PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI …lib.unnes.ac.id/20475/1/1401411396-s.pdf ·...
Transcript of PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI …lib.unnes.ac.id/20475/1/1401411396-s.pdf ·...
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA
SISWA KELAS VA SD NEGERI WONOSARI 03
KOTA SEMARANG
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Oleh
Handal Setyo Adi Prakoso
NIM. 1401411396
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Peneliti yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Handal Setyo Adi Prakoso
NIM : 1401411396
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model
Students Teams Achievement Division Berbantuan
Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD Negeri
Wonosari 03 Kota Semarang
menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 25 Juni 2015
Peneliti,
Handal Setyo Adi Prakoso
NIM. 1401411396
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Handal Setyo Adi Prakoso, NIM 1401411396, dengan
judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Students Teams
Achievement Division Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD
Negeri Wonosari 03 Kota Semarang”, telah disetujui oleh dosen pembimbing
untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Kamis
tanggal : 25 Juni 2015
Semarang, 3 Juni 2015
Mengetahui
Ketua Jurusan PGSD, Dosen Pembimbing,
Dra. Hartati, M.Pd. Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd.
NIP. 197903282005011001 NIP. 197903282005011001
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Handal Setyo Adi Prakoso, NIM 1401411396, dengan
judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Students Teams
Achievement Division Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD
Negeri Wonosari 03 Kota Semarang” telah dipertahankan dihadapan Sidang
Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Kamis
tanggal : 25 Juni 2015
Panitia Ujian Skripsi:
Ketua,
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd.
NIP. 195604271986031001
Sekretaris,
Fitria Dwi Prasetyaningtyas., S.Pd. M.Pd.
NIP. 198506062009122005
Penguji Utama,
Drs. Susilo, M.Pd.
NIP. 195412061982031004
Penguji I,
Drs. Moch. Ichsan., M.Pd.
NIP. 195006121984031001
Penguji II,
Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd.
NIP. 197903282005011001
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui
dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakalah
yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Az Zumar [39]: 9)
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang telah memberikan limpahan karunia-Nya, berupa kesehatan,
serta kelancaran dalam penyusunan skripsi. Kedua orang tuaku (Ibuku Fathonah,
Bapakku Yanusron) yang tidak hentinya memberikan dukungan serta
mendoakanku. Serta almamaterku Universitas Negeri Semarang.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Students Teams
Achievement Division Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD
Negeri Wonosari 03 Kota Semarang”. Skripsi ini dapat selesai karena bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan studi.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan persetujuan pengesahan skripsi ini.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang yang telah membantu memperlancar jalannya
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
4. Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
5. Drs. Susilo, M.Pd., Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
6. Drs. Moch. Ichsan., M.Pd., Dosen Penguji I yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk memaparkan hasil karya ini.
7. Sutriyono, S.Pd.SD., Kepala Sekolah SDN Wonosari 03 Kota Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian.
8. Ambar Kustiyah FM., S.Pd., guru kelas VA SDN Wonosari 03 Kota
Semarang yang telah membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian.
9. Seluruh pengajar, karyawan, dan siswa SDN Wonosari 03 Kota Semarang
atas segala bantuan yang diberikan dalam pelaksanaan penelitian.
vii
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat berkat dan karunia
yang berlimpah dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Semarang, 25 Juni 2015
Handal Setyo Adi Prakoso
NIM. 1401411396
viii
ABSTRAK
Prakoso, Handal Setyo Adi. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS
melalui Model Students Teams Achievement Division Berbantuan Media
Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD Negeri Wonosari 03 Kota
Semarang. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Arif Widagdo,
S.Pd., M.Pd.
Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora,
sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang
sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan
adalah dimensi pedagogis dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir
peserta didik yang bersifat holistik. Masalah dalam penelitian ini adalah kualitas
pembelajaran IPS di SDN Wonosari 03 Kota Semarang yang kurang optimal.
Hasil refleksi menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam pembelajaran IPS
belum menggunakan model dan media inovatif yang disesuaikan dengan materi
pelajaran. Hasil tersebut juga berdampak pada aktivitas siswa yang masih kurang.
Hasil refleksi tersebut juga didukung oleh hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPS yang menunjukkan bahwa dari 39 siswa, sebanyak 28 siswa (71,7%)
mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan penerapan
model pembelajaran students teams achievment division (STAD) berbantuan
media audiovisual pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan
penerapan model pembelajaran STAD berbantuan media audiovisual.
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus, setiap siklus dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah guru kelas
dan 39 siswa SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Materi pembelajaran IPS yang
menjadi bahan penelitian adalah KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik tes dan non-tes dengan teknik analisis data kuantitatif dan
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru pada siklus I mencapai
skor 31,5 kriteria baik, siklus II skor 37 kriteria sangat baik. Rata-rata skor
aktivitas siswa siklus I skor 22,45 kriteria cukup, siklus II skor 34,11 kriteria baik.
Sedangkan Rata-rata ketuntasan klasikal hasil belajar siklus I sebesar 46,15%,
siklus II sebesar 94,87%.
Simpulan hasil penelitian yaitu penerapan model pembelajaran STAD
berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Saran yang diberikan
adalah guru hendaknya menggunakan model dan media yang bervariatif sesuai
dengan materi yang diajarkan.
Kata kunci: Audiovisual, kualitas, pembelajaran, STAD.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
PRAKATA ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ................................... 7
1.2.1 Rumusan Masalah .............................................................................. 7
1.2.2 Pemecahan Masalah ........................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................. 11
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori. ......................................................................................... 13
2.1.1 Hakikat Belajar ..................................................................................... 13
2.1.2 Hakikat Pembelajaran .......................................................................... 13
2.1.3 Kualitas Pembelajaran .......................................................................... 14
2.1.3.1 Keterampilan Dasar Mengajar Guru .................................................... 15
2.1.3.2 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ................................................... 28
x
2.1.3.3 Hasil Belajar ......................................................................................... 31
2.1.4 Hakikat dan Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ................................ 33
2.1.4.1 Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ....................................... 34
2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran IPS SD ..................................................... 35
2.1.4.3 Kurikulum IPS SD (KTSP) .................................................................. 37
2.1.4.4 Evaluasi Pembelajaran IPS SD ............................................................ 38
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 39
2.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Students Teams
Achievment Divison (STAD) ................................................................. 40
2.1.5.2 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ............................ 47
2.1.6 Media Pembelajaran ............................................................................. 47
2.1.6.1 Media Pembelajaran Audiovisual ........................................................ 50
2.1.7 Implementasi Model Pembelajaran Students Teams
Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual .......... 52
2.2 Kajian Empiris ...................................................................................... 53
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 56
2.4 Hipotesis Tindakan ............................................................................... 59
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 60
3.1.1 Perencanaan (Planning) ....................................................................... 61
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan (Acting) ............................................................ 61
3.1.3 Pengamatan (Observing) ...................................................................... 62
3.1.4 Refleksi (Reflecting) ............................................................................. 62
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian .............................................................. 63
3.2.1 Siklus Pertama ...................................................................................... 64
3.2.2 Siklus Kedua ........................................................................................ 66
3.3 Subjek Penelitian .................................................................................. 68
3.4 Variabel Penelitian / Faktor yang Diselidiki ........................................ 69
3.5 Data dan Cara Pengumpulan Data ....................................................... 69
3.5.1 Sumber Data ......................................................................................... 69
xi
3.5.1.1 Siswa ................................................................................................. 69
3.5.1.2 Guru ................................................................................................... 69
3.5.1.3 Data Dokumen ................................................................................... 70
3.5.1.4 Catatan Lapangan............................................................................... 70
3.5.2 Jenis Data ........................................................................................... 70
3.5.2.1 Data Kualitatif .................................................................................... 70
3.5.2.2 Data Kuantitatif ................................................................................. 70
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 71
3.5.3.1 Teknik Non Tes.................................................................................. 71
3.5.3.2 Teknik Tes ......................................................................................... 73
3.5.4 Teknik Analisis data .......................................................................... 73
3.5.4.1 Data Kualitatif .................................................................................... 74
3.5.4.2 Data Kuantitatif .................................................................................. 76
3.6 Indikator Keberhasilan ....................................................................... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 80
4.1.1 Deskripsi Data Prasiklus .................................................................... 80
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ................................. 81
4.1.2.1 Perencanaan Siklus I .......................................................................... 81
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I .......................................................... 81
4.1.2.3 Data Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus I ............ 84
4.1.2.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................................. 93
4.1.2.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................... 100
4.1.2.6 Refleksi .............................................................................................. 103
4.1.2.7 Revisi ................................................................................................. 104
4.1.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................ 105
4.1.3.1 Perencanaan Siklus II ......................................................................... 105
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ......................................................... 106
4.1.3.3 Data Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus II........... 107
4.1.3.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II .................... 116
4.1.3.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ..................................................... 122
xii
4.1.3.6 Refleksi .............................................................................................. 125
4.1.3.7 Revisi ................................................................................................. 126
4.2 Pembahasan........................................................................................ 128
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian .......................................................... 128
4.2.1.1 Deskripsi Hasil Observasi dan Refleksi Keterampilan Guru ............ 129
4.2.1.2 Deskripsi Hasil Observasi dan Refleksi Aktivitas Siswa .................. 137
4.2.1.3 Hasil Belajar Siswa ........................................................................... 147
4.2.2 Uji Hipotesis ...................................................................................... 149
4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................. 149
4.2.3.1 Implikasi Teoritis .............................................................................. 149
4.2.3.2 Implikasi Praktis ............................................................................... 150
4.2.3.3 Implikasi Pedagogis .......................................................................... 150
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................ 151
5.2 Saran .................................................................................................. 152
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 154
LAMPIRAN .................................................................................................... 154
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sintaks Model Pembelajaran Students Teams Achievmet
Division (STAD) berbantuan Media Audiovisual .......................... 8
Tabel 2.1 Penghitungan perkembangan skor individu ................................... 44
Tabel 2.2 Penghitungan perkembangan skor kelompok ................................ 45
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Data Kualitatif .................................................. 76
Tabel 3.2 Kriteria Skor Keterampilan Guru ................................................... 76
Tabel 3.3 Kriteria Skor Aktivitas Siswa ........................................................ 76
Tabel 3.4 Tingkat Keberhasilan ..................................................................... 78
Tabel 3.5 KKM Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Wonosari 03 ............... 78
Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus I................. 84
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I .......................... 93
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 100
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............... 102
Tabel 4.5 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus II………… 108
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ......................... 116
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 122
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II .............. 124
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................... 58
Bagan 3.1 Tahap-Tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas ............................. 60
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus I ............ 85
Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................................. 94
Diagram 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ................. 102
Diagram 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I........... 103
Diagram 4.5 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus II .......... 109
Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................ 117
Diagram 4.7 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................... 123
Diagram 4.8 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 125
Diagram 4.9 Keterampilan Guru Siklus I dan II ............................................ 127
Diagram 4.10 Aktivitas Siswa Siklus I dan II .................................................. 127
Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I dan II .............................. 128
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru .................... 158
Lampiran 2 Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa .......................... 161
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................... 164
Lampiran 4 Lembar Observasi Keterampilan Guru ....................................... 169
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa............................................. 174
Lampiran 6 Angket Respon Siswa ................................................................. 178
Lampiran 7 Catatan Lapangan ....................................................................... 181
Lampiran 8 Lembar Wawancara .................................................................... 182
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.............................. 185
Lampiran 10 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ............................. 228
Lampiran 11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................... 238
Lampiran 12 Hasil Belajar Siswa Siklus I ....................................................... 241
Lampiran 13 Catatan Lapangan Siklus I .......................................................... 250
Lampiran 14 Foto Kegiatan Siklus I ................................................................ 255
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 259
Lampiran 16 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ............................ 298
Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .................................. 308
Lampiran 18 Hasil Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 311
Lampiran 19 Catatan Lapangan Siklus II ........................................................ 320
Lampiran 20 Foto Kegiatan Siklus II ............................................................... 325
Lampiran 21 Rekap Hasil Angket Respon Siswa ............................................ 329
Lampiran 22 Hasil Wawancara ........................................................................ 331
Lampiran 23 Surat-Surat Penelitian ................................................................. 334
Lampiran 24 Foto Papan Nama (Halaman Depan) SDN Wonosari 03 ........... 336
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang mengemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Sementara itu, dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 15
disebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. KTSP dikembangkan secara yuridis berdasarkan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat
1 dan 2. Kedua ayat tersebut adalah sebagai berikut:
a. pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional;
b. kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
2
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan kesehatan.
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai
dengan Kelas VI. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, terdiri dari muatan
lokal, dan pengembangan diri.
Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora,
sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang
sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan
adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berfikir
peserta didik yang bersifat holistik. (Sapriya 2012:20). Dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa tujuan IPS adalah:
a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya;
b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;
3
d. memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
Sementara Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah disebutkan bahwa proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, pendidikan IPS seharusnya
dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah mengingat
pentingnya pelajaran tersebut seperti tujuan yang telah diungkapkan.
Pembelajaran IPS dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar IPS. Namun
dalam kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar IPS
yang rendah karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan.
Berdasarkan temuan Depdiknas (2010) tentang permasalahan
pembelajaran IPS, menunjukkan masih banyak ditemukan permasalahan
pelaksanaan pembelajaran IPS. Hal tersebut disebabkan kurangnya partisipasi
siswa dalam pembelajaran, iklim pembelajaran masih berifat teacher centered.
Kondisi saat pembelajaran masih bersifat ceramah, kurangnya kegiatan
pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa, media pembelajaran yang kurang
4
digunakan maksimal, beberapa faktor tersebut menyebabkan permasalahan
pembelajaran IPS yang berjalan tidak optimal.
Fenomena pelaksanaan pembelajaran di atas merupakan gambaran yang
terjadi di SDNegeri Wonosari 03 Semarang. Berdasarkan hasil refleksi awal
dengan guru kelas VA SDN Wonosari 03 melalui data dokumen dan observasi
bahwa pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS belum optimal. Hal ini
disebabkan dalam pembelajaran, guru tidak menggonakan model pembelajaran
yang variatif dalam mengajar yaitu hanya menggunakan model ceramah dan
penggunaan media pembelajaran yang belum optimal.
Hal tersebut didukung oleh data dokumen hasil belajar siswa kelas VA
SDN Wonosari 03, data nilai yang diperoleh yaitu sebanyak 28 siswa (71,7%)
tidak mencapai ketuntasan belajar (<65) pada mata pelajaran IPS pada KD 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang. Selebihnya, hanya 11 siswa (28,2%) yang mencapai ketuntasan
belajar (>65). Berdasarkan data tersebut di atas, perlu proses perbaikan kualitas
dalam proses pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Permasalahan mengenai kualitas pembelajaran IPS yang belum optimal
merupakan masalah yang sangat penting dan mendesak, sehingga perlu dicari
alternatif pemecahan masalahnya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS di SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Peneliti bersama tim
kolaborasi berinisiatif menetapkan alternatif tindakan dengan menerapkan model
pembelajaran yang inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
5
Berdasarkan diskusi dengan guru mitra, untuk memperbaiki hal tersebut
perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih efektif yaitu
dengan menggunakan model belajar dengan kooperatif yang digunakan untuk
mencapai tujuan belajar. Atas dasar itulah peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif students teams achievement division (STAD). Dalam
STAD, siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang beranggotakan empat orang
yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan
pelajaran IPS dengan materi “Penjajahan Belanda dan Jepang”, kemudian siswa-
siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa
menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan
tentang materi tersebut. Nilai tersebut diperbandingkan dengan nilai rata-rata
mereka sendiri sebelumnya kemudian dijumlah untuk menentukan nilai
kelompok. (Rusman, 2014)
Sedangkan untuk menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan model
STAD¸ peneliti menggunakan media audiovisual sebagai media pembelajaran.
Menurut Hamiyah & Jauhar (2014), media audiovisual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik karena mencakup kedua unsur media yaitu suara dan gambar
khususnya dalam penerapan pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang..
Peneliti menerapkan model students teams achievement division
berbantuan media audiovisual. Sesuai dengan pernyataan Slavin (dalam Rusman,
2014) bahwa gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling
6
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang
diajarkan guru. Jika siswa menginginkan kelompok mereka mendapatkan hadiah,
mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran.
Sehingga model pembelajaran STAD berbantuan media audiovisual dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru, dapat meningkatkan daya tarik dan
perhatian siswa, sehingga kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN
Wonosari 03 Kota Semarang dapat meningkat.
Adapun penelitian yang mendukung dalam pemecahan permasalahan
tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009: 109-112) dengan
judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan
Proses” ISSN: 1693-1246. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan
STAD berorientasi keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman dan
aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor
rata-rata post tes dan aktivitas siswa.
Penelitian lainnya yaitu oleh Junas (2009) dengan Judul “Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Topik Dampak Globalisasi melalui Cooperative Learning Tipe
STAD pada Siswa Kelas VI C SDN Percobaan Palangka Raya” Label Rt
372.83099 JUN m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator aktivitas
belajar meningkat sebesar 70,1 %. Indikator hasil belajar siswa pada siklus I
memiliki rata-rata 69,79 dan pada siklus II memiliki rata-rata 84,26 maka
diperoleh selisih tingkat keberhasilan untuk hasil belajar sebesar 14,47. Hasil
perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan hasil presentase keberhasilan
sebesar 20,73%.
7
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS melalui model students teams achievment division (STAD)
berbantuan media audiovisual, siswa akan lebih aktif dan keterampilan guru akan
meningkat sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengkaji melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS
melalui Model Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media
Audiovisual pada Siswa Kelas VA SDNegeri Wonosari 03 Kota Semarang”
1.2 PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN
MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah Umum
Bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS KD 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang?
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Apakah dengan model pembelajaran students teams achievement division
(STAD) berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan
guru dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para
8
tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa
kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang?
b. Apakah dengan model pembelajaran students teams achievement division
(STAD) berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para
tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa
kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang?
c. Apakah dengan model pembelajaran students teams achievement division
(STAD) berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar
dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa kelas
VA SDN Wonosari 03Kota Semarang?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Tabel 1.1
Sintaks Model Pembelajaran Students Teams Achievmet Division (STAD)
berbantuan Media Audiovisual
Langkah – langkah
Pembelajaran Model
Students Teams
Achievement Division
(STAD) *
Langkah – langkah
Penggunaan Media
Pembelajaran
(Audiovisual)
**
Langkah – langkah Pembelajaran Model
Students Teams Achievement Division
berbantuan Media Audiovisual
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Merumuskan
tujuan.
1. Menyiapkan media
audiovisual, yaitu
video tentang
“Penjajahan Belanda
dan Jepang”.
2. Mempersiapkan
perlengkapan
penunjang media,
antara lain: liquid
crystal display, layar,
pengeras suara dan
video “Penjajahan
Belanda dan
Jepang”.
9
Langkah – langkah
Pembelajaran Model
Students Teams
Achievement Division
(STAD) *
Langkah – langkah
Penggunaan Media
Pembelajaran
(Audiovisual)
**
Langkah – langkah Pembelajaran Model
Students Teams Achievement Division
berbantuan Media Audiovisual
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Penyampaian
Tujuan dan
Motivasi
3. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
kepada siswa yaitu
tentang “Penjajahan
Belanda dan Jepang”
dan memberikan
motivasi berupa
pengarahan tentang
adanya reward untuk
kelompok sesuai
hasil perolehan
kelompok.
1. Siswa
memperhatikan
penjelasan
kompetensi dan
tujuan
pembelajaran
dengan seksama.
2. Pembagian
Kelompok
4. Mengkondisikan
siswa dengan
membentuk
kelompok belajar
siswa (4-5 siswa)
2. Siswa
mengkondisikan
diri dengan duduk
berkelompok
3. Presentasi dari
guru
2. Langkah
penyajian
pelajaran dan
pemanfaatan
media.
5. Memberikan materi
“Penjajahan Belanda
dan Jepang” kepada
siswa dengan
bantuan video
“Penjajahan Belanda
dan Jepang.”
3. Siswa
memperhatikan
dengan seksama
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru.
4. Siswa
memperhatikan
dengan cermat
tayangan video
“Penjajahan
Belanda dan
Jepang” yang
sudah disiapkan
guru.
5. Siswa melakukan
tanya jawab
dengan guru dan
siswa lain tentang
tayangan video
“Penjajahan
Belanda dan
Jepang”.
4. Kegiatan Belajar
dalam tim (Kerja
Tim)
3. Langkah kegiatan
belajar siswa.
6. Guru mengamati dan
membimbing
jalannya belajar
dalam tim dengan
cermat dan teliti.
6. Siswa secara
kelompok
mendiskusikan
dengan aktif
lembar kerja
kelompok yang
diberikan guru.
10
Langkah – langkah
Pembelajaran Model
Students Teams
Achievement Division
(STAD) *
Langkah – langkah
Penggunaan Media
Pembelajaran
(Audiovisual)
**
Langkah – langkah Pembelajaran Model
Students Teams Achievement Division
berbantuan Media Audiovisual
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
5. Kuis (Evaluasi)
4. Langkah evaluasi
pengajaran.
7. Guru mengevaluasi
hasil belajar melalui
pemberian kuis
secara individu
tentang materi yang
telah dipelajari.
7. Siswa
mengerjakan
soal kuis secara
individu.
8. Setelah pelaksanaan
kuis, guru memeriksa
hasil kerja siswa dan
diberikan angka
dengan rentang 0-
100.
6. Penghargaan
prestasi tim
9. Guru memberikan
penghargaan atas
keberhasilan
kelompok dengan
memberikan reward
berupa pemberian
sticker bertuliskan
juara sesuai
pemerolehan
kelompok.
8. Siswa secara
kelompok
menerima
penghargaan
atas pekerjaan
yang telah
dikerjakan.
Sumber :
*______ Rusman (2012:215)
**_____ Hamiyah & Jauhar (2014:266)
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang.
Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS KD
2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang
melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan media audiovisual;
11
2. mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS KD 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang
melalui model students teams achievement division (STAD) berbantuan media
audiovisual;
3. mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPS KD 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang
melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan media audiovisual.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, model students teams achievement division berbantuan
media audiovisual mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS KD 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang, sehingga
dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Selain itu, dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi pendidik untuk menggunakan model dan media yang
bervariatif dalam pembelajaran IPS. Hasil penelitian ini diharapkan akan
memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya di bidang pendidikan sekolah dasar.
12
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1. Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS, sehingga IPS
menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa.
2. Meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan
pemikiran secara logis dan sistematis.
b. Manfaat Bagi Guru
1. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran
yang sudah berlangsung.
2. Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk mengembangkan
dan melakukan inovasi pembelajaran.
3. Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
4. Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Manfaat Bagi Sekolah
1. Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif.
2. Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada
kualitas pembelajaran di sekolah.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Proses belajar ini merupakan kegiatan yang
sangat penting. Singer (dalam Siregar & Nara, 2011:4) mendefinisikan belajar
sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap disebabkan praktik atau pengalaman
yang sampai dalam situasi tertentu. Sementara menurut Gagne (dalam Eveline
Siregar, 2011:4): “Learning is relatively permanent change in behavior that result
from past experience of purposeful instruction”. Belajar menurut Hamdani (2011:
21) adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan.
Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga, penyusunan,
kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial,bermacam-macam
keterampilan lain dan cita-cita.
Dari berbagai perspektif pandangan belajar yang telah dijelaskan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses aktivitas mental
yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya dan menghasilkan
perubahan yang bersifat tetap / konstan.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses pembelajaran siswa, dengan memperhitungkan kejadian-
14
kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang
berlangsung dialami siswa. Winkel (dalam Siregar & Nara, 2011:12). Sementara
Gagne (dalam Siregar & Nara, 2011:12) mendefinisikan pembelajaran sebagai
pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan
membuatnya berhasil guna. Sementara Darsono (dalam Hamdani, 2011:23)
mengemukakan aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan
memahami sesuatu yang sedang dipelajari.
Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. merupakan upaya sadar dan disengaja;
b. pembelajaran harus membuat siswa belajar;
c. tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan;
d. pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah
dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi
belajar pada diri seseorang.
2.1.3 Kualitas Pembelajaran
Menurut Depdiknas (2004:7) kualitas pembelajaran adalah keterkaitan
sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media,
fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar
yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Indikator kualitas pembelajaran
15
dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran pendidik, perilaku dan dampak
belajar siswa, hasil belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, kualitas
media pembelajaran.
Menurut Etzioni (dalam Hamdani, 2011:194) Kualitas dapat dimaknai
dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Secara definitif efektivitas dapat
dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka di tarik kesimpulan bahwa kualitas
pembelajaran merupakan keterkaitan komponen-komponen pembelajaran antara
guru, siswa, dan penunjang lainnya untuk mencapai tujuan belajar yang telah
ditentukan. Indikator kualitas pembelajaran yang menjadi variabel penelitian
dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar mengajar guru, aktivitas belajar
siswa, dan hasil belajar. Indikator tersebut merupakankan indikator penting yang
jika pelaksanaannya dapat berjalan maksimal maka indikator lainnya dalam
kualitas pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
2.1.3.1 Keterampilan Dasar Mengajar Guru
Menurut Rusman (2012) keterampilan dasar mengajar (teaching skills)¸
merupakan karakteristik umum seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan
maupun keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan dasar
mengajar adalah perilaku mendasar yang dimiliki oleh guru sebagai modal awal
untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan
profesional.
16
Indikator keterampilan dasar mengajar guru dapat digambarkan dalam
sembilan keterampilan mengajar.
1. Keterampilan Membuka Pelajaran (Set Induction Skills).
Membuka pelajaran adalah kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-
kondisi bagi siswa agar mental ataupun perhatiannya terpusat pada apa yang
akan dipelajari. Menurut Abimanyu (dalam Rusman, 2012:81) membuka
pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
kondisi/suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terfokus
pada hal-hal yang akan dipelajari.
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan
guru dalam kegiatan pendahuluan adalah:
a. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
dengan silabus dan RPP.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual dalam keterampilan membuka
pelajaran, deskriptor yang ditampakkan adalah mengkondisikan siswa agar
17
siap dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran , melakukan apersepsi, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills).
Menurut Bolla (dalam Rusman, 2012:82) dalam proses pembelajaran setiap
pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons
siswa perlu dilakukan, agar siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan berpikir. (Rusman, 2012) mengungkapkan dalam kegiatan belajar
mengajar, mempunyai dampak positif terhadap aktivitas dan kreativitas siswa:
a. meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran;
b. membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah
yang sedang dibicarakan;
c. mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa sebab
berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya;
d. menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik;
e. memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
ketrerampilan bertanya adalah memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
hasil diskusi yang telah dilakukan siswa.
3. Keterampilan Menguatkan (Reinforcement Skills).
Menurut (Rusman, 2012) penelitian membuktikan bahwa penguatan
(reinforcement) lebih efektif diterapkan daripada pelaksanaan hukuman
18
(punisment). Secara psikologis, individu memerlukan penghargaan atas segala
usaha yang telah dilakukan. Guru yang baik harus memberikan penguatan
berupa penguatan verbal (diungkapkan dengan kata-kata seperti bagus, seratus,
tepat, pintar, dan sebagainya), maupun non verbal (dengan gerakan, isyarat,
sentuhan, pendekatan, dan sebagainya).
Reinforcement merupakan respon terhadap sebuah usaha yang baik dan
diharapkan suatu tingkah laku yang memungkinkan untuk berulangnya kembali
tingkah laku tersebut.
Tujuan pemberian penguatan:
a. meningkatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran;
b. merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa;
c. meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang
produktif;
d. menumbuhkan rasa percaya diri kepada siswa;
e. membiasakan kelas kondusif penuh dengan penghargaan dan penguatan.
Ada beberapa cara dalam memberikan penguatan (reinforcement) yaitu:
a. penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa
ditujukannya pertanyaan tersebut, dengan menyebutkan namanya;
b. penguatan kepada kelompok siswa. Dengan memberikan penghargaan
kepada kelompok siswa yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik;
c. pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan diberikan sesegera
mungkin setelah munculnya tingkah laku/respon siswa yang
19
diharapkan.Penguatan yang dilakukan dengan tertunda cenderung tidak
efektif;
d. variasi dalam penggunaan. Penguatan yang diberikan hendaknya
bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis penguatan saja karena akan
menimbulkan kebosanan, dan lama kelamaan akan tidak efektif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
ketrerampilan menguatkan adalah memberikan penghargaan atas keberhasilan
kelompok dan memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa
4. Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Skills).
Menurut (Rusman, 2012) peserta didik adalah individu yang unit,
heterogen dan mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda. Siswa ada yang
mempunyai kecenderungan pada auditif, yaitu senang mendengarkan, visual
senang melihat dan cenderung kinestetik, yaitu senang melakukan. Oleh karena
itu, guru harus memiliki kemampuan mengadakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran. Antara lain dalam hal penggunaan multisumber, multimedia,
multimetode, multistrategi, dan multimodel. Pembelajaran dilakukan secara
klasikal, akan tetapi tetap dilakukan sentuhan secara individual. Sebagai contoh
guru menggunakan media gambar untuk siswa yang cenderung visual, guru
juga menggunakan metode ceramah untuk siswa yang cenderung auditif, selain
itu guru juga mengadakan diskusi, eksperimen, demonstrasi, dan praktik untuk
siswa yang kinestetik.
20
Tujuan dan manfaat keterampilan mengadakan variasi (variation skills)
adalah:
a. menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
pembelajaran yang relevan dan bervariasi;
b. memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa;
c. memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang
lebih baik;
d. memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang disenangi.
Prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi (variation skills)
yang perlu diperhatikan adalah:
a. variasi digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan;
b. variasi digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak
merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran;
c. direncanakan dengan baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
ketrerampilan mengadakan variasi adalah menyampaikan materi dengan
bantuan media audiovisual, serta memberikan soal kuis kepada siswa sebagai
evaluasi pembelajaran.
21
5. Keterampilan Menjelaskan (Explaining Skills).
Menurut (Rusman, 2012) tugas utama dari guru adalah mengajar, dalam
mengajar guru dituntut untuk menyampaikan ilmu dengan menjelaskan materi
pelajaran kepada siswa secara profesional. Dalam pelaksanaannya guru dapat
menggunakan media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang relevan
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Keterampilan menjelaskan
dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi
secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu dengan yang
lainnya, misalnya sebab dan akibat. Penyampaian informasi yang terencana
dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama
kegiatan menjelaskan.
Komponen-komponen dalam keterampilan menjelaskan (explaining
skills).
a. Merencanakan
Sebelum melakukan pembelajaran, guru terlebih dahulu membuat
perencanaan, baik dalam silabus maupun RPP. Dalam kegiatan
pembelajaran terdapat tiga kegiatan utama, antara lain kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup. Dalam pelaksanaannya
semua kegiatan tersebut memerlukan keterampilan untuk menjelaskan.
Oleh karena itu, penjelasan yang dilakukan guru harus direncanakan
dengan baik, terutama berkenaan dengan isi materi dan aktivitas siswa itu
sendiri.
22
b. Perencanaan Suatu Penjelasan
Penyajian penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
1) kejelasan, penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa dan menghindari kata-kata yang tidak perlu;
2) penggunaan contoh dan ilsutrasi, memberikan contoh sebaiknya
menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu
yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari;
3) pemberian tekanan, dalam memberikan penjelasan, guru hendaknya
memusatkan perhatian siswa kepada masalah/topik utama dan
mengurangi informasi yang tidak terlalu penting.
4) penggunaan balikan, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau
ketidakmengertian siswa ketika penjelasan itu diberikan.
Sementara itu, menurut (Rusman, 2012) prinsip-prinsip
keterampilan menjelaskan harus dikuasai oleh seorang guru agar siswa
memperoleh pemahaman yang utuh dan jelas tentang materi yang
disampaikan guru. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru, yaitu:
a. keterkaitan dengan tujuan, apapun yang dilakukan oleh guru dalam
menjelaskan materi pelajaran harus bermuara pada pencapaian tujuan
pembelajaran;
b. relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik siswa,
materi yang dijelaskan harus sesuai dengan karakteristisk peserta
23
didik, baik usia, tugas perkembangan, tingkat kesukaran, dan
sebagainya;
c. kebermaknaan. Apa pun yang dijelaskan mempunyai makna bagi
siswa untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang;
d. dinamis, agar pelaksanaan pembelajaran lebih menarik, guru dapat
menerapkan dengan tanya jawab, atau menggunakan media
pembelajaran, agar penjelasan lebih menarik dan sistematis;
e. penjelasan dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan
penutup.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
ketrerampilan menjelaskan adalah menyampaikan materi dengan bantuan
media audiovisual.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara
yang dibutuhkan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dilakukan
dengan berkelompok (Rusman, 2012). Komponen yang diperlukan dalam
kegiatan membimbing diskusi kelompok kecil antara lain:
a. memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. Pada aspek ini
guru merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
dan mengemukakan masalah-masalah khusus, lalu mencatat perubahan
atau penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi;
24
b. memperjelas masalah untuk menghindari kesalahpahaman dalam
memimpin diskusi seorang guru perlu menguraikan permasalahan,
meminta komentar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan
memberikan informasi tambahan;
c. menganalisis pandangan siswa. Perbedaan pendapat dalam diskusi
menuntut guru menjadi fasilitator dalam memperjelas hal-hal yang
disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di samping meneliti apakah
suatu alasan mempunyai dasar yang kuat;
d. meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan
waktu untuk berpikir;
e. memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi. Dilakukan dengan
cara memancing partisipasi siswa dalam bentuk memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya pada siswa yang cenderung pendiam (pasif);
f. menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjuti
diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil;
g. hal-hal yang perlu dihindarkan adalah mendominasi/monopoli
pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya penyimpangan
dalam diskusi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
ketrerampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah membimbing siswa
25
untuk membentuk kelompok belajar siswa serta membimbing siswa dalam
berdiskusi dalam kelompok.
7. Keterampilan Mengelola Kelas.
Menurut Usman (dalam Rusman, 2012:90) pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian
kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut:
a. keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap,
memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan
petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang,
dan memberikan penguatan (reinforcement);
b. keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar
yang optimal, yaitu berhubungan dengan respons guru terhadap gangguan
siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal;
c. menentukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
26
ketrerampilan mengelola kelas adalah memberikan soal kuis kepada siswa
sebagai evaluasi pembelajaran.
8. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan.
Menurut Rusman (2012), guru dapat melakukan variasi, bimbingan, dan
penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan sentuhan
kebutuhan individual. Pembelajaran ini terjadi apabila jumlah peserta
berjumlah terbatas, yaitu hanya sebatas kelompok kecil (2-8 orang).
Komponen-komponen yang diperlukan untuk dikuasai guru berkenaan
dengan pembelajaran perseorangan adalah:
a. keterampilan megadakan pendekatan secara pribadi;
b. keterampilan mengorganisasi.
c. keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu
memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami
frustasi;
d. keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran,
mencakup membantu siswa menetapkan tujuan dan menstimulasi siswa
untuk mencapai tujuan tersebut, merencanakan kegiatan pembelajaran
bersama siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, waktu serta kondisi belajar, bertindak sebagai
supervisor, dan membantu siswa menilai pencapaiannya sendiri.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
27
ketrerampilan pembelajaran perorangan adalah membimbing siswa untuk
membentuk kelompok belajar siswa.
9. Keterampilan Menutup Pelajaran (Closure Skills).
Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan menutup pelajaran
mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Uzer Usman (dalam Rusman, 2012) komponen menutup
pelajaran adalah sebagai berikut:
a. meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau
menyimpulkan hasil pembelajaran;
b. melakukan evaluasi antara lain dengan cara mendemonstrasikan
keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeskplorasi
pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal tertulis.
Sementara Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru
dalam kegiatan penutup adalah sebagai berikut:
a. bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat kesimpulan
pembelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
28
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial,
pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik individu maupun
kelompok;
e. menyampaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
ketrerampilan menutup pelajaran adalah mengevaluasi hasil kerja siswa
dengan rentang angka 0-100 serta menutup pelajaran.
2.1.3.2 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah
laku melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar. Saat proses kegiatan pembelajaran, yang lebih melakukan aktivitas
didalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, pendidik hanya memberikan
bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa.
Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengalaman sendiri, pengamatan
sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara teknis maupun rohani
(Sardiman, 2011). Perlu ditambahkan bahwa yang dimaksud aktivitas belajar
adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dan dalam kegiatan belajar
kedua aktivitas ini harus selalu terkait. Dengan demikian, jelas bahwa aktivitas itu
memiliki arti luas, baik yang bersifat fisik/jasmani maupun mental/rohani. Dalam
belajar sangat diperlukan aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin
berlangsung dengan baik.
29
Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) membuat suatu daftar yang berisi
177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
1. visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. Dalam
pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media
audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah memperhatikan tampilan
media audiovisual yang disajikan oleh guru;
2. oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Dalam
pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media
audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah mengajukan dan menjawab
pertanyaan, melaksanakan kegiatan belajar dan kerjasama secara
berkelompok, menanggapi hasil diskusi, mengerjakan soal kuis yang
diberikan guru secara individu sebagai evaluasi belajar, serta refleksi terhadap
hasil pembelajaran;
3. listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato. Dalam pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah
memperhatikan tampilan media audiovisual yang disajikan oleh guru,
melaksanakan kegiatan belajar dan kerjasama secara kelompok, serta
memperhatikan/menyimak penjelasan dari guru;
4. writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin. Dalam pembelajaran model students teams achievment division
30
berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah menulis
refleksi terhadap hasil pembelajaran;
5. drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan
media audiovisual jenis kegiatan drawing activities tidak tampak;
6. motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak. Dalam pembelajaran model students teams achievment division
berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah
membentuk kelompok belajar serta melaksanakan kegiatan belajar dan
kerjasama secara berkelompok;
7. mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan
media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah menanggapi apersepsi
sesuai dengan materi, menanggapi hasil diskusi, dan mengerjakan soal kuis
yang diberikan guru secara individu sebagai evaluasi belajar;
8. emotional activites, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Dalam pembelajaran model
students teams achievment division berbantuan media audiovisual, indikator
yang ditampakkan adalah mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran
serta menerima penghargaan atas keberhasilan kelompok.
31
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
segala tingkah laku siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar baik
yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas juga berperan dalam menentukan
keberhasilan belajar mengajar.
2.1.3.3 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2012), hasil belajar berupa:
a. informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penetapan aturan;
b. keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-
prinsip keilmuwan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;
c. strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah;
d. keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasman;
32
e. sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilain
terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom (dalam Supriyono, 2012) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor
meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup
keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Berdasarkan uraian di atas hasil belajar adalah perubahan perilaku
individu secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek kemanusiaan saja.
Hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana
tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan
komprehensif. Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model students teams
achievment division berbantuan media audio visual hasil belajar yang menjadi
tujuan untuk dicapai adalah pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
33
2.1.4 Hakikat dan Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Hidayati dkk (2008), hakikat IPS adalah telaah tentang manusia
dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan
sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus mengahadapi tantangan-
tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. IPS
memandang manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana
manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan
dekat sampai yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik
dengan sesama manusia maupun lingkungan alamnya. Bagaimana mereka
melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya..
Sedangkan menurut BSNP (2006:575) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB
sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata
pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan
mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai cabang ilmu yaitu, geografi,
sejarah, sosiologi, dan ekonomi yang merupakan kajian dari permasalahan tentang
aktivitas hidup manusia. Pada penelitian ini, bahan yang menjadi materi ajar
34
adalah materi KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang.
2.1.4.1 Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Solihatin & Raharjo (2011:15) pada dasarnya tujuan dari
pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar
kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Sementara menurut BSNP (2006:575) IPS sendiri bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungan;
2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social;
3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Sejalan dengan tujuan tersebut menurut Sumaatmadja (dalam Hidayati
dkk, 2008) tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga
negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian
sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara.
35
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS
adalah membekali peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat
dan minat yang dimiliki untuk menjadi warga negara yang baik dan terampil
yang berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Sejalan dengan pernyataan di
atas, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan sejarah serta
mendidik siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan peduli terhadap
sejarah perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran IPS SD
Hidayati dkk (2008) menjelaskan bahwa IPS merupakan ilmu yang terdiri
dari disiplin-disiplin ilmu sosial sehingga IPS mempunyai ciri-ciri khusus atau
karakteristik yang berbeda dengan bidang studi yang lainnya. Karakteristik IPS
dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
1. Materi IPS.
Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di
masyarakat. Terdapat 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a. segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara
dan dunia dengan berbagai permasalahannya;
b. kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan , keagamaan,
produksi, komunikasi, transportasi;
c. lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai
yang terjauh;
36
d. kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang
dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang
tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar;
e. anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makan, pakaian,
permainan, keluarga.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber
materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-
teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan
sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat. Pada
penelitian ini, materi yang menjadi sumber bahan ajar adalah kehidupan masa
lampau yaitu mengenai penjajahan Belanda dan Jepang.
2. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS.
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan
pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini
disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum”
Mukminan (dalam Hidayati, dkk 2008:1-27). Tipe kurikulum tersebut, didasarkan
pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep
yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya
secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari
lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk
menghadapai unsur-unsur dunia yang lebih luas. Penyampaian pengajaran IPS
pada penelitian ini pertama-tama memberikan pengenalan terhadap lokasi
37
bersejarah mengenai penjajahan Belanda dan Jepang yang ada di sekitar siswa
yaitu gedung lawang sewu kemudian menjelaskan secara spesifik tentang
penjajahan Belanda dan Jepang.
2.1.4.3 Kurikulum IPS SD (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Dalam Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD memuat 8
mata pelajaran ditambah muatan lokal, yang diantaranya terdapat mata pelajaran
IPS. (Standar Nasional Pendidikan)
Menurut Sardjiyo, dkk (2014), kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar
anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya;
b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Materi pelajaran IPS SD merupakan keterpaduan antara materi geografi,
sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Pelajaran IPS SD pada kelas 1 – 3 dilaksanakan
melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas 4 – 6 dilaksanakan melalui
pendekatan pelajaran.
38
Kurikulum IPS tahun 2006 cukup simpel, karena hanya menekankan pada
ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipersyaratkan.
Hal ini memberikan peluang pada guru sebagai pengembang kurikulum untuk
berkreasi dalam pembelajaran IPS yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang menjadi bahan penelitian adalah Standar Kompetensi 2. menghargai
peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankaan kemerdekaan Indonesia. Serta Kompetensi Dasar 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan
Jepang.
2.1.4.4 Evaluasi Pembelajaran IPS SD
Menurut Raka Joni (dalam Siregar, dkk., 2011) evaluasi adalah proses
mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan pertimbangan pada
patokan-patokan tertentu. Patokan-patokan tersebut mengandung pengertian baik-
tidak baik, memadai-tidak memadai, memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat,
dengan perkataan lain menggunakan value judgement.
Sedangkan menurut Kartikasari (2013), evaluasi dalam pembelajaran IPS
memiliki pengertian penilaian progam, proses dan hasil pembelajaran IPS.
Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus
menerus sesuai dengan keterlaksanaan pembelajarannya. Evaluasi seperti ini
merupakan barometer atau pengecekan apakah proses yang berlangsung itu dapat
diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar penguasaan atau
pemahaman peserta didik. Evaluasi pembelajaran IPS pada setiap jenjang
39
memiliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa.
Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan
pendekatan secara terpadu. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat
perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi
pendidikan IPS di Sekolah Dasar disajikan secara tematik dengan mengambil
tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa. Demikian juga halnya tema-tema
sosial yang dikaji berangkat dari fenomena fenomena serta aktivitas sosial yang
terjadi di sekitar siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan
proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman
tentang karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertian dan tujuan
pendidikan IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta
disiplin-disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.
Dengan demikian evaluasi dalam penelitian ini disesuaikan dengan
karakteristik perkembangan anak sesuai dengan tingkat pemahaman anak yaitu
pembelajaran pada kelas V SD yang merupakan pada taraf berpikir abstrak
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada materi yang menjadi penelitian
yaitu materi “Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia”.
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (dalam Rusman, 2014) pembelajaran kooperatif
menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Hal ini
membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang
tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan hal tersebut,
40
pendidikan diharapkan mampu mengkondisikan, dan memberikan dorongan untuk
dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan
aktivitas serta daya cipta (kreativitas).
Suasana pembelajaran kooperatif, disamping proses belajarnya
berlangsung lebih efektif, juga akan terbina nilai-nilai lain yang sesuai dengan
tujuan IPS, yaitu nilai gotong royong, kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan
menerima dan memberi, dan tanggung jawab, baik dirinya maupun terhadap
anggota kelompok. Dalam kelompok belajar tersebut, sikap, nilai dan moral akan
dikembangkan secara mendasar. Hasan (dalam Solihatin & Raharjo, 2011)
Berdasarkan urian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif adalah model yang menempatkan siswa bekerja dalam
kelompok, dimana akan terjadi pertukaran ide dan gagasan sehingga mencapai
hasil yang optimal dalam belajar. Sementara pada penelitian ini jenis model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif Students
Teams Achievment Division.
2.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Students Teams Achievment Divison
(STAD)
Ada beberapa model dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah
model students teams achievment divison (STAD). Menurut Slavin (dalam
Rusman, 2014), STAD merupakan model yang mudah untuk diadaptasi, telah
digunakan dalam banyak mata pelajaran, seperti matematika, IPA, IPS, teknik dan
banyak subjek lainnya pada jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
41
Menurut Rusman (2014) model STAD dalam pelaksanaannya mula-mula
siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan emapat orang yang beragam
kemampuannya, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran
dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok
itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa menjalani kuis
perseorangan tentang materi yang diajarkan. Nilai akumulasi yang diperoleh siswa
akan dijumlahkan secara berkelompok, nilai yang diperoleh tersebut digunakan
untuk menentukan predikat maupun hadiah sesuai dengan pencapaian prestasi
kelompok.
Selanjutnya Slavin (dalam Rusman, 2014) mengatakan bahwa gagasan
utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika
siswa menginginkan suatu hadiah, maka mereka harus membantu teman
sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Pada model ini mereka harus
mendorong teman mereka untuk melakukan yang terbaik.
Dari uraian pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa STAD
merupakan model pembelajaran yang kooperatif dalam kelompok yang dapat
menstimulasi motivasi siswa dalam belajar melalui kegiatan pembelajaran yang
menuntut kerja sama dan pemerolehan hasil belajar yang optimal melalui
pengerjaan soal kuis untuk memperoleh penghargaan dari hasil yang diperoleh.
42
2.1.5.1.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Students Teams Achievment
Divison (STAD)
Berikut merupakan langkah-langkah pembelajaran model student teams
achievment divison (STAD) menurut Rusman (2014:215).
1. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya
terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heteroginitas (keragaman) kelas
dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik.
3. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya
pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat
belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu
oleh media, demonstrasi, pertanyaan, atau masalah nyata yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan
yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan
serta cara-cara mengerjakannya.
4. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan
lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim
43
bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan
bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5. Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi
yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak
dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara
individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar
tersebut. Guru menetapkan batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya
60,75,84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
6. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas
keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan
tahapan-tahapan berikut:
a. Menghitung skor individu
Menurut Slavin (dalam Rusman, 2014), untuk menghitung
perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel
2.1 sebagai berikut:
44
Tabel 2.1
Penghitungan perkembangan skor individu
No. Nilai Tes Skor
Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin
2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin
3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin
4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
5. Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan skor dasar) 30 poin
b. Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan
anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor
perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah
anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan
kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam tabel 2.2
Tabel 2.2
Penghitungan perkembangan skor kelompok
No. Rata-rata Skor Kualifikasi
1. 0 < N < 5 -
2. 6 < N < 15 Tim yang baik (good team)
3. 16 < N < 20 Tim yang baik sekali (great team)
4. 21 < N < 30 Tim yang istimewa (super team)
c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru
memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok
sesuai dengan prestasinya.
45
Pembelajaran dengan model student teams achievment division merupakan
model pembelajaran kooperatif yang memotivasi peserta didik dalam memperoleh
hasil belajar dengan langkah langkah mulai dari penyampaian tujuan dan
motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim,
kuis, dan penghargaan prestasi tim.
2.1.5.1.2 Kelebihan Pembelajaran Model Students Teams Achievment Divison
(STAD)
Kelebihan menggunakan model pembelajaran STAD antara lain adalah
kerja sama yang terbentuk dalam kelompok dalam proses belajar. Menurut
Hamiyah & Jauhar (2014) pendekatan kelompok kadang-kadang perlu dilakukan.
Hal ini dikarenakan anak didik adalah jenis makhluk yang berkecenderungan
untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok, rasa sosial anak didik
diharapkan mampu dikembangkan. Anak didik yang dibiasakan hidup bersama
dan bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya memiliki
kekurangan dan kelebihan, sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain.
Persaingan positif pun terjadi di kelas untuk mencapai prestasi belajar yang
optimal. Dengan begitu, anak didik diharapkan bisa menjadi lebih aktif, kreatif,
dan mandiri.
Sementara menurut Slavin (dalam Rusman,2014) mengatakan bahwa
gagasan utama pembelajaran STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong
dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.
Jika siswa ingin mendapatkan hadiah kelompok, mereka harus membantu satu
sama lain untuk mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong
46
teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma
bahwa belajar itu penting dan menyenangkan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kelebihan model pembelajarn
STAD adalah memeberi kesempatan peserta didik untuk bekerja dalam kelompok
yang dapat menciptakan motivasi dan persaingan positif dalam belajar, serta
memacu siswa agar saling mendorong untuk belajar dan termotivasi untuk
mendapat penghargaan atas prestasi kelompok.
2.1.5.1.3 Kekurangan Pembelajaran Model Students Teams Achievment Divison
(STAD) dan solusinya.
Model pembelajaran students teams achievment division adalah model
yang menekankan pada belajar dalam kelompok serta pemerolehan hasil
kelompok. Tahap belajar dalam kelompok merupakan tahap penting dimana siswa
berdiskusi serta menggali informasi dari pokok bahasan materi. Hal ini harus
dimanfaatkan secara optimal oleh guru sehingga hasil pemerolehan kelompok dan
hasil belajar mendapatkan hasil yang optimal. Jika pengawasan dan kontrol guru
pada kegiatan belajar dalam kelompok kurang maksimal, maka yang terjadi pada
kegiatan belajar dalam kelompok tidak akan kondusif dan tujuan pembelajaran
tidak akan maksimal. Sementara Isjoni (2010:62) mengatakan bahwa model ini
memerlukan kemampuan khusus dari guru. Guru dituntut sebagai fasilitator,
mediator, motivator dan evaluator.
Solusi dari kekurangan pembelajaran model ini adalah pengawasan dan
kontrol guru harus dimaksimalkan dengan baik dengan melakukan pembimbingan
dalam kelompok untuk memastikan kegiatan belajar dalam kelompok dapat
47
maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Serta guru
senantiasa meningkatkan mutu utamanya dalam penggunaan model pembelajaran
yang variatif sehingga fungsi dari guru sebagai fasilitator, mediator, motivator dan
evaluator dapat berjalan dengan optimal.
2.1.5.2 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
2.1.5.2.1 Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Ide
dari teori ini adalah peserta didik aktif membangun pengetahuannya sendiri. Otak
peserta didik dianggap sebagai mediator yang menerima masukkan dari dunia luar
dan menentukan apa yang akan dipelajarinya. Pandangan konstruktivis tentang
pembelajaran adalah peserta didik diberi kesempatan memilih dan menggunakan
model belajar sendiri dalam belajar dan guru membimbing peserta didik ke
tingkat pengetahuan yang lebih tingi. Selain itu peserta didik diberi kesempatan
untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai
tujuan belajar.
Menurut Piaget (Depdiknas, 2004:21), Faktor utama yang mendorong
perkembangan kognitif seseorang adalah motivasi atau daya dari diri si individu
sendiri untuk mau belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas, teori Piaget sangat mendukung pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teori Piaget memandang penting
dibentuknya kelompok belajar sehingga setiap anak memiliki rasa tanggung jawab
48
dan merasa adanya saling ketergantungan secara positif karena setiap anggota
memiliki peran serta dalam mencapai keberhasilan kelompoknya.
2.1.5.2.2 Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut Piaget (dalam Suyono, 2012: 83) setiap anak mengembangkan
kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir anak
merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual, dari
konkret menuju abstrak. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Tahap Sensori Motor (lahir-2 tahun)
Pada tahap ini mereka mengandalkan kemampuan sensorik dan motorik. Anak
mulai memahami bahwa perilaku tertentu menimbulkan akibat tertentu pula
bagi dirinya.
2) Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya pada
persepsinya tentang realitas sangatlah menonjol. Dengan adanya
perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun mampu mengingat banyak hal
tentang lingkungannya.
3) Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk
memecahkan masalah kongkrit.
4) Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai
ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan
49
masalah. Sehingga pada tahap ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan
sistematis, secara proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar.
Dengan demikian penerapan pada model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual dalam proses pembelajaran adalah guru
dalam memberikan lembar kerja kelompok sebagai bahan diskusi kelompok
dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa. Pada tahap ini berkembang
daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah kongkrit melalui
diskusi dalam kelompok.
2.1.5.2.3 Teori Belajar Behaviorisme
Aliran ini disebut dengan behaviorisme karena sangat menekankan
kepada perlunya perilaku (behavior) yang dapat diamati. Ada beberapa ciri dari
rumpun teori ini menurut Suyono (2012: 58) yaitu: (1) mengutamakan unsur-
unsur atau bagian-bagian kecil, (2) bersifat mekanistis, (3) menekankan peranan
lingkungan, (4) mementingkan pembentukan respon, dan (5) menekankan
pentingnya latihan.
Teori behaviorisme ini relatif sederhana dan mudah dipahami karena
hanya berkisar sekitar perilaku yang dapat diamati dan dapat menggambarkan
beberapa macam hukum perilaku. Behaviorisme sering diterapkan oleh guru yang
menyukai pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment) terhadap
perilaku siswa.
Teori ini mendukung pembelajaran dengan model students teams
achievment division berbantuan media audiovisual karena dengan media
audiovisual siswa dirangsang untuk mengorganisasikan pikirannya sehingga siswa
50
mampu menyampaikan hasil menyimaknya dengan baik. Proses belajar dalam
kelompok untuk berdiskusi memberikan kesempatan siswa untuk saling
bekerjasama menjalankan peran dalam berkelompok. Siswa belajar dengan
lingkungan, yaitu teman atau pasangannya. Selain itu, pada pembelajaran ini
diberikan reward sesuai pemerolehan kelompok untuk memacu motivasi siswa
untuk selalu belajar dan mendapatkan nilai yang maksimal
2.1.6 Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2011:3), kata media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Gerlach & Ely
(dalam Arsyad, 2013) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian, yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Sementara Sanjaya (dalam Hamiyah & Jauhar, 2014) mengatakan media
pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan
perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan hanya
berupa alat atau bahan saja, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar,
atau kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses
belajar pada siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media sebagai
penunjang pembelajaran berupa media audiovisual.
51
2.1.6.1 Media Pembelajaran Audiovisual
Menurut Hamiyah & Jauhar (2014), media audiovisual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik karena mencakup kedua jenis media. Media ini dibagi ke dalam:
1. audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara;
2. audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.
Ini juga dapat dibagi menjadi:
1. audiovisual murni, yaitu unsur suara dan unsur gambar yang berasal dari
suatu sumber seperti video-cassette;
2. audiovisual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambar yang berasal
dari sumber yang berbeda, misalnya, film bingkai suara yang unsur
gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber
dari tape recorder.
Dapat disimpulkan bahwa media audiovisual adalah media yang
menggunakan unsur suara dan gambar untuk menyampaikan informasi kepada
peserta didik. Peneliti menggunakan audiovisual gerak murni berupa video
karena praktis dalam penggunaan dan siswa mudah untuk menerima informasi
dari tayangan video.
52
2.1.7 Implementasi Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
Berdasarkan landasan teori mengenai pelaksanaan model pembelajaran
students teams achievement division (STAD) dan pelaksanaan media audiovisual
maka dapat diimplementasikan pelaksanaannya sebagai berikut:
1. guru menyiapkan pembelajaran dan video pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang;
2. guru mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan, antara lain: liquid crystal
display, layar, pengeras suara dan video pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang;
3. menyampaikan tujuan pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang” kepada
siswa dan memberikan motivasi berupa berupa pengarahan tentang adanya
reward untuk kelompok sesuai hasil perolehan kelompok.;
4. mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5
siswa);
5. siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan media
audiovisual dengan sungguh-sungguh;
6. siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru;
7. guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu
tentang materi yang telah dipelajari;
8. setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-100;
53
9. guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok berupa sticker
bertuliskan juara sesuai pemerolehan kelompok.
2.2 Kajian Empiris
Menurut beberapa penelitian ditemukan bahwa model pembelajaran
students teams achievments division (STAD) dan penggunaan media audiovisual
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Hasil penelitian yang memperkuat
peneliti menerapkan model STAD adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh
Nugroho (2009: 109-112) dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berorientasi Keterampilan Proses” ISSN: 1693-1246. Hasil penelitian
menunjukkan dengan menggunakan STAD berorientasi keterampilan proses dapat
meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan adanya
peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata post tes dan aktivitas siswa.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Sunilawati (2013) dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar
Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD” Volume 3
Tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe STAD berdampak lebih baik secara
signifikan terhadap hasil belajar matematika dibandingkan dengan konvensional.
Terjadi interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan numerik dimana
ditemukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih sesuai untuk siswa
dengan kemampuan numerik tinggi namun sebaliknya terjadi terhadap model
pembelajaran konvensional.
54
Penelitian yang dilakukan oleh Junas (2009) dengan Judul “Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Topik Dampak Globalisasi melalui Cooperative Learning Tipe
STAD pada Siswa Kelas VI C SDN Percobaan Palangka Raya” Label Rt
372.83099 JUN m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator aktivitas
belajar meningkat sebesar 70,1 %. Indikator hasil belajar siswa pada siklus I
memiliki rata-rata 69,79 dan pada siklus II memiliki rata-rata 84,26 maka
diperoleh selisih tingkat keberhasilan untuk hasil belajar sebesar 14,47. Hasil
perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan hasil presentase keberhasilan
sebesar 20,73%.
Penelitian lainnya yang mendukung efektifitas STAD adalah penelitian
oleh Rahmawati, dkk. (2011) dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
Semester Ganjil TA 2011 Oleh 2012 MI Miftahul Hidayah Gogourung
Kademangan Blitar” Label Rs 372.35044 RAH p. Hasil penelitian menunjukkan
penerapan model STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV MI Miftahul Hidayah Gogourung Kademangan Blitar.
Penelitian oleh Marengkeng. 2015. Dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada
Siswa Kelas V SD Inpres Lahendong” Vol.3, No. 2 (2015), ISSN: 2337-8050.
Hasil menunjukkan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata 61,25 %,
sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada silkus II meningkat menjadi
83,75%. Dari hasil yang diperoleh berarti tujuan penelitian ini telah berhasil.
Berdasrkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
55
pembelajarankooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial
(IPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Inpres Lahendong.
Selanjutnya penelitian oleh Triyantani, dkk. 2014. Dengan judul
“Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Menggunakan Model STAD IPS
Kelas V di Sekolah Dasar” Vol 3, No 4 (2014). Berdasarkan data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik dan meningkatkan kemampuan pendidik
melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V di SDN 26
Jangkang.
Sementara penelitian yang memperkuat penggunaan media audiovisual
memperkuat peningkatan hasil belajar dilakukan oleh Swandani (2014: 62-68)
dengan judul “ Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Tematik (IPA) Kenampakan Matahari” Volume 1 Nomor 1. Pada
Penelitian ini hasil belajar siswa pada siklus I mengalami ketuntasan belajar
dengan presentase 51% dan pada siklus II presentasenya adalah 100%.
Sementara, penelitian mengenai pembelajaran kooperatif yang ditemukan
pada jurnal internasional adalah penelitian yang dilakukan oleh Alijanian. 2012.
Dengan judul “The Effect of Student Teams Achievement Division Technique on
English Achievement of Iranian EFL Learners” Vol. 2, No. 9, pp. 1971-1975,
September 2012. ISSN: 1799-2591. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan antara
dua kelas signifikan, dan kelompok eksperimen (menggunakan model STAD)
lebih unggul dari kelompok kontrol dalam hal prestasi belajar.
56
Tran. 2013. Dengan judul “Effects of Student Teams Achievement Division
(STAD) on Academic Achievement, and Attitudes of Grade 9th Secondary School
Students towards Mathematics” Volume 2, Issue Apr 2013, ISSN: 2305-3925.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD efektif dalam
meningkatkan tingkat prestasi akademik siswa, dan mempromosikan sikap positif
siswa terhadap matematika di tingkat sekolah menengah Vietnam.
Selanjutnya penelitian oleh Safari, dkk. (2015). Dengan judul “The Effect
of STAD Technique on the Idiom Learning of Low-Intermediate Institute
Language Learners” ISSN: 2329-0900. Penelitian menunjukkan kelompok STAD
menunjukkan hasil lebih baik pada pos-tes tentang idiom. Tidak ada perbedaan
yang signifikan antara nilai rata-rata dari pria dan wanita pada pos tes idiom
tersebut.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Data awal hasil penelitian yang dilakukan peneliti bekerjasama dengan tim
kolaborasi menemukan beberapa hal yang diindikasikan menjadi penyebab
rendahnya hasil belajar siswa kelas VA SDN Wonosari 03 pada mapel IPS.
Pelaksanaan pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 masih
bersifat teacher centered, peran siswa hanya menjawab pertanyaan ketika ada
pertanyaan dari guru atau menjawab soal latihan yang diberikan. Pelaksanaan
pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan bersifat monoton.
Peneliti menjumpai guru tidak menggunakan media pembelajaran sebagai
sarana penunjang dalam kegiatan pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN
Wonosari 03.
57
Berdasarkan data yang diperoleh dari guru menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa data nilai yang diperoleh yaitu sebanyak 28 siswa (71,7%) tidak
mencapai ketuntasan belajar (<65) pada mata pelajaran IPS. Selebihnya, hanya 11
siswa (28,2%) yang mencapai ketuntasan belajar (>65). Berdasarkan data tersebut
di atas, perlu proses perbaikan kualitas dalam proses pembelajaran IPS untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran students teams achievment divison (STAD) menuntut
siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok. Model pembelajaran STAD memberi
kesempatan peserta didik untuk bekerja dalam kelompok yang dapat menciptakan
motivasi dan persaingan positif dalam belajar, serta memacu siswa agar saling
mendorong untuk belajar dan termotivasi untuk mendapat penghargaan atas
prestasi kelompok . Ditunjang dengan media audiovisual yang digunakan untuk
menyampaikan materi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga
memunculkan motivasi, kreatifitas, kemandirian, dan meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VA SDN Wonosari 03 pada mapel IPS.
Mendasari pernyataan tersebut di atas, maka perlu penelitian tindakan
kelas mengenai permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru pada siswa kelas
VA SDN Wonosari 03, maka secara sederhana dapat digambarkan dalam
kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:
58
Skema alur kerangka berpikir
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Kondisi awal
1. Guru kurang mengoptimalkan media pembelajaran.
2. Guru cenderung menggunakan metode ceramah
3. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran tanpa media.
4. Hasil belajar siswa (71,7%) pada mapel IPS banyak masih dibawah KKM yakni 65.
Tindakan
dengan menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran students teams
achievment division (STAD) berbantuan media audiovisual. Langkah-langkah
pembelajaran yang diterapkan sebagai berikut:
1. guru menyiapkan pembelajaran dan video pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang;
2. guru mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan, antara lain: liquid crystal
display, layar, pengeras suara dan video pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang;
3. menyampaikan tujuan pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang” kepada
siswa dan memberikan motivasi berupa berupa pengarahan tentang adanya
reward untuk kelompok sesuai hasil perolehan kelompok.;
4. mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5
siswa);
5. siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan media
audiovisual dengan sungguh-sungguh;
6. siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru;
7. guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu
tentang materi yang telah dipelajari;
8. setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-100;
9. guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok berupa sticker bertuliskan juara sesuai pemerolehan kelompok.
Kondisi Akhir
1. Keterampilan guru meningkat dengan menggunakan model pembelajaran students teams
achievment division berbantuan media audiovisual dalam pembelajaran IPS.
2. Aktivitas siswa meningkat dalam pembelajaran IPS.
3. Hasil belajar siswa dalam pada mata pelajaran IPS meningkat.
59
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka dapat
dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Dengan menerapkan model pembelajaran
students teams achievment division (STAD) berbantuan media audiovisual dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SDN Wonosari 03 Kota Semarang.
60
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto
(2009:3) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Secara garis besar
ada empat tahapan dalam model penelitian tindakan yaitu: 1) perencanaan; 2)
pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi. (Arikunto, 2014:16).
Adapun model dan penjelasan untuk masing – masing tahap adalah sebagai
berikut:
Bagan 3.1 Tahap-Tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto dkk, 2014:16)
61
Penjelasan untuk tahapan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan (Planning)
Menurut Arikunto, dkk. (2014) menjelaskan dalam tahap perencanaan,
peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dan kapan, dimana, oleh siapa,
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal dilakukan secara
berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati
proses jalannya tindakan. Istilah ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini
dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas
pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan.
Dalam tahapan perencanaan ini, peneliti menentukan titik fokus peristiwa
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrumen pengamatan untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling
berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi
pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru peneliti, agar
pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola
dengan mudah.
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Arikunto, dkk. (2014) menjelaskan tahap ke-2 pada penelitian tindakan
adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam
tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah
62
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu
diperhatikan secara seksama agar sinkron.
Ketika mengajukan laporan penelitian, peneliti tidak melaporkan seperti
apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan. Oleh
karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua
kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian.
3.1.3 Pengamatan (Observing)
Pada tahap ke-3, yaitu pengamatan, Arikunto dkk (2014) mengatakan
bahwa kegiatan pengamatan tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan
karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
Kedua tahap tersebut dilakukan dalam waktu yang sama.
Guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan
“pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi
sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya.
3.1.4 Refleksi (Reflecting)
Arikunto dkk (2014) mengatakan tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari
bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana
sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
63
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi sama dengan
“memantul”, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca. Dalam hal ini,
guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja
mengamati kegiatannya dalam tindakan.
Ini adalah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan
siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah
berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata lain, guru pelaksana
sedang melakukan evaluasi diri. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai
pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan
terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali
melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan
hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal
yang masih perlu diperbaiki.
Peneliti mengkaji proses pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktivitas
siswa dan mengkaji ketercapaian indikator kinerja pada siklus satu. Selain itu,
peneliti juga mengkaji kekurangan proses pembelajaran dan membuat daftar
permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus satu. Kemudian tim
kolaborasi membuat tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya mengacu
pada siklus sebelumnya.
3.2 PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN
Penelitian tidakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan 2
pertemuan tiap siklus. Tahapan siklus tersebut adalah sebagai berikut:
64
3.2.1 Siklus Pertama
a. Perencanaan
1. Menelaah Kompetensi Dasar, materi pembelajaran serta menentukan
indikator dalam pembelajaran IPS pada materi “Perjuangan Melawan
Penjajah Belanda”
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario
pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan metode
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan
media audiovisual.
3. Menyiapkan sumber belajar berupa buku guru dan buku siswa serta media
berupa media audiovisual yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar
guru dan aktivitas siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
I. Kegiatan Awal
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut :
“Apakah yang kalian ketahui tentang perang Pasifik?”
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II. Kegiatan Inti
1. Guru mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar
siswa (4-5 siswa) (eksplorasi)
65
2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan
media audiovisual. (eksplorasi)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi)
4. Guru memberikan lembar kerja kelompok untuk bahan diskusi
kelompok. (eksplorasi)
5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh
guru. (elaborasi)
III. Kegiatan Penutup
1. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu
tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi)
2. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi)
3. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok.
4. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan
materi yang akan datang
c. Observasi
1. Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS
materi Perjuangan Melawan Penjajah Belanda dengan model
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan
media audiovisual .
2. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi
“Perjuangan Melawan Penjajah Belanda” dengan model pembelajaran
66
students teams achievement division (STAD) berbantuan media
audiovisual.
d. Refleksi
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama
4. Merencanakan tindak lanjut pembelajaran selanjutnya
3.2.2 Siklus Kedua
a. Perencanaan
1. Menelaah Kompetensi Dasar, materi pembelajaran serta menentukan
indikator dalam pembelajaran IPS pada materi “Perjuangan Melawan
Penjajahan Jepang”
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario
pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan
metode pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan media audiovisual.
3. Menyiapkan sumber belajar berupa buku guru dan buku siswa serta
media berupa media audiovisual yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan Lembar Kerja Siswa.
5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar
guru dan aktivitas siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
I. Kegiatan Awal
1. Salam, berdoa, presensi.
67
2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut :
“Apakah yang kalian ketahui tentang perang Pasifik?”
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II. Kegiatan Inti
1. Guru mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar
siswa (4-5 siswa). (eksplorasi)
2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan
media audiovisual. (eksplorasi)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi)
4. Guru memberikan lembar kerja kelompok untuk bahan diskusi
kelompok. (eksplorasi)
5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh
guru. (elaborasi)
III. Kegiatan Penutup
1. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu
tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi)
2. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi)
3. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok.
4. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan
materi yang akan datang.
68
c. Observasi
1. Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS
materi “Perjuangan Melawan Penjajah Jepang” dengan model
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan
media audiovisual.
2. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi
Perjuangan Melawan Penjajah Jepang dengan model pembelajaran
students teams achievement division (STAD) berbantuan media
audiovisual.
d. Refleksi
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama.
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama.
4. Merencanakan tindak lanjut pembelajaran selanjutnya.
5. Mengevaluasi pelaksanaan siklus kedua. Apabila sudah berhasil,
penelitian dihentikan.
3.3 SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VA sebanyak 39 siswa
terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang pada
semester genap tahun ajaran 2014/2015.
69
3.4 VARIABEL PENELITIAN/FAKTOR YANG DISELIDIKI
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. keterampilan guru mengajar dalam pembelajaran pembelajaran IPS dengan
model pembelajaran students teams achievment division berbantuan media
audiovisual;
2. aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model pembelajaran students
teams achievment division berbantuan media audiovisual;
3. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan model pembelajaran
students teams achievment division berbantuan media audiovisual.
3.5 DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA
3.5.1 Sumber Data
3.5.1.1 Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari siswa kelas VA SDN Wonosari 3
berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan
melalui pelaksanaan observasi secara sistematik yang mencakup aktivitas siswa di
kelas selama siklus pertama sampai siklus ketiga yang termuat di lembar
observasi dan hasil evaluasi pada setiap proses pembelajaran.
3.5.1.2 Guru
Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru pada
saat pembelajaran IPS di kelas berlangsung selama siklus pertama sampai siklus
ketiga.
70
3.5.1.3 Data Dokumen
Data dokumen diperoleh dari data hasil belajar awal siswa serta hasil
observasi selama proses pembelajaran sebelum diberikan tindakan berupa
penerapan model pembelajaran model pembelajaran students teams achievement
division (STAD) berbantuan media audiovisual.
3.5.1.4 Catatan Lapangan
Selain beberapa sumber data yang telah ada, peneliti juga menggunakan
sumber data yaitu berupa catatan lapangan. Catatan lapangan berupa catatan
selama proses pembelajaran yaitu meliputi data keterampilan guru dan aktivitas
siswa.
3.5.2 Jenis data
3.5.2.1 Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut
(Herrhyanto dan Aqib, 2008). Data kualitatif merupakan deskripsi dari
pelaksanaan pembelajaran IPS kelas V menggunakan model pembelajaran
students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual
diperoleh dari lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, serta catatan
lapangan.
3.5.2.2 Data Kuantitatif
Data Kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan (Herrhyanto dan
Aqib, 2008). Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa tes mapel
IPS yang diperoleh siswa.
71
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
3.5.3.1 Teknik Non Tes
Teknik Non tes yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
yaitu:
3.5.3.1.1 Observasi
Menurut Musfiqon (2012), observasi adalah kegiatan pengumpulan data
melalui pengamatan atas gejala, fenomena, dan fakta empiris yang terkait dengan
masalah penelitian. Dalam kegiatan observasi peneliti bisa membawa check list,
rating scale, atau catatan berkala sebagai instrumen observasi. Sehingga dalam
kegiatan observasi ada pencatatan melalui check list yang telah disusun peneliti.
Sementara menurut (Arikunto, 2009:30) observasi atau pengamatan yaitu
pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang dilakukan secara teliti dan
melakukan pencatatan secara sistematis.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa
dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS kelas V melalui model
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media
audiovisual selama pelaksanaan tindakan dalam penelitian berlangsung.
3.5.3.1.2 Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada saat pembelajaran IPS kelas V melalui model pembelajaran students teams
achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual. Catatan lapangan
dalam penelitian ini berisi catatan dari observer yang berisi tentang jalannya
proses pembelajaran. Hal-hal yang muncul dalam proses pembelajaran IPS berupa
72
data keterampilan guru dan aktivitas siswa dari awal sampai akhir dituliskan
dalam catatan lapangan yang berguna untuk memperkuat data. Catatan lapangan
tersebut bertujuan untuk melihat perkembangan tindakan, membantu peneliti
menemukan kesulitan dan melakukan refleksi.
3.5.3.1.3 Dokumentasi
Menurut Musfiqon (2012:131), dokumen adalah kumpulan fakta dan data
yang tersimpan dalam bentuk teks atau artefak.
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menganalisis data dokumen, baik tertulis, gambar, maupun dalam bentuk
elektronik. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahuai
kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan hasil evaluasi kegiatan
belajar mengajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V melalui model
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media
audiovisual dengan mendokumentasikan proses pembelajaran berupa foto, dan
rekaman video pelaksanaan penelitian.
3.5.3.1.4 Wawancara
Menurut Musfiqon (2012), pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara dilakukan untuk mencari data tentang pemikiran, konsep atau
pengalaman mendalam dari informan.
Melalui wawancara, peneliti mendapatkan informasi yang lebih mendalam
melalui pendapat ataupun pandangan melalui kolaborator dalam pembelajaran IPS
kelas VA melalui model pembelajaran students teams achievement division
(STAD) berbantuan media audiovisual.
73
3.5.3.1.5 Kuesionoer (Angket)
Menurut Iskandar (dalam Musfiqon, 2012), kuesioner adalah seperangkat
pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis, dan objektif untuk menerangkan
pengumpulan data berisi daftar pertanyaan yang disusunsecara sistematis untuk
direspons oleh sumber data, yaitu responden.
Melalui kuesioner (angket) peneliti mendapatkan data yang bersumber dari
responden yaitu selurus siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Semarang meliputi
pendapat tentang pembelajaran IPS dengan model pembelajaran students teams
achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual.
3.5.3.2 Teknik Tes
Poerwanti dkk (2008: 4.3), menjelaskan tes diartikan sebagai himpunan
pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus
dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan
tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes. Dalam penelitian ini,
tes dilakukan pada setiap akhir pertemuan berupa tes tertulis. Tes dilaksanakan
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan data hasil belajar pembelajaran
IPS kelas V melalui model pembelajaran students teams achievement division
(STAD) berbantuan media audiovisual.
3.5.4 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Teknik
kualitatif digunakan untuk menggambarkan keterlaksanaan rencana tindakan,
menggambarkan pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan peran aktif
74
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan
untuk menganalisis pencapaian belajar atau prestasi belajar siswa.
3.5.4.1 Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi proses pembelajaran,
ketrampilan guru dan catatan lapangan dalam pembelajaran IPS dengan materi
“Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia” dengan model
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media
audiovisual.
Adapun data ketrampilan guru dan aktivitas siswa dianalisis berdasarkan
kriteria/kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang berdasarkan skor yang telah
ditetapkan.
Menurut Poerwanti dkk (2008: 6.9) untuk mengolah data skor dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Menentukan skor terendah
2. Menentukan skor tertinggi
3. Mencari median
Untuk menentukan median, digunakan rumus:
Median =
4. Membagi rentan nilai menjadi 4 katagori yaitu sangat baik, baik, cukup dan
kurang)
75
Kemudian setelah langkah kita tentukan kita dapat menghitung
data skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n= (T- R)+1
Keterangan:
R= skor terendah
T= skor tertinggi
n= banyaknya skor
Menurut Herryanto dan Hamid (2008: 6.4-6.5), untuk menentukan
kuartil digunakan rumus sebagai berikut:
1. Q1= kuartil pertama
Letak Q1=
( n +2 ) untuk data genap atau Q1 =
( n +1 ) untuk data
ganjil.
2. Q2= median
Letak Q2=
( n+1 ) untuk data ganjil atau genap
3. Q3= kuartil ketiga
Letak Q3=
(3n +2 ) untuk data genap atau Q3 =
(n + 1) untuk data
ganjil
Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam
tabel kriteria ketuntasan data kualitatif sebagai berikut.
76
Tabel 3.1
Tabel Kriteria Penilaian Data Kualitatif
Skala Penilaian Kategori Penilaian
Q3 ≤ skor ≤ T Sangat Baik
Q2 ≤ skor < Q3 Baik
Q1 ≤ skor < Q2 Cukup
R ≤ skor < Q1 Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Dari hasil perhitungan yang dipaparkan, maka didapatkan
klasifikasi tingkatan nilai pada aktivitas siswa dan keterampilan guru
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Skor Keterampilan Guru
Skala Penilaian Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5 Baik
11,5 ≤ skor < 23 Cukup
0 ≤ skor < 11,5 Kurang
Tabel 3.3 Kriteria Skor Aktivitas Siswa
Skala Penilaian Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5 Baik
11,5 ≤ skor < 23 Cukup
0 ≤ skor < 11,5 Kurang
3.5.4.2 Data Kuantitatif
Data kuantitatif menurut Herrhyanto (2008:1.3) adalah data yang
berbentuk bilangan.
77
1. Menentukan mean atau rerata kelas
Data diperoleh dari hasil belajar yaitu dari ranah kognitif, dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean
atau rata-rata. Menurut Herrhyanto & Aqib (2010:4.3), peneliti
menjumlahkan semua nilai siswa kemudian membagi dengan jumlah siswa di
kelas tersebut. Rumus untuk memperoleh nilai rata-rata adalah dengan cara
sebagai berikut:
∑
∑
Keterangan :
= nilai rata-rata
∑Xi = jumlah semua nilai siswa
∑Ni = jumlah siswa
2. Menyajikan rata-rata hasil belajar dalam persentase
Selanjutnya peneliti menyajikan data nilai rata-rata hasil belajar siswa
dalam bentuk persentase. Rumus persentase ( tersebut adalah sebagai
berikut:
∑
∑
(Aqib,2010:40-41)
Setelah mendapatkan persentase hasil belajar siswa, peneliti
memerlukan kriteria untuk menyatakan tingkat keberhasilan siswa dalam
%.
78
Tabel 3.4 Tingkat Keberhasilan
Tingkat Keberhasilan (%) Kualifikasi
>80 % Sangat tinggi
60-79 % Tinggi
40-59 % Sedang
20-39 % Rendah
< 20 % Sangat rendah
(Aqib, 2010:41)
Hasil perhitungan yang didapat dikonversikan dengan kriteria
ketuntasan minimal mata pelajaran IPS yang ada di kelas VA SDNegeri
Wonosari 03 yaitu 65.
Pengelompokkan hasil belajar siswa mencakup dua kategori yaitu
tuntas dan belum tuntas.
Tabel 3.5 KKM Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Wonosari 03
Kriteria Kualifikasi
>65 Tuntas
<65 Belum Tuntas
3.6 INDIKATOR KEBERHASILAN
Melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan media Audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
kelas VA SDN Wonosari 03 dengan indikator:
1. ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media
audiovisual meningkat dengan skala penilaian sekurang-kurangnya baik;
79
2. aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran
model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan
media audiovisual meningkat dengan skala penilaian sekurang-kurangnya
baik;
3. 80% siswa kelas VA SDN Wonosari 03 mengalami ketuntasan belajar
individual sebesar ≥ 65.
151
151
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS kelas VA SDN
Wonosari 03 Kota Semarang dengan menerapkan model pembelajaran students
teams achievment division berbantuan media audiovisual kompetensi dasar 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. terjadi peningkatan keterampilan guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran
IPS siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang dengan menerapkan
model students teams achievement division;
2. terjadi peningkatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran IPS dengan menerapkan model students teams achievement
division berbantuan media audiovisual di SDN Wonosari 03 Kota Semarang;
3. terjadi peningkatan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN
Wonosari 03 Kota Semarang dengan media audiovisual;
4. terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal yang telah diterapkan dengan menerapkan model STAD
berbantuan media audiovisual pada pembelajaran IPS pada siswa kelas VA
SDN Wonosari 03 Kota Semarang.
152
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis tindakan yang
menyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran students teams
achievment division berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang
terbukti.
5.2 SARAN
Model students teams achievement division berbantuan media audiovisual
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS kompetensi dasar 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang, sehingga
dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Selain itu, dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi guru kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang untuk
menggunakan model dan media yang bervariatif dalam pembelajaran IPS. Hasil
penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang pendidikan sekolah dasar.
Sesuai dengan hasil penelitian tindakan kelas dalam dalam pembelajaran
IPS kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang dengan menerapkan model
pembelajaran students teams achievment division berbantuan media audiovisual,
maka peneliti dapat memberikan saran antara lain:
1. dalam proses pembelajaran IPS, guru seharusnya selalu berusaha menerapkan
model pembelajaran yang inovatif;
153
2. dalam proses pembelajaran IPS, guru seharusnya selalu berusaha menerapkan
model students teams achievement division dan media audiovisual;
3. dalam proses pembelajaran IPS, guru seharusnya selalu berusaha
menggunakan media pembelajaran yang inovatif;
4. siswa hendaknya selalu tetap rajin belajar agar hasil belajar yang diperoleh
mencapai KKM yang telah ditetapkan dapat dipertahankan dan dapat
ditingkatkan.
154
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali
Anitah, Sri., dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
_______.2010. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata
Pelajaran IPS. Jakarta: Depdiknas Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum.
Hamiyah, Nur., dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar
di Kelas. Jakarta: Prestasi Putrakaraya
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Herrhyanto, Nar,. dan Akib Hamid. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas
Terbuka
Hidayati., dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta :
Dirjendikti Depdiknas
Kartika, Claudia. “Makalah Evaluasi dalam Pembelajaran IPS”. 28 Juni
2015. http://clautikaa.blogspot.com/2014/09/makalah-evaluasi-
dalam-pembelajaran-ips.html
Musfiqon. 2012 . Metodologi Penelitian . Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Poerwanti, Endang,.dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta :
Dirjen Dikti
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo
Persada
155
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung :
Rosda.
Sardjiyo. 2014. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Siregar, Eveline., dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2011. Cooperatif Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sisdiknas, 2012. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas. Bandung: Citra Umbara
Ehsan Alijanian. 2012. The Effect of Student Teams Achievement Division
Technique on English Achievement of Iranian EFL Learners. Vol. 2,
No. 9, pp. 1971-1975, September 2012. ISSN: 1799-2591. University
of Isfahan, Isfahan, Iran
Junas, Penyang T. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Topik Dampak
Globalisasi melalui Cooperative Learning Tipe STAD pada Siswa
Kelas VI C SDN Percobaan Palangka Raya. Label Rt 372.83099
JUN m. Universitas Negeri Malang: S2 Studi Pendidikan Geografi.
Marengkeng, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V
SD Inpres Lahendong. Vol.3, No. 2, (2015), ISSN: 2337-8050.
Universitas Negeri Manado: Fakultas Ilmu Pendidikan
Nugroho, Hartono, dkk.2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berorientasi Keterampilan Proses. ISSN: 1693-1246.
Universitas Negeri Semarang: Jurusan Fisika
Rahmawati, dkk. 2011. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
Semester Ganjil TA 2011 Oleh 2012 MI Miftahul Hidayah
Gogourung Kademangan Blitar. Label Rs 372.35044 RAH p.
Universitas Negeri Malang: S1 Jurusan Teknologi Pendidikan
156
Safari, Shoukoufeh., dkk. 2015. The Effect of STAD Technique on the
Idiom Learning of Low-Intermediate Institute Language Learners.
ISSN: 2329-0900. Department of English Language, Sari Branch,
Islamic Azad University, Sari, Iran
Sunilawati, Dantes., dkk. 2013, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari
Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD. Vol. 3 Tahun 2013.
Universitas Pendidikan Ganesha: Pendidikan Dasar, Program
Pascasarjana
Swandani. Thesa Carera. 2014. Penggunaan Media Audio Visual untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Tematik (IPA) Kenampakan Matahari.
Volume 1 Nomor 1. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Triyantani, Elin., dkk. 2015. Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Menggunakan Model STAD IPS Kelas V di Sekolah Dasar. Vol 3,
No 4 (2014). Universitas Tanjung Pura: Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
Tran, Van Dat. 2013. Effects of Student Teams Achievement Division
(STAD) on Academic Achievement, and Attitudes of Grade 9th
Secondary School Students towards Mathematics. Volume 2, Issue
Apr 2013, ISSN: 2305-3925. La Trobe University, Faculty of
Education, Australia.
_____.2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Sekretariat Negara:
Jakarta
157
LAMPIRAN - LAMPIRAN
158
Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD)
Berbantuan Media Audiovisual Kelas VA SDN Wonosari 03
Keterampilan Guru
dalam Pembelajaran
IPS
Langkah-Langkah
Model Pembelajaran
Students Teams
Achievement Division
(STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Indikator Keterampilan Guru
dalam Pembelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
1. Keterampilan
membuka pelajaran
2. Keterampilan
menjelaskan
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan
memberip penguatan
5. Keterampilan
mengadakan variasi
6. ketrampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil
7. Keterampilan
mengelola kelas
8. Keterampilan
mengajar kelompok
kecil dan perorangan
9. Keterampilan
menutup pelajaran
1. Guru menyiapkan
pembelajaran dan
video pembelajaran
“Penjajahan Belanda
dan Jepang;
2. Guru mempersiapkan
perlengkapan yang
diperlukan, antara
lain: liquid crystal
display, layar,
pengeras suara dan
video pembelajaran
“Penjajahan Belanda
dan Jepang;
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
“Penjajahan Belanda
dan Jepang” kepada
siswa dan
memberikan motivasi
berupa berupa
pengarahan tentang
1. Mengkondisikan siswa agar
siap dan termotivasi dalam
mengikuti pelajaran dengan
meminta anak untuk
menyiapkan diri masuk ke
dalam kelas dan
memperhatikan guru.
(keterampilan membuka
pelajaran).
2. Melakukan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab
(keterampilan membuka
pelajaran).
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang
“Penjajahan Belanda dan
Jepang” (keterampilan
membuka pelajaran).
4. Membimbing siswa untuk
membentuk kelompok
belajar siswa (keterampilan
mengajar kelompok kecil
Lampiran 1
159
Keterampilan Guru
dalam Pembelajaran
IPS
Langkah-Langkah
Model Pembelajaran
Students Teams
Achievement Division
(STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Indikator Keterampilan Guru
dalam Pembelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
adanya reward untuk
kelompok sesuai hasil
perolehan kelompok.;
4. Mengkondisikan
siswa dengan
membentuk kelompok
belajar siswa (4-5
siswa);
5. Siswa memperhatikan
penjelasan materi oleh
guru dengan bantuan
media audiovisual
dengan sungguh-
sungguh;
6. Siswa berdiskusi
dalam tim mengenai
pekerjaan yang
diberikan oleh guru;
7. Guru mengevaluasi
hasil belajar melalui
pemberian kuis secara
individu tentang
materi yang telah
dipelajari;
8. Setelah pelaksanaan
kuis, guru memeriksa
hasil kerja siswa dan
dan perorangan)
5. Menyampaikan materi
“Penjajahan Belanda dan
Jepang” dengan video
pembelajaran “Penjajahan
Belanda dan Jepang”
(keterampilan menjelaskan,
keterampilan mengadakan
variasi)
6. Membimbing siswa dalam
berdiskusi kelompok
(keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil).
7. Melakukan tanya jawab
kepada siswa tentang hasil
diskusi terhadap lembar
kerja kelompok yang telah
dilakukan siswa
(keterampilan bertanya).
8. Memberikan evaluasi kepada
siswa berupa kuis.
(keterampilan mengelola
kelas, mengadakan variasi)
9. Mengevaluasi hasil kerja
siswa dengan rentang angka
0-100 (keterampilan
menutup pelajaran)
160
Keterampilan Guru
dalam Pembelajaran
IPS
Langkah-Langkah
Model Pembelajaran
Students Teams
Achievement Division
(STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Indikator Keterampilan Guru
dalam Pembelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
diberikan angka
dengan rentang 0-100;
9. Guru memberikan
penghargaan atas
keberhasilan
kelompok berupa
sticker bertuliskan
juara sesuai
pemerolehan
kelompok.
10. Memberikan penghargaan
atas keberhasilan kelompok
dan memberikan penguatan
terhadap hasil kerja siswa
dengan mengumumkan hasil
pemerolehan kelompok dan
sticker juara. (keterampilan
memberi penguatan).
11. Menutup pelajaran
(keterampilan menutup
pelajaran).
161
Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD)
Berbantuan Media Audiovisual Kelas VA SDN Wonosari 03
Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran IPS
Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Indikator Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
1. Visual activities
2. Oral activities
3. Listening activities
4. Writing activities
5. Drawing activities
6. Motor activities
7. Mental activities
8. Emotional activites
1. Guru menyiapkan
pembelajaran dan media
audiovisual sesuai materi
2. Guru mempersiapkan
perlengkapan yang
diperlukan, antara lain:
liquid crystal display,
layar, pengeras suara dan
media audiovisual.
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa dan memberikan
motivasi.
4. Mengkondisikan siswa
dengan membentuk
kelompok belajar siswa
(4-5 siswa)
5. Siswa memperhatikan
penjelasan materi oleh
guru dengan bantuan
media audiovisual..
6. Siswa berdiskusi dalam
1. Mempersiapkan diri dalam
menerima pembelajaran
dengan masuk ke kelas
dan duduk di tempat
masing-masing.
(emotional activities);
2. Menanggapi apersepsi
sesuai dengan materi
dengan menjawab
pertanyaan guru (mental
activities);
3. Membentuk kelompok
belajar (4-5 siswa) (motor
activities);
4. Memperhatikan/menyimak
penjelasan dari guru
dengan seksama (listening
activities);
5. Memperhatikan tampilan
media audiovisual yang
disajikan oleh guru dengan
sungguh-sungguh (visual
Lampiran 2
162
Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran IPS
Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Indikator Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
tim mengenai pekerjaan
yang diberikan oleh guru.
7. Guru mengevaluasi hasil
belajar melalui pemberian
kuis secara individu
tentang materi yang telah
dipelajari.
8. Setelah pelaksanaan kuis,
guru memeriksa hasil
kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-
100.
9. Guru memberikan
penghargaan atas
keberhasilan kelompok
activities, listening
activities);
6. Melaksanakan kegiatan
belajar dan kerjasama
secara berkelompok
dengan model
pembelajaran Students
Teams Achievement
Division dengan akrif.
(oral, listening, and motor
activities activities);
7. Mengajukan dan
menjawab pertanyaan
tentang materi “Penjajahan
Belanda dan Jepang”
dengan guru. (oral
activities);
8. Menanggapi hasil diskusi
(oral activities dan mental
activities);
9. Mengerjakan soal kuis
yang diberikan guru secara
individu sebagai evaluasi
belajar dengan teliti. (oral
activities dan mental
activities);
10. Menerima penghargaan
163
Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran IPS
Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Indikator Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran
Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
atas keberhasilan
kelompok (emotional
activities);
11. Refleksi terhadap hasil
pembelajaran (oral
activities);
164
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS
Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD)
Berbantuan Media Audiovisual Kelas VA SDN Wonosari 03
NO VARIABEL INDIKATOR SUMBER
DATA
ALAT/
INSTRUMEN
1.
Keterampilan guru
dalam pembelajaran
IPS model
pembelajaran students
teams achievement
division (STAD)
berbantuan media
audiovisual
1. Mengkondisikan
siswa agar siap dan
termotivasi dalam
mengikuti pelajaran
dengan meminta anak
untuk menyiapkan
diri masuk ke dalam
kelas dan
memperhatikan guru.
(keterampilan
membuka pelajaran).
2. Melakukan apersepsi
dengan melakukan
tanya jawab
(keterampilan
membuka pelajaran).
3. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
tentang “Penjajahan
Belanda dan Jepang”
(keterampilan
membuka pelajaran).
4. Membimbing siswa
untuk membentuk
kelompok belajar
siswa (keterampilan
mengajar kelompok
1. Guru
2. Siswa
3. Foto
4. Catatan
Lapangan
1. Lembar Observasi
2. Catatan Lapangan
3. Wawancara
Lampiran 3
165
NO VARIABEL INDIKATOR SUMBER
DATA
ALAT/
INSTRUMEN
kecil dan perorangan)
5. Menyampaikan
materi “Penjajahan
Belanda dan Jepang”
dengan video
pembelajaran
“Penjajahan Belanda
dan Jepang”
(keterampilan
menjelaskan,
keterampilan
mengadakan variasi)
6. Membimbing siswa
dalam berdiskusi
kelompok
(keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil).
7. Melakukan tanya
jawab kepada siswa
tentang hasil diskusi
terhadap lembar kerja
kelompok yang telah
dilakukan siswa
(keterampilan
bertanya).
8. Memberikan evaluasi
kepada siswa berupa
kuis. (keterampilan
mengelola kelas,
mengadakan variasi)
166
NO VARIABEL INDIKATOR SUMBER
DATA
ALAT/
INSTRUMEN
9. Mengevaluasi hasil
kerja siswa dengan
rentang angka 0-100
(keterampilan
menutup pelajaran)
10. Memberikan
penghargaan atas
keberhasilan
kelompok dan
memberikan
penguatan terhadap
hasil kerja siswa
dengan
mengumumkan hasil
pemerolehan
kelompok dan sticker
juara. (keterampilan
memberi penguatan).
11. Menutup pelajaran
(keterampilan
menutup pelajaran).
2. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPS
model pembelajaran
students teams
achievement division
(STAD) berbantuan
media audiovisual
1.Mempersiapkan diri
dalam menerima
pembelajaran dengan
masuk ke kelas dan
duduk di tempat
masing-masing.
(emotional activities);
2.Menanggapi
apersepsi sesuai
dengan materi dengan
1. Siswa
2. Foto
3. Catatan
Lapangan
1. Lembar Observasi
2. Catatan Lapangan
3. Wawancara
167
NO VARIABEL INDIKATOR SUMBER
DATA
ALAT/
INSTRUMEN
menjawab pertanyaan
guru (mental
activities);
3.Membentuk
kelompok belajar (4-5
siswa) (motor
activities);
4.Memperhatikan/meny
imak penjelasan dari
guru dengan seksama
(listening activities);
5.Memperhatikan
tampilan media
audiovisual yang
disajikan oleh guru
dengan sungguh-
sungguh (visual
activities, listening
activities);
6.Melaksanakan
kegiatan belajar dan
kerjasama secara
berkelompok dengan
model pembelajaran
Students Teams
Achievement Division
dengan akrif. (oral,
listening, and motor
activities activities);
7.Mengajukan dan
menjawab pertanyaan
168
NO VARIABEL INDIKATOR SUMBER
DATA
ALAT/
INSTRUMEN
tentang materi
“Penjajahan Belanda
dan Jepang” dengan
guru. (oral activities);
8.Menanggapi hasil
diskusi (oral
activities dan mental
activities);
9.Mengerjakan soal
kuis yang diberikan
guru secara individu
sebagai evaluasi
belajar dengan teliti.
(oral activities dan
mental activities);
10. Menerima
penghargaan atas
keberhasilan
kelompok (emotional
activities);
11. Refleksi terhadap
hasil pembelajaran
(oral activities);
3. Hasil belajar siswa
pembelajaran IPS
model pembelajaran
students teams
achievement division
(STAD) berbantuan
media audiovisual
Hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS
model pembelajaran
students teams
achievement division
(STAD) berbantuan
media audiovisual
1. Siswa
2. Daftar
hasil
nilai
3.
1. Tes tertulis
169
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
SIKLUS … PERTEMUAN KE....
Nama SD : SDN Wonosari 03
Kelas / Semester : V A (lima A) / 2 (dua)
Materi : ..................................
Nama Guru : ……………………..
Hari / Tanggal : …………………….
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai
dengan indikator pengamatan !
a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak.
b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak.
c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak.
d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak.
e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak.
(Rusman, 2014:98)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
1. Mengkondisikan siswa agar siap
dan termotivasi dalam mengikuti
pelajaran dengan meminta anak
untuk menyiapkan diri masuk ke
dalam kelas dan memperhatikan
guru. (keterampilan membuka
pelajaran).
1. Mempersiapkan
ruangan.
2. Mempersiapkan
sumber belajar.
3. Memimpin doa.
4. Mengecek kehadiran
siswa.
2. Melakukan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab
(keterampilan membuka pelajaran).
1. Melakukan apersepsi.
2. Bertanya tentang
materi yang lalu
3. Menarik perhatian
siswa
4. Menimbulkan
motivasi.
Lampiran 4
170
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang “Penjajahan
Belanda dan Jepang” (keterampilan
membuka pelajaran).
1. Menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Menuliskan tujuan
pembelajaran.
3. Menyampaikan
kegiatan
pembelajaran.
4. Mengajukan
pertanyaan tindak
lanjut
4. Membimbing siswa untuk
membentuk kelompok belajar siswa
(keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
1. Mengatur tempat
duduk
2. Membagi kelompok
belajar
3. Membimbing siswa
masuk ke dalam
kelompok belajar.
4. Menjelaskan tugas
siswa dalam
kelompok belajar.
5. Menyampaikan materi “Penjajahan
Belanda dan Jepang” dengan video
pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang” (keterampilan
menjelaskan, keterampilan
mengadakan variasi)
1. Menampilkan video
sebagai media
Audiovisual.
2. Memberikan
penjelasan mengenai
isi materi media
Audiovisual terhadap
siswa
3. Memberi kesempatan
bertanya.
4. Memberi pertanyaan
pada siswa.
6. Membimbing siswa dalam
berdiskusi kelompok (keterampilan
membimbing diskusi kelompok
kecil).
1. Membimbing siswa
dalam jalannya kerja
kelompok
2. Membimbing siswa
untuk mendiskusikan
pekerjaan yang
diberikan
3. Memberi kesempatan
pada siswa untuk
menyampaikan hasil
diskusi
4. Memberikan
konfirmasi terhadap
hasil diskusi
kelompok
171
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
7. Melakukan tanya jawab kepada
siswa tentang hasil diskusi terhadap
lembar kerja kelompok yang telah
dilakukan siswa (keterampilan
bertanya).
1. Memberikan
pertanyaan
2. Memberikan acuan
3. Memindahkan giliran
menjawab
4. Memberikan waktu
berpikir
8. Memberikan evaluasi kepada siswa
berupa kuis. (keterampilan
mengelola kelas, mengadakan
variasi)
1. Memberikan
kesempatan siswa
untuk menjawab
pertanyaan guru.
2. Membimbing siswa
dalam menjawab
pertanyaan.
3. Membimbing
jalannya kuis untuk
dikerjakan siswa
secara mandiri
4. Memberikan
konfirmasi jawaban
9. Mengevaluasi hasil kerja siswa
dengan rentang angka 0-100
(keterampilan menutup pelajaran)
1. Menghitung Skor
Kelompok
2. Penghitungan
perkembangan skor
individu
3. Memberi pengakuan
skor kelompok
4. Mengumumkan hasil
skor kelompok
10. Memberikan penghargaan atas
keberhasilan kelompok dan
memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dengan
mengumumkan hasil pemerolehan
kelompok dan sticker juara.
(keterampilan memberi penguatan).
1. Memberi penguatan
verbal
2. Memberi penguatan
gestural
3. Memberi penguatan
dengan sentuhan
4. Memberi penguatan
tentang materi yang
disampaikan
11. Menutup pelajaran (keterampilan
menutup pelajaran).
1. Menyimpulkan materi
2. Melakukan refleksi
3. Memberikan evaluasi
4. Memberikan umpan
balik
Jumlah Skor
172
Keterangan :
Skor terendah = 11 x 0 = 0
Skor tertinggi = 11 x 4 = 44
Median =
= 44 + 0
2
= 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n = ( T- R) + 1
= (44-0) +1
= 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1)
= 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2 =
( n+1 )
= 2/4 (45+1)
= 23 jadi nilai Q2 adalah 23
Q3 = ¾ (n + 1)
= ¾ (45+1)
= 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5
T = 44
173
Kriteria Penilaian Data Kualitatif
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5 Baik
11,5 ≤ skor < 23 Cukup
0 ≤ skor < 11,5 Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Jumlah Skor = ……… Kategori = ………………
Semarang, ………………….. 2014
Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
NIP. 196207161983042008
174
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS … PERTEMUAN KE....
Nama Siswa : ……………………………
Nama SD : SDN Wonosari 03
Kelas / Semester : V A (lima A) / 2 (dua)
Materi :
Hari / Tanggal : …………………….
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai
dengan indikator pengamatan !
a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak.
b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak.
c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak.
d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak.
e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak.
(Rusman, 2014:98)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan
lapangan.
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
1. Mempersiapkan diri dalam menerima
pembelajaran dengan masuk ke kelas
dan duduk di tempat masing-masing.
(emotional activities);
1. Berbaris di depan
kelas
2. Masuk ruangan
kelas
3. Duduk di tempat
masing-masing
4. Mengeluarkan alat
tulis
2.
Menanggapi apersepsi sesuai dengan
materi dengan menjawab pertanyaan
1. Sikap duduk baik
2. Konsentrasi
Lampiran 5
175
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
guru (mental activities);
3. Menjawab
pertanyaan
apersepsi dari guru
4. Mendengarkan
penjelasan guru
3. Membentuk kelompok belajar (4-5
siswa) (motor activities);
1. Konsentrasi
2. Memperhatikan
guru
3. Sikap duduk baik
4. Masuk ke dalam
kelompok sesuai
arahan guru
4. Memperhatikan/menyimak
penjelasan dari guru dengan seksama
(listening activities);
1. Sikap duduk baik.
2. Konsentrasi.
3. Mendengarkan
penjelasan guru.
4. Pandangan focus
5. Memperhatikan tampilan media
audiovisual yang disajikan oleh guru
dengan sungguh-sungguh (visual
activities, listening activities);
1. Memperhatikan
penjelasan guru.
2. Pandangan fokus.
3. Memperhatikan
media Audiovisual
4. Konsentrasi
6. Melaksanakan kegiatan belajar dan
kerjasama secara berkelompok
dengan model pembelajaran Students
Teams Achievement Division dengan
akrif. (oral, listening, and motor
activities activities);
1. Duduk sesuai
kelompok yang
ditentukan.
2. Konsentrasi
3. Bekerja sesuai
arahan guru
4. Berdiskusi dengan
anggota kelompok
7. Mengajukan dan menjawab
pertanyaan tentang materi
“Penjajahan Belanda dan Jepang”
dengan guru. (oral activities);
1. Mengangkat
tangan untuk
bertanya dan
menjawab
pertanyaan
2. Bertanya.
3. Menjawab
pertanyaan.
4. Mengeluarkan
pendapat.
8. Menanggapi hasil diskusi (oral
activities dan mental activities);
1. Mengangkat tangan
untuk menanggapi
hasil diskusi.
176
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
2. Konsentrasi.
3. Mengeluarkan
pendapat.
4. Memberi masukan.
9. Mengerjakan soal kuis yang diberikan
guru secara individu sebagai evaluasi
belajar dengan teliti. (oral activities
dan mental activities);
1. Konsentrasi.
2. Sikap duduk baik.
3. Mengerjakan
dengan mandiri.
4. Mengumpulkan
tepat waktu.
10. Menerima penghargaan atas
keberhasilan kelompok (emotional
activities);
1. Sikap duduk baik.
2. Menghargai
pemerolehan skor
kelompok lain.
3. Pandangan fokus.
4. Menanggapi hasil
pemerolehan
kelompok.
11 Refleksi terhadap hasil pembelajaran
(oral activities); 1. Merefleksi hasil
pemerolehan
kelompok.
2. Menulis hasil
diskusi.
3. Merangkum hasil
yang dipelajari dari
kegiatan
pembelajaran.
4. Mengemukakan
kesimpulan
pembelajaran.
Jumlah Skor
Keterangan :
Skor terendah = 11 x 0 = 0
Skor tertinggi = 11 x 4 = 44
Median =
= 44 + 0
2
177
= 22 (Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
n = ( T- R) + 1
= (44-0) +1
= 45 (Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1)
= 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2 =
( n+1 )
= 2/4 (45+1)
= 23 jadi nilai Q2 adalah 23
Q3 = ¾ (n + 1)
= ¾ (45+1)
= 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5
T = 44
Kriteria Penilaian Data Kualitatif
Skala Penilaian Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5 Baik
11,5 ≤ skor < 23 Cukup
0 ≤ skor < 11,5 Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Jumlah Skor = ……… Kategori = ………………
Semarang, ………………….. 2014
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
178
ANGKET RESPON SISWA
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Kelas / Semester : VA / 2 (dua)
Petunjuk Kerja :
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban
yang sesuai!
1. Apakah kegiatan belajar yang kamu ikuti menarik?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Cukup menarik
d. Tidak menarik
2. Menurut kamu, apakah guru menerangkan materi pelajaran dengan jelas?
a. Sangat jelas
b. Jelas
c. Cukup jelas
d. Tidak jelas
3. Apakah kamu suka dengan cara guru menjelaskan materi pelajaran?
a. Sangat suka
b. Suka
c. Cukup suka
d. Tidak suka
4. Apakah video yang ditayangkan pada kegiatan pembelajaran menarik?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Cukup menarik
d. Tidak menarik
5. Apakah kamu paham dengan isi materi video yang ditayangkan?
a. Sangat paham
b. Paham
c. Cukup paham
d. Tidak paham
6. Apakah kamu mengalami kesulitan dengan kuis yang diberikan pada
pembelajaran?
a. Sangat sulit
b. Sulit
c. Cukup sulit
d. Tidak sulit
Lampiran 6
179
7. Apakah kamu antusias dalam menerima pelajaran dari guru?
a. Sangat antusias
b. Antusias
c. Cukup antusias
d. Tidak antusias
8. Apakah kamu aktif dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan
pembelajaran biasanya?
a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Tidak aktif
9. Apakah kamu aktif bekerja sama dengan temanmu saat kegiatan diskusi?
a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Tidak aktif
10. Apakah kamu sering bertanya kepada guru jika ada materi yang belum
kamu pahami?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Cukup sering
d. Tidak
11. Apakah kamu termotivasi untuk belajar dengan model pembelajaran yang
dilakukan gurumu?
a. Sangat termotivasi
b. Termotivasi
c. Cukup termotivasi
d. Tidak termotivasi
12. Apakah kalian mudah memahami materi yang disampaikan dalam
pembelajaran?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Cukup mudah
d. Tidak mudah
13. Apakah hasil belajar yang kamu dapatkan meningkat dari yang
sebelumnya?
a. Sangat meningkat
b. Meningkat
c. Cukup meningkat
d. Tidak meningkat
14. Apakah dengan diskusi kamu merasa keterampilan berbicara yang kamu
kuasai meningkat?
a. Sangat meningkat
b. Meningkat
c. Cukup meningkat
d. Tidak meningkat
180
15. Berapakah rata-rata nilai yang kamu dapatkan dari evaluasi yang diberikan
gurumu?
a. 76-100
b. 51-75
c. 26-50
d. 0-25
181
CATATAN LAPANGAN
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Siklus : …………..............
Pertemuan ke : ..............................
Ruang Kelas : VA
Nama Peneliti : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal : …………………..
Pukul : …………………..
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya !
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
Lampiran 7
182
LEMBAR WAWANCARA
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Kolaborator/Narasumber : Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
1. Menurut anda, apakah peneliti menerapkan model pembelajaran students teams
achievement division berbantuan media audiovisual dengan runtut dan benar?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
2. Menurut anda apakah penggunaan model pembelajaran students teams
achievement division yang diterapkan peneliti sesuai/cocok dengan materi yang
disampaikan?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Menurut anda apakah penggunaan media pembelajaran audiovisual yang
diterapkan peneliti sesuai/cocok untuk diterapkan dengan materi yang
disampaikan?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
4. Apakah secara umum, peneliti dapat mengkondisikan kelas dengan baik?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
5. Apakah secara umum, peneliti sudah menerapkan 8 keterampilan guru dengan
baik?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Lampiran 8
183
6. Apakah alat evaluasi yang digunakan peneliti sudah tepat untuk diterapkan
dalam pembelajaran?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
7. Menurut anda apakah kekurangan peneliti dalam pelaksanaan model students
teams achievement division berbantuan media audiovisual pada pembelajaran
IPS?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
8. Menurut anda bagaimana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
IPS dengan model students teams achievement division berbantuan media
audiovisual?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
9. Menurut anda, apakah siswa dapat termotivasi dengan model students teams
achievement division berbantuan media audiovisual?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
10. Apakah siswa menjadi aktif dalam pelaksanaan model students teams
achievement division berbantuan media audiovisual?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
11. Menurut anda apakah siswa mudah memahami materi (kognitif) yang
disampaikan dengan model students teams achievement division berbantuan
media audiovisual?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
184
12. Apakah dengan kegiatan diskusi pada model students teams achievement
division berbantuan media audiovisual dapat meningkat sikap kerjasama
(afektif) siswa?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
13. Apakah dengan kegiatan diskusi pada model students teams achievement
division berbantuan media audiovisual dapat meningkat keterampilan bertanya
dan berbicara siswa?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
14. Menurut anda apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kualitas
pembelajaran dari siklus I dan siklus II dengan model students teams
achievement division berbantuan media audiovisual?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
15. Menurut anda apakah penerapan model students teams achievement division
berbantuan media audiovisual berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran
IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
185
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS V SEMESTER I
Disusun sebagai perangkat pembelajaran pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Siklus I
Oleh
HANDAL SETYO ADI PRAKOSO
NIM: 1401411396
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Lampiran 9
186
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I
Sekolah : SDN Wonosari 03 Semarang
Kelas : VA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa
penjajahan Belanda dan Jepang
Indikator Materi
Pokok Kegiatan pembelajaran
Alokasi
Waktu Penilaian
Sumber Belajar
dan Media
2.1.1
Mengidentifi-
kasi peristiwa
kedatangan
Belanda di
Indonesia
2.1.2
Menjelaskan
bentuk strategi
Belanda untuk
menguasai
Indonesia
Perjuangan
Melawan
Penjajahan
Belanda
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi
dengan tanya jawab.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
tentang materi
“Kedatangan Belanda di
Indonesia”.
4. Guru mengkondisikan
kelas dengan membentuk
kelompok belajar siswa
(4-5 siswa). (eksplorasi)
5.Siswa memperhatikan
penjelasan materi oleh
guru dengan bantuan
media audiovisual dengan
seksama.
(eksplorasi)
6. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya.
(eksplorasi)
7.Guru memberikan lembar
kerja kelompok yaitu soal
2x35 menit
(1x perte-
muan)
1. Prosedur
tes: tes
hasil/tes
akhir.
2. Jenis tes:
tes
tertulis
3. Bentuk
tes:
pilihan
ganda dan
uraian
L
e
m
b
a
r
P
e
n
i
- Silabus kelas
V, standar
proses, dan
standar isi
- BSE. Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD/MI KelasV
Penyusun:
Syamsiyah,
dkk.
Halaman:89
- BSE. Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD/MI Kelas 5
Penyusun:
Susilaningsih,
dkk
Halaman:133-
135
- Video
pembelajaran
187
tentang “Kedatangan
Belanda di Indonesia”
untuk bahan diskusi
kelompok.
(eksplorasi)
8.Siswa berdiskusi dalam
tim mengenai pekerjaan
yang diberikan oleh guru.
(elaborasi)
9. Guru mengevaluasi hasil
belajar melalui pemberian
kuis secara individu
tentang materi yang telah
dipelajari.
(elaborasi)
10.Setelah pelaksanaan kuis,
guru memeriksa hasil
kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-
100.(eksplorasi)
11.Guru memberikan
penghargaan atas
keberhasilan kelompok.
12.Siswa diminta untuk
mempelajari materi yang
telah diajarkan dan materi
yang akan datang.
l
a
i
a
n
u
“Penjajahan
Belanda di
Indonesia”
188
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SDNegeri Wonosari 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V-A / II
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 x 35 menit)
Waktu Pelaksanaan :
I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II. Kompetensi Dasar
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang
III. Indikator
2.1.1 Mengidentifikasi peristiwa kedatangan Belanda di Indonesia
2.1.2 Menjelaskan bentuk strategi Belanda untuk menguasai Indonesia
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tayangan video mengenai kedatangan Belanda di Indonesia,
siswa dapat mengidentifikasi peristiwa kedatangan Belanda di
Indonesia dengan baik.
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan bentuk strategi
Belanda untuk menguasai Indonesia dengan benar.
3. Melalui kegiatan kuis, siswa dapat menjelaskan bentuk strategi
Belanda untuk menguasai Indonesia dengan benar.
V. Materi Ajar
Kedatangan Belanda di Indonesia
189
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi, kuis
VII. Model Pembelajaran
Model kooperatif students teams achievment division berbantuan media
audiovisual.
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut:
“Apakah yang kalian ketahui tentang tujuan Belanda datang ke
Indonesia?”
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II. Kegiatan Inti
1. Guru mengkondisikan kelas dengan membentuk kelompok belajar
siswa (4-5 siswa). (eksplorasi)
2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan
video tentang “Kedatangan Belanda di Indonesia” dengan seksama.
(eksplorasi)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi)
4. Guru memberikan lembar kerja kelompok berupa soal tentang
penjajahan Belanda di Indonesia untuk bahan diskusi kelompok.
(eksplorasi)
5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan
oleh guru. (elaborasi)
III. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru membuat rangkuman pembelajaran
“Kedatangan Belanda di Indonesia”.
2. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara
individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi)
190
3. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi)
4. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok.
5. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan
materi yang akan datang.
6. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
IX. Media dan Sumber Belajar
1. Media
Video pembelajaran “Kedatangan Belanda di Indonesia”
2. Sumber Belajar
Silabus kelas V, standar proses, dan standar isi
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5
Penyusun: Syamsiyah, dkk . Halaman:89
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5
Penyusun: Susilaningsih, dkk . Halaman:133-135
X. Penilaian
1. Prosedur penilaian:
Tes awal
Tes Proses
Tes hasi;
2. Teknik penilaian:
Tes
Non Tes
191
3. Bentuk tes:
Obyektif (Pilihan Ganda)
Subyektif (Uraian)
Semarang, 19 Maret 2015
Guru Kelas, Peneliti,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. Handal Setyo Adi Prakoso
NIP. 196207161983042008 NIM. 1401411396
Kepala Sekolah
SDN Wonosari 03
Sutriyono, S.Pd.SD
NIP. 196305081983041005
192
Bahan Ajar
Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda
Bangsa Belanda pernah menguasai Indonesia lebih dari 300 tahun. Dalam
kurun waktu itu, berkali-kali rakyat Indonesia mengadakan perlawanan. Pada
bagian ini kita akan membahas tentang kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia,
bentuk-bentuk penindasan Bangsa Belanda, dan perjuangan menentang
penjajahan Bangsa Belanda.
1. Kedatangan Bangsa Belanda
Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti
buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin , dan lain-lain dari negara-negara di
luar Eropa. Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah.
Rempah-rempah yang dihasilkan bangsa Indonesia digunakan sebagai bahan
obatobatan, penyedap makanan, dan pengawet makanan. Maka, berlomba-
lombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia.
Bangsa Belanda sampai ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596. Armada
Belanda berhasil mendarat di Banten, Jawa Barat. Pada awalnya, kedatangan
Bangsa Belanda disambut baik oleh Sultan Banten. Kegiatan perdagangan
menjadi ramai. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Bangsa Belanda berubah
menjadi serakah dan kasar. Sikap itu menyebabkan mereka dimusuhi dan diusir
dari Banten.
193
2. Penindasan Melalui VOC
Dua tahun setelah kedatangan pertama, bangsa Belanda datang lagi ke
Indonesia. Kali ini mereka bersikap baik dan ramah. Belanda dapat diterima
kembali di Indonesia. Banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia.
Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang dan pertikaian di
antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah tidak terkendali. Untuk
menghindari pertikaian yang lebih parah pada tanggal 20 Maret 1602 dibentuk
Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie
(VOC).
Mula-mula kegiatan VOC hanya berdagang. Akan tetapi, lama-kelamaan
VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud
itu VOC membentuk tentara, mencetak mata uang sendiri, dan mengadakan
perjanjian dengan raja-raja setempat. Di Maluku VOC melakukan Pelayaran
Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku agar tidak menjual rempah-
rempah mereka kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC juga
memerintahkan penebangan sebagian pohon rempah-rempah milik rakyat. VOC
memberikan hukuman berat kepada rakyat yang melanggar aturan monopoli itu.
Pusat-pusat perdagangan yang dikuasai
VOC adalah Ambon, Jayakarta, dan Banda.
Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda
pada masa Gubernur Jenderal J.P. Coen. Ia
mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.
Coen kemudian membangun kota Batavia
dengan gaya Belanda. Kantor VOC yang semula
ada di Ambon dipindahkan ke Batavia.
VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama. Pada Tanggal 31 Desember
1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut ini.
1. Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
2. VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.
3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
194
Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan
langsung oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Semua hutang VOC ditanggung oleh
Kerajaan Belanda. Sejak saat itu, Indonesia diperintah lansung oleh pemerintah
Belanda. Pemerintahan Kerajaan Belanda atas wilayah Indonesia ini berlansung
sampai tahun 1942. Pemerintah Belanda di Indonesia dinamakan Pemerintahan
Hindia Belanda.
3. Penindasan Lewat Kerja Paksa, Penarikan Pajak, dan Tanam Paksa
Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte berhasil menaklukkan Belanda.
Napoleon mengubah bentuk negara Belanda dari kerajaan menjadi republik.
Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan korupsi serta mempertahankan
Pulau Jawa dari Inggris. Ia mengangkat Herman Willem Daendels menjadi
Gubernur Jenderal di Batavia. Untuk menahan serangan Inggris, Daendels
melakukan tiga hal, yaitu:
1. menambah jumlah prajurit,
2. membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan,
3. membangun jalan raya yang menghubungkan pos satu dengan pos
lainnya.
Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan.
Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat dipaksa membangun Jalan
Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Jalan ini juga dikenal
dengan nama Jalan Pos.
Selain untuk membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa menanam kopi di
daerah Priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat Indonesia yang
menjadi korban kerja rodi. Untuk mendapatkan dana biaya perang pemerintah
kolonial Belanda menarik pajak dari rakyat. Rakyat diharuskan membayar pajak
dan menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1811, Daendels dipanggil ke Belanda. Ia digantikan oleh
Gubernur Jenderal Janssens. Saat itu pasukan Inggris berhasil mengalahkan
Belanda di daerah Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Gubernur Jenderal
Janssens terpaksa menandatangani Perjanjian Tuntang.
195
Berikut ini isi Perjanjian Tuntang.
1. Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris.
2. Adanya sistem pajak/sewa tanah.
3. Sistem kerja rodi dihapuskan.
4. Diberlakukan sistem perbudakan.
Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah
Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di
Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan
nama landrente.
Rakyat yang menggarap tanah diharuskan menyewa dari pemerintah. Pada
tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah
Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der
Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC
dan tetap memberlakukan kerja paksa.
Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch
mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong. Ia memberlakukan tanam
paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong.
Van Den Bosch membuat aturanaturan untuk tanam paksa sebagai berikut.
1. Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang
laku di pasaran Eropa.
2. Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak.
3. Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
4. Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlu-kan untuk
menanam padi.
5. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan
Belanda.
6. Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi
pemerintah Hindia Belanda.
Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan itu. Misalnya,
tanah yang harus disediakan oleh petani melebihi luas tanah yang telah
ditentukan, rakyat harus menanggung kerusakan hasil panen, rakyat harus bekerja
196
lebih dari 66 hari, dan lain-lain. Akhirnya ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
tanam paksa tidak berlaku sama sekali.
Pemerintah Belanda semakin bertindak sewenang-wenang. Tanam paksa
mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat Indonesia. Hasil pertanian
menurun. Rakyat mengalami kelaparan. Akibat kelaparan banyak rakyat yang
mati. Sebaliknya, tanam paksa ini memberikan keuntungan yang melimpah bagi
Belanda. Namun, masih ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib rakyat
Indonesia. Di antaranya adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa
melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli.
Max Havelaar mencerita- kan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan
tanam paksa. Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul
perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen
Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya.
197
Lembar Kerja Kelompok
Nama Anggota Kelompok:
1. ............................
2. ............................
3. ............................
4. ............................
5. ............................
Petunjuk:
1. Pelajari lagi tentang materi yang telah disampaikan guru!
2. Diskusikan jawaban dari soal bersama tim atau kelompok!
3. Tuliskan jawaban pada lembar jawab yang disediakan!
4. Pastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal!
Soal:
1. Apakah tujuan mula-mula Belanda ketika datang di Indonesia?
2. Apa tujuan Belanda membentuk VOC?
3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan kebijakan landrente dan cultuur
stelsel?
4. Sebutkan aturan tanam paksa yang dibuat oleh Van Den Bosch!
5. Apakah yang kamu ketahui tentang Max Havelaar? Siapakah yang
menulis dan apa isinya?
Jawab:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
198
Jawab :
1. Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti
buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin, dan lain-lain dari negara-
negara di luar Eropa. Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil
rempah-rempah. Rempah-rempah yang dihasilkan bangsa Indonesia
digunakan sebagai bahan obat-obatan, penyedap makanan, dan pengawet
makanan. Maka, berlomba-lombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan
rempah-rempah dari Indonesia.
2. Tujuan Belanda membentuk VOC adalah Banyak pedagang Belanda
datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang
dan pertikaian di antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah tidak
terkendali. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah pada tanggal 20
Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde
Oost Indische Compagnie (VOC).
3. Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah
Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal
di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal
dengan nama landrente. Rakyat yang menggarap tanah di- haruskan
menyewa dari pemerintah.
Sementara cuturstelsel dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada tahun 1816,
Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah
Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der
Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh
VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa. Pada tahun 1830, Van Der
Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch mendapat tugas mengisi kas
Belanda yang kosong. Ia memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel
untuk mengisi kas pemerintah yang kosong.
4. Van Den Bosch membuat aturanaturan untuk tanam paksa sebagai berikut.
1. Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman
yang laku di pasaran Eropa.
2. Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak.
199
3. Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
4. Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlu-kan
untuk menanam padi.
5. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi
tanggungan Belanda.
6. Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun
bagi pemerintah Hindia Belanda.
5. Douwes Dekker mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul
Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar mencerita-
kan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Max
Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat
tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda
memutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya
200
Kisi-Kisi Penilian Kuis (Evaluasi)
Kompetensi Dasar Indikator Ranah
Kognitif
Banyak
Soal
Nomor
Soal
Jenis
Soal
2.1 Mendeskripsikan
perjuangan para tokoh
pejuang pada masa
penjajahan Belanda
dan Jepang
2.1.1
Mengidentifikasi
peristiwa kedatangan
Belanda di Indonesia
C1, C4 3
1, 2, 3 Pilihan
Ganda
1 Uraian
2.1.2
Menjelaskan bentuk
strategi Belanda
untuk menguasai
Indonesia
C2, C4 12
3,4,5,6,
7,8,9,
10
Pilihan
Ganda
2,3,4,5 Uraian
201
Soal Kuis (Evaluasi)
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada
jawaban yang tepat (a,b,c,d)!
1. Pada tahun berapa Belanda datang ke Indonesia?
a. 1945 c. 1596
b. 1865 d. 1569
2. Di Daerah mana Belanda pertama kali mendarat di Indonesia?
a. Banten c. Batavia
b. Bandung d. Sukabumi
3. Apakah kepanjangan dari VOC?
a. Vereniging of company c. Vereenigde Oost Indische Compagnie
b. Van Operation company d. Verenigde operation compagnie
4. Tanggal berapa VOC dibentuk belanda?
a. 20 Maret 1602 c. 20 Februari 1602
b. 2 Juni 1602 d. 13 Maret 1602
5. Apakah istilah patroli laut yang dilakukan VOC untuk mengawasi rakyat
Maluku agar tidak menjual rempah-rempah kepada pedagang lain?
a. Pelayaran Finisi c. Pelayaran Hongi
b. Pelayaran Maluku d. Pelayaran Selat
6. Pada saat Indonesia dikuasai oleh Inggris, siapakah gubernur jenderal di
Indonesia pada waktu itu?
a. Van den Bosch c. Daendels
b. Van der Capellen d. Thomas Stamford Raffles
7. Siapakah yang membuat kebijakan tanam paksa?
a. Van den Bosch c. Daendels
b. Van der Capellen d. Thomas Stamford Raffles
8. Siapakah orang Belanda yang masih peduli terhadap Indonesia dan membuat
buku berjudul Max Havelaar?
a. Van den Bosch c. Rafles
b. Daendels d. Douwes Dekker
202
9. Siapakah yang memimpin perlawanan terhadap VOC di Jawa Timur?
a. Untung Suropati c. Sultan Agung
b. Pangeran Diponegoro d. Fatahillah
10. Pada masa penjajahan Belanda siapakah yang mengganti nama Jayakarta
menjadi Batavia?
a. Gubernur Jenderal J.P. Coen c. Untung Surapati
b. Gubernur Daendels d. Raden Patah
B. Jawablah pertanyaan dengan ini dengan jawaban yang tepat!
1. Apa tujuan mula-mula kedatangan Belanda di Indonesia?
2. Sebutkan isi dari perjanjian Tuntang!
3. Sebutkan dan jelaskan kebijakan yang dilakukan oleh Daendels!
4. Apa tujuan Belanda membentuk VOC?
5. Mengapa VOC dibubarkan?
203
Lembar Jawab Soal Kuis (Evaluasi) Siswa
Nama : .....................
No.Absen : .....................
A. Pilihan Ganda
1 A B C D
2 A B C D
3 A B C D
4 A B C D
5 A B C D
B. Uraian
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
6 A B C D
7 A B C D
8 A B C D
9 A B C D
10 A B C D
204
Kunci Jawaban Soal Kuis (Evaluasi)
A. Soal Pilihan Ganda
1. C 6. D
2. A 7. D
3. C 8. D
4. A 9. A
5. C 10. A
B. Uraian
1. Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti
buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin , dan lain-lain dari negara-
negara di luar Eropa. Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil rempah-
rempah. Rempah-rempah yang dihasilkan bangsa Indonesia digunakan
sebagai bahan obat-obatan, penyedap makanan, dan pengawet makanan.
Maka, berlomba-lombalah Bangsa Eropa termasuk Belanda untuk
mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia.
2. Perjanjian Tuntang:
1) Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada
Inggris.
2) Adanya sistem pajak/sewa tanah.
3) Sistem kerja rodi dihapuskan.
4) Diberlakukan sistem perbudakan.
3. Kebijakan yang dilakukan Daendels :
1. Menambah jumlah prajurit,
2. Membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan,
3. Membangun jalan raya yang menghubungkan pos satu dengan pos
lainnya.
Banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia.
4. Banyak pedagang Belanda yang datang ke Indonesia. Harga rempah-rempah
tidak terkendali. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah pada
tanggal 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Mula-mula kegiatan VOC
205
hanya berdagang. Akan tetapi, lama-kelamaan VOC berusaha menguasai
perdagangan (monopoli).
5. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut ini.
1. Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
2. VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.
3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
206
PENSKORAN :
A. Pilihan Ganda
B. Uraian
Skor maksimal = skor max pilihan ganda + skor max uraian
= 10 + 25
= 35
No soal Skor
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
9 1
10 1
JUMLAH 10
No soal Skor
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
JUMLAH 25
207
Video Pembelajaran tentang Penjajahan Belanda di Indonesia
208
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN II
Sekolah : SDN Wonosari 03 Semarang
Kelas : VA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa
penjajahan Belanda dan Jepang
Indikator Materi
Pokok Kegiatan pembelajaran
Alokasi
Waktu Penilaian
Sumber Belajar
dan Media
2.1.3
Mengidentifik
asi bentuk
perlawanan
tokoh pejuang
melawan
penjajahan
Belanda.
2.1.4
Menjelaskan
bentuk
perlawanan
tokoh pejuang
melawan
Belanda
Perjuangan
Melawan
Penjajahan
Belanda
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi
dengan tanya jawab.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
tentang materi
“Tokoh Pejuang dalam
Melawan Belanda di
Indonesia”.
4. Guru mengkondisikan
kelas dengan membentuk
kelompok belajar siswa
(4-5 siswa). (eksplorasi)
5.Siswa memperhatikan
penjelasan materi oleh
guru dengan bantuan
media audiovisual dengan
seksama.
(eksplorasi)
6. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya.
(eksplorasi)
7.Guru memberikan lembar
kerja kelompok yaitu soal
2x35 menit
(1x perte-
muan)
1. Prosedur
tes: tes
hasil/tes
akhir.
2. Jenis tes:
tes
tertulis
3. Bentuk
tes:
pilihan
ganda dan
uraian
L
e
m
b
a
r
P
e
n
i
l
- Silabus kelas
V, standar
proses, dan
standar isi
- BSE. Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD/MI KelasV
Penyusun:
Syamsiyah,
dkk.
Halaman:89
- BSE. Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD/MI Kelas 5
Penyusun:
Susilaningsih,
dkk
Halaman:133-
135
- Video
pembelajaran
“Tokoh
209
tentang “Tokoh Pejuang
dalam Melawan Belanda
di Indonesia”
untuk bahan diskusi
kelompok.
(eksplorasi)
8.Siswa berdiskusi dalam
tim mengenai pekerjaan
yang diberikan oleh guru.
(elaborasi)
9. Guru mengevaluasi hasil
belajar melalui pemberian
kuis secara individu
tentang materi yang telah
dipelajari.
(elaborasi)
10.Setelah pelaksanaan kuis,
guru memeriksa hasil
kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-
100.(eksplorasi)
11.Guru memberikan
penghargaan atas
keberhasilan kelompok.
12.Siswa diminta untuk
mempelajari materi yang
telah diajarkan dan materi
yang akan datang.
a
i
a
n
u
Pejuang
Melawan
Penjajahan
Belanda di
Indonesia”
210
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN II
Satuan Pendidikan : SDNegeri Wonosari 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : V-A / II
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 x 35 menit)
Waktu Pelaksanaan :
I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II. Kompetensi Dasar
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang
III. Indikator
2.1.3 Mengidentifikasi bentuk perlawanan tokoh pejuang melawan
penjajahan Belanda.
2.1.4 Menjelaskan bentuk perlawanan tokoh pejuang melawan Belanda
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tayangan video mengenai perlawanan tokoh pejuang
melawan Belanda di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi
peristiwa kedatangan Belanda di Indonesia dengan benar.
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi bentuk
perlawanan bangsa Indonesia dalam melawan Belanda dengan
runtut.
3. Melalui kegiatan kuis, siswa dapat menjelaskan bentuk perlawanan
tokoh pejuang Indonesia melawan Belanda dengan benar.
V. Materi Ajar
Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi, kuis
211
VII. Model Pembelajaran
Model kooperatif students teams achievment division berbantuan media
audiovisual.
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut:
“Apakah yang kalian ketahui tentang perang Diponegoro?”
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II. Kegiatan Inti
1. Guru mengkondisikan kelas dengan membentuk kelompok belajar
siswa (4-5 siswa). (eksplorasi)
2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan
video tentang “Perlawanan Tokoh Pejuang Melawan
Belanda di Indonesia” dengan seksama. (eksplorasi)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi)
4. Guru memberikan lembar kerja kelompok berupa soal tentang
“Tokoh Pejuang dalam Melawan Belanda di Indonesia” untuk
bahan diskusi kelompok. (eksplorasi)
5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan
oleh guru. (elaborasi)
II. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru membuat rangkuman pembelajaran “Tokoh
Pejuang dalam Melawan Belanda di Indonesia”.
2. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara
individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi)
3. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi)
4. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok.
5. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan
materi yang akan datang.
212
6. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
IX. Media dan Sumber Belajar
1. Media
Video pembelajaran “Perlawanan Tokoh Pejuang Melawan
Belanda di Indonesia”
2. Sumber Belajar
Silabus kelas V, standar proses, dan standar isi
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5
Penyusun: Syamsiyah, dkk . Halaman:89
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5
Penyusun: Susilaningsih, dkk . Halaman:133-135
X. Penilaian
1. Prosedur penilaian:
Tes awal
Tes Proses
Tes hasi;
2. Teknik penilaian:
Tes
Non Tes
213
3. Bentuk tes:
Obyektif (Pilihan Ganda)
Subyektif (Uraian)
Semarang, 25 Maret 2015
Guru Kelas, Peneliti,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. Handal Setyo Adi Prakoso
NIP. 196207161983042008 NIM. 1401411396
Kepala Sekolah
SDN Wonosari 03
Sutriyono, S.Pd.SD NIP. 196305081983041005
214
Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda
Monopoli perdagangan, kerja paksa, penarikan pajak, sewa tanah, dan tanam
paksa menimbulkan banyak kerugian dan membuat sengsara rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia tidak tahan lagi. Rakyat Indonesia melakukan perlawanan
memperjuangkan martabat dan kemerdekaannya. Dari seluruh penjuru tanah air
timbul perlawanan terhadap penjajah Belanda.
a. Perlawanan terhadap VOC
Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia
dari darat dan laut. Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari rakyat
Indonesia di bawah pimpinan Sultan Hassanuddin. Perlawanan terhadap VOC di
Pasuruan Jawa Timur dipimpin oleh Untung Suropati. Sementara Sultan Ageng
Tirtayasa mengobarkan perlawanan di daerah Banten.
b. Perang Patimura
Belanda melakukan monopoli perdagangan dan memaksa rakyat Maluku
menjual hasil rempah-rempah hanya kepada Belanda, menentukan harga rempah-
rempah secara semena-mena, melakukan pelayaran hongi, dan menebangi
tanaman rempah-rempah milik rakyat. Rakyat Maluku berontak atas perlakuan
215
Belanda. Dipimpin oleh Thomas Matulessi yang nantinya terkenal dengan nama
Kapten Pattimura, rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1817.
Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha,
Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Perang
melawan Belanda meluas ke berbagai daerah di Maluku, seperti Ambon, Seram,
Hitu, dan lain-lain.
Belanda mengirim pasukan besarbesaran. Pasukan Pattimura terdesak dan
bertahan di dalam benteng. Akhirnya, Pattimura dan kawan-kawannya tertawan.
Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng
Victoria di Ambon.
c. Perang Padri (1821-1837)
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama
(kaum Padri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam. Gerakan
Padri itu ditentang oleh kaum adat. Terjadilah bentrokan-bentrokan antara
keduanya. Karena terdesak, kaum adat minta bantuan kepada Belanda.
Belanda bersedia membantu kaum adat dengan imbalan sebagian wilayah
Minangkabau. Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro. Setelah beliau wafat
diganti oleh Tuanku Imam Bonjol. Pasukan Padri dengan taktik perang gerilya,
berhasil mengacaukan pasukan Belanda. Karena kewalahan, Belanda mengajak
berunding. Pada tahun 1925 terjadi gencatan senjata. Belanda mengakui beberapa
wilayah sebagai daerah kaum Padri.
Perang Padri meletus lagi setelah Perang Diponegoro berakhir. Tahun
1833 terjadi pertempuran hebat di daerah Agam. Tahun 1834 Belanda mengepung
pasukan Bonjol. Namun pasukan Padri dapat ber- tahan sampai dengan tahun
1837. Pada tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat diterobos.
Beliau tertangkap dan ditawan.
d. Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas
campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan
itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-
tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.
216
Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang
melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran
Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai
panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang. Pangeran
Diponegoro juga didukung oleh para ulama dan bangsawan. Daerah-daerah lain di
Jawa ikut berjuang melawan Belanda. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan
Perang Sabil.
Antara tahun 1825-1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan
Belanda.Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra dan
Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng stelsel. Taktik ini
berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Banyak pemimpin
pasukan Pangeran Diponegoro gugur dan tertangkap. Namun demikian, pasukan
Diponegoro tetap gigih. Akhirnya, Belanda mengajak berunding. Dalam
perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran
Diponegoro ditangkap Belanda. Beliau diasingkan dan meninggal di Makassar.
e. Perang Banjarmasin (1859-1863)
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli
perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh
Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862
Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur.Pangeran Antasari diangkat
rakyat menjadi Sultan. Setelah itu perang meletus kembali. Dalam perang itu
Pangeran Antasari luka-luka dan wafat
f. Perang Bali (1846-1868)
Penyebab perang Bali adalah Belanda ingin menghapus hukum tawan
karang dan memaksa Raja-raja Bali mengakui kedaulatan Belanda di Bali. Isi
hukum tawan karang adalah kerajaan berhak merampas dan menyita barang serta
kapal-kapal yang terdampar di Pulau Bali. Raja-raja Bali menolak keinginan
Belanda. Akhirnya, Belanda menyerang Bali.
Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848,
dan 1849. Rakyat Bali mempertahankan tanah air mereka. Setelah Buleleng dapat
ditaklukkan,rakyat Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperangsampai titik
217
darah terakhir. Diantaranya Perang Puputan Badung(1906),Perang Puputan
Kusumba(1908),dan Perang Puputan Klungkung (1908). Salah saut pemimpin
perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu oleh Gusti
Ketut Jelantik.
g. Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907)
Pada saat Sisingamangaraja memerintah Kerajaan Bakara, Tapanuli,
Sumatera Utara, Belanda datang. Belanda ingin menguasai Tapanuli.
Sisingamangaraja beserta rakyat Bakara mengadakan perlawanan. Tahun 1878,
Belanda menyerang Tapanuli. Namun, pasukan Belanda dapat dihalau oleh
rakyat.
Pada tahun 1904 Belanda kembali menyerang tanah Gayo. Pada saat itu
Belanda juga menyerang daerah Danau Toba. Pada tahun 1907, pasukan Belanda
menyerang kubu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di Pakpak.
Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu. Jenazahnya dimakamkan
di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balige.
h. Perang Aceh XII (1870-1907)
Sejak terusan Suez dibuka pada tahun 1869, kedudukan Aceh makin
penting baik dari segi strategi perang maupun untuk perdagangan. Belanda ingin
menguasai Aceh. Sejak tahun 1873 Belanda menyerang Aceh.
Rakyat Aceh mengadakan perlawanan di bawah pemimpin-pemimpin
Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar,
dan Cut Nyak Dien.
Meskipun sejak tahun 1879 Belanda dapat menguasai Aceh, namun
wilayah pedalaman dan pegunungan dikuasai pejuang-pejuang Aceh. Perang
gerilya membuat pasukan Belanda kewalahan. Belanda menyiasatinya dengan
stelsel konsentrasi, yaitu memusatkan pasukan supaya pasukannya dapat lebih
terkumpul.
Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari sistem
kemasyarakatan penduduk Aceh. Dari penelitian yang dibuatnya,
Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para
ulama. Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang baru.
218
Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk mengejar dan
menumpas gerilyawan Aceh.
Dengan pasukan marchose Belanda berhasil mematahkan serangan gerilya
rakyat Aceh. Tahun 1899, Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh.
Pasukan Cut Nyak Dien yang menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan
juga dapat dilumpuhkan.
219
Lembar Kerja Kelompok
Nama Anggota Kelompok :
1. ............................
2. ............................
3. ............................
4. ............................
5. ............................
Petunjuk:
1. Pelajari lagi tentang materi yang telah disampaikan guru!
2. Diskusikan jawaban dari soal bersama tim atau kelompok!
3. Tuliskan jawaban pada lembar jawab yang disediakan!
4. Pastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal!
Soal:
1. Apakah yang melatar belakangi munculnya perlawanan bangsa Indonesia
terhadap Belanda?
2. Sebutkan macam-macam perlawanan bangsa Indonesia terhadap Belanda!
sebutkan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya!
Jawab:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
220
Jawab:
1. Monopoli perdagangan, kerja paksa, penarikan pajak, sewa tanah, dan tanam
paksa menimbulkan banyak kerugian dan membuat sengsara rakyat
Indonesia. Rakyat Indonesia tidak tahan lagi. Rakyat Indonesia melakukan
perlawanan memperjuangkan martabat dan kemerdekaannya. Dari seluruh
penjuru tanah air timbul perlawanan terhadap penjajah Belanda.
2. a. Perlawanan terhadap VOC= Sultan Agung
a. Perang Patimura = Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Philip
Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang
pejuang wanita Christina Martha Tiahahu
b. Perang Padri = Datuk Bandaro, Tuanku Imam Bonjol, Perang
Diponegoro, Pangeran Diponegoro, Perang
Banjarmasin , Pangeran Antasari
c. Perang Bali = Raja Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut
Jelantik.
d. Perang Sisingamangaraja XII= Sisingamangaraja
e. Perang Aceh XII= Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim,
Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien.
221
Kisi-Kisi Penilian Kuis (Evaluasi)
Kompetensi Dasar Indikator Ranah
Kognitif
Banyak
Soal
Nomor
Soal
Jenis
Soal
2.1 Mendeskripsikan
perjuangan para tokoh
pejuang pada masa
penjajahan Belanda
dan Jepang
2.1.3
Mengidentifikasi
bentuk perlawanan
tokoh pejuang
melawan penjajahan
Belanda.
C1 7
1, 2, 3,
6, 8, 9,
10
Pilihan
Ganda
2.1.4
Menjelaskan bentuk
perlawanan tokoh
pejuang melawan
Belanda
C2, C4 8
5 Pilihan
Ganda
1, 2, 3,
4, 5 Uraian
222
Soal Kuis (Evaluasi)
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada
jawaban yang tepat (a,b,c,d)!
1. Tokoh pejuang Indonesia yang menyerang VOC di Batavia adalah...
a. Sultan Hasanuddin c. Pangeran Diponegoro
b. Sultan Agung d. Sultan Ageng Tirtayasa
2. Tokoh pejuang Indonesia yang menyerang VOC di Banten adalah...
a. Sultan Ageng Tirtayasa c. Sultan Hasanuddin
b. Sultan Ageng d. Sultan Baabullah.
3. Perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda dipimpin oleh...
a. Thomas Mali c. Cut Nyak Dien
b. Kapten Pattimura d. Sultan Banten
4. Pelayaran yang dilakukan oleh Belanda dalam memonopoli perdagangan di
Maluku adalah...
a. Pelayaran Pinisi c. Pelayaran Maluku
b. Pelayaran Selat d. Pelayaran Hongi
5. Alasan terjadinya perang Padri adalah...
a. Pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaum Padri)
b. Pertentangan kaum adat dengan Belanda
c. Pembagian wilayah yang tidak sesuai
d. Pertentangan tentang kebijakan Belanda
6. Perang Diponegoro terjadi pada tahun...
a. 22 Juli 1829 c. 1 Juni 1825
b. 20 Juli 1825 d. 4 Juni 1820
7. Perang di Bali yang berarti perang sampai titik darah penghabisan adalah...
a. Perang Bali c. Perang Puputan
b. Perang Hidup Mati d. Perang Padri
8. Pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah...
a. Raja I Gusti Made c. Nyoman Kamaru
b. Raja Buleleng d. Nyoman Kresna
223
9. Perang Sisingamangaraja terjadi di daerah...
a. Maluku c. Tapanuli, Sulawesi Utara
b. Sumatera Barat d. Sulawesi Barat
10. Tokoh wanita pada perang aceh adalah...
a. Cut Nyak Dien c. Teuku Ibrahim
b. Teuku Umar d. Panglima Polim
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Apakah yang melatarbelakangi perlawanan terhadap VOC?
2. Apakah yang dimaksud pelayaran hongi?
3. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perang Padri?
4. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perang Diponegoro?
5. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perang Bali?
224
Lembar Jawab Soal Kuis (Evaluasi) Siswa
Nama : .....................
No.Absen : .....................
A. Pilihan Ganda
1 A B C D
2 A B C D
3 A B C D
4 A B C D
5 A B C D
B. Uraian
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
6 A B C D
7 A B C D
8 A B C D
9 A B C D
10 A B C D
225
Kunci Jawaban Soal Kuis (Evaluasi)
A. Pilihan Ganda
1. B 6. B
2. A 7. C
3. B 8. B
4. D 9. C
5. A 10. A
B. Uraian
1. Yang melatarbelakangi terjadinya perlawanan terhadap VOC adalah
sikap Belanda yang memberlakukan monopoli perdagangan, kerja
paksa, penarikan pajak, sewa tanah, dan tanam paksa yang
menimbulkan banyak kerugian dan membuat rakyat sengsara.
2. Pelayaran hongi adalah pelayaran patroli yang dilakukan VOC dengan
maksud mencegah pedagang pribumi menjual kepada selain pedagang
Belanda.
3. Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum
agama (kaum Padri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan
agama Islam. Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Terjadilah
bentrokan-bentrokan antara keduanya.
4. Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro
atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah
darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas
perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel
kereta api melewati makam leluhurnya.
5. Penyebab perang Bali adalah Belanda ingin menghapus hukum tawan
karang dan memaksa raja-raja Bali mengakui kedaulatan Belanda di
Bali.
226
PENSKORAN:
A. Pilihan Ganda
B. Uraian
Skor maksimal = skor maksimal pil.ganda + skor maksimal uraian
= 10 + 25
= 35
No soal Skor
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
9 1
10 1
JUMLAH 10
No soal Skor
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
JUMLAH 25
227
Video Pembelajaran tentang Tokoh Pejuang melawan Penjajah
228
HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
SIKLUS I
Lampiran 10
229
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
SIKLUS I PERTEMUAN KE 1
Nama SD : SDN Wonosari 03
Kelas / Semester : V A (lima A) / 2 (dua)
Materi : Penjajahan Belanda di Indonesia
Nama Guru : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari / Tanggal : Kamis, 19 Maret 2015
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai
dengan indikator pengamatan !
a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak.
b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak.
c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak.
d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak.
e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak.
(Rusman, 2014:98)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan
lapangan.
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
1. Mengkondisikan siswa agar siap
dan termotivasi dalam mengikuti
pelajaran dengan meminta anak
untuk menyiapkan diri masuk ke
dalam kelas dan memperhatikan
guru. (keterampilan membuka
pelajaran).
1. Mempersiapkan
ruangan. √
3
2. Mempersiapkan
sumber belajar. √
3. Memimpin doa. √ 4. Mengecek kehadiran
siswa.
2. Melakukan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab
(keterampilan membuka pelajaran).
1. Melakukan apersepsi. √
2
2. Bertanya tentang
materi yang lalu
3. Menarik perhatian
siswa
4. Menimbulkan
motivasi. √
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang “Penjajahan
Belanda dan Jepang” (keterampilan
1. Menyampaikan
tujuan pembelajaran. √
3 2. Menuliskan tujuan
√
230
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
membuka pelajaran).
pembelajaran.
3. Menyampaikan
kegiatan
pembelajaran. √
4. Mengajukan
pertanyaan tindak
lanjut
4. Membimbing siswa untuk
membentuk kelompok belajar siswa
(keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
1. Mengatur tempat
duduk √
4
2. Membagi kelompok
belajar √
3. Membimbing siswa
masuk ke dalam
kelompok belajar. √
4. Menjelaskan tugas
siswa dalam
kelompok belajar. √
5. Menyampaikan materi “Penjajahan
Belanda dan Jepang” dengan video
pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang” (keterampilan
menjelaskan, keterampilan
mengadakan variasi)
1. Menampilkan video
sebagai media
Audiovisual. √
3
2. Memberikan
penjelasan mengenai
isi materi media
Audiovisual terhadap
siswa
√
3. Memberi kesempatan
bertanya.
4. Memberi pertanyaan
pada siswa. √
6. Membimbing siswa dalam
berdiskusi kelompok (keterampilan
membimbing diskusi kelompok
kecil).
1. Membimbing siswa
dalam jalannya kerja
kelompok. √
3
2. Membimbing siswa
untuk mendiskusikan
pekerjaan yang
diberikan.
√
3. Memberi kesempatan
pada siswa untuk
menyampaikan hasil
diskusi.
√
4. Memberikan
konfirmasi terhadap
hasil diskusi
kelompok.
7. Melakukan tanya jawab kepada 1. Memberikan √ 2
231
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
siswa tentang hasil diskusi
terhadap lembar kerja kelompok
yang telah dilakukan siswa
(keterampilan bertanya).
pertanyaan
2. Memberikan acuan √ 3. Memindahkan giliran
menjawab
4. Memberikan waktu
berpikir
8. Memberikan evaluasi kepada siswa
berupa kuis. (keterampilan
mengelola kelas, mengadakan
variasi)
1. Memberikan
kesempatan siswa
untuk menjawab
pertanyaan guru.
√
2
2. Membimbing siswa
dalam menjawab
pertanyaan.
3. Membimbing
jalannya kuis untuk
dikerjakan siswa
secara mandiri
√
4. Memberikan
konfirmasi jawaban
9. Mengevaluasi hasil kerja siswa
dengan rentang angka 0-100
(keterampilan menutup pelajaran)
1. Menghitung skor
kelompok √
2
2. Penghitungan
perkembangan skor
individu √
3. Memberi pengakuan
skor kelompok
4. Mengumumkan hasil
skor kelompok
10. Memberikan penghargaan atas
keberhasilan kelompok dan
memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dengan
mengumumkan hasil pemerolehan
kelompok dan sticker juara.
(keterampilan memberi penguatan).
1. Memberi penguatan
verbal √
2
2. Memberi penguatan
gestural
3. Memberi penguatan
dengan sentuhan
4. Memberi penguatan
tentang materi yang
disampaikan √
11. Menutup pelajaran (keterampilan
menutup pelajaran).
1. Menyimpulkan
materi √
3 2. Melakukan refleksi
3. Memberikan evaluasi √ 4. Memberikan umpan
balik √
Jumlah Skor 29
232
Keterangan :
Skor terendah = 11 x 0 = 0
Skor tertinggi = 11 x 4 = 44
Median =
= 44 + 0
2
= 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n = ( T- R) + 1
= (44-0) +1
= 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1)
= 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2 =
( n+1 )
= 2/4 (45+1)
= 23 jadi nilai Q2 adalah 23
Q3 = ¾ (n + 1)
= ¾ (45+1)
= 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5
T = 44
233
Kriteria Penilaian Data Kualitatif
Skala Penilaian Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5 Baik
11,5 ≤ skor < 23 Cukup
0 ≤ skor < 11,5 Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Jumlah Skor = 29 Kategori = Baik
Semarang, 19 Maret 2015
Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
NIP. 196207161983042008
234
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
SIKLUS I PERTEMUAN KE 2
Nama SD : SDN Wonosari 03
Kelas / Semester : V A (lima A) / 2 (dua)
Materi : Penjajahan Belanda di Indonesia
Nama Guru : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari / Tanggal : Rabu, 25 Maret 2015
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai
dengan indikator pengamatan !
a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak.
b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak.
c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak.
d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak.
e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak.
(Rusman, 2014:98)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan
lapangan.
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
1. Mengkondisikan siswa agar siap
dan termotivasi dalam mengikuti
pelajaran dengan meminta anak
untuk menyiapkan diri masuk ke
dalam kelas dan memperhatikan
guru. (keterampilan membuka
pelajaran).
1. Mempersiapkan ruangan. √
4
2. Mempersiapkan sumber
belajar. √
3. Memimpin doa. √
4. Mengecek kehadiran siswa. √
2. Melakukan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab
(keterampilan membuka pelajaran).
1. Melakukan apersepsi. √
3
2. Bertanya tentang materi
yang lalu √
3. Menarik perhatian siswa √
4. Menimbulkan motivasi.
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang “Penjajahan
Belanda dan Jepang” (keterampilan
membuka pelajaran).
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2 2. Menuliskan tujuan
pembelajaran.
235
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
3. Menyampaikan kegiatan
pembelajaran. √
4. Mengajukan pertanyaan
tindak lanjut √
4. Membimbing siswa untuk
membentuk kelompok belajar siswa
(keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
1. Mengatur tempat duduk √
4
2. Membagi kelompok belajar √ 3. Membimbing siswa masuk
ke dalam kelompok belajar. √
4. Menjelaskan tugas siswa
dalam kelompok belajar. √
5. Menyampaikan materi “Penjajahan
Belanda dan Jepang” dengan video
pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang” (keterampilan
menjelaskan, keterampilan
mengadakan variasi)
1. Menampilkan video sebagai
media audiovisual. √
3
2. Memberikan penjelasan
mengenai isi materi media
audiovisual terhadap siswa √
3. Memberi kesempatan
bertanya.
4. Memberi pertanyaan pada
siswa. √
6. Membimbing siswa dalam
berdiskusi kelompok (keterampilan
membimbing diskusi kelompok
kecil).
1. Membimbing siswa dalam
jalannya kerja kelompok √
4
2. Membimbing siswa untuk
mendiskusikan pekerjaan
yang diberikan √
3. Memberi kesempatan pada
siswa untuk menyampaikan
hasil diskusi √
4. Memberikan konfirmasi
terhadap hasil diskusi
kelompok √
7. Melakukan tanya jawab kepada
siswa tentang hasil diskusi terhadap
lembar kerja kelompok yang telah
dilakukan siswa (keterampilan
bertanya).
1. Memberikan pertanyaan √
2
2. Memberikan acuan √ 3. Memindahkan giliran
menjawab
4. Memberikan waktu berpikir
8. Memberikan evaluasi kepada siswa
berupa kuis. (keterampilan
mengelola kelas, mengadakan
variasi)
1. Memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan guru. √
3 2. Membimbing siswa dalam
menjawab pertanyaan. √
236
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
3. Membimbing jalannya kuis
untuk dikerjakan siswa
secara mandiri √
4. Memberikan konfirmasi
jawaban
9. Mengevaluasi hasil kerja siswa
dengan rentang angka 0-100
(keterampilan menutup pelajaran)
1. Menghitung skor kelompok √
4
2. Penghitungan perkembangan
skor individu √
3. Memberi pengakuan skor
kelompok √
4. Mengumumkan hasil skor
kelompok √
10. Memberikan penghargaan atas
keberhasilan kelompok dan
memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dengan
mengumumkan hasil pemerolehan
kelompok dan sticker juara.
(keterampilan memberi penguatan).
1. Memberi penguatan verbal √
3
2. Memberi penguatan gestural √
3. Memberi penguatan dengan
sentuhan
4. Memberi penguatan
tentang materi yang
disampaikan √
11. Menutup pelajaran (keterampilan
menutup pelajaran).
1. Menyimpulkan materi √
4 2. Melakukan refleksi √
3. Memberikan evaluasi √
4. Memberikan umpan balik √
Jumlah Skor 34
Keterangan :
Skor terendah = 11 x 0 = 0
Skor tertinggi = 11 x 4 = 44
Median =
= 44 + 0
2
= 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n = ( T- R) + 1
= (44-0) +1
= 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
237
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1)
= 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2 =
( n+1 )
= 2/4 (45+1)
= 23 jadi nilai Q2 adalah 23
Q3 = ¾ (n + 1)
= ¾ (45+1)
= 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5
T = 44
Kriteria Penilaian Data Kualitatif
Skala Penilaian Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5 Baik
11,5 ≤ skor < 23 Cukup
0 ≤ skor < 11,5 Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Jumlah Skor = 34 Kategori = Sangat Baik
Semarang, 25 Maret 2015
Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
NIP. 196207161983042008
238
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I
Lampiran 11
239
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Siklus I Pertemuan ke-1
No Nama
Siswa
Indikator Total
Skor Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. RH 3 1 2 2 3 2 0 0 2 1 0 16 36,36%
2. AA 4 1 4 3 4 2 1 0 2 1 0 16 36,36%
3. AS 3 3 3 2 3 2 1 0 2 1 0 22 50,00%
4. INW 3 1 4 3 4 2 1 1 2 1 0 20 45,45%
5. MGD 3 1 2 2 3 2 0 0 3 1 0 22 50,00%
6. AM 3 2 4 2 3 3 1 1 2 1 0 17 38,64%
7. DA 3 1 3 2 3 2 0 0 2 1 0 22 50,00%
8. EPW 3 1 2 2 3 2 0 0 2 1 0 17 38,64%
9. AFS 3 1 2 2 3 2 0 0 2 1 0 16 36,36%
10. AZS 3 1 2 2 3 2 0 0 2 1 0 16 36,36%
11. AHM 3 3 3 2 3 3 1 0 2 1 0 16 36,36%
12. CV 4 3 4 3 4 4 2 0 3 1 0 21 47,73%
13. DM 4 4 4 3 4 4 2 0 3 1 1 28 63,64%
14. EPP 3 3 3 2 2 3 1 0 3 1 0 30 68,18%
15. FRS 3 1 2 2 3 2 0 0 2 1 0 21 47,73%
16. FHD 3 1 3 2 3 2 0 1 2 1 0 16 36,36%
17. IP 3 1 3 2 3 2 0 0 2 1 0 18 40,91%
18. LNS 3 1 3 2 3 2 0 2 2 1 1 17 38,64%
19. LST 4 1 3 3 2 2 0 2 2 1 0 20 45,45%
20. LW 3 3 3 2 4 3 1 0 3 1 1 20 45,45%
21 MSB 4 1 4 3 4 2 0 0 2 1 0 24 54,55%
22 MAW 3 1 2 2 3 2 0 0 2 1 0 21 47,73%
23 MGR 3 1 2 2 3 2 0 0 2 1 0 16 36,36%
24 MFR 4 3 3 3 4 3 1 0 3 1 1 16 36,36%
25 OWS 3 1 3 2 2 2 0 2 2 1 0 26 59,09%
26 PS 3 1 3 2 2 2 0 0 3 1 0 18 40,91%
27 RAW 3 1 3 2 2 2 0 0 2 1 0 17 38,64%
28 RZ 3 1 3 1 3 2 0 0 2 1 0 16 36,36%
29 RZM 3 1 3 2 4 2 0 0 4 1 0 16 36,36%
30 SSS 3 1 4 2 4 4 1 0 2 1 0 20 45,45%
31 SAN 3 1 2 3 2 3 0 2 4 3 0 22 50,00%
32 SEP 3 1 3 3 2 2 1 0 2 1 0 23 52,27%
33 SN 3 1 2 3 2 3 1 2 2 1 0 18 40,91%
34 TAP 4 1 4 4 4 4 2 0 2 1 0 20 45,45%
35 ZCC 3 1 2 3 4 3 1 0 4 1 0 26 59,09%
36 AH 3 1 3 3 2 3 0 2 2 1 0 22 50,00%
37 NK 3 1 3 4 2 3 1 0 2 1 0 20 45,45%
38 SBL 3 1 3 4 4 3 1 0 2 1 0 20 45,45%
39 MM 4 2 4 4 4 3 1 0 4 1 0 22 50,00%
Total Skor 125 56 115 97 120 98 21 15 93 41 4 785 1784,09%
Rata-rata 3,2 1,4 2,9 2,4 3,0 2,5 0,5 0,3 2,3 1,0 0,1 20,1 45,75%
Semarang, 19 Maret 2015
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
240
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Siklus I Pertemuan ke-2
No Nama
Siswa
Indikator Total
Skor Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. RH 4 3 3 4 3 4 0 2 3 3 0 29 65,91%
2. AA 3 4 4 3 4 3 1 0 4 3 0 29 65,91%
3. AS 3 2 4 4 3 4 0 2 3 3 0 28 63,64%
4. INW 2 3 4 4 4 3 1 0 4 2 0 27 61,36%
5. MGD 4 2 3 3 4 4 0 0 4 3 0 27 61,36%
6. AM 4 2 3 3 4 4 0 0 4 3 0 27 61,36%
7. DA 3 3 4 4 3 4 0 2 3 3 1 30 68,18%
8. EPW 3 3 4 2 4 2 2 0 4 3 0 27 61,36%
9. AFS 2 4 4 3 4 3 0 0 4 2 1 27 61,36%
10. AZS 3 2 4 2 4 4 0 0 4 3 0 26 59,09%
11. AHM 4 3 3 3 3 3 1 2 4 2 0 28 63,64%
12. CV 3 3 3 2 4 2 2 0 4 3 0 26 59,09%
13. DM 3 3 3 2 3 3 0 2 4 2 0 25 56,82%
14. EPP 3 2 3 2 4 4 0 2 4 3 1 28 63,64%
15. FRS 3 2 3 2 3 3 1 0 4 3 0 24 54,55%
16. FHD 3 2 3 2 4 3 1 0 3 3 0 24 54,55%
17. IP 3 4 3 3 3 3 1 0 3 3 0 26 59,09%
18. LNS 3 2 3 2 3 3 1 0 4 3 0 24 54,55%
19. LST 4 2 3 3 3 3 1 3 4 3 0 29 65,91%
20. LW 3 3 3 4 4 3 1 0 3 3 0 27 61,36%
21 MSB 3 2 3 4 3 3 1 0 4 3 0 26 59,09%
22 MAW 3 4 3 3 3 3 0 3 4 3 0 29 65,91%
23 MGR 3 2 3 2 3 3 1 0 3 3 0 23 52,27%
24 MFR 3 2 3 2 3 3 1 0 3 3 0 23 52,27%
25 OWS 3 3 4 3 3 3 1 1 3 3 0 27 61,36%
26 PS 3 2 4 2 3 3 1 0 3 3 0 24 54,55%
27 RAW 4 2 3 2 3 3 1 0 4 3 0 25 56,82%
28 RZ 3 2 3 2 3 4 0 0 3 3 1 24 54,55%
29 RZM 3 3 3 2 3 3 0 0 3 3 0 23 52,27%
30 SSS 3 2 2 2 3 3 0 1 3 3 0 22 50,00%
31 SAN 3 2 2 2 2 4 0 0 3 3 1 22 50,00%
32 SEP 4 2 2 2 3 3 2 0 2 3 0 23 52,27%
33 SN 3 2 2 2 2 3 0 0 2 3 0 19 43,18%
34 TAP 3 2 2 2 2 3 2 0 3 3 1 23 52,27%
35 ZCC 3 2 2 2 2 3 0 1 3 3 0 21 47,73%
36 AH 3 2 2 2 2 3 2 0 3 3 0 22 50,00%
37 NK 4 2 2 2 3 3 2 0 3 3 0 24 54,55%
38 SBL 3 2 2 2 2 3 0 0 3 3 1 21 47,73%
39 MM 4 2 2 2 2 3 2 0 3 3 0 23 52,27%
Total Skor 124 96 116 99 121 124 29 21 132 113 7 982 2231,82%
Rata-rata 3,1 2,4 2,9 2,5 3,1 3,1 0,7 0,5 3,3 2,8 0,1 25,17 57,23%
Semarang, 25 Maret 2015
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
241
HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS I
Lampiran 12
242
REKAP NILAI HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 03
SIKLUS I
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada
masa penjajahan Belanda dan Jepang
No. Nama Nilai Tes
Rata-rata Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 RH 54 46 50 Belum tuntas
2 AA 40 40 40 Belum tuntas
3 AS 71 86 78,5 Tuntas
4 INW 43 28 35,5 Belum tuntas
5 MGD 74 60 67 Tuntas
6 AM 51 37 44 Belum tuntas
7 DA 71 40 55,5 Belum tuntas
8 EPW 74 83 78,5 Tuntas
9 AFS 57 34 45,5 Belum tuntas
10 AZS 68 71 69,5 Tuntas
11 AHM 71 71 71 Tuntas
12 CV 54 60 57 Belum tuntas
13 DM 86 94 90 Tuntas
14 EPP 60 66 63 Belum tuntas
15 FRS 68 68 68 Tuntas
16 FHD 68 80 74 Tuntas
17 IP 63 51 57 Belum tuntas
18 LNS 68 66 67 Tuntas
19 LST 63 54 58,5 Belum tuntas
20 LW 34 48 41 Belum tuntas
21 MSB 63 77 70 Tuntas
22 MAW 71 63 67 Tuntas
23 MGR 63 86 74,5 Tuntas
243
24 MFR 60 83 71,5 Tuntas
25 OWS 57 60 58,5 Belum tuntas
26 PS 57 77 67 Tuntas
27 RAW 60 68 64 Belum tuntas
28 RZ 37 51 44 Belum tuntas
29 RZM 54 60 57 Belum tuntas
30 SSS 43 43 43 Belum tuntas
31 SAN 63 43 53 Belum tuntas
32 SEP 60 66 63 Belum tuntas
33 SN 66 63 64,5 Belum tuntas
34 TAP 80 88 84 Tuntas
35 ZCC 83 80 81,5 Tuntas
36 AH 40 31 35,5 Belum tuntas
37 NK 57 57 57 Belum tuntas
38 SBL 68 80 74 Tuntas
39 MM 83 86 84,5 Tuntas
Persentase ketuntasan klasikal 46,15 %
Semarang, 25 Maret 2015
Peneliti,
Handal Setyo Adi Prakoso
NIM. 1401411396
244
SKOR PERKEMBANGAN INDIVIDU
MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN
MEDIA AUDIOVISUAL
SIKLUS I
Skor dasar
1
Selisih
nilai Skor
Skor
dasar 2 Selisih nilai Skor
No. Nama Siswa (nilai terakhir
siswa
(kuis 1
dengan Perkembangan
Hasil
Kuis 1 kuis 2 dengan Perkembangan
sebelum
penelitian)
skor
dasar 1) Individu 1
skor dasar 2 Individu 2
1 RH 44 10 20 54 -8 10
2 AA 82 -42 0 40 0 10
3 AS 56 15 20 71 15 20
4 INW 57 -14 0 43 -15 0
5 MGD 45 29 20 74 -14 0
6 AM 42 9 20 51 -14 0
7 DA 65 6 20 71 -31 0
8 EPW 58 16 20 74 9 20
9 AFS 32 25 20 57 -23 0
10 AZS 63 5 20 68 3 20
11 AHM 64 7 20 71 0 10
12 CV 64 -10 0 54 6 20
13 DM 64 22 20 86 8 20
14 EPP 54 6 20 60 6 20
15 FRS 55 13 20 68 0 10
16 FHD 78 -10 0 68 12 20
17 IP 51 12 20 63 -12 0
18 LNS 65 3 20 68 -2 10
19 LST 48 15 20 63 -9 10
20 LW 43 -9 10 34 14 20
21 MSB 61 2 20 63 14 20
22 MAW 65 6 20 71 -8 10
23 MGR 46 17 20 63 23 20
24 MFR 41 19 20 60 23 20
25 OWS 78 -21 0 57 3 20
26 PS 47 10 20 57 20 20
27 RAW 63 -3 10 60 8 20
28 RZ 32 5 20 37 14 20
245
Skor dasar
1
Selisih
nilai Skor
Skor
dasar 2 Selisih nilai Skor
No. Nama Siswa (nilai terakhir
siswa
(kuis 1
dengan Perkembangan
Hasil
Kuis 1 kuis 2 dengan Perkembangan
sebelum
penelitian)
skor
dasar 1) Individu 1
skor dasar 2 Individu 2
29 RZM 78 -24 0 54 6 20
30 SSS 81 -38 0 43 0 10
31 SAN 54 9 20 63 -20 0
32 SEP 64 -4 10 60 6 20
33 SN 53 13 20 66 -3 10
34 TAP 63 17 20 80 8 20
35 ZCC 78 5 20 83 -3 10
36 AH 81 -41 0 40 -9 10
37 NK 78 -21 0 57 0 10
38 SBL 68 0 10 68 12 20
39 MM 79 4 20 83 3 20
246
SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK
MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN
MEDIA AUDIOVISUAL SIKLUS I
Pertemuan I
No.Absen Nama Skor Perkembangan Individu Rata-rata Keterangan
Kelompok 1
19 LST 20
17,5 Tim yang baik sekali
21 MSB 20
23 MGR 20
27 RAW 10
28 RZ 20
Kelompok 2
Tim yang baik
34 TAP 20
10 35 ZCC 20
36 AH 0
37 NK 0
Kelompok 3
Tim yang baik
24 MFR 20
12,5 25 OWS 0
26 PS 20
38 SBL 10
Kelompok 4
Tim yang baik
4 INW 0
10
11 AHM 20
14 EPP 20
20 LW 10
30 SSS 0
Kelompok 5
Tim yang baik sekali
3 AS 20
18
18 LNS 20
32 SEP 10
33 SN 20
39 MM 20
247
Kelompok 6
Tim yang baik sekali
1 RH 20
20 8 EPW 20
9 AFS 20
10 AZS 20
Kelompok 7
Tim yang baik
22 MAW 20
15 15 FRS 20
29 RZM 0
5 MGD 20
Kelompok 8
Tim yang baik
17 IP 20
10 31 SAN 20
16 FHD 0
2 AA 0
Kelompok 9
Tim yang baik
6 AM 20
15 7 DA 20
12 CV 0
13 DM 20
Tabel Penghitungan perkembangan skor kelompok
Slavin (dalam Rusman, 2014)
No. Rata-rata
Skor Kualifikasi
1. 0 < N < 5 -
2. 6 < N < 15 Tim yang baik (good team)
3. 16 < N < 20 Tim yang baik sekali (great
team)
4. 21 < N < 30 Tim yang istimewa (super team)
248
SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK
MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN
MEDIA AUDIOVISUAL
SIKLUS I
Pertemuan II
No.Absen Nama Skor Perkembangan Individu Rata-rata Keterangan
Kelompok 1
19 LST 10
18 Tim yang baik sekali
21 MSB 20
23 MGR 20
27 RAW 20
28 RZ 20
Kelompok 2
Tim yang baik
34 TAP 20
12,5 35 ZCC 10
36 AH 10
37 NK 10
Kelompok 3
Tim yang baik sekali
24 MFR 20
20 25 OWS 20
26 PS 20
38 SBL 20
Kelompok 4
Tim yang baik
4 INW 0
12
11 AHM 10
14 EPP 20
20 LW 20
30 SSS 10
Kelompok 5
Tim yang baik sekali
3 AS 20
16
18 LNS 10
32 SEP 20
33 SN 10
39 MM 20
Kelompok 6
Tim yang baik
1 RH 10
12,5 8 EPW 20
9 AFS 0
10 AZS 20
249
Kelompok 7
Tim yang baik
22 MAW 10
10 15 FRS 10
29 RZM 20
5 MGD 0
Kelompok 8
Tim yang baik
17 IP 0
7,5 31 SAN 0
16 FHD 20
2 AA 10
Kelompok 9
Tim yang baik
6 AM 0
10 7 DA 0
12 CV 20
13 DM 20
Tabel Penghitungan perkembangan skor kelompok
Slavin (dalam Rusman, 2014)
No. Rata-rata
Skor Kualifikasi
1. 0 < N < 5 -
2. 6 < N < 15 Tim yang baik (good team)
3. 16 < N < 20 Tim yang baik sekali (great
team)
4. 21 < N < 30 Tim yang istimewa (super team)
250
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
Lampiran 13
251
CATATAN LAPANGAN
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Siklus : 1
Pertemuan ke : 1
Ruang Kelas : VA
Nama Peneliti : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Maret 2015
Pukul : 07.00 – 09.00 WIB
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya !
Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran maupun alat penunjang media pembelajaran yaitu Liquid Crystal
Display, rol, laptop. Pembelajaran dimulai pada PKL. 07.00 dengan baris terlebih
dahulu di depan kelas, dan siswa masuk satu persatu ke dalam kelas. Kemudian
peneliti memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Sebelum masuk
pada kegiatan inti pembelajaran, guru melakukan pengarahan terhadap siswa atas
model dan sistematika pembelajaran selama kegiatan penelitian. Pada kegiatan
awal ,beberapa siswa belum kondusif. Terdapat 2 siswa yang berbicara sendiri
ketika kegiatan awal, peneliti segera mengkondisikan dengan menegur siswa
untuk memperhatikan dan konsentrasi terhadap kegiatan pembelajaran. Setelah
tampak kondusif, peneliti memberitahukan tujuan pembelajaran serta bentuk
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa. Selanjutnya, peneliti
melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang
kedatangan Belanda di Indonesia.
Peneliti memberikan pengarahan kepada siswa untuk membentuk
kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 anak. Setelah setiap kelompok
mengondisikan untuk kegiatan dalam kelompok, guru memberikan pengantar
dengan memberikan materi pembelajaran yaitu kedatangan Belanda di Indonesia.
Selanjutnya, peneliti menayangkan video pembelajaran yaitu video mengenai
kedatangan Belanda di Indonesia yang menjadi bahan diskusi dalam kelompok.
252
Setelah video ditayangkan, peneliti melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa
tentang video yang sudah ditayangkan.
Peneliti membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal sebagai
bahan diskusi kelompok belajar. Pada proses diskusi dalam kelompok, masih
terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam kelompok dan beberapa lainnya
bermain dengan temannya. Melihat kondisi tersebut, peneliti memberikan teguran
dan arahan pada kelompok agar proses kegiatan dalam kelompok dapat kondusif
dan maksimal. Waktu yang diberikan dalam diskusi kelompok adalah 20 menit,
namun karena tiap kelompok belum dapat memaksimalkan waktu yang diberikan
dan pekerjaan belum selesai peneliti memberikan toleransi waktu menjadi 30
menit. Setelah kegiatan diskusi kelompok, peneliti memberikan kesempatan
kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di
depan kelas. Setelah semua perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya,
peneliti memberikan konfirmasi mengenai jawaban yang sudah dipresentasikan.
Pada kegiatan penutup, peneliti memberikan evaluasi dengan memberikan
kuis yang dikerjakan secara individu. Sebelum mengerjakan soal kuis, peneliti
memberikan kesempatan siswa untuk kembali menata tempat duduk dari posisi
berkelompok menjadi posisi semula. Peneliti memberikan arahan tentang aturan
dalam mengerjakan soal kuis. Peneliti menampilkan soal kuis pada layar LCD.
Setelah dilakukan kuis, peneliti menyimpulkan apa saja yang diperoleh pada
pembelajaran dan memberitahukan materi pertemuan selanjutnya. Sebelum
mengakhiri pembelajaran peneliti mengucapkan salam dan mempersilahkan siswa
untuk istirahat, pembelajaran selesai pada PKL 09.00 WIB
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
253
CATATAN LAPANGAN
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Siklus : 1
Pertemuan ke : 2
Ruang Kelas : VA
Nama Peneliti : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Maret 2015
Pukul : 07.00 – 09.00 WIB
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya !
PKL 06.30 WIB peneliti mempersiapkan instrumen serta alat
penunjang media pembelajaran di dalam kelas. Pada saat bel berbunyi, peneliti
menyiapkan siswa untuk berbaris di depan kelas sebelum memasuki ruangan
kelas. Setelah semuanya memasuki ruangan, peneliti mengecek kesiapan siswa
untuk menerima pelajaran berupa posisi tempat duduk, meja, seragam, dll. Setelah
semuanya terkondisikan, peneliti memimpin untuk berdoa sebelum memulai
pelajaran kemudian menanyakan kabar siswa. Selanjutnya peneliti mengecek
kehadiran siswa dengan memanggil satu per satu sesuai dengan nomor urut absen.
Peneliti memulai pelajaran dengan bertanya jawab dengan materi pada
pertemuan sebelumnya yaitu kedatangan Belanda di Indonesia, kondisi siswa pada
pertemuan ini lebih kondusif dari pada pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti
memberitahukan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini serta kegiatan yang
akan dilakukan siswa. Peneliti memberikan pengantar mengenai materi yang
diberikan yaitu „Perlawanan Tokoh Pejuang dalam Melawan Belanda di
Indonesia‟. Sembari peneliti menerangkan, siswa dipersilahkan untuk mencatat
hal-hal yang penting untuk dicatat, namun beberapa siswa tidak mencatat materi
yang diberikan karena hanya memperhatikan penjelasan dari peneliti. Setelah
peneliti memberikan materi pengantar, peneliti menampilkan video pembelajaran
tentang perlawanan tokoh pejuang dalam melawan Belanda di Indonesia kurang
lebih berdurasi 10 menit.
254
Setelah menampilkan video, peneliti melakukan penguatan terhadap
materi yang disampaikan dengan melakukan tanya jawab supaya siswa dapat
menerima materi dengan jelas. Kemudian, peneliti mempersilahkan siswa untuk
berkelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya untuk melakukan kegiatan
diskusi dalam kelompok. Peneliti memberikan lembar kerja pada tiap kelompok
sebagai bahan untuk diskusi. Peneliti memberi pengarahan pada tiap kelompok
agar tiap kelompok dapat berdiskusi dengan optimal. Beberapa kelompok tidak
menggunakan buku sebagai referensi dalam menjawab soal diskusi, peneliti
memberikan arahan untuk menggunakan buku sebagai referensi untuk menjawab
soal diskusi.
Setelah selesai diskusi selama kurang lebih 20 menit, peneliti
mempersilahkan perwakilan kelompok untuk maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Peneliti mengkonfirmasi jawaban yang sudah
dipresentasikan, kemudian mengajak para siswa untuk bertepuk tangan untuk
menghargai siswa yang sudah maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
diskusi. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal kuis secara individu sebagai
evaluasi pembelajaran. Selanjutnya, peneliti mengumumkan hasil kuis yang
diakumulasi secara kelompok sesuai dengan pemerolehan peringkat kelompok.
Peneliti memberikan reward sesuai dengan peringkat yang diperoleh kelompok,
pada saat diumumkan pemerolehan kelompok beberapa siswa berteriak teriak
karena antusias untuk mengetahui pemerolehan kelompok. Peneliti memberikan
refleksi dan kesimpulan dan mempersilahkan siswa untuk istirahat pada PKL
09.00 WIB.
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
255
Foto Kegiatan Siklus I
Guru membimbing siswa
untuk berbaris sebelum
masuk ruang kelas
Guru mengajak siswa
berdoa sebelum memulai
pelajaran
Guru melakukan presensi
dengan memanggil satu per
satu siswa
Lampiran 14
256
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru memberikan materi
pengantar kepada siswa
Guru menampilkan media
pembelajaran berupa video
pembelajaran (audiovisual)
257
Siswa berdiskudi dalam
kelompok melalui arahan
guru
Siswa mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
Siswa mengerjakan soal
kuis secara individu
258
Guru memberikan reward
atas prestasi kelompok
belajar
Guru menutup
pembelajaran
259
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS V SEMESTER I
Disusun sebagai perangkat pembelajaran pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Siklus II
Oleh
HANDAL SETYO ADI PRAKOSO
NIM: 1401411396
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Lampiran 15
260
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN I
Sekolah : SDN Wonosari 03 Semarang
Kelas : VA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa
penjajahan Belanda dan Jepang
Indikator Materi
Pokok Kegiatan pembelajaran
Alokasi
Waktu Penilaian
Sumber Belajar
dan Media
2.1.5
Mengidentifik
asi peristiwa
kedatangan
Jepang di
Indonesia.
2.1.6
Menjelaskan
bentuk
penderitaan
rakyat
Indonesia
pada masa
pendudukan
Jepang.
Perjuangan
Melawan
Penjajahan
Jepang
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi
dengan tanya jawab.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
tentang materi
“Perlawanan Melawan
Penjajahan Jepang”.
4. Guru mengkondisikan
kelas dengan membentuk
kelompok belajar siswa
(4-5 siswa). (eksplorasi)
5.Siswa memperhatikan
penjelasan materi oleh
guru dengan bantuan
media audiovisual dengan
seksama.
(eksplorasi)
6. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya.
(eksplorasi)
7.Guru memberikan lembar
kerja kelompok yaitu soal
tentang “Perjuangan
2x35 menit
(1x perte-
muan)
1. Prosedur
tes: tes
hasil/tes
akhir.
2. Jenis tes:
tes
tertulis
3. Bentuk
tes:
pilihan
ganda dan
uraian
L
e
m
b
a
r
P
e
n
i
l
- Silabus kelas
V, standar
proses, dan
standar isi
- BSE. Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD/MI KelasV
Penyusun:
Syamsiyah,
dkk.
Halaman:89
- BSE. Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD/MI Kelas 5
Penyusun:
Susilaningsih,
dkk
Halaman:133-
135
- Video
pembelajaran
“Kedatangan
261
Melawan Penjajahan
Jepang” untuk bahan
diskusi kelompok.
(eksplorasi)
8.Siswa berdiskusi dalam
tim mengenai pekerjaan
yang diberikan oleh guru.
(elaborasi)
9. Guru mengevaluasi hasil
belajar melalui pemberian
kuis secara individu
tentang materi yang telah
dipelajari.
(elaborasi)
10.Setelah pelaksanaan kuis,
guru memeriksa hasil
kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-
100.(eksplorasi)
11.Guru memberikan
penghargaan atas
keberhasilan kelompok.
12.Siswa diminta untuk
mempelajari materi yang
telah diajarkan dan materi
yang akan datang.
a
i
a
n
u
Jepang di
Indonesia”
262
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SDNegeri Wonosari 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : V-A / II
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 x 35 menit)
Waktu Pelaksanaan :
I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II. Kompetensi Dasar
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang
III. Indikator
2.1.5 Mengidentifikasi peristiwa kedatangan Jepang di Indonesia.
2.1.6 Menjelaskan bentuk penderitaan rakyat Indonesia pada masa
pendudukan Jepang.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tayangan video tentang peristiwa kedatangan Jepang di
Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi peristiwa kedatangan
Jepang di Indonesia dengan benar.
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi sebab
bangsa Jepang ingin menguasai Indonesia dengan benar.
3. Melalui kegiatan kuis, siswa dapat menjelaskan bentuk kebijakan
Jepang saat menjajah bangsa Indonesia dengan benar.
V. Materi Ajar
Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang
263
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi, kuis
VII. Model Pembelajaran
Model kooperatif students teams achievment division berbantuan media
Audiovisual.
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut:
“Pada tahun berapa bangsa Jepang datang ke Indonesia?”
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II. Kegiatan Inti
1. Guru mengkondisikan kelas dengan membentuk kelompok belajar
siswa (4-5 siswa). (eksplorasi)
2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan
video tentang “Kedatangan Jepang di Indonesia” dengan seksama.
(eksplorasi)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi)
4. Guru memberikan lembar kerja kelompok berupa soal tentang
“Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang” untuk bahan diskusi
kelompok. (eksplorasi)
5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan
oleh guru. (elaborasi)
II. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru membuat rangkuman pembelajaran
“Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang”.
2. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara
individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi)
3. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi)
264
4. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok.
5. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan
materi yang akan datang.
6. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
IX. Media dan Sumber Belajar
1. Media
Video pembelajaran “Kedatangan Jepang di Indonesia”
2. Sumber Belajar
Silabus kelas V, standar proses, dan standar isi
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5
Penyusun: Syamsiyah, dkk . Halaman:89
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5
Penyusun: Susilaningsih, dkk . Halaman:133-135
X. Penilaian
1. Prosedur penilaian:
Tes awal
Tes Proses
Tes hasi;
2. Teknik penilaian:
Tes
Non Tes
265
3. Bentuk tes:
Obyektif (Pilihan Ganda)
Subyektif (Uraian)
Semarang, 28 Maret 2015
Guru Kelas, Peneliti,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. Handal Setyo Adi Prakoso NIP. 196207161983042008 NIM. 1401411396
Kepala Sekolah
SDN Wonosari 03
Sutriyono, S.Pd.SD
NIP. 196305081983041005
266
Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang
Bangsa Jepang pernah menguasai Indonesia selama 3,5 tahun. Namun,
pendudukan dalam waktu yang singkat ini menyebabkan penderitaan yang luar
biasa. Pada bagian ini kita akan membahas kedatangan Bangsa Jepang ke
Indonesia, penderitaan rakyat pada masa pendudukan Jepang, dan perlawanan
menentang penjajahan Jepang.
1. Kedatangan Jepang di Indonesia
Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia
melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Pada
tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut
Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur
Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki Filipina,
Myanmar, Malaya, Singapura,dan Indonesia.
Ketika masuk wilayah Indonesia, pertama-tama Jepang menduduki daerah
penghasil minyak seperti Tarakan, Balikpapan, dan Palembang. Kemudian
perhatian Jepang diarahkan untuk menguasai Pulau Jawa. Tanggal 1 Maret 1942
pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa,
yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur).
Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia.
Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda Letjen
Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu menyerah tanpa syarat kepada
Angkatan Perang Jepang yang dipimpin Letjen Hithoshi Imamura. Upacara
serah terima ditandatangani di Kalijati, Subang, Jawa Barat.
Pasukan Jepang disambut dengan sukacita penuh harapan oleh rakyat
Indonesia. Jepang dianggap sebagai pembebas bangsa Indonesia dari penjajahan
Belanda. Padahal Jepang punya rencana tersembunyi. Ada beberapa alasan
Jepang menduduki Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu
bara.
267
b. Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan
tentara Jepang dalam peperangan.
c. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan
untuk membantu perang Jepang.
Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat
Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:
1. mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih;
2. mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
3. larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari
hari. Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa
Indonesia.
Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda tiga A. Propaganda
yang dilancarkan Jepang itu berisi:
1. Jepang pemimpin Asia,
2. Jepang pelindung Asia,
3. Jepang cahaya Asia.
Kegembiraan rakyat Indonesia atas kedatangan tentara Jepang tidak
berlangsung lama. Pasukan Jepang mulai berubah perangai. Jepang mulai
mengadakan pemerasan dan penindasan. Bahkan lebih rakus dan lebih kejam dari
penjajah Belanda. Penderitaan rakyat Indonesia semakin parah. Penderitaan rakyat
Indonesia selama masa penjajahan Jepang antara lain sebagai berikut.
1. Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk
persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak punya cukup
makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat mudah terserang
penyakit. Berbagai penyakit, seperti tipes, kolera, beri-beri, dan malaria
merajalela di mana-mana. Obat-obatan sulit didapatkan. Banyak rakyat
Indonesia terpaksa memakai pakaian dari karung goni, karet lempengan,
atau bahkan pakaian dari daun rumbia. Karena penderitaan itu, ribuan
rakyat meninggal.
268
2. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap
pemberitaan. Media masa disegel.
3. Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi
keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut
romusha.
Jepang mengerahkan rakyat Indonesia khususnya para pemuda
untuk membangun prasarana perang, seperti: kubu-kubu, jalan raya,
bandar udara, benteng, jembatan, dan sarana perang lainnya. Para romusha
harus bekerja berat dalam bahaya serangan Sekutu yang selalu
mengancam. Tenaga mereka diperas secara berlebihan, sementara
makanan tidak diperhatikan. Mereka tinggal dan tidur dalam barak-barak
yang kotor dan tidak sehat. Banyak romusha mati karena kelaparan,
kecapaian, terkena serangan Sekutu, atau karena terserang penyakit.
Selain romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan
Jepang, seperti:
a. Seinendan (barisan pemuda),
b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi),
c. Fujinkai (Barisan Wanita),
d. Suishintai (Barisan Pelopor),
e. Jibakutai (Barisan Berani Mati),
f. Gakutotai (Barisan Pelajar),
g. Peta (Pembela Tanah Air).
4. Banyak wanita Indonesia yang terpaksa melayani nafsu bejat pasukan
Jepang. Kebanyakan dari antara mereka tertipu karena bujukan dan janji-
janji tentara Jepang yang akan memberikan lapangan pekerjaan yang baik
dengan gaji yang lumayan.
269
Lembar Kerja Kelompok
Nama Anggota Kelompok :
1. ............................
2. ............................
3. ............................
4. ............................
5. ............................
Petunjuk:
1. Pelajari lagi tentang materi yang telah disampaikan guru!
2. Diskusikan jawaban dari soal bersama tim atau kelompok!
3. Tuliskan jawaban pada lembar jawab yang disediakan!
4. Pastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal!
Soal:
1. Peristiwa apa yang terjadi sebelum Jepang menguasai Indonesia?
Ceritakanlah peristiwa tersebut dengan runtut!
2. Apakah alasan Jepang menduduki Indonesia? Jelaskan!
3. Sebutkan langkah Jepang dalam menarik simpati rakyat Indonesia!
4. Sebutkan apa saja kebijakan Jepang yang menyebabkan penderitaan bagi
bangsa Indonesia!
5. Sebutkan dan jelaskan barisan yang dibentuk untuk membantu
kepentingan Jepang!
Jawab:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
270
Jawab:
1. Peristiwa sebelum Jepang datang ke Indonesia adalah sebagai berikut. Dalam
Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia
melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan
Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang
pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah
Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan
Jepang menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura,dan
Indonesia.
2. Ada beberapa alasan Jepang menduduki Indonesia, antara lain sebagai
berikut.
a. Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu
bara.
b. Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang
dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan.
c. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan
untuk membantu perang Jepang.
3. Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat
Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:
a. mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih;
b. mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya.
c. larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari hari.
Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa
Indonesia.
4. Penderitaan rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang antara lain
sebagai berikut.
a. Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk
persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak punya
cukup makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat mudah
terserang penyakit. Berbagai penyakit, seperti tipes, kolera, beri-beri, dan
malaria merajalela di mana-mana. Obat-obatan sulit didapatkan. Banyak
271
rakyat Indonesia terpaksa memakai pakaian dari karung goni, karet
lempengan, atau bahkan pakaian dari daun rumbia. Karena penderitaan
itu,ribuan rakyat meninggal.
b. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap
pemberitaan. Media masa disegel.
c. Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya
bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut
romusha.
5. Barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti:
a. Seinendan (barisan pemuda),
b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi),
c. Fujinkai (Barisan Wanita),
d. Suishintai (Barisan Pelopor),
e. Jibakutai (Barisan Berani Mati),
f. Gakutotai (Barisan Pelajar),
g. Peta (Pembela Tanah Air).
272
Kisi-Kisi Penilian Kuis (Evaluasi)
Kompetensi Dasar Indikator Ranah
Kognitif
Banyak
Soal
Nomor
Soal
Jenis
Soal
2.1 Mendeskripsikan
perjuangan para tokoh
pejuang pada masa
penjajahan Belanda
dan Jepang
2.1.5
Mengidentifikasi
peristiwa
kedatangan Jepang
di Indonesia..
C1, C2 9
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7
Pilihan
Ganda
I, II Uraian
2.1.6
Menjelaskan bentuk
penderitaan rakyat
Indonesia pada
masa pendudukan
Jepang.
C1, C2,
C4 6
8,9,10 Pilihan
Ganda
2,4, 5 Uraian
273
Soal Kuis (Evaluasi)
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada
jawaban yang tepat (a,b,c,d)!
1. Dibawah ini yang termasuk negara sekutu adalah...
a. Amerika
b. Jepang
c. Rusia
d. Jerman
2. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan jepang menyerang pangkalan
Angkatan Laut Amerika yaitu..
a. Pasifik
b. Bogota
c. Pearl Harbour
d. Pearl Country
3. Pada tanggal berapa Jepang mendarat di Pulau Jawa?
a. 13 Maret 1940
b. 1 Maret 1942
c. 1 Oktober 1942
d. 10 Maret 1942
4. Siapakah Panglima Angkatan Perang Hinda Belanda saat menyerah tanpa
syarat kepada Jepang?
a. Van den Bosch
b. Daendels
c. Letjen Ter Poorten
d. Imamura
5. Siapakah pemimpin angkatan perang Jepang saat invasi ke Indonesia?
a. Nakamura Maeda
b. Laksamana Maeda
c. Nakamura
d. Letjen Hitoshi Imamura
6. Di manakah upacara serah terima penyerahan Indonesia dari Belanda
diserahkan pada Jepang?
a. Indramayu
b. Sukabumi
c. Bandung
d. Kalijati, Subang, Jawa Barat
7. Dibawah ini merupakan salah satu isi dari gerakan tiga A
a. Jepang penjajah Asia
b. Jepang pengayom Asia
274
c. Jepang pelindung Asia
d. Jepang pilihan Asia
8. Barisan bentukan Jepang yang terdiri dari barisan pemuda adalah
a. Seinendan
b. Keibodan
c. Suishintai
d. Gakukotai
9. Barisan bentukan Jepang yang terdiri barisan wanita adalah...
a. Fujinkai
b. Peta
c. Heiho
d. TRI
10. Barisan yang artinya adalah pembela tanah air adalah...
a. Heiho
b. PETA
c. Seinendan
d. Keibodan
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Sebutkan 3 negara yang merupakan anggota sekutu!
2. Apakah alasan Jepang menduduki Indonesia? Jelaskan!
3. Sebutkan 3 isi gerakan tiga A!
4. Sebutkan apa saja kebijakan Jepang yang menyebabkan penderitaan bagi
bangsa Indonesia!
5. Sebutkan dan jelaskan minimal 3 barisan yang dibentuk untuk membantu
kepentingan Jepang!
275
Lembar Jawab Soal Kuis (Evaluasi) Siswa
Nama : .....................
No.Absen : .....................
A. Pilihan Ganda
1 A B C D
2 A B C D
3 A B C D
4 A B C D
5 A B C D
B. Uraian
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
6 A B C D
7 A B C D
8 A B C D
9 A B C D
10 A B C D
276
Kunci Jawaban Soal Kuis (Evaluasi)
A. Pilihan Ganda
1. A 6. D
2. C 7. C
3. B 8. A
4. C 9. A
5. D 10. B
B. Uraian
1. Anggota sekutu adalah Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis.
2. a. Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan
batu bara.
a. Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang
dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan.
b. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang
diperlukan untuk membantu perang Jepang.
3. Isi gerakan tiga A:
1. Jepang pemimpin Asia,
2. Jepang pelindung Asia,
3. Jepang cahaya Asia.
4. Kebijakan Jepang yang merugikan bangsa Indonesia.
a. Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung
untuk persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak
punya cukup makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat
mudah terserang penyakit. Berbagai penyakit, seperti tipes, kolera,
beri-beri, dan malaria merajalela di mana-mana. Obat-obatan sulit
didapatkan. Banyak rakyat Indonesia terpaksa memakai pakaian
dari karung goni, karet lempengan, atau bahkan pakaian dari daun
rumbia. Karena penderitaan itu,ribuan rakyat meninggal.
b. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap
pemberitaan. Media masa disegel.
277
c. Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas
tenaganya bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman
Jepang disebut romusha.
5. Barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti:
a. Seinendan (barisan pemuda),
b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi),
c. Fujinkai (Barisan Wanita),
d. Suishintai (Barisan Pelopor),
e. Jibakutai (Barisan Berani Mati),
f. Gakutotai (Barisan Pelajar),
g. Peta (Pembela Tanah Air).
278
PENSKORAN:
A. Pilihan Ganda
B. Uraian
Skor maksimal = skor maksimal pil.ganda + skor maksimal uraian
= 10 + 25
= 35
No soal Skor
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
9 1
10 1
JUMLAH 10
No soal Skor
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
JUMLAH 25
279
Video kedatangan Jepang di Indonesia
280
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN II
Sekolah : SDN Wonosari 03 Semarang
Kelas : VA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa
penjajahan Belanda dan Jepang
Indikator Materi
Pokok Kegiatan pembelajaran
Alokasi
Waktu Penilaian
Sumber Belajar
dan Media
2.1.7
Mengidentifik
asi peristiwa
perlawanan
terhadap
Jepang di
Indonesia..
2.1.8
Mengidentifik
asi peristiwa
perlawanan
terhadap
Jepang di
Indonesia.
2.1.9
Menjelaskan
peristiwa
perlawanan
terhadap
bangsa Jepang
di Indonesia.
Peristiwa
Perlawanan
Terhadap
Jepang
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi
dengan tanya jawab.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
tentang materi
“Peristiwa Perlawanan
Terhadap Jepang”.
4. Guru mengkondisikan
kelas dengan membentuk
kelompok belajar siswa
(4-5 siswa). (eksplorasi)
5.Siswa memperhatikan
penjelasan materi oleh
guru dengan bantuan
media audiovisual dengan
seksama.
(eksplorasi)
6. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya.
(eksplorasi)
7.Guru memberikan lembar
kerja kelompok yaitu soal
tentang “Peristiwa
2x35 menit
(1x perte-
muan)
1. Prosedur
tes: tes
hasil/tes
akhir.
2. Jenis tes:
tes
tertulis
3. Bentuk
tes:
pilihan
ganda dan
uraian
L
e
m
b
a
r
P
e
n
i
l
- Silabus kelas
V, standar
proses, dan
standar isi
- BSE. Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD/MI KelasV
Penyusun:
Syamsiyah,
dkk.
Halaman:89
- BSE. Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD/MI Kelas 5
Penyusun:
Susilaningsih,
dkk.
Halaman:133-
135
- Video
pembelajaran
“Peristiwa
281
Perlawanan Terhadap
Jepang” untuk bahan
diskusi kelompok.
(eksplorasi)
8.Siswa berdiskusi dalam
tim mengenai pekerjaan
yang diberikan oleh guru.
(elaborasi)
9. Guru mengevaluasi hasil
belajar melalui pemberian
kuis secara individu
tentang materi yang telah
dipelajari.
(elaborasi)
10.Setelah pelaksanaan kuis,
guru memeriksa hasil
kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-
100.(eksplorasi)
11.Guru memberikan
penghargaan atas
keberhasilan kelompok.
12.Siswa diminta untuk
mempelajari materi yang
telah diajarkan dan materi
yang akan datang.
a
i
a
n
u
Perlawanan
Terhadap
Jepang”
282
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN II
Satuan Pendidikan : SDNegeri Wonosari 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : V-A / II
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 x 35 menit)
Waktu Pelaksanaan :
I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II. Kompetensi Dasar
i) Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang
2. Indikator
2.1.7 Mengidentifikasi peristiwa perlawanan terhadap Jepang di
Indonesia.
2.1.8 Mengetahui tokoh-tokoh perlawanan terhadap Jepang.
2.1.9 Menjelaskan peristiwa perlawanan terhadap bangsa Jepang di
Indonesia.
3. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tayangan video tentang peristiwa perlawanan terhadap
bangsa Jepang di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi peristiwa
perlawan terhadap Jepang di Indonesia dengan benar.
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan tokoh
perlawanan terhadap Jepang minimal tiga tokoh.
3. Melalui kegiatan kuis, siswa dapat menjelaskan peristiwa
perlawanan terhadap bangsa Jepang saat menjajah bangsa
Indonesia dengan benar.
4. Materi Ajar
Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang
283
5. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi, kuis
6. Model Pembelajaran
Model kooperatif students teams achievment division berbantuan media
Audiovisual.
7. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal
1. Salam, berdoa, presensi.
2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut:
“Pada tahun berapa bangsa Jepang datang ke Indonesia?”
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II. Kegiatan Inti
1. Guru mengkondisikan kelas dengan membentuk kelompok belajar
siswa (4-5 siswa). (eksplorasi)
2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan
video tentang “Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang” dengan
seksama. (eksplorasi)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi)
4. Guru memberikan lembar kerja kelompok berupa soal tentang
“Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang” untuk bahan diskusi
kelompok. (eksplorasi)
5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan
oleh guru. (elaborasi)
II. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru membuat rangkuman pembelajaran “Peristiwa
Perlawanan Terhadap Jepang”
2. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara
individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi)
3. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi)
4. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok.
284
5. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan
materi yang akan datang.
6. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
IX. Media dan Sumber Belajar
1. Media
Video pembelajaran “Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang”.
2. Sumber Belajar
Silabus kelas V, standar proses, dan standar isi
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5
Penyusun: Syamsiyah, dkk . Halaman:89
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5
Penyusun: Susilaningsih, dkk . Halaman:133-135
X. Penilaian
1. Prosedur penilaian:
Tes awal
Tes Proses
Tes hasil
2. Teknik penilaian:
Tes
Non Tes
285
3. Bentuk tes:
Obyektif (Pilihan Ganda)
Subyektif (Uraian)
Semarang, 1 April 2015
Guru Kelas, Peneliti,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. Handal Setyo Adi Prakoso
NIP. 196207161983042008 NIM. 1401411396
Kepala Sekolah
SDN Wonosari 03
Sutriyono, S.Pd.SD NIP. 196305081983041005
286
Perlawanan Terhadap Bangsa Jepang di Indonesia
Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja.
Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa bekerja di
tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan terbang dan
kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan di dalam dan
luar negeri seperti Burma, Malaysia dan Thailand.
Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan sandang.
Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk dijadikan
pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia selama kurang
lebih tiga setengah tahun.
Penderitaan lahir batin yang dialami rakyat Indonesia selama pendudukan
Jepang di Indonesia menimbulkan rasa benci dan pemberontakan di berbagai
wilayah Indonesia. Pemberontakan-pemberontakan itu antara lain sebagai berikut.
1. Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat
Aceh juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944.
2. Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil
buminya. Petani marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang.
2. Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang.
Terjadilah peperangan terhadap pasukan Jepang.
3. Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para
pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal
16 Oktober 1943. Mereka ditangkap dan dibunuh.
4. Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945.
Perlawanan ini dipimpin oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap.
287
Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman. Sudirman berhasil
menolong dan membebaskannya.
5. Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau
menolak seikeirei (membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno
Heika) dan menentang romusha. Beliau memandang hal itu bertentangan
dengan ajaran Islam.
6. Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X.
Supriyadi. Namun Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan
teman-temanya ditangkap oleh tentara Jepang. Pada tanggal 15 Maret 1945,
perwira-perwira Peta yang memberontak diadili di Pengadilan Militer Jepang
di Jakarta. Dalam pengadilan itu, mereka dijatuhi hukuman mati. Perwira-
perwira Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain Muradi, Dr. Ismangil,
Suparyono, Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan Supriyadi.
Namun, Supriyadi menghilang dan tidak menghadiri persidangan.
288
Lembar Kerja Kelompok
Nama Anggota Kelompok :
1. ............................
2. ............................
3. ............................
4. ............................
5. ............................
Petunjuk:
1. Pelajari lagi tentang materi yang telah disampaikan guru!
2. Diskusikan jawaban dari soal bersama tim atau kelompok!
3. Tuliskan jawaban pada lembar jawab yang disediakan!
4. Pastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal!
Soal:
1. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perlawanan rakyat Indonesia
terhadap Jepang?
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat peristiwa perlawanan terhadap
Jepang!
Jawab:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
289
Jawab:
1. Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja. Jepang
menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa bekerja di
tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan terbang dan
kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan di dalam
dan luar negeri seperti Burma, Malaysia dan Thailand.
Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan sandang.
Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk
dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia
selama kurang lebih tiga setengah tahun.
Penderitaan lahir batin yang dialami rakyat Indonesia selama pendudukan
Jepang di Indonesia menimbulkan rasa benci dan pemberontakan di berbagai
wilayah Indonesia.
2. Pemberontakan dan tokoh perlawanan terhadap Jepang adalah sebagai
berikut:
1. Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat
Aceh juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944.
2. Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil
buminya. Petani marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang.
3. Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang.
Terjadilah peperangan terhadap pasukan Jepang.
4. Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para
pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada
tanggal 16 Oktober 1943. Mereka ditangkap dan dibunuh.
5. Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945.
Perlawanan ini dipimpin oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap.
290
Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman. Sudirman berhasil
menolong dan membebaskannya.
6. Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau
menolak seikeirei (membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno
Heika) dan menentang romusha. Beliau memandang hal itu bertentangan
dengan ajaran Islam.
7. Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X.
Supriyadi. Namun Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi
dan teman-temanya ditangkap oleh tentara Jepang. Pada tanggal 15 Maret
1945, perwira-perwira Peta yang memberontak diadili di Pengadilan
Militer Jepang di Jakarta. Dalam pengadilan itu, mereka dijatuhi hukuman
mati. Perwira-perwira Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain
Muradi, Dr. Ismangil, Suparyono, Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan
Supriyadi. Namun, Supriyadi menghilang dan tidak menghadiri
persidangan.
291
Kisi-Kisi Penilian Kuis (Evaluasi)
Kompetensi Dasar Indikator Ranah
Kognitif
Banyak
Soal
Nomor
Soal
Jenis
Soal
2.1 Mendeskripsikan
perjuangan para tokoh
pejuang pada masa
penjajahan Belanda
dan Jepang
2.1.7
Mengidentifikasi
peristiwa perlawanan
terhadap Jepang di
Indonesia.
C2, C2 8
1,2,3,4,
5,7,8
Pilihan
Ganda
3 Uraian
2.1.7
Mengetahui tokoh-
tokoh perlawanan
terhadap Jepang
C1 5
6,9,10 Pilihan
Ganda
4,5 Uraian
2.1.8
Menjelaskan
peristiwa perlawanan
terhadap bangsa
Jepang di Indonesia.
C2, C4 2
4,5
Uraian
292
Soal Kuis (Evaluasi)
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada
jawaban yang tepat (a,b,c,d)!
1. Barisan yang artinya adalah pembela tanah air adalah...
a. Heiho
b. PETA
c. Seinendan
d. Keibodan
2. Istilah bentukan barisan Jepang yang berarti barisan pemuda adalah...
b. Gakukotai
c. Seinendan
d. Peta
e. Fujinkai
3. Istilah bentukan barisan Jepang yang berarti barisan wanita adalah...
a. Gakukotai
b. Seinendan
c. Peta
d. Fujinkai
4. Istiliah kerja paksa saat jaman pendudukan Jepang adalah...
a. Cultur stelsel
b. Kerja Rodi
c. Romusha
d. Heiho
5. Kemana sajakah para romusha dikirim ke luar negeri?
a. Burma, Malaysia, Thailand
b. Singapura
c. Amerika
d. Inggris
6. Siapakah pemimpin Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng?
a. Patimura
b. Teuku Abdul Jalil
c. Diponegoro
d. Sultan Agung
7. Apakah latar belakang Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat?
a. Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian
hasil buminya.
b. Jepang memberikan kemakmuran.
c. Jepang menduduki pusat pemerintahan.
d. Jepang mendirikan 3A
293
8. Apakah istilah dalam bahasa jepang membungkukkan badan kepada Kai-
sar Jepang Tenno Heika?
a. Seikerei.
b. Jibakutai
c. Kamikase
d. Katana
9. Siapakah tokoh Perlawanan rakyat di Singaparna, Jawa Barat?
a. Patimura
b. Teuku Umur
c. KH. Zainal Mustafa
d. Cut Nyak Dien
10. Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan...
a. Shodanco F.X. Supriyadi
b. Soekarno
c. Isdiman
d. Ahmad Dahlan
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Apakah alasan utama rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap
Jepang?
2. Apakah latar belakang perlawanan rakyat di Kaplongan, Jabar?
3. Apakah yang disebut dengan seikerei?
4. Siapakah yang menentang seikerei?
5. Siapakah yang memimpin perlawanan Jepang di Blitar?
294
Lembar Jawab Soal Kuis (Evaluasi) Siswa
Nama : .....................
No.Absen : .....................
A. Pilihan Ganda
1 A B C D
2 A B C D
3 A B C D
4 A B C D
5 A B C D
B. Uraian
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
6 A B C D
7 A B C D
8 A B C D
9 A B C D
10 A B C D
295
Kunci Jawaban Soal Kuis (Evaluasi)
A. Pilihan Ganda
1. B 6. B
2. B 7. A
3. D 8. A
4. C 9. C
5. A 10. A
B. Uraian
1) Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja.
Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa
bekerja di tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat
lapangan terbang dan kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api.
Romusha dipekerjakan di dalam dan luar negeri seperti Burma,
Malaysia dan Thailand.
Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan
sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak
untuk dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di
Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun.
Penderitaan lahir batin yang dialami rakyat Indonesia selama
pendudukan Jepang di Indonesia menimbulkan rasa benci dan
pemberontakan di berbagai wilayah Indonesia.
2) Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian
hasil buminya.
3) Membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika
4) KH. Zainal Mustofa
5) Shodanco F.X. Supriyadi
296
PENSKORAN:
A. Pilihan Ganda
B. Uraian
Skor maksimal = skor maksimal pil.ganda + skor maksimal uraian
= 10 + 25
= 35
No soal Skor
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
9 1
10 1
JUMLAH 10
No soal Skor
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
JUMLAH 25
297
Video Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang
298
LAMPIRAN
HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
SIKLUS II
Lampiran 16
299
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
SIKLUS II PERTEMUAN KE 1
Nama SD : SDN Wonosari 03
Kelas / Semester : V A (lima A) / 2 (dua)
Materi : Penjajahan Belanda di Indonesia
Nama Guru : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari / Tanggal : Sabtu, 28 Maret 2015
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai
dengan indikator pengamatan !
a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak.
b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak.
c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak.
d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak.
e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak.
(Rusman, 2014:98)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan
lapangan.
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
1. Mengkondisikan siswa agar siap
dan termotivasi dalam mengikuti
pelajaran dengan meminta anak
untuk menyiapkan diri masuk ke
dalam kelas dan memperhatikan
guru. (keterampilan membuka
pelajaran).
1. Mempersiapkan
ruangan. √
4
2. Mempersiapkan
sumber belajar. √
3. Memimpin doa. √ 4. Mengecek kehadiran
siswa. √
2. Melakukan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab
(keterampilan membuka pelajaran).
1. Melakukan apersepsi. √
3
2. Bertanya tentang
materi yang lalu √
3. Menarik perhatian
siswa
4. Menimbulkan
motivasi. √
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang “Penjajahan
1. Menyampaikan
tujuan pembelajaran. √
300
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
Belanda dan Jepang” (keterampilan
membuka pelajaran).
2. Menuliskan tujuan
pembelajaran. √
3 3. Menyampaikan
kegiatan
pembelajaran. √
4. Mengajukan
pertanyaan tindak
lanjut
4. Membimbing siswa untuk
membentuk kelompok belajar siswa
(keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
1. Mengatur tempat
duduk √
4
2. Membagi kelompok
belajar √
3. Membimbing siswa
masuk ke dalam
kelompok belajar. √
4. Menjelaskan tugas
siswa dalam
kelompok belajar. √
5. Menyampaikan materi “Penjajahan
Belanda dan Jepang” dengan video
pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang” (keterampilan
menjelaskan, keterampilan
mengadakan variasi)
1. Menampilkan video
sebagai media
Audiovisual. √
4
2. Memberikan
penjelasan mengenai
isi materi media
Audiovisual terhadap
siswa
√
3. Memberi kesempatan
bertanya. √
4. Memberi pertanyaan
pada siswa. √
6. Membimbing siswa dalam
berdiskusi kelompok (keterampilan
membimbing diskusi kelompok
kecil).
1. Membimbing siswa
dalam jalannya kerja
kelompok √
3
2. Membimbing siswa
untuk mendiskusikan
pekerjaan yang
diberikan
3. Memberi kesempatan
pada siswa untuk
menyampaikan hasil
diskusi
√
301
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
4. Memberikan
konfirmasi terhadap
hasil diskusi
kelompok
√
7. Melakukan tanya jawab kepada
siswa tentang hasil diskusi
terhadap lembar kerja kelompok
yang telah dilakukan siswa
(keterampilan bertanya).
1. Memberikan
pertanyaan √
3
2. Memberikan acuan √ 3. Memindahkan giliran
menjawab
4. Memberikan waktu
berpikir √
8. Memberikan evaluasi kepada siswa
berupa kuis. (keterampilan
mengelola kelas, mengadakan
variasi)
1. Memberikan
kesempatan siswa
untuk menjawab
pertanyaan guru.
√
2
2. Membimbing siswa
dalam menjawab
pertanyaan.
3. Membimbing
jalannya kuis untuk
dikerjakan siswa
secara mandiri
√
4. Memberikan
konfirmasi jawaban
9. Mengevaluasi hasil kerja siswa
dengan rentang angka 0-100
(keterampilan menutup pelajaran)
1. Menghitung Skor
Kelompok √
4
2. Penghitungan
perkembangan skor
individu √
3. Memberi pengakuan
skor kelompok √
4. Mengumumkan hasil
skor kelompok √
10. Memberikan penghargaan atas
keberhasilan kelompok dan
memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dengan
mengumumkan hasil pemerolehan
kelompok dan sticker juara.
(keterampilan memberi penguatan).
1. Memberi penguatan
verbal √
2
2. Memberi penguatan
gestural
3. Memberi penguatan
dengan sentuhan
4. Memberi penguatan
tentang materi yang
disampaikan √
11. Menutup pelajaran (keterampilan
menutup pelajaran).
1. Menyimpulkan
materi √ 3
302
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
2. Melakukan refleksi
3. Memberikan evaluasi √
4. Memberikan umpan
balik √
Jumlah Skor 35
Keterangan :
Skor terendah = 11 x 0 = 0
Skor tertinggi = 11 x 4 = 44
Median =
= 44 + 0
2
= 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n = ( T- R) + 1
= (44-0) +1
= 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1)
= 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2 =
( n+1 )
= 2/4 (45+1)
= 23 jadi nilai Q2 adalah 23
Q3 = ¾ (n + 1)
= ¾ (45+1)
= 34,5 jadi nilai Q3 adalah 35
T = 44
303
Kriteria Penilaian Data Kualitatif
Skala Penilaian Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5 Baik
11,5 ≤ skor < 23 Cukup
0 ≤ skor < 11,5 Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Jumlah Skor = 35 Kategori = Sangat Baik
Semarang, 28 Maret 2015
Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
NIP. 196207161983042008
304
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
SIKLUS II PERTEMUAN KE 2
Nama SD : SDN Wonosari 03
Kelas / Semester : V A (lima A) / 2 (dua)
Materi : Penjajahan Belanda di Indonesia
Nama Guru : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari / Tanggal : Sabtu, 28 Maret 2015
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai
dengan indikator pengamatan !
a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak.
b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak.
c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak.
d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak.
e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak.
(Rusman, 2014:98)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan
lapangan.
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
1. Mengkondisikan siswa agar siap
dan termotivasi dalam mengikuti
pelajaran dengan meminta anak
untuk menyiapkan diri masuk ke
dalam kelas dan memperhatikan
guru. (keterampilan membuka
pelajaran).
1. Mempersiapkan
ruangan. √
4
2. Mempersiapkan sumber
belajar. √
3. Memimpin doa. √
4. Mengecek kehadiran
siswa. √
2. Melakukan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab
(keterampilan membuka pelajaran).
1. Melakukan apersepsi. √
4
2. Bertanya tentang materi
yang lalu √
3. Menarik perhatian
siswa √
4. Menimbulkan motivasi. √ 3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang “Penjajahan
Belanda dan Jepang” (keterampilan
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran. √
4 2. Menuliskan tujuan √
305
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
membuka pelajaran).
pembelajaran.
3. Menyampaikan
kegiatan pembelajaran. √
4. Mengajukan pertanyaan
tindak lanjut √
4. Membimbing siswa untuk
membentuk kelompok belajar siswa
(keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
1. Mengatur tempat duduk √
4
2. Membagi kelompok
belajar √
3. Membimbing siswa
masuk ke dalam
kelompok belajar. √
4. Menjelaskan tugas
siswa dalam kelompok
belajar. √
5. Menyampaikan materi “Penjajahan
Belanda dan Jepang” dengan video
pembelajaran “Penjajahan Belanda
dan Jepang” (keterampilan
menjelaskan, keterampilan
mengadakan variasi)
1. Menampilkan video
sebagai media
Audiovisual. √
4
2. Memberikan penjelasan
mengenai isi materi
media Audiovisual
terhadap siswa
√
3. Memberi kesempatan
bertanya. √
4. Memberi pertanyaan
pada siswa. √
6. Membimbing siswa dalam
berdiskusi kelompok (keterampilan
membimbing diskusi kelompok
kecil).
1. Membimbing siswa
dalam jalannya kerja
kelompok √
3
2. Membimbing siswa
untuk mendiskusikan
pekerjaan yang
diberikan
3. Memberi kesempatan
pada siswa untuk
menyampaikan hasil
diskusi
√
4. Memberikan
konfirmasi terhadap
hasil diskusi kelompok
√
7. Melakukan tanya jawab kepada
siswa tentang hasil diskusi terhadap
lembar kerja kelompok yang telah
dilakukan siswa (keterampilan
bertanya).
1. Memberikan
pertanyaan √
3 2. Memberikan acuan √ 3. Memindahkan giliran
menjawab
306
No. Indikator Deskriptor Check
(√) Jumlah
4. Memberikan waktu
berpikir √
8. Memberikan evaluasi kepada siswa
berupa kuis. (keterampilan
mengelola kelas, mengadakan
variasi)
1. Memberikan
kesempatan siswa
untuk menjawab
pertanyaan guru.
√
3
2. Membimbing siswa
dalam menjawab
pertanyaan.
√
3. Membimbing jalannya
kuis untuk dikerjakan
siswa secara mandiri √
4. Memberikan
konfirmasi jawaban
9. Mengevaluasi hasil kerja siswa
dengan rentang angka 0-100
(keterampilan menutup pelajaran)
1. Menghitung Skor
Kelompok √
4
2. Penghitungan
perkembangan skor
individu √
3. Memberi pengakuan
skor kelompok √
4. Mengumumkan hasil
skor kelompok √
10. Memberikan penghargaan atas
keberhasilan kelompok dan
memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dengan
mengumumkan hasil pemerolehan
kelompok dan sticker juara.
(keterampilan memberi penguatan).
1. Memberi penguatan
verbal √
3
2. Memberi penguatan
gestural √
3. Memberi penguatan
dengan sentuhan
4. Memberi penguatan
tentang materi yang
disampaikan √
11. Menutup pelajaran (keterampilan
menutup pelajaran).
1. Menyimpulkan materi √
3
2. Melakukan refleksi
3. Memberikan evaluasi √
4. Memberikan umpan
balik √
Jumlah Skor 39
Keterangan :
Skor terendah = 11 x 0 = 0
Skor tertinggi = 11 x 4 = 44
307
Median =
= 44 + 0
2
= 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n = ( T- R) + 1
= (44-0) +1
= 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1)
= 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2 =
( n+1 )
= 2/4 (45+1)
= 23 jadi nilai Q2 adalah 23
Q3 = ¾ (n + 1)
= ¾ (45+1)
= 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5
T = 44
Kriteria Penilaian Data Kualitatif
Skala Penilaian Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5 Baik
11,5 ≤ skor < 23 Cukup
0 ≤ skor < 11,5 Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Jumlah Skor = 39 Kategori = Sangat Baik
Semarang, 1 April 2015
Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
NIP. 196207161983042008
308
LAMPIRAN
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II
Lampiran 17
309
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Siklus II Pertemuan ke-1
No Nama
Siswa
Indikator Total
Skor Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. RH 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
2. AA 3 4 3 2 4 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
3. AS 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 3 35 79,55%
4. INW 3 4 3 4 3 4 2 2 4 3 2 34 77,27%
5. MGD 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
6. AM 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
7. DA 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 34 77,27%
8. EPW 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
9. AFS 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 36 81,82%
10. AZS 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
11. AHM 3 2 3 4 3 4 2 2 4 3 2 32 72,73%
12. CV 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
13. DM 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 39 88,64%
14. EPP 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 35 79,55%
15. FRS 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
16. FHD 3 2 3 4 4 3 2 3 4 3 2 33 75,00%
17. IP 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 2 36 81,82%
18. LNS 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 35 79,55%
19. LST 3 4 3 4 3 4 1 3 4 3 2 34 77,27%
20. LW 3 4 3 4 3 4 1 3 4 3 3 35 79,55%
21 MSB 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
22 MAW 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 2 33 75,00%
23 MGR 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
24 MFR 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 37 84,09%
25 OWS 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
26 PS 3 4 3 4 3 4 1 3 4 3 2 34 77,27%
27 RAW 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
28 RZ 3 4 3 4 3 4 1 3 4 3 2 34 77,27%
29 RZM 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
30 SSS 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
31 SAN 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
32 SEP 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 2 36 81,82%
33 SN 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
34 TAP 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
35 ZCC 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
36 AH 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
37 NK 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
38 SBL 3 4 3 4 3 4 1 3 4 3 2 34 77,27%
39 MM 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
Total Skor 119 144 120 149 123 153 76 115 156 118 83 1395 3081,89%
Rata-rata 3 3,6 3 3,8 3,1 3,9 1,9 2,9 4 3 2,1 35,76 79,02%
Semarang, 28 Maret 2015
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
310
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Siklus II Pertemuan ke-2
No Nama
Siswa
Indikator Total
Skor Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. RH 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
2. AA 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
3. AS 4 2 3 4 4 4 2 3 4 3 2 35 79,55%
4. INW 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 2 36 81,82%
5. MGD 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 2 35 79,55%
6. AM 4 2 3 2 4 4 2 3 4 3 2 33 75,00%
7. DA 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
8. EPW 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 3 34 77,27%
9. AFS 4 2 3 2 4 4 1 2 4 3 2 31 70,45%
10. AZS 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 36 81,82%
11. AHM 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
12. CV 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 37 84,09%
13. DM 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 38 86,36%
14. EPP 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 33 75,00%
15. FRS 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 2 34 77,27%
16. FHD 3 2 2 4 3 4 2 3 4 3 2 32 72,73%
17. IP 3 2 3 3 4 4 1 3 4 3 3 33 75,00%
18. LNS 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 2 33 75,00%
19. LST 3 2 3 4 3 4 1 3 4 3 2 32 72,73%
20. LW 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 2 33 75,00%
21 MSB 3 2 3 4 4 3 1 3 4 3 2 32 72,73%
22 MAW 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 2 35 79,55%
23 MGR 3 3 2 3 4 4 1 3 4 3 2 32 72,73%
24 MFR 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 2 35 79,55%
25 OWS 3 2 3 4 4 3 1 3 4 3 2 32 72,73%
26 PS 3 2 2 4 4 4 1 3 4 3 2 32 72,73%
27 RAW 3 2 3 4 4 3 1 3 4 3 2 32 72,73%
28 RZ 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 2 34 77,27%
29 RZM 3 3 3 3 4 4 1 3 4 3 2 33 75,00%
30 SSS 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 2 33 75,00%
31 SAN 4 2 3 4 4 4 1 3 4 3 2 34 77,27%
32 SEP 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 2 33 75,00%
33 SN 3 2 2 4 4 4 1 3 4 3 2 32 72,73%
34 TAP 3 2 2 4 4 4 1 3 4 4 3 34 77,27%
35 ZCC 3 2 2 4 4 4 1 3 4 3 2 32 72,73%
36 AH 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 3 34 77,27%
37 NK 3 2 4 4 4 4 1 3 4 3 2 34 77,27%
38 SBL 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 2 33 75,00%
39 MM 3 2 2 4 4 4 1 3 4 3 2 32 72,73%
Total Skor 123 87 113 148 154 152 60 115 156 119 83 1310 2977,27%
Rata-rata 3,1 2,2 2,8 3,7 3,9 3,8 1,5 2,9 4 3,0 2,1 33,58 76,34%
Semarang, 1 April 2015
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
311
HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS II
Lampiran 18
312
REKAP NILAI HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 03
SIKLUS II
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada
masa penjajahan Belanda dan Jepang
No. Nama Nilai Tes
Rata-rata Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 RH 71 60 65,5 Belum tuntas
2 AA 57 48 52,5 Belum tuntas
3 AS 80 68 74 Tuntas
4 INW 68 80 74 Tuntas
5 MGD 83 91 87 Tuntas
6 AM 77 74 75,5 Tuntas
7 DA 63 77 70 Tuntas
8 EPW 83 83 83 Tuntas
9 AFS 74 74 74 Tuntas
10 AZS 94 97 95,5 Tuntas
11 AHM 71 74 72,5 Tuntas
12 CV 77 71 74 Tuntas
13 DM 97 97 97 Tuntas
14 EPP 74 80 77 Tuntas
15 FRS 83 91 87 Tuntas
16 FHD 86 86 86 Tuntas
17 IP 74 71 72,5 Tuntas
18 LNS 80 74 77 Tuntas
19 LST
83 74 78,5 Tuntas
20 LW 93 77 85 Tuntas
21 MSB 77 57 67 Tuntas
22 MAW 88 91 89,5 Tuntas
23 MGR 97 97 97 Tuntas
313
24 MFR
74 86 80 Tuntas
25 OWS 74 80 77 Tuntas
26 PS 83 71 77 Tuntas
27 RAW 86 60 73 Tuntas
28 RZ 71 66 68,5 Tuntas
29 RZM 83 91 87 Tuntas
30 SSS 74 74 74 Tuntas
31 SAN 63 74 68,5 Tuntas
32 SEP 91 57 74 Tuntas
33 SN 68 68 68 Tuntas
34 TAP 94 100 97 Tuntas
35 ZCC 83 100 91,5 Tuntas
36 AH 77 68 72,5 Tuntas
37 NK 77 57 67 Tuntas
38 SBL 91 80 85,5 Tuntas
39 MM 83 80 81,5 Tuntas
Persentase ketuntasan klasikal 94,87 %
Semarang, 1 April 2015
Peneliti,
Handal Setyo Adi Prakoso
NIM. 1401411396
314
SKOR PERKEMBANGAN INDIVIDU
MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN
MEDIA AUDIOVISUAL
SIKLUS II
Skor
dasar 3
Selisih
nilai Skor Skor dasar 3
Selisih
nilai Skor
No
.
Nama
Siswa rata-rata
kuis 3
dengan Perkembangan rata-rata
kuis 4
dengan Perkembangan
kuis 1
dan 2
skor
dasar 2 Individu 3 kuis 1-3
skor dasar
3 Individu 4
1 RH 50 18 20 56 4 20
2 AA 40 17 20 46 2 20
3 AS 78,5 1,5 20 79 -11 0
4 INW 35,5 32,5 20 46 34 20
5 MGD 67 16 20 72 19 20
6 AM 44 33 20 55 19 20
7 DA 55,5 7,5 20 58 19 20
8 EPW 78,5 4,5 20 80 3 20
9 AFS 45,5 28,5 20 55 19 20
10 AZS 69,5 24,5 20 78 19 20
11 AHM 71 0 10 71 3 20
12 CV 57 20 20 64 7 20
13 DM 90 7 20 92 5 20
14 EPP 63 11 20 67 13 20
15 FRS 68 15 20 73 18 20
16 FHD 74 12 20 78 8 20
17 IP 57 17 20 63 8 20
18 LNS 67 13 20 71 3 20
19 LST 58,5 24,5 20 67 7 20
20 LW 41 52 20 58 19 20
21 MSB 70 7 20 72 -15 0
22 MAW 67 21 20 74 17 20
23 MGR 74,5 22,5 20 82 15 20
24 MFR 71,5 2,5 20 72 14 20
25 OWS 58,5 15,5 20 64 16 20
26 PS 67 16 20 72 -1 10
315
Skor
dasar 3
Selisih
nilai Skor Skor dasar 3
Selisih
nilai Skor
No
.
Nama
Siswa rata-rata
kuis 3
dengan Perkembangan rata-rata
kuis 4
dengan Perkembangan
kuis 1
dan 2
skor
dasar 2 Individu 3 kuis 1-3
skor dasar
3 Individu 4
27 RAW 64 22 20 71 -11 0
28 RZ 44 27 20 53 13 20
29 RZM 57 26 20 66 25 20
30 SSS 43 31 20 53 21 20
31 SAN 53 10 20 56 18 20
32 SEP 63 28 20 72 -15 0
33 SN 64,5 3,5 20 66 2 20
34 TAP 84 10 20 87 13 20
35 ZCC 81,5 1,5 20 82 18 20
36 AH 35,5 41,5 20 49 19 20
37 NK 57 20 20 64 -7 10
38 SBL 74 17 20 80 0 10
39 MM 84,5 -1,5 10 84 -4 10
316
SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK
MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN
MEDIA AUDIOVISUAL
SIKLUS II
Pertemuan I
No.Absen Nama Skor Perkembangan Individu Rata-rata Keterangan
Kelompok 1
19 LST 20
20 Tim yang baik sekali
21 MSB 20
23 MGR 20
27 RAW 20
28 RZ 20
Kelompok 2
Tim yang baik sekali
34 TAP 20
20 35 ZCC 20
36 AH 20
37 NK 20
Kelompok 3
Tim yang baik sekali
24 MFR 20
20 25 OWS 20
26 PS 20
38 SBL 20
Kelompok 4
Tim yang baik sekali
4 INW 20
18
11 AHM 10
14 EPP 20
20 LW 20
30 SSS 20
Kelompok 5
Tim yang baik sekali
3 AS 20
18
18 LNS 20
32 SEP 20
33 SN 20
39 MM 10
Kelompok 6
Tim yang baik sekali
1 RH 20
20 8 EPW 20
9 AFS 20
10 AZS 20
317
Kelompok 7
Tim yang baik sekali
22 MAW 20
20 15 FRS 20
29 RZM 20
5 MGD 20
Kelompok 8
Tim yang baik sekali
17 IP 20
20 31 SAN 20
16 FHD 20
2 AA 20
Kelompok 9
Tim yang baik sekali
6 AM 20
20 7 DA 20
12 CV 20
13 DM 20
Tabel Penghitungan perkembangan skor kelompok
Slavin (dalam Rusman, 2014)
No. Rata-rata
Skor Kualifikasi
1. 0 < N < 5 -
2. 6 < N < 15 Tim yang baik (good team)
3. 16 < N < 20 Tim yang baik sekali (great
team)
4. 21 < N < 30 Tim yang istimewa (super team)
318
SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK
MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN
MEDIA AUDIOVISUAL
SIKLUS II
Pertemuan II
No.Absen Nama Skor Perkembangan Individu Rata-rata Keterangan
Kelompok 1
19 LST 20
12 Tim yang baik
21 MSB 0
23 MGR 20
27 RAW 0
28 RZ 20
Kelompok 2
Tim yang baik sekali
34 TAP 20
17,5 35 ZCC 20
36 AH 20
37 NK 10
Kelompok 3
Tim yang baik
24 MFR 20
15 25 OWS 20
26 PS 10
38 SBL 10
Kelompok 4
Tim yang baik sekali
4 INW 20
20
11 AHM 20
14 EPP 20
20 LW 20
30 SSS 20
Kelompok 5
Tim yang baik
3 AS 20
14
18 LNS 20
32 SEP 0
33 SN 20
39 MM 10
Kelompok 6
Tim yang baik sekali
1 RH 20
20 8 EPW 20
9 AFS 20
10 AZS 20
319
Kelompok 7
Tim yang baik sekali
22 MAW 20
20 15 FRS 20
29 RZM 20
5 MGD 20
Kelompok 8
Tim yang baik sekali
17 IP 20
20 31 SAN 20
16 FHD 20
2 AA 20
Kelompok 9
Tim yang baik sekali
6 AM 20
20 7 DA 20
12 CV 20
13 DM 20
Tabel Penghitungan perkembangan skor kelompok
Slavin (dalam Rusman, 2014)
No. Rata-rata
Skor Kualifikasi
1. 0 < N < 5 -
2. 6 < N < 15 Tim yang baik (good team)
3. 16 < N < 20 Tim yang baik sekali (great
team)
4. 21 < N < 30 Tim yang istimewa (super team)
320
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
Lampiran 19
321
CATATAN LAPANGAN
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Siklus : 2
Pertemuan ke : 1
Ruang Kelas : VA
Nama Peneliti : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Maret 2015
Pukul : 07.00 – 09.00 WIB
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya !
Sebelum peneliti memulai pembelajaran, peneliti berkoordinasi dengan
kolaborator yaitu Ibu Ambar Kustiyah, karena kolaborator terlambat selama 10
menit karena ada keperluan yang harus diselesaikan di ruang guru. Peneliti
mempersiapkan instrumen dan alat penunjang media pembelajaran di dalam kelas,
setelah itu peneliti mengkondisikan siswa untuk berbaris di depan kelas sebelum
masuk ke dalam ruang kelas. Pada saat berbaris, ada seorang siswa yang tidak
tertib, bermain dengan teman sebelahnya sehingga peneliti menegur dan
mengkondisikan barisan agar tertib.
Setelah memasuki ruangan, peneliti memimpin siswa untuk berdoa
kemudian mengecek kehadiran siswa dengan memamnggil satu per satu siswa.
Pembelajaran agak terganggu karena bersamaan dengan ujian senam kelas VI
sehingga suara iringan senam terdengar keras dari dalam kelas. Sebelum memulai
pembelajaran, peneliti menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. Peneliti
bertanya tentang pembelajaran yang lalu yaitu perjuanag tokoh pejuang dalam
melawan Belanda di Indonesia, kemudian peneliti memberikan apersepsi untuk
memulai pembelajaran dengan materi Kedatangan Jepang di Indonesia dengan
memberikan tanya jawab tentang perang pasifik. Kemudian, peneliti memberikan
materi pengantar yaitu Kedatangan Jepang di Indonesia. Untuk memperjelas
penyampaian materi, peneliti menayangkan video pembelajaran tentang
Kedatangan Jepang di Indonesia. Setelah menayangkan video, peneliti
322
memberikan penguatan terhadap materi yang diberikan dan memberikan
kesempatan siswa untuk mencatat hal-hal penting.
Peneliti memberikan instruksi kepada siswa untuk berkelompok seperti
pada pertemuan sebelumnya untuk mengerjakan soal diskusi kelompok, secara
umum proses diskusi lebih kondusif dibangingkan dengan pertemuan sebelumnya.
Setelah selesai berdiskusi kurang lebih 20 menit, peneliti memberikan kesempatan
kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan
mengkonfirmasi jawaban siswa.
Setelah selesai presentasi, siswa mengerjakan soal kuis sebagai evaluasi
secara individu dan diawasi oleh peneliti agar tidak saling bekerja sama. Setelah
itu, peneliti mengumumkan hasil pemeroleh kelompok yang didapatkan dari hasil
pekerjaan individu melalui kuis. Peneliti mempersilahkan siswa untuk istirahat
pada PKL 09.00 WIB
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
323
CATATAN LAPANGAN
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Siklus : 2
Pertemuan ke : 2
Ruang Kelas : VA
Nama Peneliti : Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal : Rabu, 1 April 2015
Pukul : 07.00 – 09.00 WIB
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya !
PKL. 06.30 WIB, peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran dan
alat penunjang media pembelajaran seperti liquid crystal display, rol kabel,
laptop, sound. Peneliti memulai pembelajaran PKL 07.00 WIB dengan
membariskan siswa di depan kelas sebelum masuk ke dalam ruangan kelas. Siswa
memasuki ruangan kelas satu per satu sesuai barisan. Setelah semua siswa masuk
dalam ruangan, peneliti mengecek kesiapan siswa untuk siap menerima pelajaran
dengan membenarkan posisi duduk siswa untuk tegak dan kedua tangannya
berada di atas meja. Peneliti menyiapkan siswa untuk berdoa sebelum memulai
pelajaran, selanjutnya peneliti menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran
siswa dengan mempresensi satu per satu siswa. Peneliti bertanya tentang materi
pertemuan sebelumnya yaitu kedatangan Jepang di Indonesia.
Peneliti menuliskan tujuan pembelajaran pada papan tulis, serta
menjelaskan tujuan pembelajaran tersebut. Selanjutnya, peneliti memberikan
materi pengantar dengan menjelaskan secara umum perlawanan tokoh pejuang
dalam melawan Jepang. Peneliti juga menampilkan video pembelajaran mengenai
perlawanan tokoh pejuang dalam melawan Jepang, serta memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting yang perlu dicatat. Dalam menyimak
video pembelajaran, siswa lebih kondusif dari pada pertemuan sebelumnya.
Namun, terdapat 2 siswa yang bermain sendiri dan tidak menyimak video yaitu
RH dan AA. Setelah menyimak video, peneliti memberi penguatan dengan
324
menerangkan secara umum materi yang diberikan. Kemudian, peneliti
mempersilahkan siswa untuk berkelompok seperti pertemuan sebelumnya. Siswa
diberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok. Peneliti memberikan
waktu 20 menit dan menginstruksikan menggunakan buku sebagai referensi
bacaan. Peneliti memberikan pengarahan dan membimbing jalannya diskusi
kelompok. Pada saat diskusi, siswa lebih aktif dan banyak bertanya kepada
peneliti tentang bahan diskusi.
Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok selama 20 menit, peneliti
memberikan kesempatan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas. Peneliti memberikan kebebasan kelompok mana saja yang
akan maju ke depan. Setelah selesai presentasi, peneliti memberikan konfirmasi
jawaban untuk menguatkan jawaban siswa dan memberikan tepuk tangan sebagai
penghargaan. Selanjutya peneliti memberikan lembar evaluasi sebagai lembar
untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu. Peneliti berkeliling untuk
memastikan siswa mengerjakan dengan tenang dan tidak bekerja sama dengan
temannya. Setelah selesai pelaksanaan kuis, peneliti mengumumkan hasil
pemerolehan kuis yang merupakan nilai kelompok dan memberikan reward sesuai
dengan peringkat kelompok. Peneliti memberikan refleksi dan kesimpulan
terhadap pembelajaran, dan mempersilahkan untuk istirahat. Secara umum,
pembelajaran berlangsung baik.
Observer,
Fika Ratna Dila
NIM. 1401411455
325
Foto Kegiatan Siklus II
Lampiran 20
Siswa berbaris di depan
kelas sebelum memasuki
kelas
Guru mengkondisikan
siswa agar siap menerima
pelajaran
Siswa berdoa sebelum
memulai pelajaran
326
Siswa berdoa sebelum
memulai pelajaran
Guru menuliskan tujuan
pembelajaran di papan tulis
Siswa memperhatikan
video pembelajaran
(audiovisual) yang
ditayangkan guru
327
Siswa mencatat hal-hal
penting pada tayangan
video pembelajaran
(audiovisual)
Siswa berdiskusi dalam
kelompok sesuai arahan
guru
Siswa mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas
328
Siswa mengerjakan soal
kuis secara individu
Guru mengumumkan hasil
pemerolehan kelompok dan
memberikan reward
Guru menutup
pembelajaran
329
REKAP HASIL ANGKET RESPON SISWA
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Kelas / Semester : VA / 2 (dua)
Pertanyaan Jawaban Jumlah
1. Apakah kegiatan belajar yang kamu ikuti
menarik? a. Sangat menarik 24
b. Menarik 10
c. Cukup menarik 5
d. Tidak menarik -
2. Menurut kamu, apakah guru
menerangkan materi pelajaran dengan
jelas?
a. Sangat jelas 22
b. Jelas 13
c. Cukup jelas 4
d. Tidak menarik -
3. Apakah kamu suka dengan cara guru
menjelaskan materi pelajaran?
a. Sangat suka 12
b. Suka 20
c. Cukup suka 7
d. Tidak suka -
4. Apakah video yang ditayangkan pada
kegiatan pembelajaran menarik?
a. Sangat menarik 24
b. Menarik 8
c. Cukup menarik 7
d. Tidak menarik -
5. Apakah kamu paham dengan isi materi
video yang ditayangkan?
a. Sangat paham 6
b. Paham 22
c. Cukup paham 8
d. Tidak paham 3
6. Apakah kamu mengalami kesulitan
dengan kuis yang diberikan pada
pembelajaran?
a. Sangat sulit -
b. Sulit 3
c. Cukup sulit 12
d. Tidak sulit 24
7. Apakah kamu antusias dalam menerima
pelajaran dari guru?
a. Sangat antusias 12
b. Antusias 20
c. Cukup antusias 3
d. Tidak antusias 4
8. Apakah kamu aktif dalam kegiatan
pembelajaran dibandingkan pembelajaran
biasanya?
a. Sangat aktif 12
b. Aktif 22
c. Cukup aktif 3
d. Tidak aktif 2
9. Apakah kamu aktif bekerja sama dengan
temanmu saat kegiatan diskusi?
a. Sangat aktif 22
b. Aktif 8
Lampiran 21
330
Pertanyaan Jawaban Jumlah
c. Cukup aktif 6
d. Tidak aktif 3
10. Apakah kamu sering bertanya kepada
guru jika ada materi yang belum kamu
pahami?
a. Sangat sering 6
b. Sering 8
c. Cukup sering 9
d. Tidak 16
11. Apakah kamu termotivasi untuk belajar
dengan model pembelajaran yang
dilakukan gurumu?
a. Sangat termotivasi 9
b. Termotivasi 19
c. Cukup termotivasi 6
d. Tidak termotivasi 5
12. Apakah kalian mudah memahami materi
yang disampaikan dalam pembelajaran?
a. Sangat mudah 14
b. Mudah 19
c. Cukup mudah 6
d. Tidak mudah -
13. Apakah hasil belajar yang kamu dapatkan
meningkat dari yang sebelumnya?
a. Sangat meningkat 18
b. Meningkat 15
c. Cukup meningkat 3
d. Tidak meningkat 3
14. Apakah dengan diskusi kamu merasa
keterampilan berbicara yang kamu kuasai
meningkat?
a. Sangat meningkat 18
b. Meningkat 12
c. Cukup meningkat 9
d. Tidak meningkat -
15. Berapakah rata-rata nilai yang kamu
dapatkan dari evaluasi yang diberikan
gurumu?
a. 76-100 24
b. 51-75 15
c. 26-50 -
d. 0-25 -
331
HASIL WAWANCARA
Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
di SDN Wonosari 03
Kolaborator/Narasumber : Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
1. Menurut anda, apakah peneliti menerapkan model pembelajaran students
teams achievement division berbantuan media audiovisual dengan runtut dan
benar?
Menurut saya sudah runtut, anak-anak semakin bersemangat untuk belajar.
2. Menurut anda apakah penggunaan model pembelajaran students teams
achievement division yang diterapkan peneliti sesuai/cocok dengan materi
yang disampaikan?
Menurut saya sudah sesuai dengan materi yang diterapkan.
3. Menurut anda apakah penggunaan media pembelajaran audiovisual yang
diterapkan peneliti sesuai/cocok untuk diterapkan dengan materi yang
disampaikan?
Video pembelajaran supaya dibuat lebih panjang, supaya anak lebih
memahami materi yang disampaikan.
4. Apakah secara umum, peneliti dapat mengkondisikan kelas dengan baik?
Sudah meningkat dibandingkan ketika PPL (praktik pengalaman lapangan).
5. Apakah secara umum, peneliti sudah menerapkan 8 keterampilan guru
dengan baik?
Semua sudah dilakukan dengan sebaik-baiknya oelh peneliti.
6. Apakah alat evaluasi yang digunakan peneliti sudah tepat untuk diterapkan
dalam pembelajaran?
Bisa ditingkatkan dengan model yang lebih beragam.
Lampiran 22
332
7. Menurut anda apakah kekurangan peneliti dalam pelaksanaan model students
teams achievement division berbantuan media audiovisual pada pembelajaran
IPS?
Pada saat kegiatan kelompok harus diberikan pengarahaan supaya lebih
maksimal.
8. Menurut anda bagaimana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan model students teams achievement division
berbantuan media audiovisual?
Menurut saya sudah sesuai dengan tingkat perkembangan anak kelas V.
9. Menurut anda, apakah siswa dapat termotivasi dengan model students teams
achievement division berbantuan media audiovisual?
Hasilnya lebih baik dari pada sebelumnya.
10. Apakah siswa menjadi aktif dalam pelaksanaan model students teams
achievement division berbantuan media audiovisual?
Siswa lebih aktif lagi jika ditambah dengan kegiatan tanya jawab.
11. Menurut anda apakah siswa mudah memahami materi (kognitif) yang
disampaikan dengan model students teams achievement division berbantuan
media audiovisual?
Akan lebih mudah untuk mengingat dengan media Audiovisual.
12. Apakah dengan kegiatan diskusi pada model students teams achievement
division berbantuan media audiovisual dapat meningkat sikap kerjasama
(afektif) siswa?
Bisa, dapat meningkatkan aktivitas siswa termasuk kedisiplinan.
13. Apakah dengan kegiatan diskusi pada model students teams achievement
division berbantuan media audiovisual dapat meningkat keterampilan
bertanya dan berbicara siswa?
Anak perlu berlatih untuk terbiasa bertanya pada guru.
333
14. Menurut anda apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kualitas
pembelajaran dari siklus I dan siklus II dengan model students teams
achievement division berbantuan media audiovisual?
Ada peningkatan, anak makin memahami materinya.
15. Menurut anda apakah penerapan model students teams achievement division
berbantuan media audiovisual berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran
IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03?
Menurut saya, bisa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
334
SURAT-SURAT PENELITIAN
Lampiran 23
335
336
FOTO PAPAN NAMA (HALAMAN DEPAN)
SDN WONOSARI 03 KOTA SEMARANG
Lampiran 24