Penyakit Infeksisus Ringworm

26
RINGWORM (Dermatophytosis)

description

Ringworm atau dermatofitosis adalah infeksi oleh cendawan pada bagian kutan/superfisial atau bagian dari jaringan lain yang mengandung keratin (bulu, kuku, rambut dan tanduk). Trichopyton spp dan Microsporum spp, merupakan 2 jenis kapang yang menjadi penyebab utama ringworm pada hewan. Di Indonesia yang menonjol diserang adalah anjing, kucing dan sapi.

Transcript of Penyakit Infeksisus Ringworm

RINGWORM(Dermatophytosis)KELOMPOK 3ANGGOTA:

A. PengertianRingworm (Dermatophytosis) adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur. Ringworm dapat menyerang kulit di tubuh (tinea corporis), kulit dan rambut kepala (tinea capitis), area inguinalis (tinea cruris, juga disebut jock itch), atau kaki (tinea pedis, juga disebut athletes foot). Kucing biasanya tertular oleh Microsporum canis, sedangkan anjing kemungkinan tertular oleh Microsporum canis, Microsporum gypseum atau Trichophyton mentagrophytes. Kurap (Ringworm) di kulit dan rambut kepala biasanya membuat botak dari kulit bersisik. Orang dengan kurap (Ringworm) di bagian-bagian dari lain kulit mereka dapat mempunyai gegabah berbentuk gelang kemerah-merahan dan mungkin gatal. Gegabah dapat kering dan bersisik atau basah dan kulit keras.B.EtiologiPenyebab

Ringworm atau dermatofitosis adalah infeksi oleh cendawan pada bagian kutan/superfisial atau bagian dari jaringan lain yang mengandung keratin (bulu, kuku, rambut dan tanduk). Trichopyton spp dan Microsporum spp, merupakan 2 jenis kapang yang menjadi penyebab utama ringworm pada hewan. Di Indonesia yang menonjol diserang adalah anjing, kucing dan sapi. Penyebab ringworm ialah cendawan dermatofit yaitu sekelompok cendawan dari genus Epidermophyton, Microsporum dan Trichophyton. Cendawan dermatofit penyebab ringworm menurut taksonomi tergolong fungi imperfekti (Deuteromycetes), karena pembiakannya dilakukan secara aseksual, namun ada juga yang secara seksual tergolong Ascomycetes (Ahmad., R.Z. 2009). Divisi : Amastigomycotina. Sub-Divisi : Ascomycotina Klas : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Family : Moniliaceae Genus : Microsporum, TrichophytonSpecies : M. canis, M. gypseum, T.mentagrophytes

2. Sifat Kimiawi dan AlamiM. canis bersifat ectothrix dan zoofilik yang terdapat pada kucing, anjing, kuda, dan kelinci, gambaran mikroskopis dari kultur adalah macroconidia berbentuk spindle, berdinding tebal dan kasar. Microconidia berbentuk clubbing dan berdnding halus.Sedangkan M. gypseum bersifat ectothrix dan geofilik. Gambaran makroskopisnya macroconidia berbentuk spindle, dinding tipis 3-6 septa, dan microconidianya sedikit dan berbentuk clubbing (Pohan., A. 2009).C.EpizoologiEpidemologi di IndonesiaSebaran geografis keberadaannya cukup luas, namun penyakit ini lebih banyak ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis, terutama daerah dengan kondisi udara panas dan kelembaban yang tinggi.

2. Epidemologi DiduniaDi negara-negara yang beriklim subtropik atau dingin, kejadian ringworm lebih sering, karena dalam bulan-bulan musim dingin, hewan-hewan selain kurang menerima sinar matahari secara langsung, juga sering bersama-sama di kandang, sehingga kontak langsung di antara sesama individu lebih banyak terjadi.3. Cara Penularan/TransmisiRingworm bisa sangat tahan lama di lingkungan dan dapat terbawa ke benda-benda furnitur, karpet, debu, kipas angin,dll, dan dapat mengontaminasi hewan peliharaan selama beberapa bulan bahkan tahun. Ringworm juga dapat tersebar pada alat-alat grooming, mainan, dan selimut, atau bahkan pada pakaian dan tangan manusia. Ringworm juga dapat ditemukan pada bulu hewan dari lingkungan yang terkontaminasi tanpa menimbulkan gejala apapun. Secara alami periode inkubasi untuk kasus ringworm antara 4 hari - 4 minggu.Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air. Disamping cara penularan tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari beberapa faktor. Seperti faktor virulensi dari dermatofita, faktor trauma, kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, factor suhu dan kelembaban, kurangnya kebersihan dan faktor umur dan jenis kelamin (Ahmad., R.Z. 2009). T. mentagrophytes yang sebelumnya sudah terdapat dalam kebanyakan sarang tikus, dan M. gypseum dari tanah yang terkontaminasi sangat berpotensial untuk menyebarkan ringwom dari hewan satu ke hewan lainnya dalam suatu lingkungan yang sudah terkontaminasi pula, ini juga yang menjadi masalah utama pada tempat-tempat penampungan atau pet shop.D. Gejala KlinikKerusakan bulu di seluruh muka, hidung dan telinga Perubahan yang tampak pada kulit berupa lingkaran atau cincin dengan batas jelas dan umumnya dijumpai di daerah leher, muka terutama sekitar mulut, pada kaki dan perut bagian bawah. Selanjutnya terjadi keropeng, lepuh dan kerak, dan dibagian keropeng biasanya bagian tengahnya kurang aktif, sedangkan pertumbuhan aktif terdapat pada bulu berupa kekusutan, rapuh dan akhirnya patah (Ahmad., R.Z. 2009). gatal, merah, potongan bersisik yang mungkin melepuh dan mengeluarkan darah. potongan sering terlihat dengan tepi yang tegas dan menyolok. Ringworm berwarna merah yang mengelilingi bagian luar dengan kulit yang normal di pusat. ini membuat penampilannya seperti cincin. Kulit juga mungkin muncul kehitam-hitaman (gelap) atau agak terang.

Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada manusia bersifat akut dan sedang dan lebih mudah sembuh. Dermatofita yang antropofilik terutama menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya. Golongan jamur ini dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan residif, karena reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan. Contoh jamur yang antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton rubrum. (Boel., T. 2009). Apabila rambut kepala atau jenggot terinfeksi maka akan mengakibatkan kebotakan. Jika kuku terinfeksi, mereka menjadi kehilangan warna, tebal, dan bahkan hancur luluh.

E. DiagnosaUji klinis dan munculnya lesi zoonotik dapat dijadikan patokan, namun pengobatan tidak dapat dilakukan tanpa diagnostik yang lain.Untuk mendiagnosa melalui pemeriksaan laboratorium diperlukan sampel kerokan kulit, serpihan kuku, rambut. Kemudian dapat diperiksa dengan Wood light, atau pemeriksaan langsung dengan mikroskop dengan KOH, atau pewarnaan, atau dengan membuat biakan pada media. Test dengan menyinari lesi pada kulit dengan UV hanya dapat digunakan untuk kasus M. canis dermatophytosis, bila hasilnya positif maka akan terlihat flouresen berwarna hijau.Test dengan media Sabourauds merupakan jalan terbaik untuk menjalankan diagnosa.Penyakit ini dapat dikelirukan dengan lesi yang diperlihatkan seperti gigitan serangga, urtikaria, infeksi bakteri dan dermatitis lainnya, namun dengan adanya bentuk cincin pada daerah yang terinfeksi dan peneguhan diagnosa dengan pemeriksaan laboratorium akan memastikan bahwa hewan tersebut menderita penyakit (Ahmad., R.Z. 2009). Jika hewan peliharaan telah di diagnosa terkena dermatophytosis, penting juga mengidentikfikasi apakah hewan peliharaan yang lain terkena atau tidak.Jika setelah ditest hasilnya negatif, sebaiknya dilakukan test fungi ulang setelah 2 minggu dari hasil status negatif. Jika hewan peliharaan negatif, sebaiknya segera diisolasi dari hewan lain yang terinfeksi.

F. Pencegahan & Pengobatan1)PencegahanPada kebanyakan kasus, hewan peliharaan secara spontan dapat sembuh dari ringworm dalam waktu sekitar 3 bulan. walaupun begitu, pengobatan harus secara langsung dan cepat diberikan untuk menyembuhkan dan melindungi kontaminasi dari lingkungan.Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sanitasi kesehatan, lingkungan maupun hewannya.Selain itu pencegahan dapat dilakukan dengan: mencegah infeksi dari parasit-parasit lain, dan menjaga hewan agar tidak stressTidak mencampur anak kucing dengan kucing dewasaMengisolasi hewan yang terkena infeksi ringworm dari hewan yang lainBercukur merupakan salah satu cara perawatan dari ringworm, walaupun tidak terlalu penting untuk hewan yang berbulu panjang dan memungkinkan akan memperburuk lesi dan mekanisme penyebaran spora jamur. Tetapi bercukur adalah faktor pencegah yang penting untuk mengindari infeksi ringworm karena kebanyakan menyerang hewan yang berbulu panjang. Bercukur juga penting untuk kucing yang setelah grooming bulunya menjadi basah tidak teratur.Kucing shorthair dapat diisolasi tanpa dicukur. Namun pada kucing longhair harus dicukur terlebih dahulu lalu rambutnya dibakar. Proses ini agar dapat mengurangi kontaminasi lingkungan terhadap dermatophytosis.

Salah satu cara yang efektif untuk penanggulangan adalah mencegah penyebaran sehingga tidak terjadi endemik, peningkatkan masalah kebersihan, perbaikan gizi dan tata laksana pemeliharaan. Hewan kesayangan harus terawat dengan cara memandikan secara teratur, pemberian makanan yang sehat dan bergizi sangat diperlukan untuk anjing dan kucing. Vaksinasi adalah pencegahan yang baik. Di Indonesia pemakaian vaksin dermatofit belum dilaksanakan.2.Pengobatan

Pengobatan dapat dilakukan secara sistemik dan topikal.a) Terapi SistemikTerapi sistemik dapat digunakan untuk pengobatan semua jenis dermatophytosis. Pilihan obat yang digunakan adalah griseofulvin (50 mg/kg PO q 24h) dicampur dengan makanan yang berminyak. Griseovulvin merupakan obat keras sehingga tidak dapat digunakan pada hewan yang hamil. Efek sampingnya yaitu depresi, ataxia dan anemia. Efek samping ini akan berhenti bila konsumsi obat tidak dilanjutkan. Depresi sumsum tulang belakang akan terjadi pada kucing yang terinfeksi FeLV.

Obat alternative lain yaitu ketoconazol (5-10 mg/kg PO q 24h) atau dapat pula dipilih itraconazole(100 mg/kg PO q 24h). Pengobatan harus berlanjut paling tidak 4-6 minggu dan tidak boleh berhenti sampai jamur tidak tumbuh lagi, agar pertumbuhan jamur dapat terjadi lagi.Secara sistemik dengan preparat Griseofulvin, Natamycin, dan azole peroral maupun intravena.

b) Terapi TopikalTerapi topikal berfungsi untuk menghilangkan spora jamur dari lingkungan. Dari semua terapi topikal, kapur sulfur celup terhitung mahal tapi relatif cepat untuk digunakan pada kucing. Sampo miconazole yang dikombinasikan dengan chlorhexidine mungkin juga efektif, tapi harus dalam satu kombinasi.Obat antifngal topikal seperti miconazole dan clotrimazole dapat berfungsi untuk lesi yang kecil, sedangkan enilconazole atau limesulfur (4-8 oz/galon) dengan mencelupkan hewan dengan infeksi yang luas. Pemakaian tuggal clorhexidine tidak efektif untuk menghilangkan dermatophytosis ataupun mencegah kontaminasi lingkungan.cara topikal menggunakan fungisida topikal dengan berulang kali, setelah itu kulit hewan penderita tersebut disikat sampai keraknya bersih; setelah itu dioles atau digosok pada tempat yang terinfeksi. Selain itu, dapat pula dengan obat tradisional seperti daun ketepeng (Cassia alata), Euphorbia prostate dan E. thyophylia (Ahmad., R.Z. 2009).

TREATMENT Ringworm biasanya merespon dengan baik dari pengobatan sendiri dalam 4 minggu tanpa harus ke dokter. menjaga kulit bersih dan kering. menerapkan over-the-counter antifungal atau mengeringkan bubuk, lotion, atau krim.yang berisi miconazole, clotrimazole, atau ramuan yang mirip yang sering efektif. mencuci pakaian tiap hari ketika tertulari. Infeksi persisten mungkin memerlukan treatment dari dokter. Pil antifungal mungkin memberi dan perlu jika rambut tertular. Resep antifungal pengobatan kulit, seperti ketoconazole, lebih kuat dari over-the-counter produk dan mungkin diperlukan. Antibiotik mungkin juga diperlukan untuk mengobati infeksi bakteri. Hewan kesanyangan yang terinfeksi juga harus dilakukan treatment.

Prognosis Pengobatan kulit biasanya berhasil pada pengobatan Ringworm selama 4 minggu. jika infeksi ringworm keras atau resisten, ini biasanya akan merespon dengan cepat untuk pil antifungal. Kemungkinan Komplikasipenyebaran ringworm ke wilayah laininfeksi kulit hasil bakteriinfeksi kulit atau kekalutan kulit lain efek samping dari pengobatan