rencana aksi kegiatan tahun 2015 – 2019 direktorat bina produksi ...
PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN...
Transcript of PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN...
PETUNJUK TEKNIS
PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
2016
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian i
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ii
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................... I
DAFTAR ISI.................................................................................. iii
DAFTAR TABEL........................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................... 1 B. Tujuan...................................................................... 2 C. Definisi..................................................................... 3 D. Dasar Hukum........................................................... 7 BAB II SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Sasaran................................................................. 13 B. Strategi.................................................................. 14 C. Kebijakan............................................................... 15 BAB III PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT
PENGELOLAAN PRODUKSI UBIJALAR
A. Program dan Kegiatan............................................. 17 B. Uraian Pelaksanaan Kegiatan................................. 18 C. Keterpaduan Pelaksanaan Pencapaian Produksi
Ubijalar 2016…………………………………………..
22 D. Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output)
Kegiatan..................................................................
24 E. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan.... 24 F. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Program dan
Kegiatan……………………………………………….
26
BAB IV PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN
PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016
A. Gambaran Umum, Tujuan, Sasaran dan Indikator Keberhasilan…………………………………………...
29
B. Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah...............................................................
31
C. Ruang Lingkup Pemberian Bantuan Pemerintah Pengelolaan Produksi Ubijalar.................................
32
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian iv
D. Pemanfaatan dan Persyaratan Penerima bantuan Pemerintah Program Pengelolaan Produksi Ubijalar.....................................................................
39 E. Bentuk Bantuan Pemerintah dan Alokasi Anggaran
Bantuan Kegiatan Pengelolaan Produksi Ubijalar.....................................................................
44 F. Tata Kelola Pemberian Bantuan
Pemerintah...............................................................
47 G. Dukungan Pelaksanaan Pemberian Bantuan
Pemerintah...............................................................
56 BAB V PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
A. Pengendalian........................................................... 63 B. Monitoring................................................................ 64 C. Evaluasi................................................................... 65 D. Pelaporan................................................................ 66 BAB VI PENUTUP.....................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………….. 71 73
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubijalar Tahun 2016…………………………………………………
13
Tabel 2. Perbandingan Sasaran Ubijalar Tahun 2015 dan Tahun 2016..........................................................
13
Tabel 3. Skenario Peningkatan Produksi Ubijalar Tahun 2016..................................................................... 18
Tabel 4. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Output)
Kegiatan dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi Ubijalar TA. 2016.................................. 24
Tabel 5. Faktor resiko yang Kemungkinan Berpengaruh
Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Program/Kegiatan................................................ 25
Tabel 6. Jadwal tentatif Pelaksanaan Program kegiatan
pengelolaan produksi ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah Bentuk Uang.................................................................... 26
Tabel 7. Jadwal tentatif Pelaksanaan Program kegiatan
pengelolaan produksi ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah Bentuk Barang................................................................. 27
Tabel 8. Contoh rincian Bantuan Pemerintah dan
bantuan dana hibah CF-SKR perhektar dalam bentuk Bantuan Sarana/Prasarana berupa sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun anggaran 2016…………………….. 45
Tabel 9. Alokasi Anggaran Bantuan Pemerintah, Bentuk
Sarana/Prasarana berupa sarana produksi Kegiatan pengelolaan Produksi ubijalar per provinsi................................................................. 47
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian vi
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sasaran Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Tahun 2016.........................
75
Lampiran 2. Lokasi Pengembangan Ubijalar Tahun 2016..... 76 Lampiran 3. Lampiran Contoh Format Penyaluran Bantuan
Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Ubijalar Tahun 2016 ……………………………..
77 Lampiran 4. Format Laporan-Laporan ………………………. 95 Lampiran 5. Blanko CPCL Ubijalar Tahun 2016 ……………. 101 Lampiran 6. Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani
Ubijalar per Hektar Tahun 2016 ………………..
102
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian viii
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 1
BAB. I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komoditi ubijalar merupakan komoditi sumber karbohidrat yang
penting di Indonesia setelah padi, jagung dan ubi kayu. Selain
sebagai bahan pangan dan pakan juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri baik hulu maupun hilir. Di samping itu
komoditi tersebut merupakan tanaman dengan daya adaptasi yang
luas, mudah disimpan dan mempunyai rasa enak. Hal ini dapat
membuka lapangan pekerjaan baru dalam bidang pengolahan hasil
yang dapat meningkatkan pendapatan petani beserta keluarganya.
Komoditi ubijalar selain berperan untuk memenuhi kebutuhan
pokok karbohidrat juga dapat dijadikan sebagai sumber utama
substitusi beras atau sebagai tanaman diversifikasi pangan.
Disamping itu ubijalar juga mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan aneka umbi lainnya, selain mengandung betakaroten dan
antosianin yang dapat mencegah kanker juga kaya akan vitamin A
dan C yang sangat baik untuk kesehatan.
Upaya peningkatan produksi komoditas ini baik melalui
peningkatan produktivitas maupun perluasan areal, terfokus pada
kegiatan yang bersifat stimulan yaitu dari dana APBN dan CF-SKR.
Pada tahun 2016, pelaksanaan kegiatan tersebut mencapai luasan
2.700 hektar untuk bantuan dari APBN yang tersebar di 4 provinsi
dan 28 kabupaten wilayah timur sedangkan untuk bantuan CF-SKR
mencapai luasan 500 hektar yang tersebar di 4 provinsi 9
kabupaten.
Pelaksanaan kegiatan upaya peningkatan produktivitas ubi
jalar tahun 2016 akan mendapat fasilitasi/dukungan penyediaan
dana untuk pembelian sarana produksi (pupuk) dari dana APBN.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 2
Dalam area/lokasi pengembangan diterapkan berbagai inovasi
teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien
menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan
produktivitas tinggi untuk mendukung peningkatan produksi secara
berkesinambungan. Lokasi pengembangan dapat juga
dimanfaatkan sebagai area belajar petani dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di lapangan.
Melalui pengenalan inovasi teknologi pada lokasi sasaran
tersebut, diharapkan petani peserta kegiatan akan mampu
mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air dan
sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya
dilahan usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi.
Sedangkan wilayah di luar kegiatan pengembangan akan tetap
dilakukan pembinaan, bimbingan dan pengawalan oleh petugas
pendamping (PPL/petugas lapangan) sehingga akan terjadi
peningkatan produktivitas dan produksi pada tahun 2016.
B. TUJUAN
Petunjuk teknis peningkatan produksi ubijalar bertujuan untuk:
1. Menyediakan acuan bagi pelaksana didaerah dalam rangka
pengembangan ubijalar sebagai upaya untuk mendukung
kegiatan peningkatan produksi tahun 2016 di provinsi dan
kabupaten/kota.
2. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan
peningkatan produksi melalui kegiatan pengembangan
komoditas ini antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
3. Mempercepat penerapan komponen teknologi spesifik lokasi
oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung
peningkatan produksi nasional.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 3
4. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait, dalam
rangka mendukung peningkatan produksi dan pengembangan
komoditas ubijalar dari hulu hingga hilir.
5. Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta
kesejahteraan petani ubijalar.
C. DEFINISI
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi
kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada
perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga
pemerintah/non pemerintah
2. Bantuan Pemerintah Program pengelolaan Produksi
Ubijalar adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan
sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada Kelompok
tani/Gabungan Kelompok tani (Gapoktan).
3. Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi Pemberian
penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi guru dan
tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; bantuan sarana
Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan
gedung/bangunan; dan bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh
pengguna Anggaran (PA)
4. Bantuan Pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana
diberikan kepada kelompok masyarakat, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Lembaga pendidikan, Lembaga keagamaan, dan
lembaga kesehatan
5. Bentuk Bantuan Pemerintah Program pengelolaan
produksi ubijalar adalah bantuan Sarana/Prasarana
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 4
6. Bantuan Sarana/Prasarana Program Pengelolaan produksi
ubijalar adalah bantuan berupa paket sarana produksi meliputi
pupuk, pestisida, yang diberikan kepada kelompok
tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pengembangan ubijalar, untuk mendukung pencapaian
sasaran produksi ubijalar.
7. Counterpart Fund-Second Kennedy Round yang
selanjutnya disebut CF-SKR merupakan dana hibah yang
diberikan dari JICA (Pemerintah Jepang) untuk disalurkan atau
transfer uang, barang atau jasa kepada kelompok/masyarakat
pertanian yang mengalami risiko sosial keterbatasan modal
sehingga mampu mengakses pada lembaga permodalan
secara mandiri.
8. Bentuk Bantuan Pemerintah melalui bantuan luar negeri
(CF-SKR) ubijalar adalah bantuan Sarana/Prasarana
9. Bantuan Sarana/Prasarana Program CF-SKR adalah
bantuan berupa paket sarana produksi meliputi bibit ubijalar,
pupuk, pestisida/herbisida yang diberikan kepada kelompok
tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan kegiatan
Intensifikasi untuk mendukung pencapaian sasaran produksi
ubijalar.
10. Kelompok tani adalah kumpulan Petani/peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan
kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan
komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota.
11. Gabungan Kelompok tani (gapoktan) adalah Gabungan
kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa
kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 5
12. Usaha tani, adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan
perkebunan.
13. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan), adalah seluruh kegiatan yang
meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan
jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam
agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan
bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk
mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat
14. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran
satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang
meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan
jasa penunjang.
15. Kelompok tani/Gapoktan dalam program pengelolaan
produksi ubijalar meliputi kelompok tani/Gabungan
kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan
dan atau petani perkebunan yang berusaha tani tanaman
pangan pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga
Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani
tanaman pangan pada lahan perhutani atau lahan kehutanan
dan /atau lembaga masyarakat lainnya yang berusaha tani
kedelai pada lahan tidur/lahan bera.
16. Kelompok tani/Gapoktan penerima Bantuan pemerintah
Program Pengelolaan Produksi ubijalar adalah kelompok
tani/Gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan
tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha
tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau
Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 6
tani tanaman pangan pada lahan perhutani atau lahan
kehutanan.ya Tanaman Pangan dan /atau lembaga
masyarakat lainnya yang berusaha tani kedelai pada lahan
tidur/lahan bera.
17. Intensifikasi pertanian adalah Pola penerapan teknologi
usahatani budidaya komoditas, yang dititik beratkan dalam
rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta produktivitas
per hektar, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas
sumberdaya alam per satuan luas melalui penerapan teknologi
tepat guna, peningkatan pemanfaatan semua sarana dan
prasarana seperti air, benih unggul, pupuk dan pestisida .
18. Pengembangan adalah Suatu areal pertanaman dengan
luasan tertentu yang dapat menjadi pusat percontohan bagi
petani dan masyarakat sekitarnya dalam upaya peningkatan
produktifitas yang signifikan.
19. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh
Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal
yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-
sifat lainnya.
20. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang
telah disertifikasi.
21. Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbaharui,
didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi
unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari
tanah dan air. Merupakan semua bahan yang berasal dari
jaringan tanaman dan hewan, baik yang masih hidup atau yang
telah mati, pada berbagai tahapan dekomposisi.
22. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA, adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 7
penggunaan anggaran pada kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan.
23. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/lembaga
yang bersangkutan
24. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA
untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN
D. DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubijalar 2016
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2014 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 8
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012, tentang Pangan
9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
10. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata
cara Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi
Penerimaan Bukan Pajak.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
16. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
17. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Perubahan kelima atas Peraturan Presiden No.47 tahun
2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara.
18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 9
19. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
20. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24
tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara
21. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2014 tentang
Perubahan Keenam atas Peraturan Presiden Nomor 24
tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara
22. Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014 tentang
Perubahan Ketujuh atas Peraturan Presiden Nomor 24
tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara
23. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;
24. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang
Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54
tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
25. Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Perubahan keempat
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 10
atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
26. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode 2014-2019.
27. Peraturan Presiden N0. 2 Tahun 2015, tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN)
tahun 2015 - 2019
28. Peraturan Presiden N0.45 tahun 2015, tentang
Kementerian Pertanian
29. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016
30. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2016
31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007
tentang Bagan Akun Standar;
32. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007,
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara
33. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 171/KMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
34. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan
Dana Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 11
35. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011
tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara dan Lembaga
36. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka
pelaksanaan APBN;
37. Peraturan Menteri keuangan Nomor 214/PMK.05/2013
tentang Bagan Akun Standar
38. Peraturan Menteri keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
39. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
48/Permentan/OT.140/ 10/2006 tentang Pedoman
Budidaya Tanaman Pangan Yang Baik dan Benar (Good
Agriculture Practises);
40. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
19/Permentan/OT.140/ 3/2013 tentang Pedoman
Administrasi Keuangan kementerian Pertanian.
41. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/Pd.310/
9/2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat
Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura
42. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1243)
43. Peraturan Menteri Pertanian
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 12
Nomor.56/Permentan/PK.110/11/2015 tentang Produksi,
Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina Tanaman Pangan,
dan Tanaman Hijauan Pakan Ternak
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 13
BAB II SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. SASARAN
Untuk memenuhi kebutuhan Tahun 2016 dengan
mempertimbangkan terjadinya diversifikasi konsumsi,
berkembangnya industri pengolahan, industri pakan ternak dan
ekspor, maka sasaran produksi, produktivitas, luas panen dan luas
tanam Ubijalar Tahun 2016 dikemukakan pada Tabel 1berikut :
Tabel 1 : Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi
Ubijalar Tahun 2016
No KOMODITILUAS TANAM
(HA)
LUAS PANEN
(HA)
PRODUKTIVITAS
(KU/HA)
PRODUKSI
(TON)
1 Ubijalar 184,936 176,129 153.30 2,700,000
Sasaran produksi ubijalar tahun 2016 sebesar 2.700.000 ton
atau meningkat 1,89% dibandingkan sasaran tahun 2015 sebesar
2.650.000 ton, sasaran tanam 184.936 ha atau turun 1,98%,
sasaran panen 176.129 ha atau turun 1,98%, dan produktivitas
153,30 ku/ha atau meningkat 3,94 %, sebagaimana dikemukakan
pada Tabel 2berikut :
Tabel 2 : Perbandingan Sasaran Ubijalar Tahun 2015 dan Tahun
2016
Uraian
Luas Tanam 188,670 Ha 184,936 Ha (3,734) Ha -1.98 %
Luas Panen 179,685 Ha 176,129 Ha (3,556) Ha -1.98 %
Produktivitas 147.48 Ku/Ha 153.30 Ku/Ha 5.82 Ku/Ha 3.94 %
Produksi 2,650,000 Ton 2,700,000 Ton 50,000 Ton 1.89 %
Sasaran Tahun 2015 Sasaran Tahun 2016 Peningkatan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 14
Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor
pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kendala
antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan yang
semakin kompleks karena berbagai perubahan dan perkembangan
lingkungan strategis diluar sektor pertanian yang amat berpengaruh
dalam peningkatan produksi pangan, antara lain Dampak
Perubahan Iklim (DPI), semakin berkurangnya ketersedian lahan
produksi untuk tanaman pangan akibat alih fungsi lahan,
berkurangnya ketersediaan air irigasi karena sumber–sumber air
yang semakin berkurang dan persaingan penggunaan air diluar
sektor pertanian (industri dan pemukiman) serta laju pertumbuhan
penduduk.
Permasalahan subsektor tanaman pangan khususnya
ubijalaradalah adanya kesenjangan produktivitas ditingkat petani
yang cukup besar, dibanding potensi yang seharusnya dicapai.
Penyebabnya antara lain penggunaan bibit unggul varietas potensi
tinggi ditingkat petani masih rendah, penggunaan pupuk yang
belum berimbang dan efisien, penggunaan pupuk organik yang
belum populer, budidaya spesifik lokasi masih belum berkembang,
pendampingan oleh penyuluh, POPT, PBT dan Peneliti belum
optimal, lemahnya akses petani terhadap sumber
permodalan/pembiayaan usaha serta pasar, dll.
B. STRATEGI
Pencapaian peningkatan produksi ubijalar tahun 2016
dilakukan melalui 4 strategi yaitu:
1) Peningkatan Produktivitas
Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui; (a)
penggunaan benih/bibit varietas unggul bermutu, (b)
pemupukan secara berimbang, (c) pengelolaan pengairan, (d)
aplikasi teknologi budidaya seperti, penyiapan lahan,
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 15
pengaturan jarak tanam, pemberian mulsa, (e) pemeliharaan
dan sanitasi, (f) optimalisasi penggunaan alat dan mesin
pertanian, dan (g) perbaikan budidaya, panen dan pasca
panen disertai pengawalan, sosialisasi, pemantauan,
pendampingan dan koordinasi.
2) Perluasan Areal Tanam dan Optimasi lahan
Perluasan areal dilaksanakan melalui; (a) pemberdayaan atau
optimasi lahan kering/lahan terlantar pada daerah-daerah
transmigrasi/Perhutani/ Inhutani/PTPN, (b) Investasi pihak
Swasta, dan (c) Kemitraan.
3) Pengamanan Produksi
Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi
dampak perubahan iklim seperti kabanjiran dan kekeringan
serta pengendalian organisme penganggu tumbuhan (OPT)
dan pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta
mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen
dan pasca panen yang masih cukup besar.
4) Peningkatan Manajemen
Peningkatan Manajemen diprioritaskan pada kelembagaan
penyuluhan, kelompok tani (Poktan), Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan), Koperasi Tani (Koptan), Penangkar Benih,
Pengusaha Benih, Kios, KUD, Pasar desa, Pedagang, Asosiasi
petani, Asosiasi Industri olahan, Asosiasi Benih, UPJA, dan
kelembagaan perlindungan tanaman. Tujuan peningkatan
manajemen ini adalah untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, kualitas pelayanan serta performa dari
kelembagaan tersebut.
C. KEBIJAKAN
Kebijakan Kementerian Pertanian dalam pengelolaan produksi
ubijalar adalah 1) meningkatkan produksi ubijalar 2)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 16
pengembangan komoditas ubi jalar spesifik lokasi, 3)
mengembangkan agribisnis Akabi (dalam hal ini termasuk ubijalar)
secara terpadu dengan menumbuhkan peran swasta, koperasi dan
BUMN, 4) mendukung gerakan peningkatan diversifikasi pangan, 5)
meningkatkan sumber permodalan yang mudah diakses oleh
petani, 6) memperbaiki tataniaga akabi (dalam hal ini termasuk
ubijalar) yang kondusif bagi petani.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 17
BAB III PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT PENGELOLAAN
PRODUKSI UBIJALAR
A. PROGRAM DAN KEGIATAN
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan program
tahun 2016 yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada
berkelanjutan Padi dan Jagung serta percepatan peningkatan
produksi kedelai. Program ini merupakan salah satu program
Kementerian Pertanian untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan
di sub sektor tanaman pangan.Dalam hal ini, Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan melakukan upaya pencapaian produksi dengan
prioritas peningkatan produktivitas dan mutu sehingga tercapai
swasembada.
Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut,
kegiatan ekstensifikasi dan Intensifikasi menjadi faktor penentu
disamping program lainnya. Namun demikian keberhasilan
pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, sangat
memerlukan dukungan secara integrasi dari berbagai unit kerja
lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain dan Pencapaian
kinerja program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan didukung
oleh pencapaian kinerja kegiatan dari Direktorat Budidaya Aneka
Kacang dan Umbi dalam program Pengelolaan Produksi Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi.
Dalam upaya peningkatan produksi ubijalar, maka ditetapkan
sasaran produksi ubijalar tahun 2016 sebesar 2.700.000 ton,
meningkat 21,68 % dari ARAM II 2015 (sebesar 2.218.992 ton).
Untuk mencapai sasaran produksi tersebut ditempuh melalui
Peningkatan Produktivitas pada areal tanam yang selama ini
telah terbiasa melakukan budidaya ubijalardan Perluasan Areal
Tanam yang diarahkan merupakan lahan areal tanam baru diluar
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 18
areal tanam yang sudah terbiasa bertanam ubijalar. Skenario
pencapaian sasaran produksi seprti pada tabel 3, berikut:
Tabel 3. Skenario Peningkatan Produksi Ubijalar tahun 2016
NO URAIAN LUAS TANAM LUAS PANEN PROVITAS PRODUKSI
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 167,685 159,301 154.65 2,463,651
- Pembinaan Swadaya Masyarakat 164,485 156,261 154.44 2,413,301
- CF-SKR 500 475 169.00 8,028
- Pengembangan Wilayah Timur 2,700 2,565 165.00 42,323
2 PERLUASAN AREAL TANAM 17,251 16,828 140.45 236,349
- Promosi Investasi 10,000 9,940 155.00 154,067
- Pemanfaatan Lahan 7,251 6,888 119.45 82,283
(Perkebunan, Kehutanan, dll)
JUMLAH 1 + 2 184,936 176,129 153.30 2,700,000
Skenario pencapaian produksi 2016 dapat terealisasi apabila
seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi berikut
ini dapat dipenuhi:
a. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana
produksi.
b. Penyediaan anggaran dan pembiayaan
c. Kondisi iklim yang mendukung pertanaman ubijalar
d. Dukungan nyata pemerintah daerah dan seluruh pemangku
kepentingan
B. URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pengembangan ubijalar yang dibiayai oleh APBN
2016 adalah pengembangan ubijalar seluas 2.700 hektar dan 500
hektar dibiayai dari CF-SKR. Sedangkan untuk Pembinaan
swadaya masyarakat seluas 164.485 ha, Promosi Investasi 10.000
ha, dan pemanfaatan lahan (perkebunan, kehutanan dll) seluas
7.251ha sehingga sasaran produksi ubijalar 2016 diharapkan akan
tercapai sebesar 2.700.000 ton.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 19
Pelaksanaan kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016
yang dialokasikan di daerah maupun dukungan kegiatan yang
dialokasikan di pusat sebagai berikut:
1. Pengembangan Ubijalar
Pengembangan budidaya ubijalar tahun 2016 dilaksanakan
melalui dua pendekatan yaitu 1) pendekatan perbaikan
teknologi budidaya dan 2) dalam rangka mendukung
pengembangan diversifikasi pangan. Pelaksanaan
pengembangan ubijalar dilaksanakan di 4 provinsi 28
kabupaten wilayah timur seluas 2.700 hektar dari dana APBN
dan di 4 provinsi 9 kabupaten seluas 500 hektar dari dana CF-
SKR. Sasaran pelaksanaan pengembangan ubijalar melalui
percontohan pengembangan seluas 2.700 hektar dana APBN
dan 500 hektar dana CF-SKR. Satu unit areal percontohan
ubijalar seluas antara 25 hektar.
Fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada kelompok
tani/Gabungan Kelompok tani adalah paket sarana produksi
berupa pupuk (Urea, SP-36, NPK dan organik) dan diutamakan
menggunakan pupuk bersubsidi. Dana yang disediakan untuk
bantuan saprodi pengembangan ubijalar perhektar maksimal
sebesar Rp. 3.689.000,-yang berasal dari APBN Tugas
Pembantuan Tanaman Pangan Tahun 2016 dan Rp.
3.086.000,-yang berasal dari dana CF-SKR.
Komponen sarana produksi dapat disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik lokasi sesuai peraturan dan rekomendasi
yang berlaku yang telah ditetapkan oleh masing-masing
daerah. Apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi
melalui APBD atau sumber lainnya, tetapi apabila dana
bantuan saprodi berlebihan, agar disetor kembali ke Kas
Negara. Sedangkan untuk penyediaan bibit (benih)
dipenuhi oleh swadaya masyarakat dengan syarat
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 20
menggunakan benih/bibit yang berasal dari benih/bibit unggul
Nasional atau unggul lokal yang berproduksi tinggi dan sudah
berkembang secara luas di daerah tersebut.
2. Pembinaan Peningkatan Produktivitas Areal Tanam
Ubijalar Swadaya
Hamparan lahan yang biasa ditanami ubijalar saat ini yang
tidak mendapat bantuan diharapkan dapat dikelola secara
swadaya. Dalam areal swadaya ini dilakukan pengawalan dan
pendampingan oleh petugas lapangan (PPL/POPT/Petugas
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota). Luas areal tanam
pengembangan ubijalar secara swadaya yang direncakan
dilakukan pengawalan dan pendampingan seluas 164.485
hektar. Dukungan pemerintah yang disediakan berupa pupuk
bersubsidi, pembiayaan kredit dan sumber permodalan
lainnya.
3. Pengembangan Ubijalar Melalui Kemitraan
Pengembangan ubijalar melalui kemitraan/promosi investasi
direncanakan seluas 10.000 hektar. Dalam pelaksanaannya
diharapkan ada kerjasama dengan Kementerian Kehutanan,
BUMN, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, maupun
dukungan sumber pembiayaan lainnya
4. Pengembangan Ubijalar Melalui Pemanfaatan Lahan
Pengembangan ubijalar melalui pemanfaatan lahan
direncanakan seluas 7.251 hektar. Dalam pelaksanaannya
diharapkan ada kerjasama dengan Kementerian Kehutanan,
BUMN dan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 21
5. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Penyusunan Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Sosialisasi, Pengelolaan Data dan Informasi.
Kegiatan penyiapan kebijakan yang mendorong peningkatan
produksi ubijalar, dilaksanakan melalui :
a. Pertemuan dan koordinasi dengan instansi terkait;
Sosialisasi perencanaan dan pelaksanaan program dan
kegiatan, serta Pengelolaan Data dan Informasi
dilakukan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan tingkat lapangan.
b. Penyusunan Pedoman Umum ditetapkan melalui Surat
Keputusan Menteri Pertanian, selaku Pengguna
Anggaran (PA)
c. Petunjuk teknis ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Tanaman Pangan selaku penaggung Jawab Program,
d. Petunjuk Teknis ditetapkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) ditingkat Pusat, Dinas Pertanian
Provinsi, maupun Dinas Pertanian yang membidangi
Tanaman Pangan di tingkat Kabupaten/Kota.
6. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas
kantor berupa peralatan, bahan maupun honor yang
dialokasikan dipusat maupun di daerah, agar dilaksanakan
secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 22
C. KETERPADUAN PELAKSANAAN PENCAPAIAN PRODUKSI
UBIJALAR 2016
Untuk mencapai sasaran produksi ubijalar tahun 2016 perlu
dilaksanakan program dan kegiatan secara terpadu melibatkan
instansi terkait, meliputi :
1. Perbenihan
Penyediaan benih berkoordinasi dengan Direktorat
Perbenihan Tanaman Pangan, Balitkabi, BPSB, BBI, BUMN,
BUMD dan Penangkar benih. . Apabila di lokasi pelaksana
program tidak tersedia benih bersertifikat, maka
diperkenankan menggunakan benih unggul swadaya petani
hasil JABAL.
2. Infrastruktur, Prasarana dan Sarana Pertanian
Dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana pertanian,
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian dalam pengalokasian pupuk bersubsidi dan
bantuan alat mesin pertanian berupa traktor, pompa air dan
sprayer serta bantuan peralatan pasca panen, dengan
Direktorat PPHP Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, serta
Instansi terkait lainnya.
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk mendukung peningkatan SDM pertanian, berkoordinasi
dengan Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi
dan Kabupaten serta instansi terkait lainnya dalam: a).
pengawalan dan pendampingan kegiatan pengelolaan
produksi ubijalar, b). peningkatan kompetensi melalui
pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian serta c).
pemberian materi bagi penyuluh pertanian yang dimaksudkan
sebagai bahan dan alat bantu penyuluhan dalam rangka
pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 23
4. Pembiayaan
Dalam mendukung kegiatan pengembangan ubijalar secara
swadaya pemerintah telah menyediakan pembiayaan dalam
bentuk skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E)
yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembiayaan Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan instansi terkait
lainnya. Selain itu perlu juga kerjasama dengan
Swasta/Investor/sumber lainnya dalam bantuan modal.
5. Teknologi
Dalam penerapan teknologi (penggunaan varietas unggul,
inovasi teknologi budidaya, sosialisasi penggunaan kalender
tanam terpadu) di lapangan berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP setempat),
dan instansi terkait lainnya.
6. Industri Hilir
Guna mendukung mutu hasil dan fasilitasi pengolahan
kedelai diperlukan pelatihan dan pendampingan pengelolaan
pasca panen berkoordinasi dengan Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Direkorat Jenderal Tanaman Pangan,
dan instansi terkait lainnya
7. Regulasi Pendukung
Regulasi sistem perbenihan ubijalar tanaman pangan,
berkoordinasi dengan, Direktorat Perbenihan. Regulasi tata
niaga ubijalar meliputi harga, jaminan pasar, dan tarif bea
masuk berkoordinasi dengan Kementerian Perekonomian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan,
Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, BULOG,
dan pemangku kepentingan lainnya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 24
D. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KELUARAN
(OUTPUT) KEGIATAN
Sasaran strategis kinerja kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi khususnya untuk komoditas ubijalar
adalah mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan
Kegiatan pengembangan ubijalar dengan Indikator kinerja
kegiatan (output) seluas 2.700 hektar dan 500 hektar dibiayai dari
CF-SKR.
Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan dan
Target Kegiatan Pengelolaan Produksi ubijalar TA. 2016, seperti
Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Output) Kegiatan
dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi Ubijalar TA. 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (ha)
Kegiatan pengembangan dari APBN
berdampak meningkatnya
produktivitas ubijalar sebesar 165.00
ku/ha
2,700
Kegiatan pengembangan dari CF-
SKR berdampak meningkatnya
produktivitas ubijalar sebesar 169.00
ku/ha
500
Mendorong peningkatan produktivitas
dan produksi melalui pelaksanaan
Pengembangan Ubijalar
E. PENILAIAN RESIKO INDIKATOR KINERJA KEBERHASILAN
Sebagai tolak ukur keberhasilan program/kegiatan pengembangan
ubijalar adalah perkalian realisasi tanam (panen) dengan
produktivitas menghasilkan produksi minimal sama dengan sasaran
yang telah ditetapkan (2,70 juta ton)serta penyerapan anggarannya
harus bersinergi, baik ditingkat pusat sampai tingkat
kabupaten/kota.
Jika hal tersebut tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan
maka kinerja Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 25
dianggap kurang berhasil dalam membina peningkatan produksi
ubijalar, walaupun tidak berjalannya program/kegiatan tersebut
dimungkinkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal
yang tidak bisa ditanggulangi. Untuk mengantisipasi hal tersebut
maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Beberapa
faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap
keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan seperti Tabel 5
berikut:
Tabel 5. Faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap
keberhasilan Pelaksanaan Program/Kegiatan
No Uraian Kegiatan
a Kesepakatan kerjasama
b Komitmen stakeholder
c Fasilitasi Kebijakan Pemerintah
a Ketersediaan anggaran
b Kontinuitas dan ketepatan pelaksanaan
c Ketersediaan data
d Ketersediaan SDM
aKomitmen seluruh stakeholder dalam mengeluarkan
kebijakan
bKetersediaan SDM yang handal dalam penyajian
data dan informasi
c Ketersediaan sarana teknologi data dan informasi,
d Biaya
e Kemudahan akses terhadap data
a Ketersediaan SDM
b Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan4 Sarana dan prasarana penunjang
Resiko
1 Koordinasi dengan Stakeholder
2Pembinaan, Monitoring, Supervisi
dan pendampingan
3
Penyusun kebijakan, Pedoman,
Juklak, Juknis, Sosialisasi, data
dan informasi
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 26
F. JADWAL TENTATIF PELAKSANAAN PROGRAM DAN
KEGIATAN
Dalam upaya pencapaian sasaran pelaksanaan program dan
kegiatan secara tepat waktu, maka pelaksanaan program dan
kegiatan pengelolaan produksi tanaman ubijalar agar dilakukan
minimal sesuai dengan jadwal seperti berikut:
Tabel 6. Jadwal tentatif pelaksanaan program kegiatan pengelolaan
produksi ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah bentuk Uang
Keterangan: Pelaksanaan pertanaman diupayakan sampai akhir September 2016, kecuali lokasi yang tidak sesuainya jadwal pertanamannya dapat dilakukan sampai dengan akhir Desember 2016.
2015
Okt-Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 DIPA dan POK
2 Pedoman Umum
3 Pedoman Teknis
4 Petunjuk Teknis
5 Penetapan CPCL
6 Penyusunan Perjanjian Kerjasama
7 Pengajuan Permintaan Pembayaran
8 Proses Penyaluran Bantuan bentuk Uang
9 Pengadaan Barang
10 Pelaksanaan Pertanaman
11 Pelaksanaan Panen
12 Pertanggung Jawaban
Tahun 2016KegiatanNo
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 27
Tabel 7. Jadwal tentatif pelaksanaan program kegiatan pengelolaan produksi ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah bentuk Barang
2015
Okt-Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 DIPA dan POK
2 Pedoman Umum
3 Pedoman Teknis
4 Petunjuk Teknis
5 Penetapan CPCL
6 Proses Pengadaan Barang dan Jasa
7 Pelaksanaan Kontrak
8 Panyaluran Barang
9 BAST dan Pembayaran
10 Pelaksanaan Pertanaman
11 Pelaksanaan Panen
12 Pelaporan
No KegiatanTahun 2016
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 28
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 29
BAB IV PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR
TAHUN 2016
A. GAMBARAN UMUM, TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR
KEBERHASILAN
1. Gambaran Umum
Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran produksi ubijalar
tahun 2016, telah dialokasikan anggaran yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja (APBN) tahun 2016 dan dana
hibah CF-SKR. Pemanfaatan APBN dan dana hibah CF-SKR
salah satunya digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
pengembangan ubijalar.
Kelompok tani/Gapoktan pelaksana kegiatan pengembangan
ubijalar, diberi Bantuan Pemerintah dan bantuan dari dana
hibah CF-SKR berupa sarana produksi pupuk, pestisida, dan
sarana produksi lainnya, serta bantuan pertemuan kelompok.
Agar bantuan pemerintah dan bantuan dana hibah CF-SKR
dapat dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan, perlu disusun petunjuk teknis
sebagai acuan bagi pelaksanaan program pengelolaan produksi
ubijalar tahun 2016, dan sebagai dasar Penyusunan Petunjuk
Teknis disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), masing-
masing Satuan Kerja (Satker) ditingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 30
2. Tujuan Pemberian Bantuan Pemerintah
a) Menyediakan sarana produksi budidaya ubijalar berupa
pupuk dan pestisida secara gratis bagi kelompok
tani/Gapoktan, dan masyarakat/ lembaga lainnya.
b) Meningkatkan minat dan motivasi petani berusaha tani
tanaman ubijalar
c) Meringankan beban biaya usaha tani ubijalar bagi kelompok
tani/gapoktan peserta Program.
d) Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya ubijalar
sesuai rekomendasi, untuk mencapai tingkat produktivitas
tinggi.
e) Memperluas areal tanam ubijalar, untuk meningkatkan luas
panen dan produksi
f) Menambah lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
3. Sasaran Pemberian Bantuan Pemerintah dan Indikator
keberhasilan
a. Sasaran
1) Kelompok tani/Gabungan kelompok tani Tanaman
Pangan atau;
2) Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang
melakukan budidaya Tanaman Pangan atau;
3) Kelompok tani/Gapoktan Perkebunan yang melakukan
Budidaya Tanaman Pangan atau;
4) Lembaga masyarakat lainnya yang menggarap lahan
tidur/lahan bera/lahan lainnya untuk budidaya ubijalar.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 31
b. Indikator Keberhasilan
Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan
produksi ubijalar, maka perlu ditetapkan indikator
keberhasilan sebagai alat untuk memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan program pengelolaan
peningkatan produksi ubijalar. Indikator keberhasilan
pengelolaan produksi ubijalar mencakup indikator output,
outcome, dan impact. Indikator keberhasilan Pemberian
Bantuan pemerintah program pengelolaan produksi ubijalar :
1) Indikator Output
Tersalurnya bantuan pemerintah bentuk sarana
prasarana berupa paket pupuk dan pestisida, untuk
kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 kepada
kelompok tani/Gapoktan.
2) Indikator outcome
Meningkatnya produktivitas
Meningkatnya areal tanam ubijalar
3) Indikator Impact
Meningkatnya produksi ubijalar
B. PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No 168/ PMK.05/ 2015 Bab
IV, Pasal 6, ayat (2) bahwa Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
menyusun Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah,
berdasarkan Pedoman Umum. Sehubungan perihal tersebut, setiap
Satker yang mendapat alokasi anggaran kegiatan Pengelolaan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 32
produksi ubijalar 2016, perlu menyusun Petunjuk Teknis dan
mengacu pada Petunjuk teknis ini.
Petunjuk Teknis disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
masing-masing Satker, paling sedikit memuat:
1. Dasar hukum pemberian Bantuan Pemerintah.
2. Tujuan Penggunaan Bantuan Pemerintah.
3. Pemberi Bantuan Pemerintah.
4. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah.
5. Bentuk Bantuan Pemerintah.
6. Alokasi Anggaran dan rincian jumlah Bantuan Pemerintah.
7. Penyaluran dan Bantuan Pemerintah.
8. Pertanggung Jawaban Bantuan Pemerintah.
9. Ketentuan Perpajakan dan
10. Sanksi.
Dalam menyusun Bab Bentuk Bantuan Pemerintah, agar
penetapan rincian paket bantuan, yang meliputi jenis, volume,
harga, bantuan sarana produksi per hektar, disesuaikan dengan
kebutuhan dan rekomendasi, serta harga yang berlaku masing-
masing daerah spesifik lokasi.
C. RUANG LINGKUP PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH
PENGELOLAAN PRODUKSI UBIJALAR
1) Definisi
a) Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat
atau lembaga pemerintah/nonpemerintah
b) Bantuan Pemerintah Program pengelolaan Produksi
Ubijalar adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 33
bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada
Kelompok tani/Gabungan Kelompok tani (Gapoktan).
c) Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi Pemberian
penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi guru dan
tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; bantuan sarana
Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan
gedung/bangunan; dan bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh
pengguna Anggaran (PA)
d) Bantuan Pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana
diberikan kepada kelompok masyarakat, Lembaga
Swadaya Masyarakat, Lembaga pendidikan, Lembaga
keagamaan, dan lembaga kesehatan
e) Bentuk Bantuan Pemerintah Program pengelolaan
produksi ubijalar adalah bantuan Sarana/Prasarana
f) Bantuan Sarana/Prasarana Program Pengelolaan
produksi ubijalar adalah bantuan berupa paket sarana
produksi meliputi pupuk, pestisida, yang diberikan kepada
kelompok tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan
kegiatan pengembangan ubijalar, untuk mendukung
pencapaian sasaran produksi ubijalar.
g) Counterpart Fund-Second Kennedy Round yang
selanjutnya disebut CF-SKR merupakan dana hibah
yang diberikan dari JICA (Pemerintah Jepang) untuk
disalurkan atau transfer uang, barang atau jasa kepada
kelompok/masyarakat pertanian yang mengalami risiko
sosial keterbatasan modal sehingga mampu mengakses
pada lembaga permodalan secara mandiri.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 34
h) Bentuk Bantuan Pemerintah melalui bantuan luar
negeri (CF-SKR) ubijalar adalah bantuan
Sarana/Prasarana
i) Bantuan Sarana/Prasarana Program CF-SKR adalah
bantuan berupa paket sarana produksi meliputi bibit
ubijalar, pupuk, pestisida/herbisida yang diberikan kepada
kelompok tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan
kegiatan Intensifikasi untuk mendukung pencapaian
sasaran produksi ubijalar
j) Kelompok tani adalah kumpulan
Petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan
sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan
keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan
usaha anggota.
k) Gabungan Kelompok tani (gapoktan) adalah
Gabungan kelompoktani (GAPOKTAN) adalah
kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan
bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan
efisiensi usaha.
l) Usaha tani, adalah usaha dibidang pertanian, peternakan
dan perkebunan.
m) Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan), adalah seluruh kegiatan
yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,
pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya
alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan
berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga
kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 35
n) Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia
beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha
di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture,
penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar
hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,
pemasaran, dan jasa penunjang.
o) Kelompok tani/Gapoktan dalam program pengelolaan
produksi ubijalar meliputi kelompok tani/Gabungan
kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman
pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha tani
tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau
Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang
berusaha tani tanaman pangan pada lahan perhutani atau
lahan kehutanan dan /atau lembaga masyarakat lainnya
yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera.
p) Kelompok tani/Gapoktan penerima Bantuan
pemerintah Program Pengelolaan Produksi ubijalar
adalah kelompok tani/Gabungan kelompok tani yang
berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau
petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan
pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di
Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman
pangan pada lahan perhutani atau lahan kehutanan.ya
Tanaman Pangan dan /atau lembaga masyarakat lainnya
yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera.
q) Intensifikasi pertanian adalah Pola penerapan teknologi
usahatani budidaya komoditas, yang dititik beratkan dalam
rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta
produktivitas per hektar, dengan tujuan untuk
meningkatkan produktivitas sumberdaya alam per satuan
luas melalui penerapan teknologi tepat guna, peningkatan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 36
pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air,
benih unggul, pupuk dan pestisida .
r) Pengembangan adalah Suatu areal pertanaman dengan
luasan tertentu yang dapat menjadi pusat percontohan
bagi petani dan masyarakat sekitarnya dalam upaya
peningkatan produktifitas yang signifikan.
s) Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh
Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas
lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil
dan/atau sifat-sifat lainnya.
t) Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina
yang telah disertifikasi.
u) Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA,
adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung
jawab atas penggunaan anggaran pada kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.
v) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA
untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/lembaga yang bersangkutan
w) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut
PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
beban APBN
2) Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubijalar 2016
sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 37
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423);
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang
Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54
tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
5. Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Perubahan
keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010,
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
6. Peraturan Menteri keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
3) Arah Pemberian Bantuan Pemerintah
Bentuk bantuan pemerintah terdiri dari 7 bentuk bantuan,
meliputi Pemberian Penghargaan; Bea siswa; Tunjangan
profesi guru dan tunjangan lainnya; Bantuan operasional;
Bantuan Sarana/Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 38
gedung/bangunan; dan Bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh
Pengguna Anggaran (PA).
Bentuk Bantuan Pemerintah dan bantuan hibah CF-SKR
kegiatan pengelolaan produksi ubijalar adalah Bantuan
Sarana/Prasarana, berupa bantuan paket sarana produksi
terdiri dari pupuk an organik bersubsidi (NPK, SP-36, urea),
pupuk organik, Herbisida, dan komponen sarana produksi
lainnya sesuai spesifikasi lokasi, yang diberikan kepada
kelompok tani/Gabungan kelompok tani pelaksana kegiatan
intensifikasi dan ekstensifikasi secara gratis.
Jumlah luas areal tanam yang dialokasikan bantuan sarana
produksi kegiatan pengembangan ubijalar seluas 2.700 hektar
dari dana APBN yang tersebar di 4 Provinsi, 28
Kabupaten/Kota wilayah timur dan 500 hektar dari dana hibah
CF-SKR tersebar di 4 provinsi 9 Kabupaten/Kota.
Tipe lahan dapat berupa lahan sawah irigasi, sawah tadah
hujan, lahan kering, bebas dari bencana kekeringan,
kebanjiran dan sengketa. Lokasi mempunyai potensi untuk
pengembangan ubijalar dan anggota kelompok taninya
responsif terhadap penerapan teknologi. Hamparan terkecil
untuk kegiatan pengembangan ubijalar minimal 5 ha.
Dengan diberikannya bantuan sarana produksi, akan
mendukung peningkatan produksi ubijalar, peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 39
D. PEMANFAATAN DAN PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN
PEMERINTAH PROGRAM PENGELOLAAN PRODUKSI
UBIJALAR
1. Pemanfaatan Bantuan Pemerintah
Bantuan Pemerintah pengelolaan produksi ubijalar
dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan
ubijalar, dengan tujuan sebagai berikut:
1) Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya ubijalar
sesuai rekomendasi, untuk mencapai tingkat produktivitas
tinggi
2) Meningkatkan minat dan motivasi petani berusaha tani
ubijalar
3) Meringankan beban petani dalam mengeluarkan biaya
usaha tani ubijalar
4) Besaran dana yang akan diberikan kepada kelompok
tani/Gapoktan pelaksana pengembangan ubijalar
maksimal sebesar Rp. 3.689.000,- per hektar sudah
termasuk pajak,
5) Bantuan pemerintah diperuntukan bagi pengadaan Sarana
produksi yang diberikan yaitu pupuk an organik bersubsidi,
pupuk organik dan herbisida.
6) Alokasi paket bantuan per hektar meliputi Jenis , volume,
dan harga bantuan sarana produksi ditetapkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) masing-masing Satker.
7) Komponen sarana produksi yang diberikan disesuaikan
dengan kebutuhan dimasing masing daerah berdasarkan
rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). harga
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 40
setiap komponen saprodi disesuaikan dengan harga yang
berlaku di daerah masing-masing.
8) Apabila dana bantuan saprodi setelah dilaksanakan
pengadaan masih tersisa, maka sisa dana tersebut harus
disetor ke Kas Negara.
2. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah
Penerima bantuan pemerintah pengelolaan produksi ubijalar,
dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah kelompok
tani/ Gapoktan yang telah ditetapkan untuk melaksanakan
kegiatan pengembangan ubijalar. Seleksi dan Penetapan
kelompok tani penerima bantuan, ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat komitmen (PPK) melalui Surat Keputusan penerima
bantuan pemerintah berdasarkan hasil seleksi dan disahkan
oleh KPA sebagai dasar pemberian bantuan. Surat Keputusan
Penerima bantuan paling sedikit memuat Identitas penerima
Bantuan; Jumlah Barang dan/atau nilai uang; Nomor rekening
penerima bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk
uang.
Persyaratan kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
pemerintah masing-masing kegiatan sebagai berikut:
Persyaratan Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
pemerintah yang melaksanakan kegiatan pengembangan
ubijalar adalah sebagai berikut :
1) Kelompok tani/Gapoktan yang aktif mempunyai lahan
ataupun penggarap/penyewa dan mau menerima teknologi
baru
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 41
2) Kelompok tani/Gapoktan masih aktif dan mempunyai
kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan
Bendahara, diusahakan lahan usaha taninya berada
dalam satu hamparan
3) kelompok tani/Gapoktan dengan kemampuan penerapan
teknologi usaha taninya masih belum optimal sehingga
produktivitas yang dihasilkan rendah bila dibandingkan
dengan potensi hasil dari varietas yang ditanam, namun
masih berpeluang untuk ditingkatkan dengan penerapan
teknologi usahatani yang lebih baik.
4) Bagi kelompok tani/Gapoktan yang menerima bantuan
pemerintah dalam bentuk uang, maka kelompok tani harus
mampu mengelola Bantuan pemerintah meliputi,
pengeloaan keuangan, pengadaan barang secara
transparan, efektif dan efisien, penyaluran bantuan kepada
anggotanya, penatausahaan uang dan barang, penyetoran
pajak, pembuatan laporan, dan pertanggung jawaban
pemanfaatan bantuan. Bersedia mengadakan perjanjian
kerjasama dengan Pejabat Pembuat Komitmen, membuat
Berita acara serah terima barang, menyusun laporan,
menyetorkan pajak dan sisa uang yang tidak dimanfatkan
5) Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
pengembangan ubijalar
6) Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan
mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi spesifik
lokasi sesuai petunjuk teknis.
7) Kelompok tani/ gapoktan pelaksana program
pengembangan ubijalar ditetapkan dengan Surat
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 42
Keputusan PPK dan disyahkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA). Surat Keputusan Penerima bantuan
paling sedikit memuat Identitas penerima Bantuan; Jumlah
Barang dan/atau nilai uang; Nomor rekening penerima
bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.
8) Jika Bantuan diterima dalam bentuk uang, maka kelompok
tani/Poktan harus memiliki rekening yang masih
berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau
BUMD/ Bank Daerah) yang terdekat dan bagi kelompok
tani yang belum memiliki, harus/wajib membuka rekening
di bank. Rekening bank dapat berupa rekening kelompok
tani ataupun rekening gabungan kelompok tani (gapoktan).
Jika menggunakan rekening gapoktan mekanisme
pengaturan antar kelompok tani diatur lebih lanjut oleh
PPK disyahkan oleh KPA.
3. Cara Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melakukan seleksi
penerima Bantuan Pemerintah berdasarkan
kriteria/persyaratan yang telah ditetapkan di dalam Petunjuk
Teknis .
Berdasarkan hasil seleksi tersebut, PPK menetapkan Surat
Keputusan penerima bantuan pemerintah dan disahkan oleh
KPA sebagai dasar pemberian bantuan . Surat Keputusan,
paling sedikit memuat:
a) Identitas penerima bantuan;
b) Jumlah barang dan/atau nilai uang;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 43
c) Nomor rekening penerima bantuan untuk Bantuan
Pemerintah dalam bentuk uang.
4. Seleksi penerima bantuan pemerintah
Seleksi penerima bantuan pemerintah pengelolaan produksi
ubijalar secara umum meliput; seleksi administrasi dan seleksi
aspek teknis dengan tahapan meliputi seleksi daftar panjang
(long-list), daftar sedang (medium-list) dan daftar pendek
(short-list).
Tahapan seleksi penerima bantuan pemerintah sebagai
berikut:
a) Merekapitulasi seluruh usulan/proposal yang masuk dalam
e-proposal dan/ atau manual menjadi daftar long-list calon
penerima Bantuan Pemerintah.
b) Berdasarkan daftar panjang (long-list) dilakukan proses
seleksi administrasi meliputi meliputi verifikasi nama
kelompok, nama ketua kelompok, alamat kelompok, jenis
usaha kelompok, besarnya usulan dana Bantuan
Pemerintah, sesuai dengan data yang terdapat di dalam
usulan/proposal.
c) Bagi calon Penerima bantuan pemerintah yang lulus
seleksi administrasi direkapitulasi ke dalam daftar sedang
(medium-list).
d) Berdasarkan daftar sedang (medium-list), Tim Teknis
melakukan seleksi aspek teknis dengan cara
verifikasi/membandingkan kesesuaian antara kondisi di
lapangan dengan data usulan/proposal.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 44
e) Bagi Calon Penerima Bantuan Pemerintah yang lulus
seleksi teknis direkapitulasi ke dalam daftar pendek (short-
list).
f) Berdasarkan daftar pendek (Short-list) calon penerima
bantuan, Tim Teknis mengusulkan kepada PPK untuk
ditetapkan menjadi calon penerima dana Bantuan
Pemerintah, melalui surat keputusan PPK dan disyahkan
oleh KPA.
g) Surat Keputusan PPK tentang penerima bantuan
pemerintah, yang disyahkan oleh KPA, merupakan Dasar
untuk penyaluran Bantuan Pemerintah.
E. BENTUK BANTUAN PEMERINTAH DAN ALOKASI ANGGARAN
BANTUAN KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI UBIJALAR
1. Bentuk Bantuan Pemerintah
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga, terdapat 7 (tujuh) bentuk
bantuan pemerintah yaitu: a). Pemberian penghargaan; b).
Beasiswa; c). Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya;
d). Bantuan operasional; e). Bantuan sarana/ prasarana; f).
Bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/ bangunan; dan g).
Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan
Pemerintah yang ditetapkan oleh PA.
Untuk bantuan pemerintah kegiatan pengelolaan produksi
ubijalar diberikan dalam kategori bentuk bantuan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 45
Sarana/Prasarana berupa bantuan paket sarana produksi
meliputi pupuk dan pestisida. Jenis volume, dan harga patokan
bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan disusun oleh
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satuan Kerja (Satker)
masing-masing daerah, sesuai kebutuhan dan berdasarkan
rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi), dengan nilai
maksimal per hektar sesuai alokasi pada DIPA dan POK.
Sebagai bahan acuan / referensi, penyusunan jenis, volume,
harga bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan, seperti
contoh pada tabel 8 berikut :
Tabel 8 : Contoh rincian Bantuan Pemerintah dan bantuan
dana hibah CF-SKR perhektar dalam bentuk
Bantuan Sarana/Prasarana berupa sarana produksi
kegiatan pengembangan ubijalar tahun anggaran
2016
APBN
No UraianSatuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1 Pupuk NPK Bersubsidi 276 Kg 2,600 717,600
2 Pupuk SP36 Bersubsidi 155 Kg 2,200 341,000
3 Pupuk Urea Bersubsidi 250 Kg 2,000 500,000
4 Pupuk Organik 3,000 Kg 550 1,650,000
5 Herbisida 4 Liter 82,600 330,400
Total Bansos 3,539,000
Pert kelompok 2 Kali 75,000 150,000
150,000
3,689,000
Volume
Total Belanja Operasional lainnya
Total Biaya Per Hektar
CF_SKR
No UraianSatuan
(Rp)Jumlah (Rp)
1 Pupuk NPK Bersubsidi 276 Kg 2,600 717,600
2 Pupuk SP36 Bersubsidi 75 Kg 2,200 165,000
3 Pupuk Urea Bersubsidi 250 Kg 2,000 500,000
4 Pupuk Organik 2,500 Kg 550 1,375,000
5 Herbisida 3 Liter 74,800 224,400
Total Bansos 2,982,000
Pert kelompok 2 Kali 52,000 104,000
104,000
3,086,000
Volume
Total Belanja Operasional lainnya
Total Biaya Per Hektar
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 46
2. Alokasi dan Rincian Jumlah Anggaran Bantuan
Alokasi anggaran bantuan pemerintah untuk kegiatan
pengelolaan produksi ubijalar tahun 2016 dari APBN sebesar
Rp. 9.960.300.000,-, yang diperuntukan bagi kegiatan
pengembangan ubijalar untuk areal tanam seluas 2.700 hektar
dan Rp. 1.543.000.000,-, yang diperuntukan bagi kegiatan
pengembangan ubijalar untuk areal tanam seluas 500 hektar.
Alokasi anggaran bantuan pemerintah kegiatan pengelolaan
produksi ubijalar ditetapkan dengan memperhatikan
karakteristik bantuan, fleksibilitas dalam pelaksanaan, serta
efisiensi dan efektivitas sasaran yang ditetapkan. Alokasi
bantuan pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana berupa
bantuan sarana produksi dialokasikan pada kelompok Akun
Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda.
Bantuan Sarana produksi kepada penerima bantuan
pemerintah dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang.
Pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk uang dengan
ketentuan ;
a. Barang Bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh
penerima bantuan; atau;
b. Nilai per Jenis barang bantuan di bawah Rp.50.000.000
(lima puluh juta rupiah) yang dapat dilaksanakan oleh
penerima bantuan.
Rincian alokasi anggaran Bantuan per provinsi seperti tabel
9 berikut:
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 47
Tabel 9, Alokasi Anggaran Bantuan Pemerintah, Bentuk Sarana/Prasarana berupa sarana produksi Kegiatan pengelolaan Produksi ubijalar per provinsi .
APBN
No Provinsi
Bantuan Saprodi
Pengembangan Ubijalar
Wilayah Timur (Rp.000)
1 MALUKU 2,213,400
2 PAPUA 4,426,800
3 MALUT 1,106,700
4 PAPUA BARAT 2,213,400
No Provinsi
Bantuan
Saprodi
Intensifikasi
Kedelai (Rp.000)
Bantuan
Saprodi
Ekstensifikasi
PAT-PIP Kedelai
(Rp.000)
Total Rp.000
1 Aceh 28,505,250 80,467,750 108,973,000
2 Sumut 7,570,500 43,387,000 50,957,500
3 Riau 4,635,000 10,216,125 14,851,125
4 Jambi 10,166,250 17,657,500 27,823,750
5 Sumsel 35,675,250 62,431,875 98,107,125
6 Bengkulu 10,351,500 23,963,750 34,315,250
7 Lampung 20,332,500 8,828,750 29,161,250
8 Jabar 59,946,000 48,558,125 108,504,125
9 Jateng 45,268,500 15,135,000 60,403,500
10 DI Yogyakarta 6,180,000 - 6,180,000
11 Jatim 107,841,000 162,701,250 270,542,250
12 Kalbar 2,240,250 5,801,750 8,042,000
13 Kalteng 1,622,250 5,045,000 6,667,250
14 Kalsel 20,023,500 75,675,000 95,698,500
15 Kaltim 2,163,000 9,081,000 11,244,000
16 Sulut 9,888,000 40,360,000 50,248,000
17 Sulteng 8,265,750 21,189,000 29,454,750
18 Sulsel 51,100,875 131,170,000 182,270,875
19 Sultra 10,042,500 27,495,250 37,537,750
20 Bali 6,257,250 - 6,257,250
21 NTB 43,260,000 113,512,500 156,772,500
22 NTT 6,141,375 14,378,250 20,519,625
23 Maluku 2,058,500 6,182,400 8,240,900
24 Papua 2,416,500 4,857,600 7,274,100
25 Malut 1,342,500 7,360,000 8,702,500
26 Banten 6,952,500 8,828,750 15,781,250
27 Gorontalo 540,750 7,567,500 8,108,250
28 Papua Barat 2,595,500 4,416,000 7,011,500
29 Sulbar 2,317,500 10,594,500 12,912,000
30 Kaltara 10,290,000 5,045,000 15,335,000
525,990,250 971,906,625 1,497,896,875 TOTAL
CF-SKR
No Provinsi
Bantuan Saprodi
Pengembangan Ubijalar
Melalu CF-SKR (Rp.000)
1 JAWA BARAT 617,200
2 JAWA TENGAH 308,600
3 JAWA TIMUR 462,900
4 BANTEN 154,300
F. TATA KELOLA PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH
Sesuai tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman
Pangan maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki andil
yang sangat penting dalam mencapai Swasembada dan
Swasembada Berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mewujudkan
nya maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memberi bantuan
pemerintah kepada petani tanaman pangan di Indonesia.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 48
1. Penyaluran Bantuan Pemerintah
Sesuai dengan pasal 23 sd pasal 30, PMK 168 tahun 2015,
bahwa Pemberian bantuan sarana/prasarana kepada
penerima Bantuan Pemerintah dapat diberikan dalam
bentuk Barang atau Uang. Dalam hal pelaksanaan
kegiatan pengelolaan produksi kedelai tahun 2016,
pemberian bantuan Kepada kelompok tani/Gapoktan dapat
dilakukan baik bentuk Barang maupun Uang. Dalam
pelaksanaannya, Satker Provinsi maupun Kabupate/Kota
dapat memilih salah satu atau dua-duanya, tergantung pada
syarat-syarat yang dipenuhi sesuai PMK 168 tahun 2105.
Mekanisme penyaluran bantuan pemerintah sebagai berikut:
a. Mekanisme Pemberian Bantuan sarana/Prasarana dalam
bentuk Barang
1) Dalam rangka pengadaan barang untuk bantuan
sarana/prasarana kegiatan pengelolaan produksi ubijalar,
yang disalurkan dalam bentuk barang kepada penerima
bantuan, PPK menandatangani kontrak pengadaan
barang dengan penyedia barang.
2) Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan
Perundang-undangan yang mengatur mengenai
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
3) PPK melakukan kontrak dengan penyedia barang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 49
4) Penyedia Barang dapat menyalurkan barang langsung
kepada Penerima bantuan atau PPK yang
menyampaikan kepada Penerima bantuan.
b. Mekanisme Pemberian Bantuan sarana/Prasarana dalam
bentuk Uang
Pemberian bantuan pemerintah berupa sarana/ prasarana
dalam bentuk uang, diberikan dengan ketentuan :
Barang bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan
oleh penerima bantuan; atau
Nilai per jenis barang bantuan di bawah
Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang dapat
dilaksanakan oleh penerima bantuan.
Sehubungan bantuan sarana/prasarana kegiatan
pengelolaan produksi ubijalar bukan dihasilkan sendiri oleh
penerima bantuan, maka pemberian bantuan sarana
prasarana dalam bentuk uang, menggunakan ketentuan
berdasarkan nilai jenis barang bantuan di bawah
Rp.50.000.000,-.
Pemberi bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang
dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara PPK
dengan penerima bantuan yang telah ditetapkan dalam
Surat Keputusan.
Pembuatan Perjanjian Kerjasama minimal memuat
ketentuan :
1) hak dan kewajiban kedua belah pihak;
2) jumlah dan nilai barang yang akan dihasilkan/dibeli;
3) jenis dan spesifikasi barang yang akan dihasilkan/dibeli;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 50
4) jangka waktu penyelesaian pekerjaan;
5) tata cara dan syarat penyaluran;
6) pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menghasilkan/membeli barang sesuai dengan jenis dan
spesifikasi;
7) pengadaan akan dilakukan secara transparan dan
akuntabel;
8) pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas
Negara;
9) sanksi;
10) penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala
kepada PPK; dan
11) penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada
PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun
anggaran
2. Pencairan Bantuan Pemerintah
a. Pencairan bantuan Pemerintah dalam bentuk
barang
1) Pelaksanaan penyaluran bantuan sarana/prasara
dalam bentuk barang kepeda penerima Bantuan
pemerintah dilakukan oleh Pejabat pembuat
Komitmen (PPK) atau oleh Penyedia barang
dan/atau jasa sesuai kontrak. Untuk pelaksanaan
pengelolaan produksi kedelai, bantuan
sarana/prasarana berupa paket sarana produksi
yang meliputi pupuk dan pestisida diberikan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 51
langsung kepada kelompok tani/Gapoktan secara
langsung oleh Penyedia barang sesuai kontrak.
2) Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam
bentuk barang, dilakukan secara langsung dari
rekening Kas Negara ke rekening penyedia barang
melalui mekanisme Pembayaran langsung (LS).
b. Pencairan bantuan Pemerintah dalam bentuk Uang
Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam
bentuk uang, dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
1) Tahap I sebsesar 70% dari keseluruhan dana
bantuan sarana/prasarana setelahperjanjian
kerjasama ditandatangani oleh Penerima bantuan
dalam hal ini Kelompok Tani/gapoktan dengan
PPK.
2) Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana
bantuan sarana/prasarana, apabila prestasi
pekerjaan telah mencapai 50%.
1) Proses Pengajuan Bantuan Tahap Pertama
(70%)
Penerima bantuan sarana/prasarana dalam
bentuk uang mengajukan permohonan
pembayaran Tahap I kepada PPK dengan
dilampiri :
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 52
a) perjanjian kerja sama yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan;
dan
b) kuitansi bukti penerimaan uang yang
telah ditandatangani oleh penerima
bantuan dalam hal ini kelompok
tani/Gapoktan.
Pemanfaatan bantuan saprodi dalam bentuk
uang oleh Kelompok Tani/ Gapoktan
a) Setelah Kelompok Tani/ Gapoktan
menerima bantuan uang, dilanjutkan
dengan pembelanjaan sarana produksi.
b) Jumlah, jenis, volume, spefikasi sarana
produksi yang dibeli sesuai yang
tercantum dalam perjanjian kerja sama
antara PPK dan Kelompok Tani.
c) Kelompok Tani/ Gapoktan dan Penyedia
Barang, melakukan transaksi jual beli,
penyerahan barang dan pembayaran
memfoto/ memfilmkan sarana produksi
yang dibeli.
d) Kelompok Tani/ Gapoktan menyimpan
bukti-bukti pengeluaran uang , Berita
Acara Serah Terima Barang (BAST),
foto/film, sebagai bahan laporan
pertanggung jawaban.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 53
Mekanisme pencairan pembayaran langsung dalam
bentuk uang untuk barang dengan nilai per jenis
barang bantuan di bawah Rp.50.000.000,- yang dapat
dilaksanakan oleh Penerima bantuan sebagaimana
gambar berikut:
2) Proses Pengajuan Bantuan Tahap Pertama
(70%)
Penerima bantuan sarana/prasarana dalam
bentuk uang mengajukan permohonan
pembayaran Tahap II kepada PPK dengan
dilampiri :
a) Kuitansi bukti pengeluaran yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan
dalam hal ini Kelompok tani/gapoktan.
b) Laporan kemajuan penyelesaian
pekerjaan yang ditandatangani oleh
ketua/pimpinan penerima bantuan
sarana/prasarana.
PPK melakukan pengujian permohonan
pembayaran Tahap I dan Tahap II yang
diajukan penerima bantuan sesuai Petunjuk
Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah
PPK menandatangani perjanjian kerja sama
dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 54
uang untuk pembayaran Tahap I, serta
menerbitkan SPP setelah pengujian telah
sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran
Bantuan Pemerintah
PPK mengesahkan bukti penerimaan uang
untuk pembayaran Tahap II, serta menerbitkan
SPP setelah pengujian telah sesuai dengan
Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan
Pemerintah
Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan
Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan
Pemerintah, PPK menyampaikan informasi
kepada penerima bantuan untuk melengkapi
dan memperbaiki dokumen permohonan
SPP disampaikan kepada PP-SPM
3. Pertanggung jawaban Bantuan Pemerintah
Penerima dana bantuan sarana dan prasarana dalam bentuk
uang, harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban
kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir
tahun anggaran dengan dilampiri:
a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan
ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi;
b. Berita Acara Serah Terima Barang yang
ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima
bantuan;
c. foto/film barang yang dihasilkan/dibeli;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 55
d. daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa
dana;
e. surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah
disimpan; dan
f. bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat
sisa bantuan.
PPK melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban
dari Penerima Bantuan dan selanjutnya mengesahkan Berita
Acara Serah Terima apabila telah sesuai dengan perjanjian
kerjasama
PPK mengesahkan Berita Acara serah terima setelah hasil
verifikasi telah sesuai dengan perjanjian kerjasama.
4. Ketentuan Perpajakan dan Sanksi
a. Ketentuan Perpajakan
Bantuan Pemerintah dalam bentuk bantuan
sarana/prasarana dialokasikan pada kelompok Akun
Belanja Barang untuk diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda.
Bantuan sarana/prasarana kegiatan pengelolaan
produksi ubijalar berupa bantuan paket sarana
produksi berupa pupuk dan pestisida.
Ketentuan peraturan perpajakan dalam penggunaan
dana bantuan paket sarana produksi pengeloloaan
produksi ubijalar dilaksanakan sesuai peraturan
tentang perpajakan bagi anggaran APBN.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 56
b. Sanksi
Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang
dapat merugikan Negara dan/atau kementerian
dan/atau kelompok tani/gapoktan akan dijatuhkan oleh
aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada
oknum yang melalkukan pelanggaran dapat diberikan
dalam berbagai bentuk sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
G. DUKUNGAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN
PEMERINTAH
1. Pengorganisasian
Pengorganisasian dimaksudkan agar pelaksanaan manajemen
Pemberian bantuan pemerintah berupa sarana produksi bagi
kelompok tani/gapoktan dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
Untuk memudahkan koordinasi, pembinaan dan pengawasan
dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan dan
pengelolaan bantuan sarana prosuki, maka pengelolaan
kegiatan bantuan sarana produksi dilaksanakan secara
terstruktur dan terintegrasi mulai dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota hingga lapangan.
Agar pelaksanaan kegiatan memenuhi kaidah pengelolaan
sesuai prinsip pelaksanaan Pemerintah yang baik (good
governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment),
maka pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kedelai
harus memenuhi prinsip-prinsip; Mentaati ketentuan peraturan
dan perundangan; Membebaskan diri dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN); Menjunjung tinggi keterbukaan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 57
informasi, transparansi dan demokratisasi; serta Memenuhi
asas akuntabilitas.
a. Struktur Organisasi
1. Penanggung Jawab Program
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selaku
penanggung jawab program memfasilitasi koordinasi
persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan Belanja Bantuan Sosial antara lain :
Menyusun petunjuk teknis dan pola pemberdayaan
yang berkelanjutan untuk mengarahkan kegiatan
dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai
Renstra yang ditetapkan;
Menggalang kemitraan dan melaksanakan
koordinasi dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota,
Instansi terkait serta seluruh pemangku
kepentingan, dalam pelaksanaan, pemantauan/
pengendalian dan evaluasi kegiatan;
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Belanja
Bantuan Sosial dari pelaksanaan program dan
anggaran.
2. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program
Berada pada Dinas Pertanian yang membidangi
tanaman pangan Provinsi atas nama Gubernur.
3. Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan
pengelolaan produksi ubijalar Berada pada Dinas
Pertanian yang membidangi tanaman pangan
Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 58
b. Tim Pembina
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengelolaan
produksi ubijalar di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina
Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim
Teknis Kabupaten/Kota.
1) Tim Pembina Pusat
Merencanakan operasional kegiatan peningkatan
produksi padi, jagung dan kedelai dan sarana
pendukungnya.
Melaksanakan validasi calon penerima bantuan
dan dan calon lokasi
Melaksanakan supervisi dan pendampingan
Satuan kerja Perangkat daerah pelaksana
program.
Menyusun laporan secara periodik setiap bulan
atas pelaksanaan program dan kegiatan
peningkatan produksi ubijalar, dan sarana
pendukungnya.
2) Tim Pembina Provinsi
Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu
pada pedoman yang disusun oleh Pusat;
Melakukan koordinasi lintas sektoral antara-
instansi di tingkat Provinsi dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan;
Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis
Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan
pengendalian serta membantu mengatasi
permasalahan di lapangan;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 59
Menyusun laporan hasil pemantauan dan
pengendalian serta menyampaikan laporan ke
tingkat Pusat.
3) Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur
Dinas Pertanan, Bakorluh Kabupaten dan Kodim
ditunjuk dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat
atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi
tanaman pangan, dengan tugas :
Menyusun petunjuk teknis (Juknis) dengan
mengacu pada Pedoman yang disusun oleh
Pusat dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang
disusun oleh Provinsi disesuaikan dengan kondisi
sosial budaya setempat dan usaha yang
dikembangkan;
Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok (RUK)
sesuai dengan rekomendasi setempat.
Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok
sasaran;
Melakukan bimbingan teknis,
pemantauan/pengendalian dan evaluasi;
Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian
dan evaluasi.
Tim pembina tingkat Provinsi dan tim teknis tingkat
Kabupaten/Kota melakukan koordinasi pelaksanaan
pengembangan ubijalar di Pos Simpul Koordinasi
(POSKO) mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi.
Frekuensi pelaksanaan pembinaan oleh Provinsi dan
Kabupaten/Kota dilakukan sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 60
1) Pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari
persiapan sampai dengan panen secara berjenjang
mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan serta Desa.
2) Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan
pengembangan ubijalar di Kabupaten/Kota 2 kali per
musim tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan
dana yang ada.
3) Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelaksanaan
pengembangan ubijalar di tingkat lapangan/kelompok
tani pelaksana pengembangan ubijalar 3 kali per musim
tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana
yang ada.
c. Pengawasan
Kegiatan pengawasan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengurangi dan atau menghindari masalah yang
berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang,
kebocoran dan pemborosan keuangan negara, pungutan
liar, atau bentuk penyelewengan lainnya. Bentuk
pengawasan bantuan pemerintah kegiatan pengelolaan
produksi ubijalar berupa pengendalian intern, pengawasan
fungsional internal, dan pengawasan eksternal.
yang berhak melakukan pengawasan internal program
bantuan sarana produksi adalah Inspektorat Jenderal
(Itjen) Kementerian Pertanian dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sedangkan
pengawas eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 61
1) Pengendalian Intern
Pengendalian intern adalah proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai (satker)
untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi.
2) Pengawasan Fungsional Internal
Instansi pengawas fungsional kegiatan Bantuan
sarana produksi secara internal adalah Inspektorat
Jenderal Kementerian Pertanian dan BPKP. Instansi
ini juga bertanggung jawab untuk melakukan audit
sesuai kebutuhan atau sesuai permintaan instansi
yang akan diaudit terhadap pemanfaatan dana
bantuan sarana produksi. Audit bantuan sarana
produksi dilaksanakan untuk memberikan keyakinan
tentang pencapaian kinerja bantuan sarana produksi
pada masing-masing tingkatan (Kementerian
Pertanian, provinsi, kabupaten/ kota dan Kelompok
tani/gapoktan) serta keyakinan pelaksanaan
pemberian bantuan sarana produksi telah sesuai
dengan ketentuan. Audit kinerja program pemberian
bantuan sarana produksi menggunakan 4 (empat)
tepat yaitu 1) tepat sasaran, 2) tepat waktu, 3) tepat
jumlah, dan 4) tepat guna. Selain empat tepat, audit
juga melihat apakah pelaksanaan bantuan sarana
produksi sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku terutama petunjuk teknis bantuan sarana
produksi.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 62
3) Pengawasan Eksternal
Instansi pengawas eksternal kegiatan bantuan sarana
produksi adalah pengawasan fungsional yang
dilakukan oleh tim audit keuangan yang berwenang,
yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Instansi ini
juga bertanggung jawab untuk melakukan audit sesuai
dengan kebutuhan atau permintaan instansi yang
akan diaudit terhadap pelaksanaan dan pemanfaatan
dana bantuan sarana produksi.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 63
BAB V PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
A. PENGENDALIAN
Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur
oleh masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara
berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota bersama pihak terkait. Pengendalian
dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan
panen. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan
program dan kegiatan pencapaian produksi ubijalar tahun 2016.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas
fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun
lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh
masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi
kepada pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus
kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi
petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan
mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif
dan lembaga lainnya).
Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina
dii Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 64
2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok
sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di
Kabupaten/Kota;
3. Tahap pemilihan penyedia barang dan transfer/penyaluran
dana bantuan sosial ke rekening kelompok;
4. Tahap pencairan dana bantuan dan penyaluran barang yang
dilakukan oleh kelompok;
5. Tahap kebenaran serta ketepatan pemanfaatan dana bantuan
sosial yang dilakukan oleh kelompok;
6. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh
kelompok;
7. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output,
outcome, benefit dan impact.
B. MONITORING
Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan
kegiatan peningkatan produksi ubijalar tahun 2016, maka
dilakukan pelaksanaan monitoring perkembangan penyaluran
bansos kepada kelompok tani penerima bantuan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), dan realisasi tanam dan panen
kedelai oleh ketua kelompok tani atau petugas lapangan. Proses
pelaksanaan monitoring sebagai berikut :
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 65
1. Perkembangan Penyaluran bantuan pemerintah
a. PPK Satker Tugas pembantuan, mengirimkan data
transfer Bansos meliputi data kelompok tani dan nilai
bantuan.
b. Waktu pengiriman sesuai dengan pengajuan SPPD,
yang diajukan oleh PPK kepada penerbit SPM.
c. Data dikirim ke Direktorat Budidaya Aneka kacang dan
Umbi, Direktorat Jenderal tanaman Pangan, melalui
email [email protected] atau
2. Realisasi tanam dan panen Program pengembangan ubijalar
a. Ketua kelompok tani mengirimkan data tanggal realisasi
tanam, realisasi panen dan produktivitas ke pusat,
melalui penyuluh setempat yang kemudian disampaikan
ke Dinas Kabupaten dan diteruskan ke Dinas Propinsi
melalu email [email protected]
b. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat akan
tanam dan panen
c. Sosialisasi akan dilakukan oleh petugas Pusat, Provinsi,
Kabupaten dan Kecamatan.
C. EVALUASI
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi
berbagai permasalahan yang mungkin timbul maupun tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 66
kegiatan sehingga dapat dilakukan tindakan korektif sedini
mungkin. Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan secara
berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik
dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan
usaha kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai
dengan akhir kegiatan. Evaluasi meliputi: 1) komponen kegiatan
dalam mendukung pencapaian produksi ubijalar tahun 2016, 2)
tingkat pencapaian sasaran areal dan produksi, 3) kenaikan
tingkat produktivitas dan produksi, 4) permasalahan yang timbul di
tingkat lapang, 5) kegiatan pendukung lainnya.
D. PELAPORAN
Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan dan ketua kelompoktani secara
periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang
yaitu dari Ketua kelompoktani ke penyuluh lapangan ke
Kabupaten/Kota, Provinsi dan pusat.
1. Laporan Kegiatan
Pelaporan kegiatan meliputi laporan pelaksanaan program,
pelaksanaan kegiatan, penyampaian data dan informasi dan
laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan yang
memuat evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung
lainnya sebagaimana dalam format laporan terlampir
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 67
2. Laporan Program
a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi
bulanan
1) Pusat, Provinsi dan Kab/Kota merencanakan dan
membuat laporan blanko sasaran tanam, panen,
produktivitas dan produksi ubijalar tahun 2016
2) Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan
produksi ubijalar tahun 2016 Kab/Kota di laporkan
ke Provinsi
3) Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen,
produktivitas dan produksi ubijalar tahun 2016 ke
Pusat
b. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi
bulanan
1) Petugas Penyuluh dan Babinsa meminta laporan
realisasi tanam atau panen kepada ketua
Kelompok Tani, selanjutnya dikompilasi dan
dilaporkan ke atasan masing-masing di Kabupaten.
Babinsa ke Dandim c.q. Pasiter di Kodim dan Dinas
Pertanian kabupaten.
2) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko
realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi
kedelai bulanan tahun 2016 ke Provinsi. Kodim ke
Korem/Kodam dan Dinas Pertanian Kab ke Dinas
Pertanian Provinsi.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 68
3) Selanjutnya Provinsi mengirimkan laporan blanko
realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi
kedelai bulanan tahun 2016 ke Pusat.
Korem/Kodam ke Aster Kasad c.q. Paban III/wanwil
dan Dinas Pertanian Provinsi ke Direktur Jenderal
Tanama Pangan c.q. Direktur Budidaya Aneka
Kacang dan Umbi.
4) Penyampaian laporan realisasi tanam, panen,
produktivitas dan produksi kedelai tahun 2016
Kab/Kota di laporkan ke Provinsi dan Pusat setiap
bulannya.
c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat
lapangan
1) Dinas Kab/Kota memberikan laporan kendala dan
permasalahan kegiatan pengelolaan produksi
ubijalar di lapangan antara lain meliputi bagaimana
ketersediaan benih, tanaman yang terkena OPT,
banjir maupun kekeringan
2) Dari laporan Kab/Kota yang disampaikan ke dinas
Provinsi dan akan di laporkan ke Pusat
3) Laporan kendala dan permasalahan di tingkat
lapangan disampaikan ke Pusat setiap bulan
4) Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan,
triwulan dan tahunan
5) Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan
dievaluasi oleh Pusat dan Daerah.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 69
Pengiriman laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat
Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Ragunan No 15
Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520; no. telepon (021)
7805342; faksimili (021) 7805179 ; email:
[email protected]. Kinerja penyampaian laporan
akan dijadikan salah satu dasar penentuan anggaran tahun
2017 sebagai penerapan azas reward dan punishment.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 70
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 71
BAB. VI
PENUTUP
Peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya
pengembangan ubijalar merupakan salah satu upaya yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi yang lebih besar pada produksi
tanaman pangan mendatang.
Diharapkan kegiatan pengembangan ini akan berkontribusi dalam
mewujudkan peningkatan produksi dan pendapatan petani apabila
didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu,
onfarm maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan areal
pengembangan yang harmonis, sinkron dan sinergis disetiap tingkat
pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan
sampai ke tingkat Desa.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 72
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 73
LAMPIRAN
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 74
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 75
Lampiran 1
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016
No Provinsi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi
(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)
1 NAD 1,296 1,233 136.99 16,890
2 Sumatera Utara 12,627 12,009 156.14 187,509
3 Sumatera Barat 4,093 3,892 221.93 86,379
4 Riau 1,296 1,233 108.15 13,334
5 Kep. Riau 188 179 91.67 1,645
6 Jambi 2,026 1,927 133.01 25,626
7 Sumatera Selatan 3,664 3,485 96.63 33,672
8 Kepulauan Bangka Belitung 700 666 107.68 7,167
9 Bengkulu 2,163 2,057 131.08 26,968
10 Lampung 4,747 4,515 134.71 60,817
11 DKI Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 34,308 32,695 193.84 633,773
13 Banten 3,083 2,931 162.30 47,576
14 Jawa Tengah 9,003 8,617 225.30 194,143
15 D.I.Yogyakarta 543 517 161.96 8,370
16 Jawa Timur 16,189 15,424 137.86 212,629
17 Bali 6,458 6,142 174.57 107,226
18 NTB 1,035 984 158.94 15,640
19 NTT 12,555 11,949 111.65 133,411
20 Kalimantan Barat 1,554 1,478 106.53 15,741
21 Kalimantan Tengah 1,556 1,480 95.45 14,128
22 Kalimantan Selatan 2,693 2,563 158.34 40,588
23 Kalimantan Timur 3,428 3,266 128.72 42,042
24 Sulawesi Utara 5,162 4,916 135.54 66,628
25 Gorontalo 389 370 126.60 4,679
26 Sulawesi Tengah 3,106 2,955 146.79 43,381
27 Sulawesi Selatan 5,493 5,226 151.62 79,235
28 Sulawesi Barat 1,357 1,291 148.46 19,163
29 Sulawesi Tenggara 3,180 3,031 105.44 31,956
30 Maluku 2,610 2,485 117.65 29,235
31 Maluku Utara 3,304 3,153 120.03 37,846
32 Papua 34,261 32,633 138.27 451,211
33 Papua Barat 870 827 137.75 11,391
JAWA 63,126 60,185 182.19 1,096,492
LUAR JAWA 121,810 115,944 138.30 1,603,508
INDONESIA 184,936 176,129 153.30 2,700,000
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 76
Lampiran 2
LOKASI PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016
No PROVINSI LUASAN (HA)
500
1 JABAR 200
1 Kab. Ciamis 75
2 Kab. Kuningan 50
3 Kab. Sukabumi 75
2 JATENG 100
1 Kab. Karanganyar 50
2 Kab. Pati 50
3 JATIM 150
1 Kab. Blitar 50
2 Kab. Magetan 50
3 Kab. Tulungagung 50
4 BANTEN 50
1 Kab. Pandeglang 50
2,700
1 MALUKU 600
1 Kab. Maluku Tengah 200
2 Kab. Pulau Buru 100
3 Kab. Seram Bag Barat 100
4 Kab. Seram Bag Timur 150
5 Kab. Buru Selatan 50
2 PAPUA 1,200
1 Kab. Biak Numford 100
2 Kab. Jayawijaya 200
3 Kab. Merauke 200
4 Kab. Mimika 150
5 Kab. Nabire 100
6 Kota Jayapura 50
7 Kab. Keerom 150
8 Kab. Yahukimo 100
9 Kab. Supiori 50
10 Kab. Lanny Jaya 100
3 MALUT 300
1 Kab. Halmahera Barat 150
2 Kab. Halmahera Timur 50
3 Kab. Pulau Morotai 100
4 PAPUA BARAT 600
1 Kab. Sorong 50
2 Kab. Manokwari 200
3 Kab. Raja Ampat 50
4 Kab. Teluk Bintuni 25
5 Kab. Teluk Wondama 25
6 Kab. Kaimana 50
7 Kab. Maybrat 100
8 Kab Manokwari Selatan 100
KABUPATEN/ KOTA
CF-SKR
APBN
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 77
Lampiran 3
LAMPIRAN CONTOH FORMAT PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI UBI
JALAR 2016
1. Format-1: Contoh format Perjanjian Kerjasama, Bantuan
Pemerintah melalui Transfer Uang.
2. Format-2: Contoh perhitungan jumlah maksimal anggaran
Bantuan pemerintah yang ditransfer dalam bentuk uang
kurang dari Rp.50.000.000 per jenis barang.
3. Format-3: Contoh Laporan Kemajuan Penyelesaian
Pekerjaan min. 50%
4. Format-4 : Contoh Laporan Pertanggungjawaban Penerima
Bantuan
5. Format-5 : Contoh Kuitansi Penerimaan Dana Bantuan
Pemerintah
6. Format- 6 : Contoh Berita Acara Serah Terima Barang
7. Format-7 : Contoh SK Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah
8. Format-8 : Lampiran SK Penetapan Penerima Bantuan
Pemerintah
9. Format-9 : RUK Pengembangan Ubijalar Tahun 2016
10. Format-10 : Surat Pernyataan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 78
Format 1 : Contoh format Perjanjian Kerjasama, Bantuan Pemerintah melalui Transfer Uang
PERJANJIAN KERJASAMA
BANTUAN PAKET SARANA PRODUKSI KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN ANGGARAN 2016
NOMOR: ..............(nomor surat dari Dinas Pertanian)
NOMOR:...............(nomor surat Kelompok Tani/Gapoktan) Pada hari ini,......... tanggal ........bulan .......... tahun dua ribu enam belas kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :------------------------ (nama)
NIP :------------------------ (NIP) Jabatan :------------------------ (jabatan pada satuan kerja Dinas Pertanian) Alamat :----------------------- (alamat kantor tempat kerja) Selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama -----------(institusi tempat kerja), berkedudukan di ---- alamat). Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama :------------------------(nama Ketua kelompoktani )
Jabatan :------------------------(Ketua Kelompok Tani) Alamat :------------------------((alamat) Selaku Ketua kelompok tani ---------- yang bertindak untuk dan atas nama -------(nama kelompok tani), alamat ------(alamat). Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama, dalam rangka pelaksanaan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1 KETENTUAN UMUM
1. Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian dimana
Pihak Pertama mengikat Pihak Kedua, dan Pihak Kedua telah sepakat untuk pelaksanakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian kerjasama ini dengan mengacu pada petunjuk teknis pengelolaan produksi ubijalar dan Bantuan pemerintah tahun 2016;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 79
2. Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani berdasarkan kesepakatan Pihak Pertama dan Pihak Kedua tanpa ada unsur paksaan.
Pasal 2
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA a. Berhak membuat ketentuan penggunaan bantuan/aturan
(Petunjuk Teknis) untuk pelaksanaan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 serta menyampaikannya kepada PIHAK KEDUA ;
b. Berhak menerima laporan penggunaan dana Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 dari PIHAK KEDUA;
c. Berhak melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penggunaan dana Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
d. Berhak menolak atau mengembalikan laporan penggunaan dana paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 kepada PIHAK KEDUA apabila ternyata kegiatan bantuan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan;
e. Berkewajiban membayar nilai bantuan yang telah ditetapkan apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua persyaratan pencairan.
2. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA
a. Berkewajiban mengelola Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 yang diterima dari Pihak Pertama secara efisien, efektif dan akuntabel serta sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis penggunaan bantuan dan peraturan perundang - undangan yang berlaku;
b. Berkewajiban melaksanakan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 dalam waktu selambat - lambatnya ………………. (dalam huruf ) hari, setelah Perjanjian ini ditandatangani; (disesuaikan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak)
c. Jika tidak dapat mempertanggung jawabkan dana bantuan sebagaimana dimaksud pada point (a) bersedia mengembalikan dana bantuan tersebut ke Kas Negara dan menerima sanksi yuridis berdasarkan ketentuan dan perundang - undangan yang berlaku;
d. Berkewajiban melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 80
Pasal 3 NILAI BANTUAN
1. Nilai Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar
tahun 2016 tersebut dalam pasal 1 sebesar Rp. -------(nominal),-(-----------rupiah);
2. Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar kedelai tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam ayat (1) merupakan nilai yang telah ditetapkan dan pasti sepanjang tidak terjadi perubahan kebijakan pemerintah yang mengakibatkan adanya perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Kementerian Pertanian/Dinas Pertanian Propinsi/ Pertanian DinasKabupaten/Kota Tahun Anggaran 2016.
Pasal 4
SPESIFIKASI BANTUAN 1. Spesifikasi bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan
ubijalar tahun 2016 sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis.
Pasal 5 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Pekerjaan bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan
ubijalar tahun 2016 dilaksanakan dalam jangka waktu -------- (dalam huruf) hari kalender dimulai sejak ditanda tanganinya perjanjian ini;
2. Jangka waktu pelaksanaan dapat diperpanjang, atas persetujuan Pihak Pertama, didasarkan pada surat permohonan perpanjangan dari Pihak Kedua dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 6
TATACARA DAN SYARAT PENCAIRAN
1. Pencairan bantuan dilakukan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening Pihak Kedua melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS);
2. Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada Pihak Kedua dilakukan dengan 2 (dua) tahap;
3. Pihak Pertama akan mencairkan bantuan tahap pertama sebesar 70% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut : a. Surat Perjanjian Kerjasama telah ditandatangani oleh Pihak
Pertama dan Pihak Kedua; b. Pihak Kedua telah menan datangani kuitansi bukti penerimaan
uang bantuan dan disahkan oleh Pihak Pertama
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 81
4. Pihak Pertama akan mencairkan bantuan tahap kedua sebesar 30% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pihak Kedua telah menandatangani kuitansi bukti penerimaan
uang bantuan dan disahkan oleh Pihak Pertama; b. Pihak Kedua telah melaporkan dan menandatangani kemajuan
penyelesaian pekerjaan minimal telah mencapai prestasi pekerjaan 50%.
Pasal 7
KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN
1. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar tahun 2016 sesuai petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota
2. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan Bantuan paket sarana produksi kegiatan pengembangan ubijalar kedelai tahun 2016 sesuai dengan nilai bantuan, jenis dan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Teknis
Pasal 8
SISA DANA BANTUAN
1. Pihak Kedua diperbolehkan menggunakan sisa dana bantuan untuk perluasan areal tanam, jika pengadaan sarana prasarana telah dilaksanakan sesuai dengan volume dan spesifikasi sebagaimana telah diatur dalam petunjuk teknis;
2. Penggunaan sisa dana bantuan oleh Pihak Kedua harus mendapatkan persetujuan Pihak Pertama;
3. Pihak Kedua siap dan sanggup menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara jika sudah tidak digunakan
Pasal 9 SANKSI
1. Pihak Kedua siap menerima sanksi hukum sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku jika pelanggarannya bersifat pidana dan/atau perdata, jika pelanggarannya bersifat administrative, Pihak Kedua siap dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program bantuan pada tahun yang akan datang;
2. Pihak Kedua siap menggembalikan dana bantuan jika tidak dapat mempertanggungjawabkan sesuai dengan petunjuk teknis.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 82
Pasal 10 LAPORAN
1. Pihak Kedua siap dan sanggup memberikan laporan penyelesaian
pekerjaan secara berkala (sesuai dengan tahapan pembayaran) kepada Pihak Pertama sebagaimana telah diatur dalam Petunjuk Teknis;
2. Pihak Keduasiap dan sanggup laporan pertanggungjawaban kepada Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran
. Pasal 11
FORCE MAJEURE
1. PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan sebagai force majeure;
2. Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure adalah antara lain sebagai berikut: adanya bencana alam seperti: gempa bumi, taufan, banjir atau hujan terus menerus, wabah penyakit, adanya perang, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-hara, adanya tindakan pemerintahan dalam bidang ekonomi dan moneter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini;
3. Apabila terjadi force majeure makapihak yang lebih dahulu mengetahui wajib memberitahukan kepada pihak lainnya selambat - lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya force majeure;
4. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 perjanjian ini tidak menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan force majeure berakhir dan kondisi fasilitas penunjang kegiatan masih dapat dipergunakan, PARA PIHAK akan melanjutkan kerjasama sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini.
Pasal 12
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Perubahan pada Perjanjian Kerjasama ini hanya dapat dibuat setelah melalui konsultasi dan mendapat persetujuan secara tertulis dari PARA PIHAK, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.
2. Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 83
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah diantara PARA PIHAK.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA Pejabat Pembuat Komitmen, Ketua Kelompok Tani/Gapoktan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten -------------------------------------------
Materai 6000 Materai 6000 ------------------------------ (nama jelas) ----------------------------(nama jelas)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 84
FORMAT-2: Contoh perhitungan jamulah maksimal anggaran Bantuan pemerintah yang ditransfer dalam bentuk uang kurang dari Rp.50.000.000 per jenis barang.
Satuan
(Rp)Jumlah (Rp)
Jml Areal
(ha)Jumlah dana (Rp) Katerangan
1
2 Pupuk NPK Subsidi 276 Kg 2,600 717,600 25 17,940,000 < Rp.50 Juta
3 Pupuk SP36 Subsidi 155 Kg 2,200 341,000 25 8,525,000 < Rp.50 Juta
4 Pupuk Urea Subsidi 250 Kg 2000 500,000 25 12,500,000 < Rp.50 Juta
5 Pupuk Organik 3000 Liter 550 1,650,000 25 41,250,000 < Rp.50 Juta
6 Herbisida 4 Liter 82,600 330,400 25 8,260,000 < Rp.50 Juta
Total Bantuan/ha 3,539,000 88,475,000
Jml Bantuan Pemerintah per hektar Maksimal transfer Uang
VolumeUraianNo
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 85
Format – 3: Contoh Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan min.50%
Presentasi
(%)
Volume satuan Volume satuan
1 Pupuk NPK bersubsidi
2 Pupuk SP36 bersubsidi
3 Puupuk Urea Bersubsidi
4 Pupuk Organik
5 Herbisida
Total
Anggaran
(Rp)
Harga
satuan (Rp)
Total
Anggaran
(Rp)
Volume Volume
LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PELAKSANAAN BANTUAN PAKET SARANA PRODUKSI KEGIATAN INTENSIFIKASI (PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS)/EKSTENSIFIKASI (PAT-PIP)
PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN
No Jenis Sarana Produksi Harga
satuan (Rp)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 86
Format – 4 : Contoh Laporan Pertanggungjawaban
Cover Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN DAN TARGET C. SUMBER DANA D. WAKTU DAN TEMPAT
BAB II PELAKSANAAN
A. PERSIAPAN PELAKSANAAN B. PELAKSANAAN
BAB III PENUTUP
A. HAMBATAN PELAKSANAAN B. SARAN DAN REKOMENDASI C. KATA PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Dokumentasi (Foto) barang hasil pengadaan 2. Bukti Kuitansi Pengadaan Barang 3. Berita Acara Serah Terima Barang 4. Laporan Keuangan 5. Bukti Setoran ke Kas Negara kalau ada 6. Bukti penyetoran Pajak
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 87
Format-5: Contoh Kuitansi Penerimaan Bantuan Pemerintah
KUITANSI
NPWP :……………………… MAK :……………………… T.A. :……………………… KUITANSI No. : …………….. Sudah Terima : Kuasa Pengguna Anggaran ……………… Kabupaten/Kota ………………………….. Uang sebanyak : Untuk pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah untuk Pertanian . Di Desa/Kelurahan ………………………… Kecamatan …………………………………… Kabupaten/Kota ……………………………. Sesuai Surat Perjanjian Kerjasama No. Tanggal ……………. Terbilang Rp : …………………….. 2016 Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima, Pejabat Pembuat Komitmen Petani/Ketua Kelompok Kabupaten/Kota …………….. Meterai Rp. 6.000 ……………………………………. ……………………………….. NIP. Setuju dibayar, Tanggal ……………… Kuasa Pengguna Anggara, Bendaharawan, ……………………………. …………………………… NIP. NIP. *) Format kuitansi ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan
DIPA Provinsi
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 88
Format-6: Contoh Berita Acara Serah Terima Barang
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG PENGADAAN BANTUAN SARANA PRODUKSI KEGIATAN PENGEMBANGAN UBIJALAR
TA.2016 NOMOR:……………………………..
Pada hari ini ……….tanggal ………….. bulan………….. tahun…………. Bertempat di …………… Desa/Kelurahan……… Kecamatan……….. Kabupaten/Kota……………., Provinsi…………………., yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :------------------------ (nama)
Jabatan :------------------------ (jabatan pada Perusahaan saprodi) Alamat :------------------------(alamat kantor tempat kerja) Selaku Direktur/…….., yang bertindak untuk dan atas nama -----------(institusi tempat kerja), berkedudukan di ---- alamat). Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama :------------------------(nama Ketua kelompoktani )
Jabatan :------------------------(Ketua Kelompok Tani) Alamat :------------------------((alamat) Selaku Ketua kelompok tani ---------- yang bertindak untuk dan atas nama -------(nama kelompok tani), alamat ------(alamat). Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Sepakat mengadakan serah terima barang dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1 PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK PERTAMA berupa sarana produksi dalam keadaan baik dengan jumlah dan spesifikasi sesuai petunjuk teknis, dengan rincian dan nilai sebagai berikut:
Volume satuan
1 sesuai
2 Pupuk NPK bersubsidi
3 Pupuk SP36 bersubsidi
4 Pupuk Urea bersubsidi
5 Pupuk Organik
6 Herbisida
Jumlah
VolumeHarga
satuan
(Rp)
Total
Anggaran
(Rp)
Jumlah dan
SpesifikJenis Sarana ProduksiNo
Pasal 2
Bahwa serah terima ini dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk digunakan dalam kepentingan Kementeriaan Pertanian RI, khususnya program pengelolaan produksi ubijalar tahun anggaran 2016. Demikian berita acara ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak dan saksi dalam rangkap 4 (empat) agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA (Nama Ketua Kelompok) (Nama dari Perusahaan/penyedia barang)
SAKSI
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 89
Format-7 : Contoh SK Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah
SURAT KEPUTUSAN
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
NOMOR : .............................................2016
TENTANG
PENETAPAN KELOMPOKTANI PENERIMA DANA BANTUAN PEMERINTAH
PENGELOLAAN UBIJALAR
………………………………………)*
TAHUN ANGGARAN 2016
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, SATKER DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA
Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus diupayakan
melalui peningkatan produksi untuk menjamin kecukupan
pangan yang semakin meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk.
b. Bahwa Peningkatan produksi ubijalar tahun 2016 difokuskan
pada peningkatan produktivitas melalui penerapan teknologi
dalam pengembangan
c. Bahwa pelaksanaan pengembangan ubijalar untuk
Peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani
perlu ditetapkan kelompoktani penerima bantuan
pemerintah pengembangan ubijalar tahun 2016
d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c
perlu ditetapkan kelompoktani penerima bantuan areal
pengembangan ubijalar Tahun Anggaran 2016
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor ......... Tahun ........ tentang ..........;
2. Surat Keputusan........Nomor......Tahun.........tentang .......;
3. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota Nomor.........Tahun........
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 90
tentang .....;
4. Dst
Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
Nomor………Tanggal………Bulan……….Tahun……
2. Pedoman Umum Pengembangan Ubijalar Tahun 2016
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Penetapan Kelompoktani penerima bantuan Pengembangan
Ubijalar …………….*) Tahun anggaran 2016 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
Kedua : Kelompoktani sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA
berhak menerima dana bantuan Pengembangan
Ubijalar…………….*) yang dibiayai dari dana APBN Kementerian
Pertanian melalui anggaran tugas pembantuan pada DIPA**)
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
Nomor……Tanggal…......bulan........tahun………
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ………………………..
Pada Tanggal : ………………………..
Pejabat Pembuat Komitmen
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
…………………………………………………..
NIP……………………………………………..
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 91
Diketahui
Kuasa Pengguna Anggara Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota
……………………………………………
NIP……………………………………….
Tembusan : 1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta 2. Bupati / Walikota di …………….. 3. Kepala Dinas Pertanian Provinsi di …………….. 4. Dst. *) disesuaikan dengan komoditi bantuan pemerintah ubijalar.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 92
Format-8 : Lampiran SK Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS
KABUPATEN/KOTA PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN PEMERINTAHPENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016
Nama Nomor Jumlah Alamat Bank
Poktan/Gapoktan Desa Kec Rekening (Rp) Cabang, Unit
1
2
3
4
5
dst
No. Nama Ketua
Jumlah
Alamat
Diketahui: Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota .........
(........................................................) NIP
Ditetapkan, ........ Bulan ......... 2016 Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ..........
(........................................................) NIP
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 93
Format-9 : RUK Pengembangan Ubijalar Tahun 2016
RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)
PELAKSANA PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016
Nama Kelompok Tani :
Alamat Kelompok Tani :
Luas Lahan :
Jumlah Anggota Poktan :
Rincian Kebutuhan Kel. :
Komoditi :
Varietas :
Uraian Volume Harga Satuan Jumlah
Kebutuhan (Kg) (Rp) (Rp)
1
2
3
dst
No Jenis
................,...............2016
Mengetahui,
Penyuluh/Petugas
Pertanian
(...................................)
Bendahara Kelompok,
(.................................)
Ketua Kelompok Tani
(................................)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 94
Format-10 : Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama : ………………….. selaku Ketua
Kelompoktani .......................... Desa ……………………. Kecamatan ………………..
Kabupaten ………………… dengan ini menyatakan bahwa dana yang kami terima akan
kami gunakan :
a. Untuk pembelian saprodi Pengembangan Ubijalar
b. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman, pemeliharaan sampai
panen di areal Pengembangan Ubijalar serta sanggup mengembalikan dana
apabila tidak sesuai peruntukannya.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya .
Mengetahui
Petugas Lapangan
(......................................)
............................... 2016
Ketua Kelompoktani
Materai 6.000
(.....................................)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 95
Lampiran 4
FORMAT LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Kelompok Tani
2. Laporan Tingkat Kecamatan
3. Laporan Tingkat Kabupaten/Kota
4. Laporan Tingkat Provinsi
5. Laporan Akhir
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 96
1. Format Laporan Kelompok Tani
LAPORAN KELOMPOK TANI PELAKSANA
PENGEMBANGAN UBIJALAR
I. LOKASI 1. Nama Kelompoktani : 2. Jumlah Anggota : 3. Luas Areal : 4. Desa : 5. Kecamatan : 6. Kabupaten :
II. TEKNOLOGI 1. Komoditi : 2. Varietas : 3. Komp. Teknologi PTT : 1). Benih Unggul Bermutu : .................. stek/kg 2). Urea : .................. kg 3). SP - 36 : .................. kg 4). NPK : ..................kg 5). Pupuk Organik : ..................kg
III. HASIL
Provitas Produksi
(ku/ha) (ton)
1. PENGEMBANGAN UBIJALAR
2. Sebelum PENGEMBANGAN UBIJALAR
No. Lokasi
Pemandu Lapangan / Penyuluh / KCD
.......................................................
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 97
2. Format Laporan Tingkat Kecamatan
BLANKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN
PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016
Kecamatan : Bulan :
Desa Poktan Unit (Ha) (%)Luas
(Ha)
Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(ton)
Jumlah
No.
Jumlah Luas
Areal
(Ha)
Jumlah
Demarea
(Unit)
Realisasi Tanam Realisasi Panen
Dilaksanakan
MH 13/14 (Ha)Keterangan
...................., .................... 2016
Petugas penyuluh Pertanian/
Kepala Cabang DinasPertanian
(...............................................) NIP
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 98
3. Format Laporan Tingkat Kabupaten/Kota
BLANKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016
Kabupaten :
Bulan :
Desa Poktan Unit HaProses
(Ha)
Cair
(Ha)Unit Ha %
Panen
(Ha)
Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
1
2
3
4
5 dst
Jumlah
Jumlah
No. Kecamatan
Luas Areal SK
Penetapan
CPCL (Ha)
Pengajuan ke
BankRealisasi Tanam Realisasi
Dilaksanakan
MH 13/14 (Ha)Keterangan
Bulan
Tanam
...................., .................... 2016
Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
(..................................................) NIP
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 99
4. Format Laporan Tingkat Provinsi
BLANKO LAPORAN BULANAN PROVINSI PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016
Provinsi :
Bulan :
Kec. Desa Poktan Unit HaProses
(Ha)
Cair
(Ha)Unit Ha %
Panen
(Ha)
Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
1
2
3
4
5 dst
Jumlah
Jumlah
No. Kab/Kota
Luas Areal SK
Penetapan
CPCL (Ha)
Pengajuan ke Realisasi Tanam Realisasi Dilaksanakan
MH 13/14
(Ha)
Keterangan
...................., .................... 2016 Tim Teknis Tingkat Provinsi/
Kepala Dinas Pertanian Provinsi
(..................................................)
NIP
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 100
5. Format Laporan Akhir
BLANKO LAPORAN AKHIR
PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016
Provinsi : Kabupaten :
Sebelum (Ku/Ha) Sesudah (Ku/Ha)
NoKecamatan /
Desa
Nama Kel.
Tani / Petani Provitas
Realisasi
Varietas Produksi
(Ton)
PermasahananTanam
(Ha)
Waktu
(Tgl/Bln
Panen
(Ha)
...................., .................... 2016
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Kabupaten ………………….
(..................................................) NIP
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 101
Lampiran 5
DAFTAR CALON PETANI DAN CALON LOKASI
PENERIMA BANTUAN PEMERINTAHPENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2016
Bulan Hektar
Rencana Tanam Kode_Prov Nama_Prov Kode_Kab/kota Nama_Kab/kota Kode_Kecamatan Nama_Kecamatan
Kode_Kelurahan/D
esaNama_Kelurahan/Desa Nama Kelompok Tani Nama Ketua Kelompok Tani
Nomor HP Ketua
Kelompok TaniNama Petani
Alamat per-Petani
(Desa, RT, RW)Jenis Tanaman Varietas
Mengetahui,
KCD/Penyuluh
(.........................................)
................., ................ 2016
Ketua Kelompok Tani
(....................................)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar dan Bantuan Pemerintah 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 102
Lampiran 6
NILAI (RP)
Riil Dikeluarkan
I
A
1
a Manusia
b Ternak
c Traktor/Mesin
2
3
4
5
6
7
B
1
a Pembelian
b Produksi sendiri
2
a Urea
b TSP/SP-36
c KCL
d Kandang/Hijau
e Lainnya
3
a In sektisida
b Lainnya
C
1
2
3
I
1
II
1
2
III
1
a Permusim - Rp
b Perbulan - Rp
2
a Permusim - Rp
b Perbulan - Rp
IV
Keterangan : *) Coret yang tidak perlu ………………………………2016
Harga / Kg - …………………………. Petugas
Umur Panen - ………………………
Varietas - …………………………….
………………………………………..
NIP. ……………………………….
No FISIK URAIAN
INPUT
Memanen
Mengangkut
Jumlah A
SARANA PRODUKSI
TENAGA KERJA (HOK)
Pengolahan tanah s/d siap tanam
Menanam
Memupuk
Memberantas Hama
R/C
Secara usaha tani
Petani
BIAYA PRODUKSI
OUTPUT
Perhektar (Rp)
Per Kilogram (Rp)
BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TANI UBIJALAR PER HEKTAR TAHUN 2016
DILUAR AREAL PERLAKSAANAN PENGEMBANGAN
Produksi
Nilai Hasil
PENDAPATAN BERSIH (Rp)
Sewa tanah
Pajak
Lainnya
Jumlah C
Total (A+B+C)
Bibit/stek
Pupuk (Kg/Ltr)
Pestisida
Jumlah B
PENGELUARAN LAIN
Menyiang