PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

120

Click here to load reader

Transcript of PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

Page 1: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT

POIN OLEH SDU (Smada Discipline Up Holder) DI SMA NEGERI 2

NGAWI

SKRIPSI

Oleh :

DENNY ADI PRASETYO

K6408024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Denny Adi Prasetyo

NIM : K6408024

Jurusan/Program Studi : P. IPS/PPKN

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEDISIPLINAN

SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

Up Holder) DI SMA NEGERI 2 NGAWI” ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.Apabila pada

kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Februari 2013

Yang membuat pernyataan

Denny Adi Prasetyo

Page 3: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT

POIN OLEH SDU (Smada Discipline Up Holder) DI SMA NEGERI 2

NGAWI

Oleh :

DENNY ADI PRASETYO

K6408024

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 4: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Denny Adi Prasetyo. PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline Up Holder) DI SMA NEGERI 2 NGAWI. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari. 2013.

Tujuan Penelitian adalah 1) Untuk mengetahui pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU dalam meningkatkan sikap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi; 2) Untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU terhadap sikap disiplin pada siswa di SMA Negeri 2 Ngawi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentukpenelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan terdiri atas: informan, lembar observasi serta analisis dokumen. Teknik sampling yang digunakan sampel bertujuan (purposive sampling). Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Validitas data dengan menggunakan triangulasi data atau sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (interactive of analysis), yakni terdiri dari empat komponen utama yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU dilaksanakan melalui tiga program, yaitu: 1) Operasi jaga gerbang yang dilakukan setiap hari pada jam 06.00 sampai dengan 07.00 kecuali pada saat ulangan mid semester atau ulangan semester; 2) Razia kelas yang dilakukan antara dua kali sampai dengan empat kali dalam satu bulan; 3) Operasi sebelum upacara bendera yang dilakukan setiap hari Senin. Adapun wujud sikap yang menunjukan bahwa siswa SMA Negeri 2 Ngawi telah tertanam karakter disiplin antara lain: 1)Sebagian besar siswa tidak terlambat datang ke sekolah; 2) Sebagian besar siswa melengkapi atribut dan seragam sekolah; 3) Mengikuti pelajaran di kelas, tidak berbuat gaduh pada saat jam pelajaran, tidak membolos; 4) Selalu mengikuti upacara bendera kecuali pada saat sakit; 5) Tidak membawa barang-barang yang tidak perlu ke sekolah; 6) Tidak mencoret-coret bangku dan tembok; 7) Menjaga kebersihan di sekolah.

Page 7: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Denny Adi Prasetyo. THE INCREASING OF STUDENT’S DISCIPLINETHROUGH THE CREDIT POINTS SYSTEM BY SDU (SMADA DISCIPLINE UP HOLDER) IN SMA NEGERI 2 NGAWI. Thesis, Surakarta: Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, February2013.

The purpose’s of this research are: 1) to investigate the implementation of the credit points system by the SDU in improving student’s discipline attitude atSMAN 2 Ngawi; 2) to know the impact of the system credit point’s implementationby the SDU about the student’s discipline attitude in SMAN 2 Ngawi.

This research used a qualitative approach with descriptive research form. The source of data that be used consist of: informants, observation sheet anddocument analysis sheet. The sampling technique that be used was aims samples (purposive sampling). The technique of collecting data through interview, observation and documentation. The validity of the data by using a triangulation of data or sources. The data analysis technique that be used was interactiveanalysis model which consists of four major components, namely data collection, data reduction, data presentation and conclusion.

The results indicated that the implementation of the credit points system by SDU was implemented through three programs: 1) keeping the gate operation was carried out every day at 6:00 am to 7:00 am except during mid semester orsemester test, 2) class raid is conducted between the two times up to four times a month, 3) operation before the flag ceremony every Monday. There are form of attitude that be showed by the students of SMAN 2 Ngawi had been embedded discipline character include: 1) most of students don’t come late to school, 2) most of students complete the attributes and school uniforms; 3) following the school teaching , did not make some noises during school hours , no ditching, 4) always follow the flag ceremony except during illness; 5) did not carry unnecessary items to school, 6) did not streak benches and walls; 7) keeping the school cleaning.

Page 8: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya) dan ulil

amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,

maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunahnya).

(Q.S An Nisaa’ 4:59)

Discipline is the foundation upon which all success is built. Lack of discipline

inevitably leads to failure. (Jim Rohn)

Disiplin adalah jembatan untuk menyebrang menuju kesuksesan. (Penulis)

Page 9: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

1. Ibu dan Bapak yang telah memberikanku

semangat, doa yang tak pernah putus, kasih

sayang, nasihat, pengorbanan serta segala-

galanya yang tak ternilai harganya

2. Adikku Agustina Puspitasari Adiningtyas

yang selalu mendukungku dan membantuku

sejak awal

3. Marta Aliftania Hendarsono yang telah

memberikan bantuan, doa serta semangat

4. Teman-teman PPKn 2008 FKIP UNS sukses

selalu

5. Almamater

Page 10: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberikan ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEDISIPLINAN

SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada

DisciplineUp Holder) DI SMA NEGERI 2 NGAWI”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan ijin untuk

penelitian.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang

telah memberikan ijin untuk penelitian.

3. Dr. Sri Haryati, M.Pd, Ketua Program Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, yang telah memberikan ijin untuk penelitian.

4. Dr. Winarno, S.Pd, M.Si, Pembimbing I yang memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Utomo, M.Pd, Pembimbing II yang memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. M. Ali Mas’ud, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Ngawi, yang telah

memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Ricardous Haryanto, S.Pd selaku Guru Pembina SDU (Smada Discipline Up

Holder), yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

Page 11: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Nanda Kharis Perdana selaku Ketua SDU yang telah memberikan bantuan

dalam penelitian ini.

9. Para siswa SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Ajaran 2011/2012 yang telah

bersedia berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Februari 2013

Penulis

Page 12: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………… ii

HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………………... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………... iv

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………... v

HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………… vi

HALAMAN MOTTO………………………………………………………. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. ix

KATA PENGANTAR…………………………………………………….... x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xvii

BAB I PENDAHULUHAN

A. Latar belakang Masalah ………………………………………... 1

B. Perumusan Masalah …………………………………………… 5

E. Tujuan Penelitian ………………………………………………. 5

F. Manfaat Penelitian ……………………………………………... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ………………………………………………. 7

1. Tinjauan Tentang Kedisiplinan Siswa……………………. 7

2. Tinjauan Tentang Sistem Kredit Poin oleh SDU ………... 21

3. Tinjauan Tentang Hubungan Kedisiplinan Siswa dengan

Organisasi ……………….................................................. 33

4. Tinjauan Tentang Hubungan Pkn dengan Kedisiplinan

Siswa ……………………………………………………..

36

B. Kerangka Berpikir ……………………………………………... 40

BAB III METODE PENELITIAN

Page 13: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

A. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………. 42

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ………………………………… 43

C. Sumber Data………………………………............................... 44

D. Teknik Sampling …………………………………..................... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 48

F. Validasi Data …………………………………………………. 51

G. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 53

H. Prosedur Penelitian …………………………………………… 55

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………….. 57

1. Letak Geografis SMA Negeri 2 Ngawi …………………. 57

2. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Ngawi ………………. 57

3. Visi, Misi dan Motto SMA Negeri 2 Ngawi…………….. 58

4. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Sarana Prasarana

SMA Negeri 2 Ngawi …………………………………… 59

5. Denah SMA Negeri 2 Ngawi …………………………… 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………………. 61

1. Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU di SMA Negeri

2 Ngawi…………………………………………………… 62

a. Latar Belakang Adanya SDU …………………………. 62

b. Tujuan Sistem Kredit Poin oleh SDU ………………… 66

c. Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU …………… 68

2. Dampak Implementasi Sistem Kredit Poin oleh SDU bagi

Kedisiplinan Siswa SMA Negeri 2 Ngawi ……………….. 78

a. Pengaruh Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU …. 79

b. Wujud Sikap Disiplin Siswa SMA Negeri 2 Ngawi …… 84

C. Temuan Studi …………………………………………………... 93

1. Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU ……………….. 93

2. Dampak Implementasi Sistem Kredit Poin oleh SDU bagi

Kedisiplinan Siswa SMA Negeri 2 Ngawi ………………. 95

3. Hubungan Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU

Page 14: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

dengan PKn ……………………………………………… 96

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………... 98

B. Implikasi………………………………………………………... 99

C. Saran……………………………………………………………. 100

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 103

LAMPIRAN ………………………………………………………………. 106

DAFTAR GAMBAR

Page 15: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Halaman

Gambar 1. Ciri- ciri Desain Sistem Menurut Robert L.Trewathha… 35

Gambar 2. Kerangka Berpikir…………………………………........ 41

Gambar 3. Model Analisis Interaktif………………………………. 55

Gambar 4. Prosedur Kegiatan Penelitian…………………………... 56

Gambar 5. Struktur Organisasi SDU………………………………. 69

Gambar 6. Denah SMA Negeri 2 Ngawi…………………………… 132

DAFTAR TABEL

Halaman

Page 16: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ………………………………… 43

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Page 17: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 1. Daftar Nama Informan………………………………............ 106

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ………………………………………. 108

Lampiran 3. Petikan Hasil Wawancara ………………………………….. 110

Lampiran 4. Denah SMA Negeri 2 Ngawi ……………………………… 132

Lampiran 5. Buku Program Kerja SDU ………………………………… 133

Lampiran 6. Foto SMA Negeri 2 Ngawi & kegiatan SDU …………….. 148

Lampiran 7. Pedoman Observasi ……………………………………….. 150

Lampiran 8. Lembar Observasi ………………... ………………………. 151

Lampiran 9. Daftar Pelanggaran Siswa …………………………………. 153

Lampiran 10. Tata Tertib SMA Negeri 2 Ngawi ………………………… 157

Lampiran 11. Contoh Rekapitulasi Pelanggaran ………………………….. 160

Lampiran 12. Triangulasi Data………......................................................... 161

Lampiran 13. Triangulasi Metode ………................................................... 164

Lampiran 14. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi kepada Dekan

FKIP UNS …………………………………………………. 166

Lampiran 15. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Ijin Penyusunan

Skripsi ………………………………………………………. 167

Lampiran 16. Surat Permohonan Research/Try Out kepada Rektor UNS

……………………………………………………………… 168

Lampiran 17. Surat Permohonan Pengantar Ijin Penelitian dari Rektor

UNS………………………………………………………… 169

Lampiran 18. Surat Rekomendasi Survey/Riset dari Bakesbangpol dan

Linmas Provinsi Jawa Tengah ……………………………… 170

Lampiran 19. Surat Ijin Research kepada Kepala Bakesbangpol Kabupaten

Ngawi …………………………………………… 172

Lampiran 20. Surat Permohonan Ijin Research kepada Kepala SMA Negeri

2 Ngawi …………………………………………………….. 173

Lampiran 21. Surat Keterangan Pemberian Ijin Penelitian dari Kesbangpol

Kabupaten Ngawi……………….. 174

Lampiran 22. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMA

Negeri 2 Ngawi ……………………………………………… 175

Page 18: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Page 19: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi tentu berakibat pada masuknya pengaruh dari luar

terhadap pola pikir serta sikap para siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat inilah yang menjadi momok bagi

generasi muda, hal ini tentu diakibatkan semakin mudahnya budaya dari luar yang

masuk ke Indonesia. Tanpa menyaring kebudayaan yang masuk dari luar tersebut

tentu akan menyebabkan semakin tidak terwujudnya karakter bangsa yang

ditanamkan dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini tentu sangat erat kaitannya

dengan kedisiplinan yang merupakan salah satu bagian dari karakter bangsa.

Sebagai generasi muda para siswa seharusnya bersikap disiplin sesuai dengan

karakter bangsa.

Perkembangan teknologi telah merasuki berbagai hal di berbagai bidang

kehidupan, termasuk dalam hal sikap serta perilaku dari para siswa selaku

generasi muda yang bersikap tidak disiplin. Hal ini tentu dapat dilihat dari

banyaknya siswa yang melanggar peraturan sekolah, misalnya saja adalah

menyemir rambut, memakai seragam sekolah yang tidak sesuai dengan aturan

sekolah seperti contohnya adalah siswi yang memakai rok diatas lutut, terlambat

datang ke sekolah dll. Hal ini tentu erat kaitanya dengan masuknya budaya dari

luar yang tidak sesuai dengan karakter bangsa yaitu sikap disiplin. Generasi muda

sekarang lebih suka meniru gaya dari artis baik itu dari dalam maupun dari luar

negeri tanpa menyaring terlebih dahulu apakah hal itu sesuai dengan karakter

bangsa atau tidak. Siswa lebih suka meniru gaya tersebut karena menurut mereka

gaya tersebut gaul dan tidak ketinggalan jaman. Sebaliknya kebanyakan siswa

memberikan cap kepada mereka yang bersikap disiplin sebagai orang yang kolot

dan ketinggalan jaman. Berkenaan dengan kedisiplinan, Menurut Emile Durkheim

alih bahasa Lucas Ginting (1990: 176) menyatakan bahwa:

Page 20: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Hanya melalui disiplin sajalah kita dapat mengajar anak untuk

mengendalikan keinginan-keinginannya, membatasi segala macam

seleranya, menetapkan sasaran-sasaran aktivitasnya. Pembatasan

merupakan syarat kebahagiaan dan kesehatan moral. Tentu saja

pembatasan yang diperlukan berbeda-beda menurut waktu dan tempat dan

berbeda pula untuk setiap tahap dalam kehidupan

Disiplin merupakan salah satu bentuk karakter bangsa dan merupakan

salah satu bagian dari kajian PKn. Dan tujuan pembelajaran PKn berdasarkan

permendiknas No. 22 tahun 2006 adalah membentuk kedisiplinan warga negara

sebagai perwujudan salah satu karakter bangsa (Civic disposition). Seorang siswa

yang baik tentu harus bersikap disiplin karena merupakan salah satu bagian dari

karakter bangsa. Di dalam pembelajaran di sekolah tentu harus mewujudkan serta

mendidik siswa bersikap disiplin sehingga terwujudnya tujuan pendidikan

nasional yaitu mewujudkan warga negara yang berkarakter kebangsaan, dimana

sikap disiplin merupakan salah satu bagiannya. Maka sudah seharusnya para

siswa selaku generasi penerus bangsa bersikap disiplin yaitu dengan mematuhi

setiap peraturan yang ada di dalam sekolah.

Elisabeth B. Hurlock menyatakan bahwa cara menanamkan kedisiplinan

ada tiga yaitu “Cara menanamkan kedisiplinan otoriter, Cara menanamkan

kedisiplinan permisif, Cara menanamkan kedisiplinan demokratis” (Med

Meitasari, 1999:93).

Di sekolah pada umumnya cara yang digunakan untuk menanamkan

kedisiplinan adalah dengan cara otoriter yaitu adalah menanamkan perilaku yang

diinginkan dengan peraturan keras dalam mengendalikan dengan melalui

kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman. Pada umumnya masalah kedisiplinan

siswa di sekolah ditangani dan juga ditindak langsung oleh guru yaitu guru

BP/BK, melalui bimbingan konseling guru BP memberikan penyuluhan terhadap

siswa yang mempunyai masalah kedisiplinan. Dengan demikian tentu diharapkan

siswa yang mempunyai masalah dengan kedisiplinan dapat kembali bersikap

disiplin di sekolah. Penanganan kedisiplinan di sekolah tentu perlu adanya

inovasi, hal ini karena jumlah siswa tentunya tidak sebanding dengan jumlah guru

Page 21: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

BP/BK. Siswa perlu dilibatkan aktif di dalam penanganan kedisiplinan di sekolah,

misalnya saja adalah adanya organisasi yang beranggotakan siswa yang

mempunyai tugas untuk menegakkan kedisiplinan di sekolah, sehingga

penegakkan disiplin dapat lebih ditingkatkan lagi. Apabila siswa dilibatkan dalam

menegakkan kedisiplinan tentu siswa akan lebih merasa mempunyai rasa

tanggung jawab terhadap masalah kedisiplinan di sekolah. Dengan demikian

bukan hanya tanggung jawab guru BP/BK saja yang bertanggung jawab terhadap

kedisiplinan siswa di sekolah, melainkan juga para siswa.

Penegakkan kedisiplinan di SMA Negeri 2 Ngawi tidak hanya dilakukan

oleh guru BP/BK, namun di sini siswa juga turut berperan aktif di dalam

penegakan kedisiplinan. Hal ini ditunjukan dengan adanya suatu organisasi

dimana siswa dilibatkan di dalam upaya penegakan kedisiplinan yang selanjutnya

diberi nama SDU (Smada Discipline Up Holder). Tujuan dari organisasi SDU

sendiri adalah untuk menegakkan kedisiplinan siswa di SMA negeri 2 Ngawi dan

dalam pelaksanaan penegakkan kedisiplinan siswa ini terdapat seksi-seksi yang

mempunyai tugas dan wewenagnya masing-masing.

Dengan adanya SDU ini masalah kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2

Ngawi diharapkan akan lebih dapat ditingkatkan karena siswa disini dilibatkan

secara aktif. SDU sendiri beranggotakan siswa dari kelas 10-11 yang dalam

perekrutan anggotanya dilakukan seleksi dan selanjutnya dilakukan diklat untuk

menggebleng kedisiplinan para anggotanya. Di SMAN 2 Ngawi, dalam upayanya

untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yang sesuai dengan karakter bangsa setiap

hari sejak pukul 06.00- 07.00 diadakan pemeriksaan terhadap siswa yang datang

ke sekolah apakah mereka melanggar peraturan sekolah atau tidak hal ini

kaitannya dengan pemeriksaan terhadap seragam serta atribut (dasi, Pin) yang

dipakai oleh siswa yang akan memasuki gerbang sekolah. Pemeriksaan ini sendiri

dilakukan oleh anggota SDU (Smada Discipline Up Holder) dimana anggota dari

SDU ini sendiri juga merupakan siswa dari SMAN 2 Ngawi yang telah menjalani

seleksi serta diklat. Apabila ada siswa yang melanggar peraturan sekolah di dalam

pemeriksaan tersebut maka akan dikenakan sanksi yaitu berupa poin. Dan dari

Page 22: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

poin ini nanti akan terakumulasi setiap tahunnya yang di dalam sistem kerjanya

disebut sistem kredit point, dimana apabila jumlah poin siswa sudah melebihi

batas akhir yang ditentukan maka siswa tersebut akan dikeluarkan. Dengan

adanya sistem kredit poin oleh SDU ini diharapkan siswa dapat bersikap disiplin

dan tujuan sekolah sebagai pembentuk warga negara yang berkarakter bangsa

dapat terwujud (Program Kerja SDU SMA Negeri 2 Ngawi).

Meskipun siswa sudah dilibatkan aktif dalam upaya penegakkan

kedisiplinan siswa di sekolah melalui organisasi SDU, namun dari pengamatan

awal peneliti yang melakukan pengamatan di SMA Negeri 2 Ngawi masih banyak

siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah. Dari pengamatan awal tersebut

peneliti menemui beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh siswa diantaranya

adalah tidak memakai atribut sekolah, terlambat datang ke sekolah. Dari hasil

wawancara awal yang dilakukan peneliti dengan siswa, alasan mereka tidak

memakai atribut pin atau juga dasi karena pin atau dasi mereka hilang, dan untuk

mendapatkan pin pengganti siswa harus memesan dahulu ke koperasi sekolah

karena pihak sekolah tidak menyediakan pin atau juga dasi secara langsung.

Sedangkan siswa yang melakukan pelanggaran terlambat beralasan karena jarak

rumah dengan sekolah yang jauh dan juga sulitnya dalam hal transportasi menuju

ke sekolah. Hal ini terjadi karena banyak siswa dari SMA Negeri 2 Ngawi yang

berasal dari luar kecamatan kota Ngawi, sehingga memang jarak rumah dengan

sekolah jauh.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut dari Upaya peningkatan kedisiplinan siswa melalui sistem

kredit point oleh SDU (Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi.

Karena upaya meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah di Kabupaten Ngawi

yang melibatkan siswa secara aktif di dalam prakteknya baru dilaksanakan di

SMA Negeri 2 Ngawi. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti mengambil judul

“Peningkatan Kedisiplinan Siswa melalui Sistem Kredit Point oleh SDU

(Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi”

Page 23: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut ini:

1. Bagaimana pelaksanaan Sistem Kredit Point oleh SDU (Smada Discipline Up

Holder) terhadap upaya penegakan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2

Ngawi?

2. Bagaimana dampak dari implementasi Sistem Kredit Point oleh SDU (Smada

Discipline Up Holder) bagi kedisiplinan siswa SMA Negeri 2 Ngawi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Kredit Point oleh SDU (Smada

Discipline Up Holder) terhadap upaya penegakan kedisiplinan siswa di SMA

Negeri 2 Ngawi.

2. Untuk mengetahui dampak dari implementasi Sistem Kredit Point oleh SDU

(Smada Discipline Up Holder) bagi kedisiplinan siswa SMA Negeri 2 Ngawi

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya

bidang studi yang sesuai dengan penelitian ini.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi siapa saja yang

ingin mengkaji lebih dalam lagi.

Page 24: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru atau Sekolah

Diharapkan dapat sebagai contoh inovasi dalam upaya untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa di sekolah

b. Bagi penulis

Digunakan sebagai penelitian untuk mengembangkan pengetahuan tentang

inovasi dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah

Page 25: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Kedisiplinan Siswa

a. Pengertian Disiplin

Suatu pergaulan di masyarakat tentu dibutuhkan norma-norma serta

aturan-aturan untuk menegakkan nilai dalam pergaulan hidup dengan tujuan

agar tercapai suatu ketertiban. Dalam norma-norma yang dianut masyarakat

tersebut tentu akan menghasilkan beberapa sikap, diantaranya adalah sikap

disiplin. Disiplin merupakan istilah yang sudah umum diberbagai instansi, baik

pemerintah maupun swasta. Kita mengenal disiplin kerja, disiplin lalu lintas

dan disiplin belajar. Disiplin merupakan suatu tindakan yang menuntut adanya

suatu kepatuhan, ketertiban serta tepat waktu di dalam melakukan suatu

pekerjaan. Seseorang dapat dikatakan memiliki sikap dan perilaku disiplin

yang baik apabila perbuatanya selalu mentaati peraturan, kemudian tertib dan

teratur di dalam menjalankan pekerjaannya.

Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni

seseorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin.

Sylvia Rimm (2003:47) menyatakan bahwa :

Tujuan disiplin adalah mengarahkan anak agar mereka belajar

mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa,

saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri. Diharapkan

disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil,

dan penuh kasih sayang.

Berkaitan dengan hal tersebut Tatag utomo (2005:181) menyatakan

bahwa “Disiplin artinya mematuhi peraturan, baik yang tertulis maupun tidak

tertulis”. Sedangkan Edi Suardi menyatakan bahwa “Disiplin adalah suatu pola

tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati

oleh semua pihak secara sadar, baik pihak guru maupun pihak

siswa”(Sardiman A.M, 1990:17).

Page 26: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Berkaitan dengan hal tersebut, Emile Durkheim (1990:176)

menyatakan bahwa:

Hanya melalui disiplin sajalah kita dapat mengajar anak untuk

mengendalikan keinginan-keinginannya, membatasi segala macam

seleranya, menetapkan sasaran-sasaran aktivitasnya. Pembatasan

merupakan syarat kebahagiaan dan kesehatan moral. Tentu saja

pembatasan yang diperlukan berbeda-beda menurut waktu dan tempat

dan berbeda pula untuk setiap tahap dalam kehidupan.

Soegeng Prijodarminto (1992:23) menyatakan bahwa “Disiplin adalah

suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan, dan ketertiban“. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto

(1990:114) “Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian

diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan”. Selanjutnya Amir Achsin

(1990:96) mengemukakan bahwa “Disiplin dapat diartikan pemantauan secara

sadar akan aturan-aturan yang telah ditetapkan secara sadar”.

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan

bahwa disiplin merupakan suatu tindakan mentaati semua peraturan atau tata

tertib yang telah dibuat dan berlaku di dalam suatu organisasi, baik itu

peraturan secara tertulis maupun peraturan yang tidak tertulis. Perilaku disiplin

yang diharapkan adalah perilaku yang taat dan patuh dari seseorang terhadap

peraturan yang berlaku yang tumbuh atas dasar kesadaran dari dalam diri

sendiri dan bukan karena adanya unsur-unsur paksaan dari berbagai pihak.

Disiplin juga merupakan cara belajar sukarela yang tercipta melalui perilaku

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban seseorang.

b. Unsur–Unsur Kedisiplinan

Kedisiplinan mendorong individu untuk bekerjasama dengan individu

lainnya. Kedisiplinan itu lahir, tumbuh dan berkembang dari sikap individu di

dalam sistem nilai budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Menurut

Soegeng Prijodarminto (1992:24) “Terdapat unsur pokok yang membentuk

Page 27: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

disiplin, yaitu sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya

yang ada di masyarakat”. Sikap atau atitude merupakan unsur yang hidup di

dalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap lingkungannya,

dapat berupa tingkah laku atau pemikiran. Sistem nilai budaya merupakan

bagian dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman atau

penuntun bagi kelakuan manusia. Perpaduan antara sikap dan sistem nilai

budaya yang menjadi pengarah dan pedoman untuk mewujudkan sikap mental

berupa perbuatan atau tingkah laku.

Berkaitan dengan hal tersebut, Elizabeth B. Hurlock (1999:84-93)

menyatakan bahwa “Disiplin yang mampu mendidik anak untuk berperilaku

sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial harus mempunyai

empat unsur pokok, yaitu: peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Peraturan

Peraturan sebagai pedoman perilaku atau pola yang ditetapkan (mungkin

orang tua, guru dan teman bermain) untuk tingkah laku. Tujuannya ialah

membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi

tertentu. Peraturan memiliki dua fungsi, yaitu:

a) Peraturan memiliki nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan

pada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok tersebut.

b) Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.

Banyak peraturan yang ada sebagai pedoman perilaku anak bervariasi

menurut situasi, usia anak, sikap orang yang mendisiplin, cara teknik

menanamkan disiplin dan banyak faktor lainnya. Peraturan bertindak

sebagai dasar konsep moral dan konsep moral sebaliknya bertindak

sebagai dasar kode moral. Dari konsep moral umum atau nilai moral anak

mengembangkan kode moral.

Page 28: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2) Hukuman

Hukuman diberikan kepada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan

atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman memiliki

tiga fungsi dalam perkembangan moral anak yaitu:

a) Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan

oleh masyarakat.

b) Hukuman ialah mendidik, mereka dapat belajar bahwa tindakan

tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman.

c) Hukuman memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak

diterima masyarakat.

3) Penghargaan

Penghargaan diberikan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan

peraturan yang berlaku. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi

dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan dipunggung.

Penghargaan mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a) Penghargaan mempunyai nilai mendidik, bila suatu tindakan disetujui

anak akan merasa hal itu baik.

b) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku

yang disetujui secara sosial.

c) Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui

secara sosial dan tidak adanya penghargaan akan melemahkan

keinginan untuk mengulang perilaku ini.

Jenis penghargaan yang diberikan harus sesuai dengan perkembangan

anak. Bentuk penghargaan antara lain dengan penerimaan sosial, hadiah

dan perilaku yang istimewa.

4) Konsistensi

Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Konsistensi harus

menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsistensi dalam peraturan

yang digunakan sebagai pedoman perilaku, kosistensi dalam pengajaran

dan pemaksaan peraturan, konsistensi dalam hukuman yang diberikan

Page 29: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kepada mereka yang tidak menyesuaikan standar dan konsistensi dalam

penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan. Konsistensi mempunyai

tiga fungsi, yaitu:

a) Konsistensi memiliki nilai mendidik yang besar, bila peraturannya

konsisten maka akan memacu proses belajar karena nilai

pendorongnya.

b) Konsistensi memiliki nilai motivasi yang kuat.

c) Konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang

yang berkuasa.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur–unsur

kedisiplinan merupakan segala sesuatu yang membentuk atau terdapat dalam

kedisiplinan. Peraturan merupakan pedoman untuk bertingkah laku sesuai

dengan norma, agar dapat hidup dengan tenang dan teratur. Hukuman

merupakan suatu ikatan bagi individu yang melakukan pelanggaran terhadap

peraturan yang telah ditetapkan, hal ini dilakukan agar individu mendapat efek

jera atas tindakan yang dilakukan sehingga tidak akan mengulanginya lagi.

Penghargaan merupakan imbalan atas perbuatan yang telah diperbuat, sehingga

menimbulkan suatu kebanggaan terhadap diri individu tersebut. Sedangkan

konsistensi adalah tingkat stabilitas yang berguna untuk berperilaku sesuai

dengan aturan yang berlaku. Hilangnya salah satu unsur pokok tersebut akan

menyebabkan sikap yang tidak menguntungkan pada anak dan perilaku yang

tidak akan sesuai dengan standar dan harapan sosial dari masyarakat, maka

masing-masing unsur ini berperan dalam perkembangan moral bagi individu.

Melalui disiplin individu dapat belajar berperilaku agar diterima masyarakat

dan kelompok.

Page 30: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Aspek–Aspek Kedisiplinan

Disiplin dibentuk oleh beberapa aspek, berkaitan dengan hal tersebut

terdapat tiga aspek yang membentuk disiplin, yaitu :

1) Sikap mental, yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil

atau pengembangan, pengendalian pikiran, dan pengendalian watak

2) Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma

kriteria dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman

tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam/kesadaran,

bahwa ketaatan akan aturan, norma, kriteria dan standar tadi

merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses)

3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati,

untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.(Soegeng

Prijodarminto, 1992:23).

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan

tidak dapat dipisahkan dari berbagai aspek seperti sikap mental, pemahaman

terhadap aturan perilaku, norma, kriteria dan standar perilaku serta sikap yang

wajar terhadap peraturan yang ada. Ketiga aspek tersebut menyebabkan proses

pembentukan kedisiplinan, yang berupaya membantu memberikan pendidikan

perilaku bagi anak. Semua individu ingin menerapkan disiplin tetapi tingkat

penerapan disiplin tiap individu berbeda. Adanya perbedaan ini terbukti dengan

laju perkembangan tiap-tiap individu, tidak semua individu dengan umur yang

sama mempunyai kebutuhan disiplin yang sama. Disiplin yang cocok antara

individu yang satu belum tentu sama dengan individu yang lainya yang

mempunyai umur sama. Jadi dalam aspek kedisiplinan sikap mental, aturan

perilaku dan norma sangat penting bagi individu. Aspek kedisiplinan akan

memberikan pemahaman dan memberikan pengertian yang mendalam bagi

individu untuk dapat bersikap taat terhadap peraturan.

d. Fungsi Kedisiplinan

Secara umum fungsi kedisiplinan adalah untuk mengarahkan

seseorang agar dapat menyesuaikan diri dengan suasana dan kondisi terhadap

norma-norma yang ada di masyarakat, sehingga tercipta suasana yang kondusif

Page 31: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dengan cara mentaati norma-norma yang berlaku dalam lingkungan

masyarakat. Menurut Dawn Lighter (1999:12) “Fungsi utama disiplin adalah

mengajarkan tingkah laku yang baik sambil menghilangkan tingkah laku yang

tidak baik”. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

fungsi disiplin adalah belajar untuk mengendalikan diri dan bertingkah laku

yang baik. Dalam mendidik anak diperlukan disiplin yang tegas, dalam hal apa

yang harus dilakukan serta apa yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan

menurut Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1992: 137), disiplin

perlu dalam mendidik anak supaya:

1) Mudah meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain

mengenai hak milik orang lain

2) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan

secara langsung mengerti larangan–larangan

3) Mengerti tingkah laku baik dan buruk

4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa terasa

terancam oleh hukuman

5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain

Dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin

dapat memberikan pengertian kepada anak tentang hal-hal yang bermanfaat

dan berguna bagi kehidupannya untuk bertingkah laku baik dan meninggalkan

tingkah laku yang tidak baik, belajar mengendalikan keinginan dan berbuat

sesuatu dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, tidak

memetingkan diri sendiri.

Elisabeth B. Hurlock (1999:97) menyatakan ada dua fungsi

kedisiplinan, yaitu :

1) Fungsi disiplin yang bermanfaat

a) Untuk mengajar anak bahwa perilaku tertentu selalu akan

diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian

b) Untuk mengajar anak suatu tindakan penyesuaian yang

wajar, tanpa menuntut konfornitas yang berlebihan

c) Untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri

dan pengarahan diri sehingga mereka dapat mengembangkan

hati nurani untuk membimbing tindakan mereka

2) Fungsi disiplin yang tidak bermanfaat

Page 32: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a) Untuk menakut-nakuti anak

b) Sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin

Dari pendapat di atas penulis menarik kesimpulan bahwa fungsi

kedisiplinan adalah mendidik anak agar dapat menyesuaikan segala tingkah

lakunya seperti yang diharapkan masyarakat, tidak hanya patuh terhadap aturan

saja, tetapi lebih dapat mengembangkan kemampuan diri sendiri sebagai wujud

dari kedewasaan.

e. Faktor–Faktor yang Menyebabkan Kedisiplinan

Keberhasilan seseorang di dalam suatu kegiatan selalu berhubungan

dengan keuletan, tanggung jawab dan kedisiplinan yang tinggi. Kedisiplinan

merupakan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan atau tata tertib. Seorang

siswa dikatakan disiplin jika dia patuh dan taat terhadap peraturan dan tata

tertib yang berlaku di tempat dia berada, dalam hal ini adalah sekolah tempat

menuntut ilmu. Kedisiplinan merupakan awal untuk mencapai suatu

keberhasilan untuk itu perlu ditanamkan sejak dini. Kedisiplinan dapat

disebabkan oleh faktor–faktor yang memberikan motivasi, menurut Emile

Durkheim (1990:24–34) “Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan

kedisiplinan, yaitu: tanggung jawab (responsibility), harapan diri dan harapan

orang lain”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tanggung jawab (responsibility)

Orang yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk

menyelesaikan suatu tugas maka orang tersebut akan terdorong dan

berusaha mengatur dirinya sendiri dan orang lain agar bertanggung jawab

untuk dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.

2) Harapan Diri

Seseorang bersikap disiplin terdorong oleh adanya harapan dan keinginan

untuk memperoleh atau menghindari sesuatu.

Page 33: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3) Harapan Orang lain

Harapan dan kepentingan yang berasal dari orang lain akan mendorong

seseorang untuk melakukan perilaku taat atau disiplin.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

faktor yang menyebabkan kedisiplinan adalah tanggung jawab, harapan diri

dan harapan orang lain. Tanggung jawab merupakan suatu usaha yang

konsisten dalam mengatur diri sendiri dan orang lain untuk menyelesaikan

tugas dengan baik. Harapan diri yaitu adanya dorongan dari dalam diri sendiri

untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan keinginan. Harapan

orang lain yaitu adanya kegiatan yang dilakukan berdasarkan motivasi dari

orang lain untuk dapat berbuat dan berperilaku baik. Untuk itu faktor yang

menyebabkan kedisiplinan harus benar-benar diperhatikan agar kedisiplinan

dapat terwujud sesuai dengan yang diinginkan.

f. Cara Menanamkan Kedisiplinan

Dalam melakukan suatu kegiatan antara individu satu dengan yang lain

akan berbeda-beda hasilnya, hal ini disebabkan karena tingkat kedisiplinan

yang dimiliki oleh tiap-tiap individu berbeda-beda juga, maka diperlukan

penanaman kedisiplinan sejak dari dini. Kedisiplinan pada individu sudah

terbentuk apabila individu tersebut sudah dapat bertingkah laku dengan pola

tingkah laku yang baik. Anak dikatakan sudah menerapkan kedisiplian dengan

baik apabila anak tersebut tanpa hukuman sudah dapat berperilaku sesuai

dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Kedisiplinan diri pada anak sudah terbentuk, apabila anak sudah dapat

bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang baik. Anak sudah

mengenal kedisiplinan yang baik apabila anak tanpa hukuman sudah dapat

bertingkah laku dan memilih perbuatan-perbuatan yang diharapkan oleh

lingkungannya. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1999:93-95) “Terdapat tiga

cara menanamkan disiplin yaitu cara menanamkan kedisiplinan otoriter, cara

Page 34: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

menanamkan kedisiplinan permitif, cara menanamkan kedisiplinan

demokratis”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Cara menanamkan kedisiplinan otoriter

Menanamkan perilaku yang diinginkan dengan peraturan keras dalam

mengendalikan dengan melalui kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman

terutama hukuman badan atau sama sekali tidak adanya persetujuan,

pujian atau tanda-tanda penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar

yang diharapkan.

2) Cara menanamkan kedisiplinan permitif

Dengan menggunakan sedikit demi sedikit disiplin, biasanya tidak

membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak

menggunakan hukuman. Dalam hal ini, anak sering tidak diberi batas-

batas atau kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan.

3) Cara menanamkan kedisiplinan demokratis

Metode penanaman disiplin dengan menggunakan penjelasan, diskusi dan

penalaran untuk membantu anak untuk mengerti mengapa perilaku tertentu

diharapkan, sehingga lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin dari

pada aspek hukumannya. Disiplin demokratis menggunakan hukuman dan

penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan.

Hukuman tidak pernah keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman

badan.

Jadi disiplin dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara otoriter,

permitif dan demokratis. Akan tetapi disiplin sebaiknya dilakukan dengan cara

yang tidak terlalu otoriter, tetapi juga tidak terlalu memperbolehkan semuanya

(permitif). Dalam menanamkan disiplin kepada anak orang tua harus

menjelaskan secara lengkap apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh

dilakukan, mengapa hal itu boleh atau tidak, apa dampaknya jika dilakukan

atau tidak dilakukan dan sebagainya.

Page 35: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dari uraian di atas dijelaskan berbagai cara dalam menanamkan

kedisiplinan dan acuan dasar perilaku dalam menjalankan kedisiplinan.

Kedisiplinan pada anak dapat juga ditanamkan dengan memberikan tata tertib

yang mengatur hidup anak. Tata tertib yang disertai pengawasan dan

pemberian pengertian pada setiap pelanggaran, tentunya akan menimbulkan

rasa keteraturan dan disiplin diri. Tingkah laku anak yang berarti dan

bertujuan, harus dibimbing oleh orang tua, guru, pembimbing atau orang

dewasa lainnya. Tingkah laku anak supaya menjadi teratur maka perlu adanya

pengertian baik melalui nasehat dan pengarahan sehingga tercapai tingkah laku

yang wajar dan serasi.

Cara menanamkan kedisiplinan otoriter adalah menanamkan perilaku

yang diinginkan dengan peraturan keras dalam mengendalikan dengan melalui

kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama hukuman badan atau

fisik. Disiplin otoriter selalu mengendalikan disiplin melalui hukuman,

terutama hukuman badan. Anak kehilangan kesempatan untuk mengendalikan

perilaku mereka sendiri, sehingga tidak dapat bersikap mandiri dalam

mengambil keputusan yang berhubungan dengan tindakan mereka.

Cara menanamkan kedisiplinan permitif adalah dengan menggunakan

sedikit disiplin, biasanya tidak membimbing anak ke pola perilaku yang

disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. Disiplin permisif

merupakan protes terhadap disipin yang kaku dan keras, dalam disiplin

permisif anak sering dibiarkan meraba-raba dalam situasi yang sulit untuk

ditanggulangi oleh mereka sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian. Jadi

anak diijinkan untuk mengambil keputusan dan berbuat sekehendak mereka

sendiri.

Penanaman kedisiplinan demokratis dengan menggunakan penjelasan,

diskusi, dan penalaran untuk membantu anak mengerti dan memahami perilaku

tertentu sesuai yang diharapkan, sehingga lebih menekankan aspek edukatif

atau pendidikan disiplin daripada aspek hukumannya. Disiplin demokratis

menggunakan hukuman dan penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar

Page 36: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pada penghargaan. Hukuman yang diberikan cenderung bersifat tidak keras dan

biasanya tidak berbentuk hukuman badan. Disiplin demokratis mempunyai

tujuan untuk mengembangkan kendali atas perilaku individu itu sendiri,

sehingga mereka akan melakukan perbuatan yang benar walaupun tidak ada

ancaman apabila melakukan hal yang tidak benar.

Berkaitan dengan hal tersebut, Soegeng Prijodarminto (1992:24)

menyatakan bahwa:

Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan

atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu,

yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada

masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya

bentuk disiplin yang semakin kuat.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

menanamkan sikap disiplin dimulai dari masa kanak-kanak yang diajarkan oleh

orang tua di dalam lingkungan keluarga. Disiplin akan tumbuh apabila dibina

melalui latihan, pendidikan dan penanaman kebiasaan terhadap keteladanan-

keteladanan tertentu.

g. Disiplin Sekolah

Philip Robinson menyatakan bahwa “Sekolah sebagai organisasi, yaitu

unit sosial yang secara sengaja dibentuk untuk tujuan-tujuan tertentu”(H.

Mahmud, 2011:167). Sekolah sengaja diciptakan untuk tujuan tertentu, yaitu

memudahkan pengajaran sejumlah pengetahuan. Sedangkan C.E Bidwel dan B.

Davies menyatakan bahwa “Sekolah sebagai organisasi birokrasi”(H. Mahmud,

2011:168). Lalu H. Mahmud (2011:167) menyatakan bahwa “Sekolah

memiliki dua pengertian. Pertama, lingkungan fisik dengan berbagai

perlengkapan yang merupakan tempat penyelenggaraan proses pendidikan

untuk usia dan kriteria tertentu. Kedua, proses kegiatan belajar mengajar”.

Berkaitan dengan hal tersebut, Charles Handy dan Robert Aitken menyatakan

bahwa “Sekolah merupakan sebuah organisasi. Di sekolah, siswa harus

Page 37: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

diorganisasikan kedalam kelas-kelas sesuai dengan yang

diperlukan”(Suharsimi Arikunto, 1990:13).

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah adalah

suatu lembaga resmi untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar dalam

penanaman nilai dan norma agar siswa dapat berperilaku baik. Bentuk

pembelajaran yang diberikan di sekolah tidak hanya ilmu pengetahuan dan

ketrampilan saja, tetapi juga perkembangan watak anak melalui latihan

kebiasaan dan tata tertib, pendidikan agama, budi pekerti. Dengan hal tersebut

diharapkan perilaku disiplin siswa akan terbentuk sejak dini.

Slameto (1997:67) menyatakan bahwa “Kedisiplinan sekolah erat

hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar”.

Dari uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan tentang kedisiplinan

sekolah yaitu merupakan suatu perilaku taat pada aturan yang berlaku di

sekolah tersebut baik itu peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Kedisiplinan sekolah juga meliputi kedisiplinan di kelas karena itu merupakan

suatu ikatan di dalam lingkup sekolah. Hal ini merupakan suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan, keteraturan dan ketertiban untuk mencapai perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari kesadaran individu.

Berkaitan dengan kedisiplinan sekolah E.D. Nakpodia (2010:145),

menyatakan bahwa :

School discipline is an essential element in school administration. This

is because discipline is a mode of life in accordance with laid down

rules of the society to which all members must conform, and the

violation of which are questionable and also disciplined. It is seen as a

process of training and learning that fosters growth and development.

Hal tersebut bermakna disiplin sekolah adalah unsur yang penting

dalam adminitrasi sekolah. Hal ini karena disiplin adalah model hidup dengan

mentaati aturan sosial dimana semua anggota harus menyesuaikan dan

pelanggaran yang dapat dipertanyakan dan juga bersikap disiplin. Ini terlihat

sebagai proses berlatih dan belajar bahwa terbiasa tumbuh dan berkembang.

Page 38: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Sedangkan menurut Denis Thaddeus Ofoyuru dan Lawrence Too-

Okema (2011:234), menyatakan bahwa “Discipline is what teachers do to help

students behave acceptably. on the roles of teachers can be appreciated

because he looked at discipline only at the class level”. Pernyataan tersebut

mempunyai arti disiplin adalah apa yang guru lakukan untuk membantu murid

terbiasa menerimanya. Aturan yang diterapkan oleh guru dapat diapresiasi

karena dia melihat disiplin hanya pada level kelas.

Ada beberapa macam disiplin belajar yang dilakukan oleh siswa dalam

kegiatan belajar di sekolah. Slameto (1997:27-32) menyatakan bahwa

Perilaku disiplin belajar siswa dalam mengikuti pelajaran disekolah

dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu : disiplin siswa dalam masuk

sekolah, disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, disiplin siswa dalam

mengikuti pelajaran di sekolah, disiplin dalam mentaati peraturan

sekolah, disiplin administrasi”.

Agar lebih jelas berikut akan dijelaskan sedikit uraian mengenai

macam-macam disiplin belajar siswa di sekolah, yaitu:

1) Disiplin siswa dalam masuk sekolah

Disiplin siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan

ketaatan dalam masuk sekolah, artinya seorang siswa disiplin masuk

sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah

terlambat serta tidak pernah membolos setiap hari.

2) Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas

Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar

yang dilakukan baik di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan

dari pemberian tugas adalah untuk menunjang pemahaman dan penguasaan

materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di sekolah agar siswa

berhasil dalam belajarnya.

3) Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah

Siswa yang memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari keteraturan dan

ketekunan belajarnya. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah

Page 39: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

menuntut adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam

mengikuti pelajaran yang terarah pada suatu tujuan belajar.

4) Disiplin dalam mentaati peraturan sekolah

Dalam hal ini tata tertib sekolah merupakan peraturan yang mengikat para

personal yang ada di sekolah agar proses belajar dapat berjalan lancar. Tata

tertib juga merupakan pendukung dalam usaha pembentukan disiplin

belajar bagi siswa. Setiap siswa wajib mentaati peraturan atau tata tertib

sekolah yang telah ditentukan.

5) Disiplin Adminitrasi

Disiplin adminitrasi adalah kedisiplinan siswa dalam membayar iuran rutin,

yang biasanya diberikan waktu untuk melunasi pembayaran tersebut.

Kedisiplinan ini diharapkan benar-benar dilakukan siswa untuk menunjang

biaya operasional sekolah, dan siswa diharapkan dapat bertanggung jawab

dalam melakukannya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin sekolah

meliputi disiplin siswa dalam masuk sekolah, disiplin siswa dalam

mengerjakan tugas, disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah,

disiplin dalam mentaati peraturan sekolah, disiplin administrasi. Disiplin

sekolah menuntut adanya ketepatan waktu dalam masuk sekolah, siswa dituntut

untuk berangkat ke sekolah sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan

sekolah. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas dapat berupa mengerjakan

ujian ulangan yang diberikan oleh guru, mengerjakan pekerjaan rumah yang

diberikan oleh guru. Jadi yang dimaksud disiplin siswa dalam mengerjakan

tugas adalah disiplin yang mencakup keteraturan serta tanggung jawab di

dalam mengerjakan tugas serta memahami materi yang diajarkan. Disiplin

siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah mencakup kesiapan siswa dalam

mengikuti pelajaran, keaktifan dalam mengikuti pelajaran dengan mencatat

hal-hal penting yang diajarkan oleh guru serta menanyakan hal-hal yang

kurang jelas sehingga siswa yang bersangkutan benar-benar mengerti dan

memahami materi pelajaran. Disiplin dalam mentaati tata tertib sekolah adalah

Page 40: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

disiplin yang menuntut siswa untuk mematuhi peraturan dan tata tertib yang

berlaku di sekolah. Sedangkan disiplin adminitrasi harus dilakukan oleh setiap

siswa hal ini untuk mendukung kegiatan belajar mengajar kaitanya dengan

biaya operasional sekolah.

2. Tinjauan Tentang Sistem Kredit Poin oleh SDU ( Smada Disipline Up

Holder )

a. Pengertian Organisasi

Pergaulan di masyarakat sering dijumpai adanya sekelompok orang

yang bekerja, baik itu bekerja di kantor, perusahaan, lembaga pendidikan,

berdagang di pasar atau tempat kerja lainya. Kegiatan yang dilakukan oleh

orang-orang tersebut pasti mempunyai tujuan. Proses kerjasama sekelompok

orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan disebut sebagai proses

adminitrasi.

Adminitrasi terdapat delapan unsur di dalamnya yang salah satunya

adalah organisasi. Mengenai pengertian organisasi yang juga disebut formal

organization, biasanya dipakai sekurang-kurangnya tiga arti yaitu:

1) Sistem kerjasama

2) Sekelompok orang yang bekerjasama

3) Proses pembagian kerja

John R. Schermerhorn menyatakan bahwa “An organization is a

collection of people working together in division of labot to achieve a common

purpose” (Moekijat, 1990:45). Artinya organisasi adalah suatu gabungan

daripada orang-orang yang bekerjasama dalam suatu pembagian kerja untuk

mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Gibson (2000:5) “An

organizations is a coordinated unit consisting of at least two people how

function to achieve common goal on set of goal”. Artinya organisasi adalah

suatu unit terkoordinasi yang terdiri sekurangnya dua atau lebih yang fungsinya

untuk mencapai tujuan bersama atau menentukan beberapa tujuan.

Page 41: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Sedangkan menurut Hebert G. Hicks menyajikan rumusan berikut

tentang sebuah organisasi “… An organization is structured process in which

persons interact for objectives” (J. Winardi, 2003:15). Adapun definisi

tersebut berlandaskan sejumlah fakta yang merupakan ciri umum semua

organisasi. 1) sejumlah organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang, 2)

orang-orang tersebut terlibat satu sama lain dengan satu atau dengan lain cara,

maksudnya mereka semua berinteraksi, 3) Interaksi tersebut selalu dapat diatur

atau diterangkan dengan jenis struktur tertentu, 4) Masing-masing orang di

dalam sesuatu organisasi memiliki sasaran-sasaran pribadi. Sedangkan J.

Winardi (2003:15) menyatakan bahwa :

… Sebuah organisasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka

macam elemen atau subsistem, diantara mana subsistem manusia

mungkin merupakan subsistem terpenting, dan dimana terlihat bahwa

masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai

sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan.

Inti dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

organisasi adalah suatu wadah bersama yang merupakan sistem kerjasama dari

sekelompok orang yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab

untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan apabila dipelajari secara seksama

akan diperoleh kesimpulan pokok tentang organisasi, yaitu :

1) Adanya kumpulan orang-orang

Artinya dalam suatu organisasi itu harus ada orang-orang sebagai

pendukung organisasi atau sebagai anggota.

2) Adanya kerjasama antar anggota

Artinya dituntut adanya kerjasama antar anggota dalam organisasi disegala

bidang untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama.

3) Adanya tujuan yang ingin dicapai

Artinya organisasi dapat berjalan kalau didukung adanya tujuan yang telah

disepakati bersama oleh para pendukungnya.

Page 42: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Kajian Organisasi Formal

Dalam setiap aktifitas manusia pasti ada suatu kegiatan yang bersifat

formal maupun non formal. Begitu juga dengan organisasi, organisasi ada yang

bersifat formal dan non formal. Organisasi formal tidak lepas dari tiga unit

kajian, seperti yang dikemukakan oleh Alo Liliweri (1997:8-12) “Organisasi

formal terdiri dari 3 kajian yaitu : individu, hubungan antar pribadi dalam

kelompok, dan organisasi besar”. Maka akan dijelaskan seperti berikut ini :

1) Kajian Terhadap Individu

Individu mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam organisasi, ini

merupakan unsur manajemen dan SDM yang melaksanakan semua

kegiatan organisasi.

2) Kajian Terhadap Hubungan Antar Pribadi dalam Kelompok Kerja

Dalam hubungan antar pribadi dengan kelompok kerja merupakan

hubungan yang saling terjalin saling melengkapi, seperti hubungan antar

kerja kelompok kecil dalam industri atau bisnis. Untuk itu hubungan ini

diharapkan saling memberikan dukungan dan motivasi.

3) Kajian Terhadap Organisasi Besar

Dalam organisasi besar selalu terdapat susunan yang sistematis dan

terkoordinasi dengan baik. Ini dilakukan agar setiap kegiatan organisasi

terencana dengan baik sehingga tepat pada sasaran dan tujuan yang

diinginkan, seperti adanya komitmen terhadap organisasi ini harus benar-

benar diterapkan kepada anggota-anggotanya, efektifitas organisasi,

sasaran organisasi dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi.

c. Prinsip–Prinsip Organisasi

Prinsip-prinsip organisasi sering juga disebut sebagai azas-azas

organisasi. Prinsip atau azas merupakan pondasi, dasar atau sesuatu kebenaran

yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir. Menurut W. Warren Haynes dan

Joseph L. Massei, prinsip-prinsip organisasi ada empat macam, yaitu:

1) Prinsip kesatuan perintah (Unity Of Command)

Page 43: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) Prinsip rentangan kendali atau rentangan pengawasan (Span Of

Control)

3) Prinsip Pengecualian (The Exception Princeple)

4) Prinsip Hirarki (The Scalar Principle). (Ig. Wursanto, 2002:218).

Berkaitan dengan hal tersebut, Prajudi Atmosudirjo mengemukakan

bahwa :

Terdapat dua belas prinsip organisasi, yaitu : prinsip tujuan, prinsip

pembagian kerja, prinsip perimbangan tugas, prinsip pelimpahan

kekuasaan, kesatuan komando, komunikasi, prinsip pengecekan,

prinsip kontinunitas, prinsip saling asuh, prinsip koordinasi, prinsip

kehayatan dan prinsip tahu diri. (Ig. Wursanto, 2002:218)

Hal Tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Prinsip Tujuan, yang berarti bahwa organisasi harus mempunyai tujuan.

2) Prinsip Pembagian Kerja, bahwa di dalam organisasi harus ada pembagian

kerja dan penugasan kerja yang homogen.

3) Prinsip perimbangan antara tugas, tanggung jawab dan wewenang.

4) Prinsip pelimpahan kekuasaan harus jelas batas-batasnya.

5) Kesatuan Komando, bahwa azas ini menghendaki satu orang satu atasan

(the one man one chief principle).

6) Komunikasi, untuk mengadakan pertukaran informasi antar instansi yang

ada dalam organisasi.

7) Prinsip Pengecekan, yang berarti bahwa setiap pimpinan berkewajiban

untuk melakukan pengecekan terhadap pelaksanaan kegiatan.

8) Prinsip Kontinunitas, yang artinya kegiatan dalam organisasi harus bersifat

terus-menerus, tidak boleh berhenti dalam keadaan atau situasi

bagaimanapun.

9) Prinsip Saling Asuh, yang berarti antara unit (lini dengan staff) saling

bekerjasama dan menyadari akan kepentingan setiap unit yang ada dalam

organisasi.

10) Prinsip Koordinasi, untuk mencegah timbulnya bahaya disintegrasi.

Page 44: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

11) Prinsip Kehayatan, yang mencerminkan bahwa organisasi itu hidup atau

berhayat.

12) Prinsip Tahu Diri, yang berarti bahwa setiap anggota organisasi harus

sadar akan tugas dan tanggung jawabnya serta mengetahui posisi masing-

masing dalam organisasi.

Dari pendapat beberapa tokoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

untuk membangun dan menggerakkan organisasi yang kompleks (organisasi

modern) diperlukan prinsip-prinsip organisasi sebagai dasar atau fondamen

sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik, serta struktur organisasinya

efektif dan efisien. Dengan demikian tercapai atau tidaknya tujuan organisasi

secara tergantung pada kemampuan pimpinan organisasi dalam melaksanakan

prinsip-prinsip organisasi.

d. Karakteristik Organisasi

Organisasi selain mempunyai elemen yang umum juga mempunyai

karakteristik yang umum, diantaranya karakteristik tersebut adalah bersifat

dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan dan struktur. Seperti yang

diungkapkan oleh Arni Muhammad (2002:29-34) “Tiap organisasi disamping

mempunyai elemen yang umum juga mempunyai karakteristik yang umum,

dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan, terstruktur”. Dari

penjelasan di atas maka dapat diuraikan mengenai karakteristik tersebut.

1) Dinamis

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami

perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya

dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu

berubah tersebut. Maksudnya di sini adalah suatu organisasi harus bersifat

peka terhadap lingkungan di sekitarnya dalam memenuhi keinginan

anggota-anggotanya.

2) Memerlukan Informasi

Page 45: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi

organisasi tidak akan bisa berjalan. Untuk mendapatkan informasi adalah

melalui proses komunikasi. Oleh karena itu komunikasi memegang

peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan bagi organisasi. Informasi yang dibutuhkan ini baik dari dalam

organisasi maupun dari luar organisasi.

3) Mempunyai Tujuan

Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerjasama untuk

mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus

mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Organisasi yang satu dengan yang lain

sangatlah berbeda, sehingga tujuan organisasi sangat bervariasi.

4) Terstruktur

Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat aturan-

aturan, undang-undang dan hirarki hubungan dalam organisasi. Tiap

organisasi mempunyai satu struktur.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa karakteristik organisasi itu harus

ada dan jelas, hal ini untuk menentukan arah suatu organisasi itu berjalan.

Dengan demikian karakteristik organisasi dapat disusun dan disetujui oleh

anggota-anggotanya agar organisasi dapat berjalan dan bertahan sesuai dengan

tujuannya.

e. Teori Organisasi

Setiap organisasi tentu akan mengalami masalah di dalam proses untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai. Yang dimaksud dengan masalah

organisasi adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan

organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Masalah

yang dihadapi setiap organisasi sangat kompleks dan setiap masalah

memerlukan pemecahannya tersendiri. Dari usaha untuk memecahkan

masalah organisasi itu kemudian berkembanglah berbagai macam teori

organisasi. Ig. Wurtanto (2002:259-274) manyatakan bahwa:

Page 46: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Terdapat sembilan teori organisasi, yaitu : teori organisasi klasik, teori

organisasi birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi

perilaku, teori proses, teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi

fungsi, teori organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi

Kontingensi.

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan masing-masing teori sebagai

berikut :

1) Teori Organisasi Klasik

Teori klasik muncul sebagai akibat dari usaha yang ditempuh untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi dengan menentukan

prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manager

untuk melaksanakan tugas. Berkaitan dengan prinsip-prinsip organisasi

tersebut ada sepuluh prisip yaitu prinsip penetapan tujuan yang jelas,

prinsip kesatuan perintah, prinsip keseimbangan, prinsip pendistribusian

pekerjaan, prinsip rentangan pengawasan, prinsip pelimpahan wewenang,

prinsip departementasi, prinsip penempatan pegawai yang tepat, prinsip

koordinasi, serta prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan. Prinsip-

prinsip ini memberikan pedoman kepada manajer untuk menyusun suatu

tugas dan wewenang. Fayol menyatakan bahwa “prinsip-prinsip ini sangat

bermanfaat tetapi bersifat sementara” (Ig. Wursanto, 2002:261). Hal ini

karena seni manajemen terdiri dari cara memilih prinsip yang cocok untuk

situasi tertentu, oleh karena itu prinsip-prinsip tersebut belum tentu dapat

diterapkan sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

2) Teori Birokrasi

Pada dasarnya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk

mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:

a) Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus sehingga para

pemegang kekuasaan dapat menjadi ahli dalam pekerjaan masing-

masing. Strategi ini dikenal dengan prinsip spesialisasi.

b) Setiap anggota hanya bertanggung jawab secara langsung kepada

seorang atasan. Wewenang dilimpahkan melalui saluran hirarki

Page 47: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sehingga menciptakan sesuatu rantai komando. Strategi ini dikenal

dengan prinsip rantai komando atau prinsip hirarki.

c) Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan

dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang. Dengan demikian

jabatan dalam organisasi merupakan karier seumur hidup, sehingga

akan menciptakan loyalitas yang tinggi pada para anggota. Strategi

yang demikian dinamakan prinsip loyalitas.

d) Setiap pekerjaan dilaksanakan secara Zakelijk, dalam arti tidak

memandang bulu, tidak membeda-bedakan status sosial, tidak pilih

kasih. Setiap orang mendapat pelayanan menurut aturan, prosedur

dijalankan secara konsekuen dan formal. Strategi ini dinamakan

prinsip impersonal.

e) Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut

suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak.

Berdasarkan tata aturan yang abstrak ini akan diperoleh keseragaman

atau uniformitas. Strategi yang demikian ini dinamakan prinsip

uniformitas.

3) Teori Organisasi Human Relations

Teori ini beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan baik dan

dapat mencapai sasaran yang ditetapkan apabila di dalam organisasi

tersebut terdapat hubungan antar pribadi yang serasi. Hubungan itu dapat

terjalin antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat, antara pimpinan

dengan bawahan, antara bawahan dengan bawahan.

4) Teori Organisasi Perilaku

Teori organisasi perilaku atau The Behaviour Theory Of Organization

adalah suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota

organisasi. Setiap anggota mempunyai watak, tempramen, cita-cita,

keinginan yang berbeda-beda, yang mengakibatkan perilaku dari setiap

anggota organisasi berbeda-beda. Oleh karena itu teori ini berpendapat

bahwa baik tidaknya organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan adalah

Page 48: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

tergantung dari perilaku atau sikap kelakuan (Behaviour) dari setiap

anggotanya.

5) Teori Organisasi Proses

Teori organisasi proses atau The Process Theory of Organization adalah

suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara

sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Oleh

karena itu teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu

bergerak dan di dalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip

yang bersifat umum, universal.

6) Teori Organisasi Kepemimpinan

Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan

tergantung dari sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu

mempengaruhi para bawahan, sehingga mereka mau bekerja dengan

semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien

dan efektif. Untuk mempengaruhi bawahannya dapat dilakukan dengan

berbagai cara, tergantung dari tipe yang melekat dari pemimpin tersebut.

Selanjutnya teori organisasi kepemimpinan dapat dibedakan menjadi: teori

otokratis, teori demokratis, teori kebebasan, teori paternalism, teori

personal dan teori non-personal.

7) Teori Organisasi Fungsi

Teori ini dilandaskan suatu pemikiran bahwa segala aktifitas dalam

organisasi akan dapat berjalan lancar dan berhasil mencapai tujuan seperti

yang ditetapkan apabila pimpinan organisasi mampu menjalankan

sekelompok kegiatan yang telah menjadi fungsi dari seorang manajer yang

terdiri dari: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pemberian motivasi (motivating), pengawasan (controling), dan

pengambilan keputusan (decision making).

8) Teori Pengambilan Keputusan

Teori ini berdasarkan pada suatu pemikiran bahwa berhasil tidaknya suatu

organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan tergantung dari berbagai

Page 49: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan

di tingkat puncak (keputusan administratif), keputusan di tingkat

menengah (keputusan eksekutif). Maupun keputusan di tingkat bawah

(keputusan operatif).

9) Teori Kontingensi

Teori Kontingensi (contingency theory) berlandaskan pada suatu

pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan

lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan

memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi.

f. Pengertian Sistem Kredit Poin

Menurut Suharsimi Arikunto (1990:112) “Peraturan dan tata tertib

merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada

siswa. Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum

yang harus dipenuhi siswa”. Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

Peraturan dan tata tertib adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur

perilaku siswa, sehingga perilaku siswa tidak melenceng dari norma yang

berlaku dan berperilaku baik.

Wikipedia berbahasa indonesia menyatakan bahwa:

Pengertian Sistem dalam pengertian yang paling umum adalah

sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Kata

sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani

(sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen

yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,

materi atau energi. (www. wikipedia.co.id /search /permalink

/pengertian-sistem.php)

Sedangkan menurut para ahli, pengertian Sistem diartikan sebagai

berikut:

Menurut Ludwig Von Bartalanfy “Sistem merupakan seperangkat

unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur

tersebut dengan lingkungan”. Menurut Anatol Raporot “Sistem adalah

suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain”.

Menurut L. Ackof “Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual

Page 50: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling

tergantung satu sama lainnya”. (http://www.idafazz.com/pengertian-

sistem.php)

Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau utang dari satu pihak

(kreditor/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain

(nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima

kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah

pihak. Sedangkan definisi lain tentang kredit menurut beberapa ahli perbankan

adalah sebagai berikut, Menurut Raymond P. Kent didefinisikan sebagai

berikut ”Credit may be defined as the right to receive payment or the

obligation to make payment on demand or at some future time on account of

an immediate transfer of goods” (http:// tutorialkuliah. blogspot.com /2009/

12/definisi-kredit.html).

Maksudnya dari pernyataan tersebut adalah kredit adalah hak untuk

menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada

waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-

barang sekarang.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kredit

adalah Suatu pembayaran ataupun pembayaran atas suatu tagihan yang

dilakukan secara mencicil atau pembelian secara tidak kas sesuai dengan

jangka waktu yang telah menjadi kesepakatan sebelumnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Kredit Poin adalah suatu

unsur/elemen yang ada dalam suatu peraturan dimana cara kerjanya adalah

dengan menggabungkan jumlah pelanggaran yang dilakukan secara terus

menerus dalam jangka waktu tertentu (kredit). Dimana dalam setiap

perlanggaran itu diberikan suatu skor pelanggarannya dengan poin, yang mana

setiap pelanggaran yang satu dengan yang lain berbeda-beda jumlah poinnya.

Page 51: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Tinjauan Tentang Hubungan Kedisiplinan Siswa dengan Organisasi

a. Organisasi sebagai sebuah Sistem

Setiap organisasi pada dasarnya merupakan sebuah sistem kontrol. Di

sana terdapat sejumlah sasaran-sasaran yang harus dicapai, pengambilan

keputusan yang diterapkan guna mencapai tujuan-tujuan yang diidealisasi, dan

implementasi dari keputusan-keputusan penyusunan kebijakan, yang

menerjemahkan sasaran-sasaran dari wilayah potensial menjadi hal yang

aktual. Hal mana secara keseluruhan berlangsung di dalam sebuah sistem

umpan balik yang berinterelasi, yang bersifat kompleks dan berkelanjutan.

William B. Eddy menyatakan bahwa : “Organisasi paling umum dalam

sejarah umat manusia dapat dilukiskan berupa sebuah limas atau piramida” (J.

Winardi, 2003:39). Pada puncak paramida tersebut, terdapat : pengambilan

keputusan, kekuasaan,sumber informasi. Melalui tindakan pendelegasian

wewenang, dan penugasan, lapisan berikutnya, manajer tingkat lebih rendah,

mengupayakan segala sesuatu berlangsung apa adanya.

Sedangkan menurut tokoh lainya Max Weber, menyatakan bahwa:

Pernah berupaya untuk merasionalisasi organisasi-organisasi, dan

membebaskanya dari kecenderungan-kecenderungan pribadi, dan

mengendalikanya berdasarkan hukum dan preseden-preseden, tetapi

tetap berpedoman pada struktur piramida” (J. Winardi, 2003:41).

Dari pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa di dalam

suatu organisasi pasti mempunyai satuan-satuan kerja yang tergabung untuk

membentuk sebuah sistem yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan awal dari

suatu organisasi tersebut. Sebagai contoh adalah apabila organisasi tersebut

mempunyai tujuan untuk menegakkan suatu kedisiplinan di lingkungan

tertentu maka akan terdapat pendelegasian atau pembagian tugas dan

wewenang di dalam organisasi tersebut, ini dapat dibuktikan dengan adanya

seksi-seksi yang ada di dalam suatu organisasi yang tentunya selalu harus

tunduk dan patuh terhadap ketua selama ketua tersebut bertindak sesuai

Page 52: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dengan prosedur atau aturan yang berlaku agar tujuan organisasi untuk

menegakkan kedisiplinan di dalam lingkungannya dapat benar-benar tercapai.

“... sebuah sistem merupakan suatu keseluruhan, yang terdiri dari

aneka macam komponen (subsistem) yang saling berinteraksi satu sama lain

dalam rangka upaya mengusahakan pencapaian sasaran-sasaran sistem yang

bersangkutan” (J. Winardi, 2003: 44). Dalam setiap sistem akan kita jumpai

adanya unsur-unsur berikut: masukan (input), proses (process), keluaran

(output), umpan balik (feedback), umpan ke depan (feedfoward). Gambar

berikut menyajikan ciri-ciri dari desain sistem (Trewatha dalam J. Winardi,

2003: 45).

Dari uraian serta skema desain sistem menurut Robert L. Trewathha

tersebut, maka apabila dilihat dalam organisasi yang bertujuan untuk

menegakkan kedisiplinan dapat dijelaskan sebagai berikut, sasaran atau tujuan

dari organisasi organisasi tersebut adalah menegakkan kedisiplinan di dalam

lingkungan kerjanya, melalui manajemen atau juga seksi-seksi yang ada di

dalamnya dengan tugas dan wewenangnya masing-masing. Pelaksanaan dari

penegakkan terhadap kedisiplinan siswa yang dilakukan melalui program

kerja yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

Sasaran-sasaran

organisasi yang

bersangkutan

Manajemen

Processes (Sistem

Transformasi) Input Output

Gambar 1. Ciri-ciri desain sistem menurut Robert L. Trewathha

Page 53: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

masing-masing seksi yang ada dalam organisasi tersebut adalah bagian dari

proses, sedangkan input dari pelaksanaan penegakkan disiplin adalah seluruh

anggota dari lingkungan organisasi tersebut, misalnya saja kalau lingkungan

kerjanya adalah sebuah sekolah maka yang menjadi input adalah seluruh

anggota dari sekolah tersebut. Setelah upaya penegakkan disiplin yang

dilakukan oleh organisasi tersebut dilaksanakan melalui program kerja yang

telah ditetapkan dan melalui pendelegasian atau pembagian wewenang yang

ada maka akan ada suatu output atau hasil keluaran, yaitu meningkatnya

kedisiplinan di dalam lingkungan kerja organisasi tersebut.

4. Tinjauan Tentang Hubungan Pkn dengan Kedisiplinan Siswa

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, Pkn

merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter positif

dari para siswa. Hal ini tentu berkaitan dengan tujuan dari pendidikan yang

tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa

saja akan tetapi juga sebagai sarana membentuk watak dari siswa.

Berdasarkan isi dari Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, yaitu :

Pendidikan Kewarganegaraan atau Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan

kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan

kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

Page 54: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan

patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan

gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum,

ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi,

dan nepotisme.

Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah

mengembangkan kompetensi sebagai berikut: memiliki kemampuan berpikir

secara rasional, kritis dan kreatif, sehingga mampu memahami berbagai

wacana kewarganegaraan, memiliki ketrampilan intelektual dan ketrampilan

berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab, memiliki watak dan

kepribadian yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam

kehidupan bermasyrakat dan bernegara.

Rumusan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang

hendak dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Aspek-aspek tersebut mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic

knowledge), ketrampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak atau

karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Watak atau karakter

kewarganegaraan sesungguhnya merupakan merupakan materi yang paling

substantif dan esensial dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Dimensi ini dapat dipandang sebagai muara dari pengembangan kedua

dimensi sebelumnya.

Karakter berasal dari kata Yunani yang berarti “to mark” atau

menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan

dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur,

kejam, rakus, dan perilaku jelek lainya dikatakan orang berkarakter jelek.

Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut

berkarakter mulia. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1995:445)

“Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak”. Sedangkan Tadkirotaun

Page 55: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Musfiroh mengemukakan bahwa “Karakter mengacu kepada serangkaian

sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan

ketrampilan (skills)” (Zainal Ajib, 2011:2). Individu yang berkarakter baik

atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik

kepada Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan

Negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan

potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan

motivasinya (perasaan).

T. Ramli mengemukakan bahwa “Pendidikan karakter mempunyai

esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan

akhlak” (Zainal Aqib, 2011:3). Selanjutnya Zainal Aqib (2011:3) menyatakan

bahwa “Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut”. Berdasarkan pendapat dari kedua tokoh tersebut maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter

mulia atau karakter positif di sekolah yang dilakukan guru untuk

mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak

peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara

guru berbicara dalam menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan

berbagai hal terkait lainya.

Ratna Megawangi mengungkapkan bahwa terdapat Sembilan karakter

mulia yang selayaknya diajarkan kepada anak, yaitu:

1. Cinta Tuhan dan kebenaran (love Allah, trust, reverence, loyality)

2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian (responsibility,

excellence, self reliance, discipline, orderliness)

3. Amanah (trustworthiness, realibility, honesty)

4. Hormat dan santun (respect, courtesy, obedience)

5. Kasih saying, kepedulian dan kerjasama (love, compassion, caring

empathy, generousity, moderation, cooperation)

6. Percaya diri, kreatif dan pantang menyerah (confidence,

assertiveness, creativity, resourcefulnee, courage, determination,

and enthusiasm)

Page 56: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

7. Keadilan dan Kepemimpinan (justice, fainess, mercy, leadership)

8. Baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humility, modesty)

9. Toleransi dan cinta damai (tolerance, flexibility, peacefulness,

unity). (Triana Rejekiningsih, Munawir Yusuf & Tuti Hardjajani,

2010:9)

Sedangkan sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku dalam

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, Pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan harus mengandung dan menanamkan kepada siswa delapan

belas sikap karakter bangsa yaitu:

1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,

dan selalu hidup rukun terhadap pemeluk agama lain.

2. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya seagai

orang yang dapat dipercaya dalm perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri. Sikap atau perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam meyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,

dilihat dan didengar.

Page 57: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

10. Semangat kebangsaaan. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kehidupan bangsa dan negra di atas kepentingan pribadi dan

kelompoknya.

11. Cinta tanah air. Cara berpikir, bersikap, dan brbuat yang menunjukkan

rasa kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/komunikatif. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sam dengan orang lain.

14. Cinta damai. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabka orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar membaca. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu brupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli sosial. Sikap dan tindakan yang selau ingin memeri bantuan pada

orang lain dan masyarakat yag membutuhkan.

18. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan , terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan

yang Maha Esa.

Dari uraian penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk

membentuk karakter atau watak dari siswa, dan salah satu karakter yang harus

dimiliki oleh para siswa adalah disiplin. Jadi tujuan pembelajaran PKn adalah

membentuk kedisiplinan warga negara sebagai perwujudan salah satu karakter

bangsa (Civic disposition).

Page 58: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

B. Kerangka Berpikir

Kedisiplinan siswa di dalam lingkungan sekolah mutlak harus ada

sebagai pembentuk dari salah satu karakter bangsa. Hal ini berkaitan dengan

tujuan dari sekolah sendiri yang tidak hanya menjadi pembentuk intelektual

Warga Negara saja melainkan juga sebagai pembentuk moral dari siswa.

Dalam upaya untuk menegakkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi

yang terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani Klitik Kabupaten Ngawi terdapat

sebuah inovasi untuk menegakkan kedisiplinan siswa yaitu dengan

dibentuknya sebuah organisasi untuk menegakkan siswa yang beranggotakan

siswa. SDU merupakan organisasi yang mempunyai tujuan untuk menegakkan

kedisiplinan siswa. SDU merupakan suatu sistem yang terdapat subsistem-

subsistem yaitu seksi-seksi di dalamnya yang mempunyai tugas dan

wewenangnya masing-masing. Implementasi dari program kerja SDU

diantaranya adalah operasi seragam setiap pagi hari, razia terhadap barang-

barang yang dilakukan setiap bulan dan operasi sebelum upacara dll.

Pelaksanaan dari peraturan sekolah yang dilakukan oleh SDU yang mana di

dalam peraturan sekolah tersebut setiap jenis pelanggaran mempunyai bobot

poin yang berbeda-beda dan akan terakumulasi selama satu tahun, apabila

poin tersebut mencapai batas akhir maka siswa akan dikeluarkan dari sekolah.

Sistem akumulasi poin dari pelanggaran siswa tersebut dinamakan Sistem

Kredit Poin.

Dengan adanya sistem kredit poin oleh SDU maka akan berdampak

meningkatnya kedisiplinan siswa, sehingga tujuan adanya SDU yaitu

menegakkan kedisiplinan siswa dapat terlaksana. Dengan pelaksanaan sistem

kredit poin oleh SDU ini diharapkan menghasilkan suatu output atau keluaran

yang sesuai dengan tujuan adanya SDU sendiri yaitu meningkatnya

kedisiplinan siswa di lingkungan kerjanya.

Alur atau skema dari kerangka berpikir yang telah dijelaskan dalam

uraian diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 59: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Sistem

Kredit

Point oleh

SDU

SDU sebagai

sistem penegak

disiplin

Pelaksanaan

Sistem Kredit

Point oleh

SDU

Dampaknya

Kedisiplinan

Siswa

Meningkat

Page 60: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian, dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian di

SMA Negeri 2 Ngawi yang beralamat di Jalan Ahmad Yani Klitik, Ngawi.

Peneliti mengambil tempat penelitian pada sekolah tersebut dengan alasan :

a. SMA Negeri 2 Ngawi merupakan satu-satunya sekolah di kabupaten

Ngawi yang memiliki satuan penegak kedisiplinan yang

beranggotakan dari siswa dalam hal ini adalah SDU (Smada Disiplin

Up Holder).

b. Meskipun sudah ada SDU di SMA Negeri 2 Ngawi, namun masih

terjadi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan oleh

siswa SMA Negeri 2 Ngawi.

c. SMA Negeri 2 Ngawi merupakan salah satu Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) sehingga kualitas dari siswanya

kompeten untuk dijadikan objek penelitian.

2. Waktu Penelitian

Suatu penelitian agar dapat berjalan dengan baik harus dilakukan

dengan perencanaan, hal ini berkaitan dengan pembagian waktu pada saat

melakukan penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan setelah mendapat

perijinan dari pihak yang berwenang. Penelitian ini direncanakan selama

kurang lebih 10 bulan yang dimulai pada bulan Maret 2012 sampai dengan

bulan Desember 2012. Berikut ini gambar alokasi waktu kegiatan penelitian:

Page 61: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan 2012

Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des

1. Pengajuan

Judul

2. Penyusunan

Proposal

3. Ijin Penelitian

4. Pengumpulan

Data

5. Analisis Data

6. Penyusunan

Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang akan digunakan adalah

bentuk penulisan kualitatif, adapun yang dimaksud dengan bentuk penelitian

kualitatif adalah :

Metode Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat

induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi. (Sugiyono, 2010 : 9)

Dengan menggunakan metode ini, penulis mengharap hasil penelitian

ini, nantinya bisa mengungkap rasa keingintahuan yang penulis rasa serta

dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca karena tidak terdiri dari angka-

angka melainkan berisi informasi deskriptif yang terdiri dari kata-kata serta

gambar-gambar yang membantu memperjelas, sehingga bisa bermanfaat bagi

orang banyak.

Page 62: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Strategi Penelitian

Strategi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah strategi

penelitian tunggal terpancang. Mengenai model ini H.B. Sutopo (2002:112)

menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kualitatif ditemui adanya bentuk

penelitian terpancang (embeded research) yaitu penelitian kualitatif yang

sudah menentukan fokus penelitian berupa variabel utamanya yang akan

dikaji berdasarkan tujuan dan minat penelitinya sebelum peneliti ke lapangan

studinya”.

Peneliti menentukan terlebih dahulu fokus dari variabel utama yaitu

kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi. Akan tetapi dalam hal ini peneliti

tetap tidak melepaskan variabel fokusnya (pilihannya) dari sifatnya yang

holistik sehingga bagian–bagian yang diteliti tetap diusahakan pada posisi

yang saling berkaitan dengan bagian–bagian dari konteks secara keseluruhan

guna menemukan makna yang lengkap.

C. Sumber Data

Menurut H.B. Sutopo (2002:50-54) menyatakan bahwa “Sumber data

dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa atau aktivitas,

tempat atau lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau

arsip”.

Pendapat lain tentang sumber data dalam penelitian kualitatif seperti

diungkapkan oleh Lafland menjelaskan bahwa “Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata–kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain–lain”. (Lexy J. Moleong, 2004:157)

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menggunakan sumber data yang

berupa informan, tempat, dan peristiwa serta arsip dan dokumen. Sesuai

dengan data yang akan dikumpulkan, maka sumber data dalam penelitian ini

sebagai berikut :

Page 63: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1. Informan

Informasi dalam penelitian kualitatif sering disebut responden yaitu

yang memberikan informasi dalam penelitian yang digunakan sebagai sumber

data, dengan sumber data ini maka akan diperoleh informasi, pernyataan

ataupun kata–kata yang diperoleh dari informan yang disebut data primer

yaitu orang yang tahu dan dapat dipercaya serta mengetahui secara mendalam

data–data yang diperlukan. Informan yang sekiranya dapat memberikan data

antara lain:

a. Bapak Ricardous Haryanto selaku guru pembina SDU (Smada

Discipline Up Holder)

b. pengurus SDU (Smada Discipline Up Holder)

c. Siswa SMA Negeri 2 Ngawi

Selanjutnya nama-nama informan dapat dilihat pada lampiran 1

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dimana obyek penelitian merupakan sumber data yang tidak

dapat ditinggalkan, maka tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di

SMA Negeri 2 Ngawi. Sedangkan yang dimaksud dengan peristiwa adalah

proses penegakan kedisiplinan melalui program sistem kredit point oleh SDU

(Smada Discipline Up Holder)

3. Arsip dan Dokumen

Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berupa peristiwa

atau aktivitas tertentu. Dalam mengkaji dokumen hendaknya tidak hanya

mencatat apa yang tertulis, tetapi juga harus menggali dan menangkap

maknanya yang tersirat di dalam dokumen tersebut.

Adapun dokumen dan arsip yang digunakan peneliti sebagai sumber

data antara lain :

a. Program kerja SDU (Smada Disipline Up Holder)

b. Buku pelanggaran siswa SMA Negeri 2 Ngawi

c. Rekapitulasi pelanggaran siswa

d. Foto-foto kegiatan SDU

Page 64: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

D. Teknik Sampling ( Cuplikan )

Dalam penelitian kualitatif, sampel akan ditujukan oleh peneliti

dengan mempertimbangkan bahwa sampel itu mengenai masalah yang diteliti,

jujur, dapat dipercaya dan datanya bersifat objektif. Kemudian teknik cuplikan

yang biasa digunakan adalah teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan

menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan dan

keingintahuan pribadi peneliti. Oleh karena itu cuplikan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2010:123), Teknik pengambilan sampel ada

beberapa cara, yaitu:

1. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel

berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor

urut.

2. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.

3. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-

mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Menurut Goetz dan Le Compte menyatakan bahwa “Purposive

Sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih individu-individu

yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan

dapat dipercaya untuk menjadi sumber data” (H.B Sutopo, 2002:185). Jadi

dalam metode ini beberapa objek penelitian dipilih, kemudian dari yang

terpilih tersebut dijadikan sebagai sumber data yang dapat membantu dalam

mengungkap permasalahan yang telah dirumuskan. Dengan kata lain metode

pengambilan sampel yang digunakan dengan teknik informan kunci (key

informan) yaitu peneliti mengambil orang–orang kunci untuk dijadikan

sebagai sumber data.

Sampel memiliki fungsi yaitu “Untuk menjaring sebanyak mungkin

informasi dari berbagai sumber bangunan dan menggali informasi yang akan

Page 65: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menjadi dasar dari rancangan dan teori yang akan muncul”. (Lexy J. Moleong,

2004:224)

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rancangan sampel yang muncul

Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan

Tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai

apabila pemilihan satuan sampel dilakukan, jika satuan sebelumnya

sudah dijaring dan dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih

untuk memperluas informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu

sehingga dapat dipertentangkan atau diisi kesenjangan informasi yang

ditemui.

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel

Pada mulanya setiap sampel sama kegunaanya, namun sesudah

semakin banyak informasi yang masuk dan semakin mengembangkan

hipotesis kerja, ternyata bahwa sampel semakin dipilih atas dasar fokus

penelitianya.

4. Pemilihan berakhir jika telah terjadi pengulangan

Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh

pertimbangan informasi yang diperlukan. Jadi, kuncinya disini ialah

jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan

sampel harus dihentikan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini cenderung memilih

informasi dari orang-orang yamg dijadikan informasi kunci (key informan)

yang dapat dipercaya.

Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah

a. Bapak Ricardous Haryanto selaku guru pembimbing SDU (Smada

Disipline Up Holder)

Dalam kaitannya dengan peningkatan kedisiplinan siswa, guru

Pembina SDU merupakan pihak yang memiliki tugas dan

Page 66: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

bertanggung jawab dalam pelaksanaan sistem kredit poin oleh

SDU.

b. Perwakilan pengurus SDU

Dari seluruh pengurus SDU diambil beberapa pengurus saja

sebagai sampel dengan pertimbangan pengurus tersebut

mempunyai kriteria dalam memberikan informasi, sehingga dapat

mewakili dari semua pengurus SDU.

c. Perwakilan siswa siswi SMA Negeri 2 Ngawi

Dari seluruh siswa SMA Negeri 2 Ngawi diambil beberapa siswa

saja sebagai sampel dengan pertimbangan siswa yang diambil bisa

mewakili seluruh populasi siswa yang diteliti dalam memberikan

informasi.

E. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sumber data

dalam penelitian kualitatif terdiri dari beragam jenis, bisa berupa orang,

peristiwa dan tempat, benda serta dokumen atau arsip. Beragam sumber data

tersebut menuntut dilakukannya cara atau teknik pengumpulan data tertentu

sesuai guna mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab

permasalahannya. Menurut Nasution (2005:9) menyatakan:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada

menjadikan manusia sebagai instrumen peneliti utama. Alasannya

ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti,

masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner

(angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Page 67: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Goetz dan Le Compte menyatakan bahwa “Data dalam penelitian

kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua cara yaitu : metode interaktif dan

non interaktif” (Bambang Sumarjoko, 2004:21). Data interaktif meliputi

wawancara yang mendalam dan observasi langsung sedangkan metode non

interaktif meliputi observasi, kuisioner (angket) dan mencatat dokumen

maupun arsip.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data berdasarkan jawaban responden

yang diajukan peneliti secara lisan. Adapun maksud dari wawancara ini

seperti yang dikatakan Lincoln dan Guba antara lain sebagai berikut :

Mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain–lain kebulatan; merekonstruksi

kebulatan–kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada

masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan

manusia (trianggulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan

anggota. (Lexy J. Moleong, 2004:186)

Menurut Sugiyono (2010:319), macam-macam wawancara di

antaranya yaitu: ”wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan wawancara tidak

struktur”. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Wawancara terstruktur (Structured interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara semistruktur (Semistrukture Interview)

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di

mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan

wawancara terstruktur.

Page 68: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

c. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview)

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Dalam sebuah wawancara, diperlukan langkah-langkah yang

digunakan agar tujuan dari penelitian dapat tercapai. Lincoln dan Guba

menjelaskan bahwa terdapat tujuh langkah dalam penelitian kualitatif yaitu:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

c. Mengawasi atau membuka alur wawancara

d. Melangsungkan alur wawancara

e. Mengkonfirmasikan ihtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh (Sugiyono, 2010:322)

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menggunakan jenis

wawancara semistruktur, karena dalam melakukan wawancara penulis

membuat kerangka pokok-pokok pertanyaan terlebih dahulu sebagai panduan

wawancara. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar pokok-pokok yang

telah direncanakan dapat tercakup seluruhnya dan hasil wawancara dapat

mencapai sasaran. Jenis wawancara ini merupakan in-depth interview, di mana

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam,

kemudian yang menjadi subjek responden wawancara adalah Pembina dan

pengurus SDU (Smada Disipline Up Holder), Siswa SMA Negeri 2 Ngawi.

Adapun pedoman pertanyaan wawancara dapat dilihat di lampiran 2,

serta petikan hasil wawancara dapat dilihat di lampiran 3.

2. Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala–gejala yang tampak pada objek penelitian

(Margono, 2004:158). Teknik ini merupakan teknik yang paling diandalkan

Page 69: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

oleh penulis karena beberapa alasan seperti yang dikemukakan Lexy J.

Moleong (2004:174) sebagai berikut :

.... pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,

kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya;

pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia

sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, hidup pada saat itu,

menangkap arti fenomena dari segi pengertian subyek, menangkap

kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subyek pada

keadaan waktu itu; pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa

yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula

peneliti menjadi sumber data; pengamatan memungkinkan

pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya

maupun dari pihak subyek.

Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap objek

yang diteliti secara langsung yang bertujuan untuk mengumpulkan data.

Adapun yang menjadi tempat tujuan observasi peneliti yaitu di SMA Negeri 2

Ngawi. Observasi ini dilakukan dengan mengamati program kerja dari SDU,

diantaranya adalah operasi seragam dan atribut sekolah pada pagi hari, razia

barang bawaan siswa serta operasi sebelum upacara dll.

3. Analisis Dokumen

Menurut Sugiyono (2010:329) “Dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah lalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang”. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sumber data yang digunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan

untuk meramalkan kejadian yang akan datang. Dalam penelitian ini dokumen

yang digunakan adalah Program kerja SDU (Smada Disipline Up Holder),

Buku pelanggaran siswa SMA Negeri 2 Ngawi, Arsip-arsip lainya

F. Validitas Data

Suatu penelitian untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh, maka

validitas datanya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

Page 70: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1. Trianggulasi

Pengertian trianggulasi menurut Lexy J. Moleong (2004:330) bahwa

“Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan datanya memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan

pembanding terhadap data itu”.

Terdapat 4 (empat) macam trianggulasi yaitu “Trianggulasi Data,

Trianggulasi Metode, Trianggulasi Peneliti, Trianggulasi Teori” (H.B Sutopo,

2002:78-82). penjelasan dari masing–masing trianggulasi adalah sebagai

berikut :

a. Trianggulasi Data, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap

kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

b. Trianggulasi Metode, jenis trianggulasi ini dilakukan oleh seorang

peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan

teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

c. Trianggulasi Peneliti, hasil penelitian baik data atau simpulan mengenai

bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa

peneliti.

d. Trianggulasi Teori, dilakukan peneliti dengan menggunakan perspektif

lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data. Sebab cara ini

mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data harus menggunakan

beragam data yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih

mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Jika

peneliti memperoleh data dari salah satu informan mengenai peningkatan

kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi, maka peneliti mencocokkan

dengan data yang diperoleh dari informan lain yaitu dari pihak Pembina dan

Pengurus SDU (Smada Disiplin Up Holder) serta para siswa. Jika data yang

diperoleh sama maka proses trianggulasi tercapai.

Page 71: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Informan Review

Dari laporan yang direview oleh informan khususnya hal–hal dalam

kegiatan informan untuk mengetahui apakah yang diteliti merupakan sesuatu

yang disetujui mereka atau tidak.

G. Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.

Menyusun data berarti menggolongkan kedalam pola, tema atau kategori.

Menurut Lexy J. Moleong (2004: 280) menyatakan bahwa “Analisis data

adalah proses mengorganisasikan data ke dalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis

kerja seperti disarankan oleh data”. Melakukan analisis adalah pekerjaan sulit,

memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan

intelektual tinggi. Terdapat empat cara dalam melakukan analisis data, yaitu :

1. Pengumpulan Data

Kegiatan ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa

kalimat–kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara,

dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data yang mentah yang tidak

teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan ditulis atau diketik dalam bentuk

uraian atau laporan yang terperinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah

dan akan menambah kesulitan bila tidak segera dianalisis sejak semulanya.

Laporan–laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal–hal yang pokok,

difokuskan pada hal–hal yang penting, dicari tema atau polanya. Jadi data

yang diterima oleh peneliti di lapangan sebagai bahan mentah disingkat,

direduksi, disusun lebih sistematis, agar lebih mudah dikenali dan

memberikan gambaran yang jelas tentang peningkatan kedisiplinan siswa

melalui sistem kredit point oleh SDU (Smada Disipline UP Holder).

Page 72: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Sajian Data

Data yang bertumpuk–tumpuk, laporan lapangan yang tebal, sulit

ditangani, sulit pula melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil

kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu agar dapat melihat gambaran

keseluruhannya atau bagian–bagian tertentu dari penelitian itu membuat

matrik, network, dan chart. Dengan demikian peneliti dalam mengolah data

mampu menguasai data dan mampu secara jelas melihat gambaran

peningkatan kedisiplinan siswa melalui sistem kredit point oleh SDU (Smada

Disipline Up Holder).

4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Sejak semula peneliti berusaha untuk memberi makna data yang

dikumpulkan. Untuk itu peneliti mencari pola, tema, hubungan, persamaan,

hal–hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data yang

diperoleh peneliti di lapangan, dari semula peneliti mencoba mengambil

kesimpulan, namun kesimpulan itu masih kabur, diragukan, akan tetapi

dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih grounded. Jadi

kesimpulan harus senantiasa diverifikasi. Verifikasi dapat singkat dengan

mencari data baru, bila penelitian dilakukan oleh suatu team untuk mencapai

inter-subjective consensus, yakni persetujuan bersama agar lebih menjamin

validitas atau confirmability. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti

dalam setiap kesimpulan yang diambil tentang kedisiplinan siswa melalui

sistem kredit point oleh SDU (Smada Discipline Up Holder).

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan berikut ini

Page 73: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar 3. Model Analisis Interaktif ( H. B. Sutopo, 2002:96)

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahapan, yaitu

“Persiapan, Pengumpulan data, Analisis data dan Penyusunan laporan

penelitian” (H.B. Sutopo,2002:187-190). Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

sebagai berikut

1. Tahap Prapenelitian

a. Mengurus perijinan penelitian.

b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan

data dan menyusun jadwal kegiatan penelitian.

2. Tahap Penelitian Lapangan

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi,

wawancara mendalam dan mencatat serta merekam dokumen.

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul.

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

1

Pengumpulan Data

4

Verifikasi/pengambilan

kesimpulan

3

Sajian Data

2

Reduksi Data

Page 74: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3. Tahap Analisis Data

a. Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian.

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian melakukan

cross check dengan temuan di lapangan.

c. Setelah mendapatkan data yang sesuai dengan intensitas kebutuhan maka

dilakukan proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan

dengan orang yang dianggap lebih ahli.

d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian

4. Tahap Penulisan Laporan

a. Penyusunan laporan awal

b. Review laporan : pertemuan diadakan dengan mengundang kurang lebih 2

orang yang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan laporan

yang telah disusun sementara.

c. Perbaikan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil diskusi

d. Penyusunan laporan akhir.

Berikut ini gambaran prosedur penelitian yang peneliti lakukan :

Gambar 4. Prosedur Kegiatan Penelitian

Tahap

Prapenelitian

Tahap

Penelitian Lapangan

Tahap

Analisis Data

Tahap

Penulisan Laporan

Page 75: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Deskripsi lokasi penelitian adalah tahapan dimana data yang diperoleh

peneliti di lapangan yaitu di SMA Negeri 2 Ngawi dikumpulkan, kemudian

data tersebut diolah dan dianalisis sehingga dapat disajikan secara sistematis.

Aspek-aspek yang diteliti dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Letak geografis

SMA Negeri 2 Ngawi, 2. Sejarah singkat berdirinya SMA Negeri 2 Ngawi, 3.

Visi, misi dan motto SMA Negeri 2 Ngawi, 4. Keadaan Guru, Karyawan,

Siswa dan Sarana di SMA Negeri 2 Ngawi, 5.Denah SMA Negeri 2 Ngawi.

Aspek-aspek tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Letak Geografis SMA Negeri 2 Ngawi

SMA Negeri 2 Ngawi berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani Klitik,

tepatnya berada di Desa Klitik Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi. Secara

geografis terletak di pinggir kota atau berada di sebelah selatan pusat kota

Ngawi dan berada di jalan yang menghubungkan Ngawi dengan Madiun.

SMA Negeri 2 Ngawi menempati areal lahan seluas 31.890 m2, sedangkan

luas bangunannya 6.877 m2.

Lokasi SMA Negeri 2 Ngawi berbatasan dengan:

a. Sebelah Timur : Sawah

b. Sebelah Barat : Jalan Ahmad Yani Klitik

c. Sebelah Utara : SMA PGRI 1 Ngawi

d. Sebelah Selatan : STKIP PGRI Ngawi

2. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 2 Ngawi

Pada awal berdiri SMA Negeri 2 Ngawi bernama Sekolah Menengah

Persiapan Pembangunan (SMPP), telah merebut hati dan simpati masyarakat

Ngawi pada dekade 1975-1980-an. Sesuai dengan namanya sekolah yang

dirancang khusus oleh pemerintah itu menjelma menjadi magnet kuat bagi

Page 76: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

para orang tua untuk menyekolahkan putra dan putrinya ke sekolah ini. Maka

persaingan ketat terjadi untuk memasuki sekolah ini. Nama itu melahirkan

legenda baru, SMU Negeri 2 Ngawi. Dengan memanfaatkan warisan emas

leluhurnya, SMU Negeri 2 Ngawi terus bergeliat, berbenah diri berpacu untuk

memujudkan kepercayaan menjadi sebuah kebanggaan. Dan image itupun

terbentuk. Semua mengakui bahwa sekolah inilah yang terbaik di Kabupaten

Ngawi. Bahkan yang menjadi andalan dan harapan masyarakat kota kripik

tempe ini, di bawah kepemimpinan Bapak Warsun Warsono, M.M SMU

Negeri 2 Ngawi telah mampu mensejajarkan diri dengan SMU-SMU terbaik

di Jawa Timur. Ternyata sekolah ini menyimpan sejarah yang cukup panjang

dan berkali-kali mengalami perubahan, sekolah yang berdiri tanggal 1 Agustus

1963 ini dahulunya berlokasi di pendopo Rajiman Widyadiningrat mulai tahun

1963- 1967. Mulai tahun 1967 sekolah ini pindah ke lokasi dekat Stadion

Ketonggo, tepatnya di lokasi yang sekarang ditempati SMA Negeri 1 Ngawi

tahun 1967-1976. Setelah tahun 1967 sekolah ini menjadi SMPP dan

menempati lokasi baru yang ditempati sampai sekarang. Sedang nama SMPP

pun dihapus tahun 1986 kemudian berganti menjadi SMA Negeri 3 Ngawi

(SMAGA). Tahun 1989 kembali menjadi SMA Negeri 2 Ngawi dan tahun

1994 berganti nama menjadi SMU Negeri 2 Ngawi. Tahun 2004 kembali

menjadi SMA Negeri 2 Ngawi sampai sekarang dengan mendapat sebagai

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.

3. Visi, Misi, dan Moto SMA Negeri 2 Ngawi

a. Visi

“Berbudaya dan berkepribadian yang terbentuk melalui pendewasaan

IMTAK dan IPTEK yang kompetitif, berwawasan global berperilaku

Indonesia ”

b. Misi

1) Menciptakan suasana kondusif penuh kekeluargaan yang bernuansa

religius, etik dan moral.

Page 77: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2) Mewujudkan warga sekolah yang sadar akan aturan tata tertib serta

kedisiplinan yang tinggi.

3) Mewujudkan KBM yang efektif, kreatif dan inovatif dengan

mengembangkan kompetensi secara optimal.

4) Mengoptimalkan pelaksanaan bimbingan dalam mengantar

perkembangan siswa, menemukan jati dirinya secara utuh.

5) Mengembangkan pelayanan unggul dalam pembinaan siswa.

6) Mengembangkan potensi sesuai bakat, minat siswa dalam bidang

akademik dan non akademik.

7) Mengoptimalkan perkembangan daya pikir, akal budi untuk setinggi-

tingginya prestasi, baik keberhasilan di PTN maupun kepribadian yang

terpuji.

c. Motto

Think Globally Act Locally.

4. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Sarana Prasarana di SMA Negeri

2 Ngawi

Setiap Instansi pendidikan resmi pasti mempunyai sarana pendukung,

baik itu sarana berupa tenaga manusia atau juga sarana berupa bangunan dan

yang lainya sebagai pendukung di dalam proses belajar mengajar. Keadaan

sarana pendukung di SMA Negeri 2 Ngawi adalah sebagai berikut:

a) Guru dan Karyawan

Jumlah Guru dan Karyawan yang berada di SMA Negeri 2 Ngawi

seluruhnya berjumlah 107 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1) Guru berjumlah 78

2) Karyawan berjumlah 29

b) Siswa

Jumlah Siswa di SMA Negeri 2 Ngawi seluruhnya berjumlah 833 siswa,

dengan rincian sebagai berikut:

1) Kelas X berjumlah 283 Siswa

Page 78: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2) Kelas XI berjumlah 279 Siswa

3) Kelas XII berjumlah 271 Siswa

c) Sarana dan Prasana

Sarana dan Prasana yang ada di SMA Negeri 2 Ngawi adalah sebagai

berikut:

1) Ruang Kelas berjumlah 27 ruang

2) Ruang Multi Media 1 ruang

3) Ruang Laboratorium fisika 1 ruang

4) Ruang Laboratorium Kimia 1 ruang

5) Ruang Laboratorium Biologi 1 ruang

6) Laboratorium Bahasa 1 ruang

7) Laboratorium Kompuer 2 ruang

8) Lapangan Sepak Bola

9) Lapangan Basket

10) Lapangan Futsal

11) Lapangan Tenis

12) Wall Climbing

13) Ruang OSIS

14) Ruang Pramuka

15) Ruang Pecinta Alam

16) Ruang PMR

17) Ruang Jurnalistik

18) Ruang SDU

19) Ruang Pameran Kesenian

20) Aula

21) Masjid

22) Kantin

23) Lapangan Upacara

24) Perpustakaan

25) Ruang BP

Page 79: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Setiap Kelas dan Laboratorium disediakan LCD Proyektor, DVD Player,

TV, Komputer, Perpustakaan kelas dan locker

5. Denah SMA Negeri 2 Ngawi

Denah SMA Negeri 2 Ngawi dapat dilihat pada lampiran 4

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah peningkatan

kedisiplinan siswa melalui sistem kredit poin oleh SDU (Smada Discipline Up

Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi yang terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani

Klitik, tepatnya berada di Desa Klitik Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.

Kedisiplinan merupakan suatu yang dikendaki dalam proses pembelajaran di

Sekolah. Hal ini tentu berdasarkan tujuan dari sekolah itu sendiri yaitu selain

membentuk sikap intelektual seorang siswa juga untuk membentuk sikap serta

moral dari siswa yang sesuai dengan karakter bangsa. Tujuan adanya SDU

(Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi adalah sebagai suatu

wadah atau suatu kontrol untuk menegakkan disiplin terhadap siswa di SMA

Negeri 2 Ngawi. Hal ini merupakan salah satu inovasi dimana siswa ikut

dilibatkan dalam menegakkan kedisiplinan, sehingga dengan hal tersebut

maka siswa lebih dapat meningkatkan kedisiplinannya di sekolah. Diharapkan

dengan adanya hal tersebut muncul konsistensi sikap disiplin pada anak bukan

karena takut pada hukuman tetapi karena suatu kewajiban.

Dalam peningkatan kedisiplinan siswa melalui sistem kredit poin oleh

SDU berkaitan erat dengan (1) pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU, (2)

dampak dari implementasi pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU. Untuk

mempermudah pengkajian permasalahan maka penulis memilih data yang

benar-benar dapat dipakai dalam memecahkan permasalahan, sehingga data-

data tersebut dapat menjawab rumusan masalah

Page 80: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

1. Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU (Smada Discipline

UP Holder) Di SMA Negeri 2 Ngawi

Pelaksanaan sistem kredit poin di SMA Negeri 2 Ngawi sebagai suatu

sistem tata tertib yang diterapkan di SMA 2 Ngawi dilakukan oleh suatu

organisasi yang beranggotakan dari para siswa yang disebut SDU, dalam

kegiatan pelaksanaan kredit poin ini dilakukan sesuai dengan tugas serta

wewenang masing-masing divisi sesuai yang ada di dalam program kerja

SDU. Setiap divisi mempunyai wewenang yang berbeda-beda dan tidak boleh

saling bertabrakan di dalam pelaksanaanya dengan tujuan agar peningkatan

kedisiplinan siswa benar-benar tercapai.

Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk

mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut maka disusun suatu program kerja

yang selanjutnya dilakukan pembagiaan kekuasaan melalui struktur

organisasi. Dalam pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU di SMA Negeri 2

Ngawi dilakukan sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan. Program

kerja tersebut digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan awal dari

adanya SDU yaitu untuk meningkatkan kedisiplinan di SMA Negeri 2 Ngawi.

Jadi program kerja tersebut dapat dijadikan gambaran bagaimana pelaksanaan

sistem kredit poin oleh SDU. Adapun pelaksanaan sistem kredit poin yang

dilakukan oleh SDU adalah sebagai berikut:

a. Pengertian, Struktur Organisasi dan Wewenang SDU ( Smada Discipline

Up Holder )

Di dalam upaya menegakkan kedisiplinan di sekolah tentu diperlukan

sebuah inovasi atau sebuah model penerapan yang baru dan melibatkan para

siswa dalam peran menegakkan kedisiplinan di lingkungan sekolah.

Sebelumnya di SMA Negeri 2 Ngawi petugas penegak kedisiplinan adalah

anggota OSIS dari seksi kedisiplinan. Seiring dengan berkembangnya waktu

tugas OSIS semakin banyak dan tidak bisa fokus dalam upaya menegakkan

kedisiplinan, maka atas dasar rapat dewan guru dibentuklah KPD (komisi

Page 81: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Penegak Disiplin). Pemilihan anggota organisasi tersebut dilakukan dengan

cara diklat yang dikoordinasi oleh OSIS, pelantikan anggotanya juga

dilakukan oleh OSIS.

Setelah berlangsung kurang lebih 3 tahun, pada angkatan ke 3 KPD

berubah nama menjadi SDU (Smada Discipline Up Holder) dan menjadi

organisasi yang independen menjalankan tugas dan wewenangnya sendiri

tanpa berada di bawah bayang-bayang organisasi lain, dimana pada saat masih

bernama KPD masih berada dan tergabung di dalam salah satu seksi bagian

kedisiplinan di OSIS. Salah satu tugas dari SDU adalah menjaga gerbang,

razia, rekapitulasi, makrab, pelantikan, diklat, perekrutan dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa SDU

adalah suatu organisasi atau suatu satuan kerja yang berdiri secara independen

yang beranggotakan siswa-siswi SMA Negeri 2 Ngawi yang mempunyai tugas

dan wewenang untuk menegakkan kedisiplinan di lingkungan sekolah baik itu

menegakkan peraturan dengan razia, menjaga gerbang ataupun tugas yang

lainya.

Setiap organisasi tentu memiliki struktur organisasi, hal ini tentu untuk

memperjelas semua unsur ataupun posisi yang ada dalam sebuah organisasi

tersebut. Struktur organisasi ini juga berfungsi untuk mempertegas tingkatan

posisi dan pembagian tugas. Di dalam SDU (Smada Disipline Up Holder )

juga terdapat suatu struktur organisasi sebagai pedoman di dalam menjalankan

suatu organisasi, Berdasarkan hasil analisis dokumen yang dilakukan, berikut

merupakan struktur organisasi SDU.

Page 82: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 5. Struktur Organisasi SDU Masa Bakti 2011/2012

(Sumber: Buku Program Kerja SDU)

Pelindung : Drs. Suratman, S.Pd

Pembina : R. Haryanto, S. Pd

Bani Kurniawan, S.Pd

Eni Kurniati, S.Pd

Sudarmi, S.Pd

Ketua : Nanda Kharis Perdana

Ketua I : Nova Mega M

Ketua II : Yonathan Herfian P

Sekretaris I : Muhammida Fahriana S

Sekretaris II : Laila Nur Fatimah

Bendahara I : Prisky Apriliani P

Bendahara II : Sella Hayu K

Divisi :

1) Divisi Razia

Anggota : Bambang Dwi W ( Koordinator) Dewi Kencono J

Page 83: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Ardy Prabowo Rendy Khoirul Ilham

Desiana Jihad F Andri Sukmanawati

Okta Sintia Riska Dyah Febriyanti

Putri Suryaningsih Ricardh Gilang W

2) Divisi Personalia

Anggota : Luthfi Awwalia ( Koordinator ) Irvan Taufiq P.P

Faruq Ardi Irfan Purwito N

Anindita Ratna Candra D Hoki Miftahul Hadi

Intan Rahmawati Yophinadiyyul F.A

Achsanatya Ubudina

3) Divisi Kedisiplinan

Anggota : Afrizal Novan F ( Koordinator ) Sukma Fajar

Rangga Adi P Windy Fajar A.

Anzhela R . F Arlita Dian P

Muhammad Idham A Mellinda Purnawa T

Putri Ayu R Denika L.N.W

4) Divisi Sarana & Prasarana

Anggota : M. Rivaldi Muqqorobin ( Koordinator )

Erlangga Galih Yudhi P.N

Nenti Diah K.P Yolandha Lintang

Agusta Yosan R Ulfia S

Alfat Fernanda Sista R

Sumber: Buku Program Kerja SDU

Berdasarkan hasil analisis dokumen terhadap buku program kerja SDU

maka dapat disimpulkan bahwa SDU terdiri dari empat divisi, yaitu divisi

razia, divisi personalia, divisi kedisiplinan dan divisi sarana dan prasarana.

Jumlah seluruh pengurus SDU adalah berjumlah 44 orang yang berasal dari

para siswa SMA Negeri 2 Ngawi dari kelas X dan juga kelas XI. Masing-

masing divisi mempunyai koordinator atau ketua yang bertanggung jawab atas

kegiatan masing-masing divisi. Sementara itu juga terdapat guru pembina

Page 84: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

SDU yang berperan untuk memberikan pembekalan kaitannya dengan

kesiapan mental menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah. Peran

guru pembina hanya sebatas memberi pembekalan dan evaluasi sementara

pada saat penyusunan dan pelaksanaan program kerja guru pembina tidak

terlibat.

Berdasarkan analisis dokunen terhadap buku program kerja SDU,

maka dapat diketahui tugas serta wewenang dari masing-masing divisi,

adapun wewenang masing-masing divisi tersebut antara lain adalah:

1) Divisi Razia

a) Razia Hari Senin

b) Razia Kelas

c) Rekapitulasi poin pelanggaran siswa

d) Simulasi Razia

e) Evaluasi Razia

2) Divisi Personalia

a) Evaluasi akhir semester

b) Penerimaan dan pelantikan anggota baru

c) Malam keakraban dan Materi

d) Perpisahan anggota SDU

e) Pendidikan dan pelatihan anggota baru

3) Divisi Kedisiplinan

a) Piket jaga gerbang

b) Absensi jaga gerbang

c) Evaluasi kedisiplinan anggota SDU

d) Materi Tata Tertib

4) Divisi Sarana dan Prasarana

a) SDU Cleaning Day

b) Pengadaan rompi

c) Renovasi Base camp

d) Penambahan dan pengecekan inventaris

Page 85: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Latar Belakang Adanya SDU (Smada Discipline Up Holder)

Di era globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi tentunya berakibat pada masuknya pengaruh dari

luar terhadap pola pikir serta sikap para siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat inilah yang menjadi momok bagi

generasi muda, hal ini tentu diakibatkan semakin mudahnya budaya dari luar

yang masuk ke Indonesia. Tanpa menyaring kebudayaan yang masuk dari luar

tersebut tentu akan menyebabkan semakin tidak terwujudnya karakter bangsa

yang ditanamkan dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini tentu sangat erat

kaitannya dengan kedisiplinan yang merupakan salah satu bagian dari karakter

bangsa. Sebagai generasi muda para siswa seharusnya bersikap disiplin sesuai

dengan karakter bangsa.

Perkembangan teknologi telah merasuki berbagai hal diberbagai

bidang kehidupan, termasuk dalam hal sikap serta perilaku dari para siswa

selaku generasi muda yang bersikap tidak disiplin. Hal ini tentu dapat dilihat

dari banyaknya siswa yang melanggar peraturan sekolah, misalnya saja adalah

menyemir rambut, memakai seragam sekolah yang tidak sesuai dengan aturan

sekolah seperti contohnya adalah siswi yang memakai rok diatas lutut,

terlambat datang ke sekolah. Hal ini tentu berkaitan dengan masuknya budaya

dari luar yang tidak sesuai dengan karakter bangsa yaitu sikap disiplin.

Generasi muda sekarang lebih suka meniru gaya dari artis baik itu dari dalam

maupun dari luar negeri tanpa menyaring terlebih dahulu apakah hal itu sesuai

dengan karakter bangsa atau tidak. Siswa lebih suka meniru gaya tersebut

karena menurut mereka gaya tersebut gaul dan tidak ketinggalan jaman.

Sebaliknya kebanyakan siswa memberikan cap kepada mereka yang bersikap

disiplin sebagai orang yang kolot dan ketinggalan jaman

Berikut ini hasil wawancara tentang latar belakang adanya SDU

(Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi dengan Bapak

Ricardous selaku Pembina dari SDU, yang menyatakan bahwa :

Page 86: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Pada dasarnya hal yang melatar belakangi adanya SDU (Smada

Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi adalah untuk

membantu guru BK (bimbingan Konseling) dalam menertibkan siswa

utamanya berkaitan dengan masalah kedisiplinan siswa di Sekolah, hal

ini disebabkan karena terbatasnya guru BK di SMA Ngeri 2 Ngawi,

sehingga dengan adanya SDU diharapkan pengawasan terhadap

masalah kedisiplinan siswa di sekolah dapat berjalan dengan

maksimal. Hal Ini dimaksudkan agar siswa selalu bersikap disiplin di

sekolah dan selalu mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku di

Sekolah. (Wawancara: 5 Mei 2012)

Sementara itu Nanda Kharis Perdana selaku ketua SDU (Smada

Discipline Up Holder) mengatakan bahwa :

Adanya SDU (Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi

dikarenakan tingkat kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi masih

kurang, sebagai contoh adalah siswa tidak memakai atribut seragam

sekolah yang lengkap, masih adanya siswa yang terlambat datang ke

Sekolah. Maka dari itu dibentuklah organisasi SDU untuk membantu

tugas dari guru BK (bimbingan konseling) dalam hal pengawasan

terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi. (Wawancara: 5

Mei 2012)

Hal serupa juga disampaikan oleh Bambang Dwi selaku koordinator

divisi razia SDU bahwa “Masih banyak siswa yang melanggar peraturan

sekolah, terutama adalah masih banyaknya siswa yang terlambat datang ke

sekolah”. (Wawancara: 7 Mei 2012).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hal yang

melatar belakangi adanya SDU (Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri

2 Ngawi adalah masih adanya pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah

sehingga dibentuklah SDU untuk membantu tugas dari guru BK dalam hal

pengawasan terhadap kedisiplinan siswa di sekolah.

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, kebanyakan

menganggap bahwa adanya SDU (Smada Discipline Up Holder) di SMA

Negeri 2 Ngawi dikarenakan masih kurangnya kedisiplinan siswa di sekolah.

Page 87: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Salah satunya adalah Galuh Teya Sakti siswa kelas Xi yang

menyatakan bahwa “Masih adanya siswa yang melanggar peraturan di

Sekolah, sehingga dengan adanya SDU diharapkan dapat menertibkan hal

tersebut”. (Wawancara: 8 Mei 2012). Hal tersebut diperkuat dengan hasil

wawancara dengan Pregas siswa kelas Xg yang menyatakan bahwa

“Kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi masih kurang”. (Wawancara: 8

Mei 2012)

Pendapat lain yang serupa dengan hal tersebut adalah hasil wawancara

dengan Yunita Ratih siswa kelas Xa, Haris Hassan siswa kelas Xc, Irsyad

Taufan Saputra siswa kelas Xi, Irfan Marzuki siswa kelas Xa, Sara Ayu Tifani

siswa kelas Xe dan Beny Setiawan kelas Xc.

Yumita Ratih menyatakan bahwa, “Karena masih adanya siswa yang

melanggar peraturan sekolah sehingga dengan adanya SDU diharapkan dapat

mendisiplinkan siswa SMA Negeri 2 Ngawi”. (Wawancara: 10 Mei 2012).

Kemudian menurut Haris Hassan siswa kelas Xc, “Untuk menjaga ketertiban

dan menertibkan siswa SMA Negeri 2 Ngawi yang melanggar tata tertib

sekolah”. Selanjutnya menurut Irsyad Taufan Saputra siswa kelas Xi

menyatakan bahwa, “Tata tertib masih dilanggar oleh siswa sehingga dengan

adanya SDU diharapkan dapat menjaga kedisiplinan di SMA Negeri 2

Ngawi”. (Wawancara: 10 Mei 2012). Irfan Marzuki siswa kelas Xa

mengatakan “Adanya SDU untuk mendisiplinkan siswa di SMA Negeri 2

Ngawi, karena masih ada siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah”.

(Wawancara: 10 Mei 2012). Sedangkan menurut Sara Ayu Tifani siswa kelas

Xe menyatakan bahwa, “Masih banyaknya siswa yang melanggar peraturan

sekolah sehingga dengan adanya SDU dapat menjaga kedisiplinan siswa SMA

Negeri 2 Ngawi selama berada di sekolah”. (Wawancara: 10 Mei 2012).

Sementara itu Beny Setiawan siswa kelas Xc menyatakan bahwa,

“Terbatasnya jumlah guru BK di SMA Negeri 2 Ngawi, sehingga diperlukan

adanya SDU untuk membantu menegakkan kedisiplinan siswa”. (Wawancara:

10 Mei 2012)

Page 88: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa di atas dapat disimpulkan

bahwa yang melatar belakangi adanya SDU (Smada Discipline Up Holder) di

SMA Negeri 2 Ngawi dikarenakan para siswa masih banyak yang melakukan

pelanggaran terhadap tata tertib dan peraturan sekolah yang berlaku sehingga

dengan adanya SDU diharapkan dapat menertibkan siswa yang melanggar tata

tertib sehingga kedisiplinan di SMA Negeri 2 Ngawi dapat terlaksana dengan

baik.

c. Tujuan Sistem Kredit Poin Oleh SDU

Selain hal yang melatar belakangi adanya SDU (Smada Discipline Up

Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi, tentu saja ada tujuan yang hendak dicapai

atau diinginkan oleh pihak sekolah. Berdasarkan kegiatan wawancara yang

telah dilakukan dengan guru Pembina SDU dan juga ketua SDU menyatakan

bahwa tujuan sistem kredit poin oleh SDU adalah untuk meningkatkan

kedisiplinan di SMA Negeri 2 Ngawi.

Dalam kaitannya tujuan adanya Sistem Kredit Poin oleh SDU (Smada

Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi Bapak Ricardous selaku guru

Pembina SDU menyatakan bahwa, “Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa

di SMA Negeri 2 Ngawi, Sistem kredit poin digunakan untuk menjumlah poin

pelanggaran yang dilakukan, rekapitulasi pelanggaran tersebut dilakukan SDU

sedangkan pembinaan dilakukan oleh BK dan dilaporkan kepada orang tua”.

(Wawancara: 5 Mei 2012)

Selanjutnya menurut Nanda Kharis Perdana selaku ketua SDU

menyatakan bahwa, “Untuk mengetahui dan mengukur pelanggaran siswa

sebagai laporan kepada orang tua sehingga diharapkan kedisiplinan siswa di

SMA Negeri 2 Ngawi dapat meningkat”. (Wawancara: 5 Mei 2012)

Sementara itu menurut Bambang Setyo selaku koordinator divisi razia

SDU mengemukakan bahwa, “Tujuan utamanya adalah meningkatkan

kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi, melalui laporan jumlah poin

Page 89: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

kepada orang tua diharapkan agar siswa jera dan tidak akan mengulanginya

lagi”. (Wawancara: 7 Mei 2012)

Berdasarkan pendapat para pengurus SDU (Smada Discipline Up

Holder) di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya Sistem Kredit

Poin oleh SDU adalah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri

Ngawi, Sistem Kredit Poin digunakan untuk melakukan pencatatan jumlah

pelanggaran siswa yang selanjutnya dilakukan rekapitulasi (contoh

rekapitulasi dapat dilihat pada lampiran 11) dan akan ada laporan kepada

orang tua sehingga para siswa diharapkan tidak melanggar peraturan sekolah

lagi.

Demikian juga dengan hasil kegiatan wawancara dengan siswa dalam

kaitannya dengan tujuan adanya sistem kredit poin oleh SDU (Smada

Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi kebanyakan menyatakan

bahwa tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di

SMA Negeri 2 Ngawi.

Benny Setiawan yang merupakan siswa kelas Xc menyatakan bahwa,

“Untuk mengetahui yang melanggar peraturan sekolah, sehingga selanjutnya

dapat diberikan sangsi yang akan membuat para siswa tidak mengulanginya

lagi”. (Wawancara: 10 Mei 2012). Demikian pula yang dikatakan oleh Haris

Hassan siswa kelas Xc “Agar siswa takut untuk melanggar tata tertib sekolah,

sehingga kedisiplinan para siswa dapat meningkat”.(Wawancara: 10 Mei

2012) .

Berkaitan dengan hal tersebut, Irsyad Taufan Saputra siswa kelas Xi

menyatakan bahwa, “Untuk memberikan sanksi tegas agar siswa takut untuk

melanggar peraturan sekolah”. (Wawancara: 10 Mei 2012). Kemudian

menurut Yunita Ratih siswa Kelas Xa mengatakan “Agar pelaku pelanggaran

jera dan tidak akan melakukan pelanggaran lagi”. (Wawancara: 10 Mei 2012)

Pendapat lain yang serupa dengan hal tersebut adalah hasil wawancara

dengan Sara Ayu Tifani siswa kelas Xe, Irfan Marzuki siswa kelas Xa, Galuh

Teya Sakti siswa kelas Xi dan juga Pregas siswa kelas Xg.

Page 90: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Sara Ayu Tifani mengatakan “Agar para siswa yang melanggar

peraturan jera dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama sehingga

kedisiplinan para siswa dapat ditegakkan”. (Wawancara: 10 Mei 2012). Irfan

Marzuki Menyatakan bahwa, “Agar membuat jera para pelaku pelanggaran

dan meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah” (Wawancara: 10 Mei 2012).

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Galuh Teya Sakti

mengemukakan “Agar para siswa selalu bersikap disiplin dan mematuhi

peraturan sekolah, serta membuat takut para pelaku pelanggaran”

(Wawancara: 8 Mei 2012). Sedangkan menurut Pregas mengatakan “Untuk

lebih menjaga kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi” (Wawancara: 8

Mei 2012).

Berdasarkan pendapat para siswa yang diWawancarai di atas maka

dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari Sistem Kredit Poin oleh SDU

(Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi adalah Untuk

membuat takut para siswa agar tidak melanggar peraturan sekolah dan

membuat jera para pelaku pelanggaran sehingga kedisiplinan siswa di SMA

Negeri 2 Ngawi dapat ditegakkan.

d. Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU

Pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU (Smada Discipline Up

Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi dilakukan berdasarkan program kerja yang

telah ditetapkan oleh para anggota SDU pada awal tahun pembelajaran

melalui proses rapat internal yang diikuti oleh para anggota SDU. Adapun

dalam program kerja tersebut berisi tentang beberapa hal antara lain adalah,

struktur organisasi SDU, Nama divisi serta tugasnya, serta agenda program

kerja yang dilakukan oleh masing-masing divisi.

Pelasanaan sstem kredit poin oleh SDU (Smada Discipline Up Holder)

di SMA Negeri 2 Ngawi dilakukan melalui beberapa program kerja yang

dimiliki oleh masing-masing divisi yang ada di dalam SDU. Terutama adalah

yang dilakukan oleh divisi kedisiplinan melalui program kerjanya yaitu jaga

Page 91: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

gerbang setiap pagi hari sebelum masuk sekolah antara jam 06.00 sampai

dengan jam 07.00.

Bapak Ricardous Haryanto selaku guru Pembina SDU mengemukakan

pendapatnya sebagai berikut:

Pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU dilakukan melalui razia

sebelum masuk sekolah yaitu antara jam 06.00 sampai dengan jam

07.00 yang dilakukan setiap hari kecuali pada saat ada ulangan tengah

semester atau ulangan semester. Selain itu juga pemeriksaan

kelengkapan seragam pada hari senin sebelum upacara bendera

dimulai dan juga razia kelas yang dilakukan setiap satu bulan sekali

untuk melakukan pengecekan terhadap barang-barang yang dibawa

siswa ke sekolah”. (Wawancara: 5 Mei 2012).

Sedangkan menurut Nanda Kharis Perdana siswa kelas XI IPA 4

selaku ketua SDU menyatakan sebagai berikut:

Pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU antara lain dilakukan melalui

operasi jaga gerbang yang dilakukan setiap pagi hari kecuali pada saat

ada ulangan semester atau juga mid semester yang dilakukan pada jam

06.00-07.00, razia kelas yang dilakukan minimal dua kali sebulan dan

maksimal empat kali sebulan, dan pada saat upacara jaga di belakang

untuk memeriksa perlengkapan siswa. (Wawancara: 5 Mei 2012).

Menurut Bambang Setyo selaku koordinator divisi razia SDU

mengemukakan bahwa, “Jaga gerbang setiap pagi hari sebelum masuk,

operasi razia kelas setiap bulan antara dua sampai empat kali, memeriksa

kelengkapan siswa pada saat upacara”. (Wawancara: & Mei 2012).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU dilakukan setiap pagi hari sebelum

masuk sekolah pada jam 06.00 sampai jam 07.00 kecuali pada saat ulangan

mid semester dan juga ulangan semester yaitu melalui program jaga gerbang,

operasi kelas yang dilakukan setiap bulan yang dilakukan antara dua kali

sampai dengan empat kali sebulan, serta operasi kelengkapan seragam siswa

pada saat upacara bendera.

Page 92: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Demikian pula dengan hasil wawancara dengan siswa berkaitan

dengan pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU (Smada Discipline Up

Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi, menurut Galuh Teya Sakti siswa kelas Xi

mengatakan “Razia jaga gerbang setiap pagi jam 06.00 sampai jam masuk

sekolah, Razia kelas”, selain itu juga menyatakan “Pelaksanaanya pada awal

semester jarang, namun pada pertengahan sampai sekarang

sering”.(Wawancara: 8 Mei 2012). Sedangkan menurut Beny Setiawan siswa

kelas Xc menyatakan “Razia jaga gerbang pada saat jam 06.00 sampai dengan

bel masuk pagi kecuali kalau ada ulangan, Razia kelas, memeriksa atribut dan

seragam siswa pada saat upacara”. Selain itu juga mengatakan “Pelaksanaanya

sudah rutin dilakukan terutama jaga gerbang pada saat pagi hari” (Wawancara:

10 Mei 2012).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan pelaksanaan

sistem kredit poin (Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri 2 Ngawi

dilakukan melalui beberapa program kerja diantaranya adalah jaga gerbang

setiap pagi hari dari jam 06.00 sampai jam masuk sekolah, razia kelas untuk

memeriksa barang bawaan para siswa dan juga memeriksa kelengkapan

seragam siswa pada saat upacara senin hari, pelaksanaanya sendiri sudah rutin

terutama pada pertengahan semester sampai saat ini.

Berdasarkan analisis dokumen yang didapat oleh peneliti berupa buku

progam kerja SDU, terdapat tugas-tugas dari masing-masing divisi serta

program kerja selama setahun, yaitu sebagai berikut:

a) Divisi Razia

1. Nama Kegiatan : Razia Hari Senin

Penanggung Jawab : Nanda Kharis P

Waktu : Setiap Hari Senin

Tempat : SMA N 2 NGAWI

Anggaran : Kas SDU

2. Nama Kegiatan : Razia Kelas

Penanggung Jawab : Bambang Dwi W

Page 93: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Waktu : Setiap Bulan

Tempat : SMA N 2 NGAWI

Anggaran : Kas SDU

3. Nama Kegiatan : Rekapitulasi

Penanggung Jawab : Putri S

Waktu : Setiap Minggu

Tempat : Basecamp SDU

Anggaran : Kas SDU

4. Nama Kegiatan : Simulasi Razia

Penanggung Jawab : Rendy Khoirul I

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : SMA 2 NGAWI

Anggaran : Kas SDU

5. Nama Kegiatan : Evaluasi Razia

Penanggung Jawab : Ardy Prabowo

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : SMA 2 NGAWI

Anggaran : Kas SDU

b) Divisi Personalia

1. Nama Kegiatan : Evaluasi Akhir Semester

Penanggung Jawab : Nova Mega M

Waktu : Setiap Akhir Semester

Tempat : SMA N 2 NGAWI

Anggaran : Iuran Peserta dan Kas Kesiswaan

2. Nama Kegiatan : Penerimaan Anggota Baru

Penanggung Jawab : Irvan Taufiq P.P

Waktu : Juli 2012

Tempat : SMA N 2 NGAWI

Anggaran : Iuran Peserta dan Kas Kesiswaan

3. Nama Kegiatan : Malam Keakraban dan Materi

Page 94: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Penanggung Jawab : Andri

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : Menyesuaikan

Anggaran : Kas SDU

4. Nama Kegiatan : Pelantikan Anggota Baru

Penanggung Jawab : Sukma Fajar

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : SMA N 2 NGAWI

Anggaran : Iuran Peserta dan Kas SDU

5. Nama Kegiatan : Pendidikan dan Pelatihan Anggota

Penanggung Jawab : Luthfi Awwalia

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : Menyesuaikan

Anggaran : Kas SDU dan Iuran Peserta

6. Nama Kegiatan : Re-Organisasi

Penanggung Jawab : Muhammida F.S

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : SMA 2 NGAWI

Anggaran : Kas SDU dan Iuran Peserta

c) Divisi Kedisiplinan

1. Nama Kegiatan : Piket Jaga Gerbang

Penanggung Jawab : Winsdy A.P

Waktu : Setiap Hari ( Kecuali Hari Libur )

Tempat : SMA N 2 NGAWI

Anggaran : Kas SDU

2. Nama Kegiatan : Evaluasi Kedisiplinan anggota

Penanggung Jawab : Afrizal Novan F

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : SMA 2 NGAWI

Anggaran : Kas SDU

Page 95: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

3. Nama Kegiatan : Materi Tata tertib

Penanggung Jawab : Arlita Dian P.

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : SMA 2 NGAWI

Anggaran : Kas SDU

d) Divisi Sarana & Prasarana

1. Nama Kegiatan : SDU Cleaning Day

Penanggung Jawab : Nenti Diah K.P

Waktu : Setiap Hari Sabtu

Tempat : Basecamp SDU

Anggaran : Menyesuaikan

2. Nama Kegiatan : Pengadaan Rompi

Penanggung Jawab : M. Rivaldi

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : Menyesuaikan

Anggaran : Iuran Peserta

3. Nama Kegiatan : Renovasi Basecamp

Penanggung Jawab : Erlangga G

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : Basecamp SDU

Anggaran : Iuran Anggota kas SDU

Sumber: Buku Program Kerja SDU

Buku progam kerja SDU dapat dilihat pada lampiran 5

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen terhadap buku

program kerja SDU maka dapat disimpulkan bahwa SDU terdiri dari empat

divisi, yaitu divisi razia, divisi personalia, divisi kedisiplinan dan divisi sarana

dan prasarana. Masing-masing divisi mempunyai tugas berbeda-beda sesuai

dengan yang diatur dalam rapat SDU yang keputusan dari rapat tersebut

kemudian dituangkan ke dalam buku program kerja SDU yang berlaku selama

satu tahun masa jabatan para pengurus SDU. Kegiatan SDU bukan hanya

Page 96: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

sebatas menegakkan disiplin saja tetapi juga memberikan pengenalan dan juga

penjelasan kepada para siswa baru pada saat masa orientasi siswa terhadap

lingkungan di SMA Negeri 2 Ngawi kaitannya dengan pengenalan materi tata

tertib dan juga tempat atau gedung yang ada di SMA Negeri 2 Ngawi, Selain

itu juga menjadi panitia dalam kegiatan pondok ramadhan.

2. Dampak dari implementasi Sistem Kredit Point oleh SDU

(Smada Discipline Up Holder) bagi kedisiplinan siswa SMA Negeri 2

Ngawi

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, yaitu

pendidikan tidak hanya membentuk insan siswa yang cerdas, namun juga

berkepribadian dan berkarakter sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa

yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur

bangsa serta agama. Untuk mewujudkan hal tersebut maka siswa sebagai

penerus bangsa harus berperilaku baik dan berdasarkan pada nilai-nilai

kebangsaan.

Disiplin merupakan suatu tindakan mentaati semua peraturan atau tata

tertib yang telah dibuat dan berlaku di dalam suatu organisasi, baik itu

peraturan secara tertulis maupun peraturan yang tidak tertulis. Perilaku

disiplin yang diharapkan adalah perilaku yang taat dan patuh dari seseorang

terhadap peraturan yang berlaku yang tumbuh atas dasar kesadaran dari dalam

diri sendiri dan bukan karena adanya unsur-unsur paksaan dari berbagai pihak.

Disiplin juga merupakan cara belajar sukarela yang tercipta melalui perilaku

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban seseorang, sehingga

apabila siswa telah memiliki sikap disiplin sejak awal maka siswa akan

beranggapan bahwa belajar bukan hanya untuk mencari kecerdasan intelektual

saja melainkan juga untuk membentuk kepribadian siswa kaitannya dengan

sikap disiplin.

Setiap sekolah pasti ingin memiliki dan menghasilkan siswa yang

cerdas, berkepribadian baik dan memiliki sikap disiplin. Begitu juga dengan

Page 97: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

SMA Negeri 2 Ngawi yang merupakan rintisan sekolah bertaraf internasional,

bukan berarti segala sesuatu yang diberikan kepada siswanya harus serba

internasional tetapi juga harus sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa, ini

dapat dilihat dari motto SMA Negeri 2 Ngawi yaitu “Think globally act

locally”. Sehingga dengan begitu siswa diharapkan mempunyai kompetensi

internasional dan berkepribadiaan sesuai dengan karakter bangsa, salah

satunya adalah bersikap disiplin.

Melihat kondisi siswa yang semakin menipis sikap disiplinnya, pihak

sekolah merasa prihatin dan berkeinginan untuk meningkatkan sikap disiplin

siswa di sekolah. Adapun strategi yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam

meningkatkan sikap disiplin siswa di sekolah adalah dengan pelaksanaan

sistem kredit poin yang dilakukan oleh SDU (Smada Discipline Up Holder).

a. Pengaruh Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU

Dalam upaya untuk meningkatkan sikap disiplin siswa, SDU sesuai

dengan program kerjanya melakukan razia terhadap para siswa berkaitan

dengan kelengkapan seragam setiap pagi hari sebelum jam belajar mengajar

dimulai. Hal ini diharapkan mampu memberikan suatu tekanan agar siswa

bersikap disiplin dan mematuhi semua tata tertib sekolah, sehingga

selanjutnya setelah terbiasa diharapkan siswa dapat bersikap disiplin dengan

sendirinya tanpa paksaan.

Berikut ini merupakan hasil wawancara pengaruh pelaksanaan sistem

kredit poin oleh SDU terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi

dengan bapak Ricardous Haryanto yang menyatakan bahwa :

Adapun pengaruh pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU terhadap

peningkatan kedisiplinan siswa SMA Negeri 2 Ngawi pengaruhnya

kepada siswa adalah dengan adanya rekapitulasi jumlah poin

pelanggaran oleh siswa yang dilakukan oleh SDU, apabila jumlah poin

itu pada jumlah tertentu maka orang tua siswa akan dipanggil ke

sekolah, sehingga siswa menjadi takut dan bersikap disiplin. Selain itu

apabila siswa masih tetap melanggar peraturan sekolah maka akan

dilakukan hukuman skorsing terhadap siswa sehingga membuat efek

Page 98: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

jera kepada siswa untuk tidak melanggar peraturan sekolah. Dengan

hal tersebut dapat dikatakan kedisiplinan siswa di SMA Negeri

meningkat setelah adanya SDU. (Wawancara : 5 Mei 2012)

Sementara itu Nanda Kharis Perdana selaku ketua SDU menyatakan

bahwa:

Pengaruh pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU terhadap

kedisiplinan siswa cukup besar. Dengan adanya sistem kredit poin

siswa menjadi takut untuk melanggar peraturan sekolah, sehingga

cenderung bersikap disiplin selama berada di sekolah. Ini dikarenakan

adanya rekapitulasi yang dilakukan SDU terhadap jumlah pelanggaran

siswa sehingga siswa takut apabila orang tuanya dipanggil ke sekolah.

(Wawancara : 5 Mei 2012).

Sedangkan Bambang Setyo menyatakan bahwa “Selama dilaksanakan

sistem kredit poin oleh SDU, semakin jarang siswa yang melanggar peraturan

sekolah, meskipun masih ada siswa yang melanggar”. (Wawancara: 7 Mei

2012). Berkaitan dengan keyakinan bahwa dengan adanya pelaksanaan sistem

kredit poin oleh SDU di SMA Negeri 2 Ngawi dapat meningkatkan sikap

disiplin pada siswa. Bapak Ricardous Haryanto menyatakan bahwa “Saya

yakin, dengan hal tersebut dapat mengurangi pelanggaran siswa sehingga

siswa terbiasa bersikap disiplin di sekolah”. (Wawancara: 5 Mei 2012).

Demikian pula menurut Nanda Kharis Perdana menyatakan bahwa “Cukup

yakin, karena dengan sistem kredit poin siswa takut dan harus mendisiplinkan

dirinya sendiri”. (Wawancara: 5 Mei 2012).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah

mempunyai keyakinan bahwa dengan pelaksanaan sistem kredit poin oleh

SDU dapat meningkatkan sikap disiplin siswa SMA Negeri 2 Ngawi, karena

siswa menjadi takut untuk melanggar peraturan sekolah, hal ini berkaitan

dengan rekapitulasi jumlah poin pelanggaran yang dilakukan oleh SDU yang

apabila mencapai batas tertentu akan dilakukan panggilan orang tua siswa ke

sekolah dan terancam hukuman skorsing dari sekolah.

Page 99: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Sementara itu hasil wawancara dengan siswa tentang pengaruh

pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU terhadap peningkatan kedisiplinan

siswa di SMA Negeri 2 Ngawi dengan kebanyakan siswa menjawab

kedisiplinan siswa menjadi cukup baik, namun tetap saja masih ada siswa-

siswi SMA Negeri 2 Ngawi yang melanggar peraturan sekolah dan bahkan

masih banyak yang mengulanginya.

Haris Hassan menyatakan bahwa “Siswa menjadi takut dan lebih

disiplin, namun tetap ada siswa yang melanggar peraturan sekolah”.

(Wawancara: 10 Mei 2012). Demikian pula yang dikemukakan oleh Sarah

Ayu Tifani menyatakan bahwa “Ada pengaruh, apabila siswa melanggar maka

dia akan mendapat banyak poin, sehingga di rapornya akan ada catatan untuk

orang tua, namun meskipun demikian masih tetap saja ada siswa yang

melanggar peraturan sekolah”. (Wawancara: 10 Mei 2012).

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Galuh Teya Sakti yang

menyatakan bahwa “Ada pengaruh, namun tetap saja tidak bisa mencegah

langkah anak-anak SMA Negeri 2 Ngawi untuk melanggar peraturan sekolah

dan mengulanginya”. (Wawancara: 8 Mei 2012). Sedangkan menurut Irfan

Marzuki menyatakan bahwa “Sebagian dari siswa-siswi masih saja melakukan

pelanggaran meskipun sudah ada SDU”. (Wawancara: 10 Mei 2012). Beny

Setiawan menyatakan bahwa “Meskipun sudah ada sistem kredit poin yang

dilakukan oleh SDU tetap saja masih melakukan pelanggaran terhadap tata

tertib yang ada di sekolah, misalnya saja adalah tidak membawa pin, memakai

seragam yang tidak sesuai”. (Wawancara: 10 Mei 2012).

Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Yunita Ratih yang

menyatakan “Sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa, karena siswa-

siswi di SMA Negeri 2 Ngawi dapat menjaga kedisiplinanya dengan adanya

sistem kredit poin oleh SDU”. (Wawancara: 10 Mei 2012). Hal yang hampir

sama juga dikemukakan oleh Pregas yang menyatakan bahwa “Sangat

berpengaruh, karena mau tidak mau siswa harus bersikap disiplin agar tidak

dikeluarkan dan selama ini menurut saya kedisiplinan di SMA Negeri 2

Page 100: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Ngawi sudah cukup baik meskipun masih ada sebagian kecil siswa yang

melanggar peraturan sekolah”. (Wawancara: 8 Mei 2012).

Dengan demikian dari hasil wawancara dengan siswa tentang pengaruh

pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU adalah cukup berpengaruh, namun

masih tetap saja ada siswa SMA Negeri 2 Ngawi yang melanggar peraturan

sekolah dan mengulanginya lagi. Namun ada juga sebagian siswa yang

menyatakan bahwa pengaruh adanya pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU

berpengaruh besar terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri Ngawi karena

semakin jarang siswa yang melakukan pelanggaran.

Sementara itu dari observasi yang dilakukan di SMA Negeri 2 Ngawi

dengan mengamati pelaksanaan razia di gerbang sekolah pada pagi hari

sebelum jam belajar mengajar, masih ditemukan siswa SMA Negeri 2 Ngawi

yang melanggar peraturan sekolah, meskipun siswa yang melanggar sedikit.

Sebanyak empat siswa tidak membawa pin dan dua orang siswa tidak

memakai dasi serta sepatu sesuai dengan ketentuan sekolah. (observasi: 15

Mei 2012). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan di SMA

Negeri Ngawi sudah cukup baik meskipun ada sebagian kecil siswa yang

melanggar peraturan sekolah.

Foto kegiatan SDU dapat dilihat pada lampiran 6

Berdasarkan wawancara dengan siswa ada beberapa hal yang membuat

siswa yakin bahwa dengan adanya pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU

terhadap kedisiplinan di SMA Negeri 2 Ngawi. Galuh Teya Sakti menyatakan

bahwa “Saya yakin bisa, selama sanksinya bersifat tegas, karena dari

penglihatan saya hanya siswa-siswa yang itu-itu saja yang melanggar dan

mengulanginya lagi”. (Wawancara: 8 Mei 2012). Demikian pula demgan

Yunita ratih menyatakan bahwa “Saya yakin, karena dengan adanya sanksi

yang tegas siswa akan takut untuk melanggar peraturan sekolah dan dengan

sendirinya nanti pasti siswa akan bersikap disiplin karena sudah terbiasa dan

ditanamkan sejak masuk menjadi siswa di SMA Negeri 2 Ngawi”.

(Wawancara: 10 Mei 2012).

Page 101: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Sementara itu menurut Irfan Marzuki menyatakan bahwa:

Saya yakin, memang pertama pada saat dilakukan pelaksanaan sistem

kredit poin oleh SDU saya merasa dipaksa untuk selalu bersikap

disiplin dan mematuhi peraturan sekolah, namun setelah lama

kelamaan saya menjadi terbiasa untuk disiplin dan selalu mematuhi

peraturan sekolah dan merasa disiplin itu wajib dan sekarang tanpa

paksaan pun saya akan tetap bersikap disiplin dan selalu mematuhi

peraturan sekolah karena itu merupakan salah satu kewajiban saya

sebagai siswa selain kewajiban untuk belajar. (Wawancara: 10 Mei

2012).

Demikian pula dengan wawancara yang dilakukan dengan Beny

Setiawan yang menyatakan “Saya yakin, selama sanksi dilakukan secara tegas

maka siswa akan merasa takut untuk melanggar peraturan sekolah dan selalu

bersikap disiplin selama di sekolah”. (Wawancara: 10 Mei 2012). Sementara

itu Haris Hassan menyatakan bahwa “saya yakin, namun untuk beberapa

siswa yang selalu melakukan pelanggaran dan mengulanginya lagi saya tidak

terlalu yakin”. (Wawancara: 10 Mei 2012).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa siswa yakin bahwa

dengan pelaksanaan sistem kredit poin yang dilakukan oleh SDU di SMA

Negeri 2 Ngawi dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah selama

ditegakkan dengan tegas sehingga para siswa takut apabila melanggar

peraturan sekolah dan bersikap tidak disiplin, namun ada sebagian siswa yang

menyatakan tidak yakin karena mereka masih melihat siswa yang melanggar

peraturan sekolah dan mengulanginya lagi meskipun jumlahnya tidak banyak

dan hanya sebagian kecil saja.

b. Wujud Sikap Disiplin Siswa SMA Negeri 2 Ngawi

Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input,

proses dan output. Input merupakan peserta didik yang melaksanakan aktivitas

belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output

merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses

Page 102: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi serta memiliki kepribadian

atau watak yang baik.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, SMA Negeri 2 Ngawi

merupakan lembaga pendidikan yang memiliki input bagus sejak awal. Hal ini

dikarenakan SMA Negeri 2 Ngawi adalah sekolah negeri favorit yang

menerapkan ujian masuk yang sangat ketat. Sehingga semua siswa yang

terpilih menjadi peserta didik di SMA Negeri 2 Ngawi merupakan siswa yang

memiliki kemampuan lebih dikarenakan merupakan siswa dari hasil seleksi

yang sangat ketat dan selektif.

Dengan bermodalkan input yang dari awal sudah berkompeten,

setidaknya SMA Negeri 2 Ngawi telah memiliki modal awal yang dapat

dijadikan dasar untuk menjadikan siswa yang sudah berkompeten tersebut

menjadi lebih berkompeten dan berkemampuan yang mumpuni di bidang

akademik maupun bidang non akademik. Untuk itu diperlukan proses

pengajaran yang berkualitas dan sesuai dengan tahapan perkembangan peserta

didik.

Dalam proses pengajaran, SMA Negeri 2 Ngawi tidak sepenuhnya

hanya untuk bertujuan prestasi akademik saja tetapi juga non akademik. Hal

ini dapat dilihat dari banyaknya variasi ekstrakurikuler yang ada di SMA

Negeri 2 Ngawi, sehingga siswa memiliki kebebasan memilih sesuai dengan

minat serta bakat yang mereka miliki. Ekstrakurikuler tersebut antara lain:

Pramuka, PMR, PASKIBRAKA, Mayapada, karawitan, pencak silat, futsal

dan lain lain.

SMA Negeri 2 Ngawi dalam proses pengajarannya juga berupaya

menanamkan karakter kebangsaan dalam diri siswanya. Salah satunya adalah

sikap disiplin dimana di SMA Negeri 2 Ngawi masalah kedisiplinan siswa

dilakukan pengawasan oleh SDU melalui program kerja yang akan

dilaksanakan selama satu tahun diantaranya yang rutin adalah razia jaga

gerbang pada pagi hari, razia kelas setiap bulan serta razia pada saat upacara

Page 103: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

bendera. Ini merupakan salah satu wujud penanaman sikap disiplin sejak dini

di SMA Negeri 2 Ngawi.

Proses peningkatan sifat disiplin di SMA Negeri 2 Ngawi tersebut

telah berjalan secara sistematis dan terus menerus. Sehingga yang perlu

dilakukan adalah melihat output dari proses penanaman sifat disiplin tersebut.

Wujud dari output tentu saja adalah sikap disiplin yang telah dilakukan oleh

siswa sehari-hari di lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus SDU di dapatkan

beberapa wujud sikap disiplin siswa yang merupakan output dari proses

penanaman sikap disiplin terutama dengan adanya pelaksanaan sistem kredit

poin oleh SDU.

Berkaitan dengan wujud sikap disiplin siswa bapak Ricardous

Haryanto menyatakan bahwa:

Wujudnya secara sederhana adalah melengkapi atribut dan seragam

sekolah, tidak terlambat datang ke sekolah, mengikuti pelajaran di

kelas, tidak berbuat gaduh pada saat jam pelajaran, tidak membolos,

selalu mengikuti upacara bendera, tidak membawa barang-barang yang

tidak perlu ke sekolah, tidak mencoret-coret bangku dan tembok,

menjaga kebersihan di sekolah, dan juga mematuhi semua tata tertib

dan peraturan sekolah. (Wawancara: 5 Mei 2012).

Sementara itu menurut Nanda Kharis Perdana menyatakan bahwa:

Wujudnya antara lain adalah seragam serta atribut siswa sudah

lengkap, sudah jarang yang terlambat, menjaga kebersihan di

lingkungan sekolah, tidak membolos, tidak memalsukan surat dan

tanda tangan orang tua, tidak membawa barang yang tidak diperlukan

ke sekolah, mengikuti ekstrakurikuler wajib serta mematuhi tata tertib

serta peraturan yang ada di sekolah. (Wawancara: 5 Mei 2012).

Wujud sikap lain yang memperlihatkan bahwa siswa SMA Negeri 2

Ngawi telah memiliki sikap disiplin menurut Bambang Dwi “Datang tidak

terlambat ke sekolah karena jam masuk di SMA Negeri 2 Ngawi adalah pukul

06.45, sehingga siswa dituntut lebih pagi datang ke sekolah, sudah jarang

Page 104: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

siswa yang melakukan pelanggaran meskipun ada jumlahnya sedikit”

(Wawancara: 7 Mei 2012).

Berdasarkan pendapat pengurus SDU tersebut dapat disimpulkan

bahwa wujud sikap disiplin siswa di SMA Negeri 2 Ngawi antara lain

melengkapi atribut dan seragam sekolah, tidak terlambat datang ke sekolah,

mengikuti pelajaran di kelas, tidak berbuat gaduh pada saat jam pelajaran,

tidak membolos, selalu mengikuti upacara bendera, tidak membawa barang-

barang yang tidak perlu ke sekolah, tidak mencoret-coret bangku dan tembok,

menjaga kebersihan di sekolah, dan juga mematuhi semua tata tertib dan

peraturan sekolah, tidak memalsukan surat dan tanda tangan orang tua.

Sementara itu hasil wawancara dengan siswa tentang wujud sikap

disiplin siswa di SMA Negeri 2 Ngawi tidak jauh berbeda dengan hasil

wawancara dengan para pengurus SDU diatas.

Berkaitan dengan wujud sikap disiplin siswa di SMA Negeri 2 Ngawi,

menurut Haris Hassan “Saya tidak pernah datang terlambat ke sekolah, saya

selalu mengikuti upacara bendera, selalu menjaga kebersihan dengan tidak

mencoret-coret bangku dan tembok, tidak pernah membolos dan masih banyak

yang lain lagi”. (Wawancara: 10 Mei 2012). Selanjutnya mengenai

pelanggaran yang pernah dilakukan dan alasan melanggarnya Harris Hasan

menyatakan “Saya juga pernah melakukan pelanggaran yaitu tidak memakai

pin dan memakai kaos kaki pendek, alasanya adalah karena ingin mencari

sensasi dan di Kopsis tidak ada pin”. (Wawancara: 10 Mei 2012).

Sementara itu hal yang hampir sama juga dikemukakan oleh Irsyad

Taufan Saputra menyatakan bahwa:

Saya tidak pernah terlambat datang ke sekolah, selalu melengkapi

atribut dan seragam sekolah, mengikuti pelajaran di kelas, tidak

berbuat gaduh pada saat jam pelajaran, tidak membolos, saya selalu

mengikuti upacara bendera kecuali pada saat sakit, saya juga tidak

membawa barang-barang yang tidak perlu ke sekolah, tidak mencoret-

coret bangku dan tembok, menjaga kebersihan di sekolah, dan saya

juga selalu mematuhi semua tata tertib dan peraturan sekolah.

(Wawancara: 10 Mei 2012).

Page 105: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Sementara itu berkaitan dengan pelanggaran yang pernah dilakukan

dan alasannya Irsyad Taufan Saputra menyatakan

Saya hampir tidak pernah melanggar peraturan sekolah, mungkin

pelanggaran yang saya lakukan adalah sesekali meninggalkan kelas

pada saat jam kosong lalu ke kantin, alasannya adalah karena lapar dari

rumah belum sarapan karena rumah saya jauh sehingga terburu-buru,

mengingat jam masuk sekolah di SMADA adalah jam 06.45.

(Wawancara: 10 Mei 2012).

Sara Ayu Tiffani menyatakan bahwa “Selama pergi ke sekolah saya

selalu memakai seragam sesuai dengan ketentuan, saya juga tidak pernah

membawa barang-barang yang dilarang sesuai dengan yang terdapat dalam

tata tertib sekolah” (Wawancara: 10 Mei 2012). Sementara itu mengenai

pelanggaran yang pernah dilakukan di sekolah Sara Ayu Tiffani menyatakan

“Selama ini saya tidak pernah melakukan pelanggaran, bisa dilihat di buku

poin, namun saya kadang-kadang melihat beberapa pelanggaran yang

dilakukan oleh siswa lain, diantaranya adalah tidak membawa pin, memakai

sepatu tidak sesuai dengan ketentuan”. (Wawancara: 10 Mei 2012).

Sementara itu dari hasil observasi yang dilakukan oleh peniliti dengan

mengamati jalannya razia di gerbang sekolah pada saat pagi hari sebelum

masuk sekolah yang dilakukan oleh SDU dengan jumlah personil 8 orang dan

dilakukan antara jam 06.00 sampai dengan jam 07.00 peneliti masih melihat

beberapa pelanggaran, masih ada siswa yang melakukan pelanggaran, pada

observasi pertama yang dilakukan pada tanggal 15 Mei 2012 terdapat satu

orang siswa kelas Xh yang tidak memakai pin dan juga dua orang siswa kelas

XI IPS 1 yang datang terlambat ke sekolah. Selanjutnya pada observasi yang

kedua yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2012 tidak ditemukan pelanggaran

sama sekali. Sementara itu pada observasi ketiga yang dilakukan pada tanggal

17 Mei terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh dua orang siswa masing-

masing kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 yang tidak memakai pin dan juga siswa

kelas XI IPS 2 yang memakai kaos kaki pendek. Namun demikian bisa

dikatakan bahwa sikap disiplin siswa di SMA Negeri 2 Ngawi sudah cukup

Page 106: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

baik, hal ini karena hanya sebagian kecil siswa saja yang melakukan

pelanggaran, dan peneliti juga dapat melihat wujud sikap disiplin siswa antara

lain adalah memakai seragam sesuai dengan ketentuan dan juga tidak ada yang

terlambat datang ke sekolah. Lampiran lembar observasi dapat dilihat pada

lampiran 7

Sementara itu berdasarkan hasil observasi pada tanggal 21 Mei 2012

saat sebelum upacara bendera dengan memeriksa seragam yang dipakai oleh

siswa yang dilakukan oleh sepuluh personil SDU tidak ada siswa yang

memakai seragam tidak sesuai dengan ketentuan dan semua siswa memakai

atribut yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan di sekolah.

Sedangkan berdasarkan pengamatan hasil observasi pada tanggal 23

terhadap razia kelas yang dilakukan oleh SDU masih ditemukan siswa yang

melanggar peraturan sekolah, antara lain pelanggaran tersebut adalah

sebanyak dua orang siswa kelas XI IPS 1 membawa barang yang tidak

diperlukan yaitu bedak dan alat-alat kosmetik, selain itu juga ditemukan siswa

yang membawa charger handphone yaitu siswa kelas Xg, sementara itu

pelanggaran yang ditemukan pada kelas XI IPA 2 ada dua orang siswa yang

memakai sepatu tidak sesuai dengan peraturan sekolah dan yang terakhir

adalah pelanggaran yang dilakukan siswa kelas XI IPS 3 dimana terdapat satu

orang siswa yang tidak memakai pin dan satu orang siswa yang tidak memakai

dasi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu

observasi terhadap razia di depan gerbang, razia kelas, dan razia sebelum

upacara bendera maka dapat diambil kesimpulan bahwa masih ada siswa yang

melanggar peraturan sekolah, meskipun hanya sebagian kecil saja yang

melakukan pelanggaran tersebut. Jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa

berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut: 1) Tidak memakai

seragam sesuai dengan ketentuan sekolah, 2) Tidak memakai atribut sekolah

lengkap, 3) Membawa barang yang tidak diperlukan (contohnya: kosmetik,

charger handphone).

Page 107: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Sementara itu dari hasil analisis dokumen yang berupa buku

pelanggaran siswa, terdapat siswa SMA Negeri 2 Ngawi pada tanggal 12 April

2012 sampai dengan tanggal 8 Mei 2012 masih ada siswa yang melakukan

pelanggaran, antara lain adalah tidak memakai seragam sesuai dengan

ketentuan dan terlambat. Diantaranya pada tanggal 13 April 2012 terdapat

sembilan orang siswa yang terlambat datang ke sekolah. Sementara itu pada

tanggal 14 April 2012 terdapat 10 siswa. Pada tanggal 24 April 2012 terdapat

10 siswa yang terlambat datang ke sekolah. Sedangkan pada tanggal 26 April

2012 terdapat enam orang siswa yang terlambat datang ke sekolah. Dari

analisis dokumen dapat dilihat bahwa pada tanggal 13, 15-23,25 April 2012

tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.

Selain ditemukan siswa yang melakukan pelanggaran sekolah juga

ditemukan siswa yang dispensasi karena ada keperluan. Diantaranya adalah

karena sakit, latihan ekstrakurikuler tari, persiapan perlombaan PSHT

SMADA CUP, dan rapat koordinasi. Buku pelanggaran siswa dapat dilihat

pada lampiran 8.

Berdasarkan hasil analisis dokumen terhadap buku pelanggaran siswa

SMA Negeri 2 Ngawi maka dapat disimpulkan bahwa pelanggaran yang

paling banyak dilakukan oleh siswa adalah terlambat datang ke sekolah, selain

itu terdapat juga siswa yang meminta dispensasi karena alasan sakit, persiapan

lomba dan rapat koordinasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus SDU mengenai alasan

serta latar belakang yang membuat siswa masih melakukan pelanggaran

meskipun sudah ada SDU, bapak Ricardous Haryanto menyatakan bahwa:

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi antara lain

adalah karena rumah siswa yang jauh, karena siswa di SMA Negeri 2

Ngawi berasal dari seluruh kecamatan di Ngawi tidak hanya dari

Ngawi kota saja, selain itu juga transportasi yang sulit serta kebiasaan

dari siswa yang bangun siang itu untuk alasan mengenai pelanggaran

terlambat, sedangkan alasan untuk pelanggaran siswa yang tidak

memakai atribut sekolah adalah karena pin yang hilang, ini juga

apabila pin hilang di Kopsis tidak menyediakan dan harus pesan

Page 108: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

dahulu baru seminggu ada. Namun sekarang Kopsis sudah

menyediakan pin sehingga tidak ada alasan lagi apabila siswa

membawa pin. (Wawancara: 5 Mei 2012)

Sementara itu menurut Nanda Kharis Perdana menyatakan bahwa:

Pelanggaran yang paling banyak ditemui terhadap siswa itu adalah

terlambat dan tidak memakai pin, alasan siswa terlambat adalah

bangun kesiangan, ban bocor, sulit mencari bis karena selalu penuh,

letak geografis rumah siswa yang jauh dan juga karena ada operasi

polisi. Sedangkan alasan mengenai tidak memakai pin adalah hilang

dan pihak sekolah tidak menyediakanya di Kopsis. (Wawancara: 5 Mei

2012)

Berdasarkan hasil wawancara mengenai alasan yang melatar belakangi

siswa masih melakukan pelanggaran walaupun sudah ada SDU maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Terlambat, alasannya adalah rumah siswa yang jauh, ban bocor,

operasi polisi, sulit mencari transportasi ke sekolah, bangun kesiangan.

2) Tidak memakai atribut sekolah (pin), alasannya adalah karena pin

hilang dan pihak sekolah tidak menyediakannya di Kopsis, namun

sekarang di Kopsis sudah menjual pin apabila pin siswa benar-benar

hilang.

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara mengenai alasan yang

melatar belakangi mereka masih melanggar peraturan sekolah meskipun sudah

ada SDU, Harris Hassan menyatakan “Karena ingin mencari sensasi sehingga

terlihat keren apabila dilihat teman-teman dan karena di Kopsis tidak

menyediakan pin”. (Wawancara: 10 Mei 2012).

Hal yang hampir sama juga dikemukakan oleh Yunita Ratih yang

menyatakan “Karena tidak ada yang menjual pin, di KOPSIS kalau ingin

membeli pin harus pesan dahulu baru seminggu ada pinnya”. (Wawancara: 10

Mei 2012). Sedangkan menurut Beny Setiawan menyatakan “Karena rumah

saya jauh, kadang-kadang untuk mendapatkan bus itu susah dan sering penuh

Page 109: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

dulu sebelum sampai tempat saya terutama hari senin karena yang kos

kembali” (Wawancara:10 Mei 2012)

Kemudian menurut Irsyad Taufan Saputra menyatakan bahwa:

Kebanyakan siswa yang datang terlambat, termasuk saya dikarenakan

jarak rumah saya dengan sekolah cukup jauh, rumah saya ke sekolah

itu kira-kira sekitar 26km belum lagi ditambah jam masuk sekolah di

SMADA adalah jam 06.45, terlalu pagi buat yang rumahnya seperti

saya, jadi karena itulah alasan saya terlambat. (Wawancara: 10 Mei

2012).

Sementara itu pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Galuh Teya

Sakti yang menyatakan “Karena di sekolah tidak ada yang jualan pin,

kalaupun ada itu juga harus pesan ke Kopsis jadi bebelit-belit, seharusnya

pihak sekolah juga harus menyediakan perlengkapan sekolah agar siswa juga

tidak melanggar peraturan”. (Wawancara: 8 Mei 2012).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para siswa tentang alasan masih

melakukan pelanggaran walaupun sudah ada SDU adalah karena

1) Pelanggaran terlambat karena letak atau jarak rumah siswa jauh dari

sekolah dan juga karena jam masuk sekolah di SMA Negeri 2 Ngawi yaitu

pukul 06.45, serta kendala transportasi yang sulit bagi beberapa siswa

2) Pelanggaran tidak membawa pin karena pihak sekolah tidak menyediakan

pin di KOPSIS dan harus memesan terlebih dahulu untuk mendapatkan

pin, hal ini yang membuat siswa malas karena dinilai terlalu ribet

3) Karena agar terlihat keren apabila melakukan pelanggaran, hal ini

dikemukakan oleh siswa ini memang bisa dipengaruhi oleh para siswa

yang masih berumur muda sehingga masih labil, dan juga mungkin untuk

mencari sensasi kepada para teman-temanya agar mereka disegani di

dalam pergaulan di sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa,

analisis dokumen, serta hasil observasi di atas berkaitan dengan wujud sikap

disiplin siswa di SMA Negeri 2 Ngawi, maka dapat diambil kesimpulan wujud

sikap disiplin siswa adalah sebagai berikut :

Page 110: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

1) Sebagian besar siswa tidak terlambat datang ke sekolah

Berdasarkan hasil observasi serta analisis dokumen maka dapat dilihat

bahwa hampir 95%-98%, Sedangkan siswa yang masih terlambat adalah

sekitar 2%-5%, Adapun alasan siswa yang masih terlambat berdasarkan

hasil wawancara adalah karena jarak rumah dengan sekolah yang jauh

serta sarana transportasi yang sulit.

2) Sebagian besar siswa melengkapi atribut dan seragam sekolah

Siswa SMA Negeri 2 Ngawi sebagian besar sudah melengkapi atribut dan

seragam sekolah sesuai dengan ketentuan sekolah, Adapun alasan siswa

yang tidak melengkapi atribut berdasarkan hasil wawancara adalah karena

pin hilang

3) Mengikuti pelajaran di kelas dan tidak membolos

Siswa SMA Negeri 2 Ngawi selalu mengikuti pelajaran di kelas dengan

sungguh-sungguh, serta bersikap disiplin pada saat jam kosong yaitu

dengan tetap berada di kelas dan tidak ke kantin.

4) Selalu mengikuti upacara bendera kecuali pada saat sakit

Siswa SMA Negeri 2 Ngawi selalu mengikuti upacara bendera baik pada

hari senin, maupun upacara untuk memperingati hari besar nasional,

Adapun siswa yang tidak mengikuti upacara bendera adalah karena sakit

atau ada halangan yang benar-benar tidak dapat mengikuti upacara

bendera.

5) Tidak membawa barang-barang yang tidak perlu ke sekolah

Wujud sikap disiplin siswa SMA Negeri 2 Ngawi salah satunya adalah

dengan tidak membawa barang-barang yang tidak diperlukan seperti yang

ada dalam peraturan sekolah, Contohnya adalah make up, charger

handphone

6) Tidak mencoret-coret bangku dan tembok

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 2

Ngawi tidak terlihat adanya coretan baik itu di bangku siswa ataupun juga

di tembok kelas.

Page 111: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

7) Menjaga kebersihan di sekolah

Siswa selalu membuang sampah pada tempatnya sehingga lingkungan

terlihat bersih, di setiap kelas terdapat tempat sampah sehingga

memudahkan siswa.

C. Temuan Studi

Dalam subbab ini peneliti menganalisis informasi yang berhasil

dikumpulkan di lapangan sesuai dengan perumuasan masalah dan selanjutnya

dikaitkan dengan teori yang ada. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini ditemukan beberapa temuan

studi, sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU (Smada Discipline UP

Holder) Di SMA Negeri 2 Ngawi

Cara menanamkan kedisiplinan di SMA Negeri 2 Ngawi adalah

dengan cara menanamkan kedisiplinan demokratis. Hal ini dapat dilihat dari

terlibatnya siswa di SMA Negeri 2 Ngawi dalam penegakkan disiplin melalui

organisasi SDU yang beranggotakan siswa. Para anggota SDU melakukan

penegakkan disiplin melalui program kerja yang telah ditetapkan dengan cara

razia jaga gerbang, razia kelas dan razia pada saat sebelum dilakukan upacara

bendera. Disiplin demokratis menggunakan hukuman dan penghargaan,

dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan. Hukuman tidak pernah

keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan. Hal ini juga sesuai

dengan yang terjadi dimana hukuman terhadap siswa yang melakukan

pelanggaran tidak menggunakan hukuman fisik, melainkan dengan kredit poin

yang jumlah poinnya akan diakumulasikan setiap akhir tahun ajaran dan

apabila mencapai batas tertentu akan ada hukumanya. Selain hukuman,

perhargaan juga diberikan terhadap para siswa di SMA Negeri 2 Ngawi yaitu

diberikan kepada siswa yang berprestasi baik di tingkat internasional,

nasional, propinsi atau kabupaten dan juga tingkat sekolah. Selain kepada

Page 112: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

siswa berprestasi perhargaan juga diberikan kepada para pengurus kelas.

Perhargaan ini juga berupa poin namun poin ini bersifat positif dan menjadi

pertimbangan dalam penentuan waktu hukuman skorsing siswa, apabila siswa

tersebut mendapatkan hukuman skorsing.

Pelaksanaan sistem kredit poin di SMA Negeri 2 Ngawi dilakukan

oleh para pengurus SDU (Smada Discipline Up Holder) dilaksanakan setiap

pagi hari sebelum masuk sekolah pada jam 06.00 sampai jam 07.00 kecuali

pada saat ulangan mid semester dan juga ulangan semester yaitu melalui

program razia jaga gerbang, operasi kelas yang dilakukan setiap bulannya dan

dilakukan antara dua kali sampai dengan empat kali sebulan, serta operasi

kelengkapan seragam siswa pada saat sebelum dilakukan upacara bendera.

Hal tersebut relevan dengan teori cara menanamkan kedisiplinan

menurut Elizabeth B. Hurlock (2005: 93), “Cara menanamkan disiplin yaitu

cara menanamkan kedisiplinan otoriter, cara menanamkan kedisiplinan

permitif, cara menanamkan kedisiplinan demokratis”.

2. Dampak dari implementasi Sistem Kredit Point oleh SDU (Smada

Disipline Up Holder) bagi kedisiplinan siswa SMA Negeri 2 Ngawi

Sikap disiplin siswa di sekolah bisa muncul karena disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu faktor internal yang berasal dari diri siswa itu sendiri

ataupun juga faktor eksternal. Yang berasal dari harapan serta kepentingan

dari orang lain. Kedisiplinan siswa yang terjadi di SMA Negeri 2 Ngawi salah

satunya disebabkan karena adanya organisasi yang bertugas untuk mengawasi

dan melakukan tindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa

yaitu SDU. SDU terdiri dari beberapa divisi-divisi yang pembagian tugasnya

sesuai dengan program kerja. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan awal

dari berdirinya SDU yaitu untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA

Negeri 2 Ngawi. Hal ini diwujudkan melalui operasi serta razia yang ada

dalam buku program kerja SDU.

Hal tersebut sesuai dengan teori faktor yang menyebabkan kedisiplinan

menurut Emile Durkheim (1990:24–34) “Terdapat faktor-faktor yang

Page 113: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

menyebabkan kedisiplinan, yaitu: tanggung jawab (responsibility), harapan

diri, harapan orang lain”

Faktor penyebab kedisiplinan siswa yang terjadi di SMA Negeri 2

Ngawi adalah berasal dari faktor eksternal yaitu berasal dari harapan dan

kepentingan yang dimiliki oleh orang lain. Hal ini karena harapan dan

kepentingan dari SDU yang ingin mewujudkan tujuan mereka yaitu

meneggakkan kedisiplinan yang diwujudkan melalui razia-razia yang

dilakukan terhadap siswa. Hal ini tentu berdampak terhadap sikap kedisiplinan

siswa di SMA Negeri 2 Ngawi.

Adapun dampak dari pelaksanaan sistem kredit poin melalui SDU

dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) sebagian besar siswa tidak terlambat

datang ke sekolah, 2) sebagian besar siswa melengkapi atribut dan seragam

sekolah, 3) mengikuti pelajaran di kelas, tidak berbuat gaduh pada saat jam

pelajaran, tidak membolos, 4) selalu mengikuti upacara bendera kecuali pada

saat sakit, 5) tidak membawa barang-barang yang tidak perlu ke sekolah, 6)

tidak mencoret-coret bangku dan tembok, 7) menjaga kebersihan di sekolah.

3. Hubungan Pelaksanaan Sistem Kredit Poin oleh SDU dengan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU

di SMA Negeri 2 Ngawi mampu meningkatkan kedisiplinan siswa untuk lebih

mematuhi peraturan sekolah yang berlaku.

Pengertian kedisiplinan, merupakan suatu tindakan mentaati semua

peraturan atau tata tertib yang telah dibuat dan berlaku di dalam suatu

organisasi, baik itu peraturan secara tertulis maupun peraturan yang tidak

tertulis. Perilaku disiplin yang diharapkan adalah perilaku yang taat dan patuh

dari seseorang terhadap peraturan yang berlaku yang tumbuh atas dasar

kesadaran dari dalam diri sendiri dan bukan karena adanya unsur-unsur

paksaan dari berbagai pihak. Disiplin juga merupakan cara belajar sukarela

yang tercipta melalui perilaku ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan

ketertiban seseorang.

Page 114: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan

merupakan salah satu karakter positif yang harus dimiliki oleh semua siswa,

sehingga perlu ditanamkan dan dibentuk dengan cara-cara tertentu yang salah

satunya adalah melalui pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU yang

dilakukan di SMA Negeri 2 Ngawi.

Hal tersebut relevan dengan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu

membentuk karakter positif (civic dispositions) yang berguna bagi siswa.

Kedisiplinan merupakan karakter positif yang berguna bagi bangsa dan Negara,

sehingga penanamanya menjadi tujuan yang harus dicapai oleh Pendidikan

Kewarganegaraan baik terintegrasi ke dalam mata pelajaran atau di luar mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Selain membentuk sikap disiplin, hal lain yang ditanamkan dalam

pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU adalah sikap demokrasi. Sistem

kredit poin oleh SDU dilakukan melalui cara demokratis, hal ini dapat dilihat

dari terlibatnya siswa dalam penegakkan kedisiplinan siswa di sekolah.

Indikator lain adalah mengenai adanya hukuman dan penghargaan, namun

hukuman yang ada di sini adalah hukuman yang mendidik dan bukan hukuman

badan atau fisik. Hal tersebut relevan dengan salah satu tujuan dari pendidikan

kewarganegaraan, yaitu menanamkan sikap serta mengajarkan demokrasi

kepada siswa.

Dalam kaitanya dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan yang

dikhususkan di Indonesia sendiri, kedisiplinan merupakan salah satu nilai

positif yang harus ditanamkan pada peserta didik, hal ini di dasarkan pada

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah yang tercantum dalam BAB II kerangka dasar dan

struktur kurikulum yang berbunyi:

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik

akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai

manusia. Kesadaran dan wawasan yang dimaksud adalah termasuk

Page 115: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela Negara, penghargaan

terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian

lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab

sosial, ketaatan pada hukum, ketataatan membayar pajak, dan sikap dan

perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme.

Berdasarkan pendapat di atas salah satu tujuan umum Pendidikan

Kewarganegaraan adalah membentuk peserta didik yang baik, salah satu

karakternya adalah mentaati hukum. Hal ini relevan dengan disiplin menurut

Tatag Utomo yang mengemukakan “Disiplin artinya mematuhi peraturan, baik

yang tertulis maupun tidak tertulis”(Tatag Utomo, 2005:181). Dimana

ketaatan pada hukum kaitannya di sekolah adalah mentatati peraturan sekolah.

Pembentukan karakter disiplin dapat berasal dari dalam diri siswa itu sendiri

ataupun juga dari pengaruh lingkungan luar.

Dengan demikian, pelaksanaan sistem kredit poin oleh SDU dapat

dikatakan sebagai pembentuk karakter disiplin siswa yang berasal dari

lingkungan luar siswa tersebut. SDU didirikan dengan tujuan agar dapat

menegakkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 Ngawi. Hal ini berkaitan

dengan penanaman karakter disiplin siswa sesuai dengan tujuan dari

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi diluar

pembelajaran melaui razia-razia yang dilakukan oleh SDU.

Selain itu adanya sistem kredit poin oleh SDU ini juga mengajarkan

kepada para siswa tentang sikap demokrasi. Hal ini karena siswa ikut terlibat di

dalam penegakkan kedisiplinan di lingkungan sekolah. Dengan hal tersebut

maka dapat dikatakan bahwa penegakkan kedisiplinan di SMA Negeri 2 Ngawi

adalah dengan cara demokratis karena dilakukan oleh siswa, dari siswa dan

untuk siswa. Hal tersebut relevan dengan salah satu tujuan Pendidikan

Kewarganegaraan yaitu menanamkan sikap demokrasi kepada para siswa.

Page 116: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis

yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan guna

menjawab rumusan masalah. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan Sistem Kredit Poin Oleh SDU (Smada Discipline Up Holder)

Pelaksanaan Sistem Kredit Poin di SMA Negeri 2 Ngawi dilakukan

oleh SDU (Smada Discipline Up Holder) berdasarkan buku program kerja.

Pelaksanaan Sistem kredit poin oleh SDU dilakukan melalui operasi dan razia,

Diantaranya adalah operasi jaga gerbang yang dilakukan setiap hari kecuali

pada saat ulangan tengah semester atau ulangan semester dilaksanakan pada

jam 06.00 sampai dengan 07.00 WIB sebelum kegiatan belajar mengajar

dilakukan. Operasi ini sendiri dilakukan oleh divisi kedisiplinan dengan

melibatkan enam sampai dengan delapan personel di gerbang depan sekolah.

Yang kedua adalah melalui razia kelas yang dilakukan antara dua

sampai tiga kali tiap bulannya. Para pengurus SDU memasuki semua kelas

untuk melakukan razia kelas yang bertujuan untuk mengantisipasi atau

mencegah siswa membawa barang yang dilarang ke sekolah. Razia kelas

dilakukan dengan menggeledah barang bawaan siswa, diantarannya dengan

menggeledah tas serta loker masing-masing siswa yang berada di belakang

kelas. Selain menggeledah barang bawaan siswa para pengurus SDU juga

meneliti bangku siswa dari coretan-coretan.

Dan yang terakhir adalah melalui operasi pada saat sebelum upacara

bendera. Para pengurus SDU memeriksa setiap kelengkapan seragam siswa

pada saat sebelum dilakukan upacara bendera dan berjaga di belakang barisan

para siswa pada saat dilakukan upacara bendera.

Page 117: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

2. Dampak Implementasi Sistem Kredit Poin oleh SDU (Smada Discipline

Up Holder) bagi Kedisiplinan Siswa

Pelaksanaan Sistem Kredit oleh SDU yang dilakukan melalui operasi

dan razia sesuai dengan program keja SDU secara rutin menyebabkan siswa

bersikap disiplin dan mematuhi tata tertib dan peraturan sekolah. Hal tersebut

membuat siswa terbiasa bersikap disiplin dan selalu mematuhi peraturan yang

berlaku di sekolah.

Adapun dampak dari pelaksanaan sistem kredit poin melalui SDU

dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)Sebagian besar siswa tidak terlambat

datang ke sekolah, 2)Sebagian besar siswa melengkapi atribut dan seragam

sekolah, 3) Mengikuti pelajaran di kelas, tidak berbuat gaduh pada saat jam

pelajaran, tidak membolos, 4)Selalu mengikuti upacara bendera kecuali pada

saat sakit, 5)Tidak membawa barang-barang yang tidak perlu ke sekolah,

6)Tidak mencoret-coret bangku dan tembok, 7)Menjaga kebersihan di

sekolah, 8) Sikap demokrasi mulai tertanam dalam diri siswa

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan atas jawaban yang telah dirumuskan di atas,

ditambah dengan berbagai fenomena yang dibahas dalam penelitian ini

tentang peningkatan kedisiplinan siswa melalui sistem kredit poin oleh SDU

(Smada Discipline Up Holder) di SMA Negeri 1 Ngawi. Maka Implikasi yang

ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Sistem kredit poin oleh SDU dilakukan melalui operasi dan

razia, Diantaranya adalah operasi jaga gerbang yang dilakukan setiap hari

kecuali pada saat ulangan tengah semester atau ulangan semester

dilaksanakan pada jam 06.00 sampai dengan 07.00 WIB sebelum kegiatan

belajar mengajar dilakukan. Operasi ini sendiri dilakukan oleh divisi

kedisiplinan dengan melibatkan enam sampai dengan delapan personel di

gerbang depan sekolah. Proses pelaksanaan operasi ini kurang begitu

efektif karena jumlah personel yang melakukan pengawasan minim

Page 118: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

sehingga banyak siswa yang luput dari pemeriksaan. Yang kedua adalah

melalui razia kelas yang dilakukan antara dua sampai tiga kali tiap

bulannya. Para pengurus SDU memasuki semua kelas untuk melakukan

razia kelas yang bertujuan untuk mengantisipasi atau mencegah siswa

membawa barang yang dilarang ke sekolah. Razia kelas dilakukan dengan

menggeledah barang bawaan siswa, Diataranya dengan menggeledah tas

serta loker masing-masing siswa yang berada di belakang kelas. Selain

menggeledah barang bawaan siswa para pengurus SDU juga meneliti

bangku siswa dari coretan-coretan. Kelemahan disini adalah karena

operasi ini tidak memeriksa bagasi kendaraan bermotor siswa, karena

kemungkinan ada barang yang dilarang disembunyikan siswa di bagasi.

2. Dampak Implementasi Sistem Kredit Poin oleh SDU (Smada Discipline

Up Holder) bagi Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 2 Ngawi adalah

perubahan sikap dan perilaku siswa yang mulai menunjukkan sikap

kedisiplinan siswa SMA Negeri 2 Ngawi mulai muncul. Hal ini

disebabkan karena pelaksanaan sistem kredit oleh SDU yang dilakukan

melalui operasi dan razia sesuai dengan program keja SDU secara rutin

menyebabkan siswa bersikap disiplin dan mematuhi tata tertib dan

peraturan sekolah. Hal tersebut membuat siswa terbiasa bersikap disiplin

dan selalu mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah. Akan tetapi

kesadaran beberapa siswa masih kurang. Hal ini dapat dilihat masih

adanya siswa yang melanggar peraturan sekolah meskipun jumlahnya

sedikit.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, adapun

saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Sistem kredit poin oleh SDU dilakukan melalui operasi dan

razia, Diantaranya adalah operasi jaga gerbang yang dilakukan setiap hari

kecuali pada saat ulangan tengah semester atau ulangan semester

Page 119: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

dilaksanakan pada jam 06.00 sampai dengan 07.00 WIB sebelum kegiatan

belajar mengajar dilakukan. Proses pelaksanaan operasi ini kurang begitu

efektif karena jumlah personel yang melakukan pengawasan minim

sehingga banyak siswa yang luput dari pemeriksaan. Maka dari itu perlu

ada tambahan personel untuk operasi ini agar tidak ada siswa yang luput

dari pemeriksaan. Selanjutnya adalah razia kelas yang dilakukan antara

dua sampai tiga kali tiap bulannya. Kelemahan di sini adalah karena

operasi disini tidak memeriksa bagasi kendaraan bermotor siswa, karena

kemungkinan ada barang yang dilarang disembunyikan siswa di bagasi,

Sehingga disarankan dilakukan pemeriksaan terhadap bagasi kendaraan

bermotor siswa.

2. Dampak Implementasi Sistem Kredit Poin oleh SDU (Smada Discipline

Up Holder) bagi Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 2 yang telah dirasa

menunjukkan adanya kesadaran pada diri siswa untuk bersikap disiplin

selama berada di sekolah. Akan tetapi tentu saja ada beberapa siswa yang

belum sepenuhnya dapat bersikap disiplin di sekolah. Oleh karena itu

peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

a) Bagi Siswa SMA Negeri 2 Ngawi

Hendaknya siswa menjadikan disiplin sebagai salah satu kebiasaan

atau juga suatu kebutuhan, sehingga apabila siswa tidap bersikap

disiplin selama di sekolah maka siswa akan merasa ada suatu hal yang

kurang. Selain itu keterlibatan siswa di dalam penegakkan disiplin di

sekolah juga harus ditingkatkan lagi sehingga disiplin dapat lebih

ditingkatkan lagi. Misalnya saja adalah mengingatkan teman untuk

selalu bersikap disiplin dan mematuhi peraturan dan juga melaporkan

teman yang melanggar peraturan sekolah bukan malah melindungi

ataupun juga menyembunyikan teman yang melanggar peraturan

sekolah.

b) Bagi Guru SMA Negeri 2 Ngawi

Page 120: PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI SISTEM KREDIT POIN OLEH SDU (Smada Discipline

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Dalam menanamkan sikap disiplin pada siswa, guru merupakan salah

satu komponen yang penting. Semua guru, khususnya guru mata

pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan hendaknya

bersikap disiplin sehingga dapat menjadi panutan bagi siswa. Selain itu

guru juga dapat memberikan tambahan nilai terhadap siswa yang

bersifat disiplin dan juga memberi pengurangan nilai terhadap siswa

yang tidak disiplin karena penilaian pembelajaran bukan hanya secara

pengetahuan saja namun juga sikap juga. Dengan hal tersebut maka

diharapkan siswa menjadi lebih termotivasi untuk bersikap disiplin.

c) Bagi Pihak Sekolah

1) Sekolah hendaknya menambah jumlah personil SDU, karena pada

saat dilakukan razia gerbang personil SDU yang ada kewalahan di

dalam melakukan pengawasan terhadap siswa yang datang ke

sekolah terutama pada saat jam-jam akhir yaitu 15 menit sebelum

bel masuk sekolah berbunyi banyak sekali siswa yang datang

secara bersama-sama sehingga dengan adanya tambahan personil

maka tugas dari SDU dapat dilakukan lebih efektif lagi .

2) Sekolah hendaknya membuat kegiatan tentang pengembangan dan

penanaman sikap disiplin siswa, misalnya saja adalah dengan

program kerja bakti yang dilakukan tiap minggu atau lomba

kebersihan antar kelas.

3) Sekolah hendaknya juga melakukan langkah-langkah preventif,

karena selama ini yang digunakan adalah upaya represif saja,

misalnya adalah dengan melakukan penyuluhan yang dilakukan

seminggu sekali oleh guru BP/BK kepada tiap kelas dengan

memberikan materi tentang manfaat disiplin, sehingga dengan hal

tersebut diharapkan disiplin yang muncul dari siswa adalah disiplin

yang benar-benar dilandasi karena kesadaran diri.