Penulisan Putusan Menurut Eyd

23
PENULISAN PUTUSAN MENURUT EYD Oleh: H. Ruslan HR. 1 A. PENDAHULUAN Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) pada dasarnya merupakan ejaan bahasa Indonesia hasil dari penyempurnaan terakhir atas ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia. Sebelum EYD diberlakukan di Indonesia pernah berlaku ejaan Ch. A. Van Ophuysen, ejaan Republik (ejaan Soewandi) dan ejaan Malindo. Adapun yang disempurnakan itu bukan bahasa Indonesianya, melainkan ejannya yakni tata cara penulisan yang baku. Selama ini belum semua orang mematuhi kaidah yang tercantum dalam EYD, baik karena belum tahu, enggan mematuhi atau karena ada pedoman yang mereka pegang selama ini yang mereka anggap pedoman itu sudah tepat. Tindakan seperti ini jelas dapat mengacaukan perkembangan bahasa Indonesia. Padahal dengan diberlakukannya EYD, seharusnya setiap warga negara Indonesia, termasuk warga pengadilan sebagai pemakai bahasa Indonesia wajib mengikuti dan mematuhi kaidah-kaidah yang tercantum di dalamnya; --- Khusus kaitannya dengan teknik penulisan putusan nampaknya referensinya masih belum memadai, sehingga hakim cenderung membuat putusan seperti apa adanya tanpa menghiraukan etika penulisan yang baik dan benar sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). 1 Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

Transcript of Penulisan Putusan Menurut Eyd

Page 1: Penulisan Putusan Menurut Eyd

PENULISAN PUTUSAN MENURUT EYDOleh: H. Ruslan HR.1

A. PENDAHULUAN

Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) pada

dasarnya merupakan ejaan bahasa Indonesia hasil dari

penyempurnaan terakhir atas ejaan-ejaan yang pernah berlaku di

Indonesia. Sebelum EYD diberlakukan di Indonesia pernah berlaku

ejaan Ch. A. Van Ophuysen, ejaan Republik (ejaan Soewandi) dan

ejaan Malindo.

Adapun yang disempurnakan itu bukan bahasa Indonesianya,

melainkan ejannya yakni tata cara penulisan yang baku.

Selama ini belum semua orang mematuhi kaidah yang

tercantum dalam EYD, baik karena belum tahu, enggan mematuhi

atau karena ada pedoman yang mereka pegang selama ini yang

mereka anggap pedoman itu sudah tepat. Tindakan seperti ini jelas

dapat mengacaukan perkembangan bahasa Indonesia. Padahal

dengan diberlakukannya EYD, seharusnya setiap warga negara

Indonesia, termasuk warga pengadilan sebagai pemakai bahasa

Indonesia wajib mengikuti dan mematuhi kaidah-kaidah yang

tercantum di dalamnya; ---

Khusus kaitannya dengan teknik penulisan putusan nampaknya

referensinya masih belum memadai, sehingga hakim cenderung

membuat putusan seperti apa adanya tanpa menghiraukan etika

penulisan yang baik dan benar sesuai EYD (Ejaan Yang

Disempurnakan).

Dalam rangka menyebarluaskan dan memasyarakatkan EYD

itulah dalam kaitan dengan teknik penulisan putusan, tulisan ini

terbit. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan manfaat dan

petunjuk praktis bagi para hakim di semua lingkungan pengadilan

1 Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

Page 2: Penulisan Putusan Menurut Eyd

dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tentu

saja tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan diperlukan

sumbangan pemikiran dari para pembaca.

B. MATERI PEMBAHASAN

Penulis akan membahas secara berturut-turut tehnik

penulisan/pengetikan yang terdiri dari :

I. Judul dan Nomor Perkara

Judul putusan ditulis dengan huruf kapital semua.

Contoh : P U T U S A N

Tidak perlu menggunakan titik dua (:) setelah kata Nomor

Contoh : Nomor : 02/Pdt.G/2011/PA JS.

Catatan :

- Kaidah EYD hanya membolehkan menggunakan titik dua (:)

dalam enam hal, yaitu;2

1. Pada akhir suatu

pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

Contoh : Kita sekarang memerlukan alat-alat kantor :

Laptop, buku-buku perpustakaan dan lemari

Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian

Contoh : - Ketua Majelis : Drs.H.Mukti Arto, S.H.M.H.- Hakim Anggota : Dra.Hj.Durrah

Baraja,S.H.,M.H.- Hakim Anggota : Drs. H. Ruslan HR,S.H.,M.H.

3. Dalam

teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku

dalam percakapan

Contoh :

2 Dikbud, EYD Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, Jogjakarta, Pustaka Widyatama, 2007, hal 43.

2

Page 3: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Ibu : “jangan lupa. Letakkan baik-baik

kopor ini“ (duduk di kursi besar)

4. Di antara jilid atau nomor dan halaman

Contoh : Tempo, 1 (1971), 34 : 7

- Di antara bab dan ayat dalam kitab suci

Contoh : Surah Yasin : 9

5. Di antara judul dan anak judul suatu karangan

Contoh :

Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup :

Sebuah studi, sudah terbit

6. Nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan

Contoh :

Durrah Baraja, Inner Beauty, Jakarta, Balqis Queen

: 1968

Nomor perkara tidak perlu diawali dengan angka “0”

Contoh : Nomor 02/Pdt.G/2011/PA JS.

Catatan :

Kaidah EYD mengenal kata bilangan dalam 2 (dua)

bentuk;

1. Kata bilangan takrif yang terdiri dari ;

a. Kata bilangan penuh

Kata bilangan yang menyatakan jumlah tertentu

dan berdiri sendiri secara penuh (tanpa angka nol)

Contoh : 1, 2, 3, 4, 10, 100, 1000 dan seterusnya

b. Kata bilangan pecahan

Kata bilangan yang terdiri atas pembilang dan

penyebut yang dibubuhi partikel per

Contoh : 1/2 = satu perdua (boleh dibaca setengah)

3

Page 4: Penulisan Putusan Menurut Eyd

2/3 = (dua pertiga)

1/6 = satu perenam (boleh dibaca

seperenam)

1/4 = satu perempat (boleh dibaca

seperempat)

1/8 = satu perdelapan (boleh dibaca

seperdelapan)

c. Kata bilangan tingkat

Kata bilangan yang melambangkan urutan dalam

jumlah. Struktur kata bilangan tingkat adalah ke +

kata bilangan.

Contoh : kesatu, kedua, ketiga, keseratus

2. Kata bilangan tidak takrif

Kata bilangan tidak takrif ialah kata bilangan yang

menyatakan jumlah tidak tentu

Contoh : beberapa, berbagai, sebagian, seluruh,

banyak. 3

Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian

Menolak selebihnya

Mengabulkan gugatan Penggugat untuk

sebahagian (kurang tepat)

Menolak selain dan selebihnya (kurang

tepat)

Mengabulkan gugatan Penggugat

seluruhnya

Setelah angka Nomor perkara ditulis

dengan garis miring, setelah jenis perkara G atau P ditulis

dengan garis miring dan setelah tahun takwin ditulis dengan

garis miring

3 Ibid, halaman 21

4

Page 5: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Catatan :

Kaidah EYD menggunakan garis miring dalam 5 (lima)

bentuk ;

1. Dipakai di dalam nomor surat ( nomor perkara )

Contoh : Nomor 2/Pdt.G/2011/PA JS.

2. Dipakai di dalam alamat

Contoh : Jalan Raden Intan II/3, Duren Sawit, Jakarta

Timur

3. Dipakai di dalam masa satu tahun

yang terbagi dalam dua tahun takwin

Contoh : DIPA, PTA Jakarta tahun anggaran

2008/2009

4. Dipakai sebagai pengganti kata “ atau “

Contoh : dikirim lewat darat/laut

5. Dipakai sebagai pengganti kata “ tiap “

Contoh : harganya Rp. 100/lembar

Setelah singkatan kata Pdt ( Perdata ) ditulis titik

Contoh : Pdt. G/2011

Catatan :

Kaidah E Y D menggunakan tanda titik dalam bentuk,

antara lain ;

1. Dipakai pada singkatan kata atau uangkapan yang

sudah sangat umum dan pada singkatan yang terdiri

atas tiga huruf atau lebih

Contoh :

Pdt . G = Perdata Gugatan

Tgl. = Tanggal

dkk. = dan kawan – kawan

dsb. = dan sebagainya

2. Di pakai pada akhir singkatan nama orang

5

Page 6: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Contoh : R.A Kartini

Muh. Bisri

A . R. Hartono

3. Di pakai untuk memisahkan angka jenis, menit, dan

detik untuk menunjukkan waktu

Contoh : Pukul 07.34.15 (pukul 7 lewat 34 menit 15

detik)

>Setelah tahun perkara ditulis Pengadilan Agama dengan

menggunakan singkatan

Contoh : Nomor 2/Pdt.G/2011/PA JT

Penulisan singkatan PA JT, tidak perlu memakai tanda titik antara PA dan

JT

PA JT. (tepat)

PA.JT. (salah)

Catatan :

Kaidah EYD tanda titik tidak dipakai dalam singkatan

yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata

atau gabungan keduanya atau yang terdapat di dalam

akronim yang sudah diterima oleh masyarakat

Contoh :

1. MA = Mahkamah Agung

2. PTA = Pengadilan Tinggi Agama

3. PA JT = Pengadilan Agama Jakarta Timur

4. RT = Rukun Tetangga

5. RW = Rukun Warga

II. Kepala Putusan

Kepala putusan khusus Pengadilan Agama diawali dengan kata

“Basmalah” dilanjutkan dengan kalimat Demi Keadilan Berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa

6

Page 7: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Cara penulisannya : BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (benar)

BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM (salah)

HURUF ARAB (tidak tepat)

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Dasar hukumnya : Pasal 57 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989.4

III. Identitas Para Pihak

Identitas para pihak baik penggugat/pemohon, tergugat/termohon,

turut tergugat hanya meliputi : nama, umur, dan tempat kediaman.

Pasal 67 huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, tidak

menyebutkan pekerjaan dan pendidikan.

Penulisan nama para pihak menurut kaidah EYD tidak perlu

menggunakan huruf kapital semua, tetapi cukup pada awal nama

seseorang, untuk memperjelas nama orang cukup ditebalkan

ketikannya.

Catatan :

Penulisan huruf kapital pada awal kalimat hanya dipakai dalam

15 hal, antara lain;

1. Pada huruf pertama kata awal kalimat

Contoh : Pengadilan Tinggi Agama Jakarta yang memeriksa dan

mengadili perkara dalam tingkat banding dan

seterusnya,…..

2. Pada petikan langsung

Contoh : Hakim memberi nasihat, “Upayakan perdamaian

melalui proses mediasi”

3. Dalam ungkapan yang berhubungan nama Tuhan dan kitab suci,

termasuk kata ganti untuk Tuhan

Contoh : Allah,

4 H. Zainal Abidin, S.H., Peraturan Perundang-undangan dalam lingkungan Peradilan Agama, Jakarta, Yayasan Al-Hikmah, 1992, hal 261.

7

Page 8: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Alkitab, Al

Bimbinglah hamba-

rahmat

4. Nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti

nama orang.

Contoh : Maha putra Yamin

Su ltan Hasanuddin

Ha ji Sidqi Gazali

Imam Syafii

Nabi

Catatan :

Bila

kapital

Contoh : Dia baru saja diangkat menjadi sultan

Tahun ini ia pergi haji

5. Nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi atau

nama tempat

Contoh : 1. Wakil Presiden Budiono

2. Ketua Pengadilan Tinggi Agama

3. Gubernur DKI Jakarta

6. Nama orang

Contoh : H aripin

A bd.

A hmad

R um

7. Nama bangsa

Contoh : bangsa

8

Page 9: Penulisan Putusan Menurut Eyd

suku

bahasa

8. Nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah

Contoh : tahun

bulan

hari

hari

Proklamasi

9. Nama geografi

Contoh : Asia Tenggara, Cirebon, Danau Toba, Jalan

Dipenogoro, Selat Sunda, Kali Malang

Catatan : Huruf kapital tidak dipakai untuk sesuatu jenis benda

(barang)

Contoh : garam inggris, gula jawa, kue bugis, kacang bogor,

pisang ambon.

10. Nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan dan

dokumen resmi

Contoh : Republik Indonesia

Pengadilan Tinggi Agama

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57,

Tahun 1972 atau Kepres R.I No. 57 Tahun 1972

Berita Acara Sidang

11. Nama badan, dokumen resmi, peraturan perundang-

undangan

Contoh : P erserikatan

Undang-

Undang-

Undang-

12. Nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan

9

Page 10: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Contoh : Hukum

Baca majalah

Baca surat kabar

13. Singkatan nama gelar, sapaan dan pangkat. 5

Contoh : S.H., M.H., M.B.A.

Sdr.

Ny

Tn

14. Hubungan kekerabatan

Contoh : Besok

Silahkan duduk,

Para ibu mengunjungi

15. Kata ganti Anda

Contoh : Sudahkah

Apakah

Apakah

Catatan : Kata ganti ketiga (dia)

Contoh : “penggugat “ atau “tergugat” tidak diatur dalam

EYD dalam menggunakan huruf kapital tetapi

dalam kaidah bahasa arab dikenal dengan istilah

ma’rifah dan nakirah.

> Penulisan kata “melawan” tidak ditulis dengan huruf kapital, karena

“melawan” bukan merupakan sub judul tetapi satu rangkaian kata

dengan kalimat sebelumnya, yaitu yang selanjutnya disebut

Penggugat.

5 Opcit, halaman 15

10

Page 11: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Kata “lawan” lebih bermakna ke arah, ada benturan pisik,

sedangkan kata “melawan” tidak ada benturan pisik, akan tetapi

hanya dalam makna berhadapan dalam sengketa

Contoh kata “lawan”, PSM lawan PSP, Moh. Ali lawan Joes Freizer

IV. Duduk Perkara

Penulisan duduk perkara dalam putusan ada 3 (tiga) model,

yaitu;

1. TENTANG DUDUK PERKARA

2. TENTANG DUDUKNYA PERKARA

3. TENTANG DUDUK PERKARANYA

Kata “NYA” bukan dimaksudkan kedudukan para pihak, tetapi yang

dimaksudkan adalah perkaranya sehingga yang tepat penulisannya

adalah :

TENTANG DUDUK PERKARANYA

atau tidak menggunakan “NYA”, cukup ditulis ;

TENTANG DUDUK PERKARA

Penulisan TENTANG DUDUK PERKARA ditulis semua dengan huruf

kapital, karena merupakan sub judul.

V. Pertimbangan Hukum

Penulisan pertimbangan hukum dalam putusan ada 3 (tiga) model,

yaitu;

1. TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

2. TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

3. TENTANG HUKUMNYA

Kata “NYA”, yang dimaksudkan adalah hukumnya perkara yang

disidangkan. Sehingga penulisan yang tepat apabila menggunakan

kata ganti “NYA” adalah poin 2 dan 3. Akan tetapi jika tidak

menggunakan kata ganti “NYA”, maka cukup ditulis seperti pada poin

1.

11

Page 12: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Penulisan TENTANG HUKUMNYA ditulis dengan huruf kapital,

karena merupakan sub judul.

VI. Amar Putusan

Amar putusan diawali dengan kata M E N G A D I L I ditulis dengan

huruf kapital tanpa garis bawah, karena kata M E N G A D I L I adalah

merupakan sub judul.

Di bawah kata M E N G A D I L I ditulis secara berturut-turut isi

amar putusan yang diawali dengan kalimat;

Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya

Atau

Mengabulkan gugatan penggugat sebagian

Menolak selebihnya atau

Tidak menerima selebihnya

VII. Penutup Putusan

Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari ……….tanggal

…………

Kalimat ini tidak tepat, karena kata “dijatuhkan” bermakna

diputuskan. Kalau digabung dengan kata sebelumnya “putusan” ini,

berarti putusan diputuskan.

Demikian diputuskan dalam permusyawaratan majelis hakim

Pengadilan Tinggi Agama di Jakarta pada hari ….. tanggal ……..

2009 M., bertepatan dengan tanggal ………………1430 H., oleh

Drs. Mukti Arto, S.H., M. Hum., sebagai ketua majelis, Drs.Syarif

Mappiasse, S.H.,M.H., dan Drs. Ruslan Harunar Rasyid, S.H.,

M.H., masing-masing sebagai hakim anggota, pada hari itu juga

putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh

ketua sidang dengan dihadiri oleh hakim-hakim anggota tersebut dan

dengan dibantu oleh Fahruddin, S.H., selaku panitera pengganti

dengan tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara.

VIII. Teknis Pengetikan

12

Page 13: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengetikan putusan

sebagai berikut ;

1. Pengetikan putusan, sedapat mungkin menggunakan huruf

”arial” dangan angka 12

2. Ukuran kertas Custom Size

3. Ketikan putusan maksimal 30 bait

4. Ketikan dimulai dari margin kiri dengan jarak ukuran 5 cm

5. Ketikan sampai ke margin kanan dengan jarak ukuran 2 cm

6. Ketikan dimulai dari atas dengan jarak ukuran 3 cm

7. Ketikan akhir dari bawah dengan jarak ukuran 3 cm.

IX. Susunan majelis

Hakim Anggota,

Drs. Syarif Mappiasse, S.H.,

M.H.

Ketua Majelis,

Drs. H.A. Mukti Arto, S.H.,

M.Hum.

Hakim Anggota,

Drs.. Ruslan Harunar Rasyid,

S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

Fakhruddin, S.H.

X. Glosarium kata baku6

Baku Tidak bakuAkidah AqidahAkta AkteAktivitas AktifitasAliah AliyahAmin AmienAssalamualaikum Assalamu’alaikum

6 Perpustakaan Nasional, EYD Plus, Jakarta, Limas 2007

13

Page 14: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Autentik OtentikAdvokat AdpokatBatil bathilBerahi birahiBaliq balighCenderamata cinderamataCengkerama cengkramaDaripada dari padaEks exFikhi fiqhiFardu fardhuFebruari PebruariFinansial finansiilFondasi pondasiFormal formilFotokopi foto copy / photo copyFukaha fuqahaHadis hadistHafiz hafidzHakikat hakekatHalalbihalal Halal bi halalHarfiah HarfiyahHipotek hipotikIdah iddahIdeal idialIhwal ikhwalIjmak ijma’Ijtihad ijetihadInsaf insyafIstikamah istiqamahIstri isteri Iuran iyuranJurisdiksi yurisdiksijurisprudensi yurisprudensiJamaah jemaahJuri yuriKaidah kaedahKalaupun kalau punKalbu qalbuKamariah qamariahKarier karirKarunia kurniaKiai kyaiKias qiyas

14

Page 15: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Konklusi kongklusiKualitas kwalitasKualitatif kwalitatifLahiriah lahiriyahMaaf ma’afMagrib maghribMajelis majlisMaskawin mas kawinMeterei matereiNapas nafasNarasumber nara sumberNasihat nasehatNonpribumi non pribuminonpemerintah non pemerintahPrimer primairPasfoto pas fotoPeriode priodePersonal personilpertanggungjawaban pertanggungan jawabPikir fikirPrasyarat pra syaratProvinsi propinsiPutra puteraPutri puteriQuran qur’anRamadan RamadhanRasional rasionilReferensi refrensiRekonvensi rekonpensiRuhani rohaniRestoran restauranSahdu syahduSalat shalatSafar ShafarSekunder sekundiairSetan syetanSilakan SilahkanSilaturahmi silaturrahmiSistem SistimSubsider subsidiairSyahwat SahwatSurga SyurgaTakabur TakabburTakhyul Tahyul

15

Page 16: Penulisan Putusan Menurut Eyd

Talak TalaqTawakal TawakkalTemperamen tempramenTipe Typetobat TaubatTradisional tradisionilUrine UrinUstaz UstadzUzur udzurVerset verzetWakaf waqafZulkaidah ZulqaiddahZulhijah Zulhijjahjumadilawal jumadil Awaljumadilakhir jumadil AkhirRabiulawal Rabiul AwalRabiulakhir Rabiul AkhirSyakban Sya’banKonvensi konpensi

16

Page 17: Penulisan Putusan Menurut Eyd

KESIMPULAN

Sudah saatnya semua orang harus mematuhi kaidah yang

tercantum dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) termasuk aparat

pengadilan, khususnya hakim dan panitera/panitera pengganti yang

mengikuti proses persidangan di pengadilan, terutama dalam

pembuatan berita acara persidangan dan pembuatan putusan hakim.

Pedoman yang ada selama ini yang menyimpang dari kaidah

EYD harus ditinggalkan karena pedoman seperti itu hanya

mengacaukan, bahkan merusak perkembangan bahasa Indonesia di

tanah air. Pedoman ataupun petunjuk teknis dalam penulisan berita

acara persidangan ataupun pembuatan putusan dapat dipergunakan

sepanjang pedoman tersebut disepakati oleh berbagai pihak yang

tentu saja diharapkan melibatkan sebagian kalangan ahli bahasa

Indonesia dan yang tidak kalah penting bagi mereka yang memahami

bahasa hukum.

Menarik apa yang dilakukan selama ini oleh Ikatan Notaris

Indonesia dalam setiap menyusun format pembuatan Akta dengan

segala perkembangannya, mereka selalu duduk bersama dalam

kongres dan membuat kesepakatan-kesepakatan, terutama dalam

teknis penulisan dan penyusunan Akta-akta yang mereka buat

sebagai bagian dari tugas pokok mereka.

Apa salahnya Mahkamah Agung RI, sebagai puncak di semua

lingkungan pengadilan melakukan hal yang sama untuk dibicarakan

pada tingkat nasional. Apakah itu melalui Rakernas, Munas dan

semacamnya, agar pada saatnya akan tercipta bentuk dan format

yang sama dalam penyusunan/penulisan, baik relaas panggilan,

berita acara persidangan, maupun putusan-putusan pengadilan.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Penulisan Putusan Menurut Eyd

- Anton M. Moeliono, Asas dan Kaidah Umum Bahasa Indonesia dan Penulisan Bahasa Hukum dalam Symposium Bahasa dan Hukum, di Medan/Prapat, BPHN, 1972.

- Dikbud, EYD Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, Jogyakarta, Pustaka Widyatama, 2007

- BPHN, Symposium Bahasa dan Hukum, di Medan/Prapat, 1974.

- Hadikusuma Hilman, Bahasa Hukum Indonesia, Bandung, Alumni, 1992

- Perpustakaan Nasional, EYD plus, Jakarta, Limas, 2007.

- Pusat bahasa Dep. Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2001

- Soerjono Soekanto, Tata cara Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (Bidang Hukum), Ghalia Indonesia, 1982.

- Zainal Abidin, S.H., Peraturan perundang-undangan Dalam Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta, Yayasan Al-Hikmah, 1992

18