Penilaian hipogonadisme

2
Penilaian hipogonadisme Anmnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dengan memperhatikan perubahan keadaan hormonal adalah langkah utama yang penting dlam penilaian klinis.Penilaian labortorium dari hipogondisme meliputi pengambilan kadar testosteron serum,kadar gonadtropin serum dan kariotip serta tes stimulasi dengan klomifen,tes stimulasi GnRH,tes stimulasi HCG,dan analisis semen untuk kuantitas dan kualitas sperma. Batasan kadar normal testosteron serum cukup luas (3 sampai 10 ng/ml).peningkatan gonadotropin serum menunjukkan adanya penyakit testis;peningkatan FSH menunjukkan penyakit tubular yang berat dan ireversibel. Klomifen adalah agunes esterogen non-steroid yang lemah,yang merngsang pelepasan gonatropin. Tes stimulsin klomifen atau stimulai GnRH hrus di lakukan jika kadar gondtropin yang rendh di sertai dengan rendahnya testosteron serum. Pada pria dengan kadar testosteron dan gonadotropin yng rendah,klomifen harus menyebabkan peningkatan ICSH sebesar 50%. Jika ICSH tidak meningkat,tes stimulasi klomifen meunjukkan adanya insufisiensi hitalamus-hipofisis. Tes ini membutuhkan 100mg klomifen setiap hari selama 7 hari. Pemberian 100µg GnRH harus mengakibatkan kabar puncak LH yang tiga kali lipat dari kontrol dalam 20 menit. Pada disfungsi hipotalamus,respon tidak akan timbul sampai di berikan beberpa kali injeksi selama beberpa hari.respon yang berlebihan menunjukan respon umpan balik yang rendah , sekunder terhadap kadar testosteron dan estrodeon yang rendah Jika tidak terdapat ambiguitas genetalia pria, dilakukan apusan selaput lendir bukal untuk mencari adamya badan barr yang bersifat dignostik untuk sindrom klinefelter. Terkadang perludilkukang pemeriksaan kariotip. Human chorionic gonadotropin merangsng pembentukan testosteron. Test stimulasi HCG dapat dilakukan untuk menentukan

description

bahan kuliah keperawatan

Transcript of Penilaian hipogonadisme

Penilaian hipogonadismeAnmnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dengan memperhatikan perubahan keadaan hormonal adalah langkah utama yang penting dlam penilaian klinis.Penilaian labortorium dari hipogondisme meliputi pengambilan kadar testosteron serum,kadar gonadtropin serum dan kariotip serta tes stimulasi dengan klomifen,tes stimulasi GnRH,tes stimulasi HCG,dan analisis semen untuk kuantitas dan kualitas sperma.Batasan kadar normal testosteron serum cukup luas (3 sampai 10 ng/ml).peningkatan gonadotropin serum menunjukkan adanya penyakit testis;peningkatan FSH menunjukkan penyakit tubular yang berat dan ireversibel.Klomifen adalah agunes esterogen non-steroid yang lemah,yang merngsang pelepasan gonatropin. Tes stimulsin klomifen atau stimulai GnRH hrus di lakukan jika kadar gondtropin yang rendh di sertai dengan rendahnya testosteron serum. Pada pria dengan kadar testosteron dan gonadotropin yng rendah,klomifen harus menyebabkan peningkatan ICSH sebesar 50%. Jika ICSH tidak meningkat,tes stimulasi klomifen meunjukkan adanya insufisiensi hitalamus-hipofisis. Tes ini membutuhkan 100mg klomifen setiap hari selama 7 hari.Pemberian 100g GnRH harus mengakibatkan kabar puncak LH yang tiga kali lipat dari kontrol dalam 20 menit. Pada disfungsi hipotalamus,respon tidak akan timbul sampai di berikan beberpa kali injeksi selama beberpa hari.respon yang berlebihan menunjukan respon umpan balik yang rendah , sekunder terhadap kadar testosteron dan estrodeon yang rendah Jika tidak terdapat ambiguitas genetalia pria, dilakukan apusan selaput lendir bukal untuk mencari adamya badan barr yang bersifat dignostik untuk sindrom klinefelter. Terkadang perludilkukang pemeriksaan kariotip.Human chorionic gonadotropin merangsng pembentukan testosteron. Test stimulasi HCG dapat dilakukan untuk menentukan respon sel leyding terhadap prubahan produksi testosteron. Peningkatan testosteron serum sebesar 50% selama 1 sampai 3 hari menunjukkan fungsi yang normal.

Pengobatan hipogonadisme Terapi untuk hipogonatdisme sepenuhnya tergantung dari penyebab diagnosis, patologi mendasarinya, dan umur pasien. Defisiensi testosteron akibat hipogonadisme di atasi dengan terapi pergantin androgen. Tujun dari setiap terapi adalah untuk mencapai efek fisiologis testosteron yang normal bagi orng yang bersangkutan. Tetapi gonadtripin dan LHRH dipaki untukmerangsang spermatogenesis dan menimbulkan atau memulihkn fertilitas. Sekli timbul, spermatogenesis dapat dipertahankan dengan pemberian hCG.

Buku konsep klinis proses-proses penyakit edisi 4 buku II slyvia A. Price dan Lorraine M. Wilson halaman 1151 - 1152