PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

188
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Disiapkan Oleh: Universitas Sebelas Maret Surakarta BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN TUBAN TAHUN 2017

Transcript of PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

Page 1: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

1 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

LAPORAN AKHIR

KEGIATAN

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN

TUBAN TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK

DAERAH

Disiapkan Oleh:

Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAGIAN HUKUM

SETDA KABUPATEN TUBAN

TAHUN 2017

Page 2: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

2 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur, penulis panjatkan kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

kami dapat menyelesaikan draft Laporan Akhir kegiatan Penyusunan

Naskah Akademik (NA) Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah ini dengan baik dan lancar.

Tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah

meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan

masyarakat dan daya saing daerah diperlukan adanya dukungan sarana

dan prasaranan antara lain berupa barang milik daerah. Oleh karena itu,

efektivitias dan efisiensi pengelolaan barang milik daerah akan

mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah

Sebagaimana dinyatakan dalam UU No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, tujuan Pemerintahan Daerah yaitu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan masyarakat

dan daya saing daerah. Guna pencapaian tujuan tersebut diperlukan

adanya dukungan sarana dan prasarana antara lain berupa barang milik

daerah yang dikelola secara efektif dan efisien. Selanjutnya dalam rangka

peningkatan kualitas pengelolaan barang milik daerah agar dapat lebih

berdaya guna dan berhasil guna pencapaian tujuan Pemerintahan

Daerah, maka diperlukan pengaturan atau payung hukum dalam

pengelolaan barang milik daerah.

Selanjutnya untuk memberikan payung hukum terhadap upaya

pengelolaan barang milik daerah dipandang perlu adanya peraturan

perundang-undangan daerah yang berupa Peraturan Daerah tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah. Untuk mewujudkan sebuah Peraturan

Daerah yang baik dan sesuai dengan kaidah dalam pembentukan

peraturan perundang-undangan, perlu dilakukan penyusunan Naskah

Page 3: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

3 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Atas selesainya penyusunan draft laporan akhir penyusunan

naskah akademik ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyiapan

sampai selesainya laporan ini. Laporan ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu kami menerima kritik dan saran guna perbaikannya. Akhirnya

kami berharap semoga hasil kajian ini dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang memerlukannya.

Tuban, Nopember 2017

Tim Penyusun

Page 4: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

4 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...........................................................................

KATA PENGANTAR .........................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................

i

ii

iii

BAB I. : PENDAHULUAN ......................................................... I-1

A. Latar Belakang .......................................................

B. Identifikasi Masalah ................................................

C. Tujuan dan Kegunaan .............................................

D. Metodologi Penulisan .........................................

I-1

I-8

I-17

I-18

BAB II. : KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS ................. II-1

A. Kajian Teoritis ......................................................

1. Tinjauan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah .....

2. Tinjauan Pengelolaan Barang Milik Daerah ..........

3. Kebijakan Akuntansi Aset Tetap ........................

4. Pejabat Pengelola Barang Milik Daerah .......

5. Gambaran Perubahan Kebijakan Pengelolaan

Barang Milik Daerah .................................

B. Tinjauan tentang Asas yang Terkait dengan Penyusunan

Norma ..........................................

C. Kajian terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah

dan Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat di

Kabupaten Tuban...

II-1

II-1

II-8

II-14

II-16

II-20

II-25

Page 5: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

5 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

D. Implikasi Sistem Baru yang Akan Diatur dalam Peraturan

Daerah terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat dan

Dampaknya terhadap Keuangan Daerah

................................................................

II-31

II-41

BAB III. : EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN

TERKAIT ...................................................................

III-1

BAB IV. : LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS IV-1

A. Landasan Filosofis ............................................

B. Landasan Sosiologis .........................................

IV-1

IV-2

C. Landasan Yuridis .............................................. 1V-4

BAB V. : JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH .......................

V-1

A. Jangkau dan Arah Pengaturan ...............................

B. Ketentuan Umum .............................................

C. Materi Muatan Yang Diatur ..................................

D. Ketentuan Lain-Lain ..............................................

E. Ketentuan Peralihan ........................................

F. Ketentuan Penutup ..........................................

V-1

V-2

V-8

V-14

V-15

V-18

Page 6: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

6 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BAB VI. : P E N U T U P ...................................................... VI-1

A. Kesimpulan .....................................................

B. Saran-saran .....................................................

VI-1

VI-1

LAMPIRAN:

A. Daftar Kepustakaan.

B. Daftar Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan.

C. Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 7: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan

pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk

mencapai masyarakat adil, makmur dan merata berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 (UUD 1945). Untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan

kepada masyarakat, negara dibagi atas provinsi, dan provinsi

dibagi dalam kabupaten dan kota. Setiap daerah memiliki hak

dan kewajiban dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahannya.

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya.

Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, dan/atau

walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah. UUD 1945 mengamanatkan adanya

hubungan keuangan, pelayanan umum serta pemanfaatan

sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diatur dan

dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-

Page 8: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

2 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Undang. Untuk melaksanakan hal ini, ditetapkan Undang-

Undang No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban

daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah

yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala

bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan

kewajiban daerah tersebut. Pengelolaan Keuangan Daerah

meliputi keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa salah satu

lingkup pengelolaan keuangan daerah adalah pengelolaan

barang milik daerah.

Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa pemerintahan daerah

adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

UUD 1945 (Pasal 1 butir 2 UU No 23 Tahun 2014).

Penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan

Page 9: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

3 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif dan

efisien sangat membutuhkan tersedianya sarana dan

prasarana yang memadai yang terkelola dengan baik dan

efisien. Hal ini sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara. Dalam memberikan pedoman pengelolaan aset

negara/daerah, maka pada tahun 2006 ditetapkanlah

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Peraturan

Pemerintah tersebut sejak tanggal 24 April 2014 dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku oleh Peraturan Pemerintah Nomor

27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tersebut

mengatur mengenai perencanaan kebutuhan dan

penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,

pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtanganan,

Pemusnahan, Penghapusan, Penatausahaan, dan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian.

Ruang lingkup Barang Milik Negara/Daerah dalam

Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2014 tersebut mengacu

pada pengertian Barang Milik Negara/Daerah berdasarkan

Page 10: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

4 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

rumusan dalam Pasal 1 angka 10 dan angka 11 Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara. Pengaturan mengenai lingkup Barang Milik

Negara/Daerah dalam Peraturan Pemerintah ini dibatasi pada

pengertian Barang Milik Negara/Daerah yang bersifat

berwujud, namun sepanjang belum diatur lain, Peraturan

Pemerintah ini juga melingkupi Barang Milik Negara/Daerah

yang bersifat tak berwujud sebagai kelompok Barang Milik

Negara/Daerah selain tanah dan/atau bangunan.

Lingkup pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

tersebut merupakan siklus logistik yang lebih terinci sebagai

penjabaran dari siklus logistik sebagaimana yang diamanatkan

dalam penjelasan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang disesuaikan

dengan siklus perbendaharaan.

Kebijakan otonomi daerah atau desesentralisasi adalah

memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat (di daerahnya) sesuai

dengan tujuan pembangunan nasional. Guna mencapai tujuan

otonomi daerah yaitu meningkatnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan masyarakat dan

daya saing daerah diperlukan adanya dukungan sarana dan

prasaranan antara lain berupa barang milik daerah. Oleh

karena itu, efektivitias dan efisiensi pengelolaan barang milik

daerah akan mempengaruhi efektivitas dan efisiensi

pengelolaan keuangan daerah.

Saat ini payung hukum pengelolaan barang milik

daerah didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Tuban

Page 11: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

5 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2014 Seri

E Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tuban

Nomor 16). Namun seiring berlakunya Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 19

Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah, maka keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten

Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah perlu dilakukan penyesuaiaan dengan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi terkait Pengelolaan

Barang Milik Daerah. Penyesuaian dilakukan dengan

membentuk peraturan daerah baru yaitu Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Pengelolaan Barang

Milik Daerah, yang mencabut Peraturan Daerah Kabupaten

Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah.

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-

undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Peraturan Daerah

ini meliputi Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah

Kabupaten dan Peraturan Daerah Kota. Selanjutnya sesuai

dengan Pasal 14 UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan dinyatakan bahwa Materi

muatan Peraturan Daerah Kabupaten berisi materi muatan

dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas

pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau

penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang

lebih tinggi.

Page 12: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

6 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Sebagaimana dipahami bahwa pencapaian tujuan

otonomi daerah (pemerintahan daerah) yaitu meningkatnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan

masyarakat dan daya saing daerah diperlukan adanya

pengelolaan barang milik daerah secara efektivitias dan

efisiensi.

Sejak diberlakukanya UU No 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Pemerintah telah mengundangkan banyak

peraturan perundang-undangan terkait dengan pengelolaan

keuangan negara/daerah. Beberapa peraturan perundang-

undangan tersebut yang terkait dengan keuangan daerah

antara lain:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana

diubah dengan PP No 38 Tahun 2008. Selanjutnya pada

bulan April 2014 PP ini dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku dengan PP No 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,

selanjutnya pada bulan April 2016 Peraturan Menteri

Dalam Negeri ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Page 13: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

7 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 19 Tahun 2016

tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

PP No 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah maupun PP No 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah terdapat ketentuan

yang memberikan amanah kepada Daerah untuk menetapkan

Peraturan Daerah terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Berdasarkan Pasal 81 PP No 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dinyatakan bahwa:

ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan barang milik

daerah diatur dalam Peraturan Daerah. Selanjutnya ketentuan

sejenis diatur dalam Pasal 105 PP No 27 Tahun 2014 dan Pasal

511 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun

2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah yang

berbunyi: Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan

Barang Milik Daerah diatur dengan Peraturan Daerah

berpedoman pada kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah.

Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban

tentang Pengelolaan Pengelolaan Barang Milik Daerah ini juga

dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 105 dan Pasal

110 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah serta Pasal

511 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun

2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Berdasarkan kondisi dan fakta tersebut maka

keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah sangat urgen untuk segera

dibentuk. Untuk mewujudkan sebuah Perda yang ideal maka

dilakukanlah kegiatan Penyusunan Naskah Akademik

Page 14: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

8 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Atas dasar pemikiran tersebut di atas maka

Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Badan Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah melaksanakan

kegiatan berupa Penyusunan Naskah Akademis Rancangan

Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

B. Identifikasi Masalah

Esensi otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya dan

sesuai kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Hak dan kewenangan mengatur

diwujudkan bahwa pemerintahan daerah berhak menetapkan

Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lain untuk

melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-

undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Peraturan Daerah

ini meliputi Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah

Kabupaten dan Peraturan Daerah Kota. Selanjutnya sesuai

dengan Pasal 14 UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, Pasal 236 UU No 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 4 ayat (2) dan

(3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah dinyatakan bahwa

Materi muatan Peraturan Daerah Kabupaten berisi materi

muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan

Page 15: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

9 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah

dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-

undangan yang lebih tinggi.

Sebagaimana dipahami bahwa pencapaian tujuan

otonomi daerah (pemerintahan daerah) yaitu meningkatnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan

masyarakat, peningkatan partisipasi masyarakat dan daya

saing daerah diperlukan adanya pengelolaan barang milik

daerah secara efektivitias dan efisiensi.

Pengelolaan barang milik daerah di Kabupaten Tuban

saat ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Tuban

Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah. Yang menjadi dasar pertimbangan pembentukan

Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2013

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah tersebut adalah:

sebagai tindak lanjut atau pelaksanaan Pasal 81 Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008.

Selanjutnya apabila dilihat dari dasar hukum

pembentukan Peraturan Daerah tersebut diatas dibentuk

sebagai pelaksanaan atau mendasarkan pada beberapa

peraturan perundang-undangan antara meliputi

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam

Lingkungan Propinsi Djawa Timur sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965

Page 16: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

10 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor

19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2730);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua

kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 17: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

11 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang

Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 1967);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang

Rumah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3573);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak

Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas

Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996

Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3643);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang

Pengamanan Dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan

Negara Dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah

Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4073);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 18: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

12 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593);;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4609); sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4855);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5156);

19. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaiman telah

Page 19: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

13 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

diubah kedua kali dengan Peraturan Presiden Nomor 70

Tahun 2012;

20. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tata

Cara Pengadaan, Penetapan Status Pengalihan Hak Atas

Status Rumah Negara;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997

tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi

Keuangan dan Daerah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006

tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja

Pemerintah Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Barang Milik Daerah;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009

tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan

Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

27. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2001

tentang Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah;

28. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002

tentang Nomor Kode Lokasi dan Nomor Kode Barang

Daerah, Provinsi, Kabupaten/Kota;

29. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2003

tentang Pedoman Penilaian Barang Daerah;

Page 20: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

14 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

30. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 06 Tahun 2007

tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri E

Nomor 21);

31. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 02 Tahun 2008

tentang Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat

DPRD Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten

Tuban Tahun 2008 Seri D Nomor 1);

Menyangkut peraturan perundang-undangan/dasar hukum

yang digunakan saat pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten

Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2014 Seri E

Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tuban

Nomor 16) hingga saat telah terjadi pembaharuan baik dengan

perubahan atau penggantian dan berimplikasi pada keberadaan

Peraturan Daerah tersebut. Peraturan perundang-undangan

dimaksud antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Page 21: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

15 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5533, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 92);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014 tentang

Penjualan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012

tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016

tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Seiring berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 19 Tahun 2016

tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, maka

keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16

Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah perlu

penyesuaiaan dengan peraturan perundang-undangan yang

lebih tinggi terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Penyesuaian dilakukan dengan membentuk peraturan daerah

baru yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang mencabut

Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2013

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 22: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

16 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

PP No 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah maupun PP No 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah terdapat ketentuan

yang memberikan amanah kepada Daerah untuk menetapkan

Peraturan Daerah terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Berdasarkan Pasal 81 PP No 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dinyatakan bahwa:

ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan barang milik

daerah diatur dalam Peraturan Daerah. Selanjutnya dalam PP

No 27 Tahun 2014 ketentuan sejenis diatur dalam Pasal 105

yang berbunyi: Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan

Barang Milik Daerah diatur dengan Peraturan Daerah

berpedoman pada kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah.

Demikian juga dalam Pasal 511 ayat (1) Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Meskipun ada amanat dari Peraturan Pemerintah

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, namun

hingga saat ini di Kabupaten Tuban belum ditetapkan

Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Padahal pelaksanaan pengelolaan Barang Milik Daerah

semakin berkembang dan kompleks. Ketiadaan Peraturan

Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagai

dayung hukum bagi pihak-pihak terkait pengelolaan barang

milik daerah berpotensi tidak optimalnya pengelolaan barang

milik di daerah. Bahkan dimungkinkan timbulnya beberapa

permasalahan yang muncul dalam praktik di daerah.

Berdasarkan kondisi dan fakta tersebut maka

keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Page 23: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

17 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pengelolaan Barang Milik Daerah sangat urgen untuk segera

dibentuk.

Sehubungan dengan hal itu maka permasalahan yang

urgen dikemukakan dalam naskah akademik ini adalah:

1. Apakah keberadaan Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah memiliki kelayakan secara akademik ?.

2. Bagaimana pokok-pokok pengaturan yang perlu

dirumuskan dalam draft Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah, sehingga peraturan daerah dimaksud dapat

diberlakukan secara efektif dan efisen ?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Kegiatan penyusunan naskah adademik

Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah ini dimaksudkan untuk

menyiapkan naskah akademik yang dapat digunakan

acuan dan/ atau bahan pertimbangan dalam penyusunan

ketentuan umum, maksud dan tujuan, kebijakan

pengelolaan barang milik Daerah di Kabupaten Tuban.

Tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan

Naskah Akademik ini adalah sebagai landasan ilmiah bagi

penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten

Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Secara khusus tujuan kajian dalam naskah

akademik ini adalah:

Page 24: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

18 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

a. Untuk mengkaji kelayakan secara akademik atas

Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

b. Untuk mengetahui pokok-pokok pengaturan yang

perlu dirumuskan dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah, yang dapat diterima masyarakat serta

dapat diberlakukan secara efektif dan efisien.

2. Kegunaan

Kegunaan penyusunan Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah sebagai acuan

atau referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan

Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan

Barang Milik Daerah.

D. Metode Penulisan

1. Metode Pendekatan

Pendekatan studi yang digunakan dalam

penyusunan naskah akademik ini adalah menggunakan

pendekatan yuridis empiris dan yuridis normatif. Yuridis

empiris dimaksudkan untuk melihat permasalahan

terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah di Daerah.

Sedangkan pendekatan yuridis normatif yaitu pengkajian

studi dokumen dengan analisis yang terdiri dari

peraturan perundang-undangan dan berbagai kebijakan-

kebijakan yang berkaitan dengan pokok permasalahan

yang berhubungan dengan Pengelolaan Barang Milik

Page 25: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

19 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Daerah di Kabupaten Tuban dan laporan hasil dari

berbagai pertemuan, Focus Group Discussion (FGD),

public hearing dan sebagainya.

2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penyusunan

naskah akademik ini dikelompokkan menjadi dua jenis :

a. Data Primer

Sumber data primer ini berupa hasil pengamatan

(observasi) lapangan, wawancara dan kuesioner.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder ini meliputi bahan hukum

primer, sekunder dan tertier, yang meliputi:

Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan

peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan

dengan kebijakan Pengelolaan Barang Milik Daerah di

Kabupaten Tuban.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer dilakukan

wawancara secara mendalam (indepth interview) dengan

pihak-pihak terkait, penyebaran kuesioner, survey

lapangan, dan serta diskusi intensif dengan narasumber

terkait dan kalangan terbatas melalui Focus Group

Discussion (FGD). Sedang untuk memperoleh data dari

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta

bahan hukum tersier, dilakukan dengan usaha studi

dokumen atau studi pustaka dan mempelajari bahan

pustaka yang mempunyai kaitan erat dengan pokok

permasalahan.

Page 26: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

20 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

4. Metode Analisis Data

Teknik Analisis data dilakukan secara induktif,

semua data yang ada ditafsirkan dan dijabarkan dengan

mendasarkan pada teori-teori yang berlaku.

Page 27: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

21 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK

EMPIRIS

A. Kajian Teoritis

1. Tinjauan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah.

a. Pengertian Umum Pemerintahan Daerah.

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang

terbagi dalam bagian-bagian pemerintahan daerah,

baik provinsi, kabupaten maupun kota. Pemerintahan

daerah ini mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam

Pasal 18, 18A dan 18B UUD 1945. Selengkapnya

bunyi pasal-pasal tersebut adalah sebagai berikut.

Pasal 18

(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap

provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan

undang-undang.

(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten,

dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan.

(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten,

dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui

pemilihan umum.

Page 28: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

22 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(4) Gubernur, Bupati, Walikota masing-masing

sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.

(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan

yang oleh Undang-Undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.

(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain

untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam Undang-

Undang.

Pasal 18A

(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat

dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan

kota, diatur dengan Undang-Undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman

daerah.

(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum,

pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan

pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-

undang.

Pasal 18B

(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus

atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.

(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-

hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan

sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang diatur dalam undang-undang.

Page 29: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

23 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Dasar mengenai pemerintahan daerah

tersebut, memuat pokok-pokok pikiran sebagai

berikut:

a) Daerah Indonesia akan dibagi atas dasar besar

dan kecil yang akan diatur dengan undang-

undang;

b) Pengaturan tersebut harus memandang dan

mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem

pemerintahan negara serta hak-hak asal-usul

dalam daerah yang bersifat istimewa (Manan,

Bagir, 2002: 2-3)

Beberapa prinsip pemberian otonomi daerah

yang dipakai sebagai pedoman dalam pembentukan

dan penyelenggaraan daerah otonom yaitu:

1) Penyelenggaraan aspek demokrasi, keadilan,

pemerataan serta potensi dan keanekaragaman

Daerah;

2) Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada

otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab;

3) Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh

diletakkan pada Daerah Kabupaten dan Daerah

Kota, sedangkan Daerah Propinsi merupakan

otonomi yang terbatas;

4) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan

konstitusi negara terjamin hubungan yang serasi

antara Pusat dan Daerah serta antar Daerah;

5) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih

meningkatkan kemandirian Daerah Otonom.

Page 30: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

24 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. Perkembangan Regulasi terkait Pemerintahan

Daerah (Otonomi Daerah):

Otonomi daerah yang dilaksanakan dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia telah diatur

kerangka landasannya didalam UUD 1945 antara lain

sebagai berikut:

(1) Pasal 1 ayat (1), yang berbunyi : Negara

Kesatuan yang berbentuk Republik.

(2) Pasal 18, yang berbunyi: Pembagian daerah

Indonesia atas dasar besar dan kecil dengan

bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan

dengan Undang-Undang dengan memandang dan

mengingat dasar pemusyawaratan dalam sistem

pemerintahan negara dan hak-hak asal usul

dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa

(A.W. Widjaja, 1992: 29).

Meskipun UUD 1945 yang menjadi acuan

konstitusi telah menetapkan konsep dasar tentang

kebijakan otonomi kepada daerah-daerah, tetapi

dalam perkembangan sejarahnya ide otonomi daerah

itu mengalami berbagai perubahan bentuk kebijakan

yang disebabkan oleh dinamika dan perkembangan

politik pada masanya. Berdasarkan sejarah

perkembangan pengaturan mengenai otonomi daerah

sejak tahun 1945 hingga, telah terjadi perubahan-

perubahan konsepsi otonomi. Hal itu terlihat jelas

dalam aturan-aturan mengenai pemerintahan daerah

sebagaimana yang terdapat dalam berbagai undang-

undang yaitu sebagai berikut:

Page 31: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

25 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentan

Pengaturan Mengenai Kedudukan Komite

Nasional Daerah;

2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang

Undang-Undang Pokok Tentang Pemerintahan

Daerah;

3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang

Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah;

4) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang

Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah;

5) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang

Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;

6) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah;

7) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah; dan

8) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.

c. Asas-asas dan Prinsip Pemerintahan Daerah

Menurut ketentuan UU Nomor 32 Tahun 2004,

dikenal 3 (tiga) asas penyelenggaraan pemerintahan

di daerah, yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi,

dan asas tugas pembantuan. Asas-asas Desentralisasi

adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

Pemerintah kepada daerah otonom dalam rangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari

Pemerintah kepada Gubenur sebagai wakil

pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah,

Page 32: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

26 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

sedangkan asas Tugas Pembantuan adalah penugasan

dari pemerintah kepada daerah dan desa, dan dari

daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu

yang disertai dengan pembiayaan, saran dan

prasarana serta sumber daya manusia dengan

kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan

mempertanggungjawabkannya kepada yang

menugaskannya.

Selanjutnya dalam Penjelasan Umum Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah pada angka 1, dijelaskan bawa:

Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada

Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

masyarakat.

Disamping itu melalui otonomi luas, dalam

lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan

mampu meningkatkan daya saing dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,

keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta

potensi dan keanekaragaman Daerah dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemberian otonomi yang seluas-seluasnya kepada

Daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip negara

kesatuan. Dalam negara kesatuan kedaulatan

hanya ada pada pemerintahan negara atau

pemerintahan nasional dan tidak ada kedaulatan

pada Daerah. Oleh karena itu, seluas apapun

otonomi yang diberikan kepada Daerah, tanggung

jawab akhir penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

akan tetap ada ditangan Pemerintah Pusat. Untuk

itu Pemerintahan Daerah pada negara kesatuan

merupakan satu kesatuan dengan Pemerintahan

Nasional. Sejalan dengan itu, kebijakan yang

Page 33: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

27 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

dibuat dan dilaksanakan oleh Daerah merupakan

bagian integral dari kebijakan nasional.

Pembedanya adalah terletak pada bagaimana

memanfaatkan kearifan, potensi, inovasi, daya

saing, dan kreativitas Daerah untuk mencapai

tujuan nasional tersebut di tingkat lokal yang pada

gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan

nasional secara keseluruhan.

Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai otonomi berwenang mengatur

dan mengurus Daerahnya sesuai aspirasi dan

kepentingan masyarakatnya sepanjang tidak

bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan

kepentingan umum. Dalam rangka memberikan

ruang yang lebih luas kepada Daerah untuk

mengatur dan mengurus kehidupan warganya

maka Pemerintah Pusat dalam membentuk

kebijakan harus memperhatikan kearifan lokal dan

sebaliknya Daerah ketika membentuk kebijakan

Daerah baik dalam bentuk Perda maupun kebijakan

lainnya hendaknya juga memperhatikan

kepentingan nasional. Dengan demikian akan

tercipta keseimbangan antara kepentingan nasional

yang sinergis dan tetap memperhatikan kondisi,

kekhasan, dan kearifan lokal dalam

penyelenggaraan pemerintahan secara

keseluruhan.

Pada hakekatnya Otonomi Daerah diberikan

kepada rakyat sebagai satu kesatuan masyarakat

hukum yang diberi kewenangan untuk mengatur

dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan yang

diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah

dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala

daerah dan DPRD dengan dibantu oleh Perangkat

Daerah. Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke

Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang

ada ditangan Presiden. Konsekuensi dari negara

kesatuan adalah tanggung jawab akhir

Page 34: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

28 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

pemerintahan ada ditangan Presiden. Agar

pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang diserahkan

ke Daerah berjalan sesuai dengan kebijakan

nasional maka Presiden berkewajiban untuk

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

2. Tinjauan tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengertian barang milik daerah adalah semua

kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas

beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun

yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang

bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-

bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang

dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk

hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-

surat berharga lainnya.

Barang milik daerah sebagaimana tersebut di atas,

terdiri dari:

1) barang yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang

penggunaannya/ pemakaiannya berada pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Instansi/lembaga

Pemerintah Daerah lainnya sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

2) barang yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah atau

Badan Usaha Milik Daerah lainnya yang status

barangnya dipisahkan.

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah yang telah dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku dengan Undang-Undang Nomor

Page 35: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

29 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara, maka keberadaan barang

milik daerah tersebut perlu dikelola. Pengelolaan barang

milik daerah sebagai bagian dari pengelolaan keuangan

daerah yang dilaksanakan secara terpisah dari pengelolaan

barang milik Negara.

Barang milik daerah sebagai salah satu unsur penting

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pelayanan masyarakat harus dikelola dengan baik dan

benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan

pengelolaan barang milik daerah dengan memperhatikan

azas-azas sebagai berikut:

a. Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah dibidang pengelolaan barang milik

daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna

barang, pengguna barang, pengelola barang dan Kepala

Daerah sesuai fungsi, wewenangdan tanggungjawab

masing-masing;

b. Azas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik

daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan

peraturan perundang-undangan;

c. Azas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan

barang milik daerah harus transparan terhadap hak

masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar;

d. Azas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah

diarahkan agar barang milik daerah digunakan sesuai

Page 36: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

30 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan

dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok

dan fungsi pemerintahan secara optimal;

e. Azas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan

barang milik daerah harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada rakyat;

f. Azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik

daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah

dan nilai barang dalam rangka optimalisasi

pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik

daerah serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah.

Barang milik daerah yang dipisahkan adalah barang

daerah yang pengelolaannya berada pada Perusahaan

Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah lainnya yang

anggarannya dibebankan pada anggaran Perusahaan

Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah lainnya.

Pada dasarnya pengadaan Barang Milik Negara/Daerah

dimaksudkan untuk digunakan dalam penyelenggaraan

tugas dan fungsi Pengguna Barang/Kuasa Pengguna

Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, sehingga apabila terdapat

Barang Milik Negara/Daerah yang tidak digunakan dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang wajib

diserahkan kepada Pengelola Barang.

Ruang lingkup pengelolaan barang Milik Daerah

meliputi Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran,

pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan, pengamanan dan

pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtanganan,

Pemusnahan, Penghapusan, Penatausahaan, dan

Page 37: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

31 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Uraian dari

masing-masing lingkup tersebut adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan Kebutuhan, Penganggaran, dan

Pengadaan Barang Milik Daerah.

Perencanaan Barang Milik Daerah merupakan

kegiatan yang dilaksanakan untuk menghubungkan

antara ketersediaan Barang Milik Daerah sebagai hasil

pengadaan yang telah lalu dengan keadaan yang

sedang berjalan dalam rangka meningkatkan efisiensi

pengelolaan keuangan negara. Perencanaan Barang

Milik Daerah harus dapat mencerminkan kebutuhan riil

Barang Milik Daerah pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD), sehingga dapat dijadikan dasar dalam

penyusunan rencana kebutuhan Barang Milik Daerah

pada rencana kerja dan anggaran (RKA) SKPD.

Perencanaan Barang Milik Daerah selanjutnya

akan menjadi dasar dalam Perencanaan Kebutuhan,

penganggaran, dan pengadaan Barang Milik Daerah.

Rencana kebutuhan Barang Milik Daerah disusun

dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan

dengan mekanisme pembelian (solusi aset), Pinjam

Pakai, Sewa, sewa beli (solusi non aset) atau

mekanisme lainnya yang dianggap lebih efektif dan

efisien sesuai kebutuhan penyelenggaraan

pemerintahan Daerah.

b. Penggunaan Barang Milik Daerah

Barang Milik Daerah yang sedang digunakan

untuk penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat

dipindahtangankan. Barang Milik Daerah harus

Page 38: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

32 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna

Barang. Barang Milik Daerah yang telah ditetapkan

status penggunaannya pada Pengguna Barang dapat

dialihkan status penggunaannya kepada Pengguna

Barang lainnya atau digunakan sementara oleh

Pengguna Barang lainnya.

c. Penatausahaan Barang Milik Daerah

Penatausahaan Barang Milik Daerah meliputi kegiatan

pembukuan, Inventarisasi, dan pelaporan. Tertibnya

Penatausahaan Barang Milik Daerah dapat sekaligus

mewujudkan pengelolaan Barang Milik Daerah yang

tertib, efektif, dan optimal.

Penatausahaan Barang Milik Daerah dilaksanakan

dengan berpedoman pada kebijakan umum

Penatausahan Barang Milik Daerah yang ditetapkan

oleh Menteri Keuangan.

Hasil Penatausahaan Barang Milik Daerah digunakan

dalam rangka penyusunan neraca Pemerintah Daerah,

Perencanaan Kebutuhan, pengadaan dan

pemeliharaan Barang Milik Daerah yang secara

langsung akan menjadi bahan dalam penyusunan RKA

SKPD dan perencanaan Barang Milik Daerah.

Pelaporan Barang Milik Daerah disusun menurut

perkiraan neraca yang terdiri dari aset lancar, aset

tetap dan aset lainnya. Aset lancar berupa persediaan,

aset tetap berupa tanah, peralatan dan mesin, gedung

dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan, aset tetap

lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan. Aset lainnya

terdiri dari aset tak berwujud, aset kemitraan dengan

Page 39: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

33 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

pihak ketiga dan aset tetap yang dihentikan dari

penggunaan operasional pemerintahan.

d. Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Daerah

Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Daerah

dilaksanakan secara bersama-sama oleh Pengelola

Barang/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Pengamanan Barang Milik Daerah dilaksanakan untuk

terciptanya tertib administrasi, tertib fisik dan tertib

hukum dalam pengelolaan Barang Milik Daerah.

e. Penilaian Barang Milik Daerah

Penilaian Barang Milik Daerah dilaksanakan dalam

rangka mendapatkan nilai wajar. Penilaian Barang Milik

Daerah dilakukan dalam rangka penyusunan neraca

pemerintah, Pemanfaatan dan Pemindahtanganan

Barang Milik Daerah. Dalam kondisi tertentu, Barang

Milik Daerah yang telah ditetapkan nilainya dalam

neraca Pemerintah Daerah, dapat dilakukan Penilaian

kembali.

f. Pemanfaatan dan Pemindahtanganan Barang Milik

Daerah

Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan

yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan tidak sedang dimanfaatkan wajib

diserahkan kepada Pengelola Barang. Pemanfaatan dan

Pemindahtanganan Barang Milik Daerah dilakukan

dalam rangka optimalisasi pendayagunaan Barang Milik

Page 40: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

34 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Daerah dan untuk mendukung pengelolaan keuangan

Daerah.

g. Pemusnahan Barang Milik Daerah

Pemusnahan Barang Milik Daerah dilakukan dalam hal

Barang Milik Daerah sudah tidak dapat digunakan, tidak

dapat dimanfaatkan, atau alasan lainnya sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemusnahan Barang Milik Daerah harus

mempertimbangkan tidak adanya unsur kerugian bagi

Daerah dan kesejahteraan masyarakat.

h. Penghapusan Barang Milik Daerah

Penghapusan Barang Milik Daerah merupakan kegiatan

akhir dari pelaksanaan pengelolaan Barang Milik

Daerah, sebagai upaya untuk membersihkan

pembukuan dan laporan Barang Milik Daerah dari

catatan atas Barang Milik Daerah yang sudah tidak

berada dalam penguasaan Pengelola Barang/Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang dengan selalu

memperhatikan asas-asas dalam pengelolaan Barang

Milik Daerah.

3. Kebijakan Akuntansi Aset Tetap

Secara umum dalam sistem akuntasi pemerintahan

terdapat 2 (dua) jenis aset yaitu: aset tetap dan aset

tidak tetap lainnya. Pengertian dari aset tetap adalah aset

berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12

bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk

digunakan, dalam kegiatan pemerintah daerah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Page 41: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

35 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Selanjutnya aset tetap diklasifikasikan berdasarkan

kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas

operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai

berikut:

a. Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah

tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai

dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam

kondisi siap dipakai.

b. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan

kendaraan bermotor, alat elektonik, inventaris kantor,

dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa

manfaatnya lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap

pakai.

c. Gedung dan Bangunan

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan

bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai

dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam

kondisi siap dipakai.

d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan

jaringan yang dibangun oleh pemerintah daerah serta

dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah daerah dan

dalam kondisi siap dipakai.

e. Aset Tetap Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak

dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di

atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan

Page 42: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

36 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap

dipakai.

f. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap

yang sedang dalam proses pembangunan namun pada

tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.

Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa

depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan

handal. Pengakuan aset tetap sangat andal bila aset tetap

telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan

atau pada saat penguasaannya berpindah.

Apabila perolehan aset tetap belum didukung

dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya

suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti

pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses

jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi

berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui pada

saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap

tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi

pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas

nama pemilik sebelumnya.

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus

dipenuhi kriteria sebagai berikut:

1) berwujud;

2) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;

3) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

4) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal

entitas;

5) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk

digunakan;

Page 43: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

37 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

6) merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan

biaya/ongkos untuk dipelihara; dan

7) nilai rupiah pembelian barang material atau

pengeluaran untuk pembelian barang tersebut

memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap

yang telah ditetapkan. (Modul 2 - Kebijakan Akuntansi

Pemerintah Daerah)

4. Pejabat Pengelola Barang Milik Daerah

Sebagaimana dekemukakan di atas pengelolaan

barang milik daerah dilaksanakan secara terpisah dari

pengelolaan barang milik Negara. Pengelolaan barang milik

daerah dilakukan oleh pejabat pengelola barang milik

daerah. Pejabat tersebut meliputi: Kepala Daerah;

Sekretaris Daerah: Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dan .

Masing-masing pejabat pengelola barang milik daerah

tersebut memiliki tugas dan fungsi yang telah ditentukan.

Adapun tugas dan fungsi pejabat pengelola barang milik

daerah tersebut adalah sebagai berikut.

g. Tugas Dan Fungsi Kepala Daerah:

1) menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik

daerah;

2) menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau

pemindahtanganan tanah dan bangunan;

3) menetapkan kebijakan, pengamanan barang milik

daerah;

4) mengajukan usul pemindahtanganan barang milik

daerah yang memerlukan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah;

Page 44: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

38 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

5) menyetujui atau menolak usul pemindahtanganan,

penghapusan barang milik daerah sesuai batas

kewenangannya;

6) menyetujui atau menolak usul pemanfaatan barang

milik daerah selain tanah dan/atau bangunan; dan

7) menyetujui dan menetapkan penjualan barang milik

daerah yang tidak melalui kantor lelang negara

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan barang

daerah berwenang dan bertanggung jawab atas

pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan serta tertib

administrasi barang milik daerah.

h. Tugas Dan Fungsi Sekretaris Daerah Selaku Pengelola

Barang:

1) menetapkan pejabat yang mengurus dan

menyimpan barang milik daerah;

2) meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang

milik daerah;

3) meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan

pemeliharaan/ perawatan barang milik daerah;

4) mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan

dan pemindah tanganan barang milik daerah yang

telah disetujui oleh Kepala Daerah atau DPRD;

5) melakukan koordinasi dalam pelaksaan inventarisasi

barang milik daerah; dan

6) melakukan pengawasan dan pengendalian atas

pengelolaan barang milik daerah.

i. Tugas dan Tanggungjawab Kepala SKPD:

1) mengajukan rencana kebutuhan dan pemeliharaan

Page 45: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

39 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

barang milik daerah bagi satuan kerja perangkat

daerah yang dipimpinnya kepada pengelola barang;

2) mengajukan permohonan penetapan status untuk penggunaan

dan/atau penguasaan barang milik daerah yang diperoleh dari

beban APBD dan/atau perolehan lainnya yang sah kepada

Kepala Daerah melalui pengelola barang;

3) melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah

yang berada dalam penguasaannya;

4) menggunakan barang milik daerah yang berada dalam

penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas

pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya;

5) mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang

berada dalam penguasaannya;

6) mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah

berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau

bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD;

7) menyerahkan tanah dan/atau bangunan dan selain tanah

dan/atau bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD yang

dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui pengelola barang;

8) melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan

barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan

9) menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna

Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan

(LBPT) serta Laporan Inventarisasi 5 (lima) tahunan (sensus)

yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola barang.

j. Tugas Penyimpan Barang:

1) menerima, menyimpan dan menyalurkan barang

milik daerah;

2) meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan

barang yang diterima;

3) meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima

Page 46: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

40 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

sesuai dengan dokumen pengadaan;

4) mencatat barang milik daerah yang diterima ke

dalam buku/kartu barang;

5) mengamankan barang milik daerah yang ada dalam

persediaan; dan

6) membuat laporan penerimaan, penyaluran dan

stock/persediaan barang milik daerah kepada Kepala

SKPD.

k. Tugas Pengurus Barang:

1) mencatat seluruh barang milik daerah yang berada

di masingmasing SKPD yang berasal dari APBD

maupun perolehan lain yang sah kedalam Kartu

Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan

(KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk

Inventaris (BIl), sesuai kodefikasi dan

penggolongan barang milik daerah;

2) melakukan pencatatan barang milik daerah yang

dipelihara/diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan;

3) menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran

(LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan

(LBPT) serta Laporan Inventarisasi 5 (lima) tahunan

yang berada di SKPD kepada pengelola; dan

4) menyiapkan usulan penghapusan barang milik

daerah yang rusak atau tidak dipergunakan lagi.

5. Gambaran Perubahan Kebijakan Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan hal yang

penting untuk terus ditingkatkan efektivitas dan

akuntabilitasnya. Pengelolaan Barang Milik Daerah secara

lebih spesifik sudah dimulai dengan terbitnya PP No 6 Tahun

Page 47: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

41 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (yang

diubah dengan PP No 38 Tahun 2008), di mana telah diatur

berbagai hal yang berkaitan dengan perencanaan,

penganggaran, pengadaan, pemeliharaan, pengendalian, dan

pertanggungjawaban terhadap Barang Milik Negara/Daerah.

Saat ini terkait dengan pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah telah terjadi penyempurnaan regulasinya

yaitu dengan diundangkannya PP No 27 Tahun 2014 tentang

Barang Milik Negara/Daerah yang menggantikan PP No 6

Tahun 2006.

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014

menandai perhatian pemerintah pada kerangka pengelolaan

Barang Milik Negara Daerah yang komprehensif. Dengan

adanya perubahan aturan ini diharapkan dapat meningkatkan

sinergi antara Pengelola Barang dan Pengguna Barang dalam

mengelola barang yang lebih baik, tertib, transparan, dan

akuntabel.

Banyak hal yang menjadi latar belakang perubahan

kebijakan pengeloaan barang milik daerah sebagaimana

diatur dalam PP No 6 Tahun 2006. Salah satunya yaitu masih

banyaknya hasil audit temuan Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) di Daerah yang berkaitan dengan pelaksanaan PP

Nomor 6 Tahun 2006 yang berdampak pada opini audit yang

diterbitkan. Temuan-temuan itu khususnya yang berkaitan

dengan sertifikasi Barang Milik Daerah, Barang Milik Daerah

dalam sengketa, Barang Milik Daerah hilang atau rusak berat,

Barang Milik Daerah yang dimanfaatkan oleh pihak lain, dan

penyusutan Barang Milik Daerah.

Dinamika dari pengelolaan Barang Milik Daerah baik

yang bersifat administratif maupun utilisasinya tidak cukup

Page 48: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

42 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

tertampung dalam PP No 6 Tahun 2006. Saat ini, pemerintah

sedang menggalakkan pembangunan infrastruktur melalui

kerja sama pemerintah dan swasta, dan DJKN sudah

mencoba untuk menampung kebutuhan dari pengelola

infrastruktur di dalam PP No 27 Tahun 2014, sehingga

Pengguna Barang yang bergerak di bidang infrastruktur

dapat lebih dinamis dan agresif memanfaatkan Barang Milik

Daerah dalam kaitannya dengan pembangunan infrastruktur.

Sebagi contoh, jangka waktu sewa dan jangka waktu

Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) yang lebih panjang dapat

menjadi appetite (daya pikat) bagi investor untuk

melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur dengan

memanfaatkan Barang Milik Daerah.

Prinsip tertib administrasi, tertib hukum, dan tertib fisik

(3T) selalu menjadi tugas besar Kementerian/Lembaga untuk

memastikan agar dapat dijalankan dengan baik. Peningkatan

kapasitas SDM dan infrastruktur agar mampu menopang

pengelolaan Barang Milik Daerah yang lebih modern dan IT-

based adalah salah satu hal yang diharapkan dari perubahan

ini. Optimalisasi berdasarkan prinsip The Highest and Best

Use dari aset-aset idle juga masih perlu menjadi perhatian.

Aset idle harus diserahkanke Pengelola Barang untuk

meningkatkan optimalisasi dari Barang Milik Daerah

sebagaimana diatur dalam PP No 27 Tahun 2014.

Perubahan PP No 6 Tahun 2006 menjadi PP No 27 Tahun

2014 antara lain menyangkut penyederhanaan birokrasi

pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Dengan PP No 27

Tahun 2014, Pengelola Barang dapat mendelegasikan

kewenangannya ke Pengguna Barang dan Pengguna Barang

dapat mendelegasikan kewenangannya ke Kuasa Pengguna

Page 49: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

43 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Barang sehingga birokrasi akan menjadi semakin singkat dan

arus pengelolaan Barang Milik Daerah menjadi semakin

cepat.

Yang dapat didelegasikan adalah penetapan status,

pemindahtanganan, dan penghapusan, sedangkan

pemanfaatan tidak dapat didelegasikan kepada SKPD.

Penyederhanaan birokrasi ini tentu harus diikuti dengan

akuntabilitas yang terjaga dengan baik pada SKPD. Hal ini

sangat penting untuk mempercepat proses pengambilan

keputusan dalam pengelolaan Barang Milik Daerah yang pada

akhirnya akan membuat rekonsiliasi lebih tertib dan lebih

cepat.

Latar belakang lain dari penyempurnaan peraturan

pemerintah ini antara lain karena adanya dinamika

pengelolaan Barang Milik Daerah terkait dengan sewa dan

KSP yang harus diperlakukan secara khusus; adanya

multitafsir terhadap aturan-aturan dalam PP No 6 Tahun

2006 mengenai Badan Layanan Umum (BLU) Daerah; kasus-

kasus yang muncul dalam pengelolaan Barang Milik Daerah;

dan adanya temuan pemeriksaan BPK. Dengan adanya

penyempurnaan PP ini diharapkan dapat mengakomodasi

dinamika pengelolaan Barang Milik Daerah; meminimalisasi

multitafsir atas pengelolaan Barang Milik Daerah;

mempertegas hak, kewajiban, tanggung jawab, dan

kewenangan Pengguna Barang dan Pengelola Barang; serta

menciptakan harmonisasi dengan peraturan-peraturan

terkait.

Salah satu pokok penyempurnaan PP No 6 Tahun 2006

dengan PP No 27 Tahun 2014 adalah penyempurnaan siklus

pengelolaan BMN. Selama ini yang terjadi adalah

Page 50: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

44 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

pemindahtanganan dan penghapusan selalu

dicampuradukkan. Siklus ini harus diperbaiki, yaitu dimulai

dengan perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan, di mana

pengelolaan dibagi dua, yaitu dikelola untuk keperluan tugas

dan fungsi (tusi) atau dikelola untuk dimanfaatkan. Jika tidak

keduanya, maka Barang Milik Daerah dapat

dipindahtangankan. Dan jika Barang Milik Daerah tidak

dikelola untuk kepentingan tugas dan fungsi, tidak

dimanfaatkan, dan tidak dipindahtangankan, maka Barang

Milik Daerah harus dihapuskan. Pemusnahan dan

pemindahtanganan merupakan kegiatan sebelum proses

penghapusan. Dengan demikian, penghapusan

merupakan ending point dari semua siklus pengelolaan

Barang Milik Daerah yang membebaskan Pengguna Barang

dan Pengelola Barang dari kewajiban untuk

mengadministrasikan dan mengelola Barang Milik Daerah.

Terkait dengan penguatan dasar hukum pengaturan

sebagai salah satu pokok penyempurnaan, dalam penjelasan

pada PP No 6 Tahun 2006, aset tak berwujud berada di luar

lingkup peraturan pemerintah tersebut. Sementara itu, dalam

salah satu pasal PP nomor 6 Tahun 2006tidak dibatasi

apakah itu aset berwujud atau tidak berwujud. Agar tidak

terjadi perbedaan interpretasi di dalam pengelolaannya,

maka di PP nomor 27 Tahun 2014 juga mengatur tentang

aset tak berwujud sebagai bentuk kepastian hukum dalam

pengelolaan Barang Milik Negara/Barang Milik Daerah.

Maka berdasarkan paparan tersebut di atas, terdapat

empat poin utama yang melatarbelakangi perubahan PP

Nomor 27 tahun 2014, sebagai berikut.

Page 51: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

45 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

a. Dinamika pengelolaan BMN/D yang terjadi seiring

perkembangan waktu, terutama dalam bentuk:

1) Sewa periodik

2) KSP

3) BMN luar negeri

yang harus diperlakukan secara khusus.

b. Multiinterpretasi yang seringkali terjadi terhadap aturan

pengelolaan BMN/D yang lama (PP nomor 6 Tahun 2006

jo. PP nomor 38 Tahun 2008), terutama dalam hal:

1) BLU

2) PNBP

c. Kasus-kasus pengelolaan BMN/Dyang marak terjadi.

Temuan pemeriksaan BPK yang berujung pada penerbitan opini non-WTP

untuk Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah.

B. Tinjauan tentang Asas-Asas yang Terkait dengan

Penyusunan Norma

I.C. van der Vlies dalam bukunya yang berjudul “Het

wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving”,

membagi asas-asas dalam pembentukan peraturan negara

yang baik (beginselen van behoorlijke regelgeving) ke dalam

asas-asas yang formal dan yang material.1

Asas-asas yang formal meliputi :

a. asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke

doelstelling);

1 I.C. van der Vlies, Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving, ’s-Gravenhage:

Vuga 1984 hal 186 seperti dikutip oleh A. Hamid S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, hal. 330, dalam Maria Farida Indrati, S., Ilmu

Perundang-undangan, Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Jakarta: Kanisius, hlm. 253-254.

Page 52: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

46 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste

orgaan);

c. asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids

beginsel);

d. asas dapatnya dilaksanakan (het beginsel van

uitvoerbaarheid);

e. asas konsensus (het beginsel van consensus).

Asas-asas yang material meliputi:

a. asas tentang terminologi dan sistematika yang benar;

b. asas tentang dapat dikenali;

c. asas perlakuan yang sama dalam hukum;

d. asas kepastian hukum;

e. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual.

Hamid S. Attamimi berpendapat, bahwa pembentukan

peraturan perundang-undangan Indonesia yang patut, adalah

sebagai berikut:

a. Cita Hukum Indonesia, yang tidak lain adalah Pancasila

yang berlaku sebagai “bintang pemandu”;

b. Asas Negara Berdasar Atas Hukum yang menempatkan

Undang-undang sebagai alat pengaturan yang khas

berada dalam keutamaan hukum, dan Asas Pemerintahan

Berdasar Sistem Konstitusi yang menempatkan Undang-

undang sebagai dasar dan batas penyelenggaraan

kegiatan-kegiatan Pemerintahan.

c. Asas-asas lainnya, yaitu asas-asas negara berdasar atas

hukum yang menempatkan undang-undang sebagai alat

pengaturan yang khas berada dalam keutamaan hukum

dan asas-asas pemerintahan berdasar sistem konstitusi

Page 53: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

47 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

yang menempatkan undang-undang sebagai dasar dan

batas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pemerintahan.

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan

yang patut itu meliputi juga:

a. asas tujuan yang jelas;

b. asas perlunya pengaturan;

c. asas organ/lembaga dan materi muatan yang tepat;

d. asas dapatnya dilaksanakan;

e. asas dapatnya dikenali;

f. asas perlakuan yang sama dalam hukum;

g. asas kepastian hukum;

h. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual.2

Apabila mengikuti pembagian mengenai adanya asas

yang formal dan asas yang material, maka A. Hamid S.

Attamimi cenderung untuk membagi asas-asas pembentukan

peraturan perundang-undangan yang patut tersebut ke dalam:

a. Asas-asas formal, dengan perincian:

(1) asas tujuan yang jelas;

(2) asas perlunya pengaturan;

(3) asas organ/ lembaga yang tepat;

(4) asas materi muatan yang tepat;

(5) asas dapatnya dilaksanakan; dan

(6) asas dapatnya dikenali;

b. Asas-asas material, dengan perincian:

(1) asas sesuai dengan Cita Hukum Indonesia dan Norma

Fundamental Negara;

(2) asas sesuai dengan Hukum Dasar Negara;

2 A. Hamid Attamimi, Ibid., hal. 344-345 dalam Maria Farida Indrati S., Ibid. hlm. 254-

256.

Page 54: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

48 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(3) asas sesuai dengan prinsip-prinsip Negara berdasar

atas Hukum; dan

(4) asas sesuai dengan prinsip-prinsip Pemerintahan

berdasar Sistem Konstitusi.3

Asas pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang

baik dirumuskan juga dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

khususnya Pasal 5 dan Pasal 6. Dalam membentuk Peraturan

Perundang-undangan harus berdasarkan pada asas

pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik yang

meliputi:

a. kejelasan tujuan; yang dimaksud dengan “kejelasan

tujuan” adalah bahwa setiap Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas

yang hendak dicapai.

b. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; Yang

dimaksud dengan asas “kelembagaan atau organ

pembentuk yang tepat” adalah bahwa setiap jenis

Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh

lembaga/ pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-

undangan yang berwenang. Peraturan Perundang-

undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi

hukum, apabila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak

berwenang.

c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan; yang

dimaksud dengan asas “kesesuaian antara jenis dan

materi muatan” adalah bahwa dalam Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan harus benar-benar

3 A. Hamid Attamimi, Ibid., hal. 344-345 dalam Maria Farida Indrati S., Ibid. hlm. 256.

Page 55: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

49 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis

Peraturan Perundang-undangannya.

d. dapat dilaksanakan; yang dimaksud dengan asas “dapat

dilaksanakan” adalah bahwa setiap Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan

efectivitas Peraturan Perundang-undangan tersebut di

dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun

sosiologis.

e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; yang dimaksud dengan

asas “kedaya-gunaan dan kehasilgunaan” adalah bahwa

setiap Peraturan Perundang-undangan dibuat karena

memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam

mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

f. kejelasan rumusan; yang dimaksud dengan asas

“kejelasan rumusan” adalah bahwa setiap Peraturan

Perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis

penyusunan Peraturan Perundang-undangan sistematika

dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya

jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan

berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

g. keterbukaan; yang dimaksud dengan asas “keterbukaan”

adalah bahwa dalam proses Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan,

penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan

terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat

mempunyai desempatan yang seluas-luasnya untuk

memberikan masukan dalam proses pembuatan Peraturan

Perundang-undangan.

Page 56: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

50 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Sementara itu, asas-asas yang harus dikandung dalam

materi muatan Peraturan Perundang-undangan dirumuskan

dalam Pasal 6 sebagai berikut:

Materi muatan Peraturan Perundang-undangan mengandung

asas:

a. pengayoman; yang dimaksud dengan “asas pengayoman”

adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan harus berfungsi memberikan perlindungan

dalam rangka menciptakan ketenteraman masyarakat.

b. kemanusiaan; yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan”

adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan harus mencerminkan perlindungan dan

penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan

martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia

secara proporsional.

c. kebangsaan; yang dimaksud dengan “asas kebangsaan”

adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa

Indonesia yang pluralistik (kebhinnekaan) dengan tetap

menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. kekeluargaan; yang dimaksud dengan “asas

kekeluargaan” adalah bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan

musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap

pengambilan keputusan.

e. kenusantaraan; yang dimaksud dengan “asas

kenusantaraan” adalah bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan senantiasa

memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia

dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan yang

Page 57: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

51 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum

nasional yang berdasarkan Pancasila.

f. bhinneka tunggal ika; yang dimaksud dengan “asas

bhinneka tunggal ika” adalah bahwa Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus mem-perhatikan

keragaman penduduk, agama, suku, dan golongan,

kondisi khusus daerah, dan budaya khususnya yang

menyangkut masalah-masalah sensitif dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

g. keadilan; yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah

bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan harus mencerminkan keadilan secara

proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;

yang dimaksud dengan ”asas kesamaan kedudukan dalam

hukum dan pemerintahan” adalah bahwa setiap Materi

Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh berisi

hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar

belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan,

gender, atau status sosial.

i. ketertiban dan kepastian hukum; yang dimaksud dengan

”asas ketertiban dan kepastian hukum” adalah bahwa

setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan

harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat

melalui jaminan adanya kepastian hukum.

j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan; yang

dimaksud dengan ”asas keseimbangan, keserasian, dan

keselarasan” adalah bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara

Page 58: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

52 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan

bangsa dan negara.

Selain asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat berisi asas lain

sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan

yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan “asas lain sesuai

dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang

bersangkutan”, antara lain:

a. dalam Hukum Pidana, misalnya, asas legalitas, asas tiada

hukuman tanpa kesalahan, asas pembinaan narapidana,

dan asas praduga tak bersalah;

b. dalam Hukum Perdata, misalnya, dalam hukum

perjanjian, antara lain, asas kesepakatan, kebebasan

berkontrak, dan itikad baik.

C. Kajian terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah dan

Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat di Kabupaten

Tuban.

1. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Tuban

Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten

yang terletak di Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Tuban

terletak pada 111,30’ – 112,35’ BT dan 6,40’- 7,18’ LS.

Batas wilayah Daerah Kabupaten Tuban adalah:

sebelah utara : berbatasan dengan Laut Jawa;

sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten

Lamongan;

sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten

Bojonegoro; dan

Page 59: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

53 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

sebelah barat : berbatasan dengan Provinsi Jawa

Tengah.

Luas Wilayah Daratan, Kabupaten Tuban adalah

1.839,94 Km2 (Tuban dalam Angka 2014) sementara

menurut Lampiran Permendagri Nomor 39 Tahun 2015

luasnya adalah 1.834,15 Km2. Kabupaten Tuban memiliki

pantai dengan panjang 65 Km dan luas wilayah lautan

sebesar 22.608 Km2.

Pada bulan Agustus 2005, Kabupaten Tuban

mengalami pemekaran kecamatan dari 19 kecamatan

menjadi 20 kecamatan. Kecamatan yang berkurang luas

wilayahnya adalah 3 kecamatan yaitu Kecamatan

Semanding, Rengel dan Soko. Kecamatan Grabagan adalah

pemekaran dari 3 kecamatan tersebut. Dari tabel 1.3

kecamatan yang mempunyai luas wilayah yang paling luas

adalah Kecamatan Montong, yaitu 8.04 persen dari total

luas Kabupaten Tuban. Sedangkan kecamatan yang

mempunyai luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan

Tuban dengan luas 21,29 km2 atau 1,16 persen dari total

luas Kabupaten Tuban, dengan jumah penduduk dengan

jumlah penduduk 1.162.777 jiwa (Lampiran PMDN

39/2015)

Kabupaten Tuban memiliki Iklim yang secara umum

sama dengan wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Curah hujan

yang terjadi pada tahun 2013 di Kabupaten Tuban paling

tinggi terjadi di bulan Januari yaitu 344 mm. Curah hujan

terendah terjadi pada bulan Agustus dan September dimana

tidak ada hujan sama sekali. Untuk curah hujan yang paling

tinggi berdasarkan stasiun pengukur terjadi di Jojogan yang

mencapai 2.346 mm dan yang paling rendah terjadi di Jenu

Page 60: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

54 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

dengan curah hujan 1.374 mm (Tuban Dalam Angka Tahun

2015).

2. Kelembagaan/Perangkat Daerah Pengelola Barang

Milik Daerah

Secara kelembagaan di Kabupaten Tuban saat ini,

pengelolaan barang milik daerah diselenggarakan oleh

Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (BPPKAD). BPPKAD Kabupaten Tuban merupakan

salah satu organisasi perangkat daerah di Kabupaten

Tuban. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten

Tuban. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut BPPKAD

merupakan Perangkat Daerah Kabupaten Tuban yang

melaksanakan fungsi penunjang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan asset daerah.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Tuban

Nomor 68 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan

Tata Kerja Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Tuban. Susunan Organisasi

BPPKAD, terdiri dari:

1. Kepala;

2. Sekretaris, membawahkan:

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawian;

b) Sub Bagian Keuangan; dan

c) Sub Bagian Program dan Pelaporan.

3. Bidang Pendapatan PBB-P2 dan BPHTB,

membawahkan:

a) Sub Bidang Pendataan PBB-P2 dan BPHTB;

Page 61: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

55 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b) Sub Bidang Perencanaan dan Penetapan PBB-P2 dan

BPHTB;

c) Sub Bidang Penagihan PBB-P2 dan BPHTB.

4. Bidang Pendapatan Pajak Daerah lainnya dan Dana

Perimbangan, membawahkan:

a) Sub Bidang Pendataan Pajak Daerah lainnya;

b) Sub Bidang Perencanaan dan Penetapan Pajak

Daerah lainnya;

c) Sub Bidang Dana Perimbangan dan Penagihan Pajak

Daerah lainnya.

5. Bidang Perbendaharaan, membawahkan:

a) Sub Bidang Pelayanan Perbendaharaan;

b) Sub Bidang Pengelolaan Kas Daerah;

c) Sub Bidang Pengelolaan Pembiayaan.

6. Bidang Anggaran, membawahkan:

a) Sub Bidang Bina Anggaran;

b) Sub Bidang Penyusunan Anggaran;

c) Sub Bidang Pengesahan dan Pelaporan Anggaran.

7. Bidang Akuntansi, membawahkan:

a) Sub Bidang Akuntansi Penerimaan;

b) Sub Bidang Akuntansi Pengeluaran;

c) Sub Bidang Akuntansi Asset.

8. Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah,

membawahkan:

a) Sub Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan;

b) Sub Bidang Pencatatan dan Penatausahaan; dan

c) Sub Bidang Pengawasan dan pengendalian.

9. Unit Pelaksana Teknis Badan; dan

10. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 62: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

56 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BPPKAD Kabupaten Tuban merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah dibidang administrasi

keuangan daerah khusus pendapatan, pengelolaan

keuangan dan asset daerah sebagai pembantu Bupati

dalam melaksanakan urusan administrasi keuangan

daerah khusus pendapatan, pengelolaan keuangan dan

asset daerah. BPPKAD mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang

administrasi keuangan daerah khusus pendapatan,

pengelolaan keuangan dan asset daerah. BPPKAD

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah. BPPKAD dipimpin oleh

seorang Kepala.

Dari struktur organisasi BPPKAD tersebut, bidang yang

secara langsung memiliki tugas dan fungsi pengelolaan

barang milik daerah adalah Bidang Pengelolaan Barang Milik

Daerah. Secara rinci, Bidang Pengelolaan Barang Milik

Daerah BPPKAD Kabupaten Tuban mempunyai tugas

melaksanakan perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan

tugas merumuskan kebijakan, melaksanakan koordinasi,

pembinaan, pengawasan, pengendalian, pelaporan serta

pelayanan administratif di bidang perencanaan dan

pemanfaatan, pencatatan dan penatausahaan dan

penghapusan dan pemindahtanganan.

3. Beberapa bentuk Pengelolaan Barang Milik Daerah

yang dilakukan dan Permasalahan yang dihadapi

Page 63: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

57 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Selama ini Pemerintah Kabupaten Tuban telah

melakukan pengelolaan Barang Milik Daerah. Pengelolaan

barang milik daerah dilakukan oleg Bidang Pengelolaan

Barang Milik Daerah pada BPPKAD. Sesuai tugasnya,

Bidang Asset Daerah BPPKAD Kabupaten

Tuban melaksanakan perumusan kebijakan teknis,

penyelenggaraan tugas dukungan teknis, pemantauan,

evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan fungsi

penunjang, pembinaan teknis bidang penatausahaan,

pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan aset

Daerah.

Pengelolaan barang milik daerah yang dilakukan

selama ini mendasarkan pada:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah;

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang

Milik Daerah; dan

c. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun

2013 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah.

Terdapat bentuk pengelolaan barang milik daerah

Kabupaten Tuban yang rutin (reguler) dilakukan seperti:

a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;

b. pengadaan;

Page 64: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

58 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

c. penggunaan;

d. pengamanan dan pemeliharaan;

e. penatausahaan;

f. pengawasan dan pengendalian

Sedangkan bentuk pengelolaan barang milik daerah

Kabupaten Tuban yang tidak rutin (insidentil) meliputi:

a. pemanfaatan berupa: sewa, pinjam pakai, dan

kerjasama pemanfaatan;

b. penilaian;

c. Pemindahtanganan berupa penyertaan modal; dan

d. Penghapusan.

Bentuk pemanfaatan barang milik daerah dalam

bentuk sewa diorientasikan guna memperoleh manfaat

berupa uang sewa yang merupakan salah satu sumber

pendapatan asli daerah. Aset yang disewakan adalah

asset atau kekayaan milik Daerah yang belum/tidak

dipungut atau dijadikan objek Retribusi Pemakaian

Kekayaan Milik Daerah. Di samping itu, pemanfaatan

barang milik daerah juga dilakukan dalam bentuk pinjam

pakai.

Terkait dengan pengelolaan barang milik daerah

di Kabupaten Tuban, saat ini terdapat beberapa

permasalahan antara lain:

a. masih adanya beberapa aset berupa tanah yang

belum tersertifikatkan;

b. masih adanya beberapa aset yang digunakan oleh

Pemerintah Daerah seperti Gedung SD yang berdiri

diatas tanah Desa dan/atau tanah yang belum jelas

status hukumnya; dan

Page 65: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

59 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

c. masih adanya bentuk pinjam pakai yang belum sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Permasalahan yang Dihadapi Terkait Pengaturan

Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan barang milik daerah di Kabupaten

Tuban saat ini didasarkan pada Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah. Yang menjadi dasar

pertimbangan pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten

Tuban Nomor 16 Tahun 2016 tersebut adalah untuk

melaksanakan ketentuan Pasal 81 Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana

diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 38 Tahun 2008.

Secara sistematika ruang lingkup pengaturan dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun

2013 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah tersebut

meliputi:

BAB MATERI PENGATURAN PASAL

I KETENTUAN UMUM 1

II ASAS 2

III MAKSUD DAN TUJUAN 3

IV BARANG MILIK DAERAH 4-5

V PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK

DAERAH

6-15

VI RUANG LINGKUP PENGELOLAAN

BARANG MILIK DAERAH

16-109

Page 66: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

60 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

VII PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN

PENGAWASAN.

110-111

VIII PEMBIAYAAN 112

IX TUNTUTAN GANTI RUGI 113

X KETENTUAN LAIN-LAIN 114-115

XI KETENTUAN PENUTUP 116

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten

Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan

Barang Milik Daerah hingga saat telah terjadi

pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian

dan berimplikasi pada keberadaan Peraturan Daerah

tersebut. Peraturan perundang-undangan dimaksud

antara lain:

32. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

33. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5495);

34. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Page 67: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

61 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5533);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014

tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah

Berupa Kendaraan Perorangan Dinas (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 305,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5610);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114;

38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun

2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah;

39. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 14

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran

Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2016 Nomor 14);

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-

undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.

Peraturan Daerah ini meliputi Peraturan Daerah Provinsi,

Peraturan Daerah Kabupaten dan Peraturan Daerah Kota.

Page 68: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

62 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Sesuai dengan Pasal 14 UU No 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Pasal 236

UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan

Pasal 4 ayat (2) dan (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk

Hukum Daerah dinyatakan bahwa Materi muatan

Peraturan Daerah Kabupaten berisi materi muatan dalam

rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas

pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah

dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-

undangan yang lebih tinggi.

Selanjutnya untuk melaksanakan ketentuan Pasal

105 dan Pasal 110 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor

27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah serta Pasal 511 ayat (1) Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, maka perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan

Barang Milik Daerah.

D. Implikasi Penerapan Sistem Baru yang Akan Diatur

dalam Peraturan Daerah terhadap Aspek Kehidupan

Masyarakat dan Dampaknya terhadap Keuangan Daerah.

Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah ini adalah

melaksanakan ketentuan Pasal 121 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, Pasal 105 Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Page 69: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

63 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

dan Pasal 511 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah. Barang Milik Daerah merupakan salah satu unsur

penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan Daerah, maka Barang Milik Daerah perlu

dikelola secara tertib agar dapat dimanfaatkan secara optimal

dalam rangka mendukung penyelenggaraan otonomi Daerah.

Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagai bagian dari

pengelolaan keuangan Daerah dilaksanakan secara terpisah

dari pengelolaan barang milik Negara. Pengaturan pengelolaan

Barang Milik Daerah dalam Peraturan Daerah ini dimaksudkan

adalah untuk:

a. mengamankan Barang Milik Daerah;

b. menyeragamkan langkah-langkah dan tindakan dalam

pengelolaan Barang Milik Daerah; dan

c. memberikan jaminan/kepastian dalam pengelolaan Barang

Milik Daerah.

Selanjutnya dengan pengelolaan Barang Milik Daerah

yang dilakukan dengan konsisten (taat asas) dan berpedoman

pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan daerah ini maka

akan:

a. menunjang kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan Daerah serta dalam

rangka melaksanakan tertib administrasi pengelolaan

Barang Milik Daerah;

a. terwujudnya akuntabilitas dalam pengelolaan Barang Milik

Daerah; dan

b. terwujudnya pengelolaan Barang Milik Daerah yang tertib,

efisien dan efektif, fleksibel dan optimal serta sesuai

dengan asas-asas pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 70: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

64 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah dilaksanakan berdasarkan asas:

a. fungsional;

b. kepastian hukum;

c. transparansi;

d. efisiensi;

e. akuntabilitas; dan

f. kepastian nilai.

Di sisi keuangan daerah dengan pengelolaan barang

milik daerah yang optimal akan meningkatkan kualiatas

pengelolaan keuangan daerah.

Page 71: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

65 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

Dalam Bab ini akan dikemukakan hasil kajian terhadap

Peraturan Perundang-undangan terkait dengan pengelolaan barang milik

daerah. Kajian dilakukan dengan menganalisis naorma yang memuat

kondisi hukum yang ada, keterkaitan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dengan Peraturan Perundang-

undangan lain, harmonisasi secara vertikal dan horizontal.

Kajian terhadap Peraturan Perundang-undangan ini

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi hukum atau peraturan

perundang-undangan yang mengatur mengenai substansi atau materi

yang akan diatur dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Dalam Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

memiliki relevansi dengan substansi beberapa ketentuan peraturan

perundang-undangan, yang antara lain sebagimana diuraikan di

bawah ini.

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945

Pasal 18 ayat (5) dan (6) menyebutkan bahwa:

(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-

luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-

undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah.

Page 72: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

66 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan

daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan

otonomi dan tugas pembantuan.

Pasal tersebut mengandung maksud bahwa pemerintahan

daerah menjalankan otonomi yaitu kewenangan untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan kecuali urusan

yang memang menjadi urusan pemerintah. Izin Mendirikan

Bangunan merupakan urusan yang menjadi kewenangan kepala

daerah kabupaten/kota. Selanjutnya dalam rangka mengatur

tersebut maka Pemerintahan daerah berhak menetapkan

peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk

melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa: "bumi, air, dan

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah karunia Tuhan

Yang Maha Esa dan dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat".

Pasal tersebut memberikan amanat agar bumi, air, dan

kekayaan alam yang lain harus dikelola sedemikian rupa untuk

kemakmuran rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi

yang akan datang.

2. Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 butir 1 UU No 1

Tahun 2004 tersebut diberikan pengertian dan definisi terkait

Keuangan negara, yaitu semua hak dan kewajiban negara

yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik

berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik

Page 73: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

67 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban

tersebut.

Selanjutnya beberapa ketentuan mengenai pengelolaan

barang milik daerah dalam UU No 17 Tahun 2003 dan urgen

dikemukakan dalam tulisan ini antara lain:

Pasal 2

Keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1,

meliputi :

a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan

mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan

umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

c. Penerimaan Negara;

d. Pengeluaran Negara; e. Penerimaan Daerah;

f. Pengeluaran Daerah; g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri

atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,

termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah;

h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau

kepentingan umum; i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan

fasilitas yang diberikan pemerintah.

3. Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharan Negara;

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 butir 19 UU No 1

Tahun 2004 tersebut diberikan pengertian dan definisi terkait

Barang Milik Daerah, yaitu semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya

yang sah.

Page 74: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

68 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Selanjutnya beberapa ketentuan mengenai pengelolaan

barang milik daerah dalam UU No 1 Tahun 2004 dan urgen

dikemukakan dalam tulisan ini antara lain:

Pasal 42

(1) Menteri Keuangan mengatur pengelolaan barang milik

negara. (2) Menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna Barang bagi

kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya. (3) Kepala kantor dalam lingkungan kementerian

negara/lembaga adalah Kuasa Pengguna Barang dalam lingkungan kantor yang bersangkutan.

Pasal 43

(1) Gubernur/bupati/walikota menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah.

(2) Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan

barang milik daerah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota.

(3) Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna

Barang bagi satuan kerja daerah yang dipimpinnya.

Pasal 44

Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola

dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam

penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

Pasal 45

(1) Barang milik negara/ daerah yang diperlukan bagi

penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah tidak dapat

dipindahtangankan.

(2) Pemindahtanganan barang milik negara/daerah dilakukan dengan

cara jual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai modal

Pemerintah setelah mendapat persetujuan DPR/DPRD.

Page 75: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

69 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pasal 46

(1) Persetujuan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) dilakukan untuk:

a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan. b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada

huruf a ayat ini tidak termasuk tanah dan/atau bangunan yang:

1) sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;

2) harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen

pelaksanaan anggaran; 3) diperuntukkan bagi pegawai negeri;

4) diperuntukkan bagi kepentingan umum; 5) dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan

yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau

berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannnya dipertahankan tidak

layak secara ekonomis. c. pemindahtanganan barang milik negara selain tanah

dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

(2) Pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan

setelah mendapat persetujuan Presiden. (3) Pemindahtanganan barang milik negara selain tanah

dan/atau bangunan yang bernilai sampai dengan Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dilakukan

setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.

Pasal 47

(1) Persetujuan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45

ayat (2) dilakukan untuk: a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.

b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada

huruf a ayat ini tidak termasuk tanah dan/atau bangunan yang:

1) sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;

Page 76: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

70 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

2) harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan

pengganti sudah disediakan dalam dokumen pelaksanaan anggaran;

3) diperuntukkan bagi pegawai negeri; 4) diperuntukkan bagi kepentingan umum;

5) dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau

berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannnya dipertahankan tidak

layak secara ekonomis. b. pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah

dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

(1) Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah

dan/atau bangunan yang bernilai sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dilakukan setelah

mendapat persetujuan gubernur/bupati/walikota.

Pasal 48

(1) Penjualan barang milik negara/daerah dilakukan dengan

cara lelang, kecuali dalam hal-hal tertentu. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

dengan peraturan pemerintah.

Pasal 49

(1) Barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang

dikuasai Pemerintah Pusat/Daerah harus disertifikatkan atas nama pemerintah Republik Indonesia/pemerintah

daerah yang bersangkutan. (2) Bangunan milik negara harus dilengkapi dengan bukti

status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib. (3) Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak

dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan, wajib

diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota untuk kepentingan

penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah. (4) Barang milik negara/daerah dilarang untuk diserahkan

kepada pihak lain sebagai pembayaran atas tagihan

kepada Pemerintah Pusat/Daerah. (5) Barang milik negara/daerah dilarang digadaikan atau

dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman.

Page 77: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

71 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(6) Ketentuan mengenai pedoman teknis dan administrasi

pengelolaan barang milik negara/daerah diatur dengan peraturan pemerintah.

Larangan Penyitaan Uang Dan Barang Milik Negara/Daerah Dan/Atau

Yang Dikuasai Negara/Daerah

Pasal 50

Pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap:

a. uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang

berada pada instansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga;

b. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/daerah;

c. barang bergerak milik negara/daerah baik yang berada pada instansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga;

d. barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik negara/daerah;

e. barang milik pihak ketiga yang dikuasai oleh negara/daerah yang diperlukan untuk penyelenggaraan tugas

pemerintahan.

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Beberapa ketentuan dalam UU No 12 Tahun 2011 yang

relevan dikemukakan terkait dengan tulisan ini adalah:

Pasal 5

Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan

berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

yang baik, yang meliputi:

a. kejelasan tujuan;

b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;

c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;

d. dapat dilaksanakan;

e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;

f. kejelasan rumusan; dan

Page 78: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

72 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

g. keterbukaan.

Pasal 6

(1) Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus

mencerminkan asas:

a. pengayoman;

b. kemanusiaan;

c. kebangsaan;

d. kekeluargaan;

e. kenusantaraan;

f. bhinneka tunggal ika;

g. keadilan;

h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;

i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau

j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

(2) Selain mencerminkan asas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat

berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan

Perundang-undangan yang bersangkutan.

Pasal 14

Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka

penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta

menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih

lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 2 UU No 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa:

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan

Page 79: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

73 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya dalam butir 5, 6 dan 19

disebutkan bahwa:

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang

menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan

oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan

Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan

menyejahterakan masyarakat (butir 5);

Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan

Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam

sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (butir 6);

Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya

yang sah (butir 19).

Terkait dengan pengaturan mengenai penyelenggaraan

urusan pemerintahan ini beberapa ketentuan dalam UU No 23

Tahun 2014 dikemukakan dalam tulisan ini yaitu sebagai

berikut.

Pasal 17

(1) Daerah berhak menetapkan kebijakan Daerah untuk

menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

(2) Daerah dalam menetapkan kebijakan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib berpedoman pada norma,

standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

(3) Dalam hal kebijakan Daerah yang dibuat dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Daerah tidak mempedomani norma, standar,

prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat

Page 80: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

74 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(2), Pemerintah Pusat membatalkan kebijakan Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (5) Pemerintah Pusat belum menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

penyelenggara Pemerintahan Daerah melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

Pasal 236

(1) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas

Pembantuan, Daerah membentuk Perda.

(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh

DPRD dengan persetujuan bersama kepala Daerah.

(3) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat

materi muatan:

a. penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Tugas

Pembantuan; dan

b. penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi.

(4) Selain materi muatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) Perda dapat memuat materi muatan lokal sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 237

(1) Asas pembentukan dan materi muatan Perda berpedoman

pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan asas

hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat

sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

(2) Pembentukan Perda mencakup tahapan perencanaan,

penyusunan, pembahasan, penetapan, dan

pengundangan yang berpedoman pada ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(3) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan

dan/atau tertulis dalam pembentukan Perda.

(4) Pembentukan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan secara efektif dan efisien.

Page 81: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

75 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pasal 250

(1) Perda dan Perkada sebagaimana dimaksud dalam Pasal

249 ayat (1) dan ayat (3) dilarang bertentangan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan.

(2) Bertentangan dengan kepentingan umum sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat;

b. terganggunya akses terhadap pelayanan publik;

c. terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum;

d. terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat; dan/atau

e. diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan,

ras, antar-golongan, dan gender.

Selanjutnya ketentuan yang mengatur mengenai pengelolaan

barang milik daerah dalam UU No 23 Tahun 2014 terdapat dalam

Pasal 307 yang selengkapnya berbunyi:

Pasal 307

(1) Barang milik Daerah yang diperlukan untuk

penyelenggaraan Urusan Pemerintahan tidak dapat dipindahtangankan.

(2) Pelaksanaan pengadaan barang milik Daerah dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan

Daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas, dan transparansi dengan mengutamakan produk dalam negeri

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Barang milik Daerah yang tidak digunakan untuk

penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dapat dihapus dari daftar barang milik Daerah dengan cara dijual,

dipertukarkan, dihibahkan, disertakan sebagai modal Daerah, dan/atau dimusnahkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. (4) Barang milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (3) tidak dapat dijadikan tanggungan atau

digadaikan untuk mendapatkan pinjaman.

Page 82: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

76 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 58 PP No 58 Tahun

2005, disebutkan bahwa: Barang Milik Daerah adalah semua

barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal

dari perolehan lainnya yang sah.

Selanjutnya terkait dengan pengaturan mengenai

pengelolaan barang milik daerah dalam PP No 58 Tahun 2005

yang urgen dikemukakan dalam tulisan ini yaitu sebagai antara

lain berikut.

Pasal 120

(4) Barang milik daerah diperoleh atas beban APBD dan perolehan lainnya yang sah.

(5) Perolehan lainnya yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

j. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/atau yang sejenis;

k. barang yang diperoleh dari kontrak kerja sama, kontrak bagi hasil, dan kerja sama pemanfaatan

barang milik daerah; l. barang yang diperoleh berdasarkan penetapan karena

peraturan perundang-undangan; m. barang yang diperoleh dari putusan pengadilan.

Pasal 121

(4) Pengelolaan barang daerah meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang mencakup

perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan,

penatausahaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan dan pengamanan.

(5) Pengelolaan barang daerah ditetapkan dengan peraturan

daerah dan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Page 83: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

77 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah ini mencabut

dan menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor

27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah yang urgen dikemukakan dalam tulisan ini antara

lain:

Pasal 1 butir 2: Barang Milik Daerah adalah semua barang yang

dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Pasal 2

(4) Barang Milik Negara/Daerah meliputi:

a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah;

dan b. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

(5) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

meliputi: a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau

yang sejenis; b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari

perjanjian/kontrak; c. barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; atau d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan

pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Pasal 3

(7) Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan

berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

(8) Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi:

Page 84: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

78 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

f. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran;

g. pengadaan; h. Penggunaan;

i. Pemanfaatan; j. pengamanan dan pemeliharaan;

k. Penilaian; l. Pemindahtanganan;

m. Pemusnahan; n. Penghapusan;

o. Penatausahaan; dan p. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Pasal 5

(1) Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan Barang Milik Daerah.

(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan Barang Milik Daerah berwenang dan bertanggung jawab:

a. menetapkan kebijakan pengelolaan Barang Milik

Daerah; b. menetapkan Penggunaan, Pemanfaatan, atau

Pemindahtanganan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan;

c. menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Daerah;

d. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan Barang Milik Daerah;

e. mengajukan usul Pemindahtanganan Barang Milik Daerah yang memerlukan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah; f. menyetujui usul Pemindahtanganan, Pemusnahan,

dan Penghapusan Barang Milik Daerah sesuai batas kewenangannya;

g. menyetujui usul Pemanfaatan Barang Milik Daerah

berupa sebagian tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan; dan

h. menyetujui usul Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam bentuk Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.

(3) Sekretaris Daerah adalah Pengelola Barang Milik Daerah. (4) Pengelola Barang Milik Daerah berwenang dan

bertanggung jawab: a. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan Barang

Milik Daerah;

Page 85: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

79 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan

pemeliharaan/perawatan Barang Milik Daerah; c. mengajukan usul Pemanfaatan dan

Pemindahtanganan Barang Milik Daerah yang memerlukan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;

d. mengatur pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Daerah;

e. mengatur pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah yang telah disetujui oleh Gubernur/

Bupati/Walikota atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

f. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Inventarisasi Barang Milik Daerah; dan

g. melakukan pengawasan dan pengendalian atas

pengelolaan Barang Milik Daerah.

Pasal 8

(1) Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna

Barang Milik Daerah. (2) Pengguna Barang Milik Daerah berwenang dan

bertanggung jawab: a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran

Barang Milik Daerah bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

b. mengajukan permohonan penetapan status Penggunaan Barang Milik Daerah yang diperoleh dari

beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan perolehan lainnya yang sah;

c. melakukan pencatatan dan Inventarisasi Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya;

d. menggunakan Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan

tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya; e. mengamankan dan memelihara Barang Milik Daerah

yang berada dalam penguasaannya; f. mengajukan usul Pemanfaatan dan

Pemindahtanganan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan;

g. menyerahkan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk

Page 86: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

80 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan

kerja perangkat daerah yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan Pihak Lain, kepada Gubernur/

Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang; h. mengajukan usul Pemusnahan dan Penghapusan

Barang Milik Daerah; i. melakukan pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian atas Penggunaan Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya; dan

j. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran dan laporan barang pengguna

tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang.

Pasal 105

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Barang Milik Daerah

diatur dengan Peraturan Daerah berpedoman pada kebijakan

pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 90 ayat (3).

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara;

Beberapa ketentuan dalam Pasal 1 butir 76 Peraturan

Menteri Dalam Negeri No: 13 Tahun 2006 (sebagaimana

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri No 21 Tahun 2011) menyebutkan bahwa: Barang Milik

Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas

beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Beberapa ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri

No: 13 Tahun 2006 (sebagaimana diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 21 Tahun

2011) yang urgen dikemukakan dalam tulisan ini antara lain:

Pasal 5

Page 87: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

81 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(1) Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah

pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan

daerah yang dipisahkan. (2) Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewenangan:

a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD; b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang

daerah; c. menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna

barang; d. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau

bendahara pengeluaran;

e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah;

f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;

g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah; dan

h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran. (3) Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:

a. sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;

b. kepala SKPKD selaku PPKD; dan

c. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.

(4) Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan

prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau

mengeluarkan uang. .

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016

tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;

Page 88: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

82 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No

19 Tahun 2016 yang relevan dikemukakan dalam tulisan ini

antara lain:

Pasal 1 angka 8, dan angka 16 yang memberikan pengertian

terkait:

8. Pengelola Barang Milik Daerah yang selanjutnya disebut Pengelola

Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah.

16. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya

yang sah

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Menteri adalah:

a. pejabat pengelola barang milik daerah;

b. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;

c. pengadaan;

d. penggunaan;

e. pemanfaatan;

f. pengamanan dan pemeliharaan;

g. penilaian;

h. pemindahtanganan;

i. pemusnahan;

j. penghapusan;

k. penatausahaan;

l. pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

m. pengelolaan barang milik daerah pada SKPD yang

menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum Daerah:

n. barang milik daerah berupa rumah negara; dan

o. ganti rugi dan sanksi.

Pasal 3

Barang milik daerah meliputi:

a. barang milik daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban

APBD; atau

Page 89: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

83 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. barang milik daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang

sah.

Pasal 4

(1) Barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

3 dilarang digadaikan/dijaminkan untuk mendapatkan

pinjaman atau diserahkan kepada pihak lain sebagai

pembayaran atas tagihan kepada pemerintah daerah.

(2) Barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

3 tidak dapat disita sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 5

(1) Barang milik daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban

APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a,

dilengkapi dokumen pengadaan.

(2) barang milik daerah yang berasal dari perolehan lainnya

yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b,

dilengkapi dokumen perolehan.

(3) Barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) bersifat berwujud maupun tidak berwujud.

Pasal 6

Barang milik daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang

sah, meliputi:

a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang

sejenis;

b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari

perjanjian/kontrak;

c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau

e. barang yang diperoleh kembali dari hasil divestasi atas

penyertaan modal pemerintah daerah.

Pasal 7

Page 90: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

84 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau sejenis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a meliputi

hibah/sumbangan atau yang sejenis dari negara/lembaga

internasional sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari

perjanjian/kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

huruf b antara lain berasal dari:

a. kontrak karya;

b. kontrak bagi hasil;

c. kontrak kerjasama;

d. perjanjian dengan negara lain/lembaga internasional; dan

e. kerja sama pemerintah daerah dengan badan usaha dalam

penyediaan infrastruktur.

Page 91: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

85 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS,

SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

Dalam kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah ini terdapat

3 (tiga) landasan yang dipergunakan dalam penyusunan Peraturan

Daerah terkait. Tiga landasan tersebut adalah sebagai berikut.

A. Landasan Filosofis.

Peraturan perundang-undangan harus mendapatkan

pembenaran yang dapat diterima secara filosofis (filsafat) yaitu

berkaitan cita-cita kebenaran, keadilan dan kesusilaan. Filsafat

atau pandangan hidup suatu bangsa berisi nilai moral dan etika

dari bangsa tersebut. Moral dan etika pada dasarnya berisi nilai-

nilai yang baik dan yang tidak baik. Nilai yang baik adalah nilai

yang wajib dijunjung tinggi, didalamnya ada nilai kebenaran,

keadilan dan kesusilaan serta berbagai nilai lainnya yang

dianggap baik. Pengertian baik, benar, adil dan susila tersebut

menurut ukuran yang dimiliki bangsa yang bersangkutan. Hukum

yang dibentuk tanpa memperhatikan moral bangsa akan sia-sia,

kalau diterapkan tidak akan dipatuhi secara sempurna. Nilai yang

ada nilai di Negara Indonesia tercermin dalam pandangan hidup,

cita-cita bangsa, falsafah atau jalan kehidupan bangsa (way of

life) yaitu Pancasila.

Oleh karena itu Pancasila merupakan landasan untuk

membentuk hukum suatu bangsa. Dengan demikian hukum yang

dibentuk harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Sehingga

dalam penyusunan peraturan perundang-undangan termasuk

Peraturan Daerah pun harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila

Page 92: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

86 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

yaitu: nilai ketuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan dan nilai

kerakyatan serta nilai kaedilan sosial. Di samping itu Peraturan

Daerah juga harus mencerminkan nilai moral yang hidup di

masyarakat (daerah) yang bersangkutan.

Pengaturan terkait penyelenggaraan kebijakan

pengelolaan barang milik daerah nantinya juga harus

mencerminkan dan menjunjung norma serta tujuan

Pembangunan Nasional berdasarkan visi dan misi setempat. Di

samping itu juga harus sejalan dengan visi dan misi daerah

Kabupaten Tuban serta harus memperhatikan karakteristik

budaya masyarakat dan kearifan lokal yang ada di Kabupaten

Tuban.

Oleh karena itu agar Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah yang

akan dibentuk agar nantinya dapat diberlakukan secara optimal,

maka dalam membentuknya harus memperhatikan nilai-nilai

Pancasila, tujuan bernegara, visi-misi daerah dan kaerifan lokal

yang hidup dan berkembang di Daerah. Di samping itu

keberadaan peraturan daerah ini nantinya harus mampu

memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan

pemerintah daerah. Di samping tentunya harus mampu

memberikan kontribusi bagi pembangunan dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

B. Landasan Sosiologis.

Peraturan perundang-undangan termasuk peraturan

daerah merupakan wujud konkrit dari hukum. Pembentukan

peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan kenyataan,

fenomena, perkembangan dan keyakinan atau kesadaran serta

kebutuhan hukum masyarakat. Keberadaanya harus mempunyai

Page 93: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

87 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

landasan sosiologis. Apabila ketentuan–ketentuan yang terdapat

dalam peraturan daerah sesuai dengan keyakinan masyarakat

umum atau kesadaran hukum masyarakat, maka untuk

mengimplementasikannya tidak akan banyak mengalami kendala.

Hukum yang dibuat harus dapat dipahami masyarakat sesuai

dengan kenyataan yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian

dalam penyusunan rancangan peraturan daerah harus sesuai

dengan kondisi masyarakat yang bersangkutan.

Meskipun terkait pengelolaan barang milik daerah saat

ini di Kabupaten Tuban telah ada Peraturan Daerah Kabupaten

Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2013 Nomor

16). Peraturan Daerah tersebut dibentuk untuk melaksanakan

ketentuan Pasal 81 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah. Namun seiring berlakunya Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 19 Tahun

2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, maka

keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun

2013 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah perlu

penyesuaiaan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Selanjutnya guna melaksanakan ketentuan Pasal 105

dan Pasal 110 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun

2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah serta

Pasal 511 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19

Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah,

maka Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban perlu membentuk

Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 94: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

88 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Dengan kondisi ini maka permasalahan-permasalahan

yang muncul terkait pengelolaan barang milik daerah tidak bisa

diselesaikan secara maksimal. Berdasarkan kondisi tersebut maka

dibutuhkan adanya Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang

Milik Daerah.

Dengan demikian secara sosiologis Rancangan Peraturan

Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah memiliki

landasan yang cukup kuat. Sehingga diharapkan dengan melalui

proses dan tahapan pembentukan Peraturan Daerah yang baik,

nantinya Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah tidak akan mendapatkan penolakan, tetapi justru

dibutuhkan.

C. Landasan Yuridis.

Pembentukan Peraturan Daerah harus mempunyai landasan

hukum atau dasar hukum. Berdasarkan Undang-Undang No 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

landasan hukum disini meliputi: pertama, peraturan perundang-

undangan yang menjadi dasar hukum pembentukan Daerah yang

bersangkutan; kedua: peraturan perundang-undangan yang

memberi kewenangan pembuatan Peraturan Daerah; dan ketiga:

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi

Peraturan Daerah yang dibentuk.

Dari landasan hukum yang berkaitan dengan dasar

kewenangan pembuatan dapat apakah seorang pejabat atau

badan memiliki kewenangan membentuk regulasi sebagamana

yang ditentukan dalam peraraturan perundang-undangan. Hal ini

penting, mengingat sebuah peraturan perundang-undangan yang

dibuat oleh badan atau pejabat yang tidak memiliki kewenangan

maka peraturan perundang-undangan tersebut batal demi hukum

Page 95: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

89 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(neitige). Misalnya kewenangan untuk menyusun Undang-Undang

ada pada DPR dan Presiden; Peraturan Pemerintah dan Peraturan

Presiden ada pada Presiden; Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

ada pada Bupati/Walikota bersama-sama Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

Sedangkan berkaitan dengan materi muatan dalam peraturan

perundang-undangan maka harus beradasarkan asas sinkronisasi

baik vertikal maupun horisontal. Di samping itu juga harus

diperhatikan asas-asas lain seperti asas Lex Specialist Derograt

legi Generali, asas yang kemudian mengesampingkan yang

terdahulu dan lain sebagainya.

Untuk materi muatan Peraturan Daerah adalah: seluruh

materi muatan dalam penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas

pembantuan; menampung kondisi khusus daerah; dan penjabaran

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah ini merupakan pelaksanaan

amanah dari ketentuan Pasal 105 PP No 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Pasal 511 ayat (1)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah yang menyatakan

bahwa: Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Barang Milik

Daerah diatur dengan Peraturan Daerah berpedoman pada

kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 90 ayat (3).

Selanjutnya menyangkut Pembentukan Rancangan Peraturan

Daerah Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

ini terdapat beberapa peraturan perundang-undangan terkait.

Berdasarkan hierarki perundang-undangan terkait dengan

pengelolaan barang milik daerah dapat disebutkan sebagai berikut.

Page 96: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

90 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah–Daerah Kabupaten Dalam

Lingkungan Provinsi Jawa Timur;

c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

d. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Pengadaan Bagi Pembangunan untuk Kepentingan

Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5280);

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

f. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang

Rumah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3573);

g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1997 Nomor 24, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3696);

h. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang

Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan

Negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

Daerah dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah

Page 97: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

91 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4073);

i. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

j. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5533);

k. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014 tentang

Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa

Kendaraan Perorangan Dinas (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 305, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5610);

l. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014

tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016

tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Berdasarkan uraian di atas, maka Peraturan Daerah

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah memiliki landasan

filosofis, sosiologis dan yuridis yang cukup untuk segera

disusun.

Page 98: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

92 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BAB V

JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN,

DAN RUANG LINGKUP MATERI

MUATAN PERATURAN DAERAH

A. Jangkauan dan Arah Pengaturan

Naskah Akademik berfungsi untuk mengarahkan ruang lingkup

materi muatan Rancangan Peraturan Daerah yang akan dibentuk.

Arah dari Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah mewujudkan adanya regulasi

daerah yang dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi pihak-pihak

terkait dalam melaksanakan tugas, wewenang dan

tanggungjawabnya dalam Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah juga sebagai upaya untuk menjamin

kepastian hukum, penyederhanaan dalam pengaturan dan

pengurusan barang milik Daerah, sehingga dapat:

b. menunjang kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan Daerah serta dalam

rangka melaksanakan tertib administrasi pengelolaan

Barang Milik Daerah;

c. terwujudnya akuntabilitas dalam pengelolaan Barang Milik

Daerah; dan

d. terwujudnya pengelolaan Barang Milik Daerah yang tertib,

efisien dan efektif, fleksibel dan optimal serta sesuai

dengan asas-asas pengelolaan Barang Milik Daerah.

B. Ketentuan Umum

Page 99: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

93 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Ketentuan Umum Naskah Akademik Peraturan Daerah ini,

pada dasarnya memuat pengertian-pengertian dasar yang termuat

dalam ketentuan umum, merupakan pengertian dan persitilahan

yang terkait dengan subtansi/materi yang ada dalam pasal-pasal

batang tubuh. Atau kutipan dari peraturan Perundang-undangan

yang ada.

Pengertian dan peristilahan dalam Peraturan Daerah tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah ini adalah sebagai berikut.

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Tuban.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Tuban.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Tuban.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten

Tuban.

6. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban anggaran Pendapatan Belanja Daerah

atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

7. Pemegang Kekuasaan Pengelola Barang Milik Daerah

adalah pejabat berwenang dan bertanggung jawab

menetapkan ketetapan kebijakan pengelolaan barang milik

daerah.

8. Pengelola Barang adalah Pejabat yang berwenang dan

bertanggungjawab menetapkan kebijakaan dan pedoman

serta melakukan pengelolaan Barang Milik Daerah.

9. Pejabat penatausahaan barang adalah kepala Perangkat

Daerah yang mempunyai fungsi pengelolaan barang milik

daerah selaku pejabat pengelola keuangan daerah yang

selanjutnya disebut Pembantu Pengelola adalah pejabat

Page 100: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

94 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan

pengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan

kerja perangkat daerah.

10. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan

Pengguna Barang Milik Daerah.

11. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau

pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk

menggunakan barang yang berada dalam penguasaanya

dengan sebaik-baiknya.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang

selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Kabupaten Tuban.

13. Kas Umum Daerah adalah Kas Umum Daerah Kabupaten

Tuban.

14. Neraca Daerah adalah Neraca Daerah Kabupaten Tuban.

15. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah pada

Pemerintah Daerah selaku pengguna Anggaran/Barang.

16. Unit Kerja adalah bagian dari Perangkat Daerah yang

melaksanakan 1 (satu) atau beberapa program.

17. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara

independen berdasarkan kompetensi yang dimiliknya.

18. Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu

opini nilai atas suatu objek penilaian berupa barang Milik

Daerah pada saat tertentu.

19. Perencanaan kebutuhan adalah kegiataan merumuskan

rincian kebutuhan Barang Milik Daerah untuk

menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan

keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam

melakukan tindakan yang akan datang.

20. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan

Barang Milik Daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi

instansi yang bersangkutan.

21. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah

yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan

fungsi satuan kerja perangkat daerah dan/atau

Page 101: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

95 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

optimalisasi Barang Milik daerah dengan tidak mengubah

status kepemilikan.

22. Sewa adalah Pemenfaatan Barang Milik Daerah oleh pihak

lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan

uang tunai.

23. Pinjam pakai adalah penyerahan Penggunaan Barang

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atau

antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu

tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu

tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola

barang.

24. Kerja Sama Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang

Milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu

dalam rangka peningkatan pendapatan daerah dan sumber

pembiayaaan lainnya.

25. Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang Milik

Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara

mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya,

kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam

jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk

selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan

dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya

jangka waktu.

26. Bangun Serah Guna adalah Pemanfaatan Barang Milik

Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara

mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya,

dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk

didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka

waktu tertentu yang disepakati.

27. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur adalah kerja sama

antara Pemerintah dan Badan Usaha untuk kegiatan

penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

28. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang

Milik Daerah.

Page 102: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

96 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

29. Penjualan adalah Pengalihan kepemilikan Barang Milik

Daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian

dalam bentuk uang.

30. Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik

Daerah yang dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan

Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, atau antara

Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan pihak lain,

dengan menerima penggantian utama dalam bentuk

barang, paling sedikit nilai seimbang.

31. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar

Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah

Pusat/Pemerintah Daerah kepada pihak lain, tanpa

memperoleh penggantian.

32. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan

kepemilikan Barang Milik Daerah yang semula merupakan

kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham

daerah pada badan usaha milik Negara, badan usaha milik

daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki Negara.

33. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau

kegunaan Barang Milik daerah.

34. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik

Daerah dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan

dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan

pengelola barang, pengguna barang, dan/atau Kuasa

Pengguna Barang dari tanggungjawab administrasi dan

fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

35. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan Barang Milik

Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

36. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,

pencatatan, dan pelaporan hasil pendataaan Barang Milik

Daerah.

Page 103: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

97 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

37. Daftar Barang Pengguna adalah daftar yang memuat data

barang yang dimiliki oleh masing-masing Pengguna

Barang.

38. Daftar Barang Kuasa Pengguna adalah daftar yang memuat

data barang yang dimiliki oleh masing-masing Kuasa

Pengguna Barang.

39. Kepala Perangkat Daerah adalah pejabat yang

bertanggung jawab atas Penggunaan Barang Milik daerah

pada Perangkat Daerah/Lembaga yang bersangkutan.

40. Barang Pengguna adalah barang milik daerah yang

digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi

perangkat daerah.

41. Barang pengelola adalah barang milik daerah yang tidak

digunakan untuk operasional satuan kerja perangkat

daerah yang pengelolaannya di Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah.

42. Pengelolaan barang milik daerah adalah Pengelolaan

Barang Milik Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran,

pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan

pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan,

penghapusan, penatausahaan dan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian.

43. Rencana kebutuhan barang milik daerah adalah dokumen

perencanaan kebutuhan barang milik daerah untuk periode

satu tahun.

44. Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki Pemerintah

Daerah dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian

dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang

pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri sipil

pemerintah daerah yang bersangkutan.

C. Materi yang Akan Diatur

1. Maksud, Tujuan Dan Asas

Page 104: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

98 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pengaturan pengelolaan Barang Milik Daerah

dalam Peraturan Daerah ini dimaksudkan sebagai upaya

untuk:

a. mengamankan barang milik daerah;

b. menyeragamkan langkah-langkah dan tindakan dalam

pengelolaan barang milik daerah; dan

c. memberikan jaminan/kepastian dalam pengelolaan

barang milik daerah.

Pengelolaan barang milik daerah bertujuan untuk:

a. menunjang kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan Daerah;

b. mewujudkan akuntabilitas dalam pengelolaan barang

milik daerah;

c. menciptakan pengelolaan barang milik daerah yang

tertib, efektif, efesien dan ekonomis;

d. memberikan pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan

barang milik daerah;

e. mewujudkan tertib administrasi pengelolaan barang

milik daerah;

f. menciptakan efisiensi dan efektifitas penggunaan barang

milik daerah;

g. memberikan pedoman dalam penyusunan neraca yang

dapat dipertanggungjawabkan yang bersumber pada

daftar barang milik daerah;

h. memberikan informasi mengenai status hukum barang

milik daerah serta memberikan jaminan/kepastian

hukum pengelolaan barang milik daerah;

i. memberikan kemudahan dalam melakukan evaluasi

kinerja pengelolaan barang milik daerah;

j. menggamankan barang milik daerah; dan

Page 105: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

99 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

k. mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan

barang milik daerah

Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan

asas:

a. fungsional;

b. kepastian Hukum;

c. transparansi;

d. efisiensi;

e. akuntabilitas; dan

f. kepastian nilai.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengaturan pengelolaan barang milik

daerah dalam peraturan daerah ini nantinya meliputi:

g. barang milik daerah;

h. pejabat pengelola Barang Milik Daerah;

i. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;

j. pengadaan;

k. penggunaan;

l. pemanfaatan;

m. pengamanan dan pemeliharaan;

n. penilaian;

o. pemindahtanganan;

p. pemusnahan;

q. penghapusan;

r. penatausahaan;

s. pengawasan dan pengendalian;

Page 106: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

100 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

t. pengelolaan Barang Milik Daerah pada Peraangkat

Daerah yang menggunakan pola pengelolaan keuangan

Badan Layanan Umum Daerah;

u. Barang Milik Daerah berupa rumah negara; dan

v. ganti rugi dan sanksi.

Selanjutnya bentuk kegiatan pengelolaan barang milik

daerah di atas akan diatur mengenai bentuk (siklus) pengelolaan

barang milik daerah yang merupakan rangkaian siklus:

a. Perencanaan Kebutuhan Dan Penganggaran;

b. Pengadaan;

c. Penggunaan;

d. Pemanfaatan;

e. Pengamanan Dan Pemeliharaan;

f. Penilaian;

g. Pemindahtanganan;

h. Pemusnahan;

i. Penghapusan;

j. Penatausahaan; dan

k. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian

3. Barang Milik Daerah

(1) Barang Milik Daerah meliputi:

a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

b. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

(2) Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b meliputi:

Page 107: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

101 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau

yang sejenis;

b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari

perjanjian/kontrak;

c. barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; atau

d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan

pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Pasal ..

(3) Barang Milik Daerah dilarang digadaikan/dijaminkan

untuk mendapatkan pinjaman atau diserahkan kepada

pihak lain sebagai pembayaran atas tagihan kepada

pemerintah daerah.

(4) Barang Milik Daerah tidak dapat disita sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Barang Milik Daerah yang dibeli atau diperoleh atas

beban APBD, dilengkapi dokumen pengadaan.

(6) Barang Milik Daerah yang berasal dari perolehan

lainnya yang sah, dilengkapi dokumen perolehan.

4. Pejabat Pengelolaan Barang Milik Daerah

Bagian Kesatu

Pengelola Barang

Pasal ..

Page 108: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

102 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(1) Bupati adalah pemegang kekuasaan pengelolaan Barang

Milik Daerah.

(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan Barang Milik Daerah

berwenang dan bertanggung jawab:

a. menetapkan kebijakan pengelolaan Barang Milik

Daerah;

b. menetapkan Penggunaan, Pemanfaatan, atau

Pemindahtanganan Barang Milik Daerah berupa

tanah dan/atau bangunan;

c. menetapkan kebijakan pengamanan dan

pemeliharaan Barang Milik Daerah;

d. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan

Barang Milik Daerah;

e. mengajukan usul Pemindahtanganan Barang Milik

Daerah yang memerlukan persetujuan DPRD;

f. menyetujui usul Pemindahtanganan, Pemusnahan,

dan Penghapusan Barang Milik Daerah sesuai batas

kewenangannya;

g. menyetujui usul Pemanfaatan Barang Milik Daerah

berupa sebagian tanah dan/atau bangunan dan

selain tanah dan/atau bangunan; dan

h. menyetujui usul Pemanfaatan Barang Milik Daerah

dalam bentuk Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.

(3) Sekretaris Daerah adalah Pengelola Barang Milik Daerah.

(4) Pengelola Barang Milik Daerah berwenang dan

bertanggung jawab:

a. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan Barang

Milik Daerah;

b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan

pemeliharaan/perawatan Barang Milik Daerah;

Page 109: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

103 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

c. mengajukan usul Pemanfaatan dan

Pemindahtanganan Barang Milik Daerah yang

memerlukan persetujuan Bupati;

d. mengatur pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,

Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Daerah;

e. mengatur pelaksanaan Pemindahtanganan Barang

Milik Daerah yang telah disetujui oleh Bupati atau

DPRD;

f. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan

inventarisasi Barang Milik Daerah; dan

g. melakukan pengawasan dan pengendalian atas

pengelolaan Barang Milik Daerah.

Bagian Kedua

Pengguna Barang Dan Kuasa Pengguna Barang

Pasal ..

(1) Kepala SKPD adalah Pengguna Barang Milik Daerah.

(2) Pengguna Barang Milik Daerah berwenang dan

bertanggung jawab:

a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran

Barang Milik Daerah bagi SKPD yang dipimpinnya;

b. mengajukan permohonan penetapan status Penggunaan

Barang Milik Daerah yang diperoleh dari beban APBD

dan perolehan lainnya yang sah;

c. melakukan pencatatan dan Inventarisasi Barang Milik

Daerah yang berada dalam penguasaannya;

Page 110: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

104 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

d. menggunakan Barang Milik Daerah yang berada dalam

penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan

tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya;

e. mengamankan dan memelihara Barang Milik Daerah

yang berada dalam penguasaannya;

f. mengajukan usul Pemanfaatan dan Pemindahtanganan

Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan

yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan Barang

Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan;

g. menyerahkan Barang Milik Daerah berupa tanah

dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk

kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD

yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan Pihak

Lain, kepada Bupati melalui Pengelola Barang;

i. mengajukan usul Pemusnahan dan Penghapusan Barang

Milik Daerah;

j. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian

atas Penggunaan Barang Milik Daerah yang berada

dalam penguasaannya; dan

k. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna

semesteran dan laporan barang pengguna tahunan yang

berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang.

5. Pengelolaan Barang Milik Daerah Oleh Badan Layanan

Umum

Pasal

(1) Barang Milik Daerah yang digunakan oleh Badan

Layanan Daerah merupakan kekayaan daerah yang

Page 111: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

105 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

tidak dipisahkan untuk menyelenggarakan kegiatan

Badan Layanan Daerah yang bersangkutan.

(1) Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mengikuti ketentuan yang

diatur dalam Peraturan Daerah ini, kecuali terhadap

barang yang dikelola dan/atau dimanfaatkan

sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan

pelayanan umum sesuai dengan tugas dan fungsi

Badan Layanan Daerah, diatur tersendiri sesuai

dengan peraturan perundang-undangan..

6. Pembiayaan

Dalam bagian ini diatur mengenai pembiayan yang

selengkapnya berbunyi:

Pasal ...

(1) Dalam pelaksanaan tertib administrasi pengelolaan

Barang Milik Daerah disediakan anggaran yang

dibebankan pada APBD.

(2) Pengelolaan Barang Milik Daerah yang menghasilkan

pendapatan dan penerimaan Daerah diberikan biaya upah

pungut/uang perangsang/insentif kepada aparat

pengelola barang yang besarnya ditetapkan dengan

Keputusan Bupati.

(3) Penyimpan barang, dan pengurus barang dalam

melaksanakan tugas diberikan tunjangan khusus yang

besarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan

Daerah dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Page 112: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

106 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

7. Ganti Rugi dan Sanksi

Dalam bagian ini diatur mengenai ganti rugi dan sanksi

yang timbal dalam pengelolaan barang milik daerah. Bunyi

ketentuan selengkapnya adalah:

Pasal ..

(1) Setiap kerugian daerah akibat kelalaian, penyalahgunaan

atau pelanggaran hukum atas pengelolaan Barang Milik

Daerah diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian

Negara/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi

pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

D. Ketentuan Lain-lain

Dalam bagian ini diatur mengenai beberapa hal yang tidak

dapat dimaksukan dalam materi muatan pengelolaan barang milik

daerah. Bunyi ketentuan selengkapnya adalah:

Pasal ...

(1) Pejabat atau pegawai yang melaksanakan pengelolaan

Barang Milik Daerah yang menghasilkan penerimaan

Daerah dapat diberikan insentif.

(2) Pejabat atau pegawai selaku pengurus barang dalam

melaksanakan tugas rutinnya dapat diberikan tunjangan

yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan

keuangan Daerah.

Page 113: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

107 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(3) Pemberian insentif dan/atau tunjangan kepada pejabat

atau pegawai yang melaksanakan pengelolaan Barang

Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal ..

(1) Bupati dapat mengenakan beban pengelolaan (capital

charge) terhadap Barang Milik Daerah pada Pengguna

Barang.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai beban pengelolaan

(capital charge) terhadap Barang Milik Daerah diatur

dengan Peraturan Bupati.

E. Ketentuan Peralihan

Dalam bab ini dimuat hal-hal atau ketentuan yang

berhubungan dengan ketentuan mengenai implikasi

transisional dari berlakunya Peraturan Daerah tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Pasal ..

(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:

a. Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah terjadi

dan belum mendapat persetujuan Bupati dapat

menerbitkan persetujuan terhadap kelanjutan

Pemanfaatan Barang Milik Daerah dengan ketentuan

Pengelola Barang menyampaikan permohonan

persetujuan untuk sisa waktu Pemanfaatan sesuai

dengan perjanjian kepada Bupati pencabutan status

badan hokum;

Page 114: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

108 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah terjadi

dan belum mendapat persetujuan dari pejabat yang

berwenang, Bupati dapat menerbitkan persetujuan

terhadap kelanjutan Pemanfaatan Barang Milik Daerah

dengan ketentuan Pengelola Barang menyampaikan

permohonan persetujuan untuk sisa waktu

Pemanfaatan sesuai dengan perjanjian kepada Bupati,

dengan melampirkan:

1. usulan kontribusi dari Pemanfaatan Barang Milik

Daerah; dan

2. laporan hasil audit aparat pengawasan intern

Pemerintah.

c. Tukar Menukar Barang Milik Daerah yang telah

dilaksanakan tanpa persetujuan pejabat berwenang dan

barang pengganti telah tersedia seluruhnya, dilanjutkan

dengan serah terima Barang Milik Daerah dengan aset

pengganti antara Pengelola Barang dengan mitra Tukar

Menukar dengan ketentuan:

1. Pengelola Barang memastikan nilai barang

pengganti sekurang-kurangnya sama dengan nilai

Barang Milik Daerah yang dipertukarkan; dan

2. Pengelola Barang membuat pernyataan

bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan Tukar

Menukar tersebut.

(2) Bupati dapat menerbitkan persetujuan Penghapusan atas

Barang Milik Daerah yang telah diserahterimakan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berdasarkan

permohonan dari Pengelola Barang.

(3) Segala akibat hukum yang menyertai pelaksanaan

Pemanfaatan sebelum diberikannya persetujuan

Page 115: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

109 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a serta

pelaksanaan Tukar Menukar sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b sepenuhnya menjadi tanggung jawab para

pihak dalam Pemanfaatan atau Tukar Menukar tersebut.

Pasal ..

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:

a. seluruh kegiatan Perencanaan Kebutuhan dan

penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,

pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Penghapusan,

Pemindahtanganan, Penatausahaan, dan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian Barang Milik Daerah yang

telah mendapatkan persetujuan dan/atau penetapan dari

pejabat berwenang, dinyatakan tetap berlaku dan proses

penyelesaiannya dilaksanakan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

b. seluruh kegiatan Perencanaan Kebutuhan dan

penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,

pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Penghapusan,

Pemindahtanganan, Penatausahaan, dan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian Barang Milik Daerah yang

belum mendapat persetujuan dan/atau penetapan dari

pejabat berwenang, proses penyelesaiannya dilaksanakan

berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah ini.

Pasal ..

(1) Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai

Badan Layanan Umum belum mengatur pengelolaan

dan/atau Pemanfaatan Barang Milik Daerah, pengelolaan

Page 116: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

110 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

dan pemanfaatannya berpedoman pada ketentuan yang

diatur dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Daerah

yang telah dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum

Daerah sebelum Peraturan Daerah ini ini berlaku,

dinyatakan berlaku dengan ketentuan wajib disesuaikan

dengan Peraturan Daerah ini paling lama 2 (dua) tahun

terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

F. Ketentuan Penutup

Ketentuan Penutup merupakan bagian terakhir Batang Tubuh

Peraturan Daerah, yang biasanya berisi ketentuan tentang saat

mulai berlakunya Peraturan Daerah dapat melalui cara-cara sebagai

berikut:

1. Penetapan mulai berlakunya Peraturan Daerah pada suatu

tanggal tertentu;

2. Saat mulai berlakunya Peraturan Daerah tidak harus sama

untuk seluruhnya (untuk beberapa bagian dapat berbeda).

Selengkapnya bunyi ketantuan penutup dalam Rancangan Peraturan

Daerah ini adalah sebagai berikut.

Pasal …

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua ketentuan

peraturan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan

Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten

Tuban Tahun 2014 Seri E Nomor 03, Lembaran Daerah Kabupaten

Page 117: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

111 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Tuban Nomor 16), dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal …

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan

Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun

2014 Seri E Nomor 03, Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Nomor

16), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal …

Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus ditetapkan

paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini

diundangkan.

Pasal ….

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tuban.

Page 118: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

112 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam bab-bab terdahulu dari Naskah

Akademik ini, maka penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah,

memiliki kelayakan secara akademis.

B. Saran.

Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan:

1. Perlu segera disusun/dibentuk Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

ini sebagai dasar bagi Pemerintah Daerah dalam

menyelenggarakan kebijakan terkait pengelolaan barang

milik daerah dan sebagai pengganti Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Tuban Tahun 2014 Seri E Nomor 03, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16).

2. Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, diharapkan

akan memberikan landasan hukum dalam pengelolaan

barang milik daerah sekaligus memberikan pedoman bagi

penyelesaian permasalahan yang terkait pengelolaan barang

milik daerah yang muncul di Kabupaten Tuban.

3. Untuk menghasilkan dokumen Draf Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

Page 119: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

113 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

yang aspiratif dan partisipatif serta implementatif, maka

penyusunan Peraturan Daerah ini harus tetap

mempedomani pada peraturan perundang-undangan yang

lebih tinggi terutama PP No 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah serta

memperhatikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dan

melibatkan secara aktif berbagai pihak terkait antara lain

dan Stakeholders terkait lainnya.

Page 120: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

114 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

A. DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan

Publik, Sinar Grafika .Jakarta, 2010

Bagir Manan, 1994, Pemerintah Daerah Bagian I, Penataran

Administrative and Organization Planning University

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Bambang Sunggono. 1994. Hukum dan Kebijaksanaan Publik.

Jakarta: Sinar Grafika .

Budi Winarno. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

C.S.T. Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia, Aksara Baru,

Jakarta, 1976

H.A.W. Widjaya, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, PT. Raja Grafindo Pustaka, Jakarta, 2002

Hans Kelsen, 2007. Teori Hukum Murni Dasar Dasar Ilmu

Hukum Normatif. Bandung: Nusamedia&nuansa.

Johny ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum

Normatif. Malang: Bayumedia.

Maria Farida Indrati, 1996. Ilmu Perundang-Undangan Dasar

dan Peruntukannya. Konsorsium Ilmu Hukum, UI:

Jakarta.

Mr.S. Prajudi Atmosudirjo. Hukum Administrasi Negara. Ghalia

Indonesia.Jakarta. 1981

Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah. Hukum Pemerintahan Daerah.Pustaka Bani Quraisy. Bandung. 2005

Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Ikhtiar Antinomi

Aliran Filsafat Sebagai Landasan Filsafat Hukum, Rajawali, Jakarta, 1985

Ridwan, HR. 2002. Hukum Administrasi Negara, UII Press,

Yogyakarta

Page 121: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

115 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Sadu Wasisto, Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan

Daerah, Fokus Media, Bandung, 2003

Saldi Isra dan Suharizal (ed), 2001, Teknik Penyusunan

Produk Hukum Daerah, Anggrek Law Firm

Soerjono Soekanto. 2008. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press.

Solichin Abdul Wahab. 2004. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara.

Kakarta: Bumi Aksara.

Tim Depkum HAM & UNDP, 2008, Panduan Praktis Memahami

Perancangan Peraturan Daerah, Departemen Hukum

dan Hak Asasi Manusia R.I. bekerjasama dengan United

Nations Development Programme (UNDP) melalui

Proyek Enhancing Communications, Advocacy and

Public Participation Capacity for Legal Reforms

(CAPPLER Project), Penerbit : CAPPLER, Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Yuliandri, Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan yang Baik; Gagasan Pembentukan Undang-

undang Berkelanjutan, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2009.

Media Kekayaan Negara Edisi No.10 Kuartal III Tahun 2012. Pengelolaan Investasi Pemerintah.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/pp-272014-

sederhanakan-birokrasi-pengelolaan-bmn Diakses pada tanggal 20 Nopember 2014.

http://www.scribd.com/doc/228384938/PP-27-2014-DIR-

BMN-Pengelolaan Diakses pada tanggal 20 Nopember 2014.

http://www.scribd.com/doc/228385194/Matriks-Perubahan-

PP-27-Tahun-2014 Diakses pada tanggal 20 Nopember 2014.

Page 122: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

116 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

B. INVENTARISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

o. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

p. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah–Daerah Kabupaten Dalam

Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan

Berita Negara Republik Indonesia Nomor 9);

q. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

r. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Pengadaan Bagi Pembangunan untuk Kepentingan

Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5280);

s. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

t. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang

Rumah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3573);

u. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1997 Nomor 24, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3696);

Page 123: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

117 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

v. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang

Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan

Negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

Daerah dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4073);

w. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

x. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5533);

y. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014 tentang

Penjualan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5533);

z. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014

tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

aa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

bb. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016

tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 124: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

118 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN

NOMOR ..... TAHUN ...

TENTANG

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TUBAN,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 105 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Pasal 511 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang–Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Draf Raperda 30 Nop 2017

Page 125: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

119 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 6041);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor .. Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 08, Tambahan Lembaran daerah Kabupaten Tuban Nomor 220);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TUBAN

dan

BUPATI TUBAN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH.

Page 126: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

120 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

45. Daerah adalah Kabupaten Tuban.

46. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

47. Bupati adalah Bupati Tuban.

48. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tuban.

49. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban.

50. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

51. Pemegang Kekuasaan Pengelola Barang Milik Daerah adalah pejabat berwenang dan bertanggung jawab menetapkan ketetapan kebijakan pengelolaan barang milik daerah.

52. Pengelola Barang adalah Pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan kebijakaan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Daerah.

53. Pejabat penatausahaan barang adalah kepala Perangkat Daerah yang mempunyai fungsi pengelolaan barang milik daerah selaku pejabat pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut Pembantu Pengelola adalah pejabat yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan kerja perangkat daerah.

54. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan Pengguna Barang Milik Daerah.

55. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaanya dengan sebaik-baiknya.

56. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tuban.

57. Kas Umum Daerah adalah Kas Umum Daerah Kabupaten Tuban.

58. Neraca Daerah adalah Neraca Daerah Kabupaten Tuban.

59. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna Anggaran/Barang.

Page 127: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

121 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

60. Unit Kerja adalah bagian dari Perangkat Daerah yang melaksanakan 1 (satu) atau beberapa program.

61. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimiliknya.

62. Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu objek penilaian berupa barang Milik Daerah pada saat tertentu.

63. Perencanaan kebutuhan adalah kegiataan merumuskan rincian kebutuhan Barang Milik Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.

64. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

65. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi Barang Milik daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

66. Sewa adalah Pemenfaatan Barang Milik Daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

67. Pinjam pakai adalah penyerahan Penggunaan Barang antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola barang.

68. Kerja Sama Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan pendapatan daerah dan sumber pembiayaaan lainnya.

69. Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

70. Bangun Serah Guna adalah Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

71. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur adalah kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha untuk kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Page 128: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

122 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

72. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah.

73. Penjualan adalah Pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.

74. Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah yang dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang, paling sedikit nilai seimbang.

75. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.

76. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada badan usaha milik Negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki Negara.

77. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan Barang Milik daerah.

78. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Daerah dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengelola barang, pengguna barang, dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggungjawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

79. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan Barang Milik Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

80. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataaan Barang Milik Daerah.

81. Daftar Barang Pengguna adalah daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing Pengguna Barang.

82. Daftar Barang Kuasa Pengguna adalah daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing Kuasa Pengguna Barang.

83. Kepala Perangkat Daerah adalah pejabat yang bertanggung jawab atas Penggunaan Barang Milik daerah pada Perangkat Daerah/Lembaga yang bersangkutan.

84. Barang Pengguna adalah barang milik daerah yang digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah.

85. Barang pengelola adalah barang milik daerah yang tidak digunakan untuk operasional satuan kerja perangkat daerah yang pengelolaannya di Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah.

Page 129: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

123 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

86. Pengelolaan barang milik daerah adalah Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

87. Rencana kebutuhan barang milik daerah adalah dokumen perencanaan kebutuhan barang milik daerah untuk periode satu tahun.

88. Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki Pemerintah Daerah dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri sipil pemerintah daerah yang bersangkutan.

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN

Bagian Kesatu

Maksud

Pasal 2

Pengaturan pengelolaan Barang Milik Daerah dalam Peraturan Daerah ini dimaksudkan sebagai upaya untuk:

d. mengamankan barang milik daerah; e. menyeragamkan langkah-langkah dan tindakan dalam pengelolaan

barang milik daerah; dan f. memberikan jaminan/kepastian dalam pengelolaan barang milik daerah.

Bagian Kedua

Pasal 3

Pengelolaan barang milik daerah bertujuan untuk :

l. menunjang kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah;

m. mewujudkan akuntabilitas dalam pengelolaan barang milik daerah; n. menciptakan pengelolaan barang milik daerah yang tertib, efektif, efesien

dan ekonomis; o. memberikan pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik

daerah; p. mewujudkan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah; q. menciptakan efisiensi dan efektifitas penggunaan barang milik daerah;

Page 130: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

124 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

r. memberikan pedoman dalam penyusunan neraca yang dapat dipertanggungjawabkan yang bersumber pada daftar barang milik daerah;

s. memberikan informasi mengenai status hukum barang milik daerah serta memberikan jaminan/kepastian hukum pengelolaan barang milik daerah;

t. memberikan kemudahan dalam melakukan evaluasi kinerja pengelolaan barang milik daerah;

u. menggamankan barang milik daerah; dan v. mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan barang milik

daerah

BAB III ASAS

Pasal 4

Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas :

g. fungsional; h. kepastian Hukum; i. transparansi; j. efisiensi; k. akuntabilitas; dan l. kepastian nilai.

BAB IV RUANG LINGKUP

Pasal 5

Ruang lingkup pengaturan pengelolaan barang milik daerah dalam peraturan daerah ini meliputi :

w. barang milik daerah; x. pejabat pengelola Barang Milik Daerah; y. perencanaan kebutuhan dan penganggaran; z. pengadaan; aa. penggunaan; bb. pemanfaatan; cc. pengamanan dan pemeliharaan; dd. penilaian; ee. pemindahtanganan; ff. pemusnahan; gg. penghapusan; hh. penatausahaan; ii. pengawasan dan pengendalian;

Page 131: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

125 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

jj. pengelolaan Barang Milik Daerah pada Peraangkat Daerah yang menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

kk. Barang Milik Daerah berupa rumah negara; dan ll. ganti rugi dan sanksi.

BAB V BARANG MILIK DAERAH

Pasal 6

(3) Barang Milik Daerah meliputi:

c. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

d. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

(4) Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

e. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; f. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; g. barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; atau h. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah

berkekuatan hukum tetap.

Pasal 7 (7) Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

dilarang digadaikan/dijaminkan untuk mendapatkan pinjaman

atau diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas tagihan kepada pemerintah daerah.

(8) Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tidak dapat disita sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

PEJABAT PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Bagian Kesatu Pengelola Barang

Pasal 8

(1) Bupati adalah Pemegang Kekuasaan Pengelola Barang Milik Daerah.

Page 132: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

126 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(2) Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang dan bertanggung jawab :

a. menetapkan kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah; b. menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau pemindahtanganan

Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan; c. menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik

Daerah; d. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan Barang Milik

Daerah; e. mengajukan usul pemindahtanganan Barang Milik Daerah yang

memerlukan persetujuan DPRD; f. menyetujui usul pemindahtanganan, pemusnahan,dan penghapusan

Barang Milik Daerah sesuai batas kewenangannya; g. menyetujui usul Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa sebagian

tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan; dan h. menyetujui usul Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam bentuk

Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.

Pasal 9

(1) Sekretaris Daerah adalah Pengelola Barang Milik Daerah.

(2) Pengelola Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang dan bertanggung jawab:

a. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan Barang Milik Daerah; b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan

Barang Milik Daerah; c. mengajukan usul Pemanfaatan dan Pemindahtanganan Barang Milik

Daerah yang memerlukan persetujuan Bupati; d. mengatur pelaksanaan penggunaan, Pemanfaatan, Pemusnahan, dan

Penghapusan Barang Milik Daerah; e. mengatur pelaksanaan pemindahtanganan Barang Milik Daerah yang

telah disetujui oleh Bupati atau DPRD; f. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Inventarisasi Barang Milik

Daerah; dan g. melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan Barang

Milik Daerah.

Bagian Kedua Pejabat Penatausahaan Barang

Pasal 10

(1) Kepala Perangkat Daerah yang membidangi urusan aset daerah selaku

Pejabat Penatausahaan Barang.

Page 133: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

127 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(2) Pejabat Penatausahaan Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berwenang dan bertanggung jawab:

a. membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pengelola Barang;

b. membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada Pengelola Barang;

c. memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas pengajuan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Bupati;

d. memberikan pertimbangan kepada pengelola barang untuk mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah;

e. memberikan pertimbangan kepada pengelola barang atas pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Bupati atau DPRD;

f. membantu Pengelola Barang dalam pelaksanaan koordinasi inventarisasi barang milik daerah;

g. melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada Bupati melalui Pengelola Barang, serta barang milik daerah yang berada pada Pengelola Barang;

h. mengamankan dan memelihara barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada huruf g;

i. membantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah; dan

j. menyusun laporan barang milik daerah. Bagian ketiga

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

Pasal 11

(1) Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Barang.

(2) Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berwenang dan bertanggung jawab:

a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah bagi Perangkat Daerah yang dipimpinnya;

b. mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

Page 134: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

128 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang dipimpinnya;

e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

f. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

g. menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain, kepada Bupati melalui Pengelola Barang;

h. mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah; i. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas

penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan

j. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran dan laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang.

Pasal 12

(1) Pengguna Barang dapat melimpahkan sebagian kewenangan dan

tanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Barang.

(2) Penetapan kuasa pengguna barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pertimbangan jumlah barang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.

Bagian Keempat Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang

Pasal 13

(1) Pengguna Barang dibantu oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna

Barang.

(2) Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat yang membidangi fungsi pengelolaan barang milik daerah pada Pengguna Barang.

(3) Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang dan bertanggung jawab:

a. menyiapkan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah pada Pengguna Barang;

b. meneliti usulan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

Page 135: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

129 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

c. meneliti pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus Barang Pembantu;

d. menyusun pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

e. mengusulkan rencana penyerahan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan oleh pihak lain;

f. menyiapkan usulan pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;

g. meneliti laporan barang semesteran dan tahunan yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus Barang Pembantu;

h. memberikan persetujuan atas Surat Permintaan Barang (SPB) dengan menerbitkan Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB) untuk mengeluarkan barang milik daerah dari gudang penyimpanan;

i. meneliti dan memverifikasi Kartu Inventaris Ruangan (KIR) setiap semester dan setiap tahun;

j. melakukan verifikasi sebagai dasar memberikan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah; dan

k. meneliti laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan oleh Pengurus Barang Pengguna dan/atau Pengurus Barang Pembantu.

Bagian Kelima Pengurus Barang Pengelola

Pasal 14

(1) Pengurus Barang Pengelola adalah pejabat yang membidangi fungsi

pengelolaan barang milik daerah pada Pejabat Penatausahaan Barang.

(2) Pengurus Barang Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang dan bertanggung jawab:

a. membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pejabat Penatausahaan Barang;

b. membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada Pejabat Penatausahaan Barang;

c. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Bupati;

d. meneliti dokumen usulan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan dari Pengguna Barang, sebagai bahan

Page 136: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

130 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

pertimbangan oleh Pejabat Penatausahaan Barang dalam pengaturan pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah;

e. menyiapkan bahan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada Bupati melalui Pengelola Barang;

f. menyimpan dokumen asli kepemilikan barang milik daerah; g. menyimpan salinan dokumen Laporan Barang Pengguna/Kuasa

Pengguna Barang; h. melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang

milik daerah; dan i. merekapitulasi dan menghimpun Laporan Barang Pengguna

semesteran dan tahunan serta Laporan Barang Pengelola sebagai bahan penyusunan Laporan barang milik daerah.

(3) Dalam hal melaksanakan tugas dan fungsi administrasi Pengurus Barang Pengelola dapat dibantu oleh Pembantu Pengurus Barang Pengelola yang ditetapkan oleh Pejabat Penatausahaan Barang.

(4) Pengurus Barang Pengelola dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut yang anggarannya dibebankan pada APBD.

Bagian Keenam

Pengurus Barang Pengguna

Pasal 15

(1) Pengurus Barang Pengguna berwenang dan bertanggung jawab:

a. membantu menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah;

b. menyiapkan usulan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

c. melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah; d. membantu mengamankan barang milik daerah yang berada pada

Pengguna Barang; e. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan

pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

f. menyiapkan dokumen penyerahan barang milik daerahberupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain;

Page 137: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

131 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

g. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;

h. menyusun laporan barang semesteran dan tahunan; i. menyiapkan Surat Permintaan Barang (SPB) berdasarkan nota

permintaan barang; j. mengajukan Surat Permintaan Barang (SPB) kepada Pejabat

Penatausahaan Barang Pengguna; k. menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran

Barang (SPPB) yang dituangkan dalam berita acara penyerahan barang;

l. membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) semesteran dan tahunan; m. memberi label barang milik daerah; n. mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat

Penatausahaan Pengguna Barang atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah berdasarkan pengecekan fisik barang;

o. melakukan stock opname barang persediaan; p. menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen

kepemilikan barang milik daerahdan menyimpan asli/fotokopi/salinan dokumen penatausahaan;

q. melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang Pengguna Barang dan laporan barang milik daerah; dan

r. membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan kepada Pengelola Barang melalui Pengguna Barang setelah diteliti oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang.

(2) Pengurus Barang Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara administratif bertanggung jawab kepada Pengguna Barang dan secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Pengelola Barang melalui Pejabat Penatausahaan Barang.

(3) Dalam hal melaksanakan tugas dan fungsi administrasi Pengurus Barang Pengguna dapat dibantu oleh Pembantu Pengurus Barang Pengguna yang ditetapkan oleh Pengguna Barang.

(4) Pengurus Barang Pengguna dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut yang anggarannya dibebankan pada APBD.

Bagian Ketujuh

Pengurus Barang Pembantu

Pasal 16

(1) Pembentukan Pengurus Barang Pembantu dilakukan berdasarkan pertimbangan jumlah barang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.

Page 138: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

132 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(2) Pengurus Barang Pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang dan bertanggung jawab :

a. menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah;

b. menyiapkan usulan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

c. melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah; d. membantu mengamankan barang milik daerah yang berada pada

Kuasa Pengguna Barang; e. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan

pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

f. menyiapkan dokumen penyerahan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kuasa Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain;

g. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;

h. menyusun laporan barang semesteran dan tahunan; i. menyiapkan Surat Permintaan Barang (SPB) berdasarkan nota

permintaan barang; j. mengajukan Surat Permintaan Barang (SPB) kepada Kuasa

Pengguna Barang; k. menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran

Barang (SPPB) yang dituangkan dalam berita acara penyerahan barang;

l. membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) semesteran dan tahunan; m. memberi label barang milik daerah; n. mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat

Penatausahaan Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna Barang atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah pengecekan fisik barang;

o. melakukan stock opname barang persediaan; p. menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen

kepemilikan barang milik daerah dan menyimpan asli/fotokopi/salinan dokumen penatausahaan;

q. melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang Kuasa Pengguna Barang dan laporan barang milik daerah; dan

r. membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan pada Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna Barang setelah diteliti oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang dan Pengurus Barang Pengguna.

(3) Pengurus Barang Pembantu baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan

Page 139: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

133 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut yang anggarannya dibebankan pada APBD.

BAB VII

PENETAPAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK DAERAH

Pasal 17

(1) Pejabat penatausahaan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,

Pengguna Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Kuasa Pengguna Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Pengurus Barang Pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pengurus Barang Pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dan Pengurus Barang Pembantu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, ditetapkan oleh Bupati.

(2) Penetapan Kuasa Pengguna Barang dan Pejabat penatausahaan Pengguna barang oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atas usul pengguna barang.

(3) Penetapan Pengurus Barang pengelola oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atas usul pejabat penatausahaan barang.

(4) Penetapan Pengurus Barang Pengguna oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atas usul pengguna barang.

(5) Penetapan Pengurus Barang Pembantu oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atas usul Kuasa Pengguna Barang melalui Pengguna Barang.

Pasal 18

(1) Pejabat penatausahaan barang secara administratif dan secara

fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Kekuasaan Pengelola Barang Milik Daerah melalui pengelola barang.

(2) Pengguna barang secara administratif dan secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengelola barang melalui pejabat penatausahaan pengguna barang.

(3) Kuasa pengguna barang secara administratif dan secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna barang.

(4) Pejabat penatausahaan pengguna barang secara administratif dan secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna barang.

Page 140: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

134 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(5) Pengurus Barang Pengelola secara administratif dan secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Pengelola Barang melalui Pejabat Penatausahaan Barang.

(6) Pengurus barang pengguna secara administratif dan secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna barang.

(7) Pengurus barang pembantu secara administratif bertanggungjawab kepada Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna Barang setelah diteliti oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang dan Pengurus Barang Pengguna, secara fungsional bertanggungjawab kepada pengelola barang melalui pejabat penatausahaan pengguna barang.

BAB VIII PERENCANAAN KEBUTUHAN

Pasal 19

(1) Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Daerah disusun dengan

memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah serta ketersediaan Barang Milik Daerah yang ada. Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perencanaan pengadaan, pemeliharaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan Penghapusan Barang Milik Daerah.

(2) Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan salah satu dasar bagi satuan kerja perangkat daerah dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar (baseline) serta penyusunan rencana kerja dan anggaran.

(3) Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali untuk Penghapusan, berpedoman pada:

a. standar barang; b. standar kebutuhan; dan/atau c. standar harga.

(4) Standar barang dan standar kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Bupati untuk Barang Milik Daerah setelah berkoordinasi dengan dinas teknis terkait.

(5) Penetapan standar barang dan standar kebutuhan oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(6) Standar harga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c ditetapkan oleh Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 141: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

135 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan perencanaan kebutuhan barang milik daerah diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 20

(1) Pengguna Barang menghimpun rencana kebutuhan barang yang

diajukan oleh Kuasa Pengguna Barang.

(2) Pengguna Barang menyampaikan usul rencana kebutuhan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pengelola Barang.

(3) Pengelola Barang melakukan penelaahan atas usul rencana kebutuhan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersama Pengguna Barang dengan memperhatikan data barang pada Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dan menetapkannya sebagai rencana kebutuhan Barang Milik Daerah.

(4) Rencana kebutuhan Barang Milik Daerah yang telah ditetapkan oleh Pengelola Barang digunakan oleh Pengguna Barang sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah.

BAB IX PENGADAAN

Pasal 21

Pengadaan Barang Milik Daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel.

Pasal 22

Pelaksanaan pengadaan Barang Milik Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23 (1) Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan hasil pengadaan

barang milik daerah kepada Bupati melalui Pengelola Barang

milik daerah untuk ditetapkan status penggunaannya.

(2) Laporan hasil pengadaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari laporan hasil pengadaan

bulanan, semesteran dan tahunan.

BAB X PENGGUNAAN

Pasal 24

Page 142: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

136 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Status Penggunaan Barang Milik Daerah ditetapkan oleh Bupati untuk Barang Milik Daerah.

Pasal 25

Penetapan status Penggunaan tidak dilakukan terhadap:

a. Barang Milik Daerah berupa: 1. barang persediaan; 2. konstruksi dalam pengerjaan; atau 3. barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan.

b. Barang Milik Daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 26

(1) Bupati dapat mendelegasikan penetapan status Penggunaan atas Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan kondisi tertentu kepada Pengelola Barang Milik Daerah.

(2) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), antara lain adalah barang milik daerah yang tidak mempunyai bukti kepemilikan atau dengan nilai tertentu.

(3) Nilai tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.

(4) Penetapan status penggunaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan secara tahunan.

Pasal 27

(1) Penetapan status Penggunaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dilakukan dengan tata cara :

a. Pengguna Barang melaporkan Barang Milik Daerah yang diterimanya kepada Pengelola Barang disertai dengan usul Penggunaan; dan

b. Pengelola Barang meneliti laporan dari Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada huruf a dan mengajukan usul Penggunaan kepada Bupati untuk ditetapkan status penggunaannya.

(2) Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat menetapkan status Penggunaan Barang Milik Daerah pada Pengguna Barang tanpa didahului usulan dari Pengguna Barang.

Pasal 28

Page 143: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

137 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Barang Milik Daerah dapat ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi perangkat daerah, guna dioperasikan oleh Pihak Lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi perangkat daerah yang bersangkutan.

Pasal 29

Barang Milik Daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang dapat digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa harus mengubah status Penggunaan Barang Milik Daerah tersebut setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Bupati.

Pasal 30 (1) Barang Milik Daerah dapat dialihkan status penggunaannya dari

Pengguna Barang kepada Pengguna Barang lainnya untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Bupati.

(2) Pengalihan status Penggunaan Barang Milik Daerah dapat pula dilakukan berdasarkan inisiatif dari Bupati, dengan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya tersebut kepada Pengguna Barang.

Pasal 31

(1) Penetapan status Penggunaan Barang Milik Daerah berupa tanah

dan/atau bangunan dilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang yang bersangkutan.

(2) Pengguna Barang wajib menyerahkan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang kepada Bupati melalui Pengelola Barang Milik Daerah.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), apabila tanah dan/atau bangunan tersebut telah direncanakan untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 32

(1) Pengguna Barang yang tidak menyerahkan Barang Milik Daerah berupa

tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) kepada Bupati, dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan tersebut.

Page 144: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

138 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(2) Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan atau tidak dimanfaatkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicabut penetapan status penggunaannya oleh Bupati.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi kepada Pengguna Barang yang tidak menyerahkan Barang Milik Daerah diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 33

(1) Bupati menetapkan Barang Milik Daerah yang harus diserahkan oleh Pengguna Barang karena tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan tidak dimanfaatkan oleh Pihak Lain.

(2) Dalam menetapkan penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengelola Barang Milik Daerah memperhatikan:

a. standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan untuk menyelenggarakan dan menunjang tugas dan fungsi Perangkat Daerah terkait bersangkutan;

b. hasil audit atas Penggunaan tanah dan/atau bangunan; dan/atau c. laporan, data, dan informasi yang diperoleh dari sumber lain.

(3) Tindak lanjut pengelolaan atas penyerahan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. penetapan status Penggunaan; b. Pemanfaatan; atau c. Pemindahtanganan.

BAB XI

PEMANFAATAN

Bagian Kesatu Kriteria Pemanfaatan

Pasal 34

(1) Pemanfaatan Barang Milik Daerah dilaksanakan oleh:

a. Pengelola Barang dengan persetujuan Bupati, untuk Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaan Pengelola Barang;

b. Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk Barang Milik Daerah berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna Barang, dan selain tanah dan/atau bangunan;

Page 145: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

139 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(2) Pemanfaatan Barang Milik Daerah dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dengan memperhatikan kepentingan Daerah dan kepentingan umum.

Bagian Kedua

Bentuk Pemanfaatan

Pasal 35

Bentuk Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa:

a. sewa; b. pinjam pakai; c. kerja sama pemanfaatan; d. bangun guna serah atau bangun serah guna; atau e. kerja sama penyediaan infrastruktur.

Paragraf 1 Sewa

Pasal 36

(1) Sewa Barang Milik Daerah dilaksanakan terhadap:

a. Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh Pengguna Barang kepada Bupati;

b. Barang Milik Daerah berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna Barang; atau

c. Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan;

(2) Sewa Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

(3) Sewa Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang.

Pasal 37

(1) Barang Milik Daerah dapat disewakan kepada Pihak Lain.

(2) Jangka waktu Sewa Barang Milik Daerah paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

(3) Jangka waktu Sewa Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat lebih dari 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk:

a. kerja sama infrastruktur;

Page 146: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

140 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun; atau

c. ditentukan lain dalam Undang-Undang.

(4) Formula tarif/besaran Sewa Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan ditetapkan Bupati.

(5) Besaran Sewa atas Barang Milik Daerah untuk kerja sama infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a atau untuk kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dapat mempertimbangkan nilai keekonomian dari masing-masing jenis infrastruktur.

(6) Formula tarif/besaran Sewa Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan ditetapkan Bupati dengan berpedoman pada kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah.

(7) Sewa Barang Milik Daerah dilaksanakan berdasarkan perjanjian, yang sekurang-kurangnya memuat:

a. para pihak yang terikat dalam perjanjian; b. jenis, luas atau jumlah barang, besaran Sewa, dan jangka waktu; c. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan

selama jangka waktu Sewa; dan d. hak dan kewajiban para pihak.

(8) Hasil Sewa Barang Milik Daerah merupakan penerimaan daerah dan seluruhnya wajib disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah.

(9) Penyetoran uang Sewa harus dilakukan sekaligus secara tunai paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum ditandatanganinya perjanjian Sewa Barang Milik Daerah.

(10) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (9), penyetoran uang Sewa Barang Milik Daerah untuk kerja sama infrastruktur dapat dilakukan secara bertahap dengan persetujuan Pengelola Barang.

Paragraf 2

Pinjam Pakai

Pasal 38

(1) Pinjam Pakai Barang Milik Daerah dilaksanakan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

(2) Jangka waktu Pinjam Pakai Barang Milik Daerah paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali.

(3) Pinjam Pakai dilaksanakan berdasarkan perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat:

Page 147: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

141 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

a. para pihak yang terikat dalam perjanjian; b. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu; c. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan

selama jangka waktu peminjaman; dan d. hak dan kewajiban para pihak.

Paragraf 3 Kerja Sama Pemanfaatan

Pasal 39

Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Daerah dengan Pihak Lain dilaksanakan dalam rangka:

a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Barang Milik Daerah; dan/atau

b. meningkatkan pendapatan daerah.

Pasal 40

(1) Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Daerah dilaksanakan terhadap:

a. Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh Pengguna Barang kepada Bupati;

b. Barang Milik Daerah berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna Barang; atau

c. Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan.

(2) Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

(3) Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang.

Pasal 41

(1) Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Daerah dilaksanakan dengan ketentuan :

a. Tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan/atau perbaikan yang diperlukan terhadap Barang Milik Daerah tersebut;

Page 148: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

142 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. Mitra Kerja Sama Pemanfaatan ditetapkan melalui tender, kecuali untuk Barang Milik Daerah yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung;

c. Penunjukan langsung mitra Kerja sama Pemanfaatan atas Barang Milik Daerah yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan oleh Pengguna Barang terhadap Badan Usaha Milik Daerah yang memiliki bidang dan/atau wilayah kerja tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. mitra Kerja Sama Pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan ke rekening Kas Umum Daerah;

e. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh: 1. Bupati untuk Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau

bangunan; 2. Pengelola Barang Milik Daerah, untuk Barang Milik Daerah selain

tanah dan/atau bangunan. f. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan

hasil Kerja Sama Pemanfaatan harus mendapat persetujuan Pengelola Barang;

g. Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan, sebagian kontribusi tetap dan pembagian keuntungannya dapat berupa bangunan beserta fasilitasnya yang dibangun dalam satu kesatuan perencanaan tetapi tidak termasuk sebagai objek Kerja Sama Pemanfaatan;

h. besaran nilai bangunan beserta fasilitasnya sebagai bagian dari kontribusi tetap dan kontribusi pembagian keuntungan sebagaimana dimaksud pada huruf g paling banyak 10% (sepuluh persen) dari total penerimaan kontribusi tetap dan pembagian keuntungan selama masa Kerja Sama Pemanfaatan;

i. bangunan yang dibangun dengan biaya sebagian kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dari awal pengadaannya merupakan Barang Milik Daerah;

j. selama jangka waktu pengoperasian, mitra Kerja Sama Pemanfaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan Barang Milik Daerah yang menjadi objek Kerja Sama Pemanfaatan; dan

k. jangka waktu Kerja Sama Pemanfaatan paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.

(2) Semua biaya persiapan Kerja Sama Pemanfaatan yang terjadi setelah ditetapkannya mitra Kerja Sama Pemanfaatan dan biaya pelaksanaan Kerja Sama Pemanfaatan menjadi beban mitra Kerja Sama Pemanfaatan.

Page 149: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

143 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(3) Ketentuan mengenai jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k tidak berlaku dalam hal Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Daerah untuk penyediaan infrastruktur berupa:

a. infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, sungai dan/atau danau, bandar udara, terminal, dan/atau jaringan rel dan/atau stasiun kereta api;

b. infrastruktur jalan meliputi jalan jalur khusus, jalan tol, dan/atau jembatan tol;

c. infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku dan/atau waduk/bendungan;

d. infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan/atau instalasi pengolahan air minum;

e. infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan/atau jaringan utama, dan/atau sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan/atau tempat pembuangan;

f. infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi; g. infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit, transmisi, distribusi

dan/atau instalasi tenaga listrik; dan/atau h. infrastruktur minyak dan/atau gas bumi meliputi instalasi pengolahan,

penyimpanan, pengangkutan, transmisi, dan/atau distribusi minyak dan/atau gas bumi.

(4) Jangka waktu Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Daerah untuk penyediaan infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.

(5) Dalam hal mitra Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Daerah untuk penyediaan infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berbentuk Badan Usaha Milik Daerah, kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari hasil perhitungan tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e.

(6) Besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh Bupati.

Paragraf 4 Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna

Pasal 42

(1) Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna Barang Milik Daerah

dilaksanakan dengan pertimbangan:

Page 150: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

144 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

a. Pengguna Barang memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan:

b. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk penyediaan bangunan dan fasilitas tersebut.

(2) Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pengelola Barang Milik Daerah setelah mendapat persetujuan Bupati.

(3) Barang Milik Daerah berupa tanah yang status penggunaannya ada pada Pengguna Barang dan telah direncanakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang yang bersangkutan, dapat dilakukan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna setelah terlebih dahulu diserahkan kepada Bupati untuk Barang Milik Daerah.

(4) Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh Pengelola Barang dengan mengikutsertakan Pengguna Barang sesuai tugas dan fungsinya

Pasal 43

Penetapan status Penggunaan Barang Milik Daerah sebagai hasil dari pelaksanaan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dilaksanakan oleh Bupati untuk Barang Milik Daerah, dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah terkait.

Pasal 44

(1) Jangka waktu Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna paling

lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani.

(2) Penetapan mitra Bangun Guna Serah atau mitra Bangun Serah Guna dilaksanakan melalui tender.

(3) Mitra Bangun Guna Serah atau mitra Bangun Serah Guna yang telah ditetapkan, selama jangka waktu pengoperasian:

a. wajib membayar kontribusi ke rekening Kas Umum Daerah setiap tahun, yang besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang;

b. wajib memelihara objek Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; dan

c. dilarang menjaminkan, menggadaikan, atau memindahtangankan: 1. tanah yang menjadi objek Bangun Guna Serah atau Bangun Serah

Guna; 2. hasil Bangun Guna Serah yang digunakan langsung untuk

penyelenggaraan tugas dan fungsi Daerah; dan/atau 3. hasil Bangun Serah Guna.

Page 151: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

145 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(4) Dalam jangka waktu pengoperasian, hasil Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna harus digunakan langsung untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Daerah paling sedikit 10% (sepuluh persen).

(5) Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dilaksanakan berdasarkan perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat:

a. para pihak yang terikat dalam perjanjian; b. objek Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; c. jangka waktu Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; dan d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian.

(6) Izin mendirikan bangunan dalam rangka Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna harus di atas namakan Pemerintah Daerah untuk Barang Milik Daerah.

(7) Semua biaya persiapan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna yang terjadi setelah ditetapkannya mitra Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dan biaya pelaksanaan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna menjadi beban mitra yang bersangkutan.

(8) Mitra Bangun Guna Serah Barang Milik Daerah harus menyerahkan objek Bangun Guna Serah kepada Pengelola Barang pada akhir jangka waktu pengoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparat pengawasan intern Pemerintah.

(9) Mitra Bangun Guna Serah Barang Milik Daerah harus menyerahkan objek Bangun Guna Serah kepada /Bupati pada akhir jangka waktu pengoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparat pengawasan intern Pemerintah.

Pasal 45

Bangun Serah Guna Barang Milik Daerah dilaksanakan dengan tata cara:

a. mitra Bangun Serah Guna harus menyerahkan objek Bangun Serah Guna kepada Bupati setelah selesainya pembangunan;

b. hasil Bangun Serah Guna yang diserahkan kepada Bupati ditetapkan sebagai Barang Milik Daerah;

c. mitra Bangun Serah Guna dapat mendayagunakan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian; dan

d. setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek Bangun Serah Guna terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan intern Pemerintah sebelum penggunaannya ditetapkan oleh Bupati.

Paragraf 5

Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur

Pasal 46

Page 152: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

146 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(1) Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Daerah dilaksanakan terhadap:

a. Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan pada Pengelola Barang/Pengguna Barang;

b. Barang Milik Daerah berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna Barang; atau

c. Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan.

(2) Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Daerah pada Pengelola Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Pengelola Barang dengan persetujuan Bupati.

(3) Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Daerah pada Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c dilaksanakan oleh Pengguna Barang dengan persetujuan Bupati.

Pasal 47

(1) Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Daerah dilakukan

antara Pemerintah daerah dan Badan Usaha.

(2) Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah badan usaha yang berbentuk:

a. perseroan terbatas; b. Badan Usaha Milik Negara; c. Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau d. Koperasi.

(3) Jangka waktu Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur paling lama 50 (lima puluh) tahun dan dapat diperpanjang.

(4) Penetapan mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur yang telah ditetapkan, selama jangka waktu Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur:

a. dilarang menjaminkan, menggadaikan, atau memindahtangankan Barang Milik Daerah yang menjadi objek Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur;

b. wajib memelihara objek Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur dan barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur; dan

c. dapat dibebankan pembagian kelebihan keuntungan sepanjang terdapat kelebihan keuntungan yang diperoleh dari yang ditentukan pada saat perjanjian dimulai (clawback).

(6) Pembagian kelebihan keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c disetorkan ke Kas Umum Daerah.

Page 153: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

147 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(7) Formula dan/atau besaran pembagian kelebihan keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c ditetapkan Bupati untuk Barang Milik Daerah.

(8) Mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur harus menyerahkan objek Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur dan barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur kepada Pemerintah Daerah pada saat berakhirnya jangka waktu Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur sesuai perjanjian.

(9) Barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur menjadi Barang Milik Daerah sejak diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai perjanjian.

Pasal 48

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara kerjasama penyediaan infrastruktur diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga Tender

Pasal 49

Tender sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf b dan Pasal 44 ayat (2) dilakukan dengan tata cara:

a. rencana tender diumumkan di media massa nasional; b. tender dapat dilanjutkan pelaksanaannya sepanjang terdapat paling

sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra yang memasukkan penawaran; c. dalam hal calon mitra yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga)

peserta, dilakukan pengumuman ulang di media massa nasional; dan d. dalam hal setelah pengumuman ulang:

1. terdapat paling sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra, proses dilanjutkan dengan mekanisme tender;

2. terdapat 2 (dua) peserta calon mitra, tender dinyatakan gagal dan proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme seleksi langsung; atau

3. terdapat 1 (satu) peserta calon mitra, tender dinyatakan gagal dan proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme penunjukan langsung.

BAB XII PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

Bagian Kesatu Pengamanan

Pasal 50

Page 154: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

148 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(1) Pengelola Barang, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang

wajib melakukan pengamanan Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya.

(2) Pengamanan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum.

Pasal 51

(1) Barang Milik Daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama

Pemerintah Daerah.

(2) Barang Milik Daerah berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama Pemerintah Daerah.

(3) Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama Pemerintah Daerah.

Pasal 52

(1) Bukti kepemilikan Barang Milik Daerah wajib disimpan dengan tertib dan

aman.

(2) Penyimpanan bukti kepemilikan Barang Milik Daerah dilakukan oleh Pengelola Barang.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyimpanan dokumen kepemilikan Barang Milik Daerah diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 53

Bupati dapat menetapkan kebijakan asuransi atau pertanggungan dalam rangka pengamanan Barang Milik Daerah tertentu dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

Bagian Kedua Pemeliharaan

Pasal 54

(1) Pengelola Barang, Pengguna Barang, atau Kuasa Pengguna Barang

bertanggung jawab atas pemeliharaan Barang Milik Daerah yang berada di bawah penguasaannya.

Page 155: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

149 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang.

(3) Biaya pemeliharaan Barang Milik Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(4) Dalam hal Barang Milik Daerah dilakukan Pemanfaatan dengan Pihak Lain, biaya pemeliharaan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari penyewa, peminjam, mitra Kerja Sama Pemanfaatan, mitra Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna, atau mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.

Pasal 55

(1) Kuasa Pengguna Barang wajib membuat Daftar Hasil Pemeliharaan

Barang yang berada dalam kewenangannya dan melaporkan secara tertulis Daftar Hasil Pemeliharaan Barang tersebut kepada Pengguna Barang secara berkala.

(2) Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk meneliti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyusun daftar hasil pemeliharaan barang yang dilakukan dalam 1 (satu) Tahun Anggaran sebagai bahan untuk melakukan evaluasi mengenai efisiensi pemeliharaan Barang Milik Daerah.

BAB XIII

PENILAIAN

Pasal 56

Penilaian Barang Milik Daerah dilakukan dalam rangka penyusunan neraca Pemerintah Daerah, Pemanfaatan, atau Pemindahtanganan, kecuali dalam hal:

a. Pemanfaatan dalam bentuk Pinjam Pakai; b. Pemindahtanganan dalam bentuk Hibah.

Pasal 57

Penetapan nilai Barang Milik Daerah dalam rangka penyusunan neraca Pemerintah Daerah dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan.

Pasal 58 (1) Penilaian Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan dalam

rangka Pemanfaatan atau Pemindahtanganan dilakukan oleh :

a. Penilai Pemerintah; atau;

Page 156: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

150 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. Penilai Publik yang ditetapkan oleh Bupati

(2) Penilaian Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 59

(1) Penilaian Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan dalam

rangka Pemanfaatan atau Pemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh Bupati, dan dapat melibatkan Penilai yang ditetapkan Bupati.

(2) Penilaian Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Pengguna Barang tanpa melibatkan Penilai, maka hasil Penilaian Barang Milik Daerah hanya merupakan nilai taksiran.

(4) Hasil Penilaian Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 60

(1) Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat melakukan Penilaian

kembali atas nilai Barang Milik Daerah yang telah ditetapkan dalam neraca Pemerintah Daerah.

(2) Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai Barang Milik Daerah dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati dengan berpedoman pada ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional.

Pasal 61

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Penilaian Barang Milik Daerah diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB XIV PEMINDAHTANGANAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 62

(1) Barang Milik Daerah yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dapat dipindahtangankan.

Page 157: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

151 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(2) Pemindahtanganan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:

a. Penjualan; b. Tukar Menukar; c. Hibah; atau d. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua

Persetujuan Pemindahtanganan

Pasal 63

(1) Pemindahtanganan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 untuk :

a. tanah dan/atau bangunan; atau b. selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari

Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD;

(2) Pemindahtanganan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, apabila:

a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota; b. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah

disediakan dalam dokumen penganggaran; c. diperuntukkan bagi pegawai negeri; d. diperuntukkan bagi kepentingan umum; atau e. dikuasai negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

berkekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

Pasal 64 Usul untuk memperoleh persetujuan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) diajukan oleh Bupati.

Pasal 65 Pemindahtanganan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

Pasal 66

Page 158: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

152 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(1) Pemindahtanganan Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

(2) Pemindahtanganan Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) huruf b dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

(3) Usul untuk memperoleh persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan oleh Bupati sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

Bagian Ketiga Penjualan

Pasal 67

Penjualan Barang Milik Daerah dilaksanakan dengan pertimbangan :

a. untuk optimalisasi Barang Milik Daerah yang berlebih atau tidak digunakan/dimanfaatkan.

b. secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dijual; dan/atau

c. sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 68

(1) Penjualan Barang Milik Daerah dilakukan secara lelang, kecuali dalam hal tertentu.

(2) Pengecualian dalam hal tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Barang Milik Daerah yang bersifat khusus; b. Barang Milik Daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

(3) Penentuan nilai dalam rangka Penjualan Barang Milik Daerah secara lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhitungkan faktor penyesuaian.

(4) Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan batasan terendah yang disampaikan kepada Bupati sebagai dasar penetapan nilai limit.

(5) Penjualan Barang Milik Daerah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan melalui tata cara sesuai dengan peraturan perundang undangan.

Page 159: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

153 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pasal 69

Penjualan Barang Milik Daerah dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

Pasal 70

(1) Penjualan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 dilakukan dengan tata cara:

a. pengguna Barang melalui Pengelola Barang mengajukan usul Penjualan Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Bupati disertai pertimbangan aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;

b. bupati meneliti dan mengkaji pertimbangan perlunya Penjualan Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;

c. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Bupati dapat menyetujui dan menetapkan Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan yang akan dijual sesuai batas kewenangannya; dan

d. untuk Penjualan yang memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,Bupati mengajukan usul Penjualan disertai dengan pertimbangan atas usulan tersebut.

(2) Hasil penjualan Barang Milik Daerah wajib disetor seluruhnya ke rekening Kas Umum Daerah sebagai penerimaan daerah.

Bagian Keempat Tukar Menukar

Pasal 71

(1) Tukar Menukar Barang Milik Daerah dilaksanakan dengan pertimbangan

:

a. untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan pemerintahan;

b. untuk optimalisasi Barang Milik Daerah; dan c. tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(2) Tukar Menukar Barang Milik Daerah dapat dilakukan dengan pihak :

a. Pemerintah Pusat; b. Pemerintah Daerah lainnya; c. Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnya yang

dimiliki negara; atau d. swasta.

Pasal 72

Page 160: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

154 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(1) Tukar Menukar dapat berupa:

a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada Bupati; b. tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang; atau c. selain tanah dan/atau bangunan.

(2) Penetapan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dipertukarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh Bupati.

(3) Tukar Menukar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

(4) Tukar Menukar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

(5) Tukar Menukar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

Pasal 73

(1) Tukar Menukar Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 72 ayat (1) huruf a dan huruf b dilaksanakan dengan tata cara:

a. Pengguna Barang melalui Pengelola Barang mengajukan usul Tukar Menukar Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan kepada Bupati disertai pertimbangan dan kelengkapan data;

b. Bupati meneliti dan mengkaji pertimbangan perlunya Tukar Menukar Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;

c. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Bupati dapat menyetujui dan menetapkan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dipertukarkan;

d. proses persetujuan Tukar Menukar Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 72;

e. Pengelola Barang melaksanakan Tukar Menukar dengan berpedoman pada persetujuan Bupati; dan

f. pelaksanaan serah terima barang yang dilepas dan barang pengganti harus dituangkan dalam berita acara serah terima barang.

(2) Tukar Menukar Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan tata cara:

a. Pengguna Barang mengajukan usul Tukar Menukar Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Pengelola Barang

Page 161: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

155 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

disertai pertimbangan, kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim intern Perangkat Daerah terkait Pengguna Barang;

b. Pengelola Barang meneliti dan mengkaji pertimbangan tersebut dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;

c. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pengelola Barang dapat menyetujui usul Tukar Menukar Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan sesuai batas kewenangannya;

d. proses persetujuan Tukar Menukar Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72;

e. Pengguna Barang melaksanakan Tukar Menukar dengan berpedoman pada persetujuan Pengelola Barang; dan

f. pelaksanaan serah terima barang yang dilepas dan barang pengganti harus dituangkan dalam berita acara serah terima barang.

Bagian Kelima

Hibah

Pasal 74

(1) Hibah Barang Milik Daerah dilakukan dengan pertimbangan untuk kepentingan sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non komersial, dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:

a. bukan merupakan barang rahasia negara; b. bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak;

dan c. tidak diperlukan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria kepentingan sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non komersial, dan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 75

(1) Hibah dapat berupa:

a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada Bupati; b. tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang; atau c. selain tanah dan/atau bangunan.

(2) Penetapan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dihibahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh Bupati.

Page 162: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

156 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

(4) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

(5) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

Pasal 76

(1) Hibah Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat

(1) huruf a dan huruf b dilaksanakan dengan tata cara:

a. Pengguna Barang melalui Pengelola Barang mengajukan usul Hibah Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan kepada Bupati disertai dengan pertimbangan dan kelengkapan data;

b. Bupati meneliti dan mengkaji usul Hibah Barang Milik Daerah berdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74;

c. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Bupati dapat menyetujui dan/atau menetapkan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dihibahkan;

d. proses persetujuan Hibah dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan Pasal 74 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 75;

e. Pengelola Barang melaksanakan Hibah dengan berpedoman pada persetujuan Bupati; dan

f. pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkan harus dituangkan dalam berita acara serah terima barang.

(2) Hibah Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan tata cara:

a. Pengguna Barang mengajukan usul Hibah Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Pengelola Barang disertai pertimbangan, kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim intern Perangkat Daerah terkait Pengguna Barang;

b. Pengelola Barang meneliti dan mengkaji usul Hibah Barang Milik Daerah berdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74;

c. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pengelola Barang dapat menyetujui usul Hibah Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan sesuai batas kewenangannya;

d. Pengguna Barang melaksanakan Hibah dengan berpedoman pada persetujuan Pengelola Barang; dan

e. pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkan harus dituangkan dalam berita acara serah terima barang.

Page 163: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

157 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pasal 77

Pihak yang dapat menerima hibah adalah :

a. Pemerintah pusat; b. Pemerintah daerah lain; dan c. Pihak lain.

Bagian Keenam Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Pasal 78

(1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah

dilakukan dalam rangka pendirian, memperbaiki struktur permodalan dan/atau meningkatkan kapasitas usaha Badan Usaha Milik Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan pertimbangan:

a. Barang Milik Daerah yang dari awal pengadaannya sesuai dokumen penganggaran diperuntukkan bagi Badan Usaha Milik Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara dalam rangka penugasan pemerintah; atau

b. Barang Milik Daerah lebih optimal apabila dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara, baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk.

Pasal 79

(1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah dapat

berupa:

a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada Bupati; b. tanah dan/atau bangunan pada Pengguna Barang; atau c. Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan.

(2) Penetapan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh Bupati.

(3) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati, untuk Barang Milik Daerah.

(4) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

Page 164: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

158 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

(5) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati, untuk Barang Milik Daerah.

Pasal 80

(1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) huruf a dan huruf b dilaksanakan dengan tata cara:

a. Pengguna Barang melalui Pengelola Barang mengajukan usul Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan kepada Bupati disertai dengan pertimbangan dan kelengkapan data;

b. Bupati meneliti dan mengkaji usul Penyertaan Modal Pemerintah Daerah yang diajukan oleh Pengguna Barang berdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78;

c. Apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Bupati dapat menyetujui dan/atau menetapkan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah;

d. Proses persetujuan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan berpedoman dalam Pasal 63 dan Pasal 64;

e. Pengelola Barang melaksanakan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dengan berpedoman pada persetujuan Bupati;

f. Pengelola Barang menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dengan melibatkan instansi terkait;

g. Pengelola Barang menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah kepada DPRD untuk ditetapkan; dan

h. Pengelola Barang melakukan serah terima barang kepada Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara yang dituangkan dalam berita acara serah terima barang setelah Peraturan Daerah ditetapkan.

(2) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan tata cara:

a. Pengguna Barang mengajukan usul Penyertaan Modal Pemerintah Daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Pengelola Barang disertai pertimbangan, kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim intern Perangkat Daerah terkait Pengguna Barang;

Page 165: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

159 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

b. Pengelola Barang meneliti dan mengkaji usul Penyertaan Modal Pemerintah Daerah yang diajukan oleh Pengguna Barang berdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78;

c. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pengelola Barang dapat menyetujui usul Penyertaan Modal Pemerintah Daerah selain tanah dan/atau bangunan yang diajukan oleh Pengguna Barang sesuai batas kewenangannya;

d. Pengelola Barang menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dengan melibatkan Perangkat Daerah terkait;

e. Pengelola Barang menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk ditetapkan; dan

f. Pengguna Barang melakukan serah terima barang kepada Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara yang dituangkan dalam berita acara serah terima barang setelah Peraturan Daerah ditetapkan.

BAB XV PEMUSNAHAN

Pasal 81

Pemusnahan Barang Milik Daerah dilakukan dalam hal:

a. Barang Milik Daerah tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat dipindahtangankan; atau

b. terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 82

(1) Pemusnahan dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat

persetujuan Bupati.

(2) Pelaksanaan Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara dan dilaporkan kepada Bupati.

Pasal 83

Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun, ditenggelamkan atau cara lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XVI PENGHAPUSAN

Page 166: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

160 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pasal 84

Penghapusan meliputi:

a. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna; dan

b. Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah.

Pasal 85

(1) Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 huruf a, dilakukan dalam hal Barang Milik Daerah sudah tidak berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang.

(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menerbitkan keputusan Penghapusan dari Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati.

(3) Dikecualikan dari ketentuan mendapat persetujuan Penghapusan dari Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk Barang Milik Daerah yang dihapuskan karena:

a. Pengalihan Status Penggunaan; b. Pemindahtanganan; atau c. Pemusnahan.

(4) Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Bupati.

Pasal 86

(1) Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 83 huruf b dilakukan dalam hal Barang Milik Daerah tersebut sudah beralih kepemilikannya, terjadi Pemusnahan, atau karena sebab lain.

(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan:

a. berdasarkan keputusan dan/atau laporan Penghapusan dari Pengguna Barang, untuk Barang Milik Daerah yang berada pada Pengguna Barang;

b. berdasarkan keputusan Bupati, untuk Barang Milik Daerah yang berada pada Pengelola Barang.

Pasal 87

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan diatur dalam Peraturan Bupati.

Page 167: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

161 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

BAB XVII

PENATAUSAHAAN

Bagian Kesatu Pembukuan

Pasal 88

(1) Pengelola Barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan Barang

Milik Daerah yang berada di bawah penguasaannya ke dalam Daftar Barang Pengelola menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

(2) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan Barang Milik Daerah yang status penggunaannya berada pada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang ke dalam Daftar Barang Pengguna/Daftar Barang Kuasa Pengguna menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

(3) Pengelola Barang menghimpun Daftar Barang Pengguna/Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Pengelola Barang menyusun Daftar Barang Milik Daerah berdasarkan himpunan Daftar Barang Pengguna/Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan Daftar Barang Pengelola menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

(5) Penggolongan dan kodefikasi Barang Milik Daerah ditetapkan oleh Bupati.

Bagian Kedua Inventarisasi

Pasal 89

(1) Pengguna Barang melakukan Inventarisasi Barang Milik Daerah paling

sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(2) Dalam hal Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan, Inventarisasi dilakukan oleh Pengguna Barang setiap tahun.

(3) Pengguna Barang menyampaikan laporan hasil Inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Pengelola Barang paling lama 3 (tiga) bulan setelah selesainya Inventarisasi.

Pasal 90

Page 168: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

162 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pengelola Barang melakukan Inventarisasi Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Bagian Ketiga

Pelaporan

Pasal 91 (1) Kuasa Pengguna Barang harus menyusun Laporan Barang Kuasa

Pengguna Semesteran dan Tahunan sebagai bahan untuk menyusun neraca satuan kerja untuk disampaikan kepada Pengguna Barang.

(2) Pengguna Barang menghimpun Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan penyusunan Laporan Barang Pengguna Semesteran dan Tahunan.

(3) Laporan Barang Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca satuan kerja perangkat daerah untuk disampaikan kepada Pengelola Barang.

Pasal 92

(1) Pengelola Barang harus menyusun Laporan Barang Pengelola Semesteran dan Tahunan.

(2) Pengelola Barang harus menghimpun Laporan Barang Pengguna Semesteran dan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (2) serta Laporan Barang Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan penyusunan Laporan Barang Milik Daerah.

(3) Laporan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca Pemerintah Daerah.

Pasal 93

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pembukuan, Inventarisasi, dan pelaporan Barang Milik Daerah diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB XVIII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 94

Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Daerah dilakukan oleh:

Page 169: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

163 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

a. Pengguna Barang melalui pemantauan dan penertiban; dan/atau b. Pengelola Barang melalui pemantauan dan investigasi.

Pasal 95

(1) Pengguna Barang melakukan pemantauan dan penertiban terhadap Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan Barang Milik Daerah yang berada di dalam penguasaannya.

(2) Pelaksanaan pemantauan dan penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kantor/satuan kerja dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Barang.

(3) Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang dapat meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untuk melakukan audit tindak lanjut hasil pemantauan dan penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

(4) Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang menindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 96

(1) Pengelola Barang melakukan pemantauan dan investigasi atas

pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah, dalam rangka penertiban Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemantauan dan investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditindaklanjuti oleh Pengelola Barang dengan meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untuk melakukan audit atas pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah.

(3) Hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Pengelola Barang untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 97

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pengawasan dan pengendalian atas Barang Milik Daerah diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB XIX

Page 170: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

164 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PADA PERANGKAT DAERAH YANG MENGGUNAKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Pasal 98

(1) Barang milik daerah yang digunakan oleh badan layanan umum daerah merupakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan untuk menyelenggarakan kegiatan badan layanan umum daerah yang bersangkutan.

(2) Pengelolaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan barang milik daerah, kecuali terhadap barang yang dikelola dan/atau dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai dengan tugas dan fungsi badan layanan umum daerah berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai badan layanan umum daerah.

BAB XX BARANG MILIK DAERAH

BERUPA RUMAH NEGARA

Pasal 99

(1) Rumah Negara merupakan Barang Milik Daerah yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat negara dan/atau pegawai negeri.

(2) Pengelolaan Barang Milik Daerah berupa Rumah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bupati dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Ketentuan mengenai tata cara Penggunaan, Pemindahtanganan, Penghapusan, Penatausahaan, pengawasan dan pengendalian Barang Milik Daerah berupa Rumah Negara diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB XXI GANTI RUGI DAN SANKSI

Pasal 100

(1) Setiap kerugian daerah akibat kelalaian, penyalahgunaan atau

pelanggaran hukum atas pengelolaan Barang Milik Daerah diselesaikan

Page 171: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

165 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XXII KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 101

(1) Pejabat atau pegawai yang melaksanakan pengelolaan Barang Milik

Daerah yang menghasilkan penerimaan Daerah dapat diberikan insentif.

(2) Pejabat atau pegawai selaku pengurus barang dalam melaksanakan tugas rutinnya dapat diberikan tunjangan yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan Daerah.

(3) Pemberian insentif dan/atau tunjangan kepada pejabat atau pegawai yang melaksanakan pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 102

Bupati dapat mengenakan beban pengelolaan (capital charge) terhadap Barang Milik Daerah pada Pengguna Barang.

BAB XXIII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 103

(4) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:

d. Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah terjadi dan belum mendapat persetujuan Bupati dapat menerbitkan persetujuan terhadap kelanjutan Pemanfaatan Barang Milik Daerah dengan ketentuan Pengelola Barang menyampaikan permohonan persetujuan untuk sisa waktu Pemanfaatan sesuai dengan perjanjian kepada Bupati pencabutan status badan hokum;

e. Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah terjadi dan belum mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang, Bupati dapat menerbitkan persetujuan terhadap kelanjutan Pemanfaatan Barang Milik Daerah dengan ketentuan Pengelola Barang menyampaikan

Page 172: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

166 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

permohonan persetujuan untuk sisa waktu Pemanfaatan sesuai dengan perjanjian kepada Bupati, dengan melampirkan: 3. usulan kontribusi dari Pemanfaatan Barang Milik Daerah; dan 4. laporan hasil audit aparat pengawasan intern Pemerintah.

f. Tukar Menukar Barang Milik Daerah yang telah dilaksanakan tanpa persetujuan pejabat berwenang dan barang pengganti telah tersedia seluruhnya, dilanjutkan dengan serah terima Barang Milik Daerah dengan aset pengganti antara Pengelola Barang dengan mitra Tukar Menukar dengan ketentuan: 3. Pengelola Barang memastikan nilai barang pengganti sekurang-

kurangnya sama dengan nilai Barang Milik Daerah yang dipertukarkan; dan

4. Pengelola Barang membuat pernyataan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan Tukar Menukar tersebut.

(5) Bupati dapat menerbitkan persetujuan Penghapusan atas Barang Milik Daerah yang telah diserahterimakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berdasarkan permohonan dari Pengelola Barang.

(6) Segala akibat hukum yang menyertai pelaksanaan Pemanfaatan sebelum diberikannya persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a serta pelaksanaan Tukar Menukar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pihak dalam Pemanfaatan atau Tukar Menukar tersebut.

Pasal 104

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:

c. seluruh kegiatan Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Penghapusan, Pemindahtanganan, Penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian Barang Milik Daerah yang telah mendapatkan persetujuan dan/atau penetapan dari pejabat berwenang, dinyatakan tetap berlaku dan proses penyelesaiannya dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. seluruh kegiatan Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Penghapusan, Pemindahtanganan, Penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian Barang Milik Daerah yang belum mendapat persetujuan dan/atau penetapan dari pejabat berwenang, proses penyelesaiannya dilaksanakan berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah ini.

Pasal 105

(3) Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai Badan Layanan Umum belum mengatur pengelolaan dan/atau Pemanfaatan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), pengelolaan

Page 173: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

167 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

dan pemanfaatannya berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.

(4) Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum Daerah sebelum Peraturan Daerah ini ini berlaku, dinyatakan berlaku dengan ketentuan wajib disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

BAB XXIV KETENTUAN PENUTUP

Pasal 106

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua ketentuan

peraturan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan

Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten

Tuban Tahun 2014 Seri E Nomor 03, Lembaran Daerah Kabupaten

Tuban Nomor 16), dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 107

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah

Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan

Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun

2014 Seri E Nomor 03, Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Nomor

16), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 108

Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus ditetapkan

paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini

diundangkan.

Pasal 109

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 174: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

168 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran

Daerah Kabupaten Tuban.

Ditetapkan di Tuban pada tanggal

BUPATI TUBAN,

H. FATHUL HUDA

Diundangkan di Tuban pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TUBAN,

Dr. Ir. BUDI WIYANA, M.Si.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN NOMOR

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR (...../2017)

Page 175: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

169 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

PENJELASAN

ATAS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN

NOMOR ....TAHUN..….

TENTANG

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

I. UMUM

Barang Milik Daerah merupakan salah satu unsur penting

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan kepada publik. Barang Milik Daerah yang menjadi milik Daerah, baik yang diperoleh melalui dana Daerah maupun berasal dari

sumber pendanaan lainnya atau dari pemberian perlu dilakukan pengelolaan sesuai dengan fungsinya dalam suatu mekanisme pengelolaan yang transparan, efisien dan akuntabel berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengelolaan barang milik daerah merupakan bagian dari

pengelolaan keuangan daerah, barang milik daerah merupakan barang berwujud, dalam arti semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) dan barasal dari perolehan lainnya yang sah. Untuk mewujudkan pengelolaan barang milik daerah

secara efisien dan efektif serta menciptakan transparansi kebijakan pengelolaan barang milik daerah, maka pemerintah daerah harus memiliki atau mengembangkan sistem informasi

menajemen yang komprehensif dan handal sebagai sarana untuk menciptakan suatu laporan pertanggungjawaban yang akuntabel dan kredibel di daerah.

Pengelolaan barang milik daerah yang tertuang dalam Peraturan Daerah ini bertujuan untuk:

a. menunjang kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah;

b. mewujudkan akuntabilitas dalam pengelolaan barang milik

daerah; c. menciptakan pengelolaan barang milik daerah yang tertib,

efektif, efesien dan ekonomis;

d. memberikan pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah;

e. mewujudkan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah;

f. menciptakan efisiensi dan efektifitas penggunaan barang

milik daerah;

Page 176: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

170 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

g. memberikan pedoman dalam penyusunan neraca yang dapat dipertanggungjawabkan yang bersumber pada daftar

barang milik daerah; h. memberikan informasi mengenai status hukum barang

milik daerah serta memberikan jaminan/kepastian hukum pengelolaan barang milik daerah;

i. memberikan kemudahan dalam melakukan evaluasi

kinerja pengelolaan barang milik daerah; j. menggamankan barang milik daerah; dan

k. mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan barang milik daerah. Ruang lingkup pengaturan pengelolaan barang milik

daerah dalam Peraturan Daerah ini meliputi: a. barang milik daerah; b. pejabat pengelola Barang Milik Daerah;

c. perencanaan kebutuhan dan penganggaran; d. pengadaan;

e. penggunaan; f. pemanfaatan; g. pengamanan dan pemeliharaan;

h. penilaian; i. pemindahtanganan;

j. pemusnahan; k. penghapusan; l. penatausahaan;

m. pengawasan dan pengendalian; n. pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD yang

menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan

Layanan Umum Daerah; o. Barang Milik Daerah berupa rumah negara; dan

p. ganti rugi dan sanksi.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 cukup jelas

Pasal 2

cukup jelas Pasal 3

cukup jelas Pasal 4

Huruf a

Yang dimaksud dengan fungsional adalah pengelolaan barang milik daerah oleh pemegang

kekuasaan pengelolaan barang, pengelola barang, Pembantu pengelola barang, pengguna barang, dan

Page 177: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

171 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Kuasa pengguna barang harus dilaksanakan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.

Huruf b Yang dimaksud dengan kepastianhukum adalah

pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan ketentuan peraturan perudang-undangan.

Huruf c Yang dimaksud dengan transaparansi dan

keterbukaan adalah penyelengaraan pengelolaan barang milik daerah harus mampu memberikan keterangan yang jelas terhadap hak masyarakat

dalam memperoleh informasi secara benar. Huruf d

Yang dimaksud dengan efisiensi adalah pengelolaan

barang milik daerah diarahkan agar barang milik daerah diarahkan agar barang milik daerah dapat

digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelengeraan tugas pokok dan fungsi Pemerintah

daerah secara berdaya guna dan berhasil guna.

Huruf e

Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah setiap

kegiatan pengelolaan barang milik daerah harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi fisik, administrative maupun keuangan.

Huruf f Yang dimaksud dengan kepastian nilai adalah

pengelolaan barang milik daerah harus dapat disajikan secara akurat mengenai jumlah dan nilai barang milik daerah dalam rangka optimalisasi

pemanfaatan dan pemindahtanganan serta penyusunan buku induk inventaris dan neraca daerah.

Pasal 5

cukup jelas Pasal 6

cukup jelas

Pasal 7 cukup jelas

Pasal 8 cukup jelas

Pasal 9

Page 178: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

172 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

cukup jelas Pasal 10

cukup jelas Pasal 11

cukup jelas Pasal 12

cukup jelas

Pasal 13 cukup jelas

Pasal 14 cukup jelas

Pasal 15

cukup jelas Pasal 16

cukup jelas

Pasal 17 cukup jelas

Pasal 18 cukup jelas

Pasal 19

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “ketersediaan Barang Milik

Daerah yang ada” adalah Barang Milik Daerah, baik yang ada di Pengelola Barang maupun Pengguna Barang.

Ayat (2)

Perencanaan pengadaan dibuat dengan mempertimbangkan pengadaan barang melalui mekanisme pembelian, Pinjam Pakai, Sewa, sewa beli

(leasing), atau mekanisme lainnya yang lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan

Daerah. Perencanaan pemeliharaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan Penghapusan Barang Milik Daerah dapat dilakukan untuk periode 1 (satu) tahun dan

3 (tiga) tahun. Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas. Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6) Cukup jelas.

Ayat (7) Cukup jelas.

Ayat (8)

Page 179: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

173 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Cukup jelas. Pasal 20

cukup jelas Pasal 21

cukup jelas Pasal 22

cukup jelas

Pasal 23 cukup jelas

Pasal 24 cukup jelas

Pasal 25

Ayat (1) Yang dimaksud dengan Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan kondisi tertentu antara lain

Barang Milik Daerah yang tidak mempunyai bukti kepemilikan atau dengan nilai tertentu.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas Pasal 26

cukup jelas

Pasal 27 cukup jelas

Pasal 28

cukup jelas Pasal 29

cukup jelas Pasal 30

cukup jelas

Pasal 31 cukup jelas

Pasal 32

cukup jelas Pasal 33

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c

Page 180: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

174 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Termasuk dalam pengertian “sumber lain” antara lain hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian yang

dilakukan oleh Pengelola Barang atau Bupati dan laporan dari masyarakat.

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 34

Ayat (1) Huruf a

Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaan Pengelola Barang antara lain tanah dan/atau bangunan yang diserahkan kepada Pengelola Barang.

Huruf b Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan ”pertimbangan teknis” antara lain berkenaan dengan kondisi atau keadaan Barang Milik

Daerah dan rencana Penggunaan. Pasal 35

cukup jelas

Pasal 36 cukup jelas

Pasal 37 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a Yang dimaksud dengan “kerja sama infrastruktur”

adalah penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Huruf b

Cukup jelas. Huruf c

Yang dimaksud dengan “ditentukan lain dalam Undang-

Undang” seperti jangka waktu Sewa rumah susun. Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “formula tarif Sewa” adalah perhitungan nilai Sewa dengan cara mengalikan suatu indeks tertentu dengan nilai Barang Milik Daerah. Yang

dimaksud dengan “besaran Sewa” adalah besaran nilai nominal Sewa Barang Milik Daerah yang ditentukan.

Ayat (5) Yang dimaksud dengan “mempertimbangkan nilai keekonomian” antara lain dengan mempertimbangkan

Page 181: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

175 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

daya beli/kemampuan membayar (ability to pay)

masyarakat dan/atau kemauan membayar (willingness to pay) masyarakat.

Ayat (6) Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup Pasal 38

Ayat (1)

Tidak termasuk dalam pengertian Pinjam Pakai adalah pengalihan Penggunaan barang antar Pengguna Barang

Milik Negara atau antar Pengguna Barang Milik Daerah. Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 39 cukup jelas

Pasal 40

cukup jelas Pasal 41

Ayat (1)

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Yang termasuk “Barang Milik Daerah yang bersifat khusus” antara lain:

a. barang yang mempunyai spesifikasi tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. barang yang memiliki tingkat kompleksitas khusus seperti bandar udara, pelabuhan laut, kilang,

instalasi tenaga listrik, dan bendungan/waduk; c. barang yang dikerjasamakan dalam investasi yang

berdasarkan perjanjian hubungan bilateral antar

negara; atau d. barang lain yang ditetapkan oleh Bupati.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d Cukup jelas.

Huruf e

Perhitungan besaran konstribusi pembagian keuntungan yang merupakan bagian Pemerintah

Daerah harus memperhatikan perbandingan nilai

Page 182: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

176 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Barang Milik Daerah yang dijadikan objek Kerja Sama Pemanfaatan dan manfaat lain yang diterima

Pemerintah Daerah dengan nilai investasi mitra dalam Kerja Sama Pemanfaatan.

Huruf f Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas. Huruf h

Cukup jelas. Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j Cukup jelas.

Huruf k

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas. Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6) Penetapan besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dilakukan dengan mempertimbangkan

kemampuan keuangan Badan Usaha Milik Daerah. Pasal 42

cukup jelas Pasal 43

cukup jelas

Pasal 44 cukup jelas

Pasal 45

cukup jelas Pasal 46

cukup jelas Pasal 47

cukup jelas

Pasal 48 cukup jelas

Pasal 49 cukup jelas

Pasal 50

Page 183: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

177 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

cukup jelas Pasal 51

cukup jelas Pasal 52

cukup jelas Pasal 53

cukup jelas

Pasal 54 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”pemeliharaan” adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki semua Barang Milik Daerah agar selalu

dalam keadaan baik dan layak serta siap digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Ayat (2)

Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang merupakan bagian dari Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas. Pasal 55

cukup jelas Pasal 56

cukup jelas

Pasal 57

cukup jelas

Pasal 58 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “Penilai Pemerintah” adalah Penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah yang diangkat oleh kuasa Menteri Keuangan serta diberi

tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan Penilaian, termasuk atas hasil penilaiannya secara independen.

Yang dimaksud dengan “Penilai Publik” adalah Penilai selain Penilai Pemerintah yang mempunyai izin praktik

Penilaian dan menjadi anggota asosiasi Penilai yang diakui oleh Pemerintah.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “nilai wajar” adalah estimasi harga yang akan diterima dari penjualan aset atau dibayarkan

untuk penyelesaian kewajiban antara pelaku pasar yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar pada tanggal Penilaian.

Page 184: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

178 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Nilai wajar yang diperoleh dari hasil Penilaian menjadi tanggung jawab Penilai.

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan perundang-undangan” diantaranya ketentuan yang mengatur

mengenai standar Penilaian. Pasal 59

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”tim” adalah panitia penaksir harga yang unsurnya terdiri dari instansi terkait.

Yang dimaksud dengan ”Penilai” adalah Penilai Pemerintah atau Penilai Publik.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan perundang-undangan” diantaranya ketentuan yang mengatur mengenai standar Penilaian.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 60

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “Penilaian kembali” adalah proses

revaluasi sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan yang metode penilaiannya dilaksanakan sesuai standar Penilaian.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan “ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional” adalah kebijakan yang

ditetapkan oleh Pemerintah untuk seluruh entitas Pemerintah Pusat.

Pasal 61 cukup jelas

Pasal 62

cukup jelas Pasal 63

cukup jelas

Pasal 64 cukup jelas

Pasal 65 cukup jelas

Pasal 66

cukup jelas Pasal 67

Yang dimaksud dengan “tidak digunakan/dimanfaatkan” adalah Barang Milik Daerah tidak digunakan untuk

Page 185: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

179 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah atau tidak dimanfaatkan oleh pihak lain.

Pasal 68 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”lelang” adalah Penjualan Barang Milik Daerah yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang

semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan pengumuman lelang dan

harus dilakukan di hadapan pejabat lelang. Ayat (2)

Huruf a

Yang termasuk ”Barang Milik Negara/Daerah yang bersifat khusus” adalah barang-barang yang diatur secara khusus sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundangan, misalnya Rumah Negara golongan III yang dijual kepada penghuni.

Huruf b Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “nilai limit” adalah harga minimal barang yang akan dilelang dan ditetapkan oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang selaku penjual.

Ayat (5) Cukup jelas.

Pasal 69

cukup jelas Pasal 70

cukup jelas Pasal 71

cukup jelas

Pasal 72 Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Tanah dan/atau bangunan yang berada di Pengguna Barang antara lain tanah dan/atau bangunan yang masih dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas

dan fungsi Pengguna Barang tetapi tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota.

Huruf c Cukup jelas

Ayat (2)

Page 186: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

180 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas. Pasal 73

cukup jelas Pasal 74

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “penyelenggaraan pemerintahan daerah” adalah termasuk hubungan antar daerah, hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah

Daerah, hubungan antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat/lembaga internasional, dan pelaksanaan

kegiatan yang menunjang penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Pasal 75

cukup jelas

Pasal 76 cukup jelas

Pasal 77

cukup jelas Pasal 78

cukup jelas Pasal 79

cukup jelas

Pasal 80 cukup jelas

Pasal 81

cukup jelas Pasal 82

cukup jelas Pasal 83

cukup jelas

Pasal 84 cukup jelas

Pasal 85 cukup jelas

Pasal 86

Page 187: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

181 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “beralihnya kepemilikan” antara

lain karena atas Barang Milik Daerah dimaksud telah terjadi Pemindahtanganan atau dalam rangka

menjalankan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya.

Yang dimaksud dengan “karena sebab lain” antara lain karena hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, dan

mencair. Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 87

cukup jelas

Pasal 88 cukup jelas

Pasal 89 cukup jelas

Pasal 90

cukup jelas Pasal 91

cukup jelas Pasal 92

cukup jelas

Pasal 93 cukup jelas

Pasal 94

cukup jelas Pasal 95

cukup jelas Pasal 96

cukup jelas

Pasal 97 cukup jelas

Pasal 98

cukup jelas Pasal 99

cukup jelas Pasal 100

cukup jelas

Pasal 101 Cukup jelas

Pasal 102 Cukup jelas

Page 188: PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN …

182 NA Raperda Kab Tuban ttg Pengelolaan Barang Milik Daerah_2017

Pasal 103 cukup jelas

Pasal 104 Cukup jelas

Pasal 105 Cukup jelas

Pasal 106

Cukup jelas Pasal 107

Cukup jelas Pasal 108

Cukup jelas

Pasal 109 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR

…………….