penyuluhan petong

20
BAB 1 PENDAHULUAN Sejak dua puluh tahun terakhir Gangguan Pemusatan Perhatian ini sering disebut sebagai ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders. Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia, Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif. Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi. 1 Gangguan hiperaktif merupakan salah satu kelainan yang sering dijumpai pada gangguan perilaku pada anak. Dalam tahun terakhir ini gangguan hiperaktif menjadi masalah yang menjadi sorotan dan menjadi perhatian utama di kalangan medis ataupun di masyarakat umum. . Angka kejadian kelainan ini adalah sekitar 3 – 10%, di Ameriksa serikat sekitar 3-7% sedangkan di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%. Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalensi kejadian ADHD pada anak usia sekolah berkisar antara 3 hingga 5 persen. Di indonesia angka kejadiannya masih belum angka yang pasti, meskipujh tampaknya kelainan ini tampak cukup banyak terjadi. Terkadang seorang anak hanya dianggap 'nakal' atau 'bandel' dan 1

description

penyuluhan

Transcript of penyuluhan petong

Page 1: penyuluhan petong

BAB 1

PENDAHULUAN

 

Sejak dua puluh tahun terakhir  Gangguan Pemusatan Perhatian ini

sering disebut sebagai ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders.

Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untuk

memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang

perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia,

Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif.

Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif,

perilaku, sosialisasi maupun komunikasi.1

Gangguan hiperaktif merupakan salah satu kelainan yang sering

dijumpai pada gangguan perilaku pada anak. Dalam tahun terakhir ini

gangguan hiperaktif menjadi masalah yang menjadi sorotan dan menjadi

perhatian utama di kalangan medis ataupun di masyarakat umum. . Angka

kejadian kelainan ini adalah sekitar 3 – 10%, di Ameriksa serikat sekitar 3-7%

sedangkan di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%.

Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalensi kejadian

ADHD pada anak usia sekolah berkisar antara 3 hingga 5 persen. Di indonesia

angka kejadiannya masih belum angka yang pasti, meskipujh tampaknya

kelainan ini tampak cukup banyak terjadi. Terkadang seorang anak hanya

dianggap 'nakal' atau 'bandel' dan 'bodoh', sehingga seringkali tidak ditangani

secara benar, seperti dengan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua dan guru

akibat dari kurangnya pengertian dan pemahaman tentang ADHD. Terdapat

kecenderungan lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Secara epidemiologis rasio kejadian dengan perbandingan 4 : 1. Namun

tampaknya semakin lama tampaknya kejadiannya semakin meningkat saja.

Sering dijumpai pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah,  terdapat

kecenderungan  keluhan ini akan berkurang setelah usia Sekolah Dasar.

Meskipun tak jarang beberapa manifestasi klinis tersebut dijumpai pada remaja

atau orang dewasa. ADHD adalah gangguan perkembangan yang mempunyai

1

Page 2: penyuluhan petong

onset gejala sebelum usia 7 tahun. Setelah usia anak, akan menetap saat remaja

atau dewasa. Diperkirakan penderita ADHD akan menetap sekitar 15-20% saat

dewasa. Sekitar 65% akan mengalami gejala sisa saat usia dewasa atau kadang

secara perlahan menghilang. Angka kejadian ADHD saat usia dewasa sekitar 2-

7%. Predisposisi kelainan ini adalah 25 persen pada keluarga dengan orang tua

yang membakat.2

Deteksi dini gangguan ini sangat penting dilakukan untuk

meminimalkan gejala dan akibat yang ditimbulkannya dikemudian hari. Hal ini

harus melibatkan beberapa lapisan masyarakat. Baik dikalangan medis

maupun nonmedis. Dokter umum, dokter spesialis anak dan klinisi lainnya

yang berkaitan dengan kesehatn anak harus bisa mendeteksi sejak dini faktor

resiko dan gejala yang terjadi. Manifestasi klinis yang terjadi dapat timbul pada

usia dini namun gejalanya akan tampak nyata pada saat mulai sekolah 

melakukan anamnesa terhadap orang tua dan guru, guna mengevaluasi

perkembangan dan mengarahkan pola pendidikan dan pengasuhan anak

dengan hiperaktif bila dapat dilakukan deteksi dini dan penatalaksanaan pada

tahap awal.8

2

Page 3: penyuluhan petong

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

ADHD atau Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder merupakan

gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik pada jutaan

anak-anak dan seringkali berlanjut sampai dewasa. Ada dua aspek utama dalam

ADHD, yaitu kesulitan untuk memusatkan perhatian dan kebiasaan hiperaktif

(perilaku yang tidak bisa diam) – impulsif (kesulitan untuk menunda respon /

dorongan untuk melakukan / mengatakan sesuatu yang tidak sabar). 8

ETIOLOGI

Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara

jelas. Seperti halnya gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang

bersifat multi faktorial. Banyak faktor yang dianggap sebagai peneyebab

gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik, perkembangan otak saat

kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan (IQ),

terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik,

sosial dan pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang

berpengaruh di sekitarnya.3

Banyak penelitian menunjukkan efektifitas pengobatan dengan

psychostimulants, yang memfasilitasi pengeluaran dopamine dan

noradrenergic tricyclics. Kondisi ini mengungatkan sepukalsi adanya gangguan

area otak yang dikaitkan dengan kekuirangan neurotransmitter. Sehingga

neurotransmitters dopamine and norepinephrine sering diokaitkan dengan

ADHD.4

Faktor genetik tampaknya memegang peranan terbesar terjadinya

gangguan perilaku ADHD. Beberapa penelitian yang dilakukan ditemukan

bahwa hiperaktifitas yang terjadi pada seorang anak selalu disertai adanya

riwayat gangguan yang sama dalam keluarga setidaknya satu orang dalam

3

Page 4: penyuluhan petong

keluarga dekat. Didapatkan juga sepertiga ayah penderita hiperaktif juga

menderita gangguan yang sama pada masa kanak mereka. Orang tua dan

saudara penderita ADHD mengalami resiko 2-8 kali lebih mudah terjadi ADHD,

kembar monozygotic lebih mudah terjadi ADHD dibandingkan kembar

dizygotic juga menunjukkan keterlibatan fator genetik di dalam gangguan

ADHD. Keterlibatan genetik dan kromosom memang masih belum diketahui

secara pasti.  Beberapa gen yang berkaitan dengan kode reseptor dopamine

dan produksi serotonin, termasuk DRD4, DRD5, DAT, DBH, 5-HTT, dan 5-HTR1B,

banyak dikaitkan dengan ADHD.6

Penelitian neuropsikologi menunjukkkan kortek frontal dan sirkuit

yang menghubungkan fungsi eksekutif bangsal ganglia.  Katekolamin adalah

fungsi neurotransmitter utama yang berkaitan dengan  fungsi  otak lobus

frontalis.  Sehingga dopaminergic dan noradrenergic neurotransmission

tampaknya merupakan target utama dalam pengobatan ADHD.5

Teori lain menyebutkan kemungkinan adanya disfungsi sirkuit

neuron di otak yang dipengaruhi oleh dopamin sebagai neurotransmitter

pencetus gerakan dan sebagai kontrol aktifitas diri. Akibat gangguan otak yang

minimal, yang menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol perilaku

anak. Dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan MRI

didapatkan gambaran disfungsi otak di daerah mesial kanan prefrontal dan

striae subcortical yang mengimplikasikan terjadinya hambatan terhadap

respon-respon yang tidak relefan dan fungsi-fungsi tertentu. Pada penderita

ADHD terdapat kelemahan aktifitas otak bagian korteks prefrontal kanan

bawah dan kaudatus kiri yang berkaitan dengan pengaruh keterlambatan

waktu terhadap respon motorik  terhadap rangsangan sensoris. 8

Beberapa peneliti lainnya mengungkapkan teori maturation lack atau

suatu kelambanan dalam proses perkembangan anak-anak dengan ADHD.  

Menurut teori ini, penderita akhirnya dapat mengejar keterlambatannya dan

keadaan ini dipostulasikan akan terjadi sekitar usia pubertas. Sehingga gejala

ini tidak menetap tetapi hanya sementara sebelum keterlambatan yang terjadi

dapat dikejar.8

Banyak peneliti mengungkapkan penderita ADHD dengan gangguan

4

Page 5: penyuluhan petong

saluran cerna sering berkaitan dengan penerimaan  reaksi makanan tertentu.

Teori tentang alergi terhadap makanan, teori feingold yang menduga bahwa

salisilat mempunyai efek kurang baik terhadap tingkah laku anak, serta teori

bahwa gula merupakan substansi yang merangsang hiperaktifitas pada anak.

Disebutkan antara lain tentang teori megavitamin dan ortomolecular sebagai

terapinya.7

Kerusakan jaringan otak atau 'brain damage yang diakibatkan oleh

trauma primer dan trauma yang berulang pada tempat yang sama. Kedua teori

ini layak dipertimbangkan sebagai penyebab terjadinya syndrome

hiperaktifitas yang oleh penulis dibagi dalam tiga kelompok. Dalam gangguan

ini terjadinya penyimpangan struktural dari bentuk normal oleh karena sebab

yang bermacam-macam selain oleh karena trauma.  Gangguan lain berupa

kerusakan susunan saraf pusat (SSP) secara anatomis seperti halnya yang

disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan hipoksia. 8

Perubahan lainnya terjadi gangguan fungsi otak tanpa disertai

perubahan struktur dan anatomis yang jelas. Penyimpangan ini menyebabkan

terjadinya hambatan stimulus atau justru timbulnya stimulus yang berlebihan

yang menyebabkan penyimpangan yang signifikan dalam perkembangan

hubungan anak dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.8

FAKTOR RESIKO

Dalam melakukan deteksi dini gangguan perilaku ini maka perlu

diketahui faktor resiko yang bisa mengakibatkan gangguan ADHD. Banyak

bukti penelitian yang menunjukkan peranan disfungsi Susunan saraf pusat

(SSP). Sehingga beberapa kelainan dan gangguan yang terjadi sejak kehamilan,

persalinan dan masa kanak-kanak harus dicermati sebagai faktor resiko.8

Selama periode kehamilan, disfungsi SSP disebabkan oleh gangguan

metabolik, genetik, infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang, perokok, alkohol

dan faktor psikogenik.  Penyakit diabetes dan penyakit preeklamsia juga harus

dicermati.1

Pada masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date,

5

Page 6: penyuluhan petong

hambatan persalinan, induksi persalinan, kelainan letak (presentasi bayi), efek

samping terapi, depresi sistem immun dan trauma saat kelahiran normal.

Sedangkan periode kanak-kanak harus dicermati gangguan saluran cerna

kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan, gangguan metabolik,

gangguan vaskuler, faktor kejiwaan, keganasan dan terjadinya kejang. Riwayat

kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal,

emosi  atau merasa diterlantarkan. Trauma yang serius, menerima perlakuan

kasar atau merasa kehilangan sesuatu selama masa kanak-kanak,  tidak sadar

diri  atau pingsan.1

DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis  ADHD digunakan kriteria DSM 5 yang juga

digunakan, harus terdapat 3 gejala : Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah

konduksi.8

Kriteria DSM 5 untuk ADHD8:

Gangguan Pemusatan Perhatian: 6 atau lebih gejala dari inattention pada

anak sampai dengan umur 16 tahun; 5 atau lebih gejala dari inattention pada

remaja umur 17 tahun keatas dan pada dewasa. Gejala-gejala tersebut tampak

paling sedikit 6 bulan terakhir dan tidak tepat pada tahap perkembangan:

o Sering gagal dalam memberi perhatian secara erat maupun secara jelas

atau membuat kesalahan yang tidak terkontrol di sekolah, tempat

bekerja, atau aktifitas lainnya

o Sering mengalami kesulitan menjaga perhatian atau konsentrasi dalam

menerima tugas atau aktifitas bermain

o Sering kelihatan tidak mendengarkan ketika berbicara langsung

o Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan

o Sering menghindar, tidak senang atau enggan mengerjakan tugas yang

membutuhkan usaha (seperti pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah)

o Sering kehilangan suatu yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan

(permainan, tugas sekolah, pensil, buku dan alat sekolah lainnya)

6

Page 7: penyuluhan petong

o Sering mudah mengalihkan perhatian dari rangsangan dari luar yang

tidak berkaitan

o Sering melupakan tugas atau kegiatan sehari-hari

Hiperaktifitas dan masalah konduksi: 6 atau lebih gejala dari hiperaktifitas

dan masalah konduksi pada anak sampai dengan umur 16 tahun; 5 atau lebih

gejala dari hiperaktifitas dan masalah konduksi pada remaja umur 17 tahun

keatas dan pada dewasa. Gejala-gejala tersebut tampak paling sedikit 6 bulan

terakhir dan tidak cocok dan menggaggu tahap perkembangan:

o Sering merasa gelisah, tampak pada tangan, kaki dan menggeliat dalam

tempat duduk

o Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yang

mengharuskan tetap duduk

o Sering berlari dari sesuatu atau memanjat secara berlebihan dalam

situasi yang tidak seharusnya

o Sering kesulitan bermain atau sulit mengisi waktu luangnya dengan

tenang

o Sering tiba-tiba berprilaku seperti didorong oleh gerakan motorik saja

o Sering berbicara berlebihan

o Sering mengeluarkan perkataan tanpa berpikir, menjawab pertanyaan

sebelum pertanyaan selesai

o Sering sulit menunggu giliran atau antrian

o Sering menyela atau memaksa orang lain

Selain itu, beberapa kondisi berikut harus dijumpai:

o Gejala-gejala tersebut sudah tampak sebelum umur 12 tahun

o Gejala-gejala tersebut tampak dalam sedikitnya 2 atau lebih situasi

o Terdapat manifestasi bermakna secara jelas gejala-gejala tersebut

menganggu kehidupan sosial, akademik, pekerjaan

o Gejala tidak terjadi sendiri selama perjalanan penyakit dari Pervasive

Developmental Disorder, Schizophrenia, atau gangguan psikotik  dan

7

Page 8: penyuluhan petong

dari gangguan mental lainnya

PENATALAKSANAAN

 

            Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya

beberapa teori penyebabnya, maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara

dalam penanganannya sesuai dengan landasan teori penyebabnya.8

Terapi medikasi atau farmakologi adalah penanganan dengan

menggunakan obat-obatan stimulan dan non-stimulan. Terapi ini hendaknya

hanya sebagai penunjang dan sebagai kontrol terhadap kemungkinan

timbulnya impuls-impuls hiperaktif yang tidak terkendali.   Sebelum

digunakannya obat-obat ini, diagnosa ADHD haruslah ditegakkan lebih dulu

dan pendekatan terapi okupasi lainnya secara simultan juga harus

dilaksanakan, sebab bila penanganan hanya diutamakan obat maka tidak akan

efektif secara jangka panjang.5

Terapi nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan

penderita.  Diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan

gangguan  pencernaan (Intestinal Permeability or "Leaky Gut Syndrome"),

penanganan  alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya. Feingold

Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif.

Suatu substansi asam amino (protein), L-Tyrosine, telah diuji-cobakan dengan

hasil yang cukup memuaskan pada beberapa kasus, karena kemampuan L-

Tyrosine mampu mensitesa (memproduksi) norepinephrin (neurotransmitter)

yang juga dapat ditingkatkan produksinya dengan menggunakan golongan

amphetamine.7

Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen

nutrisi, defisiensi mineral,  essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam

amino  dan toksisitas Logam berat. Terapi inovatif yang pernah diberikan

terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi herbal,

pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional  Cina seperti akupuntur.8

Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat

holistik dan menyeluruh. Penanganan ini hendaknya melibatkan multi disiplin

8

Page 9: penyuluhan petong

ilmu yang dilakukan antara dokter, orangtua, guru dan lingkungan yang

berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama.  Penanganan ideal

harus dilakukan terapi stimulasi dan terapi perilaku secara terpadu guna

menjamin keberhasilan terapi.8

Untuk mengatasi gejala gangguan perkembangan dan perilaku pada 

penderita ADHD yang sudah ada dapat dilakukan dengan terapi okupasi. Ada

beberapa terapi okupasi untuk memperbaiki gangguan perkembangan dan

perilaku pada anak yang mulai dikenalkan oleh beberapa ahli  perkembangan

dan perilaku anak di dunia, diantaranya adalah sensory Integration (AYRES),

snoezelen, neurodevelopment Treatment (BOBATH), modifukasi Perilaku,

terapi bermain dan terapi okupasi lainnya.3

DETEKSI DINI

Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini ada nya ADHD pada

anak umur 36 bulan ke atas. Deteksi dini dilakukan jika ada indikasi atau bila

ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga

kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelola TPA dan grup TK.

Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini9:

o Anak tidak bisa duduk tenang

o Anak bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah

o Perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive

Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini ADHD yang

merupakan terjemahan dari Abbreviated Corner’s Rating Scale. Formulir terdiri

dari 10 pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua/pengasuh anak/guru TK8.

Interpretasi9:

Beri nilai pada masih-masing jawaban sesuai dengan “bobot nilai” berikut ini

dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total

o Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak

o Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak

o Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak

9

Page 10: penyuluhan petong

o Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak

Bila nilai total 13 atau lebih, kemungkinan anak mengalami ADHD

Intervensi9:

o Anak dengan kemungkinan ADHD perlu dirujuk ke rumah sakit yang

memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk

konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut

o Bila nilai total kurang dari 13, tetapi meragukan, jadwalkan

pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan pada orang-

orang terdekat dengan anak (orang tua, pengasuh, nenek, guru, dsb.)

Abbreviated Corner’s Rating Scale

Pencegahan

Tidak ada cara untuk mencegah ADHD. Tapi juga ada beberapa langkah

yang mungkin dapat menolong untuk mencegah penyebab ADHD dan

memastikan anak-anak anda sedapat mungkin sehat secara fisik, mental, dan

emosional4.

o Saat hamil, hindari segala sesuatu yang dapat membahayakan

10

Page 11: penyuluhan petong

perkembangan janin. Jangan minum minuman beralkohol, merokok atau

menggunakan obat-obatan.

o Lindungi anak-anak anda dari polutan dan racun, termasuk asap rokok,

kimia industri dan pertanian, dan kimia cat (pada beberapa gedung tua).

o Selalu konsisten, buat batasan dan konsekuensinya secara jelas dari

kebiasaan yang ditanamkan pada anak anda.

o Ambil rutinitas kebersamaan anda dengan anak anda dengan ekspektasi

yang jelas termasuk halnya waktu tidur, pada pagi hari, saat makan, saat

memberikan tugas-tugas yang sederhana, dan saat untuk menonton.

o Hindari hal lain yang anda kerjakan ketika berbicara dengan anak anda,

buat kontak mata ketika memberikan petunjuk, dan puji anak anda

setiap waktu setiap hari.

o Berkerjasama dengan guru dan pengasuh untuk mengidentifikasi

masalah sejak dini. Jika anak anda mengalami ADHD atau kondisi lain

yang mengganggu belajarnya dan interaksi sosialnya, penanganan

secara dini dapat menurunkan dampak dari kondisi tersebut.

11

Page 12: penyuluhan petong

BAB 3

KESIMPULAN

ADHD atau  Attention Deficite Hyperactivity Disorder pada anak yang

merupakan gangguan perilaku yang semakin sering ditemukan. Seringkali

karena kurang pemahaman dari orangtua dan guru serta orang-orang

disekitarnya anak diperlakukan tidak tepat sehingga cenderung memparah

keadaan. Terdapat beberapa pegangan dalam mendiagnosa ADHD, gejala

hiperaktifitas harus dapat dilihat pada setidaknya di dua tempat yang berbeda

dengan kondisi (setting) yang berbeda pula.

Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat

holistik dan menyeluruh. Penanganan ini harus melibatkan multi disiplin ilmu

yang dikoordinasikan antara dokter, orangtua, guru dan lingkungan yang

berpengaruh terhadap penderita.

Deteksi dini gangguan ini sangat penting dilakukan untuk

meminimalkan gejala dan akibat yang ditimbulkannya dikemudian hari. Jika

ditemukan indikasi atau keluhan seperti anak tidak bisa duduk tenang, anak

bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah, perubahan suasana hati yang

mendadak atau impulsive, bisa langsung dapat dilakukan deteksi dini dengan

menggunakan formulir deteksi dini ADHD yang merupakan terjemahan dari

Abbreviated Corner’s Rating Scale. Anak dengan kemungkinan ADHD perlu

dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh

kembang anak untuk konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut.

12

Page 13: penyuluhan petong

DAFTAR PUSTAKA

1. Hunt RD, Paguin A, Payton K: An update on assessment and treatment of

complex attention-deficit hyperactivity disorder. Pediatr Ann 2001 Mar;

30(3): 162-72

2. Ramchandani P, Joughin C, Zwi M: Attention deficit hyperactivity disorder in

children. Clin Evid 2002 Jun; 262-71

3. Reeves G, Schweitzer J: Pharmacological management of attention-deficit

hyperactivity disorder. Expert Opin Pharmacother 2004 Jun; 5(6): 1313-20

4. Wilens TE: Straight Talk about Psychiatric Medications for Kids. New York,

NY: Guilford Press; 2002

5. Faraone SV, Sergeant J, Gillberg C, Biederman J: The Worldwide Prevalence

of ADHD: Is it an American Condition? World Psychiatry 2003;2:104-113

6. Faraone SV, Perlis RH, Doyle AE, et al: Molecular genetics of attention-

deficit/hyperactivity disorder. Biol Psychiatry 2005 Jun 1; 57(11): 1313-23

7. American academy of pediatrics. Clinical Practice Guideline: Treatment of

the School-Aged Child With Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Pediatrics Vol. 108 No. 4. USA. 2001;1033-44

8. American Psychiatric Association: Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders, 5th edition. Arlington, VA., American Psychiatric

Association, 2013

9. The British Psychological Society & The Royal College of Psychiatrists, 2009

13