Penilaian Saham

20
PENILAIAN SAHAM Salah satu jenis aset finansial yang bisa dipilih investor adalah saham. Agar keputusan investasinva tidak salah, maka investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkannya. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu: 1) Nilai buku Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor. 2) Nilai pasar Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan. 3) Nilai intrinsik Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai

description

penilaian saham

Transcript of Penilaian Saham

Page 1: Penilaian Saham

PENILAIAN SAHAM

Salah satu jenis aset finansial yang bisa dipilih investor adalah saham. Agar keputusan

investasinva tidak salah, maka investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap

saham-saham yang akan dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan

memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkannya.

Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:

1) Nilai buku

Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika

dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar

aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.

2) Nilai pasar

Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di

pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi

dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang

sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.

3) Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham

tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal.

Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran kas di masa

mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain.

Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut

tergolong mahal (overvalued). Dalam situasi seperti ini, investor tersebut bisa mengambil

keputusan untuk menjual saham tersebut Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai

intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah (undervalued), sehingga dalam situasi

seperti ini investor scbaiknya mcmbeli saham tersebut.

Pendekatan Nilai Sekarang

Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang

Page 2: Penilaian Saham

diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan

investor. Dalam hal ini, nilai intrinsik atau disebut juga nilai teoritis suatu saham nantinya akan

sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa datang.

Nilai suatu saham tergantung dari aliran kas yang diharapkan investor di masa datang.

Dengan demikian, proses penilaian suatu saham akan meliputi:

1. Estimasi aliran kas saham di masa depan. Hal ini dilakukan dengan menentukan jumlah dan

waktu aliran kas yang diharapkan.

2. Estimasi tingkat return yang disyaratkan. Estimasi ini dibuat dengan mempertimbangkan

risiko aliran kas di masa depan dan besarnya return dari altematif investasi lain akibat

pemilihan investasi pada saham, atau disebut sebagai biaya kesempatan (opportunity cost).

Tingkat return yang diharapkan dari setiap aliran kas bisa bersifat konstan sepanjang waktu

atau berubah-ubah.

3. Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang

dtsyaratkan.

4. Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai intrinsik

saham bersangkutan.

Proses tersebut bisa ditunjukkan dalam gambaran proses dan rumus sebagai berikut :

di mana :

Vo = Nilai sekarang dari suatu saham

CFt = Aliran kas yang diharapkan pada periode t

kt = return yang disyaratkan pada periode t

n = jumlah periode aliran kas

Komponen lainnya dalam penentuan nilai saham dengan pendckatan nilai sekarang

adalah aliran kas (cash flow). Dalam komponen ini, permasalahannya kemudian adalah: (1)

Page 3: Penilaian Saham

aliran kas dalam bentuk apa yang akan digunakan dalam penilaian saham, (2) berapa jumlah

aliran kas yang diharapkan, dan (3) kapan aliran kas terscbut diporoleh.

Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham adalah earning perusahaan. Dari

sudut pandang investor yang membeli saham, aliran kas yang akan diterima investor adalah

earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian, kita bisa menggunakan

komponen dividen sebagai dasar penilaian saham. Penentuan nilai saham (pendekatan nilai

sekarang) dengan menggunakan komponen dividen bisa dilakukan dengan menggunakan

berbagai model berikut ini.

Model Diskonto Dividen. Model diskonto dividen merupakan model untuk menentukan

estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa

datang. Secara matematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

di mana:

Po = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen

D1, D2, ... D = Dividen yang akan diterima di masa datang

k = tingkat return yang disyaratkan

Dalam persamaan di atas bisa dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor

merupakan aliran dividen yang tidak terbatas (disimbolkan dengan ) dan konstan. Padahal

dalam kenyataannya, ada kalanya perusahaan membayarkan dividen secara tidak teratur, dividen

dengan jumlah yang tidak konstan atau pemba-yarannya mengalami pertumbuhan (growth).

Model Pertumbuhan Nol. Model ini berasumsi bahvva dividen yang dibayarkan

perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang

dibayarkan akan tetap sarna dari vvaktu ke waktu. Model pertumbuhan nol ini sebenarnya sarna

dengan prinsip perhitungan saaam preferens karena dividen yang dibayarkan diasumsikan selalu

satna dan tidak akan mengalami perubahan pertumbuhan sepanjang vvaktu. Rumus untuk

Page 4: Penilaian Saham

menilai saham dengan model ini adalah:

di mana, Do adalah dividen yang akan diterima dalam jumlah konstan selama periode

pembayaran dividen di masa datang, dan k adalah tingkat return yang disyaratkan investor.

Contoh: Misalkan saham A menawarkan dividen tetap sebesar Rp800,00. Tingkat return

yang disyaratkan investor adalah 20%. Dari data di atas, kita bisa meng-hitung nilai saham A

sebesar Rp 4.000,00.

Model Pertumbuhan Konstan. Model petumbuhan konstan juga disebut sebagai model

Gordon, setelah Myron J. Gordon mengembangkan dan mempopulerkan model ini. Model ini

dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami

pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas, di mana g t + 1 = gt untuk semua waktu t.

Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut:

Rumus tersebut bisa disederhanakan menjadi:

Contoh : Misalkan PT Omega membayarkan dividen Rp 1.000,00, per tahun.

Pertumbuhan dividen direncanakan sebesar 5% per tahun. Tingkat return yang disyaratkan

investor sebesar 15%. Misalnya, harga pasar saham PT Omega saat ini adalah Rp 10.000,00.

Dari data ini kita bisa menghitung nilai intrinsik atau nilai teoritis saham PT Omega dengan

menggunakan rumus 11.5, sebagai berikut:

Jadi, nilai intrinsik saham PT Omega adalah Rp 10.500,00. Jika harga pasar saham

tersebut misal Rp 10.000,00 (di bawah nilai intrinsik), investor sebaiknya membeli saham

tersebut.

Page 5: Penilaian Saham

Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda). Asumsi perusahaan akan membayarkan dividen

seeara konstan dalam kenyataannya kadangkala kurang tepat. Adakalanya, perusahaan

mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh di atas pertumbuhan normal dan

aaaa

sangat menjanjikan selama beberapa tahun, tetapi lambat laun menurun terus. Kasus seperti ini

bisa terjadi pada perusahaan yang mampu menciptakan produk inovasi baru yang langsung

diserap pasar dan mengakibatkan perusahaan memperoleh pertumbuhan keuntungan yang

fantastis selama beberapa tahun. Penentuan nilai saham akan meliputi empat langkah

perhitungan:

1. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian: (a) bagian awal yang meliputi aliran dividen

yang tidak konstan, dan (b) aliran dividen ketika dividen mengalami pertumbuhan yang

konstan.

2. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang tidak konstan (bagian awal).

3. Menghitung nilai sekarang dari sernua aliran dividen selama periode pertumbuhan konstan

(bagian b). Ingat, perhitungan ini dimulai dengan aliran dividen pada saat akhir periode

bagian awal (dividen terakhir dari bagian awal).

4. Menjumlahkan kedua hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan aliran

dividen (bagian a dan bagian b).

Proses untuk menghitung nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan dividen

tidak konstan seperti di atas bisa dilakukan dengan rumus berikut:

di mana:

P0 = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tidak konstan

n = jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal

D0 = dividen saat ini (tahun pertama)

gt = pertumbuhan dividen supernormal

Dn = dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen supernormal

gj = pertumbuhan dividen yang konstan

Page 6: Penilaian Saham

k = tingkat return yang disyaratkan investor

Pendekatan PER

Di samping pendekatan nilai sekarang (model diskonto dividen), dalam metode penilaian

saham berdasar analisis fundamental dikenal juga pendekatan lain yang disebut pendekatan Price

Earning Ratio (pendekatan PER). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih populer

dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi. Dalam pendekatan PER atau disebut juga

pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang

tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau

perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu sanam

sebariyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai earning perusahaan

tersebut. PER ini juga akan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar

investor untuk memperoleh setiap Rpl,00 earning perusahaan.

Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham

perusahaan terliadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk menghitung

PER adalah sebagai berikut:

Contoh: Misalnya harga saham DX saat ini adalah Rp 10.000,00 per lembar, dan tahun

ini perusahaan memperoleh earning sebesar 900 juta rupiah. Jumlah saham beredar saat ini

adalah 900 ribu lembar saham. Dari data tersebut kita bisa menghitung PER dengan cara sebagai

berikut:

(1) Menghitung earning per lembar saham DX.

Earning Per Lembar =

=

= Rp 1.000,00 per lembar saham

(2) Menghitung PER dengan menggunakan rumus 11.7 di atas

Page 7: Penilaian Saham

PER =

Jadi PER saham DX adalah 10 kali. Artinya, untuk memperoleh Rp 1,00 dari earning

perusahaan DX, investor harus membayar Rp 10,00.

Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa juga diturunkan dari rumus yang

dipakai dalam model diskonto dividen. Dalam hal ini, kita bisa menemukan rumus PER dengan

mengacu pada rumus 11.5. Baiklah kita ulang lagi rumus 11.5 tersebut:

Jika kita membagi sisi kiri dan sisi kanan persamaan tersebut dengan earning yang

diperoleh perusahaan (E1), maka akan kita peroleh rumus PER sebagai berikut:

Dengan demikian, variabel-variabel yang mempengaruhi PER atau disebut juga sebagai

faktor-faktor plier earning adalah:

1. Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio/DPR), yaitu D,/E,.

2. Tingkat return yang disyaratkan investor dari saham bersangkutan (k).

3. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham tersebut (g).

Contoh: Seorang investor membeli saham DPS. Misalkan perusahaan DPS tersebut hanya

akan membagikan 80% (D1/E1 = 0,8) dari earning yang diperolehnya bagi investor dalam bentuk

dividen. Pertumbuhan dividen sebesar 5% dan tingkat return yang disyaratkan investor adalah

15%. Dari data tersebut, kita bisa menghitung PER, sebagai berikut:

Pendekatan Penilaian Saham Lainnya

Pendekatan diskonto dividen dan pendekatan PER merupakan pendekatan yang sangat

populer untuk menentukan nilai suatu saham. Kedua pendekatan tersebut didasarkan pada model

pertumbuhan dividen. Di samping penggunaan kedua pendekatan tersebut, ada tiga pendekatan

lainnya yang bisa dipakai investor untuk menentukan nilai saham. Pendekatan tersebut adalah

Page 8: Penilaian Saham

rasio harga terhadap nilai buku, rasio harga terhadap aliran kas, dan economic value added

(EVA).

RASIO HARGA/NILAI BUKU. Hubungan antara harga pasar saham dan nilai buku per lembar

saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan altematif untuk menentukan nilai suatu saham,

karena secara teoritis, nilai pasar suatu saham haruslah mencer-minkan nilai bukunya. Rasio

harga terhadap nilai buku ini kebanyakan digunakan untuk menilai saham-saham sektor

perbankan, karena aset-aset bank biasanya memiliki nilai pasar dan nilai buku yang relatif sama.

Idealnya, harga pasar saham bank jika dibagi dengan nilai buku asetnya akan mendekati 1.

Tetapi, jika ternyata bank tersebut misalnya banyak menghadapi masalah kredit macet yang tidak

bisa ditagih lagi, tentu saja rasio harga/nilai bukunya akan lebih kecil dari 1. Tapi di sisi lain,

bisa saja terjadi bahwa rasio ini akan lebih besar dari 1, terutama jika bank tersebut mengalami

pertumbuhan yang meyakinkan atau sedang menjadi target merger dengan beberapa bank.

RASIO HARCA/AURAN KAS. Pendekatan lainnya dalam penilaian saham adalah pendekatanrasio harga saham/aliran kas. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan pelengkap bagi

pendekatan PER yang telah kita bahas sebelumnya. Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran

kas perusahaan, bukannya earning perusahaan. Hal ini disebabkan karena aliran kas perusahaan

lebih relevan dibanding data earning menurut laporan secara akuntansi.

Dalam penilaian saham perusahaan, investor bisa menggunakan informasi rasio

harga/aliran kas ini sebagai pelengkap informasi PER, karena data aliran kas perusahaan bisa

memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi investor tentang perubahan nilai saham

yang akan terjadi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Gentry dkk (1985), yang menemukan

bahwa informasi aliran kas merupakan informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan dan

memprediksi kemungkinan kebangkrutan atau suksesnya perusahaan di masa datang.

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA). Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adaiah

dengan menghitung economic value added (EVA) suatu perusahaan. EVA adaiah ukuran

keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi

perusahaan. Asumsinya adaiah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya

nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan.

Page 9: Penilaian Saham

EVA dihitung dengan mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya modal

perusahaan, baik untuk biaya utang (cost of debt) maupun modal sendiri (cost of equity). Jika

perbedaan tersebut positif, berarti ada nilai tambah bagi perusahaan, dan ini biasanya akan

direspons oleh meningkatnya harga saham. Demikian pula sebaliknya jika EVA negatif berarti

perusahaan mengalami penurunan kinerja, yang biasanya akan direspons dengan penurunan

harga saham perusahaan.

Secara metematis, rumus untuk menghitung EVA suatu perusahaan bisa dituliskan

sebagai berikut:

EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak - besarnya biaya modal operasi dalam

rupiah setelah dikurangi pajak.

EVA = [EBIT (1 - pajak)] - [(modal operasi) (persentase biaya modal setelah pajak)]

Page 10: Penilaian Saham

ANALISIS DAN STRATEGI SAHAM

  Umumnya ada dua macam, yaitu strategi aktif (active strategy) dan strategi pasif (passive

strategy). Seperti yang dijelaskan oleh Tandelilin (2001:199) ada dua strategi yang dapat

dilakukan investor dalam pembentukan portofolio, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi aktif

Merupakan tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual

beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta

berbagai mendapatkan return abnormal. Tujuan strategi aktif ini adalah mendapatkan

return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh dari strategi

pasif. Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif

portofolio saham, yaitu:

a. Pemilihan saham maksudnya adalah para investor secara aktif melakukan analisis

pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat

return dan risiko yang terbaik dibandingkan dengan alternative lainnya.

b. Rotasi sektor, maksudnya investor dapat melakukan strategi ini dengan dua cara, yaitu

sebagai berikut:

1) Melakukan investasi pada sahamsaham yang bergerak pada sector tertentu

untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari.

2) Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham

pada sektor industri yang berbeda-beda.

3) Strategi momentum harga menyatakan bahwa pada waktuwaktu tertentu harga

pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan

perusahaan.

2. Strategi pasif

Merupakan tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dalam saham

dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Strategi pasif

mendasarkan diri pada asumsi bahwa (a) pasar modal tidak melakukan mispricing, dan (b)

meskipun terjadi mispricing, para pemodal berpendapat bahwa mereka tidak bisa

mengidentifikasikan dan memanfaatkannya. Tujuan dari strategi pasif ini adalah

memperoleh return portofolio sebesar return indeks pasar dengan menekankan seminimal

Page 11: Penilaian Saham

mungkin risiko dan biaya investasi yang harus dikeluarkan.

Ada dua macam strategi pasif yaitu sebagai berikut:

a. Strategi beli dan simpan maksudnya adalah investor melakukan pembelian sejumlah

saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukannya

strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya

yang biasanya terlalu tinggi.

b. Strategi mengikuti indeks merupakan strategi yang digambarkan sebagai pembelian

instrumen reksadana atau dana pensiun oleh investor. Dalam hal ini investor berharap

bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham dalam instrumen reksadana sudah

merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain investor berharap

memperolah return yang sebanding dengan return pasar.

Pendekatan Untuk Menganalisis dan Memilih Saham

Ada dua jenis pendekatan yang paling sering digunakan dalam memilih saham oleh

para analis :

a. Top Down Approach

Pendekatan ini mengawali analisa pada kondisi ekonomi makro dan menganalisa sektor-

sektor industri mana saja yang terpengaruh atau tidak oleh kondisi makro ekonomi

tersebut. Langkah selanjutnya melakukan analisa lanjutan terhadap sektor-sektor

industri mana yang memiliki kinerja yang baik dan baru kemudian memilih saham

perusahaan mana yang memiliki kinerja terbaik dalam sektor tersebut.

b. Bottom Up Approach

Pendekatan ini memulai analisa dari saham-saham perusahaan mana yang memiliki

kinerja yang baik, kemudian mengelompokkan menurut sektor industrinya, lalu

dianalisa sektor industri mana yang berkinerja paling baik, dan kemudian

memperbandingkan pengaruh kondisi makro terhadap sektor industri tersebut, sehingga

sektor industri yang dipilih akan benar-benar menjadi alternatif terbaik dan

merepresentasikan saham mana yang pantas kita pilih untuk investasi.

Teknik Analisis Saham

Page 12: Penilaian Saham

Pengambilan keputusan investor untuk melakukan investasi pada saham selalu

mempertimbangkan faktor perolehan dan risiko. Risiko diidentifikasikan dengan fluktuasi atau

ketidakpastian. Walaupun pertumbuhan dari perolehan diinginkan, tetapi fluktuasi tajam yang

memunculkan risiko tinggi selalu diupayakan ditekan.

Analisis saham dibutuhkan untuk menentukan kelas risiko dan perolehan surat berharga

sebagai dasar keputusan investasi. Analisis tersebut dilakukan dengan dasar sejumlah informasi

yang diterima investor atas suatu jenis saham tertentu.

a. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham yang mempelajari

tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan sebagai langkah

penilaian saham perusahaan. Asumsi yang digunakan adalah harga saham yang

terjadi merupakan refleksi dari informasi mengenai saham tertentu. Hal ini terjadi

apabila efisiensi pasar modal sekurang-kurangnya dalam bentuk setengah kuat. Para

investor yang mengambil keputusan berdasarkan faktor fundamental ini biasanya

cenderung lebih senang menghindari risiko (risk averse).

Asumsi lainnya dari analisis fundamental ini adalah sebagai berikut (Huang,

1990) :

1) Investor adalah rasional dan berperilaku risk averse

Investor tersebut akan mencari saham yang memberikan keuntungan maksimal

apabila risiko yang dihadapi sama besarnya, atau akan mencari saham yang

memberikan risiko terkecil apabila keuntungan yang diperoleh sama.

2) Teori Jalan Acak (The theory of random walk)

Berita akan datang secara acak. Berita baik, secara teoritis akan mengangkat harga

saham bersangkutan. sebaliknya, berita buruk akan mendorong harga saham untuk

turun.

3) Teori pasar yang efisien (The theory of Efficient Market)

Pasar dapat dikatakan efisien apabila berita-berita yang datang secara cepat

beredar ke seluruh investor yang ada.

Sebagai contoh, bahwa dolar AS telah memperoleh kekuatan karena ekonomi AS

membaik. Perekonomian membaik, suku bunga dinaikkan untuk mengendalikan

pertumbuhan dan inflasi. suku bunga yang lebih tinggi membuat aset keuangan

Page 13: Penilaian Saham

dalam mata uang dolar lebih menarik. Dalam rangka untuk mendapatkan aktiva

tersebut, pedagang dan investor harus membeli beberapa Dollar. Akibatnya, nilai

dolar akan meningkat.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan teknik analisis saham yang dilakukan dengan

menggunakan data historis mengenai perkembangan harga saham dan volume

perdagangan saham dalam pola grafik dan kemudian digunakan sebagai model

pengambilan keputusan. Penawaran dan permintaan akan digunakan untuk

memprediksi tingkat harga mendatang dan pergerakannya.

Asumsi dalam analisis teknikal antara lain (Huang, 1990 dan Sri Handari dkk, 1996)

1) Kejadian di pasar menggambarkan segalanya (Market action discount everything)

Reaksi pasar akan terjadi sesuai dengan kondisi pasar tersebut, dimana apabila

tawaran jual (offer) lebih banyak dibandingkan tawaran beli (bid) maka harga

akan bergerak turun. Demikian pula sebaliknya apabila tawaran jual lebih sedikit

dibandingkan dengan tawaran beli maka harga akan bergerak naik.

2) Harga bergerak mengikuti tren (Price move in trends)

Harga saham akan bergerak sesuai dengan keadaan pasar, seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya. Apabila suatu harga saham telah bergerak baik naik

ataupun turun maka harga saham tersebut untuk selanjutnya akan mengikuti pola

sebelumnya sampai berita atau isu yang terbaru ada.

3) Masa lalu akan terulang dengan sendirinya (History repeat itself)

Pergerakan harga saham yang pernah terjadi akan selalu melekat dibenak seorang

investor dan cenderung untuk menjadi acuan bagi seorang investor untuk

mengambil keputusan investasi.

Pendekatan teknikal dalam investasi pada dasarnya adalah refleksi ide

bahwa harga bergerak dalam tren yang ditentukan oleh perubahan perilaku

investor terhadap berbagai macam tekanan ekonomi, moneter, politik dan

psikologis. Seni analisis teknikal, dalam kaitannya sebagai seni, digunakan untuk

mengidentifikasi perubahan tren pada tahap awal dan untuk menjaga bentuk

investasi sampai beratnya menunjukkan bahwa tren akan berbalik (Pring, Edward

dan Magee (1958) mengartikulasikan asumsi dasar yang mendasari analisis

Page 14: Penilaian Saham

teknikal sebagai berikut :

1. Nilai pasar ditentukan oleh interaksi antara penawaran dan permintaan

2. Penawaran dan permintaan diatur oleh berbagai faktor, baik rasional maupun

irasional.

3. Harga sekuritas cenderung untuk bergerak pada sebuah tren yang bertahan

untuk waktu yang cukup lama, disamping fluktuasi kecil dipasar.

4. Perubahan didalam tren disebabkan oleh pergeseran penawaran dan

permintaan.

5. Pergeseran pada penawaran dan permintaan, dengan tidak memperhatikan

mengapa pergesaran terjadi, dapat dideteksi cepat atau lambat pada grafik

transaksi pasar.

6. beberapa pola grafik cenderung mengalami pengulangan.