penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

download penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

of 175

Transcript of penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    1/175

    1

    PEMERINTAH PROVINSI

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Proyek Peningkatan Kapasitas

    Berkelanjutan Untuk Desentralisasi

    Sustainable Capacity Building forDecentralization (SCBD) Project

    (ADB Loan 1964-INO)

    Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi

    Daerah Istimewa Yogyakarta

    No. Tlp. (0274)9566030 E-mail: [email protected]

    LAPORAN KEGIATANPEMBUATAN

    PEDOMAN

    PENYUSUNAN DAN

    EVALUASI

    KELEMBAGAANPEMERINTAH

    PROVINSI DAERAH

    ISTIMEWA

    YOGYAKARTA

    2 0 1 0

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    2/175

    2

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR

    BAB I PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang

    B. Tujuan dan Sasaran

    C.

    Ruang Lingkup

    D. Output Kegiatan

    E. Hasil yang Diharapkan

    F.

    Tinjauan Pustaka

    G. Metode Pelaksanaan

    H.

    WorkplanI. Jadual Kegiatan

    BAB II LANDASAN YURIDIS

    A. Undang-undang

    B. Peraturan Pemerintah

    C. Peraturan Menteri

    D. Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur

    BAB III. HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

    1.

    Sekretariat Daerah

    2. Sekretariat DPRD

    3. Inspektorat

    4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    5. Dinas Daerah

    6. Lembaga Teknis Daerah

    B. Besaran Organisasi

    1.

    Sekretariat Daerah

    2. Sekretariat DPRD

    3.

    Dinas Daerah

    4.

    Lembaga Teknis DaerahC. Susunan Organisasi

    1.

    Sekretariat Daerah

    2. Sekretariat DPRD

    3.

    Inspektorat

    4. Bappeda

    5.

    Dinas Daerah

    6. Lembaga Teknis Daerah

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    3/175

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    4/175

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang

    Untuk menata kembali perangkat daerah, Pemerintah

    telah mengeluarkan PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah dan Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang

    Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Dalam

    Penjelasan Umum PP No. 41 Tahun 2007 itu dijelaskan bahwa

    dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah

    dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang

    membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi

    dalam sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk

    inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk

    badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan

    dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik,

    diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana

    urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah. Dasar utama

    penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi

    adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

    daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun

    tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan

    harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.

    Dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007 itu dijelaskan

    bahwa reformasi birokrasi baik pada pemerintah pusat maupunpemerintah daerah merupakan kebutuhan dalam upaya

    mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).

    Reformasi birokrasi pada tataran pemerintah daerah antara lain

    bidang organisasi perangkat daerah yang diarahkan untuk

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    5/175

    5

    terciptanya organisasi yang efisien, efektif, rasional dan

    proporsional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah

    serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi

    serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Dalam

    penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu

    oleh perangkat daerah yang diformulasikan berdasarkan prinsip-

    prinsip manajemen yang terdiri atas unsur pimpinan, unsur staf,

    unsur pengawas, unsur perencana, unsur pelaksana, unsur

    pendukung dan unsur pelayanan. Dasar utama penyusunan

    perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya

    urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang

    terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Namun tidak berarti

    bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk

    ke dalam organisasi tersendiri. Pembinaan dan pengendalian

    organisasi dimaksudkan dalam rangka penerapan koordinasi,

    integrasi, sinkronisasi dan simplikasi antar daerah dan antar

    sektor, sehingga masing-masing pemerintah daerah taat asas dan

    taat norma dalam penataan kelembagaan perangkat daerah, yang

    dilaksanakan melalui fasilitasi, asistensi, pemberian arahan,

    pedoman, bimbingan, supervisi, pelatihan serta kerjasama.

    Dalam penataan kelembagaan perangkat daerah harus

    menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan misi

    yang jelas, pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta fungsi

    pendukung secara tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali

    serta tatakerja yang jelas.Namun demikian, secara umum, kondisi birokrasi

    organisasi pemerintahan di Indonesia dapat dijelaskan secara

    singkat sebagai berikut. Struktur organisasi pemerintahan di

    Indonesia bersifat officialdom (kerajaan pejabat). Artinya

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    6/175

    6

    ialah area ofisial yurisdiktif, yang mempunyai tugas dan

    tanggung jawab resmi (official duties), yang bekerja dalam

    tatanan pola hirarki sebagai perwujudan dari tingkatan otoritas

    dan kekuasaannya (Miftah Thoha, 2003).

    Di samping itu, struktur organisasi pemerintahan di

    Indonesia mengalami bureaucratism (patologi birokrasi),

    yang terindikasi antara lain dari sifat-sifat swollen

    (membengkak/tambun), sluggish (melempem), cumbersome

    (tidak praktis), inefficient (boros), routine (stagnan), rigid

    (kaku), narrow (tidak berwawasan), complex procedures

    (berbelit-belit), dan formal measures (mengutamakan

    formalitas) (Warsito Utomo, 2005).

    Lebih jauh lagi, ciri-ciri struktur organisasi dan tata kerja

    (SOTK) organisasi perangkat daerah adalah: (1) jenis/macam

    SKPD tidak didasarkan pada analisis kebutuhan pelayanan

    publik; (2) besaran/jumlah SKPD tidak didasarkan pada

    analisis jabatan; (3) susunan/unit-unit SKPD tidak didasarkan

    pada analisis beban kerja; (4) koordinasi antarSKPD tidak

    berpola networking; dan (5) relasi antara SKPD dengan

    stakeholders tidak berpola kolaboratif. Faktor-faktor penyebab

    terjadinya hal ini adalah: (1) intervensi pemerintah pusat yang

    terlalu jauh pada hal-hal yang bersifat teknis dalam penyusunan

    organisasi perangkat daerah; dan (2) absensinya partisipasi

    stakeholders dalam perancangan organisasi perangkat daerah

    (Ulung Pribadi, 2009).Secara khusus, dalam kerangka melaksanakan peraturan

    dari Pemerintah itu, Daerah Istimewa Yogyakarta telah

    mengeluarkan beberapa peraturan daerah dan peraturan

    gubernur. Peraturan ini meliputi Peraturan Daerah Provinsi

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    7/175

    7

    Daerah Istimewa Yogyakarta No. 5 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat

    DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Peraturan Daerah

    Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 6 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Organisasi dan Tata Kerja Dinas

    Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Peraturan Daerah

    Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan

    Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Peraturan Gubernur No. 37 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas

    dan Fungsi Satuan Organisasi Perangkat Daerah.

    Namun demikian, dalam kenyataannya, dalam

    penyusunan dan evaluasi di lingkungan Pemerintah Provinsi

    DIY ternyata masih banyak menghadapi kendala. Aturan dari

    pusat sering tidak klop dengan kebutuhan riil di daerah.

    Misalnya: antara keharusan membentuk Dinas dengan

    kebutuhan membentuk Badan, antara teori dan praktek selalu

    tidak klop. Peraturan sering membuat bingung di dalam

    pelaksanaannya, dikarenakan tidak cocok dengan teori yang ada.

    Misalnya dalam bidang keuangan, seharusnya dilembagakan

    dengan Dinas, bukan Badan. Akan tetapi peraturan pemerintah

    memerintahkan dengan Badan. Kesulitan yang dihadapi adalah

    menentukan lembaga teknis-lembaga teknisnya (wawancara

    dengan Kabag Kelembagaan Biro Organisasi Setda PropinsiDIY, 7 September 2010). Di DIY sejauh ini belum ada pedoman

    tentang penyusunan dan evaluasi kelembagaan. Hal ini

    mengakibatkan ketidakjelasan praktek di lapangan dalam

    menyusun dan mengevaluasi kedudukan, tugas dan fungsi

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    8/175

    8

    SOPD, besaran/jumlah SOPD, susunan SOPD, dan eselonisasi

    SOPD. Dengan demikian, rumusan masalahnya adalah sebagai

    berikut: Bagaimanakah pedoman penyusunan dan evaluasi

    kelembagaan Pemerintah Provinsi DIY yang tidak bertentangan

    dengan aturan dari pusat di satu pihak dan yang dapat

    mengakomodasi kebutuhanstakeholdersdi daerah?

    B. Tujuan dan Sasaran

    Tujuan kegiatan ini adalah dibuatnya pedoman

    penyusunan dan evaluasi kelembagaan Pemerintah Provinsi

    DIY yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan-

    undangan dari pusat dan yang dapat mengakomodasi kebutuhan

    pelayanan publik stakeholders di daerah. Sasaran-sasarannya

    adalah: (1) penyusunan dan evaluasi tentang kedudukan, tugas

    dan fungsi SOPD; (2) penyusunan dan evaluasi besaran/jumlah

    SOPD; (3) penyusunan dan evaluasi susunan/sub-sub unit dalam

    SOPD; dan (4) penyusunan dan evaluasi eselonisasi dalam

    SOPD.

    C. Ruang Lingkup

    (1)Dirumuskannya kriteria dan langkah-langkah

    penyusunan dan evaluasi tentang kedudukan, tugas dan

    fungsi SOPD;

    (2)Dirumuskannya kriteria dan langkah-langkah

    penyusunan dan evaluasi besaran/jumlah SOPD;(3)

    Dirumuskannya kriteria dan langkah-langkah

    penyusunan dan evaluasi susunan/sub-sub unit dalam

    SOPD.

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    9/175

    9

    D. OutputKegiatan

    Dibuatnya buku Pedoman Penyusunan dan Evaluasi

    Kelembagaan Pemerintah Provinsi DIY. Buku ini dapat

    ditindaklanjuti menjadi draft Peraturan Gubernur tentang

    Penyusunan dan Evaluasi Kelembagaan Pemerintah Provinsi

    DIY.

    E. Hasil yang Diharapkan

    Meningkatnya kejelasan, kesepahaman, dan kesepakatan

    stakeholders pemerintahan DIY tentang kriteria dan langkah-

    langkah yang digunakan dalam menyusun dan mengevaluasi

    kelembagaan di lingkungan Pemerintahan Provinsi DIY.

    F. Tinjauan Pustaka

    Secara singkat tinjauan pustaka dan kerangka teoritik

    yang berkaitan dengan masalah struktur organisasi dapat

    dijelaskan sebagai berikut.

    Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi? the

    structure of an organization is the pattern of rules, positions,

    and roles that give shape and coherence to its strategy and

    process, and is typically described in organization charts, job

    descriptions and patterns of authority (Leach, Stewart, dan

    Waish,1994). Lebih jauh menurut mereka struktur organisasi

    mencakup elemen-elemen diferensiasi (differentiation), integrasi

    (integration), sentralisasi (centralization) dan desentralisasi(decentralization), formalisasi (formalization), spesialisasi

    (specialization) dan generalisasi (generalization), independensi

    (independence) dan interdependensi (interdependence).

    Sementara itu, menurut Mintzberg, struktur organisasi adalah

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    10/175

    10

    the division of labor into various tasks to be performed and the

    coordination of these tasks to accomplish the activity

    (Mintzberg,1979).

    Apa cakupan struktur organisasi? ada lima bagian pokok

    yang membentuk struktur organisasi, yakni the strategic apex,

    the middle line, the operating core, the technostructure, dan the

    support staff. The strategic apexberkedudukan sebagai leaders

    dan managers organisasi dan berfungsi membuat kebijakan,

    memimpin dan membina pelaksanaan kebijakan, dan

    mengevaluasi pelaksanaan kebijakan organisasi. The middle line

    berkedudukan sebagai pelaksana utama yang menghubungkan

    antara bagian pimpinan dan bagian operator dan berfungsi

    melaksanakan tugas-tugas pekerjaan atau urusan-urusan

    organisasi. The operating coreberkedudukan sebagai pelaksana

    tingkat bawah dan berfungsi menjaga inputsuntuk diproduksi

    oleh organisasi, mentransformasi inputs tersebut menjadi

    outputs, mendistribusikan outputs, dan menyediakan dukungan

    langsung pada inputs, transformasi, dan outputs tersebut. The

    technostructure berkedudukan sebagai ahli dan berfungsi

    mendesain, merencanakan, mengubah, atau melatih orang agar

    pekerjaan-pekerjaan organisasi dapat dilaksanakan dengan lebih

    efektif. Dan the support staff berkedudukan sebagai pendukung

    dan berfungsi menyediakan hal-hal yang bersifat komplemen

    bagi organisasi (Mintzberg,1979).

    Lebih jauh lagi, menurut Mintzberg, faktor-faktor yangmenentukan pembentukan struktur organisasi meliputi: umur

    dan ukuran organisasi (age and size), teknologi (technical

    system), lingkungan (environment), dan kekuasaan (power).

    Umur dan ukuran organisasi menyangkut lama atau barunya

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    11/175

    11

    sebuah organisasi dan luas (besar) dan sempit (kecil)nya sebuah

    organisasi. Umur juga menyangkut masa lalu organisasi yang

    diwariskan di masa kini. Teknologi merupakan peralatan dan

    sistem kerja yang dipergunakan dalam organisasi. Lingkungan

    menyangkut kondisi sosial, ekonomi, politik dan lainnya yang

    ada di luar organisasi. Kekuasaan menyakut kewenangan dan

    otoritas yang ada dalam organisasi.

    Bagaimana pemikiran para ahli tentang struktur

    organisasi? Pemikiran-pemikiran para ahli tentang struktur

    organisasi telah mengalami perkembangan dalam tiga perspektif

    atau paradigma.

    Perspektif pertama (Old Public Administration) yang

    berkembang pada awal abad ke-20 memberikan penjelasan

    tentang struktur organisasi sebagai berikut. Bahwa agar dapat

    mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi

    (negara/pemerintahan), maka struktur organisasi didesain

    dengan ciri-ciri hirarkis, piramidal, top-down, vertikal, closed-

    system (Weber,1958; Wilson,1987; Taylor,1947; Fayol,1949;

    White,1926; Willoughby,1927, Parkinson,1957).

    Kritik terhadap perspektif pertama yang diberikan oleh

    para ahli generasi berikutnya adalah sebagai berikut. Bahwa

    desain struktur organisasi seperti itu memunculkan - bukan

    efektivitas dan efisiensi organisasi - ciri-ciri organisasi yang

    boros, koruptif, bengkak, dan berorientasi pada kepentingan

    internal birokrasi.Perspektif kedua (New Public Management) yang

    berkembang pada sepertiga terakhir abad ke-20 memberikan

    penjelasan tentang struktur organisasi sebagai berikut. Bahwa

    agar dapat mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    12/175

    12

    (negara/pemerintahan), maka struktur organisasi didesain

    dengan ciri-ciri desentralistis, adaptif terhadap pasar bebas,

    responsif thd pelanggan, ramping, (Lawrence and

    Lorsch,1967; Galbraith,1977; Gifford & Pinchot,1993; Osborne

    and Gaebler,1992).

    Kritik terhadap perspektif kedua dari generasi berikutnya

    adalah sebagai berikut. Bahwa struktur organisasi seperti itu

    justru menjauhkan organisasi pemerintahan dengan rakyatnya.

    Orientasi pada pasar dan pelanggan justru lebih mengutamakan

    kepentingan individu dan institusi daripada kepentingan publik.

    Perspektif ketiga (New Public Service) yang berkembang

    pada awal abad ke-21 memberikan penjelasan tentang struktur

    organisasi sebagai berikut. Bahwa agar dapat mencapai

    efektivitas dan efisiensi organisasi (negara/pemerintahan), maka

    struktur organisasi didesain dengan ciri-ciri adaptif terhadap

    kebutuhan pelayanan publik, hasil dialog dengan stakeholders,

    networking, dan kolaboratif (Denhardt and Denhardt,2003;

    Evan and Boyte,1986; Gardner,1991; Friedrichsen,2006;

    Smith,2007; Lubell and Futon,2007; Meek,2008).

    Menurut perspektif yang ketiga ini, penekanan yang

    harus dilakukan dalam mendesain ulang organisasi

    pemerintahan adalah penciptaan organisasi pemerintahan yang

    memiliki sifat-sifat: (1) melayani warganegara, bukan pelanggan

    (serve citizens, not customers). Kepentingan publik adalah hasil

    dari dialog tentang nilai-nilai yang disetujui bersama daripadaagregasi kepentingan-kepentingan individu sendiri. Oleh karena

    itu, pegawai pemerintah bukan merespon permintaan para

    pelanggan, akan tetapi berfokus pada pengembangan relasi-

    relasi kepercayaan dan kolaborasi dengan dan di antara para

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    13/175

    13

    warganegara; (2) mengejar kepentingan publik (seek the public

    interests). Administrator publik harus mampu menyumbang

    pengembangan kolektivitas atau kepentingan publik yang

    disetujui bersama. Tujuan yang perlu diraih adalah bukan solusi

    cepat yang dikendalikan oleh pilihan individu akan tetapi

    penciptaan kepentingan bersama (shared interests) dan tanggung

    jawab bersama (shared responsibility); (3) nilai

    kewarganegaraan di atas kewiraswastaan (value citizenship over

    entrepreneurship). Kepentingan publik lebih baik dicapai oleh

    pegawai pemerintah dan warganegara dengan komitmen untuk

    membuat kontribusi yang bermakna kepada masyarakat

    ketimbang oleh para manajer yang berjiwa kewiraswastaan yang

    bertindak untuk mengejar uang; (4) berfikir strategis, bertindak

    demokratis (think strategically, act democratically). Kebijakan-

    kebijakan dan program-program yang ditujukan untuk

    memenuhi kebutuhan publik dapat dicapai secara lebih efektif

    dan bertanggung jawab melalui usaha-usaha kolektif dan proses

    kolaboratif; (5) mengakui bahwa akuntabilitas adalah tidak

    sederhana (recognize that accountability is not simple). Pegawai

    pemerintah mesti lebih menarik perhatian daripada pasar;

    mereka mesti juga menaruh perhatian pada peraturan

    perundangan, nilai-nilai komunitas, norma-norma politik,

    standar profesional, dan kepentingan-kepentingan warganegara;

    (6) melayani daripada mengendalikan (serve rather than steer).

    Adalah sangat penting bagi pegawai pemerintah untukmenggunakan kepemimpinan yang berdasar nilai dan

    kebersamaan dalam membantu warganegara mengartikulasikan

    kepentingan-kepentingan bersama mereka daripada mencoba

    mengontol atau mengendalikan masyarakat melalui perintah-

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    14/175

    14

    perintah baru; (7) orang yang bernilai, bukan sekedar

    produktivitas (value people, not just productivity). Organisasi-

    organisasi publik dan jaringannya dalam mana mereka

    berpartisipasi akan lebih sukses dalam jangka panjang jika

    mereka dioperasikan melalui proses kolaborasi dan

    kepemimpinan yang berbagi (shared leadership) yang

    didasarkan pada penghormatan terhadap semua orang (Denhardt

    and Denhardt,2003).

    Kerangka teoritik yang dipakai untuk melakukan

    reformasi kelembagaan birokrasi pemerintahan di Indonesia di

    era demokrasi dan keterbukaan sekarang ini adalah perspektif

    yang ketiga, yakni bahwa penyusunan dan evaluasi

    kelembagaan organisasi pemda mesti memperhatikan faktor-

    faktor yang bukan hanya aturan-aturan dari otoritas yang lebih

    tinggi saja akan tetapi juga harus memadukannya dengan

    analisis kebutuhan pelayanan publik bagi stakeholders di

    daerah.

    G. Metode Pelaksanaan

    Kegiatan ini menggunakan metode pelaksanaannya

    sebagai berikut:

    (1) Studi literatur; yakni mempelajari bacaan dari berbagai

    sumber tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan

    struktur organisasi.

    (2)

    Kajian; yakni mempelajari peraturan perundang-undangandan dokumen-dokumen resmi pemerintahan lainnya yang

    berkaitan dengan organisasi perangkat daerah.

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    15/175

    15

    (3) Wawancara; yakni bertatap muka dengan orang-orang kunci

    di pemerintahan daerah yang mengetahui proses

    penyusunan dan evaluasi organisasi perangkat daerah.

    (4)

    FGD (focus group discussion); yakni melakukan diskusi

    secara mendalam secara bersama-sama dengan wakil-wakil

    dari beberapa SKPD yang telah ditunjuk.

    H.Workplan

    N

    O

    HASIL

    KERJA

    METODE PIHAK

    YANG

    TERLIBAT

    DATA

    1 TOR awal Kajian

    pustaka

    Tim Ahli Data

    sekunder

    2 Pengayaan

    materi

    TOR

    Wawancara

    awal

    Tim Ahli

    Biro

    Organisasi,

    Biro Tata

    Pemerintahan

    , Biro

    Hukum,

    BAPPEDA,

    BagianOrganisasi

    Kabupaten

    Data

    Sekunder:

    perda,

    peraturan

    gubernur,

    dan

    peraturan

    teknis yangterkait

    dengan

    pembentuka

    n SOTK di

    provinsi

    DIY.

    Data

    primer:

    deskripsi

    kebijakan,

    permasalahan dan

    perencanaan

    dalam

    membentuk

    SOTK prop.

    DIY

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    16/175

    16

    3 TOR final Kajian

    ulang

    Tim Ahli

    4 Terlaksananya ruang

    lingkup

    kegiatan 1,

    yakni:

    dirumuska

    nnya

    kriteria

    dan

    langkah-

    langkah

    penyusuna

    n dan

    evaluasi

    tentang

    kedudukan

    , tugas dan

    fungsi

    SOPD.

    Brainstorming

    FGD

    Tim AhliBiro

    Organisasi,

    Biro Tata

    Pemerintahan

    , Biro

    Hukum,

    Bagian

    Organisasi

    Kabupaten

    5 Terlaksana

    nya ruang

    lingkupkegiatan 2,

    yakni:

    dirumuska

    nnya

    kriteria

    dan

    langkah-

    langkah

    penyusuna

    n dan

    evaluasibesaran/ju

    mlah

    SOPD.

    Brainstormi

    ng

    FGD

    Tim Ahli

    Biro

    Organisasi,Biro Tata

    Pemerintahan

    , Biro

    Hukum,

    Bagian

    Organisasi

    Kabupaten

    6 Terlaksana

    nya ruang

    lingkup

    kegiatan 3,

    Brainstormi

    ng

    FGD

    Tim Ahli

    Biro

    Organisasi,

    Biro Tata

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    17/175

    17

    yakni:

    dirumuska

    nnya

    kriteria

    danlangkah-

    langkah

    penyusuna

    n dan

    evaluasi

    susunan/su

    b-sub unit

    dalam

    SOPD.

    Pemerintahan

    , Biro

    Hukum,

    Bagian

    OrganisasiKabupaten

    7 Laporankemajuan

    pembuatan

    buku

    Pedoman

    Penyusuna

    n dan

    Evaluasi

    Kelembag

    aan

    Pemerinta

    h Provinsi

    DIY

    Penulisan Tim Ahli

    8 Reviu

    laporan

    kemajuan

    pembuatan

    buku

    Pedoman

    Penyusuna

    n danEvaluasi

    Kelembag

    aan

    Pemerinta

    h Provinsi

    DIY

    Ekspose Tim Ahli

    Biro

    Organisasi,

    Biro Tata

    Pemerintahan

    , Biro

    Hukum,

    BagianOrganisasi

    Kabupaten

    Instansi lain

    terkait

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    18/175

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    19/175

    19

    I. Jadual Kegiatan

    N

    O

    Kegiatan Bulan

    ke-1

    Bulan

    ke-2

    Bulan ke-3

    1 2 3 4 1 2 3 4M1

    M2

    M3

    M4

    1 TOR awal X

    2 Pengayaan

    materi TOR

    X

    3 TOR final X

    4 Terlaksananya

    ruang lingkup

    kegiatan 1,

    yakni:

    dirumuskannya

    kriteria dan

    langkah-

    langkah

    penyusunan

    dan evaluasi

    tentang

    kedudukan,

    tugas dan

    fungsi SOPD.

    X

    5 Terlaksananya

    ruang lingkupkegiatan 2,

    yakni:

    dirumuskannya

    kriteria dan

    langkah-

    langkah

    penyusunan

    dan evaluasi

    besaran/jumlah

    SOPD.

    X

    6 Terlaksananyaruang lingkup

    kegiatan 3,

    yakni:

    dirumuskannya

    kriteria dan

    langkah-

    langkah

    X

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    20/175

    20

    penyusunan

    dan evaluasi

    susunan/sub-

    sub unit dalam

    SOPD.

    7 Laporan

    kemajuan

    pembuatan

    buku Pedoman

    Penyusunan

    dan Evaluasi

    Kelembagaan

    Pemerintah

    Provinsi DIY

    X

    8 Reviu laporan

    kemajuan

    pembuatan

    buku Pedoman

    Penyusunan

    dan Evaluasi

    Kelembagaan

    Pemerintah

    Provinsi DIY

    X

    9 Revisi Laporan

    kemajuan

    pembuatan

    buku Pedoman

    Penyusunan

    dan Evaluasi

    Kelembagaan

    Pemerintah

    Provinsi DIY

    X

    10

    Reviu Laporanakhir

    pembuatan

    buku Pedoman

    Penyusunan

    dan Evaluasi

    Kelembagaan

    Pemerintah

    X

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    21/175

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    22/175

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    23/175

    23

    1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2005

    tentang Pedoman Analisis Jabatan di Lingkungan

    Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah.

    2.

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun

    2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi

    Perangkat Daerah.

    3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun

    2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di

    Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah

    Daerah.

    D. Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur.

    1. Peraturan Daerah Provinsi DIY No. 5 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan

    Sekretariat DPRD Provinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta.

    2. Peraturan Daerah Provinsi DIY No. 6 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta.

    3. Peraturan Daerah Provinsi DIY No. 7 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis

    Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta.

    4.

    Peraturan Gubernur No. 37 Tahun 2008 tentang RincianTugas dan Fungsi Satuan Organisasi Perangkat Daerah

    Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    24/175

    24

    BAB III

    HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

    1. Sekretariat Daerah

    Dari hasil data dokumenter dan wawancara yang

    diperoleh dari para informan dapat dipaparkan sebagai berikut.

    Dalam Perda Provinsi DIY No. 5 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat

    DPRD Provinsi DIY disebutkan bahwa kedudukan Sekretariat

    Daerah adalah merupakan unsur staf yang membantu Gubernur

    dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas

    daerah dan lembaga teknis daerah dalam rangka

    penyelenggaraan pemerintahan daerah.

    Dalam peraturan itu juga disebutkan bahwa tugas

    Sekretariat Daerah adalah menyusun kebijakan pemerintahan

    daerah, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dinas daerah dan

    lembaga teknis daerah, memantau dan mengevaluasi

    pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah, serta melaksanakan

    pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah.

    Dalam peraturan itu juga disebutkan bahwa Sekretariat

    Daerah mempunyai fungsi: 1) perumusan program lingkupSekretariat Daerah; 2) perumusan kebijakan penyelenggaraan

    pemerintahan daerah; 3) pengkoordinasian pelaksanaan tugas

    dinas daerah dan lembaga teknis daerah; 4) pemantauan dan

    pengevaluasian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    25/175

    25

    pemerintahan daerah; 5) penyelenggaraan pembinaan

    administrasi pemerintahan dan aparatur pemerintahan daerah; 6)

    pengelolaan sarana dan prasarana Pemerintah Daerah; 7)

    pengelolaan ketatausahaan, kerumahtanggaan dan keuangan

    Sekretariat Daerah; 8) pelaksanaan tugas lain yang diberikan

    oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

    Dalam Peraturan Gubernur No. 37 Tahun 2008 tentang

    Rincian Tugas dan Fungsi Satuan Organisasi di Lingkungan

    Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD disebutkan tentang

    tugas dan fungsi masing-masing Asisten Pemerintahan dan

    Kesejahteraan Rakyat, Asisten Perekonomian dan

    Pembangunan, dan Asisten Administrasi Umum.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan

    fungsi masing-masing Biro Tata Pemerintahan, Biro Hukum,

    Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan,

    Biro Administrasi Perekonomian dan Sumberdaya Alam, Biro

    Administrasi Pembangunan, Biro Administrasi Pembangunan,

    Biro Organisasi, dan Biro Umum, Humas dan Protokol.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan

    fungsi masing-masing Bagian Pemerintahan Umum, Bagian

    Otonomi, Bagian Kependudukan, dan Bagian Pertanahan.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan fungsi

    masing-masing Subbagian Tata Praja, Subbagian

    Pengembangan Wilayah, Subbagian Tata Usaha, Subbagian

    Penyelenggaraan, Subbagian Fasilitasi PenyelenggaraanPemerintahan Desa, Subbagian Pengembangan Otonomi

    Daerah, Subbagian Bina Administrasi Kependudukan,

    Subbagian Pendataan dan Informasi Kependudukan, Subbagian

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    26/175

    26

    Catatan Sipil, Subbagian Administrasi Pertanahan, Subbagian

    Pengendalian, dan Subbagian Pengurusan Pertanahan.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan

    fungsi masing-masing Bagian Perundang-undangan, Bagian

    Pengawasan Produk Hukum Kabupaten/Kota, Bagian

    Dokumentasi dan Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum, dan

    Bagian Bantuan dan Layanan Hukum. Dalam pergub itu juga

    disebutkan tentang tugas dan fungsi masing-masing Subbagian

    Peraturan Daerah, Subbagian Peraturan Gubernur, Subbagian

    Pengkajian Hukum, Monitoring dan Evaluasi Peraturan

    Perundang-undangan, Subbagian Pembinaan dan Evaluasi

    Rancangan Produk Hukum, Subbagian Klarifikasi Produk

    Hukum, Subbagian Dokumentasi Hukum, Subbagian Tata

    Usaha, Subbagian Sengketa Hukum, Subbagian Supremasi

    Hukum, dan Subbagian Layanan Hukum.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan

    fungsi masing-masing Bagian Analisa Kebijakan Kesejahteraan

    Rakyat, Bagian Analisa Kebijakan Keluarga Berencana dan

    Pemberdayaan Masyarakat, dan Bagian Bina Mental dan

    Spiritual. Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan

    fungsi masing-masing Subbagian Pendidikan, Subbagian

    Kesehatan, Subbagian Sosial dan Tenaga Kerja, Subbagian

    Pengembangan Budi Pekerti dan Kedisiplinan, Subbagian

    Fasilitasi Kehidupan Beragama, dan Subbagian Tata Usaha.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas danfungsi masing-masing Bagian Analisa Kebijakan Produktivitas,

    Bagian Bina Kapasitas, dan Bagian Bina Sumberdaya Alam.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan fungsi

    masing-masing Subbagian Koperasi, Usaha Kecil dan

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    27/175

    27

    Menengah, Subbagian Perindustrian dan Perdagangan,

    Subbagian Analisa Potensi Daerah, subbagian Badan Usaha

    Daerah, Subbagian Tata Usaha, Subbagian Pertanian dan

    Ketahanan Pangan, Subbagian Kehutanan, Perkebunan,

    Perikanan dan Kelautan, dan Subbagian Lingkungan Hidup.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan

    fungsi masing-masing Bagian Analisa Kebijakan Pembangunan,

    Bagian Dekonsentrasi, dan Bagian Penelitian dan

    Pengembangan. Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas

    dan fungsi masing-masing Subaggian Pekerjaan Umum dan

    ESDM, Subbagian Kebudayaan dan Pariwisata, Subbagian

    Perhubungan, Subbagian Analisa Dekonsentrasi, Subbagian

    Monitoring, Evaluasi dan Verifikasi Dekonsentrasi, Subbagian

    Penelitian, Subbagian Pengembangan, dan subbagian Tata

    Usaha.

    Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan

    fungsi masing-masing Bagian Kelembagaan, Bagian Analisa

    dan Formasi Jabatan, dan Bagian Tatalaksana. Dalam pergub itu

    juga disebutkan tentang tugas dan fungsi masing-masing

    Subbagian Analisis dan Pengembangan, Subbagian Pembinaan

    dan Pengendalian Kabupaten/Kota, subbagian Budaya dan

    Kapasitas, Subbagian Analisa Jabatan, Subbagian

    Pengembangan Kinerja Jabatan, Subbagian Tata Usaha,

    Subbagian Sistem dan Prosedur, Subbagian Standarisasi, dan

    Subbagian Tatalaksana Pelayanan Umum.Dalam pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan

    fungsi masing-masing Bagian Administrasi, Bagian Pelayanan,

    Bagian Protokol, dan Bagian Hubungan Masyarakat. Dalam

    pergub itu juga disebutkan tentang tugas dan fungsi masing-

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    28/175

    28

    masing Subbagian Arsip, Subbagian Tata Usaha Biro,

    Subbagian Keuangan, Subbagian Rumah Tangga dan Sarana

    Prasarana, Subbagian Kendaraan, Subbagian Sandi dan

    Telekomunikasi, Subbagian Upacara, Subbagian Tamu,

    Subbagian Tata Usaha Pimpinan, Subbagian Publikasi,

    Dokumentasi dan Media Massa, dan Subbagian Hubungan

    AntarLembaga.

    Dari data wawancara diperoleh informasi bahwa tupoksi

    (tugas pokok dan fungsi) antara satu instansi dengan instansi

    lainnya ada yang tumpang tindih. Contoh kongkritnya, tumpang

    tindih antara tupoksi Biro Administrasi Pembangunan di Setda

    dengan tupoksi di salah satu unit Bappeda. Dalam penentuan

    kriteria jenis dan macam SKPD merujuk kepada PP 41/2007,

    dengan melihat skala prioritas di pemerintah daerah. DPRD

    Propinsi DIY selama ini juga berperan serta dalam menentukan

    urutan prioritas tersebut. Setiap usulan dari eksekutif selalu

    disusun berdasarkan sebuah kajian dan studi banding.

    Permasalahan yang terjadi justeru dari 7 Biro yang dibentuk

    ternyata terjadi tumpang tindih kewenangan, misalnya:

    BAPPEDA menurut PP 6/2008 jo. PP 39/2006 memiliki

    kewenangan perencanaan pembangunan. Akan tetapi setelah

    ditetapkan Perda Prop DIY 5/2009 kewenangan BAPPEDA

    tumpang tindih dengan kewenangan Biro Administrasi

    Pembangunan Bagian Dekonsentrasi, dimana menurut Perda

    5/2009 Bagian Dekonsentrasi memiliki kewenangan melakukanperencanaan anggaran dari dana dekonsentrasi. Perda 5/2009

    dibuat mendasarkan pada Permendagri 57/2007 jo PP 7/2008

    mengenai pengelolaan dana dekonsentrasi, ditetapkan bahwa

    Gubernur harus menunjuk satu SKPD yang akan

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    29/175

    29

    menyelenggarakan dekonsentrasi (wawancara dengan Biro

    Hukum Setda Provinsi DIY, 28 September 2010). Lebih jauh

    lagi, menurut keterangan dari informan, tupoksi yang dimiliki

    oleh suatu SKPD kadang-kadang tidak mencerminkan SKPD itu

    (wawancara dengan Biro Hukum Setda Provinsi DIY, 28

    September 2010).

    Biro Tata Pemerintahan juga menjalankan fungsi antara

    yang dilaksanakan untuk mengisi kekosongan jabatan agar

    fungsi pemerintahan dapat dijalankan. Hal ini biasanya

    disebabkan lembaga yang didirikan belum siap atau belum

    didirikan (wawancara dengan Biro Tata Pemerintahan, Kamis,

    14 Oktober 2010).

    Dengan demikian, ada beberapa hal dari kedudukan dan

    tugas pokok dan fungsi setda itu yang perlu dicermati. Pertama,

    kedudukannya, apa yang dimaksud staf gubernur? Kedua,

    tugasnya, apakah overlapping dengan fungsinya? Apa yang

    dimaksud dengan tugas?. Ketiga, fungsinya, apakah tetap

    dalam koridor staf gubernur tersebut?Mengapa Tupoksi salah

    satu unitnya bisa overlappingdengan tupoksi salah satu unit di

    Bappeda? Bertentangan dengan teori? Bertentangan dengan

    peraturan?

    Penyusunan kedudukan Sekretariat Daerah dapat dirujuk

    ke dalam beberapa aturan perundangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 3 ayat (1), dinyatakan bahwa sekretariat daerahmerupakan unsur staf. Dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007

    tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah,

    pada huruf A. Pendahuluan, dinyatakan bahwa dalam

    penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    30/175

    30

    oleh perangkat daerah yang diformulasikan berdasarkan prinsip-

    prinsip manajemen yang terdiri atas unsur pimpinan, unsur staf,

    unsur pengawas, unsur perencana, unsur pelaksana, unsur

    pendukung dan unsur pelayanan. Dalam Penjelasan atas PP No.

    41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada

    Umum, dinyatakan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan

    daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri

    dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan

    koordinasi, diwadahi dalam sekretariat.

    Penyusunan tugas Sekretariat Daerah dapat dirujuk ke

    dalam beberapa aturan perundangan sebagai berikut. Dalam PP

    No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada

    pasal 3 ayat (2), dinyatakan bahwa sekretariat daerah

    mempunyai tugas dan kewajiban membantu gubernur dalam

    menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan

    lembaga teknis daerah.

    Penyusunan fungsi Sekretariat Daerah dapat dirujuk ke

    dalam beberapa aturan perundangan sebagai berikut. Dalam PP

    No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada

    pasal 3 ayat (3), dinyatakan bahwa sekretariat daerah dalam

    melaksanakan tugas dan kewajiban menyelenggarakan fungsi:

    penyusunan kebijakan pemerintahan daerah; pengoordinasian

    pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

    pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan

    daerah; pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahandaerah; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur

    sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam Penjelasan atas PP

    No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada

    pasal 23, dinyatakan bahwa perangkat daerah yang

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    31/175

    31

    menyelenggarakan fungsi staf seperti bidang hukum, organisasi,

    hubungan masyarakat, protokol dan pelayanan administratif,

    serta fungsi pemerintahan umum lainnya antara lain bidang

    penanganan perbatasan dan administrasi kerja sama luar negeri,

    yang termasuk sebagai bagian dari urusan pemerintahan, dan

    tidak termasuk fungsi dinas maupun lembaga teknis daerah

    diwadahi dalam sekretariat daerah. Dalam Permendagri No. 57

    Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi

    Perangkat Daerah, pada B.2.a, dinyatakan bahwa Tugas dan

    fungsi masing-masing perangkat daerah ditetapkan sesuai

    dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah dengan ruang lingkup dan

    kewenangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun

    2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

    Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

    Daerah Kabupaten/Kota, serta potensi dan karakteristik daerah

    masing-masing. Sekretariat Daerah sebagai unsur staf pada

    hakekatnya menyelenggarakan fungsi koordinasi perumusan

    kebijakan, koordinasi pelaksanaan tugas dinas daerah dan

    lembaga teknis daerah mulai dari proses perencanaan,

    pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan serta pelayanan

    admistratif. Selain itu Sekretariat daerah juga dapat

    melaksanakan fungsi hukum dan perundang-undangan,

    organisasi dan tatalaksana, hubungan masyarakat, protokol, serta

    fungsi pemerintahan umum lainnya yang tidak tercakup dalamtugas dinas dan lembaga teknis, misalnya penanganan urusan

    kerjasama, perbatasan dan lain-lain.

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    32/175

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    33/175

    33

    Dalam Peraturan Gubernur No. 37 Tahun 2008 tentang

    Rincian Tugas dan Fungsi Satuan Organisasi di Lingkungan

    Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD disebutkan tentang

    tugas dan fungsi masing-masing Bagian Legislasi dan

    Pengkajian, Bagian Persidangan, Bagian Umum, Bagian

    Penyusunan Program dan Keuangan, Kelompok Jabatan

    Fungsional.

    Dalam Peraturan Gubernur No. 37 Tahun 2008 itu juga

    disebutkan tentang tugas dan fungsi masing-masing Subbagian

    Legislasi, Subbagian Pengkajian dan Pengembangan, Subbagian

    Perpustakaan, Data dan Teknologi Informasi, Subbagian

    Risalah dan Rapat, Subbagian Pelayanan Alat Kelengkapan

    Dewan, Subbagian Dokumentasi, Subbagian Tata usaha dan

    Kepegawaian, Subbagian Rumah Tangga, Subbagian Humas

    dan Protokol, Subbagian Penyusunan Program, Subbagian

    Keuangan, dan Subbagian Monitoring dan Evaluasi.

    Penyusunan kedudukan Sekretariat DPRD dapat dirujuk

    ke dalam beberapa peraturan perundang-undangan sebagai

    berikut. Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah, pada pasal 4 ayat (1), dinyatakan bahwa

    sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah yang selanjutnya

    disebut sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap

    DPRD. Dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang

    Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, pada

    huruf A. Pendahuluan, dinyatakan bahwa dalampenyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu

    oleh perangkat daerah yang diformulasikan berdasarkan prinsip-

    prinsip manajemen yang terdiri atas unsur pimpinan, unsur staf,

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    34/175

    34

    unsur pengawas, unsur perencana, unsur pelaksana, unsur

    pendukung, dan unsur pelayanan.

    Penyusunan tugas Sekretariat DPRD dapat dirujuk ke

    dalam beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut.

    Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah, pada pasal 4 ayat (2), dinyatakan bahwa sekretariat

    DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi

    kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan

    tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta

    mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD

    sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

    Penyusunan fungsi Sekretariat DPRD dapat dirujuk ke

    dalam beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut.

    Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah, pada pasal 4 ayat (3), dinyatakan bahwa sekretariat

    DPRD dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:

    penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;

    penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;

    penyelenggaraan rapatrapat DPRD; dan penyediaan dan

    pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

    Dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

    Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, pada B.2.b,

    dinyatakan bahwa Tugas dan fungsi masing-masing perangkat

    daerah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor

    41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah denganruang lingkup dan kewenangan berdasarkan Peraturan

    Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

    Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, serta potensi dan

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    35/175

    35

    karakteristik daerah masing-masing. Sekretariat DPRD sebagai

    unsur pelayanan pada hakekatnya memberikan pelayanan

    administratif kepada dewan yang meliputi kesekretariatan,

    pengelolaan keuangan, fasilitasi penyelenggaraan rapat-rapat

    dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan sesuai

    kemampuan keuangan daerah masing-masing.

    3. Inspektorat

    Dari hasil data yang diperoleh dari berbagai pihak dapat

    dipaparkan sebagai berikut.

    Dalam Perda Provinsi DIY No. 7 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan

    Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    disebutkan bahwa kedudukan Inspektorat adalah unsur

    pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Inspektorat

    mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

    urusan pemerintahan di daerah Provinsi, pelaksanaan pembinaan

    atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan

    pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah Kabupaten/Kota.

    Inspektorat mempunyai fungsi : 1) perencanaan program

    pengawasan; 2) perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

    3) pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas

    pengawasan; 4) pengawasan terhadap pelaksanaan urusanpemerintahan daerah; 5) pembinaan atas penyelenggaraan

    pemerintahan daerah Kabupaten/Kota, dan pelaksanaan urusan

    pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota; 6) penyelenggaraan

    kegiatan ketatausahaan.

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    36/175

    36

    Penyusunan kedudukan Inspektorat dapat dirujuk ke

    dalam beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut.

    Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah, pada pasal 5 ayat (1), dinyatakan bahwa inspektorat

    merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan

    daerah. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dinyatakan bahwa

    dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah

    dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur pengawas

    yang diwadahi dalam bentuk inspektorat. Dalam Permendagri

    No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan

    Organisasi Perangkat Daerah, pada huruf A. Pendahuluan,

    dinyatakan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,

    kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang

    diformulasikan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen yang

    terdiri atas unsur pimpinan, unsur staf, unsur pengawas, unsur

    perencana, unsur pelaksana, unsur pendukung dan unsur

    pelayanan.

    Penyusunan tugas Inspektorat dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 5 ayat (2), dinyatakan bahwa Inspektorat

    mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

    urusan pemerintahan di daerah provinsi, pelaksanaan pembinaan

    atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota danpelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota.

    Penyusunan fungsi Inspektorat dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    37/175

    37

    pada pasal 5 ayat (3), dinyatakan bahwa Inspektorat dalam

    melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi perencanaan

    program pengawasan; perumusan kebijakan dan fasilitasi

    pengawasan; dan pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan

    penilaian tugas pengawasan. Dalam PP No. 41 Tahun 2007

    tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada pasal 5 ayat (2),

    dinyatakan bahwa Inspektorat mempunyai tugas melakukan

    pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di

    daerah provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

    pemerintahan daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan

    pemerintahan di daerah kabupaten/kota. Dalam Permendagri

    No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan

    Organisasi Perangkat Daerah, pada B.2.c, dinyatakan bahwa

    Tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah ditetapkan

    sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

    tentang Organisasi Perangkat Daerah dengan ruang lingkup dan

    kewenangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun

    2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

    Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

    Daerah Kabupaten/Kota, serta potensi dan karakteristik daerah

    masing-masing. Inspektorat sebagai unsur pengawas

    penyelenggaraan pemerintahan, baik di provinsi maupun di

    kabupaten dan kota. Dalam rangka akuntabilitas dan objektifitas

    hasil pengawasan, maka Inspektur dalam pelaksanaan tugasnya

    bertanggung jawab langsung kepada Gubernur, sedangkankepada Sekretaris Daerah merupakan pertanggung jawaban

    administratif dalam hal keuangan dan kepegawaian.

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    38/175

    38

    4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Dari hasil data yang diperoleh dari berbagai pihak dapat

    dipaparkan sebagai berikut.

    Dalam Perda Provinsi DIY No. 7 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan

    Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    disebutkan bahwa kedudukan Bappeda adalah unsur perencana

    penyelenggaraan pemerintahan daerah. Bappeda mempunyai

    tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

    daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah dan

    statistik. Bappeda mempunyai fungsi : 1) perumusan kebijakan

    teknis perencanaan; 2) pengoordinasian penyusunan

    perencanaan pembangunan; 3) pembinaan dan pelaksanaan

    tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; 4)

    penyelenggaraan pengendalian program pembangunan di

    daerah; 5) penyelenggaraan statistik dan pelayanan informasi

    perencanaan; 6) penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; 7)

    penyiapan bahan laporan pertanggungjawaban Gubernur,

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah; 8)

    pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    Penyusunan kedudukan Bappeda dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. DalamPP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 6 ayat (1), dinyatakan bahwa badan perencanaan

    pembangunan daerah merupakan unsur perencana

    penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam Penjelasan atas

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    39/175

    39

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada Umum, dinyatakan bahwa dalam penyelenggaraan

    pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat

    daerah yang terdiri dari unsur perencana yang diwadahi dalam

    bentuk badan.

    Permasalahan yang terjadi justeru dari 7 Biro yang

    dibentuk ternyata terjadi tumpang tindih kewenangan, misalnya:

    BAPPEDA menurut PP 6/2008 jo. PP 39/2006 memiliki

    kewenangan perencanaan pembangunan. Akan tetapi setelah

    ditetapkan Perda Prop DIY 5/2009 kewenangan BAPPEDA

    tumpang tindih dengan kewenangan Biro Administrasi

    Pembangunan Bagian Dekonsentrasi, dimana menurut Perda

    5/2009 Bagian Dekonsentrasi memiliki kewenangan melakukan

    perencanaan anggaran dari dana dekonsentrasi. Perda 5/2009

    dibuat mendasarkan pada Permendagri 57/2007 jo PP 7/2008

    mengenai pengelolaan dana dekonsentrasi, ditetapkan bahwa

    Gubernur harus menunjuk satu SKPD yang akan

    menyelenggarakan dekonsentrasi (wawancara dengan Biro

    Hukum Setda Provinsi DIY, 28 September 2010).

    Penyusunan tugas Bappeda dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 6 ayat (2), dinyatakan bahwa badan perencanaan

    pembangunan daerah mempunyai tugas melaksanakan

    penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidangperencanaan pembangunan daerah.

    Penyusunan fungsi Bappeda dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    40/175

    40

    pada pasal 6 ayat (3), dinyatakan bahwa Badan perencanaan

    pembangunan daerah dalam melaksanakan tugas

    menyelenggarakan fungsi: perumusan kebijakan teknis

    perencanaan; pengoordinasian penyusunan perencanaan

    pembangunan; pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang

    perencanaan pembangunan daerah; dan pelaksanaan tugas lain

    yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan

    fungsinya. Dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang

    Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, pada

    B.2.d, dinyatakan bahwa Tugas dan fungsi masing-masing

    perangkat daerah ditetapkan sesuai dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah dengan ruang lingkup dan kewenangan

    berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/Kota, serta potensi dan karakteristik daerah masing-

    masing. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sebagai

    unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan melaksanakan

    tugas perumusan kebijakan perencanaan daerah, koordinasi

    penyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,

    kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan masing-masing

    satuan kerja perangkat daerah.

    5. Dinas Daerah

    Dari hasil data yang diperoleh dari berbagai pihak dapat

    dipaparkan sebagai berikut.

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    41/175

    41

    Melalui Perda Provinsi DIY No. 6 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Organisasi dan Tata Kerja Dinas

    Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah dibentuk 13

    macam Dinas Daerah. Dalam perda itu dinas yang

    disebutkankan pertama kali adalah Dinas Pertanian. Dalam

    perda itu disebutkan bahwa kedudukan Dinas Pertanian adalah

    unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang pertanian. Dinas

    Pertanian mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah

    Daerah di bidang pertanian, kewenangan dekonsentrasi dan

    tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah. Dinas

    Pertanian mempunyai fungsi : 1) penyusunan program dan

    pengendalian di bidang pertanian; 2) perumusan kebijakan

    teknis dibidang pertanian; 3) pelaksanaan, pengembangan,

    pengolahan dan pemasaran tanaman pangan, hortikultura,

    peternakan; 4) pelaksanaan koordinasi perijinan di bidang

    pertanian; 5) pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan

    kewenangannya; 6) pemberian fasilitasi penyelenggaraan bidang

    pertanian Kabupaten/Kota; 7) penyelenggaraan kegiatan di

    bidang pertanian lintas Kabupaten/Kota; 8) pemberdayaan

    sumberdaya pertanian dan mitra kerja di bidang pertanian; 9)

    pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; 10) pelaksanaan tugas lain

    yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan

    tugasnya.

    Penyusunan kedudukan Dinas Daerah dapat dirujuk ke

    dalam beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut.Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah, pada pasal 7 ayat (1), dinyatakan bahwa dinas daerah

    merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dalam Penjelasan

    atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    42/175

    42

    Daerah, pada Umum, dinyatakan bahwa dalam

    penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu

    oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur pelaksana urusan

    daerah yang diwadahi dalam dinas daerah. Dalam Permendagri

    No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan

    Organisasi Perangkat Daerah, pada huruf A. Pendahuluan,

    dinyatakan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,

    kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang

    diformulasikan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen yang

    terdiri atas unsur pimpinan, unsur staf. , unsur pengawas, unsur

    perencana, unsur pelaksana, unsur pendukung dan unsur

    pelayanan.

    Penyusunan tugas Dinas Daerah dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 7 ayat (2), dinyatakan bahwa dinas daerah

    mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah

    berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

    Penyusunan fungsi Dinas Daerah dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 7 ayat (3), dinyatakan bahwa dinas daerah dalam

    melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: perumusan

    kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

    penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umumsesuai dengan lingkup tugasnya; pembinaan dan pelaksanaan

    tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan tugas

    lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan

    fungsinya. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    43/175

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    44/175

    44

    Melalui Perda Provinsi DIY No. 7 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan

    Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah

    dibentuk 8 Badan. Dalam perda itu disebut pertama kali adalah

    Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Dalam perda itu disebutkan

    bahwa kedudukan BKD adalah unsur pendukung tugas kepala

    daerah di bidang kepegawaian. BKD mempunyai tugas

    melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

    bidang kepegawaian. BKD mempunyai fungsi : 1) perumusan

    kebijakan teknis di bidang kepegawaian; 2) pemberian

    dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

    kepegawaian; 3) pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang

    kepegawaian; 4) pemberian fasilitasi penyelenggaraan

    kepegawaian Pemerintah Kabupaten/Kota; 5) penyelenggaraan

    kegiatan ketatausahaan; 6) pelaksanaan tugas lain yang

    diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    Penyusunan kedudukan Badan dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 8 ayat (1), dinyatakan bahwa lembaga teknis daerah

    merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah. Dalam

    Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah, pada Umum, dinyatakan bahwa dalam

    penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantuoleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur pendukung tugas

    kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

    daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis

    daerah. Dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    45/175

    45

    Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, pada

    huruf A. Pendahuluan, dinyatakan bahwa dalam

    penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu

    oleh perangkat daerah yang diformulasikan berdasarkan prinsip-

    prinsip manajemen yang terdiri atas unsur pimpinan, unsur staf.

    , unsur pengawas, unsur perencana, unsur pelaksana, unsur

    pendukung dan unsur pelayanan.

    Penyusunan tugas Badan dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 8 ayat (2), dinyatakan bahwa lembaga teknis daerah

    mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

    kebijakan daerah yang bersifat spesifik.

    Penyusunan fungsi Badan dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 8 ayat (3), dinyatakan bahwa lembaga teknis daerah

    dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:

    perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

    pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

    sesuai dengan lingkup tugasnya; pembinaan dan pelaksanaan

    tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan tugas

    lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan

    fungsinya. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007

    tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada pasal 7 ayat (6),dinyatakan bahwa kegiatan teknis operasional yang

    dilaksanakan unit pelaksana teknis badan adalah tugas untuk

    melaksanakan kegiatan teknis yang secara langsung

    berhubungan dengan pelayanan masyarakat sedangkan teknis

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    46/175

    46

    penunjang adalah melaksanakan kegiatan untuk mendukung

    pelaksanaan tugas organisasi induknya. Dalam Permendagri No.

    57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi

    Perangkat Daerah, pada B.2.f, dinyatakan bahwa Tugas dan

    fungsi masing-masing perangkat daerah ditetapkan sesuai

    dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah dengan ruang lingkup dan

    kewenangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun

    2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

    Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan

    Daerah Kabupaten/Kota, serta potensi dan karakteristik daerah

    masing-masing. Lembaga Teknis Daerah, sebagai unsur

    pendukung yang sifatnya lebih teknis. Lembaga teknis daerah

    dapat berbentuk badan, kantor dan rumah sakit, penentuan

    Badan atau Kantor sesuai dengan analisis beban kerja.

    b)

    Rumah Sakit

    Dari hasil data yang diperoleh dari berbagai pihak dapat

    dipaparkan sebagai berikut.

    Melalui Perda Provinsi DIY No. 7 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan

    Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telahdibentuk Rumah Sakit. Dalam perda itu disebut Rumah Sakit

    Grhasia. Dalam perda itu disebutkan bahwa kedudukan Rumah

    Sakit Grhasia adalah unsur pendukung tugas kepala daerah di

    bidang pelayanan kesehatan khusus yang diselenggarakan

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    47/175

    47

    Pemerintah Daerah. Rumah Sakit Grhasia mempunyai tugas

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan

    jiwa. Rumah Sakit Grhasia mempunyai fungsi : 1) penyusunan

    program pelayanan di bidang kesehatan khususnya kesehatan

    jiwa; 2) pelayanan, pencegahan, pemulihan, dan rehabilitasi

    kesehatan jiwa; 3) penyelenggaraan usaha kesehatan jiwa

    masyarakat; 4) penyelenggaraan pelayanan rujukan; 5)

    penyelenggaraan rehabilitasi medis korban narkotika,

    psikotropika dan zat adiktif (napza); 6) penyelenggaraan

    pelayanan spesialis lain yang berkaitan dengan kesehatan jiwa;

    7) penyelenggaraan penelitian, pendidikan dan pelatihan tenaga

    di bidang kesehatan jiwa; 8) pemberdayaan sumberdaya dan

    mitra kerja di bidang kesehatan khususnya kesehatan jiwa; 9)

    penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; 10) pelaksanaan tugas

    lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan

    fungsinya.

    Penyusunan kedudukan Rumah Sakit dapat dirujuk ke

    dalam beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut.

    Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah, pada pasal 8 ayat (1), dinyatakan bahwa lembaga

    teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah.

    Dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

    Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, pada huruf A.

    Pendahuluan, dinyatakan bahwa dalam penyelenggaraan

    pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkatdaerah yang diformulasikan berdasarkan prinsip-prinsip

    manajemen yang terdiri atas unsur pimpinan, unsur staf. , unsur

    pengawas, unsur perencana, unsur pelaksana, unsur pendukung

    dan unsur pelayanan. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    48/175

    48

    2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum,

    dinyatakan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,

    kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari

    unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan

    pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi

    dalam lembaga teknis daerah.

    Penyusunan tugas Rumah Sakit dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 8 ayat (2), dinyatakan bahwa lembaga teknis daerah

    mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

    kebijakan daerah yang bersifat spesifik.

    Penyusunan fungsi Rumah Sakit dapat dirujuk ke dalam

    beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut. Dalam

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada pasal 8 ayat (3), dinyatakan bahwa lembaga teknis daerah

    dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:

    perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

    pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

    sesuai dengan lingkup tugasnya; pembinaan dan pelaksanaan

    tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan tugas

    lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan

    fungsinya. Dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang

    Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, pada

    B.2.f, dinyatakan bahwa Tugas dan fungsi masing-masingperangkat daerah ditetapkan sesuai dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah dengan ruang lingkup dan kewenangan

    berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    49/175

    49

    Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/Kota, serta potensi dan karakteristik daerah masing-

    masing. Lembaga Teknis Daerah, sebagai unsur pendukung

    yang sifatnya lebih teknis. Lembaga teknis daerah dapat

    berbentuk badan, kantor dan rumah sakit, penentuan Badan atau

    Kantor sesuai dengan analisis beban kerja.

    B.

    Besaran Organisasi

    1. Sekretariat Daerah

    Dari hasil data yang diperoleh dari para informan dapat

    dipaparkan sebagai berikut.

    Dalam Perda Provinsi DIY No. 5 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat

    DPRD Provinsi DIY disebutkan bahwa Sekretariat Daerah

    terdiri dari 3 asisten, yakni: 1) Asisten Pemerintahan dan

    Kesejahteraan Rakyat; 2) Asisten Perekonomian dan

    Pembangunan; dan 3) Asisten Administrasi Umum.

    Menurut hasil wawancara, PP 41/2007 memberikan

    peluang dalam kelembagaan yaitu pola maksimal dan pola

    minimal; maka hal ini dapat menjadi dasar dalampengembangan kelembagaan di daerah. Selanjutnya kriteria

    pengembangan diatur lebih lanjut dalam PP 38/2006 ttg

    kewenangan lembaga daerah. Selama ini penentuan SKPD oleh

    Biro Organisasi seharusnya sudah didasarkan pada beberapa

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    50/175

    50

    kriteria, antara lain: (a) beban kerja; (b) volume kerja; (c) analisa

    jabatan; (d) resiko kerja. Kriteria yang digunakan untuk

    menentukan SKPD jenis dan macam mempertimbangkan asas

    keadilan. PP 41/2007 menurut daerah membelenggu kreasi

    dalam pengembangan kelembagaan daerah. Studi kebutuhan

    masyarakat terkait dengan kebutuhan masyarakat untuk

    memenuhi pelayanan masyarakat juga harusnya menjadi

    pertimbangan (wawancara dengan Biro Hukum Setda Provinsi

    DIY, 28 September 2010).

    Pertimbangan pembentukan kelembagaan, adalah dasar

    kewenangan daerah PP 38/2007 yaitu dalam Pasal 12 ada

    ketentuan harus di-Perda-kan. Dasar pembentukan kelembagaan

    di DIY diambil berdasarkan kewenangan yang diatur dalam

    Perda 7/2007, ditambah dengan Rincian tambahan kewenangan

    dalam Peraturan Gubernur 13/2010. Kewenangan Prop DIY ada

    3 yaitu: 26 urusan wajib (Dinas); 8 urusan pilihan; dan urusan

    sisa. Sifat ketentuan otonomi daerah adalah asimetris artinya

    penterjemahan kewenangan antara propinsi yang satu dengan

    yang lain tidak sama. Misalnya: hak ulayat dan wilayah

    perbatasan tidak ada dalam kewenangan Prop DIY (wawancara

    dengan Biro Tata Pemerintahan, Kamis, 14 Oktober 2010).

    Pembentukan SOTK dalam prosesnya telah mengacu

    pada Perda 5/2008. Biro Tata Pemerintahan telah

    mengembangkan lembaga secara vertikal, yaitu dengan

    membentuk Bagian Pertanahan sebagai bagian yang berdirisendiri, dengan pertimbangan frekuensi pekerjaan, volume

    pekerjaan; dan kebutuhan pekerjaan yang sangat besar

    (wawancara dengan Biro Tata Pemerintahan, Kamis, 14 Oktober

    2010).

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    51/175

    51

    Perubahan Sub-Bagian pertanahan menjadi Bagian

    Pertanahan disebabkan karena banyaknya kegiatan, yaitu

    fasilitasi pelayanan masyarakat dalam hal menyelesaikan

    sengketa atau konflik masyarakat. Kewenangan subbag sangat

    terbatas, sehingga akan memperlambat pelayanan umum.

    Khusus propinsi DIY permasalahan yang muncul ada 2, yaitu

    sultan ground dan TKD (pemerintahan desa) (wawancara

    dengan Biro Tata Pemerintahan, Kamis, 14 Oktober 2010).

    Penyusunan besaran organisasi Sekretariat Daerah dapat

    dirujuk ke dalam beberapa peraturan perundang-undangan

    sebagai berikut. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007

    tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dan dalam

    Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada pasal 1 dan huruf A

    Pendahuluan, dinyatakan bahwa dasar utama penyusunan

    perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya

    urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang

    terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan

    urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh

    seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan

    penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan

    hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi

    unggulan dan kekhasan daerah, yang dapat dikembangkan

    dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Dalam PP No. 41

    Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada pasal

    19 ayat (1), dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkatdaerah ditetapkan berdasarkan variabel: jumlah penduduk; luas

    wilayah; dan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    (APBD). Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dan dalam

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    52/175

    52

    Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada pasal 1, dinyatakan

    bahwa besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

    mempertimbangkan faktor keuangan, luas wilayah kerja dan

    kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk. Dalam

    Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah, pada Umum, dinyatakan bahwa ditetapkan

    pembobotan masing-masing variabel yaitu 40% (empat puluh

    persen) untuk variabel jumlah penduduk, 35% (tiga puluh lima

    persen) untuk variabel luas wilayah dan 25% (dua puluh lima

    persen) untuk variabel jumlah APBD, serta menetapkan variabel

    tersebut dalam beberapa kelas interval. Dalam Penjelasan atas

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada Umum, dan dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada

    pasal 1, dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat daerah

    sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kebutuhan

    daerah. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dan dalam

    Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada pasal 1, dinyatakan

    bahwa besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

    mempertimbangkan faktor potensi dan karakteristik daerah yang

    bertalian dengan urusan yang akan ditangani. Dalam Penjelasan

    atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah, pada Umum, dan dalam Permendagri No. 57 Tahun

    2007, pada pasal 1, dinyatakan bahwa besaran organisasi

    perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkanfaktor cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus

    diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas. Dalam Penjelasan atas

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada Umum, dan dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    53/175

    53

    pasal 1, dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat daerah

    sekurang-kurangnya mempertimbangkan sarana dan prasarana

    penunjang tugas. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007

    tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dan dalam

    Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada huruf A, dinyatakan

    bahwa dalam implementasi penataan kelembagaan perangkat

    daerah menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi

    dan misi yang jelas. Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah, pada pasal 20 ayat (1) huruf a,

    dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat daerah dengan

    nilai kurang dari 40 (empat puluh) terdiri dari: sekretariat

    daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) asisten. Dalam PP No.

    41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada

    pasal 20 ayat (2) huruf a, dinyatakan bahwa besaran organisasi

    perangkat daerah dengan nilai antara 40 (empat puluh) sampai

    dengan 70 (tujuh puluh) terdiri dari: sekretariat daerah, terdiri

    dari paling banyak 3 (tiga) asisten. Dalam PP No. 41 Tahun

    2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada pasal 20 ayat

    (3) huruf a, dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat

    daerah dengan nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) terdiri dari:

    sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 4 (empat) asisten.

    2.

    Sekretariat DPRD

    Dari hasil data yang diperoleh dari para informan dapat

    dipaparkan sebagai berikut.

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    54/175

    54

    Dalam Perda Provinsi DIY No. 5 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat

    DPRD Provinsi DIY disebutkan bahwa Sekretariat Daerah

    terdiri dari: 1) Pimpinan : Sekretaris DPRD; 2) Pembantu

    Pimpinan : Bagian-Bagian; 3) Pelaksana : Subbagian-subbagian;

    dan 4) Kelompok Jabatan Fungsional.

    Menurut hasil wawancara, PP 41/2007 memberikan

    peluang dalam kelembagaan yaitu pola maksimal dan pola

    minimal; maka hal ini dapat menjadi dasar dalam

    pengembangan kelembagaan di daerah. Selanjutnya kriteria

    pengembangan diatur lebih lanjut dalam PP 38/2006 ttg

    kewenangan lembaga daerah. Selama ini penentuan SKPD oleh

    Biro Organisasi seharusnya sudah didasarkan pada beberapa

    kriteria, antara lain: (a) beban kerja; (b) volume kerja; (c) analisa

    jabatan; (d) resiko kerja. Kriteria yang digunakan untuk

    menentukan SKPD jenis dan macam mempertimbangkan asas

    keadilan. PP 41/2007 menurut daerah membelenggu kreasi

    dalam pengembangan kelembagaan daerah. Studi kebutuhan

    masyarakat terkait dengan kebutuhan masyarakat untuk

    memenuhi pelayanan masyarakat juga harusnya menjadi

    pertimbangan (wawancara dengan Biro Hukum Setda Provinsi

    DIY, 28 September 2010).

    Pertimbangan pembentukan kelembagaan, adalah dasar

    kewenangan daerah PP 38/2007 yaitu dalam Pasal 12 ada

    ketentuan harus di-Perda-kan. Dasar pembentukan kelembagaandi DIY diambil berdasarkan kewenangan yang diatur dalam

    Perda 7/2007, ditambah dengan Rincian tambahan kewenangan

    dalam Peraturan Gubernur 13/2010. Kewenangan Prop DIY ada

    3 yaitu: 26 urusan wajib (Dinas); 8 urusan pilihan; dan urusan

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    55/175

    55

    sisa. Sifat ketentuan otonomi daerah adalah asimetris artinya

    penterjemahan kewenangan antara propinsi yang satu dengan

    yang lain tidak sama. Misalnya: hak ulayat dan wilayah

    perbatasan tidak ada dalam kewenangan Prop DIY (wawancara

    dengan Biro Tata Pemerintahan, Kamis, 14 Oktober 2010).

    Penyusunan besaran organisasi Sekretariat DPRD dapat

    dirujuk ke dalam beberapa peraturan perundang-undangan

    sebagai berikut. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007

    tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dan dalam

    Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada pasal 1 dan huruf A

    Pendahuluan, dinyatakan bahwa dasar utama penyusunan

    perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya

    urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang

    terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan

    urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh

    seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan

    penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan

    hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi

    unggulan dan kekhasan daerah, yang dapat dikembangkan

    dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Dalam PP No. 41

    Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada pasal

    19 ayat (1), dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat

    daerah ditetapkan berdasarkan variabel: jumlah penduduk; luas

    wilayah; dan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    (APBD). Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007 tentangOrganisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dan dalam

    Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada pasal 1, dinyatakan

    bahwa besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

    mempertimbangkan faktor keuangan, luas wilayah kerja dan

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    56/175

    56

    kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk. Dalam

    Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah, pada Umum, dinyatakan bahwa ditetapkan

    pembobotan masing-masing variabel yaitu 40% (empat puluh

    persen) untuk variabel jumlah penduduk, 35% (tiga puluh lima

    persen) untuk variabel luas wilayah dan 25% (dua puluh lima

    persen) untuk variabel jumlah APBD, serta menetapkan variabel

    tersebut dalam beberapa kelas interval. Dalam Penjelasan atas

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

    pada Umum, dan dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada

    pasal 1, dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat daerah

    sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kebutuhan

    daerah. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dan dalam

    Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada pasal 1, dinyatakan

    bahwa besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

    mempertimbangkan faktor potensi dan karakteristik daerah yang

    bertalian dengan urusan yang akan ditangani. Dalam Penjelasan

    atas PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah, pada Umum, dan dalam Permendagri No. 57 Tahun

    2007, pada pasal 1, dinyatakan bahwa besaran organisasi

    perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan

    faktor cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus

    diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas. Dalam Penjelasan atas

    PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,pada Umum, dan dalam Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada

    pasal 1, dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat daerah

    sekurang-kurangnya mempertimbangkan sarana dan prasarana

    penunjang tugas. Dalam Penjelasan atas PP No. 41 Tahun 2007

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    57/175

    57

    tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada Umum, dan dalam

    Permendagri No. 57 Tahun 2007, pada huruf A, dinyatakan

    bahwa dalam implementasi penataan kelembagaan perangkat

    daerah menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi

    dan misi yang jelas. Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah, pada pasal 20 ayat (1) huruf b,

    dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat daerah dengan

    nilai kurang dari 40 (empat puluh) hanya disebut: sekretariat

    DPRD. Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah, pada pasal 20 ayat (2) huruf b, dinyatakan

    bahwa besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai antara

    40 (empat puluh) sampai dengan 70 (tujuh puluh) hanya disebut:

    sekretariat DPRD. Dalam PP No. 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah, pada pasal 20 ayat (3) huruf b,

    dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat daerah dengan

    nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) terdiri dari hanya disebut:

    sekretariat DPRD.

    3. Dinas Daerah

    Dari hasil data yang diperoleh dari berbagai pihak dapat

    dipaparkan sebagai berikut.

    Melalui Perda Provinsi DIY No. 6 tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Organisasi dan Tata Kerja DinasDaerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah dibentuk 13

    macam Dinas Daerah. Dalam perda itu urutan Dinas Daerah itu

    adalah sebagai berikut: 1) Dinas Pertanian; 2) Dinas Kelautan

    dan Perikanan; 3) Dinas Kehutanan dan Perkebunan; 4) Dinas

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    58/175

    58

    Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; 5) Dinas Kebudayaan; 6)

    Dinas Pariwisata; 7) Dinas Sosial; 8) Dinas Kesehatan; 9) Dinas

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 10) Dinas Pekerjaan Umum,

    Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral; 11) Dinas

    Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 12) Dinas

    Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil

    Menengah; 13) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

    Aset.

    Menurut hasil wawancara, PP 41/2007 memberikan

    peluang dalam kelembagaan yaitu pola maksimal dan pola

    minimal; maka hal ini dapat menjadi dasar dalam

    pengembangan kelembagaan di daerah. Selanjutnya kriteria

    pengembangan diatur lebih lanjut dalam PP 38/2006 ttg

    kewenangan lembaga daerah. Selama ini penentuan SKPD oleh

    Biro Organisasi seharusnya sudah didasarkan pada beberapa

    kriteria, antara lain: (a) beban kerja; (b) volume kerja; (c) analisa

    jabatan; (d) resiko kerja. Kriteria yang digunakan untuk

    menentukan SKPD jenis dan macam mempertimbangkan asas

    keadilan. PP 41/2007 menurut daerah membelenggu kreasi

    dalam pengembangan kelembagaan daerah. Studi kebutuhan

    masyarakat terkait dengan kebutuhan masyarakat untuk

    memenuhi pelayanan masyarakat juga harusnya menjadi

    pertimbangan (wawancara dengan Biro Hukum Setda Provinsi

    DIY, 28 September 2010).

    Pertimbangan pembentukan kelembagaan, adalah dasarkewenangan daerah PP 38/2007 yaitu dalam Pasal 12 ada

    ketentuan harus di-Perda-kan. Dasar pembentukan kelembagaan

    di DIY diambil berdasarkan kewenangan yang diatur dalam

    Perda 7/2007, ditambah dengan Rincian tambahan kewenangan

  • 8/10/2019 penyusunan dan evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi daerah istimewa yogyakarta.pdf

    59/175

    59

    dalam Peraturan Gubernur 13/2010. Kewenangan Prop DIY ada

    3 yaitu: 26 urusan wajib (Dinas); 8 urusan pilihan; dan