Penyembelihan
Click here to load reader
-
Upload
istin-nana-robiah -
Category
Documents
-
view
74 -
download
3
Transcript of Penyembelihan
1
MENGUAK TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN SESUAI
DENGAN SYARIAT ISLAM
Oleh: 1. ISTIN NANA ROBI’AH
2. MAHNI
3. MARLIANI
ABSTRAK
Daging merupakan kebutuhan manusia yang mengandung protein yangdibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu daging harus memenuhi kriteria halal danbaik untuk dikonsumsi.
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui mengapa ketikamenyembelih hewan harus memenuhi kriteria penyembelihan hewan yaitu adalahorang muslim, membaca basmallah, dan memotong saluran pencernaan danpernafasan
Dengan metode penulisan penelusuran pustaka diperoleh masalah yang dikaji adalah upaya untuk mengetahui kriteria penyembelihan hewan adalah orangmuslim, membaca basmalah dan memotong saluran pernapasan dan pencernaandengan menggunakan pisau yang tajam.
Sesuai dengan kesimpulan dari penulisan artikel ini, maka diharapkan kepadakonsumen agar berhati-hati memilih daging di pasar dan diharapkan kepadaorang yang menyembelih hewan harus mengetahui kriteria penyembelihan yangsesuai dengan syariat islam.
A. PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia tidak bisa terlepas dari mengkonsumsi daging baik
daging sapi, kerbau, kambing, ayam, bebek dan lain-lain. Di samping daging
merupakan sumber protein hewani. Karena protein hewani pada daging
sangatlah lengkap dan jauh lebih efisien dibandingkan dengan protein yang
berasal dari tanaman. Tanaman memang memiliki protein yang tinggi seperti
kedelai, namun tidak cukup dengan protein yang ada pada tanaman saja.
Manusia membutuhkan sekitar 22 asam amino esensial yang diperoleh
bukan dari tubuhnya/tidak diproduksi oleh dirinya sendiri. Hanya 12 dari 22
asam amino tersebut yang diperoleh dari tubuh kita. Sedangkan sepuluh
lainnya didapatkan dari sumber diluar tubuh kita.
Protein yang terdapat pada hewan sangat lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan manusia. Dilihat dari sisi kualitatif dan kuantitatif, protein pada
hewan lebih baik dibandingkan protein yang berasal dari tanaman. Tidak
2
hanya protein, tetapi juga vitamin pelengkap. Protein hewani juga memicu
kecerdasan. Manusia setiap harinya membutuhkan sekitar 1 gram protein
untuk tiap kg berat tubuhnya. Hal ini berarti jika rata-rata manusia memiliki
berat 60 kg akan membutuhkan sekitar 60 gram protein setiap harinya. Dari 60
gram kebutuhan protein tersebut, 1/3 nya sebaiknya disupplay dari protein
hewani. Dengan demikian setiap hari akan membutuhkan 20 gram dan tiap
tahunnya membutuhkan sekitar 7 kg protein hewani perkapita
(GalihNugraha.blog).
Dapat dilihat di atas bahwa manusia sangat membutuhkan daging. Dan
pada saat ini kebutuhan akan daging terus meningkat, ini terbukti dari
permintaan akan daging sapi, kerbau, ayam dan lainnya yang selalu ramai oleh
pembeli di pasar dan dapat dilihat dari jumlah daging yang dikonsumsi setiap
hari. Sebagai contoh di Jakarta kebutuhan konsumsi daging sapi warga Jakarta
diperkirakan mencapai 41.000 hingga 43.000 ton per tahun atau sama dengan
3.500 ton per harinya (Bataviase.co.id).
Hal ini membuktikan bahwa memang daging merupakan kebutuhan
manusia yang tidak dapat dikesampingkan. Akan tetapi daging ini menurut
agama islam, jika penyembelihan tidak memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan akan menyebabkan daging itu haram dan tidak baik di konsumsi.
Jadi harus memenuhi hukum atau syariat islam sesuai dengan surat Al
Baqarah ayat 168 yang berbunyi: ”Hai manusia, makanlah yang halal lagi
baik dari apa yang terdapat di muka bumi”.
Sehingga untuk memenuhi kriteria tersebut daging harus diperoleh dari
hewan yang di sembelih oleh seorang yang beragama islam, mengucapkan
basmallah dan memotong saluran pernafasan dan pencernaan hewan. Mengapa
harus demikian? Dan benarkah jika memenuhi kriteria-kriteria di atas dapat
menjamin daging yang bersih dan sehat untuk layak dikonsumsi?
B. PEMBAHASAN
Menurut syariat islam hewan akan menjadi halal dagingnya jika
disembelih terlebih dahulu sesuai dengan syariat. Biasanya masyarakat
menunjuk orang yang akan menyembelih adalah laki-laki yang biasanya jadi
imam sholat, tokoh masyarakat, sudah haji, di kenal ilmu agama dan
3
pengalamannya, serta dikenal kuat fisiknya, tidak pernah ditemukan seorang
muslim menyuruh seorang non muslim untuk menyembelih hewannya jika ia
tidak mampu.
Ketika akan menyembelih hewan, seorang penyembelih harus
membaringkan hewan tersebut di sisi sebelah kiri terlebih dahulu, memegang
pisau dengan tangan kanan dan menahan kepala hewan ketika menyembelih
disertai dengan bacaan tasmiyah dan takbir yaitu bismillah allahuakbar tanpa
arrohmannirrohim, lalu memutuskan saluran pernafasan, saluran makanan dan
dua urat leher hewan tersebut dengan pisau yang tajam.
Namun fenomena di masyarakat terdapat perbedaan cara menyembelih
muslim dengan non muslim. Seorang non muslim khususnya orang barat
menyembelih hewan tidak seperti metode yang dijelaskan di atas, mereka
memingsankan terlebih dahulu kemudian menyembelih leher hewan. Mereka
beranggapan bahwa dengan memingsankan hewan terlebih dahulu maka
hewan tersebut tidak akan merasakan sakit ketika disembelih, mereka juga
beranggapan bahwa cara penyembelihan seorang muslim adalah cara yang
kejam terhadap hewan karena tidak dipingsankan terlebih dahulu sehingga
hewan akan merasa sakit.
Dalam syariat islam tata cara penyembelihan di dasarkan pada firman
Allah dalam QS Al-Ma’idah:3 yang berbunyi: “Diharamkan kepada kamu
(memakan) bangkai, dan darah, dan daging babi, dan binatang-binatang yang
disembelih kerana yang lain dari Allah, dan yang mati tercekik, dan mati
dipukul, dan mati jatuh, dan mati ditanduk, dan yang mati dimakan binatang
buas, kecuali yang sempat kamu sembelih, dan yang disembelih atas nama
berhala…..” (QS Al-Ma’idah: 3)
Sesuai dengan ayat di atas, ketika akan menyembelih disyari’atkan
membaca "Bismillaahi wallaahu akbar", Allah SWT berfirman dalam Surat
al-An’aam: ”Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut
nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-
Nya.”(QS. Al-An’aam: 118)
Dan dalam surat yang sama ayat 121 yang berbunyi: ”Dan janganlah
kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
4
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan…”
Dia juga berfirman:
”Dan binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah di waktu
menyembelihnya, semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap
Allah…“(QS. Al-An’aam: 138).
Dengan adanya analogi di atas dapat dikuatkan dengan adanya penelitian
yang dilakukan oleh para peneliti senior dan Profesor universitas di negeri
Suriah sampai pada suatu penemuan ilmiah yang menunjukkan bahwa ada
perbedaan besar dalam hal perkembangbiakan mikroba antara daging yang
dibacakan takbir ketika disembelih dengan daging yang tidak dibacakan.
Tim medis yang terdiri dari 30 Profesor spesialis di berbagai bidang yang
berbeda dalam ilmu kedokteran laboratorium, bakteri, virus, dan ilmu
pengetahuan gizi dan kesehatan daging dan patologi anatomi, kesehatan
hewan dan penyakit pada sistem pencernaan, melakukan penelitian biologi
dan anatomi selama tiga tahun. Penelitian itu untuk mempelajari perbedaan
antara sembelihan yang dibacakan nama Allah (Bismillah) dan
membandingkannya dengan sembelihan yang disembelih dengan cara yang
sama, akan tetapi tanpa menyebut nama Allah (Bismillah).
Penelitian tersebut telah menunjukkan pentingnya dan perlunya
menyebutkan nama Allah (Bismillahi Allahu Akbar) ketika menyembelih
binatang ternak dan burung. Dan hasil penelitian itu sungguh mengejutkan dan
mengherankan dan yang digambarkan oleh anggota tim medis sebagai sebuah
Mukjizat (keajaiban) yang tidak bisa digambarkan dan dikhayalkan.
Penanggung jawab Humas dari penelitian ini yaitu Dr. Khalid Halawah
berkata bahwa uji coba laboratorium membuktikan bahwa serat daging yang
disembelih tanpa Bismillah dan Takbir selama tes uji serat dan
perkembangbiakan bakteri ini penuh dengan kuman dan darah yang tertahan
dalam daging, sementara daging yang disembelih dengan Bismillah dan
Takbir benar-benar bebas dari bakteri dan steril, tidak mengandung darah yang
tersisa/tertahan. Dan Halawah mendeskripsikan dalam pembicaraannya
kepada kantor berita Kuwait (KUNA) bahwa penemuan ini merupakan
5
revolusi ilmiah besar di bidang kesehatan manusia dan keselamatannya yang
terkait dengan kesehatan, apa yang dia konsumsi berupa daging binatang
ternak. Dan yang telah terbukti dengan secara pasti bahwa daging tersebut
bersih dan steril dari kuman dengan membacakan Bismillah dan Takbir ketika
menyembelihnya (Defry.net).
Selanjutnya adalah membaringkan hewan terlebih dahulu yang merupakan
perlakuan terbaik pada hewan dan disepakati oleh para ulama. Hal ini
berdasarkan hadits ‘Aisyah, “Rasulullah meminta diambilkan seekor kambing
kibasy. Beliau berjalan dan berdiri serta melepas pandangannya di tengah
orang banyak. Kemudian beliau dibawakan seekor kambing kibasy untuk
beliau buat qurban. Beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah,
bawakan kepadaku pisau”. Beliau melanjutkan, “Asahlah pisau itu dengan
batu”. ‘Aisyah pun mengasahnya. Lalu beliau membaringkan kambing itu,
kemudian beliau bersiap menyembelihnya, lalu mengucapkan, “Bismillah. Ya
Allah, terimalah qurban ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan umat
Muhammad”. Kemudian beliau menyembelihnya(HR. Muslim).
An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits ini menunjukkan
dianjurkannya membaringkan kambing ketika akan disembelih dan tidak
boleh disembelih dalam keadaan kambing berdiri atau berlutut, tetapi yang
tepat adalah dalam keadaan berbaring. Cara seperti ini adalah perlakuan
terbaik bagi kambing tersebut.” (Syarh Muslim, 1392 H).
Namun dengan membaringkan hewan dan menggunakan pisau yang tajam
itu membuat orang non muslim (orang barat) berpikiran bahwa perlakuan itu
perlakuan yang kejam terhadap hewan.
Kandungan Al-Qur’an dan hadits sulit untuk dijelaskan kepada orang
Barat. Namun semua itu terjawab oleh penelitian yang dilakukan oleh dua staf
ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di
Jerman, yaitu Prof. Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya
memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan
manakah yang lebih baik dan tidak menyebabkan rasa sakit, penyembelihan
secara syari’at islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah
penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?
6
Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan
sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil
sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro
Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang
menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan
mencatat derajat rasa sakit sapi ketikas disembelih. Di jantung sapi-sapi itu
juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung
saat darah keluar karena disembelih.
Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG
maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu.
Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai
dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan
menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat
untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum
pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan
Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal
yaitu hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut
Syariat Islam menunjukkan pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih
(dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada
perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama
setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit. Pada 3 detik berikutnya,
EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang
sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu
benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG
bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya. Setelah 6 detik pertama itu,
ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk
menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan
memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara
jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar
melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak
7
naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini
diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!”
(tidak ada rasa sakit sama sekali!). Karena darah tertarik dan terpompa oleh
jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging
yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil
sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing
Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Berbeda dengan hasil penelitian penyembelihan hewan dengan
penyembelihan cara barat yaitu segera setelah dilakukan proses stunning
(pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi
tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi
dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya)
tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya
sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat
nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit
yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang
drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa
sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal.
Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari
seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal,
maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga
dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian
menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam
khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak
keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat
baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen
utama merusak kualitas daging.
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang
sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat
8
Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa
sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi
meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit,
melainkan sebagai ekspresi keterkejutan otot dan saraf saja (yaitu pada saat
darah mengalir keluar dengan deras). Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk
dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan
adanya rasa sakit itu.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa hewan yang halal dikonsumsi adalah hewan
yang disembelih yang memenuhi kriteria penyembelihan dalam syarait islam
antara lain orang yang menyembelih adalah orang muslim, mengucap
basmallah yang membuat daging menjadi sehat dan bersih, memotong saluran
pernapasan dan pencernaan hewan dan dengan demikian hewan tidak merasa
sakit ketika disembelih.
Disarankan kepada konsumen agar berhati-hati memilih daging di pasar
dan orang yang menyembelih hewan haruslah orang yang mengetahui kriteria
penyembelihan yang sesuai dengan syariat islam.
9
Daftar Pustaka
http://ejabat.google.com/ejabat/thread?tid=3c5628e170f34831
http://en.wordpress.com/tag/penyembelihan-hewan-sesuai-islam-tidak-
menyakiti-hewan/
http://ikatanwargaislaminalum.com/index.php?option=com_contact&view=co
ntact&id=1&itemid=55
http://Indonesia.faitfreedom.org/forum/metode-penyembelihan-dalam-islam-
t4i666/#678333
http://koranmuslim.com/idhttp:/www.islamedia.web.id/2011/03/penyembeliha
n-hewan-sesuai-islam-tidak.html
http://olestherummer.blogspot.com/2011/11/subhanallah-pembuktian-ilmiah-
manfaat.html
http://perbandinganmazhab.blogspot.com/2011/01/hukum-menyembelih-
hewan-secara-mekanis.html
http://rumaysho.com/hukumislam/umum/2796-tuntutan-penyembelihan-
hewan.html
http://ustadzaris.com/adab-menyembelih-hewan-qurban
http://uswahislam.blogspot.com/2011/02/cara -menyembelih-hewan.html
http://www.defry.net/category/agama/mutiara-islam/
http://Zaenurihanif.com/2009/09/28/dalil-dalil-tentang-cara-menyembelih-
hewan/