Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

17
KATA PENGANTAR Puji syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan saya kemudahan dalam penyusunan karya ilmiah saya ini yang berjudul Kesehatan Gigi Anak Tergantung Terhadap Kesadaran Orang Tua. Karya ilmiah ini saya susun secara lugas dan aktual dengan menggunakan data yang terbaru. Data terbaru tersebut berasal dari penelitan kecil saya di lingkungan sekolah dasar dan ditambah dengan beberapa jurnal online. Kesehatan merupakan suatu kondisi manusia yang secara fisik dan psikisnya dalam keadaan prima. Namun, dalam hal ini saya membahas secara fisik. Dan saya mengkerucutkan lagi tentang kesehatan gigi anak. Saya berharap para pembaca dapat menjadikan referensi dalam menjalankan kehidupan sehari – hari. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah Negeri Inpres PAI 2 telah mengijinkan saya untuk mengambil data. Dan begitu pula orang tua saya yang membantu secara materi maupun non materi. Serta, beberapa pihak yang tidak bisa saya sebut namanya yang telah memberikan kritik, saran dan motivasi sehingga penulisan ini dapat terselesaikan. Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai bahan revisi dari karya ilmiah ke depannya. Makassar, 9 Maret 2011 Andi Rindi Antika Juniafri

Transcript of Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

Page 1: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan

saya kemudahan dalam penyusunan karya ilmiah saya ini yang berjudul Kesehatan Gigi

Anak Tergantung Terhadap Kesadaran Orang Tua. Karya ilmiah ini saya susun secara

lugas dan aktual dengan menggunakan data yang terbaru. Data terbaru tersebut berasal dari

penelitan kecil saya di lingkungan sekolah dasar dan ditambah dengan beberapa jurnal

online.

Kesehatan merupakan suatu kondisi manusia yang secara fisik dan psikisnya dalam

keadaan prima. Namun, dalam hal ini saya membahas secara fisik. Dan saya

mengkerucutkan lagi tentang kesehatan gigi anak. Saya berharap para pembaca dapat

menjadikan referensi dalam menjalankan kehidupan sehari – hari.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah Negeri Inpres PAI 2

telah mengijinkan saya untuk mengambil data. Dan begitu pula orang tua saya yang

membantu secara materi maupun non materi. Serta, beberapa pihak yang tidak bisa saya

sebut namanya yang telah memberikan kritik, saran dan motivasi sehingga penulisan ini

dapat terselesaikan. Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca

sebagai bahan revisi dari karya ilmiah ke depannya.

Makassar, 9 Maret 2011

Andi Rindi Antika Juniafri

Page 2: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

Daftar Isi

Cover i

Kata Pengantar ii

Daftar isi iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang 1

I.2 Rumusan Masalah 2

I.3 Maksud dan Tujuan 2

I.4 Metode Penulisan 2

I.5 Hipotesa 2

I.6 Manfaat 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1Penyakit Gigi Anak 4

II.2 Pengetahuan Orang Tua akan Kesehatan Gigi 6

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian 8

III.2 Sumber Data 8

III.3 Teknik Pengumpulan Data 8

III.4 Teknik Analisa Data 9

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Pengetahuan Anak Tentang Kesehatan Gigi 10

IV.2 Peran Orang Tua terhadap Kesehatan Gigi Anak 10

IV.3 Masalah Kesehatan Gigi Anak 11

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan 12

Page 3: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

Daftar Pustaka 13

Lampiran 14

1. Salinan Data Angket

2. Dokumentasi Angket

Page 4: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kita sudah sering melihat salah satu iklan sebuah pasta gigi yang menyelenggarakan

sebuah acara yang bekerja sama dengan PDGI. Perusahaan tersebut menyampaikan sebuah

data tentang gigi berlubang dan karang gigi yang terjadi pada anak berumur di bawah 12

tahun atau lebih tepatnya anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Ketika saya melihat iklan tersebut, terlintas dalam pikiran saya bahwa penyebabnya

adalah kesadaran orang tua. Anak yang berumuran bangku sekolah dasar masih ada

kecenderungan di bawah pengawasan orang tua. Dari sini kita dapat mengambil sebuah

pertanyaan apakah orang tua anak ini mengetahui tentang kesehatan gigi atau tidak? Atau

apakah orang tua anak ini tidak punya waktu untuk mengawasi kesehatan gigi anak?

Dari dua pertanyaan ini saya membuat karya ilmiah ini dan melakukan sebuah

angket kecil untuk menjawab dari pertanyaan tersebut.. Menurut saya, ini sangat penting

untuk dibahas. Karna, pada saat anak kita dapat menanamkan nilai – nilai betapa penting

kesehatan gigi. Penanaman nilai tersebut bisa membentuk sebuah kebiasaan yang bisa di

bawah sampai dewasa. Bahkan, anak tersebut dapat mewariskan kebiasaan ini ke anak dan

cucunya. Selain itu, kebiasaan ini bisa membentuk sebuah kebudayaaan positif.

Itulah alasan saya mengapa saya membuat karya ilmiah ini dengan judul Kesehatan

Gigi Anak Tergantung Terhadap Kesadaran Orang Tua. Menurut saya, ini sebuah

fenomena yang terjadi dalam masyarakat umum.

I.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini hanyan membahas kesehatan gigi anak. Kesehatan gigi anak

dikembangkan menjadi penyakit yang sering terjadi dalam anak. Penyakit gigi anak ini

Page 5: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

hanya diambil tentang gigi berlubang dan karang gigi. Dalam pengembangan karya ilmiah

ini berdasarkan hasil penelitian orang lain dalam bentuk jurnal online dan hasil angket yang

saya buat.

I.3 Maksud & Tujuan

1. Mengetahui masalah kesehatan gigi anak yang berumur 12 tahun ke bawah.

2. Mengetahui peran orang tua terhadap kesehatan gigi anaknya.

3. Mengetahui pengetahuan anak yang berumur 12 tahun ke bawah sudah dapat

mengenal peralatan pembersihan gigi dan kesadarannya dalam

membersihkan giginya.

I.4 Metode Tulisan

Penulisan ini menggunakan metode angket dalam mengambil data. Angket ini

disebarkan ke sembilan siswa-siswi SD Negeri Inpres PAI 2 dibawah umur 12 tahun.

Pertanyaan di dalam angket meliputi pengetahuan siswa-siswi tentang membersihkan gigi,

pengetahuan orang tau tentang kesehatan gigi anaknya dan kesehatan gigi anak pada saat

itu.

I.5 Hipotesa

1. Anak berumur dibawah umur 12 tahun sudah mengenal cara membersihkan gigi

secara baik.

2. Anak berumur dibawah umur 12 tahun sudah mengenal peralatan pembersih

gigi.

3. Peran orang tua dalam mengajar dan mengawasi sangat berpengaruh terhadap

kesehatan gigi anak

4. Anak umur dibawah 12 tahun banyak mengalami masalah kesehatan gigi seperti

gigi berlubang dan karang gigi.

I.6 Manfaat

1. Dapat menjadi sebuah referensi dan pengetahuan tambahan

2. Dapat mengetahui akar masalah dari kesehatan gigi anak, terutama terjafi

Page 6: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

pembentukan karang gigi dan terjadinya lubang gigi

3. Dapat Memberi informasi terbaru tentang kesehatan gigi anak dengan

berbagai sumber terpercaya

4. Dapat memberi sebuah solusi masalah kesehatan gigi anak yang terjadi di

masyarakat luas.

Page 7: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penyakit Gigi Anak

Gigi merupakan bagian tubuh yang kecil yang terletak di rongga mulut. Akan tetapi,

kesehatan gigi ini terkadang dilupakan. Ketika kesehatan gigi ini terlupakan, muncul

sebuah penyakit sehingga aktifitas menjadi terjadi ganggu. Apalagi anak – anak yang

mengalami gangguan kesehatan gigi sikap menjadi lebih cenderung cepat marah. Karna,

rasa sakitnya yang dialami.

Penyakit gigi sering dialami oleh anak adalah gigi berlubang dan terdapat karang

gigi. Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Drg. Tri Astuti, M.Kes menyatakan bahwa

90% anak – anak di bawah umur 12 tahun mengalami gigi berlubang.

Sebenarnya gigi berlubang itu diakibatkan oleh sebuah bakteri yang mengeluarkan

racun atau yang bahasa ilmiahnya mikroorganisme ini streptocarus mutan. Bakteri ini yang

mencerna sisa makanan yang ada di gigi yang tidak dibersihkan. Pada saat pencernaan

makanan ini, bakteri mengeluarkan sebuah asam (acid). Gabungan antara bakteri, acid,

sisa makanan dan air liur akan mengakibatkan plak. Plak ini akan menempel di gigi akan

mengeluarkan asam juga yang lama – kelamaan akan merusak email gigi. Sedangkan

bakteri akan mengubah plak ini menjadi karang gigi. Bila kondisi ini dibiarkan, maka

kerusakan ini kana menjalar ke bagian dentin dan pulpa. Kerusakan yang sudah sampai

pada bagian dentin dan pulpa bisa mengakibatkan syaraf gigi akan mati. Lambat laun gigi

akan menjadi keropos dan mati secara total dari fungsinya sebagai gigi.

Gigi berlubang dan karang gigi jangan diremehkan. Karna dari gigi berlubang bisa

menjadi pintu masuk bakteri atau virus ke dalam aliran darah. Seperti kita ketahui bahwa di

bawah gigi terdapat pembuluh darah. Jika gigi ini berlubang dan bakteri itu masuk ke

Page 8: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

dalam pembuluh darah, maka bisa saja bakteri ini ke organ vital. Dan pada akhirnya

menyerang organ vital tersebut. Bakteri yang terdapat rongga mulut ini disebut bakteriemia.

Dari beberapa penelitian mengenai bakteriemia ini layak disimak. Bakteriemia

diamati pada 100% pasien setelah cabut gigi, 70% setelah pembersihan karang gigi, pada

55% setelah pembedahan gigi geraham bungsu, 20% setelah perawatan akar gigi, dan 55%

setelah operasi amandel.

Penelitian melibatkan 735 anak-anak yang menjalani perawatan gigi busuk,

menemukan 9% anak-anak mengalami bakteriemia. Penelitian lain menunjukkan

penyebaran bakteri setelah perawatan akar gigi. Dan, kurang dari 1 menit setelah prosedur

rongga mulut, kuman dari gigi yang terinfeksi telah mencapai jantung, paru, dan sistem

kapiler darah tepi.

Pada kondisi kesehatan mulut normal, hanya sejumlah kecil bakteri fakultatif dan

tidak membahayakan masuk ke dalam aliran darah. Namun, pada kondisi kebersihan mulut

jelek, jumlah bakteri pada permukaan gigi meningkat 2-10 kali lipat. Sehingga peluang

terjadinya bakteriemia juga lebih besar. Kecuali lewat bakteriemia, adanya rangkaian reaksi

imunologis yang dipicu oleh infeksi di rongga mulut, merupakan penjelasan lain mengapa

problem gigi dapat merambat ke penyakit-penyakit serius sampai berujung kematian.

Gigi dan gusi sebetulnya tidak melekat erat, melainkan ada celah sekitar 2 mm

disebut kantung gusi (sulcus gingiva). Daerah inilah yang paling rentan terjadi infeksi

bakteri dan peradangan, sehingga timbul penyakit periodontal. Tanda-tandanya: gusi

memerah, bengkak, mudah berdarah, mungkin disertai kegoyahan gigi. Grossi dan Genco

(1998) mengemukakan 17 macam penyakit sistemik yang berhubungan langsung dengan

penyakit periodontal, termasuk penyakit gula, jantung, kanker dan stroke. Beberapa

penelitian retrospektif membuktikan, pasien penyakit jantung, stroke, umumnya kebersihan

mulutnya lebih jelek dibanding pasien normal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan,

bahwa gigi dan mulut bisa menjadi pemicu dan memperparah berbagai penyakit sistemik.

Page 9: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

II.2 Pengetahuan Orang Tua Terhadap Kesehatan Gigi

Bukan hanya seorang anak saja yang harus paham akan kesehatan giginya.

Tapi, orang tua juga harus turut peran dalam mengawasi kesehatan gigi. Menurut

peneletian semua anak sudah diajari dan diberi edukasi tentang pentingnya

kesehatan gigi. Namun, saya sangat menyayangkan masih belum pro aktif orang tua

dalam mengontrol kesehatan gigi anaknya untuk diperiksa ke dokter gigi setiap 6

bulan sekali secara rutin. Oleh karna itu, saya akan menjelaskan pengenalan

kesehatan gigi kepada anak.

Misalnya, sejak dari anak meninjak umur 2 tahun anak sudah dibiasakan

dengan membersihkan gigi. Dengan cara memperkenalkan alat untuk membersih

gigi sperti sikat gigi, pasta gigi, dan dental foss

Bahkan, sejak bayi sebenarnyaorang tua juga sudah bisa memulai menjaga

kesehatan rongga mulut. Merawat gigi bayi dapat dilakukan dengan cara membersihkan

giginya dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dibilas dengan air hangat,

kemudian digosokkan secara pelan-pelan pada gusi bayi. Apabila anak sudah beranjak

besar, orang tua harus mengajarinya tentang rutinitas menggosok gigi. Sebaiknya pola

makan si anak harus selalu diperhatikan, apakah makanan yang dikonsumsinya dapat

merusak gigi atau tidak. Jangan terlalu sering memberikan anak makanan yang manis dan

mudah melekat di gigi atau gusi seperti permen, coklat, dan biskuit. Makanan seperti itu

dapat bereaksi di mulut dan akhirnya membentuk asam yang dapat merusak gigi dan dapat

menimbulkan gigi berlubang, gigi tanggal sebelum waktunya, serta gangguan pada ukuran,

bentuk maupun jumlah gigi. Untuk mencegah hal itu, berikanlah si kecil makanan yang

berserat, seperti sayur dan buah yang bersifat self cleansing (membersihkan gigi) karena

membutuhkan proses pengunyahan secara berulang-ulang. Kalau memang ingin

memberikan makanan seperti coklat, permen, biskut dan makanan manis lainnya

Page 10: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

hendaknya pada waktu yang tepat, misalnya setelah makan siang. Jika sudah selesai

mengonsumsi makanan tersebut, anak sebaiknya disuruh untuk menyikat giginya hingga

bersih.

Selain mengajarkan anak tentang peralatan sikat gigi dan menjaga makanan, orang

tua juga harus juga mengajak anak untuk memeriksa giginya ke dokter gigi secara berkala

dan rutin setiap 6 bulan sekali. Ini berfungsi untuk mengetahui kesehatan gigi anak secara

mendetail dengan menggunakan jasa pekerja profesional seperti dokter gigi. Kegunaan ini

dapat mendeteksi secara dini penyakit seperti gigi berlubang dan karang gigi agar tidak

semakin parah.

Page 11: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data dan teknik analisa data. Penjelasannya sebagai berikut

III.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud

dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada.

Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara

yang satu dengan yang lain. Selain itu, kami juga menghubungkan data-data yang ada

dengan tinjauan pustaka yang kami gunakan sehingga diharapkan penelitian kami bisa

menjadi penelitian yang benar dan tepat.

III.2 Sumber Data

Sumber data kami adalah siswa-siswi SD Negeri Inpres PAI 2 berjumlah sembilan

orang dengan umur di bawah 12 tahun.

III.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah

dengan angket. Angket kami dapat menyimpulkan melalui jumlah koresponden yang

menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab

dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap pertanyaan itu saling

berkaitan antara satu dan yang lainnya.

Page 12: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

III.4 Teknik Analisa Data

Semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu

kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban

dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah

berikutnya, kami menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan

landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.

Page 13: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini membuktikan hipotesa awal dengan tinjauan pustaka dan hasil

penelitian yang saya lakukan. Pembuktian dari hipotesa awal ini, saya

mengekelompokannya menjadi tiga bagian. Untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasan dari

pembuktiannnya.

IV.1 Pengetahuan Anak Tentang Kesehatan Gigi

Pengetahuan anak ini, saya bagi menjadi dua hal, yaitu pengetahuan tentang

peralatan gigi tambahan seperti obat kumur dan kesadaran anak tentang kesehatan giginya.

Pengetahuan tentang peralatan gigi tambahan seperti obat kumur diwakili dengan

pertanyaan seperti “Apakah Anda menggunakan mouthwash/obat kumur gigi?”. Hasil

pertanyaan ini dari sembilan anak hanya satu yang menjawab ya. Hasil ini seperti dugaan

saya sebelumnya bawah pengetahuan anak tentang peralatan gigi anak. Walaupun anak

sudah menggunakan pasta gigi dan sikat gigi. Namun, seperti kita ketahui obat kumur gigi

dapat membantu lebih banyak mengurangi bakteri gigi dibandingkan hanya sikat gigi saja.

Selanjutnya, untuk kesadaran anak dengan kesehatan gigi diwakilikan pertanyaan seperti

Berapa Kali dalam sehari Anda menyikat gigi dan Pada saat menyikat gigi, apakah Anda

membersihkan lidah Anda juga. Hasilnya semua anak sudah paham dengan pentingnya

kesehatan gigi mereka.

IV.2 Peran Orang Tua dalam Kesehatan Gigi Anak

Untuk kali ini saya membagi dua bagian dalam peran orang tua dalam kesehatan

gigi anak, yaitu pengajaran orang tua kepada anak dan pengawasan orang tua terhadap

kesehatan gigi anak. Pengajaran orang tua kepada anak tentang kesehatan gigi diwakili

pertanyaan seperti “Apakah Anda pernah diajari cara menyikat gigi secara benar dengan

orang tua Anda?” dan “Apakah orang tua Anda selalu mengingatkan tentang pentingnya

Page 14: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

menyikat gigi?”. Hasilnya semua siswa menjawab ya. Ini menandakan orang tua sudah

berperan aktif mengenai kesehatan gigi anaknya dalam bentuk pengajaran. Sedangkan

dalam bentuk pengawasan diwakili dengan pertanyaan seperti “Apakah orang tua Anda

mengganti sikat gigi Anda secara berkala?”, “ Apakah orang tua Anda membawa ke

dokter gigi hanya pada saat Anda mengalami gangguan kesehatan gigi(sakit gigi)?” dan

“Apakah orang tua Anda selalu membawa ke dokter untuk memeriksa kesehatan gigi Anda

secara berkala, misalnya dua kali dalam setahun?”. Hasil dari pengawasan tentang

peralatan gigi, dari sembilan siswa hanya tiga menjawab orang tuanya tidak mengganti

sikat gigi secara berkala. Ini menunjukan orang tua sudah berperan aktif dalam bentuk

pengawasan peralatan pembersih gigi anaknya. Dengan mengganti peralatan gigi secara

berkala kinerja membersihkan gigi dapat secara optimal dibersihkan. Sedangkan untuk

pengawasan dalam bentuk konsultasi terhadap ahlinya, yaitu dokter gigi, hanya dua siswa

menjawab orang tuanya membawanya ke dokter untuk memeriksa giginya. Dan Ada enam

siswa menjawab ya untuk mengenai orang tua membawa anaknya ke dokter gigi hanya

pada saat gigi anaknya bermasalah. Ini menunjukan pengawasan orang dalam bentuk

pencegahan sangat lemah.

IV.3 Masalah Kesehatan Gigi Anak

Dalam masalah kesehatan gigi anak, saya membatasinya hanya dua saja, yaitu

masalah gigi berlubang dan karang gigi. Masalah kesehatan gigi ini saya secara langsung

memeriksanya. Hasilnya adalah ada delapan siswa yang terdapat gigi berlubang dan karang

gigi. Ini seperti dugaan saya. Karna berdasarkan tinjauan pustaka yang dimana itu

berdasarkan penelitian juga hampir semua anak Indonesia mengalami seperti itu. Walaupun

penelitian saya ini hampir semua anak sudah tau tentang cara menjaga kesehatan gigi.

Namun, pengawasan orang tua dalam bentuk pencegahan masih kurang. Selain itu juga,

penyebabnya bisa terjadi faktor makanan.

Page 15: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

BAB V

PENUTUP

V.I Kesimpulan

Dari hasil penelitian saya lakukan. Kemudian saya menuangkan hasil penelitian

tersebut dalam makalah ini. Saya bisa menyimpulkan bahwa kesehatan gigi anak sangat

bergantung akan kesadaran orang tua. Ini dapat dilihat dari hasil angket yang sambil pada

tanggal 8 Maret 2012 yang lalu.

Kesadaran orang tua tersebut bisa memulai dari pengenalan peralatan gigi.

Kemudian orang tua memberi penjelasan akibat yang terjadi bila kesehatan gigi tidak dijaga

secara baik kepada anak dengan bahasa yang mudah mengerti. Dan terakhir mengajak anak

untuk memeriksa giginya ke dokter gigi secara berkala.

Namun, bukan masalah pengetahuan dan kesadaran orang tua tentang kesehatan gigi

anaknya. Akan tetapi, ada faktor lain yang buat kesehatan gigi anak di Indonesia jauh dari

harapan, yaitu faktor ekonomi. Seperti kita ketahui bahwa asuransi untuk rakyat

miskin(Jamkesmas) dan pegawai negeri sipil (ASKES) tidak melayanin pembersihan

karang gigi dan plak. Dan pada akhirnya masyarakat malas untuk mengontrol kesehatan

gigi anaknya. Walaupun informasi ini bukan hasil angket yang lalu. Tapi, informasi ini saya

dapatkan dari teman saya yang merupakan anak pegwai negeri sipil

Tambahan terakhir, bukan hanya kesadaran orang tua saja yang dapat menjaga

kesehatan gigi anaknya. Akan tetapi, pihak pemerintah juga yang harus ikut peran disini.

Agar kesehatan gigi anak Indonesia bisa lebih membaik.

Page 16: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Merawat Gigi anak, www.pdgi-online.com

Artikel Kesehatan Gigi dan Gusi, Kenapa Begitu Penting?, www.pdgi-online.com

Artike Aduh, Gigi Anakku Rapuh!, www.pdgi-online.com

Artikel 89% Anak Derita Penyakit Gigi dan Mulut, www.pdgi-online.com

Artikel Mulailah Mencegah Kerusakan Gigi, www.pdgi-online.com

Page 17: Kesehatan Gigi anak tergantung terhadap orang tua