Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

20
Diterima: April 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017 221 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Volume 5, Nomor 2, 2017, 221-240 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB Hasbi Hadida Makhdum 1* , Aep Kusnawan 2 , EllyMarlina 1 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung 2 Jurusan Manajemen Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email : [email protected] ABSTRAK Dari sudut pandang hukum Islam mengenai Keluarga Berencana dapat diterima umat Islam, apalagi KB yang bermaksud untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera serta berkualitas juga melahirkan keturunan tangguh tentunya sejalan dengan tujuan aturan Islam yaitu mewujudkan kesejahteraan bagi umatnya. Penyuluh KB merupakan penggerak, yang mempunyai peran penting dalam pelaksanaan penyuluhan KB tentunya harus berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Upaya yang dilakukan penyuluh KB untuk meningkatkan pengetahuan serta sikap masyarakat terhadap KB yaitu penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilaksanakan di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, serta pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode statistik deskriptif, yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pertama penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi berdasarkan penelitian berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 47% pada kategori sangat baik dengan presentase sebesar 53%. Kedua akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 100%. Kata Kunci : Penyuluhan KB; Pendekatan Agama; Akseptor KB ABSTRACT The view of Islamic law on family planning is logically acceptable to Muslims, even KB with the intention of creating a quality prosperous family and gave birth to a tough offspring very in

Transcript of Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Page 1: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Diterima: April 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017 221

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Volume 5, Nomor 2, 2017, 221-240

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Hasbi Hadida Makhdum1*, Aep Kusnawan2, EllyMarlina1 1Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

2Jurusan Manajemen Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email : [email protected]

ABSTRAK

Dari sudut pandang hukum Islam mengenai Keluarga Berencana dapat diterima umat Islam, apalagi KB yang bermaksud untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera serta berkualitas juga melahirkan keturunan tangguh tentunya sejalan dengan tujuan aturan Islam yaitu mewujudkan kesejahteraan bagi umatnya. Penyuluh KB merupakan penggerak, yang mempunyai peran penting dalam pelaksanaan penyuluhan KB tentunya harus berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Upaya yang dilakukan penyuluh KB untuk meningkatkan pengetahuan serta sikap masyarakat terhadap KB yaitu penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilaksanakan di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, serta pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode statistik deskriptif, yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pertama penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi berdasarkan penelitian berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 47% pada kategori sangat baik dengan presentase sebesar 53%. Kedua akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 100%.

Kata Kunci : Penyuluhan KB; Pendekatan Agama; Akseptor KB

ABSTRACT The view of Islamic law on family planning is logically acceptable to Muslims, even KB with the intention of creating a quality prosperous family and gave birth to a tough offspring very in

Page 2: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

222 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

line with the goal of Islamic shari'ah is to realize the benefit for the people. Extension workers are the driving force, which has an important role in the implementation of KB extension should certainly seek to improve knowledge and skills. One of the efforts done by extension workers to improve knowledge and attitude of society to KB that is KB extension through religious approach which implemented in UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. This research is an effort to know the implementation of KB extension through religious approach in UPT PPKB Cileunyi District, Family Planning acceptors at UPT PPKB Cileunyi District, and the influence of KB extension through religious approach to KB acceptor in UPT PPKB Cileunyi District. The method used in this research is using quantitative approach with descriptive statistic method, that is research method which aimed to describe the phenomena that exist, both natural phenomena and man-made phenomenon. The result of the research shows that First KB extension through religious approach in UPT PPKB Cileunyi Sub-district based on research is in good category with percentage of 47% in very good category with percentage of 53%. Both KB acceptors in UPT PPKB Kecamatan Cileunyi are in good category with percentage of 100%.

Keywords: Family Planning Counseling; Religious Approach; KB acceptor

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial memerlukan orang lain dalam kehidupannya, karena individu memiliki keterbatasan dalam menjalankan setiap aktivitasnya, maka individu memerlukan orang lain untuk bergantung dan memenuhi kehidupannya. Manusia baik secara sadar maupun tidak sadar, sering membuat orang lain merasa terbantu, dengan memberikan orang lain itu pemahaman terhadap sesuatu yang belum mereka ketahui sebelumnya. Baik membantu secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai salah satu contoh manusia adalah makhluk sosial yaitu dalam kegiatan penyuluhan keluarga berencana. Manusia itu membutuhkan pengetahuan dari orang yang lebih mengetahui tentang sesuatu darinya (Penyuluh). Pembangunan Keluarga Berencana dewasa ini telah menunjukan hasil yang cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengikuti program KB walaupun di sisi lain masih perlu peningkatan dalam upaya mencapai kinerja Program KB. Pembangunan Keluarga Berencana selama ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak yang telah berpartisipasi dalam Program Keluarga Berencana dan juga hasil kerja keras dari Petugas Lapangan Keluarga Berencana yaitu PLKB. (Hanafi, 2004: 26).

Petugas Lapangan Keluarga Berencana merupakan motor penggerak, sebagai manager Program KB di tingkat Desa yang mempunyai peran penting untuk mengkoordinasikan, merencanakan, mengelola, mengawasi, mengevaluasi

Page 3: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 223

dan memotivasi berbagai unsur pendukung keberhasilan Program KB dan Pemberdayaan Perempuan, tentunya harus berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan kedinasan sebagai petugas fungsional KB sehingga tampil menjadi petugas yang profesional.

Dengan adanya polemik tersebut melalui studi pendahuluan di Kecamatan Cileunyi, masyarakat Cileunyi menjadi bingung terhadap boleh tidaknya ber-KB. Oleh karena itu, tugas PLKB di lapangan yaitu memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai alat kontrasepsi, dalam hal ini kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan agama yang bertujuan untuk menjadikan masyarakat lebih yakin terhadap KB dan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang KB.

Namun dalam islam, keluarga berencana menjadi persoalan, tetapi fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) menjelaskan bahwa ajaran islam membenarkan keluarga berencana. Pandangan Islam tentang Keluarga Berencana, dapat diterima umat Islam, bahkan Keluarga Berencana yang bermaksud untuk menciptakan keluarga yang sejahtera serta berkualitas dan dapat melahirkan keturunan tangguh tentunya sejalan dengan tujuan Islam yaitu mewujudkan kemakmuran bagi umatnya. Selain itu, Keluarga Berencana juga memiliki banyak manfaat yang tentunya dapat mencegah adanya ketidak sejateraan. Apabila kita lihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat menimbulkan kemakmuran dan mencegah ketidak manfaatan maka tidak bisa diragukan lagi kebolehan KB dalam ajaran Islam. (Asy sya’rawi, 1995: 134).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan menggunakan metode wawancara di Unit Pelaksana Teknis Pelaksana Program Keluarga Berencana Kecamatan Cileunyi (UPT PPKB) menurut penjelasan Penyuluh Lapangan KB (PLKB) Arkoniah, Amd., Keb (53) menjelaskan bahwa masyarakat kecamatan Cileunyi cukup kritis terhadap penyuluhan KB Karena terdapat beberapa pendapat tentang KB bila dilihat dari sudut pandang agama Islam. Oleh karenanya dirasa penting apabila kegiatan penyuluhan KB dilakukan melalui pendekatan agama untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB.

Lokasi penelitian yang menjadi objek penelitian ini adalah di UPT PPKB kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung Jl. Raya Percobaan No. 39 Cileunyi Bandung. Penyuluhan KB melalui pendekatan agama inilah yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian di UPT PPKB kecamatan Cileunyi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah antara lain sebagai berikut: Bagaimana penyuluhan KB melalui

Page 4: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

224 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, Bagaimana Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, serta bagaimana pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi.

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, mengetahui akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, mengetahui pangaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode statistik deskriptif, yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena alami maupun fenomena yang dibuat manusia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu metode yang dianalisis menggunakan teknik-teknik dalam statististik dan datanya berupa angka-angka sehingga metode penelitian tersebut memiliki aturan-aturan ilmiah yang konkrit, teramati, terukur, obyektif rasional dan sistematis (Sugiyono, 2012: 10). Sedangkan metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang sudah ada, baik fenomena yang terjadi secara alamiah maupun fenomena yang dibuat oleh manusia (Sukmadinata, 2011: 72). Dalam penelitian ini metode deskriptif peneliti gunakan untuk mendeskripsikan penyuluhan KB melalui pendekatan agama serta akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah satu darinya menggunakan KB atau salah satu cara atau alat kontrasepsi dengan tujuan untuk pencegahan, perencanaan kehamilan baik itu dengan melalui program maupun non program. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia Akseptor adalah orang yang akan menerima serta juga mengikuti serta melaksanakan program keluarga berencana.

Untuk mengapai kesuksesan dalam pelayanan KB tersebut maka perlu didorong oleh seluruh anggota masyarakat sebagai salah satu pendukung pergerakan keluarga berencana dengan ikut andil secara aktif sebagai anggota atau peserta KB atau sering disebut sebagai akseptor KB. Akseptor KB adalah anggota warga masyarakat yang telah mengikuti gerakan KB dengan menggunakan serta melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi.

Peneliti berusaha mencari tahu seberapa besar pengaruh dari penyuluhan

Page 5: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 225

KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di kecamatan Cileunyi.

LANDASAN TEORITIS

Teori yang digunakan landasan dalam penelitian ini adalah teori Penyuluhan KB dan Akseptor KB. Menurut (Marmi, 2015: 84) “KB adalah memenej jumlah anak agar sesuai dengan keinginan dan kemampuan serta menentukan waktu ingin hamil. Jadi, KB adalah suatu ikhtiar untuk memberikan jarak atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai alkon, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera”. Dengan demikian bahwa mengatur jumlah anak sesuai dengan keinginan tidak akan terwujud apabila masyarakat tidak mau mengikuti program KB. Oleh karena itu KB menjadi suatu fasilitas bagi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup. Lebih lanjut (Hartanto, 2004: 64) berpendapat bahwa “KB adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran masyarakat dengan melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Dengan mengenalkan nilai, budaya serta norma tentang KB terhadap masyarakat diharapkan dapat merubah pola fikir, sikap dan perilaku masyarakat diharapkan dapat progam KB”. Dengan demikian bahwa program KB yang menjadi sasarannya adalah masyarakat. Jadi tingkat kepedulian dan peran serta masyarakat harus ditingkatkan untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera dengan memperkenalkan nilai, budaya dan norma yang baru tentang KB.

Bentuk program Bimbingan dan Konseling Islami perlu dicari untuk kegiatan ini. Sebab berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti sejak tahun 2002 sampai 2004 melalui pengawasan kegiatan Perawatan Rohani Islam (warois)di beberapa RSUD Jawa Barat, dan tahun 2004-2009 melalui pemberian dan praktik mata kuliah Asuhan Keperawatan

Spiritual Muslim di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung, untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap yang beragama Islam di rumah sakit di Jawa Barat melalui layanan model Bimbingan dan Konseling Islami dengan berbagai pelaksanaan kewajiban agama dengan segala praktik ritualnya, dilakukan oleh tenaga professional konselor, dan disusun dalam program layanan bimbingan dan konseling secara sistematis, memang belum ada. Seperti apa bentuk programnya, siapa pengampunya, dari mana SDM dilahirkan, dan bagaimana alternatif-alternatif pemecahannya jika SDM profesional konselor rumah sakit belum ada? Inilah yang ditelusuri dalam tulisan ini. (Arifin, 2012: 173).

Penyuluhan dalam arti umum ialah bidang ilmu sosial yang didalamnya

Page 6: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

226 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

mempelajari sistem serta proses yang terjadi perubahan pada diri individu juga masyarakat sehingga terwujud adanya perbedaan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L, 2005:35).

Lebih lanjut (Marmi, 2015:71) menambahkan Penyuluhan keluarga berencana adalah penyelenggaraan keikutsertaan warga masyarakat dalam kegiatan program keluarga berencana juga dalam pembangunan keluarga sejahtera.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan keluarga berencana adalah suatu keikutsertaan masyarakat bertujuan melakukan komunikasi, informasi dan edukasi dalam keadaan sadar dengan untuk membantu sesame manusia dalam memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar dalam ber-KB.

Adapun tujuan menurut (Mochtar, 1998:61) keluarga berencana ditujukan untuk membuat keluarga sejahtera sesuai dengan kemampuan sosial ekonomi suatu keluarga dengan menggunakan cara pengaturan kelahiran anak sehingga menghasilkan keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Untuk membentuk keluarga sejahtera diharuskan sejalan dengan kemampuan sosial ekonomi keluarga itu sendiri agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera.

Untuk mencapai tujuan keberhasilan program pelayanan keluarga berencana tersebut perlu adanya dukungan oleh setiap anggota masyarakat sebagai pendukung gerakan program keluarga berencana dengan berpartisipasi dan ikut serta secara aktif sebagai peserta KB atau sering disebut sebagai akseptor KB.

Dari uraian tentang akseptor KB diatas, dapat disimpulkan bahwa akseptor KB merupakan pasangan usia subur (PUS) yang salah satu dari padanya, baik itu suami atau istri menggunakan salah satu alat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah, merencanakan atau menjarangkan kehamilan.

Apabila dipandang secara umum arti dari keluarga berencana dapat diartikan sebagai salah suatu bentuk usaha yang didalmnya terdapat pengaturan akan banyaknya tingkat kehamilan menjadi sedemikian rupa sehingga akan berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah juga keluarganya yang bersangkutan kemungkinan besar tidak akan dapat menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan akan itu dengan adanya perencanaan program keluarga yang matang, kehamilan adalah merupakan suatu yang memang sangat diharapkan dan didambakan sehingga keluarga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

Page 7: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 227

Penyuluhan keluarga berencana yaitu suatu bentuk pendidikan bagi orang dewasa tentang pentingnya mengikuti program keluarga berencana yang bertujuan untuk mengatur kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah.

Agama dalam kehidupan manusia dapat dijadikan petunjuk bagi umat manusia untuk menjalani hidupnya dengan meliputi seluruh bidang aspek kehidupan. Selain dari pada itu agama juga dapat dan mampu membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek penyuluhan KB melalui pendekatan agama di antaranya: Pertama Agama menganjurkan kepada manusia untuk saling membantu antar sesama manusia, Kedua Agama membrikan dorongan batin dan moral yang mendasar kepada manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan, Ketiga Agama mengharuskan umat manusia untuk saling memberi informasi dan komunikasi, Keempat Agama mengharuskan manusia untuk saling menghargai antar sesama manusia. (Imas Rosyanti, 2002: 14-28)

Kegiatan penyuluhan KB melalui pendekatan agama sangatlah diperlukan dan baik digunakan di kalangan masyarakat yang bercorak dinamis seperti di kecamatan Cileunyi ini, didukung dengan mayoritas masyarakat cileunyi beragama islam maka penyuluhan keluarga berencana melalui pendekatan agama akan sangat berhasil dilakukan di kecamatan cileunyi.

Salah satu tanda keberhasilan diadakannya penyuluhan keluarga berencana yaitu meningkatnya pengetahuan akseptor KB. Indonesia merupakan salah satu negara yang menyepakati tujuan milenium dengan target berupa peningkatan jumlah prevalensi kontrasepsi dari 57,4 persen menjadi 70 persen di tahun 2015.

Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas bahwa kegiatan penyuluhan KB melalui pendekatan agama dan peningkatan jumlah akseptor KB merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan dan terus dikembangkan di kecamatan Cileunyi yang dilaksanakan berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan pemikiran para penyuluh KB di kecamatan cileunyi. Dari kegiatan penyuluhan tersebut diharapkan jumlah akseptor KB semakin meningkat demi terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cileunyi merupakan sebuah nama Kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Cileunyi letaknya tepat yang menjadi batas antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Sumedang. Selain itu, Cileunyi juga adalah ujung atau akhir dari adanya Jalan Tol Purbaleunyi

Page 8: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

228 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

(Purwakarta, Bandung, Cileunyi). Cileunyi berasal dari kata Cai yang artinya air dan Lunyu yang artinya jernih. Menurut cerita, Konon pada zaman dahulu kala tepatnya di depan yang sekarang menjadi terminal Cileunyi ada sumber mata air yang sangat jernih, yang berada tepat di bawah pohon beringin besar yang tepatnya berada di depan terminal. Saking jernihnya mata air itu oleh warga masyarakat maka sering disebut Cai-Lunyu yang akhirnya diserap menjadi kata Cileunyi yang menjadi nama salah satu Kecamatan di Kabupaten Bandung. (Data UPT PPKB Cileunyi 2015).

Dari sejarah Cileunyi di atas dapat diketahui bahwa Cileunyi merupakan daerah yang nyaman untuk ditempati karena terdapat sumber air yang dapat dijadikan sumber kehidupan bagi masyarakat.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitiannya ke salah satu RW yang ada di Desa Cimekar. Secara Historis Desa Cimekar merupakan pemekaran dari Desa Cinunuk, Kecamatan Ujung Berung, Kabupaten Bandung pada tahun 1982. Pada Pertama kali Desa Cimekar melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) pada tahun 1984.

Penyuluhan Keluarga Berencana di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Secara umum menurut hasil observasi pada tanggal 14 Februari 2017 proses pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilakukan di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ialah dengan mengajak masyarakat khususnya yang belum menjadi akseptor KB untuk segera menjadi akseptor KB dan yang sudah menjadi akseptor KB dapat memahami lebih jauh tentang KB serta dapat memberikan pengetahuan kepada akseptor KB lain maupun yang bukan akseptor KB tentang KB. Selain itu, pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama dilakukan secara terjadwal sesuai dengan program kerja tahunan yang dimiliki oleh seorang penyuluh tersebut.

Tujuan dilaksanakannya penyuluhan KB melalui pendekatan agama adalah mengajak masyarakat untuk memahami manfaat dan keuntungan ber-KB dalam aspek keagamaan sehingga muncul kesadaran diri pada masyarakat untuk ikut menjadi akseptor KB dan keinginan menjadikan keluarga sejahtera dapat terwujud.

Teknik yang digunakan dalam proses penyuluhan KB melalui pendekatan agama menggunakan teknik bimbingan kelompok untuk menyelesaikan permasalahan orang banyak, dan bimbingan individu untuk menyelesaikan permasalahan individu, diharapkan dengan kegiatan kelompok ini setiap akseptor KB mampu memahami manfaat dari KB. Penyuluh KB menggunakan kedua teknik ini secara bersamaan, yaitu setelah melakukan bimbingan kelompok, dilakukan bimbingan individu untuk menindaklanjuti dan menggali lebih jauh

Page 9: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 229

permasalahan pribadi akseptor KB.

Waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan dilakukan secara kondisional. Tempat yang biasanya digunakan untuk kegiatan penyuluhan yaitu balai RW, atau ruangan lainnya yang bisa dijadikan tempat pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama seperti masjid, rumah kader KB, Posyandu, maupun di balai desa.

Penyuluhan KB melalui pendekatan agama ini dapat dilihat dari 3 aspek yaitu, 1) Sifat hubungan penyuluhan, 2) Kompetensi penyuluh, dan 3) Teknik penyuluhan.

Setelah diketahui nilai dari aspek-aspek tersebuat maka selanjutnya Peneliti akan menguji akan valid tidaknya instrument yang akan disebarkan berdasarkan indikator yang dijadikan sebuah penelitian. Yang menjadi dasar penilaian dari pada angket yang akan disebarkan, peneliti menggunakan skala likert. Skala likert yaitu bentuk skala dengan empat alternatif bobot jawaban dan untuk setiap pertanyaan item favorable dan item unfavorable subyek diminta memilih satu diantara empat jawaban yang tersedia yaitu: (SS) sangat setuju, (S) setuju, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak setuju.

Cara memberikan penilaian skala diatas terhadap jawaban yang diberikan subjek berkisar 1-4, pada item favorable pilihan skor (SS) sangat setuju 4, (S) setuju 3, (TS) tidak setuju 2, (STS) sangat tidak setuju 1. Sedangkan untuk jawaban item unfavorable pilihan skor (SS) sangat setuju 1, (S) setuju 2, (TS) tidak seuju 3, (STS) sangat tidak setuju 4. Setelah diketahui hasil rekapitulasi jawaban responden dilakukan pengujian validitas angket dengan menggunakan software SPSS version 20 for Windows, kemudian dilakukan koreksi atas item-item pernyataan yang tidak valid. Hal ini dilakukan karena hasil dari suatu penelitian kuantitatif sangat bergantung pada instrumen pengumpulan data yang digunakan. Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 48 maka nilai r table dapat diperoleh melalui table r product moment person dengan df = N-2, maka berlaku aturan kriteria uji : rhitung > rtabel.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa item angket konseling teman sebaya berjumlah 21 item yang disebar kepada responden memenuhi syarat kevaliditasan. Rtabel yang digunakan = 0,28, karena nilai Rhitung > Rtabel maka semua item pertanyaan Valid. Sehingga angket ini dapat dikatakan baik.

Sifat hubungan penyuluhan dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sub aspek, diantaranya yaitu: saling membantu antar sesama manusia, pemberian pengetahuan kepada masyarakat, pemberian informasi dan saling menghargai. Untuk mengetahui penyuluhan KB melalui pendekatan agama berdasarkan

Page 10: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

230 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

aspek sifat hubungan penyuluhan digunakan 6 item dari skala penyuluhan KB melalui pendekatan agama. Berikut ini statistik deskriptif penyuluhan KB melalui pendekatan agama berdasarkan aspek sifat hubungan penyuluhan dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows :

Kompetensi Penyuluh dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sub aspek, diantaranya yaitu : kemampuan pengetahuan, kemampuan andragogik, kemampuan kepribadian, kemampuan sosial. Untuk mengetahui penyuluhan KB melalui pendekatan agama berdasarkan aspek kompetensi penyuluh digunakan 8 item dari skala penyuluhan KB melalui pendekatan agama. Berikut ini statistik deskriptif penyuluhan KB melalui pendekatan agama berdasarkan aspek kompetensi penyuluh dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows:

Statistik Deskriptif Penyuluhan KB Melalui Pendekatan Agama Berdasarkan Aspek Kompetensi Penyuluh. Teknik penyuluhan dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sub aspek, diantaranya yaitu: komunikasi, informasi, edukasi. Untuk mengetahui penyuluhan KB melalui pendekatan agama berdasarkan aspek teknik penyuluhan digunakan 6 item dari skala penyuluhan KB melalui pendekatan agama. Berikut ini statistik deskriptif penyuluhan KB melalui pendekatan agama berdasarkan aspek teknik penyuluhan dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows :

Penjelasan kategorisasi penyuluhan KB melalui pendekatan agama tiap aspek diatas disusun berdasarkan kategorisasi distribusi normal, sedangkan untuk menentukan aspek mana yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya variabel konseling teman sebaya ditentukan dengan membandingkan mean empiris tiap aspek.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa penyuluhan KB melalui pendekatan agama dibagi ke dalam 3 aspek dan aspek sifat hubungan penyuluhan mendapatkan mean empiris terbesar, yaitu sebesar 67,75 yang berarti aspek tersebut mempunyai pengaruh paling besar dalam menentukan pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama.

Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Akseptor KB ini dapat dilihat dari 3 aspek yaitu : Pertama Kognitif, Kedua Afektif, Ketiga Psikomotorik. Ketiga aspek tersebut diungkap melalui skala dengan jumlah item total sebanyak 10 buah dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 untuk masing-masing item.

Peneliti akan menguji akan valid tidaknya instrument yang akan disebarkan berdasarkan indikator yang dijadikan sebuah penelitian. Yang menjadi dasar penilaian dari pada angket yang akan disebarkan, peneliti

Page 11: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 231

menggunakan skala likert. Skala likert yaitu bentuk skala dengan empat alternatif bobot jawaban dan untuk setiap pertanyaan item favorable dan item unfavorable subyek diminta memilih satu diantara empat jawaban yang tersedia yaitu: (SS) sangat setuju, (S) setuju, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak setuju.

Cara memberikan penilaian skala diatas terhadap jawaban yang diberikan subjek berkisar 1-4, pada item favorable pilihan skor (SS) sangat setuju 4, (S) setuju 3, (TS) tidak setuju 2, (STS) sangat tidak setuju 1. Sedangkan untuk jawaban item unfavorable pilihan skor (SS) sangat setuju 1, (S) setuju 2, (TS) tidak seuju 3, (STS) sangat tidak setuju 4.

Setelah diketahui hasil rekapitulasi jawaban responden dilakukan pengujian validitas angket dengan menggunakan software SPSS version 20 for Windows, kemudian dilakukan koreksi atas item-item pernyataan yang tidak valid. Hal ini dilakukan karena hasil dari suatu penelitian kuantitatif sangat bergantung pada instrumen pengumpulan data yang digunakan. Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 48 maka nilai r table dapat diperoleh melalui table r product moment person dengan df = N-2, maka berlaku aturan kriteria uji : rhitung > rtabel.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa item angket akseptor KB berjumlah 10 item yang disebar kepada responden memenuhi syarat kevaliditasan. Rtabel yang digunakan = 0,28, karena nilai Rhitung > Rtabel maka semua item pertanyaan Valid. Sehingga angket ini dapat dikatakan baik.

Kognitif yaitu membantu orang lain dengan cara menambah wawasan tentang KB. Guna melihat gambaran akseptor KB berdasarkan aspek Kognitif, digunakan 3 item dari skala akseptor KB. Berikut ini statistik deskriptif akseptor KB berdasarkan aspek kognitif dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows:

Afektif yaitu kesediaan untuk bersikap baik terhadap program KB. Guna melihat gambaran akseptor KB berdasarkan aspek afektif, digunakan 3 item dari skala akseptor KB. Berikut ini statistik deskriptif akseptor KB berdasarkan aspek afektif dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows:

Psikomotorik yaitu berperilaku baik terhadap program KB. Guna melihat gambaran akseptor KB berdasarkan aspek psikomotorik, digunakan 4 item dari skala akseptor KB. Berikut ini statistik deskriptif akseptor KB berdasarkan aspek psikomotorik dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows :

Page 12: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

232 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa akseptor KB berdasarkan aspek psikomotorik berada dalam kategori sedang sebanyak 100%. Mean empiris diperoleh nilai sebesar 12,89 yang apa bila diletakkan ke dalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 8 ≤ X< 17. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa akseptor KB berdasarkan aspek psikomotorik berada pada ketegori sedang, terlihat dari hasil penelitian yaitu 100%.

Penjelasan secara deskriptif mengenai akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dapat disajikan secara ringkas pada tabel 11 di bawah ini:

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa ketiga aspek dari akseptor KB berada dalam kategori sedang. Sehingga dapat diartikan bahwa responden yang berada dalam kategori sedang memiliki pengetahuan tentang KB yang baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pengaruh Penyuluhan KB Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa adanya pengaruh antara penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB, dan pengaruh yang ditimbulkan cukup signifikan. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif antara penyuluhan KB melalui pendekatan agama dan akseptor KB.

Hasil analisa data tersebut sekaligus membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi.

Pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB memiliki nilai yang signifikan karena disebabkan tingginya hubungan antara kedua variabel hal ini dibuktikan dengan angka signifikan 0,003 yang berarti berada dalam kategori tinggi, penyuluhan KB melalui pendekatan agama hanya salah satu faktor yang mempengaruhi akseptor KB.

Dengan adanya kegiatan penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilakukan di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi diharapkan Akseptor KB dapat meningkat dalam berbagai aspek.

Peneliti juga menemukan beberapa penyebab yang mengakibatkan pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama kurang optimal, diantaranya: 1) Tidak meratanya jumlah kader KB di setiap RW sehingga proses penyampaian informasi kurang efektif dan tidak merata, 2) Waktu kegiatan penyuluhan yang tidak tepat karena banyak masyarakat yang bekerja.

Page 13: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 233

Akseptor KB yang mengikuti kegiatan penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, berada pada kategori baik dengan jumlah akseptor sebanyak 48 orang dan presentase sebesar 100%, dan tidak ada akseptor KB yang berada pada kategori sangat baik serta tidak ada akseptor KB yang berada pada kategori cukup.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi baik dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan, terbukti dari 48 akseptor KB tidak ada satupun yang masuk pada kategori cukup.

Penyuluhan KB melalui pendekatan agama memiliki tiga aspek pembahasan, yaitu: sifat hubungan penyuluhan, kompetensi penyuluh, dan teknik penyuluhan. Dari ketiga aspek tersebut, berdasarkan perbandingan tiga aspek mean empiris, sifat hubungan penyuluhan paling berpengaruh terhadap pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama.

Visi yang dikembangkan dalam penyusunan program di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi ini disesuaikan dengan tujuan dari penyusunan program yang selaras dengan visi dan misi UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Visi UPT PPKB Kecamatan Cileunyi adalah “Mewujudkan keluarga sejahtera yang maju, mandiri dan berkualitas tahun 2015”.

Sejalan dengan visi tersebut, maka misi dari UPT PPKB Kecamatan Cileunyi diantaranya: 1). Meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, pembinaan ketahanan keuarga dan peningkatan keluarga sejahtera, 2). Meningkatkan kualitas kepersertaan KB, 3). Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui penegakkan, kesetaraan, keadilan gender, kesejahteraan dan perlindungan anak, 4). Meningkatkan peran serta swasta/ steak holder dalam pembangunan KB.

Dengan demikian pembinaan Petugas Lapangan KB dalam mendukung pelaksanaan tugasnya perlu diarahkan pada upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengembangan jati diri Petugas Lapangan KB sebagai pribadi maupun sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pengendali Program Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

Sumber daya manusia merupakan orang yang ada dalam suatu organisasi yang bertugas sebagai motor penggerak atau pengurus suatu organisasi. Dalam hal ini sumber daya manusia yang dimaksud adalah seluruh karyawan yang ada di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi.

Page 14: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

234 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

Tabel 1 Kegiatan Penyuluhan UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Waktu Hari Materi Pembimbing

60 menit 60 menit

Senin Selasa

Bina Keluarga Balita Bina Keluarga Lansia

Ibu Arkoniah

Ibu Haryanti

60 menit 60 menit 60 menit

Rabu Kamis Jum’at

PIK Remaja UPPKS Posyandu

Bpk Bustomi

Bpk. Wawan Bpk. Yudi

Sumber: Data UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat lima penyuluh KB serta terdapat 1 orang tenaga pembantu, hal ini dianggap efektif karena masing – masing dari penyuluh KB dapat membina satu desa dari jumlah 6 desa yang ada di wilayah Kecamatan Cileunyi.

Secara umum menurut hasil observasi pada tanggal 14 Februari 2017 proses pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilakukan di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ialah dengan mengajak masyarakat khususnya yang belum menjadi akseptor KB untuk segera menjadi akseptor KB dan yang sudah menjadi akseptor KB dapat memahami lebih jauh tentang KB serta dapat memberikan pengetahuan kepada akseptor KB lain maupun yang bukan akseptor KB tentang KB. Selain itu, pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama dilakukan secara terjadwal sesuai dengan program kerja tahunan yang dimiliki oleh seorang penyuluh tersebut.

Tujuan dilaksanakannya penyuluhan KB melalui pendekatan agama adalah mengajak masyarakat untuk memahami manfaat dan keuntungan ber-KB dalam aspek keagamaan sehingga muncul kesadaran diri pada masyarakat untuk ikut menjadi akseptor KB dan keinginan menjadikan keluarga sejahtera dapat terwujud.

Menurut data dan program penyuluh KB materi yang disampaikan ketika proses penyuluhan KB melalui pendekatan agama berlangsung berbeda-beda, sesuai dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, diantaranya: pertama Bina Keluarga Balita, Pelaksanaan kegiatan bina keluarga balita khusus mengelola tentang pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama, yang dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada di tingkat RW dengan pengarahan dari penyuluh KB yang ada di tingkat Kecamatan Cileunyi, kedua Kegiatan bina keluarga remaja (BKR) merupakan upaya meningkatkan pengetahuan , sikap dan

Page 15: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 235

keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama. Kegiatan ini dilaksanakan oleh sejumlah kader di tingkat RW di setiap desa dengan pengarahan dari penyuluh KB, ketiga BKL merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lanjut usia dalam pengasuhan, perawatan dan pemberdayaan lansia agar dapat meningkatkan kesejahteraannya sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama. Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat RW oleh sejumlah kader dengan pengarahan dari penyuluh KB, keempat Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan informasi PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja), Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), Pelayanan Konseling dan Rujukan PKBR sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama. Pelaksanaan kegiatan ini sebulan sekali yang dilaksanakan di seluruh sekolah yang ada di wilayah Kecamatan cileunyi, kelima Pos KB merupakan elemen penggerak program KB di tingkat desa yang keberadaannya dibawah pengawasan penyuluh KB tingkat Kecamatan. Kegiatan pembinaan Pos KB dilaksanakan setiap sebulan sekali yang bertempat di kantor desa. Kegiatan ini membahas tentang program Pos KB yang harus senantiasa sejalan dengan program penyuluh KB tingkat Kecamatan, keenam Kegiatan posyandu dilaksanakan dua minggu sekali di setiap RW yang berfungsi untuk melayani kesehatan masyarakat dan pelayanan keluarga berencana yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI), dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, ketujuh Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) merupakan suatu kegiatan ekonomi produktif yang berusaha meningkatkan pendapatan yang dilakukan oleh keluarga sejahtera secara berkelompok di lingkungan masyarakat yang sederhana. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan di Kecamatan Cileunyi dengan pengawasan dari penyuluh KB, kedelapan Pelaksanaan kegiatan KIE di Kecamatan Cileunyi dilaksanakan setiap sebulan dua kali yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru, membina kelestarian peserta KB dan meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan masyarakat terhadap KB.

Edukasi lebih dikenal oleh khalayak umum adalah sebagai pendidikan, dalam hal ini edukasi adalah proses pendidikan tentang KB yang dilakukan oleh seorang penyuluh KB. Jika kegiatan pendidikan dilakukan maka hal yang diharapkan dari kegiatan itu adalah semakin fahamnya masyarakat terhadap KB serta meningkatkan akat terjadinya proses perubahan dari perilaku yang negatif

Page 16: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

236 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab. Yang menjadi Inti dari pada kegiatan penyuluhan ini yaitu penyampaian dan pemberian informasi kepada masyarakat. Penyampaian dan pemberian informasi yang masih tersimpan dapat diketehui dan dimanfaatkan oleh lapisan masyarakat secara bersama-sama baik oleh sumber informasi sendiri atau maupun oleh pihak yang membutuhkan dan atau menjadi sasaran informasi.

Dengan demikian, teknik penyuluhan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dalam penyuluhan keluarga berencana apabila dilaksanakan dengan benar akan mendapatkan keberhasilan yang diharapkan dari kegiatan penyuluhan KB tersebut.

Teknik yang digunakan dalam proses penyuluhan KB melalui pendekatan agama menggunakan teknik bimbingan kelompok untuk menyelesaikan permasalahan orang banyak, dan bimbingan individu untuk menyelesaikan permasalahan individu, diharapkan dengan kegiatan kelompok ini setiap akseptor KB mampu memahami manfaat dari KB. Penyuluh KB menggunakan kedua teknik ini secara bersamaan, yaitu setelah melakukan bimbingan kelompok, dilakukan bimbingan individu untuk menindaklanjuti dan menggali lebih jauh permasalahan pribadi akseptor KB.

Waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan dilakukan secara kondisional. Tempat yang biasanya digunakan untuk kegiatan penyuluhan yaitu balai RW, atau ruangan lainnya yang bisa dijadikan tempat pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama seperti masjid, rumah kader KB, Posyandu, maupun di balai desa.

Dalam penelitian ini pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi menggunakan beberapa aspek untuk mengetahui sejauh mana proses pelaksanaan penyuluhan. Adapun aspek yang digunakan diantaranya yaitu: 1) Sifat hubungan penyuluhan KB melalui pendekatan agama, 2) Kompetensi penyuluh, dan 3) Teknik penyuluhan.

Pertama Sifat hubungan penyuluhan dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sub aspek, diantaranya yaitu: saling membantu antar sesama manusia, pemberian pengetahuan kepada masyarakat, pemberian informasi dan saling menghargai. Kedua Kompetensi Penyuluh dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sub aspek, diantaranya yaitu : kemampuan pengetahuan, kemampuan andragogik, kemampuan kepribadian, kemampuan sosial. Ketiga Teknik penyuluhan dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sub aspek, diantaranya yaitu: komunikasi, informasi, edukasi.

Page 17: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 237

Salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi kepadatan penduduk di Indonesia yaitu melalui program KB. Melalui program KB diharapkan mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang pesat serta dapat menghindari dampak – dampak lain yang akan terjadi seperti meminimalisir angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya. Hal yang dia anggap benar, maka itulah yang akan mereka jalani sebagai tuntunan dari pilihannya. Dalam hal ini, pemerintah menganjurkan kepada masyarakat untuk mengikuti program KB yang dijelaskan melalui kegiatan penyuluhan KB yang diharapkan dari kegiatan penyuluhan itu peserta KB atau sering disebut akseptor KB mengalami peningkatan dalam berbagai hal diantaranya:

Pertama Kognitif yaitu membantu orang lain dengan cara menambah wawasan tentang KB. Kedua Afektif yaitu kesediaan untuk bersikap baik terhadap program KB. Ketiga Psikomotorik yaitu berperilaku baik terhadap program KB.

Akseptor KB memiliki tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tiap aspek tersebut mempunyai pengaruh terhadap akseptor KB. Berdasarkan perbandingan tiga aspek mean empiris, aspek psikomotorik memiliki mean empiris terbesar.

Dengan demikian berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan KB melalui pendekatan agama dapat dikatakan cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan serta sikap akseptor KB, maka dari itu penyuluhan KB melalui pendekatan agama sangat diperlukan.

Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Page 18: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

238 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

PENUTUP

Penyuluhan keluarga berencana melalui pendektan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi berdasarkan hasil penelitian terhadap akseptor KB dilihat dari aspek sifat hubungan penyuluhan, kompetensi penyuluh, dan teknik penyuluhan, berada pada kategori baik dengan jumlah sebanyak 33 orang dengan persentase sebesar 69%, dan pada kategori sangat baik sebanyak 15 orang dengan persentase 31%, dan tidak ada responden yang berada pada kategori cukup, aspek yang paling berpengaruh dalam penyuluhan KB melalui pendekatan agama yaitu sifat hubungan penyuluhan, dengan nilai mean empiris sebesar 67,75.

Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi dengan kategori sedang sebesar 48%, pada kategori rendah sebesar 0%, dan kategori tinggi sebesar 0%. Aspek yang paling berpengaruh dalam akseptor KB pada penelitian ini yaitu aspek psikomotorik dengan nilai mean empiris sebesar 12,89. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 Februari 2017 dan berdasarkan data yang dimiliki UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Cileunyi adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini merupakan perbatasan antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Sumedang. UPT PPKB Kecamatan Cileunyi beralamat di Jalan Raya Percobaan No.39, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Cileunyi juga merupakan ujung akhir dari Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi). Berdasarkan data tahun 2008, jumlah penduduk di Kecamatan Cileunyi adalah 124.128 jiwa dengan kepadatan penduduk 275 jiwa/km².

Pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi dapat dilihat dari hasil uji regresi dengan nilai 0,003 (Pv) lebih kecil dari 0,05 (α), maka Ho ditolak, ini berarti hipotesis yang diajukan menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB. Demikian sekilas gambaran tentang wilayah Kecamatan Cileunyi yang menjadi lokasi penelitian. Dilihat dari luas wilayah serta kepadatan penduduk, Kecamatan Cileunyi termasuk Kecamatan yang padat penduduk. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode sampling, peneliti hanya mengambil sample satu RW (Rukun Warga) yang ada di wilayah Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi yaitu RW. 16. Dari sejarah Cileunyi di atas dapat diketahui bahwa Cileunyi merupakan daerah yang nyaman untuk ditempati karena terdapat sumber air yang dapat dijadikan sumber kehidupan bagi masyarakat. Hasil output dari aplikasi SPSS Versi 20 terdapat pengaruh yang signifikan (Positif) antara variable X (Penyuluhan KB Melalui Pendekatan Agama) terhadap variable Y (Akseptor KB). Pengaruh dalam

Page 19: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 239

penelitian ini dapat dilihat dari nilai 1,021 artinya dengan adanya penyuluhan KB melalui pendekatan agama, maka akseptor KB akan meningkat sebesar 1,021. Dengan demikian berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan KB melalui pendekatan agama dapat dikatakan cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan serta sikap akseptor KB, maka dari itu penyuluhan KB melalui pendekatan agama sangat diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Asy sya’rawi, M.M., (1995). Anda Bertanya Islam Menjawab Jilid 1.

Hartanto, Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Marmi. (2016). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mochtar. (2002). Keluarga Berencana. Yogyakarta: Insan Ilmu

Setiana. (2005). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka.

Sukmadinata. (2011). Kesehatan Reproduksi. Yoyakarta: Nuha Medika

Rosyanti, Imas. (2002). Esensi Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.

Arifin, Zaenal, I. (2012). Bimbingan dan Konseling Untuk Pasien Rawat inap di Rumah Sakit, 6(19), 173.

Page 20: Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama ...

H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

240 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240