Penyakit Dalam Keluarga: Morbili
-
Upload
zarah-alifani-dzulhijjah -
Category
Documents
-
view
66 -
download
0
description
Transcript of Penyakit Dalam Keluarga: Morbili
LAPORAN PBL
SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
MODUL PENYAKIT-PENYAKIT DALAM KELUARGA
“Skenario 2”
MORBILI
OLEH :
KELOMPOK 8A
Tutor:dr. Yusriani Mangerangi
• 1102070097 Muchlis Yusuf
• 1102080140 Dewi Suji Hanti Silondae
• 1102090098 Ece Nurreski Wati
• 1102090100 Dessy Anggraeni Dinatha
• 1102090115 Zarah Alifani Dzulhijjah
• 1102090059 Ayu Arifitri Anadewi
• 1102090116 Resky Putri Indarwati A
• 1102090131 Fadli
• 1102090125 Soraya Eka Hadi Putri
• 1102090090 Sulfadli Anggunawan
• 1102090146 Nur Astiapriani
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga laporan hasil tutorial Modul 2 (PENYAKIT – PENYAKIT DALAM
KELUARGA) Sistem kedokteran komunitas dengan scenario 2 dari kelompok 8A ini dapat
terselesaikan, dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini, khususnya kepada tutor yang telah membimbing kami selama proses
tutorial berlangsung.
Kami menyadari bahwa segala upaya yang telah kami lakukan belumlah sempurna dan
masih banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu lewat kesempatan ini mengharapkan masukan
dan kritikan yang sifatnya membangun, dapat diberikan kepada kami demi penyempurnaan
laporan yang kami susun, agar segala yang menjadi tujuan kita semua dapat terwujud “Insya
Allah”.
Penyusun
Kelompok 8A
SKENARIO
Si E anak pak musa yang berusia 10 tahun ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan
keluhan bercak-bercak merah di seluruh badan, Dokter keluarga pak musa melarang eni
kesekolah selama 6 hari, karena gadis kecil ini di diagnose menderita morbili. Diagnosa ini di
tegakkan berdasarkan timbulnya bercak-bercak merah yang didahului oleh demam. Dari ibu anak
ini diketahui bahwa si E belum pernah mendapat vaksinasi ulangan untuk campak.
Pak musa adalah pegawai negri golongan III. Ia bersama dengan istri dan keempat
anaknya dan satu orang pembantunya tinggal disatu rumah BTN tipe 70, dengan 3 buah kamar.
Si E, anak tertua dari keluarga musa tidur sekamar dengan ke 3 adiknya.
Ibu musa tidak pernah mengeluhkan kesehatan ke empat anaknya, hanya saja Alma (8
bulan), adik si E yang terkecil belum pernah mendapat imunisasi apapun.
KATA/KALIMAT SULIT
1. Morbili : Penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitustadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang
dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik dan gejala-gejala
utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta
nyeri limpa nadi
2. Vaksinasi : Pemberian vaksin kepada seseorang untuk memberikan kekebalan pada
suatu penyakit.
3. Bercak-bercak : Perubahan warna kulit berupa kemerahan.
KATA/KALIMAT KUNCI
1. Si E berumur 10 tahun
2. Datang dengan keluhan bercak-bercak merah diseluruh badan yang didahului demam
3. Dilarang oleh dokter kesekolah selama 6 hari
4. Didiagnosa morbilli
5. Belum pernah mendapat vaksinasi ulangan untuk campak
6. Pekerjaan ayahnya adalah PNS golongan III
7. Satu rumah berisi ayah,ibu,4 orang anak serta seorang pembantu dengan BTN tipe 70
8. Si E anak tertua dan tinggal sekamar dengan ketiga adiknya
9. Adik si E yang terkecil belum pernah mendapat imunisasi apapun
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Jelaskan tentang penyakit menurut scenario?
Jawab:
MORBILLI
Definisi : Penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitustadium
prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan
dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik dan gejala-gejala utama ringan, ruam
serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi
Etiologi :
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan
darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini
berupa virus RNAyang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus.Cara
penularan dengan droplet infeksi.
Epidemiologi :
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Anak – anak sering pada usia 9 bulan hingga kurang dari 5
tahun.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan
mendapatkekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah
umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila
seseorang wanitamenderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%
kemungkinan akan mengalamiabortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau
III maka ia akan mungkinmelahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak
dengan BBLR, ataulahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
Patogenesis :
Droplet Infection (virus masuk) ke mukosa saluran napas dan berkembang biak
kemudian virus keluar ke kelenjar limfe dan masuk ke sirkulasi sehingga banyak virus di
pembuluh darah.
Manifestasi Klinik :
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian
timbulgejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium
1. Stadium kataral (prodormal). Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari
ditandai oleh demam ringan hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia
dan konjungtivitis. Menjelang akhirstadium kataral dan 24 jam sebelum timbul
enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat
jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan
dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar
dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi.
Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-
langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan
cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat
beratkarena diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni.
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leucopenia.
2. Stadium erupsi.Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah
dipalatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula
papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga
dibagian atas lateral tengkuk,sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak.
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher
belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan
muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “Black Measles” yaitu morbili
yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktusdigestivus.
3. Stadium konvalesensi. Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih
tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak
Indonesia sering ditemukan pulakulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan
gejala patognomonik untuk morbili.Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema
atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun
sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.
Pencegahan
1. Imunisasi aktif. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang
telahdilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston
B.Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan
danpemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan
secarasubkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
Pada penyelidikan serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-
10tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat
dilakukansebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan
anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu.
Pada suatukomunitas dimana campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat
diberikan ketika bayiberusia 12 bulan.
2. Imunusasi pasif. Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum
stadiumpenyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma)
yangdikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau
melemahkancampak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan
dosis 0,25 ml/kgBB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau
sesegera mungkin.
Pengobatan
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam
tinggi.Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat.
Diagnosis Banding
a. Milaria
b. Rubella
2. Bagaimana hubungan struktur dan fungsi keluarga dengan proses penularan penyakit
dalam scenario?
Jawab:
Fungsi keluarga:
- Kesehatan (perawatan kesehatan dimana memberikan perawatan pada keluarga yang
sakit)
- Ekonomi ( mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga)
- Biologis ( Manusia bereproduksi)
- Agama ( Mengajarkan moral agama pada keluarga)
Struktur keluarga:
Ayah(Top Management) :
1. Mengatur arah keluarganya.
2. Mengawasi anaknya dan mengajarkannya.
3. Mengatur keuangan.
· Ibu(Middle/bottom Management) :
1. Mengatur dan mengawasi anaknya.
2. Mengatur keuangan.
· Anak(non management) :
1. Melakukan perintah dari ayah dan ibunya.
Struktur keluarga pun sama seperti struktur manajemen,dimana ayah sebagai top
management yang menjadikannya sebagai kepala keluarga,lalu ibu sebagai middle atau
bottom management karena ibu mengatur anaknya yang sebagai non management,anak
menjadi non management karena ia tidak mengatur siapa-siapa.
3. Bagaimana hubungan tahap perkembangan kehidupan setiap anggota keluarga dengan
munculnya proses penularan penyakit?
Masa anak- anak:
Masa anak merupakan masa terpenting dalamproses pembentukan dan pengembangan
kepribadian yang meliputi berbagai aspek fisik,psikis,spiritual,etika-moral,sehingga
mereka menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun
social masyarakat. Setelah masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat beragam,
semula mereka meneruskan bermain dengan barang mainan terutama bila sendirian.
Selain itu mereka merasa tertarik dengan permainan olahraga, hobi dan dan bentuk
permainan matang lainnya.Pada masa ini, anak mudah sekali terkena penyakit misalnya
Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran
pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi,
keamanan pangan dan hygiene perorangan. Penyakit yang cukup mengganggu dan
berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa adalah penyakit
menular pada anak sekolah. Misalnya, melalui bermain bisa menjadi faktor penyebab
kuman menempel pada tubuh anak tersebut ketika bermain dan berkelompok dengan
teman-temannya. Yang penularannya bisa melalui tangan masing-masing. Tangan
seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari
satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
Usia Remaja
1.Umumnya remaja adalah suatu masa yang memiliki kesehatan, pertumbuhan dan
kematangan yang baik.
2 .Namun sebagian besar remaja saat ini memiliki kelebihan berat badan atau obesitas
yang membuatnya berisiko terkena penyakit jantung atau diabetes.
3 .Untuk kondisi seksualnya cenderung sedang berada di puncak pubertas, sehingga
penyakit yang diderita kemungkinan chlamydia.
4 .Kondisi yang mencapai puncaknya saat remaja adalah jerawat, asma, alergi, penyakit
autoimun seperti diabetes tipe 1 dan rheumatoid arthritis. Perilaku kecemasan dan kadang
muncul sejak remaja.
5 .Namun ada juga yang mengalami gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia
akibat obsesi yang berlebihan untuk menurunkan berat badan.
Usia 20-an tahun
1.Pada usia ini, seseorang berada dalam semangat dan kegiatan yang tinggi sehingga
berisiko mengalami penyakit menular seksual atau PMS (sekitar dua per tiga orang yang
terkena PMS berada di bawah usia 25 tahun), kecelakaan dan cedera.
2 .Berbagai kondisi lain juga bisa mempengaruhi orang yang berusia 20-an tahun seperti
migrain, skizofrenia, osteopenia (akibat gaya hidup yang sedikit aktivitas fisik) atau
lupus.
Usia 30-an tahun
1 .Seiring dengan adanya perubahan pola hidup, maka saat ini beberapa penyakit seperti
jantung atau diabetes bisa muncul diusia 30-an tahun.
2 .Selain itu beberapa kanker tertentu juga dapat menyerang. Pada usia ini seseorang
cenderung mulai dihantui oleh gangguan kolesterol tinggi dan juga gangguan kadar gula
darah.
Usia 40-an tahun
1 .Pada usia ini beberapa orang menjadi lebih rentan terkena penyakit, terutama yang
memiliki hipertensi, jantung atau berbadan gemuk baik karena keturunan atau pun akibat
gaya hidup.
2 .Saat berada di usia ini harus waspada terhadap penyakit degeneratif (penyakit akibat
bertambahnya usia) seperti jantung koroner, kolesterol, dan asam urat.
3 .Untuk laki-laki ada beberapa penyakit yang bisa menyerang seperti kanker prostat atau
kebotakan.
Usia 50 tahun ke atas
1 .Pada usia ini tingkat kesehatan cenderung sudah menurun, karenanya seseorang rentan
terkena beberapa penyakit seperti artritis, osteoporosis, penyakit jantung, gangguan
memori, stroke, pembesaran prostat dan juga kanker. Sebagian besar kanker terjadi pada
usia ini, karena biasanya membutuhkan waktu selama 20-30 tahun hingga kanker tersebut
muncul dan terdeteksi.
2 .Selain itu pada usia 50 tahun ke atas juga cenderung mengalami masalah pada gusi.
4. Bagaimana hubungan antara aspek psikososial dan cultural dalam hubungan anggota
keluarga?
Jawab:
- Ayah kurang berinteraksi pada anak-anak
- Berdasarkan scenario,ekonomi pada keluarga masih tercukupi karena pekerjaan ayah
yang terjamin hanya saja dari segi perumahannya yang tidak layak huni.
- Peran ibu terhadap keluarga kurang
Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi anak dalam
mendapatkan pendidikan. Jika seorang anak memperoleh kepuasan psikis dalam
keluarga, maka akan sangat menentukan bagaimana dia akan bereaksi terhadap
lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau
broken home dimana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka
anak tersebut sulit mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal ini dapat terlihat
dari :
• kurang adanya saling pengertian (low mutual understanding)
• kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orangtua dan saudara
• kurang mampu berkomunikasi secara sehat
• kurang mampu mandiri
• kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara
• kurang mampu bekerjasama
• kurang mampu mengadakan hubungan yang baik
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka amatlah penting bagi
orangtua untuk menjaga agar keluarga tetap harmonis. Keharmonisan dalam hal ini
tidaklah selalu identik dengan adanya orangtua utuh (Ayah dan Ibu), sebab dalam
banyak kasus orangtua sendiri (single parent) terbukti dapat bersifat efektif dalam
membantu perkembangan psikososial anak. Hal yang paling penting di- perhatikan
oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga.
Suasana yang mendukung tercapainya prestasi diri.
Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa
tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen
yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan).
Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap
masa sebelumnya.
Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah sebagai berikut:
1. Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya.
Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi
lahir dan kontak dengan dunia luar maka ia mutlak terganting dengan orang
lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat
yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan
panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan
dalah ibu. Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhan
kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman dasar rasa
percaya bagi anak. Apabila pada umur ini tidak tercapai rasa percaya dengan
lingkungan maka dapat timbul berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini
timbul bila pengalaman untuk meningkatkan rasa percaya kurang atau
kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekwat, yaitu kurangnya pemenuhan
kebutuhan fisik, psikologis dan sosial yang kurang misalnya: anak tidak
mendapat minuman atau air susu yang edukat ketika ia lapar, tidak mendapat
respon ketika ia menggigit dot botol dan sebagainya.
2. Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu ( 1-3 tahun )
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap
ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi selama periode balita berfokus
pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan
lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk
bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya misalnya: kepuasan untuk
berjalan atau memanjat. Selain itu anak menggunakan kemampuan mentalnya
untuk menolak dan mengambil keputusan. Rasa Otonomi diri ini perlu
dikembangkan karena penting untuk terbentuknya rasa percaya diri dan harga
diri di kemudian hari. Hubungan dengan orang lain bersifat egosentris atau
mementingkan diri sendiri. Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan
support dan memberi keyakinan yang jelas. Perasaan negatif yaitu rasa malu
dan ragu timbul apabila anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang di
pilihnya serta kurangnya support dari orangtua dan lingkungannya, misalnya
orangtua terlalu mengontrol anak.
3. Inisiatif Vs Rasa Bersalah ( 3-6 tahun )
Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan.
Rasa inisiatif mulai menguasai anak. Anak mulai menuntut untuk melakukan
tugas tertentu. Anak mulai diikut sertakan sebagai individu misalnya turut
serta merapihkan tempat tidur atau membantu orangtua di dapur. Anak mulai
memperluas ruang lingkup pergaulannya misalnya menjadi aktif diluar
rumah . Hubungan dengan teman sebaya dan saudara sekandung untuk
menang sendiri. Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan hubungan
segitiga antara Ayah-Ibu-Anak sangat penting untuk membina kemantapan
idantitas diri. Orangtua dapat melatih anak untuk menguntegrasikan peran-
peran sosial dan tanggungjawab sosial. Pada tahap ini kadang-kadang anak
tidak dapat mencapai tujuannya atau kegiatannya karena keterbatasannya,
tetapi bila tuntutan lingkungan misalnya dari orangtua atau orang lain terlalu
tinggi atau berlebihan maka dapat mengakibatkan anak merasa aktifitasnya
atau imajinasinya buruk, akhirnya timbul rasa kecewa dan rasa bersalah.
4. Industri Vs Inferioritas ( 6-12 tahun )
Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau
perbuatan yang akhirnya dan dapat menghasilkan sesuatu. Anak siap untuk
meninggalkan rumah atau orangtua dalam waktu terbatas yaitu untuk sekolah.
Melalui proses pendidikan ini anak belajar untuk bersaing (sifat kompetetif),
juga sifat kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia
kawan dan belajar peraturan-peraturan yang berlaku.Kunci proses sosialisasi
pada tahap ini adalah guru dan teman sebaya. Dalam hal ini peranan guru
sangat sentral.
5. Identitas Vs Difusi Peran ( 12-18 tahun )
Pada tahap ini terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti
orang dewasa. sehingga nampak adanya kontradiksi bahwa di lain pihak ia
dianggap dewasa tetapi disisi lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini
merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang
seksual, umur dan kegiatan, Peran orangtua sebagai sumber perlindungan dan
sumber nilai utama mulai menurun. Sedangkan peran kelompok atau teman
sebaya tinggi. Melalui kehidupan berkelompok ini remaja bereksperimen
dengan peranan dan dapat menyalurkan diri.
5. Bagaimana peran dokter keluarga terhadap masalah tersebut?
Jawab:
- Dokter keluarga berperan pada keluarga yang sakit tidak hanya individu yang datang
berobat.
- Dokter keluarga memberikan informasi pada keluarga yang menjadi tanggung jawab
berupa kuratif,preventif,promotif,rehabilitative.
- Pada keluarga tidak boleh langsung mendiagnosis dengan keluhan utama.
- Dokter keluarga dapat melakukan intervensi(meyakinkan pada ibunya tentang
imunisasi)
- Dokter keluarga harus meminamalisasi masalah kesehatan dan perlu mengikuti
pelatihan sebagai dokter keluarga
- Dokter keluarga harus memberikan konseling tentang masalah kesehatan baik itu
imunisasi maupun berupa pengobatan penyakit.Disini dokter tidak hanya mengobati
tapi perlu juga melakukan pencegahan.
- Preventation
6. Bagaimana standar perumahan yang baik dan benar?
Jawab:
Standar perumahan adalah 9 m2 /orang dan luas untuk 4 orang adalah tipe 60 ( 6x10)m
Kriteria rumah sehat bedasarkan APHA ( American Public Health Association) adalah
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan,penghawaan dan ruang gerak
yang cukup,terhindar dari kebisingan yang mengganggu.Dalam skenario, ruang gerak
keempat anaknya terbatas sebab disatukan dalam satu kamar yang ukurannya pasti kecil
untuk tipe 70.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah. Dalam skenario, komunikasi dan hubungan
anak- anak sangat dekat sebab disatukan dalam satu kamar. Namun, dengan orangtuanya
belum tentu baik. Sebab dari masalah yang timbul, tampak orang tua agak kurang
perhatian dengan anak- anaknya
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah, yaitu
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga bebas
vector penyakit da tikus,kepadatan hunian yang berlebihan,cukup sinar matahari pagi,
terlindungi makanan dari pencemaran, disamping pencahayaan penghawaan yang cukup.
Dalam skenario, tidak memenuhi syarat sebab kamar yang ditempati lebih satu penghuni
akan sangat rentan terhadap penularan penyakit antarpenghuninya.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan, konstruksi
yang tidak roboh dan tidakmudah terbakar, tidak mudah membuat penghuninya jatuh
tergelincir. Dalam skenario tidak dijelaskan.
7. Bagaimana system rujukan pasien dengan pendekatan kedokteran keluarga?
Jawab:
Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus
penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai.
Rujukan ada 2 jenis yaitu rujukan medis dan rujukan kesehatan.
Rujukan medis :
- Rujukan pasien (transfer of patient),penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna
atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut
- Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge),pengiriman dokter/ tenaga
kesehatan yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan Yang lebih mampu ke strata
pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau
sebaliknya,untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
- Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens), pengiriman bahan
bahan pemeriksaan bahan laboratorium dari strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya, untuk tindak lanjut.
Rujukan kesehatan :
- Rujukan tenaga, pengiriman dokter/tenaga kesehatan dari strata pelayanan kesehatan
yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk
menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk
pendidikan dan latihan
- Rujukan sarana, pengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata
pelayanan kesehatan yg lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya
untuk tindak lanjut
- Rujukan operasional, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu
ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan
tindak lanjut.
8. Bagaimana aspek hubungan dokter pasien pada scenario tersebut?
Jawab:
Membina hubungan dokter-pasien yang baik. Maksudnya adalah agar pelbagai
kebutuhan dan atau tuntutan kesehatan pasien dapat diketahui dengan tepat, sehingga
dengan demikian pengaturan dan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien
akan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnyalah terbinanya hubungan
dokter-pasien yang baik dalam praktek dokter keluarga merupakan suatu persyaratan
yang bersifat mutlak. Dengan baiknya hubungan dokter-pasien tersebut, bukan saja
pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat diketahui, tetapi yang
terpenting lagi pelbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta
pelbagai faktor lainnya lagi dari pasien yang bersangkutan, yang kesemuanya dinilai
mempunyai peranan yang amat penting dalam menjamin keberhasilan penyelenggaraan
pelayanan dokter keluarga. Tentu mudah dipahami hubungan dokter-pasien yang
dimaksudkan disini bukanlah hubungan antara dokter dengan pasien sebagai individu,
melainkan hubungan dokter dengan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga serta
dengan seluruh anggota keluarga secara keseluruhan
Memahami masalah pasien dan keluarganya dengan menempatkan diri sebagai
konsultan bagi pasien dan keluarganya. Dokter bukan hanya mengatasi masalah satu
individu tetapi seluruh keluarga. Bukan Cuma kuratif, tapi juga promosi, preventif,
perawatan dan rehabilitasi.
9. Bagaimana hubungan antara perilaku sehat dengan penularan penyakit?
Perilaku hidup sehat dapat didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Ada 6 perilaku sehat yang harus kita ketahui, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Tidur cukup kurang lebih sekitar 7-8 jam per hari
2. Tidak merokok
3. Sarapan setiap pagi
4. Tidak mengkonsumsi alkohol
5. Olahraga secara teratur
6. Tidak kelebihan berat badan lebih dari 100%
Mungkin dengan kebiasaan hidup sehat, insya Allah kita akan terhindar dari
penyakit yang tidak kita inginkan. Perbiasakanlah hidup sehat setiap hari dengan itu
penyakit pun pergi dan dapat beraktivitas dengan baik
10. Bagaimana pencegahan penyebaran penyakit pada scenario?.
Jawab:
• Bagi penderita campak ringan, bisa dirawat di rumah. Namun bila sudah terjadi
komplikasi, segeralah bawa ke rumah sakit
• Jauhkan penderita dari anggota keluarga yang lain agar tidak menularkan penyakit,
terutama bila ada bayi yang belum diberi imunisasi.
• Berilah penderita makanan bergizi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Penderita campak mudah terkena penyakit lain seperti flu dan radang tenggorokan.
Karena itu, berilah makanan yang mudah dicerna.
• Berobat ke dokter
• Penderita harus istirahat yang cukup
• Kebersihan tubuh penderita harus tetap terjaga (tetap harus dimandikan)
Imunisasi anggota keluarga yg belum mendapatkan imunisasi (< 6 bulan) 3 hari setelah
kontak
Dapat dibagi dengan imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Imunisasi aktif:Program imunisasi nasional diberikan pada usia 9 bulan
Imunisasi pasif: Anak diatas 12 bulan belum
11. Bagaimana penatalaksanaan gizi dalam keluarga?
Jawab:
a. Berikan banyak minum ( sari buah-buahan, sirup yang tidak memakai es)
Rasional: untuk mngkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu
makan
b. Berikan susu porsi sedikit tapi sering (susu dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan
berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum)
Rasional: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalaui cairan bernutrisi
c. Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup atau bubur santan
memakai gula dengan porsi sedikit tetapi dengan kuantitas yang sering.
Rasional: unuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan
d. Berukan makanan TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan mulai
membaik.
Rasional: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi setelah sakit..
e. antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
f. anti konvulsi apabila terjadi kejang
g. anti piretik bila demam, yaitu non-aspirin misal acetaminophen.
h. pemberian vitamin A
Peran serta ibu sebagai manajer rumah tangga–untuk mengatur kecukupan gizi dalam
keluarga sangat krusial. Ibu yang bijak pasti akan memilih asupan terbaik bagi dirinya
sendiri, suami juga anak-anaknya.
Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara berkembang terbukti
berhubungan dengan penurunan angka kejadian morbiditas dan mortalitas.
Dosis 6 bulan – 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal
> 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal
12. Bagaimana pemberian vaksin terhadap penyakit?
Jawaban:
AKTIF:
Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap penyakit
campak dari ibunya ketika masih dalam kandungan. Makin lanjut umur bayi, makin
berkurang kekebalan pasif tersebut. Waktu berumur 6 bulan biasanya sebagian dari bayi
itu tidak mempunyai kekebalan pasif lagi. Dengan adanya kekebalan pasif ini sangatlah
jarang seorang bayi menderita campak pada umur kurang dari 6 bulan.
Menurut WHO 1973 imunisasi campak cukup dilakukan satu kali suntikan setelah
bayi berumur 9 bulan. Lebih baik lagi setelah ia berumur lebih dari 1 tahun. Karena
kekebalan yang diperoleh berlangsung seumur hidup, maka tidak diperlukan revaksinasi
(imunisasi ulang) lagi. Di Indonesia kejadian campak masih tinggi dan sering dijumpai
bayi menderita penyakit campak ketika ia berumur antara 6-9 bulan, jadi pada saat
sebelum ketentuan batas umur 9 bulan untuk mendapat vaksinasi campak seperti yang
dianjurkan WHO. Dengan memperhatikan kejadian ini, sebenernya imunisasi campak
dapat diberikan sebelum bayi berumur 9 bulan, missal pada umur 6-7 bulan ketika
kekebalan pasif yang diperoleh dari ibu mulai menghilang. Akan tetapi kemudian ia
harus mendapat satu kali suntikan ulang setelah berumur 15 bulan.
Vaksinasi terhadap anak serumah yang mempunyai kontak dengan penderita
campak dapat diberikan dalam waktu 3 hari setelah terjadi kontak. Imunisasi pada 3 hari
pertama setelah kontak akan mencegah terjadinya infeksi alamiah. Kemungkinan ini
disebabkan karena virus vaksin campak lebih cepat menimbulkan respon imun dan
menghalangi multiplikasi virus campak yang beredar. Tetapi vaksin ini tidak dapat
memberi perlindungan bila diberikan lebih dari 3 hari setelah kontak, karena itu perlu
diberikan tambahan imunoglobulin. Namun yang menjadi masalah ialah kesulitan
menentukan waktu yang tepat terjadinya kontak. Untuk hal ini sebagai patokan dapat
diambil hari pertama terjadinya demam yang timbul pada penderita campak tersebut,
sebelum timbul bercak merah dikulit. Masa penularan yang paling berbahaya ialah pada
awal penyakit, yaitu pada stadium kataral sebelum keluar bercak merah di kulit. Karena
penyakit campak ini biasanya merupakan penyakit yang berat pada bayi, maka pada bayi-
bayi kontak yang ibunya belum pernah menderita campak perlu diberikan
immunoglobulin
PASIF:
Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian gama globulin 0,25 cc/kg
BB(maksimun dosis 15 ml) bila diberikan 5 hari sebelum sampai 6 hari setelah kontak.
Bila diberikan pada akhir masa inkubasi, maka akan terjadi campak yang ringan atau
subklinis, meskipun imunoglobulin diberikan dalam dosis yang tinggi.Pemberian
imunoglobulin dapat dilakukan secara intramuskuler Menurut Karelitz 17-30 % dari
subjek yang diberi imunoglobulin akan terlindungi dari infeksi dengan virus campak,
meskipun terus menerus berkontak dengan penderita.
13. Bagaimana dasar – dasar diagnostic dan terapi?
Diagnosis:
Gejala klinis
Isolasi: Virus dapat diisolasi dari darah dan nasofaring 2-3 hari sebelum timbul gejala sampai1
hari setelah timbul bercak pada kulit.
Serologi: Memeriksa kenaikan titer zat anti hemaglutinasi,zat anti ikatan komplemen dan zatanti
netralisasi dari serum konvalsen
Penatalaksanaan: self limiting disease
o Supportif: simptomatik, vit.A, makanan, dan cairan
14. Bagaimana peran dan gizi pada keluarga?
Jawaban: Makanan yang sehat dan seimbang serta bersih sangat menunjang pertumbuhan
dan perkembangan anak serta kesehatan anggota keluarga secara menyeluruh. Hal ini