Penyakit Jamur Pada Anjing

12
PENYAKIT JAMUR PADA ANJING DAN OBAT-OBATNYA a. Malassezia Malassezia (sebelumnya dikenal sebagai Pityrosporum) adalah genus jamur yang diklasifikasikan sebagai ragi, secara alami ditemukan di permukaan kulit hewan dan manusia. Hal ini dapat menyebabkan hipopigmentasi (semacam perubahan warna kulit) pada kulit dan lokasi lainnya pada manusia jika itu menjadi infeksi oportunistik. Malassezia awalnya diidentifikasi oleh ilmuwan Prancis Charles Louis-Malassez di akhir abad 19. Raymond Sabouraud mengidentifikasi organisme penyebab ketombe pada tahun 1904 dan menyebutnya “malassez Pityrosporum”. Saat ini ada 10 spesies dikenali: M. furfur M. pachydermatis M. globosa M. restricta M. slooffiae M. sympodialis M. nana M. yamatoensis M. dermatis M. obtuse

description

Penyakit Jamur Pada Anjing

Transcript of Penyakit Jamur Pada Anjing

Page 1: Penyakit Jamur Pada Anjing

PENYAKIT JAMUR PADA ANJING DAN OBAT-OBATNYA

a. Malassezia

Malassezia (sebelumnya dikenal sebagai Pityrosporum) adalah genus jamur yang

diklasifikasikan sebagai ragi, secara alami ditemukan di permukaan kulit hewan dan manusia.

Hal ini dapat menyebabkan hipopigmentasi (semacam perubahan warna kulit) pada kulit dan

lokasi lainnya pada manusia jika itu menjadi infeksi oportunistik.

Malassezia awalnya diidentifikasi oleh ilmuwan Prancis Charles Louis-Malassez di akhir

abad 19. Raymond Sabouraud mengidentifikasi organisme penyebab ketombe pada tahun 1904

dan menyebutnya “malassez Pityrosporum”.

Saat ini ada 10 spesies dikenali:

M. furfur

M. pachydermatis

M. globosa

M. restricta

M. slooffiae

M. sympodialis

M. nana

M. yamatoensis

M. dermatis

M. obtuse

Penyakit pada manusia

Baru-baru ini, identifikasi Malassezia pada kulit telah dibantu oleh penerapan teknik

berbasis molekuler atau DNA yang sangat mirip dengan yang digunakan oleh para ilmuwan

forensik untuk mengidentifikasi tersangka kriminal. Penyelidikan ini menunjukkan bahwa

spesies Malassezia menyebabkan banyak penyakit kulit pada manusia seperti penyebab

paling umum munculnya ketombe dan dermatitis seboroik/seborrhoeic (radang kulit pada

Page 2: Penyakit Jamur Pada Anjing

kulit kepala, wajah, dan kulit lainnya dengan ciri: bersisik, gatal, kulit merah), ini disebabkan

oleh  M. globosa (walaupun M. restricta juga terlibat). Panu / tinea versicolor (pityriasis

versicolor) diakibatkan infeksi  jamur M. globosa dan M. furfur.

Jamur membutuhkan lemak untuk tumbuh, jadi jamur ini yang paling umum di daerah-

daerah dengan banyak kelenjar sebasea/sebaceous : di kulit kepala,  wajah, dan bagian atas

tubuh. Ketika jamur tumbuh terlalu cepat, pembaharuan alami sel terganggu dan ketombe

muncul dengan gatal (proses yang sama juga dapat terjadi dengan jamur lain atau bakteri).

Pengobatan infeksi kulit kepala yang bergejala

Gejala infeksi kulit kepala sering diobati dengan disulfida selenium  atau shampoo yang

mengandung ketoconazole. Pengobatan lain meliputi ciclopirox olamine, coal tar, zinc pyrithione

(ZPT), miconazole, dan teh tree oil. Digunakan sesekali dan diencerkan dengan air, Hidrogen

peroksida juga digunakan untuk mengelola gejala gatal. Namun, dengan kemampuan oksidatif

dalam reaksi dengan katalase, parutan pada kulit bisa terjadi dengan perawatan ini.

b. Ringworm

Etiologi

Ringworm atau dermatofitosis adalah infeksi oleh cendawan pada bagian

kutan/superfisial atau bagian dari jaringan lain yang mengandung keratin (bulu, kuku, rambut

dan tanduk). Trichopyton spp dan Microsporum spp, merupakan 2 jenis kapang yang menjadi

penyebab utama ringworm pada hewan. Di Indonesia yang menonjol diserang adalah anjing,

kucing dan sapi.

Penyebab ringworm ialah cendawan dermatofit yaitu sekelompok cendawan dari genus

Epidermophyton, Microsporum dan Trichophyton. Cendawan dermatofit penyebab ringworm

menurut taksonomi tergolong fungi imperfekti (Deuteromycetes), karena pembiakannya

Page 3: Penyakit Jamur Pada Anjing

dilakukan secara aseksual, namun ada juga yang secara seksual tergolong Ascomycetes (Ahmad.,

R.Z. 2009).

Divisi         : Amastigomycotina.

Sub-Divisi : Ascomycotina

Klas          : Deuteromycetes

Ordo         : Moniliales

Family        : Moniliaceae

Genus        : Microsporum, Trichophyton 

Species      : M. canis, M. gypseum, T.mentagrophytes

M. canis bersifat ectothrix dan zoofilik yang terdapat pada kucing, anjing, kuda, dan

kelinci, gambaran mikroskopis dari kultur adalah macroconidia berbentuk spindle, berdinding

tebal dan kasar. Microconidia berbentuk clubbing dan berdnding halus, sedangkan M. gypseum

bersifat ectothrix dan geofilik. Gambaran makroskopisnya macroconidia berbentuk spindle,

dinding tipis 3-6 septa, dan microconidianya sedikit dan berbentuk clubbing (Pohan., A. 2009).

Patogenesis

Sebaran geografis keberadaannya cukup luas, namun penyakit ini lebih banyak

ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis, terutama daerah dengan kondisi udara panas

dan kelembaban yang tinggi. Kemudian pada daerah yang mempunyai empat musim, setelah

periode multiplikasi kapang pada bulu selama musim panas. Penyebaran infeksi dapat terjadi

karena luka, bekas luka atau patahan bulu untuk melangsungkan hidupnya. Dapat tumbuh pada

lingkungan kering, dingin, aerobik serta tanpa mikroorganisme lain dan terlindung dari sinar

matahari.

Di negara-negara yang beriklim subtropik atau dingin, kejadian ringworm lebih sering,

karena dalam bulan-bulan musim dingin, hewan-hewan selain kurang menerima sinar matahari

secara langsung, juga sering bersama-sama di kandang, sehingga kontak langsung di antara

sesama individu lebih banyak terjadi.

Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan

langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia,

binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi

Page 4: Penyakit Jamur Pada Anjing

jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air. Disamping cara penularan tersebut diatas,

untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari beberapa faktor seperti faktor

virulensi dari dermatofita, faktor trauma, kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, factor suhu dan

kelembaban, kurangnya kebersihan dan faktor umur dan jenis kelamin (Ahmad., R.Z. 2009).

Gejala klinis

Kerusakan bulu di seluruh muka, hidung dan telinga

Perubahan yang tampak pada kulit berupa lingkaran atau cincin dengan batas jelas dan

umumnya dijumpai di daerah leher, muka terutama sekitar mulut, pada kaki dan perut

bagian bawah

Selanjutnya terjadi keropeng, lepuh dan kerak, dan dibagian keropeng biasanya bagian

tengahnya kurang aktif, sedangkan pertumbuhan aktif terdapat pada bulu berupa

kekusutan, rapuh dan akhirnya patah (Ahmad., R.Z. 2009).

Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada manusia

bersifat akut dan sedang dan lebih mudah sembuh.

Dermatofita yang antropofilik terutama menyerang manusia, karena memilih manusia

sebagai hospes tetapnya.

Golongan jamur ini dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan

residif, karena reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan.

Contoh jamur yang antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton rubrum. (Boel.,

T. 2009).

Diagnosa

Untuk mendiagnosa melalui pemeriksaan laboratorium diperlukan sampel kerokan kulit,

serpihan kuku, rambut. Kemudian dapat diperiksa dengan Wood light, atau pemeriksaan

langsung dengan mikroskop dengan KOH, atau pewarnaan, atau dengan membuat biakan pada

media.

Penyakit ini dapat dikelirukan dengan lesi yang diperlihatkan seperti gigitan serangga,

urtikaria, infeksi bakteri dan dermatitis lainnya, namun dengan adanya bentuk cincin pada derah

Page 5: Penyakit Jamur Pada Anjing

yang terinfeksi dan peneguhan diagnose dengan pemeriksaan laboratorium akan memastikan

bahwa hewan tersebut menderita penyakit (Ahmad., R.Z. 2009).

Penanganan & pengendalian

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sanitasi kesehatan, lingkungan maupun

hewannya. Terdapat 5 kelompok macam obat dengan berbagai cara dapat dipakai untuk

menghilangkan dermatofit, yaitu: (1). Iritan, dilakukan untuk membuat reaksi radang sehingga

tidak terjadi infeksi dermatofit; (2). Keratolitik, digunakan untuk menghilangkan dermatofit yang

hidup pada stratum korneum; (3) Fungisidal, secara langsung merusak dan membunuh

dermatofit; (4). Perubah. Merubah dari stadium aktif menjadi tidak aktif pada rambut.

Salah satu cara yang efektif untuk penanggulangan adalah mencegah penyebaran sehingga tidak

terjadi endemik, peningkatkan masalah kebersihan, perbaikan gizi dan tata laksana pemeliharaan.

Hewan kesayangan harus terawat dengan cara memandikan secara teratur, pemberian makanan

yang sehat dan bergizi sangat diperlukan untuk anjing dan kucing. Vaksinasi adalah pencegahan

yang baik. Di Indonesia pemakaian vaksin dermatofit belum dilaksanakan. Pengobatan dapat

dilakukan secara sistemik dan topikal. Secara sistemik dengan preparat Griseofulvin, Natamycin,

dan azole peroral maupun intravena dengan cara topikal menggunakan fungisida topikal dengan

berulang kali, setelah itu kulit hewan penderita tersebut disikat sampai keraknya bersih; setelah

itu dioles atau digosok pada tempat yang terinfeksi. Selain itu, dapat pula dengan obat tradisional

seperti daun ketepeng (Cassia alata), Euphorbia prostate dan E. thyophylia (Ahmad., R.Z. 2009).

c. Canine Seborrhea

Canine Seborrhea adalah kondisi iritasi kulit pada anjing yang menyebabkan kulit

berminyak dan berkerak seperti ketombe. Kulit anjing terkelupas dan menimbulkan bau tak

sedap, istilah umum yang sering kita sebutkan sehari-hari adalah anjingnya terkena jamur.

Berikut ini tanda, gejala, penyebab, dan perawatan pada anjing yang terkena penyakit

seborrhea dermatitis. Termasuk bagaimana cara merawat secara harian dengan menggunakan

pendekatan yang natural dan alami sehingga gejala yang timbul dapat mereda serta mampu

memperkuat system kekebalan tubuh anjing.

Page 6: Penyakit Jamur Pada Anjing

Seborrhea adalah istilah yang pada penyakit kulit yang ditandai dengan kulit kering dan

berminyak, disertai gatal menghebat pada tubuh, iritasi kulit menjadi meradang. Pada anjing,

seborrhea dikategorikan menjadi tiga:

1.       Seborrhea sicca – “seborrhea kering” kondisi kulit bersisik.

2.       Seborrhea oleosa – “seborrhea berminyak” kondisi kulit bersisik disertai kulit

berminyak yang menimbulkan bau tak sedap pada anjing, hal ini disebabkan oleh

kelenjar minyak yang berlebih pada kulit.

3.       Seborrheic dermatitis – kulit berminyak dan bersisik, bau, serta disertai iritasi

peradangan.

Kulit yang terkelupas pada anjing yang terkena Seborrhea adalah sel kulit mati. Pada

anjing normal, siklus sel mati tergantikan dengan sel kulit baru sekitar 3 minggu. Pada anjing

yang menderita Seborrhea, siklus ini lebih cepat dalam beberapa hari. Penjelasannya pada

kondisi anjing yang tidak sehat pada kulitnya secara alami tubuhnya bertindak sebagai antibodi,

namun pada keadaan yang belum seimbang antara tubuh dan kondisi lingkungan sekitar

akibatnya terjadi penumpukan sel kulit mati.

Penyebab Canine Seborrhea

-     Seborrhea idiopatik primer: faktor keturunan, anjing ras tertentu yang sering terjangkit

canine seborrhea pada ras Spaniels, Labrador Retriever, Gembala Jerman, Terrier, Basset Hound,

dan Shar-pei.

-     Seborrhea sekunder: akibat dari beberapa penyebab, seperti

o   Gangguan hormonal, misalnya hipotiroidisme.

o   Gangguan nutrisi, gizi yang tidak seimbang.

o   Terjangkit parasit, misalnya kutu, pinjal, caplak, tengau.

o   Alergi: food allergy dermatitis (alergi karena kandungan tertentu pada pakan hariannya), flea

allergy dermatitis (iritasi pada bekas gigitan kutu), bahan kimia dari produk pembersih yang

menempel pada lantai, kandang, dan lingkungan sekitar.

o   Cuaca dan Kebersihan Lingkungan sekitar, Indonesia memiliki iklim tropis dengan suhu panas

disertai kelembaban yang tinggi. Rutinitas memandikan anjing serta kebersihan kandang dan

lingkungan sekitar menjadi hal yang mutlak.

Page 7: Penyakit Jamur Pada Anjing

Apabila Anda mencurigai anjing peliharaan Anda terkena Canine Seborrhea, segera

hubungi dokter hewan langganan untuk melakukan tes apakah anjing Anda menderita salah satu

masalah kesehatan yang dapat menyebabkan masalah kulit dan bulunya.

Pada anjing usia tua (senior dog), Anda dapat meminta dokter hewan untuk memeriksa tingkat

tiroid anjing. Banyak masalah kulit pada anjing tua disebabkan oleh hipotioidisme.

Tanda-tanda Seborrhea Canine:

Rambut berminyak

Bau khas yang tidak enak

Kulit anjing menjadi tampak merah terutama ketika terjadi inflamasi

Telinga anjing menjadi merah, gatal, nyeri, dan radang

Anjing menjilat, menggaruk, dan mencakar tubuhnya tanpa henti.

Pengobatan Alami untuk Anjing yang Mengidap Seborrhea

Seborrhea sekunder dapat disembuhkan dengan mengatasi penyebab yang mendasari dan

mengendalikan gejala kondisi kulit.  Bila anjing terkena seborrhea sangat parah, paling tragis

adalah kondisi kulit tanpa bulu dibagian tertentu atau bahkan seluruh tubuh.

Seborrhea sekunder sulit disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan memberikan

perawatan harian secara lebih khusus. Memilih shampoo dan kondisioner yang aman, pilihan

pakan yang tidak merangsang iritasi kulitnya, serta penggunaan produk yang berbahan alami

tanpa bahan kimia, yang dapat digunakan secara harian dan jangka panjang.

Referensi :

http://pisangkipas.wordpress.com/2011/01/06/jamur-malassezia/

http://vetandhie.blogspot.com/2011/01/ringworm.html

kutudanjamur.blogspot.com/2012/05/suborrhea-canine-bulu-rontok-kulit.html

Page 8: Penyakit Jamur Pada Anjing

Tugas Ilmu Penyakit Dalam Hewan Kecil

PENYAKIT JAMUR PADA ANJING

OLEH

KELOMPOK SATU

JULIANA ROSSA

LATIFAHANNISAA’ GUSNI

NURDIANI MULIANA S

RISMAYANTI

NOVRI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2013