Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan noorsyamsa

14
PENINGKATAN KAPASITAS SDM dalam PERUMUSAN KEBIJAKAN Workshop Peningkatan Kapasitas SDM Deputi PKT BPPT Dalam Perumusan Kebijakan Jakarta, 26 Januari 2011 Noorsyamsa Djumara & Tri Widodo W. Utomo Pusat KMK LAN-RI

Transcript of Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan noorsyamsa

Page 1: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

PENINGKATAN KAPASITAS SDM dalam PERUMUSAN KEBIJAKAN

Workshop Peningkatan Kapasitas SDM Deputi PKT BPPT Dalam Perumusan Kebijakan

Jakarta, 26 Januari 2011

Noorsyamsa Djumara & Tri Widodo W. Utomo

Pusat KMK LAN-RI

Page 2: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Sistematika Materi

Latar Belakang Potret Kapasitas Kebijakan: DPR, DPRD,

Eksekutif Mengapa Kapasitas Kebijakan Rendah? Upaya Meningkatkan Kapasitas Kebijakan:

Partisipasi Masyarakat & Penguatan SDM.

Pusat KMK LAN-RI

Page 3: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Latar Belakang Tujuan Negara diwujudkan melalui instrumen kebijakan. Kinerja kebijakan publik masih belum memuaskan, yg

diilustrasikan oleh rendahnya index kinerja nasional: HDI: skor 0.734 (2009) berada pada peringkat ke 111 dari 182

negara, atau berada dalam kategori menengah seperti tahun sebelumnya (UNDP, Mengatasi Hambatan: Mobilitas Manusia dan Pembangunan, 2009)

Government Effectiveness: skor -0,43 (2004), naik menjadi -0,29 (2008), namun masih tertinggal dibanding negara-negara Asia Tenggara (Daniel Kaufman, Aart Kray, Massimo Mastruzzi, Governance Matters VIII).

Doing Business: peringkat 122 dari 183 negara (2010), membaik dari peringkat 129 di tahun sebelumnya (International Finance Corporation, Bank Dunia, 2009)

Pusat KMK LAN-RI

Page 4: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Bgmn Potret Kebijakan DPR?

1945- 1949 rata2 37,6 UU /thn. 1959 - 1965 rata2 19,1 /thn. 1966 - 1977 rata2 12,4 /thn. 1982 - 1992 rata2 11,5 /thn. 1993 - 1998 rata2 14,3 /thn. 1999 - 2009 rata2 39 /thn.

Apakah kinerja kebijakan DPR periode 1999-2009 sudah dikatakan baik/optimal? kaitkan dengan variabel jumlah anggota DPR, tuntutan masyarakat yg makin tinggi, kompleksitas masalah yg dihadapi, fasilitas & anggaran yg tersedia, dll.

Pusat KMK LAN-RI

Page 5: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Bgmn Potret Kebijakan DPR?

2010: 5 UU, s/d Agustus 2010, target 70.

2009 (52 UU, s/d Okt) 2008 (62 UU, s/d Des) 2007 (48 UU, s/d Des) 2006 (23 UU, s/d Des) 2005 (14 UU, s/d Des) 2004 (41 UU, s/d Okt) 2003 (41 UU, s/d Des) 2002 (32 UU, s/d Des)

2001 (22 UU, s/d Nov) 2000 (38 UU, s/d Des) 1999 (56 UU, s/d Okt) 1998 (13 UU, s/d Nov) 1997 (32 UU, s/d Mei) 1996 (9 UU, s/d Des) 1995 (13 UU, s/d Des) 1994 (12 UU, s/d Nov) 1993 (6 UU, s/d Ags)

Sumber: www.hukumonline.com (diolah)

Pusat KMK LAN-RI

Page 6: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Bgmn Potret Kebijakan DPR?

Periode 2003-2009, MK telah menerima 247 permohonan Uji Materi thd UU, dan 58 diantaranya dinyatakan bertentangan dg UUD.

2009: 78 permohonan, 14 dikabulkan. Mahfud MD: “Banyaknya ketentuan

perundangan yang dinyatakan inkonstitusional menunjukkan kemampuan legislasi anggota (SDM) DPR rendah”.

Sumber: Refleksi Kinerja MK, 29/12/2009

Pusat KMK LAN-RI

Page 7: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Bgmn Potret Kebijakan DPRD?

Banyaknya PERDA bermasalah:• Diskoneksi Tujuan dan Isi (Konsistensi Pasal): 3,1%. • Ketidakjelasan Obyek dan Subyek: 7,9%.• Ketidakjelasan Hak dan Kewajiban Wajib Pungut: 7,9%.• Ketidakjelasan Standar Waktu, Biaya, Prosedur &

Struktur Tarif: 22,7%.• Kelengkapan Yuridis: 5,6%.• Relevansi Yuridis: 2,9%.• Acuan Yuridis tidak up-to-date: 15,7%• Ketidaktepatan Filosofi dan Prinsip Pungutan: 4,5%• Menimbulkan Dampak Ekonomi Negatif: 9,2%.

Sumber: KPPOD (2003)

Pusat KMK LAN-RI

Page 8: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

2001-2008, Kementerian Keuangan telah mengevaluasi 1.121 Raperda, dan 67% di antaranya dibatalkan (Kompas, 12/12/2008).

Perda yg dibatalkan sebagian besar soal pungutan. Dari 11.401 perda, 15% di antaranya di sektor perhubungan, 13% pertanian, 13% industri & perdagangan, dan 11% kehutanan (Kompas, 12/12/2008).

Di salah satu Kabupaten di Kalsel: Perda No. 12 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan di Atas Air, namun isinya mengatur tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Atas Air.

Bgmn Potret Kebijakan DPRD?

Pusat KMK LAN-RI

Page 9: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Bgmn Potret Kebijakan Eksekutif?

• Banyaknya sengketa TUN (Tata Usaha Negara) akibat dikeluarkannya Keputusan (beschikking).

• Periode 2004-2009 terdapat 1857 putusan atas sengketa TUN.

Sumber: situs resmi Mahkamah Agung (2010)

Pusat KMK LAN-RI

Page 10: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Mengapa Kapasitas Kebijakan Rendah?

Mahfud MD: 1) pemahaman thd legal drafting dan aturan ketatanegaraan rendah; 2) UU/Perda yg disusun adalah produk permainan politik; 3) UU/Perda tdk mampu mengikuti perkembangan masyarakat.

Kurangnya pengetahuan dan minat anggota legislatif dalam tugasnya (Jan Michiel Otto dkk, Using Legislative Theory to Improve Law and Development Projects, 2004).

Pusat KMK LAN-RI

Page 11: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Mengapa Kapasitas Kebijakan Rendah?

Kualitas rata-rata anggota DPR belum bisa diharapkan menghasilkan UU yang baik;

DPR belum sepenuhnya memiliki sistem yang baik dalam menyerap aspirasi masyarakat dan belum memberikan informasi thd perkembangan pembahasan sebuah RUU;

DPR tidak mendapatkan dukungan teknis yang memadai, terutama dukungan tim ahli, akses data dan informasi serta dukungan teknis lainnya; (Lukman Hakim Saifuddin, 2007)

Pusat KMK LAN-RI

Page 12: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Upaya Memperkuat Kapasitas Kebijakan: Partisipasi Masyarakat Pembentukan Perda harus melibatkan partisipasi

masyarakat Psl 53 UU 10/2004 & Psl 139 UU 32/2004: “Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis, baik dalam tahap penyiapan maupun pembahasan RUU dan Ranperda”.

Partisipasi dapat dibangun melalui “Forum Warga” dan “Jaring Asmara” antara Perguruan Tinggi-Ormas-Profesi-LSM; Konsultasi Publik, dsb.

Bentuk2 partisipasi masyarakat dapat diekspresikan misalnya untuk mengatur sesuatu, dalam memberikan pendapat/penilaian, melakukan kontrol, dll.

Pusat KMK LAN-RI

Page 13: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Upaya Memperkuat Kapasitas Kebijakan: Penguatan SDM

Pengembangan Jabfung Analis Kebijakan & Perancang Per-UU-an.

Sosialisasi, Bimtek dll dlm rangka knowledge upgrading di bidang kebijakan publik & Per-UU-an.

Pusat KMK LAN-RI

Page 14: Peningkatan Kapasitas SDM Dlm Perumusan Kebijakan   noorsyamsa

Semoga Bermanfaat …

Terima Kasih

Pusat KMK LAN-RI