PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE EKSPERIMEN...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE EKSPERIMEN...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE EKSPERIMEN IPA
POKOK BAHASAN MAKANAN BERKARBOHIDRAT PADA SISWA
KELAS V SDN KLETEK 01 KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN
PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Yudi Siswanto
NIM 11509040
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga
50721
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 Eks
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Yudi Siswanto
Kepada
Yth: Rektor IAIN Salatiga
di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan
naskah skripsi saudara :
Nama : Yudi Siswanto
NIM : 11509040
Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE
EKSPERIMEN IPA POKOK BAHASAN MAKANAN BERKARBOHIDRAT
PADA SISWA KELAS V SDN KLETEK 01 KECAMATAN PUCAKWANGI
KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2013/2014
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
WASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB.
Salatiga, 21 April 2015
Pembimbing
Dr. Winarno, M.Pd
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini.
Nama : Yudi Siswanto
NIM : 11509040
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 11 Maret 2015
Yang menyatakan,
Yudi Siswanto
NIM.11509040
v
MOTTO
(النجم:)
“Dan bawasanya seseorang manusia tiada yang memperoleh selain apa yang
diusahakannya” (Q.S. An Najm:39)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahku (Triman) dan Ibuku (Rusmini) sebagai wujud baktiku padanya, yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.
2. Adek ponakan Muhammad Sukarno yang selalu mendukung keberhasilan
skripsiku
3. Teman-teman kontrakan, Kembang Arum Salatiga (Mas Kusnanto, Karim,
dan Burhanudin).
4. Teman-teman KKN 2009 Mamak Mutia, Nunung, Sari, Neneng, Mamak Lia,
Hendrian, Burhan.
5. Teman-teman PGMI 2009 seperjuangan (Muhammad Fauzi, Afit Nugroho,
rockim, Ridwan Kholid, ).
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh
gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup
kita di dunia dan akhirat kelak.
Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaik-
baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan.
Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi
ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi
dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Ketua IAIN Salatiga
2. Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
3. Dr. Winarno, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran,
arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
5. Drs. Muhammadun, selaku kepala SDN Kletek, Pucakwangi, Pati yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Sekolah yang
beliau pimpin.
viii
6. Bapak/Ibu guru dan Karyawan SDN Kletek, Pucakwangi, Pati yang telah
membantu penulis selama melakukan penelitian di madrasah tersebut.
7. Murid-murid kelas V SDN Kletek, Pucakwangi, Pati yang telah mendukung
dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan
dukungan demi keberhasilan penulis.
9. Teman seperjuangan, PGMI 2009, yang selama ini telah berjuang bersama.
10. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas dukungan kalian.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun
di akhirat.
Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 11 Maret 2015
Penulis,
Yudi Siswanto
ix
ABSTRAK
Siswanto, Yudi. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Eksperimen Pada
Mata Pelajaran Ipa Pokok Bahasan Makanan Berkarbohidrat Pada Siswa
Kelas V Sdn Kletek 01 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun
Ajaran 2013. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Dr. Winarno M.Pd.
Kata kunci: Hasil belajar dan teknik Eksperimen
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas
V SDN Kletek, Pucakwangi, Pati pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan teknik Eksperimen. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini
adalah (1) Apakah penggunaan teknik Eksperimen dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas kelas V SDN
Kletek, Pucakwangi, Pati tahun 2013?
Guna menjawab pertanyaaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan dengan 3 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan
yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan
kegiatan pembelajaran, dan membuat instrumen penelitian lainnya. 2) Acting,
melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok
bahasan Makanan berkarbohidrat 3) Observing, pengambilan data tentang hasil
melalui tes dan lembar pengamatan, 4) Reflecting, menganalisis data hasil
pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN Kletek,
Pucakwangi, Pati yang berjumlah 30 38 siswa, terdiri dari laki-laki 24 anak dan 14
anak perempuan.. Penelitian ini menggunakan teknik Eksperimen pada saat
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan teknik
Eksperimen yang tepat mampu meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian ini hasil
belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu
siklus I 28,9%, siklus II 73,7% dan siklus III 81,6% Mengacu pada hasil penelitian
peneliti menyarankan kepada para guru atau calon guru untuk selalu meningkatkan
inovasi pembelajarannya dengan menggunakan media, metode dan teknik yang
bervariasi.
x
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................... 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
F. Definisi Operasional ............................................................... 5
G. Metode Penelitian ................................................................... 7
xi
H. Sistematika Penulisan ............................................................. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ........................................................................... 13
1. Belajar .............................................................................. 13
a. Definisi belajar ............................................................. 13
b. Jenis-jenis belajar ......................................................... 14
c. Prinsip-prinsip belajar ................................................... 17
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.................... 18
2. Hasil belajar ...................................................................... 22
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar .......................... 23
B. Metode Eksperimen ................................................................ 26
1. Definisi Metode Eksperimen. ............................................ 26
2. Langkah-langkah Metode Eksperimen .............................. 27
3. Kelebihan dan kelemahan Metode Eksperimen ................ 28
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam .................................. 29
1. Pengertian IPA .................................................................. 29
2. Fungsi IPA ....................................................................... 30
3. Pembelajaran IPA di SD/MI……………………………. 31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................... 34
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................. 37
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ............................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus ....................................................... 46
1. Deskripsi Paparan Siklus I ................................................ 46
2. Deskripsi Paparan Siklus II ............................................... 49
xii
3. Deskripsi Paparan Siklus Siklus III ................................... 52
B. Pembahasan ............................................................................. 55
1. Hasil Rekapitulasi .......................................................... 55
2. Kondisi Awal ................................................................. 56
3. Kondisi Akhir ................................................................. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 58
B. Saran ....................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Hasil tes formatif pada siklus I .......................................................... 45
Tabel 3.2. Hasil tes formatif pada siklus II ......................................................... 48
Tabel 3.3. Hasil tes formatif pada siklus III ........................................................ 51
Tabel 3.4. Hasil rekapitulasi tentang hasil belajar siswa .................................... 54
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Siklus Penelitian ......................................................................... 8
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
Lampiran 4 Lembar test formatif siklus I
Lampiran 5 Lembar test formatif siklus II
Lampiran 6 Lembar test formatif siklus III
Lampiran 7 Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Lampiran 8 Hasil tes formatif siswa pada siklus II
Lampiran 9 Hasil tes formatif siswa pada siklus III
Lampiran 10 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I
Lampiran 11 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II
Lampiran 12 Hhasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus III
Lampiran 13 Lampiran dokumentasi
Lampiran 14 Surat tugas pembimbing
Lampiran 16 Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 17 Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 18 Surat balasan ijin penelitian
Lampiran 19 Nilai SKK mahasiswa
Lampiran 20 Riwayat hidup penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih
membuat persaingan yang ketat dalam dunia pendidikan, sehingga peserta
didik harus memerlukan pembekalan-pembekalan yang optimal pada jenjang
sekolah dasar. Sekarang ini banyak guru-guru menggunakan pembelajaran
yang kurang efektif, sehingga hasil yang dicapai peserta didik kurang
memuaskan. Agar peserta didik mendapatkan hasil yang maksimal, guru
harus meningkatkan pengetahuanya menggunakan metode-metode yang tepat
dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah metode yang digunakan
dalam pembelajaran sains.
Cara-cara mengajarkan materi pelajaran sain secara tradisional tampaknya
kurang memadai, sebab para peserta didik kini mulai kritis. Metode murni
hanya efektif untuk sekitar 15 menit yang pertama. Untuk melibatkan
sebanyak mungkin alat indra siswa dalam mengajar, penggunaan metode
harus diperhatikan Elisa (2010: 1).
Untuk memilih metode mengajar yang akan digunakan dalam rangka
pengajaran, perlu dipertimbangkan faktor-faktor tertentu, antara lain
kesesuaian dengan tujuan instruksional serta keterlaksanaanya dilihat dari
waktu dan sarana yang ada. Untuk itu sangatlah penting digunakan metode
eksperimen dalam belajar sains, sehingga dalam kegiatan belajar yang bersifat
praktek umumnya para siswa belajar secara aktif, bukan hanya aktif secara
2
jasmaniah tetapi juga secara rohaniah, belajar tidak hanya bersifat menerima
tetapi juga memberi atau berbuat, tidak menghafal tetapi menangkap arti
Ibrahim (1991: 108).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan
kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau
prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA
juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta
gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA
tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat
IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang
empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan
melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara
produk sains ditemukan.
Melalui survei yang dilakukan pada bulan Juni di kelas V SDN Kletek
01 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati ditemukan bahwa kemampuan
siswa dalam menguasai pelajaran IPA tergolong rendah terutama pada mata
pokok bahasan makanan berkarbohidrat. Hal ini dapat dilihat dari kriteria
ketuntasan mengajar yang diterapkan untuk mata pelajaran IPA adalah 70.
Dari hasil survei pada bulan Juni diketahui bahwa dari sejumlah 38 siswa,
3
16 siswa memperoleh nilai sesuai KKM dan 22 siswa yang lain belum
memenuhi KKM yang ditentukan.
Berdasarkan survei diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya
kemampuan dalam pembelajaran IPA adalah faktor dari faktor guru kelas
adalah kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan teknik pembelajaran
yang efektif dan efisien. Guru kelas juga ditengarahi belum
menganekaragamkan penyajian, isi materi, proses pembelajaran dan hasil
belajar yang bermakna. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di kelas
diarahkan kepada guru sebagai pusat pembelajaran. Kemudian siswa
diarahkan kemampuannya untuk menghafal informasi tanpa ditutut untuk
memahami informasi yang diingatnya. Pembelajaran yang terjadi tidak dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan sistematis. Siswa
kurang didorong untuk mengembangkan dirinya supaya kreatif.
Akhirnya, pemilihan metode eksperimen, sangat tepat digunakan dalam
pembelajaran IPA. Bukan hanya guru yang aktif, melainkan pembelajaran
student center dengan harapan siswa akan lebih kreatif dalam menggali ilmu
pengetahuannya.
Dengan latar belakang itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
METODE EKSPERIMEN IPA POKOK BAHASAN MAKANAN YANG
MENGANDUNG KARBOHIDRAT PADA SISWA KELAS V SDN
4
KLETEK 01 KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SDN Kletek 01 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dalah:
Untuk mengetahui apakah penggunaan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kletek 01 Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis menurut mulyasa, hipotesis tindakan merupakan jawaban
sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang
dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk
diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Sedangkan menurut Acep Yonny
Hipotesis merupakan sesuatu yang dianggap benar atas suatu pendapat atau
teori meskipun kebenaranya harus dibuktikan (Acep Yonny, 2012: 53).
Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian ini adalah
Penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa V
SDN Kletek 01 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.
5
E. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas
tentang penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar
IPA, informasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat, antara lain:
a. Secara Teoritis
1. Menambah pengetahuan bagi penulis tentang pentingnya penggunaan
metode eksperimen dalam proses belajar IPA.
2. Memperkaya bahan informasi ilmiah bagi sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan bagi siswa.
b. Secara Praktis
1. Seorang guru dapat menggunakan metode eksperimen dalam proses
belajar mengajar IPA.
2. Memberikan kontribusi positif bagi kepala sekolah untuk dapat
memberikan intruksi untuk melengkapi dan mengefektifkan
penggunaan metode eksperimen dalam belajar IPA.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul diatas, penulis memberikan definisi
operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada
kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun
istilah- istilah tersebut adalah:
a. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Hasil adalah suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang
telah dikerjakan. Belajar adalah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
6
Surayin (2007). Secara etimologi belajar memiliki arti ”berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian
(Baharuddin, 2010:13). Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan prilaku baru sebagai akibat
dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan
Briggs mengidentifikasi hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh
seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010:33). Jadi, hasil
belajar ialah suatu perolehan yang telah di capai dari suatu pekerjaan
sesuai dengan usaha yang dilakukannya dalam proses keiatan belajar.
b. Metode Eksperimen
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Metode eksperimen (percobaan) adalah cara
penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri (Djamarah, 1995: 95). Ibrahim
(1991: 107) mengatakan bahwa metode eksperimen langsung melibatkan
para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap
permasalahan yang diajukan. Eksperimen sering dilakukan dalam bidang
studi IPA, sehingga metode ini sangat cocok digunakan untuk praktek.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) disebutkan bahwa
penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
7
penyajian data yang dilakukan secara sistematis, dan objektif untuk
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum (Acep Yoni, 2010 :1).
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (2006) menjelaskan PTK
dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni:
Penelitian + Tindakan + Kelas. Berdasarkan ketiga kata kunci tersebut,
dapat disimpulkan bahwa: penelitian tindakan kelas merupakan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik
dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja
dimunculkan (Mulyasa, 2011: 11). Jadi secara garis besarnya penelitian
tindakan kelas adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas
untuk memecahkan masalah/meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan
secara bertahap dan terus menerus.
2. Subyek penelitian
Penentuan subjek penelitian merupakan masalah pokok yang perlu
diperhatikan dalam sebuah penelitian, karena tingkat validitas sustu
penelitian sangat dipengaruhi pengambilan subjek penelitian.
Dalam penelitian ini yang penulis jadikan sebagai subjek penelitian
adalah siswa kelas V SDN Kletek 01 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten
Pati Tahun Pelajaran 2013. Dengan demikian diharapkan dapat membantu
kelancaran dalam memperoleh data yang diperlukan dan mengadakan
perbaikan.
8
3. Siklus Penelitian
Menurut Arikunto (2008: 74) ada empat kegiatan utama yang ada
pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Untuk dapat melaksanakan penelitian ini penulis dapat melakukan
langkah-langkah seperti tergambar dalam skema berikut:
Gambar 1.1 Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2008: 74)
Penjelasan alur PTK diatas adalah sebagai berikut:
a. Rancangan atau rencana awal, sebelum mengadakan penelitian,
peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan, termasuk didalamnya instrument penelitian dan perangkat
pembelajaran.
b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari penerapan isi rancangan
Perencanaan
Tindakan I
Pengamatan
Pengumpulan data
Refleksi I
Perencanaan
Tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus
selanjutnya
Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan
Pengumpulan data
Pelaksanaan
Tindakan I Permasalaha
n
Permasalaha
n baru hasil
refleksi Apabila
masalah
belum
9
c. Refleksi, yakni peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat
d. Rancangan atau rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat, membuat rencana yang direvisi untuk melaksanakan siklus
berikutnya.
e. Pembelajaran pada siklus I terdiri empat tahap, yaitu planning
(rencana), action (tindakan), observing (pengamatan) dan reflecting
(refleksi) dengan menggunakan metode eksperimen.
f. Pembelajaran siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus I atas
kinerja yang dilaksanakan pada proses pembelajaran, yang terdiri dari
empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini meliputi RPP, dan silabus, dan soal-soal
tes, angket maupunlembar observasi.
5. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan informasi tentang objek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan dan menguji
hipotesis.
10
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua metode, yaitu:
a. Tes
Mengadakan tes atau evaluasi terhadap peserta didik melalui pre tes
dan post tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran IPA.
b. Observasi
Menurut Acep Yonny (2012: 127) observasi adalah kegiatan
pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan yang telah dicapai. Observasi ini dilakukan terhadap
peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode eksperimen.
6. Indikator Keberhasilan
Indicator keberhasilan ini meliputi;
a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Didalan penelitian ini kriteria ketuntasan dalam mata pelajaran IPA
adalah ≥70.
b. Persentase ketuntasan
Peneliti mengambil persentase ketuntasan belajar dalam penelitian
ini adalah 80% dari jumlah total siswa dalam satu kelas
7. Analisis Data
Menurut Arikunto (2008: 131) dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ada dua jenis data, yaitu:
11
a. Data kuantitatif, atau nilai hasil belajar siswa yang dianalisis secara
deskriptif. Dalam hal ini penulis menggunakan statistik deskriptif
b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat
yang memberikan gambaran ekspresi tentang tingkat pemehaman
terhadap mata pelajaran IPA (kognitif), pandangan atau sikap siswa
terhadap suatu metode belajar yang baru, aktivitas dalam mengikuti
pelajaran, dan antusias mengikuti pelajaran serta motivasi belajar.
Penulis menganalisa data dengan menyusun dan mengolah data yang
terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi. Pelaksanaan
analisis dilaksanakan secara terus menerus pada saat penelitian
berlangsung hingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam rangka membuktikan hipotesis, maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis menggunakan rumus sebagai berikut:
P = Jumlah nilai persen
F = Frekuensi
N = Jumlah kegiatan keseluruhan (Sam’s: 2010)
Dari siklus I sampai siklus III hasil yang saya dapatkan dari 38 siswa, 90% sudah
memenuhi KKM.
12
H. Sistematika Penulisan
BAB I Berisi pendahuluan, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup: Hasil belajar siswa meliputi
definisi belajar, jenis-jenis belajar, prinsip-prinsip belajar faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar, perhataian belajar, hasil belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Pembelajaran IPA di SD/MI meliputi pengertian
IPA, pembelajaran IPA di SD/MI. Metode eksperimen meliputi definisi
eksperimen, langkah-langkah metode eksperimen, kelebihan dan kelemahan
eksperimen, aplikasi mind mapping dalam pembelajaran
BAB III Berisi pelaksanaan penelitian, meliputi subjek penelitian, deskripsi
siklus I meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, siklus II
meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dan siklus III meliputi
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
BAB IV Berupa hasil penelitian dan pembahasan yang akan memaparkan
tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/ wawancara, refleksi
keberhasilan dan kegagalan).
BAB V Tentang penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian akhir,
berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran, serta riwayat hidup
penulis.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Belajar
a. Definisi belajar
Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban, mengajarkan kepada orang
lain hendaklah dengan jelas, dengan terang, dan janganlah
menyembunyikan yang benar. Hendaklah mengajarkan sesuatu
dengan penuh kebijaksanaan (Hadhiri, 1993:45). Dalam Al Quran
juga dijelaskan pada ayat:
( ) التوبة
Artinya: tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya. (Q.S At Taubah: 122).
14
Dari penjelasan ayat tersebut dapat kita ambil sebagai dasar untuk
kita selalu menuntut ilmu (belajar). Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti,
bahwa berhasi atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. (
Syah, 2010: 63).
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psichology: The Teaching-Leaching Process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian
tingkah laku) yang berlangsung secara progresif (Syah, 2010: 64).
b. Jenis-jenis Belajar
Menurut (Slameto, 1995: 5) dalam bukunya mengatakan jenis-jenis
belajar ada 11 macam, yaitu:
1. Belajar bagian (part learning, fractioned learning)
Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia
dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif,
misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris
seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh
materi pelajaran menjadi bagian-bagian satu sama lain berdiri
sendiri.
15
2. Belajar dengan wawasan (learning by insight)
Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh
Psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu
konsep, wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam
pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Meskipun
W. Kohler sendiri dalam menerangkan wawasan berorientasi
pada data yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang
lembut dalam menyelesaikan suatu persoalan dan kemudian
secara tiba-tiba terjadi reorganisasi tingkah laku) namun tidak
urung wawasan ini merupakan konsep yang secara prinsipiil
ditentang oleh penganut aliran neo-behaviorisme.
3. Belajar diskriminatif (discriminative learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk
memilih beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian
menjadikanya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subjek diminta
untukberespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang
berlainan.
4. Belajar global/keseluruhan (global whole learning)
Di sini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhaan berulang
sampai pelajar menguasainya; lawan dari belajar bagian.
Metode belajar ini sering juga disebut metode Gestalt.
16
5. Belajar incidental (incidental learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu
selalu berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar
incidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk
belajar. Atas dasar ini maka untuk kepentingan penelitian,
disusun perumusan operasional sebagai berikut: belajar disebut
incidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan
pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan
kelak.
6. Belajar instrumental (instrumental learning)
Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa yang
diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada
apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman,
berhasil atau gagal. Oleh karena itu capat atau lambatnya
seseorang belajar dapat diatur dengan jalan memberikan
penguat (rein-forcement) atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan.
7. Belajar intensional (intensional learning)
Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar
incidental, yang akan dibahas lebih luas pada bagian berikut.
8. Belajar laten (laten learning)
Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang
terlihat tidak terjadi secara segera, oleh karena itu disebut
laten.
17
9. Belajar mental (mental learning)
Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi disini tidak
nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses
kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Ada tidaknya belajar
mental ini sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya
motoris.
10. Belajar produktif
R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai
belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah
mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku
dari satu situasi ke situasi yang lain. Belajar disebut produktif
bila individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu
persoalan dalam satu situasi ke situasi lain.
11. Belajar verbal (verbal learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan
melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal
diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari Ebbinghaus.
c. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar (Mustaqim, 2004: 69) antara lain sebagai
berikut:
1. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu.
2. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan
ulangan.
18
3. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.
4. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan
aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya.
5. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami,
bukan sekedar menghafal fakta.
6. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang
lain.
7. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si
pelajar.
8. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh
pemahaman.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut uraian H.C. Witherington dan lee J. Cronbach Bapemsi,
factor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar
bisa diringkas (Mustaqim, 2004: 69-70) sebagai berikut:
1. Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman
dasar).
2. Penguasaan alat-alat intelektual.
3. Latihan-latihan yang terpancar.
4. Penggunaan unit-unit yang berarti.
5. Latihan yang aktif.
6. Kebaikan bentuk dan system.
19
7. Efek penghargaan (reward) dan hukuman.
8. Tindakan-tindakan pedagogis.
9. Kapasitas dasar.
Dari factor-faktor yang mempengaruhi belajar diatas dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Situasi belajar
a. Kesehatan jasmani
Kekurangan gizi biasanya mempunyai pengaruh terhadap
keadaan jasmani, mudah mengantuk, lekas lelah, lesu dan
sejenisnya terutama bagi anak-anak yang usianya masih
muda, pengaruh ini sangat menonjol.
b. Keadaan psikis
Bila menengok kembali kepada perubahan jenis-jenis
belajar, nampak dengan jelas belajar lebih banyak
berhubungan dengan aktivitas jiwa, dengan kata lain
factor-faktor psikis memang memiliki peran yang sangat
menentukan di dalam belajar.
Faktor psikis antara lain:
1) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada
suatu objek atau banyak sdikitnya kesadaran yang
menyertai aktivitas yang dilakukan.
20
2) Kognitif
a. Pengamatan
Secara umum manusia mengenal dunia nyata
melalui pengamatan yaitu dengan melihat,
membau, mencecap, dan meraba.
b. Tanggapan dan fantasi
Tanggapan adalah bayangan yang tinggal dalam
ingatan setelah melakukan pengamatan. Sedangkan
daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru
berdasarkan tanggapan-tanggapan yang sudah ada
dinamakan fantasi.
c. Ingatan
Batasan ingatan yang terbanyak diutarakan ahli
jiwa adalah mencamkan kesan-kesan, menyimpan
dan memprokdusikan.
d. Berfikir
Berfikir adalah aktivitas jiwa dengan arah yang
ditentukan oleh masalah yang dihadapi.
3) Faktor afektif
Afektif meliputi perasaan, emosi dan suasana hati.
Misalnya takut, marah, bingung, putus asa atau sangat
21
gembira. Secara garis besar bisa dibedakan menjadi
suasana perasaan riang dan suasana peraan murung.
4) Faktor motivasi
Keadaan jiwa individu yang mendorong untuk
melakukan suatu perbuatan guna mencapai suatu
tujuan.
2. Penguasaan alat-alat intelektual
Menurut HC. Witherington adalah pengertian kuantitatif
tingkat tinggi, mengarang bahasa asing dan logika. Alat-alat ini
sangat membantu dalam belajar.
3. Latihan-latihan yang terpancar
Belajar akan lebih efektif apabila periode latihan disusun
terpancar, belajar 6 jam sehari akan lebih baik dipendekkan
menjadi 3 hari, tiap hari 2 jam.
4. Penggunaan unit-unit yang berarti
Dalam belajar dikendaki adanya pola sambutan, pola ini harus
mengandung arti dan dapat pula berarti dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Latihan yang aktif
Faktor pembantu untuk mempertinggi efesiensi belajar aktif
adalah peta gambar, globe, alat-alat visuallainya yang sejenis.
6. Kebaikan bentuk dan sistem
22
Misalnya setiap individu sangat merasakan enaknya
mempelajari suatu buku yang disusun secara sistematis, bab I
disusul bab II dengan isi yang tidak terbalik.
7. Efek penghargaan dan hukuman
Penghargaan atau hukuman perlu dipilih oleh pendidik
meskipun hanya merupakan motif yang kurang murni. Rahasia
yang diketahui oleh semua pendidik dalam hal penghargaan
dan hukuman adalah mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan mereka.
8. Tindakan-tindakan pedagogis
Hal-hal yang dianggap bisa menghambat antara lain, merusak
motif belajar yang sudah ada dengan merubah rencana si anak
yang memang sesuai dengan minat dan bakatnya.
9. Kapasitas dasar
Dengan kapasitas dasar yang berbeda, mereka berjalan dengan
kecepatan masing-masing dan mereka menangkap fakta-fakta
dengan luas dan sempitnya daerah yang mereka miliki.
2. Hasil belajar
Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar terlebih dahulu
akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan hasil dan belajar. Para ahli
pendidikan mengemukakan pendapat mereka. Surayin (2007) Hasil
belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan
dan prilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
23
diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mengidentifikasi hasil belajar
sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses
belajar (Sam’s, 2010: 33).
Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan
hasil adalah porelehan akhir dari proses belajar. Jadi, hasil belajar ialah
suatu perolehan yang telah di capai dari suatu pekerjaan sesuai dengan
usaha yang dilakukannya dalam proses kegiatan belajar.
Menurut Bloom, hasil belajar dikategorikan menjadi 3 ranah yaitu
ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Sam’s, 2010:35). Dalam
penelitian ini, tiga ranah diatas menjadi hal yang sangat penting dalam
keberhasilan pembelajaran. Ranah kognitif meliputi pembelajaran yang
mengutamakan nilai pengetahuan, afektif meliputi tingkah laku atau sikap
anak didik dalam pembelajaran dan psikomotor meliputi skill atau
keterampilan peserta didik dalam pembelajaran. Jadi tiga hal tersebut
sebagai alat atau cara untuk membantu keberhasilan dari pembelajaran.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks.
Oleh sebab itu, masing-masing factor perlu diperhatikan agar proses
belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Suryabrata (2004), keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh factor eksternal dan internal. ( Sriyanti, 2011: 18).
24
Masing masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah factor-faktor yang terdapat di luar individu.
Dalam proses belajar disekolah, factor eksternal berarti factor-faktor
berada di luar diri siswa. Factor-faktor aksternal terdiri dari factor
nonsosial dan factor social.
a. Faktor Nonsosial
Factor nonsosial adalah factor-faktor diluar individu yang berupa
kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa
cuaca, alat, gedung dan sejenisnya.
b. Faktor Sosial
Factor social adalah factor-faktor diluar individu yang berupa
manusia. Factor eksternal yang bersifat social, bisa dipilah
menjadi factor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan
antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran
dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan
sebagainya.
2) Faktor Internal
25
Factor internal adalah factor-faktor yang ada dalam diri individu
yang yang sedang belajar. Factor internal terdiri dari factor fisiologis
dan factor psikologis.
a. Factor fisiologis
Factor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Factor fisiologis terdiri dari:
1. Keadaan Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri
individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus
jasmani secara umum ini, misalnyatingkat kesehatan dan
kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam
keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil
belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan
kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil
belajar.
2. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan
fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi
panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra
merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri
individu.
b. Faktor Psikologis
26
Factor psikologis adalah factor psikis yang ada dalam
individu. Factor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya.
Faktok ekstern dan intern mempengaruhi keberhasilan
belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif-mendukung,
namun juga bisa negative-menghambat.
B. Metode Eksperimen
1. Definisi Metode Eksperimen
Menurut Djamarah (1995), metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode
eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
(Djamarah, 1995: 95). Ibrahim (1991: 107) mengatakan bahwa metode
eksperimen langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk
mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Eksperimen
sering dilakukan dalam bidang studi IPA, sehingga metode ini sangat
cocok digunakan untuk praktek.
Sedangkan menurut Ahmadi dan Prasetyo mengatakan metode
eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-
sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui
(Maunah, 2009: 169). Ramayulis mengatakan bahwa metode eksperimen
27
ialah apabila seorang murid melakukan suatu percobaan dan setiap proses
dan hasil percobaab itu diamati oleh setiap murid. (Maunah, 2009: 169).
Hal senada juga diungkapkan oleh Armai Aruf bahwa metode eksperimen
ialah cara pengajaran dimana guru dam murid melakukan suatu latihan
atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi.
(Maunah, 2009: 169-170)
2. Roestiyah mengatakan bahwa langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam melaksanakan eksperimen, yaitu:
a. Menerangkan tujuan eksperimen. Tujuan eksperimen harus diketahui
terlebih dahulu supaya mereka mengetahui masalah apa yang mereka
pecahkan dalam melaksanakan eksperimen tersebut. (Maunah, 2009:
171)
b. Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting
didahulukan dan mana yang harus dikemudiankan pelaksanaanya.
c. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus
menetapkan:
1) Alat-alat mana yang diperlukan
2) Langkah-langkah apa yang harus ditempuh
3) Hal-hal apa yang harus dicatat
4) Variable-variabel mana yang harus dikontrol
d. Setelah eksperimen berakhir guru harus:
1) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut
2) Mengadakan tanya jawab tentang proses
28
3) Melaksanakan tes untuk menguji pengertian murid
3. Kelebihan-kelebihan yang dapat diambil dari metode eksperimen (Hamid,
2011: 212) sebagai berikut:
a. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya
menerima kata dari guru atau buku.
b. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
ekspiorasi (menjelajahi) ilmu dan tegnologi, suatu sikap yang dituntut
dari seorang ilmuan.
c. Dengan metode ini, akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru,dengan penemuan yang didapatinya dari
hasil percobaan, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
4. Kelemahan-kelemahan metode eksperimen (Hamid, 2011: 213), antara
lain:
a. Tidak cukupnya alat-alat atau sarana untuk bereksperimen, sehingga
tidak setiap siswa berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa
harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
tegnologi.
Cara mengatasi kelemahan-kelemahan metode eksperimen adalah:
29
sekolah harus bisa menyediakan alat-alat yang cukup dalam
pembelajaran terutama pembelajaran IPA
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian IPA
IPA atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu terdiri atas
physical sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu
asstronomi, kimia, mineralogy, meteorology, dan fisika; sedangkan life
science meliputi biologi, zoology, dan fisiologi. Dari aspek ontology
(“apakah yang ingin kita ketahui?”) dan aspek epistemology
(“bagaimanakah cara kita memperoleh ilmu pengetahuan?”), James
Conant (Holton dan Roller, 1958) mendefinisikan sains sebagai “suatu
deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain,
dan yang diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut”. Kemudian , A.N
Whitehead (M.T. Zen, 1981) menyatakan bahwa sains dibentuk karena
pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil
observasi terhadap gejala/fakta (orde observasi), dan orde kedua
didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta (orde
konsepsional). Jelaslah bahwa sains (IPA) termasuk mata pelajaran yang
harus ditekuni dan dikuasai oleh para pemuda (siswa/mahasiswa) kita,
karena sains merupakan fondasi teknologi.
Dari beberapa teori pengertian IPA diatas, maka dapat disimpulkan
sebagaimana berikut IPA adalah suatu disiplin ilmu yang dihasilkan oleh
30
dua orde pengalaman, orde observasi yang mana merupakan pengamatan
terhadap gejala-gejala atau fakta-fakta alam semesta, kemudian
dilanjutkan orde konseptual yang merupakan perumusan konsep terhadap
apa yang telah diamati.
Pemberian mata pelajaran IPA atau pendidikan IPA bertujuan agar
siswa memahami/menguasai konsep-konsep IPA dan saling
keterkaitannya, serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Budi,1998: 31).
2. Fungsi IPA (Budi,1998: 35) antara lain:
a. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam
kehidupn sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh,
mengembangkan, menerapkan konsep-konsep IPA.
c. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan
metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
d. Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahanya,
sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan
penciptanya.
e. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
f. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam
bidang IPTEK.
g. Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA.
31
3. Pembelajaran IPA di SD/MI
Siswa SD yang secara umum berusia 6-12 tahun, secara
perkembangan kognitif termasuk dalam tahapan perkembangan
operasional konkrit. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: 1)
pengurutan, kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran,
bentuk, atau ciri lainnya.2) klasifikasi, kemampuan untuk memberi nama
dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian
benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian
tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika
berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).
3) Decentering, anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. 4) Reversibility, anak mulai
memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian
kembali ke keadaan awal. 5) Konservasi, memahami bahwa kuantitas,
panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. 6)
Penghilangan sifat Egosentrisme, kemampuan untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara
yang salah).
Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA di SD
yang perlu diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya
tidak dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa
32
dalam belajar produk dan proses IPA harus dapat mengemas
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ada beberapa
prinsip pembelajaran IPA untuk SD yang harus diperhatikan oleh guru.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a. Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.
b. Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung,
karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan
siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap
awal pembelajaran.
c. Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang
konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda
miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda
perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini
selama pembelajaran.
d. Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan
relasi dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah
mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang
dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan
dengan konsep yang lain.
e. IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua
aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang
33
menekankan pada produk IPA saja. Perlu diingat bahwa
perkembangan IPA sangat pesat.
Penerapan metode eksperiman pada mata pelajaran IPA adalah dengan cara
melakukan beberapa percobaan yang dilakukan oleh guru dilanjutkan dengan
bersama-sama siswa melakukanya sendiri.
34
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester I, hari
Jumat 19 Juli 2013, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x 35 menit ).
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting),
observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis
besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan/ planning, antara lain:
1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan.
2) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan
belajar mengajar.
3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang
diperlukan.
4) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan
siswa.
5) Merancang atau menyiapkan lembar observasi/pengamatan untuk
guru guna mengertahui perubahan dan pengembangan.
6) Menggunakan media pembelajaran yaitu betadine, buah-buahan dan
sayur-sayuran guna untuk diuji.
35
b. Tahap implementasi tindakan/ acting.
Pada tahap ini guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah didesain, antara lain:
1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
Appersepsi
a. Guru mengucap salam.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum
pelajaran dimulai.
d. Guru menuliskan materi yang akan dicapai.
e. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang berkaitan
dengan materi yang dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
a. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu menanam jagung untuk
memotivasi siswa kearah materi pelajaran.
b. Guru menanyakan apa judul lagu yang baru dinyanyikan tadi
c. Guru menanyakan selain jagung, tanaman apa saja yang ditanam
di kebun.
36
d. Kemudian guru memperlihatkan gambar berbagai jenis makanan
dan menanyakan kandungan zat gizi apa saja yang terkandung
dalam makanan
Elaborasi
a. Guru menulis topik dipapan tulis
b. Masing-masing kelompok melaksanakan percobaanya
c. Siswa menetesi betadin diatas jagung
d. Siswa mencatat apa yang terjadi pada jagung tersebut
e. Salah satu siswa mencatat perubahan tersebut
f. Siswa menyampaikan hasil percobaanya
Konfirmasi
a. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
b. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau
simpulan pembelajaran.
c. Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan
3) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
a. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
b. Guru mengucapkan salam.
c. Tahap observasi/ observing.
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
37
1. Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2. Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati
aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap refleksi/ reflecting.
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I dan menganalisis
hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi. Ternyata dari 38 siswa
banyak siswa yang kurang memperhatikan materi yang telah sampaikan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Siswa belum tau definisi karbohidrat
2. Siswa kurang memperhatikan perubahan warna makanan setelah
ditetesi betadin.
3. Siswa banyak bercanda dengan teman-temannya.
Pada siklus I masih menganggap proses pembelajaran sama yang
dilakukan oleh guru kelas V (lima) yang hanya menggunakan metode lama
yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Disini guru harus bisa
menggunakan teknik pembelajaran yang baru agar siswa memperhatikan dan
fokus dalam pembelajaran serta hasil belajar meningkat.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada semester I,
hari Rabu 24 Juli 2013, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x 35 menit).
38
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting),
observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis
besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan/ planning
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti
berupaya meningkatkan hasil dalam pembelajaran. Materi yang dibahas
dalam siklus ini masih sama, Adapun perencanaan dalam siklus II ini,
sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada
siklus I.
2) Menentukan sub pokok bahasan.
3) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan
belajar mengajar.
4) Mempersiapkan teknik eksperimen dengan baik.
5) Merancang soal-soal untuk dikerjakan siswa dan merancang tes
formatif untuk mengetahui kemampuan siswa.
6) Merancang lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan data
perubahan dan perkembangan siswa.
7) Merancang lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan
dan perkembangan.
39
b. Tahap implementasi tindakan/ acting.
Pada tahap ini guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah didesain, antara lain:
1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
Appersepsi
a. Guru mengucap salam.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum
pelajaran dimulai.
d. Guru menata duduk siswa dengan baik.
e. Guru menanyakan keadaan siswa.
f. Guru mereview pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
2) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
a. Guru memberi pertanyaan siswa tentang materi yang diajarkan
b. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kandungan
karbohidrat yang siswa ketahui.
c. Guru mengajak siswa menyebutkan makanan yang mengandung
karbohidrat
40
Elaborasi
a. Guru menyediakan bahan praktek yang berbeda untuk diuji
b. Siswa disuruh menguji makanan berkarbohidrat yang disediakan
guru dengan bahan yang berbeda
c. Guru membimbing siswa dalam percobaan
Konfirmasi
a. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
b. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau
simpulan pembelajaran.
3) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
a. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
b. Guru mengucapkan salam.
c. Tahap observasi dan interprestasi / Observing.
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
1. Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2. Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati
aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan
teknik eksperimen yang sedang berlangsung.
41
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
5. Guru memberi pengarahan terhadap siswa yang kurang maksimal
dalam mengerjakan tugasnya.
d. Tahap refleksi/ reflecting.
Pada siklus II ini jumlah siswa yang kurang memperhatikan sudah
berkurang jika dibanding dengan siklus I. Hal ini karena guru sudah
menggunakan teknik eksperimen dengan baik, sehingga siswa banyak
yang memperhatikan dengan seksama. Dari hasil tes juga menunjukkan
peningkatan.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan pada semester I,
hari Jumat 26 Juli 2013, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x 35 menit).
Pelaksanaan tindakan siklus III ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (action),
observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis
besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan/ planning
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus III ini, peneliti
berupaya meningkatkan hasil dalam pembelajaran. Materi yang dibahas
42
dalam siklus ini masih sama. Adapun perencanaan dalam siklus III ini,
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan perumusan masalah berdasarkan refleksi
pada siklus II.
2) Menentukan sub pokok bahasan.
3) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus III.
RPP ini disusun dengan mempertimbangkan hasil pembelajaran
atau kelemahan pada siklus II. RPP ini dilakukan sebelum tindakan
dilakukan.
4) Mendiskusikan penerapan teknik eksperimen dengan guru, peneliti
mendiskusikan tata cara pelaksanaan teknik eksperimen pada
siklus III dengan guru kolabolator, guna mempersiapkan
perlengkapan eksperimen agar lebih baik dari siklus I dan siklus II
5) Merancang soal-soal untuk dikerjakan siswa sebagai tes formatif
untuk mengetahui kemampua siswa.
6) Merancang lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan
data perubahan dan perkaembangan siswa.
7) Merancang lembar observasi untuk guru guna mengetahui
perubahan dan perkembangan.
8) Mengupayakan siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
43
b. Tahap implementasi tindakan/ acting.
Pada tahap ini guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah didesain, antara lain:
1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
Appersepsi
a. Guru mengucap salam.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum
pelajaran dimulai.
d. Guru menata duduk siswa dengan baik.
e. Guru menanyakan keadaan siswa.
f. Guru mereview pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
2) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
a. Guru memberi pertanyaan siswa tentang materi ajar
b. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang
materi ajar yang belum jelas
Elaborasi
a. Guru menyediakan bahan praktek yang berbeda untuk diuji
b. Siswa disuruh menguji makanan berkarbohidrat yang
disediakan guru dengan bahan yang berbeda
44
c. Guru membimbing siswa dalam percobaan
Konfirmasi
a. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
b. Siswa mengerjakan tes formatif.
3) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
a. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
b. Guru mengucapkan salam.
c. Tahap observasi dan interprestasi / observing.
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
1. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan
siswa dengan lembar pengamatan siswa.
2. Melakukan pengamatan terhadap peneiti yang dilakuakan oleh
guru kolaborator.
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapan teknik eksperimen yang sedang berlangsung.
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
5. Guru memberi pengarahan terhadap siswa yang kurang maksimal
dalam mengerjakan tugasnya.
45
d. Tahap refleksi/ reflecting.
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus III. Pada siklus
III ini jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak dibanding
siklus II, hal ini karena perlengkapan dan cara pembelajaran Eksperimen
yang dikukan oleh guru sudah semakin baik, sehingga siswa dapat
memperhatikan pelajaran secara maksimal serta hasil belajar siswa pun
menjadi lebih baik dari siklus II.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
Dalam penelitian ini setiap pembelajaran di gunakan lembar observasi
untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan teknik eksperimen. Secara rinci,
hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus I ini, didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Hasil tes formatif pada siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Siswa A 70 40 Tidak Tuntas
2 Siswa B 70 20 Tidak Tuntas
3 Siswa C 70 50 Tidak Tuntas
4 Siswa D 70 70 Tuntas
5 Siswa E 70 40 Tidak Tuntas
6 Siswa F 70 30 Tidak Tuntas
7 Siswa G 70 30 Tidak Tuntas
8 Siswa H 70 60 Tidak Tuntas
9 Siswa I 70 80 Tuntas
10 Siswa J 70 30 Tidak Tuntas
47
11 Siswa K 70 70 Tuntas
12 Siswa L 70 50 Tidak Tuntas
13 Siswa M 70 50 Tidak Tuntas
14 Siswa N 70 10 Tidak Tuntas
15 Siswa O 70 80 Tuntas
16 Siswa P 70 80 Tuntas
17 Siswa Q 70 60 Tidak Tuntas
18 Siswa R 70 70 Tuntas
19 Siswa S 70 60 Tidak Tuntas
20 Siswa T 70 20 Tidak Tuntas
21 Siswa U 70 50 Tidak Tuntas
22 Siswa V 70 80 Tuntas
23 Siswa W 70 60 Tidak Tuntas
24 Siswa X 70 70 Tuntas
25 Siswa Y 70 30 Tidak Tuntas
26 Siswa Z 70 50 Tidak Tuntas
27 Siswa AA 70 50 Tidak Tuntas
28 Siswa AB 70 90 Tuntas
29 Siswa AC 70 20 Tidak Tuntas
30 Siswa AD 70 60 Tidak Tuntas
31 Siswa AE 70 20 Tidak Tuntas
32 Siswa AF 70 50 Tidak Tuntas
33 Siswa AG 70 40 Tidak Tuntas
34 Siswa AH 70 50 Tidak Tuntas
35 Siswa AI 70 70 Tuntas
36 Siswa AJ 70 60 Tidak Tuntas
48
37 Siswa AK 70 80 Tuntas
38 Siswa AL 70 40 Tidak Tuntas
Rata-rata 184,2 182,11
Keterangan :
Siswa yang tuntas : 11 Siswa (28,9 %)
Siswa yang tidak tuntas : 27 Siswa (71,5 %)
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 38
siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan
selain teknik pembelajaran yang baru dikenal ternyata banyak siswa yang
tidak bersungguh-sungguh belajar dengan teknik eksperimen, banyak yang
bermain sendiri. Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada siklius I dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Banyak murid yang tidak tahu arti karbohidrat
b. Banyak murid yang tidak memperhatikan perubahan warna dari
percobaanya.
c. Sering banyak murid yang bercanda dengan teman-temannya.
Secara garis besar siklus I berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil
belajar siswa belum mencapai rata - rata 70. Hal ini harus dijadikan suatu
yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus II.
2. Siklus II
49
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus II ini, didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Hasil tes formatif pada siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Siswa A 70 75 Tuntas
2 Siswa B 70 70 Tuntas
3 Siswa C 70 80 Tuntas
4 Siswa D 70 60 Tidak Tuntas
5 Siswa E 70 80 Tuntas
6 Siswa F 70 70 Tuntas
7 Siswa G 70 60 Tidak Tuntas
8 Siswa H 70 80 Tuntas
9 Siswa I 70 95 Tuntas
10 Siswa J 70 60 Tidak Tuntas
11 Siswa K 70 95 Tuntas
12 Siswa L 70 75 Tuntas
13 Siswa M 70 70 Tuntas
14 Siswa N 70 80 Tuntas
15 Siswa O 70 100 Tuntas
16 Siswa P 70 60 Tidak Tuntas
17 Siswa Q 70 60 Tidak Tuntas
18 Siswa R 70 85 Tuntas
19 Siswa S 70 100 Tuntas
20 Siswa T 70 100 Tuntas
21 Siswa U 70 95 Tuntas
50
22 Siswa V 70 60 Tidak Tuntas
23 Siswa W 70 70 Tuntas
24 Siswa X 70 90 Tuntas
25 Siswa Y 70 60 Tidak Tuntas
26 Siswa Z 70 60 Tidak Tuntas
27 Siswa AA 70 80 Tuntas
28 Siswa AB 70 80 Tuntas
29 Siswa AC 70 60 Tidak Tuntas
30 Siswa AD 70 75 Tuntas
31 Siswa AE 70 95 Tuntas
32 Siswa AF 70 80 Tuntas
33 Siswa AG 70 75 Tuntas
34 Siswa AH 70 80 Tuntas
35 Siswa AI 70 60 Tidak Tuntas
36 Siswa AJ 70 90 Tuntas
37 Siswa AK 70 90 Tuntas
38 Siswa AL 70 70 Tuntas
Rata-rata 184,2 76,97
Keterangan:
Siswa yang tuntas : 28 Siswa (73,7%)
Siswa yang tidak tuntas : 10 Siswa (26,3%)
Pada siklus II siswa sudah mulai mengerti apa yang di intruksikan
guru dibandingkan pada siklus I, hal ini dikarenakan guru mengadakan
sosialisasi terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Dari hasil belajar
siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal,
51
terbukti dari 38 siswa 28 siswa (73,7%) tuntas dan 10 siswa (26,3%) tidak
tuntas. berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus II
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Siswa tidak lagi merasa bingung dengan pembelajaran menggunakan
teknik eksperimen, hal ini dikarenakan guru melakukan sosialisasi
terlebih dahulu terhadap siswa.
b. Siswa sudah fokus terhadap apa yang diperintahkan oleh guru.
c. Sudah 50% lebih siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes
formatif.
d. Dari guru, tidak ada lagi kendala dalam mempersiapkan pembelajaran
tersebut karena belajar dari pengalaman pelaksanaan siklus I.
Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan baik. Dari
hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal, terbukti dari 38 siswa 28 siswa (73,7%) tuntas dan 10
siswa (26,3%) tidak tuntas. Berati ada peningkatan kemampuan siswa dalam
hasil belajar siswa. Meskipun sudah 50 % lebih siswa yang tuntas dalam
mengikuti tes formatif pada Siklus II akan tetapi nilai yang diperoleh belum
cukup memuaskan sehingga perlu diadakan Siklus III.
3. Siklus III
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus III ini, didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
52
Tabel 3.3
Hasil tes formatif pada siklus III
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Siswa A 70 60 Tidak Lulus
2 Siswa B 70 100 Tuntas
3 Siswa C 70 70 Tuntas
4 Siswa D 70 80 Lulus
5 Siswa E 70 80 Lulus
6 Siswa F 70 80 Lulus
7 Siswa G 70 100 Lulus
8 Siswa H 70 80 Lulus
9 Siswa I 70 80 Lulus
10 Siswa J 70 80 Lulus
11 Siswa K 70 100 Tuntas
12 Siswa L 70 60 Tidak Lulus
13 Siswa M 70 80 Lulus
14 Siswa N 70 80 Lulus
15 Siswa O 70 70 Lulus
16 Siswa P 70 80 Lulus
17 Siswa Q 70 60 Tidak Lulus
18 Siswa R 70 80 Lulus
19 Siswa S 70 80 Lulus
20 Siswa T 70 60 Tidak Lulus
21 Siswa U 70 80 Lulus
22 Siswa V 70 100 Lulus
23 Siswa W 70 60 Tidak Lulus
24 Siswa X 70 80 Lulus
53
25 Siswa Y 70 90 Lulus
26 Siswa Z 70 100 Lulus
27 Siswa AA 70 80 Lulus
28 Siswa AB 70 80 Lulus
29 Siswa AC 70 80 Lulus
30 Siswa AD 70 80 Lulus
31 Siswa AE 70 60 Tidak Lulus
32 Siswa AF 70 100 Lulus
33 Siswa AG 70 100 Lulus
34 Siswa AH 70 100 Lulus
35 Siswa AI 70 60 Tidak Lulus
36 Siswa AJ 70 80 Lulus
37 Siswa AK 70 80 Lulus
38 Siswa AL 70 100 Tuntas
Rata-rata 184,2 80,79
Keterangan:
Siswa yang tuntas : 31 Siswa (81,6%)
Siswa yang tidak tuntas : 7 Siswa (18,4 %)
Pada siklus III hampir semua siswa fokus dan memperhatikan materi
pembelajaran yang disampaikan guru, hal ini dikarenakan guru
mempersiapkan pembelajaran menggunakan teknik eksperimen secara
maksimal. Selain itu pembelajaran menggunakan teknik eksperimen yang
dilaksanakan pada siklus III sudah tidak asing lagi bagi siswa. Dari hasil
54
belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal, terbukti dari 38 siswa 31 siswa (81,6%) tuntas dan 7 siswa (18,4%) tidak
tuntas. Berarti ada peningkatan yang signifikan kemampuan siswa terhadap
hasil belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
menggunakan teknik eksperimen.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus III
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Siswa sudah terbiasa dengan belajar teknik eksperimen.
b. Sebagian besar siswa sudah fokus mengikuti instruksi yang
disampaikan guru.
c. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes
formatif.
d. Guru tidak lagi menjelasakan mengenai pembelajaran dengan teknik
eksperimen kepada siswa sehingga hanya fokus terhadap materi yang
akan diberikan kepada siswa.
Secara garis besar pelaksanaan siklus III sudah berjalan baik. Dari
hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal, terbukti dari 38 siswa 31 siswa (81,6%) tuntas dan 7
siswa (18,4%) tidak tuntas. berati ada peningkatan yang signifikan
kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa Ilmu Pengetahuan Alam dengan
55
menggunakkan teknik eksperimen. Pada siklus III ini sudah dikatakan berhasil
baik dilihat dari segi perhatian siswa maupun dari tingkat pemahaman siswa.
B. Pembahasan
1. Hasil rekapitulasi
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut ini:
Hasil rekapitulasi hasil belajar Ilmu pengetahuan Alam dengan
menggunakkan eksperimen.
Tabel 3. 4
Hasil rekapitulasi tentang hasil belajar siswa
Pelaksanaan
Ketuntasan Siklus I Siklus II Siklus III
Tuntas 11 siswa ( 28,9 % ) 28 siswa ( 73,7% ) 31 siswa ( 81,6% )
Tidak tuntas 27 siswa ( 71,5 % ) 10 siswa (26,3 %) 7 siswa ( 18,4% )
2. Kondisi awal
Dari hasil pengamatan kami, ternyata pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di SDN Kletek 01 Pucakwangi Pati Tahun 2013 sebelumnya hanya
menggunakan metode ceramah. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab
kenapa hasil belajar siswa pada mata pelajaran di sekolah tersebut rendah,
56
hasil belajarnya pun juga kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang telah ditentukan.
3. Kondisi akhir
Setelah diadakanya pembelajaran IPA dengan penerapan teknik
eksperimen di SDN Kletek 01 Pucakwangi Pati Tahun 2013 dapat kita lihat
ternyata tes formatif masih kurang dari KKM yang telah ditentukan, itu
dikarenakan teknik pembelajaran yang baru mereka kenal.
Akan tetapi setelah diadakanya siklus II hasil belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sudah mulai terlihat, hal ini
dapat dilihat sudah lebih dari 73,7% siswa fokus mengikuti pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan penerapan teknik eksperimen. Hal ini dikarenakan
guru telah mengadakan sosialisasi terhadap siswa sebelum pembelajaran
dimulai. Bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dimulai dengan
penerapan teknik eksperimen akan mempermudah siswa dalam menangkap
materi pembelajaran. Tingkat hasil belajar siswapun mulai meningkat, hal ini
terlihat dari hasil tes formatif yang telah dilakukan, lebih dari 50 % siswa
tuntas dalam belajar.
Pada siklus III siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran Ilmu
pengetahuan Alam dengan menggunakkan teknik eksperimen, sehingga guru
hanya fokus terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswa. Sebagian
57
besar siswa fokus dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
hanya beberapa siswa yang masih bercanda dan main-main dengan teman.
Dari 38 siswa 31 siswa atau 81,6% sudah memperoleh nilai sesuai
dengan KKM yang telah ditentukan. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakkan teknik eksperimen
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam mengkuti pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan menggunakan teknik eksperimen adalah sebagai
berikut:
Hasil belajar siswa kelas V SDN Kletek 01, Pucakwangi Pati meningkat
signifikan, itu terlihat dari nilai hasil tes formatif dari siklus I, siklus ke II dan
siklus III. Peningkatan ini ditunjukkan pada siklus I (30%), pada siklus II menjadi
(56,6%) dan siklus III peningkatannya menjadi (83,3%).
Pembelajaran dengan menggunakan teknik experimen berdampak positif
bagi siswa yaitu siswa menjadi lebih memperhatikan dalam mengikuti
pembelajaran.
59
Jadi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan teknik
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Kletek 01
Pucakwangi, Pati.
60
B. Saran
Teknik experimen merupakan teknik yang tepat untuk melakukan kegiatan
mengajar mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan makanan
berkarbohidrat, maka penulis menulis beberapa hal sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk menggunakan
teknik eksperimen sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan
menyenangkan.
2. Memberi peluang dan motivasi kepada guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar siswa
merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan
perilaku belajar yang baik.
4. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala
kebutuhan yang diperlukan baik itu metode ataupun media dengan sebaik-
baiknya.
Daftar Pustaka
Arikunto. Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bratara
Karya Aksara.
Al Quran digital (Q.S At Taubah: 122).
Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful, Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta PT Rineka
Cipta.
Garnida. Budiman. 2002. Pendidiksn IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta :
Departemen Agama
Hartiny Sam’s, Rosma. 2010 Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Teras.
Ibrahim. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Kuswaya, Wihardit dan IGAK Wardani. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi aksara.
Ratnasari. 2009. Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Sain Pada Siswa Kelas IV di SDN Koripan 02 Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang. skripsi tidak dipublikasikan.
Wahyudi, Esa Nur dan Baharuddin. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran,
Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA.
Maunah Binti. 2009. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Yogyakarta : Sukses
Offset
Hadhiri, Choiruddin, S P. 1993. Klasifikasi Kandungan Al Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDN Kletek 01
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami bahwa energi digunakan oleh tumbuhan hijau untuk membuat
makanan
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan bahwa manusia dan hewan tergantung pada tumbuhan hijau sebagai
sumber makanan.
C. Indikator
Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang digunakan oleh manusia dan hewan
untuk makanannya
Menjelaskan pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan sebagai
sumber energy
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
Membuktikan jenis bagian tumbuhan mengandung karbohidrat sebagai
sumber energy
Menyebutkan kegunaan kandungan zat dalam makanan misalnya
karbohidrat
Membedakan jenis makanan yang mengandung karbohidrat dan tidak
mengandung karbohidrat
E. Materi Pelajaran
Menguji Keberadaan Karbohidrat
Pada kandungan zat gizi dalam makanan tedapat karbohidrat, karbohidrat
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai bahan bakar dan sumber tenaga. Tubuh kita
membutuhkan karbohidrat untuk segala kegiatan, makanan yang mengandung
karbohidrat terdapat pada jenis makanan misalnya roti, kentang, umbi-umbian,
nasi, jagung, yang berasal dari tumbuhan hijau.
F. Karakteristik Siswa
1. Bersahabat
2. Bekerja sama
3. Tanggung jawab
4. Menghargai pendapat orang lain
G. Langkah pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Tanya jawab
3. Eksperimen
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Appersepsi
Guru mengucap salam
Guru melakukan presensi siswa.
Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai.
Guru menuliskan materi yang akan dicapai.
Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang berkaitan
dengan materi yang dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan inti (60 menit)
a) Eksplorasi
Guru mengajak siswa menyebutkan hasil tanaman yang di
tanam orang tuanya
Guru menunjuk salah satu padi yang dijadikan sebagai hasil
panen orang tuanya
Guru menanyakan selain padi, tanaman apa saja yang ditanam
di sawah.
Kemudian guru memperlihatkan gambar berbagai jenis
makanan dan menanyakan kandungan zat gizi apa saja yang
terkandung dalam makanan
b) Elaborasi
Guru menulis topik dipapan tulis
Masing-masing kelompok melaksanakan percobaanya
Siswa menetesi betadin diatas jagung
Siswa mencatat apa yang terjadi pada jagung tersebut
Salah satu siswa mencatat perubahan tersebut
Siswa menyampaikan hasil percobaanya
c) Konfirmasi
Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau
simpulan pembelajaran.
Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan
Guru menyampaikan pesan-pesan moral selain makanan yang
mengandung karbohidrat kita harus makan-makanan yang
bergizi dan seimbang.
3. Kegiatan akhir (5 menit)
Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
Guru mengucapkan salam.
I. Alat dan Bahan
1. Alat
Piring kecil
Betadine
Pisau
2. Bahan
Nasi
Ketimun
Tomat
Kentang
wortel
J. Sumber belajar
Buku SAINS SD Kelas V
K. Evaluasi
Post test : tertulis
Bentuk test : pilihan ganda
Alat test : soal-soal
Soal-soal
Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Makanan yang kita makan berasal dari …
a. tumbuhan hijau c. benda mati
b. tanah d. barang bekas
2. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat berguna bagi tubuh sebagai ...
a. sumber lemak c. pembentukkan sel
b. sumber tenaga d. zat pembangun
3. Makanan yang mengandung karbohidrat setelah di tetesi betadin berwarna…
a. Merah c. biru kehitaman
b. Cokelat d. kuning
4. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat antara lain …
a. air, nanas, tomat c. mangga, belimbing
b. ikan, nanas, nasi d. nasi, tomat, kentang
5. Untuk membuktikan jenis makanan yang mengandung karbohidrat makanan yang
akan di uji ditetesi dengan …
a. Air c. betadin
b. Kecap d. tinta
Kunci jawaban
1. a 2. b
3. c 4. d 5. C
Bobot nilai :
1. Jumlah soal 5 buah
2. Masing-masing soal N X 2
3. Skor maksimum 10
Kriteria Penilaian
9 – 10 = Amat Baik
7 – 8 = Baik
6 = Cukup
< 6 = Kurang (tidak tuntas)
Pati, 19 Juli 2013
Guru Pamong, Peneliti,
Arif Afandi, S.Pd Yudi Siswanto
NIP 197211161997031006 NIM 11509040
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Drs. Muhammadun
NIP 19580201 198201 1 003
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Siklus II
Satuan Pendidikan : SDN Kletek 01
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami bahwa energi digunakan oleh tumbuhan hijau untuk membuat
makanan
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan bahwa manusia dan hewan tergantung pada tumbuhan hijau sebagai
sumber makanan.
C. Indikator
Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang digunakan oleh manusia dan hewan
untuk makanannya
Menjelaskan pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan sebagai
sumber energy
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
Membuktikan jenis bagian tumbuhan mengandung karbohidrat sebagai
sumber energy
Menyebutkan kegunaan kandungan zat dalam makanan misalnya
karbohidrat
Membedakan jenis makanan yang mengandung karbohidrat dan tidak
mengandung karbohidrat
E. Materi Pelajaran
Menguji Keberadaan Karbohidrat
Pada kandungan zat gizi dalam makanan tedapat karbohidrat, karbohidrat
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai bahan bakar dan sumber tenaga. Tubuh kita
membutuhkan karbohidrat untuk segala kegiatan, makanan yang mengandung
karbohidrat terdapat pada jenis makanan misalnya roti, kentang, umbi-umbian,
nasi, jagung, yang berasal dari tumbuhan hijau.
F. Karakter Siswa
1. Disiplin
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. Menghargai pendapat orang lain
G. Langkah pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Tanya jawab
3. Eksperimen
4. Penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Appersepsi
Guru mengucap salam.
Guru melakukan presensi siswa.
Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai.
Guru menata duduk siswa dengan baik.
Guru menanyakan keadaan siswa.
Guru mereview pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
2. Kegiatan inti (60 menit)
Eksplorasi
Guru memberi pertanyaan siswa tentang materi yang diajarkan
Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kandungan
karbohidrat yang siswa ketahui.
Guru mengajak siswa menyebutkan makanan yang mengandung
karbohidrat
Elaborasi
Guru menyediakan bahan praktek yang berbeda untuk diuji
Siswa disuruh menguji makanan berkarbohidrat dengan bahan yang
berbeda
Guru membimbing siswa dalam percobaan
Konfirmasi
Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau simpulan
pembelajaran.
3. Kegiatan akhir (5 menit)
Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
Guru mengucapkan salam.
L. Alat dan Bahan
1. Alat
Piring kecil
Betadine
Pisau
2. Bahan
Daging
Roti
Jagung
M. Sumber belajar
Buku SAINS SD Kelas V
N. Evaluasi
Post test : tertulis
Bentuk test : isian
Alat test : soal-soal
Soal-soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan karbohidrat?
2. Apakah roti mengandung karbohidrat? Jelaskan!
3. Bagaimanakah lahkah-langkah menguji makanan karbohidrat?
4. Bagaimana jagung ditetesi dengan betadine? Berubah atau tidak?
5. Apakah daging mengandung karbohidrat tinggi?
Jawaban:
1. Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organic yang paling
melimpah dibumi.
2. Kkk
3. Suatu objek makanan bila ditetesi betadin akan berubah warna biru
kehitaman
4. Berubah
5. Iya
Bobot nilai :
1. Jumlah soal 5 buah
2. Masing-masing soal N X 2
3. Skor maksimum 10
Kriteria Penilaian
9 – 10 = Amat Baik
7 – 8 = Baik
6 = Cukup
< 6 = Kurang (tidak tuntas)
Pati, 24 Juli 2013
Guru Pamong, Peneliti,
Arif Afandi, S.Pd Yudi Siswanto
NIP 197211161997031006 NIM 11509040
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Drs. Muhammadun
NIP 19580201 198201 1 003
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Siklus III
Satuan Pendidikan : SDN Kletek 01
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami bahwa energi digunakan oleh tumbuhan hijau untuk membuat
makanan
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan bahwa manusia dan hewan tergantung pada tumbuhan hijau sebagai
sumber makanan.
C. Indikator
Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang digunakan oleh manusia dan hewan
untuk makanannya
Menjelaskan pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan sebagai
sumber energy
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
Membuktikan jenis bagian tumbuhan mengandung karbohidrat sebagai
sumber energy
Menyebutkan kegunaan kandungan zat dalam makanan misalnya
karbohidrat
Membedakan jenis makanan yang mengandung karbohidrat dan tidak
mengandung karbohidrat
E. Materi Pelajaran
Menguji Keberadaan Karbohidrat
Pada kandungan zat gizi dalam makanan tedapat karbohidrat, karbohidrat
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai bahan bakar dan sumber tenaga. Tubuh kita
membutuhkan karbohidrat untuk segala kegiatan, makanan yang mengandung
karbohidrat terdapat pada jenis makanan misalnya roti, kentang, umbi-umbian,
nasi, jagung, yang berasal dari tumbuhan hijau.
F. Langkah pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Tanya jawab
3. Eksperimen
4. Penugasan
G. Karakter Siswa
1. Disiplin
2. Menghargai pendapat orang lain
3. Bekerja sama
4. Tanggung jawab
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Appersepsi
Guru mengucap salam.
Guru melakukan presensi siswa.
Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai.
Guru menata duduk siswa dengan baik.
Guru menanyakan keadaan siswa.
Guru mereview pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
2. Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
Guru memberi pertanyaan siswa tentang materi ajar
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi ajar
yang belum jelas
Elaborasi
Guru menyediakan bahan praktek yang berbeda untuk diuji
Siswa disuruh menguji makanan berkarbohidrat yang disediakan guru
dengan bahan yang berbeda
Guru membimbing siswa dalam percobaan
Konfirmasi
Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
Siswa mengerjakan tes formatif.
3. Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
Guru mengucapkan salam.
I. Alat dan Bahan
1. Alat
Piring kecil
Betadine
Pisau
2. Bahan
Roti
Pisang
Ketimun
5. Sumber belajar
Buku SAINS SD Kelas V
6. Evaluasi
Post test : tertulis
Bentuk test : isian
Alat test : soal-soal
Soal-soal
1. Apakah ketimun merupakan makanan yang mengandung karbohidrat?
2. Manakah yang mengandung karbohidrat yang paling tinggi diantara pisang,
ketimun dan roti?
3. Sebutkan 3 fungsi karbohidrat?
4. Diantara roti dan pisang manakah yang mengandung karbohidrat sedang?
5. Diantara pisang dan ketimun manakah yang tidak mengandung karbohidrat?
Bobot nilai :
1. Jumlah soal 5 buah
2. Masing-masing soal N X 2
3. Skor maksimum 10
Kriteria Penilaian
9 – 10 = Amat Baik
7 – 8 = Baik
6 = Cukup
< 6 = Kurang (tidak tuntas)
Pati, 26 Juli 2013
Guru Pamong, Peneliti,
Arif Afandi, S.Pd Yudi Siswanto
NIP 197211161997031006 NIM 11509040
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Drs. Muhammadun
NIP 19580201 198201 1 003
Lampiran 4
Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Makanan yang kita makan berasal dari …
a. tumbuhan hijau c. benda mati
b. tanah d. barang bekas
2. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat berguna bagi tubuh sebagai ...
a. sumber lemak c. pembentukkan sel
b. sumber tenaga d. zat pembangun
3. Makanan yang mengandung karbohidrat setelah di tetesi betadin berwarna…
a. Merah c. biru kehitaman
b. Cokelat d. kuning
4. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat antara lain …
a. air, nanas, tomat c. mangga, belimbing
b. ikan, nanas, nasi d. nasi, tomat, kentang
5. Untuk membuktikan jenis makanan yang mengandung karbohidrat makanan yang
akan di uji ditetesi dengan …
a. Air c. betadin
b. Kecap d. tinta
Kunci jawaban
1. a 2. b
3. c 4. d 5. C
Lampiran 5
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan karbohidrat?
2. Apakah roti mengandung karbohidrat?
3. Bagaimanakah lahkah-langkah menguji makanan karbohidrat?
4. Bagaimana jagung ditetesi dengan betadine? Berubah atau tidak?
5. Apakah daging mengandung karbohidrat tinggi?
Jawaban:
1. Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organic yang paling
melimpah dibumi.
2. Iya
3. Suatu objek makanan bila ditetesi betadin akan berubah warna biru
kehitaman
4. Berubah
5. Iya
Lampiran 6
1. Apakah ketimun merupakan makanan yang mengandung karbohidrat?
2. Manakah yang mengandung karbohidrat yang paling tinggi diantara pisang,
ketimun dan roti?
3. Apa fungsi fungsi karbohidrat?
4. Sebutkan 3 macam makanan yang mengandung karbohidrat!
5. Sebutkan 2 macam makanan yang tidak mengandung karbohidrat!
Jawab:
1. Tidak
2. Roti
3. Pembentukan tulang
4. Nasi, jagung, roti,
5. Tomat, wortel
Lampiran 7 Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Hasil tes formatif siswa pada siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Siswa A 70 40 Tidak Tuntas
2 Siswa B 70 20 Tidak Tuntas
3 Siswa C 70 50 Tidak Tuntas
4 Siswa D 70 70 Tuntas
5 Siswa E 70 40 Tidak Tuntas
6 Siswa F 70 30 Tidak Tuntas
7 Siswa G 70 30 Tidak Tuntas
8 Siswa H 70 60 Tidak Tuntas
9 Siswa I 70 80 Tuntas
10 Siswa J 70 30 Tidak Tuntas
11 Siswa K 70 70 Tuntas
12 Siswa L 70 50 Tidak Tuntas
13 Siswa M 70 50 Tidak Tuntas
14 Siswa N 70 10 Tidak Tuntas
15 Siswa O 70 80 Tuntas
16 Siswa P 70 80 Tuntas
17 Siswa Q 70 60 Tidak Tuntas
18 Siswa R 70 70 Tuntas
19 Siswa S 70 60 Tidak Tuntas
20 Siswa T 70 20 Tidak Tuntas
21 Siswa U 70 50 Tidak Tuntas
22 Siswa V 70 80 Tuntas
23 Siswa W 70 60 Tidak Tuntas
24 Siswa X 70 70 Tuntas
25 Siswa Y 70 30 Tidak Tuntas
26 Siswa Z 70 50 Tidak Tuntas
27 Siswa AA 70 50 Tidak Tuntas
28 Siswa AB 70 90 Tuntas
29 Siswa AC 70 20 Tidak Tuntas
30 Siswa AD 70 60 Tidak Tuntas
31 Siswa AE 70 20 Tidak Tuntas
32 Siswa AF 70 50 Tidak Tuntas
33 Siswa AG 70 40 Tidak Tuntas
34 Siswa AH 70 50 Tidak Tuntas
35 Siswa AI 70 70 Tuntas
36 Siswa AJ 70 60 Tidak Tuntas
37 Siswa AK 70 80 Tuntas
38 Siswa AL 70 40 Tidak Tuntas
Rata-rata 184,2 182,11
Lampiran 8 Hasil tes formatif siswa pada siklus II
Hasil tes formatif siswa pada siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Siswa A 70 75 Tuntas
2 Siswa B 70 70 Tuntas
3 Siswa C 70 80 Tuntas
4 Siswa D 70 60 Tidak Tuntas
5 Siswa E 70 80 Tuntas
6 Siswa F 70 70 Tuntas
7 Siswa G 70 60 Tidak Tuntas
8 Siswa H 70 80 Tuntas
9 Siswa I 70 95 Tuntas
10 Siswa J 70 60 Tidak Tuntas
11 Siswa K 70 95 Tuntas
12 Siswa L 70 75 Tuntas
13 Siswa M 70 70 Tuntas
14 Siswa N 70 80 Tuntas
15 Siswa O 70 100 Tuntas
16 Siswa P 70 60 Tidak Tuntas
17 Siswa Q 70 60 Tidak Tuntas
18 Siswa R 70 85 Tuntas
19 Siswa S 70 100 Tuntas
20 Siswa T 70 100 Tuntas
21 Siswa U 70 95 Tuntas
22 Siswa V 70 60 Tidak Tuntas
23 Siswa W 70 70 Tuntas
24 Siswa X 70 90 Tuntas
25 Siswa Y 70 60 Tidak Tuntas
26 Siswa Z 70 60 Tidak Tuntas
27 Siswa AA 70 80 Tuntas
28 Siswa AB 70 80 Tuntas
29 Siswa AC 70 60 Tidak Tuntas
30 Siswa AD 70 75 Tuntas
31 Siswa AE 70 95 Tuntas
32 Siswa AF 70 80 Tuntas
33 Siswa AG 70 75 Tuntas
34 Siswa AH 70 80 Tuntas
35 Siswa AI 70 60 Tidak Tuntas
36 Siswa AJ 70 90 Tuntas
37 Siswa AK 70 90 Tuntas
38 Siswa AL 70 70 Tuntas
Rata-rata 184,2 76,97
Lampiran 9 Hasil tes formatif siswa pada siklus III
Hasil tes formatif siswa pada siklus III
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Siswa A 70 60 Tidak Lulus
2 Siswa B 70 100 Tuntas
3 Siswa C 70 70 Tuntas
4 Siswa D 70 80 Lulus
5 Siswa E 70 80 Lulus
6 Siswa F 70 80 Lulus
7 Siswa G 70 100 Lulus
8 Siswa H 70 80 Lulus
9 Siswa I 70 80 Lulus
10 Siswa J 70 80 Lulus
11 Siswa K 70 100 Tuntas
12 Siswa L 70 60 Tidak Lulus
13 Siswa M 70 80 Lulus
14 Siswa N 70 80 Lulus
15 Siswa O 70 70 Lulus
16 Siswa P 70 80 Lulus
17 Siswa Q 70 60 Tidak Lulus
18 Siswa R 70 80 Lulus
19 Siswa S 70 80 Lulus
20 Siswa T 70 60 Tidak Lulus
21 Siswa U 70 80 Lulus
22 Siswa V 70 100 Lulus
23 Siswa W 70 60 Tidak Lulus
24 Siswa X 70 80 Lulus
25 Siswa Y 70 90 Lulus
26 Siswa Z 70 100 Lulus
27 Siswa AA 70 80 Lulus
28 Siswa AB 70 80 Lulus
29 Siswa AC 70 80 Lulus
30 Siswa AD 70 80 Lulus
31 Siswa AE 70 60 Tidak Lulus
32 Siswa AF 70 100 Lulus
33 Siswa AG 70 100 Lulus
34 Siswa AH 70 100 Lulus
35 Siswa AI 70 60 Tidak Lulus
36 Siswa AJ 70 80 Lulus
37 Siswa AK 70 80 Lulus
38 Siswa AL 70 100 Tuntas
Rata-rata 184,2 80,79
Lapiran 10
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN Kletek 01 Semester : I
Nama Guru : Yudi Siswanto Kelas :V (lima)
Mata Pelajaran : IPA Tahun pelajaran : 2013
Materi : Makanan Berkarbohidrat
No ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
0 1 2 3 4
1 Membuat RPP √
2 Menyesuaikan Bahan Ajar √
3 Merumuskan indikator √
4 Menyusun materi √
5 Memilih media yang tepat √
6 Memilih sumber belajar √
7 Memilih metode yang tepat √
Jumlah
Pelaksanaan:
1 Memotivasi siswa √
2 Menjelaskan materi √
3 Membantu siswa yang kesulitan √
4 Memfasilitasi siswa dalam belajar √
5 Guru dan murid membuat kesimpulan √
Jumlah
Petunjuk: Beri tanda V pada kolom yang sesuai pendapat anda
Keterangan Skala Penilaian: ...
0 : Tidak Dilakukan
1-10 : Dilakukan Kurang Baik
11-20 : Dilakukan Cukup Baik
21-30 : Dilakukan dengan Baik
31-40 : Dilakukan Sangat Baik
Predikat : Dengan Baik
Pati, 23 Juli 2013
Pengamat,
Arif Afandi, S.Pd
NIP 197211161997031006
Lapiran 11
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Sekolah : SDN Kletek 01 Semester : I
Nama Guru : Yudi Siswanto Kelas :V (lima)
Mata Pelajaran : IPA Tahun pelajaran : 2013
Materi : Makanan Berkarbohidrat
No ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
0 1 2 3 4
1 Membuat RPP √
2 Menyesuaikan Bahan Ajar √
3 Merumuskan indikator √
4 Menyusun materi √
5 Memilih media yang tepat √
6 Memilih sumber belajar √
7 Memilih metode yang tepat √
Jumlah
Pelaksanaan:
1 Memotivasi siswa √
2 Menjelaskan materi √
3 Membantu siswa yang kesulitan √
4 Memfasilitasi siswa dalam belajar √
5 Guru dan murid membuat kesimpulan √
Jumlah
Petunjuk: Beri tanda V pada kolom yang sesuai pendapat anda
Keterangan Skala Penilaian: ...
0 : Tidak Dilakukan
1-10 : Dilakukan Kurang Baik
11-20 : Dilakukan Cukup Baik
21-30 : Dilakukan dengan Baik
31-40 : Dilakukan Sangat Baik
Predikat : Dengan Baik
Pati, 23 Juli 2013
Pengamat,
Arif Afandi, S.Pd
NIP 197211161997031006
Lapiran 12
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Nama Sekolah : SDN Kletek 01 Semester : I
Nama Guru : Yudi Siswanto Kelas :V (lima)
Mata Pelajaran : IPA Tahun pelajaran : 2013
Materi : Makanan Berkarbohidrat
No ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
0 1 2 3 4
1 Membuat RPP √
2 Menyesuaikan Bahan Ajar √
3 Merumuskan indikator √
4 Menyusun materi √
5 Memilih media yang tepat √
6 Memilih sumber belajar √
7 Memilih metode yang tepat √
Jumlah
Pelaksanaan:
1 Memotivasi siswa √
2 Menjelaskan materi √
3 Membantu siswa yang kesulitan √
4 Memfasilitasi siswa dalam belajar √
5 Guru dan murid membuat kesimpulan √
Jumlah
Petunjuk: Beri tanda V pada kolom yang sesuai pendapat anda
Keterangan Skala Penilaian: ...
0 : Tidak Dilakukan
1-10 : Dilakukan Kurang Baik
11-20 : Dilakukan Cukup Baik
21-30 : Dilakukan dengan Baik
31-40 : Dilakukan Sangat Baik
Predikat : Dengan Baik
Pati, 23 Juli 2013
Pengamat,
Arif Afandi, S.Pd
NIP 197211161997031006