Penusuk Christopher Diduga Abdul - ftp.unpad.ac.id · and Funeral Homes, Karawang, SABTU, 10...

1
Blackberry-nya tak menyadari diikuti tersangka hingga depan SDN 01 Pluit. Awalnya tersangka minta Blackberry dengan baik-baik. Sempat terjadi tarik-tarikan, lalu pelaku menusuk bagian leher korban pada posisi yang mematikan. Korban tetap mem- pertahankan ponselnya sampai ajal menjemput. “Dia menusuk bukan karena dendam, tapi nyari duit. Ter- sangka takut korban berteriak dan saksi melihat. Pelaku kabur dengan ojek sepeda. Pengaku- an tersangka tersebut masih kami dalami,” urai Andap. Polisi dapat melacak kebera- daan pelaku dari keterangan sekitar 30 saksi yang mengarah pada ciri-ciri tersangka. Saat itu tersangka sudah menghi- langkan noda darah di bajunya dan mengubah penampilan dengan mencukur rambut le- bih pendek. Usut pelaku lain Ayah korban, Stephanus Hans Tanujaya, 52, yang ditemui di rumah duka RS Atma Jaya menjelang ke pemakaman San Diego Hills Memorial Parks and Funeral Homes, Karawang, 5 M EGA POLITAN SABTU, 10 DESEMBER 2011 Andap Budhi Kapolres Jakarta Utara MI/ANGGA YUNIAR Pengunjung memperhatikan berbagai buku dalam Pameran Buku Foto bertajuk Deutscher Fotobuchpreis 2011 di Goethe Institut, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Pameran sekitar 150 judul buku foto tersebut berlangsung hingga 23 Desember mendatang. Goethe Pamerkan 7 Karya Buku Foto Emas diberikan, maka dibukukan sekarang ini. Semua buku foto yang dipamerkan akan disum- bangkan buat perpustakaan kami,” ujar Werner di sela-sela pembukaan pameran bertajuk Deutscher Fotobuchpreis 2011, tadi malam. Menurut Werner, melalui pameran tersebut pihak kebu- dayaan Jerman semakin ikut memberikan nilai tambahan bagi khazanah dunia perbu- kuan nasional. Markus Schaden, editor buku foto dari Schaden.com--sebuah perusahaan publishing dan toko buku berbasis di Cologne, Jer- man--mengatakan ada kriteria tertentu dalam pameran buku foto tersebut. Untuk itu, pemi- lihan karya perlu dilakukan secara jeli dengan menitikber- atkan pada berbagai aspek. “Foto novel adalah genre baru. Ini yang membuat foto dibuku- kan secara hidup,” jelasnya. Dalam pameran tersebut, ter- dapat berbagai buku foto yang ia garap. Di antaranya buku ber- judul Palami al Aire (fotografer Spanyol Ricardo Cases) dan Ama (fotografer Jepang, Nina Poppe). (Iwa/J-4) TUJUH karya buku foto yang dianugerahi sebagai kategori foto emas fotografer internasio- nal 2011 dipamerkan di Goethe Institut, Jakarta, mulai hari ini, Sabtu (10/12), hingga Kamis (23/12) mendatang. Ketujuh buku dengan kate- gori emas itu, antara lain berju- dul Black Passport (karya Benteli Verlag), Nadav Kander (Hatje Cantz Verlag), Lilian Bassman and Pail Himmel (Kehrer Ver- lag), Tropical Gift (Lars Muller Publishers), dan Outside/Inside (Steidl Verlag). Selain ketujuh buku foto ter- sebut, terdapat puluhan buku foto lainnya. Tema yang ada dalam setiap karya bervariasi. Mulai dari persoalan ekonomi hingga sosial budaya. Ketua Program Kebudayaan Goethe Institut Frank Werner mengatakan, pameran buku foto itu sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di Indonesia ten- tang karya foto yang tak ha- nya dipajang melainkan di- bukukan. “Foto-foto merupakan karya fotografi yang dipilih pada 2005. Setelah penghargaan SEORANG mantan polisi dari kesatuan Sabhara Polda Metro Jaya ikut terjaring dalam Operasi Tumpas Narkoba 2011 yang dilakukan personel gabungan dari Bareskrim Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Barat, dan Polsek Cengkareng di Kompleks Permata, Cengkareng, Jakbar, atau yang dikenal sebagai Kampung Am- bon, Kamis (8/12) lalu. Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nugroho Aji, kemarin, menga- takan polisi menyita barang bukti 0,1 gram sabu dari tersangka bernama Mustari itu. Selain itu, mantan polisi berpangkat bripka itu juga terbukti positif menggunakan nar- koba setelah menjalani tes urine. “Dia ditangkap ketika sedang berjalan keluar dari lapak yang kami gerebek,” kata Nugroho. Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya Kombes Agusli Rasyid mengatakan Mustari sudah dipecat sebagai polisi karena desersi. (ED/J-4) SAMSUL Bahari, 6, siswa kelas I SDN Kranji XV, Kota Bekasi, yang tertimpa reruntuhan tembok sekolahnya, meninggal dunia ke- marin dini hari. Pihak keluarga menyayang- kan minimnya bantuan dari pemerintah sehingga korban tidak bisa diselamatkan akibat kurangnya biaya untuk operasi. Samsul menghembuskan napas terakhir- nya di ruang ICU RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, sekitar pukul 01.00 WIB. Putra ketiga dari lima bersaudara buah cinta Latif Nimun, 36, dan Sendiyana, 32, itu menderita luka bakar hingga 80%. Luka tersebut berada di bagian dada serta kedua tangan dan kaki. Menurut ibunda korban, selama di rumah sakit pihak keluarga terbentur masalah biaya. “Katanya semua biaya ditanggung pemerintah, tetapi kenapa sulit sekali kami menebus obat dan mencari bantuan dana operasi,” keluhnya. Kemarin siang korban dimakamkan di permakaman Kelurahan Kranji, Bekasi Barat. (GG/J-4) PROSES pembuatan e-KTP di dua kelurahan di Jakarta Selatan, yakni Melawai dan Ke- bayoran Baru, berjalan lamban. Kelurahan yang berkantor di sekitar Taman Melawai itu sebelumnya sempat terhambat pengada- an alat-alat pembuat e-KTP. “Lamban bukan pada proses mendata warganya. Daerah ini kan mayoritas war- ganya kelas ekonomi menengah ke atas. Sebagian besar penghuninya tidak di Ja- karta, banyak yang di luar kota bahkan di luar negeri,” kata Kasudin Pendudukan dan Catatan Sipil Jakarta Selatan Warisih di Jakarta, kemarin. Kelurahan Melawai, kata Warisih, tidak memiliki banyak wajib KTP. Dari 3.000 jiwa penduduk Kelurahan Melawai, warga yang terdaftar wajib KTP di kelurahan itu sekitar 85%. “Sampai saat ini belum sampai 30% yang terserap karena warga tidak semuanya ada di rumah dan hingga kini belum datang ke kelurahan untuk memenuhi undangan,” jelasnya. (NY/J-4) LINTAS BERITA Mantan Sabhara Terlibat Narkoba Korban Tembok SD Runtuh Meninggal Proses E-KTP di Jaksel Lamban mengucapkan terima kasih atas keberhasilan polisi. “Mudah-mudahan benar orang tersebut. Motifnya apa, saya pasrahkan kepada Yang Kuasa. Secara hukum kami serahkan ke polisi. Kalau bisa, tolong polisi usut juga apakah ada pelaku lain di balik kasus ini,” pintanya. Pihak keluarga mencurigai kematian korban bukan kasus penodongan, melainkan pembu- nuhan. “Logikanya, kalau peno- dongan, kenapa ditusuk sampai berkali-kali. Kesannya niat seka- li. Tapi kami sulit percaya kalau ada yang dendam pada anak sebaik dia,” urai paman korban, Rudy Rachmat, 50. Adapun Nasir, 40, ayah ter- sangka, mengaku bingung atas penangkapan anaknya. Polisi menjemput Adul pada Kamis (8/12) pukul 14.30 WIB tanpa menyebutkan perihal pembu- nuhan. “Bilangnya masalah kaus bola. Adul pergi sama mereka, lalu pulang lagi sekitar pukul 16.30 WIB, dia ambil baju atribut bola. Saat itu saya belum di rumah, bibinya dan ibunya yang sedang stroke menceri- takan ini. Dari situ Adul tidak pulang-pulang,” urainya. Keluarga sibuk mencari Adul sebab dia tidak ada di Polsek Penjaringan. Adul pulang ke rumah pada Jumat kemarin pu- kul 01.30 bersama dua polisi. “Dia sibuk mencari pisau ke dapur, lalu pergi lagi. Tapi tidak ada surat penahanan,” imbuh pria yang sehari-hari bekerja di Rumah Duka RS Atma Jaya Pluit tersebut. (J-1) [email protected] Keluarga tersangka bingung sebab polisi sama sekali tidak memberi tahu alasan penangkapan Abdul Jalil. ANATA SYAH FITRI M INIMNYA infor- masi dan saksi tak menghalangi Pol- res Jakarta Utara menangkap pelaku pembunuh- an Christopher Melky Tanuja- ya, 16. Karena begitu mudah, masyarakat justru meragukan Abdul Jalil, 24, sebagai pelaku. Kapolres Jakut Kombes An- dap Budhi menuturkan penu- suk pelajar St Joseph’s Singa- pura tersebut ditangkap pada Kamis (8/12) pukul 19.00 WIB di rumah yang bersangkutan di Jalan Bhakti Gg Wira Buana RT 7/RW 7 No 23, Pluit, Penjaring- an, Jakut. Tersangka yang akrab disapa Adul atau Ayub merupakan pengangguran. Pada saat keja- dian, Senin (5/12) pukul 19.00 WIB, ia sangat membutuhkan uang. “Tersangka bangun pu- kul 10.00 WIB, lalu ikut acara musik kemudian nongkrong. Magrib dia keluar sambil mem- bawa pisau,” tutur Andap. Di selter Pluit Junction, Pen- jaringan, tersangka melihat sis- wa berprestasi yang pernah me- menangi olimpiade matematika itu turun dari bus Trans-Jakarta. Christopher ingin berkunjung ke rumah kakeknya. Korban yang sedang asyik dengan Penusuk Christopher Diduga Abdul KPAI Amankan dan Coba Pulihkan Trauma Evan reskrim Polres Kabupaten Be- kasi Komisaris NT Nurohmad mengaku tidak menahan kedua orangtua korban karena belum cukup bukti. “Kami masih menunggu hasil visum kedua. Belum ada saksi dan penetapan tersangka. Pemeriksaan dilakukan jika visum telah keluar,” katanya. Menurut Nurohmad, visum pertama di RS Polri Kramat Jati, Kamis (8/12), berakhir nihil. Oleh karena itu, polisi masih membutuhkan hasil visum lanjutan berupa fakta sejumlah luka di tubuh korban. (GG/J-1) KOMISI Perlindungan Anak In- donesia (KPAI) mengamankan Mario Evan, 6, di tempat yang dirahasiakan. Selain menghin- dari adanya upaya intimidasi, KPAI berusaha memulihkan trauma korban. “Keselamatan mental dan psikis Evan diambil alih peme- rintah,” tutur Nasional Advo- kasi SOS Children’s Villages Indonesia Ilma Sovri Yanti Ilyas, kemarin. Keputusan di ambil setelah KPAI, SOS, dan Kementerian Sosial yang disaksikan pihak Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Kabupaten Bekasi menyepakati kebijakan tersebut. Evan diungsikan ke Ibu Kota, Kamis (8/12) malam, sampai perkara hukum terkait dengan kekerasan sik yang menimpa- nya menemui titik terang. “Korban masih anak-anak dan sesuai aturan hukum bah- wa anak tersebut harus dipeli- hara negara. Persoalan hukum merupakan kewenangan ke- polisian,” jelas Ilma. Evan kerap disiksa orangtua- nya dengan cara disetrum, dipaksa tidur di luar rumah bersama anjing peliharaan, di- pukul menggunakan pipa pa ralon, dan diinjak. Kekerasan itu dilakukan Fer- dy alias Acong, 35, ayah tirinya, dengan dalih mendidik Evan. Ironisnya Kurnia Pujiastuti, 33, sang bunda, juga ikut menyiksa buah cintanya tersebut. “Cara mendidik anak yang benar ialah dihukum seperti ini,” ke- lit Ferdy. Tindakan warga Perumahan Griya Bagasasi, Blok E1 Nomor 27, RT 01/01, Desa Suka Rukun, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, itu mengundang emosi tetangganya. “Evan sering na- ngis dan ketakutan tidur di luar pada malam hari. Orangtua macam apa seperti itu?” keluh Maisaroh, 39, warga sekitar. “Cara mendidik anak bukan dengan menyiksa tubuhnya. Kami sebenarnya sudah me- la rang tindakan seperti itu, tetapi tidak ditanggapi,” timpal Buyung S Tanjung, 45, ketua RW setempat. Di tempat terpisah, Kasat- MI/ROMMY PUJIANTO PAMERAN BUKU FOTO:

Transcript of Penusuk Christopher Diduga Abdul - ftp.unpad.ac.id · and Funeral Homes, Karawang, SABTU, 10...

Page 1: Penusuk Christopher Diduga Abdul - ftp.unpad.ac.id · and Funeral Homes, Karawang, SABTU, 10 DESEMBER 2011 MEGAPOLITAN 5 Andap Budhi Kapolres Jakarta Utara ... dan Catatan Sipil Jakarta

Black berry-nya tak menyadari diikuti tersangka hingga depan SDN 01 Pluit.

Awalnya tersangka minta Blackberry dengan baik-baik. Sempat terjadi tarik-tarikan, lalu pelaku menusuk bagian leher korban pada posisi yang mematikan. Korban tetap mem-pertahankan ponselnya sampai ajal menjemput.

“Dia menusuk bukan karena dendam, tapi nyari duit. Ter-sangka takut korban berteriak dan saksi melihat. Pelaku kabur dengan ojek sepeda. Pengaku-an tersangka tersebut masih kami dalami,” urai Andap.

Polisi dapat melacak kebera-daan pelaku dari keterangan sekitar 30 saksi yang mengarah pada ciri-ciri tersangka. Saat itu tersangka sudah menghi-langkan noda darah di bajunya dan mengubah penampilan dengan mencukur rambut le-bih pendek.

Usut pelaku lain Ayah korban, Stephanus Hans

Tanujaya, 52, yang ditemui di rumah duka RS Atma Jaya menjelang ke pemakaman San Diego Hills Memorial Parks and Funeral Homes, Karawang,

5MEGAPOLITANSABTU, 10 DESEMBER 2011

Andap BudhiKapolres Jakarta Utara

MI/ANGGA YUNIAR

Pengunjung memperhatikan berbagai buku dalam Pameran Buku Foto bertajuk Deutscher

Fotobuchpreis 2011 di Goethe Institut, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Pameran sekitar 150 judul buku foto tersebut berlangsung hingga 23 Desember mendatang.

Goethe Pamerkan 7 Karya Buku Foto Emasdiberikan, maka dibukukan sekarang ini. Semua buku foto yang dipamerkan akan disum-bangkan buat perpustakaan kami,” ujar Werner di sela-sela pembukaan pameran bertajuk Deutscher Fotobuchpreis 2011, tadi malam.

Menurut Werner, melalui pa meran tersebut pihak kebu-dayaan Jerman semakin ikut memberikan nilai tambahan bagi khazanah dunia perbu-kuan nasional.

Markus Schaden, editor buku foto dari Schaden.com--sebuah perusahaan publishing dan toko

buku berbasis di Cologne, Jer-man--mengatakan ada kriteria tertentu dalam pameran buku foto tersebut. Untuk itu, pemi-lihan karya perlu dilakukan secara jeli dengan menitikber-atkan pada berbagai aspek.

“Foto novel adalah genre baru. Ini yang membuat foto dibuku-kan secara hidup,” jelasnya.

Dalam pameran tersebut, ter-dapat berbagai buku foto yang ia garap. Di antaranya buku ber-judul Palami al Aire (fotografer Spanyol Ricardo Cases) dan Ama (fotografer Jepang, Nina Poppe). (Iwa/J-4)

TUJUH karya buku foto yang di anugerahi sebagai kategori foto emas fotografer internasio-nal 2011 dipamerkan di Goethe Institut, Jakarta, mulai hari ini, Sabtu (10/12), hingga Kamis (23/12) mendatang.

Ketujuh buku dengan kate-gori emas itu, antara lain berju-dul Black Passport (karya Benteli Verlag), Nadav Kander (Hatje Cantz Verlag), Lilian Bassman and Pail Himmel (Kehrer Ver-lag), Tropical Gift (Lars Muller Publishers), dan Outside/Inside (Steidl Verlag).

Selain ketujuh buku foto ter-

se but, terdapat puluhan buku foto lainnya. Tema yang ada dalam setiap karya bervariasi. Mulai dari persoalan ekonomi hingga sosial budaya.

Ketua Program Kebudayaan Goethe Institut Frank Werner mengatakan, pameran buku foto itu sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di Indonesia ten-tang karya foto yang tak ha-nya dipajang melainkan di-bukukan.

“Foto-foto merupakan karya fotografi yang dipilih pada 2005. Setelah penghargaan

SEORANG mantan polisi dari kesatuan Sabhara Polda Metro Jaya ikut terjaring dalam Operasi Tumpas Narkoba 2011 yang dilakukan personel gabungan dari Bareskrim Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Barat, dan Polsek Cengkareng di Kompleks Permata, Cengkareng, Jakbar, atau yang dikenal sebagai Kampung Am-bon, Kamis (8/12) lalu.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Ja ya Kombes Nugroho Aji, kemarin, menga-takan polisi menyita barang bukti 0,1 gram sabu dari tersangka bernama Mustari itu. Selain itu, mantan polisi berpangkat bripka itu juga terbukti positif menggunakan nar-koba setelah menjalani tes urine.

“Dia ditangkap ketika sedang berjalan keluar dari lapak yang kami gerebek,” kata Nugroho.

Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya Kombes Agusli Rasyid me ngatakan Mustari sudah dipecat sebagai polisi karena desersi. (ED/J-4)

SAMSUL Bahari, 6, siswa kelas I SDN Kranji XV, Kota Bekasi, yang tertimpa reruntuhan tembok sekolahnya, meninggal dunia ke-marin dini hari. Pihak keluarga menyayang-kan minimnya bantuan dari pemerintah sehingga korban tidak bisa diselamatkan akibat kurangnya biaya untuk operasi.

Samsul menghembuskan napas terakhir-nya di ruang ICU RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, sekitar pukul 01.00 WIB. Putra ketiga dari lima bersaudara buah cinta Latif Nimun, 36, dan Sendiyana, 32, itu menderita luka bakar hingga 80%. Luka tersebut berada di bagian dada serta kedua tangan dan kaki.

Menurut ibunda korban, selama di rumah sakit pihak keluarga terbentur masalah biaya. “Katanya semua biaya ditanggung pemerintah, tetapi kenapa sulit sekali kami menebus obat dan mencari bantuan dana operasi,” keluhnya. Kemarin siang korban dimakamkan di permakaman Kelurahan Kranji, Bekasi Barat. (GG/J-4)

PROSES pembuatan e-KTP di dua kelurahan di Jakarta Selatan, yakni Melawai dan Ke-bayoran Baru, berjalan lamban. Kelurahan yang berkantor di sekitar Taman Melawai itu sebelumnya sempat terhambat pengada-an alat-alat pembuat e-KTP.

“Lamban bukan pada proses mendata warganya. Daerah ini kan mayoritas war-ganya kelas ekonomi menengah ke atas. Sebagian besar penghuninya tidak di Ja-karta, banyak yang di luar kota bahkan di luar negeri,” kata Kasudin Pendudukan dan Catatan Sipil Jakarta Selatan Warisih di Jakarta, kemarin.

Kelurahan Melawai, kata Warisih, tidak memiliki banyak wajib KTP. Dari 3.000 jiwa penduduk Kelurahan Melawai, warga yang terdaftar wajib KTP di kelurahan itu sekitar 85%. “Sampai saat ini belum sampai 30% yang terserap karena warga tidak semuanya ada di rumah dan hingga kini belum datang ke kelurahan untuk memenuhi undangan,” jelasnya. (NY/J-4)

LINTAS BERITA

Mantan Sabhara Terlibat Narkoba

Korban Tembok SD Runtuh Meninggal

Proses E-KTP di Jaksel Lamban

mengucapkan terima kasih atas keberhasilan polisi.

“Mudah-mudahan benar orang tersebut. Motifnya apa, saya pasrahkan kepada Yang Kuasa. Secara hukum kami serahkan ke polisi. Kalau bisa, tolong polisi usut juga apakah ada pelaku lain di balik kasus ini,” pintanya.

Pihak keluarga mencurigai kematian korban bukan kasus penodongan, melainkan pembu-nuhan. “Logikanya, kalau peno-dongan, kenapa ditusuk sampai berkali-kali. Kesannya niat seka-li. Tapi kami sulit percaya kalau ada yang dendam pada anak sebaik dia,” urai paman korban, Rudy Rachmat, 50.

Adapun Nasir, 40, ayah ter-sangka, mengaku bingung atas penangkapan anaknya. Polisi menjemput Adul pada Kamis (8/12) pukul 14.30 WIB tanpa menyebutkan perihal pembu-nuhan. “Bilangnya masalah kaus bola. Adul pergi sama mereka, lalu pulang lagi sekitar pukul 16.30 WIB, dia ambil baju atribut bola. Saat itu saya belum di rumah, bibinya dan ibunya yang sedang stroke menceri-takan ini. Dari situ Adul tidak pulang-pulang,” urainya.

Keluarga sibuk mencari Adul sebab dia tidak ada di Polsek Penjaringan. Adul pulang ke ru mah pada Jumat kemarin pu-kul 01.30 bersama dua polisi.

“Dia sibuk mencari pisau ke dapur, lalu pergi lagi. Tapi tidak ada surat penahanan,” imbuh pria yang sehari-hari bekerja di Rumah Duka RS Atma Jaya Pluit tersebut. (J-1)

[email protected]

Keluarga tersangka bingung sebab polisi sama sekali tidak memberi tahu alasan penangkapan Abdul Jalil.

ANATA SYAH FITRI

MINIMNYA infor-masi dan saksi tak menghalangi Pol-res Jakarta Utara

menangkap pelaku pembunuh-an Christopher Melky Tanuja-ya, 16. Karena begitu mudah, ma syarakat justru meragukan Abdul Jalil, 24, sebagai pelaku.

Kapolres Jakut Kombes An-dap Budhi menuturkan penu-suk pelajar St Joseph’s Singa-pura tersebut ditangkap pada Kamis (8/12) pukul 19.00 WIB di rumah yang bersangkutan di Jalan Bhakti Gg Wira Buana RT 7/RW 7 No 23, Pluit, Penjaring-an, Jakut.

Tersangka yang akrab disapa Adul atau Ayub merupakan pengangguran. Pada saat keja-dian, Senin (5/12) pukul 19.00 WIB, ia sangat membutuhkan uang. “Tersangka bangun pu-kul 10.00 WIB, lalu ikut acara musik kemudian nongkrong. Magrib dia keluar sambil mem-bawa pisau,” tutur Andap.

Di selter Pluit Junction, Pen-jaringan, tersangka melihat sis-wa berprestasi yang pernah me-menangi olimpiade ma tematika itu turun dari bus Trans-Jakarta. Christopher ingin berkunjung ke rumah kakeknya. Korban yang sedang asyik dengan

Penusuk Christopher

Diduga Abdul

KPAI Amankan dan Coba Pulihkan Trauma Evan

reskrim Polres Kabupaten Be-kasi Komisaris NT Nurohmad mengaku tidak menahan kedua orangtua korban karena belum cukup bukti.

“Kami masih menunggu ha sil visum kedua. Belum ada saksi dan penetapan tersangka. Pemeriksaan dilakukan jika visum telah keluar,” katanya.

Menurut Nurohmad, visum pertama di RS Polri Kramat Jati, Kamis (8/12), berakhir ni hil. Oleh karena itu, polisi masih membutuhkan hasil vi sum lanjutan berupa fakta sejumlah luka di tubuh korban. (GG/J-1)

KOMISI Perlindungan Anak In-donesia (KPAI) mengamankan Mario Evan, 6, di tempat yang di rahasiakan. Selain menghin-dari adanya upaya intimidasi, KPAI berusaha memulihkan trauma korban.

“Keselamatan mental dan psi kis Evan diambil alih peme-rintah,” tutur Nasional Advo-kasi SOS Children’s Villages Indonesia Ilma Sovri Yanti Ilyas, kemarin. Keputusan di ambil setelah KPAI, SOS, dan Kementerian Sosial yang disaksikan pihak Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Kabupaten Bekasi menyepakati kebijakan tersebut.

Evan diungsikan ke Ibu Kota, Kamis (8/12) malam, sampai perkara hukum terkait dengan kekerasan fi sik yang menimpa-nya menemui titik terang.

“Korban masih anak-anak dan sesuai aturan hukum bah-wa anak tersebut harus dipeli-hara negara. Persoalan hukum merupakan kewenangan ke-polisian,” jelas Ilma.

Evan kerap disiksa orangtua-nya dengan cara disetrum, di paksa tidur di luar rumah ber sama anjing peliharaan, di-pukul menggunakan pipa pa ralon, dan diinjak.

Kekerasan itu dilakukan Fer-dy alias Acong, 35, ayah tirinya, dengan dalih mendidik Evan. Ironisnya Kurnia Pujiastuti, 33, sang bunda, juga ikut menyiksa buah cintanya tersebut. “Cara mendidik anak yang benar ialah dihukum seperti ini,” ke-lit Ferdy.

Tindakan warga Perumahan Griya Bagasasi, Blok E1 Nomor 27, RT 01/01, Desa Suka Rukun, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, itu mengundang emo si tetangganya. “Evan se ring na-ngis dan ketakutan ti dur di luar pada malam hari. Orangtua macam apa seperti itu?” keluh Maisaroh, 39, warga sekitar.

“Cara mendidik anak bukan dengan menyiksa tubuhnya. Kami sebenarnya sudah me-la rang tindakan seperti itu, te tapi tidak ditanggapi,” timpal Buyung S Tanjung, 45, ketua RW setempat.

Di tempat terpisah, Kasat-

MI/ROMMY PUJIANTO

PAMERAN BUKU FOTO: