Penyakit Types

7
PENYAKIT TYPES (TYPHOID) Penyakit Demam Tifoid Penyakit Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enteria, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi terutama menyerang bagian saluran penernaan! Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak"anak dan de#asa! $enurut keterangan dr! %rlin %lgerina, Sp%, dari &S Internasional 'intaro, Di Indonesia, diperkirakan antara * + ! orang terkena penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang tahun! Demam ini terutama munul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia diba#ah tahun! Cara Penularan Penyakit Demam Tifoid Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran penernaan yaitu usus halus! Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa! Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba! Tanda dan Geala Penyakit Demam Tifoid " Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran penernaan yaitu usus halus! -emudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini menapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba! " .ejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik)! Seara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain / " Demam lebih dari seminggu! Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi!

description

demam typhoid

Transcript of Penyakit Types

PENYAKIT TYPES (TYPHOID)Penyakit Demam Tifoid

Penyakit Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.

Menurut keterangan dr. Arlin Algerina, SpA, dari RS Internasional Bintaro, Di Indonesia, diperkirakan antara 800 100.000 orang terkena penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun.

Cara Penularan Penyakit Demam TifoidPenyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

Tanda dan Gejala Penyakit Demam Tifoid Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;

Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.

Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.

Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.

Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).

Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.

Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.

Nadi terjadi bradicardi relatif (normalnya frekuensi nadi akan meningkat sebanyak 18x/menit pada setiap peningkatan suhu tubuh sebanyak 1o C, pada demam typoid denyut nadi akan lebih lambat dari perhitungan yang seharusnya), hal ini disebabkan oleh karena efek endotoksin pada miokard.

Sepanjang minggu pertama serangan sakit, gejala-gejala saluran pencernaan akan dominan bermanifestasi sebagai bentuk perjalanan penyakit. Ini termasuk nyeri perut (abdomen) yang difus/menyebar, atau nyeri tekan pada perut. Ada pada beberapa kasus, akan muncul nyeri tajam serupa kolik pada kuadran kanan atas perut. Peradangan pada rongga usus akan bisa menyebabkan konstipasi sepanjang perjalanan penyakit. Lalu penderita bisa terserang batuk kering, nyeri tumpul pada kepala bagian depan, disertai dengan mengigau pada kondisi badan yang tidak nyaman dan adanya penurunan kesadaran.

Pada sekitar akhir minggu pertama, demam dapat mencapai 39-40C. Lalu bisa muncul rose spots yang berupa bintik berwarna merah agak gelap (seperti warna ikan salmon), sedikit keputihan dan berwujud makula atau papula dengan ukuran 1-4 cm, jumlahnya tidak lebih dari 5 buah. Biasanya akan menghilang dalam 2-5 hari.

Selama minggu kedua, gejala-gejala di atas memburuk. Perut yang mengembang (distensi), dan pembesaran limpa (spleenomegali) yang lunak adalah hal yang umum. Bisa juga terjadi denyut jantung yang melambat (bradikardi) secara relatif di mana biasanya peningkatan suhu tubuh akan meningkatkan denyut jantung -, dan adanya nadi dikrotika (denyut ganda, denyut yang kedua lebih lemah daripada yang pertama).

Minggu ketiga tanpa penanganan bermakna akan membuat penderita yang tetap demam mengalami toksikasi dan anoreksia dengan kehilangan berat badan yang signifikan. Konjungtiva terinfeksi, napas menjadi cepat, demikian juga nadi, pemeriksaan oleh dokter akan menemukan ronki pada wilayah basal paru-paru. Penderita juga bisa mengalami diare yang berlendir dengan warna hijau-kuning dengan bau yang tidak sedap. Penderita dapat jatuh ke dalam kondisi tifoid yang ditandai dengan apati, bingung atau bahkan psikosis. Jika peradangan pada saluran cerna mengalami pembusukan (nekrosis), bisa jadi pecah (perforasi) dan menyebabkan peradangan seluruh perut (peritonitis). Gejala dan tanda ini bisa diselubungkan oleh penggunaan kortikosteroid. Pada kondisi ini, toksimea, myokarditis atau perdarahan usus dapat menyebabkan kematian.Diagnosa Penyakit Demam TifoidUntuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.

Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif.Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).

Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).

Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam TifoidPerawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.

Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.Kloramfenikol Kapsul- Indikasi:Sebagai terapi pilihan utama untuk pengobatan tifus dan paratifus.Untuk infeksi-infeksi berat yang disebabkan oleh:- Salmonella sp.- H. influenzae (terutama infeksi meningeal)- Rickettsa- Limphogranuloma- Psittachosis- Gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis.

- Kontra Indikasi:- Penderita yang hipersensitif terhadap kloramfenikol- Penderita gangguan fungsi hati yang berat- Penderita gangguan fungsi ginjal yang berat

- Komposisi:Tiap kapsul mengandung:Kloramfenikol................................................250 mgTiap 5 ml suspensi mengandung:Kloramfenikol Palmitat yang setara dengan Kloramfenikol..............125 mgEtanol..................................................................0.78% v/v

- Farmakologi:Kloramfenikol merupakan antimikroba berspektrum luas yang efektif terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Mekanisme kerjanya adalah menghambat sintesa protein sel mikroba.

- Dosis dan Cara Pemberian: - Dewasa, anak-anak dan bayi berumur di atas 2 minggu: 50 mg/kg BB sehari dibagi menjadi 3-4 dosis. - Bayi berumur di bawah 2 minggu: 25 mg/kg BB sehari dibagi menjadi 4 dosis.

- Peringatan dan Perhatian: - Tidak dianjurkan penggunaan untuk wanita hamil dan menyusui karena keamanannya belum dapat dipastikan. - Pada pemakaian jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan hematologisecara berkala. - Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya, kecuali bila ada kemungkinan infeksi berat. - Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya superinfeksi oleh bakteri dan jamur. - Hati-hati bila dipergunakan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, bayi yang lahir prematur dan bayi baru lahir (2 minggu pertama). - Tidak untuk pencegahan infeksi, pengobatan influenza, batuk dan pilek.

- Efek Samping: - Diskrasia darah terutama anemia aplastik yang dapat menjadi serius dan fatal. - Gangguan gastrointestinal misalnya: mual, muntah, diare. - Reaksi hipersensitif, misalnya: anafilaktik dan urtikaria. - Sindroma Grey pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur.

- Interaksi Obat:Kloramfenikol menghambat biotransformasi senyawa lain yang dimetabolisme oleh enzim mikrosoma hati seperti dikumarol, fenitoin, tolbutamida dan turunan sulfonylurea lainnya.Komplikasi Penyakit Demam TifoidKomplikasi yang sering dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid adalah perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis), dan hepatitis. Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.

Diet Penyakit Demam TifoidPenderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :

Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.Tidak mengandung banyak serat.Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.Makanan lunak diberikan selama istirahat.Untuk kembali ke makanan normal, lakukan secara bertahap bersamaan dengan mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa, dan seterusnya.

Pencegahan Penyakit Demam TifoidPencegahan penyakit demam Tifoid bisa dilakukan dengan cara perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan serta penyuluhan kesehatan. Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.