PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP KENAMPAKAN …... · MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SD...
Transcript of PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP KENAMPAKAN …... · MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SD...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP KENAMPAKAN BULAN
MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN
2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
DEWI ARINA NUR AMILIA
K7108112
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dewi Arina Nur Amilia
NIM : K7108112
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN PENGUASAAN
KONSEP KENAMPAKAN BULAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Dewi Arina Nur Amilia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP KENAMPAKAN BULAN
MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN
2011/2012
Oleh:
DEWI ARINA NUR AMILIA
K7108112
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing I
Dra. Lies Lestari, M.Pd
NIP. 19540327 198103 2 001
Pembimbing II
Endang Markamah, M.Hum
NIP. 19540207 798203 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Jumat
Tanggal : 20 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd
Sekretaris : Drs. Sukarno, M. Pd
Anggota I : Dra. Lies Lestari, M.Pd
Anggota II : Dra. Endang Sm, M.Hum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Dewi Arina Nur Amilia. PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP
KENAMPAKAN BULAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni, 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep
kenampakan bulan melalui media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri 02
Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung dua
siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri 02
Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 32
siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles
& Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Uji validitas data
pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat menunjukkan bahwa
media audiovisual dapat meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan
pada siswa kelas 4 SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun
ajaran 2011/2012. Peningkatan penguasaan konsep tersebut dapat dibuktikan
dengan meningkatnya nilai penguasaan konsep siswa pada setiap siklus yaitu
nilai rata-rata penguasaan konsep siswa sebelum tindakan (prasiklus) hanya
sebesar 61,875, pada siklus I nilai rata-rata penguasaan konsep siswa menjadi
68,31, dan pada siklus II meningkat menjadi 76,91. Sebelum dilaksanakan
tindakan, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (≥64) hanya sebanyak 12
siswa (37,5%), pada siklus I meningkat menjadi 23 siswa (71,875%), dan pada
siklus II meningkat lagi menjadi 29 siswa (90,625%).
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media audiovisual dapat
meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas 4 SD
Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
Kata Kunci: penguasaan konsep, kenampakan bulan, media audiovisual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Dewi Arina Nur Amilia. THE IMPROVEMENT MASTERY OF MOON
APPEARANCE CONCEPT THROUGH AUDIOVISUAL MEDIA ON THE
FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN
JATEN KARANGANYAR AT ACADEMIC YEAR 2011/2012 . Skripsi.
Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University.
June 2012.
The purpose of this research is to improve the mastery of moon
appearance concept on the fourth grade students of SD Negeri 02 Ngringo
Banaran Jaten Karanganyar at academic year 2011/2012 .
This research is classroom action research carried out two cycles. Each
cycle consist of four stages they are planning, implementation, observation, and
reflection. The subject of this research is the fourth grade students of SD Negeri
02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar at academic year 2011/2012 about 32
students. The data analysis which is applied is an interactive analysis model
(Miles & Huberman) which consist of three component, they are data reduction,
presenting the data, and conclusion drawing or verification. Data is collected by
using documentation, observation, interview, and test. This research uses a source
trianggulation and tehnical trianggulation for validating data.
The result of this research shows that using an audiovisual media is able
to improve the mastery of moon appearance concept on the fourth grade students
of SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar at academic year
2011/2012. Improvement the mastery of concept of students could be seen in the
increased score of mastery of concept among the students for the each cycle. The
average mark of the mastery of concept before the action (precyles) is about
61,875. In first cycle, the average mark increased to 68,31. In second cycle, the
average mark increased to 79,91. Before action of the research, students who
acquired KKM grade ≥ 64 were 12 students (37,5%). In the first cycle, the number
of students increased to 23 students (71,875%) and in the second cycle, the
number of the students increased again became 29 students (90,625%).
The conclusion of this research is using an audiovisual media is able to
improve the mastery of moon appeareance concept on the fourth grade students of
SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar at academic year 2011/2012.
Keyword: mastery of concept,moon appearance audiovisual media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Barang siapa takut menghadapi persoalan ia sebenarnya takut menghadapi
kemajuan.
(Bung Karno)
Yang terbaik adalah “Aku telah mencobanya” dan yang terburuk adalah “Aku
akan mencobanya”
(Arina)
Dalam diri kita terdapat power untuk melakukan apapun, segera perbuat dan
jalankan impian kita.
(Arina)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah dan
kasih-Nya padaku. Setulus hati kupersembahkan karya ini untuk:
Ayah dan Ibundaku tercinta “Zainal Arifien, S. Pd dan Siti Amanah, S. Pd”
Terima kasih untuk kasih sayang yang kalian limpahkan, setiap doa yang kalian
panjatkan, dan ketulusan yang kalian berikan
Kakak dan adik-adikku yang aku kasihi
Arief Yonatan yang selalu mendukung dan mendoakanku
Almamaterku tercinta PGSD FKIP UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan laporan penelitian dengan judul ”Peningkatan Penguasaan Konsep
Kenampakan Bulan melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas IV SD Negeri
02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.”
Peneliti menyadari, terselesaikannya penyusunan laporan penelitian ini
tidak lepas dari bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sebelas
Maret Surakarta. .
5. Dra. Lies Lestari, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dra. Endang Sm, M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala SD Negeri 02 Ngringo yang telah memberikan izin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian di SD Negeri 02 Ngringo.
8. Guru kelas 4 SD Negeri 02 Ngringo yang telah membantu terlaksananya
penelitian di SD Negeri 02 Ngringo.
9. Guru IPA kelas 4 SD Negeri 02 Ngringo yang telah membantu terlaksananya
penelitian di SD Negeri 02 Ngringo
10. Para siswa SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar yang telah bersedia
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat bagi peneliti sendiri khususnya, serta
pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka .......................................................... 7
1. Hakikat Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
dalam IPA....................…………………………... 7
2. Hakikat Media Audiovisual Video…...…………. 14
B. Penelitian yang Relevan ................................................. . 27
C. Kerangka Berpikir ........................................................ . 28
D. Hipotesis ...................................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 32
B. Subjek Penelitian ........................................................... 31
C. Data dan Sumber Data ................................................. 33
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 33
E. Validitas Data ............................................................... 35
F. Teknik Analisis Data .................................................... 35
G. Indikator Kinerja .......................................................... 37
H. Prosedur Penelitian ....................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... 47
A. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) .............................. 47
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................... 51
C. Hasil Penelitian .............................................................. 71
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................ 73
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................... 77
A. Simpulan ....................................................................... 77
B. Implikasi ........................................................................ 77
C. Saran .............................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 80
LAMPIRAN ....................................................................................... 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Fase-fase Bulan ...................................................................... 14
2.2. Kerucut Edgar Dale ................................................................ 18
2.3. Kerangka Berfikir ................................................................... 30
3.1. Komponen-komponen Analisis Data .... ................................. 37
3.2 Prosedur Tindakan Kelas ....................................................... 38
4.1 Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
Siswa Sebelum Tindakan........................................................ 50
4.2. Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
pada Siklus I…………………………………. ...................... 60
4.3. Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
pada Siklus II .......................................................................... 70
4.4. Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan
Bulan pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus I ........................ 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan
Bulan Prasiklus ........................................................................... 49
4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan
Bulan pada Siklus I…………………………… ......................... 59
4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan
Bulan pada Siklus II......................................... ........................... 69
4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan
Bulan pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .............................. 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tabel Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian………………. 82
2. Silabus Pembelajaran .……….. .............................................. 83
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ............... 85
4. Kisi-kisi Tugas Kelompok Siklus I ....................................... 96
5. Tugas Kelompok Siklus I Pertemuan I ................................... 97
6. Tugas Kelompok Siklus I Pertemuan II ................................. 99
7. Penilaian Kelompok Siklus I Pertemuan I .............................. 101
8. Penilaian Kelompok Siklus I Pertemuan I .............................. 102
9. Kisi-kisi Evaluasi Siklus I ...................................................... 103
10. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I......................................... 104
11. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ...................................... 105
12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............. 107
13. Kisi-kisi Tugas Kelompok Siklus II ....................................... 119
14. Tugas Kelompok Siklus II Pertemuan I ................................. 120
15. Tugas Kelompok Siklus II Pertemuan II ................................ 122
16. Penilaian Tugas Kelompok Siklus II Pertemuan I.................. 124
17. Penilaian Tugas Kelompok Siklus II Pertemuan I …………… 125
18. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II …………… ........................ 126
19. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I……………… ............... 127
20. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II……..… ........................ 128
21. Pedoman Wawancara Kepada Guru Sebelum
Pembelajaran ......................................................................... 130
22. Pedoman Wawancara Kepada Guru Setelah
Pembelajaran ….. ................................................................... 132
23. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I …… ...................... 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
25. Rata-rata Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus I ............. 140
26. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II … ........................ 141
27. Rata-rata Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus II ….. ..... 147
28. Deskripsi Lembar Observasi Kinerja Guru ………….. ......... 150
29. Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Pra Siklus …… 157
31. Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siklus I ……… 158
32. Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siklus II ....... 159
33. Foto-foto Pembelajaran………………………………… ...... 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis” (Sukardjo, 2002:1). Hal ini
menunjukkan IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang
fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran
IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat
IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang
empirik dan faktual. IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang
fenomena alam semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar terdahulu (1994)
dijelaskan pengertian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan dalam
kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu secara sistematis
tentang alam semesta. Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP)
dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat IPA dalam
kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta bertujuan: (1)
Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari; (2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap
sains dan teknologi; (3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (4) Ikut serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (5) Mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan (6)Menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Secara global dimensi yang
hendak dicapai oleh serangkaian tujuan kurikuler pendidikan IPA dalam
kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik anak agar memahami konsep IPA,
memiliki keterampilan ilmiah, bersikap ilmiah dan religius. Tujuan pendidikan
IPA sebagaimana dipaparkan di atas sudah barang tentu tidak serta merta dapat
dicapai oleh materi pelajaran IPA, melainkan dengan cara melibatkan siswa ke
dalam kegiatan didalamnya. Dengan demikian tujuan pendidikan IPA SD dalam
menuntut proses belajar mengajar IPA yang tidak terlalu menekanan pada
penyampaian konsep-konsep dengan sistematika yang ketat berdasarkan buku teks
dan lebih-lebih sekedar verbalistik semata. Proses belajar dan mengajar
merupakan suatu langkah untuk membimbing siswa dalam menguasai suatu
konsep dan sub konsepnya. Siswa dibimbing melalui metode mengajar dan media
pembelajaran sehingga dapat menguasai konsep suatu pokok bahasan.
Ketercapaian konsep merupakan konsep-konsep dalam Standar Isi KTSP yang
secara minimal harus dikuasai oleh siswa.
Berdasarkan observasi peneliti, kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa penguasaan konsep kenampakan bulan dalam pembelajaran IPA pada
siswa kelas IV di SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar ini bisa
dikatakan rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai test siswa pada materi
kenampakan bulan yang mendapat nilai melampaui KKM hanya 12 orang siswa
dari 32 orang siswa dengan nilai KKM yang ditetapkan adalah 64. Dapat
dikatakan siswa yang lulus dengan nilai di atas KKM sejumlah 37,5%, sedang
sisanya 62,5% atau 20 siswa belum melampaui KKM. Nilai ini diperoleh dari
daftar nilai tes pada materi kenampakan bulan yang diberikan oleh guru IPA kelas
IV.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan selama
pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar,
faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi rendahnya nilai penguasaan konsep
pelajaran IPA siswa kelas IV ini antara lain : (1) Media yang digunakan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dalam mengajar konvensional yaitu berupa buku referensi yang kurang
mengkonkritkan substansi dari materi pembelajaran, (2) Suasana yang diciptakan
selama pembelajaran monoton, kurang variatif karena didominasi oleh ceramah
guru, (3) Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, kurang adanya partisipasi
dari siswa, (4) Guru menuntut jawaban siswa sama dengan buku, sehingga siswa
lebih ditekankan untuk menghafal konsep-konsep tidak untuk menguasai konsep-
konsep IPA yang ada.
Dampak yang ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut di atas menjadikan
mata pelajaran IPA dianggap sulit oleh siswa SD Negeri 02 Ngringo Jaten
Karanganyar. Anggapan yang demikian itu menyebabkan tidak akan ada
peningkatan penguasan konsep siswa yang ditunjukkan dengan tidak banyaknya
siswa yang mendapatkan nilai yang melampaui KKM.
Pelaksanaan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin
dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah
dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum
yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran
IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD
harus mengacu pada kurikulum tersebut. Untuk itu perlu diciptakan kondisi
pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif (berpusat pada
siswa) dan ingin tahu terhadap materi pembelajaran. Salah satunya adalah dengan
media pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan suatu konsep. Dalam
penelitian ini meggunakan media pembelajaran yang jenisnya audiovisual yang
diharapkan dapat membantu siswa dalam menguasai konsep dalam IPA yaitu
mengenai kenampakan bulan. “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi” (Sadiman, 2011:7). Adanya media menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
proses pembelajaran dapat berjalan lebih lancar karena menggunakan perantara /
medium yang membantu penyampaian materi ajar kepada siswa yang disebut
dengan media pembelajaran, dengan demikian Asra, Darmawan, & Riana
berpendapat bahwa media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi
media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk
mengkondisikan seseorang untuk belajar (2007:5-5). Dengan kata lain, pada saat
kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima
siswa diperoleh melalui media. Media yang digunakan guru atau siswa dengan
baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar.
Penelitian ini menggunakan media pembelajaran yang berjenis
audiovisual. Menurut Sanjaya “Media audiovisual yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,
kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik karena mengandung
kedua unsur jenis media yaitu audio dan visual” (2010:17). Media audiovisual
yang digunakan berupa video interaktif kenampakan bulan yang dapat bergerak
dan bersuara. Anitah mengatakan “Media video interaktif yaitu media yang
meminta pebelajar memraktekkan keterampilan dan menerima balikan, media ini
berbasis komputer menciptakan lingkungan belajar multimedia dengan ciri-ciri
baik video maupun pembelajaran berbasis komputer” (2009:184). Media video
interaktif dalam penelitian ini tentang kenampakan bulan. Media ini
memvisualisasikan kenampakan bulan dari hari ke hari selama satu bulan penuh.
Media ini menggambarkan gerakan bulan melakukan rotasi dan mengelilingi
bumi, serta bersama bumi mengelilingi matahari sehingga bayangan kenampakan
bulan yang terbentuk dari posisi bulan, bumi, dan matahari terlihat jelas.
Didukung dengan suara musik yang membuat media ini semakin menarik
sehingga siswa tertarik dan tidak merasa bosan hingga pembelajaran usai. Siswa
juga dapat mengoperasikan media ini sendiri dengan bimbingan guru, sehingga
rasa ingin tahu siswa semakin bertambah. Dengan menggunakan media video
yang dapat bergerak dan bersuara ini penguasaan konsep kenampakan bulan siswa
kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar dapat tercapai
maksimal karena materi yang terkandung dalam media ini dapat tersampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
secara konseptual tidak hanya secara verbalistik saja. Hal inilah yang mendorong
peneliti untuk memilih dan melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan
Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan melalui Media Audiovisual pada Siswa
Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar Tahun Ajaran
2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
“Apakah penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan penguasaan konsep
kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten
Karanganyar tahun ajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, telah disampaikan penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan dengan
menggunakan media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo
Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memperkaya khasanah teori keilmuan, khususnya dalam hal pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar tentang penguasaan konsep
kenampakan bulan melalui media audiovisual.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai konsep
kenampakan bulan sehingga siswa mampu berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2) Memperoleh suasana baru dalam pembelajaran IPA sehingga siswa
lebih tertarik untuk belajar IPA.
b. Bagi Guru
1) Memperoleh sumbangan pemikiran bagi guru dengan penggunaan
media audiovisual sebagai alternatif media pembelajaran yang
inovatif.
2) Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
kondisi siswa.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran IPA di sekolah
terkait dengan pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan
melalui media audiovisual.
2) Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk perbaikan
pada proses pembelajaran IPA di sekolah terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Dalam IPA
a. Pengertian Penguasaan Konsep
Syamsuddin (2009:187) mengatakan “Penguasaan adalah
melakukan suatu tindakan untuk dapat menggunakan sesuatu dengan
tepat, dapat memberikan contoh-contoh, dan sebagainya”.
Samlawi dan Maftuh (2001:10-11) mengatakan bahwa konsep
secara sederhana adalah penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang
membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu
tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penanamaan sesuatu
dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan
memecahkan masalah.
Parker dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (2001:12)
menyatakan bahwa Konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu,
suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya.
Dalam definisi konsep yang kedua tergambar bahwa seseorang
mesti terlibat dalam proses berfikir, yakni menyadari contoh-contoh
konsep. Proses berfikir ini disebut konseptualisasi, yaitu suatu proses
yang terus-menerus yang berlangsung ketika seseorang menghadapi
contoh-contoh baru dari suatu konsep. Jadi suatu kesan mental dari suatu
konsep yang dihadapi akan berbeda tergantung pada latar belakang atau
pengalaman orang yang melakukan konseptualisasi. Konsep dinyatakan
dalam sejumlah bentuk : konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata
atau frase.
Pengalaman indrawi dalam berhadapan dengan lingkungan
sekitar kita menghasilka ide / gagasan yang merupakan isi dari kegiatan
mengetahui. Konsep adalah representasi yang abstrak dan umum tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
sesuatu yang merupakan salah satu bentuk gagasan. (Leo Sutrisno, dkk,
2007 : 1-11).
Jadi konsep adalah Penamaan untuk menyebut sesuatu baik
yang bersifat konkrit atau abstrak, sempit atau luas, satu kata atau frase
yang merupakan hasil pemikiran, gagasan, ide seseorang.
Dapat ditarik kesimpulan penguasaan konsep adalah
kesanggupan atau cara seseorang menguasai sesuatu yang merupakan
ide, gagasan, hasil pemikirannya untuk dapat menggunakannya dengan
tepat serta dapat menyelesaikan / memecahkan masalah / sesuatu yang
berkaitan dengan konsep tersebut.
b. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam
dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam
(Sukardjo, dkk, 2005: 1).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan usaha manusia dalam
memahami pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta
menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan
penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul
(truth) (Leo Sutrisno, 2007:1.19).
Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang
diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan,
dan deduksi (metode ilmiah) untuk menghasilkan suatu penjelasan
tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Trianto, 2010: 151)
Duit (2007:3) mengatakan bahwa Philosophy of science and history
of science provide thinking patterns to analyze the nature of
science critically, and the particular contribution of science to
understand the “world”, i.e. nature and technology. Yang berarti
bahwa filosofi dan sejarah ilmu pengetahuan alam akan
memberikan suatu pola pikir untuk menganalisis sifat ilmu secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kritis, dan sumbangan khusus ilmu pengetahuan alam adalah untuk
memahami dunia yaitu alam dan teknologi.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA
adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya yang tersusun
secara sistematis untuk menganalisis sifat ilmu secara kritis sehingga
menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala alam yang dapat
dipercaya.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA SD
Di bawah ini dijelaskan beberapa prinsip-prinsip pembelajaran
IPA SD oleh Leo Sutrisno, dkk (2007: 5.3-5.5), yaitu :
1) Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita dimulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi.
Siswa perlu memperoleh pengalaman itu. Para siswa perlu dibuat agar
aktif melakukan sesuatu agar memperoleh pengalaman.
2) Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung,
sehingga perlu diungkap selama proses pembelajaran.
Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman perlu diungkap
setiap awal pembelajaran.
3) Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten
dengan pengetahuan para ilmuwan.
Pengetahuan pengalaman mereka yang pada umumnya kurang
konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan ini disebut miskonsepsi,
maka perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi
ini selama pembelajaran.
4) Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang,
dan relasi dengan konsep yang lain.
Tugas kita sebagai guru adalah mengajak siswa untuk
mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari ke dalam fakta,
data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.
5) IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.
Perlu mengenalkan ketiga aspek di atas kepada siswa. Namin, perlu
diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat, kita tidak mampu
mengikuti perkembangannya secara terus-menerus setiap saat. Oleh
karena itu, akan lebih baik jika siswa dibekali dengan keterampilan
menemukan pengetahuan, yaitu proses dan prosedur IPA. Proses
menyangkut aktivitas, sedangkan prosedur menyangkut metode ilmiah
yang digunakan dalam kegiatan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
d. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari uraian di atas, materi IPA yang disajikan di SD
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA di SD secara
umum yaitu, antara lain :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memcahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Amalia
Saparti, dkk, 2009:8.24)
e. Manfaat Pembelajaran IPA di SD
Di bawah ini disebutkan beberapa manfaat pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar menurut Trianto (2010:143)antara lain :
1) Memberikan kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk
meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Memberikan pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari
prinsip dan konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling
ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Memberikan keterampilan dan kemampuan untuk menangani
peralatan, memecahkan masalah, dan melakukan observasi.
4) Memberikan sikap ilmiah, antara skeptis, kritis, sensitive, obyektif,
jujur, terbuka, benar, dan dapat bekerjasama.
5) Memberikan kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir
analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan
prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam.
6) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari
keindahan keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam
teknologi.
f. Pengertian Kenampakan Bulan
1) Bulan
Gambar 1. Bulan
(Sumber : wikipedia ensiklopedia bebas, 6/2/12, 11:34)
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan
merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak
mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya bulan sebenarnya
berasal dari pantulan cahaya Matahari. Jarak rata-rata bumi-bulan
dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter
bumi. Bulan beredar mengelilingi bumi sekali setiap 27,3 hari dan
variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari
bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
setiap 29,5 hari (periode sinodik) (http://id.wikipedia.org/wiki/Bulan,
7/2/12, 11:42)
Heri Sulistyanto (2008:149) mengatakan bahwa bulan
merupakan benda langit yang tidak bercahaya. Pada saat malam hari
bulan terlihat sangat indah bersama bintang-bintang yang ada di
sekitarnya. Bulan terlihat bercahaya pada malam hari karena
memantulkan cahaya yang berasal dari matahari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bulan adalah benda
langit yang tidak dapat bercahaya, namun dapat memantulkan
cahaya yang berasal dari matahari yang merupakan satelit alami
bumi.
2) Kenampakan Bulan
Bulan kadang-kadang tampak membentuk lingkaran,
setengah lingkaran, dan kadang-kadang tidak kelihatan.
Kenampakan bulan bergantung pada posisinya terhadap matahari
dan bumi karena sinar bulan merupakan pantulan sinar matahari oleh
bulan. (Poppy, 2008:156)
Jika diamati setiap malam, bentuk bulan ternyata
mengalami perubahan setiap harinya. Bulan mengitari bumi dalam
jangka waktu 29.5 hari (satu bulan). Selama bulan bergerak, terjadi
perubahan sudut antara matahari, bumi, dan bulan. Hal inilah yang
menyebabkan perubahan kenampakan pada bulan setiap harinya.
Perubahan bentuk bulan ini dikenal dengan fase bulan. (Heri
Sulistyanto, 2008: 150)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Gambar 2. Fase Bulan
Keterangan :
A : Bulan Baru
B : Bulan Sabit
C : Bulan Separuh
D : Bulan Tiga Perempat
E : Bulan Purnama
F : Bulan Tiga Perempat
G : Bulan Separuh
H : Bulan Sabit
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kenampakan
bulan adalah bentuk bulan yang mengalami perubahan dari hari ke
hari selama satu bulan yang disebabkan posisi bulan, bumi, dan
matahari.
2. Hakikat Media Audiovisual Video
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di
tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu
antara sumber pesan dengan penerima pesan. (Sri Anitah, 2009:123)
Asssociation for Educational Communications and
Teachnology (AECT) dalam Sri Anitah (2009:123) mendefinisikan
media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan
informasi.
Sedangkan Briggs dalam Asra, Deni Darmawan, & Cepi
Riana (2009:123) mengatakan bahwa media pembelajaran sebagai
“the physical means of conveying instructional content book, films,
videotapes, etc”. Media pembelajaran sebagai peralatan fisik untuk
membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran, termasuk di
dalamnya buku, videotape,film, dan lain-lain.
Menurut Romiszowski dalam Basuki Wibawa & Farida
Mukti, (2001:12), media ialah pembawa pesan yang berasal dari
sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima
pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu ialah siswa.
Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera
mereka. Siswa dirangsang oleh media itu yang menggunakan
inderanya untuk menerima informasi.
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan
oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi
pelajaran. Dengan kata lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal
dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa.
Kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah
berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran
diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat
seseorang melakukan suatu kegiatan belajar (Asra, Deni Darmawan,
& Cepi Riana, 2007: 5-5) Dengan demikian, media pembelajaran
memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur
pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk
belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh
melalui media. Media yang digunakan guru atau siswa dengan baik
dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh
komunikator (guru) sebagai perantara untuk menyampaikan informasi,
pesan, ide, materi ajar kepada komunikan (siswa) yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
b. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran
tertentu bukanlah hal yanh mudah. Tetapi bagaimanapun juga seorang
guru dapat menentukan media yang paling tepat untuk pelaksanaan
kegaiatan pembelajaran. Dalam pemilihan media, Gagne, dkk dalam
Sri Anitah (2009 : 203-205) menyarankan perlu mempertimbangkan :
1) Prinsip Umum
a) Variabel tugas
Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis
kemampuan yang diharapkan dari pebelajar sebagai hasil
pembelajaran.
b) Variabel pebelajar
Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media, guru perlu menyadari bahwa para pebelajar
mempunyai gaya belajar yang berbeda.
c) Lingkungan belajar
Pertimbangan ini bersifat administratif, seperti : besarnya
biaya sekolah; ukuran ruang kelas; kemampuan
mengembangkan materi baru; ketersediaan radio, televisi,
atau perlengkapan lain; kemampuan guru mendesain
pembelajaran; ketersediaan bahan-bahan modul untuk
pembelajaran individual; sikap pemimpin sekolah maupun
guru terhadap inovasi arsitektural sekolah.
d) Lingkungan pengembangan
Jelas seakan-akan sia-sia untuk merencanakan penyajian
yang baik, bila pengembangan sumber-sumber tidak
mendukung untuk tugas tersebut, misalnya : ketersediaan
waktu, pengembangan personel, akan mempengaruhi
keberhasilan penyajian.
e) Ekonomi dan Budaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah
media itu dapat diterima oleh pemakai dan sesuai dengan
sumber dana serta peralatan yang tersedia, serta sikap
terhadap berbagai media mungkin berbeda antara penduduk
kota dengan desa, antar subkelompok bangsa dan sosial
ekonomi.
2) Faktor-Faktor Praktis
Faktor ini termasuk faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media :
a) Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu
ruangan.
b) Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan
media.
c) Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon pebelajar.
d) Adakah penyajian itu sesuai dengan respon pebelajar.
e) Adakah stimulus pembelajaran menuntut warna, gerak,
gambar, kata-kata lisan, atau tertulis.
f) Apakah media yang dipakai memiliki urutan yang pasti.
g) Media manakah yang paling mendukung kondisi belajar
untuk mencapai tujuan.
Amalia Sapriati (2009, 5.3-5.4) menyatakan dalam
menyediakan media pembelajaran, guru dihadapkan pada 3 kondisi
berikut (1) memilih dari bahan media yang sesuai benar dengan tujuan
pembelajaran yang dilakukan, (2) memilih dari bahan media yang
kurang sesuai dengan tujuan sehingga perlu dimodifikasikan, (3)
merancang media baru.
c. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Sri Anitah (2009 : 207-208) mengemukakan bahwa dalam
memilih media untuk pembelajaran, guru sebenarnya tidak hanya
cukup mengetahui tentang kegunaan, nilai, serta landasannya, tetapi
juga harus mengetahui bagaimana cara menggunakan media tersebut.
Adapun prinsip-prinsip umum penggunaan media adalah sebagai
berikut :
1) Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai
bagian integral dalam sistem pembelajaran.
2) Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dana.
3) Guru hendaknya memahami tingkat hierarki dari jenis alat dan
kegunaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4) Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus,
sebelum, selama, sesudah pemakaiannya.
5) Penggunaan multimedia akan sangat menguntungkan dan
memperlancar proses pembelajaran.
d. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran
Untuk menggunakan media, seharusnya dilakukan
perencanaan yang sistematik. Perlu diingat pula bahwa media
pembelajaran digunakan bila media itu mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran yang disampaikan. Langkah-langkah penting dalam
penggunaan media pembelajaran (Sri Anitah, 2009: 208-210) yaitu :
1) Persiapan sebelum menggunakan media
Langkah awal penggunaan adalah membuat perencanaan
dengan sebaik-baiknya, yang dilakukan dengan cara :
a) Mempelajari petunjuk kegunaan media. Periksalah voltase
alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat, sebelum
menghidupkan alat. Setelah itu ikuti petunjuk-petunjuk
khusus tiap alat.
b) Semua peralatan yang digunakan perlu disiapkan
sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak
akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis,. Perhatikan
pengaturan ruang dan pebelajar, penempatan media diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan pebelajar untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
2) Pelaksaan penggunaan media
Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media
berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap tenang.
Keadaan tenang tidak berarti pebelajar harus duduk diam dan
pasif, yang terpenting pebelajar tetap terjaga. Dalam proses
pembelajaran guru masih perlu menambahkan penjelasan.
Usahakan agar pebelajar tidak terhalang posisi guru berdiri, guru
jangan terlampau lama membelakangi pebelajar. Selama sajian
media berlangsung dapat diselingi dengan pertanyaan, meminta
pebelajar melakukan sesuatu seperti menunjukkan gambar,
mengerjakan soal, atau merumuskan sesuatu.
3) Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan
pemahaman materi yang disampaikan melalui media. Untuk itu
perlu disediakan tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai
umpan balik. Kalau ternyata tujuan belum tercapai, guru perlu
mengulangi sajian program media tersebut.
4) Tindak Lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dari umpan balik yang diperoleh, guru dapat meminta
pebelajar untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara
misalnya : diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi dan
membuat rangkuman, meakukan suatu percobaan, observasi, dan
lain-lain.
e. Manfaat Media Pembelajaran
UNESCO dalam Dina Indriana (2011:46) memuat beberapa
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap anak didik dalam
menjalani proses pendidikan dan pembelajarannya. Beberapa
kompetensi tersebut antara lain pengetahuan yang memadai (to know),
keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do),
kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan bidang ilmu / profesi (to
be), dan kemampuan memanfaatkan bidang ilmu untuk kepentingan
bersama secara etis (to live together).
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan sebuah
proses belajar yang efektif. Pembelajaran merupakan proses
perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan,
sehingga terjadinya pengalaman dan hasil belajar menjadi lebih
bermakna (meaningful learning). Keberhasilan pembelajaran ditandai
dengan perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif pada
diri individu, sesuai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan ini sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor yang salah satumya adalah
penggunaan media pengajaran yang berfungsi sebagai perantara,
wadah, atau penyambung pesan-pesan pembelajaran.
Media berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh
berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning
experience) tergantung pada interaksi siswa dengan media. Media
yang tepat dan sesuai dengan tujuan belajar akan mampu
meningkatkan pengalaman belajar sehingga anak didik bisa
mempertinggi hasil belajar. Alasan ini sejalan dengan pendapat
Edgard Dale dengan teori “Cone Experience (Kerucut Pengalaman)”,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang menjadi dasar pokok penggunaan media dalam pembelajaran.
Berikut adalah gambar kerucut pengalaman Edgar Dale :
Gambar 3. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Menurut teori kerucut pengalaman, pengetahuan akan
semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal.
Akibatnya, siswa hanya akan mengalami suatu pengetahuan dalam
bentuk kata, tanpa mengerti dan memahami makna yang terkandung
dalam pengetahuan tersebut. Karena itulah anak didik harus memiliki
pengalaman yang lebih konkret agar tidak salah persepsi terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Salah satu cara agar siswa memiliki
pengalaman yang konkret adalah dengan menggunakan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Dina Indriana, (2011 : 47-48) menjelaskan media pengajaran
memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1) Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak.
Konsep-konsep yang dirasa masih bersifat abstrak dan sulit
dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkretkan atau
disederhanakan melalui pemanfaatan media.
2) Menghadirkan berbagai objek yang terlalu berbahaya atau sukar
didapat ke dalam lingkungan belajar melalui media pengajaran
yang menjadi sampel dari objek tersebut. Misalnya : penggunaan
foto, CD, video, atau televisi..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam ruang
pembelajaran pada waktu kelas membahas tentang objek yang
besar atau yang terlalu kecil.
4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan
menggunakan teknik gerakan lambat dalam media film, bisa
memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah,
atau memperlihatkan suatu detail kronologi ledakan. Demikian
juga gerakan yang terlalu lambat dapat dipercepat dengan media
pembelajaran.
f. Klasifikasi Media Pembelajaran
Beberapa jenis media pembelajaran antara lain :
1) Media audio
Penyajian pengajaran atau pengetahuan melalui
pendidikan audio atau pengalaman mendengar jenis alat yang
dikategorikan dalam media audio (Hujair AH. Sanaky, 2011:94),
yaitu :
a) Audio kaset, berupa pita magnetis (magnetic tape recording)
yang dapat menghasilkan suara jika diputar dalam tape
recorder.
b) Radio, adalah sebuah alat elektronik yang dilengkapi dengan
perangkat penerima gelombang elektromagnetik dan perangkat
penyiaran.
2) Media visual
Media visual ini disebut juga media pandang, karena
seseorang dapat menghayati media tersebut melalui
penglihatannya. Media ini dapat dibedakan menjadi dua (Sri
Anitah, 2009:128), yaitu :
a) Media visual yang tidak diproyeksikan
Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang
sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk
memproyeksikan perangkat lunak. Media ini tidak tembus
cahaya (non transparan), maka tidak dapat dipantulkan pada
layar (walaupun saat ini ada alat yang dapat memantulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
gambar nontransparan). Media ini digunakan oleh guru karena
lebih mudah pembuatan maupun penggunaannya. Faktor-
faktor seperti, tidak adanya aliran listrik, daerah terpencil,
tidak tersedianya peralatan, kelompok kelas kecil,
menyebabkan guru memilih media yang dirasa praktis.
Termasuk dalam jenis ini antara lain : gambar mati atau
gambar diam (still pictures), ilustrasi, karikatur, poster, bagan,
diagram, grafik, peta datar, realia dan model, papan, dan lain-
lain.
b) Media visual yang diproyeksikan
Media ini merupakan suatu media visual namun dapat
diproyeksikanpada layar melalui suatu pesawat proyektor.
Oleh karena itu, media ini terdiri dari dua unsuryang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu perangkat keras dan
perangkat lunak.
Perangkat lunak digambarkan pada transparansi (tembus
cahaya). Melalui pesawat proyektor, perangkat lunak yang
berwujud gambar, bagan, tulisan dapat diproyeksikan pada
layar. Pesawat proyektor yang dapat menampilkan gambar itu
disebut perangkat keras. Yang termasuk dalam media visual
ini antara lain : OHP (overhead projector), slide (film
bingkai), filmstrip (film rangkai), opaque projector, dan lain-
lain.
3) Media audiovisual
Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media
audiovisual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi
kekurangan dari media audio atau media visual semata.
Kemampuannya akan meningkat lagi bila media audiovisual ini
dilengkapi dengan karakteristik gerak (Basuki Wibawa & Farida
Mukti, 2001:67).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Melalui media ini, seseorang tidak hanya dapat melihat
atau mendengar saja, tetapi dapat melihat sekaligus
mendengarkan sesuatu yang divisualisasikan. Banyak sekali jenis
media ini (Sri Anitah, 2009:168) antara lain :
a) Slide suara, merupakan jenis media visual yang menampilkan
sejumlah slide, dipadukan dalam suatu cerita atau suatu jenis
pengetahuan yang diproyeksikan pada layar dengan iringan
suara.
b) Televisi, yang berarti suatu program yang memperlihatkan
sesuatu yang berada jauh dari pemirsa dapat dihadirkan di
rumah melalui pesawat televisi.
c) Video, adalah media dengan suatu sistem penyajian yang
berupa visual dan suara.
Penelitian ini akan menggunakan media video interaktif
yang cara penyajiaanya telah berbasis komputer.
g. Media Video
Daryanto (2010: 88), media video adalah segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial.
Tim Dosen FKIP Yogyakarta (Hujair AH. Sanaky, 2011:108)
mengemukakan bahwa video adalah gambar bergerak yang disertai
dengan unsur suara dan ditayangkan melalui medium video dan video
compact disc (VCD).
Arief. S. Sadiman, dkk (2011:74), mengemukakan video
adalah media audiovisual yang menampilkan gerak, pesan yang
disajikan bersifat fakta (kejadian / peristiwa penting, berita) maupun
fiktif (misalnya ceritera), bisa bersifat edukatif, informatif, maupun
instruksional.
Kemajuan teknologi video, memungkinkan format sajian
video dapat bermacam-macam, mulai dari kaset, VCD (video compat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
disc), VCD (video compat disc) interaktif , dan DVD (digital versatile
disc).
Dina Indriana (2011:116) mengatakan VCD interaktif
merupakan media yang sangat menarik dan paling praktis,
penyajiannya menggunakan komputer yang dapat menerima respon
balik dari anak didik sehingga mereka langsung belajar dan
memahami materi pengajaran yang telah disediakan. Dengan cara
demikian, media pembelajaran ini cukup efektif karena memiliki
unsur suara (sound), animasi, video, teks, grafis.
Menurut Sri Anitah (2009:184) video interaktif yaitu media
yang meminta pebelajar memraktekkan keterampilan dan menerima
balikan. Media ini berbasis komputer yang menciptakan lingkungan
belajar multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun berbasis
komputer.
Jie Chi Yang (2009:49) berpendapat bahwa “There are many
types of multimedia learning materials, but video is the most
representative and popular one. This is because video integrates many
multimedia resources, such as text, images,sound, and speech.” Ada
banyak jenis bahan ajar multimedia, namun video adalah yang paling
representatif dan populer. Hal ini karena video mengintegrasikan
banyak sumber daya multimedia seperti teks, gambar, suara, dan
pidato.
Program video dapat dimanfaatkan dalam program
pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak
terduga kepada siswa., selain itu program video dapat dikombinasikan
dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan
perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan video dalam
memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu
menyampaikan materi yang bersifat dinamis (Daryanto, 2010 :88)
Video merupakan medium yang sangat efektif untuk
membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
individual, ataupun kelompok. Sedangkan ukuran tampilan video
sangat fleksibel dan dapat di atur sesuai dengan kebutuhan, yaitu
dengan cara mengatur jarak layar untuk tampilan dengan alat pemutar
kaset (video player).
Jadi video interaktif adalah media audio visual yang
menggunakan alat elektronik berupa komputer yang dapat
memvisualisasikan suatu gambar (dapat berupa animasi) yang dapat
bergerak dengan disertai unsur suara atau musik yang dikemas dalam
video compact disc (VCD), pesan yang disampaikan dapat bersifat
informatif, edukatif, atau instruksional yang mampu memberikan
umpan balik kepada siswa.
h. Kelebihan dan Kelemahan Media Video
Hujair AH. Sanaky (2011:108), mengatakan bahwa media
video sebagai media pembelajaran juga tidak terlepas dari kelebihan
dan kelemahannya, sebagai berikut :
1) Kelebihan Media Video antara lain :
a) Menyajikan obyek belajar secara konkret atau pesan
pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk
menambah pengalaman belajar.
b) Sifatnya yang audiovisual, sehingga memiliki daya tarik
tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau motivasi peserta
didik untuk belajar..
c) Dapat mengurangi kejenuhan belajar.
d) Menambah daya tahan ingatan tentang obyek belajar yang
dipelajari.
e) Portable dan mudah didistribusikan.
2) Kelemahan media video antara lain:
a) Pengadaanya memerlukan biaya mahal.
b) Tergantung pada energi listrik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c) Pembuatan materi yang dikemas dalam video compact disc
(VCD) rumit, butuh keahlian tersendiri.
i. Penggunaan Media Audiovisual dalam Penguasaan Konsep
Kenampakan Bulan
Media merupakan alat bantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran dan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan dari guru kepada siswa. Jika digunakan secara benar, media
pembelajaran dapat memperlancar interkasi guru dan siswa, siswa dan
siswa, serta siswa dan sumber belajar.
Pada penelitian ini, media yang digunakan untuk penguasaan
konsep kenampakan bulan adalah media audiovisual video interaktif,
yaitu berupa video yang dapat dilihat (berupa gambar, animasi,
tulisan, dan lain-lain) dan didengar (berupa suara/sound dan musik)
yang memerlukan perangkat video player/ komputer untuk memutar
kaset berupa VCD; VCD(Video Compact Disc) yang berisi materi IPA
kenampakan bulan, televisi / proyektor / LCD untuk menampilkan /
memproyeksikan materi IPA kenampakan bulan kepada siswa.
Pada segi visual menampilkan animasi kenampakan bulan,
bumi, dan matahari, yang bergerak dari hari ke hari sehingga terlihat
jelas posisi antara bulan, bumi dan matahari (fase bulan), sedangkan
pada segi audio berupa suara yang menjelaskan tentang benda-benda
langit tersebut dan suara musik yang mengiringi tampilan tersebut dari
awal hingga akhir video itu diputar.
Dengan media audiovisual ini diharapkan dapat memberikan
sajian pembelajaran yang menarik dan konkrit bagi siswa sehingga
penguasaan konsep kenampakan bulan dapat tercapai maksimal.
B. Penelitian Yang Relevan
a. Penelitian Heru Sambodo (2011) skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Dengan Media Video Compact Disc (VCD) Pada Siswa Kelas V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
SD Negeri 02 Laban Kecamatan Laban Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran
2010/2011”, menyimpulkan bahwa penggunaan media VCD dalam
pembelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan pada manusia dapat
membantu siswa meningkatkan hasil belajar mereka dengan prosentase
ketuntasan 58,33% menjadi 100%. Hal ini membuktikan media Video
Compact Disc (audiovisual) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Variabel
yang sama dengan variabel penelitian yang akan dilakukan adalah
penggunaan media video sebagai variabel terikat, sedang variabel bebasnya
tidak sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu hasil belajar siswa.
b. Penelitian Wahyu Ratnawati (2009) skripsi yang berjudul “Upaya
Peningkatan Keterampilan Bermain Drama Melalui Penggunaan Media
Video Drama Siswa Kelas V SDN 2 Sawahan Boyolali Tahun Ajaran
2008/2009”, menyimpulkan keterampilan bermain drama mengalami
peningkatan. Pada aspek lafal prosentase siswa yang mencapai KKM 67,86%
menjadi 89,29%. Pada aspek intonasi prosentase siswa yang mencapai KKM
50% menjadi 82,29%. Pada aspek ekspresi prosentase siswa yang mencapai
KKM 75% menjadi 96,55%. Hal ini membuktikan media video (audiovisual)
dapat meningkatkan keterampilan bermain drama siswa. Variabel yang sama
dengan variabel penelitian yang akan dilakukan adalah penggunaan media
video sebagai variabel terikat, sedang variabel bebasnya tidak sama dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu keterampilan bermain drama siswa.
c. Penelitian Perdana Dika Anjaya (2011) skripsi yang berjudul “Penggunaan
Media Audiovisual Bilangan Bulat Dapat Meningkatkan Keterampilan
Menjumlah dan Mengurangkan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SDN 02
Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”, menujukkan
peningkatan keterampilan menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat dari
42,5% siswa yang mampu mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan
menjadi 75%. Hal ini membuktikan media audiovisual dapat meningkatkan
keterampilan menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat siswa. Variabel
yang sama dengan variabel penelitian yang akan dilakukan adalah
penggunaan media audiovisual sebagai variabel terikat, sedang variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
bebasnya tidak sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
keterampilan menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat pada siswa.
Dari beberapa penelitian di atas, peneliti menganggap media audiovisual
(video) merupakan media yang baik untuk mentransfer informasi kepada siswa
dengan melihat substansi yang akan diinformasik
C. Kerangka Berpikir
Penguasaan konsep dalam Ilmu Pengetahuan Alam harus dikuasai oleh
anak sedini mungkin dalam kehidupannya di sekolah. Semakin dini anak
menguasai konsep-kosep dalam Ilmu Pengetahuan Alam, maka semakin mudah
anak mengimplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan
konsep ini sangat penting demi tercapainya tujuan pembelajaran, sehingga untuk
menguasai konsep-konsep dalam Ilmu Pengetahuan Alam ini pembelajaran tidak
hanya dilakukan secara verbalistik semata.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa penguasaan konsep kenampakan bulan dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten
Karanganyar tergolong rendah. Dari hasil observasi awal dan hasil wawancara
dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar
dapat diidentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakangi rendahnya penguasaan
konsep kenampakan bulan pada siswa, diantaranya adalah (1) Media yang
digunakan guru dalam mengajar konvensional yaitu berupa buku referensi yang
kurang mengkonkritkan substansi dari materi pembelajaran, (2) Suasana yang
diciptakan selama pembelajaran monoton, kurang variatif karena didominasi oleh
ceramah guru, (3) Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, kurang adanya
partisipasi dari siswa, (4) Guru menuntut jawaban siswa sama dengan buku,
sehingga siswa lebih ditekankan untuk menghafal konsep-konsep tidak untuk
menguasai konsep-konsep IPA yang ada.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan dengan
menggunakan media pembelajaran audiovisual berupa video interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kenampakan bulan yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan
konsep kenampakan bulan pada siswa. Dengan media pembelajaran ini,
penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa diharapkan dapat meningkat
karena media ini menyajikan pembelajaran dalam kemasan yang lebih efektif
dan efisien untuk membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran
kenampakan bulan. Dikatakan efektif karena penggunaan media audiovisual
video interaktif kenampakan bulan sangat sesuai dengan pembelajaran
kenampakan bulan, hal ini disebabkan karena siswa lebih bersemangat karena
media ini dapat memvisualisasikan obyek yang berupa bulan secara animasi yang
dilengkapi dengan unsur suara dan gerak sehingga pembelajaran lebih jelas dan
mudah dikuasai. Dikatakan efisien, karena dengan media ini siswa dapat lebih
cepat menguasai konsep kenampakan bulan sehingga waktu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran di sini dapat tepat waktu.
Pada kondisi akhir diharapkan penguasaan konsep kenampakan bulan
dengan menggunakan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan dapat
meningkat. Peningkatan ini akan ditandai dengan ketercapaian kinerja sebesar
75% dari jumlah siswa kelas IV yang ada mendapatkan nilai di atas KKM yang
telah ditetapkan atau batas ketuntasan dalam pembelajaran konsep kenampakan
bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada
gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 4. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis yaitu sebagai
berikut :
Media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan penguasaan konsep
kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten
Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
Dengan menggunakan media
audiovisual penguasaan
konsep kenampakan bulan
pada siswa meningkat
Kondisi
akhir
Tindakan
Siklus I
Siklus II
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
Siklus N
Kondisi awal
Pembelajaran
dengan
menggunakan
media
audiovisual
Penguasaan
konsep
kenampakan
bulan pada siswa
rendah
Guru belum
menggunakan media
audiovisual video
interakt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngringo 02 Banaran, Jaten,
Karanganyar, 57772. Sekolah ini sekarang dipimpin oleh Wahyuni Srirejeki,
S.Pd selaku kepala sekolah. SD Negeri 02 Ngringo memiliki 6 ruang kelas.
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas IV.
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian antara lain:
(1) Tempat peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL),
sehingga peneliti telah mengenal sekolah dan anggota sekolah dengan baik
(2) Penguasaan konsep IPA siswa kelas IV di sekolah tersebut belum baik,
sehingga dapat dilakukan penelitian; (3) Letaknya yang strategis dan mudah
dijangkau oleh alat transportasi. (4) Tersedianya fasilitas listrik.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini mulai tahap persiapan hingga pelaporan
membutuhkan waktu selama 6 bulan mulai dari bulan Januari sampai Juni
2012. Rincian kegiatan penelitian adalah sebagai berikut : pengumpulan data
dan penyusunan proposal, seminar proposal, revisi proposal, pengajuan izin
penelitian ,pelaksanaan (Siklus I, Siklus II), analisis data, penyusunan
laporan, ujian skripsi, penggandaan dan pengiriman laporan penelitian.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Arikunto (2010:142) merupakan sesuatu yang
aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan hanya objek yang sedang diam dan tanpa
gerakan.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri
Ngringo 02 Banaran, Jaten, Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa
kelas IV adalah 32 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
perempuan. Semua siswa kelas IV adalah anak yang normal, bukan anak
berkebutuhan khusus (ABK).
C. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber.
Yang dimaksud dengan sumber data menurut Arikunto dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh. (2010: 172)
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber
data yang dimanfaatkan dalam penelitian antara lain :
1. Informasi dari nara sumber yaitu siswa kelas IV dan guru kelas IV SD Negeri
02 Ngringo Jaten Karanganyar.
2. Hasil tes siswa tentang penguasaan konsep kenampakan bulan setelah
digunakannya media audiovisual video interaktif.
3. Dokumen antara lain berupa kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran,
foto kegiatan pembelajaran, video kegiatan pembelajaran, nilai awal
penguasaan konsep kenampakan bulan siswa dari guru.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
observasi, dokumen, wawancara dan tes yang masing-masing diuraikan berikut
ini:
1. Observasi
Arikunto mengatakan observasi meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan alat indera (2010:199).
Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada 10 Januari 2012
secara langsung pada saat pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 02
Ngringo Jaten Karanganyar dilaksanakan. Observasi yang dilakukan peneliti
meliputi observasi cara guru mengajar, media yang dilakukan guru pada saat
mengajar yaitu media audiovisual video interaktif, serta partisipasi siswa
dalam pembelajaran. Alat penilaian yang digunakan untuk mengobservasi
guru dalam mengajar berupa APKG (Alat Penilaian Kemampuan Guru).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Wawancara
Wawancara menurut Arikunto adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(2010:198).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru mengenai
bagaimana kondisi siswa, media yang digunakan guru dalam pembelajaran,
kendala yang dihadapi selama pembelajaran, upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala selama pembelajaran.
3. Dokumen
Arikunto mengatakan dokumentasi artinya barang-barang yang
tertulis (2010:201).
Dokumen dari SD Negeri Ngringo 02 Jaten Karanganyar yang
dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah nilai awal penguasaan konsep
kenampakan bulan siswa, silabus kelas IV, foto-foto pembelajaran.
4. Tes
Arikunto mendefinisikan tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok (2010:193).
Pemberian tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur
seberapa jauh penguasaan konsep kenampakan bulan yang diperoleh siswa
setelah tindakan / pembelajaran dilakukan. Tes ini dilakukan di akhir setiap
siklus untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep kenampakan bulan
pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran
2011/2012. Dengan kata lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui
tingkat perkembangan kemampuan belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
E. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar kuat dalam menarik kesimpulan.
Sugiyono mengatakan validitas merupakan derajat ketetapan antar data
yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti (2011:267).
Dalam penelitian ini akan dilakukan triangulasi. Sugiyono triangulasi
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu (2011:273). Triangulasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini
yaitu :
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dari
satu sumber dengan sumber lainnya. Dari teknik ini diharapkan dapat
memberi informasi yang tepat sesuai dengan kenyataan. Sumber yang akan
digunakan untuk mengukur validitas data dalam penelitian ini adalah siswa
dan guru IPA kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi data, yaitu peneliti mengambil data dari berbagai
suasana, waktu, tempat, dan jenis. Data yang akan diperoleh dari penelitian
ini menggunakan beberapa cara yaitu tes pada siswa kelas IV, wawancara
dan observasi dalam kegiatan pembelajaran pada konsep kenampakan bulan
pada guru IPA kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif Miles dan Huberman. Tiga langkah yang harus dilakukan oleh
peneliti dalam proses analisis data interaktif adalah (1) reduksi data; (2) penyajian
data; dan (3) penarikan simpulan atau verivikasi (Miles dan Huberman, 2009:16).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Pada penelitian ini data yang direduksi berupa data hasil wawancara,
data hasil observasi siswa dan guru SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karangayar
Tahun Ajaran 2011/2012 serta data hasil tes penguasaan konsep kenampakan
bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun
Ajaran 2011/ 2012.
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam
pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan
suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.
Pada penelitian ini, data yang disajikan berupa data hasil tes
penguasaan konsep kenampakan bulan siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo
Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)
Data-data yang telah didapat dari hasil penelitian kemudian diuji
kebenarannya. Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi
utuh, sehingga simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya
hasil laporan penelitian. Sedangkan simpulan adalah tinjauan ulang pada
catatan di lapangan atau simpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya
merupakan validitasnya. Lebih jelasnya, proses analisis interaktif dari Miles
dan Huberman dapat digambarkan pada gambar 3.1 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 3.1. Analisis Data Miles dan Huberman (2009:20)
Dari bagan tersebut di atas, langkah yang akan di tempuh dalam
penelitian ini adalah :
a) Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup data
yang dikumpulkan.
b) Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
c) Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur.
d) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator keberhasilan merupakan pedoman yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
(Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah meningkatnya penguasaan konsep kenampakan bulan siswa kelas IV SD
Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dengan menggunakan media audiovisual berupa video interaktif
kenamapakan bulan. Peningkatan penguasaan konsep kenampakan bulan ditandai
dengan jumlah siswa yang melampaui KKM sebanyak 75%, yaitu 24 siswa dari
32 siswa dengan nilai KKM 64.
Pengumpulan data Sajian data
Penarikan
simpulan
(verivikasi)
Reduksi
Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Untuk
mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya nilai dan melakukan
tindakan untuk meningkatnya penguasaan konsep kenampakan bulan dalam IPA
pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar. Prosedur
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi : perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi dalam setiap siklus. Dalam penelitian ini
menggunakan prosedur penelitian model Suharsimi Arikunto (Arikunto, 2008:16)
dengan melalui beberapa tahapan yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, (refleksi) yang tergambar pada skema berikut :
Gambar 3.2. Prosedur Tindakan Kelas
(Arikunto,2008:16)
Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan dalam tahap-tahap
di bawah ini:
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan RPP
sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan media
audiovisual video interaktif kenampakan bulan, (2) menyiapkan sarana
pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan media
pembelajaran, (3) menyiapkan instrumen tes penguasaan konsep
kenampakan bulan, dan (4) mempersiapkan lembar observasi.
Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS II Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Guru (peneliti) melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan dalam skenario pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan
tindakan pada siklus I dilakukan 2 pertemuan dengan alokasi wakti
2x35 menit. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus I
sebagai berikut :
Pertemuan I
Kegiatan awal :
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas,
berdoa bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Apersepsi
dilakukan siswa dan guru dengan bertanya jawab tentang macam-
macam bentuk bulan. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan materi yang dipelajari tentang konsep kenampakan
bulan.
Kegiatan Inti :
a. Eksplorasi :
Guru dan siswa bertanya jawab tentang kedudukan bulan sebagai
satelit bumi lalu guru dan siswa bertanya jawab tentang
kenampakan bulan jika dilihat dari bumi (bulan sabit, setengah,
tigaperempat, dan purnama). Guru membagi kelas menjadi 8
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang.
Siswa mengamati video tentang posisi bulan terhadap bumi dan
matahari (fase bulan) yang ditayangkan guru. Siswa berdiskusi
sesuai instruksi guru tentang kenampakan bulan pada lembar kerja,
yaitu menyempurnakan diagram fase bulan yang telah disiapkan
guru. Siswa diminta menyebutkan posisi/fase bulan secara tertulis
pada lembar kerja tersebut.
b. Elaborasi :
Guru membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan diskusi
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
c. Konfirmasi :
Beberapa siswa yang hasil diskusinya berbeda diminta
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Guru meluruskan dan
memberikan penegasan jika hasil diskusi masih kurang.
Kegiatan Akhir
a. Refleksi :
Guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, dan
mengulang secara ringkas materi kenampakan bulan. Guru dan
siswa menyimpulkan pembelajaran tentang kenampakan bulan.
b. Penilaian
Guru mengakhiri dan menutup pembelajaran.
Siswa mengerjakan evaluasi berupa tugas mandiri untuk mengukur
sejauh mana penguasaan konsep kenampakan bulan yang telah
dikuasai siswa. Guru dan siswa membahas tugas mandiri tersebut
dan memberikan penghargaan pada siswa yang mendapat nilai
yang tinggi.
c. Tindak lanjut
Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya yaitu
pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (berupa pasang surut).
Pertemuan II
Kegiatan awal :
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas, berdoa
bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Apersepsi dilakukan siswa
dan guru bertanya jawab tentang pelajaran lalu yaitu kedudukan bulan
sebagai satelit bumi dan fase bulan. Orientasi guru memberikan
informasi tentang materi yang akan dibicarakan tentang pengaruh
kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut di bumi). Guru
memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran tentang
pengaruh kenampakan bulan tehadap bumi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Kegiatan Inti :
Eksplorasi :
Guru dan siswa bertanya jawab pengaruh kenampakan bulan terhadap
bumi (pasang surut air laut di bumi) dan yang dimaksud pasang surut.
Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 4 orang. Siswa mengamati video tentang
pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut air laut) yang
ditayangkan guru. Siswa berdiskusi sesuai instruksi guru tentang video
pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi dengan melengkapi
diagram yang telah disediakan. Siswa diminta menuliskan arti diagram
tersebut secara tertulis.
Elaborasi :
Guru membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan siswa.
Konfirmasi :
Beberapa siswa yang hasil diskusinya berbeda diminta
mendemonstrasikan hasil pekerjaan mereka. Guru meluruskan dan
memberikan penegasan jika hasil diskusi masih kurang.
Kegiatan Akhir
a. Refleksi :
Guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, dan
mengulang secara ringkas materi pengaruh kenampakan bulan
terhadap bumi (pasang surut air laut). Guru dan siswa menyimpulkan
pembelajaran tentang pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi.
b. Penilaian
Siswa mengerjakan evaluasi berupa tugas mandiri untuk mengukur
penguasaan konsep kenampakan bulan yang telah dikuasai siswa.
Guru dan siswa membahas tugas mandiri tersebut dan memberikan
penghargaan pada siswa yang mendapat nilai yang tinggi.
c. Tindak lanjut
Guru memberikan PR (pekerjaan rumah) lalu mengakhiri dan
menutup pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh guru IPA kelas IV terhadap
pelaksanaan tindakan oleh peneliti dalam pembelajaran pada
penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media
audiovisual video interaktif kenampakan bulan. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan para siswa untuk mendapatkan data yang
lebih lengkap setelah pembelajaran usai.
d. Tahap Refleksi
Peneliti bersama guru IPA kelas IV membuat refleksi atas
tindakan pada siklus I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis
terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar
berupa nilai siswa pada siklus I tentang penguasaan konsep
kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual video
interaktif. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk membantu
menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan sebagai
dasar untuk perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya. Penemuan
masalah yang akan didiskusikan mengarah pada kelebihan dan
kelemahan proses dan hasil pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I
indikator kinerja belum tercapai maksimal karena baru tercapai 71,87%
< 75%, atau 23 siswa dari 32 siswa yang telah tuntas, sedang sisanya 9
siswa belum tuntas dalam tes penguasaan konsep kenampakan bulan.
Sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) menganalisis
kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk menentukan suatu
perbaikan, (2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan
dengan menggunakan media audiovisual video interaktif, (2)
menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
media pembelajaran, (3) menyiapkan instrumen tes keterampilan
menulis paragraf deskriptif, dan (4) mempersiapkan lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan perbaikan dari temuan pada
siklus I. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus II
sebagai berikut:
Pertemuan I
Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam kepada siswa,
presensi kehadiran siswa, mengkondisikan kelas, dilanjutkan dengan
apersepsi berupa siswa dan guru bertanya jawab tentang macam-macam
bentuk bulan (baru, sabit, setengah, tigaperempat, dan purnama).
Orientasi dilakukan guru dengan memberikan informasi tentang materi
yang akan dibicarakan tentang kenampakan bulan yang terjadi sesuai
posisi bulan terhadap bumi dan matahari. Guru memotivasi siswa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran tentang kenampakan bulan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
Guru dan siswa bertanya jawab tentang kedudukan bulan sebagai satelit
bumi dan kenampakan bulan jika dilihat dari bumi. Guru membagi
kelas menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 4 orang. Siswa mengamati video tentang posisi bulan
terhadap bumi dan matahari yang ditayangkan guru yang berbeda
dengan siklus I yang secara konseptual lebih detail dan suara yang lebih
menarik. Beberapa siswa diminta untuk mengoperasikan simulasi
gerakan bulan pada posisinya terhadap bumi dan matahari sehingga
terbentuk fase-fase bulan (bulan baru, sabit, setengah, tigaperempat,
purnama) pada laptop. Siswa berdiskusi sesuai instruksi guru tentang
kenampakan bulan, yaitu menyempurnakan diagram fase bulan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
variasi letak bumi, bulan dan matahari yang telah disiapkan guru. Siswa
diminta menyebutkan posisi/fase bulan secara tertulis.
Elaborasi :
Guru membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan diskusi
siswa.
Konfirmasi :
Beberapa siswa yang hasil diskusinya berbeda diminta
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Guru meluruskan dan
memberikan penegasan jika hasil diskusi masih kurang.
Kegiatan Akhir
a. Refleksi :
Guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, dan
mengulang secara ringkas materi kenampakan bulan dan
menyimpulkan pembelajaran tentang kenampakan bulan.
b. Penilaian
Siswa mengerjakan evaluasi berupa tugas mandiri untuk mengukur
penguasaan konsep kenampakan bulan yang telah dikuasai siswa
lalu guru dan siswa membahas tugas mandiri tersebut dan
memberikan penghargaan pada siswa yang mendapat nilai yang
tinggi.
c. Tindak lanjut
Guru memberikan PR (pekerjaan rumah) dan mengakhiri dan
menutup pembelajaran.
Pertemuan II
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam kepada siswa, presensi kehadiran siswa,
dilanjutkan mengkondisikan kelas. Apersepsi dilakukan siswa dan guru
dengan bertanya jawab tentang materi yang telah lalu yaitu kedudukan
bulan sebagai satelit bumi dan fase bulan. Orientasi guru memberikan
informasi tentang materi yang akan dibicarakan tentang pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut air laut). Guru
memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
Guru dan siswa bertanya jawab pengaruh kenampakan bulan terhadap
bumi (pasang naik dan pasang surut) dan bertanya jawab tentang yang
dimaksud pasang naik dan pasang surut. Guru membagi kelas menjadi 8
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang.
Siswa mengamati video tentang pengaruh kenampakan bulan terhadap
bumi yang ditayangkan guru. Beberapa siswa diminta menggambarkan
bagian yang terjadi pasang di bumi terhadap posisi bulan dan matahari.
Siswa berdiskusi sesuai instruksi guru dengan melengkapi gambar
pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi yang telah disediakan.
Siswa diminta menuliskan arti gambar tersebut dan fase bulan yang
terjadi.
Elaborasi :
Guru membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan siswa.
Konfirmasi :
Beberapa siswa yang hasil diskusinya berbeda diminta
mendemonstrasikan hasil pekerjaan mereka. Guru meluruskan dan
memberikan penegasan jika hasil diskusi masih kurang.
Kegiatan Akhir
Refleksi :
Guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, dan mengulang
secara ringkas materi pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi lalu
guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran tentang pengaruh
kenampakan bulan terhadap bumi.
Penilaian :
Siswa mengerjakan evaluasi berupa tugas mandiri untuk mengukur
penguasaan konsep kenampakan bulan yang telah dikuasai siswa
kemusian guru dan siswa membahas tugas mandiri tersebut. Terakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
guru memberikan penghargaan pada siswa yang mendapat nilai yang
tinggi.
Tindak lanjut :
Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah lalu menutup
pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh guru IPA kelas IV terhadap
pelaksanaan tindakan oleh peneliti dalam pembelajaran pada
penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media
audiovisual video interaktif. Pada tahap pengamatan dilakukan
pengamatan terhadap penilaian penguasaan konsep kenampakan bulan
dengan berpedoman pada lembar penilaian tes penguasaan konsep
kenampakan bulan.
d. Tahap Refleksi
Hasil observasi yang telah diinterpretasikan, dianalisis,
direfleksi, dan dievaluasi tentang penguasaan konsep kenampakan
bulan pada siswa melalui media audiovisual video interaktif yang
dilakukan oleh guru dan observer. Pada siklus II ini indikator kinerja
dari penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan
media audiovisual video interaktif kenampakan bulan telah tercapai.
Ketercapaian yang diperoleh 93,75% > 75% atau 30 siswa dari 32 siswa
telah tuntas dalam tes penguasaan konsep kenampakan bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: (A) Deskripsi kondisi awal
(prasiklus), (B) Pelaksanaan tindakan (siklus), (C) Hasil penelitian, dan (D)
Pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam 2 siklus dengan
empat tahap dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Pengamatan kondisi awal (prasiklus) dilakukan untuk mengetahui
keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses
penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan
guru serta pengamatan proses pembelajaran IPA pada penguasaan konsep
kenampakan bulan di kelas.
1. Hasil Wawancara dengan Guru
Wawancara dengan guru dilakukan pada hari Selasa, 10 Januari
2012. Peneliti sebagai pewawancara sedangkan Bapak Zainul Abdillah Abbas
(guru IPA kelas IV) sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru IPA kelas
IV dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah
disusun oleh peneliti kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada
kolom jawaban (lampiran). Setting wawancara bertempat di ruang kelas IV
pada waktu istirahat pukul 08.45-09.00 WIB. Hal yang peneliti tanyakan
kepada guru yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran dan hasil penguasaan
konsep kenampakan bulan siswa yang diajarkan oleh guru tersebut sebelum
dilakukan penelitian. Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan dari hasil
wawancara kepada guru dan sebagai deskripsinya dapat dilihat pada
lampiran. Hasil wawancara tersebut diindikasikan bahwa terjadi
permasalahan dalam pembelajaran IPA khususnya penguasaan konsep
kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo, Jaten,
Karanganyar. Menurut guru, pembelajaran dalam penguasaan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kenampakan bulan pada siswa masih sulit untuk dilakukan secara optimal
mengingat rendahnya minat siswa terhadap pelajaran IPA dan kurangnya
penerapan mengenai media inovatif tentang pembelajaran IPA, sehingga
berakibat pada rendahnya penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa
2. Pengamatan Proses Pembelajaran di Kelas
Pengamatan awal (prasiklus) proses pembelajaran IPA di kelas IV
dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Januari 2012 pukul 07.00-08.45 WIB.
Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas IV (Bapak Zainul Abdillah
Abbas) bertindak sebagai guru atau pengajar. Peneliti mengamati Rencana
Pelaksanaan Pembelajaaran (RPP) yang digunakan guru dan proses
pembelajaran IPA tentang penguasaan konsep kenampakan bulan yang
sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada lembar
observasi penilaian proses siswa yang sudah dipersiapkan (lampiran 3).
Peneliti mengamati dari posisi tempat duduk paling belakang. Sedangkan,
untuk pengamatan terhadap RPP yang digunakan guru dan proses
pembelajaran dilakukan secara menyeluruh tanpa lembar pengamatan khusus.
Gambaran awal hasil pengamatan yaitu kegiatan proses
pembelajaran IPA pada penguasaan konsep kenampakan bulan di kelas IV
masih banyak terdapat kekurangan, antara lain: (1) guru menggunakan
RPP yang sudah ada (lama) tanpa adanya inovasi RPP sesuai saat ini yakni
belum ada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang tesusun jelas. (2) Siswa
kurang tertarik dengan pembelajaran karena guru menggunakan media yang
konvensional dalam pembelajaran. Media konvensional yang dipakai guru
adalah buku referensi. Siswa cenderung pasif di dalam pembelajaran dan
kurang tertarik dengan pembelajaran dari guru kelas. Materi yang
disampaikan guru terlihat sangat menjenuhkan siswa, akibatnya selama
pembelajaran sebagian siswa yang tidak memperhatikan. (3) Posisi guru saat
mengajar lebih banyak di depan dan kurang memberikan perhatian kepada
siswa yang duduk paling belakang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berdasarkan observasi awal hasil penilaian penguasaan konsep
kenampakan bulan pada siswa rendah. Pengambilan nilai prasiklus oleh guru
dilakukan dengan tes. Siswa diminta untuk mengerjakan soal uraian singkat
tentang konsep kenampakan bulan.
Berdasarkan data penilaian penguasaan konsep kenampakan bulan
siswa SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar prasiklus pada lampiran 30
dapat dibuat tabel distribusi frekuensi nilai penguasaan konsep kenampakan
bulan yang dikelompokkan dalam tabel 4.1. berikut ini:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada Kondisi
Awal (Prasiklus)
No Nilai Frekuensi Keterangan
1 45-52 14 Tidak tuntas
2 53-60 6 Tidak tuntas
3 61-68 0 -
4 69-76 5 Tuntas
5 77-84 4 Tuntas
6 85-92 3 Tuntas
Jumlah 32
Nilai rata-rata = 1980 : 32 = 61,875
Tingkat Ketuntasan Klasikal = (12 : 32) x 100% = 37,5%
Distribusi penilaian pembelajaran tentang penguasaan konsep
kenampakan bulan pada tabel 4.1 sebelum diadakan tindakan pada siswa
kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar tersebut di atas menyatakan
bahwa ada 20 siswa atau 72,5% yang belum tuntas KKM pada interval 45-52
sebanyak 43,75% dan interval nilai 53-60 terdapat 18,75%. Hanya ada 12
siswa atau 37,5% yang telah tuntas KKM, pada interval nilai 61-68 sejumlah
0%, 15,625% mendapat nilai dalam interval 69-76, 12,5% mendapat nilai
dalam interval 77-84, dan 9,375% mendapat nilai dalam interval 85-92.
Distribusi frekuensi nilai tabel 4.1 tersebut dapat disajikan dalam grafik pada
Gambar 4.1 yang menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 4.1. Grafik Distribusi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada
Kondisi Awal (Prasiklus)
Nilai penguasaan konsep kenampakan bulan prasiklus pada gambar
4.1 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval
45-52 sebanyak 14 siswa, interval nilai 53-60 terdapat 6 siswa, terdapat 5
siswa mendapat nilai dalam interval 69-76, sebanyak 4 siswa mendapat nilai
dalam interval 77-84, dan 3 siswa mendapat nilai dalam interval 85-92. Nilai
rata-rata kelas adalah 61,875 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 12 siswa
(37,5%) dari jumlah siswa. Hasil ini menunjukkan kualitas hasil penguasaan
konsep kenampakan bulan siswa pada kondisi awal masih rendah sehingga
perlu diupayakan peningkatan.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti mencari
solusi permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran
penguasaan konsep kenampakan bulan, sehingga dicapailah kesepakatan
bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
”Peningkatkan Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Melalui Media
Audiovisual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten
Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”. Penerapan tindakan ini difokuskan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pada peningkatan hasil pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan
siswa dengan menggunakan media audiovisual yang berupa video interaktif.
B. Pelaksanaan Tindakan
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa, 20 Maret 2012 (pertemuan 1) dan Kamis, 22 Maret 2012 (pertemuan
2). Tahapan-tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan
dalam proses penelitian siklus I ini untuk mendapatkan hasil yang
optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah
meningkatnya penguasaan konsep kenampakan bulan dalam
pembelajaran IPA yang ditandai dengan 75% siswa tuntas dari hasil tes
penguasaan konsep kenampakan bulan. Tahap-tahap perencanaan pada
siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun
berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
kelas IV semester II tahun 2007 materi kenampakn bulan.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang
dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah
2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35
menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup
penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan
metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik
penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat
dilihat pada lampiran 3.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas IV yang
biasa digunakan setiap hari. Ketika pembelajaran berlangsung,
tempat duduk atau kursi diatur dengan rapi sesuai dengan
kebutuhan sehingga mereka dapat melakukan pembelajaran
dengan baik.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang
kedudukan bulan sebagai satelit bumi, dan fase-fase bulan.
Sebagai hasilnya adalah siswa dapat menguasai konsep bulan
sebagai satelit bumi dan fase-fase bulan melalui interaksi dalam
diskusi kelompok maupun tes individu. Sedangkan materi pada
pertemuan II mempelajari tentang pengaruh kenampakan bulan
terhadap bumi yang berupa pasang surut di bumi. Materi
pembelajaran terdapat pada RPP siklus I lampiran 3.
c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah media audiovisual berupa video interaktif
kenampakan bulan yang ditayangkan di layar. Media
pembelajaran pada siklus I video bulan yang berperan sebagai
satelit bumi dan video fase-fase bulan pada pertemuan I dan
video pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi pada
pertemuan II.
3) Mempersiapkan Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
yang Dilakukan oleh Guru
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah
menentukan hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan
dalam pengamatan. Lembar observasi ini dibuat sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
acuan untuk mengajar guru yang lebih mengutamakan pada
persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran. Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran
23.
4) Menyiapkan Instrumen Penelitian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang
berupa penilaian tes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes
penguasaan konsep kenampakan bulan sesuai kompetensi dasar
yang ingin dicapai pada lampiran 10 dan 11.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012 dan
pertemuan kedua pada hari Kamis, 22 Maret 2012. Pelaksanaan tindakan
tersebut dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten
Karanganyar.
Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai
guru atau pengajar proses kegiatan pembelajaran dalam penguasaan
konsep kenampakn bulan dengan menggunakan media audiovisual
berupa video interaktif, sedangkan guru kelas IV (Bapak Zainul Abdillah
Abbas) melakukan observasi atau pengamatan terhadap jalannya proses
pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang
mengendalikan dan mengamati jalannya pembelajaran dalam penguasaan
konsep kenampakn bulan di dalam kelas.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai
berikut:
Pertemuan I (2 X 35menit)
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan pra kegiatan yang
berlangsung 5 menit. Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan yakni
membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan
mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian berdoa bersama
yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa
untuk lebih mengenal dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun
yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama, siswa masuk semua
sesuai jumlah siswa kelas IV yaitu ada 32 siswa. Kegiatan selanjutnya
adalah kegiatan awal selama 5 menit yang dilakukan guru dengan
memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari serta
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat
dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula hal
yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama
yaitu siswa dapat menjelaskan kedudukan bulan sebagai satelit bumi
dengan benar dan siswa dapat mengidentifikasi posisi matahari, bumi,
bulan (fase-fase bulan) dengan benar. Setelah itu, guru memberikan
apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, serta
meningkatkan kesiapan siswa terkait materi pembelajaran. Apersepsi
diberikan dengan bertanya jawab antara guru dan siswa tentang macam-
macam bentuk bulan yang pernah dilihat oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari dan kapan bulan itu muncul terlihat dari bumi.
Langkah selanjutnya inti pembelajaran dengan durasi waktu 40
menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat
tiga bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pada awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa
mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa.
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi,
kerja sama, dan timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa.
Dalam kegiatan elaborasi ini siswa memperhatikan tayangan video
kenampakan bulan pada layar lalu siswa diminta memberikan timbal
balik dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru setelah penayangan
video selesai. Hal ini untuk menunujukkan interaksi siswa setelah media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
video ditayangkan. Secara ringkas, isi materi pada pertemuan pertama
dapat dilihat pada bagian RPP Siklus I lampiran 3.
Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok secara
acak dari 32 siswa. Guru membagikan lembar kerja kepada masing-
masing kelompok. Lembar kerja ini berupa gambar posisi matahari,
bumi, dan bulan membentuk fase-fase bulan yang belum sempurna.
Siswa diminta untuk mengidentifikasi fase-fase bulan tersebut dengan
menggambar bentuk bulan seperti yang sudah dijelaskan oleh guru
sebelumnya. Kegiatan kelompok ini sebagai interaksi siswa yang
divisualkan melalui gambar dan tulisan mereka sebagai langkah awal
penguasaan konsep kenampakan bulan. Guru membimbing dan
mengarahkan siswa selama kerja kelompok. Setelah selesai ,satu wakil
dari kelompok siswa menujukkan hasil pekerjaan kelompoknya. Siswa
dari kelompok yang lain menanggapi.
Kegiatan inti pada konfirmasi ialah guru memberikan
konfirmasi hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi posisi matahari,
bumi, dan bulan (fase-fase bulan). Siswa dimotivasi agar lebih semangat
dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan akhir berlangsung 10 menit. Siswa bersama guru
mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan
guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempelajari pengaruh dari
kenampakan bulan terhadap bumi pada pertemuan Hal ini merupakan
tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaian pesan-pesan
moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang
baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran
dengan salam.
Pertemuan II (2 X 35 menit)
Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan
materi dari pertemuan I yaitu pengaruh dari kenampakan bulan terhadap
bumi. Tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
ini yaitu siswa menjelaskan pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi
dengan benar.
Pra kegiatan pembelajaran menghabiskan waktu 5 menit.
Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan sedikit berbeda dari
pertemuan I karena dimulai jam ke-5 yakni membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas
sebagai tindakan preventif (pencegahan) terhadap penghambat jalannya
proses pembelajaran. Kemudian melakukan presensi kehadiran siswa
untuk lebih memahami dan mengetahui jumlah siswa yang masuk
maupun yang tidak masuk pada hari itu. Jumlah siswa yang hadir
lengkap ada 32 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai siswa secara singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki
gambaran arah yang jelas pula hal yang akan dipelajarinya. Tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan pengaruh
kenampakan bulan terhadap bumi dengan benar. Setelah itu, masuk pada
kegiatan awal selama 5 menit yaitu guru memberikan apersepsi sebagai
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan
tentang materi drama yang akan dipelajari siswa. Apersepsi diberikan
dengan bertanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama sebagai
pengetahuan awal siswa.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan
durasi waktu sekitar 40 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti
pembelajaran terdapat tiga bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi. Pada awal inti pembelajaran dilakukan tindakan
eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada
dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa.
Siswa memberikan umpan balik berupa jawaban dari pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Untuk memperdalam kegiatan berpikir, siswa
diberikan pertanyaan dengan memancing jawaban siswa. Siswa dibagi
kedalam 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Guru
menayangkan video pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
layar yang berupa pasang surut di bumi. Setelah usai guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video tersebut sebagai
timbal balik siswa setelah menonton tayangan video. Selanjutnya guru
membagikan lembar kegiatan kelompok pada masing-masing kelompok.
Siswa diminta membuat pengaruh kenampakan bulan (pasang surut) pada
bumi sesuai dengan posisi bulan, bumi, dan matahari yang sudah terdapat
pada lembar kerja sesuai intruksi guru sebelumnya.
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses
kerjasama, timbal balik, interaksi dalam pembelajaran antara guru dan
siswa. Dalam kegiatan elaborasi siswa kerjasama antara siswa dan guru
amat penting.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dengan cara
membimbing dan mengarahkannya. Kegiatan selanjutnya adalah siswa
diminta menunjukkan pekerjaan kelompok mereka ke depan kelas. Siswa
yang lain menaggapi dan guru meluruskan apabila belum benar.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 20 menit.
Siswa bersama guru menyimpulkan dan mengevaluasi hasil pembelajaran
sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Siswa diberikan tugas
rumah untuk memngerjakan pekerjaan rumah agar dapat lebih menguasai
konsep kenampakan bulan dengan lebih baik lagi. Hal ini merupakan
tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaikan pesan-pesan
moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar, dan mampu
melestarikan alam sekitarnya dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup
proses pembelajaran dengan salam.
c. Observasi
Tahap observasi siklus I pada hari Selasa dan Kamis, 20 dan 22
Maret 2012 yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan
oleh guru IPA kelas IV terhadap RPP, pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru ketika mengikuti pembelajaran kenampakan bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dengan media audiovisual video interaktif. Kegiatan pengamatan ini
menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.
Pengamatan difokuskan pada dua aspek yaitu: (1) kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan (2) hasil
penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan dengan media
audiovisual video interaktif oleh siswa. Dalam pengamatan ini, peneliti
bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan proses
pembelajaran. Sementara guru IPA kelas IV sebagai pengamat dengan
duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati dan menilai proses
pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar
diperoleh gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang kenampakan bulan pada siswa
dengan menggunakan media audiovisual video interaktif sebagai berikut:
1) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Hasil pengamatan terhadap kegiatan pelaksanaan
pembelajaran oleh guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 23.
Hasil Pengamatan difokuskan pada sembilan aspek kemampuan guru
yaitu: (1) pra kegiatan guru di dalam mengelola ruang dan fasilitas
pembelajaran kategori baik dengan nilai 3,75 (2) membuka pelajaran
dengan nilai 3,25 (3) melaksanakan kegiatan pembelajaran pada
penguasaan materi dengan nilai 3,25 dalam kategori baik, (4)
pendekatan dan strategi belajar dalam kategori baik dengan nilai 3,5,
(5) pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran dengan nilai
3,63 termasuk kategoi baik, (6) menciptakan pembelajaran yang
memicu keterlibatan siswa sangat baik dengan nilai 4, (7) penilaian
proses dan hasil dengan nilai 3,75 kategori baik (8) penggunaan
bahasa sangat baik dengan nilai 4, dan (9) menutup pembelajaran baik
dengan nilai 3,25, sehingga disimpulkan nilai rata-rata kegiatan
pembelajaran guru adalah 3,6 termasuk kategori baik pada lampiran
24. Secara keseluruhan pembelajaran berlangsung baik dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
melihat nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru, namun
kekurangan/catatan yang diberikan oleh observer yaitu guru kurang
memperhatikan dan menegur siswa yang ramai. Kesan kerja guru
perlu ditingkatkan.
2) Hasil penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan dengan
media audiovisual video interaktif.
Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data
dalam penguasaan konsep kenampakan bulan pada lampiran 31. Data
nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.2. data frekuensi nilai
penguasaan konsep kenampakan bulan siswa kelas IV SD Negeri 02
Ngringo Jaten Karanganyar di bawah ini:
Tabel4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan
Bulan Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar
pada Siklus I No Nilai Frekuensi Keterangan
1 45-52 1 Tidak tuntas
2 53-60 6 Tidak tuntas
3 61-68 9 2 Tidak Tuntas
7 Tuntas
4 69-76 10 Tuntas
5 77-84 6 Tuntas
6 85-92 0 Tuntas
Jumlah 32
Nilai rata-rata = 2186 : 32 = 68,31
Tingkat Ketuntasan Klasikal = (23 : 32) x 100% = 71,875%
Tabel 4.2 di atas menunjukkan persentase siswa yang
belum dan sudah tuntas KKM. Dari 32 siswa kelas IV SD Negeri
02 Ngringo Jaten Karanganyar, terdapat sebesar 28,125% siswa belum
tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 45-52 sebesar 3,125%, pada
kelas 53-60 sebesar 18,75%, dan pada kelas 61-68 sebesar 6,25%.
Sisanya sebesar 71,875% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi
pada kelas 61-68 sebesar 21,875%, pada kelas 69-76 sebesar 31,25%,
pada kelas 77-84 sebesar 18,75%. Dari tabel 4.2 tersebut juga dapat
diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
71,875% atau 23 siswa sudah tuntas, sedangkan siswa yang tidak
tuntas 28,125% atau 9 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 4.2 maka hasil pembelajaran
pada penguasaan konsep kenamapakan bulan setelah diadakan
tindakan siklus I pada siswa kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten
Karanganyar tahun ajaran 2011/2012 dapat disajikan dalam grafik
pada gambar 4.2 yang menyatakan :
Gambar 4.2 Grafik Nilai Penguasaan Konsep Kenanampakan Bulan
Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar
pada Siklus I
Pada gambar 4.2 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-
masing kelas. Pada kelas 45-52 terdapat sebanyak 1 siswa, pada
kelas 53-60 terdapat sebanyak 6 siswa, pada kelas 61-68 terdapat 9
siswa, pada kelas 69-76 terdapat sebanyak 5 siswa, pada kelas 77-
84 terdapat sebanyak 6 siswa, dan pada kelas 85-92 terdapat 0 siswa.
Dengan jumlah keseluruhan 32 siswa, masih terdapat 9 siswa yang
belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
ketuntasan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 64 (KKM) pada siklus I mencapai 71,875% <
75%, yang berarti indikator kinerja belum tercapai, sehingga akan
0
2
4
6
8
10
12
45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 84-92
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dilanjutkan ke siklus II untuk mencapai indikator kinerja yang
ditargetkan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran konsep kenampakan bulan pada siklus I telah menunjukkan
adanya peningkatan dari kondisi awal (prasiklus).
Keberhasilan proses pembelajaran siklus I dapat dilihat dari
meningkatnya hasil pembelajaran konsep kenampakan bulan. Hal ini
terbukti dari 32 siswa yang melakukan tes penguasaan konsep
kenampakan bulan, 23 siswa atau sekitar 71,875% telah mencapai
ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 64 (KKM). Ketuntasan
belajar ini mengalami peningkatan dari kondisi awal dengan nilai rata-
rata kelas sebesar 68,31.
Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan
dari tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran
penguasaan konsep kenampakan bulan kurang maksimal. Hal-hal yang
menyebabkan nilai siswa kurang maksimal antara lain:
1) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan
meggunakan media audiovisual video interaktif yang ditayangkan
dengan LCD.
2) Media audiovisual video interaktif yang digunakan kurang
menumbuhkan pengetahuan untuk menguasai konsep kenampakan
bulan, karena video yang disajikan menggunakan animasi yang
sederhana.
3) Sebagian siswa masih takut untuk ikut berpartisipasi aktif (interaktif)
dalam menggunakan media audiovisual video interaktif.
4) Guru jarang menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus
terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
5) Pada umumnya pengetahuan awal yang dimiliki siswa rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I tersebut di atas
diperbaiki pada siklus II pada pertemuan I dan II agar penguasaan konsep
kenamapakan bulan dapat tercapai maksimal.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Dalam siklus II ini dilakukan tindakan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus sebelumnya agar
penguasaan konsep kenampakan bulan dapat tercapai maksimal. Peneliti
merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian
siklus II ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa
target yang akan dicapai adalah 75 % siswa tuntas dari hasil tes
penguasaan konsep kenampakan bulan.
Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun
berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
kelas IV semester II tahun 2007 materi kenampakan bulan.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang
dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah
2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35
menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup
penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan
metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario)
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik
penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dapat
dilihat pada lampiran 12.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas IV yang
biasa digunakan setiap hari. Ketika pembelajaran berlangsung,
tempat duduk atau kursi diatur dengan rapi sehingga mereka
dapat melakukan pembelajaran dengan baik.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang
kedudukan bulan sebagai satelit bumi dan fase-fase kenampakan
bulan. Sedangkan materi pada pertemuan II mempelajari tentang
pengaruh dari kenampakan bulan terhadap bumi. Materi
pembelajaran terdapat pada RPP siklus II lampiran 12.
c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah media audiovisual kenampakan bulan di layar.
Media pembelajaran pada siklus II berupa video interaktif yang
menampilkan animasi kenampakan bulan yang lebih menarik dan
jelas dibanding video pada siklus I untuk memudahkan siswa
dalam menguasai konsep kenampakan bulan.
3) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, dan Pelaksanaan Pembelajaran
Guru.
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah
menentukan hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam
pengamatan. Lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih
diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan
evaluasi pembelajaran. Lembar observasi guru ini diisi oleh guru
IPA kelas IV. Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 25.
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang
berupa penilaian tes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes
penguasaan konsep kenampakn bulan sesuai kompetensi dasar
yang ingin dicapai. Lembar penilaian tes penguasaan kenampakan
bulan dan rubrik penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan
terdapat pada lampiran 19 dan 20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Maret 2012 dan
pertemuan kedua pada hari Kamis, 29 Maret 2012. Pelaksanaan tindakan
tersebut dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten
Karanganyar.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai
berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
Pada pertemuan pertama siklus II yang diajarkan kepada siswa
kelas IV terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi
kenampakan bulan yang telah lalu.
Pra kegiatan menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.
Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas
sebagai tindakan preventif (pencegahan) agar kelas kondusif. Kemudian
berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi
kehadiran siswa untuk mengetahui jumlah kehadiran siswa. Jumlah siswa
yang hadir pada pertemuan I lengkap yaitu 32 siswa.
Kegiatan awal menghabiskan waktu sekitar 5 menit, guru
memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan
membuka wawasan siswa. Apersepsi dilakukan dengan kegiatan tanya
jawab oleh guru dan siswa tentang bentuk-bentuk bulan dalam kehidupan
sehari-hari jika dilihat dari bumi.
Setelah itu guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai siswa secara singkat dan jelas. Tujuan pembelajaran pada
pertemuan pertama yaitu siswa mampu menjelaskan kedudukan bulan
sebagai satelit bumi dengan benar dan siswa mampu mengidentifikasi
posisi bulan, bumi, dan matehari (fase bulan) dengan baik.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan
durasi waktu sekitar 40 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pembelajaran terdiri dari tiga tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi. Secara sistematika, awal inti pembelajaran dilakukan
tindakan eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang
ada pada dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang
kedudukan bulan sebagai satelit bumi. Tindakan selanjutnya yaitu
elaborasi, dalam kegiatan elaborasi kelas dibagi menjadi 8 kelompok
yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Selanjutnya siswa
diminta menonton video kenampakan bulan yang ditayangkan pada layar
dan guru membimbing, mengarahkan, memantau kegiatan siswa tersebut.
Secara ringkas, isi materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada
bagian RPP siklus II pada lampiran 12. Guru menjelaskan materi ini
dengan menggunakan media video yang di tayangkan ulang. Usai
menjelaskan, guru membagi lembar kerja kelompok siswa untuk
didiskusikan. Lembar kerja berupa gambar posisi bulan, bumi, dan
matahari (fase-fase bulan) yang letaknya variatif. Selanjutnya, guru
mempersilahkan siswa untuk mendiskusikan . Dengan bimbingan,
arahan, dan pantauan dari guru, siswa mulai mengidentifikasi fase-fase
bulan yang terjadi pada setiap gambar. Wakil siswa dalam kelompok
secara bergantian diminta untuk melaporkan hasil pekerjaan
kelompoknya, dan kelompok yang lain menanggapi dan
menyempurnakan jika belum benar. Kegiatan konfirmasi, siswa
diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru
memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam konsep kenampakan
bulan, lalu guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
bersama-sama sebagai bentuk refleksi. Siswa dimotivasi agar lebih
semangat dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 20 menit.
Siswa diminta mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur penguasaan
konsep kenampakan bulan yang dikuasai setelah usai pembelajaran. Guru
memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang mendapatkan nilai
tertinggi. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam
kehidupan. Terakhir, guru mengakhiri dan menutup proses pembelajaran
dengan salam.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pertemuan kedua difokuskan pada materi kenampakan bulan
tentang pengaruhnya terhadap bumi. Tujuan utama pembelajaran yang
akan dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa mampu menjelaskan
pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi dengan benar.
Pra kegiatan pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 5
menit. Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan
mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) agar
kelas kondusif. Kemudian diadakan presensi kehadiran siswa. Jumlah
siswa yang hadir lengkap ada 32 siswa.
Kegiatan awal mengabiskan waktu 5 menit, guru memberikan
apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan
menyamakan pandangan tentang materi pengaruh kenampakan bulan
terhadap bumi yang akan dipelajari siswa. Apersepsi pertemuan II
diberikan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa mengenai topik
pertemuan I sebagai tolok ukur guru untuk mengetahui kemampuan awal
yang dimiliki oleh siswa tentang kedudukan bulan sebagai satelit bumi
dan fase-fase bulan. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai siswa. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa
dapat menjelaskan pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi dengan
benar.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan
durasia waktu sekitar 40 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti
pembelajaran terdiri dari tiga bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan
tindakan eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
ada pada dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang
pasang surut air laut di bumi disebabkan oleh apa. Tindakan selanjutnya
yaitu elaborasi, dalam kegiatan elaborasi kelas dibagi menjadi 8
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
Selanjutnya siswa diminta menonton video pengaruh kenampakan bulan
terhadap bumi (pasang surut air laut) yang ditayangkan pada layar dan
guru membimbing, mengarahkan, memantau kegiatan siswa tersebut.
Secara ringkas, isi materi pada pertemuan kedua dapat dilihat pada
bagian RPP siklus II pada lampiran 12. Guru menjelaskan materi ini
dengan menggunakan media video yang di tayangkan ulang. Usai
menjelaskan, guru membagi lembar kerja kelompok siswa untuk
didiskusikan. Lembar kerja berupa gambar posisi bulan, bumi, dan
matahari (fase-fase bulan) yang letaknya variatif. Selanjutnya, guru
mempersilahkan siswa untuk mendiskusikan . Dengan bimbingan,
arahan, dan pantauan dari guru, siswa mulai mengidentifikasi fase-fase
bulan yang terjadi pada setiap gambar. Wakil siswa dalam kelompok
secara bergantian diminta untuk melaporkan hasil pekerjaan
kelompoknya, dan kelompok yang lain menanggapi dan
menyempurnakan jika belum benar. Kegiatan konfirmasi, siswa
diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru
memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam konsep kenampakan
bulan, lalu guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
bersama-sama sebagai bentuk refleksi. Siswa dimotivasi agar lebih
semangat dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 20 menit.
Siswa diminta mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur penguasaan
konsep kenampakan bulan yang dikuasai setelah usai pembelajaran. Guru
memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang mendapatkan nilai
tertinggi. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa
berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam
kehidupan. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
c. Observasi
Tahap observasi siklus II pada hari Selasa dan Kamis, 27 dan
29 Maret 2012 dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan
oleh guru IPA kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar yaitu
Bapak Zainul Abdillah Abbas. Pengamatan menggunakan lembar
observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada dua
aspek yaitu (1) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru
dan siswa, (2) hasil penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan
dengan media audiovisual video interaktif oleh siswa.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar
diperoleh gambaran tentang jalannya pembelajaran dari mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam tentang konsep kenampakan bulan siswa dengan
menggunakan media audiovisual kenampakan bulan sebagai berikut:
1) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Hasil pengamatan terhadap kegiatan pelaksanaan
pembelajaran oleh guru pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 27
dan 28. Hasil Pengamatan difokuskan pada sembilan aspek
kemampuan guru yaitu: (1) pra pembelajaran termasuk kategori baik
dengan nilai 3,5, (2) membuka pembelajaran dengan nilaib 3
termasuk kategori baik, (3) melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada penguasaan materi dengan nilai 3,5 dalam kategori baik, (4)
menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran dengan nilai
3,83 dalam kategori baik, (5) pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran termasuk kategori baik dengan nilai 3,75, (6)
menciptakan pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa dengan nilai 4 kategori sangat baik, dan (7)
penilaian proses dan hasil dalam kategori sangat baik dengan nilai 4,
(8) penggunaan bahasa termasuk kategori sangat baik dengan nilai 4,
dan (9) menutup pembelajaran dengan nilai 4 termasuk kategori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sangat baik, sehingga nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru
adalah 3,73 termasuk dalam kategori sangat baik dapat dilihat pada
lampiran 27. Berdasarkan rata-rata nilai tersebut menunjukkan
kualitas pembelajaran dari guru meningkat dibandingkan dengan
siklus I.
2) Hasil penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan siswa
dengan media audiovisual kenampakan bulan
Daftar nilai penguasaan konsep kenampakan bulan siswa
siklus II dapat dilihat pada lampiran 32. Data nilai penguasaan
konsep kenampakan bulan tersebut di atas dikelompokkan ke dalam
tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai penguasaan Konsep
Kenampakan Bulan Siswa Kelas IV SD Negeri 02
Ngringo Jaten Karanganyar pada Siklus II
No Nilai Frekuensi Keterangan
1 45-52 1 Tidak tuntas
2 53-60 1 Tidak tuntas
3 61-68 7 1 Tidak Tuntas
6 Tuntas
4 69-76 5 Tuntas
5 77-84 8 Tuntas
6 85-92 10 Tuntas
Jumlah 32
Nilai rata-rata = 2461 : 32 = 76,91
Tingkat Ketuntasan Klasikal = (29 : 32) x 100% = 90,625%
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat persentase siswa
yang belum dan sudah tuntas KKM. Dari 32 siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar, hanya terdapat
sebesar 9,375% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas
45-52 sebesar 3,125%, kelas 53-60 sebesar 3,125% dan kelas 61-68
sebesar 3,125%. Sisanya sebesar 90,625% siswa sudah tuntas
KKM yang terbagi pada kelas 61-68 sebesar 18,75%, pada kelas
69-76 sebesar 15,625%, pada kelas 77-84 terdapat 25%, dan pada
kelas 85-92 sebesar 31,25%. Dari tabel 4.6 tersebut juga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai
90,625% atau 29 siswa sudah tuntas. Sedangkan siswa yang belum
tuntas 9,375% atau 3 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 4.3 maka hasil pembelajaran
penguasaan konsep kenampakan bulan setelah diadakan tindakan
siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten
Karanganyar dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.3 dibawah
ini yang menyatakan :
Gambar 4.3. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
Siswa Kelas IV SD N 02 Ngringo Jaten Karanganyar
pada siklus II
Pada gambar 4.3 di atas menunjukkan frekuensi dari
masing-masing kelas. Pada kelas 45-52 terdapat sebanyak 1 siswa,
pada kelas 53-60 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 61-68
terdapat sebanyak 7 siswa, pada kelas 69-76 terdapat sebanyak 5
siswa, pada interval kelas 77-84 terdapat sebanyak 8 siswa, dan pada
interval kelas 85-92 terdapat sebanyak 10 siswa. Dengan jumlah
keseluruhan 32 siswa, terdapat sebanyak 29 siswa yang tuntas KKM
dan hanya terdapat 3 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil penguasaan
0
2
4
6
8
10
12
45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
konsep kenampakan bulan siswa yang memperoleh nilai ≥ 64
(KKM) mencapai 90,625% > 75% sesuai target capaian sehingga
tindakan dapat dihentikan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa hasil
pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan siswa pada siklus II
ini telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I.
Bertolak dari perbaikan pada siklus II dibuktikan bahwa
penggunaan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran penguasaan konsep
kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten
Karanganyar. Hal ini terbukti dari 32 siswa yang melakukan
tespenguasaan konsep kenampakan bulan, 29 siswa atau sebesar
90,625% telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas
64 (KKM).
Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran konsep kenampakan bulan pada siklus II sudah dapat
diatasi dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang
aktif dan kurang bersungguh-sungguh. Hanya 2 siswa yang belum tuntas
yang perli melakukan remidiasi. Namun, secara garis besar siswa merasa
termotivasi dalam belajar, senang hati, dan antusias dalam melakukan
kegiatan karena siswa belajar sambil bekerja sama dengan temannya
secara kompak yang didukung dengan media yang inovatif. Selain itu,
peningkatan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan pada
siklus II sudah mencapai indikator kinerja yaitu 75% dari jumlah siswa
yang ada. Oleh karena itu, penelitian dapat dihentikan dan dinyatakan
berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari
hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap
observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari
analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan hasil penguasaan siswa
kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada konsep kenampakan bulan dengan media audiovisual
video interaktif.
Peningkatan kualitas hasil ditunjukkan dari sebaran frekuensi nilai
penguasaan konsep kenampakan bulan yang semakin besar (meningkat) pada
interval nilai di atas KKM (64) seperti tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No. Interval Nilai Frekuensi
Prasiklus Siklus I Siklus II
1. 45-52 14 1 1
2. 53-60 6 6 1
3. 61-68 0 9 7
4. 69-76 5 10 5
5. 77-84 4 6 8
6. 84-92 3 0 10
Jumlah Siswa 32 32 32
Siswa Tidak Tuntas 20 9 3
Siswa Sudah Tuntas 12 23 29
Nilai Rata-Rata Kelas 61,875 68,31 76,91
Ketuntasan Klasikal 37,5% 71,875% 90,625%
Tabel 4.4 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai penguasaan
konsep kenampakan bulan siswa dari prasiklus sampai siklus II. Presentase
ketuntasan klasikal meningkat dari prasiklus sebesar 37,5% menjadi 71,875%
pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90,625%. Pada akhir
siklus masih terdapat 3 siswa yang belum tuntas KKM dalam penguasaan konsep
kenampakan bulan.
Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan.
Pada prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 61,875, pada siklus I nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 68,31. Selanjutnya nilai rata-rata mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
peningkatan signifikan pada siklus II menjadi 76,91. Peningkatan tersebut
membuktikan bahwa media audiovisual video interaktif tepat untuk membantu
meningkatkan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan.
Dari tabel 4.4 perbandingan nilai penguasaan konsep kenampakan bulan
di atas dapat dibuat grafik pada gambar 4.4. yang menyatakan sebagai berikut:
Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan
Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari gambar 4.4 tersebut terlihat bahwa prasiklus (biru) lebih
mendominasi pada interval nilai rendah, siklus I (merah) mendominasi interval
nilai sedang, dan siklus II (hijau) dominasi pada interval nilai tinggi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan
media audiovisual video interaktif pada siklus I dan siklus II. Secara garis besar,
0
2
4
6
8
10
12
14
16
45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
Prasiklus Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan
peneliti pada bab I.
Pembahasan hasil penelitian ini dijabarkan secara garis besar hasil
pembelajaran konsep kenampakan bulan dari prasiklus dan setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan media audiovisual video
interaktif.
Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut :
a. Prasiklus
Pada prasiklus terlihat bahwa pembelajaran konsep kenampakan bulan
siswa masih menggunakan cara konvensional oleh guru IPA kelas IV yaitu
siswa diminta mengerjakan tes secara individu setelah guru menjelaskan materi
melalui ceramah dan tanya jawab. Meskipun pembelajaran ini menuntut siswa
untuk aktif tetapi suasana pembelajaran terkesan membosankan karena siswa
masih bingung dalam penguasaan konsep kenampakan bulan sehingga siswa
merasa kesulitan tanpa adanya media pembelajaran yang dapat
memvisualisasikan materi terkait. Hal ini membuat siswa tidak antusias
mengikuti pembelajaran IPA pada konsep kenampakan bulan.
Akibatnya, hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siswa menjadi
rendah. Terbukti dengan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM. Nilai penguasaan konsep kenampakan bulan yang diperoleh siswa
masih rendah. Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 20
siswa atau 62,5 %, sedangkan yang sudah tuntas KKM sebanyak 12 siswa
atau 37,5%. Nilai terendah pada prasiklus adalah 45 dan nilai tertinggi yang
dicapai siswa adalah 90. Nilai dari masing-masing siswa tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Siswa yang memperoleh nilai pada kelas 45-52 sebanyak 14 siswa
atau 43,75%, pada kelas 52-60 sebanyak 6 siswa atau 18,75%, pada
kelas 69-76 sebanyak 5 siswa atau 15,63%, pada kelas 77-84 sebanyak 4 siswa
atau 12,5% dan pada kelas 85-92 sebanyak 3 siswa atau 9,37%. Selama
prasiklus nilai rata-rata klasikal yang dicapai adalah 61,875. Nilai rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
ini dapat dikatakan rendah karena nilai yang diperoleh siswa pun juga
masih rendah. Oleh karena itu dilakukan tindakan untuk meningkatkan
penguasaan konsep kenampakan bulan.
b. Siklus I
Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti
adanya peningkatan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan
siswa. Dalam proses pembelajaran berbicara siklus I ini peneliti menggunakan
media audiovisual video interaktif, siswa dibagi menjadi delapan kelompok
agar siswa dalam kelompok dapat berinteraksi membicarakan konsep
kenampakan bulan. Proses pembelajaran terkesan lebih hidup dan
menyenangkan meskipun hasilnya belum maksimal karena siswa tidak pernah
menikmati pembelajaran dari guru IPAnya dengan menggunakan media
audiovisual video interaktif. Siswa lebih berminat dan terlihat aktif dalam
pembelajaran terutama setelah diminta bekerja kelompok setelah tayangan
video kenampakan bulan usai ditayangkan.
Pada siklus I kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan
sebanyak 23 siswa memperoleh nilai yang tuntas KKM atau 71,875% sudah
tuntas dan masih terdapat 9 siswa atau 28,125% yang belum tuntas KKM.
Dengan jumlah ketuntasan seperti itu dapat dikatakan indikator kinerja
siklus I belum tercapai. Karena ditergetkan sebanyak 75% siswa yang tuntas.
Akan tetapi, pada siklus I nilai siswa sudah meningkat dibandingkan dengan
prasiklus.
Pengamatan dari tindakan pada siklus I ditemukan beberapa hal
yang terkait faktor-faktor penilaian penguasaan konsep kenampakan bulan
siswa yaitu: pertama, pengetahuan awal siswa yang terbatas atau masih sedikit
tentang materi sebelum kenampakan bulan maupun tentang kenampakan bulan
itu sendiri. Kedua, siswa belum terbiasa mengikuti pelajaran dengan materi
yang disampaikan melalui tayangan video, sehingga sebagian siswa masih
takut untuk mengemukakan pendapat, namun sudah banyak siswa yang terlibat
aktif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Peningkatan kualitas hasil pada siklus I belum memuaskan dan masih
terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dan diharapkan penguasaan konsep
kenampakan bulan siswa semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini
dilanjutkan ke siklus II.
c. Siklus II
Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan kualitas hasil yang
signifikan dari tindakan sebelumnya. Dilihat dari proses pembelajaran
penguasaan konsep kenampakan bulan dengan media audiovisual video
inetraktif, siswa semakin berminat, aktif dan antusias.
Kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siklus II terjadi
peningkatan. Indikator ketercapaian kualitas hasil adalah 75%. Pada siklus ini
diketahui bahwa dari 32 siswa kelas IV terdapat 29 siswa atau 90,625% tuntas
KKM dan 3 siswa atau 9,375% belum tuntas KKM. Dilihat dari nilai rata-rata
klasikal siswa juga terdapat peningkatan. Nilai rata-rata klasikal pada siklus
I sebesar 68,31 meningkat menjadi 76,91 pada siklus II.
Peningkatan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan
dengan menggunakan media audiovisual video interaktif pada siklus II sudah
memuaskan dan mencapai indikator ketercapaian. Oleh karena itu, pelaksanaan
tindakan dapat dihentikan dan terbukti dinyatakan berhasil.
Berdasarkan atas tindakan yang dilakukan pada siklus I dan II,
keberhasilan pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan dengan
menggunakan media audiovisual video interaktif dapat dilihat dari indikator-
indikator berupa nilai tes penguasaan konsep kenampakn bulan dengan
menggunakan media audiovisual video interaktif yang telah dilaksanakan guru
menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus II dibandingkan dengan
kondisi awal. Ketuntasan klasikal akhir siklus mencapai 90,625% dengan nilai
rata-rata 76,91.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menggunakan media audiovisual video inetraktif
dalam pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar, dapat disimpulkan bahwa
penggunakan media audiovisual video interaktif dapat meningkatkan kualitas
hasil penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02
Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditandai dengan nilai
rata-rata penguasaan konsep kenampakan bulan siswa yang mengalami
peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu siklus I sebesar 68,31 dan siklus II sebesar
76,91. Dilihat dari hasil tes penguasaan konsep kenampakan bulan pada siklus I
diketahui 23 siswa (71,875%) dari 32 siswa telah mencapai nilai KKM (64) dan
meningkat pada siklus II sebanyak 29 siswa (90,625%) dari 32 siswa telah
berhasil mencapai nilai KKM.
B. Implikasi
Penggunaan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan
terbukti dapat meningkatkan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan. Hal ini
dikarenakan media ini dapat mengaktifkan siswa dengan berinteraksi langsung
baik dengan media maupun dengan teman-temannya dalam kondisi yang
menyenangkan. Dalam media audiovisual video interaktif ini, dapat
memvisualisasikan objek yang masih abstrak dan kurang konseptual. Kegiatan
dan keberhasilan belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh kemampuan siswa
sendiri dalam menguasai materi dan mengungkapkan ide serta gagasannya akan
tetapi juga melalui media audiovisual video interaktif ini. Peran guru di sini hanya
sebagai mediator, motivator, dan fasilitator belajar siswa.
Media audiovisual video interaktif ini lebih efektif dan efisien. Efektif
karena dapat menyampaikan materi secara konseptual dan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
memvisualisasikan objek-objek yang bersifat abstrak dibanding dengan media lain
yang pada umumnya masih sering digunakan guru dalam pembelajaran
penguasaan konsep. Dikatakan efisien karena penggunaan media audiovisual
video interaktif ini lebih menghemat waktu, karena dengan siswa dapat menguasai
konsep lebih cepat sehingga pembelajaran dapat selesai tepat waktu.
Penelitian ini membuktikan bahwa dengan penggunaan media
audiovisual video interaktif dapat membuat siswa lebih aktif, berminat dalam
mengikuti pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan dan pembelajaran
lebih hidup serta menyenangkan. Selain itu, media ini dapat meningkatkan
kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan yang ditandai dengan
meningkatnya rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan pada tiap siklusnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diimplikasikan bahwa media
audiovisual video interaktif dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
acuan bagi guru dalam kegiatan pembelajaran pengusaan konsep kenampakan
bulan. Di samping itu, media pembelajaran ini dapat digunakan sebagai media
alternatif yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran pada
konsep kenampakan bulan dalam Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat SD.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa seharusnya memahami bahwa penguasaan konsep kenampakan
bulan merupakan hal penting yang harus dikuasai, untuk itu siswa perlu
mengikuti pembelajaran pada konsep kenampakan bulan dengan penuh
kesungguhan agar siswa memiliki penguasaan konsep kenampakan bulan
yang baik untuk dijadikan bekal untuk menguasai konsep-konsep dalam
pembelajaran selanjutnya.
b. Dengan adanya penggunaan media audiovisual video interaktif sebaiknya
siswa dapat memanfaatkan dengan baik untuk menguasai konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
kenampakan bulan sehingga mampu memberikan balikan terhadap pesan
yang disampaikan dalam media audiovisual interaktif tersebut.
2. Bagi Guru
Guru kelas hendaknya menggunakan media audiovisual interaktif
dalam kegiatan belajar - mengajar khususnya pada pembelajaran
penguasaan konsep kenampakan bulan dan penguasaan konsep pelajaran yang
lainnya, karena pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan media konvensional seperti gambar dua dimensi yang pada umumnya
masih sering digunakan dalam pembelajaran penguasaan konsep kenampakan
bulan.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan penggunaan media audiovisual video
interaktif sebagai media alternatif dalam pembelajaran penguasaan konsep
kenampakan bulan di sekolah dasar. Penggunaan media audiovisual interaktif
dapat meningkatkan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan bagi
anak-anak usia sekolah dasar.