PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN...
Transcript of PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN...
1
2
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI
HUBUNGAN ANTARA CIRI-CIRI MAHLUK HIDUP
DENGAN LINGKUNGANNYA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPRATIF TIPE TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS V MI
SALAFIYAH KENDAL KECAMATAN AMPEL
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
FITRI NUR’AINI
11510034
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
3
i
ii
iii
MOTTO
Kesulitanmu itu sementara, seperti semua yang
sebelumnya pernah terjadi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Ayahanda tercinta Supawitno dan Ibunda tercinta Metin Triyani mereka
adalah orang tua terbaik didunia, yang tidak pernah berhenti mendoakan,
terimakasih atas segala perjuangan dengan cucuran keringat, kerja keras dan
kasih sayang yang amat sangat tulus
Saudara-saudaraku tersayang Ghamar Witiany, Anisa Nugrahaini,
Muhammad Rizki Nugrohono, Abdul Latif, Iqbal Nurohim yang telah
memberikan motivasi selama menimba ilmu baik dalam perkuliahan
maupun dalam penyusunan skripsi ini.
Nenekku terbaik Sardilah yang telah memberikan dukungan kepadaku
Sahabat-sahabatku tersayang di kampus Wahyu Istiqomah, Siti Ratnasari,
Umi Harlita, Hermiya Arita Anggraeni, Dwi Vitrotul Islami, Ika Fitriana
persahabatan yang tidak akan pernah terlupakan
Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat-sahabatnya, hingga
kepada umatnya hingga akhir zaman
Penulis menyadari bahwa dalam dalam proses penulisan skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul “ PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI HUBUNGAN ANTARA CIRI-CIRI MAHLUK HIDUP DENGAN
LINGKUNGANNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPRATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA
KELAS V MI SALAFIYAH KENDAL KECAMATAN AMPEL
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015” ini disusun untuk
melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah pada Fakultas Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih
sederhana serta banyak kekurangan.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
v
1. Yang terhormat Dr. H. Rahamat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN
Salatiga.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah
3. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah
rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan
dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan
selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala sekolah MI Salafiyah Kendal Bapak Sunardi beserta guru dan
karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan
penelitian di MI Salafiyah Kendal
7. Siswa-siswi kelas V MI Salafiyah Kendal yang sudah berkenan menjadi
subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-
sungguh.
8. Ayahanda Supawitno, Ibunda tercinta Metin Triyani, serta saudara-saudara
tercinta Ghamar Witiany, Anisa Nugrahaini, M Rizki Nugrohono, Abdul
Latif, Iqbal Nurohim yang telah mencurahkan kasih sayang, memberikan
motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi
dan mewujudkan cita-cita.
vi
vii
ABSTRAK
Nur’aini, Fitri. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Hubungan Antara
Ciri-Ciri Mahluk Hidup dengan Lingkungannya Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games
Turnamen (TGT) Pada Siswa Kelas V MI Salafiyah Kendal
kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2014/2015. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing: Dr.
Budiyono Saputro, M.Pd
Kata Kunci: Team Games Turnamen, Prestasi Belajar, hubungan antara ciri-ciri
mahluk hidup dengan lingkungannya
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaiaman peningkatan
prestasi belajar siswa pada materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
lingkungannya mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe
TGT pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali tahun pelajaran 2014/2015?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka
peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
kelas. Adapun langkah- langkah dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
Dari penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut: prestasi belajar
siswa dalam materi hubungan antar ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya
melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT terjadi peningkatan. Kreteria
Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran IPA yang sudah ditetapkan di MI Al
Salafiyah Kendal adalah 70. Pada siklus I dari 15 siswa kelas V setelah
melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT yang berhasil mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal adalah 10 siswa
(66,67%). Pada siklus II mengalami peningkatan 20% dari siklus I menjadi 13
siswa (86,67%). Hasil ini diperoleh dari nilai akhir pembelajaran baik dari siklus
I maupun siklus II.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khusunya pada
mata pelajaran IPA kelas V materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup
dengan lingkungannya.
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..............................................................................................................
LEMBAR BERLOGO .........................................................................................
JUDUL ..................................................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... i
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
ABSTRAK............................................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar BelakangMasalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ................................ 4
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
F. Penjelasan dan Definisi Operasional ................................................... 6
G. Metode Penelitian................................................................................ 8
H. Sistematika Penelitian ......................................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 18
A. Prestasi Belajar .................................................................................... 18
B. Pembelajaran IPA................................................................................24
C. Model Pembelajaran Kooperatif..........................................................40
D. Team Games Turnamen (TGT)............................................................52
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 57
A. Subjek Penelitian ................................................................................. 57
ix
B. Deskripsi Siklus I ................................................................................ 59
C. Deskripsi Siklus II ............................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 70
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .................................................. 70
B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 92
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 94
A. Kesimpulan......................................................................................... 94
B. Saran ................................................................................................... 94
x
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 6 Fase Model Pembelajaran ..................................... 46
TABEL 3.1 Data Guru MI Salafiyah Kendal Siswa ................... 57
TABEL 3.2 Data Siswa Kelas V MI Salafiyah ........................... 58
TABEL 4.1 Ketuntasan Nilai IPA Siswa Kelas V ..................... 70
TABEL 4.2 Daftar Nilai Pra Siklus ............................................. 71
TABEL 4.3 Aturan Permainan .................................................. 75
TABEL 4.4 Lembar Skor Permainan Siklus I ............................ 76
TABEL 4.5 Lembar Rangkuman TIM Siklus I .......................... 77
TABEL 4.6 Pengamatan Guru Siklus I ...................................... 79
TABEL 4.7 Pengamatan Siswa Siklus I ..................................... 80
TABEL 4.8 Daftar Nilai Siswa Siklus I ..................................... 82
TABEL 4.9 Lembar Skor Permainan Siklus I ............................ 86
TABEL 4.10 Lembar Rangkuman TIM Siklus II ......................... 87
TABEL 4.11 Pengamatan Guru Siklus II ..................................... 89
TABEL 4.12 Pengamatan Siswa Siklus II .................................... 90
TABEL 4.13 Daftar Nilai Siswa Siklus II .................................... 91
TABEL 4.14 Rekapitulasi Hasil Kerja Siswa ............................... 92
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus I
Lampiran 2 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus II
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 5 Lembar Skor Turnamen Siklus I
Lampiran 6 Lembar Skor Turnamen Siklus II
Lampiran 7 Lembar Skor TIM Siklus I
Lampiran 8 Lembar Skor TIM Siklus II
Lampiran 9 Lembar Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 10 Lembar Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru siklus I
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru siklus II
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Siswa siklus I
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Siswa siklus II
Lampiran 15 Dokumentasi
Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 18 Lembar Konsultasi
Lampiran 19 Nilai SKK
Lampiran 20 Daftar Riwayat Hidup
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK
Gambar 2.1 Macam-Macam Bentuk Kaki Burung
Gambar 2.2 Macam-Macam Bentuk Paruh
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai IPA Siswa Kelas V
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah
pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata
pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada
jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang
selama ini dianggap sulit oleh peserta didik, mulai dari jenjang sekolah
dasar sampai jenjang sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta
didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti
dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh
Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya,
justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata-rata nilai
UAS pendidikan IPA ini menjadi semakin rendah.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah
masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para
guru disekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang
mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan
proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada
kemampuan siswa untuk menghafal informasi, pemikiran siswa dipaksa
hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya
dengan kehidupan sehari-hari.
2
Permasalahan pelaksanaan pembelajaran IPA materi hubungan
antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya masih sulit untuk di
pemahaman siswa. Maka oleh karena itu dilakukan observasi pada tanggal
29 Januari 2015, dengan wali kelas V, dibuktikan dengan masih
banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70.
Secara klasikal nilai tes formatif siswa belum memenuhi KKM,
dari 15 siswa baru 5 siswa yang memenuhi KKM atau sebesar 33,34%
sedangkan sisanya masih berada dibawah KKM, rata-rata kelas hanya
mencapai 65,34. Ini berarti masih banyak siswa yang kurang memahami
materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya. Hal
ini dikarenakan siswa kelas V di MI Salafiyah Kendal masih kurang
mampu memahami pelajaran IPA.
Upaya untuk mengatasi masalah yang ada di kelas diperlukan
sebuah model pembelajaran yang tepat yang dapat memberikan semangat
siswa dalam belajar IPA khususnya pada materi hubungan antara ciri-ciri
mahluk hidup dengan lingkungannya. Melalui proses belajar yang di alami
siswa sendiri maka siswa menjadi tertarik, sehingga suasana belajar yang
aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan
Model pembelajaran merupakan teknik penyajian yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran kooperatif merupakan sekumpulan strategi pengajaran yang
dirancang untuk medidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa.
3
Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan
pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Dengan model
pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi dengan teman satu tim untuk memahami materi pembelajaran,
meningkatkan hasil belajar, rasa percaya diri dan memotivasi belajar,
pembelajaran kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama
lain dan tenggang rasa serta mempunyai andil dalam keberhasilan tim.
Terdapat banyak model pembelajaran kooperatif yang salah satunya
adalah model Team Games Tournament (TGT).
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe model
pembelajaran koopertif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas
seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai
tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktifitas belajar dengan tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar
dengan rileks disamping menumbuhkan tanggunga jawab, kerja sama,
persaingan sehat, dan keterlibatan belajar (Hamdani, 2010: 92).
Dari uraian latar belakang diatas, peneliti ingin meneliti tentang
pembelajaran IPA dengan suatu model pembelajaran yang berjudul:
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Hubungan Antara Ciri-Ciri
Mahluk Hidup dengan Lingkungannya melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada Siswa Kelas V MI Salafiyah Kendal, Kecamatan
Ampel, Kabupaten Boyolali
4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah melalui
tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPA materi Hubungan Antar Ciri-ciri Mahluk Hidup dengan
Lingkungannya di kelas V MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar IPA materi hubungan antara ciri-ciri mahluk
hidup dengan lingkungannya, menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal, Kecamatan
Ampel, Kabupaten Boyolali
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 2010: 110)
Adapun hipotesis adalah pernyataan sementara dalam suatu
penelitian. Berdasarkan rumusan masalah diatas dalam penelitian ini
adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam materi pokok hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
5
lingkungannya pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal, Kecamatan
Ampel, Kabupaten Boyolali.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dikatakan
efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai, adapun indikator
yang dapat dituliskan oleh penulis adalah adanya peningkatan prestasi
belajar pada nilai tes siswa dan keaktivan belajar secara berkelanjutan
dari siklus I, kesiklus II, dan kesiklus III. Siklus berhenti apabila
kelulusan sudah mencapai 80%, siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sebesar lebih dari 70.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat diketahui manfaat
penelitian ini yaitu :
1. Segi Teoritis, diharapkan dapat memberikan konstribusi yang berarti
untuk mengembangkan metode pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang
dilakukan pada siswa MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali
2. Segi Praktis
a. Bagi Siswa, memberikan pengalaman belajar IPA yang lebih
menyenangkan karena metode pembelajaran yang baru dan dapat
meningkatkan prestasi belajar khususnya pada materi IPA.
6
b. Bagi Guru, sebagai masukan dalam pengelolaan kelas serta
pembelajaran yang lebih inovatif guna meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan tipe pembelajaran TGT
c. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini memberikan ilmu yang berati
dalam meningkatkan mutu pendidikan dan belajar mengajar bagi
MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali
d. Bagi Peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dalam proses
belajar mengajar mata pelajaran IPA sekaligus metode
pembelajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak.
Selain itu sebagai calon guru agar lebih siap dalam melaksanakan
tugas sesuai perkembangan jaman.
F. Penjelasan dan Definisi Oprasional
Untuk menghindari kekurang jelasan atau kesalah pahaman yang
berbeda antara yang dimaksud peneliti dengan persepsi yang ditangkap
oleh pembaca, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai
berikut
1. Model Pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang di rumuskan (Sanjaya, 2006: 241).
2. Team Games Tournament (TGT)
TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran koopratif
yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa ada
7
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permaian dan reinforcement (Hamdani, 2010: 92).
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak
berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar(Nurkencana,1986: 62).
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut Susapti (2009: 4) ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
disebut ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji
tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini,
sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
Dalam penelitian ini materi IPA MI yang menjadi obyek penelitian
adalah tentang hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
lingkungannya. Adalah suatu cara bagaimana organisme mengatasi
tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang
mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk
memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik
lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas, mempertahankan
hidup dari musuh alaminya, bereproduksi, merespon perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Organisme yang mampu beradaptasi akan
bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan
menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
8
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya (Suyadi, 2010:
18) menjelaskan pengertian PTK yaitu:
a. Penelitian
Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat
tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang
diamati.
b. Tindakan
Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana
dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan
siklus-silkus kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas
Tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam
waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Sedikit berbeda dengan Arikunto, Carr dan Kemmis
(McNiff,1999: 1) mendefinisikan PTK sebagai berikut:
9
“ action research is a form of self-refective enquiry undertaken
by participants (teacher,student, or principals, of example) in
social (including educational) situation in order to improve the
rationality and justice of their own social or educational practices,
their understanding of these prastices, and the situation (and
intitution) in which the practices are carried out”.
(penelitian tindakan adalah suatu bentuk penyelidikan diri
reflektif dilakukan oleh peserta (guru, siswa, atau kepala sekolah,
untuk contoh) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) dalam
rangka meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial
atau pendidikan mereka sendiri, pemahaman mereka terhadap
praktis ini, dan situasi di mana praktek-praktek yang dilakukan).
Berdasar pengertian Carr dan Kemmis, dapat di garis bawahi
beberapa hal penting mengenai PTK, yakni:
1) PTK adalah bentuk inquiry atau penyelidikan yang dilakukan
melalui refleksi diri.
2) PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
teliti, seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah.
3) PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi
pendidikan.
4) Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki
pemahaman dari praktik belajar mengajar, serta memperbaiki
situasi atau lembaga praktik tersebut dilakukan.
Dari keempat ide pokok di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK
adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat
10
didalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan
menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan
perbaikan di berbagai aspek pembelajaran.
2. Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakasanakan di MI Salafiyah Kendal,
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali
b. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah siswa
kelas V sebanyak 15 orang siswa di MI Salafiyah Kendal,
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali
c. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama pada tanggal 30 Januari-3 Februari
2015
3. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Arikunto dalam bukunya Suyadi (2010: 50-64) langkah-
langkah untuk dapat menyusun proposal PTK yaitu:
11
Gambar 1.1 Empat Langkah Penelitian dalam PTK Suyadi (2010: 50)
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan
yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.
Rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hendaknya disusun
berdasarkan kepada hasil pengamatan awal yang refleksif.
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
?
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
12
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya
perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan
rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa
Pada tahap ini, peneliti mangamati pelaksanaan proses
pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian mahluk
hidup dengan lingkungannya dengan menggunakan metode team
games tournament dan hasil dari pelaksanaan pembelajaran yang
telah dilaksanakan tersebut pada prestasi siswa. Untuk
mendapatkan data yang benar-benar falid, pada tahap pengamatan
ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat.
c. Pengamatan
Menurut Prof. Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63)
menyatakan bahwa observasi yang dimaksud adalah pengumpulan
data dengan kata lain observasi adalah alat untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan. Refleksi atau evaluasi diri baru bisa
dilakukan ketika pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan
(Suyadi, 2013: 64-65).
13
4. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah:
a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan
untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif
tipe TGT
b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan
siswa untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa, terkait
materi penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya
c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran
kegiatan dalam proses pembelajaran melalui metode team games
tournament
d. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui mendapatkan
keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data
dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi
penelitian. Tehnik ini digunakan untuk mengamati dari dekat
dalam upaya mencari dan menggali data melalui pengamtan
14
secara langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek yang
diteliti (Paizaluddin, 2013: 113).
Model ini peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
b. Soal Tes/Evaluasi Tes
Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis
berkaitan dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir
pembelajaran. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan
siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan apabila
telah memperoleh minimal 80% dari target pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber
data dapat dimanfaatka untuk menguji, menafsirkan, bahkan
untuk meramalkan.” Data yang diperoleh dari dokumen ini bisa
digunakan untuk melengkapi bahkan memperkuat data dari
hasil wawancara dan observasi, dan kemudia dianalisa dan
ditafsirkan (Lexy J. Moleong, 2001: 161).
Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui dan
menggali informasi tentang pemahaman siswa yang
implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar
15
d. Interview / Wawancara
Menurut James dan Dean dalam bukunya Paizaluddin
(2013: 1130) ”wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi
verbal dengan tujuan mendapatkan gambaran yang
menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang penting”.
Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan keterangan
yang relevan mengenai data yang diperlukan terutama
berkaitan dengan pemahaman siswa tentang materi
penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya, dan
pendapat menurut pilihan jawaban yang telah disediakan
dengan keinginan mereka.
6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yng telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian
untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85).
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis dengan rumus persentase sebagai berikut:
16
𝑃 = 𝑓
𝑁 × 100%
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = jumlah seluruh siswa
H. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis
menyusun dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian awal meliputi : Halaman sampul, lembar logo, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan daftar lampiran
2. Bagian inti meliputi :
BAB I :
meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis penelitian, manfaat penelitian, devinisi oprasional,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi
BAB II :
Kajian pustaka menjelaskan tentang, model pembelajaran team games
tournament (TGT), prestasi belajar dan pembelajaran IPA.
17
BAB III :
Pelaksanaan tindakan, terdiri dari subjek penelitian, karakteristik siswa
dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV:
Hasil penelitian dan pembahasan meliputi diskripsi hasil penelitian per
siklus dan pembahasan per siklus
BAB V :
Penutup, meliputi kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat
hidup penulis.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
prestasi belajar adalah isi dan kapasitas seseorang. Maksudnya
adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti pendidikan
ataupun pelatihan tertentu. Ini bisa ditentukan dengan memberikan tes
pada akhir pendidikan itu (Pasaribu, 1983: 91).
2. Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2).
a. Tujuan belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan belajar yag eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan
tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang
biasa berbentuk ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sementara,
tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar
instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa,
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan
demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini
19
merupakan konsekuensi logis dari peserta didik ”menghidupi” (live
in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.
b. Prinsip belajar
1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertianya.
3) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi
yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
4) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap
perkembangannya.
5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, ekplorasi dan
discovery.
6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instrukional yang harus dicapainya.
7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang.
8) Belajar perlu dilingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya berekplorasi dan belajar
dengan efektif.
9) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
20
10) Belajar adalah proses kontigutas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan
menimbulkan respon yang diharapkan.
11) Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa
(Slameto, 1991: 29).
Jadi pada prinsipnya belajar itu harus memiliki tujuan yang
dapat merubah perilaku menjadi lebih baik, apa yang dipelajari
harus benar-benar dimengerti dan akan berhasil apabila ada
kemauan untuk belajar terus menerus.
c. Jenis-jenis evaluasi belajar
Jenis evaluasi belajar dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1) Penilaian formatif (formative assessment)
Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan
belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk
memberikan balikan (feed back) bagi penyempurnaan program
pembelajara, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
yang memerlukan perbaika, sehingga hasil belajar peserta didik
dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.
Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki
proses pembelajaran, bukan untuk menentukan tingkat
kemampuan peserta didik. Penilaian formatif sesungguhnya
21
merupakan penilaian acuan patokan (criterion-referenced
assessment).
2) Penilaian sumatif (summative assessment)
Istilah “sumatif “ berasal dari kata “sum” yang berarti “total
obtained by adding together items, numbers or amounts”.
Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan
pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap
telah selesai. Dengan demikian, ujian akhir semester dan ujian
nasioanal termasuk penilaian sumatif. Penilaian sumatif
diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah dapat menguasai standart kompetensi yang telah
ditetapkan atau belum.
Tujuan penilaian sumatif adalah untuk menentukan nilai
(angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang
selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.
3) Penilaian penempatan
Pada umumnya penilaian penempatan dibuat sebagai prates
(pretest). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahuan apakaha
peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan
sejauh mana peserta didik telah mengetahuan kompetensi dasar
sebagaimana yang tercantum dalam silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan yang pertama
22
masalahnya berkaitan dengan peserta didik menghadapi
program baru, sedangkan untuk tujuan yang kedua berkaitan
dengan kesesuaian program pembelajaran dengan kemampuan
peserta didik.
4) Penilaian diagnostik (diagnostic assessment)
Penilaian diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui
kesulitan belajar peserta didik berdasarkan hasil penilaian
formatif sebelumnya. Penilaian diagnotik memerlukan
sejumlah soal untuk satu bidang yang diperkirakan merupakan
kesulitan bagi peserta didik soal-soal tersebut bervariasi dan
difokuskan pada kesulitan. Penilaian diagnostik biasanya
dilaksanakan sebelum suatu pelajaran dimulai. Tujuannya
adalah untuk menjajagi pengetahuan dan keterampilan yang
telah dikuasahi oleh peserta didik. Dengan kata lain, apakah
peserta didik sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan
tertentu untuk dapat mengiuti materi pelajaran lain. Penilaian
diagostik semacam ini disebut juga test of entering behavior.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting
23
sekali artinya dalam membantu murid dalam mencapai prestasi belajar
yang sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini
misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan
sebagainya.
2) Faktor psikologis baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyatayaitu prestasi yang telah
dimiliki.
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi, penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal ialah:
1) Faktor sosial yangterdiri atas:
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
24
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar, iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan (Ahmadi,
2004: 138)
4. Fungsi prestasi belajar
Beberapa fungsi utama prestasi belajar:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu,
termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program
pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik (Arifin,2009: 12-13)
B. IPA
1. Pengertian IPA
H.W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
25
didasarkan atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes
didalamnya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah
pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus
Pendapat diatas sebenarnya tidak berbeda memang benar bahwa IPA
merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas
pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam.
Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat
dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil
pengamatan/observasi (Ahmadi, 2008: 1)
2. Fungsi mata pelajaran IPA
Mata pelajaran IPA berfungsi untuk:
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi
siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadarantentang adanya hubungan keterkaitan
yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi
dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan
sehari-hari.
e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang
berguna untuk kehidupan sehari-hari.
26
3. Tujuan pembelajaran IPA
Pengajaran IPA bertujuan agar siswa:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadarannya
tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Susanto,
2014: 171).
4. Ruang lingkup IPA
Ruang lingkup mata pelajaran IPA mencakup:
27
a. Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaanya meliputi: udara, air, tanah, dan
batuan.
c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
d. Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya.
e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya
(Garnida, 2002: 254)
5. Materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup denganLlingkungannya.
a. Penyesuaian Hewan dengan Lingkungannya
1) Hewan Menyesuaikan Diri untuk Memperoleh Makanan
Bentuk penyesuaian diri mahluk hidup dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a) Penyesuaian Morfologis, adalah proses yang didasari pada
metabolisme tubuh atau aktivitas alat tubuh. Misalnya
hewan karbohidrat memiliki anzim amilase
b) Penyesuaian fisiologis, adalah penyesuaian bentuk tubuh
terhadap lingkungannya. Misalnya bentuk paruh, bentuk
kaki, bentuk mulut, dan bentuk tubuh.
c) Penyesuaian Perilaku, adalah adaptasi dalam bentuk
tingkah laku, misalnya rayap menjilati dubur induknya
untuk mendapatkan flagella bagi pencernaan selulosa,
28
kerbau berkubang bila suhu udara panas, serta ikan paus
muncul ke permukaan untuk meghirup udara
Mahluk hidup memiliki beberapa keistimewaan
agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dengan keistimewaan secara alami yang dimiliki oleh
masing-masing mahluk hidup menyebabkan mereka dapat
bertahan hidup
Banyak mahluk hidup yang menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya dengan cara menyesuikan bentuk
tubuhnya terhadap lingkungan atau menyesuaikan diri
dengan fungsinya. Penyesuaian bentuk tubuh ini bertujuan
untuk memperoleh makanan maupun untuk melindungi diri
dari musuhnya. Berikut ini beberapa contoh hewan yang
menyesuaikan bentuk tubuhnya terhadap lingkunganya.
a) Burung
Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda
disesuaikan dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa
yang dimakannya. Berdasarkan lingkungan dan jenis
makanannya yang dimakan, bentuk kaki burung
dikelompokkan menjadi lima
29
Gambar 2.1 Macam-Macam Bentuk Kaki Burung
Setiap jenis burung hanya memakan jenis makanan
tertentu, sehingga bentuk paruh burung yang memakan
jenis makanan yang sama akan serupa. Beberapa bentuk
paruh burung antara lain:
(1) Burung pemakan biji-bijian yang keras memiliki
bentuk paruh yang tebal, pendek, dan kuat untuk
memecah biji-bijian yang keras. Contohnya burung
kaka tua.
(2) Itik memiliki paruh yang pipih untuk memudahkan
mencari makan didalam air.
(3) Burung pemakan daging memiliki bentuk paruh
runcing, tajam, dan melengkung untuk mencabik-
30
cabik mangsa. Contohnya adalah burung elang dan
burung hantu.
(4) Burung pelatuk memiliki paruh panjang, runcing,
dan kokoh berfungsi untuk mematuk pohon yang
lapuk
(5) Burung pemakan ikan seperti burung bangau
memiliki bentuk paruh berkantong untuk menciduk
ikan dari dalam air.
(6) Burung penghisap nektar seperti burung kolibri
memiliki bentuk paruh panjang, runcing, dan
melengkung.
Gambar 2.2 Macam-Macam Bentuk Paruh
b) Serangga
Salah satu bentuk penyesuaian diri pada serangga
adalah bentuk mulut yang berbeda-beda sesuai dengan
31
jenis makanannya. Berdasakan jenis makanan yang
dimakannya, jenis mulut serangga dibedakan mejadi
empat, yaitu:
(1) Makanan kupu-kupu adalah nektar. Nektar adalah
cairan manis sebagai bahan untuk membuat madu.
Nektar terletak dibagian dasar bunga. Kupu-kupu
mengambil nektar di dasar bunga dengan
menggunakan alat penghisap. Alat penghisap ini
disebut probosis. Mulut penghisap pada serangga
bentuknya seperti belalai yang dapat digulung dan
dijulurkan
(2) Mulut penjilat pada serangga memiliki ciri
terdapatnya lidah yang panjang dan berguna untuk
menjilat makanan berupa nektar dari bunga, contoh
erangga yang memiliki mulut penjilat adalah lebah.
(3) Mulut penyerap pada serangga memiliki ciri
terdapatnya alat penyerap yang mirip spons (gabus).
Alat ini digunakan untuk menyerap makanan
terutama yang berbentuk cair. Contoh serangga
yang memiliki alat penyerap adalah lalat.
(4) Mulut penusuk dan penghisap pada serangga
memiliki ciri bentuk yang tajam dan panjang.
Contoh serangga yang memiliki mulut penusuk dan
32
penghisap adalah nyamuk. Nyamuk menggunakan
mulutnya untuk menusuk kulit manusia kemudian
menghisap darah, jadi selain mulutnya berfungsi
sebagi penusuk juga berfungsi debagi penghisap.
c) Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan
gersang. Bentuk tubuhnya disesuaikan dengan keadaan
lingkungan padang pasir. Bentuk penyesuaian diri pada
unta adalah adanya tempat penyimpanan air di dalam
tubuhnya dan memiliki punuk sebagai penyimpanan
lemak. Hal ini yag menyebabkan unta dapat bertahan
hidup tanpa minum air dalam waktu yang lama.
Bulu mata unta yang panjang dapat melindungi
matanya dari pasir yang berterbangan. Unta juga
memiliki kaki tebal untuk berjalan dipasir yang panas
dan lubang hidung yang dapat ditutup pada saat badai
pasir.
2) Penyesuaian Tingkah Laku terhadap Lingkungannya
Beberapa jenis hewan ada yang menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara mengubah tingkah laku. Cara ini selain
untuk mendapatkan makanan juga untuk melindungi diri dari
musuh atau pemangsa.
33
a) Bunglon
Bunglon dapat murubah warna kulitnya sesuai
dengan warna tempat ia berada. Ketika berada dipohon
yang berwarna coklat maka tubuh bunglon akan berwarna
coklat. Begitu juga ketika ia berada dipoh yang berwarna
hijau maka tubuhnya akan berwarna hijau. Perubahan tubuh
pada bunglon merupakan bentuk penyesuaian diri agar ia
terlindung dari musuhnya. Perubahan warna bunglon ini
disebut mimikri.
b) Kalajengking
Kalajengking melindungi dirinya dari musuh
dengan menggunakan sengatnya. Sengatnya mengandung
racun yang dapat membunuh musuhnya. Hewan lain yang
menggunakan zat beracun untuk melindungi dirinya dari
serangan musuh adalah kelabang, lebah, dan ular.
c) Cumi-cumi
Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan
cara menyemburkan cairan seperti tinta kedalam air. Tinta
hitam itu akan dikeluarkan cumi-cumi ketika dirinya
terancam bahaya. Cumi-cumi dengan segera akan
mengeluarkan tinta untuk mengaburkan pandangan
musuhnya.
34
d) Siput
Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat
yang disebut cangkang. Hewan jenis ini melindungi diri
dari musuhnya denga cara memasukkan tubuhnya kedalam
cangkang. Kura-kura dan penyu juga memiliki cangkang
yang digunakan untuk melindungi diri dari musuhnya.
e) Walang Sangit
Walang sangit dikenal sebagai hama padi. Hewan
ini melindungi diri dari musuhnya dengan cara
mengeluarkan bau yang sangat menyengat sehingga musuh
menjauhinya.
f) Walang Daun
Walang daun hidup pada tumbuhan yang
mempunyai bentuk dan warna tubuh yang menyerupai
daun. Keadaan tubuh yang seperti ini sangat
menguntungkan walang daun
g) Harimau, Anjing, dan Singa
Binatang ini mempunyai kuku dan gigi yang tajam.
Kuku dan gigi yang tajam digunakan untuk melindungi
dirinya, jika ada musuh yang datang, mereka akan
menyerang denga kuku dan giginya yang tajam.
35
h) Sapi, Kambing, Kerbau, dan Kijang
Hewan tersebut mempunyai tanduk yang runcing.
Hewan-hewan tersebut menggunakan tanduknya pada saat
bertarung dengan musuhnya.
i) Ular
Ada dua jenis ular, yaitu ular berbisa dan ular tidak
berbisa. Ular berbisa adalah ular yang mempunyai zat
beracun bagi musuh. Zat itu disebut bisa, yang dihasilkan
oleh suatu kelenjar misalnya ular kobra. Ular yang tidak
bebisa melindungi dirinya dengan cara membelitkan
tubuhnya ke tubuh musuh. Belitan ular yang sangat kuat
juga dapat mengakibatkan kematian bagi musuhnya.
Misalnya ular piton
j) Cicak
Cicak melindungi diri dari serangan musuhnya
dengan cara memutuskan ekornya. Hal itu disebut
autotomi. Bagian ekor yang putus ini dapat bergerak-gerak
sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah ia
pergi melarikan diri. Di bagian tubuh yang putus itu akan
tumbuh bagian ekor yang baru. Tumbuh ekor yang telah
putus disebut regenerasi.
36
k) Musang dan kumbang
Musang dan kumbang berpura-pura mati ketika
diserang musuh. Jika musuh sudah pergi, mereka segera
pergi ketempat lain.
b. Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungan
1) Berdasarkan Tempat Hidupnya
Tumbuhan juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Tumbuhan bisa hidup di air dan daratan. Bagaimana tumbuhan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya? Marilah kita bahas
uraian berikut.
a) Tumbuhan hidup di air
Tumbuhan yang hidup di air contohnya teratai,
enceng gondok, kangkung, dan genjer. Tanaman ini,
mempunyai daun yang lebar. Mempunyai rongga udara
pada batangnya untuk membantu penguapan. Akar yang
kuat menancap di dasar untuk keseimbangan daun.
Tanaman air kebalikan dari tanaman di daerah kering.
Tanaman ini berusaha melepas uap air sebanyak-banyaknya
ke udara. Rongga udara berguna agar dapat mengapung.
b) Tumbuhan yang hidup di dua musim
Tumbuhan ada yang hidup di dua musim. Artinya
tumbuhan mengalami musim penghujan dan kemarau. Pada
saat musim penghujan air melimpah. Sedangkan saat
37
musim kemarau air sangat sulit diperoleh. Tumbuhan yang
hidup pada dua musim memiliki ciri-ciri yaitu:
(1) dapat menggugurkan daunnya pada musim kemarau
(meranggas), dan
(2) dapat melebarkan daunnya pada musim penghujan.
Contoh tanamannya, antara lain pohon jati dan mahoni.
Pada musim kemarau pohon ini akan mengurangi daun.
Pengurangan daun untuk mengurangi penguapan. Cemara
mempunyai daun lembut dan meruncing. Sedangkan
rumput akan menghabiskan daunnya, tetapi umbinya tetap
hidup di dalam tanah.
c) Tumbuhan di daerah kering/gurun
Daerah gurun sangat jarang terjadi hujan. Sepanjang
hari daerah ini disinari matahari yang terik. Tumbuhan pada
daerah kering memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Berdaun tebal dengan lapisan lilin (untuk mengurangi
penguapan)
(2) Batangnya lebar menggembung (untuk menyimpan
cadangan air)
(3) Daunnya berupa duri
(4) Akar menghujam jauh ke dalam tanah dan bercabang
banyak.
38
Contoh tumbuhan gurun adalah kaktus. Pada saat
kering kaktus akan menggunakan cadangan makanan,
cadangan makanan tersimpan di batang. Bila cadangan
makanan digunakan, batangnya mengerut. Tetapi saat hujan
tiba batang kaktus mengembung lagi
2) Berdasarkan Cara Melindungi Diri
Hewan bisa berlari, untuk melepaskan diri. Tetapi
tumbuhan memiliki cara tersendiri melindungi diri. Tumbuhan
mempunyai bagian tubuh untuk melindungi diri. Bagian mana
sajakah tumbuhan bisa menjaga diri? Marilah kita pelajari
bersama. Berikut adalah tumbuhan yang dikelompokkan
berdasarkan cara melindungi dirinya.
a) Menggunakan duri
Duri tumbuh pada batangnya. Amatilah bunga
mawar yang ada di tamanmu! Indah dan wangi ya, tapi
hati-hati kalau kurang hati-hati terkena durinya. Contoh
tumbuhan yang lain yaitu pohon salak, jeruk, dan
bougenvil.
b) Menggunakan getah
Pohon memiliki getah yang sangat lengket. Getah
akan keluar jika kulit pohon tergores atau rantingnya patah.
Contohnya, pohon sawo, nangka, jambu mete, dan pohon
karet
39
c) Menggunakan bulu yang tajam
Ada tumbuhan tertentu yang melindungi diri dengan
bulu yang tajam. Bulu yang tajam terdapat pada bagian
batang. Bulu yang tajam dapat melekat kuat serta
menyebabkan gatal-gatal. Contohnya bulu pada pohon
bambu dan tebu.
d) Mengandung racun
Daun singkong sangat berbahaya jika dimakan
mentah. Maka saat akan memakan daun singkong, harus
direbusnya terlebih dahulu. Sehingga dapat menghilangkan
racunnya. Daun ini aman dari hewan pemangsanya. Karena
dapat menjadi racun bagi hewan-hewan tersebut
C. Model pembelajaran kooperatif
1. Pengertian
“Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan
bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari empat sampai enam orang denagn struktur kelompok yang bersifat
heterogen” (Rusman, 2011: 202).
“Dalam sistem pembelajaran kooperatif siswa bekerjasama dengan
anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab,
yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membentu sesama
anggota kelompok untuk belajar” (Rusman, 2011: 203).
40
Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan
oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan
serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru
biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas
(Suprijono, 2011: 54-55).
Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
Dilaksanakan melalui sharing antar teman antar kelompok, dimana
guru membagi kelompok-kelompok secara heterogen.
a. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
(Hamruni, 2011: 2119).
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi
pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses
kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya
kemampuan akademik dalam artian penguasaan materi pelajaran,
tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi
tersebut. Adanya ciri khas inilah yang menjadi ciri khas dari
41
cooperative learning. Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran
kooperatif dapat dijelaskan sebagi berikut:
1) Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan
secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu tim harus mampu membuat setiap siswa
belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Manajemen seperti yang kita pelajari pada bab sebelumnya
mempunyai tiga fungsi, yaitu: 1) fungsi manajemen sebagai
perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan
langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.
Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara
mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai
tujuan dan lain sebagainya. 2) fungsi manajemen sebagai
organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif. 3) fungsi manajemen
sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui
bentuk tes maupun nontes.
42
3) Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh
keberhasiloan secara kelompok, oleh karenanya prinsip
kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam
pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik,
pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang
optimal.
4) Keterampilan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktifitas
melalui kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan
demikian siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan pada paham konstruktivis.
Dalam pembelajaran koopeatif diterapkan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling membantu
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran ini, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok
belum menguasai bahan pelajaran.
43
b. Tujuan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran dapat menjadi salah satu metode untuk
mengelola anak-anak dengan problema belajar, termasuk anak
kurang berprestasi karena tujuan dari model pembelajaran ini salah
satunya adalah meningkatkan prestasi akademik. Menurut Ibrahim
dkk (2000: 3) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
memcapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran. Ketiga tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam
tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model pembelajaran ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur
penghargaan kooperatif juga mampu meningkatkan penilaian
siswa pada belajar akademik dan perubahan nrma yang
berhubungan dengan hasil belajar.
2) Penerimaan yang luas terhadap orang-orang dengan latar
belakang yang berbeda, baik berdasarkan ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan. Pembelajaran
kooperatif memberikan peluang kepada para siswa yang
berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja untuk saling
bergantung sama lain atas tugas-tugas bersama. Melalui
44
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, mereka belajar
untuk saling menghargai.
3) Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan
kolaborasi. Keterampilan-keterampilan ini penting karena
banyak orang, nbaik anak muda maupun orang dewasa yang
keterampilan sosialnya masih kurang.
c. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti
dijelaskan di bawah ini:
1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan penyelesaian
sebuah tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan
setiap anggota kelompoknya. Karenanya, perlu disadari oleh
setiap anggota kelompok bahwa keberhasilan penyelesaian
tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok
akan merasa saling ketergantungan.
Agar tercipta kelompok kerja yang efektik, setiap anggota
kelompok perlu membegi tugas esuai dengan tujuan
kelompoknya. Tugas terebut tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat
ketergantungan positif. Artinya, tugas kelompok tidak mungkin
bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa
45
menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama
yang baik dari masing0masing anggota kelompok, anggota
kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau
dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan
tugasnya.
2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama,
karena keberhasilan kelompok tegantungpada tiap anggotanya,
maka setiap anggota kelompok harus memiliki tangging jawab
sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan
yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk
mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu harus
berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.
3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan
yang luas kepada setiap anggita kelompok untuk bertatap muka
saling memberikan informasi dan salimg membelajarkan.
Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang
berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerjasama,
menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan
masing-masing anggota, dan emngisi kekurangan masing-
masing.
46
4) Partisipasi dan komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu
berpartisipasi dan berkomunikasi. Kemampuan ini penting
sebagai bekal mereka dalam kehidupan dimasyarakat kelak,
oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu
membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi, misalnya
kemampuan mendengar dan kemampuan berbicara, padahal
keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap
anggota. Agar dapat melakukan partisipasi dan komunikasi,
siswa perlu dibekali kemampuan-kemampuan berkomunikasi
(Hamruni, 2011: 125-127).
d. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Tabel 2.1 6 fase model pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase:
Fase-Fase Prilaku Guru
Fase 1: Present goals and set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan
pembelajaran dan
mempersiapkanpeserta
didiksiap belajar
Fase 2: Present Information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi
kepada peserta didik secara
verbal
Fase 3: Organize students Memberikan penjelasan
47
into learning teams
Mengorganisir peserta didik
ke dalam tim-tim belajar
kepada peserta didik tentang
tata cara pembentukan tim
belajar dan membantu
kelompok melakukan transisi
yang efisien
Fase 4: Assist team work and
study
membantu kerja tim dan
belajar
Membantu tim-tim belajar
selama peserta didik
mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials
Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta
didik mengenal berbagai
materi pembelajaran atau
kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase 6: Provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara
untukmengajui usaha dan
prestasi individu maupun
kelompok
Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran
kooperatif. Hal ini pentint untuk dilakukan karena peserta didik
harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam
48
pembelajaran. Fase kedua, guru menyampaikan informasi,
sebab informasi ini merupakan isi akademik. Fase ketiga,
kekacauan bisa saja terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi
pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus
diorkestrasi dengan cermat. Sejumlah elemen perlu
dipertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya. Guru
harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling
bekerjasama didalam kelompok. Tiap anggota kelompok
memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung
tercapainya tujuan kelompok. Pada faseketiga ini terpenting
jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya
menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.
Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar,
mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta
didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang
diberikan kepada guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau
meminta beberapa peserta didik mengulangi hal yang sudah
ditunjukkannya. Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan
melakukan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan
pembelajaran. Fase keenam, guru mempersiapkan stuktur
reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi
struktur reward bersifat individualistis, kompetitif, dan
kooperatif. Struktur reward individualistis terjadi apabila
49
sebuah reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang
dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika
peserta didik diakui usaha individualnya berdasarkan
perbandingan dengan orang lain. Stuktur reward kooperatif
diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling
bersaing (Suprijono, 2010: 65-66).
e. Keunggulan dan Kelemahan pembelajaran kooperatif
1) Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagi suatu strategi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar
dari siswa yang lain.
b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata (verbal) dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
c) Menumbuhkan sikap respek pada orang lain, menyadari
segala keterbatasannya, dan bersedia menerima segala
perbedaan
d) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
50
e) Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal, keterampilan mengelola waktu, dan sikap
positif terhadap sekolah.
f) Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan
pemahaman siswa sendiri, serta menerima unpan balik.
Siswa dapat menerapkan teknik pemecahan masalah tanpa
takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat
adlah tanggung jawab kelompoknya.
g) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi
dan mengubah belajar abstrak menjadi nyata(rill)
h) Meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk
berpikir, dan ini berguna untuk proses pendidikan jangka
panjang.
2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Disanping keunggulan pembelajaran kooperatif juga
memiliki kelemahan diantaranya:
a) Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran
kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional
kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat
mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.
Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka
akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang
51
memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini
dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
b) Ciri utama dari pembelajaran koopertaif adalah siswa saling
membelajarkan. Karena itu tanpa adanya peer teaching
yang efektif, maka dibandingkan pengajaran langsung dari
guru, bisa jadi cara belajar yang demikian membuat siswa
tidak bisa memahami apa yang seharusnya dipahami.
c) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif
didasarkan pada hasil kerja kelompok. Namun demikian,
guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi
yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan
periode waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak mungkin
dapat tercapai hanya dengan satu kali atau beberapa kali
penerapannya.
e) Walaupun kemampuan kerjasama merupakan kemampuan
yang sangat penting untuk siswa, tetapi banyak aktivitas
dalam kehidupan yang hanya didasarkan pada kemampuan
secara individual. Karena itu, idealnya melalui
pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerjasama,
siswa juga harus belajar membangun kepercayaan diri,
untuk mencapai kedua hal itu dalam pembelajaran
52
kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah
(Hamruni, 2011: 129-130).
D. Team Games Tournament (TGT)
1. Pengertian
Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal, TGT
menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan
sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai
wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik
sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan
denagn dikombinasikan dengan STAD dengan menambahkan
turnamen tertentu pada Struktur STAD yang biasanya (Robert E
Slavin, 2009: 163).
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan,
jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan
materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.
Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap
kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan
anggota kelompoknya. Apabila ada dari angota kelompok yang tidak
mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang
lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau
53
menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada
guru.
Permainan pada TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang di
tulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan
mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen
harus memungkinkan setiap siswa dari semua tingkat kemampuan
(kepandaian) untk menyumbangkan poin untuk kelompoknya.
Prinsipnya soal sulit untuk ank pintar, dan soal yang lebih mudah
untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar senua anak
mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya.
Permainan yang dikemas dalam bentuk permainan ini dapat berperan
sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi
pembelajaran (Rusman, 2011: 224-225).
TGT merupakan salah satu model pembelajaran tim siswa, ini pada
mulanya dikembangkan oleh David Devries dari Keith Edwards, ini
merupakan metode pembelajaran pertama dari johns Hopkins (Robert
E Slavin, 2005:13).
Jadi TGT merupakan pembelajaran berupa kelompok, permainan,
kerjasama, dan pertandingan yang mana pembelajaran tersebut
mengutamakan kekompakan.
54
2. Langkah-langkah pembelajaran TGT
Ada lima komponen utama dalam komponen utama dalam TGT,
yaitu sebagai berikut:
a. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam
penyajian kelas. Biasanya, dilakukan dengan pengajaran langsung
atau ceramah dan diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian
kelas ini, siswa harus benar-benar memerhatikan dan memahami
materi yang disampaikan guru karena akan membantu siswa
bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game
karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri atas empat atau lima orang siswa
yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis
kelamin, ras, atau etnik. Fungsi kelompok adalah lebih mendalami
materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game.
c. Game.
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk menguji pegetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas
dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri atas pertanyaan-
pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor
55
dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.
Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini
dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
d. Turnamen.
Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada akhir
setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok
sudah mengerjakan lembar kerja. Pada turnamen pertama, guru
membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa yang
tertinggi prestasinya dikelompokan pada meja I, tiga siswa
selanjutnya pada meja II, dan seterusnya.
e. Team recognize (penghargaan kelompok).
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,
dan masing-masing kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah
apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
Kelompok mendapat julukan “super team” jika rat-rata skor
mencapai 45 atau lebih, “great team” apabila rata-rata mencapai
40-45, dan “good team” apabila rata-ratanya 30-40 (Hamdani,
2010: 92-93).
3. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
a. Kelebihan
1) Dalam kelas kooperatif murid memiliki kebebasan untuk
berintraksi dengan menggunakan pendapat.
2) Rasa percaya diri murid menjadi lebih tinggi.
56
3) Perilaku mengganggu terhadap murid lain menjadi lebih kecil.
4) Motivasi murid lebih bertambah
5) Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan
pembelaan Negara
6) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi, antara murid
dengan murid dan antara murid dengan guru.
7) Murid dapat menelaah sebuah mata pelajatan atau pokok
bahasan bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi
yang ada dalam diri murid tersebut dapat keluar, selain itu
kerjasama antar murid juga murid dengan guru akan membuat
intraksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak
membosankan.
b. Kelemahan
1) Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua murid
ikut serta menyumbangkan pendapatnya.
2) Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran.
3) Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat
mengelolah kelas (Taniredja, 2012:72-73)
57
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian : MI Salafiyah Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
Alamat penelitian : Dk. Kendal, Ds. Sampetan, Kec. Ampel, Kab.
Boyolali 57352
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi pokok :Hubungan Ciri-ciri Mahluk Hidup dengan
Lingkungannya
Kelas/semester : V/I
2. Keadaan Guru MI Salafiyah Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
Tabel 3.1 Guru MI Salafiyah Kendal
No NAMA L/P Ijazah Jabatan
1. Sunardi, S.Pd.I L S1 Kepala Sekolah
2. Sri Winarsih, S.Pd,I P S1 Wali Kelas VI
3. Ellista, S.Pd,I L S1 Wali Kelas V
4. Muh Mahsun L MAN Wali Kelas IV
5. R. Supartono, S.Pd.I L S1 Wali Kelas III
6. Muchson. S, S.Pd.I L S1 Wali Kelas II
7. Anik Faridah, S.Pd.I P SI Wali Kelas I
8. Agus Suranto L MTs Penjaga
58
3. Karakteristik Siswa Kelas V
Siswa kelas V MI Salafiyah Kendal berjumlah 15 siswa, terdiri
dari 5 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.2 Siswa Kelas V di MI Salafiyah Kendal
No Nama L/P Kemampuan Akademik
1. Rizki Nahdliana P Bawah
2. Sri Susanti P Sedang
3. Aziz Ramdhani L Sedang
4. A.Zahro Al-Misbah L Bawah
5. Muslimin L Bawah
6. Ja’far Arif Abdilah L Sedang
7. Aprillia Nur. H P Sedang
8. Ananda Amelia Afri P Atas
9. Muhammad Slamet L Bawah
10. Ismawarni P Bawah
11. Lu’lu’ Nafisatul Ulya P Atas
12. Rahayu Safitri P Sedang
13. Rahayu Umi Mahmudah P Sedang
14. Wahyuni P Sedang
15. Yunitasari P Atas
59
4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam semester I tahun ajaran 2014/2015. Peneliti bertidak sebagai
observer. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian
menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran
IPA kelas V MI Salafiyah Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
Waktu pelaksanaan sebagai berikut:
a. Kegiatan siklus I, tanggal 30 Januari 2015
b. Kegiatan siklus II, tanggal 3 Februari 2015
B. Diskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
b. Merencanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
1) Penyajian kelas
2) Membuat daftar kelompok dengan membagi kelompok secara
heterogen pada kelompok diskusi dan homogen pada kelomok
turnamen
3) Turnamen
4) Penghargaan kelompok
c. Menyusun alat evaluasi dan alat obervasi
60
2. Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2015 penelitian
siklus I, materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah
penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya untuk mencari
makan dan melindungi diri dari musuh. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TGT. Tahap siklus
I mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan awal (5 menit)
1) Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan berdoa
bersama siswa
2) Guru menanyakan kabar siswa
3) Guru mengecek kehadiran siswa
4) Guru melakukan spersepsi dan bertanya:
a) Siapa yang dirumahnya memelihara ayam atau burung?
b) Apakah pernah kalian melihat paruh dan cakar dari hewan
tersebut ?
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran:
a) Anak-anak setelah pembelajaran ini diharapkan bisa
mengetahui cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk memperoleh makanan
b) Anak-anak setelah pembelajaran ini diharapkan bisa
mengetahui cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya
61
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1) Siswa bersama dengan siswa melakukan tanya jawab kepada
siswa tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (melakukan)
2) Guru bertanya:
a) “Bagaimana cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk memperoleh makanan?”
b) “Bagaimana cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya,?
(menanya)
3) Siswa diberikan informasi mengenai tema yang akan dipelajari
yaitu tentang cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (konfirmasi)
4) Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai
materi pembelajaran melalui media gambar (mengamati)
5) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok heterogen, masing-masing
kelompok terdiri dari lima orang siswa (melakukan)
6) Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi mengerjakan lembar
kegiatan mengenai materi yang telah disampaikan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa (melakukan)
7) Siswa bersama dengan guru mengoreksi hasil diskusi jawaban
tiap kelompok dengan menukarkankannya pada kelompok
lain(melakukan)
62
8) Siswa memulai permainan dalam kelompok yang homogen,
dalam game setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari
kelompoknya, siswa yang mewakili kelompoknya, masing-
masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen, tiap meja
turnament ditempati tiga orang siswa dan diusahakan tiap meja
berasal dari kelompok yang berbeda.(melakukan)
9) Guru menginformasikan aturan permainan. (konfirmasi)
10) Permainan dimulai dengan membagikan lembar permainan,
lembar jawaban, lembar skor, dan kartu-kartu soal pada tiap
meja turnamen. (melakukan)
11) Peserta memulai game sesuai dengan peraturan yang telah
dibacakan oleh guru. (melakukan)
12) Setelah permainan selesai, setiap peserta dalam satu meja
turnamen menghitung jumlah kartu yang diperoleh untuk
menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah
disediakan. (melakukan)
13) Setiap peserta kembali kepada kelompok asalnya dan
melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua
kelompok(melakukan)
14) Ketua kelompok menuliskan hasil poin pada tabel yang telah
disediakan dan menghitung jumlah poin yang telah diperoleh.
(melakukan)
63
15) Guru memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin,
penghargaan diberikan kepada kelompok yang rata-rata skor
memenuhi kriteria skor yang telah ditentukan. (melakukan)
c. Kegiatan Akhir (15 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari hari ini, yaitu adaptasi dan ciri-ciri adaptasi pada
hewan, cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari
musuhnya.(konfirmasi)
2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum diketahui. (konfirmasi)
3) Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa dengan diberi
waktu mengerjakan
4) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
5) Guru menutup pelajaran dengan salam
3. Observasi
Hasil observasi menunjukan adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPA.
64
4. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat
proses pelaksanaan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TGT untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
C. Diskripsi Siklus II
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus II meliputi:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 3
Februari 2015
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
c. Menyiapkan materi IPA tentang hubungan antara ciri-ciri mahluk
hidup dengan dengan lingkungannya
d. Menyusun soal latihan untuk mengetahui kemampuan siswa
e. Menyiapkan lembar observasi untuk melakukan pengamatan untuk
mengetahui perubahan yang terjadi selama siklus berlangsung
2. Tindakan
a. Kegiatan Awal (5 menit)
1) Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan
berdo’a bersama siswa.
2) Guru mengecek kehadiran siswa.
3) Guru menanyakan kabar siswa.
65
4) Guru melakukan apersepsi.
a) Guru bertanya kepada siswa: “siapa yang dirumah
mananam berbagai jenis tumbuhan?”
5) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu
tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk melindungi dirinya
misalnya memiliki racun, duri, dan daun yang tajam.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
setelah pembelajaran selesai.
a) Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan
bisa mengetahui tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk
melindungi dirinya misalnya memiliki racun
b) Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan
bisa mengetahui tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk
melindungi dirinya misalnya memiliki duri
c) Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan
bisa mengetahui tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk
melindungi dirinya misalnya memiliki daun yang tajam
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1) Siswa bersama dengan siswa melakukan tanya jawab kepada
siswa tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (melakukan)
2) Guru bertanya “ apa yang dimaksud dengan adaptasi dan jenis-
jenis adaptasi pada hewan?” (menanya)
66
3) Guru bertanya “bagaimana cara hewan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan?”
(menanya)
4) Siswa diberikan informasi mengenai tema yang akan dipelajari
yaitu tentang cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (konfirmasi)
5) Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai
materi pembelajaran melalui media gambar (mengamati)
6) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok heterogen, masing-masing
kelompok terdiri dari lima orang siswa (melakukan)
7) Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi mengerjakan lembar
kegiatan mengenai materi yang telah disampaikan untuk
menguasai materi (melakukan)
8) Siswa bersama dengan guru mengoreksi hasil diskusi jawaban
tiap kelompok dengan menukarkankannya pada kelompok
lain(melakukan)
9) Siswa memulai permainan dalam kelompok yang homogen,
dalam game setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari
kelompoknya, siswa yang mewakili kelompoknya, masing-
masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen, tiap meja
turnament ditempati tiga orang siswa dan diusahakan tiap meja
berasal dari kelompok yang berbeda (melakukan)
10) Guru menginformasikan aturan permainan (konfirmasi)
67
11) Permainan dimulai dengan membagikan lembar permainan,
lembar jawaban, lembar skor, dan kartu-kartu soal pada tiap
meja turnamen (melakukan)
12) Peserta memulai game sesuai dengan peraturan yang telah
dibacakan oleh guru (melakukan)
13) Setelah permainan selesai, setiap peserta dalam satu meja
turnamen menghitung jumlah kartu yang diperoleh untuk
menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah
disediakan (melakukan)
14) Setiap peserta kembali kepada kelompok asalnya dan
melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok
(melakukan)
15) Ketua kelompok menuliskan hasil poin pada tabel yang telah
disediakan dan menghitung jumlah poin yang telah diperoleh
(melakukan)
16) Guru memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin,
penghargaan diberikan kepada kelompok yang rata-rata skor
memenuhi kriteria skor yang telah ditentukan (melakukan)
c. Kegiatan Akhir (15 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari hari ini, yaitu tentang cara hewan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan
melindungi diri dari musuhnya (konfirmasi)
68
2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum diketahui (konfirmasi)
3) Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa dengan diberi
waktu mengerjakan
4) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
5) Guru menutup pelajaran dengan salam
3. Observasi
Hasil observasi menunjukan adanya faktor pendukung dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas V, sedangkan faktor
penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus II.
4. Refleksi
Refleksi siklus II yaitu didapatkan satu konsep model pembelajaran
yang baru untuk pembelajaran IPA, materi hubungan antara ciri-ciri
mahluk hidup dengan lingkungannya. Pada siklus II semua siswa aktif
dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Dari segi evaluasipun
menunjukan peningkatan yang nyata.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa
dapat dilihat dari kebiasaan belajar IPA di kelas, yang menunjukkan
masih kurangnya pemahaman siswa dalam memahami materi
hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya.
Kondisi awal ini sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal, Desa
sampetan, Kecamatan Ampel.
Berdasar pengamatan terhadap siswa, menunjukkan bahwa
kemampuan siswa masih rendah terhadap mata pelajaran IPA terutama
pada materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
lingkungannya pada semester I. Kemampuan siswa dalam
mengerjakan mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Ketuntasan nilai IPA siswa kelas V MI Salafiyah
Kendal
No Kategori Frekuensi Presentase
1. Tuntas 5 33,34 %
2. Belum Tuntas 10 66,67 %
Jumlah 15 100%
70
Tabel diatas dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:
Gambar 4.1 Diagram ketuntasan nilai IPA siswa kelas V
Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dijelaskan bahwa siswa
kelas V masih kurang mampu memahami mata pembelajaran IPA
terutama pada materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
lingkungannya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel hasil belajar siswa
sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe
Team Games Tournamen (TGT).
Tabel 4.2 Daftar Nilai Pra Siklus
No Nama Nilai
1 2 3
1. A 45
2. B 60
3. C 65
4. D 65
5. E 55
6. F 60
7. G 80
0%
20%
40%
60%
80%
tuntas belum tuntas
belum tuntas
tuntas
71
1 2 3
8. H 85
9. I 50
10. J 60
11. K 80
12. L 60
13. M 75
14. N 65
15. O 75
Jumlah 980
Nilai Rata-Rata 65,34
Jumlah Siswa Yang Tuntas 5/33,34%
Data nilai siswa yang diperoleh, hanya 5 siswa (33,34%) yang
mampu mendapatkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu
70 dan 10 siswa (66,67%) masih di bawah KKM.
Data pengamatan terhadap siswa di atas yaitu sebagai dasar
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebelum
melakukan penellitian pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal Desa
Sampetan, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.
72
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
a. Pendahuluan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I
dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2015 di kelas V dengan
jumlah 15 orang siswa. Adapun proses belajar mengacu pada
rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Sebagai nilai patokan
ketuntasan digunakan Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) kelas V
pada mata pelajaran IPA, yaitu 70
Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun. Selama kegiatan pembelajaran,
peneliti mendampingi siswa dalam belajar kelompok, peneliti
membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Pengamat
membantu peneliti mengamati keaktifan siswa dengan
menggunakan lembar observasi. Deskripsi pelaksanan dan
pengamatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas V adalah sebagai
berikut:
1) Presentasi Kelas
Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam,
kemudian meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan
kelompok yang telah ditetapkan. Guru menjelaskan kepada
73
siswa bahwa mulai hari itu pelaksanan pembelajaran akan
dilaksanakan berbeda dengan Ipembelajaran biasanya, yaitu
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Kemudian guru memotivasi siswa agar lebih aktif pada saat
belajar berkelompok. Kemudian guru mempresentasikan materi
tentang hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
lingkungannya dengan menggunakan media gambar.
2) Kelompok (team)
Kelompok terdiri dari lima orang siswa yang anggotanya
heterogen, Setelah semua masing-masing kelompok
berkumpul. Selanjutnya peneliti membagikan LKS dan
meminta siswa untuk mendiskusikan LKS yang telah diberikan.
Dengan tujuan agar setiap kelompok bisa lebih mendalami
materi dan lebih khususnya untuk mempersiapkan anggota
kelompok bekerja lebih baik dan optimal pada saat turnamen.
3) Permainan/Turnamen
Turnamen dilakukan pada akhir unit setelah guru
melakukan presentasi dikelas dan tim telah melaksanakan
diskusi, peneliti membagi siswa kedalam beberapa meja
turnamen. Tiga siswa yang tertinggi prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja
II, dan seterusnya sampai pada meja ke V. Turnamen
dilaksanakan dalam bentuk permainan, dengan menggunakan
74
kartu permainan berupa kartu soal, kartu jawaban dan kartu
bernomor, lebih lanjut peneliti menjelaskan peraturan
permainan terlebih dahulu, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Aturan permainan
Pembaca
Penantang I
Penantang II
Pemain yang memberi jawaban benar dapat menyimpan
kartu soal tersebut. Jika ada penantang yang memberi jawaban
salah, maka ia harus mengembalikan kartu yang ia menangkan
Mengambil sebuah kartu bernomor dan
menemukan pertanyaan yang sesuai pada
lembar permainan.
Membaca pertanyaan tersebut dengan
keras.
Memberi jawaban
Setuju dengan pembaca atau
menantang dan memberi jawaban
berbeda
Mengambil kunci jawaban, meletak-kannya
di meja dalam keadaan terbalik
Setuju dengan pembaca atau menantang
dan memberi jawaban berbeda.
Mencocokkan/membaca kunci jawaban
75
sebelumnya (jika ada) ke tumpukan kartu. Bila tidak ada
satupun jawaban yang benar, maka kartu tersebut dikembalikan
ke tumpukan. Putaran berikutnya bergerak ke posisi kiri,
penantang 1 sebagai pembaca, penantang 2 menjadi penantang
1, dan pembaca sebagai penantang 2. Permainan berlangsung
sampai kartu habis.
Ketika selesai turnamen, perserta mencatat banyaknya kartu
yang dimenangkan pada lembar skor permainan. Pada kolom
yang disediakan dan disiapkan sertifikat/penghargaan untuk
tim.
4) Penghargaan Kelompok
Hasil turnamen siklus I, kelompok yang mendapatkan
penghargaan yaitu:
Tabel 4.4 Lembar Skor Permainan
Pemain TIM permainan Poin
Turnamen
1 2 3 4
Ananda Amelia Afri 1 2 50
Lu’lu’ Nafisatul Ulya 2 2 50
Yunitasari 3 1 20
Rahayu Umi
Mahmudah
1 2 50
Aprilia Nur H 2 1 20
76
1 2 3 4
Aziz Ramdhani 3 2 50
Ja’far Arif Abdilah 1 2 50
Sri Susanti 2 2 50
Rahayu Safitri 3 1 20
Wahyuni 1 2 50
Ismawarni 2 2 50
A Zahroh Al-Misbah 3 1 20
Muslimin 1 2 50
Muhammad Slamet 2 1 20
Rizki Nahdliana 3 2 50
Tabel 4.5 Lembar Rangkuman Tim Siklus I
Nama
TIM
Anggota TIM
Poin
Turnamen
Total
Skor
TIM
Rata-Rata
TIM
Penghargaan
TIM
1. Ananda Amelia
Afri
50 250 50 TIM Super
Rahayu Umi
Mahmudah
50
Ja’far Arif
Abdilah
50
Wahyuni 50
Muslimin 50
2 Lu’lu’ Nafisatul 50 190 38 TIM Sangat
77
Ulya
Baik
Aprilia Nur H 20
Sri Susanti 50
Ismawarni 50
Muhammad
Slamet
20
3.
Yunitasari 20 160
32
TIM Baik
Aziz Ramadhani 50
Rahayu Safitri 20
A Zahroh Al-
Misbah
20
Rizki Nahdliana 50
Berdasarkan perolehan hasil turnamen pada siklus I,
kelompok 1 sebagai (TIM Super), kelompok 2 (TIM Sangat
Baik) dan kelompok 3 sebagai (TIM Baik). Penghargaan yang
diberikan berupa hadiah dan sertifikat. Dengan penghargaan ini
diharapkan dapat memotivasi siswa untuk giat belajar dan lebih
aktif dalam pembelajaran di kelas.
b. Hasil Pengamatan Guru Siklus 1
Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe(TGT):
78
Tabel 4.6 Pengamatan Guru Siklus I
No. Aspek yang dinilai Skor penilaian
0 1 2 3 4
1. Kerapian berbusana √
2. RPP √
3. Perumusan indikator
pembelajaran
√
4. Perumusan tujuan
pembelajaran
√
5. Apersepsi √
Pelaksanaan
1. Kesesuaian materi yang
disampaikan dengan
RPP
√
2. Penguasaan materi √
3. Ketepatan penggunaan
model pembelajaran
√
4. Melaksanakan evaluasi
pembelajaran
√
5. Penguasaan kelas √
Jumlah Frekuansi 15 20
Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan
1 – 10 : Dilakukan Kurang Bik
21 – 20 : Dilakukan Cukup Baik
21 – 30 : Dilakukan Dengan Baik
31 – 40 : Dilakukan Sangat Baik
c. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Berikut hasil pengamatan siswa dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT:
79
Tabel 4.7 Pengamatan Siswa Siklus I
No. Jenis Keterlibatan Skor
0 1 2 3 4
1. Antusias dan perhatian siswa
ketika pembelajar
√
2. Perhatian terhadap media √
3. Memperhatiakan materi yang
disampaikan
√
4. Keaktifan dalam bertanya √
5. Keaktifan menjawab pertanyaan √
6. Keaktifan siswa pada saat
berdiskusi
√
7. Keaktifan siswa dalam melakukan
model pembelajaran (tournament)
√
8. Kesungguhan menjawab
pertanyaan evaluasi
√
9. Kemandirian mengerjakan soal √
Keterangan :
0 : Kurang baik
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Amat baik
1) Hal-hal yang mendukung:
Guru:
a) Guru jelas dalam menyampaikan apersepsi
80
b) Ketapatan penggunanan model pembelajaran dilakukan
dengan baik
c) Soal evaluasi pembelajaran yang diberikan sudah cukup
baik
Siswa:
a) Siswa memperhatikan media pembelajarn dengan baik
b) Semangat siswa dalam melakukan turnamen
c) Kemandirian Siswa mengerjakan soal evaluasi
a. Hal-hal yang menghambat:
Guru:
a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran
b) Belum maksimal dalam membimbing jalannya diskusi.
c) Guru kurang jelas dlam memberikan intruksi dalam aturan
permainan turnamen
d) Dalam penguasaan kelas masih banyak siswa berbicara
sendiri
Siswa:
a) Antusias dan perhatian siswa ketika pembelajaran masih
kurang
b) Siswa masih malu dalam bertanya
c) Keaktifan siswa pada saat berdiskusi masih kurang
81
d) Kemandirian mengerjakan soal evaluasi kurang baik,masih
ada siswa yang menyontek pekerjaan temannya
b. Refleksi
Guru:
a) Guru harus lebih jelas dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran
b) Lebih maksimalkan dalam membimbing jelannya diskusi
c) Memperjelas dalam pemberian intruksi dalam aturan
permainan turnamen
d) Penguasaan kelas harus ditingkatkan
d. Daftar Nilai Siswa Siklus I
Tabel 4.8 Daftar Nilai Siswa Siklus I
No Nama Nilai
1 2 3
1. A 60
2. B 80
3. C 90
4. D 65
5. E 65
6. F 70
7. G 80
8. H 90
9. I 65
82
1 2 3
10. J 60
11. K 80
12. L 80
13. M 80
14. N 70
15. O 80
Jumlah 1115
Nilai Rata-rata 74,34
Jumlah Siswa Yang Tuntas 10/66,67%
Peningkatan Yang Terjadi 5/33,34%
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh , dapat diketahui
bahwa siswa yang mencapai KKM sebanyak 10 siswa (66,67%)
sedangkan anak yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 5
siswa (33,34%) dan target yang telah ditentukan yaitu nilai KKM
70 masih di bawah KKM. Hasil diatas menunjukan bahwa KKM
kelas belum tercapai karena 66,67% ≤ 80% untuk standar minimal
kelas. Oleh sebab itu perlu diadakannya siklus berikutnya
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Pendahuluan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II
dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2015 di kelas V dengan
83
jumlah 15 orang siswa. Sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun. Selama kegiatan pembelajaran,
peneliti mendampingi siswa dalam belajar kelompok, peneliti
membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Pengamat
membantu peneliti mengamati keaktifan siswa dengan
menggunakan lembar observasi. Deskripsi pelaksanan dan
pengamatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas V adalah sebagai
berikut:
1) Presentasi Kelas
Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam,
kemudian meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan
kelompok yang telah ditetapkan. Guru menjelaskan kepada
siswa bahwa mulai hari itu pelaksanan pembelajaran akan
dilaksanakan berbeda dengan Ipembelajaran biasanya, yaitu
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Kemudian guru memotivasi siswa agar lebih aktif pada saat
belajar berkelompok. Kemudian guru mempresentasikan materi
tentang hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
lingkungannya dengan menggunakan media gambar.
84
2) Kelompok (team)
Kelompok terdiri dari lima orang siswa yang anggotanya
heterogen, Setelah semua masing-masing kelompok
berkumpul. Selanjutnya peneliti membagikan LKS dan
meminta siswa untuk mendiskusikan LKS yang telah diberikan.
Dengan tujuan agar setiap kelompok bisa lebih mendalami
materi dan lebih khususnya untuk mempersiapkan anggota
kelompok bekerja lebih baik dan optimal pada saat turnamen.
3) Game.
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk menguji pegetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas
dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri atas pertanyaan-
pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor
dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.
Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini
dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4) Permainan/Turnamen
Turnamen dilakukan pada akhir unit setelah guru
melakukan presentasi dikelas dan tim telah melaksanakan
diskusi, peneliti membagi siswa kedalam beberapa meja
turnamen. Tiga siswa yang tertinggi prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja
II, dan seterusnya sampai pada meja ke V. Turnamen
85
dilaksanakan dalam bentuk permainan, dengan menggunakan
kartu permainan berupa kartu soal, kartu jawaban dan kartu
bernomor, lebih lanjut peneliti menjelaskan peraturan
permainan turnamen seperti pada siklus I.
Ketika selesai turnamen, perserta mencatat banyaknya kartu
yang dimenangkan pada lembar skor permainan. Pada kolom
yang disediakan. Dihitung skor tim, dan disiapkan
sertifikat/penghargaan untuk tim.
5) Penghargaan Kelompok
Hasil turnamen siklus II, kelompok yang mendapatkan
penghargaan yaitu:
Tabel 4.9 Lembar Skor Permainan Siklus II
Pemain TIM Permainan Poin
Turnamen
1 2 3 4
Ananda Amelia Afri 1 2 50
Lu’lu’ Nafisatul
Ulya
2 1 20
Yunitasari 3 2 50
Rahayu Umi
Mahmudah
1 1 20
Aprilia Nur H 2 2 50
Aziz Ramdhani 3 2 50
86
1 2 3 4
Ja’far Arif Abdilah 1 2 50
Sri Susanti 2 1 20
Rahayu Safitri 3 2 50
Wahyuni 1 1 20
Ismawarni 2 2 50
A Zahroh Al-Misbah 3 2 50
Muslimin 1 2 50
Muhammad Slamet 2 1 20
Rizki Nahdliana 3 2 50
Tabel 4.10 Lembar Rangkuman TIM Siklus II
Nama
TIM
Anggota
TIM
Poin
Turnamen
Total
Skor
TIM
Rata-
Rata
TIM
Penghargaan
TIM
1.
Ananda
Amelia
Afri
50 190
38
TIM Sangat
Baik
Rahayu
Umi
Mahmuda
h
20
Ja’far
Arif
50
87
Abdilah
Wahyuni 20
Muslimin 50
2
Lu’lu’
Nafisatul
Ulya
20 160
32
TIM Baik
Aprilia
Nur H
50
Sri
Susanti
20
Ismawarn
i
50
Muhamm
ad Slamet
20
3.
Yunitasari 50 250
50
TIM Super
Aziz
Ramadha
ni
50
Rahayu
Safitri
50
A Zahroh
Al-
Misbah
50
Rizki
Nahdliana
50
88
Berdasarkan perolehan hasil turnamen pada siklus II,
TIM 3 sebagai (TIM Super), TIM 2 (TIM Sangat Baik) dan
TIM 3 sebagai (TIM Baik). Penghargaan yang diberikan berupa
hadiah dan sertifikat. Dengan penghargaan ini diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk giat belajar dan lebih aktif dalam
pembelajaran di kelas.
b. Hasl Pengamatan Guru Siklus II
Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Turnamen (TGT):
Tabel 4.11 Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek yang dinilai Skor penilaian
0 1 2 3 4
1. Kerapian berbusana √
2. RPP √
3. Perumusan indikator
pembelajaran
√
4. Perumusan tujuan
pembelajaran
√
5. Apersepsi √
Pelaksanaan
1. Kesesuaian materi yang
disampaikan dengan RPP
√
2. Penguasaan materi √
3. Ketepatan penggunaan
model pembelajaran
√
4. Melaksanakan evaluasi
pembelajaran
√
5. Penguasaan kelas √
Jumlah Frekuansi 6 32
89
Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan
1 – 10 : Dilakukan Kurang Biak
11 – 20 : Dilakukan Cukup Baik
21 – 30 : Dilakukan Dengan Baik
31 – 40 : Dilakukan Sangat Baik
c. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Berikut hasil pengamatan siswa dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT)
Tabel 4.12 Pengamatan Siswa Siklus II
No. Jenis Keterlibatan Skor
0 1 2 3 4
1. Antusias dan perhatian siswa
ketika pembelajar
√
2. Perhatian terhadap media √
3. Memperhatiakan materi yang
disampaikan
√
4. Keaktifan dalam bertanya √
5. Keaktifan menjawab pertanyaan √
6. Keaktifan siswa pada saat
berdiskusi
√
7. Keaktifan siswa dalam melakukan
model pembelajaran (tournament)
√
8. Kesungguhan menjawab
pertanyaan evaluasi
√
90
9. Kemandirian mengerjakan soal √
Keterangan :
0 : Kurang baik
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Amat baik
d. Daftar Nilai Siswa Siklus II
Tabel 4.13 Daftar Nilai Siswa Siklus II
No Nama Nilai
1 2 3
1. A 65
2. B 80
3. C 90
4. D 75
5. E 75
6. F 90
7. G 80
8. H 90
9. I 65
10. J 80
1 2 3
11. K 90
91
12. L 90
13. M 90
14. N 80
15. O 90
Jumlah 1230
Nilai Rata-rata 82
Jumlah Siswa yang Tuntas 13/86,67%
Peningkatan Yang Terjadi 3/20%
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui
bahwa siswa yang mencapai KKM sebanyak 13 siswa (86,67%)
sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (13,34%)
dan target yang telah ditentukan adalah 70. Hasil diatas
menunjukan bahwa KKM kelas sudah tercapai karena 86,67% ≤
80% untuk standar minimal kelas. Oleh sebab itu tidak perlu
diadakannya siklus berikutnya
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini, peneliti
telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
baik dan dilihat dari pengamatan guru pada siklus II, siswa
sebagian besar sudah aktif dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, dari segi evaluasi pembelajaran pun menunjukan
peningkatan. Untuk itu peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus
berikutnya. Hal ini memberikan pengertian bahwa menerapkan
92
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan siklus I
dan siklus II diperoleh data ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I dan siklus II:
Data ini diperoleh dari hasil prestasi siswa siklus I, II Dipaparkan
sebagai berikut:
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kerja Siswa
Ketuntasan Siklus I Siklus II
Tuntas KKM 10 siswa
66,67 %
13 siswa
86,67 %
Belum Tuntas
KKM
5 siswa
33,34 %
2 siswa
13,34 %
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I siswa
yang tuntas KKM sebanyak 10 siswa atau 66,67% dan siswa yang belum
tuntas KKM sebanyak 5 siswa atau 33,34% sedangkan pada siklus II siswa
yang tuntas KKM sebanyak 13 siswa atau 86,67% dan siswa yang belum
tuntas KKM sebanyak 2 siswa atau 13,34%.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas V MI Salafiyah Kendal sebanyak 86,67%, hal ini sesuai
93
dengan Penelitian Tindakan Kelas oleh Arifah Nur Triyani (2009) bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnamen (TGT) dapat
meningkatan keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan
peluang dan statistika di SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta Kelas IX C
yang mengalami peningkatan dari siklus I 61,17% menjadi 77, 11% pada
siklus II.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari penelitian
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games-
Tournament) sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar IPA siswa pada
pokok bahasan hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
lingkungannya di kelas V MI Salafiyah Kendal Desa Sampetan
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, terdapat beberapa aspek keaktifan
belajar siswa yang menonjol peningkatannya yaitu aspek merespon
pertanyaan/instruksi guru, mengerjakan LKS, dan memanfaatkan sumber
belajar yang ada. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan nilai IPA pada
setiap siklus yaitu peningkatan sebesar 66,67% menjadi 86.67%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas
V MI Salafiyah Kendal Desa Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali pada pokok bahasan hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup
dengan lingkunganya dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT).
B. Saran
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang diperoleh, maka
terdapat beberapa saran diantaranya:
95
1. Bagi Guru
a. Guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat
untuk mengajarkan materi yang akan disampaikan.
b. Guru mampu mengusai metode yang dipilih dan dapat
menerapkan dengan baik.
c. Kemampuan dalam menguasai kelas lebih ditingkatkan,
sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan
sesuai dengan apa yang diharapkan.
d. Ketepatan dalam menguasai model pembelajaran terhadap
mata pelajaran IPA dapat sesuai dengan materi yang diajarkan.
2. Bagi Siswa
a. Siswa bisa lebih aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan
dalam pembelajaran IPA, bukan hanya pada salah satu guru
saja namun semua kepada guru pun harus bisa
memperhatikan dengan baik.
b. Siswa bisa lebih bersemangat dalam berkompetisi untuk
mendapatkan nilai terbaik seperti pada saat turnamen
melalui model pembelajaran yang diberikan
c. Siswa dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam
kelompok diskusi melalui model pembelajaran yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supatmo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arifin, Zaenal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
E.Slavin, Robert. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Gardina,Danang. 2002. Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Ditjen
Binbag Departemen Agama
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
M.A, Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Maslikhah dan Susapti,Peni. 2009. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: Mita
Cendakia
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nurkencana, Wayan. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional
Paizaluddin. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
Panduan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Alfabeta
Pasaribu dan Simandjutak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka
Priyono, Amin dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen
Nasional
Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Penelitian. Bandung: Remadja Karya CV
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sulistyowati dan Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan
Departemen Nasional
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana
Suyadi. 2013. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Taniredja, Tukiran. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta
Triyani, Arifah Nur. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team-Games-
Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar
Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang dan Statistika di
SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta Kelas IX C. Yogyakarta: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta. 2009
Winarti, wiwik dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen
Nasional
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Siklus I
Satuan Pendidikan : MI Salafiyah Kendal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V / I
Materi Pokok : Penyesuaian makhluk hidup dengan lingkunganya
Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
3. Mengidentifikasi cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk
mempertahankan hidup
C. Indikator
1. Memberikan contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
untuk memperoleh makanan
2. Memberikan contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
untuk melindungi diri dari musuhnya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan model pembelajaran
team games tournament (TGT) siswa mampu mengetahui cara hewan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan
dengan benar
2. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan model pembelajaran
team games tournament (TGT) siswa mampu mengetahui cara hewan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari
musuhnya dengan benar
E. Karakter siswa yang diharapkan
1. Disiplin
2. Rasa hormat dan perhatian
3. Komunikatif
4. Perhatian
5. Konsentrasi
6. Perhatian
7. Teliti
F. Materi Pembelajaran
Penyesuain Mahluk Hidup dengan Lingkungannya
1. Penyesuaian mahluk hidup untu mencari makan
2. Penyesuaian mahluk hidup dalam melindungi diri dari musuh
G. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
1. Model: Kooperatif learning tipe TGT(Team Games Tournament)
2. Metode:
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
3. Media: Gambar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
a. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan
berdo’a bersama siswa.
b. Guru mengecek kehadiran siswa.
c. Guru menanyakan kabar siswa.
d. Guru melakukan apersepsi.
- Guru bertanya kepada siswa: “siapa yang dirumah
mempunyai hewan peliharaan, ayam, burung, kucing?”
- Apakah kalian pernah mengamati paruh dan cakar dari
hewan tersebut?”
e. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini,
yaitu tentang adaptasi dan jenis-jenis adaptasi pada hewan
dan cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk memperoleh makanan dan
melindungi diri dari musuhnya.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai setelah pembelajaran selesai.
- Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai,
5 menit
diharapkan bisa mengetahui bagaimana cara hewan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk
memperoleh makanan
- Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai,
diharapkan bisa mengetahui bagaimana cara hewan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk
melindungi diri dari musuhnya.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa bersama dengan siswa melakukan tanya jawab
kepada siswa tentang cara hewan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.(melakukan)
b. Guru bertanya:
- “ apa yang dimaksud dengan adaptasi dan jenis-jenis
adaptasi pada hewan?”
- Guru bertanya “bagaimana cara hewan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya untuk memperoleh
makanan?”
- Guru bertanya “bagaimana cara hewan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari
musuhnya,?(menanya)
c. Siswa diberikan informasi mengenai tema yang akan
dipelajari yaitu tentang cara mahluk hidup menyesuaikan
diri dengan lingkungannya(konfirmasi)
d. Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru
mengenai materi pembelajaran melalui media
gambar(mengamati)
e. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok heterogen, masing-
masing kelompok terdiri dari lima orang siswa(melakukan)
f. Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi mengerjakan
lembar kegiatan mengenai materi yang telah disampaikan
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa (melakukan)
g. Siswa bersama dengan guru mengoreksi hasil diskusi
50 menit
jawaban tiap kelompok dengan menukarkankannya pada
kelompok lain(melakukan)
h. Siswa memulai permainan dalam kelompok yang
homogen, dalam game setiap siswa yang bersaing
merupakan wakil dari kelompoknya, siswa yang mewakili
kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-
meja turnamen, tiap meja turnament ditempati tiga orang
siswa dan diusahakan tiap meja berasal dari kelompok
yang berbeda.(melakukan)
i. Guru menginformasikan aturan permainan. (konfirmasi)
j. Permainan dimulai dengan membagikan lembar
permainan, lembar jawaban, lembar skor, dan kartu-kartu
soal pada tiap meja turnamen. (melakukan)
k. Peserta memulai game sesuai dengan peraturan yang telah
dibacakan oleh guru. (melakukan)
l. Setelah permainan selesai, setiap peserta dalam satu meja
turnamen menghitung jumlah kartu yang diperoleh untuk
menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang
telah disediakan. (melakukan)
m. Setiap peserta kembali kepada kelompok asalnya dan
melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua
kelompok(melakukan)
n. Ketua kelompok menuliskan hasil poin pada tabel yang
telah disediakan dan menghitung jumlah poin yang telah
diperoleh. (melakukan)
o. Guru memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin,
penghargaan diberikan kepada kelompok yang rata-rata
skor memenuhi kriteria skor yang telah ditentukan.
(melakukan)
3. Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari hari ini, yaitu adaptasi dan ciri-ciri adaptasi pada
hewan, cara hewan menyesuaikan diri dengan
15 menit
lingkungannya untuk memperoleh makanan dan
melindungi diri dari musuhnya.(konfirmasi)
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
yang belum diketahui. (konfirmasi)
c. Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa berupa
pekerjaan rumah yang dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya
d. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
e. Guru menutup pelajaran dengan salam
I. Media dan Alat Pembelajaran
1. Gambar hewan beserta penjelasannya
2. Lembar kegiatan siswa
3. Lembar jawaban
4. Lembar skor
5. Kartu-kartu soal
J. Sumber
Buku paket IPA halaman 36-41
K. Penilaian
Indikator Pembelajaran Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Soal
1. Memberikan contoh cara hewan
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk
memperoleh makanan
2. Memberikan contoh cara hewan
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk melindu
ngi diri dari musuhnya
-Non Tes
-Non Tes
- Non Tes
-Uraian
-Uraian
-Uraian
(Terdapat
dilembar
evaluasi)
Lampiran Daftar Nilai Siswa
Daftar Nilai Siswa
No Nama Siswa L P NILAI
1 Rizki Nahdliana 60
2 Sri Susanti 80
3 Aziz Ramadhani 90
4 A . Zahro Al-Misbah 65
5 Muslimin 65
6 Jafar Arif Abdilah 70
7 Aprilia Nur H 80
8 Ananda Amelia Afri 90
9 Muhammad Slamet 65
10 Ismawarni 60
11 Lu’lu Nafisatul Ulya 80
12 Rahayu Safitri 80
13 Rahayu Umi Mahmudah 80
14 Wahyuni 70
15 Yunita Sari 80
Nilai Terendah 65
NilaiTertinggi 90
Rata-rata 74,34
Lembar Skor Turnamen
Lembar Skor Tim
Pemain Tim Skor Permainan Poin Turnamen
Anggota Skor
Skor Tim Total
Rata-rata total
Lampiran lembar kerja siswa
Lembar Kerja Siswa
Kelompok :
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
Soal!
Jawablah soal dibawah ini dengan benar!
1. Bagaimana hewan disamping beradaptasi dalam memperoleh makanan?
2. Sebutkan dua bentuk mulut pada serangga beserta fungsinya!
3. Bagaimana itik beradaptasi dalam memperoleh makanan?
4. Apa yang dilakukan oleh bunglon dalam menghindari diri dari musuhnya?
5. Apa yang dilakukan oleh seekor kura-kura dalam menghindari diri dari musuhnya?
Lampiran Kartu Soal
Tim A
1. Apa fungsi dan ciri-ciri paruh hewan disamping?
2. Apa pengertian adaptasi?
3. Jelaskan bagaimana Angsa beradaptasi dalam memperoleh makanan?
4. Apa fungsi mulut penjilat pada lebah?
5. Apa yang dimaksud degan regenerasi pada cicak?
Tim B
1. Bagaimana hewan disamping beradaptasi dalam memperoleh
makanan?
2. Apa tujuan dari penyesuaian bentuk tubuh pada hewan?
3. Jelaskan bagaimana kupu-kupu beradaptasi dalam memperoleh makanan?
4. Apa fungsi dari mulut penusuk pada nyamuk?
5. Apa yang dimaksud dengan kamuflase?
Tim C
1. Apa fungsi paruh pada hewan disamping?
2. Apa fungsi mulut pengisap pada kupu-kupu?
3. Apa fungsi punuk pada unta?
4. Sebutkan 2 macam bentuk mulut pada serangga?
5. Bagaimana hewan walang sangit menghindari diri dari musuhnya?
Tim D
1. Bagaiman hewan disamping memperoleh makanan?
2. Sebutkan 2 hewan yang memiliki paruh tajam, runcing, dan melengkung
untuk mencabik-cabik mangsa!
3. Apa nama mulut dan fungsi yang dimiliki oleh lalat untuk memperoleh
makanan?
4. Jelaskan ciri-ciri jari yang dimiliki oleh burung elang!
5. Bagaimana kumbang menghindari diri dari musuhnya?
Tim E
1. Apa ciri-ciri dan nama hewan pada gambar disamping
disamping?
2. Sebutkan nama serangga yang memiliki bentuk mulut penusuk dan
penghisap?
3. Sebutkan 2 bentuk paruh burung beserta nama hewannya!
4. Bagaimana cumi-cumi menghindari diri dari musuhnya?
5. Bagaiman burung pelatuk mencari makan?
Lampiran lembar evaluasi
Evaluasi
Nama :
No Absen :
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d untuk jawaban yang tepat!
1. Penyesuaian diri terhadap lingkungan disebut ....
a. Ekologi
b. Evolusi
c. Ekosistem
d. Adaptasi
2. Bentuk paruh burung yang beranekaragam merupakan bentuk adaptasi terhadap ....
a. lingkungan
b. jenis makanan
c. tempat hidup
d. cuaca
3. Bentuk paruh elang yang runcing dan kuat berguna untuk ....
a. mengoyak mangsa
b. makan biji-bijian
c. menciduk ikan dari air
d. menggapai nektar di dalam bunga
4. Paruh panjang, runcing, dan kokoh pada burung pelatuk berfungsi untuk ....
a. senjata saat bertarung
b. mematuk pohon yang lapuk
c. mencengkeram mangsa
d. m
5. Mengubah warna tubuh adalah bentuk adaptasi pada ....
a. bunglon
b. sapi
c. walang sangit
d. kucing
6. Paruh hewan di samping menunjukkan bahwa hewan tersebut adalah pemakan...
a. tumbuhan
b. daging
c. serangga
d. biji-bijian
7. Cumi-cumi adalah hewan yang melindungi diri dengan mengeluarkan ....
a. cairan tinta
b. cangkang
c. racun
d. bau menyengat
8. Gambar paruh di samping sesuai untuk unggas yang mencari makan di ....
a. pohon
b. berlumpur atau basah
c. tanah
d. dalam tanah
9. Hewan yang melindungi diri dengan cara regenerasi adalah ....
a. bunglon
b. kuda
c. cecak
d. trenggiling
10. Serangga berikut yang membantu penyerbukan tumbuhan adalah ....
a. lalat
b. wereng cokelat
c. lebah
d. semut
Lampiran Lembar Jawaban Evaluasi
kunci jawaban :
1. D
2. B
3. A
4. B
5. A
6. B
7. A
8. B
9. C
10. C
Lampiran Jawaban Lembar Kerja Siswa
Jawaban Lembar Kerja Siswa
1. Paruh pada gambar disamping memiliki bentuk paruh runcing, tajam, dan
melengkung yang berfungsi untuk mencabik-cabik mangsa.
2. a. Mulut penghisap berfungsi untuk menghisap madu pada bunga
b. mulut penjilat berfungsi untuk menjilat makanan berupa nektar dari bunga
3. Itik memiliki paruh yang pipih untuk memudahkan mencari makanan di dalam
air
4. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan warna tempat ia berada
5. Dengan masuk kedalam cangkangnya
Lampiran Kartu Jawaban
Paruh pada gambar
disamping memiliki
bentuk paruh runcing,
tajam, dan melengkung
yang berfungsi untuk
mencabik-cabik
mangsa.
Adaptasi adalah
kemampuan mahluk
hidup untuk
menyesuaiakan diri
dengan lingkungannya.
Gambar burung
disamping adalah kakak
tua, yang meiliki bentuk
paruh yang pendek,
tebal, dan kuat untuk
memecah biji-bijian
yang keras
Angsa memiliki jari
yang berselaput yang
berfungsi untuk
mempermudahkan
berjalan di atas lumpur
ketika mencari makan
dan untuk berenang.
.
Mulut penjilat pada
lebah berfungsi untuk
menjlat makanan
berupa nektar dari
bunga.
Bertujuan untuk
memperoleh makanan
dan melindungi diri dari
musuhnya
Regenerasi pada cicak
adalah tumbuhnya
kembali ekor yang telah
putus
kamuflase adalah suatu
kemampuan hewan
untuk menyamarkan
diri sehingga kehadiran
hewan tersebut di
lingkungan tidak jelas
mulut penusuk pada
nyamuk berfungsi
untuk menusuk kulit
manusia kemudian
menghisap darah
Berfungsi sebagai
penyimpanan lemak
Paruh burung pelikan
berbentuk besar, lebar,
terdapat kantung di
paruh bagian bawah, dan
ujung paruh tumpul.
Kantung di bagian paruh
burung pelikan berguna
untuk menciduk ikan dari
air.
Berfungsi untuk
menangkap ikan di
dalam air
yaitu dengan mulut
penghisapnya untuk
mengambil nektar
didasar bunga-bungaan
Burung elang dan
burung hantu
Yaitu dengan
mengeluarkan bau yang
sangat menyengat
sehingga musuh
menjauhinya
Berfungsi untuk
menghisap nektar pada
dasar bunga-bungaan
Mulut penyerap yang
berfungsi untuk
menyerap makanan
terutama yang
berbentuk cair.
Mulut penjilat dan
mulut penghisap
Paruh pipih terdapat
pada itik. Dan paruh
tebal, pendek, dan kuat
pada burung kakak tua
Dengan paruh panjang,
runcing, dan kokok
yang berfungsi untuk
mematuk pohon yang
rapuh
Jari kaki pendek, kuku
melengkung tajam, dan
cakar kuat untuk
menengkram
Yaitu dengan
menyemburkan cairan
seperti tinta ke dalam
air
Yaitu dengan pura-pura
mati ketika diserang
musuh, jika musuh
telah pergi dengan
segera pergi ke tempat
lain
Memiliki tiga jari
menghadap kedepan
dan satu jari bagian
belakang tidak tumbuh
sempurna, nama
hewannya adalah ayam
dan burung unta
Nyamuk
Lampiran Lembar Jawaban Evaluasi
kunci jawaban :
1. D
2. B
3. A
4. B
5. A
6. B
7. A
8. B
9. C
10. C
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Siklus II
Satuan Pendidikan : MI Salafiyah Kendal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V / I
Materi Pokok : Penyesuaian makhluk hidup dengan lingkunganya
Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
3. Mengidentifikasi cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk
mempertahankan hidup
C. Indikator
1. Menjelaskan penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya
2. Mendiskripsikan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya,
misalnya memiliki racun, duri, atau daun yang tajam.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan permainan TGT siswa
mampumengetahui penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya dengan
benar
2. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan permainan TGT siswa
mampu mengetahui ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi
dirinya misalnya memiliki racun dengan benar
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan permainan TGT siswa
mampu mengetahui ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi
dirinya misalnya memiliki duri dengan benar
4. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan permainan TGT siswa
mampu mengetahui ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi
dirinya misalnya memiliki daun yang tajam dengan benar
E. Karakter siswa yang diharapkan
1. Disiplin
2. Rasa hormat dan perhatian
3. Komunikatif
4. Perhatian
5. Konsentrasi
6. Perhatian
7. Teliti
F. Materi Pembelajaran
Penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya dan cara melindungi diri dari musuh
G. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
1. Model: Kooperatif learning tipe TGT(Team Games Tournament)
2. Metode:
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
3. Media: Gambar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran
dengan berdo’a bersama siswa.
b. Guru mengecek kehadiran siswa.
c. Guru menanyakan kabar siswa.
d. Guru melakukan apersepsi.
- Guru bertanya kepada siswa: “siapa yang dirumah
mananam berbagai jenis tumbuhan?”
e. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari
ini, yaitu tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk
melindungi dirinya misalnya memiliki racun, duri,
dan daun yang tajam.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai setelah pembelajaran selesai.
- Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai,
diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus
pada tumbuhan untuk melindungi dirinya
misalnya memiliki racun
5 Menit
- Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai,
diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus
pada tumbuhan untuk melindungi dirinya
misalnya memiliki duri
- Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai,
diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus
pada tumbuhan untuk melindungi dirinya
misalnya memiliki daun yang tajam
2. Kegiatan Inti
a. Siswa bersama dengan siswa melakukan tanya jawab
kepada siswa tentang cara hewan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.(melakukan)
b. Guru bertanya “ apa yang dimaksud dengan adaptasi
dan jenis-jenis adaptasi pada hewan?”(menanya)
c. Guru bertanya “bagaimana cara hewan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya untuk memperoleh
makanan?”(menanya)
d. Siswa diberikan informasi mengenai tema yang akan
dipelajari yaitu tentang cara mahluk hidup
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya(konfirmasi)
e. Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru
mengenai materi pembelajaran melalui media
gambar(mengamati)
f. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok heterogen,
masing-masing kelompok terdiri dari lima orang
siswa(melakukan)
g. Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi
mengerjakan lembar kegiatan mengenai materi yang
telah disampaikan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa (melakukan)
h. Siswa bersama dengan guru mengoreksi hasil diskusi
50 menit
jawaban tiap kelompok dengan menukarkankannya
pada kelompok lain(melakukan)
i. Siswa memulai permainan dalam kelompok yang
homogen, dalam game setiap siswa yang bersaing
merupakan wakil dari kelompoknya, siswa yang
mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan
dalam meja-meja turnamen, tiap meja turnament
ditempati tiga orang siswa dan diusahakan tiap meja
berasal dari kelompok yang berbeda.(melakukan)
j. Guru menginformasikan aturan permainan.
(konfirmasi)
k. Permainan dimulai dengan membagikan lembar
permainan, lembar jawaban, lembar skor, dan kartu-
kartu soal pada tiap meja turnamen. (melakukan)
l. Peserta memulai game sesuai dengan peraturan yang
telah dibacakan oleh guru. (melakukan)
m. Setelah permainan selesai, setiap peserta dalam satu
meja turnamen menghitung jumlah kartu yang
diperoleh untuk menentukan poin yang diperoleh
berdasarkan tabel yang telah disediakan. (melakukan)
n. Setiap peserta kembali kepada kelompok asalnya dan
melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua
kelompok(melakukan)
o. Ketua kelompok menuliskan hasil poin pada tabel
yang telah disediakan dan menghitung jumlah poin
yang telah diperoleh. (melakukan)
p. Guru memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata
poin, penghargaan diberikan kepada kelompok yang
rata-rata skor memenuhi kriteria skor yang telah
ditentukan. (melakukan)
3. Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari hari ini, yaitu tentang cara hewan
15 enit
menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk
memperoleh makanan dan melindungi diri dari
musuhnya.(konfirmasi)
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
materi yang belum diketahui. (konfirmasi)
c. Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa
berupa pekerjaan rumah yang dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya
d. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
e. Guru menutup pelajaran dengan salam
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Gambar hewan beserta penjelasannya
2. Lembar kegiatan siswa
3. Lembar jawaban
4. Lembar skor
5. Kartu-kartu soal
G. Sumber
Buku paket IPA halaman 36-41
H. Penilaian
Indikator Pembelajaran Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Soal
1. Memberikan contoh cara hewan
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk
memperoleh makanan dan
melindungi diri dari musuhnya
-Non Tes
-Non Tes
-Uraian
-Uraian
(Terdapat
dilembar
evaluasi)
Kriteria Penilaian
N = Skor Perolehan x 100 %
Skor maksima
Lampiran Daftar Nilai Siswa
Daftar Nilai Siswa
No Nama Siswa L P NILAI
1 Rizki Nahdliana 65
2 Sri Susanti 80
3 Aziz Ramadhani 90
4 A . Zahro Al-Misbah 75
5 Muslimin 75
6 Jafar Arif Abdilah 90
7 Aprilia Nur H 80
8 Ananda Amelia Afri 90
9 Muhammad Slamet 65
10 Ismawarni 80
11 Lu’lu Nafisatul Ulya 90
12 Rahayu Safitri 90
13 Rahayu Umi Mahmudah 90
14 Wahyuni 80
15 Yunita Sari 90
Nilai Terendah 65
NilaiTertinggi 90
Rata-rata 82
Lembar Kerja Siswa
Kelompok :
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
Soal !
Jawablah soal dibawah ini dengan benar!
1. Bagaimana penyesuaian diri pada pohon jati?
2. Bagaimana bentuk perlindungan diri pada pohon bambu dan pohon kamboja?
3. Apa fungsi dari daun yang lebar pada tumbuhan teratai?
4. Sebutkan 3 macam tumbuhan beserta bentuk adaptasinya!
5. Bagaimana bentuk adaptasi pada tumbuhan teratai?
Lampiran Kartu Soal
Soal !
1. Apafungsi duri pda pohon kaktus?
2. Apa tujuan dari pohon jati menggugurkan daunya pada musim
kemarau?
3. Apa fungsi cairan yang trdapat pada kantung semar?
4. Apa nama tumbunhan yang menyesuaikan diri dengan kondisi kering?
5. Sebutkan tiga ciri-cii tumbuhan yang hidup di air!
Grup A
Soal !
1. Bagaimana pohon kaktus melindungi diri dari musuhnya?
2. Bagaimana pelindungan diri pada pohon salak dan nangka?
3. Apa fungsi batang yang mengembung pada eceng gondok?
4. Jelaskan cara adaptasi tanaman lidah buaya terhadap lingkungannya!
5. Tumbuhan apa yang pemakan serangga?
Soal !
1. Bagaimana adaptasi tumbuhan pada musim kemarau?
2. Mengapa pada musim kemarau, bebrapa jenis tumbuhan menggugurkan
daunnya?
3. Bagaimana mawar melindungi diri dari musuhnya?
4. Bagaimana bentuk adaptasi daun teratai?
5. Apa fungsi bulu pada pohon bambu?
Grup C
Grup B
Soal !
1. Sebutkan duatumbuhan yang melindungi diri dengan getah!
2. Sebutkan 3 fungsi adaptasi pada tmbuhan!
3. Apa yang dilakukan pohon bakau agar pohonnya tidak runtuh?
4. Sebutkan 2 ciri-ciri tumbuhan yang hidup pada dua musim!
5. Bagaimana tumbuhan bougenvil melindungi diri dari musuhnya?
Soal !
1. Bagaimana durian melindungi diri dari musuhnya?
2. Sebutkan 3 bentuk penyesuaian diri pada tumbuhan?
3. Mengapa kaktus disebut sebagai tumbuhan hidrofit?
4. Sebutkan ciri-ciri tumbuhan yang hdup digurun!
5. Sebutkan tiga tumbuhan yang melindungi diri dengan duri!
Grup D
Grup E
Evaluasi
Nama :
No Absen :
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d untuk jawaban yang tepat.
1. Tumbuhan yang melindungi diri dengan rambut-rambut halus adalah ... .
a. Pohon Bambu
b. Bunga Mawar
c. Pohon Kaktus
d. Bunga Teratai
2. Tumbuhan yang melindungi diri dengan durinya adalah ….
a. Pohon Rambutan
b. Bunga Mawar
c. Pohon Kelapa
d. Pohon Jambu air
3. Tumbuhan yang melindungi diri dengan getah adalah ....
a. Pohon Kamboja
b. Pohon Jati
c. Pohon Beringin
d. Pohon Palem
4. Contoh tumbuhan air dengan daun lebar dan tipis adalah ....
a. Bunga Teratai
b. Kangkung
c. Pakis
d. Semanggi
5. Berikut ini tumbuhan yang dapat hidup di daerah kering adalah ....
a. Bunga Teratai
b. Pohon Kaktus
c. Eceng gondok
d. Bunga Mawar
6. Berikut ini kelompok tumbuhan yang melindungi diri dengan duri adalah ...
a. Mawar, pinus, kelapa
b. Salak, jeruk, Mawar
c. Mawar, salak, durian
d. Cabai , kelapa, pinus
7. Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk
mengurangi...
a. Pertumbuhan
b. Jumlah air
c. Penguapan
d. jumlah daun
8. Duri yang terdapat pada tanaman kaktus berfungsi untuk ....
a. melindungi diri dari hewan pemangsa
b. mengurangi penguapan air
c. pelengkap bagian batang
d. tempat tumbuhnya daun
9. Tumbuhan yang menggugurkan daunnya ketika musim kemarau yaitu…
a. Jati
b. Randu
c. Kedondong
d. Pinus
10. Contoh tumbuhan pemakan serangga adalah…
a. Kaktus
b. Teratai
c. Pinus
d. Kantong semar
Kunci jawaban :
1. Yaitu dengan cara menggurkan daunnya
2. Pohon bambu dengan rambut-rambut halusnya yang menyebabkan gatal dan pohon
kamboja dengan mengeluarkan getah
3. Daun yang lebar bertujuan untuk membuat penguapan lebih mudah terjadi
4. a . pohon jati dengan menggurkan daunnya
b . kaktus dengan memiliki daun yang kecil-kecil seperti duri
c . teratai dengan memiliki daun yang lebar
5. yaitu dengan memiliki daun yang lebar yang berfungsi untuk mempermudah dalam
penguapan.
Lampiran Jawaban Lembar Jawaban Siswa
Jawaban Lembar Kerja Siswa
1. yaitu dengan mengugurkan daunnya
2. daunnya tebal dengan lapisan lilin dan batangnya lebar dan mengembung
3. membuat penguapan air menjadi lebih mudah
4. mawar dengan duru, nangka dengan getah, dan pohon jati menggugrkan daunnya
5. bakau mempunyai akar napas. Akar tersebut menonjol ke atas permukaan tanah.
Dengan ebntuk akar seperti itu pohon bakau mengambil oksigen dari udara
Lampiran Kartu Jawaban
menguarangi penguapan
bentuk adaptasi tumbuhan
pada musim kemarau
dengan cara menggugurkan
daunnya
kantung semar
aitu dengan adanya cairan
seperti getah yang bewarna
kuning
membantu menyalurkan
oksigen ke akar
yaitu dengan duri yang ada
pada kulitnya
yaitu dengn duri yang ada
pada batang nya
mempunyai daun yang
lebar. Mempunyai rongga
udara pada batangnya
untuk membantu
penguapan dan akar yang
kuat menancap
aktus
Cairan yang dikeluarkan
oleh kantung semar berbau
khas yang berfungsi
membuat serangga
mendekat
Agar tidak terjadi
penguapan yang berlebihan
dan dapat menyebabkan
tumbuhan kekurangan air
dan mati
Berfungsi untuk penguapan
air
yaitu dengan duri di
batangnyak lebar dan tipis
berdaun tebal dengan
lapisan lilin dan batangnya
lebar dan mengembung
pohon jati dengan
menggugurkan daunnya,
kaktus dengan duri pada
lapisan luar, dan nagka
dengan getah yang ada
pada bagian dalamnya
dapat mengugurkan
daunya pada musim
kemarau dan
mengembangkan daunya
pada musim penghujan
durian, nangka, dan mawar
yaitu dengan memiliki daun
yang berbet
karena kaktus menyimpan
cadangan air pada
batangnya
yaitu dengan adanya duri
pada lapisan luarnya
nangka dan pohon karet
untuk melindungi diri dari
musuh karna dapat
menyebabkan gatal-gatal
melindugi diri dari
serangan hewan dan
memperoleh makanan
yaitu dengan adanya duri
pada batangnya
yaitu dengan
mengembangkan struktur
akar yang kuat dan
menyebar luas
Lampiran Lembar Jawaban Evaluasi
Lembar Jawaban
1. A
2. B
3. A
4. A
5. B
6. C
7. C
8. A
9. A
10. D
Lampiran Dokumentasi
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Fitri Nur’aini
NIM : 11510034
Jurusan : Tarbiyah/PGMI
PA : Dr. Abdul Syukur, M.Si
No Kegiatan Waktu Status Skor
1 Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK)
25-27 Agustus 2010 Peserta 3
2 UPT Perpustakaan User Education 20-25 September 2010 Peserta 2
3 Pra-DM Bedah Film “Nothing Is
Imposible In This World”
4 Oktober 2010 Peserta 2
4 National Workshop Of
Entrepreneuship and Basic
Cooperation 2010
19 Desember 2010 Peserta 6
5 Bedah Novel “Bumi Cinta” Bersama
Ust.Haiburrahman El Shirazy, Lc “
Tingkatkan Iman Dengan
Persaudaraan Menuju Pemimpin
Insan Terdepan”
30 Januari 2011 Peserta 2
6 Seminar Nasional Pendidikan “
Realisasi karakter Bangsa Dalam
Kurikulum Pendidikan Nasional”
20 Juni 2011 Peserta 6
7 Grand Opening Nisa “ Hypnotherapy”
(Concentrate Your Mind, Get Your
Achievement)
24 September 2011 Peserta 3
8 Seminar Nasional Kristologi &
Tabligh Akbar Oleh : Ibu Irena
Handono-Mantan Biarawati; BP.Insan
Mokoginta-Mantan Pastor ;
Bp.Nababan-Mantan
Pendeta”Mmembangun Pemahaman
Agama Menuju Khoirul Ummah”
20 Mei 2012 Peserta 6
9 Seminar Nasional ITTAQO
“ محا : مشكلا ت تعليم اللغة وحلو ها
ولة في معا لجة القضا يا المتعدد ة
”في تعليم اللغة العربية
2 Juni 2012 Peserta 6
10 Seminar Nasional Pendididkan yang
Diselenggarakan Oleh Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarbiyah
dengan tema: “ Pendidikan
Multikultural Sebagai Pilar Karakter
Bangsa”
6 Juni 2012 Peserta 3
11 Seminar Entrepreneurship
Perkoprasian 2012”Explore
Entrepreneurship Talent”
11 September 2012 Peserta 3
12 Sertifikat Achicment Motivation
Training” Dengan AMT, Bangun
Karakter Raih Prestasi”
12 September 2012 Peserta 3
13 Pra Youth Leadership Training
dengan tema “Surat Cinta Pembasmi
Galau”
6 Oktober 2012 Peserta 3
14 Seminar Nasional dan Dialog
Publik”Minimnya Pasokan Energi
Dalam Negeri: Pembatasan Subsidi
BBM dan Peran Masyarakat Dalam
Menghemat Energi “
20 April 2013 Peserta 6
15 Seminar Pencegahan Bahaya NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai
Pergaulan Bebas Untuk Membentuk
Remaja yang Tangguh & Launching
PIK SAHAJA (Pusat Informasi &
Konseling Sahabat Remaja Salatiga)
STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri) Salatiga
29 April 2013 Peserta 3
16 Seminar Nasional
Entrepreneurship”Menumbuhkan
Jiwa Entrepreneur Generasi Muda”
diselenggarakan oleh Koperasi
Mahasiswa (KOPMA)”FATAWA”
STAIN Salatiga
27 Mei 2013 Peserta 6
17 Seminar Nasional”Mengawal
Pengendalian BBM bersubsidi,
Kebijakan BLSM yang Tepat Sasaran
Serta Pengendalian Inflasi Dalam
Negeri Sebagai Dampak Kenaikan
Harga BBM Bersubsidi”
8 juli 2013 Peserta 6
18 Piagam Penghargaan Seminar
Kepramukaan 1 Tahun 2013”Pramuka
Ku Obat Galau Ku”
22 Desember 2013 Pembina 3