Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk...

7
Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019 ISSN 2655-1764 www.tanotofoundation.org forum peningkatan kualitas pendidikan Pematangsiantar - Siswa Kelas IV SD Swasta GKPS, belajar tema ‘Selalu Berhemat Energi’, sub tema Energi Alternaf. Saya yang mengajar tema tersebut baru saja mengiku pelahan fasilitator daerah Tanoto Foundaon. Saya menerapkan unsur pembelajaran akf MIKIR yang saya dapatkan dari pelahan. Sebelum mengajak siswa melakukan percobaan, saya mengingatkan kembali pembelajaran yang lalu tentang manfaat energi bagi kehidupan. Energi diperoleh dari berbagai sumber. Salah satu sumber energi adalah tumbuhan yang disebut ‘bahan bio’. Saya menjelaskan ada beberapa buah - buahan dan sayuran yang bermanfaat untuk dikonsumsi dapat juga digunakan sebagai sumber energi alternaf. Bahan bio tersebut antara lain bisa ditemukan pada buah-buahan seper jeruk, apel dan kentang. Tujuan percobaan ini agar siswa dapat memanfaatkan bahan bio untuk menggankan baterai sebagai penghasil listrik. Memanfaatkan Bahan Bio ‘Kentang’ sebagai Energi Alternaf Prakk Baik SD Swasta GKPS, Oleh Renny Laksmy Sinaga, S.Pd Bersambung ke halaman 9 Persiapan dan simulasi pra pelahan merupakan suatu hal yang sangat penng dalam sebuah pelahan. Walaupun seorang dosen ataupun guru yang telah memiliki jumlah jam terbang yang cukup banyak dalam memfasilitasi berbagai pelahan, sebagai fasilitator tetap wajib menjalankan persiapan. Apa dan mengapa Persiapan Pelahan? Persiapan adalah saat dimana fasilitator, di bawah kordinasi spesialis pelahan, diminta untuk membaca modul pelahan. Isi dan langkah- langkah kegiatan merupakan dua hal yang wajib dikuasai. Walaupun seorang fasilitator telah acapkali mengampu Persiapan Pelahan: Mengapa Simulasi Itu Sangat Penng ? Prof. Dr. Sri Minda Murni, M.S Koordinator Pengembangan LPTK Tanoto Foundaon Sumatera Utara Bersambung ke halaman 8 - 9 Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Tanoto Foundaon baru saja meluncurkan Program PINTAR, sebuah program peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia (28/9). Peluncuran ini turut dihadiri oleh Walikota Pematangsiantar, Hefriansyah Noor, Plt. Bupa Batubara RM. Harry Nugroho, dan Bupa Karo yang diwakili staf ahli David Sinulingga, Rektor UMSU, Agussani, Rektor UINSU, Saidurrahman, dan Plt. Kanwil Kemenag, Tengku Darmansah. PINTAR atau Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran adalah kelanjutan Penyebarluasan Program PINTAR Mendikbud bersama Kepala Daerah, Rektor dan Kemenag Sumut Sepaka dari Program Pelita Pendidikan. Kegiatannya berfokus pada ga pendekatan, yaitu membangun prakk- prakk baik pembelajaran, budaya baca, manajemen dan kepemimpinan sekolah, mendukung pemerintah menyebarluaskan prakk-prakk baik, dan mendukung Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam pendidikan calon guru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyampaikan penngnya penyebarluasan prakk- prakk baik dalam pendidikan. Bersambung ke halaman 5 Siswa Kelas IV SDS GKPS sedang prakk bioenergi alternaf dengan kentang. Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundaon, Belinda Tanoto bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saat penyerahan secara simbolis Modul Program PINTAR. dok.Tanoto Foundaon dok.pribadi PROVINSI SUMATERA UTARA dok.SDS-GKPS

Transcript of Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk...

Page 1: Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mendapat inspirasi setelah mengikuti pelatihan Tanoto

Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019 ISSN 2655-1764

www.tanotofoundation.org forum peningkatan kualitas pendidikan

Pematangsiantar - Siswa Kelas IV SD Swasta GKPS, belajar tema ‘Selalu Berhemat Energi’, sub tema Energi Alternatif. Saya yang mengajar tema tersebut baru saja mengikuti pelatihan fasilitator daerah Tanoto Foundation. Saya menerapkan unsur pembelajaran aktif MIKIR yang saya dapatkan dari pelatihan.

Sebelum mengajak siswa melakukan percobaan, saya mengingatkan kembali pembelajaran yang lalu tentang manfaat energi bagi kehidupan. Energi diperoleh dari berbagai sumber. Salah satu sumber

energi adalah tumbuhan yang disebut ‘bahan bio’.

Saya menjelaskan ada beberapa buah - buahan dan sayuran yang bermanfaat untuk dikonsumsi dapat juga digunakan sebagai sumber energi alternatif. Bahan bio tersebut antara lain bisa ditemukan pada buah-buahan seperti jeruk, apel dan kentang. Tujuan percobaan ini agar siswa dapat memanfaatkan bahan bio untuk menggantikan baterai sebagai penghasil listrik.

Memanfaatkan Bahan Bio ‘Kentang’ sebagai Energi AlternatifPraktik Baik SD Swasta GKPS, Oleh Renny Laksmy Sinaga, S.Pd

Bersambung ke halaman 9

Persiapan dan simulasi pra pelatihan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah pelatihan. Walaupun seorang dosen ataupun guru yang telah memiliki jumlah jam terbang yang cukup banyak dalam memfasilitasi berbagai pelatihan, sebagai fasilitator tetap wajib menjalankan persiapan.

Apa dan mengapa Persiapan Pelatihan?

Persiapan adalah saat dimana fasilitator, di bawah kordinasi spesialis pelatihan, diminta untuk membaca modul pelatihan. Isi dan langkah-langkah kegiatan merupakan dua hal yang wajib dikuasai. Walaupun seorang fasilitator telah acapkali mengampu

Persiapan Pelatihan: Mengapa Simulasi Itu Sangat Penting ?

Prof. Dr. Sri Minda Murni, M.SKoordinator Pengembangan LPTK Tanoto Foundation Sumatera Utara

Bersambung ke halaman 8 - 9

Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Tanoto Foundation baru saja meluncurkan Program PINTAR, sebuah program peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia (28/9). Peluncuran ini turut dihadiri oleh Walikota Pematangsiantar, Hefriansyah Noor, Plt. Bupati Batubara RM. Harry Nugroho, dan Bupati Karo yang diwakili staf ahli David Sinulingga, Rektor UMSU, Agussani, Rektor UINSU, Saidurrahman, dan Plt. Kanwil Kemenag, Tengku Darmansah.

PINTAR atau Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran adalah kelanjutan

Penyebarluasan Program PINTARMendikbud bersama Kepala Daerah, Rektor dan Kemenag Sumut Sepakati

dari Program Pelita Pendidikan. Kegiatannya berfokus pada tiga pendekatan, yaitu membangun praktik-praktik baik pembelajaran, budaya baca, manajemen dan kepemimpinan sekolah, mendukung pemerintah menyebarluaskan praktik-praktik baik, dan mendukung Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam pendidikan calon guru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyampaikan pentingnya penyebarluasan praktik-praktik baik dalam pendidikan.

Bersambung ke halaman 5

Siswa Kelas IV SDS GKPS sedang praktik bioenergi alternatif dengan kentang.

Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation, Belinda Tanoto bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saat penyerahan secara simbolis Modul Program PINTAR.

dok.Tanoto Foundation

dok.pribadi

PROVINSI SUMATERA UTARA

dok.SDS-GKPS

Page 2: Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mendapat inspirasi setelah mengikuti pelatihan Tanoto

Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) Tanoto Foundation, kini mulai melaksanakan kegiatan-kegiatannya di kabupaten dan kota mitra. Hal itu seiring dengan telah dipersiapkannya tenaga-tenaga terampil yang siap melatih dan melakukan pendampingan di sekolah-sekolah.

Pelatihan Fasilitator Daerah dan LPTK tingkat Provinsi Sumatera Utara pada Agustus 2018 lalu telah menghasilkan 128 orang fasilitator. Mereka telah dibekali dengan program-program peningkatan kualitas pendidikan, baik di Tingkat Sekolah Dasar maupun di Tingkat Sekolah Menengah Pertama.

Para fasilitator ini akan mulai melatih dalam Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Pelatihan Pembelajaran di Sekolah Mitra LPTK UMSU dan UINSU, dan Sekolah Mitra di Kabupaten Karo, Kabupaten Batu Bara dan Kota Pematangsiantar pada bulan Oktober dan November 2018 ini.*

2 3Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019 Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019

Oleh Sarwono, S.Pd.SD Tebing Tinggi - Selama ini saat mengajarkan materi sifat-sifat bangun ruang, guru menggunakan alat peraga bangun ruang yang sudah ada di sekolah. Cara ini dirasakan kurang mendorong imajinasi siswa dikarenakan minimnya proses mengalami dan mengekplorasi media pembelajaran yang digunakan. Karimmullah Saragih,S.Pd.SD guru

kelas V SDN 165717 Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mendapat inspirasi setelah mengikuti pelatihan Tanoto Foundation.

Di awal pembelajaran siswa dibentuk beberapa kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 orang. Selanjutnya guru memberikan tugas

kelompok untuk melakukan tugas praktikum. Siswa membawa bahan-bahan praktik yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan seperti tusuk sate atau lidi yang kedua ujungnya diruncingkan, busa kardus atau styrofoam, buah rimbang atau cepokak, dan plastisin atau lilin warna.

Setelah mereka membawa bahan tersebut, siswa diminta untuk menggambar bangun ruang di buku tulisnya, seperti prisma, balok, kubus dan limas.

Lalu siswa diminta membuat kerangka bangun ruang dengan menggunakan tusuk sate atau lidi dan sebagai titik sudut digunakan busa kardus atau buah rimbang. Setelah selesai membuat satu bangun ruang, siswa bereksplorasi membentuk bangun ruang lainnya.

Siswa diminta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dengan memaparkan bagian-bagian dari bangun ruang. Misalnya berapa jumlah tusuk sate atau lidi yang digunakan sebagai rusuk, berapa buah busa kardus yang digunakan sebagai titik sudut, berapa bangun datar yang terdapat pada bangun ruang sebagai sisinya.

Dengan mengeksplorasi bangun ruang yang dibuat sendiri, siswa terlihat lebih aktif dan kreatif. Siswa juga lebih mudah memahami sifat-sifat bangun ruang.

Memahami Sifat-Sifat Bangun Ruang dengan Media SederhanaPraktik Baik SDN 165717 Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

Praktik Baik SDN 010214 Tanah Merah Kab. Batubara

dok.SDN 165716

Siswa sedang praktik membuat media pembelajaran sederhana matematika, untuk memudahkan memahami sifat-sifat dari bangun ruang.

Siswa Pertama (1): “Hai......kami dari kelompok satu akan menjelaskan bagaimana perjalanan makanan melalui sistem pencernaan manusia. Berikut penjelasannya.”Siswa Kedua (2): “Hai...saya adalah mulut, saya terdiri dari gigi, lidah dan air ludah. Saya berfungsi untuk menghancurkan makanan agar ukurannya lebih kecil untuk ditelan”.Siswa Ketiga (3): “Hai...saya kerongkongan, saya berfungsi sebagai saluran untuk memindahkan makanan dari mulut ke lambung”.Siswa Keempat (4): “Hai...saya lambung, saya berfungsi sebagai penghasil pepsinogen”.Siswa Kelima (5): “Hai...saya usus halus, saya berfungsi sebagai penyerap nutrisi dalam makakanan dan minuman”.Siswa Keenam (6): “Hai...saya usus besar, saya berfungsi mengabsorpsi air dan mineral”.Siswa Ketujuh (7): “Hai...saya anus, saya berfungsi sebagai saluran pembuangan sisa metabolisme”.Semua siswa: “Sekian, terima kasih......”.

Oleh Tati Hariyanti, S.Pd.SD Batubara - Siswa kelas V SDN 010214 Tanah Merah, Kecamatan Air Putih, memasuki pembelajaran tema 3 Makanan Sehat, sub tema 4 Kreasiku. Pembelajaran dilakukan melalui diskusi kelompok. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan jumlah masing masing kelompok 7 orang. Mereka akan bertugas sebagai travel agent yang akan menjelaskan tentang perjalanan makanan.

Di awal pembelajaran, siswa mengamati gambar sistem pencernaan manusia dalam kelompok mereka masing masing. Guru memberi penjelasan dan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa. Selanjutnya, guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan

siswa dalam diskusi kelompoknya. Setiap kelompok bekerja sama membuat informasi tentang organ pencernaan manusia dari mulut hingga saluran pembuangan yang dilengkapi dengan gambar masing masing organ tersebut.

Selama kegiatan diskusi ini berlangsung, guru membimbing siswa menyelesaikan diskusi kelompoknya. Hal ini dilakukan agar semua kelompok dapat menyelesaikan tugas mereka dengan benar. Setiap kelompok membagi tugas kepada semua anggota kelompoknya

untuk menyelesaikan satu organ untuk satu orang. Dalam pembuatan gambar, guru juga mengarahkan siswa

agar ia menyesuaikan bentuk, ukuran dan juga warna, agar terlihat menarik dan sesuai, sehingga hasilnya tampak bagus. Setelah semua kelompok menyelesaikan diskusinya, maka tiap kelompok mempresentasikan ke depan kelas, dan saling memberi tanggapan antar kelompok. Presentasi yang mereka lakukan adalah dengan bermain peran sebagai travel agent. Mereka bertugas menjelaskan perjalanan makanan dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hingga anus.

Salah satu siswa bertugas sebagai narator dan enam siswa lainnya bertugas sebagai organ-organ pencernaan manusia. Melalui kegiatan bermain peran ini dapat membangun karakter siswa untuk berani, dan percaya diri serta menyukai pelajaran Sains. Kegiatan diakhiri dengan membuat kesimpulan.*

Bermain Peran “Travel Agent” Perjalanan Makanan dari Mulut hingga PembuanganDialog Peran Antar Siswa dalam Kelompok

Siswa Kelas V SDN 010214 Tanah Merah, bermain peran organ pencernaan manusia.

dok.SDN 010214

SCAN BARCODE LOCATION TF SUMUT OFFICE

SUMATERA UTARANewsletter PINTAR Sumatera Utara diterbitkan oleh Program PINTAR Tanoto Foundation wilayah Sumatera Utara untuk menunjukkan dan

menyebarkan praktik baik Pendidikan bersama dengan Mitra Program.

Penasehat: Stuart Weston, M. Ari Widowati, Anwar Holil.

Pemimpin Umum: Yusri Nasution. Pemimpin Redaksi : Mutazar.

Dewan Redaksi dan Reporter: Jepri Sipayung, Halim Simatupang, Tarwiyah, Sri Minda Murni, Abdi Immanuel Sinulingga, Nahri Kamaruddin,

Bobby Widanto, Siti Hajar, Ananda Fitri Nainggolan, Felly Ardan.

Relasi dan Kerjasama: Rimbananto. Data dan Statistik: Muliana. Operasional: Hendra Arifin Tobing. Finance: Dwi Ratih Yulianingrum.

Administrasi: Hanas Tindaon. Distribusi: Evan Sugiharto.

Alamat Redaksi: Komplek Wartawan, Jl. Satya Bakti No. 13. Kelurahan Pulo Brayan Darat II, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.

Sumatera Utara, Indonesia. Kode Pos : 20239. Telepon: (061) 8008 5448.

Website: www.tanotofoundation.org. Group FB: Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan.

Sekapur Sirih Redaksi

Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran

Page 3: Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mendapat inspirasi setelah mengikuti pelatihan Tanoto

4 5

“Tujuannya, agar semakin banyak sekolah yang dapat saling belajar dalam meningkatkan kualitas sekolahnya. Penguatan kepala sekolah memang saat ini menjadi prioritas garapan Kemendikbud khususnya untuk pelatihan manajerial. Tanoto Foundation bisa menularkan praktik baik kepala sekolah menjadi manajer yang berhasil,” ungkap Mendikbud pada pertemuan dengan Dewan Pembina Tanoto Foundation, Belinda Tanoto usai peluncuran Program PINTAR di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Belinda Tanoto, PINTAR dirancang untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar melalui program penguatan kapasitas pengelolaan dan kepemimpinan sekolah, peningkatan kualitas guru, serta partisipasi orang tua dan masyarakat.

“Kami di Tanoto Foundation percaya bahwa pendidikan berkualitas akan mempercepat munculnya kesetaraan peluang. Keyakinan kami turut diperkuat dengan hasil penelitian Mc Kinsey tahun 2017 bahwa program peningkatan kualitas guru dan kepemimpinan sekolah berdampak besar bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,” tukasnya.

Disela-sela acara peluncuran, Walikota Pematangsiantar, Hefriansyah Noor, mengungkapkan pihaknya menyambut baik Program Pintar hadir di kotanya, “Kami menyadari mengembalikan julukan Kota Pendidikan bagi Pematangsiantar bukan pekerjaan

mudah. Saya selaku walikota memiliki visi dan misi untuk mewujudkan Kota Pematangsiantar Mantap, Maju, dan Jaya. Sektor pendidikan menjadi salah satu prioritas maka kehadiran Tanoto Foundation dengan Program PINTAR sangat berarti dan kami memberikan apreseasi setinggi tingginya,” ujarnya.

Sementara Plt. Bupati Batubara RM. Harry Nugroho menyampaikan bahwa program PINTAR Tanoto Foundation merupakan program yang sangat dibutuhkan daerahnya saat ini, dalam membangun dunia pendidikan.

“Program PINTAR ini sangat kita butuhkan dalam membangun peningkatan kualitas pendididikan di Kabupaten Batubara, terutama program manajemen berbasis sekolah dimana peran kepala sekolah merupakan pilar terdepan dalam keberhasilan sekolah. Ke depan Pemerintah Kabupaten

Batubara akan mengembangkan Program PINTAR kesemua sekolah melalui sekolah inti dan sekolah imbas yang memanfaatkan fasilitator yang telah dilatih oleh Tanoto Foundation,” pungkasnya.

Plt. Kanwil Kemenag Sumut, Tengku Darmansah, menyatakan sangat menghargai upaya Tanoto Foundation. “Kami jajaran Kemenag Sumatera Utara sangat beruntung dapat menerima pelaksanaan program PINTAR. Hal ini selaras dengan program kami dalam meningkatkan kompetensi guru madrasah. Kami juga telah mewajibkan setiap guru madrasah melakukan upaya peningkatan kompetensi minimal setahun dua kali. Kami berharap porsi untuk madrasah bisa lebih ditingkatkan pada program ini ke depannya,” katanya.

Kepala SDN 010156 Seimuka, Batu Bara, Nurayani Sihite, yang menampilkan praktik baik di sekolahnya, berbagi pengalaman di stan pameran mewakili Sumatera utara. Menurutnya setelah siswa senang membaca, sekolah mulai menguatkan siswa untuk memahami isi buku yang mereka baca.

“Caranya dengan membuat kegiatan karya kreatif, seperti membuat piramida cerita, diorama tiga dimensi, dan buku hasil tulisan anak yang menceritakan isi buku yang sudah mereka baca. Kebiasaan membaca membuat siswa lebih mudah menuangkan pikirannya dalam tulisan,” tutupnya.*

Sambungan dari : Halaman 1

Sepakati Penyebarluasan Program PINTARMendikbud bersama Kepala Daerah, Rektor dan Kemenag Sumut

Oleh Lili Gusni, S.Pd.SD Batubara, Di sekolah kami, pembelajaran matematika kelas IV memasuki tema 3, subtema 2, pembelajaran 3 tentang pecahan. Saya menggunakan media kolase bergambar Pizza untuk membuat siswa berpikir imajinatif. Bahan media gambar Pizza dalam bentuk kolase pecahan ini terbuat dari kardus bekas, lem, kertas origami, dan manik-manik. Jika tidak ada kertas origami bisa diganti dengan kertas manila.

Cara membuatnya, tempelkan kertas origami pada kardus. Kemudian potonglah kardus dan kertas origami tersebut seperti bentuk pizza yang akan dijadikan kolase atau puzzle. Ukurannya bisa disesuaikan dengan keinginan. Agar lebih menarik, tempelkan manik-manik pada kertas origami berbentuk pizza tersebut.

Untuk mendorong siswa dapat bekerja sama dengan baik, mereka dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan tata letak kursi diatur agar mereka nyaman untuk saling berkomunikasi Media kolase Pizza tersebut kemudian digunakan untuk mengenalkan konsep pecahan sebagai pembagian dari satu benda. Misalnya 1/2 (setengah) didapat dari membagi 1 pizza menjadi 2 bagian sama besar. Lakukan hal yang sama untuk 1/3 dan 1/6. Dari sana bandingkanlah potongan pizza 1/2 dan 1/6. Lihat, jika pizza dipotong menjadi 6 bagian yang sama dan kita berikan kepada 2 orang dengan jumlah sama, ternyata masing-masing mendapat 3 potong pizza. Setelah siswa memahami konsep pecahan, setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil praktik memahami pecahan dengan

media kolase pizza. Selesai presentasi, saya meminta siswa menuliskan pemahaman mereka tentang pembelajaran pecahan dengan media kolase pizza dengan kata-katanya sendiri. Tujuannya agar ilmu yang mereka pahami dapat diikat dalam bentuk tulisan sehingga mereka lebih mudah mengingatnya.

Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pecahan, saya menugaskan siswa secara individu membuat laporan kegiatan pembelajaran pecahan dengan kolase pizza. Mereka juga diminta membuat soal cerita tentang pecahan dan menjawa menjawab sendiri soal cerita yang dibuatnya. Berikut adalah salah satu soal cerita yang dibuat oleh Cyntia Laura.

“Ibu membeli sebuah pizza kemudian pizza tersebut dipotong menjadi 4 bagian yang sama untuk dibagikan kepada 4 anaknya, berapa bagian untuk masing-masing anak?” Cyntia menjawab dengan memberikan ilustrasi gambar pizza yang dibagi empat dan menuliskan angka 1/4 pada gambar pizza yang dibagi empat.

Dari soal cerita dan jawaban yang dibuat siswa, saya dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa memahami materi pecahan. Hanya saja, kebanyakan siswa hanya menuliskan laporan kegiatan atau membuat pecahan secara langsung,

mereka masih kesulitan membuat soal cerita. Ini menjadi catatan saya untuk memperbaiki pembelajaran ke depan.

Hasil karya siswa yang selesai dibuat dipajangkan di dinding kelas. Tinggi pajangan dan jarak pandang harus diatur agar bisa dijangkau oleh siswa sehingga mereka dapat dengan mudah melihatnya. Pemajangan ini dilakukan juga sebagai bentuk apresiasi kepada siswa atas hasil karya pembelajaran mereka.

Praktik Baik SDN 010216 Sipare-pare Kab. Batubara

Praktik Baik MIS Amaliyah Kota Pematangsiantar

Siswa Kelas IV SDN 010216 Sipare-Pare sedang menggunakan media kolase pizza untuk memudahkan mereka belajar tentang Pecahan.

Berpikir Imajinatif dengan Kolase Pizza

“““kami di Tanoto Foundation percaya bahwa Pendidikan

berkualitas akan mempercepat munculnya

kesetaraan peluang”.Belinda Tanoto

Oleh Ramadhan, S.Pd.I Pematangsiantar, Bagi anak bermain dapat membantu mengembangkan imajinasi, kreativitas, kemampuan dalam memecahkan masalah, dan meningkatkan keterampilan sosial.

Hal ini menjadi salah satu fokus praktik baik di MIS Amaliyah Kota Pematangsiantar melalui pembelajaran IPA kelas III. Pembelajaran dimulai dengan memberikan permainan

untuk menumbuhkan semangat siswa mengikuti pembelajaran tentang energi gerak.

Permainan yang dilakukan adalah siswa membuat perahu othok-othok secara berkelompok. Alat dan bahan praktik yang digunakan, seperti kaleng bekas minuman, kotak minuman tahan air, sedotan, lem, gunting, dan lilin.

Kegiatan diawali dengan membuat badan perahu menggunakan kotak

minuman, dengan sisi atas kotak terbuka untuk menempatkan kaleng yang telah dibentuk seperti kantong tertutup rapat kedap udara untuk menjepitkan dua buah sedotan yang menjadi saluran uap panas air.

Kemudian pada bagian bawah badan perahu dibuat lubang untuk memasukkan sedotan dan ditutup kembali agar perahu tidak bocor.

Kemudian perahu ditempatkan di atas air. Masukkan lilin yang telah menyala untuk memanaskan air sehingga

menyampaikan bahwa energi gerak pada perahu othok-othok berasal dari energi uap air, perubahan yang terjadi adalah energi panas yang timbul akibat pembakaran oleh lilin sebagai bahan bakar menjadi energi gerak.

Dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa tampak mereka mampu memahami perubahan energi pada perahu othok- othok, siswa mengalami, berinteraksi, berkomunikasi, dan merefleksikan hasil dari yang mereka diskusikan dengan penuh semangat dan dapat mencapai tujuan akhir dari pembelajaran.*

Belajar Energi Gerak dengan Perahu Othok-Othok

Siswa sedang praktik Energi Gerak dengan Perahu Othok-Othok.

dok.MIS Amaliyah

dok.SDN 010216

Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019 Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019

berubah menjadi uap panas yang telah bersirkulasi di dalam kaleng secara terus menerus sehingga menciptakan energi gerak. Saat perahu bergerak terdengar bunyi othok - othok yang menandakan uap panas di dalam kaleng memberi energi untuk menggerakkan perahu.

Setelah semua siswa berhasil mempraktikkannya, guru meminta siswa untuk mempresentasekan hasil karyanya di depan kelas. Siswa yang lain menanggapi dengan dipandu oleh guru.

Pada akhir sesi presentasi siswa, guru

Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran

Salah satu hasil karya Siswa

Page 4: Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mendapat inspirasi setelah mengikuti pelatihan Tanoto

disetujui, selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada orang tua siswa tentang keberangkatan ke taman hewan.

Pada hari pelaksanaan kunjungan, guru memperkenalkan taman hewan dan menyampaikan aturan saat siswa mengamati hewan. Sebagai panduan pengamatan, semua siswa mendapatkan lembar kerja (LK). Walaupun pengamatan dilakukan secara berkelompok tetapi setiap siswa mendapat LK untuk memandu mereka melakukan pengamatan hewan.

6 7

Oleh Nurhafni Sari, S.PdPematangsiantar, Saya menerapkan MIKIR dalam pembelajaran IPA kelas V, yakni melakukan pengamatan terhadap adaptasi diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup. Saya menggunakan media taman hewan yang ada di Kota Pematangsiantar.

Siswa ditugaskan untuk mengamati penyesuaian bentuk tubuh hewan terhadap jenis makanan, adaptasi terhadap jenis habitat, adaptasi fungsi alat tubuh pada kondisi lingkungannya, serta adaptasi tingkah laku hewan di tempat yang baru. Hal ini secara langsung dapat diamati oleh siswa dalam lingkungan yang terkontrol dan aman di

taman hewan.

Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, guru kelas terlebih dulu membuat persiapan seperti menentukan waktu berkunjung, membuat skenario pembelajaran, lembar kerja, mengatur keberangkatan, dan sampai selesai pelaksanaan kegiatan.

Setelah rangkaian persiapan selesai disusun, guru kelas menyampaikan rencana ini kepada kepala sekolah untuk mendapat persetujuan. Setelah

Siswa SDN 122378 Kota Pematangsiantar sedang melaksanakan kunjungan ke Taman Hewan untuk melaksankan praktik pengamatan langsung penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.

Para siswa menunjukkan LK hasil pengamatan hewan. LK tersebut akan ditandatangani oleh orang tua Siswa sebagai bukti pelaksanaan pembelajaran di luar lingkungan sekolah.

Siswa sedang mengidentifikasi arti dan manfaat rambu - rambu lalu lintas.

Guru mengamati dan mengawasi serta memberikan refleksi terhadap kegiatan siswa pada saat pelaksanaan pengamatan hewan.

Praktik Siswa Pengamatan Langsung di Taman Hewan Praktik Baik SDN 122378 Kota Pematangsiantar

Praktik Baik SDN 048232 Kabanjahe Kab. Karo

“Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya”

Belajar Rambu-Rambu Lalu Lintas

Siswa mengerjakan LK dengan kelompoknya masing - masing. Guru lebih banyak mendampingi dan memandu siswa melakukan kegiatan sesuai dengan aturan yang disampaikan. LK yang telah dikerjakan siswa ditandatangani oleh orang tuanya yang dikumpulkan pada hari berikutnya.

Sekembalinya di kelas, siswa diminta berdiskusi di kelompok untuk berbagi hasil pengamatan mereka dan mempresentasikannya. Saya melihat siswa berhasil mengelompokkan hewan berdasarkan cara memperoleh makanan yang dibedakan seperti hewan herbivora

Pembelajaran ini saya terapkan setelah mendapat

pelatihan dari Tanoto Foundation tentang praktik baik pembelajaran dengan

menggunakan unsur pembelajaran aktif “MIKIR”

(mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi).

Oleh Aisha Bella Fitri, S.PdKaro, Unsur belajar aktif MIKIR, saya terapkan pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKN). Siswa belajar tentang arti dan manfaat rambu-rambu lalu lintas, serta hak dan kewajiban dalam mematuhi rambu rambu lalu lintas. Sehari sebelum pembelajaran, saya menugaskan siswa mempersiapkan gambar rambu-rambu lalu lintas.

Di awal pembelajaran saya bertanya kepada siswa tentang rambu-rambu lalu lintas yang ada di sekitar

atau pemakan daun seperti sapi, kerbau, dan gajah. Hewan karnivora atau pemakan daging seperti harimau, singa, dan macan. Hewan omnivora pemakan segalanya seperti ayam, angsa, dan burung.

Selanjutnya perubahan anggota tubuh dan adanya perubahan tingkah laku dalam melindungi diri, seperti perubahan bentuk paruh dan kaki burung atau unggas lainnya. Hewan lainnya seperti Unta yang habitatnya di gurun pasir yang gersang dan panas, maka punuk unta yang digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan

lingkungan mereka. Siswa satu persatu menyebutkan rambu-rambu lalu lintas yang pernah di lihatnya.

Selanjutnya saya meminta siswa mengidentifikasi lebih rinci empat jenis rambu- rambu lalu lintas melalui informasi yang saya berikan. Pertama, Rambu Peringatan, rambu ini berfungsi untuk memberikan peringatan kepada para pengemudi

bahwa di depan akan di temukan sesuatu yang harus diwaspadai. Misalnya jalan menurun. Rambu ini berwarna latar kuning, tulisan atau gambar berwarna hitam.

Kedua Rambu Larangan, rambu ini berisi tentang larangan-larangan. Jika bertemu rambu ini pengguna jalan tidak boleh melakukan sesuatu misalnya larangan parkir. Rambu ini berlatar putih, gambar dan tulisan berwarna merah dan hitam. Ada juga rambu berwarna putih dengan gambar dan tulisan hitam itu artinya adalah batas akhir larangan.

Ketiga Rambu Perintah, rambu ini berisi tentang perintah yang harus di lakukan

rambu-rambu lalu lintas secara berkelompok. Setelah itu siswa mendiskusikan lagi tentang hak dan kewajiban pengguna jalan berlalu lintas. Setelah didiskusikan, setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas. Kelompok lainnya mengamati dan memberi tanggapan. Kemudian bersama guru mengevaluasi dan merefleksi kembali hasil karya siswa pada pembelajaran.

“Dengan belajar rambu lalu lintas, saya dapat memahami pentingnya mematuhi peraturan dan keselamatan berlalu lintas,” kata salah seorang siswa.

oleh pengguna jalan contoh ada rambu berlatar biru dengan panah ke kiri artinya pengguna jalan wajib mengikuti arah kiri. Rambu perintah ini berbentuk bundar dengan latar biru dan gambar putih dan merah.

Keempat Rambu Petunjuk, rambu ini berfungsi untuk menunjuk sesuatu, arah, dan tujuan. Setelah memahami empat jenis rambu lalu lintas, siswa saya ajak untuk mengamati bahan-bahan rambu lalu lintas yang sudah dibawanya secara berkelompok.

Mereka mengambil beberapa gambar rambu-rambu lalu lintas kemudian mendikusikan tentang arti dan manfaat

dok.SDN 122378

dok.SDN 122378

dok.SDN 048232

dok.SDN 122378

makanan dan juga lemak. Kaki unta panjang agar unta tidak terperosok berjalan di pasir.

Di akhir pembelajaran, saya melakukan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal – hal yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran pengamatan hewan ini. Hasil refleksi tersebut, saya gunakan sebagai masukan bagi perbaikan pembelajaran berikutnya.

Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019 Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019

Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran

Page 5: Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mendapat inspirasi setelah mengikuti pelatihan Tanoto

8 9

Memanfaatkan Bahan Bio ‘Kentang’ sebagai Energi AlternatifPraktik Baik SD Swasta GKPS

dari lima orang perkelompok. Kemudian guru membagikan bahan percobaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bahan praktik tersebut adalah 2 buah kentang segar yang besar, 1 buah bohlam kecil, kabel panjang sekitar 1 meter, 4 buah penjepit buaya, 1 buah lempengan tembaga, dan 1 buah lempengan seng.

Selanjutnya setiap kelompok diberi tugas untuk menusukkan lempengan tembaga dan seng ke dalam kentang dengan jarak beberapa sentimeter atau jangan disatukan. Guru memandu para siswa saat menggunakan penjepit buaya. “Caranya, salah satu penjepitnya dihubungkan dengan lempengan dan penjepit yang lain dihubungkan dengan bola lampu,” kata guru. Demikian dilakukan untuk semua kentang. Setiap kelompok diminta untuk mengamati hasil percobaannya.

Jika nyala lampu belum kelihatan, siswa diminta mencoba membalik kentangnya. Jika lampunya belum menyala juga

maka masing-masing kelompok boleh menambahkan kentang lagi dan melakukan cara yang sama seperti sebelumnya.

Kelompok siswa yang berhasil menyalakan lampu dengan energi kentang diminta untuk memberikan penjelasan terhadap hasil percobaannya. Dari hasil presentasi, kelihatan semua siswa senang karena mampu memanfaatkan bahan bio untuk mendapatkan energi alternatif.

Catatan untuk ide pembelajaran lainnya: Sediakan 2-4 jenis buah yang berbeda. Di awal pembelajaran siswa tidak diberitahu buah-buahan yang mengandung energi listrik tetapi diminta memperkirakan dulu buah-buahan itu mengandung listrik atau tidak? Apa alasannya? Hal ini untuk melatih siswa membuat hipotesis. Mereka akan menemukan jawabannya melalui proses percobaan yang akan dilakukan. Termasuk menemukan buah yang paling tinggi kandungan energi listriknya.

Sambungan dari Halaman 1

Persiapan Pelatihan

Pendataan Awal Sekolah PINTAR menggunakanEGRA dan EGMA Instrumen Standar Internasional

Sambungan dari halaman 1

Siswa menghubungkan kabel dengan lempengan yang ditusukkan pada kentang kemudian dihubungkan dengan lampu .

dok.SDS-GKPS

Sumatera Utara, Program PINTAR Tanoto Foundation telah melaksanakan Baseline (pendataan awal) sebelum program dimulai di seluruh sekolah mitra di provinsi Sumatera Utara.

Pengambilan data dilakukan secara menyeluruh baik melalui observasi sekolah, wawancara kepala sekolah, guru dan komite sekolah, penilaian yang dilakukan untuk melihat kemampuan membaca serta kemampuan matematika siswa di kelas awal.

Pengambilan data menggunakan instrumen standar internasional yakni EGRA (early grade reading assessment) dan EGMA (early grade mathematic assessment). Kegiatan tersebut dilakukan bagi siswa SD dan MI, terutama siswa kelas awal. Sekolah dan Madrasah Mitra terpilih se-Kabupaten/ Kota, kemudian diambil sampel yang mewakili gambaran umum sekolah mitra di daerah tersebut.

Untuk setiap daerah dipilih 3 SD, 1 MI, 2 SMP dan 1 MTs, sedangkan mitra LPTK dipilih 2 SD dan 2 MI. EGRA

dan EGMA digunakan oleh Program PINTAR dikarenakan dianggap mampu mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa di kelas awal dalam membaca dan berhitung. Dari data-data

yang telah dihimpun dapat diketahui persoalan yang dihadapi siswa dalam membaca dan matematika, sehingga dapat disusun desain program untuk membantu mengatasi hal tersebut.

dok.Enumurator

“Mengapa Simulasi Itu Sangat Penting ?”Prof. Dr. Sri Minda Murni, M.S

Koordinator Pengembangan LPTK Tanoto Foundation Sumatera Utara

Siswa sedang mengikuti asesmen EGMA untuk mengukur kemampuan matematikanya.

Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019 Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019

unit yang sama dengan pasangan fasilitator yang sama, dinamika yang muncul pada saat persiapan tetap ada. Keadaan ini menjadikan persiapan sebagai kegiatan yang dinamis dan disenangi, dan pada umumnya mampu merekatkan hubungan emosional antara fasilitator dan meningkatkan pemahaman mereka atas substansi isi modul maupun langkah-langkah menyampaikannya.

Diskusi Kelompok dan Membuat Catatan Penting

Pada saat persiapan, para fasilitator diminta berdiskusi dan membuat catatan-catatan. Kalimat - kalimat yang bersifat multi interpretasi wajib didiskusikan untuk menghasilkan persepsi tunggal mengenai semua hal. Oleh karena itu sangat penting bagi para fasilitator untuk mempelajari setiap unit secara bersama-sama sebelum berbagi tugas mengenai siapa mengampu unit yang mana. Dengan cara itu, sejak awal para fasilitator memahami bahwa setiap orang bertanggungjawab atas semua unit bukan hanya unit yang diampunya.

Kegiatan memahami setiap unit diikuti dengan kegiatan kedua yakni memahami dan mempratekkan langkah-langkah mengampu setiap unit. Isi modul dan slide yang digunakan bersifat standar sehingga setiap fasilitator diharapkan mematuhi langkah-langkah yang telah ditetapkan. Adakalanya penugasan mengampu unit dipertukarkan di kalangan fasilitator manakala mereka merasa lebih nyaman membawa unit berbeda dari yang semula ditugaskan.

Simulasi Pelatihan

Kegiatan ketiga adalah menyiapkan seluruh Handout atau Lembar Kerja (LK) dan Informasi Tambahan (IT) yang dibutuhkan untuk setiap unit. Fasilitator memastikan bahwa jumlah masing-masing LK dan IT sesuai dengan kebutuhan peserta. Penghitungan jumlah eksemplar yang dibutuhkan kadang kala rumit sehigga perlu kehati-hatian. Kepastian akan ketersediaan LK sesuai eksemplar yang diperlukan merupakan salah satu bukti persiapan yang matang. Kurangnya LK akan menghambat jalannya pelatihan.

Kegiatan keempat adalah memastikan ketersedian ATK untuk keperluan pelatihan. ATK yang diperlukan pada umumnya adalah spidol, masking tape, kertas flipchart, post-it, kertas meta-plan, lem dan gunting. Semua keperluan ATK harus dipersiapkan untuk masing-masing meja sehingga tidak terjadi kegaduhan dan keterlambatan pengerjaan tugas dari waktu yang disediakan.

Berbagi Tugas dalam Pelatihan (Berbagi peran)

Tahap persiapan juga digunakan untuk membagi tugas di antara fasilitator yang sedang tidak mengampu unit. Tugas dimaksud adalah mendampingi meja pada saat peserta mengerjakan Lembar Kerja untuk memastikan mereka berada on the right track dalam mengerjakan lembar Kerja. Tugas lain yang perlu dipergantikan adalah menjadi penanggungjawab penayangan slide. Ada 5 klassifikasi tayangan pada setiap unit yakni I (Introduction), C (Connection), A (Application), R (Reflection), dan E (Extension). Pada

umumnya slide yang masuk dalam kategori C (Connection) memerlukan respon peserta untuk ditulis pada slide agar difahami secara bersama-sama dan agar respon yang sama tidak terulang.

Tugas membagi HO/LK dan IT juga memerlukan efisiensi sehingga perlu dipergantikan di kalangan fasilitator. Kesigapan membagikan HO/LK memnerikan tanda keberhasilan persiapan.

Refleksi (Saling memberikan umpan balik)

Refleksi merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah persiapan pelatihan. Setiap fasilitator sangat memerlukan masukan dari fasilitator lain agar performa yang bersangkutan pada saat pelatihan memenuhi standar.

Namun refleksi pada saat persiapan pelatihan bukan untuk ajang perdebatan dan para fasilitator sebaiknya mencoba menerima refleksi atas kelemahan diri sendiri ketimbang menolaknya dengan berbagai argumentasi. Komunikasi yang positif dan saling mendukung

sangat penting pada sesi refleksi. Masukan yang diberikan sebaiknya dimulai dari penyampaian kekuatan simulasi. Kritik terhadap kelemahan yang ditemukan sebaiknya disampaikan dalam bahasa yang akrab dan mudah difahami. Fasilitator sebaiknya memiliki sikap terbuka dan berfikir positif satu sama lain. Fasilitator yang dapat memanfaatkan tahap refleksi dengan baik akan berkembang kompetensi personal dan sosialnya.

Penyiapan Ruangan (Peserta memajangkan hasil diskusi kelompok di dinding ruang pelatihan)

Tahap persiapan juga digunakan untuk penyiapan ruangan. Setelah kegiatan di ruang meeting selesai, fasilitator menuju ruang pelatihan. Mapel utama yang dilatih dalam program Pelita Pendidikan ada lima yakni : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggeris, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Matematika.label dibuat sesuai jumlah peserta yang duduk di 1 meja. Kadangkala beberapa label diperlukan untuk 1 mapel yakni; Bahasa Indonesia

1, Bahasa Indonesia 2, dst. Bila terjadi demikian fasilitator akan memastikan peserta yang akan duduk di tiap meja.Pada umumnya pertimbangan yang diberlakukan adalah agar seorang peserta tidak duduk dengan peserta yang berasal dari sekolah yang sama. Pelabelan ini penting sekali untuk menjamin efisiensi pelatihan. Pelabelan di papan atau dinding pajangan juga perlu dilakukan pada saat persiapan pelatihan. Berhubung karena setiap kelompok akan memajangkan hasil karya mereka pada saat mengikuti unit pelatihan, penempatan pajangan harus diatur sedemikian rupa agar hasil karya satu kelompok dapat dipajangkan secara rapi di tempat yang sama.

Penutup

Peran persiapan pelatihan sangat penting. hampir sama dengan pelatihan itu sendiri. Oleh karena itu penting sekali bagi penanggungjawab pelatihan untuk memastikan bahwa persiapan pelatihan berjalan sesuai dengan taget yang ditetapkan.*

Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran

Page 6: Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mendapat inspirasi setelah mengikuti pelatihan Tanoto

pada Tumbuhan. Saya membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk mencari dan membahas informasi yang diperoleh dari berbagai sumber belajar, seperti internet, buku paket, atau buku bacaan. Siswa diberi keleluasaan untuk mencari, membuat dan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan.

Melihat siswa yang begitu antusias untuk mencari informasi, memberikan nilai tambah pada proses belajar dimana siswa jadi lebih aktif secara individu dan produktif secara berkelompok.

10 11

Oleh Bonardo Lumbanraja, S.Pd Batu Bara, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VIII di sekolah kami memasuki bab yang kedua dengan tema Mobilitas Sosial. Unsur pembelajaran aktif MIKIR atau mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi yang kami peroleh dari pelatihan Tanoto Foundation, sangat baik dilaksanakan dalam proses pembelajaran karena melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan dimulai dengan menyampaikan materi yang akan dilaksanakan dan tujuan dari proses pembelajaran tersebut. Saya mengajukan pertanyaan untuk mengajak mereka “Curhat Pendapat”. Pertanyaannya, apakah pengertian dari mobilitas sosial? Siswa diberi kesempatan selama tiga menit untuk memikirkan serta menyampaikan ide maupun gagasannya tentang pengertian mobilitas sosial.

Kegiatan dilanjutkan dengan siswa mencari informasi tentang contoh nyata bentuk-bentuk mobilitas sosial. Melalui pencarian di internet, siswa

menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo yang berkecimpung di dunia politik terus mengalami mobilitas sosial yang bersifat vertikal naik. Mulai dari menjadi walikota, gubernur, sampai menjabat presiden.

Sedangkan contoh mobilitas horizontal yang pernah dialami oleh tokoh politik perempuan, seperti Ibu Khofifah Indar Parawansa yang pernah menjabat Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada masa pemerintahan Joko Widodo, dan beberapa contoh lainnya.

Langkah selanjutnya adalah kegiatan praktik, yaitu dengan metode wawancara. Guru membagi siswa ke

dalam lima kelompok. Siswa dibekali dengan pertanyaan untuk responden. Hal penting yang perlu ditanyakan adalah perubahan status sosial apa saja yang pernah dialami oleh responden. Dalam hal ini siswa diminta untuk mewancarai para guru di sekolah.

Setelah wawancara para siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyimpulkan dan menyajikan informasi yang sudah didapat.

Para siswa menemukan guru yang mengalami mobilitas vertical dan ada juga mobilitas horisontal. “Ada guru yang sebelumnya menjadi guru honorer, sekarang sudah diangkat menjadi guru PNS. Guru tersebut mengalami mobilitas vertical,” kata salah seorang siswa dalam presentasinya.

Para siswa terlihat menikmati pembelajaran dengan penerapan pola MIKIR. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan refleksi serta penguatan oleh guru dengan menyebutkan status sosial bukan didasarkan kekayaan atau harta melainkan status yang sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Identifikasi Mobilitas Sosial dengan Pola MIKIRPraktik Baik SMPN I Lima Puluh Kab. Batubara

Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok mobilitas sosial bapak Sukanto Tanoto melalui pengamatan profil di internet yakni website www.tanotofoundation.org.

Siswa melakukan pengumpulan informasi melalui berbagai sumber belajar seperti internet yang mendorong siswa belajar aktif.

sekolah. Berlanjut ke tahap berikutnya yakni pembiayaan pembangunannya. Siswa-siswi yang beragama Islam mempunyai kegiatan Infaq setiap minggu yang bertepatan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam di setiap kelas sebagai modal dasar pembangunan mushola.

Dari rencana pembiayaan pembangunan mushola, kas awal yang tersedia berasal dari infaq sebesar Rp. 2.400.000. Mengingat keperluan pembiayaan yang cukup banyak, maka munculah inisiatif dari guru-guru dan sebagai inisiator ibu Ida Nursanti, guru kelas IA. Dia mulai mengumpulkan sumbangan sukarela.

Hal ini terus berlanjut hingga menggerakkan sumbangan dari orang tua wali murid serta masyarakat sekitar.

Bersama Masyarakat Sekolah Bangun MusholaPraktik Baik MBS SDN 014715 Tanjung Seri Kab. Batubara

Sekolah menerima bantuan pembiayaan pembangunan mushola dari siswa, wali murid dan masyarakat sekitar.

Oleh Pristiwarni, S.Pd.iBatu Bara, Setahun lalu Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara telah menyanangkan mengaji Al-Quran menjadi ekstra kurikuler (ekskul) di sekolah. Saya selaku guru Pendidikan Agama Islam mencoba untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan membuat program ekskul mengaji. Tentunya setelah dikoordinasikan dan disetujui oleh kepala sekolah serta komite sekolah. Langkah selanjutnya, sekolah menyurati orang tua dan wali murid untuk memberitahukan bahwa program tersebut akan dijalankan setiap hari setelah jam pelajaran sekolah.

Dalam kegiatan ekskul mengaji, materi yang diterapkan meliputi sholat dzuhur berjamaah, mengaji Iqra’ dan Al-Qur’an, tajwid, ibadah, aqidah dan pengetahuan agama. Bermula dari kegiatan ekskul inilah munculnya gagasan rencana pembangunan mushola sekolah, mengingat adanya jadwal rutin sholat dzuhur berjamaah.

Selama ini para siswa melaksanakan sholat dzuhur berjamaah di dalam kelas, sementara kelas yang digunakan untuk sholat merupakan kelas yang dipakai juga untuk belajar. Dari pertimbangan tersebut, saya menyampaikan perlunya dibangun mushola kepada kepala sekolah Ibu Misrawati S., S.Pd. Lokasi pembangunan mushola pun ditentukan, di antara kantor dan rumah dinas

Ada yang menyumbang material bangunan, pohon kelapa. Berita rencana pembangunan mushola ini juga di dengar oleh Kasie Pendis Kemenag Batu Bara, Bapak Sahidin. Beliau ikut serta berpartisipasi, akhirnya dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp. 6.817.000. Dana tersebut lebih dari cukup untuk membiayai pembangunan mushola karena tenaga untuk membangun dikerjakan bersama oleh orang tua. Bahkan masih tersisa dana Rp. 800.000.

Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan sarana pendukung lainnya, seperti toilet, tempat wudhu, sajadah, lampu, kipas angin, pengeras suara, dan lain-lainnya. Usaha dalam memenuhi kebutuhan tersebut, guru tetap menjalankan Infaq setiap kali pertemuan Pelajaran Pendidikan Agama Islam di setiap kelas.

Pada awal September 2018 pembangunan mushola pun rampung. Kegiatan ekskul mengaji berjalan dengan baik di tempat yang baru. Penggunaaan mushola untuk sholat dzuhur juga rutin dilaksanakan secara bergantian setiap kelas.

Diharapkan hal ini dapat mendorong kemajuan di sekolah dari segi pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, yang berimbas pada pembinaan karakter dan akhlak siswa.

Oleh Prananda Keliat, S.Pd

Karo, Di sekolah kami, rata-rata jumlah siswa per kelas lebih dari 32 orang siswa. Jumlah siswa yang banyak menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk tetap dapat memfasilitasi pembelajaran berkualitas secara merata kepada semua siswa. Saya terus mencari metode-metode belajar yang mampu mengaktifkan siswa. Saya mencoba menerapkan unsur belajar aktif MIKIR dalam pembelajaran IPA di Kelas IX yang belajar Sistim Reproduksi

Mereka mencari bahan bacaan dan video tentang sistim reproduksi pada tumbuhan. Informasi yang diperoleh siswa dilaporkan menggunakan program power point yang dipresentasikan menggunakan perangkat komputer dan infokus.

Hasil pengumpulan informasi didiskusikan secara berkelompok dan dipresentasikan di depan kelas. Seperti yang terlihat pada salah satu kelompok mereka membahas sistim reproduksi tumbuhan melalui penyerbukan dengan

Guru Bukan Sumber Informasi Utama dalam Kegiatan Belajar

Praktik Baik SMP Swasta Masehi Kabupaten Karomemberikan beberapa jenis bunga alami kepada kelompok yang lain untuk diamati secara bersama-sama. Selanjutnya salah seorang siswa menjadi juru bicara menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. “Peristiwa penyerbukan terjadi dikarenakan menempelnya serbuk sari ke kepala putik,” kata salah seorang siswa dalam presentasinya.

Presentasi berlanjut memperlihatkan struktur dan fungsi dari bagian-bagian bunga tersebut. Anggota kelompok lain memberikan tanggapan dalam mengenali bagian-bagian bunga.

Dari hasil presentasi terlihat bahwa tidak selamanya guru menjadi sumber informasi utama dalam kegiatan belajar. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami langsung dalam menggali informasi belajar adalah suatu praktik belajar yang baik dan menciptakan situasi belajar yang aktif.

dok.SDN 014715

dok.SMPN I Lima Puluh

Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019 Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019

Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran

Page 7: Penyebarluasan Program PINTAR...Hulu Kota Tebing Tinggi, berupaya menciptakan cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mendapat inspirasi setelah mengikuti pelatihan Tanoto

Edisi I : Desember 2018 - Februari 2019

Peta Mitra Program PINTAR Tahun I (Pertama) Wilayah Sumatera Utara

Kota Pematangsiantar13 SD & 3 MI tersebar di 3 KecamatanKec. Siantar Utara, Kec. Martoba dan Kec. Sitalasari 6 SMP & 2 MTS tersebar di 4 KecamatanKec. Siantar Selatan, Kec. Siantar UtaraKec. Siantar Martoba, Kec. Siantar Marihat

Kabupaten Karo13 SD & 3 MI tersebar di 3 KecamatanKec. Brastagi, Kec. KabanjaheKec. Tiga Panah 6 SMP & 2 MTS tersebar di 3 KecamatanKec. Berastagi, Kec. BarusjaheKec. Kabanjahe

Kabupaten Batu Bara16 SD & 4 MI tersebar di 3 KecamatanKec. Sei Suka, Kec. Air PutihKec. Lima Puluh 6 SMP & 2 MTS tersebar di 3 KecamatanKec. Sei Suka, Kec. Air PutihKec. Lima Puluh

Sekolah Mitra LPTK UMSU & UINSU8 SD & 4 MI tersebar di Kota Medan3 SMP & 3 MTS tersebar di Kota Medan

Fasilitator Daerah, disetiap Kota dan Kabupaten : 6 Fasda MBS SD/MI, 10 Fasda Pembelajaran SD/MI, 6 Fasda MBS SMP/MTs

10 Fasda PembelajaranFasilitator Daerah LPTK :

12 Orang Fasda UMSU & 12 Fasda UINSU

Temukan Pengalaman Praktik Baik, Program PINTAR Tanoto Foundation Pembelajaran Aktif, Manajemen Berbasis Sekolah, dan Budaya Baca, serta Pengembangan Calon Guru di LPTK

FORUM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

Menunjukkan dan Menyebarkan Praktik Baik

Mitra Program

Sumatera UtaraLPTK Mitra:

Daerah Mitra:UMSU

KABUPATENKARO

UINSU

KOTAPEMATANGSIANTAR

KABUPATENBATU BARA

Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran