PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI MELALUI...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI MELALUI...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI
MELALUI METODE DISCOVERY BEBANTU MEDIA ICT
(INFORMATION, COMMUNICATION, TECHNOLOGY)
PADA SISWA KELAS V MIM GIRIMARGO KECAMATAN
MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nicken Fitriana
NIM. 23040150108
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI
MELALUI METODE DISCOVERY BEBANTU MEDIA ICT
(INFORMATION, COMMUNICATION, TECHNOLOGY)
PADA SISWA KELAS V MIM GIRIMARGO KECAMATAN
MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nicken Fitriana
NIM. 23040150108
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN
iv
DEKLARASI DAN PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI
v
MOTTO
1. “Mereka yang mencapai puncak keberhasilan adalah mereka yang
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di hadapan mereka dengan
segenap tenaga, semangat dan kerja keras”
2.
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah (ialah
perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara
yang hak dan yang bathil) dan pelajaran yang baik dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan- Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk” QS. An-Nahl: (125) (Sumber: Al-Qur’an,
2010;281)
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta, Bejo Sutrisno dan Suprapti, termakasih telah
membesarkanku dengan penuh kesabaran, mendoakanku, setia mendukung
dan memberikan cinta kasih sayang yang tak bertepi.
2. Adik kandungku Dicky Tristianto yang kusayangi, terimakasih atas doa dan
dukungannya.
3. Seluruh keluarga besarku, terimakasih doa dan dukungannya yang senantiasa
mendukung.
4. Guru-guruku dan dosen-dosenku, terimakasih atas semangat dan motivasinya
untuk selalu menjadi orang yang baik, pantang menyerah dan selalu berusaha
menjadi yang lebih baik.
5. Teruntuk teman-teman terbaikku terimakasih sudah selalu menemani,
memotivasi, mendukung, membantu dan membimbingku.
6. Bapak ibu guru MI Muhammadiyah Girimargo Kecamatan Miri Kabupaten
Sragen atas ijin dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Materi Melalui Metode
Discovery Berbantu Media Berbasis ICT (Information, Communication,
Technology) Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Girimargo kecamatan Miri
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019”. Sholawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang telah
memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran penyusun mampu
menyelesaikan skripsi, semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapat
syafa’at dalam menuntut ilmu.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Prof. Dr. Mansur, M.Ag. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Peni Susapti M.Si. selaku ketua Jurusan PGMI FTIK IAIN Salatiga.
4. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing saya sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Dr. Rasimin, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah sabar
membimbingku dari semester 1 hingga saat ini.
6. Semua dosen di lingkungan FTIK IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmunya.
7. Umi Utamaningsih S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah
Girimargo dan Fajar Suryani S.Pd.I selaku guru kelas V yang bersedia
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.
8. Siswa-siswi kelas V MI Muhammadiyah Girimargo.
9. Semua pihak yang telah membantu saya.
viii
Dalam penyusunannya laporan ini, kami menyadari masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan serta cara penulisan skripsi ini, karenanya saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat kami
harapkan.
Akhirnya, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan juga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.
Salatiga, 09 juli 2019
Penyusun
ix
ABSTRAK
Fitriana, Nicken. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Materi Melalui
Metode Discovery Berbantu Media Berbasis ICT (Information,
Communication, Technology) Pada Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Girimargo Kecamatan Miri Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah.
Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing Drs. Sumarno
Widjadipa, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Discovery, Media Berbasis ICT
Penelitian ini dilatar belakangi hasil belajar siswa MI Muhammadiyah
Girimargo saat pembelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah penerapan metode discovery berbantu media berbasis ICT dapat
meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi pada siswa kelas V MI
Muhammadiyah Girimargo Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun pelajaran
2018/2019. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah
Girimargo berjumlah 25 siswa. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 4
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis, lembar observasi guru dan siswa,
serta jurnal harian. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan
pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan KBM. Tolok ukur keberhasilan
ditentukan melalui pencapaian KBM dan kriteria klasikal.
Penelitian ini menggunakan metode discovery berbantu media berbasis ICT
sebelumnya masih menggunkan metode konvensional dan guru perlu berinovasi
mengembangkan metode dan media. Guru menggunakan metode discovery agar
anak belajar mencari dan menemukan materi yang belum diketahui. Penggunaan
media berbasis ICT berupa komputer, internet dan mutimedia agar materi yang
dirasa kurang pada buku bisa dicari dan ditampilkan. Selain itu agar anak lebih
mudah dalam memahami materi yang diajarkan guru.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode discovery berbantu
media berbasis ICT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan
dengan peningkatan hasil belajar pra siklus 40% dengan rata-rata nilai 64,2 ke
siklus I 68% dengan rata-rata nilai 67,4 terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari
pra siklus ke siklus I. Peningkatan hasil belajar siklus II 76% dengan rata-rata nilai
73,6 ke siklus III 92% dengan rata-rata nilai 79,4 ini membuktikan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II ke siklus III.
x
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
DEKLARASI DAN PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI ................. iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
D. Hipotesis Tindakan & Indikator Keberhasilan ............................................. 9
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
F. Definisi Operasional................................................................................... 12
G. Metode Penelitian....................................................................................... 16
H. Ketuntasan Belajar Minimal (KKM/KBM) ............................................... 25
I. Sistematika Penulisan ................................................................................ 28
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 30
A. Hasil Belajar IPA ....................................................................................... 30
B. Kajian Materi ............................................................................................. 57
C. Metode Discovery ...................................................................................... 62
D. Media Berbasis ICT ................................................................................... 70
E. Kajian Penelitian Terdahulu ....................................................................... 85
xi
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 88
A. Gambaran Umum MIM Girimargo ............................................................ 88
B. Subyek Penelitian ....................................................................................... 95
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 96
D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pra Siklus .................................................. 97
E. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus I ...................................................... 98
F. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus II ................................................... 107
G. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus III ................................................. 116
BAB IV PENELITIAN & PEMBAHASAN .................................................... 126
A. Hasil Penelitian Per Siklus ....................................................................... 126
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 145
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 151
A. Kesimpulan .............................................................................................. 151
B. Saran ......................................................................................................... 151
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ............................................................................................................. 58
Gambar 2.2 ............................................................................................................. 60
Gambar 2.3 ............................................................................................................. 61
Gambar 4.1 ........................................................................................................... 141
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Siklus Penelitian Tindakan ................................................................... 18
Bagan 2.1Kontribusi Komputer Pada Aktivitas Manusia ...................................... 71
Bagan 2.2 Komputer Progem Multimedia ............................................................. 76
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Observasi Untuk Siswa ............................................................. 20
Tabel 1.2 lembar Observasi Untuk Guru ............................................................... 21
Tabel 3.1 Profil MIM Girimargo ........................................................................... 88
Tabel 3.2 Keadaan Guru MIM Girimargo ............................................................. 91
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa MIM Girimargo ................................................... 92
Tabel 3.4 Struktur Kurikulum MIM Girimargo ..................................................... 94
Tabel 3.5 Subjek Penelitian.................................................................................... 95
Tabel 4.1 Data Nilai Siswa Pra Siklus ................................................................. 127
Tabel 4.2 lembar Observasi Siswa Siklus I .......................................................... 130
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I .......................................................... 132
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II ....................................................... 133
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................................ 136
Tabel 4.7 Data Nilai Siswa Siklus II .................................................................... 138
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus III ...................................................... 139
Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus III ....................................................... 143
Tabel 4.10 Data Nilai Siswa Siklus III ................................................................ 144
Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ......................................... 146
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 RPP Siklus II
Lampiran 3 RPP Siklus III
Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus III
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus III
Lampiran 10 Tabel Data Nilai Siswa Pra Siklus
Lampiran 11 Tabel Data Nilai Siswa Siklus I
Lampiran 12 Tabel Data Nilai Siswa Siklus II
Lampiran 13 Tabel Data Niai Siswa Siklus III
Lampiran 14 Soal Siklus I
Lampiran 15 Soal Siklus II
Lampiran 16 Soal Siklus III
Lampiran 17 Foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 18 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 19 Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 20 Hasil Belajar Siswa Siklus III
Lampiran 21 Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
Lampiran 22 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 23 Keterangan Penelitian MI
Lampiran 24 Laporan SKK
Lampiran 25 Lembar Konsultasi
Lampiran 26 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah sains berasal dari kata bahasa Inggris ‘science’. Istilah ‘science’
diambil dari bahasa latin ‘scientia’. Istilah ‘scientia’ diturunkan dari kata ‘scire’
yang berarti to learn (belajar) dan to know (mengetahui). (Hartono, 2011: 14).
Menurut Sujana (2014:4) ilmu pengetahuan atau sains merupakan ilmu
yang mempelajari mengenai alam semesta beserta isinya, serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi didalamnya yang dikembangkan oleh para ahli melalui serangkaian
proses ilmiah yang dilakukan secara teliti dan hati- hati. Ilmu pengetahuan alam
atau sains sangat berfaedah bagi suatu bangsa. Banyak fenomena-fenomena dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan IPA. Kesejahteraan materil suatu
bangsa sangat tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang sains. Hal ini
karena IPA atau sains merupakan dasar teknologi sehingga sering disebut-sebut
sebagai tulang punggung pembangunan.
Menurut Permendiknas No.22 tahun 2006 dalam Sujana (2014: 3) tentang
Standar Isi dikemukakan mengenai pengertian IPA, yaitu IPA merupakan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.
2
Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh diatas, IPA bertujuan untuk
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Dengan adanya sikap ilmiah, diharapkan siswa akan memperoleh bekal
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan
menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan-perubahan di lingkungan
sekitar. Selain itu mengarah pula pada upaya memenuhi keperluan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pada zaman sekarang, ilmu pengetahuan alam diberikan pada semua
tingkatan siswa disekolah, mulai dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi
(PT). Sekolah dasar merupakan bagian dari satuan pendidikan dasar yang menjadi
program wajib belajar pemerintah. Di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, proses
pendidikannya dirancang agar mampu melanjutkan ke pendidikan menengah dan
tinggi. Melihat pentingnya ilmu pengetahuan alam atau sains dalam meningkatkan
kehidupan masyarakat, maka sains perlu diajarkan mulai dari sekolah dasar (SD)
sampai perguruan tinggi. Menurut Samatowa (2016: 3-4) beberapa alasan mengapa
IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat
golongan yakni: a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu
dipersoalkan panjang lebar. Kesejahtraan materil suatu bangsa banyak sekali
tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan
dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
Pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA. Orang tidak menjadi insinyur
elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai
3
berbagai gejala alam. b) bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA
merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis;
misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”. Dengan
ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu
masalah demikian. “Dapatkah air yang campur garam dapat berpisah?”. Anak
diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini, c) bila IPA diajarkan melalui
percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah
merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka, d) mata pelajaran ini
mempunyai nilai-nilai pendidikan yang mempunyai potensi yang dapat membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan.
Akan tetapi IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai
siswa terutama siswa SD/MI. Hal ini dikarenakan dalam mata pelajaran IPA banyak
menghafal proses dan bahasa latin yang harus mereka hafal dan ketahui (Sumber
wawancara: Fajar Suryani, 2019). Terkadang mereka merasa guru mereka tidak
menyenangkan sehingga materi pelajaran juga tidak menyenangkan. Jika guru
menggunakan metode pembelajaran yang tepat, maka besar kemungkinan berhasil
dalam proses pembelajaran akan besar. Akan tetapi sebaliknya jika guru
melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang tidak
tepat, maka dipastikan keberhasilannya kecil bahkan mungkin tidak berhasil sekali.
Hal ini dikarenakan metode yang digunakan guru tidak tepat sehingga
siswa mudah bosan dan media yang digunakan terlalu biasa atau mungkin guru
tidak menggunakan media akan tetapi, hanya menggunakan bahan ajar seperti buku
4
sehingga proses belajar mengajar menjadi membosankan. Hal ini akan membuat
minat dan indeks prestasi siswa pada mata pelajaran IPA menurun.
Hal demikian juga terjadi pada siswa MI Muhammadiyah Girimargo Kec.
Miri Kab. Sragen. Sehingga hasil belajar siswa menjadi tidak maksimal. Dari fakta-
fakta kondisi pendidikan yang terjadi di MI Muhammadiyah Girimargo seharusnya
bisa menjadi suatu pertimbangan bagi seorang guru agar merubah pemikiran
tentang pendidikan yang membosankan menjadi menyenangkan untuk dipelajari.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas V MI
Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri, Kab. Sragen pada tanggal 09 April 2019,
diketahui bahwa dalam proses pembelajaran IPA guru masih menggunakan metode
ceramah dan dikte. Selain itu guru masih terpaku pada buku pelajaran. Hal ini
membuat siswa lebih mudah bosan dan cenderung gaduh serta tidak memperhatikan
guru pada saat menerangkan pelajaran. Akibatnya, hasil belajar IPA masih rendah.
Rendahnya hasil belajar IPA terlihat dari data hasil penilaian pra siklus yaitu dari
25 siswa baru ada yang 10 (40%) siswa yang mampu mencapai KBM. Sedangkan
15 (60%) siswa yang lainnya masih dibawah KBM yang ditentukan. Padahal
ketuntasan ideal untuk bisa dikatakan proses pembelajaran berhasil jika siswa
mencapai nilai KBM dengan presentase 85% dari jumlah total siswa
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti berdialog dengan guru untuk
mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi. Guru berpendapat bahwa
penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri,
Kab. Sragen yaitu guru masih menggunakan metode ceramah dan dikte yang
membuat siswa cenderung mudah bosan dan membuat suasana kelas menjadi tidak
5
kondusif. Hal ini terlihat pada sifat siswa ketika mengikuti pembelajaran. Saat guru
menyampaikan materi pembelajaran, aktivitas siswa ada yang asyik bermain
sendiri, melamun, dan ada juga yang mengobrol dengan teman sebangku.
Dari beberapa uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa diatas,
peneliti berkeyakinan bahwa penyebab adalah kurang efektifnya metode dan media
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Akibatnya, siswa akan merasa kesulitan
saat mengikuti pembelajaran IPA sehingga muncul rasa bosan dan jenuh ketika
proses pembelajaran berlangsung.
Untuk itulah pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat
sangatlah penting dalam sebuah pembelajaran. Hal ini sejalan dengan firman Allah
SWT dalam surat An-Nahl ayat 125
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah (ialah
perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang
hak dan yang bathil) dan pelajaran yang baik dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-
lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya
dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk” QS. An-Nahl: (125) (Sumber: Al-Qur’an, 2010;281)
6
Kemampuan dalam menguasai dan penerapan metode pembelajaran
merupakan salah satu faktor pendukung atas keberhasilan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran IPA
yang lebih bermakna dengan hasil prestasi siswa yang tinggi, guru harus kreatif dan
inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Banyak diantaranya siswa
mengikuti pelajaran tidak lebih dari rutinitas untuk mengisi daftar absensi, mencari
nilai tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan maupun keterampilan.
Pertanyaan dan gagasan dari siswa jarang muncul.
Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah
merencanakan dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat
mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif. Salah satu metode belajar yang
diharapkan dapat mengaktifkan siswa yaitu metode pembelajaran Discovery
Learning yaitu pembelajaran yang menekankan pada siswa aktif dan bermakna
meskipun kata “Siswa aktifnya” tidak terlalu ditonjolkan, tetapi prinsipnya tetap
dipakai dengan menggunakan istilah lain seperti “Belajar mencari” atau Discovery
Learning. Apabila sains diajarkan secara tepat, maka sains merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. Misalnya, sains diajarkan
dengan menggunakan discovery atau penemuan, maka siswa akan dihadapkan pada
suatu masalah (Sujana, 2014:5). Dengan demikian dapat mempengaruhi tingkat
keaktifan dan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa juga ikut meningkat.
Pada kenyataannya, tidak semua materi pembelajaran dapat dihadirkan
secara langsung di hadapan siswa, karena ada materi-materi yang objek kajiannya
merupakan sesuatu yang sulit dijangkau. Dengan keadaan demikian dibutuhkan
7
adanya alat bantu berupa media pembelajaran untuk membantu menghadirkan
objek pembelajaran yang sulit dijangkau secara nyata di hadapan siswa. Dalam
rangka memperlancar pencapaian tujuan pelaksanaan pendidikan disekolah,
diperlukan sebuah media perantara yang dapat difungksikan untuk menyalurkan
pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa (Suyanto, 2013: 105)
Media perantara ini tidak lain adalah media pembelajaran. Penggunaan
media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan penampilan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk
kepentingan tersebut tercetuslah media pembelajaran berbasis ICT (Information,
communication, and technology) yang sekaligus merupakan upaya dalam
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
pendidikan. Pembelajaran dan pengembangan potensi ini juga merupakan salah
satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam
memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi.
Menurut Sujana (2014: 5) IPA atau sains berupaya untuk membangkitkan
minat manusia agar meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam
semesta beserta isinya yang penuh rahasia. Seiring berjalannya waktu, maka
jangkauan sains semakin luas sehingga dapat diakses menggunakan teknologi. Kini
sains dan teknologi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dimana
ilmu pengetahuan dan teknologi saling mengisi. Dengan demikian, kemajuan sains
akan meningkatkan kemajuan teknologi, serta kemajuan teknologi dapat
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan hal tersebut dapat membantu siswa
dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA.
8
Berlandaskan pada latar belakang diatas, penuis tertarik untuk meneliti
dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI
MELALUI METODE DISCOVERY BERBANTU MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS ICT (INFORMATION, COMMUNICATION, TECHNOLOGY)
PADA SISWA KELAS V MIM GIRIMARGO KECAMATAN MIRI
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumusan masalah dari
penelitian ini yaitu:
1. Apakah penggunaan metode discovery berbantu media pembelajaran berbasis
ICT (information, Communication, Technology) dapat meningkatkan hasil
belajar IPA tentang materi pada siswa kelas V MIM Girimargo Kecamatan
Miri Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019 ?
2. Apakah penggunaan metode discovery berbantu media pembelajaran berbasis
ICT dapat mencapai target ketuntasan belajar minimal (KBM) dalam kelas
materi IPA tentang materi pada siswa kelas V MIM Girimargo Kecamatan Miri
Kabupaten Sragen tahun palajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA tentang materi melalui
penggunaan metode discovery berbantu media pembelajaran berbasis ICT pada
siswa kelas V MIM Girimargo Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun
pelajaran 2018/2019?
9
2. Untuk mengetahui pencapaian target ketuntasan belajar minimal (KBM) kelas
materi IPA tentang materi melalui penggunaan metode discovery berbantu
media pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas V MIM Girimargo
Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019?
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis menurut Arikunto (2010:110) adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul. Sedangkan menurut Havis (2014:20) hipotesis adalah
jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan, yang perlu diuji
kebenarannya.
Dari kedua pendapat tokoh diatas, penulis menyimpulkan pengertian
hipotesis adalah suatu dugaan yang bersifat sementara tentang jawaban atas
rumusan masalah yang masih harus dibuktikan kebenarannya dengan melalui
data yang terkumpul.
Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan yaitu:
a. Penggunaan metode discovery berbantu media pembelajaran berbasis ICT
dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi pada siswa kelas V
di MI Muhammadiyah Girimargo, Kec. Miri, Kab. Sragen Tahun pelajaran
2018/2019.
b. Penggunaan metode discovery berbantu media pembelajaran berbasis ICT
dapat mencapai target ketuntasan belajar minimal KBM kelas IPA tentang
10
materi pada siswa kelas V di MI Muhammadiyah Girimargo, Kec. Miri
Kab. Sragen tahun pelajaran 2018/2019
2. Indikator keberhasilan
Penggunaan metode discovery berbantu media berbasis ICT dapat
dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan bisa tercapai. Adapun
indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KBM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu ≥65 pada mata pelajaran IPA tentang materi.
b. Secara Klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KBM yaitu mendapat nilai ≥65
pada mata pelajaran IPA tentang materi dengan presentase ≥85% dari jumlah
total siswa dalam satu kelas.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Secara Teoritik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pemikiran dan
pengembangan berupa kajian ilmu pengetahuan, khususnya dalam metode
discovery berbantu media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology) yang dilakukan di MIM Girimargo pada mata pelajaran IPA
tentang materi serta dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
11
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah IPA
tentang materi.
2) Meningkatkan minat, penguasaan, dan hasil belajar pada siswa pada mata
pelajaran IPA tentang materi.
3) Siswa dapat memperoleh pembelajaran IPA yang menarik dan
menyenangkan, sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi.
b. Bagi Guru
1) Sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran IPA.
2) Sebagai upaya guru dalam melakukan inovasi dan implementasi berbagai
metode pembelajaran IPA
3) Sebagai referensi guru dalam hal penggunaan media pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan
pendekatan yang tepat serta meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
materi yang diajarkan.
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA
tentang materi.
3) Membantu sekolah berkembang karena adanya guru yang kreatif serta
mempunyai kompetensi yang memadai.
12
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pendapat dan pemahaman pembaca dalam
penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang digunakan.
Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Maka pada penelitian ini
peneliti menggunakan aspek kognitif dan afektif.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sains (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengetahuan
faktual, yaitu deskripsi secara umum tentang fakta-fakta yang teramati dan
terukur.(Hartono, 2011: 16).
Paodjiaji dalam Hartono (2011: 15) mengatakan sains dapat diartikan
sebagai pengetahuan yang sistematis dan objektif mengenai alam semesta atau
masyarakat.
Dari kedua pendapat ilmuan diatas disimpulkan bahwa ilmu
pengetahuan alam/sains adalah suatu ilmu pengetahuan faktual yang sistematis
dan objektif yang mempelajari alam semesta atau masyarakat.
3. Tentang Materi
Materi adalah segala sesuatu yang dapat di lihat dan disentuh (seperti
air, pohon, dan tanah), serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh (seperti
udara). Semua benda yang ada disekitar kita termasuk materi. Materi juga
13
diartikan segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa.
Berdasarkan komposisi penyusunnya, materi dibedakan menajdi zat tunggal
dan campuran. ( Kementrian dan kebudayaan RI, 2018)
4. Metode Discovery
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada peserta didik karena penyampaian tersebut
berlangsung dalam interaksi edukatif (Salahudin, 2015: 137). Menurut Suyanto
(2013: 114) metode pembelajaran merupakan cara mengajar atau cara
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sedang belajar.
Dari pendapat dua ilmuan tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa
metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru kepada siswa
untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa yang sedang belajar.
Menurut Widiasworo (2017: 161) disovery learning merupakan model
pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk menemukan sendiri
konsep pengetahuannya. Dalam proses menemukan, peserta didik dibimbing
untuk melakukan serangkaian taham pembelajaran mulai dari mengamati
hingga mengorganisasikan hasil penemuannya menjadi suatu konsep
pengetahuan.
Menurut Khoirul Hadi dalam jurnalnya (2017) Discovery merupakan
rangkaian kegiatan belajar yang menekankan pada proses berfikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang di
pertanyakan. Proses berfikir ini, biasanya di lakukan dengan kegiatan tanya
jawab atau dialog dua arah antara guru dan peserta didik. Secara ekplisit materi
14
pembelajaran tidak diberikan secara langsung, tetapi peserta didik mencari dan
menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan belajar. Fungsi
5. Media Pembelajaran Berbasis ICT (Information, Communication,
Technology)
Kata media bersal dari bahasa latin, yaitu medius yang secra harfiah
berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Selain itu, kata media juga
bersal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”,
yang secara harfiah berarti”perantara” atau “pengantar, yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Gerlach dan Ely dalam
Salahudin (2015: 119) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.
Menurut Salahudin (2015: 119) media adalah komponen sumber belajar
atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Dari beberapa pendapat ilmuan diatas dapat disimpulkan bahwa media
adalah suatu sumber belajar sebagai perantara guna merangsang siswa untuk
belajar sehingga siswa memperoleh ilmu pengetahuan, ketampilan dan sikap.
Menurut Zainiyati (2017: 117)Media pembelajaran berbasis ICT
(Information, Communication, Technology) adalah alat yang digunakan dalam
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK). Sedangkan menurut Nursamsu (2017) dalam jurnal penelitiannya
15
menyebutkan bahwa ICT (Information, Communication, Technology) atau
TIK merupakan suatu media pembelajaran yang mencangkup aspek kemajuan
dalam penggunaan teknologi informasi, yang dalam pelaksanaannya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Dari kedua pendapat ilmuan diatas dapat disimpulkan bahwa ICT
(Information, Communication, Technology) adalah suatu media pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi guna untuk meningkatkan mutu pendidikan.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan/model
penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris
diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. Namanya
sendiri sebenarnya sudah menunjukkan isi yang yang terkandung didalamnya.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan rangkaian tiga buah kata yang masing-
masing dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kejadian yang dengan sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini, gerak kegiatan adalah
16
adanya siklus yang terjadi secara berulang untuk siswa yang dikenai suatu
tindakan.
c. Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
mempunyai makna yang lain. Seperti sudah lama dikenal sejak zamannya,
pendidik Johann Amos Comenius pada abad ke-18, yang dimaksud dengan
“kelas” dalam konsep pendidikan dan pengajaran adalah sekelompok
peserta didik yang dalam waktu yang sama, belajar hal yang sama dari
pendidik yang sama pula. (Arikunto, 2015: 2)
Dengan menggabungkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan pencermatan
terhadap kejadian yang disengaja dilakukan untuk tujuan tertentu dan terjadi
dalam sebuah kelas
Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan tiga siklus tindakan, setiap
siklus terdiri dari (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan, (d) refleksi,
dan perencanaan kembali. (Salahudin, 2015: 31). Tiga siklus tersebut
dilaksanakan bertujuan untuk memperbaiki tingkat pemahaman siswa, perhatian
siswa, dan hasil belajar.
2. Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian
a. Lokasi
Lokasi yang penulis untuk melaksanakan penelitian ini adalah di MI
Muhammadiyah Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
17
b. Subjek
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas V MI
Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri, Kab. Sragen pada mata pelajaran IPA
tentang materi. Jumlah siswa ada 25 siswa.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 08 April – 6 Mei 2019.
3. Langkah-Langkah atau siklus penelitian
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian menurut Arikunto (2015: 41)
terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
sesudah itu refleksi. Tahap tersebut dapat ditampilkan pada gambar.
Bagan 1.1 Siklus penelitian Tindakan (Arikunto, 2015:42)
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran IPA tentang
materi. Kegiatan ini meliputi :
1) Peneliti menetapkan cara-cara alternatif untuk meningkatkan keaktifan,
pengetahuan, dan kerjasama siswa terhadap pembelajaran IPA tentang
Perencanaan
Siklus ke-1
Pengamatan
Perencanaan
Siklus ke II
Pengamatan
Pelaksanaan
n
Pelaksanaan
Refleksi
?
Refleksi
18
materi menggunakan metode discovery berbantu media berbasis ICT
(Information, Communication, Technology).
2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran IPA dengan
mengembangkan media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology).
3) Membuat lembar observasi
4) Mendesain alat evaluasi
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
c. Observasi
Tahapan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Sehingga saling mendukung dalam memperoleh data yang akurat.
Pada tahapan ini, peneliti mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan fokus yang diamati yaitu
tanggung jawab, keaktifan, dan kerjasama siswa dalam menemukan
informasi yang terkandung dalam materi pelajaran. Selanjutnya yaitu
membangun hubungan antara konsep dengan materi lain ataupun dengan
pengalaman siswa sehingga siswa menemukan arti yang terkandung didalam
materi yang dipelajari. Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru yang diamati
antara lain cara berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode dan media
yang digunakan, cara penyampaian materi, dan pengkondisian siswa.
19
d. Refleksi
Pada tahap ini yang diperoleh dalam kegiatan observasi dikumpulkan.
Kemudian, dilakukan sebuah analisis sengan maksud untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau
tidak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru merefleksikan hasil kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dijadikan dasar untuk
melakukan tindakan kelas pada siklus selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai
berikut :
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat proses
pembelajaran berlangsung dan untuk mengukur perkembangan yang telah
tercapai dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.
1. Pedoman observasi untuk siswa
Tabel 1.1 Lembar Observasi Untuk Siswa
No Nama
Kriteria Penilaian
Aktif Tanggung
jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
20
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
2. Pedoman observasi untuk guru
Instrumen observasi untuk guru dalam penelitian ini menurut
(Arikunto, 2015: 89) mencangkup beberapa aspek diantaranya :
Tabel 1.2 Lembar Observasi Untuk Guru
No Objek yang Diamati 1 2 3 4
1. Kejelasan guru dalam memberi penjelsan awal
kepada siswa
2. Baiknya guru ketika mengamati diskusi siswa
3. Strategi guru ketika mengajak siswa menyusun
kriteria diskusi
4. Baiknya pangamatan guru ketika mengamati
jalannya diskusi
21
5. Baiknya pengarahan guru kepada siswa untuk
melaksanakan diskusi
6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut dalam
menyimpulkan hasil diskusi
7. Baiknya cara guru untuk menutup pembelajaran
8. Baiknya guru ketika melaksanakan refleksi
9. Baiknya guru ketika melaksanakan siklus ke-2
Keterangan :
Skor nilai
Skor 4, artinya sangat baik
Skor 3, artinya baik
Skor 2, artinya kurang baik, dan
Skor 1, artinya tidak baik
b. Tes
Tes digunakan untuk memeroleh nilai dari siswa sebagai hasil belajar
IPA tentang materi. Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti adalah pilihan
ganda.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk merekam pada saat kegiatan
pembelajaran penggunaan metode discovery berbantu media berbasis ICT
(Information, Communication, Technology).
22
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat semua hal-hal yang
diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung untuk memperoleh
data yang konkret. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disusun. Selain itu, peneliti melakukan
pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu
ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
b. Tes
Tes adalah suatu teknik pengumpulan data yang berisi serangkaian
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan
siswa yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang
akan peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai siswa
sebelum penerapan metode discovery berbantu media berbasis ICT serta
foto selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti
konkret dalam pelaksanaan penelitian.
23
6. Analisis Data
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009: 241) suatu kelas dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥85%
siswa yang telah tuntas belajarnya.
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
M=Ʃ𝑥
𝑁
Dimana :
M = Mean
Ʃx = Jumlah nilai semua siswa
N = jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)
𝐾𝐵 =𝑇
𝑇𝑡× 100%
Dimana :
KB = ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh siswa
𝑇𝑡= Jumlah skor total (Trianto, 2009: 241).
c. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
P = 𝐹
𝑁× 100%
Dimana :
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
24
N = Jumlah keseluruhan (Trianto, 2009:241).
H. Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)/ KKM
1. Pengertian Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)/KKM
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunkan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM).
KBM di tetapkan oleh satuan Pendidikan sebelum awal tahun ajaran
dimulai berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran/kelas di satuan
pendidikan yang memiliki karakteristik yang hapir sama. Pertimbangan
pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan untama
penetapan KBM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan prosentase tingkat pencapaian
kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Target
ketuntasan secara satuan Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Girimargo Kecamatan Miri Kabupaten Sragen diharapkan mencapai minimal
65. KBM ini menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik dan orang tua
peserta didik. Ketuntasan belajar minimal harus dicantumkan dalam Laporan
Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
a. Fungsi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
1) Sebagai acuan pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran IPA yang diikuti.
25
2) Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran.
3) Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
4) Merupakan kontrak pendagogik antara Pendidikan dengan peserta didik
dan diantara satuan pendidikan dengan masyarakat.
5) Merupakan alat satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi pada
mata pelajaran matematika.
b. Prinsip Penetapan Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
Penetapan KBM perlu mempertimbangan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
1) Melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator
dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta
didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar
kompetensi.
2) KBM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KBM kompetensi
dasar yang terdapat dalam kompetensi inti.
3) KBM setiap kompetensi inti merupakan rata-rata KBM kompetensi
dasar yang terdapat dalam kompetensi inti.
4) KBM mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KBM-KI yang
terdapat dalam satu semester atau satu tahun pelajaran, dan
dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik.
26
5) Indikator merupakan acauan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan
akhir semester.
c. Langkah-langkah penetapan Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
Penetapan KBM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran, adapun langkah-langkah penetapan KBM adalah sebagai berikut
:
1) Gueu atau kelompok guru menetapkan KBM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu; kompleksitas, daya
dukung dan intake peserta didik.
2) Hasil penetapan KBM disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan
patokan guru dalam melakukan penilaian.
3) KBM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu; peserta didik, orang tua dan dinas peendidikan.
4) KBM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua peserta didik.
d. Penentuan Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan ketuntasan belajar
minimal adalah sebagai berikut:
1) Tingkat kopleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi
dasar dan kompetensi inti yang harus dicapai oleh peserta didik.
2) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
27
3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik disekolah yang
bersangkutan.
I. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika yang
digunakan penulis adalah sebgai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi : rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan ,manfaat penelitian, definisi operasional.
Metode penelitian, dan sistematika.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi : uraian kajian pustaka tentang teori yang terkait dengan
penelitian.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi : gambaran umum lokasi penelitian dan subjek penelitian,
deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan
deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi : hasil penelitian dan pembahasan.
28
BAB V PENUTUP
Berisi : kesimpulan hasil penelitian dan saran terhadap hasil
penelitian.
29
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar IPA
1. Konsep Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Surya dalam Rusman (2011: 7) belajar adalah sebagai
“suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Menurut Rusman (2011: 7) belajar merupakan suatu aktifitas yang
dapat dilakukan secara psikologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu
aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktifitas berpikir,
memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan,
membedakan, mengungkap, menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan
aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses
penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan,
latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan
sebagainya.
Menurut Moh. Uzer Usman dalam Zainiyati (2017:1) belajar
adalah sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu, individu dengan lingkungannya
sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
30
Menurut Yaumi (2018) belajar merupakan perubahan kemampuan
manusia yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan
internal yang mencangkup pengetahuan, sikap, mental, dan keterampilan.
Menurut Yamin (2015: 13) belajar merupakan usaha melakukan
perubahan kebiasaan-kebiasaan dari tidak baik menjuju baik, dari malas
menuju rajin dan begitu seterusnya. Belajar di maksudkan untuk mampu
mencapai perubahan-perubahan pola belajar yang lebih baru, membuka
diri, melakukan kebiasaan belajar yang lebih menarik sekaligus
menyenangkan serta tidak membosankan. Belajar kemudian menjadi
bagian dari kebiasaan hidup yang tak terlepaskan sama sekali. Belajar
merupakan peradaban dan keadaban publik. Belajar meneguhkan diri
untuk semakin berada dalam kondisi yang lebih baik sebab pengertian
belajar selanjutnya adalah meningkatkan kesadaran diri dalam
berkehidupan.
Dari pengertian dan pendapat para tokoh di atas, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan
oleh manusia secara sadar melalui pengalaman atau latihan yang
mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku. Baik itu dari segi
pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan.
31
b. Tujuan Belajar
Menurut A.M Seorang yang ingin belajar pasti mempunyai tujuan
yang ingin dicapai dari kegiatan belajar. berikut ini tujuan dari belajar
yaitu:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampaun berpikir. Jenis interaksi
atau cara yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya
dengan model kuliah (presentasi), pemberian tugas-tugas bacaan.
Dengan demikian, siswa akan diberikan pengetahuan sehingga
menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencarinya sendiri
untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya
pengetahuannya.
2) Penanaman konsep dan ketrampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga
memerlukan suatu ketrampilan, baik yang bersifat jasmanai maupun
rohani. Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan-ketrampilan yang
dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada
ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang belajar. ketrampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu
berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat dilihat
bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut
persoalah-persoalan penghayatan dan ketrampilan berpikir serta
32
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau
konsep.
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi
anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
Untuk itu, dibutuhkan kecakapan. (Hardiani, 2017: 5-6)
c. Ciri-Ciri Belajar
Adapun ciri-ciri belajar yang disebutkan oleh Surya adalah sebagai
berikut :
1) Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Ini berarti bahwa
hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku yaitu adanya
perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku yang terjadi merupakan
usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu
juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari
bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya
pengetahuannya semakin bertambah atau ketrampilannya semakin
meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinu) dengan bertambahnya
ilmu atau ketrampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kejutan
dari pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh sebelumnya.
Begitu juga pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah diperoleh
itu, akan menjadi dasar bagi pengembanagn pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan berikutnya.
33
3) Perubahan yang fungsional terjadi pada setiap perubahan perilaku.
Perubahan ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu
yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun
masa mendatang.
4) Perubahan perilaku yang bersifat positif terjadi dengan bersifat
normatif dan menunujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seseorang
menganggap bahwa dalam proses belajar mengajar tidak perlu
mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau
perkembangan perilaku dan pribadi namun setelah mempelajarinya
dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip-prinsip
perbedaan dan prinsip-prinsip perkembangan individu.
5) Untuk memperoleh perilaku perubahan yang bersifat aktif, individu
yang bersangkutan berupaya melakukan perubahan. Misalnya
seseorang ingin memperoleh pengetahuan baru, maka seseorang
tersebut harus aktif melakukan kegiatan membaca, mengkaji buku,
berdiskusi dengan teman dan sebagainya.
6) Perubahan yang bersifat permanen diperoleh dari proses belajar yang
cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7) Perubahan individu yang bertujuan dan terarah untuk melakukan
kegiatan belajar pasti ada tujuan yang diinginkan untuk dicapai. Baik
tujuan dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka
panjang.
34
8) Perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya memperoleh
pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan
dalam sikap dan ketampilan. (Rusman, 2011: 7)
d. Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya diperhatikan
beberapaprinsip pembelajaran dan prinsip belajar sehingga pada waktu
proses pembelajaran berlangsung peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar secara optimal. Menurut Rusman (2011: 22-26) ada beberapa
prinsip belajar yang menunjang tumbuh-kembangnya belajar siswa aktif,
yaitu :
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalma kegiatan belajar.
perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan
untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi
adalah tenaga yang digunakan untuk menggerakkan dan mengarahkan
aktifitas seseorang. Menurut H.L Petri (1986), “motivation is the
concept we use when we describe the force action on or within an
organism to initiate and direct behavior”. Motivasi dapat merupakan
tujuan pembelajaran. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu
faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang
35
dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalm bidang
pengetahuan, nilai- nilai dan ketrampilan.
Motivasi erat kaitanyya dengan minat. Siswa yang memiliki
minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh
nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan. Nilai-nilai
tersebut mengubah tingkah laku dan motivasinya.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya
sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni, datang dari orang lain.
Motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Motif intrinsik
Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai
dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa
dengan sungguh-sugguh mempelajari mata pelajaran disekolah
karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b) Motif ekstrinsik
Model ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya, tetapi menjadi penyerta.
Contohnya siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan
dikarenakan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya
tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan
ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar. motif .
36
2) Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak
dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi
apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey
mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus
dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang
sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah. Menurut teori
kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif,
kontruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses belajar
mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah,
mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan
menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan
psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih ketrampilan-ketrampilan dan sebainya. Sedangkan kegiatan
psikis misalnya menggunakan khazanah pengetahuan yang dimiliki
dalam memcahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu
konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan
psikis yang lain.
3) Keterlibatan Langsung
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar
yang dituangkan dalam cone experience atau kerucut pengalaman,
37
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari
pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak
sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual
maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem
solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik
semata, tetapi juga keterlibatan emosional, keterlibatan dengan
kegiatan kognitif dalam pencapaian perohan pengetahuan, dalam
penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap
dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam
pembentukan ketrampilan.
4) Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-
daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamat, menanggap,
mengingat, menghayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan, maka daya-daya tersebut akan
berkembang. Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “lay of
exercise”, Thorndike mengemukakan bahwa belajar ialah
pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan
terhadap pengamatan-pengamatan itu memperbesar peluang
timbulnya respons benar. Pada teori psikologi conditioning, respons
38
akan timbul bukan karena oleh stimulus saja tapi oleh stimulus yang
dikondisikan, misalnya siswa berbaris masuk ke kelas, mobil berhenti
pada saat lampu merah.
Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip
pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.
Walaupun kita tidak dapat menerima bahwa belajar adalah
pengulangan seperti yang dikemukakan ketiga teori tersebut, karena
tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun
prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran.
5) Tantangan
Teori medan (field theory) dari Kurt Lewin mengemukakan
bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau
lapangan psikologis. Dalam situasi siswa menghadapi suatu tujuan
yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan, yaitu mempelajari
bahan ajar, maka timbulah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Tantangan yang dihadapi
dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang
perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, discovery, juga memberikan
tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-
sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang
39
siswa dan menimbukan motif untuk memperoleh ganjaran atau
terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.
6) Balik dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan
terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F.
Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah
stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah
responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law off effect-nya
Thorndike. Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai
yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk
belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant
conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat
nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik
kelas. Hal ini juga mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah
yang disebut penguatan negatif atau escape conditioning. Format
sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan,
dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang
memungkinkan balikan dan penguatan.
7) Perbedaan Individu
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua
orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaaan satu
dengan yang lainnya. perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan
hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di
40
sekolah kita kurang memerhatikan masalah perbedaan individual,
umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa
sabagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang
lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya. Pembelajaran
klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki
dengan beberapa cara, misalnya:
a) Penggunaan metode atau strategi belajar-megajar yang bervariasi.
b) Penggunaan metode instruksional.
c) Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan bagi siswa
pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang
kurang.
d) Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat
dan kemampuan siswa.
e. Unsur-Unsur Belajar
Pada dasarnya aktivitas belajar memiliki beberapa komponen atau
unsur-unsur yang selalu menyertainya. Menurut Sugiono dan Hariyanto,
unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.
1) Tujuan belajar
Proses belajar selalui dimulai karena adanya tujuan-tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Selain itu, proses belajar itu sendiri akan
lebih efektif apabila siswa mengerti tujuan dan manfaat dari materi
pelajaran yang akan dipelajari bersama.
41
2) Materi pelajaran
Tujuan belajar yang hendak dicapai akan mudah dicapai siswa
apabila ada sumber-sumber materi pelajaran. Artinya, ada bahan
materi yang dipelajari yang sudah tersusun dan siap dikembangkan.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa sebagai subjek belajar juga merupakan
komponen penting. Namun demikian, tanpa mengesampingkan
segenap potensi dan berbedaan individu, faktor-fakto yang menjadi
komponen dalam proses belajar sebagai berikut.
a) Kesiapan siswa artinya, agar proses belajar berhasil maka siswa
perlu memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis serta
kematangan untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar.
b) Kemampuan intrprestasi siswa artinya, siswa mampu membuat
hubungan-hubungan diantara beberapa kondisi belajar, materi
belajar dengan pengetahuan siswa, serta kemungkinan-
kemungkinan tujuan yang akan dicapai dari sebuah materi
pelajaran.
c) Kemampuan respons siswa artinya, siswa secara aktif melakukan
aktivitas belajar, sesuai dengan instruksi yang diberikan, baik
dalam pengerjaan tugas-tugas, kerja kelompok, maupun aktivitas
belajar lainnya.
d) Situasi proses belajar artinya keberhasilan belajar siswa juga
ditentukan oleh situasi dan kondisi ketika proses belajar
42
ditentukan oleh situasi dan kondisi ketika proses belajar
dilaksanakan. Hal ini tidak tidak lepas dari kondisi fisik dan psikis
siswa serta kondisi kelas yang digunaka, proses penyampaian
materi oleh guru, peralatan dan media yang digunakan, dan
sebagainya, apakah dalam situasi yang menyenangkan dan
mengaktifkan siswa ataukah situasi yang mencengangkan.
e) Hasil belajar sebagai konsekuensi artinya hasil belajar siswa
dalam bentuk nilai akan baik atau buruk. Hal ini merupakan
sebuah konsekuensi belajar karena hasil belajar sangat tergantung
dengan proses belajar itu sendiri, kesiapan siswa, materi, bahan
atau media, dan sebagainya. Dengan demikian, akan selalu ada
hasil yang positif dan negatif sebagai sebuah konsekuensi dalam
pelaksanaan belajar apakah sungguh-sungguh ataukah asal-
asalan.
f) Reaksi terhadap kegagalan artinya akan selalu ada reaksi yang
muncul terhadap hasil belajar yang telah diperoleh. Misalnya,
kegagalan dapat menurunkan semangat dan motivasi, sedangkan
keberhasilan dapat meningkatkan semangat dan motivasi (Irham,
2017: 119-120)
f. Jenis-Jenis Belajar
1) Belajar arti kata belajar arti kata, yaitu menangkap arti yang
terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Seorang anak mengenal
suatu kata, belum tentu mengetahui arti kata tersebut. Misalnya
43
seorang anak sudah mengenal kata kuda dan kata sapi. Anak akan
mengatakan sapi ketika melihat kuda dilihatnya, sebaliknya akan
mengatakan kuda ketika sapi dilihatnya. Hal ini karena anak belum
memahami kedua kata tersebut secara keseluruhan. Hal ini karena
anak belum tahu ciri-ciri kuda dan ciri-ciri sapi secara lebih detail,
sehingga belum dapat membedakan mana kuda dan mana sapi. Setiap
melihat hewan besar berkaki empat anak mengatakan itu kuda atau itu
sapi.
2) Belajar kognitif
Belajar kognitif, yaitu proses bagaimana manghayati,
mengorganisasi dan mengulangi informasi tentang suatu masalah,
peristiwa, objek, serta upaya untuk menghadirkan kembali hal
tersebut melalui tanggapan, gagasan, atau lambang dalam bentuk
kata-kata atau kalimat. Belajar kognitif ini berhubungan dengan
masalah mental. Misalnya menceritakan peristiwa tsunami, yaitu
badai yang besar, suara bergemuruh, air tumpah ke daratan dan
banyak korban yang terjadi. Hal tersebut diceritakan dengan kata-kata
dan kalimat, sehingga yang mendengarkan dapat mengimajinasikan
kejadiannya.
3) Belajar menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal melalaui proses mental dan menyimpannya dalam ingatan,
sehingga dapat diproduksi kembali ke alam sadar ketika diperlukan.
44
Ciri dari hasil belajar menghafal yaitu adanya skema kognitif, artinya
suatu kesan tersimpan secara baik dan tersusun secara urut.
4) Belajar Teoritis
Belajar teoritis adalah menyusun kerangka pikiran yang
menjelaskan fenomena alam atau fenomena sosial tertentu. Belajar
teori bertujuan untuk menempatkan data dan fakta (pengetahuan)
dalam kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan
digunakan untuk memecahkan masalah, seperti yang terjadi dalam
bidang-bidang studi ilmiah, sehingga tercipta konsep-konsep, relasi-
relasi di antara konsep dan struktur hubungan. Misalnya iklim dan
cuaca berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, makhluk hidup
digolongkan menjadi manusia, tumbuhan, dan hewan.
5) Belajar Konsep
Belajar konsep adalah merumuskan melalui proses mental
tentang lambang, benda, serta peristiwa dengan mengamati ciri-
cirinya. Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek
yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk
representasi mental tanpa alat peraga. Konsep sendiri pun dapat
dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa)
45
Belajar konsep dilakukan dengan mengadakan abstraksi yaitu
meliputi benda, kejadian dan orang, hanya ditinjau pada spek tertentu
saja seolah-olah diambil, diangkat dan disendirikan. Misalnya pada
bunga plamboyan, bunga anggrek, bunga mwar, bunga kenanga, dan
sebagainya. Pada semua jenis tumbuhan ini terdapt ciri-ciri yaitu
mekar, bertangkai, berwarna, sedap dipandang, benang sari. Semua
ciri itu ditangkap atau dikumpulkan dalam pengertian bunga. Jadi
tumbuhan yang mana saja atau dimana saja selama memiliki ciri-ciri
tersebut, akan disebutnya bunga.
Konsep ini dibedakan menjadi dua macam yaitu konsep
konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah
pengertian yang merujuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik
seperti meja, kursi, tumbuhan dan sebagainya. Sedangkan konsep
yang harus didefinisikan konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi
tidak langsung merujuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik,
karena realitas itu tidak berdandan dan hanya dapat dirasakan
keberadaannya melalui proses mental.
6) Belajar Kaidah
Belajar kaidah adalah menghubungkan dua konsep atau lebih
sehingga terbentuk suatu ketentun yang mempresentasikan suatu
keteraturan. Kaidah adalah suatu pengangan tidak dapat diubah-ubah
dan merupakan representasi mental dari kenyataan hidup dan sangat
46
berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Sejumlah teori
biasanya dirumuskan dalam bentuk kaidah.
7) Belajar berpikir
Belajar berpikir adalah aktivitas kognitif yang dilakukan
secara mental untuk memecahkan suatu masalah melalui proses yang
abstrak. Berpikir adalah suatu proses penyusunan kembali kecakapan
kognitif (yang bersifat ilmu pengetahuan). Dalam belajar berpikir ini,
orang dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus dipecahkan,
tetapi tanpa melalui pengamatan dan teroganinasi dalam pengamatan.
Berpikir dalam konteks ini terdapat dua istilah yaitu konvergen dan
berpikir divergen. Berpikir konvergen adalah berpikir menuju suatu
arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu
pemecahan dari suatu masalah, sedangkan berpikir divergen adalah
berpikir dalam arah yang berbeda-beda dan akan diperoleh jawaban-
jawaban unit yang berbeda-beda tetapi benar.
8) Belajar Ketrampilan Motorik
Belajar ketampilan motorik adalah belajar melakukan
rangkaian gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
Motorik adalah gerakan yang melibatkan otot, urat, dan sendi secara
langsung dan otomatis, sehingga teratur dan berjalan lancar serta
sungguh-sungguh berakar dalam kejasmanian. Artinya motorik itu
sendiri merupakan suatu gerakan terkendali dan dapat dipelajari serta
diulang-ulang.
47
9) Belajar Estetis
Belajar estetika adalah proses mencipta melalui penghayatan
yang berdasarkan pada nilai-nilai seni. Belajar estetis bertujuan
membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan
dalam berbagai bisang kesenian yang mencangkup fakta, seperti nama
Mozart sebagai pengubah musik klasik: konsep-konsep, seperti ritme,
tema, dan komposisi; relas-relasi, seperti hubungan antara bentuk dan
isi; struktur-struktur, seperti sistematika warna dan aliran-aliran dalam
seni lukis; metode-metode seperti menilai mutu dan originalitas suatu
karya seni. (Rusman,2011: 19-22)
2. Konsep Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. pengertian tentang
hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nawawi
dalam K. Ibrahim yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
48
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
(Susanto, 2013:
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melaluievaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasimerupakan proses
penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif
suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan
dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau
tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan
ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian,
penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari
disekolah, baik itu menyangkutpengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jadi bisa
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil belajar adalah suatu
kemampuan baru yang dimiliki oleh seseorang bersumber dari
pengalaman ataupun dari proses belajar dan dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
49
b. Macam-macam hasil belajar
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan ajar yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang yang diberikan
oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami
serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang
dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi lansung ia lakukan
(Ahmad Susanto, 2013:6)
Menurut Carin dan Sund dalam Ahmad Susanto (2013: 7)
Pemahaman dapat dikategorikan ke beberapa aspek, dengan
kriteriakriteria sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
menginterpretasikan sesuatu; ini berarti bahwa seseorang yang
telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan
mampu menerangkan atau mampu menjelaskan kembali apa yang
telah ia terima. Selain itu, bagi mereka yang telah memahami
tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi atau
menafsirkan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada
disekitarnya, ia mampu menghubungkan dengan kondisi yang
ada saat ini dan yang akan datang.
50
b) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya
sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa
yang pernah dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah
pahamia akan mampu memberikan gambaran, contoh, dan
penjelasan yang lebih luas dan memadahi.
c) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman
melibatkan proses mental yang dinamis, dengan memahami ia
akan mampu memberikan uraian dan penjelasan yang lebih
kreatif, tidak hanya memberikan gambaran dalam satu contoh
saja tetapi mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan
baru sesuai dengan kondisi saat ini.
d) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang
masingmasing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti
menerjemahkan, menginterpretasikan, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
Sedangkan konsep, menurut Dorothy I. Skeep dalam Ahmad
Susanto (2013: 8), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep
ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseoarang dan
tergambar pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Orang telah
memiliki konsep, berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman
yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental sesuatu. Sesuatu
tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.
51
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman
konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Sehubung dengan
evaluasi produk ini, W.S Winkel dalam Ahmad Susanto (2013: 8)
menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan
sampai berapa jauh tujuan instruksional telah tercapai; semua tujuan
itu merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa.
Berdasarkan pandangan Winkel ini, dapat diketahui bahwa hasil
belajar erat hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran)
yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar
mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan
berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu siswa. Keterampian berarti kemampuan menggunakan
pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk
mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas,
kerjasama, bertanggungjawab, dan berdisiplin sesuai dengan
penekanan bidang studi yang bersangkutan.
52
Menurut Indrawati, keterampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep
yang telah ada, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan.
Keterampilan proses dibagi menjadi enam aspek: observasi,
klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan
penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan
melakukan eksperimen.
3) Sikap
Sikap tidak hanya merupakan aspek respon fisik. Jadi sikap ini
harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika
mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap
seseorang yang ditunjukkannya. Menurut Azwar, sikap terdiri atas
tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,
afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa
yang dipercayai oleh individu; komponen afektif yaitu perasaan yang
menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang.
Menurut Sardiman dalam Ahmad Susanto (2013: 9), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara
metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik
53
berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap
merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar, sikap ini lebih
mengarah ke pengertian pemahaman suatu konsep. Dalam pemahaman
konsep maka bagian yang sangat penting yaitu aspek kognitif.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu yang baik
yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari
lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan. Pertama, siswa; dalam arti
kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan
kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu
sarana dan prasarana, komoetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber
belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal dan eksternal, sebagai
berikut:
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
54
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi
fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap
anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik
dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil
belajar peserta didik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah
faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar
seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Ruseffendi dalam
Susanto (2013: 14) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:
a) Kecerdasan anak
Kemampuan inteligensi seseorang sangat mempengaruhi
terhadap cepat lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan
atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat
membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu
55
mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan
keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan
meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya.
Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian hasil
belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi inteligensi
kedalam tiga aspek kemampuan, yaitu: direction, adaptation, dan
criticism. Pertama, direction, artinya kemampuan untuk
memusatkan kepada suatu masalah yang dipecahkan. Kedua,
adaptation, artinya kemampuan untuk mengadakan adaptasi
terhadap suatu masalah yang dihadapinya secara fleksibel didalam
menghadapi masalah. Ketiga, criticism, artinyakemampuan untuk
mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun
terhadap dirinya sendiri.
b) Kesiapan atau kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat
menentukan keberhasilan dan belajar tersebut. Oleh karena itu,
setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan
dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat
hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.
56
c) Bakat anak
Menurut Caplin dalam Ahmad Susanto (2013: 16), bakat
adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.
d) Kemauan belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah
membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar.
Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia
belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupan
kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung
jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar
yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu
dalam mencapai keberhasilan belajar.
e) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.
Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi
57
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi,
dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
f) Model penyajian materi pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secraa positif
terhadap keberhasilan belajar.
g) Pribadi dan sikap guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif
dalam perilakunya akan membuat siswa meniru kepribadian dan
sikap guru tersebut. Pribadi dan sikap guru yang baik ini tercermin
dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang,
membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat marah, tanggap
terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam
bekerja dan mengajar, memberikan penilaian yang objektif, rajin,
disiplin, serta bekerja penuh dedikasi dan bertanggung jawab dalam
segala tindakan yang guru lakukan.
h) Suasana pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam
belajar adalah suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog
yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana
yang aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada
58
proses pengajaran. Sehinga keberhasilan siswa dalam belajar dapat
meningkat secara maksimal.
i) Kompetensi guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu. Kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa dalam
belajar. Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh
kemampuan guru yang profesional. Guru yang profesional adalah
guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai
dengan baik bahan yang akan diajarkanserta mampu memilih
metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa
berjalan dengan semestinya.
j) Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh
karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan
masyarakat pun akan ikut mempengaruhi kepribadian siswa.
Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas
banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat daripada
keluarga dan sekolah.
3. Konsep Ilmu Pengetahuan
a. Pengertian Mata Pelajaran IPA
Menurut Garnida (2002: 253) IPA merupakan hasil kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
59
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian
proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian
gagasan-gagasan.
Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah
pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Fungsi Mata Pelajaran IPA
Fungsi mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:
1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
2) Mengembangkan keterampilan proses.
3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran adanya hubungan keterkaitan yang
slaing mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan
keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan seharihari.
5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari maupaun untuk melanjutkan pendidikannya
ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida dan Budiman,
2002: 253-254).
60
c. Tujuan Mata Pelajaran IPA
Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala
alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tah, sikap positif, dan kesadaran
terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya
(Hardini, 2017: 151).
61
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-
aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan
batuan.
3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
4) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya
(Garnida dan Budiman, 2002: 254).
B. Kajian Materi
1. Pengertian Materi
Materi adalah segala sesuatu yang dapat di lihat dan disentuh (seperti
air, pohon, dan tanah), serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh (seperti
udara). Semua benda yang ada disekitar kita termasuk materi. Materi juga
diartikan segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa.
Berdasarkan komposisi penyusunnya, materi dibedakan menajdi zat tunggal
dan campuran.
62
a. Zat Tunggal
Zat tunggal merupakan zat yang terdiri dari materi sejenis.
Contoh benda termasuk dalam zat tunggal adalah air, garam, gula, dan
emas 24 karat.
Gambar 2.1 (Kemendikbud:2017)
Zat tunggal dapat dibedakan dengan zat tunggal lainnya dengan
melihat komposisinya dan dapat di identifikasi melalui penampakannya,
baunya, rasanya, dan sifat lainnya. Zat tunggal dapat dikelompokkan
menjadi unsur dan senyawa.
1) Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi
menjadi zat-zat lain dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir).
Alam semesta ini mengandung unsur yang sangat banyak, tetapi
yang baru diketahui dan dipelajari oleh para ahli adalah sebanyak
118 macam unsur dimana diantaranya lebih dari 22 unsur adalah
63
merupakan unsur buatan. Daftar dari nama-nama unsur tersebut
dapat diketahui dalam daftar Peroidik Unsur-Unsur Sistem Berkala.
Unsur dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu unsur
logam dan non logam. Contoh unsur logam adalah besi, emas, perak,
aluminium dan tembaga. Unsur-unsur logam tersebut memiliki sifat-
sifat, seperti semua unsur logam berupa zat padat (kecuali raksa yang
berwujud cair), merupakan penghantar listrik dan panas yang baik,
memiliki titik leleh dan titik lebur yang tinggi, dapat di tempa dan
memiliki kilap khusus dipermukaannya. Sedangkan unsur non
logam tidak memliki sifat-sifat tersebut. Contoh unsur non logam
adalah oksigen, nitrogen, belerang, karbon, dan klorin.
2) Senyawa
Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau lebih
unsur. Oleh karena itu, senyawa dapat diuraikan menjadi zat lain
yang lebih sederhana melalui proses kimia.
Senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
senyawa yang berasal dari benda tak hidup yang disebut senyawa
anorganik dan senyawa yang berasal dari benda hidup yang disebut
senyawa organik.
b. Campuran
Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang
terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. Campuran dapat dibedakan
menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.
64
1) Campuran Heterogen
Campuran heterogen merupakan campuran yang zat
penyusunnya tidak tercampur sempurna. Pada campuran heterogen,
zat penyusunnya masih dapat dibedakan.
Contoh :campuran pasir-serbuk besi, campuran air dengan
kopi, air dengan tepung, dan air dengan pasir.
Disini akan membahas lebih dalam tentang campuran pasir
dengan serbuk besi. Bila kita mencampurkan 1 gelas pasir dengan 2
gelas serbuk besi maka akan terbentuk campuran pasir dan besi.
Gambar 2.2 (Kemendikbud, 2017)
Bagaimana sifat campuran? Perhatikan kembali contoh
campuran antara pasir-serbuk besi. Hal ini menunjukkan bahwa zat-
zat yang membentuk campuran tidak memiliki komposisi yang tetap,
artinya kita dapat membentuk campuran dengan mencampurkan
berbagai zat dengan perbandingan yang tidak tetap.
Pada campuran pasir-serbuk besi, kita masih dapat melihat
dan membedakan antara besi dan pasir. Hal ini berarti, sifat asli dari
65
zat-zat pembentuk campuran masih tampak sehingga komponen
penyusun campuran tersebut dapat dikenali. Dapatkah pasir dan
serbuk besi yang telah tercampur dipisahkan kembali? Bagaimana
caranya? Ya benar, campuran pasir-serbuk besi dapat dipisahkan
dengan meihat sifat dari pasir dan besi. Serbuk besi mempunyai sifat
dapat ditarik oleh magnet, sedangkan pasir tidak dapat ditarik oleh
magnet, sehingga pemisahan antara campuran pasir-serbuk besi
dapat dilakukan dengan menggunakan magnet.
2) Campuran Homogen
Campuran homogen merupakan campuran yang zat
penyusunnya tercampur sempurna. Pada campuran homogen, zat
penyusunnya tidak dapat dipisahkan.Contoh : air garam, sirup,
udara, perunggu, kuningan dan lain-lain.
Gambar 2.3 (Kemendikbud, 2017)
Disini akan membahas lebih dalam tentang air garam. Bila
garam dapur dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk campuran
antara lain dengan garam yang disebut larutan garam. Bagaimana
dengan larutan garam? Apakah sifat zat penyusunnya masih dapat
diamati? Untuk mendapatkan kembali garam dapur dari larutan
66
garam dapat dilakukan dengan metode kristalisasi, yaitu
menguapkan airsehingga ketika sampai pada titik jenuh garam,
garam tersebut akan mengkristal.
Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan
secara fisika. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
memisahkan campuran adalah dengan cara :
a) Penyeringan (filtrasi)
b) Penyulingan (destilisasi)
c) Pengkristalan (kristalisasi)
d) Kromatografi, dan
e) Sublimasi
Penyaringan (filtrasi) merupakan pemisahan campuran yang
didasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel zat yang
bercampur. Penyulingan (destilisasi) adalah metode pemisahan
campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat yang
bercampur. Pengkristalan (kristalisasi) dapat dilakukan pada
campuran dengan salah satu zat yang bercampur pada keadaan lewat
jenuh (pekat) sehingga akan membentuk kristal. Pemisahan dengan
kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat
(koefisien distribusi) antara partikel-partikel zat yang bercampur
dalam satu medium dalam satu medium diam ketika dialiri satu
medium gerak. Sedangkan sublimasi didasarkan pada campuran zat
yang salah satu komponennya dapat menyubin.
67
C. Metode Discovery
1. Pengertian Metode Discovery
Metode discovery adalah suatu komponen dari praktek pendidikan
yang sering disebut sebagai heuristic teaching, yakni suatu tipe pengajaran
yang meliputi metode-metode yang didesain untuk memajukan rentang yang
luas dari belajar aktif, berorientasi pada proses, membimbing diri sendiri (self-
directed), inkuiri, dan model belajar reflektif (Hamalik,2010).
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Discovery
Menurut Widiasworo (2017:165-170) Untuk menerapkan
pembelajaran discovery learning, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, sudah seharusnya
guru mempersiapkan segala sesuatunya. Dalam tahap persiapan ini yang
perlu dilakukan, antara lain sebagai berikut.
1) Menentukan tujuan
Tujuan merupakan rumusan yang luas mengenai hasil
pendidikan yang dinginkan. Didalamnya terkandung tujuan yang
menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk
menyediakan pengalaman-pengalaman belajar. untuk merumuskan
tujuan pembelajaran, guru harus mengambil suatu rumusan tujuan dan
menentukan tingkah laku peserta didik yang spesifik dan mengacu
68
pada tujuan tersebut. Tingkah laku yang spesifik tersebut harus dapat
diambil oleh guru.
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik.
Guru harus mengetahui karakteristik peserta didik dari segi
kemampuan, minat, maupun gaya belajar mereka. Jangan sampai
dalam menyajikan pembelajaran, hanya mengutamakan pencapaian
kompetensi tanpa memerhatikan karakteristik yang dimiliki oleh
peserta didik. Hal ini justru akan membuat pembelajaran menjadi
tidak efektif.
3) Memilih materi pelajaran
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan
dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam memilih materi pelajaran diantaranya
sebagai berikut.
a) Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya
instruksional.
b) Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan
atau perkembangan peserta didik pada umumnya.
c) Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan
tujuan.
d) Materi pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju hal yang
kompleks, dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, dari yang
69
konkret menuju yang abstrak. Dengan cara ini, peserta didik akan
lebih mudah memahami.
e) Materi pelajaran hendaknya mencangkup hal-hal yang bersifat
faktual maupun konseptual.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari oleh peserta didik
secara induktif.
Guru harus mampu memilih topik pembelajarna yang dapat
diterapkan dengan metode berpikir induktif. Dalam menentukan topik
ini, guru juga harus tetap mempertimbangkan karakteristik peserta
didik.
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.
6) Mengatur topik-topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks,
dari konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik ke simbolik.
Topik pembelajaran perlu diatur agar dapat dengan mudah
dipelajari oleh peserta didik. Peserta didik belajar secara bertahap dari
mulai hal yang mudah hingga materi yang sulit. Jika ini dilakukan
akan membuat eserta didik merasa mudah dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan, tanpa merasakan berbagai kesulitan
yang berarti.
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Dalam membuat perencanaan atau persiapan mengajar, guru
juga harus merencanakan penilaian. Penilaian ini hendaknya meliputi
70
penilaian proses dan juga penilaian hasil belajar. Dengan demikian,
kinerja peserta didik pun mendapatkan penghargaan. Seiring
dijumpai, peserta didik yang proses belajarnya juga bagus, belum
tentu nilai hasil belajarnya juga bagus, begitu pula sebaliknya. Agar
penilaian lebih objektif maka harus tetap memperhatikan tiga ranah,
yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik.
b. Pelaksanaan
1) Stimulasi (pemberian rangsangan)
Pemberian rangsangan atau stimulus pada awal pembelajaran
merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh guru.
Pada tahap ini, peserta didik terlebih dahulu dihadapkan pada
permasalahan yang belum dimengerti. Selanjutnya, guru memberikan
generalisasi agar peserta didik termotivasi untuk mengadakan
penyelidikan tentang masalah tersebut. Selain itu pada awal
pembelajaran, guru juga dapat memberikan beberapa pertanyaan,
anjuran membaca buku, atau aktifitas belajar lain yang mengarah pada
persiapan untuk memecahkan permasalahan. Stimulus berfungsi
untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi
bahan.
2) Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah).
Pada tahap ini peserta didik diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk mengidentifikasi masalah dari berbagai sumber, kemudian
71
salah satunya dipilih guna menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan
jawaban sementara atas pertanyaan yang terdapat pada masalah
tersebut, dan masih harus diselidiki kebenarannya.
3) Data collecting (pengumpulan data)
Mengumpulkan data adalah aktivitas mengambil informasi
dalam rangka menguji kebenaran hipotesis. Aktivitas mengumpulkan
data mempunyai manfaat yang cukup penting dalam proses
pengembangan berpikir peserta didik. Dalam mengumpulkan data,
ketekunan, dan kegigihan mencari informasi peserta didik diuji.
Ketekunan peserta didik dalam mengumpulkan data juga dipengaruhi
oleh pertanyaan guru. Pertanyaan guru yang baik dapat merangsang
peserta didik untuk mencari jawabannya dengan baik pula. Pada tahap
pengumpulan data ini, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literature,
mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji
coba sendiri dan sebagainya.
4) Data processing (pengolahan data)
Setelah data terkumpul maka selanjutnya peserta didik
diarahkan untuk mengolah data. Mungkin pada tahap ini, peserta didik
akan banyak mengalami kesulitan, karena dalam proses pengolahan
data dibutuhkan kemampuan berpikir. Peserta didik dituntut untuk
mengolah, megacak, mengklasifikasikan, membuat tabulasi, bahkan
72
jika perlu dengan cara tertentu ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.
5) Verifikation (pembuktian)
Peserta didik dibimbing untuk mencermati dan membuktikan
hipotesis yang telah disusun, dengan menghubungkan pada hasil
pengolahan data. Pembuktian ini bertujuan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermaksna, karena peserta didik diberi
kesempatan seluaas-luasnya untuk menemukan konsep teori, aturan,
pemahaman, melalui contoh yang dijumpai dalam kehidupan.
6) Generalization ( menarik kesimpulan/generalisasi)
Menarik kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berlandaskan pada hasil pengujian hipotesis.
Dalam pembelajaran, merumuskan kesimpulan merupakan suatu
keharusan, agar peserta didik dapat menemukan jawaban setelah
melalui proses berpikir dan mencari data. Kesimpulana akan
mengantar peserta didik pada sebuah bentuk pengetahuan yang akurat.
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Discovery
a. Kelebihan
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam menggunakan
metode discovery learning menurut Badan pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut.
73
1) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
ketrampilan-ketrampilan serta proses kognitif.
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian dan transfer.
3) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
4) Metode ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat
sesuai dengan kecepatan sendiri.
5) Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya
sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
6) Metode ini dapat membantu peserta didik memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang
lainnya.
7) Berpusat pada peserta didik dan guru yang sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru pun dapat bertindak
sebagai peserta didik dan sebagai peneliti dalam situasi diskusi.
8) Membantu peserta didik dalam menghilangkan skpetisisme (keragu-
raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu
atau pasti.
9) Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru.
74
11) Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri.
12) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik, sehingga situasi
proses belajar menjadi lebih terangsang.
13) Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
14) Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik.
15) Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar.
16) Dapat mengembangkan bahat dan kecakapan individu (Widiasworo,
2017: 163-164).
b. Kekurangan
Berikut ini adalah kekurangan metode decovery yang di
kemukakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) yaitu:
1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapam pikiran untuk
belajar. bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berfikir mengungkapkan hubungan antara konsep-
konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
meninbulkan frustasi.
2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,
karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
75
3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-
cara belajar yang sama.
4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembanagkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
ketrampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian.
5) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang
akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu
4. Kaitan Hasil Belajar IPA dengan Metode Discovery
IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode
“menemukan sendiri” . sebagai contoh hal berikut ini: “dapatkah hewan hidup
tanpa bergerak?” anak diminta untuk mencari dan menyelidikinya.
Dengan metode discovery yang didalamnya didesain untuk
memajukan kualitas peserta didik tentang pelajaran IPA. Disini siswa
diajarkan untuk mandiri karena metode discovery ini mengajarkan siswa
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban. Hal ini dikarenakan siswa
dituntut untuk belajar aktif, berorientasi pada proses dan membimbing diri
sendiri. Serta peran guru disini hanyalah sebagai fasilitor yang bertugas untuk
mengarahkan siswa. Dengan demikian kaitan hasil IPA dengan metode
discovery sangat berkaitan erat dilihat dari saling berkaitannya metode ini
dengan materi IPA. Hal ini juga dikemukakan dalam berbagai jurnal
76
pendidikan yang didalamnya mengatakan bahwa metode discovery ini sangat
membantu guru dalam meningkatkan keaktifan, kecerdasan, peserta didik dan
dapat meningkatkan hasil mutu pendidikan.
D. Media Berbasis ICT (Information, Communication, Technology)
1. Pengertian ICT (Information, Communication, Technology)
Media pembelajaran berbasis ICT (Information, Communication,
Technology) adalah alat yang digunakan dalam pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pembelajaran yang
memanfaatkan ICT (Information, Communication, Technology) ini biasanya
menggunakan perangkat hardware dan software dalam aplikasinya seperti,
perangkat komputer/laptop yang tersambung dengan jaringan internet, LCD,
Proyektor, CD pembelelajaran, televisi, bahkan menggunakan web ata situs-
situs tertentu dalam internet (Zainiyati, 2017: 117).
2. Komponen Media Berbasis ICT (Information, Communication,
Technology)
Media berbasis ICT (Information, Communication, Technology)
memiliki tiga komponen utama yaitu media komputer, media berbasis internet,
dan media berbasis multimedia. Berikut ini adalah pemaparan dari tiga
komponen utama dalam media berbasi ICT (Information, Communication,
Technology).
77
a. Media Komputer
1) Pengertian
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk
memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang
otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit.
(Zainiyati, 2017: 120)
KONTRIBUSI KOMPUTER
Bagan.2.1 Kontribusi komputer pada aktivitas manusia
(Pribadi, 2017: 5)
2) Kelebiahan dan Kekurangan Media Komputer
a) Kelebihan
1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban
menerima pelajaran, karen ia dapat memberikan iklim yang
lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak
pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam
Desain dan
Pengembangan
KONTRIBUSI
KOMPETER
Komunikasi
hiburan
Pemrosesan data
Pengelolahan
data
78
menjalankan instuksi seperti yang diinginkan program yang
digunakan.
2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan
latihan, melakukan kegiatan laboraturium atau simulasi
karena tersedianya animasi grafik, warna,dan musik yang
dapat menambah realisme.
3. Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan
belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat
penguasaannya. Dengan kata lain, komputer dapat
disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata
lain, komputer dapat berinteraksi dengan siswa dengan
perorangan misalnya dengan bertanya dengan menilai
jawaban.
4. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan
suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik
untuk pembelajaran secara perorangan dan perkembangan
setiap siswa selalu dapat dipantau.
5. Dapat berhubungan dengan dan mengendalikan peralatan
lain seperti compact disc, video tape, dan lin-lain dengan
program pengendali dari komputer (Zainiyati, 2017:121).
79
b) Kekurangan
1. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung
semakin menurun (murah) pengembanagn perangkat
lunaknya masih relatif mahal.
2. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan
ketrampiloan khusus tentang komputer.
3. Keragaman modal komputer (perangkat keras) sering
menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu
model tidak cocok (komportibel) dengan model lainnya.
4. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan
kreativitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak akan
mendapat mengembangkan kreativitas siswa.
5. Komputer hanya efektif bila digunakan oelh satu orang atau
beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok
yang besar diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu
memproyeksikan pesan-pesan diminitor ke layar lebih besar
(Zainiyati, 2017: 121-122).
b. Media Berbasis Internet
1) Pengertian
Menurut Sanjaya dalam Zainiyati (2017: 152) internet
merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan
berjuta jaringan komputer (local/wide areal network) dan komputer
pribadi (satand alone), yang memungkinkan setiap komputer yanng
80
terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain.
Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, karena
tak satu pihak pun yang mengatur dan memilikinya.
Boettcher mengemukakan pendapatnya dalam Zainiyati
(2017:153) Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari
suatu proses belajar mengajar disekolah, internet diharapkan mampu
memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi
pembelajaran aktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang di
persyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang perlu
didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi
pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara
sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan
untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa
dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka
mengerjakan tugas-tugas tersebut
2) Manfaat Internet Dalam Pembelajaran
Komputer terutama internet merupakan sumber belajar yang
harus dimanfaat kan oleh semua guru karena dalam internet terdapat
jutaan bahkan milyaran informasi yang ada dan ter-upload setiap
detik. Berikut ini adalah manfaar internet dalam pembelajaran
diantaranya:
81
a) Internet sumber belajar
Ada beberapa trik yang harus dilakukan oleh guru dalam
penggunaan internet, pertama adalah browsing, mencari
informasi sesuai dengan mata pelajaran. Dalam browsing kita
dapat mencari gambar, materi, skema, media yang dapat
digunakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat itu guru
tidak lagi hanya berpedoman pada bruku, karena buku biasanya
tertinggal dengan informasi dari internet yang serba baru.
b) Internet lebih murah
Disamping itu, dengan internet tentu pengeluaran menjadi
lebih murah, jika kita browsing selama 3 jam di warnet, maka
hanya mengeluarkan 10 ribu saja, tetapi jika kita mencari buku
dengan kualitas yang ada di internet, tentu dengan harga yang
lebih mahal. Peserta didik kita juga harus terbiasa dengan
internet, guru harus dapat mengiring siswanya untuk
menggunakan internet sebagai sarana untuk mengembangkan
diri. Perlu di ingat bahwa TIK bukan saja miliki guru TIK, tetapi
harus dimiliki oleh semua guru mata pelajaran. Dengan teknologi
semua menjadi mudah.kendala hanya didapatkan pada awal
waktu penggunaan.
c) Teknik penggunaan
Internet juga dapat digunakan untuk mengajar secara
langsungdikelas dengan bantuang LCD proyektor, siswa akan
82
mendapatkan hal-hal baru dan akan berusaha mencarinya sendiri
baik dirumah maupun di warnet tentang materi yang dipelajari.
Kita juga dapat memanfaatkan secara of-fline, ini dilakukan jika
komputer disekolah kita tidak bisa terhubung dengan jaringan
internet atau karena tidak ada hotspot di sekolah kita. Download
materi dan gunakan untuk mengajar kelas.
Contoh konkret dalam pendayagunaan ICT (Information,
Communication, Technology) adalah proses belajar di kelas yang
menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Sebagai
media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses
belajar di sekolah, internet diharapkan mampu memberikan
dukungan bagi terslenggaranya proses komunikasi pembelajaran
aktif antara guru dengan siswa. Kondisi yang perlu didukung oleh
internet berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan
dikembangkan, yaitu sebagai kegiatan komunikasi yang dilaukan
untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu
siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam
rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut (Zainiyati, 2017:156-
158).
3) Dampak Negatif internet
Tidak dipungkiri bagaikan sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan dampak positif dan negatif ini saling berkaitan. Masih
banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dari internet sesuai
83
kebutuhan informasi yang ingin diperoleh. Namun efek-efek negatif
internet pun harus diwaspadai seperti penyebaran virus komputer,
pornografi, plagiat, penipuan, dan pencurian dan sebagainya
(Zainiyati, 2017: 156).
c. Media Multimedia
1) Pengertian
Menurut Zainiyati (2017: 172) pembelajaran melalui
multimedia adalah pembelajaran yang di desain dengan
menggunakan berbagai media secara bersamaan seperti teks,
gambar (foto), film (video), dan lain sebagainya yang
kesemuanya saling bersinergi untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya.
KOMPONEN PROGRAM MULTIMEDIA
Bagan 2.2 Komponen program mutimedia (Pribadi,
2017: 6)
Suara
animasi
video gambar
teks
KOMPONEN
MULTIMEDI
A
84
Menurut Sanjaya dalam Zainiyati (2017:172-173) ada
tiga hal yang harus kita pahami dalam konsep diatas. Pertama,
pembelajaran melalaui multimedia menggunakan bermacam
media seperti teks, gambar (foto), animasi, film (video) audio
dan lain sebagainya yang digunakan secara bersamaan. Dengan
demikian, dalam satu proses pembelajaran melalui multimedia,
siswa belajar tidak hanya dari satu jenis media saja, akan tetapi
dari berbagai macam media secara bersamaan atau satu kesatuan
dirancang secara utuh. Kedua, bermacam-macam media yang
digunakan, dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang secara spesifik dirumuskan sebelumnya. Artinya, tujuan
yang spesifik merupakan fokus dalam merancang berbagai
media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Setiap
media yang digunakan berfungsi dan berkontribusi dalam
mencapai tujuan. Ketiga, pembelajaran melalui multimedia
didesain secara khusus. Karena itulah, pemakaian berbagai
macam media bukanlah dilaksanakan secara kebetulan, akan
tetapi dilaksanakan melalui proses pencernaan, pengembangan
dan uji coba terlebih dahulu sebelum digunakan. Bahkan
sebelum digunakan alalisis kebutuhan (need assessment)
sebagai langkah awal perkembangan.
Pada awalnya multimedia digunakan sebagai alat bantu
mengajar, yang penggunaannya sangat ditentukan dan
85
tergantung pada guru dalam proses pembelajaran dalam kelas.
Pada saat mengajar, guru menggunakan berbagai jenis media
seperti audio (tape recorder), video, slide, gambar, foto dan
sebagainya. Semua itu digunakan secara bersamaan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sekarang, telah
dikemukakannya komputer, multimedia dapat dirancang dalam
komputer itu sendiri sehingga multimedia digunakan bukan
bagahanya sebagai alat bantu mengajar akan tetapi untuk
mempelajari secara mandiri. dalam konteks pembelajaran
melalui komputer, multimedia dapat diartikan sebagai
penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan
teks, suara, gambar, animasi dan video dengan bantuan dan
koneksi sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,
berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditentukan terlebih dahulu.
2) Manfaat Penggunaan Multimedia
Beberapa manfaat penggunaan multimedia khususnya
untuk siswa sebagai subjek belajar, diantaranya:
a) Bagi siswa
(1) Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran
dapat melayani perbedaan gaya belajar. seperti yang kita
ketahui ada siswa yang lebih banyak menangkap materi
86
pelajaran dengan mengandalkan penglihatan (visual).
Apabila guru melakukan pembelajaran dengan cara
konveksional, dalam arti hanya menggunakan satu jenis
media saja, maka tidak mungkin dapat melayani siswa
yang beragam, dengan multimedia seluruh tipe siswa
termasuk siswa yang bertipe kinetis yakni siswa yang
cenderung menangkap materi pelajaran dengan cara
melakukan, dapat dilayani.
(2) Pembelajaran akan lebih bermakna, artinya multimedia
memungkinkan mengajak siswa untuk lebih aktif
belajar. siswa tidak hanya dituntut untuk mendengar atau
melihat saja, selama ini terjadi akan tetapi juga berbuat
sehingga seluruh potensi siswa dapat berfungsikan, baik
potensi yang berkaitan dengan menggunakan motorik
kasar ataupun potensi fisik maupun penggunaan motorik
halus yakni kemampuan yang berkaitan dengan fungsi
otak.
(3) Multimedia dapat digunakan untuk pembelajaran
individual, yang berarti dalam hal tertentu sebagai tugas
guru khususnya yang berhubungan dengan menanamkan
pengetahuan (imparting knowladge) dapat mewakili
dengan multimedia. Pembelajaran indiviual adalah
pembelajaran yang bersifat maju berkelanjutan, artinya
87
setiap siswa dapat maju sesuai dengan kemampuannya
sendiri, yang cepat belajar akan cepat menyelesaikan
tugas-tugas pembelajaran, mereka tidak akan terhambat
oleh mereka yang lambat belajar, demikian juga yang
lambat tidak akan merasa tergusur dengan oleh yang
cepat belajar.
(4) Multimedia dapat memberikan wawasan yang lebih luas
untuk memberikan topik tertentu. Misalnya, dengan
memanfaatkan fungsi link memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu topik dari berbagai sudut pandang.
Artinya pembelajaran melalui multimedia, siswa dapat
memberikan materi berhubungan sesuai dengan minat
dan keinginan siswa, sesuai dengan materi yang
disediakan dalam multimedia itu sendiri.
(5) Multimedia dapat mengemas berbagai jenis materi
pelajaran. Artinya, melalui multimedia siswa dapat
mempelajari data dan fakta, konsep, generalisasi, bahkan
teori dan ketrampilan.
b) Bagi Guru
Pembelajaran melalui multimedia memiliki
keuntungan untuk guru diantaraya:
88
(1) Melalui multimedia, dalam proses pembelajaran guru
dapat memanfaatkan waktu belajar untuk memberikan
materi pembelajaran dengan luas.
(2) Dengan multimedia dapat merangsang siswa untuk
belajar lebih lanjut di luar waktu belajar khususnya
untuk memberikan wawasan yang lebih luas sesuai
dengan topik berhubungan.
(3) Dengan waktu yang terbatas, guru dapat membelajarkan
siswa lebih optimal.
(4) Pelayanan terhadap setiap individu siswa akan lebih
terkontrol.
(5) Self-evaluation yang digunakan siswa, bagi guru akan
lebih mudah mengontrol keberhasilan proses
pembelajaran.
(6) Umpan balik dapat diberikan dengan segera, dengan
demikian, kontrol terhadap pencapaian tujuan dapat
dilakukan lebih cepat (Zainiyati, 2017: 175-176).
3) Ragam Media Dalam Multimedia
a) Teks
Teks adalah rangkaian tulisan yang tersusun sehingga
memiliki makna sebagai informasi yang hendak
disampaikan. Teks merupakan jenis media yang paling
89
dominan pemakaiannya unsur-unsur lain dlam internet
seperti film dan video.
b) Suara (Audio)
Suara (Audio), merupakan unsur penting yang harus
dipertimbangkan dalam pengembangan multimedia. Ada
dua fungsi pengembangan suara dalam multimedia yakni
fungsi penjelasan (eksplanation) dan fungsi efek suara
(sound efek). Fungsi penjelasan (eksplanation) adalah fungsi
suara berbagai media untuk menjelaskan materi atau bahan
ajar yang hendak disampaikan melalui media untuk
mempercantik penampilan multimedia itu sendir, misalnya
unsur musik dan efek-efek lainnya, untuk memperkuat pesan
(gagasan).
c) Animasi
Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari
perlembar kertas gambar yang kemudian di-“putar” sehingga
muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer
film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Oleh karena
itu, dengan alasan tertentu dalam pengembangan multimedia
dengan menggunakan komputer, selalu menampilkan
animasi. Dalam pengembangan multimedia peran animasi
dapat berupa bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
multimedia itu sendiri atau hanya bagian pelengkap dari
90
program multimedia. Dikatakan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan manakala keseluruhan progam mutimedia
menggunakan film animasi dari mulai pembuka sampai
penutup program. Adapun animasi ditempatkan sebagai
bagian terpisah, misalnya animasi digunakan hanya untuk
memberikan ilustrasi bahan atau informasi yang hendak
disampaikan, atau animasi digunakan pada awal atau
penutup program, maka kedudukan animasi hanya sebagai
pelengkap.
d) Bagan dan Grafik
Fungsi bagan dan multimedia adalah untuk
menyajikan ide atau gagasan yang sulit bila hanya
disampaikan melalui teks atau suara saja. dengan demikian
fungsi bagan untuk memperjelas penyajian informasi/pesan
yang biasanya disajikan melalui suara.
Berbagai jenis bagan bisa disajikan sesuai dengan
jenis dan bentuk informasi yang hendak disajikan misalnya
bagan pohon (tree chart) yang disajikan untuk
menggambarkan silsilah; bagan arus (flowchart) yakni bagan
yang berfungsi untuk menggambarkan suatu proses atau
menggambarkan hubungan kerja dan tanggung jawab antar
bagian dalam suatu organisasi.
91
Berbeda dengan bagan, grafik adalah gambar
sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar
dan simbol-simbol verbal lainnya yang berfungsi untuk
menggambarkan data secara kuantitatif tentang
perkembangan sesuatu, atau membandingkan suatu objek
tertentu. Macam-macam grafik dapat digunakan misalnya
grafik garis (line graphs), grafik batang, grafik lingkaran,
dan grafik gambar. Grafik garis biasanya digunakan untuk
menunjukkan perkembangan sesuatu dalam rentang waktu
tertentu. Melalui garis kita dapat melihat angka kenaikan
atau angka penurunan (fluktuasi) sesuatu dalam periode
tertentu. Grafik batang, selain dapat menggambarkan
perkembangan sesuatu, juga dapat melihat perbandingan.
3. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Media ICT (Information,
Communication, Technology) Terhadap Pembelajaran Disekolah
Serta Solusinya
a. Dampat Positif
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ke sejumlah
pihak, baik guru maupun siswa, media ICT (Information,
Communication, Technology) tentunya memiliki dampak positif dan
dampak negatif. Hanya saja tinggal bagaimana cara agar dampak
negatif dapat diminimalisir. Dampak positif pembelajaran dengan
media ICT (Information, Communication, Technology) adalah:
92
1) Lebih efektif
Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
kemampuan dan kecepatanyya dalam memahami pengetahuan
dan informasi yang ditayangkan. Penggunaan komputer dalam
proses belajar mengajar membuat siswa dapat melakukan
kontrol terhadap aktivitas belajarnya. Selain itu, biasanya
dengan media ICT (Information, Communication, Technology)
ini materi yang begitu padat dapat lebih dioptimalkan
penyampaiannya. Cara mengoptimalkan penyampaian ini
biasanya dengan metode berkelompok, sehingga aktivitas
belajar siswa akan meningkat.
2) Siswa lebih terlihat bersemangat
Dengan banyaknya aplikasi pada media ICT
(Information, Communication, Technology)membuat semangat
siswa meningkat. Pengajar dapat bebas membuat aplikasi
menarik yang tentunya merangsang keaktifan siswa dalam
pembelajaran tersebut.
3) Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi
Di era globalisasi saat ini media ICT (Information,
Communication, Technology) berkembang pesat. Adanya
pembelajaran dengan media ICT (Information, Communication,
Technology) ini membantu siswa meningkatkan pengetahuan
mereka tentang teknologi selain dari mata pelajaran TIK
93
(Teknologi Informasi dan Komunikasi). Itu dikarenakan
keingintahuan siswa yang besar sehingga mereka tertarik
mempelajarinya.
4) Mudah dalam mencari informasi
Dengan media ICT (Information, Communication,
Technology) akan mempermudah dalam mencari informasi,
termasuk mengenai materi-materi pembelajaran, terutama
dengan media internet (Ahmadi, 2011: 247-248).
b. Dampak Negatif
Dampak negatif dari pembelajaran dengan media ICT (Information,
Communication, Technology) adalah:
1) Siswa kurang memperhatikan saat proses pembelajaran.
2) Media ICT (Information, Communication, Technology)
mempunyai banyak aplikasi yang memudahkan pemakaiannya.
Namun, terkadang karena terlalu berlebihan siswa malah
memperhatikan penggunaan aplikasi tersebut bukan materinya.
3) Siswa kurang memahami materi yang disampaikan.
4) Untuk beberapa mata pelajaran siswa mungkin dapat memahami
dengan mudah materi yang disampaikan. Namun untuk beberapa
siswa kurang memahami materi di beberapa materi tersebut. Ini
dikarenakan penggunaan media kurang sesuai dengan
harapannya meningkatkan kreativitas siswa. Yang terjadi adalah
94
komuniksi searah yang kemudian pembelajaran tersebut menjadi
kurang diminati siswa.
5) Memberikan masalah baru kepada sekolah (Ahmadi, 2011: 248).
c. Solusi
Melihat banyaknya dampak negatif media ICT (Information,
Communication, Technology) terutama menimbulkan masalah baru
bagi sekolah, maka diperlukan solusi agar pembelajaran dengan
media ICT (Information, Communication, Technology) dapat
berjalan lancar. Solusi tersebut adalah:
1) Guru mengulas materi yang disampaikan
2) Siswa seharusnya memiliki bekal terlebih dahulu.
3) Penggunaan aplikasinya jangan berlebihan
4) Lebih ditingkatkan penilaian individual
5) Pembelajaran dibuat lebih menyenangkan.
6) Dampak serta masalah yang timbul dari pembelajaran dengan
media ICT (Information, Communication, Technology) bukan
hanya tanggung jawab pihak sekolah maupun siswa saja, namun
menjadi tanggung jawab semua pihak baik orang tua/wali murid,
masyarakat dan pemerintah (Ahmadi, 2011: 249).
4. Kaitan Hasil Belajar Dengan Media Berbasis ICT (Information,
Communication, Technology)
Pada jenjang sekolah dasar, siswa masih berfikir konkrit dan
belum mampu berfikir secara abstrak dengan maksimal. Maka
95
keberadaan media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology) ini menjadi sangat penting untuk menunjang dan
memberikan gambaran nyata tentang materi pelajaran yang sedang
dipelajari. Alat bantu mengajar yang digunakan dengan baik akan dapat
menghilangkan kebiasaan guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung yaitu verbalisme. Selain itu, media ICT (Information,
Communication, Technology) juga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Dari judul diatas, penulis dapat kaitkan beberapa karya ilmiah yang
relevan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang serta untuk
menghindari penjipkalan. Berikut ini skripsi, jurnal dan karya ilmiah yang
memiliki tema hampir mirip dengan tema skripsi ini, antara lain :
1. Rizka Awwali Khoirina, dengan judul “Keefektifan Pembelajaran
Kenampakan Bumi dan Bulan Pada Siswa Kelas IV Melalui Media
Pembelajaran Berbasis ICT di SDN Kraton 2 dan 5 Kota Tegal Tahun
2011” Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Media berbantu ICT
(Internet, Communication, Technologies dapat meningkatkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas IV di SDN Kraton 2 dari pada di SDN 5 Kota Tegal
Tahun 2011. Hal ini terlihat dari hasil setiap siklusnya yang menunjukkan
ada perbedaan hasil belajarnya.SDN Kraton 2 menggunakan media berbasis
96
ICT yang perolehan nilai UTS lebih tinggi dari pada SDN 5 Kota Tegal
yaitu dengan rata-rata 84,04. Sedangkan SDN 5 Kota Tegal yang tidak
menggunakan media berbasis ICT nilai rata-ratanya hanya 67,8. Terdapat
selisih yang cukup besar yakni mencapai angka 16,24.
2. Nursamsu dan Teuku Kusnafizal, dengan judul jurnal “Pemanfaatan Media
Pembelajaran ICT Sebagai Kegiatan Pembelajaran Siswa di SMP Negeri
Aceh Tamiang” tahun 2017. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP
Negeri 1 Manyak Payed dan SMP Negeri 2 Karang Baru Kabupaten Aceh
Tamiang. Waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli tahun
2017. Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah seluruh siswa kelas
VIII di SMP Negeri 1 Manyak Payed dan SMP Negeri 2 Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang, terdiri dari 2 (dua) kelas. Sampel penelitian
berjumlah siswa sebanyak 44 orang siswa. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dilakukan
kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan di SMP Negeri 1 Manyak Payed
kenaikan nilai rata-rata sebesar 37,65 sedangkan di SMP Negeri 1 Karang
Baru sebesar 36,30 dan selisih dari kedua kelompok adalah 1,35.
Berdasarkan data tersebut, ternyata ada perbedaan yang signifikan dalam
Pemanfaatan Media Pembelajaran ICT Sebagai Kegiatan Pembelajaran
Siswa Di SMP Negeri Aceh Tamiang.
3. Anatri Desstya, Istiani Indah Novitasari, Aldi Farhan Razak dkk. Dengan
judul jurnal “Refleksi Pendidikan IPA Sekolah Dasar di Indonesia
(Relevansi Model Penidikan Paulo Freire dengan pendidikan Ipa di
97
Sekolah Dasar”. Penelitian ini menghasilkan bahwa pendidikan IPA di
sekolah dasar diarahkan melalui pengalaman langsung, dilakukan secara
discovery dan inquiry ilmiah dengan mengembangkan keterampilan proses
dan sikap ilmiah. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Gina Rosarina, Ali Sudin, Atep sujana dengan judul jurnal “Penerapan
Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi perubahan Wujud Benda” Tahun 2016. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SDN Gudang Kopi I
kecamatan Sumedang Kabupaten Sumedang yang berjumlah 27 siswa.
Keberhasilan ini dapat dibuktikan dari berbagai data pelaksanaan tindakan
dari siklus I sampai siklus III. Adapun penilaian hasil belajar siswa dalam
siklus I adalah sebanyak 26,92% yang telah mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal. Siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, yakni
38,46%, siklus III ini sangat memuaskan, karena terdapat 88,46% yang
nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal. Perencanaan pembelajaran
dengan model discoverylearning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
tentang materi perubahan wujud benda di kelas IV SDN Gudangkopi I.
98
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Girimargo
1. Letak Geografis MI Muhammadiyah Girimargo
MI Muhammadiyah Girimargo terletak di daerah Sragen bagian
barat tepatnya di Jalan Kartini Dusun Giriroto Desa Girimargo Kecamatan
Miri Kabupaten Sragen. Letak MI Muhammadiyah ini sangat strategis
dengan berhadapan masjid Al-Karomah Giriroto, sebelah timur Polsek Miri,
Sebelah Barat MTs Negeri 7 Sragen, dan sekitar 2 km ke pusat kecamatan
Miri serta jarak ke pusat kabupaten sekitar 30 km. (sumber: wawancara
kepala sekolah)
2. Profil Madrasar MI Muhammadiyah Girimargo
Tabel 3.1 Profil MI Muhammadiyah Girimargo
No. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah MI Muhammadiyah Girimargo
2. NSM 111.2.33.14.0034
3. NPSN 60711900
4. Provinsi Jawa Tengah
5. Otonomi Daerah Pemerintah Kabupaten Sragen
6. Kecamatan Miri
7. Desa/Kelurahan Girimargo
8. Dusun Giriroto
9. Jalan Kartini
10. Kode Pos 57276
11. Daerah Pedesaan
99
12. Status Sekolah Swasta
13. Kelompok Sekolah Reguler
14. Akreditasi A
15. Tahun Berdiri 1960
16. Kegiatan Belajar
Mengajar
Pagi
17. Bangunan Sekolah Milik Sendiri
18. Lokasi Sekolah Dsn. Giriroto RT 01, Desa Girimargo
Kec. Miri Kab. Sragen
19. Jarak dari Pusat
Kecamatan
2 km
20. Jarak dari Pusat
Otonomi Daerah
30 km
21. Jarak dari Kantor
Kementrian Agama
Kabupaten
30km
22. Organisasi
Penyelenggara
Muhammadiyah
23. Jumlah Siswa 135 siswa
24. Jumlah Guru 8
25. Kondisi Bangunan Baik
3. Sejarah Singkat MI Muhammadiyah Girimargo
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Girimargo berdiri sekitar
tahun 1960. Didirikannya MI Muhammadiyah karena dahulu tanah yang di
tempati adalah tanah wakaf dari tokoh masyarakat yaitu Bapak Kadio
Kamoso. Beliau mewakafkan sebidang tanahnya untuk dibangun masjid dan
madrasah.
Awalnya membangun masjid terlebih dahulu setelah beberapa bulan
kemudian dibangunlah madrasah ibtidaiyah ini dengan bantuan gotong
100
royong masyarakat setempat mulai dari membuat bata sendiri hingga bisa
membangun madrasah ini. MI Muhammadiyah Girimargo terdiri dari 5
kelas, ruangan kelas 1 dibagi menjadi 2 ruangan kelas yaitu kelas 1 dan 2.
Sekat antara kelas satu ke kelas lainnya dulu hanya menggunakan blabak.
Tapi setelah mendapat bantuan uang 90 juta dari Kemenag tahun 2006, MI
Muhammadiyah ini akhirnya bisa merubah total bangunan yang lebih bagus
dan layak. Kini MI Muhammadiyah Girimargo memiliki 7 ruang kelas, 5
ruang kelas di bawah dan 2 ruang kelas di lantai 2.
4. Visi Misi dan Tujuan MI Muhammadiyah Girimargo
a. Visi Madrasah
Terwujudnya insan yang berkualitas kompetitif beriptek, dan
imtaq dan berakhlak mulia.
b. Misi
1) Mendidik siswa agar memiliki bekal ilmu untuk terjun dalam
masyarakat maupun melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi.
2) Mendidik siswa agar berakhlak karimah.
3) Mendidik siswa agar berjiwa sosial.
4) Mendidik siswa agar menjalankan ajaran agama islam yang shohih.
c. Tujuan Pendidikan Madrasah
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu,
baik secara kemuliaan, moral, maupun sosial, sehingga mampu
menyiapkan sumberdaya insani yang berkualitas IPTEK dan IMTAQ.
101
5. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Girimargo Tahun Pelajaran
2018/2019
Jumlah guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Girimargo
seluruhnya berjumlah 8 orang. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, para guru juga bertanggung jawab terhadap program
ekstrakulikuler.
Untuk lebih jelasnya mengenai data guru dan karyawan MI
Muhammadiyah Girimargo adalah sebagai berikut:
Tabel3.2 Keadaan Guru MI Muhammadiyah Girimargo
No. Nama Tempat Tanggal Lahir
Jabatan Tempat Tanggal
1. Umi Utamaningsih, S.Pd.I Karanganyar 13-03-1964 Kepala
Sekolah
2. Enny Sulistiowati, S.Pd.I Sragen 10-05-1979 Guru kelas I
3. Rusmiyati, S.Pd.I Sragen 18-10-1972 Guru kelas
II
4. Kartiyem, S.Pd. Sragen 30-01-1986 Guru kelas
III
5. Juli Rahayu, S.Pd. Boyolali 22-07-1990 Guru kelas
IV
6. Fajar Suryani, S.Pd.I Sragen 16-08-1982 Guru kelas
V
7. Siti Mahmudah F, S.Pd. Sragen 16-04-1984 Guru Kelas
VI
8. Oktaviantono, S.Pd Sragen 26-10-1989 Guru mata
pelajaran
102
6. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Girimargo Tahun Pelajaran
2018/2019
Jumlah siswa MI Muhammadiyah Girimargo dari kelas I sampai
kelas VI tahun pelajaran 2018/2019 selurruhnya berjumlah 134 siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.3 Data keaadaan Siswa MI Muhammadiyah Girimargo
No Kelas Jumlah
1. Kelas I 26
2. Kelas II 23
3. Kelas III 24
4. Kelas IV 20
5. Kelas V 25
6. Kelas VI 16
JUMLAH 134
7. Kurikulum MI Muhammadiyah Girimargo
Kurikulum yang diterapkan MI Muhammadiyah Girimargo adalah
K13 yang memuat jenis-jenis mata pelajaran umum, agama, dan muatan
lokal yang meliputi:
a. Pelajaran umum: matematika, bahasa Indonesia, pendidikan
kwarganegaraan, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
seni budaya dan ketrampilan, dan pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
b. Pendidikan agama islam : al-qur’an hadits, bahasa arab, aqidah
akhlak, fiqh, baca tulis al-qur’an dan SKI.
103
c. Muatan lokal: bahasa jawa, bahasa inggris, dan TIK.
d. Ekstrakulikuler: yaitu kegiatan yang diselenggarakan diluar jam
pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat
siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing, adapun kegiataan
ekstrakulikuler yang dilaksanakan MI Muhammadiyah yaitu pramuka
dan pencak silat.
e. Program pembiasaan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan rutin setiap
hari untuk lebih menanamkan ilmu agama pada diri siswa.
Pembiasaan dilaksanakan pada pagi hari 60 menit sebelum pelajaran
dimulai. Pembiasaan sebelum pelajaran simulai yaitu sholat dhuha
dan setoran ayat.
8. Struktur Kurikulum MI Muhammadiyah Girimargo
Struktur kurikulum ini meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun mulai kelas I
sampai dengan kelas VI.
Tabel 3.4 Struktur Kurikulum MI Muhammadiyah
Girimargo
NO KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
Islam (PAI)
a. Al-Qur’an Hadits 2 2 2 2 2 2
b. Aqidah Akhlaq 2 2 2 2 2 2
c. Fiqh 2 2 2 2 2 2
d. SKI 0 0 2 2 2 2
104
2. Pendidikan
Kwarganegaraan
2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6 5 5 5
4. Bahasa Arab 0 0 0 2 2 2
5. Matematika 7 7 6 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan
Alam
2 2 3 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan
Sosial
2 2 2 4 4 4
8. Seni Budaya dan
Ketrampilan
2 2 2 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan
Kesehatan
2 2 2 2 2 2
B. Muatan Lokal
a. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
b. Baca Tulis Al-
Qur’an
2 2 2 2 2 2
c. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
d. TIK 2 2 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2 2 2 2 2 2
Jumlah 39 39 41 46 46 46
B. Subyek Penelitian
Subjek dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V MI
Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen yang berjumlah 25 siswa
yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan yang terdaftar pada
tabel berikut ini:
105
Tabel 3.5 Subyek Penelitian
No. Nama Siswa NISN Jenis
Kelamin
1. Adli Sultanul Musyafa 1033 Laki-laki
2. Akmal Dhiyaurrohman 1055 Laki-laki
3. Alifah Nasifatul Maunah 1011 Perempuan
4. Bagus Dias 1012 Laki-laki
5. Fauzia Ana Karisma 995 Perempuan
6. G. Bagus Deva 1013 Laki-laki
7. Ghifarri Abdul Zailani 1014 Laki-laki
8. Hanum Nela Zain 998 Laki-laki
9. Irsyad Hamid 1015 Laki-laki
10. Muh. Fadhil Bayu Ramadhani 1017 Laki-laki
11. Muh. Havid Prasetyo 1018 Laki-laki
12. Nabila Dhiya Ulhaq 1002 Perempuan
13. Nafisah Alya Putri Nur Qosimah 1019 Perempuan
14. Naima Naswa Mullyta 1003 Perempuan
15. Pandu Ryzkia Romadhon 1020 Laki-laki
16. Putri Rahmadani 1021 Perempuan
17. Rahmah Hafidzah 1023 Perempuan
18. Rihhadatul Nur Aini 1024 Perempuan
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 1026 Perempuan
20. Siwi Ash Habil Jannah 1028 Laki-laki
21. Sholekah Fitri Handayani 1029 Perempuan
22. Tri Wahyuningsih 1030 Perempuan
23. Wahyu Utomo 1031 Laki-laki
24. Fitri Rahma Anjali 1077 Perempuan
25. Luthfa Miftakhul Janah 1016 Perempuan
106
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan mamaparkan mengenai penelitian yang
sudah dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah
Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen tahun pelajaran 2018/2019. Subjek yang
dikenai tindakan adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa dengan fokus
penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang materi semester
2 dengan menggunakan kurikulum K13.
Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan sebanyak
menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran IPA kelas
V MI Muhammadiyah Girimiargo Kec. Miri Kab. Sragen. Waktu pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pra siklus, tanggal 09 April 2019.
2. Kegiatan siklus I, tanggal 15 April 2019.
3. Kegiatan siklus II, tanggal 18 April 2019.
4. Kegiatan siklus III, tanggal 26 April 2019.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 3 siklus, dan setiap siklus
terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Penelitian ini merancang pembelajaran yang berbeda dengan
pembelajaran yang selama ini berlangsung. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa disekolah dan kualitas proses pembelajaran.
Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran yang selama ini berlangsung
kurang memberikan dampak yang positif bagi siswa. Akhirnya hasil belajar
siswa masih banyak yang rendah.
107
D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pra Siklus
Tahapan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 09 April 2019. Tahap pra
siklus ini merupakan tahap pengumpulan data pada saat sebelum dilakukannya
penelitian. Pengumpulan data dan informasi peneliti akan lalukan dengan cara
melakukan dialog dengan guru kelas V dan melakukan observasi awal. Dalam
tahap ini, peneliti, peneliti memberikan soal tentang materi sebagai ulangan
harian siswa dan juga sebagai tes untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa
pada tingkat materi yang sama sebelum penggunaan metode discovery berbantu
media berbasis ICT. Hasil dari tes tersebut menunjukkan bahwa dari 25 siswa
baru ada 10 siswa (40%) yang mampu mencapai KBM. Sedangkan 15 (60%)
yang nilainya masih dibawah KBM yang ditentukan.
E. Deskripsi Penelitian Tindakan I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 April 2019.
Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 32 menit). Secara garis
besar pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus I meliputi:
a. Mempersiapkan materi IPA tentang materi: zat tunggal.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA
tentang materi: zat tunggal menggunakan metode discovery berbantu
media berbasis ICT (Information, Communication, Technology).
108
c. Menyiapkan perlengkapan media berbasis ICT (Information,
Communication, Technology) berupa materi, dalam multimedia,
komputer, LCD, dan internet.
d. Membuat lembar pengamatan untuk mengatahui ketrampilan guru dan
siswa pada saat proses pembelajaran dengan penggunaan metode
discovery berbantu media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology)..
e. Membuat instrumen berupa soal evaluasi lembar tes yang digunakan
untuk mengetahui dan menggali data hasil siswa yang terkait dengan
materi yang sedang diajarkan yaitu materi: zat tunggal.
f. Peneliti melakukan koordinasi sengan guru kelas V selaku kolaborator
untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan penggunaan metode
discovery berbantu media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology)..
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan siklus I.
a. Kegiatan awal
1) Kegiatan guru
a) Guru memberikan salam.
b) Guru meminpin doa bersama
c) Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
d) Guru memeriksa kerapian siswa dan kebersihan kelas.
109
e) Guru menjelaskan tentang tujuan, manfaat dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
f) Guru menjelaskan pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
g) Guru mempersiapkan materi mengenai materi: zat tunggal.
h) Guru mempersiapkan media pembelajaran ICT (Information,
Communication, Technology).seperti laptop, LCD dan lain-lain
untuk pembelajaran yang akan dilakasanakan.
i) Guru menyampaikan tentang materi: zat tunggal.
2) Kegiatan siswa
a) Siswa menjawab salam
b) Siswa berdoa bersama
c) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai kabar siswa
d) Siswa memeriksa baju, dan melihat kanan kiri bawah tempat
duduknya apakah ada sampah atau tidak.
e) Siswa mendengarkan guru berbicara tentang tujuan manfaat dan
aktivitas pembelajarna yang akan dilakukan.
f) Siswa mendengarkan dan memahami guru berbicara tentang
pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
g) Siswa mempersiapkan alat tulis yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
110
h) Siswa membantu guru untuk mempersiapkan dan menatamedia
ICT (Information, Communication, Technology). yang akan
digunakan.
i) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi, zat
tunggal dan zat campuran.
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Kegiatan guru
(1) Guru membuka power point yang berisikan materi yang
akan diajarkan dan siswa
(2) Guru meminta siswa untuk mengamati gambar zat tunggal
pada komputer yang disambungkan LCD.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa mempersiapkan alat tulisnya.
(2) Siswa mengamati gambar zat tunggal dan pada komputer
yang disambungkan LCD dan sumber buku.
2) Menanya
a) Kegiatan guru
(1) Guru menulis judul materi pembelajaran.
(2) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu pengertian materi: zat tunggalsesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
111
(3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu contoh materi: zat tunggal dirumah.
(4) Guru melalukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu jenis –jenis materi zat tunggal sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(5) Guru melalukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu sifat campuran sesuai dengan kemampuan siswa.
(6) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya
jawab tentang materi yang dirasa kurang mengerti.
(7) Guru meminta siswa untuk menyimak pelajaran dengan
baik.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa pemperhatikan judul materi: zat tunggal
pembelajaran yang ditulis guru.
(2) Siswa menjawab dan menemukan pengertian materi: zat
tunggal sesuai dengan pengetahuannya masing masing.
(3) Siswa menjawab dan menemukan contoh benda dirumah
yang termasuk dalam materi: zat tunggal.
(4) Siswa menjawab dan menemukan jenis-jenis materi: zat
tunggal sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.
(5) Siswa menjawab dan menemukan sifat materi: zat tunggal
sesuai dengan pengetahuan masing-masing.
112
(6) Siswa menjawab dan menemukan tentang materi yang
dirasa kurang mengerti.
(7) Siswa menyimak pelajaran dengan baik.
3) Mengeksplorasi
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk membuat tabel sifat materi:zat
tunggal
(2) Guru mengajak siswa untuk membuat tabel penggolongan
materi: zat tunggal.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa membuat tabel sifat materi: zat tunggal di buku tugas
siswa.
(2) Siswa membuat tabel tentang sifat materi: zat tunggal di
buku tugas siswa.
4) Mengasosiasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk menghubungkan hasil dari
pemaparan mengenai materi: zat tunggal kedalam
pemikiran peserta didik sendiri.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menghubungkan hasil dari pemaparan mengenai
materi, zat tunggal kedalam pemikiran siswa sendiri.
5) Mengkomunikasikan
113
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan/soal dari
guru untuk evaluasi hasil belajar.
(2) Selama proses kegiatan berlangsung, guru berkeliling untuk
memandu siswa
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab pertanyaan/soal dari guru untuk evaluasi
hasil belajar.
(2) Siswa bersikap baik, disiplin dan tanggung jawab.
c. Penutup
1) Menemukan manfaat dari materi.
a) Kegiatan guru
(1) Guru menanyakan materi apa saja yang sudah dibahas pada
pertemuan hari ini.
(2) Guru menanyakan apa saja manfaat mempelajari materi, zat
tunggal dan campuran.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab apa saja materi yang sudah dibahas pada
pertemuan hari ini.
(2) Siswa menjawab manfaat mempelajari materi, zat tunggal
dan campuran.
2) Memberi umpan balik
114
(1) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan
belajar hari ini.
3) Tindak lanjut
(1) Guru meminta siswa untuk lebih menjaga pembiasaan pola
hidup yang lebih sehat dan selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
(2) Guru mrnginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya.
(3) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama.
(4) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
untuk mengetahui sikap siswa dan guru selama pelajaran berlangsung serta
untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran menggunakan metode discovery berbantu media
berbasis ICT.
Kegiatan yang diamati pada siswa adalah tanggung jawab, keaktifan,
dan kerjasama siswa selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan aktivitas
guru yang diamati adalah . berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode dan
media yang digunakan, cara penyampaian materi, dan pengkondisian siswa.
4. Refleksi
Pada tahap ini yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan
serta dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada siklus I serta
115
mengadakan perbaikan dan mempersiapkan perencanaan pada siklus II.
Refleksi ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil
pengamatan situasi pembelajaran dan hasil tes. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap proses pembelajaran pada sikus I ini peneliti menemukan beberapa
keberhasilan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Siswa
a) Siswa sudah kompak pada saat berdoa.
b) Siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
c) Ada 6 siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru dengan
benar.
d) Ada 3 siswa yang menunjukkan ketertarikan terhadap materi
yang disampaikan dengan cara bertanya secara berulang-ulang.
e) Ada 16 siswa yang sudah tuntas mencapai KBM.
2) Guru
a) Penguasaan materi pada saat proses pembelajaran sudah baik.
b) Guru menjelaskan dengan runtut dan dengan suara yang jelas.
c) Pada saat kegiatan penutup guru melakukan pengulangan materi
secara singkat untuk mengetahui daya serap siswa.
Selain itu, peneliti juga menemukan kelemahan diantaranya adalah
sebagai berikut
1) Siswa
a) Ada siswa yang kurang fokus pada saat mengikuti pelajaran.
116
b) Suasana kelas kurang kondusif, karena ada siswa yang asik
bermain sendiri dan mengobrol dengan teman.
c) Ada siswa yang masuih malu untuk bertanya.
d) Nilai evaluasi masih rendah, hal ini disebabkan karena masih 9
siswa yang belum tuntas KBM.
2) Guru
a) Kurang bisa mengkondisikan kelas.
b) Pengaturan alokasi waktu kurang efektif.
c) Penggunaan metode discovery belum optimal
F. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 April 2019. kegiatan
ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2x35 menit). Secara garis besar
pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut.
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II meliputi:
a. Mempersiapkan materi IPA tentang materi: zat campuran homogen.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA
tentang materi: zat campuran homogen menggunakan metode discovery
berbantu media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology).
c. Menyiapkan perlengkapan media berbasis ICT (Information,
Communication, Technology) berupa materi, dalam multimedia,
komputer, LCD, dan internet.
117
d. Membuat lembar pengamatan untuk mengatahui ketrampilan guru dan
siswa pada saat proses pembelajaran dengan penggunaan metode
discovery berbantu media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology).
e. Membuat instrumen berupa soal evaluasi lembar tes yang digunakan
untuk mengetahui dan menggali data hasil siswa yang terkait dengan
materi yang sedang diajarkan yaitu materi: zat campuran homogen.
f. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas V selaku kolaborator
untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan penggunaan metode
discovery berbantu media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology).
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Kegiatan awal
1) Kegiatan guru
a) Kegiatan guru
(1) Guru memberikan salam.
(2) Guru meminpin doa bersama
(3) Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
(4) Guru memeriksa kerapian siswa dan kebersihan kelas.
(5) Guru menjelaskan tentang tujuan, manfaat dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
(6) Guru menjelaskan pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
118
(7) Guru mempersiapkan materi mengenai materi: zat
campuran homogen.
(8) Guru mempersiapkan media pembelajaran ICT
(Information, Communication, Technology) seperti laptop,
LCD dan lain-lain untuk pembelajaran yang akan
dilakasanakan.
(9) Guru mengulas materi yang kemarin diajarkan.
(10) Guru menyangkut-pautkan materi kemarin dengan
sekarang yang akan dibahas.
(11) Guru menyampaikan materi materi: zat campuran
homogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab salam
(2) Siswa berdoa bersama
(3) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai kabar
siswa.
(4) Siswa memeriksa baju, dan melihat kanan kiri bawah
tempat duduknya apakah ada sampah atau tidak.
(5) Siswa mendengarkan guru berbicara tentang tujuan manfaat
dan aktivitas pembelajarna yang akan dilakukan.
(6) Siswa mendengarkan dan memahami guru berbicara
tentang pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan
dalam pembelajaran.
119
(7) Siswa mempersiapkan alat tulis yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
(8) Siswa membantu guru untuk mempersiapkan dan menata
media ICT yang akan digunakan.
(9) Siswa memperhatikan guru yang sedang mengulas
pelajaran kemarin.
(10) Siswa mendengarkan guru yang sedang menyangkut-
pautkan pelajaran kemarin dengan materi hari ini.
(11) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
materi: zat campuran homogen
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Kegiatan guru
(1) Guru membuka power point yang berisikan materi: zat
campuran homogen yang akan diajarkan dan siswa
(2) Guru meminta siswa untuk mengamati gambar, dan video
materi: zat campuran homogen pada komputer yang
disambungkan LCD.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa mempersiapkan alat tulisnya.
(2) Siswa mengamati gambar, dan video materi: zat campuran
homogen dan pada komputer yang disambungkan LCD dan
sumber buku.
120
2) Menanya
a) Kegiatan guru
(1) Guru menulis judul materi pembelajaran.
(2) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu pengertian materi: zat campuran homogensesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu contoh materi: zat campuran homogen dirumah.
(4) Guru melalukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu sifat-sifat materi: zat campuran homogen sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(5) Guru melalukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu teknik pemisahan materi: zat campuran homogen sesuai
dengan kemampuan siswa.
(6) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya jawab
tentang materi yang dirasa kurang mengerti.
(7) Guru meminta siswa untuk menyimak pelajaran dengan baik.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa pemperhatikan judul materi: zat campuran homogen
pembelajaran yang ditulis guru.
(2) Siswa menjawab dan menemukan pengertian materi: zat
campuran homogen sesuai dengan pengetahuannya masing
masing.
121
(3) Siswa menjawab dan menemukan contoh benda dirumah
yang termasuk dalam materi: zat campuran homogen.
(4) Siswa menjawab dan menemukan sifat-sifat materi: zat
campuran homogen sesuai dengan pengetahuannya masing-
masing.
(5) Siswa menjawab dan menemukan teknik pemisahan materi:
zat campuran homogen sesuai dengan pengetahuan masing-
masing.
(6) Siswa menjawab dan menemukan tentang materi yang dirasa
kurang mengerti.
(7) Siswa menyimak pelajaran dengan baik.
3) Mengeksplorasi
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk membuat tabel sifat materi: zat
campuran homogen
(2) Guru mengajak siswa untuk membuat tabel teknik pemisahan
materi: zat campuran homogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa membuat tabel sifat materi: zat campuran homogen di
buku tugas siswa.
(2) Siswa membuat tabel tentang sifat materi: zat homogen di
buku tugas siswa.
4) Mengasosiasikan
122
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk menghubungkan hasil dari
pemaparan mengenai materi: zat campuran homogen
kedalam pemikiran peserta didik sendiri.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menghubungkan hasil dari pemaparan
mengenai materi: zat campuran homogen kedalam
pemikiran siswa sendiri.
5) Mengkomunikasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan/soal dari
guru untuk evaluasi hasil belajar.
(2) Selama proses kegiatan berlangsung, guru berkeliling untuk
memandu siswa
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab pertanyaan/soal dari guru untuk evaluasi
hasil belajar.
(2) Siswa bersikap baik, disiplin dan tanggung jawab.
c. Penutup
1) Menemukan manfaat dari materi.
a) Kegiatan guru
(1) Guru menanyakan materi apa saja yang sudah dibahas pada
pertemuan hari ini.
123
(2) Guru menanyakan apa saja manfaat mempelajari materi: zat
campuran homogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab apa saja materi yang sudah dibahas pada
pertemuan hari ini.
(2) Siswa menjawab manfaat mempelajari materi: zat campuran
homogen.
2) Memberi umpan balik
(1) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses
kegiatan belajar hari ini.
3) Tindak lanjut
(1) Guru meminta siswa untuk lebih menjaga pembiasaan pola
hidup yang lebih sehat dan selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
(2) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya.
(3) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama.
Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan
salam.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
untuk mengetahui sikap siswa dan guru selama pelajaran berlangsung serta
untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti
124
kegiatan pembelajaran menggunakan metode discovery berbantu media
berbasis ICT.
Kegiatan yang diamati pada siswa adalah tanggung jawab, keaktifan,
dan kerjasama siswa selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan aktivitas
guru yang diamati adalah . berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode dan
media yang digunakan, cara penyampaian materi, dan pengkondisian siswa.
5. Refleksi
Pada tahap ini yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan
serta dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada siklus II serta
mengadakan perbaikan dan mempersiapkan perencanaan pada siklus III.
Refleksi ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil
pengamatan situasi pembelajaran dan hasil tes. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap proses pembelajaran pada sikus II ini peneliti menemukan beberapa
keberhasilan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Siswa
a) Siswa lebih aktif pada saat mengikuti pembelajaran.
b) Siswa lebih bersemangat saat mengikuti pembelajaran
c) Siswa lebih berani bertanya ataupun menjawab pertanyaan.
d) Ada 3 siswa yang pada siklus I belum mencapai KBM menyusul
tuntas pada siklus II ini.
2) Guru
a) Guru menyampaikan materi dengan runtut.
b) Guru menguasai materi pembelajaran.
125
Walaupun sudah banyak keberhasilan yang dicapai pada siklus ini juga
masih ada peneliti juga menemukan kelemahan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Siswa
a) Masih ada 1 orang siswa yang sering membuat kegaduhan.
b) Masih ada 3 siswa yang pasif.
c) Dari hasil evaluasi masih ada 6 siswa lagi yang belum mencapai
KBM.
2) Guru
a) Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan.
b) Belum dilakukannya penyimpulan materi pembelajaran.
G. Deskripsi Penelitian Tindakan III
Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 26 April 2019.
Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit). Secara garis
besar pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus III meliputi:
a. Mempersiapkan materi IPA tentang materi: zat campuran heterogen.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA
tentang materi: zat campuran heterogen menggunakan metode
discovery berbantu media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology).
126
c. Menyiapkan perlengkapan media berbasis ICT (Information,
Communication, Technology) berupa materi, dalam multimedia,
komputer, LCD, dan internet.
d. Membuat lembar pengamatan untuk mengatahui ketrampilan guru dan
siswa pada saat proses pembelajaran dengan penggunaan metode
discovery berbantu media berbasis ICT (Information, Communication,
Technology).
e. Membuat instrumen berupa soal evaluasi lembar tes yang digunakan
untuk mengetahui dan menggali data hasil siswa yang terkait dengan
materi yang sedang diajarkan yaitu materi: zat campuran heterogen.
f. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas V selaku kolaborator
untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan penggunaan metode
discovery berbantu media berbasis ICT.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan siklus III
a. Kegiatan awal
1) Kegiatan guru
a) Kegiatan guru
(1) Guru memberikan salam.
(2) Guru meminpin doa bersama
(3) Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
(4) Guru memeriksa kerapian siswa dan kebersihan kelas.
127
(5) Guru menjelaskan tentang tujuan, manfaat dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
(6) Guru menjelaskan pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
(7) Guru mempersiapkan materi mengenai materi: zat
campuran heterogen.
(8) Guru mempersiapkan media pembelajaran ICT
(Information, Communication, Technology) seperti
laptop, LCD dan lain-lain untuk pembelajaran yang akan
dilakasanakan.
(9) Guru mengulas materi yang kemarin diajarkan.
(10) Guru menyangkut-pautkan materi kemarin dengan
sekarang yang akan dibahas.
(11) Guru menyampaikan tentang materi: zat campuran
heterogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab salam
(2) Siswa berdoa bersama
(3) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai kabar
siswa.
(4) Siswa memeriksa baju, dan melihat kanan kiri bawah
tempat duduknya apakah ada sampah atau tidak.
128
(5) Siswa mendengarkan guru berbicara tentang tujuan
manfaat dan aktivitas pembelajarna yang akan dilakukan.
(6) Siswa mendengarkan dan memahami guru berbicara
tentang pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
(7) Siswa mempersiapkan alat tulis yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
(8) Siswa membantu guru untuk mempersiapkan dan menata
media ICT (Information, Communication, Technology)
yang akan digunakan.
(9) Siswa memperhatikan guru yang sedang mengulas
pelajaran kemarin.
(10) Siswa mendengarkan guru yang sedang menyangkut-
pautkan pelajaran kemarin dengan materi hari ini.
(11) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
materi: zat campuran heterogen.
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Kegiatan guru
(1) Guru membuka power point yang berisikan materi: zat
campuran heterogen yang akan diajarkan dan siswa
129
(2) Guru meminta siswa untuk mengamati gambar, dan video
materi: zat campuran heterogen pada komputer yang
disambungkan LCD.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa mempersiapkan alat tulisnya.
(2) Siswa mengamati gambar, dan video materi: zat campuran
heterogen dan pada komputer yang disambungkan LCD
dan sumber buku.
2) Menanya
a) Kegiatan guru
(1) Guru menulis judul materi pembelajaran.
(2) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu pengertian materi: zat campuran hoterogensesuai
dengan pengetahuannya masing-masing.
(3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu contoh materi: zat campuran heterogen dirumah.
(4) Guru melalukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu sifat-sifat materi: zat campuran heterogen sesuai
dengan pengetahuannya masing-masing.
(5) Guru melalukan tanya jawab kepada siswa untuk mencari
tahu teknik pemisahan materi: zat campuran heterogen
sesuai dengan kemampuan siswa.
130
(6) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya
jawab tentang materi yang dirasa kurang mengerti.
(7) Guru meminta siswa untuk menyimak pelajaran dengan
baik.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa pemperhatikan judul materi: zat campuran
heterogen pembelajaran yang ditulis guru.
(2) Siswa menjawab dan menemukan pengertian materi: zat
campuran heterogen sesuai dengan pengetahuannya
masing masing.
(3) Siswa menjawab dan menemukan contoh benda dirumah
yang termasuk dalam materi: zat campuran heterogen.
(4) Siswa menjawab dan menemukan sifat-sifat materi: zat
campuran heterogen sesuai dengan pengetahuannya
masing-masing.
(5) Siswa menjawab dan menemukan teknik pemisahan
materi: zat campuran heterogen sesuai dengan
pengetahuan masing-masing.
(6) Siswa menjawab dan menemukan tentang materi yang
dirasa kurang mengerti.
(7) Siswa menyimak pelajaran dengan baik.
3) Mengeksplorasi
a) Kegiatan guru
131
(1) Guru mengajak siswa untuk membuat tabel sifat materi: zat
campuran heterogen.
(2) Guru mengajak siswa untuk membuat tabel teknik
pemisahan materi: zat campuran heterogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa membuat tabel sifat materi: zat campuran heterogen
di buku tugas siswa.
(2) Siswa membuat tabel tentang sifat materi: zat heterogen di
buku tugas siswa.
4) Mengasosiasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk menghubungkan hasil dari
pemaparan mengenai materi: zat campuran heterogen
kedalam pemikiran peserta didik sendiri.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menghubungkan hasil dari pemaparan mengenai
materi: zat campuran heterogen kedalam pemikiran siswa
sendiri.
5) Mengkomunikasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan/soal dari
guru untuk evaluasi hasil belajar.
132
(2) Selama proses kegiatan berlangsung, guru berkeliling untuk
memandu siswa
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab pertanyaan/soal dari guru untuk evaluasi
hasil belajar.
(2) Siswa bersikap baik, disiplin dan tanggung jawab.
c. Penutup
1) Menemukan manfaat dari materi.
a) Kegiatan guru
(1) Guru menanyakan materi apa saja yang sudah dibahas
pada pertemuan hari ini.
(2) Guru menanyakan apa saja manfaat mempelajari materi:
zat campuran homogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab apa saja materi yang sudah dibahas pada
pertemuan hari ini.
(2) Siswa menjawab manfaat mempelajari materi: zat
campuran homogen.
2) Memberi umpan balik
(1) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses
kegiatan belajar hari ini.
3) Tindak lanjut
133
(1) Guru meminta siswa untuk lebih menjaga pembiasaan pola
hidup yang lebih sehat dan selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
(2) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya.
(3) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama.
(4) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui sikap siswa dan guru selama pelajaran
berlangsung serta untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode discovery
berbantu media berbasis ICT (Information, Communication, Technology).
Kegiatan yang diamati pada siswa adalah tanggung jawab,
keaktifan, dan kerjasama siswa selama pembelajaran berlangsung.
Sedangkan aktivitas guru yang diamati adalah . berinteraksi dengan siswa,
penggunaan metode dan media yang digunakan, cara penyampaian materi,
dan pengkondisian siswa.
4. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapatkan bahwa
hasil belajar siswa pada siklus III sudah jauh lebih baik siklus II, karena
hamper semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif
dengan metode discovery berbasis media ICT (Information,
134
Communication, Technology). Hasil pengematan pada siklus III telah
terbukti banyak perubahan dan peningkatan dalam proses pembelajaran
yaitu:
a. Siswa
1) Siswa sangat antusias pada saat mengikuti pembelajaran.
2) Siswa sangat aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diajukan.
3) Suasana pembelajaran yang sangat menyenangkan.
4) Hasil evaluasi sangat meningkat.
5) Suasana pembelajaran sangat kondusif.
b. Guru
1) Menguasai materi pembelajaran.
2) Bisa mengkondisikan siswa.
3) Sudah bisa mengalokasikan waktu dengan baik.
Pada siklus ini menunjukkan hasil perubahan yang sangat
sidnifikan. Maka peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.
135
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Per-Siklus
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Tahap pra siklus dapat memberikan acuan peneliti dalam
pelaksanaan penelitian. Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, peneliti
melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran. Dalam hasil
pengamatan situasi pembelajaran. Dalam hasil pengamatan tersebut
peneliti menemukan kondisi awal siswa di MI Muhammadiyah Girimargo
Kec. Miri Kab. Sragen dapat dilihat dari kebiasaan siswa saat mengikuti
pembelajran di sekolah dan nilai ulangan harian siswa menunjukkan bahwa
kemampuan hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
kurangnya ketertarikan siswa pada saat mengikuti pelajaran, aktivitas siswa
ada yang asyik bermain sendiri, melamun, dan ada juga yang ngobrol
dengan teman sebangku.
Dalam proses pembelajaran kelas V di MI Muhammadiyah
Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen, guru hanya menggunakan metode
ceramah dan dikte. Sehingga keaktifan dan peran serta tidak dilibatkan.
Guru hanya meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat apa yang
ditulis guru dipapan tulis. Sehingga guru yang lebih mendominasi pada saat
pembelajaran dan siswa cenderung pasif. Selanjutnya, setelah selesai
mencatat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang ada dibuku
136
paket tematik. Guru kelas V belum menerapkan pembelajaran yang
menyenangkan untuk meningkatkan ketertarikan siswa pada saat
mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil pra siklus diperoleh nilai murni siswa pada mata
pelajaran IPA sebagai pembandingan antara sebelum dan sesudah
diterapkannya metode discovery berbantu media berbasis ICT
(Information, Communication, Technology). Adapun nilai patokan yang
digunakan adalah menggunakan nilai KBM kelas V MI Muhammadiyah
Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen.pada mata pelajaran IPA yaitu 65.
Tabel 4.1 Data nilai siswa pra siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas BelumTuntas
1. Adli Sultanul Musyafa 55 √
2. Akmal Dhiyaurrohman 45 √
3. Alifah Nafisatul Maunah 75 √
4. Bagus Dias 35 √
5. Fauzia Ana Karisma 95 √
6. G. Bagus Deva 55 √
7. Ghifarri Abdul Zailani 85 √
8. Hanum Nela Zain 50 √
9. Irsyad Hamid 50 √
10. Muh. Fadhil Bayu Ramadhani 60 √
11. Muh. Havid Prasetyo 55 √
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 45 √
13. Nafisah Alya Putri Nur Qasima 75 √
14. Naima Naswa Mullyta 85 √
15. Pandu Ryzkia Romadhon 55 √
16. Putri Rahmadani 65 √
17. Rahmah Hafidzah 75 √
18. Rihhadatul Nur Aini 80 √
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 55 √
20. Siwi Ash Habil Jannah 60 √
21. Sholekah Fitri Handayani 90 √
22. Tri Wahyuningsing 55 √
23. Wahyu Utomo 85 √
137
24. Fitria Rahma Anjali 60 √
25. Luthfa Miftakhul Janah 60 √
Jumlah 1.60
5
10 15
Rata-rata 6,42
Presentase Ketuntasan 40 % 60 %
Keterangan :
KBM = 65
Tuntas = 10 siswa
Belumtuntas = 15 siswa
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar
mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Muhammadiyah Girimargo Kec.
Miri Kab. Sragen tahun pelajaran 2018/2019 masih belum mencapai
ketuntasan klasikal yaitu 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. MI
Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri kab. Sragen telah menetapkan nilai
standar. Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yaitu 65. Dari hasil nilai pra
siklus diatas hanya ada 10 siswa atau 40%, sedangkan masih ada 15 siswa
atau 60% yang belum tuntas.
2. Deskripsi hasil Penelitian Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan
tes tertulis diakhiri pelajaran dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut
diperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
a. Deskripsi data hasil observasi siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini adalah
138
pembelajaran IPA tentang materi : zat tunggal dengan menggunakan
metode discovery berbantu media berbasis ICT (Information,
Communication, Technology). Lembar observasi siswa yang digunakan
berjumlah 3 butir aktivitas yang harus diamati oleh peneliti, dengan
memberikan skor nilai 1 sampai 4. Data ini diambil untuk mengetahui
seberapa besar aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA tentang materi:
zat tunggal dengan menggunakan metode discovery.
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √ √ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman √ √ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √ √
4 Bagus Dias √ √ √
5 Fauzia Ana
Karisma √ √ √
6 G. Bagus Deva √ √ √
7 Ghifarri Abdul
Zailani √ √ √
8 Hanum Nela Zain √ √ √
9 Irsyad Hamid √ √ √
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani √ √ √
11 Muh. Havid
Prasetyo √ √ √
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √ √
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima √ √ √
14 Naima Naswa
Mullyta √ √ √
139
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
b. Lembar obserbvasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kesesuaian
guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam pembelajaran, dalam
hal ini adalah pembelajaran IPA tentang materi: zat tunggal dengan
menggunakan metode discovery berbantu media ICT (Information,
Communication, Technology). Lembar observasi guru yang digunakan
berjumlah 9 butir aktivitas yang harus diamati oleh peneliti, dengan
15 Pandu Ryzkia
Romadhon √ √ √
16 Putri Rahmadani √ √ √
17 Rahmah Hafidzah √ √ √
18 Rihhadatul Nur
Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
22 Tri Wahyuningsing √ √ √
23 Wahyu Utomo √ √ √
24 Fitria Rahma
Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
140
memberikan rentang skor 1 sampai 4. Data ini diambil untuk
mengetahui seberapa besar aktivitas guru dalam pembelajaran IPA
tentang materi menggunakan metode discovery berbantu media
berbasis ICT (Information, Communication, Technology).
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Objek yang Diamati 1 2 3 4
1. Kejelasan guru dalam memberi penjelasan awal
kepada siswa
√
2. Baiknya guru ketika mengamati diskusi siswa √
3. Strategi guru ketika mengajak siswa menyusun
kriteria diskusi
√
4. Baiknya pangamatan guru ketika mengamati
jalannya diskusi
√
5. Baiknya pengarahan guru kepada siswa untuk
melaksanakan diskusi
√
6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut dalam
menyimpulkan hasil diskusi
√
7. Baiknya cara guru untuk menutup pembelajaran √
8. Baiknya guru ketika melaksanakan refleksi √
9. Baiknya guru ketika melaksanakan siklus ke-2 √
Keterangan :
Skor nilai
Skor 4, artinya sangat baik
Skor 3, artinya baik
Skor 2, artinya kurang baik, dan
Skor 1, artinya tidak baik
141
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Dari evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan pada akhir
pembelajaran siklus I menggunakan metode discovery berbantu media
berbasis ICT (Information, Communication, Technology) pada mata
pelajaran IPA tentang materi diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Data Nilai Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Adli Sultanul Musyafa 70 √
2. Akmal Dhiyaurrohman 55 √
3. Alifah Nafisatul Maunah 75 √
4. Bagus Dias 45 √
5. Fauzia Ana Karisma 95 √
6. G. Bagus Deva 55 √
7. Ghifarri Abdul Zailani 55 √
8. Hanum Nela Zain 55 √
9. Irsyad Hamid 75 √
10. Muh. Fadhil Bayu Ramadhani 70 √
11. Muh. Havid Prasetyo 60 √
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 65 √
13. Nafisah Alya Putri Nur Qasima 65 √
14. Naima Naswa Mullyta 65 √
15. Pandu Ryzkia Romadhon 60 √
16. Putri Rahmadani 70 √
17. Rahmah Hafidzah 75 √
18. Rihhadatul Nur Aini 85 √
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 70 √
20. Siwi Ash Habil Jannah 70 √
21. Fitri Sholekah Handayani 85 √
22. Tri Wahyuningsing 55 √
23. Wahyu Utomo 65 √
24. Fitria Rahma Anjali 70 √
25. Luthfa Miftakhul Janah 75 √
Jumlah 1.685 17 8
Rata-rata 67,4
Presentase Ketuntasan 68% 32%
142
Keterangan:
KBM = 65
Tuntas = 17 siswa
Belum tuntas = 8 siswa
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil
siklus I dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KBM ≥ 65
sebanyak 17 siswa atau 68% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI
Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen dan yang belum
tuntas sebanyak 8 siswa atau 32% dari jumlah siswa yang ada di kelas
V MI Muhammadiyah GirimargoKec. Miri Kab. Sragen. Pada siklus I,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai terendahnya
adalah 45. Dalam menentukan prosentase peneliti menggunakan rumus
P=Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑋 100%. Sedangkan untuk menentukan nilai
rata-rata kelas dengan rumus rata-rata =Ʃ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Deskripsi data hasil observasi siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini adalah
pembelajaran IPA tentang materi: zat campuran homogen dengan
menggunakan metode discovery berbantu media berbasis ICT
(Information, Communication, Technology). Lembar observasi siswa
yang digunakan berjumlah 3 butir aktivitas yang harus diamati oelh
143
peneliti, dengan memberikan skor nilai 1 sampai 4. Data ini diambil
untuk mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPA tentang materi: zat campuran homogen dengan penggunaan
metode discovery berbantu media berbasis ICT (Information,
Communication, Technology).
Tabel 4.5 lembar Observasi Siswa Siklus II
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √ √ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman √ √ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √ √
4 Bagus Dias √ √ √
5 Fauzia Ana
Karisma √ √ √
6 G. Bagus Deva √ √ √
7 Ghifarri Abdul
Zailani √ √ √
8 Hanum Nela Zain √ √ √
9 Irsyad Hamid √ √ √
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani √ √ √
11 Muh. Havid
Prasetyo √ √ √
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √ √
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima √ √ √
14 Naima Naswa
Mullyta √ √ √
15 Pandu Ryzkia
Romadhon √ √ √
16 Putri Rahmadani √ √ √
17 Rahmah Hafidzah √ √ √
144
Keterangan Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kesesuaian
guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam pembelajaran, dalam
hal ini adalah pembelajaran IPA tentang materi: zat campuran homogen
dengan menggunakan metode discovery berbantu media berbasis ICT
(Information, Communication, Technology). Lembar observasi guru
yang digunakan berjumlah 9 butir aktivitas yang harus diamati oleh
peneliti. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas
guru dalam pembelajaran IPA tentang materi: zat campuran homogen
18 Rihhadatul Nur
Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
22 Tri Wahyuningsing √ √ √
23 Wahyu Utomo √ √ √
24 Fitria Rahma
Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
145
menggunakan metode discovery berbantu media berbasis ICT
(Information, Communication, Technology).
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Objek yang Diamati 1 2 3 4
1. Kejelasan guru dalam memberi penjelasan awal
kepada siswa
√
2. Baiknya guru ketika mengamati diskusi siswa √
3. Strategi guru ketika mengajak siswa menyusun
kriteria diskusi
√
4. Baiknya pangamatan guru ketika mengamati
jalannya diskusi
√
5. Baiknya pengarahan guru kepada siswa untuk
melaksanakan diskusi
√
6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut dalam
menyimpulkan hasil diskusi
√
7. Baiknya cara guru untuk menutup pembelajaran √
8. Baiknya guru ketika melaksanakan refleksi √
9. Baiknya guru ketika melaksanakan siklus ke-2 √
Keterangan :
Skor nilai
Skor 4, artinya sangat baik
Skor 3, artinya baik
Skor 2, artinya kurang baik, dan
Skor 1, artinya tidak baik
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Dari evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan pada akhir
pembelajaran siklus II menggunakan metode discovery berbantu media
berbasis ICT (Information, Communication, Technology) pada mata
pelajaran IPA tentang materi: zat campuran homogen diperoleh nilai
hasil belajar siswa sebagai berikut :
146
Tabel 4.7 Data Nilai Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Adli Sultanul Musyafa 75 √
2. Akmal Dhiyaurrohman 70 √
3. Alifah Nafisatul Maunah 75 √
4. Bagus Dias 60 √
5. Fauzia Ana Karisma 90 √
6. G. Bagus Deva 60 √
7. Ghifarri Abdul Zailani 70 √
8. Hanum Nela Zain 50 √
9. Irsyad Hamid 85 √
10. Muh. Fadhil Bayu Ramadhani 75 √
11. Muh. Havid Prasetyo 60 √
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 80 √
13. Nafisah Alya Putri Nur Qasima 55 √
14. Naima Naswa Mullyta 85 √
15. Pandu Ryzkia Romadhon 70 √
16. Putri Rahmadani 85 √
17. Rahmah Hafidzah 80 √
18. Rihhadatul Nur Aini 95 √
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 80 √
20. Siwi Ash Habil Jannah 80 √
21. Fitri Sholekah Handayani 75 √
22. Tri Wahyuningsing 60 √
23. Wahyu Utomo 75 √
24. Fitria Rahma Anjali 70 √
25. Luthfa Miftakhul Janah 75 √
Jumlah 1.840 19 6
Rata-rata 7,36
Presentase Ketuntasan 76% 24%
Keterangan:
KBM = 65
Tuntas = 19 siswa
Belum tuntas = 6 siswa
147
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil
siklus II dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KBM ≥ 65
sebanyak 19 siswa atau 76% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI
Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen dan yang belum
tuntas sebanyak 6 siswa atau 24% dari jumlah siswa yang ada di kelas
V MI Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen. Pada siklus
II, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai terendahnya
adalah 50. Dalam menentukan prosentase peneliti menggunakan rumus
P=Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑋 100%. Sedangkan untuk menentukan nilai
rata-rata kelas dengan rumus rata-rata =Ʃ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎.
4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini adalah
pembelajaran IPA tentang materi: zat campuran heterogen dengan
menggunakan metode discovery berbantu media berbasis ICT
(Information, Communication, Technology). Lembar observaasi siswa
yang digunakan berjumlah 3 butir aktivitas yang harus diamati oleh
peneliti, dengan memberikan skor nilai 1 sampai 4. Data ini diambil untuk
mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA tentang
materi: zat campuran heterogen dengan menggunakan metode discovery
berbantu media berbasis ICT (Information, Communication, Technology).
148
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus III
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √
√ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman
√
√ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √
√
4 Bagus Dias
√
√
√
5 Fauzia Ana
Karisma √
√ √
6 G. Bagus Deva √ √
√
7 Ghifarri Abdul
Zailani
√ √
√
8 Hanum Nela Zain √ √
√
9 Irsyad Hamid √ √
√
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani
√ √
√
11 Muh. Havid
Prasetyo
√
√
√
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √
√
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima
√ √
√
14 Naima Naswa
Mullyta √
√
√
15 Pandu Ryzkia
Romadhon
√
√
√
16 Putri Rahmadani √ √
√
17 Rahmah Hafidzah
√ √ √
18 Rihhadatul Nur
Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
149
Skor Keterangan Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
d. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kesesuaian
guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam pembelajaran, dalam
hal ini adalah pembelajaran IPA tentang materi: zat campuran
heterogen dengan menggunakan metode discovery berbantu media
berbasis ICT (Information, Communication, Technology). Lembar
observasi guru yang digunakan berjumlah 9 butir aktivitas yang harus
diamati oleh peneliti. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar
aktivitas guru dalam pembelajaran IPA tentang materi: zat campuran
heterogen menggunakan metode discovery berbantu media berbasis
ICT (Information, Communication, Technology).
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
22 Tri
Wahyuningsing √ √ √
23 Wahyu Utomo √ √ √
24 Fitria Rahma
Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
150
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus III
No Objek yang Diamati 1 2 3 4
1. Kejelasan guru dalam memberi penjelasan awal
kepada siswa
√
2. Baiknya guru ketika mengamati diskusi siswa √
3. Strategi guru ketika mengajak siswa menyusun
kriteria diskusi
√
4. Baiknya pangamatan guru ketika mengamati
jalannya diskusi
√
5. Baiknya pengarahan guru kepada siswa untuk
melaksanakan diskusi
√
6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut dalam
menyimpulkan hasil diskusi
√
7. Baiknya cara guru untuk menutup pembelajaran √
8. Baiknya guru ketika melaksanakan refleksi √
9. Baiknya guru ketika melaksanakan siklus ke-2 √
Keterangan :
Skor nilai
Skor 4, artinya sangat baik
Skor 3, artinya baik
Skor 2, artinya kurang baik, dan
Skor 1, artinya tidak baik
e. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Dari evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan pada akhir
pembelajarna siklus I menggunakan metode discovery berbantu media
berbasis ICT (Information, Communication, Technology) pada mata
pelajaran IPA tentang materi: zat campuran heterogen diperoleh nilai
hasil belajar siswa sebagai berikut :
151
Tabel 4.7 Data Nilai Siswa Siklus III
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Belum Tuntas
1. Adli Sultanul Musyafa 80 √
2. Akmal Dhiyaurrohman 85 √
3. Alifah Nafisatul Maunah 80 √
4. Bagus Dias 65 √
5. Fauzia Ana Karisma 85 √
6. G. Bagus Deva 60 √
7. Ghifarri Abdul Zailani 75 √
8. Hanum Nela Zain 60 √
9. Irsyad Hamid 85 √
10. Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani 80 √
11. Muh. Havid Prasetyo 65 √
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 90 √
13. Nafisah Alya Putri Nur
Qasima 80 √
14. Naima Naswa Mullyta 90 √
15. Pandu Ryzkia Romadhon 80 √
16. Putri Rahmadani 95 √
17. Rahmah Hafidzah 80 √
18. Rihhadatul Nur Aini 95 √
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 80 √
20. Siwi Ash Habil Jannah 80 √
21. Fitri Sholekah Handayani 85 √
22. Tri Wahyuningsing 65 √
23. Wahyu Utomo 75 √
24. Fitria Rahma Anjali 85 √
25. Luthfa Miftakhul Janah 85 √
Jumlah 1.985 23 2
Rata-rata 79,4
Presentase Ketuntasan 92% 8%
Keterangan:
KBM = 65
Tuntas = 23 siswa
Belum tuntas = 2 siswa
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil
siklus II dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KBM ≥ 65
152
sebanyak 23 siswa atau 92% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI
Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen. Pada siklus II, nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai terendahnya adalah
60. Dalam menentukan prosentase peneliti menggunakan rumus
P=Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑋 100%. Sedangkan untuk menentukan nilai
rata-rata kelas dengan rumus rata-rata =Ʃ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
Ʃ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan yang dilaksanakan 3 siklus, dari data yang diperoleh
yang didapatkan menunjukkan adanya peningkatan nilai yang didapatkan
siswa sangat baik. Sehingga dengan diterapkannya metode discovery dan me
dia berbasis ICT (Information, Communication, Technology) dalam
pembelajaran IPA materi materi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
dapat mencapai KBM kelas, kelas V MIM Girimargo Kec. Miri Kab Sragen
tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang
dilakukan diakhir pembelajaran IPA dengan menggunakan metode discovery
berbantu media berbasis ICT (Information, Communication, Technology) pada
materi.
153
Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No Nama Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
1. Adli Sultanul Musyafa 55 70 75 80
2. Akmal Dhiyaurrohman 45 55 70 85
3. Alifah Nafisatul Maunah 75 75 75 80
4. Bagus Dias 35 45 60 65
5. Fauzia Ana Karisma 95 95 90 85
6. G. Bagus Deva 55 55 60 60
7. Ghifarri Abdul Zailani 85 55 70 75
8. Hanum Nela Zain 50 55 50 60
9. Irsyad Hamid 50 75 85 85
10. Muh. Fadhil Bayu Ramadhani 60 70 75 80
11. Muh. Havid Prasetyo 55 60 60 65
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 45 65 80 90
13. Nafisah Alya Putri Nur Qasima 65 65 55 80
14. Naima Naswa Mullyta 85 65 85 90
15. Pandu Ryzkia Romadhon 55 60 70 80
16. Putri Rahmadani 80 70 85 95
17. Rahmah Hafidzah 75 75 80 80
18. Rihhadatul Nur Aini 80 85 95 95
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 55 70 80 80
20. Siwi Ash Habil Jannah 60 70 80 80
21. Fitri Sholekah Handayani 90 85 85 85
22. Tri Wahyuningsing 55 60 60 65
23. Wahyu Utomo 85 65 75 75
24. Fitria Rahma Anjali 60 70 85 85
25. Luthfa Miftakhul Janah 60 75 75 85
Jumlah 1.605 1.685 1.840 1.985
Rata-rata 64,2 67,4 73,6 79,4
Presentase ketuntasan siswa di atas
KBM 40% 68% 76%
92
%
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan tersebut diketahui bahwa
perolehan rata-rata nilai pada pra siklus adalah 64,2 siklus I menjadi 67,4 dan
siklus II meningkat menjadi 73,6. Pada siklus III mengalami peningkatan
menjadi 79,4. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode
154
discovery berbantu media berbasis ICT berhasil meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berikut diagram batang dari pra siklus sampai dengan siklus III
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini memperoleh hasil seperti
penjabaran yang sudah dipaaprkan. Berikut ini akan dijabarkan hasil penelitian
dari siklus ke siklus:
1. Pra Siklus
Data awal sebelum diterapkannya metode discovery berbantu media
berbasis ICT (Information, Communication, Technology) pada mata
pelajaran IPA di kelas V MI Muhammadiyah Girimargo hasil belajar siswa
masih kurang yaitu hanya 40% (10 siswa) yang mencapai nilai tuntas dari
Kriteria Belajar Minimal (KBM) dan 60% (15 siswa) masih dibawah
Kriteria Belajar Minimal (KBM). Hasil rata-rata nilai pra siklus yaitu hanya
64,2. Maka dari itu, peneliti berupaya untuk menerangkan stategi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
DATA HASIL PENELITIAN
Tuntas Belum Tuntas -
155
pembelajaran baru agar dapat meningkatkan minat, pemahaman, dan hasil
belajar siswa dengan cara penerapan metode discovery berbasis media
pembelajaran ICT (Information, Communication, Technology).
2. Siklus I
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I menggunakan
metode discovery berbantu media pembelajaran ICT (Information,
Communication, Technology). Materi yang diajarkan yaitu tentang materi
dan membahas menganai komposisinya yaitu zat tunggal dan zat campuran.
Adapun dalam penelitian ini mencakup 4 tahapan yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Sebelum dilakukan
penelitian, peneliti melakukan survey ke MI Muhammadiyah Girimargo
Kec. Miri Kab. Sragen.
Pada tahap ini diperoleh data hasil tes tertulis pada mata pelajaran
IPA pada siswa kelas V tahun 2018/2019 adalah 68% (17 orang) yang tuntas
belajar dan yang belum tuntas belajar adalah 32% (8 orang). Nilai rata-rata
pada siklus I adalah 67,4.
3. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II peneliti
mempertimbangkan beberapa kendala yang muncul selama proses
pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II ini, peneliti menggunakan video
pencampuran zat. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kendala yang mucul
pada siklus I. Proses pembelajaran yang dilakukan masih sama dengan
siklus I yaitu menggunakan metode discovery berbantu media
156
pembebelajaran berbasis ICT (Information, Communication, Technology)
tentang materi. Hanya saja materi yang dibahas berbeda dari siklus I yaitu
materi:zat campuran homogen. Agar hasil belajar siswa lebih meningkat.
Melalui data yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat adanya peningkatan
nilai tes tertulis siswa yaitu 76% (19 siswa) yang tuntas belajarnya dan yang
belum tuntas belajarnya adalah 24% (6 siswa). Nilai rata-rata pada siklus II
adalah 73,4.
4. Siklus III
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III peneliti
mempertimbangkan beberapa kendala yang muncul selama proses
pembelajaran pada siklus II. Proses pembelajaran yang dilakukan masih
sama dengan siklus II yaitu menggunkan metode discovery berbantu media
berbasis ICT (Information, Communication, Technology). Peneliti masih
menggunakan video. Tetapi yang membedakan peneliti menggunakan
power point yang ada animasinya dan warna tulisan berbeda-beda. Hal ini
dilakukan untuk menarik perhatian siswa dan untuk memperbaiki kendala
yang muncul pada siklus II. Selain itu, agar hasil belajar siswa lebih
meningkat. Melalui data yang diperoleh pada siklus III dapat dilihat adanya
peningkatannilai tes tertulis siswa adalah 92% (23 siswa) tuntas dalam
belajarnya dan 8% (2 siswa) yang belum tuntas dalam belajarnya. Nilai rata-
rata pada siklus III adalah 79,4.
157
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat ditarik
kesimpulan bahwa penerapan metode discovery berbantu media pembelajaran
berbasis ICT (Information, Communication, Technology) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA tentang materi dan dapat mencapai KBM kelas pada siswa
kelas V MI Muhammadiyah Girimargo Kec. Miri Kab. Sragen Tahun Pelajaran
2018/2019. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pra siklus sebelum menerapkan
metode discovery berbantu media pembelajaran berbasis ICT (Information,
Communication, Technology) hanya 40% (10 siswa) yang tuntas, sedangkan
masih ada 60% (15 siswa) yang belum tuntas KBM. Selanjutnya pada siklus I
68% (17 siswa ) tuntas belajarnya dan ada 32% (8 siswa) belum tuntas belajar
dari KBM. Kemudian, pada siklus II ada 76% (19 siswa) yang tuntas belajarnya
dan ada 24% (6 siswa) yang belum tuntas KBM. Terakhir pada siklus III 92%
(23 siswa) tuntas belajarnya dan ada 8% (2 siswa) yang belum tuntas dari
KBM. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan
berhasil.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kesimpulan yang
diambil dari penelitian, maka penulis akan mengemukakan beberapa saran.
Adapun saran-saran ini penulis tunjukan kepada:
158
1. Guru
a. Pada saat mengajar seorang guru harus memilih metode yang
sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan dan
kemampuan siswa sehingga siswa bisa memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
b. Guru harus mau membuka diri terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran sehingga dapat memiliki pengetahuan baru untuk
menunjang keberhasilan pada saat proses pembelajaran.
c. Guru sebaiknya lebih sering menggunakan media pembelajaran
ICT (Information, Communication, Technology) untuk
mendukung pencapaian keberhasilan pembelajaran.
2. Siswa
a. Sebaiknya siswa dapat memperhatikan guru pada saat proses
pembelajaran berlangsung agar memperoleh hasil yang
maksimal.
b. Sebaiknya siswa selalu antusias, aktif, dan bertanggung jawab
pada saat mengikuti pembelajaran.
c. Sebaiknya siswa lebih mencintai ilmu pengetahuan sehingga
merasa senang untuk selalu belajar.
159
3. Pihak sekolah dan kepala sekolah
a. Sebaiknya sekolah menambah sarana prasarana pendukunng
seperti media pembelajaran yang menunjang keberhasilan
kegiatan belajar siswa.
b. Mangadakan pembinaan berkala tentang perbaikan mutu
pengajar.
c. Melakukan supervisi kelas untuk menjamin kualitas
pembelajaran di kelas.
160
161
LAMPIRAN
162
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Girimargo
Kelas/Semester : V/2 (dua)
Tema 9 : Benda-Benda di Sekitar Kita
Fokus Pembelajaran : IPA
Materi : Materi: zat tunggal
Alokasi Waktu : 2x32 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, dan membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya. makhluk ciptaan Tuhan dan kegaiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
163
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Mengelompokkan materi dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan
komponen penyususnnya (zat tunggal
dan campuran)
3.9.1 Mampu menjelaskan pengertian
materi: zat tunggal.
3.9.2 Mampu menjelaskan jenis-jenis
materi: zat tunggal.
4.9 melaporkan hasil pengamatan
sifat-sifat campuran dan komponen
penyusunnya dalam kehidupan
sehari-hari.
4.9.1 Mampu menyebutkan sifat
materi: zat tunggal dengan baik.
4.9.2 Mampu menyebutkan contoh
materi: zat tunggal pada kehidupan
sehari-hari dengan sikap baik.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan kegiatan mengamati gambar materi: zat tunggal siswa dapat
menjelaskan isi dari gambar tersebut dengan percaya diri.
2. Dengan kegiatan membaca pengelompokkan materi: zat tunggal dalam
kehidupan sehari-hari siswa dapat siswa dapat mengidentifikasi pengertian,
komposisi penyusunnya, dan contoh-contohnya.
3. Dengan kegiatan mengamati berbagai gambar benda termasuk dalam
materi:zat tunggal, siswa dapat menuliskan pengertian zat tunggal dan
mengidentifikasi contoh benda termasukmateri: zat tunggal di lingkungan
sekitar dengan benar.
4. Dengan kegiatan membaca teks mengenai zat tunggal dan siswa dapat
menuliskan sifat-sifat materi:zat tunggal dengan benar.
164
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Materi
Materi adalah segala sesuatu yang dapat di lihat dan disentuh
(seperti air, pohon, dan tanah), serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh
(seperti udara). Semua benda yang ada disekitar kita termasuk materi.
Materi juga diartikan segala sesuatu yang menempati ruang dan
mempunyai massa. Berdasarkan komposisi penyusunnya, materi dibedakan
menajdi zat tunggal dan campuran.
a. Zat Tunggal
Zat tunggal merupakan zat yang terdiri dari materi sejenis.
Contoh benda termasuk dalam zat tunggal adalah air, garam, gula, dan
emas 24 karat.
Gambar 1.2 (Kemendikbud, 2017)
Zat tunggal dapat dibedakan dengan zat tunggal lainnya dengan
melihat komposisinya dan dapat di identifikasi melalui
penampakannya, baunya, rasanya, dan sifat lainnya. Zat tunggal dapat
dikelompokkan menjadi unsur dan senyawa.
165
1) Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan
lagi menjadi zat-zat lain dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi
nuklir). Alam semesta ini mengandung unsur yang sangat
banyak, tetapi yang baru diketahui dan dipelajari oleh para ahli
adalah sebanyak 118 macam unsur dimana diantaranya lebih
dari 22 unsur adalah merupakan unsur buatan. Daftar dari nama-
nama unsur tersebut dapat diketahui dalam daftar Peroidik
Unsur-Unsur Sistem Berkala.
Unsur dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu
unsur logam dan non logam. Contoh unsur logam adalah besi,
emas, perak, aluminium dan tembaga. Unsur-unsur logam
tersebut memiliki sifat-sifat, seperti semua unsur logam berupa
zat padat (kecuali raksa yang berwujud cair), merupakan
penghantar listrik dan panas yang baik, memiliki titik leleh dan
titik lebur yang tinggi, dapat di tempa dan memiliki kilap khusus
dipermukaannya. Sedangkan unsur non logam tidak memliki
sifat-sifat tersebut. Contoh unsur non logam adalah oksigen,
nitrogen, belerang, karbon, dan klorin.
2) Senyawa
Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau
lebih unsur. Oleh karena itu, senyawa dapat diuraikan menjadi
zat lain yang lebih sederhana melalui proses kimia.
166
Senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
senyawa yang berasal dari benda tak hidup yang disebut
senyawa anorganik dan senyawa yang berasal dari benda hidup
yang disebut senyawa organik.
b. Campuran
Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang
terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. Campuran dapat dibedakan
menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.
1) Campuran Heterogen
Campuran heterogen merupakan campuran yang zat
penyusunnya tidak tercampur sempurna. Pada campuran heterogen,
zat penyusunnya masih dapat dibedakan. .
Contoh :campuran pasir-serbuk besi, campuran air dengan
kopi, air dengan tepung, dan air dengan pasir.
Disini akan membahas lebih dalam tentang campuran pasir
dengan serbuk besi. Bila kita mencampurkan 1 gelas pasir dengan 2
gelas serbuk besi maka akan terbentuk campuran pasir dan besi.
Gambar 1.2 (Kemendikbud, 2017)
167
Bagaimana sifat campuran? Perhatikan kembali contoh
campuran antara pasir-serbuk besi. Hal ini menunjukkan bahwa zat-
zat yang membentuk campuran tidak memiliki komposisi yang
tetap, artinya kita dapat membentuk campuran dengan
mencampurkan berbagai zat dengan perbandingan yang tidak tetap.
Pada campuran pasir-serbuk besi, kita masih dapat melihat
dan membedakan antara besi dan pasir. Hal ini berarti, sifat asli dari
zat-zat pembentuk campuran masih tampak sehingga komponen
penyusun campuran tersebut dapat dikenali. Dapatkah pasir dan
serbuk besi yang telah tercampur dipisahkan kembali? Bagaimana
caranya? Ya benar, campuran pasir-serbuk besi dapat dipisahkan
dengan meihat sifat dari pasir dan besi. Serbuk besi mempunyai
sifat dapat ditarik oleh magnet, sedangkan pasir tidak dapat ditarik
oleh magnet, sehingga pemisahan antara campuran pasir-serbuk
besi dapat dilakukan dengan menggunakan magnet.
2) Campuran Homogen
Campuran homogen merupakan campuran yang zat
penyusunnya tercampur sempurna. Pada campuran homogen, zat
penyusunnya tidak dapat dipisahkan.Contoh : air garam, sirup,
udara, perunggu, kuningan dan lain-lain.
168
Gambar 1.3 (Kemendikbud, 2017)
Disini akan membahas lebih dalam tentang air garam. Bila
garam dapur dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk campuran
antara lain dengan garam yang disebut larutan garam. Bagaimana
dengan larutan garam? Apakah sifat zat penyusunnya masih dapat
diamati? Untuk mendapatkan kembali garam dapur dari larutan
garam dapat dilakukan dengan metode kristalisasi, yaitu
menguapkan airsehingga ketika sampai pada titik jenuh garam,
garam tersebut akan mengkristal.
Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan
secara fisika. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
memisahkan campuran adalah dengan cara :
a. Penyeringan (filtrasi)
b. Penyulingan (destilisasi)
c. Pengkristalan (kristalisasi)
d. Kromatografi, dan
e. Sublimasi
Penyaringan (filtrasi) merupakan pemisahan campuran
yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel zat yang
169
bercampur. Penyulingan (destilisasi) adalah metode pemisahan
campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat yang
bercampur. Pengkristalan (kristalisasi) dapat dilakukan pada
campuran dengan salah satu zat yang bercampur pada keadaan
lewat jenuh (pekat) sehingga akan membentuk kristal. Pemisahan
dengan kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan
merambat (koefisien distribusi) antara partikel-partikel zat yang
bercampur dalam satu medium dalam satu medium diam ketika
dialiri satu medium gerak. Sedangkan sublimasi didasarkan pada
campuran zat yang salah satu komponennya dapat menyubin.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode pembelajaran : metode discovery
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER AJAR
Media/Alat : ICT (Information, Communication, Technology)
Bahan :-
Sumber Belajar :
- Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 9: Benda-Benda di Sekitar
Kita. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Gambar materi: zat tunggal
170
G. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam,
menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin
oleh salah seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mangawali setiap kegiatan
dengan doa. Selain berdoa, guru dapat
memberikan penguatan tentang sikap
syukur.
4. Siswa diminta memeriksa kerapian diri
dan kebersihan kelas.
5. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
6. Siswa menyimak penjelasan guru
tentang pentingnya sikap disiplin yang
akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
7. Guru mulai menyiapkan media
pembelajaran ICT seperti laptop, LCD
dan lain lain.
8. Guru menyampaikan materi yang akan
di bahas yaitu “Materi : Zat Tunggal ”.
10 menit
Kegiatan
Inti
1) Mengamati
a) Kegiatan guru
(1) Guru membuka power point yang
berisikan materi yang akan diajarkan dan
siswa
(2) Guru meminta siswa untuk mengamati
gambar zat tunggal pada komputer yang
disambungkan LCD.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa mempersiapkan alat tulisnya.
(2) Siswa mengamati gambar zat tunggal dan
pada komputer yang disambungkan LCD
dan sumber buku.
2) Menanya
a) Kegiatan guru
(1) Guru menulis judul materi pembelajaran
di papan tulis.
50 menit
171
(2) Guru melakukan tanya jawab kepada
siswa untuk mencari tahu pengertian
materi: zat tunggalsesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(3) Guru melakukan tanya jawab kepada
siswa untuk mencari tahu contoh materi:
zat tunggal dirumah.
(4) Guru melalukan tanya jawab kepada
siswa untuk mencari tahu jenis –jenis
materi zat tunggal sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(5) Guru melalukan tanya jawab kepada
siswa untuk mencari tahu sifat campuran
sesuai dengan kemampuan siswa.
b) Kegiatan Siswa
(1) memberikan waktu kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang materi yang
dirasa kurang mengerti.
(2) Guru meminta siswa untuk menyimak
pelajaran dengan baik.
(3) Siswa pemperhatikan judul materi: zat
tunggal pembelajaran yang ditulis guru.
(4) Siswa menjawab dan menemukan
pengertian materi: zat tunggal sesuai
dengan pengetahuannya masing masing.
(5) Siswa menjawab dan menemukan
contoh benda dirumah yang termasuk
dalam materi: zat tunggal.
(6) Siswa menjawab dan menemukan jenis-
jenis materi: zat tunggal sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(7) Siswa menjawab dan menemukan sifat
materi: zat tunggal sesuai dengan
pengetahuan masing-masing.
(8) Siswa menjawab dan menemukan
tentang materi yang dirasa kurang
mengerti.
(9) Siswa menyimak pelajaran dengan baik.
(3) Mengeksplorasi
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk membuat
tabel sifat materi:zat tunggal
(2) Guru mengajak siswa untuk membuat
tabel penggolongan materi: zat tunggal.
b) Kegiatan siswa
172
(1) Siswa membuat tabel sifat materi: zat
tunggal di buku tugas siswa.
(2) Siswa membuat tabel tentang sifat materi:
zat tunggal di buku tugas siswa.
3) Mengasosiasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk
menghubungkan hasil dari pemaparan
mengenai materi: zat tunggal kedalam
pemikiran peserta didik sendiri.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menghubungkan hasil dari
pemaparan mengenai materi, zat tunggal
kedalam pemikiran siswa sendiri.
4) Mengkomunikasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk menjawab
pertanyaan/soal dari guru untuk evaluasi
hasil belajar.
(2) Selama proses kegiatan berlangsung, guru
berkeliling untuk memandu siswa
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab pertanyaan/soal dari
guru untuk evaluasi hasil belajar.
(2) Siswa bersikap baik, disiplin dan
tanggung jawab.
Penutup 1) Menemukan manfaat dari materi.
a) Kegiatan guru
(1) Guru menanyakan materi apa saja yang
sudah dibahas pada pertemuan hari ini.
(2) Guru menanyakan apa saja manfaat
mempelajari materi: zat tunggal.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab apa saja materi yang
sudah dibahas pada pertemuan hari ini.
(2) Siswa menjawab manfaat mempelajari
materi: zat tunggal.
2) Memberi umpan balik
(1) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi
dalam proses kegiatan belajar hari ini.
3) Tindak lanjut
(1) Guru meminta siswa untuk lebih menjaga
pembiasaan pola hidup yang lebih sehat
dan selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
10 menit
173
(2) Guru menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran berikutnya.
(3) Guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama.
(4) Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Jenis Penilaian
a. Teknik : Lembar Portofolio dan Tes Tertulis
Bentuk tes : Uraian
2. Instrumen Penilaian
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √ √ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman √ √ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √ √
4 Bagus Dias √ √ √
5 Fauzia Ana
Karisma √ √ √
6 G. Bagus Deva √ √ √
7 Ghifarri Abdul
Zailani √ √ √
8 Hanum Nela Zain √ √ √
9 Irsyad Hamid √ √ √
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani √ √ √
11 Muh. Havid
Prasetyo √ √ √
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √ √
174
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk soal !
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (x) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Air memiliki banyak manfaat bagi manusia, salah satunya adalah
sebagai air minum. Air yang layak dikonsumsi manusia sebagai air
minum yaitu berwarna ....
a. Putih
b. Cerah
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima √ √ √
14 Naima Naswa
Mullyta √ √ √
15 Pandu Ryzkia
Romadhon √ √ √
16 Putri Rahmadani √ √ √
17 Rahmah Hafidzah √ √ √
18 Rihhadatul Nur
Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
22 Tri Wahyuningsing √ √ √
23 Wahyu Utomo √ √ √
24 Fitria Rahma
Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
175
c. Hitam
d. Jernih
2. Udara yang kamu hirup, tanah tempatmu berpijak, pakaian dan
perhiasan yang kamu pakai, air yang biasa kamu minum, dan nasi serta
lauk pauk yang kamu makan merupakan contoh…
a. Homogen
b. Heterogen
c. Materi
d. Zat tunggal
3. Air tidak hanya untuk minum, air untuk membersihkan badan dan
kotoran. Air untuk mencuci baju yang kotor. Air untuk memasak. Air
untuk menyiram tanah supaya tanamannya. Air untuk berbagai aktifitas
itu termasuk dari…
a. Hemat air
b. Ketersediaan air
c. Kebutuhan air
d. Manfaat air
4. Zat tunggal juga dinamakan sebagai ....
a. Zat padat
b. Zat murni
c. Zat pelarut
d. Zat terlarut
5. Berikut yang merupakan zat tunggal....
176
a. Air
b. Hamburger
c. Es cincau
d. Sup ayam
6. Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut ….
a. Materi
b. Unsur
c. Senyawa
d. Campuran
7. Berdasarkan susunan kimianya, materi dikelompokkan menjadi tiga
berikut ini, kecuali ….
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
d. Zat
8. Berikut ini adalah nama-nama unsur, kecuali ….
a. Oksigen
b. Nitrogen
c. Udara
d. Besi
9. Zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur dengan perbandingan
massa tetap disebut ….
a. Unsur
177
b. Senyawa
c. Campuran
d. Larutan
10. Dibawah ini contoh zat tunggal kecuali….
a. Air
b. Garam
c. Air jernih
d. Air kopi
11. Zat yang terdiri atas materi sejenis disebut….
a. Zat campuran
b. Zat tunggal
c. Zat homogen
d. Zat heterogen
12. Berikut ini yang termasuk contoh zat tunggal, kecuali….
a. Gula
b. Garam
c. Air
d. Santan
13. Berdasarkan komponen penyusunnya minyak goreng termasuk ....
a. Atom
b. Senyawa
c. Unsur
d. Campuran
178
14. Zat tunggal juga dinamakan sebagai ....
a. Zat padat
b. Zat murni
c. Zat pelarut
d. Zat terlarut
15. Ciri-ciri berikut yang termasuk ciri-ciri campuran homogen adalah….
a. Mengendap apabila didiamkan
b. Keruh dan tidak tembus cahaya
c. Percampurannya tidak merata
d. Bening, dan tembus cahaya.
16. Zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan
rekasi kimia biasa disebut....
a. Senyawa
b. Unsur
c. Campuran
d. Larutan
17. Berikut ini yang merupakan kelompok unsur non logam adalah....
a. Hidrogen, nitrogen, dan oksigen
b. Natrium, magnesium, dan alumunium
c. Karbon, fosfor, dan kalium
d. Nitrogen, silikon, dan raksa
18. Zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur dengan perbandingan
massa tetap disebut....
179
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
d. Larutan
19. Unsur yang paling banyak terdapat didalam kerak bumi adalah....
a. Magnesium
b. Oksigen
c. Silikon
d. Alumunium
20. Berikut ini yang bukan merupakan contoh senyawa adalah....
a. Gula
b. Air
c. Tanah
d. Besi
180
181
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Girimargo
Kelas/Semester : V/2 (dua)
Tema 9 : Benda-Benda di Sekitar Kita
Fokus Pembelajaran : IPA
Materi : Materi: zat campuran homogen
Alokasi Waktu : 2x32 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, dan membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya. makhluk ciptaan Tuhan dan kegaiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
182
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Mengelompokkan materi dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan
komponen penyususnnya (zat
tunggal dan campuran)
3.9.1 Mampu menjelaskan pengertian
materi: zat campuran homogen.
3.9.2 Mampu menjelaskan teknik
pemisahan campuran homogen
4.9 melaporkan hasil pengamatan
sifat-sifat campuran dan komponen
penyusunnya dalam kehidupan
sehari-hari.
4.9.1 Mampu menyebutkan sifat
materi: zat campuran homogeny
dengan baik.
4.9.2 Mampu menyebutkan contoh
materi: zat campuran homogen pada
kehidupan sehari-hari dengan baik.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan kegiatan mengamati gambar dan video materi: zatcampuran
homogen siswa dapat menjelaskan isi dari gambar tersebut dengan percaya
diri.
2. Dengan kegiatan membaca pengelompokan materi: zat campuran
homogen dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat siswa dapat
mengidentifikasi pengertian, dan contoh-contohnya di lingkungan dengan
benar baik.
3. Dengan kegiatan mengamati berbagai gambar dan video yang termasuk
dalam materi: zat campuran homogen, siswa dapat menuliskan teknik
pemisahan materi: zat campuran homogen dengan baik dan benar.
4. Dengan kegiatan membaca teks mengenai zat tunggal dan campuran.
Siswa dapat menuliskan sifat materi: zat campuran homogen dengan baik
dan benar .
183
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Materi
Materi adalah segala sesuatu yang dapat di lihat dan disentuh
(seperti air, pohon, dan tanah), serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh
(seperti udara). Semua benda yang ada disekitar kita termasuk materi.
Materi juga diartkan segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai
masaa. Berdasarkan komposisi penyusunnya, materi dibedakan menajdi zat
tunggal dan campuran.
a. Zat Tunggal
Zat tunggal merupakan zat yang terdiri dari materi sejenis.
Contoh benda termasuk dalam zat tunggal adalah air, garam, gula, dan
emas 24 karat.
Gambar 2.1 (Kemendikbud, 2017)
Zat tunggal dapat dibedakan dengan zat tunggal lainnya dengan
melihat komposisinya dan dapat di identifikasi melalui
184
penampakannya, baunya, rasanya, dan sifat lainnya. Zat tunggal dapat
dikelompokkan menjadi unsur dan senyawa.
1) Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan
lagi menjadi zat-zat lain dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi
nuklir). Alam semesta ini mengandung unsur yang sangat banyak,
tetapi yang baru diketahui dan dipelajari oleh para ahli adalah
sebnayak 118 macam unsur dimana diantaranya lebih dari 22 unsur
adalah merupakan unsur buatan. Daftar dari nama-nama unsur
tersebut dapat diketauhui dalam daftar Peroidik Unsur-Unsur
Sistem Berkala.
Unsur dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu unsur
logam dan non logam. Contoh unsur logam adalah besi, emas,
perak, aluminium dan tembaga. Unsur-unsur logam tersebut
memiliki sifat sifat, seperti semua unsur logam berupa zat padat
(kecuali raksa yang berwujud cair), merupakan penghantar listrik
dan panas yang baik, memiliki titik leleh dan titik lebur yang tinggi,
dapat di tempa dan memiliki kilap khusus dipermukaannya.
Sedangkan unsur non logam tidak memliki sifat-sifat tersebut.
Contoh unsur non logam adalah oksigen, nitrogen, belerang,
karbon, dan klorin.
2) Senyawa
185
Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau
lebih unsur. Oleh karena itu, senyawa dapat diuraikan menjadi zat
lain yang lebih sederhana melalui proses kimia.
senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
senyawa yang berasal dari benda tak hidup yang disebut senyawa
anorganik dan senyawa yang berasal dari benda hidup yang disebut
senyawa organik.
b. Campuran
Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang
terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. Campuran dapat dibedakan
menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.
1) Campuran Heterogen
Campuran heterogen merupakan campuran yang zat
penyusunnya tidak tercampur sempurna. Pada campuran heterogen,
zat penyusunnya masih dapat dibedakan. Contoh: campuran pasir-
serbuk besi, campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air
dengan pasir.
Disini akan membahas lebih dalam tentang campuran pasir
dengan serbuk besi. Bila kita mencampurkan 1 gelas pasir dengan 2
gelas serbuk besi maka akan terbentuk campuran pasir dan besi.
186
Gambar 2.2 (Kemendikbud, 2017)
Bagaimana sifat campuran? Perhatikan kembali contoh
campuran antara pasir-serbuk besi. Hal ini menunjukkan bahwa zat-
zat yang membentuk campuran tidak memiliki komposisi yang
tetap, artinya kita dapat membentuk campuran dengan
mencampurkan berbagai zat dengan perbandingan yang tidak tetap.
Pada campuran pasir-serbuk besi, kita masih dapat melihat
dan membedakan antara besi dan pasir. Hal ini berarti, sifat asli dari
zat-zat pembentuk campuran masih tampak sehingga komponen
penyusun campuran tersebut dapat dikenali. Dapatkah pasir dan
serbuk besi yang telah tercampur dipisahkan kembali? Bagaimana
caranya? Ya benar, campuran pasir-serbuk besi dapat dipisahkan
dengan meihat sifat dari pasir dan besi. Serbuk besi mempunyai
sifat dapat ditarik oleh magnet, sedangkan pasir tidak dapat ditarik
oleh magnet, sehingga pemisahan antara campuran pasir-serbuk
besi dapat dilakukan sengan menggunakan magnet.
2) Campuran Homogen
187
Campuran homogen merupakan campuran yang zat
penyusunnya tercampur sempurna. Pada campuran homogen, zat
penyusunnya tidak dapat dipisahkan.Contoh : air garam, sirup,
udara, perunggu, kuningan dan lain-lain.
Gambar 2.3 (Kemendikbud 2017)
Disini akan membahas lebih dalam tentang air garam. Bila
garam dapur dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk campuran
antara lain dengan garam yang disebut larutan garam. Bagaimana
dengan larutan garam? Apakah sifat zat penyusunnya masih dapat
diamati? Untuk mendapatkan kembali garam dapur dari larutan
garam dapat dilakukan dengan metode kristalisasi, yaitu
menguapkan airsehingga ketika sampai pada titik jenuh garam,
garam tersebut akan mengkristal.
Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan
secara fisika. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
memisahkan campuran adalah dengan cara :
a) Penyeringan (filtrasi)
b) Penyulingan (destilisasi)
c) Pengkristalan (kristalisasi)
d) Kromatografi, dan
188
e) Sublimasi
Penyaringan (filtrasi) merupakan pemisahan campuran
yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel zat yang
bercampur. Penyulingan (destilisasi) adalah metode pemisahan
campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat yang
bercampur. Pengkristalan (kristalisasi) dapat dilakukan pada
campuran dengan salah satu zat yang bercampur pada keadaan
lewat jenuh (pekat) sehingga akan membentuk kristal. Pemisahan
dengan kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan
merambat (koefisien distribusi) antara partikel-partikel zat yang
bercampur dalam satu medium dalam satu medium diam ketika
dialiri satu medium gerak. Sedangkan sublimasi didasarkan pada
campuran zat yang salah satu komponennya dapat menyubin.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode pembelajaran : metode discovery
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER AJAR
Media/Alat : ICT
Bahan : -
Sumber Belajar :
- Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 9: Benda-Benda di Sekitar
Kita. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
189
- Gambar zat campuran homogen
- Video tentang zat campuran homogeny
G. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1) Kelas dibuka dengan salam,
menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran siswa.
2) Kelas dilanjutkan dengan doa
dipimpin oleh salah seorang siswa.
3) Siswa difasilitasi untuk bertanya
jawab pentingnya mangawali setiap
kegiatan dengan doa. Selain berdoa,
guru dapat memberikan penguatan
tentang sikap syukur.
4) Siswa diminta memeriksa kerapian
diri dan kebersihan kelas.
5) Siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang tujuan, manfaat dan
aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan.
6) Siswa menyimak penjelasan guru
tentang pentingnya sikap disiplin
yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
7) Guru mulai menyiapkan media
pembelajaran ICT seperti laptop,
LCD dan lain lain.
8) Guru mengulas materi yang kemarin
diajarkan.
9) Guru menyangkut-pautkan materi
kemarin dengan sekarang yang akan
dibahas.
10) Guru menyampaikan materi yang
akan di bahas yaitu “Materi : zat
campuran homogen”.
10
menit
Kegiatan
Inti
1) Mengamati
a) Kegiatan guru
(1) Guru membuka power point yang
berisikan materi: zat campuran
homogen yang akan diajarkan dan
siswa
50
menit
190
(2) Guru meminta siswa untuk
mengamati gambar, dan video
materi: zat campuran homogen
pada komputer yang
disambungkan LCD.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa mempersiapkan alat
tulisnya.
(2) Siswa mengamati gambar, dan
video materi: zat campuran
homogen dan pada komputer yang
disambungkan LCD dan sumber
buku.
2) Menanya
a) Kegiatan guru
(1) Guru menulis judul materi
pembelajaran.
(2) Guru melakukan tanya jawab
kepada siswa untuk mencari tahu
pengertian materi: zat campuran
homogensesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(3) Guru melakukan tanya jawab
kepada siswa untuk mencari tahu
contoh materi: zat campuran
homogen dirumah.
(4) Guru melalukan tanya jawab
kepada siswa untuk mencari tahu
sifat-sifat materi: zat campuran
homogen sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(5) Guru melalukan tanya jawab
kepada siswa untuk mencari tahu
teknik pemisahan materi: zat
campuran homogen sesuai dengan
kemampuan siswa.
(6) Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya jawab
tentang materi yang dirasa kurang
mengerti.
(7) Guru meminta siswa untuk
menyimak pelajaran dengan baik.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa pemperhatikan judul
materi: zat campuran homogen
pembelajaran yang ditulis guru.
191
(2) Siswa menjawab dan menemukan
pengertian materi: zat campuran
homogen sesuai dengan
pengetahuannya masing masing.
(3) Siswa menjawab dan menemukan
contoh benda dirumah yang
termasuk dalam materi: zat
campuran homogen.
(4) Siswa menjawab dan menemukan
sifat-sifatmateri: zat campuran
homogen sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(5) Siswa menjawab dan menemukan
teknik pemisahanmateri: zat
campuran homogen sesuai dengan
pengetahuan masing-masing.
(6) Siswa menjawab dan menemukan
tentang materi yang dirasa kurang
mengerti.
(7) Siswa menyimak pelajaran dengan
baik.
3) Mengeksplorasi
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk
membuat tabel sifat materi: zat
campuran homogen.
(2) Guru mengajak siswa untuk
membuat tabel teknik pemisahan
materi: zat campuran homogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa membuat tabel sifat materi:
zat campuran homogen di buku
tugas siswa.
(2) Siswa membuat tabel tentang sifat
materi: zat homogen di buku tugas
siswa.
(3) Mengasosiasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk
menghubungkan hasil dari
pemaparan mengenai materi: zat
campuran homogen kedalam
pemikiran peserta didik sendiri.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menghubungkan hasil dari
pemaparan mengenai materi: zat
192
campuran homogen kedalam
pemikiran siswa sendiri.
4) Mengkomunikasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk
menjawab pertanyaan/soal dari
guru untuk evaluasi hasil belajar.
(2) Selama proses kegiatan
berlangsung, guru berkeliling
untuk memandu siswa
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab pertanyaan/soal
dari guru untuk evaluasi hasil
belajar.
(2) Siswa bersikap baik, disiplin dan
tanggung jawab.
Penutup 1) Menemukan manfaat dari materi.
a) Kegiatan guru
(1) Guru menanyakan materi apa saja
yang sudah dibahas pada
pertemuan hari ini.
(2) Guru menanyakan apa saja
manfaat mempelajari materi: zat
campuran homogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab apa saja materi
yang sudah dibahas pada
pertemuan hari ini.
(2) Siswa menjawab manfaat
mempelajari materi: zat campuran
homogen.
2) Memberi umpan balik
(1) Guru mengomentari hal-hal yang
terjadi dalam proses kegiatan
belajar hari ini.
3) Tindak lanjut
(1) Guru meminta siswa untuk lebih
menjaga pembiasaan pola hidup
yang lebih sehat dan selalu
menjaga kebersihan lingkungan.
(2) Guru menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
(3) Guru mengajak siswa untuk
berdoa bersama-sama.
(4) Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
10
menit
193
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Jenis Penilaian
a. Teknik : Lembar Portofolio dan Tes Tertulis
Bentuk tes : Uraian
2. Instrumen Penilaian
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √ √ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman √ √ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √ √
4 Bagus Dias √ √ √
5 Fauzia Ana
Karisma √ √ √
6 G. Bagus Deva √ √ √
7 Ghifarri Abdul
Zailani √ √ √
8 Hanum Nela Zain √ √ √
9 Irsyad Hamid √ √ √
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani √ √ √
11 Muh. Havid
Prasetyo √ √ √
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √ √
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima √ √ √
14 Naima Naswa
Mullyta √ √ √
15 Pandu Ryzkia
Romadhon √ √ √
16 Putri Rahmadani √ √ √
17 Rahmah Hafidzah √ √ √
194
Nama Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk soal !
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(x) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa disebut ....
a. Materai
b. Materi
c. Menteri
d. Mantra
2. Perbedaan campuran homogen dan heterogen terletak pada ....
a. Massanya
b. Bentuknya
c. Warnanya
18 Rihhadatul Nur
Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
22 Tri Wahyuningsing √ √ √
23 Wahyu Utomo √ √ √
24 Fitria Rahma
Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
195
d. Zat penyusunnya
3. Emas putih merupakan campuran antara emas, tembaga dan perak.
Campuran tersebut merupakan campuran…
a. Homogen
b. Heterogen
c. Materi
d. Zat tunggal
4. Dari hasil percobaan dibawah ini manakah campuran yang tercampur
sempurna…
a. Air+batu
b. Air+minyak
c. Air+pasir
d. Air+gula
5. Campuran homogen merupakan campuran yang zat penyusunnya
tercampur sempurna, contohnya ..
a. Air
b. Garam
c. Gula
d. Sirup
6. Di Bawah ini bahan-bahan yang bisa menghasilkan campuran homogen
jika dicampur dengan air adalah. …
a. Minyak goreng
b. Garam dapur
196
c. Serbuk kopi
d. Serbuk kapur tulis
7. Contoh campuran homogen dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. Makanan
b. Air laut
c. Larutan gula
d. Air sungai
8. Ciri-ciri berikut yang termasuk ciri-ciri campuran homogen adalah….
a. Mengendap apabila didiamkan
b. Keruh dan tidak tembus cahaya
c. Percampurannya merata
d. Bening, keruh dan tembus cahaya.
9. Di bawah ini adalah sifat dari campuran, kecuali ….
a. Terbentuk melalui reaksi kimia
b. Perbandingan massa zat penyusunnya tidak tetap
c. Zat komponen penyusunnya masih tampak
d. Tersusun atas beberapa unsur atau beberapa senyawa
10. Di Bawah ini bahan-bahan yang bisa menghasilkan campuran homogen
jika dicampur dengan air adalah. …
a. Minyak goreng
b. Garam dapur
c. Serbuk kopi
d. Serbuk batu bata
197
11. Campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-partikel
penyusunnya tidak dapat dibedakan satu sama lainnya disebut ….
a. Larutan
b. Campuran homogen
c. Senyawa
d. Campuran heterogen
12. Zat yang terdiri atas beberapa jenis zat disebut ....
a. Zat tunggal
b. Campuran
c. Zat asam
d. Basa
13. Benda berikut yang termasuk contoh campuran homogen yaitu….
a. Air dan kayu
b. Air dan sayur
c. Air dan kertas
d. Air dan garam
14. Contoh campuran air dengan garam, dan kuningan merupakan
campuran….
a. Homogen
b. Heterogen
c. Campuran sempurna
d. Zat penyusunnya
15. Zat campuran homogen adalah...
198
a. Zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi
b. Dua zat atau lebih yang tidak bisa bercampur secara sempurna.
c. Campuran dua zat yang bisa menyatu dengan sempurna
d. Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki masa
16. Materi yang komposisi zat penyusunnya dapat berubah-ubah adalah....
a. Zat murni
b. Unsur
c. Senyawa
d. Campuran
17. Zat berikut yang ketiganya merupakan campuran adalah....
a. Air laut, susu dan santan
b. Emas, tembaga, dan kuningan
c. Baja, air teh, dan oksigen
d. Kopi, tanah dan besi
18. Berikut ini yang termasuk campuran adalah....
a. Udara, bensin dan air
b. Air, bensin dan gula pasir
c. Udara, bensin, dan susu
d. Udara, gula pasir dan garam
19. Gabungan zat yang masih membawa sifat zat asal disebut....
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
199
d. Larutan
20. Diantara zat di bawahini, yang memiliki susunan dan komposisi yang
tetep adalah
a. Campuran
b. Senyawa
c. Unsur
d. Zat tunggal
Kunci Jawaban :
1. B 6. B 11. B 16. D
2. D 7. C 12. B 17. A
3. A 8. C 13. D 18. C
4. D 9. D 14. A 19. C
5. D 10. B 15. C 20. A
Pedoman penilaian
Skor = benar X 5
Penilaian = SKOR PEROLEHAN X 100
SKOR MAKSIMAL
100 X 100
100
= 100
200
201
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS III
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Girimargo
Kelas/Semester : V/2 (dua)
Tema 9 : Benda-Benda di Sekitar Kita
Fokus Pembelajaran : IPA
Materi : Materi: zat campuran heterogen
Alokasi Waktu : 2x32 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, dan membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya. makhluk ciptaan Tuhan dan kegaiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
202
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Mengelompokkan materi
dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan komponen
penyususnnya (zat tunggal dan
campuran)
3.9.1 Mampu menjelaskan pengertian
materi: zat campuran heterogen.
3.9.2 Mampu menjelaskan teknik
pemisahan campuran heterogen.
4.9 melaporkan hasil pengamatan
sifat-sifat campuran dan
komponen penyusunnya dalam
kehidupan sehari-hari.
4.9.1 Mampu menyebutkan sifat
materi: zat campuran heterogen.
4.9.2 Mampu menyebutkan contoh
materi: zat campuran heterogen pada
kehidupan sehari-hari.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan kegiatan mengamati gambar dan video materi: zat campuran
heterogen siswa dapat menjelaskan isi dari gambar tersebut dengan percaya
diri.
2. Dengan kegiatan membaca pengelompokan materi: zat campuran
heterogen dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat siswa dapat
mengidentifikasi pengertian, dan contoh-contohnya di lingkungan dengan
benar.
3. Dengan kegiatan mengamati berbagai gambar dan video yang termasuk
dalam materi: zat campuran heterogen, siswa dapat menuliskan teknik
pemisahan materi: zat campuran heterogen dengan benar.
4. Dengan kegiatan membaca teks mengenai zat tunggal dan campuran. Siswa
dapat menuliskan sifat materi: zat campuran heterogen dengan benar.
203
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Materi
Materi adalah segala sesuatu yang dapat di lihat dan disentuh (seperti
air, pohon, dan tanah), serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh (seperti
udara). Semua benda yang ada disekitar kita termasuk materi. Materi juga
diartkan segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai masaa.
Berdasarkan komposisi penyusunnya, materi dibedakan menajdi zat
tunggal dan campuran.
a. Zat Tunggal
Zat tunggal merupakan zat yang terdiri dari materi sejenis.
Contoh benda termasuk dalam zat tunggal adalah air, garam, gula, dan
emas 24 karat.
Gambar 3.1 (Kemendikbud, 2017)
Zat tunggal dapat dibedakan dengan zat tunggal lainnya dengan
melihat komposisinya dan dapat di identifikasi melalui
penampakannya, baunya, rasanya, dan sifat lainnya. Zat tunggal dapat
dikelompokkan menjadi unsur dan senyawa.
204
1) Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan
lagi menjadi zat-zat lain dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi
nuklir). Alam semesta ini mengandung unsur yang sangat
banyak, tetapi yang baru diketahui dan dipelajari oleh para ahli
adalah sebnayak 118 macam unsur dimana diantaranya lebih
dari 22 unsur adalah merupakan unsur buatan. Daftar dari nama-
nama unsur tersebut dapat diketauhui dalam daftar Peroidik
Unsur-Unsur Sistem Berkala.
Unsur dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu
unsur logam dan non logam. Contoh unsur logam adalah besi,
emas, perak, aluminium dan tembaga. Unsur-unsur logam
tersebut memiliki sifat sifat, seperti semua unsur logam berupa
zat padat (kecuali raksa yang berwujud cair), merupakan
penghantar listrik dan panas yang baik, memiliki titik leleh dan
titik lebur yang tinggi, dapat di tempa dan memiliki kilap khusus
dipermukaannya. Sedangkan unsur non logam tidak memliki
sifat-sifat tersebut. Contoh unsur non logam adalah oksigen,
nitrogen, belerang, karbon, dan klorin.
2) Senyawa
Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau
lebih unsur. Oleh karena itu, senyawa dapat diuraikan menjadi
zat lain yang lebih sederhana melalui proses kimia.
205
Senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
senyawa yang berasal dari benda tak hidup yang disebut
senyawa anorganik dan senyawa yang berasal dari benda hidup
yang disebut senyawa organik.
b. Campuran
Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang
terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. Campuran dapat dibedakan
menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.
1) Campuran Heterogen
Campuran heterogen merupakan campuran yang zat
penyusunnya tidak tercampur sempurna. Pada campuran heterogen,
zat penyusunnya masih dapat dibedakan.Contoh :campuran pasir-
serbuk besi, campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air
dengan pasir.
Disini akan membahas lebih dalam tentang campuran pasir
dengan serbuk besi. Bila kita mencampurkan 1 gelas pasir dengan 2
gelas serbuk besi maka akan terbentuk campuran pasir dan besi.
Gambar 3.2 (Kemendikbud, 2017)
206
Bagaimana sifat campuran? Perhatikan kembali contoh
campuran antara pasir-serbuk besi. Hal ini menunjukkan bahwa zat-
zat yang membentuk campuran tidak memiliki komposisi yang
tetap, artinya kita dapat membentuk campuran dengan
mencampurkan berbagai zat dengan perbandingan yang tidak tetap.
Pada campuran pasir-serbuk besi, kita masih dapat melihat
dan membedakan antara besi dan pasir. Hal ini berarti, sifat asli dari
zat-zat pembentuk campuran masih tampak sehingga komponen
penyusun campuran tersebut dapat dikenali. Dapatkah pasir dan
serbuk besi yang telah tercampur dipisahkan kembali? Bagaimana
caranya? Ya benar, campuran pasir-serbuk besi dapat dipisahkan
dengan meihat sifat dari pasir dan besi. Serbuk besi mempunyai
sifat dapat ditarik oleh magnet, sedangkan pasir tidak dapat ditarik
oleh magnet, sehingga pemisahan antara campuran pasir-serbuk
besi dapat dilakukan sengan menggunakan magnet.
2) Campuran Heterogen
Campuran homogen merupakan campuran yang zat
penyusunnya tercampur sempurna. Pada campuran homogen, zat
penyusunnya tidak dapat dipisahkan. Contoh : air garam, sirup,
udara, perunggu, kuningan dan lain-lain.
207
Gambar 3.3 (Kemendikbud, 2017)
Disini akan membahas lebih dalam tentang air garam. Bila
garam dapur dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk campuran
antara lain dengan garam yang disebut larutan garam. Bagaimana
dengan larutan garam? Apakah sifat zat penyusunnya masih dapat
diamati? Untuk mendapatkan kembali garam dapur dari larutan
garam dapat dilakukan dengan metode kristalisasi, yaitu
menguapkan airsehingga ketika sampai pada titik jenuh garam,
garam tersebut akan mengkristal.
Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan
secara fisika. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
memisahkan campuran adalah dengan cara :
a) Penyeringan (filtrasi)
b) Penyulingan (destilisasi)
c) Pengkristalan (kristalisasi)
d) Kromatografi, dan
e) Sublimasi
Penyaringan (filtrasi) merupakan pemisahan campuran
yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel zat yang
208
bercampur. Penyulingan (destilisasi) adalah metode pemisahan
campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat yang
bercampur. Pengkristalan (kristalisasi) dapat dilakukan pada
campuran dengan salah satu zat yang bercampur pada keadaan
lewat jenuh (pekat) sehingga akan membentuk kristal. Pemisahan
dengan kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan
merambat (koefisien distribusi) antara partikel-partikel zat yang
bercampur dalam satu medium dalam satu medium diam ketika
dialiri satu medium gerak. Sedangkan sublimasi didasarkan pada
campuran zat yang salah satu komponennya dapat menyubin.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode pembelajaran : metode discovery
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER AJAR
Media/Alat : ICT (Information, Communication, Technology)
Bahan :-
Sumber Belajar :
- Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 9: Benda-Benda di Sekitar
Kita. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Gambar zat tunggal dan campuran
- Video tentang pencampuran zat campuran
209
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1) Kelas dibuka dengan salam,
menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran siswa.
2) Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin
oleh salah seorang siswa.
3) Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mangawali setiap kegiatan
dengan doa. Selain berdoa, guru dapat
memberikan penguatan tentang sikap
syukur.
4) Siswa diminta memeriksa kerapian diri
dan kebersihan kelas.
5) Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
6) Siswa menyimak penjelasan guru
tentang pentingnya sikap disiplin yang
akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
7) Guru mulai menyiapkan media
pembelajaran ICT seperti Laptop, LCD
dan lain lain.
8) Guru mengulas materi yang kemarin
diajarkan.
9) Guru menyangkut-pautkan materi
kemarin dengan sekarang yang akan
dibahas.
10) Guru menyampaikan materi yang akan
di bahas yaitu “Materi :zat campuran”.
10 menit
Kegiatan
Inti
1) Mengamati
a) Kegiatan guru
(1) Guru membuka power point yang
berisikan materi: zat campuran
heterogen yang akan diajarkan dan
siswa.
(2) Guru meminta siswa untuk mengamati
gambar, dan video materi: zat
campuran heterogen pada komputer
yang disambungkan LCD.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa mempersiapkan alat tulisnya.
50 menit
210
(2) Siswa mengamati gambar, dan video
materi: zat campuran heterogen dan
pada komputer yang disambungkan
LCD dan sumber buku.
2) Menanya
a) Kegiatan guru
(1) Guru menulis judul materi
pembelajaran.
(2) Guru melakukan tanya jawab kepada
siswa untuk mencari tahu pengertian
materi: zat campuran hoterogen sesuai
dengan pengetahuannya masing-
masing.
(3) Guru melakukan tanya jawab kepada
siswa untuk mencari tahu contoh
materi: zat campuran heterogen
dirumah.
(4) Guru melalukan tanya jawab kepada
siswa untuk mencari tahu sifat-sifat
materi: zat campuran heterogen sesuai
dengan pengetahuannya masing-
masing.
(5) Guru melalukan tanya jawab kepada
siswa untuk mencari tahu teknik
pemisahan materi: zat campuran
heterogen sesuai dengan kemampuan
siswa.
(6) Guru memberikan waktu kepada siswa
untuk bertanya jawab tentang materi
yang dirasa kurang mengerti.
(7) Guru meminta siswa untuk menyimak
pelajaran dengan baik.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa pemperhatikan judul materi: zat
campuran heterogen pembelajaran
yang ditulis guru.
(2) Siswa menjawab dan menemukan
pengertian materi: zat campuran
heterogen sesuai dengan
pengetahuannya masing masing.
(3) Siswa menjawab dan menemukan
contoh benda dirumah yang termasuk
dalam materi: zat campuran heterogen.
(4) Siswa menjawab dan menemukan
sifat-sifat materi: zat campuran
211
heterogen sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(5) Siswa menjawab dan menemukan
teknik pemisahan materi: zat campuran
heterogen sesuai dengan pengetahuan
masing-masing.
(6) Siswa menjawab dan menemukan
tentang materi yang dirasa kurang
mengerti.
(7) Siswa menyimak pelajaran dengan
baik.
3) Mengeksplorasi
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk membuat
tabel sifat materi: zat campuran
heterogen.
(2) Guru mengajak siswa untuk membuat
tabel teknik pemisahan materi: zat
campuran heterogen.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa membuat tabel sifat materi: zat
campuran heterogen di buku tugas
siswa.
(2) Siswa membuat tabel tentang sifat
materi: zat heterogen di buku tugas
siswa.
4) Mengasosiasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk
menghubungkan hasil dari pemaparan
mengenai materi: zat campuran
heterogen kedalam pemikiran peserta
didik sendiri.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menghubungkan hasil dari
pemaparan mengenai materi: zat
campuran heterogen kedalam
pemikiran siswa sendiri.
5) Mengkomunikasikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengajak siswa untuk menjawab
pertanyaan/soal dari guru untuk
evaluasi hasil belajar.
(2) Selama proses kegiatan berlangsung,
guru berkeliling untuk memandu siswa
b) Kegiatan siswa
212
(1) Siswa menjawab pertanyaan/soal dari
guru untuk evaluasi hasil belajar.
(2) Siswa bersikap baik, disiplin dan
tanggung jawab.
Penutup 4) Menemukan manfaat dari materi.
c) Kegiatan guru
(3) Guru menanyakan materi apa saja
yang sudah dibahas pada pertemuan
hari ini.
(4) Guru menanyakan apa saja manfaat
mempelajari materi: zat campuran
heterogen.
d) Kegiatan siswa
(3) Siswa menjawab apa saja materi yang
sudah dibahas pada pertemuan hari ini.
(4) Siswa menjawab manfaat mempelajari
materi: zat campuran heterogen.
5) Memberi umpan balik
(2) Guru mengomentari hal-hal yang
terjadi dalam proses kegiatan belajar
hari ini.
6) Tindak lanjut
(1) Guru meminta siswa untuk lebih
menjaga pembiasaan pola hidup yang
lebih sehat dan selalu menjaga
kebersihan lingkungan.
(2) Guru menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
(3) Guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama.
(4) Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
10 menit
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Jenis Penilaian
a. Teknik : Lembar Portofolio dan Tes Tertulis
2. Instrumen Penilaian
213
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √ √ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman √ √ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √ √
4 Bagus Dias √ √ √
5 Fauzia Ana
Karisma √ √ √
6 G. Bagus Deva √ √ √
7 Ghifarri Abdul
Zailani √ √ √
8 Hanum Nela Zain √ √ √
9 Irsyad Hamid √ √ √
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani √ √ √
11 Muh. Havid
Prasetyo √ √ √
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √ √
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima √ √ √
14 Naima Naswa
Mullyta √ √ √
15 Pandu Ryzkia
Romadhon √ √ √
16 Putri Rahmadani √ √ √
17 Rahmah Hafidzah √ √ √
18 Rihhadatul Nur
Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
22 Tri Wahyuningsing √ √ √
23 Wahyu Utomo √ √ √
214
Nama Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk soal !
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (x) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Perbedaan campuran homogen dan heterogen terletak pada ....
a. Massanya
b. Bentuknya
c. Warnanya
d. Zat penyusunnya
2. Segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa disebut
....
a. Materai
b. Materi
c. Menteri
d. Mantra
3. Contoh campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air dengan
pasir merupakan campuran..
a. Homogen
24 Fitria Rahma
Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
215
b. Heterogen
c. Campuran sempurna
d. Zat penyusunnya
4. Berikut ini yang termasuk sifat campuran heterogen adalah….
a. Bening dan tembus cahaya
b. Tidak mengendap saat didiamkan
c. Memiliki gelembung
d. Partikel zat penyusunnya tidak tercampur sempurna
5. Zat yang terdiri dari beberapa jenis zat disebut ....
a. Zat tunggal
b. Campuran
c. Zat asam
d. Basa
6. Berikut ini yang termausk contoh campuran adalah….
a. Gula
b. Garam
c. Air
d. Santan
7. Di bawah ini adalah sifat dari campuran, kecuali ….
a. Terbentuk melalui reaksi kimia
b. Perbandingan massa zat penyusunnya tidak tetap
c. Zat komponen penyusunnya masih tampak
d. Tersusun atas beberapa unsur atau beberapa senyawa
216
8. Contoh campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air dengan
pasir merupakan campuran..
a. Homogen
b. Heterogen
c. Campuran sempurna
d. Zat penyusunnya
9. Berikut ini yang termasuk sifat campuran heterogen adalah….
a. Bening dan tembus cahaya
b. Tidak mengendap saat didiamkan
c. Memiliki gelembung
d. Partikel zat penyusunnya tercampur tidak sempurna
10. Proses pemisahan filtrasi (penyaringan) cocok digunakan untuk
campuran….
a. Air + garam
b. Air + sirup
c. Air + pasir
d. Air + gula
11. Apakah yang dimaksud dengan pemisahan kristalisasi(kristalan)….
a. Cara pemisahan untuk memperoleh zat padat yang larut dalam
cairan dengan pengkristalan.
b. Cara pemisahan zat padat dari cairan melalui saringan/filter
yang berpori.
217
c. Cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau
bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda.
d. Cara pemisahan suatu zat pada pelarut yang sesuai.
12. Pemisahan air dengan tepung baiknya menggunakan….
a. Filtrasi (penyaringan)
b. Kristalisasi
c. Distilasi (penyulingan)
d. Pengendapan
13. Dari hasil percobaan dibawah ini manakah campuran yang tercampur
tidak sempurna …
a. Air+pewarna makanan
b. Air+sirup
c. Air+pasir
d. Air+gula
14. Air memiliki banyak manfaat bagi manusia, salah satunya adalah
sebagai air minum. Air yang layak dikonsumsi manusia sebagai air
minum yaitu berwarna ....
a. Putih
b. Cerah
c. Hitam
d. Jernih
15. Contoh campuran heterogen dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. Air pasir
218
b. Air laut
c. Larutan gula
d. Air sungai
16. Berikut ini yang termasuk campuran adalah....
a. Udara, bensin, air
b. Air, bensin, dan gula pasir
c. Udara, bensin, dan susu
d. Udara, gula pasir, dan garam
17. Berikut ini yang termasuk dalam campuran yang bersifat heterogen
adalah....
a. Udara, adukan semen, dan sirup
b. Es campur, paduan logam, dan air teh
c. Paduan logam, sirup, dan larutan gula
d. Minyak dalam air, kolak, dan adukan semen
18. Senyawa berbeda dengan campuran dalam hal-hal berikut, kecuali...
a. Proses pembentukan
b. Komposisi zat penyusunnya
c. Teknik pemisahan
d. Kesamaan sifat zat penyusun
19. Santan termasuk campuran jenis....
a. Campuran homogen
b. Larutan
c. Koloid
219
d. Suspensi
20. Zat berikut yang ketiganya merupakan campuran....
a. Air laut, susu, dan santan
b. Emas, tembaga, dan kuningan
c. Baja, air teh, dan oksigen
d. Kopi, tanah, dan besi
Kunci Jawaban :
1. D 6. D 11.A 16. C
2. B 7. D 12. D 17. D
3. B 8. B 13.C 18. D
4. D 9. D 14. D 19. C
5. B 10. C 15. A 20. A
220
221
Lampiran 4
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √ √ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman √ √ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √ √
4 Bagus Dias √ √ √
5 Fauzia Ana
Karisma √ √ √
6 G. Bagus Deva √ √ √
7 Ghifarri Abdul
Zailani √ √ √
8 Hanum Nela Zain √ √ √
9 Irsyad Hamid √ √ √
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani √ √ √
11 Muh. Havid
Prasetyo √ √ √
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √ √
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima √ √ √
14 Naima Naswa
Mullyta √ √ √
15 Pandu Ryzkia
Romadhon √ √ √
16 Putri Rahmadani √ √ √
17 Rahmah Hafidzah √ √ √
18 Rihhadatul Nur
Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
222
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
22 Tri Wahyuningsing √ √ √
23 Wahyu Utomo √ √ √
24 Fitria Rahma
Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
223
Lampiran 5
Lembar Observasi Siswa Siklus II
Keterangan
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √ √ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman √ √ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √ √
4 Bagus Dias √ √ √
5 Fauzia Ana Karisma √ √ √
6 G. Bagus Deva √ √ √
7 Ghifarri Abdul
Zailani √ √ √
8 Hanum Nela Zain √ √ √
9 Irsyad Hamid √ √ √
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani √ √ √
11 Muh. Havid
Prasetyo √ √ √
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √ √
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima √ √ √
14 Naima Naswa
Mullyta √ √ √
15 Pandu Ryzkia
Romadhon √ √ √
16 Putri Rahmadani √ √ √
17 Rahmah Hafidzah √ √ √
18 Rihhadatul Nur Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
22 Tri Wahyuningsing √ √ √
224
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
23 Wahyu Utomo √ √ √
24 Fitria Rahma Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
225
Lampiran 6
Lembar Observasi Siswa Siklus III
No Nama
Kriteria Penilaian
aktif Tanggung
Jawab Kerjasama
A B C D A B C D A B C D
1 Adli Sultanul
Musyafa √ √ √
2 Akmal
Dhiyaurrohman √ √ √
3 Alifah Nafisatul
Maunah √ √ √
4 Bagus Dias √ √ √
5 Fauzia Ana
Karisma √ √ √
6 G. Bagus Deva √ √ √
7 Ghifarri Abdul
Zailani √ √ √
8 Hanum Nela Zain √ √ √
9 Irsyad Hamid √ √ √
10 Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani √ √ √
11 Muh. Havid
Prasetyo √ √ √
12 Nabilah Dhiya
Ulhaq √ √ √
13 Nafisah Alya Putri
Nur Qasima √ √ √
14 Naima Naswa
Mullyta √ √ √
15 Pandu Ryzkia
Romadhon √ √ √
16 Putri Rahmadani √ √ √
17 Rahmah Hafidzah √ √ √
18 Rihhadatul Nur
Aini √ √ √
19 Salsabila Nadhifaa
Ramadani √ √ √
20 Siwi Ash Habil
Jannah √ √ √
226
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
21 Sholekah Fitri
Handayani √ √ √
22 Tri Wahyuningsing √ √ √
23 Wahyu Utomo √ √ √
24 Fitria Rahma
Anjali √ √ √
25 Luthfa Miftakhul
Janah √ √ √
227
Lampiran 7
Lembar Observasi Guru Siklus I
No Objek yang Diamati 1 2 3 4
1. Kejelasan guru dalam memberi penjelasan awal
kepada siswa
√
2. Baiknya guru ketika mengamati diskusi siswa √
3. Strategi guru ketika mengajak siswa menyusun
kriteria diskusi
√
4. Baiknya pangamatan guru ketika mengamati jalannya
diskusi
√
5. Baiknya pengarahan guru kepada siswa untuk
melaksanakan diskusi
√
6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut dalam
menyimpulkan hasil diskusi
√
7. Baiknya cara guru untuk menutup pembelajaran √
8. Baiknya guru ketika melaksanakan refleksi √
9. Baiknya guru ketika melaksanakan siklus ke-2 √
Keterangan :
Skor nilai
Skor 4, artinya sangat baik
Skor 3, artinya baik
Skor 2, artinya kurang baik, dan
Skor 1, artinya tidak baik
228
Lampiran 8
Lembar Observasi Guru Siklus II
No Objek yang Diamati 1 2 3 4
1. Kejelasan guru dalam memberi penjelasan awal kepada
siswa
√
2. Baiknya guru ketika mengamati diskusi siswa √
3. Strategi guru ketika mengajak siswa menyusun kriteria
diskusi
√
4. Baiknya pangamatan guru ketika mengamati jalannya
diskusi
√
5. Baiknya pengarahan guru kepada siswa untuk
melaksanakan diskusi
√
6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut dalam
menyimpulkan hasil diskusi
√
7. Baiknya cara guru untuk menutup pembelajaran √
8. Baiknya guru ketika melaksanakan refleksi √
9. Baiknya guru ketika melaksanakan siklus ke-2 √
Keterangan :
Skor nilai
Skor 4, artinya sangat baik
Skor 3, artinya baik
Skor 2, artinya kurang baik, dan
Skor 1, artinya tidak baik
229
Lampiran 9
Lembar Observasi Guru Siklus III
No Objek yang Diamati 1 2 3 4
1. Kejelasan guru dalam memberi penjelasan awal kepada
siswa
√
2. Baiknya guru ketika mengamati diskusi siswa √
3. Strategi guru ketika mengajak siswa menyusun kriteria
diskusi
√
4. Baiknya pangamatan guru ketika mengamati jalannya
diskusi
√
5. Baiknya pengarahan guru kepada siswa untuk
melaksanakan diskusi
√
6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut dalam
menyimpulkan hasil diskusi
√
7. Baiknya cara guru untuk menutup pembelajaran √
8. Baiknya guru ketika melaksanakan refleksi √
9. Baiknya guru ketika melaksanakan siklus ke-2 √
Keterangan :
Skor nilai
Skor 4, artinya sangat baik
Skor 3, artinya baik
Skor 2, artinya kurang baik, dan
Skor 1, artinya tidak baik
230
Lampiran 10
Tabel 4.1 Data Nilai Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Adli Sultanul Musyafa 55 √
2. Akmal Dhiyaurrohman 45 √
3. Alifah Nafisatul Maunah 75 √
4. Bagus Dias 35 √
5. Fauzia Ana Karisma 95 √
6. G. Bagus Deva 55 √
7. Ghifarri Abdul Zailani 85 √
8. Hanum Nela Zain 50 √
9. Irsyad Hamid 50 √
10. Muh. Fadhil Bayu
Ramadhani 60 √
11. Muh. Havid Prasetyo 55 √
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 45 √
13. Nafisah Alya Putri Nur
Qasima 75 √
14. Naima Naswa Mullyta 85 √
15. Pandu Ryzkia Romadhon 55 √
16. Putri Rahmadani 65 √
17. Rahmah Hafidzah 75 √
18. Rihhadatul Nur Aini 80 √
19. Salsabila Nadhifaa
Ramadani 55 √
20. Siwi Ash Habil Jannah 60 √
21. Sholekah Fitri Handayani 90 √
22. Tri Wahyuningsing 55 √
23. Wahyu Utomo 85 √
24. Fitria Rahma Anjali 60 √
25. Luthfa Miftakhul Janah 60 √
Jumlah 1.605 10 15
Rata-rata 64,2
Presentase Ketuntasan 40 % 60 %
Keterangan :
KBM = 65
Tuntas = 10 siswa
Belumtuntas = 15 siswa
231
Lampiran 11
Tabel 4.4 Data Nilai Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Adli Sultanul Musyafa 70 √
2. Akmal Dhiyaurrohman 55 √
3. Alifah Nafisatul Maunah 75 √
4. Bagus Dias 45 √
5. Fauzia Ana Karisma 95 √
6. G. Bagus Deva 55 √
7. Ghifarri Abdul Zailani 55 √
8. Hanum Nela Zain 55 √
9. Irsyad Hamid 75 √
10. Muh. Fadhil Bayu Ramadhani 70 √
11. Muh. Havid Prasetyo 60 √
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 65 √
13. Nafisah Alya Putri Nur Qasima 65 √
14. Naima Naswa Mullyta 65 √
15. Pandu Ryzkia Romadhon 60 √
16. Putri Rahmadani 70 √
17. Rahmah Hafidzah 75 √
18. Rihhadatul Nur Aini 85 √
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 70 √
20. Siwi Ash Habil Jannah 70 √
21. Fitri Sholekah Handayani 85 √
22. Tri Wahyuningsing 55 √
23. Wahyu Utomo 65 √
24. Fitria Rahma Anjali 70 √
25. Luthfa Miftakhul Janah 75 √
Jumlah 1.685 17 8
Rata-rata 67,4
Presentase Ketuntasan 68% 32%
Keterangan:
KBM = 65
Tuntas = 17 siswa
Belum tuntas = 8 siswa
232
Lampiran 12
Tabel 4.7 Data Nilai Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Adli Sultanul Musyafa 75 √
2. Akmal Dhiyaurrohman 70 √
3. Alifah Nafisatul Maunah 75 √
4. Bagus Dias 60 √
5. Fauzia Ana Karisma 90 √
6. G. Bagus Deva 60 √
7. Ghifarri Abdul Zailani 70 √
8. Hanum Nela Zain 50 √
9. Irsyad Hamid 85 √
10. Muh. Fadhil Bayu Ramadhani 75 √
11. Muh. Havid Prasetyo 60 √
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 80 √
13. Nafisah Alya Putri Nur Qasima 55 √
14. Naima Naswa Mullyta 85 √
15. Pandu Ryzkia Romadhon 70 √
16. Putri Rahmadani 85 √
17. Rahmah Hafidzah 80 √
18. Rihhadatul Nur Aini 95 √
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 80 √
20. Siwi Ash Habil Jannah 80 √
21. Fitri Sholekah Handayani 75 √
22. Tri Wahyuningsing 60 √
23. Wahyu Utomo 75 √
24. Fitria Rahma Anjali 70 √
25. Luthfa Miftakhul Janah 75 √
Jumlah 1.840 19 6
Rata-rata 7,36
Presentase Ketuntasan 76% 24%
Keterangan:
KBM = 65
Tuntas = 19 siswa
Belum tuntas = 6 siswa
233
Lampiran 13
Tabel 4.7 Data Nilai Siswa Siklus III
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Adli Sultanul Musyafa 80 √
2. Akmal Dhiyaurrohman 85 √
3. Alifah Nafisatul Maunah 80 √
4. Bagus Dias 65 √
5. Fauzia Ana Karisma 85 √
6. G. Bagus Deva 60 √
7. Ghifarri Abdul Zailani 75 √
8. Hanum Nela Zain 60 √
9. Irsyad Hamid 85 √
10. Muh. Fadhil Bayu Ramadhani 80 √
11. Muh. Havid Prasetyo 65 √
12. Nabilah Dhiya Ulhaq 90 √
13. Nafisah Alya Putri Nur Qasima 80 √
14. Naima Naswa Mullyta 90 √
15. Pandu Ryzkia Romadhon 80 √
16. Putri Rahmadani 95 √
17. Rahmah Hafidzah 80 √
18. Rihhadatul Nur Aini 95 √
19. Salsabila Nadhifaa Ramadani 80 √
20. Siwi Ash Habil Jannah 80 √
21. Fitri Sholekah Handayani 85 √
22. Tri Wahyuningsing 65 √
23. Wahyu Utomo 75 √
24. Fitria Rahma Anjali 85 √
25. Luthfa Miftakhul Janah 85 √
Jumlah 1.985 23 2
Rata-rata 79,4
Presentase Ketuntasan 92% 8%
Keterangan:
KBM = 65
Tuntas = 23 siswa
Belum tuntas = 2 siswa
234
Lampiran 14
SOAL SIKLUS I
Nama : .....................................
Kelas :......................................
No. Absen :......................................
Petunjuk soal !
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (x) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Air memiliki banyak manfaat bagi manusia, salah satunya adalah sebagai
air minum. Air yang layak dikonsumsi manusia sebagai air minum yaitu
berwarna ....
a. Putih
b. Cerah
c. Hitam
d. Jernih
2. Udara yang kamu hirup, tanah tempatmu berpijak, pakaian dan perhiasan
yang kamu pakai, air yang biasa kamu minum, dan nasi serta lauk pauk yang
kamu makan merupakan contoh…
a. Homogen
b. Heterogen
c. Materi
d. Zat tunggal
235
3. Air tidak hanya untuk minum, air untuk membersihkan badan dan kotoran.
Air untuk mencuci baju yang kotor. Air untuk memasak. Air untuk
menyiram tanah supaya tanamannya. Air untuk berbagai aktifitas itu
termasuk dari…
a. Hemat air
b. Ketersediaan air
c. Kebutuhan air
d. Manfaat air
4. Zat tunggal juga dinamakan sebagai ....
a. Zat padat
b. Zat murni
c. Zat pelarut
d. Zat terlarut
5. Berikut yang merupakan zat tunggal....
a. Air
b. Hamburger
c. Es cincau
d. Sup ayam
6. Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut ….
a. Materi
b. Unsur
c. Senyawa
d. Campuran
236
7. Berdasarkan susunan kimianya, materi dikelompokkan menjadi tiga berikut
ini, kecuali ….
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
d. Zat
8. Berikut ini adalah nama-nama unsur, kecuali ….
a. Oksigen
b. Nitrogen
c. Udara
d. Besi
9. Zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur dengan perbandingan massa
tetap disebut ….
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
d. Larutan
10. Dibawah ini contoh zat tunggal kecuali….
a. Air
b. Garam
c. Air jernih
d. Air kopi
11. Zat yang terdiri atas materi sejenis disebut….
237
a. Zat campuran
b. Zat tunggal
c. Zat homogen
d. Zat heterogen
12. Berikut ini yang termasuk contoh zat tunggal, kecuali….
a. Gula
b. Garam
c. Air
d. Santan
13. Berdasarkan komponen penyusunnya minyak goreng termasuk ....
a. Atom
b. Senyawa
c. Unsur
d. Campuran
14. Zat tunggal juga dinamakan sebagai ....
a. Zat padat
b. Zat murni
c. Zat pelarut
d. Zat terlarut
15. Ciri-ciri berikut yang termasuk ciri-ciri campuran homogen adalah….
a. Mengendap apabila didiamkan
b. Keruh dan tidak tembus cahaya
c. Percampurannya tidak merata
238
d. Bening, dan tembus cahaya.
16. Zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan rekasi
kimia biasa disebut....
a. Senyawa
b. Unsur
c. Campuran
d. Larutan
17. Berikut ini yang merupakan kelompok unsur non logam adalah....
a. Hidrogen, nitrogen, dan oksigen
b. Natrium, magnesium, dan alumunium
c. Karbon, fosfor, dan kalium
d. Nitrogen, silikon, dan raksa
18. Zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur dengan perbandingan massa
tetap disebut....
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
d. Larutan
19. Unsur yang paling banyak terdapat didalam kerak bumi adalah....
a. Magnesium
b. Oksigen
c. Silikon
d. Alumunium
239
20. Berikut ini yang bukan merupakan contoh senyawa adalah....
a. Gula
b. Air
c. Tanah
d. Besi
240
Lampiran 15
SOAL SIKLUS II
Nama : ......................................
Kelas :.......................................
No. Absen :......................................
Petunjuk soal !
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(x) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa disebut ....
a. Materai
b. Materi
c. Menteri
d. Mantra
2. Perbedaan campuran homogen dan heterogen terletak pada ....
a. Massanya
b. Bentuknya
c. Warnanya
d. Zat penyusunnya
3. Emas putih merupakan campuran antara emas, tembaga dan perak.
Campuran tersebut merupakan campuran…
a. Homogen
b. Heterogen
c. Materi
241
d. Zat tunggal
4. Dari hasil percobaan dibawah ini manakah campuran yang tercampur
sempurna…
a. Air+batu
b. Air+minyak
c. Air+pasir
d. Air+gula
5. Campuran homogen merupakan campuran yang zat penyusunnya tercampur
sempurna, contohnya ..
a. Air
b. Garam
c. Gula
d. Sirup
6. Di Bawah ini bahan-bahan yang bisa menghasilkan campuran homogen jika
dicampur dengan air adalah. …
a. Minyak goreng
b. Garam dapur
c. Serbuk kopi
d. Serbuk kapur tulis
7. Contoh campuran homogen dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. Makanan
b. Air laut
c. Larutan gula
242
d. Air sungai
8. Ciri-ciri berikut yang termasuk ciri-ciri campuran homogen adalah….
a. Mengendap apabila didiamkan
b. Keruh dan tidak tembus cahaya
c. Percampurannya merata
d. Bening, keruh dan tembus cahaya.
9. Di bawah ini adalah sifat dari campuran, kecuali ….
a. Terbentuk melalui reaksi kimia
b. Perbandingan massa zat penyusunnya tidak tetap
c. Zat komponen penyusunnya masih tampak
d. Tersusun atas beberapa unsur atau beberapa senyawa
10. Di Bawah ini bahan-bahan yang bisa menghasilkan campuran homogen jika
dicampur dengan air adalah. …
a. Minyak goreng
b. Garam dapur
c. Serbuk kopi
d. Serbuk batu bata
11. Campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-partikel
penyusunnya tidak dapat dibedakan satu sama lainnya disebut ….
a. Larutan
b. Campuran homogen
c. Senyawa
d. Campuran heterogen
243
12. Zat yang terdiri atas beberapa jenis zat disebut ....
a. Zat tunggal
b. Campuran
c. Zat asam
d. Basa
13. Benda berikut yang termasuk contoh campuran homogen yaitu….
a. Air dan kayu
b. Air dan sayur
c. Air dan kertas
d. Air dan garam
14. Contoh campuran air dengan garam, dan kuningan merupakan campuran….
a. Homogen
b. Heterogen
c. Campuran sempurna
d. Zat penyusunnya
15. Zat campuran homogen adalah...
a. Zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi
b. Dua zat atau lebih yang tidak bisa bercampur secara sempurna.
c. Campuran dua zat yang bisa menyatu dengan sempurna
d. Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki masa
16. Materi yang komposisi zat penyusunnya dapat berubah-ubah adalah....
a. Zat murni
b. Unsur
244
c. Senyawa
d. Campuran
17. Zat berikut yang ketiganya merupakan campuran adalah....
a. Air laut, susu dan santan
b. Emas, tembaga, dan kuningan
c. Baja, air teh, dan oksigen
d. Kopi, tanah dan besi
18. Berikut ini yang termasuk campuran adalah....
a. Udara, bensin dan air
b. Air, bensin dan gula pasir
c. Udara, bensin, dan susu
d. Udara, gula pasir dan garam
19. Gabungan zat yang masih membawa sifat zat asal disebut....
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
d. Larutan
20. Diantara zat di bawahini, yang memiliki susunan dan komposisi yang tetep
adalah
a. Campuran
b. Senyawa
c. Unsur
d. Zat tunggal
245
Lampiran 16
SOAL SIKLUS III
Nama : .....................................
Kelas :.....................................
No. Absen :.....................................
Petunjuk soal !
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (x) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Perbedaan campuran homogen dan heterogen terletak pada ....
a. Massanya
b. Bentuknya
c. Warnanya
d. Zat penyusunnya
2. Segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa disebut ....
a. Materai
b. Materi
c. Menteri
d. Mantra
3. Contoh campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air dengan pasir
merupakan campuran..
a. Homogen
b. Heterogen
c. Campuran sempurna
246
d. Zat penyusunnya
4. Berikut ini yang termasuk sifat campuran heterogen adalah….
a. Bening dan tembus cahaya
b. Tidak mengendap saat didiamkan
c. Memiliki gelembung
d. Partikel zat penyusunnya tidak tercampur sempurna
5. Zat yang terdiri dari beberapa jenis zat disebut ....
a. Zat tunggal
b. Campuran
c. Zat asam
d. Basa
6. Berikut ini yang termausk contoh campuran adalah….
a. Gula
b. Garam
c. Air
d. Santan
7. Di bawah ini adalah sifat dari campuran, kecuali ….
a. Terbentuk melalui reaksi kimia
b. Perbandingan massa zat penyusunnya tidak tetap
c. Zat komponen penyusunnya masih tampak
d. Tersusun atas beberapa unsur atau beberapa senyawa
8. Contoh campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air dengan pasir
merupakan campuran..
247
a. Homogen
b. Heterogen
c. Campuran sempurna
d. Zat penyusunnya
9. Berikut ini yang termasuk sifat campuran heterogen adalah….
a. Bening dan tembus cahaya
b. Tidak mengendap saat didiamkan
c. Memiliki gelembung
d. Partikel zat penyusunnya tercampur tidak sempurna
10. Proses pemisahan filtrasi (penyaringan) cocok digunakan untuk
campuran….
a. Air + garam
b. Air + sirup
c. Air + pasir
d. Air + gula
11. Apakah yang dimaksud dengan pemisahan kristalisasi (kristalan)….
a. Cara pemisahan untuk memperoleh zat padat yang larut dalam
cairan dengan pengkristalan.
b. Cara pemisahan zat padat dari cairan melalui saringan/filter yang
berpori.
c. Cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau bercampur
dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda.
d. Cara pemisahan suatu zat pada pelarut yang sesuai.
248
12. Pemisahan air dengan tepung baiknya menggunakan….
a. Filtrasi (penyaringan)
b. Kristalisasi
c. Distilasi (penyulingan)
d. Pengendapan
13. Dari hasil percobaan dibawah ini manakah campuran yang tercampur tidak
sempurna …
a. Air+pewarna makanan
b. Air+sirup
c. Air+pasir
d. Air+gula
14. Air memiliki banyak manfaat bagi manusia, salah satunya adalah sebagai
air minum. Air yang layak dikonsumsi manusia sebagai air minum yaitu
berwarna ....
a. Putih
b. Cerah
c. Hitam
d. Jernih
15. Contoh campuran heterogen dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. Air pasir
b. Air laut
c. Larutan gula
d. Air sungai
249
16. Berikut ini yang termasuk campuran adalah....
a. Udara, bensin, air
b. Air, bensin, dan gula pasir
c. Udara, bensin, dan susu
d. Udara, gula pasir, dan garam
17. Berikut ini yang termasuk dalam campuran yang bersifat heterogen
adalah....
a. Udara, adukan semen, dan sirup
b. Es campur, paduan logam, dan air teh
c. Paduan logam, sirup, dan larutan gula
d. Minyak dalam air, kolak, dan adukan semen
18. Senyawa berbeda dengan campuran dalam hal-hal berikut, kecuali...
a. Proses pembentukan
b. Komposisi zat penyusunnya
c. Teknik pemisahan
d. Kesamaan sifat zat penyusun
19. Santan termasuk campuran jenis....
a. Campuran homogen
b. Larutan
c. Koloid
d. Suspensi
20. Zat berikut yang ketiganya merupakan campuran....
a. Air laut, susu, dan santan
250
b. Emas, tembaga, dan kuningan
c. Baja, air teh, dan oksigen
d. Kopi, tanah, dan besi
251
Lampiran 17
252
253
254
255
Lampiran 18
256
257
258
259
Lampiran 19
260
261
262
263
Lampiran 20
FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Gambar 1.1 Kegiatan Belajar Siswa Siklus I
Gambar 1.2 Siswa Melalukan Evaluasi
264
Gambar 1.3 Proses Pembelajaran Siklus II
Gambar 1.4 Proses Pembelajaran Siklus III
265
Lampiran 21
266
Lampiran 22
267
Lampiran 23
268
Lampiran 24
SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)
Nama : Nicken Fitriana jurusan : PGMI
Nim : 23040-15-0108 Dosen PA : Rasimin, S.Pdi., M.Pd
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. Program Ma’had Mahasiswi Selama
Satu Tahun “Ma’had Al Jami’ah Putri
Iain Salatiga”.
16 Juli 2015 Peserta 15
2. Seminar Nasional “Pendidikan
Karakter Untuk Melahirkan Pemimpin
Masa Depan”.
17 November 2015 Peserta 8
3. Praktikum Mata Kuliah Kewirausahaan
(Mahasiswa Jurusan PAI, PGMI, dan
PGRA) “Keren Itu Mahasiswa Kreatif,
Inovatif, Mandiri, dan Berani
Berwirausaha”.
14 Desember 2016 Peserta 3
4. Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) IAIN
Salatiga “Penguatan Nilai-nilai Islam
Indonesia Menuju Negara yang Aman
dan Damai”
14 Agustus 2015 Peserta 3
5. Antologi Puisi Yang Diselenggarakan
Oleh Katapena Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) Dinamika.
1 November 2017 Peserta 3
6. Seminar Hari Hak Untuk Tahu “Hak
Untuk Tahu Sebagai Basis Penguatan
Masyarakat Sipil”
22 September 2015 Peserta 3
7. Kegiatan TERAPI HATI “Menjemput
Kebahagiaan dengan Cinta dan
Syukur”
20 Mei 2017 Peserta 3
269
8. Talkshow Ekonomi Kreatif ”Peluang
Para Ekonom Kreatif pada Era
Revolusi Industri 4.0”
6 November 2018 Peserta 3
9. Pengakraban Mahasiswa Baru Jurusan
PGMI dengan tema “One Soul, One
Fight, One Goal Membentuk
Mahasiswa PGMI yang Unggul dan
Berkarakter”.
5 September 2015 Peserta 3
10. Talkshow Sukses Kuliah Bersama
KAMMI Salatiga
15 September 2015 Peserta 3
11. Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega (PLCPP) XXVI
30 September - 2
Oktober 2016
Peserta 4
12. SIBI 30 Juni 2016 Peserta 6
13. SIBA 30 Juni 2016 Peserta 6
14. Library User Education (Pendidikan
Pemustaka)
21 Agustus 2015 Peserta 3
15. Orientasi Pengenalan Akademik Dan
Kemahasiswaan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan
13 Agustus 2015 Peserta 3
16. Workshop “#Go Recycle Training” 19 September 2015 Peserta 3
17. Jalan Sehat Semarak festifal Hari Jadi
PGMI ke 10 “Bersama Kita Bisa”
15 November 2017 Peserta 3
18 Seminar Internasional “Petani Untuk
Negeri”
18 September 2016 Peserta 8
19. Bedah Buku “Muda 7 Warna” 3 Oktober 2015 Peserta 3
20. Pagelaran Pentas Seni Media
Pembelajaran Educatif Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
“Cipta Karya Media Pembelajaran
Educatif”
27 November 2016 Peserta 3
21. Seminar Nasional “Epistemologi Tafsir
Kontemporer; Integrasi Hermeneutika
Dalam Metode Penafsiran Al-Qur’an”
25 September 2015 Peserta 8
270
271
Lampiran 25
272
Lampiran 26
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Data Pribadi :
Nama : Nicken Fitriana
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 27 Januari 1998
Agama : Islam
Alamat : Giriroto RT 02, Girimargo, Miri, Sragen
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan:
1. MI Muhammadiyah Girimargo
2. MTs Negeri 07 Sragen
3. SMA Negeri 01 Sumberlawang
4. IAIN Salatiga angkatan 2015
Dengan ini daftar riwayat hidup saya buat sebenar-benarnya. Atas perhatiannya
saya ucapkan terimakasih.
Miri, 09 Juli 2019
Hormat saya,
Nicken Fitriana