PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS AJARAN 2014/2015...
Transcript of PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS AJARAN 2014/2015...
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V
MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN
AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
SYARIFUDIN
11511004
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH
DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V
MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
SYARIFUDIN
11511004
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
ii
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH
DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V
MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
SYARIFUDIN
11511004
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
iv
v
vi
vii
MOTTO
1. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya orang-orang
menjauhi kamu. (Q.S Al-Imron ; 159)
2. Hiduplah seolah kau akan mati besok. Berusahalah seolah kau akan hidup
selamanya. (Mahatma Gandhi)
3. Seorang guru mengajar tanpa menimbulkan dan menghidupkan keinginan
serta semangat belajar pada muridnya, sama saja dengan orang yang
menempa besi dingin. (Horace Mann)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku, yang selalu mendukung dan memotivasi dalam
mencari ilmu.
2. Kakak dan adik saya yang selalu mendukung untuk mencapai cita-citaku.
3. Teman-teman seperjuangan PGMI.
4. Para Dosen IAIN Salatiga yang membekali ilmu pengetahuan dan ilmu
agama.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semuanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akademik dengan lancer tanpa menemukan kendala yang berarti.Shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tugas akhir yang berupa skripsi ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh
gelar kesarjanan, penulis menyusun skripsi dengan judul :“Peningkatan Prestasi
Belajar IPS Menghargai Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015.”
Skripsi ini penulis berhasil selesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik berupa materi maupun spiritual.Oleh karena itu, penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penulisan skripsi.
2. Ibu PeniSusapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Salatiga.
3. Ibu Dra. Sri Suparwi, MA.,selaku pembimbing dalam penulisan skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen PGMI yang telah membekali Ilmu Pengetahuan kepada
penulis.
5. Keluarga tercinta yang selalu mendukung dalam mencari ilmu.
x
6. Semua rekan dan pihak yang tidak dapatkan disebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi.
Semoga amal baik bapak ibu mendapatkan imbalan yang setimpal dari
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan,
maka besar harapan dari penulis, agar para pembaca bersedia memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan penulisan skripsi.
Amin.
Salatiga, September 2015
Penulis
xi
ABSTRAK
Syarifudin, 2015.Peningkatan PrestasiBelajar IPS Materi Menghargai Jasa Dan
Peran Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Media Audio Visual
Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan .Jurusan Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing ;Dra. Sri Suparwi
Kata kunci :Prestasi Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Media Audio Visual.
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa MI
Muhammadiyah Blagung saat pembelajaran IPS. Salah satu penyebabnya
rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurangnya media yang digunakanoleh
guru saat pembelajaran. Media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
adalah media sederhana yaitu buku dan globel. Rumusan masalah yang dikaji
adalah apakah dengan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS
materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
pada siswa kelasV MI Muhammadiyah Kecamatan Simo Tahun Ajaran
2014/2015? Apakah dengan media audio visual dapat memenuhi target
pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi menghargai jasa dan
peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelasV MI
Muhammadiyah Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015?
Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
sebanyak tiga siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI
Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo dengan jumlah siswa 20 anak. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes.
Hasil penelitian ini adalah (1) nilai rata-rata pada siklus I adalah 56,5 dan
ketuntasan belajarnya 50% atau 10 siswa. (2) Nilai rata-rata pada siklus II adalah
65,5 dan ketuntasan belajarnya 75%. (3) Nilai rata-rata pada siklus III adalah 83,5
dan ketuntasan belajarnya 90%. Kesimpulan penelitian ini adalah Pembelajaran
dengan menerapkan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS
materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Kecamatan Simo Tahun Ajaran
2014/2015
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL………………………………………………………………… i
LOGO……………………………………………………………………. ii
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… iv
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… v
LEMBAR KEASLIAN TULISAN……………………………………… vi
MOTTO………………………………………………………………….. vii
PERSEMBAHAN………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ix
ABSTRAK………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xvii
DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………… xviii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. Xix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………….. 7
C. Tujuan Penelitian…………………………………………... 7
D. Hipotesis Tindakan………………………………………… 8
E. Manfaat Penelitian…………………………………………. 8
F. Definisi Operasional……………………………………….. 10
G. Metodologi Penelitian……………………………………… 11
xiii
H. Sistematika Penulisan……………………………………… 19
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi belajar……………………………………………... 20
1. Prestasi…………………………………………………… 20
2. Belajar…………………………………………………….. 20
3. Prestasi Belajar…………………………………………… 21
4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar…………………………... 22
5. Fungsi Utama Prestasi Belajar……………………………. 27
6. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar…………….. 28
7. Indikator Prestasi Belajar………………………………… 29
B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)………… 30
2. Kriteria Ketuntasan Minimal Individual…………………. 31
3. Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional…………………… 31
4. Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas……………………… 31
C. Mata pelajaran IPS………………………………………… 33
1. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial………………………… 33
2. Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial…………………. 34
3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial…………………………. 34
4. Menghargai jasa dan peran tokoh dalam
Mempertahahankan kemerdekaan…………………… ..36
D. Media Audio Visual………………………………………. 46
xiv
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Situasi Umum MI Muhammadiyah Blagung….. 56
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian…………………………. 61
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian…………………………………………… 75
B. Pembahasan……………………………………………… 88
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………... 96
B. Saran………………………………………………………. 97
DAFTARPUSTAKA……………………………………………………. 99
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MI Muhammadiyah
Blagung Kecamatan Tahun Ajaran 2014/2015………………………….
Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung
Tahun Ajaran 2014/2015………………………………………………...
Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung
Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015……………………………...
Tabel 4.1 Hasil Nilai Tes Ulangan Harian IPS Siswa Kelas V Pada Pra
SiklusTahunAjaran 2014/2015……………………………………….
Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Pada Siklus I Tahun Ajaran 2014/2015….
Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II Tahun Ajaran
2014/2015………………………………………………………………...
Tabel 4.4 Hasil Data Rekapitulasi Siklus II……………………………...
Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus III Tahun Ajaran
2014/2015………………………………………………………………...
Tabel 4.6 Hasil Data Rekapitulasi Siklus III……………………………..
58
59
60
76
79
82
84
86
87
xvi
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulas iNilai-nilai pad aSiklus I II dan
III………....................................................................................................
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Pencapaian KKM pada Siklus I II dan
III…………………………………………………………………………
90
93
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Kegiatan Belajar Mengajar…………………………………….
61
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.9 Diagram Nilai Rata-rata Siklus I II dan III………………..
Diagram 4. 10 Diagram Hasil Persentase Belajar pra siklus, siklus I, II
dan III…………………………………………………………………...
94
95
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 3 Nilai Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 4 Nilai Hasil Belajar Siklus III
Lampiran 5 Hasil Rekapitulasi siklus II
Lampiran 6 Hasil Rekapitulasi siklus III
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus III
Lampiran 10 RPP
Lampiran 11 Gambar Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 13 Surat Pemberian Izin Penelitian
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 15 Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 16 Daftar Nilai SKK
Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup Penulis
xx
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlepas
dari kehidupan masyarakat. Sejak kanak-kanak, pada prinsipnya mereka telah
melakukan hubungan dengan orang lain, misalnya dengan ibu maupun
anggota keluarga yang lain. Kehidupan sosial manusia dapat berakibat secara
majemuk, yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya hubungan
sosial, ekonomi, sosial, budaya politik, psikologi, sejarah, dan geografi serta
berbagai aspek lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia dalam
masyarakat.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir.
(Rasimin, 2012 :44).
Seorang guru harus menyadari bahwa tidak semua materi dapat
disajikan dengan melihat langsung di sekolah, alam bebas, atau survei
langsung ke lokasi. Materi pembelajaran juga tidak mudah diterima peserta
didik jika hanya disampaikan secara abstrak tanpa menyentuh, menggunakan,
mendengar, merasakan, atau paling tidak hanya melihat materi yang diberikan
saja.
2
Pembelajaran dapat dilakukan secara optimal untuk mengetahui
kebutuhan dalam pembelajaran beserta permasalahan-permasalahan dalam
pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik. Kesedian para guru untuk
mengkolaborasikan pembelajaran sangat diharapkan dapat bertujuan untuk
menyemangati peserta didik untuk belajar. Khususnya dalam pembelajaran
IPS.
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang
diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (Kasim, 2008:4).
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki
keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan wawasan
berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dengan wilayah-wilayah, sedangkan
sejarah memberikan kebulatan wawasan berkenaan dengan peristiwa-
peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif
yang berkenaan dengan nilai-nilai kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-
aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual,
teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu
ekonomi tergolong kedalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-
aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi merupakan
ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran kelompok, institusi, proses
interaksi dan kontrol sosial.
3
Tujuan pembelajaran IPS dapat menentukan arah suatu kegiatan
belajar yang dilakukan. Selain itu tujuan pembelajaran juga dapat
memudahkan suatu penilaian oleh sebab itu menentukan tujuan pembelajaran
dalam suatu kegiatan belajar mengajar adalah bagi setiap guru dalam
melakukan tugasnya. Tujuan inilah yang disebut dengan tujuan instruksional
atau tujuan pengajaran. (Rasimin, 2012 :49)
Pendidikan IPS merupakan suatu proses yang diselenggarakan oleh
guru ilmu pengetahuan sosial untuk membelajarkan peserta didik dalam
belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, bagaimana belajar
memperoleh dan memproses pengetahuan keterampilan dan sikap dalam ilmu
pengetahuan sosial. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial juga dapat
diartikan sebagai perubahan-perubahan dalam sikap dan perilaku peserta didik
yang relatif permanen sebagai pengalaman atau pelatihan dalam ilmu
pengetahuan sosial.
Mempelajari IPS, bukan sekedar teori berarti ilmu mempelajari
kehidupan masyarakat dan juga bisa dipraktikkan dalam masyarakat. Belajar
IPS bersifat praktik karena siswa atau peserta didik tidak hanya hidup di
lingkungan formal dan juga lingkungan informal juga mempengaruhi perilaku
siswa atau peserta didik tersebut. Oleh karena itu, IPS bermanfaat bagi peserta
didik yang hidup di lingkungan sekitarnya.
4
Pembelajaran merupakan elemen yang strategis dalam proses belajar
didalam maupun diluar kelas. Oleh karena itu pembelajaran merupakan
sesuatu yang sangat strategis, karena guru dan siswa secara bersama-sama
berfungsi sebagai ujung tombak perubahan. Allah berfirman surat Al-
Mujadalah ayat 11:
والذين أوتوا العلم درجات يزفع هللا الذين ءامنوا منكم
Artinya: “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. (QS. Al-Mujadalah)
Belajar adalah proses belajar dari perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitas individu
sehingga tingkah lakunya berkembang. (Umiarso & Imam Gojali, 2011 : 227)
Prestasi merupakan suatu indicator dari perkembangan dan kemajuan
siswa atas penguasaannya terhadap pelajaran yang telah deberikan guru
kepada siswa. (Umiarso & Imam Gojali, 2011 : 226)
Prestasi belajar merupakan suatu maslah yang bersifat perennial dalam
sejarah manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu
mengjar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. (zainal
arifin, 2009 : 25)
5
Media audio visual adalah cara menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin dan mekanis elektronis untuk menyajikan pesan-
pesan audio-visual. (Rasimin, 2012 : 147)
Berdasarkan hasil observasi di MI Muhammadiyah Blagung
Kecamatan simo pada tanggal 17 April 2015 bahwa prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS dari jumlah siswa 20 kelas V di Madrasah tersebut
masih sangat rendah dan masih di bawah KKM (kriteria ketuntasan
masksimal) yaitu 60. Dari hasil ulangan IPS tersebut yang mencapai KKM
adalah hanya 3 siswa atau 5 % dari jumlah siswa dan yang tidak tuntas
sebanyak 17 siswa atau 85 % dari jumlah siswa. Hal tersebut dikarenakan
oleh beberapa faktor dalam pembelajaran, diantaranya adalah media yang
digunakan oleh guru belum dapat meningkatkan prestasi belajar siswa untuk
belajar, guru masih menggunakan buku dan globel sebagai media utama
pembelajaran. Siswa merasa jenuh dan bosan dengan media tersebut, sehingga
prestasi belajar siswapun sangat rendah, siswa tidak terangsang oleh media
sehingga siswa tidak ada tertarik untuk mengikuti proses kegiatan belajar
mengajar. Guru menyampaikan materi dengan cara mendemontrasikan
didepan kelas. Sedangkan siswa merasakan jenuh dengan situasi dan kondisi
pembelajaran tersebut, maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka
ada perubahan dalam proses pembelajaran yaitu dalam media pembelajaran
yang diharapkan akan memperbaiki proses pembelajaran sehingga prestasi
belajar siswa dapat meningkat pada mata pelajaran IPS.
6
Proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting adalah
metode dan media pembelajaran. Pemilihan jenis media pembelajaran akan
membantu proses pembelajaran, pemilihan media pembelajaran sangat
mempengaruhi hasil atau prestasi belajar siswa. Salah satu fungsi media
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Penggunaan
media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, bahkan
mempengaruhi psikologi belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada tindakan yang tepat agar
proses kegiatan belajar mengajar mampu mencapai tujuannya. Dalam hal ini
peneliti ingin mencoba menggunakan media audio visual untuk mengatasi
masalah tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa proses pembelajaran
yang dilakukan selama ini hanya berfokus pada guru sebagai sumber materi
dan kurang adanya media yang lebih variatif, sehingga dalam pembelajaran
yang dilakukan membosankan, maka untuk memperbaiki proses pembelajaran
dan meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPS maka perlu
diadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul” PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI JASA DAN
PERAN TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MEDIA
AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V MI
7
MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN
AJARAN 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan media audio visual dapat meningkatan prestasi belajar
IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan
Simo tahun ajaran 2014/2015?
2. Apakah penerapan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian
kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi menghargai jasa dan peran
tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI
Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah:
Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran
tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui penerapan media audio
visual pada siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo
tahun pelajaran 2014/2015
8
Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata
pelajaran IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan melalui media audio visual pada siswa kelas V MI
Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun pelajaran 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara, apabila hipotesis
salah, maka akan ditolak, apabila fakta-fakta membenarkan hipotesis, maka
akan diterima. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan media audio visual dapat meningkatan prestasi belajar IPS
materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan pada siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung
Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Penerapan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian kriteria
ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS materi menghargai jasa
dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V
MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan membantu meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS melalui media audio visual dalam pembelajaran yang
akan disampaikan secara mendalam. Adapun pelaksanaan penelitian ini akan
berguna sebagai berikut:
9
1. Manfaat Teoritis
a. Didapatkannya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran IPS
melalui media audio visual pada siswa kelas V MI Muhammadiyah
blagung kecamatan simo
b. Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi permasalahan yang
ada dalam proses belajar mengajar IPS sehingga prestasi belajar
dapat tercapai dengan maksimal
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Siswa memperoleh pelajaran IPS yang lebih menarik,
menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran IPS.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam berkelompok.
3) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide,
pertanyaan, dan saran.
b. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan
belajar IPS melalui media yang tepat agar dapat meningkatkan
kemampuan siswa sehingga pembelajaran menjadi efektif dan
bermakna
10
c. Bagi sekolah/ madrasah
Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan sekolah
dalam meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk mata
pelajaran IPS. Selain itu dengan keberhasilan guru mengajar juga
memberikan nama baik bagi sekolah.
F. Definisi Operasional dan Indikator Keberhasilan
1. Definisi Operasional
a. Prestasi Belajar .
Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa
berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademis di sekolah
pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester dalam
bukti laporan yang di sebut rapor (Basri, 2015: 154).
b. Mata pelajaran IPS
IPS adalah bidang studi baru karena dikenal sejak diberlakukan
kurikulum 1975. Dalam bidang pengetahuan sosial terdapat istilah seperti
ilmu sosial (social sciences), studi sosial (social studies) dan IPS. Achmad
sanusi (Hidayati, 2004) memberikan tentang ilmu sosial sebagai berikut
“ilmu-ilmu sosial terdiri dari displin-disiplin ilmu sosial yang bertaraf
akademis dan dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi yang
makin lanjut dan makin ilmiah. Gross (Hidayati, 2004) juga
mengemukakan ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang
11
mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial yang secara alamiah
memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan kelompok
masyarakat yang dibentuk (Rasimin, 2012: 130).
c. Media audio visual
Media audio visual adalah suatu media pembelajaran cara
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Penyajian
pengajaran secara audio visual bercirikan pemakaian perangkat keras
selama proses pembelajaran, seperti mesin proyektor film. Tape rekorder,
proyektor visual yang lebar dan sebagainya (Rasimin, 2012:147).
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan media audio visual ini dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan dapat tercapai. Adapaun indikator keberhasilan
penerapan media pembelajaran ini adalah siswa kelas V memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran pada mata
pelajaran IPS yaitu 60 dan KKM klasikal sebesar 85%.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam
situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan
12
yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama
para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya
Kunandar 2011:44).
PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan
pembelajaran.(Suharsimi Arikunto 2008:105). Tujuan penelitian ini untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajarankatkan
secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil
instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan
relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta
menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru (Zainal Aqib
2006:127).
PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan
sebagai berikut (Suharsimi Arikunto 2008:74).
13
siklus 1
siklus II
Bagan 1.1 Empat Langkah PTK
Pelaksanaan
tindakan I
t
Perencanaan
tindakan I permasalahan
Pengamatan/
pengumpulan
data I Refleksi I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Pelaksanaan
tindakan II
t
Perencanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan
data II
Refleksi II
Permasalahan
baru hasil
refleksi II Pelaksanaan
tindakan III
t
Perencanaan
tindakan III
Pengamatan/
pengumpulan
data III
Refleksi III
14
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V MI
Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo dengan jumlah keseluruhan 20
siswa yaitu 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti
menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru
yang melaksanakannya. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester II
tahun ajaran 2014/2015.
3. Langkah- langkah penelitian
Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib 2006: 21 dalam
pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu:
a. Perencanaan
1) membuat RPP dengan menerapkan media audio visual pada mata
menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
2) menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam
pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan peserta
didik.
4) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
5) Mempersiapkan soal evaluasi untuk peserta didik.
15
b. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan
perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP yang terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Pengamatan
Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan
pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan.
Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar
dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
d. Refleksi
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan
peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses,
masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi
sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui media audio
visual.
16
4. Instrumen penilaian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik.
c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
d. Soal evaluasi yang berupa soal post test.
5. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan metode sebagai berikut:
a. Metode observasi
Metode observasi digunakan untuk menyelidiki upaya yang
dilakukan guru IPS untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui
media audio visual. Observasi adalah studi yang sengaja dan dan
sistematis tentang fenomena sosial dan gejala alam dengan jalan
pengamatan dan cacatan (Hadi, 1989 ). Metode ini dapat pula
digunakan sebagai alat bantu untuk mencari data tentang kegiatan
yang dilakukan di sekolah.
17
b. Tes
Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat
dan menggunakan lembar tes tertulis yang berkaitan dengan materi
yang telah disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Tes ini
diberikan disetiap akhir pelajaran guna mengukur tingkat keberhasilan
media audio visual yang diterapkan dalam pembelajaran IPS untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
c. Metode wawancara
Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
interviewer (pewawancara) untuk memperoleh informasi dari orang
yang diwawancarai. Metode ini penulis untuk memperoleh data-data
dari sumber langsung seperti kepala sekolah, guru, dan siswa.
6. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis
data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian. Menurut Suharsimi
Arikunto (2007: 131) dalam Penelitian Tindakan Kelas dalam
menganalisis data dengan menggunakan dua jenis data sebagai berikut:
18
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 131) dalam Penelitian Tindakan
Kelas dalam menganalisis data menggunakan dua jenis data, sebagai
berikut:
a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara
deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini biasanya untuk
mencarai nilai rerata dan mencari presentase keberhasilan
belajar.Dengan rumus sebagai berikut :
1) Rumus mencari nilai rerata.
∑
Keterangan :
= Mean ( rerata )
∑ = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing
skor dengan frekuensinya.
N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 83)
19
2) Rumus mencari presentase keberhasilan belajar.
Keterangan :
P = Angka Presentase
f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Number of Case ( jumlah frekuensi/banyaknya
individu ) (Sudijono, 2010: 43)
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk
kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang
tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran ( kognitif),
pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif
), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam
belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapa
dianalisis secara deskriptif (Arikunto, 2007: 131)
20
H. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini penulis membagi lima bab yang saling berkaitan,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB I
Memuat pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hopotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, metodologi penelitian meliputi : rancangan penelitian, siklus
penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, pengumpulan data,
analisis data, dan jadwal penelitian.
BAB II
Mengenai kajian pustaka, prestasi belajar, mata pelajaran IPS, dan
media audio visual.
BAB III
Mengenai pelaksanaan penelitian, meliputi : deskripsi pelaksanaan
siklus I, siklus II, dan silkus III.
BAB IV
Berisi tentang hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil
penelitian deskripsi per siklus dan pembahasan.
BAB V
Penutup, meliputi kesimpulan dan saran
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Prestasi
Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Arifin,
2011: 12). Menurut Poerwadarminta (2006: 910) prestasi adalah hasil yang
telah dicapai dari yang dilakukan dan di kerjakan. Syaiful Bahri Djamarah
(dalam Umiarso, 2011: 226) menjelaskan bahwa prestasi adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan
dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-
nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakakan
berkenaan dengan perkembangan dan kemajuan peserta didik.
2. Pengertian Belajar
Menurut Thursan Hakim (dalam Umarsio, 2011: 226) mendfinisikan
belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya piker, dan
23
lain-lainnya. Definisi di atas dapat diartikan juga bahwa belajar adalah suatu
kegiatan untuk mendapatkan atau mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar
adalah serangakaian kegiatan jiwa raga untuk memperolah suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Bahri,
2011:13). Menurut Crow and Crow (dalam Sriyanti, 2013:14) Belajar adalah
perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,dan berbagai
sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha
memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman-pengalaman. (Baharuddin, 2008 : 12)
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh kebiasaan, ilmu
pengetahuan, dan berbagai sikap yang terjadi akibat adanya interaksi individu
dengan lingkungannya yang menyangkut dengan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
24
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,
sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.
Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara
lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.
(arifin, 2011 : 1). Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso, 2011 227)
menjelaskan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh berupa
kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil
dari kreativitas belajar. Sehingga prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi
belajar adalah hasil dari proses belajar tersebut.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai siswa yang berupa kesan-kesan akibat adanya perubahan
dalam individu dari kegiatan yang dilakukannya sebagai hasil dari kreativitas
belajar dalam jangka waktu tetentu.
25
4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar
Bentuk-bentuk prestasi belajar dalam Taksonomi Bloom dibagi dalam
tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan pengetahuan
atau kecerdasan berbahasa dan kecerdasan logika –matematika. Menurut
Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 26-27) dalam ranah
kognitif terdiri dari enam aspek sebagai berikut:
1) Pengetahuan
Mengacu pada kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, kaidah, teori, prinsip atau metode. Misalnya,
kemampuan menceritakan suatu peristiwa yang terjadi.
2) Pemahaman
Mengacu pada kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal
yang dipelajari. Misalnya, dapat mengungkapkan gagasan atau
pendapat dengan kata-kata sendiri.
26
3) Penerapan
Mengacu pada kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, kemampuan
menghitung jarak dan kecepatan dalam soal cerita matematika.
4) Analisis
Mengacu pada kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik. Misalnya, kemampuan membuat grafik.
5) Sintesis
Mengacu pada kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya,
kemampuan menemukan solusi atas suatu masalah yang terjadi di
kelas.
6) Evaluasi
Mengacu pada kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya menilai suatu karangan.
Misalnya, dapat menulis suatu laporan.
27
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai
yang mencakup tentang kecerdasan antarpribadi dan intrapribadi. Ranah
Afektif menurut Krathwohl dan Bloom, dkk (dalam Dimyati dan
Mudjiono, 2002: 27-29) terdiri dari lima aspek sebagai berikut:
1) Penerimaan
Mengacu pada kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui
adanya perbedaan-perbedaan pada masing-masing siswa.
2) Partisipasi atau Responsi
Mengacu pada kerelaan, kesediaan, memperhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan
sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
3) Penilaian dan Penentuan Sikap
Mengacu pada kemampuan menerima suatu nilai,
menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima
pendapat orang lain.
28
4) Organisasi
Mengacu pada kemampuan membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, kemampuan
bertanggung jawab atas perilaku yang dilakukan.
5) Pembentukan Pola Hidup atau Karakterisasi
Mengacu pada kemampuan menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya,
selalu menunjukan sikap disiplin dalam menaati aturan yang ada.
c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah mendapatkan
pengalaman belajar tertentu. Menurut Simpson (dalam Dimyati dan
Mudjiono,2002:29-30) ranah psikomotor terdiri dari tujuh aspek, antara
lain:
1) Persepsi
Mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya
perbedaan yang khas tersebut.
29
2) Kesiapan
Mengacu pada kemampuan menempatkan diri dalam keadaan
di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star
lomba lari.
3) Gerakan Terbimbing
Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh,
atau gerakan peniruan. Misalnya, membuat lingkaran diatas pola.
4) Gerakan yang Terbiasa
Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa
contoh. Misalnya, melakukan lari dengan tepat.
5) Gerakan Kompleks
Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan atau
ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien dan
tepat.
30
6) Penyesuaian Pola Gerakan
Mengacu pada kemampuan mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang
berlaku. Misalnya, ketrampilan bertanding.
7) Kreativitas
Mengacu pada kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang
baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat
gerakan tari kreasi baru.
5. Fungsi Utama Prestasi Belajar
Prestasi belajar semakin penting untuk dibahas, karena menurut
Arifin (2010: 12-13) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama,
antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.
31
Sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di
masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdesan)
peserta didik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama prestasi
belajar adalah sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu
dan juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut usman dan lilis ada beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar sebagai berikut :
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh.
2. Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan maupu yang diperoleh,
yang terdiri atas :
a. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu
kecerdasan dan bakat serta kecakapan nyata, yaitu prestasi yang
dimiliki.
32
b. Faktor nonintelektif yaitu unsusr-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, dam
emosi.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
1. Faktor sosial yang terdiri atas :
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
2. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian.
3. Faktor lingkungan fisik. Seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan
Demikian, beberapa faktor internal dan ekternal yang berinteraksi
baik secara lengsung maupun tidak langsung memepengaruhi prestasi
belajar siswa.
33
7. Indikator Prestasi Belajar
Indikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa
suatu proses belajar- mengajar dapat dikatakan berhasil. Menurut Bahri
(2000: 87), ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan belajar anak didik, yaitu:
a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajari.
b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari pengajaran.
c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan relatif lebih singkat.
d. Teknik dan cara belajar yang dikuasai dapat digunakan untuk
mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa.
e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri.
f. Timbulnya motivasi instrinsik (dorongan dari dalam diri anak didik)
untuk belajar lebih lanjut.
g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam
menghadapi kegiatan di sekolah.
h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.
i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau
hubungan sosial dengan orang lain.
j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan
memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain.
34
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator
prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan ketrampilan yang
dimiliki anak didik.
B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah
untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam
menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip penilaian
pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan minimum
ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata
pelajaran disatuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang
memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidikan atau
forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan
KKM. pertimbangan utama penetapan KKM.
1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Individual
Menurut Trianto (2010:241) berdasarkan ketuntasan belajar ditentukan
sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria
ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu:
2. Kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda.
3. Fasilitas setiap sekolah berbeda.
4. Daya dukung sekolah berbeda.
35
2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Nasional
Kriteria ketuntasan belajar minimal nasional yang ditentukan guru
mata pelajaran dari seluruh sekolahan di indonesia dan penetapan KKM
dimusyawarah kepada oaring tua pendidik, pendidik, dan dinas pendidikan.
3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas
Kriteria ketuntasan minimal kelas adalah ketuntasan belajar yang
ditentukan guru mata pelajaran disekolahan yang dimusyawarah kepada
kepala sekolah dan orang tua murid.
4. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
ada beberapa fungsi kriteria ketuntasan minimal sebagai berikut:
1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik
sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau standar
kompetensi (SK).
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam
mengikuti pembelajaran.
3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK dan KD-
nya.
4. Sebagai salah satu instrument dalam melakukan evaluasi pembelajaran.
5. Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat
(khususnya orang tua dan wali murid).
36
5. Tahapan Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Adapun tahapan penetapan KKM antara lain:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek criteria, yaitu kompelksitas, daya dukung,
dan intake. Hasil penetapan KKM indikator belanjut pada KD, SK hingga
KKM mata pelajaran.
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian.
3. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan.
4. KKM dicantumkan dalam laporan hasil belajar atau rapor pada saat hasil
penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.
C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial
Secara praktis disadari atau tidak, ilmu pengetahuan sosial merupakan
sesuatu yang tidak asing bagi setiap orang. Dalam perkembangan hidup
manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlepas dari kehidupan
bermasyarakat. Proses kehidupan manusia selalu berhubungan sesama
manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan
37
bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang
dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan
hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, walaupun hubungan
tersebut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi
sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa secara sempurna
(Rasimin, 2012: 35).
2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa kehidupan
manusia dalam masysrakat atau manusia sebagai anggota masyarakat. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial
adalah manusia dalam konteks sosial (Rasimin, 2012: 38).
Untuk memantapkan ruang lingkup pengetahuan sosial perlu diketahui
ciri-cirinya. Salah satu ciri utamanya adalah bekerja samanya antara disiplin
ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu pendidikan yang dimaksud adalah
adanya seperangkat kemampuan yang berguna sebagai berikut:
1. Memilih (menyederhanakan) bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu
sosial untuk tujuan pendidikan.
2. Mengoeganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan.
3. Menyajikan (metode) pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan.
38
4. Menilai hasil belajar ilmu pengetahuan sosial.
3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga
negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif.
Fungsi yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan.
Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Yang
dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan hidup masyarakat, seperti bekerja sama,
gotong royong, tolong-menolong sesame umat manusia, dan melakukan
tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di masyarakat (Rasimin, 2012 :
40)..
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu pengetahuan
sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga negara yang
baik pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi
dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Mengingat bahwa
kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat berkembang secara terus-
menerus, maka landasan pengembangan ilmu pengetahuan sosial sebagai
program pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan dan perubahan
sekaligus kemajuan masyarakat.
39
4. Menghargai Jasa dan Peran Tokoh Dalam Mempertahahankan
Kemerdekaan.
1. Cara Menghargai Jasa dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan.
Kemerdekaan yang dinikmati sekarang, bukan pemberian dari jepang
atau pemerintah belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan
bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Dan perjuang
mengorbankan nyawa, harta, dan benda. Adapun cara mengenang dan
menghormati jasa pahlawan diantaranya sebagi berikut:
1. Pada waktu upacara disekolah atau dikantor, dilakukan dengan
menghening cipta untuk mengenang jasa para pahlawan.
2. Melakukan ziarah ke taman makam pahlawan dan mendoakan
arwahnya diterima sisi Tuhan Yang Maha Esa.
3. Meneladani semnagat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan
sehar-hari.
4. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun
Indonesia supaya lebih maju.
5. Menyantuni keturunan para pahlawan yang masih ada sebagai tanda
balas budi.
6. Mewarisi semangat juang mereka dalam segala bidang untuk
menciptakan Negara yang adil dan makmur.
40
7. Melanjutkan perjuangan mereka dengan mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan.
8. Sikap yang perlu kita teladani jasa para pahlawan yaitu berjuang
tanpa pamrih, rela mengorbankan harta, jiwa dan raga, setia dan
menjunjung cita-cita bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia, cinta
tanah air.
2. Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Ketika Negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada
tanggal 17 agustus 1945 tentara sejutu masih berada di Indonesia. Sekutu
menugaskan jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia
seperti sebelum jepang menyerah kepada sekutu.
Pada tanggal 29 september 1945 tentara sekutu dan pasuka NICA tiba
di Indonesia dan mendarat di pelabuhan tanjung priok. Tentara sekutu
membantu NICA yang membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat
Indonesia menggunakan senjata rampasan dari jepang dan senjata
tradisional yang ada. Berkobarlah pertempuran di mana-mana.
1. Pertempuran Surabaya
Tanggal 28 oktober hingga 31 oktober 1945 terjadi pertempuran
yang hebat. Ketika terdesak, tentara sekutu mengusulkan perdamaian.
Tentara sekutu mendatangkan pemimpin-pemimpin Indonesia untuk
mengadakan genjatan senjata di Surabaya.
41
Tentara sekutu tidak menghormati genjata senjata. Dalam insiden
antara rakyat Surabaya dan tentara sekutu, Brigjen Mallaby terbunuh.
Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral Mansergh.
Isi ultimatum tersebut, sekutu memerintahkan rakyat Surabaya
menyerahkan senjatanya. Penyerahannya paling lambat tanggal 9
november 1945 pukul 18.00 WIB.
Dibawah pemimpin gubernur suryo dan sutomo (bung tomo)
rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada
sekutu. Dengan pekik Allahu Akbar, bung tomo membekar semangat
rakyat dan terjadi pertempuran yang berlangsung sampai awal
desember itu gugur beribu-ribu prjuang Indonesia.
Pemerintah menetapkan tanggal 10 november sebagai hari
pahlawan.
2. Pertempuran Lima Hari Di Semarang
Pertempuran terjadi pada tanggal 15 oktober 1945. Kurang lebih
2000 pasukan jepang berhadapan TKR dan para pemuda. Dr. karyadi
menjadi asalah satu korban sehingga namanya diabadikan menjadi
nama rumah sakit dikota semarang sampai sekarang. Untuk
memperingati peristiwa tersebut maka pemerintah membangun sebuah
tugu yang diberi nama Tugu Muda.
42
3. Pertempuran Ambarawa
Peretempuran ini diawali dengan kedatangan tentara inggris di
bawah pimpinan brigjen bethel disemarang pada tanggal 20 oktober
1945 untuk membebaskan tentara sekutu. Karena sekutu diboncengi
oleh NICA san membebaskan para tawanan belanda secara sepihak
maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Dalam
peristiwa ini tersebut letkol colonel sudirman terjun langsung dalam
pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 desember 1945 sudirman
diangkat menjadi panglima besar TKR dan berpangkat jendral.setiap
tanggal 15 desember dperingati sebagai Hari Infrantri.
4. Pertempuran Medan Area
Pasukan sekutu yang diboncengi belanda dan NICA di bawah
pimpinan Brigjen T.E.D Kelly. Mendarat di medan. Pada tanggal 13
oktober 1945 para pemuda yang bergabung dalam TKR terlibat
pertempuran dengan belanda, sehingga hal ini menjalar ke kota medan.
Hal ini menjadi awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan
pertempuran Medan Area.
5. Bandung Lautan Api
Kota bandung dimasuki pasukan inggris pada bulan 19 oktober
1945. Sekutu meminta hasil lucutan tentara jepang oleh TKR
diserahkan kepada sekutu, sekutu mengultimatum agar kota bandung
dikosongkan. Hal ini tidak diindahkan oleh TKR dan rakyat.
43
Pemerintah RI di Jakarta memrintahkan supaya mengosongkan
bandung, tetapi pemimpin TKR di Yogyakarta mengintruksikan
supaya kota bandung tidak dikosongkan. Akhirnya berat hati kota
bandung dikosongkan.sebelum keluar bandung para pejuang
menyerang markas. Sekutu dan membumihanguskan bandung bagian
selatan.
Untuk mengenang peistiwa tersebut Ismail Marzuki mengabadikan
dalam sebuah lagu yaitu Halo-Halo Bandung.
6. Agresi Militer Belanda
Agresi militer belanda yaitu serangan yang dilakukan oleh belanda
kepada Negara republic Indonesia. Dalam pendaratannya di Indonesia,
tentara sekutu yang diboncengi NICA. Selain bermaksud melucuti
tentara jepang, tentara sekutu membantu NICA mengembalikan
Indonesia sebagai jajahannya. NICA ingin membatalkan kemerdekaan
rakyat Indonesia.
Menghadapi serangan belanda itu, rakyat berjuang
mempertahankan tanah airnya. Rakyat melakukan taktik perang
gerilya. Perang gerilya yaitu taktik perang menyerang musuh yang
dilakukan dengan cara bersembunyi. PBB (perserikatan bangsa-
bangsa) berusaha menengahi pertikaian Indonesia antara belanda. PBB
membentuk komisi perdamaian yang ditengarai yaitu Australia, Belgia
dan Amerika Serikat. Komisi ini disebut Komisi Tiga Negara (KTN).
44
Berkat usaha komisi tiga Negara, Indonesia dan belanda kembali
ke meja perundingan. Peundingan dilaksanakan mulai tanggal 8
desmber 1947 di atas kapal perang amerika serikat. Hal perundingan
tersebut dinamakan perjanjian renville. Dalam perundingan ini,
delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin
dan delagasi belanda yang dipimpin oleh Raden Abdul Kadir
Widjojoatmodjo. Perjanjian renville imi sangat merugi rakyat
Indonesia harus mengakui wilayah yang direbut belanda dalam agresi
militer belanda I.
Pada tanggal 19 deesmber 1948 belanda melancarkan agresi militer
II yang bertujuan menghapuskan pemerintahan RI dengan menduduki
kota-kota penting di pulau jawa. Dalam agresi militer II, pasukan
belanda melancarkan serangan ibu kota republic Indonesia,
Yogyakarta dan menahan presiden soekarno, wakil presiden
mohammad hatta dan beberapa pejabat tinggi Negara.
Rakyat Indonesia pantang menyerah. Rakyat berjuang sampai titik
darah penghabisan. Rakyat tetap melakukan perang gerilya. Aksi
belanda menimbulkan protes keras dari kalangan anggota PBB. Dewan
keamanan PBB mengadakan siding agar menghentikan agresinya.
Belanda di bawah dewan keamanan PBB meninggalkan Yogyakarta
serta membebaskan presiden, wakil presiden dan pejabat tinggi Negara
yang ditawan.
45
3. Sikap Menghargai Perjuangan Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan.
1. Pengakuan Kedaulatan Repubilk Indonesia Oleh Belanda
Untuk menengahi pertikaian antara Indonesia dan belanda, PBB
membentuk komisi baru yang diberi nama UNCI (United Nation
Commission for Indonesia). Berkat peranan UNCI dan belanda
mengadakan perundingan. Delegasi Indonesia diketuai Mr. Moh
Roem. Delegasi belanda diketuai Dr. Van Royen. Perundingan ini
dinamakan perundingan Roem-Royen salah satu keputusan
perundingan Roem-Royen adalh akan diselenggarakan Konferensi
Meja Bundar (KMB).
Konferensi ini dimaksudkan untuk mempertemukan pandangan
wakil republic Indonesia dengan wakil BFO. BFO merupakan
organisasi yang terdiri atas pemimpin Negara-negara bagian atau
Negara-negara kecil yang ada di Indonesia. Negara-negara bagian
tersebut timbul karena adanya politik devide et empire yang
dimaksud politik memecah belah. Bagian-bagian Indonesia yang
diduduki belanda dipecah-pecah sehingga timbul Negara-negara kecil
(Negara boneka).
Sesudah berhasil menyelesaikan masalah dalam negeri melalui
konferensi inter Indonesia, bangsa Indonesia sipa menghadapi KMB.
Pada tanggal 23 agustus 1949 dibuka di Den Haag. Delegasi RI
46
dipimpin Drs. Moh Hatta. Delagasi BFO dipimpin Sultan Hamid II
dari Pontianak. Delegasi belanda dipimpin Mr. J.H, Van Marseveen.
Sedangkan PBB diwakili Christelev.
Pada tanggal 2 november 1949 dilakukan upacara
penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan. Dengan peristiwa
tersebut secara resmi belanda mengakui kedaulatan bangsa Indonesia
di seluruh wilayah bekas jajahannya.
2. Peranan beberapa tokoh dalam mempertahahankan kemerdekaan
Mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan cara yaitu
dengan cara perang dan diplomasi. Ada beberapa tokoh yang berperan
dalam kedua cara tersebut, antara lain sebagai berikut:
a. Ir. Soekarno
Tanggal 17 agustus 1945, Ir. Soekarno atas nama bangsa
Indonesia memproklamsikan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 18
agustus 1945 Ir. Soekarno diangkat menjadi presiden republic
Indonesia.
Kemampuan diplomasi Presiden Soekarno diuji kembali pecah
petempuran di Surabaya tanggal 28 agustus 1945. Tentara sekutu di
bawah pimpinan Brigjen Mallaby mengakibatkan korban bejatuhan
di kedua belah pihak. Untuk menghindari terjatuh korban di kedua
belah pihak mengadakan diplomasi. Berkat diplomasi bung karno
jatuhnya di kedua belah pihak dapat dihindari. Bung karno tetap
47
memakai cara diplomasi dalam perjuangannya. Hal ini tercermin dari
pidato bung karno pada rapat umum di amgelang pada tanggal 16
maret 1946. Beliau menyatakan bahwa ada jalan perjuangan bagi
bangsa Indonesia, satu diantaranya jalan diplomasi.
b. Drs. Mohammad Hatta
Bung Hatta adalah seorang tokoh organisasi pemuda
Indonesia. Pemuda Indonesia merupakan organisasi mahasiswa dan
pelajar Indonesia diluar negeri. Pemuda Indonesia mempunyai
pengaruh yang besar bagi penggerakan Indonesia.
Dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia perjuangan
bung hatta dilakukan melalui cara diplomasi. Beliau mengadakan
diplomasi dengan pihak penjajah maupun Negara-negara lain di
dunia. Beliau berusaha agar kedaulatan Indonesia diakui dunia.
Tanggal 13 januari 1948 diadakan perundingan di kaliurang.
Perundingan tersebut membicarakan daerah kekusaan republic
Indonesia. Perundingan tersebut dilakukan oleh komisi tiga Negara
(Australia, Belgia, dan Amerika).
Tanggal 2 november 1949 tercapai persetujuan KMB. Hasil
KMB adalah belanda akan menyerahkan kedaulatan republic
Indonesia serikat pada akhir bulan desember 1949.
Pada tanggal 27 desember 1949 di Den Hagg dilakukan
upacara penandatanganan naskah pengkuan kedaulatan republic
48
Indonesia serikat diwakili Drs. Muhammad Hatta, sedangkan belanda
diwakili Ratu Yuliana.
c. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja di
Yogyakarta. Beliau seorang democrat sejati. Dengan gigih beliau ikut
berperang melawan belanda. Pada awal januari 1946 pemerintah
mengambil keputusan untuk memindahkan kedudukan pemerintahan
pusat RI ke Yogyakarta. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
menyambut hangat kepindahan tersebut.
Pada awal kehidupan republic Indonesia, Sultan
Hamengkubuwono IX berhasil meminta kesanggupan Letkol
Soeharto untuk mempersiapkan serangan umum. Tanggal 1 maret
1949 serangan umum dilaksanakan dan TNI berhasil menduduki kota
Yogyakarta dalam waktu enam jam. Keberhasilan serangan tersebut
menunjukkan bahwa republic Indonesia belum habis riwayatnya.
Di Jakarta naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani oleh
sri sultan hamengkubuwono IX mewakili Indonesia dan wakil tinggai
mahkota A.H.J lovink mewakili belanda.
Penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan mengakhiri
periode bersenjata rakyat Indonesia.
49
d. Jendral Soedirman
Jendral Soedirman adalah pejuang yang gigih. Dalam keadaan
sakit beliau tetap memimpin perlawanan terhadap belanda.
Pada tanggal 12 desember 1945 Kolonel Soedirman memimpin
pertempuran melawan sekutu di ambarawa. TKR berhasil memukul
mundur tentara sekutu. Dalam menghadapi sekutu, Kolonel
Soedirman menggunakan taktik perang gerilya.
Keberhasilan Kolonel Soedirman memimpin pertempuran di
ambarawa. Membuat beliau dipilih menjadi panglima besar TKR
dengan pangkat jendral.
Oleh karena itu, pada tanggal 3 juni 1947 semua badan
kelaskaran dimasukkan dalam satu wadah yaitu Tentara Nasional
Indonesia. Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh Panglima Besar
Jendral Soedirman.
50
D. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual adalah cara menyampaikan materi menyampaikan
materi dengan menggunakan mesin-mesin dan mekanis elektronis untuk
menyajikan pesan-pesan audio visual. Pengajaran melalui audio visual jelas
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi
pengajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan
materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak
seluruhnya tergantung kepada pemahaman akat simbol-simbol yang serupa.
Menurut Azhar Arsyad mengemukakan ada beberapa ciri-ciri utama
media audio visual adalah sebagai berikut:
a. Biasanya bersifat linier.
b. Menyajikan visual yang dinamis.
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuatnya.
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
f. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah.
51
2. Jenis-Jenis Media Audio Visual
Menurut Asnawir dan Basyirudin usman ada dua jenis media audio
visual sebagai berikut:
a. Film bersuara
Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Slide atau
film strip yang ditambah dengan suara bukan alat audio visual yang lengkap,
karena suara dan rupaberada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip
termasuk media audio visual saja atau media visual diam plus suara.
Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audio visual
untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat
dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh
kita. Kejadian-kejadian alam, tatacara kehidupan di negara asing, berbagai
industry dan sebagainya.
Adapun banyak keuntungan atau manfaat film sebagai media
pengajaran antara lain :
1. Film dapat menggambarkan suatu proses
2. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu
3. Penggambarannya bersifat 3 dimensional
4. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam
bentuk ekspresi murni
5. Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat
penampilannya
52
6. Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang
diperagakan
7. Dapat menggambarkan teori sain dan dinamis.
Film sebagai media pembelajaran keuntungan atau kelebihan dalam
penggunaan media pembelajaran. Akan tetapi film juga mempunyai beberapa
kekurangan-kekurangan sebagai media pembelajaran. Kekurangan film
sebagai media pembelajaran antara lain:
1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang
diucapkan sewaktu film berputar, penghentian pemutaran akan
mengganggu konsentrasi audien.
2. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu
cepat.
3. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara
keseluruhan.
4. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
Film merupakan kombinasi antara gerak, kata-kata, musik, dan warna.
Film yang terbaik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar hamalik (1984)
mengemukakan prinsip yang berpegangan kepada 4- R. yaitu: “the right film
in the right place at the right time used in the right way”. Dalam pengunaan
53
film tidak ada ketetntuan tentang cara menggunakan film yang “terbaik” dan
yang berlaku untuk semua situasi kelas.
(Oemar Hamalik) Asnawir dan Basyirudin usman) mengemukakan
bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dapat menari minat anak
2. Benar dan autentik
3. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
4. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien
5. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
6. Kesatuan dan squencenya cukuo teratur
7. Teknis yang diperginakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup
memuaskan.
a. Klasifikasi film
Asnawir dan Basyirudin Usman (2002:100) membedakan film sebagai
berikut:
1. Film informasi
2. Film kecakapan atau drill
3. Film appresiasi
4. Film dokumenter
5. Film rekerasi
6. Film episode
7. Film sain
54
8. Film berita (news)
9. Film industry
10. Film provokasi
b. Televisi
Drs. Sukirman (2012:191) Televisi adalah sebuah media telekomukasi
terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta
suara, baik yang hitam-putih maupun berwarna.
Televisi dimanfaatkan sebagai alat pendidikan dengan mudah
dijangkau. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tetentu tanpa melihat siapa
yang mengajarkannya.
Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting
adalah mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain
yaitu:
1. Dituntun oleh instruktur, yaitu seorang guru atau instruktur menuntun
peserta didik melalui pengalaman-pengalaman visual.
2. Sistematis, yaitu siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus
dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3. Teratur dan berurutan siaran disajikan dengan selang waktu yang
beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari
siaran lainnya.
55
4. Terpadu, yaitu siaran bekaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti
latihan, membaca, diskusi dan sebagainya.
Sebagai media pembelajaran, televisi memiliki beberapa keuntungan
atau kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran dan juga
mempunyai kelemahan. Diantara keuntungan atau kelebihan media televisi
antara lain:
1. Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang
sebenarnya.
2. Memperluas tinjuan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai
negara.
3. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka
ragam.
5. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6. Menarik minat anak didik.
7. Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam incervice
training.
8. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian
mereka terhadap sekolah.
56
Drs. Sukirman (2012:194) mengemukakan kelemahan-kelemahan
yang dimiliki televisi sebagai media pembelajaran sebagai berikut:
1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi atau arah.
2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan
untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual
peserta didik.
3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga
sulit bagi semua peserta didik untuk melihat secara rinci gambar yang
disiarkan.
5. Kekhawatiran muncul bahwa peserta didik tidak memiliki hubungan
pribadi dengan guru, dan peserta didik bisa jadi bersikap pasif selama
penayangan.
c. Proyektor LCD
Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang
digunakan untuk menampilkan video, gambar atau data computer pada
sebuah latar atau sesuatu dengan permukaan yang datar seperti tembok.
Proyektor jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan
teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi yang
sama yaitu overhead projector karena pada ohp datanya masih berupa
tulisan pada kertas bening.
57
Sebagai media pembelajaran proyektor LCD memiliki beberapa
keuntungan dan kelemahan dalam menyampaikan materi dalam proses
belajar. Diantara keuntungan atau kelebihan antara lain:
1. Warna yang dihasilkan lebih baik utamanya untuk saturasinya.
2. LCD juga menghasilkan gambar yang lebih tajam di banding DLP.
3. Perbedaan akan tampak ketika kita tengah menyampaikan atau
mempresentasikan spreadsheet (contoh: Microsoft excel)
4. Cahaya lebih efisien.
5. Konsumsi daya listrik lebih rendah.
Proyektor LCD juga mempunyai beberapa kekurangan dalam
meyampaikan pesan dan materi pembelajaran. Adapun beberapa
kekurangan sebagai berikut:
1. Pixelisasi yang terlihat oleh mata /tampilan kurang halus.
2. Gambar masih kelihatan kotak-kotak.
3. Contrast rasio masih rendah.
4. Harus membersihkan saringan udara secara berkala.
5. Bentuk fisik lebih besar dan berat.
Dari jenis-jenis media audio visual diatas bahwa dalam
menyampaikan materi pelajaran IPS menggunakan proyektor LCD sebagai
media pembelajaran.
58
3. Langkah-langkah Penggunaan Media Audio Visual
Menurut Asnawir dan Basyirudin usman (2002) mengemukakan
beberapa langkah-langkah penggunaan media audio visual sebagai media
pembelajaran sebagai berikut:
1. Persiapan guru, guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu,
kemudian baru memilih media audio visual yang tepat untuk mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan.
2. Mempersiapkan kelas, yaitu meliputi mempersiapkan ruangan dan siswa.
3. Penyajian, yaitu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan berupa
proyektor LCD.
4. Aktivitas lanjutan, yaitu berupa Tanya jawab, guna mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.
Adapun langkah-langkah media audio visual dalam pembelajaran IPS
MI tentang menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan, sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media audio visual
sebagai media pembelajaran.
2. Guru menyampaikan materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan.
3. Persiapan guru. Guru harus membuat persiapan sebelum pembelajaran
dimulai agar pembelajaran dapat berjalan lancar.
59
4. Persiapan kelas. Persiapan kelas perlu diperhatikan agar siswa dapat belajar
dengan nyaman dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru perlu
memberikan penjelasan sebelum pelajaran dimulai agar siswa dapat
memahami materi yang akan disampaikan lewat media audio visual dengan
memperhatikan media tersebut.
5. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Guru harus mempunyai
keahlian dalam menyajikan pelajaran dengan media audio visual.
6. Guru memberikan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang disajikan .
7. Guru mengadakan tes untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
60
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Situasi Umum MI Muhammadiyah Blagung
1. Letak Geografis MI Muhammadiyah Blagung
MI Muhammadiyah Blagung yang berada di Desa Blagung,
Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Adapun batas-batas wilayahnya
adalah sebagai berikut :
a. Bagian timur berbatasan dengan area persawahan
b. Bagian selatan berbatasan dengan area rumah Ibu Arif
c. Bagian barat berbatasan dengan area rumah Ibu Sri Partini
d. Bagian utara berbatasan dengan jalan raya Simo-Kacangan
2. Identitas MI Muhammadiyah Blagung
a. NSM : 111233090112
b. NSB : 011271810606001
c. Alamat : Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten
Boyolali
d. Didirikan tanggal : 17 Mei 1945
e. Status : Terakreditasi B
f. Status gedung : Milik Yayasan
g. Status tanah : Wakaf/Milik Sendiri
h. Waktu belajar : Pagi
61
3. Keadaan Gedung MI Muhammadiyah Blagung
Jumlah gedung MI Muhammadiyah Blagung sudah layak dan
memadahi sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Muhammadiyah
Blagung telah memilki gedung yang meliputi:
a. 6 lokal kelas untuk kelas I-VI
b. 1 ruang guru
c. Ruang perpustakaan
d. Ruang kesehatan
e. 2 lokal WC untuk siswa dan 1 WC untuk guru
4. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Blagung
Jumlah guru mengajar di MI Muhammadiyah Blagung ada 9 orang.
Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, para guru
juga bertanggungjawab terhadap program ekstra kurikuler.
Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Muhammadiyah
Blagung dapat dilihat pada tabel berikut :
62
Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MI Muhammadiyah Blagung
Tahun Ajaran 2014/2015
Rata-rata guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Blagung sudah
memenuhi persyaratan sebagai seorang guru yaitu sudah memiliki ijazah
minimal SI, walaupun masih ada dua guru yang masih lulusan PGA dan
SMA. Guru-guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Blagung
berdomisili tidak jauh dari madrasah ini sehingga memudahkan siswa
maupun wali murid untuk berkomukasi langsung dengan guru-guru
tersebut.
No Nama/NIP Tempat Tanggal
Lahir
L/P Ijazah Jab.
1 Agus Salim, S.Pd.I Boyolali, 19-09-1977 L SI Kep.
Sekolah
2 Sri Rahayu Boyolali, 11-01-1969 P SI Guru
3 Rahmi Sri Lestari, AMA Boyolali, 04-08-1977 P SI Guru
4 Ana Fauziyati Zahma, S.P Boyolali, 08-07-1983 P SI Guru
5 Siti Wardati Boyolali, 24-01-1966 P PGA Guru
6 Ari Fatul Azizah, S.Pd.I Boyolali, 20-06-1986 P SI Guru
7 Siti Choiriyah, S.Pd.I Boyolali, 10-02-1983 P SI Guru
8 Munawar Kholil Boyolali, 25-08-1983 L SMA Guru
63
5. Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung
Jumlah peserta didik MI Muhammadiyah Blagung dari kelas I
sampai kelas VI tahun ajaran 2014/2015 seluruhnya berjumlah 136
peserta didik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung Tahun Ajaran
2014/2015
A
dapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI
Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali yang
berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan.
Kelas Jumlah siswa Jumlah L/P
L P
I 11 12 23
II 11 12 23
III 13 11 24
IV 18 11 29
V 9 11 20
VI 5 12 17
Jumlah 67 69 136
64
Tabel 3.3 Daftar nama siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung tahun ajaran 2014/2015
No Nama siswa Jenis kelamin
1 Ahmad Rifa’i L
2 Arifah Ismawati P
3 Desi Rahmawati P
4 Dinar Raharjati L
5 Galih Raka Siwi L
6 Irsyad Maulana L
7 Kalista Qori Istiqomah P
8 Lailia Lutfi Fathin P
9 Firnanda Putri Munica P
10 Muh. Khoirul Zaky L
11 Nafa Firda Haq P
12 Nahla Fifi Azizah P
13 Rani Darma Kartika P
14 Riski Imam Singgih L
15 Rizka Nur Utama P
16 Sindi Kusirawati L
17 Salma Fatimah Azahroh P
18 Tsalis Rayu Wicjaksono L
19 Windi Kusirawati P
20 Deki Sofyan Nasaqi L
65
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing adalah
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun gambaran ketiga
siklus tersebut adalah:
1. Deskripsi Siklus I
Siklus ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 03 juni 2015 pada jam
kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. secara garis besar pelaksanaan
penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan materi IPS pokok bahasan menghargai jasa dan
peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dengan sub
pokok bahasan cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan.
2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok
bahasan menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan, dengan sub pokok bahasan cara menghargai jasa dan
peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
3) Membuat lembar observasi kegiatan peneliti dan lembar observasi
kegiatan siswa.
4) Membuat lembar soal pilihan ganda dan essay untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa.
5) Menyiapkan media untuk menunjang proses pembelajaran.
66
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan awal (10 menit)
a) Salam, do’a dan mengabsen siswa.
b) apersepsi.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang menghargai jasa dan
peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui
metode ceramah, tanya jawab, latihan dan media audio visual
2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menerangkan materi tentang cara menghargai jasa
dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
b) Elaborasi
(1) Guru memutarkan film cara menghargai jasa dan peran
tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
(2) Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan
cermat yang diputarkan oleh guru..
67
c) Konfirmasi
(1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang
belum jelas atau yang belum dikuasai.
(2) Guru menyimpulkan materi hari ini.
(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan
dan dikumpulkan.
3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit)
a) Mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya
b) Guru memimpin do’a.
c) Guru Menutup dengan salam.
c. pengamatan
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah
laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan
menerapkan media audio visual. Observasi juga dilakukan terhadap
guru yang menerapkan media audio visual pada pembelajaran IPS.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator.
Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat
menerapkan media audio visual pada mata pelajaran IPS materi
tentang menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia .
68
Sedangkan Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil
tes formatif siswa 85% dari jumlah siswa harus memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60.
Dari data pengamatan siswa dan guru selama pembelajaran
dapat diketahui bahwa:
1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang, dimana
siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran, media yang
digunakan sudah menarik perhatian siswa dan siswa masih ada
yang bercanda dengan teman.
2. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran sudah baik, dimana
penerapan media audio visual yang dilakukan guru sudah baik,
pelaksanaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas masih kurang.
d. Refleksi
Adapun hasil refleksi dari siklus I adalah sebagai berikut:
1. Guru dalam mengelola kelas kurang maksimal, siswa masih ada
yang bermain sendiri.
2. pengelolaan waktu kurang optimal.
3. Proses pembelajaran dilakukan guru hanya menerangkan di depan
kelas, sehingga kemampuan siswa belum terlihat jelas.
4. Siswa kurang aktif untuk bertanya.
69
5. Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus I
diketahui jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar
semakin meningkat dibandingkan dengan tahap pra siklus. Namun
hanya 50 % dari jumlah siswa atau 10 siswa yang mengalami
ketuntasan belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus I belum berhasil. Dengan demikian perlu dicari
kelemahan yang ada pada tindakan I untuk kemudian dapat ditentukan
perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti
dengan guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada
siklus II.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus I belum berhasil. Dengan demikian perlu dicari
kelemahan yang ada pada tindakan I untuk kemudian dapat ditentukan
perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti
dengan guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada
siklus II. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Penambahan pemberian motivasi kepada siswa ketika
pembelajaran.
2) Untuk perbaikan guru mengelola waktu dengan semaksimal
mungkin dan dalam memulai pembelajaran guru lebih dahulu
mengelola kelas, agar pembelajaran lebih efektif.
70
3) Agar siswa aktif bertanya maka guru memberikan motivasi kepada
siswa agar bertanya dan memberikan penambahan pertanyaan
kepada siswa.
4) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan
pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta
memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa.
2. Deskripsi Siklus II
Siklus ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 05 juni 2015 pada
jam kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. secara garis besar
pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan
model yang sama pada siklus I hanya saja mengalami beberapa
perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I untuk materi menghargai
jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pokok
bahasan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
b. Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus
I, tetapi peneliti lebih menekanakan pemberian latihan atau pertanyaan
yang sering dilakukan, serta memotivasi siswa untuk bertanya.
71
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengacu pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan.
1) Kegiatan awal (10 menit)
a) Salam, do’a dan menanyakan kabar.
b) Guru mengabsen siswa.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d) Guru mengenalkan pentingnya materi dalam kehidupan sehari-
hari.
e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan melalui metode ceramah, tanya
jawab, latihan dan media audio visual.
2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menerangkan materi tentang tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan.
b) Elaborasi
(1) Guru memutarkan film tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
(2) Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan
cermat yang diputarkan oleh guru.
(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan
dan dikumpulkan.
72
c) Konfirmasi
(1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang
belum jelas atau yang belim dikuasai..
(2) Guru menyimpulkan materi materi hari ini
(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan
dan dikumpulkan
3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit)
a) Guru mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya.
b) Guru mempimpin do’a bersama-sama.
c) Guru menutup dengan salam.
c. pengamatan
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah
laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan
menerapkan media audio visual pada pembelajarn IPS.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator.
Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat
menerapkan media audio visual pada mata pelajaran IPS materi
tentang menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil
73
tes formatif siswa 85% dari jumlah siswa harus memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60.
Dari data pengamatan siswa dan peneliti selama pembelajaran
dapat diketahui bahwa
1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran mulai meningkat, dimana
sebagian siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran karena
sebagian siswa sudah dapat mengikuti model yang digunakan
dalam pembelajaran dan mulai menarik perhatian siswa.
2. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran juga mulai
meningkat, dimana guru telah mampu dalam menerapkan media
audio visual dengan baik, pelaksanaan alokasi waktu sudah sesuai
dengan waktu yang ditentukan, namun dalam pengelolaan kelas
perlu ditingkatkan lagi.
d. Refleksi
Adapun hasil refleksi dari siklus II adalah sebagai berikut:
1. Guru dalam mengelola waktu sudah baik sehingga waktu lebih
efisien.
2. Guru mengelola kelas harus ditingkatkan dengan baik.
3. Siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran ketika guru
menerapkan media audio visual sehingga menarik perhatian siswa
74
4. Hanya ada beberapa siswa sudah aktif untuk bertanya.
5. Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus II
diketahui jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar
semakin meningkat dibandingkan dengan tahap siklus I. Namun
hanya 75% dari jumlah siswa atau 15 siswa yang mengalami
ketuntasan belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus II belum sepenuhnya berhasil ketuntasan siswa
yang harus dicapai KKM adalah 85%. Sedangkan hasil tes
menunjukkan bahwa baru sekitar 75% dari jumlah siswa yang
mencapai KKM. Dengan demikian perlu mencari kelemahan pada
yang ada pada tindakan siklus II untuk kemudian melakukan
perbaikan-perbaikan. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan
guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada siklus III.
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pengeloaan kelas dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran di
mulai.
2) Lebih sering memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya
dengan lebih sering memberikan pertanyaan atau latihan.
75
3) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan
pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta
memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa.
4) Memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang
disampaikan serta frekuensi pemberian pertanyaan ditambah.
3. Deskripsi Siklus III
Siklus ini dilaksanakan pada hari sabtu pada tanggal 06 juni 2015 pada
jam kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. Secara garis besar
pelaksanaan peneltitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan
model yang sama pada siklus II hanya saja mengalami beberapa
perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus II untuk materi menghargai
jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pokok
bahasan sikap mengharhargai perjuangan tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan.
b. Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus II,
tetapi peneliti lebih menekanakan pemberian latihan atau pertanyaan
yang sering dilakukan, serta memotivasi siswa untuk bertanya.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengacu pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan.
76
1) Kegiatan awal (10 menit)
a) Salam, do’a dan mengabsen siswa.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c) Guru mengenalkan pentingnya materi dalam kehidupan sehari-
hari.
d) Guru menjelaskan cakupan materi tentang sikapa menghargai
perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
melalui metode ceramah, tanya jawab, diskusi latihan dan
media audio visual.
2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menerangkan materi tentang sikap menghargai
perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
b) Elaborasi
(1) Guru memutarkan film sikap menghargai perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
(2) Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan
cernat yang diputarkan oleh guru.
c) Konfirmasi
(1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang
belum jelas atau yang belum dikuasai.
(2) Guru menyimpulkan materi hari ini.
77
(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan
dan dikumpulkan
3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit)
a) Guru mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya..
b) Guru mempimpin do’a bersama-sama.
c) Guru menutup dengan salam
c. Pengamatan
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah
laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan
menerapkan media audio visual pada pembelajarn IPS.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator.
Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat
menerapkan media audio visual pada mata pelajaran IPS. Sedangkan
Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil tes formatif
siswa 85% dari jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 60.
78
Dari data pengamatan siswa dan peneliti selama pembelajaran
dapat diketahui bahwa
1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran mulai meningkat, dimana
sebagian siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran karena
siswa sudah dapat mengikuti media yang digunakan dalam
pembelajaran dan mulai menarik perhatian siswa.
2. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran juga mulai
meningkat, dimana guru telah mampu dalam menerapkan media
audio visual dalam pembelajaran sudah baik. Dan dalam pelaksanan
alokasi waktu sudah sesuai waktu yang ditentukan dan pengelolaan
kelas sudah berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat keberhasilan pada
proses pembelajaran yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya,
hampir seluruh siswa mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan,
ketepatan guru dalam mengajar dengan menerapkan media audio
visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS telah terlampaui target pencapaian KKM yaitu 90% > 85%. Hasil
observasi pada siklus III ini sudah sesuai harapan peneliti, maka tidak
perlu adanya refleksi.
79
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Pra Siklus
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPS kelas V MI
Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo masih sering menggunakan
media buku dan globe sebagai media pembelajaran. Sehingga siswa
merasa bosan dan jenuh dengan media tersebut. Maka pembelajaran
tersebut hanya berpusat pada guru dan pemahaman siswa hanya bersifat
sementara. Bahkan guru juga hanya menggunakan metode pembelajaran
yang monoton seperti ceramah, dan jarang menggunakan metode-metode
pembelajaran yang bervariasi yang dapat memotivasi siswa.
Data yang di peroleh dari kondisi awal, hasil nilai tes ulangan harian
semester genap 2014/2016 siswa kelas V pada mata pelajaran IPS masih
banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
belajar yang digunakan sebagai patokan dalam mata pelajaran IPS yaitu
60.
80
Tabel 4.1 Hasil Nilai Tes Ulangan Harian IPS Siswa Kelas V Pada Pra Siklus
Tahun Ajaran 2014/2015
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Rifa’i 30 Tidak tuntas
2 Arifah Ismawati 40 Tidak tuntas
3 Desi Rahmawati 30 Tidak tuntas
4 Dinar Raharjati 50 Tidak tuntas
5 Galih Raka Siwi 30 Tidak tuntas
6 Irsyad Maulana 50 Tidak tuntas
7 Kalista Qori Istiqomah 50 Tidak Tuntas
8 Lailia Lutfi Fathin 30 Tidak Tuntas
9 Firnanda Putri Munica 40 Tidak tuntas
10 Muh. Khoirul Zaky 40 Tidak tuntas
11 Nafa Firda Haq 40 Tidak tuntas
12 Nahla Fifi Azizah 60 Tuntas
13 Rani Darma Kartika 40 Tidak tuntas
14 Riski Imam Singgih 50 Tidak tuntas
15 Rizka Nur Utama 30 Tidak tuntas
16 Sindi Kusirawati 50 Tidak tuntas
17 Salma Fatimah Azahroh 50 Tidak tuntas
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 50 Tidak tuntas
19 Windi Kusirawati 60 Tuntas
20 Deki Sofyan Nasaqi 70 Tuntas
Jumlah 890
81
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pra siklus ini yaitu:
∑ = 890
∑ = 3
∑ = 20
Presentase ketuntasan belajar (P)
Nilai rata-rata ( ) ∑
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa ulangan harian
sebelum diadakannya pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual dari 20 orang siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 3 siswa atau
sebesar 15% dan yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau
sebesar 85%.
Dari uraian diatas bahwa prestasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS masih rendah, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
IPS masih bersifat verbalisme. Siswa hanya mendengarkan tanpa ada
media yang mendukung pemahaman dan pendalaman terhadap materi
82
yang disampaikan, sehingga siswa mudah bosan dan jenuh dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Hasil Siklus I
1. Data Hasil Pengamatan
Dalam siklus I ini pembelajaran IPS untuk materi menghargai
jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia sudah dilaksanakan. Data yang diperoleh dari
siklus ini adalah data nilai prestasi belajar siswa. Pengamatan
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru
kolaborator yang berperan sebagai pengamat sekaligus penilai.
Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini akan diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan
ketuntasan siswa yang dapat dilihat dari siklus ke siklus.
83
Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Pada Siklus I Tahun Ajaran 2014/2015
No Nama siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Rifa’i 60 Tuntas
2 Arifah Ismawati 60 Tuntas
3 Desi Rahmawati 60 Tuntas
4 Dinar Raharjati 50 Tidak tuntas
5 Galih Raka Siwi 50 Tidak tuntas
6 Irsyad Maulana 50 Tidak tuntas
7 Kalista Qori Istiqomah 50 Tidak tuntas
8 Lailia Lutfi Fathin 70 Tuntas
9 Firnanda Putri Munica 50 Tidak tuntas
10 Muh. Khoirul Zaky 80 Tuntas
11 Nafa Firda Haq 60 Tuntas
12 Nahla Fifi Azizah 70 Tuntas
13 Rani Darma Kartika 50 Tidak tuntas
14 Riski Imam Singgih 30 Tidak tuntas
15 Rizka Nur Utama 30 Tidak tuntas
16 Sindi Kusirawati 60 Tuntas
17 Salma Fatimah Azahroh 70 Tuntas
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 50 Tidak tuntas
19 Windi Kusirawati 50 Tidak tuntas
20 Deki Sofyan Nasaqi 80 Tuntas
Jumlah 1130
84
Berdasarkan hasil data prestasi belajar siswa diatas pada siklus I ini
yaitu :
∑ = 1130
∑ = 10
∑ = 20
Presentase ketuntasan belajar (P)
Nilai rata-rata ( ) ∑
Pencapaian rata-rata belajar di siklus I ini belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-rata hasil
belajar sebesar 56,5 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 50%. Maka
harus dilaksanakan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan media
audio visual untuk mendapatkan ketuntasan belajar yang mencapai pada
indikator yang telah ditentukan.
85
3. Hasil Siklus II
1. Data Hasil Pengamatan
Dalam siklus II ini pembelajaran IPS untuk materi menghargai jasa
dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan media audio visual.
Namun dalam pelaksanaannya tetap memperhatikan kelemahan-
kelemahan yang terdapat pada siklus I. Data yang diperoleh dari siklus
ini adalah data nilai prestasi belajar siswa. Pengamatan dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru kolaborator yang
berperan sebagai pengamat sekaligus penilai.
Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini dapat diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan
ketuntasan siswa yang dapat dilihat dari siklus ke siklus. Hasil tes pada
siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
86
Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II
Tahun Ajaran 2014/2015
No Nama siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Rifa’i 50 Tidak tuntas
2 Arifah Ismawati 60 Tuntas
3 Desi Rahmawati 70 Tuntas
4 Dinar Raharjati 60 Tuntas
5 Galih Raka Siwi 50 Tidak tuntas
6 Irsyad Maulana 80 Tuntas
7 Kalista Qori Istiqomah 90 Tuntas
8 Lailia Lutfi Fathin 70 Tuntas
9 Firnanda Putri Munica 80 Tuntas
10 Muh. Khoirul Zaky 60 Tuntas
11 Nafa Firda Haq 50 Tidak tuntas
12 Nahla Fifi Azizah 70 Tuntas
13 Rani Darma Kartika 80 Tuntas
14 Riski Imam Singgih 70 Tuntas
15 Rizka Nur Utama 50 Tidak tuntas
16 Sindi Kusirawati 70 Tuntas
17 Salma Fatimah Azahroh 60 Tuntas
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 60 Tidak tuntas
19 Windi Kusirawati 70 Tuntas
20 Deki Sofyan Nasaqi 60 Tuntas
Jumlah 1310
87
Berdasarkan hasil data prestasi belajar siswa diatas pada siklus II ini
yaitu :
∑ = 1310
∑ = 15
∑ = 20
Presentase ketuntasan belajar (P)
Nilai rata-rata ( ) ∑
Siklus II belum dapat dikatakan tuntas, tingkat ketuntasan baru
mencapai 75% dan belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 80%.
Untuk lebih jelasnya data rekapitulasi dapat dilihat dari tabel 4.4 sebagai
berikut :
88
Tabel 4.4 Hasil Data Rekapitulasi Siklus II
No Uraian Keterangan
1. Nilai rata-rata tes 65,5
2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 15 siswa
3. Persentase ketuntasan belajar 75%
4. Peningkatan rata-rata tes 9
5. Peningkatan ketuntasan belajar 5 siswa
6. Peningkatan persentase belajar 25%
Pencapaian nilai rata-rata pada siklus II 65,5 dengan persentase
ketuntasan belajar sebanyak 75% dari jumlah siswa atau 15 siswa.
Sedangakan untuk peningkatan rata-rata tes dari siklus I ke siklus II
yaitu 9 dengan peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 25% dari
jumlah siswa atau 5 siswa. Hasil pada siklus II ini menunjukan bahwa
siklus II belum berhasil dalam mencapai ketuntasan belajar yang
ditentukan dengan indikator ketuntasan belajar yaitu 85%.
89
4. Hasil Siklus III
1. Data Hasil Pengamatan
Dalam siklus III ini pembelajaran IPS untuk materi menghargai
jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia tetap dilaksanakan dengan media audio visual.
Data yang diperoleh dari siklus ini adalah data nilai prestasi belajar
siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
oleh guru kolaborator yang berperan sebagai pengamat sekaligus
penilai.
Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini dapat diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan
ketuntasan siswa yang dapat dilihat dari siklus ke siklus. Hasil tes pada
siklus III dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
90
Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus III
Tahun Ajaran 2014/2015
No Nama siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Rifa’i 100 Tuntas
2 Arifah Ismawati 90 Tuntas
3 Desi Rahmawati 80 Tuntas
4 Dinar Raharjati 80 Tuntas
5 Galih Raka Siwi 100 Tuntas
6 Irsyad Maulana 80 Tuntas
7 Kalista Qori Istiqomah 90 Tuntas
8 Lailia Lutfi Fathin 90 Tuntas
9 Firnanda Putri Munica 80 Tuntas
10 Muh. Khoirul Zaky 80 Tuntas
11 Nafa Firda Haq 50 Tidak tuntas
12 Nahla Fifi Azizah 90 Tuntas
13 Rani Darma Kartika 80 Tuntas
14 Riski Imam Singgih 90 Tuntas
15 Rizka Nur Utama 50 Tidak tuntas
16 Sindi Kusirawati 90 Tuntas
17 Salma Fatimah Azahroh 100 Tuntas
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 100 Tuntas
19 Windi Kusirawati 90 Tuntas
20 Deki Sofyan Nasaqi 60 Tuntas
Jumlah 1670
91
Berdasarkan hasil data prestasi belajar siswa diatas pada siklus
III ini yaitu:
∑ = 1670
∑ = 18
∑ = 20
Presentase ketuntasan belajar(P)
Nilai rata-rata ( ) ∑
Siklus III sudah dikatakan tuntas, karena tingkat ketuntasan
sudah mencapai 90% dan sudah di atas indikator ketercapaian
penelitian yaitu sebesar 85%. Dari data rekapitulasi dapat dilihat dalam
tabel sebagai berikut :
92
Tabel 4.6 Hasil Data Rekapitulasi Siklus III
No Uraian Keterangan
1. Nilai rata-rata tes 83.5
2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 15 siswa
3. Persentase ketuntasan belajar 90%
4. Peningkatan rata-rata tes 18
5. Peningkatan ketuntasan belajar 3 siswa
6. Peningkatan persentase belajar 15%
Pencapaian nilai rata-rata pada siklus II 83,5 dengan persentase
ketuntasan belajar sebanyak 90% dari jumlah siswa atau 18 siswa.
Sedangakan untuk peningkatan rata-rata tes dari siklus I ke siklus II yaitu 9
dengan peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 15% dari jumlah siswa atau
3 siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat keberhasilan pada proses
pembelajaran yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik
dibandingkan dengan siklus sebelumnya, hampir seluruh siswa mulai berani
bertanya dan menjawab pertanyaan, ketepatan guru dalam mengajar dengan
menerapkan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS dan telah terlampaui target pencapaian KKM yaitu
90% > 85%. Hasil observasi pada siklus III ini sudah sesuai harapan peneliti,
maka tidak perlu adanya refleksi.
93
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data-data yang
terkumpul, maka diketahui bahwa pengguanaan media audio visual pada
pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual menjadi salah satu solusi untuk
mencapai target yang diinginkan. Dengan menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran IPS yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas
tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat menerima materi menghargai jasa
dan peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Hal ini di buktikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa
selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil ulangan pada kondisi awal atau pra siklus, nilai rata-
rata dari 20 siswa yaitu 44,5 dengan rincian 3 siswa atau 15% dari jumlah
siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tuntas,
sedangkan 17 siswa atau 85% dari jumlah siswa belum mencapai nilai
ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas.Karena guru IPS kelas V
dalam pembelajaran masih menggunakan media pembelajaran yang
sederhana. Sehingga pembelajaran yang disampaikan menjadi kurang menarik
dan membuat siswa menjadi kurang aktif. Hal ini juga sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran yang diperoleh dari tes
formatif yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Upaya untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, peneliti
94
melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media audio visual.
Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa
yang prestasi belajarnya telah mencapai KKM pada tiap siklusnya. Hal ini
dapat dilihat dari nilai-nilai tes formatif yang diperoleh siswa di setiap
siklusnya pada tabel 4.7 sebagai berikut:
95
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Nilai-nilai pada Siklus I II dan III
No
Nama Siswa
Siklus
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Ahmad Rifa’i 60 50 100
2 Arifah Ismawati 60 60 90
3 Desi Rahmawati 60 70 80
4 Dinar Raharjati 50 60 80
5 Galih Raka Siwi 50 50 100
6 Irsyad Maulana 50 80 80
7 Kalista Qori Istiqomah 50 90 90
8 Lailia Lutfi Fathin 70 70 90
9 Firnanda Putri Munica 50 80 80
10 Muh. Khoirul Zaky 80 60 80
11 Nafa Firda Haq 60 50 50
12 Nahla Fifi Azizah 70 70 90
13 Rani Darma Kartika 50 80 80
14 Riski Imam Singgih 30 70 90
15 Rizka Nur Utama 30 50 50
16 Sindi Kusirawati 60 70 90
17 Salma Fatimah Azahroh 70 60 100
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 50 60 100
19 Windi Kusirawati 50 70 90
20 Deki Sofyan Nasaqi 80 60 60
Jumlah 1130 1310 1670
Rata-rata 56,5 65,5 83,5
Prosentase Ketuntasan Belajar 50% 75% 90%
96
Pada siklus I dilaksankan selama 1 kali pertemuan, sehingga pada siklus I
nilai rata-rata dari 20 siswa yaitu 56,5 dengan rincian 10 siswa atau 50% dari
jumlah siswa telah mencapai KKM yaitu 60 dan dinyatakan tuntas, sedangkan
10 siswa atau 50% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan
minimal dan dinyatakan tidak tuntas. Untuk penilaian hasil pengamatan
terhadap guru maka peneliti mengkaji ulang data hasil pengamatan yang
diperoleh dan melakukan perbaikan. Hasilnya adalah guru kurang cakap
dalam menerapkan media audio visual dan guru masih kurang menguasai
kelas serta mengelola waktu secara tepat. Sedangkan siswa masih rame guru
menyampaikan materi menggunakan media audio visual yang diterapkan
sehingga pembelajaran belum menarik perhatian siswa. Maka perbaikannya
adalah sebelum pembelajaran guru memahami langkah yang akan
disampaikan ketika guru menggunakan media audio visual pada mata
pelajaran IPS dan ketika pembelajaran guru mengelola kelas terlebih dahulu
secara maksimal serta mengenalkan lebih dalam kepada siswa tentang strategi
pembelajaran yang digunakan.
Pada siklus II, nilai rata-rata dari 20 siswa yaitu 65,5 dengan rincian 15
siswa atau 75% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal
yaitu 60 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 5 siswa atau 25% dari jumlah
siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas.
Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru maka peneliti mengkaji
ulang data hasil pengamatan yang diperoleh dan melakukan perbaikan.
97
Hasilnya adalah guru telah mampu menerapkan media audio visual pada
pelajaran IPS dengan baik dan guru sudah mampu menguasai kelas dengan
baik, namun perlu ditingkatkan lagi dalam penguasaannya. Selain itu masih
ada sebagian siswa yang belum memahami jalanya media pembelajaran yang
diterapkan. Maka perbaikanya adalah guru lebih memaksimalkan lagi dalam
pengelolaan kelas dan memberikan pengulangan dalam melakukan langkah-
langkah strategi pembelajaran yang diterapkan. Mengingat jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan minimal belum mencapai target serta masih banyak
perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, maka dari itu untuk perbaikan-
dilakukan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu pada siklus III.
Pada siklus III, nilai rata-rata dari 20 siswa yaitu 83,3 dengan rincian 18
siswa atau 90% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal
yaitu 60 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 2 siswa atau 10% dari jumlah
siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas.
Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru terjadi peningkatan karena
guru telah maksimal dalam mengelola kelas dan menerapkan media audio
visual dengan sangat baik. Selain itu hasil belajar siswa dari tes formatif yang
dilakukan meningkat dan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM sudah
memenuhi indikator yang telah ditentukan. Hasil pencapaian KKM pada
siklus I II dan II dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:
98
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Pencapaian KKM pada Siklus I II dan III
Ketuntasan
Pelaksanaan
Nilai Rata-
rata
Ketuntasan
(KKM Individu 60)
Ketuntasan
(KKM Nasional 75)
Siklus I
56,5 10 siswa (50%) 2 siswa (10%)
Siklus II
65,5 15 siswa (75%) 4 siswa (20%)
Siklus III 83,5 18 siswa (90%) 17 siswa (85%)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi
belajar yaitu dari siklus I sebesar 56,5 dan 65,5 pada siklus II menjadi 83,5
pada sisklus III. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus III sebesar 83,5,
menunjukkan bahwa telah melampaui KKM individu yaitu 60 dan KKM
nasional yaitu 75. Peningkatan prestasi belajar ini juga dapat dilihat pada
diagram 4.1 sebagai berikut:
99
Diagram 4.9 Diagram Nilai Rata-rata Siklus I II dan III
Rata-rata Nilai
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus I Siklus II Siklus III
Siiklus III
Siklus II
Siklus I
100
Diagram 4. 10 Diagram Hasil Persentase Belajar pra siklus, siklus I, II dan III
PROSENTASE KETUNTASAN BELAJAR
Selain terjadi peningkatan prestasi belajar pada tiap siklusnya, ketuntasan
belajar dengan KKM individu yaitu 60 juga mengalami peningkatan pada
siklus I sebesar 50%, pada siklus II sebesar 75%, pada siklus III sebesar 90%
dan dapat dilihat pada diagram 4.2.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
Siklus III
Siklus II
Siklus I
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ peningkatan Prestasi Belajar IPS
Materi Menghargai Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Melalui Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V
di MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015”
dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS kelas V di MI Muhammadiyah Blagung
Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil
setiap siklusnya yang menunjukan bahwa terjadi peningkatan prestasi
belajar, dimana pada siklus I sebesar 56,5, siklus II sebesar 65,5 dan siklus
III sebesar 83,5. Hasil tersebut telah melampaui KKM individu yaitu 60
dan KKM Nasional yaitu 75.
2. Penerapan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, terbukti pada siklus III
siswa yang mencapai KKM sebesar 90% > 85% (standar KKM kelas).
102
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan media audio visual
pada kelas V MI Muhammadiyah Tahun Ajaran 2014/2015, maka saran-saran
yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi peserta didik MI
Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo pada khususnya sebagai berikut:
1. Kepada siswa
a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan
ide atau pendapat pada proses pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil
belajar yang optimal.
b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kepada guru mata pelajaran
a. Sebagai seorang guru seharusnya dapat memahami kondisi siswa,
sehingga dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan
keinginan siswa.
b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan
pembelajaran diharapkan menerapkan media audio visual.
c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan
penelitian disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa
103
dengan kalimat yang lebih mengarah pada proses pembelajaran
dengan media audio visual.
d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan media audio visual.
103
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada
Asnawir dan M. Basyirudin Usman, M.Pd. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:
Ciputat Press
Bahri, Syaiful Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Esa Nur Wahyuni dan Baharuddin. 2008. Teori belajar & pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS; Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga:
STAIN Salatiga Press
104
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukirman,. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: kencana Prenada Media Group.
Umiarso dan Imam Gojali. 2011. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.
Uzer, Moh. Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Vaugh, Rf. 2006. Multimedia.Making It Working, 7th Edition, New York: Mc-
Graw Hill Companies, Inc
Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
NILAI HASIL BELAJAR PRA SIKLUS
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Rifa’i 30 Tidak tuntas
2 Arifah Ismawati 40 Tidak tuntas
3 Desi Rahmawati 30 Tidak tuntas
4 Dinar Raharjati 50 Tidak tuntas
5 Galih Raka Siwi 30 Tidak tuntas
6 Irsyad Maulana 50 Tidak tuntas
7 Kalista Qori Istiqomah 50 Tidak Tuntas
8 Lailia Lutfi Fathin 30 Tidak Tuntas
9 Firnanda Putri Munica 40 Tidak tuntas
10 Muh. Khoirul Zaky 40 Tidak tuntas
11 Nafa Firda Haq 40 Tidak tuntas
12 Nahla Fifi Azizah 60 Tuntas
13 Rani Darma Kartika 40 Tidak tuntas
14 Riski Imam Singgih 50 Tidak tuntas
15 Rizka Nur Utama 30 Tidak tuntas
16 Sindi Kusirawati 50 Tidak tuntas
17 Salma Fatimah Azahroh 50 Tidak tuntas
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 50 Tidak tuntas
19 Windi Kusirawati 60 Tuntas
20 Deki Sofyan Nasaqi 70 Tuntas
Jumlah 890
Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siklus I
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I
No Nama siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Rifa’i 60 Tuntas
2 Arifah Ismawati 60 Tuntas
3 Desi Rahmawati 60 Tuntas
4 Dinar Raharjati 50 Tidak tuntas
5 Galih Raka Siwi 50 Tidak tuntas
6 Irsyad Maulana 50 Tidak tuntas
7 Kalista Qori Istiqomah 50 Tidak tuntas
8 Lailia Lutfi Fathin 70 Tuntas
9 Firnanda Putri Munica 50 Tidak tuntas
10 Muh. Khoirul Zaky 80 Tuntas
11 Nafa Firda Haq 60 Tuntas
12 Nahla Fifi Azizah 70 Tuntas
13 Rani Darma Kartika 50 Tidak tuntas
14 Riski Imam Singgih 30 Tidak tuntas
15 Rizka Nur Utama 30 Tidak tuntas
16 Sindi Kusirawati 60 Tuntas
17 Salma Fatimah Azahroh 70 Tuntas
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 50 Tidak tuntas
19 Windi Kusirawati 50 Tidak tuntas
20 Deki Sofyan Nasaqi 80 Tuntas
Jumlah 1130
Lampiran 3 Nilai Hasil Belajar Siklus II
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II
No Nama siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Rifa’i 50 Tidak tuntas
2 Arifah Ismawati 60 Tuntas
3 Desi Rahmawati 70 Tuntas
4 Dinar Raharjati 60 Tuntas
5 Galih Raka Siwi 50 Tidak tuntas
6 Irsyad Maulana 80 Tuntas
7 Kalista Qori Istiqomah 90 Tuntas
8 Lailia Lutfi Fathin 70 Tuntas
9 Firnanda Putri Munica 80 Tuntas
10 Muh. Khoirul Zaky 60 Tuntas
11 Nafa Firda Haq 50 Tidak tuntas
12 Nahla Fifi Azizah 70 Tuntas
13 Rani Darma Kartika 80 Tuntas
14 Riski Imam Singgih 70 Tuntas
15 Rizka Nur Utama 50 Tidak tuntas
16 Sindi Kusirawati 70 Tuntas
17 Salma Fatimah Azahroh 60 Tuntas
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 60 Tidak tuntas
19 Windi Kusirawati 70 Tuntas
20 Deki Sofyan Nasaqi 60 Tuntas
Jumlah 1310
lampiran 4 Hasil Belajar Siklus III
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS III
No Nama siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Rifa’i 100 Tuntas
2 Arifah Ismawati 90 Tuntas
3 Desi Rahmawati 80 Tuntas
4 Dinar Raharjati 80 Tuntas
5 Galih Raka Siwi 100 Tuntas
6 Irsyad Maulana 80 Tuntas
7 Kalista Qori Istiqomah 90 Tuntas
8 Lailia Lutfi Fathin 90 Tuntas
9 Firnanda Putri Munica 80 Tuntas
10 Muh. Khoirul Zaky 80 Tuntas
11 Nafa Firda Haq 50 Tidak tuntas
12 Nahla Fifi Azizah 90 Tuntas
13 Rani Darma Kartika 80 Tuntas
14 Riski Imam Singgih 90 Tuntas
15 Rizka Nur Utama 50 Tidak tuntas
16 Sindi Kusirawati 90 Tuntas
17 Salma Fatimah Azahroh 100 Tuntas
18 Tsalis Rayu Wicjaksono 100 Tuntas
19 Windi Kusirawati 90 Tuntas
20 Deki Sofyan Nasaqi 60 Tuntas
Jumlah 1670
Lampiran 5 rekapitulasi
HASIL DATA REKAPITULASI SIKLUS II
No Uraian Keterangan
1 Jumlah siswa tuntas belajar 15
2 Prosentase ketuntasan belajar 75%
3 Peningkatan ketuntasan belajar 8
4 Peningkatan prosentase belajar 40%
Lampiran 5 rekapitulasi
HASIL DATA REKAPITULASI SIKLUS III
No Uraian Keterangan
1 Jumlah siswa tuntas belajar 18 siswa
2 Prosentase ketuntasan belajar 90%
3 Peningkatan ketuntasan belajar 4 siswa
4 Peningkatan prosentase belajar 20%
Lampiran 6 Observasi Bagi Siswa
LEMBAR OBSERVASI BAGI SISWA I
No Aspek Yang Dinilai Skor penilaian
1 2 3 4 5
1 Siswa aktif dalam
pembelajaran
2 Siswa lebih tertarik belajar
dengan menggunakan media
audio visual
3 Siswa mendengarkan
penjelasan guru sebelum
video ditayangkan
4 Siswa antusias saat
menyaksikan materi melalui
media audio visual
5 Siswa berani bertanya atau
menjawab pertanyaan
6 Siswa berani
mengemukakan pendapat
7 Siswa mencatat cuplikan
penting saat media audio
visual diputar
Penjelasan penilaian tingkatan skor
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Lampiran 7 Observasi Bagi Siswa
LEMBAR OBSERVASI BAGI SISWA II
No Aspek Yang Dinilai Skor penilaian
1 2 3 4 5
1 Siswa aktif dalam
pembelajaran
2 Siswa lebih tertarik belajar
dengan menggunakan media
audio visual
3 Siswa mendengarkan
penjelasan guru sebelum
video ditayangkan
4 Siswa antusias saat
menyaksikan materi melalui
media audio visual
5 Siswa berani bertanya atau
menjawab pertanyaan
6 Siswa berani
mengemukakan pendapat
7 Siswa mencatat cuplikan
penting saat media audio
visual diputar
Penjelasan penilaian tingkatan skor
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Lampiran 8 Observasi Bagi Siswa
LEMBAR OBSERVASI BAGI SISWA III
No Aspek Yang Dinilai Skor penilaian
1 2 3 4 5
1 Siswa aktif dalam
pembelajaran
2 Siswa lebih tertarik belajar
dengan menggunakan media
audio visual
3 Siswa mendengarkan
penjelasan guru sebelum
video ditayangkan
4 Siswa antusias saat
menyaksikan materi melalui
media audio visual
5 Siswa berani bertanya atau
menjawab pertanyaan
6 Siswa berani
mengemukakan pendapat
7 Siswa mencatat cuplikan
penting saat media audio
visual diputar
Penjelasan penilaian tingkatan skor
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Lampiran 9 Observasi Siklus I
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS I
No Jenis pengamatan Skor penilaian
1 2 3 4 5
1 Guru melakukan apersepsi
2 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran menggunakan
media audio visual
3 Guru mempersiapkan peralatan
penunjang media audio visual
4 Ketetapan menggunakan metode
dalam pembelajaran
5 Mengatur dan memanfaatkan
media audio visual
6 Kemampuan menguasai dan
mengelola kelas
7 Memanfaatkan waktu
pembelajaran
8 Guru memotivasi siswa dam
mengaktifkan siswa
9 Guru mengkondisikan siswa
sebelum tayangan dimulai
10 Guru menutup dan
menyimpulkan materi pelajaran
Penjelasan penilaian tingkatan skor
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Lampiran 10 Observasi Siklus II
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS II
No Jenis pengamatan Skor penilaian
1 2 3 4 5
1 Guru melakukan apersepsi
2 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran menggunakan
media audio visual
3 Guru mempersiapkan peralatan
penunjang media audio visual
4 Ketetapan menggunakan
metode dalam pembelajaran
5 Mengatur dan memanfaatkan
media audio visual
6 Kemampuan menguasai dan
mengelola kelas
7 Memanfaatkan waktu
pembelajaran
8 Guru memotivasi siswa dam
mengaktifkan siswa
9 Guru mengkondisikan siswa
sebelum tayangan dimulai
10 Guru menutup dan
menyimpulkan materi pelajaran
Penjelasan penilaian tingkatan skor
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Lampiran 11 Observasi Siklus III
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS III
No Jenis pengamatan Skor penilaian
1 2 3 4 5
1 Guru melakukan apersepsi
2 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran menggunakan
media audio visual
3 Guru mempersiapkan peralatan
penunjang media audio visual
4 Ketetapan menggunakan
metode dalam pembelajaran
5 Mengatur dan memanfaatkan
media audio visual
6 Kemampuan menguasai dan
mengelola kelas
7 Memanfaatkan waktu
pembelajaran
8 Guru memotivasi siswa dam
mengaktifkan siswa
9 Guru mengkondisikan siswa
sebelum tayangan dimulai
10 Guru menutup dan
menyimpulkan materi pelajaran
Penjelasan penilaian tingkatan skor
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG
Kelas/Semester : V/Genap
Mata Pelajaran : IPS
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi
Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaaan indonesia.
B. Kompetensi dasar
Menghargai dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.
C. Indikator pencapaian
1. Menjelaskan cara menghargai jasa dan peranan jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan indonesia.
2. Menjelaskan pengertian kemerdekaan.
3. Menyebutkan cara mengenang dan menghormati jasa para pahlalwan.
4. Menyebutkan sikap menghargai jasa para pahlawanan.
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan cara menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian kemerdekaan.
3. Siswa dapat menyebutkan cara mengenang dan menghormati jasa para
pahlawan.
4. Siswa dapat menyebutkan sikap menghargai jasa para pahlawanan
E. Karakter yang diharapkan:
Toleransi
Tanggung jawab
Kepedulian
F. Materi
Cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan
Kemerdekaan yang dinikmati sekarang, bukan pemberian dari Jepang atau
pemerintah Belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan Bangsa Indonesia
dalam mempertahankan tanpa bantuan Negara lain. Dalam perjuangan mencapai
Indonesia merdeka, para pahlawan mengorbankan harta, benda, dan nyawa. Tidak
terhitung jumlah putra bangsa yang gugur di seluruh Nusantara. Mereka rela
mempertahankan jiwa raga demi membela tanah air Indonesia. Untuk menghargai
jasa para pahlawan kemerdekaan Indonesia, maka pada setiap malam tanggal 16
Agustus diadakan renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata dipimpin oleh
presiden RI. Ada beberapa cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan, di
antaranya sebagai berikut.
1. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara
mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa para pahlawan.
2. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga
arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
3. Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia
supaya lebih maju.
5. Menyantuni keturunan para pahlawan yang masih ada sebagai tanda balas
budi.
6. Mewarisi semangat juang mereka dalam segala bidang untuk menciptakan
Negara yang adil dan makmur.
7. Melanjutkan perjuangan mereka dengan mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan.
8. Sikap yang perlu kita teladani jasa para pahlawan yaitu berjuang tanpa
pamrih, rela mengorbankan harta, jiwa dan raga, setia dan menjunjung cita-
cita bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia, cinta tanah air.
G. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Memberikan salam dan menanyakan
kabar, do’a
2. apersepsi
Absen siswa
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Mengenalkan pentingnya materi
dalam kehidupan sehari-hari
10 menit
Kegiatan inti
1. Eksplorasi
Guru menerangkan materi tentang
tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaaan dengan metode
ceramah.
2. Elaborasi
Guru memutarkan film cara
menghargai jasa dan peran tokoh
dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
Guru menyuruh siswa untuk
memperhatikan film dengan
cermat.
3. Konfirmasi
Guru membuka sesi tanya jawab
tentang materi yang belum jelas
atau yang belum dikuasai.
Guru menyimpulkan materi hari
ini
50 menit
Kegiatan akhir
Menginformasikan materi pada
pertemuan selanjutnya
Guru memimpin do’a
Guru menutup salam
10 menit
H. Metode pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Metode drill
3. Metode tanya jawab
I. Media dan sumber bahan ajar:
1. Buku paket IPS kelas 5 mastur,widiarso wiyono,slamet penerbit aneka ilmu
semester genap
2. Media tentang cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
J. penilaian
Penilaian : tes tertulis: pilihan ganda dan isi
I. Marilah menyilang (×) huruf a, b, c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Untuk mengenang jasa para pahlawan pada waktu upacara
disekolah atau dikantor melakukan …
a. Mengheningkan cipta
b. Bersedih
c. senang
d. Berduka
2. Untuk menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan indonesia
pada tanggal 16 agustus diadakan renungan di makam taman
pahlawan di …
a. Kali deres
b. Kali ciliwung
c. Kalibata
d. Kali condet
3. Untuk mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan indonesia
diadakan renungan di makam taman pahlawan yang dipimpin oleh
…
a. Bupati
b. Gubernur
c. Walikota
d. Presiden RI
4. Dibawah yang bukan sikap kita meneladani jasa para pahlawan
adalah…
a. Berjuang tanpa pamrih
b. Cinta tanah air
c. Minta imbalan
d. Rela mengorbankan harta, jiwa dan raga
5. Dibawah ini yang bukan cara menghargai jasa para pahlawan …
a. Mendo’akan para pahlawan
b. Makam taman makam pahlawan
c. Mengheningkan cipta untuk para pahlawan
d. Malas untuk bekerja
6. Perjuangan para pahlawan dalam memertahankan kemerdekaan
indonesia banyak yang melupakan jasa para pahlawanan. Untuk
mengenang jasa para pahlawan kita sering mengunjungi …
a. Museum
b. Rumah sakit
c. Sekolah
d. Kantor
7. Kemerdekaan bukan pemberian dari negara…
a. Negara lain
b. Diri sendiri
c. Rakyat
d. Orang tua
8. Kemerdekaan yang diraih indonesia didapat dengan cara yang
tidak mudah, butuh perjuangan dengan untuk memperolehnya,
sebagai pelajar, belajar tekun dan rajin merupakan salah satu
wujud nyata dari …
a. Kegiatan positif
b. Menghargai jasa para pahlawan
c. Rajin pangkal pandai
d. Melakukan tugas
9. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menghargai jasa para
pahlawan kemerdekaan indonesia. Contoh tindakan kita dalam
menghargai jasa para pahlawan adalah, kecuali …
a. Malas dalam melakukan setipa pekerjaan
b. Giat belajar
c. Menjaga nama baik para tokoh kemerdekaan
d. Mendo’akan para tokoh kemerdekaan
10. Dibawah yang bukan sikap kita dalam menghargai jasa
pahlawan…
a. Cinta tanah air
b. Berjuang tanpa pamrih
c. Bangga sebagai bangsa indonesia
d. Membela negara lain
II. isilah titik-titik berikut ini dengan benar!
1. Kemerdekaan dinikmati sekarang, bukan pemberian dari…atau
pemerintah…
2. Apa yang dimaksud kemerdekaan….
3. Dalam mencapai kemerdekaan para pejuang indonesia
mengorbankan…
4. Untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal…
5. Menyantuni keturunan para pahlawan yang masih ada sebagai
tanda …
Kunci jawaban
I. Pilihan ganda
1. A 6. B
2. C 7. A
3. D 8. B
4. C 9. A
5. D 10. D
II. Isi
1. Jepang atau pemerintah belanda
2. Hasil perjungan bangsa indonesia sendiri
3. Harta, benda dan nyawa
4. Positif
5. Tanda balas budi
K. Skor penilaian
I. Jawaban benar × 1= 10
II. Jawaban benar × 2= 10
Jumlah skor =
×10 = 100
BLAGUNG, 28 Mei 2015
Guru mata pelajaran IPS
Sri Rahayu, S.Pd.I
Nip:
Peneliti
Syarifudin
Nim: 11511004
Mengetahui
Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Blagung
Agus Salim, S.Pd
NIP: 197709192005011003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG
Kelas/Semester : V/Genap
Mata Pelajaran : IPS
Pertemuan Ke- :2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi
Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaaan indonesia.
B. Kompetensi dasar
Menghargai pejuang para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
C. Indikator pencapaian
1. Menjelaskan sikap menghargai para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
2. Menyebutkan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
3. Menceritakan tokoh Ir.soekarno
4. Menceritakan tokoh Drs. Muhammad Hatta
5. Menceritakan tokoh Sri Sultan hamengkubuwono IX
6. Menceritakan tokoh Jendral Sudirman
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sikap menghargai para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan.
2. Siswa dapat menyebutkan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
3. Siswa dapat menceritakan tokoh Ir.soekarno
4. Siswa dapat menceritakan tokoh Drs. Muhammad Hatta
5. Siswa dapat menceritakan tokoh Sri Sultan hamengkubuwono IX
6. Siswa dapat menceritakan tokoh Jendral Sudirman
E. Karakter yang diharapkan:
Toleransi
Tanggung jawab
Kepedulian
F. Materi
Sikap menghargai perjuanganTokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan
1. Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda
Untuk menengahi pertikaian antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk
komisi baru yang diberi nama UNCI (United Nation Commision for Indonesia).
Berkat peranan UNCI Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan. Delegasi
Indonesia diketuai Mr. Moh Roem. Delegasi Belanda diketuai Dr. Van Royen.
Perundingan tersebut dinamakan Perundingan Roem-Royen. Salah satu keputusan
perundingan Roem-Royen adalah akan diselenggarakannya Koferensi Meja
Bundar (KMB).
Untuk menghadapi KMB diadakan Konferensi Inter Indonesia. Konferensi
tersebut dimaksudkan untuk mempertemukan pandangan wakil Republik
Indonesia dengan wakil BFO. BFO merupakan organisasi yang terdiri atas
pemimpin negara-negara bagian atau negara-negara kecil yang ada di Indonesia.
Negara-negara bagian tersebut timbul karena adanya politik devide et impera.
Politik devide et impera adalah politik memecah belah. Bagian-bagian wilayah
Indonesia yang diduduki Belanda dipecah-pecah sehingga timbul negara-negara
kecil (Negara Boneka).
Sesudah berhasil menyelesaikan masalah dalam negeri melalui Konferensi
Inter Indonesia, bangsa Indonesia siap menghadapi KMB. Pada tanggal 23
Agustus 1949 dibuka di Den Haag, Belanda. Delegasi RI dipimpin Drs. Moh.
Hatta. Delegasi BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. Delegasi Belanda
dipimpin Mr. J.H. Van Marseveen. Sedangkan PBB diwakili Chritclev.
Pada tanggal 2 November 1949 dilakukan upacara penandatanganan naskah
penyerahan kedaulatan. Upacara tersebut dilakukan pada waktu yang bersamaan
di Indonesia dan di Belanda. Dengan peristiwa tersebut secara resmi Belanda
mengakui kedaulatan bangsa Indonesia di seluruh wilayah bekas jajahannya. Di
Den Haag naskah penyerahan ditandatangani Drs. Moh. Hatta mewakili Indonesia
dan Ratu Juliana mewakili Belanda.
2. Peranan Beberapa Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan dua cara. Cara
tersebut meliputi perang dan diplomasi. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam
kedua cara tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Ir. Soekarno
Tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945 Ir.
Soekarno diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia.
Sebagai pemimpin tertinggi, Presiden Soekarno banyak melakukan diplomasi
dengan pemimpin-pemimpin tentara Sekutu di Indonesia.
Kedatangan tentara Sekutu di Indonesia yang diboncengi NICA membuat
Presiden Soekarno berada pada posisi yang sulit. Sekutu yang hanya memperoleh
informasi sepihak dari Belanda, mendukung pengembalian Indonesia sebagai
jajahan Belanda. Berkat diplomasi Presiden Soekarno dan Bung Hatta, Sekutu
yang dipimpin Letjen Christison mau mengakui keberadaan RI. Tanggal 1
Oktober 1945, Letjen Christison menyatakan bahwa kedatangannya tidak akan
merebut pemerintahan Republik Indonesia.
Kemampuan diplomasi Presiden Soekarno diuji kembali ketika pecah
pertempuran di Surabaya tanggal 28 Oktober 1945. Tentara Sekutu di bawah
pimpinan Brigjen Mallaby mengakibatkan jatuhnya korban di kedua belah pihak.
Untuk menghindari terjadinya korban di kedua belah mengadakan diplomasi.
Berkat diplomasi Bung Karno jatuhnya korban di kedua
belah pihak dapat dihindari.
Selama Perang Kemerdekaan sampai pengakuan kedaulatan, perjuangan Bung
Karno terus berlanjut. Bung Karno tetap memakai cara diplomasi dalam
perjuangannya. Hal ini tercermin dari pidato Bung Karno pada suatu rapat umum
di Magelang pada tanggal 16 Maret 1946. Beliau menyatakan bahwa ada jalan
perjuangan bagi bangsa Indonesia, satu di antaranya jalan diplomasi.
b. Drs. Mohammad Hatta
Drs. Mohammad Hatta (Bung Hatta) sejak muda telah menjadi tokoh
penggerak mahasiswa Indonesia. Bung Hatta adalah seorang tokoh organisasi
Pemuda Indonesia (PI). Pemuda Indonesia merupakan organisasi mahasiswa dan
pelajar Indonesia di luar negeri (Belanda). Pemuda Indonesia mempunyai
pengaruh yang besar bagi pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Tanggal 17 Agustus 1945 Drs. Mohammad Hatta bersama Ir. Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas nama bangsa Indonesia. Tanggal
18 Agustus 1945 Drs. Mohammad Hatta dipilih menjadi wakil Presiden Indonesia
yang pertama.
Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia perjuangan Bung
Hatta dilakukan melalui cara diplomasi. Beliau mengadakan diplomasi dengan
pihak penjajah maupun negara-negara lain di dunia. Beliau berusaha agar
kedaulatan Indonesia diakui dunia.
Tanggal 13 Januari 1948 diadakan perundingan di Kaliurang. Perundingan
tersebut membicarakan daerah kekuasaan Republik Indonesia. Perundingan
tersebut dilakukan oleh Komisi Tiga Negara (Amerika, Australia, dan Belgia)
dengan Indonesia. Mohammad Hatta, Ir. Soekarno, Sultan Syahrir, dan Jendral
sudirman merupakan wakil dari Indonesia.
Tanggal 23 Agustus Drs. Mohammad Hatta memimpin delegasi Indonesia
dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Konferensi Meja Bundar
merupakan perundingan antara Indonesia, delegasi BFO, UNCI (dari PBB) dan
Belanda. Tujuan utama Konferensi Meja Bundar adalah untuk menyelesaikan
pertikaian Indonesia-Belanda yang mengarah pada pengakuan kedaulatan
Indonesia.
Tanggal 2 November 1949 tercapai persetujuan KMB. Hasil KMB adalah
Belanda akan menyerahkan kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada akhir
bulan Desember 1949. Tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag dilakukan
upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia
Serikat diwakili Drs. Mohammad Hatta, sedangkan Belanda diwakili Ratu
Yuliana.
c. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja di Yogyakarta. Beliau
seorang demokrat sejati. Dengan sukarela beliau memasukkan daerah kerajaannya
ke dalam wilayah Republik Indonesia. Dengan gigih beliau ikut berperang
melawan Belanda. Pada awal Januari 1946 pemerintah mengambil keputusan
untuk memindahkan kedudukan pemerintahan pusat RI ke Yogyakarta. Sultan
Hamengkubuwono IX menyambut hangat kepindahan tersebut. Beliau
melindungi pejabat-pejabat negara dan keluarganya dari ancaman tentara
Belanda. Beliau rela berkorban demi perjuangan.
Belanda ingin beliau mengubah sikapnya terhadap Republik Indonesia.
Belanda mengirim utusan untuk membujuk beliau agar mau bekerja sama dan
memihaknya. Belanda menjanjikan hadiah wilayah Jawa dan Madura. Beliau
tetap tegar pada pendiriannya. Beliau setia kepada Republik Indonesia. Keinginan
Beliau hanya satu yaitu Belanda segera pergi dari Republik Indonesia.
Pada awal kehidupan Republik Indonesia, Sultan Hamengkubuwono IX
berhasil meminta kesanggupan Letkol Soeharto untuk mempersiapkan serangan
umum. Tanggal 1 Maret 1949 serangan umum dilaksanakan dan TNI berhasil
menduduki kota Yogyakarta dalam waktu enam jam. Keberhasilan serangan
tersebut menunjukkan bahwa Republik Indonesia belum habis riwayatnya.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX berperan dalam usaha pengakuan kedaulatan
RI. Pada tanggal 27 Desember 1949 Sri Sultan Hamengkubuwono IX
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda di Jakarta.
Di Jakarta naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono IX mewakili Indonesia dan Wakil Tinggi Mahkota A.H.J.
Lovink mewakili Belanda.
Penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan mengakhiri periode
perjuangan bersenjata rakyat Indonesia.
d. Jendral Soedirman
Jendral Soedirman adalah pejuang yang gigih. Dalam keadaan sakit beliau
tetap memimpin perlawanan terhadap Belanda.
Pada tanggal 12 Desember 1945 Kolonel Soedirman memimpin pertempuran
melawan Sekutu di Ambarawa. TKR berhasil memukul mundur tentara Sekutu.
Dalam menghadapi Sekutu, Kolonel Soedirman menggunakan taktik Perang
Gerilya. Kolonel Soedirman merupakan tokoh yang mempelopori Perang Gerilya
di Indonesia.
Keberhasilan Kolonel Soedirman memimpin pertempuran di Ambarawa,
membuat beliau dipilih menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral.
Pada masa itu di Indonesia timbul bermacam-macam badan kelaskaran.
Badan-badan kelaskaran itu mempunyai tujuan yang sama yaitu melawan dan
mengusir penjajah. Oleh karena itu, pada tanggal 3 Juni 1947 semua badan
kelaskaran dimasukkan dalam satu wadah yaitu Tentara Nasional Indonesia
(TNI). Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh Panglima Besar Jendral
Soedirman.
Pada saat tentara Belanda menduduki Yogyakarta beliau mengambil
keputusan melanjutkan perang gerilya. Keputusan tersebut disambut baik oleh
segenap anggota TNI. Tindakan Panglima Besar Jendral Soedirman berhasil
meningkatkan semangat perjuangan Republik Indonesia.
Dalam keadaan fisik yang lemah beliau memilih bergerilya daripada ditawan
Belanda. Selama bergerilya beliau ditandu. Beliau menempuh jalan beratus-ratus
kilometer keluar masuk hutan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
G. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Memberikan salam dan menanyakan
kabar, do’a
2. apersepsi
Absen siswa
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Mengenalkan pentingnya materi
dalam kehidupan sehari-hari
10 menit
Kegiatan inti
1. Eksplorasi
Guru menerangkan materi tentang
sikap menghargai perjuangan para
tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan metode ceramah.
50 menit
2. Elaborasi
Guru memutarkan film sikap
menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan
kemerdekaan.
Guru menyuruh siswa untuk
memperhatikan film dengan
cermat.
3. Konfirmasi
Guru membuka sesi tanya jawab
tentang materi yang belum jelas
atau yang belum dikuasai.
Guru menyimpulkan materi hari ini
Kegiatan akhir
Menginformasikan materi pada
pertemuan selanjutnya
Guru memimpin do’a
Guru menutup salam
10 m
e
n
i
t
H. Metode pembelajaran
1.Metode ceramah
2.Metode drill
3.Metode tanya jawab
I. Media dan sumber bahan ajar:
1. Buku paket IPS kelas 5 mastur,widiarso wiyono,slamet penerbit aneka ilmu
semester genap
2. Media tentang sikap menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan .
J. penilaian
Penilaian : tes tertulis : pilihan ganda dan isi
I. Marilah menyilang (×) huruf a. b, c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Untuk menengahi pertikaian antara indonesia dan belanda,
PBB membentuk komisi baru yang di beri nama…
a. UNDI
b. UNCI
c. UNSI
d. UNKI
2. Delegasi belanda pada perundingan Roem-Royen diketuai…
a. Dr. Van Royen
b. Dr. Van Der Royen
c. Dr. Van Persi
d. Dr. Dirk Kyut
3. Pada tanggal 23 agustus 1949 dibuka KMB (konferensi meja
bundar) di negara…
a. Inggris
b. Amerika serikat
c. Russia
d. Belanda
4. Ir. Soekarno diangkat menjadi presiden republik indonesia
tanggal…
a. Tanggal 18 Agustus 1945
b. Tanggal 17 Agustus 1945
c. Tanggal 16 Agustus 1945
d. Tanggal 15 Agustus 1945
5. Bung Hatta adalah seorang tokoh organisasi…
a. Pemuda Islam Indonesia
b. Pemuda Indonesia
c. Pemuda Inggris
d. Pemuda Ansor
6. Tercapainya kesepakatan hasil KMB belanda menyerahkan
kedaulatan republik indonesia pada tanggal…
a. 12 November 1949
b. 2 November 1949
c. 4 November 1949
d. 18 Agustus 1949
7. Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja…
a. Jakarta
b. Surakarta
c. Surabaya
d. Yogyakarta
8. Tanggal berapa TNI (tentara nasional indonesia) di bentuk…
a. 3 Juli 1947
b. 3 Juni 1947
c. 3 Agustus 1947
d. 3 April 1947
9. Pada awal januari 1946 pemerintah mengambil keputusan
untuk memindahkan pemerintahan pusat di…
a. Jakarta
b. Bandung
c. Surabaya
d. Yogyakarta
10. Panglima TNI pada saat mengusir tentara sekutu adalah…
a. Jendral Moeldoko
b. Jendral Soedirman
c. Jendral Sutarman
d. Jendral Badrodin Haiti
II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!
1. Delegasi indonesia pada perjanjian Roem-Royen dipimpin
oleh….
2. UNCI singkatan dari….
3. Perundingan Roem-Royen diambil dari nama….
4. Negara boneka bentukan belanda disebut….
5. Delegasi BFO dipimpin oleh….
Kunci jawaban:
I. Pilihan ganda
1. B 6. B
2. A 7. D
3. D 8. B
4. A 9. D
5. B 10. B
II. Isi
1. Mr. Moh Roem
2. United Nation Commision for Indonesia
3. Mr. Moh Roem dan Dr. Van royen
4. BFO
5. Sultan Hamid II
K. Skor penilaian
I. Jawaban benar × 1= 10
II. Jawaban benar × 2= 10
Jumlah skor =
×10 = 100
BLAGUNG, 29 Mei 2015
Guru mata pelajaran IPS
Sri Rahayu, S.Pd.I
Nip:
Peneliti
Syarifudin
Nim: 11511004
Mengetahui
Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Blagung
Agus Salim, S.Pd
NIP: 197709192005011003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Nama Sekolah : MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG
Kelas/Semester : V/Genap
Mata Pelajaran : IPS
Pertemuan Ke- : 3
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi
Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaaan indonesia.
B. Kompetensi dasar
Menghargai pejuang para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
C. Indikator pencapaian
1. Menjelaskan pertempuran surabaya
2. Menjelaskan pertempuran lima hari disemarang
3. Menjelaskan pertempuran ambarawa
4. Menjelaskan pertempuran medan area
5. Menjelaskan pertempuran bandung lautan api
6. Menjelaskan pertempuran agresi militer belanda
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pertempuran surabaya.
2. Siswa dapat menjelaskan pertempuran lima hari disemarang
3. Siswa dapat menjelaskan pertempuran ambarawa
4. Siswa dapat menjelaskan pertempuran medan area
5. Siswa dapat menjelaskan bandung lautan api
6. Siswa dapat menjelaskan pertempuran agresi militer belanda
E. Karakter yang diharapkan:
Toleransi
Tanggung jawab
Kepedulian
F. Materi
Tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Akan tetapi, ada pihak-pihak yang tidak mengakui
kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia.
Ketika negara kita memproklamasikan kemerdekaan, tentara Jepang
masih ada di Indonesia. Sekutu menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan
dan keamanan di Indonesia seperti sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu.
Tugas tersebut berlaku saat Sekutu datang ke Indonesia.
Rakyat Indonesia yang menginginkan hak-haknya dipulihkan,
berusaha mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Usaha tersebut
mendapat rintangan dari pihak Jepang sehingga di beberapa tempat terjadi
pertempuran antara tentara Jepang dengan rakyat Indonesia. Pertempuran-
pertempuran tersebut menimbulkan korban di kedua belah pihak.
Ketika rakyat Indonesia sedang menghadapi Jepang, Belanda (NICA)
datang membonceng tentara Sekutu. Tujuan Belanda ingin menjajah kembali
Indonesia.
Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di
Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu
membantu NICA yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat
Indonesia tidak ingin lagi menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia
bangkit melawan tentara Sekutu dan NICA. Rakyat Indonesia menggunakan
senjata rampasan dari Jepang dan senjata tradisional yang ada. Berkobarlah
pertempuran di mana-mana.
1. Pertempuran Surabaya
Tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di Tanjung
Perak,Surabaya. Tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jendral Mallaby.
Kedatangan tentara tersebut diikuti oleh NICA. Mula-mula tentara NICA
melancarkan hasutan sehingga menimbulkan kekacauan di Surabaya. Hal
tersebut menimbulkan bentrokan antara rakyat Surabaya dengan tentara
Sekutu.
Tanggal 28 Oktober hingga 31 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang
hebat. Ketika terdesak, tentara Sekutu mengusulkan perdamaian. Tentara
Sekutu mendatangkan pemimpin-pemimpin Indonesia untuk mengadakan
gencatan senjata di Surabaya.
Tentara Sekutu tidak menghormati gencatan senjata. Dalam insiden
antara rakyat Surabaya dan tentara Sekutu, Brigjen Mallaby terbunuh. Letnan
Jendral Christison Panglima Sekutu di Indonesia, meminta kepada pemerintah
Indonesia menyerahkan orang-orang yang dicurigai membunuh Jendral
Mallaby. Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral Mansergh.
Isi ultimatum tersebut, Sekutu memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan
senjatanya. Penyerahan paling lambat tanggal 9 November 1945 pukul 18.00
WIB. Apabila ultimatum tersebut tidak dilaksanakan, Kota Surabaya akan
diserang dari darat, laut, dan udara.
Gubernur Suryo, diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk
menentukan kebijaksanaannya. Beliau bermusyawarah dengan pimpinan TKR
(Tentara Keamanan Rakyat) dan para pemimpin perjuangan rakyat di
Surabaya. Hasil musyawarah tersebut adalah rakyat Surabaya menolak
ultimatum dan siap melawan ancaman Sekutu. Tanggal 10 November 1945
pukul 06.00, tentara Sekutu menggempur Surabaya dari darat, laut maupun
udara. Di bawah pimpinan Gubernur Suryo dan Sutomo (Bung Tomo) rakyat
Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada tentara Sekutu.
Dengan pekik Allahu Akbar, Bung Tomo membakar semangat rakyat. Dalam
pertempuran yang berlangsung sampai awal Desember itu gugur beribu-ribu
pejuang Indonesia.
Pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Hari Pahlawan untuk memperingati jasa para pahlawan. Perlawanan rakyat
Surabaya mencerminkan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia.
2. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih
2000 pasukan Jepang berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Peristiwa ini
memakan banyak korban dari kedua belah pihak. Dr. Karyadi menjadi salah
satu korban sehingga namanya diabadikan menjadi nama salah satu Rumah
sakit di kota Semarang sampai sekarang. Untuk memperingati peristiwa
tersebut maka pemerintah membangun sebuah tugu yang diberi nama Tugu
Muda.
3. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris di bawah
pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk
membebaskan tentara Sekutu. Setelah itu menuju Magelang, karena Sekutu
diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara
sepihak maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan
Inggris akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Dalam peristiwa tersebut
Letkol Isdiman gugur sebagai kusuma bangsa. Kemudian Kolonel Sudirman
terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 Desember
1945 tentara Indonesia berhasil memukul mundur Sekutu sampaiSemarang.
Karena jasanya maka pada tanggal18 Desember 1945 Kolonel Sudirmandi
angkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jendral. Sampai
sekarang setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari Infantri.
4. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu yang diboncengi
Belanda dan NICA di bawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di
Medan. Pada tanggal 13 Oktober 1945 para pemuda yang tergabung dalam
TKR terlibat bentrok dengan pasukan Belanda, sehingga hal ini menjalar ke
seluruh kota Medan. Hal ini menjadi awal perjuangan bersenjata yang dikenal
dengan Pertempuran Medan Area.
5. Bandung Lautan Api
Kota Bandung dimasuki pasukan Inggris pada bulan Oktober 1945.
Sekutu meminta hasil lucutan tentara Jepang oleh TKR diserahkan kepada
Sekutu. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengultimatum agar kota
Bandung dikosongkan. Hal ini tidak diindahkan oleh TRI dan rakyat. Perintah
ultimatum tersebut diulang tanggal 23 Maret 1946.
Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan supaya TRI mengosongkan
Bandung, tetapi pimpinan TRI di Yogyakarta mengintruksikan supaya
Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya dengan berat hati TRI mengosongkan
kota Bandung. Sebelum keluar Bandung pada tanggal 23 Maret 1946 para
pejuang RI menyerang markas Sekutu dan membumihanguskan Bandung
bagian selatan.
Untuk mengenang peristiwa tersebut Ismail Marzuki
mengabadikannya dalam sebuah lagu yaitu Hallo-Hallo Bandung.
6. Agresi Militer Belanda
Agresi militer Belanda yaitu serangan yang dilakukan oleh Belanda
kepada Negara Republik Indonesia. Kurang lebih satu bulan setelah
kemerdekaan Indonesia, tentara sekutu datang ke Indonesia. Dalam
pendaratannya di Indonesia, tentara sekutu diboncengi NICA. Selain
bermaksud melucuti tentara Jepang, tentara sekutu membantu NICA
mengembalikan Indonesia sebagai jajahannya. Dengan bantuan sekutu, NICA
ingin membatalkan kemerdekaan rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia tidak mau dijajah lagi. Rakyat Indonesia tidak
mempunyai pilihan lain untuk mempertahankan kemerdekaannya, kecuali
dengan bertempur sampai titik darah penghabisan. Di sebagian besar wilayah
Indonesia, tentara Sekutu dan NICA harus menghadapi perlawanan pejuang-
pejuang Indonesia. Perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaannya, menyadarkan tentara Sekutu bahwa bangsa Indonesia tidak
dapat dikalahkan hanya dengan kekuatan senjata. Sekutu menempuh cara lain,
yaitu mempertemukan Indonesia dan Belanda di meja perundingan.
Perundingan dilaksanakan tanggal 10 November 1946 di Desa Linggarjati
sebelah selatan Cirebon, Jawa Barat. Perundingan tersebut dinamakan
Perundingan Linggarjati. Hasil perundingan dinamakan Persetujuan
Linggarjati.
Perundingan ini menghasilkan pengakuan Belanda atas kedaulatan
Republik Indonesia. Kedaulatan tersebut meliputi wilayah Jawa, Madura, dan
Sumatra. Belanda ternyata melanggar isi Persetujuan Linggarjati. Tanggal 21
Juli 1947 Belanda melancarkan serangan militer ke daerah-daerah yang
termasuk wilayah RI. Serangan tersebut terkenal dengan nama Agresi Militer
Belanda I. Agresi Militer Belanda I bertujuan menguasai daerah-daerah
perkebunan dan pertambangan. Daerah-daerah tersebut antara lain Sumatra
Timur, Sumatra selatan, Priangan, Malang dan Besuki.
Menghadapi serangan Belanda itu, rakyat berjuang mempertahankan
tanah airnya. Rakyat melakukan taktik perang gerilya. Perang gerilya yaitu
taktik perang menyerang musuh yang dilakukan dengan cara sembunyi-
sembunyi. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) berusaha menengahi pertikaian
Indonesia dengan Belanda. PBB membentuk komisi perdamaian. Komisi itu
beranggotakan tiga negara, yaitu Australia, Belgia, dan Amerika serikat.
Komisi itu disebut Komisi Tiga Negara (KTN).
Berkat usaha Komisi Tiga Negara, Indonesia dan Belanda kembali ke
meja perundingan. Perundingan dilaksanakan mulai tanggal 8 Desember 1947
di atas kapal perang Amerika Serikat. Kapal tersebut bernama USS Renville.
Hasil perundingan tersebut dinamakan Perjanjian Renville. Dalam
perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir
Syarifudin dan delegasi belanda dipimpin oleh Raden Abdul Kadir
Widjojoatmodjo. Perjanjian Renville sangat merugikan pihak Indonesia. Salah
satu isi Perjanjian Renville adalah Republik Indonesia harus mengakui
wilayah yang telah direbut Belanda dalam Agresi Militer Belanda I. Agresi
Militer Belanda adalah serangan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda
kepada Indonesia untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) pada tanggal 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948.
Tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer II.
Agresi Militer Belanda II bertujuan menghapuskan pemerintahan RI dengan
menduduki kota-kota penting di Pulau Jawa. Dalam Agresi Militer II, pasukan
Belanda menyerang Ibu Kota Republik Indonesia, Yogyakarta dan menahan
Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan beberapa pejabat
tinggi negara.
Rakyat Indonesia pantang menyerah. Dengan semboyan sekali
merdeka tetap merdeka, rakyat berjuang sampai titik darah penghabisan.
Rakyat tetap melakukan perang gerilya. Aksi militer Belanda tersebut
menimbulkan protes keras dari kalangan anggota PBB. Oleh karena itu,
Dewan keamanan PBB mengadakan siding pada tanggal 24 Januari 1949, dan
memerintahkan Belanda agar menghentikan agresinya. Belanda di bawah
Dewan Keamanan PBB meninggalkan Yogyakarta serta membebaskan
presiden, wakil presiden dan pejabat tinggi negara yang ditawan.
G. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Memberikan salam dan menanyakan kabar,
do’a
2. apersepsi
Absen siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengenalkan pentingnya materi dalam
kehidupan sehari-hari
10 menit
Kegiatan inti
1. Eksplorasi
Guru menerangkan materi tentang tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaaan
dengan metode ceramah.
2. Elaborasi
Guru memutarkan film tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Guru menyuruh siswa untuk
memperhatikan film dengan cermat.
3. Konfirmasi
Guru membuka sesi tanya jawab tentang
materi yang belum jelas atau yang
belum dikuasai.
Guru menyimpulkan materi hari ini
50 menit
Kegiatan akhir
Menginformasikan materi pada
pertemuan selanjutnya
Guru memimpin do’a
Guru menutup salam
10 menit
H. Metode pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Metode drill
3. Metode tanya jawab
I. Media dan sumber bahan ajar:
1. Buku paket IPS kelas 5 mastur,widiarso wiyono,slamet penerbit aneka ilmu
semester genap
2. Media tentang tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan .
J. penilaian
Penilaian : tes tertulis: pilihan ganda dan isi
I. Marilah menyilang (×) huruf a, b, c dan d pada jawaban yang tepat!
1. Pada tanggal 29 september 1945, tentara inggris yang berpangkalan di
singapura mendarat di pelabuhan indonesia yaitu pelabuhan…
a. Tanjung mas
b. Tanjung pinang
c. Tanjung priok
d. Tanjung perak
2. Belanda ingin kembali menjajah indonesia dengan membentuk
pemerintah sipil (NICA) dibawah ini…
a. Jendral Philip Christion
b. Dr. H. J. Var Mook
c. Dr. Van Royen
d. Brigjen A.W.S. Mallaby
3. Gubernur siapa yang diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk
menentukan kewenangan yaitu…
a. Gubernur Alex Nurdin
b. Gubernur Fauzi Bowo
c. Gubernur Suryo
d. Gubernur Sutiyoso
4. Tanggal 10 november sebagai hari peringatan apa…
a. Hari pendidikan
b. Hari kebangkitan nasional
c. Hari pahlawan
d. Hari kemerdekaan
5. Tokoh pahlawan apa yang dipakai rumah sakit di semarang…
a. Dr Elizabeth
b. Dr karyadi
c. Dr Azhari
d. Dr Sutomo
6. Tentara inggris yang dipukul mundur oleh TNI pada tanggal 5
desember 1945 di ambarawa di bawah pemimpin…
a. Mayor Sumarto
b. Letkol Soeharto
c. Letkol Isdiman
d. Kolonel Sudirman
7. Tokoh pahlawan bandung lautan api yang gugur di medan perang
ialah…
a. Drs. Moh. Hatta
b. Moh. Toha
c. Bung Tomo
d. Bung Syahrir
8. Untuk memperingati keberhasilan TNI mengusir tentara inggris dari
kota ambarawa, setiap tanggal 15 desember diperingati sebagai hari…
a. ABRI
b. Kavaleri
c. Polri
d. Infantri
9. Serangan umum 1 maret 1949 terjadi di kota…
a. Semarang
b. Yogyakarta
c. Surakarta
d. Magelang
10. Peringatan linggarjati diselenggarakan di kota…
a. Jakarta
b. Bandung
c. Cirebon
d. Kuningan
II. isilah titik-titik berikut ini dengan benar!
1. Perjanjian renville diselenggarakan di…..
2. TKR singkatan dari…..
3. Agresi militer belanda I terjadi pada tahun……
4. Agresi militer belanda II terjadi pada tahun….
5. Pada pembentukan KTN, indonesia memilih negara….
Kunci jawaban
I. Pilihan ganda
1A 6. C
2D 7. B
3C 8. D
4C 9. B
5B 10. C
II. Isi
1. Di atas kapal USS Renville
2.Tentara Keamanan Rakyat
3. 21 juni 1947
4.19esember 1948
5.Australia, Belgia dan Amerika Serikat
K. Skor penilaian
I. Jawaban benar × 1= 10
II. Jawaban benar × 2= 10
Jumlah skor =
×10 = 100
BLAGUNG, 30 Mei 2015
Guru mata pelajaran IPS
Sri Rahayu, S.Pd.I
Nip:
Peneliti
Syarifudin
Nim: 11511004
Mengetahui
Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Blagung
Agus Salim, S.Pd
NIP: 197709192005011003
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR
PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Syarifudin
Nim : 11511004
Fakultas : Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan : PGMI
No Nama kegiatan Tanggal Keterangan Nilai
1 OPAK : “revitalisasi gerakan
mahasiswa di era modern
untuk kejayaan Indonesia.”
20-22 AGUSTUS
2011
peserta
3
2 ODK : “menemukan muara
sebagai mahasiswa Rahmatan
Lil Alamin.”
24 AGUSTUS
2011
peserta
2
3 KOPMA : “ seminar
entrepreneurship dan koperasi
25 1AGUSTUS
2011
Peserta
2
4 Workshop Nasional 2 hari
11 DESEMBER
2011
Peserta 8
5 Praktikum pendidikan
kepramukaan
07-08
FEBRUARI 2012
Peserta 2
6 Seminar Regional :”peran
mahasiswa dalam mengawal
03 MEI 2012
Peserta
4
BLSM (BLT) tepat sasaran
7 Pelatihan mengatasi kecemasan
tampil di depan umum
09 JUNI 2012
Peserta
2
8 Amt Archicvment Motivation
Training (AMT)
12 SEPTEMBER
2012
Peserta
2
9 SEMA : “revitalisasi undang-
undang mahasiswa untuk
kemajuan kampus yang lebih
baik.”
02-03
NOVEMBER
2012
Panitia
2
10 JQH :”Tafsir tematik dalam
upaya menjawab persoalan
Israel dan palestina landasan
QS. Al-Fath: 26-27.”
1 DESEMBER
2012
Peserta 2
11 LDK:”muslimah sejati, tetap
gaul tapi syar’I.”
1 DESEMBER
2012
Peserta
2
12 Seminar Nasional:” upaya
membenagun perekonomian
dan stabilitas keuangan
nasional; menimbang peran
dan fungsi bi pasca
pembentukan ojk (otoritas jasa
keuangan)
15 DESEMBER
2012
Peserta
8
13 Seminar Nasional
Dema:”HIV/AIDS bukan
kutukan dari tuhan.”
13 MARET 2013 Peserta 8
14 Seminar Nasional:”norma
hokum serta kebijakan
pemerintah dalam
mengendalikan harga bbm
bersubsidi.”
27 MEI 2013
Peserta
8
15 Seminar Nasional DEMA
:”mengawal pengendalian bbm
bersubsidi, kebijakan blsm
yang tepat sasaran serta
pengendalian inflasi dalam
negeri sebagai dapak kenaikan
harga bbm bersubsidi.”
08 JULI 2013
Peserta
8
16 Seminar Nasional HMJ
:”sosialisasi dan silahturahmi
nasional.”
30 SEPTEMBER
2013
Peserta
8
17 JQH :”Musabaqah Tilawatil
Quran (MTQ) Mahasiswa V
tingkat mahasiswa, Sma Se-
derajat dan Pondok Pesantren
Se-salatiga dan sekitarnya.”
23 OKTOBER
2013
Peserta
2
18 LDK :”mengembangkan diri 2
untuk menjadi mahasiswa
muslim berprestasi.”
15-16 MARET
2014
Peserta
19 LDK :”training pembuatan
makalah.”
17 SEPTEMBER
2014
Peserta 2
20 LDK :”bedah buku membidik
bintang.”
01 OKTOBER
2014
Panitia 3
21 LDK :”talkshow pra nikah
dengan tema “menjemput
jodoh impian.”
09 NOVEMBER
2014
Peserta
2
22 Seminar Nasional
entrepreneurship
16 NOVEMBER
2014
Peserta 8
23 HMI:”mempertegas peran
pendidikan dalam
mencerahkan masa depan anak
bangsa.”
19 NOVEMBER
2014
Peserta
2
24 Seminar Regional
HMI:”membumikan peran dan
tantangan pemuda dalam
masyarakat ekonomi asean.”
22 APRIL 2015 peserta 4
25 Seminar Nasional AS
:”mencegah generasi pemuda
islam dari pengaruh
radikalisme isis.”
06 MEI 2015
peserta
8
26 LDK :”Seminar Sesorah
Bahasa Jawa (SBJ).”
07 MEI 2015
peserta
2
27 Seminar Nasional:
“pemeliharaan hubungan
etnisitas dengan Negara.”
03-04
SEPTEMBER
2015
Peserta
8
Jumlah 104
Salatiga, 12 september 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Syarifudin
NIM : 11511004
Tempat/tanggal lahir : Boyolali, 20 Oktober 1991
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Dusun Blagung, RT/RW: 008/002, Desa Teter, Kecamatan
Simo, Kabupaten Boyolali.
Riwayat Pendidikan :
1. TK Bustanul Atfal, lulus tahun 1998
2. MIM Blagung, lulus tahun 2004
3. SMP Muhammadiyah 2 Simo lulus tahun 2007
4. SMK Bhinneka Karya Simo, lulus tahun 2010
5. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi PGMI Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan IAIN Salatiga