PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini...

82
PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D III B DI SLB / B-C Y PAALB LANGENHARJO GROGOL, SUKOHARJO TAHUN 2009 Oleh : MUSRIYANTI NIM : X5107561 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini...

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI

BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D III B

DI SLB / B-C Y PAALB LANGENHARJO

GROGOL, SUKOHARJO

TAHUN 2009

Oleh :

MUSRIYANTI

NIM : X5107561

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI

BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D III B

DI SLB / B-C Y PAALB LANGENHARJO,

GROGOL, SUKOHARJO

TAHUN 2009

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk

memenuhi Persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu

Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh :

MUSRIYANTI

NIM : X5107561

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. R. Indianto, M.Pd.

NIP. 195101151980031001

Pembimbing II

Dra. B. Sunarti, M.Pd.

NIP. 19450913 197403 2 001

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Sabtu

Tanggal : 18 Juli 2009

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua : Drs.A.Salim Choiri, M.Kes

Sekretaris : Dra. Munzayanah

Anggota I : Drs. R. Indianto, M.Pd.

Anggota II : Dra. B. Sunarti, M.Pd.

................................

................................

................................

................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP.196007271987021001

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

v

ABSTRAK

Musriyanti, PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D III B DI SLB / B-C YPAALB LANGENHARJO, GROGOL, SUKOHARJO, TAHUN 2009. Skripsi, Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Juli 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya Peningkatan Kemampuan Bicara melalui BKPBI pada anak Tuna Rungu Kelas D III B di SLB/B-C YPAALB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo Tahun 2009.

Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak kelas dasar D III B di SLB/B-C YPAALB Langenharjo sejumlah 15 anak. Sampel diambil sejumlah 5 anak. Sumber data berupa informasi kemampuan bidang studi BKPBI yang diambil nilai ulangan harian anak dan nilai raport. Tehnik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan imitasi atau menirukan. Tehnik analisis data yang digunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2, kemudian hasil pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif adalah penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : Dengan media permainan kartu huruf dan gambar pada pelajaran BKPBI akan lebih menarik bagi anak tuna rungu, karena permainan merupakan suatu yang disukai anak-anak sehingga dengan melalui permainan kartu huruf dan gambar anak tuna rungu akan lebih mudah dalam mengingat pelajaran BKPBI.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

vi

MOTTO

1. Biarpun badan kami cacat, tetapi jiwa kami tetap sehat, maju terus pantang

mundur (Prof. Dr. Suharso).

2. Sesungguhnya di dalam kesulitan itu ada kemudahan (terjemahan QS. Alam

Nasyroh : 6)

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada :

1. Orang tuaku yang tercinta

2. Suami dan anak cucuku yang sangat

aku sayangi

3. Teman-teman Pecinta Pendidikan

Luar Biasa

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas

Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga

tersusunnya skripsi ini dengan judul : Peningkatan Kemampuan Bicara melalui

BKPBI pada Anak Tuna Rungu Kelas D III B di SLB / B-C YPAALB Langenharjo,

Grogol, Sukoharjo Tahun 2009”. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan

yang timbul dapat teratasi, untuk itu penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini

masih banyak kesalahan namun pengarahan serta saran yang bersifat membangun

serta bimbingan dari berbagai pihak, segenap pembaca, penulis

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS Surakarta.

3. Bapak Drs. A. Salim Choiri, M.Pd, selaku Ketua Program jurusan FKIP UNS

Surakarta.

4. Bpk. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku Pembimbing I

5. Ibu Dra. B. Sunarti, M.Pd, selaku Pembimbing II

6. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah

Subhanahu wata’ala.

Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun

diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga

dunia PLB.

Surakarta, 18 Juli 2009

Penulis

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. viii

DAFTAR ISI ……………………...………………………………………… ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ………………………………………. xii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………….. 3

C. Tujuan Penelitian ….………………………………………….. 3

D. Manfaat Penelitian …………………………………………… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori …………………………………………………... 5

1. Kemampuan Bicara ……………………………………..... 5

2. Bina Komunikasi Bunyi dan Irama …………......………… 7

3. Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI) …………………... 16

4. Anak Tuna Rungu ................................................................. 21

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

x

B. Kerangka Berpikir ………………………………….................. 26

C. Perumusan Hipotesis .................................................................. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian…………………………………………….... 30

B. Subyek Penelitian ……………………………………………... 30

C. Sumber Data ............................................................................... 31

D. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................ 31

E. Validitas Data ............................................................................. 33

F. Analisis Data .............................................................................. 33

G. Indikator Kinerja ........................................................................ 33

H. Prosedur Penelitian .................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Data............................................................................. 40

B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................. 41

C. Pengujian Hipotesis .................................................................... 50

D. Pembahasan Analisis Hasil ........................................................ 58

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................ 62

B. Implikasi Hasil Penelitian .......................................................... 63

C. Saran ........................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Prosedur Penelitian .................................................................................... 26

Tabel Daftar Nama Anak ..................................................................................... 31

Tabel Langkah-Langkah Pembelajaran ............................................................... 37

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian ......................................................................... 40

Tabel 2.Ulangan Harian Kondisi Awal ........................................................... 40

Tabel 3. Ulangan Harian Siklus 1 ................................................................... 47

Tabel 4. Nilai Ulangan Harian Siklus 1 .......................................................... 47

Tabel 5. Perbandingan Kondisi Awal dan Siklus 1 ........................................ 48

Tabel 6. Ulangan Harian Siklus 2 ................................................................... 55

Tabel 7. Nilai Ulangan Harian ......................................................................... 55

Tabel 8. Perbandingan Siklus 1 dan Siklus 2 .................................................. 56

Tabel 9. Nilai Ulangan Harian ......................................................................... . 58

Tabel 10. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal Siklus 1, Siklus 2 58

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 1. Alat Pembelajaran Ulangan Harian Siklus 1 ................................. 27

Gambar 2. Alat Pembelajaran Ulangan Harian Siklus 2 ................................. 35

Gambar 3. Alat dan Sumber Bahan RPP 1 ..................................................... 42

Gambar 4. Alat dan Sumber Bahan RPP 2 ..................................................... 51

Grafik 1. Ulangan Harian Kondisi Awal ........................................................ 41

Grafik 2. Ulangan Harian Siklus 1 .................................................................. 48

Grafik 3. Ulangan Harian Siklus 2 .................................................................. 56

Grafik 4. Perbandingan Ulangan Harian Kondisi Awal, Siklus 1, Siklus 2 ... 59

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Nilai Kondisi Awal ........................................................................ 65

2. Program Perbaikan dan Pengayaan Kondisi Awal .................................... 66

3. Analisis Hasil Ulangan Harian Kondisi Awal ........................................... 67

4. Silabus Siklus 1.......................................................................................... 68

5. Daftar Nilai Siklus 1 .................................................................................. 69

6. Program Perbaikan dan Pengayaan Siklus 1.............................................. 70

7. Analisis Hasil Ulangan Harian Siklus 1..................................................... 71

8. Silabus Siklus II ......................................................................................... 72

9. Daftar Nilai Siklus II.................................................................................. 73

10. Program Perbaikan dan Pengayaan Siklus II ............................................. 74

11. Analisis Hasil Ulangan Harian Siklus II .................................................... 75

12. Surat Permohonan Ijin Research dari Dekan FKIP UNS .......................... 76

13. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah setelah mengadakan Research ..... 80

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari dapat melihat terjadinya interaksi antar anggota

masyarakat, baik dilakukan antar individu maupun antar kelompok orang, peristiwa

tersebut dapat terjadi karena satu sama lain saling mengerti dan saling memahami

makna serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai, sedangkan interaksi dalam

komunikasi tersebut menggunakan tanda atau alat yang dinamakan bahasa.

Bahasa dan bicara yang digunakan oleh sekelompok masyarakat adalah

bahasa yang sudah disepakati karena tidak semua bahasa dapat dimengerti oleh

semua orang. Dapat pula dikatakan bahwa bahasa merupakan sistem lambang atau

cara lahir untuk menyampaikan fikiran dan perasaan pada orang lain. Penyampaian

fikiran dan perasaan tersebut menggunakan modalitas alat ucap sehingga

menghasilkan bunyi atau arus bunyi.

Bahasa atau bicara merupakan kegiatan yang teramat penting dalam

kehidupan baik bersifat ekspresif maupun reseptif. Dalam berbagai situasi perlu

menggunakan bahasa apalagi untuk kepentingan akademik seperti membaca, menulis,

melafalkan ataupun mengucapkan. Semua tidak luput dari proses belajar, demikian

halnya bagi anak yang tuna rungu.

Uraian di atas menyatakan betapa pentingnya peran bahasa atau bicara bagi

kebutuhan hidup manusia sehari-hari termasuk anak tuna rungu. Akan tetapi karena

anak tuna rungu memiliki keterbatasan dalam menerima rangsangan bunyi melalui

pendengarannya, maka menjadi terbatas pula dalam menguasai bahasa / bicara akibat

dari kerusakan alat pendengar. Hal tersebut merupakan suatu kendala bagi anak tuna

rungu untuk memahami tentang pengertian akan bahasa itu sendiri, artinya anak tuna

rungu sukar memahami bahasa atau bicara dengan kata lain mereka menjadi

terhambat potensi berkembangnya kemampuan berbahasa/bicara. Sedangkan

1

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xv

kemampuan berbahasa/bicara sangat penting untuk berimajinasi, mengemukakan ide

atau berkomunikasi secara luas dalam rangka mendapatkan pengetahuan.

Bahasa/bicara ditulis secara bersama-sama. Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan bicara melibatkan bahasa. Dalam berbicara, bahasa diwujudkan secara lisan.

Kemampuan berbahasa lisan sangat membutuhkan perbendaharaan bahasa yang

banyak dan memahami arti bahasa atau wicara yang dimaksud. Anak tunarungu

sangat miskin akan perbendaharaan kata atau untuk berkomunikasi, maka latihan

berbahasa/bicara harus segera diberikan terutama oleh orang tua sebelum anak

tunarungu sekolah.

Awal kegiatan pendidikan bagi anak tunarungu adalah memberikan

pembinaan berbahasa agar kegiatan di bidang ilmu pengetahuan yang lain dapat

berkembang dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pada anak atau orang yang

normal, berbicara dapat dilakukan secara otomatis artinya alat bicara dengan mudah

dapat mengucapkan kata-kata yang diinginkan dan dengan mudah pula rangsang

bunyi dapat ditangkap dengan baik. Lain halnya anak tunarungu mereka memiliki

keterbatasan dalam mendengar bahasa, maka ia juga tidak mampu untuk

mengucapkan kembali kata-kata dan tidak mampu meniru bunyi yang didengarnya.

Semua anak tunarungu perlu diberi kesempatan guna mengembangkan

ketrampilan bicara. Dalam program Komunikasi Total (Komtal), perlu berbicara

dengan mereka dan menyediakan waktu khusus untuk latihan bicara. Banyak guru

mempunyai anggapan bahwa bila sudah menerapkan komtal dan mengajar dengan

syarat sambil bicara, anak dengan sendirinya akan mampu membaca ujaran dan

berbicara. Hal tersebut tidak benar dan tidak akan terjadi. Sehubungan dengan hal itu

maka latihan bicara tetap perlu dilakukan secara intensif. Selanjutnya hasil latihan

bicara pada anak tunarungu tentu banyak tergantung dari tingkat kehilangan

pendengaran yang dideritanya. Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah sikap

dan kemahiran guru dalam BKPBI. Sehingga pendapat tersebut penulis ingin

mengajukan judul skripsi : “Peningkatan Kemampuan Bicara Melalui BKPBI Pada

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xvi

Anak Tuna Rungu Kelas D III B di SLB / B-C Y PAALB Langenharjo, Grogol,

Sukoharjo Tahun 2009”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada masalah penelitian dan batasannya maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

Apakah ada peningkatan kemampuan bicara secara positif melalui bina komunikasi

persepsi bunyi dan irama pada anak tuna rungu di kelas D III B SLB/B-C YPAALB

Langenharjo, Grogol, Sukoharjo Tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan

bicara melalui bina komunikasi bunyi dan irama anak tuna rungu kelas D III B di

SLB / B-C YPAALB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo Tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

a. Memberi sumbangan penilaian dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan

pada umumnya dan pendidikan luar biasa pada khususnya.

b. Memberikan sumbangan pemikiran sehingga dapat dipergunakan sebagai

bahan pertimbangan bagi insan PLB dalam memecahkan masalah-masalah

ketuna runguan, khususnya bicara dan komunikasi.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menemukan alternatif

pemberian BKPBI yang efektif dan efisien dalam meningkatkan kemampuan

bicara.

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xvii

b. Bagi orang tua

Sebagai bahan pertimbangan orang tua agar lebih memperdulikan kemampuan

anaknya dalam melakukan interaksi komunikasi dengan lingkungannya.

c. Bagi anak tuna rungu

Mengoptimalkan pemanfaatan sisa pendengaran anak tunarungu melalui

pengajaran BKPBI dalam meningkatkan kemampuan bicara untuk

menunjukkan pengetahuan yang lain.

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xviii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Bicara

Bila tinjau secara seksama, maka seluruh aspek kehidupan manusia selalu

dipengaruhi dan selalu berhubungan dengan kemampuan berbicara. Melalui

pengamatan terhadap fenomena manusia yang berbicara, dapatlah dipahami bahwa

dalam kehidupannya, manusia selalu dikelilingi dan berhadapan dengan problema di

luar dirinya sebagai pokok permasalahan.

Sehubungan dengan hal tersebut maka bicara dapat disebut sebagai pusat

perhatian, karena pada dasarnya bicara menjadi sistem yang dipergunakan akal dan

pikiran untuk merangkap, mengelola, membentuk dan menafsirkan suatu masalah

sehingga segalanya menjadi jelas dan gamblang.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kemampuan berbicara secara umum,

terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian bicara. Kajian tentang bicara

telah banyak dikemukakan oleh para ahli di bidangnya masing-masing. Bidang ilmu

yang berkaitan dengan bicara telah melahirkan teori yang berhubungan dengan

hakekat dan fungsi bahasa dan tentunya sesuai pula dengan sudut pandangnya.

Seperti dikemukakan oleh para ahli yang dikutib oleh Edja Sudjaah dan Dardja

Sukarja (1995 : 8).

a. Harimukti Kridalaksana mengemukakan bahasa adalah sistem lambang yang arbiter, yaitu lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia.

b. Badudu mengemukakan bahwa bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi masyarakat untuk berfikir, merasa dan untuk mengembangkan pemikiran, perasaan dan keinginan baru, terwujud bila dinyatakan. Dan alat untuk menyatakan itu adalah bahasa.

c. Kamus Besar bahasa Indonesia, disebutkan bahwa bahasa adalah sistem lambing bunyi bahasa berartikulasi (yang dihasilkan alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional, dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

5

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xix

Selain pendapat-pendapat di atas masih banyak lagi pendapat para ahli baik dari

dalam negeri maupun luar negeri yang secara umum, apabila dilihat subtansinya

adalah sama yaitu bahwa bahasa adalah suatu sistem proses bahasa yang digunakan

dalam komunikasi

Berdasarkan pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa bicara adalah

suatu sistem atau serangkaian proses dari simbol-simbol yang digunakan untuk

berkomunikasi sesama manusia/anggota masyarakat. Seseorang harus memiliki

ketrampilan berbahasa dengan baik, benar dan jelas. Selama hidupnya seseorang

untuk beberapa kali mengulangi kata yang diucapkan, akhirnya ia memanfaatkan

kata-kata yang dimilikinya untuk berkomunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya

perbendaharaan kata semakin bertambah artinya dia dapat menggunakan kata untuk

komunikasi lisan lebih banyak lagi. Dengan kata lain dia memiliki kemampuan

berbicara. Semakin banyak kompetensi bahasa yang baik semakin baik pula dalam

berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui lisan maupun tulisan.

Anak tunarungu dalam pola perkembangan bicaranya akan memanfaatkan

indera yang masih berfungsi, baik secara visual, taktil dan kinestetik atau kombinasi

di antaranya. Walaupun peniruan secara auditif tidak berfungsi sebagaimana

mestinya, tetapi anak tunarungu memiliki potensi berbahasa lisan dengan segala

keterbatasannya.

Pada dasarnya anak tunarungu baik individu maupun kelompok dalam

mengembangkan kebudayaan selalu melalui proses bicara, di mana kemampuan

berbicara seseorang termasuk anak tunarungu, merupakan hasil proses psikofisis.

Seperti dikemukakan oleh Tarmansyah (1995 : 120).

Kemampuan berbahasa adalah proses psikofisis yang artinya bahwa aktivitas bahasa dan bicara dimulai dari proses mental, dimana seseorang bermaksud untuk menerima suatu simbol atau sebaliknya seseorang bermaksud menyampaikan suatu konsep yang dimiliki melalui modalitas bahasa dan bicara.

Keinginan dan konsep merupakan proses psikis, sedangkan aktivitas utama menerima

serta mengekspresikan simbol merupakan suatu proses fisik.

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xx

Dengan demikian penulis dapat mengemukakan bahwa, yang dimaksud

kemampuan berbicara anak tunarungu adalah kemampuan di dalam menerima dan

mengerti suatu simbol-simbol dan kemampuan membentuk serta menggunakan

simbol untuk menyampaikan suatu konsep yang dimiliki melalui modalitas bicara

dalam proses komunikasi.

2. Bina Komunikasi Bunyi Dan Irama (BKPBI)

a. Pengertian Bina Komunikasi

Masalah terbesar yang dihadapi anak tunarungu di masyarakat adalah

terhambatnya komunikasi dengan lingkungannya. Hal ini disebabkan karena

masyarakat kurang mengerti komunikasi anak tunarungu, maupun arti

komunikasi itu sendiri untuk kepentingan anak tunarungu. Akibatnya masyarakat

sepenuhnya menaruh perhatian pada anak tunarungu yang berdampak pada

kemajuan anak tunarungu khususnya di bidang pendidikan maupun pelayanan

dalam masyarakat yang belum sesuai dengan harapan.

Komunikasi mengandung arti/ makna yang sangat luas. Melalui

komunikasi manusia mampu menciptakan interaksi dua arah atau lebih dengan

sesamanya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan arti komunikasi

sebagai berikut : yaitu pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat

difahami.

Di dalam komunikasi kontak, digunakan bahasa untuk memperlancar

komunikasi. Dengan menggunakan bahasa/ berbicara antara si pemberi pesan dan

si penerima pesan, keduanya akan saling memahami apa yang dimaksud. Jadi

jelaslah bahasa digunakan sebagai alat kontak baik melalui lisan (verbal) maupun

bahasa tulisan, bahasa isyarat ataupun tanda. Menurut A Caedar Alwasiah yang

dikutip oleh Edja Sadjaah dann Dardja Sukarja (1995 : 4) “seorang akan mampu

berbicara, oleh karena ia mampu mendengar bahasa orang lain.”

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxi

Demikianlah sedikit uraian tentang komunikasi. Dengan melihat

pengertian komunikasi tersebut maka dapat penulis kemukakan bahwa yang

dimaksud bina komunikasi adalah usaha pembinaan dalam berkomunikasi dengan

lingkungan kepada anak tunarungu agar mereka dapat mengoptimalkan potensi

berbahasa dan bicara. Sehingga dalam pengiriman dan penerimaan pesan atau

berita kepada orang lain mampu menggunakan cara yang tepat, sampai akhirnya

dapat dipahami.

Selanjutnya perlu diketahui bahwa berbicara masalah komunikasi,

pembahasannya tak terlepas dari proses bahasa. Jadi komunikasi cakupannya

sangat luas. Secara umum komunikasi mencakup aspek kemampuan seseorang

dalam berbahasa, berbicara dan irama. Kehilangan pendengaran pada anak tuna

rungu menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan komunikasi secara lisan

karena pendengaran merupakan alat sensori utama untuk berbicara dan berbahasa.

Dalam penelitian ini, bina komunikasi dikaitkan berkenaan dengan

pendidikan formal anak tunarungu yaitu bina bicara dan Binan Persepsi Bunyi

dan Irama (BPBI) maka dalam pembahasan berikutnya akan kami uraikan kajian

tentang bina bicara dan BPBI.

b. Pengertian Bina Bicara

Wicara adalah kata yang berasal dari bahasa sansekerta yang artinya sama

dengan bicara, tutur atau ujar. Selanjutnya dalam penelitian ini akan digunakan

istilah bicara. Menurut Depdikbud (2002 : 2) “Bicara adalah kemampuann yang

dimiliki manusia dalam menyampaikan pikiran, gangguan, perasaan dengan

memanfaatkan nafas, alat-alat ucap, otot-otot dan syaraf-syaraf secara

terintegrasi”.

Pengertian Bicara disampaikan oleh L.C. De Vrede Verekamp yang

dikutip oleh Tarmansyah (1995:71). “Bicara adalah suatu kemungkinan manusia

akan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dengan alat bicara dan merupakan

perbuatan yang sifatnya perseorangan”.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxii

Dalam pendidikan formal di SLB/B terdapat pengajaran bicara. Secara

edukatif pengajaran bicara diartikan sebagai suatu upaya untuk melakukan

tindakan belajar mengajar bicara yang prakteknya merupakan serangkaian usaha

untuk membawa anak didik memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk

mengekspresikan pikiran, perasaan dan gagasan dengan cara bicara. Dengan kata

lain anak dapat berkomunikasi secara lisan.

Sedangkan dalam buku Bina Bicara dan BPBI oleh Edja Sudjaah dan

Dardja Sukarja (1995:140).

Bina bicara terdiri dari kata bina dan wicara. Bina mengandung arti adanya upaya meningkatkan hasil dari apa yang dimiliki, kemudian dalam usaha meningkatkan ucapan yang dimiliki disertai upaya meluruskan atau mengoreksi kesalahan ucapan dan membetulkannya sampai ucapan itu bisa ditangkap, difahami dan diinterprestasikan menjadi bahasa yang bermakna bagi orang lain.

Jadi bina wicara merupakan suatu upaya untuk tindakan, baik perbaikan, upaya

perbaikan, upaya koreksi maupun pelunasan dalam mengucapkan bunyi-bunyi

bahasa dalam rangkaian kata-kata agar dimengerti oleh orang yang mengajak/

diajak bicara.

Dengan demikian dapat penulis kemukakan bahwa dari pengertian dan

peristilahan bina bicara menggambarkan suatu tindakan dan upaya pelaksanaan

bina acara dan pelayanan mulai dari mengumpulkan data, pemeriksaan sampai

pada terapinya.

c. Bina Bicara Bagi Anak Tunarungu

Pelaksanaan bina wicara merupakan salah satu ciri khas dalam proses

pendidikan anak tunarungu yang mempunyai kedudukan penting. Apalagi bagi

sekolah-sekolah yang mengembangkan metode oral baik konstruktif maupun

akasional yang reflektif. Berdasarkan pendapat para ahli dalam buku Komunikasi

Wicara, buku Latihan Artikulasi, dan Teknik Bina Wicara dikemukakan tujuan

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxiii

bina wicara yang secara ringkas dapat penulis kemukakan tujuan secara khusus

meliputi :

1) Untuk latihan bahasa

2) Untuk latihan bicara

3) Untuk latihan bahasa dan irama

Dari tujuan bina bicara yang luas tadi penulis batasi bina bicara bagi kepentingan

anak tuna rungu, antara lain sebagai berikut :

1) Agar anak tunarungu memiliki dasar ucapan yang benar

2) Anak tunarungu mampu membentuk bunyi bahasa dengan benar (vokal dan

konsonan) sehingga dapat dimengerti oleh orang lain.

3) Memberi keyakinan pada anak tunarungu bahwa bunyi/suara yang diproduksi

melalui alat bicaranya harus mempunyai makna.

4) Agar anak tunarungu mampu mengoreksi ucapan yang salah.

5) Agar anak tunarungu bisa membedakan ucapan yang satu dengan yang

lainnya.

6) Agar anak tunarungu memfungsikan alat-alat bicaranya yang kaku, dengan

harapan otomatisasi alat bicara terarah dengan baik.

Dengan diterimanya pelayanan bina bicara, maka anak tunarungu masih dapat

berbicara, walaupun membutuhkan pembinaan dan pembetulan ucapan.

Pembinaan sesegera mungkin mempunyai maksud agar anak tunarungu mampu

berbahasa/bicara untuk kepentingan komunikasi yang luas dalam kehidupannya.

Secara umum tujuan bina bicara, adalah upaya pembinaan dan latihan

sehingga anak tunarungu memiliki pengetahuan dan ketrampilan bicara yang bisa

diterima oleh lingkungannya. Dalam pembinaan tersebut juga disertai upaya

mengoreksi ucapan yang masih salah dengan melihat penyebab kelainan dan

karakteristik bicaranya.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxiv

d. Aspek-aspek Bicara

Di dalam bicara terdapat aspek-aspek yang khas yang tidak terdapat pada

cara pengungkapan bahasa lainnya. Seperti pada tulisan ataupun isyarat. Menurut

Depdikbud (2000:32) aspek-aspek bicara meliputi suara, artikulasi dan intonasi.

Untuk lebih jelasnya akan kami uraikan di bawah ini :

1) Suara

Suara dihasilkan oleh adanya peristiwa phonasi. Di dalam suara terdapat nada,

kekerasan dan kualita.

Nada berkaitan dengan frekwensi atau jumlah getaran pita suara setiap detik.

Gejalanya tampak pada adanya nada tinggi dan nada rendah. Kekerasan suara

secara otomatis tergantung kepada tebal tipis dan panjang pendeknya pita

suara, sedangkan kualita suara dipengaruhi oleh keadaan bentuk larinx dan

pharinx.

2) Artikulasi

Artikulasi adalah bunyi bahasa yang memiliki karakter tersendiri, sehingga

bunyi artikulasi yang satu dengan yang lainnya dapat dibedakan. Silakan

diperiksa proses wicara dalam artikulasi pada kuparan itu akan kita dapatkan

perbeaan antara bunyi artikulasi yang satu dengan yang lainnya. Secara garis

besar dibedakan atas dua kelompok yaitu vokal dan konsonan.

3) Intonasi/Irama

Kalau suara dan artikulasi lebih berurusan dengan kerja fisik, intonasi/irama

lebih berkenaan dengan perasaan seseorang. Irama merupakan gejala yang

dapat kita amati sebagai ungkapan pikiran, luapan perasaan seseorang atau

mungkin lebih tepat dikatakan sebagai gambaran situasi batin yang berperan

pada saat itu.

e. Bahan Pengajaran Wicara/Bina Wicara Anak Tunarungu

Bicara bukanlah hanya berarti mengucapkan kata-kata semata tapi mampu

berkomunikasi dengan pikiran, perasaan, gagasan dalam kehidupan

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxv

bermasyarakat yang ditandai dengan ucapan yang jelas dan pemilikan kata yang

tepat, artinya apakah kata yang dipilih sesuai dengan keadaan atau susunan

percakapan. Sehubungan dengan hal tersebut bahan bina bicara harus meliputi

fonologik, morfologik, sintaksis, sematik dan ekstra linguistik. Seperti

dikemukakan oleh Daniel Ling yang dialih bahasakan oleh Andrian Harto

Tandadjo dan Br. P.E. Hendriks dari SLB Wonosobo yang secara sistematis dapat

dikemukakan sebagai berikut :

1) Bahan Fonologik

Bahan fonologik dalam bahasa ini akan disesuaikan dengan suara yang

mengandung dua bunyi, yaitu bunyi segmental dan bunyi suprasegmental.

Bunyi segmental adalah bunyi yang dapat kita ruas-ruaskan atau kita penggal-

penggal, sedangkan bunyi suprasegmental adalah bunyi yang menyertainya.

Dalam bahasa Indonesia terdapat 6 vokal, 24 konsonan dan 3 diftong.

a) Bunyi Segmental

Bunyi segemntal terdiri dari 6 vokal meliputi huruf hidup yaitu (a, e, i, o,

u). Sedangkan konsonan meliputi huruf konsonan (b, p, m, f, v, w, t, d, n,

s, z, l, r, y, s, sy, k, g, ng, c, j, ny, h, k) dan diftong dalam bahasa Indonesia

terdiri (ai, au, oi).

b) Bunyi Suprasegmental

Didepan telah disinggung bahwa bunyi suprasegmental adalah bunyi yang

mengiringi bunyi segmental artinya ucapan itu tidak hanya terdiri dari

rangkaian konsonan dan vokal saja, tetapi bunyi ucapan ini bergelombang

yang disebut dengan irama wicara atau ciri prosodi dalam ucapan. Di

dalam irama akan kita jumpai adanya ciri yang lebih kecil lagi seperti, ciri

nada, ciri tekanan dan ciri sendi. Ciri-ciri itulah yang menjadi bahan

pengajaran bicara / bina bicara.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxvi

2) Bahan Morfologi

Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata.

Bahan pengajaran bicara bidang morfologik meliputi kata jadian atau kata

berimbuhan, kata ulang dan kata majemuk.

3) Bahan Sintaksis

Sintaksis adalah ilmu bahasa yang mempelajari tentang kalimat. Pada

kupasan bidang sintaksis ini hanya akan dikemukakan tentang pola dasar

kalimat dan sedikit contoh perluasannya. Yang dimaksud pola dasar kalimat

adalah kalimat yang dibangun oleh kata-kata yang saling terkait atau memiliki

hubungan yang erat, tetapi juga memiliki sifat keterbukaan untuk diperluas.

4) Bahan Semantik

Wicara mempunyai tugas untuk memikul pengertian agar sampai pada

pendengar. Oleh karena itu wajarlah bila kita mengetengahkan bahan bina

bicara aspek semantik. Tujuannya agar hubungan wicara sebagai simbol

linguistik tidak terlepas dengan pengertian yang dikandung.

5) Bahan Ekstra Linguistik

Konteks ekstra linguistik dibedakan ada dua yaitu antara kata benda

dengan sesuatu yang dibedakan dan konteks antara bahasa dengan masyarakat

atau disebut konteks sosial yang mempunyai pengaruh kata terhadap

penggunaan bahasa. Bagian ini tidak akan menguraikan bahan bicara seperti

bahan diatas, tapi lebih menekankan apa yang harus dilakukan atau

diperhatikan untuk mengembangkan bahan ekstra linguistik.

6) Bahan pengajaran wicara sesuai dengan GBPP bidang pengajaran bahasa

Indonesia. Dalam pengajaran bahasa Indonesia, bahan pengajaran wicara

tercakup dalam GBPP yang meliputi pengucapan jenis kata, pengucapan

kalimat, pengucapan tekanan dan intonasi kalimat dengan pemenggalan

kalimat.

a) Pengucapan jenis kata beserta contohnya meliputi :

- pengucapan kata benda seperti : meja, sapu

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxvii

- pengucapan kata kerja seperti : makan, minum

- pengucapan kata sifat seperti : rapi, bersih

- pengucapan kata ganti seperti, ia, dia

- pengucapan kata keterangan seperti : di rumah, di sekolah

- pengucapan kata bilangan seperti : satu, dua, tiga

- pengucapan kata sambung seperti : dengan, dan, dari

b) Pengucapan kalimat

- kalimat ajakan misalnya : ayo sekolah, mari makan

- kalimat larangan misalnya : jangan nakal, jangan menangis

- kalimat permintaan misalnya : minta uang, pinjam pensilmu

- kalimat perintah biasa misalnya : ambilkan buku

- kalimat tanya misalnya : apa namanya, siapa dia, kapan datang, dll

c) Tekanan kata dan intonasi kalimat

- tekanan lemah, tekanan keras dan tekanan menurut situasi

Tekanan Keras Tekanan Lemah

● ● ● ● ● ●● ● .........................

- instonasi kalimat

- Berita : Sepeda saya baru

- Perintah : Ambilkan baju itu !

- Tanya : Jam berapa sekarang ?

d) Pemenggalan kalimat

- kalimat dengan tanda baca : ”ambilkan baju itu”!

- kalimat tanpa tanda baca : sekarang musim hujan

- kalimat dengan garis perasa : ketika Tuti datang, adik menangis

- kalimat tanpa garis perasa : ketika Tuti datang adik menangis

f. Pendekatan dan Metode Bina Bicara

1) Pendekatan yang digunakan dalam pembinaan bicara adalah pembinaan dan

bimbingan individual atau bisa disebut pengajaran dengan pendekatan

individu (individualized instruction). Dengan model pendekatan ini anak-anak

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxviii

lebih terpegang dalam segala sikap dan perubahan tingkah lakunya, guru juga

akan lebih mudah dalam mengawasi, melihat dan menilai keberhasilan

program sasaran yang ingin dicapai.

2) Berbicara masalah pendekatan dan metode, sering terjadi kerancuan di dalam

memahami, mana yang disebut pendekatan dan mana yang disebut metode.

Hal ini tergantung pada kontek permasalahannya, sasarannya dan aplikasinya.

Sebagai penerapan dari pertimbangan di atas, dapat diarahkan kepada metode

yang berhubungan dengan materi kebahasaan dan metode yang berhubungan

dengan modalitas yang dimiliki anak tunarungu. Menurut Depdikbud (1999 :

54) ada dua jenis metode dalam bina wicara yaitu :

a) Metode Global Deferensial Metode bina wicara yang didasarkan kepada bagaimana materi disajikan. Sedangkan pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi dua stadium, yaitu pertama menyajikan bahan secara utuh dan kedua menentukan aspek bahasa yang mana, yang akan diperbaiki atau dibentuk. Dengan cara tersebut keutuhan makna wicara terpenuhi.

b) Metode Multisensori Metode ini didasarkan kepada modalitas yang dimiliki anak tunarungu. Multisensori artinya menggunakan sensori (indra penangkap) untuk memperoleh kesan-kesan wicara. Para praktek penggunaannya adalah bahwa setiap rangsangan yang sama diterima, diolah indra yang sama. Misalnya untuk mendapatkan kesan pembentukan bunyi bahasa /b/, maka ciri-ciri /b/b diserap secara visual, auditori dan kinestesis.

Dari pendapat di atas penulis simpulkan bahwa salah satu faktor yang turut

menentukan berhasil tidaknya anak tunarungu adalah penggunaan metode dan

pendekatan yang sesuai, dengan metode global deferensial dan metode

multisensori dapat menambah rangsangan kesan-kesan wicara yang sama

diterima diolah indera yang sama untuk mendapat kesan pembentukan bunyi

bahasa.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxix

3. Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI)

a. Pengertian BPBI

Penggunaan istilah dan pengertian BPBI dari satu kurun waktu ke waktu

yang lainnya berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena perkembangan ilmu dan

teknologi yang tentunya juga membawa pengaruh terhadap tujuan, ruang lingkup,

pengembangan dan pelaksanaan programnya. Menurut Max Goldstein yang

dikutip oleh Edja Sadjaah dan Dardja Sukarja (1995 : 198) mendefinisikan

sebagai berikut : ”Metode akustik dapat diartikan sebagai perangsangan atau

pendidikan/pembinaan mekanisme pendengaran serta alat indera yang terkait

lewat vibrasi atau getaran bunyi yang dihasilkan suara atau alat-alat yang

berbunyi keras”.

Pengertian ini menekankan bahwa, agar sisa pendengaran anak dapat

dirangsang, mereka perlu dibina lewat pendengarannya tanpa melalui baca bibir

atau dukungan dari gambaran dan tulisan. Menurut pandangannya dengan hanya

merangsang pendengaran mereka, dengan sendirinya akan terjadi reaksi wicara.

Berikut ini pendapat A. Van Uden yang dikutip oleh Edja Sadjaah dan

Dardja Sukardja (1995 : 201) :

Alasan pemilihan istilah persepsi bunyi dan bukan ”mendengar” adalah pengamatan bunyi lewat ujung jari atau rongga dada, tentu tidak bida dikatakan sebagai mendengar dalam arti sebenarnya. Anak tuli memiliki kemampuan untuk mempersepsi gelombang suara/bunyi melalui rasa vibrasi, dan kemampuan pengamatan lewat dua saluran yaitu melalui atau sisa pendengaran sebagai satu kesatuan yang utuh lebih tepat dinamakan persepsi bunyi.

Persepsi bunyi lewat resonansi bagi anak tuli dapat dilatihkan yaitu

melalui kemampuan menghayati vibrasi lewat tangan/kaki/ tubuh, menuju

persepsi bunyi di telinga terutama bila menggunakan alat bantu dengar.

Menurut Depdikbud (2000:3) yang dimaksud dengan BPBI dalam arti luas adalah

: ”Pembinaan dalam penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak

sengaja sehingga pendengaran dan perasaan vibrasi yang dimiliki anak tunarungu

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxx

dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya

yang penuh dengan bunyi.”

Beberapa pendapat tentang pengertian BPBI tersebut dapat diasumsikan

bahwa pemanfaatan sisa pendengaran anak tunarungu, akan besar sekali

manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Dari berbagai macam kegiatan manusia

ternyata wicara adalah yang paling berirama dan paling diwarnai oleh nada-nada

atau mengandung lagu. Musik dan bahasa memiliki banyak kesamaan, oleh

karena itu irama dapat dilihat tanpa menggunakan pendengaran.

b. Tujuan BPBI

Secara singkat dalam buku pedoman Guru pengajaran BPBI untuk anak

tunarungu oleh Depdikbud (2000:4) dikemukakan :

1) Agar anak tunarungu sebagai makhluk sosial dapat terhindar dari cara hidup yang semata-mata tergantung pada daya penglihatannya sehingga cara hidupnya lebih mendekati normal.

2) Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan lebih baik dan seimbang.

3) Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik terikat dunia pengalamannya yang lebih luas.

4) Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna 5) Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk mengadakan

kontak yang lebih baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar.

c. Bahan Pengajaran BPBI untuk Anak Tunarungu

Materi pengajaran BPBI telah dituangkan dalam GBPP BPBI untuk

tunarungu tahun 1984, secara berturut-turut adalah sebagai berikut :

1) Bunyi-bunyi Latar Belakang

Yang dimaksud bunyi latar belakang yaitu bunyi-bunyi yang tidak

pernah lepas atau selalu hadir dalam kehidupan kita sehari-hari, yang datang

silih berganti dan mengisi ruangan tempat kita berada. Misalnya berbagai

bunyi benda di sekitar kita, suara berbagai binatang dan suara manusia.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxi

2) Berbagai Macam Sifat Bunyi

Dalam GBPP disebutkan bahwa sifat bunyi ada 5 masing-masing

beserta lambangnya antara lain :

Bunyi itu ada atau tidak ada lambangnya :

________ ............ _________ ............. _______

ada tak ada ada tak ada ada

Bunyi itu cepat atau lambat yang lambangnya :

cepat lambat

Bunyi itu panjang atau pendek lambanganya :

________ _____ ________ _____ _________ ____

panjang pendek panjang pendek panjang pendek

Bunyi itu tinggi atau rendah, lambangnya :

keras lembut keras lembut

tinggi rendah tinggi rendah

3) Sumber Bunyi

Tidak semua sumber bunyi disekitar kita harus diangkat sebagai

materi atau peralatan dalam BPBI. Hanya beberapa sumber bunyi yang

diperkirakan paling efektif untuk latihan dan dapat mewakili antara lain :

bunyi benda, bunyi binatang, bunyi alat musik dan bunyi manusia yang

dipilih.

4) Bunyi yang dapat Dihitung

Bunyi yang dapat dihitung adalah bunyi yang beraturan atau berirama

misalnya bunyi beduk, bunyi terompet, organ musik, suara orang bercakap-

cakap dan lain-lain. Sedangkan bunyi yang tak dapat dihitung adalah bunyi

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxii

yang tidak beraturan atau tak berirama misalnya bunyi benda menderu,

gemericik, gemuruh, ringkikan kuda, dll.

5) Arah Bunyi

Yang dimaksud arah bunyi adalah dari bunyi/suara yang didengar itu

datang/berasal. Terutama bunyi yang langsung menyangkut dengan dirinya

misalnya ada orang memanggil namanya, maka secara spontan ia akan

memalingkan wajahnya.

6) Macam-macam Gerak Dasar

Gerak dasar dalam BPBI meliputi gerak kaki, tangan, bahu jari-jemari,

leher, panggul, mata dan gabungan dari beberapa diatas. Latihan gerak dasar

bertujuan agar anak terampil dan senang menggerakkan tubuhnya apabila

mendengar bunyi berirama.

7) Macam-macam Irama

Yang dimaksud irama disini adalah irama dalam dunia musik.

Misalnya 2/4, 3/5, 4/4 dsb. Latihan irama ini dimaksudkan untuk melatih anak

agar dalam gerak / bergerak dan bebricara, terbiasa berirama. Masuk irama

2/4, 3/4, 4/4 adalah sebagai berikut :

a. Irama 2/4 : Diantara dua garis terdapat ketukan,

│● . │ pertama keras kedua lembut

b. Irama 3/4 : Diantara dua garis terdapat ketukan,

│● . .│ pertama keras kedua lembut, ketiga lembut

c. Irama 4/4 : Diantara dua garis terdapat ketukan,

│● . ● . │ pertama keras, kedua lembut, ketiga agak keras

keempat lembut

8) Macam Gerak Berirama

Gerak adalah gejala berirama. Oleh karena itu jelaslah bahwa antara

bunyi, gerak dan irama ada hubungan timbal balik. Hal ini terbukti, dengan

pernyataan sebagai berikut : bunyi meimbulkan gerak, gerak menimbulkan

irama dan irama menimbulkan bunyi. Demikian sebaliknya bunyi

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxiii

menimbulkan irama, irama menimbulkan gerak dan gerak menimbulkan

bunyi.

9) Lambang Sifat Bunyi, Tanda Notasi dan Notasi Musik

Misalnya tangga nada : 1 2 3 4 5 6 7 1 2 dst, atau dengan not

balok pada paranada.

10) Jenis dan Macam Alat Musik

a) Yang dimaksud jenis alat musik adalah penggolongan alat musik menurut

cara memainkannya antara lain :

(1) Alat musik pukul : gamelan, kulintang, drum, tambur, ketipung,

rebana.

(2) Alat musik petik : gitar, dawai

(3) Alat musik tiup : terompet, seruling, meladika, harmonika

(4) Alat musik elektronika : organ, gitar listrik

b) Yang dimaksud dengan macam-macam, alat musik yaitu penggolongan

alat musik menurut asalnya antara lain :

(1) Alat musik daerah : - gamelan Jawa

- gamelan Sunda

- gamelan Bali

- kulintang Sulawesi dll

(2) Alat musik modern : piano, biola, organ, gitar

d. Metode dan Pendekatan

Salah satu faktor yang turut menentukan berhasil tidaknya BPBI adalah

penggunaan metode dan pendekatan yang sesuai. BPBI merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari pelajaran bahasa. Oleh karena itu sebaiknya digunakan

metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa, seperti dikemukakan Maria

Susila Yuwati 91985 : 24) metode dan pendekatan yang bisa digunakan dalam

BPBI adalah sebagai berikut :

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxiv

1) Metode BPBI a) Permainan atau bermain, terutama untuk anak kecil pada fase awal

pembinaan. Bermain merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari masa anak-anak, maka dalam suasana bermain diharapkan pada anak akan tumbuh rasa senang apabila dilatih.

b) Pemberian tugas. Karena dalam BPBI hampir semua kegiatan berupa melakukan sesuatu atas petunjuk guru.

c) Demonstrasi. Guru memberikan contoh-contoh gerak tertentu. d) Observasi / pengamatan terhadap perbuatan anak. e) CBSA dengan pendekatan ketrampilan proses.

2) Pendekatan dalam BPBI a) Latihan mendengar aktif, dimana anak akan dibina untuk

mendengar bunyi yang dihasilkan sendiri dalam rangka mengembangkan daya dengar anak.

b) Latihan mendengar dengan cara individual karena dengan begitu, materi dan cara dapat lebih disesuaikan dengan kemampuan dengan anak.

c) BPBI harus terprogram dalam kurikulum dan bukan sesuatu yang terjadi secara insidental.

d) Latihan mendengar bahasa/menyimak dengan menggunakan indera lainnya yaitu penglihatan dan perabaan. Hal ini terutama berkaitan dengan tingkat kehilangan pendengaran yang diderita anak.

Menurut penulis, Pelaksanaan Bina Persepsi Bunyi dan Irama tidak boleh terlepas

dari pengajaran bahasa. Oleh karena itu, pemilihan metodenya pun sebaiknya

dikaitkan dengan metode yang dipergunakan di dalam pengajaran bahasa. Metode

yang sangat sesuai adalah metode pemberian tugas dan demonstrasi. Dengan

menerapkan metode ini diharapkan anak memperoleh pengalaman dan

penghayatan lewat suatu proses penemuan sendiri.

4. Anak Tuna Rungu

a. Pengertian Anak Tuna Rungu

Istilah tuna rungu diambil dari kata “tuna” yang artinya kurang dan

“rungu” artinya pendengaran, orang atau anak dikatakan tuna rungu apabila ia

tidak atau kurang mampu mendengar suara. Batasan atau pengertian tentang anak

Tuna Rungu dari pendapat beberapa ahli adalah berbeda-beda. Ada ahli yang

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxv

memberikan istilah tuna rungu secara langsung dan ada pula yang tidak langsung.

Namun pada prinsipnya mengarah kepada pengertian yang sama dengan sudut

pandang yang berlainan. Sudut pandang tersebut terdiri dari beberapa segi yaitu

segi medis, pedagogis dan pengelompokkan berdasarkan batas kehilangan

pendengaran.

Menurut pendapat Daniel F. Fallahan dan J.H. Kaufman yang dikutip oleh

Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996 : 27).

Tuna Rungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai pada yang berat, digolongkan ke dalam bagian tuli dan kurang dengar. Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengar, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu mendengar. Sedangkan orang yang kurang dengar adalah seseorang yang biasanya menggunakan alat bantu mendengar dan sisa pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran.

Kemudian menurut Emon Sastra Winata (1986 : 21)

Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan pendengaran atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarnya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks.

Dalam buku Pedoman Guru Pengajaran Wicara untuk Anak Tunarungu. Dirjen Dik Das Men (2000 : 3) dikemukakan ”Tunarungu adalah istilah yang menggambarkan keadaan kemampuan dengar seseorang yang kurang atau tidak berfungsinya alat pendengaran secara normal sehingga tidak mungkin lagi diandalkan untuk belajar bahasa dan wicara tanpa di bantu dengan metode dan peralatan khusus”.

Dari beberapa batasan tuna rungu di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa yang dimaksud tuna rungu adalah mereka yang mengalami kelainan

pendengaran baik ringan ataupun berat yang berakibat terganggunya

perkembangan bicara dan bahasa sehingga terhambat akan berkomunikasi dengan

lingkungan.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxvi

Akibat dari ketunarunguannya tersebut maka kalau bicara berkomunikasi

biasanya selalu menatap lawan bicara. Demikian juga dengan pembentukan

ucapan atau cara berbicara biasanya dengan irama atau intonasi yang kurang

tepat. Anak tunarungu sangat miskin kosakata/perbendaharaan kata dan kesulitan

dalam menerima pelajaran bahasa terutama materi yang diverbalisasikan.

b. Faktor Penyebab Ketunarunguan

Banyak para ahli yang mengungkapkan tentang faktor penyebab ketulian

atau ketunarunguan, tentu saja dengan sudut pandang yang berbeda-beda dalam

penjabarannya; seperti dikemukakan Permanarian dan Tati Herawati (1996 : 33)

bahwa penyebab ketunarunguan dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu :

1) Faktor dalam diri anak a) Disebabkan oleh faktor keturunan dari salah satu atau kedua orang

tuanya yang mengalami ketunarunguan hal ini disebabkan oleh kondisi genetika yang berbeda sehingga menyebabkan ketunarunguan.

b) Ibu yang sedang mengandung, menderita penyakit campak Jerman (Rubella) : penyakit rubella pada masa kandungan tiga bulan pertama akan berpengaruh buruk pada janin. Rubella dari pihak janin ibu merupakan penyebab yang paling umum, terjadinya ketunarunguan.

c) Ibu mengandung menderita keracunan darah atau Taxomania, hal ini bisa mengakibatkan kerusakan pada plasenta yang dapat mempengaruhi terhadap pertumbuhan janin. Jika hal tersebut menyerang syaraf atau alat pendengaran maka anak akan lahir dalam keadaan tunarungu.

2) Faktor dari luar diri anak

a) Infeksi pada saat dilahirkan, misalnya anak terserang Herpers implex jika infeksi ini menyerang alat kelamin ibu maka dapat menular pada janin saat dilahirkan. Demikian juga untuk penyakit kelamin yang lain.

b) Radang selaput otak (meningitis) c) Radang telinga tengah (otitis media) d) Penyakit lain atau kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat-

alat pendengaran bagian tengah dan dalam.

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxvii

Selain pendapat diatas, juga dikemukakan oleh para ahli yang lain dari segi medis

dalam majalah edisi bulanan Cermin Dunia Kedokteran bagian ilmu kesehatan

anak Fakultas Kedokteran No. 29 September (1985 : 19) UNDIP Semarang. Yang

ditulis oleh Tjipta Bahtera, dalam artikielnya yang berjudul ”Faktor penyebab

ketulian” sebagai berikut :

1) Heriditer/genetika yang manifestasinya dapat terjadi pada awal kehidupan.

2) Kelainan bentuk (malformasi). 3) Faktor prenatal, misalnya infeksi intrauterin rubella, penyakit ibu yang

berakibat viremia pada bayi. 4) Fakor perinatal/neonatal, yaitu konsumsi O2 pada janin yang tidak

memadai karena saat ibu melahirkan menderita anemia dan hipertensi. 5) Faktor post natal, misalnya terjadinya trauma kepala dan infeksi-

infeksi (otitis media, pratitis dan meningitis).

Dari pendapat para ahli tersebut dapat penulis simpulkan tentang faktor-faktor

penyebab ketunarunguan ditinjau dari beberapa segi pada dasarnya hanyalah

dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu : faktor prenatal atau sebelum anak

dilahirkan/dalam kandungan, faktor neonatal atau pada saat proses kelahiran dan

faktor post natal yaitu ketunarunguan terjadi setelah anak dilahirkan.

c. Klasifikasi dan Jenis-jenis Ketunarunguan

Demikian halnya pengertian tuna rungu, tentang pengklasifikasian juga

telah banyak dikemukakan oleh para ahli baik dari dalam maupun luar negeri.

Secara umum klasifikasi ATR dibagi ada 2 yaitu anak tuli total dan kurang

dengar. Menurut Samuel A Kirk yang dikutip oleh Rochman Natawijaya

(1996:29) klasifikasi berdasarkan derajat ketulian beserta karakteristiknya antara

lain :

1) 0 – db : Menunjukkan pendengaran yang optimal 2) 0 – 26 db : Pendengaran normal 3) 27 – 40 db : Kesulitan mendengarkan bayi yang jauh

(tergolong tunarungu ringan)

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxviii

4) 41 – 55 db : Mengerti bahasa percakapan, tidak dapat

mengikuti diskusi kelas 5) 56 – 70 db : Hanya dapat mendengar suara dari jarak dekat,

masih mempunyai sisa pendengar-an untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat bantu dengan (ABD) atau dengan cara yang khusus (tergolong agak berat).

6) 71 – 90 db : Hanya mendengar bunyi yang sangat dekat

(tergolong tunarungu berat) 7) 91 – db keatas : Mungkin sadar adanya bunyi atau suara dan

getaran, banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuk proses informasi (tunarungu berat sekali).

Menurut pakar kedokteran THT. Djoko Sindusakti, dalam buku Deteksi Dini

Gangguan Pendengaran (1997 : 29)

Klasifikasi dan Jenis Ketunarunguan dibedakan sebagai berikut :

1) Tuli Konduksi Yaitu terjadi pada rantai pendengaran (saluran telinga luar bagian luar), sifat ketuliannya kwalitas berkurang dan kwalitas suara tetap, derajadnya ringan sampai sedang.

2) Tuli Persepsi (tuli saraf) Yaitu terjadi pada reseptor atau saraf pendengaran derajadnya ringan, sedang, berat sampai total.

3) Tuli Campuran Sifatnya sama dengan tuli saraf.

4) Tuli Pusat/Central Yaitu kerusakan pada cetak pusat pendengaran derajadnya berat sampai total.

Cara penggolongan anak tunarungu antara ahli yang satu dengan yang lain tidak

sama persis baik mengenai rentanan nilai desibel ataupun tingkatannya. Adapun

perbedaan antara lain disebabkan oleh dasar penggolongan dan sudut

pandangnya.

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xxxix

B. Kerangka Pemikiran

Pada kondisi awal peneliti belum menggunakan Bina Komunikasi Bunyi dan

Irama (BKPBI). Sehingga kemampuan bicara anak tuna rungu rendah. Setelah itu

peneliti menggunakan Bina Komunikasi Bunyi dan Irama (BKPBI) untuk

meningkatkan kemampuan bicara anak tuna rungu.

Kondisi Awal Penelitian belum

menggunakan BKPBI

Anak : Kemampuan bicara

ATR rendah

Tindakan

Menggunakan BKPBI

Siklus I Menggunakan BKPBI

dalam kelompok besar 5 anak di dalam kelas

Siklus II Menggunakan BKPBI dalam kelompok kecil perorangan di ruang

BKPBI

Kondisi Akhir

Diduga dengan menggunakan BKPBI dapat meningkatkan

kemampuan bicara anak tuna rungu ruang kelas D III B di SLB/B-C YPAALB Langenharjo, Grogol,

Sukoharjo Tahun 2009

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xl

Siklus I anak di dalam kelas dilatih BKPBI secara klasikal, anak diperlihatkan

gambar, kemudian anak disuruh untuk mengucapkan nama gambar. Kemudian guru

membetulkan bicara anak.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xli

Siklus II anak dibawa ke ruang kedap suara (Ruang BKPBI). Anak dilatih

BKPBI secara perorangan. Anak dihadapkan didepan kaca dengan menggunakan alat

hearing diindividualkan. Anak dilatih mengucapkan kalimat-kalimat tanya yang

menggunakan kata ganti tanya yang ditunjukkan guru. Guru membetulkan bicara

anak yang kurang betul.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xlii

Dengan demikian berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas

diharapkan dengan BKPBI dapat meningkatkan kemampuan bicara anak tuna rungu

di SLB / B-C Y PAALB Kelas D III B Langenharjo, Grogol, Sukoharjo Tahun 2009

C. Rumusan Hipotesis

Dengan melihat rumusan masalah yang penulis kemukakan, maka dapat

dibuat hipotesis sebagai berikut :

“Ada peningkatan kemampuan bicara anak tuna rungu secara positif melalui

BKPBI SLB/B-CYPAALB kelas D III B Langenharjo, Grogol, Sukoharjo Tahun

2009”.

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xliii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah lokasi dimana dilakukan, sehingga diperoleh

sejumlah data yang dibutuhkan untuk masalah yang diteliti. Di dalam penelitian itu

penulis menentukan tempat penelitian pada anak tuna rungu di kelas D III B SLB/B-

C YPAA LB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo Tahun 2009.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih waktu 2 bulan dimulai bulan April tahun

2009 sampai bulan Mei tahun 2009 pada jam-jam mengajar BKPBI.

Jadwal bimbingan skripsi

a. Bulan Pebruari tahun 2009 : Penulisan proposal dan persetujuan proposal oleh

pembimbing.

b. Bulan Maret tahun 2009 : Perijinan Penulisan Skripsi tkt Produ, Jur, FKIP dan

Penulisan Bab I, II dan III.

c. Bulan April tahun 2009 : Persetujuan bab I, II dan III oleh pembimbing dan

perijinan penelitian.

d. Bulan Mei tahun 2009 : Pelaksanaan Penelitian dan Penulisan Bab IV dan V.

e. Bulan Juni tahun 2009 : Konsultasi dan Persetujuan bab IV, dan V oleh

Pembimbing dan Persetujuan total skripsi oleh pembimbing.

f. Bulan Juli tahun 2009 : Penyiapan persyaratan ujian skripsi dan Ujian skripsi.

B. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian anak tuna rungu kelas D

III B di SLB/B-C YPAA LB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo Tahun Pelajaran

2008/2009 yang terdiri 5 anak. Adapaun anak tersebut bernama :

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xliv

No. No. Induk Kelas Jenis Kelamin

1. 028 D III B L

2. 035 D III B P

3. 037 D III B L

4. 039 D III B L

5. 045 D III B L

C. Sumber Data

Sumber data diambil dari individu yang menjadi subyek suatu penelitian dan

nilai harian sebelum dan sesudah mata pelajaran BKPBI sebelum dan sesudah

dilaksanakan tindakan kelas (Siklus I dan Siklus II).

Adapun yang menjadi sumber data penelitian ini adalah anak tuna rungu dari

kelas D III B di SLB/B-C YPAA LB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo Tahun 2009.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dipakai peneliti dalam rangka

pengujian hipotesis. Teknik pengumpulan data harus sesuai dengan kebutuhan

penelitian sehingga seorang peneliti perlu menggunakan metode pengumpulan data

yang tepat. Disesuaikan dengan alat ukur yang digunakan teknik karena alat

pengumpul data harus benar-benar valid dan reliabel. Adapun alat tersebut :

1. Percakapan

Dalam melaksanakan latihan selalu diawaili dengan percakapan kecil, baik

tentang pelajaran di kelas D III B, pengalaman anak tuna rungu maupun tentang

gambar bola, mawar, pita, topi, paying, ayam sehingga anak merasa senang, dan

lebih santai dalam mengikuti kegiatan.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xlv

2. Barmain

Kadang untuk menarik minat anak belum cukup bila hanya diawali percakapan,

tetapi harus diajak bermain kata-kata atau ucapan terlebih dahulu. Kegiatan

bermain ini juga membawa anak ke dalam situasi yang tidak formal, sehingga

lebih merangsang anak untuk lebih spontan dan tidak cepat lelah atau bosan.

3. Meraban atau Babling

Guru menggunakan suku-suku kata dari berbagai konsonan dengan variasi vocal

untuk rabanan. Suku kata diambil dari kata-kata materi latihan, lalu diulang-ulang

beberapa kali.

Kata-kata yang terdiri dari dua suku kata

a. Bo-la

b. Bu-nga

c. To-pi

d. Pi-ta

e. Pa-yung

f. A-yam

4. Reaktif

Reaksi dari anak diambil dan dikembangkan dalam kegiatan latihan, baik berupa

ucapan maupun rabanan. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dapat dilakukan

anak akan menjadi dasar latihan selanjutnya.

5. Imitasi atau Meniru

Daya atau kemampuan meniru si anak digunakan serta dikembangkan dalam

latihan kemampuan meniru ini dilakukan sesuai dengan apa yang dapat dia lihat,

dia rasakan atau dia dengar. Seperti menirukan ucapan berupa rabanan, kata-kata,

kelompok kata atau kalimat sesuai dengan kemampuannya.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xlvi

E. Validasi Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik

kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain :

1. Trianggulasi data adalah data yang diambil dari tiga sumber yaitu :

- Guru sebagai penyampai materi

- Anak sebagai obyek peneliti pengambilan nilai

- Teman kolaborasi sebagai mengamati proses pembelajaran

2. Trianggulasi sumber adalah tiga sumber yang diambil dari 3 data yaitu

- Guru menilai hasil belajar anak

- Anak dinilai hasil belajarnya

- Teman kolaborasi mengamati dan melaporkan proses pembelajaran

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah

berhasil dikumpulkan antara lain dengan tehnik deskriptif komparatif dengan

membandingkan hasil antar siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2 data kualitatif hasil

pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif adalah penelitian yang tertuju

pada pemecahan masalah yang menggunakan pengamatan pembelajaran berdasarkan

hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.

G. Indikator Kinerja

Pada bagian ini perlu dikemukakan atau dirumuskan indikator sebagai tolak

ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. Dari kondisi awal terendah 40 ke

kondisi akhir mendapat peningkatan hasil belajar yang tadinya rata-rata 50 menjadi

75 meningkat 33 %. Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan

dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan.

- Motivasi anak adalah kemampuan bicara

- Meminimalisasi kesulitan bicara dalam berkomunikasi

- Mampu berbicara dengan baik dan jelas

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xlvii

H. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa siklus,

pada :

1. Perencanaan atau Planning ini meliputi

a. Identifikasi masalah sebagai hasil observasi menunjukkan anak tuna rungu

kelasD III B di SLB/B-C YPAA LB Langenharjo, Tahun 2009 belum mampu

berkomunikasi dengan baik penyebabnya adalah guru masih kurang melatih

BKPBI dan belum diterapkannya metode yang sesuai dengan BKPBI

sehingga hasil komunikasi anak masih rendah terutama kemampuan bicara.

Alternatif tindakan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan

menggunakan metode pengamatan dan imitasi atau menirukan dengan

gambar di depan cermin anak dapat menirukan ucapan guru dengan benar dan

jelas.

- Bo-la

- Ma-war

- Pi-ta

- To-pi

- Pa-yung

- A-yam

b. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran Silabus, RPP dan lembar soal

siklus 1 pada bulan Maret 2009 dengan kompetisi dasar kata yang terdiri dari

2 suku kata,

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xlviii

1)

2)

3)

4)

5)

6)

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

xlix

pada siklus ke 2 dilaksanakan pada bulan April 2009 dengan kompetisi dasar

kalimat tanya yang menggunakan kata ganti tanya.

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

l

2. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Guru melaksanakan tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Guru menerapkan metode imitasi

atau menirukan pembelajaran BKPBI dalam peningkatan kemampuan bicara anak

tuna rungu yang terbatas dalam berkomunikasi dengan kemampuan bicara tanpa

gambar dapat mengucapkan dengan baik.

Dalam pelaksanaan tindakan diperoleh hasil pengamatan sebagai data kepada

anak saat berlangsungnya PBM dan hasilnya setelah PBM.

3. Pemantauan (Observasi)

Pada tahap pemantauan dikumpulkan data dan informasi dari beberapa sumber

untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas dari tindakan yang dilaksanakan. Data

tentang keberhasilan kemampuan bicara dalam pelajaran BKPBI nilai harian yang

diperoleh dari observasi selama PBM oleh guru.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang mengulas secara kritis tentang perubahan pada

anak, suasana kelas dan guru. Kemudian mendiskripsikan hasil sebelum dan

sesudah tindakan kemudian dirumuskan hasil yang baik berupa keberhasilan

maupun kekurangannya untuk ditindak lanjuti dengan langkah-langkah

penyempurnaan dan pengembangan.

Dengan langkah-langkah pembelajaran :

No. SIKLUS I SIKLUS II

1. Perencanaan (Planning)

a. Identifikasi masalah hasil dari

observasi guru.

b. Merencanakan alternatif tindakan

dengan bina komunikasi

Perencanaan (Planning)

a. Identifikasi masalah setelah

pelaksanaan siklus I

b. Merencanakan alternatif tindakan

dengan pembelajaran di ruang

kedap suara.

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

li

c. Menyiapkan perangkat mengajar

(Silabus, RPP, Buku Panduan

BKPBJ, kisi-kisi, gambar kartu /

daftar kata)

c. Menyiapkan perangkat mengajar

(silabus, RPP, buku panduan

BKPBI, gambar, kalimat / daftar

kata cermin, ABM, speker).

2. Tindakan (acting) :

a. Pembelajaran dilaksanakan di dalam

kelas, dengan Bina komunikasi

dalam aspek pengucapan

menerapkan pembelajaran PAKEM

secara klasikal kemudian individual.

Pelaksanaan Siklus I selama 3

minggu dengan pelaksanaan sebagai

berikut :

1) Menuliskan kata terdiri dari 2

suku kata selama 1 minggu.

2) Menirukan kata yang terdiri dari

dua suku kata secara klasikal.

3) Mengucapkan kata yang terdiri

dari dua suku kata secara indi-

vidual dengan bimbingan guru.

4) Mengucapkan kata yang terdiri

dari 2 suku kata tanpa

bimbingan.

Tindakan (acting)

a. Pembelajaran diawali dengan

pembelajaran klasikal kemudian

anak secara individual di ruang

kedap suara dengan guru mitra

kolaborasi.

b. Pembelajaran penguatan berupa

pujian, acungan jempol, maupun

toas kepada anak yang lancar dan

jelas dalam menirukan ucapan

kalimat-kalimat tanya kata ganti

tanya.

- Ini bola apa ?

- Ini bunga mawar siapa ?

- Berapa harga topi ?

- Kapan membeli pita ?

- Apa sebab memakai payung ?

b. Pemberian penguatan berupa

pujian, acungan jempol maupun

toas kepada anak yang lancar dan

jelas, kata yang terdiri dari dua

suku kata : bola, mawar, topi,

pita, payung, ayam.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lii

3. Pemantauan (Observasing)

Pengumpulan data dan informasi dari

beberapa sumber untuk mengetahui

keberhasilan pelaksanaan tindakan.

Data tentang keberhasilan Bina

Komunikasi diperoleh dari nilai

ulangan harian anak, sedangkan data

dari aktivitas dan penggunaan Bina

Komunikasi diperoleh dari observasi

selama proses pembelajaran

berlangsung oleh guru kolaborasi.

Pemantauan (Observasing)

Pengumpulan data atau sumber

untuk mengetahui keberhasilan

pelaksanaan tindakan. Data tentang

keberhasilan Bina Komunikasi

diperoleh dari nilai ulangan harian

anak, sedangkan data tentang

aktivitas dan penggunaan Bina

Komunikasi diperoleh dari observasi

selama proses pembelajaran

berlangsung oleh guru kolaborasi.

4. Refleksi

a. Mengulas secara kritis tentang

perubahan pada anak, suasana

kelas dan guru saat proses

pembelajaran berlangsung.

b. Mendiskusikan hasil sebelum dan

sesudah mendapatkan tindakan.

c. Merumuskan hasil baik

keberhasilan maupun

kekurangannya untuk ditindak

lanjuti pada langkah-langkah

penyempurnaan pada siklus II.

Refleksi

a. Mengulas secara kritis tentang

perubahan anak, suasana ruang

kedap suara dan guru saat proses

pembelajaran berlangsung.

b. Mendiskusikan hasil setelah

Siklus I dan Siklus II.

c. Merumuskan hasil baik

keberhasilan maupun

kekurangannya untuk

ditindaklanjuti pada langkah-

langkah penyempurnaan dan

pengembangan.

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

liii

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Kondisi Awal

Dari hasil penelitian observasi menunjukkan bahwa sebagian besar (75%)

siswa kelas D III B SLB/B-CYPAALB Langenharjo tahun pelajaran 2008/2009

belum mampu bicara. Oleh karena itu guru hendaknya memilih pendekatan

pembelajaran kemampuan bicara yang cocok/ tepat untuk mata pelajaran bina

komunikasi bunyi dan irama.Hal ini terlihat pada nilai harian BKPBI semester II

sebagai berikut :

Tabel 1 : Nilai Ulangan Harian

Nilai Ulangan Harian No. No. Induk

1 2 3

1. 028 46 48 50

2. 035 36 38 40

3. 037 56 58 60

4. 039 36 38 40

5. 045 56 58 60

Tabel 2 : Ulangan Harian Kondisi Awal

No. Uraian Ulangan

harian 1

Ulangan

harian 2

Ulangan

harian 3

1. Nilai terendah 36 38 40

2. Nilai tertinggi 56 58 60

3. Nilai rerata 46 48 50

4. Rentang nilai 20 20 20

40

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

liv

Grafik 1 : Ulangan Harian Kondisi Awal

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan meliputi penyusunan rencana pembelajaran yang

meliputi : segi atau awal / apresiasi, kegiatan inti, kegiatan inti, kegiatan akhir/

penutup. Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa lembar observasi KBM, soal-

soal evaluasi dan soal-soal tugas. Lembar observasi dan lembar soal beserta RPP

sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

40

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Nilai rerata

Rentang nilai

Ulangan Harian 1

Ulangan Harian 2

Ulangan Harian 3

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lv

Mata Pelajaran : BKPBI

Kelas/Semester : D III B / II

Waktu : 3 x 30 menit ( 3 x pertemuan )

Standar Kompetensi : Mengidentifikasikan bunyi di sekitar yang pernah

dideskriminasikan dengan menggunakan ABM sebatas

sisa pendengaran anak.

Kompetensi Dasar : Mengenal ciri-ciri bunyi tertentu dengan kekerasan

± 90 db yang dipergunakan langsung secara terprogram.

Indikator : Mengatakan secara spontan saat diperdengarkan bunyi

kata yang terdiri dari 2 suku kata dengan mengatakan ciri

bunyi yang disimaknya.

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran peserta didik dapat :

1. Menyebutkan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata dengan fonem

bervariasi.

2. Menuliskan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata dengan fonem

bervariasi.

3. Mengucapkan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata dengan fonem

bervariasi

II. Materi Pokok

Kata-kata yang terdiri 2 suku kata dengan fonem bervariasi.

1.

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lvi

2.

3.

4.

5.

6.

III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Observasi

3. Imitasi atau menirukan

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal / Pendahuluan

a. Untuk memotivasi anak didik guna menulis di papan tulis kata-kata

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lvii

yang terdiri dari 2 suku kata dengan fonem bervariasi.

b. Anak didik memperhatikan tulisan di papan tulis.

2. Kegiatan Inti

a. Guru membaca kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata

b. Anak didik menirukan bacaan guru

c. Guru membimbing anak didik untuk mengucapkan sendiri bacaan

di papan tulis

d. Anak didik secara bergiliran mengucapkan tulisan sendiri dengan

bimbingan guru.

e. Guru menyuruh anak didik membaca sendiri tulisan di papan tulis

f. Anak didik secara bergiliran membaca di papan tulis

3. Kegiatan Penutup

a. Guru beserta anak didik membahas masalah yang muncul dalam

KBM

b. Guru menyimpulkan materi pembelajaran

c. Anak didik mengerjakan tugas guru

V. Alat / Sumber Bahan

1. Kartu / daftar kata

2. Gambar

3. Buku Panduan BKPBI

4. Cermin, ABM, Speaker

VI. Penilaian

1. Jenis Tes : Lisan

Bacalah kata-kata di bawah ini dengan ucapan yang baik dan jelas

1.

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lviii

2.

3.

4.

5.

6.

Standar Penilaian

Setiap item nilai 20

Betul semua nilai 100

Kriteria Penilaian

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lix

1. Ucapan benar tanpa bantuan nilai 20

2. Ucapan benar dengan bantuan nilai 10

3. Ucapan mendekati benar dengan bantuan nilai 5

4. Ucapan salah nilai 0

Mengetahui,

Kepala Sekolah

( ____________________ ) NIP. 131126789

Langenharjo, ...............................

Guru Kelas

( Musriyanti ) NIP. 31612493

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yaitu untuk

kegiatan awal dilaksanakan dengan mengajak peserta didik menyiapkan pelajaran

untuk pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan cara mengucapkan dengan

menggunakan bina komunikasi. Dalam pembelajaran system klasikal kemudian

dengan pengajaran individual dalam mengucapkan.

Pelaksanaan kegiatan akhir/ penutup dengan ulangan harian yang berupa test

akhir dilaksanakan pada akhir pelajaran.

c. Hasil Pengamatan

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lx

Hasil pengamatan dapat berupa pengamatan pada hasil pembelajaran maupun

pengamatan pada proses pembelajaran.

Hasil pengamatan proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 3 : Nilai Ulangan Harian

Nilai Ulangan Harian No. No. Induk

1 2 3

1. 028 56 58 60

2. 035 50 52 55

3. 037 56 58 60

4. 039 50 52 55

5. 045 65 68 70

Tabel 4 : Ulangan Harian Siklus 1

No. Uraian Ulangan

harian 1

Ulangan

harian 2

Ulangan

harian 3

1. Nilai terendah 50 52 55

2. Nilai tertinggi 65 68 70

3. Nilai rerata 57 60 62

4. Rentang nilai 15 16 15

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxi

Grafik 2 : Ulangan Harian Siklus 1

d. Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil pengamatan proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran peserta didik dengan kemampuan bicara memperhatikan, melaksanakan

sesuai tugas pembelajaran. Dari hasil pembelajaran dapat membandingkan pada saat

kondisi awal nilai Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama rendah setelah

pelaksanaan tindakan kelas nilai Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama

meningkat.

Tabel 5 : Perbandingan Kondisi Awal dan Siklus 1

No. Uraian Kondisi Awal Siklus 1

1 Tindakan Dalam pembelajaran

kemampuan bicara belum

melalui BKPBI.

Dalam pembelajaran

kemampuan bicara melalui

BKPBI.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Nilai rerata

Rentang nilai

Ulangan Harian 1

Ulangan Harian 2

Ulangan Harian 3

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxii

No. Uraian Kondisi Awal Siklus 1

2 Proses

Pembelajaran

Masih banyak anak yang

pasif, kreativitas anak

dalam belajar masih rendah

Anak yang pasif dalam

pembela-jaran semakin

berkurang, masih ada anak yang

kurang betul ucapannya, anak

dalam belajar nampak

antusias

Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil pengamatan proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran peserta didik dengan kemampuan bicara memperhatikan, melaksanakan

sesuai tugas pembelajaran. Terdapat peningkatan keaktifan anak dalam pembelajaran

dapat mengurangi anak yang kurang konsentrasi. Kreativitas anak dalam ucapan lebih

meningkat.

No. Uraian Kondisi Awal Siklus 1

3 Hasil Belajar Nilai ulangan harian pada

kondisi awal : nilai rendah

40, nilai tertinggi 60, nilai

rata-rata 50

Nilai ulangan harian Siklus 1 :

nilai terendah 55, nilai tertinggi

70, bilai rata-rata 62

Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil pengamatan proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran peserta didik dengan kemampuan bicara memperhatikan, melaksanakan

sesuai tugas pembelajaran.

- Nilai terendah meningkat 27% dari 40 menjadi 55,

- Nilai tertinggi 14% dari 60 menjadi 70,

- Nilai rata -rata meningkat 19% dari 50 menjadi 62.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxiii

C. Pengujian Hipotesis

1. Siklus 2

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan meliputi penyusunan rencana pembelajaran yang

meliputi : segi atau awal / apresiasi, kegiatan inti, kegiatan inti, kegiatan akhir/

penutup. Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa lembar observasi KBM, soal-

soal evaluasi dan soal-soal tugas. Lembar observasi dan lembar soal beserta RPP

sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : BKPBI

Kelas/Semester : D III B / II

Waktu : 3 x 30 menit (3 x pertemuan)

Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bunyi di sekitar yang pernah

dideskriminasikan dengan menggunakan ABM sebatas

sisa pendengaran anak.

Kompetensi Dasar : Mengenal ciri bunyi-bunyi tertentu dengan kekerasan

± 90 db yang diperdengarkan langsung secara terprogram

Indikator : Mengatakan secara spontan saat diperdengarkan bunyi

dari kalimat-kalimat tanya dengan mengatakan ciri kata

ganti lainnya yang mengawali kalimat tanya yang

disimaknya.

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran peserta didik dapat :

1. Menyebutkan kalimat tanya yang menggunakan kata ganti tanya.

2. Membuat kalimat yang menggunakan kata ganti tanya

3. Mengucapkan kalimat yang menggunakan kata ganti tanya

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxiv

II. Materi Pokok

Kalimat-kalimat tanya yang menggunakan kata ganti tanya

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxv

III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Observasi

3. Imitasi atau menirukan

4. Pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal / Pendahuluan

a. Guru menyiapkan kartu tulisan kalimat kata gantinya

b. Guru mengajak anak didik masuk ke ruang artikulasi.

2. Kegiatan Inti

a. Guru membaca kalimat-kalimat ganti tanya

b. Anak didik menirukan

c. Guru membimbing anak didik untuk mengucapkan sendiri kalimat-

kalimat kata ganti tanya

d. Anak didik bergilir dengan bimbingan guru membaca kalimat-

kalimat kata ganti tanya

e. Guru menyuruh anak didik membaca kalimat-kalimat kata ganti tanya

dengan baik dan lancar.

f. Anak didik secara bergilir membaca kalimat-kalimat kata ganti tanya.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru menggabungkan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata dengan

fonem bervariasi dan kalimat-kalimat kata ganti tanya.

b. Peserta didik dengan bimbingan guru mengucapkan 2 suku kata

dengan fonem bervariasi dan kalimat-kalimat kata ganti tanya secara

bergiliran.

c. Guru menugasi peserta didik untuk membaca secara bergiliran

gabungan 2 suku kata dengan fonem bervariasi dan kalimat-kalimat

kata ganti tanya.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxvi

V. Alat / Sumber Bahan

1. Kartu kalimat / daftar kata

2. Gambar

3. Buku Panduan Pembelajaran BKPBI

4. Cermin, ABM, Speker

VI. Penilaian

1. Jenis Tes : Lisan

Bacalah kalimat tanya di bawah ini dengan ucapan yang baik dan jelas.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxvii

Standar Penilaian

Setiap item nilai 20

Betul semua nilai 100

Kriteria Penilaian

1. Ucapan benar tanpa bantuan nilai 20

2. Ucapan benar dengan bantuan nilai 10

3. Ucapan mendekati benar dengan bantuan nilai 5

4. Ucapan salah nilai 0

Mengetahui,

Kepala Sekolah

( _________________ ) NIP. 131126789

Langenharjo, ...............................

Guru Kelas

( Musriyanti ) NIP. 31612493

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan seperti Siklus 1 namun jumlah anak lebih sedikit (anak

yang belum tuntas) pendekatan pembelajaran secara individual lebih diaktifkan

pelaksanaan tindakan dilaksanakan 3 kali pertemuan diakhiri dengan test.

c. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxviii

Tabel 6 : Nilai Ulangan Harian

Nilai Ulangan Harian No. No. Induk

1 2 3

1. 028 65 70 75

2. 035 60 65 70

3. 037 65 70 75

4. 039 60 65 70

5. 045 75 78 80

Tabel 7 : Ulangan Harian Siklus 2

No. Uraian Ulangan

harian 1

Ulangan

harian 2

Ulangan

harian 3

1. Nilai terendah 60 67 70

2. Nilai tertinggi 75 77 80

3. Nilai rerata 65 72 75

4. Rentang nilai 15 10 10

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxix

Grafik 3 : Ulangan Harian Siklus 2

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran antara

Siklus 1 dan Siklus 2 ada peningkatan yang sangat berarti.

Tabel 5 : Perbandingan Hasil Siklus 1 dan Siklus 2

No. Uraian Siklus I Siklus II

1 Tindakan Dalam pembelajaran

kemampuan bicara melalui

bina komunikasi bunyi dan

irama secara kelompok

besar komunikasi setiap

kelompok 5 anak.

Dalam pembelajaran

kemampuan bicara melalui

bina komunikasi persepsi

bunyi dan irama secara

kelompok kecil terdiri dari 3

anak.

Ulangan Harian 1

Ulangan Harian 2

Ulangan Harian 3

0

10 20

30

40

50

60 70

80

Ulangan harian 1

Jumlah terendah Jumlah tertinggi Nilai rerata Rentang nilai

Ulangan harian 2

Ulangan harian 3

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxx

No. Uraian Siklus 1 Siklus 2

2 Proses

Pembelajaran

Anak yang pasif dalam

pembelajaran semakin ber-

kurang masih ada siswa yang

kurang berkonsentrasi,

kreatifitas anak nampak

antusias.

Anak aktif dalam pembe-

lajaran masih ada 1 anak

yang kurang konsentrasi,

kreatif anak dalam belajar

nampak antusias dan kreatif.

Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil pengamatan proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran peserta didik dengan kemampuan bicara memperhatikan, melaksanakan

sesuai tugas pembelajaran. Terdapat peningkatan keaktifan anak dalam pembelajaran

dapat mengurangi anak yang kurang konsentrasi, kreatifitas anak dalam kemampuan

bicara meningkat.

No. Uraian Siklus 1 Siklus 2

3 Hasil Belajar Nilai ulangan harian siklus 1

nilai terendah 55, nilai

tertinggi 70, nilai rata-rata

62

Nilai ulangan harian Siklus 2 :

nilai terendah 65, nilai

tertinggi 80, nilai rata-rata 75

Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil pengamatan proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran peserta didik dengan kemampuan bicara memperhatikan, melaksanakan

sesuai tugas pembelajaran.

- Nilai terendah meningkat 15% dari 55 menjadi 65,

- Nilai tertinggi 12% dari 70 menjadi 80,

- Nilai rata-rata meningkat 17% dari 62 menjadi 75.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxi

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Kondisi Awal Siklus I Dan Siklus II

Tabel 9 : Nilai Ulangan Harian

Nilai Ulangan Harian

Kondisi Awal

Nilai Ulangan Harian Siklus

I

Nilai Ulangan Harian Siklus

II No.

No. Induk

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1. 028 46 48 50 56 58 60 65 70 75

2. 035 36 38 40 50 52 55 60 65 70

3. 037 56 58 60 56 58 60 65 70 75

4. 039 36 38 40 50 52 55 60 65 70

5. 045 56 58 60 65 68 70 75 78 80

Tabel 10 : Perbandingan Nilai Ulangan Harian

Kondisi awal, siklus 1, siklus 2

No. Uraian Ulangan harian

kondisi awal Ulangan

harian siklus 1 Ulangan

harian siklus 2 1. Nilai terendah 40 55 70

2. Nilai tertinggi 60 70 80

3. Nilai rerata 50 62 75

4. Rentang nilai 20 15 10

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxii

Grafik 4. : Perbandingan nilai ulangan harian Kondisi awal, siklus 1, siklus 2

a. Perencanaan Tindakan

No. Uraian Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

1 Tindakan Dalam pembelajaran

kemampuan bicara

melalui BKPBI

Dalam pembelajaran

kemampuan bicara

melalui BKPBI

secara kelompok

besar setiap

kelompok 5 anak.

Dalam

pembelajaran

kemampuan bicara

melalui BKPBI

secara kelompok

kecil setiap

kelompok 3 anak.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3

Jumlah terendah

Jumlah tertinggi

Nilai rerata

Rentan nilai

Ulangan Harian 1

Ulangan Harian 2

Ulangan Harian 3

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxiii

b. Pelaksanaan Tindakan

No. Uraian Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

2 Proses

pembelajaran

Anak masih

banyak yang

kurang

konsentrasi tidak

aktif dalam

pembelajaran

Anak yang pasif

dalam pembelajaran

semakin berkurang,

masih ada anak

yang kurang

konsentrasi,

kreatifitas anak

dalam belajar

nampak antusias

Anak yang aktif

dalam pembelajaran

semakin berkurang,

masih ada satu anak

yang kurang

konsentrasi,

kreatifitas anak dalam

belajar nampak

antusias dan kreatif

Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil pengamatan proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran peserta didik dengan kemampuan bicara memperhatikan, melaksanakan

sesuai tugas pembelajaran. Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan

keaktifan anak dalam proses pembelajaran kemampuan bicara mata pelajaran BKPBI

c. Hasil Pengamatan

No. Uraian Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

3 Hasil belajar Nilai ulangan

harian dalam

kondisi awal :

nilai terendah 40,

nilai tertinggi 60,

nilai rata-rata 50.

Nilai ulangan

harian siklus 1 :

nilai terendah 55,

nilai tertinggi 70,

nilai rata-rata 62

Nilai ulangan harian

Siklus 2 : nilai

terendah 70, nilai

tertinggi 80, nilai

rata-rata 75

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxiv

Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil pengamatan proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran peserta didik dengan kemampuan bicara memperhatikan, melaksanakan

sesuai tugas pembelajaran. Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan

hasil belajar rata-rata 50 menjadi 75 meningkat 33%.

E. Hasil Penelitian

Dari data yang diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran kemampuan bicara melalui BKPBI pada anak tuna rungu D III B di

SLB/B-CYPAALB Langenharjo, Grogol Sukoharjo tahun 2009 menjadikan suasana

kelas menjadi menyenangkan sesuai dengan pendekatan yang diterapkan yaitu

PAKEM, maka diharapkan baik secara praktis maupun teoritis dapat memberikan

sumbangan pemikiran atau pemasukan dalam proses pembelajaran sehingga

meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.

Dari pemantauan guru bina komunikasi dapat diterapkan di dalam

memberikan layanan tetapi bicara melalui BKPBI yang berguna meningkatkan

kemampuan bicara Anak Tuna Rungu dengan pertimbangan kondisi anak, perlu

diperhatikan pemanfaatan sisa pendengarannya. Akhirnya bila sisa pendengaran anak

masih ada perlu dimanfaatkan untuk dilatih mengenal bunyi di manfaatkan untuk

dilatih demi kepentingan dalam pendidikan. Dengan demikian kemampuan bicara

yang baik akan dapat menunjang ilmu pengetahuan yang lain, karena hal tersebut

dapat meningkatkan kemampuan bicara melalui BKPBI di sekolah dan juga dalam

komunikasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxv

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dua siklus

dengan pembelajaran ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan

kemampuan bicara melalui bina komunikasi bunyi dan irama anak runa rungu, kelas

DIII B/B-C YPAALB Langenharjo Sukohjaro dapat dibuat kesimpulan sebagai

berikut:

“Dengan media permainan kartu huruf dan gambar pada pelajaran BKPBI akan lebih

menarik bagi anak tuna rungu, karena permainan merupakan suatu yang disukai anak-

anak sehingga dengan melalui permainan kartu huruf dan gambar anak tuna rungu

akan lebih mudah dalam mengingat pelajaran BKPBI.”

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus

tersebut di atas, ternyata hipotesis telah terbukti kebenarannya dengan melalui BKPBI

dapat meningkatkan kemampuan bicara anak tunarungu kelas kelas DIII B di SLB

/B-C YPAALB Kelas DIII B Langenharjo Grogol Sukoharjo tahun 2009.

B. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Dengan melihat hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, yang

menunjukkan ada pengaruh positif diberikannya bina komunikasi melalui

kemampuan berbicara anak tunarungu di kelas D III B SLB/B-C YPAALB

Langenharjo, Grogol, Sukoharjo tahun 2009, maka diharapkan baik secara praktis

maupun teoritis dapat memberikan sumbangan pemikiran atau masukan kepada

semua pihak yang terkait di dalam ruang lingkup ke-PLB-an, khususnya bagian

tunarungu.

62

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxvi

Bina komunikasi dapat diterapkan di dalam memberikan layanan terapi bicara

dan BKPBI yang berguna untuk meningkatkan kemampuan bicara anak tunarungu

di kelas D III B SLB/B-C YPAALB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo tahun 2009.

Dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi anak, perlu diperhatikan pemanfaatan

sisa pendengarannya. Artinya bila sisa pendengaran itu ada, maka perlu dilatih untuk

terbiasa mengenal bunyi, kata-kata atau bahasa demi kepentingan pendidikannya.

Dengan demikian kemampuan bicara yang baik akan dapat menunjang ilmu

pengetahuan yang lain, karena hal tersebut merupakan modal utama untuk mengikuti

pendidikan di sekolah dan juga di dalam berkomunikasi dengan lingkungan di

sekitarnya yang heterogen.

C. SARAN

1. Kepada Anak Tuna Rungu

a. Melaksanakan semua nasehat, dorongan dari guru dan mematuhi orang tua.

b. Membiasakan belajar membaca sebaik baiknya setiap waktu agar dapat lancar

c. Belajar dan berlatih membaca secara terus menerus dari guru dan orang tua.

2. Kepada Guru

a. Memberikan pembelajaran melalui Bina Komunikasi bunyi dan irama secara

terprogram dan terus menerus.

b. Menjalin kerjasama dengan orang tua dalam mengatasi masalah bicara anak

tua rungu di sekolah maupun di rumah.

3. Kepada Orang Tua Anak Tuna Rugu

a. Selalu memperhatikan perkembangan anak di dalam keluarga atau

masyarakat.

b. Memberikan bimbingan belajar terutama dalam bicara bekerja sama dengan

guru/ sekolah sehingga bimbingan terarah dan terprogram.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxvii

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir sutami 36 A, kotak pos 56 surakarta 57126 telp/fax (0271) 648939 - 669124

Website: http://www.fkip.uns.ac.id E-mail : [email protected]

Lampiran : 1 (satu proposal) Surakarta, Maret

2009

Hal : Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

Yth. Dekan

c.q. Pembantu Dekan I

FKIP – Universitas Sebelas Maret

Di Surakarta

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ni :

Nama : MUSRIYANTI

Nomor Induk Mahasiswa : X5107561

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 23 Oktober 1961

Program / Jurusan : FKIP / Pendidikan Khusus

Tingkat / Semester : II / IV

Alamat : Krajan Rt 02 / Rw 06 Gatak, Sukoharjo

Dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menyusun Skripsi /

Makalah dengan judul sebagai berikut :

Peningkatan Kemampuan Bicara Melalui BKPBI Pada Anak Tuna Rungu Kelas D /

III B di SLB / B-C YPAALB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo.

Kami lampirkan pula kerangka minimal Skripsi / Makalah.

Adapun konsultan / pembimbing kami mohonkan :

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxviii

1. Drs. R. Indianto, M. Pd

2. Dra. B. Sunarti, M. Pd

Atas terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.

Persetujuan Konsultan Hormat kami,

1.

2. MUSRIYANTI

Mengetahui

Ketua Program : Pendidikan Khusus Ketua Jurusan : Ilmu Pendidikan

Drs.A. Salim Choiri, M.Kes Drs.R. Indianto, M.Pd

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxix

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir sutami 36 A, kotak pos 56 surakarta 57126 telp/fax (0271) 648939 - 669124

Website: http://www.fkip.uns.ac.id E-mail : [email protected]

Nomor : 1061/H27.1.2.PP/2009

Lampiran : 1 berkas proposal

Hal : Permohonan ijin Research / Try Out

Yth. Rektor

Unibersitas Sebelas Maret

Di Surakarta

Dengan hormat,

Kami beritahukan bahwa Mahasiswa tersebut dibawah ini :

Nama : Musriyanti

NIM : X5107561

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 23 Oktober 1961

Semester / Program / Jurusan : IV / FKIP / PKH

Alamt : Krajan Rt 02 / Rw 06 Gatak, Sukoharjo

Telah kami ijinkan untuk menyusun Skripsi / Makalah guna melengkapi tugas-tugas

studi tingkat Sarjana.

Dengan Judul : Peningkatan Kemampuan Bicara Melalui BKPBI Pada Anak Tuna

Rungu Kelas D / III B di SLB / B-C YPAALB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo.

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxx

Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap kiranya saudara berkenan

mengijinkan mahasiswa kami mengadakan Research / Try Out pada Sekolah /

Instansi yang berada dibawah pimpinan saudara.

Atas perkenaan dan perhatian saudara kami ucapkan terima kasih.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir sutami 36 A, kotak pos 56 surakarta 57126 telp/fax (0271) 648939 - 669124

Website: http://www.fkip.uns.ac.id E-mail : [email protected]

Nomor : 1061/H27.1.2.PP/2009

Lampiran : 1 berkas proposal

Hal : Permohonan ijin Research / Try Out

Yth. Rektor

Unibersitas Sebelas Maret

Di Surakarta

Dengan hormat,

Untuk menyelesaikan penyusunan skripsi dengan ini kami melaporkan bahwa

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta tersebut dibawah ini akan mengadakan penelitian :

Nama : Musriyanti

NIM : X5107561

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 23 Oktober 1961

Semester / Program / Jurusan : IV / FKIP / PKH

Alamt : Krajan Rt 02 / Rw 06 Gatak, Sukoharjo

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxxi

Akan mengadakan Research di : SLB/B-C YPAALB Langenharjo, Grogol,

Sukoharjo

Judul Skripsi / Penelitian / Obyek : Peningkatan Kemampuan Bicara Melalui BKPBI

Pada Anak Tuna Rungu Kelas D / III B di SLB / B-C YPAALB Langenharjo,

Grogol, Sukoharjo.

Mohon mendapatkan proses penyelesaian ijin ke Gubernur / C.Q BAPPEDA Jawa

Tengah di Semarang dan kami lampirkan fotocopy kerangka penelitian.

Demikian harap menjadikan maklum dan terima kasih.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir sutami 36 A, kotak pos 56 surakarta 57126 telp/fax (0271) 648939 - 669124

Website: http://www.fkip.uns.ac.id E-mail : [email protected]

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

Nomor : 244 /H27.1.2/PP/2009

TENTANG

IJIN PENYUSUNAN SKRIPSI / MAKALAH

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret setelah

menimbang pedoman menyusun Skripsi / Makalah Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Nomor : 02/PT40.FKIP/C/1991 Tanggal 25

Februari 1991.

Dengan persetujuan konsultan/pembimbing tanggal, 17 Maret 2009

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUI BKPBI PADA ANAK TUNA RUNGU KELAS D …... · Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Populasi adalah seluruh anak ... D. Manfaat Penelitian

lxxxii

MEMUTUSKAN

Menetapkan kepada mahasiswa tersebut dibawah ini :

Nama : Musriyanti

NIM : X5107561

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 23 Oktober 1961

Program / Jurusan : FKIP / Pendidikan Khusus

Semester / Program / Jurusan : IV / FKIP / PKH

Alamt : Krajan Rt 02 / Rw 06 Gatak, Sukoharjo

Diijinkan memulai menyusun Skripsi / Makalah dengan judul yang telah dirumuskan

sebagai berikut : Peningkatan Kemampuan Bicara Melalui BKPBI Pada Anak Tuna

Rungu Kelas D / III B di SLB / B-C YPAALB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo.

Dengan konsultan / pembimbing :

1. Drs. R.Indianto, M.Pd (Pembimbing Pertama)

2. Dra. B.Sunarti, M.Pd (Pembimbing Kedua / Teknik)

Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika

dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan.