PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …
Transcript of PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 NGAGLIK PADA MATERI
TUMBUKAN DENGAN MENERAPKAN METODE
EKSPERIMEN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Deogracyani Megaputri
151424004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
ABSTRAK
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS
X SMA NEGERI 1 NGAGLIK PADA MATERI TUMBUKAN
DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN.
Deogracyani Megaputri
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Peningkatan
pemahaman siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi
tumbukan dengan menerapkan metode eksperimen, dan (2) Peningkatan
kerjasama siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi tumbukan
dengan menerapkan metode eksperimen.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik pada bulan April
2019. Subyek penelitian adalah siswa kelas X MIPA 2 dan X MIPA 3 yang
masing-masing kelas berjumlah 30 siswa. Kelas X MIPA 3 dipilih sebagai
kelas eksperimen dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah
eksperimen dan kelas MIPA 2 dipilih sebagai kelas kontrol yang menggunakan
metode ceramah aktif dalam proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan
yaitu: tes tertulis berupa pretest dan posttest, angket kerjasama dan lembar
observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode eksperimen yang diterapkan
dalam pembelajaran fisika pada materi tumbukan dapat: (1) meningkatkan
pemahaman siswa, dan (2) meningkatkan kerjasama siswa.
Kata kunci: Metode Eksperimen, Pemahaman, Kerjasama, Tumbukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRACT
INCREASING THE UNDERSTANDING AND COOPERATION OF
STUDENTS OF CLASS X SMA NEGERI 1 NGAGLIK ON THE
COLLISION MATERIAL BY APPLYING EXPERIMENT METHOD.
Deogracyani Megaputri
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
The purpose of this research is to know the: (1) Increased understanding of
the student class X SCIENCE SMA Negeri 1 Ngaglik on the collision material
by applying the experimen methods t, and (2) improvement of cooperation of
student class X SCIENCE SMA Negeri 1 Ngaglik on collisions material by
applying experiment method.
This research was carried out in SMA Negeri 1 Ngaglik at April 2019. The
subject of research is the students class X SCIENCE 2 and X SCIENCE 3, each
class consists 30 students. Class X SCIENCE 3 was selected as class
experiment with a learning method that is an experiment and class X SCIENCE
2 was selected as a control group that was taught using lectures. The
instruments used are: a written test in the form of pretest and posttest, the
cooperation and observation sheets.
The research results showed that the method applied in the experiment
of learning physics in collision matter can improve: (1) the understanding of
the students, and (2) cooperation of students.
Key words: Experimental Methods, understanding, cooperation, the collision
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat
penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Pemahaman dan Kerjasama Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Ngaglik Pada Materi Tumbukan dengan Menerapkan Metode Eksperimen”.
Atas segala kekuatan dan kemudahan yang Tuhan berikan dari awal hingga akhir
penulisan skripsi ini saya mengucapkan syukur.
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk
memperoleh gelar sarjana. Skripsi ini terselesaikan berkat bantuan yang diberikan
berbagai pihak kepada penulis, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, SJ., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M. Si sebagai validator yang bersedia
memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam membuat instrumen
soal.
3. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika yang telah memberikan pedoman dalam pengerjaan skripsi.
4. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah membantu dalam
melancarkan pembuatan surat perizinan penelitian.
5. Segenap TU SMA Negeri 1 Ngaglik yang sudah membantu dalam
pengurusan surat perijinan penelitian dan surat keterangan penelitian.
6. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik Bapak Drs. Agus Marjanto yang telah
memberikan izin penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Ibu Saptiwi, selaku guru bidang studi fisika kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik
yang telah membantu selama melaksanakan penelitian.
8. Siswa kelas X MIPA 2 dan X MIPA 3 SMA Negeri 1 Ngaglik tahun ajaran
2018/2019 yang sudah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu
kelancaran penelitian.
9. Kedua orangtua yang saya cintai Bapak Florentinus Jeharu dan Ibu Flaviana
Siti, yang selalu mendoakan dan selalu memberi semangat setiap waktu, dan
kedua kakak saya Deogracyanus dan Ria Maria serta kedua adik saya
Jesualdus dan Patricia yang juga selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat grup pejuang S. Pd yang terkasih Momom, Mince, Ecca,
Mei, Ntyn dan juga teman kos serta tetangga kos Stefani dan Ani yang selalu
memberikan semangat, motivasi, masukan dan menemani peneliti mencari
sekolah untuk penelitian.
11. Kepada Maria Sandi dan Monica Lestari sebagai teman payungan skripsi
yang selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi juga sebagai teman
berdiskusi dalam penyelesaian skripsi.
12. Teman KKN Intan permatasari yang selalu membantu peneliti mencari buku
di perpustakaan Merican dan selalu memotivasi setiap waktu.
13. Ati, Pungki, Ecca, Ani, dan kakak Alfin, yang bersedia menjadi observer dan
membantu mendampingi kelompok eksperimen. Kepada Andi yang
membantu peneliti selama belajar cara menggunakan tracker, Wiwin yang
telah mengajarkan cara menggunakan SPSS. Dan kepada Eva dan Elsa yang
membantu mengantarkan peneliti ke sekolah.
14. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma
yang selalu memberikan semangat selama pembuatan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN OLEH PEMBIMBING ..........Error! Bookmark not
defined.
HALAMAN PERSETUJUAN OLEH PENGUJI .... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .... Error! Bookmark
not defined.
ABSTRAK ................................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.4. Tujuan ............................................................................................................. 3
1.5. Manfaat ........................................................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI ..................................................................................... 5
2.1. Pembelajaran kontruktivisme ......................................................................... 5
2.2. Metode Eksperimen ........................................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2.3. Pemahaman Konsep........................................................................................ 8
2.4. Kerjasama ....................................................................................................... 9
2.5. Tumbukan ..................................................................................................... 10
2.5.1. Tumbukan Lenting Sempurna .......................................................... 12
2.5.2. Tumbukan Tidak Lenting ................................................................. 13
2.5.3. Tumbukan Lenting Sebagian ........................................................... 14
2.5.4. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi ........................ 15
2.6. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 15
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................. 17
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................. 17
3.2. Desain Penelitian .......................................................................................... 17
3.3. Subyek dan Waktu Penelitian ....................................................................... 19
3.3.1. Subyek Penelitian ............................................................................. 19
3.3.2. Waktu Penelitian .............................................................................. 19
3.4. Treatmen ....................................................................................................... 19
3.4.1. Kelas Eksperimen............................................................................. 19
3.4.2. Kelas Kontrol ................................................................................... 21
3.5. Instrumen ...................................................................................................... 21
3.5.1. Instrumen Pembelajaran ................................................................... 21
3.5.2. Instrumen Pengambilan Data ........................................................... 22
3.6. Validitas ........................................................................................................ 27
3.7. Teknik Analisis Data .................................................................................... 27
3.7.1. Analisis Pemahaman Siswa ............................................................. 27
3.7.2. Analisis Karakter Kerjasama Siswa ................................................. 41
BAB 4 DATA DAN ANALISIS DATA .................................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 43
4.1.1. Pelaksanaan Kelas Eksperimen ........................................................ 44
4.1.2. Pelaksanaan di Kelas Kontrol .......................................................... 48
4.2. Data dan Analisis Data ................................................................................. 50
4.2.1. Pengetahuan Siswa ........................................................................... 50
4.2.2. Nilai Karakter Kerjasama ................................................................. 58
4.2.3. Analisis Hasil Observasi Kerjasama ................................................ 64
4.3. Pembahasan .................................................................................................. 66
4.3.1. Peningkatan Pemahaman ................................................................. 66
4.3.2. Peningkatan Kerjasma ...................................................................... 67
4.4. Keterbatasana Penelitian ............................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 69
5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 69
5.2. Saran ............................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 71
LAMPIRAN ............................................................................................................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Uraian Pre-test dan Post-test Materi Tumbukan ......................... 22
Tabel 3.2 Indikator Angket Kerjasama Siswa.................................................................... 25
Tabel 3.3 Indikator Observasi Kerjasama Siswa ............................................................... 26
Tabel 3.4 Rubrik Skoring pretest ....................................................................................... 28
Tabel 3.5 Rubrik Skoring prostest ..................................................................................... 33
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Siswa .............................................................. 39
Tabel 3.7 Pedoman Penskoring Kuisioner Kerjasama ....................................................... 41
Tabel 3.8 Klasifikasi Nilai Kerjasama Siswa ..................................................................... 42
Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 43
Tabel 4.2 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Siswa ............................................................. 50
Tabel 4.3 Hasil Statistik Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................. 52
Tabel 4.4 Hasil Statistik Uji T Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen ............................ 53
Tabel 4.5 Klasifikasi nilai pretest dan posttest siswa kelas eksperimen ............................ 54
Tabel 4.6 Hasil Statistik Perbandingan Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ..................... 55
Tabel 4.7 Klasifikasi hasil pretest dan posttest siswa kelas kontrol .................................. 56
Tabel 4.8 Hasil Statistik Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 57
Tabel 4.9 Data Kuesioner Kerjasama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 58
Tabel 4.10 Analisis Kerjasama Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......... 59
Tabel 4.11 Analisis Kerjasama Awal dan Akhir Kelas Eksperimen ................................. 60
Tabel 4.12 Analisis Kerjasama Awal dan Akhir Kelas Kontrol ........................................ 61
Tabel 4.13 Analisis Kerjasama Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 62
Tabel 4.14 Klasifikasi Nilai Kerjasama Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tumbukan Dua Benda .................................................................................... 11
Gambar 2.2 Skema proses penelitian ................................................................................. 15
Gambar 4.1 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal pretest ...................................... 45
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Eksperimen Tumbukan ..................................................... 46
Gambar 4.3 Analisis Video dengan Tracker dan Diskusi Kelompok ................................ 47
Gambar 4.4 Penjelas Materi Tumbukan dan Diskusi Kelompok ....................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...................................................... 74
Lampiran 2. Surat Keterangan keterangan Telah Melaksanaan Penelitian............ 75
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Eksperimen .......... 76
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Kontrol ................ 88
Lampiran 5. Lembar Validitas soal dan Jawaban Pretest dan Posttest .................. 99
Lampiran 6. Lembar Kerja siswa kelas Eksperimen ............................................ 106
Lampiran 7. Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ...................... 107
Lampiran 8. Contoh hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ............................. 118
Lampiran 9. Contoh hasil kuesioner kerjasama kelas eksperimen ...................... 122
Lampiran 10. Contoh hasil kuesioner kelas kontrol ............................................ 126
Lampiran 11. Contoh hasil observasi kelas kontrol ............................................. 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya
bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman baik secara kualitatif
maupun kuantitatif tentang berbagai gejala atau proses alam dan sifat serta
penerapannya (Mundilarto, 2012). Fisika sebagai ilmu dasar memiliki karakteristik
yang mencakup bangun ilmu yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum,
postulat, dan teori.
Kegiatan belajar mengajar merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk
mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan
dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Menurut Mundilarto, prinsip
dasar kegiatan belajar mengajar adalah memberdayakan semua potensi yang
dimiliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan pemahamannya
terhadap fakta, konsep, prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan
terlihat dalam kemampuan untuk berpikir logis, kritis dan kreatif. Prinsip dasar
kegiatan mengajar yang lain, yang perlu diperhatikan menyangkut hal-hal berikut:
berpusat pada siswa, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi yang
menyenangkan sekaligus menantang, mengembangkan berbagai kompetensi yang
bermuatan nilai afektif, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar
melalui cara-cara berbuat/melakukan.
Metode eksperimen adalah salah satu metode belajar melalui cara
berbuat/melakukan. Menurut Suparno (2013), metode eksperimen adalah metode
mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,
pengecekan bahwa teori yang sudah dipelajari itu memang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Metode eksperimen mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang
menyenangkan sekaligus menantang, yang dapat mengembangkan potensi siswa
sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu”
untuk melakukan sesuatu.
Hasil dari sebuah kegiatan belajar mengajar adalah siswa paham terhadap
objek yang dipelajari. Menurut Mundilarto (2012), pemahaman merupakan
kemampuan memahami materi (konsep, prinsip, pengertian, rumus, grafik, tabel,
diagram, metode, prosedur) yang dipelajari.
Dalam buku yang berjudul “Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap
pembangunan Karakter Bangsa” (Suparno, 2013) dijelaskan bahwa sikap dalam
belajar fisika dapat menunjang dan oleh guru digunakan dalam menanamkan nilai
karakter bangsa salah satunya adalah kerelaan bekerjasama dengan teman lain.
Sikap kerelaan berkerja sama dapat membantu siswa mampu bersosialisasi tidak
hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat sehingga siswa
mampu menghadapi persaingan global.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa di SMA Negeri 1
Ngaglik, peneliti mengetahui bahwa pelaksanaan eksperimen pernah dilakukan
tetapi hanya beberapa kali pada materi tertentu. Beberapa siswa juga mengatakan
selama proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah dan
diskusi. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mau menerapkan metode
eksperimen dalam pembelajaran pada materi tumbukan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis ingin
melakukan penelitian untuk mengetahui peningkatan pemahaman serta kerja sama
siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi Tumbukan dengan metode
eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa
kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi tumbukan?
2) Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan kerjasama siswa kelas
X SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi tumbukan?
1.3. Batasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka
dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu melihat bagaimana
pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman dan kerjasama siswa
kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik. Materi yang digunakan dalam penelitian ini terbatas
pada meteri tumbukan.
1.4. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1) Peningkatan pemahaman siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik
pada materi tumbukan dengan menerapkan metode eksperimen.
2) Peningkatan kerjasama siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik pada
materi tumbukan dengan menerapkan metode eksperimen.
1.5. Manfaat
1) Untuk Peserta Didik
Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian ini diharapkan dapat
membantu siswa mempermudah memahami materi tumbukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2) Untuk Guru
Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi masukan untuk para guru atau
calon guru untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam
pembelajaran melalui metode eksperimen.
3) Untuk Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi atau refrensi untuk
penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pembelajaran kontruktivisme
Filsafat Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri (von
Glasersfeld dalam Bettencourt, 1989 dan Matthews, 1994, dalam Suparno 1997).
Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang
ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi kognitif kenyataan
melalui kegiatan seseorang. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep, dan
struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan (Bettencourt, 1989,
dalam Suparno, 1997). Pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamatan
tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikontruksi dari pengalaman atau dunia
sejauh dialaminya.
Bagi kontruktivisme kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana
siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang
mereka pelajari. Ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan ide-ide baru
dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka (Betterncourt,
1989; Shymansky, 1992; Watts and Pope, 1989, dalam Suparno 1997). Menurut
kontruktivisme, siswa sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya.
Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis,
memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan,
meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan,
mengekspresikan gagasan dan lain-lain untuk membentuk kontruksi yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Menurut para kontruktivis, seorang pengajar atau guru berperan sebagai
mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan
baik. Fungsi mediator dan fasilitator yang pertama, menyediakan pengalaman
belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan,
proses, dan penelitian. Kedua, menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan
yang meransang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk
mengekspresikan gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah
mereka (Watts and Pope, 1989). Menyediakan sarana yang merangsang siswa
berpikir secara produktif. Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling
mendukung proses belajar siswa. Ketiga, memonitor, mengevaluasi, dan
menunjukan apakah pemikiran siswa berjalan atau tidak. Guru menunjukan dan
mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi
persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan
kesimpulan siswa (Suparno, 1997: 55-56).
Dari penjelasan diatas cukup jelas bahwa untuk dapat mengetahui sesuatu,
siswa harus aktif sendiri mengkontruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa
harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya
merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh (Suparno, 2013: 15).
2.2. Metode Eksperimen
Metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang ditempuh guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Fathurrahman, 2007, dalam Suyadi, 2013:
15). Salah satu metode mengajar guru dikelas adalah metode eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk
melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah
dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2013: 83). Menurut Syaiful Bahri dan
Aswan Zain (2010: 84), metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di
mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
eksperimen ini siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan,
atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum atau dalil, dan menarik
kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen yang
terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas. Eksperimen terencana atau
terbimbing adalah eksperimen yang seluruh jalannya percobaan sudah dirancang
oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Sedangkan eksperimen bebas
adalah eksperimen dimana guru tidak memberikan pelaksanaan percobaan secara
rinci. Dengan kata lain siswa harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana
merangkai rangkaian, apa yang harus diamati, diukur dan dianalisis serta
disimpulkan (Suparno, 2013: 84-87). Dalam penelitian ini digunakan eksperimen
terbimbing karena hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur dan terarah.
Menurut Djajadikastra (1981), ada beberapa keunggulan pembelajaran
dengan metode eksperimen sebagai berikut:
1) Siswa mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian;
2) Karena mengalami sendiri suatu proses atau kejadian, maka siswa
menjadi benar-benar yakin akan hasil akibat suatu proses.
3) Siswa menjadi bersikap hati-hati, teliti, dan mampu berpikir analitis;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4) Siswa memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah
Metode eksperimen juga memiliki kelemahan. Menurut Djajadikastra,
beberapa kelemahan pembelajaran dengan metode eksperimen adalah:
1) Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode eksperimen.
2) Suatu eksperimen dapat tidak berhasil seperti yang diharapkan. Lebih-lebih
jika kita bekerja dengan zat-zat kimia dan baru pertama kali melakukan
eksperimen.
3) Mahalnya alat-alat praktikum merupakan hambatan untuk melakukan
eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah. Eksperimen terpaksa
dikerjakan berkelompok yang berarti tidak semua murid dapat mengalami
sendiri suatu eksperimen.
2.3. Pemahaman Konsep
Menurut Sudijono (2011: 50), pemahaman adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci
tentang hal itu dengan menggunakan kata-katannya sendiri. Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Pemahaman menurut Bloom (1979, dalam Susanto, 2013: 6), diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
meyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan guru kepada siswa, atau seajuh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dilihat, dialami, dirasakan
berupa hasil penelitian atau observasi lansung yang ia lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Menurut Carin dan Sund (1980, dalam Susanto 2013: 6), pemahaman dapat
dikategorikan dalam beberapa aspek yaitu:
1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
menginterpretasikan sesuatu;
2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan produksi apa yang pernah dipelajari;
3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan
proses mental yang dinamis;
4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap
mempunyai kemampuan tersendiri, seperti, menterjemahkan,
menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Menurut Dorothy J. Skeel (dalam Susanto, 2013: 8), konsep merupakan
sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Jadi, konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.
2.4. Kerjasama
Pendidik fisika tidak hanya mengembangkan unsur pengetahuan, tetapi juga
membantu siswa mengembangkan unsur proses dan sikap belajar fisika, seperti
sikap jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dengan persoalan
yang ada, kerjasama dengan orang lain (Suparno, 2013: 11). Dalam penelitian ini
sikap belajar fisika yang diamati adalah kerjasama dengan orang lain.
Kerjasama menurut Kamus Besar Nahasa Indonesia (KBBI, 2008: 681),
diartikan sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk
mencapai tujuan bersama. Riyanto dan Martinus (2008: 119) menyatakan bahwa
kerjasama sebagai kerja kelompok atau kerja tim merupakan salah satu cara untuk
membuat sukses suatu pekerjaan. Sedangkan Huda (2011: 24-25) menjelaskan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
rinci yaitu, ketika siswa bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas kelompok
mereka memberi dorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya
yang membutuhkan bantuan. Selain itu, saat berinteraksi bersama, siswa memiliki
kesempatan untuk menunjukan keterampilan berpikir dan pemecahan masalahnya
satu sama lain, menerima feedback dan lebih jauh, mampu mengkontruksi
pemahaman, pengetahuan dan keterampilan yang baru.
Menurut Sunarti dan Rahmawati (2014: 55), kerjasama siswa dapat dilihat
selama proses pembelajaran dengan memperhatikan indikator-indikator berikut:
1) Patuh terhadap aturan dalam diskusi
2) Bertanggung jawab terhadap tugas kelompok dan mengerjakan tugas
kelompok bersama-sama dengan teman lain
3) Menyampaikan pendapat dengan santun dan menghargai pendapat
teman lain
4) Mampu menerima hasil diskusi kelompok.
2.5. Tumbukan
Dalam sebuah tumbukan, dua benda saling mendekati, berinteraksi dengan
kuat, dan saling menjauh. Sebelum tumbukan, ketika saling berjauhan, kedua
benda itu bergerak dengan kecepatan konstan. Setelah tumbukan, keduanya
bergerak dengan kecepatan konstan yang berbeda.
Sebuah tumbukan dapat berlansung singkat, seperti beradunya bola bilyar,
atau dapat berlansung berabad-abad, seperti ketika bintang bertumbukan di
angkasa. Namun dalam semua tumbukan, benda-benda saling berinteraksi secara
kuat hanya selama waktu tumbukan itu. Jika ada gaya eksternal, gaya-gaya ini jauh
lebih kecil dibandingkan gaya interaksi selama tumbukan dan dapat diabaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Ketika energi kinetik total kedua benda setelah tumbukan adalah sama seperti
sebelumnya, tumbukan dinamakan tumbukan elastik. Bila energi kinetik total
tidak sama setelah tumbukan, tumbukan dikatakan tumbukan tak elastik.
Tumbukan tak elastik terjadi diantara sistem makroskopik ketika gaya-gaya tak
konservatif yang bekerja mengubah energi mekanik sistem. Dalam tumbukan tak
elastik, energi kinetik relatif terhadap pusat massa berubah, tetapi energi kinetik
pusat massa 1
2𝑀𝑉2 tetap konstan karena kecepatan pusat massa tak berubah jika
gaya-gaya eksternal yang bekerja pada sistem dapat diabaikan. Dalam kasus
istimewa, semua energi relatif hilang dan benda-benda bergerak bersama-sama
dengan kecepatan pusat massa. Tumbukan semacam itu dinamakan tumbukan
tak elastik sempurna. Contohnya adalah kasus peluru yang tertanam dalam
balok.
Gambar 2.1 Tumbukan Dua Benda
Pada gambar 2.1 menunjukan sebuah benda bermasa 𝑚1 yang bergerak
dengan kecepatan awal 𝑣1𝑖 kearah benda kedua yang massanya 𝑚2 dan bergerak
dengan kecepatan awal 𝑣2𝑖 (yang kita ansumsikan lebih kecil dibandingkan 𝑣1𝑖
sehingga benda-benda itu bertumbukan). Misalkan 𝑣1𝑓 dan 𝑣2𝑓 adalah kecepatan
akhir benda setelah tumbukan. Kecepatan dapat positif dan negatif, bergantung
apakah benda-benda bergerak ke kiri atau ke kanan. Kekekalan momentum
menghasilkan
𝑚1𝑣1𝑓 + 𝑚2𝑣2𝑓 = 𝑚1𝑣1𝑖 + 𝑚2𝑣2𝑖 (2.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Persamaan 2.1 memberikan suatu hubungan antara kedua kecepatan 𝑣1𝑓 dan 𝑣2𝑓
yang tak diketahui (jika kecepatan awal 𝑣1𝑖 dan 𝑣2𝑖 diketahui). Untuk
mendapatkan kecepatan yang tak diketahui ini, kita harus mempunyai hubungan
kedua. Hubungan kedua berasal dari tinjauan energi.
2.5.1. Tumbukan Lenting Sempurna
Untuk tumbukan elastik, energi kinetik awal dan energi kinetik akhir
sama. Jika tidak ada perubahan energi potensial internal sistem, energi kinetik
akhir sama dengan energi kinetik awal:
1
2𝑚1𝑣1𝑓
2 + 1
2𝑚2𝑣2𝑓
2 = 1
2𝑚1𝑣1𝑖
2 + 1
2𝑚2𝑣2𝑖
2 (2.2)
Persamaan 2.1 dan 2.2 cukup untuk menentukan kecepatan akhir kedua benda
dari kecepatan awal mereka. Namun bentuk kuadratik persamaan 2.2
menyebabkan kesulitan aljabar dalam memecahkan persoalan tumbukan
elastik. Maka penataan ulang persamaan 2.2 menghasilkan:
𝑚2(𝑣2𝑓2 − 𝑣2𝑖
2 ) = 𝑚1(𝑣1𝑖2 − 𝑣1𝑓
2 ) atau
𝑚2(𝑣2𝑓2 − 𝑣2𝑖
2 )(𝑣2𝑓2 + 𝑣2𝑖
2 ) = 𝑚1(𝑣1𝑖2 − 𝑣1𝑓
2 )(𝑣1𝑖2 + 𝑣1𝑓
2 ) (2.3)
Dengan cara yang sama, persamaan 2.1 dapat ditata ulang menghasilkan
𝑚2(𝑣2𝑓 − 𝑣2𝑖) = 𝑚1(𝑣1𝑖 − 𝑣1𝑓) (2.4)
Dengan membagi persamaan 2.3 dengan persamaan 2.4 maka menghasilkan
𝑣2𝑓 + 𝑣2𝑖 = 𝑣1𝑖 + 𝑣1𝑓 (2.5)
Yang dapat ditulis
𝑣2𝑓 − 𝑣1𝑓 = −(𝑣2𝑖 − 𝑣1𝑖) (2.6)
Kecepatan relatif 𝑣2 − 𝑣1 adalah kecepatan benda 2 bila dilihat oleh benda 1.
Jika benda-benda bertumbukan, 𝑣2𝑖 − 𝑣1𝑖 harus negatif (jika benda 1 ada di kiri).
Maka, - (𝑣2𝑖 − 𝑣1𝑖) adalah kelajuan saling mendekati antara kedua benda itu.
Setelah tumbukan benda-benda bergerak saling menjauh, sehingga 𝑣2𝑓 − 𝑣1𝑓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
haruslh positif. Ini adalah kelajuan menjauh setelah tumbukan. Jadi persamaan 2.6
menyatakan untuk tumbukan elastik, kelajuan saling menjauh setelah tumbukan
sama dengan kelajuan saling mendekat relatif sebelum tumbukan.
2.5.2. Tumbukan Tidak Lenting
Untuk tumbukan tak elastik sempurna, hubungan kedua anatara kecepatan-
kecepatan akhir adalah kedua kecepatan itu sama dan juga sama dengan
kecepatan pusat massa:
𝑣1𝑓 = 𝑣2𝑓 = 𝑣𝑐𝑚
Hasil ini bila digabungkan dengan kekekalan momentum menghasilkan
(𝑚1 + 𝑚2)𝑉𝑐𝑚 = 𝑚1𝑣1𝑖 + 𝑚2𝑣2𝑖 (2.7)
Untuk kasus tumbukan yang kusus yang salah satunya benda mula-mula diam,
kita dapat menghubungkan energi awal dan akhir dengan cara yang sederhana
dengan menuliskan energi kinetik dalam momentum. Misalkan benda yang
datang mempunyai massa 𝑚1 dan kecepatan 𝑣1𝑖 dan benda kedua yang mula-
mula diam, mempunyai massa 𝑚2. Momentum total sistem adalah momentum
benda yang datang:
𝑝 = 𝑚1𝑣1𝑖
Energi kinetik awal adalah
𝐾𝑖 =𝑝2
2𝑚1 (2.8)
Setelah tumbukan, kedua benda bergerak bersama-sama sebagai partikel tunggal
dengan massa 𝑚1 + 𝑚2 dengan kecepatan 𝑉𝑐𝑚. Karena momentum bersifat
kekal, momentum akhir sama dengan 𝑝. Dengan cara yang sama, energi kinetik
akhir dapat dituliskan sebagai kuadrat momentum dibagi dengan dua kali massa,
massa sekarang adalah 𝑚1 + 𝑚2. Jadi energi kinetik akhir adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
𝐾𝑓 =𝑝2
2(𝑚1+𝑚2) (2.9)
Dari pembanding persamaan 2.8 dan 2.9, jelaslah bahwa energi akhir lebih kecil
dibandingkan energi awal. Rasio antara energi kinetik akhir dan enrgi kinetik
awal adalah
𝐾𝑓
𝐾𝑖=
𝑚1
𝑚1+𝑚2 (2.10)
Hasil ini hanya berlaku jika tumbuka bersifat tak elastik sempurna dan benda
dengan massa 𝑚2 semula diam.
Pada kasus bandul balistik, pengukuran ketinggian ℎ dapat digunakan
untuk menentukan kelajuan awal peluru. Selama tumbukan, energi mekanik
tidak kekal tetapi momentumnya kekal. Energi kinetik tepat setelah tumbukan
dihubungkan dengan energi kinetik awal peluru oleh persamaan 2-10 yang
diperoleh dari kekekalan momentum:
𝐾𝑓 =𝑚1
(𝑚1+𝑚2) 𝐾𝑖 = [
𝑚1
(𝑚1+𝑚2)]
1
2 𝑚1𝑣𝐵
2
Setelah tumbukan, energi mekanik kekal, dan energi kinetik diubah menjadi
energi potensial (𝑚1 + 𝑚2) 𝑔ℎ:
(𝑚1 + 𝑚2) 𝑔ℎ = 𝐾𝑓 = [𝑚1
(𝑚1+𝑚2)]
1
2 𝑚1𝑣𝐵
2
Sehingga
𝑣𝐵 = (𝑚1
(𝑚1+𝑚2)) √2𝑔ℎ (2.11)
2.5.3. Tumbukan Lenting Sebagian
Kebanyakan tumbukan berada dalam kondisi ini, yaitu tumbukan
lenting sebagian. Koefisien restitusi tumbukan 𝑒 berada diantara 0 dan 1 (0 <
𝑒 < 1). Dalam kondisi ini hanya momentum saja yang kekal., sedangkan energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kinetik tidak kekal. Energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil daripada
sebelum tumbukan.
2.5.4. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi
Koefisien restitusi didefinisikan sebagai harga negatif dari perbandingan
antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan dan sebelum
tumbukan,
𝑒 = 𝑣1
′ −𝑣2′
𝑣1−𝑣2 (2.11)
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku 𝑣1 − 𝑣2 = − (𝑣1′ − 𝑣2′) sehingga
koefisien restitusinya bernilai 1,
𝑒 = −𝑣1
′ −𝑣2′
(𝑣1′−𝑣2′) = 1 (2.12)
Pada tumbukan tak lenting sama sekali, setelah tumbukan kedua benda
menjadi satu, 𝑣2′ = 𝑣1
′ = 𝑣’ sehingga koefisien restitusinya bernilai nol,
𝑒 = −𝑣′−𝑣′
(𝑣1′−𝑣2′) = 0 (2.13)
2.6. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Skema proses penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh metode eksperimen
terhadap pemahaman dan nilai kerjasama siswa pada materi tumbukan. Langkah
Pre-test Pembelajaran dengan
metode eksperimen
pada materi tumbukan
Pemahaman
Nilai KarakterKerjasama
Post-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pertama dalam melakukan penelitian ini adalah melakukan pre-test. Pemberian
pre-test ini digunakan untuk melihat pemahaman awal siswa terhadap materi
tumbukan. Langkah kedua adalah pemberian treatmen eksperimen dalam
pembelajar materi tumbukan. Dalam proses pembelajaran ini siswa melakukan
eksperimen kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 6 siswa. Sebelum memulai
eksperimen ini peneliti memberi LKS untuk melancarkan kegiatan eksperimen,
kemudian siswa menulis laporan singkat mengenai hasil eksperimen yang sudah
dilakukan dan akhirnya siswa mempresentasikan hasil eksperimen dan diskusi
kelompok dengan bimbingan peneliti. Selama pembelajaran ini peneliti juga
mengobservasi kerjasama diantara siswa dalam kelompok. Langkah ketiga adalah
pemberian post-test dan pengisian angket nilai karakter kerjasama. Pemberian
post-test ini digunakan untuk melihat pemahaman siswa setelah diberiberi
treatmen sedangkan pengisian kuisioner digunakan untuk melihat nilai kerjasama
siswa. Hasil post-test ini kemudian dibandingkan dengan hasil pre-test untuk
melihat keberhasilan treatmen metode eksperimen pada pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang secara umum menggunakan
data-data yang nantinya akan diskor dengan angka, lalu metode analisisnya
menggunakan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
tidak menggunakan skor/angka dan analisisnya tidak dengan statistik. Penelitian
kualitatif ini bersifat deskriptif, data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar, dan keadaan (Suparno, 2014: 7).
Penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
dalam melakukan pre-test dan post-test dan nilai karakter kerjasama siswa yang
dilihat melalui angket, sedangkan penelitian kualitatif digunakan untuk
menganalisis hasil observasi.
3.2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan ialah pre-test and post-test control group
(kelas control dan kelas eksperimen). Berikut adalah skemannya:
Treatment group Oa X1 Ob
Control group Oa’ X2 Ob
’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Keterangan:
Oa : Pre-test kelas eksperimen
X1 : Pembelajaran dengan metode eksperimen
Ob : Post-test kelas eksperimen
Oa’ : Pre-test kelas kontrol
X2 : Pembelajaran dengan metode ceramah
Ob’ : Post-test kelas kontrol
Pada penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kelas kontrol dan kelas eksperimen ini diberi perlakuan (treatment)
yang berbeda, dimana pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan metode
ceramah aktif sedangkan kelas eksperimen diberi treatmen menggunakan metode
eksperimen.
Sebelum diberi treatmen terlebih dahulu kedua kelas ini diberi Pre-test
untuk melihat pemahaman awal siswa. Kemudian masing-masing kelas
mendapatkan treatmen yang berbeda seperti yang dijelaskan sebelumnya; untuk
kelas kontrol diberi metode menggunakan ceramah aktif sedangkan untuk kelas
eksperimen diberikan teratmen menggunakan metode eksperimen. Setelah diberi
treatmen, kedua kelas ini mengerjakan Post-test untuk melihat peningkatan
pemahaman yang terjadi setelah pemberian treatmen. Selama berlansungnya
pembelajaran peneliti mengobservasi kerjasama siswa dalam kelompok
berdasarkan indikator yang sudah dibuat. Siswa juga mengisi angket untuk melihat
apakah penggunaan treatmen membawa dampak terhadap kerjasama siswa dalam
kelompok. Selanjutnya akan dibandingkan antara kelompok yang diberi treatmen
dengan kelompok kontrok untuk mengetahui pemahaman konsep dan nillai
kerjasama siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3.3. Subyek dan Waktu Penelitian
3.3.1. Subyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas X MIPA SMA
Negeri 1 Ngaglik tahun 2018/2019 yang berjumlah 64 siswa yang terbagi
menjadi 2 kelas paralel. Untuk kelas X MIPA 3 (kelas eksperimen) berjumlah
30 siswa dan kelas X MIPA 2 (kelas ceramah aktif) berjumlah 30 siswa.
3.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2019
3.4. Treatmen
Dalam Suparno (2014), Treatment adalah perlakuan khusus peneliti kepada
subyek atau sampel yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang
diinginkan.
3.4.1. Kelas Eksperimen
Kelas yang mendapatkan treatmen menggunakan metode eksperimen
adalah kelas X MIPA 3. Dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelas ini
siswa melakukan eksperimen materi tumbukan yang dianalisis menggunakan
aplikasi tracker. Pada eksperimen ini siswa merekam pergerakan bola sebelum
dan setelah tumbukan yang kemudian nanti dianalisis menggunakan tracker.
Setelah itu siswa kemudian mendiskusikan pertanyaan-pertannyaan yang ada
pada LKS. Setelah siswa selesai berdikusi dalam kelompok, kemudian
kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kesimpulan yang mereka ambil
dari eksperimen yang mereka lakukan. Diakhir pembelajaran peneliti
menyimpulkan secara keseluruhan hasil eksperimen serta meluruskan ketika
terjadi miskonsepsi.
Proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen ini dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Peneliti meransang keingitahuan siswa dengan memberikan
pertanyaan dan permasalahan yang berkaitan dengan materi
2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
3) Peneliti membagi siswa dalam 5 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 6 siswa.
4) Kelompok kemudian melakukan eksperimen sesuai petunjuk pada
LKS dandibimbing oleh masing-masing pendamping kelompok.
Pendamping kelompok disini adalah teman mahasiswa yang
membantu peneliti.
5) Dalam ekprimen ini siswa merekam pergerakan bola saat
tumbukan terjadi. Hasil berupa video kemudian dianalisis
menggunakan aplikasi tracker. Aplikasi tracker atau tracker video
analysis adalah salah satu aplikasi yang memiliki kemampuan
untuk melakukan track (pelacakan) pada gerak suatu obyek
sehingga dapat dimanfaatkan dalam menganalisis gerak dua
dimensi. Melalui aktifitas perekam suatu fenomena gerak yang
nyata dengan menggunakan perekam video (handycame),
kemudian hasil rekaman tersebut diolah pada aplikasi tracker video
analisis (Nurohman, 2017). Penggunaan aplikasi tracker sudah
terlampir pada LKS.
6) Setiap kelompok kemudian mendiskusikan pertanyaan dalam LKS
kemudian menyampaikan hasil eksperimen di depan kelas untuk
membahas hasil dari setiap kelompok.
7) Siswa bersama peneliti mengambil kesimpulan dari eksperimen
dan hasil eksperimen yang sudah dilakukan. Kemudian peneliti
meluruskan ketika terjadi kesalah konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3.4.2. Kelas Kontrol
Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas X MIPA 2.
Pembelajaran pada kelas kontrol disampaikan dengan metode ceramah aktif.
Pada pembelajaran ini siswa diarahkan untuk bekerja sama dalam kelompok
kecil untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan atau masalah yang
berhubungan dengan materi. Setelah berdiskusi dalam masing-masing
kelompok, siswa dibimbing untuk melakukan diskusi dalam kelompok besar
mencakup semua siswa yang ada di dalam kelas. Pada akhir diskusi siswa
bersama guru menyimpulkan hasil diskusi. Materi kemudian dijelaskan oleh
guru.
Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal sebagai latihan untuk
memahami materi yang sudah dipelajari. Pembelajaran pada kelas ini dilakukan
sebanyak 2 kali pertemuan.
3.5. Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian (Suparno, 2014). Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini.
3.5.1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran ini terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
3.5.1.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Recana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancangan kegiatan proses
belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Rancangan tersebut terdiri dari
alokasi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, media, alat dan
sumber belajar, penilaian, dan materi. RPP disusun sesuai dengan K13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap terdapat pada lampiran 4
dan 5.
3.5.1.2. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa digunakan untuk memperlancar dan memudahkan
siswa selama berlansungnya kegiatan eksperimen. Lembar kerja siswa berisi
tentang petunjuk kegiatan eksperimen. Lembar kerja siswa secara lengkap
terdapat pada lampiran 6.
3.5.2. Instrumen Pengambilan Data
Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes tertulis (Pre-test dan post-test), angket/kuisioner, observasi, dan wawancara.
3.5.2.1. Tes Tertulis
Tes tertulis meliputi Pre-test dan post-test. Tes tertulis ini dilakukan di
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes tertulis ini digunakan
untuk melihat pemahaman awal dan pemahaman setelah diberikan treatmen.
Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian. Aspek-
aspek yang akan diukur dituliskan pada kisi-kisi yang dijabarkan dalam
indikator pada tabel 3.1. Soal dan jawaban terdapat pada lampiran 7 dan 8.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Uraian Pre-test dan Post-test Materi Tumbukan
Dimensi
kognitif
Indikator
Pencapaian
Pemahaman
Konsep
Soal pre-test Soal post-test
Mengingat
1. Jelaskan pengertian
tumbukan!
1. Ketika bola merah
diberi gaya, maka
bola merah bergerak
di suatu bidang datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Mendefinisikan
pengertian
tumbukan
dan menumbuk bola
biru. Menurut kamu,
apakah tumbukan
itu?
Membedakan
karakteristik
masing-masing
tumbukan
2. Seorang pemain biliar
memukul bola putih
yang bergerak dengan
kecepatan 𝑣 dan
kemudian menumbuk
bola merah yang sedang
diam. Sesaat setelah
tumbukan, bola putih
menjadi diam dan bola
merah bergerak dengan
kecepatan yang sama
dengan kecepatan awal
bola putih.
Termasuk tumbukan
jenis apakah peristiwa
tumbukan diatas?
jelaskan
3. Sebuah motor dan mobil
bertabrakan, kemudian
keduanya saling
menempel dan berhenti,
maka energi kinetik
yang dimiliki oleh
seluruh sistem (motor
2. Segumpal tanah liat
yang masih lembek di
lemparkan dalam
arah mendatar
menuju ke sebuah
bola biliar dan sesaat
sesudah tumbukan,
tanah liat menempel
pada bola biliar dan
keduanya bergerak
bersama-sama
dengan kecepatan
sama.
Termasuk tumbukan
jenis apakah peristiwa
diatas? jelaskan
3. Apa yang
membedakan
tumbukan lenting
sempurna, tumbukan
lenting sebagian dan
tumbukan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan mobil) setelah
bertabrakan hilang.
Salah b. benar
Alasan?
lenting sama sekali!
Jelaskan
Memaham
i
Mengaitkan
hukum
kekekalan
energi mekanik
dengan hukum
kekekalan
momentum
untuk
menyelesaikan
masalah
tumbukan
4. Peluru bermassa 𝑚1 = 6
gram ditembak ke dalam
suatu balok kayu
bermassa 𝑚2= 2 kg
yang tergantung pada
beberapa utas kawat
ringan. Peluru tertanam
dalam balok dan
berayun setinggi h = 10
cm (seperti pada
gambar). Berapakah
kecepatan awal peluru?
4. Plastisin bermassa
𝑚1 = 3 gram
dilemparkan menuju
kesebuah bola baja
bermassa 𝑚2= 2 kg
yang tergantung pada
seutas kawat ringan.
Plastisin menempel
pada bola baja dan
berayun setinggi h =
8 cm (seperti pada
gambar). Berapakah
kecepatan awal
peluru
Mengaplik
asikan
Mengaplikas
ikan konsep
tumbukan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
5. Benda A bermassa 1 kg
bergerak dengan
kelajuan 4 m/s dan
benda B bermassa 800
gram bergerak dengan
kelajuan 8 m/s. kedua
benda saling mendekati
dan saling bertumbukan.
5. Sebuah bola
bermassa 40 gram
yang bergerak ke
kanan dengan
kelajuan 30 m/s
menumbuka bola lain
bermassa 80 gram
yang mula-mula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Setelah bertumbukan
benda B bergerak
dengan kelajuan 6 m/s
maka kelajuan benda A
adalah…
diam. Jika
tumbukannya lenting
sempurna, berapa
kecepatan masing-
masing bola sesudah
tumbukan?
3.5.2.2. Angket
Angket adalah sejumlah pernyatan tertulis untuk memperoleh informasi
dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010: 61). Dalam penelitian ini
angket digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai karakter siswa
setelah mengikuti pembelajaran.
Pada penelitian ini nilai karakter yang akan dilihat adalah kerjasama.
Kerjasama merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan eksperimen
kelompok. Karena kerjasama menentukan kelancaran dan keberhasilannya
kegiatan eksperimen.
Kisi-kisi kuisioner yang digunakan dalam penelitian ditunjukan tabel 3.2.
Format angket secara keseluruhan ditunjukan pada lampiran 9 dan 10
Tabel 3.2 Indikator Angket Kerjasama Siswa
No Indikator Pernyataan
1. Dapat
Berkomunikasi
dengan Lancar
Aktif tanya jawab dengan anggota satu
kelompok
Aktif memberikan pendapat
2. Tanggung Jawab
Mengerjakan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya
Terlibat dalam diskusi dan kerja kelompok
3. Menerima
Pendapat Teman
Mendengarkan saat teman dalam kelompok
berpendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4. Bekerja Total Berusaha memberikan kemampuan terbaik saat
bekerja kelompok
5. Saling Percaya
Memberikan kepercayaan penuh kepada
semua anggota kelompok dalam
menyelesaikan tugas dalam kelompok
6. Saling
Mendukung
Saling membantu anggota kelompok
Membangun semangat dalam kelompok
Mendorong anggota kelompok untuk
berpartisipasi dalam pengerjaan tugas
kelompok atau eksperimen
Berbagi informasi dengan teman bila ada
kesulitan dalam mengerjakan tugas
Menghadapi masalah bersama-sama
7. Menghormati
Keunikan
Menghargai kontribusi setiap anggota
kelompok
Tidak membeda-bedakan teman
3.5.2.3. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek yang
difokuskan pada prilaku tertentu. Dalam penelitian ini observasi digunakan
untuk melihat kerjasama siswa selama proses pembelajaran dengan
berpedoman pada indikator yang terdapat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Indikator Observasi Kerjasama Siswa
No Indikator Kerjasama
1. Patuh terhadap aturan dalam diskusi
2. Mengerjakan tugas kelompok bersama-sama
3. Bertanggung jawab terhadap tugas kelompok
4. Menyampaikan pendapat dengan santun dan Menghargai pendapat
orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3.6. Validitas
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi (content
validity). Validitas isi digunakan untuk mengukur apakah isi dari instrumen yang
digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2014: 65).
Menurut Suparno (2014: 66), untuk melihat apakah tes valid secara secara isi
dapat ditentukan minimal dengan du acara, yaitu:
1) Dengan minta penilaian ahli, apakah memang tes itu sungguh sesuai dengan
isi yang mau dites;
2) Dengan menggunakan kisi-kisi yang menunjukan bahwa instrumen itu
memang memuat isi yang mau diteskan, bukan hanya sebagian saja.
Intrumen yang divalidasi dalam penelitian ini adalah soal pre-test, post-test
dan kuesioner nilai karakter kerjasama. Intrumen ini sudah dibuat berdasarkan kisi-
kisinya. Instrumen divalidasi oleh ahli dibidangnya. Untuk soal pre-test dan post-
test karena pada penelitian ini peneliti menggunakan materi dalam bidang mekanika
sebagai materi pembelajaran maka soal ini divalidasi oleh Dwi Nugraheni
Rositawati, M. Si selaku ahli dalam bidang Mekanika.
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Analisis Pemahaman Siswa
3.7.1.1. Penskoran Pre-test dan Post-test
Soal pre-test dan post-test masing-masing terdiri dari 5 butir soal essay.
Skor maksimal disesuaikan dengan tingkat kesulitan soal. Rubrik penilaian
skor ditetapkan pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 3.4 Rubrik Skoring pretest
Materi IPK Jenis
Soal Soal Jawaban Skoring Penilaian
Tumbukan
dalam satu
dimensi
Siswa dapat
menjelaskan
konsep
tumbukan
uraian 1. Jelaskan pengertian
tumbukan!
1. Tumbukan adalah peristiwa
bertemunya dua benda atau
lebih dan menimbulkan
kontak fisik
Tidak menulis
jawaban (skor 0)
Jawaban salah
(skor 1)
Jawaban benar
(skor 2)
Skor maksimum: 2
Siswa dapat
membedakan
karakteristik
masing-masing
tumbukan
uraian
2. Seorang pemain biliar
memukul bola putih yang
bergerak dengan
kecepatan 𝑣 dan kemudian
menumbuk bola merah
yang sedang diam. Sesaat
setelah tumbukan, bola
putih menjadi diam dan
bola merah bergerak
dengan kecepatan yang
2. Diketahui:
𝑣1 = 𝑣
𝑣2 = 0
𝑣1′ = 0
𝑣2′ = 𝑣
𝑚1 = 𝑚2
Hukum kekekalan
momentum
𝑝1 + 𝑝2 = 𝑝1′ + 𝑝2
′
𝑚1𝑣1 + 𝑚2𝑣2 = 𝑚1𝑣1, + 𝑚2𝑣2
,
𝑚𝑣 + 0 = 0 + 𝑚𝑣
𝑚𝑣 = 𝑚𝑣
Hukum kekekalan energi
kinetik
Tidak menulis
jawaban (skor 0)
Jawaban salah
(skor 1)
Jawaban benar dan
penjelasan salah
(skor 2)
Jawaban salah dan
penjelasan benar
(skor 3)
Jawaban benar dan
penjelasan benar
(skor 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
sama dengan kecepatan
awal bola putih.
Termasuk tumbukan jenis
apakah peristiwa
tumbukan diatas?
jelaskan
3. Sebuah motor dan mobil
bertabrakan, kemudian
kemudian keduanya saling
menempel dan berhenti,
maka energi kinetik yang
dimiki oleh seluruh sistem
(motor dan mobil) setelah
bertabrakan hilang.
a. Salah b. benar
sertakan alasan?
𝐾1 + 𝐾2 = 𝐾1′ + 𝐾2
′ 1
2𝑚1𝑣1
2+ 1
2𝑚2𝑣2
2 = 1
2𝑚1𝑣1
′2+
1
2𝑚2𝑣2
′2
1
2𝑚𝑣2 + 0 = 0 +
1
2𝑚𝑣2
1
2𝑚𝑣2 =
1
2𝑚𝑣2
Karena berlaku hukum
kekekalan momentum dan
kekekalan energi kinetik maka
tumbukan yang terjadi adalah
tumbukan lenting sempurna
3. Salah.
Energi sistem tersebut tidak
hilang. Sesuai dengan
Hukum Kekekalan Energi
kinetik, energi kinetiknya
berubah menjadi energi lain
yaitu energi kalor dan energi
bunyi
Skor maksimum: 4
Tidak menulis
jawaban (skor 0)
Jawaban salah
(skor 1)
Jawaban benar dan
penjelasan salah
(skor 2)
Jawaban salah dan
penjelasan benar
(skor 3)
Jawaban benar dan
penjelasan benar
(skor 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Skor maksimum: 4
Siswa dapat
mengaitkan
hukum
kekekalan
energi mekanik
dengan hokum
kekekalan
momentum
untuk
menyelesaikan
masalah
tumbukan
Uraian
4. Peluru bermassa 𝑚1 = 6
gram ditembak ke dalam
suatu balok kayu
bermassa 𝑚2= 2 kg yang
tergantung pada beberapa
utas kawat ringan. Peluru
tertanam dalam balok dan
berayun setinggi h = 10
cm (seperti pada gambar).
Berapakah kecepatan awal
peluru?
4. Diketahui:
m1 = 6 gram = 0,006 kg
m2 = 2 kg
v2 = 0
h = 10 cm = 0,1 m
Ditanya: Menghitung
kecepatan awal peluru
Dari peristiwa di atas
tumbukan yang terjadi
adalah tumbukan tidak
lenting sama sekali dimana
kecepatan akhir kedua benda
diatas sama 𝑣1′ = 𝑣2
′ = 𝑣′.
Maka berlaku persamaan
berikut:
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) 𝑣′
Menulis komponen
yang diketahui dan
ditanya (skor 1 )
Menganalisa jenis
tumbukan dari
peristiwa yang
terjadi dan
Merumuskan
persamaan dari
peristiwa
tumbukan tersebut
(skor 4)
Perhitungan
kecepatan awal
peluru sebelum
tumbukan dan
penulisan lambing
besaran fisika dan
satua (skor 3)
Skor maksimum 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
v1 = (𝑚1+ 𝑚2)𝑣′
𝑚1 …(1)
Pada peristiwa diatas berlaku
hukum kekekalan energi
mekanik
K1 + U1 = K2 + U2
(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′2 = (𝑚1 + 𝑚2) 𝑔ℎ
𝑣’ = √2𝑔ℎ …(2)
Masukan persamaan (2) ke
dalam persamaan (1)
𝑣1 = (𝑚1+ 𝑚2)
𝑚1 √2𝑔ℎ
𝑣1=(0,006+ 2)
0,006 √2(10)(0,1)
𝑣1= 472.81 m/s
Jawaban: jadi kecepatan awal
peluru adalah 472.81 m/s
Siswa dapat
mengaplikasikan
konsep
tumbukan dalam
kehidupan
sehari-hari
Uraian
5. Benda A bermassa 1 kg
bergerak dengan kelajuan
4 m/s dan benda B
bermassa 800 gram
bergerak dengan kelajuan
8 m/s. kedua benda saling
mendekati dan saling
bertumbukan. Setelah
bertumbukan benda B
5. Diketahui:
𝑚𝐴 = 1 kg
𝑣𝐴 = 4 m/s
𝑚𝐵 = 800 g => 0,8 kg
𝑣𝐵 = -8 m/s
𝑣𝐵, = 6 m/s
Ditanya berpakah kelajuan
benda A setelah tumbukan?
Menulis komponen
yang diketahui dan
ditanya (skor 1)
Menganalisa jenis
tumbukan dari
peristiwa yang
terjadi dan
Merumuskan
persamaan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bergerak dengan kelajuan
6 m/s maka kelajuan
benda A adalah…
𝑣𝐴 bertanda negatif dan 𝑣𝐵
bertanda positif karena arah
kedua benda berlawanan.
Penyelesaian:
Jenis tumbukan pada soal
diatas adalah tumbukan
lenting sebagian. Pada
tumbukan lenting sebagaian,
hukum kekekalan
momentum berlaku
sedangkan hukum kekalan
energi kinetik tidak berlaku
maka:
Hukum kekekalan momentum:
𝑚𝐴𝑣𝐴 + 𝑚𝐵𝑣𝐵 = 𝑚𝐴𝑣𝐴, + 𝑚𝐵𝑣𝐵
,
(1)(4) + (0,8)(-8) = (1) (𝑣𝐴,) + (0,8)(6)
(4) + (-6,4) = 𝑣𝐴, + 4,8
-2,4 = 𝑣𝐴, + 4,8
𝑣𝐴, = (-2,4 – 4,8)
𝑣𝐴, = - 7,2 m/s
Kelajuan benda A setelah
tumbukan (𝑣𝐴,) adalah – 7,2 m/s.
𝑣𝐴, bertanda negatif karena benda
A bergerak berlawanan arah
dengan benda B.
peristiwa tumbukan
tersebut (skor 3)
Perhitungan
kecepatan benda A
setelah tumbukan
(skor 2)
Skor maksimum 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 3.5 Rubrik Skoring prostest
Materi IPK Jenis
Soal Soal Jawaban Skoring Penilaian
Tumbukan
dalam satu
dimensi
Siswa dapat
menjelaskan
konsep tumbukan
uraian
1. Ketika bola merah diberi
gaya, maka bola merah
bergerak di suatu bidang
datar dan menumbuk
bola biru. Menurut kamu,
apakah tumbukan itu?
1. Tumbukan adalah peristiwa
bertemunya dua benda atau
lebih dan menimbulkan
kontak fisik
Tidak menulis
jawaban (skor 0)
Jawaban salah
(skor 1)
Jawaban benar
(skor 2)
Skor maksimum: 2
Siswa dapat
membedakan
karakteristik
masing-masing
tumbukan
uraian
2. Segumpal tanah liat
yang masih lembek di
lemparkan dalam arah
mendatar menuju ke
sebuah bola biliar dan
sesaat sesudah
tumbukan, tanah liat
menempel pada bola
biliar dan keduannya
bergerak bersama-sama
dengan kecepatan sama.
2. Dalam peristiwa diatas, jenis
tumbukan adalah tumbukan
tidak lenting sama sekali
karena tanah liat dan bola
biliar sesaat setelah
bertumbukan saling
menempel dan bergerak
bersama dengan kecepatan
yang sama. Pada tumbukan
ini berlaku hukum
kekekalan momentum dan
Tidak menulis
jawaban (skor 0)
Jawaban salah
(skor 1)
Jawaban benar dan
penjelasan salah
(skor 2)
Jawaban salah dan
penjelasan benar
(skor 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Menurut kamu termasuk
jenis tumbukan apakah
peristiwa diatas?
Jelaskan
tidak berlaku hukum
kekealan energi kinetik
Jawaban benar dan
penjelasan benar
(skor 4)
Skor maksimum: 4
uraian
3. Apa yang
membedakan
tumbukan lenting
sempurna, tumbukan
lenting sebagian dan
tumbukan tidak
lenting sama sekali!
Jelaskan!
3. Yang membedakan ketiga
jenis tumbukan diatas adalah
sebagai berikut:
Pada tumbukan lenting
sempurna berlaku hukum
kekekalan momentum dan
berlaku hukum kekekalan
energi kinetik.
Pada tumbukan lenting
sebagian berlaku hukum
kekekalan momentum tetapi
tidak berlaku hukum
kekekalan energi kinetik
karena perubahan energi
kinetik terjadi pada saat
tumbukan sehingga
kecepatan setelah
bertumbukan berkurang dari
kecepatan sebelum tumbukan
Tidak menulis
jawaban (skor 0)
Jawaban salah
(skor 1)
Jawaban benar dan
penjelasan salah
(skor 2)
Jawaban salah dan
penjelasan benar
(skor 3)
Jawaban benar dan
penjelasan benar
(skor 4)
Skor maksimum: 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pada tumbukan tidak lenting
sama sekali berlaku hukum
kekekalan momentum tetapi
tidak berlaku hukum
kekekalan energi kinetik.
Pada tumbukan ini, kecepatan
benda-benda sesudah
tumbukan sama besar (benda
yang bertumbukan saling
melekat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Siswa dapat
mengaitkan
hukum kekekalan
energi mekanik
dengan hokum
kekekalan
momentum untuk
menyelesaikan
masalah
tumbukan
Uraian
4. Plastisin bermassa 𝑚1 =
3 gram dilemparkan
menuju kesebuah bola
baja bermassa 𝑚2= 2 kg
yang tergantung pada
seutas kawat ringan.
Plastisin menempel pada
bola baja dan berayun
setinggi h = 8 cm
(seperti pada gambar).
Berapakah kecepatan
awal plastisin?
4. Diketahui:
m1 = 3 gram = 0,003 kg
m2 = 2 kg
v2 = 0
h = 8 cm = 0,08 m
Ditanya: Menghitung
kecepatan awal platisin?
Dari peristiwa di atas tumbukan
yang terjadi adalah tumbukan
tidak lenting sama sekali
dimana kecepatan akhir kedua
benda diatas sama 𝑣1′ = 𝑣2
′ =
𝑣′. Maka berlaku persamaan
berikut:
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) 𝑣′
v1 = (𝑚1+ 𝑚2)𝑣′
𝑚1 …(1)
Pada peristiwa diatas berlaku
hukum kekekalan energi
mekanik
K1 + U1 = K2 + U2
(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′2 = (𝑚1 + 𝑚2) 𝑔ℎ
𝑣’ = √2𝑔ℎ …(2)
Menulis
komponen yang
diketahui dan
ditanya (skor 1 )
Menganalisa jenis
tumbukan dari
peristiwa yang
terjadi dan
Merumuskan
persamaan dari
peristiwa
tumbukan tersebut
(skor 4)
Perhitungan
kecepatan awal
peluru sebelum
tumbukan dan
penulisan lambing
besaran fisika dan
satua (skor 3)
Skor maksimum 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Masukan persamaan (2) ke
dalam persamaan (1)
𝑣1 = (𝑚1+ 𝑚2)
𝑚1 √2𝑔ℎ
𝑣1= (0,003+ 2)
0,003 √2(10)(0,08)
𝑣1= 844.53m/s
Jawaban: jadi kecepatan awal
peluru adalah 844.53 m/s
Siswa dapat
mengaplikasikan
konsep tumbukan
dalam kehidupan
sehari-hari
Uraian
5. Sebuah bola bermassa
40 gram yang bergerak
ke kanan dengan
kelajuan 30 m/s
menumbuka bola lain
bermassa 80 gram yang
mula-mula diam. Jika
tumbukannya lenting
sempurna, berapa
kecepatan masing-
masing bola sesudah
tumbukan?
5. Diketahui:
𝑚1 = 40 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0.04 𝑘𝑔
𝑣1 = 30 𝑚/𝑠
𝑚2 = 80 𝑔 = 0.08 𝑘𝑔
𝑣2 = 0 𝑚/𝑠
Ditanya: kecepatan akhir
(𝑣1′ 𝑑𝑎𝑛 𝑣2
′ ) kedua bola ini?
Penyelesaian:
Pada peristiwa tumbukan diatas
terjadi tumbukan lenting
sempurna. Maka berlaku hukum
kekealan momentum
𝑚1𝑣1 + 𝑚2𝑣2 = 𝑚1𝑣1, + 𝑚2𝑣2
, (0.04)(30) = (0.04)( 𝑣1
, ) + (0.08)( 𝑣2, )
1.2 = (0.04)( 𝑣1, ) + (0.08)( 𝑣2
, ) …(1)
Menulis komponen
yang diketahui dan
ditanya (skor 1 )
Menganalisa jenis
tumbukan dari
peristiwa yang
terjadi dan
Merumuskan
persamaan dari
peristiwa tumbukan
tersebut (skor 3)
Perhitungan
kecepatan benda A
setelah tumbukan
(skor 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Persamaan koefisien restitusi:
𝑒 = 𝑣2
′ − 𝑣1′
𝑣1 − 𝑣2
𝑒 = 1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑢𝑟𝑛𝑎
𝑒 = 𝑣2
′ −𝑣1′
𝑣1−𝑣2
1 = 𝑣2
′−𝑣1′
30 − 0
𝑣2′ − 𝑣1
′ = 30
𝑣2′ = 𝑣1
′ + 30 ….(2)
Subsitusi persamaan (2) ke (1)
1.2 = (0.04)( 𝑣1, ) + (0.08)( 𝑣2
, )
1.2 = 0.04 𝑣1, + 0.08 (𝑣1
′ + 30)
1.2 = 0.12 𝑣1, + 2.4
-1.24 = 0.12 𝑣1,
𝑣1, = - 10.3 m/s
Maka 𝑣2, diperoleh sebagai
berikut:
𝑣2, = 𝑣1
′ + 30
𝑣2, = -10.3 + 30
𝑣2, = 19.7 m/s
Skor maksimum 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Skor hasil belajar siswa yaitu jumlah skor setiap siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali serratus.
𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100
1) Skor untuk setiap siswa
skor minimal : 0
skor maksimal : 100
range : 100 – 0 = 100
2) Pembagian interval
Range dibagi dalam 4 interval
100: 5 = 20. Maka, lebar interval adalah 20
Skor nilai pengetahuan tiap siswa diklasifikasi berdasarkan interval
pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Siswa
No Interval Keterangan
1. 80 – 100 Sangat Baik
2. 60 – 79 Baik
3. 40 – 59 Cukup
4. 20 – 39 Kurang
5. 0 – 19 Sangat Kurang
Perhitungan persentase untuk setiap nilai karakter siswa
menggunakan persamaan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%)𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑓(𝑥)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%
3.7.1.2. Analisis Pre-test dan Post-test
Dari data yang diperoleh dari penelitian kemudian akan dianalisis
dengan menggunakan SPSS 17. Analisis ini digunakan untuk melihat apakah
ada perubahan pemahaman konsep setelah diberikan treatmen dan juga
digunakan untuk membandingkan pemahaman pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol apakah hasilnya sama atau berbeda. Analisis yang digunakan
yaitu analisis statistik uji T. Uji T digunakan dengan tingkat signifikan 0,05.
Ada dua jenis uji T yaitu uji T independen (Independent Samples T
Test) dan uji T dependen (Paired Samples T Test). Uji T independen
digunakan untuk membandingkan dua kelompok yang independen. Lazim
digunakan untuk membandingkan dua treatment (Suparno, 2016: 82).
Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pemahaman awal dari
kedua kelas, maka pre-test kedua kelas dibandingkan menggunakan uji T
independen ini. Sedangkan uji T dependen digunakan untuk mengetes dua
kelompok dependen atau satu kelompok yang dites dus kali, yaitu pada pre-
test dan post-test. Kelompok independen adalah kelompok yang saling
tergantung, berkaitan, atau bahkan sama (Suparno, 2016: 87). Dalam
penelitian ini uji T dependen digunakan untuk melihat peningkatan
pemahaman (kelas eksperimen dan kontrol) maka hasil pre-test dan post-test
dari kedua kelas ini harus dibandingkan dengan menggunakan uji T
dependen ini.
Berikut adalah langkah pengujian yang dilakukan:
a) Uji T dependen untuk membandingkan nilai pre-test dan post-test
kelas eksperimen (X1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b) Uji T dependen untuk membandingkan nilai pre-test dan post-test
kelas kontrol (X2)
c) Uji T independen untuk membandingkan nilai pre-test kelas
eksperimen (X1) dan kelas kontrol (X2). Analisa ini untuk melihat
tingkat pemahaman awal dari kedua kelas tersebut.
d) Uji T independen untuk membandingkan nilai post-test kelas
eksperimen (X1) dan kelas kontrol (X2). Analisa ini untuk melihat
tingkat pemahaman akhir dari kedua kelas tersebut
3.7.2. Analisis Karakter Kerjasama Siswa
Selain pengamatan melalui observasi, karakter kerjasama siswa juga
diamati dari angket siswa yang dibagikan setelah pembelajaran. Masing-
masing angket ini dibagikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pernyataan yang digunakan dalam angket ini berupa penyataan positif dan
pernyataan negatif. berikut adalah pedoman penskoring angket atau kuesioner
kerjasama:
Tabel 3.7 Pedoman Penskoring Kuisioner Kerjasama
Pernyataan
Jawaban
SS S TS STS
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Jumlah butir pernyataan dalam angket adalah 20 pernyataan dengan 4
pilihan jawaban untuk mengukur kerjasama siswa. Hasil pengukuran berupa
Skor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1) Skor untuk setiap siswa
Skor minimal = 1 x 20 = 20
Skor maksimal= 4 x 20 = 80
Range = 80 – 20 = 60
2) Pembagian interval
Range dibagi dalam 4 interval
60: 4 = 15
Maka lebar interval adalah 15.
Skor nilai karakter siswa diklasifikasikan seperti tabel berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Nilai Kerjasama Siswa
No Interval Keterangan
1. 65 – 80 Sangat Tinggi
2. 50 – 64 Tinggi
3. 35 – 49 Kurang
4. 20 – 34 Sangat Kurang
Perhitungan presentase nilai karakter siswa adalah sebagai
berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑓 (𝑥)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100% = 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%)
Pengujian kuesioner dianalisis menggunakan uji- T independen
dengan tingkat signifikan 0,05. pengujian ini digunakan untuk
mengetahui perbandingan hasil nilai karakter siswa antara kelas
eksperimen (X1) dan kelas kontrol (X2) apakah sama tau berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik pada tanggal 15, 16,
22, dan 23 April 2019. Subjek penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas X MIPA
2 dan X MIPA 3, dengan jumlah siswa setiap kelas adalah 30 orang. Dalam penelitian
ini kelas X MIPA 3 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 2 dijadikan
sebagai kelas kontrol dengan menggunkan metode ceramah aktif. Jadwal pelajaran
untuk dua kelas ini terdiri dari dua kali dalam satu minggu dengan jumlah jam
pelajaran setiap kelas adalah 3 JP (90 menit). Untuk kelas eksperimen pelajaran
dilaksanakan setiap Senin pada jam ke-4 dan ke-5 dan Selasa pada jam ke-1.
Sedangkan untuk kelas kontrol dilaksanakan setiap hari Senin pada jam ke-9 dan ke-
10 dan hari Rabu pada jam ke-4. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol hanya
dilakukan dua kali pertemuan dengan jumlah jam pelajaran adalah 4JP. Hal ini
dikarenakan waktu terpotong karena bertepatan dengan hari libur pemilu. Dari
sekolah sendiri juga membatasi waktu penelitian karena ada mahasiswa lain yang
ingin melakukan penelitian di kelas yang saya teliti, sementara waktu ujian kenaikan
kelas tinggal tiga minggu kedepan.
Rincian kegiatan pelaksanaan penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol
terdapat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
No Kelas Pertemuan Hari/Tanggal Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
1. X MIPA 3 I Senin,15
April 2019
09.30 – 10.15
dilanjutkan
10.30 – 11.15
Perkenalan, pretest,
pengisisan angket
kerjasama dan penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
eksperimen serta
pembagian kelompok
eksperimen.
II Selasa, 16
April 2019
07.15 – 08.00 Melakukan Eksperimen
III Senin, 22
April 2019
09.30 – 10.15
dilanjutkan
10.30 – 11.15
Mengolah data hasil
eksperimen menggunkan
aplikasi tracker dan diskusi
kelompok
IV Selasa, 23
April 2019
07.15 – 08.00 Posttest, pengisian angket
dan ucapan terimakasih
2. X MIPA 2
I Senin, 15
April 2019
14.00 – 15.30
WIB
Perkenalan, Pretest,
pengisian angket kerjasama
dan penyampaian materi
tumbukan menggunakan
metode ceramah aktif
II Senin, 22
April 2019
14.00 – 15.30
WIB
Penyampaian materi
tumbukan, posttest dan
pengerjaan angket
4.1.1. Pelaksanaan Kelas Eksperimen
Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2019 pada jam ke-
4 dan ke-5 di kelas X MIPA 3. Pertemuan diawali dengan salam pembuka dilanjutkan
perkenalan dan tujuan peneliti datang ke SMA Negeri 1 Ngaglik. Kemudian peneliti
menjelaskan bahwa kelas X MIPA 3 digunakan sebagai kelas eksperimen. Sebagian
siswa antusias terhadap kelas eksperimen ini dilihat dari respon yang mereka berikan.
Jumlah siswa yang berhalangan hadir pada pertemuan ini berjumlah dua orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Setelah perkenalan, soal pre-test dan angket dibagikan kepada siswa. Soal
dikerjakan selama 50 menit. Pada pengerjaan soal pre-test ini, siswa mengeluh tidak
mau mengerjakan soal dengan alasan belum mempelajari materi tumbukan dan soal
yang diberikan sulit. Selama pengerjaan pretest ada beberapa siswa berusaha membuka
buku dan internet dan beberapa siswa lain berusaha meminta jawaban dari temannya
tetapi segera ditegur oleh peneliti (lihat gambar 4.1).
Gambar 4.1 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal pretest
Kegiatan pelajaran dilanjutkan dengan membagi siswa dalam 5 kelompok
dengan masing-masing kelompok beranggotakan 6 orang. Pemilihan anggota
kelompok dilakukan oleh siswa sendiri sehingga suasana kelas menjadi kurang
kondusif. Setelah pembagian kelompok, kegitan pelajaran dilanjutkan dengan
menjelaskan gambaran besar eksperimen tumbukan yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya dan menjelaskan cara menganalisis video menggunkan aplikasi
tracker.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 16 April 2019 pada jam
pertama. Kegiatan pelajaran pada pertemuan ini adalah melakukan eksperimen
tumbukan yang diadakan di kelas (lihat gambar 4.2). Kegiatan eksperimen ini dibantu
oleh 4 teman mahasiswa untuk mendampingi setiap kelompok eksperimen agar
kegiatan eksperimen berjalan dengan lancar. Sebelum memulai eksperimen siswa
dipersilahkan duduk dalam kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya. LKS, laptop dan alat-alat yang digunakan dalam eksperimen dibagikan
pada setiap kelompok dibantu oleh pendamping masing-masing. Kamera yang
digunakan dalam eksperimen ini adalah handycam yang dipinjam di laboratorium
Microteaching dan kamera milik teman dari peneliti. Karena keterbatasan kamera maka
3 kelompok menggunakan kamera handphone milik siswa. Secara umum kegiatan
eksperimen berlansung dengan lancar.
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Eksperimen Tumbukan
Ada beberapa kendala yang dihadapi pada pertemuan ini diantaranya yaitu
kurangnya jam pelajaran karena adanya kegitan literasi di pagi hari dan juga siswa yang
kurang bisa diatur yang menyebabkan jam pelajaran diundur 8 menit sehingga dimulai
jam 07.23 – 08.00 WIB. Kegiatan pelajaran pada pertemuan ini hanya sampai
melakukan eksperimen tumbukan dan merekam video eksperimen untuk dianalisis
menggunakan tracker. Kendala lain adalah sulitnya mengajak siswa duduk dalam
kelompok yang sudah dibagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 22 April 2019 pada jam ke-4
dan ke-5. Kegiatan pada pertemuan ini adalah siswa menganalisis video eksperimen
dengan menggunkan aplikasi tracker dan mendiskusikan pertanyaan-pertannyaan pada
lembar LKS dengan anggota kelompok masing-masing kemudian setelah itu diskusi
dalam kelompok besar dan mengambil kesimpulan bersama-sama (lihat gambar 4.3).
Gambar 4.3 Analisis Video dengan Tracker dan Diskusi Kelompok
Secara umum kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini berjalan dengan
lancar, tetapi ada beberapa kendala ketika siswa menganalisis menggunakan tracker
yaitu dua laptop yang digunakan untuk menganalisis video tiba-tiba eror dan butuh
waktu yang cukup lama sekitar kurang lebih 10 menit untuk menunggu laptopnya
hidup kembali. Kendala lain adalah siswa yang sudah lupa dan kurang paham
menggunakan tracker tetapi tidak mau membaca LKS pedoman menggunakan tracker
melainkan lebih suka bertanya lansung sehingga peneliti harus kesetiap kelompok
menjelaskan ulang penggunaan tracker.
Setelah kegiatan analisi data dan diskusi peneliti memberikan soal latihan
berupa soal hitungan untuk melihat kempuan siswa menggunakan konsep yang
dipelajari dalam memecahkan soal yang berkaitan dengan hitungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Selasa, 23 April 2019 pada jam
pertama. Kegiatan pembelajaran pertemuan ini adalah siswa mengerjakan post-test dan
mengisis angket kerja sama. Pada pertemuan ini guru fisika mendampingi di dalam
kelas sehingga lebih mudah mengatur siswa, kegiatan pembelajaran pun dimulai tepat
waktu. Pengerjaan posttest dan angket dikerjakan selama 50 menit karena waktu
terbatas hanya satu jam pelajaran.
Pada saat pengerjaan posttest ada beberapa siswa yang terlihat bekerja sama
dan mencoba membuka buku catatan tetapi lansung ditegur oleh peneliti. Di akhir
pengerjaan post-test ada siswa yang mengeluh waktu yang digunakan untuk
mengerjakan posttest sangat terbatas sehingga ada soal yang belum dikerjakan. Setelah
pengerjaan posttest peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada siswa kelas X
MIPA 3 karena sudah membantu dalam penelitian ini.
4.1.2. Pelaksanaan di Kelas Kontrol
Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2019 pada jam ke-
9 dan ke-10. Kegiatan pelajaran dimulai dengan perkenalan dan tujuan peneliti ke SMA
Negeri 1 Ngaglik. Setelah perkenalan siswa mengerjakan soal pretest dan angket
kerjasama. Siswa yang berhalangan hadir pada pertemuan ini berjumlah satu orang.
Pada pertemuan ini peneliti melihat respon yang siswa berikan kurang semangat
mungkin karena pembelajaran fisika tepat pada jam terakhir sekolah.
Pada pengerjaan soal pretest, respon yang diberikan kelas ini sama dengan yang
terjadi dikelas X MIPA 3 yaitu siswa mengeluh belum mempelajari materi. Siswa juga
terlihat berusaha membuka catatan dan internet untuk membantu mengerjakan soal.
Ketika berkeliling mengawasi pengerjaan pretest ada seorang siswa yang kedapatan
tiduran di kelas dan tidak mengerjakan soal pretest, peneliti kemudian segera metegur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan memberi motivasi agar siswa tersebut mengerjakan soal yang diberikan. Respon
selanjutnya, siswa tersebut hanya mengerjakan satu soal saja.
Setelah pengerjaan pretest, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
menjelaskan materi tumbukan. Siswa diminta untuk duduk dalam kelompok diskusi
untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan awal berkaitan dengan materi. Setelah
diskusi peneliti menjelaskan materi tumbukan sampai diakhir jam pelajaran (lihat
gambar 4.4)
Gambar 4.4 Penjelasan Materi Tumbukan dan Diskusi Kelompok
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 22 April 2019. Karena
waktu yang diberikan kepada peneliti terbatas maka kegiatan pada pertemuan ini
adalah melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya kemudian lansung
mengerjakan posttest dan angket kerjasama.
Penjelasan materi yang belum selesai dijelaskan dilakukan selama 25 menit awal,
kemudian dilanjutkan latihan soal berkaitan dengan mengaplikasikan konsep dalam
menyelesaikan soal hitungan selama 15 menit. 50 menit tersisa digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengerjakan soal posttest dan angket kerja sama siswa. Ada beberapa siswa yang
kedapatan bertukar jawaban dan melihat catatanya. Peneliti kemudian mengambil
catatan dari siswa tersebut dan memperingati siswa yang lain untuk menyimpan catatan
di tas masing-masing dan memperingati siswa untuk tidak bekerja sama.
Diakhir pertemuan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada kelas X MIPA 2
karena sudah membantu dalam penelitian ini.
4.2. Data dan Analisis Data
4.2.1. Pengetahuan Siswa
Jumlah siswa yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 56
dari 60 siswa yang terdiri dari 28 siswa kelas X MIPA 3 (kelas eksperimen) dan 28
siswa kelas X MIPA 2 (kelas kontrol). Hal ini terjadi karena ada dua siswa pada
kelas eksperimen yang tidak mengikuti pretest dan postest dan ada dua siswa pada
kelas kontrol yang tidak mengumpulkan lembar jawaban saat pretest dan tidak hadir
saat melakukan posttest.
Nilai pretest dan posttest siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Siswa
Kode Siswa
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
X MIPA 2 X MIPA 3
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
1 33 50 16 50
2 25 45 25 83
3 33 54 25 66
4 33 54 25 79
5 33 29 20 50
6 25 45 25 58
7 41 29 16 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
8 45 50 16 41
9 29 62 25 50
10 37 62 25 45
11 41 83 33 70
12 33 50 62 66
13 20 54 29 50
14 16 54 33 58
15 25 33 66 75
16 20 62 41 70
17 16 33 16 41
18 45 37 16 66
19 33 50 25 41
20 16 50 25 54
21 20 45 28 41
22 20 37 28 58
23 25 41 16 66
24 33 62 16 58
25 37 58 16 37
26 25 41 41 66
27 25 41 37 75
28 33 41 12 50
Jumlah 828,6 1362,2 769,3 1615,8
Rata-rata 29.59 48.64 26.90 57.70
Data pretest dan posttest kemudian dianalisis secara statistik yaitu
dengan menggunakan uji T dengan menggunakan SPSS 20. Analisis ini
bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap
pengetahuan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
1) Uji-T independent pretest (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
Uji-T digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan pemahaman awal
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi tumbukan. Berikut
merupakan hasil uji-T untuk kelompok independent dengan SPSS (tabel
4.3):
Tabel 4.3 Hasil Statistik Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
KODE N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SKOR 1 28 29.59 8.59 1.62
2 28 26.90 13.15 2.48
Keterangan: Kode 1 = Kelas Kontrol; Kode 2 = Kelas Eksperimen
Dari hasil analisis uji t pada tabel 4.3 di atas, diperoleh nilai rata-rata
(mean) pretest materi tumbukan untuk kelas eksperimen adalah 26,90 sedangkan
untuk kelas kontrol mean yang diperoleh adalah 29,59. Nilai t dan p dari
perhitungan ini adalah t = 0,906 dan p = 0,369 dengan level sig α = 0,05. Karena
nilai p > α, maka tidak signifikan. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
pemahaman awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol atau bisa dikatakan
pemahaman awalnya sama.
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
SK
OR
Equal
variances
assumed
1.117 .295 .906 54 .369 2.68 2.96 -3.26 8.64
Equal
variances
not assumed
.906 46.51 .370 2.68 2.96 -3.28 8.66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2) Uji t dependent pretest dan posttest kelas eksperimen
Uji ini digunakan untuk melihat apakah ada peningkatan pemahaman
setelah menerapkan metode eksperimen pada kelas X MIPA 3 pada materi
tumbukan. Tabel 4.4. menunjukan hasil analisis uji ini.
Tabel 4.4 Hasil Statistik Uji T Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 PRE 26.90 28 13.15 2.48
POS 57.70 28 13.06 2.46
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PRE –
POS -30.80 12.89 2.43 -35.80 -25.80 -12.639 27 .000
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui skor
rata-rata yang diperoleh dari pretest adalah 26,90 dan skor rata-rata posttest
adalah 57,70, t = -12.639 dan nilai p (Sig 2-tailed) = 0,000 dengan level sig
α = 0,05. Karena p = 0,000 < α = 0,05 maka signifikan. Signifikan
menunjukan bahwa ada perbedaan pemahaman awal dan pemahaman akhir
siswa pada materi tumbukan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
tumbukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Data pretest dan posttest kelas eksperimen juga kemudian dapat
diklasifikasikan menurut klasifikasi tingkat pemahaman siswa seperti yang
ditunjukan tabel 3.5 pada BAB III. Berikut adalah klasifikasi tingkat
pemahaman siswa dari hasil pretest dan postest kelas eksperimen:
Tabel 4.5 Klasifikasi nilai pretest dan posttest siswa kelas eksperimen
No Interval Pre-test Presentase
(%) Post-test
Presentase
(%) Keterangan
1. 81 – 100 0 0 1 3,57 Sangat Baik
2. 61 – 80 2 7,14 10 35,71 Baik
3. 41 – 60 2 7,14 16 57,14 Cukup
4. 21 – 40 14 50 1 3,57 Kurang
5. 0 – 20 10 35,71 0 0 Sangat Kurang
Tabel 4.5 menunjukan pengklasifikasian tingkat pemahaman siswa dari
nilai yang sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.
Pengklasifikasian ini dilihat berdasarkan presentase yang diperoleh dari nilai
pretest dan posttest siswa yang sudah dibagi dalam 5 interval seperti yang
ditunjukan pada tabel 4.5. Dari tabel dapat diketahui untuk nilai pretest,
siswa yang mendapatkan nilai kurang sebanyak 14 orang dengan presentase
tertinggi sebesar 50%, siswa yang mendapatkan nilai sangat kurang
sebanyak 10 orang dengan presentase 35,71% siswa yang mendapatkan nilai
baik dan siswa yang mendapatkan nilai cukup masing-masing adalah 2 orang
siswa dengan peresentase yaitu 7,14%, dan presentase siswa yang
mendapatkan nilai sangat baik adalah 0% atau dapat dikatakan tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai sangat baik. Sedangkan untuk nilai posttest,
siswa yang mendapatkan nilai cukup sebanyak 16 orang dengan peresentase
57,14%, siswa yang mendapatkan nilai baik sebanyak 10 orang dengan
presentase 35,71%, siswa yang mendapatkan nilai yang sangat baik 1 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dengan presentase 3,57% dan presentase siswa yang mendapatkan nilai
sangat kurang adalah 0% atau bisa dikatakan tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai kurang.
Dari hasil analisa tabel 4.5 dapat diketahui bahwa metode eksperimen
dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi tumbukan.
3) Uji t dependent pretest dan posttest kelas kontol
Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh penerapan metode ceramah
aktif terhadap peningkatan pengetahuan siswa pada materi tumbukan. Hasil
analisa uji ini dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut:
Tabel 4.6 Hasil Statistik Perbandingan Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Pair 1 PRE 29.59 28 8.59 1.62
POS 48.64 28 12.00 2.26
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig.
(2-
tailed) Mean Std.
Deviati
on
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PRE -
POS -19.05 13.53 2.55 -24.30 -13.79 -7.445 27 .000
Nilai mean dari pretest adalah sebesar 29,59 dan nilai mean dari posttest
adalah 48,64, s = -7.445 dan nilai p (Sig 2-tailed) = 0,000. Nilai p = 0,000 <
α = 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan
pengetahuan awal dan pengetahuan akhir siswa pada materi tumbukan. yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
berarti metode ceramah aktif dapat meningkatkan pengetahuan siswa pada
materi tumbukan.
Pengklasifikasian hasil pretest dan posttest juga digunakan dalam
menganalisis pemahaman siswa pada materi tumbukan dengan melihat
presentase hasil pretest dan posttest. Berikut adalah tabel klasifikasi tingkat
pemahaman siswa dari hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol.
Tabel 4.7 Klasifikasi hasil pretest dan posttest siswa kelas kontrol
No Interval Pre-test Presentase
(%) Post-test
Presentase
(%) Keterangan
1. 81 – 100 0 0 1 3,57 Sangat Baik
2. 61 – 80 0 0 4 14,29 Baik
3. 41 – 60 4 14,29 17 60,71 Cukup
4. 21 – 40 17 60,71 6 21,43 Kurang
5. 0 – 20 7 25 0 0 Sangat Kurang
Dari tabel di atas dapat diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang
pada pretest memiliki presentase yang paling tinggi yaitu 60,71% dengan
jumlah siswa sebanyak 17 orang siswa. Sedangkan siswa yang memiliki nilai
sangat kurang memiliki presentase 25% dengan jumlah siswa 7 orang dan
jumlah siswa yang memperoleh nilai cukup adalah 4 orang dengan
prosentase 14,29%. Untuk nilai posttest, siswa yang memperoleh nilai cukup
yang memiliki presentase paling tinggi yaitu 60,71% dengan jumlah siswa
adalah 17. Siswa yang memperoleh nilai kurang memiliki presentase
21,43%, dengan jumlah siswa adalah 6 orang, siswa yang memperoleh nilai
baik memiliki presentase 14,29% dengan jumlah siswa adalah 4 oarang dan
siswa yang memperoleh nilai yang sangat baik berjumlah 1 orang dengan
presentase 3,57%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Jadi, dapat disimpulkan metode ceramah aktif dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi tumbukan.
4) Uji t independent posttest (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah pemahaman akhir antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau berbeda. Hasil analisis dapat
dilihat pada tabel 4.8. berikut:
Tabel 4.8 Hasil Statistik Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Group Statistics
KOD
E
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
SKOR 1 28 48.64 12.00 2.26
2 28 57.70 13.06 2.46
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
S
K
O
R
Equal
variances
assumed
.963 .331 -2.702 54 .009 -9.06 3.35 -15.78 -2.33
Equal
variances
not assumed
-2.702 53.62 .009 -9.062 3.35 -15.78 -2.33
Keterangan: Kode 1 = kelas kontrol; Kode 2 = kelas eksperimen
Dari hasil analisa pada tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai skor rata-rata kelas
kontrol adalah 48.64 dan skor rata-rata kelas eksperimen adalah 57.70, Nilai s diperoleh
sebesar -2.702 dan p (Sig 2-tailed) = 0.009 dengan level signifikan α = 0,05. Jika nilai
p dibandingkan dengan nilai α dapat dilihat bahwa ilai p < α hal ini menunjukan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
signifikan yang artinya ada perbedaan tingkat pemahaman akhir siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada materi tumbukan. Dari analisa ini dapat
disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan pengetahuan siswa pada
materi tumbukan.
4.2.2. Nilai Karakter Kerjasama
Selain mengamati peningkatan pemahaman siswa, peneliti juga mengamati
peningkatan nilai karakter kerjasama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sample yang diambil adalah 56 siswa yang terdiri dari 28 siswa dari kelas eksperimen
dan 28 siswa dari kelas kontrol. Berikut adalah data hasil pengisian kuesioner kelas
eksperimen dan kelas control.
Tabel 4.9 Data Kuesioner Kerjasama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kode Siswa
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
X MIPA 2 X MIPA 3
Awal Akhir Awal Akhir
1 62 64 59 60
2 60 68 60 76
3 60 71 62 67
4 60 65 60 62
5 53 55 60 74
6 53 57 60 64
7 63 65 64 70
8 70 51 59 60
9 60 59 61 61
10 60 54 66 72
11 60 62 62 68
12 59 60 61 56
13 59 56 60 62
14 57 60 60 62
15 55 60 63 65
16 56 59 60 64
17 65 65 62 63
18 66 64 59 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
19 57 58 63 62
20 68 70 60 70
21 60 61 59 61
22 60 57 57 68
23 68 73 65 73
24 51 56 60 62
25 59 55 64 65
26 74 72 59 66
27 61 62 62 66
28 58 61 58 65
Jumlah 1694 1720 1705 1836
Rata-rata 60.50 60.89 60.89 65.57
Data di atas kemudian dianalisis menggunakan uji t dengan menggunakan
program SPSS 20 untuk melihat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap
kerjasama siswa.
1) Uji t independent kerjasama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
diterapkannya metode.
Uji t ini digunakan untuk mengetahui kerjasama siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebelum diterapkannya metode eksperimen (kelas eksperimen) dan
metode ceramah aktif (kelas kontrol). Tabel 4.10 adalah hasil analisis menggunakan
program SPSS.
Tabel 4.10 Analisis Kerjasama Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Group Statistics
KODE N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
SKO
R
1 28 60.50 5.225 .987
2 28 60.89 2.149 .406
Independent Samples Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differ
ence
Std.
Error
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
S
K
O
R
Equal
variances
assumed
8.00
3 .007 -.368 54 .714 -.393 1.068 -2.533 1.748
Equal
variances
not
assumed
-.368 35.88
1 .715 -.393 1.068 -2.558 1.773
Keterangan: Kode 1: Kelas Kontrol; Kode 2: Kelas Eksperimen
Dari tabel 4.10 dapat diketahui nilai mean dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Nilai mean untuk kelas kontrol adalah 60,50 dan mean untuk kelas
eksperimen adalah 60,89. Nilai s = - 0,368 dan p (sig 2-talied) = 0,714 dengan α =
0,05. Karena nilai p > α maka tidak signifikan, yang artinya tidak ada perbedaan
kerjasama diawal sebelum pembelajaran dilaksanakan.
2) Uji t dependent kerjasama siswa kelas eksperimen
Uji t ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada peningkatan kerjasama siswa
setelah diterapkanya metode eksperimen. Berikut adalah hasil analisis menggunkan
SPSS.
Tabel 4.11 Analisis Kerjasama Awal dan Akhir Kelas Eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 PRE 60.89 28 2.149 .406
POS 65.57 28 4.880 .922
Paired Samples Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PRE –
POS
-
4.679 5.518 1.043 -6.818 -2.539 -4.487 27 .000
Hasil analisis uji t menunjukan bahwa mean kerjasama sebelum metode
eksperimen diterapkan berbeda dengan nilai mean kerjasama setelah metode
eksperimen diterapkan. Mean sebelum adalah 60,89 dan mean diakhir adalah 65,57.
Dari analisis diperoleh juga nilai s = -4,487 dan nilai p (sig 2-tailed) = 0,000 dengan
α = 0,05. Karena nilai p < α maka signifikan. Hal ini menunjukan bahwa ada
peningkatan kerjasama setelah diterapkan metode eksperimen.
3) Uji t dependent kerjasama siswa kelas kontrol
Uji t ini bertujuan untuk melihat pengaruh metode ceramah terhadap kerjasama
siswa kelas kontrol. Tabel 4.12 merupakan hasil analisis uji ini.
Tabel 4.12 Analisis Kerjasama Awal dan Akhir Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 PRE 60.50 28 5.225 .987
POS 61.43 28 5.712 1.079
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PRE –
POS
-
4.679 5.518 1.043 -6.818 -2.539
-
4.487 27 .000
Metode ceramah pada kelas kontrol dapat meningkatkan kerjasama siswa
dilihat dari nilai p (sig 2-tailed) = 0,000 < α = 0,05 menunjukan signifikan, yang berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
ada perbedaan kerjasama di awal dan di akhir pembelajaran. Mean kerjasama di awal
juga lebih rendah dari mean di akhir pembelajaran dimana nilai mean kerjasama
sebelum diterapkannya metode adalah 60,50 sedangkan mean setelah diterpkan metode
adalah 61,43. Nilai s dari analisis uji t di atas adalah -4,487.
4) Uji t independent kerjasama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah
diterapkannya metode
Uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai karakter
kerjasama kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran dilaksanakan.
Berikut adalah hasil analisis menggunkan uji t pada program SPSS.
Tabel 4.13 Analisis Kerjasama Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Group Statistics
KODE N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
SKOR 1 28 61.43 5.712 1.079
2 28 65.57 4.880 .922
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
SK
OR
Equal
variances
assumed
.578 .450 -2.918 54 .005 -4.143 1.420 -6.989 -
1.297
Equal
variances
not assumed
-2.918 52.714 .005 -4.143 1.420 -6.991 -
1.295
Keterangan: Kode 1: Kelas Eksperimen, Kode 2: Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dari hasil uji t di atas menunjukan adanya perbedaan mean kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Mean kelas eksperimen adalah 65,57 dan mean kelas kontrol adalah
61,43. Nilai s = -2,981 dan p (sig 2-tailed) = 0,005 dengan α = 0,05. Dari analisis ini
dapat diketahui bahwa hasil menunjukan signifikan dimana p < α. Hal ini menunjukan
ada perbedaan kerjasama kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat disimpulkan
metode eksperimen dapat meningkatkan nilai karakter kerjasama siswa.
5) Klasifikasi Nilai Kerjasama Siswa
Selain dianalisis menggunakan uji t pada program SPSS, nilai karakter kerjasama
siswa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel klasifikasi nilai kerjasama siswa
pada BAB III. Berikut adalah tabel klasifikasi nilai kerjasama siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen.
Tabel 4.14 Klasifikasi Nilai Kerjasama Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Interval Keterangan
X MIPA 3 X MIPA 2
Aw
al
Per
sen
tase
(%)
Ak
hir
Per
sen
tase
(%)
Aw
al
Per
sen
tase
(%)
Ak
hir
Per
sen
tase
(%)
1 66 – 80
Sangat
Tinggi
1 3,57 12 42,86 5 17,86 4
14,2
9
2 51 – 65
Tinggi 27
96,43 16 57,14 23 82,14 24 85,7
1
3 36 – 50
Kurang 0
0 0 0 0 0 0 0
4 20 – 35
Sangat
kurang
0 0 0 0 0 0 0 0
Dari tabel 4.14 kita dapat membandingkan persentase kerjasama sebelum metode
eksperimen diterapkan dan kerjasama setelah metode eksperimen diterapkan, dimana
sebelum metode eksperimen diterapkan siswa yang memiliki nilai kerjasama sangat
tinggi memiliki persentase 3,57% dan siswa yang miliki nilai kerjasama tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
memiliki persentase 96,43%. Sedangkan setelah motode eksperimen diterapkan dalam
pembelajaran, persentase siswa yang memiliki nilai kerjasama sangat tinggi naik
menjadi 42,86% dan persentase siswa yang memiliki nilai kerjasama tinggi menjadi
57,14%. Hal ini menunjukan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan nilai
kerjasama.
Dari tabel klasifikasi juga dapat diketahui nilai kerjasama kelas kontrol sebelum
metode diterapkan adalah sebanyak 17,86% siswa memiliki nilai kerjasama yang
sangat tinggi dan 82,14% siswa yang memiliki nilai kerjasama tinggi. Sedangkan
persentase nilai karakter setelah diterapkannya metode adalah sebanyak 14,29% siswa
yang sangat berkarakter dan 85,71% lainnya berkarakter. Dari data ini dapat dilihat
terjadi penurunan persentase siswa yang sangat berkarakter dan terjadi peningkatan
persentase siswa yang berkarakter. Jadi dapat disimpulkan metode ceramah pada kelas
kontrol dapat meningkatkan nilai kerjasama.
4.2.3. Analisis Hasil Observasi Kerjasama
Dalam melakukan observasi kerjasama di dalam kelas kontrol dan kelas
eksperimen, peneliti dibantu oleh beberapa teman mahasiswa yang mengawasi setiap
kelompok saat siswa melakukan eksperimen dan diskusi dalam kelompok. Berikut
adalah hasil pengamatan kerja sama kelompok pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sesuai dengan indikator kerjasama siswa:
4.2.3.1. Mengerjakan tugas kelompok bersama-sama dan bertanggung
jawab terhadap tugas kelompok.
Mengerjakan tugas kelompok bersama-sama dan bertanggung jawab terhadap
tugas adalah salah satu faktor yang penting dalam melakukan kerja kelompok agar
apa yang dikerjakan berjalan lancar. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di
kelas eksperimen, setiap anggota kelompok sudah menunjukan sikap
bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok dengan mengerjakan tugas
kelompok bersama-sama. Dalam pengamatan ini peneliti melihat setiap anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dalam kelompok mempunyai tugasnya masing-masing sehingga semua anggota
kelompok terlibat dalam mengerjakan tugas kelompok.
Hasil pengamatan pada kelas kontrol menunjukan hal yang berbeda dari kelas
eksperimen dimana hanya 2 sampai 3 orang saja (Dari 6 anggota kelompok) yang
terlibat mengerjakan tugas dalam kelompoknya, sedangkan anggota kelompok
lainnya sibuk bermain dengan gadgetnya, dan ada beberapa siswa lainnya yang
kedapatan tiduran dikelas saat pengerjaan tugas kelompok berlansung.
4.2.3.2. Menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat
Salah satu faktor penting terjalinnya kerjasama dalam kelompok adalah dapat
menghargai dan menyampaikan pendapat. Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan di kelas eksperimen, menunjukan bahwa kelas eksperimen sudah
menunjukan kedua sikap tersebut. Misalnya selama berlansungnya diskusi setiap
anggota kelompok memperhatikan temannya ketika mempresentasikan hasil diskusi
kelompok kemudian setelah itu kelompok lain menanggapi atau memberikan
pendapatnya. Jadi adanya feedback antara anggota kelompok maupun antara
kelompok pada kelas ini.
Pada kelas kontrol juga secara umum sudah menunjukan sikap menyampaikan
dan menghargai pendapat. Siswa aktif menjawab beberapa pertanyaan yang peneliti
tanyakan, tetapi ketika siswa berdiskusi dalam kelompok, hanya 2 sampai 3 siswa
siswa yang aktif memberikan pendapatnya sedangkan yang lain sibuk mengobrol
dan bermain dengan gadgetnya. Jadi di dalam kelas ini sikap menghargai lebih
dominan dimiliki setiap kelompok dimana anggota kelompok menerima pendapat
anggota lain. Sedangkan sikap memberikan pendapatnya masih kurang dimiliki
setiap anggota kelompok.
Jadi secara umum kedua kelas ini menunjukan sikap memberikan pendapat dan
menghargai pendapat teman kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.2.3.3. Patuh terhadap aturan diskusi
Faktor lain yang mendukung terjadinya kerjasama dalam kelompok adalah
setiap anggota kelompok patuh terhadap aturan diskusi. Aturan diskusi yang
dimaksud disini adalah anggota kelompok tidak mengerjakan hal lain diluar topik
diskusi, setiap anggota kelompok wajib terlibat dalam pengerjaan tugas kelompok
dan setiap kelompok wajib menghargai pendapat teman kelompok
Selama pengamatan yang dilaksanakan di kelas eksperimen, secara umum
siswa sudah mematuhi aturan diskusi, tetapi masih ada beberapa siswa yang berjalan
ke kelompok lain. Sedangkan untuk kelas kontrol sikap patuh terhadap aturan
diskusi masih kurang karena beberapa anggota dalam kelompok mengerjakan hal
lain ketika kerja kelompok dilakukan, misalnya mengganggu teman di kelompok
lain, bermain dengan gadgetnya, mondar-mandir WC. Selain itu hanya sebagian
anggota kelompok yang aktif mengerjakan tugas kelompok.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Peningkatan Pemahaman
Berdasarkan hasil analisis uji T-test kelompok dependent kelas
eksperimen pada tabel 4.4 menunjukan hasil yang signifikan dimana nilai sig
(2-tailed) lebih kecil dari level signifikan, dan hasil uji T-test kelompok
independen kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 4.8 menunjukan hasil
yang signifikan juga, yang artinya ada perbedaan pemahaman antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kedua hal ini menunjukan bahwa metode
eksperimen yang diterapkan dalam pembelajaran fisika pada materi tumbukan
dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Menurut Djajadikastra (1981), salah satu keunggulan pembelajaran
menggunakan metode eksperimen adalah siswa mengalami atau mengamati
sendiri suatu proses atau kejadian, sehingga siswa benar-benar yakin akan hasil
akibat dari suatu proses. Karena itu metode eksperimen dapat lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi tumbukan dibandingkan
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.
4.3.2. Peningkatan Kerjasama
Hasil analisis statistik uji t dependent kelas eksperimen pada tabel 4.11
menunjukan hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti ada perbedaan
kerjasama siswa setelah diterapkannya metode eksperimen selama proses
pembelajaran dan dari hasil nilai rata-ratanya (mean) dapat dilihat bahwa ada
peningkatan kerjasama. Pada uji statistik t independen kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada tabel 4.13 juga menunjukan nilai sig (2-tailed) lebih kecil
dari level signifikan yang berati signifikan dimana ada perbedaan kerjasama
dari kedua kelas ini setelah diberi treatment yang berbeda. Dapat disimpulkan
penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kerjasama siswa.
Dari hasil observasi yang dilakukan dikelas selama proses pembelajaran
berlansung menunjukan bahwa kelas eksperimen lebih memenuhi semua
indikator kerjasama dibandingkan kelas kontrol. Indikator kerjasama yang
diamati selama proses pembelajaran ini adalah mengerjakan tugas kelompok
bersama-sama dan bertanggung jawab terhadap tugas kelompok,
menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat, dan patuh terhadap aturan
diskusi.
Jadi, dari analisis angket menggunakan uji t dan hasil observasi kelas
menunjukan bahwa metode eksperimen lebih meningkatkan karakter kerjasama
siswa dibandingkan menggunakan metode ceramah. Dari hasil observasi kelas
selama berlansungnya pembelajaran juga menunjukan bahwa karakter
kerjasama siswa kelas eksperimen lebih dominan dibandingkan dengan kelas
kontrol dilihat dari indikator kerjasama siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4.4. Keterbatasana Penelitian
Berikut adalah beberapa keterbatasan yang ditemui oleh peneliti selama
melakukan penelitian ini:
1) Instruksi pada LKS eksperimen kurang operasional sehingga masih banyak
siswa yang bertanya mengenai LKS saat kegiatan eksperimen berlansung. Pada
LKS juga tidak ditampilkan grafik hasil analisis menggunakan tracker.
2) Pada Intrumen posttest yang digunakan untuk mengukur pemahaman akhir
siswa, terdapat satu soal yaitu soal no 5 yang setelah ditinjau ternyata hampir
sebagian siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dapat mengerjakan
soal tersebut hal ini disebabkan karena soal nomor 5 adalah tipe soal yang
mengandung substitusi persamaan pada penyelesaian akhirnya.
3) Pengamatan observasi kerjasama dikelas belum dapat mengukur kerjasama
siswa secara keseluruhan karena observasi hanya dilakukan satu kali di setiap
kelas.
4) Waktu penelitian yang terbatas sehingga terjadi pengurangan jam pembelajaran
untuk kelas kontrol.
5) Angket yang digunakan untuk mengukur kerjasama pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol tidak adil karena kebanyakan pernyataan yang terdapat pada
angket menguntungkan kelas eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan pada siswa kelas
X MIPA 3 dan X MIPA 2 di SMA Negeri 1 Ngaglik, maka dapat disimpulakan
sebagai berikut:
1) Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika materi tumbukan
dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1
Ngaglik.
2) Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika materi tumbukan
dapat meningkatkan kerjasama siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1
Ngaglik.
5.2. Saran
1) Bagi Guru Fisika
Metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan
meningkatkan kerjasama diantara siswa, oleh karena itu metode eksperimen
dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif pada pembelajaran
fisika.
2) Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Lebih memperhatikan dalam penyusunan LKS agar kegiatan
eksperimen sesuai apa yang direncanakan.
b. Dalam pembuatan soal di usahakan soal yang lebih mengandung unsur
pemahaman konsep fisika dan lebih baik juga divalidasi oleh guru
fisika disekolah tempat penelitian dilakukan karena guru fisika
mengetahui perkembangan kognitif siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Penelitian selanjutnya lebih baik jika observasi kerjasama siswa
dilakukan disetiap pertemuan supaya apa yang mau diukur betul-betul
dapat diukur.
d. Pernyataan pada angket yang digunakan dalam penelitian harus adil
untuk dua kelas yang diberi treatment yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaifull, & aswan zain. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA. Edisi revisi
Darmiyono. 2009. “Efektifitas Pembelajaran Fisika Pada Materi Tumbukan
Lenting Dan Tak Lenting Dengan Penyelesaian Soal Yang Dituntun
Dengan Lembaran Kerja Siswa Di SMA Negeri 1 Godean”. Skripsi:
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Djajadistra, Jusuf. 1981. Metode-metode Mengajar. Bandung: Angkasa
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan
Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Yurike. 2018. ”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Mind
Mapping Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Dan Kerjasama Siswa
Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik Pada Materi Pembiasan Cahaya
Pada Lensa Cembung Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi. FKIP.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Mundilarto. 2012. Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: UNY Press
Parmasinta, Candra. 2018. “Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen
Berbantuan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman,
Keaktifan Dan Kejujuran Siswa Kelas X SMA NEGERI 3 Klaten Pada
Pokok Bahasan Gerak Harmonic Sederhana Tahun Ajaran 2017/2018.
Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran.
Jakarta: Pt Remaja Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Riyanto, Theo, & Martinus. 2008. Kelompok Kerja yang Efektif. Yogyakarta:
Kanisius
Rahmawati, Selly, & Sunarti. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: ANDI
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Sudirman. 2013. Fisika Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa untuk
SMK/MK kelas X. Jakarta: Erlangga.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana prenada Media Group
Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktifistik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius
Tipler, Paul.1998. FISIKA Untuk Sains dan Teknik.Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 2. Surat Keterangan keterangan Telah Melaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 1 Ngaglik
Materi Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA 3/II
Materi Pelajaran : Tumbukan
Alokasi waktu : 6 x 45 menit (4 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive
dan pro-aktif dan menunjukansikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dana lam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI/3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseoptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dengan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkreat dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3 3.10. Menerapkan konsep
momentum dan impuls,
serta hukum kekekalan
momentum dalam
kehidupan sehari-hari
Memahami konsep dan prinsip
tumbukan
Membedakan 2 jenis tumbukan
berdasarkan pristiwa yang
dialami
Mengintegrasikan hukum
kekekalan energi dan kekekalan
momentum untuk berbagai
pristiwa tumbukan
Menerapkan konsep tumbukan
dalam memecahkan masalah
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik dapat:
1. Memahami konsep dasar tumbukan berdasarkan percobaan yang dilakukan
2. Membedakan 2 jenis tumbukan beserta karakteristiknya berdasarkan
percobaan yang dilakukan
3. Menentukan koefisien restitusi
4. Menghubungkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum
untuk berbagai pristiwa tumbukan.
5. Menerapkan konsep tumbukan dalam pemecahan masalah.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Reguler
a. Pertemuan 1 dan 2 (6 JP)
1) Tumbukan Lenting Sempurna
2) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
3) Koefisien restitusi untuk tumbukan satu dimensi
2. Materi pengayaan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Materi remedial
-
E. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Discovery Learning
Metode : Eksperimen
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
- Mengucapkan salam
- Menunjukan siswa untuk membuka
pelajaran dengan doa
- Perkenalan (menyampaikan tujuan
datang ke SMAN 1 Ngaglik) dan
melakukan absensi
- Membangun relasi dengan siswa
dalam situasi yang nyaman
Memotivasi
Guru menyampaikan kepada siswa
tentang kegiatan hari ini adalah
pengerjaan pretest dan kuesioner,
pembagian kelompok eksperimen dan
dilanjutkan penjelas mengenai
eksperimen serta penggunaan aplikasi
tracker
Pretest dan kuesioner dilaksanakan
selama 45 menit
55 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kegiatan
Inti
Setelah pretest dilaksanakan, guru
membagi siswa dalam 5 kelompok.
Dalam satu kelompok terdiri dari 6
anggota. Kemudian guru membagikan
LKS kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
Setelah pembagian kelompok dan
LKS, guru memberitahu materi yang
akan dipelajari kemudian menjelaskan
gambaran umum eksperimen pada
LKS dan penggunaan aplikasi tracker
video analysis yang ada pada LKS.
Menanya
Memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya mengenai LKS ataupun
penggunaan aplikasi tracker jika belum
dimengerti.
30
menit
penutup
- Memberi tugas untuk membaca
materi tumbukan
- Menutup pelajaran dengan salam.
5 menit
Total 90 menit
Pertemuan II (1 x 45 menit)
Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
pendahuluan
Orientasi
- Mengucapkan salam
- Menunjukan siswa untuk membuka
pelajaran dengan doa
- Memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi
Mengajukan pertanyaan yang ada
kaitannya dengan materi tumbukan:
- “jika bola A diberi gaya, maka bola A
bergerak dan menumbuk bola B.
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
menurut kamu apakah itu tumbukan?
Mengapa demikian?”
- Guru meminta siswa beberapa siswa
menyebutkan contoh tumbukan
dalam kehidupan sehari-hari.
- Guru mengarahkan contoh tumbukan
dalam kehidupan sehari-hari dengan
2 jenis tumbukan
- Guru mengaitkan contoh dalam
kehidupan sehari-hari dengan
percobaan yang akan dilakukan
Memotivasi
- Menyampaikan topik yang akan
dipelajari dan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai.
- Menyampaikan kegiatan eksperimen
yang akan dilakukan pada pertemuan
ini.
- Memberi gambaran tentang materi
tumbukan
Pendahuluan
Guru mengarahkan siswa untuk duduk
dalam kelompok dan melanjutkan
kegiatan pembelajaran yaitu
melakukan eksperimen.
Guru membagikan LKS dan alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini
Mengamati
Siswa melaksanakan eksperimen
sesuai dengan prosedur dalam LKS.
Guru menilai kerjasama siswa
Mengumpulkan informasi
Siswa merekam peristiwa tumbukan yang
terjadi menggunakan kamera atau
handycam
25 menit
Penutup
- Memberitahukan kegiatan
pengolahan data eksperimen dan
diskusi untuk pertemuan selanjutnya
- Menutup pelajaran dengan salam
5 menit
Total 45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pertemuan III (2 x 45 menit)
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
- Mengucapkan salam
- Menunjukan siswa untuk membuka
pelajaran dengan doa
- Melakukan absensi
Motivasi
- Menyampaiakan kegiatan
pembelajaran hari ini yaitu analisis
data, mendiskusikan pertanyaan
pada LKS dan mengkomunikasikan
hasil diskusi
Apersepsi Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran tumbukan dengan
pengalaman siswa
10 Menit
Kegiatan Inti
- Guru mengarahkan siswa untuk
duduk dikelompok masing-masing.
- Guru membagi laptop kepada setiap
kelompok untuk menganalisis video
tumbukan yang sudah direkam pada
pertemuan sebelumnya.
- Siswa kemudian menginput video
tersebut ke laptop yang sudah
disiapkan
Mengelola Informasi
Video tumbukan yang sudah direkam
pada saat eksperimen kemudian
dianalis menggunakan tracker video
analysis dari data tersebut siswa
mengumpukan informasi sesuai apa
ditanyakan pada LKS
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Siswa aktif mendiskusikan persoalan
yang diberikan dalam lembar LKS
Mengkomunikasikan
- Setiap kelompok mempresentasikan
hasil percobaan dan diskusi yang
telah dilaksanakan
- Siswa dibantu oleh guru
menyampaiakan hasil percobaan dan
diskusi yang telah dilakukan
- Siswa bersama guru menyimpulkan
kegiatan eksperimen secara
keseluruhan
Setelah melakukan presentasi kelompok
dan diskusi bersama, guru memberikan
soal kepada siswa untuk dikerjakan.
Diakhir pembelajaran sebelum kegiatan
penutup guru membimbing siswa
mengerjakan soal dipapan tulis dan
membahasnya bersama-sama
Penutup
- Refleksi
- Menutup pembelajaran dengan
salam
- Mengucapkan terima kasih
10 menit
Total 90 menit
Pertemuan IV (1 x 45 menit)
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
- Mengucapkan salam
- Menunjukan siswa untuk membuka
pelajaran dengan doa
- Melakukan absensi
Motivasi
- Menyampaiakan kegiatan
pembelajaran hari ini yaitu
pengerjaan posttest
5 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kegiatan inti
Kegiatan Inti:
- Siswa mengerjakan soal post-test
- Siswa mengerjakan kuesioner
100 menit
Penutup
Kegiatan Penutup
- Menutup pembelajaran dengan
salam
- Mengucapkan terima kasih
10 menit
Total 120 menit
G. Media, Alat, Sumber Belajar
Media : Alat praktikum, Papan tulis, dan LKS
Alat dan bahan : (terlampir pada LKS)
Sumber belajar : Buku Fisika untuk SMA/MA kelas XI kelompok peminat
matematika dan ilmu pengetahuan alam kurikulum 2013 dan
Panduan Belajar Fisika 2A SMA kelas XI kurikulum 2013
H. Materi Pembelajaran
Untuk sistem dua benda bertumbukan, momentum linear sistem adalah
tetap asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar. Pada pristiwa tumbukan
dimana tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka hukum kekekalan
momentum linear selalu berlaku, tetapi hukum kekekalan energi kinetik
umumnya tidak berlaku.
Berdasarkan berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi mekanik
(khususnya energi kinetik), tumbukan dibagi atas dua jenis: tumbukan lenting
sempurna dan tumbukan tidak lenting. Tumbukan lenting sempurna, jika pada
peristiwa tumbukan itu energi kinetik sistem adalah tetap (berlaku hukum
kekekalan energi kinetik). Tumbukan tidak lenting, jika pada pristiwa tumbukan
itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlakunya hukum kekekalan
energi kinetik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
a. Tumbukan Lenting Sempurna
Jika pada tumbukan tidak terjadi pengurangan energi kinetik, maka
tumbukan yang tejadi bersifat lenting sempurna.
m1 (a) m2
(b)
Gambar 1. Dua benda m1 dan m2 (a) sebelum tumbukan, (b) setelah tumbukan
gambar 1a menunjukan dua benda bermasa m1 dan m2 yang bergerak
dengan kecepatan v1 dan v2 sepanjang garis lurus yang sama. Setelah terjadi
tumbukan lenting sempurna, kecepatan keduanya menjadi v1’ dan v2
’ (gambar
1b). Dari hokum kekekalan momentum diperoleh:
𝑚1𝑣1 + 𝑚2𝑣2 = 𝑚1𝑣1′ + 𝑚2𝑣2′ atau 𝑚1(𝑣1 − 𝑣1′) = 𝑚2(𝑣2 − 𝑣2′ ) (1)
Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.
1
2𝑚1𝑣1
2 +1
2𝑚2𝑣2
2 = 1
2𝑚1𝑣′1
2 +1
2𝑚2𝑣′2
2
Atau
𝑚1(𝑣12 − 𝑣′1
2) = 𝑚2(𝑣′22 − 𝑣2
2) …(2)
Dengan mengingat 𝑎2−𝑏2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏), persamaan (2) dapat
ditulis dalam bentuk:
𝑚1(𝑣1 − 𝑣1′ )(𝑣1 + 𝑣′
1) = 𝑚2(𝑣′2 − 𝑣2)(𝑣′
2 + 𝑣2 … (3)
Dari persamaan (3) tersebut diperoleh hubungan
𝑣1− 𝑣2 = −(𝑣′1 − 𝑣′2) … (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
b. Tumbukan Tidak Lenting
Tumbukan dimana energi kinetik tidak kekal disebut tumbukan tidak
lenting. Sebagian energi kinetik awal pada tumbukan seperti ini diubah
menjadi energi jenis lain, seperti energi panas atau potensial, sehingga energi
kinetik akhir total lebih kecil dari energi kinetik awal total. Kebalikannya
juga bisa terjadi ketika energi potensial dilepaskan, di mana energi kinetik
akhir total lebih besar dari energi kinetic awal total. Jika dua benda bersatu
sebagai akibat dari tumbukan, tumbukan tersebut dikatakan tidak lenting
sama sekali (Giancoli, 2001).
Karena pada tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu
sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan
sebagai:
𝑣2′ = 𝑣1
′ = 𝑣’
Dengan demikian, hokum kekekalan momentumnya berbentuk
𝑚1𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = (𝑚1 + 𝑚2 ) 𝑣′ …(5)
Kecepatan kedua benda setelah tumbukan dapat dihitung dengan
persamaan:
𝑣′ = 𝑚1𝑣1+ 𝑚2 𝑣2
𝑚1+𝑚2 …(6)
Jika salah satu benda (misalnya m2) semula diam, maka rumus setelah
tumbukan menjadi
𝑣′ = 𝑚1𝑣1
𝑚1+𝑚2 … (7)
Dala tumbukan tidak lenting, energi kinetik setelah tumbukan selalu
lebih kecil daripada energi kinetik sebelum tumbukan. Energi kinetik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sebelum tumbukan adalah 𝐸𝑘 = 1
2𝑚1𝑣1
2. Energi kinetiknya setelah
tumbukan adalah:
𝐸𝑘 = 1
2(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′2 …(8)
Perbandingan energi kinetic setelah tumbukan dengan energi kinetik
sebelum tumbukan dengan energi kinetic sebelum tumbukan adalah
𝐸𝑘′
𝐸𝑘=
𝑚1
𝑚1+𝑚2 …(9)
Persamaan (9) berlaku jika semula massa m2 diam.
c. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi
Koefisien restitusi didefinisikan sebagai harga negativ dari
perbandingan antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan
dan sebelum tumbukan,
𝑒 = 𝑣1
′ −𝑣2′
𝑣1−𝑣2 …(10)
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku 𝑣1 − 𝑣2 = − (𝑣1′ − 𝑣2′) sehingga
koefisien restitusinya bernilai 1,
𝑒 = −𝑣1
′ −𝑣2′
− (𝑣1
′−𝑣2′) = 1 …(11)
Pada tumbukan tak lenting sama sekali, setelah tumbukan kedua benda
menjadi satu, 𝑣2′ = 𝑣1
′ = 𝑣’ sehingga koefisien restitusinya bernilai nol,
𝑒 = −𝑣′−𝑣′
(𝑣1′−𝑣2′) = 0 … (12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
I. Penilaian
1. Lembaran penilaian (terlampir)
Ranah yang dinilai : kognitif
Jenis penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrument : essay untuk pre-test dan post-test
2. Kuisioner Nilai Karakter
(terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 1 Ngaglik
Materi Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA/II
Materi Pelajaran : Tumbukan
Alokasi waktu : 4 x 45 menit (4 JP)
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive
dan pro-aktif dan menunjukansikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dana lam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI/3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseoptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dengan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkreat dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3 3.10. Menerapkan konsep
momentum dan impuls,
serta hukum kekekalan
momentum dalam
kehidupan sehari-hari
Memahami konsep dan prinsip
tumbukan
Membedakan 2 jenis tumbukan
berdasarkan pristiwa yang
dialami
Mengintegrasikan hukum
kekekalan energi dan kekekalan
momentum untuk berbagai
pristiwa tumbukan
Menerapkan konsep tumbukan
dalam memecahkan masalah
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan konsep dan prinsip tumbukan
2. Membedakan 2 jenis tumbukan berdasarkan peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari
3. Menghubungkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum
untuk berbagai pristiwa tumbukan.
4. Menerapkan konsep tumbukan dalam pemecahan masalah.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Reguler
b. Pertemuan 1 dan 2 (4 JP)
1) Tumbukan Lenting Sempurna
2) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
3) Koefisien restitusi untuk tumbukan satu dimensi
2. Materi pengayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
-
3. Materi remedial
-
E. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Discovery Learning
Metode : Ceramah aktif
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi:
- Mengucapkan salam
- Menunjukan siswa untuk
membuka pelajaran dengan doa
- Perkenalan (menyampaikan
tujuan datang ke SMAN 1
Ngaglik) dan melakukan
absensi
- Membangun relasi dengan
siswa dalam situasi yang
nyaman
Memotivasi
- Menyampaikan topik yang akan
dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang harus
dicapai.
- Memberi gambaran tentang
manfaat mempelajari materi
tumbukan
- Menyampaikan kepada siswa
kegiatan yang akan dilakukan
sebelum pembelajaran
50 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dilaksanakan adalah pengerjaan
pretest dan pengisian kuesioner.
Pengerjaan pretest dan angket
(dilaksanakan selama 45 menit)
Kegiatan Inti
Sebelum pembelajaran dilaksanakan
guru mengarahkan siswa untuk
duduk dalam kelompok kecil untuk
mendiskusikan beberapa pertanyaan
awal yang berkaitan dengan materi.
Menanya
- Guru memancing rasa
keingintahuan siswa dengan
bertanya “jika bola A diberi
gaya, maka bola A bergerak dan
menumbuk bola B. menurut
kamu apakah itu tumbukan?
- Guru meminta siswa beberapa
siswa menyebutkan contoh
tumbukan dalam kehidupan
sehari-hari.
- Guru mengarahkan pikiran siswa
supaya dapat menyebutkan 2
jenis tumbukan dan karakteristik
dengan memberi kasus:
1) Seorang pemain biliar
memukul bola putih yang
kemudian menumbuk bola
merah yang diam dengan
kecepatan v, sesaat setelah
tumbukan, bola putih
menjadi diam dan bola
merah bergerak dengan
kecepatan hampir sama
dengan kecepatan datangnya
bola putih.
25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2) Segumpal tanah liat yang
masih lembek di lemparkan
dalam arah mendatar menuju
ke sebuah bola biliar yang
diam diatas lantai licin.
Tanah liat menumbuk bola
biliar dan sesaat sesudah
tumbukan, tanah liat
menempel pada pada bola
biliar dan keduannya
bergerak bersama-sama
dengan kecepatan sama.
- Dari kasus di atas guru
kemudian bertanya kepada
siswa:
1) Apa perbedaan kedua kasus
tumbukan diatas?
2) Untuk kasus no 1, coba anda
jelaskan mengapa kecepatan
bola merah satelah tumbukan
hampir sama dengan
kecepatan bola putih
sebelum menumbuk bola
merah?
3) Apakah hukum kekekalan
momentum berlaku untuk
kedua peristiwa diatas?
4) Apakah ada transef energi
atau perubahan bentuk energi
pada kedua peristiwa diatas?
Mengamati
guru mengamati kerjasama
siswa
Mengumpulkan informasi
- Siswa dalam kelompok kecil ini
mendiskusikan persoalan dan
mencari informasi dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
sumber seperti buku, dan
internet.
Mengkomunikasikan
- Guru meminta masing-masing
kelompok untuk membagikan
hasil diskusinya
- Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil diskusi
- Siswa aktif bertanya jika belum
memahami materi yang
dijelaskan
Penutup
- Guru menjelaskan materi
tumbukan lenting sempurna,
lenting sebagian dan tidak
lenting sama sekali
- Siswa dan guru menyimpulkan
pembelajaran keseluruhan yang
telah berlansung.
- Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk membaca materi
tumbukan dirumah
- Memberitahukan kegiatan untuk
pertemuan selanjutnya.
- Menutup pelajaran dengan
salam.
15 menit
Total 90 menit
Pertemuan II (2 x 45 menit)
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan:
- Mengucapkan salam
- Menunjukan siswa untuk
membuka pelajaran dengan doa
- Melakukan absensi
Apersepsi
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
- Guru memberi pertannyaan
kepada siswa untuk meransang
dan menguji pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari
pada pertemuan sebelumnya
Sebuah mobil sedan dan
sebuah truk bertumbukan
tak lenting sama sekali.
Manakah yang
mengalami perubahan
lebih besar dalam: (a)
kecepatan; (b)
momentum; (c) energi
kinetik, sedan ataukah
truk?
Memotivasi
- Menyampaikan topik yang akan
dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi yang belum
tersampaikan pada pertemuan
sebelumnya
Bertanya
Memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertannya hal-hal
yang belum dimengerti terkait
dengan pembelajaran
Pengerjaan posttest dan pengisian
angket kerjasama (50 menit)
100 menit
Penutup
- Refleksi
- Menutup pembelajaran dengan
salam
- Mengucapkan terima kasih
10 menit
Total 90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
G. Media, Alat, Sumber Belajar
Media : Papan tulis dan LKS
Alat dan bahan : (terlampir pada LKS)
Sumber belajar : Buku Fisika untuk SMA/MA kelas XI kelompok peminat
matematika dan ilmu pengetahuan alam kurikulum 2013 dan
Panduan Belajar Fisika 2A SMA kelas XI kurikulum 2013
H. Materi Pembelajaran
Untuk sistem dua benda bertumbukan, momentum linear sistem adalah
tetap asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar. Pada pristiwa tumbukan
dimana tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka hukum kekekalan
momentum linear selalu berlaku, tetapi hukum kekekalan energi kinetik
umumnya tidak berlaku.
Berdasarkan berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi mekanik
(khususnya energi kinetik), tumbukan dibagi atas dua jenis: tumbukan lenting
sempurna dan tumbukan tidak lenting. Tumbukan lenting sempurna, jika pada
peristiwa tumbukan itu energi kinetik sistem adalah tetap (berlaku hukum
kekekalan energi kinetik). Tumbukan tidak lenting, jika pada pristiwa tumbukan
itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlakunya hukum kekekalan
energi kinetik).
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Jika pada tumbukan tidak terjadi pengurangan energi kinetik, maka
tumbukan yang tejadi bersifat lenting sempurna.
m1 (a) m2
(b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 1. Dua benda m1 dan m2 (a) sebelum tumbukan, (b) setelah tumbukan
gambar 1a menunjukan dua benda bermasa m1 dan m2 yang bergerak
dengan kecepatan v1 dan v2 sepanjang garis lurus yang sama. Setelah terjadi
tumbukan lenting sempurna, kecepatan keduanya menjadi v1’ dan v2
’ (gambar
1b). Dari hokum kekekalan momentum diperoleh:
𝑚1𝑣1 + 𝑚2𝑣2 = 𝑚1𝑣1′ + 𝑚2𝑣2′ atau 𝑚1(𝑣1 − 𝑣1′) = 𝑚2(𝑣2 − 𝑣2′ ) (1)
Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.
1
2𝑚1𝑣1
2 +1
2𝑚2𝑣2
2 = 1
2𝑚1𝑣′1
2 +1
2𝑚2𝑣′2
2
Atau
𝑚1(𝑣12 − 𝑣′1
2) = 𝑚2(𝑣′22 − 𝑣2
2) …(2)
Dengan mengingat 𝑎2−𝑏2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏), persamaan (2) dapat
ditulis dalam bentuk:
𝑚1(𝑣1 − 𝑣1′ )(𝑣1 + 𝑣′
1) = 𝑚2(𝑣′2 − 𝑣2)(𝑣′
2 + 𝑣2 … (3)
Dari persamaan (3) tersebut diperoleh hubungan
𝑣1− 𝑣2 = −(𝑣′1 − 𝑣′2) … (4)
2. Tumbukan Tidak Lenting
Tumbukan dimana energi kinetik tidak kekal disebut tumbukan tidak
lenting. Sebagian energi kinetik awal pada tumbukan seperti ini diubah
menjadi energi jenis lain, seperti energi panas atau potensial, sehingga energi
kinetik akhir total lebih kecil dari energi kinetik awal total. Kebalikannya
juga bisa terjadi ketika energi potensial dilepaskan, di mana energi kinetik
akhir total lebih besar dari energi kinetic awal total. Jika dua benda bersatu
sebagai akibat dari tumbukan, tumbukan tersebut dikatakan tidak lenting
sama sekali (Giancoli, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Karena pada tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu
sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan
sebagai:
𝑣2′ = 𝑣1
′ = 𝑣’
Dengan demikian, hokum kekekalan momentumnya berbentuk
𝑚1𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = (𝑚1 + 𝑚2 ) 𝑣′ …(5)
Kecepatan kedua benda setelah tumbukan dapat dihitung dengan
persamaan:
𝑣′ = 𝑚1𝑣1+ 𝑚2 𝑣2
𝑚1+𝑚2 …(6)
Jika salah satu benda (misalnya m2) semula diam, maka rumus setelah
tumbukan menjadi
𝑣′ = 𝑚1𝑣1
𝑚1+𝑚2 … (7)
Dala tumbukan tidak lenting, energi kinetik setelah tumbukan selalu
lebih kecil daripada energi kinetik sebelum tumbukan. Energi kinetik
sebelum tumbukan adalah 𝐸𝑘 = 1
2𝑚1𝑣1
2. Energi kinetiknya setelah
tumbukan adalah:
𝐸𝑘 = 1
2(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′2 …(8)
Perbandingan energi kinetic setelah tumbukan dengan energi kinetik
sebelum tumbukan dengan energi kinetic sebelum tumbukan adalah
𝐸𝑘′
𝐸𝑘=
𝑚1
𝑚1+𝑚2 …(9)
Persamaan (9) berlaku jika semula massa m2 diam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi
Koefisien restitusi didefinisikan sebagai harga negativ dari
perbandingan antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan
dan sebelum tumbukan,
𝑒 = 𝑣1
′ −𝑣2′
𝑣1−𝑣2 …(10)
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku 𝑣1 − 𝑣2 = − (𝑣1′ − 𝑣2′) sehingga
koefisien restitusinya bernilai 1,
𝑒 = −𝑣1
′ −𝑣2′
(𝑣1′−𝑣2′) = 1 …(11)
Pada tumbukan tak lenting sama sekali, setelah tumbukan kedua benda
menjadi satu, 𝑣2′ = 𝑣1
′ = 𝑣’ sehingga koefisien restitusinya bernilai nol,
𝑒 = −𝑣′−𝑣′
(𝑣1′−𝑣2′) = 0 … (12)
I. Penilaian
3. Lembaran penilaian (terlampir)
Ranah yang dinilai : kognitif
Jenis penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrument : essay untuk pre-test dan post-test
4. Kuisioner Nilai Karakter
(terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 5. Lembar Validitas soal dan Jawaban Pretest dan Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 6. Lembar Kerja siswa kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 7. Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eeksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 8.Contoh hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 9. Contoh hasil kuesioner kerjasama kelas eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 10. Contoh hasil kuesioner kelas kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 11. Contoh hasil observasi kelas kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 11. Contoh hasil observasi kelas eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI