Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

56
JUDUL PENGABDIAN: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015 Tim Pengabdi: Dr.rer.nat. Eko Minarto, M.Si (Fisika/FMIPA) Faridawati, S.Si,M.Si (Fisika/FMIPA) Heru Sukamto,M.Si(Fisika/FMIPA) Dr.rer.nat. Bintoro A.S, M.Si (Fisika/FMIPA) Drs. Gontjang Prajitno, M.Si (Fisika/FMIPA) Endarko, Ph.D(Fisika/FMIPA) Diky Anggoro, S.Si, M.Si (Fisika/FMIPA) Arie Realita (Fisika/FMIPA) Firdha Kusuma A (Fisika/FMIPA) LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015

Transcript of Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

Page 1: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

JUDUL PENGABDIAN:

Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan LongsorMenggunakan Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2015

Tim Pengabdi:Dr.rer.nat. Eko Minarto, M.Si (Fisika/FMIPA)

Faridawati, S.Si,M.Si (Fisika/FMIPA)Heru Sukamto,M.Si(Fisika/FMIPA)

Dr.rer.nat. Bintoro A.S, M.Si (Fisika/FMIPA)Drs. Gontjang Prajitno, M.Si (Fisika/FMIPA)

Endarko, Ph.D(Fisika/FMIPA)Diky Anggoro, S.Si, M.Si (Fisika/FMIPA)

Arie Realita (Fisika/FMIPA)Firdha Kusuma A (Fisika/FMIPA)

LAPORAN AKHIRPENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DANA BOPTN 2015

Page 2: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

2.

IIALAMAI PENGESAIANLAPORAN AKIIIR PROGRAM PENGABIIAN KEPAIA MASYARAKA'T

f! A LI A I I\I.7 A T I!'II!7FLT T'TIC 'At

EftIJ lrtrr tIl tl.'ZUrJ

i. Judulpengabdian : Penyuiuhan Pemetaan Daerah Rawan LongsorMenggunakan Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)1/ ^l^ - ---.-t ^-- I ^--^L^-^ --NAUUlrarelr .,ur lruatlBUnit pengusulKetua tima. Namab. NiPs. Pangkat/golonganr Iqhotqn fi.n.rcinnalLl. rrguutur r

e. Jurusanf . Fakultasg. Ferguruan tinggih. Alamati N[^ tolo^n-./fqLcrr 11V (VrvPU& rqNO

j. Emaiik. No telepon/HPT ^--^^----^ 7-^^:^L^^Ldrua[y4 Kegrilrarr

Jumlah anggotaJumlah rnahasisu,a yang terlibatBiaya yang ciiajukanBOPTN ITS 2015

10 Nopember2fiKetua Peneliti

I)r.rer.nat Eko Minarto,M. Si

NIP: 19750205 19990-1 1 004

Menyetujui,Ketua LPPM

Prol-.Dr.Ir. Adi Soeprijanto,MTNIP: 19640405 199002 1 001

Fisika FMIPA ITS

Dr.rer.nat Eko Minartot9150205 199903 l 004Fenata / 3CT oLt^*

FisikaFMiPA

7r I s suraDavaJln. Arief dahman Hakim In?101??lvJ'JlAJJJL

nr i nafl or4physics. i ts.ac. ici

a8t2494954091 r^1-----t taltult7 orang2 orang

Rp. 16.000.000

.1t.5.A

7.

Dr. Y1q1i6,H.

NIP: 1969SM.Eng

19920-1 1 00-?

Page 3: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

i

RINGKASAN

Kondisi geografis dan geologis Indonesia memungkinkan daerah

Indonesia rawan akan bencana alam. Indonesia terletak diantara 2 jalur

gunung api aktif di dunia yang menyebabkan Indonesia mempunyai lebih dari

129 buah gunung api aktif (14% dari jumlah gunung api aktifyang ada di dunia).

Hal ini menyebabkan daerah Indonesia rawan akan ben- cana alam yang

diakibatkan oleh kondisi tersebut. Letusan gunung api, tanah longsor, banjir

merupakan sebagian kecil bencana yang akrab di telinga kita. Untuk itu

perlu upayadilaku- kan kajian dengan melakukan pemetaan yang akurat untuk

daerah-daerah yang rawan akan bencana guna mengurangi kerugian akibat

dari bencana tersebut baik berupa kerugian ma- terial maupun korban jiwa.

Pemetaan akan daerah rawan bencana yang akurat mempunyai arti

penting baik dari segi material maupun sisi kemanusiaan. Dengan melakukan

pemetaan daerah rawan bencana yang akurat kerugian akan materi yang besar

akan dapat dihindari dari awal. Selain itu korban jiwa akan bencana yang

mungkin terjadi bisa diminimalkan dengan melakukan pemetaan daerah yang

akurat.

Salah satu metode geofisika yang efektif untuk memetakan struktur

bawah permukaan adalah metode geolistrik. Metode geolistrik memanfaatkan

sifat kelistrikan resistivity atau pun conductivity dari perlapisan bumi, yaitu

sifat penjalaran listrik dari perlapisan bumi. Dengan menggunakan metode

geolistrik kita bisa menentukan struktur bawah permukaan berdasarkan sifat

penjalaran listrik dalam perlapisan bumi yang akan menentukan tingkat

kerawanan dari lapisan tanah di daerah tersebut.Sehingga dengan mengetahui

struktur bawah permukaan daerah rawan bencana tentunya bisa diantisipasi

untuk memudahkan mitigasi atau pun memberikan rencana ke depan

pembangunan di daerah tersebut.

Kata kunci: Geolistrik, resistivity, conductivity.

Page 4: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

ii

SUMMARY

Indonesia with its potency that there are many volcanoes, can be a country which can generate any hazard. One effective geophysical method to map the subsurface structure is geoelectric method. Geoelectric method utilizes the electrical properties of resistivity or conductivity of the earth bedding, namely the nature of the electrical propagation of earth layering. By using geoelectric method we can determine subsurface structures based on the propagation properties of electricity in the bedding of the earth that will determine the level of vulnerability of the soil layer in the area.

One of method to explore ground water is using electrical resistivity. The survey was using VES (Vertical Electrical Sounding) with Schlumberger array. There are five sounding point in the survey. Data result has been modeled using IPI2Win. True resistivity has obatained and then it was interpreted as kind of rocks in the subsurface.

Keywords: Geoelectricity, resistivity, conductivity.

Page 5: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

iii

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil ’alamiin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kegiatan Pengabdian masyarakat

Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan Metode Geolistrik

Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang yang

kami laksanakan bisa berjalan dengan lancar, untuk itu kami ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. LPPM ITS yang telah memberikan kesempatan, dan bantuan sehingga

kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bisa berjalan dengan lancar dan baik.

2. Jurusan Fisika ITS yang telah membantu dan mengijinkan, sehingga

kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bisa berjalan dengan lancar dan baik.

3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Cipta Karya,

Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Jombang atas segala bantuannya sehingga

terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat ini.

4. Semua anggota tim Pengabdian Masyarakat yang telah mencurahkan

pikiran dan tenaganya demi suksesnya kegiatan Pengabdian Masyarakat

ini.

5. Karyawan TU dan teknisi yang telah membantu demi suksesnya kegiatan

Pengabdian Masyarakat ini.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu. Kami menyadari

masih banyak kekurangan pada pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat ini,

sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 10 Nopember 2015

Page 6: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

iv

DAFTAR ISI

1. Cover

2. Lembar Pengesahan

3. Ringkasan

4. Sumarry

5. Prakata

6. Daftar Isi

7. Daftar Tabel

8. Daftar Gambar

9. Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.1.1 Deskripsi Masyarakat sasaran

1.1.2 Permasalahan Yang Hadapi Mitra

1.2. Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan 1.3. Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan Yang Diharapkan

1.3.1 Tujuan

1.3.2 Manfaat

1.3.3 Dampak Kegiatan

1.3.4 Luaran

10. Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Sifat Kelistrikan Batuan

2.1.1 Potensial Listrik Batuan

2.1.2 Resistivitas Batuan

2.1.3 Konduktivitas Listrik Batuan

2.2 Potensial Dalam Medium Homogen

2.2.1 Elektroda Arus Tunggal Pada Permukaan Medium Homogen

2.2.2 Elektroda Arus Ganda Pada Permukaan Medium Homogen

2.3 Metode Geolistrik

2.4. Konfigurasi Elektroda Wenner

2.5 Konsep Dasar Resistivitas Semu

2.6 Teori Inversi

Page 7: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

v

11. Bab 3. Strategi dan Perencanaan Kegiatan

3.1. Strategi

3.2. Rencana Kegiatan

12. Bab 4. Hasil Yang Dicapai Dan Keberlanjutannya

4.1. Hasil Yang Dicapai

4.2. Analisa Capaian Luaran Terhadap Target Luaran

4.3. Keberlanjutan

13. Bab 5. Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

14. Daftar Pustaka

15. Lampiran 1. Biodata Tim Pengabdi

16. Lampiran 2. Daftar Luaran

17. Lampiran 3. Salinan Publikasi

Page 8: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Variasi Resistivitas Beberapa Jenis Material

Tabel 3.1. Rangkaian acara penyuluhan

Page 9: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

vii

DAFTAR GAMBAR

1 Gambar 1.1. Peta daerah rawan bencana. (sumber BPBN).

2 Gambar 1.2. Peta daerah rawan tanah longsor (sumber BPBN).

3 Gambar 1.3. Peta topografi Kabupaten Jombang

4 Gambar 2.1. Silinder Konduktor

5 Gambar 2.2. Penyebaran Arus Listrik dari Elektroda Tunggal

6 Gambar 2.3. Distribusi Potensial dan Arus oleh Sumber Arus Ganda di

Permukaan

7 Gambar 2.4. Susunan Elektroda Arus Ganda di Permukaan Homogen

8 Gambar 2.5. Berbagai Konfigurasi Resistivitas 2D dan Nilai Konstanta

Geometri

9 Gambar 2.6. Nilai Jangkauan Resistivitas Beberapa Batuan

10 Gambar 2.7. Konfigurasi Elektroda Wenner

11 Gambar 3.1. Alat pengukuran geolistrik.

12 Gambar 4.1. Gedung BPBD Jombang (a), Peserta penyuluhan (b).

13 Gambar 4.2. Foto-foto kegiatan penyuluhan

Page 10: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemetaan akan daerah rawan bencana yang akurat mempunyai arti penting

baik dari segi material maupun sisi kemanusiaan (gambar 1.1). Dengan

melakukan pemetaan daerah rawan bencana yang akurat kerugian akan materi

yang besar akan dapat dihindari dari awal. Selain itu korban jiwa akan bencana

yang mungkin terjadi bisa diminimalkan dengan melakukan pemetaan daerah

yang akurat.

Gambar 1.1. Peta daerah rawan bencana. (sumber BPBN).

Salah satu metode geofisika yang efektif untuk memetakan struktur bawah

permukaan adalah metode geolistrik. Metode geolistrik memanfaatkan sifat

kelistrikan resistivity atau pun conductivity dari perlapisan bumi, yaitu sifat

penjalaran listrik dari perlapisan bumi. Dengan menggunakan metode geolistrik

kita bisa menentukan struktur bawah permukaan berdasarkan sifat penjalaran

Page 11: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

2

listrik dalam perlapisan bumi yang akan menentukan tingkat kerawanan dari

lapisan tanah di daerah tersebut. Sehingga dengan mengetahui struktur bawah

permukaan daerah rawan bencana, terutama longsor (gambar 1.2) tentunya bisa

diantisipasi untuk memudahkan mitigasi atau pun memberikan rencana

pembangunan di daerah tersebut.

Gambar 1.2. Peta daerah rawan tanah longsor (sumber BPBN).

1.1.1. Deskripsi Masyarakat sasaran.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang. Seringnya terjadi bencana di daerah rawan

bencana di Kabupaten Jombang memerlukan perencanaan yang matang dalam

melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Dalam penelitian ini, penentuan titik

pengukuran geolistrik dengan metode VES (Vertical Electrical Sounding).

Penentuan titik-titik pengukuran dilakukan berdasarkan pengamatan kondisi

geologi, topografi dan keadaan medan di lapangan.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah,

yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl (di atas

Page 12: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

3

permukaan laut) yang ditunjukkan pada gambar 1.3. Secara umum Kabupaten

Jombang dapat di bagi menjadi 3 bagian wilayah:

Bagian utara, terletak di sebelah utara Sungai Brantas, meliputi

sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, dan sebagian

Kecamatan Ngusikan dan Kecamatan Kudu. Merupakan daerah

perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 m di

atas permukaan laut (dpl). Perbukitan ini merupakan ujung timur

Pegunungan Kendeng.

Bagian tengah, yakni di sebelah selatan Sungai Brantas, merupakan

dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah ini

merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif

serta kawasan permukiman penduduk yang padat.

Bagian selatan, meliputi Kecamatan Wonosalam dan sebagian

Kecamatan Bareng dan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan

dengan kondisi wilayah yang bergelombang. Semakin ke tenggara,

semakin tinggi. Hanya sebagian Kecamatan Wonosalam yang

memiliki ketinggian di atas 500 m.

Gambar 1.3. Peta topografi Kabupaten Jombang

Page 13: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

4

1.1.2. Permasalahan Yang Hadapi Mitra

Persoalan yang paling urgent dalam menghadapi persoalan bencana di daerah

adalah belum adanya data yang lengkap dan terintegrasi tentang peta wilayah

bencana yang meliputi daerah yang bersangkutan. Sehingga penanganan atau pun

mitigasi terhadap bencana yang terjadi masih bersifat sporadis dan kurang

terencana. Kerugian material maupun non-material akan dapat diminimalkan jika

sebelumnya sudah tersedia data peta tingkat kerawanan atau pun pola tingkat

kerawanan bencana daerah tersebut.

1.2. Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

Penyuluhan direncanakan akan diberikan selama dua hari dengan dua konsep

yaitu penyampaian materi-materi dasar tentang pengukuran geolistrik dalam

penentuan daerah rawan longsor dengan metode ceramah dan tanya jawab, serta

pengaplikasian pengenalan alat geolistrik untuk kegiatan pengukuran di lapangan.

Peserta terdiri dari seluruh staf pegawai di lingkungan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang. Direncanakan pada hari pertama di

isi dengan pemberian teori dan konsep dasar metode geolistrik dalam penentuan

struktur perlapisan bawah permukaan. Kemudian hari kedua dilanjutkan dengan

pengukuran langsung ke lapangan dengan menggunakan alat geolistrik.

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan Yang Diharapkan

1.3.1. Tujuan

Tujuan dari penyuluhan ini adalah sebagai usaha untuk mendapatkan data–data

akurat sebagai sarana dalam menentukan hal–hal sebagai berikut:

1. Mendapatkan gambaran secara kualitatif dalam memetakan daerah rawan

bencana.

2. Mempelajari nilai tahanan jenis (resistivitas) batuan di daerah penelitian

dalam menggambarkan struktur bawah permukaan di daerah tersebut.

3. Memberikan gambaran global sebagai masukkan ke depan dalam

pengembangan daerah rawan bencana.

Page 14: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

5

1.3.2. Manfaat

Adapun manfaat dari adanya kegiatan Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang ini adalah: 1. Memberikan pemahaman dasar tentang konsep dasar maupun teori tentang

penentuan daerah rawan bencana longsor di Kabupaten Jombang berdasarkan metode geolistrik.

2. Memberikan kemampuan teknis dasar dan pengoperasian alat pengukuran geolistrik dalam pengukuran data geolistrik di lapangan.

3. Memberikan kerangka dasar pola tingkat kerawanan daerah rawan longsor di daerah Kabupaten Jombang.

4. Memberikan pertimbangan dan masukkan dalam menentukan rencana pembangunan ke depan berkenaan dengan resiko terhadap kebencanaan suatu daerah.

1.3.3. Dampak Kegiatan Yang Diharapkan

Dengan adanya Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan

Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Jombang ini diharapkan nantinya akan saling terintegrasi antara data

peta daerah rawan bencana terutama longsor dengan pola penanggulangan

bencana yang mungkin terjadi. Sehingga bisa diminimalkan tingkat kerugian

akibat bencana baik yang bersifat material maupun kerugian jiwa yang

diakibatkan oleh bencana tersebut.

1.4. Target Luaran

1. Memberikan pemahaman kepada seluruh staf tentang konsep dasar metode

geolistrik dalam penentuan struktur bawah permukaan.

2. Memberikan gambaran secara global peta daerah rawan bencana terutama

longsor di Kabupaten Jombang.

3. Memberikan kerangka dasar pola kerawanan daerah terutama daerah rawan

longsor di Kabupaten Jombang.

4. Publikasi ilmiah dalam seminar nasional pengabdian masyarakat.

Page 15: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Kelistrikan Batuan

Batuan merupakan suatu materi yang mempunyai sifat-sifat kelistrikan.

Mineral-mineral yang dikandung batuan dan struktur pembentuknya

mengakibatkan batuan bersifat konduktif terhadap arus listrik. Sifat ini merupakan

karakteristik dari batuan tersebut apabila dialirkan arus listrik ke dalamnya. Sifat

listrik ini dapat berasal dari alam atau yang berasal dengan cara menginjeksikan

arus listrik ke dalamnya sehingga terjadi ketidakseimbangan muatan di dalamnya.

2.1.1 Potensial Listrik Batuan

Energi potensial dari suatu benda adalah kemampuan benda tersebut

melakukan kerja. Apabila terdapat suatu muatan q yang berada dalam medan

listrik E yang berasal dari muatan Q, maka besarnya usaha ynag dilakukan untuk

memindahkan muatan q dari titik A ke B melewati lintasan I adalah sama dengan

jumlah usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan q dari titik A ke Titik

B melewati lintasan II (Hendrajaya L. dan Arif I., 1990)

Potensial Listrik Batuan merupakan potensial listrik alam yang ditimbulkan

dari proses elektrokimia maupun mekanik. Proses-proses ini terjadi karena adanya

air tanah yang berfungsi sebagai faktor penyeimbang dari semua peristiwa di

dalam tanah. Potensial listrik batuan ini dibagi menjadi 4 kelompok (Wahyono,

2004), yaitu :

1. Potensial Mineralisasi

Potensial mineralisasi terjadi apabila dua elektroda logam yang berbeda

dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat homogen. Potensial ini

memiliki harga yang paling besar bila dibandingkan dengan jenis

potensial lainnya. Biasanya potensial ini timbul pada daerah yang

mengandung banyak sulfida dan grafit. Jadi potensial listrik dapat

ditimbulkan karena adanya suatu larutan yang mengalir melalui

Page 16: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

7

medium berpori dengan sifat kapilernya, pada daerah yang banyak

mengandung sulfida dan grafit.

2. Potensial Elektrokinetik

Potensial elektrokinetik terjadi apabila larutan memiliki resistivitas

listrik dan viskositas yang bekerja pada kapiler atau medium yang

berpori. Potensial ini secara umum tidak terlalu penting, tetapi efek dari

aliran ini dapat menjadi penyebab terjadinya anomali.

3. Potensial Difusi

Potensial difusi disebabkan oleh terjadinya perbedaan variasi ion dalam

larutan yang memiliki konsentrasi yang berbeda.

4. Potensial Nernst

Apabila dua elektroda logam yang identik dimasukkan ke dalam larutan

yang homogen, maka tidak akan terjadi potensial antara kedua elektroda

tersebut. Namun bila konsentrasi larutan itu diubah, maka akan timbul

beda potensial antara kedua elektroda tersebut. Beda potensial yang

timbul dinamakan potensial nernst.

Jadi potensial listrik dapat ditimbulkan karena adanya suatu larutan yang

mengalir melalui medium berpori dengan sifat kapilernya, pada daerah yang

banyak mengandung sulfide, grafit dan magnetic, dan apabila elektroda

dimasukan kedalam larutan homogeni sehingga terjadi ketidakseimbangan. Serta

terjadi karena adanya dua larutan yang berbeda kosentrasinya sehingga ion-ion

yang ada didalamnya bergerak untuk mencapai keseimbangan.

2.1.2 Resistivitas Batuan

Resistivitas batuan adalah suatu sifat materi batuan yang menghambat aliran

listrik yang melaluinya. Resistivitas batuan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya resistivitas larutan yang mengisi pori-pori batuan, jenis mineral

penyusun batuan, porositas batuan dan derajat kejenuhan batuan. Resistivitas

tanah, salah satunya ditentukan oleh banyak-sedikitnya kandungan air dalam

tanah. Semakin banyak kandungan air dalam suatu medium (misalnya tanah)

maka nilai resistivitasnya semakin kecil. Jadi suatu tanah yang mempunyai nilai

Page 17: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

8

resistivitas kecil, maka salah satunya, tanah tersebut banyak mengandung air dan

akibatnya tanah tersebut mudah longsor atau bergerak.

Dari semua sifat fisika batuan dan mineral, resistivitas memperlihatkan

variasi harga yang sangat banyak. Pada mineral-mineral logam, harganya berkisar

pada 10-8 hingga 107 . Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan

komposisi yang bermacam-macam akan menghasilkan range resistivitas yang

bervariasi pula. Sehingga range resistivitas maksimum yang mungkin adalah dari

1,6 x 10-8 (perak asli) hingga 1016 (belerang murni).

Konduktor biasanya didefinisikan sebagai bahan yang memiliki resistivitas

kurang dari 10-8 , sedangkan isolator memiliki resistivitas lebih 10-7 dan

diantara keduanya adalah bahan semikonduktor. Di dalam konduktor berisi

banyak elektron bebas dengan mobilitas yang sangat tinggi. Sedangkan pada

semikonduktor, jumlah elektron bebasnya lebih sedikit. Isolator dicirikan oleh

ikatan ionik sehingga elektron-elektron valensi tidak bebas bergerak. Secara

umum, berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan dan mineral dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

Konduktor baik : 10-8 < ρ <1

Konduktor pertengahan : 1 < ρ <107

Isolator : ρ >107

(Telford W. And Sheriff, 1982)

Kebanyakan mineral membentuk batuan penghantar listrik yang tidak baik

walaupun beberapa logam asli dan grafit menghantarkan listrikResistivitas yang

terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh pergerakan ion-ion

bermuatan dalam pori-pori fluida. Air tanah secara umum berisi campuran terlarut

yang dapat menambah kemampuannya untuk menghantar listrik, meskipun air

tanah bukan konduktor listrik yang baik variasi resistivitas beberapa jenis material

ditunjukkan sebagai berikut:

Page 18: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

9

Tabel 2.1. Variasi Resistivitas Beberapa Jenis Material

Jenis Material Resistivity ( Ωm)

Granit 200 – 100.000

Andesit 1,7 x 102 – 45 x 104

Basal 200 – 100.000 Gamping 500 – 10.000 Batu Pasir 200 – 8.000 Batu Tulis 20 – 2.000

Pasir 1 – 1.000 Lempung 1 – 100 Air Tanah 0,5 – 300 Air Asin 0,2 Magnetik 0,01 – 1.000

Kerikil Kering 600 – 10.000

Tanah Aluvial 10 -800

Kerikil 100 – 600 (Telford W. And Sheriff, 1990)

Harga tahanan jenis batuan tergantung macam-macam materialnya, densitas,

porositas, ukuran dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitas dan suhu,

dengan demikian tidak ada kepastian harga tahanan. Jenis untuk setiap macam

batuan pada akuifer yang terdiri atas material lepas mempunyai harga tahanan

jenis yang berkurang apabila makin besar kandungan air tanahnya atau makin

besar kandungan garamnya (misal air asin). Mineral lempung bersifat

menghantarkan arus listrik sehingga harga tahanan jenis akan kecil.

2.1.3 Konduktivitas Listrik Batuan

Menurut Telford et al. (1982: 445 - 447) aliran arus listrik di dalam batuan

dan mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara

elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.

1. Konduksi Secara Elektronik

Konduksi elektronik merupakan bentuk normal dari aliran dalam batuan

logam karena mempunyai banyak elektron bebas. Konduksi ini terjadi jika batuan

atau mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan

Page 19: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

10

A

L

dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut. Aliran listrik ini

juga dipengaruhi oleh sifat atau karakteristk masing-masing batuan yang

dilewatinya. Salah satu sifat atau karakteristik batuan tersebut adalah resistivitas

(tahanan jenis). Resistivitas adalahkarakteristik bahan yang menunjukkan

kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan arus listrik. Semakin besar nilai

resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut menghantarkan arus

listrik. Begitu pula sebaliknya apabila nilai resistivitasnya rendah maka akan

semakin mudah bahan tersebut menghantarkan arus listrik. Resistivitas

mempunyai pengertian yang berbeda dengan resistansi (hambatan), dimana

resistansi tidak hanya tergantung pada bahan tetapi juga bergantung pada faktor

geometri atau bentuk bahan tersebut. Sedangkan resistivitas tidak bergantung pada

faktor geometri.

Gambar 2.1. Silinder Konduktor

(Telford W. And Sheriff, 1990)

Jika ditinjau silinder konduktor dengan panjang L, luas penampang A, dan

resistansi R, maka dapat dirumuskan :

(2.1)

Di mana adalah resistivitas (tahanan jenis) (Ω m), L adalah panjang silinder

konduktor (m), A adalah luas penampang silinder konduktor (m2), R adalah

resistansi (Ω). Sedangkan menurut hukum Ohm, resistansi R dirumuskan :

(2.2)

Dalam hal ini R adalah reistivitas (Ω ), V adalah beda potensial (volt), I adalah

kuat arus (ampere). Dari kedua rumus tersebut didapatkan nilai resistivitas

sebesar :

(2.3)

Page 20: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

11

Banyak orang sering menggunakan sifat konduktivitas (σ) batuan yang

merupakan kebalikan dari resistivitas dengan satuan mhos/m.

(2.4)

di mana J adalah rapat arus (ampere/m2), E adalah medan listrik (volt/m).

2. Konduksi secara elektrolitik

Konduksi elektrolitik dapat ditemukan pada batuan yang mempunyai sifat

porositas tinggi sehingga dengan mudah terisi oleh larutan elektrolit. Arus listrik

dapat mengalir karena adanya sifat elektrolit larutan yang mengisi pori-pori

batuan. Konduksi elektrolitik bersifat lambat bila dibandingkan konduksi

elektronik.Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki

resistivitas yang sangat tinggi. Batuan biasanya bersifat porus dan memiliki pori-

pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Batuan-batuan tersebut menjadi

konduktor elektrolitik, di mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion

elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada

volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika

kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan

semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang.

3. Konduksi Secara Dielektrik

Konduksi dielektrik terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik. Sebenarnya

batuan tersebut sangat sedikit sekali mempunyai elektron bebas atau bahkan tidak

sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar, maka

elektron-elektron tersebut terganggu kedudukannya sehingga menimbulkan

polarisasi. Potensial dari jenis ini juga tergantung pada konstanta dielektrik dari

batuan yang bersangkutan. Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik

terhadap aliran listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron

bebas sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh

medan listrik dari luar maka elektron dalam bahan berpindah dan berkumpul

terpisah dari inti, sehingga terjadi polarisasi. Peristiwa ini tergantung pada

konduksi dielektrik masing-masing batuan yang bersangkutan, contoh : mika.

2.2 Potensial Dalam Medium Homogen

Page 21: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

12

Apabila dalam medium homogen isotropis dialiri arus listrik dengan rapat arus

J dan kuat medan listrik E , maka menurut hukum Ohm (Telford, 1990) :

EJ1

(2.5)

dengan E dalam Volt/meter dan adalah resistivitas medium dalam Ωm.

Medan listrik E merupakan gradien dari potensial skalar yang dirumuskan :

VE (2.6)

Selanjutnya memasukkan persamaan (2.1) ke dalam persamaan di atas

diperoleh :

VJ 1 (2.7)

Apabila tidak ada muatan sumber maka :

(2.8)

(2.9)

Dengan menggunakan teorema vektor :

(2.10)

sehingga diperoleh :

(2.11) Karena medium dianggap homogen isotropis (ρ konstan), maka suku pertama

sama dengan nol, sehingga kita mendapatkan persamaan Laplace dalam bentuk

potensial harmonik (Telford, 1990) :

02 V (2.12)

Dalam koordinat bola, operator Laplacian berbentuk :

(2.13)

Dari sistem yang simetri, potensial akan berupa fungsi dari r saja. Sehingga

persamaan Laplace dapat disederhanakan menjadi :

(2.14) Dengan dikalikan dan diintegralkan, maka diperoleh persamaan :

(2.15)

0)1(..

0.

VJ

J

Page 22: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

13

diintegralkan kembali sehingga didapatkan persamaan :

(2.16) dengan A dan B adalah konstanta.

2.2.1 Elektroda Arus Tunggal Pada Permukaan Medium Homogen

Gambar 2.2. Penyebaran Arus Listrik dari Elektroda Tunggal

(Telford, 1990)

Jika elektroda arus diletakkan di permukaan bumi (Gambar 2.3) dan udara

diatasnya dianggap mempunyai konduktivitas nol (σ = 0), dengan menggunakan

persamaan Laplace dalam koordinat bola (persamaan 2.14) untuk B = 0, maka

pada bidang batas permukaan (z = 0) berlaku :

(2.17)

Hal ini akan selalu terpenuhi karena :

(2.18)

Page 23: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

14

Arus total yang mengalir melalui permukaan setengah bola pada medium bawah

permukaan adalah :

(2.19)

(2.20)

Dari persamaan (2.15) dan (2.20) diperoleh konstanta integrasi :

(2.21)

(2.22)

Sehingga pada akhirnya didapatkan :

(2.23)

2.2.2 Elektroda Arus Ganda Pada Permukaan Medium Homogen

Arus listrik diinjeksikan melalui elektroda C1 dan C2, sedangkan beda

potensial diukur pada elektroda potensial P1 dan P2 yang terletak diantara C1 dan

C2. Pada Gambar 2.3. di bawah menunjukkan adanya garis ekipotensial yang

tegak lurus terhadap garis aliran arus yang disebabkan oleh sumber arus ganda di

permukaan.

Gambar 2.3. Distribusi Potensial dan Arus oleh Sumber Arus Ganda di Permukaan

(Telford, 1990)

2IA

aIV

2

Page 24: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

15

V

I

Gambar 2.4. Susunan Elektroda Arus Ganda di Permukaan Homogen

(Telford, 1990)

Persamaan potensial untuk injeksi elektroda arus ganda pada permukaan

medium homogen adalah (Telford, 1990) :

(2.24)

(2.25)

Sehingga beda potensial antara kedua elektroda adalah :

(2.26)

(2.27)

atau dapat ditulis menjadi:

(2.28)

dengan K dinyatakan dalam persamaan :

(2.29)

K adalah faktor geometri yang besarnya tergantung dari susunan elektroda yang

digunakan sebagai koreksi dalam pengolahan data.

)11(2 21

1 rrIVP

)11(2 43

2 rrIVP

21 PP VVV

)1111(2 4321 rrrrIV

IVK

1

4321

)1111(2 rrrr

K

Page 25: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

16

2.3 Metode Geolistrik

Salah satu metode eksplorasi dalam bidang Geofisika yang berkembang

adalah dengan memanfaatkan sifat kelistrikan dan lapisan bumi yang dikenal

dengan sebutan metode geolistrik. Metode geolistrik terdiri dan beberapa jenis, di

antaranya metode polarisasi imbas (induce polarization, ip), metode potensial diri

(self potential, sp) dan metode geolistrik tahanan jenis (resistivity). Metode

geolistrik tahanan jenis yang dikenal juga dengan sebutan metode resistivitas

merupakan metode yang bersifat dinamik (aktif), karena menggunakan gangguan

aktifberupa injeksi arus yang dipancarkan ke bawah permukaan bumi melalui

media elektroda arus, kemudian beda nilai resistivitas material di bawah

permukaan akan ditangkap oleh elektroda potensial.

Secara umum, metode ini dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu

metode resistivity mapping dan sounding (drilling).Metode resistivity mapping

merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk mempelajari variasi tahanan

jenis lapisan bawah permukaan secara horizontal. Oleh karena itu, pada metode

ini digunakan konfigurasi elektroda yang sama untuk setiap titik pengamatan di

permukaan bumi. Setelah itu baru dibuat kontur isoresisitivitasnya.Sementara

metode resistivity sounding juga dikenal sebagai resistivity drilling, resistivity

probing dan lain-lain.Hal ini disebabkan metodeini bertujuan untuk mempelajari

variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal.

Dalam menganalisa kondisi bawah permukaan, metode geolistrik memiliki

kemampuan untuk membedakan material di dalam bumi berdasarkan

kemampuannya untuk mengkonduksi arus listrik. Metode ini merupakan metode

non-destruktif dan mudah dioperasikan sehingga sesuai untuk digunakan dalam

pengamatan tanggul dan juga telah banyak digunakan untuk pengamatan tanggul

permanen maupun sementara. Metode geolistrik juga baik untuk digunakan untuk

investigasi dalam jangka waktu panjang karena hanya dipengaruhi sedikit faktor

luar (hujan) sehingga dapat dilakukan pengamatan perbedaan kondisi bawah

permukaan untuk musim yang berbeda (Sjodahl et al., 2006; Johansson dan

Dahlin., 1996; Johansson, 1997).

Metode resistivitas terbagi atas dua jenis: mapping dan sounding. Metode

mapping bertujuan untuk mengamati variasi resistivitas secara horizontal,

Page 26: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

17

sebaliknya sounding mengamati variasi vertikal. Metode resistivitas 2D

memanfaatkan gabungan dari kedua metode tersebut dengan melakukan

perpindahan titik amat kemudian juga melakukan variasi jarak antara masing-

masing elektroda sehingga investigasi dapat dilakukan untuk target lebih dalam

(Reynolds, 1997).

Teknik pengukuran mapping adalah teknik pengukuran geolistrik yang

bertujuan untuk memperoleh informasi variasi resistivitas secara lateral. Teknik

mapping dilakukan menggunakan konfigurasi elektroda tertentu dengan jarak

antar elektroda tetap, dimana seluruh susunan elektroda dipindahkan mengikuti

suatu lintasan tertentu. Berdasarkan hal tersebut teknik mapping dikenal pula

sebagai costant separation traversing (CST) atau traversing dan kadang-kadang

disebut teknik profiling. Plot resistivitas semu sebagai fungsi posisi titik

pengukuran, menggambarkan variasi lateral resistivitas bawah permukaan.

Teknik pengukuran sounding diambil dari vertical electrical sounding (VES)

yaitu teknik pengukuran geolistrik yang bertujuan untuk memperoleh informasi

variasi resistivitas sebagai fungsi dari kedalaman pada suatu titik pengukuran.

Mengingat jarak antar elektroda menentukan kedalaman investigasi, maka pada

teknik sounding ini, pengukuran dilakukan dengan jarak antar elektroda

bervariasi. Variasi resistivitas terhadap kedalaman tercermin pada kurva sounding,

yaitu plot resistivitas semu sebagai fungsi dari jarak antar elektroda.

Konfigurasi wenner merupakan salah satu konfigurasi yang sering digunakan

dalam eksplorasi geolistrik dengan susunan jarak antar elektroda. Pola

pengamatan resistivitas 2D dapat disesuaikan dengan beberapa konfigurasi seperti

Wenner, Wenner-Schlumberger, pole-pole, dipole-dipole, dan lain sebagainya

(Samouelian et al, 2005).

Dalam hal ini elektroda-elektroda, baik arus maupun potensial diletakkan

secara simetris terhadap titik sounding. Jarak antar elektroda arus tiga kali jarak

antar elektroda potensial. Jadi, jika jarak masing-masing potensial terhadap titik

souding adalah a/2 maka jarak masing-masing elektroda arus terhadap titik

sounding adalah 3a/2. Pada tahanan jenis mapping, jarak spasi elektroda tersebut

tidak berubah-ubah untuk setiap titik sounding yang diamati (besarnya a tetap).

Sedangkan batas pembesaran spasi elektroda ini tergantung pada kemampuan alat

Page 27: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

18

yang dipakai. Semakin sensitif dan besar arus yang dapat dihasilkan alat tersebut,

maka semakin besar pula jarak spasi yang dapat pada tahanan jenis sounding,

jarak spasi elektroda tersebut diperbesar secara gradual, mulai dari harga “a”

kecil, untuk suatu titik sounding. Model pengukuran 2D dengan metode Wenner

terlihat pada diukur, sehingga semakin dalam pula lapisan yang terdeteksi.

Adanya sifat bahwa pembesaran jarak elektroda arus diikuti pula oleh pembesaran

jarak elektroda potensial menyebabkan jenis konfigurasi Wenner dapat

mendeteksi ketidakhomogenan lokal dari lokasi yang diamati. Dalam prosedur

Wenner pada tahanan jenis mapping, empat elektroda konfigurasi dengan spasi

yang sama dipindahkan secara keseluruhan dengan jarak yang tetap sepanjang

garis pengukuran. Pemilihan spasi terutama tergantung pada kedalaman lapisan

yang akan dipetakan (Sharma, 1997).

Konfigurasi Wenner mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Burger

(2006), kelebihan konfigurasi Wenner adalah dengan lebar spasi elektroda

potensial yang besar maka tidak memerlukan peralatan yang sensitif. Sedangkan

kekurangannya adalah semua elektroda harus dipindahkan untuk setiap

pembacaan data resistivitas. Hal ini untuk mendapatkan sensitifitas yang lebih

tinggi untuk daerah lokal dan variasi lateral dekat permukaan.

Gambar 2.5. Berbagai Konfigurasi Resistivitas 2D dan Nilai Konstanta Geometri

(Loke, 2000)

Page 28: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

19

Gambar 2.6. Nilai Jangkauan Resistivitas Beberapa Batuan

(Palacky, 1987)

Berbagai contoh aplikasi metode geofisika dalam bidang arkeologi yaitu, Dua

aplikasi canggih dari metode tahanan listrik dalam prospeksi arkeologi disajikan.

Pendekatan ini didasarkan pada teknik inversi baru, yang memungkinkan

pemodelan resistivitas distribusi di bawah topografitanah. Hasil 2D dan 3D

pengukuran resistivitas listrik pada menunjukkan gambar struktur resistivitas

bawah permukaan, yang tidak terdeteksi oleh geomagnetics atau metode GPR.

Struktur resistivitas ditafsirkan terkait dengan penyelesaian yang berbeda fase dari

Zaman Perunggu periode Helenistik. Teknik 3D-inversi baru ini juga berguna

untuk data set resistivitas kompleks. Contoh, dari tumpukan perak di Maroko,

menunjukkan distribusi parameter model resistivitas 3D-kompleks yang berasal

dari Induced Polarisasi (IP) pengukuran, (Ullrich dkk, 2007)

Geofisika arkeologi melibatkan penggunaan pencitraan resistivitas dan

induksi polarisasi (IP) teknik yang digunakan untuk menemukan slag besi

terkubur dan tungku di Lejja, Southeastern Nigeria. Instrumen yang digunakan

adalah mengukur sistem meter, menggunakan elektroda konfigurasi Wenner.

Resistivitas dan IP Data yang diperoleh diolah dan diinterpretasikan

menggunakan RES2DINV perangkat lunak. Model resistivitas terbalik

mengungkapkan adanya bahan resistivitas yang relatif tinggi sekitar 1090-2600

Ωm terpendam di kedalaman 2.55-3.70 m di lokasi yang berbeda di wilayah

Page 29: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

20

survei. Model terbalik konsisten dengan model resistivitas terbalik dalam hal tata

ruang lokasi bahan dikuburkan. Nilai resistivitas yang relatif tinggi dan bahan

tersebut ditafsirkan sebagai slag besi atau batu bata dibakar di Lejja Nigeria

digunakan untuk tungku dengan besi peleburan pekerja bertahun-tahun yang lalu.

Penentuan distribusi spasial terak besi terkubur dan tungku membantu untuk

mengidentifikasi lokasi yang paling cocok, di luar wilayah bahan dikuburkan.

(Ugwu dkk, 2014). Dari hal ini metode reisistivitas konfigurasi Wenner dianggap

baik untuk pemetaaan bawah permukaan.

Metode geolistrik resistivitas didasarkan pada anggapan bahwa bumi

mempunyai sifat homogen isotropis. Dengan asumsi ini, resistivitas yang terukur

merupakan resistivitas yang sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi elektroda.

Namun pada kenyataannya bumi tersusun atas lapisan-lapisan dengan resistivitas

yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh dari

lapisan-lapisan tersebut. Karenanya harga resistivitas yang terukur seolah-olah

merupakan nilai resistivitas untuk satu lapisan saja, sehingga resistivitas yang

terukur adalah resistivitas semu (Reynolds, 1997).

2.4. Konfigurasi Elektroda Wenner

Konfigurasi elektroda Wenner ini merupakan salah satu konfigurasi yang

digunakan dalam eksplorasi geolistrik dengan susunan jarak antar elektroda sama

panjang. Jarak antara elektroda arus adalah tiga kali jarak antara elektroda

potensial.

Gambar 2.7. Konfigurasi Elektroda Wenner

(Telford, 1990)

Page 30: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

21

Faktor geometri K dalam konfigurasi elektroda Wenner (Telford, 1990) ini

adalah : 1

)121()

211(2

aaaaKw (2.30)

aKw 2 (2.31)

Resistivitas semu dalam konfigurasi elektroda Wenner dapat dinyatakan

dengan rumus (Telford, 1990) :

IVaw

2 (2.32)

dengan : = resistivitas semu

a = jarak spasi elekttroda

RIV

(resistivitas yang terukur di lapangan)

2.5 Konsep Dasar Resistivitas Semu

Dalam kenyataannya, bumi terdiri dari bermacam-macam lapisan dengan

yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur juga berlainan harganya.

Hal ini memberikan harga resistivitas yang terukur tidak hanya untuk satu lapisan,

melainkan untuk seluruh lapisan. Oleh karena itu nilai resistivitas yang terukur

dinamakan resistivitas semu. Bumi terlihat mempunyai kondisi yang berlapis lapis

dengan harga resistivitas yang berbeda-beda. Resistivitas semu merupakan harga

resistivitas efektif untuk semua pelapisan yang ada. Resistivitas semu dinyatakan

dengan rumus :

IVKs

(2.33)

dimana : s = resistivitas semu batuan

V = beda potensial

K = faktor geometri

I = arus listrik.

Page 31: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

22

2.6 Teori Inversi

Dalam geofisika, inversi bertujuan mencari model yang memberikan

respon yang mirip dengan nilai pengukuran. Model ini merupakan representasi

matematis ideal dari suatu bagian bumi. Model memiliki seperangkat parameter

yaitu suatu kuantitas fisis yang ingin diistimasi dari data yang diamati. Respon

model adalah data sintetis yang dapat dihitung dari hubungan matematis yang

menjelaskan model tersebut untuk seperangkat parameter model. Semua metode

inversi geofisika sebenarnya berusaha untuk menentukan model bawah

permukaan yang memiliki respon sesuai dengan data terukur yang dikenai

batasan-batasan tertentu. Pada metode berbasis sel yang digunakan oleh

RES2DINV dan RES3DINV, parameter model adalah nilai resistivitas dari model

sel, sementara data adalah nilai resistivitas semu terukur. Hubungan matemetis

antara parameter model dan respons model untuk model 2D dan 3D diberikan

oleh finite-defference atau metode finite-element (Loke, 2004).

Page 32: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

23

BAB III

STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN

2.1 Strategi

a. Kegiatan yang dilakukan:

Ada pun mekanisme kegiatan Penyuluhan Pemetaan Daerah

Rawan Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Pada Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang

dilaksanakan dengan 2 metode, yaitu sesi pertama diskusi dan

penyampaian materi dan konsep dasar secara oral dan dilanjutkan dengan

sesi kedua yaitu kegiatan pengambilan data ke lapangan beserta processing

dan interpretasinya. Urutan kegiatan yang dilakukan secara umum bisa

dibagi dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Penyampaian materi-materi dasar dan konsep dasar teori tentang

metode geolistrik dalam bentuk metode ceramah dan tanya jawab.

2. Pengukuran data geolistrik di lapangan guna menentukan struktur

bawah permukaan daerah pengukuran.

3. Pengolahan data geolistrik dengan menggunakan software IPI2WIN

maupun RES2DINV.

4. Interpretasi data geolistrik dalam menentukan perlapisan struktur

bawah permukaan.

b. Alat atau Instrumen pengukuran di lapangan a. Alat pengukuran geolistrik (gambar 4). b. Kompas. c. GPS. d. Peta topografi. e. Perangkat Lunak: IPI2WIN atau RES2DINV.

Page 33: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

24

Gambar 3.1. Alat pengukuran geolistrik.

c. Instrumen yang disiapkan peserta

a. 1 (satu) unit Laptop. b. Sistem Operasi Windows XP.

d. Peralatan dan Bahan Penunjang Pelatihan:

1. LCD Projector 2. Laptop 3. Printer 4. Laser Pointer

e. Koordinator Pelatihan:

Dr.rer.nat. Eko Minarto

f. Pendamping: 1. Dr. rer. nat. Bintoro Anang Subagyo

2. Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

3. Endarko, PhD

4. Heru S, MSi

5. Diky Anggoro, M.Si

6. Faridawati, M.Si.

7. Firdha Kusuma A,S.Si.

8. Arie Realita, S.Si

Page 34: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

25

2.2 Rencana Kegiatan

Kegiatan Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan

Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Jombang ini dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2015. Karena

keterbatasan waktu kegiatan di instansi yang bersangkutan, kegiatan pengabdian

yang semula direncanakan dilaksanakan dalam 2 hari dipadatkan menjadi 1 hari

saja. Terjadi sedikit perubahan tema dari yang semula direncanakan tentang

pengaplikasian metode geolistrik untuk kegiatan mitigasi bencana berubah

menjadi pengaplikasian metode geolistrik untuk penentuan potensi sumber air

tanah. Adapun pesertanya juga bertambah yang semula hanya diberikan kepada

anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang

bertambah dengan adanya pegawai dari instansi lain, yaitu Dinas Cipta Karya,

Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Kehutanan dan

Perkebunan. Rangkaian acara dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1. Rangkaian acara penyuluhan

Waktu Materi Pengajar Keterangan 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-10.45 10.45-11.00 11.00-12.00

Pembukaan Action items Orientasi program Coffee break Konsep dasar teori geolistrik Penentuan struktur bawah permukaan Coffee break Pengenalan data processing untuk data geolistrik untuk

Ketua BPBD Jombang. Ketua Panitia Koordinator Panitia Dr.rer.nat Eko Minarto Panitia Dr.rer.nat Eko Minarto

Indoor Indoor Indoor Indoor Indoor

Page 35: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

26

12.00-13.00 13.00-15.00 15.00-15.15 15.15-16.30 16.30

penentuan struktur bawah permukaan Istirahat, Sholat Perangkat lunak pengolahan data geolistrik Coffee break Interpretasi data geolistrik Penutup

Panitia Arie Realita Dr.rer.nat Eko Minarto Panitia Firdha Kusuma A

Indoor Indoor Indoor Indoor

Page 36: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

27

BAB IV

HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA

4.1. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema Penyuluhan Pemetaan

Daerah Rawan Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Pada Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang ini dilaksanakan

pada tanggal 20 Oktober 2015. Peserta yang tadinya diharapkan hanya seluruh

staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang. akan

tetapi ternyata mengundang ketertarikan dan minat dari instansi lain juga sehingga

pesertanya berkembang dari instansi yang lain yaitu: Dinas Cipta Karya, Dinas

Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan.

Diharapkan dengan adanya kegiatan penyuluhan ini bisa menambah keilmuan dari

staf pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Jombang khususnya serta dinas instansi terkait yang lain. Hal ini tentunya akan

sangat berpengaruh dalam penanganan kebencanaan yang terjadi di wilayah

kabupaten Jombang dan sekitarnya.

Kegiatan berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti, juga

didukung oleh antusiasme peserta yang luar biasa, sehingga kegiatan ini berjalan

lancar dan bisa dikategorikan sukses.

Gambar 4.1. Gedung BPBD Jombang (a), Peserta penyuluhan (b).

Kegiatan Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan

Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Page 37: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

28

Kabupaten Jombang dilaksanakan di gedung Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang Jln. Wakhid Hasyim 141 Jombang. Kegiatan

ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi ceramah dan tanya jawab dilaksanakan di

dalam ruangan tentang konsep dasar aplikasi metode geolistrik, dan sesi observasi

atau pengukuran dilaksanakan di luar ruangan.

Gambar 4.2. Foto-foto kegiatan penyuluhan

4.2. Analisa Capaian Luaran Terhadap Target Luaran

Mengacu kepada target luaran yang telah ditentukan dalam proposal

sebelumnya, maka dengan adanya program pengabdian masyarakat dengan judul

Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan Metode Geolistrik

Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang

diharapkan mendapatkan gambaran secara kualitatif dalam memetakan daerah

rawan bencana, memberikan gambaran global sebagai masukkan ke depan dalam

pengembangan daerah rawan bencana, memberikan pemahaman dasar tentang

konsep dasar maupun teori tentang penentuan daerah rawan bencana longsor di

Kabupaten Jombang berdasarkan metode geolistrik, serta memberikan

kemampuan teknis dasar dan pengoperasian alat pengukuran geolistrik dalam

pengukuran data geolistrik di lapangan.

Dengan adanya Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan

Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Jombang ini juga diharapkan nantinya akan saling terintegrasi antara

data peta daerah rawan bencana terutama longsor dengan pola penanggulangan

Page 38: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

29

bencana yang mungkin terjadi. Sehingga bisa diminimalkan tingkat kerugian

akibat bencana baik yang bersifat material maupun kerugian jiwa yang

diakibatkan oleh bencana tersebut.

Dan tentunya terlepas dari segala macam manfaat pengabdian masyarakat

yang telah disebutkan diatas, yang terutama adalah sangat diharapkan dengan

adanya program pengabdian masyarakat ini akan memberikan dampaknya positif

bagi semua pihak.

1. Memberikan pemahaman kepada seluruh staf tentang konsep dasar metode

geolistrik dalam penentuan struktur bawah permukaan.

2. Memberikan gambaran secara global peta daerah rawan bencana terutama

longsor di Kabupaten Jombang.

3. Publikasi ilmiah dalam seminar nasional pengabdian masyarakat.

Untuk publikasi ilmiah dalam seminar nasional pengabdian masyarakat

sudah diikut sertakan dalam Seminar Nasional Fisika 2015 pada tanggal 28

November 2014 di jurusan Fisika UNESA Surabaya

4.3 Keberlanjutan

Kegiatan penyuluhan penentuan daerah rawan bencana ini sangat

dianjurkan untuk selalu berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk membuat peta

tingkat kerawanan daerah secara menyeluruh untuk keseluruhan daerah. Tentu hal

ini akan sangat bermanfaat dalam menentukan perencanaan pembangunan suatu

daerah di masa yang akan datang. Selain itu data yang sudah terkumpul akan

sangat berguna dalam kepentingan mitigasi untuk meminimalkan tingkat kerugian

baik material maupun non-material. Akan dilakukan evaluasi dan monitoring

secara berkala dengan instansi-instansi yang bersangkutan.

Hal lain yang mungkin menjadi pertimbangan adalah perlunya dilakukan

penyuluhan dan pengukuran dengan menggunakan metode geofisika yang lain

sehingga akan didapatkan data dengan tingkat keakuratan yang sangat mumpuni

dan bagus. Selain itu semua data yang diperoleh juga bisa diintegrasikan.

Kegiatan penyuluhan metode geolistrik ini juga sangat bermanfaat dalam

pengaplikasian penentuan potensi sumber air tanah. Mengingat musim kemarau

yang berkepanjangan dan mengakibatkan beberapa daerah di Kabupaten Jombang

Page 39: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

30

mengalami bencana kekeringan. Dari hasil kegiatan pengukuran data dilapangan

yang sudah dilakukan, diperoleh hasil yang cukup signifikan dalam proses

pencarian sumber air tanah. Beberapa instansi yang ikut dalam kegiatan

penyuluhan ini juga bermaksud untuk tetap melakukan kerjasama dalam hal

kegiatan pengukuran di lapangan. Dinas Pertanian dan juga Dinas Cipta Karya

mempunyai kepentingan yang cukup besar dalam kegiatan penyuluhan metode

geolistrik dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan ini. Ke

depannya bisa terus dijalin kerjasama diantara instansi-instansi tersebut.

Page 40: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

31

BAB V

KESIMPULAN DAN RENCANA SELANJUTNYA

5.1. Kesimpulan

1. Kegiatan Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan

Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) Kabupaten Jombang dirasa sangat bermanfaat dalam

membantu menentukan pola tingkat kerawanan bencana di wilayah

Kabupaten Jombang, khususnya bencana longsor. Hal ini tentu akan

sangat membantu dalam meminimalkan tingkat kerugian baik material

maupun non-material pada saat terjadi bencana.

2. Kegiatan Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan

Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) Kabupaten Jombang sangat membantu meningkatkan tingkat

keilmuan staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Jombang. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh dalam

kegiatan mitigasi dan penanggulangan bencana yang akan dilakukan

oleh seluruh staf.

3. Kegiatan Penyuluhan Metode Geolistrik Pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD), Dinas Cipta Karya, Dinas Pertanian, Dinas

Lingkungan Hidup serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Jombang dirasa sangat bermanfaat dalam membantu menentukan

potensi sumber air tanah guna mengantisipasi tingkat kerawanan

bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Jombang.

5.2. Rencana Selanjutnya

1. Kegiatan penyuluhan ini dirasa sangat bermanfaat untuk peningkatan

keilmuan dan keahlian seluruh staf pegawai yang ada di Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang. Oleh

karena itu akan dilakukan penyuluhan-penyuluhan selanjutnya dengan

menggunakan metode pengukuran geofisika yang lain, seperti Very

Page 41: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

32

Low Frequency (VLF), Geo Radar (GPR), Gravity dan metode

geofisika yang lain.

2. Perlu disusun peta daerah dengan tingkat kerawanan bencana secara

menyeluruh. Sehingga punya acuan dasar terhadap resiko terjadinya

kebencanaan di setiap daerah di seluruh wilayah Kabupaten Jombang.

Page 42: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunet, P., Clement, R., and Bouvier, C. 2010. Monitoring soil water content and deficit using Electrical Resistivity Tomography (ERT) – A case study in the Cevennes area, France. Journal of Hydrology 380, 146-153.

2. Hendrajaya, L., Arif, I., 1990, Geolistrik Tahanan Jenis.

Laboratorium Fisika Bumi, Fisika FMIPA, ITB.

3. Loke M.H. 2000. Electrical Imaging Surveys For Environmental and

Engineering Studies, A practical guide to 2-D and 3-D surveys.

4. Telford, M.W., L.P. Geldard, R.E. Sheriff, dan D.A. Keys, 1990.

Applied Geophysics Second Edition. Cambridge University Press,

London.

5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang.

.

Page 43: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

34

Lampiran 1

PERSONALIA PENELITIAN

I. IDENTITAS DIRI

1.1 Nama Lengkap (dengan gelar)

Dr.rer.nat. Eko Minarto, S.Si, M.Si

1.2 Jabatan Fungsional Lektor 1.3 NIP 19750205 199903 1 004 1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Jombang, 05 Februari 1975 1.5 Alamat Rumah Pengkol, Ceweng, Diwek, Jombang 1.6 Nomor Telepon/Faks 0321 867067 1.7 Nomor HP 0812 4949 5409 1.8 Alamat Kantor Arif Rahman Hakim 1, Surabaya

60111 1.9 Nomor Telepon/Faks 031 594 3351 1.10 Alamat e-mail [email protected] 1.11 Lulusan yang Telah

Dihasilkan S-1= 2 orang; S-2 = 3 orang

1.12 Mata Kuliah yang diampu 1. Seismik Eksplorasi 2. Geodinamika 3. Gravitasi dan Magnetik 4. Metode Inversi 5. Komputasi

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

S-1 S-2 S-3

Nama PT ITB ITB Uni Hamburg, Germany

BidangIlmu Geofisika Geofisika Geofisika TahunMasuk-Lulus 1992-1997 2002-2004 2009-2014 NamaPembimbing/Promotor Dr. Hendra

Grandis

Dr. Hendra Grandis

Prof. Dr. Dirk Gajewski

III. PENGALAMAN PENELITIAN

No JudulPenelitian Tahun Kegiatan 1 Spectral Analysis GunungSlamet 1996 DirektoratVulka

nologi Bandung

Page 44: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

35

2 2-D StructureIdentifyUsingMagnetotelurics(MT) 1-D DataInversionMethod

1997 Bachelor thesis Geophysics program-ITB

3 Controlled-Sources AudiofrequencyMagnetotellurics (CSAMT) 1-D Data Modelling Inversion Using Simulated Annealing Method

2004 Master thesis Geophysics program-ITB

4 Identify 1-D Structure Used Geoelectric Data Analysis

2005 Course by Postgraduated program, Proceding, Vol II, No. 3, 359

5 Identify The Fault Structure Under Surface Using Half-Schlumberger (Head-On) Configuration for Geothermal Exploration at Mataloko, JurnalFisikadanAplikasinya, Vol. 1, No. 2, 16 – 19.

2005 JurnalFisikadanAplikasinya, Vol. 1, No. 2, 16 – 19.

6 The Earth Structure Beneath of West Indonesia With Seismogram Analysis Three Component

2006 Fundamental Research

7 Geoelectric Data Inversion Modelling for Geothermal Exploration at Mataloko

2007 JurnalFisikadanAplikasinya, Vol. 3, No. 2, 1 - 5

8 Sediment Distribution Analysis Sunda Strait Used Total Suspended Transport and Turbidity Data Analysis

2008 Indonesian Science Institute

9 Temperature and Pressure Distribution of Sunda Strait at November 2008

2008 Indonesian Science Institute

10 Optimization of Common Reflection Surface (CRS) attributes based on hybrid method, 15th Annual WIT meeting

2011 14th Annual WIT meeting

11 Optimization of Common Reflection Surface (CRS) attributes based on hybrid method

2012 15th Annual WIT meeting

12 Optimization of Common Reflection Surface (CRS) attributes based on conjugate direction (CD) method

2012 74th Annual Conference Exhibition incorporating SPE EUROPEC 2012, Denmark

13 3-D Optimization of Common Reflection Surface (CRS) attributes based on conjugate direction (CD) method

2013 Poster presentation at the Second Sustainable Earth Science Conference, France

14 Optimization of Common Reflection Surface 2014 Doctoral

Page 45: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

36

(CRS) attributes based on conjugate direction approach using Powell search method

Dissertation Institute of Geophysics University of Hamburg

15 PenerapanMetodeResistivitasUntukMengidentifikasiStrukturBawahPermukaan DiSekitaranKampus ITS Surabaya

2014 Seminar danLokakaryaNasionalFisika 2014, UNESA Surabaya.

16 Application Resistivity Method Wenner Configuration For Interpreting The Spread Of Rock Archaeological Sites Images Wetan Temple Blitar District

2015 Poster presentation at The 5th Annual Basic Science International Conference (BaSIC 2015)Department of Chemistry,Faculty of Science, Brawijaya University

17 Interpretation Studies of Bouguer Anomaly Data and Density Rocks In The Region of Mount Merapi

2015 Oral presentation at The 5th Annual Basic Science International Conference (BaSIC 2015)Department of Chemistry,Faculty of Science, Brawijaya University

18 AplikasiMetode Very Low Frequency Electromagnetic (VLF-EM) untukKarakteristikBawahPermukaan di Daerah KapurDesaMelirangKecamatanBungahKabupaten Gresik

2015 Seminar Nasional HFI CabangJateng-DIY UniversitasSanata Dharma Yogyakarta

19 PenentuanStrukturBawahPermukaan Daerah TamanWisataPemandian AirPanasTahura R SoerjoCangarMenggunakanMetode VLF-EM

2015 2nd 2015 International Conference on Sensor, Sensor System, and

Page 46: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

37

Actuator, Bali, Indonesia

20 Pemetaan TingkatResikoGempaBumi DiSekitar Wilayah KotaJayapuraBerdasarkanPengukuranMikrotremor

2015 Seminar NasionalFisika (SNF) 2015, UnivesitasNegeri Jakarta. Physics in the Future: Education, Application, Sustainable Development and Innovation

21 Improving of 2-D Common Reflection Surface (CRS) Attributes Using Powell Optimization Method

2015 The 2015 International Conference on Mathematics, its Applications, and Mathematics Education (ICMAME 2015)at Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia

ANGGOTA:

1. Anggota

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. rer. nat. Bintoro Anang Subagyo

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Alamat rumah : Perum UNTAG, NgindenBaru VIII/A-7, Surabaya 60118

d. No. Telp : 085607424277

e. E-mail : [email protected]

f. Agama : Islam

g. Status : Menikah

h. Pendidikan : PhD in Theoretical Physics, University of Oldenburg (Feb. 2011 – Aug. 2013)

Master of science in Physics Institut

Page 47: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

38

Teknologi Bandung(2004 – 2006) Bachelor of science in Physics, InstitutTeknologi Bandung (1998- 2003)

i. Golongan Pangkat dan NIK : III b/19800330201212002

j. Jabatan Fungsional :

k. Jabatan Struktural :

l. Fakultas/Program Studi : MIPA / Fisika

m.Perguruan Tinggi : ITS

n. Bidang Keahlian : Fisika Teori

o. Waktu untuk Penelitian ini : 4 jam/minggu

p. Pengalaman Penelitian :

a. Judul :

b. Publikasi Ilmiah : BurkhardKleihaus, Jutta Kunz, EugenRadu,BintoroSubagyo, “Axially symmetric static scalar solitons and black holes with scalar hair”,arXiv:1306.4616.

Jutta Kunz, Eugen Radu, BintoroSubagyo “Gravitating vortons as ring solitons in general relativity”, Phys. Rev. D 87 (2013) 104022.

EugenRadu, BintoroSubagyo, “Spinning scalar solitons in anti-de Sitter spacetime”, Phys.Lett. B717 (2012) 450-457.

BurkhardKleihaus, Jutta Kunz, EugenRadu,BintoroSubagyo,“Spinning black strings in five dimensional Einstein-Gauss-Bonnet gravity”,Phys.Lett. B713 (2012)110-116

2. Anggota

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Endarko, M.Si.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Alamat rumah : Kedung Tarukan Baru IV/E -19,

Surabaya

d. No. Telp : 082147633061

e. E-mail : [email protected]

f. Agama : Islam

g. Status : Menikah

Page 48: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

39

h. Pendidikan : S1, UGM, SSi, 1998, Electronic and

Instrumentation/Mathematics and Natural Sciences

: S2, ITB, M.Si., 2003. Elektronic and

Instrumentation/ Matematika and

Natural Sciences.

: S3, Phd, 2012, University of Strathclyde, Glasglow, UK

Electronic and Electrical Engineering.

i. Golongan Pangkat dan NIK : III-C / 197411171999031001

j. Jabatan Fungsional : Lektor

k. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Instrumentasi

l. Fakultas/Program Studi : MIPA / Fisika

m.Perguruan Tinggi : ITS

n. Bidang Keahlian : Fisika Instrumentasi

o. Waktu untuk Penelitian ini : 3 jam/minggu

p. Pengalaman Penelitian :

a. Judul :

1. Measurement of Resistivity Formation with the Resistivity Logging

Method Using Dual Laterolog Tool (DLT) (1999).

2. Design and Analysis Characteristics logic gate AND, OR, NOT, and

NOR by X Crossing and Y Branching with FDBPM, (2000)

3. Design and Analysis Characteristics Low Pass and High Pass filter

with FDTD Method (2001).

4. Analysis Characteristics Antenna Slot, Patch, and CPW with FDTD

Method (2001).

4. Development of Single-board Web Server Based on AT90S8515 And

Its more general Application in Physics (2002)

5. Application of Artificial Neural Network for Recognizing of hand

writing using Back-propagation Method (2004).

6. Image Processing and Artificial Neural Network for Identification

Vocal Cord (2005).

7. Design and Fabrication of Photonic Devices Based on the substance of

Page 49: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

40

optic polymer as function of WDM and TE-TEM Polarization (2005).

8. Evaluate quality of food (flesh oven) using Fiber Optics and Artificia

Neural Network (2007)

9. Electro-Acupuncture Stimulator: Medical treatment Alternative using

Electro-acupuncture for healing of diseases (2007)

10. Rancang Bangun Sistem Dekontaminasi dan Strerilisasi Pada Proses

Penjernian Air Sungai Berbasis Lampu Ultraviolet (UV), Penelitian

Laboratorium (PNBP ITS), 2012

b. Publikasi Ilmiah :

1. Endarko, Farid Afandy, Application of processing of image of ECG

and Artificial Neural Network to identify the heart sickness coroner,

Journal on Physics and Its Application, Volume 2, Number 2, July

2006, ISSN: 1858-036X.

2. Endarko, OpenOffice.org Calc for Modeling of Projectile Motion ,

Proceeding of Seminar Nasional Pascasarjana V, August 2 2005, ITS

Surabaya, Indonesia.

3. Endarko and Aditya Aris, Image Processing and Artificial Neural

Network for pattern recognizing of hand writing, Journal on Physics

and Its Application, Volume 1, Number 2, July 2005, ISSN: 1858-

036X.

4. Endarko, Control On-Off of LED Use The Single Board Web Server,

Proceeding of Seminar Nasional ISNU, pp. 15 - 21, Graha Sepuluh

Nopember ITS- Surabaya, June 16th 2004.

5. Endarko, Bambang M, Muzakir, and M. Soetomo, Design and

Fabrication Electrocardiograph provide with the Artificial Neural

Network to identify Q pathologies, Proceeding of The First Jogja

Regional Physics Conference 2004, 11 September 2004, Yogyakarta

Indonesia.

6. Agus Rubiyanto, Endarko, Suryadi, A. Y. Rohedi: . Integrated Electro

Optical Quarter Wave Plate in Lithium Niobate, in the International

Symposium on Modem Optics and Its Applications, August 27-29,

Bandung (2003).

Page 50: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

41

7. Endarko, Digital Thermometer of Low Impedance with MCS51,

Proceeding of Seminar on Physics and Its application 2003, ITS

Surabaya, pp.112-115, 2003.

8. Endarko, Development of Sensor Temperature based on LM334 with

MCS51 for remote sensor , Proceeding of Seminar on Theoretical and

Computation Physics Group (TCPG-Unsyiah), pp. 91-94, 2003

3. Anggota

a. Nama Lengkap dan Gelar : Gontjang Prajitno, M.Si

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Alamat rumah : Pondok Matitim, Blok QQ-17 Surabaya

d. No. Telp : 081357001993

e. E-mail : [email protected]

f. Agama : Kresten

g. Status : Menikah

h. Pendidikan : S1, ITS, SSi, 2005. Fisika FMIPA

Optik- Optoelektronika

: S2, ITS, Msi, 2007. Fisika FMIPA

Optik- Optoelektronika

i. Golongan Pangkat dan NIK : III-C/19660102 199003.1.001

j. Jabatan Fungsional : Lektor

k. Jabatan Struktural : Sekertaris prodi pascasarjana Fisika

l. Fakultas/Program Studi : MIPA / Fisika

m.Perguruan Tinggi : ITS

n. Bidang Keahlian : Optoelektronika

o. Waktu untuk Penelitian ini : 3 jam/minggu

p. Pengalaman Penelitian :

a. Judul :

1. Perancangan dan Pembuatan Antena Panel Mikrostrip Biquad 4

Array yang Bekerja Pada Frekuensi 2,4GHz, Penelitian

Laboratorium (PNBP ITS), 2012

b. Publikasi

Page 51: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

42

1. Anita Wahyuni, M. Arief Bustomi, Gontjang Prajitno, Agus

Rubiyanto. Analysis of Position Acoustic Detector on Cylindrical

Photoacoustic Resonator. International Conference on Mathematics

and Series. Surabaya 2011.

4. Anggota

a. Nama Lengkap dan Gelar : Faridawati, SSi., MSi.

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Alamat rumah : Sidotopo Lor V/ 33 A Surabaya

d. No. Telp : 08563114303

e. E-mail : [email protected]

f. Agama : Islam

g. Status : Menikah

h. Pendidikan : S1, ITS, SSi, 2005. Fisika FMIPA

Optik- Optoelektronika

: S2, ITS, Msi, 2007. Fisika FMIPA

Optik- Optoelektronika

i. Golongan Pangkat dan NIK : III b/19800330201212002

j. Jabatan Fungsional : Asisten ahli

k. Jabatan Struktural :

l. Fakultas/Program Studi : MIPA / Fisika

m.Perguruan Tinggi : ITS

n. Bidang Keahlian : Optoelektronika

o. Waktu untuk Penelitian ini : 5 jam/minggu

p. Pengalaman Penelitian :

a. Judul : Prosedur penentuan tipe moda

terpandu pada pandu gelombang

nonlinear lima lapis (2011).

Analisa pandu gelombang nonlinear

lima lapis (2009).

: Pengembangan Lampu LED (Light

Emitting Diode)) Sebagai Alat Bantu

Page 52: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

43

Pengumpul Ikan pada Perikanan

Lampu (Light Fishing) (2012)

p. Publikasi Ilmiah :

Faridawati, Yono Hadi Pramono, sudarsono, Characterization of five

layers waveguides slab structure based on polymer polystyrene (PS) and

Polymethyl Methacrylate (PMMA) ( 2014).

Sudarsono, Yono Hadi Pramono, Faridawati, Aplication Of Material

polymer polystyrene and polymethyl methacrylate as five layers optical

waveguides slab structure, (2014).

Faridawati, Yono Hadi Pramono, Ali yunus Rohedi Analizing

Effectiv Refractive Indeks And Electric Field Variations In Two Border

Areas Layers To Design Vaweguide Multilayer (2013)

5. Anggota

a. Nama Lengkap dan Gelar : Heru Sukamto, SSi., MSi.

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Alamat rumah : Jalan Teratai gang 2 no 5 Jombang

d. No. Telp : 085731494984

e. E-mail : [email protected]

f. Agama : Islam

g. Status : Single

h. Pendidikan : S1, ITS, SSi, 2007. Fisika FMIPA

Optik- Optoelektronika

: S2, ITS, Msi, 2010. Fisika FMIPA

Optik- Optoelektronika

i. Golongan Pangkat dan NIK : III- B/19841109201212 1 001

j. Jabatan Fungsional :

k. Jabatan Struktural :

l. Fakultas/Program Studi : MIPA / Fisika

m.Perguruan Tinggi : ITS

n. Bidang Keahlian : Fisika Teori

o. Waktu untuk Penelitian ini : 3 jam/minggu

Page 53: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

44

p. Pengalaman Penelitian :

a. Judul :

b. Publikasi Ilmiah : Extradimensions Corection for

Fermionic Casimir Effect in a Three-

Dimensional Box, Journal of Modern

Physics.

6. Nama Lengkap dan Gelar : Diky Anggoro SSi., MSi.

b. Jenis Kelamin : Pria

c. Alamat rumah :

d. No. Telp : 08986477109

e. E-mail : [email protected]

f. Agama : Islam

g. Status : Menikah

h. Pendidikan :

i. Golongan Pangkat dan NIK :

j. Jabatan Fungsional :

k. Jabatan Struktural :

l. Fakultas/Program Studi : MIPA / Fisika

m.Perguruan Tinggi : ITS

n. Bidang Keahlian : Optoelektronika

o. Waktu untuk Penelitian ini : 4 jam/minggu

p. Pengalaman Penelitian :

a. Judul :

p. Publikasi Ilmiah :

Page 54: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

45

Lampiran 2

DAFTAR LUARAN

Program : Pengabdian Masyarakat Nama Ketua Tim : Dr. rer. nat. Bintoro Anang Subagyo

Judul : pelatihan peningkatan kemampuan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) se Jawa Timur dalam bidang astronomi dengan menggunakan teleskop Vixen – VMC 200L – 8” F/9.5. Artikel Konferensi

No Judul Artikel

Detil Konferensi

(Nama, Penyelengara,

Tempat, Tanggal)

Status

Kemajuan*

1

Caracterization Of Five-

Layer Waveguides Slab

Stucture Based On Polymer

Polystyrene and Polymethyl

Methacrylate

Seminar dan Lokakarya

Nasioanal. UNESA,

Surabaya, 21 November

2014

Submitted

In Progres

*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, accepted, presented

Page 55: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

46

Page 56: Penyuluhan Pemetaan Daerah Rawan Longsor Menggunakan ...

47

Lampiran 3

SALINAN PUBLIKASI

(Makalah yang Bapak Seminarkan)