Penunjang Epidural Hematom

3
Gambaran Radiologi Pemeriksaan penunjang a.Pemeriksaan laboratorium - Pemeriksaan darah lengkap dan trombosit : untuk monitor infeksi dan memonitor risiko lanjut perdarahan dari kadar hematocrit dan platelet - Protombin time (PT) / aPTT : mencari kelainan perdarahan - Elektrolit, Blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, glukosa : untuk mencari kelainan metabolic yang memperberat klinis - Skrining toksikologi dan serum level alcohol : untuk indentifikasi penyebab trauma kepala dan gejala withdrawal - Golongan darah dan Rhesus : untuk mempersiapkan transfuse jika terdapat kehilangan darah atau anemia. b. Pemeriksaan radiologi : Dengan CT-scan dan MRI, perdarahan intracranial akibat trauma kepala lebih mudah dikenali. 4 1. Foto Polos Kepala Pada foto polos kepala, kita tidak dapat mendiagnosa pasti sebagai epidural hematoma. Dengan proyeksi Antero-Posterior (A- P), lateral dengan sisi yang mengalami trauma pada film untuk mencari adanya fraktur tulang yang memotong sulcus arteria meningea media. 12 2. Computed Tomography (CT-Scan) Dengan pemeriksaan CT scan akan tampak area hiperdens yang tidak selalu homogen, bentuknya biconvex sampai planoconvex , melekat pada tabula interna dan mendesak ventrikel ke sisi kontralateral (tanda space occpying lesion). Batas dengan korteks licin, densitas duramater biasanya jelas, bila meragukan dapat diberikan injeksi media kontras secara intravena sehingga tampak lebih jelas. 11 Pemeriksaan CT-scan dapat menunjukan lokasi, volume, efek, dan potensi cidera intracranial lainnya. Pada epidural biasanya pada

description

Hematom

Transcript of Penunjang Epidural Hematom

Page 1: Penunjang Epidural Hematom

Gambaran Radiologi

Pemeriksaan penunjang

a.Pemeriksaan laboratorium

- Pemeriksaan darah lengkap dan trombosit : untuk monitor infeksi dan memonitor risiko lanjut perdarahan dari kadar hematocrit dan platelet

- Protombin time (PT) / aPTT : mencari kelainan perdarahan- Elektrolit, Blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, glukosa : untuk mencari kelainan metabolic yang

memperberat klinis- Skrining toksikologi dan serum level alcohol : untuk indentifikasi penyebab trauma kepala dan

gejala withdrawal- Golongan darah dan Rhesus : untuk mempersiapkan transfuse jika terdapat kehilangan darah

atau anemia.

b. Pemeriksaan radiologi :

Dengan CT-scan dan MRI, perdarahan intracranial akibat trauma kepala lebih mudah dikenali. 4

1. Foto Polos KepalaPada foto polos kepala, kita tidak dapat mendiagnosa pasti sebagai epidural hematoma. Dengan proyeksi Antero-Posterior (A-P), lateral dengan sisi yang mengalami trauma pada film untuk mencari adanya fraktur tulang yang memotong sulcus arteria meningea media. 12

2. Computed Tomography (CT-Scan)Dengan pemeriksaan CT scan akan tampak area hiperdens yang tidak selalu homogen, bentuknya biconvex sampai planoconvex , melekat pada tabula interna dan mendesak ventrikel ke sisi kontralateral (tanda space occpying lesion). Batas dengan korteks licin, densitas duramater biasanya jelas, bila meragukan dapat diberikan injeksi media kontras secara intravena sehingga tampak lebih jelas. 11

Pemeriksaan CT-scan dapat menunjukan lokasi, volume, efek, dan potensi cidera intracranial lainnya. Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single) tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonveks, paling sering di daerah temporoparietal. Densitas darah yang homogeny (hiperdens), berbatas tegas, midline terdorong ke sisi kontralateral. Terdapat pula garis fraktur pada area epidural hematoma, densitas yang tinggi pada stage yang akut (60-90 HU), ditandai dengan adanya peregangan dari pembuluh darah. 8 10 18

Page 2: Penunjang Epidural Hematom

Epidural hematoma. Tampak cembung, tidak melewati garis sutura.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)MRI akan menggambarkan massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater. MRI juga dapat menggambarkan batas fraktur yang terjadi. MRI merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menegakkan diagnosis.