PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN...

115
PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016

Transcript of PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN...

PETUNJUK TEKNIS

PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

2016

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian i

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ii

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................... I

DAFTAR ISI.................................................................................. iii

DAFTAR TABEL........................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................... 1 B. Tujuan...................................................................... 2 C. Definisi..................................................................... 3 D. Dasar Hukum........................................................... 7 BAB II SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Sasaran................................................................. 13 B. Strategi.................................................................. 14 C. Kebijakan............................................................... 15 BAB III PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT

PENGELOLAAN PRODUKSI UBIJALAR

A. Program dan Kegiatan............................................. 17 B. Uraian Pelaksanaan Kegiatan................................. 18 C. Keterpaduan Pelaksanaan Pencapaian Produksi

Ubijalar 2016…………………………………………..

22 D. Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output)

Kegiatan..................................................................

24 E. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan.... 24 F. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Program dan

Kegiatan……………………………………………….

26

BAB IV PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN

PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016

A. Gambaran Umum, Tujuan, Sasaran dan Indikator Keberhasilan…………………………………………...

29

B. Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah...............................................................

31

C. Ruang Lingkup Pemberian Bantuan Pemerintah Pengelolaan Produksi Ubijalar.................................

32

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian iv

D. Pemanfaatan dan Persyaratan Penerima bantuan Pemerintah Program Pengelolaan Produksi Ubijalar.....................................................................

39 E. Bentuk Bantuan Pemerintah dan Alokasi Anggaran

Bantuan Kegiatan Pengelolaan Produksi Ubijalar.....................................................................

44 F. Tata Kelola Pemberian Bantuan

Pemerintah...............................................................

47 G. Dukungan Pelaksanaan Pemberian Bantuan

Pemerintah...............................................................

56 BAB V PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN

A. Pengendalian........................................................... 63 B. Monitoring................................................................ 64 C. Evaluasi................................................................... 65 D. Pelaporan................................................................ 66 BAB VI PENUTUP.....................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………….. 71 73

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubijalar Tahun 2016…………………………………………………

13

Tabel 2. Perbandingan Sasaran Ubijalar Tahun 2015 dan Tahun 2016..........................................................

13

Tabel 3. Skenario Peningkatan Produksi Ubijalar Tahun 2016..................................................................... 18

Tabel 4. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Output)

Kegiatan dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi Ubijalar TA. 2016.................................. 24

Tabel 5. Faktor resiko yang Kemungkinan Berpengaruh

Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Program/Kegiatan................................................ 25

Tabel 6. Jadwal tentatif Pelaksanaan Program kegiatan

pengelolaan produksi ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah Bentuk Uang.................................................................... 26

Tabel 7. Jadwal tentatif Pelaksanaan Program kegiatan

pengelolaan produksi ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah Bentuk Barang................................................................. 27

Tabel 8. Contoh rincian Bantuan Pemerintah dan

bantuan dana hibah CF-SKR perhektar dalam bentuk Bantuan Sarana/Prasarana berupa sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun anggaran 2016…………………….. 45

Tabel 9. Alokasi Anggaran Bantuan Pemerintah, Bentuk

Sarana/Prasarana berupa sarana produksi Kegiatan pengelolaan Produksi ubijalar per provinsi................................................................. 47

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian vi

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sasaran Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Tahun 2016.........................

75

Lampiran 2. Lokasi Pengembangan Ubijalar Tahun 2016..... 76 Lampiran 3. Lampiran Contoh Format Penyaluran Bantuan

Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Ubijalar Tahun 2016 ……………………………..

77 Lampiran 4. Format Laporan-Laporan ………………………. 95 Lampiran 5. Blanko CPCL Ubijalar Tahun 2016 ……………. 101 Lampiran 6. Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani

Ubijalar per Hektar Tahun 2016 ………………..

102

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian viii

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 1

BAB. I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komoditi ubijalar merupakan komoditi sumber karbohidrat yang

penting di Indonesia setelah padi, jagung dan ubi kayu. Selain

sebagai bahan pangan dan pakan juga dapat dimanfaatkan

sebagai bahan baku industri baik hulu maupun hilir. Di samping itu

komoditi tersebut merupakan tanaman dengan daya adaptasi yang

luas, mudah disimpan dan mempunyai rasa enak. Hal ini dapat

membuka lapangan pekerjaan baru dalam bidang pengolahan hasil

yang dapat meningkatkan pendapatan petani beserta keluarganya.

Komoditi ubijalar selain berperan untuk memenuhi kebutuhan

pokok karbohidrat juga dapat dijadikan sebagai sumber utama

substitusi beras atau sebagai tanaman diversifikasi pangan.

Disamping itu ubijalar juga mempunyai kelebihan dibandingkan

dengan aneka umbi lainnya, selain mengandung betakaroten dan

antosianin yang dapat mencegah kanker juga kaya akan vitamin A

dan C yang sangat baik untuk kesehatan.

Upaya peningkatan produksi komoditas ini baik melalui

peningkatan produktivitas maupun perluasan areal, terfokus pada

kegiatan yang bersifat stimulan yaitu dari dana APBN dan CF-SKR.

Pada tahun 2016, pelaksanaan kegiatan tersebut mencapai luasan

2.700 hektar untuk bantuan dari APBN yang tersebar di 4 provinsi

dan 28 kabupaten wilayah timur sedangkan untuk bantuan CF-SKR

mencapai luasan 500 hektar yang tersebar di 4 provinsi 9

kabupaten.

Pelaksanaan kegiatan upaya peningkatan produktivitas ubi

jalar tahun 2016 akan mendapat fasilitasi/dukungan penyediaan

dana untuk pembelian sarana produksi (pupuk) dari dana APBN.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 2

Dalam area/lokasi pengembangan diterapkan berbagai inovasi

teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien

menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan

produktivitas tinggi untuk mendukung peningkatan produksi secara

berkesinambungan. Lokasi pengembangan dapat juga

dimanfaatkan sebagai area belajar petani dalam menghadapi dan

menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

Melalui pengenalan inovasi teknologi pada lokasi sasaran

tersebut, diharapkan petani peserta kegiatan akan mampu

mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air dan

sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya

dilahan usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi.

Sedangkan wilayah di luar kegiatan pengembangan akan tetap

dilakukan pembinaan, bimbingan dan pengawalan oleh petugas

pendamping (PPL/petugas lapangan) sehingga akan terjadi

peningkatan produktivitas dan produksi pada tahun 2016.

B. TUJUAN

Petunjuk teknis peningkatan produksi ubijalar bertujuan untuk:

1. Menyediakan acuan bagi pelaksana didaerah dalam rangka

pengembangan ubijalar sebagai upaya untuk mendukung

kegiatan peningkatan produksi tahun 2016 di provinsi dan

kabupaten/kota.

2. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan

peningkatan produksi melalui kegiatan pengembangan

komoditas ini antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

3. Mempercepat penerapan komponen teknologi spesifik lokasi

oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung

peningkatan produksi nasional.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 3

4. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait, dalam

rangka mendukung peningkatan produksi dan pengembangan

komoditas ubijalar dari hulu hingga hilir.

5. Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta

kesejahteraan petani ubijalar.

C. DEFINISI

1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi

kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada

perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga

pemerintah/non pemerintah

2. Bantuan Pemerintah Program pengelolaan Produksi

Ubijalar adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan

sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada Kelompok

tani/Gabungan Kelompok tani (Gapoktan).

3. Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi Pemberian

penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi guru dan

tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; bantuan sarana

Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan

gedung/bangunan; dan bantuan lainnya yang memiliki

karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh

pengguna Anggaran (PA)

4. Bantuan Pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana

diberikan kepada kelompok masyarakat, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Lembaga pendidikan, Lembaga keagamaan, dan

lembaga kesehatan

5. Bentuk Bantuan Pemerintah Program pengelolaan

produksi ubijalar adalah bantuan Sarana/Prasarana

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 4

6. Bantuan Sarana/Prasarana Program Pengelolaan produksi

ubijalar adalah bantuan berupa paket sarana produksi meliputi

pupuk, pestisida, yang diberikan kepada kelompok

tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan kegiatan

pengembangan ubijalar, untuk mendukung pencapaian

sasaran produksi ubijalar.

7. Counterpart Fund-Second Kennedy Round yang

selanjutnya disebut CF-SKR merupakan dana hibah yang

diberikan dari JICA (Pemerintah Jepang) untuk disalurkan atau

transfer uang, barang atau jasa kepada kelompok/masyarakat

pertanian yang mengalami risiko sosial keterbatasan modal

sehingga mampu mengakses pada lembaga permodalan

secara mandiri.

8. Bentuk Bantuan Pemerintah melalui bantuan luar negeri

(CF-SKR) ubijalar adalah bantuan Sarana/Prasarana

9. Bantuan Sarana/Prasarana Program CF-SKR adalah

bantuan berupa paket sarana produksi meliputi bibit ubijalar,

pupuk, pestisida/herbisida yang diberikan kepada kelompok

tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan kegiatan

Intensifikasi untuk mendukung pencapaian sasaran produksi

ubijalar.

10. Kelompok tani adalah kumpulan Petani/peternak/pekebun

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan

kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan

komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta

mengembangkan usaha anggota.

11. Gabungan Kelompok tani (gapoktan) adalah Gabungan

kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa

kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk

meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 5

12. Usaha tani, adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan

perkebunan.

13. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, dan peternakan), adalah seluruh kegiatan yang

meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan

jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam

agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan

bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk

mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan

masyarakat

14. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta

keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang

pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran

satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang

meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan

jasa penunjang.

15. Kelompok tani/Gapoktan dalam program pengelolaan

produksi ubijalar meliputi kelompok tani/Gabungan

kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan

dan atau petani perkebunan yang berusaha tani tanaman

pangan pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga

Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani

tanaman pangan pada lahan perhutani atau lahan kehutanan

dan /atau lembaga masyarakat lainnya yang berusaha tani

kedelai pada lahan tidur/lahan bera.

16. Kelompok tani/Gapoktan penerima Bantuan pemerintah

Program Pengelolaan Produksi ubijalar adalah kelompok

tani/Gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan

tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha

tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau

Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 6

tani tanaman pangan pada lahan perhutani atau lahan

kehutanan.ya Tanaman Pangan dan /atau lembaga

masyarakat lainnya yang berusaha tani kedelai pada lahan

tidur/lahan bera.

17. Intensifikasi pertanian adalah Pola penerapan teknologi

usahatani budidaya komoditas, yang dititik beratkan dalam

rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta produktivitas

per hektar, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas

sumberdaya alam per satuan luas melalui penerapan teknologi

tepat guna, peningkatan pemanfaatan semua sarana dan

prasarana seperti air, benih unggul, pupuk dan pestisida .

18. Pengembangan adalah Suatu areal pertanaman dengan

luasan tertentu yang dapat menjadi pusat percontohan bagi

petani dan masyarakat sekitarnya dalam upaya peningkatan

produktifitas yang signifikan.

19. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh

Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal

yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-

sifat lainnya.

20. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang

telah disertifikasi.

21. Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbaharui,

didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi

unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari

tanah dan air. Merupakan semua bahan yang berasal dari

jaringan tanaman dan hewan, baik yang masih hidup atau yang

telah mati, pada berbagai tahapan dekomposisi.

22. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA, adalah

Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 7

penggunaan anggaran pada kementerian Negara/Lembaga

yang bersangkutan.

23. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA

adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk

melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab

penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/lembaga

yang bersangkutan

24. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK

adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA

untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat

mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN

D. DASAR HUKUM

Dasar hukum pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubijalar 2016

sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2014 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 8

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012, tentang Pangan

9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

10. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2015 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata

cara Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi

Penerimaan Bukan Pajak.

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

16. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.

17. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang

Perubahan kelima atas Peraturan Presiden No.47 tahun

2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian

Negara.

18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 9

19. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara;

20. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang

Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24

tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara

21. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2014 tentang

Perubahan Keenam atas Peraturan Presiden Nomor 24

tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara

22. Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014 tentang

Perubahan Ketujuh atas Peraturan Presiden Nomor 24

tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara

23. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas

Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;

24. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang

Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54

tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

25. Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Perubahan keempat

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 10

atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

26. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri

Kabinet Kerja Periode 2014-2019.

27. Peraturan Presiden N0. 2 Tahun 2015, tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN)

tahun 2015 - 2019

28. Peraturan Presiden N0.45 tahun 2015, tentang

Kementerian Pertanian

29. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016

30. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang

Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun

Anggaran 2016

31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007

tentang Bagan Akun Standar;

32. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007,

tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,

Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan

Barang Milik Negara

33. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 171/KMK.05/2007

tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat.

34. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan

Dana Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 11

35. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011

tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas

Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara dan Lembaga

36. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012

tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka

pelaksanaan APBN;

37. Peraturan Menteri keuangan Nomor 214/PMK.05/2013

tentang Bagan Akun Standar

38. Peraturan Menteri keuangan Nomor 168/PMK.05/2015

tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan

Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga

39. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

48/Permentan/OT.140/ 10/2006 tentang Pedoman

Budidaya Tanaman Pangan Yang Baik dan Benar (Good

Agriculture Practises);

40. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

19/Permentan/OT.140/ 3/2013 tentang Pedoman

Administrasi Keuangan kementerian Pertanian.

41. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/Pd.310/

9/2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat

Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura

42. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 1243)

43. Peraturan Menteri Pertanian

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 12

Nomor.56/Permentan/PK.110/11/2015 tentang Produksi,

Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina Tanaman Pangan,

dan Tanaman Hijauan Pakan Ternak

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 13

BAB II SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. SASARAN

Untuk memenuhi kebutuhan Tahun 2016 dengan

mempertimbangkan terjadinya diversifikasi konsumsi,

berkembangnya industri pengolahan, industri pakan ternak dan

ekspor, maka sasaran produksi, produktivitas, luas panen dan luas

tanam Ubijalar Tahun 2016 dikemukakan pada Tabel 1berikut :

Tabel 1 : Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi

Ubijalar Tahun 2016

No KOMODITILUAS TANAM

(HA)

LUAS PANEN

(HA)

PRODUKTIVITAS

(KU/HA)

PRODUKSI

(TON)

1 Ubijalar 184,936 176,129 153.30 2,700,000

Sasaran produksi ubijalar tahun 2016 sebesar 2.700.000 ton

atau meningkat 1,89% dibandingkan sasaran tahun 2015 sebesar

2.650.000 ton, sasaran tanam 184.936 ha atau turun 1,98%,

sasaran panen 176.129 ha atau turun 1,98%, dan produktivitas

153,30 ku/ha atau meningkat 3,94 %, sebagaimana dikemukakan

pada Tabel 2berikut :

Tabel 2 : Perbandingan Sasaran Ubijalar Tahun 2015 dan Tahun

2016

Uraian

Luas Tanam 188,670 Ha 184,936 Ha (3,734) Ha -1.98 %

Luas Panen 179,685 Ha 176,129 Ha (3,556) Ha -1.98 %

Produktivitas 147.48 Ku/Ha 153.30 Ku/Ha 5.82 Ku/Ha 3.94 %

Produksi 2,650,000 Ton 2,700,000 Ton 50,000 Ton 1.89 %

Sasaran Tahun 2015 Sasaran Tahun 2016 Peningkatan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 14

Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor

pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kendala

antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan yang

semakin kompleks karena berbagai perubahan dan perkembangan

lingkungan strategis diluar sektor pertanian yang amat berpengaruh

dalam peningkatan produksi pangan, antara lain Dampak

Perubahan Iklim (DPI), semakin berkurangnya ketersedian lahan

produksi untuk tanaman pangan akibat alih fungsi lahan,

berkurangnya ketersediaan air irigasi karena sumber–sumber air

yang semakin berkurang dan persaingan penggunaan air diluar

sektor pertanian (industri dan pemukiman) serta laju pertumbuhan

penduduk.

Permasalahan subsektor tanaman pangan khususnya

ubijalaradalah adanya kesenjangan produktivitas ditingkat petani

yang cukup besar, dibanding potensi yang seharusnya dicapai.

Penyebabnya antara lain penggunaan bibit unggul varietas potensi

tinggi ditingkat petani masih rendah, penggunaan pupuk yang

belum berimbang dan efisien, penggunaan pupuk organik yang

belum populer, budidaya spesifik lokasi masih belum berkembang,

pendampingan oleh penyuluh, POPT, PBT dan Peneliti belum

optimal, lemahnya akses petani terhadap sumber

permodalan/pembiayaan usaha serta pasar, dll.

B. STRATEGI

Pencapaian peningkatan produksi ubijalar tahun 2016

dilakukan melalui 4 strategi yaitu:

1) Peningkatan Produktivitas

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui; (a)

penggunaan benih/bibit varietas unggul bermutu, (b)

pemupukan secara berimbang, (c) pengelolaan pengairan, (d)

aplikasi teknologi budidaya seperti, penyiapan lahan,

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 15

pengaturan jarak tanam, pemberian mulsa, (e) pemeliharaan

dan sanitasi, (f) optimalisasi penggunaan alat dan mesin

pertanian, dan (g) perbaikan budidaya, panen dan pasca

panen disertai pengawalan, sosialisasi, pemantauan,

pendampingan dan koordinasi.

2) Perluasan Areal Tanam dan Optimasi lahan

Perluasan areal dilaksanakan melalui; (a) pemberdayaan atau

optimasi lahan kering/lahan terlantar pada daerah-daerah

transmigrasi/Perhutani/ Inhutani/PTPN, (b) Investasi pihak

Swasta, dan (c) Kemitraan.

3) Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi

dampak perubahan iklim seperti kabanjiran dan kekeringan

serta pengendalian organisme penganggu tumbuhan (OPT)

dan pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta

mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen

dan pasca panen yang masih cukup besar.

4) Peningkatan Manajemen

Peningkatan Manajemen diprioritaskan pada kelembagaan

penyuluhan, kelompok tani (Poktan), Gabungan Kelompok

Tani (Gapoktan), Koperasi Tani (Koptan), Penangkar Benih,

Pengusaha Benih, Kios, KUD, Pasar desa, Pedagang, Asosiasi

petani, Asosiasi Industri olahan, Asosiasi Benih, UPJA, dan

kelembagaan perlindungan tanaman. Tujuan peningkatan

manajemen ini adalah untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia, kualitas pelayanan serta performa dari

kelembagaan tersebut.

C. KEBIJAKAN

Kebijakan Kementerian Pertanian dalam pengelolaan produksi

ubijalar adalah 1) meningkatkan produksi ubijalar 2)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 16

pengembangan komoditas ubi jalar spesifik lokasi, 3)

mengembangkan agribisnis Akabi (dalam hal ini termasuk ubijalar)

secara terpadu dengan menumbuhkan peran swasta, koperasi dan

BUMN, 4) mendukung gerakan peningkatan diversifikasi pangan, 5)

meningkatkan sumber permodalan yang mudah diakses oleh

petani, 6) memperbaiki tataniaga akabi (dalam hal ini termasuk

ubijalar) yang kondusif bagi petani.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 17

BAB III PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT PENGELOLAAN

PRODUKSI UBIJALAR

A. PROGRAM DAN KEGIATAN

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan program

tahun 2016 yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada

berkelanjutan Padi dan Jagung serta percepatan peningkatan

produksi kedelai. Program ini merupakan salah satu program

Kementerian Pertanian untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan

di sub sektor tanaman pangan.Dalam hal ini, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan melakukan upaya pencapaian produksi dengan

prioritas peningkatan produktivitas dan mutu sehingga tercapai

swasembada.

Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut,

kegiatan ekstensifikasi dan Intensifikasi menjadi faktor penentu

disamping program lainnya. Namun demikian keberhasilan

pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, sangat

memerlukan dukungan secara integrasi dari berbagai unit kerja

lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain dan Pencapaian

kinerja program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan didukung

oleh pencapaian kinerja kegiatan dari Direktorat Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi dalam program Pengelolaan Produksi Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi.

Dalam upaya peningkatan produksi ubijalar, maka ditetapkan

sasaran produksi ubijalar tahun 2016 sebesar 2.700.000 ton,

meningkat 21,68 % dari ARAM II 2015 (sebesar 2.218.992 ton).

Untuk mencapai sasaran produksi tersebut ditempuh melalui

Peningkatan Produktivitas pada areal tanam yang selama ini

telah terbiasa melakukan budidaya ubijalardan Perluasan Areal

Tanam yang diarahkan merupakan lahan areal tanam baru diluar

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 18

areal tanam yang sudah terbiasa bertanam ubijalar. Skenario

pencapaian sasaran produksi seprti pada tabel 3, berikut:

Tabel 3. Skenario Peningkatan Produksi Ubijalar tahun 2016

NO URAIAN LUAS TANAM LUAS PANEN PROVITAS PRODUKSI

(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 167,685 159,301 154.65 2,463,651

- Pembinaan Swadaya Masyarakat 164,485 156,261 154.44 2,413,301

- CF-SKR 500 475 169.00 8,028

- Pengembangan Wilayah Timur 2,700 2,565 165.00 42,323

2 PERLUASAN AREAL TANAM 17,251 16,828 140.45 236,349

- Promosi Investasi 10,000 9,940 155.00 154,067

- Pemanfaatan Lahan 7,251 6,888 119.45 82,283

(Perkebunan, Kehutanan, dll)

JUMLAH 1 + 2 184,936 176,129 153.30 2,700,000

Skenario pencapaian produksi 2016 dapat terealisasi apabila

seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi berikut

ini dapat dipenuhi:

a. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana

produksi.

b. Penyediaan anggaran dan pembiayaan

c. Kondisi iklim yang mendukung pertanaman ubijalar

d. Dukungan nyata pemerintah daerah dan seluruh pemangku

kepentingan

B. URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pengembangan ubijalar yang dibiayai oleh APBN

2016 adalah pengembangan ubijalar seluas 2.700 hektar dan 500

hektar dibiayai dari CF-SKR. Sedangkan untuk Pembinaan

swadaya masyarakat seluas 164.485 ha, Promosi Investasi 10.000

ha, dan pemanfaatan lahan (perkebunan, kehutanan dll) seluas

7.251ha sehingga sasaran produksi ubijalar 2016 diharapkan akan

tercapai sebesar 2.700.000 ton.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 19

Pelaksanaan kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016

yang dialokasikan di daerah maupun dukungan kegiatan yang

dialokasikan di pusat sebagai berikut:

1. Pengembangan Ubijalar

Pengembangan budidaya ubijalar tahun 2016 dilaksanakan

melalui dua pendekatan yaitu 1) pendekatan perbaikan

teknologi budidaya dan 2) dalam rangka mendukung

pengembangan diversifikasi pangan. Pelaksanaan

pengembangan ubijalar dilaksanakan di 4 provinsi 28

kabupaten wilayah timur seluas 2.700 hektar dari dana APBN

dan di 4 provinsi 9 kabupaten seluas 500 hektar dari dana CF-

SKR. Sasaran pelaksanaan pengembangan ubijalar melalui

percontohan pengembangan seluas 2.700 hektar dana APBN

dan 500 hektar dana CF-SKR. Satu unit areal percontohan

ubijalar seluas antara 25 hektar.

Fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada kelompok

tani/Gabungan Kelompok tani adalah paket sarana produksi

berupa pupuk (Urea, SP-36, NPK dan organik) dan diutamakan

menggunakan pupuk bersubsidi. Dana yang disediakan untuk

bantuan saprodi pengembangan ubijalar perhektar maksimal

sebesar Rp. 3.689.000,-yang berasal dari APBN Tugas

Pembantuan Tanaman Pangan Tahun 2016 dan Rp.

3.086.000,-yang berasal dari dana CF-SKR.

Komponen sarana produksi dapat disesuaikan dengan

kebutuhan spesifik lokasi sesuai peraturan dan rekomendasi

yang berlaku yang telah ditetapkan oleh masing-masing

daerah. Apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi

melalui APBD atau sumber lainnya, tetapi apabila dana

bantuan saprodi berlebihan, agar disetor kembali ke Kas

Negara. Sedangkan untuk penyediaan bibit (benih)

dipenuhi oleh swadaya masyarakat dengan syarat

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 20

menggunakan benih/bibit yang berasal dari benih/bibit unggul

Nasional atau unggul lokal yang berproduksi tinggi dan sudah

berkembang secara luas di daerah tersebut.

2. Pembinaan Peningkatan Produktivitas Areal Tanam

Ubijalar Swadaya

Hamparan lahan yang biasa ditanami ubijalar saat ini yang

tidak mendapat bantuan diharapkan dapat dikelola secara

swadaya. Dalam areal swadaya ini dilakukan pengawalan dan

pendampingan oleh petugas lapangan (PPL/POPT/Petugas

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota). Luas areal tanam

pengembangan ubijalar secara swadaya yang direncakan

dilakukan pengawalan dan pendampingan seluas 164.485

hektar. Dukungan pemerintah yang disediakan berupa pupuk

bersubsidi, pembiayaan kredit dan sumber permodalan

lainnya.

3. Pengembangan Ubijalar Melalui Kemitraan

Pengembangan ubijalar melalui kemitraan/promosi investasi

direncanakan seluas 10.000 hektar. Dalam pelaksanaannya

diharapkan ada kerjasama dengan Kementerian Kehutanan,

BUMN, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, maupun

dukungan sumber pembiayaan lainnya

4. Pengembangan Ubijalar Melalui Pemanfaatan Lahan

Pengembangan ubijalar melalui pemanfaatan lahan

direncanakan seluas 7.251 hektar. Dalam pelaksanaannya

diharapkan ada kerjasama dengan Kementerian Kehutanan,

BUMN dan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 21

5. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Penyusunan Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Sosialisasi, Pengelolaan Data dan Informasi.

Kegiatan penyiapan kebijakan yang mendorong peningkatan

produksi ubijalar, dilaksanakan melalui :

a. Pertemuan dan koordinasi dengan instansi terkait;

Sosialisasi perencanaan dan pelaksanaan program dan

kegiatan, serta Pengelolaan Data dan Informasi

dilakukan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan tingkat lapangan.

b. Penyusunan Pedoman Umum ditetapkan melalui Surat

Keputusan Menteri Pertanian, selaku Pengguna

Anggaran (PA)

c. Petunjuk teknis ditetapkan oleh Direktur Jenderal

Tanaman Pangan selaku penaggung Jawab Program,

d. Petunjuk Teknis ditetapkan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) ditingkat Pusat, Dinas Pertanian

Provinsi, maupun Dinas Pertanian yang membidangi

Tanaman Pangan di tingkat Kabupaten/Kota.

6. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas

kantor berupa peralatan, bahan maupun honor yang

dialokasikan dipusat maupun di daerah, agar dilaksanakan

secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 22

C. KETERPADUAN PELAKSANAAN PENCAPAIAN PRODUKSI

UBIJALAR 2016

Untuk mencapai sasaran produksi ubijalar tahun 2016 perlu

dilaksanakan program dan kegiatan secara terpadu melibatkan

instansi terkait, meliputi :

1. Perbenihan

Penyediaan benih berkoordinasi dengan Direktorat

Perbenihan Tanaman Pangan, Balitkabi, BPSB, BBI, BUMN,

BUMD dan Penangkar benih. . Apabila di lokasi pelaksana

program tidak tersedia benih bersertifikat, maka

diperkenankan menggunakan benih unggul swadaya petani

hasil JABAL.

2. Infrastruktur, Prasarana dan Sarana Pertanian

Dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana pertanian,

berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian dalam pengalokasian pupuk bersubsidi dan

bantuan alat mesin pertanian berupa traktor, pompa air dan

sprayer serta bantuan peralatan pasca panen, dengan

Direktorat PPHP Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, serta

Instansi terkait lainnya.

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mendukung peningkatan SDM pertanian, berkoordinasi

dengan Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi

dan Kabupaten serta instansi terkait lainnya dalam: a).

pengawalan dan pendampingan kegiatan pengelolaan

produksi ubijalar, b). peningkatan kompetensi melalui

pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian serta c).

pemberian materi bagi penyuluh pertanian yang dimaksudkan

sebagai bahan dan alat bantu penyuluhan dalam rangka

pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 23

4. Pembiayaan

Dalam mendukung kegiatan pengembangan ubijalar secara

swadaya pemerintah telah menyediakan pembiayaan dalam

bentuk skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E)

yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembiayaan Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan instansi terkait

lainnya. Selain itu perlu juga kerjasama dengan

Swasta/Investor/sumber lainnya dalam bantuan modal.

5. Teknologi

Dalam penerapan teknologi (penggunaan varietas unggul,

inovasi teknologi budidaya, sosialisasi penggunaan kalender

tanam terpadu) di lapangan berkoordinasi dengan Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP setempat),

dan instansi terkait lainnya.

6. Industri Hilir

Guna mendukung mutu hasil dan fasilitasi pengolahan

kedelai diperlukan pelatihan dan pendampingan pengelolaan

pasca panen berkoordinasi dengan Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Direkorat Jenderal Tanaman Pangan,

dan instansi terkait lainnya

7. Regulasi Pendukung

Regulasi sistem perbenihan ubijalar tanaman pangan,

berkoordinasi dengan, Direktorat Perbenihan. Regulasi tata

niaga ubijalar meliputi harga, jaminan pasar, dan tarif bea

masuk berkoordinasi dengan Kementerian Perekonomian,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan,

Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, BULOG,

dan pemangku kepentingan lainnya.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 24

D. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KELUARAN

(OUTPUT) KEGIATAN

Sasaran strategis kinerja kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi khususnya untuk komoditas ubijalar

adalah mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan

Kegiatan pengembangan ubijalar dengan Indikator kinerja

kegiatan (output) seluas 2.700 hektar dan 500 hektar dibiayai dari

CF-SKR.

Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan dan

Target Kegiatan Pengelolaan Produksi ubijalar TA. 2016, seperti

Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Output) Kegiatan

dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi Ubijalar TA. 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (ha)

Kegiatan pengembangan dari APBN

berdampak meningkatnya

produktivitas ubijalar sebesar 165.00

ku/ha

2,700

Kegiatan pengembangan dari CF-

SKR berdampak meningkatnya

produktivitas ubijalar sebesar 169.00

ku/ha

500

Mendorong peningkatan produktivitas

dan produksi melalui pelaksanaan

Pengembangan Ubijalar

E. PENILAIAN RESIKO INDIKATOR KINERJA KEBERHASILAN

Sebagai tolak ukur keberhasilan program/kegiatan pengembangan

ubijalar adalah perkalian realisasi tanam (panen) dengan

produktivitas menghasilkan produksi minimal sama dengan sasaran

yang telah ditetapkan (2,70 juta ton)serta penyerapan anggarannya

harus bersinergi, baik ditingkat pusat sampai tingkat

kabupaten/kota.

Jika hal tersebut tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan

maka kinerja Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 25

dianggap kurang berhasil dalam membina peningkatan produksi

ubijalar, walaupun tidak berjalannya program/kegiatan tersebut

dimungkinkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal

yang tidak bisa ditanggulangi. Untuk mengantisipasi hal tersebut

maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Beberapa

faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap

keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan seperti Tabel 5

berikut:

Tabel 5. Faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap

keberhasilan Pelaksanaan Program/Kegiatan

No Uraian Kegiatan

a Kesepakatan kerjasama

b Komitmen stakeholder

c Fasilitasi Kebijakan Pemerintah

a Ketersediaan anggaran

b Kontinuitas dan ketepatan pelaksanaan

c Ketersediaan data

d Ketersediaan SDM

aKomitmen seluruh stakeholder dalam mengeluarkan

kebijakan

bKetersediaan SDM yang handal dalam penyajian

data dan informasi

c Ketersediaan sarana teknologi data dan informasi,

d Biaya

e Kemudahan akses terhadap data

a Ketersediaan SDM

b Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan4 Sarana dan prasarana penunjang

Resiko

1 Koordinasi dengan Stakeholder

2Pembinaan, Monitoring, Supervisi

dan pendampingan

3

Penyusun kebijakan, Pedoman,

Juklak, Juknis, Sosialisasi, data

dan informasi

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 26

F. JADWAL TENTATIF PELAKSANAAN PROGRAM DAN

KEGIATAN

Dalam upaya pencapaian sasaran pelaksanaan program dan

kegiatan secara tepat waktu, maka pelaksanaan program dan

kegiatan pengelolaan produksi tanaman ubijalar agar dilakukan

minimal sesuai dengan jadwal seperti berikut:

Tabel 6. Jadwal tentatif pelaksanaan program kegiatan pengelolaan

produksi ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah bentuk Uang

Keterangan: Pelaksanaan pertanaman diupayakan sampai akhir September 2016, kecuali lokasi yang tidak sesuainya jadwal pertanamannya dapat dilakukan sampai dengan akhir Desember 2016.

2015

Okt-Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 DIPA dan POK

2 Pedoman Umum

3 Pedoman Teknis

4 Petunjuk Teknis

5 Penetapan CPCL

6 Penyusunan Perjanjian Kerjasama

7 Pengajuan Permintaan Pembayaran

8 Proses Penyaluran Bantuan bentuk Uang

9 Pengadaan Barang

10 Pelaksanaan Pertanaman

11 Pelaksanaan Panen

12 Pertanggung Jawaban

Tahun 2016KegiatanNo

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 27

Tabel 7. Jadwal tentatif pelaksanaan program kegiatan pengelolaan produksi ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah bentuk Barang

2015

Okt-Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 DIPA dan POK

2 Pedoman Umum

3 Pedoman Teknis

4 Petunjuk Teknis

5 Penetapan CPCL

6 Proses Pengadaan Barang dan Jasa

7 Pelaksanaan Kontrak

8 Panyaluran Barang

9 BAST dan Pembayaran

10 Pelaksanaan Pertanaman

11 Pelaksanaan Panen

12 Pelaporan

No KegiatanTahun 2016

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 28

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 29

BAB IV PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR

TAHUN 2016

A. GAMBARAN UMUM, TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR

KEBERHASILAN

1. Gambaran Umum

Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran produksi ubijalar

tahun 2016, telah dialokasikan anggaran yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja (APBN) tahun 2016 dan dana

hibah CF-SKR. Pemanfaatan APBN dan dana hibah CF-SKR

salah satunya digunakan untuk pelaksanaan kegiatan

pengembangan ubijalar.

Kelompok tani/Gapoktan pelaksana kegiatan pengembangan

ubijalar, diberi Bantuan Pemerintah dan bantuan dari dana

hibah CF-SKR berupa sarana produksi pupuk, pestisida, dan

sarana produksi lainnya, serta bantuan pertemuan kelompok.

Agar bantuan pemerintah dan bantuan dana hibah CF-SKR

dapat dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan

rasa keadilan dan kepatutan, perlu disusun petunjuk teknis

sebagai acuan bagi pelaksanaan program pengelolaan produksi

ubijalar tahun 2016, dan sebagai dasar Penyusunan Petunjuk

Teknis disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), masing-

masing Satuan Kerja (Satker) ditingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 30

2. Tujuan Pemberian Bantuan Pemerintah

a) Menyediakan sarana produksi budidaya ubijalar berupa

pupuk dan pestisida secara gratis bagi kelompok

tani/Gapoktan, dan masyarakat/ lembaga lainnya.

b) Meningkatkan minat dan motivasi petani berusaha tani

tanaman ubijalar

c) Meringankan beban biaya usaha tani ubijalar bagi kelompok

tani/gapoktan peserta Program.

d) Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya ubijalar

sesuai rekomendasi, untuk mencapai tingkat produktivitas

tinggi.

e) Memperluas areal tanam ubijalar, untuk meningkatkan luas

panen dan produksi

f) Menambah lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani.

3. Sasaran Pemberian Bantuan Pemerintah dan Indikator

keberhasilan

a. Sasaran

1) Kelompok tani/Gabungan kelompok tani Tanaman

Pangan atau;

2) Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang

melakukan budidaya Tanaman Pangan atau;

3) Kelompok tani/Gapoktan Perkebunan yang melakukan

Budidaya Tanaman Pangan atau;

4) Lembaga masyarakat lainnya yang menggarap lahan

tidur/lahan bera/lahan lainnya untuk budidaya ubijalar.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 31

b. Indikator Keberhasilan

Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan

produksi ubijalar, maka perlu ditetapkan indikator

keberhasilan sebagai alat untuk memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan program pengelolaan

peningkatan produksi ubijalar. Indikator keberhasilan

pengelolaan produksi ubijalar mencakup indikator output,

outcome, dan impact. Indikator keberhasilan Pemberian

Bantuan pemerintah program pengelolaan produksi ubijalar :

1) Indikator Output

Tersalurnya bantuan pemerintah bentuk sarana

prasarana berupa paket pupuk dan pestisida, untuk

kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 kepada

kelompok tani/Gapoktan.

2) Indikator outcome

Meningkatnya produktivitas

Meningkatnya areal tanam ubijalar

3) Indikator Impact

Meningkatnya produksi ubijalar

B. PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No 168/ PMK.05/ 2015 Bab

IV, Pasal 6, ayat (2) bahwa Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

menyusun Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah,

berdasarkan Pedoman Umum. Sehubungan perihal tersebut, setiap

Satker yang mendapat alokasi anggaran kegiatan Pengelolaan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 32

produksi ubijalar 2016, perlu menyusun Petunjuk Teknis dan

mengacu pada Petunjuk teknis ini.

Petunjuk Teknis disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

masing-masing Satker, paling sedikit memuat:

1. Dasar hukum pemberian Bantuan Pemerintah.

2. Tujuan Penggunaan Bantuan Pemerintah.

3. Pemberi Bantuan Pemerintah.

4. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah.

5. Bentuk Bantuan Pemerintah.

6. Alokasi Anggaran dan rincian jumlah Bantuan Pemerintah.

7. Penyaluran dan Bantuan Pemerintah.

8. Pertanggung Jawaban Bantuan Pemerintah.

9. Ketentuan Perpajakan dan

10. Sanksi.

Dalam menyusun Bab Bentuk Bantuan Pemerintah, agar

penetapan rincian paket bantuan, yang meliputi jenis, volume,

harga, bantuan sarana produksi per hektar, disesuaikan dengan

kebutuhan dan rekomendasi, serta harga yang berlaku masing-

masing daerah spesifik lokasi.

C. RUANG LINGKUP PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH

PENGELOLAAN PRODUKSI UBIJALAR

1) Definisi

a) Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak

memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh

Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat

atau lembaga pemerintah/nonpemerintah

b) Bantuan Pemerintah Program pengelolaan Produksi

Ubijalar adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 33

bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada

Kelompok tani/Gabungan Kelompok tani (Gapoktan).

c) Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi Pemberian

penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi guru dan

tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; bantuan sarana

Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan

gedung/bangunan; dan bantuan lainnya yang memiliki

karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh

pengguna Anggaran (PA)

d) Bantuan Pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana

diberikan kepada kelompok masyarakat, Lembaga

Swadaya Masyarakat, Lembaga pendidikan, Lembaga

keagamaan, dan lembaga kesehatan

e) Bentuk Bantuan Pemerintah Program pengelolaan

produksi ubijalar adalah bantuan Sarana/Prasarana

f) Bantuan Sarana/Prasarana Program Pengelolaan

produksi ubijalar adalah bantuan berupa paket sarana

produksi meliputi pupuk, pestisida, yang diberikan kepada

kelompok tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan

kegiatan pengembangan ubijalar, untuk mendukung

pencapaian sasaran produksi ubijalar.

g) Counterpart Fund-Second Kennedy Round yang

selanjutnya disebut CF-SKR merupakan dana hibah

yang diberikan dari JICA (Pemerintah Jepang) untuk

disalurkan atau transfer uang, barang atau jasa kepada

kelompok/masyarakat pertanian yang mengalami risiko

sosial keterbatasan modal sehingga mampu mengakses

pada lembaga permodalan secara mandiri.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 34

h) Bentuk Bantuan Pemerintah melalui bantuan luar

negeri (CF-SKR) ubijalar adalah bantuan

Sarana/Prasarana

i) Bantuan Sarana/Prasarana Program CF-SKR adalah

bantuan berupa paket sarana produksi meliputi bibit

ubijalar, pupuk, pestisida/herbisida yang diberikan kepada

kelompok tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan

kegiatan Intensifikasi untuk mendukung pencapaian

sasaran produksi ubijalar

j) Kelompok tani adalah kumpulan

Petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar

kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan

sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan

keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan

usaha anggota.

k) Gabungan Kelompok tani (gapoktan) adalah

Gabungan kelompoktani (GAPOKTAN) adalah

kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan

bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan

efisiensi usaha.

l) Usaha tani, adalah usaha dibidang pertanian, peternakan

dan perkebunan.

m) Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, dan peternakan), adalah seluruh kegiatan

yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,

pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya

alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan

berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga

kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat

sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 35

n) Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia

beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha

di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture,

penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar

hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,

pemasaran, dan jasa penunjang.

o) Kelompok tani/Gapoktan dalam program pengelolaan

produksi ubijalar meliputi kelompok tani/Gabungan

kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman

pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha tani

tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau

Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang

berusaha tani tanaman pangan pada lahan perhutani atau

lahan kehutanan dan /atau lembaga masyarakat lainnya

yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera.

p) Kelompok tani/Gapoktan penerima Bantuan

pemerintah Program Pengelolaan Produksi ubijalar

adalah kelompok tani/Gabungan kelompok tani yang

berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau

petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan

pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di

Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman

pangan pada lahan perhutani atau lahan kehutanan.ya

Tanaman Pangan dan /atau lembaga masyarakat lainnya

yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera.

q) Intensifikasi pertanian adalah Pola penerapan teknologi

usahatani budidaya komoditas, yang dititik beratkan dalam

rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta

produktivitas per hektar, dengan tujuan untuk

meningkatkan produktivitas sumberdaya alam per satuan

luas melalui penerapan teknologi tepat guna, peningkatan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 36

pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air,

benih unggul, pupuk dan pestisida .

r) Pengembangan adalah Suatu areal pertanaman dengan

luasan tertentu yang dapat menjadi pusat percontohan

bagi petani dan masyarakat sekitarnya dalam upaya

peningkatan produktifitas yang signifikan.

s) Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh

Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas

lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil

dan/atau sifat-sifat lainnya.

t) Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina

yang telah disertifikasi.

u) Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA,

adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung

jawab atas penggunaan anggaran pada kementerian

Negara/Lembaga yang bersangkutan.

v) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut

KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA

untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung

jawab penggunaan anggaran pada Kementerian

Negara/lembaga yang bersangkutan

w) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut

PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh

PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau

tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas

beban APBN

2) Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubijalar 2016

sebagai berikut:

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 37

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang

Tata cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5423);

3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas

Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;

4. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang

Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54

tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

5. Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Perubahan

keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010,

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

6. Peraturan Menteri keuangan Nomor 168/PMK.05/2015

tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan

Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga

3) Arah Pemberian Bantuan Pemerintah

Bentuk bantuan pemerintah terdiri dari 7 bentuk bantuan,

meliputi Pemberian Penghargaan; Bea siswa; Tunjangan

profesi guru dan tunjangan lainnya; Bantuan operasional;

Bantuan Sarana/Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 38

gedung/bangunan; dan Bantuan lainnya yang memiliki

karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh

Pengguna Anggaran (PA).

Bentuk Bantuan Pemerintah dan bantuan hibah CF-SKR

kegiatan pengelolaan produksi ubijalar adalah Bantuan

Sarana/Prasarana, berupa bantuan paket sarana produksi

terdiri dari pupuk an organik bersubsidi (NPK, SP-36, urea),

pupuk organik, Herbisida, dan komponen sarana produksi

lainnya sesuai spesifikasi lokasi, yang diberikan kepada

kelompok tani/Gabungan kelompok tani pelaksana kegiatan

intensifikasi dan ekstensifikasi secara gratis.

Jumlah luas areal tanam yang dialokasikan bantuan sarana

produksi kegiatan pengembangan ubijalar seluas 2.700 hektar

dari dana APBN yang tersebar di 4 Provinsi, 28

Kabupaten/Kota wilayah timur dan 500 hektar dari dana hibah

CF-SKR tersebar di 4 provinsi 9 Kabupaten/Kota.

Tipe lahan dapat berupa lahan sawah irigasi, sawah tadah

hujan, lahan kering, bebas dari bencana kekeringan,

kebanjiran dan sengketa. Lokasi mempunyai potensi untuk

pengembangan ubijalar dan anggota kelompok taninya

responsif terhadap penerapan teknologi. Hamparan terkecil

untuk kegiatan pengembangan ubijalar minimal 5 ha.

Dengan diberikannya bantuan sarana produksi, akan

mendukung peningkatan produksi ubijalar, peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan petani.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 39

D. PEMANFAATAN DAN PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN

PEMERINTAH PROGRAM PENGELOLAAN PRODUKSI

UBIJALAR

1. Pemanfaatan Bantuan Pemerintah

Bantuan Pemerintah pengelolaan produksi ubijalar

dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan

ubijalar, dengan tujuan sebagai berikut:

1) Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya ubijalar

sesuai rekomendasi, untuk mencapai tingkat produktivitas

tinggi

2) Meningkatkan minat dan motivasi petani berusaha tani

ubijalar

3) Meringankan beban petani dalam mengeluarkan biaya

usaha tani ubijalar

4) Besaran dana yang akan diberikan kepada kelompok

tani/Gapoktan pelaksana pengembangan ubijalar

maksimal sebesar Rp. 3.689.000,- per hektar sudah

termasuk pajak,

5) Bantuan pemerintah diperuntukan bagi pengadaan Sarana

produksi yang diberikan yaitu pupuk an organik bersubsidi,

pupuk organik dan herbisida.

6) Alokasi paket bantuan per hektar meliputi Jenis , volume,

dan harga bantuan sarana produksi ditetapkan oleh Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) masing-masing Satker.

7) Komponen sarana produksi yang diberikan disesuaikan

dengan kebutuhan dimasing masing daerah berdasarkan

rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). harga

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 40

setiap komponen saprodi disesuaikan dengan harga yang

berlaku di daerah masing-masing.

8) Apabila dana bantuan saprodi setelah dilaksanakan

pengadaan masih tersisa, maka sisa dana tersebut harus

disetor ke Kas Negara.

2. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah

Penerima bantuan pemerintah pengelolaan produksi ubijalar,

dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah kelompok

tani/ Gapoktan yang telah ditetapkan untuk melaksanakan

kegiatan pengembangan ubijalar. Seleksi dan Penetapan

kelompok tani penerima bantuan, ditetapkan oleh Pejabat

Pembuat komitmen (PPK) melalui Surat Keputusan penerima

bantuan pemerintah berdasarkan hasil seleksi dan disahkan

oleh KPA sebagai dasar pemberian bantuan. Surat Keputusan

Penerima bantuan paling sedikit memuat Identitas penerima

Bantuan; Jumlah Barang dan/atau nilai uang; Nomor rekening

penerima bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk

uang.

Persyaratan kelompok tani/gapoktan penerima bantuan

pemerintah masing-masing kegiatan sebagai berikut:

Persyaratan Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan

pemerintah yang melaksanakan kegiatan pengembangan

ubijalar adalah sebagai berikut :

1) Kelompok tani/Gapoktan yang aktif mempunyai lahan

ataupun penggarap/penyewa dan mau menerima teknologi

baru

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 41

2) Kelompok tani/Gapoktan masih aktif dan mempunyai

kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan

Bendahara, diusahakan lahan usaha taninya berada

dalam satu hamparan

3) kelompok tani/Gapoktan dengan kemampuan penerapan

teknologi usaha taninya masih belum optimal sehingga

produktivitas yang dihasilkan rendah bila dibandingkan

dengan potensi hasil dari varietas yang ditanam, namun

masih berpeluang untuk ditingkatkan dengan penerapan

teknologi usahatani yang lebih baik.

4) Bagi kelompok tani/Gapoktan yang menerima bantuan

pemerintah dalam bentuk uang, maka kelompok tani harus

mampu mengelola Bantuan pemerintah meliputi,

pengeloaan keuangan, pengadaan barang secara

transparan, efektif dan efisien, penyaluran bantuan kepada

anggotanya, penatausahaan uang dan barang, penyetoran

pajak, pembuatan laporan, dan pertanggung jawaban

pemanfaatan bantuan. Bersedia mengadakan perjanjian

kerjasama dengan Pejabat Pembuat Komitmen, membuat

Berita acara serah terima barang, menyusun laporan,

menyetorkan pajak dan sisa uang yang tidak dimanfatkan

5) Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan

pengembangan ubijalar

6) Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan

mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi spesifik

lokasi sesuai petunjuk teknis.

7) Kelompok tani/ gapoktan pelaksana program

pengembangan ubijalar ditetapkan dengan Surat

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 42

Keputusan PPK dan disyahkan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA). Surat Keputusan Penerima bantuan

paling sedikit memuat Identitas penerima Bantuan; Jumlah

Barang dan/atau nilai uang; Nomor rekening penerima

bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8) Jika Bantuan diterima dalam bentuk uang, maka kelompok

tani/Poktan harus memiliki rekening yang masih

berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau

BUMD/ Bank Daerah) yang terdekat dan bagi kelompok

tani yang belum memiliki, harus/wajib membuka rekening

di bank. Rekening bank dapat berupa rekening kelompok

tani ataupun rekening gabungan kelompok tani (gapoktan).

Jika menggunakan rekening gapoktan mekanisme

pengaturan antar kelompok tani diatur lebih lanjut oleh

PPK disyahkan oleh KPA.

3. Cara Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melakukan seleksi

penerima Bantuan Pemerintah berdasarkan

kriteria/persyaratan yang telah ditetapkan di dalam Petunjuk

Teknis .

Berdasarkan hasil seleksi tersebut, PPK menetapkan Surat

Keputusan penerima bantuan pemerintah dan disahkan oleh

KPA sebagai dasar pemberian bantuan . Surat Keputusan,

paling sedikit memuat:

a) Identitas penerima bantuan;

b) Jumlah barang dan/atau nilai uang;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 43

c) Nomor rekening penerima bantuan untuk Bantuan

Pemerintah dalam bentuk uang.

4. Seleksi penerima bantuan pemerintah

Seleksi penerima bantuan pemerintah pengelolaan produksi

ubijalar secara umum meliput; seleksi administrasi dan seleksi

aspek teknis dengan tahapan meliputi seleksi daftar panjang

(long-list), daftar sedang (medium-list) dan daftar pendek

(short-list).

Tahapan seleksi penerima bantuan pemerintah sebagai

berikut:

a) Merekapitulasi seluruh usulan/proposal yang masuk dalam

e-proposal dan/ atau manual menjadi daftar long-list calon

penerima Bantuan Pemerintah.

b) Berdasarkan daftar panjang (long-list) dilakukan proses

seleksi administrasi meliputi meliputi verifikasi nama

kelompok, nama ketua kelompok, alamat kelompok, jenis

usaha kelompok, besarnya usulan dana Bantuan

Pemerintah, sesuai dengan data yang terdapat di dalam

usulan/proposal.

c) Bagi calon Penerima bantuan pemerintah yang lulus

seleksi administrasi direkapitulasi ke dalam daftar sedang

(medium-list).

d) Berdasarkan daftar sedang (medium-list), Tim Teknis

melakukan seleksi aspek teknis dengan cara

verifikasi/membandingkan kesesuaian antara kondisi di

lapangan dengan data usulan/proposal.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 44

e) Bagi Calon Penerima Bantuan Pemerintah yang lulus

seleksi teknis direkapitulasi ke dalam daftar pendek (short-

list).

f) Berdasarkan daftar pendek (Short-list) calon penerima

bantuan, Tim Teknis mengusulkan kepada PPK untuk

ditetapkan menjadi calon penerima dana Bantuan

Pemerintah, melalui surat keputusan PPK dan disyahkan

oleh KPA.

g) Surat Keputusan PPK tentang penerima bantuan

pemerintah, yang disyahkan oleh KPA, merupakan Dasar

untuk penyaluran Bantuan Pemerintah.

E. BENTUK BANTUAN PEMERINTAH DAN ALOKASI ANGGARAN

BANTUAN KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI UBIJALAR

1. Bentuk Bantuan Pemerintah

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor

168/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Pemerintah pada

Kementerian Negara/Lembaga, terdapat 7 (tujuh) bentuk

bantuan pemerintah yaitu: a). Pemberian penghargaan; b).

Beasiswa; c). Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya;

d). Bantuan operasional; e). Bantuan sarana/ prasarana; f).

Bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/ bangunan; dan g).

Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan

Pemerintah yang ditetapkan oleh PA.

Untuk bantuan pemerintah kegiatan pengelolaan produksi

ubijalar diberikan dalam kategori bentuk bantuan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 45

Sarana/Prasarana berupa bantuan paket sarana produksi

meliputi pupuk dan pestisida. Jenis volume, dan harga patokan

bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan disusun oleh

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satuan Kerja (Satker)

masing-masing daerah, sesuai kebutuhan dan berdasarkan

rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi), dengan nilai

maksimal per hektar sesuai alokasi pada DIPA dan POK.

Sebagai bahan acuan / referensi, penyusunan jenis, volume,

harga bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan, seperti

contoh pada tabel 8 berikut :

Tabel 8 : Contoh rincian Bantuan Pemerintah dan bantuan

dana hibah CF-SKR perhektar dalam bentuk

Bantuan Sarana/Prasarana berupa sarana produksi

kegiatan pengembangan ubijalar tahun anggaran

2016

APBN

No UraianSatuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

1 Pupuk NPK Bersubsidi 276 Kg 2,600 717,600

2 Pupuk SP36 Bersubsidi 155 Kg 2,200 341,000

3 Pupuk Urea Bersubsidi 250 Kg 2,000 500,000

4 Pupuk Organik 3,000 Kg 550 1,650,000

5 Herbisida 4 Liter 82,600 330,400

Total Bansos 3,539,000

Pert kelompok 2 Kali 75,000 150,000

150,000

3,689,000

Volume

Total Belanja Operasional lainnya

Total Biaya Per Hektar

CF_SKR

No UraianSatuan

(Rp)Jumlah (Rp)

1 Pupuk NPK Bersubsidi 276 Kg 2,600 717,600

2 Pupuk SP36 Bersubsidi 75 Kg 2,200 165,000

3 Pupuk Urea Bersubsidi 250 Kg 2,000 500,000

4 Pupuk Organik 2,500 Kg 550 1,375,000

5 Herbisida 3 Liter 74,800 224,400

Total Bansos 2,982,000

Pert kelompok 2 Kali 52,000 104,000

104,000

3,086,000

Volume

Total Belanja Operasional lainnya

Total Biaya Per Hektar

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 46

2. Alokasi dan Rincian Jumlah Anggaran Bantuan

Alokasi anggaran bantuan pemerintah untuk kegiatan

pengelolaan produksi ubijalar tahun 2016 dari APBN sebesar

Rp. 9.960.300.000,-, yang diperuntukan bagi kegiatan

pengembangan ubijalar untuk areal tanam seluas 2.700 hektar

dan Rp. 1.543.000.000,-, yang diperuntukan bagi kegiatan

pengembangan ubijalar untuk areal tanam seluas 500 hektar.

Alokasi anggaran bantuan pemerintah kegiatan pengelolaan

produksi ubijalar ditetapkan dengan memperhatikan

karakteristik bantuan, fleksibilitas dalam pelaksanaan, serta

efisiensi dan efektivitas sasaran yang ditetapkan. Alokasi

bantuan pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana berupa

bantuan sarana produksi dialokasikan pada kelompok Akun

Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda.

Bantuan Sarana produksi kepada penerima bantuan

pemerintah dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang.

Pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk uang dengan

ketentuan ;

a. Barang Bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh

penerima bantuan; atau;

b. Nilai per Jenis barang bantuan di bawah Rp.50.000.000

(lima puluh juta rupiah) yang dapat dilaksanakan oleh

penerima bantuan.

Rincian alokasi anggaran Bantuan per provinsi seperti tabel

9 berikut:

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 47

Tabel 9, Alokasi Anggaran Bantuan Pemerintah, Bentuk Sarana/Prasarana berupa sarana produksi Kegiatan pengelolaan Produksi ubijalar per provinsi .

APBN

No Provinsi

Bantuan Saprodi

Pengembangan Ubijalar

Wilayah Timur (Rp.000)

1 MALUKU 2,213,400

2 PAPUA 4,426,800

3 MALUT 1,106,700

4 PAPUA BARAT 2,213,400

No Provinsi

Bantuan

Saprodi

Intensifikasi

Kedelai (Rp.000)

Bantuan

Saprodi

Ekstensifikasi

PAT-PIP Kedelai

(Rp.000)

Total Rp.000

1 Aceh 28,505,250 80,467,750 108,973,000

2 Sumut 7,570,500 43,387,000 50,957,500

3 Riau 4,635,000 10,216,125 14,851,125

4 Jambi 10,166,250 17,657,500 27,823,750

5 Sumsel 35,675,250 62,431,875 98,107,125

6 Bengkulu 10,351,500 23,963,750 34,315,250

7 Lampung 20,332,500 8,828,750 29,161,250

8 Jabar 59,946,000 48,558,125 108,504,125

9 Jateng 45,268,500 15,135,000 60,403,500

10 DI Yogyakarta 6,180,000 - 6,180,000

11 Jatim 107,841,000 162,701,250 270,542,250

12 Kalbar 2,240,250 5,801,750 8,042,000

13 Kalteng 1,622,250 5,045,000 6,667,250

14 Kalsel 20,023,500 75,675,000 95,698,500

15 Kaltim 2,163,000 9,081,000 11,244,000

16 Sulut 9,888,000 40,360,000 50,248,000

17 Sulteng 8,265,750 21,189,000 29,454,750

18 Sulsel 51,100,875 131,170,000 182,270,875

19 Sultra 10,042,500 27,495,250 37,537,750

20 Bali 6,257,250 - 6,257,250

21 NTB 43,260,000 113,512,500 156,772,500

22 NTT 6,141,375 14,378,250 20,519,625

23 Maluku 2,058,500 6,182,400 8,240,900

24 Papua 2,416,500 4,857,600 7,274,100

25 Malut 1,342,500 7,360,000 8,702,500

26 Banten 6,952,500 8,828,750 15,781,250

27 Gorontalo 540,750 7,567,500 8,108,250

28 Papua Barat 2,595,500 4,416,000 7,011,500

29 Sulbar 2,317,500 10,594,500 12,912,000

30 Kaltara 10,290,000 5,045,000 15,335,000

525,990,250 971,906,625 1,497,896,875 TOTAL

CF-SKR

No Provinsi

Bantuan Saprodi

Pengembangan Ubijalar

Melalu CF-SKR (Rp.000)

1 JAWA BARAT 617,200

2 JAWA TENGAH 308,600

3 JAWA TIMUR 462,900

4 BANTEN 154,300

F. TATA KELOLA PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH

Sesuai tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman

Pangan maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki andil

yang sangat penting dalam mencapai Swasembada dan

Swasembada Berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mewujudkan

nya maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memberi bantuan

pemerintah kepada petani tanaman pangan di Indonesia.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 48

1. Penyaluran Bantuan Pemerintah

Sesuai dengan pasal 23 sd pasal 30, PMK 168 tahun 2015,

bahwa Pemberian bantuan sarana/prasarana kepada

penerima Bantuan Pemerintah dapat diberikan dalam

bentuk Barang atau Uang. Dalam hal pelaksanaan

kegiatan pengelolaan produksi kedelai tahun 2016,

pemberian bantuan Kepada kelompok tani/Gapoktan dapat

dilakukan baik bentuk Barang maupun Uang. Dalam

pelaksanaannya, Satker Provinsi maupun Kabupate/Kota

dapat memilih salah satu atau dua-duanya, tergantung pada

syarat-syarat yang dipenuhi sesuai PMK 168 tahun 2105.

Mekanisme penyaluran bantuan pemerintah sebagai berikut:

a. Mekanisme Pemberian Bantuan sarana/Prasarana dalam

bentuk Barang

1) Dalam rangka pengadaan barang untuk bantuan

sarana/prasarana kegiatan pengelolaan produksi ubijalar,

yang disalurkan dalam bentuk barang kepada penerima

bantuan, PPK menandatangani kontrak pengadaan

barang dengan penyedia barang.

2) Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan

Perundang-undangan yang mengatur mengenai

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;

3) PPK melakukan kontrak dengan penyedia barang

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 49

4) Penyedia Barang dapat menyalurkan barang langsung

kepada Penerima bantuan atau PPK yang

menyampaikan kepada Penerima bantuan.

b. Mekanisme Pemberian Bantuan sarana/Prasarana dalam

bentuk Uang

Pemberian bantuan pemerintah berupa sarana/ prasarana

dalam bentuk uang, diberikan dengan ketentuan :

Barang bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan

oleh penerima bantuan; atau

Nilai per jenis barang bantuan di bawah

Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang dapat

dilaksanakan oleh penerima bantuan.

Sehubungan bantuan sarana/prasarana kegiatan

pengelolaan produksi ubijalar bukan dihasilkan sendiri oleh

penerima bantuan, maka pemberian bantuan sarana

prasarana dalam bentuk uang, menggunakan ketentuan

berdasarkan nilai jenis barang bantuan di bawah

Rp.50.000.000,-.

Pemberi bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang

dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara PPK

dengan penerima bantuan yang telah ditetapkan dalam

Surat Keputusan.

Pembuatan Perjanjian Kerjasama minimal memuat

ketentuan :

1) hak dan kewajiban kedua belah pihak;

2) jumlah dan nilai barang yang akan dihasilkan/dibeli;

3) jenis dan spesifikasi barang yang akan dihasilkan/dibeli;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 50

4) jangka waktu penyelesaian pekerjaan;

5) tata cara dan syarat penyaluran;

6) pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk

menghasilkan/membeli barang sesuai dengan jenis dan

spesifikasi;

7) pengadaan akan dilakukan secara transparan dan

akuntabel;

8) pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk

menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas

Negara;

9) sanksi;

10) penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala

kepada PPK; dan

11) penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada

PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun

anggaran

2. Pencairan Bantuan Pemerintah

a. Pencairan bantuan Pemerintah dalam bentuk

barang

1) Pelaksanaan penyaluran bantuan sarana/prasara

dalam bentuk barang kepeda penerima Bantuan

pemerintah dilakukan oleh Pejabat pembuat

Komitmen (PPK) atau oleh Penyedia barang

dan/atau jasa sesuai kontrak. Untuk pelaksanaan

pengelolaan produksi kedelai, bantuan

sarana/prasarana berupa paket sarana produksi

yang meliputi pupuk dan pestisida diberikan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 51

langsung kepada kelompok tani/Gapoktan secara

langsung oleh Penyedia barang sesuai kontrak.

2) Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam

bentuk barang, dilakukan secara langsung dari

rekening Kas Negara ke rekening penyedia barang

melalui mekanisme Pembayaran langsung (LS).

b. Pencairan bantuan Pemerintah dalam bentuk Uang

Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam

bentuk uang, dilakukan melalui tahapan sebagai

berikut:

1) Tahap I sebsesar 70% dari keseluruhan dana

bantuan sarana/prasarana setelahperjanjian

kerjasama ditandatangani oleh Penerima bantuan

dalam hal ini Kelompok Tani/gapoktan dengan

PPK.

2) Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana

bantuan sarana/prasarana, apabila prestasi

pekerjaan telah mencapai 50%.

1) Proses Pengajuan Bantuan Tahap Pertama

(70%)

Penerima bantuan sarana/prasarana dalam

bentuk uang mengajukan permohonan

pembayaran Tahap I kepada PPK dengan

dilampiri :

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 52

a) perjanjian kerja sama yang telah

ditandatangani oleh penerima bantuan;

dan

b) kuitansi bukti penerimaan uang yang

telah ditandatangani oleh penerima

bantuan dalam hal ini kelompok

tani/Gapoktan.

Pemanfaatan bantuan saprodi dalam bentuk

uang oleh Kelompok Tani/ Gapoktan

a) Setelah Kelompok Tani/ Gapoktan

menerima bantuan uang, dilanjutkan

dengan pembelanjaan sarana produksi.

b) Jumlah, jenis, volume, spefikasi sarana

produksi yang dibeli sesuai yang

tercantum dalam perjanjian kerja sama

antara PPK dan Kelompok Tani.

c) Kelompok Tani/ Gapoktan dan Penyedia

Barang, melakukan transaksi jual beli,

penyerahan barang dan pembayaran

memfoto/ memfilmkan sarana produksi

yang dibeli.

d) Kelompok Tani/ Gapoktan menyimpan

bukti-bukti pengeluaran uang , Berita

Acara Serah Terima Barang (BAST),

foto/film, sebagai bahan laporan

pertanggung jawaban.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 53

Mekanisme pencairan pembayaran langsung dalam

bentuk uang untuk barang dengan nilai per jenis

barang bantuan di bawah Rp.50.000.000,- yang dapat

dilaksanakan oleh Penerima bantuan sebagaimana

gambar berikut:

2) Proses Pengajuan Bantuan Tahap Pertama

(70%)

Penerima bantuan sarana/prasarana dalam

bentuk uang mengajukan permohonan

pembayaran Tahap II kepada PPK dengan

dilampiri :

a) Kuitansi bukti pengeluaran yang telah

ditandatangani oleh penerima bantuan

dalam hal ini Kelompok tani/gapoktan.

b) Laporan kemajuan penyelesaian

pekerjaan yang ditandatangani oleh

ketua/pimpinan penerima bantuan

sarana/prasarana.

PPK melakukan pengujian permohonan

pembayaran Tahap I dan Tahap II yang

diajukan penerima bantuan sesuai Petunjuk

Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah

PPK menandatangani perjanjian kerja sama

dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 54

uang untuk pembayaran Tahap I, serta

menerbitkan SPP setelah pengujian telah

sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran

Bantuan Pemerintah

PPK mengesahkan bukti penerimaan uang

untuk pembayaran Tahap II, serta menerbitkan

SPP setelah pengujian telah sesuai dengan

Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan

Pemerintah

Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan

Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan

Pemerintah, PPK menyampaikan informasi

kepada penerima bantuan untuk melengkapi

dan memperbaiki dokumen permohonan

SPP disampaikan kepada PP-SPM

3. Pertanggung jawaban Bantuan Pemerintah

Penerima dana bantuan sarana dan prasarana dalam bentuk

uang, harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban

kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir

tahun anggaran dengan dilampiri:

a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan

ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi;

b. Berita Acara Serah Terima Barang yang

ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima

bantuan;

c. foto/film barang yang dihasilkan/dibeli;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 55

d. daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa

dana;

e. surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah

disimpan; dan

f. bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat

sisa bantuan.

PPK melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban

dari Penerima Bantuan dan selanjutnya mengesahkan Berita

Acara Serah Terima apabila telah sesuai dengan perjanjian

kerjasama

PPK mengesahkan Berita Acara serah terima setelah hasil

verifikasi telah sesuai dengan perjanjian kerjasama.

4. Ketentuan Perpajakan dan Sanksi

a. Ketentuan Perpajakan

Bantuan Pemerintah dalam bentuk bantuan

sarana/prasarana dialokasikan pada kelompok Akun

Belanja Barang untuk diserahkan kepada

Masyarakat/Pemda.

Bantuan sarana/prasarana kegiatan pengelolaan

produksi ubijalar berupa bantuan paket sarana

produksi berupa pupuk dan pestisida.

Ketentuan peraturan perpajakan dalam penggunaan

dana bantuan paket sarana produksi pengeloloaan

produksi ubijalar dilaksanakan sesuai peraturan

tentang perpajakan bagi anggaran APBN.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 56

b. Sanksi

Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang

dapat merugikan Negara dan/atau kementerian

dan/atau kelompok tani/gapoktan akan dijatuhkan oleh

aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada

oknum yang melalkukan pelanggaran dapat diberikan

dalam berbagai bentuk sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

G. DUKUNGAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN

PEMERINTAH

1. Pengorganisasian

Pengorganisasian dimaksudkan agar pelaksanaan manajemen

Pemberian bantuan pemerintah berupa sarana produksi bagi

kelompok tani/gapoktan dapat berjalan secara efektif dan

efisien.

Untuk memudahkan koordinasi, pembinaan dan pengawasan

dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan dan

pengelolaan bantuan sarana prosuki, maka pengelolaan

kegiatan bantuan sarana produksi dilaksanakan secara

terstruktur dan terintegrasi mulai dari tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota hingga lapangan.

Agar pelaksanaan kegiatan memenuhi kaidah pengelolaan

sesuai prinsip pelaksanaan Pemerintah yang baik (good

governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment),

maka pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kedelai

harus memenuhi prinsip-prinsip; Mentaati ketentuan peraturan

dan perundangan; Membebaskan diri dari praktek korupsi,

kolusi dan nepotisme (KKN); Menjunjung tinggi keterbukaan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 57

informasi, transparansi dan demokratisasi; serta Memenuhi

asas akuntabilitas.

a. Struktur Organisasi

1. Penanggung Jawab Program

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selaku

penanggung jawab program memfasilitasi koordinasi

persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi

kegiatan Belanja Bantuan Sosial antara lain :

Menyusun petunjuk teknis dan pola pemberdayaan

yang berkelanjutan untuk mengarahkan kegiatan

dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai

Renstra yang ditetapkan;

Menggalang kemitraan dan melaksanakan

koordinasi dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota,

Instansi terkait serta seluruh pemangku

kepentingan, dalam pelaksanaan, pemantauan/

pengendalian dan evaluasi kegiatan;

Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Belanja

Bantuan Sosial dari pelaksanaan program dan

anggaran.

2. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program

Berada pada Dinas Pertanian yang membidangi

tanaman pangan Provinsi atas nama Gubernur.

3. Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan

pengelolaan produksi ubijalar Berada pada Dinas

Pertanian yang membidangi tanaman pangan

Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 58

b. Tim Pembina

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengelolaan

produksi ubijalar di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina

Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim

Teknis Kabupaten/Kota.

1) Tim Pembina Pusat

Merencanakan operasional kegiatan peningkatan

produksi padi, jagung dan kedelai dan sarana

pendukungnya.

Melaksanakan validasi calon penerima bantuan

dan dan calon lokasi

Melaksanakan supervisi dan pendampingan

Satuan kerja Perangkat daerah pelaksana

program.

Menyusun laporan secara periodik setiap bulan

atas pelaksanaan program dan kegiatan

peningkatan produksi ubijalar, dan sarana

pendukungnya.

2) Tim Pembina Provinsi

Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu

pada pedoman yang disusun oleh Pusat;

Melakukan koordinasi lintas sektoral antara-

instansi di tingkat Provinsi dalam rangka

meningkatkan efisiensi dan efektifitas

pelaksanaan;

Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis

Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan

pengendalian serta membantu mengatasi

permasalahan di lapangan;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 59

Menyusun laporan hasil pemantauan dan

pengendalian serta menyampaikan laporan ke

tingkat Pusat.

3) Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tim Teknis Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur

Dinas Pertanan, Bakorluh Kabupaten dan Kodim

ditunjuk dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat

atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi

tanaman pangan, dengan tugas :

Menyusun petunjuk teknis (Juknis) dengan

mengacu pada Pedoman yang disusun oleh

Pusat dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang

disusun oleh Provinsi disesuaikan dengan kondisi

sosial budaya setempat dan usaha yang

dikembangkan;

Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok (RUK)

sesuai dengan rekomendasi setempat.

Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok

sasaran;

Melakukan bimbingan teknis,

pemantauan/pengendalian dan evaluasi;

Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian

dan evaluasi.

Tim pembina tingkat Provinsi dan tim teknis tingkat

Kabupaten/Kota melakukan koordinasi pelaksanaan

pengembangan ubijalar di Pos Simpul Koordinasi

(POSKO) mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,

Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi.

Frekuensi pelaksanaan pembinaan oleh Provinsi dan

Kabupaten/Kota dilakukan sebagai berikut:

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 60

1) Pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari

persiapan sampai dengan panen secara berjenjang

mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan

Kecamatan serta Desa.

2) Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan

pengembangan ubijalar di Kabupaten/Kota 2 kali per

musim tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan

dana yang ada.

3) Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelaksanaan

pengembangan ubijalar di tingkat lapangan/kelompok

tani pelaksana pengembangan ubijalar 3 kali per musim

tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana

yang ada.

c. Pengawasan

Kegiatan pengawasan adalah kegiatan yang bertujuan

untuk mengurangi dan atau menghindari masalah yang

berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang,

kebocoran dan pemborosan keuangan negara, pungutan

liar, atau bentuk penyelewengan lainnya. Bentuk

pengawasan bantuan pemerintah kegiatan pengelolaan

produksi ubijalar berupa pengendalian intern, pengawasan

fungsional internal, dan pengawasan eksternal.

yang berhak melakukan pengawasan internal program

bantuan sarana produksi adalah Inspektorat Jenderal

(Itjen) Kementerian Pertanian dan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sedangkan

pengawas eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK).

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 61

1) Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah proses yang integral pada

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus

menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai (satker)

untuk memberikan keyakinan memadai atas

tercapainya tujuan organisasi.

2) Pengawasan Fungsional Internal

Instansi pengawas fungsional kegiatan Bantuan

sarana produksi secara internal adalah Inspektorat

Jenderal Kementerian Pertanian dan BPKP. Instansi

ini juga bertanggung jawab untuk melakukan audit

sesuai kebutuhan atau sesuai permintaan instansi

yang akan diaudit terhadap pemanfaatan dana

bantuan sarana produksi. Audit bantuan sarana

produksi dilaksanakan untuk memberikan keyakinan

tentang pencapaian kinerja bantuan sarana produksi

pada masing-masing tingkatan (Kementerian

Pertanian, provinsi, kabupaten/ kota dan Kelompok

tani/gapoktan) serta keyakinan pelaksanaan

pemberian bantuan sarana produksi telah sesuai

dengan ketentuan. Audit kinerja program pemberian

bantuan sarana produksi menggunakan 4 (empat)

tepat yaitu 1) tepat sasaran, 2) tepat waktu, 3) tepat

jumlah, dan 4) tepat guna. Selain empat tepat, audit

juga melihat apakah pelaksanaan bantuan sarana

produksi sudah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku terutama petunjuk teknis bantuan sarana

produksi.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 62

3) Pengawasan Eksternal

Instansi pengawas eksternal kegiatan bantuan sarana

produksi adalah pengawasan fungsional yang

dilakukan oleh tim audit keuangan yang berwenang,

yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Instansi ini

juga bertanggung jawab untuk melakukan audit sesuai

dengan kebutuhan atau permintaan instansi yang

akan diaudit terhadap pelaksanaan dan pemanfaatan

dana bantuan sarana produksi.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 63

BAB V PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN

A. PENGENDALIAN

Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur

oleh masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara

berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota bersama pihak terkait. Pengendalian

dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan

panen. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan

program dan kegiatan pencapaian produksi ubijalar tahun 2016.

Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas

fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun

lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh

masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi

kepada pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus

kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi

petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan

mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif

dan lembaga lainnya).

Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina

dii Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 64

2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok

sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di

Kabupaten/Kota;

3. Tahap pemilihan penyedia barang dan transfer/penyaluran

dana bantuan sosial ke rekening kelompok;

4. Tahap pencairan dana bantuan dan penyaluran barang yang

dilakukan oleh kelompok;

5. Tahap kebenaran serta ketepatan pemanfaatan dana bantuan

sosial yang dilakukan oleh kelompok;

6. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh

kelompok;

7. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output,

outcome, benefit dan impact.

B. MONITORING

Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan

kegiatan peningkatan produksi ubijalar tahun 2016, maka

dilakukan pelaksanaan monitoring perkembangan penyaluran

bansos kepada kelompok tani penerima bantuan oleh Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK), dan realisasi tanam dan panen

kedelai oleh ketua kelompok tani atau petugas lapangan. Proses

pelaksanaan monitoring sebagai berikut :

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 65

1. Perkembangan Penyaluran bantuan pemerintah

a. PPK Satker Tugas pembantuan, mengirimkan data

transfer Bansos meliputi data kelompok tani dan nilai

bantuan.

b. Waktu pengiriman sesuai dengan pengajuan SPPD,

yang diajukan oleh PPK kepada penerbit SPM.

c. Data dikirim ke Direktorat Budidaya Aneka kacang dan

Umbi, Direktorat Jenderal tanaman Pangan, melalui

email [email protected] atau

[email protected]

2. Realisasi tanam dan panen Program pengembangan ubijalar

a. Ketua kelompok tani mengirimkan data tanggal realisasi

tanam, realisasi panen dan produktivitas ke pusat,

melalui penyuluh setempat yang kemudian disampaikan

ke Dinas Kabupaten dan diteruskan ke Dinas Propinsi

melalu email [email protected]

b. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat akan

tanam dan panen

c. Sosialisasi akan dilakukan oleh petugas Pusat, Provinsi,

Kabupaten dan Kecamatan.

C. EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi

berbagai permasalahan yang mungkin timbul maupun tingkat

keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 66

kegiatan sehingga dapat dilakukan tindakan korektif sedini

mungkin. Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan secara

berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik

dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan

usaha kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai

dengan akhir kegiatan. Evaluasi meliputi: 1) komponen kegiatan

dalam mendukung pencapaian produksi ubijalar tahun 2016, 2)

tingkat pencapaian sasaran areal dan produksi, 3) kenaikan

tingkat produktivitas dan produksi, 4) permasalahan yang timbul di

tingkat lapang, 5) kegiatan pendukung lainnya.

D. PELAPORAN

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan dan ketua kelompoktani secara

periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang

yaitu dari Ketua kelompoktani ke penyuluh lapangan ke

Kabupaten/Kota, Provinsi dan pusat.

1. Laporan Kegiatan

Pelaporan kegiatan meliputi laporan pelaksanaan program,

pelaksanaan kegiatan, penyampaian data dan informasi dan

laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan yang

memuat evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung

lainnya sebagaimana dalam format laporan terlampir

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 67

2. Laporan Program

a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi

bulanan

1) Pusat, Provinsi dan Kab/Kota merencanakan dan

membuat laporan blanko sasaran tanam, panen,

produktivitas dan produksi ubijalar tahun 2016

2) Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan

produksi ubijalar tahun 2016 Kab/Kota di laporkan

ke Provinsi

3) Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen,

produktivitas dan produksi ubijalar tahun 2016 ke

Pusat

b. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi

bulanan

1) Petugas Penyuluh dan Babinsa meminta laporan

realisasi tanam atau panen kepada ketua

Kelompok Tani, selanjutnya dikompilasi dan

dilaporkan ke atasan masing-masing di Kabupaten.

Babinsa ke Dandim c.q. Pasiter di Kodim dan Dinas

Pertanian kabupaten.

2) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko

realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi

kedelai bulanan tahun 2016 ke Provinsi. Kodim ke

Korem/Kodam dan Dinas Pertanian Kab ke Dinas

Pertanian Provinsi.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 68

3) Selanjutnya Provinsi mengirimkan laporan blanko

realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi

kedelai bulanan tahun 2016 ke Pusat.

Korem/Kodam ke Aster Kasad c.q. Paban III/wanwil

dan Dinas Pertanian Provinsi ke Direktur Jenderal

Tanama Pangan c.q. Direktur Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi.

4) Penyampaian laporan realisasi tanam, panen,

produktivitas dan produksi kedelai tahun 2016

Kab/Kota di laporkan ke Provinsi dan Pusat setiap

bulannya.

c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat

lapangan

1) Dinas Kab/Kota memberikan laporan kendala dan

permasalahan kegiatan pengelolaan produksi

ubijalar di lapangan antara lain meliputi bagaimana

ketersediaan benih, tanaman yang terkena OPT,

banjir maupun kekeringan

2) Dari laporan Kab/Kota yang disampaikan ke dinas

Provinsi dan akan di laporkan ke Pusat

3) Laporan kendala dan permasalahan di tingkat

lapangan disampaikan ke Pusat setiap bulan

4) Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan,

triwulan dan tahunan

5) Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan

dievaluasi oleh Pusat dan Daerah.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 69

Pengiriman laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Ragunan No 15

Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520; no. telepon (021)

7805342; faksimili (021) 7805179 ; email:

[email protected]. Kinerja penyampaian laporan

akan dijadikan salah satu dasar penentuan anggaran tahun

2017 sebagai penerapan azas reward dan punishment.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 70

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 71

BAB. VI

PENUTUP

Peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya

pengembangan ubijalar merupakan salah satu upaya yang diharapkan

mampu memberikan kontribusi yang lebih besar pada produksi

tanaman pangan mendatang.

Diharapkan kegiatan pengembangan ini akan berkontribusi dalam

mewujudkan peningkatan produksi dan pendapatan petani apabila

didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu,

onfarm maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan areal

pengembangan yang harmonis, sinkron dan sinergis disetiap tingkat

pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan

sampai ke tingkat Desa.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 72

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 73

LAMPIRAN

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 74

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 75

Lampiran 1

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016

No Provinsi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)

1 NAD 1,296 1,233 136.99 16,890

2 Sumatera Utara 12,627 12,009 156.14 187,509

3 Sumatera Barat 4,093 3,892 221.93 86,379

4 Riau 1,296 1,233 108.15 13,334

5 Kep. Riau 188 179 91.67 1,645

6 Jambi 2,026 1,927 133.01 25,626

7 Sumatera Selatan 3,664 3,485 96.63 33,672

8 Kepulauan Bangka Belitung 700 666 107.68 7,167

9 Bengkulu 2,163 2,057 131.08 26,968

10 Lampung 4,747 4,515 134.71 60,817

11 DKI Jakarta - - - -

12 Jawa Barat 34,308 32,695 193.84 633,773

13 Banten 3,083 2,931 162.30 47,576

14 Jawa Tengah 9,003 8,617 225.30 194,143

15 D.I.Yogyakarta 543 517 161.96 8,370

16 Jawa Timur 16,189 15,424 137.86 212,629

17 Bali 6,458 6,142 174.57 107,226

18 NTB 1,035 984 158.94 15,640

19 NTT 12,555 11,949 111.65 133,411

20 Kalimantan Barat 1,554 1,478 106.53 15,741

21 Kalimantan Tengah 1,556 1,480 95.45 14,128

22 Kalimantan Selatan 2,693 2,563 158.34 40,588

23 Kalimantan Timur 3,428 3,266 128.72 42,042

24 Sulawesi Utara 5,162 4,916 135.54 66,628

25 Gorontalo 389 370 126.60 4,679

26 Sulawesi Tengah 3,106 2,955 146.79 43,381

27 Sulawesi Selatan 5,493 5,226 151.62 79,235

28 Sulawesi Barat 1,357 1,291 148.46 19,163

29 Sulawesi Tenggara 3,180 3,031 105.44 31,956

30 Maluku 2,610 2,485 117.65 29,235

31 Maluku Utara 3,304 3,153 120.03 37,846

32 Papua 34,261 32,633 138.27 451,211

33 Papua Barat 870 827 137.75 11,391

JAWA 63,126 60,185 182.19 1,096,492

LUAR JAWA 121,810 115,944 138.30 1,603,508

INDONESIA 184,936 176,129 153.30 2,700,000

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 76

Lampiran 2

LOKASI PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016

No PROVINSI LUASAN (HA)

500

1 JABAR 200

1 Kab. Ciamis 75

2 Kab. Kuningan 50

3 Kab. Sukabumi 75

2 JATENG 100

1 Kab. Karanganyar 50

2 Kab. Pati 50

3 JATIM 150

1 Kab. Blitar 50

2 Kab. Magetan 50

3 Kab. Tulungagung 50

4 BANTEN 50

1 Kab. Pandeglang 50

2,700

1 MALUKU 600

1 Kab. Maluku Tengah 200

2 Kab. Pulau Buru 100

3 Kab. Seram Bag Barat 100

4 Kab. Seram Bag Timur 150

5 Kab. Buru Selatan 50

2 PAPUA 1,200

1 Kab. Biak Numford 100

2 Kab. Jayawijaya 200

3 Kab. Merauke 200

4 Kab. Mimika 150

5 Kab. Nabire 100

6 Kota Jayapura 50

7 Kab. Keerom 150

8 Kab. Yahukimo 100

9 Kab. Supiori 50

10 Kab. Lanny Jaya 100

3 MALUT 300

1 Kab. Halmahera Barat 150

2 Kab. Halmahera Timur 50

3 Kab. Pulau Morotai 100

4 PAPUA BARAT 600

1 Kab. Sorong 50

2 Kab. Manokwari 200

3 Kab. Raja Ampat 50

4 Kab. Teluk Bintuni 25

5 Kab. Teluk Wondama 25

6 Kab. Kaimana 50

7 Kab. Maybrat 100

8 Kab Manokwari Selatan 100

KABUPATEN/ KOTA

CF-SKR

APBN

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 77

Lampiran 3

LAMPIRAN CONTOH FORMAT PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI UBI

JALAR 2016

1. Format-1: Contoh format Perjanjian Kerjasama, Bantuan

Pemerintah melalui Transfer Uang.

2. Format-2: Contoh perhitungan jumlah maksimal anggaran

Bantuan pemerintah yang ditransfer dalam bentuk uang

kurang dari Rp.50.000.000 per jenis barang.

3. Format-3: Contoh Laporan Kemajuan Penyelesaian

Pekerjaan min. 50%

4. Format-4 : Contoh Laporan Pertanggungjawaban Penerima

Bantuan

5. Format-5 : Contoh Kuitansi Penerimaan Dana Bantuan

Pemerintah

6. Format- 6 : Contoh Berita Acara Serah Terima Barang

7. Format-7 : Contoh SK Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

8. Format-8 : Lampiran SK Penetapan Penerima Bantuan

Pemerintah

9. Format-9 : RUK Pengembangan Ubijalar Tahun 2016

10. Format-10 : Surat Pernyataan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 78

Format 1 : Contoh format Perjanjian Kerjasama, Bantuan Pemerintah melalui Transfer Uang

PERJANJIAN KERJASAMA

BANTUAN PAKET SARANA PRODUKSI KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN ANGGARAN 2016

NOMOR: ..............(nomor surat dari Dinas Pertanian)

NOMOR:...............(nomor surat Kelompok Tani/Gapoktan) Pada hari ini,......... tanggal ........bulan .......... tahun dua ribu enam belas kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :------------------------ (nama)

NIP :------------------------ (NIP) Jabatan :------------------------ (jabatan pada satuan kerja Dinas Pertanian) Alamat :----------------------- (alamat kantor tempat kerja) Selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama -----------(institusi tempat kerja), berkedudukan di ---- alamat). Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :------------------------(nama Ketua kelompoktani )

Jabatan :------------------------(Ketua Kelompok Tani) Alamat :------------------------((alamat) Selaku Ketua kelompok tani ---------- yang bertindak untuk dan atas nama -------(nama kelompok tani), alamat ------(alamat). Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama, dalam rangka pelaksanaan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1 KETENTUAN UMUM

1. Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian dimana

Pihak Pertama mengikat Pihak Kedua, dan Pihak Kedua telah sepakat untuk pelaksanakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian kerjasama ini dengan mengacu pada petunjuk teknis pengelolaan produksi ubijalar dan Bantuan pemerintah tahun 2016;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 79

2. Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani berdasarkan kesepakatan Pihak Pertama dan Pihak Kedua tanpa ada unsur paksaan.

Pasal 2

HAK DAN KEWAJIBAN

1. Hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA a. Berhak membuat ketentuan penggunaan bantuan/aturan

(Petunjuk Teknis) untuk pelaksanaan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 serta menyampaikannya kepada PIHAK KEDUA ;

b. Berhak menerima laporan penggunaan dana Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 dari PIHAK KEDUA;

c. Berhak melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penggunaan dana Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;

d. Berhak menolak atau mengembalikan laporan penggunaan dana paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 kepada PIHAK KEDUA apabila ternyata kegiatan bantuan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan;

e. Berkewajiban membayar nilai bantuan yang telah ditetapkan apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua persyaratan pencairan.

2. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA

a. Berkewajiban mengelola Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 yang diterima dari Pihak Pertama secara efisien, efektif dan akuntabel serta sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis penggunaan bantuan dan peraturan perundang - undangan yang berlaku;

b. Berkewajiban melaksanakan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 dalam waktu selambat - lambatnya ………………. (dalam huruf ) hari, setelah Perjanjian ini ditandatangani; (disesuaikan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak)

c. Jika tidak dapat mempertanggung jawabkan dana bantuan sebagaimana dimaksud pada point (a) bersedia mengembalikan dana bantuan tersebut ke Kas Negara dan menerima sanksi yuridis berdasarkan ketentuan dan perundang - undangan yang berlaku;

d. Berkewajiban melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 80

Pasal 3 NILAI BANTUAN

1. Nilai Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar

tahun 2016 tersebut dalam pasal 1 sebesar Rp. -------(nominal),-(-----------rupiah);

2. Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar kedelai tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam ayat (1) merupakan nilai yang telah ditetapkan dan pasti sepanjang tidak terjadi perubahan kebijakan pemerintah yang mengakibatkan adanya perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Kementerian Pertanian/Dinas Pertanian Propinsi/ Pertanian DinasKabupaten/Kota Tahun Anggaran 2016.

Pasal 4

SPESIFIKASI BANTUAN 1. Spesifikasi bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan

ubijalar tahun 2016 sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis.

Pasal 5 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Pekerjaan bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan

ubijalar tahun 2016 dilaksanakan dalam jangka waktu -------- (dalam huruf) hari kalender dimulai sejak ditanda tanganinya perjanjian ini;

2. Jangka waktu pelaksanaan dapat diperpanjang, atas persetujuan Pihak Pertama, didasarkan pada surat permohonan perpanjangan dari Pihak Kedua dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 6

TATACARA DAN SYARAT PENCAIRAN

1. Pencairan bantuan dilakukan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening Pihak Kedua melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS);

2. Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada Pihak Kedua dilakukan dengan 2 (dua) tahap;

3. Pihak Pertama akan mencairkan bantuan tahap pertama sebesar 70% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut : a. Surat Perjanjian Kerjasama telah ditandatangani oleh Pihak

Pertama dan Pihak Kedua; b. Pihak Kedua telah menan datangani kuitansi bukti penerimaan

uang bantuan dan disahkan oleh Pihak Pertama

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 81

4. Pihak Pertama akan mencairkan bantuan tahap kedua sebesar 30% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pihak Kedua telah menandatangani kuitansi bukti penerimaan

uang bantuan dan disahkan oleh Pihak Pertama; b. Pihak Kedua telah melaporkan dan menandatangani kemajuan

penyelesaian pekerjaan minimal telah mencapai prestasi pekerjaan 50%.

Pasal 7

KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN

1. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 sesuai petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota

2. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar kedelai tahun 2016 sesuai dengan nilai bantuan, jenis dan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Teknis

Pasal 8

SISA DANA BANTUAN

1. Pihak Kedua diperbolehkan menggunakan sisa dana bantuan untuk perluasan areal tanam, jika pengadaan sarana prasarana telah dilaksanakan sesuai dengan volume dan spesifikasi sebagaimana telah diatur dalam petunjuk teknis;

2. Penggunaan sisa dana bantuan oleh Pihak Kedua harus mendapatkan persetujuan Pihak Pertama;

3. Pihak Kedua siap dan sanggup menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara jika sudah tidak digunakan

Pasal 9 SANKSI

1. Pihak Kedua siap menerima sanksi hukum sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku jika pelanggarannya bersifat pidana dan/atau perdata, jika pelanggarannya bersifat administrative, Pihak Kedua siap dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program bantuan pada tahun yang akan datang;

2. Pihak Kedua siap menggembalikan dana bantuan jika tidak dapat mempertanggungjawabkan sesuai dengan petunjuk teknis.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 82

Pasal 10 LAPORAN

1. Pihak Kedua siap dan sanggup memberikan laporan penyelesaian

pekerjaan secara berkala (sesuai dengan tahapan pembayaran) kepada Pihak Pertama sebagaimana telah diatur dalam Petunjuk Teknis;

2. Pihak Keduasiap dan sanggup laporan pertanggungjawaban kepada Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran

. Pasal 11

FORCE MAJEURE

1. PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan sebagai force majeure;

2. Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure adalah antara lain sebagai berikut: adanya bencana alam seperti: gempa bumi, taufan, banjir atau hujan terus menerus, wabah penyakit, adanya perang, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-hara, adanya tindakan pemerintahan dalam bidang ekonomi dan moneter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini;

3. Apabila terjadi force majeure makapihak yang lebih dahulu mengetahui wajib memberitahukan kepada pihak lainnya selambat - lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya force majeure;

4. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 perjanjian ini tidak menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan force majeure berakhir dan kondisi fasilitas penunjang kegiatan masih dapat dipergunakan, PARA PIHAK akan melanjutkan kerjasama sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini.

Pasal 12

KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Perubahan pada Perjanjian Kerjasama ini hanya dapat dibuat setelah melalui konsultasi dan mendapat persetujuan secara tertulis dari PARA PIHAK, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

2. Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 83

3. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah diantara PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA Pejabat Pembuat Komitmen, Ketua Kelompok Tani/Gapoktan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten -------------------------------------------

Materai 6000 Materai 6000 ------------------------------ (nama jelas) ----------------------------(nama jelas)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 84

FORMAT-2: Contoh perhitungan jamulah maksimal anggaran Bantuan pemerintah yang ditransfer dalam bentuk uang kurang dari Rp.50.000.000 per jenis barang.

Satuan

(Rp)Jumlah (Rp)

Jml Areal

(ha)Jumlah dana (Rp) Katerangan

1

2 Pupuk NPK Subsidi 276 Kg 2,600 717,600 25 17,940,000 < Rp.50 Juta

3 Pupuk SP36 Subsidi 155 Kg 2,200 341,000 25 8,525,000 < Rp.50 Juta

4 Pupuk Urea Subsidi 250 Kg 2000 500,000 25 12,500,000 < Rp.50 Juta

5 Pupuk Organik 3000 Liter 550 1,650,000 25 41,250,000 < Rp.50 Juta

6 Herbisida 4 Liter 82,600 330,400 25 8,260,000 < Rp.50 Juta

Total Bantuan/ha 3,539,000 88,475,000

Jml Bantuan Pemerintah per hektar Maksimal transfer Uang

VolumeUraianNo

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 85

Format – 3: Contoh Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan min.50%

Presentasi

(%)

Volume satuan Volume satuan

1 Pupuk NPK bersubsidi

2 Pupuk SP36 bersubsidi

3 Puupuk Urea Bersubsidi

4 Pupuk Organik

5 Herbisida

Total

Anggaran

(Rp)

Harga

satuan (Rp)

Total

Anggaran

(Rp)

Volume Volume

LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PELAKSANAAN BANTUAN PAKET SARANA PRODUKSI KEGIATAN INTENSIFIKASI (PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS)/EKSTENSIFIKASI (PAT-PIP)

PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN

No Jenis Sarana Produksi Harga

satuan (Rp)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 86

Format – 4 : Contoh Laporan Pertanggungjawaban

Cover Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN DAN TARGET C. SUMBER DANA D. WAKTU DAN TEMPAT

BAB II PELAKSANAAN

A. PERSIAPAN PELAKSANAAN B. PELAKSANAAN

BAB III PENUTUP

A. HAMBATAN PELAKSANAAN B. SARAN DAN REKOMENDASI C. KATA PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Dokumentasi (Foto) barang hasil pengadaan 2. Bukti Kuitansi Pengadaan Barang 3. Berita Acara Serah Terima Barang 4. Laporan Keuangan 5. Bukti Setoran ke Kas Negara kalau ada 6. Bukti penyetoran Pajak

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 87

Format-5: Contoh Kuitansi Penerimaan Bantuan Pemerintah

KUITANSI

NPWP :……………………… MAK :……………………… T.A. :……………………… KUITANSI No. : …………….. Sudah Terima : Kuasa Pengguna Anggaran ……………… Kabupaten/Kota ………………………….. Uang sebanyak : Untuk pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah untuk Pertanian . Di Desa/Kelurahan ………………………… Kecamatan …………………………………… Kabupaten/Kota ……………………………. Sesuai Surat Perjanjian Kerjasama No. Tanggal ……………. Terbilang Rp : …………………….. 2016 Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima, Pejabat Pembuat Komitmen Petani/Ketua Kelompok Kabupaten/Kota …………….. Meterai Rp. 6.000 ……………………………………. ……………………………….. NIP. Setuju dibayar, Tanggal ……………… Kuasa Pengguna Anggara, Bendaharawan, ……………………………. …………………………… NIP. NIP. *) Format kuitansi ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan

DIPA Provinsi

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 88

Format-6: Contoh Berita Acara Serah Terima Barang

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG PENGADAAN BANTUAN SARANA PRODUKSI KEGIATAN PENGEMBANGAN UBIJALAR

TA.2016 NOMOR:……………………………..

Pada hari ini ……….tanggal ………….. bulan………….. tahun…………. Bertempat di …………… Desa/Kelurahan……… Kecamatan……….. Kabupaten/Kota……………., Provinsi…………………., yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :------------------------ (nama)

Jabatan :------------------------ (jabatan pada Perusahaan saprodi) Alamat :------------------------(alamat kantor tempat kerja) Selaku Direktur/…….., yang bertindak untuk dan atas nama -----------(institusi tempat kerja), berkedudukan di ---- alamat). Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :------------------------(nama Ketua kelompoktani )

Jabatan :------------------------(Ketua Kelompok Tani) Alamat :------------------------((alamat) Selaku Ketua kelompok tani ---------- yang bertindak untuk dan atas nama -------(nama kelompok tani), alamat ------(alamat). Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Sepakat mengadakan serah terima barang dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1 PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK PERTAMA berupa sarana produksi dalam keadaan baik dengan jumlah dan spesifikasi sesuai petunjuk teknis, dengan rincian dan nilai sebagai berikut:

Volume satuan

1 sesuai

2 Pupuk NPK bersubsidi

3 Pupuk SP36 bersubsidi

4 Pupuk Urea bersubsidi

5 Pupuk Organik

6 Herbisida

Jumlah

VolumeHarga

satuan

(Rp)

Total

Anggaran

(Rp)

Jumlah dan

SpesifikJenis Sarana ProduksiNo

Pasal 2

Bahwa serah terima ini dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk digunakan dalam kepentingan Kementeriaan Pertanian RI, khususnya program pengelolaan produksi ubijalar tahun anggaran 2016. Demikian berita acara ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak dan saksi dalam rangkap 4 (empat) agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA (Nama Ketua Kelompok) (Nama dari Perusahaan/penyedia barang)

SAKSI

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 89

Format-7 : Contoh SK Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

SURAT KEPUTUSAN

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

NOMOR : .............................................2016

TENTANG

PENETAPAN KELOMPOKTANI PENERIMA DANA BANTUAN PEMERINTAH

PENGELOLAAN UBIJALAR

………………………………………)*

TAHUN ANGGARAN 2016

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, SATKER DINAS PERTANIAN

KABUPATEN/KOTA

Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus diupayakan

melalui peningkatan produksi untuk menjamin kecukupan

pangan yang semakin meningkat seiring dengan

peningkatan jumlah penduduk.

b. Bahwa Peningkatan produksi ubijalar tahun 2016 difokuskan

pada peningkatan produktivitas melalui penerapan teknologi

dalam pengembangan

c. Bahwa pelaksanaan pengembangan ubijalar untuk

Peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani

perlu ditetapkan kelompoktani penerima bantuan

pemerintah pengembangan ubijalar tahun 2016

d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c

perlu ditetapkan kelompoktani penerima bantuan areal

pengembangan ubijalar Tahun Anggaran 2016

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor ......... Tahun ........ tentang ..........;

2. Surat Keputusan........Nomor......Tahun.........tentang .......;

3. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota Nomor.........Tahun........

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 90

tentang .....;

4. Dst

Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nomor………Tanggal………Bulan……….Tahun……

2. Pedoman Umum Pengembangan Ubijalar Tahun 2016

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Penetapan Kelompoktani penerima bantuan Pengembangan

Ubijalar …………….*) Tahun anggaran 2016 sebagaimana

tercantum dalam Lampiran Keputusan ini

Kedua : Kelompoktani sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA

berhak menerima dana bantuan Pengembangan

Ubijalar…………….*) yang dibiayai dari dana APBN Kementerian

Pertanian melalui anggaran tugas pembantuan pada DIPA**)

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nomor……Tanggal…......bulan........tahun………

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila

dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka

akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ………………………..

Pada Tanggal : ………………………..

Pejabat Pembuat Komitmen

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

…………………………………………………..

NIP……………………………………………..

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 91

Diketahui

Kuasa Pengguna Anggara Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota

……………………………………………

NIP……………………………………….

Tembusan : 1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta 2. Bupati / Walikota di …………….. 3. Kepala Dinas Pertanian Provinsi di …………….. 4. Dst. *) disesuaikan dengan komoditi bantuan pemerintah ubijalar.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 92

Format-8 : Lampiran SK Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS

KABUPATEN/KOTA PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN PEMERINTAHPENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016

Nama Nomor Jumlah Alamat Bank

Poktan/Gapoktan Desa Kec Rekening (Rp) Cabang, Unit

1

2

3

4

5

dst

No. Nama Ketua

Jumlah

Alamat

Diketahui: Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota .........

(........................................................) NIP

Ditetapkan, ........ Bulan ......... 2016 Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ..........

(........................................................) NIP

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 93

Format-9 : RUK Pengembangan Ubijalar Tahun 2016

RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)

PELAKSANA PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016

Nama Kelompok Tani :

Alamat Kelompok Tani :

Luas Lahan :

Jumlah Anggota Poktan :

Rincian Kebutuhan Kel. :

Komoditi :

Varietas :

Uraian Volume Harga Satuan Jumlah

Kebutuhan (Kg) (Rp) (Rp)

1

2

3

dst

No Jenis

................,...............2016

Mengetahui,

Penyuluh/Petugas

Pertanian

(...................................)

Bendahara Kelompok,

(.................................)

Ketua Kelompok Tani

(................................)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 94

Format-10 : Surat Pernyataan

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama : ………………….. selaku Ketua

Kelompoktani .......................... Desa ……………………. Kecamatan ………………..

Kabupaten ………………… dengan ini menyatakan bahwa dana yang kami terima akan

kami gunakan :

a. Untuk pembelian saprodi Pengembangan Ubijalar

b. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman, pemeliharaan sampai

panen di areal Pengembangan Ubijalar serta sanggup mengembalikan dana

apabila tidak sesuai peruntukannya.

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya .

Mengetahui

Petugas Lapangan

(......................................)

............................... 2016

Ketua Kelompoktani

Materai 6.000

(.....................................)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 95

Lampiran 4

FORMAT LAPORAN-LAPORAN

1. Laporan Kelompok Tani

2. Laporan Tingkat Kecamatan

3. Laporan Tingkat Kabupaten/Kota

4. Laporan Tingkat Provinsi

5. Laporan Akhir

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 96

1. Format Laporan Kelompok Tani

LAPORAN KELOMPOK TANI PELAKSANA

PENGEMBANGAN UBIJALAR

I. LOKASI 1. Nama Kelompoktani : 2. Jumlah Anggota : 3. Luas Areal : 4. Desa : 5. Kecamatan : 6. Kabupaten :

II. TEKNOLOGI 1. Komoditi : 2. Varietas : 3. Komp. Teknologi PTT : 1). Benih Unggul Bermutu : .................. stek/kg 2). Urea : .................. kg 3). SP - 36 : .................. kg 4). NPK : ..................kg 5). Pupuk Organik : ..................kg

III. HASIL

Provitas Produksi

(ku/ha) (ton)

1. PENGEMBANGAN UBIJALAR

2. Sebelum PENGEMBANGAN UBIJALAR

No. Lokasi

Pemandu Lapangan / Penyuluh / KCD

.......................................................

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 97

2. Format Laporan Tingkat Kecamatan

BLANKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN

PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016

Kecamatan : Bulan :

Desa Poktan Unit (Ha) (%)Luas

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(ton)

Jumlah

No.

Jumlah Luas

Areal

(Ha)

Jumlah

Demarea

(Unit)

Realisasi Tanam Realisasi Panen

Dilaksanakan

MH 13/14 (Ha)Keterangan

...................., .................... 2016

Petugas penyuluh Pertanian/

Kepala Cabang DinasPertanian

(...............................................) NIP

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 98

3. Format Laporan Tingkat Kabupaten/Kota

BLANKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016

Kabupaten :

Bulan :

Desa Poktan Unit HaProses

(Ha)

Cair

(Ha)Unit Ha %

Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Jumlah

No. Kecamatan

Luas Areal SK

Penetapan

CPCL (Ha)

Pengajuan ke

BankRealisasi Tanam Realisasi

Dilaksanakan

MH 13/14 (Ha)Keterangan

Bulan

Tanam

...................., .................... 2016

Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

(..................................................) NIP

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 99

4. Format Laporan Tingkat Provinsi

BLANKO LAPORAN BULANAN PROVINSI PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016

Provinsi :

Bulan :

Kec. Desa Poktan Unit HaProses

(Ha)

Cair

(Ha)Unit Ha %

Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Jumlah

No. Kab/Kota

Luas Areal SK

Penetapan

CPCL (Ha)

Pengajuan ke Realisasi Tanam Realisasi Dilaksanakan

MH 13/14

(Ha)

Keterangan

...................., .................... 2016 Tim Teknis Tingkat Provinsi/

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(..................................................)

NIP

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 100

5. Format Laporan Akhir

BLANKO LAPORAN AKHIR

PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016

Provinsi : Kabupaten :

Sebelum (Ku/Ha) Sesudah (Ku/Ha)

NoKecamatan /

Desa

Nama Kel.

Tani / Petani Provitas

Realisasi

Varietas Produksi

(Ton)

PermasahananTanam

(Ha)

Waktu

(Tgl/Bln

Panen

(Ha)

...................., .................... 2016

Kepala Dinas Tanaman Pangan

Kabupaten ………………….

(..................................................) NIP

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 101

Lampiran 5

DAFTAR CALON PETANI DAN CALON LOKASI

PENERIMA BANTUAN PEMERINTAHPENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016

Bulan Hektar

Rencana Tanam Kode_Prov Nama_Prov Kode_Kab/kota Nama_Kab/kota Kode_Kecamatan Nama_Kecamatan

Kode_Kelurahan/D

esaNama_Kelurahan/Desa Nama Kelompok Tani Nama Ketua Kelompok Tani

Nomor HP Ketua

Kelompok TaniNama Petani

Alamat per-Petani

(Desa, RT, RW)Jenis Tanaman Varietas

Mengetahui,

KCD/Penyuluh

(.........................................)

................., ................ 2016

Ketua Kelompok Tani

(....................................)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 102

Lampiran 6

NILAI (RP)

Riil Dikeluarkan

I

A

1

a Manusia

b Ternak

c Traktor/Mesin

2

3

4

5

6

7

B

1

a Pembelian

b Produksi sendiri

2

a Urea

b TSP/SP-36

c KCL

d Kandang/Hijau

e Lainnya

3

a In sektisida

b Lainnya

C

1

2

3

I

1

II

1

2

III

1

a Permusim - Rp

b Perbulan - Rp

2

a Permusim - Rp

b Perbulan - Rp

IV

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu ………………………………2016

Harga / Kg - …………………………. Petugas

Umur Panen - ………………………

Varietas - …………………………….

………………………………………..

NIP. ……………………………….

No FISIK URAIAN

INPUT

Memanen

Mengangkut

Jumlah A

SARANA PRODUKSI

TENAGA KERJA (HOK)

Pengolahan tanah s/d siap tanam

Menanam

Memupuk

Memberantas Hama

R/C

Secara usaha tani

Petani

BIAYA PRODUKSI

OUTPUT

Perhektar (Rp)

Per Kilogram (Rp)

BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TANI UBIJALAR PER HEKTAR TAHUN 2016

DILUAR AREAL PERLAKSAANAN PENGEMBANGAN

Produksi

Nilai Hasil

PENDAPATAN BERSIH (Rp)

Sewa tanah

Pajak

Lainnya

Jumlah C

Total (A+B+C)

Bibit/stek

Pupuk (Kg/Ltr)

Pestisida

Jumlah B

PENGELUARAN LAIN

Menyiang