PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT...

87
PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT PENGGUGUR KANDUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA INDONESIA DAN HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: Andhika Yudho Prasetyo NIM: 1110045100007 KONSENTRASI PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Transcript of PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT...

Page 1: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT PENGGUGUR

KANDUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

INDONESIA DAN HUKUM PIDANA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Andhika Yudho Prasetyo

NIM: 1110045100007

KONSENTRASI PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati
Page 3: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati
Page 4: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati
Page 5: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati
Page 6: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Andhika Yudho Prasetyo

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 24Februari 1993

3. Alamat : Komp. RC Hankam No.102 RT 001 RW

005, Kelurahan Parigi Lama, Kecamatan

Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, 15224,

Banten.

4. Telepon : 087774546906

5. E-mail :[email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. TK RA Bintaro Tahun 1997-1998

2. SD Negeri Jombang IV Tangerang Tahun 1998-2004

3. SMP Negeri 29 Jakarta Selatan Tahun 2004-2007

4. SMA Negeri 87 Jakarta Selatan Tahun 2007-2010

5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2014

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota OSIS SMPN 29 Jakarta 2005-2007

2. Anggota OSIS SMAN 87 2008-2009

3. Anggota Blazer Indonesia Club 2012-2014

Page 7: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

ii

4. Divisi Fotografi Blazer Indonesia Club Tangerang 2013-2014

5. Anggota Progress Jakarta 2012-2014

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar E-Trading Workshop Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 2011.

2. Seminar Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi

dan Fiqh Jinayah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,

2011.

3. Seminar Launching Gerakan Nasional Mahasiswa dan Pelajar Mandiri

Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah, Jakarta, 2012.

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Rudi Hadiprayitno, S.H

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 2 November 1963

3. Ibu : Priati Soemasno

4. Tempat/Tanggal Lahir : Surakarta, 11 Desember 1963

6. Alamat : Komp. RC. Hankam No.102 RT 01 RW

06, Kelurahan Parigi Lama, Kecamatan

Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, 15224,

Banten.

7. Anak ke dari : 2 dari 3 bersaudara

Page 8: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

iii

ABSTRAK

Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai penyalahgunaan obat

yang digunakan sebagai alat untuk menggugurkan kandungan. Dalam skripsi ini

penyalahgunaan obat sebagai alat penggugur kandungan memiliki ketentuan

hukum dari perspektif hukum pidana Indonesia dan hukum Pidana Islam. Skripsi

ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum pidana Indonesia

dan hukum pidana Islam tentang penyalahgunaan obat sebagai alat penggugur

kandungan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berarti penulis tidak

menggunakan sample. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan,

penulis melakukan pengidentifikasian secara sistematis dari sumber yang

berkaitan dengan objek. Setelah data diperoleh penulis menganalisis secara

yuridis normatif data yang diperoleh terhadap objek kajian.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyalahgunaan obat dalam

pengguguran kandungan menurut hukum pidana Indonesia dan hukum pidana

Islam dikenakan hukuman terhadap dokter, orang yang membantu dalam

pengguguran kandungan, orang yang menggugurkan kandungan dengan hukuman

yang berbeda-beda. Hukuman terberat dari hukum pidana Indonesia yakni penjara

dan denda Rp. 1.000.000.000,- terhadap pelaku, dan dalam hukum pidana Islam

dikenakan hukuman Ta’zir.

Kata kunci: pengguguran kandungan, Ta’zir

Pembimbing : Dr. Abdurahman Dahlan, M.A

Daftar Pustaka : Tahun 1987 s.d Tahun 2011

Page 9: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

iv

الرحيم الرحمن هللابســـــــــم

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan

segala rahmat, karunia, rezeki, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyalahgunaan Obat Sebagai Alat

Penggugur Kandungan dalam Perspektif Hukum Pidana Indonesia dan

Hukum Pidana Islam” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman

kegelapan ke zaman yang terang-benderang.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan,

bantuan, bimbingan, semangat, dan doa dari orang-orang terbaik yang ada di

sekeliling penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyana, MA Dekan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 10: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

v

2. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Dekan Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga

selama perkuliahan.

3. Dra. Maskufah, MA Ketua Progam Studi Jinayah Siyasah Fakuktas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih banyak telah

memberikan petunjuk, dan nasehat yang berguna bagi penulis selama

perkuliahan, dalam perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

strata I dengan sebaik-baiknya.

4. Dra. Hj. Rosdiana, M.Ag Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah terima

kasih banyak telah banyak membantu penulis untuk melengkapi berbagai

macam keperluan, dan berkas-berkas persyaratan untuk menggapai studi

strata I dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Dr, H. Abdurahman Dahlan MA, Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk memberikan

pengarahan, ilmu yang berharga, serta bimbingan yang sangat berarti selama

penyelesaian skripsi. Terima kasih atas semua saran dan arahan yang Bapak

berikan selama proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga

Allah SWT membalas kebaikan Bapak.

6. Dr. H. Mujar Syarif, MA Dosen Penguji 1 sidang Munaqasah Program Studi

Jinayah Siyasah Syari’ah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

vi

7. Qosim Arsadani, M.A Dosen Penguji 2 sidang Munaqasah Program Studi

Jinayah Siyasah Syari’ah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi saya. Semoga Allah selalu

memberikan rahmat dan pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan para

dosen FSH UIN Jakarta yang telah melayani dan membantu saya selama

perkuliahan, serta jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.

9. Ketua dan seluruh pegawai Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan pelayanan pustaka selama penulisan skripsi ini.

10. Keluarga tercinta dan terhebat yang saya miliki, Ayahanda Rudi

Hadiprayitno, SH, Ibunda Priati Soemasno, Kakak Adhitya Yudho Pratomo,

dan Adik Ario Yudho Baskoro. Terima kasih telah mendo’akan dan

menyemangati saya dalam mengerjakan skripsi ini.

11. Mega Demira Safitri yang telah mendukung saya dari mulai pembentukan

judul , mencari buku-buku, do’a yang selalu diucapkan, dan dukungan disaat

saya jatuh. Terima kasih telah menemani selama kuliah, menghibur disaat

stres, mendukung penuh seluruh kegiatan, menemani mencari buku,

menyemangati agar lebih cepat menyelesaikan kuliah, mendengarkan keluh

kesah selama penulisan skripsi, dan do’a yang tidak putus-putus. Semoga

Allah selalu melindungi dan membalas seluruh kebaikan kamu

Page 12: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

vii

12. Sahabat-sahabat terbaik saya di FSH, Farid Fauzi, Ridwan Daus, Mikail El-

Dopien, Ahmad Rizal, Masrur Fuadi, dan seluruh anggota kampak mintul ,

yang telah menghabiskan waktu bersama saya mulai dari awal kuliah di

semester 1 hingga akhir perkuliahan di semester 8 ini, yang selalu melakukan

keseruan dan kekonyolan bersama, menemani saat suka, mendukung dan

menghibur saat duka, membantu saya dalam penyelesaian skripsi maupun

perkuliahan, Terima kasih atas apa yang telah kalian lakukan untuk saya

selama ini, semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa

depan.Sukses untuk kita semua, dan semoga Allah selalu melindungi dan

membalas kebaikan kalian.

13. Sahabat-sahabat terbaik saya dari Progress Jakarta yang telah berbagi banyak

kisah, pengalaman kuliah, bermain bersama, melakukan banyak hal dari masa

remaja yang penuh dengan kelabilan hingga kini kita menjadi lebih dewasa,

yang selalu melakukan hal seru bersama, yang selalu hadir dan menghibur

dalam suka maupun duka. Terima kasih atas kebersamaan, persahabatan,

canda, dan tawa, serta waktu yang telah dihabiskan bersama saya selama ini.

14. Bapak Agung Soemargo selaku apoteker apotik Cahaya, yang telah berbaik

hati membagikan ilmunya yang sangat berharga kepada saya, yang selalu

mengajarkan berbagai materi penulisan skripsi sehingga saya mengerti, dan

mau membantu saya dan menjelaskan banyak hal dalam penyusunan skripsi

ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan-kebaikan bapak.

15. Kelompok KKN GAHARU Desa Urug – Bogor, Farid Fauzi, Husni

Mubarak, Lutfhi Hidayat, Defi Satiatika, Amalia Adani, Nujma Faradisi,

Page 13: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

viii

Anggi Eka Amalia, dan seluruh anggota yang telah mendukung, membantu

dan mensupport penulisan skripsi walaupun kalah cepat, dan telah

menghabiskan waktu selama satu bulan dengan segala kekompakan,

keceriaan, keseruan, kekonyolan, kebodohan, dan canda tawa serta

pembelajaran hidup yang sangat berharga. Waktu bersama kalian menjadi

kenangan manis bagi saya, dan akan selalu menjadi nostalgia.

16. Semua pihak dan handai taulan yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan serta doa nya kepada saya, terima

kasih atas kontribusi sekecil apapun dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan menjadi amal

soleh dan mendapat pahala sebesar-besarnya dari Allah SWT.

Tangerang Selatan, 30 Maret 2015

Andhika Yudho Prasetyo

Page 14: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

ix

Pedoman Transliterasi

Yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan Arab ke

tulisan Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan yaitu berupa pedoman aksara

dan vokal.

a. Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

Be ب

t Te خ

ts te dan es ث

j je ج

H ha dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet س

S es س

sy es dan ye ش

S es dengan garis bawah ص

d de dengan garis bawah ض

t te dengan garis bawah ط

z zet dengan garis bawah ظ

koma terbalik di atas hadap ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

q ki ق

k ka ك

l el ل

M em م

N en ن

Page 15: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

x

W we و

H ha ھ

ˊ ء apostrop

Y ye ي

b. Vokal

1. Vokal Tunggal (Monoftong)

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

_ a fathah

I kasrah

_ u dammah

2. Vokal Rangkap (Diftong)

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i _ ي

Au a dan u _ و

3. Vokal Panjang (Madd)

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ȃ ـا a dengan topi di atas

ȋ ـى i dengan topi di atas

Ȗ ـى u dengan topi di atas

c. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf (

dialihaksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf syamsiyyah ,( ال

maupun huruf qomariyyah. Misalnya :

al-ijtihâd = اإلجتهاد

al-rukhsah, bukan ar-rukhsah = الزخصح

d. Tasydîd (Syaddah)

Dalam alih aksara, syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan

tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu

Page 16: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

xi

terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah.

Misalnya : الشفعح = al-syuf‘ah, tidak ditulis asy-syuf‘ah

e. TaMarbûtah

Jika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat contoh

1) atau diikuti oleh sifat (na‘t) (lihat contoh 2), maka huruf ta marbûtah

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Dan jika huruf ta marbûtah

tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan

menjadi huruf “t” (te) (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

syarîʻ شزعح .1 ah

al- syarîʻ الشزعح اإلسالمح .2 ah al-islâmiyyah

المذاھة مقارنح .3 muqâranat al-madzâhib

f. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‘l), kata benda (ism) atau huruf (harf),

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara dengan

berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas :

No Kata Arab Alih Aksara

al-darûrah tubîhu al-mahzûrât الضزورج تثح المحظىراخ .1

al-iqtisâd al-islâmî اإلقتصاد اإلسالمى .2

usûl al-fiqh أصىل الفقه .3

al-asl fî al-asyyâ al-ibâhah األصل ف األشاء اإلتاحح .4

al-maslahah al-mursalah المصلحح المزسلح .5

Page 17: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

xii

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... i

Abstrak .................................................................................................................. iii

Kata Pengantar .................................................................................................... iv

Daftar Isi ............................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

D. Metode Penelitian........................................................................... 7

E. Review Pustaka .............................................................................. 8

F. Sistematika Pembahasan .............................................................. 12

BAB II OBAT-OBATAN

A. Pengertian Obat-obatan ................................................................ 14

B. Penggolongan Obat ...................................................................... 19

1. Obat Bebas ............................................................................... 19

2. Obat Bebas Terbatas ................................................................ 20

3. Obat Keras ................................................................................ 20

4. Obat Wajib Apotik ................................................................... 20

5. Obat Narkotik dan Psikotropik................................................. 21

6. Obat Tradisional ....................................................................... 21

C. Penggunaan Obat ......................................................................... 23

Page 18: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

xiii

D. Penyalahgunaan Obat ................................................................... 25

BAB III PENGGUGURAN KANDUNGAN SEBAGAI TINDAK PIDANA

A. Pengertian pengguguran kandungan ............................................ 29

B. Macam-macam pengguguran kandungan .................................... 30

C. Pengguguran kandungan sebagai tindak pidana .......................... 35

D. Pengguguran kandungan menurut undang-undang ...................... 37

BAB IV TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT

PENGGUGUR KANDUNGAN

A. Penyalahgunaan obat ditinjau dari hukum pidana

Indonesia dan hukum pidana Islam .............................................. 44

1. Penyalahgunaan obat ditinjau dari hukum pidana Indonesia . 44

2. Penyalahgunaan obat ditinjau dari hukum pidana Islam........ 47

B. Pengguguran kandungan menggunakan obat ditinjau dari

hukum pidana Indonesia dan hukum pidana Islam ...................... 49

1. Pengguguran kandungan menggunakan obat dalam

hukum pidana Indonesia ........................................................ 50

2. Pengguguran kandungan menggunakan obat dalam

hukum pidana Islam ............................................................... 53

C. Persamaan hukum pidana Indonesia dan hukum pidana

Islam mengatur tentang penyalahgunaan obat sebagai

alat penggugur kandungan ........................................................... 59

D. Perbedaan hukum pidana Indonesia dan hukum pidana

Islam mengatur tentang penyalahgunaan obat sebagai

alat penggugur kandungan ........................................................... 60

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 62

B. Saran ............................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66

Page 19: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggugurankandungan yang disengaja saat ini menjadi masalah yang

hangat diperdebatkan. Menurut dokter Hartono Hadisaputro SpOG dikutip

melalui website kompasiana.com menyatakan di Indonesia diperkirakan

terdapat 2,5 juta kasus aborsi setiap tahunnya. Itu artinya diperkirakan ada

6.944 s/d 7.000 wanita melakukan praktik aborsi dalam setiap harinya.1

Dikutip dari forum kesehatan perempuan, Laporan WHO memperlihatkan

dalam hitungan satu tahun angka pengguguran kandungan mencapai 4,2 juta

kasus untuk wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri menempati angka

750.000 hingga 1.500.000 kasus yang terjadi, atau dapat dikatakan hampir

50% terjadi di Indonesia, dengan Jumlah sekitar 2.500 kasus pengguguran

kandungan yang menyebabkan kematian.2

Pengguguran kandungan atau yang dikenal juga dengan nama aborsi

berasal dari bahasa Inggris yaitu abortion.3 Aborsi dalam literatur fikih berasal

1 Kompasiana Edukasi, “Alasan Wanita Melakukan Aborsi” Diakses pada tanggal 18

Januari 2014 websitehttp://edukasi.kompasiana.com/2013/09/30/7000-wanita-lakukan-aborsi-

setiap-hari-597304.html

2Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006), h. 42.

3Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, KamusInggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia1995),

h. 2.

Page 20: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

2

dari bahasa Arab al-ijhadh (االجهاض) merupakan mashdar dari ajhadha atau

juga dalam istilah lain bisa disebut dengan isqath al-haml, keduanya

mempunyai arti perempuan yang melahirkan secara paksa dalam keadaan

belum sempurna penciptaannya.

Secara bahasa disebut juga lahirnya janin karena dipaksa atau dengan

sendirinya sebelum waktunya. Sedangkan makna gugurnya kandungan,

menurut ahli fikih tidak keluar dari makna bahasa, diungkapkan dengan istilah

menjatuhkan (isqath), membuang (tharh), melempar (ilqaa’), dan melahirkan

dalam keadaan mati (imlaash).4 Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita

berstatus istri yang bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya,

tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah melakukannya.

Pengguguran kandungan juga merupakan masalah kesehatan karena

memberikan dampak kesakitan dan kematian pada ibu. Di Indonesia data

statistik tentang penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan yang

sering disebarluaskan adalah: pendarahan dan infeksi. Namun sebenarnya

sebagian besar meninggalnya ibu hamil dan melahirkan adalah aborsi namun

dalam rekam medis dituliskan pendarahan.5 Indonesia melarang tindakan

aborsi dan diancam dengan hukuman Pidana. Dalam Kitab Undang-undang

Hukum Pidana disebutkan pada pasal 341 di jelaskan larangan aborsi seorang

ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak

4Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006), hlm. 32.

5Maria Ulfah Anshor, dkk, Aborsi Dalam Perspektif Fiqh Kontemporer, (Jakarta: FKUI

2002) hlm. 176

Page 21: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

3

dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa

anaknya.6

Kasus aborsi ini diatur secara tegas juga di dalam Undang-undang

kesehatan pasal 194 dan disebutkan bahwa Setiap orang yang dengan sengaja

melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10

(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah). 7

Ulama mazhab Zaidiyah, sebagian mazhab Hanafi, dan sebagian

mazhab Syafi’i. Pendapat pertama berpendapat bahwa aborsi dibolehkan

apabila ada uzur dan makruh hukumnya apabila tanpa uzur. Pendapat ini

dianut oleh sebagian mazhab Hanafi dan sebagian mazhab Syafi’i. Pendapat

kedua mengatakan bahwa aborsi sebelum ditiupkan ruh hukumnya makruh

secara mutlak. Pendapat ini dikemukakan sebagian ulama mazhab Maliki. Dan

pendapat yang ketiga mengatakan bahwa haram melakukan aborsi sekalipun

ruh belum ditiupkan. Pendapat ini dianut oleh jumhur ulama mazhab Maliki

dan mazhab Zahiri.8 Sedangkan hukum aborsi yang dilakukan setelah

ditiupkannya ruh, ulama fikih sepakat bahwa melakukan aborsi terhadap

kandungan yang telah menerima ruh hukumnya haram. Alasannya adalah

6Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 341

7 Undang-undang Jaminan Kesehatan nomor 39 Tahun 2009

8Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, ( Jakarta: Intermasa 1996), hlm. 9.

Page 22: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

4

keumuman firman Allah SWT dalam surah al-Isra’ (17) ayat 31 yang

berbunyi:

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena

takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan

juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang

besar”.9

Sanksi hukum bagi wanita yang menggugurkan kandungannya setelah

ditiupkan ruh, menurut kesepakatan ahli fikih, adalah kewajiban membayar

ghurrah (budak laki-laki atau perempuan). Menurut Asya’bi, ghurrah itu

seharga lima ratus dirham, sedangkan menurut imam Abu Daud dan An-

Nasa’i ghurrah itu sepadan dengan seratus ekor kambing, bahkan menurut

pendapat lain sama dengan harga lima ekor unta.10

Demikian juga sanksi

hukuman itu berlaku apabila yang melakukannya adalah orang lain dan

sekalipun suami sendiri.11

Dalam istilah medis aborsi terdiri dari dua macam yaitu aborsi spontan

(abortus spontaneus) dan aborsi yang disengaja (abortus provokatus). Aborsi

spontan merupakan aborsi yang terjadi secara alamiah baik tanpa sebab

tertentu maupun karena sebab tertentu, seperti virus toxoplasma, anemia,

demam yang tinggi, dan sebagainya.12

Sedangkan aborsi yang disengaja ialah

aborsi yang terjadi secara sengaja karena ada sebab-sebab tertentu.

9QS. Al-Israa’ (17) ayat 31

10A. Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 151.

11Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam,( Jakarta: Intermasa 1996), hlm 10.

12Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006), hlm. 56.

Page 23: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

5

Secara medis dilakukan dengan dua varian, yaitu abortion artificialis

therapicus dan abortion provocatus criminalis. Abortion artificialis

therapicusdilakukan secara prosedur medis dan terjadi karena adanya indikasi

medis sedangkan abortion provoarus criminalis aborsi yang tidak sesuai

indikasi medis dan biasanya sesuai keinginan pasien.13

Adapun cara

menggugurkan kandungan menggunakan obat, baik yang tunggal maupun

yang kombinasi yang semuanya bertujuan agar embrio/fetus dapat dibuang

keluar.

Obat yang dipakai antara lain: Mifepristisone atau Gemeprost.14

Ada

dua metode menggunakan obat syaitu penggabungan komposisi antara

Mifepristisone dan Misoprostol, Mifeoristisone mencegah pregeston untuk

kelangsungan kehamilan dan Misoprostol menyebabkan kontraksi rahim

sehingga isi kandungan dibuang keluar. Dan penggabungan antara

Methotrexeate dan Misoprostol, obat ini hanya dilakukan di Kanada dan

Amerika Serikat. Methotrexate berfungsi untuk menghentikan pertumbuhan

Janin dan Misoprostol agar terjadi kontraksi pada rahim.15

Dengan sering terjadinya kasus penyalahgunaan obat untuk

menggugurkan kandungan dan tingginya tingkat aborsi di Indonesia, maka

penulis tertarik untuk menuliskan skripsi yang berjudul “Penyalahgunaan Obat

13

Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006), h.57

14 Jurnalis Uddin, dkk, Reinterpretasi Hukum Islam Tentang Aborsi, (Jakarta, Universitas

Yarsi, 2006),hlm.47

15 Jurnalis Uddin, dkk, Reinterpretasi Hukum Islam Tentang Aborsi, (Jakarta, Universitas

Yarsi, 2006),hlm.48

Page 24: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

6

sebagai Alat Penggugur Kandungan dalam Perspektif Hukum Pidana

Indonesia dan Hukum Pidana Islam”

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Fokus masalah dalam penelitian adalahbagaimanakah hukum pidana

Indonesia dan Hukum Islam mengatur tentang penyalahgunaan obat yang

digunakan sebagai alat untuk pengguguran kandungan. Untuk menjawab

masalah pokok di atas, maka dibagi menjadi 5 pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud dengan penyalahgunaan obat?

2. Apa yang dimaksud dengan pengguguran kandungan?

3. Bagaimana pidana Indonesia mengatur tentang penyalahgunaan obat untuk

alat penggugur kandungan?

4. Bagaimana pidana Islam mengatur tentang penyalahgunaan obat untuk alat

penggugur kandungan?

5. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara kedua sistem hukum

tersebut?

Obat-obatan yang digunakan untuk menggugurkan kandungan

dijadikan fokus kajian dalam studi ini dibatasi pada undang-undang nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Indonesia Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan pasal 299, Kitab

Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XVIII Pasal 346, Kitab

Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Pasal 347, dan Kitab Undang-

undang Hukum Pidana Indonesia pasal 348.

Page 25: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum, studi ini bertujuan untuk mengetahui tentang tindak

pidana penyalahgunaan obat yang digunakan sebagai alat untuk penggugur

kandungan, Serta mengetahui secara sudut pandang Hukum Islam.

2. Manfaat Penelitian

Sebagai suatu sarana menambah ilmu pengetahuan tentang tindak

pidana penyalahgunaan obat yang lebih khusus kepada kasus pengguguran

kandungan secara disengaja (abortus provocatus) menurut hukum pidana

Indonesia dan Hukum Pidana Islam.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam bentuk penulisan skripsi ini

adalah metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang memuat deskripsi

tentang masalah yang diteliti berdasarkan bahan-bahan hukum tertulis.

Penelitian kualitatif yang penulis maksud adalah terhadap penelaah

terhadap hukum tertulis maupun yang tidak tertulis.16

16

Consuelo G. Sevila, at. all, Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia (UI-

PRESS). Jakarta:2006. Hlm. 71 yang dikutip dalam Skripsi Vanieska Rahayu, Penyalahgunaan

Narkoba Oleh Anak,(Jakarta, UIN Jakarta, 2012), hlm. 8

Page 26: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

8

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk menyusun skripsi

ini, penulis menggunakan dua metode, antara lain:

a) Penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengkaji buku-buku, literature dan yang lainnya yang berkaitan

dengan judul skripsi.

b) Penelitian wawancara yaitu untuk memperoleh informasi yang akurat

dengan melakukan pencarian data-data dari tempat penelitian melalui

wawancara kepada pihak yang berkepentingan seperti dokter rumah

sakit Fatmawati, apoteker apotik Cahaya, hakim dan pakar ushul fiqh.

2. Teknik Analisis Data

Adapun cara yang digunakan penulis dalam menganalisa datanya

dengan menggunakan pokok analisa pengolahan data dengan menganalisa

materi sesuai dengan pembahasan. Masalah pokoknya adalah

penyalahgunaan misoprostol dalam kasus aborsi.

E. Riview Pustaka

Dari beberapa buku dan literatur dari berbagai sumber, Penulis akan

mengambilnya untuk menjadikan sebuah perbandingan mengenai kajian

Hukum Pidana Indonesia dan Hukum Islam terhadap kasus tindak pidana

penyalahgunaan obat yang digunakan untuk kasus aborsi.

Karya Maria Ulfah Anshor dalam buku Fikih Aborsi, Aborsi dalam

literatur fikih berasal dari bahasa Arab al-ijhadh (االجهاض) merupakan mashdar

dari ajhadha atau juga dalam istilah lain bisa disebut dengan isqath al-haml,

Page 27: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

9

keduanya mempunyai arti perempuan yang melahirkan secara paksa dalam

keadaan belum sempurna penciptaannya. Secara bahasa disebut juga lahirnya

janin karena dipaksa atau dengan sendirinya sebelum waktunya. Sedangkan

makna gugurnya kandungan, menurut ahli fikih tidak keluar dari makna

bahasa, diungkapkan dengan istilah menjatuhkan (isqath), membuang (tharh),

melempar (ilqaa’), dan melahirkan dalam keadaan mati (imlaash).17

Aborsi spontan merupakan aborsi yang terjadi secara alamiah baik

tanpa sebab tertentu maupun karena sebab tertentu, seperti virus toxoplasma,

anemia, demam yang tinggi, dan sebagainya. Sedangkan aborsi yang disengaja

ialah aborsi yang terjadi secara sengaja karena ada sebab-sebab tertentu.

Secara medis dilakukan dengan dua varian, yaitu abortion artificialis

therapicus dan abortion provocatus criminalis. Abortion artificialis

therapicusdilakukan secara prosedur medis dan terjadi karena adanya indikasi

medis sedangkan abortion provoarus criminalis aborsi yang tidak sesuai

indikasi medis dan biasanya sesuai keinginan pasien.18

Karya Djazuli dalam Fiqh JinayahSanksi hukum bagi wanita yang

menggugurkan kandungannya setelah ditiupkan ruh, menurut kesepakatan ahli

fikih, adalah kewajiban membayar ghurrah (budak laki-laki atau perempuan).

Menurut Asya’bi, ghurrah itu seharga lima ratus dirham, sedangkan menurut

17

Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006), hlm 42

18Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006)

Page 28: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

10

imam Abu Daud dan An-Nasa’i ghurrah itu sepadan dengan seratus ekor

kambing, bahkan menurut pendapat lain sama dengan harga lima ekor unta.19

Buku lain Karya Jurnalis Uddin, Atho Muzhar, Muhammad Amin

Suma, Huzaemah Tahido Yanggo, Syamsul Anwar, Khoirudin Nasution,

Arfah Shiddiq, Abd. Rahim Yunus, Harifudin Cawidu, Reinterpretasi Hukum

Islam Tentang Aborsi. Adapun cara menggugurkan kandungan menggunakan

obat, baik yang tunggal maupun yang kombinasi yang semuanya bertujuan

agar embrio/fetus dapat dibuang keluar.20

Karya Abdul Azis Dahlan dalam buku Ensiklopedi Hukum Islam,

Ulama mazhab Zaidiyah, sebagian mazhab Hanafi, dan sebagian mazhab

Syafi’i. Pendapat pertama berpendapat bahwa aborsi dibolehkan apabila ada

uzur dan makruh hukumnya apabila tanpa uzur. Pendapat ini dianut oleh

sebagian mazhab Hanafi dan sebagian mazhab Syafi’i. Pendapat kedua

mengatakan bahwa aborsi sebelum ditiupkan ruh hukumnya makruh secara

mutlak. Pendapat ini dikemukakan sebagian ulama mazhab Maliki. Dan

pendapat yang ketiga mengatakan bahwa haram melakukan aborsi sekalipun

ruh belum ditiupkan. Pendapat ini dianut oleh jumhur ulama mazhab Maliki

dan mazhab Zahiri. Demikian juga sanksi hukuman itu berlaku apabila yang

melakukannya adalah orang lain dan sekalipun suami sendiri.21

19

A. Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000)

20Jurnalis Uddin, dkk,Reinterpretasi Hukum Islam Tentang Aborsi, (Jakarta, Universitas

Yarsi, 2006),hlm.47

21Maria Ulfah Anshor, Wan Nedra, Suririn, Aborsi Dalam Perspektif Fiqh Kontemporer,

(Jakarta: FKUI 2002)

Page 29: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

11

Terakhir Karya Maria Ulfah Anshor, Wan Nedra, Suririn, dalam buku

Aborsi Dalam Perspektif Fiqh Kontemporer Aborsi juga merupakan masalah

kesehatan karena memberikan dampak kesakitan dan kematian pada ibu. Di

Indonesia data statistik tentang penyebab utama kematian ibu hamil dan

melahirkan yang sering disebarluaskan adalah: pendarahan dan infeksi.

Namun sebenarnya penyebab utama meninggalnya ibu hamil dan melahirkan

adalah aborsi namun dalam rekam medis dituliskan pendarahan.

Dikutip dari blog Rico Bachtiar yang menyebutkan tentang fungsi

utama yang tidak populer. Cytotec yang mengandung misoprostol 200mg per

butir adalah obat gangguan lambung. Gangguan lambunga yang menjadi

target cytotec bukan hanya gangguan lambung biasa melainakn yang

disebabkan obat-obatan AINS. Sayangnya fungsi luhur misoprostol tidak

begitu populer. Banyak yang tidak mengenal nyeri lambung yang menjadi

target misoprostol. Namun akhirnya, nama Misoprostol dipopulerkan justru

oleh penyalahgunaannya. Misoprostol kerapkali dipakai untuk menggagalkan

kehamilan yang tidak diinginkan.22

F. Sistematika Pembahasan

Materi laporan penelitian skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab.

Sebagaimana standart pembuatan skripsi maka pada Bab pertama bertajuk

Pendahuluan. Di dalam bab ini diuraikan pokok-pokok pemikiran yang

22

Rico Bachtiar, “Fungsi Utama Obat yang Tidak Populer” diakses pada tanggal 14 Maret

2014 dari website http://ricobachtiar.wordpress.com/

Page 30: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

12

melatarbelakangi penelitian ini, yang diorganisir menjadi 6 (enam) sub-bab,

yaitu (1) Latar belakang masalah, (2) Pembatasan dan perumusan masalah, (3)

Tujuan dan manfaat penelitian (4) Tinjauan Pustaka (5) Metode penelitian

(6)Sistematika pembahasan.

Bab kedua berjudul Obat-obatan. Bab ini menyajikan uraian tentang

obat-obatan. Uraian pada bab ini juga menjadi sarana informasi kepada

pembaca tentang obat-obatan. Bab ini terdiri dari 3 (tiga) sub-bab, yaitu (1)

pengertian tentang obat-obatan (2) jenis obat-obatan (3) penggunaan obat-

obatan (4) penyalahgunaan obat-obatan.

Bab ketiga menjelaskan tentang pengguguran kandungan, dan

memberikan informasi kepada pembaca tentang pengguguran kandungan

menjadi sebuah tindak pidana. Bab ketiga berjudul Pengguguran Kandungan

sebagai Tindak Pidana. Bab ini menyajikan 4 (empat) sub-bab utama, yaitu (1)

pengertian pengguguran kandungan (2) jenis pengguguran kandungan (3)

pengguguran kandungan sebagai tindak pidana (4) pengguguran kandungan di

dalam Undang-undang.

Bab keempat merupakan bab inti dari skripsi ini. Bab ini menjelaskan

bagaimana pandangan Hukum Positif dan Hukum Islam tentang

penyalahgunaan obat sebagai alat penggugur kandungan. Bab empat juga

merupakan jawaban dari masalah pada skripsi ini. Dasar hukum yang diambil

melalui Undang-undang, Al-qur’an serta Hadist. Pada bab empat bertajuk

Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam tentang Penyalahgunaan Obat

sebagai Alat Penggugur Kandungan. Bab ini menyajikan 4 (empat) sub-bab,

Page 31: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

13

yaitu (1) Penyalahgunaan obat dalam Hukum Pidana Indonesia, dan (2)

Penyalahgunaan obat dalam Hukum Islam (3) Pengguguran Kandungan

menggunakan obat dalam Hukum Pidana Indonesia (4) Pengguguran

Kandungan menggunakan obat dalam Hukum Islam.

Bab kelima merupakan penutup, yang memuat kesimpulan dan

rekomedasi. Dalam bab ini disajikan pokok-pokok temuan penelitian yang

dihasilkan. Disamping itu, dimuat pula saran terkait atas temuan penelitian.

Page 32: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

14

BAB II

OBAT-OBATAN

A. Pengertian Obat

Dalam kamus besar bahasa Indonesia obat adalah bahan untuk

mengurangi, menghilangkan penyakit atau menyembuhkan seseorang dari

penyakit.1 Secara umum pengertian obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-

bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,

mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala

penyakit, luka atau kelainan badan pada manusia maupun hewan.2 Pada

awalnya, pembuatan obat menggunakan tanaman dan organisme hidup yang

mengandung zat-zat aktif yang di murnikan.3Secara khusus obat dapat

didefinisikan sebagai zat dalam keadaan murni atau campuran ditetapkan oleh

pemerintah.4

Selain obat bersumber dari bahan tanaman dan hewan yang seperti

disebutkan diatas, ada juga yang menyebutkan di dalam buku Basic

Pharmacology, Henry Hitner menjelaskan definisi obat adalah senyawa kimia

1 Kementerian Pendidikan Nasional, Definisi Obat, artikel diakses pada tanggal 26 Maret

2014 http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

2 Undang-undang Republik Indonesia, Tentang Kesehatan, Undang-undang nomor 36

Tahun 2009

3 Henry Hitner dan Barbara Nagle, Basic Pharamcologi, (New York: Glencoe 1999) h.4

4 Adhe Irma, “Definisi Obat” diakses pada tanggal 26 Maret 2014 dari website http://

adheeirmha.blogspot.com/ 2012/ 09/ pengertian –obat–dan- sediaan24.html

Page 33: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

15

dengan struktur kimia tertentu. Karena struktur obat memiliki sifat-sifat

tertentu, maka dibagi menjadi dua sifat yaitu kimia dan biologis. Sifat-sifat

dari obat menentukan efek yang akan dihasilkan ketika obat itu diberikan.

Semua bagian farmasi mengerti bahwa obat menghasilkan lebih dari satu efek,

baik efek yang diinginkan maupun efek yang tidak diinginkan yang biasa

disebut efek samping.

Kontraindikasi pada obat merupakan keadaan ketika obat tidak boleh

digunakan, karena akan mengasilkan efek yang berbahaya kepada seseorang

dalam keadaan tertentu. Contohnya: pemberian obat kepada wanita yang

sedang hamil, sedangkan obat itu berbahaya bagi janin yang dikandungannya.5

Sebelum menggunakan obat maka kita harus melihat efek samping, efek

berbahaya, dan efek racun yang ada didalam obat tersebut.

Sediaan farmasi adalahjenisobat,komposisiobat,

obattradisionaldankosmetik. Sediaanfarmasimerupakan penghantar obat

karena pada saat diberikan, sediaan mengandung bahan yang aktif secara

farmakologi terhadap sistem tubuh. Terdapat bentuk sediaan farmasi yang

sangat berfariasi, hal ini dapat terjadi karena terdapat zat aktif yang kurang

stabil terhadap adanya oksigen atau kelembaban, terdapat zat aktif yang

5 Henry Hitner dan Barbara Nagle, “Basic Pharamcologi”, (New York: Glencoe 1999)

h.5

Page 34: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

16

kurang stabil terhadap adanya pengaruh asam lambung sesudah pemberian

obat secara oral, dan sebagainya.6

Sistem penghantar obat juga sangat ditentukan oleh desain sediaan

farmasi. Berhasil atau tidaknya obat diantarkan ke reseptor dan mengkasilkan

efek terapi yang diinginkan sangat berpengaruh pada desain sediaan obat.

Sistem penghantar obat dibagi menjadi 2 yaitu: penghantar obat konvensional

dan penghantar obat nonkonvensional.

Penghantar obat Konvensional adalah sistem penghantar obat secara

secepat mungkin bekerja, dan mendapatkan durasi efek yang tidak bekerja

lama. Sedangkan penghantar obat nonkonvensional adalah sistem penghantar

dengan cepat tetapi efek yang dihasilkan bekerja dengan durasi yang lama,

atau lepas secara berkala.7

Adapun sediaan umum obat berupa aerosol, tablet, kapsul, cream,

gel,infus, injeksi, serbuk, pasta, larutan, supositoria, suspensi, salep, vaksin,

dan sebagainya. Aerosol adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan,

mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup ditekan.

Sediaan ini digunakan untuk pemakaian pada kulit, hidung, mulut atau paru-

paru.8

6 Dhadhang Wahyu Kurniawan dan T.N Saifullah Sulaiman,Teknologi Sediaan Farmasi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu 2009) h.2

7 Dhadhang Wahyu Kurniawan dan T.N Saifullah Sulaiman, Teknologi Sediaan Farmasi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.3

8 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Edisi IV, ( Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1995 ) hlm.1

Page 35: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

17

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau

tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya maka dapat

digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Sebagian besar tablet yang

beredar dan digunakan merupakan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan

memberikan tekanan tinggi pada serbuk obat menggunakan cetakan baja.

Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Pada hewan tablet yang

digunakan bernama bolus.9

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkak

keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul umumnya terbuat dari

gelatin, atau juga terbuat dari bahan khusus lainnya. Cangkak kapsul memiliki

ukuran bervariasi, dengan ukuran paling kecil 5 dan paling besar (000),

kecuali ukuran cangkang untuk hewan.10

Creamores atau biasa dikenal dengan krim, merupakan sediaan

setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut dalam

bahan dasar yang sesuai. Sediaan jenis ini biasanya digunakan pada penyakit

kulit, baik berupa peradangan, gatal, luka, dan sebagainya. Gel, merupakan

sediaan semi padat, yang terbuat dari partikel anorganik yang kecil ataupun

molekul organik yang besar. Bentuk gel hampir sama dengan krim, yang

membedakan biasanya gel berwarna bening dan cenderung lebih lengket dan

9 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Edisi IV, ( Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1995 ) hlm.4

10Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Edisi IV, (Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1995) h.3

Page 36: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

18

berminyak. Salep adalah sediaan dalam bentuk setengah padat untuk

pemakaian pada kulit atau selaput lendir. Pemakaian cream, gel, dan salep

memiliki cara yang sama, yaitu dioleskan pada bagian kulit luar.11

Injeksi adalah sediaan dalam bentuk cair, terdiri dari satu jenis obat

ataupun lebih dari satu jenis obat yang dikemas dalam bentuk botol kecil dan

cara penggunaannya melalui jarum suntik yang disuntikan kedalam tubuh.

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrasi simplisisa nabati

dengan air pada suhu 90 derajat selama 15 menit. Infus biasa digunakan

sebagai pengganti cairan, penghantar obat injeksi, dan sebagainya.12

Serbuk adalah campuran kering obat atau zat kimia yang dihaluskan

dan penggunaannya ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar.

Larutan adalah sediaan cari yang terdiri dari satu zat kimia atau lebih yang

terlarut. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung satu zat kimia atau

lebih, penggunaannya ditujukan untuk pemakaian oral. Contohnya

penggunaan obat magh, merupakan sediaan cair, berupa suspensi.

Supositoria merupakan sediaan obat dalam bentuk padat dalam

berbagai bobot, penggunaan obat ini ditujukan melalui raktal vagina atau

11

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Edisi IV, (Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1995) h.6

12Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Edisi IV, (Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1995) h.9

Page 37: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

19

uretra. Umumnya berbentuk seperti peluru dan akan leleh, melunak pada suhu

tubuh. 13

Dari definisi diatas obat merupakan bahan untuk mengurangi rasa

sakit, nyeri, dan sebagainya. Sebelum melakukan pemberian obat maka harus

dilakukan diagnosa terhadap pasien agar tidak terjadi kesalahan obat terhadap

pasien. Obat memiliki beberapa bentuk sediaan, yaitu tablet, kapsul, serbuk,

aerosol, injeksi, supositoria, cream, salep, dan sebagainya.

B. Penggolongan Obat

Penggolongan obat di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 917/Menkes/Per/X/1993, dan sekarang sudah diperbaharui

dengan Permenkes Republik Indonesia Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000.

Penggolongan obat dimaksudkan agar peningkatan keamanan dan ketepatan

penggunaan serta pengamanan distribusi.

Penggolongan obat tersebut terdiri dari: obat bebas, obat bebas

terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.

1. Obat bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep

dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras,

dan sebagainya. Contoh obat bebas terbatas yang terdaftar dalam

13

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Edisi IV,(Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1995) h.1416

Page 38: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

20

departemen kesehatan Republik Indonesia: tablet vitamin C, B complex, E

dan obat batuk hitam.Obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau.14

2. Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada

pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli pabrikan yang

membuatnya.

b. Pada penyerahannya oleh penjual harus mencantumkan tanda

peringatan tersebut berwarna hitam.

Obat bebas terbatas harus ditandai dengan lingkaran berwarna biru.

Obat bebas terbatas harus juga mencantumkan tanda P.No1, P.No.2,

P.No.3, P.No.4, P.No.5, atau P.No.6 15

3. Obat keras

Obat keras adalah obat-obatan yang tidak digunakan untuk keperluan

tehnik, yang mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, membaguskan,

mendesinfeksikan dan lain-lain tubuh manusia, baik dalam bungkusan

maupun tidak.

4. Obat wajib apotik (OWA)

Obat wajib apotik adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep

dokter oleh apoteker di apotek.16

14

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2380/A/SK/VI/1983 pasal 3

15 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2380/A/SK/VI/1983 pasal 2

Page 39: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

21

5. Obat Narkotika dan Psikotropika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilagnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan nyeri,dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang

dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana disebutkan dalam

undang-undang.17

6. Obat Tradisional

Obat tradisional yaitu bahan atau ramuan bahan berupa tumbuhan, bahan

hewan, mineral, sediaan sarian. Atau campuran dari bahan-bahan tersebut

yang secara turun menurun telah digunakan pengobatan berdasarkan

pengalaman.18

Obat tradisional juga serong disebut dengan obat herbal

Obat herbal di Indonesia digolongkan menjadi tiga yaitu jamu, obat

herbal terstandart dan fitofarmaka. Jamu adalah campuran dari bahan

hewan, mineral sediaan galenik atau campuran bahan yang secara turun

menurun telah digunakan berdasarkan pengalaman. Jamu ditandaidengan

lambang:

16

Keputusan Menteri Kesehatan No.924/Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Obat Wajib

Apotek

17 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997 Pasal 1 tentang Naarkotika

18Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia nomor

36 Tahun 2009, Kesehatan, diakses pada tanggal 2 April 2014 melalui website

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf

Page 40: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

22

Obat herbal tersandart adalah sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dan uji praklinis, dan

bahan bakunya telah terstandarisasi. Obat herbal terstandart ditandai

dengan lambang:

Sedangkan fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis

dengan hewan percobaan dan telah melalui uji klinis pada manusia serta

bahan baku dan produknya telah terstandarisasi.19

Jenis fitofarmaka

ditandai dengan lambang:

Disimpulkan bahwa Penggolongan obat diatur oleh peraturan

menteri, secara resmi obat digolongkan menjadi 6 golongan. Golongan

obat bebas, golongan obat bebas terbatas, golongan obat wajib apotek,

19

Hendri Wasito, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)

h.13

Page 41: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

23

golongan obat keras, golongan obat narkotik dan psikotropik, golongan

obat tradisional atau herbal.

C. Penggunaan obat

World Healt Organisation (WHO) mendefinisikan penggunaan obat

yaitu pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinis

mereka, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan individual, untuk jangka

waktu yang tepat dan dalam biaya terapi yang terendah bagi pasien maupun

komunitas mereka.20

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan

penggunaan obat yang dilakukan secara benar yaitu sesuai dengan kebutuhan

pasien, pemilihan dosis secara tepat, cara pemberian, jangka waktu pemberian

obat secara tepat dan biaya pengobatan harus dipilih yang paling terjangkau

bagi pasien dengan memperhatikan kebutuhan.

Sesuai definisi diatas maka ada beberapa penjabaran indikator

penggunaan obat yang benar, yaitu: Tepat diagnosis, ketepatan memilih

diagnosis pasien adalah langkah awal dari proses pengobatan karena ketepatan

memilih obat dan dosis tergantung kepada ketepatan menentukan diagnosis.

Jangan sampai salah mendiagnosa sehingga terjadi kesalahan dalam

penyediaan obat-obatan. Berdasarkan diagnosis yang tepat maka harus

dilakukan pemilihan obat yang tepat. Pemilihan obat ditimbang dari ketepatan

20

ZD Sadikin, Definisi Penggunaan Obat, diakses pada tanggal 29 Maret 2014 dari

website http:// indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/512/511

Page 42: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

24

kelas terapi dan jenis obat yang sesuai dengan diagnosis. Selain itu, Obat juga

harus terbukti manfaat dan keamanannya. Obat juga harus merupakan jenis

yang paling mudah didapatkan. Jenis obat yang akan digunakan pasien juga

seharusnya jumlahnya seminimal mungkin.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah indikasi obat. Pemberian obat

harus sesuai dengan penyakit yang diderita. Contohnya pemberian obat anti

virus terhadap pasien yang terkena penyakit akibat dari virus. Obat yang

digunakan juga harus mempertimbangkan kondisi individu pasien. Riwayat

penyakit, alergi obat dan kondisi khusus seperti ibu hamil, balita, lansia, dan

laktasi.21

Misalnya pemberian obat magh yang menyebabkan kontraksi pada

perut, maka harus di hindari penggunaannya dari ibu hamil.

Pemberian dosis obat yang digunakan harus sesuai dengan kondisi

pasien dari segi usia, berat badan, maupun kelainan tertentu. Kemudian cara

pemberian yang tepat dan lama pemberian obat wajib mempertimbangkan

keamanan dan kondisi pasien. Hal ini berpengaruh kepada sediaan bentuk obat

dan saat pemberinan obat. Seperti contoh dalam kasus anak kecil demam, jika

tidak dapat menelan obat dalam sediaan tablet maka akan digantikan dengan

sediaan sirup. Lama pemberian obat mempengaruhi kadar obat dalam darah

pada saatproses pengobatan.

21

BBKP Makasar, Penggunaan Obat Rasional, diakses pada tanggal 26 Maret 2014 dari

website http://bbpkmakassar.or.id/index.php/Umum/Info-Kesehatan/Penggunaan-Obat-Rasional-

POR-melalui-Indikator-8-Tepat-dan-1-Waspada.phd

Page 43: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

25

Contohnya dalam pemberian antibiotik amoxicillin 500mg dalam

penggunaannya sehari tiga kali selama 3-5 hari agar bakteri penyebab

penyakit akan mati dan supaya tidak terjadi resistensi maka lama pemberian

pengobatan harus tepat.22

Dalam kenyataan ketidak benaran dalam penggunaan

obat sering terjadi. Contohnya: penggunaan obat yang menyebabkan kontraksi

pada rahim dan menyebabkan terjadinya pemberhentian proses kehamilan.

Jadi penggunaan obat merupakan pengobatan yang sesuai dengan

kebutuhan klinis, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan individual, untuk

jangka waktu yang tepat dan dalam biaya terapi yang terendah bagi pasien.

Sebelum memberikan obat, dokter harus mendiagonsis pasien terlebih dahulu

sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat penyediaan obat.

Pemberian dosis tepat mempengaruhi kinerja obat, karena tidak setiap

obat dapat diterima oleh tubuh, maka dari itu harus dipertimbangkan melalui

berat badan, riwayat penyakit dan sebagainya. Jika terjadi kontra indikasi

terhadap obat, maka dokter harus mengganti jenis obat dengan komposisi yang

berbeda.

D. Penyalahgunaan Obat

Definisi penyalahgunaan adalah menggunakan sesuatu barang, atau

jabatan yang tidak dipergunakan dengan semestinya. Penyalahgunaan obat

22

BBKP Makasar, Penggunaan Obat Rasional, diakses pada tanggal 26 Maret 2014 dari

website http://bbpkmakassar.or.id/index.php/Umum/Info-Kesehatan/Penggunaan-Obat-Rasional-

POR-melalui-Indikator-8-Tepat-dan-1-Waspada.phd

Page 44: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

26

dalam arti luas meliputi penyalahgunaan obat-obatan seperti Narkotika,

kokain, heroin, dan misoprostol. Obat yang dibahas dalam penulisan ini adalah

obat digunakan dengan memanfaatkan efek sampingnya, bukan berdasarkan

indikasi yang resmi dituliskan. Penggunaan misoprostol, suatu analog

prostalgin untuk mencegah gangguan lambung, sering dipakai untuk

menggugurkan kandungan karena sifatnya yang memicu kontraksi pada

rahim.23

Berbagai macam alasan penyalahgunaan obat yang dianggap selalu

benar. Ada beberapa kemungkinan seseorang menyalahgunakan obat, alasan

pertama adalah awalnya seseorang itu benar-benar sakit kronis seperti nyeri

yang berlebihan, susah tidur, dan lain-lain, yang membutuhkan obat.

Kemudian mereka mendapatkan obat tersebut secara resmi sesuai resep

dokter. Selanjutnya obat tersebut mendapaatkan efek toleransi, dimana pasien

memerlukan obat tersebut dengan dosis yang semakin meningkat sehingga

memberikan efek yang sama. Mereka pun akan meningkatkan penggunaannya

tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Kemudian bisa saja terjadi penyalahgunaan obat dimana seseorang

menggunakan obat tanpa tujuan medis yang jelas, hanya untuk mendapatkan

efek menyenangkan dari obat tersebut. Kemungkinan terakhir adalah

penyalahgunaan obat dengan memanfaatkan efek samping. Bisa saja

penggunanya tidak mengetahui fungsi asli dari obat yang mereka konsumsi.

23

Penyalahgunaan Obat, diakses pada tanggal 26 Maret 2014 website

http://dignaphoenix.blogspot.com/2011/06/penyalahgunaan-obat.html

Page 45: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

27

Contohnya seperti penggunaan misoprostol yang disalahgunakan menjadi obat

penggugur kandungan.

Misoprostol merupakan sintetis analog prostaglandin yang digunakan

dengan non steroid anti-inflamasi obat (NSAID) untuk mencegah Tungkak

lambung.24

Sedangkan prostaglandin adalah senyawa endogen yang ada dalam

tubuh yang memiliki berbagai fungsi pada bermacam organ.

Misoprostol kontraindikasi terhadap kehamilan, tidak boleh digunakan

kepada ibu yang sedang hamil. Untuk keamanan, maka diberikan label

larangan penggunaan terhadap ibu yang sedang hamil didalam label

penggunaan misoprostol.Misoprostol sering digunakan untuk pengguguran

kandungan secara medis sebagai alternatif pengguguran kandungan secara

bedah. Secara penggunaan medis memiliki keuntungan menjadi lebih murah,

mudah, tidak perlu anasetesi, serta tidak memiliki resiko jaringan parut yang

dapat dikaitkan dengan pengguguran kandungan secara bedah.25

Ahli kebidanan dan kandungan RSUP dr Sarjito, dr Risanto

Siswosudarma SpOG (K) mengatakan dalam koran Tribune Jogja jenis-jenis

obat yang biasa beredar dan digunakan untuk aborsi secara ilegal sebenarnya

merupakan obat magh atau obat tukak lambung. Prinsipnya ini obat tukak

lambung, obat ini memang memiliki kontraksi pada rahim. Sebab itu, obat ini

24

Mengerek Harga Obat Telat Haid,Tribune Jogja, 27 Maret 2014.

25 Wikipedia, Misoprostol, diakses pada tanggal 1 April 2014 dari website

http://en.wikipedia.org/wiki/Misoprostol#Induced_abortion

Page 46: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

28

juga digunakan di dnia kebidanan. Tapi kemudian disalahgunakan oleh orang

yang tidak bertanggung jawab.

Obat tersebut dapat beredar di masyarakat secara tersembunyi dan

ilegal seperti obat bius yang diseludupkan. Dr Risanto menjelaskan obat

misoprostol digunakan untuk menginduksi atau memacu persalinan dalam

dunia kebidanan. Obat misoprostol digunakan jika terjadi kasus ketika seorang

ibu hamil telah memiliki usia kandungan sembilan bulan sepuluh hari tetapi

belum terlihat tanda akan melahirkan, maka digunakan obat tersebut untuk

memacu kelahirannya.26

26

Mengerek Harga Obat Telat Haid,Tribune Jogja, 27 Maret 2014.

Page 47: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

29

BAB III

PENGGUGURAN KANDUNGAN SEBAGAI TINDAK PIDANA

A. Pengertian Pengguguran Kandungan

Pengguguran kandungan atau yang dikenal juga dengan nama aborsi

atau dengan nama latin abortio, secara bahasa disebut juga lahirnya janin

karena dipaksa atau dengan sendirinya sebelum waktunya. Sedangkan secara

etimologi berarti gagal untuk dilahirkan.1 Aborsi dalam kamus besar bahasa

Indonesia memiliki tiga arti, yaitu: 1. Terpencarnya embrio yang tidak

mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan keempat dari kehamilan);

keguguran; 2. Keadaan terhentinya pertumbuhan yang dormal (tentang mahluk

hidup); 3. Keguguran janin.2

Dalam hukum, pengguguran kandungan didefinisikan sebagai pemisah

fetus manusia yang belum viabel dari ibunya. Proses tersebut hanya boleh

diakhiri oleh tenaga medis yang telah terdaftar dan hanya dilaksanakan dengan

2 tenaga medis dengan opini yang sama, bahwa kehamilan yang belum

berumur 24 minggu beresiko pada kesehatan fisik dan mentak ibu yang besar

resikonya.3

Definisi lain yang dikutip dari buku Aborsi dalam fiqih kontemporer

yaitu menurut Sadikin Gina Putra pengguguran kandungan adalah

pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar

1Swasti Warjantoro. “Penempatan Masalah Aborsi dalam Etika Feminis.” Skripsi S1

Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. 2“Abortus” Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal.2

3“Abortion”, Dictionary of Law,(London: Pitman Publishing, 1993),h.2

Page 48: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

30

kandungan. Menurut Marjdono Reksodiputro, pengguguran kandungan

merupakan pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum hasil konsepsi

dapat lahir secara alamiah dengan adanya kehendak merusak hasil konsepsi

tersebut.4 Menurut kedokteran pengguguran kandungan dilakukan dengan

membatasi usia kehamilan sekitar 20 minggu atau sebelum janin mampu

hidup diluar kandungan.5

Pengguguran kandungan berdampak kepada gangguan bahkan

kerusakan pada tubuh perempuan terutama rahim dan vagina, dalam

pelaksanaannya dapat dipastikan adanya kemungkinan terjadinya infeki,

pendarahan, bahkan kematian bagi perempuan.

Dari beberapa definisi diatas, dapat dikeathui bahwa pengguguran

kandungan sebenarnya adalah setiap tindakan yang diambil dengan tujuan

meniadakan janin dari rahim perempuan sebelum akhir dari masa alamiah

kehamilan.6

B. Macam-macam Pengguguran Kandungan

Pengguguran kandungan terbagi berbagai macam di lihat dari

perspektif medis,yaitu: aborsi secara spontan, dan aborsi secara disengaja.

Pengguguran kandungan secara spontan atau dalam bahasa Inggris (abortus

spontaneus) adalah gugurnya suatu kandungan secara alamiah baik tanpa

sebab atau karena ada sebab tertentu, seperti penyakit toxoplasma, anemia,

4Maria Ulfah, dkk, Aborsi Dalam Perspektif Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2002), h.38 5Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006), h.33

6Abdul Fadl Moshim Ebrahim, Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan,

(Bandung: Mizan,1997), h.126.

Page 49: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

31

demam tinggi, dan sebagainya maupun karena kecelakaan. Dalam fikih

pengguguran karena ada sebab tertentu dimaafkan.7

Dalam ilmu kedokteran, pengguguran kandungan secara spontan

dibagi lagi menjadi:

1. Abortus Imminens, yaitu adanya gejala-gejala yang mengancam terjadinya

aborsi. Dalam kasus tertentu kehamilan masih bisa diselamatkan.

2. Abortus Incipens, yaitu terdapat gejala terjadinya keguguran, namun buah

kehamilan masih ada didalam kandungan. Dalam kasus tersebut kehamilan

tidak dapat diselamatkan.

3. Abortus Incomplectus, yaitu terjadinya pendarahan yang menyebabkan

janin sudah keluar tetapi sisa janinnya masih ada didalam rahim.

Pendarahan terjadi biasanya cukup banyak, dan harus secepatnya

dilakukan pengosongan rahim.

4. Abortus Complectus, yaitu pengeluaran secara keseluruhan janin dari

rahim.8

Kemudian pengguguran kandungan secara disengaja dalam bahasa

Inggris disebut abortus provocatusadalah pengguguran kandungan yang

terjadi karena sebab-sebab tertentu. Pengguguran kandungan jenis ini

memiliki konsekuensi hukum dan jenis hukumannya tergantung pada faktor-

faktor yang melatar belakangi. Pengguguran kandungan jenis ini memiliki dua

7Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006), h.36

8R.S Samil “Simposium Abortus” Jakarta, 1964 21 s/d 22 Desember 1964 dalam

Disertasi, Teuku Amir Hamzah, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987. h.153

Page 50: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

32

bagian, yaitu abortus provocatus therapicus dan abortus provocatus

criminalis.9

Abortus provocatus therapicus adalah pengguguran kandungan yang

dilakukan oleh tim medis dikarenakan adanya indikasi medis. Dalam kasus ini

pengguguran kandungan dilakukan dengan cara mengeluarkan janin dari

rahim meskipun jauh dari masa kelahirannya. Pengguguran jenis ini dilakukan

setelah adanya pemeriksaan medis karena kehamilannya tidak dapat

dipertahankan dan dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan nyawa

dari ibunya.

Abortus provocatus criminalis, adalah pengguguran kandungan yang

dilakukan tanpa penyebab dari tindakan medis melainkan dari permintaan

pasien. Dalam kasus ini disebabkan oleh beberapa hal seperti karena takut

miskin atau penghasilan yang tidak memadai, dan sebab lainnya kehamilan

yang terjadi akbiat daari perzinaan.10

Jenis pengguguran kandungan dilihat dari fikih, dibagi menjadi tiga

macam, yaitu:

1. Pengguguran kandungan secara spontan ( al- isqath al-dzaty)

Pengguguran jenis ini artinya janin gugur secara alamiah tanpa adanya

pengaruh dari luar, atau gugur dengan sendirinya

2. Pengguguran kandungan secara darurat atau pengobatan

9Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas, 2006), h.38

10Abbas Syauman, Hukum Aborsi dalam Islam, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim, 2004),

h.61

Page 51: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

33

Pengguguran jenis ini dilakukan karena adanya indikasi fisik yang

mengancam nyawa ibu apabila kehamilannya dilanjutkan. Rasulullah

Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

Dimaafkan dari umatku kesalahan (tanpa sengaja), lupa dan keterpaksaan.

(HR al-Baihaqi dalam Sunannya dan dishahîhkan Syaikh al-Albâni dalam

Shahîhul-Jâmi no. 13066)

3. Abortus Provokatus Kriminalis adalah aborsi yang sengaja

dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Tujuannya hanya

untuk tidak melahirkan bayi atau untuk menjaga penampilan atau

menutupi aib dan sejenisnya. Biasanya pengguguran dilakukan

dengan menggunakan berbagai cara termasuk dengan alat-alat atau

obat-obat tertentu.11

Cara-cara menggugurkan kandungan sangat beragam karena

banyaknya sebab-sebab keguguran. Cara pengguguran kandungan dapat

dibagi menjadi 3 bagian:

1. Cara Aktif, dalam hal ini pengguguran kandungan terjadi karena adanya

satu aksi, baik berasal dari ibu ataupun orang lain. Sebagai contoh

terjadinya kejahatan seperti pemukulan yang berdampak pada ibu atau

janinnya saja

11

Al-Manhaj, Islam Dan Aborsi Satu Tinjaun Hukum Fikih., diakses pada 3 April 2015

http://almanhaj.or.id/content/3362/slash/0/islam-dan-aborsi-satu-tinjaun-hukum-fikih/

Page 52: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

34

2. Cara Pasif, yaitu suatu cara yang tidak mau melakukan sesuatu yang

penting bagi keberlangsungan kehamilannya sehingga menyebabkan

bahaya pada kehamilannya. Contohnya ibu tidak mau mengkonsumsi obat-

obatan yang telah diresepkan oleh dokter.

3. Cara Medis, yaitu pengguguran kandungan yang digunakan oleh dokter,

anatara lain menyuntikan anti zat progesteron yang berfungsi menguatkan

kehamilan, menggunakan zat prostagelamizin yang membunuh janin

dengan cara menyuntikan pada pembulu darah atau urat atau rahim, dan

menggunakan obat misoprostol secara diminum dengan efek samping

menyebabkan kontraksi pada rahim sehingga janin keluar dari rahim.12

Dari beberapa definisi diatas, maka disimpulkan bahwa ada dua jenis

pengguguran kandungan yaitu pengguguran kandungan secara spontan dan

pengguguran kandungan secara sengaja. Pengguguran kandungan secara

spontan terjadi tanpa sebab, atau karena adanya penyakit seperti anemia,

toxoplasma dan tidak disengaja janin keluar dari rahim. Sedangkan

pengguguran kandungan secara sengaja merupakan keluarnya janin dari rahim

secara disengaja dengan adanya indikasi medis atau tidak ada indikasi medis.

Pengguguran kandungan secara sengaja dan tidak ada indikasi medis biasanya

dikarenakan tidak menginginkan kehamilan tersebut terjadi.

12

Abbas Syauman, Hukum Aborsi dalam Islam, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim, 2004),

h.62

Page 53: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

35

C. Pengguguran Kandungan sebagai Tindak Pidana

Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan

hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu,

bagi barang siapa melanggar tersebut.13

Pengguguran kandungan secara

sengaja merupakan pelanggaran hukum yang sudah diatur dalam undang-

undang.Pengguguran kandungan sebagaimana telah dikemukakan merupakan

perbuatan melawan hukum dan kitab Undang-undang Hukum Pidana tidak

membenarkan pengguguran kandungan dengan alasan apapun.

Di Indonesia pengguguran kandungan merupakan perbuatan pidana

dan peraturan perundang-undangan mengenai pengguguran kandungan diatur

dalam pasal 229 Buku II bab XIV dan pasal 346,347,348 dan 349 Buku II bab

XIX kitab undang-undang Hukum Pidana.

Kitab undang-undang Hukum Pidana menyatakan secara tegas bahwa

pengguguran kandungan merupakan persitiwa pidana dan barang siapa yang

menlakukan pengguguran kandungan sebagaimana diatur adalam pasal-pasal

tersebut diancam dengan hukuman. Pengguguran kandungan merupakan

masalah moral, karena adanya dua aspek yang tersangkut, yaitu aspek

kehidupan kelamin (kesusilaan) dan aspek jiwa.14

Kitab undang-undang Hukum Pidana tidak membedakan pengguguran

kandungan sebagai abotus provocatus criminalis dan abortus provocatus

therapeutis dan dinyatakan dengan tegas tanpa kecuali atau alasan apapun

bahwa pengguguran kandungan merupakan peristiwa pidana.

13

Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Binsa Aksara, 1987), h.54 14

TeukuAmir Hamzah, Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan dan Pengguguran

Kandungan, (Disertasi S3 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987), h.145

Page 54: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

36

Subjek hukum dalam tindak pidana pengguguran kandungan adalah

ibu, tim medis atau non-medis, dan orang yang menghasut, menyuruh dan

mendukung terjadinya praktik pengguguran kandungan. Hukuman bagi pelaku

yang melanggar diatur dalam kitab undang-undang pidana.15

Terjadi permasalahan antara ketentuan undang-undang yang sirasakan

oleh dokter dan dirasa kurang adil dan kurang melindungi profesinya, dengan

kebutuhan yang ada di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, apabila

pengguguran kandungan ditinjau dari ajaran sifat melawan hukum formil,

perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang melawan hukum dan barang

siapa memenuhi unsur-unsur ketentuan tersebut diancam dengan hukumannya.

Namun pengguguran kandungan yang dilakukan dokter

mempertimbangkan kesehatan, dapat dibenarkan dan bukan perbuatan

melawan hukum. Hal ini didasarkan pada ajaran sifat melawan hukum secara

materil, yang menyatakan bahwa suatu perbuatan yangbertentangan dengan

ketentuan undang-undang dalam hal ini Kitab Undang-undang Hukum Pidana,

belum tentu perbuatan melawan hukum.16

Sebagai contoh pasal 351 Kitab Undang-undang Hukum Pidana

“Apabila dokter melakukan suatu tindakan yang mengakibatkan seorang

pasien merasa sakit dan mengakibatkan luka pada pasien itu, perbuatan

tersebut dikualifikasikan telah melakukan penganiayaan.” Dalam hal ini

pengaiayaan disamakan dengan “merusak kesehatan seseorang dengan

15

Forum diskusi, “Hukum dan Aborsi”, diakses pada tanggal 3 April 2014 melalui

website http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm 16

TeukuAmir Hamzah, Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan dan Pengguguran

Kandungan, (Disertasi S3 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987), h.28

Page 55: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

37

sengaja”. Secara formil perbuatan tersebut merupakan perbuatan melawan

hukum, namun secara materil perbuatan tersebut dapat dibenarkan bedasarkan

alasan pemaaf atau alasan yang meniadakan hukuman yang terdapat diluar

undang-undang.

Ajaran sifat melawan hukum materiil ini dibenarkan oleh Hukum

Pidana, dan Yurisprudensi Mahkamah Agung. Sehubungan dengan hal ini,

maka perbauatan yang dibenarkan berdasarkan alasan peniadaan hukuman

terdapat diluar undang-undang yang di akui oleh yurisprudensi dan ilmu

hukum.17

Lepas dari adanya bermacam-macam hukum yang melarang abortus,

secara gelap masih banyak yang melakukannya terlebih di negara-negara yang

hukumnya sangat mengekang. Dari segi kesehatan bahwa abortus secara gelap

sangat besar sekali bahayanya.

D. Pengguguran Kandungan menurut Undang-undang

Pengguguran kandungan yang terjadi dimaksudkan sebagai jalan

keluar dari kehamilan yang tidak diinginkan dan pengguguran kandungan

telah ada sejak lama dan dilakukan oleh manusia. Di beberapa negara

termasuk Indonesia, pengguguran kandungan dilarang oleh undang-undang,

dibeberapa negara lain dibolehkan dengan pembatasan, sedangkan di beberapa

negara dibolehkan tanpa ada batasan. Pasal-pasal yang melarang pengguguran

kandungan sebagai berikut:

17

TeukuAmir Hamzah, Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan dan Pengguguran

Kandungan, (Disertasi S3 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987), h.30

Page 56: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

38

Pasal 229:

1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya

supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa

karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana

penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga puluh ribu

rupiah.

2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau

menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika

dia seorang tabib, bidan atau juru obat pidananya dapat ditambah

sepertiga.

3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani

pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.18

Dalam pasal diatas dijelaskan bahwa seseorang yang melakukan

pengguguran kandungan ataupun yang menyuruh menggugurkan kandungan

dikenakan ancaman pidana. Kemudian disebutkan juga jika seseorang

menjadikan pengguguran kandungan sebagai mata pencarian maka akan

dikenakan acaman pidana dan pencabutan izin dari praktiknya tersebut.

Dalam buku kedua Kitab Undang-undang Hukum Pidana bab XIV

mengenai “kejahatan terhadap kesusilaan”. Bab ini terdiri dari pasal 281

sampai dengan pasal 303 kitab undang-undang Hukum Pidana meliputi

perumusan perbuatan terlarang antara lain: merusak kesusilaan umu,

menyiarkan dan sebagainya tulisan, gambar dan barang-barang yang

18

Kitab Undang-undang hukum Pidana Pasal 229 ayat 1-3, Kumpulan Kitab Undang-

undang Hukum, (Jakarta: Wacana Intelektual, 2010) h.489

Page 57: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

39

melanggar kesusuilaan mapun alat untuk mencegah atau menggugurkan

kandungan, perzinahan, perbuatan cabul dan perdagangan perempuan.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya pengguguran kandungan

meliputi aspek kesusilaan. Aspek kesusilaan terlihat dari pasal 299 Kitab

Undang-undang Hukum Pidana. Alasan dimasukkannya pasal ini adalah

kenyataan pembuktian dalam undang-undang pengguguran kandungan yang

mengharuskan dibuktikan antara lain bahwa kandungan itu hidup dan bahwa

wanitanya hamil.19

Pasal 347

1. Bahwa barang siapa dengan sengaja menggugurkan kandungan atau

mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam

dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

2. Jika perbuatan tersebut menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan

penjara paling lama lima belas tahun.

Dalam pasal 347 dijelaskan bahwa seseorang yang menggugurkan

kandungan tanpa disetujui oleh wanita dikenakan ancaman pidana paling lama

dua belas tahun. Jika saat melakukan pengguguran kandungan, kemudian

wanita tersebut meninggal dunia maka diancam oleh pidana penjara paling

lama lima belas tahun.

Seseorang yang dapat dikenakan pasal tersebut ialah orang yang

menggugurkan kandungan dengan sengaja baik dari hubungan sah maupun

19

Disertasi,TeukuAmir Hamzah, Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan dan

Pengguguran Kandungan, Fakultas Hukum Universitas Indonesia 1987 h.145

Page 58: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

40

tidak sah di karenakan wanita tersebut tidak setuju untuk menggugurkan

kandungan.

Pasal 348:

1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan kandungan atau mematikan

kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, maka diancam dengan

pidana paling lama lima tahun enam bulan.

2. Jika perbuatan tersebut menyebabkan matinya wanita tersebut, maka

dikenakan penjara paling lama tujuh tahun.

Dalam pasal 348 dijelaskan bahwa seseorang menggugurkan

kandungan dengan sengaja diancam pidana lima tahun enam bulan dan jika

pada saat pengguguran kandungan menyebabkan kematian pada wanita

tersebut maka diancam dengan pencara paling lama tujuh tahun. Subjek

hukum dari pasal diatas adalah seseorang dari hubungan yang sah (suami)

ataupun hubungan yang tidak sah.

Pasal 349 jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu

melakukan kejahatan yang tersebut pada pasal 346, ataupun melakukan atau

membantu melakukan salah satu kejahatan uang diterangkan dalam pasal 347

dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal tersebut ditambah

sepertiga dan dapat dicabut hak untuk melakukan pencarian dalam mana

kejahatan dilakukan.20

Dalam 349 dijelaskan bahwa jika pengguguran kandungan dilakukan

oleh dokter, tabib, ataupun juru obat yang membantu, maka akan dikenakan

20

Kitab Undang-undang Hukum Pidana pasal 347-349, Kumpulan Kitab Undang-undang

Hukum, (Jakarta: Wacana Intelektual, 2010) h.508

Page 59: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

41

ancaman pidana berupa penjara dan pencabutan izin praktik. Sanksi tegas juga

diberikan kepada dokter, tabib, ataupun juru obat yang membantu melakukan

pengguguran kandungan diancam dengan penjara ditambahkan sepertiga dari

pasal 47 dan 348.

Undang-undang kesehatan pasal 75:

1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

2. Bahwa larangan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dikecualikan

berdasarkan indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini,

baik yang mengancam nyawa ibu dan atau janinya, kemudian

pengecualian lain kehamilan akibat perkosaan yang menyebabkan trauma

psikologis bagi korban perkosaan.21

Pada undang-undang kesehatan nomor 36 Tahun 2009 pasal 75

disebutkan tegas larangan pengguguran kandungan pada ayat satu dan

pengecualian dibolehkannya pengguguran kandungan pada ayat dua. Ayat

dua menjelaskan diperbolehkannya melakukan pengguguran kandungan

berdasarkan kedaruratan medis yang mengancam nyawa ibu ataupun janin

yang dikandungnya. Kemudian pengguguran kandungan dibolehkan jika

terjadi pemerkosaan sehingga menyebabkan trauma pada korban.

Menurut undang-undang kesehatan pasal 76 menyatakan syarat-syarat

boleh dilakukannya pengguguran kandungan. Aborsi sebagaimana

dimaksudkan hanya dapat dilakukan:

21

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia

nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan”, diakses pada tanggal 2 April 2014 melalui website

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf

Page 60: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

42

a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari pertama haid

terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;

b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang

memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;

c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;

d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan, dan;

e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh

menteri.

Adapun ancaman pidana untuk pelanggar pasal 75 undang-undang

kesehatan diatas terdapat dalam pasal 194 undang-undang kesehatan berikut:

“setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan

ketentuan sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 75 dipidana dengan

pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak

Rp.1.000.000.000 (satu miliar rupiah).”

Dalam undang-undang kesehatan nomor 36 Tahun 2009 pasal 194

dijelaskan bahwa setiap orang, dikenakan untuk orang yang menyuruh, wanita

yang mengandung, dan orang yang membantu menggugurkan kandungan. Jika

dengan sengaja melakukan aborsi secara sengaja yang dimaksudkan dalam

pasal 75, dalam pasal 75 sudah dijelaskan pengecualian dibolehkan

pengguguran kandungan. Hukuman secara tegas mengaancam penjara paling

lama sepuluh tahun dan denda sebanyak Rp.1.000.000.000,- (satu miliar

rupiah), ancaman ini diberikan untuk memberikan efek jera terhadap para

pelaku.

Page 61: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

43

Menurut hukum yang berlaku, kasus pengguguran kandungan secara

disengaja (abortus provocatus criminalis) merupakan sebuah tindak kriminal

yang diatur dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). Yang

menerima hukumannya adalah ibu yang menggugurkan kandungan, dokter

atau bidan atau dukun yang membantu melakukan pengguguran kandungan,

dan orang-orang yang membantu terlaksananya pengguguran kandungan.22

22

TeukuAmir Hamzah, Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan dan Pengguguran

Kandungan, (Disertasi S3 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987), h.35

Page 62: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

44

BAB IV

TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT

PENGGUGUR KANDUNGAN

A. Penyalahgunaan Obat ditinjau dari Hukum Pidana Indonesia dan

Hukum Pidana Islam

Penyalahgunaan obat dalam pengertiannya sudah dijelaskan dalam bab

2. Obat-obatan legal yang diresepkan oleh dokter, dan apoteker terdidik guna

untuk mencegah penyakit. Akan tetapi penggunaan obat tanpa petunjuk medis

merupakan penyalahgunaan. Biasanya penyalahgunaan obat memiliki dampak

yang serius dan akan menjadi fatal akibatnya.

a. Penyalahgunaan Obat ditinjau dari Hukum Pidana Indonesia

Hukum Pidana Indonesia memilikiundang-undang yang mengatur

tentang obat-obatan yaitu: undang-undang obat keras St.no. 419 tahun

1949, dan undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika.

Selain jenis psikotropika, penyalahgunaan obat juga sering menggunakan

jenis lain seperti Misoprostol.

Pengertian penyalahgunaan obat dalam Undang-undang Narkotika

no.22 Tahun 1997 pasal 1 ayat 14, pengertian penyalahgunaan adalah

Page 63: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

45

orang yang menggunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan

dokter.1

Sedangkan dalam Undang-undang no.22 Tahun 1997 dalam pasal 1

ayat 1, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman baik

sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunuan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan-

golongan sebagaimana terlampir dalam ini atau yang kemudian terlampir

dalam keputusan menteri.2Dalam undang-undang ini hanya disebutkan

penyalahgunaan dari jenis Narkotika dan Psikotropika saja tetapi tidak

disebutkan penyalahgunaan dalam bentuk obat lain.

Dalam Undang-undang Obat Keras St.no. 419 obat keras yaitu

obat-obatan yang tidak digunakan untuk keperluan tehnik, yang

mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, membaguskan,

mendesinfeksikan dan lain-lain tubuh manusia, baik dalam bungkusan

maupun tidak, yang ditetapkan oleh Secretaris Van Staat, Hoof van het

Departement van Gesondheid, menurut ketentuan pada Pasal 2.Dalam

Undang-undang Obat Keras St.no.419 pasal 12 ayat 2 disebutkan juga

1 Laili Maulida, Kajian Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Kasus

Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak Dibawah Umur, (Skripsi S1 Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta, 2009) h.53

2 Undang-undang Narkotika UU RI No.22 Tahun 1997 Dan Undang-undang Psikotropika

UU RI No.5 Tahun 1997, (Jakarta: Asa Mandiri, 2008), h.3

Page 64: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

46

Obat-obat keras dengan mana atau terhadap mana dilakukan pelanggaran

dapat dinyatakan disita.3

Undang-undang Obat Keras St.no.419 menyebutkan obat-obatan

akan disita jika terjadi pelanggaran atas penggunaan obat yang diberikan

oleh dokter maupun apoteker.Dalam Undang-undang kesehatan pasal 196

bahwa Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan

sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar

dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling

banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).4

Pasal 197 bahwa Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi

atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak

memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1)

dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan

3 Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan,“Undang-undang

tentang Obat St.No.419” diakses pada tanggal 20 Mei 2014 melalui website

http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-419-1949OrdonansiObatKeras.pdf

4 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia

nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan”, diakses pada tanggal 2 April 2014 melalui website

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf

Page 65: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

47

denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta

rupiah).5

Belum ada ketentuan jelas tentang penyalahgunaan obat diluar

penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika. Hanya ada Undang-undang

tentang Obat Keras dan tentang Kesehatan yang mengatur pelanggaran

penyediaan sediaan farmasi dan belum ditentukan hukuman yang jelas

bagi pelaku yang menyalahgunakan obat diluar Narkotika dan

Psikotropika.

b. Penyalahgunaan Obat ditinjau dari Hukum Pidana Islam

Obat sejak dahulu digunakan sebagai alat untuk menyembuhkan

manusia dari bergai macam penyakit dan penawar racun. Seiring

perkembangan zaman, obat-obatan dalam dunia medis semakin

berkembang, dan timbul jenis-jenis obat baru.

Seiring berkembangnya zaman, obat yang pada awalnya ditujukan

untuk menjaga kesehatan manusia kemudian banyak disalahgunakan.

Dalam menentukan bagaimana hukum Islam menentukan penyalahgunaan

obat, maka dapat dilihat pada maqashid syariah. Secara pengertian,

maqasid syariah adalah konsep untuk mengetahui nilai dan sasaran syara

5 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia

nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan”, diakses pada tanggal 2 April 2014 melalui website

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf

Page 66: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

48

yang tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadist dengan tujuan ke maslahah

umat manusia.6

Dalam maqashid syariah terdapat 5 prinsip dasar hukum Islam,

yaitu memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara

keturunan, dan memelihara harta.7 Prinsip dasar hukum Islam bertujuan

agar terciptanya kemaslahatan umat manusia baik dunia dan akhirat.

Dilihat dari prinsip dasar hukum Islam tersebut terdapat tujuan

utama obat yaitu memelihara jiwa, memelihara akal, dan memelihara

keturunan. Obat merupakan alat untuk memelihara jiwa, dari tujuan utama

obat adalah untuk menyembuhkan manusia dari berbagai macam penyakit.

Kemudian dalam perkembangan medis diciptakan juga obat sebagai alat

memelihara akal dan keturunan.

Penyalahgunaan obat dalam hukum Islam maka tidak sesuai

dengan prinsip dasar dari hukum Islam. Tujuan obat yang seharusnya

membawa kebaikan kepada manusia, kemudian berubah fungsi menjadi

membawa keburukan kepada manusia. Sebagai contoh penyalahgunaan

obat untuk menggugurkan kandungan, penyalahgunaan obat ini melawan

prinsip dasar hukum Islam yaitu memelihara keturunan. Kemudian

6 Abdullah, Konsep Maqasid al-Syariah dikutip dari

dc442.4shared.com/doc/R7TegE_u/preview.html

7 Abdullah, Konsep Maqasid al-Syariah dikutip dari

dc442.4shared.com/doc/R7TegE_u/preview.html

Page 67: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

49

penyalahgunaan obat jenis narkotika juga melawan prinsip dasar hukum

Islam, yaitu merusak akal dan jiwa.

Hukuman bagi pelaku penyalahgunaan obat maka dikenakan

jarimahTa’zir. Ta’zir adalah hukuman yang bersifat mendidik atas

perbuatan dosa yang belum ditetapkan oleh syara` atau hukuman yang

diserahkan kepada keputusan Hakim. Dasar hukum ta`zir adalah

pertimbangan kemaslahatan dengan mengacu pada prinsip keadilan.8

Secara garis besar macam-macam hukuman ta’zir yaitu, hukuman

yang mengenai badan, contohnya hukuman mati. Hukuman ta’zir yang

berkaitan dengan kemerdekaan seseorang. Contohnya hukuman penjara

dan pengasingan. Hukuman berkaitan dengan harta, seperti denda,

penyitaan, perampasan harta, dan penghancuran barang. Kemudian

hukuman-hukuman lain yang ditentukan ulil amri demi kemasalahatan

umum.9

B. Pengguguran Kandungan Menggunakan Obat dalam Hukum Pidana

Indonesia dan Hukum Pidana Islam

Banyak cara yang dilakukan sebagai upaya menggugurkan kandungan

pada kehamilan yang tidak di inginkan, salah satunya menggunakan obat.

Pengguguran kandungan menggunakan obat saat ini sedang marak. Dari koran

8 Eka Aqila, makalah fiqih tazir. Dikutip pada tanggal 19 september 2014 melalui website

http://ekaaqila.blogspot.com/2013/05/makalah-fiqih-tazir.html

9 Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam,( Jakarta: Sinar Grafika, 2004) hlm.30

Page 68: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

50

Tribune Jogja mengungkap penjualan obat pelancar haid, penggugur

kandungan secara terselubung di wilayah Yogyakarta.10

Untuk meninjau secara yuridis pengguguran kandungan menggunakan

obat maka akan ditinjau menggunakan Hukum Pidana Indonesia dan Hukum

Pidana Islam.

a. Pengguguran Kandungan Menggunakan Obat dalam Hukum Pidana

Indonesia

Pengguguran kandungan secara ilegal dilarang oleh undang-

undang kesehatan No.36 Tahun 2009 pasal 75 ayat (1). Terdapat

pengecualian dengan adanya indikasi medis. Seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya pengguguran kandungan memiliki beberapa cara salah

satunya menggunakan obat.

Pengguguran kandungan menggunakan obat merupakan

permasalahan baru yang belum lama ini marak dilakukan. Didalam

undang-undang penyalahgunaan obat secara garis besar membahas tentang

penyalahgunaan obat Narkotikan dan Psikotropika.

Dalam Hukum Pidana Indonesia penyalahgunaan obat jenis ini

belum ada undang-undang secara tegas yang mengaturnya. Undang-

undang tentang obat hanya diatur dalam Undang-undang obat keras yaitu

Undang-undang Obat Keras St.no.419. Sedangkan untuk pengguguran

kandungan terdapat dalam Undang-undang Kesehatan, Kitab Undang-

10

“Mengerek Harga Obat Telat Haid” Tribune Jogja, 27 Maret 2014

Page 69: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

51

undang Hukum Pidana bab XIV mengenai “kejahatan terhadap

kesusilaan”.

Penyalahgunaan obat keras dalam Undang-undang Obat Keras

St.no.419 Tahun 1949 akan disita jika terjadi pelanggaran atas

penggunaan obat yang diberikan oleh dokter maupun apoteker sanksi

penyitaan bagi penyalahgunaan obat.11

Belum ada pembaruan undang-

undang mengenai Obat Keras.

Dalam Pasal 299 Kitab Undang-undang Hukum Pidana melarang

bagi dokter, apoteker, tabib ataupun bidan memberikan obatan secara

sengaja untuk melakukan pengguguran kandungan tanpa ada indikasi

medis apapun. Pasal 299 secara tegas mengatakan:

1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh

supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa

karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan

pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling

banyak empat puluh lima ribu rupiah.

2. Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau

menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau

jika dia seorang tabib, bidan atau juru-obat, pidananya dapat ditambah

sepertiga.

11

Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan,“Undang-undang

tentang Obat St.No.419” diakses pada tanggal 20 Mei 2014 melalui website

http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-419-1949OrdonansiObatKeras.pdf

Page 70: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

52

3. Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan

pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian

itu.12

Kemudian diancam juga dengan pasal Pasal 349 jika seorang

dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan

pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu

kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang

ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat

dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan

dilakukan.

Pada kenyataannya, bila ada dokter atau juru obat yang

memberikan obat dan melakukan praktik pengguguran kandungan, maka

masyarakat dapat melaporkan dokter tersebut ke kepolisian. Jika memang

terbukti dokter atau juru obat telah memberika obat serta melakukan

pengguguran kandungan secara ilegal terhadap pasien-pasiennya maka

proses pidana dapat dilanjutkan.

Kemudian ancaman pidana bagi pelaku penggugur kandungan

secara garis besar diatur dalam Pasal 194 Setiap orang yang dengan

sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling

12

Kitab Undang-undang Hukum Pidana pasal 347-349, Kumpulan Kitab Undang-undang

Hukum, (Jakarta: Wacana Intelektual, 2010) h.507

Page 71: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

53

lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah).13

Jadi pengguguran kandungan dengan cara apapun tidak dibenarkan

jika tidak ada indikasi medis yang disebutkan dalam undang-undang

kesehatan. Bagi pelaku penggugur kandungan menggunakan obat dalam

Hukum Pidana Indonesia, secara garis besar diancam dengan penjara

paling lama 10 tahun dan denda satu milyar rupiah. Bagi dokter, juru obat,

tabib, dan bidan yang sengaja memberikan obat agar terjadinya

pengguguran kandungan maka diancam dengan pasal 299.

b. Pengguguran Kandungan Menggunakan Obat dalam Hukum Pidana

Islam

Pengguguran kandungan menurut mahzab maliki hukumnya haram

sejak terjadinya konsepsi, sebagaian ulama malikiah menganggapnya

makruh kalai kehamilan sudah memasuki 40 hari dan haram bila sudah

120 hari. Menurut Muhamad Ramli dalam kitabnya Nihayah al-Muhaj

pada bab Ummahat al-Aulad menganggap aborsi sebelum peniupan ruh

hukumnya boleh, demikian juga fatwa yang disampaikan oleh Abu Ishaq

al-Arwazi. Fatwa Abu Ishaq tersebut dikutip oleh Zainudin al-Malibari

yaitu “Di halalkannya memberikan obat atau ramuan-ramuan tertentu

13

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia

nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan”, diakses pada tanggal 2 April 2014 melalui website

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf

Page 72: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

54

kepada budak perempuannya untuk menggugurkan janinnya, selama

masih berbentuk ‘alaqah atau mudhghah.14

Menurut tingkatannya, alaqah merupakan segumpal darah. Fase ini

merupakan fase kedua setelah bercampurnya air mani dan sel telur.

Kemudian yang dimaksudkan dengan mudhghah adalah fase terbentuknya

sel-sel seperti otak, saraf tunjang, dan anggota lain.15

Dalam

membandingkan beberapa pendapat ulama fiqih dari berbagai mahzab,

pengguguran kandungan merupakan suatu masalah hukum yang cukup

rumit dan menimbulkan banyak pendapat dari para ahli.

Secara garis besar hukuman bagi pelaku penggugur kandungan

dalam hukum Islam yang telah disepakati yaitu tidak mendapatkan

warisan, gharrah, dan denda wajib menggugurkan sebagian anggota tubuh

janin. Pembunuh janin tidak lepas dari dari sengaja atau tidak, karena telah

dijelaskan bahwah jinayah terhadap janin menurut madzhab maliki

berkisar antara sengaja atau tidak disengaja.16

Syaikhul Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa seorang wanita yang

sengaja menggugurkan kandungannya maka wajib baginya membayar

Gharrah berdasarkan Sunnah Rasulullah dan kesepakatan kaum muslimin.

14

Abbas Syauman, Hukum Aborsi dalam Islam, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2004)

hlm

15 Paijo Atmojo,“Proses Terjadinya Manusia”,

http://faijoatmojo.blogspot.com/2011/01/proses-terjadinya-manusia.html

16 Abbas Syauman, Hukum Aborsi dalam Islam, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2004)

hlm.167

Page 73: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

55

Budak ini dimiliki oleh ahli waris janin selain ibunya, kalau dia memiliki

ayah maka budak itu menjadi miliknya, namun jika ayahnya

membebaskan si ibu dari denda itu maka itu hak dia.17

Hukuman Gharrah adalah hukuman pokok pada aborsi janin.

Menurut Jumhur Fuqaha pengertian Gharrah adalah budak laki-laki atau

budak perempuan. Hanya saja sebagian mensyaratkan berkulit putih. Dalil

yang diriwayatkan dari Abu Huraira RA, ia berkata “ Rasulullah

menetapkan diyat janin gharrah budak laki-laki atau budak perempuan

atau kuda atau bighal (binatang hasil kawin silang antara kuda dan

keledai).18

Menurut Ibnu Sirrindan Asy-Sya’bi19

berpendapat bahwa gharrah

berarti budak laki-laki atau budak perempuan atau seratus kambing.

Riwayat Nabi Muhammad SAW menetapkan diyat seratus ekor kambing

untuk anak perempuan.Para ulama fiqih sepakat jika garrah tidak tersedia

maka nilainya adalah seperduapuluh diyat sempurna yang wajib akibat

membunuh laki-laki dewasa, atau sepersepuluh diyat perempuan, karena

diyat perempuan adalah separuh diyat laki-laki.

17

Amin Ben Ahmed, “Hukuman Bagi Pelaku Aborsi”, diakses pada tanggal 20 Mei 2014

pada melalui website http://aminbenahmed.blogspot.com/2013/01/hukuman-bagi-pelaku-

aborsi.html

18 Abbas Syauman, Hukum Aborsi dalam Islam, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2004)

hlm.172

19Al Mughni,jilid VII, hlm. 803 dikutip dari buku Abbas Syauman, Hukum Aborsi dalam

Islam, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2004) hlm. 172

Page 74: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

56

Dalam kesepakatan mengenai acuan pokok untuk menghitung nilai

gharrah saat tersedia, ulama sepakat bahwa harga gharrah adalah lima

ekor unta.Ulama fikih madzab syafi’i berpendapat sama. Bila tidak

ditemukan nilainya, maka nilainya seharga saat itu. Karena ketentuan asal

diyat adalah unta bukan emas ataupun perak. Hukuman gharrah dapat

berganda sesuai banyaknya janin yang digugurkan.

Selain wajib membayar denda, wajib bagi ibu yang menggugurkan

kandungan untuk membayar kaffaroh, karena tindakan menggugurkan

kandungan termasukk pembunuhan jiwa tanpa cara yang benar. Dan hal

itu berdasar pada pendapat para jumhur ulama “diantaranya Imam Syafi’i,

Malik, Ahmad, Ibnu Hazm dan lainnya. Imam Ibnuk Mundzir berkata:

“seluruh para ulama’ yang kami ketahui mewajibkan membayar kaffaroh

disamping harus membayar diyat.”20

Berdasarkan fungsi obat yang seharusnya memiliki manfaat bagi

manusia untuk kelangsungan hidupnya, akan tetapi disalahgunakan

menjadi membawa keburukan. Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab

sebelumnya, hukum Islam memiliki 5 prinsip dasar. Penyalahgunaan obat

sebagai alat menggugurkan kandungan melanggar prinsip dasar hukum

Islam mengenai menjaga keturunan.

20

Amin Ben Ahmed, “Hukuman Bagi Pelaku Aborsi”, diakses pada tanggal 20 Mei 2014

pada melalui website http://aminbenahmed.blogspot.com/2013/01/hukuman-bagi-pelaku-

aborsi.html

Page 75: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

57

Menurut penulis dalam kasus pengguguran kandungan

menggunakan obat termasuk dalam tindak pidana (jarimah). Hukuman

bagi pelaku penggugur kandungan menggunakan obat dikenakan ta’zir

dan tidak termasuk dalam jarimah hudud dan qishas- diyat .

Ta’zir merupakan hukuman untuk mendidik manusia agar tidak

mengulangi dan mencegah terjadinya kesalahan. Hukuman ta’zir berupa

membayar denda seperti yang dijelaskan diatas membayar gharrah,

hukuman mati dan dera, kemudian penjara dan pengasingan, dan hukuman

lain yang ditentukan oleh hakim agar tidak terjadi kesalahan yang berulang

dan ditiru.21

Hukuman ta’zir jenisnya beragam, namun secara garis besar dapat

dikelompokan kepada empat kelompok, yaitu sebagai berikut:

1. Hukuman ta’zir yang mengenai badan, seperti hukuman mati dan

hukuman jilid (dera).

2. Hukuman yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang, seperti

hukuman penjara dan pengasingan.

3. Hukuman ta’zir yang berkaitan dengan harta, seperti denda, penyitaan/

perampasan harta, dan penghancuran barang.

21

Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,2004) hlm. 258

Page 76: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

58

4. Hukuman-hukuman lain yang ditentukan oleh ulil amri demi

kemaslahatan umum.22

Jadi dalam perpektif hukum Pidana Islam telah disepakati bahwa

hukuman bagi pelaku penggugur kandungan adalah Gharrah dan

membayar diyat. Ketentuan ini telah di sunnah kan oleh Rasulullah dan

telah disepakati oleh para ulama. Bagi pengguguran kandungan

menggunakan obat ataupun cara lain hukumannya Ta’zir karena belum

ketentuan hukum secara jelas, sehingga yang menentukan hukumannya

adalah ulil amri.

C. Persamaan Hukum Pidana Indonesia dan Hukum Islam mengatur

tentang Penyalahgunaan Obat sebagai Alat Penggugur Kandungan

Hukum Pidana Indonesia dan Hukum Pidana Islam mengatur tentang

penyalahgunaan obat sebagai alat penggugur kandungan memiliki persamaan

di beberapa sisi. Persamaan hukum, berupa subyek hukum, jenis hukuman,

dan pengecualian hukum.

Secara keseluruhan belum ditentukannya secara tegas dan terperinci

bagaimana jika terjadi kasus penyalahgunaan obat sebagai alat penggugur

kandungan. Dalam Hukum Pidana Indonesia penyalahgunaan obat terfokus

kepada penyalahgunaan jenis Narkotik dan Psikotropik. Begitu juga dengan

22

Ulin Nuha, Analisis aborsi dalam putusan Pengadilan Negeri Semarang no.

538/pid.b/2006/pn.smg menurut hukum pidana Islam,(Skripsi Universitas Islam Negeri

Walisongo: Semarang, 2014)

Page 77: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

59

Hukum Pidana Islam, belum ada ketentuan jelas mengenai penyalahgunaan

obat menggunakan obat untuk menggugurkan kandungan.

Subjek hukum yang berlaku dalam Hukum Pidana Indonesia dan

Hukum Pidana Islam dalam kasus ini sama. Yaitu subjek hukum pertama

adalah wanita yang menggugurkan kandungan, yang kedua adalah dokter yang

membantu proses pengguguran kandungan, yang ketiga adalah orang-orang

yang membantu terlaksananya proses pengguguran kandungan.23

Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Indonesia terdapat

pengecualian hukum, dimana pengguguran kandungan boleh dilakukan.

Dalam hukum Islam para ulama sepakat membolehkan pengguguran

kandungan jika terdapat indikasi medis. Jika sang janin membahayakan ibu

jika proses kehamilannya dilanjutkan. Begitu juga dalam hukum pidana

Indonesia dalam undang-undang kesehatan pasal 75 memberikan persyaratan

diperbolehkannya pengguguran kandungan dilakukan.24

Jika pengguguran kandungan dilakukan tanpa ada indikasi medis,

hukum pidana Indonesia menetapkan ancaman penjara dan pidana denda.

Penetapan hukuman pengguguran kandungan juga ditetapkan oleh para fuqaha

yaitu memberikan denda kepada pelakunya. Persamaan hukuman yang

23

Forum diskusi, “Hukum dan Aborsi”, diakses pada tanggal 3 April 2014 melalui

website http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm

24 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia

nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan”, diakses pada tanggal 2 April 2014 melalui website

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf

Page 78: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

60

dijatuhkan oleh hukum pidana Islam dan hukum pidana Indonesia berupa

denda.25

D. Perbedaan Hukum Pidana Indonesia dan Hukum Pidana Islam mengatur

tentang Penyalahgunaan Obat Sebagai Alat Penggugur Kandungan

Perbedaan pertama dilihat dari pembentukan hukum. Hukum pidana

Indonesia menggunakan asas legalitas berdasarkan pasal 1 ayat 1 kitab

undang-undang hukum pidana yang menyatakan bahwa seseorang tidak

dikenakan suatu hukum jika suatu hukum belum di undang-undangkan.26

Kemudian hukum Islam sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an, jika ada

permasalahan baru maka ulil amri atau para fuqaha boleh menentukan

hukumnya berdasarkan musyawarah.

Hukum pidana Indonesia dan Hukum pidana Islam merupakan dua

jenis hukum yang berbeda. Masing-masing memiliki sudut pandang berbeda

mengenai tindak pidana. Perbedaan utama terletak pada sumber hukum.

Hukum pidana Indonesia memiliki sumber hukum Kitab undang-undang

Hukum Pidana dan Undang-undang yang berlaku, dan Hukum Pidana Islam

memiliki sumber hukum Al-Qur’an dan Hadist.

Perbedaan sumber hukum membuat setiap sudut pandang hukum

berbeda, baik dari jenis tindak pidana, jenis hukuman, dan lama hukuman.

25

Abbas Syauman, Hukum Aborsi dalam Islam, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2004)

hlm.172

26Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Pasal 1 Ayat 1

Page 79: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

61

Dari perbedaan tersebut maka timbul perbedaan pandangan antara Hukum

Pidana Indonesia dan Hukum Pidana Islam mengatur tentang penyalahgunaan

obat sebagai alat penggugur kandungan.

Perbedaan sedikit terlihat dari jenis hukuman, secara garis besar jika

terjadi penyalahgunaan fungsi obat sebagai alat penggugur kandungan maka

hukum pidana Indonesia mengancam dokter, juru obat, bidan dan tabib

dengan ancaman pidana serta pencabutan hak-hak yang telah diberikan.

Kemudian dalam hukum pidana Islam secara garis besar tidak menyebutkan

hukuman jika seorang dokter, juru obat, bidan dan tabib membantu

memberikan obat sebagai alat penggugur kandungan.

Hukum pidana Indonesia menetapkan hukuman bagi pelaku penggugur

kandungan dalam Hukum Pidana Indonesia terdapat hukuman denda yang

cukup berat yaitu sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).27

Sedangkan hukuman bagi pelaku penggugur kandungan dalam hukum Islam,

yaitu berupa ta’zir. Hukumannya ditentukan oleh hakim dan dihukum seberat-

beratnya agar tidak terulang kembali dan ditiru oleh orang lain.28

27

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia

nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan”, diakses pada tanggal 2 April 2014 melalui website

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf

28 Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,2004) hlm. 258

Page 80: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya pada

bab II sampai bab IV dengan menggunakan metode kualitatif, penulis

memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai

Penyalahgunaan Obat Sebagai Alat Penggugur Kandungan dalam Perspektif

Hukum Pidana Indonesia dan Hukum Pidana Islam sebagai berikut:

1. Penyalahgunaan obat memiliki cakupan yang luas salah satunya adalah

penyalahgunaan efek obat untuk menggugurkan kandungan. Golongan

obat yang digunakan dengan memanfaatkan efek sampingnya, yaitu

Misoprostol dan Prostalgin. Penggunaan misoprostol, suatu analog

prostalgin untuk mencegah gangguan lambung, sering dipakai untuk

menggugurkan kandungan karena sifatnya yang memicu kontraksi pada

rahim.

2. Pengguguran kandungan atau yang dikenal juga dengan nama aborsi atau

dengan nama latin abortio, secara bahasa disebut juga lahirnya janin

karena dipaksa atau dengan sendirinya sebelum waktunya. Sedangkan

secara etimologi berarti gagal untuk dilahirkan. Definisi lain, bahwa

pengguguran kandungan sebenarnya adalah setiap tindakan yang diambil

dengan tujuan meniadakan janin dari rahim perempuan sebelum akhir dari

masa alamiah kehamilan. Pengguguran kandungan berdampak kepada

Page 81: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

63

gangguan bahkan kerusakan pada tubuh perempuan terutama rahim dan

vagina, dalam pelaksanaannya dapat dipastikan adanya kemungkinan

terjadinya infeki, pendarahan, bahkan kematian bagi perempuan.

3. Hukum Pidana Indonesia belum mengatur secara spesifik tentang

penyalahgunaan obat sebagai alat penggugur kandungan. Dalam kondisi

normal pengguguran kandungan dengan cara apapun tidak dibenarkan.

Pengguguran kandungan dapat dibenarkan jika tidak ada indikasi medis

yang disebutkan dalam undang-undang kesehatan. Bagi pelaku penggugur

kandungan menggunakan obat dalam Hukum Pidana Indonesia, secara

garis besar diancam dengan penjara paling lama 10 tahun dan denda satu

milyar rupiah. Bagi dokter, juru obat, tabib, dan bidan yang sengaja

memberikan obat agar terjadinya pengguguran kandungan maka diancam

dengan pasal 299.

4. Dalam Hukum Pidana Islam Hukuman bagi pelaku penyalahgunaan obat

sebagai alat penggugur kandungan belum ada ketentuan hukum, maka

dikenakan jarimah Ta’zir. Ta’zir adalah hukuman yang bersifat mendidik

atas perbuatan dosa yang belum ditetapkan oleh syara` atau hukuman yang

diserahkan kepada keputusan Hakim. Dasar hukum ta`zir adalah

pertimbangan kemaslahatan dengan mengacu pada prinsip keadilan.

5. Persamaan kedua Hukum terlihat dari belum ditentukannya secara tegas

dan terperinci bagaimana jika terjadi kasus penyalahgunaan obat sebagai

alat penggugur kandungan. Persamaan juga terlihat pada pengecualian.

Page 82: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

64

Terdapat pengecualian dibolehkan menggugurkan kandungan jika adanya

indikasi medis atau kehamilan membahayakan nyawa ibu dan janin.

Memiliki subjek hukum yang sama, yaitu wanita yang sedang hamil,

dokter atau bidan atau juru obat yang membantu terjadinya praktik

pengguguran kandungan, dan orang yang mendukung terjadinya pengguguran

kandungan. Kemudian perbedaan antara kedua hukum yaitu perbedaan sumber

hukum antara Hukum Pidana Indonesia dengan Hukum Pidana Indonesia.

Hukum Pidana Indonesia menggunakan asas legalitas berdasarkan undang-

undang pasal 1 ayat 1 kitab undang-undang hukum pidana dimana seuatu

hukum berlaku jika sudah diundang-undangkan, kemudian dalam hukum

Islam tidak berlaku demikian. Jenis hukuman yang berbeda antara kedua

hukum. Perbedaan besar denda yang dijatuhkan jika sengaja menggugurkan

kandungan dengan menggunakan obat.

B. Saran

1. Pada penulisan skripsi ini obat merupakan alat penggugur kandungan.

Penyalahgunaan obat ini terjadi karena adanya efek obat yang

menyebabkan kontraindikasi terhadap ibu hamil, dimana terdapat

kontraksi hebat didalam perut sehingga menyebabkan keguguran. Dalam

hal ini, obat jenis Misoprostol berfungsi sebagai obat magh akut. Jadi obat

bekerja untuk menekan asam lambung yang berlebihan. Dalam kebidanan

obat jenis ini bermanfaat juga untuk digunakan pada saat membantu proses

kelahiran. Jika obat ini digunakaan diluar pengawasan dokter, atau obat

Page 83: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

65

jenis ini disalahgunakan maka dapat menyebabkan pendarahan hebat. Efek

yang akan terjadi jika tidak berhasil menggunakan obat jenis Misoprostol

adalah kecacatan permanen pada saat bayi lahir, pendarahan hebat dalam

rahim dan berakibat kematian pada ibu dan janin dalam kandungan.

2. Pemerintah sebagai penggerak utama dalam pembuatan peraturan

diharapkan mampu membuat peraturan khusus mengatur tentang tindak

pidana pengguguran kandungan untuk menekan angka pengguguran

kandungan dapat menurun bahkan tidak terjadi. Diharapkan juga

memperbarui undang-undang yang mengatur tentang obat, karena semakin

berkembangnya ilmu farmasi maka banyak jenis obat yang muncul.

Seiring perkembangan ilmu farmasi, semakin banyak jenis obat yang

disalahgunakan, diharapkan pemerintah lebih mengawasi pendistribusian

obat-obatan dan membuat undang-undang tentang penyalahgunaan obat

dalam konteks luas.

3. Penulisan ini masih memiliki banyak keterbatasan baik dari segi variabel

yang digunakan maupun periode waktu penelitian, sehingga diharapkan

bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melengkapi, mengembangkan,

melanjutkan, maupun meneliti lebih jauh tentang penyalahgunaan obat

lainnya, misalnya penyalahgunaan obat non narkotika yang menyebabkan

hilangnya kesadaran, penyalahgunaan obat bebas, dan sebagainya. Hal ini

guna untuk menyadari banyaknya kasus penyalahgunaan obat yang ada di

Indonesia buk Indonesia bukan hanya penyalahgunaan narkotika dan

psikotropika saja.

Page 84: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

66

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al – Karim

Ahmed, Amin Ben, “Hukuman Bagi Pelaku Aborsi”, website

http://amonbenahmed.blogspot.com/201301/hukuman-bagi-pelaku-

aborsi.html

Amir, Hamzah Teuku. 1987. “Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan

danPengguguran Kandungan”. Fakultas Hukum Universitas Indonesia:Jakarta

Ansor, Maria Ulfah. 2006. “Fikih Aborsi”. Kompas: Jakarta

Anshor, Maria Ulfah, dkk. 2002. “Aborsi Dalam Perspektif

FiqhKontemporer”.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

Aziz, Abdul Dahlan. 1996. “Ensiklopedi Hukum Islam”. Intermasa: Jakarta

Atmojo, Paijo, “Proses Terjadinya Manusia”, website

http://faijoatmojo.blogspot.com/2011/01/proses-terjadinya-manusia.html

Bachtiar, Rico, “Fungsi Utama Obat yang Tidak Populer”, website

http://ricobachtiar.wordpress.com/

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.“Farmakope Edisi IV, Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995

Dzajuli, A. 2000. “Fiqh Jinayah”. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Echols, Jhon M. 1995. “Kamus Inggris-Indonesia”. Gramedia: Jakarta

Fadl, Abdul Moshim Ebrahim. 1997. “Aborsi, Kontrasepsi dan

MengatasiKemandulan”. Mizan: Bandung

Forum diskusi, “Hukum dan Aborsi”, website http://www.aborsi.org/hukum-

aborsi.htm, Jakarta: 2014

Hitner, Henry, Barbara Nagle. 1999. “Basic Pharmacologi”. Glencoe: New York

KeputusanMenteriKesehatan

No.924/Menkes/Per/X/1993,TentangDaftarObatWajibApotek, Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1993

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Surabaya: Usaha Nasional Offset Printing,

1980

Maulidia, Laili. 2009. “Kajian Hukum Islan dan Hukum Positif Terhadap

KasusPenyalahgunaan Narkotika Oleh Anak Dibawah Umur”. Fakultas

SyariahDan Hukum Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah

Page 85: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

67

Moeljatno. 1987. Asas-asas Hukum Pidana. Binsa Aksara: jakarta

Muslih, Ahmad Wardi. 2004. “Hukum Pidana Islam”. Sinar Grafika: Jakarta

Nuha, Ulin, Analisis aborsi dalam putusan Pengadilan Negeri Semarang no.

538/pid.b/2006/pn.smg menurut hukum pidana Islam, Semarang: Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Walisongon Semarang, 2014

Penyalahgunaan Narkoba Oleh Anak,Jakarta: Fakultas Syariáh dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012

Syauman, Abbas. 2004. “Hukum Aborsi Dalam Islam”. Cendikia Sentra

Muslim: Jakarta

Teuku Amir Hamzah, Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan dan Pengguguran

Kandungan, Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987

Tribun Jogja, Mengerek Harga Obat Telah Haid, 27 Maret 2014

Uddin Jurnalis, dkk. 2006. “Reinterpretasi Hukum Islam Tentang

Aborsi”.Universitas Yarsi: Jakarta

Undang-undang Jaminan Kesehatan nomor 39 Tahun 2009, Jakarta: Departemen

Kesehatan, 2009

Undang-undang NarkotikaRepublik Indonesia No.22 , Jakarta: Departemen

Kesehatan Repbulik Indonesia, 1997

Undang-undang tentang Obat St.No.419, Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan

Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Wahyu Kurniawan Dhadang, T.N Saifullah Sulaiman. 2009. “Teknologi

SediaanFarmasi”. Graha Ilmu: Yogyakarta

Warjantoro, Swasti. 2005. “Penempatan Masalah Aborsi dalam Etika

Feminis”.Univeritas Indonesia

Wasito Henry. 2011. “Obat Tradisional Kekayaan Indonesia”. Graha

Ilmu:Yogyakarta

Page 86: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

66

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al – Karim

Ahmed, Amin Ben, “Hukuman Bagi Pelaku Aborsi”, website

http://amonbenahmed.blogspot.com/201301/hukuman-bagi-pelaku-

aborsi.html

Amir, Hamzah Teuku. 1987. “Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan

danPengguguran Kandungan”. Fakultas Hukum Universitas Indonesia:Jakarta

Ansor, Maria Ulfah. 2006. “Fikih Aborsi”. Kompas: Jakarta

Anshor, Maria Ulfah, dkk. 2002. “Aborsi Dalam Perspektif

FiqhKontemporer”.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

Aziz, Abdul Dahlan. 1996. “Ensiklopedi Hukum Islam”. Intermasa: Jakarta

Atmojo, Paijo, “Proses Terjadinya Manusia”, website

http://faijoatmojo.blogspot.com/2011/01/proses-terjadinya-manusia.html

Bachtiar, Rico, “Fungsi Utama Obat yang Tidak Populer”, website

http://ricobachtiar.wordpress.com/

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.“Farmakope Edisi IV, Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995

Dzajuli, A. 2000. “Fiqh Jinayah”. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Echols, Jhon M. 1995. “Kamus Inggris-Indonesia”. Gramedia: Jakarta

Fadl, Abdul Moshim Ebrahim. 1997. “Aborsi, Kontrasepsi dan

MengatasiKemandulan”. Mizan: Bandung

Forum diskusi, “Hukum dan Aborsi”, website http://www.aborsi.org/hukum-

aborsi.htm, Jakarta: 2014

Hitner, Henry, Barbara Nagle. 1999. “Basic Pharmacologi”. Glencoe: New York

KeputusanMenteriKesehatan

No.924/Menkes/Per/X/1993,TentangDaftarObatWajibApotek, Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1993

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Surabaya: Usaha Nasional Offset Printing,

1980

Maulidia, Laili. 2009. “Kajian Hukum Islan dan Hukum Positif Terhadap

KasusPenyalahgunaan Narkotika Oleh Anak Dibawah Umur”. Fakultas

SyariahDan Hukum Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah

Page 87: PENYALAHGUNAAN OBAT SEBAGAI ALAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30585/1/ANDHIKA... · Mencegah Kejahatan dan Korupsi dalam Perspektid Kriminologi . ... menyemangati

67

Moeljatno. 1987. Asas-asas Hukum Pidana. Binsa Aksara: jakarta

Muslih, Ahmad Wardi. 2004. “Hukum Pidana Islam”. Sinar Grafika: Jakarta

Nuha, Ulin, Analisis aborsi dalam putusan Pengadilan Negeri Semarang no.

538/pid.b/2006/pn.smg menurut hukum pidana Islam, Semarang: Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Walisongon Semarang, 2014

Penyalahgunaan Narkoba Oleh Anak,Jakarta: Fakultas Syariáh dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012

Syauman, Abbas. 2004. “Hukum Aborsi Dalam Islam”. Cendikia Sentra

Muslim: Jakarta

Teuku Amir Hamzah, Segi-segi Hukum Pengaturan Kehamilan dan Pengguguran

Kandungan, Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987

Tribun Jogja, Mengerek Harga Obat Telah Haid, 27 Maret 2014

Uddin Jurnalis, dkk. 2006. “Reinterpretasi Hukum Islam Tentang

Aborsi”.Universitas Yarsi: Jakarta

Undang-undang Jaminan Kesehatan nomor 39 Tahun 2009, Jakarta: Departemen

Kesehatan, 2009

Undang-undang NarkotikaRepublik Indonesia No.22 , Jakarta: Departemen

Kesehatan Repbulik Indonesia, 1997

Undang-undang tentang Obat St.No.419, Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan

Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Wahyu Kurniawan Dhadang, T.N Saifullah Sulaiman. 2009. “Teknologi

SediaanFarmasi”. Graha Ilmu: Yogyakarta

Warjantoro, Swasti. 2005. “Penempatan Masalah Aborsi dalam Etika

Feminis”.Univeritas Indonesia

Wasito Henry. 2011. “Obat Tradisional Kekayaan Indonesia”. Graha

Ilmu:Yogyakarta