JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah...

14
JUAL BELI KULIT HEWAN KURBAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM H.Ridwan Sebagian masyarakat Indonesia belakangan ini banyak yang menjual kulit dan kepala hewan kurban. Motifnya beraneka ragam. Ada yang karena berada di daerah dengan tingkat kemampuan perekonomian tinggi sehingga jumlah hewan kurban di daerah tersebut berlebihan. Karenaterlalu banyak daging, mereka tidak ada waktu untuk mengurus kulit dan kepala hewan kurban. Atau mungkin ada sebagian yang mempunyai motif ingin menghemat biaya operasional sehingga kulit dan kepala dijual.Kemudian dari hasil penjualannya selain dibuat untuk biaya operasional, juga bisa dibuat membayar tukang jagal.Tentu hal ini bertentangan dengan Fiqh(Hukum Islam) jumhur ulama sepakat bahwa jual beli kulit hewan kurban Haram(Tidak Boleh) .Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap jual beli kulit hewan kurban. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui secara mendalam tentang jual beli kulit hewan kurban secara hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research )yang bersifat penelitian hukum yuridis normatif. Penelitian ini menganalisis berdasarkan hukum Islam dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis menhimpun dan mendeskripsikan data-data yang berupa undang-undang, buku, dan literatur yang sesuai dengan objekyang dibahas jual beli kulit Hewan kurban dalam perspektif hukum Islam. Hasil penelitian ini bahwa kebanyak pendapatmemperjual belikan kulit dan kepala hewan kurban haram (tidak boleh). Dan hanya sebagian ahli fiqh ( Hukum Islam) membolekan menjual kulit dan kepala hewan kurban dengan alasan masalah mursalah. Kata Kunci : Jual Beli Kulit Hewan Kurban A. Pendahuluan 1 Latar Belakang Kurban adalah ibadah yang disyariatkan Allah kepada Nabi Ibrahim, kemudian setelah datangnya Nabi Muhammad SAW , maka ibadah Kurban disyariatkan pula kepada umat Islam dengan menyembelih binatang ternak yang telah ditentukan oleh syara' dan dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha atau yang disebut dengan Hari Raya Kurban sampai pada hari tasyriq. Adapun hukum kurban adalah wajib bagi yang mampu. Menurut Imam Syafi'i menyembelih hewan kurban itu bagi um.at Islam adalah sunnat muakkadah sunnat yang dikuatkan mendekati wajib. Dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kurban adalah menyembelih hewan ternak sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT. Berdasarkan finnan Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat 36: Artinya: "Dan Tc/ab kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebabagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olebmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan Te/ah terikat). Kemudian

Transcript of JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah...

Page 1: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

JUAL BELI KULIT HEWAN KURBAN DALAM PERSPEKTIFHUKUM ISLAM

H.Ridwan

Sebagian masyarakat Indonesia belakangan ini banyak yang menjual kulit dan kepalahewan kurban. Motifnya beraneka ragam. Ada yang karena berada di daerah dengan tingkatkemampuan perekonomian tinggi sehingga jumlah hewan kurban di daerah tersebutberlebihan. Karenaterlalu banyak daging, mereka tidak ada waktu untuk mengurus kulit dankepala hewan kurban. Atau mungkin ada sebagian yang mempunyai motif ingin menghematbiaya operasional sehingga kulit dan kepala dijual.Kemudian dari hasil penjualannya selaindibuat untuk biaya operasional, juga bisa dibuat membayar tukang jagal.Tentu hal inibertentangan dengan Fiqh(Hukum Islam) jumhur ulama sepakat bahwa jual beli kulit hewankurban Haram(Tidak Boleh) .Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana tinjauanHukum Islam terhadap jual beli kulit hewan kurban. Tujuan dari penelitian ini adalah inginmengetahui secara mendalam tentang jual beli kulit hewan kurban secara hukum Islam.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research )yang bersifat penelitianhukum yuridis normatif. Penelitian ini menganalisis berdasarkan hukum Islam denganmenggunakan pendekatan deskriptif analitis menhimpun dan mendeskripsikan data-datayang berupa undang-undang, buku, dan literatur yang sesuai dengan objekyang dibahas jualbeli kulit Hewan kurban dalam perspektif hukum Islam. Hasil penelitian ini bahwa kebanyakpendapatmemperjual belikan kulit dan kepala hewan kurban haram (tidak boleh). Dan hanyasebagian ahli fiqh ( Hukum Islam) membolekan menjual kulit dan kepala hewan kurbandengan alasan masalah mursalah.

Kata Kunci : Jual Beli Kulit Hewan Kurban

A. Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kurban adalah ibadah yang disyariatkan Allah kepada Nabi Ibrahim, kemudian setelah

datangnya Nabi Muhammad SAW , maka ibadah Kurban disyariatkan pula kepada umat

Islam dengan menyembelih binatang ternak yang telah ditentukan oleh syara' dan

dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha atau yang disebut dengan Hari Raya Kurban sampai

pada hari tasyriq. Adapun hukum kurban adalah wajib bagi yang mampu. Menurut Imam

Syafi'i menyembelih hewan kurban itu bagi um.at Islam adalah sunnat muakkadah sunnat

yang dikuatkan mendekati wajib. Dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Kurban adalah menyembelih hewan ternak sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT.

Berdasarkan finnan Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat 36:

Artinya: "Dan Tc/ab kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebabagian dari syi'ar Allah,kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olebmu nama Allahketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan Te/ah terikat). Kemudian

Page 2: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

apabila Telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orangyang re/a dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yangmeminta. Demildanlah kami Te/ah menundukkan untuaunta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur'(Kementerian Agama 2013)

Sebenarnya substansi syariat Kurban adalah memberikan dan mengurbankan sesuatu

yang kita miliki semampu kita pada lingkungan dan kaum yang memerlukan.(Utomo 2003)

Kurban merupakan simbol kelslaman yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah

secara ikhlas sebagai implementasi taqwa. Dengan berkurban sesorang telah melakukan

keshalehan spiritual dan sosial. Kurban merupakan simbol kelslaman yang bertujuan untuk

mendekatkan diri kepada Allah secara ikhlas untuk menggapai tingkat taqwa. Kurban

merupakan cerminan pesan dari agama Islam, apabila seseorang yang mengaku beriman

kepada Allah hanya dapat dekat dengan-Nya bila ia memiliki kenikmatan tersebut dengan

orang lain. Islam juga menganjurkan pengikutnya untuk senantiasa mendekatkan diri kepada

Allah.

Oleh karena itu ibadah kurban memiliki dimensi sosial, bukan saja dalam bentuk

distribusi daging kurban bagi yang mampu berkurban tetapi juga suatu sikap mewakili orang

lain yang tidak atau belum mampu berkurban. Karena Islam agama yang mempunyai

perhatian yang tinggi dalam hal kehidupan sosial. Syariat kurban dalam bentuk

penyembelihan hewan tertentu yang digolongkan sebagai hewan kurban merupakan syiar

Allah sebagai simbol keagamaan yang harus dilaksanakan berdasarkan contoh yang

disyariatkan oleh Rasulullah SAW. Meskipun Kurban merupakan prosesi ibadah, namun ia

juga memiliki dimensi dan makna sosial dengan adanya peluang bagi kaum fakir miskin,

khususnya untuk merasakan daging kurban yang dibagi-bagikan kepada yang berhak

menerimanya.

Pembagian daging kurban yang telah dipotong boleh dimakan sepertiga untuk orang

yang berkurban , sepertiga untuk disedekahkan, dan sepertiga untuk disimpan. Nabi

Muhammad SAW pada awal mula syariah kurban pernah melarang umat Islam untuk

menyimpan daging kurban , namun kemudian beliau menimbang kebutuhan dan mengingat

manfaat hal itu, lalu beliau membolehkan. Dengan demikian, masalahnya dikembalikan

kepada prinsip maslahat dan secara teknis dapat dikembangkan agar lebih baik, efisien, dan

praktis sepanjang tidak melanggar syariat Islam.

Ada hal penting yang harus menjadi perhatian serius ketika Panitia Kurban melakukan

jual beli kulit hewan kurban pada hari-hari penyembelihan dengan alasan tidak ada waktu

untuk mengurusi kulit hewan kurban. Padahal jual beli kulit hewan Kurban itu bertentangan

dengan dengan Hadis Nabi SAW yang melarang menjual kulit hewan Kurban tersebut.

Sebagaimana sabda Nabi yang berbunyi:

Page 3: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

Artinya: "Barang siapa yang menjual kulit hewan Kurban nya, maka tidak ada (pahala)Kurban baginya." (HR. Al Hakim & Baihaqif)(Husain, t.t.)

Ulama' berbeda pendapat tentang jual beli kulit bewan kurban, madzab Imam Syafi’i

melarang jual beli kulit bewan kuban karena binatang kurban termasuk nusuk (hewan yang

disembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT). Hasil sembelihan kurban boleh

dimakan, boleh diberikan orang lain dan boleh disimpan. Sedangkan menurut pendapat Imam

Abu Hanifah, basil sembelihan kurban boleb di jual, namun basil penjualannya disadaqahkan.

Menurut panitia yang menjual kulit hewan kurban beranggapan bahwa kulit hewan kurban

tidak terlalu berarti karena yang dibagikan kepada masyarakat adalah daging dan tulangan.

Masyarakat juga tidak mau diberi kulit hewan kurban karena enggan mengurusnya. Oleh

karena itu panitia menjual kulit kurban tersebut dengan alasan daripada mubazzlr lebih baik

dijual dan uangnya bisa dimasukkan ke kas masjid.

Dengan alasan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang Bagaimana kedudukan hukum jual beli kulit hewan kurban dalam perspektif

(pandangan) Hukum Islam.

2 Identifikasi masalah

Setelah pemaparan latar belakang masalah, maka perlu untuk mengedentifikasi beberapamasalah yang timbul dan membatasi masalah tersebut dengan identifikasi dan batasanmasalah.sebagai berikut:

a. Kurban merupakan perintah Allah disampaikan kepada Nabi Ibrahim AS danselanjutnya juga diwajibkan bagi umat Nabi Muhammad SAW, bagi yang mampu.

b. Pembagian daging Kurban boleh diambil 1/3 untuk ahli Kurban dan selebihnyadibagikan kepada fakir dan miskin serta tidak boleh menjual daging, tulang dan kulithewan Kurban .

c. Panitia Kurban menjual kulit hewan kurban dengan alasan karena masyarakat tidakmau menerimanya. Disamping itu panitia tidak ada waktu lagi untuk mengurusi kulit.Hasil dari penjualan digunakan untuk oprasional penyembelihan Kurban .

3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan memperhatikan pokok-pokok pikiran di atas,

maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana hukum

jual beli kulit hewan Kurban dalam pandangan perspektif hukum Islam?

4 Tujuan Penulisan

Tujuan peulisan ini untuk menjawabmasalah di atas yakni guna mengetahui bagaimana

sesungguhnya hukum jual beli kulit hewan Kurban dalam perspertif Hukum Islam.

Hukum Islam. Secara teoritis, tulisan ini diharapkan dapat menambah kazanah keilmuan

Page 4: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

berpikir bagi penulis dan pembaca, serta dapat menjadi salah satu bahan refrensi.Secara

praktis, sebagai bentuk sumbangan pemikiran, bagi peneliti untuk dijadikan referensi dan

bagi masyarakat bisa menjadi salah satu alternatif ketika ada masalah yang terkait dengan

penyelenggaraan hewan Kurban . Masyarakat hendaknya memperhatikan ketentuan Fiqh

(Hukum Islam).

B. Pembahasan

1 Pengertian Dan Ketentuan Jual Beli

a. Pengertian Jual Beli

Manusia sebagai makhluk sosial secara kodrati tidak bisa hidup tanpa bantuan

orang lain. Oleh karena itu manusia ketika memenuhi kenbutuhan pokok sehari-hari

berbagai upaya yang dilakukan diantaranya Barter (tukar menukar barang). Seiring

dengan perkembangan zaman maka muncul istilah jual beli, untuk terjadinya usaha

tersebut diperlukan adanya hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli.Jual

beli adalah saling tukar menukar antara benda dengan harta benda atau harta benda

dengan uang ataupun saling memberikan sesuatu kepada pihak lain, dengan menerima

imbalan terhadap benda tersebut dengan menggunakan transaksi yang didasari saling

ridha yang dilakukan secara umum.

Berdasarkan syariat jual beli (�����) adalah tukar menukar harta dengan harta

untuk memiliki dan memberi kepemilikan(Mas’ adi 2002)

Jual beli (�����) secara bahasa merupakan masdar dari kata �Ꙙംdiucapkan ���⺁- ��ം

bermakna memiliki dan membeli. Kata aslinya keluar dari kata �����karena masing-

masing dari dua orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan

memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian disebut ��Ꙙ����.

Jual beli diartikan juga “pertukaran sesuatu dengan sesuatu”. Kata lain dari al-bai’

adalah asy-syira’, al-mubadah dan at-tijarah. (Mas’ adi 2002)

Sedangkan pengertian jual beli berdasarkan pendapat para ahli fiqh sebagai

berikut :

1) Menurut ulama Hanafiyah : “Pertukaran harta (benda) dengan harta berdasarkan

cara khusus (yang dibolehkan)”.(Al-Kasani 1986)

2) Menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ : “Pertukaran harta dengan harta untuk

kepemilikan”.(Asy-Syarbini 2009)

3) Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab al-Mughni : “ Pertukaran harta dengan harta

untuk saling menjadikan milik”.(Qudamah 2009)

Page 5: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

4) Tukar menukar harta meskipun ada dalam tanggungan atau kemanfaatan yang

mubah dengan sesuatu yang semisal dengan keduanya, untuk memberikan secara

tetap(Al-Jaziri 2008)

5) Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan

melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling

ridha.(Ahmad 1986)

6) Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf) dengan ijab dan

qabul dengan cara yang sesuai dengan syara.(Alhusaini 1984)

7) Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan dan

memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang dibolehkan.

(Sabiq 1987)

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli ialah suatu

perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara ridha di

antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain

menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara’

dan disepakati.Inti dari beberapa pengertian tersebut mempunyai kesamaan dan

mengandung unsur antara lain sebagai berikut;

1) Jual beli dilakukan oleh 2 orang (2 sisi) yang saling melakukan tukar menukar

2) Tukar menukar tersebut atas suatu barang atau sesuatu yang dihukumi seperti

barang, yakni kemanfaatan dari kedua belah pihak.

3) Sesuatu yang tidak berupa barang/harta atau yang dihukumi sepertinya tidak sah

untuk diperjualbelikan.

4) Tukar menukar tersebut hukumnya tetap berlaku, yakni kedua belah pihak

memiliki sesuatu yang diserahkan kepadanya dengan adanya ketetapan jual beli

dengan kepemilikan abadi.

b. Dasar Hukum Jual Beli

Allah SWT menciptakan manusia sesuai dengan Qodarnya. Berdasarkan kodrat,

manusia memiliki naluri untuk mempertahankan hidup dengan cara melakukan usaha

untuk memenuhi kebutuhan pokok(sandang, pangan dan papan). Terkait dengan

usaha, Allah memberikan aturan kepada manusia agar melakukan usaha mengikuti apa

yang diatur dalam Al Qur’an dan Hadits. Berdasarkan QS. Al Baqarah 275.

Artinya : …Allah tclah mcnghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Page 6: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

Dan kemudian QS An- Nisa 29

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan hartasesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yangberlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuhdirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.(Kementerian Agama 2013)

Selain itu berdasarkan hadits Rasulullag SAW bersabda ;

Artinya: "Dari Rifa 'ah bin Rafi~· Bahwa Rasulu/lah SAW. pcmah ditanya orang"Apakah usaha yang paling baik?'' Rasulullah SAW. menjawab: usaha seseorangdengan tangannya sendiri dan tiaptiap jual beli yang jujur'. (HR. ImamBaihaqi)(Baihaqi dan Bakr 1994)

Allah mensyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan keleluasaan

untuk hamba-hambanya, karena semua manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan

berupa sandang, pangan dan papan. Kebutuhan tersebut tidak terputus selama

manusia masih hidup. Sebagai insan manusia yang notabene makhluk sosial maka

tidak akan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada bantuan dari orang lain.

Oleh karena itu ia dituntut untuk berhubungan dengan orang lain. Dan berdasarkan

Hadits tersebut di atas dapat diketahui bahwa jual bell diperbolehkan oleh Allah

asalkan dilakukan dengan cara yang benar, jujur dan tidak ada unsur riba.

c. Rukun dan Syarat Jual Beli

Jual beli di dalam ketetuan Hukum Islam ada rukun dan syaratnya, apabila

diantara keduanya ditinggalkan maka jual belinya tidak syah. Dalam hal rukun jual

beli umala’ berbeda pendapat. Seperti ulama Hanafiyah dengan jumhur ulama. Rukun

jual beli menurut ulama Hanafiyah hanya satu, yaitu ijab ( ungkapan membeli dari

pembeli) dan qabul ( ungkapan menjual dari penjual). Menurut mereka yang menjadi

rukun dalam jual bell itu hanyalah kerelaan (ridha/taraddi) kedua belah pihak untuk

Page 7: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

melakukan transaksi.(Ghozali, t.t.) al ini direlisasikan dalam bentuk pengambilan dan

pembelian atau dengan cara lain yang dapat menunjukkan kerelaan.

Menurut Mas’adi bahwa rukun jual beli ada empat antara lain sebagai berikut;

1).Orang yang menjual, 2).Orang yang membeli (keduanya disebut orang yang

berakad), 3).Ikrar/sigat (ijab dan qabul) dan 4)Ada barangnya.(Mas’ adi 2002).

Kemudian ia juga mempersyaratkan penjual dan pembeli harus sehat akalnya. Orang

yang gila atau belum tamyiz, tidak sah jual belinya. Dalam jual bell terdapat beberapa

syarat yang mempengaruhi sah tidaknya akad tersebut. Diantaranya adalah syarat yang

diperuntukkan bagi dua orang yang melaksanakan akad. Disamping itu ia juga

mempersyaratakan bahwa barangnya ada yang dimiliki oleh penjual secara legal,

bukan barang haram, najis dan ada nilai manfaat.

Kemudian yang manarik menurut Salih Al Fauzan bahwa orang yang

mengadakan jual beli memberikan syarat tersendiri antara lain sebagai berikut;

1).Saling ridha, 2). Orang yang melakukan ak.ad adalah orang yang merdeka, dan 3).

Ada hak milik penuh. (Al-Fauzan 2005).

Selanjutnya mengenai Syarat Sigat (Ijab Qabul), Nasrun Harun

mempersyaratakan sebagai berikut; 1)Berhadap-hadapan atau berada dalam satu

majelis, 2) Pembeli atau penjual harus menunjukkan Sigat akadnya kepada orang

yang sedang bertransaksi dengannya, yakni harus sesuai dengan orang yang dituju, 3)

Qabiilsesuai dengan ijib, 3) Ketika mengucapkan $igit harus didasari dengan niat

(maksud), 4) Pengucapan ijib dan qabiilharus sempuma, dan 5) !jib qabul tidak

terpisah.

2. Pengertian Kurban , syarat dan pembagian daging kurban

a. Pengertian. Kurban

Kurban berasal dari bahasa Arab, yang di ambil dari mashdar : Qaruba-

Yaqrabu-Kurbanan yang berarti mendekati atau menghampiri. Lafazh kurban ini

digunakan dalam bahasa Indonesia dalam pengertian dekat, umpamanya teman karib

(asalnya Qaraba )(Nasional 2019)

Kurban dalam istilah ilmu fiqh (syariat) ialah : “Suatu perbuatan yang

merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk

pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun sekali pada

tanggal 10, 11,12 dan 13 Dzulhijjah”.(Saleh dan Shohibi 2008). Masalah Kurban ini

dijelaskan QS Al ‘Asry ayat 1-3 ;

Page 8: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.2. Makadirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah*.3. Sesungguhnya orang-orangyang membenci kamu Dialah yang terputus.”(Kementerian Agama 2013)

Umat Islam diperintahkan oleh Allah untuk melakukan kurban, yaitu

mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan penyembelihan binatang ternak.

Perintah suci ini untuk mengikuti perbuatan Nabi Ibrahim AS yang telah melakukan

kurban terhadap anaknya yang dicintinya Nabi Ismail. Dialah yang mula-mula

melakukan syariat cara penyembelihan binatang-binatang itu. Kemudian perintah

tersebut dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW hingga sampai saat ini.

b. Syarat Kurban .

Kurban merupakan salah satu syariat dalam agama Islam. Pelaksanaannya sudah

diatur sedemikian rupa oleh syari'at Islam. Dalam Al Qur'an Surat Al-Kautsar ayat 2

juga disebutkan, "Maka salatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah kurban." Berbeda

dengan penyembelihan hewan biasa yang tidak terikat dengan syarat-syarat tertentu.

Hewan kurban memiliki beberapa persyaratan yang harus dilakukan agar ibadah

kurban lebih sempurna:

1). Jenis Hewan Kurban

Syarat hewan kurban yang pertama adalah jenis hewannya harus binatang ternak.

Unta, sapi, kambing, dan domba bisa dijadikan pilihan sebagai hewan kurban.

2). Usia Hewan Kurban

Usia hewan kurban harus mencapai umur minimal yang ditentukan syari'at. Usia

hewan ternak yang boleh dijadikan hewan kurban adalah:

a. Unta minimal berusia 5 tahun dan telah masuk tahun ke-6

b. Sapi minimal berusia 2 tahun dan telah masuk tahun ke-3

c. Domba berusia 1 tahun atau minimal berusia 6 bulan bagi yang sulit

mendapatkan domba berusia 1 tahun. Sedangkan kambing minimal berusia 1

tahun dan telah masuk tahun ke-2

3). Sehat Tanpa Cacat

Rasulullah SAW merinci beberapa hal yang tak boleh dialami oleh hewan yang

akan dikurbankan. Supaya memenuhi syarat hewan Kurban , jangan memilih

Page 9: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

hewan yang buta sebelah, sakit, pincang, sangat kurus dan tidak mempunyai

sumsum tulang. Pilihlah hewan kurban yang sehat.

4). Bukan Milik Orang Lain

Hewan kurban tidak sah jika didapat dari hasil mencuri dan milik orang lain.

Tidak sah hukumnya berkurban dengan hewan gadai (milik orang lain) atau pun

hewan warisan.

5). Penyembelihan Hewan Kurban

Penyembelihan hewan kurban harus terjadi pada waktu yang telah ditentukan

syari'at. Menurut Ibnu Rusyd dari Madzhab Maliki didukung oleh Imam Ahmad,

Imam Abu Hanifah, dan Imam lainnya, penyembelihan dilakukan setelah salat

Idul Adha. Dan batas akhir penyembelihan hewan kurban adalah terbenam

matahari pada tanggal 13 Dzulhijjah. Sedangkan menurut Madzhab Syafii adalah

4 hari setelah Idul Adha.(Al-Jaziri 2008).

c. Pembagian Hasil Sembelihan Kurban

Berdasarkan kaidah umumnya, daging kurban dibagikan kepada tiga golongan

penerima kurban.

1) Shohibul Kurban beserta keluarganya

Sepertiga bagian kurban diberikan kepada shohibul Kurban beserta keluarganya,

sedangkan dua pertiga sisanya merupakan hak orang lain. Orang yang berkurban

juga dapat membagikan sepertiga bagiannya tersebut kepada pihak-pihak lain,

misalnya kepada panitia hewan kurban. Perlu diingat pula, pekurban tidak boleh

menjual kurban bagiannya, baik dalam bentuk daging, bulu, maupun kulit.

2). Sahabat, Kerabat, dan Tetangga

Sepertiga bagian selanjutnya diberikan kepada sahabat, kerabat dan tetangga.

Walaupun sahabat, kerabat, dan tetangga shohibul Kurban merupakan orang yang

berkecukupan, mereka tetap berhak mendapatkan sepertiga bagian hewan kurban.

3). Fakir Miskin

Sepertiga lainnya diberikan kepada fakir miskin sebagai kelompok yang paling

membutuhkan. Shohibul Kurban juga dapat menambahkan jatah hewan kurban

untuk fakir miskin dari bagian kurbannya. Hal ini dilakukan shohibul Kurban

sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas bagi orang-orang yang

berkekurangan.(Al-Jaziri 2008)

3. Jual beli kulit Kurban dalam prespektif hukum Islam

Sebagian masyarakat muslim di Indonesia belakangan ini sering menjual kulit

dan kepala hewan kurban dengan berbagai alasan. Ada yang karena jumlah hewan

Page 10: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

kurban terlalu banyak sehingga tidak punya banyak waktu untuk mengurus kulit hewan

tersebut. Ada juga yang menjual kulit hewan kurban untuk menghemat biaya operasional.

Selain itu, uang hasil penjualan kulit serta kepala hewan kurban itu bisa dipakai untuk

keperluan lain, seperti membayar tukang jagal.

Imam Nawawi menjelaskan dalam berbagai teks mazhab Syafi’i disebut tidak

boleh menjual daging, kulit, tanduk, hingga rambut hewan kurban. Begitu juga

menjadikan kulit sebagai upah untuk tukang jagal. Tetapi, orang yang berkurban boleh

mengambil kulit hewan kurban untuk dimanfaatkan.

Menjual kulit hewan kurban bisa jadi membuat ibadah yang dilakukan tidak sah.

Artinya, hewan yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha hanya menjadi sembelihan

biasa, bukan termasuk kurban seperti dalam syariat Islam. Namun disisi lain ada yang

harus menjadi pertimbangan ketika kulit sapi tidak ada yang mengurus dan mubadzir

maka dengan alasan itu panitia kurban menjual kulit hewan kurban dan uangnya

dimasukkan ke kas masjid. Maka untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya kedudukan

hukum jual beli kulit hewan kurban dalam perspektif hukum islam. Dalam hal ini para

ulama’ berbeda pendapat mengenai ketentuan hukum menjual kulit hewan kurban

sebagai berikut;

a. Madzab Imam Hanafi

Fuqaha Hanafiyah memandang sunnah daging kurban itu dibagi tiga : sepertiga

dimakan pemiliknya, sepertiga untuk teman-teman akrab meskipun mereka kaya, dan

sepertiganya lagi untuk orang miskin. Hal ini berdasar pemahaman terhadap al-Hajj

ayat 36 sebagai berikut :

Artinya : Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamumemperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamumenyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh(mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang adapadanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telahmenundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.

Page 11: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

Fuqaha Hanafiyah berpendapat bahwa kulit dan bagian dalam (jeroan, Jawa)

hewan kurban boleh ditukar dengan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi penerima bagian

kurban. Hal ini didasarkan pada prinsip istihsan (pertimbangan kebaikan menurut akal

sehat walaupun berbeda dengan dalil tekstual). Pada zaman Nabi saw dan para sahabat

tidak pernah terjadi penjualan bagian hewan kurban (Aibak 2017). Dengan demikian

Ulama’ Hanafiah membolehkan menukar kulit dengan sesuatu yang lebih bermanfaat,

tetapi secara jelas tidak menggunakan istilah menjual.

b. Pendapat Ulama Madzab Maliki

Pendapat yang melarang penjualan kulit hewan kurban juga merupakan pendapat

madzhab Maliki dan madzhab Hanbali. Ibnu AlMundzir juga meriwayatkan pendapat ini

dari Atho', An-Nakho'i, Ishaq. Jadi, mayoritas ulama' menyatakan bahwa menjual kulit

hewan kurban itu tidak diperbolehkan. Hal itu merujuk pada hadits Nabi Muhammad

SAW

"Dari Ali, beliau berkata : "Rasulullah memerintahkanku untuk mengurusi hewan kurbanbeliau. Aku pun lantas membagikan dagingnya, kulitnya dan pakaiannya. Beliaumemerintahkanku untuk tidak memberi upah kepada jagal dari hewan kurban, sedikitpun.Beliau bersabda, 'Kami akan memberi upah untuk jagal dari harta kami yangselainnya.'' ( HR. Bukhari no. 1717 dan Muslim, no.1317)(bin As-Sayyid dkk. 2006)

Berdasarkan riwayat ini diketahui bahwa jumlah unta yang disembelih adalah 100

ekor dan Nabi SAW menyembelih 63 ekor, sedangkan Ali menyembelih sisanya. Untuk

memadukan riwayat ini dengan riwayat Ibnu Ishaq dapat dikatakan bahwa beliau

menyembelih 30 ekor kemudian memerintahkan Ali untuk meneruskannya, maka Ali

menyembelih 37 ekor, lalu Nabi kembali menyembelih 33 ekor. Apabila cara ini dapat

diterima, maka inilah yang mesti dipegang.

Dari hadits tersebut daging hewan kurban tersebut tidak diberikan sedikitpun

kepada tukang potong. Seperti yang dijelaskan oleh An-Nasa‟i dalam riwayatnya adalah

larangan memberikan sesuatu dari hewan kurban kepada tukang potong sebagai upah

atas pekerjaannya.

c. Pendapat ulama Madzab Syafi’i

Fuqaha Syafi‟iyah menyatakan bahwa daging kurban itu hukumnya wajib

diberikan kepada orang miskin, handai taulan baik kaya maupun miskin, dan pemiliknya

Page 12: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

sendiri sunnah memakannya sedikit saja. Hal ini merujuk pada Al Qur’an Surat Al Hajj

ayat 28 ;

Artinya: Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya merekamenyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telahberikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagiandaripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yangsengsara dan fakir.(Kementerian Agama 2012)

Menurut madzhab Syafi'i menjual kulit hewan kurban, baik itu kurban nadzar

(kurban wajib) atau kurban sunat hukumnya haram, dan jual belinya dianggap tidak sah

apabila yang menjualnya adalah mudhohi (orang yang berkurban ) atau orang kaya yang

menerimanya. Selain itu ia wajib menggantinya apabila dijual kepada selain mustahiq

(orang yang berhak menerima), dan apabila dijual kepada mustahiq maka ia wajib

mengembalikan uangnya dan daging atau kulit yang telah diterima menjadi sedekah.

Sedangkan apabila yang menjualnya adalah faqir miskin yang menerimanya maka hal ini

diperbolehkan dan jual belinya dihukumi sah. Mayoritas madzab terutama Madzab

Syafi‟i mengharamkan menjual kulit hewan kurban sebagai upah jagal. Diterangkan

dalam kitab

“Telah menjadi kesepakatan Imam Syafii dan para ulama pengikutnya bahwa tidak bolehmenjual sesuatu dari kurban dan sembelihan baik kurban nadzar maupun sunat, baikdaging, lemak, kulit, tanduk, bulu, maupun lainnya. Dan tidak boleh menjadikan kulitatau lainnya untuk upah bagi penyembelih, tetapi hendaklah disedekahkan olehmudhahhi atau menjadikannya sesuatu yang bermanfaat misalnya untuk tempat minum,bejana, sepatu dan lain sebagainya.” (Majmu‟ Syarah Muhadzdzab : VIII / 418-420)(Nawawi 2009)

d. Pendapat Madzab Hanbali

Adapun fuqaha Hanabilah, mereka sama dengan Hanafiyah tetapi memandang

wajib bagi pemilik kurban memakan sepertiga atau lebih dari daging kurbannya. Ibnu

Page 13: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

Khuzaimah berkata “ Adapun maksud larangan tersebut adalah tidak memberikan kepada

tukang potong sebagian dari hewan kurban tersebut sebagai upah atas jasa

penyembelihan”. Ulama selainnya berkata, “Memberikan suatu bagian dari hewan

kurban kepada tukang potong sebagai upah tidak diperbolehkan, karena yang demikian

termasuk dalam tukar-menukar. Al Qurtubi berkata, “Tidak ada yang memberi rukhshah

(keringanan) untuk memberikan suatu bagian dari hewan kurban kepada tukang potong

atas dasar upah.

Menurut Al-Auza‟i, Ahmad, Ishaq serta Abu Tsur memperbolehkannya, dan ini

merupakan salah satu pendapat Madzab Syafi‟i. Mereka berkata, „Adapun harganya

dibagikan sebagaimana cara pembagian hewan kurban. Abu Tsur mengemukakan dalil

bahwa para ulama telah sepakat tentang bolehnya memanfaatkan kulit dan bukan untuk

dijual. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Tsaur adalah riwayat yang dikutip Imam

Ahmad dari Hadits Qatadah bin An Nu‟man dari Nabi SAW

“Janganlah kalian menjual daging Udhiyyah dan Hadyu, bagikanlah danmakanlah, manfaatkanlah kulit-kulitnya dan jangan dijual. Jika kalian memakan kulitnya,maka makanlah jika kalian mau‟.(Al-Asqalani 2008)

Dengan demikian madzab Hanbali tidak membolehkan (Haram) hukumnya

memperjual belikan kulit hewan kurban, dan hanya boleh dimanfaatkan karena merujuk

pada hadits tersebut di atas.

C. Penutup

a. Simpulan

Dari urian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jumhur ulama’

madzab Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hanbali sependapat bahwa memper jual

belikan kulit kurban hukumnya adalah tidak boleh (Haram) karena merujuk pada Al

Qur’an dan Hadits. Sedangkan Ulama’ Madzab Hanafi berpendapat membolehkan

menukar kulit kurban dengan sesuatu yang lain.

b. Rekomendasi

Melalui tulisan ini perlu kiranya untuk dilakukan sosialisasi kepada pengambil

kebijkan dan terutama kepada panitia kurban agar kiranya tidak memperjual belikan

kulit hewan kurban karena bisa merusak pahala kurban sehingga kurbanya tidak

sempurna bahkan tidak sah.

Page 14: JUALBELIKULITHEWANKURBANDALAMPERSPEKTIF … · merupakan Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam bentuk pengorbanan (penyembelihan) hewan, dilaksanakan dalam setahun

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Idris. 1986. “Fiqh al-Syafi’iyah.” Jakarta: Karya Indah.Aibak, Kutbuddin. 2017. Kajian fiqh kontemporer. Vol. 1. Kalimedia.Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 2008. “Fathul Baari Syarah: Shahih Bukhari (terj.).” Amiruddin, Fathul Baari

Penjelasan Kitab Shahih Bukhari, jilid 13.Al-Fauzan, Saleh. 2005. “Fiqih sehari-hari.” Jakarta: Gema Insani.

Alhusaini, Taqiyuddin Abubakar. 1984. Kifayatul akhyar: Kitab hukum Islam dilengkapi dalilQuran dan Hadis. PT Bina Ilmu.

Al-Jaziri, Abdul-Rahman. 2008. Kitab Al fiqh ala Al-madzahib Al Arba’ah. Menara Kudus.Al-Kasani, Alauddin. 1986. “Bada’i ash-Shana’i fi Tartib asy-Syara’i.” Beirut: Dar al-Fikr, ny.As-Sayyid, Abu Malik Kamal bin, Bangun Sarwo Aji Wibowo, Besus Hidayat Amin, dan Masrur Huda.

2006. Shahih fikih sunnah. Pustaka Azzam.Asy-Syarbini, Muhammad. 2009. “Mugni Al-Muhtaj ila Ma’rifah Ma’ani Alfaz Al-Minhaj.” Beirut: Dar

Al-Fikr.Baihaqi, Imam Al, dan Abu Bakr. 1994. “Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra.” Makkah al-Mukarramah:

Maktabah Dar al-Baar.Ghozali, Mohammad. t.t. “KAJIAN FIQH MU ‘AMALAH TERHADAP KONSEP JUAL BELI

MENURUT MADZAB SYAFE’I.”Husain, al-Baihaqi. t.t. “Abu Bakar Ahmad bin al-,. 1410.” Syu’bu al-Iman.Kementerian Agama, R. I. 2012. “Al-Qur’an dan terjemahannya, Jakarta: PT.” Sinergi Pustaka Indonesia.———. 2013. “al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya.” Surabaya: Halim Publishing dan Distributing.Mas’ adi, Ghufron A. 2002. Fiqh Muamalah Kontekstual. PT RajaGrafindo Persada.Nasional, Departemen Pendidikan. 2019. “Kamus besar bahasa Indonesia.”Nawawi, Imam. 2009. Al-Majmu: Syarah al Muhadzdzab. Pustaka Azzam.Qudamah, Ibnu. 2009. “al-Mughni. jilid IV.” Dar-Alam Kutub. Riyadh.Sabiq, Sayyid. 1987. “Fiqh Sunnah, terj.” Kamaluddin A. Marzuki. Bandung: Al Ma’arif.Saleh, Hassan, dan Hasan Shohibi. 2008. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer. Rajawali Pers.Utomo, Setiawan Budi. 2003. Fiqih aktual: jawaban tuntas masalah kontemporer. Gema Insani Press.