pens.doc

157
Modul Trouble shooting dan Pemeliharaannya Disusun Oleh : Ir. Sigit Budiarto S.si 1

Transcript of pens.doc

PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN / KEGAGALAN

Modul Trouble shooting dan Pemeliharaannya

Disusun Oleh :

Ir. Sigit Budiarto S.si

Daftar IsiBab I Proses Pemeliharaan di Industri3BAb II Multimeter39

Bab III Penguji Tahanan Isolasi61

Bab IV Osiloskop73

Bab V Pelacakan kerusakan Sistem Analog861.Proses Pemeliharaan di Industri

1.1 Definisi SistemGabungan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya secara lengkap dan teratur dan membentuk suatu fungsi.Sebagai contoh sebuah sistem secara umum adalah : manusia, alat ukur elektronika, alat komunikasi, mobil, peralatan elektronika dalam rumah tangga, peralatan dalam industri dan lain-lain. Coba kalian pikirkan mengapa dibutuhkan suatu bagian pemeliharaan dan perbaikan ? Hal ini perlu agar: Peralatan tetap dalam kondisi kerja normal. Menghindari kesalahan proses. Meningkatkan kualitas layanan jasa. Meningkatkan kualitas produksi. Meningkatkan kepuasan pelanggan. Memenuhi kebutuhan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.1.2Definisi Maintainability(kemampuan pemeliharaan)

Kemungkinan suatu system yang rusak dikembalikan pada kondisi kerja penuh dalam suatu perioda waktu yang telah ditentukan.

Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencapai tingkat kepuasan dari availability (keberadaan) sistem dengan biaya yang layak/wajar dan efisiensi

1.3 PEMELIHARAAN, PERBAIKAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Pada dasarnya sasaran dan tujuan manajemen pemeliharaan & perbaikansangat tergantung dari misi (hal yang ingin dicapai) oleh suatu organisasi. Tentu saja misi ini akan berbeda antara organisasi satu (misalnya sekolah) dengan organisasi lainnya(misalnya misi in-dustri perakitan mobil). Tujuan pemeliharaann dan perbaikan di sekolah umumnya hanya untuk memperpanjang usia pakai alat. Banyak sekolah yang belum mempunyai unit khusus untuk penanganan pemeliharaan dan perbaikan peralatan maupun fasilitas lainnya.

Bagi sebagian industri, masalah pemeliharaan dan perbaikan secara umum selalu dikaitkan dengan tanggungjawabnya terhadap produk yang berkualitas, tepat waktu dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Beberapa industri atau organisasi yang besar bahkan mempu nyai misi yang selalu dikaitkan dengan aset dan investasi. Jadi kegiatan pemeliharaan & perbaikan alat & fasilitas lain diperhitungkan sebagai bagian dari aset & investasi. Oleh karena itu, bagian atau unit pemeliharaan & perbaikan merupakan bagian yang sangat penting dari organisasi semacam ini.

Gambar 1 : Pemeliharaan dan perbaikan meliputi berbagai aktifitas atau kegiatanPemeliharaan dan perbaikan meliputi berbagai aktifitas atau kegiatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Pada umumnya aktifitas tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu: kegiatan yang dapat direncanakan dan kegiatan yang tidak terduga atau tidak dapat direncanakan. Kegiatan pemeliharaan & perbaikan yang bersifat rutin merupakan kegiatan yang dapat direncanakan, sedangkan kegiatan yang bersifat darurat, misalnya kerusakan alat akibat kecelakaan (misalnya terjatuh. Kena petir, dan lain-lain) merupakan kegiatan yang tidak dapat diduga. Namun demikian, hal-hal semacam ini harus dapat diantisipasi. Minimal kita tahu apa yang harus kita lakukan pada saat terjadi gangguan semacam itu.

1.3.1 Pemeliharaan Preventif

Dalam pengertian yang luas, pemeliharaan preventif meliputi aspek rekaasa (engneering) dan manajemen. Di bidang rekayasa, pemeliharaan preventif meliputi: mendeteksi dan atau mengoreksi penggunaan peralatan yang ada saat ini, melalui analisa statistik kegagalan atau kesalahan yang ada atau berdasarkan catatan perbaikan yang ada.

Pekerjaan ini harus dapat dilakukan secara tepat oleh orang yang benar-benar ahli dibidangnya dan dengan frekuensi yang tepat pula (misalnya dua kali dalam setahun).

Jika terlalu sering, maka bukan saja akan menambah biaya pemeliharaan, tetapi juga akan menurunkan produktifitas dan efisiensi kerja perusahaan. Data pada Gambar di bawah. menunjukkan, bahwa kerusakan banyak terjadi pada awal pemakaian alat. Hal ini dapat disebabkan oleh kelalaian pekerja dan atau kerusakan internal komponen dari pabrik pembuat alat (ini disebut kegagalan produk).

Gambar 2 .: Jumlah Kerusakan terhadap WaktuTingkat kerusakan alat akan menurun setelah pekerja mulai terbiasa menggunakan alat tersebut. Setelah melewati masa kritis, alat akan semakin sering mengalami gangguan, sehingga perbaikan akan semakin sering dilakukan, sampai masa pakai alat tersebut habis. Pada masa ini artinya alat sudah tidak mungkin diperbaiki lagi Di bidang manajemen, kegiatan pemeliharaan meiputi: membuat daftar pekerjaan, menentukan jumlah dan kualifikasi (bidang keahlian) teknisi yang diperlukan, memperkirakan berapa lama pekerjaan tersebut dilaksanakan, merencanakan jadwal pelaksanaan pekerjaan, serta memprediksi biaya pemeliharaan dan perbaikan. Semua kegiatan ini biasanya dicantumkan dalam sebuah lembar kontrol.

Hal paling utama dalam pemeliharaan preventif adalah menentukan Daftar Pekerjaan. Tujuan utama dibuatnya daftar pekerjaan adalah untuk mengingatkan pekerja tentang: alat apa yang harus diservis, apa yang harus dilakukan oleh teknisi atau pekerja (misalnya mengukur atau menguji arus atau tegangan pada titik tertentu, membersihkan alat, mengganti komponen, dan sebagainya. ), Dalam daftar ini juga akan tercantum prosedur pelaksanaan pemeliharaan yang harus dilakukan. tercantum:Daftar pekerjaan sebaiknya disusun oleh berbagai stakeholder (manufaktur, ahli mekanik, tenaga ahli, kontraktor, perusahaan asuransi, pemerintah, asosiasi terkait, distributor, konsultan dan berbagai kalangan pengguna produk).

1.3.2 Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki (corrective maintenance) akan berkaitan dengan deteksi kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian yang rusak. Tahapan pemeliharaan korektif dapat dilihat seperti pada Gambar berikut

Gambar 3 : Tahapan pemeliharaan korektif1.3.3 Alat Bantu Kerja.

Alat bantu kerja adalah semua alat yang dapat digunakan oleh teknisi atau tenaga ahli untuk menentukan jenis dan lokasi kerusakan sistem yang diperiksa. Ini bisa berupa buku manual pemeliharaan, peralatan uji (multi-meter, osiloskop, logic probe, dan sebagainya), dan atau per-alatan khusus (misalnya untuk kalibrasi alat ukur). Peralatan uji dapat kalian pelajari secara khusus pada bab lain di buku ini. Pada saat kita membeli peralatan elektronik (dan juga alat lainnya), misalnya radio tape, biasanya diberi Multimeter.

Gambar 4 : Manual dan MultimeterBuku Manual untuk petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan atau cara mengatasi gangguan pada alat tersebut. Bentuk dan format manual pemeliharaan sangat bervariasi, tergantung dari pabrik pembuat alat tersebut. Contoh format manual pemeliharaan tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 1 : Format Manual PEmeliharaanManual pemeliharaan juga ada yang berupa diagram alir, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Sistem yang akan dianalisis dalam contoh ini misalnya adalah sebuah regulator. Gambar 6 adalah blok diagram regulator yang akan diperiksa.

Gambar 6 : blok diagram regulator yang akan diperiksa.

Gambar 5 : Flow Chart Pemeliharaan

1.3.4 Sistem Manajemen Pemeliharaan dan Perbaikan

Masalah pemeliharaan dan perbaikan jika tidak ditangani dengan baik

akan menimbulkan banyak kerugian, antara lain:

- rugi waktu karena pekerjaan yang tertunda (akibat kerusakan peralatan atau gedung atau sarana lainnya),

produktifitas turun

efisiensi turun,

menambah biaya operasional, dan sebagainya

Oleh karena itu perlu menerapkan sistem pemeliharaan & perbaikan yang baik. Sistem pemeliharaan & perbaikan yang baik pada dasarnya merupakan penerapan sistem manajemen untuk seluruh pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan. Gambar 6. menunjukkan unsur-unsur manajemen secara umum, yang dapat diterapkan pada sistem pemeliharaan & perbaikan.

1.3.5 Prinsip Manajemen Pemeliharaan dan Perbaikan

Gambar 6 : Unsur unsure management secara Umum1.3.6 Keuntungan Pemeliharaan yang Direncanakan

Pemeliharaan yang terprogram dapat diterapkan dengan baik pada semua jenis Industri, tetapi efek dan keuntungan-keuntungannya akan berbeda beda. Hal ini tergantung pada industri, kondisi lokal dan juga bentuk penerapannya. pemeliharaan terprogram bukanlah satu-satunya cara mengatasi semua kesullitan untuk setiap persoalan pemeliharaan. Pemeliharaan terprogram ini tak akan menyelesaikan masalah bila:

Bagian ketrampilannya lemah

Kekurangan peralatan

Rancangan peralatan yang jelek atau pengoperasian peralatan yang salah.

Pemeliharaan yang terprogramadalah perencanaan suatu perusahaan dalam mengoptimasikan sumberdaya manusia, biaya, bahan, dan mesin sebagai penunjang.1.3.7 Keuntungan pemeliharaan terprogram adalah:

Tersedianya material yang lebih besar, dengan cara :

memperkecil kerusakan yang akan timbul pada pabrik yang secara teratur dan benar-benar dipelihara. pemeliharaan akan dilaksanakan bila hal itu paling menguntungkan dan akan menyebabkan kerugian produksi yang minimum.

tuntutan komponen dan perlengkapan diketahui sebelumnya dan tersedia bila perlu.

Pelayanan yang diprogram dan penyesuaian memelihara hasil pabrik yang terus- menerus. Pelayanan yang rutin lebih murah dari pada perbaikan yang tiba-tiba menggunakan tenaga lebih banyak tapi efektif penyesuaian perlengkapan dapat dimasukkan dalam program dapat membatasi ongkos pemeliharaan dan perbaikan secara optimum. Penyesuaian perlengkapan dapat dimasukkan dalam program.

Dapat membatasi ongkos pemeliharaan dan perbaikan secara optimum.1.4 Spesifikasi

1.4.1 Definisi Spesifikasi:

Pernyataan terperinci dari karakteristik yang dikehendaki suatu perlengkapan, peralatan, sistem, produk atau proses.

Manfaat mengatahui Spesifikasi : Untuk mencapai spec. standard yang lebih baik lagi. untuk membandingkan kelebihan / kekurangan dengan produk yang lain (memilih yang terbaik dan ekonomis) Pemeliharaan peralatan yang ada dalam suatu perusahaan ataupun pembuatan suatu peralatan, tak luput dengan spesifikasi alat tersebut, sehingga kita dapat memeliharanya dengan betul.

Spesifikasi suatu komponen seharusnya juga diketahui oleh pembuat suatu peralatan, sehingga dalam perancangannya dapat mempergunakan komponen yang paling efektif dan murah untuk suatu aplikasi tertentu. Sebelum kita melihat spesifikasi yang sebenarnya, kita harus terlebih dahulu memperhatikan berbagai komponen yang dipergunakan dalam industri elektronika.

Komponen ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:

bagian mekanik, seperti casis logam dan siku-siku, kawat, papan rangkaian tercetak (selanjutnya disebut PCB), konektor, plug dan soket. komponen pasif, seperti resistor tetap dan variabel, kapasitor tetap dan variabel, inductor. komponen aktif, seperti dioda, transistor, thyristor, FETdan IC.

Perancang harus mempergunakan spesifikasi untuk memilih komponen yang paling cocok. Untuk aplikasi tertentu spesifikasi komponen bergantung pula pada:- Harga disesuaikan produk.- Ketersediaan suku cadang.- Standarisasi dalam organisasi.

Format untuk Spesifikasi Komponen dapat dibagi sebagai berikut:

1. Piranti, tipe dan keluarga

2. Gambaran singkat tentang piranti dan aplikasi yang diharapkan, untuk menunjang dalam pilihan ini.

3. Penggambaran outline yang menunjukan dimensi mekanis dan sambungan.

4. Penjelasan terperinci singkat tentang karakteristik kelistrikan yang terpenting dan batas maksimum nilai mutlak dari tegangan, arus dan daya.

5. Data kelistrikan lengkap termasuk angka-angka, grafik yang diperlukan dan kurva karakteristik.

6. Perincian tentang metoda pemeriksaan pabrikasi.

7. Angka-angka tentang reliabilitas atau batas kegagalan.

Untuk menilai spesifikasi komponen selengkapnya, cara yang terbaik adalah mencari sumber dari buku data pabrik yang bersangkutan. Dalam buku data ini selalu terdapat informasi yang penting dan berguna.Terlepas dari masalah harga, kita harus memperhatikan semua aspek yang berikut ini:

Dimensi fisik : yaitu panjang, diameter, bentuk kawat penyambung dan bentuknya sendiri.

1. Rentangan resistansi : nilai maksimum dan minimumnya.

2. Toleransi seleksi : nilai seleksi maksimum dan minimum dari resistor, misalnya 2 %, 5 %, 10 % atau 20 % .

3. Rating daya : daya maksimum dalam watt yang dapat didisipasikan biasanya dinyatakan pada temporatur 70 C (komersial), 125(militer).

4. Koefisien temperatur : perubahan resistansi menurut temperatur dinyatakan dalam bagian-bagian per sejuta (ppm) per C. Oleh karena "koefisien" menunjukan bahwa terjadi fungsi linier, maka istilah karakteristik sekarang lebih disukai.

5. Koefisien tegangan : perubahan resistansi menurut tegangan yang terpasang dinyatakan dalam ppm per volt.

6. Tegangan kerja maksimum : tegangan maksimum yang dapat dipasangkan pada ujung-ujung resistor.

7. Tegangan breakdown : tegangan maksimum yang dapat dipasang diantara badan resistor dan menyentuh konduktor luar, yaitu tegangan breakdown dari pelapis yang mengisolasi resistor itu.

8. Resistansi penyekat (insulation resistance): resistansi dari pelapis yang mengisolasi.

9. Stabilitas umur pembebanan : perubahan resistansi setelah waktu operasi yang disebutkan, dengan beban penuh pada 70 C. Waktu operasi biasanya diambil 1000 jam.

10. Shelf stability : perubahan resistansi selama disimpan biasanya dinyatakan untuk 1 tahun.

11. Range temperatur kerja : nilai-nilai ini minimum dan maksimum yang diizinkan untuk temperatur ambient.

12. Temperatur permukaan maksimum : nilai temperatur maksimum dan minimum yang diizinkan untuk badan resistor, kadang-kadang disebut "HOT SPOT TEMPERATURE".

13. Noise : noise (desah) kelistrikan vang disebabkan oleh tegangan yang terpasang yang menekan resistor dinyatakan v/y.

14. Klasifikasi kelembaban : perubahan resistansi dalam mengikuti suatu temperatur standar yang tinggi dan test siklus waktu kelembaban. Perubahan itu harus berada dalam limit tertentu.

15. Efek penyolderan : perubahan resistansi yang diakibatkan oleh test penyolderan standar.

Setelah melihat berbagai parameter yang harus diperhatikan, maka sangatlah berguna untuk membandingknn berbagai tipe resistor yang secara fisik kira-kira ukurannya sama. Ini ditunjukkan pada tabel 2-1. Angka-angka yang diberikan disitu adalah contoh-contoh dalam kebanyakan hal, terlepas dari beberapa nilai maksimum. Langkah-langkah yang diperlukan dalam memilih komponen yang benar adalah sebagai berikut :

a. Tentukan secara definitif aplikasinya(keperluannya untuk apa).

b. Buatlah daftar untuk persyaratan:seperti dimensi, nilai, toleransi dsb.

c. Ceklah lembar data singkat untuk mendapatkan tipe yang cocok.

d. Perhatikan batas-batas lainnya yang mungkin(ada tidaknya, harga dll).

e. Ceklah spesifikasi komponen yang lengkap

f. Evaluasi

1.4.2 Format standard dari spesifikasi

suatu perlengkapan elektronika adalah : harus dikerjakan oleh instrumen itu dan maksud aplikasinya. volt ac, fasa tunggal, frekuensi 50 Hz sampai 60 Hz dengan daya 250 Watt.

Beberapa perlengkapan elektro nika yang dipakai secara umum dapat diklasifikasikan sbb (lihat gambar disamping):

Instrumen ukur elektronika

Instrumen pembangkit sinyal

Sumber-sumber daya

Perlengkapan komunikasi

Instrumen pengolah data

Elektronika konsumen

Sistem kontrol

1.4.3 SpesifikasiPerlengkapan

a. Diskripsi dan nomor tipe Sebuah catatan singkat yang menyatakan dengan jelas apa yang harus dikerjakan oleh instrument itu dan maksud aplikasinya.

b. Data kelistrikan

Karakteristik prinsip, misalnya :

a. Output,

b. taraf tegangan,

c. Frekuensi,

d. Impedansi,

e. Rentangan,

f. Akurasi,

g. Distorsi,

h. Karakteristik temperatur.

Kebutuhan daya Sumber tegangan: 120 V atau 240 volt ac, fasa tunggal, frekuensi 50 Hz sampai 60 Hz dengan daya 250 Watt.c. Data lingkungan Rentangan temperatur kerja, Kelembaban, Klasifikasi, Test getaran, Angka untuk MTBF.

d. Data mekanik Dimensi, Bobot.

Beberapa perlengkapan elektronika yang dipakai secara umum dapat diklasifikasikan sbb (lihat gambar disamping) :

Instrumen ukur elektronika Instrumen pembangkit sinyal Sumber-sumber daya Perlengkapan komunikasi Instrumen pengolah data Elektronika konsumen Sistem control

Penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang berbagai istilah dan pernyataan- pernyataan dalam sebuah spesifikasi, apalagi saat membeli sebuah instrumen baru yang tidak begitu dikenal.1.4.4 Spesifikasi Tes

1.4.4.1 Definisi Spesifikasi Tes:adalah informasi yang diperlukan oleh bagian test, perbaikan, atau ahli-ahli instalasi agar mereka dapat mencek apakah instrumen atau sistim memenuhi standar penampilan yang dipersyaratkan. Spesifikasi test tentunya merupakan dokumen yang perlu pemahaman, ini mencakup semua aspek dari karakteristik instrumen, hal-hal yang harus dicek, disetel, diukur, dan direkam (dicatat).

Lembaran standar untuk menuliskan spesifikasi tes yang logis tentang test dan penyetelan sebagai berikut :a. Judul, nomor tipe instrumen, nomor seri, spesifikasi, tanggal pengeluaran

b. Daftar perlengkapan test yang diperlukan untuk melaksanakan test

c. Pemeriksaan kesinambungan, isolasi, dan resistansi (dengan daya dipadamkan)

d. Penyetelan taraf sinyal dan tegangan, pengukuran, dan pencatatan-pencatatan mengenai masing-masing perakitan sub. Beberapa dari test-test ini mungkin dapat dilakukan sebelum test akhir. (catu daya hidup).

e. Test penampilan sistem dan instrumen

f. Burn - in test (kadang-kadang disebut SOAK TEST).

Untuk menjamin agar unit produksi memenuhi semua aspek penampilan produksi yang telah disetujui, merupakan tugas para ahli test itu. Untuk itu diperlukan suatu ketrampilan dalam pengukuran dan mencari gangguan dengan cepat. Bila beberapa bagian dari instrument yang tidak bekerja sesuai dengan spesifikasi, maka ahli test itu harus menemukan sebab dari kesalahan secepat mungkin dan kemudian menyerahkan instrumen itu, atau bagian rakitan itu kepada bagian produksi untuk diperbaiki. Disamping pengukuran dan mencari gangguan, ahli itu harus mencatat data yang diperlukan dengan teliti dari instrumen yang ditest. Yang penting lagi seorang ahli tes harus menjaga keselamatan kerja, menjaga instrumen-instrumen tes dan mempunyai catatan-catatan.

1.4.5 Kalibrasi Peralatan

kalibrasi ulang adalah menseting kembali peralatan yang sudah dipakai selama periode atau waktu tertentu dengan cara membandingkan peralatan yang sama dan masih standar, sehingga alat tersebut dapat berjalan normal kembali.

Kalibrasi ulang merupakan jenis pemeliharaan untuk mempertahankan keandalan kerja peralatan sesuai kelasnya. Hal ini dilakukan karena adanya penyimpangan dari batas toleransi spesifikasi peralatan tersebut. Kalibrasi sangat penting dilakukan untuk instrumen ukur, misalnya osiloskop, digital multi-meter, alat-alat ukur elektronik kedokteran dan lain-lain. Karena adanya penyimpangan spesifikasi bisa mengakibatkan penyimpangan saat pengukuran, serta bila dibiarkan akan membuat alat ukur tersebut rusak. Untuk kalibrasi ulang biasanya tidak ada komponen yang diganti dan dilakukan dalam interval waktu yang tertentu (maksimum 1 tahun sekali) pada setiap peralatan (terutama peralatan ukur).

1.4.6 Keandalan dan Kegagalan

Setiap peralatan elektronika setelah beberapa waktu akan mengalami kemunduran kinerja atau bahkan mengalami kerusakan, karena tidak ada peralatan yang dapat bekerja secara sempurna sepanjang waktu, meskipun kualitas dan teknologinya canggih.

Kualitas adalah kemampuan suatu item agar memenuhi spesifikasinya, sedangkan keandalan merupakan pengembangan dari kualitas terhadap waktu.

Keandalan dan kualitas suatu peralatan akan mempengaruhi usia kerja alat tersebut. Suatu peralatan elektronika yang dibuat dengan mempertahankan faktor kualitas akan beroperasi dengan baik dalam jangka waktu yang lebih lama daripada suatu alat sistem yang dikerjakan dengan kurang memperhatikan faktor kualitas. Untuk dapat meramalkan seberapa jauh keandalan suatu alat, maka definisi tentang keandalan itu sendiri harus diketahui.

Keandalan adalah kemampuan suatu item untuk melaksanakan suatu fungsi yang dipersyaratkan dibawah suatu kondisi yang ditentukan dalam periode waktu tertentu. Dalam hal ini item berarti komponen, instrumen atau sistem. Angka keandalan tidak dapat diramalkan tanpa mengkhususkan waktu dan kondisi operasinya. Hal-hal lebih rinci yang menyangkut keandalan akan dibahas pada sub-bab tersendiri pada buku ini.

Untuk mengetahui gambaran yang lebih lengkap, karena keandalan sangat erat hubungannya dengan kegagalan, maka perlu disimak suatu definisi kegagalan.Kegagalan adalah akhir kemampuan suatu item untuk melaksanakan fungsi yang dipersyaratkan.

Dari dua defenisi tersebut diatas, maka dapat dilihat hubungan antara keandalan dan kegagalan. Bila suatu item menunjukkan penurunan keandalannya, maka ini menunjukkan adanya gejala kegagalan.1.5 Tahap kegagalan

Ada tiga tahap kegagalan selama usia pakai suatu peralatan.

Tahap pertama disebut dengan kegagalan dini (infant mortality), yakni kegagalan peralatan sesaat setelah alat tersebut dibuat dan dikirimkan ke pelanggan. Kegagalan selama tahap ini disebabkan oleh kerusakan komponen yang telah dipasang pada peralatan tersebut. Biasanya kondisi operasi alat tidak berlangsung lama. Peralatan biasanya masih berada dalam garansi perusahaan dan perbaikan menjadi tanggung jawab perusahaan. Penyebab lain dari kegagalan yang terlalu dini adalah kesalahan perancangan yang terlalu menitikberatkan pada satu bagian dari peralatan tersebut. Hal ini hanya mungkin terjadi pada produk yang baru dirancang dan ketidakmampuan perusahaan menyelesaikan semua kelemahan produk tersebut.

Tahap kedua adalah kegagalan normal usia kerja peralatan. Laju kegagalan pada waktu tersebut adalah paling rendah.

Tahap ketiga adalah periode suatu peralatan mengalami laju kegagalan paling tinggi, yang disebabkan oleh usia kerja alat sudah berakhir. Selama waktu ini, semua tampak salah. Cepat tidaknya suatu peralatan memasuki tahap ini tergantung pada cara pemeliharaan peralatan selama digunakan. Misalnya, jika telah diketahui suatu komponen telah habis masa pakainya, maka sebaiknya komponen cepat diganti sebelum menyebabkan kegagalan pada peralatan tersebut.

Hubungan antara usia peralatandengan laju kegagalan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 7 : Hubungan Usia dengan laju kegagalan1.5.1 Tingkat Kegagalan

Kegagalan Sebagian atau Parsial adalah kegagalan akibat adanya deviasi karakteristik atau parameter di luar batas spesifikasi, tapi tidak sampai mengurangi fungsi alat secara menyeluruh.Contohnya : generator fungsi yang masih dapat menghasilkan sinyal, tapi frekuensinya tidak sesuai dengan posisi batas ukurnya, TV yang hilang warna hijaunya dll.

Kegagalan Menyeluruh atau Total disebabkan oleh adanya deviasi karakteristik atau parameter diluar batas spesifikasi sehingga secara menyeluruh mengurangi fungsi peralatan. Contohnya : generator fungsi yang tidak dapat menghasilkan seluruh bentuk gelombang, TV yang tak mau hidup dll.

1.5.2 Penyebab kegagalanKegagalan salah pemakaian adalah kesalahan yang disebabkan oleh pemakaian di luar batas kemampuan komponen atau alat tersebut.

Contohnya: multimeter yang digunakan untuk mengukur tegangan AC tetapi dipasang pada posisi tegangan DC.

Kelemahan yang ada dalam item (komponen, peralatan ataupun sistem) walaupun dioperasikan dalam batas kemampuannya dapat juga menjadi penyebab kegagalan. Contohnya : multimeter yang sedang digunakan untuk mengukur tegangan, tiba- tiba rusak walaupun pemakaiannya sudah benar.

1.5.3 Waktu kegagalan

Waktu kegagalan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

Kegagalan tiba-tiba, yakni kegagalan yang tidak dapat diduga melalui pengujian sebelumnya. Contohnya: TV yang sedang dioperasikan dan tiba- tiba rusak tanpa sebab yang jelas.

Kegagalan bertahap, yakni kegagalan yang dapat diduga melalui pengujian sebelumnya. Contohnya: TV pada bagian volumenya mulai derau saat dibesarkan atau dikecilkan potensio volumenya.1.5.4 Kombinasi kegagalan

Kegagalan fatal (catastrophic) = kegagalan tiba-tiba + menyeluruh.

Contohnya : TV yang sedang dioperasikan dan tiba- tiba rusak sendiri.Kegagalan degadrasi = kegagalan bertahap + tidak menyeluruh (sebagian), contohnya: TV yang volumenya mulai derau saat dibesarkan atau dikecilkan potensio volumenya.

1.5.5 Faktor yang Mempengaruhi Keandalan

Keandalan suatu alat atau instrumen elektronik tidak lepas dari factor yang mempengaruhinya selama siklus hidup peralatan. Siklus hidup tersebut, dapat dibagi menjadi empat tahap, yakni :

Pada tahap ini harus sudah disiapkan keandalan yang ingin dicapai, sehingga pada langkah berikutnya para ahli rancang akan diarahkan untuk mencapai target. Adapun pekerjaan pada tahap ini meliputi: Merancang rangkaian menentukan tata letak komponen, dan menguji prototype secara menyeluruh. Merancang rangkaian dan memilih komponen yang tepat, sehingga tidak akan ada penitik-beratan hanya pada salah satu komponen saja. Untuk memilih komponen yang tepat, dilakukan pemeriksaan setiap komponen atas peluang kegagalannya dalam rangkaian yang dirancang. Langkah ini disebut Analisis Kesalahan dan Titik-Berat. Menentukan tata letak komponen, perakitan dan panel-panelnya. Pemasangan komponen hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengalami tekanan mekanis dan panas yang berlebihan. Pengaruh lingkungan dimana alat tersebut akan dioperasikan, harus diperhitungkan dan harus dibuat proteksi untuk melawannya. Langkah proteksi ini mencakup penutupan yang rapat, penekanan dengan udara dingin, pemasangan anti getar atau pemasangan senyawa isolasi. Pengujian prototipe secara menyeluruh dilakukan untuk melihat, apakah rancangan tersebut sudah memenuhi spesifikasi keandalan dan rujuk kerja yang telah ditentukan.1.5.5.1 Produksi Komponen harus terjamin baik dan disimpan sesingkat mungkin. Untuk jumlah yang kecil dapat dilakukan pemeriksaan seluruhnya. Tetapi untuk jumlah yang besar, pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengambil contoh produk (sample) dan dengan metode analisis statistik. Kerjasama dan ketrampilan karyawan. Setiap karyawan, pembuat alat, ahli produksi dan metode, operator perakitan, ahli test dan pemeriksaan membentuk mata rantai produksi dan dapat membantu menghasilkan produk berkualitas. Kerangka pelatihan yang baik akan menjamin karyawan mampu menggunakan teknik produksi dengan benar dan lebih efektif. Peralatan produksi sesuai standart yang disyaratkan, dan dipelihara dengan baik. Kondisi lingkungan kerja atau perakitan yang nyaman, seperti ventilasi udara yang baik, penerangan yang baik, temperature ruang yang nyaman untuk pekerja dan alat, serta bebas debu untuk menjamin kondisi yang nyaman. Peralatan test otomatis dapat digunakan untuk memeriksa alat hubung singkat atau terbuka pada jalur rangkaian. Soak test perlu dilakukan bila instrument dioperasikan pada temperatur yang diubahubah, dan siklus temperature akan membantu mengenali komponenkomponen yang lemah.1.5.5.2 Penyimpanan dan Transportasi

Metode penyimpanan akan mempengaruhi keandalan operasi instrumen tersebut.

Metode pengepakan harus diperhitungkan dalam spesifikasi keandalan. Pengepakan harus dapat melindungi instrument dari korosi dan bahaya kerusakan mekanis, temperatur penyimpanan dan tingkat kelembaban harus selalu dikontrol.

Transportasi pada saat dijual, instrument harus diangkut dan hal ini akan mengalami getaran, kejutan mekanis, perubahan temperatur, kelembapan dan tekanan. Harus dikhususkan.1.5.5.3 Operasi

Kondisi lingkungan yang cocok dan Cara pengoperasian yang benar. Petunjuk operasi yang ditulis dengan baik harus dapat menjamin bahwa tidak akan ada kesalahan pemakaian. 1.5.5.4 Pertimbangan Biaya Keandalan

Setelah beberapa tahun kemudian, biaya operasi dan pemeliharaan sering kali melebihi biaya modal, karena untuk mempertahankan keandalan diperlukan biaya yang sangat tinggi.

Gambar 8: Grafik Pertimbangan biaya keandalanGambar 2.28a memperlihatkan pada biaya terendah (breakdown cost) sepanjang pembuatan, jika keandalan diperbaiki, biaya produksi dan perancangan naik, sementara biaya perbaikan dan penggantian gratis selama garansi turun. Perlu dicatat, bahwa grafik tersebut mempunyai titik biaya terendah. Dengan kata lain, suatu pabrik yang memproduksi produk dengan keandalan rendah mungkin akan mudah tersisih dalam bisnis, karena biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk secara total akan sangat tinggi. Gambar 2.28.b merupakan jumlah dari biaya pembelian dan biaya perawatan. Biaya tersebut akan menurun dengan semakin baiknya keandalan. Grafik biaya pemilikan total juga mempunyai titik minimum, walaupun titik tersebut berada di sebelah kanan titik biaya minimum manufaktur. Jadi, pelanggan akan lebih memilih keandalan yang lebih baik dengan membayar harga untuk keandalan tersebut daripada mengharapkan suatu pabrik untuk menyediakan instrumen yang andal.

1.5.5.5 Kecepatan Kegagalan

Kecepatan kegagalan / FR (FAILURE RATE) adalah banyaknya kegagalan per banyaknya jam komponen. Kecepatan kegagalan (FailureRate / FR) dari komponen dapatditemukan dengan mengoperasi kan sejumlah besar komponen dalam suatu periode yang lama dan mencatat kegagalan yang terjadi. Periode awal kecepatan kegagalan yang tinggi dikenal dengan istilah Burn-in atau Early Failure, yang diikuti dengan suatu periode dimana kecepatan kegagalan menuju nilai yang hamper konstan. Periode ini dikenal sebagai Ramdom Failure Period atau Useful Life. Disini kegagalan akan menjadi acak, karena suatu yang kebetulan saja. Dengan menggunakan laju kegagalan sepanjang periode Useful Life, dapat dibuat suatu ramalan keandalan dengan menggunakan teori kemungkinan. Bila pengujian dilanjutkan di atas periode useful life, maka derajatkecepatan kegagalannya akan naik, gagal satu persatu karena proses usia, ini disebut periode wear out.

Tabel 3 : Komponen , type dan kecepatan kegagalan1.5.5.6 M T T F & M T B F

MTTF (Mean Time To Fail) adalah lamanya pemakaian komponen sampai dicapai kegagalan. MTBF (Mean Time Between Failures) adalah lamanya pemakaian

suatu sistem sampai dicapai kegagalan

1.6 Efek Lingkungan Terhadap Keandalan

Gambar 9 : Efek lingkungan terhadap keandalanSecara garis besar diberikan Tabel di bawah ini, efek lingkungan terhadap suatu ITEM dan tindakan desain yang dapat dilakukan, adalah sebagai berikut :

Tabel 4 :Efek lingkungan terhadap Item1.6.1 Availability ( Keberadaan )

Setiap perlengkapan / sistem diinginkan dapat dipakai secara maksimum, kegagalan / kerusakan rendah dan waktu reparasi (down type) pendek.

Gambar 10: Parameter Avaliability dan Hubungannya

Gambar 11 : Faktor yang mempengaruhi MTTR1.6.2 Metoda-Metoda Pelacakan Kerusakan

Ada banyak teknik pencarian kerusakan dapat diterapkan dalam bidang elektronika. Teknik tersebut antara lain: pengujian komponen, pemeriksaan input output tiap blok. Metoda lain yaitu melakukan sendiri dengan memeriksa input dan output dari tiap blok fungsi. Metoda manakah yang baik? Itu tergantung pada jenis kerusakan sistem yang sedang diamati. Yang penting diperhatikan adalah bagaimana mencari kerusakan secara efisien (cepat dan tepat) karena disini berlaku Waktu adalah Uang.

Penggunaan teknik yang cocok untuk masalah tertentu sangat efisisen dalam proses troubleshooting. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan : Symptom-function : untuk mengisolir kerusakan pada bagian tertentu. Signal-tracing : untuk menemukan blok tertentu penyebab kegagalan pemakaian.

Metoda tegangan dan hambatan untuk mengisolasi kerusakan komponen atau daerah rangkaian tertentu. Metoda Half-splitting: untuk rangkaian dengan blok-blok tersusun seri. Metoda Pemutusan Lup: untuk sistem lup tertutup pada industri-industri. Metoda substitusi: mencoba menyolderkan komponen yang sama pada bagian yang rusak.1.6.2.1 Teknik Symptom-Function.

Symptom-function (fungsi gejala) sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh, saat kita menyalakan lampu belajar dan tidak menyala (gejalanya) maka yang diperiksa (fungsinya) adalah: Kabel powernya terhubung atau terputus, Lampunya mati atau hidup, jika masih tidak menyala mungkin switchnya tidak bekerja dengan baik dan seterusnya.Dengan mengetahui prinsip kerja alat dan berdasarkan pengamatan kerja alat, memungkinkan diketahui kerusakannya, tanpa menggunakan alat ukur dan tanpa melakukan pengukuran.

1.6.2.2 Teknik Signal-Tracing.

Metoda signal-tracing memerlukan sinyal masukan pada daerah yang dicurigai dan dapat diukur keluarannya dengan teliti. Signal-tracing selalu memerlukan sedikitnya satu peralatan test dan pada umumnya dua. Dikenal juga sebagai metoda I/O atau O/I. Memerlukan sinyal masukan pada suspect-block dan dapat diukur keluarannya dengan teliti. Memerlukan sedikitnya 1 alat test (umumnya 2). Berdasarkan asal sinyal uji (pasif dan aktif).Gambar berikut menggambarkan prinsip dari sinyal-tracing pada suatu penguat sederhana.Generator sinyal dengan hambatan dalam RG memberikan sinyal input pada penguat, dan dapat dilihat apakah penguat akan menguatkan sinyal DC, audio, video atau IF. Amplitudo dari sinyal input yang terukur pada Vi ketika diukur pada impedansi input R1. Output dari penguat terukur oleh Vo ketika diukur pada beban resistor RL.

Gambar 11. Prinsip kerja sinyal -tracing pada penguat sederhana Dengan membandingkan pembacaan Vi dan Vo, kita dapat menentukan penguatannya. Metoda ini disebut juga Metoda Input-Output / Metoda Output-Input. Dengan merubah amplitudo keluaran dari generator sinyal, kita dapat melihat apakah penguat linear didaerah sinyal input. Dengan variasi impedansi beban RL, kita dapat melihat apakah penguatan linear terhadap perubahan beban. Dengan merubah frekuensi generator sinyal, kita dapat menentukan respon frekuensi dari penguat. Dengan pengaturan yang sederhana ini, karakteristik yang penting dari penguat dapat diukur dengan system signal-tracing, pada amplitudo dan frekuensi, dari input ke output penguat.

1.6.2.3 Metoda Tegangan dan Hambatan

Metoda Tegangan dan Hambatan digunakan untuk menunjukkan dengan tepat suatu komponen atau kerusakan rangkaian dan pada umumnya memerlukan data perusahaan untuk nilai-nilai komponen dan tegangan.

Pada umumnya pengukuran tegangan dan resistansi dilakukan untuk memeriksa jaringan atau komponen yang dicurigai rusak. Pengukuran tegangan memerlukan peralatan dengan kondisi ON, sedangkan pengukuran resistansi dilakukan pada saat peralatan dalam kondisi OFF. Biasanya diagram rangkaian dan lembar data menunjukkan tegangan yang diperlukan untuk kondisi operasi normal pada titik tes tertentu. Dengan melakukan pengukuran seperti itu, biasanya lokasi kerusakan pada jaringan dan komponen dapat diketahui. Pengukuran resistansi merupakan satu metoda yang sangat bermanfaat untuk memeriksa komponen elektronika. Suatu pengukuran resistansi sederhana dapat digunakan untuk meyakinkan kesinambungan pengawatan, pendekatan nilai yang benar dari transformator, induktor, lilitan sebagaimana pendekatan nilai pada kapasitor ukuran besar. Mayoritas resistor digunakan pada peralatan elektronik adalah tipe komposisi karbon dan mereka cenderung untuk berubah nilainya karena usia dan panas. Ketika ini sering terjadi mungkin pengukuran tahanan resistor atau komponen lain pada rangkaian, harus meyakinkan dengan pemeriksaan pada gambar rangkaian. Impedansi paralel tidak memberikan suatu pengukuran yang salah, ketika suatu resistor bertambah besar hambatannya maupun terbuka, tentu relatif sederhana untuk menentukan ini.

1.6.2.4 Metoda Half-Splitting (Pemisahan Bagian Tengah)

Metoda ini cocok digunakan untuk rangkaian dengan blokblok yang seri (memanjang) karena akan menjadi sangat cepat saat mencari kerusakannya. Misalnya: rangkaian generator fungsi, pemancar / penerima radio dsb. Langkahnya: dimulai dari bagian tengah sistem, dan berturut-turut pada setiap bagian tengah dari setengah bagian system yang telah dipisah sampai ditemukan kerusakannya.

Contohnya: rangkaian dengan blok-blok sbb:

Cek keluaran blok 4, jika bekerja baik, berarti blok 1 sampai dengan 4 tak ada masalah.

Jika tak bekerja, maka cek keluaran blok 2 (tengah-tengah blok 1 4), jika bagus berarti cek keluaran blok 3 dan bagus berarti blok 4 rusak. Cek Keluaran blok 8, jika bekerja baik, berarti blok 5 sampai dengan blok 8 tak ada masalah.

Jika tak bekerja, maka cek keluaran blok 6 (tengah-tengah blok 1 4), jika bagus berarti cek keluaran blok 7 dan bagus berarti blok 8 rusak.

1.6.2.5 Metoda Pemutusan Lup

Sistem atau subsistem elektronik dengan umpan-balik sangat sulit dilacak kerusakannya tanpa memutus lup. Tegangan DC yang sesuai atau sinyal harus diinjeksikan pada titik, tempat lup diputus. Tegangan dan sinyal yang melalui rangkaian seharusnya dapat digunakan untuk memonitor kesalahan. Tegangan atau sinyal yang diinjeksikan dapat diubah untuk melihat perubahan respon rangkaian dari keadaan normal. Biasanya lup diputus pada titik tempat sinyal dengan daya kecil sehingga dapat diinjeksikan dengan baik.

Teknik ini dapat digunakan misalnya pada sebuah PLL (phase lock loop),

Gambar 12 : Teknik Pemutusan Loopsebelum lup diputuskan. Dalam hal ini keluaran seharusnya tidak normal atau tidak stabil atau hilang, sehingga anda dapat memastikan, bahwa VCO tidak bagus. Selanjutnya dapat anda lakukan pemutusan lup pada titik yang sesuai. Jadi pemutusan lup disini belum tentu bagian umpan baliknya, tapi dicari di daerah sinyal kecil yang mudah di suntik dengan peralatan yang ada.

1.6.2.6 Metoda Substitusi

Dalam metoda ini biasanya diperlukan penyolderan atau penggantian komponen sebagai tahap akhir dari proses pelacakan kerusakan. Ada dua tahap pokok dalam metoda substitusi yang harus dilakukan, yakni gunakan komponen pengganti yang benar dan hubungkan secara benar pada rangkaian. Sebelum melakukan penggantian, disarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan metoda lain, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga yakin komponen mana yang mengalami kerusakan. Lakukan pengukuran tegangan untuk meyakinkan apakah tegangan yang seharusnya ada memang benar-benar ada. Pemeriksaan tegangan yang dilakukan pada komponen gabungan resistor dan kapasitor, akan dapat menunjukkan apakah keduanya rusak atau hanya salah satu saja.Dalam praktek, biasanya anda sangat sulit mencari pengganti komponen berupa IC, transistor dan dioda yang sama persis dengan komponen yang diganti. Untuk mengatasi hal ini, anda perlu mencari data ekivalen tipe IC, transistor atau dioda pada buku petunjuk semikonduktor.

1.6.3 Analisa Problem Solving

Metoda yang telah diuraikan di atas sangat cocok untuk melokalisasi kerusakan yang bersifat spesifik, hubung-singkat, terputus atau kerusakan komponen. Akan tetapi, bila anda menghadapi sistem elektronik yang kompleks atau kerusakan yang berulang, cara tersebut di atas belum cukup. Anda perlu cara atau metoda yang lebih canggih / teliti lagi sbb: Analisis kesalahan Analisis sinyal Analisis logika Diagnosa rutin Diagnosa dengan program computer1.6.4 Analisis KegagalanMetode analisis kegagalan digunakan ketika kegagalan berulang pada suatu rangkaian dan menekankan pada penyebab kerusakan dari pada kerusakan komponen / perangkat itu sendiri. Tiga langkah pentingnya adalah:

Gambar 13 : Tiga langkah analisis kegagalanContoh yang paling sederhana adalah rangkaian dasar regulator DC yang terdiri dari sebuah transistor daya Q1 sebagai pengontrol arus DC. Q1 selalu mengalami kerusakan setelah diganti dua kali.

Gambar 14: Rangkaian Dasar Regu;ator DC Untuk transistor daya, kegagalan seringkali disebabkan oleh arus yang berlebih, dan panas yang bertambah. Arus berlebih, terjadi karena hubung singkat atau kelebihan beban pada output DC regulasi. kombinasi dari R2 dan diode D akan mengcut offkan Q2 dan juga Q1. sehingga tegangan DC regulasi akan menuju level bawah. Jadi arus lebih karena kelebihan beban sangat kecil kemungkinannya. Melakukan pengukuran arus melalui Q1, temperatur pendingin / Q1 , serta nilai resistansi setiap resistor. Secara cepat analisis akan dapat menunjukkan bahwa ripel tegangan AC yang ada pada DC mungkin merupakan salah satu factor penyebab beban lebih Q1.

Singkatnya, dalam menganalisis kerusakan pada regulator DC harus dipertimbangkan semua aspek rangkaian karakteristik Q1 dan Q2 untuk mencari penyebab kerusakan yang sering terjadi pada Q1.1.6.5 Analisis Sinyal

Metoda analisis sinyal dapat membantu dalam membuat analisis, bila sinyal yang anda amati dapat memberikan petunjuk tentang lokasi kerusakan. Metode ini biasanya memerlukan sebuah osiloskop memori, atau peralatan lain yang dapat menvisualisasikan sinyal.Contohnya ditemui pada pengujian perekam kaset video (VCR). Pada pesawat video rumah, mungkin akan sulit menentukan , bagian yang tidak benar kerjanya bila hasil rekaman tidak berwarna. Kemungkinan penyebabnya adalah: Transmisi dari studio yang rusak . Alat perekam yang rusak sehingga tidak dapat merekam gambar dengan sempurna. Ataukah kerusakan terletak pada penerima TV kita. Bila pesawat penerima TV bekerja dengan baik, maka dapat direkam sinyal tes dari masukan video perekam, dan menampilkannya bersama-sama dengan keluaran video perekam. Dapat dianalisa perbedaan sinyal masukan dan keluaran bila perekam itu sendiri bekerja dengan baik. Sinyal tes terekam akan dapat memberikan petunjuk seberapa jauh kerusakan VCR.

1.6.6 Analisis logika

Analisis logika terbatas untuk rangkaian digital dan dapat menangani analisis dari yang paling sederhana, pengujian bit-per-bit untuk Test-Word dan dengan menggunakan peralatan otomatis penganalisis logika. Metoda ini menggunakan sinyal digital satu dan nol, untuk menentukan fungsi logika yang mengalami kerusakan.

Gambar 15: a 8-Bit Shift Register & b. Output parallel dengan input parallel dan seri

Register 8 bit (Gambar a) ini data masukannya dapat dimasukkan secara seri maupun parallel. Keluarannya selalu paralel. Gambar b menunjukkan test word masukan dan hasilnya. Testword tersebut dapat dimasukkan secara seri atau paralel. Pada testword A LSB-nya nol, test-word A tampak benar, baik dimasukkan secara seri maupun paralel. Pada test-word B, yang mempunyai LSB 1, tampak ada kesalahan pada LSB keluarannya, bila data masukan dimasukkan secara paralel, tetapi akan benar bila data masukan dimasukkan secara seri. Test-word C yang semua terdiri dari logic 1, tampak benar keluarannya, bila data masukan dimasukkan secara seri, sedangkan bila data masukan dimasukkan secara paralel, maka data keluarannya akan tampak salah (lihat LSB-nya). Melalui analisis logika di atas, anda dapat mengatakan secara umum, bahwa kerusakan terjadi pada rangkaian gerbang masukan parallel, di bagian LSB. Sebuah logika nol yang salah dapat terjadi bila data dimasukkan ke register 8-bit. Jadi IC 8 bit register ini rusak bagian LSB, kalau bagian LSB ini merupakan IC sendiri mala dapat diganti bagian LSB saja.

1.6.7 Diagnosa rutin

Diagnosa rutin adalah bagian program tes-diri computer dan dapat dipanggil untuk membuat pemeriksaan secara cepat pada bagian system komputer. Harus diketahui bagian atau peripheral yang harus dites agar dapat dipilih diagnosa rutin yang tepat. Diagnosa rutin juga dapat mengetahui bagian dasar dari sistem komputer yang mengalami gangguan. Diagnosa rutin hanya dapat dibuat pada sistem yang minimum mempunyai sebuah mikroprosesor yang dapat diprogram.

1.6.8 Diagnosa dengan Program Komputer

Program diagnosa komputer digunakan untuk mengetest semua bagian komputer dan membantu menentukan hardware atau software yang rusak. Self-test program ini dapat digunakan hanya jika beberapa bagian essential pada computer seperti power supply, CPU, bus dan memories device (disc) yang memegang test program beroperasi secara benar.Semua komputer dilengkapi dengan sejumlah program. Beberapa diantaranya diperlukan dalam system dan disebut dengan operating system. Beberapa diantara system operasi berfungsi untuk pemelharaan, seperti mereset register, membersihkan memori sementara, dan melakukan track secara umum pada pengoperasian komputer.

Sekarang ini banyak dijumpai program komputer untuk mendiagnosa kerusakan, baik kerusakan program software maupun kerusakan fisik komputer dan komponen, misalnya program untuk memeriksa IC TTL, transisitor, printer dan lain-lain.

1.6.9 Pengujian Komponen Aktif

Pengujian yang akan dilakukan disini sebagian besar adalah pengujian saat ada tegangan kerja (pada suatu rangkaian), sehingga jika ada kerusakan pada suatu rangkaian, tidak tergesagesa melepas solderan suatu komponen tapi bisa dilakukan pengukuran terlebih dahulu untuk meyakinkannya.1.6.9.1 Dioda.

Tegangan maju dioda silicon, germanium, Schottky, tunel, dan zener harusnya tidak lebih dari 1,1V (dalam rangkaian). Tetapi bila lebih dari nilai tersebut menandai adanya dioda terbuka, yang harus dilepaskan, diuji, dan diganti.Jika suatu dioda mengalirkan arus tetapi drop tegangan dioda nol atau hanya beberapa milivolt, berarti dioda hubung singkat. Pindahkan, uji, dan ganti.Dioda penyearah yang hubung singkat dapat merusak dioda lain , kapasitor filter, dan trafo daya, maka harus dicek sebelum memberikan catu daya.

1.6.9.2 Transistor

Transistor yang menunjukkan tegangan maju basis-emitter lebih dari 1,1V (basis positif untuk NPN, basis negatif untuk PNP) mempunyai junction base-emitter yang terbuka dan harus diganti. Transistor yang telah melewati tahap pengetesan dapat diputuskan bahwa transistor tersebut dalam keadaaan baik. Cara pengetesannya sbb:

Gambar 16 : Pengujian TransistorHubung singkat antara basis ke emitter menyebabkan tegangan kolektor menjadi naik dan sama dengan VCC dan VRC turun ke nol, kecuali jika transistor dibiaskan secara normal pada cut off.

Gambar 17 : Pengujian Transistor

Jika beban kolektor mempunyai resistansi yang mendekati nol, arus turun pada resistor e miter. Hubung singkat antara B-E menyebabkan VRE turun, kecuali jika transistor dibiaskan secara normal pada cut off.

Gambar 18 : Pengujian Transistor

Jika dua transistor diparalel, kedua-duanya harus dioffkan untuk mengamati turunnya

VRC.

Gambar 19 : Pengujian Transistor

Jika transistor dihentikan pemberian bias-nya dan VC = VCC, resistor ditambahkan dari VCC ke basis untuk mengonkan transistor . Hitung R untuk memastikan bahwa IB< 1 mA untuk sinyal yang kecil dan IB< 100 mA untuk transistor daya. Penambahan RB menyebabkan VC turun.

Gambar 19 : Pengujian Transistor

Jika basis diatur secara langsung oleh transistor, maka diperlukan meng-off-kan Q1 sebelum Q2 dapat diuji oleh metoda ( a) atau ( d).

Gambar 20: Pengujian Transistor

Pada rangkaian transistor aktif, sinyal kolektor terbalik dari sinyal basis walau pun distorsi. Jika penurunan tegangan kolektor ketika tegangan basis naik, dan sebaliknya, pada dasarnya transistor berfungsi 1.6.9.3 Pengecekan dan Pengujian Rangkaian

1.6.9.3.1 Pengujian Kesinambungan

Sejumlah masalah dapat diketahui dengan pemeriksaan jalur PCB memiliki resistansi mendekati nol.

Gambar 21 : penguji OhmmeterOhmmeter dengan skala Rx1 dapat digunakan untuk ini. Dengan alat penguji yang dapat didengar seperti gambar diatas mata dapat terus mengawasi rangkaian. Gunakan penunjuk jarum untuk menembus lapisan oksida yang membentuk isolator, dan pastikan bahwa instrumen yang diuji sedang mati. Berikut adalah beberapa kemungkinan tempat-tempat untuk kerusakkan kesinambungan : Dua ujung kabel (konduktor atau konektor yang patah). Kaki IC dan jalur rangkaian pada PCB menjadikan koneksi yang tidak baik, terutama jika IC menggunakan soket. Dua ujung jalur yang panjang dan tipis pada PCB. Kontak saklar atau relay yang diam atau bergerak (kontak saklar yang bengkok, patah atau berkarat).Hubung Singkat dan Terbuka

Gambar (a) sampai (c) menunjukkan distribusi tegangan pada rangkaian seri di bawah keadaan normal, kondisi hubung singkat, dan terbuka Untuk mengetrace rangkaian seri yang hubung singkat atau terbuka, dengan osiloskop atau voltmeter dari ground ke A, gerakkan ke B, C, D, E, dan F. Tegangan yang mengedrop hingga menuju tegangan nol diamati pada titik F.Jika tidak ada drop tegangan melalui beberapa elemen hingga tegangan yang masuk didrop, mungkin ada suatu retakan di rangkaian, antara D dan E pada Gambar (c).

Gambar 22 : Grafik Untuk Menentukan Daya resistorGambar d: menunjukkan tegangan yang menghasilkan daya pada resistansi. Resistor yang ditemukan untuk mendissipasikan daya yang lebih, maka menjadi hubung singkat. Dissipasi resistor daya yang kurang dari nilai dayanya kemungkinan besar adalah rangkaian yang terbuka.

Jika satu atau lebih elemen memiliki te gangan yang kecil / nol , maka dicurigai hubung singkat, tapi tak berlaku untuk :

Elemen sekering, thermistor dan koil menunjukkan tegangan drop yang sangat kecil, karena mempunyai resistansi sangat rendah.

Resistor yang bernilai kecil akan me ngedrop tegangan yang kecil, tapi nilai pada range 100 biasanya diguna kan secara seri pada input dan output amplifier frekuensi tinggi untuk men cegah osilasi. Hal ini menunjukkan tidak ada tegangan drop pada frekuensi sinyal dan dc.Resistor decoupling catu daya (gambar 23) pada range 100 hingga 1K juga menunjukkan tidak adanya drop pada dc.

Gambar 23 : Tegangan Drop Pada frekuensi sinyal Resistor tertentu tidak ada tegangan di bawah kondisi sinyal tertentu tetapi menunjukkan tegangan di bawah kondisi yang lain. Misalnya: resistor emiter pada penguat daya komplementary-simetris atau penguat pushpull kelas B tidak ada drop, tapi akan mengedrop pada tegangan satu volt atau lebih pada sinyal penuh.

Gambar 24 : Penguat daya dan pushpull kelas B Schmitt trigger, one shot, dan flip-flop akan menunjukkan tidak ada drop yang melewati resistor kolektor ketika drop hamper sebesar VCC melewati yang lainnya.

Gambar 25 : schimitt trigger, one shot dan flip-fop

2. Multimeter Dasar

2.1 Ampermeter Ideal

Ampermeter ideal mempunyai dua sifat dasar, yaitu:

(1) hambatan dalamnya sama dengan nol,

(2) simpangan jarum benar-benar sebanding dengan arusnya.

Pembacaan arus yang diperoleh dari suatu ampermeter yang ideal adalah sempurna. Karena hambatan dalamnya nol, maka tidak akan menghambat arus yang mengalir dalam rangkaian bila dihubungkan. Lagi pula karena permukaan alat ukur ditandai secara sempurna, maka pembacaannya akan mencapai ketelitian 100 persen. Ampermeter ideal hanya merupakan wacana yang susah direalisaikan. Dalam kenyataannya pasti mempunyai hambatan, selain itu simpangan jarum ampermeter biasanya tidak berbanding secara tepat dengan besar arusnya. Dalam hal pembuatan ampermeter-ampermeter DC masih dapat dibuat mendekati sifat-sifat ampermeter ideal. Hambatan dalamnya dibuat serendah mungkin dan penyimpangan jarumnya hampir linier.Mikroampermeter sederhana dapat dikembangkan fungsinya sebagai AVO meter disebut Basic mater mempunyai tahanan dalam (Rm) tertentu yang dijadikan sebagai dasar pengembangan fungsi. Gambar di bawah ini merupakan mikroampermeter dengan arus skala penuh (Ifs ) sebesar 100 A. dapat dijadikan

sebagai Basic Meter

Gambar 26 :Basic Meter2.2 Mengubah Batas Ukur

Suatu ampermeter dengan arus skala penuh If s (I full scale) dapat diparalel dengan suatu hambatan agar dapat mengukur arus yang lebih besar dari pada arus skala

penuhnya. Gambar 27 mengilustrasikan suatu ampermeter shunt.

Gambar 27 : Ampermeter Shunt

2.3 Ampermeter AC

Mikroampermeter DC ini dapat dikembangkan menjadi ampermeter AC dengan menambahkkan komponen penyearah masukan yang fungsinya menyearahkan tegangan masukan AC menjadi DC. Meskipun tegangan masukan berupa tegangan AC tetapi tegangan maupun arus yang masuk meter berupa arus DC, sehingga proses pengukuran sama sebagaimana dijelaskan diatas. Sehingga ampermeter AC terbentuk atas ampermeter ideal, Rm, Rsh dan rangkaian penyearah, sebagaimana digambarkan pada gambar 28 di bawah ini.

Gambar 28 : rangkaian penyearah2.4 Kesalahan Pengukuran

2.4.1 Kesalahan Paralaks

Kesalahan paralaks adalah kesalahan yang disebabkan oleh manusia terutama berkaitan dengan pengamatan dan pembacaan pengukuran. Kesalahan tersebut antara lain :

(1) kesalahan pembacaan pada skala yang tidak benar

misal mengukur arus dibaca pada skala tegangan,

(2). posisi pembacaan sehingga posisi jarum tidak berimpit dengan bayanga jarum di cermin. Hasil pembacaan dapat kurang atau lebih dari harga sebenarnya tergantung posisi pembaca terhadap meter

Gambar 29 : Kesalahan paralaks2.4.2 Kesalahan Kalibrasi

terjadi dalam suatu ampermeter yang nyata adalah kesalahan kalibrasi. Timbulnya kesalahan ini karena permukaan meter (alat ukur) mungkin tidak ditandai secara cermat, atau dengan kata lain pembuatan tanda/skala yang tidak cermat. Tidak jarang ampermeter yang mempunyai tanda/skala pada permukaan yang tidak seragam bagian-bagiannya. Karena penyimpangan jarum tidak berbanding secara tepat dengan harga arusnya, maka penyimpangan tersebut biasanya menunjukkan harga arus yang kurang tepat. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan cara

memasang suatu ampermeter standar yang dihubungkan seri dengan ampermeter yang akan dikalibrasi, yang dilihat seperti berikut :

Gambar 30 : Pemasangan amperemeter secara seri dan pembacaanterbaca secara tepat harga arus sumber, sedangkan pada ampermeter kenyataan (yang akan dikalibrasi), yang mempunyai tanda/skala pada permukaan meter yang kurang tepat menghasilkan kesalahan pembacaan sedikit. Untuk mengatasai kesalahan ini, maka pada meter yang belum diberi skala (yang dikalibrasi), lantas diberi skala disesuaikan dengan skala dari ampermeter yang ideal (standar). Dalam beberapa kejadian, kapan saja suatu ampermeter dipakai, akan terjadinkesalahan kalibrasi

2.4.3 Kesalahan Pembebanan

Kesalahan lain yang ditemukan dalam pemakaian ampermeter adalah kesalahan yang disebabkan oleh adanya hambatan dari ampermeter tersebut. Pemasangan ampermeter pada cabang rangkaian, akan menambah hambatan. Penambahan hambatan menurunkan arus yang mengalir dalam rangkaian. Penurunan arus mungkin kecil sehingga dapat diabaikan atau mungkin agak besar, tergantung dari hubungan antara hambatan ampermeter dan hambatan dari rangkaian dalam pengetesan.

Gambar 31 : Kesalahan pembebanan2.5 Multimeter Elektronik Analog

2.5.1 Kelebihan Multimeter Elektronik

Dalam perkembangannya multimeter menggunakan komponen aktif elektronik yang

biasanya berfungsi sebagai penguat. Multimeter elektronik lebih disukai karena beberapa alasan yang menguntungkan :

1. Resistansi masukan multimeter elektronik lebih tinggi dan stabil disemua

cakupan pengukuran

2. Pada saat berfungsi sebagai pengukur arus resistansi multimeter elektronik cukup rendah sehingga dapat mencegah kesalahan ukur karena efek pembebanan.

3. Skala resistansi dari multimeter elektronik arah penyimpangan jarum sama seperti pada pengukuran tegangan atau arus sehingga tidak membingungkan.

4. Digunakan tegangan rendah sehingga memungkinkan untuk mengukur resistansi junction BJT tanpa merusakkan transistor.

Voltmeter elektronik dapat mencapai resistansi masukan dari 10 M? hingga 100 M? dan besar resistansi masukan ini sama untuk semua cakupan pengukuran. Bila dibandingkan dengan VOM besar resistansi masukan pada VOMberbeda untuk semua cakupan pengukuran tegangan. Pada cakupan pengukuran tegangan rendah resistansi masukan VOM cenderung rendah. Dalam kasus meter yang memiliki sensitivitas 20.000?/Volt pada cakupan 01 Volt besar resistansi masukan hanya (20.000?/V) (1V) = 20 K? Solid state EVM tidak dapat digunakan dalam tempat yang ada medan listrik atau elektronik yang kuat seperti medan yang dihasilkan oleh transformator flyback televisi, pemancar radio dan sebagainya. Medan akan cenderung memberi bias pada transistor atau IC yang digunakan dalam EVM, dalam tempat seperti ini tidak akan bekerja dengan baik, sedangkan VOM lebih tahan terhadap pengaruh yang demikian. Jenis-jenis multimeter elektronik yang banyak dijumpai dipasaran, antara lain ditunjukkan gambar di bawah ini

Gambar 32 : multimeter analog2.5.2 Konstruksi Multimeter Analog

Dasar multimeter elektronik analog dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian utama yaitu jaringan pengukuran, rangkaian penguat dan penggerak meter analog (seperti jenis PM-MC). Dalam kasus pengukuran arus dan tegangan jaringan kerja berupa pembagi tegangan yang membatasi tegangan yang diberikan pada penguat terutama berkaitan dengan pengaturan cakupan instrumen. Multimeter Philip type PM 2505 dalam gambar 2-26 memiliki skala penuh tegangan DC dan AC yang rendah sampai 100mV. Cakupan pengukuran arus DC, AC dari skala penuh 1uA sampai 10A. untuk cakupan pengukuran dari 100? sampai 30M? (FSD). Saklar pemilih fungsi memberi pilihan cakupan Volt Amper dan Ohm. Multimeter ini dirancang menggunakan penguat IC monolitik dengan penguat masukan berupa FET, sehingga tahanan input tinggi (10 20M?), sehingga dapat mengurangi kemungkinan kesalahan ukur yang disebabkan oleh pembebanan rangkaian yang di uji.

2.5.3 Multimeter Elektronik Fungsi Tegangan DC

Voltmeter elektronik menggunakan penggerak meter analog yang dikendalikan oleh suatu rangkaian elektronik seimbang seperti ditunjukkan pada gambar 33 di bawah ini.

Gambar 33 : Rangkaian Voltmeter DC analog

Rangkaian penguat beda terdiri transistor Q2 dan Q1 membentuk rangkaian jembatan seimbang, untuk keseimbangan ini dilengkapi dengan R variabel serta dilengkapi Q3 menggantikan RE dengan kelebihan kemampuan mencapai CMRR (Common Mode Rjection Ratio) yang tinggi. Penguat depan menggunakan JFET Q1 dalam konfigurasi rangkaian source follower berfungsi sebagai transformasi impedansi antara masukan dan base dari transistor Q2 sumber arus konstan. Kelebihan penguat depan FET kemampuannya dalam mencapai impedansi masukan yang tinggi. Bila tegangan tidak diketahui Vs nol, I2 = I3, VE2 = VE, sehingga tidak ada arus mengalir pada penggerak meter sehingga Im = 0 Pada kondisi ini tegangan bias Q3 mendapat bias dan bias transistor Q2 merupakan fungsi dari beda tegangan pada Rs. Bila masukan diberi tegangan positip Vs, bias pada Q2 bertambah sehingga VE2 bertambah sehingga tegangan VE2 lebih besar dari pada VE3 dan mengalir arus Im sehingga jarum menyimpang sebanding dengan besarnya Vs. Pada fungsi pengukuran tegangan AC menggunakan attenuator kompensasi karena attenuator menggunakan resitor presisi kebanyakan berupa sejenis wire wound. Resistor yang demikian memiliki induktansi yang signifikan, pengaruh induktansi di seimbangkan dengan pemasangan kapasitor parallel

2.5.4 Multimeter Analog Fungsi Tegangan AC

Rangkaian dasar voltmeter elektronik seperti di atas hanya digunakan untuk tegangan DC. Untuk memenuhi kebutuhan pengukuran tegangan AC beberapa bagian harus ditambahkan pengubah tegangan AC ke DC.

Gambar 33 : Rangkaian AC to DC2.5.5 Multimeter Elektronik Fungsi Ohm

Jika arus konstan mengalir pada R yang tidak diketahui, nilai tegangan drop pada R akan memberikan data yang tidak diperlukan untuk dihitung nilai resistansinya dengan persamaan RX = V/I sesuai dengan rangkaian ohmmeter elektronik dapat dibentuk seperti dalam gambar 2-33. arus keluaran dari sumber arus konstan dan besarnya penguat tegangan dari penguat DC diatur dengan saklar pemilih sehingga dapat mengakomodasi pengukuran resistansi skala penuh dari milli ohm hingga mega ohm. Ohmmeter menggunakan baterai 1,5V atau lebih akan memberi bias maju dioda bila instrument digunakan dalam rangkaian solid state, mengingat rangkaian 34 menggunakan level tegangan rendah tidak mampu memberi bias maju dioda. Bila demikian ohmmeter elektronik menjadi pilihan untuk digunakan menguji komponen yang membutuhkan tegangan bias seperti dioda, transistor. Beberapa Voltmeter elektronik yang diproduksi meliputi skala Ohmmeter daya tinggi sehingga dapat digunakan untuk pengetesan dioda dan transistor.

Gambar 34 : Ohmmeter dengan bias maju2.5.6 Langkah Keselamatan Alat

Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai tindak pencegahan terjadinya kecelakaan yang dapat merusakkan meter dan kesalahan hasil pengukuran.

1. Jangan menggunakan tester untuk pengukuran rangkaian listrik yang mempunyai kapasitas besar. Isikan sekering dalam tester 250V untuk mencegah terjadinya masalah - masalah pengukuran yang membahayakan keselamatan karena kesalahan pengaturan range.

2. Yakinkan sekarang yang digunakan mempunyai spesifikasi (0,5A/250V ukuran 5.2 x 20 mm) Jangan pernah mengganti ataupun menghubung singkat.

3. Jangan pernah menyentuh kaki tester selama pengukuran

4. Jangan pernah operasikan tester dalam keadaan tangan basah, menempatkan meter pada tempat kelembaban tinggi atau sangat lembab.

5. Yakinkan bahwa lapisan dan kawat colok meter (lead tester ) tidak berbahaya karena konduktornya terbuka jika colok meter berbahaya atau terbuka meter jangan digunakan.

6. Terdapat bahaya (electrical shock) kejutan listrik terutama bila digunakan untuk pengukuran tegangan di atas 60 V DC atau 25 Vrms AC.

7. Jangan melakukan pengukuran dengan case dibelakang atau menindihkan tutup meter

8. Setiapkali melakukan pengukuran yakinkan cakupan pengukuran tepat. Pengukuran dengan pengaturan cakupan salah atau melebihi cakupan pengukuran sebenarnya adalah berbahaya.

9. Jaga jangan sampai beban lebih terutama pada saat mengukur tegangan atau arus yang mengandung sederetan pulsa. Instrumen ini merupakan multimeter portabel dirancang untuk pengukuran rangkaian arus lemah.

2.5.7 Panel Depan dan Fungsi Multimeter

Pada panel depan meter mempunyai beberapa komponen yang berfungsi sebagai pengatur. Pengaturan dilakukan untuk mendapatkan fungsi yang sesuai serta hasil pengukuran yang optimal akurat. Disamping sebagai komponen pengatur juga terdapat beberapa informasi penting berkaitan dengan parameter alat ukur seperti sensitivitas meter, cara pemasangan meter yang sesuai, besaran-besaran yang dapat diukur. Untuk meter Sanwa YX-360TRe mempunyai tombol - tombol pengaturan sebagai berikut.

Gambar 35 : Jarum penunjuk meter

Gambar 36 : Skala

Gambar 37 : Zero Adjust Screw

Gambar 39 : Lubang Kutub (VA ohm terminal)

Gambar 40 : Lubang Kutub (Common terminal)2.5.8 Pengukuran Tegangan

2.5.8.1 Pengukuran Tegangan DC

1. Atur knob pemilih cakupan pada cakupan yang tepat.

2. Gunakan colok hitam pada tegangan negatip dari rangkaian yang

diukur dan colok merah pada tegangan positip

3. Baca gerakan penunjuk tegangan dan skala DCV A.

4.Bila penunjukan kecil tak terbaca, cek kembali apakah rangkaian sudah benar.

5. Bila rangkaian sudah yakin benar, pindahkan pelan-pelan knob pemilih cakupan hingga penunjuk berada pada posisi yang mudah dibaca.

6. Hindari pengawatan pengukuran tegangan DC yang salah seperti gambar di bawah.

2.5.8.2 Pengukuran Tegangan AC

1. Pindahkan knob pemilih cakupan pada cakupan AC V yang tepat

2. Pasangkan colok meter pada rangkaian yang diukur secara paralel.3. Baca gerakan jarum penunjuk dengan skala V dan A (gunakan batas ukur 250 V AC pada pengukuran sumber tegangan AC dari PLN).

4. Karena instrumen ini bekerja pada sistem nilai pengukuran rangkaian tegangan AC gelombang sinus, maka biladigunakan pada bentuk gelombang AC lainnya mungkin terjadi kesalahan. Baca hasil pengukuran dibaca pada skala AC V

2.5.8.3 Kalibrasi Voltmeter

Kalibrasi diperlukan untuk melihat tingkat ketelitian meter dibandingkan dengan meter standar jika dimungkinkan atau meter yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi yang sudah diketahui. Karena kalibrasi dengan meter standar mahal maka mengkalibrasikan meter tidak perlu semua meter dikalbrasikan pada lembaga yang berkompeten. Kalibrasi dapat dilakukan sendiri dengan membandingkan tingkat ketelitiannya dengan meter yang telah dikalibrasi. Prosedur kalibrasi dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini.

1. Pilih meter standar dengan tingkat ketelitian 0,1 % sampai 0,5 %.

2. Rangkaian kalibrasi tegangan disusun seperti gambar di bawah ini.

3. Batas ukur meter ditetapkan misal pada batas ukur 10 Volt

4. Sumber tegangan diatur pada 10 Volt.

5. Membuat tabel pengamatan

6. Tegangan sumber divariasi sepanjang harga dari 0 sampai 10 Volt misal dengan jangkah pengaturan 2 Volt.

2.5.8.4 Pengukuran Arus DC

1. Pemasangan meter seri terhadap beban yang akan di ukur arusnya.

2Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.

3.Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan baik bila posisi jarum lebih besar dari 60% skala penuh meter.

4. Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.

5. Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga Pada posisi yang mudah dibaca.

6. Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan jarum penunjuk.

2.5.8.9 Kalibrasi Arus

Kalibrasi diperlukan untuk melihat tingkat ketelitian meter dibandingkan dengan meter standar jika dimungkinkan atau meter yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi yang sudah diketahui. Karena kalibrasi dengan meter standar mahal maka mengkalibrasikan meter tidak perlu semua meter dikalibrasikan Diputar pada nilai lebih kecil pada lembaga yang berkompeten. Kalibrasi dapat dilakukan sendiri dengan membandingkan tingkat ketelitiannya dengan meter yang telah dikalibrasi. Prosedur kalibrasi dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini.

1. Pilih meter standar dengan tingkat ketelitian 0,1 % sampai 0,5 %. Misal meter standar yang digunakanmempunyai kelas kesalahan 0,5%.

2. Rangkaian kalibrasi arus disusun seperti gambar di bawah ini

3. Batas ukur meter ditetapkan misal pada batas ukur 250 mA untuk yang dikalibrasi dan 250 mA meter standar.

4. Sumber tegangan diatur pada arus maks 250 mA

.

5. Membuat tabel pengamatan

6. Tegangan sumber divariasi sepanjang harga dari 0 sampai 250 mA misal dengan jangkah pengaturan 25 mA

7. Melakukan pengaturan tegangan sumber dan mencatat penunjukkan pada kedua meter hasil pengamatan misal dalam tabel di bawah ini.

2.5.9 Pengukuran Tahanan

1. Jangan mengukur resistansi rangkaian yang ada tegangannya.

2. Putar knob pemilih cakupan pada cakupan ? yang tepat. Secara rangkaian pemilihan cakupan skala pengukuran atau pengali sebenarnya adalah memilih resistansi shunt sebagaimana pada penambahan batas ukur ampermeter. Pemindahan tersebut ditunjukkan gambar di bawah ini.

3. Hubung singkat kaki meter merah dan hitam dan putar pengatur nol ohm, sehingga penunjuk lurus pada 0 ?. ( jika penunjuk gagal berayun ke nol ? meskipun pengatur penunjuk nol ohm sudah diputar penuh searah jarum jam, gantilah baterai yang berada di dalam meter dengan baterai yang baru).

4. Tempatkan kaki meter pada resistansi yang diukur.

5. Baca jarum penunjuk pada skala Jika akan menganti posisi cakupan x10, maka sebelum mengukur hambatan harus mengkalibrasi ulang dengan menghubung singkat colok meter, baru dilakukan pengukuran yang dikehendaki .

2.5.9.1 Pengukuran Arus Bocor (ICEO) transistor

a. Pertama lakukan kalibrasi ohmeter dengan menghubung kedua colok meter dan mengatur posisi jarum ke 0 ? dengan menset knob pemilih cakupan pada cakupan yang tepat dari 1X sampai dengan X1k.

b. Untuk transistor NPN tempatkan colok berwarna hitam pada kolektor dan colok meter merah pada kaki emitor untuk transistor PNP sebaliknya.

c. Arus bocor dibaca pada skala ICEO yang diindikasikan skala (dalam satuan A, mA)

2.5.9.2 Pengukuran Dioda ( termasuk LED)

1. Atur 0 ? dengan mengatur knob pemilih range, pada cakupan yang tepat dari x1 sampai dengan x 100 K (1,5 A).

2. Tempatkan colok meter hitam pada kaki Anoda dan colok meter merah ke katoda pada saat pengukuran IF (arus bias maju).

3. Pasangkan colok hitam meter ke kaki katoda dan colok merah meter ke kaki-kaki anoda pada mengukur IR (arus reverse).

4. Baca harga nilai penunjukan meter dengan skala L1

5. Nilai yang ditunjukkan pada skala LV selama pengukuran dioda bias tegangan maju.

2.5.9.3 Pengukuran Kapasitor

Pengukuran kapasitor dengan multimeter dilakukan dengan prosedur sebagai di bawah ini.

1 Atur knob pemilih cakupan pada C(F).

2 Kapasitansi diukur dengan menyentuhkan colok meter pada kaki kapasitor yang diukur setelah pengaturan nol ? selanjutnya dilakukan seperti pada pengukuran resistansi.

3 Jarum akan bergerak ke skala penuh karena mendapatkan muatan dari arus meter. Oleh karena itu jarum akan bergerak naik (arah panah hijau), kemudian kembali menuju nol (arah panah biru). Nilai kapasitor dibaca pada saat jarum menunjuk harga maksimum pada skala C(F).

2.5.9.4 Pengetesan Komponen

Meter elektronik yang diproduksi dengan skala Ohmmeter daya tinggi dapat digunakan untuk pengetesan dioda, transistor dan SCR daya rendah.

2.5.9.5 Pengetesan Dioda

melihat konisi baik tidaknya dan atau untuk menentukan kaki elektroda dioda dengan benar. Pengetesan dioda dilakukan dengan prosedur sebagai berikut

.

1. Tandai kutub positip baterai meter adakalanya polaritas baterai tidak sama dengan polaritas colok meter. Termasuk di dlamnya meter dalam pembahasan ini.

2. Melakukan kalibrasi ohmmeter dengan menghubung singkat kedua colok meter, jarum penunjuk ditepatkan pada nol melalui knob pengenolan jarum meter.

3. Setelah mengetahui baterai positip pada colok hitam meter dan polaritas negatip colok merah meter, polaritas baterai positip dihubungkan dengan anoda sedangkan polaritas negatip pada katoda dioda. Dioda kondisi baik jika jarum menyimpang menuju nol.

4. Jika semula tidak mengetahui elektroda dioda maka pada saat hubungan seperti tersebut di atas maka elektroda anoda adalah yang terhubung polaritas positip baterai (colok meter hitam) dan elektroda katoda yang terhubung colok meter merah.

5. Hubungan dibalik untuk menguji bias balik dioda anoda yang semula mendapat positip baterai dihubungkan dengan polaritas negatip katoda sebaliknya. Dioda dikatakan baik jika jarum meter tidak menyimpang.

2.5.9.6 Pengetesan Transistor

Pengetesan transistor dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Knob pemilh cakupan pengukuran pada posisi ohm X1 atau X100

2. Kalibrasi ohmmeter dengan menghubungsingkat kedua colok meter, knob pengenolan meter diatur untuk mendapatkan pembacaan tepat nol.

3. Pengetesan transistor NPN basis dihubungkan dengan colok hitam (+ baterai) dan emitor colok meter merah (- baterai). 4. Transistor dalam kondisi baik jika jarum meter menyimpang menuju nol.

5. Colok meter merah dipindahkan dari emitor ke kolektor, transistor dalam kondisi baik jika jarum meter bergerak menuju nol.

6. Colok meter hitam dipindahkan dari basis diganti dengan colok meter merah, colok meter hitam dihubungkan dengan emitor. Transistor dalam kondisi baik jika jarum penunjuk tidak bergerak.

7. Colok meter hitam dipindahkan dari emitor ke kolektor, transistor dalam kondisi baik jika meter tidak bergerak.

2.5.9.7 Pengetesan SCR

Silicon Controlled Rectifier atau lebih dikenal dengan SCR daya rendah dapat diukur dengan menggunakan ohmmeter daya tinggi. Pengetesan dilakukan dengan prosedur di bawah ini.

1 Tempelkan colok meter hitam (+baterai) dengan gate dan anoda sekaligus, sedangkan colok meter ,merah dihubungkan dengan katoda. SCR dalam kondisi baik jika jarum meter bergerak menuju nol. Jika tidak maka sebaliknya.

2 Lepaskan gate dari colok meter hitam sedang hubungan dengan anoda dipertahankan, SCR kondisi baik jika jarum tetap pada posisi menunjuk di angka nol. Jika tidak maka sebaliknya.

3 Jika semula tidak mengetahui elektroda SCR, dapat ditemukan dengan menandai kaki yang dilepas jarum tetap posisi menunjuk nol adalah elektroda gate. Sedangkan elektroda yang mendapatkan colok meter hitam (+baterai) anoda dan yang mendapat colok merah (- baterai) adalah katoda.

4 Berdasarkan pengetesan tersebut dperoleh kesimpulan untuk SCR type FIR 3D mempunyai urutan elektroda katoda (K), anoda (A) dan gate

2.6 Multimeter Elektronik Digital

Multimeter digital (Digital Multi Meter) tipikal ditunjukkan dalam gambar di bawah ini, memperagakan hasil pengukuran berupa angka diskrit ini lebih baik dari pada penunjukan simpangan jarum pada skala sebagaimana yang digunakan pada instrument analog. DMM bertambah popular karena harga instrument menjadi kompetitif. Keunggulan disbanding meter analog hasil pengukuran terbaca langsung mengurangi kesalahan manusia, kesalahan paralaks dan pengukuran lebih cepat. Pengembangan selanjutnya adanya otomasi cakupan pengukuran dan polaritas sehingga dapat mengurangi kesalahan pengukuran dan lebih jauh lagi tidak ada kemungkinan kerusakan meter yang disebabkan oleh adanya beban lebih atau terbalik polaritasnya. Dalam beberapa kasus disediakan hard copy hasil pengukuran dalam bentuk kartu atau pita berlubang. Digital multimeter sampai sekarang masih terbatas dalam parameter non linier tidak dapat diukur. Lebih jauh lagi keakuratan sekarang ini tidak sebanding dengan harganya.

2.6.1 Bagian-bagian Multimeter Digital

Bagian ini terdiri pencacah 3 digit, memory, decoder dan piranti peraga. Bagian ini

memiliki input, count, transfer dan reset. Dari bagian pencacah juga memberikan keluaran untuk mengontrol fungsi pengukuran analog.

Control Logic

Bagian ini berfungsi membangkitkan pulse yang diperlukan oleh rangkaian untuk perputaran masukan, dihitung dan mengontrol fungsi pencacah.

Master Clock

Rangkaian ini terdiri Kristal osilator, pembagi frekuensi untuk pewaktuan semua pengukuran.

Pembentuk gelombang masukan (Input Wave Shaper)

Rangkaian ini difungsikan selama pengukuran frekuensi, perioda mengubah sinyal masukan ke dalam bentuk yang tepat untuk dihubungkan ke rangkaian logic.

Time Control

Fungsi bagian ini digunakan untuk memulai dan menghentikan pencacah pada saat pengukuran.

Voltmeter dan Pengubah Analog ke Digital

Bagian ini berisi rangkaian impedansi masukan yang tinggi, penyearah, pengubah tegangan ke waktu dual-ramp digunakan untuk pengukuran tegangan dan resistansi. Prinsip perubahan tegangan analog ke digital dijelaskan di bawah ini.

2.6.2 Spesifikasi Digital Multimeter

1. ResolusiMeter Digital

Banyaknya posisi digital yang dipakai pada suatu meter digital menentukan nilai resolusi. Jadi display 3 digit pada volt meter digital (DVM) untuk cakupan 0 1 V, akan mudah menunjukkan nilai dari 0 sampai 999 mV, dengan kenaikan atau resolusi terkecil sebesar 1 mV. Dalam praktek digit ke 4 biasanya tepat menunjuk hanya 0 atau 1, yang ditempatkan pada kiri atau digit aktif. Ini mengijinkan kira-kira 999 sampai 1999 overlap secara bebas. Dan ini disebut over ranging. Type display demikian disebut sebagai display 3 digit Resolusi suatu meter digital, bagaimanapun ditentukan oleh banyaknya digit yang aktif penuh. Jika n = banyaknya digit penuh (perubahan 0-9) resolusinya sebesar n 101 Maka suatu display 4 digit mempunyai sebuah resolusi sebesar 4101 atau 0,0001 atau 0,01 persen. Resolusi ini juga dianggap sebagai satu bagian dalam 10.000.

2. Sensitivitas Meter Digital

Sensitivitas adalah perubahan terkecil dari suatu input meter digital yang mudah dilihat. Dengan demikian sensitivitas merupakan tegangan terendah dari skala penuh dikalikan oleh resolusi alat ukur (meter). Sensitivitas s = (f.s)min x R. Dimana (f.s)min = nilai terendah dari skala penuh alat ukur dan R = Resolusi yang ditulis sebagai desimal.

3. Spesifikasi Akurasi Meter Digital

Akurasi biasanya dinyatakan sebagai persentase dari pembacaan ditambah persentase dari skala penuh bagian persentase dari skala penuh sering diberikan dalam bentuk digit. Apabila bekerjadigit ditunjukkan pada signifikasi digit terkecil (LSD).

2.6.3 Pengukuran Frekuensi

Sinyal yang akan diukur frekuensinya kita hubungkan ke rangkaian input wave shaper , dalam bagian ini sinyal diperkuat atau dibatasi tergantung besarnya amplitude sinyal masukan. Kemudian sinyal diubah ke dalam bentuk (A) gelombang kotak dengan tegangan 5 Vp-p. Frekuensi mater clock (B) mempunyai perioda yang sama dengan durasi perhitungan yang dipilih. Misalnya jika durasi penguuran dipilih 10 ms, dipilih frekuensi 100Hz. Gerbang penghitung akan terbuka untuk waktu benar, frekuensi clock dibagi dua (C) sebelum diterapkan ke gerbang penghitung dan juga untuk mengontrol rangkaian pembangkit pulsa untuk membangkitkan komando store atau reset. Asumsikan bahwa pencacah telah diatur nol, urutan operasinya sebagai berikut Gerbang pencacah dilumpuhkan untuk satu perioda clock dengan keluaran dibagi dua. Shaped input waveform dihubungkan ke pencacah sehingga menghitung junlah siklus selama satu perioda clock. Pada akhir perioda sinyal pewaktu berada pada ujung menuju negatip ( C) menyebabkan generator pulsa membangkitkan dua pulsa berturut turut. Pulsa pertama mengkomando (E) pencacah untuk menyimpan dan memperagaan keadaan bagian

penghitung. Pulsa kedua (F)

mereset bagian penghitung sehingga keadaan nol untuk operasi pada siklus berikutnya.Proses ini akan restart bila sinyal pewaktu ( C) kembali berayun ke positip. Dengan demikian maka peraga hasil hitungan akan selalu diupdate sengan frekuensi masukan yang konstan dihasilkan pembacaan yang stabil.

Gambar 41 : Pencacah Pada Multimeter Digital

Gambar 42 : Sinyal Tampilan2.6.4 Pengukuran Perioda dan Interval Waktu

Perbedaan besar antara pengukuran perioda dan frekuensi adalah penempatan clock generator dan input wave shaper berlawanan seperti ditunjukkan pada gambar. Sebagai pengganti jumlah siklus selama satu perioda clock, jumlah pulsa clock selama satu siklus masukan yang diberikan. Sebagaimana pengukuran frekuensi , bentuk gelombang masukan diubah dalam bentuk gelombang kotak (A) oleh input wave shaper. Deretan gelombang kotak ini dibagi dua ( B) dan diumpankan pada gerbang penghitung dan ke pulse generator. Keluaran clock generator juga diberikan ke gerbang penghitung sehingga pada saat terhalangi masukan, pulsa clock (C) diumpankan ke pencacah. Fungsi store, display dan reset sama seperti pada pengukuran frekuensi. Perioda pengukuran difasilitasi untuk frekuensi rendah dimana penghitungan menjadi tidak akurat. Misal frekuensi 5Hz diukur dengan perioda perhitungan 1 s hanya dapat diukur dengan ketelitian 1 siklus atau 20%. Dengan mengukur perioda 200 ms ketelitian dapat ditingkatkan. Dalam kenyataannya keakuratan dapat diberikan lebih baik dari pada 0,1% tanpa noise pada bentuk gelombang yang diukur. Perbedaan antara fungsi pengukuran perioda dan waktu adalah perioda diukur secara kontinyu pada sepanjang siklus, sedangkan waktu diukur sebagai interval antara dua impulse yang diberikan secara terpisah.

Gambar 43 : Peraga Pengkur Periode dan Interval Waktu

Gambar 44 : Gambar sinyal Peraga Pengkur Periode dan Interval Waktu

2.6.5 Kapasitansimeter

Jika arus I dan tegangan V konstan mempunyai hubungan C = (I t /V), juga kapasitansi C = kt, k adalah konstanta dan t waktu. Hubungan sederhana ini memberikan gambaran kemungkinan mengukur kapasitansi dengan membuat katerkaitan antara waktu drop tegangan pada kapasitor, diberi muatan dengan sumber arus konstan, mencapai level tegangan yang telah ditentukan.Implementasi metode ini diilustrasikan pada gambar.

Gambar 43 : Peraga Kapasistansi meter1. Pengukuran Tegangan DC Selektor ditempatkan pada posisi tegangan DC Colok colok merah pada meter positip dan colok hitam pada polaritas negatip.

Cakupan batas ukur dipilih tertinggi bila pembatas cakupan tidak otomatis.

Setelah yakin semua benar power meter di onkan.

2. Pengukuran Tegangan AC Selektor di tempatkan pada posisi tegangan AC.

Cakupan batas ukur dipilih pada posisi terbesar jika pembatas cakupan tidak otomatis.

Colok merah ditempatkan pada polaritas positip dan hitam pada negatip.

Bila sudah yakin benar, baru power di onkan.

Satuan diperhatikan agar tidak salah dalam membuat data pengukuran

3. Pengukuran Ohmmeter Selektor di tempatkan pada posisi Ohmmeter.

Colok merah ditempatkan pada polaritas positip dan hitam pada negatip.

Bila sudah yakin benar, baru power di onkan.

Satuan diperhatikan agar tidak salah dalam membuat data pengukuran.

2.7 LCR meter model 740

LCR meter model 740 sistem jembatan dirancang untuk mengukur resistansi (R), kapasitansi (C) dan induktansi (L) dalam rangkaian pengukuran yang luas. Meter dilengkapi baterai didalamnya sebagai sumber tegangan DC untuk pengukuran R,

sedangkan untuk pengukuran C dan L menggunakan osilator frekuensi 1 KHz dan system pendeteksi nol. Peraga hasil pengukuran menggunakan tiga digit. Koneksi masukan menggunakan sumber tegangan DC eksternal dan AC (950 Hz40 KHz) dan adaptor AC.

2.7.1 Spesifikasi LCR meter

Dalam pemilihan meter spesifikasi menjadi pertimbangan yang penting. Keputusan pilihan tergantung pada karakter mana yang lebih diperlukan, disesuaikan dengan tujuan pengukuran. Misal pemilihan meter untuk penelitian laboratorium tentu saja menggunakan pertimbangan yang berbeda dengan meter yang digunakan dibengkel. Meter dilaboratorium harus memenuhi kriteria peralatan laboratorium dimana akurasi sangat diperlukan harga mahal sedangkan untuk meter bengkel hanya sebagai indikasi sehingga akurasi bukan hal yang penting, harga murah.

Pengukuran Resistansi

Pengukuran Kapasitansi

Pengukuran Induktasi

Pengukuran Faktor Disipasi dan Kualitas

3.PENGUJI TAHANAN ISOLASI

Tananan isolasi merupakan hal yang harus diperhatikan saat memasang instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup. Demikian pula tahanan pentanahan juga harus diperhatikan. Kedua hal tersebut oleh konsumen sering diabaikan sehingga sering berakibat fatal bagi penggunanya. Oleh karena itu cara-cara pengukurannya perlu diketahui.

Pelepasan muatan elektrostatik merupakan masalah utama pada kebanyakan tempat kerja yang menggunakan teknologi mikro elektronik, sebagai contoh Microchips. Pelepasan muatan elektrostatik juga sangat berbahaya untuk beberapa cabang industri, sebagai contoh industri telekomunikasi, industri plastik dan industry pembuatan bahan peledak.

Pengisian muatan listrik lebih dari 10.000 V dapat membahayakan manusia, bahan dan peralatan. Elektrostatik field meter digunakan untuk pengukuran pengisian muatan listrik pada suatu obyek secara non kontak. Alat ini mengukur medan elektrostatik dari suatu obyek dalam satuan Volt, dan banyak digunakan dalam industri kontrol statik.3.1 Pengujian Tahanan Isolasi

Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah (ground). Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar pengendalian keselamatan. Secara prinsip penguji tahanan isolasi adalah dua kumparan V dan C yang ditempatkan secara menyilang gambar 5 -1. Kumparan Vbesarnya arus yang mengalir adalah E/Rp dan kumparan C besarnya arus yang mengalir adalah E/Rx. Rx adalah tahanan yang akan diukur. Jarum akan bergerak disebabkan oleh perbandingan dari kedua arus, yaitu sebanding dengan Rp/Rx atau berbanding terbalik terhadap tahanan yang akan diukur.

Gambar 44 : Prinsip penguji tahanan isolasiVariasi tegangan tidak akan berpengaruh banyak terhadap harga pembacaan, karena hasilnya tidak ditentukan dari sumber tegangan arus searah. Sumber tegangan arus searah adalah sumber tegangan tinggi, yang dihasilkan dari pembangkit yang diputar dengan tangan. Umumnya tegangannya adalah 100, 250, 500, 1000 atau 2000 V. Sedangkan daerah pengukuran yang efektif adalah 0,02 sampai 20 MO dan 5 sampai 5.000 MO.

Tetapi sekarang pengujian tahanan isolasi menggunakan sumber tegangan tinggi dari tegangan tetap sebesar 100 sampai 1.000 V yang didapat dari baterai sebesar 8 sampai 12 V dan disebut alat pengujian tahanan isolasi dengan baterai. Alat ini membangkitkan tegangan tinggi lebih stabil dibanding dengan yang menggunakan generatar diputar dengan tangan.

Gambar 45 : bagian bagian alat ukur penguji tahanan isolasi

Seperti ditunjukkan pada gambar 45, alat ukur penguji tahanan isolasi bagian-bagian externalnya dijelaskan sebagai berikut :

1. Jarum penunjuk

2. Kaca, difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam pembacaan.

3. Skala

4. Check baterai

5. Tombol pengaktif meter

6. Lubang line untuk colok oranye dan lubang earth untuk colok hitam

7. Probe meter dengan penjepit

8. Probe meter runcing, juga sebagai pencolok pengecekan beterai.3.2 Pengukuran Tahanan Isolasi

Pengukuran tahanan isolasi untuk perlengkapan listrik menggunakan pengujian tahanan isolasi, yang mana pengoperasiannya pada waktu perlengkapan rangkaian listrik tidak bekerja atau tidak dialiri arus listrik. Secara umum bahan isolasi yang digunakan sebagai pelindung dalam saluran listrik atau sebagai pengisolir bagian satu dengan bagian lainnya harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan. Harga tahanan isolasi antara dua saluran kawat pada peralatan listrik ditetapkan paling sedikit adalah 1000 x harga tegangan kerjanya. Misal tegangan yang digunakan adalah 220 V, maka besarnya tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220 = 220.000 O atau 220 KO.

Ini berarti arus yang diizinkan di dalam tahanan isolasi 1 mA/V. Apabila hasil pengukuran nilai lebih rendah dari syarat minimum yang sudah ditentukan, maka saluran/kawat tersebut kurang baik dan tidak dibenarkan kalau digunakan. Waktu melakukan pengukuran tahanan isolasi gunakan tegangan arus searah sebesar 100 V atau lebih, ini disebabkan untuk mengalirkan arus yang cukup besar dalam tahanan isolasi.

Di samping untuk menentukan besarnya tahanan isolasi, nilai tegangan ukur yang tinggi juga untuk menentukan kekuatan bahan isolasi dari saluran yang akan digunakan. Walaupun bahanbahan isolasi yang digunakan cukup baik dan mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, tetapi masih ada tempat-tempat yang lemah lapisan isolasinya, maka perlu dilakukan pengukuran.

3.3 Prosedur Pengujian Tahanan Isolasi

Sebelum menggunakan alat pengujian tahanan isolasi perlu dilakukan langkah sebagai berikut :

1. Melakukan pengecekan kondisi batere meter dengan menghubungkan colok oranye ke line dan B check (gambar 46). Baterai masih dalam kondisi baik, jika jarum menunjuk pada tanda huruf B di peraga meter (gambar 47)

Gambar 46 dan 47 : pengecheckan kondisi batere

2. Meter siap digunakan, dengan menghubungkan colok oranye ke lubang

line dan colok hitam ke lubang earth (gambar 48).

Gambar 48 dan 49 : Peraga Pengkur Periode dan Interval Waktu

3. Yakinkan bahwa kawat yang akan diukur tahanan isolasinya tidak terhubung dengan sumber tegangan (tidak berarus)4. Hubungkan colok oranye dan colok hitam dengan ujung-ujung kawat yang akan diukur tahanan isolasinya, tekan tombol pengaktif meter dan baca penunjukkan jarum (gambar 49).3.4 Pengujian Tahanan Isolasi Pada Instalasi Listrik

Jika kawat listrik terdiri dari dua kawat saluran misal kawat fasa dan kawat nol N, maka tahanan isolasinya adalah :

(1) antara kawat fasa dengan kawat nol N,

(2) antara kawat fasa dengan tanah G,

(3) antara kawat nol N dengan tanah G.

Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa dan nol N, hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus semua alat pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut.

Contoh : lampu-lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus seperti : kontak, penyambungpenyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus ditutup.

Di samping digunakan untuk mengetahui keadaan tahanan isolasi, juga untuk mengetahui kebenaran sambungan yang ada pada instalasi. Jika terjadi sambungan yang salah atau hubung singkat dapat segera diketahui dan diperbaiki. Gambar 5 - 8 di bawah mencontohkan pengukuran tahanan isolasi pada instalasi listrik bangunan baru.

3.5 PEMBANGKIT SIN