PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI KEGIATAN JUAL BELI
MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN
MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SEMESTER II
MI MA’ARIF BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
RIF’ATUL CHOIRIYAH
NIM 11514122
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI KEGIATAN JUAL BELI
MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN
MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SEMESTER II
MI MA’ARIF BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
RIF’ATUL CHOIRIYAH
NIM 11514122
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI KEGIATAN JUAL BELI
MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN
MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SEMESTER II
MI MA’ARIF BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
RIF’ATUL CHOIRIYAH
NIM 11514122
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rif’atul Choiriyah
NIM : 115-14-122
Program Studi : PGMI
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-repository
IAIN Salatiga.
Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 06 Juni 2018
Yang menyatakan
Rif’atul Choiriyah
NIM. 11514122
vi
vii
MOTTO
“Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa
kamu gunakan untuk merubah dunia”
(Nelson Mandela)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapakku tercinta Ahmad Rois dan Ibuku tercinta Siyami yang telah
memberikan do’a dan dukungan atas segalannya sehingga penulis bisa
meraih gelar SI seperti yang kalian harapkan selama ini.
2. Adikku Alvin Bayu Firmansyah tercinta yang telah memberikan bantuan
juga do’a kepada penulis.
3. Yang tersayang Ihsan Abdul Rohman yang selalu memberikan dukungan,
semangat dan do’a untuk penulis juga dalam membantu dalam mencari
buku.
4. Bulek Ety dan Om Zulfa yang selalu memberi nasehat, semangat dan do’a
juga buat keluarga besarku yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang selalu membimbing dan
memberikan ilmu yang bermanfaat.
6. Teman juga sahabatku Zulfa, Arina, Dwi Puji, Amanah, Dwi Z, dan Khafi
yang saling memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-teman seperjuangan PGMI 2014 semasa PPL di MIN Salatiga.
8. Teman-teman KKN Desa Surodadi khususnya Dusun Ngersap Magelang.
9. Seluruh keluarga besar MI Ma’arif Banyukuning.
10. Seluruh teman senasib dan seperjuangan PGMI angkatan 2014.
ix
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
nikmat hidayah-Nya. Hanya dengan kehendaknya segala sesuatu terjadi dan
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tetap tercurahkan kepada Nabi agung junjungan kita yaitu Nabi Muhammad
SAW.
Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul: Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual
Beli Melalui Metode Bermain Peran dengan Media Gambar Siswa Kelas III
Semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2017/2018 ini telah usai. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah Ilmu
dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berharap dapat bermanfaat untuk
penulis sendiri pada khususnya dan untuk pembaca pada umumnya. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
x
3. Ibu Peni Susapti, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
4. Bapak Sri Guno Najib Chaqoqo, S. PDI., M. A. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dari semester awal hingga semester
akhir dengan penuh kesabaran dan perhatian.
5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dorongan, nasehat, dan perhatian dengan penuh
kesabaran sampai terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis.
7. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Banyukuning yang telah
memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
8. Siswa-siswi kelas III MI Ma’arif Banyukuning yang sudah membantu
penulis dalam pengumpulan data.
9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang terkait yang dengan ikhlas telah membantu dan
memberikan bantuan baik material maupun spiritual dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak
terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
xi
ABSTRAK
Choiriyah, Rif’atul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Jual
Beli Melalui Metode Bermain Peran dengan Media Gambar Siswa
Kelas III Semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M. Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar IPS, Metode Bermain Peran, Media Gambar
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi
kegiatan jual melalui metode bermain peran dengan media gambar siswa kelas III
semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang. Apakah metode bermain peran dengan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi kegiatan jual melalui metode bermain
peran dengan media gambar siswa kelas III semester II MI Ma’arif Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menggunakan metode bermain peran dengan media gambar. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas III yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan
14 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Masing-masing
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes
tertulis, pengamatan, dan dokumentasi. Data penelitian ini diambil melalui
pemberian tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa, dengan materi
pokok kegiatan jual beli. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase
ketuntasan belajar.
Hasil penelitian menunjukkan metode bermain peran dengan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kegiatan jual beli siswa kelas
III semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Hasil belajar IPS pada pra siklus yang
tuntas sebanyak 12 siswa (41%) sedangkan yang belum tuntas sebanyak 17 siswa
(59%) dengan nilai rata-rata 66,89. Kemudian pada siklus I mengalami
peningkatan dari kondisi awal (pra siklus) yang tuntas sebanyak 20 siswa (69%)
sedangkan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa (31%) dengan nilai rata-rata
76,55. Dan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat yang tuntas sebanyak 27
siswa (93%) sedangkan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (7%) dengan nilai
rata-rata 80,34. Dari seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil karena
sudah mencapai batas keberhasilan klasikal sebesar 85% sehingga penelitian
dihentikan sampai siklus II.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
LEMBAR LOGO IAIN .......................................................................... ii
HALAMAN JUDUL .............................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. v
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. vi
MOTTO .................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
ABSTRAK .............................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian.................................................................. 6
E. Definisi Operasional.................................................................. 7
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................... 10
G. Metode Penelitian...................................................................... 11
1. Rancangan Penelitian ......................................................... 11
2. Subjek Penelitian................................................................ 12
3. Langkah-Langkah Penelitian ............................................. 13
4. Instrumen Penelitian .......................................................... 17
5. Pengumpulan Data ............................................................. 18
xiii
6. Analisis Data ...................................................................... 20
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 21
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori .............................................................................. 23
1. Hasil Belajar ....................................................................... 23
a. Pengertian Belajar ....................................................... 23
b. Pengertian Hasil Belajar ............................................. 25
c. Jenis Hasil Belajar Siswa ............................................ 26
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa ....... 28
2. IPS di Madrasah Ibtidaiyah ................................................ 33
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................. 33
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ....................... 36
c. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ....................... 39
d. Silabus dan SK Pembelajaran IPS Kelas III ............... 41
3. Materi Kegiatan Jual Beli .................................................. 43
a. Pengertian Kegiatan Jual Beli ..................................... 43
b. Syarat Jual Beli ........................................................... 43
c. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah .................. 44
d. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah ................. 46
e. Kebutuhan Sehari-hari ................................................ 46
4. Metode Bermain Peran....................................................... 47
a. Pengertian Metode ...................................................... 47
b. Pengertian Metode Bermain Peran ............................. 48
c. Tujuan Penggunaan Metode Bermain Peran ............... 50
d. Langkah-Langkah Metode Bermain Peran ................. 51
e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain peran ... 52
f. Penerapan Metode Bermain Peran .............................. 53
5. Media Gambar.................................................................... 57
a. Pengertian Media ........................................................ 57
b. Pengertian Media Gambar .......................................... 59
xiv
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar ................. 60
B. Kajian Pustaka ........................................................................... 63
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Banyukuning ............................ 68
1. Profil Sekolah MI Ma’arif Banyukuning ........................... 68
2. Visi, Misi, dan Tujuan MI Ma’arif Banyukuning .............. 68
3. Struktur Organisasi MI Ma’arif Banyukuning ................... 71
4. Keadaan Siswa MI Ma’arif Banyukuning ......................... 72
5. Keadaan Guru MI Ma’arif Banyukuning ........................... 72
6. Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Banyukuning ................ 73
7. Subjek Penelitian................................................................ 74
8. Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 75
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .............................................. 75
1. Deskripsi Pra Siklus ........................................................... 75
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .......................................... 77
a. Perencanaan Tindakan ................................................ 78
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................. 79
c. Pengamatan ................................................................. 83
d. Refleksi ....................................................................... 88
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ......................................... 88
a. Perencanaan Tindakan ................................................ 89
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................. 90
c. Pengamatan ................................................................. 94
d. Refleksi ....................................................................... 99
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil penelitian ......................................................... 100
1. Deskripsi Data Pra Siklus .................................................. 100
xv
2. Deskripsi Data Siklus I ...................................................... 103
a. Data Hasil Penelitian Siswa Siklus I ........................... 103
b. Refleksi ....................................................................... 106
3. Deskripsi Data Siklus II ..................................................... 107
a. Data Hasil Penelitian Siswa Siklus II ......................... 108
b. Refleksi ....................................................................... 111
B. Pembahasan ............................................................................... 112
1. Rekapitulasi Siklus I .......................................................... 114
2. Rekapitulasi Siklus II ......................................................... 115
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ........................ 116
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 119
B. Saran ......................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Daftar Subjek Penelitian ......................................................... 13
2. Tabel 2.1 Silabus IPS Kelas III Semester II Materi Kegiatan Jual Beli.. 42
3. Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III ..... 43
4. Tabel 3.1 Data Jumlah siswa MI Ma’arif Banyukuning ......................... 72
5. Tabel 3.2 Daftar Guru MI Ma’arif Banyukuning .................................... 73
6. Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Banyukuning .......... 73
7. Tabel 3.4 Daftar Responden Siswa Kelas III MI Ma’arif Banyukuning 74
8. Tabel 3.5 Data Nilai Siswa Pra Siklus .................................................... 76
9. Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ......................................... 84
10. Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ........................................ 85
11. Tabel 3.8 Daftar Nilai Tes Formatif Siswa Siklus I ................................ 87
12. Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ........................................ 95
13. Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II..................................... 96
14. Tabel 3.11 Daftar Nilai Tes Formatif Siswa Siklus II............................. 98
15. Tabel 4.1 Data Nilai Siswa Pra Siklus .................................................... 100
16. Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I ........................................... 103
17. Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siswa Siklus II ......................................... 108
18. Tabel 4.4 Gabungan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ............. 113
19. Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I ............................................................... 114
20. Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II .............................................................. 115
21. Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ............................. 116
xvii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 Siklus dalam Prosedur PTK ................................................ 17
2. Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Siswa Pra Siklus .................................... 102
3. Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siklus I .................................................. 106
4. Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siklus II ................................................. 110
5. Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketuntasan Siklus I ............................. 115
6. Gambar 4.5 Diagram Persentase Ketuntasan Siklus II ........................... 116
7. Gambar 4.6 Diagram Rata-Rata Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ............... 117
8. Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Prestasi Belajar ................ 117
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Tes Formatif Siklus I
Lampiran 4 Tes Formatif Siklus II
Lampiran 5 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus
Lampiran 6 Daftar Nilai Siswa Siklus I
Lampiran 7 Daftar Nilai Siswa Siklus II
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 12 Dokumentasi
Lampiran 13 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 15 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 17 Daftar Nilai SKK
Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
IPS merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah dasar dan
menengah. Nama IPS yang lebih dikenal social studies di negara lain itu
merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di
Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di
Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, yang
pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975. (Sapriya, 2015: 19).
IPS mengajarkan pada peserta didik untuk bisa berinteraksi baik di
lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Sehingga
pengertian IPS ditingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan
makna, disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Jadi
istilah IPS disekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,
humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan.
Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu
karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis
serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik.
Pembelajaran IPS ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk
mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes
2
and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan
mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.
Pembelajaran dapat dilakukan secara optimal untuk mengetahui
kebutuhan dalam pembelajaran beserta permasalahan-permasalahan yang
dihadapi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Berkaitan
dengan hal tersebut, pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan
relevansi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, serta kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. Guru dapat berperan sebagai kreator yaitu
menciptakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang efektif, efisien,
dan menyenangkan bagi aktivitas belajar peserta didik. Sebenarnya dalam
pemanfaatannya, perlu juga ditekankan bahwa guru jangan hanya
bertindak sebagai instruktur berpusat tetapi mengalihkan peran bahwa
peserta didiklah yang seharusnya melakukan proses belajar secara
berkelanjutan. (Rasimin, 2012: 5). Sebagaimana telah dijelaskan dalam
hadits berikut:
ا لمنم السكيمنة والموقا ر وتواضعوم ا للمعلم وتعلموم تعلمواالعلم
تتعلموان منمه
Artinya :"Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan
ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu
belajar darinya". (HR. At-Tabrani).”
3
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III MI
Ma’arif Banyukuning bahwa selama ini sebagian siswa masih terlihat
pasif, beberapa siswa cenderung lebih bersifat acuh atau bermain,
berbicara dengan siswa lain dalam mengikuti mata pelajaran IPS yang
terkesan berisi materi yang cukup banyak. Metode pembelajaran IPS yang
umumnya digunakan oleh guru kelas selama ini adalah metode
konvensional yang mengandalkan ceramah dan alat bantu utamanya
adalah papan tulis. Sehingga metode ceramah yang digunakan pada saat
mengajar lebih cenderung pada keaktifan guru, sedangkan siswa
cenderung tidak aktif sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa kurang
memuaskan dan terlihat belum sesuai yang diharapkan.
Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai ulangan IPS siswa kelas III
yang diperoleh dari guru menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditetapkan yaitu 70. Secara klasikal nilai ulangan siswa belum
memenuhi KKM, dari 29 siswa hanya 9 siswa yang dapat memenuhi
KKM atau sebesar 31% sedangkan sisannya masih berada di bawah KKM.
Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu metode pembelajaran
yang mengupayakan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuannya
sendiri dengan bantuan atau bimbingan dari guru sehingga dapat
mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa, peneliti bersama guru kelas III MI Ma’arif Banyukuning melakukan
4
diskusi mengenai metode dan media pembelajaran yang tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan termotivasi untuk lebih giat dalam proses belajar-
mengajar. Melalui diskusi yang telah dilakukan, diputuskan untuk
menggunakan metode bermain peran dengan media gambar sebagai solusi
tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS yang ada di MI
Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS materi
kegiatan jual beli mampu memberikan inovasi dalam pembelajaran.
Metode bermain peran merupakan sebuah model pengajaran yang berasal
dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Metode ini membantu
masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial
mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan
kelompok. (Miftahul Huda, 2013: 115).
Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran
bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan bagi siswa dengan
bermain peran secara sederhana. Permainan peran ini mulai dari pemeran
maupun tokoh sesuai dengan usia anak dan permasalahannya. Dengan
demikian siswa akan tertarik, senang, dan bersemangat karena dapat
belajar sambil bermain. Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk
belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial
yang anggotannya teman-temannya sendiri. Dengan kata lain, metode ini
5
berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial. Melalui
bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah
hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya di
diskusikan di dalam kelas. Proses belajar dengan menggunakan metode
bermain peran diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang
dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan
menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri
terhadap nilai berkembang. (Hasan, 1996: 266) dalam Jurnal Kreatif
Tadulako Online, ISSN 2354-614X, Vol. 5, No. 1, Hal. 101-116, oleh
Maksdonal Jaila, Jamaludin, dan Hasdin Hanis, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tadaluko, 2017. (diakses dari
http://id.portalgaruda.org pada tanggal 25 Maret 2018 Jam 10.48).
Untuk menjawab problematika di atas penulis mengangkat judul “
Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli Melalui Metode
Bermain Peran Dengan Media Gambar Siswa Kelas III Semester II MI
Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018.”
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
Apakah penerapan metode bermain peran dengan media gambar
dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kegiatan jual beli siswa kelas
6
III semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk meningkatkan
hasil belajar IPS materi kegiatan jual-beli melalui metode bermain peran
dengan media gambar siswa kelas III semester II MI Ma’arif Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
penulis untuk menambah keilmuan tentang metode pembelajaran IPS
pada program tarbiyah, khususnya Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah serta menambah khasanah keilmuan dan memberikan
sumbangan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi.
2) Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar-
mengajar.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa.
7
b. Bagi Guru
1) Memacu guru untuk meningkatkan kualitas pengelolaan
pembelajaran.
2) Mendorong para guru untuk mengadakan modifikasi dalam
kegiatan belajar-mengajar.
3) Sebagai referensi guru, yang dapat menjadi masukan untuk
menguatkan kemampuannya dalam menerapkan
pembelajaran melalui metode bermain peran dengan media
gambar.
c. Bagi Lembaga
1) Untuk mewujudkan tercapainnya visi dan misi sekolah.
2) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
3) Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan.
d. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun
ke bidang pendidikan.
E. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta
menghindari kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas,
maka perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam
rangkaian judul di atas, yaitu sebagai berikut:
8
1. Hasil Belajar
Menurut M. Sobry Sutikno (2014) hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami
aktivitas belajar. Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya baik
kemampuan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam
penelitian ini, hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa
setelah siswa tersebut mengerjakan tes yang diberikan oleh guru
dan selanjutnya dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi.
2. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) disekolah dasar merupakan
nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari
sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan
berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial) untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat
aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi
pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir
peserta didik yang bersifat holistik. (Sapriya, 2015: 20).
3. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah metode untuk menghadirkan
peran-peran yang ada dalam dunia nyata kedalam suatu
pertunjukan peran didalam kelas yang kemudian dijadikan sebagai
bahan refleksi agar peserta didik dapat memberikan penilaian.
9
Artinnya bahwa pertunjukan yang diangkat dalam
pembelajaran merupakan kejadian atau peristiwa dalam kehidupan
manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash
atau benturan antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain
peran berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya,
misalnya berperan sebagai lurah, penjual-pembeli, dan lain
sebagainnya. Artinnya bahwa bermain peran adalah menuntut
kepada peserta didik agar mampu memainkan peranan yang sesuai
tokoh dalam drama yang sedang dimainkannya. (Sigit Mangun
Wardoyo, 2013: 53).
4. Media Gambar
Gambar merupakan media yang paling umum digunakan
orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat dinikmati,
mudah didapatkan dan dijumpai dimana-mana, serta banyak
memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan verbal. (Hujair
AH Sanaky, 2015: 81).
Artinnya bahwa media gambar memberikan penjelasan apa
adannya secara detail sedangkan verbal (kata-kata) keterbatasannya
terletak pada daya ingat dalam bercerita dan menjelaskan sehingga
kemungkinan ada hal-hal yang terlupakan dalam menyampaikan
pesan. Jadi dengan media gambar peserta didik akan lebih mudah
untuk menerima materi apa yang telah diajarkan oleh guru.
10
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
kebenarannya. Namun, hipotesis tetap merupakan kebenaran yang
masih lemah (Hipo = di bawah/lemah), tesis = kebenaran) atau
jawaban sementara atas masalah yang hendak dipecahkan karena
belum diuji secara empiris. (Basrowi, 2008: 90).
Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu sangat
penting. Bila hipotesis dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban
sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk analisis. Hipotesis
dalam posisinnya sebagai salah satu unsur penelitian. Dengan
hipotesis, peneliti lebih mudah dalam mencari pemecahan masalah
atas dasar pernyataan hipotesis yang telah dibuat sebelumnnya.
(Sukardi 2003: 41).
Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini penulis
mengambil hipotesis tindakan, yaitu melalui metode bermain peran
dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
kegiatan jual beli di kelas III MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
11
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode bermain peran dengan media gambar ini
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai.
Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut:
a. Melalui metode bermain peran dengan media gambar ada
peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus
pertama dan kedua pada siswa kelas III MI Ma’arif
Banyukuning.
b. Nilai siswa kelas III memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 70 serta tercapainnya ketuntasan klasikal
yang besarnya ≥ 85 % dalam pembelajaran IPS.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindak Kelas
(PTK), karena menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah
penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok
sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat
yang bersangkutan. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian
tindakan adalah adannya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti
dengan anggota kelompok sasaran. Dimana dalam prosesnya,
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling
mendukung satu sama lain. (Suharsimi Arikunto, 2013: 129).
12
Sehingga peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan hasil laporan
penelitian.
Penelitian Tindak Kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjannya sehingga hasil belajar siswa
meningkat. (Zainal aqib dkk, 2014: 3).
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu jenis
kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat dan proses
belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru dan peserta didik. Hal
ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara alami
sehingga data yang diperoleh valid. Alasan menggunakan
Penelitian Tindak Kelas dengan pendekatan kolaboratif yaitu
karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
guru dan siswa kelas III MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018
dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 14
perempuan. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran IPS
materi kegiatan jual-beli melalui metode bermain peran dengan
media gambar.
13
Tabel 1.1 Daftar Subjek Penelitian
No. Nama Keterangan
Laki-Laki Perempuan
1. Afrizal Teddy Setiyawan √
2. Aji Irza Pratama √
3. Aldiyan √
4. Amara Putri Navisa √
5. Angga Fitra Arza Dani √
6. Arya Dwi Lestari √
7. Aulia Raghad Azwan √
8. Aulya Naura Raihanna √
9. Cinta Syifa Octhavia √
10. Desinta Nafi Maharani √
11. Evan Dwi Hartanto √
12. Farhan Dani Kurniyawan √
13. Farid Aditia Rahmat √
14. Fiona Andini √
15. Hardini Hana Fauziah √
16. Icha Ayu Azzahra √
17. Iqlima Ulinihayah √
18. Khodijah Nurul Khikmah √
19. Latiful Khafid √
20. Muhammad Adam. S √
21. Muhammad Adi Prasetya √
22. Muhammad Ais Al Faruq √
23. Muhammad Tirta Aji Giri √
24. Putri Indah Lestari √
25. Satriyo Raha Dani √
26. Sinta Kamila Ulfa √
27. Widya Lusiana √
28. Zacky Ridho Maulana √
29. Zulfa Musrifatun Nisa √
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian menggunakan PTK guna mencari pemecahan
masalah yang ditemui di dalam kelas, yang mana PTK akan
dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
14
tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan perbaikan merupakan tahapan
awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan
pembelajaran. Rencana pembelajaran harus dibuat untuk satu
siklus terlebih dahulu berdasarkan analisis permasalahan
yang dihadapi. Pemilihan rencana tindakan harus didasarkan
atas kerangka berfikir yang jelas sehingga diyakini akan
dapat menyelesaikan permasalahan. (Ridwan Abdullah Sani
dan Sudiran, 2016: 26). Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas III MI
Ma’arif Banyukuning untuk berdiskusi tentang
persiapan penelitian.
2) Menyiapkan materi.
3) Menyiapkan metode pembelajaran dalam penyelesaian
masalah.
4) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
5) Membuat lembar soal evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
6) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi
kegiatan guru.
15
7) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi
kegiatan siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau tindakan merupakan penerapan dari
perencanaan yang telah dibuat untuk mengatasi permasalahan
yang telah diidentifikasi dan dianalisis penyebabnya pada
tahap awal. Tahapan pelaksanaan tindakan tersebut harus
diupayakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang
telah disusun. (Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran, 2016:
27).
Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan
tindakan diwujudkan guru dari perencanaan berupa solusi
tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga
kegiatan yaitu pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi), dan penutup.
c. Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan perlu dilakukan untuk
melihat, mengumpulkan data, dan mendokumentasikan
proses pelaksanaan tindakan. Data utama yang perlu
dianalisis dalam sebuah laporan PTK adalah tentang proses
belajar mengajar. (Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran, 2016:
28).
16
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas yaitu
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini
dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi serta
tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah
dilakukan proses pembelajaran menggunakan metode
bermain peran dengan media gambar.
d. Analisis atau Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan
menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah diteliti
terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas
pelaksanaan tindakan. Kegiatan refleksi ini dimaksudkan
untuk menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan yang
dilakukan, mengidentifikasi rintangan yang dihadapi, dan
menganalisis pengaruh yang terjadi dengan melakukan
tindakan. (Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran, 2016: 29).
17
Berikut bagan siklus prosedur Penelitian Tindakan
Kelas (PTK):
SIKLUS I
SIKLUS II
Siklus selanjutnya
Gambar 1.1 Siklus dalam Prosedur PTK
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Silabus IPS Kelas III.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
c. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPS materi kegiatan jual
beli.
Identifikasi
Permasalahan
n
Perencanaan
Tindakan Perbaikan
Pelaksanaan
Tindakan
Perbaikan Observasi
Refleksi
Revisi Rencana
Pelaksanaan
Tindakan
Perbaikan
Observasi
Refleksi
18
d. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan
metode bermain peran dengan media gambar.
5. Pengumpulan Data
Dalam penelitian Tindakan Kelas ini tekhnik yang akan
digunakan dalam pengumpulan data adalah:
a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan bentuk instrumen penilaian
yang biasa dilakukan di setiap kegiatan penilaian. Tes tertulis
ada dua bentuk soal yaitu: a) Soal dengan pilihan ganda, dan
b) Soal dengan uraian singkat. (Trianto, 2013: 263 diakses
dari http://books.google.co.id pada tanggal 26 April 2018 jam
17.37).
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan
dan peningkatan prestasi belajar siswa terhadap materi
kegiatan jual-beli yang diajarkan guru. Siswa dikatakan telah
mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai
nilai minimal 70 dari target yang ditentukan. Tes ini
dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan metode
bermain peran berlangsung.
b. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan
data dimana peneliti atau kolaboratornnya mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
19
(W. Gulo, 2000: 116 diakses dari http://books.google.co.id
pada tanggal 18 April 2018 jam 18.13).
Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru
selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat
kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode bermain peran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data
penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat, foto, surat, koran, dan lain-lain.
(Johni Dimyati, 2013: 100 diakses dari
http://books.google.co.id pada tanggal 26 April 2018 jam
17.49).
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu
tekhnik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPS
dengan metode bermain peran akan terekam dalam foto.
Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan
pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut
merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang
lain.
20
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor
nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70
(sesuai KKM yang berlaku di MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, siswa
dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai
perolehan siswa ≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas
belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≤
70. Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-
siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu
kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut ≥ 85%
siswa telah tuntas belajarnya. (Trianto, 2010: 241).
Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Zainal aqib
dkk, 2014: 40):
X = ∑
∑ X 100%
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
∑ = Jumlah semua nilai siswa
∑ = Jumlah siswa
21
Sedangkan Persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung
menggunakan rumus (Zainal Aqib, 2014:41):
P = ∑
∑ X 100%
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi Halaman Sampul, Halaman Judul (sama
dengan halaman sampul), Lembar Logo IAIN, Persetujuan Pembimbing,
Pernyataan Keaslian Tulisan, Pengesahan Kelulusan, Moto dan
Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar
Gambar, dan Daftar Lampiran.
BAB I Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian
(Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, Langkah-Langkah Penelitian,
Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data), dan Sistematika
Penulisan.
BAB II Kajian Teori mencakup: Hasil Belajar, Pengertian IPS
(Ilmu Pengetahuan Sosial), Materi Kegiatan Jual-Beli, Metode Bermain
Peran, dan Media Gambar. Sedangkan Kajian Pustaka diambil dari
penelitian terlebih dahulu.
BAB III Pelaksanaan Penelitian berisi tentang Gambaran Umum
MI Ma’arif Banyukuning. Deskripsi Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan
Siklus I yang meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan
22
data dan refleksi. Deskripsi Pelaksanaan siklus II yang meliputi rencana,
pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data dan refleksi.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi Deskripsi per
siklus (Data hasil penelitian, Refleksi). Serta Pembahasan.
BAB V Penutup berisi Kesimpulan dan Saran.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan
secara terus-menerus akan dilakukan selama manusia tersebut
masih hidup. Manusia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia
tidak di didik atau di ajar oleh manusia lainnya. (M. Thobroni,
2016: 15). Sebab manusia yang tanpa di didik dan tanpa campur
tangan manusia lain tidak akan mempunyai potensi untuk
dikembangkan baik kepandaian yang bersifat jasmaniah (skill,
motor ability) maupun kepandaian yang bersifat ruhaniah karena
manusia adalah makhluk sosial budaya.
Menurut R. Gagne (1989) dalam bukunnya Ahmad Susanto,
2013: 1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunnya sebagai akibat pengalaman.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dua konsep ini menjadi terpadu dalam
satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa,
serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
24
Bagi Gagne belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku. Dalam teorinnya yang disebut The
domains of learning menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang
dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
a) Keterampilan motoris (motor skill), b) Informasi verbal, c)
Kemampuan Intelektual, d) Strategi Kognitif, dan e) sikap
(attitude).
Adapun menurut Burton dalam Usman dan setiawati (1993:
4) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adannya interaksi antara individu dengan individu
lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Sementara menurut E. R. Hilgard (1962), belajar adalah suatu
perubahan kegiatan rekreasi terhadap lingkungan. Perubahan
kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan,
tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman).
(Ahmad Susanto, 2013: 3).
Dari beberapa pengertian belajar diatas, sehingga penulis
dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang yang dilakukan secara sadar dan sengaja
untuk mendapat peningkatan pemahaman dalam kemampuan
25
kogitif, afektif dan psikomotor serta perubahan tingkah laku ke
arah yang lebih baik.
Sebagaimana perintah untuk belajar telah difirmankan oleh
Allah SWT melalui Surat Al-‘Alaq (96) ayat 1-5 yang tertulis
indah dalam Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut:
ي خلق } ك الذ رب نسان منم علق}١اقمرأ بسم{ ٢{ خلق الم
كمرم } ك الم ي علذ ٣اقمرأ ورب } { الذ نسان ما ٤بلمقل الم { علذ
لم } {٥لمم يعم
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.”(al-
Qur’an al-Karim, 2013:597).
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto,
2013: 5). Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di
atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
26
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. (Ahmad Susanto, 2013: 5). Hasil belajar pada dasarnya
suatu keterampilan yang berupa keterampilan dan perilaku baru
sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.
(Hartiny, 2010: 33).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan perubahan yang dimiliki
oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar baik kemampuan
secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Jenis Hasil Belajar Siswa
Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2002: 6) pada bukunnya
(M. Tobroni, 2016: 21-22) jenis hasil belajar itu meliputi 3 (tiga)
ranah atau aspek, yang mencakup kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
1) Domain Kognitif mencakup:
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan).
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh).
c) Application (menerapkan).
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan).
27
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru).
f) Evaluating (menilai).
2) Domain Afektif mencakup:
a) Receiving (sikap menerima).
b) Responding (memberikan respons).
c) Valuing (nilai).
d) Organization (organisasi).
e) Characterization (karakterisasi).
3) Domain Psikomotor mencakup:
a) Intiatory.
b) Pre-routine.
c) Rountinized.
d) Keterampilan produktif, tekhnik, fisik, sosial, manajerial,
dan intelektual.
Pada jenis hasil belajar ini, perubahan perilaku mencakup
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinnya, bahwa hasil pembelajaran yang
dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana
diantarannya sudah disebutkan diatas tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif.
28
d. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Menurut Wasliman (2007: 158) dalam bukunnya (Ahmad
Susanto, 2013: 12-13), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara
perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai
berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
a) Faktor Kecerdasan
Siswa yang tingkat kecerdasannya rendah akan
menyebabkan kemampuan mengikuti kegiatan
pembelajaran agak lambat. Kalau dia berada dalam
kelas yang rata-rata tingkat kecerdasannya tinggi,
kemungkinan akan tercecer dalam pembelajaran. Hasil
yang dicapainnya pun belum sampai optimal. Selain
itu, kecerdasan sangat mempengaruhi cepat/lambatnya
kemajuan belajar siswa.
b) Faktor Minat dan Perhatian
Minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap
sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar
29
dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan
perhatian biasannya berkaitan erat. Apabila seorang
siswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu,
biasannya cenderung untuk memperhatikannya dengan
baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata
pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, seorang siswa harus
menaruh minat dan perhatian yang tinggi dalam proses
pembelajaran di sekolah. Dengan minat dan perhatian
yang tinggi, kita boleh yakin akan berhasil dalam
pembelajaran.
c) Faktor Bakat
Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki
seseorang yang dibawa sejak lahir. Apabila pelajaran
yang di ikuti siswa tidak sesuai dengan bakat yang
dimiliki, prestasi belajarnya tidak akan mencapai hasil
yang tinggi.
d) Faktor Kesehatan
Siswa yang kesehatannya sering terganggu
menyebabkan banyak waktunya untuk beristirahat. Hal
itu membuatnya tertinggal pelajaran. Prestasi siswa ini
kemungkinan belum dapat optimal. Karena itu, orang
tua perlu memperhatikan kesehatan anak-anaknya.
30
Makanan yang bersih dan bergizi perlu mendapat
perhatian.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Faktor eksternal ini meliputi:
a) Faktor Keluarga
Faktor ini meliputi faktor orang tua, faktor
suasana rumah, dan faktor ekonomi keluarga.
(1) Faktor Orang Tua
Faktor orang tua merupakan faktor yang
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar
anak. Akan tetapi, prestasi belajar anak akan
terhambat apabila cara orang tua mendidik anak-
anak yang kurang baik, teladan yang kurang, dan
hubungan orang tua dengan anak yang kurang
baik.
(2) Faktor Suasana Rumah
Suasana rumah yang terlalu gaduh atau
terlalu ramai tidak akan memberikan anak belajar
dengan baik. Begitu juga dengan hubungan
anggota keluarga yang kurang harmonis dan
sering cekcok. Maka anak akan merasa sedih,
31
bingung, dan dirundung kekecewaan serta
tekanan batin yang terus menerus, akhirnya anak
malas belajar dan terhambat dalam belajarnya.
(3) Faktor Ekonomi Keluarga
Faktor ekonomi keluarga banyak
menentukan juga dalam belajar anak. Kalau
ekonomi keluarga kurang, kebutuhan hidup dan
perlengkapan belajar belum dapat dipenuhi
dengan baik. Sehingga membuat anak cenderung
akan merasa kecewa, putus asa dan dorongan
belajar mereka akan berkurang sekali.
Dari ketiga faktor yang ada dalam keluarga,
maka dapat disimpulkan bahwa faktor tersebut
kerap sekali menjadi penghambat bagi prestasi
belajar siswa.
b) Faktor Sekolah
Di dalam sekolah kadang-kadang juga menjadi
faktor hambatan bagi anak. Termasuk dalam faktor ini,
misalnya:
1) Metode yang dipakai guru kurang sesuai dengan
materi, monoton, kurang variatif, sehingga
kurang menarik dan membosankan siswa.
32
2) Faktor hubungan guru dengan murid kurang
dekat. Biasannya kalau gurunnya dibenci atau
tidak disukai, hasil belajar siswa kurang baik.
3) Faktor hubungan siswa dengan siswa. Apabila
hubungan siswa kurang baik, hal itu akan
mengganggu hasil belajar.
4) Faktor guru yang meliputi mengajar terlalu cepat,
suara kurang keras, penguasaan materi kurang
baik, penguasaan kelas rendah, motivasi rendah,
dan terlalu banyak jam mengajar. Tentunnya itu
akan menganggu hasil belajar siswa.
5) Faktor sarana sekolah, misalnya gedung, ruangan,
meja-kursi, dan buku-buku, jika kurang memadai
akan menganggu hasil belajar. Begitu pula
dengan lingkungan yang ramai seperti pasar,
pusat perbelanjaan, rumah sakit, jalan raya.
c) Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat yang dapat menghambat
kemajuan belajar anak adalah sebagai berikut:
1) Faktor media massa, misalnya acara televisi,
radio, majalah, dapat mengganggu waktu belajar.
2) Faktor teman gaul yang kurang baik, misalnya
teman yang merokok, memakai obat-obatan
33
tropika, terlalu banyak bermain, itu merupakan
hal yang paling banyak merusak prestasi belajar
dan perilaku siswa.
2. IPS di Madrasah Ibtidaiyah
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat IPS, adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan
menengah (Ahmad Susanto,2013: 137).
Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar
dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai
warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya
memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi
pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan
kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan
kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi
kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat (Ahmad
Susanto, 2013: 138).
Menurut Maryani dalam bukunya Ahmad Susanto (2013:
140) pendidikan IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari
34
konsep-konsep dan keterampilan disiplin sejarah, geografi,
sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi yang diorganisasikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran.
Menurut Banks dalam bukunya Ahmad Susanto (2013: 140)
pendidikan IPS adalah social studies merupakan bagian dari
kurikulum di sekolah yang bertujuan untuk membantu
mendewasakan siswa supaya dapat mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam rangka berpartisipasi di
dalam masyarakat, negara, dan bahkan di dunia. Banks
menekankan begitu pentingnya pendidikan IPS diterapkan di
sekolah-sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan
tinggi, terutama di sekolah dasar dan menengah.
Menurut Jarolimek dalam bukunya Ahmad Susanto (2013:
141) pendidikan IPS adalah berhubungan erat dengan pengetahuan,
keterampiln, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa
berperan serta dalam kelompok masyarakat di mana ia tinggal.
Kedua pengertian di atas, yang di berikan oleh Banks dan
Jarolimek menekankan kepada upaya pembentukan moral anak
sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang mampu
berperan serta dalam kelompok hidupnya.
Menurut Buchari Alma dalam bukunya Ahmad Susanto
(2013: 141) IPS adalah sebagai suatu program pendidikan yang
merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan
35
manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan
sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial,
seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik,
dan psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah semestinya siswa
mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam memahami
dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan masyarakat yang
berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun
secara kelompok, untuk menemukan kepentingannya yang
akhirnya dapat terbentuk suatu masyarakat yang baik dan
harmonis.
Dari beberapa pengertian IPS yang dikemukakan oleh para
ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan IPS
khususnya di tingkat sekolah dasar adalah suatu bahan kajian yang
terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan
modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan
keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan
ekonomi. (Rudy Gunawan, 2013: 48).
Atau dengan kata lain, bahwa materi IPS untuk jenjang
sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih
dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta
karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat
holistik. (Sapriya, 2015: 20).
36
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di
tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab,
sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam
bidang ilmu sosial. (Rudy Gunawan, 2013: 48-49).
Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental, positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi
setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinnya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. (Ahmad
Susanto, 2013: 145).
Demikian pula dalam kaitannya dengan KTSP, pemerintah
telah memberikan arah yang jelas pada tujuan dan ruang lingkup
pembelajaran IPS, yaitu:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
37
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional, dan global.
Pembelajaran IPS mempunyai misi utama yang sangat mulia,
sebagaimana dikemukakan oleh Djahiri dalam bukunnya Ahmad
Susanto (2013: 149-150), yaitu memanusiakan manusia dan
memasyarakatkan secara fungsional, dan penuh rasa kebersamaan
serta rasa tanggung jawab, hendaknya mampu menampilkan
harapan-harapan sebagai berikut:
1) Mampu memberikan pembekalan pengetahuan tentang
manusia dan seluk-beluk kehidupannya dalam astagatra
kehidupan.
2) Membina kesadaran, keyakinan, dan sikap tentang
pentingnya hidup bermasyarakat dengan penuh rasa
kebersamaan, bertanggung jawab, dan manusiawi.
3) Membina keterampilan hidup bermasyarakat dalam negara
Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
4) Membina perbekalan dan kesiapan siswa untuk belajar lebih
lanjut dan atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi.
38
Selanjutnya Djahiri juga menekankan bahwa keempat fungsi
peran harapan pembelajaran IPS di sekolah dasar hendaknya
memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Tingkat perkembangan usia dan belajar siswa.
2) Pengalaman belajar dan lingkungan budaya siswa.
3) Kondisi kehidupan masyarakat sekitar masa kini dan kelak
yang diharapkan.
4) Proyeksi harapan pembangunan nasional atau daerah yang
tentunnya mampu dijangkau dan diperankan siswa kini dan
kelak dikemudian hari.
5) Isi dan pesan nilai moral budaya bangsa, Pancasila dan
agama yang dianut yang diakui bangsa dan negara Indonesia.
Tujuan lain, secara eksplisit dengan mempelajari kondisi
masyarakat seperti yang dimuat dalam pendidikan IPS ini, maka
siswa akan dapat mengamati dan mempelajari norma-norma atau
peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam
masyarakat tersebut, sehingga siswa mendapat pengalaman
langsung dengan adannya hubungan timbal balik yang saling
memengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat. Dalam
pendidikan IPS tersebut, siswa akan memperoleh pengetahuan dari
yang sederhana sampai yang lebih luas (expanding comunity),
yakni siswa akan mulai diperkenalkan dengan diri sendiri (self),
kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT dan RW, kelurahan
39
atau desa, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, negara, negara
tetangga, kemudian dunia.
Pendidikan IPS di sekolah dasar harus memerhatikan
kebutuhan anak yang berada pada usia berkisar antara 6-7 tahun
sampai 11-12 tahun. Masa usia ini menurut Piaget dalam bukunnya
(Ahmad Susanto, 2013: 152-153) berada dalam perkembangan
kemampuan intelektual kognitifnya pada tingkatan konkret
operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang
utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang
masih jauh. Yang mereka pedulikan ialah masa sekarang
(=konkret), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami
(=abstrak).
Itulah sebabnya pendidikan IPS di sekolah dasar bergerak
dari yang konkret menuju ke yang abstrak dengan mengikuti pola
pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding
environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai
dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi
lebih luas, dari yang dekat menuju ke yang jauh, dan seterusnya.
(Ahmad Susanto, 2013: 152-153).
c. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan
membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di
40
masyarakat, juga memiiki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud
adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan. Fungsi ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup
bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong, tolong-
menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam
memecahkan persoalan sosial masyarakat. Sedangkan keterampilan
intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial adalah keterampilan
berpikir, kecepatan dalam memanfaatkan pikiran, cepat tanggap
dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. (Rasimin,
2012: 40).
Menurut Sumaatmadja dalam bukunya Rasimin (2012: 40)
fungsi ilmu pengatahuan sosial sebagai program pendidikan adalah
mengembangkan perhatian dan kepedulian sosial siswa terhadap
kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa
menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan
keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Mengingat bahwa
kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat berkembang secara
41
terus-menerus, maka landasan pengembangan ilmu pengetahuan
sosial sebagai program pendidikan harus disesuaikan dengan
tuntutan dan perubahan sekaligus kemajuan masyarakat. (Rasimin,
2012: 40).
d. Silabus dan Standar Kompetensi Pembelajaran IPS Kelas III
Dalam silabus kelas III Ilmu Pengetahuan sosial SD/MI
Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi
untuk mata pelajaran IPS. Standar kompetensi yaitu kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa setelah melalui proses
pembelajaran. Dibawah ini tabel silabus dan standar kompetensi
IPS untuk kelas III SD/MI adalah sebagai berikut:
42
Tabel 2.1
Silabus IPS Kelas III Semester II Materi Kegiatan Jual Beli
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan Belajar Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/
Alat
2. Memahami
jenis
pekerjaan
dan
penggunaan
uang
2.3 Memahami
kegiatan jual
beli
dilingkungan
rumah dan
sekolah
Kegiatan
Jual Beli
1. Menyebutkan
pengertian
penjual dan
pembeli.
2. Menyebutkan
tempat jual
beli yang ada
dilingkungan
rumah dan
sekolah.
3. Menyebutkan
kebutuhan
sehari-hari.
1. Menyebutkan
pengertian
penjual dan
pembeli.
2. Menyebutkan
tempat jual
beli yang ada
dilingkungan
rumah dan
sekolah.
3. Menyebutkan
kebutuhan
sehari-hari.
a. Tekhnik
Tes (tes
dan non
tes).
b. Bentuk
Tes (lisan
dan
tertulis).
2 Minggu Buku Paket IPS,
LKS, dan
sumber buku
lainnya.
43
Tabel 2.2
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III
Tahun Pelajaran 2017/2018
Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2 2. Memahami jenis pekerjaan
dan penggunaan uang.
2.3 Memahami kegiatan
jual beli di
lingkungan rumah
dan sekolah.
3. Materi Kegiatan Jual Beli
a. Pengertian Kegiatan Jual Beli
Kegiatan jual beli adalah kegiatan yang dilakukan antara
penjual dan pembeli dalam suatu tempat. Kegiatan jual beli
terdapat jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Jika salah satu syarat
tidak terpenuhi maka jual beli tidak akan terjadi.
b. Syarat Jual Beli
1) Penjual, adalah orang yang merelakan barangnya untuk
ditukar dengan uang. Atau juga bisa diartikan sebagai orang
yang menjual barang dagangan kepada pembeli.
2) Pembeli, adalah orang yang merelakan uangnya untuk ditukar
dengan barang. Atau juga bisa diartikan sebagai orang yang
membeli barang dagangan dari penjual.
3) Barang dagangan, adalah barang yang akan diperjualbelikan
dan beraneka ragam bentuknya. Misalnya : buah, sayur,
makanan siap saji, barang dalam kemasan, dan benda atau
barang.
44
c. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah
1) Pasar
Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan
pembeli. Semua kebutuhan sehari-hari tersedia di pasar. Ada
kios yang khusus menjual berbagai macam barang. Ada kios
yang khusus menjual sayuran, daging, sembako, dan masih
banyak yang lain. Dipasar kita dapat memilih dan menawar
barang yang akan kita beli, sehingga kita dapat membeli
kebutuhan kita dengan harga yang lebih murah.
a) Syarat terjadinnya pasar:
(1) Adannya penjual.
(2) Adannya pembeli.
(3) Ada barang yang diperjualbelikan.
(4) Ada transaksi jual beli.
(5) Ada tempat transaksi.
b) Ciri pasar tradisional:
(1) Terdiri dari banyak penjual.
(2) Pasar dibagi menjadi beberapa gang.
(3) Bisa dilakukan tawar menawar harga antara
penjual dan pembeli.
(4) Harga yang dibayar berdasarkan kesapakatan.
(5) Membayar langsung dengan pedagang.
(6) Dilayani langsung oleh pedagang.
45
c) Ciri pasar modern:
(1) Tidak terjadi tawar menawar.
(2) Harga sudah ditetapkan oleh penjual.
(3) Membayar melalui kasir.
(4) Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan.
(5) Lebih nyaman.
2) Toko
Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan
sehari-hari di antarannya beras, minyak, tepung, sabun,
shampoo, dan lain sebagainnya. Harga barang ditoko sudah
ditetapkan dan tidak boleh ditawar. Ditoko kita bisa memilih
barang dengan bebas dan membayar sesuai dengan harga yang
telah ditetapkan.
3) Warung
Warung adalah tempat untuk menjual dan membeli
barang kebutuhan sehari-hari yang berada dilingkungan rumah.
Contohnya: beras, minyak, gula, kopi, shampoo, dan berbagai
keperluan hidup lainnya. Barang-barang yang dijual juga hanya
sedikit dan hargannya kadang boleh ditawar.
4) Supermarket
Supermarket adalah toko yang pembelinnya dapat
memilih dan mengambil barang yang ingin dibeli. Barang-
barang disupermarket tidak bisa ditawar. Persediaan barang
46
disupermarket lebih banyak dan lebih lengkap dibanding toko
biasa. Tempat untuk membayar disupermarket disebut kasir.
d. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah
1) Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan para siswanya. Koperasi sekolah menjual
berbagai keperluan dan perlengkapan sekolah seperti: buku,
pensil, penggaris, penghapus, bolpion, buku gambar, serta
seragam sekolah. Harga barang yang dijual di koperasi
biasannya lebih murah atau sama dengan harga di pasar.
2) Kantin Sekolah
Kantin ini menjual berbagai macam makanan. Biasannya
makanan atau jajanan yang dijual dikantin sekolah selalu
dibungkus dengan plastik atau di tutupi, sehingga lebih
terjamin kebersihannya. Hal ini untuk menjaga agar makanan
tidak dihinggapi lalat, karena makanan yang dihinggapi lalat
bisa menyebabkan sakit perut. Jadi kamu harus lebih hati-hati
dalam memilih atau membeli makanan.
e. Kebutuhan Sehari-hari
Dalam kebutuhan sehari-hari terdapat 3 kebutuhan, yaitu:
1) Kebutuhan pokok (primer), adalah kebutuhan yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup
47
manusia (sandang adalah pakaian, pangan adalah makanan,
papan adalah rumah).
2) Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya
setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus
dipenuhi agar kehidupan manusia berjalan dengan baik.
Contohnya: rekreasi.
3) Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah
kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil,
laptop, sepeda motor, dan lain-lain.
4. Metode Bermain Peran
a. Pengertian Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methods” adalah cara
atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai
suatu maksud yang diinginkan. (Muharto dan Arisandy Ambarita,
2016: 23 diakses dari http://books.google.co.id pada tanggal 02
Mei 2018 jam 18.03). Cara yang dimaksud yaitu, suatu cara untuk
mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan perencanaan awal
yang telah dirancang oleh seorang guru sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan.
Maka dapat disimpulkan bahwa metode dalam mengajar
merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru pada saat proses
pembelajaran supaya tujuan dapat tersampaikan dengan baik. Maka
dari itu peran guru sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan
48
pembelajaran yang efektif. Guru harus pandai memilih metode
yang tepat sesuai dengan pelajaran yang diajarkan mengingat ada
berbagai jenis metode pembelajaran yang ada. Dengan demikian
seorang guru harus memiliki keterampilan dalam memilih metode
pembelajaran yang sesuai agar tujuan dari pembelajaran dapat
tersampaikan dengan efektif.
b. Pengertian Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah metode yang sangat efektif
digunakan untuk mensimulasikan keadaan nyata. Dalam metode ini
disusun sebuah skenario pembelajaran berdasarkan pada prosedur
operasional atau kegiatan tertentu yang akan diajarkan.
(Abdorrakhman Gintings, 2014: 56).
Metode bermain peran merupakan sebuah model pengajaran
yang berasal dari pendidikan individu maupun sosial. Model ini
membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi
dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema
pribadi dengan bantuan kelompok. Dalam dimensi sosial, model ini
memudahkan individu untuk bekerja sama dalam menganalisis
kondisi sosial, khususnya masalah kemanusiaan. Model ini juga
menyongkong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap
sopan dan demokratis dalam menghadapi masalah. Esensi bermain
peran adalah keterlibatan partisipan dan peniliti dalam situasi
permasalahan dan adannya keinginan untuk memunculkan resolusi
49
damai serta memahami apa yang dihasilkan dari keterlibatan
langsung ini. Bermain peran berfungsi untuk (1) mengeksplorasi
perasaan siswa, (2) mentransfer dan mewujudkan pemandangan
mengenai perilaku, nilai, dan persepsi siswa, (3) mengembangkan
skill pemecahan masalah dan tingkah laku, (4) mengeksplorasi
materi pelajaran dengan cara yang berbeda. (Miftahul Huda, 2014:
115-116).
Metode bermain peran ini, dapat memberikan kesempatan
kepada siswa-siswi untuk praktik menempatkan diri mereka dalam
peran-peran dan situasi-situasi yang akan meningkatkan kesadaran
terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri dan
orang lain. (Aris Shoimin, 2014: 161).
Sedangkan menurut Depdikbud, (1964: 171), dalam
bukunnya H. Darmadi metode bermain peran adalah berperan atau
memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau
psikologis. Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan
pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap,
tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan,
sudut pandangan dan cara berfikir orang lain. (H. Darmadi, 2017:
246 diakses dari http://books.google.co.id pada tanggal 04 Mei
2018 jam 17.08).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa metode bermain peran adalah suatu cara
50
yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran melalui
permainan peran agar memperoleh penghayatan nilai-nilai dan
perasaan. Kegiatan permainan peran dilakukan dengan berpura-
pura namun tetap tidak melupakan tujuan pembelajaran. Dalam hal
ini, siswa memamerkan sebuah karakter dari seorang tokoh yang
diperankan.
c. Tujuan Penggunaan Metode Bermain Peran
Tujuan dari penggunaan metode bermain peran adalah untuk
mengenalkan peran-peran dalam dunia nyata kepada peserta didik.
Selain itu, siswa juga dapat menghayati peranan yang dimainkan,
mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang
dikehendaki oleh guru.
Berikut beberapa tujuan penggunaan metode bermain peran
dalam bukunnya (H. Darmadi, 2017: 247 diakses dari
http://books.google.co.id pada tanggal 04 Mei 2018 jam 17.08) :
1) Untuk motivasi siswa.
2) Untuk menarik minat dan perhatian siswa.
3) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengeksplorasi situasi dimana mereka mengalami emosi,
perbedaan pendapat dan permasalahan dalam lingkungan
kehidupan sosial anak.
4) Dapat menarik siswa untuk bertanya.
5) Untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa.
51
6) Melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.
d. Langkah-Langkah Metode Bermain Peran
Berikut langkah-langkah metode bermain peran (Aris
Shoimin, 2014: 162):
1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan
ditampilkan.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua
hari sebelum KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotannya 5
orang.
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin
dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk
melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, sambil
memerhatikan skenario yang sedang diperagakan.
7) Setelah dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas.
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya.
9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10) Evaluasi.
11) Penutup.
52
e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran
1) Kelebihan Metode Bermain Peran
Berikut beberapa kelebihan metode bermain peran (Aris
Shoimin, 2014: 162-163):
a) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi
secara utuh.
b) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat
digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
c) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui
pengamatan pada waktu melakukan permainan.
d) Berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan
siswa.
e) Sangat menarik bagi siswa sehingga memungkinkan
kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
f) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam
diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan
kesetiakawanan sosial yang tinggi.
g) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan
mudah dan dapat memetik butir-butir hikmah yang
terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa
sendiri.
53
h) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan
profesional siswa, dan dapat menumbuhkan/membuka
kesempatan bagi lapangan kerja.
2) Kekurangan Metode Bermain Peran
Berikut beberapa kekurangan metode bermain peran
(Aris Shoimin, 2014: 163):
a) Metode bermain peran memerlukan waktu yang relatif
panjang/banyak.
b) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari
pihak guru maupun murid. Ini tidak semua guru
memilikinnya.
c) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran
merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
d) Apabila pelaksanaan sosiodrama atau bermain peran
mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan
kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajran
tidak tercapai.
e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui
metode ini.
f. Penerapan Metode Bermain Peran
Penerapan metode bermain peran mata pelajaran IPS di
MI/SD pada penelitian ini dikhususkan pada materi kegiatan jual
beli. Penjabaran materinya berupa proses kegiatan jual beli yang
54
dilakukan dirumah maupun di sekolah. Tujuan dari hal tersebut
adalah untuk membantu siswa memahami dan mengerti tentang
materi yang diajarkan, mengembangkan rasa tanggung jawab dan
kejujuran, mengembangkan kepercayaan diri siswa, mencari
pemecahan dari setiap permasalahan. Bermain peran dilaksanakan
pada pembelajaran IPS dengan beberapa langkah, yaitu:
1) Tahap Pemanasan
Pada tahap pemanasan guru memberikan apresepsi
mengenai materi yang akan dipelajari. Hal ini berguna untuk
menjembatani tentang apa yang diketahui siswa dengan
materi yang akan dipelajari. Dengan begitu siswa akan lebih
mudah dalam memahami materi. Sebelum memasuki materi
guru terlebih dahulu memberikan gambaran secara umum
mengenai materi yang akan dipelajari. Kemudian guru
memberikan gambaran mengenai kegiatan jual beli yang ada
dalam materi. Setelah itu guru menjelaskan mengenai
pembelajaran bermain peran dalam materi tersebut supaya
siswa tidak kebingungan.
2) Tahap Memilih Siswa yang akan Berperan
Pada tahap ini guru menawarkan kepada siswa yang
berminat untuk menjadi tokoh secara sukarela. Apabila tadak
ada yang bersedia baru guru menunjuk siswa untuk
memerankan peran. Dalam hal ini dibutuhkan pemahaman
55
guru tentang watak, sifat, dan sikap siswa dalam aktifitas
sehari hari. Ini akan membantu guru dalam penyesuaikan
siswa dengan peran yang akan dimainkan.
3) Tahap Menyiapkan Penonton
Guru mempersiapkan siswa yang menjadi penonton
dan memberitahukan tugas. Namun terlebih dahulu guru
menjelaskan tugas sebagai penonton atau dengan pemberian
LKS. Adapun tugas siswa yang menonton adalah
mengobservasi dan mengevaluasi jalannya penampilan siswa
yang berperan.
4) Tahap Mengatur Panggung
Sebelum penampilan dimulai guru harus menyiapkan
tempat. Tempat tersebut dapat didalam kelas maupun di luar
kelas. Selain itu, guru harus menyiapkan peralatan, media,
dan aksesoris pendukung agar penampilan dapat berjalan
dengan menarik.
5) Tahap Permainan
Pada tahap permainan ini, permainan yang dimaksud
yaitu penampilan bermain peran di depan penonton. Sebelum
permainan dimulai, guru membagi siswa menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok pemain dan kelompok penonton.
Untuk kelompok penonton guru memberikan tugas untuk
mengobservasi dan mengidentifikasi jalannya
56
permainan/penampilan. Guru juga mengatur waktu jalannya
penampilan supaya efisien dan efektif.
6) Tahap diskusi dan Evaluasi
Pada tahap ini guru bersama siswa melakukan diskusi
mengenai jalannya penampilan yang baru saja dilakukan.
Guru melakukan evaluasi mengenai cerita dalam permainan
melalui tanya jawab.
7) Tahap Permainan Berikutnya
Pada tahap ini siswa yang sebelumnya menjadi
penonton kemudian memerankan peran. Sebaliknya siswa
yang tadi menjadi pemain kini berperan menjadi penonton.
Hal ini dilakukan supaya siswa dapat merasakan permainan.
8) Tahap Diskusi Lebih Lanjut
Tahap diskusi lebih lanjut ini dilakukan oleh guru
bersama siswa untuk mengevaluasi tentang jalannya
permainan yang baru saja dilakukan oleh kelompok kedua
melalui tanya jawab. Setelah itu guru dan siswa berdiskusi
mengenai jalannya runtutan cerita dari awal sampai akhir.
9) Tahap Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, guru dan siswa
menyimpulkan hasil diskusi dari pembelajaran yang sudah
dilakukan.
57
5. Media Gambar
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara
harfiah berarti “tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara ( لو سا ئ ) atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) dalam
bukunnya Azhar Arsyad, mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. (Azhar Arsyad, 2015: 3).
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan (Bovee, 1997) dalam bukunnya Hujair AH.
Sanaky. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar, dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk
komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk
menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan
58
sebagai media, diantarannya adalah hubungan atau interaksi
manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara
yang direkam. Dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu
pembelajar mempelajari bahan pelajaran. Atau dapat disimpulkan
bahwa bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media
adalah suara, lihat, dan gerakan. (Hujair AH. Sanaky, 2015: 3-4).
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli
diantarannya akan diberikan berikut ini. AECT (Association of
Education and Communication Technology, 1977) memberi
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. (Azhar
Arsyad, 2015: 3).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat
digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, media
pembelajaran adalah alat, metode dan tekhnik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara pengajar dan pembelajar dalam pembelajaran di kelas.
(Hujair AH. Sanaky, 2015: 4).
59
b. Pengertian Media Gambar
Gambar merupakan media yang paling umum digunakan
orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat dinikmati,
mudah didapatkan dan dijumpai dimana-mana, serta banyak
memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan verbal.
Maksudnya: jika media gambar mengvisualkan apa adannya secara
detail sedangkan verbal (kata-kata) kelemahannya terletak pada
keterbatasan daya ingat dalam bercerita dan menjelaskan, sehingga
mungkin ada hal-hal yang tercecer atau terlupakan dalam
menyampaikan pesan. (Hujair AH. Sanaky, 2015: 81).
Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan gambar,
tentu merupakan daya tarik tersendiri bagi pembelajar. Maka
penggunaan gambar harus sesuai dengan materi pembelajaran yang
diajarkan, dan tujuan yang diinginkan. Selain itu, penggunaan
gambar dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada kreasi
dan inisiatif pengajar itu sendiri, asalkan gambar tersebut dari sisi
seni bagus dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. (Hujair AH.
Sanaky, 2015: 82).
60
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
1) Kelebihan Media Gambar
Berikut beberapa kelebihan media gambar (Hujair AH.
Sanaky, 2015: 82):
a) Gambar sifatnya konkrit, lebih realis menunjukkan pada
pokok masalah bila dibandingkan dengan verbal semata.
b) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, artinnya tidak
semua benda, objek, peristiwa dapat dibawa ke kelas,
dan pembelajar dapat dibawa ke objek tersebut. Maka
perlu diciptakan dengan membuat gambar benda
tersebut.
c) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca
indera. Misalnya: binatang ber sel satu tak mungkin
dilihat dengan mata telanjang, tetapi dengan mikroskop.
Apabila tidak menggunakan mikroskop, maka dapat
direkayasa dengan bentuk gambar.
d) Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja
dan untuk tingkat usia berapa saja.
e) Media ini lebih murah hargannya, mudah didapatkan dan
digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
2) Kelemahan Media Gambar
Berikut beberapa kelemahan media gambar (Hujair AH.
Sanaky, 2015: 83):
61
a) Lebih menekankan persepsi indera mata.
b) Benda terlalu kompleks, kurang efektif untuk
pembelajaran.
c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Selain itu, media gambar yang baik sebagai media
pengajaran, harus memenuhi lima syarat, yaitu (Hujair AH.
Sanaky, 2015: 83-84):
a) Harus autentik, artinnya gambar haruslah secara jujur
melukiskan situasi seperti apa adannya atau sesuai
dengan benda aslinnya.
b) Sederhana, komposisinnya hendaklah cukup jelas
menunjukkan point-point pokok dalam gambar.
c) Ukurannya relatif, tidak terlalu besar dan juga tidak
terlalu kecil, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar harus menampilkan suatu benda atau objek yang
telah dikenal pembelajaran dan sifatnya aktual. Objek
atau peristiwa yang belum dikenal pembelajar
ditampilkan dalam gambar, pembelajar akan sulit
membayangkan benda atau objek tersebut. Untuk
menghindari hal tersebut, hendaklah dalam gambar
terdapat sesuatu atau unsur-unsur yang telah dikenal
pembelajar sehingga dapat membantunnya
membayangkan gambar tersebut.
62
d) Gambar harus mengandung unsur gerak atau perbuatan.
Artinnya gambar yang baik tidaklah menunjukkan suatu
objek atau kejadian dalam keadaan diam, tetapi
memperlihatkan suatu aktivitas, kegiatan, atau perbuatan.
Untuk itu, bagi pengajar yang akan menggunakan
gambar untuk menjelaskan materi pembelajaran, pilihlah
gambar yang mengandung suatu aktivitas, gerakan, atau
suatu perbuatan.
e) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Mungkin saja gambar hasil karya
pembelajar, seringkali lebih baik walaupun dari segi
mutunnya kurang baik. Maka untuk gambar yang baik
sebagai media pembelajar, hendaknya bagus dari sudut
seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
Jadi, suatu desain gambar dikatakan bagus, belum tentu
baik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Tegasnya,
gambar dari sudut seni bagus, sederhana, sesuai dengan materi
pelajaran dan mendukung tujuan pembelajaran. (Hujair AH
Sanaky, 2015: 85).
63
B. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini, peneliti tidak terlepas dari penelitian-
penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan saat ini, yang mengacu
pada penelitian terdahulu sebagai bahan kajian. Adapun karya-karyanya
sebagai berikut:
1. Dari Jurnal Pedagogi, Vol. 2, No. 3, Hal. 1-8, oleh Zulfa N dan
Chumi Zahroul. F, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Agustus 2016 dengan judul
“Penerapan Metode Bermain Peran untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran IPS Pokok
Bahasan Jenis-Jenis Usaha Ekonomi di SDN Ngadiluwih 02 Kediri”.
Kegiatan Pembelajaran IPS di SDN Ngadiluwih 02 Kediri belum
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Menurut hasil
observasi pra siklus diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa
belum termasuk dalam kriteria baik. Persentase aktivitas belajar pra
siklus pada kriteria sangat aktif adalah 12% (3 orang), pada kriteria
aktif adalah 16% (4 orang), kriteria cukup aktif adalah 56% (14
orang), kriteria kurang aktif adalah 16% (4 orang). Rata-rata
aktivitas belajar siswa pra siklus dalah 56% (kriteria cukup aktif).
Persentase hasil belajar siswa pada kriteria sangat baik adalah 24%
(6 orang), kriteria baik adalah 24% (6 orang), kriteria cukup baik
adalah 36% (9 orang), kriteria kurang baik adalah 16% (4 orang).
Rata-rata skor hasil belajar siswa pra siklus adalah 68 (kriteria cukup
64
baik). Berdasarkan temuan tersebut perlu adannya metode
pembelajaran yang lebih variatif dengan mengutamakan keaktifan
siswa dan memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan belajarnya secara maksimal. Sesuai dengan
permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V melalui
penerapan metode bermain Peran pada mata pelajaran IPS pokok
bahasan Jenis-Jenis Usaha ekonomi di SDN Ngadiluwih 02 kediri.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan metode
bermain peran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Rata-rata aktivitas belajar siswa pada pra siklus adalah 56,4%
(kriteria cukup aktif). Pada siklus I meningkat menjadi 70,8%
(kriteria akitf). Pada siklus II kembali meningkat menjadi 80,96%
(kriteria sangat aktif). Rata-rata skor hasil belajar siswa pada pra
siklus adalah 68 (kriteria cukup baik). Pada siklus I meningkat
menjadi 73,2 (kriteria baik). Pada siklus II kembali meningkat
menjadi 83,18 (kriteria sangat baik). (Diakses dari
http://scholar.google.co.id pada tanggal 11 Mei 2018 jam 16.00).
2. Dari Jurnal Sosialita, ISSN 2086-5600, Vol. 7, No. 7, Hal. 49-63,
oleh Dian Prihatiningsih dan Buchory MS, Program Pascasarjana
Universitas PGRI Yogyakarta, Maret 2013 dengan judul “Upaya
65
Peningkatan Karakter Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Melalui Metode Bermain Peran Kelas V SD N Prigelan
Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan karakter siswa kelas V dalam
pembelajaran IPS di SD N Prigelan, Kabupaten Purworejo tahun
2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dengan
subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa. Penelitian
ini terfokus pada peningkatan karakter siswa kelas V. Rancangan
penelitian melibatkan kepala sekolah, guru SDN Prigelan dan
peneliti. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi. Data
yang dikumpulkan berupa data kualitatif. Analisa data dilakukan
dengan tekhnik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa adannya peningkatan karakter siswa melalui metode bermain
peran dalam pembelajaran IPS. Peningkatan karakter siswa pada
setiap siklus dideskripsikan sebagai berikut: a) karakter tanggung
jawab mengalami peningkatan dari rerata 3,4% pada pra siklus
meningkat menjadi 31,8% pada siklus I dan 92,0% pada siklus II. b)
karakter disiplin mengalami peningkatan dari rerata 25% pada pra
siklus meningkat menjadi 53,4% pada siklus I dan 95,5% pada siklus
II. c) karakter kerjasama mengalami peningkatan dari rerata 1,1%
pada pra siklus meningkat menjadi 12,5% pada siklus I dan 97,7%
pada siklus II. d) karakter toleransi mengalami peningkatan dari
rerata 4,5% pada pra siklus meningkat menjadi 19,3% pada siklus I
66
dan 92,0% pada siklus II. e) karakter cinta tanah air mengalami
peningkatan dari rerata 0,0% pada pra siklus meningkat menjadi
22,7% pada siklus I dan 100% pada siklus II. Berdasarkan uraian
diatas dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode
bermain peran dapat dipergunakan dalam pembelajaran IPS untuk
meningkatkan karakter siswa. (Diakses dari
http://scholar.google.co.id pada tanggal 13 Mei 2018 jam 13.31).
3. Dari Jurnal Basicedu, ISSN 2580-1147, Vol. 1, No. 2, Hal. 76-81,
oleh Wida Rianti, Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai, 2017 dengan judul “Penggunaan Media Gambar
untuk Meningkatkan Belajar Menulis Terbimbing pada Mata
Pelajaran Bahasa Inggris Kelas II SDN 002 Panam”. Penelitian
tindakan kelas ini dilakukan karena rendahnya hasil keterampilan
menulis terbimbing pada proses pembelajaran menulis terbimbing
siswa masih banyak yang belum lancar dan sulit memahami materi,
terlihat dari hasil belajar menulis terbimbing masih banyak
memperoleh nilai kurang bahkan ada yang dibawah KKM untuk itu
diperlukan perbaikan pembelajaran yang sesuai yaitu dengan
menggunakan media gambar. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar bahasa inggris dengan menggunakan
media gambar pada siswa kelas II SDN 002 Panam Kota Pekanbaru.
Subjek penelitian yaitu kelas II yang berjumlah 6 orang. Jenis
penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian
67
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Instrument penelitian beberapa perangkat pembelajaran dan
alat pengumpul data (lembar kisi-kisi soal dan lembar observasi
siswa). Hasil penelitian membuktikan bahwa daya serap siswa pada
siklus I sebelum menggunakan media gambar adalah kategori sangat
rendah yang mana hasil belajar yang tuntas hanya 2 orang (33%)
sedangkan yang tidak tuntas 4 orang (66%). Setelah menggunakan
media gambar adalah kategori sangat tinggi yang mana hasil belajar
yang tuntas 5 orang (83%) yang tidak tuntas 1 orang (17%). Pada
siklus II meningkat setelah menggunakan media gambar adalah
kategori amat baik yang mana hasil belajar siswa yang tuntas 6 orang
(100%) dan yang tidak tuntas tidak ada (0%). Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar
dalam kemampuan menulis terbimbing dapat meningkatkan prestasi
belajar bahasa inggris pada siswa kelas II SDN 002 Panam
Pekanbaru. (Diakses dari http://scholar.google.co.id pada tanggal 13
Mei 2018 jam 19.37).
Berdasarkan penelitian terdahulu sebagaimana yang sudah
dipaparkan diatas, secara keseluruhan menunjukkan adannya peningkatan
belajar siswa setelah menggunakan metode bermain peran. Bedannya
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis sekarang adalah penelitian
tertuju pada peningkatan hasil belajar siswa kelas III materi kegiatan jual
beli dengan media gambar.
68
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Banyukuning
1. Profil Sekolah MI Ma’arif Banyukuning
a. Nama Madrasah : MI Ma’arif Banyukuning
b. NPSN : 60712759
c. Nomor Statistik Madrasah : 111233220159
d. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Kalipawon Km. 01 Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
e. Nama Kepala Madrasah : Tri Ngatino, S. S, S. Pd
f. No. Telp : (0298) 712376
2. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan MI Ma’arif Banyukuning
a. Visi
“BERTAQWA, BERAKHLAQUL KARIMAH, BERPRESTASI, DAN
MANDIRI”
1) Bertaqwa, dengan indikator:
a) Menjalankan semua perintah Allah yang termaktub didalam
Al-Qur’an dan Hadits.
b) Menjauhi semua larangan Allah.
c) Menjalankan Ijma’ dan Qiyas.
2) Berakhlaqul Karimah, dengan indikator:
a) Jujur
69
b) Disiplin
c) Sportif
d) Tanggung jawab
e) Percaya diri
f) Hormat pada orang tua dan guru
g) Menyayangi sesama
h) Suka menolong
i) Sopan dan santun dalam bertingkah laku
j) Cinta tanah air dan bangsa
k) Taat beribadah
3) Berprestasi, dengan indikator:
a) Unggul dalam pencapaian nilai ujian diatas standar minimal
b) Unggul dalam berbagai lomba mata pelajaran umum dan
agama
c) Unggul dalam berbagai lomba olah raga dan seni.
d) Unggul dalam prestasi keagamaan
4) Mandiri, dengan indikator:
a) Mandiri dalam belajar dan bertindak
b) Mandiri dalam melaksanakan ibadah
c) Mandiri dalam menjalankan keterampilan hidup (life skills)
d) Mandiri dan terampil dalam bermasyarakat
70
b. Misi
Untuk mewujudkan visi sekolah, misi yang diemban MI
Ma’arif Banyukuning adalah:
1. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran Islam
sehingga siswa menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin, sportif,
tanggung jawab, percaya diri, hormat pada orang tua, dan guru
serta menyayangi sesama.
2. Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara efektif
sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal dengan
memiliki nilai ujian diatas standar minimal, unggul dalam
prestasi keagamaan, dan unggul dalam keterampilan sebagai
bekal hidup di masyarakat.
3. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler secara efektif
sesuai bakat dan minat sehingga setiap siswa memiliki
keunggulan dalam berbagai lomba keagamaan, unggul dalam
materi umum, unggul dalam berbagai lomba olah raga, dan
seni.
4. Menumbuhkan sikap gemar membaca dan selalu haus akan
pengetahuan.
5. Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan
konsekuen.
6. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh
warga sekolah dan stakeholder.
71
7. Melaksanakan pembinaan dan penelitian siswa.
8. Mengadakan komunikasi dan koordinasi antar madrasah,
masyarakat, orang tua, dewan komite dan instansi lain yang
terkait, secara periodik dan berkesinambungan.
c. Tujuan Madrasah
1) Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Target Madrasah
a) Mempersiapkan siswa menjadi manusia yang bertaqwa dan
berakhlaq mulia.
b) Mempersiapkan siswa menjadi manusia terampil dan
mandiri.
c) Mempersiapkan siswa menjadi manusia yang berbudi
pekerti luhur.
d) Mempersiapkan siswa menjadi manusia yang tangguh, ulet,
dan berdaya saing yang sehat.
e) Menumbuhkan semangat kesetiakawanan yang berjiwa
sosial, demokratis, cinta tanah air, dan bertanggung jawab.
3. Struktur Organisasi MI Ma’arif Banyukuning
Komite Madrasah : Nasori
Kepala Madrasah : Tri Ngatino, S. S, S. Pd
72
Sekretaris : Asfaq Anas, S. Pd. I
Bendahara : Ety Sofiyatun, S. Pd
Anggota : 1. Anidhoh Wulandani, S. Pd
2. Afti Tarwiyati, S. Pd
3. Muh Ikhwan, S. Pd. I
4. Mualiq
5. Nanik Nurmilatun, S. Pd. I
6. Dra. Miftahul Jannah
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa MI Ma’arif Banyukuning 184 siswa dengan jumlah
siswi 104 orang dan jumlah siswa 80 orang pada tahun 2018.
Tabel 3.1
Data Jumlah Siswa MI Ma’arif Banyukuning Tahun Pelajaran
2017/2018
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah L P
1. I 18 20 38
2. II 18 25 43
3. III 15 14 29
4. IV 6 16 22
5. V 10 15 25
6. VI 13 14 27
Jumlah 80 104 184
5. Keadaan Guru MI Ma’arif Banyukuning
Jumlah guru MI Ma’arif Banyukuning sejumlah 9 orang yang
terdiri dari 5 guru perempuan dan 4 guru laki-laki. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
73
Tabel 3.2
Daftar Guru MI Ma’arif Banyukuning
No. Nama Guru Jabatan
1. Tri Ngatino, S.s, S. Pd Kepala Madrasah
2. Ety Sofiyatun, S. Pd Guru Kelas I dan Guru
Bahasa Inggris
3. Anidhoh Wulandani, S. Pd Guru Kelas I
4. Afti Tarwiyati, S. Pd Guru Kelas II
5. Muh Ihwan, S. Pd. I Guru Kelas II
6. Mualiq Guru Kelas III
7. Nanik Nurmilatun, S. Pd. I Guru Kelas IV
8. Asfaq Anas, S. Pd. I Guru Kelas V
9. Dra. Miftahul Jannah Guru Kelas VI
6. Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Banyukuning
MI Ma’arif Banyukuning sejak berdiri sampai sekarang sudah
mengalami perkembangan yang cukup. Hal tersebut karena didukung
oleh berbagai pihak. Baik dari pemerintah maupun dari masyarakat
yang bekerja sama khususnya dalam sarana dan prasarana dalam
menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Adapun sarana dan
prasarana yang dimiliki yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Banyukuning Tahun
Pelajaran 2017/2018
No. Nama Fisik Jumlah
1. Ruang Kelas 8
2. Ruang Perpustakaan 1
3. Ruang Kepala Sekolah 1
4. Ruang Guru 1
5. Koperasi 1
6. Toilet 6
7. Kantin 1
74
7. Subjek Penelitian
Subjek yang diambil dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
siswa kelas III MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Data responden
siswa kelas III berjumlah 29 siswa yang terdiri dari: 15 siswa laki-laki
dan 14 siswa perempuan. Adapun nama-nama siswa atau subjek
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Daftar Responden Siswa Kelas III MI Ma’arif Banyukuning
Tahun Pelajaran 2017/2018
No. Nama Keterangan
Laki-Laki Perempuan
1. Afrizal Teddy Setiyawan √
2. Aji Irza Pratama √
3. Aldiyan √
4. Amara Putri Navisa √
5. Angga Fitra Arza Dani √
6. Arya Dwi Lestari √
7. Aulia Raghad Azwan √
8. Aulya Naura Raihanna √
9. Cinta Syifa Octhavia √
10. Desinta Nafi Maharani √
11. Evan Dwi Hartanto √
12. Farhan Dani Kurniyawan √
13. Farid Aditia Rahmat √
14. Fiona Andini √
15. Hardini Hana Fauziah √
16. Icha Ayu Azzahra √
17. Iqlima Ulinihayah √
18. Khodijah Nurul Khikmah √
19. Latiful Khafid √
20. Muhammad Adam. S √
21. Muhammad Adi Prasetya √
22. Muhammad Ais Al Faruq √
23. Muhammad Tirta Aji Giri √
75
24. Putri Indah Lestari √
25. Satriyo Raha Dani √
26. Sinta Kamila Ulfa √
27. Widya Lusiana √
28. Zacky Ridho Maulana √
29. Zulfa Musrifatun Nisa √
Keterangan:
Laki-Laki : 15 siswa
Perempuan : 14 siswa
8. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS semester II
materi “Kegiatan Jual Beli” tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini
menggunakan metode bermain peran dengan media gambar yang
dilaksanakan dalam 2 siklus dalam masing-masing siklus terdiri dari
empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1) Kegiatan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei
2018.
2) Kegiatan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Mei
2018.
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti
melakukan observasi awal dengan nilai ulangan harian (pra siklus)
terlebih dahulu sebelum menerapkan metode bermain peran dengan
media gambar. Peneliti menggunakan acuan KKM mata pelajaran IPS
76
kelas III semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang sebesar 70 dan menggunakan Kriteria
Ketuntasan Klasikal sebesar 85%. Peneliti memberikan tes formatif
pada siswa, hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.5
Data Nilai Siswa Pra Siklus
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. ATS 70 80 Tuntas
2. AIP 70 60 Belum Tuntas
3. AL 70 100 Tuntas
4. APN 70 60 Belum Tuntas
5. AFAD 70 40 Belum Tuntas
6. ADL 70 60 Belum Tuntas
7. ARA 70 40 Belum Tuntas
8. ANR 70 60 Belum Tuntas
9. CSO 70 60 Belum Tuntas
10. DNM 70 80 Tuntas
11. EDH 70 40 Belum Tuntas
12. FDK 70 80 Tuntas
13. FAR 70 80 Tuntas
14. FA 70 60 Belum Tuntas
15. HHF 70 60 Belum Tuntas
16. IAA 70 80 Tuntas
17. IU 70 40 Belum Tuntas
18. KNK 70 100 Tuntas
19. LK 70 100 Tuntas
20. MAS 70 100 Tuntas
21. MAP 70 60 Belum Tuntas
22. MAA 70 60 Belum Tuntas
23. MTA 70 40 Belum Tuntas
24. PIL 70 80 Tuntas
25. SRD 70 80 Tuntas
26. SKU 70 60 Belum Tuntas
27. WL 70 60 Belum Tuntas
28. ZRM 70 100 Tuntas
29. ZMN 70 20 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 20
Nilai Rata-Rata 66,89
77
Tuntas 12
Persentase Ketuntasan 41%
Tidak Tuntas 17
Persentase Tidak Tuntas 59%
Nilai rata-rata dan persentase ketuntasan dihitung berdasarkan
rumus berikut:
a. Nilai Rata-Rata
X = ∑
∑ X 100%
X =
X 100%
= 66,89
b. Persentase Ketuntasan Belajar
P = ∑
∑ X 100%
P =
X 100%
= 41% (Pembulatan)
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus I dilaksanakan pada
semester II hari Selasa tanggal 22 Mei 2018, pembelajaran
berlangsung selama 2 x 35 menit (70 menit) dengan materi pokok
“Kegiatan Jual Beli”. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh guru
kelas “Bapak Mualiq” dan siswa kelas III. Pelaksanaan tindakan ini
sesuai dengan program semester pembelajaran IPS kelas III semester
II.
78
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilakukan dalam 4
(empat) tahapan, yaitu dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang
dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pembelajaran IPS pokok bahasan kegiatan jual beli dengan
penerapan metode bermain peran dengan media gambar.
2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran metode
bermain peran dengan baik.
3) Menyiapkan materi ajar tentang kegiatan jual beli.
4) Menyiapkan lembar pengamatan untuk guru guna
mengetahui perubahan dan perkembangan.
5) Mempersiapkan lembar pengamatan untuk siswa guna
mengetahui perubahan dan perkembangan.
6) Menyiapkan instrumen penilaian untuk menggali data
hasil belajar siswa berupa lembar tes.
7) Menggunakan media pembelajaran, yaitu berupa media
gambar yang berkaitan dengan materi kegiatan jual beli.
8) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator
untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan metode
bermain peran.
79
b. Pelaksanaan Tindakan
Untuk uraian kegiatan dalam pertemuan ini meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi), dan penutup. Penjelasannya sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (10 Menit)
a) Guru mengucapkan salam pembuka (Saat masuk
kelas dan didalam kelas).
b) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa.
c) Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin do’a
bersama.
d) Guru mengabsen siswa.
e) Guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan buku
materi yang akan dipelajari hari ini.
f) Guru memberi motivasi dan stimulus kepada siswa
mengenai materi yang akan dipelajari saat ini,
supaya mencapai tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (45 Menit)
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
(1) Guru menjelaskan pengertian kegiatan jual
beli dan kegiatan jual beli yang ada di rumah
dan sekolah.
80
(2) Guru meminta siswa untuk mendengarkan dan
mencatat hal-hal yang penting.
(3) Guru memberikan pertanyaan terkait materi
yang baru dijelaskan dan siswa
menanggapinnya.
(4) Guru meminta siswa untuk mendengarkan
penjelasan mengenai metode bermain peran
dan tahap pelaksanaannya.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
(1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 6-7
siswa dari 29 siswa.
(2) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan
kelompoknya dan berdiskusi sebentar agar
lebih kompak saat bermain peran.
(3) Guru menugaskan siswa yang tidak ikut
bermain peran untuk menjadi penonton yang
bertugas mengobservasi dan mengevaluasi
penampilan bermain peran.
(4) Sebelum bermain peran dimulai, guru
mempersiapkan perlengkapan dan kesiapan
siswa yang akan bermain peran.
81
(5) Dalam bermain peran, siswa diminta guru
untuk mempraktikan jual beli, sehingga siswa
dapat memahami apa itu penjual, pembeli,
syarat jual beli serta siswa mampu
menyebutkan kegiatan jual beli yang ada di
rumah dan di sekolah.
(6) Kelompok yang sudah ditunjuk untuk maju
didepan kelas dan memainkan peran yang
telah ditentukan oleh guru sedangkan siswa
yang lain diminta untuk memperhatiakn secara
seksama.
(7) Siswa bersama guru mendiskusikan tentang
jalannya kegiatan yang baru saja dimainkan
dan dilanjutkan berdiskusi membahas hal apa
yang sudah diperankan.
(8) Kemudian kelompok berikutnya diminta untuk
memainkan episode selanjutnya dan siswa
yang lain diminta untuk tetap memperhatikan
dengan seksama.
c) Konfirmasi
(1) Setelah permainan selesai sampai kelompok
terakhir, siswa bersama guru berdiskusi
82
mengenai hasil dari pemeranan tokoh yang
diperankan oleh siswa.
(2) Guru dan siswa melakukan diskusi dan
evaluasi mengenai penampilan bermain peran
secara keseluruhan.
(3) Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum
dipahami.
(4) Guru memberikan penjelasan apabila ada
siswa yang belum paham.
(5) Guru meminta siswa untuk mengemukakan
pendapat mengenai pembelajaran yang
dilakukan, materi yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari.
(6) Guru bersama dengan siswa melakukan
persamaan persepsi mengenai materi yang
dipelajari.
(7) Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
(8) Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur pemahaman siswa mengenai materi
yang sudah disampaikan.
83
3) Penutup (15 Menit)
a. Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
secara keseluruhan.
b. Guru memberi pesan kepada anak-anak supaya
berhati-hati pada saat membeli barang.
c. Guru memberi tahu tentang materi yang akan di
ajarkan dipertemuan yang akan datang dan
menyuruh siswa untuk mempelajarinnya terlebih
dahulu.
d. Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua
kelas untuk memimpin do’a bersama.
e. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode bermain peran dan media gambar,
dan pemberian soal tes formatif saat pembelajaran telah usai.
Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut:
84
1) Lembar Observasi Guru
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan
pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan
pengamatan yang dilakukan.
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No Fase Kompetensi Skor
A B C
1. Pendahuluan Guru mengawali dan menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
Guru menyampaikan cakupan materi
dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
√
Guru menjelaskan kompetensi dasar
atau tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa menjadi 5
kelompok dalam bermain peran √
Guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
√
Guru menciptakan iklim belajar
dengan membina keaktifan siswa √
Guru membimbing siswa selama
proses bermain peran berlangsung √
Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai kegiatan jual beli dengan
bermain peran yang sudah dilakukan
√
Guru bersama siswa melakukan
diskusi tentang jalannya kegiatan
yang baru saja dimainkan dengan
teman sekelompok mengenai
kegiatan jual beli dengan bahasa
sendiri
√
Guru memberikan penjelasan tentang
cakupan materi yang dipelajari. √
3. Penutup Guru memberikan evaluasi seluruh
rangkaian aktivitas pembelajaran √
Guru memberi kesempatan siswa
untuk berpendapat tentang
pembelajaran yang diikuti
√
85
Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian soal
evaluasi (Melakukan penilaian hasil
belajar)
√
Guru mengakhiri pelajaran dengan
doa dan ditutup dengan salam √
Kategori Baik
Keterangan :
Skala Kategori
A = 3 (baik)
B = 2 (cukup)
C = 1 (kurang)
2) Lembar Observasi Siswa
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No. Nama Skor Total
Skor
Nilai Predikat
A B C D
1. ATS 2 2 2 2 8 50 Kurang
2. AIP 2 3 2 2 9 80 Baik
3. AL 3 2 2 2 9 80 Baik
4. APN 2 2 3 2 9 90 Sangat Baik
5. AFAD 2 3 2 3 10 50 Kurang
6. ADL 2 2 2 2 8 90 Sangat Baik
7. ARA 2 2 3 2 9 80 Baik
8. ANR 2 3 2 2 9 60 Cukup
9. CSO 2 2 2 2 8 60 Cukup
10. DNM 3 2 2 2 9 80 Baik
11. EDH 2 3 2 2 9 60 Cukup
12. FDK 2 2 2 2 8 90 Sangat Baik
13. FAR 2 2 3 2 9 80 Baik
14. FA 2 2 2 2 8 90 Sangat Baik
15. HHF 2 2 2 3 9 90 Sangat Baik
16. IAA 2 2 2 2 8 80 Baik
17. IU 2 3 2 2 9 40 Kurang
18. KNK 2 2 3 2 9 90 Sangat baik
19. LK 3 2 3 2 10 90 Sangat Baik
20. MAS 2 2 2 2 8 90 Sangat Baik
86
21. MAP 2 3 2 2 9 90 Sangat Baik
22. MAAF 3 2 2 2 9 60 Cukup
23. MTAG 2 2 2 2 8 80 Baik
24. PIL 2 3 2 2 9 90 Sangat Baik
25. SRD 3 3 2 2 10 90 Sangat Baik
26. SKU 2 2 2 2 8 60 Cukup
27. WL 3 2 2 3 10 80 Baik
28. ZRM 2 2 2 2 8 80 Baik
29. ZMN 3 2 2 2 9 60 Cukup
Keterangan:
A = Kerjasama
B = Keaktifan
C = Menghargai Pendapat Teman
D = Tanggung Jawab
Kriteria Penilaian:
Nilai 90-100 (A Skor 4 = Sangat Baik)
Nilai 70-89 (B Skor 3 = Baik)
Nilai 60-69 (C Skor 2 = Cukup)
Nilai 0-59 (D Skor 1 =Kurang)
87
3) Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 3.8 Daftar Nilai Tes Formatif Siswa Siklus I
No. Nama KKM Nilai
1. ATS 70 50
2. AIP 70 80
3. AL 70 80
4. APN 70 90
5. AFAD 70 50
6. ADL 70 90
7. ARA 70 80
8. ANR 70 60
9. CSO 70 60
10. DNM 70 80
11. EDH 70 60
12. FDK 70 90
13. FAR 70 80
14. FA 70 90
15. HHF 70 90
16. IAA 70 80
17. IU 70 40
18. KNK 70 90
19. LK 70 90
20. MAS 70 90
21. MAP 70 90
22. MAA 70 60
23. MTA 70 80
24. PIL 70 90
25. SRD 70 90
26. SKU 70 60
27. WL 70 80
28. ZRM 70 80
29. ZMN 70 60
Rata-rata 76,55
88
d. Refleksi
Hasil observasi di lapangan di jadikan bahan refleksi
untuk perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Pada siklus I
ini, masih banyak kelemahan-kelemahan, diantarannya sebagai
berikut:
1) Proses siswa dalam menemukan materi masih kurang
aktif.
2) Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan
nyata siswa masih belum paham.
3) Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam
kehidupan nyata masih kurang paham.
4) Dalam proses belajar mengajar guru masih kurang efektif
dalam penggunaan waktu pembelajaran.
5) Guru masih belum mengkondisikan siswa dengan baik
pada saat proses belajar berlangsung dengan menggunakan
metode bermain peran.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan
pada semester II hari Kamis tanggal 24 Mei 2018, pembelajaran
berlangsung selama 2 x 35 menit (70 menit) dengan materi pokok
“Kegiatan Jual Beli”. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh guru
kelas “Bapak Mualiq” dan siswa kelas III. Pelaksanaan tindakan ini
89
sesuai dengan program semester pembelajaran IPS kelas III semester
II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan dalam 4
(empat) tahapan, yaitu dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang
dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pembelajaran IPS pokok bahasan kegiatan jual beli dengan
penerapan metode bermain peran dengan media gambar.
2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran metode
bermain peran dengan baik.
3) Menyiapkan materi ajar tentang kegiatan jual beli.
4) Menyiapkan lembar pengamatan untuk guru guna
mengetahui perubahan dan perkembangan.
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna
mengetahui perubahan dan perkembangan.
6) Menyiapkan instrumen penilaian untuk menggali data
hasil belajar siswa berupa lembar tes.
7) Menggunakan media pembelajaran, yaitu berupa media
gambar yang berkaitan dengan materi kegiatan jual beli.
90
8) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator
untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan metode
bermain peran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Untuk uraian kegiatan dalam pertemuan ini meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi), dan penutup. Penjelasannya sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (10 Menit)
a) Guru mengucapkan salam pembuka (Saat masuk kelas
dan didalam kelas).
b) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa.
c) Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin do’a
bersama.
d) Guru mengabsen siswa.
e) Guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan buku
materi yang akan dipelajari hari ini.
f) Guru memberi motivasi dan stimulus kepada siswa
mengenai materi yang akan dipelajari saat ini, supaya
mencapai tujuan pembelajaran.
91
2) Kegiatan Inti (45 Menit)
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
(1) Guru menjelaskan pengertian kegiatan jual
beli dan kegiatan jual beli yang ada di rumah
dan sekolah.
(2) Guru meminta siswa untuk mendengarkan dan
mencatat hal-hal yang penting.
(3) Guru memberikan pertanyaan terkait materi
yang baru dijelaskan dan siswa
menanggapinnya.
(4) Guru meminta siswa untuk mendengarkan
penjelasan mengenai metode bermain peran
dan tahap pelaksanaannya.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
(1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 6-7
siswa dari 29 siswa.
(2) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan
kelompoknya dan berdiskusi sebentar agar
lebih kompak saat bermain peran.
92
(3) Guru menugaskan siswa yang tidak ikut
bermain peran untuk menjadi penonton yang
bertugas mengobservasi dan mengevaluasi
penampilan bermain peran.
(4) Sebelum bermain peran dimulai, guru
mempersiapkan perlengkapan dan kesiapan
siswa yang akan bermain peran.
(5) Guru meminta siswa untuk mempraktikan jual
beli, sehingga siswa dapat memahami barang
kebutuhan sehari-hari yaitu primer, sekunder,
dan tersier.
(6) Kelompok yang sudah ditunjuk untuk maju
didepan kelas dan memainkan peran yang
telah ditentukan oleh guru sedangkan siswa
yang lain diminta untuk memperhatiakn secara
seksama.
(7) Siswa bersama guru mendiskusikan tentang
jalannya kegiatan yang baru saja dimainkan
dan dilanjutkan berdiskusi membahas hal apa
yang sudah diperankan.
(8) Kemudian kelompok berikutnya diminta untuk
memainkan episode selanjutnya dan siswa
93
yang lain diminta untuk tetap memperhatikan
dengan seksama.
c) Konfirmasi
(1) Setelah permainan selesai sampai kelompok
terakhir, siswa bersama guru berdiskusi
mengenai hasil dari pemeranan tokoh yang
diperankan oleh siswa.
(2) Guru dan siswa melakukan diskusi dan
evaluasi mengenai penampilan bermain peran
secara keseluruhan.
(3) Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum
dipahami.
(4) Guru memberikan penjelasan apabila ada
siswa yang belum paham.
(5) Guru meminta siswa untuk mengemukakan
pendapat mengenai pembelajaran yang
dilakukan, materi yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari.
(6) Guru bersama dengan siswa melakukan
persamaan persepsi mengenai materi yang
dipelajari.
94
(7) Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
(8) Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur pemahaman siswa mengenai materi
yang sudah disampaikan.
3) Penutup (15 Menit)
a) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
secara keseluruhan.
b) Guru memberi pesan kepada anak-anak supaya
berhati-hati pada saat membeli barang.
c) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di
ajarkan dipertemuan yang akan datang dan
menyuruh siswa untuk mempelajarinnya terlebih
dahulu.
d) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua
kelas untuk memimpin do’a bersama.
e) Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode bermain peran dan media gambar,
95
dan pemberian soal tes formatif saat pembelajaran telah usai.
Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut:
1) Lembar Pengamatan Guru
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan pada
setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan
yang dilakukan.
Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No Fase Kompetensi Skor
A B C
1. Pendahuluan Guru mengawali dan menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
Guru menyampaikan cakupan materi
dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
√
Guru menjelaskan kompetensi dasar
atau tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa menjadi 5
kelompok dalam bermain peran √
Guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
√
Guru menciptakan iklim belajar
dengan membina keaktifan siswa √
Guru membimbing siswa selama
proses bermain peran berlangsung √
Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai kegiatan jual beli dengan
bermain peran yang sudah dilakukan
√
Guru bersama siswa melakukan
diskusi tentang jalannya kegiatan
yang baru saja dimainkan dengan
teman sekelompok mengenai
kegiatan jual beli dengan bahasa
sendiri
√
Guru memberikan penjelasan tentang
cakupan materi yang dipelajari. √
3. Penutup Guru memberikan evaluasi seluruh √
96
rangkaian aktivitas pembelajaran
Guru memberi kesempatan siswa
untuk berpendapat tentang
pembelajaran yang diikuti
√
Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian soal
evaluasi (Melakukan penilaian hasil
belajar)
√
Guru mengakhiri pelajaran dengan
doa dan ditutup dengan salam √
Kategori Baik
Keterangan :
Skala Kategori
A = 3 (baik)
B = 2 (cukup)
C = 1 (kurang)
2) Lembar Pengamatan Siswa
Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No. Nama Skor Total
Skor
Nilai Predikat
A B C D
1. ATS 2 4 3 2 11 70 Baik
2. AIP 4 3 3 2 12 70 Baik
3. AL 3 4 3 3 13 80 Baik
4. APN 3 3 3 3 12 70 Baik
5. AFAD 4 3 2 3 12 70 Baik
6. ADL 3 3 3 4 10 90 Sangat Baik
7. ARA 3 3 4 3 13 80 Baik
8. ANR 4 2 4 2 12 100 Sangat Baik
9. CSO 3 3 4 2 12 70 Baik
10. DNM 4 2 4 2 12 70 Baik
11. EDH 3 4 3 3 13 50 Kurang
12. FDK 3 4 4 2 13 90 Sangat Baik
13. FAR 3 3 3 3 12 80 Baik
14. FA 3 4 3 2 12 90 Sangat Baik
97
15. HHF 4 2 2 3 11 100 Sangat Baik
16. IAA 3 2 4 3 12 70 Baik
17. IU 2 3 4 2 11 70 Baik
18. KNK 3 4 3 3 13 100 Sangat baik
19. LK 3 3 3 3 12 90 Sangat Baik
20. MAS 2 4 3 2 11 100 Sangat Baik
21. MAP 3 2 4 3 12 90 Sangat Baik
22. MAA 3 3 3 3 12 70 Baik
23. MTA 4 3 2 3 12 80 Baik
24. PIL 2 4 3 2 11 80 Baik
25. SRD 4 3 3 2 12 100 Sangat Baik
26. SKU 3 3 4 2 12 80 Baik
27. WL 4 3 3 3 13 90 Sangat Baik
28. ZRM 3 2 3 4 12 80 Baik
29. ZMN 3 2 4 2 11 50 Kurang
Keterangan:
A = Kerjasama
B = Keaktifan
C = Menghargai Pendapat Teman
D = Tanggung Jawab
Kriteria Penilaian:
Nilai 90-100 (A Skor 4 = Sangat Baik)
Nilai 70-89 (B Skor 3 = Baik)
Nilai 60-69 (C Skor 2 = Cukup)
Nilai 0-59 (D Skor 1 = Kurang)
98
3) Hasil Tes Formatif Siswa Siklus II
Tabel 3.11 Daftar Nilai Tes Formatif Siswa Siklus II
No. Nama KKM Nilai
1. ATS 70 70
2. AIP 70 70
3. AL 70 80
4. APN 70 70
5. AFAD 70 70
6. ADL 70 90
7. ARA 70 80
8. ANR 70 100
9. CSO 70 70
10. DNM 70 70
11. EDH 70 50
12. FDK 70 90
13. FAR 70 80
14. FA 70 90
15. HHF 70 100
16. IAA 70 70
17. IU 70 70
18. KNK 70 100
19. LK 70 90
20. MAS 70 100
21. MAP 70 90
22. MAA 70 70
23. MTA 70 80
24. PIL 70 80
25. SRD 70 100
26. SKU 70 80
27. WL 70 90
28. ZRM 70 80
29. ZMN 70 50
Rata-rata 80,34
99
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi pada siklus II
ini, peneliti menemukan peningkatan yang lebih baik
dibandingkan dengan siklus I dalam hasil IPS pada siswa kelas
III MI Ma’arif Banyukuning, yaitu sebagai berikut:
1) Proses siswa dalam menemukan materi sudah aktif.
2) Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan
nyata sudah paham dan bisa memberikan contoh.
3) Dalam proses belajar mengajar guru dapat melaksanakan
proses pembelajarn dengan waktu yang efektif dan efisien.
4) Guru bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
Dari pemaparan antara deskripsi penelitian siklus I dan
siklus II ini, maka dapat disimpulkan bahwa dengan metode
bermain peran dan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar IPS pada siswa kelas III semester II MI Ma’arif
Banyukuning tahun pelajaran 2017/2018.
100
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti
melakukan observasi awal dengan nilai ulangan harian (pra siklus)
terlebih dahulu sebelum menerapkan metode bermain peran dengan
media gambar pada hari kamis tanggal 17 Mei 2018. Peneliti
menggunakan acuan KKM mata pelajaran IPS kelas III semester II MI
Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
sebesar 70 dan menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal sebesar
85%. Peneliti memberikan tes formatif pada siswa, hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Data Nilai Siswa Pra Siklus
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. ATS 70 80 Tuntas
2. AIP 70 60 Belum Tuntas
3. AL 70 100 Tuntas
4. APN 70 60 Belum Tuntas
5. AFAD 70 40 Belum Tuntas
6. ADL 70 60 Belum Tuntas
7. ARA 70 40 Belum Tuntas
8. ANR 70 60 Belum Tuntas
9. CSO 70 60 Belum Tuntas
10. DNM 70 80 Tuntas
11. EDH 70 40 Belum Tuntas
12. FDK 70 80 Tuntas
13. FAR 70 80 Tuntas
101
14. FA 70 60 Belum Tuntas
15. HHF 70 60 Belum Tuntas
16. IAA 70 80 Tuntas
17. IU 70 40 Belum Tuntas
18. KNK 70 100 Tuntas
19. LK 70 100 Tuntas
20. MAS 70 100 Tuntas
21. MAP 70 60 Belum Tuntas
22. MAA 70 60 Belum Tuntas
23. MTA 70 40 Belum Tuntas
24. PIL 70 80 Tuntas
25. SRD 70 80 Tuntas
26. SKU 70 60 Belum Tuntas
27. WL 70 60 Belum Tuntas
28. ZRM 70 100 Tuntas
29. ZMN 70 20 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 20
Nilai Rata-Rata 66,89
Tuntas 12
Persentase Ketuntasan 41%
Tidak Tuntas 17
Persentase Tidak Tuntas 59%
Nilai rata-rata dan persentase ketuntasan dihitung berdasarkan
rumus berikut:
a. Nilai Rata-Rata
X = ∑
∑ X 100%
X =
X 100%
= 66,89
b. Persentase Ketuntasan Belajar
P = ∑
∑ X 100%
P =
X 100%
= 41% (Pembulatan)
102
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai ulangan harian (pra
siklus) dari 29 siswa kelas III MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 telah
didapat nilai rata-rata secara klasikal sebesar 66,89. Untuk presentase
ketuntasan belajar siswa sebesar 41% (12 siswa) yang tuntas dengan
nilai tertinggi 100 dan sebesar 59% (17 siswa) yang belum tuntas
dengan nilai terendah 25. Secara klasikal pembelajaran belum
mencapai ketuntasan belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
hanya mencapai 41% dari indikator keberhasilan sebesar 85% dari
seluruh siswa yang tuntas belajarnya. Maka dari itu, harus
dilaksanakan siklus belajar selanjutnya. Berdasarkan tabel 4.1
keterangan jumlah siswa yang tuntas dapat dilihat pada grafik dibawah
ini:
Gambar 4.1
Grafik Ketuntasan Siswa Pra Siklus
103
2. Deskripsi Data Siklus I
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2018, pembelajaran berlangsung
selama 2 x 35 menit (70 menit) dalam 1 kali pertemuan dengan materi
pokok “Kegiatan Jual Beli”. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh
guru kelas “Bapak Mualiq” dan siswa kelas III. Pelaksanaan tindakan
ini sesuai dengan program semester pembelajaran IPS kelas III
semester II.
Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif. Dalam
memberikan penilaian terhadap siswa, peneliti mengacu pada KKM
individual yang berlaku di MI Ma’arif Banyukuning yaitu 70 untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dari instrumen tersebut
diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran siklus I ini
sebagai berikut:
a. Data Hasil Penelitian Siswa Siklus I
Tabel 4.1
Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. ATS 70 50 Belum Tuntas
2. AIP 70 80 Tuntas
3. AL 70 80 Tuntas
4. APN 70 90 Tuntas
5. AFAD 70 50 Belum Tuntas
6. ADL 70 90 Tuntas
7. ARA 70 80 Tuntas
8. ANR 70 60 Belum Tuntas
9. CSO 70 60 Belum Tuntas
10. DNM 70 80 Tuntas
11. EDH 70 60 Belum Tuntas
104
12. FDK 70 90 Tuntas
13. FAR 70 80 Tuntas
14. FA 70 90 Tuntas
15. HHF 70 90 Tuntas
16. IAA 70 80 Tuntas
17. IU 70 40 Belum Tuntas
18. KNK 70 90 Tuntas
19. LK 70 90 Tuntas
20. MAS 70 90 Tuntas
21. MAP 70 90 Tuntas
22. MAA 70 60 Belum Tuntas
23. MTA 70 80 Tuntas
24. PIL 70 90 Tuntas
25. SRD 70 90 Tuntas
26. SKU 70 60 Belum Tuntas
27. WL 70 80 Tuntas
28. ZRM 70 80 Tuntas
29. ZMN 70 60 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Nilai Rata-Rata 76,55
Tuntas 20
Persentase Ketuntasan 69%
Tidak Tuntas 9
Persentase Tidak Tuntas 31%
Nilai rata-rata dan persentase ketuntasan dihitung berdasarkan
rumus berikut:
1) Nilai Rata-Rata
X = ∑
∑ X 100%
X =
X 100%
= 76,55
2) Presentase Ketuntasan Belajar
P = ∑
∑ X 100%
105
P =
X 100%
= 69% (Pembulatan)
Berdasarkan tabel 4.2 pada siklus I ini masih banyak siswa yang
belum mencapai target KKM. Akan tetapi, hasil tes evaluasi pada
siklus I mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan nilai pra
siklus. Pada siklus I dari 29 siswa kelas III nilai rata-rata mencapai
76,55 dan terdapat 20 siswa (69%) yang tuntas dengan nilai tertinggi
90 serta 9 siswa (31%) yang belum tuntas dengan nilai terendah 40, hal
ini disebabkan karena penggunaan metode pembelajaran yang baru
diterapkan sehingga siswa kurang bersungguh-sungguh dalam belajar.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum
memenuhi target yang peneliti tentukan yaitu sebesar 85% dari jumlah
seluruh siswa yang telah mencapai nilai KKM. Maka dari itu peneliti
harus melaksanakan siklus pembelajaran selanjutnya pada siklus II.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 jumlah siswa yang tuntas dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
106
Gambar 4.2
Grafik Ketuntasan Siswa Siklus I
b. Refleksi
Hasil observasi di lapangan pada siklus I yang
dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2018 dapat dilihat kelemahan
kegiatan pembelajaran pada siklus I. Kelemahan-kelemahan
yang dihadapi yaitu:
4) Guru kurang memberikan pemahaman mengenai metode
bermain peran, sehingga siswa masih kebingungan
mengenai metode yang akan diterapkan tersebut.
5) Guru masih kurang dalam mengkondisikan kelas pada saat
pembelajaran berlangsung.
6) Guru masih kurang dalam pemanfaatan media
pembelajaran berupa media gambar.
107
7) Siswa dalam proses menghubungkan antara materi dengan
kehidupan nyata masih kurang paham.
8) Siswa dalam melakukan pemeranan tokoh pada tiap
kelompok masih terlihat beberapa saja yang aktif yang lain
masih cenderung pasif.
Rencana perbaikan yang akan ditindak lanjuti pada siklus I
ini, yaitu:
1) Sebelum pembelajaran berlangsung, sebaiknya guru
memberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai
metode bermain peran.
2) Guru sebaiknya lebih memanfaatkan media pembelajaran
dengan baik melalui media gambar.
3) Selama proses pembelajaran berlangsung diharapkan guru
mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
4) Guru sebaiknya memberikan stimulus/motivasi agar siswa
dalam kelompok lebih berperan aktif.
3. Deskripsi Data Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2018, pembelajaran berlangsung
selama 2 x 35 menit (70 menit) dalam 1 kali pertemuan dengan materi
pokok “Kegiatan Jual Beli”. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh
guru kelas “Bapak Mualiq” dan siswa kelas III. Pelaksanaan tindakan
108
ini sesuai dengan program semester pembelajaran IPS kelas III
semester II.
Pada siklus II dicari data menggunakan tes formatif. Dalam
memberikan penilaian terhadap siswa, peneliti mengacu pada KKM
individual yang berlaku di MI Ma’arif Banyukuning yaitu 70 untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dari instrumen tersebut
diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran siklus II ini
sebagai berikut:
a. Data Hasil Penelitian Siswa Siklus II
Tabel 4.3
Hasil Tes Formatif Siswa Siklus II
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. ATS 70 70 Tuntas
2. AIP 70 70 Tuntas
3. AL 70 80 Tuntas
4. APN 70 70 Tuntas
5. AFAD 70 70 Tuntas
6. ADL 70 90 Tuntas
7. ARA 70 80 Tuntas
8. ANR 70 100 Tuntas
9. CSO 70 70 Tuntas
10. DNM 70 70 Tuntas
11. EDH 70 50 Belum Tuntas
12. FDK 70 90 Tuntas
13. FAR 70 80 Tuntas
14. FA 70 90 Tuntas
15. HHF 70 100 Tuntas
16. IAA 70 70 Tuntas
17. IU 70 70 Tuntas
18. KNK 70 100 Tuntas
19. LK 70 90 Tuntas
20. MAS 70 100 Tuntas
21. MAP 70 90 Tuntas
22. MAA 70 70 Tuntas
109
23. MTA 70 80 Tuntas
24. PIL 70 80 Tuntas
25. SRD 70 100 Tuntas
26. SKU 70 80 Tuntas
27. WL 70 90 Tuntas
28. ZRM 70 80 Tuntas
29. ZMN 70 50 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Nilai Rata-Rata 80,34
Tuntas 27
Persentase Ketuntasan 93%
Tidak Tuntas 2
Persentase Tidak Tuntas 7%
Nilai rata-rata dan persentase ketuntasan dihitung berdasarkan
rumus berikut:
1) Nilai Rata-Rata
X = ∑
∑ X 100%
X =
X 100%
= 80,34
2) Presentase Ketuntasan Belajar
P = ∑
∑ X 100%
P =
X 100%
= 93% (Pembulatan)
Berdasarkan tabel 4.3 pada siklus II ini sudah banyak siswa
yang mencapai target KKM yaitu sebesar 70. Hasil tes evaluasi pada
siklus II ini telah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan
nilai siklus I. Pada siklus II ini dari 29 siswa nilai rata-rata mencapai
110
80,34 dan terdapat 27 siswa (93%) yang tuntas dengan nilai tertinggi
100 serta 2 siswa (7%) yang belum tuntas dengan nilai terendah 50, hal
ini disebabkan karena penggunaan metode dan media pembelajaran
yang mulai terbiasa diterapkan sehingga siswa bersungguh-sungguh
dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
siklus II sudah memenuhi target yang peneliti tentukan yaitu 85% dari
jumlah seluruh siswa yang telah mencapai nilai KKM. Oleh karena itu,
pembelajaran pada siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian
dihentikan sampai siklus II. Berdasarkan keterangan pada tabel 4.3
jumlah siswa yang tuntas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 4.3
Grafik Ketuntasan Siswa Siklus II
111
b. Refleksi
Dari hasil pelaksanaan observasi penelitian di lapangan
pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2018 oleh
peneliti dengan guru kelas III MI Ma’arif Banyukuning, masih
menemukan beberapa kendala, yaitu:
1) Masih perlu adanya pendampingan secara intensif di saat
kelompok melakukan pemeranan tokoh (bermain peran).
2) Masih terdapat 2 anak diakhir PTK ini yang tetap belum
mencapai nilai KKM yang perlu adannya pendekatan
secara khusus, anak tersebut dengan inisial sebagai
berikut:
a) EDH disebabkan karena siswa tersebut lemah
berfikir dan banyak main dikelas.
b) ZMN disebabkan karena siswa tersebut lemah
berfikir dan pada saat pembelajaran berlangsung
siswa kurang fokus dengan pelajaran yang telah
disampaikan dan kurang komunikasi.
Secara keseluruhan pada siklus II ini terlihat
perkembanganya dan mengalami peningkatan dibandingkan
dengan siklus I, peningkatan tersebut yaitu sebagai berikut:
1) Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
penerapan metode bermain peran meningkat.
112
2) Kelas lebih aktif di saat proses pemeranan tokoh tiap
kelompok.
3) Guru sudah mampu mengkondisikan kelas juga mampu
memanfaatkan waktu pembelajaran secara efektif dan
efisien dengan baik.
4) Siswa dapat menyimpulkan materi juga mampu
mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.
Dari pemaparan refleksi diatas sudah menunjukkan
keberhasilan yang signifikan dibanding pada siklus I. Maka
siklus dihentikan pada siklus II ini dikarenakan telah mencapai
batas ketuntasan klasikal sebesar 85%. Siswa yang belum tuntas
pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-
latihan atau remidial yang dipantau oleh guru sehingga
diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
B. Pembahasan
Pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli dengan menggunakan
metode bermain peran dengan media gambar mempunyai pengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas III MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang
diperoleh oleh siswa dari sebelum menggunakan metode bermain peran
dengan media gambar , nilai evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II selalu
113
mengalami peningkatan. Adapun data perbandingan nilai evaluasi antar
siklus sebagai berikut:
Tabel 4.4
Gabungan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No. Nama Pra
Siklus
Siklus I Siklus II
1. ATS 80 50 70
2. AIP 60 80 70
3. AL 100 80 80
4. APN 60 90 70
5. AFAD 40 50 70
6. ADL 60 90 90
7. ARA 40 80 80
8. ANR 60 60 100
9. CSO 60 60 70
10. DNM 80 80 70
11. EDH 40 60 50
12. FDK 80 90 90
13. FAR 80 80 80
14. FA 60 90 90
15. HHF 60 90 100
16. IAA 80 80 70
17. IU 40 40 70
18. KNK 100 90 100
19. LK 100 90 90
20. MAS 100 90 100
21. MAP 60 90 90
22. MAA 60 60 70
23. MTA 40 80 80
24. PIL 80 90 80
25. SRD 80 90 100
26. SKU 60 60 80
27. WL 60 80 90
28. ZRM 100 80 80
29. ZMN 20 60 50
Jumlah 1.940 2.220 2.330
Rata-Rata 66,89 76,55 80,34
Kriteria Ketuntasan Klasikal 41% 69% 93%
114
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui ketuntasan klasikal dari
pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan yakni dari 41% meningkat
menjadi 69%. Begitu juga, dengan siklus II yang mengalami peningkatan
dari ketuntasan klasikal siklus I yakni dari 69% menjadi 93%. Dari data
tersebut maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK dengan
menggunakan metode bermain peran dengan media gambar berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun rekapitulasi hasil penelitian dari masing-masing siklus
yang telah dilakukan pada siswa kelas III MI Ma’arif Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang sebagai berikut:
1. Rekapitulasi Siklus I
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka
diperoleh kesimpulan data hasil belajar. Hasil rekapitulasi nilai
belajar IPS siswa melalui metode bermain peran dengan media
gambar siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini:
Tabel 4.5
Rekapitulasi Siklus I
Siklus Rata-Rata Kategori Jumlah
Siswa
Persentase
Siklus I 76,55 Tuntas 20 69%
Tidak Tuntas 9 31%
115
Gambar 4.4
Diagram Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I
2. Rekapitulasi Siklus II
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka
diperoleh kesimpulan data hasil belajar. Hasil rekapitulasi nilai
hasil belajar IPS melalui metode bermain peran dengan media
gambar siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Rekapitulasi Siklus II
Siklus Rata-Rata Kategori Jumlah
Siswa
Persentase
Siklus II 80,34 Tuntas 27 93%
Tidak Tuntas 2 7%
116
93%
(27 siswa)
7%
(2 Siswa)
Persentase Ketuntasan Siswa Siklus
II
Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4.5
Diagram Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II
3. Rekapitulasi Pra siklus, Siklus I, Siklus II
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka
diperoleh kesimpulan data hasil belajar. Hasil rekapitulasi nilai
siswa belajar IPS melalui metode bermain peran dengan media
gambar pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel
dan gambar dibawah ini:
Tabel 4.7
Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Hasil Belajar IPS
Siklus Rata-Rata Kategori Jumlah
Siswa
Persentase
Pra
Siklus
66,89 Tuntas 12 41%
Tidak Tuntas 17 59%
Siklus I 76,55 Tuntas 20 69%
Tidak Tuntas 9 31%
Siklus II 80,34 Tuntas 27 93%
Tidak Tuntas 2 7%
117
Gambar 4.6
Diagram Rata-Rata Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Gambar 4.7
Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
118
Berdasarkan data diatas persentase peningkatan hasil belajar
IPS materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan metode bermain peran dengan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas III
MI Ma’arif Banyukuning tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini
dibuktikan pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dari 12 (41%) siswa yang tuntas menjadi 20 (69%) siswa yang
tuntas. Dan pada siklus II hasil belajar IPS meningkat dari 20
(69%) siswa yang tuntas menjadi 27 (93%) siswa yang tuntas.
Hipotesis yang menyatakan bahwa dengan menggunakan
metode bermain peran dengan media gambar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan jual
beli bagi siswa kelas III MI Ma’arif Banyukuning tahun pelajaran
2017/2018, diterima kebenarannya. Dari hasil belajar siswa di atas
dapat membuktikan bahwa pembelajaran ini efektif meningkatkan
hasil belajar pada siswa.
119
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan
melalui beberapa rangkaian tindakan dimulai dari pra siklus, siklus I, dan
siklus II serta berdasarkan seluruh pembahasan dan hasil analisis data yang
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
bermain peran dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III MI Ma’arif Banyukuning tahun pelajaran 2017/2018 materi
kegiatan jual beli. Indikator tersebut dapat terlihat dari nilai tes ulangan
siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Hasil belajar IPS pada pra siklus yang tuntas sebanyak 12 siswa
atau 41% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 59%
dengan nilai rata-rata 66,89. Kemudian pada siklus I terdapat 20 siswa
atau 69% siswa yang tuntas dalam belajar dan yang belum tuntas sebanyak
9 siswa atau 31% dengan nilai rata-rata 76,55. Pada siklus II jumlah siswa
yang tuntas meningkat menjadi 27 siswa atau 93% dan yang belum tuntas
menjadi 2 siswa atau 7% dengan nilai rata-rata 80,34. Dua siswa yang
belum mencapai KKM itu karena siswa tersebut lemah dalam berfikir dan
banyak usil dengan temannya sehingga ketinggalan pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru. Selain itu pada saat proses KBM berlangsung
siswa tidak fokus dengan pelajaran yang disampaikan. Maka penelitian
120
tindakan kelas ini dinyatakan berhasil karena telah mencapai batas
keberhasilan klasikal sebesar 85%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan
oleh guru dalam pembelajaran agar siswa mencapai hasil belajar yang
memuaskan adalah sebagai berikut:
1. Guru dalam melaksanakan pembelajaran khusunya pembelajaran
IPS sebaiknya untuk menggunakan metode bermain peran dengan
media gambar sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan
menyenangkan.
2. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan
segala kebutuhan yang diperlukan baim itu metode maupun media
dengan sebaik-baiknya.
3. Kepada guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam
menggunakan metode pembelajaran. Hal ini akan menghilangkan
kejenuhan kepada siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
4. Guru ketika mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif
agar siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan
meningkatkan perilaku belajar yang baik.
5. Guru sebaiknya dalam mengajar IPS, dalam menerapkan materi
agar dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari secara nyata
karena pembelajaran IPS tentang sosial dan siswa akan lebih
memahami karena telah mendapat pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Aqib, Zainal dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK.
Bandung: CV. Yrama Widya
Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Darmadi, H. 2017. Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa, (Online), Yogyakarta: Deepublish,
(http://books.google.co.id diakses 27 April 2018 jam 01.30)
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (Online), Jakarta: Kencana,
(http://books.google.co.id diakses 26 April 2018 jam 17.49)
Djaila, Maksdonal, Jamaludin, dan Hasdin Hanis. 2017. Penerapan Metode
Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Pokok
Bahasan Kegiatan Jual Beli di Kelas III SDN Simdo, (Online), ISSN
2354-614X, Vol. 5, No. 1, Hal. 101-116, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tadaluko, (http://id.portalgaruda.org diakses
25 Maret 2018 jam 10.48).
Gintings, Abdorrakhman. 2014. Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran.
Bandung: Humaniora
Gulo, W. 2000. Metodologi Penelitian, (Online), (http://books.google.co.id
diakses 18 April 2018 jam 18.13)
Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS, Filosofi, Konsep, dan Aplikasi (Edisi
Revisi). Bandung: Alfabeta, CV
Hartiny, Rosma S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sukses offset
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Huda, Miftahul. 2014. Cet IV. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-
Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Muharto, dan Arisandy Ambarita. 2016. Metode Penelitian Sistem Informasi:
Mengatasi Kesulitan dalam Menyusun Proposal Penelitian, (Online),
Yogyakarta: Deepublish (http://books.google.co.id diakses 02 Mei
2018 jam 18.03)
Mulyasa. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
N, Zulfa dan Chumi Zahroul. 2016. Penerapan Metode Bermain Peran untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Mata
Pelajaran IPS Pokok Bahasan Jenis-Jenis Usaha Ekonomi di SDN
Ngadiluwih 02 Kediri, (Online), Vol. 2, No. 3, Hal. 1-8, Jurnal
Pedagogi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jember, (http://scholar.google.co.id diakses
11 Mei 2018 jam 16.00)
Prihatiningsih, Dian dan Buchory MS. 2013. Upaya Peningkatan Karakter Siswa
dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Metode
Bermain Peran Kelas V SD N Prigelan Kabupaten Purworejo Tahun
Pelajaran 2012/2013, (Online), ISSN 2086-5600, Vol. 7, No. 7, Hal.
49-63, Jurnal Sosialita, Program Pascasarjana Universitas PGRI
Yogyakarta, (http://scholar.google.co.id diakses 13 Mei 2018 jam
13.31)
Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi, dan Evaluasi. Salatiga: STAIN
Salatiga Press
Rianti, Wida. 2017. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Belajar
Menulis Terbimbing pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas II
SDN 002 Panam, (Online), ISSN 2580-1147, Vol. 1, No. 2, Hal. 76-
81, Jurnal Basicedu, Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai, (http://scholar.google.co.id diakses 13 Mei 2018
jam 19.37)
Rusman.2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanaky, Hujair AH. 2015. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara
Sani, Ridwan Abdullah dan Sudiran. 2016. Penelitian Tindakan Kelas.
Tangerang: TSmart
Sapriya. 2015. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Sunarso. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SD/MI dan MI Kelas III. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media Group
Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran. Mataram:
Holistica
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya
Thobroni, M. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia
Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI, (Online). Jakarta: Kencana,
(http://books.google.co.id diakses 26 April 2018 jam 17.37)
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Penelitian Tindakan Kelas, Teori, Metode, Model,
& Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
(RPP)
Sekolah : MI Ma’arif Banyukuning
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi Pokok : Kegiatan Jual Beli
Kelas/Semester : III (Tiga) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
C. Indikator
2.3.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian jual beli.
2.3.2 Siswa dapat menjelaskan pengertian penjual dan pembeli.
2.3.3 Siswa dapat menyebutkan syarat jual beli.
2.3.4 Siswa dapat menyebutkan kegiatan jual beli di rumah dan sekolah.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan bermain peran:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian jual beli dengan benar.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian penjual dan pembeli dengan
benar.
3. Siswa dapat menyebutkan syarat jual beli dengan benar.
4. Siswa dapat menyebutkan kegiatan jual beli di rumah dan sekolah
dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Kegiatan Jual Beli
Kegiatan jual beli adalah kegiatan yang dilakukan antara penjual
dan pembeli dalam suatu tempat. Kegiatan jual beli terdapat jika
memenuhi syarat-syarat tertentu. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi
maka jual beli tidak akan terjadi.
Kegiatan Jual Beli
Pengertian Jual Beli dan
Syarat Jual Beli
Kegiatan Jual Beli di
Lingkungan Rumah
Kegiatan Jual Beli di
Lingkungan Sekolah
1. Pasar
2. Toko
3. Warung
4. supermarket
1. Koperasi Sekolah
2. Kantin Sekolah
2. Syarat Jual Beli
a. Penjual, adalah orang yang merelakan barangnya untuk ditukar
dengan uang. Atau juga bisa diartikan sebagai orang yang
menjual barang dagangan kepada pembeli.
b. Pembeli, adalah orang yang merelakan uangnya untuk ditukar
dengan barang. Atau juga bisa diartikan sebagai orang yang
membeli barang dagangan dari penjual.
c. Barang dagangan, adalah barang yang akan diperjualbelikan dan
beraneka ragam bentuknya. Misalnya : buah, sayur, makanan
siap saji, barang dalam kemasan, dan benda atau barang.
3. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah
a. Pasar
b. Toko
c. Warung
d. Supermarket
4. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah
a. Koperasi Sekolah
b. Kantin Sekolah
F. Metode Pembelajaran
1. Bermain peran
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Penugasan
G. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber
a. Silabus IPS kelas III MI/SD
b. Sunarso. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 Untuk SD dan MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Media
a. Uang-uangan
b. Properti barang untuk bermain peran
c. Gambar penjual dan pembeli
d. Gambar tempat jual beli dilingkungan rumah dan sekolah
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Guru mengucapkan salam pembuka (Saat masuk kelas dan didalam
kelas).
b. Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa.
c. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin do’a bersama.
d. Guru mengabsen siswa
e. Guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan buku materi yang
akan dipelajari hari ini.
f. Guru memberi motivasi dan stimulus kepada siswa mengenai
materi yang akan dipelajari saat ini, supaya mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (45 Menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
1) Guru menjelaskan pengertian kegiatan jual beli dan kegiatan
jual beli yang ada di rumah dan sekolah.
2) Guru meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-
hal yang penting.
3) Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang baru
dijelaskan dan siswa menanggapinnya.
4) Guru meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan
mengenai metode bermain peran dan tahap pelaksanaannya.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari 6-7 siswa dari 29 siswa.
2) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya
dan berdiskusi sebentar agar lebih kompak saat bermain peran.
3) Guru menugaskan siswa yang tidak ikut bermain peran untuk
menjadi penonton yang bertugas mengobservasi dan
mengevaluasi penampilan bermain peran.
4) Sebelum bermain peran dimulai, guru mempersiapkan
perlengkapan dan kesiapan siswa yang akan bermain peran.
5) Dalam bermain peran, siswa diminta guru untuk mempraktikan
jual beli, sehingga siswa dapat memahami apa itu penjual,
pembeli, syarat jual beli serta siswa mampu menyebutkan
kegiatan jual beli yang ada di rumah dan di sekolah.
6) Kelompok yang sudah ditunjuk untuk maju didepan kelas dan
memainkan peran yang telah ditentukan oleh guru sedangkan
siswa yang lain diminta untuk memperhatikann secara
seksama.
7) Siswa bersama guru mendiskusikan tentang jalannya kegiatan
yang baru saja dimainkan dan dilanjutkan berdiskusi
membahas hal apa yang sudah diperankan.
8) Kemudian kelompok berikutnya diminta untuk memainkan
episode selanjutnya dan siswa yang lain diminta untuk tetap
memperhatikan dengan seksama.
c. Konfirmasi
1) Setelah permainan selesai sampai kelompok terakhir, siswa
bersama guru berdiskusi mengenai hasil dari pemeranan tokoh
yang diperankan oleh siswa.
2) Guru dan siswa melakukan diskusi dan evaluasi mengenai
penampilan bermain peran secara keseluruhan.
3) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai
hal-hal yang belum dipahami.
4) Guru memberikan penjelasan apabila ada siswa yang belum
paham.
5) Guru meminta siswa untuk mengemukakan pendapat mengenai
pembelajaran yang dilakukan, materi yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari.
6) Guru bersama dengan siswa melakukan persamaan persepsi
mengenai materi yang dipelajari.
7) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang baru saja
dipelajari.
8) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman
siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.
3. Penutup (15 Menit)
a. Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan secara
keseluruhan.
b. Guru memberi pesan kepada anak-anak supaya berhati-hati pada saat
membeli barang.
c. Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan
yang akan datang dan menyuruh siswa untuk mempelajarinnya
terlebih dahulu.
d. Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas untuk
memimpin do’a bersama.
e. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.
I. Penilaian
a. Lembar Observasi Guru
Petunujuk: Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan pada
setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan
yang dilakukan.
No Fase Kompetensi Skor
A B C
1. Pendahuluan Guru mengawali dan menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
Guru menyampaikan cakupan materi
dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
√
Guru menjelaskan kompetensi dasar
atau tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa menjadi 5
kelompok dalam bermain peran √
Guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
√
Guru menciptakan iklim belajar
dengan membina keaktifan siswa √
Guru membimbing siswa selama
proses bermain peran berlangsung √
Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai kegiatan jual beli dengan
bermain peran yang sudah dilakukan
√
Guru bersama siswa melakukan
diskusi tentang jalannya kegiatan
yang baru saja dimainkan dengan
teman sekelompok mengenai
kegiatan jual beli dengan bahasa
sendiri
√
Guru memberikan penjelasan tentang
cakupan materi yang dipelajari. √
3. Penutup Guru memberikan evaluasi seluruh
rangkaian aktivitas pembelajaran √
Guru memberi kesempatan siswa
untuk berpendapat tentang
pembelajaran yang diikuti
√
Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian soal
evaluasi (Melakukan penilaian hasil
belajar)
√
Guru mengakhiri pelajaran dengan
doa dan ditutup dengan salam √
Kategori Baik
Keterangan :
Skala Kategori
A = 3 (baik)
B = 2 (cukup)
C = 1 (Kurang)
b. Lembar Observasi Siswa
No. Nama Skor Total
Skor
Nilai Predikat
A B C D
1.
2.
3.
Dst.
Keterangan:
A = Kerjasama
B = Keaktifan
C = Menghargai Pendapat Teman
D = Tanggung Jawab
Kriteria Penilaian:
Nilai 90-100 (A Skor 4 = Sangat Baik)
Nilai 70-89 (B Skor 3 = Baik)
Nilai 60-69 (C Skor 2 = Cukup)
Nilai 0-59 (D Skor 1 = Kurang)
c. Penilaian individu
1. Tekhnik Penilaian : Tes tertulis
2. Instrumen Penilaian : Soal pilihan ganda
Pedoman Penilaian:
Skor : Setiap nomor mempunyai nilai 1
Nilai :
*Nilai Tertinggi :
100
Berilah tanda (x) pada jawaban yang paling tepat !
1. Kegiatan yang berhubungan
dengan kegiatan jual beli
disebut . . .
a. Pariwisata
b. Perdagangan
c. Pertanian
d. Perindustrian
2. Kegiatan jual beli terjadi jika
ada kesepakatan harga barang
antara penjual dan . . .
a. Pedagang
b. Pembeli
c. Penjual
d. Pedagang
3. Ibu membeli barang
kebutuhan sehari-hari di . . .
a. Apotek
b. Kantor pos
c. Pasar
d. Toko bahan bangunan
4. Barang yang dijual di
koperasi sekolah, misalnya . .
.
a. Televisi
b. Kasur
c. Tape recorder
d. Buku tulis
5. Membeli bahan bangunan
sebaiknya di toko . . .
a. Kelontong
b. Baju
c. Material
d. Swalayan
6. Tempat belanja yang paling
murah adalah . . .
a. Warung
b. Mall
c. Pasar
d. Kedai
7. Barang-barang bekas dapat
dibeli di pasar . . .
a. Swalayan
b. Loak
c. Induk
d. Hewan
8. Untuk membeli kambing kita
harus pergi ke pasar . . .
a. Tradisional
b. Modern
c. Hewan
d. Elektronik
9. Restoran adalah tempat untuk
membeli . . .
a. Alat bangunan
b. Pakaian
c. Alat tulis
d. Makanan
10. Pedagang yang menjual
dagangannya dipinggir jalan
disebut pedagang . . .
a. Keliling
b. Kaki lima
c. Grosir
d. Penyalur
Kunci Jawaban:
1. B
2. B
3. C
4. D
5. C
6. C
7. B
8. C
9. D
10. B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
(RPP)
Sekolah : MI Ma’arif Banyukuning
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi Pokok : Kegiatan Jual Beli
Kelas/Semester : III (Tiga) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
C. Indikator
2.3.5 Siswa dapat menjelaskan kegiatan jual beli di rumah dan sekolah.
2.3.6 Siswa dapat memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari
(Kebutuhan primer) dengan benar.
2.3.7 Siswa dapat memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari
(Kebutuhan sekunder) dengan benar.
2.3.8 Siswa dapat memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari
(Kebutuhan tersier) dengan benar.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan bermain peran:
1. Siswa dapat menjelaskan kegiatan jual beli dengan benar.
2. Siswa dapat memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari
(Kebutuhan primer) dengan benar.
3. Siswa dapat memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari
(Kebutuhan sekunder) dengan benar.
4. Siswa dapat memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari
(Kebutuhan tersier) dengan benar
E. Materi Pembelajaran
Kegiatan Jual Beli
Pengertian Jual Beli dan
Syarat Jual Beli
Kegiatan Jual Beli di
Lingkungan Rumah
Kegiatan Jual Beli di
Lingkungan Sekolah
5. Pasar
6. Toko
7. Warung
8. supermarket
3. Koperasi Sekolah
4. Kantin Sekolah
1. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah
a. Pasar
Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli.
Semua kebutuhan sehari-hari tersedia di pasar. Ada kios yang
khusus menjual berbagai macam barang. Ada kios yang khusus
menjual sayuran, daging, sembako, dan masih banyak yang lain.
Dipasar kita dapat memilih dan menawar barang yang akan kita
beli, sehingga kita dapat membeli kebutuhan kita dengan harga
yang lebih murah.
1) Syarat terjadinnya pasar:
a) Adannya penjual.
b) Adannya pembeli.
c) Ada barang yang diperjualbelikan.
d) Ada transaksi jual beli.
e) Ada tempat transaksi.
2) Ciri pasar tradisional:
a) Terdiri dari banyak penjual.
b) Pasar dibagi menjadi beberapa gang.
c) Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan
pembeli.
d) Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan.
e) Membayar langsung dengan pedagang.
f) Dilayani langsung oleh pedagang.
3) Ciri pasar modern:
a) Tidak terjadi tawar menawar.
b) Harga sudah ditetapkan oleh penjual.
c) Membayar melalui kasir.
d) Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan.
e) Lebih nyaman.
b. Toko
Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan
sehari-hari di antarannya beras, minyak, tepung, sabun, shampoo,
dan lain sebagainnya. Harga barang ditoko sudah ditetapkan dan
tidak boleh ditawar. Ditoko kita bisa memilih barang dengan bebas
dan membayar sesuai dengan harga yang telah ditetapkan.
c. Warung
Warung adalah tempat untuk menjual dan membeli barang
kebutuhan sehari-hari yang berada dilingkungan rumah.
Contohnya: beras, minyak, gula, kopi, shampoo, dan berbagai
keperluan hidup lainnya. Barang-barang yang dijual juga hanya
sedikit dan hargannya kadang boleh ditawar.
d. Supermarket
Supermarket adalah toko yang pembelinnya dapat memilih
dan mengambil barang yang ingin dibeli. Barang-barang
disupermarket tidak bisa ditawar. Persediaan barang disupermarket
lebih banyak dan lebih lengkap dibanding toko biasa. Tempat
untuk membayar disupermarket disebut kasir.
2. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah
a. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan para siswanya. Koperasi sekolah menjual berbagai
keperluan dan perlengkapan sekolah seperti: buku, pensil,
penggaris, penghapus, bolpion, buku gambar, serta seragam
sekolah. Harga barang yang dijual di koperasi biasannya lebih
murah atau sama dengan harga di pasar.
b. Kantin Sekolah
Kantin ini menjual berbagai macam makana. Biasannya
makanan atau jajanan yang dijual dikantin sekolah selalu
dibungkus dengan plastik atau di tutupi, sehingga lebih terjamin
kebersihannya. Hal ini untuk menjaga agar makanan tidak
dihinggapi lalat, karena makanan yang dihinggapi lalat bisa
menyebabkan sakit perut. Jadi kamu harus lebih hati-hati dalam
memilih atau membeli makanan.
3. Kebutuhan Sehari-hari
Dalam kebutuhan sehari-hari terdapat 3 kebutuhan, yaitu:
a. Kebutuhan pokok, adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah
pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
b. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah
kebutuhan primer teroenuhi, namun tetap harus dipenuhi agar
kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contohnya: rekreasi.
c. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah
kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil,
laptop, sepeda motor, dan lain-lain.
F. Metode Pembelajaran
1. Bermain peran
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Penugasan
G. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber
a. Silabus IPS kelas III MI/SD
b. Sunarso. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 Untuk SD dan MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Media
a. Meja
b. Uang-uangan
c. Teks bermain peran (jual beli)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Guru mengucapkan salam pembuka (Saat masuk kelas dan didalam
kelas).
b. Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa.
c. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin do’a bersama.
d. Guru mengabsen siswa
e. Guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan buku materi yang
akan dipelajari hari ini.
f. Guru memberi motivasi dan stimulus kepada siswa mengenai
materi yang akan dipelajari saat ini, supaya mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (45 Menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
1) Guru menjelaskan proses kegiatan jual beli dan mengenai
kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
2) Guru meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal
yang penting.
3) Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang baru
dijelaskan dan siswa menanggapinnya.
4) Guru meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan mengenai
metode bermain peran dan tahap pelaksanaannya.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari 6-7 siswa dari 29 siswa.
2) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya
dan berdiskusi sebentar agar lebih kompak saat bermain peran.
3) Guru menugaskan siswa yang tidak ikut bermain peran untuk
menjadi penonton yang bertugas mengobservasi dan
mengevaluasi penampilan bermain peran.
4) Sebelum bermain peran dimulai, guru mempersiapkan
perlengkapan dan kesiapan siswa yang akan bermain peran.
5) Guru meminta siswa untuk mempraktikan jual beli, sehingga
siswa dapat memahami barang kebutuhan sehari-hari yaitu
primer, sekunder, dan tersier.
6) Kelompok yang sudah ditunjuk untuk maju didepan kelas dan
memainkan peran yang telah ditentukan oleh guru sedangkan
siswa yang lain diminta untuk memperhatiakn secara seksama.
7) Siswa bersama guru mendiskusikan tentang jalannya kegiatan
yang baru saja dimainkan dan dilanjutkan berdiskusi
membahas hal apa yang sudah diperankan.
8) Kemudian kelompok berikutnya diminta untuk memainkan
episode selanjutnya dan siswa yang lain diminta untuk tetap
memperhatikan dengan seksama.
c. Konfirmasi
1) Setelah permainan selesai sampai kelompok terakhir, siswa
bersama guru berdiskusi mengenai hasil dari pemeranan tokoh
yang diperankan oleh siswa.
2) Guru dan siswa melakukan diskusi dan evaluasi mengenai
penampilan bermain peran secara keseluruhan.
3) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai
hal-hal yang belum dipahami.
4) Guru memberikan penjelasan apabila ada siswa yang belum
paham.
5) Guru meminta siswa untuk mengemukakan pendapat mengenai
pembelajaran yang dilakukan, materi yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari.
6) Guru bersama dengan siswa melakukan persamaan persepsi
mengenai materi yang dipelajari.
7) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang baru saja
dipelajari.
8) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman
siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.
3. Penutup (15 Menit)
a. Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan secara
keseluruhan.
b. Guru memberi pesan kepada anak-anak supaya berhati-hati pada
saat membeli barang.
c. Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan
dipertemuan yang akan datang dan menyuruh siswa untuk
mempelajarinnya terlebih dahulu.
d. Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas untuk
memimpin do’a bersama.
e. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.
I. Penilaian
a. Lembar Observasi Guru
Petunujuk: Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan pada
setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan
yang dilakukan.
No Fase Kompetensi Skor
A B C
1. Pendahuluan Guru mengawali dan menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
Guru menyampaikan cakupan materi
dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
√
Guru menjelaskan kompetensi dasar
atau tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa menjadi 5
kelompok dalam bermain peran √
Guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
√
Guru menciptakan iklim belajar
dengan membina keaktifan siswa √
Guru membimbing siswa selama
proses bermain peran berlangsung √
Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai kegiatan jual beli dengan
bermain peran yang sudah dilakukan
√
Guru bersama siswa melakukan
diskusi tentang jalannya kegiatan
yang baru saja dimainkan dengan
√
teman sekelompok mengenai
kegiatan jual beli dengan bahasa
sendiri
Guru memberikan penjelasan tentang
cakupan materi yang dipelajari. √
3. Penutup Guru memberikan evaluasi seluruh
rangkaian aktivitas pembelajaran √
Guru memberi kesempatan siswa
untuk berpendapat tentang
pembelajaran yang diikuti
√
Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian soal
evaluasi (Melakukan penilaian hasil
belajar)
√
Guru mengakhiri pelajaran dengan
doa dan ditutup dengan salam √
Kategori Baik
Keterangan :
Skala Kategori
A = 3 (baik)
B = 2 (cukup)
C = 1 (kurang)
b. Lembar Observasi Siswa
No. Nama Skor Total
Skor
Nilai Predikat
A B C D
1.
2.
3.
Dst.
Keterangan:
A = Kerjasama
B = Keaktifan
C = Menghargai Pendapat Teman
D = Tanggung Jawab
Kriteria Penilaian:
Nilai 90-100 (A Skor 4 = Sangat Baik)
Nilai 70-89 (B Skor 3 = Baik)
Nilai 60-69 (C Skor 2 = Cukup)
Nilai 0-59 (D Skor 1 = Kurang)
c. Penilaian individu
1. Tekhnik Penilaian : Tes tertulis
2. Instrumen Penilaian : Soal pilihan ganda
Pedoman Penilaian:
Skor : Setiap nomor mempunyai nilai 1
Nilai :
*Nilai Tertinggi :
100
Berilah tanda (x) pada jawaban yang paling tepat !
1. Barang-barang dibawah ini
yang termasuk kebutuhan
primer (utama) disebut . . .
a. Beras dan gula
b. Kopi dan mobil
c. Mainan dan minyak
goreng
d. Televisi dan sepeda
2. Untuk mendapatkan
kesepakatan harga antara
penjual dan pembeli dapat
melakukan . . .
a. Rapat
b. Cicilan
c. Tawar-menawar
d. Musyawarah
3. Tukar-menukar barang
dengan barang disebut . . .
a. Jual
b. Berdagang
c. Barter
d. Beli
4. Sifat para pembeli yang baik
hendaknya . . .
a. Menyenangkan
b. Ragu-ragu
c. Seenaknya
d. Teliti
5. Tempat bertemunya penjual
dan pembeli disebut. . .
a. Warung
b. Pasar
c. Kedai
d. Toko
6. Setiap barang yang dijual
diswalayan sudah ditempeli .
.
a. Hadiah
b. Undian
c. Harga
d. Nama
7. Pasar yang menjual barang-
barang bekas disebut pasar. . .
a. Swalayan
b. Loak
c. Induk
d. Hewan
8. Mobil, sepeda motor, laptop
merupakan kebutuhan. . .
a. Tersier
b. Sekunder
c. Primer
d. Pokok
9. Berikut ini yang termasuk
kebutuhan sekunder adalah. .
a. Rekreasi
b. Jual beli
c. Makanan
d. Rumah
10. Jika kita disekolah untuk
membeli buku, pensil, dan
bolfoin harus pergi ke. . .
a. Pasar
b. Koperasi
c. Kantin
d. Swalayan
Kunci Jawaban:
1. A
2. C
3. C
4. D
5. B
6. C
7. B
8. A
9. A
10. B
Tes Formatif Siklus I
Berilah tanda (x) pada jawaban yang tepat !
1. Kegiatan yang berhubungan
dengan kegiatan jual beli
disebut . . .
a. Pariwisata
b. Perdagangan
c. Pertanian
d. Perindustrian
2. Kegiatan jual beli terjadi jika
ada kesepakatan harga barang
antara penjual dan . . .
a. Pedagang
b. Pembeli
c. Penjual
d. Pedagang
3. Ibu membeli barang
kebutuhan sehari-hari di . . .
a. Apotek
b. Kantor pos
c. Pasar
d. Toko bahan bangunan
4. Barang yang dijual di
koperasi sekolah, misalnya . .
.
a. Televisi
b. Kasur
c. Tape recorder
d. Buku tulis
5. Membeli bahan bangunan
sebaiknya di toko . . .
a. Kelontong
b. Baju
c. Material
d. Swalayan
6. Tempat belanja yang paling
murah adalah . . .
a. Warung
b. Mall
c. Pasar
d. Kedai
7. Barang-barang bekas dapat
dibeli di pasar . . .
a. Swalayan
b. Loak
c. Induk
d. Hewan
8. Untuk membeli kambing kita
harus pergi ke pasar . . .
a. Tradisional
b. Modern
c. Hewan
d. Elektronik
9. Restoran adalah tempat untuk
membeli . . .
a. Alat bangunan
b. Pakaian
c. Alat tulis
d. Makanan
10. Pedagang yang menjual
dagangannya dipinggir jalan
disebut pedagang . . .
a. Keliling
b. Kaki lima
c. Grosir
d. Penyalur
Tes Formatif Siklus II
Berilah tanda (x) pada jawaban yang tepat !
1. Barang-barang dibawah ini
yang termasuk kebutuhan
primer (utama) disebut . . .
a. Beras dan gula
b. Kopi dan mobil
c. Mainan dan minyak
goreng
d. Televisi dan sepeda
2. Untuk mendapatkan
kesepakatan harga antara
penjual dan pembeli dapat
melakukan . . .
a. Rapat
b. Cicilan
c. Tawar-menawar
d. Musyawarah
3. Tukar-menukar barang
dengan barang disebut . . .
a. Jual
b. Berdagang
c. Barter
d. Beli
4. Sifat para pembeli yang baik
hendaknya . . .
a. Menyenangkan
b. Ragu-ragu
c. Seenaknya
d. Teliti
5. Tempat bertemunya penjual
dan pembeli disebut. . .
a. Warung
b. Pasar
c. Kedai
d. Toko
6. Setiap barang yang dijual
diswalayan sudah ditempeli .
.
a. Hadiah
b. Undian
c. Harga
d. Nama
7. Pasar yang menjual barang-
barang bekas disebut pasar. . .
a. Swalayan
b. Loak
c. Induk
d. Hewan
8. Mobil, sepeda motor, laptop
merupakan kebutuhan. . .
a. Tersier
b. Sekunder
c. Primer
d. Pokok
9. Berikut ini yang termasuk
kebutuhan sekunder adalah. .
.
a. Rekreasi
b. Jual beli
c. Makanan
d. Rumah
10. Jika kita disekolah untuk
membeli buku, pensil, dan
bolfoin harus pergi ke. . .
a. Pasar
b. Koperasi
c. Kantin
d. Swalayan
Daftar Nilai Siswa Pra Siklus
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. ATS 70 80 Tuntas
2. AIP 70 60 Belum Tuntas
3. AL 70 100 Tuntas
4. APN 70 60 Belum Tuntas
5. AFAD 70 40 Belum Tuntas
6. ADL 70 60 Belum Tuntas
7. ARA 70 40 Belum Tuntas
8. ANR 70 60 Belum Tuntas
9. CSO 70 60 Belum Tuntas
10. DNM 70 80 Tuntas
11. EDH 70 40 Belum Tuntas
12. FDK 70 80 Tuntas
13. FAR 70 80 Tuntas
14. FA 70 60 Belum Tuntas
15. HHF 70 60 Belum Tuntas
16. IAA 70 80 Tuntas
17. IU 70 40 Belum Tuntas
18. KNK 70 100 Tuntas
19. LK 70 100 Tuntas
20. MAS 70 100 Tuntas
21. MAP 70 60 Belum Tuntas
22. MAA 70 60 Belum Tuntas
23. MTA 70 40 Belum Tuntas
24. PIL 70 80 Tuntas
25. SRD 70 80 Tuntas
26. SKU 70 60 Belum Tuntas
27. WL 70 60 Belum Tuntas
28. ZRM 70 100 Tuntas
29. ZMN 70 20 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 20
Nilai Rata-Rata 66,89
Tuntas 12
Persentase Ketuntasan 41%
Tidak Tuntas 17
Persentase Tidak Tuntas 59%
Daftar Nilai Siswa Siklus I
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. ATS 70 50 Belum Tuntas
2. AIP 70 80 Tuntas
3. AL 70 80 Tuntas
4. APN 70 90 Tuntas
5. AFAD 70 50 Belum Tuntas
6. ADL 70 90 Tuntas
7. ARA 70 80 Tuntas
8. ANR 70 60 Belum Tuntas
9. CSO 70 60 Belum Tuntas
10. DNM 70 80 Tuntas
11. EDH 70 60 Belum Tuntas
12. FDK 70 90 Tuntas
13. FAR 70 80 Tuntas
14. FA 70 90 Tuntas
15. HHF 70 90 Tuntas
16. IAA 70 80 Tuntas
17. IU 70 40 Belum Tuntas
18. KNK 70 90 Tuntas
19. LK 70 90 Tuntas
20. MAS 70 90 Tuntas
21. MAP 70 90 Tuntas
22. MAA 70 60 Belum Tuntas
23. MTA 70 80 Tuntas
24. PIL 70 90 Tuntas
25. SRD 70 90 Tuntas
26. SKU 70 60 Belum Tuntas
27. WL 70 80 Tuntas
28. ZRM 70 80 Tuntas
29. ZMN 70 60 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Nilai Rata-Rata 76,55
Tuntas 20
Persentase Ketuntasan 69%
Tidak Tuntas 9
Persentase Tidak Tuntas 31%
Daftar Nilai Siswa Siklus II
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. ATS 70 70 Tuntas
2. AIP 70 70 Tuntas
3. AL 70 80 Tuntas
4. APN 70 70 Tuntas
5. AFAD 70 70 Tuntas
6. ADL 70 90 Tuntas
7. ARA 70 80 Tuntas
8. ANR 70 100 Tuntas
9. CSO 70 70 Tuntas
10. DNM 70 70 Tuntas
11. EDH 70 50 Belum Tuntas
12. FDK 70 90 Tuntas
13. FAR 70 80 Tuntas
14. FA 70 90 Tuntas
15. HHF 70 100 Tuntas
16. IAA 70 70 Tuntas
17. IU 70 70 Tuntas
18. KNK 70 100 Tuntas
19. LK 70 90 Tuntas
20. MAS 70 100 Tuntas
21. MAP 70 90 Tuntas
22. MAA 70 70 Tuntas
23. MTA 70 80 Tuntas
24. PIL 70 80 Tuntas
25. SRD 70 100 Tuntas
26. SKU 70 80 Tuntas
27. WL 70 90 Tuntas
28. ZRM 70 80 Tuntas
29. ZMN 70 50 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Nilai Rata-Rata 80,34
Tuntas 27
Persentase Ketuntasan 93%
Tidak Tuntas 3
Persentase Tidak Tuntas 7%
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No. Nama Skor Total
Skor
Nilai Predikat
A B C D
1. ATS 2 2 2 2 8 50 Kurang
2. AIP 2 3 2 2 9 80 Baik
3. AL 3 2 2 2 9 80 Baik
4. APN 2 2 3 2 9 90 Sangat Baik
5. AFAD 2 3 2 3 10 50 Kurang
6. ADL 2 2 2 2 8 90 Sangat Baik
7. ARA 2 2 3 2 9 80 Baik
8. ANR 2 3 2 2 9 60 Cukup
9. CSO 2 2 2 2 8 60 Cukup
10. DNM 3 2 2 2 9 80 Baik
11. EDH 2 3 2 2 9 60 Cukup
12. FDK 2 2 2 2 8 90 Sangat Baik
13. FAR 2 2 3 2 9 80 Baik
14. FA 2 2 2 2 8 90 Sangat Baik
15. HHF 2 2 2 3 9 90 Sangat Baik
16. IAA 2 2 2 2 8 80 Baik
17. IU 2 3 2 2 9 40 Kurang
18. KNK 2 2 3 2 9 90 Sangat baik
19. LK 3 2 3 2 10 90 Sangat Baik
20. MAS 2 2 2 2 8 90 Sangat Baik
21. MAP 2 3 2 2 9 90 Sangat Baik
22. MAAF 3 2 2 2 9 60 Cukup
23. MTAG 2 2 2 2 8 80 Baik
24. PIL 2 3 2 2 9 90 Sangat Baik
25. SRD 3 3 2 2 10 90 Sangat Baik
26. SKU 2 2 2 2 8 60 Cukup
27. WL 3 2 2 3 10 80 Baik
28. ZRM 2 2 2 2 8 80 Baik
29. ZMN 3 2 2 2 9 60 Cukup
Keterangan:
A = Kerjasama
B = Keaktifan
C = Menghargai Pendapat Teman
D = Tanggung Jawab
Kriteria Penilaian:
Nilai 90-100 (A Skor 4 = Sangat
Baik)
Nilai 70-89 (B Skor 3 = Baik)
Nilai 60-69 (C Skor 2 = Cukup)
Nilai 0-59 (D Skor 1 = Kurang)
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No. Nama Skor Total
Skor
Nilai Predikat
A B C D
1. ATS 2 4 3 2 11 70 Baik
2. AIP 4 3 3 2 12 70 Baik
3. AL 3 4 3 3 13 80 Baik
4. APN 3 3 3 3 12 70 Baik
5. AFAD 4 3 2 3 12 70 Baik
6. ADL 3 3 3 4 10 90 Sangat Baik
7. ARA 3 3 4 3 13 80 Baik
8. ANR 4 2 4 2 12 100 Sangat Baik
9. CSO 3 3 4 2 12 70 Baik
10. DNM 4 2 4 2 12 70 Baik
11. EDH 3 4 3 3 13 50 Kurang
12. FDK 3 4 4 2 13 90 Sangat Baik
13. FAR 3 3 3 3 12 80 Baik
14. FA 3 4 3 2 12 90 Sangat Baik
15. HHF 4 2 2 3 11 100 Sangat Baik
16. IAA 3 2 4 3 12 70 Baik
17. IU 2 3 4 2 11 70 Baik
18. KNK 3 4 3 3 13 100 Sangat baik
19. LK 3 3 3 3 12 90 Sangat Baik
20. MAS 2 4 3 2 11 100 Sangat Baik
21. MAP 3 2 4 3 12 90 Sangat Baik
22. MAAF 3 3 3 3 12 70 Baik
23. MTAG 4 3 2 3 12 80 Baik
24. PIL 2 4 3 2 11 80 Baik
25. SRD 4 3 3 2 12 100 Sangat Baik
26. SKU 3 3 4 2 12 80 Baik
27. WL 4 3 3 3 13 90 Sangat Baik
28. ZRM 3 2 3 4 12 80 Baik
29. ZMN 3 2 4 2 11 50 Kurang
Keterangan:
A = Kerjasama
B = Keaktifan
C = Menghargai Pendapat Teman
D = Tanggung Jawab
Kriteria Penilaian:
Nilai 90-100 (A Skor 4 = Sangat
Baik)
Nilai 70-89 (B Skor 3 = Baik)
Nilai 60-69 (C Skor 2 = Cukup)
Nilai 0-59 (D Skor 1 = Kurang)
Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No Fase Kompetensi Skor
A B C
1. Pendahuluan Guru mengawali dan menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
Guru menyampaikan cakupan materi
dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
√
Guru menjelaskan kompetensi dasar
atau tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa menjadi 5
kelompok dalam bermain peran √
Guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
√
Guru menciptakan iklim belajar
dengan membina keaktifan siswa √
Guru membimbing siswa selama
proses bermain peran berlangsung √
Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai kegiatan jual beli dengan
bermain peran yang sudah dilakukan
√
Guru bersama siswa melakukan
diskusi tentang jalannya kegiatan
yang baru saja dimainkan dengan
teman sekelompok mengenai
kegiatan jual beli dengan bahasa
√
sendiri
Guru memberikan penjelasan tentang
cakupan materi yang dipelajari. √
3. Penutup Guru memberikan evaluasi seluruh
rangkaian aktivitas pembelajaran √
Guru memberi kesempatan siswa
untuk berpendapat tentang
pembelajaran yang diikuti
√
Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian soal
evaluasi (Melakukan penilaian hasil
belajar)
√
Guru mengakhiri pelajaran dengan
doa dan ditutup dengan salam √
Kategori Baik
Keterangan :
Skala Kategori
A = 3 (baik)
B = 2 (cukup)
C = 1 (kurang)
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No Fase Kompetensi Skor
A B C
1. Pendahuluan Guru mengawali dan menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
Guru menyampaikan cakupan materi
dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
√
Guru menjelaskan kompetensi dasar
atau tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa menjadi 5
kelompok dalam bermain peran √
Guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
√
Guru menciptakan iklim belajar
dengan membina keaktifan siswa √
Guru membimbing siswa selama
proses bermain peran berlangsung √
Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai kegiatan jual beli dengan
bermain peran yang sudah dilakukan
√
Guru bersama siswa melakukan
diskusi tentang jalannya kegiatan
yang baru saja dimainkan dengan
teman sekelompok mengenai
kegiatan jual beli dengan bahasa
√
sendiri
Guru memberikan penjelasan tentang
cakupan materi yang dipelajari. √
3. Penutup Guru memberikan evaluasi seluruh
rangkaian aktivitas pembelajaran √
Guru memberi kesempatan siswa
untuk berpendapat tentang
pembelajaran yang diikuti
√
Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian soal
evaluasi (Melakukan penilaian hasil
belajar)
√
Guru mengakhiri pelajaran dengan
doa dan ditutup dengan salam √
Kategori Baik
Keterangan :
Skala Kategori
A = 3 (baik)
B = 2 (cukup)
C = 1 (kurang)
DOKUMENTASI
Guru membuka pelajaran siklus I
Siswa mendengarkan guru pada siklus I
Guru menyampaikan materi dengan media gambar siklus I
Sebelum bermain peran guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok siklus I
Siswa bermain peran kegiatan jual beli siklus I
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari siklus I
Siswa mengerjakal soal siklus I
Guru membuka pelajaran siklus II
Siswa mendengarkan guru siklus II
Guru menyampaikan materi dengan media gambar siklus II
Sebelum bermain peran guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok pada
siklus II
Siswa bermain peran siklus II
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari siklus II
Siswa mengerjakan soal siklus II
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Rif’atul Choiriyah
NIM : 115-14-122
Program Studi : PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah)
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. Sertifikat Orientasi
Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK)
STAIN Salatiga 2014
dengan Tema “Aktualisasi
Gerakan Mahasiswa yang
Beretika, Disiplin, dan
Berfikir Terbuka”.
18 - 19 Agustus 2014 Peserta 3
2. Sertifikat OPAK Jurusan
Tarbiyah STAIN Salatiga
2014 dengan Tema
“Aktualisasi Pendidikan
Karakter sebagai
Pembentuk Generasi yang
Religius, Educative, dan
Humanis”.
20 - 21 Agustus 2014 Peserta 3
3. Sertifikat Orientasi Dasar 21 Agustus 2014 Peserta 2
Keislaman (ODK) 2014
dengan Tema “Pemahaman
Islam Rahmatan Lil
‘Alamin sebagai Langkah
Awal menjadi Mahasiswa
Berkarakter”.
4. Sertifikat Workshop
Entrepreneurship dengan
Tema “Menanamkan Nilai-
Nilai Jiwa Kewirausahaan
Mahasiswa yang Kreatif
dan Inovatif”
22 Agustus 2014 Peserta 2
5. Sertifikat Achievement
Motivation Training (AMT)
STAIN Salatiga dengan
Tema “Dengan AMT
Semangat Menyongsong
Prestasi”.
23 Agustus 2014 Peserta 2
6. Sertifikat Pengakraban
Mahasiswa baru PGMI
STAIN Salatiga dengan
Tema “Harmoni Keluarga
PGMI yang Humanis dan
27 Agustus 2014 Peserta 2
Berkarakter”.
7. Sertifikat Library User
Education (Pendidikan
Pemustaka) oleh UPT
Perpustakaan STAIN
Salatiga.
28 Agustus 2014 Peserta 2
8. Sertifikat “Training
Pembuatan Makalah” oleh
Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga.
17 September 2014 Peserta 2
9. Sertifikat oleh Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang
Salatiga Komisariat
Walisongo dengan Tema
“Mempertegas Peran
Pendidikan dalam
Mencerahkan Masa Depan
Anak Bangsa”.
19 November 2014 Peserta 2
10. Sertifikat Lembaga
Bimbingan dan Pelatihan
oleh RADWA
14 Desember 2014 Peserta 2
11. Sertifikat MUJAROFADZ 25 Desember 2014 Peserta 2
(Musyawarah Jam’Iyyatul
Qurro’ Wal Huffadz) oleh
JQH AL-FURQON IAIN
Salatiga.
12. Seminar Nasional dengan
Tema “Pemberdayaan
Perempuan;
Mengembalikan Peran
Perempuan dalam Ranah
Domestik dan Publik” oleh
HMI Cabang Salatiga
5 Januari 2015 Peserta 8
13. Seminar Nasional dengan
Tema “Islam dan Diskursus
Kebangsaan” oleh
Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Salatiga
24 Januari 2015 Peserta 8
14. Simposium Nasional
dengan Tema “Tantangan
Modernitas Umat Islam
dalam Himpitan Assean
Economic Community
(AEC)” oleh Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang
01 Mei 2015 8
Salatiga
15. Seminar Nasional
Anjangsana Ahwal Al-
Syakhshiyyah (AS) dengan
Tema “Mencegah Generasi
Pemuda Islam dari
Pengaruh Radikalisme
ISIS”.
06 Mei 2015 Peserta 8
16. Seminar Nasional dengan
Tema “Aktualisasi Peran
Mahasiswa di Era
Globalisasi” oleh
Himpunan Mahasiswa
Cabang Salatiga
27 Mei 2015 Peserta 8
17. Seminar Nasional dengan
Tema “Islamisasi Nusantara
ataukah Menusantarakan
Islam”
05-08 November 2015 Peserta 8
18. Seminar Nasional LDK
Fathir Ar Rasyid IAIN
Salatiga dengan Tema
“Muslimah Sejati Bertabur
Inspirasi”.
29 November 2015 Peserta 8
19. Sertifikat Dialog Interaktif
dengan Tema “Peran UU
Sisdiknas dan
Permendikbud dalam
Penerapan Kurikulum
2013” oleh SEMA FTIK
IAIN Salatiga.
02 Mei 2016 Peserta 2
20. Seminar Nasional
Problematika Hakim dan
Peradilan dengan Tema
“Rekontruksi Ideal Sistem
Peradilan di Indonesia”
oleh Himpunan Mahasiswa
Jurusan Ahwal Al-
Syakhshiyyah (AS) IAIN
Salatiga.
22 September 2016 Peserta 8
21. Seminar Nasional
“Memandang Jurnalisme
dari Perspektif Gender”
oleh LPM Dinamika IAIN
Salatiga.
24 September 2016 Peserta 8
22. Sertifikat dialog Interaktif
dengan Tema “Peran Politik
04 Oktober 2016 Peserta 2
dalam Perekonomian di
Indonesia” oleh SEMA
FEBI IAIN Salatiga.
23. Piagam Penghargaan
Panitia Akhirussanah
Madrasah Diniyah “AN
NUR” Gondangsari
02 Mei 2017 Panitia 3
24. Piagam Penghargaan
Panitia Lomba HUT RI Ke-
72 Lingkungan Rukun
Tetangga 002 Dusun
Gondangsari
17 Agustus 2017 Panitia 3
25. Seminar Nasional dengan
Tema “Pengelolaan Biro
Haji dan Umrah, Bisnis
atau Ibadah” oleh HMJ
Manajemen Dakwah IAIN
Salatiga.
16 November 2017 Peserta 8
26. Seminar Nasional dengan
Tema “Reaktualisasi Cantik
Dhohir dan Batin dalam
Kacamata Islam oleh LDK
Fathir Ar Rasyid IAIN
18 November 2017 Peserta 8
Salatiga.
27. Sertifikat Seminar Online
dengan Tema “Tips and
Trick Student Exchange”.
14 Oktober 2017 Peserta 2
28. Piagam Penghargaan
Panitia Akhirussanah
Madrasah Diniyah “AN
NUR” Gondangsari
09 Mei 2018 Panitia 3
29. Seminar Nasional Dewan
Mahasiswa Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga
dengan Tema “Generasi
Milenial Generasi
Berkarya”
05 Juni 2018 Peserta 8
Jumlah 135
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rif’atul Choiriyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Kab. Semarang, 22 Juni 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Ahmad Rois
Nama Ibu : Siyami
Alamat : Dsn. Gondangsari RT 02 RW 02, Ds. Mendongan
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
No. Hp : 083 838 768 539
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan:
1. TK Tarbiyatul Banin 44 Mendongan Tahun 2000/2001
2. SD Negeri Mendongan Tahun 2006/2007
3. MTs Nuril Huda Sumowono Tahun 2009/2010
4. SMA Muhammadiyah Sumowono Tahun 2013/2014
5. Mahasiswa PGMI IAIN Salatiga Tahun 2014-Sekarang