Penyelewengan Politik Masa Orde Baru

download Penyelewengan Politik Masa Orde Baru

of 3

Transcript of Penyelewengan Politik Masa Orde Baru

Penyelewengan dalam Bidang Politik Pada Masa Orde BaruSistem otoriter yang tidak sesuai dengan demokrasi dijalankan pada masa orde baru oleh Soeharto , yang dalam masa pemerintahannya membuatnya populer dengan sebutan "Bapak". Akhirnya pada jangka panjang menyebabkan pengambilan keputusan-keputusan di DPR waktu itu disebut secara konotatif oleh masyarakat Indonesia sebagai sistem "ABS" atau "Asal Bapak Senang".

Sistem perwakilan rakyat hanya bersifat semu dan hanya dijadikan sebagai topeng untuk melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap pemilihan presiden oleh MPR, Soeharto selalu terpilih. Buktinya, pada 12 Maret 1967 Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden Indonesia oleh MPR Sementara. Setahun kemudian, pada 27 Maret 1968 dia resmi diangkat sebagai Presiden untuk masa jabatan lima tahun yang pertama. Dia secara langsung menunjuk 20% anggota MPR.

Golkar yang merupakan partai Soeharto, menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang diinginkan. Sementara dua partai politik lainnya (PPP dan PDI) hanya sebagai boneka agar terkesan bahwa demokrasi telah berjalan dengan baik. Buktinya, pada 1973 Soeharto memenangkan jangka lima-tahun kepemimpinan berikutnya melalui pemilihan "electoral college". dan juga terpilih kembali pada 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

1

Soeharto menghilangkan oposisi dengan melemahkan kekuatan partai politik dilakukan melalui fusi dalam sistem kepartaian. Soeharto mengubah UU Pemilu dengan mengizinkan hanya

tiga partai yang boleh mengikuti pemilihan, termasuk partainya sendiri, Golkar. Oleh karena itu semua partai Islam yang ada diharuskan bergabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan, sementara partai-partai non-Islam (Katolik dan Protestan) serta partaipartai nasionalis digabungkan menjadi Partai Demokrasi Indonesia.

Berbagai kebijakan politik sangat birokratis , tidak demokratis dan cenderung KKN. Buktinya Hasil penyidikan kasus, tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal 2.000-an halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi fakta dan 9 saksi ahli, berikut ratusan dokumen otentik hasil penyitaan dua tim yang pernah dibentuk Kejaksaan Agung, sejak tahun 1999. Menurut Transparency International, Soeharto menggelapkan uang dengan jumlah terbanyak dibandingkan pemimpin dunia lain dalam sejarah dengan perkiraan 1535 miliar dolar A.S. selama 32 tahun masa pemerintahannya.

2

Pada 1996 Soeharto berusaha menyingkirkan Megawati Soekarno Putri dari kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), salah satu dari tiga partai resmi. Hal ini bermula ketika Soeharto dan pembantu militernya merekayasa Kongres PDI di Medan dan mendudukkan kembali Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Rekayasa pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan Megawati itu dilawan pendukung Megawati dengan menggelar mimbar bebas di Kantor DPP PDI. Di bulan Juni, pendukung Megawati menduduki markas besar partai tersebut. Setelah pasukan keamanan menahan mereka, kerusuhan pecah di Jakarta pada tanggal 27 Juli 1996 (peristiwa Sabtu Kelabu) yang dikenal sebagai "Peristiwa Kudatuli" (Kerusuhan Dua Tujuh Juli).

3