Penyakit Dalam Keluarga: Morbili

32
LAPORAN PBL SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS MODUL PENYAKIT-PENYAKIT DALAM KELUARGA “Skenario 2” MORBILI OLEH : KELOMPOK 8A Tutor:dr. Yusriani Mangerangi 1102070097 Muchlis Yusuf 1102080140 Dewi Suji Hanti Silondae 1102090098 Ece Nurreski Wati 1102090100 Dessy Anggraeni Dinatha 1102090115 Zarah Alifani Dzulhijjah 1102090059 Ayu Arifitri Anadewi 1102090116 Resky Putri Indarwati A 1102090131 Fadli 1102090125 Soraya Eka Hadi Putri 1102090090 Sulfadli Anggunawan 1102090146 Nur Astiapriani

description

Kedokteran Komunitas

Transcript of Penyakit Dalam Keluarga: Morbili

LAPORAN PBL

SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

MODUL PENYAKIT-PENYAKIT DALAM KELUARGA

“Skenario 2”

MORBILI

OLEH :

KELOMPOK 8A

Tutor:dr. Yusriani Mangerangi

• 1102070097 Muchlis Yusuf

• 1102080140 Dewi Suji Hanti Silondae

• 1102090098 Ece Nurreski Wati

• 1102090100 Dessy Anggraeni Dinatha

• 1102090115 Zarah Alifani Dzulhijjah

• 1102090059 Ayu Arifitri Anadewi

• 1102090116 Resky Putri Indarwati A

• 1102090131 Fadli

• 1102090125 Soraya Eka Hadi Putri

• 1102090090 Sulfadli Anggunawan

• 1102090146 Nur Astiapriani

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan

hidayah-Nya sehingga laporan hasil tutorial Modul 2 (PENYAKIT – PENYAKIT DALAM

KELUARGA) Sistem kedokteran komunitas dengan scenario 2 dari kelompok 8A ini dapat

terselesaikan, dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

pembuatan laporan ini, khususnya kepada tutor yang telah membimbing kami selama proses

tutorial berlangsung.

Kami menyadari bahwa segala upaya yang telah kami lakukan belumlah sempurna dan

masih banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu lewat kesempatan ini mengharapkan masukan

dan kritikan yang sifatnya membangun, dapat diberikan kepada kami demi penyempurnaan

laporan yang kami susun, agar segala yang menjadi tujuan kita semua dapat terwujud “Insya

Allah”.

Penyusun

Kelompok 8A

SKENARIO

Si E anak pak musa yang berusia 10 tahun ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan

keluhan bercak-bercak merah di seluruh badan, Dokter keluarga pak musa melarang eni

kesekolah selama 6 hari, karena gadis kecil ini di diagnose menderita morbili. Diagnosa ini di

tegakkan berdasarkan timbulnya bercak-bercak merah yang didahului oleh demam. Dari ibu anak

ini diketahui bahwa si E belum pernah mendapat vaksinasi ulangan untuk campak.

Pak musa adalah pegawai negri golongan III. Ia bersama dengan istri dan keempat

anaknya dan satu orang pembantunya tinggal disatu rumah BTN tipe 70, dengan 3 buah kamar.

Si E, anak tertua dari keluarga musa tidur sekamar dengan ke 3 adiknya.

Ibu musa tidak pernah mengeluhkan kesehatan ke empat anaknya, hanya saja Alma (8

bulan), adik si E yang terkecil belum pernah mendapat imunisasi apapun.

KATA/KALIMAT SULIT

1. Morbili : Penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,

yaitustadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang

dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik dan gejala-gejala

utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta

nyeri limpa nadi

2. Vaksinasi : Pemberian vaksin kepada seseorang untuk memberikan kekebalan pada

suatu penyakit.

3. Bercak-bercak : Perubahan warna kulit berupa kemerahan.

KATA/KALIMAT KUNCI

1. Si E berumur 10 tahun

2. Datang dengan keluhan bercak-bercak merah diseluruh badan yang didahului demam

3. Dilarang oleh dokter kesekolah selama 6 hari

4. Didiagnosa morbilli

5. Belum pernah mendapat vaksinasi ulangan untuk campak

6. Pekerjaan ayahnya adalah PNS golongan III

7. Satu rumah berisi ayah,ibu,4 orang anak serta seorang pembantu dengan BTN tipe 70

8. Si E anak tertua dan tinggal sekamar dengan ketiga adiknya

9. Adik si E yang terkecil belum pernah mendapat imunisasi apapun

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan tentang penyakit menurut scenario?

Jawab:

MORBILLI

Definisi : Penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitustadium

prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan

dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik dan gejala-gejala utama ringan, ruam

serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi

Etiologi :

Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan

darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini

berupa virus RNAyang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus.Cara

penularan dengan droplet infeksi.

Epidemiologi :

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan

kekebalan seumur hidup. Anak – anak sering pada usia 9 bulan hingga kurang dari 5

tahun.

Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan

mendapatkekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah

umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila

seseorang wanitamenderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%

kemungkinan akan mengalamiabortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau

III maka ia akan mungkinmelahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak

dengan BBLR, ataulahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.

Patogenesis :

Droplet Infection (virus masuk) ke mukosa saluran napas dan berkembang biak

kemudian virus keluar ke kelenjar limfe dan masuk ke sirkulasi sehingga banyak virus di

pembuluh darah.

Manifestasi Klinik :

Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian

timbulgejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium

1. Stadium kataral (prodormal). Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari

ditandai oleh demam ringan hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia

dan konjungtivitis. Menjelang akhirstadium kataral dan 24 jam sebelum timbul

enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat

jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan

dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar

dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi.

Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-

langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan

cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat

beratkarena diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni.

Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leucopenia.

2. Stadium erupsi.Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah

dipalatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula

papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga

dibagian atas lateral tengkuk,sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.

Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak.

Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher

belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak  jarang disertai diare dan

muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “Black Measles” yaitu morbili

yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktusdigestivus.

3. Stadium konvalesensi. Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih

tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak

Indonesia sering ditemukan pulakulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan

gejala patognomonik untuk morbili.Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema

atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun

sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

Pencegahan

1. Imunisasi aktif. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang

telahdilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston

B.Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan

danpemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan

secarasubkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.

Pada penyelidikan serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-

10tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat

dilakukansebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan

anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu.

Pada suatukomunitas dimana campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat

diberikan ketika bayiberusia 12 bulan.

2. Imunusasi pasif. Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum

stadiumpenyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma)

yangdikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau

melemahkancampak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan

dosis 0,25 ml/kgBB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau

sesegera mungkin.

Pengobatan

 Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam

tinggi.Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat.

Diagnosis Banding

a. Milaria

b. Rubella

2. Bagaimana hubungan struktur dan fungsi keluarga dengan proses penularan penyakit

dalam scenario?

Jawab:

Fungsi keluarga:

- Kesehatan (perawatan kesehatan dimana memberikan perawatan pada keluarga yang

sakit)

- Ekonomi ( mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga)

- Biologis ( Manusia bereproduksi)

- Agama ( Mengajarkan moral agama pada keluarga)

Struktur keluarga:

Ayah(Top Management) :

1.      Mengatur arah keluarganya.

2.      Mengawasi anaknya dan mengajarkannya.

3.      Mengatur keuangan.

·         Ibu(Middle/bottom Management) :

1.      Mengatur dan mengawasi anaknya.

2.      Mengatur keuangan.

·         Anak(non management)  :

1.      Melakukan perintah dari ayah dan ibunya.

Struktur keluarga pun sama seperti struktur manajemen,dimana ayah sebagai top

management yang menjadikannya sebagai kepala keluarga,lalu ibu sebagai middle atau

bottom management karena ibu mengatur anaknya  yang sebagai non management,anak

menjadi non management karena ia tidak mengatur siapa-siapa.

3. Bagaimana hubungan tahap perkembangan kehidupan setiap anggota keluarga dengan

munculnya proses penularan penyakit?

Masa anak- anak:

Masa anak merupakan masa terpenting dalamproses pembentukan dan pengembangan

kepribadian yang meliputi berbagai aspek fisik,psikis,spiritual,etika-moral,sehingga

mereka menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun

social masyarakat. Setelah masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat beragam,

semula mereka meneruskan bermain dengan barang mainan terutama bila sendirian.

Selain itu mereka merasa tertarik dengan permainan olahraga, hobi dan dan bentuk

permainan matang lainnya.Pada masa ini, anak mudah sekali terkena penyakit misalnya

Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran

pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi,

keamanan pangan dan hygiene perorangan. Penyakit yang cukup mengganggu dan

berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa adalah penyakit

menular pada anak sekolah. Misalnya, melalui bermain bisa menjadi faktor penyebab

kuman menempel pada tubuh anak tersebut ketika bermain dan berkelompok dengan

teman-temannya. Yang penularannya bisa melalui tangan masing-masing. Tangan

seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari

satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung

Usia Remaja

1.Umumnya remaja adalah suatu masa yang memiliki kesehatan, pertumbuhan dan

kematangan yang baik.

2 .Namun sebagian besar remaja saat ini memiliki kelebihan berat badan atau obesitas

yang membuatnya berisiko terkena penyakit jantung atau diabetes.

3 .Untuk kondisi seksualnya cenderung sedang berada di puncak pubertas, sehingga

penyakit yang diderita kemungkinan chlamydia.

4 .Kondisi yang mencapai puncaknya saat remaja adalah jerawat, asma, alergi, penyakit

autoimun seperti diabetes tipe 1 dan rheumatoid arthritis. Perilaku kecemasan dan kadang

muncul sejak remaja.

5 .Namun ada juga yang mengalami gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia

akibat obsesi yang berlebihan untuk menurunkan berat badan.

Usia 20-an tahun

1.Pada usia ini, seseorang berada dalam semangat dan kegiatan yang tinggi sehingga

berisiko mengalami penyakit menular seksual atau PMS (sekitar dua per tiga orang yang

terkena PMS berada di bawah usia 25 tahun), kecelakaan dan cedera.

2 .Berbagai kondisi lain juga bisa mempengaruhi orang yang berusia 20-an tahun seperti

migrain, skizofrenia, osteopenia (akibat gaya hidup yang sedikit aktivitas fisik) atau

lupus.

Usia 30-an tahun

1 .Seiring dengan adanya perubahan pola hidup, maka saat ini beberapa penyakit seperti

jantung atau diabetes bisa muncul diusia 30-an tahun.

2 .Selain itu beberapa kanker tertentu juga dapat menyerang. Pada usia ini seseorang

cenderung mulai dihantui oleh gangguan kolesterol tinggi dan juga gangguan kadar gula

darah.

Usia 40-an tahun

1 .Pada usia ini beberapa orang menjadi lebih rentan terkena penyakit, terutama yang

memiliki hipertensi, jantung atau berbadan gemuk baik karena keturunan atau pun akibat

gaya hidup.

2 .Saat berada di usia ini harus waspada terhadap penyakit degeneratif (penyakit akibat

bertambahnya usia) seperti jantung koroner, kolesterol, dan asam urat.

3 .Untuk laki-laki ada beberapa penyakit yang bisa menyerang seperti kanker prostat atau

kebotakan.

Usia 50 tahun ke atas

1 .Pada usia ini tingkat kesehatan cenderung sudah menurun, karenanya seseorang rentan

terkena beberapa penyakit seperti artritis, osteoporosis, penyakit jantung, gangguan

memori, stroke, pembesaran prostat dan juga kanker. Sebagian besar kanker terjadi pada

usia ini, karena biasanya membutuhkan waktu selama 20-30 tahun hingga kanker tersebut

muncul dan terdeteksi.

2 .Selain itu pada usia 50 tahun ke atas juga cenderung mengalami masalah pada gusi.

4. Bagaimana hubungan antara aspek psikososial dan cultural dalam hubungan anggota

keluarga?

Jawab:

- Ayah kurang berinteraksi pada anak-anak

- Berdasarkan scenario,ekonomi pada keluarga masih tercukupi karena pekerjaan ayah

yang terjamin hanya saja dari segi perumahannya yang tidak layak huni.

- Peran ibu terhadap keluarga kurang

Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi anak dalam

mendapatkan pendidikan. Jika seorang anak memperoleh kepuasan psikis dalam

keluarga, maka akan sangat menentukan bagaimana dia akan bereaksi terhadap

lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau

broken home dimana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka

anak tersebut sulit mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal ini dapat terlihat

dari :

• kurang adanya saling pengertian (low mutual understanding)

• kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orangtua dan saudara

• kurang mampu berkomunikasi secara sehat

• kurang mampu mandiri

• kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara

• kurang mampu bekerjasama

• kurang mampu mengadakan hubungan yang baik

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka amatlah penting bagi

orangtua untuk menjaga agar keluarga tetap harmonis. Keharmonisan dalam hal ini

tidaklah selalu identik dengan adanya orangtua utuh (Ayah dan Ibu), sebab dalam

banyak kasus orangtua sendiri (single parent) terbukti dapat bersifat efektif dalam

membantu perkembangan psikososial anak. Hal yang paling penting di- perhatikan

oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga.

Suasana yang mendukung tercapainya prestasi diri.

Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa

tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen

yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan).

Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap

masa sebelumnya.

Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah sebagai berikut:

1. Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )

Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya.

Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi

lahir dan kontak dengan dunia luar maka ia mutlak terganting dengan orang

lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat

yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan

panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan

dalah ibu. Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhan

kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman dasar rasa

percaya bagi anak. Apabila pada umur ini tidak tercapai rasa percaya dengan

lingkungan maka dapat timbul berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini

timbul bila pengalaman untuk meningkatkan rasa percaya kurang atau

kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekwat, yaitu kurangnya pemenuhan

kebutuhan fisik, psikologis dan sosial yang kurang misalnya: anak tidak

mendapat minuman atau air susu yang edukat ketika ia lapar, tidak mendapat

respon ketika ia menggigit dot botol dan sebagainya.

2. Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu ( 1-3 tahun )

Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap

ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi selama periode balita berfokus

pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan

lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk

bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya misalnya: kepuasan untuk

berjalan atau memanjat. Selain itu anak menggunakan kemampuan mentalnya

untuk menolak dan mengambil keputusan. Rasa Otonomi diri ini perlu

dikembangkan karena penting untuk terbentuknya rasa percaya diri dan harga

diri di kemudian hari. Hubungan dengan orang lain bersifat egosentris atau

mementingkan diri sendiri. Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan

support dan memberi keyakinan yang jelas. Perasaan negatif yaitu rasa malu

dan ragu timbul apabila anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang di

pilihnya serta kurangnya support dari orangtua dan lingkungannya, misalnya

orangtua terlalu mengontrol anak.

3. Inisiatif Vs Rasa Bersalah ( 3-6 tahun )

Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan.

Rasa inisiatif mulai menguasai anak. Anak mulai menuntut untuk melakukan

tugas tertentu. Anak mulai diikut sertakan sebagai individu misalnya turut

serta merapihkan tempat tidur atau membantu orangtua di dapur. Anak mulai

memperluas ruang lingkup pergaulannya misalnya menjadi aktif diluar

rumah . Hubungan dengan teman sebaya dan saudara sekandung untuk

menang sendiri. Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan hubungan

segitiga antara Ayah-Ibu-Anak sangat penting untuk membina kemantapan

idantitas diri. Orangtua dapat melatih anak untuk menguntegrasikan peran-

peran sosial dan tanggungjawab sosial. Pada tahap ini kadang-kadang anak

tidak dapat mencapai tujuannya atau kegiatannya karena keterbatasannya,

tetapi bila tuntutan lingkungan misalnya dari orangtua atau orang lain terlalu

tinggi atau berlebihan maka dapat mengakibatkan anak merasa aktifitasnya

atau imajinasinya buruk, akhirnya timbul rasa kecewa dan rasa bersalah.

4. Industri Vs Inferioritas ( 6-12 tahun )

Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau

perbuatan yang akhirnya dan dapat menghasilkan sesuatu. Anak siap untuk

meninggalkan rumah atau orangtua dalam waktu terbatas yaitu untuk sekolah.

Melalui proses pendidikan ini anak belajar untuk bersaing (sifat kompetetif),

juga sifat kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia

kawan dan belajar peraturan-peraturan yang berlaku.Kunci proses sosialisasi

pada tahap ini adalah guru dan teman sebaya. Dalam hal ini peranan guru

sangat sentral.

5. Identitas Vs Difusi Peran ( 12-18 tahun )

Pada tahap ini terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti

orang dewasa. sehingga nampak adanya kontradiksi bahwa di lain pihak ia

dianggap dewasa tetapi disisi lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini

merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang

seksual, umur dan kegiatan, Peran orangtua sebagai sumber perlindungan dan

sumber nilai utama mulai menurun. Sedangkan peran kelompok atau teman

sebaya tinggi. Melalui kehidupan berkelompok ini remaja bereksperimen

dengan peranan dan dapat menyalurkan diri.

5. Bagaimana peran dokter keluarga terhadap masalah tersebut?

Jawab:

- Dokter keluarga berperan pada keluarga yang sakit tidak hanya individu yang datang

berobat.

- Dokter keluarga memberikan informasi pada keluarga yang menjadi tanggung jawab

berupa kuratif,preventif,promotif,rehabilitative.

- Pada keluarga tidak boleh langsung mendiagnosis dengan keluhan utama.

- Dokter keluarga dapat melakukan intervensi(meyakinkan pada ibunya tentang

imunisasi)

- Dokter keluarga harus meminamalisasi masalah kesehatan dan perlu mengikuti

pelatihan sebagai dokter keluarga

- Dokter keluarga harus memberikan konseling tentang masalah kesehatan baik itu

imunisasi maupun berupa pengobatan penyakit.Disini dokter tidak hanya mengobati

tapi perlu juga melakukan pencegahan.

- Preventation

6. Bagaimana standar perumahan yang baik dan benar?

Jawab:

Standar perumahan adalah 9 m2 /orang dan luas untuk 4 orang adalah tipe 60 ( 6x10)m

Kriteria rumah sehat bedasarkan APHA ( American Public Health Association) adalah

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan,penghawaan dan ruang gerak

yang cukup,terhindar dari kebisingan yang mengganggu.Dalam skenario, ruang gerak

keempat anaknya terbatas sebab disatukan dalam satu kamar yang ukurannya pasti kecil

untuk tipe 70.

b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,komunikasi yang sehat

antar anggota keluarga dan penghuni rumah. Dalam skenario, komunikasi dan hubungan

anak- anak sangat dekat sebab disatukan dalam satu kamar. Namun, dengan orangtuanya

belum tentu baik. Sebab dari masalah yang timbul, tampak orang tua agak kurang

perhatian dengan anak- anaknya

c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah, yaitu

dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga bebas

vector penyakit da tikus,kepadatan hunian yang berlebihan,cukup sinar matahari pagi,

terlindungi makanan dari pencemaran, disamping pencahayaan penghawaan yang cukup.

Dalam skenario, tidak memenuhi syarat sebab kamar yang ditempati lebih satu penghuni

akan sangat rentan terhadap penularan penyakit antarpenghuninya.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul karena

keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan, konstruksi

yang tidak roboh dan tidakmudah terbakar, tidak mudah membuat penghuninya jatuh

tergelincir. Dalam skenario tidak dijelaskan.

7. Bagaimana system rujukan pasien dengan pendekatan kedokteran keluarga?

Jawab:

Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus

penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai.

Rujukan ada 2 jenis yaitu rujukan medis dan rujukan kesehatan.

Rujukan medis :

- Rujukan pasien (transfer of patient),penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan

kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna

atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut

- Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge),pengiriman dokter/ tenaga

kesehatan yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan Yang lebih mampu ke strata

pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau

sebaliknya,untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan

- Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens), pengiriman bahan

bahan pemeriksaan bahan laboratorium dari strata pelayanan kesehatan yang kurang

mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya, untuk tindak lanjut.

Rujukan kesehatan :

- Rujukan tenaga, pengiriman dokter/tenaga kesehatan dari strata pelayanan kesehatan

yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk

menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk

pendidikan dan latihan

- Rujukan sarana, pengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata

pelayanan kesehatan yg lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang

mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya

untuk tindak lanjut

- Rujukan operasional, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan

masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu

ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan

tindak lanjut.

8. Bagaimana aspek hubungan dokter pasien pada scenario tersebut?

Jawab:

Membina hubungan dokter-pasien yang baik. Maksudnya adalah agar pelbagai

kebutuhan dan atau tuntutan kesehatan pasien dapat diketahui dengan tepat, sehingga

dengan demikian pengaturan dan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien

akan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnyalah terbinanya hubungan

dokter-pasien yang baik dalam praktek dokter keluarga merupakan suatu persyaratan

yang bersifat mutlak. Dengan baiknya hubungan dokter-pasien tersebut, bukan saja

pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat diketahui, tetapi yang

terpenting lagi pelbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta

pelbagai faktor lainnya lagi dari pasien yang bersangkutan, yang kesemuanya dinilai

mempunyai peranan yang amat penting dalam menjamin keberhasilan penyelenggaraan

pelayanan dokter keluarga. Tentu mudah dipahami hubungan dokter-pasien yang

dimaksudkan disini bukanlah hubungan antara dokter dengan pasien sebagai individu,

melainkan hubungan dokter dengan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga serta

dengan seluruh anggota keluarga secara keseluruhan

Memahami masalah pasien dan keluarganya dengan menempatkan diri sebagai

konsultan bagi pasien dan keluarganya. Dokter bukan hanya mengatasi masalah satu

individu tetapi seluruh keluarga. Bukan Cuma kuratif, tapi juga promosi, preventif,

perawatan dan rehabilitasi.

9. Bagaimana hubungan antara perilaku sehat dengan penularan penyakit?

Perilaku hidup sehat dapat didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari

ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Ada 6 perilaku sehat yang harus kita ketahui, diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Tidur cukup kurang lebih sekitar 7-8 jam per hari

2. Tidak merokok

3. Sarapan setiap pagi

4. Tidak mengkonsumsi alkohol

5. Olahraga secara teratur

6. Tidak kelebihan berat badan lebih dari 100%

Mungkin dengan kebiasaan hidup sehat, insya Allah kita akan terhindar dari

penyakit yang tidak kita inginkan. Perbiasakanlah hidup sehat setiap hari dengan itu

penyakit pun pergi dan dapat beraktivitas dengan baik

10. Bagaimana pencegahan penyebaran penyakit pada scenario?.

Jawab:

• Bagi penderita campak ringan, bisa dirawat di rumah. Namun bila sudah terjadi

komplikasi, segeralah bawa ke rumah sakit

• Jauhkan penderita dari anggota keluarga yang lain agar tidak menularkan penyakit,

terutama bila ada bayi yang belum diberi imunisasi.

• Berilah penderita makanan bergizi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuhnya.

Penderita campak mudah terkena penyakit lain seperti flu dan radang tenggorokan.

Karena itu, berilah makanan yang mudah dicerna.

• Berobat ke dokter

• Penderita harus istirahat yang cukup

• Kebersihan tubuh penderita harus tetap terjaga (tetap harus dimandikan)

Imunisasi anggota keluarga yg belum mendapatkan imunisasi (< 6 bulan) 3 hari setelah

kontak

Dapat dibagi dengan imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

Imunisasi aktif:Program imunisasi nasional diberikan pada usia 9 bulan

Imunisasi pasif: Anak diatas 12 bulan belum

11. Bagaimana penatalaksanaan gizi dalam keluarga?

Jawab:

a. Berikan banyak minum ( sari buah-buahan, sirup yang tidak memakai es)

Rasional: untuk mngkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu

makan

b. Berikan susu porsi sedikit tapi sering (susu dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan

berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum)

Rasional: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalaui cairan bernutrisi

c. Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup atau bubur santan

memakai gula dengan porsi sedikit tetapi dengan kuantitas yang sering.

Rasional: unuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan

d. Berukan makanan TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan mulai

membaik.

Rasional: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi setelah sakit..

e. antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder

f. anti konvulsi apabila terjadi kejang

g. anti piretik bila demam, yaitu non-aspirin misal acetaminophen.

h. pemberian vitamin A

Peran serta ibu sebagai manajer rumah tangga–untuk mengatur kecukupan gizi dalam

keluarga sangat krusial. Ibu yang bijak pasti akan memilih asupan terbaik bagi dirinya

sendiri, suami juga anak-anaknya.

Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara berkembang terbukti

berhubungan dengan penurunan angka kejadian morbiditas dan mortalitas.

Dosis 6 bulan – 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

> 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

12. Bagaimana pemberian vaksin terhadap penyakit?

Jawaban:

AKTIF:

Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap penyakit

campak dari ibunya ketika masih dalam kandungan. Makin lanjut umur bayi, makin

berkurang kekebalan pasif tersebut. Waktu berumur 6 bulan biasanya sebagian dari bayi

itu tidak mempunyai kekebalan pasif lagi. Dengan adanya kekebalan pasif ini sangatlah

jarang seorang bayi menderita campak pada umur kurang dari 6 bulan.

Menurut WHO 1973 imunisasi campak cukup dilakukan satu kali suntikan setelah

bayi berumur 9 bulan. Lebih baik lagi setelah ia berumur lebih dari 1 tahun. Karena

kekebalan yang diperoleh berlangsung seumur hidup, maka tidak diperlukan revaksinasi

(imunisasi ulang) lagi. Di Indonesia kejadian campak masih tinggi dan sering dijumpai

bayi menderita penyakit campak ketika ia berumur antara 6-9 bulan, jadi pada saat

sebelum ketentuan batas umur 9 bulan untuk mendapat vaksinasi campak seperti yang

dianjurkan WHO. Dengan memperhatikan kejadian ini, sebenernya imunisasi campak

dapat diberikan sebelum bayi berumur 9 bulan, missal pada umur 6-7 bulan ketika

kekebalan pasif yang diperoleh dari ibu mulai menghilang. Akan tetapi kemudian ia

harus mendapat satu kali suntikan ulang setelah berumur 15 bulan.

Vaksinasi terhadap anak serumah yang mempunyai kontak dengan penderita

campak dapat diberikan dalam waktu 3 hari setelah terjadi kontak. Imunisasi pada 3 hari

pertama setelah kontak akan mencegah terjadinya infeksi alamiah. Kemungkinan ini

disebabkan karena virus vaksin campak lebih cepat menimbulkan respon imun dan

menghalangi multiplikasi virus campak yang beredar. Tetapi vaksin ini tidak dapat

memberi perlindungan bila diberikan lebih dari 3 hari setelah kontak, karena itu perlu

diberikan tambahan imunoglobulin. Namun yang menjadi masalah ialah kesulitan

menentukan waktu yang tepat terjadinya kontak. Untuk hal ini sebagai patokan dapat

diambil hari pertama terjadinya demam yang timbul pada penderita campak tersebut,

sebelum timbul bercak merah dikulit. Masa penularan yang paling berbahaya ialah pada

awal penyakit, yaitu pada stadium kataral sebelum keluar bercak merah di kulit. Karena

penyakit campak ini biasanya merupakan penyakit yang berat pada bayi, maka pada bayi-

bayi kontak yang ibunya belum pernah menderita campak perlu diberikan

immunoglobulin

PASIF:

Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian gama globulin 0,25 cc/kg

BB(maksimun dosis 15 ml) bila diberikan 5 hari sebelum sampai 6 hari setelah kontak.

Bila diberikan pada akhir masa inkubasi, maka akan terjadi campak yang ringan atau

subklinis, meskipun imunoglobulin diberikan dalam dosis yang tinggi.Pemberian

imunoglobulin dapat dilakukan secara intramuskuler Menurut Karelitz 17-30 % dari

subjek yang diberi imunoglobulin akan terlindungi dari infeksi dengan virus campak,

meskipun terus menerus berkontak dengan penderita.

13. Bagaimana dasar – dasar diagnostic dan terapi?

Diagnosis:

Gejala klinis

Isolasi: Virus dapat diisolasi dari darah dan nasofaring 2-3 hari sebelum timbul gejala sampai1

hari setelah timbul bercak pada kulit.

Serologi: Memeriksa kenaikan titer zat anti hemaglutinasi,zat anti ikatan komplemen dan zatanti

netralisasi dari serum konvalsen

Penatalaksanaan: self limiting disease

o Supportif: simptomatik, vit.A, makanan, dan cairan

14. Bagaimana peran dan gizi pada keluarga?

Jawaban: Makanan yang sehat dan seimbang serta bersih sangat menunjang pertumbuhan

dan perkembangan anak serta kesehatan anggota keluarga secara menyeluruh. Hal ini

akan meningkatkan daya tahan tubuh anggota keluarga terhadap berbagai penyakit yang

ada.

KESIMPULAN:

Peran dokter keluarga belum terlalu maksimal dalam skenario sebab masih memandang

pasien sebagai individu, bukan sebagai bagian dari keluarga yang juga harus

diperhatikan.