PENULISAN HUKUM / SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS · PDF fileberkenan membalas segala kebaikan semua...
Transcript of PENULISAN HUKUM / SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS · PDF fileberkenan membalas segala kebaikan semua...
ii
PENULISAN HUKUM / SKRIPSI
TINJAUAN YURIDIS NORMATIF MENGENAI EKSISTENSI DAN IMPLIKASI HUKUM HAK PREROGATIF PRESIDEN DALAM
PENGANGKATAN DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar kesarjanaan
dalam bidang Ilmu Hukum
Oleh :
Andhika Ananta
201210110311304
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
vi
MOTTO
Ungkapan Pribadi :
1. Kebahagiaan mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namunhanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya.
2. Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna,melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya daribagian otaknya yang kurang sempurna.
Motto
Fortis Fortuna Adiuvat (Nasib Baik Mengikuti Pemberani)
vii
ABSTRAK
Nama : Andhika Ananta
NIM : 201210110311304
Judul : Tinjauan Yuridis Normatif Mengenai Eksistensi dan Implikasi Hukum Hak Prerogatif Presiden Dalam Pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia
Pembimbing : Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum
Dr. Sulardi, SH., M.Si.
Pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia merupakan kekuasaan prerogatif Presiden. Pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia dapat dimaknai sebagai hak istimewa yang dimiliki oleh Presiden yang dalam menggunakannya bersifat mandiri dan mutlak, dalam arti tidak dapat digugat oleh lembaga negara lainnya. Akan tetapi dengan adanya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka kekuasaan ini tidak lagi bersifat mandiri karena dalam prakteknya harus dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah bagaimanakah eksistensi hak prerogatif Presiden dalam pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia dan bagaimanakah implikasi hukum jika Presiden mengabaikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam konteks mengangkat duta dan konsul, Presiden diberikan hak prerogatif untuk memilih dan mengangkat duta dan konsul Republik Indonesia akan tetapi dalam mengangkat duta dan konsul, ternyata dianggap tidak sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden karena Presiden harus terlebih dahulu meminta pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), hal ini dapat dikatakan sebagai penyempitan hak prerogatif Presiden. Dalam hal implikasi hukum yang ditimbulkan jika Presiden mengabaikan pertimbangan DPR adalah sejatinya menjadi tanggungjawab Presiden seandainya di tengah-tengah tugasnya duta besar tersebut melakukan kesalahan, tindakan lain yang merugikan bangsa dan negara atau telah gagal menjalankan amanat negara, maka Presiden dapat dipertanyakan dan dimintai pertanggungjawabannya atas kebijakan yang telah diambilnya.
Kata Kunci : kekuasaan Presiden, hak prerogatif Presiden, pengangkatan Duta Besar
viii
ABSTRACT
Name : Andhika Ananta
NIM : 201210110311304
Title : Normative Juridical Review Regarding The Existence and Legal Implications of President Prerogatives Rights In The Appointmen Republic of Indonesian Ambassador.
Supervisor : Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum
Dr. Sulardi, SH., M.Si.
Appointment the Ambassador of Republic Indonesia is a prerogative authority of President. Appointment the Ambassador of Republic Indonesia can be interpreted as a prerogative President is in use is independent and absolute in a sense can’t be sued by other state institutions. However, with the amandement of the Constitution of the Republic Indonesia Year 1945, therefore this authority no longer become independent authority because in practice should be conducted with regard to consideration of the House of Representatives (DPR). The problems to be studied in this research is how the existence of the prerogative President in the appointment the Ambassador of Republic of Indonesia and how the implications of a law if the President ignores the consideration of the House of Representatives. Within the context of appointment the ambassadors and consuls, the President granted the prerogative to elect and appoint an ambassador and consul Republic of Indonesia but in appointment the ambassador and consul, the President turns deemed not entirely a prerogative of the President because the President must ask for consideration to the House of Representatives (DPR), this can said as narrowing of prerogative of the President. In terms of the implications of a law arising if the president disregard the consideration of the House of Representatives is actually become the responsibility of the President if n the middle of their duties the ambassador made a mistake, other actions an adverse the nation or had been fail to implement the mandate of the state, then the president can be questioned and be held accountable for policies that has been taken. Keyword : President's power, prerogative of the President, the appointment of Ambassador
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil‘alamiin. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir/Skripsi sebagai mana mestinya. Dalam skripsi yang berjudul :
TINJAUAN YURIDIS NORMATIF MENGENAI EKSISTENSI DAN IMPLIKASI HUKUM HAK PREROGATIF PRESIDEN DALAM PENGANGKATAN DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada program Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Pada skripsi ini, penulis berupaya untuk mengungkap eksistensi dan implikasi hukum hak prerogatif Presiden dalam pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia. Penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki dan berterima kasih dengan setulus hati atas segala bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan sebuah tanggung jawab moral dan intelektual bagi setiap orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan. Dengan selesainya Tugas Akhir/skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati dan rasa penghormatan serta penghargaaan yang tulus ikhlas, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tuaku Ibuku, Emy Anantyaningsih dan Ayahku, Dirk Harlan Bizar, terima kasih atas segala, dukungan, kepercayaannya dan doa agar tidak menyerah dalam menyelesaikan kuliah ini, terima kasih juga atas semua pemberian dan dukungannya yang selama ini engkau berikan, dan Adikku, Gadis Anantya Anggraini, yang selalu memberiku semangat.
2. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang 3. Bapak Dr. Sulardi, SH., M.Si, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang 4. Bapak Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum, selaku dosen pembimbing 1 (satu)
yang telah dengan sangat sabar dan berkomitmen menyediakan waktu, tenaga, serta pikiran untuk membimbing, mengarahkan dan menyemangati penulis dalam penyusunan skrispsi ini.
5. Bapak Dr. Sulardi, SH., M.Si, selaku dosen pembimbing 2 (dua) yang telah dengan sangat sabar dan berkomitmen menyediakan waktu, tenaga, serta pikiran untuk membimbing, mengarahkan dan menyemangati penulis dalam penyusunan skrispsi ini.
6. Bapak Bayu Dwiwidi Jatmiko., SH., M.Hum, selaku dosen wali selama masa perkuliahan.
x
7. Bapak dan Ibu Dosen yang memberi dan membagi ilmu pengetahuan selamaperkuliahan dengan baik dan sabar. Serta para staf Tata Usaha FakultasHukum Universitas Muhammadiyah yang selalu membantu segala urusanadministratif penulis dengan baik dan sabar.
8. Sholehatunnisa, yang selalu menemani dimasa-masa perkuliahan dari awalhingga akhir perkuliahan, memberi semangat secara langsung dan yang selalusabar memberi masukan pada skripsi yang dikerjakan penulis.
9. Alvin Agiyanta Kusuma dan Santri Agung Wardana, sahabat-sahabatku dimasa perkuliahan yang selalu memberikan semangat dan kritik yang positive
10. Seluruh keluarga besar teman – teman Fakultas Hukum angkatan 2012Fakultas Hukum Muhammadiyah Malang.
11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan hukum ini yangtidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Para pihak yang tidak dapatdisebutkan satu persatu yang banyak membantu penulis semoga bantuannyamendapat balasan yang setimpal oleh Allah SWT. Penulis menyadari dalampenulisan tugas akhir ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan karenaselaku manusia biasa penulis tak lepas dari khilaf dan salah untuk itu kritikdan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan kerendahanhati.
Akhir kata semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu dan pemahaman hukum kenegaraan khususnya. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Malang, 2016 Penulis,
Andhika Ananta
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Cover / Sampul Dalam .................................................................... ii
Lembar Pengesahan ....................................................................................... iii
Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiat ........................ v
Ungkapan Pribadi/Motto............................................................................... vi
Abstrak ............................................................................................................ vii
Abstract ............................................................................................................ viii
Kata Pengantar .............................................................................................. ix
Daftar Isi ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 12
D. Manfaat dan Kegunaan Penulisan ........................................................ 12
E. Metode Penulisan ................................................................................. 13
F. Rencana Sistematika Penulisan ............................................................ 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Pemisahan Kekuasaan ................................................................ 19
B. Sistem Pemerintahan ............................................................................ 26
1. Sistem Pemerintahan Parlementer .................................................. 28
2. Sistem Pemerintahan Presidensial .................................................. 30
3. Sistem Pemenrintahan Quasi .......................................................... 33
C. Kewenangan dan Kekuasaan Presiden ................................................. 35
D. Hak Prerogatif ...................................................................................... 40
E. Perwakilan Diplomatik......................................................................... 47
xii
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Sejarah Hak Prerogatif Presiden Republik Indonesia .......................... 55
1. Hak Prerogatif Presiden Dalam Undang-Undang Dasar 1945
(18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949) .............................. 56
2. Hak Prerogatif Presiden Dalam Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950) .................. 60
3. Hak Prerogatif Presiden Dalam Undang-Undang Dasar
Sementara 1950 (17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959) ................ 63
4. Hak Prerogatif Presiden Dalam Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum Amandemen .................................................................... 66
4.1. Masa Orde Lama ..................................................................... 66
4.2. Masa Orde Baru ...................................................................... 69
4.3. Masa Reformasi ...................................................................... 71
5. Hak Prerogatif Presiden Dalam Undang-Undang Dasar 1945
Setelah Amandemen....................................................................... 73
B. Eksistensi Hak Prerogatif Presiden Dalam Pengangkatan Duta
Besar Republik Indonesia .................................................................... 78
1. Hak Prerogatif Presiden Dalam Tafsir Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia ............................................................ 78
1.1. Hak Prerogatif Presiden Dalam Pengangkatan Duta
Republik Indonesia Oleh Presiden Sebelum Amandemen ...... 81
1.2. Hak Prerogatif Presiden Dalam Pengangkatan Duta
Republik Indonesia Oleh Presiden Setelah Amandemen ......... 83
2. Eksistensi Hak Prerogatif Presiden Dalam Pengangkatan Duta
Besar Republik Indonesia .............................................................. 85
C. Implikasi Hukum Jika Presiden Mengabaikan Pertimbangan DPR
Dalam Pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia......................... 98
1. Polemik Yang Timbul Akibat Presiden Mengabaikan
PertimbanganDewan Perwakilan Rakyat Dalam Pengangkatan
Duta Besar Republik Indonesia ...................................................... 98
2. Pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Pengangkatan
xiii
Duta Besar Republik Indonesia ...................................................... 102
3. Implikasi Hukum Jika Presiden Mengabaikan Pertimbangan DPR
Dalam Pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia................... 104
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 110
B. Saran ..................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 113
110
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Asshiddiqie, Jimly. 2006, Perihal Undang-Undang, Jakarta : Rajawali Pers.
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga NegaraPasca Reformasi, Jakarta: Konstitusi Press.
Asshiddiqie, Jimly. 2007, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: Buana Ilmu.
Asshiddiqie, Jimly. 2010, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Jakarta: Sinar Grafika.
Atmosudirdjo, Prajudi. 2010, Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Badri, J. 1967, Perwakilan Diplomatik dan Konsuler, Jakarta: Tintamas
Black, Henry Campbell. 1968, Black's Law Dictionary, Definitions of the Terms and Phrases of American and English Jurisprudence, Ancient and Modern, Revised 4th Ed.-85, The Publisher's Editorial Staff.
Brouwer, J.G. dan Schilder, 1998, A Survey of Dutch Administrative Law, Nijmegen: Ars Aeguilibri.
Budiardjo, Miriam. 2008, DasarDasar Ilmu Politik. Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Jakarta: Gramedia.
Hadjon, Philipus M. Dkk. 2005, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Harahap, Krisna. 2004, Konstitusi Republik Indonesia ; Sejak Proklamasi hingga Reformasi, Bandung : Grafitri Budi Utami.
Huda, Ni’matul. 2003, Politik Ketatanegaraan Indonesia, Cetakan Pertama, Yogyakarta: FH UII Press.
Huda, Ni’matul. 2006, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta : Rajawali
Press.
Ibrahim, Johny. 2005, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia.
111
Isra, Saldi. 2010, Pergeseran Fungsi Legislatif: Menguatnya model Legislasi Parlementer Dalam Sistem Presidensial Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers.
Kansil, CT. 1993, Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara. Kusnardi, Moh. dan Harmaily Ibrahim. 1983, Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia, cet. ke-5, Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Lijphard, Arend. 1995, Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial,
Jakarta: PT Grafindo Persada. Muhammad, Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung:
Citra Aditya Bakti. Mukti Arto, A. 2001, Konsepsi Ideal Mahkamah Agung, Jogjakarta: Pustaka
Pelajar. Mulyosudarmo, Suwoto. 1997, Peralihan Kekuasaan, Kajian Teoritis dan
Yuridis Terhadap Pidato Nawaksara, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Soeroso, R. 2000, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika. Sastroamidjojo, Ali. 1971, Pengantar Hukum Internasional, Jakarta: Bhratara Strong, C.F. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern, Kajian tentang Sejarah dan
Bentuk-Bentuk Konstitusi Dunia (Modern Political Constitutions: An Introduction to the Comparative Study of Their History and Existing Form), diterjemahkan oleh SPA Teamwork, Bandung: Nuansa dan Nusamedia, Juli 2004.
Sulardi, 2012, Menuju Sistem Presidensiil Murni, Malang: Setara Press.
Surbakti, Ramlan. 2010, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo.
Suryono, Edy dan Moenir Arisoendha, 1991, Hukum Diplomatik Kekebalan dan Keistimewaannya, Bandung: Angkasa.
Syafiie, Inu Kencana. Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta. Syafiie, Inu Kencana dan Andi Azikin. 2011, Perbandingan Pemerintahan,
Bandung: Refika Rekatama. Thalib, Abdul Rasyid. 2006, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan
Aplikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti.
112
Tutik, Titik Triwulan. 2006, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, Jakarta:
Prestasi Pustaka. V. Verney, Douglas.1995, “Pemerintahan Parlementer dan Presidensil”
dalam Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensil (Parliamentary versus Presidential Goverment) disadur oleh Ibrahim R, dkk, Arend Lijphart, ed., cetakan 1 Jakarta: Raja Grafindo Persada.
B. Jurnal / Koran / Majalah
Adhiyanto, Oksep. 2011, Eksistensi Hak Prerogatif Presiden Pasca Amandemen 1945, Tanjungpinang : Jurnal FISIP UMRAH Vol. 2, No. 2, 2011 : 156 – 171.
Arinanto, Satya. 2002, DPR Seharusnya Hanya Beri Pertimbangan, Jakarta :
Kompas, 19 Juni 2002. Baital, Bahtiar. 2014. Pertanggungjawaban Penggunaan Hak Prerogatif
Presiden Di Bidang Yudikatif Dalam Menjamin Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman. Jakarta: Jurnal Cita Hukum. Vol. I No. 1. Divisi Penelitian dan Pengembangan LKBH FH Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Bosman. 2014, Hak Prerogatif, Kendari: Kendari Pos, edisi 28 Oktober 2014. Dewa Gede Atmaja, I. 2012, Hukum Konstitusi Problematika Konstitusi
Indonesia Sesudah Perubahan UUD 1945, Malang: Setara Press. Isnaeny, Hendri. 2007, Atur Hak Prerogatif Presiden, Jakarta: Majalah Figur,
Edisi IX tahun 2007. Jawa Pos, Opini. 2015, “Ketika relawan menjadi dubes RI”, Diakses dari
http://library.uinsby.ac.id/index.php, Diakses tanggal 09 Mei 2016, pukul 22.38.
Manan, Bagir. 2000, UUD 1945 Tak Mengenal Hak Prerogatif, Jakarta:
Harian Republika, edisi 27 Mei 2000. MacDougall, John. 1995, Artikel Nasional di Majalah GATRA, edisi 15 Juli
1995, Diakses dari https://www.library.ohiou.edu, Diakses tanggal 09 Juni 2016, pukul 23.50 WIB.
Merdeka.com, 2015, “Tim sukses Jokowi jadi dubes, DPR sebut bisa ditolak
negara tujuan”. Diakses dari http://www.merdeka.com/html. Diakses tanggal 23 Maret 2016, pukul 18.25 WIB.
113
Sihombing, Herman. 1982, Lembaga Prerogatif Dalam Negara Republik
Indonesia, Kompas 8 Juli. Syafrudin, Ateng. 2000, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
yang Bersih dan Bertanggung Jawab, Bandung: Universitas Parahyangan, Jurnal Pro Justisia Edisi IV.
C. Makalah dan Hasil Penelitian
Asshiddiqie, Jimly. Struktur Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat UUD Tahun 1945, makalah disampaikan pada Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII, Denpasar, 14-18 Juli 2003.
Rudy, 2013, Konstitualisme Indonesia Buku I Dasar dan Teori, Bandar
Lampung, Pusat Kajian: Konstitusi dan Peraturan Perundang-Undangan (PKKPUU) Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Wiratma, I Made Leo. 2000, Reformasi Konstitusi ; Potret Demokrasi Dalam
Proses Pembelajaran, Jakarta : Analisis CSIS No.4 Tahun XXIX-2000
D. Peraturan Perundang-undangan
Konstitusi Republik Indonesia Serikat.
Pembukaan Vienna Convention on Diplomatic.
Undang-Undang Sementara Tahun 1950.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah
amandemen. Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 Tentang Susunan dan Kedudukan
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Vienna Convention.
114
E. Internet
Hawindo, Bryan, 2014. “Sistem Pemerintahan Indonesia Dari Masa ke Masa”, Diakses dari http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id, Diakses tanggal 13 April 2016, pukul 24.15 WIB.
Liputan6, 2015, Diakses dari “Komisi I DPR Tak Bulat Setujui 33 Calon
Dubes RI”, http://news.liputan6.com/ Diakses tanggal 10 Juni 2016, pukul 13.07 WIB.
Morviz, Ardi. 2011, “Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD yang
Pernah Berlaku“ Diakses dari http://hitamandbiru.blogspot.co.id, Diakses tanggal 20 April 2016, pukul 22.49 WIB.
Sindonews, 2015, “Komisi I Akan Pertegas Kriteria Calon Dubes”, Diakses
dari http://nasional.sindonews.com/ Diakses tanggal 10 Juni 2016, pukul 13.07 WIB.
Susilo, Djoko. “Opini JawaPos : Ketika Relawan Menjadi Dubes RI”, Diakses
dari http://library.uinsby.ac.id/, Diakses tanggal 10 Juni 2016, pukul 13.07 WIB.
VIVA.co.id, 2016, “Jokowi Angkat Relawannya Jadi Duta Besar Republik
Indonesia”, Diakses dari http://nasional.news.viva.co.id/news/ Diakses tanggal 10 Juni 2016, pukul 13.07 WIB.
Wikipedia, 2013, “Prerogatif”, Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki,
Diakses tanggal 06 Mei 2016, pukul 16.47 WIB.