertentu.
5.1.2.1. Angka Kesakitan Tertinggi Menurut Jenis
a. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Pada Tahun 2006, di Banyuwangi ditemukan 13 kasus AFP pada
penderita usia < 15 tahun. Dengan jumlah penduduk < 15 tahun sebanyak
388.500 jiwa, ditemukan AFP rate sebesar 0,83 per 100.000 penduduk <
15 tahun. Sedangkan untuk tahun 2007, di Banyuwangi ditemukan 5
kasus AFP pada penderita usia < 15 tahun. Dengan jumlah penduduk <
15 tahun sebanyak 388.537 jiwa, ditemukan AFP rate sebesar 1,29 per
100.000 penduduk < 15 tahun dan terjadi kematian sebanyak 1 orang ,
sehingga CFR (Crude Fatality Rate) sebesar 20 %. Untuk tahun 2008, di
Banyuwangi ditemukan 4 kasus AFP pada penderita usia < 15 tahun.
Dengan jumlah penduduk < 15 tahun sebanyak 389.578 jiwa, ditemukan
AFP rate sebesar 1,027 per 100.000 penduduk < 15 tahun dan tidak
terjadi kematian, sehingga CFR (Crude Fatality Rate) sebesar 0 %. Pada
Tahun 2009, di Banyuwangi ditemukan 11 kasus AFP pada penderita usia
< 15 tahun. Dengan jumlah penduduk < 15 tahun sebanyak 398.348 jiwa,
ditemukan AFP rate sebesar 2,76 per 100.000 penduduk < 15 tahun dan
terjadi kematian sebanyak 3 orang , sehingga CFR (Crude Fatality Rate)
sebesar 27,27 %. Dan pada tahun 2010, di Banyuwangi ditemukan 4
kasus AFP pada penderita usia < 15 tahun. Dengan jumlah penduduk <
15 tahun sebanyak 390.729 jiwa, ditemukan AFP rate sebesar 1,02 per
100.000 penduduk < 15 tahun dan tidak terjadi kematian. Untuk lebih
jelasnya perhatikan grafik berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 12 LAPORAN AKHIR
Gambar 5.5. Grafik Angka Kesakitan (Acute Flaccid Paralysis) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 – 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Dari grafik tersebut tampak bahwa jumlah penderita APF tertinggi
tercatat pada tahun 2008 sejumlah 13 jiwa. Sedangkan kasus
APFterendah tercatat pada tahun 2008 dan 2009 masing-masing 4 jiwa.
b. TB Paru
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2006 terdapat
kasus kasus TB Paru BTA (+) sebanyak 653 jiwa, diobati 653 jiwa, dan
yang sembuh 560 jiwa (85,76%). Penderita TB terbanyak terdapat pada
kecamatan Wongsorejo 84 jiwa. Sedangkan yang terendah terdapat pada
kecamatan Cluring 1 jiwa penderita. Sedangkan untuk tahun 2007
terdapat kasus kasus TB Paru BTA (+) sebanyak 758 jiwa, diobati 758
jiwa, dan yang sembuh 693 jiwa (91,42%). Penderita TB terbanyak
terdapat pada kecamatan Purwoharjo, sebanyak 140 orang. Sedangkan
yang terendah terdapat pada kecamatan Cluring dan Siliragung, dengan
masing-masing sebanyak 1 orang penderita. Tahun 2008 terdapat kasus
kasus TB Paru BTA (+) sebanyak 862 terdapat pada kecamatan Muncar
sebanyak 105 orang. Sedangkan yang terendah terdapat pada kecamatan
13
5
4
11
4
0
2
4
6
8
10
12
14
2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah penderita APF
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 13 LAPORAN AKHIR
Licin 4 kasus. Tahun 2009, terdapat sebanyak 807 kasus TB Paru BTA
(+), diobati 807 orang, dan yang sembuh 690 orang (85.5%). Penderita TB
terbanyak terdapat jiwa, diobati 862 jiwa, dan yang sembuh 729 jiwa
(84,57%). Penderita TB terbanyak pada kecamatan Muncar dan
Purwoharjo sebanyak 74 orang, sedangkan yang terendah terdapat pada
Kecamatan Giri dengan ditemukan 4 kasus. Dan untuk tahun 2010
terdapat kasus kasus TB Paru BTA (+) sebanyak 794 jiwa, diobati 794
jiwa, dan yang sembuh 716 jiwa (90,18%). Penderita TB terbanyak
terdapat pada kecamatan Muncar, sebanyak 91 orang. Sedangkan yang
terendah terdapat pada kecamatan siliragung, dengan masing-masing
sebanyak 4 orang penderita. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik
dibawah.
Gambar 5.6. Grafik Angka Kesakitan (TB Paru) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 – 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas bahwa dari tahun 2006-2008 jumlah TB
Paru meningkat dan mengalami penurunan pada tahun 2009. Jumlah
penderita TB Paru tertinggi tercatat pada tahun 2008 sejumlah 862,
sedangkan terendah tercatat pada tahun 2006 sejumlah 653 jiwa.
653
758
862807 794
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah penderita TB Paru
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 14 LAPORAN AKHIR
Kondisi jumlah penderita TB paru pada tahun terakhir (2010)
adalah sebagai berikut:
Cakupan Tahun Ini
- Cakupan TB all cases :
- Cakupan BTA (+) :
Cakupan Tahun Lalu
- BTA (+) Diobati :
- Sembuh :
- % Sembuh :
PNEUMONIA
- Jumlah penderita :
- Jumlah penderita balita :
- Balita ditangani :
- % balita ditangani :
- Angka kesakitan :
1,672
882
794
716
90,18
1,939
1,490
1,490
100
90,18
c. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Ispa merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita
di Indonesia. 80-90% dari seluruh kasus disebabkan oleh Pneumonia.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tahun 2006 jumlah bayi
penderita Pneumonia sejumlah 2.425 balita dan 100% ditangani. Tahun
2007 jumlah bayi penderita Pneumonia sejumlah 1.090 dan 100%
ditangani. Tahun 2008 jumlah bayi penderita Pneumonia sejumlah 748
dan 100% ditangani. Tahun 2009 jumlah bayi penderita Pneumonia
sejumlah 1.103 dan 100% ditangani. Tahun 2010 jumlah bayi penderita
Pneumonia sejumlah 1.490 dan 100% ditangani. Upaya pemberantasan
dan pencegahan ISPA dilakukan dengan upaya dini dan tata laksana
kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia ditemukan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 15 LAPORAN AKHIR
Gambar 5.7. Grafik Angka Kesakitan (Infeksi Saluran Pernafasan Akut / ISPA)
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006 – 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas jumlah Pneumonia dari tahun 2006-2008
mengalami penurunan, sedangkan dari tahun 2008 sampai tahun 2010
mengalami kenaikan. Jumlah penderita Pneumonia tertinggi tercatat pada
tahun 2006 sejumlah 2.435 jiwa, sedangkan terendah tercatat pada tahun
2008 sejumlah 748 jiwa.
d. HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu terjadinya
penularan HIV. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
banyuwangi, Tahun 2006 dilaporkan sebanyak 5.009 kasus IMS yang
ditemukan dan semuanya ditangani, sedangkan sedangkan kasus
HIV/AIDS dilaporkan sebanyak 76 kasus dan semuanya ditangani. Tahun
2007 dilaporkan sebanyak 5.054 kasus IMS yang ditemukan dan
semuanya ditangani, sedangkan sedangkan kasus HIV/AIDS dilaporkan
2435
1090
748
1103
1490
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah penderita Pneumonia
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 16 LAPORAN AKHIR
sebanyak 81 kasus dan semuanya ditangani. Tahun 2008 dilaporkan
sebanyak 664 kasus IMS yang ditemukan dan semuanya ditangani,
sedangkan sedangkan kasus HIV/AIDS dilaporkan sebanyak 266 kasus
dan semuanya ditangani. Tahun 2009 dilaporkan sebanyak 310 kasus
IMS yang ditemukan dan semuanya ditangani, sedangkan sedangkan
kasus HIV/AIDS dilaporkan sebanyak 186 kasus dan semuanya ditangani.
Tahun 2010 dilaporkan sebanyak 236 kasus IMS yang ditemukan dan
semuanya ditangani, sedangkan sedangkan kasus HIV/AIDS dilaporkan
sebanyak 239 kasus dan semuanya ditangani.
Gambar 5.8. Grafik Angka Kesakitan (IMS) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 – 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas dari tahun 2007-2010 terjadi penurunan
yang cukup signifikan jumlah penderita IMS. Jumlah penderita IMS
tertinggi tercatat pada tahun 2007 sejumlah 5054 jiwa, sedangkan kasus
IMS terendah tercatat pada tahun 2010 sejumlah 236 jiwa.
5009 5054
664310 236
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
2006 2007 2008 2009 2010
IMS
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 17 LAPORAN AKHIR
Gambar 5.9. Grafik Angka Kesakitan (HIV/AIDS) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas dari tahun 2006-2007 jumlah penderita
HIV/AIDS mengalami kenaikan yang cukup drastic. Jumlah penderita
HIV/AIDS tertinggi terjadi tahun 2008 sejumlah 266 jiwa, sedangkan untuk
yang terendah terjadi pada tahun 2006 sejumlah 76 jiwa.
e. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
tahun 2006 Jumlah kasus DBD sebanyak 677 kasus dan keseluruhan
telah diobati. Kasus DBD terbanyak terdapat pada Wilayah Puskesmas
Kembiritan 20 kasus . Tahun 2007 Jumlah kasus DBD sebanyak 788
kasus dan keseluruhan telah diobati. Kasus DBD terbanyak terdapat pada
Wilayah Kecamatan Banyuwangi 114 kasus. Tahun 2008 Jumlah kasus
DBD sebanyak 541 kasus dan keseluruhan telah diobati. Kasus DBD
terbanyak terdapat pada Wilayah Kecamatan Banyuwangi 58 kasus.
Tahun 2009 Jumlah kasus DBD sebanyak 769 kasus dan keseluruhan
telah diobati. Kasus DBD terbanyak terdapat pada Wilayah Kecamatan
Cluring 128 kasus. Tahun 2010 Jumlah kasus DBD sebanyak 1.027 kasus
76 81
266
186
239
0
50
100
150
200
250
300
2006 2007 2008 2009 2010
HIV/AIDS
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 18 LAPORAN AKHIR
dan keseluruhan telah diobati. Kasus DBD terbanyak terdapat pada
Wilayah Kecamatan Banyuwangi 120 kasus.
Gambar 5.10. Grafik Angka Kesakitan (DBD) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas bahwa kasus DBD tertinggi terjadi pada
tahun 2010 tercatat sejumlah 1.027 penderita DBD. Sedangkan kasus
DBD terendah terjadi pada tahun 2008 tercatat sejumlah 541 penderita
DBD.
f. Diare
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
Tahun 2006 Jumlah kasus diare sebanyak 24.085 kasus, balita yang
terkena diare ditangani sebanyak 10.309 dan ditangani 100%. Tahun
2007 Jumlah kasus diare yang tercatat dari 45 Puskesmas sebanyak
29.419 kasus, balita yang terkena diare yang ditangani 13.830 kasus dan
semuanya tertangani (100 %). Tahun 2008 Jumlah kasus diare yang
tercatat dari 45 Puskesmas sebanyak 15.198 kasus, balita yang terkena
diare yang ditangani 12.252 kasus dan semuanya tertangani (100 %).
677
788
541
769
1027
0
200
400
600
800
1000
1200
2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah penderita DBD
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 19 LAPORAN AKHIR
Tahun 2009 Jumlah kasus diare yang tercatat dari 45 Puskesmas
sebanyak 33.367 kasus, balita yang terkena diare yang ditangani 15.198
kasus dan semuanya tertangani (100 %). Tahun 2010 Jumlah kasus diare
yang tercatat dari 45 Puskesmas sebanyak 34.364 kasus, balita yang
terkena diare yang ditangani 16.414 kasus dan semuanya tertangani
(100%).
Gambar 5.11. Grafik Angka Kesakitan (Diare) Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas kasus diare mengalami peningkatan dari
tahun 2006-2010 kecuali tahun 2008 terjadi penurunan. Kasus diare
tertinggi tercatat pada tahun 2010 sejumlah 34.364 jiwa, sedangkan kasus
diare terendah terjadi pada tahun 2008 sejumlah 15.198 jiwa. Dari
sejumlah kasus tersebut diantaranya adalah balita. Jumlah penderita diare
balita tertinggi tercatat pada tahun 2010 sejumlah 15.414, sedangkan
terendah tahun 2006 sejumlah 10.309 balita.
24085
29419
15198
33367 34364
10309
1383012252
1519816414
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
2006 2007 2008 2009 2010
Kasus Diare
Balita ditangani
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 20 LAPORAN AKHIR
h. Kusta
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Tahun 2006 jumlah
penderita Kusta sebanyak 44 jiwa dan yang telah selesai menjalani
pengobatan (RTF PB) sebanyak 39 jiwa (88,64). Tahun 2007 jumlah
penderita Kusta sebanyak 1 orang dan yang telah selesai menjalani
pengobatan (RTF PB) sebanyak 1 orang (100%). Sedangkan untuk kusta
tipe MB, jumlah penderita yang dilaporkan 54 orang, dan yang telah
selesai menjalani pengobatan (RTF MB) sebanyak 50 orang (92,59%).
Tahun 2008 jumlah penderita Kusta PB sebanyak 2 orang dan yang telah
selesai menjalani pengobatan (RTF PB) sebanyak 2 orang (100%).
Sedangkan untuk kusta tipe MB, jumlah penderita yang dilaporkan tahun
2006 yaitu 54 orang, dan yang telah selesai menjalani pengobatan pada
tahun 2008 (RTF MB) sebanyak 52 orang (96,3%).Tahun 2009 jumlah
penderita Kusta PB sebanyak 8 orang dan yang telah selesai menjalani
pengobatan (RTF PB) sebanyak 8 orang (100%). Sedangkan untuk kusta
tipe MB, jumlah penderita yang dilaporkan 66 orang, dan yang telah
selesai menjalani pengobatan (RTF MB) sebanyak 59 orang (92,19
%).Tahun 2010 jumlah penderita Kusta PB sebanyak 7 orang dan yang
telah selesai menjalani pengobatan (RTF PB) sebanyak 7 orang (100%).
Sedangkan untuk kusta tipe MB, jumlah penderita yang dilaporkan 54
orang, dan yang telah selesai menjalani pengobatan (RTF MB) sebanyak
46 orang ( 96 %).
i. Filaria (Kaki Gajah)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
pada tahun 2006 tidak terdapat kasus Filaria.Sedangkan Tahun 2007
penderita filariasis sejumlah 2 jiwa dan ditangani 100%. Tahun 2008
penderita filariasis sejumlah 12 jiwa dan ditangani 100%. Tahun 2009
penderita filariasis sejumlah 12 jiwa dan ditangani 100%, Penderita
tersebut berasal dari Kecamatan Giri, Glagah, Banyuwangi, Kabat,
Tegaldlimo, Genteng dan Bangorejo. Tahun 2010 penderita filariasis
sejumlah 10 jiwa dan ditangani 100%, penderita tersebut tercatat di
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 21 LAPORAN AKHIR
Puskesmas Sobo dan Gladag masing-masing 2 orang dan yang lain
tersebar diwilayah puskesmas lain.
J. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi PD3I
a. Tetanus Neonatorum
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
pada tahun 2006 tidak terdapat kasus Neonatorum. Sedangkan tahun
2007 terdapat 1 kasus Tetanus Neonatorum dan mengakibatkan kematian
bagi penderita. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2006 dimana
tidak ada penderita Tetanus Neonatorum. Sedangkan pada tahun 2008
terdapat 3 kasus Tetanus Neonatorum, 1 kasus mengakibatkan kematian
pada penderita dan 2 dfiantaranya terdapat pada Wilayah Puskesmas
Licin dan Songgon.Pada Tahun 2009 di Kabupaten Banyuwangi terdapat
1 kasus Tetanus Neonatorum, dan tidak menyebababkan kematian pada
penderita. Sedangkan untuk tahun 2010 terdapat 1 kasus Tetanus
Neonatorum di paspan dan tidak menyebabkan kematian.
b. Campak
Jumlah kasus Campak di Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2006
terdapat 177 kasus, Kasus terbanyak terdapat dipuskesmas Paspan dan
Glagah. Tahun 2007 sejumlah 117 kasus. Jumlah ini menurun
dibandingkan pada tahun 2006 sejumlah 177 kasus. Kasus terbanyak
terdapat di Puskesmas Sumberberas Kecamatan Muncar. Sedangkan
untuk tahun 2008 terdapat 51 kasus campak, dibandingkan tahun
sebelumnya terjadi penurunan. Tahun 2009, hasil dari kompilasi data atau
informasi dari 45 Puskesmas terdapat sebanyak 56 kasus. Jumlah ini
meningkat daripada tahun sebelumnya yang terdapat 51 kasus. Kasus
terbanyak tercatat pada Puskesmas Kedungwungu Kecamatan
Tegaldlimo.
c. Difteri, Pertusis, Hepatitis
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
tahun 2006 tidak terdapat kasus Difteri dan Pertusis. Tetapi terdapat
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 22 LAPORAN AKHIR
kenaikan jumlah kasus Hepatitis B 37 kasus dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2007 di Kabupaten Banyuwangi tidak terdapat kasus Pertusis dan
Hepatitis B. Tetapi pada tahun 2007 ini terdapat kenaikan jumlah kasus
Difteri, yaitu sebesar 2 kasus, dari tahun sebelumnya yang tidak terdapat
kasus difteri. Tahun 2008 terdapat 5 kasus Difteri dan menyebabkan 1
orang meninggal (CFR 20%). Sedangkan untuk kasus Pertusis dan
Hepatitis B ditemukan 2 kasus Pertusis dan 188 kasus Hepatitis B. Tahun
2009 terdapat kasus Difteri sebanyak 5 kasus dan tidak menyebabkan
kematian, sedangkan untuk Pertusis dan hepatitis B dilaporkan tidak ada.
Untuk tahun 2010 dilaporkan ada 9 kasus Difteri, 1 diantaranya
meninggal, sedangkan untuk pertusis dan Hepatitis dilaporkan 0 jiwa.
k. Malaria
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
tahun 2006 jumlah penderita malaria 3.023 jiwa, dan semuanya termasuk
penderita malaria klinis. Dan 8 diantaranya positif malaria yakni tercatat
pada Puskesmas Wongsorejo, Bajulmati, Paspan dan Kedungwungu.
Tahun 2007 jumlah penderita malaria masih cukup sangat tinggi
sejumlah3.153 jiwa dan diobati 100%, Sedangkan yang termasuk
penderita klinis sejumlah 3.141 jiwa dan terdapat 12 penderita positif
Malaria yang tercatat pada puskesmas Sumberberas dan kedungwunggu.
Pada tahun 2008 penderita malaria mengalami penurunan yang
cukup drastis hanya sejumlah 47 jiwa dan diobati 100%, 47 jiwa tersebut
semuanya merupakan penderita klinis. Kasus malaria tersebut terjadi di
Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Banyuwangi, Muncar,
Purwoharjo, Cluring, Gambiran dan Kalibaru.
Tahun 2009 jumlah penderita Malaria 47 penderita dan diobati
100%, 41 jiwa diantaranya menderita Malaria klinis. Adapun data malaria
tercatat pada Kecamatan Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo, Cluring dan
pesanggaran.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 23 LAPORAN AKHIR
Sedangkan pada tahun 2010 jumlah penderita malaria 29 jiwa.
Diantara 24 kecamatan, ada beberapa kecamatan yang menangani
penyakit Malaria diantaranya Muncar, Bangorejo, Purwoharjo dan cluring
yaitu di Puskesmas Muncar 14 jiwa, Sambirejo 9 jiwa meninggal 2 orang,
Purwoharjo dan Benculuk masing-masing 3 jiwa. Sedangkan dibeberapa
kecamatan yang lain dilaporkan 0 jiwa.
5.1.2.2. Angka Kesakitan Menurut Unit Yang Merawat
Selain itu angka kesakitan dapat dilihat dari unit yang menangani
atau merawat, dalam hal ini adalah rumah sakit. Rumah sakit tersebut
diantaranya yaitu RSUD Blambangan, RSUD Genteng serta Rumah Sakit
AL Huda. Berdasarkan data dari RSUD Blambangan tahun 2010 tercatat
jumlah pasien Rawat inap Tuberkulosis (TB) Paru (+) dengan tanpa
biakan kuman cukup tinggi 248 jiwa, Gastritis dan duodenitis 188 jiwa, dan
Cedera yang tidak diketahui lainya dan daerah badan multiple 71 jiwa.
Sedangkan untuk pasien rawat jalan tercatat pasien Pemeriksaan
kesehatan kuman 2,415 jiwa, Gangguan Infeksi dan akomodisi 1,048 jiwa
dan Penyakit kulit jaringan subkulit 1,048 jiwa. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel.
Tabel 5.3. Jumlah Morbiditas Rawat Inap Dan Rawat Jalan
RSUD Blambangan Tahun 2010
No. Jenis Penyakit Rawat Inap Rawat Jalan
1 DM Tidak bergantung Insulin
-
413
2 Tuberkulosis (TB) Paru (+) dengan tanpa biakan kuman
248
334
3 TB Paru lainya
1
244
4 Penyakit Hypertensi lainya
3
845
5 Penyakit kulit jaringan subkulit
13
1,048
6 Gastritis dan Duodenitis
188
686
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 24 LAPORAN AKHIR
7 Cedera yang tidak diketahui lainya dan daerah badan multiple
71
732
8 Gangguan Infeksi dan akomodisi
-
1,168
9 Pemeriksaan kesehatan kuman
-
2,415
10 Gangguan lain kelopak mata
-
698 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
2011.
Selanjutnya, berkaitan dengan beberapa penyakit yang ada di
RSUD Blambangan tahun 2010 dilaporkan jumlah kematian yang paling
tinggi yaitu penyakit Hipoksia intauterus dan afiksia lahir 77 jiwa, Gagal
ginjal lainya 51 jiwa dan Cedera intrakarnial 46 jiwa. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel.
Tabel 5.4.
Jumlah Mortalitas di RSUD Blambangan, Tahun 2010
No. Jenis Penyakit Jumlah
1 Hipoksia intauterus dan afiksia lahir 77
2 Gagal ginjal lainya 51
3 Cedera intrakarnial 46
4 DM bergantung Insulin 41
5 Tuberkulosis (TB) Paru (+) dengan tanpa biakan kuman 38
6 Penyakit Serebrovaskuler lainya 5
7 Infark serebal 26
8 Gagal Jantung 24
9 Serosis hati 24
10 Infark Mio 19
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
Berdasarkan data dari RSUD Genteng tahun 2010 tercatat jumlah
pasien Rawat inap Demam tifoid dan paratifoid cukup tinggi 601 jiwa,
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 25 LAPORAN AKHIR
Diare dan gasteronteritis oleh penyebab infeksi tertentu 588 jiwa, dan
Gejala tanda dan penemuan klinik dan laboratorium tidak normal, YTK
ditempat lain 465 jiwa. Selanjutnya, berkaitan dengan beberapa penyakit
yang ada di RSUD Genteng dilaporkan jumlah kematian yang paling tinggi
yaitu Penyakit napas lainya 77 jiwa, Pendarahan intrakranial 69 jiwa
Penyakit jantung lainya 66 jiwa, Septisemia 60 jiwa dan Leiomioma uterus
48 jiwa. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel.
Tabel 5.5.
Jumlah Morbiditas di RSUD Genteng (Rawat Inap) Tahun 2010
No. Jenis Penyakit Jumlah Pasien
Keluar Keluar Mati
1 Demam tifoid dan paratifoid 601 -
2 Diare dan gasteronteritis oleh penyebab infeksi tertentu
588 -
3 Tuberkolosis paru lainya 346 3
4 Tetanus lainya 41 8
5 Septisemia 63 60
6 Demam dengue dan demam virus tular nyamuk lain
123 1
7 Demam berdarah dengue 160 -
8 Penyakit virus gangguan defisiensi imun pada manusia (HIV)
70 -
9 Neoplasma ganas payudara 71 3
10 Neoplasma ganas serviks uterus 37 2
11 Leiomioma uterus 48 48
12 Neoplasma jinak ovarium 34 34
13 Neoplasma yang tak menentu peranggainya dan yang tidak diketahui sifatnya
90 2
14 Anemia lainya 410 -
15 Diabetus melitus bergantung insulin 49 3
16 Diabetus melitus tidak bergantung insulin 210 1
17 Deplesi volume (dehidrasi) 292 -
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 26 LAPORAN AKHIR
No. Jenis Penyakit Jumlah Pasien
Keluar Keluar Mati
18 Gangguan endokrin, nutrisi dan metabolisme lainya
55 2
19 Hipertensi Esensial (primer) 248 1
20 Penyakit jantung lainya 347 66
21 Pendarahan intrakranial 109 69
22 Infark serebral 160 19
23 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya
167 -
24 Bronkitis, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya
83 -
25 Asma 176
26 Efusi Plaura 89 1
27 Penyakit napas lainya 150 77
28 Gastritis dan duodenitis 121 -
29 Penyakit usus dan peritonium lainya 56 6
30 Koma hepatikulum dan hepatitis fulminan 163 9
31 Penyakit hati lainya 288 -
32 Penyakit sistem cerna lainya 78 12
33 Penyakit glumerulus lainya 463 15
34 Penyakit sistem kemih lainya 77 -
35 Menoragi atau metroragi 132 -
36 Penyulit kehamilan dan persalinan lainya 234 -
37 Persalinan tunggal spontan 472 -
38 Janin dan bayi baru lahiryang dipengarui oleh faktor dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran
333 -
39 Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah
118 -
40 Hipoksia intauteuterus dan asfiksia lahir 259 10
41 Kejang YTT 100 -
42 Gejala tanda dan penemuan klinik dan laboratorium tidak normal, YTK ditempat
465 1
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 27 LAPORAN AKHIR
No. Jenis Penyakit Jumlah Pasien
Keluar Keluar Mati
lain
43 Fraktur tulang anggota perak 181 -
44 cedera intrakranial 216 -
45 Penunjang sarana kesehatan untuk alasan lainya
484 -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
Pasien rawat jalan di RSUD Genteng tercatat pasien pengindap
Tuberkolosis paru lainya 1,476 jiwa, Gangguan refraksi dan akomodasi
1,342 jiwa, Diabetus melitus tidak bergantung insulin 1,365 jiwa dan
Penyakit virus gangguan defisiensi imun pada manusia (HIV) 1,037 jiwa .
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah.
Tabel 5.6.
Jumlah Morbiditas di RSUD Genteng (Rawat Jalan) Tahun 2010
No Jenis Penyakit
Jumlah
Kasus Baru
Kunjungan
1 Demam tifoid dan paratifoid 233 271
2 Diare dan gasteronteritis oleh penyebab infeksi tertentu
735 849
3 Tuberkolosis paru lainya 301 1,476
4 Penyakit virus gangguan defisiensi imun pada manusia (HIV)
108 1,037
5 Mikosis 156 301
6 Neoplasma ganas payudara 75 252
7 Leiomioma uterus 87 258
8 Neoplasma yang tak menentu peranggainya dan yang tidak diketahui sifatnya
255 410
9 Anemia lainya 271 344
10 Diabetus melitus tidak bergantung insulin 265 1,365
11 Deplesi volume (dehidrasi) 255 271
12 Epilepsi 61 416
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 28 LAPORAN AKHIR
No Jenis Penyakit
Jumlah
Kasus Baru
Kunjungan
13 Gangguan saraf, radiks dan pleksus saraf 113 234
14 Konjungtivitas dan gangguan lain konjungtivitas 720 113
15 Keratitis dan gangguan laion sklera dan kon 176 236
16 Gangguan refraksi dan akomodasi 895 1,342
17 Otitis media dan gangguan mastoid dantelingga tengah
581 960
18 Penyakit telingga dan prosesus mastoid 608 834
19 Hipertensi Esensial (primer) 361 786
20 Penyakit jantung lainya 186 294
21 Infark serebral 248 635
22 Tonsilitis akut 296 447
23 Penyakit hidung dan sinus hidung lainnya 196 277
24 Bronkitis, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya
372 835
25 Asma 233 484
26 Penyakit Pulpa dan periapikal 567 816
27 Penyakit gusi, , jaringan periondontal dan tulang alveolar
521 588
28 Gastritis dan duodenitis 354 446
29 Dispepsia 862 1,111
30 Hernia inguinal 137 217
31 Infeksi kulit dan jaringan subkutan 292 373
32 Osteoartritis 968 1,240
33 Dorsopati lainya 239 399
34 Gangguan jaringan lunak lainya 258 450
35 Penyakit sistem kemih lainya 214 287
36 Hiperplasia prostat 118 286
37 Penyulit kehamilan dan persalinan lainya 224 246
38 Persalinan tunggal spontan 342 362
39 Janin dan bayi baru lahiryang dipengarui oleh 305 306
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 29 LAPORAN AKHIR
No Jenis Penyakit
Jumlah
Kasus Baru
Kunjungan
faktor dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran
40 Demam yang sebabya tak diketahui 1,239 1,303
41 Gejala tanda dan penemuan klinik dan laboratorium tidak normal, YTK ditempat lain
1,358 1,617
43 Fraktur paha 80 276
44 Fraktur tulang anggota gerak 339 949
45 cedera intrakranial 279 318
46 Cedera YTD Lainya , YTT dan daerah multiple 1,086 1,383
47 Pemeriksaan kesehatan umum 1 419
48 Orang yang mendapatkan pelayanan kes. Untuk pelayanan khusus dan investigasi lainya
62 2,173
49 Pengawasan kehamilan normal 96 1,254
50 Perawatan dan pemeriksaan pasca persalinan 3 626
51 Penunjang sarana kesehatan untuk alasan lainya
498 11,194
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
Selain data dari Rumah Sakit milik pemerintah, dari responden lain
yaitu RS AL Huda Genteng dilaporkan penyakit yang dominan tahun 2010
umumnya dirawat yaitu Penyakit dalam 6.737 jiwa, Kesehatan Anak 3.111
jiwa, Obstretri 2.028 jiwa, dan perinatal 1.490 jiwa. Sedangkan jumlah
kematian yang sering terjadi yaitu penyakit dalam 251 jiwa, Perinatal 51
jiwa, kesehatan anak 38 jiwa, Syaraf 113 jiwa dan paru 26 jiwa.
Tabel 5.7. Jumlah Morbiditas dan Mortalitas di RS Al - Huda
Tahun 2010
No Spesialisasi
Kasus
Morbiditas Th. 2010
Mortalitas
Th. <48 Jam > 48 Jam Total
1 Penyakit Dalam 6736 151 100 251
2 Kesehatan Anak 3111 28 10 38
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 30 LAPORAN AKHIR
3 Perinatal 1490 32 19 51
4 Obstretri 2028 2 0 2
5 Gynec 387 3 0 3
6 Bedah Umum 1100 19 12 31
7 Bedah Ortho 304 2 0 2
8 Bedah Syaraf 452 16 1 17
9 Bedah Umum 4 0 0 0
10 Syaraf 861 91 22 113
11 Jiwa 43 0 0 0
12 Mata 13 0 0 0
13 THT 52 0 0 0
14 Paru 644 15 11 26
15 Kulit Kelamin 22 0 0 0
16 Gigi dan Mulut 19 0 0 0
Jumlah 17266 359 175 534
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
5.1.3. Status Gizi
Gizi merupakan merupakan makananan yang sangat dibutuhkan
untuk menghasilkan energy dan pertumbuhan. Status gizi sangat
memegang peranan penting dalam menentukan kesehatan manusia dan
akan berpengaruh kepada umur harapan hidup. Status gizi pada masa
pertumbuhan anak akan memegang peranan penting bagi kecerdasan
anak, pertumbuhan syaraf sensorik dan motorik yang berpengaruh
kepada kretifitas dan produktifitas penduduk.
Berdasarkan data dari dinas kesehatahan jumlah penderita gizi
buruk dari 2006-2010 (Tahun 2006: 318, tahun 2007:328, tahun 2009; 359
balita gizi buruk) cenderung mengalami kenaikan, kecuali tahun 2009
mengalami penurunan sedangkan ditahun 2010 juga mengalami
peningkatan yang cukup drastic dibandingkan tahun 2009 dari 275 balita
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 31 LAPORAN AKHIR
gizi buruk di tahun 2009 naik menjadi 401 balita menderita GIzi buruk.
Untuk lebuh jelasnya perhatikan grafik berikut.
Gambar 5.12. Grafik Jumlah Penderita Gizi Buruk Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Untuk tahun 2010 status gizi balita yang tergolong baik sejumlah
68.127 jiwa atau 77,37%, status gizi tergolong kurang sejumlah 1.696 jiwa
atau 2,49 % dan status gizi tergolong buruk sejumlah 401 jiwa atau
0,46%. Untuk lebih jelasnya perhatikan dibawah:
- Jumlah balita yang ada :
- Ditimbang :
- Berat Badan Naik :
- Bawah Garis Merah :
- Gizi Buruk :
111,264
88,048
68,127
1,696
401
(79,13%)
(77,37%)
(86,48%)
(0,46%)
328 335359
275
401
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah penderita gizi buruk
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 32 LAPORAN AKHIR
Selain memperhatikan asupan gizi, pemerintah juga memantau
perkembangan balita melalui berbagai kunjungan diantaranya Kunjungan
Neonatus sejumlah 22.404 jiwa atau 92,72% dari 24.164 jiwa balita yang
ada. Selanjutnya Kunjungan Bayi sejumlah 21.646 jiwa atau 89,58 % serta
Berat badan lahir rendah sejumlah 448 jiwa atau 1,90%
5.2. Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan masyarakat merupakan suatu upaya atau
tindakan yang dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga dan
meningkatkan kondisi kesehatannya. Hal ini membutuhkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat atau penduduk untuk berperan aktif dalam upaya-
upaya menjaga kesehatannya. Berikut ini diuraikan beberapa variabel
terkait dengan upaya kesehatan.
5.2.1. Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan,
pelayanan harus ditingkatkan agar derajat kesehatan
meningkat.Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuwangi tahun 2006,Cakupan pelayanan K4 sebesar 76,93% atau
22.050 dari 28.663 ibu hamil. Cakupan tertinggi K4 96,08 % pada
puskesmas jajag dan cakupan K4 terendah 52,98 % pada Puskesmas
Wongsorejo.
Tahun 2007 cakupan pelayanan K1 sebesar 91,48% (25.524 ibu
hamil). Sedangkan pelayanan K4 adalah sebesar 84,28% atau 23.514 dari
27.901 ibu hamil. Cakupan tertinggi K1 sebesar 99,39% pada Puskesmas
Gendoh, dan cakupan K1 terendah 76,88% pada puskesmas benculuk.
Sedangkan untuk cakupan tertinggi K4 95,55% pada Puskesmas
Sambirejo dan cakupan K4 terendah 69,5% pada puskesmas benculuk.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 33 LAPORAN AKHIR
Tahun 2008 cakupan pelayanan K1 sebesar 90,07 % (24.484 ibu
hamil). Sedangkan cakupan pelayanan K4 adalah sebesar 76,8 % atau
20.876 dari 27.184 ibu hamil. Sedangkan untuk cakupan tertinggi K4
100% pada Puskesmas Gendoh dan cakupan K4 terendah 53,87% pada
puskesmas Kelir.
Tahun 2009 cakupan pelayanan K1 sebesar 93,04% (26.982 ibu
hamil). Sedangkan pelayanan K4 adalah sebesar 78,47% atau 21.172 dari
26.982 ibu hamil. Cakupan tertinggi K1 sebesar 113,70% dan cakupan K1
terendah 53,87% pada puskesmas Klatak. Sedangkan untuk cakupan
tertinggi K4 113,70% pada Puskesmas Grajangan dan cakupan K4
terendah 54,31% pada puskesmas Siliragung.
Tahun 2010 Kunjungan ibu hamil K1 sebesar 26.258 jiwa atau
91,41 %, ada beberapa puskesmas angka kunjungan K1 mencapai 100%
diantaranya adalah Puskesmas Wongsorejo, Sumberrejo, Kedungberas,
tapanrejo, kedungwungu, Purwoharjo, Jajag dan Kedungsari. Sedangkan
untuk kunjungan ibu hamil K4 mengalami penurunan hanya 20.845 atau
79,39%, ada beberapa puskesmas yang angka kunjunganya cukup tinggi
diantaranya Genteng kulon 99,75%, Jajag 97,77 %, dan Sumberberas
95,19%. Selain itu ada beberapa puskesmas yang tingkat kunjunganya
agak rendah diantaranya Puskesmas licin 56,98%, Siliragung 58,37%.
Selain itu, untuk persalinan ditolong tenaga medis mencapai 95,98% atau
sejumlah 23.039 jiwa. Sedangkan kunjungan ibu nifas mencapai 98,99%
atau sejumlah 23.760 jiwa . Untuk lebih jelasnya uraian diatas perhatikan
grafik dibawah.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 34 LAPORAN AKHIR
Gambar 5.13. Grafik Jumlah Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas kunjungan K1 cenderung mengalami
kenaikan sedangkan kunjungan K4 cenderung mengalami penurunan.
Capaian tertinggi kunjungan K1 tercatat pada tahun 2009 sejumlah 26.982
jiwa, sedangkan kunjungan K1 terendah terjadi pada tahun 2008 hanya
sejumlah 20.876 jiwa. Sedangkan untuk kunjungan K4 capaian tertinggi
tercatat pada tahun 2006 sedangkan capaian terendah tercatat pada
tahun 2008 hanya sejumlah 20.878 jiwa. Sedangkan untuk tahun 2010
lebih jelasnya cakupan kunjungan K1 dan K10 adalah sebagai berikut.
2552424484
26982 26258
23514
20876 21172 20845
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2007 2008 2009 2010
Series 1
K1
K4
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 35 LAPORAN AKHIR
Ibu Hamil
Jumlah
K1
K4
Ibu Bersalin
Jumlah
Ditolong Nakes
Ibu Nifas
Jumlah
Mendapat Pelayanan Nifas
26.258
24.002 (91,41%)
20.845 (79,39%)
24.003
23.039 (95,98%)
24.003
23.760 (98,99%)
b. Pelayanan Keluarga Berencana
Cakupan pelayanan KB aktif di Kabupaten Banyuwangi tahun 2006
sebesar 255.703 (78,83%) dari target sebanyak 324.358 PUS, dengan
cakupan tertinggi 96,09% pada Puskesmas Licin, yang terendah adalah
Puskesmas Kebaman dengan cakupan 58,64%.
Tahun 2007 Cakupan pelayanan KB aktif sebesar 246.750
(76,91%) dari target sebanyak 320.829 PUS, dengan cakupan tertinggi
93,77% pada Puskesmas Purwoharjo, yang terendah pada Puskesmas
Sepanjang 62,58%.Sedangkan pelayanan KB baru sebesar 29.963
(9,34%) dari target sebanyak 320.829 PUS, dengan cakupan tertinggi
17,36% pada Puskesmas Gendoh, yang terendah pada Puskesmas
Tapanrejo sebesar 5,82%. Beberapa alat kontrasepsi yang diminati oleh
peserta KB aktif diantaranya; Suntik 46,69%, Implant 9,04%, MOP/MOW
4,66%, IUD 10,98%, Kondom 0,15% dan PIL 28,45%.
Tahun 2008 Cakupan pelayanan KB aktif sebesar 242.979
(73,58%) dari target sebanyak 330.233 PUS, dengan cakupan tertinggi
17,81% pada Puskesmas Gendoh, yang terendah pada Puskesmas Gitik
6,72%.Sedangkan pelayanan KB baru sebesar 33.591 (10,17%) dari
target sebanyak 330.233 PUS, dengan cakupan tertinggi 17,81% pada
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 36 LAPORAN AKHIR
Puskesmas Gendoh, yang terendah pada Puskesmas Gitik sebesar
6,72%. Beberapa alat kontrasepsi yang diminati oleh peserta KB aktif
diantaranya; Suntik 44,51%, Implant 10,86%, MOP/MOW 4,71%, IUD
10,92%, Kondom 0,21% dan PIL 28,80%.
Tahun 2009 Cakupan pelayanan KB aktif sebesar 246.589
(74,67%) dari target sebanyak 330.233 PUS. Sedangkan pelayanan KB
baru sebesar 30.898. (13,37%) dari target sebanyak 330.233 PUS,
dengan cakupan tertinggi 23,39% pada Puskesmas Tegaldlimo dan
Kedungwungu, yang terendah pada Puskesmas Parijatah Kulon dan
Wonosobo sebesar 7,21%. Beberapa alat kontrasepsi yang diminati oleh
peserta KB aktif diantaranya; Suntik 58,87%, Implant 9,45%, MOP/MOW
0,33%, IUD 4,02%, Kondom 1,45% dan PIL 25,88%.
Tahun 2010 Cakupan pelayanan KB aktif sebesar 241.677
(78,66.%) dari target sebanyak 307.227 PUS, dengan cakupan tertinggi
100% pada Puskesmas Singojuruh. Sedangkan pelayanan KB baru
sebesar 24.785(8,07%) dari target sebanyak 307.227 PUS. Peserta KB
baru (MKJP + Non MKJP) sejumlah 24.785 jiwa. Dari sejumlah peserta
tersebut yang mengikuti IUD 7,77%, MOP 0,33%, IMP Lant 5,44%, Suntik
59,44%, Pil 25,06%, dan Kondom 1,95%. Peserta KB aktif (MKJP + Non
MKJP) sejumlah 241.6777 jiwa. Dari sejumlah peserta tersebut yang
mengikuti IUD 8,99%, MOP 3,61%, IMP Lant 9,21%, Suntik 48,11%, Pil
29,72%, dan Kondom 0,37%. Untuk lebih jelasnya tentang peserta KB
baru perhatikan grafik berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 37 LAPORAN AKHIR
Gambar 5.14. Grafik Jumlah Peserta KB Baru Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan grafik diatas dari tahun 2006-2010 cakupan peserta
KB baru umumnya stabil. Sedangkan untuk lebih jelasnya tahun 2010
perhatikan tabel berikut.
Tabel 5.8. Jumlah PUS, Peserta KB, Peserta KB Baru, dan KB Aktif Menurut
Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
PUS
PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF
Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6=5/4*100 7 8=7/4*100
1 WONGSOREJO WONGSOREJO 7,921 605 7.64 6,117 77.23
BAJULMATI 7,707 943 12.24 5,760 74.74
2 KALIPURO KELIR 4,128 180 4.36 3,446 83.48
KLATAK 12,663 646 5.10 9,006 71.12
3 GIRI MOJOPANGGUNG 4,507 469 10.41 3,571 79.23
4 GLAGAH PASPAN 6,539 192 2.94 5,927 90.64
5 LICIN LICIN 5,959 663 11.13 3,443 57.78
255705246750 242979 246589 241677
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2006 2007 2008 2009 2010
Peserta KB baru
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 38 LAPORAN AKHIR
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
PUS
PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF
Jumlah % Jumlah %
6 BANYUWANGI SOBO 7,411 652 8.80 6,420 86.63
SINGOTRUNAN 6,580 808 12.28 5,028 76.41
KERTOSARI 3,952 261 6.60 3,194 80.82
7 KABAT KABAT 9,728 880 9.05 8,112 83.39
BADEAN 5,066 716 14.13 3,521 69.50
8 ROGOJAMPI GITIK 12,403 1,590 12.82 9,695 78.17
GLADAG 8,386 389 4.64 5,870 70.00
9 SINGOJURUH SINGOJURUH 8,949 278 3.11 9,076 101.42
10 SONGGON SONGGON 10,560 379 3.59 6,072 57.50
11 SRONO KEBAMAN 5,129 545 10.63 4,124 80.41
PARIJATAH KULON
6,038 614 10.17 4,425 73.29
WONOSOBO 5,965 564 9.46 4,621 77.47
12 MUNCAR KEDUNGREJO 7,464 357 4.78 6,341 84.95
SUMBERBERAS 6,081 392 6.45 4,231 69.58
TAPANREJO 4,176 627 15.01 3,406 81.56
TEMBOKREJO 8,335 315 3.78 6,982 83.77
13 TEGALDLIMO TEGALDLIMO 7,452 831 11.15 5,160 69.24
KEDUNGWUNGU 4,798 1,211 25.24 3,061 63.80
14 PURWOHARJO PURWOHARJO 7,022 420 5.98 5,686 80.97
GRAJAGAN 6,464 761 11.77 5,587 86.43
15 CLURING BENCULUK 9,211 634 6.88 6,675 72.47
TAMPO 5,389 668 12.40 4,792 88.92
16 GAMBIRAN JAJAG 5,346 575 10.76 4,606 86.16
YOSOMULYO 5,810 443 7.62 4,830 83.13
17 TEGALSARI TEGALSARI 7,618 62 0.81 6,218 81.62
18 GENTENG GENTENG KULON 8,435 433 5.13 6,482 76.85
KEMBIRITAN 6,531 761 11.65 5,143 78.75
19 SEMPU SEMPU 6,263 381 6.08 4,684 74.79
KARANGSARI 6,188 634 10.25 5,596 90.43
GENDOH 1,602 251 15.67 1,285 80.21
20 GLENMORE SEPANJANG 6,802 868 12.76 5,791 85.14
TULUNGREJO 5,602 259 4.62 4,767 85.09
21 KALIBARU KALIBARU KULON 10,435 325 3.11 9,172 87.90
22 BANGOREJO KEBONDALEM 6,172 259 4.20 4,675 75.75
SAMBIREJO 5,767 331 5.74 4,591 79.61
23 PESANGGARAN PESANGGARAN 4,363 651 14.92 3,508 80.40
SUMBERAGUNG 5,774 474 8.21 4,483 77.64
24 SILIRAGUNG SILIRAGUNG 8,536 488 5.72 6,497 76.11
JUMLAH (KAB/KOTA) 307,227 24,785 8.07 241,677 78.66
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 39 LAPORAN AKHIR
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
Selanjutnya data pelayanan KB Baru selama tahun 2010 di
Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat sebagai berikut.
IUD :
MOP/ MOW :
Implant :
Suntik :
Pil :
Kondom :
Obat vagina :
Lainnya :
Jumlah Total :
1.927
83
1,348
14,732
6,212
483
-
-
24,785
(7,77%)
(0,33%)
(5,44%)
(59,44%)
(25,06%)
(1,95%)
-
-
(100,00%)
c. Desa/Kelurahan UCI
Dari 214 Desa/Kelurahan yang ada tahun 2006-2010, yang
termasuk desa UCI mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun
2007 yang termasuk desa UCI sejumlah 111, Tahun 2008 sejumlah 134,
tahun 2009 sejumlah 170 dan tahun 2010 sejumlah 200 desa/kelurahan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 40 LAPORAN AKHIR
Gambar 5.15. Grafik Jumlah Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Untuk lebih jelasnya tahun 2010 dari 217 desa/kelurahan yang ada
yang termasuk desa/kelurahan UCI sejumlah 200 atau 97,17%.. Namun
ada beberapa wilayah puskesmas yang memiliki desa/kelurahan UCI
cukup rendah diantaranya Licin 25%, kelir 50% dan kebondalem 50%.
Sedangkan untuk bebera wilayah yang lain jumlah desa/kelurahan yang
masuk UCI hampIr semuanya 100% Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel.
Tabel 5.9. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kecamatan
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
DESA/KEL DESA/KEL
UCI % DESA/KEL
UCI
1 2 3 4 5 6=5/4*100
1 WONGSOREJO WONGSOREJO 5 5 100
BAJULMATI 7 7 100
2 KALIPURO KELIR 4 2 50
KLATAK 5 4 80
3 GIRI MOJOPANGGUNG 6 5 83
4 GLAGAH PASPAN 10 10 100
5 LICIN LICIN 8 2 25
6 BANYUWANGI SOBO 7 6 86
SINGOTRUNAN 7 6 86
111
134
170
200
0
50
100
150
200
250
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Series 3
Series 2
Series 1
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 41 LAPORAN AKHIR
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
DESA/KEL DESA/KEL
UCI % DESA/KEL
UCI
KERTOSARI 4 4 100
7 KABAT KABAT 9 9 100
BADEAN 7 7 100
8 ROGOJAMPI GITIK 10 10 100
GLADAG 8 8 100
9 SINGOJURUH SINGOJURUH 11 11 100
10 SONGGON SONGGON 9 9 100
11 SRONO KEBAMAN 3 3 100
PARIJATAH KULON
4 4 100
WONOSOBO 3 3 100
12 MUNCAR KEDUNGREJO 2 2 100
SUMBERBERAS 2 2 100
TAPANREJO 3 3 100
TEMBOKREJO 3 2 67
13 TEGALDLIMO TEGALDLIMO 5 5 100
KEDUNGWUNGU 4 4 100
14 PURWOHARJO PURWOHARJO 4 4 100
GRAJAGAN 4 4 100
15 CLURING BENCULUK 5 5 100
TAMPO 4 4 100
16 GAMBIRAN JAJAG 3 3 100
YOSOMULYO 3 3 100
17 TEGALSARI TEGALSARI 6 5 83
18 GENTENG GENTENG KULON 3 3 100
KEMBIRITAN 2 2 100
19 SEMPU SEMPU 3 3 100
KARANGSARI 3 3 100
GENDOH 1 1 100
20 GLENMORE SEPANJANG 4 4 100
TULUNGREJO 3 3 100
21 KALIBARU KALIBARU KULON 6 6 100
22 BANGOREJO KEBONDALEM 4 2 50
SAMBIREJO 3 3 100
23 PESANGGARAN PESANGGARAN 2 1 50
SUMBERAGUNG 3 3 100
24 SILIRAGUNG SILIRAGUNG 5 5 100
JUMLAH (KAB/KOTA)
- 217 200 92.17
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 42 LAPORAN AKHIR
d. Cakupan Bayi Yang Mendapatkan Vitamin A
Dari tahun 2006-2010 cakupan balita yang mendapatkan Vitamin
A cenderung mengalami penurunan. Adapun rincianya dari tahun 2006 -
tahun 2010 yaitu sejumlah 107.107, 102.466, 101.852, 96.009 dan 76.040
balita yang mendapatkan Vit. A2 kali.
Gambar 5.16. Grafik Cakupan Bayi Mendapat Vitamin A
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Untuk tahun 2010 cakupan bayi (6-11 bulan) sejumlah 24.164 jiwa
yang mendapat pelayanan vitamin A 1 kali 23.642 jiwa atau 97,84%.
Sedangkan untuk balita (1-4 tahun) sejumlah 85.696 yang mendapat
pelayanan vitamin A 2 kali 76.040 jiwa atau 88,73%. Selain itu untuk balita
gizi buruk sejumlah 401 yang mendapat pelayanan 401 atau 100%.
Beberapa daerah yang jumlah gizi buruknya cukup tinggi diantaranya
Klatak, Bajulmati dan Sumberagung masing-masing jumlahnya 59, 34 dan
18 jiwa.
107717102466 101852
96009
76040
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Balita yang mendapatkan VIT. A
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 43 LAPORAN AKHIR
ANAK BAYI (6-11 BULAN )
Jumlah :
Mendapat Vit A 1X :
ANAK BALITA (1 - 4 TAHUN) :
Jumlah :
Mendapat Vit A 2X :
BALITA GIZI BURUK
Jumlah :
Mendapat Perawatan :
24.164
23.642 (97,84%)
85.696
76.040 (88,73%)
401
401 (100,00%)
e. Pemberian Tablet Besi
Berdasarkan grafik dibawah (Tanda merah: Fe1, tanda hijau Fe3),
Pemberian tablet besi Fe 1dari tahun 2006-2010 cenderung mengalami
peningkatan, kecuali tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun 2009
sejumlah 21.609 ibu hamil menjadi 21.056 untuk tahun 2010. Sedangkan
untuk pemberian tablet F3 mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun
ke tahun, untuk tahun 2009 pemberian Fe3 mencakup jumlah yang sangat
tinggi yaitu 24.541.
Gambar 5.17. Grafik Cakupan Bayi Mendapat Tablet Besi (Fe) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
2367523310
2454123890
20764 20700 20890
2160921056
18000
19000
20000
21000
22000
23000
24000
25000
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Series 1
Series 2
Series 3
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 44 LAPORAN AKHIR
Secara rinci tentang pemberian Tablet Besi pada tahun terakhir
(2010) dikelompokkan menurut jenisnya yaitu Fe1 dan Fe3. Jumlah ibu
hamil keseluruhan Kabupaten Banyuwangi 26.257 jiwa. Ibu hamil yang
mendapatkan Tablet Fe1 sejumlah 23.890 atau 90,98%. Sedangkan
jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 21.056 jiwa atau 80,19%.
f. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat
Berdasarkan data dari dinas kesehatan, sarana kesehatan dengan
kemampuan gadar dari tahun 2007- 2010 mengalami penurunan, kecuali
tahun 2008 yang mengalami penambahan gadar. Adapun rincianya
sebagai berikut tahun 2007,2008, 2009 dan 2010 yang memiliki gadar
hanya 49,56%, 50,88%, 21,91 dan 6,59%.
Gambar 5.18. Grafik Jumlah Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Untuk tahun 2010 pelayanan gawat darurat yang dimiliki masih
sangat minim sekali dari 91 sarana kesehatan hanya memiliki 22 unit
49.56% 50.88%
21.91%
6.59%0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Tahun2007 Tahun2008 Tahun2009 Tahun2010
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 45 LAPORAN AKHIR
pelayanan gawat darurat atau 6,59%.Dibandingkan tahun sebelumnya
mengalami penurunan yang cukup drastis. Diantara beberapa sarana
yang memili UGD yaitu Rumah Sakit Umum 5 unit dan 1 unit Rumah Sakit
Khusus. Sedangkan untuk Puskesmas dan yayasan kesehatan belum
memiliki unit gawat darurat. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan mutu dan
kualitas kesehatan sebaiknya jumlah unit gawat darurat segera ditambah.
Tabel 5.10. Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan
Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Kabupaten banyuwangi, Tahun 2010
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
PELAYANAN GADAR
JUMLAH %
1 2 3 4 5=4/3*100
1 RUMAH SAKIT UMUM 7 5 71.43
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
4 1 25.00
3 PUSKESMAS 45 16 -
4 SARANA YANKES.LAINNYA
35 - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 91 22 6.59
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
g. Asi Ekslusif
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
Jumlah bayi yang deberi ASI Ekslusif jumlahnya masih sangat minim
berkisar 29-32% dari jumlah bayi yang ada. Adapun rincianya dari tahun
2006, 2007, 2008, 2008 dan tahun 2009 bayi yang diberi ASI ekslusif
sejumlah 7.953, 7710, 7316, 7851 dan 7443 bayi.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 46 LAPORAN AKHIR
Gambar 5.19. Grafik Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Untuk tahun 2010 berdasarkan data dari Dinas Kesehatan jumlah
bayi di Kabupaten Banyuwang 24.164 jiwa, yang diberi ASI Eklusif hanya
sejumlah 7.443 jiwa atau 30,80%. beberapa daerah lingkungan
puskesmas yang diberi ASI Ekslusif cukup tinggi diantarany Paspan
59,14% dan Singotrunan 58,35%. Sedangkan ada beberapa daerah yang
tingkat pemberian ASI Ekslusife sangat rendah diantaran diwilayah
Puskesmas Pesanggrahan 0,96%, Tembokrejo 1,66% dan sumber beras
3,41%. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pemberian ASI
Ekslusif sangat rendah karena kurangya kesadaran masyarakat akan
pentingya ASI Ekslusif.
h. Pelayanan kesehatan Gigi
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
Pelayanan dasar gigi tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup
tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Adapun rincianya
79537710
7316
78517443
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Asi Ekslusif
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 47 LAPORAN AKHIR
tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan tahun 2010 sejumlah 19.102, 35.983,
26.520, dan 44.769.
Untuk tahun 2010 Pelayanan dasar gigi meliputi; Tumpatan gigi
tetap sejumlah 6.634 jiwa, Pencabutan gigi tetap 9.340 jiwa, Tambal atau
cabut gigi 0,71% dan perawatan gigi lainya 28.795 jiwa. Jumlah SD/MI
yang melakukan sikat gigi massal yaitu 782 sekolah atau 75,19%.
Sedangkan berdasarkan jumlah murid dari 32.836 jiwa yang diperiksa
5,68%, dari hasil pemeriksaan 16.098 jiwayang dinyatakan perlu
perawatan 16.098 jiwa dan mendapat perawatan 100%.
i. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
Cakupan jumlah peserta prabayar dari tahun ketahun mengalami
peningkatan yang signifikan, terutama untuk tahun 2010 mengalami
peningkatan yang sangat tajam. Adapun perincianya tahun 2006, 2007,
2008, 2009 dan 2010 sejumlah 467.203, 546,146, 613.001 dan 1.610.910
jiwa.
Gambar 5.20. Grafik Jumlah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2009 - 2010
467203546146
613001
1610910
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 48 LAPORAN AKHIR
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Untuk tahun 2010, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan,
Pelayanan kesehatan masyarakat meliputi ASKES, JAMSOSTEK,
JAMKESMAS, JAMKESDA dan lain-lain sejumlah 1.610.910 jiwa.
Diantaranya adalah yang mengikuti ASKES sejumlah 61.736 jiwa,
JAMSOSTEK 9.600 jiwa, JAMKESMAS 530.121 jiwa, JAMKESDA
1.009.453 jiwa. Secara rinci dapat dilihat uraian berikut:
- Jumlah Penduduk : 1.610.910 jiwa
- Askes : 61.736 jiwa
- Jamsostek : 9,600 jiwa
- Jamkesmas / Jamkesda
- Kuota : 530.121 jiwa
- Non Kouta : -
- Lainnya : 1.009.453 jiwa
- Jumlah : 1.610.910 jiwa (100%)
Catatan : * = Jumlah penduduk menurut puskesmas harus sama dengan jumlah
penduduk menurut kecamatan.
j. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
.Jumlah masyarakat miskin sebanyak 530.121 jiwa dicakup 100%
oleh JAMKESMAS/JAMKESDA 100%. Selain itu yang mendapat
pelayanan di yayasan kesehatan yaitu rawat jalan sejumlah 137.507 atau
25.94%, rawat inap 2.619 jiwa atau 22,1%. Sedangkan yang mendapat
pelayanan di sarana yayasan kesehatan yang lain sejumlah rawat jalan
32.733 jiwa atau 6,17%, rawat inap 7.133 jiwa atau 1,35%.
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin pada tahun terakhir
(2010) diuraikan sebagai berikut:
Jumlah Penduduk Miskin : 530,121
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 49 LAPORAN AKHIR
Dicakup Jamkesmas/Jamkesda : 530,121 (100%)
Mendapat Pelayanan Kesehatan di Puskesmas :
- Rawat Jalan : 137.507 orang (25,94%)
- Rawat Inap : 2.619 orang (22,10%)
Mendapat Pelayanan Kesehatan di Sarana lain (RS) :
- Rawat Jalan : 32.733 orang (6,17%)
- Rawat Inap : 7.133 orang (1,35%)
k. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut Dan Usia Lanjut
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuwangi tahun 2006-2010, Cakupan tertinggi pelayanan kesehatan
prausila dan usila tercatat pada tahun 2009 yaitu sejumlah 406.609 Jiwa,
sedangkan terendah tercatat pada tahun 2006 hanya sejumlah 47.815
jiwa. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik berikut.
Gambar 5.21. Grafik Jumlah Pelayanan Kesehatan Bagi Pra Usia Lanjut Dan Usia Lanjut
Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2009 - 2010
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
47815
153559
200410
406609
364529
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
450000
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Column1
Column2
Pra Usila dan Usila
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 50 LAPORAN AKHIR
Pelayanan kesehatan pra usila dan usila tahun 2010 sejumlah
423.830 jiwa yang dilayani 364.529 jiwa atau 86,01% . Adapun rincianya
sebagai berikut Untuk jumlah usila 299.951 jiwa yang dilayani 255.396
jiwa atau 85,15%. Sedangkan untuk usila (60 tahun +) sejumlah 123.879
jiwa yang ditangani 109.133 jiwa atau 88,10% .
5.2.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Akses dan mutu pelayanan kesehatan sangat menujungan
keberhasilan peningkatan kesehatan. Beberapa indicator yang
berpengaruh terhadap akses dan mutu pelayan kesehatan diantaranya
sarana kesehatan dengan kemampuan LAPKES serta Rumah sakit yang
menyelenggarakan empat pelayanan dasar. Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi tahun 2006, jumlah sarana kesehatan
ada 56 unit, yang memiliki Lab Kesehatan 51 unit atau 91,07%.
Sedangkan dari 2 Rumah Sakit Umum yang memiliki pelayanan
spesialisasi 100 % dan dari 6 rumah sakit khusus yang memiliki Labkes
hanya 2 unit (33,33%). Sedangkan dari sejumlah rumah sakit tersebut
yang memiliki 4 spesialisasi dasar yaitu 2 Rumah sakit umum pemerintah
dan 2 rumah sakit umum swasta. Tahun 2007 jumlah sarana kesehatan
ada 57 unit, yang memiliki Lab Kesehatan 53 unit atau 92,98%.
Sedangkan untuk 6 rumah sakit umum sudah memiliki pelayanan
spesialisasi dasar 100 %. Tahun 2008 jumlah sarana kesehatan ada 56
unit, yang memiliki Lab Kesehatan 26 unit atau 46,43%. Sedangkan untuk
6 rumah sakit umum sudah memiliki pelayanan spesialisasi dasar 100
%.Tahun 2009 jumlah sarana kesehatan ada 56 unit, yang memiliki Lab
Kesehatan 25 unit atau 44,64%. Sedangkan untuk 6 rumah sakit umum
sudah memiliki pelayanan spesialisasi dasar 100 %. Dari tahun 2006-
2010 dapat disimpulkan bahwa sarana LABKES dari tahu 2006-2010 terus
mengalami penurunan. Sedankan untuk pelayanan 4 spesialisasi dasar
dari beberapa rumah sakit umum yang ada sudah memiliki pelayanan
spesialisasi dasar 100%. Untuk lebih jelasnya tahun 2010 perhatikan tabel
berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 51 LAPORAN AKHIR
Tabel 5.11. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan
Laboratorium Dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
NO SARANA
KESEHATAN JUMLAH
JUMLAH YANG MEMILIKI
% YANG MEMILIKI
LAB 4 (EMPAT) SPESIALIS
DASAR LAB
4 (EMPAT) SPESIALIS
DASAR
1 2 3 4 5 6 7
1 RUMAH SAKIT UMUM
7 7 7 100.00 100.00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
4 4
100.00
3 PUSKESMAS 45 14
31.11
JUMLAH (KAB/KOTA)
56 25 7 44.64
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
5.2.3. Perilaku Hidup Masyarakat
Pola perilaku hidup sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat. Untuk itu, selain ditunjang sarana dan prasarana kesehatan
yang memadai perilaku hidup masayarakat terhadap tingkat kesehatan
dan kebersihan lingkungan merupakan factor dominan yang berpengaruh
tarhadap kesehatan masyarakat. Ada beberapa indicator yang
berpengaruh terhadap PHBS.
a. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
tahun 2006 rumah tangga ber PHBS sebanyak 35.617 (65,91%) dari
jumlah rumah tangga yang dipantau sebesar 54.035 rumah tangga.
Capaian tertinggi sampai 100% pada Puskesmas Paspan, Purwoharjo
dan tegalsari, sedangkan capaian terendah atau 0% pada Puskesmas
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 52 LAPORAN AKHIR
Kelir, Sobo, Songgon, Singgojuruh, Kebaman, Sumberberas, Sempu dan
Kebondalem.Tahun 2007 rumah tangga ber PHBS sebanyak 17.871
(40,71%) dari jumlah rumah tangga yang dipantau sebesar 543.902
rumah tangga. Capaian tertinggi sebesar 76,47% pada Puskesmas
Tulungrejo. Sedangkan untuk tahun 2008 rumah tangga ber PHBS
sebanyak 35.943 (26,21%) dari jumlah rumah tangga yang dipantau
sebesar 137.146 rumah tangga. Capaian tertinggi sebesar 69,00 % pada
Puskesmas Singotrunan.. Tahun 2009 rumah tangga ber PHBS sebanyak
86.686 (27,56%) dari jumlah rumah tangga yang dipantau sebesar
314.556 rumah tangga. Capaian tertinggi sebesar 69,00% pada
Puskesmas Singotrunan. Dan terendah adalah Puskesmas kembiritan
9,44%. Tahun 2010 rumah tangga ber PHBS sebanyak 72.797 (31,32%)
dari jumlah rumah tangga yang dipantau sebesar 314.556 rumah tangga.
Capaian tertinggi sebesar 83,64% pada Puskesmas Jajag dan terendah
adalah Puskesmas Panpan 3,40 %. Dari tahun 2006-2010 Tingkat
perilaku hidup bersih sehat di Kabupaten Banyuwangi masih sangat minim
sekali kurang dari 50%.
b. Posyandu
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik poyandu
di Kabupaten Banyuwangi dikelompokan Pratama, Madya, Purnama dan
Mandiri. Jumlah posyandu ada 2.063 unit yang terdiri dari Posyandu
Pratama 1.100 unit, Posyandu Madya 520 unit, Posyandu Purnama 425
unit dan Posyandu Mandiri 18 unit.
Tahun 2007Jumlah posyandu ada 2.063 unit yang terdiri dari
Posyandu Pratama 1.121 unit atau, Posyandu Madya 531 unit, Posyandu
Purnama 385 unit dan Posyandu Mandiri 26 unit. Sedangkan tahun 2008
Jumlah posyandu ada 2.187 unit yang terdiri dari Posyandu Pratama 554
unit atau, Posyandu Madya 1.042 unit, Posyandu Purnama 544 unit dan
Posyandu Mandiri 47 unit. Tahun 2009 Jumlah posyandu ada 2.180 unit
yang terdiri dari Posyandu Pratama 623 unit atau, Posyandu Madya 1.018
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 53 LAPORAN AKHIR
unit, Posyandu Purnama 462 unit dan Posyandu Mandiri 77 unit.Tahun
2010 Jumlah posyandu ada 2.184 unit yang terdiri dari Posyandu Pratama
643 unit atau 29,44%, Posyandu Madya 1.002 unit atau 45,88%,
Posyandu Purnama 462 unit atau 21,15% and Posyandu Mandiri 77 unit
atau 3,53%. Dari tahun 2006-2010 jumlah posyandu mandiri mengalami
peningkatan secara stimultan.
5.3. Sumberdaya Kesehatan
Sumber daya kesehatan merupakan kemampuan yang dimiliki
oleh penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat agar hidup sehat dan layak. Sumber
daya kesehatan meliputi tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
sarana kesehatan.
5.3.1. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan sangat berpengaruh terhadap mutu dan
kualitas kesehatan. Tenaga kesehatan meliputi tenaga; medis, perawat,
bidan, farmasi, kesmas, sanitasi, gizi, keterampilan fisik dan keterampilan
medis. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun tahun 2006 jumlah
sumberdaya kesehatan 1.709 jiwa (Medis: 251, perawat-bidan: 1.205,
Farmasi: 88, Gizi: 32, Taknis Medis 82, Sanitasi: 34, dan Kesehatan
Masyarakat: 17 jiwa). Tahun 2007 jumlah dan jenis sumberdaya
kesehatan 1.790 jiwa (Medis: 201, perawat-bidan: 1.313, Farmasi: 98,
Gizi: 37, Taknis Medis 89, Sanitasi: 31, dan Kesehatan Masyarakat: 21
jiwa). Tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 1.887 jiwa (Medis:
208, perawat-bidan: 1.397, Farmasi: 99, Gizi: 38, Taknis Medis 90,
Sanitasi: 33, dan Kesehatan Masyarakat: 22 jiwa). Sedangkan tahun 2009
jumlah tenaga kesehatan mengalami penurunan 1.693 jiwa (Medis: 196,
perawat-bidan: 1.264, Farmasi: 82, Gizi: 40, Taknis Medis 61, Sanitasi:
22, dan Kesehatan Masyarakat: 19 jiwa). Kemudian untuk tahun tahun
2010 jumlah sumberdaya kesehatan meningkat dibandingkan tahun 2008
yaitu 1.753 jiwa (medis: 230, perawat 725, bidan 539, farmasi 94 orang,
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 54 LAPORAN AKHIR
kesmas 30, sanitasi 28, gizi 37, keterapian fisik 10 dan keterapian medis
60 jiwa .
5.3.2. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan
masyarakat. Untuk tahun 2006 alokasi anggaran pemerintah bersumber
dari APBD sebesar 68.614.415.587,-. Sedangkan alokasi anggaran
kesehatan kabupaten Banyuwangi yang bersumber dari APBN sebesar
Rp. 4.375.783.125,-. Hal ini berarti besar biaya anggaran per kapita
sebesar Rp. 46.346,-.
Tahun 2007 alokasi anggaran pemerintah bersumber dari APBD II
sebesar Rp. 44.343.551.308,- dan APBD I sebesar. 152.298.900,-
Sedangkan alokasi anggaran kesehatan kabupaten Banyuwangi yang
bersumber dari APBN sebesar Rp. 21.204.955.115,-. Hal ini berarti besar
biaya anggaran per kapita sebesar Rp. 41.679,-.
Tahun 2008 alokasi anggaran pemerintah bersumber dari APBD II
sebesar Rp,40.589.238.507- dan APBD I sebesar Rp. 75.570.000,-
Sedangkan alokasi anggaran kesehatan kabupaten Banyuwangi yang
bersumber dari APBN sebesar Rp. 16.061.000.000,-, dana Jamkesmas
sebesar Rp. 4.180.952.000,- serta dana lain-lain (Dekonsentrasi) sebesar
Rp. 684.660.000,- Hal ini berarti besar biaya anggaran per kapita sebesar
Rp. 36.440,09,-.
Tahun 2009 alokasi anggaran pemerintah bersumber dari APBD
kabupaten sebesar Rp 31.459.631.865,- dan bersumber dari Anggaran
pendapatan belanja daerah propinsi sebesar Rp. 87.501.800,- Sedangkan
alokasi anggaran kesehatan kabupaten Banyuwangi yang bersumber dari
APBN sebesar Rp. 23.041.232.000,-.Hal ini berarti besar biaya anggaran
per kapita sebesar Rp. 33.786,16,-
Tahun 2010 alokasi anggaran pemerintah bersumber dari APBD
kabupaten sebesar Rp 1.116.758.820.203,- dan bersumber dari Anggaran
pendapatan belanja daerah propinsi sebesar Rp. 3.600.000,- alokasi
anggaran kesehatan kabupaten Banyuwangi yang bersumber dari APBN
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 55 LAPORAN AKHIR
sebesar Rp. 311.795.000,-. Hal ini berarti besar biaya anggaran per kapita
sebesar Rp. 36.169,-.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
biaya anggaran perkapita dari tahun 2005-2010 cenderung mengalami
penurunan.
5.3.3. Sarana Kesehatan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
Tahun 2006 jumlah rumah sakit 11 unit (RS umum pemerintah 2 unit, RS
Khusus 5, RSU swasta 3 unit, RSJ 1 unit) Rumah sakit bersalin 16 unit,
puskemas 45 unit, Pustu 106 unit, Pusling 49 unit, Posyandu 2.036 unit,
Poskesdes 69 unit, polindes 124 unit., Apotik 47 unit, took obat 4 unit,
industry kecil obat tradisional 40 unit dan gudang farmasi 1 unit.
Tahun 2007 jumlah rumah sakit 12 unit (RS umum pemerintah 2
unit, RS Khusus 5, RSU swasta 4 unit, RSJ 1 unit), puskemas 45 unit,
Pustu 105 unit, Pusling 55 unit, Posyandu 2.063 unit, Poskesdes 69 unit,
polindes 164 unit, Apotik 47 unit, took obat 4 unit, industry kecil obat
tradisional 40 unit dan gudang farmasi 1 unit.
Tahun 2008 jumlah rumah sakit 11 unit (RS umum pemerintah 2
unit, RS Khusus 5, RSU swasta 3 unit, RSJ 1 unit), puskemas 45 unit,
Pustu 105 unit, Pusling 54 unit, Posyandu 2.187 unit, Poskesdes 69 unit,
polindes 164 unit, Apotik 47 unit, took obat 4 unit, industry kecil obat
tradisional 40 unit dan gudang farmasi 1 unit.
Tahun 2009 jumlah rumah sakit 11 unit (RS umum pemerintah 2
unit, RS Khusus 5, RSU swasta 3 unit, RSJ 1 unit), puskemas 45 unit,
Pustu 105 unit, Pusling 53 unit, Posyandu 2.180 unit, Poskesdes 69 unit,
polindes 202 unit, Apotik 47 unit, took obat 4 unit, industry kecil obat
tradisional 40 unit dan gudang farmasi 1 unit.
Tahun 2010 jumlah rumah sakit 11 unit (7 unit rumah sakit umum, 4
unit rumah sakit khusus), puskesmas 45 unit, puskesmas keliling 51 unit,
105 unit puskesmas pembantu, rumah bersalin 18 unit, balai pengobatan
atau klinik 37 unit. Praktek dokter perorangan 185 orang, Polindes 123
unit, poskesdes 217 unit, posyandu 2.184 unit, Apotek 61 unit, toko obat 4
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB V PROFIL KESEHATAN DAERAH V - 56 LAPORAN AKHIR
unit, industry rumah tangga makanan dan minuman (PM-IRT) 457 unit,
GFK 1 unit, industry kecil obat tradisional (KOT) 6 unit, pedagang besar
farmasi (PBF) 1 unit, dan sub penyalur alat kesehatan (Sub-PAK) 2 unit.