Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

26
PENILAIAN OBLIGASI DAN ALTERNATIF PENILAIAN SAHAM I. Penilaian Obligasi A. Pengertian Obligasi Beberapa pengertian obligasi: Obligasi adalah surat pengakuan utang yang disertai dengan kepastian tentang tanggal jatuh tempo, jumlah, tingkat bunga dan tanggal pembayaran bunganya. Jenis utang atau surat kesanggupan membayar jangka panjang yang dikeluarkan peminjamn, berjanji membayar kepada pemegangnya, pembayaran dengan nilai bunga tetap setiap tahun B. Karakteristik Obligasi Karakteristik utama obligasi, yaitu: Nilai nominal (nilai pari/face value) Adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo. Kupon (the interest rate) Adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase. Jatuh tempo (maturity) 1

Transcript of Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Page 1: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

PENILAIAN OBLIGASI DAN ALTERNATIF PENILAIAN SAHAM

I. Penilaian Obligasi

A. Pengertian Obligasi

Beberapa pengertian obligasi:

Obligasi adalah surat pengakuan utang yang disertai dengan kepastian tentang tanggal

jatuh tempo, jumlah, tingkat bunga dan tanggal pembayaran bunganya.

Jenis utang atau surat kesanggupan membayar jangka panjang yang dikeluarkan

peminjamn, berjanji membayar kepada pemegangnya, pembayaran dengan nilai bunga

tetap setiap tahun

B. Karakteristik Obligasi

Karakteristik utama obligasi, yaitu:

Nilai nominal (nilai pari/face value)

Adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi

pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

Kupon (the interest rate)

Adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman

pembayaran kupon obligasi adalah 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan

dalam annual prosentase.

Jatuh tempo (maturity)

Adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali

pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang akan jatuh tempo

dalam 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang

lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam 5

tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi

kupon/bunganya.

1

Page 2: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Penerbit/emiten (issuer)

Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam

melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur resiko dan kemungkinan dari penerbit

obligasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat

waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang

dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

C. Istilah Dalam Penilaian Obligasi

Istilah yang perlu dipahami dalam penilaian obligasi:

Spot rate

Tingkat bunga/kupon obligasi yang hanya mempunyai satu aliran kas selama periode

(umur) obligasi. Obligasi yang hanya mempunyai satu aliran kas obligasi

berdiskon murni (pure discount bond atau zero coupon bond).

Current yield

Besarnya tingkat bunga efektif dari suatu obligasi (besarnya kupon yang

diterima/harga obligasi).

Yield to maturity

Tingkat imbalan hasil obligasi yang dibeli dengan harga pasar dan disimpan hingga

jatuh waktu. YTM tingkat diskonto yang membuat nilai tunai seluruh aliran kas

dari obligasi sama dengan nilai/harga pasar obligasi.

D. Jenis Obligasi

Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:

Dilihat dari Sisi Pembaga Penerbit

1. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk

badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

2. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

3. Municipal Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai

proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

Dilihat dari Sistem Pembayaran Bunga

1. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara

periodik. Naum bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

2

Page 3: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

2. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai

dengan ketentuan penerbitnya.

3. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan

sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

4. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan

sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan acuan (benchmark) tertentu seperti

average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito

dari bank pemerintah dan swasta.

Dilihat dari Hak Penukaran/Opsi

1. Convertible Bonds: obligasi yang memberi hak kepada pemegang obligasi untuk

mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

2. Exchanegeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi

untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik

penerbitnya.

3. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli

kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan

emiten untuk membeli obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

Dilihat dari Segi Jaminan atau Kolateralnya

1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau

dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk di dalamnya

adalah:

Guaranteed Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan

penganggungan dari pihak ketiga.

Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan

agunan hipotik atau properti atau aset tetap.

Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit

dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi

dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

Dilihat dari Segi Nilai Nominal

3

Page 4: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

1. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nilai nominal,

Rp 1 miliar per satu lot.

2. Retail Bonds: obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil,

baik corporate bonds maupun government bonds.

E. Harga Obligasi

Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.

Ada tiga kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

1. Par (nilai pari)

Harga obligasi sama dengan nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100

juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 100 juta = Rp

100 juta.

2. At Premium (dengan Premi)

Harga obligasi lebih besar dari nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100

juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi tersebut adalah 102% x Rp 100 juta =

Rp 102 juta.

3. At Discount (dengan diskon)

Harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100

juta dijual dengan harga 98%, maka nilai obligasi tersebut adalah 98% x Rp 100 juta = Rp

98 juta.

F. Penilaian Obligasi

Penilaian obligasi meliputi perhitungan nilai sekarang (kapitalisasi) aliran kas yang

dijanjikan oleh obligasi yang bersangkutan. Pada penilaian sekuritas (termasuk obligasi),

pada umumnya digunakan konsep nilai sekarang (present value). Nilai (intrinsik) obligasi

bisa diestimasi dengan mendiskonto semua aliran kas yang berasal dari pembayaran kupon,

ditambah pelunasan obligasi sebesar nilai par, pada saat jatuh tempo.

Persamaan matematika untuk menentukan nilai intrinsik obligasi sebagai berikut:

P=∑t=1

2 n Ci /2

(1+ r2)

t +P p

(1+ r2)

2 n

4

Page 5: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Keterangan:

P = Nilai sekarang obligasi pada saat ini (t=0)

n = Jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi

Ci = Pembayaran kupon untuk obligasi setiap tahunnya

r = Tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasar

Pp = Nilai par dari obligasi

Hal khusus yang tekait dengan penilaian obligasi:

1. Zero-Coupon Bonds

Adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga, dan sebagai gantinya

obligasi akan dijual dengan diskon tertentu. Pada saat maturity date, investor akan

menerima pembayaran sebesar par value obligasi. Dengan demikian tingkat keuntungan

akan ditentukan oleh selisih harga beli obligasi dan par valuenya, serta oleh periode

waktu sebelum maturity date. Semakin lama periode jatuh tempo obligasi, maka tingkat

keuntungan yang diperoleh investor akan semakin kecil, ceteris paribus.

2. Coupon Bonds: Fixed Rate and Floating Rate

Obligasi berbunga merupakan obligasi yang memberikan bunga secara periodik

kepada pemegangnya. Setiap obligasi berbunga memuat :

a) Nilai nominal besarnya utang yang akan dilunasi pada saat jatuh tempo

b) Tanggal jatuh tempo tanggal pelunasan obligasi

c) Tingkat bunga obligasi atau kupon yang biasanya dinyatakan per tahun (p.a.)

d) Tanggal pembayaran bunga (apakah bunga setahun sekali atau setahun dua kali)

Obligasi berbunga terdiri dari:

a) Obligasi dengan tingkat bunga tetap (fixed rate)

Telah ditetapkan sejak semula persentase bunga yang wajib dibayar perusahaan.

Karena bunganya tetap, maka pergerakan harga obligasi di pasar sekunder umumnya

mempunyai arah yang berlawanan dengan pergerakan tingkat bunga yang berlaku

umum. Jadi, obligasi suku bunga tetap memiliki kupon bunga dengan besaran tetap

yang dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya obligasi.

b) Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate)

Berbagai cara dapat dipakai dalam menetapkan tingkat bunga mengambang, misalnya

dikaitkan dengan tingkat bunga yang berlaku bagi deposito beberapa Bank

5

Page 6: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Pemerintah, atau dengan LIBOR, atau SIBOR. Namun adakalanya tingkat bunga

ditetapkan tetap untuk tahun pertama, dan mengambang untuk tahun-tahun

berikutnya. Jadi, obligasi suku bunga mengambang memiliki kupon yang perhitungan

besaran bunganya mengacu pada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau

Euribor.

3. Callable Bonds

Callable bond merupakan obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo. Hak

penebusan ini digunakan emiten jika tingkat bunga pasar lebih rendah dari pada tingkat

bunga obligasi dan tidak digunakan jika tingkat bunga pasar lebih tinggi dari pada tingkat

bunga obligasi karena callable bond itu menguntungkan emiten dan merugikan investor.

Callable bond menimbulkan masalah dalam perhitungan harga wajar karena jangka

waktu obligasi hingga dilunasi tidak pasti.

4. Peringkat Obligasi (Bond Rating)

Pada tahun 1909 diperkenalkan peringkat obligasi oleh John Moody dimana

peringkat obligasi ini mencakup penilaian atas resiko obligasi yang terjadi kemudian.

Tiga komponen utama yang digunakan oleh agen pemeringkat untuk menentukan

peringkat (rating) obligasi:

Kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai

dengan yang diperjanjikan.

Struktur dan berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang.

Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat hutang

tersebut bila terjadi pembubaran/likuidasi serta hukum yang mempengaruhi hak-hak

kreditur.

Ada beberapa peringkat obligasi dari Standar and Poor’s, yaitu:

AAA Ranking tertinggi dari Standar and Poor’s dan menujukkan kemampuan yang

sangat kuat dalam membayar pokok dan bunga.

AA Obligasi yang dikualifikasikan sebagai obligasi berkualitas tinggi, dengan

perbedaan sangat kecil dari AAA.

A Obligasi yang memiliki kemampuan yang kuat untuk membayar pokok dan bunga

walaupun mereka lebih rentan terhadap efek merugi dari perubahan situasi dan

kondisi perekonomian.

6

Page 7: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

BBB Obligasi yang dianggap memiliki kemampuan yang mencukupi untuk membayar

pokok dan bunga, walaupun mereka biasanya menunjukkan parameter perlindungan

yang memadai, namun kondisi perekonomian yang merugi atau perubahan keadaan

biasanya dapat melemahkan kemampuan membayar pokok dan bunga obligasi,

dibandingkan kategori A.

BB, B, CCC, CC Obligasi pada peringkat BB, B, CCC, dan CC secara berturut-turut

semakin rapuh kemampuannya. Obligasi yang masuk ke dalam peringkat ini mulai

bersifat spekulatif dalam hal kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok

pinjaman.

C Peringkat C disediakan untuk obligasi pendapatan dnegan tidak ada bunga dibayar.

D Obligasi dengan peringkat D sudah dianggap gagal, dengan pembayaran bunga

maupun pokok mengalami kemacetan.

Plus (+) atau minus (-) untuk menyediakan indikasi yang lebih mengenai kualitas

kredit, peringkat AA ke BB bisa dimodifikasikan dengan menambah tanda plus dan minus

untuk menunjukkan posisi relatif diantara kategori peringkat utama.

Tabel 2. Peringkat Obligasi Pefindo

Peringkat

Obligasi

Kemampuan dalam Memenuhi Kewajiban Finansial

Jangka Panjang

idAAA Superior, peringkat tertinggi

idAA Sangat kuat

idA Kuat

idBBB Memadai

idBB Agak lemah

idB Lemah

idCCC Rentan

idSD Gagal sebagian

idD Gagal bayar (default)

Peringkat dari idAAA sampai idB dapat dimodifiksi dengan tambahan tanda

plus (+) atau minus (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori

peringkat. Ini disebut rating outlook.

Positive Peringkat bisa ditingkatkan

Negative Peringkat bisa diturunkan

7

Page 8: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Stable Peringkat mungkin tidak berubah

Developing Peringkat bisa dinaikkan atau diturunkan

Peringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual obligasi.

Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani kesenjangan informasi

antara emiten atau perusahaan penerbit dan investor melalui penyediaan informasi standar

atas tingkat resiko kredit suatu perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan peringkat

suatu obligasi untuk mengukur resiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.

G. ORI, SUN dan Obligasi Korporasi

Secara umum di Indonesia jenis obligasi dilihat dari penerbitnya antara lain Obligasi

Pemerintah dan Obligasi Korporasi.

a. Obligasi Pemerintah

Obligasi pemerintah sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1) Obligasi Rekap

Diterbitkan guna satu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalasi

Perbankan. Tujuannya adalah untuk mengatasi kesulitan permodalan bank-bank

tersebut akibat pengaruh krisis ekonomi di akhir tahun 1997. Setelah diterbitkan,

obligasi rekap tersebut ditransfer kepada bank-bank tertentu yang terpilih untuk

mengikuti program tersebut sebagai realisasi dari upaya penyertaan modal negara.

2) Surat Utang Negara (SUN)

Surat utang negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang

dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan

pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. SUN dan

pengelolaannya diatur oleh Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang

Negara.

Secara umum SUN dapat dibedakan ke dalam dua jenis:

a) Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu SUN berjangka waktu sampai dengan

12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Di Amerika Serikat, SPN ini

dikenal dengan sebutan Treasury Bills (T-Bills).

8

Page 9: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

b) Obligasi Negara (ON), yaitu SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Di

Amerika Serikat, obligasi negara ini dikenal dengan sebutan Treasury Bonds (T-

Bonds).

Pentingnya obligasi negara:

a) Bagi pemerintah

o Membiayai defisit APBN

o Menutupi kekurangan kas jangka pendek

o Mengelola portofolio utang negara

b) Pemerintah pusat berwenang untuk menerbitkan SUN setelah mendapat

persetujuan DPR dan setelah berkonsultasi dengan Bank Indonesia. Atas

penerbitan SUN, pemerintah berkewajiban untuk membayar bunga dan pokok

pinjaman dengan dana yang disediakan dalam APBN.

c) Beberapa hal penting mengenai obligasi negara:

o Obligasi negara harus mencerminkan investasi bebas resiko

o Obligasi digunakan sebagai benchmark

o Obligasi negara dapat digunakan sebagai alat dalam menata ekonomi

o Obligasi negara diharapkan dapat memudahkan pricing dan evaluasi obligasi,

baik di pasar primer maupun pasar sekunder.

o Obligasi negara dapat menjadi alat manajemen resiko.

Penerbitan dan Perdagangan Obligasi Negara:

a) Obligasi negara dengan kupon dapat dibedakan:

o Obligasi negara berbunga tetap, yaitu obligasi negara seri FR (fixed rate).

Kupon obligasi ini telah ditetapkan ketika diterbitkan.

o Obligasi berbunga mengambang, yaitu obligasi negara seri VR (variable rate).

b) Pembelian obligasi negara dapat dilakukan baik di pasar perdana maupun di pasar

sekunder.

3) Obligasi Ritel Indonesia (ORI)

Sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai

nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel. Obligasi negara yang dijual kepada

individu/peseorangan WNI melalui agen penjual dengan volume minimum yang telah

ditentukan. ORI diterbitkan untuk membayar anggaran negara, diversifikasi sumber

pembiayaan, mengelola portofolio utang negara dan memperluas basis investor. ORI

9

Page 10: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

merupakan investasi yang bebas terhadap resiko gagal bayar, yaitu kegagalan

pemerintah untu membayar kupon dan pokok kepada investor. Nama pasar obligasi

yang telah diterbitkan adalah Seri ORI 001 dan Seri ORI 002.

Secara ringkas berikut ini merupakan keuntungan investasi ORI:

a) Aman dan terjamin karena pembayaran kupon dan pokoknya diajmin oleh

Undang-Undang.

b) Memberikan keuntungan yang menarik karena kupon yang lebih tinggi dari suku

bunga bank (di pasar perdana)

c) Dapat diperdagangkan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar dan adanya

potensi capital gain di pasar sekunder.

d) Prosedur pembelian dan penjualan yang mudah dan transparan.

e) Pembayaran kupon dan pokok dilakukan tepat waktu dan secara online ke dalam

rekening tabungan investor.

f) Dapat dijadikan jaminan bank, dan deposit untuk bertransaksi saham.

g) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpatisipasi langsung dalam

Pembangunan Nasional.

Selain berbagai kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan dalam berinvestasi ORI,

terdapat resiko dalam investasi ini, yakni:

a) Resiko pasar (market risk); merupakan potensi kerugian bagi investor bila harga

ORI di pasar sekunder elebih rendah dari harga pembelian (baik di pasar perdana

maupun pasar sekunder)

b) Resiko likuiditas (liquidity risk)

4) Surat Berharga Syariah Negara/Obligasi Syariah/Obligasis Sukuk

Sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan

prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini merupakan perusahaan

yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini. SBSN atau

sukuk negara ini merupakan suatu instrumen utang piutang tanpa riba sebagaimana

dalam obligasi, dimana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai

dengan prinsip syariah.

b. Obligasi Korporasi

10

Page 11: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Obligasi korporasi (perusahaan) merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu

perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap

pada suatu tanggal jatuh tempo di msas mendatang disertai dengan pembayaran bunga

secara periodik.

Ketika menerbitkan obligasi, perusahaan juga menyusun bond indenture yang

ringkasannya disediakan dalam prospektus.

Bond indenture : dokumen legal yang memuat perjanjian tertulis antara perusahaan

penerbit obligasi dan pemegangnya. Salah satu isi penting dari bond

indenture adalah call provision.

Call provision : memberikan hak kepada perusahaan penerbitnya untuk membeli

kembali obligasi yang beredar dari para pemegangnya sebelum tanggal

jatuh tempo.

II. Alternatif Penilaian Saham

A. Pengertian Saham

Saham adalah efek yang umumnya di perdagangkan di Bursa Efek, dimana market

price ditentukan oleh suplay dan demand di bursa, yang merupakan bukti kepemilikan

perorangan / lembaga atas suatu perusahaan.

B. Jenis Saham

1. Dari segi kemampuan dalam hak tagih/klaim

Saham Biasa

Saham biasa merupakan bagian sumber dana terbesar dalam perushaan dan

merupakan sumber dana terbesar dalam perusahaan, dan apabila perusahaan

dikuidasi, pemilik saham biasa akan mendapatkan hak terakhir dalam pengembalian

modalnya baik dibayar penuh maupun dibayar sebagain dari aset perusahaan. Saham

biasa disebut juga common stock.

Saham Prioritas

Saham prioritas disebut juga preference share atau preffered stock atau saham

preferen atau saham istimewa. Saham prioritas dikatakan memiliki karakteristik

gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena menghasilkan pendapatan tetap

(seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa mendatangkan hasil sebagaimana yang

11

Page 12: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

dikehendaki investor. Dan dikatakan sebagai saham biasa karena mewakili

kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo serta membayar

dividen.

2. Dari Segi Peralihannya

a. Saham atas unjuk; saham yang tidak mencantunkan nama pemiliknya sehingga mudah

untuk dipindahtangankan.

b. Saham atas nama; saham yang mencantumkan nama pemiliknya sehingga kalau

dipindahtangankan harus melewati prosedur.

3. Dari Kinerja Perdagangan

a. Blue-chip stock; saham perusahaan yang dianggap memiliki reputasi sebagai leader

(pimpinan) di industri sejenis, memiliki pendapatan relatif stabil dan konsisten

membayar dividen. Blue-chip bukan bearti selalu untung, tetapi selalu

diperdagangkan, seperti saham Astra, BCA, Bank Mandiri, Telkom, Indosat, dan

Indofood.

b. Income stock; saham perusahaan yang mempunyai kemampuan membayar dividen

lebih tinggi dari rata-rata.

c. Growth stock; saham emiten/perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan

yang lebih tinggi dan sebagai leader di industri sejenis.

d. Speculative stock; suatu saham yang nilainya tidak mencerminkan kondisi yang

sebenarnya dan harganya sering berfluktuasi tinggi (secara tidak rasional).

e. Counter cyclical stock; saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro

maupun situasi bisnis secara umum. Biasanya perusahaanya berkaitan dengan

kebutuhan pokok.

C. Alternatif Penilaian Saham

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu:

1. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit

saham (emiten).

2. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di

pasar.

12

Page 13: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

3. Nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau

seharusnya terjadi.

Jadi, tujuan investor menilai saham adalah:

Memperkirakan harga pasar saham yang ada, dan menentukan harga saham yang

ditawarkan apakah wajar/tidak.

Menentukan keputusan beli dan jual saham sehubungan dengan kegiatan investasi.

Menghindari kerugian dan optimalisasi return.

Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)

Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang

diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang

disyaratkan investor. Nilai intrinsik atau disebut juga nilai teoritis suatu saham nantinya

akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa

datang. Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimum yang

diharapkan atas pembelian suatu saham.

Proses penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang meliputi:

Estimasi aliran kas saham di masa depan. Hal ini dilakukan dengan menentukan

jumlah dan waktu aliran kas yang diharapkan.

Estimasi tingkat return yang disyaratkan. Estimasi ini dibuat dengan

mempertimbangkan risiko aliran kas di masa depan dan besarnya return dari alternatif

investasi lain akibat pemilihan investasi pada saham, atau disebut sebagai biaya

kesempatan (opportunity cost). Tingkat return yang diharapkan dari suatu aliran bisa

bersifat konstan sepanjang waktu atau berubah-ubah.

Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang

disyaratkan.

Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai

intrinsik saham bersangkutan.

Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham adalah earning perusahaan. Dari

sudut pandang investor yang membeli saham, aliran kas yang akan diterima investor

adalah earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian, kita bisa

menggunakan komponen dividen sebagai dasar penilaian saham. Penentuan nilai saham

(pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen dividen bisa dilakukan

dengan menggunakan berbagai model berikut ini.

a. Model Diskonto Dividen

13

Page 14: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Model diskonto dividen merupakan model untuk menentukan estimasi harga saham

dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang.

b. Model Pertumbuhan Nol

Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan

mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akan

tetap sarna dari vvaktu ke waktu. Model pertumbuhan nol ini sebenarnya sarna

dengan prinsip perhitungan saham preferensi karena dividen yang dibayarkan

diasumsikan selalu satna dan tidak akan mengalami perubahan pertumbuhan

sepanjang waktu.

c. Model Pertumbuhan Konstan

Model petumbuhan konstan juga disebut sebagai model Gordon, setelah Myron J.

Gordon mengembangkan dan mempopulerkan model ini. Model ini dipakai untuk

menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan

secara konstan selama waktu tak terbatas, di mana g t + 1 = gt untuk semua waktu t.

d. Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda)

Asumsi perusahaan akan membayarkan dividen seeara konstan dalam kenyataannya

kadangkala kurang tepat. Adakalanya, perusahaan mengalami pertumbuhan yang

sangat baik jauh di atas pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa

tahun, tetapi lambat laun menurun terus.

Price Multiples

a. Price Earning Ratio (PER)

Di samping pendekatan nilai sekarang (model diskonto dividen), dalam metode

penilaian saham berdasar analisis fundamental dikenal juga pendekatan lain yang

disebut pendekatan Price Earning Ratio (pendekatan PER). Pendekatan ini

merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai di kalangan analis saham dan para

praktisi. Dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier, investor

akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga

suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara

harga saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak

3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai earning perusahaan

tersebut. PER ini juga akan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus

dibayar investor untuk memperoleh setiap Rpl,00 earning perusahaan.

14

Page 15: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham

perusahaan terliadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk

menghitung PER adalah sebagai berikut:

PER= Harga per lembar sahamEarning per lembar saham

b. Price/Earnings to Growth Ratio (PEG)

PEG rasio mempunyai kaitan erat dengan P/E rasio. PEG rasio adalah penyempurnaan

dari P/E rasio dan faktor-faktor dalam estimasi pertumbuhan pendapatan saham ke

valuasi terkininya. Dengan membandingkan P/E rasio sebuah saham dengan proyeksi,

atau estimasi, pertumbuhan earnings per share (EPG)nya, investor mendapat

pemahaman lebih mendalam tentang derajat overpricing atau underpricing valuasi

terkini dari sebuah saham, yang ditunjukkan oleh P/E rasio tradisional.

Konsensus umum adalah jika nilai PEG rasio menunjukkan angka 1, berarti pasar

memberikan valuasi (P/E rasio terkini) saham sesuai dengan estimasi terkini

pertumbuhan earning per share. Jika PEG rasio kurang dari 1, berarti pertumbuhan

EPS berpotensi melebihi valuasi pasar terkini. Dengan kata lain, harga saham dalam

kondisi undervalued. Sebaliknya, saham dengan rasio PEG tinggi dapat menunjukkan

kondisi yang berlawanan, harga saham overvalued. PEG dapat dirumuskan sebagai

berikut:

PEG Rasio = price

earningratio

earnings per share ( EPS ) growth

c. Price to Book Value Ratio (PBV)

Price to Book Value Ratio (PBV) merupakan perbandingan antara harga saham dan

nilai buku ekuitas dari suatu perusahaan. Rasio PBV yang dianalisis merupakan

perbandingan antara harga saham pada suatu periode dengan nilai buku ekuitas yang

diperoleh dari neraca perusahaan pada periode tertentu. Makin tinggi rasio ini, berarti

pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Satuan PBV yang digunakan adalah

X (kali).

Price ¿Book Value Ratio ( PBV )= Harga sahamNilai buku saham

15

Page 16: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

Residual Income Model

Residual income model dalam penilaian ekuitas menjadi model yang diakui dalam

praktik investasi dan penelitian. Secara konsep, residual income adalah laba bersih

dikurangi biaya ekuitas (Stowe, 2007). Residual income model lebih bermanfaat

dibandingkan beberapa model penilaian ekuitas berdasarkan pendekatan nilai sekarang

dalam menjelaskan harga saham. Residual income model (RIM) dalam menganalisis nilai

intrinsik ekuitas mempunyai dua komponen yaitu nilai buku ekuitas saat ini, dan nilai

sekarang dari ekspektasi masa depan dari residual income.

Menurut Stowe (2007), kekuatan dari Residual income model (RIM) adalah :

o Nilai terminal tidak memperoleh bagian yang besar dari total present value.

o RIM menggunakan data akuntansi yang tersedia dan siap dipakai.

o Model ini dapat diaplikasikan untuk perusahaan yang tidak membayar dividen atau

perusahaan yang tidak mempunyai arus kas bebas positif.

o Model ini dapat digunakan jika arus kas tidak dapat diprediksi.

o Model ini mempunyai focus di profitabilitas ekonomi.

Kelemahan Residual income model (RIM) yaitu :

o Model ini berdasar pada data-data akuntansi yang dapat dimanipulasi oleh

manajemen.

o Data-data akuntansi yang digunakan sebagai input memerlukan penyesuaian yang

signifikan.

Pendekatan Penilaian Saham Lainnya

a. Rasio Harga/Aliran Kas

Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya earning

perusahaan. Dalam penilaian saham perusahaan, investor bisa menggunakan

informasi rasio harga/aliran kas ini sebagai pelengkap informasi PER, karena data

aliran kas perusahaan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi

investor tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi.

b. Economic Value Added (EVA).

EVA mengukur keberhasilan manajemen dalam meningkatkan nilai tambah (value

added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen

16

Page 17: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin

pada peningkatan harga saham perusahaan.

EVA dihitung dengan mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya

modal perusahaan, baik untuk biaya hutang (cost of debt) maupun modal sendiri (cost

of equity). Secara matematis, EVA suatu perusahaan dapat dituliskan sebagai berikut:

EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya biaya modal operasi

dalam rupiah setelah dikurangi pajak

EVA = [EBIT (1 – pajak)] – [(modal operasi) (persentase biaya modal setelah

pajak)]

17

Page 18: Penilaian Obligasi Dan Alternatif Penilaian Saham (1)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Agus Zainul Arifin. Penilaian Saham. Pusat Pengambangan Bahan Ajar. Universitas

Mercubuana

Frensidy, Budi. 2007. Menilai Saham Dari Dividennya. Universitas Indonesia

Deden Mulyana. Pengertian Obligasi, Penilaian Obligasi, dan Strategi Investasi Obligasi. <

http://www.deden08m.wordpress.com>

Deden Mulyana. Penilaian Saham, dan Strategi Portofolio Saham.

<http://www.deden08m.wordpress.com>

Mohammad Mustaqim. Obligasi. Fakultas Ekonomi UI

Syafarudin Alwi & Bambang Riyanto. 2007. Obligasi (Bonds). <http://sap.gunadarma.ac.id>

18