Penjelasan Teknis Pelaksanaan Pengujian

download Penjelasan Teknis Pelaksanaan Pengujian

of 29

Transcript of Penjelasan Teknis Pelaksanaan Pengujian

PENJELASAN TEKNIS PELAKSANAAN PENGUJIAN

PENJELASAN TEKNIS PELAKSANAAN PENGUJIANNarasumber AhliTAHAPAN PELAKSANAAN PENGUJIAN1. PENCARIAN TANAMAN Dari 3 tempat tumbuh berbeda, bahan segar setara dg minimal 1 kg simplisia kering untuk setiap daerah2. DETERMINASI TANAMAN Identifikasi/determinasi tumbuhan obat diajukan oleh Penyedia pada Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan lembaga perguruan tinggi yang memiliki kompetensi dalam identifikasi/determinasi tumbuhan (Herbarium di Universitas Andalas, Institut Teknologi Bandung atau Universitas Gadjah Mada). 3. PENYERAHAN HASIL DETERMINASI Selanjutnya Penyedia harus menyerahkan surat hasil identifikasi/determinasi tumbuhan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender untuk hasil dari Perguruan Tinggi dan paling lambat 60 hari kalender untuk hasil dari Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia terhitung sejak diterbitkannya kontrak).

4. PENCARIAN SUMBER PUSTAKABersamaan dengan pencarian bahan dan determinasi dilakukan pencarian bahan pustaka, meliputi:NAMA TUMBUHANNama latin beserta author dan nama Indonesia sesuai KAKSinonim, dalam bahasa Latin beserta author name dan diambil dari pustaka terkait (misal Flora of Java, PROSEA, Herbarium Bogoriense atau hasil determinasinya, dsb.).Nama Daerah di IndonesiaNama Asing, Inggris, Nama populer di negara lain (ASEAN, Cina, India, bila ada), disertai pustaka

5. PENCARIAN SUMBER PUSTAKA (lanjutan) DAN FOTO TUMBUHANMORFOLOGI TUMBUHANUraian tumbuhan yang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai tumbuhan tersebut. Urutan dimulai dari habitus/ jenis tumbuhan (contoh tumbuhan berhabitus terna, 1 tahun (semusim), tegak atau berbaring, tinggi dapat mencapai 1 m); dilanjutkan dengan bunga, buah, biji, daun, batang, akar, disertai pustaka (dengan prioritas Backer, Steenis, PROSEA, Heyne).Dibuat foto tumbuhan yang tumbuh alamiah (keseluruhan tumbuhan bila memungkinkan).Pada foto tumbuhan, di bagian bawah kanan diinsetkan foto bagian tumbuhan yang digunakan.Inset tidak diperlukan bila foto sudah lengkap (tertangkap semua oleh kamera dengan jelas, contoh : Lidah buaya, meniran).Foto original dari Penyedia, tidak boleh diambil dari situs atau buku lain.

CONTOH FOTO TANAMAN KENIKIRInsert foto pada kanan bawah wajib dibuat karena bahan tanaman yang digunakan adalah daunInsert foto pada kiri bawah tidak harus dibuat. Khusus kenikir ditambahkan foto bunga guna membedakan dengan suring (Tagetes erecta) yang daunnya mirip tetapi berbunga kuning

6. PENGERINGAN BAHANBahan segar yang diperoleh dari 3 tempat tumbuh dikeringkan di oven atau di bawah sinar matahari dengan ditutupi kain hitamPengeringan dihentikan jika bahan sudah mudah diremas atau dipatahkanSimplisia kering yang diperoleh minimal 1 kg untuk setiap daerahDilakukan foto simplisia 6. PEMBUATAN FOTO SIMPLISIASimplisia difoto dengan ukuran 3R dan latar belakang kertas putih yang tidak memantulkan cahaya (dop) dengan ukuran kertas A4 (kuarto)Pada 1/3 bagian kiri kertas, simplisia disebarkan. Pada 2/3 bagian sisanya simplisia disusun teraturDiberikan skala pada bagian kanan bawah (skala ditulis menggunakan komputer bukan bagian dari fotoSimplisia)

2 cm7. PEMBUATAN PREPARAT MIKROSKOPISANATOMI BAGIAN TUMBUHAN Dibuat irisan melintang bagian tumbuhan/simplisia yang digunakanUraian yang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai bagian tumbuhan yang digunakan, khusus untuk herba diambil bagian yang utama, mencakup pengamatan terhadap penampang melintang.Foto penampang melintang dilengkapi keterangan gambar dan penunjuknya.Dibuat original oleh Penyedia, tidak diambil dari pustakaCONTOH FOTO MIKROSKOPIS IRISAN MELINTANG DAUN KENIKIRSetiap bagian penyusun daun diberi panah penunjuk arah kekananPenunjuk bernomor dan penomoran urut dari atas ke bawah, diletakkan di sebelah kanan

8. PEMBUATAN FOTO MIKROSKOPIS SERBUKSimplisia diserbuk dan diambil sedikit untuk dibuat preparat mikroskopis pada kaca preparatDibuat rraian mengenai fragmen pengenal simplisiaDilengkapi dengan foto fragmen (sekurang-kurangnya 6 buah), disertai keterangan fragmen pengenal di bagian bawah foto, dan perbesarannyaFoto original oleh peneliti.

CONTOH FOTO MIKROSKOPIS SERBUK DAUN EKALIPTUS 1. Kristal kalsium oksalat bentuk roset 2. Mesofil daun dengan epidermis, sel-sel palisade dan jaringan bunga karang

3. Sel kelenjar minyak dalam mesofil Dan 3 foto lagi

9. PENENTUAN PARAMETER MUTU SIMPLISIAa. Susut pengeringan (% v/b)b. Abu total (% b/b)c. Abu tidak larut asam (% b/b)d. Sari larut air (% b/b)Sari larut etanol (% b/b)(Pengujian triplo untuk setiap daerah)Cemaran Mikroba Sekali pengujian tiap daerahKromatografi Lapis Tipis Sekali untuk 1 simplisiaPenetapan kadar Sekali utk tiap daerah

METODE PENGUJIANMetode pengujian Susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tak larut asam, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol sesuai yang tertera di Farmakope Herbal Indonesia atau Suplemen I dan II Farmakope Herbal IndonesiaMetode penetapan cemaran mikroba sesuai yang tertera pada buku Parameter Standar Mutu Ekstrak Tumbuhan ObatS : Simplisia.P : Pembanding Rf pembanding Rf 1.Rf 2.Rf 2.

1,5cm123Nomor ditulis dengan komputer0,5 cm KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

8 cmProfil kromatogram sekurang-kurangnya menunjukkan pemisahan senyawa aktif/ senyawa identitas/senyawa utama.

Penotolan dilakukan dalam bentuk spot/titik bukan dalam bentuk garis.

Untuk simplisia yang sulit pembandingnya, bisa menggunakan pembanding senyawa dari golongan kimia bercak-bercak utama yang terdeteksi

CONTOH FOTO KLT HERBA SURUHAN

S PFase gerak : Asam asetat 15%Fase diam : Selulosa mikrokristalLarutan pembanding : Rutin 1% dalam metanol PVolume penotolan : Totolkan 20 L Larutan uji dan 10 L Larutan pembanding Deteksi : Pereaksi Sitroborat, UV366

Keterangan :S : Simplisia herba suruhanP : Pembanding rutinRf pembanding rutin 0,75Rf 1. 0,65Rf 2. 0,75Rf 3. 0,85

KOMPLEKSITAS EKSTRAK ETANOLDaun kemuning tunggal memiliki minimal 10 bercak pada KLTSerbuk Jamu dapat tersusun oleh lebih dari 10 simplisiaPerlu penyarian secara bertingkat untuk kemudian dibuat profil masing-masing ekstrak

PENETAPAN KADAR KANDUNGAN KIMIAKadar kandungan kimia dapat berupa komponen aktif, komponen identitas, komponen utama, atau kadar total golongan kandungan kimia, misalnya:Golongan Minyak atsiri : Menggunakan metode destilasi

Golongan fenol : KLT densitometri 60F254 atau spektrofotometri dengan pereaksi warna Feri klorida atau Folin Ciaocalteu

Golongan Tanin : Metode titrasi permanganometri, penyerapan serbuk kulit hewan atau kolorimetri dengan pereaksi Folin Ciaocalteu

Golongan Flavonoid : KLT densitometri atau total flavonoid dengan Metode Chang dengan terlebih dahulu menetapkan panjang gelombang maksimum ( max) untuk memilih metode I atau II

TLC Profile of Allium sativum Stationary phase:Silica gel GF254Mobile phase:Toluene-ethyl acetate (70:30)Detection:UV 254 nmReference standard:Allyl cysteineExtract solution:5% in ethanolVolume :3 LSolvent migration :8 cm

TLC Profile of Momordica charantiaStationary phase:Silika gel GF254Mobile phase:Chloroform-methanol-glacial acetic acid (520:6:7)Detection:Anisaldehyde-sulfuric acidReference standard:Ursolic acidExtract solution:2,5% Volume :10 L Solvent migration:8 cm

TLC Profile (cek lagi komposisi mobile phase)

TLC Profile ofFase gerak : Kloroform P-etil asetat P-n-butanol P-asam formiat P (5:2:2:1)Fase diam : Silika gel 60 F254Larutan uji: 10 % dalam etanol PLarutan pembanding: asam galat 1% dalam etanol P Volume penotolan:Totolkan masing-masing 5 L Larutan uji dan Larutan pembandingDeteksi : Besi(III) klorida 1% LP

TLC Profile of Kayu kuningFase gerak: Toluen Aseton Asam formiat (6:6:1)Fase diam: Silika gel 60 F254Larutan uji : 5 mg ekstrak dilarutkan dalam 10 ml metanol, gunakan Larutan pembanding : Berberin 0,1% dalam metanol PVolume penotolan : Totolkan 2 L Larutan uji dan 2 L Larutan pembandingDeteksi: UV366

Steroids as active chemical constituents or markers

Alkaloids as active chemical constituents or markers

Anthraquinons as active chemical constituents or markers

Phenolic compounds as active chemical constituents or markers

PENETAPAN KADAR (lanjutan)5. Golongan Saponin : Metode indeks hemolisis atau indeks busa

6. Golongan Alkaloid : Metode spektrofotometri, titrasi asam basa, KLT densitometri atau gravimetri.

7. Golongan Kuinon : Metode spektrofotometri atau KLT densitometri

8. Golongan Kumarin : Metode spektrofotometri atau KLT densitometri

9. Golongan Steroid/triterpenoid : KLT-densitometri dengan pereaksi Lieberman Burchard

PARAMETER MUTU EKSTRAKCARA PEMBUATAN EKSTRAK: Masukkan 1 bagian serbuk simplisia kedalam maserator, tambahkan 7,5 bagian cairan penyari (etanol 70% P). Rendam selama 6 jam pertama sambil sekali-kali diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam. Pisahkan maserat dengan cara dekantasi, sentrifugasi atau filtrasi. Ulangi proses penyarian dengan 4 bagian cairan penyari. Kumpulkan semua maserat, kemudian uapkan dengan penguap vakum atau tekanan rendah hingga diperoleh ekstrak kental.Hitung rendemen dalam bentuk persentase terhadap bobot serbuk simplisiaEkstrak dibuat sekali untuk setiap daerah asal bahanPARAMETER MUTU EKSTRAKRendemenKadar airAbu total (% b/b)Abu tidak larut asam (% b/b)Sisa pelarut organik (% v/b)Kadar sari larut airKadar sari larut alkoholCemaran mikrobaKLTPenetapan kadar kandungan kimia

TERIMA KASIH