PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,...

82
PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR Oleh : JAM’AN NURKHOTIB MANSUR NIM : 204044103495 KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Transcript of PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,...

Page 1: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA

PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

Oleh :

JAM’AN NURKHOTIB MANSUR

NIM : 204044103495

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA PERCERAIAN

DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

JAM’AN NURKHOTIB MANSUR

204044103495

Dibawah Bimbingan :

Drs. Jawahir Hedjazie, SH, MA

NIP. 130789745

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI AHWAL AL SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 3: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PENYELESAIAN SENGKETA PERCERAIAN

KOMULASI DENGAN GUGATAN HARTA BERSAMA TENTANG (Studi

Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan Tangerang), telah diujikan

dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 4 Desember 2008. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Islam (SHI) pada Jurusan Jinayah Siyasah Program Studi Pidana Islam.

Jakarta, 10 Maret 2008

Mengesahkan

Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 150 210 422

Panitia Sidang Munaqosah

Ketua Asmawi, M.Ag : ( ............................. )

NIP. 150 282 934

Sekretaris Sri Hidayati, M.Ag : ( ............................. )

NIP. 150 282 403

Pembimbing I Jaenal Aripin, M.Ag : ( ............................. )

NIP. 150 247 330

Penguji I Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA : ( ............................. )

NIP. 150 220 554

Penguji II Sri Hidayati, M.Ag : ( ............................. )

NIP. 150 282 403

Page 4: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA

PASCA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR”

telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 4 Desember 2008 Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1)

pada Program Studi Ahwal al Syakhsiyah

Jakarta, 10 Maret 2009

Mengesahkan,

Dekan

Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA,

MM

NIP. 150 210 422

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua

Drs.H.Djawahir Hejazie, SH, MA

(…………...……………)

NIP. 130789745

Sekretaris

Drs.H.Ahmad Yani, MA

(..……….………………)

NIP. 150 269678

Pembimbing I

Dr.H.Muhamma Taufiki, M.A.

(…………...……………) NIP. 150 290 159

Page 5: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Pembimbing II

Kamarusdiana, S.Ag, MH

(………...………………)

NIP. 150 285 972

Penguji I

Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, MA

(……………...…………) NIP. 150275509

Penguji II

Drs.H.A. Djawahir Hejazie, SH, MA

(…………...……………)

NIP. 150 789 745

Page 6: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... .................................................

1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................

11

D. Metode Penelitian.................................................................

12

E. Sistematika Penulisan ...........................................................

15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian .....................................

16

Sebab-sebab Perceraian ................................................................

17

Akibat Perceraian ..........................................................................

33

Solusi dan Pencegahan Terjadinya Perceraian ..............................

36

Page 7: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA BERSAMA

Pengertian dan Dasar Hukum Harta Bersama..............................

45

Ruang Lingkup Harta Bersama ...................................................

47

Terbentuknya Harta Bersama .....................................................

51

Kedudukan Harta Bersama Apabila Teradi Perceraian...................

54

Ketentuan Tentang Pembagian Harta Bersama ...............................

55

BAB IV PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA JAKARTA

TIMUR TENTANG GUGATAN PERCERAIAN

KUMULASI DENGAN HARTA BERSAMA

A. Gambaran Umum tentang Pengadilan Agama

Jakarta Timur...........................................................................

62

B. Kronologis Perkara .................................................................... 65

Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim .......................................

67

Page 8: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Analisis Penulis...............................................................................

69

BAB V PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................

73

Saran...........................................................................................

74

Page 9: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan salah Satu hubungan hukum yang biasa

dilakukan oleh manusia sejak zaman Nabi Adam a.s. sehingga, apabila dilihat

dari sisi historis, hukum yang paling awal (pertama) dikenal manusia adalah

hukum keluarga, khususnya hukum perkawinan yang ditandai dengan

perkawinan Nabi Adam a.s dengan isterinya Siti Hawa. Manusia menyakini

benar bahwa Nabi Adam a.s adalah manusia pertama dan isteri serta anak-

anaknya yang hidup sezaman dengan Nabi Adam a.s dipandang sebagai

generasi manusia pertama, maka hukum telah ada sejak generasi Nabi Adam

a.s dan keluarganya.1

Allaw SWT telah memilih dengan cara perkawinan manusia dapat

keturunan dan dapat melestarikan kehidupannya setelah masing-masing

pasangan siap melakukan peranannya yang positif. Sebagaimana Firman Allah

SWT, dalam Surat an-Nisa / 4 : 1 yang berbunyi :

�ة و��� ���� زو��� و�� ����� ر��� آ ��ا و�ء وا���ا �)� أ)�� ا&��س ا���ا ر�#" ا&%ي ���#" �! � وا

)1:�ء ا &�ة س� ر(ا. ا&%ي ��ء&�ن �2 وا1ر��م إن ا. آ�ن ,��#" ر+�*�

Artinya :

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan

istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan

perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

1 M.Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta, PT Raja Grafindo

Persada, 2004), cet. Ke I, h. 3-4

Page 10: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan

(peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

mengawasi kamu.

BC ذ&@ ?)�ت &��م و�! =)��2 أن ��� &#" �! أ #" أزوا�� &>#��ا إ&��� و�;: ���#" ��دة ور��8 إن

)21: م س� رة ا &� و ()> #�ون

Artinya :

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang berpikir.

Hukum perkawinan juga diatur dalam hadist Nabi Muhammad,

diantaranya sebagai berikut :

س>�K ا. ص م )� �;I� ا &I*� ب �! ا +� ل &�� ر س� ل: ,! ,*� ا. ا�! �;� د رFG ا. ,�2 +� ل

2 &2 و ع ��#" ا&*� ء ة L<��Cو �C م �N& �� 2��;C OK<( "& !ج و� � �& !N�2 ا N*�& QR� وا �C ج

) �> � ,��2 (�� ء 2

Artinya : Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. ia berkata : telah berkata kepada kami

Rasulullah SAW : "Hai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu yang

telah sanggup kawin, maka hendaklah ia kawin. Karena sesungguhnya kawin

menghalangi pandangan (terhadap yang dilarang oleh agama) dan

memelihara farji. Dan barang siapa yang tidak sanggup hendaklah ia

berpuasa karena puasa itu adalah perisai baginya (أH.R. Bukhori Muslim).

Allah SWT tidak ingin menjadikan manusia itu seperti makhluk yang

lainnya, yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan anatara laki-

laki dan perempuan secara anarki dan tidak ada aturan yang mengaturnya,

demi menjaga martabat kemulyaan manusia, Allah SWT menurunkan hukum

perkawinan yang sesuai dengan martabat manusia itu.

2 Al-Imam Muhammad Ibn Ismail Al-Kahlani Ash Shan'ani, Subul al-Salam, juz 3, (Kairo,

Dar Ihya al-Turas al-Araby, 1379 H/1960 M), h. 109

Page 11: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Hukum perkawinan mengatur hubungan antara seorang laki-laki

dengan seorang wanita, dimulali dari akad pernikahan hingga pernikahan itu

berakhir dengan karena kematian, perceraian dan lain sebagainya.

Bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila telah memiliki undang

undang perkawinan nasional yaitu Undang-undang No. 1 Tahun 1974, yang

telah dimuat dalam lembarann negara No. 1 Tahun 1974, yang sifatnya

dikatakan menampung sendi-sendi dan memberikan landasan hukum

perkawinan yang selama ini menjadi pegangan dan berlaku bagi berbagai

golongan masyarakat yang berbeda.3

Di dalam Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 memberikan

definisi Perkawinan adalah : "Ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan

wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia

dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" (pasal 1). Untuk itu,

penjelasan umum poin 4 huruf a menyatakan : "suami isteri perlu saling

membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan

kepribadiannya membantu dan melengkapi kesejahteraan spiritual dan

material".4 "Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum

masing-masing agamanya dan kepercayaannya" (pasal 2 ayat 1).

Selain itu juga, Bangsa Indonesia telah memiliki Kompilasi Hukum

Islam (KHI) yang terdiri dari hukum perkawinan, kewarisan dan perwakafan.

Untuk mereka yang beragama Islam, KHI ini berdasarkan Instruksi Presiden

3 Hilman Hadi Kusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundang-undangan,

Hukum Adat dan Hukum Agama, (Bandung, Mandar Maju, 1990), h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2000), ed.

Ke-1, cet. Ke-4, h. 268

Page 12: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Republik Indonesia No. 1 Tahun 1991 dan Keputusan Menteri Agama

Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1991.

Dalam KHI dinyatakan bahwa perkawinan menurut hukum Islam

adalah pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau Mitsaqan Ghalidzan

untuk mentaati perintah Allah SWT dan melaksanakannya merupakan ibadah

(pasal 2).

Akan tetapi, kenyataan membuktikan bahwa memelihara kelestarian

dan kesinambungan sebuah perkawinan tidaklah mudah, berbagai godaan dan

rintangan siap menghadang bahtera perkawinan, sehingga sewaktu-waktu

perkawinan dapat putus di tengah jalan. Putusnya perkawinan dapat terjadi

karena berbagai hal, baik karena meninggal dunia atau faktor lain seperti :

faktor biologis, psikologis, ekonomis serta perbedaan pandangan hidup dan

sebagainya, seringakali merupakan pemicu timbulnya konflik dalam

perkawinan.

Jika faktor-faktor tersebut dapat diselesaikan dengan baik, maka akan

dapat mempertahankan mahligai perkawinannya. Namun sebaliknya, jika

faktor-faktor tersebut tidak dapat diselesaikan, maka akan timbul perceraian

sebagai jalan keluar terakhir yang akan ditempuhnya.

Perceraian menurut hukum Islam pada prinsipnya dilarang, hal ini

dapat dilihat pada isyarat sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa talak atau

perceraian adalah perbuatan halal namun dibenci oleh Allah.

Page 13: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

روY ا��V دا ( ا �QX ا&UW ل ا . ا &UVK ق : �م +� ل ,! ا �! ,�� ,! ا&�*B ص�B ا. ,��2 وس

)وا�! �� �2 وا&�W آ" 5

Artinya :

Dari Ibn Umar Ra berkata : bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda : "Sesuatu perbuatan yang halal yang paling dibenci Allah adalah talak

(perceraian)".(Riwayat Abu Daud, Ibnu Majjah dan al-Hakim dari Ibnu Umar).

Oleh karea itu, isyarat tersebut menunjukkan bahwa talak atau

perceraian merupakan alternatif terakhir sebagai "pintu darurat" yang boleh

ditempuh, manakala bahtera kehidupan rumah tangga tidak dapat lagi

dipertahankan keutuhan dan kesinambungannya.6

Setelah terjadi perceraian bukan berarti persoalan-persoalan rumah

tangga langsung berakhir, justeru dengan adanya perceraian banyak persoalan

yang harus diselesaikan oleh suami isteri, salah satunya adalah mengenai

persoalan harta bersama dan pengaturannya.

Salah satu isi Kompilasi Hukum Islam khususnya dalam buku I

tentang Perkawinan, membahas perihal harta kekayaan dalam perkawinan.

Permasalahan ini dianggap penting untuk dicantumkan dalam KHI, mengingat

dunia perkawinan selain berbicara mengenai ketenangan hidup juga tidak

terlepas dari segala kemungkinan yang pahit dalam kehiupan yang rumah

tangga. Perceraian, salah satu sengketa rumah tangga yang terburuk yang

mungkin terjadi bagi siapa saja, perlu mendapat antisipasi dan pembelajaran

sebelumnya agar para pasangan suami-isteri merasa siap dalam menghadapi

5 Al-Imam Hafidz Abi Daud Sulaeman, Sunan Abi Daud, (Kairo, Dar al-Harin, 1988

M/1408 H), juz 2, h. 261 6 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia., h. 269

Page 14: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

konflik-konflik yang mungkin terjadi di kemudian hari, termasuk masalah

pembagian harta bersama ketika terjadi perceraian.

Dalam Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 mengatur

tentang harta perkawinan, pada bab VII dalam judul harta bersama dalam

perkawinan. Menurut pasal 36 Undang-undang Tahun 1974 tersebut

dijelaskan yang dimaksud dengan harta bersama adalah :

1. Harta Benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.

2. Harta Bawaan dari masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah

dinawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak

menetukan lain.

Jadi pengertian harta bersama adalah harta kekayaan yang diperoleh

selama perkawinan di luar hadiah atau warisan, maksudnya adalah harta yang

didapat atas usaha mereka atau usaha sendiri-sendiri selama masa ikatan

perkawinan.

Kemudian dalam pasal 37 Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun

1974 dijelaskan bahwa : "apabila perkawinan putus karena perceraian, harta

bersama diatur menurut hukumnya masing-masing". Dalam penjelasan pasal

tersebut dijelaskan yang dimaksud dengan hukum masing-masing adalah

hukum agama, hukum adat dan hukum-hukum lainnya. Dengan demikian

hukum agama dan hukum adat termasuk bagian dari sistem hukum yang ada

di Indonesia.

Hukum agama dalam hal ini (Syari'at Islam) tidak mengenal

percampuran harta kekayaan antara suami isteri karena perkawinan artinya

Page 15: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

harta isteri menjadi hak isteri dan dikuasai penuh olehnya. Begitupun harta

suami, tetap menjadi milik suami dan dikuasai penuh olehnya. Akan tetapi

karena menurut agama Islam dengan perkawinan menjadilah sang isteri

Syarikat al-rajuli fi al-hayati (kongsi sekutu seorang suami dalam melayani

bahtera hidup). Maka antara suami isteri terjadilah Syirkah al-mufawwadlah

atau perkongsian tak terbatas. Jika selama perkawinan memperoleh harta,

maka harta tersebut adalah harta syirkah yaitu harta bersama yang menjadi

milik bersama dari suami isteri. Oleh karena masalah pencarian bersama

suami isteri adalah termasuk perkongsian atau syirkah, maka untuk

mengetahui hukumnya perlu dibahas lebih dahulu tentang macam-macam

perkongsian sebagaimana telah dibicarakan oleh para ulama dalam kitab

fikih.7

Wirjono Prodjodikoro, mengemukakan bahwa Hukum Islam tidak

mengenal adanya percampuran harta milik suami dengan harta milik isteri,

masing-masing pihak bebas mengatur harta milik masing-masing dan tidak

diperkenankan adanya campur tangan salah satu pihak dalam pengaturannya.

Ikut campurnya salah satu pihak hanya bersifat nasihat saja, bukan penentu

dalam pengelolaan harta milik pribadi suami atau isteri tersebut. Ketentuan

hukum Islam tersebut sangat realistis, karena kenyataannya percampuran hak

milik suami isteri menjadi harta bersama banyak menimbulkan masalah dan

kesulitan sehingga memerlukan aturan khusus untuk menyelesaikannya.

Meskipun hukum Islam tidak mengenal adanya percampuran harta pribadi

7 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Kencana

Prenada Media Group, 2006), cet. Ke-I, h. 111

Page 16: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

masing-masing ke dalam harta bersama suami isteri tetapi dianjurkan adanya

saling pengertian antara suami isteri dalam mengelola harta pribadi tersebut,

jangan sampai di dalam mengelola kekayaan pribadi ini dapat merusak

hubungan suami isteri yang menjurus kepada perceraian. Apabila

dikhawatirkan akan timbul hal-hal yang tidak diharapkan, maka hukum Islam

memperbolehkan diadakan perjanjian perkawinan sebelum pernikahan

dilaksanakan. Perjanjian ini dapat berupa penggabungan harta milik pribadi

masing-masing menjadi harta bersama, dapat pula ditetapkan tentang

penggabungan hasil harta milik pribadi masing-masing suami isteri dan dapat

pula ditetapkan tidak adanya penggabungan milik pribadi masing-masing

harta bersama suami isteri. Jika dibuat perjanjian sebelum pernikahan

dilaksanakan, maka perjanjian itu adalah sah dan harus dilaksanakan. 8

Pengaturan harta bersama dalam hukum Adat cukup beragam. Hal ini

dikarenakan ada beberapa puluh daerah hukum Adat di Indonesia. Hukum

Adat Jawa berbeda dengan hukum Adat Minangkabau, Aceh, Bugis dan

sebagainya. 9

Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 88 menyatakan :

"apabila terjadi perselisihan antara suami isteri tentang harta bersama, maka

perselisihan itu diajukan kepada Pengadilan Agama".

Pada umumnya perselisihan harta bersama ini baru muncul ketika

suami isteri akan memutuskan ikatan perkawinan (bercerai). Dalam hal ini

apabila suami atau isteri menginginkan agar semua masalah yang berkaitan

8 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Perjanjian-perjanjian Tertentu, (Bandung,

Sumur, tanpa tahun), hlm. 170 9 Majalah Nasehat Perkawinan dan Keluarga BP-4, No : 265/Tahun XXIII/Juli 1994 , h. 12

Page 17: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

dengan perceraian (salah satunya pembagian harta bersama) sekaligus tuntas.

Maka Pengadilan Agama memperbolehkan suami atau isteri tersebut untuk

menggabungkan tuntutan perceraian dengan tuntutan pembagian harta

bersama tersebut dalam satu surat gugatan.

Ditinjau dari segi berperkara, tata cara seperti ini paling efisien dan

tidak banyak membuang waktu, karena pada saat penggugat mengajukan

gugatan, sekaligus mencakup gugatan pokok (gugatan perceraian) dengan

gugatan pembagian harta bersama.

Di Pengadilan Agama sendiri penyelesaian perkara perceraian

bersamaan dengan gugatan harta bersama, sudah diterapkan yaitu dengan cara

mendudukkan gugat pembagian harta bersama sebagai gugat assesor terhadap

guagatan perceraian. Cara assesor-nya dapat ditetapkan dalam suatu acuan

jika gugat perceraian ditolak otomatis gugat pembagian harta bersamapun

dinyatakan tidak dapat diterima. Begitupun sebaliknya jika gugat perceraian

dikabulkan bari terbuka kemungkinan untuk mengabulkan pembagian harta

bersama sepanjang barang-barang yang ada dapat dibuktikan sebagai harta

bersama. 10

Adapun kebolehan menggabung gugat perceraian dengan pembagian

harta bersama ini, berdasar pada pasal 86 ayat (1) Undang-undang No. 7

Tahun 1989 yaitu : "gugatan soal penguasaan anak, nafkah isteri dan harta

bersama suami isteri dapat mengajukan bersama-sama dengan gugatan

10 M.Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, (Jakarta :

Sinar Grafika, 2001), ed. 2, h. 267

Page 18: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

perceraian ataupun sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan hukum

tetap".

Menurut penjelasan pasal 82 ayat (1) menyatakan : "hal tersebut

adalah demi tercapainya prinsip atau asas bahwa peradilan dilakukan

dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan, yang tercantum dalam pasal 4

ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan

Kehakiman.

Jika merujuk pada pasal 86 ayat (1) Undang-undang No. 7 Tahun

1989. Pasal ini memberi pilihan bagi penggugat, apakah dia ingin

menggabung gugat perceraian dengan pembagian harta bersama, atau akan

menggugatnya tersendiri setelah perkara perceraian memperoleh kekuatan

hukum yang tetap. Dalam kebebasan memilih tata cara dimaksud, sudah

barang tentu lebih bermanfaat menggabung gugat perceraian dengan

pembagian harta bersama, karena sekaligus dapat diselesaikan kedua

permasalahan tersebut dengan tidak menghabiskan banyak waktu, tenaga dan

biaya. Sehingga suami isteri dapat lebih cepat menikmati harta bersama

tersebut.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari pemaparan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai titik berat

penulisan skripsi ini, yaitu :

c. Pembatasan Masalah

1. yang dimaksud dengan cerai ini adalah cerai gugat yang dilakukan

oleh isteri.

Page 19: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

2. yang dimaksud dengan Pengadilan Agama adalah Pengadilan Agama

Jakarta Timur

d. Perumusan Masalah

Pesfektif Hukum Islam dan Hukum Positif tentang harta bersama dalam

kaitannya dengan putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

No

1. Bagaimana putusan hakim Pengadilan Agama yang memeriksa perkara

cerai dikumulasikan dengan gugatan harta bersama ?

2. Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap putusan hakim di

Pengadilan Agama tersebut ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun Tujuan penulisan ini adalah;

1. Mengetahui putusan hakim Pengadilan Agama yang memeriksa perkara

cerai dikumulasikan dengan gugatan harta bersama.

2. Mengetahui perspektif hukum Islam terhadap putusan hakim di Pengadilan

Agama tersebut.

Dan manfaat penulisan ini adalah untuk menambah khazanah keilmuan dalam

bidang hukum keluarga di Indonesia khususnya berkaitan dengan masalah

perceraian dan harta bersama, sedangkan manfaat praktisnya diiharapkan

skripsi ini dapat menjadi bahan rujukan bagi masyarakat, praktisi hukum yang

ingin mengetahui masalah cerai gugat dan kaitannya dengan harta bersama.

Page 20: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

D. Metode Penelitian

Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis dan Sifat data

Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

jenis kualitatif yakni berupa kata-kata, ungkapan, norma atau aturan-aturan

dari fenomena yang diteliti, oleh karena itu berupaya mengupas dan

mencermati suatu secara ilmiah dan kualitatif mengenai "Penyelesaian

Sengketa Perceraian Komulasi dengan Gugatan Harta Bersama (Studi

Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Timur)", Sedangkan sifat data dalam

penelitian ini untuk menggambarkan data dan informasi di lapangan

berdasarkan fakta yang diperoleh secara mendalam.

Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif. Metode

deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

populasi tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif bertujuan

untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,

gejala kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi atau

penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu, antara

suatu gejala dan gejala lain di dalam masyarakat. Atau data kualitatif yakni

deskripsi berupa kata-kata, ungkapan, norma atau aturan-aturan dari

fenomena yang diteliti.11

11 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2004), h. 3

Page 21: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Cara ini bertujuan untuk mendeskripsikan "Penyelesaian Sengketa

Perceraian Komulasi dengan Gugatan Harta Bersama (Studi Kasus di

Pengadilan Agama Jakarta Timur)", Sedangkan sifat dalam penelitian ini

termasuk dalam penelitian yang bersifat deskriptif analitis yakni penelitian

yang menggambarkan data dan informasi di lapangan berdasarkan fakta

yang diperoleh secara mendalam. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan

untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam tentang

"Penyelesaian Sengketa Cerai Komulasi dengan Gugatan Harta Bersama

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Timur)"

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber data primer yang dilakukan dengan mengambil sample putusan

hakim pengadilan agama Jakarta Timur tentang kasus gugat cerai

dihubungkan dengan harta bersama..

b.Sumber Data sekunder yaitu memperoleh dari al-Qur’an, Sunnah,

Perundang-undangan Republik Indonesia, buku-buku umum, buku-buku

Islam dan data-data tertulis lain yang relevansinya berkaitan dengan

judul skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

A.Penggunaan Bahan Dokumen berupa putusan hakim di Pengadilan

Agama yang berkaitan dengan putusan cerai dan harta bersama.

Page 22: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Dengan menggunakan pendekatan terhadap kasus yang

berhubungan dengan, "Penyelesaian Sengketa Perceraian Komulasi

dengan Gugatan Harta Bersama Khususnya di Pengadilan Agama

Jakarta Timur.

4. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang penulis guanakan adalah teknik

analisis semantic analysis (analisa domain). Teknik analisa domain adalah

mencoba menggambarkan objek penelitian pada tingkat permukaan. Jadi

di dalam penelitian ini penulis hanya bersifat eksploratif. Artinya, analisis

hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh deskriptif objek.

Penelitian secara general, tanpa harus merinci ke dalam detailnya (unsur-

unsur).

Alasan penulis menggunakan metode analisis ini adalah karena

metode ini sangat relevan dengan objek yang akan diteliti, yaitu penulis

mencoba menggambarkan secara khusus mengenai "Penyelesaian

Sengketa Perceraian Komulasi dengan Gugatan Harta Bersama Khususnya

di Pengadilan Agama Jakarta Timur

.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari ;Latar Belakang Masalah;

Perumusan dan Pembatasan Masalah; Tujuan dan Kegunaan

Penelitian, Metode Penelitian dan sistematika penulisan.

Page 23: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN menguraikan tentang

Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian, Sebab-sebab Perceraian,

Akibat Perceraian, Solusi dan Pencegahan Terjadinya Perceraian

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA BERSAMA terdiri dari;

Pengertian dan Dasar Hukum Harta Bersama, Ruang Lingkup Harta

Bersama, Terbentuknya Harta Bersama, Kedudukan Harta Bersama

Apabila Terjadi Perceraian, Ketentuan tentang Pembagian Harta

Bersama

BAB IV PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

TENTANG GUGATAN PERCERAIAN KUMULASI DENGAN

HARTA BERSAMA; membahas tentang Proses Pemeriksaan Gugatan

Perceraian, Kronologis Perkara, Pertimbangan dan Putusan Hakim

serta Analisis Penulis

BAB V PENUTUP merupakan Kesimpulan. Dan Saran-saran

Page 24: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian

Perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau

tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan.12 Menurut H.A.Fuad Said dalam

bukunya "Perceraian Menurut Hukum Islam" Perceraian adalah putus hubungan

perkawinan antara suami isteri.13

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

perceraian adalah perpisahan atau perihal bercerai antara suami isteri. 14

Talak secara etimologis berasal dari kata thalaqa yang artinya lepas. 15

Di

dalam al-Qur'an terdapat kata Faraqa yang disebutkan sebagai kata yang semakna

dengan Talaqa, yaitu dalam Q.S.Ath-Thalaq ayat 2 yaitu :

�#�ZC !أ��� !X�� ذا[Cل ��#" وأ+���ا�ه! ��;�وف أو �Cر+�ه! ��;�وف وأش��وا ذوي ,

ا&��Iدة . ذ&#" )�,b �2 �! آ�ن )�a! ��. وا&��م ا?�� و�! )>� ا. )`;: &2 �_���

Artinya : Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka

dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah

dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu

tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran

dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang

siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan

baginya jalan ke luar.

Ayat ini mengandung perintah yang bersifat alternatif bagi suami untuk

memilih salah satu pilihan yaitu antara pilihan mengikat tali perkawinan kembali

12 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta : intermasa, 1995), cet. Ke-27, h.42 13 Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1994), cet.

Ke-1, h.1 14 Anton M. Moeliono dkk, (ed), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

Pustaka, 1990), Cet. Ke-4, h. 164 15 Ahmad Warson Munawir, Kamus Munawir Arab-Indonesia, (Yogyakarta : Unit

Pengadaan Buku-Buku Keagamaan, 1984), h. 923

Page 25: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

atau pilihan lain yaitu tetap melepas dan membiarkan isterinya dalam keadaan

ditalak.

Menurut istilah syara talak adalah melepaskan ikatan pernikahan dengan kata-

kata atau lafal yang menunjukkan talak atau perceraian. 16 Sayyid Sabiq

mendefinisikan talak dengan melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan

suami isteri. 17

Talak atau Furqah dalam istilah fiqh mempunyai arti yang umum dan arti yang

khusus, arti secara umum adalah segala macam bentuk perceraian yang dijatuhkan

oleh suami, yang telah ditetapkan oleh hakim dan perceraian yang jatuh dengan

sendirinya seperti perceraian yang disebabkan meninggalnya salah seorang dari

suami atau isteri, sementara dalam arti khusus perceraian yang dijatuhkan oleh

suami saja. 18

B. Sebab-sebab Perceraian

Kehidupan beristri tidak hanya diwarnai oleh hal-hal yang menyenangkan.

Aneka hikmah bisa digali, sehingga kebahagiaan hidup beristri pun siap menanti.

Tetapi aneka penyebab konflik pun ikut mewarnai rona kehidupan beristri,

sehingga apabila tidak diwaspadai akan menjadi biang ketegangan atau bahkan

bisa memutuskan ikatan persuami istrian.

16 Ibnu Mas'ud dan Zainal Abidin S, Fiqih Madzhab Syafi'I (Edisi Lengkap), (Bandung,

CV. Pustaka Setia, 2000), Cet. Ke-1, h. 354 17 Al-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Terjemah, (Bandung : PT Al-Ma'arif, 1996), Cet. Ke-2,

Jilid 9, h. 9 18 H.A.Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1974),

Cet. Ke-2, h. 156

Page 26: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Sehubungan dengan itu, maka suami sebagai orang yang paling bertanggung

jawab dalam kehidupan berkeluarga, hendaknya mewaspadai aneka penyebab

konflik itu sedini mungkin. Sehingga jalinan persuami istrian dapat lestari dan

kebahagiaan pun tidak mudah ternoda. Adapun aneka penyebab konflik persuami

istrian di maksud tentu saja amat beragam, antara lain19 :

1. Kurang Teliti Memilih Pasangan

Di dalam novel-novel atau telenovela, sering digambarkan betapa agungnya

sebuah percintaan, betapa romantisnya hubungan antar kekasih, keluarga dan

keindahan-keindahan lain, yang disuguhkan dengan sangat mengesankan hati

penikmatnya. Karena itu, pemirsa atau pembaca novel lalu membayangkan

idealnya sebuah pernikahan, "andai suamiku itu…" "andai kekasihku seromantis

itu…" dan sekian kata "andai" terjun pada pasangan kita.

Namun, apa yang terjadi bila kenyataannya tidak demikian? Suami suka main

selingkuh dan mulai tidak transparan terhadap istri. Bahkan, jelas-jelas sudah

membohongi istri karena istri menemukan banyak bukti tentang kebohongan itu.

Ternyata, kekasihnya memang telah menjalin hubungan mesra dengan wanita lain.

Maka, tak pelak lagi, peperangan pun terjadi. Entah perang fisik, mulut atau

bahkan perang dingin.

2. Minim Persamaan

19 M.Nipan Abdul Hakim, Membahahagiakan Istri Sejak Malam Pertama, (Yogyakarta

: Mitra Pustaka, 2005), cet. Ke-VII, h. 128

Page 27: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Ada pendapat mengatakan bahwa pernikahan yang ideal adalah yang

berlandaskan persamaan. Namun, sayangnya banyak yang salah dalam

menginterpretasikan pendapat tersebut. Menurut mereka, yang dimaksud dengan

"persamaan" adalah mempunyai hobi yang sama, baik itu menonton film, renang,

penggemar barang antic, travelling, atau hobi apa pun yang sama. Padahal, yang

dimaksudkan adalah sama dalam hal-hal yang prinsipil dan berkaitan dengan

sikap mental.

Akan lebih bagus lagi bila pasangan itu saling melengkapi. Misalnya, yang

egois pasti sukar berdampingan dengan altruis, yang rasional pasti sulit

berdampingan dengan yang mengandalkan instingtif, yang gemar bertindak cepat

pasti sangat susah melangkah dengan yang penunda, yang komunikatif akan repot

bila harus bersanding dengan yang suka memendam perasaan, dan lain

sebagainya.

Masalahnya, hubungan asmara itu terlalu fluktuatif karena menyangkut

masalah hati dan hati sering berbolak-balik (tidak pernah konstan). Kadang,

persamaan dan perbedaan tertutup sejumlah faktor dan baru terlihat saat

pernikahan sudah terjadi, lalu diperburuk dengan keengganan

mengkomunikasikan kekecewaan dan harapan. Banyak yang memilih untuk diam

digerogoti kenyataan yang mengecewakan, bertengkar dengan perasaan sendiri,

lantas bercerai untuk meredakan marah yang dianggap sudah tidak dapat

terelakkan dan dikompromikan lagi.

Page 28: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

3. Ketidakmampuan Pasangan Untuk Saling Mendukung Saat Melewati

Masa-masa Sulit

Di dalam sebuah pernikahan, pasti ada masa-masa sulitnya. Masa-masa

sulit tersebut tidak saja dialami oleh pasangan muda, tetapi juga pasangan yang

sudah bertahun-tahun membina sebuah keluarga. Masa-masa sulit yang dimaksud

adalah masa di mana pasangan suami istri sedang menghadapi persoalan dalam

keluarganya. Permasalahan bisa terjadi karena faktor kesehatan, emosi, ekonomi,

anak, pekerjaan, pembagian tugas, dan peran, serta sangat mungkin faktor

pengaruh orang luar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada empat hal yang dapat

menimbulkan permasalahan dalam keluarga, yaitu : (1) Faktor Fisiologis, (2)

Psikologis, (3) Sosial Ekonomi, dan (4) Religius.

Dalam menghadapi masa-masa sulit, bila pasangan tidak dapat

menemukan jalan keluar dengan bekerja sama dan saling mendukung, toleransi,

pengertian, saling dapat menerima, memberikan cinta kasih, dan mempercayai

maka permasalahan itu justru akan semakin berat dan dapat menimbulkan

permasalahan baru.

Hinnga pada akhirnya, mereka menyadari bahwa sudah tidak ada

kecocokan dan kesingkronan lagi. Hal itu dapat dilihat dari ketidakmampuan

dalam mengatasi problem keluarga dengan baik sehingga bagaimana mungkin

dapat melanjutkan kehidupan berumah tangga?

Bagi pasangan yang sudah tidak tahan lagi menanggung beban

penderitaannya dan dirasa sudah tidak ada jalan keluar bagi kemaslahatan

Page 29: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

bersama maka mereka akan mengambil jalan pintas, yaitu bercerai. Mereka tidak

menyadari bahwa dengan jalan tersebut justru menjerumuskan mereka dalam

masalah baru yang lebih berat dan rumit. Wallahu a'lam bishawab.

4. Lihat Masalah Dari Segi Pelakunya

Siapakah yang tidak ingin sukses dalam berumah tangga? Tentu, semua orang

mendambakan kesuksesan dalam berumah tangga, bahkan sejak pertama menjalin

hubungan asmara. Keinginan luhur seperti itulah yang menyemangati diri

memasuki jenjang pernikahan. Obsesi kian menyala untuk membangun rumah

tangga agar lestari dan membahagiakan.

Namun, untuk mewujudkan rumah tangga yang bahagia, tentu tidak semudah

mengangankannya. Bahkan kerikil tajam yang berpotensi menentang keintiman

hubungan dan mengganjal laju bahtera keluarga sehingga terjadi perceraian. Hal

itu bisa melanda di mana saja. Di kota, di desa, bahkan yang terpencil sekalipun.

Bisa juga melanda rakyat golongan bawah, menengah, maupun golongan atas,

baik konglomerat ataupun pejabat. Melihat fenomena tersebut, kita lihat penyebab

dari pelakunya, misalnya :

a. Suami atau istri menyepelekan pasangannya.

b. Suami atau istri melakukan Perselingkuhan.

c. Masing-masing mempunyai kesibukan sehari-hari.

d. Suami atau istri tidak dapat memenuhi kewajiban atau perannya dengan

baik.

e. Pasangan mempunyai penghasilan yang berlebihan dan tidak dapat

menggunakan dengan baik (terutama suami yang berkantong tebal).

Page 30: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

f. Suami dan istri hidup berjauhan.

g. Tidak ada lagi perasaan saling memberi dan menerima, cinta kasih,

toleransi dan saling mempercayai sehingga sulit untuk terjadi komunikasi

yang baik.

h. Provokasi dari pihak luar agar rumah tangga menjadi hancur. Perceraian

juga bisa terjadi karena ada pihak lain yang tidak senang dengan

kebahagiaan dan keberhasilan kita. Ketidaksenangan itu bisa dengan cara

menciptakan suasana panas sehingga sering terjadi pertengkaran dan salah

paham yang berkepanjangan antara suami dan istri, sampai akhirnya

terjadi perceraian. 20

Kekerasan dalam sebuah perkawinan dapat terjadi karena :

a. Pertengkaran soal uang : suami mengetatkan uang belanja, diberi paspasan

hanya untuk kebutuhan masak, sementara isteri punya kebutuhan yang

lainnya.

b. Cemburu : biasanya kalau isteri bekerja dan mempunyai kedudukan atau

penghasilan yang lebih tinggi dari suami maka suami merasa rendah diri

dan ini merupakan benih kecemburuan; atau isteri seorang yang pandai

bergaul sehingga banyak kawannya baik laki-laki maupun perempuan,

suami mudah menjadi cemburu.

c. Problema seksual : impotensi, frigidity, hiperseks, dapat menjadi pangkal

pertengkaran. Mungkin gejala sudah muncul ketika masih bulan madu,

20 Afifah Pujihastuti, Karena Istri Ingin Dimengerti, (Sukoharjo : Samudera, 2006),

cet. I, h. 83-86

Page 31: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

suami menunjukkan sikap / cara yang brutal / kasar dalam hubungan seks

sehingga isteri menarik diri secara fisik dan psikis.

d. Alkohol atau minuman keras : dalam keadaan dibawah pengaruh

minuman keras yang berlebihan biasanya suami kurang dapat kontrol diri.

e. Pertengkaran tentang anak : ketidakserasian dalam pandangan sikap

ataupun cara menghukum anak merupakan benih subur untuk terjadinya

pertengkaran yang sering kali diikuti dengan kekerasan.

f. Suami di PHK atau menganggur : kesalahan suami karena kesulitan

ekonomi sebagai akibat menganggur ata di PHK seringkali disalurkan

dengan cara yang keliru yaitu marah-marah kepada isteri dan tidak tertutup

kemungkinan dalam bentuk kekerasan.

g. Isteri ingin sekolah lagi atau bekerja : bayangan tentang terganggunya roda

kehidupan rumah tangga dan isteri yang senang-senang dengan teman-

temannya (terutama laki-laki) seringkali jadi pemicu pertengkaran.

Apabila isteri bekerja maka isteri tidak lagi bergantung secara ekonomi

kepada suami, hal ini dapat menurunkan harga diri / ego kepada suami,

disinilah biasanya cekcok akan terjadi.

h. Kehamilan : belum adanya kehamilan atau kehamilan yang tidak

direncanakan dapat merupakan gannguan dalam hubungan suami-isteri

dan menjadi pangkal pertikaian.

i. Isteri / suami menggunakan obat-obatan (drug abused) atau minum alcohol

: ketidaksenangan suami atas kelakuan isteri disambut dengan sikap yang

Page 32: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

kurang control dari isteri (pengaruh obat dan alcohol) seringkali

menimbulkan kekerasan.

Adapun aneka penyebab konflik persuami-isterian di maksud tentu saja

amat beragam, antara lain :

a) Kesibukan

Kehidupan bersuami-isteri takkan luput dari beragam kesibukan.

Apalagi di era sekarang yang tidak hanya kaum suami saja yang memiliki

kesibukan di luar rumah, tetapi kaum isteri pun tidak sedikit yang

memiliki profesi di luar rumah.

Kesibukan harian biasanya cukup menyita waktu, sehingga waktu

untuk berbagi rasa dengan keluarga pun bisa-bisa tersita habis. Suami

harus pulang larut malam dan pergi pagi-pagi sebelum sempat berbagi rasa

dengan isteri dan anak-anak. Bahkan isteri pun misalnya harus melakukan

hal yang sama, sehingga rumah yang susah-payah dibangunnya hanya

berfungsi sebagai tempat transit. Anak-anak harus rela menjalani hari-

harinya tanpa ksih sayang dan pendidikan langsung dari kedua orang tua

kandungnya. Akhirnya, kecurigaan dari masing-masing pihak pun bisa

bermunculan dan bisa jadi hubungan di antara sesama anggota keluarga

semakin menegang, bahkan bisa jadi membuahkan konflik berkepanjangan

yang memporak-porandakan ikatan persuami-isterian.

Jangankan kesibukan yang sampai menyita waktu dari masing-

masing pihak. Kesibukan dari satu pihak pun terkadang dapat menjadi

penyebab panasnya hubungan persuami-isterian. Hal ini bisa terjadi

Page 33: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

manakala di antara masing-masing pihak itu tidak ada rasa saling

pengertian dan tidak ada rasa saling pengertian dan tidak ada pengaturan

waktu secara tepat. Suami merasa asyik dengan pekerjaannya sendiri dan

isteri pun merasa disibukkan oleh pekerjaan rumah tangga yag tak kunjung

selesai. Masing-masing tidak mau menghargai kesibukan pasangannya.

Suami merasa capai dengan kesibukan pekerjaannya dan isteri pun merasa

kecapaian menyelesaikan kesibukannya sendiri. Sehingga hubungan

sehari-hari bisa menegang dan konflik pun bisa terjadi setiap saat.

Di balik kesibukan, pengangguran pun sangat mudah menyulut

konflik. Apalagi jika salah satu terlalu sibuk dan pihak yang lain terlalu

banyak waktu yang terluang. Suami terlalu sibuk dengan pekerjaannya,

sementara isteri terlalu berleha-leha dengan ngerumpi dan berfoya-foya.

Atau bahkan sebaliknya, isteri sibuk bekerja, sementara kerja suami hanya

tidur dan lontang-lantung.

Semua itu harus diwaspadai secermat mungkin oleh para suami.

Suami hendaknya membuat komitmen yang tegas bersama isteri

tercintanya, agar dalam diri masing-masing tertanam betul rasa saling

pengertian dan memahami kesibukan pasangannya. Dan waktu yang

digunakan untuk menyelesaikan kesibukannya masing-masing pun

hendaklah diatur sedemikian rupa, sehingga tetap tersedia waktu yang

cukup untuk saling berbagi rasa. Kesibukan dapat terselesaikan dengan

baik, tetapi waktu untuk keluarga pun tetap harus mendapat porsi yang

cukup.

Page 34: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

b) Beda Pendapat

Beda pendapat tidak jarang menjadi pemicu terjadinya konflik.

Terlebih lagi jika masing-masing bersikukuh mengklaim bahwa

pendapatnya sendiri yang benar dan memaksakan kepada pemilik

pendapat lain sebagai yang tidak benar. Maka yang terjadi adalah ibarat

seekor kucing bertemu dengan seekor anjing. Satu pendapat ibarat seekor

kucing dan pendapat yang lain ibarat seekor anjing. Sulit dipertemukan

dan dalam banyak hal sering meruncing menjadi perang tanding.

Sebagai suami-isteri, hendaklah beda pendapat itu dipandang

sebagai sesuatu yang wajar. Isteri tidak harus sama pendapatnya dengan

suami. Suami hendaknya lebih dahulu mengawali kesadaran yang

demikian seraya mempertanyakan kepada diri sendiri: "Jikalau aku boleh

berpendapat demikian, mengapa isteriku tidak boleh berpendapat begitu?"

Kemudian kesadaran yang demikian itu , hendaklah ditanamkan pula

kepada isteri tercinta. Sehingga terjadilah saling pengertian antara yang

satu dengan yang lain secara selaras. Beda pendapat tidak perlu

diperuncing dan konflik antara keduanya pun tak perlu terjadi.

Kewajaran beda pendapat antara suami-isteri, jika dipertemukan ke

arah yang positif, justeru akan membuahkan sesuatu yang terbaik dan akan

melengkapi kebahagiaan berdua. Dengan beda pendapat, hasil

musyawarah akan lebih matang. Dengan beda pendapat, hasil musyawarah

akan lebih matang. Sebuah rencana besar akan terprogram lebih tepat

Page 35: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

melalui perumusan dari berbagai pendapat. Sebuah diskusi akan

menghasilkan titik temu yang paling bijak melalui adu pendapat.

Sebagai pemimpin keluarga, seorang suami hendaklah lebih arif

dalam menghadapi perbedaan pendapat dengan isteri tercintanya.

Anggaplah beda pendapat itu sebagai penyedap yang dapat menambah

kemesraan bersuami-isteri. Bisa jadi pendapat isteri yang berbeda dengan

pendapat dirinya itu justeru lebih baik ketimbang pendapat dirinya. Maka

lebih arif apabila setiap beda pendapat yang terjadi di antara keduanya itu

dipertemukan melalui musyawarah terbuka. Sehingga yang ditemukan

adalah rahmat bukan konflik dan bukan bencana.

c) Kehadiran Pihak Ketiga

Kehidupan berkeluarga takkan luput dari kehadiran pihak ketiga,

baik dari keluarga besarnya sendiri maupun dari luar keluarga besarnya.

Bagi suami, pihak ketiga dari keluarga besarnya sendiri meliputi : orang

tua sendiri, mertua, saudara kandung, saudara sepupu, para ipar, saudara

sepupu isteri, paman, bibi dan segenap keluarga besar lainnya. Sedangkan

dari luar keluarga meliputi : teman-teman dekat suami, teman sekerja

suami, teman dekat isteri atau teman sekerja, para tetangga, masyarakat

sekitar dan kenalan-kenalan lainnya.

Semua itu dapat membuka dua kemungkinan yang berbeda.

Kemungkinan pertama adalah menguntungkan dan mempererat hubungan

suami-isteri serta membahagiakannya. Kemungkinan kedua adalah

merugikan atau merenggangkan hubungan suami-isteri yang bisa

Page 36: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

membuka konflik atau bahkan kehancuran keluarga. Terutama jika

kehadiran mereka itu mulai mencoba menyentuh urusan intern suami-

isteri.

Kehadiran orang tua suami, bukan tidak mungkin akan

menimbulkan ketegangan antara suami dengan isteri. Orang tua yang

biasanya memang memiliki rasa sayang sepanjang masa kepada anak-

anaknya, kadang-kadang tidak bisa memisahkan dalam mengungkapkan

kasih sayangnya. Sehingga pengungkapan kasing sayang kepada anak

yang telah beristeri pun kadang-kadang disamakan dengan ketika ia belum

beristeri. Mereka mungkin kurang menyadari, bahwa perlakuannya yang

demikian itu bisa menimbulkan kecemburuan dan ketidaksenangan

menantunya.

Selain pihak orang tua sendiri hendaknya menyadari akan hal itu,

pihak suami pun hendaknya bertindak bijaksana. Ia harus bisa bertindak

tegas dalam membatasi antara urusan keluarganya sendiri dengan keluarga

lain, sekalipun itu adalah orang tuanya sendiri. Ia harus ikut menyadarkan

orang tuanya jika bertindak yang tidak semestinya terhadap dirinya. Dan

juga bisa menjernihkan suasana itu terhadap isterinya. Sehingga suasana

persuami-isterian tetap damai dan terhindar dari konflik yang tidak

diinginkan.

Demikian halnya dengan kehadiran mertua yang mungkin masih

belum bisa memisahkan antara pengungkapan kasih-sayang terhadap

putrinya tatkala belum bersuami dengan sesudahnya. Maka selain mertua

Page 37: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

sendiri hendaknya menyadari bahwa putrinya telah berkeluarga sendiri,

pihak suami pun hendaknya bisa bersikap arif. Jika perlu, ia ikut

menyadarkan mertua yang memperlakukan putrinya tidak sebagaimana

mestinya dan tidak mudah terpancing emosinya tatkala menghadapi

kenyataan itu.

Sedangkan kehadiran pihak ketiga lainnya, baik dari dalam

keluarga besarnya sendiri maupun dari luar keluarga besarnya, hendaknya

tetap diwaspadai kemungkinannya. Kemungkinan pertama, mereka dapat

mengisukan sesuatu yang dapat menegangkan hubungan suami-isteri. Dan

kemungkinan kedua, mereka adalah manusai biasa yang tidak luput dari

perasaan cinta dan cemburu, sekalipun itu adalah saudara kandung atau

iparnya sendiri. Mereka yang laki-laki, tidak mustahil kemudian timbul

benih-benih cinta terhadap isteri kita. Dan kita para suami pun tidak

tertutup kemungkinan tumbuh perasaan cinta terhadap salah satu dari

meraka yang wanita, sekalipun ia adalah ipar sendiri. Apalagi wanita lain,

seperti teman sekerja atau kenalan baru misalnya.

Sehubungan dengan itu, maka sebagai langkah kewaspadaan yang

harus ditempuh suami adalah menanamkan kedewasaan diri, baik kepada

dirinya sendiri maupun kepada isterinya. Yakni tidak mudah terkecoh oleh

berita yang tidak benar atau kasak-kusuk tentang keluarganya yang belum

tentu benar, dan menjauhi kedekatan hubungan atau terlalu seringnya

berhubungan dengan lawan jenis, sekalipun dia adalah ipar sendiri.

Sehingga tidak mudah termakan isu dan tidak mudah cemburu atau

Page 38: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

dicemburui. Hubungan suami-isteri tetap padu dan terhindar dari konflik

yang tidak diinginkan.

d) Kesalahpahaman

Kesalahpahaman juga sering mewarnai kehidupan bersuami-isteri

dan bisa berbuntut konflik. Bahkan tidak mustahil pula akan menyebabkan

keretakan dan kehancuran persuami-isterian. Terutama jika

kesalahanpahaman itu berkepanjangan dan tidak diruntut akar

permasalahannya.

Maka sebagai suami yang bijak hendaknya senantiasa berpijak

pada kearifan sikap dalam menghadapi setiap masalah. Tidak mudah

terpancing oleh segala sesuatu yang belum jelas akar permasalahannya

atau belum tahu persis masalah yang sesungguhnya. Dan juga tidak

memiliki hobi membuat masalah atau gemar melakukan sesuatu yang

mengandung masalah.

Setiap permasalahan yang muncul di tengah-tengah persuami-

isterian, alangkah bijaksananya apabila terlebih dahulu ditelusuri akar

permasalahannya. Kemudian dicarikan jalan keluar melalui musyawarah.

Sehingga masalah bisa diselesaikan secara tuntas, tidak meninggalkan

bekas-bekas yang mencurigakan bagi masing-masing pihak dan

kesalahpahaman pun tak perlu terjadi.

Aktifitas yang dilakukan oleh suami maupun isteri, hendaknya

dilakukan secara terbuka, terutama hal-hal yang dilakukan di luar rumah

dan tidak terlihat secara langsung oleh masing-masing pihak. Ke mana

Page 39: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

suami pergi dan apa tujuannya, hendaknya diungkapkan apa adanya

kepada isteri di rumah. Begitu pun sebaliknya. Suami hendaknya

menanamkan komitmen ini secara adil, diberlakukan bagi isteri dan

diteladankan oleh dirinya sendiri.

Selain itu, di dalam pergaulan suami-isteri sehari-hari hendaknya

juga ditanamkan kebiasaan berlaku jujur. Tidak mencoba-coba menipu

salah satunya. Karena sekali dua kali mencoba untuk menipu, lama-lama

akan terbiasa. Padahal kemungkinan besar suatu saat tipuan itu akan

terketahui oleh pihak yang merasa ditipu. Dan sekali perbuatan itu

diketahui, maka selamanya pihak yang ditipu itu akan kehilangan

kepercayaan atas ucapan dan perbuatannya. Kecurigaan demi kecurigaan

akan selalu muncul dan kesalahpahaman pun sulit dihindarkan. Bahkan

konflik demi konflik pun tiidak mustahil bakal terjadi dan kebahagiaan

keluarga sulit diharapkan. Ucapan dan perbuatan yang dapat menimbulkan

kecurigaan, hendaknya sedini mungkin dihindarkan. Sehingga tidak

mengundang kesalahpahaman dan tidak memancing masalah.21

e) Arogan

Sifat arogan tidak jarang meracuni dan memecah belah umat

manusia. Ia muncul dari perasaannya yang berlebihan, merasa paling

besar, merasa paling kaya, merasa paling wajib dihormati, merasa paling

cantik, merasa paling tampan, merasa paling pandai, merasa paling

berpengalaman, merasa paling benar dan seterusnya.

21 M. Nipan Abdul Halim Membahagiakan Isteri Sejak Malam Pertama, hal 128-136

Page 40: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Maka bagaimana jadinya dengan pasangan suami-isteri yang salah

satunya bersifat egois ? dan bagaimana pula jika keduanya sama-sama

egois ?

Seorang suami hendaknya memenuhi dari dirinya menghindari sifat egois

dan kemudian menanamkan pula kepada isteri tercintanya agar

menghindarinya jauh-jauh. Kesadaran itu hendaknya tidak hanya

diberlakukan dalam kehidupan bersuami-isteri belaka, melainkan dalam

kehidupannya secara menyeluruh.

Dengan menghindari sifat arogan, niscaya konflik antar suami-

isteri tidak perlu terjadi, perang tanding dapat dihindarkan dan kedamaian

pun dapat diharapkan.

f) Kemandulan

Satu hal yang bisa menyebabkan konflik antara suami dengan isteri adalah

kemandulan. Jika hal ini sampai terjadi, maka tak urung suami-isteri tersebut

dirundung kegelisahan, penuh penyesalan yang berkepanjangan dan dunia pun

serasa mencekam. Dan apabila masing-masing lepas kendali, maka kejadian-

kejadian kecil pun dengan gampangnya membangkitkan konflik.

Oleh karena itu, maka jauh sebelum duduk di kursi pelaminan, para calon

suami hendaklah berhati-hati dalam menentukan pilihan. Pilihan wanita yang

subur dan penyayang, agar nantinya tidak terjadi penyesalan yang

berkepanjangan. Anak yang ditunggu-tunggu segera lahir, proses regenerasi

lancar, dan masalah yang dapat menyebabkan konflik pun teratasi.

Page 41: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Namun apabila upaya itu telah dilaksanakan secara optimal, tetapi

kehendak Tuhan tidak mengijinkan, sehingga kemandulan pun tetap terjadi; maka

langkah yang paling bijak adalah berserah diri kepada-Nya dan mencarikan jalan

keluar yang terbaik melalui musyawarah yang benar.

Demikian beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya konflik yang

harus diwaspadai, utamanya oleh para suami. Sebenarnya masih banyak masalah

yang dapat menimbulkan konflik antara suami-isteri. Namun dengan beberapa

yang telah diisebutkan di atas, kiranya cukup memberikan gambaran yang

memadai.

Rona kehidupan beristeri tidak selamanya manis dan tidak selamanya

getir. Maka yang manis harus terus diupayakan dan yang getir sedini mungkin

diwaspadai agar tidak sampai terjadi. Kalaupun telah terlanjur terjadi, maka mesti

diupayakan agar tidak berlarut-larut dan dapat segera di atasi, hingga

keberadaannya menjadi bumbu penyedap yang cukup berarti.22

C. Akibat Perceraian

Dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan akibat putusnya perkawinan, dari

segi timbulnya masa iddah :

1. Karena talak adalah timbulnya masa iddah dan selama masa iddah, isteri boleh

dirujuk.

22 Ibid, hal 140-142

Page 42: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

2. KHI pasal 153 (1) : Bagi seorang isteri yang putus perkawinannya berlaku

masa iddah, kecuali qobla al-dukhul dan perkawinannya putus buka karena

kematian suami.

3. KHI pasal 155 : Waktu iddah bagi wanita yang putus perkawinannya karena

khuluk, fasakh dan li'an berlaku iddah talak.23

Dari segi nafkah, KHI pasal 149 menyebutkan :

1. Memberikan mut'ah yang layak kepada bekas isterinya baik berupa uang atau

benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al-dukhul.

2. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam iddah,

kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan

hamil.

3. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separuh apabila qobla

al-dukhul.

4. Memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur

21 tahun. 24

Jika perceraian tersebut karena khuluk maka, seperti yang tertera dalam KHI

pasal 161, akan mengurangi jumlah talak dan tidak dapat rujuk. Dan apabila

karena li'an maka perkawinan itu putus untuk selamanya dan anak yang di

kandung dinasabkan kepada ibunya, sedang suaminya terbebas dari kewajiban

memberi nafkah (KHI pasal 162).

Dari Segi Pemeliharaan anak, KHI pasal 156 menyebutkan :

23 A. Rahman I. Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah, 1, h. 225

24 Kompilasi Hukum Islam (KHI), h. 69

Page 43: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

1. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya,

kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan

oleh :

a. Wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ibu

b. Ayah

c. Wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ayah

d. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan

e. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah.

2. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah

dari ayah atau ibunya.

3. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan

jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah di

cukupi, maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan Pengadilan Agama

dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak

hadhanah pula.

4. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah

menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa

dapat mengurus diri sendiri (21 tahun).

5. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anal, Pengadilan

Agama memberikan putusnya berdasarkan huruf (a), (b), (c), (d).

6. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya menetapkan

jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut

padanya.

Page 44: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

D. Solusi dan Pencegahan Terjadinya Perceraian

Upaya yang baik dalam pemecahan persoalan-persoalan sebelum

membesar dan membeku adalah mengikuti sebagian cara yang bisa menghasilkan

buah-buah positif dalam meredam bara perselisihan dan mengembalikan dua insan

pada bingkai kehidupan perkawinan. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut :

Melakukan cara-cara non-reaktif atau pasif dalam menghadapi badai

persoalan, seperti tetap tenang (tidak bicara), menampakkan simpati atau

raut muka bersabda;

Di antara cara non-reaktif adalah ke luar dari kamar tempat

pasangannya dan menjauh dari medan masalah. Hal penting ditekankan di

sini, si isteri tidak boleh pergi dari rumah. Jangan sampai ia pergi dari

rumah, betapapun besarnya persoalan. Karena pergi dari rumah akan

membuka pintu Syiqaq, bahkan akan sulit menutupnya, dan kadang

sampai pada perceraian. Terlebih lagi, dengan begitu berarti ia telah

membantu menyebarkan rahasia keluarga ke luar rumah.

1. Berusaha membatasi masalah atau perselisihan anatara suami-isteri saja,

dan menjaga agar tidak keluar dan meluas ke orang-orang di luar mereka,

betapapaun dekatnya, terutama anak-anak. Karena menyimpan masalah-

masalah seperti ini dari anak-anak adalah sesuatu yang sangat penting,

demi untuk mengantisipasi mereka dari kegoncangan dan problem-

problem psikologis yang ditimbulkan oleh teladan buruk yang mereka

lihat dalam sebuah keluarga yang broken dan tercabik-cabik ini. Demikian

Page 45: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

pula penting menyimpan masalah dari anggota keluarga yang lain dengan

tujuan agar kesulitan tersebut sempit, sehingga mudah mencairkannya.

2. Jangan sampai membiarkan perselisihan berlarut-larut dalam rumah tangga

meski hanya satu malam, agar tidak sampai berlarut-larut, sehingga hati

tidak membeku dan perasaan tidak berpikir macam-macam sesudah

sebelumnya terjalin erat.

Pada saat yang demikian, baik bagi sang suami jika ia berinisiatif

lebih dahulu melakukan perdamaian dengan isteri setelah perasaan dan

jiwanya tenang, beristighfarlah dan memohon pertolongan kepada Allah.

Bsgi isteri, ia mesti melakuakan cara apa saja yang bisa dipakai untuk

bernaikan dengan suami, seperti mencoba berbicara dengan sang suami

setelah pertengkaran mereda. Atau, tidak memperdulikan atau menutup

mata atas kesalahan suaminya dan menyerahkan msalah itu kepada Allah,

lalu ia berbesar hati dan menunjukkan budi pekertinya yang baik dengan

kesabaran sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah Saw, yang luhur

dalam menanggapi masalah-masalah seperti ini.

Suami sebaliknya harus mengerti atas apa yang diharapkan

isterinya, lalu dia menyebutnya dengan kehangatan dan kelembutan,

sehingga redalah ketegangan dan lenyaplah pertikaian. Diantara cara yang

dapat digunakan salah seorang dan pasangan untuk kepentingan ini adalah

menulis surat permintaan maaf. Atau menelepon suaminya di tempat kerja,

bagi isteri, atau menelepon isterinya di rumah, bagi suami.

Page 46: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Hal itu juga bisa dilakukan dengan berhias dan mempercantik diri,

serta menyuguhkan makanan yang disukai suaminya atau memberi

surprise pada suami. Atau si suami membawakan hadiah untuk isterinya

ketika dia pulang dari tempat kerja. Dalam keadaan seperti ini, wajib bagi

masing-masing untuk tidak terlibat lagi dalam perselisihan sebelumnya,

seolah-olah hal itu belum pernah terjadi. Jika tidak, segala usaha akan

menemukan kegagalan.

Yang paling penting dalam semua peristiwa adalah penyeselan dari

masing-masing pihak atas apa yang telah terjadi. Menyadari dengan penuh

sepenuh hati. Memikirkan semua kesalahan satu persatu. Memastikan

tekad untuk menghilangkan ketegangan sebelum terlambat. Melakukan itu

harus tanpa keraguan, karena nafsu selalu menyuruh kepada keburukan

yang kadang mengalihkan niat baiknya sebelum ia melakukannya, yaitu

dengan mengkaji persoalan dari segala seginya dan membahayakan apa

yang akan terjadi kalau masing-masing tetap mempertahankan egoisnya,

serta dampak-dampak buruk lain yang disebabkan yang kadang

menemukan titik nadirnya pada perceraian, runtuhnya rumah tangga, dan

terlantarnya anak-anak.

3. Menunjuk seseorang yang bijak

Pada saat suami isteri tidak berhasil mencapai kata sepakat atau berbaikan

dengan menghindari setiap pengaruh dari luar demi menjaga kesucian kehidupan

keluarga mereka berdua dan menjauhkan sesuatu yang tidak diperbolehkan

diketahui bahkan oleh orang terdekat mereka, yaitu kehormatan dan rahasia

Page 47: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

keluarga, maka tidak boleh tidak mereka mesti berdamai dengan memakai

perantara secara terang-terangan, yang keputusannya dapat mengeluarkan mereka

dari masalah yang mereka berdua hadapi. Agar kata putusan itu diserahkan

kepada seorang hakim agama, atau yang ahli dalam negosiasi. Shulh atau

berdamai ini dilakukan atasa dasar, bahwa persolan-persoalan telah demikian

sulit, dan tangga-tangga untuk mendamaikan perselisihan yang menimpa mereka

berdua tidak bisa dicapai secara mudah.

Biasanya, suami-isteri lalu mengangkat persoalan keluarga mereka kepada

perantara. Yaitu, ketika keduanya gagal untuk mencapai kesepakatan yang

diinginkan, dan keberpalingan (nusyuz) keduanya, atau salah satu keduanya

membahayakan, sampai pada batas keharusan adanya pihak ketiga untuk

menanganinya, sebagaimana yang telah kami sebutkan tadi. Lebih baik masalah

ini segera di bawa ke pengadilan, sebelum isu pertikaian merebak keluar dari

bingkai keluarga, karena hal ini akan membantu meredam fitnah, dan akan

membuat sedikit lebih sulit memecahkannya bagi perantara.

Ayat yang agung di atas menjelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh

seorang perantara tersebut agar ia bisa melaksanakan tugas ini dengan tanggung

jawab. Sifat-sifat itu adalah sebagai berikut :

a. Sifat Adil

Sifat ini mesti dimilki oleh setiap perantara yang dimintai pendapat

dan keputusan dalam sebuah perselisihan, yang keputusannya nanti akan

menjadi putusan dan persoalan yang sedang dipertentangkan. Sifat adil

adalah sifat yang jauh lebih dari keberpihakan pada dua pihakk yang

Page 48: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

berselisih. Perantara tidak boleh mengambil keuntungan pribadi dari

perselisihan ini. Kami akan menyimpulkan pernyataan ini dengan

mengungkapkan hendaknya keputusannya itu objektif, sesuai dengan

kerelaan Allah dan kedua belah pihak yang berselisih.

b. Memilki Pengetahuan

Yang dimaksud dengan memiliki pengetahuan dalam konteks ini,

bukanlah seorang perantara harus berada pada level yang tinggi dalam

bidang fiqih dan agama, karena keputusan itu tidak digantungkan pada

ketinggian derajat pengetahuan secara akademis. Hanya saja yang

dimaksudkan, agar ia berada pada tingkat mengetahui syara' dan hukum-

hukum agama, khusunya yang berkenaan dengan masalah perselisihan

yang akan diputuskannya.

Keahlian ini membuatnya credible dan capable : kata-katanya

didengar dan berwibawa, serta diterima oleh masing-masing pihak suami-

isteri yang bertikai.

c. Mempunyai Hubungan Kerabat (Famili)

Kerabat memilki pengertian yang luas; ia bisa berarti masih termasuk

dalam batas yang paling sempit kemudian sanak saudara, lalu suku atau atau

marga. Namun, hal ini juga bisa meluas, dalam konteks wajar, misalnya

hingga menyangkut satu dusun atau satu daerah.

Adapun pengertiannya menurut yang disebutkan dalam ayat di

atas, yang dimaksud adalah, wallahu a'lam: hendaknya perantara atau

Page 49: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

penengah tersebut adalah termasuk anggota keluarga yang paling dekat,

jika itu mingkin.

Hikmah di balik persyarakat adanya hubungan famili sangat dalam,

terlalu banyak untuk disebutkan semua dalam pemabahasan ini. Karena:

Pertama, famili dekat akan menjaga kehormatan keluarga dekatnya, dan

tidak akan melakukan sesuatu yang dapat membuka aib atau rahasia-

rahasinya. Pun juga ia adalah orang yang paling mengerti karakter, latar

belakang dan ikhwal-ikhwal mereka berdua, serta memahami konsep yang

benar untuk menciptakan iklim keluarga yang sehat bagi keduanya.

Kedua, dia mesti memilih kata-kata yang baik yang dapat dicerna

dan dipahami oleh keduanya. Artinya, ia menguasai cara untuk

memberikan pemahaman kepada keduanya, dan dia mengerti dari mana

dia akan memulai dan bagaimana dia melaksanakannya.

Ketiga, jangan lupa, bahwa dengan kekerabatan kedua pasangan

akan lebih berani mengutarakan pelik-pelik masalah mereka di

hadapannya dan semua rahasia tentang perselisihan mereka; sesuatu yang

tidak akan mereka lakukan di hadapan seorang hakim yang asing.

Yang segera terbersit dalam benak kita ketika merenungkan ayat ini adalah

perdebatan-perdebatan yang telah terjadi pada para ahli tafsir dan fiqih

berdasarkan pada perkataan-perkataan ulama salaf, yaitu apakah fungsi dua

penengah terbatas pada fungsi pendamai saja ? ataukah sebagai pendamai

sekaligus penemu kelangsungan atau pemutusan tali perkawinan, baik talak atau

khulu', apabila keadaan menuntutnya ? dan apakah keduanya tetap berada dalam

Page 50: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

koridor wakil atas pihak suami dan pihak isteri untuk mendamaikan, sehingga

mereka tidak berhak menceraikan kecuali atas izin dari keduanya ? ataukah

keduanya memiliki hak untuk menentukan kebijakan sesuai dengan fungsi

keduanya sebagai penengah perdamaian secara mutlak ?

Para ahli tafsir dan ahli fiqih berbeda pendapat dalam masalah-masalah

tersebut. Mereka memiliki pendapat-pendapat yang mirip dan pendapat-pendapat

tersebut akan disimpulkan sesuai dengan pendapat empat mazhab sebagai berikut

:

• Mazhab Maliki, keputusan yang diambil dua orang penengah terhadap

masalah suami-isteri, sesuai dengan kebijakan keduanya, yaitu talak atau

khulu', adalah sah dan terlaksana tanpa izin dari mereka berdua atau

persetujuan hakim, setelah keduanya menemukan jalan buntu. Apabila

keduanya telah memutuskan perceraian (thalak), maka yang terjadi adalah

talak ba'in.

• Mazhab Syafi'i dan Hambali, mereka berpendapat : dua penengah atau

mediator adalah wakil dari pihak suami dan isteri untuk

berdamai.keduanya tidak memiliki otoritas untuk menceraikan, kecuali

dengan izin dari kedua belah pihak.oleh karena itu, si suami harus terlebih

dahulu memberi izin pada wakilnya untuk bercerai atau berdamai dan si

isteri memberi izin wakilnya untuk khulu' atau berdamai sesuai atas

permintaan masing-masing.

• Mazhab Hanafi berpendapat : dua orang penengah boleh mengangkat

keputusan mereka berdua kepada qadhi (hakim), dan hakimlah yang

Page 51: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

berhak menceraikan suami-isteri itu menurut pertimbangannya. Talak itu

adalah talak ba'in, dengan didasarkan atas persetujuan kedua mempelai.

Oleh sebab itu, sang penengah tidak boleh menceraikan tanpa lenih dahulu

menawarkan tidak boleh menceraikan tanpa lebih dahulu menawarkan

persoalan itu kepada kedua pasangan.

Betapapun pendapat mereka berbeda dalam masalah ini, sesungguhnya hal

itu menunjukkan keinginan yang kuat dan para imam kaum muslimin untuk

mengambil dasar dan kitab Allah yang agung dan petunjuk-petunjuk nabi-Nya

yang luhur. Bagi pihak suami dan isteri, mereka harus menerima keputusan dua

mediator itu, demi kebaikan keduanya dan anak-anak mereka.

Akan tetapi, wajib bagi dua orang penengah, sebelum melontarkan

gagasan untuk mendamaikan, mempelajari dan mendalami lebih dahulu seluruh

penyebab perselisihan yang terjadi antara suami-isteri, dan meneliti sedetail-

detailnya agar hasil dan putusannya itu benar.

Begitulah yang seharusnya dilakukan. Setelah mengetahui semua pelik-

pelik masalahnya secara baik, barulah keduanya menyampaikan gagasan

perdamaian untuk pasangan suami istri dengan segala keikhlasan dan kejujuran,

agar tidak timbul penyesalan dan hasil keputusannya itu, seraya

mempertimbangkan dengan cermat bahwa kelak tidak akan timbul penyesalan dan

hasil keputusannya itu. Selain itu juga mempertimbangkan dengan cermat bahwa

berlarut-larutnya masalah dalam menyelesaiakan pertikaian keduanya akan

menambah persoalan semakin rumit. Kedua penengah tersebut juga mesti

mengingatkan masing-masing akan ikatan kuat yang menjalin mereka berdua

Page 52: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

yang tidak dapat dipisahkan oleh menderanya persoalan, egoisme, aturan yang

kaku dan sikap yang salah dari masing-masing pihak.

Oleh karena itu, tetaplah shulh sebagai shulh dalam Islam dan sisi mana

pun adanya. Tetaplah ia dengan kata bersabda (perdamaian : shulh), karena

dengannya kehormatan rumah tangga dan kelangsungan kehidupan keluarga yang

tenang dan bahagia tetap terjaga.25

25 Kamil al-Hayali, Solusi Islam Dalam Konflik Rumah Tangga, (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2005), cet. I, h. 64-75

Page 53: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA BERSAMA

E. Pengertian dan Dasar Hukum Harta Bersama

Sebelum membahas tentang harta bersama, ada baiknya kita mengenal

tentang definisi harta perkawinan, karena harta bersama merupakan dampak atau

bagian dari perkawinan itu sendiri.

Harta perkawinan yaitu kesatuan harta yang dikuasai dan dimiliki oleh

suatu keluarga selama perkawinannya.

Selanjutnya dikenal pula istilah harta kekayaan suami istri atau harta

suami istri. Yang dimaksud harta suami istri adalah harta kepunyaan suami istri

yang diperoleh masing-masing sebelum perkawinan (harta bawaan), maupun harta

yang diperoleh mereka selama dalam perkawinan. 26

Pengertian harta bersama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

"kesatuan harta yang dikuasai dan dimiliki oleh suatu keluarga selama

perkawinan". 27

Menurut Thalib, 28

harta perkawinan suami isteri apabila dilihat dari sudut

asal usulnya dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Harta masing-masing suami istri yang telah dimilikinya sebelum mereka

kawin baik berasal dari warisan, hibah atau usaha mereka sendiri-sendiri atau

disebut harta bawaan.

26 Bakri A. Rahman dan Ahmad Sukardja, Hukum Perkawinan Menurut Islam, Undang-

undang Perkawinan dan Hukum Perdata (Jakarta : PT Hidakarya Agung, 1981), h. 15 27 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia" (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), Cet. Ke-IV, h. 299 28 Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta : UI Press, 1986), Cet. V, h.

83

Page 54: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

2. Harta masing-masing suami istri yang dimiliki sesudah mereka berada dalam

hubungan perkawinan, tetapi diperolehnya bukan dari usaha mereka baik

seorang-seorang atau bersama-sama, tetapi merupakan hibah, wasiat atau

warisan untuk masing-masing.

3. Harta yang diperoleh sesudah mereka berada dalam hubungan perkawinan atas

usaha mereka berdua atau salah seorang, inilah yang disebut harta bersama.

Di dalam al-Qur'an dan Hadits tidak diatur tentang harta bersama dalam

perkawinan. Harta kekayaan istri tetap menjadi milik istri dan dikuasai penuh

olehnya demikian pula sebaliknya, harta suami menjadi milik suami dan dikuasai

sepenuhnya. Dalam kitab-kitab hukum fiqh pun tidak ada yang membicarakan.

Seolah-olah masalah harta bersama kosong atau vakum dalam hukum Islam.

Sedangkan dalam kesadaran kehidupan sehari-hari masyarakat Islam di

Indonesia sejak dari dulu hukum adat mengenalnya dan diterapkan terus-menerus

sebagai hukum yang hidup. Apakah kenyataan ini dibuang dari kehidupan

masyarakat? tentu tidak mungkin, dari pengamatan lembaga harta bersama lebih

besar maslahatnya dari mudharatnya. Atas dasar metodologi maslahah mursalah.

29 "Urf" dan kaidah "al-'Adatu al-Muhakamat". Para ulama melakukan pendekatan

kompromistis kepada hukum adapt. Selain pendekatan kompromistis, Prof Ismuha

dalam disertasinya.30

Telah mengembangkan pendapat pencaharian bersama

suami istri mestinya masuk dalam Ru'bu Muamalah tetapi ternyata secara khusus

tidak dibicarakan, mungkin hal ini disebabkan karena pada umumnya pengarang

29

Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta : Maktabah al-Dakwah al-Islamiyah,

1990), h. 84 30 Ismuha, Pencaharian Bersama Suami Istri, Ditinjau Dari Sudut Undang-undang

Perkawinan 1974 dan Hukum Adat ( Jakarta : Bulan Bintang, 1986), h. 282

Page 55: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

dari kitab-kitab tersebut adalah orang Arab, sedangkan adat Arab tidak mengenal

adanya adat harta bersama, tetapi di sana ada dibicarakan mengenai masalah

perkongsian yang dalam bahasa Arab disebut syirkah atau syarikhah.

Oleh karena itu masalah pencaharian bersama suami istri ini adalah

termasuk pengkongsian atau syarikah maka untuk mengetahui hukumnya, perlu

kita bahas dahulu pengertian perkongsian atau syirkah dan macam-macam

perkongsian serta hukumnya menurut empat mazhab.

Syirkah menurut bahasa adalah percampuran harta dengan harta lain

sehingga tidak dapat dibedakan lagi satu dari yang lain.31

Menurut istilah Hukum

Islam adalah adanya hak dua orang atau lebih terhadap sesuatu.32

B. Ruang Lingkup Harta Bersama

Dalam realita kehidupan masyarakat selama ini, banyak yang menganggap

bahwa seluruh harta kekayaan yang ada dalam perkawinan secara otomatis

menjadi harta bersama. Karena akad nikah yang telah diucapkan dianggap dapat

mempersatukan segala sesuatu yang dimiliki oleh suami isteri, termasuk masalah

harta kekayaan. Padahal, harta kekayaan dalam perkawinan meliputi harta

bawaan, harta pribadi dan harta bersama yang satu sama lain memiliki status yang

berbeda untuk dimiliki dan dikuasai.

Mengenai harta bersama sendiri, masih perlu pengkategorian yang jelas

mana yang termasuk objek harta bersama dan mana yang bukan. Oleh karena itu,

31 Abdul Rahman al-Jaziri, Kitab Fiqh 'ala Madzahib al-Arba'ah (Beirut : Dar al-Fikr,

1991), Jilid 4, h. 61 32

Ismuha, Pencaharian Bersama Suami Istri, Ditinjau Dari Sudut Undang-undang

Perkawinan 1974 dan Hukum Adat., h. 283

Page 56: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

untuk mengetahui bagaimana cara menentukan objek harta bersama suami isteri

dalam perkawinan, diperlukan gambaran mengenai ruang lingkup harta bersama.

Menurut hukum Islam, ruang lingkup harta bersama (syirkah) sebatas

penghasilan yang diperoleh selama perkawinan berlangsung. Demikian juga

dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 ditegaskan bahwa harta benda yang diperoleh

selama dalam perkawinan menjadi harta bersama. KHI juga menegaskan bahwa

harta bersama adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami

isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung dan selanjutnya disebut harta

bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun.

Jadi, secara garis besar ruang lingkup harta bersama terbatas pada

penghasilan suami isteri selama masa perkawinan berlangsung. Ini yang difahami

oleh kebanyakan orang. Tetapi menurut Yahya Harahap, untuk menentukan objek

harta bersama tidak sesederhana itu. Menurutnya, ruang lingkup harta bersama

sebagai berikut :

1. Harta yang dibeli selama perkawinan

Setiap barang yang dibeli selama perkawinan maka secara otomatis menurut

hukum, harta tersebut menjadi objek harta bersama suami isteri, tanpa

mempersoalkan siapa yang membeli, terdaftar atas nama siapa dan harta

tersebut terletak dimana. Hal ini berdasarkan putusan Mahkamah Agung

tanggal 5 Mei 1971 No. 803 K/Sip/1970. Dalam putusan ini dijelaskan bahwa

harta yang dibeli atau isteri ditempat yang jauh dari tempat mereka adalah

Page 57: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

termasuk harta bersama suami isteri jika pembelian dilakukan selama

perkawinan. 33

Lain halnya jika uang pembeli barang berasal dari harta pribadi suami atau

isteri, maka barang tersebut tidak menjadi objek harta bersama melainkan

menjadi milik pribadi. Hal ini dapat dilihat pada kaidah yang tertuang dalam

putusan Mahkamah Agung tanggal 16 Desember 1975 No. 151 K/Sip/1974. 34

terdapat pula dalam KHI pasal 86 ayat 2 yang menyatakan bahwa harta isteri

tetap menjadi hak milik isteri dan dikuasai penuh olehnya, demikian juga harta

suami tetap menjadi hak suami dan dikuasai penuh olehnya.

2. Harta yang dibeli dan dibangun sesudah perceraian yang dibiayai dari harta

bersama

Untuk menentukan sesuatu barang termasuk objek harta bersama dapat

ditentukan oleh asal-usul uang biaya pembelian atau pembangunan barang

yang bersangkutan, meskipun barang tersebut dibeli atau dibangun sesudah

terjadi perceraian. Praktek ini sesuai dengan putusan Mahkamah Agung

tanggal 5 Mei 1970 No. 803 K/Sip/1970 yakni apa saja yang dibeli, jika uang

pembelinya berasal dari harta bersama maka dalam barang tersebut melekat

harta bersama meskipun telah berubah wujudnya.

3. Harta yang dapat dibuktikan diperoleh selama perkawinan

Apabila dalam sengketa harta bersama terdapat perbedaan pendapat tentang

suatu harta, apakah termasuk objek harta bersama atau bukan. Maka

33 M. Yahya Harahap, (Mengambil sumber dari Yurisprudensi Jawa Barat 1969-1972, h.

31), Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Peradilan Agama (Undang-undang No 7

Tahun 1989).,(Jakarta : Pustaka Kartini, 1997), Cet ke-3.,h.303 34 Ibid, h. 80

Page 58: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilan penggugat membuktikan bahwa

harta-harta yang digugat benar-benar diperoleh selama perkawinan

berlangsung dan uang pembelinya tidak berasal dari uang pribadi. Dalam

putusan Mahkamah Agung tanggal 10 Juli 1974 No. 808 K/Sip/1974

ditentukan bahwa masalah atas nama siapa harta terdaftar bukan faktor yang

menggugurkan keabsahan suatu harta menjadi objek harta bersama, asal dapat

dibuktikan tersebut diperoleh selama perkawinan berlangsung dan

pembiayaannya berasal dari harta bersama.

4. Penghasilan harta bersama dan harta bawaan

Penghasilan yang tumbuh dan berasal dari harta bersama sudah pasti menjadi

harta bersama. Akan tetapi bukan hanya penghasilan yang tumbuh dalam harta

bersama, penghasilan yang tumbuh dari harta pribadi juga menjadi objek harta

bersama. Dengan demikian, fungsi harta pribadi dalam perkawinan ikut

menopang dan meningkatkan kesahteraan keluarga. Barang pokoknya

memang tidak boleh diganggu gugat, tetapi hasil yang tumbuh dari padanya

jatuh menjadi objek harta bersama. Tentu saja apabila tidak ditemukan lain

dalam perjanjian.

5. Segala penghasilan pribadi suami isteri

Segala penghasilan pribadi suami isteri baik dari keuntungan yang diperoleh

dari perdagangan masing-masing ataupun hasil perolehan masing-masing

pribadi sebagai pegawai jatuh menjadi harta bersama suami isteri. Penegasan

ini berdasarkan putusan Mahkamah Agung tanggal 11 Maret 1971 No. 454

K/Sip/1970. Penggabungan penghasilan pribadi dengan sendirinya terjadi

Page 59: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

menurut hukum Islam, sepanjang suami isteri tidak menentukan lain dalam

perjanjian perkawinan.

Dengan demikian, objek harta bersama dapat diketahui bukan hanya sebatas

penghasilan yang diperoleh suami isteri selama perkawinan berlangsung,

tetapi dapat ditentukan lain dengan cara-cara tersebut di atas.

C. Terbentuknya Harta Bersama

Terbentuknya harta bersama dalam perkawinan adalah sejak saat tanggal

terjadinya perkawinan sampai ikatan perkawinan bubar. Hal ini tercermin dari

pasal 35 Undang-undang Perkawinan yang menegaskan bahwa harta benda yang

diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. 35

Dengan demikian, harta apapun yang diperoleh terhitung sejak saat

dilangsungkan akad nikah sampai saat perkawinan pecah, baik karena salah satu

pihak meninggal dunia atau karena perceraian, maka seluruh harta tersebut dengan

sendirinya menurut hukum menjadi harta bersama. Kecuali jika harta yang

diperoleh berupa warisan atau hibah oleh salah satu pihak. Harta tersebut tidak

termasuk harta bersama, tetapi jatuh menjadi harta pribadi si penerima.

Menurut Sayuti Thaib, harta bersama termasuk pada saat terjadi syirkah.

Adapun terjadinya syirkah dapat melalui cara-cara sebagai berikut :

1. Dengan mengadakan perjanjian syirkah secara tertulis atau diucapkan sebelum

atau sesudah berlangsungnya akad nikah.

35 Ibid., h.299

Page 60: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

2. Dengan ditentukan oleh Undang-undang atau peraturan perundang-undangan

lain bahwa harta yang dimaksud adalah harta bersama suami isteri.

3. Berjalan dengan sendirinya. Artinya syirkah dapat terjadi dengan kenyataan

dalam kehidupan sehari-hari suami isteri itu. Cara ketiga ini khusus untuk

harta bersama yang diperoleh atas usaha selama masa perkawinan, di mana

suami dan isteri bersatu dalam mencari hidup dan membiayai hidup.36

Yang menjadi catatan penulis adalah dengan dilakukannya perjanjian

perkawinan sebelum atau sesudah akad nikah, memungkinkan adanya kemudahan

bagi kedua belah pihak baik suami atau isteri untuk mempergunakan haknya atas

harta yang dimilikinya dan memperjelas status harta kekayaan yang ada dalam

perkawinannya. Dengan adanya perjanjian perkawinan terhadap harta bersama itu

terbentuk, dalam wujud apa dan bagaimana pengelolaanya. Sehingga, terhadap

harta bersama tersebut, baik suami atau isteri tidak dapat mempergunakannya

secara pribadi di luar kepentingan rumah tangga.

Perjanjian yang dibuat setelah perkawinan biasanya lebih sulit dilakukan

daripada sebelum perkawinan berlangsung. Apabila sebelumnya tidak ada

perjanjian nikah, isteri hendaknya mengatakan dengan jelas keinginannya untuk

mendapat hibah atau hadiah dari suami, misalnya rumah atau barang-barang lain.

Akan tetapi lebih baik lagi agar semua itu dibuat tertulis dan ada saksi-saksi

sehingga tidak timbul masalah di kemudian hari.

Menurut Dr. Lutfi Fathullah, "Sebetulnya, perjanjian perkawinan bisa

ditetapkan bersama oleh pasangan yang akan menikah, dibuat daftar apa saja yang

36 Sayuti Thaib, , Hukum Kekeluargaan Indonesia.,h. 84-85

Page 61: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

mereka ingin jadikan harta bersama, apa yang tetap menjadi milik masing-masing,

apa hak nafkah isteri dari suami, apa kewajiban suami dalam nafkah keluarga, di

dalam perkawinan kelak. Janji nikah tidak perlu seperti selama ini yang sudah

seperti paket." 37

Barangkali hanya segelintir pasangan yang dengan kesadaran bersama

mau menyusun perjanjian pernikahan sebelum mereka memutuskan menghadap

ke penghulu. Karena bagi sebagian orang, perjanjian semacam itu dianggap

menodai ikatan suci pernikahan dan tentu saja tidak ada pasangan yang ingin

bercerai. Padahal, perjanjian pernikahan sebenarnya berguna untuk acuan jika

suatu saat timbul konflik itu akan datang. Ketika pasangan harus bercerai,

perjajian itu juga bisa dijadikan rujukan sehingga masing-masing mengetahui hak

dan kewajibannya.

Dengan demikian, untuk mengantisipasi segala persoalan yang akan terjadi

di kemudian hari, upaya preventif perlu dilakukan oleh pasangan yang hendak

menikah atau baru menikah untuk membuat perjanjian perkawinan secara tertulis

mengenai harta bersama dalam perkawinannya. Karena ada pendapat yang

mengatakan bahwa dengan akad nikah itu saja tidak cukup menjadi patokan

terbentuknya harta bersama, maka lebih baik harta bersama itu terbentuk pada saat

dilakukan perjanjian (syirkah) dalam perkawinan.

D. Kedudukan Harta Bersama Apabila Teradi Perceraian

37 KompasOnline/Jakarta/Buat Perjanjian Dulu Sebelum Mengucapkan "Saya

Terima"/Updated:Senin, 27 Juli 2005, 10:44 WIB diambil Jum'at 15 Februari 2008 pk 20.30 WIB

Page 62: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Mengenai hal ini diatur dalam pasal 37 UU No. 1 Tahun 1974 yaitu : "Bila

perkawinan putus karena perceraian, harta bersama diatur menurut hukumnya

masing-masing", yang dimaksud dengan hukumnya masing-masing ditegaskan

dalam penjelasan pasal 37 itu sendiri yaitu : "Hukum agama, hukum adat dan

hukum lainnya".

Dengan demikian, bila perkawinan putus karena perceraian maka

pembagian harta bersama diatur menurut hukum agama bekas suami isteri itu, dan

jika agama mereka tidak mempunyai hukum agama tentang harta bersama, maka

berlakulah hukum adat mereka, dan jika mereka tidak pula mempunyai hukum

adat tentang harta bersama yaitu tidak ada hidup bersama, atau suami isteri

berbeda tingkat kemasyarakatannya. Hal ini bertentangan dengan pasal 1 UU No.

1 Tahun atau pada umumnya bertentangan dengan Demokrasi Pancasila. Seperti

perkawinan "nyaundang kagelung" dalam suku sunda yang berarti isteri lebih

tinggi derajat ekonominya dari suami, bahkan suami dibiayai oleh isteri. Disini

tidak mengenal harta bersama karena tidak sederajat. Ada juga perkawinan

"manggih koyo" yang berarti pihak laki-laki berdarah biru sedang perempuannya

orang biasa, di sini juga tidak menimbulkan harta bersama, dan lain-lain. Maka

untuk hal-hal semacam ini dijalankan hukum tertulis (Hukum Perundang-

undangan) tentang harta bersama yakni Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun

1974.

Apabila penjelasan pasal 37 UU No. 1 Tahun 1974 tersebut dihubungkan

dengan ketentuan pasal 96 dan 97 Kompilasi Hukum Islam maka penerapan

hukum Islam soal pembagian harta bersama baik dalam cerai mati maupun cerai

Page 63: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

hidup sudah mendapat kepastian positif. Karena baik dalam cerai mati pasal 96

ayat 1 menegaskan : "Separuh harta bersama menjadi hak pasangan yang hidup

lebih lama". Begitu pula dalam cerai hidup pasal 97 menegaskan "janda atau duda

cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak

ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan.38

Jadi menurut apa yang dirumuskan dalam Kompilasi Hukum Islam

penerapan pasal 37 UU No. 1 Tahun 1974 suami isteri masing-masing berhak

mendapat setengah bagian dari harta bersama apabila perkawinan putus. Tidak

menjadi soal apakah putusnya karena cerai mati atau cerai hidup. Pendirian yang

digarisakan dalam Kompilasi Hukum Islam tersebut sajalah dengan pandangan

orientasi makna syarikat yang ditentukan dalam hukum Islam. 39

E. Ketentuan Tentang Pembagian Harta Bersama

Mengenai pembagian harta bersama ini, penulis tidak akan menguraikan

secara detail seluruh persoalan yang berkaitan dengan harta bersama karena

terlalu luas cakupannya. Persoalan yang erat hubungannya dengan pembagian

harta bersama seperti pembagian harta bersama yang disebabkan karena

perceraian, perkawinan serial (poligami), kematian, maupun sengketa harta

bersama lain yang mungkin saja terjadi di tengah masyarakat, tentu perlu ada

ruang khusus untuk membahas seluruhnya secara detail. Oleh karena itu, dalam

tulisan ini penulis hanya memberikan gambaran umum mengenai pembagian harta

38 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989), (Jakarta, Pustaka Kartini, 1997), cet. ke 3,h. 308 39 Ibid, h. 280

Page 64: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

bersama dari berbagai persoalan tersebut dengan menitikberatkan pada apa yang

terdapat dalam KHI di Indonesia.

1. Pembagian dalam cerai hidup

Penerapan hukum Islam dalam soal pembagian harta bersama baik dalam

cerai mati atau cerai hidup, sudah mendapat kepastian positif. KHI yang tertuang

dalam Inpres No. 1 Tahun 1991 telah mengaturnya dalam pasal 96 dan 97. Secara

khusus, pasal 97 KHI mengatur tentang pembagian harta bersama dalam hal cerai

hidup yang rumusannya sebagai berikut: Janda atau duda cerai hidup masing-

masing berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam

perjanjian perkawinan”.

Dalam rumusan pasal tersebut diatur bahwa suami isteri masing-masing

berhak mendapat setengah bagian dari harta bersama apabila perkawinan pecah

karena perceraian. Menurut Yahya Harahap, pendirian yang digariskan dalam

KHI sejalan dengan pandangan orientasi makna syarikat yang ditentukan dalam

hukum Islam itu sendiri. Oleh karena harta bersama disejajarkan konstruksinya

dengan pengertian syarikat, sehingga suami isteri dianggap bersyarikat atau

berkongsi terhadap harta bersama, adalah patut untuk memberi hak dan bagian

yang sama apabila perkawinan mereka pecah.40

Menurut Drs. Abdul Manaf, MH., harta yang diperoleh selama dalam

ikatan perkawinan dianalogikan dengan harta milik suatu badan usaha atau harta

perserikatan, karena didasarkan pada pandangan bahwa pernikahan bukanlah

suatu adat sepihak, melainkan sebagai akad timbal balik dari kedua belah pihak

40

M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989., h. 308

Page 65: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

suami dan isteri. Dalam kerangka pikir ini, masing-masing pihak mempunyai hak

dan kewajiban secara timbal balik, yakni saling memberi dan menerima. Dalam

sebuah rumah tangga, yang penting adalah kesepakatan, baik secara tegas maupun

tersirat, bahwa segala kenikmatan dan kerugian yang ditimbulkan dalam

pengurusan rumah tangga harus ditanggung bersama. Atas dasar pemikiran ini,

maka harta yang diperoleh itu dianggap sebagai harta bersama, tanpa

mempersoalkan pihak mana yang paling banyak berperan dalam

mendapatkannya.41

Dengan demikian, secara tegas KHI mengatur ketentuan pembagian harta

bersama bagi masing-masing suami isteri yaitu 50% : 50% tanpa mempersoalkan

siapa yang paling banyak mengupayakan dan terdaftar atas nama siapa harta

bersama tersebut.

2. Pembagian dalam cerai mati

Pasal 96 KHI menyebutkan: “Apabila terjadi cerai mati, maka separoh

harta bersama menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama.” Pertimbangan

rumusan pasal ini sama dengan pembagian harta bersama dalam hal cerai hidup,

yakni akad nikah menyerupai perkongsian dalam bidang muamalat, sehingga

selama hidup berumah tangga, antara suami isteri membangun perekonomian

keluarga secara bersama-sama. Oleh karena itu, masing-masing suami isteri

berhak mendapat setengah bagian dalam pembagian harta bersama yang

dihasilkan selama perkawinannya itu.

41

Abdul manaf, Aplikasi Asas Equalitas Hak dan Kedudukan Suami Isteri dalam

Perjanjian Harta Bersama pada Putusan Mahkamah Agung, (Bandung, Mandar Maju, 2006), cet.

ke 1, h. 68

Page 66: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Hanya saja, pembagian harta bersama dalam keadaan cerai mati bisa

menimbulkan banyak permasalahan yang memerlukan penerapan tersendiri.

Permasalahan yang dimaksud antara lain:

3. Cerai mati tanpa anak

Dalam hal cerai mati tanpa ada anak yang dilahirkan dalam perkawinan,

penerapannya berdasar hukum adat terdapat beberapa variasi. Jika suami mati

meninggalkan isteri tanpa anak, maka ada yang berpendapat bahwa harta bawaan

suami maupun harta bersama jatuh menjadi warisan janda yang ditinggalkan.

Paling tidak, si janda berhak untuk menguasai dan menikmati selama dia hidup

atau selama dia belum kawin dengan lelaki lain.42

Pendapat lain yang lebih bersifat tuntas mengatakan bahwa selesaikan

dengan segera pembagian harta bersama antara janda dengan ahli waris mendiang

suami. Cara yang demikian terasa lebih adil dan lebih sesuai dengan ajaran Islam

yang menyuruh penyelesaian harta peninggalan (tirkah) sesegera mungkin pada

saat harta peninggalan telah terbuka untuk dibagi.43

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam menghadapi kasus harta

bersama dalam suatu perkawinan yang tidak dikaruniai anak, apabila perkawinan

pecah karena salah satu meninggal dunia, lebih baik segera lakukan pembagian

antara pihak yang masih hidup dengan ahli waris pihak yang meninggal tanpa

mempersoalkan pihak mana yang lebih dulu meninggal.

3. Cerai mati ada anak

42

M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989., h. 309 43 Ibid

Page 67: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Dalam bunyi putusan Mahkamah Agung tanggal 8 Agustus 1959 No. 258

K/Sip/1959 disebutkan bahwa dalam kasus cerai mati dengan meninggalkan

keturunan, baik isteri (janda) maupun anak-anak dapat menuntut pembagian harta

bersama.44

Pada prinsipnya, pembagian harta bersama dalam keadaan cerai mati ada

anak boleh dikatakan tidak menimbulkan permasalahan yaitu setengah bagian

menjadi hak janda/duda dan yang setengah bagian lagi menjadi hak ahli waris

mendiang suami/isteri sebagai tirkah.

Tetapi, permasalahan muncul dari kekakuan hukum adat yang pada

umumnya masyarakat merasa tabu untuk segera memecah harta bersama antara

janda atau duda dengan anak-anak mereka. Harta bersama tetap dijadikan utuh di

bawah kekuasaan ayah atau ibunya. Padahal ini akan berakibat kemalangan bagi

anak-anak di kemudian hari, yaitu apabila ayah atau ibunya menikah lagi dengan

orang lain. Permasalahan semakin kompleks ketika rumah tangga kedua juga

bersengketa dalam masalah harta bersama apalagi telah lahir anak-anak dari

perkawinan itu. Dalam hal ini, pembagian harta bersama sesegera mungkin

setelah adanya kematian lebih diutamakan untuk meghindari kasus-kasus seperti

itu.

4. Pembagian dalam perkawinan poligami

Dalam pasal 94 ayat (1) dan (2) KHI dirumuskan mengenai bentuk harta

bersama dalam perkawinan serial atau perkawinan poligami, yaitu (1) Harta

bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai isteri lebih dari

44 Ibid, h. 311

Page 68: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

seorang, masing-masing terpisah dan berdiri sendiri; (2) Pemilikan harta bersama

dari perkawinan seorang suami yang mempunyai isteri lebih dari seorang

sebagaimana ayat (1), dihitung pada saat berlangsungnya akad perkawinan yang

kedua, ketiga atau keempat.45

Ketentuan pembagian harta bersama dalam perkawinan serial atau

poligami mengandung beberapa asas, yaitu pertama, dalam perkawinan serial atau

poligami terbentuk beberapa paket harta bersama. Artinya, berapa jumlah paket

harta bersama dimaksud, tergantung pada berapa banyak isteri yang dikawini oleh

suami. Kedua, terwujudnya harta bersama terhitung mulai tanggal perkawinan

dilangsungkan. Maksudnya, tiap paket harta bersama dihitung sejak pernikahan

dilangsungkan dan berakhir dengan putusnya perkawinan. Ketiga, masing-masing

harta bersama tersebut terpisah dan berdiri sendiri. Maksudnya, dalam perkawinan

serial atau poligami tidak ada penggabungan antara satu paket dengan paket yang

lainnya, sehingga harta bersama antara suami dengan isteri pertama, kedua, dan

seterusnya masing-masing terpisah dan berdiri sendiri.46

Dalam hal pembagiannya, tidak berbeda dengan perkawinan monogami,

artinya masing-masing suami isteri berhak atas seperdua bagian harta bersama,

hanya saja dalam perkawinan serial atau poligami terlebih dahulu harus

dipisahkan hartanya secara paket dan sejak kapan lahirnya harta bersama perpaket

45

Pengadilan Tinggi Agama Bandung, Pengadilan Tinggi Agama Bandung, Instruksi

Presiden R.I. Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia dilengkapi

dengan UU No. 7 Tahun 1989, UU No. 1 Tahun 1974, PP No. 9 Tahun 1975, Bandung, PTA,

1996/199., h. 46-47 46

Abdul Manaf, Aplikasi Asas Equalitas Hak dan Kedudukan Suami Isteri dalam

Perjanjian Harta Bersama pada Putusan Mahkamah Agung , h. 65

Page 69: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

tersebut. Sehingga, dalam pembagiannya tidak ada saling tumpang tindih dan

terjadi perebutan harta bersama antara isteri yang satu dengan isteri yang lainnya.

Page 70: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

BAB IV

PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

TENTANG GUGATAN PERCERAIAN KUMULASI

DENGAN HARTA BERSAMA

A. Gambaran Umum tentang Pengadilan Agama Jakarta Timur

Sejarah terbentuknya Pengadilan Agama Jakarta Timur berkaoitan erat

dengan sejarah pembentukan pengadilan agama pada umumnya terutama di

wilayah daerah khusus ibukota Jakarta. Secara khusus sejarah terbentuknya

Pengadilan Agama ke;as IA Jakarta Tumur adalah berdasarkan keputusan Menteri

Agama RI Nomor 67 TAHUN 1963 JO nomor 4 tahun 1967, adapun secara

kronologis saat-saat terbentuknya Pengadilan Agama Jakarta Timur sevagai

berikut;

a. Pada saat itu pengadilan Agama di Jakarta ini hanya memiliki satu

pengadilan Agama yaitu Pengadilan Agama Istimewa jakarta Raya yang

dibantu 2 (dua) kantor cabang Pengadilan agama Jakarta tengah.

Kemudian seiring dengan bertambahnya warga Ibu kota ini, sehingga

terbitlah keputusan menteri Agama nomor 67 tahun 1963 yang berbunyi

antara lain “ membubarkan kantor-kantor cabang pengadilanagama

(bentuk lama) dalam daerah khusus ibukota Jakarta Raya”.

b. Pada tahun 1966 Gubernur Kepada Daerah khusus ibukota Jakarta melalui

keputusan nomor 1b 3/1/1/1966 tanggal 12 Agustus 1966 membagi ibu

kota negara ini menjadi 5 (lima) wilayah yurisdiksi dengan sebutan kota

administrasi.

Page 71: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Dengan pembentukan kota administratif tersebut secara yuruidis formil

keberadaan pengadilan agama istimewa berikut 2 (dua) kantor cabangnya

dipandang sudah tidak aspiratuif lagi melayani kepentingan masyarakat pencari

keadilan yang berdomisili di 5 (lima) wilayah. Untuk itu kepala inspektorat

pengadilan agama menyambut baik kebijakan gubernur secara secara mengajukan

nota usul kepada Direktorat Pengadilan Agama melalui surat nomor B/I/100

tanggal 24 Agustus tentang usul pembentukan kantor cabang pengadilan agama

dalam daerah khusus ibujoa Jakarta Raya sesuai dengan pembagian 5 (lima)

wilayah administrasi yang baru dibentuk.

Dengan rekomendasi tersebut Direktur pengadilan agama meneruskan nota

dimaksud kepada menteri aama RI dengan suratnya Nomor B/I/1049 tanggal 19

September 1966 tentang persetujuan atas usu kepala inspektorat pengadilan

agama. Kedua surat pejabat teras pengadilan agama tersebut menjadi bahan

pertimbangan keputusan menteri agama RI Nomor 4 tahun 1967 tentang

perubahan kantor-kantor cabang pengadilan agama dalam daerah khusus ibukota

Jakartra Raya tanggal 17 Januari 1967 yang berbunyi sebagai berikut;

1. Membubarkan kantor-kantor cabang pengadilan agama (bentuk lama)

dalam daerah khusus ibukota Jakarta raya yaitu;

a. Kantor cabang pengadilan agama jakarta utara dan

b. Kantor cabang pengadilan agama Jakarta Barat

2. Membentuk kantor-kantor cabang pengadilan agama yang baru

sederajat/setara dengan kantor pengadilan agama tingkat II, yaitu;

a. Kantor caban pengadilan agama Jakarta Utara

Page 72: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

b. Kantor cabang pengadilan agama Jakarta Barat

c. Kantor cabang pengadilan agama Jakarta Selatan dan

d. Kantor cavang pengadilan agama Jakarta Timur

Akhirnya nomor 1b 3/I/I1966 tanggal 12 Agustus 1966, maka pada tanggal 18

Februari 1967 diresmikan sebutan maupun operasional pengadilan agama Jakarta

Timur menjadi sebagai berikut;

a. Pengadilan Agama Jakarta Pusat

b. Pengadilan Agama Jakarta Utara

c. Pengadilan Agama Jakarta Barat

d. Pengadilan Agama jakarta Selatan

e. Pengadilan Agama Jakarta Timur

Pengadilan Agama Jakarta Timur dibentuk dan berdiri berdasarkan

keputusan menteri agama RI nomor 4 tahun 1967 tanggal 17 Januari 1967, pada

saat itu munculnya sebutan pengadilan agama Jakarta Timur di wilayah hukum

DKI Jakarta bermula dari sebuah proses ketika lembaga pengadilan agama di

wilayah hukum DKI Jakarta diberi nama Pengadilan Agama Jakarta Timur, lalu

pada saat yang bersamaan lahir pula pengadilan agama lain yang berkedudukan

di 4 (empat) wilayah hukum DKI Jakarta dalam lingkungan pengadilan agama

Jakarta Timur, yaitu;

a. Kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan

b. Kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat

c. Kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara dan

d. Kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Page 73: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Secara jelas disebutkan dalam keputusan tersebut bahwa pengadilan

agama yang terletak di jantung Ibu kota negara RI memiliki

keistimewaan yaitu double atau peran ganda yaitui di satu sisi sebagai

kantor induk dari 4 (empat) pengadilan agama yag berada di 4 (empat)

wilayah yurisdiksi yang mengelililnganya, sedangkan pada sisi yag

lain dalam operasionalnya adalah juga pengadilan agama yang

berkedudukan di wilayah kekuasaan kota Jakarta Pusat.

B. Kronologis Perkara

Perkara dengan nomor 991/Pdt.G/2005/PAJT antara Jusnita binti

Yusmanti sebagai Penggugat konvensi/Tergugat Rekonvensi melawan

Lukman Hariyanto bin Salim sebagai tergugat Konvensi/Penggugat

rekonvensi.

Kejadian bermula pada hari minggu tanggal 1 Juni 1987 dengan

dilangsungkannya akad nikah antara mereka dan setelah itu keduanya telah

bercerai di Pengadilan Agama Jakarta Timur dengan nomor akta cerai

714/2004/PAJT, akan tetapi dalam putusan cerai tersebut belum ada putusan

masalah harta bersama.

Adapun yang menjadi sengketa harta bersama adalah tanah dan

bangunan di kecamatan Jatinegara Rt 01/01 seluas 65 m2, sebidang tanah

seluas 4210 m2 di Cisarua, Tanah kavling seluas 297 m2 di jl Raya Bekasi

Km 24 Cakung, Tanah dan Bangunan di Bintara Blok C 16 , Sebuah mobil

kijang tahun 200 No Pol B 1836 JL, Sebuah mobil mitsubishi Colt Diesel

Page 74: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

tahun 1989 dengan No Pol B 9863 DM, Isuzu Panther tahun 1996 No Pol B

9646 BR, Mobil Isuzu Panther tahun 1996 No Pol B 1731 PH.

Menurut Penggugat, seluruh harta tersebut berada di tangan

tergugat, dan penggugat merasa kawatir atas harta bersama tersebut,

karenanya penggugat meminta agar harta tersebut yang didapat selama

perkawinan agar dibagikan setengahnya 50 % antara penggugat dan tergugat,

serta penggugat memohon agar harta itu disita untuk menjamin keamanan

harta selama proses persidangan.

Tergugat dalan jawabannya membantah bahwa seluruh harta di

atas adalah harta bersama dan dikuasai oleh tergugat, sebab dalam

kenyataannya semua harta bersama tersebut tidak satupun berada pada

tergugat, kecuali mobil kijang tahun 2000 warna hijau metalik dengan No Pol

B 1936 JL, dan itupun belum selesai cicilannya.

Begitu pula tergugat konvensi mendalilkan bahwa antara

penggugat dan tergugat sebenarnya masih ada hutang usaha kepada produsen

mainan/importir sejumlah Rp 150.000.000,- dan menggadaikan BPKB mobil

kepada pihak ketiga sejumlha Rp. 95.000.000,-.

Tergugat juga menyampaikan bahwa masih ada harta bersama

yang diperoleh penggugat dan tergugat berupa 1 unit usaha di Jl Pintu Pasar

Timur No. 14B Rt 010/04 Balimester, 2 unit toko yang terletak di Jl RE

Martadinata Ciputat, 1 Unit Apartemen Taman Anggrek, dan 1 unit rumah

yang terletak di Blok A No. 18 Komplek Perumahan Mediterania.

Page 75: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Berdasarkan dalil-dalil tersebut, masing-masing pihak mengajukan

alat bukti berupa potokopi akta cerai serta surat-surat tanah maupun kendaraan

bermotor.

Begitu pula dihadirkan saksi-saksi untuk menguatkan dalil masing-

masing pihak seperti penggugat menghadirkan Atis Gustina Bin HM Nafis

yang merupakan teman penggugat, dan dalam keterangannya saksi

mengetahui antara penggugat dan tergugat memiliki dua buah toko di jl pintu

air timur no. 10 dan di depan pintu pasar timur No 14 bentuknya ruko.

Saksi kedua Angelina binti Aji Yusmanto menerangkan bahwa

saksi mengetahui penggugat dan tergugat mempunyai tanah di Sukabumi

seluas 4000 m2 namun saksi tidak mengetahui proses jual belinya.

Pada saat pembuktian pihak tergugat tidak mengajukan bukti saksi-

saksi meskipun sudah diberikan kesempatan oleh Majelis Hakim.

B. Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim

Majelis Hakim pengadilan agama Jakarta Timur menimbang bahwa

terbukti antara penggugat dengan tergugat telah terjadi perceraian sesuai

dengan putusan No. 565/Pdt.G/2004/PAJT tanggal 4 Agustus 2008. Hal ini

memang tidak dibantah oleh Penggugat maupun tergugat.

Sejak terjadinya perceraian memang masalah harta bersama belum

diselesaikan, karenanya majelis hakim memandang bahwa ketentuan pasal 86

ayat 1 UU No. 7 tahun 1989 jo Undang-Undang No 3 tahun 2006 yang

menegaskan bahwa harta bersaa (gono-gini) dapat diajukan sesudah putusan

Page 76: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

perceraian memperoleh kekuatan hukum yang tetap, karena itu gugatan

penggugat tidak bertentangan dengan ketentuan tersebut.

Majelis Hakim juga menimbang bahwa sertifikat HGB No. 58

kelurahan Balimester dengan ketentuan bukti potokopi telah cukup menjadi

alat bukti . Adapun obyek tanah di 4210 di kampung Citawali dan di

Sukabumi seluas 242 m2, dan tanah si Taman Lestari serta sebidang tanah

kavling seluas 297 m2 di perumahan Taman Modern dan tanah yang terletak

di Jalan Bintara Blok C 16 Rt 001/01, keluarahan Bintara ditetapkan sebagai

harta bersama antara penggugat dan tergugat.

Sedangkan sebuah mobil kijang LG tahun 2000 warna biru metalkik

No Pol B 1836 JL majelis hakim juga memandang sebagai harta bersama. Dan

masing-masing berhak mendapat 1 bagian.

Majelis hakim sebaliknya menimbang masalah hutang sejumlah Rp.

95.000.000,- tidaklah menjadi hutang bersama, disebabkan ketika terjadi akad

hutang piutang penggugat tidak diberitahu proses tersebut.

Adapun mobil Isuzu Panter No Pol B 9646 BR menjadi harta bersama

didasarkan pengakuan tergugat dan Isuzu panther No. Pol 1731 PH dibantah

oleh tergugat dengan dalil mobil itu milik orang lain dan tidak dibantah oleh

penggugat maka harus ditolak sebagai harta bersama.

Berdasarkan fakta dan pertimbangan di atas, maka majelis hakim

memutuskan bahwan tanah dan bangunan yang terletak di Jl Pintu pasar timur

No. 10, sebidang tanah seluas 4210 M2 di Kampung Ciawi tali, sebidang

tanah seluas 297 m2 di Taman modern Cakung dan di Jln Bintara Blok C 16

Page 77: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

serta mobil Kijang tahun 2000 dan mobil isuzu Kijang tahun 1996 warna biru

Bo Pol B 9346 BR, kesemuanya menjadi harta bersama.

Majelis hakim menghukum penggugat dan tergugat untuk melakukan

pembagian harta bersama tersebut dan menyerahkan bagian masing-masing

dan apabila tidak dapat dibagi secara fisik maka dapat dilelang dimuka umum

dan hasilnya di bagi untuk penggugat dan tergugat.

C. Analisis Penulis

Seputar harta gono gini dalam Islam dan Hukum di Indonesia

Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis ingin menganalisa

masalah gugat cerai dihubungankan dengan harta bersama dalam perspektif

hukum Islam. Dalam perspektif hukum Islam masalah cerai sudah diatur

dalam al-Qur’an dalam surat at-Thalaq ayat 2 yang membuat pilihan bagi

suami untuk menjalin rumah tangga kembali dengan isterinya atau melepaskan

ikatan suami isteri tersebut.

Dalam sistem hukum di Indonesia dikenal 2 (dua) istilah cerai yaitu cerai

talak yang datang dari suami dan diistilahkan dengan permohonan berdasarkan

ketentuan pasal 66 UU No. 7 tahun 1989 Jo UU No. 3 tahun 2006. serta

cerai yang datang dari isteri yang dikenal dengan istilah cerai gugat sesuai

dengan ketentuan pasal 73 UU No. 7 tahun 1989 Jo UU No. 3 tahun 2006.

Perkara nomor 991/Pdt.G/2005/PAJT di Pengadilan agama Jakarta Timur

adalah perkara yang terkait dengan akibat perceraian yaitu masalah harta

bersama. Dalam perkara ini penggugat yang bernama Jusnita mengajukan

Page 78: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

gugatan harta bersama karena pada saat gugat cerai diajukan harta bersama

belum menjadi tuntutan. Dan pihak pengadilan agama menerima gugatan

tersebut. Penulis membenarkan prihal penerimaa perkara tersebut, karena

ketentuan pasal 66 ayat (5) UU No. 7 tahun 1989 Jo UU No 3 tahun 2006

yang membenarkan komulasi gugatan cerai dengan harta bersama dan dapat

diajukan bersama-sama atau setelah terjadinya perceraian.

Namun demikian, untuk menentukan apakah gugatan harta bersama isteri

tersebut dapat diterima atau tidak tergantung dari proses yang dilalui sudah

sesuai prosedur beracara di pengadilan atau belum termasuk dalam hal ini

adalah proses pembuktian yang merupan keharusan dalam sistem hukum

acara yang dianut di Indonesia yaitu pasal 163 HIR yang mengharuskan setiap

orang yang merasa memiliki hak dapat mengajukan bukti bahwa dia terbukti

memiliki hak tersebut.

Prihal pembuktian ketentuan hukum di Indonesia mendasarkan pada pasal

164 HIR yang mencantumkan alat bukti berupa surat, saksi, persangkaan,

sumpah. Dalam kasus di atas antara Jusnita dengan Lukman Hariyanto hakim

mendasarkan proses pembuktian kepada Surat-surat terlebih dahulu baru

kemudian saksi-saksi.

Ada beberapa objek yang diminta oleh penggugat seperti tanah, motor dan

mobil yang memang terbukti harta tersebut hasil dari harta bersama, maka

majelis hakim mengabulkan gugatan penggugat Jusnita binti Yusmanto. Akan

tetapi majelis hakim juga menolak gugatan balik dari tergugat agar hutang

yang dimilikinya juga menjadi hutang bersama.

Page 79: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Penulis memandang bahwa putusan hakim tersebut dari segi hukum

formal sudah sesuai dengan ketentuan, karena mendasarkan proses

pembuktian dari surat dan saksi-saksi. Memang dalam konsep hukum formil

saksi itu haruslah menganut azas testimonium de auditu atau saksi harus

mengetahu secara langsung pristiswa tersebut secara langsung maupun tidak

langsung.

Page 80: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

DAFTAR PUSTAKA

Amin Suma, M., Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet. Ke I, h. 3-4

Al-Imam Muhammad Ibn Ismail Al-Kahlani Ash Shan'ani, Subul al-Salam, juz 3,

(Kairo, Dar Ihya al-Turas al-Araby, 1379 H/1960 M), h. 109

Al-Imam Hafidz Abi Daud Sulaeman, Sunan Abi Daud, (Kairo, Dar al-Harin, 1988 M/1408 H), juz 2,

Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta : Maktabah al-Dakwah al-

Islamiyah, 1990)

Abdul Rahman al-Jaziri, Kitab Fiqh 'ala Madzahib al-Arba'ah (Beirut : Dar al-

Fikr, 1991), Jilid 4

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta, PT

Kencana Prenada Media Group, 2006), cet. Ke-I

Abdul Manaf, Aplikasi Asas Equalitas Hak dan Kedudukan Suami Isteri dalam

Perjanjian Harta Bersama pada Putusan Mahkamah Agung

Hilman Hadi Kusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundang-

undangan, Hukum Adat dan Hukum Agama, (Bandung, Mandar Maju, 1990), h. 2

Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,

2000), ed. Ke-1, cet. Ke-4

Anton M. Moeliono dkk, (ed), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

Pustaka, 1990), Cet. Ke-4, h. 164

Ahmad Warson Munawir, Kamus Munawir Arab-Indonesia, (Yogyakarta : Unit

Pengadaan Buku-Buku Keagamaan, 1984

A.Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1974),

Cet. Ke-2

Afifah Pujihastuti, Karena Istri Ingin Dimengerti, (Sukoharjo : Samudera, 2006),

cet. I,

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Terjemah, (Bandung : PT Al-Ma'arif, 1996), Cet. Ke-

2, Jilid

Page 81: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja

Ibnu Mas'ud dan Zainal Abidin S, Fiqih Madzhab Syafi'I (Edisi Lengkap),

(Bandung, CV. Pustaka Setia, 2000), Cet. Ke-1

Kamil al-Hayali, Solusi Islam Dalam Konflik Rumah Tangga, (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2005)

KompasOnline/Jakarta/Buat Perjanjian Dulu Sebelum Mengucapkan "Saya Terima"/Updated:Senin, 27 Juli 2005, 10:44 WIB diambil Jum'at 15

Februari 2008 pk 20.30 WIB

Pengadilan Tinggi Agama Bandung, Pengadilan Tinggi Agama Bandung,

Instruksi Presiden R.I. Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum

Islam di Indonesia dilengkapi dengan UU No. 7 Tahun 1989, UU No. 1

Tahun 1974, PP No. 9 Tahun 1975, Bandung, PTA, 1996/199., h. 46-47

Page 82: PENYELESAIAN GUGATAN HARTA BERSAMA PASCA · PDF fileProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 ... h. 2 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT Raja