PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI … digilib.uns.ac.id commit to user viii ABSTRACT Tri Setyo...
Transcript of PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI … digilib.uns.ac.id commit to user viii ABSTRACT Tri Setyo...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
(GI) PADA SISWA KELAS IX E SMP NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010 /2011
TESIS
Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Ilmu Pendidikan
Oleh :
NAMA : TRI SETYO ENDANG LISTYOWATI NIM : S811002009
PROGRAM STUDI TEHNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SISWA KELAS IX E SMP
NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010 /2011
Disusun oleh :
TRI SETYO ENDANG LISTYOWATI NIM. S811002009
Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Pembimbing
Pada tanggal : ………………….
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd Prof. Dr. Sri Anitah W, M.Pd NIP.19661108 199003 2 001 NIP. 130045741
Mengetahui
Ketua Program Studi Tehnologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd NIP. 19430712 197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
IQRO` BISMIROBBIKALLADZI KHOLAQ ( bacalah dengan
menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan ).
( QS. Al-Alaq: 1 )
Beramallah demi kampung akhirat, Allah akan cukupkan
hajat dunianya. Jalinlah hubungan yang baik dengan Allah,
niscaya Dia akan perelok hubungannya dengan manusia.
Siapa saja yang berkenan memperbaiki hati, Allah akan
percantik dia punya jasmani.
( `Auf bin Abdullah )
Sabar dalam menggapai semua hal kemudian selamat atau . . .
lupakan semua peraturan, moral, dan etika hingga kemudian
kita tersadarkan oleh kematian yang tampak di depan mata.
( Ustadz Yusuf Mansyur )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Tri Setyo Endang L, 2010. Peningkatan Partisipasi Dan Prestasi BelajarSiswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendiskripsikan peningkatan
partisipasi siswa secara keseluruhan dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), (2) Untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation(GI) khususnya siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi, (3) Mengetahui faktor – faktor penghambat dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya bagi siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010/2011 .
Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwodadi. Penelitian berlangsung dari bulan Juli - September 2010 dalam 3 (tiga) siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan tes hasil belajar. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Purwodadi kelas IX E tahun ajaran 2010 / 2011.
Dari hasil penerapan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) oleh peneliti pada siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010 /2011, dapat disimpulkan bahwa (1)dengan adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan partisipasi siswa, yang mencakup aspek semangat dalam KBM sebesar 35%, kerjasama dalam kelompok sebesar 72%, mengeluarkan pendapat sebesar 57,5%, dan mengajukan pertanyaan sebesar 55%. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) juga dapat meningkatkan kinerja ilmiah guru. Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mampu memciptakan pembelajaran bermakna bagi siswa. (2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 14,42%. Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran kooperatif group investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. (3) Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation(GI) membutuhkan beberapa prasyarat yang harus dipenuhi, antara lain persiapan guru dan lingkungan belajar. Kata Kunci : Partisipasi siswa, Prestasi belajar, Group Investigation.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Tri Setyo Endang L, 2010. Increasing Student Participation and Achievement in Social Studies Through Implementation of the Cooperative Learning Method of type of Group Investigation (GI) of the Student in Grade IXE of State Junior Secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency in the Academic Year of 2010/2011.
The objectives of this research were (1) To describe the overall increase in
student participation in learning activities, the subjects of Social Sciences through the implementation of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) of the Student in Grade IXE of State Junior secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency, (2) To describe an increase in student learning outcomes in the subjects of Social Sciences through implementation of cooperative learning methods of type Group Investigation (GI), (3) To Know the factors inhibiting the application of Group Investigation method of cooperative learning in the learning of Social Sciences, especially for Grade IXE of State Junior secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency in the Academic Year 2010/2011.
The design of this research are the Classroom Action Research. Research carried out at State Junior secondary School 1 Purwodadi. The research lasted from July to September 2010 in 3 (three) siclus. The data techniques/ using the method of observation, interviews, and test results of learning. Subjects were students in grade IX E at State Junior secondary School 1 Purwodadi in the academic year 2010/2011.
From the results of the implementation of cooperative learning methods of learning with the type of Group Investigation (GI), it can be concluded that (1) with the implementation of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) may increase student participation, which includes aspects of the spirit in the teaching of 35%, the cooperation within the group by 72%, amounting to 57.5% of expression, and ask questions by 55%. The implementation of cooperative learning methods of type Group Investigation (GI) can also improve teachers' scientific performance. This proves that the method of cooperative learning type Group Investigation (GI) create the learning meaningful for students. (2) The results showed that the use of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) increase student achievement by 14.42%. Thus the use of group investigation method of cooperative learning improve student achievement. (3) The implementation of cooperative learning methods Group Investigation (GI) requires some prerequisites to be met, including the preparation of teachers and learning environment. Keywords: Student participation, Learning achievement, Group Ivestigation.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI…………………………. iii
PERNYATAAN………………………………………………………… iv
MOTTO…………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN………………………………………………………. vi
ABSTRAK……………………………………………………………… vii
ABSTRACT……………………………………………........................ viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. xv
KATA PENGANTAR………………………………………………… xvi
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………….. 7
C. Pembatasan Masalah……………………………………. 8
D. Perumusan Masalah…………………………………….. 9
E. Tujuan Penelitian………………………………………… 10
F. Manfaat Penelitian………………………………………. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB II : LANDASAN TEORETIS………………………………… 12
A. Kajian Teoretis………………………………………… 12
1. Pengertian Partisipasi……………………………… 12
2. Jenis-jenis Partisipasi…………………………. ….. 13
3. Prestasi Belajar…………………………………….. 14
4. Pembelajaran Kooperatif………………………..… 17
5. Metode Group Investigation……………………… 29
6. Pembelajaran IPS……………………………......... 33
B. Penelitian Yang Relevan………………………………. 37
C. Kerangka Pikir………………………………………… 39
D. Hipotesis Tindakan………………………………. …... 41
BAB III : METODE PENELITIAN………………………………… 43
A . Desain Penelitian…………………………………….. 43
B . Sumber Data…………………………………………. 47
C . Teknik Pengumpulan Data………………………….. 48
D . Validitas Data………………………………………. 51
E . Teknik Analisa Data………………………………… 53
F . Keabsahan Data…………………………………...... 54
G . Indikator Kinerja……………………………………. 55
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………. 57
A . Hasil Penelitian ……………………………………… 57
1. Diskripsi Kondisi Awal…………………………. 57
2. Hasil Penelitian Siklus I………………………….. 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
3. Hasil Penelitian Siklus II…………………………… 69
4. Hasil Penelitian Siklus III………………………….. 77
B . Pembahasan ……………………………………………. 83
1. Penerapan metode Group Investigation (GI) dalam
meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
IPS…………………………………………………. 83
2. Penerapan metode Group Investigation (GI) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa …………………. 90
3. Faktor-faktor yang menghambat penerapan metode
pembelajaran Group Investigation (GI) dalam
pembelajaran IPS………………………………….. 94
BAB V : PENUTUP………………………………………………… 96
A . Simpulan……………………………………………… 96
B . Implikasi……………………………………………… 98
C. Saran………………………………………………….. 99
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………... 104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
¹) Alumni Pascasarjana TP 2010
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION
Oleh
Tri Setyo Endang Listyowati ¹)
ABSTRACT
The objectives of this research were (1) To describe the overall increase in student participation in learning activities, the subjects of Social Sciences through the implementation of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) of the Student in Grade IXE of State Junior secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency, (2) To describe an increase in student learning outcomes in the subjects of Social Sciences through implementation of cooperative learning methods of type Group Investigation (GI), (3) To Know the factors inhibiting the application of Group Investigation method of cooperative learning in the learning of Social Sciences, especially for Grade IXE of State Junior secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency in the Academic Year 2010/2011.
The design of this research are the Classroom Action Research. Research carried out at State Junior secondary School 1 Purwodadi. The research lasted from July to September 2010 in 3 (three) siclus. The data techniques/ using the method of observation, interviews, and test results of learning. Subjects were students in grade IX E at State Junior secondary School 1 Purwodadi in the academic year 2010/2011.
From the results of the implementation of cooperative learning methods of learning with the type of Group Investigation (GI), it can be concluded that (1) with the implementation of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) may increase student participation, which includes aspects of the spirit in the teaching of 35%, the cooperation within the group by 72%, amounting to 57.5% of expression, and ask questions by 55%. The implementation of cooperative learning methods of type Group Investigation (GI) can also improve teachers' scientific performance. This proves that the method of cooperative learning type Group Investigation (GI) create the learning meaningful for students. (2) The results showed that the use of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) increase student achievement by 14.42%. Thus the use of group investigation method of cooperative learning improve student achievement. (3) The implementation of cooperative learning methods Group Investigation (GI) requires some prerequisites to be met, including the preparation of teachers and learning environment. Keywords: Student participation, Learning achievement, Group Ivestigation.
PENDAHULUAN
Berdasarkan data pencapaian daya serap siswa hasil evaluasi semester genap tahun
pelajaran 2009 / 2010 , menunjukkan bahwa pencapaian daya serap mata pelajaran IPS
siswa kelas IX kurang optimal. Dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang
ditetapkan sebesar 71 ( tujuh puluh satu ) , daya serap yang tercapai untuk tahun pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tersebut adalah sebesar 72 . Pencapaian itu dikatakan kurang optimal karena melihat input
siswa merupakan siswa pilihan dengan seleksi penerimaan yang sangat ketat , mengingat
SMP Negeri 1 Purwodadi adalah sekolah dengan status RSBI .
Asumsi tidak optimalnya pencapaian nilai siswa adalah kurang minatnya siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPS . Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan pada
saat berlangsungnya proses belajar mengajar , peran serta ( keaktifan ) siswa masih rendah
. Hanya beberapa siswa yang terlihat antusias dalam proses pembelajaran . Hanya siswa –
siswa yang itu – itu saja yang bertanya maupun mengeluarkan pendapat serta menjawaba
pertanyaan guru . Sebagian besar siswa lebih bersikap menerima apa yang disampaikan
oleh guru.
Asumsi dasar yang menyebabkan rendahnya minat belajar mata pelajaran IPS
adalah pemilihan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih belum tepat . Dari
hasil pengamatan teman sejawat dan supervisi Kepala Sekolah , menunjukkan bahwa guru
mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Purwodadi masih menggunakan metode pembelajaran
yang konvensional , dimana guru lebih suka menerangkan dengan metode ceramah murni .
Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar masih terfokus pada guru dan kurang
melibatkan peran serta siswa . Pada proses ini menyebabkan pula kegiatan belajar
mengajar ( KBM ) lebih menekankan pada pengajaran dari pada kegiatan pembelajaran .
Peran serta siswa belum menyeluruh , dimana siswa tertentu saja yang aktif dan akhirnya
mampu mencapai kompetensi yang tinggi , sedangkan sebagian yang lain cenderung pasif ,
hanya menerima pengetahuan yang dating padanya sehingga memiliki pencapaian
kompetensi yang rendah .
Berdasarkan dengan apa yang telah diuraikan di atas , maka perlu dikembangkan
suatu metode pembelajaran yang mampu membawa dan melibatkan peran serta siswa
secara menyeluruh, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh
beberapa siswa tertentu saja . Selain itu , melalui pemilihan metode pembelajaran yang
tepat akan membawa siswa lebih tertantang untuk menggali sumber – sumber informasi
yang harus dia peroleh dari pokok bahasan yang mereka pelajari dari berbagai sumber
.Dengan kata lain sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya terbatas dari guru
saja, namun juga berasal dari sumber lain .Metode pembelajaran yang tepat akan
meningkatkan peran serta dan keaktifan seluruh siswa dalam mempelajari dan menelaah
ilmu yang ada terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Menurut Keit Davis dalam Sastroputro (1989:35) menyatakan bahwa partisipasi
adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai
tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. George Terry dalam
Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental
maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan
keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang
bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi,
2002:149). Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan
siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156).
Jadi partisipasi yang peneliti maksud adalah partisipasi siswa yang merupakan wujud
tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas
dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk
memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu
tercapainya prestasi belajar yang memuaskan. Untuk membatasi permasalahan dalam
penelitian ini , berdasarkan uraian teoretik di atas peneliti mengambil indicator kerjasama
dalam diskusi kelompok , Mengeluarkan pendapat untuk memecahkan permasalahan ,
Memberikan pertanyaan , Semangat dalam kegiatan belajar mengajar .
Belajar merupakan kebutuhan setiap orang sebab dengan belajar seseorang dapat
memahami dan mengerti tentang suatu kemampuan sehingga kecakapan dan kepandaian
yang dimiliki dapat ditingkatkan. Sebagai individu yang sedang belajar mempunyai
kepentingan agar berhasil dalam belajar. Prestasi dapat dicapai setelah terjadi proses
interaksi dengan lingkungan dalam jangka waktu tertentu. Prestasi dapat berupa
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sosial.
Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil
belajarnya. Hasil belajar seseorang dapat dilihat ditunjukkan dari prestasi yang dicapainya.
“ Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa
Indonesia menjadi ‘prestasi’ yang berarti hasil usaha ” (Zainal Arifin, 1990: 2). Dengan
demikian prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil usaha yang telah dicapai dalam
belajar.
Metode investigasi kelompok adalah perpaduan sosial dan kemahiran
berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam menganalisis dan mensintesis.
Investigasi kelompok tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang
tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau mengabaikan dimensi afektif-sosial
dalam pembelajaran kelas (Suhaida Abdul Kadir, 2002: 67).
Dalam model ini terdapat 3 konsep utama, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Penelitian (inquiry) yaitu proses perangsangan siswa dengan menghidupkan suatu
masalah. Dalam proses ini siswa merasa dirinya perlu memberikan reaksi terhadap masalah
yang dianggap perlu untuk diselesaikan. Masalah ini didapat dari siswa sendiri atau
diberikan oleh guru.
b. Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir namun diperoleh siswa
melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Dinamika kelompok, menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok
individu yang saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji
bersama dengan berbagai ide dan pendapat serta saling tukar-menukar pengalaman dan
saling berargumentasi.
Menurut paham konvensional (Darsono, 2000;24), pendidikan dalam arti sempit
diartikan sebagai bantuan kepada siswa terutama pada aspek moral atau budi pekerti,
sedangkan pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek
intelektual dan ketrampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak
sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pendidikan,
pembelajaran dan pengajaran mempunyai hubungan yang koseptual yang tidak berbeda,
kalau dicari perbedaannya pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas yaitu mencakup
baik pengajaran maupun pembelajaran, dan pengajaran merupakan bagian dari
pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari tingkat SD, MI/SLDB sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang
SMP/MTS mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (Mulyasa,
2006:125).
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3)
memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (4)
memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Mulyasa, 2006:125-126). Ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) manusia, tempat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dam lingkungan, (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (3) sistem sosial dan budaya,
dan (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan (Mulyasa, 2006:126).
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan diatas , maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah . Beberapa masalah tersebut antara lain :
1. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru belum pada siswa sehingga kegiatan
belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran .
2. Metode pembelajaran masih bersifat konvensional membuat siswa kurang tertantang dan
enggan mengikuti kegiatan pembelajaran .
3. Peran serta ( keaktifan ) siswa dalam KBM belum menyeluruh mengakibatkan kegiatan
belajar hanya pada siswa tertentu saja .
4. Prestasi belajar siswa belum optimal sebagaimana sekolah RSBI .
5.Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi belum terlaksana dengan semestimya.
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka dapat
diajukan rumusan masalah sebagai sebagai berikut : “Apakah penerapan metode
pembelajaran kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi siswa secara
keseluruhan dalam KBM ?”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan yang
digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasihani Kasbolah (2001: 63-65)
yang berupa model spiral. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan siklus I dan siklus II
untuk melakukan perbaikan pembelajaran dan meggunakan kelas paralel dalam perbaikan
tindakan.
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan
permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik
pengumpulan data yang bermacam – macam ( multi teknik ) sehingga dapat diperoleh data
yang benar-benar valid dan dapat dipercaya. Ada 3 teknik pengumpulan data , yang oleh
Wolcott , 1992 disebutnya sebagai strategi pekerjaan lapangan primer, yaitu : Pengalaman,
pengungkapan, dan pengujian ( Sukmadinata , 2009 ). Pengalaman ( experiencing )
dilakukan dalam bentuk observasi . Pengungkapan ( enquiring ) dilakukan dengan
melakukan wawancara terhadap pihak – pihak yang terkait ( siswa ) untuk mendapatkan
data yang diperlukan dengan menggunakan bentuk wawancara formal terstruktur .
Pembuktian ( examining ) dilakukan dengan mencari bukti – bukti dokumenter .
Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dengan menggunakan teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengumpulan data yang bermacam- macam ( triangulasi) sampai datanya jenuh . Namun
sayang sampai saat ini belum ada teknik analisa data yang polanya jelas sebagaimana
penelitian kuantitatif . Maka dalam penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya
menggunakan analaisis yang bersifat naratif kualitatif dengan melalui reduksi , pemaparan
data , dan penyimpulan sebagaimana dikemukakan oleh Miles and Huberman , 1984 (
Sugiyono , 2007 )
HASIL PENELITIAN
1 . Perubahan Perilaku Siswa dalam KBM.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri
dari : persiapan tindakan , pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, dan refleksi . Pada
tindakan siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Dari kegiatan siklus I diperoleh data bahwa siswa lebih menyukai pembelajaran
dengan metode kooperatif tipe Group Investigation. Diperoleh kesimpulan bahwa siswa
lebih menyukai kegiatan pembelajaran IPS dengan metode Group Investigation (GI) ini,
karena dengan menggunakan metode ini siswa bisa lebih bebas mengemukakan ide-idenya,
bisa saling bertukar pengetahuan, dan tidak mengantuk.
Pada siklus II ini para siswa tampak semakin aktif melakukan investigasi, diskusi
kelompok berjalan lebih baik, dan setiap siswa sudah nampak berusaha untuk
menunjukkan peran aktifnya dalam diskusi dan presentasi. Walaupun masih ada beberapa
siswa yang terlihat hanya sesekali saja menunjukkan keaktifannya. Perubahan perilaku
belajar pada siswa semakin menunjukkan kenaikan, siswa mulai menyadari akan arti
pembelajaran mandiri.
Siklus III ini merupakan pembiasaan sekaligus pembuktian efektifitas penerapan
metode pembelajaran Group Investigation dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam
KBM dan hasil belajar. Kondisi siswa pada siklus III ini semakin presentif dibandingkan
dengan siklus II, dimana masing-masing kelompok mampu mempresentasikan dengan
lebih baik, semangat dalam KBM lebih giat, kerjasama antar siswa semakin aktif,
demikian pula dengan menyampaikan pendapat dan bertanya semakin banyak. Banyaknya
pertanyaan siswa dan pendapat berakibat waktu yang tersedia tidak cukup. Kegairahan
siswa dalam kegiatan pembelajaran semakin tinggi. Pada siklus III ini keaktifan
(partisipasi) siswa dalam pembelajaran meningkat secara keseluruhan, 38 siswa (95%)
dengan kondisi baik untuk aspek semangat dalam mengikuti KBM, 80% siswa (32 orang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mampu melakukan kerjasama dengan kelompoknya dengan kategori baik, demikian juga
untuk aspek mengeluarkan pendapat dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
temannya, menunjukkan peningkatan menjadi 75%. Sedangkan untuk aspek mengajukan
pertanyaan mencapai peningkatan yang segnifikan, yaitu 29 siswa mampu mengajukan
pertanyaan dalam kategori baik (72,5%).
2 . Hasil Belajar siswa
Pada siklus I prestasi belajar siswa sudah ada peningkatan perolehan nilai rata-rata
kelas pada hasil belajar siswa . Meski masih ada siswa yang belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal. Setelah dilakukan perubahan metode pembelajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran Group Investigation, terjadi peningkatan rata-rata nilai
prestasi belajar siswa, secara klasikal diperoleh nilai rata-rata 7,54 dari semula
7,21,meskipun masih ada 11 siswa yang belum tuntas.
Pada siklus II, perolehan nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa telah mengalami
peningkatan, dari nilai 75,4 menjadi 79,3. Demikian juga prestasi belajar siswa secara
individual. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai hasil belajar siswa yang semua masuk
kategori tuntas dengan skor terendah 73. Meskipun tidak terjadi perubahan pada skor
tertinggi.
Pada siklus III, karena para siswa makin menyadari dengan pelaksanaan metode
pembelajaran ini, dimana anak belajar dengan sangat menyenangkan maka efek terhadap
perolehan prestasi belajarpun juga sangat segnifikan. Hal ini terbukti dengan perolehan
nilai hasil belajar siswa yang semua masuk kategori tuntas dengan nilai rata – rata 8, 23.
Perubahan hasil belajar siswa secara rinci seperti tersebut di bawah ini:
Nilai Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah 301,6 317,2 330 Skor tertinggi 93 9,3 9,6 Skor terendah 60 7,3 7,6 Rata-rata 75,4 7,93 8,25 Siswa belum tuntas 11 0 0
PEMBAHASAN
1. Penerapan metode Group Investigation (GI) dalam meningkatkan partisipasi siswa
dalam Pembelajaran IPS.
Langkah – langkah penerapan metode Group Investigation dalam pembelajaran IPS
telah diuraikan dalam bab III . Dari data yang diperoleh secara CAR (Classroom Action
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Research) menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IX SMP Negeri 1
Purwodadi. Hal ini dapat dibuktikan dari lembar observasi yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan keaktifan siswa antara yang belum menggunakan metode pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI) dan yang telah menggunakan metode pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI). Peningkatan ini menunjukkan bahwa proses
pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)
menjadikan KBM menjadi lebih efektif sebab siswa banyak berperan dalam memecahkan
suatu permasalahan.
Peningkatan masing – masing aspek perilaku siswa yang diamati secara terperinci
diterangkan dalam tabel dan grafik di bawah ini :
a . Aspek semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar .
KEADAAN PERSENTASE SKOR TOTAL A B C K KS
Sebelum menggunakan metode Group Investigation (GI)
- 24
(60%) 13
(32,5%) 3
(7,5%)
- 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus I
- 30
(75%) 9
(22,5%) 1
(2,5%)
- 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus II
- 34
(85%) 6 (15%) -
- 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus III
- 38
(95%) 2 (5%) -
- 100%
Dari data di atas digambarkan terjadi peningkatan partisipasi siswa dalam aspek
Semangat dalam mengikuti KBM yaitu ditunjukkan pada indicator B dari 24 siswa menjadi
38 siswa ( 35% ) . Demikian juga dengan indicator C terjadi penurunan dari 13 siswa
menjadi 2 siswa ( 27,5% ) , demikian juga dengan indicator kurang dari 3 siswa menjadi
tidak ada ( 7.5% ) . Dengan demikian penerapan metode Group Investigation dapat
meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti KBM.
b.Aspek kerjasama dalam kelompok
KEADAAN PERSENTASE SKOR TOTA
L BS B C K KS
Sebelum menggunakan metode Group Investigation (GI)
- 4 (10%)
16 (40%)
20 (50%) - 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus I
- 9 (22,5%)
28 (70%)
3(7,5%) - 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus II
- 14 (35%)
24 2 -
100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus III
- 32 (80%)
8 - -
100%
Peningkatan partisipasi siswa dalam aspek kerjasama dalam kelompok terlihat dari
indicator B : 4 siswa menjadi 32 siswa ( 72% ) , demikian pula dengan indicator C dari 16
menjadi 8 siswa ( 20% ) , dan K yang mengalami penurunan yang sangat segnifikan dari
20 menjadi 0 siswa ( 50% ) . Dengan demikian secara umum penerapan metode GI dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam aspek kerjasama dalam kelompok .
c.Aspek Mengeluarkan pendapat
KEADAAN PERSENTASE SKOR
TOTAL BS B C K KS
Sebelum menggunakan metode Group Investigation (GI)
- 7
(17,5%) 18
(45%) 15
(37,5%)
- 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus I
- 8 (20%)
19 (47,5%)
13 (32,5%)
- 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus II
- 28
(70%) 3 (7,5%) 9
(22,5%)
- 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) siklus III
- 30 (75%)
7 (17,5%) 3 (7,5%)
- 100%
Terjadi perubahan positif yang nyata dari siswa dalam keaktifan mengeluarkan
pendapat , pada indicator B tampak perubahan yang menyolok yaitu sebesar 57,5%(
23siswa ). Begitu juga dengan indicator C terjadi perubahan yang segnifikan sebesar
27,5%( 11 siswa). Meski pada pengamatan masih ada 3 orang siswa yang belum berani
mengeluarkan pendapatnya, namun secara nyata dapat dikatakan bahwa metode GI mampu
meningkatkan partisipasi siswa dalam mengeluarkan pendapat .
d.Aspek mengajukan pertanyaan
KEADAAN PERSENTASE SKOR TOTA
L BS B C K KS
Sebelum menggunakan metode Group Investigation (GI)
- 7 (17,5%)
19 (47,5%)
14 (35%)
- 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) pada siklus I
- 7 (17,5%)
27 (67,5%)
6 (15%)
- 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) pada siklus II
- 12 (30%)
23 (57,5%)
5 (12,5%)
- 100%
Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) pada siklus III
- 29
(72,5%) 10
(25%) 1 (2,5%)
- 100%
Sampai dengan siklus III , tampak antusias siswa mengajukan pertanyaan semakin
rata meski dominan pada indikator C (19 ke 10 siswa ) . Kualitas pertanyaan dengan
indikator B pun semakin meningkat dari 7 menjadi 29 siswa, sebaliknya dengan pengajuan
pertanyaan dengan indikator K semakin berkurang yaitu dari 14 menjadi 1 siswa yang
kurang berani mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode pembelajaran GI dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
mengajukan pertanyaan.
Berdasarkan data di atas, peningkatan partisipasi (keaktifan) siswa menunjukkan
bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada
siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan terbukti dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS. Sebagaimana sebuah teori yang
menyatakan bahwa Belajar kooperatif merupakan satu strategi pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan kumpulan-kumpulan kecil pelajar dengan memberi
peluang untuk berinteraksi sesama mereka di dalam proses pembelajaran (Suhaida Abdul
Kadir, 2002: 54), pelaksanaan metode Group Investigation membuat siswa menjadi senang
belajar, karena siswa dapat melakukan interaksi, bertanya, dan mencari informasi dengan
teman secara nyaman.
Kegiatan investigasi yang dilakukan oleh siswa menjadi pengalaman yang sangat
berkesan, karena menghasilkan pengetahuan yang baik dan keyakinan yang tinggi pada
diri peserta didik. Hal ini sesuai dengan sebuah teori yang menyatakan bahwa: ”
Pengalaman belajar secara kooperatif menghasilkan keyakinan yang lebih kuat bahwa
seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruh perhatian tentang
bagaimana kawannya belajar, dan ingin membantu kawannya belajar. Siswa sebagai subjek
yang belajar merupakan sumber belajar bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk kegiatan, misalnya diskusi, pemberian umpan balik, atau bekerja sama
dalam melatih ketrampilan-ketrampilan tertentu (A. Suhaenah Suparno, 2001: 156).
e.Aspek kinerja ilmiah guru
Perubahan perilaku dan kinerja guru nampak dengan adanya penerapan metode
Group Investigation dalam kegiatan pembelajaran. Tampak dari hasil observasi teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sejawat dengan capaian score pengamatan yang terus meningkat . Perolehan score prestasi
pada kondisi awal yang hanya 89, kemudian meningkat pada siklus I dengan capaian score
97 dan 105 pada siklus II. Pencapaian score pada siklus I menunjukkan persiapan guru
yang sangat baik demikian juga dengan kesiapan guru pada siklus II dan siklus III. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penggunaan metode Group Investigation
menuntut guru untuk melakukan persiapan yang maximal. Tugas – tugas mulai dari
perencanaan pembelajaran sampai dengan evaluasi kegiatan belajar mengajar benar –
benar harus dilakukan guru secara maximal, dari mulai menyusun topik – topik yang akan
diinvestigasi oleh siswa, membentuk kelompok yang heterogin, menyiapkan media
pembelajaran yang dibutuhkan, memberi motivasi pada siswa, membantu siswa
menemukan jawaban sampai pada memberikan apresiasi pada siswa.
2. Penerapan metode Group Investigation (GI) dalam meningkatkan Hasil Belajar
Siswa.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation menjadikan siswa
lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran
dengan metode ini memberikan suatu alternatif dalam kegiatan belajar mengajar,
sebelumnya metode yang diterapkan dalam KBM adalah metode ceramah. Kegiatan siswa
dalam metode ceramah hanyalah mencatat materi dan mendengarkan penjelasan guru,
sementara itu setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif Group Investigation
kegiatan siswa didominasi dengan pelaksanaan diskusi dan siswa dapat bertanya dan
mengeluarkan pendapatnya.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terlihat bahwa nilai rata – rata ulangan
harian sebelum adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation
(GI) adalah sebesar 7,21. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih kurang
sebab terdapat banyak siswa yang belum mencapai nilai yang optimal mengingat input
siswa SMP Negeri 1 Purwodadi adalah siswa terseleksi dengan kategori baik. Masih belum
optimalnya nilai ulangan siswa ini disebabkan siswa kurang memahami sepenuhnya
materi yang diberikan oleh guru dan siswa kurang antusias dalam kegiatan belajar
mengajar.
Penyajian materi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa . Hal ini terbukti pada siklus I nilai
ulangan harian siswa berkisar antara 60 – 93 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75,4.
terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari sebelum adanya penerapan metode
pembelajaran kooperatif Group Investigation yaitu sebesar 0,33 (nilai sebelum siklus 72,1;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siklus I:75,4). Hal ini menunjukkan siswa lebih memahami materi yang diberikan oleh
guru dengan adanya penerapan metode Group Investigation. Pada siklus II nilai ulangan
harian siswa berkisar antara 73 – 93 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 79,3. Terjadi
peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 0,39 (siklus I: 75,4 dan
siklus II: 79,3). Untuk siklus III nilai ulangan harian siswa berkisar antara 76 – 96 dengan
nilai rata-rata kelas sebesar 82,5. Terjadi kenaikan nilai rata- rata kelas dari siklus II ke
siklus III sebesar 0,32.
Peningkatan prestasi belajar siswa secara rinci tersaji dalam tabel di bawah ini .
Rentang Nilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III
jumlah % jumlah % jumlah %
jumlah %
≤ 71 17 42,5 13 32,5 - 0 - 0
>71 23 57,5 27 67,5 40 100 40 100
Rata - rata
7,21 7,54 7,93 8,25
Memperhatikan data di atas maka sangat tepat bila metode Group Investigation
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagaimana tertuang dalam sebuah teori yang
menyatakan bahwa: ”Metode investigasi kelompok adalah perpaduan sosial dan kemahiran
berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam menganalisis dan mensintesis.
Investigasi kelompok tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang
tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau mengabaikan dimensi afektif-sosial
dalam pembelajaran kelas” (Suhaida Abdul Kadir, 2002: 67).
Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation sangat cocok untuk
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran IPS sebab siswa dapat menyelesaikan suatu
permasalahan dengan diskusi bersama teman-temannya. Selain itu siswa menjadi mandiri
dalam belajar dan terbiasa menyampaikan pendapatnya dalam kelas .
3. Faktor-faktor yang menghambat Penerapan Metode Pembelajaran Group
Investigation (GI) dalam pembelajaran IPS.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan di kelas
IXE SMP Negeri 1 Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Sesuai dengan situasi dan kondisi
subyek dan lokasi penelitian, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode Group
Investigation sebenarnya banyak hal yang mendukung keberhasilan, seperti input siswa
SMP Negeri 1 Purwodadi yang dengan cepat bisa menyesuaikan penerapan strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran baru, kemudian juga sarana dan prasarana sekolah yang lengkap ( karena
SMP Negeri 1 Purwodadi sebagai sekolah RSBI). Meskipun demikian, berdasarkan hasil
catatan lapangan dan pengamatan peneliti maupun observer (teman sejawat), ditemukan
beberapa hal yang dapat menjadi penghambat penerapan metode Group Investigation
dalam pembelajaran IPS, yaitu :
a. Jumlah anggota kelompok yang besar (8 orang) memunculkan ada siswa yang
hanya menggantungkan pada siswa lain dan cenderung sulit dikontrol oleh guru.
b. Bagi siswa yang pasif, cenderung lebih banyak menunggu dan hanya sekedar
berkelompok, enggan melakukan kegiatan belajar, lebih suka menyerahkan tugas-tugas
mulai dari investigasi sampai presentasi kepada anggota kelompok yang dia anggap lebih
baik darinya.
c. Tugas tiap kelompok yang sesuai dengan topik yang didapatnya, memunculkan
tindakan masing-masing kelompok hanya berkonsentrasi pada topik yang menjadi
tugasnya, keadaan ini berakibat tiap-tiap anggota kelompok hanya menguasai topik yang
diinvestigasi.
d. Pada saat siswa sudah terbiasa dengan penerapan metode Group Investigation,
kegiatan pembelajaran justru dihadapkan pada waktu yang kurang. Sehingga untuk
menyelesaikan topik yang telah ditentukan, kegiatan harus menggunakan jadwal waktu
materi berikutnya.
SIMPULAN
Dari hasil pengembangan dan penerapan perangkat pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) oleh peneliti pada siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010 /2011, dapat disimpulkan, dengan adanya
penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat meningkatkan
keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung. Peningkatan ini
dapat dibuktikan dengan data non tes yang dilakukan oleh observer pada siklus I, siklus II,
dan siklus III, yaitu dengan perolehan skor pengamatan terhadap perilaku siswa dalam
KBM yaitu 95% siswa bersemangat dalam KBM, 80% siswa bekerjasama dalam
Kelompok, 75% siswa berani Mengeluarkan Pendapat, dan 72,5% berani Mengajukan
Pertanyaan dengan kategori Baik. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) siswa selalu dijadikan pusat pembelajaran, dalam metode ini siswa
dituntut berperan aktif dalam setiap tindakan yang dilakukan mulai dari
mengidentifikasikan topik sampai pada evaluasi. Setiap siswa harus dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kontribusinya dan saling bertukar pikiran baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi
kelas. Keaktifan siswa merupakan salah satu penunjang keberhasilan belajar siswa
sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa. Pada metode pembelajaran kooperatif
Group Investigation (GI) siswa akan menjadi terbiasa dalam mengeluarkan pendapat atau
bertanya sehingga hal ini akan menjadikan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi
lebih efektif.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dari data hasil Ulangan harian tiapa siklus yang
selalu meningkat, perolehan nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 75,4, siklus II sebesar
79,3, dan pada siklus III sebesar 82,5. Ada peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi
awal sampai dengan siklus III sebesar 14,42%. Peningkatan ini disebabkan siswa tertarik
dengan adanya metode ini, sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang
disajikan. Dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)
peranan guru sangat penting, sebab guru merupakan fasilitator yang bertugas untuk
memberi pengarahan tentang metode yang akan digunakan dan mempersiapkan langkah-
langkah pembelajaran serta memberikan penilaian kepada siswa. Dengan pelaksanaan
metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat memberikan kemudahan
bagi siswa untuk memahami suatu materi dalam mencapai kompetensi dasar tertentu oleh
siswa, sehingga dapat meningkatkan kompetensi mata pelajaran IPS .
Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation juga dapat meningkatkan
kinerja ilmiah guru . Hal ini ditunjukkan dengan langkah – langkah pembelajaran yang
harus dipersiapkan dengan matang . Guru harus merencanakan kegiatan mulai dari materi
pembelajaran, proses, maupun evaluasi kegiatan. Dengan metode ini guru benar – benar
melakukan tugas secara profesional dan pedagogis, yang akan terus meningkatkan
kemampuan ilmiahnya.
Adanya kendala dalam pelaksanaan metode pembelajaran Group Investigation (GI)
seperti jumlah anggota kelompok yang besar, siswa yang pasif, waktu yang dibutuhkan
banyak, dan penguasaan hanya pada topik tertentu, menuntut guru untuk mempersiapkan
kegiatan pembelajaran dengan maksimal, pembagian kelompok yang tepat sesuai dengan
pemetaan yang kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosional, pengelolaan kelas
yang efektif akan dapat memotivasi dan mengendalikan siswa dalam pembelajaran
sehingga kegiatan belajar mengajar efektif.
SARAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasi mengenai penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas IXE di
SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010 / 2011, maka penulis menyampaikan
beberapa saran yang dapat diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada umumnya dan secara khusus dalam meningkatkan kompetensi
peserta didik secara keseluruhan di SMP Negeri 1 Purwodadi sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau
pemikirannya pada proses pembelajaran sehingga proses KBM dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
b. Peserta didik harus selalu memberikan respon yang baik terhadap guru dalam
menyajikan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) sehingga dapat
meningkatkan kompetensi belajar IPS yang harus dicapai.
c. Siswa hendaknya menyadari bahwa dirinya adalah subyek belajar yang utama
menentukan keberhasilan belajar, maka harus meyakini bahwa keberhasilan belajar siswa
ditentukan oleh siswa sendiri.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat membiasakan penggunaan metode pembelajaran kooperatif
Group Investigation (GI) dengan baik sehingga dapat meningkatkan kompetensi mata
pelajaran IPS siswa.
b. Guru dapat berkonsultasi dengan pihak lain terkait dengan keadaan individual
siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang kondisi siswa yang akan
melakukan pembelajaran sehingga akan diperoleh pembelajaran yang efektif secara
kognitif, afektif, dan psikomotor.
c. Guru hendaknya didalam pembelajaran sebuah kelas selalu mengupayakan
penggunaan metode dan media yang menarik bagi siswa sehingga dapat meningkatkan
minat, perhatian dan motivasi siswa untuk memahami materi yang disajikan.