Penilaian kinerja
-
Upload
smkn-36-jakarta-utara -
Category
Documents
-
view
181 -
download
4
Transcript of Penilaian kinerja
PENILAIAN KINERJA
MULYONO
TUJUAN PENILAIAN PRESTASI KERJA • Meningkatkan prestasi kerja guru baik secara individu maupun kelompok.
• Mendorong kinerja Sumber Daya Manusia secara keseluruhan yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas.
• Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil kerja dan prestasi kerja.
• Membantu sekolah untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan guru/pegawai yang lebih tepat guna.
• Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja guru/pegawai dengan gajinya atau imbalannya.
• Memberikan kesempatan pada guru/pegawai untuk mengeluarkan perasaannya.
TUJUAN PENILAIAN KINERJA
a. Sebagai dasar pemberian reward and punishment.
b. Sebagai kriteria dalam riset personil.
c. Sebagai prediktor.
d. Sebagai dasar untuk membantu merumuskan tujuan program
training.
f. Sebagai feedback bagi guru itu sendiri.
g. Sebagai bahan kaji bagi organisasi dan pengembangannya.
EVALUASI KINERJA• Karena akan mendorong peningkatan kualitas organisasi serta unsur-unsur
di dalam organisasi yang bersangkutan.
• Evaluasi atau penilaian Kinerja dapat menjadi landasan penting bagi upaya
meningkatkan produktivitas suatu organisasi serta dapat menjadi umpan
balik atas kinerja.
• Evaluasi kinerja merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja di masa
lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas di masa mendatang.
• Masalah kinerja merupakan hal yang sangat penting untuk mendapat
perhatian sungguh-sungguh dalam setiap organisasi.
OBYEKTIVITAS DALAM PENILAIAN KINERJA • Penilaian tidak boleh didasarkan pada suka tidak suka.
• Penilaian kinerja harus mengacu pada suatu yang obyektif berlaku dan baku.
• Standar atau ukuran kinerja yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi
terhadap kinerja.
• Mewujudkan kinerja yang baik diperlukan evaluasi.
• Baik itu evaluasi proses ataupun evaluasi hasil akhir.
DEFINISI PENILAIAN KINERJA
• Pencapaian kinerja tersebut diperlukan agar pedoman yang merupakan
dasar bagi penilaian dapat diperoleh pada tingkat obyektifitas yang baik.
• Kualitas kinerja seorang pegawai atau guru diperlukan suatu performance
appraisal atau penilaian kinerja,
• Standar kinerja sebagai dasar agar dapat diketahui perbandingan antara
kinerja aktual dengan kinerja yang ideal (seharusnya).
• Agar penilaian kinerja yang dilakukan dapat bersifat objektif.
KESUKARAN DALAM PENILAIAN KINERJA
1. Kekurangan standar
2. Standar yang tidak relevan atau subyektif
3. Standar yang tidak realistis
4. Ukuran yang jelek atas kinerja
5. Kesalahan menilai
6. Umpan balik yang jelek terhadap karyawan
7. Komunikasi yang negatif
8. Kegagalan untuk menerapkan data evaluasi.
MENGHINDARI MASALAH PENILAIAN KINERJA
• Pelaksanaan penilaian kinerja dapat dipertanggung jawabkan dalam segi keobyektifannya.
• Tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja dapat tercapai secara optimal sehingga dapat
diperoleh manfaat yang besar bagi peningkatan kinerja dan produktivitas organisasi.
• Manajemen kinerja merupakan suatu upaya untuk mencapai peningkatan yang terus menerus
dalam kinerja baik kinerja individu pegawai/guru maupun kinerja organisasi,
• Pengembangan dan peningkatan kinerja menjadi hal yang amat menentukan dalam pencapaian
tujuan organisasi.
PROSES MANAJEMEN KINERJA
• Dapat membantu organisasi dalam mengidentifikasi kesenjangan kinerja antara kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan sesuai rencana dan target kinerja yang telah ditentukan.
• Meningkatnya tuntutan masyarakat akan peran organisasi serta perubahan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sebagai dampak dari globalisasi dewasa ini.
• Memerlukan respon organisasi untuk secara terus menerus melakukan peninjauan akan rencana dan target kinerjanya,
• Respons di dalam organisasi terhadap semua itu akan tepat dan efektif,
• Peran organisasi akan tetap dirasakan secara lebih baik dan meningkat oleh masyarakat.
PENGEMBANGAN KINERJA PEGAWAI
• Diperlukan upaya organisasi untuk terus menerus
mengembangkan kinerja pegawai agar dapat mengantisipasi
berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat.
• Harus merupakan suatu keterkaitan dengan tujuan dan strategi
pada organisasi.
PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI
• Perlu dilakukan dalam bingkai organisasi yang dapat
mengkondisikan dan mendorong terjadinya proses
pengembangan dan peningkatan kinerja individu pegawai.
PENGEMBANGAN KINEJA INDIVIDU PEGAWAI
• Harus merupakan penjabaran dari rencana strategi organisasi
agar arah dan tujuan serta target kinerja yang ingin dicapai dan
dikembangkan menjadi bagian yang terintegrasi dengan tujuan
organisasi.
PENGEMBANGAN KINERJA SDM
• Dalam organisasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
SIKLUS PROSES PENGEMBANGAN KINERJA
• Tahap perencanaan kinerja,
• Tahap eksekusi yang mencakup monitoring perkembangan,
coaching, supervisi dan penyesuaian rencana,
• Tahap penilaian atas hasil kerja,
PERENCANAAN HASIL
• Kriteria persetujuan hasil berdasarkan tujuan kinerja
dan pemilihan kompetensi yang dapat mendukung
kinerja.
COACHING
• Kerjasama antara pimpinan dan pegawai dalam mendiskusikan kemajuan pegawai,
melakukan bimbingan individual, pengujian dan penyesuaian persetujuan, serta
pemberian umpan balik.
• Penilaian dimaksudkan untuk melihat apakah seluruh kesepakatan terpenuhi.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BERORIENTASI PEKERJAAN
• Tahapan dimana pengembangan kompetensi pegawai dilakukan melalui berbagai
kegiatan seperti kursus atau pelatihan dalam pekerjaan atau kegiatan lain yang
merupakan program pengembangan pegawai.
• Pengembangan pegawai diperlukan bagi peningkatan kinerja organisasi secara
keseluruhan,
• Pengembangan kinerja pegawai secara individual perlu menjadi bagian dari strategi
organisasi.
APLIKASI DARI MANAJEMEN KINERJA
• Dalam organisasi harus dapat memungkinkan
kondusifitas organisasi bagi terjadinya
pengembangan yang berkesinambungan.
PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KINERJA
• Perlunya menjadikan organisasi sebagai pembelajar (Learning Organization),
• Pembelajaran dalam konteks pengembangan dan peningkatan kinerja juga dikemukakan oleh Rampersad (2003) dalam bukunya Total Performance Scorecard (TPS) yang menyatakan bahwa terdapat tiga komponen penting dalam TPS yaitu Perbaikan, Pengembangan dan Pembelajaran.
• Ketiga komponen tersebut amat penting dalam upaya mendorong pada terwujudnya kinerja organisasi dan kinerja individu yang tinggi,
• Organisasi perlu mempunyai orientasi pada pembelajaran yang tinggi, karena baik peningkatan maupun pengembangan semuanya melibatkan aktivitas belajar.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
• Pengembangan organisasi menjadi organisasi pembelajar dapat
mendorong pada pengembangan kinerja baik secara individu
maupun organisasi.
WUJUD DARI ORGANISASI PEMBELAJAR
• Pengembangan dan perbaikan kinerja individu pegawai akan menjadi bagian dari sikap
dan prilaku pegawai dalam menjalankan tugasnya,
• Anggota organisasi menjadikan belajar sebagai bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan
peran dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam organisasi.
• Pada dasarnya merupakan kondisi yang menjadi prasarat bagi pengembangan dan
peningkatan kinerja individu pegawai, sebab peran individu itu sendiri di dalamnya akan
juga menentukan pada keberhasilannya.
PERAN INDIVIDU PEGAWAI DALAM PENGEMBANGAN KINERJA
• Program peningkatan kinerja hendaknya mendorong dalam upaya untuk mengembangkan individu.
• Individu akan menyadari tentang perlunya pengembangan kinerjanya. dan tentang apa dan bagaimana mengembangkan dan meningkatkannya.
• Pada individu pegawai juga perlu agar dapat menghubungkan antara tujuan individu pegawai dengan tujuan organisasi.
• Pada individu pegawai akan makin terdorong dalam pengembangan dan meningkatkan kinerjanya.
• Pengembangan kinerja individu yang efektif memerlukan sistem manajemen kinerja yang yang tepat.
DEFINISI ORGANISASI PEMBELAJAR
• Organisasi yang seluruh anggotanya
mempunyai orientasi pada pembelajaran
sehingga pembelajaran yang terjadi dari
mulai tingkatan individu sampai ke
tingkatan organisasi.
SISTEM MANAJEMEN KINERJA
1. Pernyataan yang jelas akan tujuan organisasi/tim yang memungkinkan
kinerja individu terarah pada tujuan serta sebagai dasar evaluasi
kinerja.
2. Identifikasi yang jelas akan kompetensi utama yang diperlukan oleh
pekerjaan.
3. Manajemen kinerja hendaknya menggunakan metode kolaborasi dalam
mengembangkan kinerja individu serta menentukan indikator kinerja
kunci.
4. Melakukan feedback atau umpan balik secara teratur atas kinerja,
5. Organisasi hendaknya menyediakan kesempatan pelatihan dan
pengembangan.
6. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai yang dapat
mendukung pada tercapainya kinerja tingkat tinggi (high-level
performance).
PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KINERJA
• Pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan organisasi yang tidak
pernah berakhir.
• Tidak hanya dilakukan jika terjadi kesenjangan antara kinerja aktual
dengan kinerja yang diharapkan.
• Harus tetap dilakukan meskipun tidak terjadi kesenjangan,
• Perubahan lingkungan eksternal organisasi yang sangat cepat
dewasa ini akan mendorong pada meningkatnya tuntutan yang
lebih tinggi pada organisasi.
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KINERJA BERKESINAMBUNGAN
• Pendidikan dan Pelatihan nampaknya perlu mendapat perhatian dalam
mengembangkan dan meningkatkan kinerja.
• Menentukan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan adalah bagaimana
organisasi melihat dan memperlakukan kegiatan pembelajaran dalam
organisasi.
• Strategi pengembangan organisasi ke arah organisasi pembelajar
(Learning Organization) menjadi amat penting agar pengembangan dan
peningkatan kinerja pegawai menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan
dari organisasi.
KONDISI ORGANISASI
• Memberikan dorongan untuk terjadinya proses
pengembangan kinerja pegawai yang efektif,
karena kondisi tersebut merupakan salah satu
fondasi bagi pengembangan kinerja.
KINERJA SEBAGAI SUATU ORGANISASI
• Dalam Sekolah terdapat kerjasama kelompok orang (kepala sekolah, guru, Staf dan
siswa) yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
• Semua komponen yang ada di sekolah merupakan bagian yang integral, artinya
walaupun dalam kegiatannya melakukan pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing
tetapi secara keseluruhan pekerjaan mereka diarahkan pada pencapaian tujuan
organisasi sekolah.
KINERJA SEBAGAI SALAH SATU ANGGOTA ORGANISASI SEKOLAH
• Tenaga pendidik/guru menduduki peran yang amat penting dalam proses
pendidikan dan pembelajaran dalam mempersiapkan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
ADMINISTRASI/MANAJEMEN PENDIDIKAN
• Personil/Sumberdaya manusia yang terlibat
dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik
seperti guru maupun tenaga Kependidikan
seperti tenaga Administratif.
ORGANISASI SDM
• Masalah sumberdaya manusia menjadi hal yang sangat dominan
dalam proses pendidikan/pembelajaran.
• Mengelola sumberdaya manusia merupakan bidang yang sangat
penting dalam melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di
sekolah.
• Diantara SDM tersebut yang paling berhubungan langsung dengan
kegiatan pendidikan/ pembelajaran adalah Guru.
DEFINISI KUALITAS KINERJA PENDIDIK/GURU
• Proses pembelajaran akan memberikan dampak yang sangat besar
bagi kualitas hasil pembelajaran, yang pada akhirnya akan
menentukan pada kualitas lulusannya.
GURU MAU MENERIMA SEBUAH PEKERJAAN SEBAGAI PENDIDIK
• Jika ia mempersiapkan diri dengan kemampuan untuk
melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan yang dituntut
oleh organisasi (sekolah).
KUALITAS KINERJA • Merupakan suatu kontribusi penting yang akan menentukan bagi
keberhasilan proses pendidikan di Sekolah.
• Pengembangan kinerja guru untuk terus meningkat dan ditingkatkan menjadi
hal yang amat mendesak.
• Memperhatikan tuntutan masyarakat yang terus meningkat berkaitan
dengan kualitas pendidikan, akan berimplikasi pada makin perlunya
peningkatan kualitas kinerja guru. •
KINERJA GURU
• Prilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu.
• Kinerja seseorang Guru akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari.
• Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan dalam menjalankan tugas dan cara/kualitas
dalam melaksanakan kegiatan/tugas.
PEMAHAMAN KONSEP KINERJA
• Kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah yang dapat
menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksanakan semua itu, dan hal
ini jelas bahwa pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,
tanpa memiliki keahlian dan kwalifikasi tertentu sebagai guru.
KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN PERAN DAN TUGASNYA DI SEKOLAH
• Proses pembelajaran dalam konteks sekarang ini memerlukan pengembangan dan perubahan kearah yang
lebih inovatif,
• Kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya implementasi inovasi pendidikan dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan/ pembelajaran.
• Kinerja inovatif seorang guru dalam upaya mencapai proses belajar mengajar yang efektif dan fungsional
bagi kehidupan seorang siswa jelas perlu terus dikembangkan.
FAKTOR PENGARUH KINERJA GURU
• Perbaikan secara terus menerus kualitas pembelajaran perlu menjadi suatu sikap profesional sebagai pendidik,
• Pengembangan hal-hal yang inovatif mesti menjadi konsern guru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
• Kreativitas dan kinerja inovatif menjadi amat penting, terlebih lagi dalam konteks globalisasi dewasa ini yang penuh dengan persaingan dalam berbagai bidang kehidupan.
• Kinerja inovatif termasuk bagi guru perlu terus di dorong dan dikembangkan, terlebih lagi bila mengingat berbagai tuntutan perubahan yang makin meningkat.
KINERJA INOVATIF (INOVATIVE PERFORMANCE)
• Kinerja yang dalam melaksanakannya disertai dengan penerapan hal-hal
baru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan,
• Ciri kinerja atau tugas yang harus dikerjakan menggambarkan ciri/feature
atau kegiatan kinerja yang harus dilaksanakan oleh guru,
• Inovatif merupakan sifat yang menggambarkan kualitas bagaimana guru
melaksanakan tugas dengan inovatif atau dengan memanfaatkan serta
mengaplikasikan hal-hal baru, baik berupa ide, metode, maupun produk
baru dalam melaksanakan pekerjaan guna meningkatkan kualitas
pendidikan atau pembelajaran.
DEFINISI KINERJA INOVATIF GURU
• Kinerja yang menerapkan hal-hal baru dalam meksanakan peran dan tugas yang diemban oleh guru.
• Konteks pada pelaksanaan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan guru sebagai pendidik di sekolah.
JENIS TENAGA PENDIDIK
• Tenaga Pendidik di Perguruan Tinggi disebut Dosen.
• Tenaga Pendidik pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan
Menengah di sebut Guru.
• Meskipun sama-sama sebagai Pendidikan namun peran dan fungsi
mereka sedikit berbeda.
• Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005.
DEFINISI GURU PROFESIONAL
• Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
• Guru mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
• Peran guru sangat dominan dalam membentuk peserta didik menjadi manusia
yang berkualitas.
• Peningkatan kemampuan tenaga pendidik termasuk Guru nampak menunjukan konsern yang makin meningkat.
• Sertifikasi tenaga pendidik yang akan berdampak pada tambahan imbalan jelas akan cukup membantu dalam meningkatkan kinerja Guru/tenaga pendidik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
• Kinerja guru sebagai pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai pendidik merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan.
• Tujuan dan putusan penting tentang pendidikan yang dibuat oleh para pembuat kebijakan sebenarnya dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar di kelas.
TUGAS/KEWAJIBAN GURU
• Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
• Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
• Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama,
atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
• Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai
agama dan etika;
• Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
• Kewajiban guru pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus dilakukan guru dalam menjalankan
peran dan tugasnya di sekolah, dimana aspek pembelajaran merupakan hal yang utama yang harus
dilaksanakan oleh guru,
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
• Sebagai pendidik guna meningkatkan kemampuan dalam melaksana- kan tugas.
• Sebagai pendidik serta sebagai fihak yang cukup dominan dalam proses pembelajaran.
• Guru merupakan pekerjaan profesional yang memerlukan keahlian khusus sebagai
pendidik/pengajar.
• Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
kependidikan.
TUGAS GURU SEBAGAI PROFESI
• Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
• Melatih berarti mengembangkan keterampilan yang diperlukan oleh
masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam
permasalahan yang dihadapi masyarakat.
• Dalam melaksanakan tugas tersebut, dengan mengingat tantangan pendidikan yang terus berubah.
• Kinerja guru perlu dilakukan secara inovatif guna beradaptasi dan mengantisipasi perubahan masyarakat yang cepat serta berbagai kebijakan baru pemerintah dalam bidang pendidikan.
• Meskipun pendekatan dalam pembelajaran dewasa ini menitik beratkan pada belajar siswa (student-centered learning), namun hal itu tidak berarti peran guru dalam proses pembelajaran menjadi tidak penting, bahkan dalam kenyataannya hal itu justru akan makin menuntut kemampuan guru untuk mendorong terjadinya belajar siswa melalui berbagai cara baru (inovasi) agar dalam mengelola pembelajaran dapat menciptakan situasi kondusif bagi berkembangnya belajar siswa secara optimal.
PROSES PEMBELAJARAN/BELAJAR MENGAJAR
• Peran Guru amat penting dalam mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif bagi pencapaian
tujuan pendidikan,
• Secara sederhana dalam suatu kegiatan pendidikan/pembelajaran seorang Guru mempunyai tugas
untuk melaksanakan perencanaan tentang apa dan bagaimana suatu proses pembelajaran.
• Guru melaksanakan proses pembelajaran di kelas, dalam proses ini guru menentukan strategi,
metoda, serta media pembelajaran yang digunakan guna menciptakan.
• Proses pembelajaran yang efektif dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran.
• Langkah berikutnya adalah evaluasi sebagai cara untuk mengetahui bagaimana pencapaian tujuan dalam bentuk kompetensi-kompetensi siswa yang dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran.
• Penyusunan rencana pembelajaran merupakan langkah persiapan yang dilakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran di kelas.
• Sedangkan langkah evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana hasil peroses pembelajaran, apakah telah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.
• Hasil evaluasi ini merupakan bahan penting untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
• Proses yang dikemukakan di atas, pada dasarnya merupakan kegiatan umum yang dalam kenyataannya cukup kompleks dan bersifat interaktif dengan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas suatu proses pembelajaran.
INPUT/OUTPUT
• Input Siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran membawa di dalam dirinya berbagai karakteristik individu yang akan berpengaruh dalam interaksi edukatif dalam proses pembelajaran,
• Input instrumental dimana guru akan berperan penting di dalamnya juga akan ditentukan oleh bagaimana program pembelajaran, penggunaan metoda, media, serta bahan ajar dipergunakan dalam menciptakan proses pembelajaran.
• Input lingkungan seperti kondisi fisik, kondisi sosial dan budaya juga tidak dapat diabaikan karena hal itu juga akan menentukan pada kualitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
• Faktor-faktor input tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi pada kualitas output yang diharapkan.
• Dalam proses pembelajaran tersebut dengan berbagai faktor yang berpengaruh, guru sebagai pendidik harus mendesain/merekayasa kegiatan /proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
• Mengelola pembalajaran memerlukan perubahan yang terus menerus mengingat faktor-faktor input yang terus mengalami perubahan, sehingga kinerja guru sebagai pendidik dalam proses pembelajaran perlu terus mengembangkan kemampuannya dalam beradaptasi dengan berbagai perubahan tersebut.
• Perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik melalui input maupun lingkungan masyarakat secara keseluruhan menuntut pada kemampuan guru yang makin meningkat dalam melaksanakan tugasnya.
• Guru perlu mengembangkan berbagai cara baru yang dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik, inovasi dalam melaksanakan tugas tersebut menjadi pendorong untuk melaksanakan tugas pendidikan secara inovatif.
• Merekayasa pembelajaran secara terus menerus sesuai perkembangan yang terjadi menjadi syarat penting guna menciptakan pembelajaran yang efektif.
• Melakukan rekayasa pembelajaran banyak faktor yang perlu dipertimbangkan agar hal tersebut dapat selalu sejalan dengan prinsip-prinsip pendidikan dan pembelajaran, tidak hanya sekedar melakukan perubahan yang tidak mengarah pada pencapaian efektivitas pendidikan dan pembelajaran.
• Seorang guru hendaknya berperilaku yang mempunyai pola interaksi di dalam proses belajar secara efektif, apabila mereka memiliki keinginan untuk memahami peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
• Kemampuan berinteraksi dari guru tidak akan berarti apa-apa seandainya mereka memiliki motivasi yang rendah, terhadap penyesuaian dengan lingkungan, baik terhadap kebijakan dan tujuan atau strategi pengajaran tersebut.
• Dengan mengingat bahwa keadaan lingkungan tidak mudah terkontrol, maka seorang guru harus terbuka, penuh dengan pertimbangan, mampu mendengar, dan bijaksana.
• Menyikapi hal tersebut maka guru senantiasa mampu memodifikasi perilaku terhadap tuntutan yang ada atau timbul, terutama dalam proses belajar mengajar, ke arah pemberian harapan yang positif untuk peningkatan motivasi belajar.
• Tugas guru dalam meningkatkan mutu serta produktifitas tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan tugas dalam perasionalisasi pendidikan di sekolah.
• Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan tidaklah hanya menggantungkan diri pada usaha pemberian program pengajaran semata-mata.
• Program tersebut perlu didukung oleh motivasi, sistem pengelolaan, administrasi dan
supervisi pendidikan.
• Penyelenggaraan proses pendidikan dapat mencapai hasil yang optimal bila perhatian
pimpinan lebih banyak dipusatkan kepada guru.
• Guru dalam hal ini hanya merupakan pelaksana operasionalisasi program pendidikan,
namun demikian dalam berkinerja, guru dapat mengembangkan inovasi dalam
melaksanakan tugasnya, ini berarti kinerja inovatif merupakan hal yang penting.
• Pihak manapun mengakui bahwa di dalam sistem persekolahan, kurikulum, sarana dan
prasarana merupakan faktor-faktor penting yang tidak bisa kita abaikan dalam suatu proses
pendidikan/ pembelajaran.
• Akan tetapi tanpa kehadiran guru yang bermutu, inovatif, berdedikasi tinggi dan berwibawa,
semua yang tersebut di atas tidaklah berarti banyak.
• Menurut Bransford et.al (dalam Hammond&Bransford (ed), 2005:49), dalam melaksanakan tugasnya guru dapat mengembangkan keahlian rutin (routine experts) dan keahlian adaptif (adaptive experts), perbedaan kedua hal tersebut adalah :
• “Routine experts develop a core competencies that they apply throughout their lives with greater and greater efficiency. Adaptive experts are much more likely to change their core competencies and continually axpand the breadth and depth of their expertise”.
• Keahlian rutin merupakan keahlian guru dalam melaksanakan tugasnya yang berulang-ulang, semakin ahli seorang guru dalam keahlian ini, maka pekerjaan yang dilakukannya akan makin efisien, sebaliknya keahlian adaptif menunjukan kemampuan untuk melakukan perubahan serta memperluas dan memperdalam keahliannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik/pengajar.
• Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seorang guru dapat menjadi agen pembelajaran yang menitik beratkan pada efisiensi dengan kinerja rutin, dan bisa juga mengembangkan kemampuan inovasinya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Dalam kondisi yang demkian diperlukan pemaduan antara dimensi efisiensi dengan dimensi inovasi, sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang seimbang dan keahlian adaptif merupakan kondisi yang ideal di mana guru dapat melaksanakan tugasnya dalam suatu koridor adaptabilitas yang optimal sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:
• Kinerja inovatif guru, yakni kinerja dengan mengembangkan cara baru melalui pengembangan kreatifitas dalam melaksanakan tugas guru dalam pembelajaran.
• Perlunya kinerja inovatif guru menjadi semakin penting tidak hanya berkaitan dengan berbagai kebijakan pembaharuan pendidikan yang berasal dari atas (top-down),
• Namun yang lebih penting adalah tumbuh dan berkembangnya krativitas guru dan menerapkannya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan kualitas pendidikan.
• Disamping itu tuntutan perubahan menjadikan peran guru dituntut kreatif inovatif, dimana dalam konteks globalisasi dewasa ini diperlukan output pendidikan yang kreatif-inovatif sebagai kemampuan utama yang penting dalam menghadapi persaingan yang makin ketat, dan untuk itu diperlukan suatu pembelajaran/pengajaran yang kreatif-inovatif.
• Untuk menghasilkan output/ lulusan yang kreatif diperlukan pengajaran yang kreatif.
• Oleh karena itu kinerja kreatif/inovatif guru dalam melaksanakan tugasnya jelas akan turut menentukan keberhasilan pelaksanaan setiap program pendidikan/pembelajaran, terlebih lagi dalam situasi perubahan yang sangat cepat, di samping kepemimpinan Kepala Sekolah juga motivasi dari guru sendiri dalam melaksanakan kewajibannya.
• Kepemimpinan Kepala Sekolah mutlak diperlukan dalam memimpin organisasi bekerja, karena sikap kepemimpinan kepala Sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru.
• Pada akhirnya kelak kinerja guru dapat ditingkatkan dan pencapaian tujuan pendidikan dapat dengan mudah terlaksana, serta terwujudnya manusia cerdas komprehensif dan kompetitif akan dapat benar-benar terwujud sebagai hasil dari suatu proses pendidikan/ pem-belajaran.
• Guru merupakan pekerjaan profesional sehingga tepat untuk dikatakan sebagai suatu profesi.
• Sebagai suatu profesi pengembangan kemampuan dan peningkatan kompetensi merupakan hal penting yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
• Dalam Undang No 14 tahun 2005 pasal 20 ayat b disebutkan bahwa salah satu tugas guru adalah meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
• Hal ini mengandung arti bahwa kinerja guru dalam pengembangan profesi menjadi gambaran akan pelaksanaan tugas yang berorientasi ke depan sebagai dasar yang perlu untuk menghadapi berbagai tantangan perubahan sebagai akibat dari Globalisasi.
• Untuk lebih memahami makna pengembangan profesi, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang konsep prosesi Secara etimologi, profesi berasal dari istlah bahasa inggris profession atau bahas latin profecus, yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Pengakuan dari siapa?, dari diri sendiri, dari orang lain atau dari lembaga profesi.
• Kalau pengakuan itu datang dari penyandang profesi itu, muncul beberapa pertanyaan. Apakah kemampuan yang diakui atau diklaimnya itu benar-benar sebuah kenyataan? Apakah pengakuan itu tidak lebih dari sebuah kesombongan?. Tidakkah pengakuan itu tidak lebih dari “riak-riak air yang sesungguhnya mengimplisistkan kedangkalan derajat profesional penyandang profesi itu? Apakah benar-benar ada bukti formal dan material yang memperkuat pengakuan itu.
• Penyandang profesi boleh mengatakan bahwa dia mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu asalkan pengakuannya disertai bukti riil bahwa dia benar-benar mampu melaksanakan suatu pekerjaan yang diklaim sebagai keahliannya.
• Akan tetapi , pengakuan itu idealnya berasal dari masyarakat atau pengguna jasa penyandang profesi itu atau berangkat dari karya ilmiah atau produk kerja lain yang dihasilkan oleh penyandang profesi itu. Pengakuan itu terutama didasari atas kemampuan konseptual aplikatif dari penyandang profesi itu (Danim, 2002:21).
• Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mensyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakuknya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual (Danim, 2002:21).
• Kemampuan mental yang dimaksudkan di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis akademis sebagai instrument untuk melakukan perbuatan praktis.
• Merujuk pada definisi ini, pekerjaan-pekerjaan yang menuntut keterampilan manual atau fisikal, meskipun levelnya tinggi, tidak digolongkan dalam profesi (sekarang ini).
• Dari sudut sosiologi, Vollmer & Mills (1972) mengemukakan bahwa profesi menunjuk pada suatu kelompok pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sesungguhnya tidak ada dalam kenyataan atau tidak pernah akan tercapai, tetapi menyediakan suatu model status pekerjaan yang bisa diperoleh, bila pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi secar utuh. Istilah “ideal” itu hanya ada dalam kata, tidak dalam realita.
• Karena sifatnya hanya sebuah abstraksi. Kondisi “ideal” tidak lebih dari harapan yang tidak selesai karena fenomena yang ada hanya sebatas mendekati hal yang “ideal” itu. Pengembangan professional (professional development) merupakan Pengembangan kemampuan profesional yang akan mem-berikan kontribusi pada
• peningkatan kemampuan/kompetensi guru yang pada akhir-nya akan berdampak pada makin meningkatnya kualitas pembelajaran.
• Menurut Maggioli, (2004:5) Profes-sional development can be defined as a career-long process in whch educators fine-tune their teaching to meet student needs .
• pengembangan profesinal guru dapat menjadikan proses pendidikan dan pembelajaran makin meningkat karena kemampuan dan kompetensi guru akan terus berkembang.
• Oleh karena itu upaya yang dilakukan oleh guru dalam pengembangan profesionalnya sebagai pendidik merupakan faktor yang amat penting, karena hal tersebut dapat meningkatkan ke-mampuan dan kompetensi pendidik/guru, yang nantinya akan dapat memperbaiki secara terus menerus proses pembelajaran.
• Tuntutan profesionalisme guru memerlukan upaya untuk terus mengembangkan sikap profesional, melalui peningkatan kapasitas guru agar makin mampu mengembangkan profesinya dalam menjalankan tu-gasnya di sekolah.
• Menurut Roland S. Barth (1990:49) ”The crux of teachers’ professional growth, I feel, is the development of a capacity to observe and analyze the consequences for students of different teaching behaviour and materials, and to learn to make continous modification of teaching on the basis of cues student convey” hal tersebut sejalan dengan tuntutan terhadap profesi, termasuk Profesi Guru, yang selalu menuntut upaya peningkatan terus menerus. Pengembangan profesional pendidik memerlukan peningkatan kompetensi khususnya dalam menghadapi masalah pembelajaran di kelas, dan inovasi pembelajaran merupakan hal yang penting dalam kompetensi tersebut.
INOVASI PEMBELAJARAN
1. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembe-
lajaran akan semakin meningkat.
2. Penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah
pengembangan inovasi akan meningkatkan isi,
masukan, proses, sarana/prasarana dan hasil
belajar peserta didik.
Peningkatan kemampuan dalam pembelajaran tersebut akhirnya akan berdampak pada peningkatan kepribadian dan keprofesionalan guru untuk selalu berimpovisasi baik melalui adopsi, adaptasi, atau kreasi dalam pembela- jaran dan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan dengan demikian peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan memerlukan sikap inovatif.
INOVASI PENDIDIKAN
• Sangat besar dan menentukan bagi keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan
melalui pengembangan inovasi pembelajaran atau inovasi lainnya yang dapat menunjang
• Semakin meningkatnya kualitas pembelajaran harapan dan tujuan untuk dapat
menghasil-
kan lulusan yang makin berkualitas dan siap serta mampu dalam menghadapi persaingan
akan dapat terwujud.
MANAJEMEN KINERJA DENGAN DUA PENDEKATAN (PENDEKATAN BERBASIS KOMPETENSI/COMPETENCY BASED
PERFORMANCE/CBPM)
• Melakukan pengembangan kinerja melalui peningkatan
kemampuan pegawai/guru untuk melakukan suatu pekerjaan
sesuai dengan peran dan tugasnya,
PENDEKATAN BERBASIS KINERJA (PERFORMANCE BASED PERFORMANCE MANAGEMENT/PBPM)
• Melakukan pengembangan pegawai/guru
melalui implementasi praktek terbaik (best
practice) dalam melakukan pekerjaan sesuai
dengan bidang tugasnya.
PENGEMBANGAN KINERJA
1). Merupakan faktor yang amat menentukan pada keberhasilan guru pada proses pendidikan dan pembelajaran dalam era perkembangan pengetahuan yang sangat cepat dewasa ini. 2). Pada dasarnya menggambarkan kemampuan suatu profesi termasuk profesi guru untuk terus menerus melakukan upaya peningkatan kompetensi yang berkaitan dengan peran dan tugas sebagai pendidik. 3). Kemampuan untuk terus menerus meningkatkan kualitas kinerja yang dilakukan oleh guru akan memperkuat kemampuan profesional guru sehingga dengan peningkatan tersebut kualitas proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran akan makin bermutu. 4). Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi utk menunjukan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya.
MENCIPTAKAN BUDAYA DAN IKLIM YANG KONDUSIF
1). Guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan.
2). Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka
mengetahui tujuan dia bekerja,
3). Para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan.
4). Guru harus selalu diberitahu dari setiap pekerjaannya,
5). Pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.
6). Usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan.
Title
Title
Title
Title
Description of the contents
Description of the contents
Description of the
contents
Thank You
Thank You
Kingsoft OfficeMake Presentation much more fun